Get Attachment

47
1

Transcript of Get Attachment

Page 1: Get Attachment

1

Page 2: Get Attachment

2

Page 3: Get Attachment

3

Page 4: Get Attachment

4

Page 5: Get Attachment

5

Lampiran : Surat Edaran tentang Pengenaan Tarif Atas Penerimaan Negara

Bukan Pajak sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Nomor : 1/SE-100/I/2013

Tanggal : 3 Januari 2013

I. KETENTUAN UMUM

Selain Lampiran dan Penjelasan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2010, dalam Petunjuk Pelaksanaan ini dijelaskan secara khusus hal-hal

sebagai berikut :

1. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan

Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 adalah Peraturan

Pemerintah yang mengatur tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia.

3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan

anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna

Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau

Kepala Kantor Wilayah Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama

Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).

4. Harga Satuan Biaya Khusus (HSBK) adalah harga satuan biaya khusus

suatu kegiatan yang berlaku untuk tahun berkenaan, untuk komponen

belanja bahan dan honor yang terkait dengan keluaran (output) sebuah

kegiatan. HSBK berupa indeks dalam rangka penghitungan penetapan

tarif pelayanan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Badan

Pertanahan Nasional, yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia.

5. Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,

menyimpan, menyetor, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara pada Kantor/Satuan Kerja Kementerian

Negara/Lembaga.

6. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,

menyimpan, membayar, menatausahakan, dan

mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam

Page 6: Get Attachment

6

rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada

Kantor/Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga.

7. Surat Perintah Setor (SPS) adalah dasar yang dipergunakan oleh

Bendahara Penerimaan dalam rangka penerimaan biaya pelayanan di

bidang pertanahan yang dibuat oleh Kepala Satuan Kerja atau Petugas

yang ditunjuk. Untuk Satuan Kerja di Pusat, SPS dibuat oleh Direktur

Teknis yang menangani pelayanan terkait.

8. Surat Bukti Setor (SBS) adalah tanda bukti penerimaan yang dibuat oleh

Bendahara Penerimaan, dan diberikan oleh Bendahara Penerimaan atau

Kasir kepada Penyetor.

9. Bank Persepsi adalah Bank Umum yang ditunjuk oleh BUN/Kuasa BUN

untuk menerima setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) bukan

dalam rangka ekspor dan impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai

dalam negeri, dan penerimaan bukan pajak.

10. Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) adalah bukti penyetoran Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Rekening Kas Negara.

11. Penerapan Pelayanan Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Zona Nilai Ekonomi

Kawasan Skala 1:10.000 maupun skala 1:25.000 adalah pelayanan

pembuatan peta dimana lokasi yang dimohon belum tersedia atau sudah

berakhir masa berlakunya Peta Zona Nilai Tanah dan Peta Zona Nilai

Ekonomi Kawasan di Kantor Pertanahan yang bersangkutan.

Apabila pada lokasi yang dimohon sudah tersedia Peta Zona Nilai Tanah

dan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan yang masih berlaku, maka

pelayanan yang diterapkan adalah pelayanan Informasi Nilai Tanah atau

Kawasan.

12. Pelayanan Pemetaan Tematik dilaksanakan dalam rangka Pemecahan

Sertipikat, Pemberian Hak Atas Tanah, Pengadaan Tanah, dan kerjasama

dengan pihak ketiga berdasarkan permohonan Perseorangan, Badan

Hukum atau Instansi Pemerintah yang menjadi satu kesatuan dengan

permohonan Survei Pengukuran dan Pemetaan.

Pelayanan Pemetaan Tematik yang diajukan kepada Kepala Kantor

Pertanahan setempat, kewenangan pelaksanaannya diatur sebagai

berikut:

a. Untuk luasan sampai dengan 10 (sepuluh) hektar, proses pelayanan

dilakukan di Kantor Pertanahan setempat dan pengerjaannya masuk

ke dalam Pemetaan Tematik Bidang skala 1:2.500 atau Pemetaan

Tematik Bidang Tanah Untuk Pemecahan Sertipikat skala 1:1.000;

Page 7: Get Attachment

7

b. Untuk luasan lebih dari 10 (sepuluh) hektar sampai dengan 1.000

(seribu) hektar, Kepala Kantor Pertanahan meneruskan permohonan

tersebut kepada Kepala Kantor Wilayah dan proses pelayanannya

masuk ke dalam Pemetaan Tematik Kawasan skala 1:10.000;

c. Untuk luasan lebih dari 1.000 (seribu) hektar, Kepala Kantor

Pertanahan selanjutnya meneruskan permohonan tersebut kepada

Kepala Badan Pertanahan Nasional dengan tembusan kepada Kepala

Kantor Wilayah dan proses pelayanannya masuk ke dalam Pemetaan

Tematik Kawasan skala 1:10.000 atau Pemetaan Tematik Kawasan

skala 1:25.000.

Untuk daerah yang mempunyai kewenangan pelaksanaan tertentu yang

telah ditetapkan oleh Peraturan tersendiri, maka pembagian kewenangan

pelaksanaannya mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan tersebut.

(Contoh : DKI Jakarta, yang mengacu pada Keputusan Gubernur Kepala

Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 369 Tahun 1977 tentang

Pengukuran dan Pemetaan Tanah yang luasnya lebih dari 5.000 m2

dalam wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta).

13. Yang dimaksud “Secara Massal” adalah permohonan yang diajukan paling

sedikit 10 (sepuluh) bidang dalam 1 (satu) Kelurahan, Desa, atau nama

lainnya (penjelasan Pasal 2 huruf b angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor

13 Tahun 2010), ditetapkan lokasinya oleh Kepala Kantor Pertanahan.

14. “Nilai Tanah” adalah nilai pasar (market value) yang ditetapkan oleh

Badan Pertanahan Nasional dalam Peta Zona Nilai Tanah yang disahkan

oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk tahun berkenaan dan untuk

wilayah yang belum tersedia Peta Zona Nilai Tanah digunakan Nilai Jual

Objek Pajak atas tanah pada tahun berkenaan.

Yang dimaksud “ditetapkan oleh Badan Pertanahan Nasional” dalam Peta

Zona Nilai Tanah yang disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk

tahun berkenaan dan untuk wilayah yang belum tersedia Peta Zona Nilai

Tanah digunakan Nilai Jual Objek Pajak atas tanah pada tahun

berkenaan, adalah sebagai berikut :

a. Untuk pembuatan Peta Zona Nilai Tanah yang dilakukan oleh :

1) Direktorat Survei Potensi Tanah, maka penetapannya dilaksanakan

oleh Direktur Survei Potensi Tanah yang secara berjenjang

mendapatkan delegasi kewenangan dari Kepala Badan Pertanahan

Nasional Republik Indonesia dan Deputi Bidang Survei, Pengukuran

dan Pemetaan;

Page 8: Get Attachment

8

2) Kantor Wilayah BPN Provinsi, maka penetapannya dilaksanakan oleh

Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi;

3) Kantor Pertanahan, maka penetapannya dilaksanakan oleh Kepala

Kantor Pertanahan.

Penetapan pembuatan dimaksud dilaksanakan pada setiap akhir tahun

berkenaan.

(Contoh format di lampiran SPT 01, SPT 02, SPT 03, dan SPT 04);

b. Untuk penggunaan Peta Zona Nilai Tanah di Kantor Pertanahan, maka

Kepala Kantor Pertanahan melakukan pengesahan penggunaan Peta

Zona Nilai Tanah pada setiap awal tahun berkenaan yang sudah

terlebih dahulu dilakukan penetapan pembuatannya sesuai point 1).

(Contoh format di lampiran SPT 01, SPT 02, SPT 03, dan SPT 04);

c. Penetapan dan Pengesahan Penggunaan pada point 1) dan 2) di atas

secara mutatis mutandis berlaku pada Peta Zona Nilai Ekonomi

Kawasan.

