Gereja Memperjuangkan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan ...Mahamboro... · 80an, di dalam...

3
•O ini Gereja Memperjuangkan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Keadilan, perdannaian, dan keutuhan ciptaan Inerupakan bagnan yang integral dalam spiritualitas Kristiani. Tanpa memperjuangkan ketiga hal ini, pewartaan Gereja mengenai Kabar Gembira akan terasa timpang dan tidak utuh. Mengapa timpang atau tidak utuh? Karena Gereja nmeneruskan tugas perutusan Yesus sebagaimana tertulis di Injil: "Roll Tilhan ada pada-Ku, oleh sebab la telall mengurapi Aku, untuk nicuymnpaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan la tela/l njengtltus A kil untuk lnenlberitakan penlbebasan kepada orang-orang tatvanan, dan penglihatan bagi orang- orang buta, untuk 'nembebaskan orang-orang yang tertindas, untuk lnenlberitakan tahun rah'nat Tuhan telall datang." (Lk 4:18-19). Ini dikatakan Yesus di awal karya-Nya. la menyadari bahwa misi-Nya adalah mewartakan Injil Kerajaan Allah. Mengenai Kerajaan Allah, St. Paulus menulis: " ... Kerajaan Allah bilkanlall soal Inakanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roll Kudus." (Rm 14:17). Karena semakin menyadari hal ini, di keuskupan-keuskupan mulai dibentuk komisi keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan (justice, peace, and integrity of creation). Beberapa kongregasi atau tarekat religius bahkan telah terlebih dahulu mendirikan komisi ini sebagai bagian dari karya kerasulan mereka. Asal usul istilah Pada tahun 197()an hingga 80an, di dalam pertemuan- pertemuan Dewan Gereja-gereja Sedunia (World Council of Churches), yakni forum Gereja-gereja Kristen dari berbagai macam denommasi, diangkat keprihaunan mengenai perkembangan yang terjadi di dunia. Setelah Perang Dunia Il usai, banyak negara-negara terutarna di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, Inelnperoleh kemerdekaannya. Dunia Inemulai babak baru setelah kolonialislne berlalu. Negara-negara ditantang untuk saling bekcrjasmna sebagai rekan yang setara dan sederajat. Namun, rupanya kesenjangan antara negara Iniskin dan kaya semakin melebar. Ditatnbah lagi, ketegangan dua blok besar yang berkuasa, yakni Blok Barat dan Blok Tinntr, makin menguat. Menghadapi situasi politik global ini, W CC merasa terpanggil untuk terlibat Inewt1Jt1dkan Inasyarakat dunia yang adil, partisipatif, dan berkelanjutan (just, participatory, sustainable society). Dalam Sidang Umtnn ke-6 di Vancouver, Kanada, pada tahun 1983, arah ketcrlibatan gereja- gereja anggota WCC mengalami 'modifikasi" menjadi komitmen untuk mewujudkan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan (justice, peace, and integrity of creation). Istilah "berkelanjutan" (sustainable) sebetulnya telah mencakup kepedulian terhadap persoalan lingkungan alam. Nanum, nuansa yang terkandung di dalanmya masih terpusat pada manusia; eksistensi alam demi keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, istilah "berkelanjutan" disempurnakan dengan istilah lain, yakni "keutuhan ciptaan" (integrity of creation). Istilah yang terakhir ini tidak menempatkan manusia sebagai yang lebih penting daripada ciptaan lain, melainkan seluruh Inspirasi I Nomor 148 Tahun Xlll Desember 2016 Oleh D. BISMOKO MAHAMBORO, ciptaan Inejnpunyai nilai intrinsik dalaill dirinya. Setnua ciptaan saling terhubung. Di lingkup Gereja Katolik, berkenlbang keprihatinan yang sanm seperti di W CC. Perkembangan bangsa-bangsa yang menjanjikan Inasa depan hidup bersmna yang lebih baik Inetnang diapresiasi Paus Paulus VI yang menulis ensiklik Populontl'l Progressio (1967). Pendahulu Paulus VI, yakni Paus Yohanes X X Ill, sebelurnnya telah Inenyadari bahwa ntenjaga perdanmian menJadi tugas penting Gereja. Di masa eskalasi ketegangan 1310k Barat dengan Blok Tilnur, ia menuli.s ensiklik Pac('01 in (1963). Selain itu, ketika perhelatan Konsili Vatikan Il berlangsung, gagasan untuk menibentuk suatu komisi yang berhubungan dengan perjuangan keadilan dan perdamaianjuga Inuncul. Di dalail) Gaudill'll et Spes dinyatakan demikian: "Adapun 'Ilisi k'/tusus, yang ole/l Kristus telall dipercayakan kepada Gcrcja-N)'a, tidak' terletak di bidang politik, ek'0'10'lli atau sosial; sebab tuiuan )'ang telah di tetapkan- Nya untille Gen:ia bets(lat keagatnaan (religius -red.). Tcntu sma dari misi kcaganjaan itu sendiri 'nuncullall tugas, terang dan daya-kckuatan, yang dapat lnelayani pctnbentukan dan pcneeuhan tnasyarakat ntanusia "lenurut Flilknm liaili." (GS 42). Maka pada tahun 1967, sesuai arnanat KV Il, Paus Paulus VI Inembentuk Komisi untuk Keadilan dan Perdamaian (Pontifical Connnision./orJustice and peace). Pada tahun 1988, Paus Yohanes Paulus Il mengubah status sebagai "komisi" menjadi "Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian" (Pontifical Council for Justice and Peace).

