Gerakan Literasi dan Jurnalisme Efektif - jatim.kemenag.go.id · Sultan Hasanuddin di Makassar juga...

60
1 MPA 6/371 / 2017 MTSN 2 TUBAN PP . ISMUL HAQ MOJOKERTO NO. 6/371 / 2017 / TH. XXXXII Inspirasi Lomba Bersih Lingkungan Model Adiwiyata Gerakan Literasi dan Jurnalisme Efektif MTsN Krian Sidoarjo

Transcript of Gerakan Literasi dan Jurnalisme Efektif - jatim.kemenag.go.id · Sultan Hasanuddin di Makassar juga...

1MPA 6/371 / 2017

MTSN 2 TUBAN

PP. ISMUL HAQ MOJOKERTO

NO

. 6/3

71 /

2017

/ TH

. XX

XX

II

InspirasiLomba Bersih Lingkungan Model Adiwiyata

Gerakan Literasi dan Jurnalisme Efektif

MTsN Krian Sidoarjo

2 MPA 6/371 / 2017

Para mantan Kakanwil kemenag Prov. jatim pun turut hadir dalam Silaturahim dan Halal bi Halaldi Kebun Raya Purwodadi-LIPI Pasuruan (9 Juli 2017).

Menag memberikan amanatnya dalam Silaturahimdan Halal bi Halal Kanwil Kemenag Prov. Jatim yang dihadiri

ribuan peserta serta mantan pejabat.

Menag dan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim berolah ragabersama peserta silaturahim dan halal bi halal

di Kebun Raya Purwodadi-LIPI (9 Juli 2017).

3MPA 6/371 / 2017

MEDIA INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN EDUKASI, KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA

PROVINSI JAWA TIMUR

MPA 6/371 / 2017

PENANGGUNG JAWAB:Drs. H. Syamsul Bahri, M. Pd.I

REDAKTUR:Drs. H. Moch Amin Mahfud, M. Pd.I

H. Ramin Abd. WahidH. Abd. Hadi AR

H. Athor SubrotoH. Hartoyo

H. Ahmad Husein ARMahsun Zain, S.Ag, M.Si

PENYUNTING/EDITOR:Choirul Mustofa

SupriantoM. Hisyam

Syahriel MohiAnnie Athi’ah

DESAIN GRAFIS:Muhammad Munib

M. Tajuddin NurcholisNuris Setiahadi

M. Mufl in

FOTOGRAFER: Isnawati

Bagus BudimanRizki Diani

KORESPONDEN:Berkedudukan di setiap Kankemenag

Kabupaten/Kota se-Jawa Timur.

ALAMAT REDAKSI:Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,

Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490

e-mail: [email protected]

DITERBITKAN OLEH:Kantor Wilayah Kementerian Agama

Provinsi Jawa Timur.

Bung Karno, seorang proklamator bangsa Indonesia, berkata: “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.”

Ungkapan tersebut seakan menemukan relevansinya, ketika melihat benturan antar sesama anak bangsa saat ini. Kokohnya persatuan bangsa terus­menerus dikoyak dengan tindakan­tindakan intoleransi. Kita menyaksikan antar mereka saling melontarkan tudingan, fi tnah, cacimaki dan saling lapor­melapor. Ujung­ujungnya adalah terjadinya perseteruan, pertikaian dan perpecahan antar sesama anak bangsa.

Kebhinekaan Indonesia seharusnya disikapi dengan tenggang rasa, saling menghargai, saling mengerti dan memahami. Sebab kalau sikap semacam ini tidak dipengang erat­erat, tentu akan menuju pada kehendak ingin menangnya sendiri. Hal itu disokong oleh ego merasa paling benar sendiri lantas memaksakan kehendak pribadi dan kelompoknya masing­masing.

Itulah yang seharusnya menjadi musuh kita bersama. Sebab ini akan dapat memecah­belah kebhinekaan bangsa. Bagaimanapun juga, kebhinekaan adalah merupakan realitas nyata bangsa yang harus kita terima bersama. Jangan sampai kebhinekaan yang ada tersebut, justru menjadi jalan perseteruan dan perpecahan.

