ggrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

16
POTIO A. Pengertian Potiones (obat minum) adalah Larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam. Selain berbentuk larutan, potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi. Misalnya Potio alba contra Tussim (Obat batuk putih/OBP) dan Potio nigra contra Tussim (obat batuk itam/OBH) . (Syamsuni.Ilmu Resep hal 83) B. Potio terbagi menjadi 3 jenis yaitu: 1. Netralisasi Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. 2. Potio Saturatio Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga lerutan menjadi jenuh dengan gas. 3. Potio Effervescent Saturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh C. Komposisi Sirup a.Zat Aktif b.Campuran bagian yang bersifat asam c.Campuran bagian yang bersifat basa d.Zat Tambahan 1. Pemanis Pemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Pemanis yang dipakai yaitu glukosa, sukrosa, syr. Simpleks.

description

nnnnnnnnnnnnnnnffffffffffffffffff f fggggggggggggg ggggggggnnnn

Transcript of ggrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr

POTIO A. PengertianPotiones (obat minum) adalah Larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam. Selain berbentuk larutan, potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi. Misalnya Potio alba contra Tussim (Obat batuk putih/OBP) dan Potio nigra contra Tussim (obat batuk itam/OBH) . (Syamsuni.Ilmu Resep hal 83)

B. Potio terbagi menjadi 3 jenis yaitu:1. NetralisasiObat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.2. Potio SaturatioObat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga lerutan menjadi jenuh dengan gas.3. Potio EffervescentSaturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh

C. Komposisi Sirupa. Zat Aktifb. Campuran bagian yang bersifat asamc. Campuran bagian yang bersifat basad. Zat Tambahan1. PemanisPemanis berungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan.Pemanis yang dipakai yaitu glukosa, sukrosa, syr. Simpleks.2. Pengawet antimikrobaDigunakan untuk menjaga kestabilan obat dalam penyimpanan agar dapat bertahan lebih lama dan tidak ditumbuhi oleh mikroba atau jamur. Pengawet yang dipakai yaitu Nipagin 0,12 % - 0,18 %3. Perasa dan PengaromaHampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan atau bahan-bahan yang berasal dari alam untuk membuat sirup mempunyai rasa yang enak. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus mempunyai kelarutan dalam air yang cukup. Pengaroma ditambahkan ke dalam sirup untuk memberikan aroma yang enak dan wangi. Pemberian pengaroma ini harus sesuai dengan rasa sediaan sirup, misalkan sirup dengan rasa jeruk diberi aroma citrus (ol. Citri) dll.4. PewarnaPewarna yang digunakan umumnya larut dalam air dan tidak bereaksi dengan komponen lain dalam sirup dan warnanya stabil dalam kisaran pH selama penyimpanan. Penampilan keseluruhan dari sediaan cair terutama tergantung pada warna dan kejernihan. Pemilihan warna biasanya dibuat konsisen dengan rasa. Pewarna yang dipakai biasanya carmin q.s.

D. Pengerjaan Secara Umuma. Pembuatan potio netralisasiSeluruh bagian asam direaksikan dengan bagian basa, jika perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.b. Pembuatan potio saturatio1. Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.2. Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang tersedia.3. Dua per tiga bagian asam masuk ke dalam botol yang sudah berisi bagian basanya, gas yang terjadi dibuang seluruhnya.4. Sisa bagian asam dituangkan hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan di dalam botol.Penambahan bahanZat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam:a) Zat netral dalam jumlah kecil. Jika jumlahnya banyak sebagian dilarutkan ke dalam bagian asam dan sebagian lagi dilarutkan ke dalam bagian basa sesuai dengan perbandingan airnya.b) Zat-zat yang mudah menguapc) Ekstrak dalam jumlah kecil dan alcohold) SiropZat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa:a) Garam dari asam yang sukar larut misalnya Na-benzoat, Na-salisilatb) Jika saturatio mengandung asam tartrat, garam-garam kalium dan ammonium harus ditambahkan ke dalam bagian basanya. Jika tidak, akan terbentuk endapan kalium atau ammonium dari asam tartrat.

c. Pembuatan Potio Effervescent1) Bagian Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang tersedia, misalnya NaHCO3 digerus tuang kenudian dimasukkan ke dalam botol.2) Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang tersedia3) Seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi bagian basanya dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.

E. Evaluasi Sediaan Potio1. Evaluasi Fisikaa. Evaluasi organoleptikMeliputi bau, rasa, warna.b. Evaluasi kejernihan larutan (FI IV hal 998)Uji kejernihan larutan (FI IV 881 hal 998)Prosedur:1. Penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar diameter 15mm hingga 25 mm, tidak berwarna transparan, dan terbuat dari kaca netral. 2. Masukan ke dalam kedua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspensi padanan yang sesuai secukupnya, yang di buat segar dengan cara seperti tertera sehingga volume larutan pada tabung reaksi terisi setinggi 40 mm.3. Bandingkan kedua isi tabung setelah pembuatan suspensi pandanan, dengan latarbelakang hitam. Penggunaan di lakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus ke bawah arah tabung. Difusi cahaya harus sedemikian sehingga suspensi padanan dapat langsung di bedakan dan dari suspensi padanan II. Penafsiran Hasil : sesuatu cairan dikatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti tersebut di atas.

c. Penetapan pH (koptem FI IV hal 1039)Tujuan :Mengetahui pH suatu bahan atau sediaan dan untuk mengetahui kesesuaiannya dengan persyaratan yang telah ditentukan.Alat :pH meter.Prinsip : Pengukuran pH cairan uji menggunakan pH meter yang telahdikalibrasi..