Transcript of Gereja Memperjuangkan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan ...Mahamboro... · 80an, di dalam...

•O ini

Gereja Memperjuangkan

Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan

Keadilan, perdannaian,dan keutuhan ciptaan Inerupakanbagnan yang integral dalamspiritualitas Kristiani. Tanpamemperjuangkan ketiga hal ini,pewartaan Gereja mengenai KabarGembira akan terasa timpang dantidak utuh. Mengapa timpangatau tidak utuh? Karena Gerejanmeneruskan tugas perutusanYesus sebagaimana tertulis diInjil: "Roll Tilhan ada pada-Ku, olehsebab la telall mengurapi Aku, untuk

nicuymnpaikan kabar baik kepada

orang-orang miskin; dan la tela/l

njengtltus A kil untuk lnenlberitakan

penlbebasan kepada orang-orang

tatvanan, dan penglihatan bagi orang-

orang buta, untuk 'nembebaskan

orang-orang yang tertindas, untuk

lnenlberitakan tahun rah'nat Tuhan

telall datang." (Lk 4:18-19). Inidikatakan Yesus di awal karya-Nya.la menyadari bahwa misi-Nyaadalah mewartakan Injil KerajaanAllah. Mengenai Kerajaan Allah, St.Paulus menulis: " ... Kerajaan Allah

bilkanlall soal Inakanan dan minuman,

tetapi soal kebenaran, damai sejahtera

dan sukacita oleh Roll Kudus." (Rm

14:17). Karena semakin menyadarihal ini, di keuskupan-keuskupanmulai dibentuk komisi keadilan,perdamaian, dan keutuhan ciptaan(justice, peace, and integrity ofcreation).

Beberapa kongregasi atau tarekat

religius bahkan telah terlebih

dahulu mendirikan komisi inisebagai bagian dari karya kerasulan

mereka.

Asal usul istilahPada tahun 197()an hingga

80an, di dalam pertemuan-pertemuan Dewan Gereja-gereja

Sedunia (World Council of Churches),

yakni forum Gereja-gereja Kristen

dari berbagai macam denommasi,diangkat keprihaunan mengenaiperkembangan yang terjadi didunia. Setelah Perang DuniaIl usai, banyak negara-negaraterutarna di Asia, Afrika, danAmerika Selatan, Inelnperolehkemerdekaannya. Dunia Inemulaibabak baru setelah kolonialislneberlalu. Negara-negara ditantanguntuk saling bekcrjasmna sebagairekan yang setara dan sederajat.Namun, rupanya kesenjanganantara negara Iniskin dan kayasemakin melebar. Ditatnbah lagi,ketegangan dua blok besar yangberkuasa, yakni Blok Barat danBlok Tinntr, makin menguat.Menghadapi situasi politik globalini, W CC merasa terpanggil untukterlibat Inewt1Jt1dkan Inasyarakat

dunia yang adil, partisipatif, danberkelanjutan (just, participatory,

sustainable society).

Dalam Sidang Umtnn ke-6di Vancouver, Kanada, pada tahun1983, arah ketcrlibatan gereja-gereja anggota WCC mengalami'modifikasi" menjadi komitmen

untuk mewujudkan keadilan,perdamaian, dan keutuhan ciptaan(justice, peace, and integrity ofcreation).