Khebinekaan semestinya kita jadikan modal bersama untuk mengisi kemerdekaan Indonesia. Sebab keberagaman tak saja merupakan aset bagi kehidupan bernegara, namun sekaligus sebagai anugerah dalam berbangsa. Maka sudah sewajarnya jika kebhinekaan dan keberagaman kita wadahi dalam bingkai toleransi yang berbasis persatuan.

Dulu kita berhasil merebut kemerdekaan dari para penjajah, karena para founding father kita sanggup merajut kebhinekaan dan keberagaman dalam garis kesatuan dan persatuan bangsa. Dengan modal bersama itulah, bangsa ini bebas dari segala bentuk penjajahan dan dapat berdiri di kaki sendiri.

Namun sayangnya, ketika kemerdekaan ini berjalan hingga saat ini, kita justru berbuat yang sebaliknya. Modal kebhinekaan justru dipakai untuk memecah kesatuan. Demikian pula dengan anugerah keberagaman, juga digunakan untuk membelah persatuan. Setiap kelompok lebih menojolkan golongannya sendiri ketimbang mengedepankan kesatuan dan persatuan.

Solusinya, sebagai anak bangsa kita semua harus merajut kembali kebhinekaan dan keberagaman yang ada. Dengan sikap toleran kita pinggirkan intoleransi. Dengan kebersamaan kita rangkum beragam perbedaan. Dengan persatuan bangsa, kita rajut benih­benih pertikaian dan perpecahan yang ada dalam bingkai satu­kesatuan berbangsa dan bernegara.

Nah, seputar persoalan inilah yang kami angkat sebagai tema Lensa Utama edisi ini. Selamat membaca!

Teropong ------------------------------- 4Lensa Utama --------------------------- 5Lensa Khusus --------------------------- 17Agama ---------------------------------- 22Khotbah -------------------------------- 28Ta’aruf ---------------------------------- 30Bilik Santri ----------------------------- 32Serambi Madrasah --------------------- 34

Edukasi --------------------------------- 36Keluarga -------------------------------- 42Figur ------------------------------------ 43Selasar ----------------------------------- 44Syifa ------------------------------------ 46Annisa’ --------------------------------- 48Lintas Peristiwa ------------------------ 49Dunia Islam ---------------------------- 57

4 MPA 6/371 / 2017

Kebangkitan Patriotisme

Setelah tiga abad dijajah oleh kolonialisme Belanda dan tiga se­

tengah tahun oleh Jepang tum buh benih benih patrio ­tisme dan rasa nasio nalisme sehingga berhasil mem­proklamasikan kemerdekaan Ne gara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Bermula dengan da­tangnya rom bongan kapal dagang. Empat kapal Belanda mendekati pantai barat Suma tera. Delapan belas hari kemudian mereka mencapai pelabuhan Banten di Jawa Barat. Keempat kapal Belanda itu dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 5 Juni 1596. Ekspedisi pertama kapal Belanda ke Indonesia tersebut dipandang sebagai titik tolak penjajahan Belanda di Indonesia.

Perjanjian pertama dilakukan antara armada Belanda dengan Sultan, penguasa di Banten. Armada pimpinan Houtman menunjukkan surat Pangeran Maurits yang menginginkan kerjasama dagang yang saling menguntungkan. Sultan Banten yang tidak memiliki prasangka buruk sama sekali menyambut dan menerimanya.

Dikemudian hari datang armada kedua. Pada tahun 1598, ekspedisi pedagang Belanda membawa 22 kapal. Tiga belas diantaranya mengambil rute mengelilingi Tanjung Harapan. Sisanya bertebaran menempuh jalan lain. Dalih kerjasama ekonomi (berdagang) menjadi titik awal penjajahan kolonialisme Belanda di Indonesia selama hampir tiga abad. Penjajahan yang membuat pen duduk Bumi Putera tertindas dan menderita.

Selama penjajahan Belanda, timbul pemberontakan yang bersifat lokal dan sporadis. Mereka diantaranya adalah pemberontakan pimpinan Pangeran Diponegoro, Kiai Mojo, Imam Bonjol,

dan sebagainya. Pemberontakan lebih besar dan lama muncul di Aceh pimpinan Teuku Umar, Cik Di Tiro, Cut Nya Dien, dan lain­lain. Sultan Hasanuddin di Makassar juga melakukan perlawanan. Pemberontakan ini dipandang kecil oleh pemerintah kolonial Belanda. Bagi penjajah sekalipun harus memakan banyak tenaga, waktu dan biaya, pembe­rontakan melawan penjajah Belanda ini akhitnya bisa ditumpas.