(Contoh format di lampiran SPT 05, SPT 06, SPT 07, dan SPT 08).

d. Dalam keadaan tertentu sebagaimana diatur dalam Standar

Operasional Prosedur Internal (SOPI) Direktorat Survei Potensi Tanah,

Pengesahan untuk pembuatan dan penggunaan Peta Zona Nilai Tanah

dan Zona Nilai Ekonomi Kawasan dapat dilakukan lebih dari 1 (satu)

kali dalam tahun berkenaan dengan mekanisme sebagaimana diatur

pada point 1) sampai dengan 3) di atas.

15. “L” dalam rumus pada Pasal 4, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, dan Pasal 12

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 adalah luas tanah yang

dimohon dalam satuan luas meter persegi (m2).

Apabila hasil pengukuran berbeda terhadap luas awal permohonan, maka

dikenakan tarif sesuai dengan luas hasil ukur.

Apabila hasil ukur lebih dari satu bidang, maka pengenaan tarif dihitung

per bidang.

16. “L” dalam rumus pada Pasal 14 Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun

2010 adalah Luas tanah yang dimohon dalam satuan meter persegi (m2),

sesuai dengan luas tanah rencana kegiatan pembangunan, peruntukan

penggunaan tanah atau perubahan penggunaan tanah. Luas sebagaimana

dimaksud berdasarkan luas yang dimohon dengan memperhatikan peta

lokasi yang dimohon.

Page 9: Get Attachment

9

17. Konsolidasi Tanah Secara Swadaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal

11 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 ditetapkan minimal 50

(lima puluh) bidang.

II. PELAYANAN BIDANG PERTANAHAN

A. PELAYANAN SURVEI, PENGUKURAN DAN PEMETAAN.

1. Pelayanan Survei, Pengukuran Batas Kawasan atau Batas Wilayah, dan

Pemetaan.

a. Pelayanan Survei.

1) Pelayanan Survei Nilai Bidang Tanah Pemukiman atau Pertanian.

Tarif Pelayanan Survei Nilai Bidang Tanah Pemukiman atau

Pertanian sebesar Rp.450.000,- (empat ratus lima puluh ribu

rupiah) per bidang sesuai Lampiran I, huruf A, angka 1, dengan

output berupa Laporan Hasil Penilaian.

(Contoh format di lampiran SPT 09).

2) Pelayanan Survei Nilai Bidang Tanah Usaha.

Tarif Pelayanan Survei Nilai Bidang Tanah Usaha sebesar

Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) per bidang sesuai Lampiran

I, huruf A, angka 2, dengan output berupa Laporan Hasil Penilaian.

(Contoh format di lampiran SPT 09).

b. Pelayanan Pengukuran Batas Kawasan atau Batas Wilayah.

Tarif Pelayanan Pengukuran Batas Kawasan atau Batas Wilayah

sebesar Rp.3.500.000,- (tiga juta lima ratus ribu rupiah) per tugu,

sesuai Lampiran I, huruf B.

Pengukuran dan Pemetaan Batas Kawasan adalah pengukuran dan

pemetaan koridor batas kawasan sebagaimana dimaksud dalam UU

No.26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan UU No.5 tahun 1990

tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Pengukuran dan Pemetaan Batas Wilayah adalah pengukuran dan

pemetaan koridor batas wilayah administrasi Provinsi,

Kabupaten/Kota, Kecamatan, atau Desa berdasarkan pembagian

wilayah penguasaan administrasi pemerintahan.

Ruang lingkup layanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Kawasan

atau Batas Wilayah meliputi kegiatan sebagai berikut :

Page 10: Get Attachment

10

1) Pembuatan dan Pemasangan Tugu (Titik Dasar Teknik Orde 3)

koridor batas kawasan atau batas wilayah administrasi;

2) Pengukuran dan Pemetaan Titik Dasar Teknik (TDT);

3) Pengukuran dan Pemetaan Pilar Batas, tetapi tidak termasuk

pembuatan dan pemasangan Pilar Batasnya;

4) Pengukuran dan Pemetaan Detil Situasi Utama, bidang-bidang

tanah, fasilitas umum di sepanjang koridor batas kawasan atau

batas wilayah administrasi;

5) Pengukuran dan Pemetaan titik-titik geodesi dan titik-titik dari

instansi lain seperti dari PBB, TNI AU dan Kementerian atau Dinas

Pekerjaan Umum.

Produk yang diberikan dari kegiatan Pengukuran dan Pemetaan Batas

Kawasan atau Batas Wilayah adalah sebagai berikut :

1) Data Spasial dan Atribut Titik Dasar Teknik serta Atribut Pilar

Batas di sepanjang koridor batas kawasan atau batas wilayah

administrasi;

2) Peta Batas Kawasan atau Peta Batas Wilayah Administrasi;

3) Peta Indeks Batas Wilayah di sepanjang Batas Wilayah

Administrasi.

c. Pelayanan Pemetaan.

1) Tarif Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Zona Nilai Ekonomi Kawasan

skala 1:10.000.

Pelayanan Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Pelayanan Pemetaan

Zona Nilai Ekonomi Kawasan masing-masing sebesar Rp.25.000,-

(dua puluh lima ribu rupiah) per hektar untuk tahun berkenaan

sesuai Lampiran I, huruf C, angka 1, dengan output berupa Peta

Zona Nilai Tanah skala 1:10.000 dan atau Peta Zona Nilai Ekonomi

Kawasan skala 1:10.000, dalam bentuk data digital (softcopy) dan

cetakan (hardcopy).

2) Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Zona Nilai Ekonomi Kawasan

skala 1:25.000.

Tarif Pelayanan Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Pelayanan

Pemetaan Zona Nilai Ekonomi Kawasan masing-masing sebesar

Rp.5.000,- (lima ribu rupiah) per hektar sesuai Lampiran I, huruf

C, angka 2, dengan output berupa Peta Zona Nilai Tanah skala

1:25.000 dan atau Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan skala

Page 11: Get Attachment

11

1:25.000, dalam bentuk data digital (softcopy) dan cetakan

(hardcopy).

3) Pemetaan Tematik Bidang skala 1:2.500.

Tarif Pelayanan Pemetaan Tematik Bidang dalam rangka

Pemberian Hak Atas Tanah, Pengadaan Tanah, dan Keperluan lain

sebesar Rp.75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) per bidang

sesuai Lampiran I, huruf C, angka 3, dengan output berupa Peta

Tematik Bidang Tanah skala 1:2.500.

4) Pemetaan Tematik Bidang Tanah untuk Pemecahan Sertipikat

skala 1:1.000.

Tarif Pelayanan Pemetaan Tematik Bidang Tanah untuk

Pemecahan Sertipikat sebesar Rp.75.000,- (tujuh puluh lima ribu

rupiah) per bidang hasil Pemecahan sesuai Lampiran I, huruf C,

angka 4, dengan output berupa Peta Tematik Bidang Tanah skala

1:1.000.

5) Pemetaan Tematik Kawasan skala 1:10.000.

Tarif Pelayanan Pemetaan Tematik Kawasan sebesar Rp.40.000,-

(empat puluh ribu rupiah) per hektar sesuai Lampiran I, huruf C,

angka 5, dengan output berupa Peta Tematik Kawasan skala

1:10.000. dengan ketentuan luas tanah minimum 50 (lima puluh)

hektar.

6) Pemetaan Tematik Kawasan skala 1:25.000.

Tarif Pelayanan Pemetaan Tematik Kawasan sebesar Rp.20.000,-

(dua puluh ribu rupiah) per hektar sesuai Lampiran I, huruf C,

angka 6, dengan output berupa Peta Tematik Kawasan skala

1:25.000. dengan ketentuan luas tanah minimum 50 (lima puluh)

hektar.

d. Pelayanan Pembuatan Peta Dasar.