Istilah "berkelanjutan" (sustainable)sebetulnya telah mencakupkepedulian terhadap persoalanlingkungan alam. Nanum, nuansayang terkandung di dalanmya masihterpusat pada manusia; eksistensialam demi keberlangsungan hidupmanusia. Oleh karena itu, istilah"berkelanjutan" disempurnakandengan istilah lain, yakni"keutuhan ciptaan" (integrity ofcreation). Istilah yang terakhir initidak menempatkan manusiasebagai yang lebih penting daripadaciptaan lain, melainkan seluruh

Inspirasi I Nomor 148 Tahun Xlll Desember 2016

Oleh D. BISMOKO MAHAMBORO,

ciptaan Inejnpunyai nilai intrinsikdalaill dirinya. Setnua ciptaan salingterhubung.

Di lingkup GerejaKatolik, berkenlbang keprihatinanyang sanm seperti di W CC.Perkembangan bangsa-bangsa yangmenjanjikan Inasa depan hidupbersmna yang lebih baik Inetnangdiapresiasi Paus Paulus VI yangmenulis ensiklik Populontl'l Progressio(1967). Pendahulu Paulus VI, yakniPaus Yohanes XX Ill, sebelurnnya

telah Inenyadari bahwa ntenjagaperdanmian menJadi tugas pentingGereja. Di masa eskalasi ketegangan1310k Barat dengan Blok Tilnur,ia menuli.s ensiklik Pac('01 in

(1963). Selain itu, ketika perhelatanKonsili Vatikan Il berlangsung,gagasan untuk menibentuksuatu komisi yang berhubungandengan perjuangan keadilan danperdamaianjuga Inuncul. Didalail) Gaudill'll et Spes dinyatakan

demikian: "Adapun 'Ilisi k'/tusus,yang ole/l Kristus telall dipercayakan

kepada Gcrcja-N)'a, tidak' terletak di

bidang politik, ek'0'10'lli atau sosial;

sebab tuiuan )'ang telah di tetapkan-

Nya untille Gen:ia bets(lat keagatnaan

(religius -red.). Tcntu sma dari misi

kcaganjaan itu sendiri 'nuncullall tugas,

terang dan daya-kckuatan, yang dapat

lnelayani pctnbentukan dan pcneeuhan

tnasyarakat ntanusia "lenurut Flilknm

liaili." (GS 42). Maka pada tahun1967, sesuai arnanat KV Il, Paus

Paulus VI Inembentuk Komisiuntuk Keadilan dan Perdamaian(Pontifical Connnision./orJustice and

peace). Pada tahun 1988, Paus

Yohanes Paulus Il mengubah status

sebagai "komisi" menjadi "DewanKepausan untuk Keadilan danPerdamaian" (Pontifical Councilfor

Justice and Peace).

O ini 21

Rupanya, kendati seakanberjalan sendiri-sendiri, baikGereJa Katolik nnaupun GerejaProtestan/Reformasi mempunyaikeprihatinan yang sama dantelah berusaha mertllnuskankembali tugas perutusan di tengahperkenobangan dunia yang sepertiitu.

Setclah perternuan diVancouver, tema mengenaikeadilan, perdamaian, dankeutuhan ciptaan diolah kembali.Pada tabun 1989, KonferensiGereja-gereja Eropa yangmerupakan forum kerjasamaperwakilan-perwakilan GerejaAnglikan, Ortodox, Protestan,dan lain-lain, menyelenggarakanPertemuan Ekumenis Eropa yangpertama di Basel, Swiss. Dalamperhelatan ini, Konferensi Uskup-uskup Gereja Katolik di Eropadiudang. Di Basel inilah untukpertanna kalinya Gereja Katolik danGereja Protestan bertemu setelahberatus-ratus tahun saling anlbiljarak akibat peristiwa ReformasiProtestan. Sejak saat itu, telahdiadakan beberapa kali pertemuanekumenis berskala internasionaluntuk membahas dan menegaskankelnbali konmtmen Gereja terhadapkeadilan, perdarnaian, dankeutuhan ciptaan.

K ini kosakata keadilan,perdamaian, dan keutuhan ciptaan(atau yang lazim diingat orangdengan akronim JPIC, justice,peace, and integrit)' ofcreation) telahsering terdengar di lingkup GerejaKatolik. Namun sebetulnya, apamakna dan cakupan JPIC ini?