Perlawanan yang lebih massif dengan kesa daran jiwa kebangsaan muncul adanya gerakan­gerakan yang bersifat nasional. Boedi Oetomi dianggap sebagai organisasi perintis kebangkitan nasional. Organisasi ini diikuti oleh para priyayi dan kaun terpelajar di Jawa. Ki Hajar Dewantorolah yang membicarakannya dengan Menteri Ali Sastroamijoyo yang kemudian direspon oleh Bung Karno dan Bung Hatta, akhirnya berdirinya Boedi Oetomo sebagai hari bersejarah. Kete­tapan itu dilakukan pada tahun 1948. Situasi saat itu yang mendorong ditetap­kannya Hari Kebangkitan Nasional.

Situasi krisis melanda pemerintahan Republik Indonesia yang baru merdeka. Agresi Belanda yang dibantu oleh negara­negara sekutu mau merenggut kembali kemer dekaan Indonesia.

Peme rintah Negara Soviet di Indonesia yang dipro­kla masikan oleh Muso, pimpinan PKI di Madiun, pada September 1948 melaku kan pemberontakan dan kudeta terhadap pemer­intahan Repu blik Indo nesia yang sah. Untuk mem bang­kitkan semangat perjuangan bangsa Indo nesia perlu dige­lorakan jiwa patrio tisme dika langan pemuda dan rak­yat Indonesia.

Sebenarnya pada era yang sama telah lahir

organisasi­organisasi per juangan yang bersifat nasional baik yang berpaham kebangsaan maupun yang berlatar belakang agama. Seperti Serikat Dagang Islam yang kemudian menjadi organisasi politik Serikat Islam, Serikat Rakyat yang berhaluan Komunis, Jami’iyatul Washliyah, Al­Irsyad, Persa tuan Islam, Muhammadiyah, Nah dlatul Ulama’ yang berlatar belakang agama. Organisasi­organisasi tersebut mem bangun jiwa kebangsaan dan mem bangkitkan semangat patriotisme. Se mangat dan jiwa cinta tanah air inilah yang kemudian meng kristal menjadi tekad untuk merdeka dan lepas dari penjajah sehingga terjadi proklamasi kemerdekaan.

Keprihatinan dan penderitaan yang mendalam akibat dari penindasan selama tiga abad oleh kolonialisme Belanda dan tiga setengah tahun oleh penjajahan Jepang dirasakan sangat mencekam. Keprihatinan yang membangkitkan jiwa patriotisme dan semangat kebangsaan bagi bangsa Indonesia. Suatu kesadaran akan pen­tingnya persatuan dan kesatuan agar dapat membangun negara dan peme­rintahan sendiri yang berdaulat, dan bebas, merdeka dari segala bentuk penja­jahan. Inilah Negara Kesatuan Repu blik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang­Undang Dasar 1945 •RAW.

“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati.Sebenarnya mereka itu hidup, jika kamu orang yang benar.”. (Ali Imron 169)

TEROPONG

5MPA 6/371 / 2017

Tiap peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, kerap diadakan berbagai perayaan sebagai ungkapan syukuratas kemerdekaan yang dicapai bangsa ini. Perayaan tersebut biasanya dilakukan dengan berbagai cara,

mulai dari mengadakan perlombaan, upacara kemerdekaan hingga menggelar panggung hiburan.

Momentum KemerdekaanMenghargai Perbedaan dalam Bingkai Persatuan

Namun sayang, hampir tiap tahun hampir seluruh masyarakat Indonesia larut hanya dalam seremonial belaka. Bahkan seolah bangsa ini tidak menghayati

makna kemerdekaan sesungguhnya dengan jiwa, pikiran dan cita­cita kemerdekaan yang digagas oleh para pendiri bangsa. Inilah kegetiran Ir. H. Tamhid Masyhudi, MM di hari Kemerdekaan RI ke­72 tahun.