Cara kerja :1. Ambil sejumlah sampel, masukkan beakerglas2. Masukkan kertas indikator kedalam sampel3. Cocokkan warna pada kertas pH

d. Penetapan bobot jenis (koptem FI IV hal 1030)Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25C terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada volume dan suhu yang sama. bila pada suhu 25C zat berbentuk padat, tetapkan bobot jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing monografi, dan mengacu pada air pada suhu 25C.Prosedur :1. Gunakan piknometer bersih, kering, dan telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru dididhkan, pada suhu 25C.2. Atur hingga suhu zat uji lebih kurang 20C, masukkan ke dalam piknometer.3. Atur suhu pikometer yang telah diisi hingga suhu 25C.4. Buang kelebihan zat uji dan timbang.5. Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot piknometer yang telah diisi.6. Bobot jenis adalah hasil yang diperoleh dengan membagi bobot zat dengan bobot air, dalam piknometer. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya ditetapkan pada suhu 25C.7. Singkatnya : Bobot piknometer kosong ditimbang: w0 Bobot piknometer yang telah diisi dengan air: w1 Bobot piknometer yang telah diisi dengan sediaan: w2 Bobot jenis ditentukan dengan rumus : (w2-w0)/(w1-w0)

e. Penentuan viskositas (kekentalan) (Petunjuk paktikum Farmasi Fisika hal 9, 12; Farmasi Fisika, Martin hal 463)Prosedur:1. Tabung diisi dengan cairan yang akan diukur viskositasnya (jangan sampai penuh).2. Bola yang sesuai dimasukkan (yang akan melewati garis m1 dan m3 dalam 50-500 detik).3. Cairan ditambahkan sampai penuh dan tabung ditutup (jangan sampai ada gelembung udara).4. Bila bola sudah turun melampaui garis awal, kembalikan bola ke posisi semula dengan cara membalikkan tabung.5. Waktu tempuh bola dihitung dengan cara menghitung waktu (detik) yang dibutuhkan oleh bola untuk menempuh jarak dari m1 ke m3 melalui cairan tabung.6. Bobot jenis cairan dihitung dengan menggunakan piknometer.7. Viskositas cairan dihitung dengan rumus:= B (1 - 2) tKeterangan : = viskositas cairanB = konstanta bola1 = bobot jenis bola2 = bobot jenis cairant = waktu yang dibutuhkan bola untuk menempuh jarak tertentu

f. Uji Volume Terpindahkan (koptem FI IV hal 1089)Uji ini dilakukan sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspensi yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan volume yang tertera pada etiket tidak lebih dari 250 mL, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau sediaan cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan penambahan bahan pembawa tertentu dengan volume yang ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume sediaan seperti yang tertera pada etiket. Prosedur :1. Pilih tidak kurang dari 30 wadah.2. Untuk suspensi oral, kocok isi 10 wadah satu persatu.3. Untuk suspensi rekonstitusi, serbuk dikonstitusikan dengan sejumlah pembawa seperti yang tertera pada etiket, konstitusi 10 wadah dengan volume pembawa seperti yang tertera pada etiket diukur secara seksama dan campur.4. Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari 2,5 kali volume yang diukur.5. Penuangan dilakukan secara hati-hati untuk menghindarkan pembentukkan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selam 30 menit.6. Jika telah bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran : volume rata-rata yang diperoleh dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume wadah yang kurang dari 95%.7. Jika A : adalah volume rata-rata kurang dari 100%, tetapi tidak ada satupun wadah yang volumenya kurang dari 95%.8. Jika B : adalah tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian terhadap 20 wadah tambahan.9. Volume rata-rata yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak lebih dari satu dari 30 wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 95%.

2. Evaluasi Biologi1. Uji efektivitas pengawet antimikroba (jika memakai pengawet) (FI IV , hal. 854-855)Uji efektivitas pengawet antimikroba (FI IV , hal 854-855) (khusus untuk formula yang menggunakan pengawet)Prosedur : Inokulasi menggunakan jarum suntik melalui sumbat karet secara aseptik ke dalam 5 wadah asli sediaan. Jika wadah tidak dapat ditembus secara aseptik maka pindahkan 20 mL sampel masing-masing ke dalam 5 tabung bakteriologik bertutup steril lalu inokulasi menggunakan perbandingan 0,10 mL inokula setara dengan 20 mL sediaan lalu dicampur. Inkubasi pada suhu 20C atau 25C lalu diamati hasilnya.Penafsiran hasil: Suatu pengawet dikatakan efektif jika : Jumlah bakteri viabel pada hari ke 14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1% dari jumlah awal Jumlah kapang & khamir viabel selama 14 hari pertama adalah tetap atau kurang dari jumlah awal Jumlah tiap mikroba uji selama hari sisa dari 28 hari pengujian adalah tetap atau kurang dari bilangan yang disebutkan pada a dan b.