Peta Dasar yang akan dibuat harus berada dilokasi yang telah ada

data citra resolusi tinggi minimal seperti quickbird, Global Base Map

(GBM) atau citra yang lebih tinggi resolusinya.

1) Pembuatan Peta Foto skala 1:1.000, minimal 1.000 (seribu) hektar.

Tarif Pelayanan Pembuatan Peta Dasar dari Foto Udara skala

1:1.000 sebesar Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) per hektar

Page 12: Get Attachment

12

dengan luas areal minimal 1.000 (seribu) hektar, sesuai Lampiran

I, huruf D, angka 1, dengan output berupa Peta Dasar skala

1:1.000 dalam bentuk data digital (softcopy) dan cetakan

(hardcopy).

2) Penambahan Pembuatan Peta Foto skala 1:1.000 seluas 500 (lima

ratus) hektar dan kelipatannya.

Tarif Pelayanan Penambahan Pembuatan Peta Dasar dar Foto

Udara skala 1:1.000 seluas 500 (lima ratus) hektar dan

kelipatannya sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu

rupiah) per hektar, sesuai Lampiran I, huruf D, angka 2, dengan

output sama seperti point 1).

3) Pembuatan Peta Citra skala 1:2.500 minimal 10.000 (sepuluh ribu)

hektar.

Tarif Pelayanan Pembuatan Peta Dasar dari Citra Satelit skala

1:2.500 sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per hektar

dengan luas areal minimal 10.000 (sepuluh ribu) hektar, sesuai

Lampiran I, huruf D, angka 3, dengan output berupa Peta Dasar

skala 1:2.500 dalam bentuk data digital (softcopy) dan cetakan

(hardcopy).

4) Pembuatan Peta Garis skala 1:1.000 minimal 100 (seratus) hektar.

Tarif Pelayanan Pembuatan Peta Garis skala 1:1.000 sebesar

Rp.120.000,- (seratus dua puluh ribu rupiah) per hektar dengan

luas areal minimal 100 (seratus) hektar, sesuai Lampiran I, huruf

D, angka 4, dengan output berupa Peta Garis skala 1:1.000 dalam

bentuk data digital (softcopy) dan cetakan (hardcopy).

5) Pembuatan Peta Garis skala 1:2.500 minimal 100 (seratus) hektar.

Tarif Pelayanan Pembuatan Peta Garis skala 1:2.500 sebesar

Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) per hektar dengan luas areal

minimal 100 (seratus) hektar, sesuai Lampiran I, huruf D, angka 5,

dengan output berupa Peta Garis skala 1:2.500 dalam bentuk data

digital (softcopy) dan cetakan (hardcopy).

Hak Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Peta-peta yang

dihasilkan dalam rangka Pelayanan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah

dan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan, serta Pembuatan Peta Dasar

ada pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Apabila

Page 13: Get Attachment

13

Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah dan Peta Zona Nilai Ekonomi

Kawasan dilakukan sesuai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010 yakni melalui Kerjasama dengan Pihak Lain,

maka Hak Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Peta-peta yang

dihasilkan ada pada BPN RI dan Pihak Lain dimaksud.

Pelayanan Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Peta Zona Nilai Ekonomi

Kawasan skala 1:10.000 dilaksanakan untuk Wilayah Kota, sedangkan

Pelayanan Pemetaan Zona Nilai Tanah dan Peta Zona Nilai Ekonomi

Kawasan skala 1:25.000 dilaksanakan untuk Wilayah Kabupaten.

Untuk Pelayanan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah dan Peta Zona

Nilai Ekonomi Kawasan skala yang lebih besar dilakukan melalui

Kerjasama sesuai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2010.

2. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Dalam Rangka

Penetapan Batas.

a. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah.

Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dalam

rangka Penetapan Batas (T.u) adalah :

1) Untuk luas tanah sampai dengan 10 (sepuluh) hektar

menggunakan rumus sesuai pasal 4 ayat (1) huruf a Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010;

2) Untuk luas tanah lebih dari 10 (sepuluh) hektar sampai dengan

1.000 (seribu) hektar menggunakan rumus sesuai pasal 4 ayat (1)

huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010;

3) Untuk luas tanah lebih dari 1.000 (seribu) hektar menggunakan

rumus sesuai pasal 4 ayat (1) huruf c Peraturan Pemerintah Nomor

13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 4

ayat (1) huruf a, b, dan c Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2010.

Output kegiatan pelayanan pengukuran dan pemetaan batas bidang

tanah berupa Peta Bidang Tanah atau Surat Ukur yang disahkan oleh

Kepala Sub Direktorat Batas Bidang Tanah untuk Satuan Kerja Kantor

Pusat BPN; atau Kepala Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan

untuk Satuan Kerja Kantor Wilayah BPN Provinsi; atau Kepala Seksi

Survei, Pengukuran dan Pemetaan untuk Satuan Kerja Kantor

Pertanahan Kabupaten/Kota.

Page 14: Get Attachment

14

b. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah Secara

Massal.

Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Bidang Tanah

Secara Massal (T.um) adalah sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen)

dari tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 atau T.um = 75 % x T.u.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 4

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Output kegiatan pelayanan pengukuran dan pemetaan batas bidang

tanah secara massal berupa Peta Bidang Tanah atau Surat Ukur yang

disahkan oleh Kepala Sub Direktorat Batas Bidang Tanah untuk

Satuan Kerja Kantor Pusat BPN; atau Kepala Bidang Survei,

Pengukuran dan Pemetaan untuk Satuan Kerja Kantor Wilayah BPN

Provinsi; atau Kepala Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan untuk

Satuan Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

c. Pelayanan Pengembalian Batas.

Tarif Pelayanan Pengembalian Batas (T.pb) adalah sebesar 150 %

(seratus lima puluh persen) dari tarif pelayanan sebagaimana

dimaksud pada Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13

Tahun 2010 atau T.pb = 150 % x T.u

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 4

ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Output kegiatan pelayanan pengembalian batas berupa Gambar Ukur

dan atau Peta Bidang Tanah yang disahkan oleh Kepala Sub

Direktorat Batas Bidang Tanah untuk Satuan Kerja Kantor Pusat BPN;

atau Kepala Bidang Survei, Pengukuran dan Pemetaan untuk Satuan

Kerja Kantor Wilayah BPN Provinsi; atau Kepala Seksi Survei,

Pengukuran dan Pemetaan untuk Satuan Kerja Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota.

d. Pelayanan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi.

Tarif Pelayanan Legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi (T.sl)

adalah sebesar 30 % (tiga puluh persen) dari tarif pelayanan

sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010 atau T.sl = 30 % x T.u.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 4

ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Page 15: Get Attachment

15

1) Output dari pelayanan legalisasi Gambar Ukur Surveyor Berlisensi

adalah verifikasi dan Graphical Index Mapping (GIM) Gambar Ukur

bidang tanah yang diukur oleh Surveyor Berlisensi.

2) Pengesahan atau legalisasi Gambar Ukur dilakukan oleh Kepala

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan untuk Satuan Kerja

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, atau Kepala Bidang Survei,

Pengukuran dan Pemetaan untuk Satuan Kerja Kantor Wilayah

BPN Provinsi, atau Kepala Sub Direktorat Batas Bidang Tanah

untuk Satuan Kerja Kantor Pusat BPN.

3) Dalam hal permohonan pekerjaan pengukuran langsung diterima

oleh Surveyor Berlisensi, proses pemetaan dilaksanakan oleh

Satuan Kerja dengan biaya dari T.sl di atas. Sedangkan dalam hal

permohonan pekerjaan diterima oleh Satuan Kerja maka

penunjukan dan penugasan Surveyor Berlisensi mengacu pada

Peraturan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang berlaku,

legalisasi Gambar Ukur dan pemetaannya dilakukan oleh Satuan

Kerja.

3. Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas Tanah, Ruang

Bawah Tanah, atau Ruang Perairan.

Tarif Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas Tanah,

Ruang Bawah Tanah, dan Ruang Perairan adalah sebesar 300 % (tiga

ratus persen) dari tarif pelayanan sebagaimana dimaksud pada pasal 4

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 atau

Tarif = 300 % x T.u.

a. Output Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Batas Ruang Atas

Tanah, Ruang Bawah Tanah atau Ruang Perairan adalah Gambar

Ukur Obyek Ruang Atas Tanah, Gambar Ukur Obyek Ruang Bawah

Tanah atau Gambar Ukur Obyek Ruang Perairan yang nantinya akan

dikutip sebagai Surat Ukur Obyek Ruang Atas Tanah, Surat Ukur

Obyek Ruang Bawah Tanah, atau Surat Ukur Obyek Ruang Perairan.

b. Tata cara pelaksanaan pengukuran, pemetaan, pengolahan dan

penyajian output pelayanan akan ditetapkan dengan Peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tersendiri.

Page 16: Get Attachment

16

B. PELAYANAN PEMERIKSAAN TANAH.

1. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A.

a. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A.

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A (T.pa)

menggunakan rumus sesuai Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 7

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk Pemeriksaan

Tanah Secara Massal.

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia A untuk Pemeriksaan

Tanah Secara Massal (T.pam) menggunakan rumus sesuai Pasal 7

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 7

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

2. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B.

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Panitia B (T.pb) menggunakan

rumus sesuai Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 8

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

3. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah.

a. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah.

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah (T.pp)

menggunakan rumus sesuai Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 9

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

b. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk

Pemeriksaan Tanah Secara Massal.

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Tim Peneliti Tanah untuk

Pemeriksaan Tanah Secara Massal (T.pm) menggunakan rumus sesuai

Pasal 9 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 9

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Page 17: Get Attachment

17

4. Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi.

Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah oleh Petugas Konstatasi (T.pk) adalah

sebesar 50 % (lima puluh persen) dari Tarif Pelayanan Pemeriksaan Tanah

oleh Panitia A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 atau T.pk = 50 % x T.pa.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 10

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

C. PELAYANAN KONSOLIDASI TANAH SECARA SWADAYA.

Dalam Penjelasan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2010 tertera sebagai berikut :

“T.ph” adalah Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali dan

Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

Seharusnya sebagai berikut :

“T.ph” adalah Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali atau

Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah sebagaimana tercantum dalam

Lampiran Peraturan Pemerintah ini.

Artinya bukan penjumlahan tarif pelayanan.

Jika tanah peserta konsolidasi tanah secara swadaya belum terdaftar, maka

ditarik Tarif Pelayanan Pendaftaran Tanah untuk Pertama Kali. Jika sudah

terdaftar/sudah bersertipikat, maka dikenakan Tarif Pelayanan Pemeliharaan

Data Pendaftaran Tanah.

1. Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Pertanian.

Tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Pertanian (T.kts)

menggunakan rumus sesuai Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 12

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

2. Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Nonpertanian.

Tarif Pelayanan Konsolidasi Tanah Secara Swadaya Nonpertanian (T.kts)

menggunakan rumus sesuai Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 12

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Page 18: Get Attachment

18

D. PELAYANAN PERTIMBANGAN TEKNIS PERTANAHAN.

1. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Lokasi

(PTP-IL).

Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin

Lokasi (T.ptil) menggunakan rumus sesuai Pasal 14 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 14

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Ketentuan penerbitan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin

Lokasi :

- Batasan luas penerbitan PTP-IL untuk kegiatan Non Pertanian

minimum 1 (satu) hektar dan untuk kegiatan Pertanian minimum 25

(dua puluh lima) hektar;

- Penerbitan PTP-IL yang lokasi tanahnya masih dalam satu wilayah

Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan

Kabupaten/Kota setempat;

- Penerbitan PTP-IL yang lokasi tanahnya berada pada lintas

Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi dilaksanakan oleh Kantor

Wilayah BPN Provinsi setempat;

- Penerbitan PTP-IL yang lokasi tanahnya berada pada lintas Provinsi

dilaksanakan oleh Kantor Pusat BPN RI.

2. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penetapan

Lokasi (PTP-PL).

Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka

Penetapan Lokasi (T.ptpl) adalah sebesar 50 % (lima puluh persen) dari

Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin

Lokasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 atau T.ptpl = 50 % x T.ptil.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 14

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Penerbitan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Penetapan

Lokasi (PTP-PL) berdasarkan :

- Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka pelaksanaan

Penetapan Lokasi masih diperlukan apabila proses pengadaan

tanahnya menggunakan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005

Page 19: Get Attachment

19

tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk

Kepentingan Umum jo. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006

tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan

Umum.

- Apabila dalam pengadaan tanah telah menggunakan Undang-Undang

No 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum jo. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum jo. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Pengadaan Tanah, Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka

Penetapan Lokasi akan diatur lebih lanjut.

3. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin Perubahan

Penggunaan Tanah (PTP-IPPT).

Tarif Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Izin

Perubahan Penggunaan Tanah (T.ptip) menggunakan rumus sesuai Pasal

14 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 14

ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Yang dimaksud dengan Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan

Dalam Rangka Izin Perubahan Penggunaan Tanah (PTP-IPPT) dapat

berupa Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam rangka Perijinan

Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, seperti Ijin Peruntukan Penggunaan

Tanah, Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah, ijin Penggunaan dan

Pemanfaatan Tanah, dan Nomenklatur sejenis lainnya yang telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota atau Peraturan

Bupati/Walikota atau Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan

Gubernur.

E. PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH.

1. Pelayanan Pendaftaran Tanah Untuk Pertama Kali.

a. Pelayanan Pendaftaran Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah

untuk HGU, HGB, atau HP Berjangka Waktu.

Page 20: Get Attachment

20

Tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah

untuk HGU, HGB, atau HP Berjangka Waktu, sesuai Pasal 16 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 dihitung berdasarkan

rumus : T = ( 2 %o x Nilai Tanah) + Rp.100.000,-.

Seluruh besaran tarif di atas merupakan Tarif Pelayanan Pendaftaran

Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah untuk HGU, HGB, atau HP

Berjangka Waktu, dan tidak dikenakan lagi biaya Pendaftaran yang

ada dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 16

ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Penghitungan besarnya tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan

Perpanjangan Hak Atas Tanah untuk HGU, HGB, atau HP Berjangka

Waktu dihitung pada saat pendaftaran, dengan menggunakan nilai

tanah pada Peta Zona Nilai Tanah yang sudah disahkan sesuai dengan

Ketentuan Umum Nomor 14 Point 1) dan 2).

b. Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pembaruan Hak Atas Tanah untuk

HGU, HGB, atau HP Berjangka Waktu.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pembaruan Hak Atas Tanah

untuk HGU, HGB, atau HP Berjangka Waktu, sesuai Pasal 16 ayat (1)

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 dihitung berdasarkan

rumus : T = ( 2 %o x Nilai Tanah) + Rp.100.000,-.

Seluruh besaran tarif di atas merupakan Tarif Pelayanan Pendaftaran

Keputusan Pembaruan Hak Atas Tanah untuk HGU, HGB, atau HP

Berjangka Waktu, dan tidak dikenakan lagi biaya Pendaftaran yang

ada dalam Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sama dengan dalam Penjelasan Pasal 16 ayat

(1) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Penghitungan besarnya tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan

Pembaruan Hak Atas Tanah untuk HGU, HGB, atau HP Berjangka

Waktu dihitung saat pendaftaran, dengan menggunakan nilai tanah

pada Peta Zona Nilai Tanah yang sudah disahkan sesuai dengan

Ketentuan Umum Nomor 14 Point 1) dan 2).

c. Pelayanan Pendaftaran Penegasan Konversi atau Pengakuan Hak.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Penegasan Konversi atau Pengakuan Hak

sesuai Lampiran II, huruf A, angka 1, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh

ribu rupiah) per bidang.