Menurut Sekretaris Pengurus Wilayah Muhamamdiyah Jawa Timur ini, sering kali masyarakat bangsa ini terjebak dalam ritual seremonial yang serba verbal. Akibatnya, hari kemerdekaan dari tahun ke tahun, yang ditangkap hanya kegembiraaanya saja. “Tetapi tidak membekas menjadi nilai­nilai kemerdekaan yang tertanam di dalam kehidupan kebangsaan kita,” kritik Tokoh Pengusaha Muhammadiyah ini. “Gembira boleh karena kita ini ulang tahun, tapi kita harus menghabiskan energi kita hanya untuk kerja­kerja produktif,” imbuhnya.

Hal ini perlu segera dilakukan, sebab menurut pengama­tannya, saat ini praktik kehidupan berbangsa dan bernegara telah mengalami erosi berlebih. “Jujur kita ini sekarang mengalami erosi, mengalami distorsi bahkan mengalami deviasi dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap sedih.

Sebagai dasar argumentasinya, dia pun menyodorkan salah satu bukti bahwa politik Indonesia yang liberal saat ini, sering

kali diperparah dengan penetapan regulasi atau peraturan dengan mengabaikan prinsip demokrasi dan hukum. Sementara dalam bidang ekonomi misalnya, Indonesia sebagai negara kaya raya dengan sumber daya alam yang melimpah ruah pernah mengusung misi ekonomi kerakyatan, namun ini kemudian kalah dengan ekonomi kapitalis yang mendominasi kehidupan bangsa Indonesia.

Selain itu, dalam kehidupan sosial budaya secara keseluruhan masyarakat dan elit bangsa ini selalu menunjukan kepribadian Indonesia dengan berbagai slogan mentereng. Namun dalam praktik kehidupan, saat ini budaya sekular­liberal menjadi sangat dominan dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Terlebih dengan media sosial menjadikan bangsa ini seolah cenderung membolehkan ujaran apa saja tanpa bingkai keadaban, tatakrama, sopan santun dan akhlak mulia.

Oleh karena itu, dia mengajak seluruh warga bangsa dan elit negeri untuk bagaimana merekonstruksi nilai­nilai kebangsaan yang telah diletakan oleh para pendiri bangsa. Agar bangsa ini jelas arahnya, terutama dalam bidang politik, ekonomi dan budaya.

Dan agar agar bangsa ini tidak mengalami erosi, distorsi dan deviasi dalam penerapan nilai­nilai kebangsaan, menurutnya harus ada penanaman nilai tersebut yang berjangka panjang dan masuk dalam proses pendidikan yang mencerdaskan.

6 MPA 6/371 / 2017

indoktrinatif sehingga pancasila betul­betul dihayati secara luas, mendalam dan aktual,” harapnya.

Sementara itu diakuinya, perten­tangan antara keislaman dan keindone­siaan muncul kembali dalam frag men ­tasi sosial akhir­akhir ini. Riak­riak penolakan Pancasila mulai didengung­kan dengan mengganggu harmoni kebang saan dan mengancaman keutu han Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pancasila sebagai dasar negara memang kembali diuji. Namun hal ini baginya bukanlah masalah yang harus dibesar­besarkan. “Karena kita sudah memilih sistem demokrasi, jadi mem­bincangkan apapun diperbo lehkan,” tandasnya.

Di sisi lain, dia justru mengkritisi tindakan beberapa pihak yang justru menjadikan wacana NKRI dan Pancasila hanya sebagai simbol penguatan dan pembenaran saja. Padahal dalam prak­tiknya mereka justru tidak mencer­minkan sosok yang pancasilais.

Kalau sekarang ada

UKP-PIP (Unit Kerja

Presiden Pembinaan

Idelogi Pancasila), maka

unit ini harus betul-betul

menanamkan nilai pancasila

yang pas, tidak instan

dan tidak indoktrinatif

sehingga pancasila betul-

betul dihayati secara luas,

mendalam dan aktual.

Ir. H. Tamhid Masyhudi, MM

Ir. H. Tamhid Masyhudi, MM

Sekretaris Pengurus WilayahMuhamamdiyah Jawa Timur

Sekretaris Pengurus WilayahMuhamamdiyah Jawa Timur

“Dengan Pancasila seharusnya kita bisa meng hargai tiap perbedaan tidak justru malah memaksakan kebenaran tunggal,” tukasnya.