KeadilanSebagaimana telah

disinggung di atas, KV II mendesakpendirian suatu lembaga gerejawiyang bersifat internasional, yangtugasnya adalah mempromosikan

keadilan. GS artikel 90 menyatakan

demikian:"Adapun Konsili, seraya mengindahkan

penderitaan-penderitaan tiada

Ilit1W111)'a, yang sekarang pun masihmenyiksa tnayoritas untat "lanusia, lagipula untuk di tnana-ntana menilll)llkkeadilall maupun cinta kasill Kristilstcrhadap kaum niiskin, meniandangsangat pada temparnya mendirikansuatu lentbaga universal Gereja,"lisinya ialah Iliendorong perscklltuanuniat katolik, supaya k'('lnajuan daerah-daerall yang Iniskin serra keadilaninternasional ditingkatkan. "

Atas dasar amanat untukmemperjuangkan keadilan,khususnya bagi mereka yang miskindan mengalanli ketidakadilan, makadibentuklah lembaga yang kinidisebut Dewan Kepausan untukKeadilan dan Perdamaian. Tujuan

didirikannya lembaga ini ialahuntuk mempromosikan perdamaiandan keadilan dalam terang Injildan Ajaran Sosial Gereja (ASG).Untuk itu, lembaga kepausanini bertugas memperdalam danmemperkenalkan kekayaanpandangan-pandangan Gerejayang berkaitan dengan persoalan-persoalan sosial, serta mendorongpenerapan prinsip-prinsip ASG kedalam persoalan sosial konkret.

Munculnya ASG dalamtradisi Gereja Katolik didorongoleh keprihatinan akan pelanggarandan perendahan martabat manusia.Martabat manusia ini adalah prinsiputama yang mendasari semua ASG.

Dalam kacamata iman Kristiam,manusia adalah "citra Allah" (intagoDei) sehingga ia adalah tujuan padadirinya dan tidak boleh pernahdijadikan sarana untuk Inencapaitujuan tertentu. Sampai hari ini,kasus-kasus perendahan martabatmanusia tidak pernah berhenti:mulai eksploitasi tenaga kerjamurah, perdagangan manusia(tra_tÌick'ing), aborsi, kekerasan dalannrumah tangga (RDRT), hinggakekerasan atau pengucilan terhadapkelompok-ke101npok minoritasreligius.

Ketidakadilan terjadi didalam masyarakat ketika pihakyang lebih lemah tidak mampu/

9.

dapat berpendapat atau berbuatsebagaimana pihak yang lebih kuat.Pihak yang lebih kuat, entah secarapolitis atau ekonomi, mendapatkeuntungan karena mereka dapatmemaksakan kehendaknya.Gagasan bahwa pihak yang palinglemah adalah ukuran keadilan didalam masyarakat, sejalan dengankonsep keadilan yang kita temukandalam tradisi Yudeo-Kristiani, dimana Allah ditampilkan sebagaipembela kaum lemah yang tidakmampu mempertahankan dirinyadi bidang sosial, ekonomi, atauhukum (lih. Kel 22:21dst; Mzm146:9•, 10:12, Yer 5:28). Maka,membela mereka yang tersingkir,

Nomor 148 Tahun XIII Desember 2016 Inspirasi

a O ini

tertindas, dan terampas hak-haknya,

selain merupakan pembelaanterhadap martabat manusia,merupakan bentuk kesaksian akanKabar Gembira.

PerdamaianIstilah biblis untuk

damai adalah shalom. Kata ini

punya pengertian yang luas dan

komprehensif. la tidak hanya

meliputi situasi tiadanya kekerasan

atau perang, tapi juga mencakupkesehatan jasmani, kesejahteraan

[materiall, kepuasan, ketenangan,

hidup yang seimbang di dalam

masyarakat. Jika seseorang

mengalami shalom, ia tidak saja

sekadar mengalami suasana

nyaman dan aman tanpa gangguan

atau ancaman, namun iajugamempunyai harapan baru karenaia telah "didamaikan" (mengalamirekonsiliasi) dan kembalimengalami keselarasan dengan yanglain. Shalom menunjuk pada situasikeutuhan, keseimbangan, harmoni,di mana kebutuhan-kebutuhandua pthak diakui dan diterimasecara proporsional. Di dalampengertian shalom, diandaikanadanya relasi antara pihak-pihakyang berfungsl dengan baik. Maka,shalom mencakup pengertiandamai antara kita dengan Allah,kita dengan sesama, dan kitadengan lingkungan. Gagasan darikeseimbangan, keutuhan, harmoniyang menyeluruh di dalam istilahshalom menunyuk baik pada tataranindividual, komunal, maupun jugalingkungan hidup.