Page 21: Get Attachment

21

d. Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah untuk :

1) Perorangan.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas

Tanah untuk Perseorangan sesuai Lampiran II, huruf A, angka 2.a,

sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

2) Badan Hukum.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pemberian Hak Atas

Tanah untuk Badan Hukum sesuai Lampiran II, huruf A, angka

2.b, sebesar Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) per bidang.

e. Pelayanan Pendaftaran Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah

untuk HGB dan HP di Atas Hak Pengelolaan.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan Perpanjangan Hak Atas Tanah

untuk HGB dan HP di Atas Hak Pengelolaan sesuai Lampiran II, huruf

A, angka 3, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

f. Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pembaruan Hak Atas Tanah untuk

HGB dan HP di Atas Hak Pengelolaan.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Keputusan Pembaruan Hak Atas Tanah

untuk HGB dan HP di Atas Hak Pengelolaan sesuai Lampiran II, huruf

A, angka 4, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

g. Pelayanan Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun untuk :

1) Bersubsidi (berdasarkan penetapan Kementerian Negara

Perumahan Rakyat).

Tarif Pelayanan Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun

Bersubsidi sesuai Lampiran II, huruf A, angka 5.a, sebesar

Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per unit.

2) Non Subsidi.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun

Nonsubsidi sesuai Lampiran II, huruf A, angka 5.b, sebesar

Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) per unit.

h. Pelayanan Pendaftaran Hak Guna Ruang Atas Tanah, Ruang Bawah

Tanah, dan Ruang Perairan.

Page 22: Get Attachment

22

Tarif Pelayanan Pendaftaran Hak Guna Ruang Atas Tanah, Ruang

Bawah Tanah, dan Ruang Perairan sesuai Lampiran II, huruf A, angka

6, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

i. Pelayanan Pendaftaran Perubahan Hak untuk :

1) Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik.

2) Hak Pakai menjadi Hak Guna Bangunan.

3) Hak Guna Bangunan menjadi Hak Pakai.

4) Hak Milik menjadi Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai.

Tarif sesuai Lampiran II, huruf A, angka 7 sebesar Rp.50.000,- (lima

puluh ribu rupiah) per bidang.

2. Pelayanan Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah.

a. Pelayanan Pendaftaran Pemindahan Peralihan Hak Atas Tanah untuk

Perorangan dan Badan Hukum.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Pemindahan Peralihan Hak Atas Tanah

untuk Perorangan dan Badan Hukum, sesuai Pasal 16 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 dihitung berdasarkan

rumus : T = ( 1 %o x Nilai Tanah) + Rp.50.000,-.

Penerapan tarif ini adalah terhadap Perorangan dan Badan Hukum

yang memperoleh Hak Atas Tanah, yang sebelumnya tanah dimaksud

bukan haknya.

Seluruh besaran tarif di atas merupakan Tarif Pelayanan Pendaftaran

Pemindahan Peralihan Hak Atas Tanah untuk Perorangan dan Badan

Hukum, dan tidak dikenakan lagi biaya Pendaftaran yang ada dalam

Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh cara menghitung sudah cukup jelas dalam Penjelasan Pasal 16

ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

Penghitungan besarnya tarif Pelayanan Pendaftaran Pemindahan

Peralihan Hak Atas Tanah untuk Perorangan dan Badan Hukum

dihitung saat pendaftaran, dengan menggunakan nilai tanah pada

Peta Zona Nilai Tanah yang sudah disahkan sesuai dengan Ketentuan

Umum Nomor 14 Point 1) dan 2).

b. Pelayanan Pendaftaran Pemindahan/Peralihan Hak Atas Tanah untuk

Instansi Pemerintah dan Badan Hukum Keagamaan dan Sosial yang

Penggunaan Tanahnya untuk Peribadatan, Panti Asuhan, dan Panti

Jompo.

Page 23: Get Attachment

23

Tarif Pelayanan Pendaftaran Pemindahan/Peralihan Hak Atas Tanah

untuk Instansi Pemerintah dan Badan Hukum Keagamaan dan Sosial

yang Penggunaan Tanahnya untuk Peribadatan, Panti Asuhan, dan

Panti Jompo sesuai Lampiran II, huruf B, angka 1, sebesar

Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

c. Pelayanan Pengangkatan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Tarif Pelayanan Pengangkatan Pejabat Pembuat Akta Tanah sesuai

Lampiran II, huruf B, angka 2, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu

rupiah) per orang.

d. Pelayanan Pemindahan Pejabat Pembuat Akta Tanah.

Tarif Pelayanan Pemindahan Pejabat Pembuat Akta Tanah sesuai

Lampiran II, huruf B, angka 3, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu

rupiah) per orang.

e. Pelayanan Pendaftaran Pemberian Hak Guna Bangunan dan Hak

Pakai di atas Hak Milik.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Pemberian Hak Guna Bangunan dan Hak

Pakai di atas Hak Milik sesuai Lampiran II, huruf B, angka 4, sebesar

Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

f. Pelayanan Pendaftaran Hak Tanggungan {Pendaftaran Akta Pemberian

Hak Tanggungan (APHT)} dengan Nilai Hak Tanggungan sesuai

Lampiran II, huruf B, angka 5 :

1) Sampai dengan Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta

rupiah), tarif Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang;

2) Di atas Rp.250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

sampai dengan Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), tarif

Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah) per bidang;

3) Di atas Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) sampai dengan

Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah), tarif Rp.2.500.000,-

(dua juta lima ratus ribu rupiah) per bidang;

4) Di atas Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) sampai

dengan Rp.1.000.000.000.000,- (satu trilyun rupiah), tarif

Rp.25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) per bidang;

5) Di atas Rp.1.000.000.000.000,- (satu trilyun rupiah), tarif

Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per bidang.

Page 24: Get Attachment

24

- Apabila Nilai Hak Tanggungan untuk lebih dari satu sertipikat dan

nilainya tidak diurai untuk setiap sertipikat, maka pengenaan tarif

sesuai Nilai Hak Tanggungan untuk setiap bidang/sertipikat;

Contoh :

APHT dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp.500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah) untuk 3 (tiga) sertipikat tanpa uraian Nilai

Hak Tanggungan dalam setiap sertipikat, maka tarif sebagai

berikut :

Sertipikat I ……… dikenakan tarif sebesar Rp.200.000,-;

Sertipikat II …….. dikenakan tarif sebesar Rp.200.000,-;

Sertipikat III ……. dikenakan tarif sebesar Rp.200.000,-;

Total …............... dikenakan tarif sebesar Rp.600.000,-.

- Apabila Nilai Hak Tanggungan untuk lebih dari satu sertipikat dan

nilainya diurai untuk setiap sertipikat, maka pengenaan tarif

sesuai Nilai Hak Tanggungan masing-masing sertipikat;

Contoh :

APHT dengan Nilai Hak Tanggungan sebesar Rp.500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah) untuk 3 (tiga) sertipikat dengan uraian

sebagai berikut :

Sertipikat I dengan nilai hak tanggungan sebesar

Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah), maka tarifnya sebesar

Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

Sertipikat II dengan nilai hak tanggungan sebesar

Rp.125.000.000,- (seratus dua puluh lima juta rupiah), maka

tarifnya sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah);

Sertipikat III dengan nilai hak tanggungan sebesar

Rp.275.000.000,- (dua ratus tujuh puluh lima juta rupiah),

maka tarifnya sebesar Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah);

Dari ketiga sertipikat tersebut (I, II, dan III) dengan total nilai

hak tanggungan sebesar Rp.500.000.000,- (lima ratus juta

rupiah), tarifnya sebesar Rp.300.000,-(tiga ratus ribu rupiah).