Menurutnya, di tengah kebhinekaan ini, dibutuhkan wisdom atau kearifan

“Kalau sekarang ada UKP­PIP (Unit Kerja Presiden Pembinaan Idelogi Pancasila), maka unit ini harus betul­betul menanamkan nilai pancasila yang pas, tidak instan dan tidak

7MPA 6/371 / 2017

bahwa tiap perbedaan harus tetap dalam bingkai persatuan. Dia pun men contohkan bagaimana semangat persatuan dalam deklarasi sumpah pemuda. Dengan mengesampingkan ego sektoral bahkan ego soal agama, para pemuda ketika itu menyatakan satu Indonesia. “Itulah yang pernah dicontohkan negeri ini,” simpulnya.

lantas apa sebenarnya pemaknaan Nasionalisme bagi Muhammadiyah? Menurutnya, negeri ini dibangun atas kesepakatan semua elemen bangsa. Lantaran itulah, persyarikatan ini memandang Indonesia sebagai darul ardli wassyahadah. Yakni sebuah negara yang sudah menjadi kesepakatan bersama oleh para founding father berdasarkan Undang­undang Dasar 1945 dan Pancasila. “Ini sudah menjadi sebuah garis yang harus dipegang kita bersama,” ucap mantan Wakil Sekretaris PWM Jaw timur ini mengingatkan. “Oleh karena itu, siapapun yang akan merubahnya, berarti menyalahi konsensus tadi,” imbuhnya menggarisbawahi.

Hal senada juga disampaikan Suyikno S.Ag, MH. Menurutnya Pancasila saat ini perlu dimaknai secara baru agar tidak terjebak pada ritual upacara dan jargon semata. “Selama ini pancasila hanya digunakan sebagai jargon yang kadang menjurus pada pendiskriditan pihak yang bersebarangan,” ujarnya miris.

Munculnya berbagai persoalan seperti mengungatnya radikalisme hingga upaya mempertanyakan kembali panca sila sebagai dasar negara harus disi kapi dengan bijak. “Bagi saya, selama diskursus itu dalam rangka mereinter­pretasi Pancasila agar sesuai dengan kekinian itu wajar­wajar saja,” tukas Ketua Pusat Studi Pancasila dan Agama (PUSPA) UIN Surabaya ini enteng.

Memang, di era keterbukaan dan kebebasan saat ini, setiap orang berhak memaknai Pancasila. Hanya saja dengan kebebasan ini, jangan justru menimbulkan pemaknaan sepihak dan tidak mengakui ijtihad pemikiran pihak lain. “Di sinilah dibutuhkan ruang diskusi pemikiran untuk menjembatani berbagai pemikiran terkait pemaknaan Pancasila,” katanya mengusulkan.

Dia melanjutkan, dialog memang mem butuhkan waktu panjang yang terka dang melelahkan apalagi terkait ideo logi negara. Namun menurutnya,

dengan adanya dialoglah beragama pemi ki ran bisa dicari titik temunya. Dan pada akhirnya akan mengantarkan ke posisi lebih baik lagi dalam perjalanan bangsa ini.

Dia menyadari, tiap generasi memang memiliki zaman yang berbeda. Dengan perbedaan zaman itu, tentu tak dapat ditampik munculnya pemahaman yang berbeda pula. Di sisi lain, seiring waktu problem kebangsaan juga kian beragam. “Di sinilah ujian kesaktian Pancasila. Jika diumpamakan seorang sakti man draguna, untuk mem buktikannya tentu perlu diuji dulu,” ucapnya sambil melepas senyum.

Dia pun memaparkan bahwa pada masa lalu sekitar tahun 1965­an alat uji Pancasila adalah ideologi komunis dan ideologi Islam yang cenderung radikal dan garis keras. Sedangkan hari ini, persoalan­persoalan yang dihadapi adalah demokrasi, dan globalisasi. Meski Demikian, Suyikno meyakini bahwa Pancasila tetap akan kokoh sebagai sebuah ideologi negara. Yakni sebuah pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana yang diharapkan para

Suyikno S.Ag, MH.Ketua Pusat Studi Pancasila dan Agama (PUSPA)

UIN Surabaya

pendiri bangsa ini. Adanya berbagai perdebatan

terkait Pancasila, dia meyakini, pada saatnya akan ditemukan formulasi yang menyatukan berbagai pihak. “Agar Pancasila tetap mampu melewati berbagai ujian itu, dibutuhkan keterlibatan seluruh komponen masyarakat,” tandasnya.