2. Penetapan potensi antibiotika (untuk antibiotik) (Koptem FI IV , hal 891-899)Tujuan : untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan laruta dan menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.Prinsip : Pengukuran hambatan pertumbuhan biakan mikroba oleh antibiotik dalam sediaan yang ditambahkan ke dalam media padat atau cair yang mengandung biakan mikroba berdasarkan metode lempeng atau metode turbidimetri.Penafsiran hasil :Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas (FI IV hal 898). Harga KHM yang makin rendah, makin kuat potensinya. Pada Umumnya antibiotik yang berpotensi tinggi mempunyai KHM yang rendah dan diameter hambat yang besar.

R/Acid citri 5Na. Bic q.sTinc. Belladon 0,05Luminal Na 0,5Aqua ad 60 mlMf. Potio effS. Haustus Pro : Ricca (8 th)

DafTMKhasiatKelarutanPustaka

w-Zat tambahanLar. dalam < 1 bag. airFornas,Fi ed. III

w-AntasidaLarut dalam 40 ba. air

GParasimpatolitikLarut dalam air

GHipnotikum, sedativumLarut dalam 3 bag. air

KR/: Nama dokter, Alamat dokter, SIK/SIP, Jam Praktek, Paraf dokter, Alamat pasien, Tanggal R/.OB/OK: OK (Tinc. Belladon) , OK Psikotropika (Luminal)OTT: -Usul: Nilai Na. Bic lihat pada ketentuan di IMO Turunkan dosis Luminal Na Luminal Na dibungkua, karena akan - mengendap bila dicampurkan pada larutan Zat tambahan : Syr simpleks 5 % Pengawet (nivagin) 0,12 %

PB : 1. Acid Citri= 5 gr2. Na.Bic= = 6 gr3. Tinc. Belladon= 0,05 gr = 50 mg4. Luminal Na.= 0,5 gr = 500 mg5. Syr Simpleks = = 3 gr6. Pengawet (nivagin) = = 0,072 gr= 50 mg7. Aq. dest= 60 ml (5 + 6 + 0,05 + 0,05)= 60 ml 11,25= 48,45 mlBJ syrup= , BJ= 1

P.TM :1. Tinc Belladon ( )1 x P= = 0,8 gr1 x hari= = 1,6 grDlm R/1 x P= 50 mg x 1 = 0,05 gr < 0,8 gr1 x hari= 0,05 gr < 1,6 grKesimpulan : R/ Tidak Over Dosis

2. Luminal Na ( )1 x P= = 120 mg1 x hari= = 240 mgDlm R/1 x P= 500 mg > 120 mg1 x hari= 500 mg x 1 > 240 mgKesimpulan : R/ Over Dosis !!

Perbaikan & Penurunan dosis :Lumial Na.PB= 500 mg x 20 %= 100 mgP.TM dlm R/1 x P= 100 mg < 120 mg1 x h= 100 mg x 1 < 240 mg

Total air = 45,45 mlAir untuk asam= 30 % x 48,45 = 14,54 mlAir untuk basa= 70 % x 48,45 = 33,92 ml

Larutan Asam= (As. Sitrat + Tinc. Belladon + air u/ asam)= 5 + 0,05 + 14,54 ml= 19,59 mlCPR : 1. Timbang semua bahan yang ada pada R/2. Kalibrasi botol 3. Bagi air menjadi 2 bagian, yaitu : 30 % untum asam dan 70 % untuk basa.4. Larutkan Tin. Belladon dengan air untuk asam (air panas) sishkan (m1).5. Gerus Luminal Na dalam umpang + SL q.s gerus ad homogen keluarkan dari lumpang lalu bungkus dengan kertas perkamen, sisihkan6. Buat lar. basa dengan cara :Gerus Na. Bic didalam lumpang tambahkan air untuk basa sedikit demi sedikit gerus secara adsliben (endap-tuang), lalu masukkan kedalam botol.7. Buat larutan asam dengan cara masukkan as.sitrat kedalam erlenmeyer, tambahkan air untuk asam goyang ad larut, tambahkan tinctur yang sudah dilarutkan.8. Masukkan larutan nivagin dan tambahkan sirup simpleks kedalam botol.9. Masukkan larutan asam kedalam botol sedikit demi sedikit melalui dinding botol.10. Kemudian tutup sampagne knop.11. Beri etiket puti tandai minum sekaligus12. Beri label NI.13. Obat siap diserahkan

ETIKET LABORATORIUM FARMASETIKAAKFAR AL-FATAH BENGKULUAPOTEKER : YUSKA NOVI YANTI, S. Farm, Apt No : 3 Tgl : 5- Des-2013Pro : Ricca (8 th)Minum SekaligusEtiket :

Label :