Germinasi
-
Upload
fajar-eka-ramadhan -
Category
Documents
-
view
227 -
download
11
description
Transcript of Germinasi
LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU HIJAUAN MAKANAN TERNAK
GERMINASI
Disusun oleh:
Kelompok: XXV
Kardian Alisafri PT/ 05773
Antonius A. Lusuba PT/ 05777
Hapsari Anggraini PT/ 05779
Yudhianti Pratiwi PT/ 05788
Fajar Satrio P. PT/ 05789
Rina Wahyuningsih PT/ 05795
Asisten: Arif Miftahul Huda
LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Germinasi
Perkecambahan biji terjadi dalam lima tahap. Tahap pertama dimulai dengan
penyerapan air oleh biji. Biji mulai lunak dan terjadi hidrasi dari protoplasma. Tahap
kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat
respirasi biji. Tahap ketiga adalah tahap penguraian bahan-bahan seperti
karbohidrat, lemak, dan protein menjadi bentuk-bentuk terlarut dan ditranslokasikan
ke titik tumbuh. Tahap keempat merupakan asimilasi dari bahan-bahan yang telah
diuraikan tadi ke daerah meristematik untuk menghasilkan energi untuk
pembentukan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap kelima dalah proses
pembelahan, pembesaran, dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh, tahap ini
merupakan tahap pertumbuhan dan perkecambahan terakhir (Sutopo, 1993).
Definisi berbagai perkecambahan biji telah diusulkan, dan penting untuk
memahami perbedaan mereka. Perkecambahan didefinisikan sebagai munculnya
radikula melalui kulit biji. Berberapa definisi mengatakan tentang struktur penting
lainnya seperti epicotyl atau hipokotil yang menjadi bagian-bagian di atas tanah dari
bibit . Untuk analis benih, perkecambahan adalah kemunculan dan perkembangan
dari struktur embrio benih yang penting, untuk jenis benih yang dimaksud, adalah
indikasi dari kemampuan untuk menghasilkan tanaman normal dalam kondisi baik.
Definisi ini berfokus pada reproduksi kemampuan benih, tujuan penting dalam
pertanian. Definisi lain menganggap kecambah menjadi pembukaan kembali aktif
pertumbuhan dengan embrio yang mengakibatkan pecahnya kulit biji dan munculnya
muda tanaman. Definisi ini menganggap bahwa bibit tersebut telah dalam keadaan
ketenangan, atau istirahat, setelah pembentukan dan pengembangan. Selama masa
istirahat, benih adalah relative keadaan tidak aktif dan memiliki tingkat metabolism
rendah. Hal ini dapat tetap dalam keadaan itu sampai kondisi lingkungan memicu
dimulainya kembali pertumbuhan aktif. Terlepas dari yang definisi lebih disukai,
harus ditekankan bahwa seseorang tidak dapat benar-benar benih proses
perkecambahan terungkap. Untuk itu semua definisi mencakup beberapa ukuran
bibit pembangunan, meskipun ini terjadi setelah acara perkecambahan (McDonald,
2004)
Meskipun nama umum tanaman Vigna sinensis ini lebih terkait erat dengan
kacang tanah daripada kacang polong. Merupakan tanaman tahunan kuat lebat
dengan silinder melingkar berisi polong. Sebuah tanaman yang sangat unik, karena
meskipun tanaman asli baik Afrika Tengah atau Amerika Tengah tetapi
dibudidayakan di seluruh Asia Tenggara selama lebih dari 2000 tahun. Sekarang
banyak tumbuh di daerah tropis terutama sebagai tanaman pakan, tutup tanaman,
atau sebagai pupuk hijau: biji tersebut diberikan kepada ternak
dan unggas. Tanaman yang penting di India, Cina, dan Amerika Serikat
Selatan. Tanaman ini rentan terhadap suhu dingin dan curah hujan tinggi, dan
tumbuh hanya di daerah hangat dan lembab. Kacang panjang oriental Vigna
sesquipedalis tumbuh sebagai sayuran, dan memiliki hama serupa spectrum (Hill,
2008).
Metode Germinasi
Imbibisi air merupakan proses awal perkecambahan. Air yang masuk diserap
oleh biji berguna untuk melunakkan kulit biji dan menyebabkan pengembangan
embrio dan endosperm. Kuantitas (tingkat energi), kualitas (warna atau panjang
gelombang) dan lamanya penyinaran (fotoperiode) dalam daur harian atau musiman
mempunyai pengaruh nyata terhadap perkecambahan. Umumnya cahaya, untuk
merangsang pertumbuhan mempunyai tingkat energi yang rendah. Proses
perkecambahan sangat responsif terhadap temperatur. Bermacam-macam biji
mempunyai tiga titik-titik kardinal, yaitu: temperatur minimum, temperatur optimum,
dan temperatur maksimum. Pada pertumbuhan vegetatif yang normal terjadi pada
temperatur kardinal. Perkecambahan menurunkan tingkatan oksigen yang tinggi
kecuali bila respirasi yang berhubungan dengan fermentasi. Penurunan kandungan
oksigen udara dibawah 20 % akan menurunkan kegiatan perkecambahan (Kamil,
1992).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan menurut Fisher dan Peter
(1992), antara lain: air, cahaya, temperatur, gas, dan masa dormansi.
BAB II
MATERI DAN METODE
Materi
Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain air suling, air
hangat, H2SO4, air dingin, kertas saring, amplas, bekker glass, penyemprot, media
tanam, serta tali rafia.
Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain biji tanaman
kacang panjang (Vigna sinensis).
Metode
Germinasi. Biji kacang panjang (Vigna sinensis) diskarifikasi dengan empat
macam perlakuan yaitu diamplas, direndam H2SO4, air hangat, dan air suling.
Setelah itu ditanam pada medium berpasir. Kemudian diamati pertumbuhan setiap
hari selama 2 minggu. Hal-hal yang diamati meliputi hari berkecambah, hari
berbunga, hari berpolong, persentase perkecambahan, persentase berbunga, dan
persentase berpolong.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Praktikum germinasi kali ini menggunakan biji tanaman kacang panjang.
Tanaman ini diperlakukan dengan berbagai macam perlakukan, hal ini bertujuan
untuk mengetahui cepat mana proses perkecambahan biji ini setelah diperlakukan
dengan berbagai cara.
Perlakuan pertama adalah dengan perendaman dengan menggunakan air
hangat. Hal ini akan menyebabakan terbukanya kulit dari biji sehingga
perkecambahan lebih cepat dari pada perendaman dengan air dingin dalam waktu
yang lama.
Perlakuan kedua yaitu dengan merendam biji dalam larutan asam sulfat pekat
(H2SO4), hal ini bertujuan untuk membuat kulit biji mengalami degradasi sehingga
perkecambahan akan lebih cepat. Namun perendaman di dalam asam sulfat pekat
(H2SO4) apabila terlalu lama maka akan menyebabkan biji menjadi mati.
Perlakuan berikutnya adalah dengan air suling, hal ini tidak akan menyebabkan
terjadinya penambahan kecepatan perkecambahan. Biji kacang panjang direndam
dengan air biasa tidak dapat mengubah struktur biji legume yang keras.
Perlakuan terakhir adalah dengan mengamplas kulit biji legume. Perlakuan ini
menyebabkan kulit biji semakin tipis dan akan semakin banyak rongga udara yang
terjadi. Hal inilah yang menyebabkan perkecambahan akan semakin cepat.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, data menunjukkan bahwa biji
Vigna sinensis yang diberi perlakuan dengan air suling mengalami germinasi,
sedangkan biji Vigna sinensis yang lain yang diberi perlakuan berbeda tidak
mengalami germinasi. Biji tanaman Vigna sinensis mengalami awal perkecambahan
pada hari kedua pengamatan.
Biji yang mendapat perlakuan dengan air suling mengalami pertumbuhan
yang cepat. Hari kedua pengamatan, dari 3 biji yang diamati dan mendapat
perlakuan sama hanya 1 yang dapat mengalami germinasi, sedangkan panjang
kecambah yang tumbuh adalah 1 cm. Hari ketiga pengamatan panjang kecambah
mencapai 3 cm. Hari keempat pengamatan panjang kecambah mencapai 7 cm. Hari
kelima pengamatan panjang kecambah mencapai 7 cm. Hari keenam pengamatan
panjang kecambah mencapai 10 cm dan mulai tumbuh dua helai daun. Hingga hari
kedelapan tidak terjadi perubahan pertumbuhan pada biji kacang panjang yang
diberi perlakuan dengan air suling. Sementara itu, biji lain yang diberi perlakuan
dengan air hangat, H2SO4, dan diamplas atau dilukai tidak menunjukkan tanda-tanda
germinasi. Pada hari kesembilan kecambah pada perlakuan dengan air suling
mencapai tinggi 20 cm. Keadaan tersebut bertahan hingga pengamatan berakhir
setelah hari keempatbelas (dua minggu).
Data yang diperoleh saat praktikum adalah terjadinya pertumbuhan tinggi
tanaman serta terjadinya penambahan tunas. Tanaman ini mampu beradaptasi
dengan lingkungan dengan bukti bahwa tanaman tersebut dapat melakukan
perkembangbiakan. Ketahanan hidup memerlukan daya tahan terhadap stress
lingkungan hidupnya. Kesinambungan beradanya suatu species tanaman pasture
dalam suatu padangan menunjukkan adanya mekanisme yang cukup untuk tetap
hidup (Reksohadiprojo, 1995).
BAB IV
KESIMPULAN
Beberapa perlakuan dengan menggunakan air hangat, H2SO4, air suling dan
pengamplasan didapatkan biji tumbuh lebih cepat pada perlakuan menggunakan air
suling. Biji yang mendapat perlakuan dengan air hangat, H2SO4, dan pengamplasan
tidak tumbuh. Tidak tumbuhnya kecambah antara lain disebabkan oleh perendaman
di dalam asam sulfat pekat (H2SO4) terlalu lama atau pengamplasan yang
menyebabkan terkelupasnya kulit biji sehingga mengakibatkan biji mati. Tumbuhnya
tunas menandakan tanaman dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fisher N. and Petter G. 1992. Fisiologi Tanaman Tropik. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Hill, D. S. 2008. Pests of Crops in Warmer Climates and Their Control. Springer.
Kamil, J. 1992. Teknologi Benih. Jilid 1. Angkasa, Bandung.
McDonald, B. M. 2004. Fisiologi Benih Perbenihan Program Benih Biologi Departemen Ilmu dan Tanaman Hortikultura. Ohio State University. Ohio.
Reksohadiprodjo, S. 1995. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE, Yogyakarta.
Sutopo, L. 1993. Teknologi Benih. Cetakan ke-3.Rajawali