- Tarif Pendaftarn Hak Tanggungan tersebut untuk biaya penerbitan

sertipikat Hak Tanggungan dan biaya pencatatan pada sertipikat

yang dijadikan agunan, untuk itu pencatatan pada sertipikat tidak

diperlukan biaya lagi.

Page 25: Get Attachment

25

g. Pelayanan Pendaftaran Peralihan Hak Tanggungan (Cessie, Subrogasi,

Merger).

Tarif sesuai Lampiran II, huruf B, angka 6 sebesar Rp.50.000,- (lima

puluh ribu rupiah) per bidang.

h. Pelayanan Pendaftaran Hapusnya Hak Atas Tanah dan Hak Milik

Satuan Rumah Susun karena Pelepasan Hak.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Hapusnya Hak Atas Tanah dan Hak Milik

Satuan Rumah Susun karena Pelepasan Hak sesuai Lampiran II,

huruf B, angka 7, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per

bidang.

i. Pelayanan Pendaftaran Pembagian Hak Bersama (Tanpa ada

pemecahan/pemisahan maupun memerlukan pemecahan/

pemisahan).

Tarif Pelayanan Pendaftaran Pembagian Hak Bersama (Tanpa ada

pemecahan/pemisahan maupun memerlukan pemecahan/pemisahan)

sesuai Lampiran II, huruf B, angka 8, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh

ribu rupiah) per bidang.

Penerapan tarif ini terhadap pemegang Hak Atas Tanah secara

bersama, yang dibagi kepada nama-nama yang tertera dalam

sertipikat hak atas tanah secara bersama dimaksud.

j. Pelayanan Pendaftaran Perubahan Data Berdasarkan Putusan

Pengadilan atau Penetapan Pengadilan.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Perubahan Data Berdasarkan Putusan

Pengadilan atau Penetapan Pengadilan sesuai Lampiran II, huruf B,

angka 9, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

k. Pelayanan Pendaftaran Pemisahan, Pemecahan, dan Penggabungan.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Pemisahan, Pemecahan, dan

Penggabungan sesuai Lampiran II, huruf B, angka 10, sebesar

Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

l. Pelayanan Pendaftaran Hapusnya Hak Tanggungan/Roya (Termasuk

Roya Parsial yang memerlukan pemisahan atau tidak).

Tarif Pelayanan Pendaftaran Hapusnya Hak Tanggungan/Roya

(Termasuk Roya Parsial yang memerlukan pemisahan atau tidak)

Page 26: Get Attachment

26

sesuai Lampiran II, huruf B, angka 11, sebesar Rp.50.000,- (lima

puluh ribu rupiah) per bidang.

m. Pelayanan Pendaftaran Perubahan Nama.

Tarif Pelayanan Pendaftaran Perubahan Nama sesuai Lampiran II,

huruf B, angka 12, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per

bidang.

n. Pelayanan Penggantian Blanko Sertipikat (karena Hilang/Rusak atau

Penggantian Blanko Sertipikat Model Lama ke Model Baru).

Tarif Pelayanan Penggantian Blanko Sertipikat (karena Hilang/Rusak

atau Penggantian Blanko Sertipikat Model Lama ke Model Baru) sesuai

Lampiran II, huruf B, angka 13, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu

rupiah) per bidang.

o. Pelayanan Pencatatan Pemblokiran.

Tarif Pelayanan Pencatatan Pemblokiran sesuai Lampiran II, huruf B,

angka 14, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bidang.

p. Pelayanan Pencatatan Lain Sesuai Ketentuan Yang Berlaku.

Tarif Pelayanan Pencatatan Lain Sesuai Ketentuan Yang Berlaku

sesuai Lampiran II, huruf B, angka 15, sebesar Rp.50.000,- (lima

puluh ribu rupiah) per bidang.

Pencatatan lain adalah suatu perbuatan hukum yang berakibat

terjadinya pencatatan pada data pemeliharaan data pendaftaran tanah

yang tidak ditentukan secara teknis dalam Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2010.

Contoh : Terjadinya pemekaran wilayah.

F. PELAYANAN INFORMASI PERTANAHAN.

1. Pelayanan Informasi Titik Koordinat.

Tarif Pelayanan Informasi Titik Koordinat sesuai Lampiran III, huruf A,

sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per titik.

Output Layanan Informasi Titik Dasar Teknik berupa :

1) Salinan atau Copy Koordinat Titik Dasar Teknik;

2) Salinan atau Copy Sketsa Lokasi Titik Dasar Teknik;

3) Salinan atau Copy Deskripsi Tugu;

Page 27: Get Attachment

27

2. Pelayanan Data Global Navigation Satellite System (GNSS)/Continuously

Operating Reference Stations (CORS) berupa :

a. Paket Data Harian.

Tarif Pelayanan Data GNSS/CORS berupa Paket Data Harian sesuai

Lampiran III, huruf B, angka 1, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu

rupiah) per pengguna/hari.

b. Paket Data Bulanan.

Tarif Pelayanan Data GNSS/CORS berupa Paket Data Bulanan sesuai

Lampiran III, huruf B, angka 2, sebesar Rp.1.250.000,- (satu juta dua

ratus lima puluh ribu rupiah) per pengguna/bulan.

c. Paket Data Tahunan.

Tarif Pelayanan Data GNSS/CORS berupa Paket Data Tahunan sesuai

Lampiran III, huruf B, angka 3, sebesar Rp.13.750.000,- (tiga belas

juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) per pengguna/tahun.

Output Layanan Informasi berupa Salinan atau Print out untuk :

a. Raw Data dalam format RINEX yang digunakan untuk Post Processing

dan Data Real Time Kinematic (RTK);

b. Data sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat diperoleh untuk

periode harian, bulanan atau tahunan;

c. Data sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat diperoleh secara

manual dengan mengajukan permohonan ke Kantor-Kantor

Pertanahan yang dipasang Base Station atau ke BPN-RI. Data tersebut

juga akan dapat diakses dengan menggunakan aplikasi internet

berbasis WEB yang saat ini sedang dalam pembangunan.

3. Pelayanan Peta Pertanahan dalam Format Multimedia dan Format Raster

lainnya berupa :

a. Peta sampai dengan Skala 1:5.000, minimal 25 (dua puluh lima)

hektar.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf C, angka 1, sebesar Rp.4.000,- (empat

ribu rupiah) per hektar/tema.

b. Peta dari Skala 1:10.000 sampai dengan 1:50.000, minimal 4.000

(empat ribu) hektar.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf C, angka 2, sebesar Rp.100,- (seratus

rupiah) per hektar/tema.

Page 28: Get Attachment

28

4. Pelayanan Informasi Nilai Tanah atau Kawasan berupa :

a. Pelayanan Nilai Tanah atau Nilai Aset Properti.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf D, angka 1, sebesar Rp.50.000,- (lima

puluh ribu rupiah) per bidang.

Output berupa Surat Keterangan Informasi Nilai Tanah atau Nilai Aset

Properti. (Contoh format di lampiran SPT 10).

b. Pelayanan Zonasi Tanah, minimum 50 (lima puluh) hektar.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf D, angka 2, sebesar Rp.1.000,- (seribu

rupiah) per hektar.

Output berupa Kutipan Peta Zona Nilai Tanah. (Contoh format di

lampiran SPT 11).

c. Pelayanan Nilai Ekonomi Kawasan, minimum 50 (lima puluh) hektar.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf D, angka 3, sebesar Rp.1.000,- (seribu

rupiah) per hektar.

Output berupa Kutipan Peta Nilai Ekonomi Kawasan. (Contoh format

di lampiran SPT 12).

d. Pelayanan Nilai Aset Kawasan, minimum 50 (lima puluh) hektar.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf D, angka 4, sebesar Rp.1.000,- (seribu

rupiah) per hektar.

Output berupa Kutipan Peta Nilai Aset Kawasan (ZPEW).