Beberapa tahun silam,ketika rezun Orde Baru berkuasa,kita mengenal pengertian "damai"dalam konteks keamanan danstabilitas nasional. Dari kacamata

rezim yang berkuasa, gerakanprotes atau konfllk antar kelompok,merupakan ancamankeamanan dan stabilitas nasional.Maka tindakan yang dilakukanrezim seringkab berslfat represrf.Penyelesaian konflik antar

masyarakat dilakukan dengan

pendekatan militeristik. Ini

mungkin dapat meredam konflik,

namun hanya untuk sementara

waktu. Kendati situasi kembali

menjadi aman, namun bisa jadi itu

hanya di permukaan. Seringkali

terjadi, dendam dan permusuhan

antara pihak-pihak yang berperkara

belum sama sekali padatn. Di lain

waktu, ketegangan-keteganganbaru bisa meledak. Hal ini sudahterjadi berkali-kali di negeri kita.

Bangsa Indonesia bagaikan

sebuah "perahu retak" menurutbudayawan Emha Ainun Nadjib.Pada tahun 1995, ia menulis liriklagu denganjudul tersebut, yangnadanya kemudian diciptakanoleh Franky Sahilatua. Dalamlagu itu digambarkan bahwabangsa Indonesia mendiami bumiyang subur dan rakyat sebetulnyabisa mengalami kemakmuran.Namun, perjalanan menuju kepadakesejahteraan untuk semua ternyatatidak mudah. Bagaikan sebuahperahu retak, bangsa Indonesiamenghadapi gelombang. la bisapecah dan kandas di tengahjalan. Gambaran ini kiranyamenunjukkan realitas pengalamanberbangsa kita. Untuk itu Gerejaterpanggil untuk mewujudkanshalom dengan cara menjadi agenyang mampu memulai rekonsiliasi-rekonsiliasi di masyarakat. Atau,bahkan Gereja sendiri perlu ber-rekonsiliasi dengan komunitas-komunitas lain di masyarakat.Seperti telah disinggung di atas,rekonsiliasi berarti relasi yang retakantara pihak-pihak menjadi pulihkembali.

Keutuhan ciptaanIsnlah "keutuhan ciptaan"

menunjuk pada persoalan ekologisyang kiru makin disadan olehsemua orang, terutama orangKrtsten. Apalagl seoak KardmalBergoglio terpillh menjadl paus.Pillhan namanya, yakm dariSt. Fransiskus Assisi, sudah

hspiraS I Nomor 148 Tahun XIII Desember 2016

menunjukkan kepeduliannya padalingkungan hidup. Sejak memulaimasa pontifikatnya, di berbagaikesempatan Paus Fransiskusmenyinggung persoalan krisisekologis. Sampai akhirnya iamenerbitkan ensiklik sosial yangkhusus bicara mengenai persoalanlingkungan hidup, Laudato Si'.Memang para pendahulu PausFransiskus pernah menyinggungpersoalan tersebut, namun tidaksecara khusus dan mendalam.Dengan Laudato Si', elemen ketigadari J PIC ini lama kelamaandisadari Gereja sebagai bagiandari pewartaan Kabar Gembira.Memperjuangkan keutuhan ciptaanberarti mengupayakan kelayakanhidup manusia sendiri, sehinggamanusia dapat hidup secaramanuslawl.

Gerakan-gerakan pedulilingkungan hidup dapat kitatemukan di berbagai tempat.Persoalan ini berdampak bagi siapasaja. Maka, kepedulian kepadakelestarian alam dan lingkunganhidup bisa menjadi peluangkerjasama dengan semua orang yangberkehendak baik, apapun latarbelakang budaya atau agamanya.

JPIC atau KPKC bukanlahsemata-mata nama salah satukomisi atau lembaga. Sepertl yangtelah disebut di atas, keadilan,perdamaian, dan keutuan cnptaanmerupakan bagian integral dariiman Kristiani. Jika Gerejamembentuk tim kerja atau lernbagayang bersentuhan dengan isu-isu keadilan, perdamaian dankeutuhan ciptaan, maka gerak inidimaksudkan sebagai penekananpada aspek-aspek penting pewartaanKabar Gembira. Sebagat aspekpenting, maka ketiga hal inikiranya meryadi tink temu untukdiskusi dan aksi, untuk dialog dankeoasama.y

*Penulis di SeminariSanto Paulus Ycwakarta

uaax oerxata oanwa