5. Pelayanan Peta Analisis Penatagunaan Tanah (Analisis Penggunaan

Tanah, Ketersediaan Tanah, dan Peta-peta lainnya) berupa :

a. Kertas Hitam Putih.

1) Format A4.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 1.a, sebesar Rp.25.000,-

(dua puluh lima ribu rupiah) per lembar/wilayah.

2) Format A3.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 1.b, sebesar Rp.40.000,-

(empat puluh ribu rupiah) per lembar/wilayah.

3) Format A2.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 1.c, sebesar Rp.55.000,-

(lima puluh lima ribu rupiah) per lembar/wilayah.

Page 29: Get Attachment

29

4) Format A1.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 1.d, sebesar Rp.75.000,-

(tujuh puluh lima ribu rupiah) per lembar/wilayah.

5) Format A0.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 1.e, sebesar Rp.100.000,-

(seratus ribu rupiah) per lembar/wilayah.

b. Kertas Berwarna.

1) Format A4.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 2.a, sebesar Rp.75.000,-

(tujuh puluh lima ribu rupiah) per lembar/wilayah.

2) Format A3.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 2.b, sebesar Rp.90.000,-

(sembilan puluh ribu rupiah) per lembar/wilayah.

3) Format A2.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 2.c, sebesar Rp.110.000,-

(seratus sepuluh ribu rupiah) per lembar/wilayah.

4) Format A1.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 2.d, sebesar Rp.135.000,-

(seratus tiga puluh lima ribu rupiah) per lembar/wilayah.

5) Format A0.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 2.e, sebesar Rp.175.000,-

(seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per lembar/wilayah.

c. Digital dalam format multimedia.

1) Skala sama dengan atau lebih besar dari 1 : 10.000.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 3.a, sebesar Rp.350.000,-

(tiga ratus lima puluh ribu rupiah) per tema/wilayah.

2) Skala lebih kecil dari 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 50.000.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 3.b, sebesar Rp.300.000,-

(tiga ratus ribu rupiah) per tema/wilayah.

3) Skala lebih kecil dari 1 : 50.000 sampai dengan 1 : 100.000.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 3.c, sebesar Rp.275.000,-

(dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) per tema/wilayah.

Page 30: Get Attachment

30

4) Skala lebih kecil dari 1 : 100.000.

Tarif sesuai Lampiran III, huruf E, angka 3.d, sebesar Rp.250.000,-

(dua ratus lima puluh ribu rupiah) per tema/wilayah.

6. Pelayanan Informasi Data Tekstual/Grafikal berupa :

a. Pengecekan Sertipikat.

Tarif Pelayanan Pengecekan Sertipikat sesuai Lampiran III, huruf F,

angka 1, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per sertipikat.

b. Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT).

Tarif Pelayanan Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah

(SKPT) sesuai Lampiran III, huruf F, angka 2, sebesar Rp.50.000,-

(lima puluh ribu rupiah) per SKPT.

c. Informasi Tekstual/Grafikal untuk Surveyor Berlisensi.

Tarif Pelayanan Informasi Tekstual/Grafikal untuk Surveyor Berlisensi

sesuai Lampiran III, huruf F, angka 3, sebesar Rp.50.000,- (lima puluh

ribu rupiah) per bidang.

G. PELAYANAN LISENSI.

1. Penilai Tanah.

Lisensi Penilai Tanah adalah lisensi yang diberikan kepada orang

perseorangan untuk menghitung nilai/harga obyek pengadaan tanah dan

telah memperoleh ijin praktek penilaian dari Menteri Keuangan.

Tarif Penilai Tanah sesuai Lampiran IV, huruf A, sebesar Rp.250.000,-

(dua ratus lima puluh ribu rupiah) per orang/usaha jasa penilaian.

Lisensi Penilai Tanah diberikan dalam bentuk Surat Keputusan yang

ditetapkan oleh Deputi Bidang Survei Pengukuran dan Pemetaan untuk

dan atas nama Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

dan dapat didelegasikan kepada Direktur Survei Potensi Tanah.

(Contoh format di lampiran SPT 13).

Lisensi tersebut diberikan untuk wilayah kerja mencakup seluruh

Indonesia dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan dan dapat

diperpanjang sesuai ketentuan yang berlaku.

Page 31: Get Attachment

31

2. Surveyor Berlisensi.

Tarif Surveyor berlisensi sesuai Lampiran IV, huruf B, sebesar

Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per orang/usaha jasa

perorangan.

Ruang lingkup pelayanan Surveyor Berlisensi adalah :

a. Ujian Pengangkatan Surveyor Berlisensi, tarif per orang/usaha jasa

perorangan sebesar Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah);

b. Pembuatan Surat Keputusan Pengangkatan Surveyor Berlisensi, tarif

pembuatan per SK sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu

rupiah).

Output kegiatan pelayanan Surveyor Berlisensi berupa SK Pengangkatan

Surveyor Berlisensi.

3. Ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Tarif Ujian Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sesuai Lampiran IV, huruf

C, sebesar Rp.250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per orang.

H. PELAYANAN PENDIDIKAN.

Tarif Pelayanan Pendidikan sesuai Lampiran V Peraturan Pemerintah Nomor

13 Tahun 2010.

Jasa Sewa Ruangan dan Sewa Asrama (bagi Mahasiswa Non PNS) belum

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

I. PELAYANAN PENETAPAN TANAH OBYEK PENGUASAAN BENDA-BENDA

TETAP MILIK PERSEORANGAN WARGA NEGARA BELANDA

(P3MB)/PERATURAN PRESIDIUM KABINET DWIKORA NOMOR 5/Prk/1965.

Tarif Pelayanan Penetapan Tanah Obyek Penguasaan Benda-Benda Tetap

Milik Perseorangan Warga Negara Belanda (P3MB)/Peraturan Presidium

Kabinet Dwikora Nomor 5/Prk/1965 sesuai Pasal 18 adalah sebesar 25 %

(dua puluh lima persen) dari Nilai Tanah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010,

tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP) pada Badan Pertanahan Nasional, khusus pelayanan Penetapan

Tanah Obyek Penguasaan Benda-Benda Tetap Milik Perseorangan Warga

Negar Belanda (P3MB)/Peraturan Presidium Kabinet Dwikora Nomor

5/Prk/1965 tidak mengatur Ijin Penggunaannya.

Page 32: Get Attachment

32

J. PELAYANAN DI BIDANG PERTANAHAN YANG BERASAL DARI KERJA SAMA

DENGAN PIHAK LAIN.

Tarif Pelayanan di Bidang Pertanahan yang berasal dari Kerjasama dengan

Pihak Lain sesuai Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010

adalah sebesar Nilai Nominal yang tercantum dalam Dokumen Kerjasama.

Kerjasama dengan Pihak Lain adalah Kerja sama yang dilakukan secara

tertulis yang dilakukan antara Badan Pertanahan Nasional dengan Instansi

Pemerintah dan Badan Hukum yang berkaitan dengan pelayanan di bidang

pertanahan selain yang tercantum dalam Pasal 1 huruf a s/d i Peraturan

Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010.

III. LAIN – LAIN.

1. Pasal 21, Pasal 23, dan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun

2010 belum dapat dilaksanakan karena belum ada Peraturan Kepala

Badan Pertanahan Nasional yang mendapat persetujuan dari Menteri

Keuangan RI sesuai yang diamanatkan dalam Pasal 21 ayat (3), Pasal 23

ayat (7) dan Pasal 24 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2010.

2. Biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi dibebankan kepada Wajib

Bayar sesuai Pasal 20 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun

2010. Kepada Bendahara Penerimaan tidak diperkenankan menerima

secara langsung maupun tidak langsung (transfer), membukukan, dan

menyimpan biaya dimaksud.

3. Biaya Tranportasi, akomodasi dan konsumsi disediakan oleh Wajib Bayar

(pengguna layanan) untuk keberangkatan dari kantor Satuan Kerja sampai

lokasi, dan kepulangan dari lokasi sampai kantor Satuan Kerja.

4. Penggunaan Biaya Keluaran atau Belanja diatur tersendiri dalam Pedoman

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran

berkenaan.

5. Teknis pemrosesan pelayanan (back office) diatur tersendiri dalam

Peraturan atau Petunjuk Teknis dari masing-masing Unit Kerja Terkait,

demikian juga Standart Operational Procedure (SOP) akan diatur tersendiri.

6. Mengingat perubahan nilai tanah sangat dinamis dan untuk menghindari

terjadinya potensi kerugian Negara maka dalam rangka penerapan Nilai

Tanah pada pelayanan pertanahan, Kantor Pertanahan berkewajiban

Page 33: Get Attachment

33

Page 34: Get Attachment

34

LAMPIRAN SPT 01Format Pengesahan Pembuatan dan Penggunaan Peta Zona Nilai Tanah oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional RI

Page 35: Get Attachment

35

LAMPIRAN SPT 02Format Pengesahan Pembuatan dan Penggunaan Peta Zona Nilai Tanah oleh Direktur Survei Potensi Tanah *)

*) Sepanjang Kewenangannya dilimpahkan

Page 36: Get Attachment

36

LAMPIRAN SPT 03Format Pengesahan Pembuatan dan Penggunaan Peta Zona Nilai Tanah oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi

Page 37: Get Attachment

37

LAMPIRAN SPT 04Format Pengesahan Pembuatan dan Penggunaan Peta Zona Nilai Tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

Page 38: Get Attachment

38

LAMPIRAN SPT 05Format Pengesahan Pembuatan dan Penggunaan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional RI

Page 39: Get Attachment

39

LAMPIRAN SPT 06Format Pengesahan Pembuatan dan Penggunaan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan oleh Direktur Survei Potensi Tanah BPN RI *)

*) Sepanjang Kewenangannya dilimpahkan

Page 40: Get Attachment

40

LAMPIRAN SPT 07Format Pengesahan Pembuatan dan Pengesahan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi

Page 41: Get Attachment

41

LAMPIRAN SPT 08Format Pengesahan Pembuatan dan Pengunaan Peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

Page 42: Get Attachment

42

LAMPIRAN SPT 09Sistematika Laporan Hasil Penilaian

BAB I. LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAANA. Dasar Pelaksanaan PekerjaanB. Tujuan PenilaianC. Tanggal Pemeriksaan dan Tanggal PenilaianD. Definisi NilaiE. Objek PenilaianF. Letak dan Identifikasi

1. Lokasi

2 . Kondisi Lingkungan dan Kepemilikan

G. Metodologi PenilaianBAB II. ANALISIS DATA

A. Analisis Highest and Best Use

B. Dasar Penilaian

C. Penilaian

1. Tanah

2. Bangunan

3. Tanaman (tanaman tahunan yang dimungkinkan untuk dinilai)

BAB III. KESIMPULAN NILAI

LAMPIRAN

Page 43: Get Attachment

43

LAMPIRAN SPT 10SURAT KETERANGAN INFORMASI NILAI TANAH ATAU NILAI ASET PROPERTI

Page 44: Get Attachment

44

LAMPIRAN 11KUTIPAN PETA ZONA NILAI TANAH

Page 45: Get Attachment

45

LAMPIRAN 12KUTIPAN PETA ZONA NILAI EKONOMIS KAWASAN

KUTIPAN ZONA NILAI EKONOMI KAWASAN

Page 46: Get Attachment

46

LAMPIRAN SPT 13SURAT KEPUTUSAN LISENSI PENILAI TANAH

KOP GARUDA MAS

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIANOMOR

TENTANGPEMBERIAN LISENSI PENILAI PERTANAHAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Membaca : Permohonan ......

Mengingat : 1. Undang-Undang .......2.3.4.5.6.

Menetapkan :

KESATU :

FOTO

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG PEMBERIAN LISENSI PENILAIPERTANAHAN.

Memberikan Lisensi Penilai Pertanahan untuk melaksanakan penilaian harga tanah dalam rangkaPengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum kepada :

1. Nama :2. Alamat :3. No.Telp/Fax :4. Pimpinan

NamaJabatanAlamat

::::

5. Nomor NPWP :6. Cabang :7. Bidang Kegiatan :

KEDUA : Lisensi ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal Keputusan ini dengan ketentuan-ketentuansebagaimana tertuang pada halaman belakang Keputusan ini.

KETIGA :

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapatkekeliruan dalam penetapannya akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONALREPUBLIK INDONESIA,

( ......................................... )

Page 47: Get Attachment

47

KETENTUAN

LISENSI PENILAI PERTANAHAN

(Lampiran Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Tentang PemberianLisensi Penilai Pertanahan)

1) Hak – hak Penilai :a) Mendapatkan akses data dan informasi, memperoleh dokumen yang diperlukan dalam rangka tugas

penilaian yang hanya digunakan untuk keperluan penilaian dan tidak untuk kepentingan lain;b) Memperoleh honorarium/biaya balas jasa dalam penilaian tanah dari pemberi kerja yang jumlahnya sesuai

peraturan perundang-undangan atau ketentuan yang berlaku.

2) Tugas Penilai :a) Melakukan tugas penilaian tanah secara jujur, profesional dan independen;b) Melakukan verifikasi atas dokumen obyek penilaian;c) Melakukan survei, pemeriksaan dan pemetaan obyek fisik penilaian secara optimal sehingga data yang

diperoleh mencukupi/ memenuhi syarat untuk dilakukannya penilaiannya;d) Melakukan survei dan pemeriksaan obyek non-fisik/non-market penilaian secara optimal sehingga data

yang diperoleh mencukupi untuk dilakukannya penilaiannya secara komprehensif;e) Melengkapi data/informasi mengenai obyek penilaian demi kelancaran tugas penilaian;f) Melaksanakan penilaian tanah secara jujur, profesional dan independen berdasarkan standar operasional

prosedur, yaitu : Melakukan survei, pemeriksaan, dan pemetaan fisik atas obyek penilaian secara teliti; Melakukan survei dan pemeriksaan aspek nonfisik atas obyek penilaian secara teliti; Mengumpulkan semua data dan informasi yang diperlukan; Melakukan verifikasi atas data dan informasi yang diterima; Melakukan analisis terhadap data dan perhitungan nilai; Menelaah kembali semua hasil perhitungan; Menyusun laporan penilaian tanah; Menyiapkan kelengkapan laporan penilaian tanah; Memeriksa kelengkapan laporan penilaian tanah; Menandatangani laporan penilaian tanah; Mempertanggungjawabkan hasil penilaian tanah; Merahasiakan hasil laporan penilaian tanah kepada pihak-pihak selain yang ditentukan dalam

kewenangan, hak-hak, tugas dan kewajiban penerima Lisensi.

3) Kewajiban Penilai :a) Melaporkan hasil penilaian yang tertuang dalam laporan penilaian, atau data dan peta zona nilai tanah, dan

atau nilai pasar tanah, hanya kepada Panitia Pengadaan Tanah, pemberi kerja dan Badan PertanahanNasional Republik Indonesia;

b) Melaporkan hasil kegiatan secara periodik, 2 (dua) kali dalam setahun setiap tanggal 30 Juni dan 31Desember.

4) Sanksi bagi Penilai :Setiap Penilai yang melanggar ketentuan sebagaimana tersebut di atas dapat dikenai sanksi berupa :

a) Sanksi administratif berupa : peringatan tertulis, pencabutan sementara Lisensi, atau pencabutan tetap Lisensi

b) Sanksi lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk membayar kerugian yangdi akibatkan oleh penilaiannya dan sanksi pidana apabila terbukti secara sah melanggar ketentuan-ketentuan pidana.