Dan tentu saja, Pancasila sebagai dasar Negara juga harus mampu menja wab berbagai problem­problem kebangsaan. Artinya dengan berpan­casila, seluruh masyarakat harus menda­patkan jaminan keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. “Kalau kita sudah berpe gang terhadap Pancasila, seharusnya tidak ada lagi hukum yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Dan tidak ada lagi korupsi,” tandasnya penuh harap.

Selain Pancasila, pemaknaan ulang nasionalisime juga perlu dilakukan pada generasi milineal saat ini. Sebab saat ini dunia makin terglobalisasi atau biasa disebut perkampungan global (global village) yang menggerus batas­batas bangsa. Bersamaan dengan itu, perkembangan teknologi informasi telah menggulung apa yang disebut “efek jarak jauh” (time­space distanciation). Bangsa­bangsa yang jauh di belahan dunia sana bisa menjadi sangat dekat di dunia maya.

Tentu saja, semua perkembangan baru ini berdampak pada konsep negara bangsa. Tak heran jika, ada yang menganggap bahwa bangsa merupakan “artefak sejarah”. Nasionalisme dianggap sebagai gagasan usang alias ketinggalan zaman. Ini tentu berefek pada anak­anak muda. “Anak­anak muda yang lahir hari ini tentu punya imajinasi berbeda dengan anak­anak muda di permulaan abad 20,” ungkapnya.

Dulu, karena efek jarak, ditambah persinggungan sejarah dan nasib, anak muda berimajinasi tentang sebuah komu nitas bersama bernama bangsa—yang secara teritori berdekatan dan menyatu. Sekarang, ketika efek jarak

8 MPA 6/371 / 2017

menghilang, imajinasi anak muda adalah sebuah “dunia tanpa batas”.

Dengan medium teknologi selu­ler dan internet saat ini, manusia dari belahan dunia manapun bisa berkomu­nikasi langsung dan bertatap wajah. Fenomena itu berpengaruh pada imajinasi dan pemahaman anak muda terhadap dunia mereka sekarang, termasuk soal bangsa. Generasi saat ini mendefinisikan nasionalisme cende­rung lebih pada hal­hal kongkrit da nada di sekeliling mereka. Lantaran itulah menurutnya, Pancasila butuh pondasi pengakaran yang baru dalam nasionalisme baru. Dan perubahan tersebut, tentu harus diungkapkan melalui bahasa yang mudah mengerti.

Menurut Dosen Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah UIN Sunan Ampel Surabaya ini, upaya pemahaman ini penting

bagi generasi muda. Apalagi dalam sejarahnya, pemuda punya andil besar dalam menggerakkan lokomotif sejarah Indonesia. Banyak momentum sejarah yang menentukan lahir dan gerak maju bangsa ini lahir dari pergulatan kaum muda. Sebut saja, Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Pro­klamasi Kemerdekaan.

Mereka yang meracik gagasan bangsa di awal abad 20 kebanyakan adalah anak­anak muda yang rata­rata berusia di bawah 30 tahun. Jadi, apa yang diagung­agungkan sebagai nasionalisme Indonesia saat ini tidak lain adalah buah pikir anak­anak muda di permulaan abad 20.

Namun, seiring perjalanan waktu, peran pemuda dianggap meredup. Akibat kapitalisme, banyak pemuda yang tersesat di jalan yang salah: hedonisme, konsumerisme, hingga terjerat narkoba. Tidak sedikit juga yang terseret dalam bujuk rayu funda­mentalisme dan terorisme. Tidak sedikit juga yang bersikap apatis di hadapan berbagai persoalan kebang­saan. Padahal pemudalah yang nantinya memegang tongkat estafet perjalanan sebuah bangsa. •Suprianto

Pada masa lalu sekitar tahun 1965-an alat uji Pancasila adalah ideologi komunis dan ideologi Islam yang cenderung radikal dan garis keras.. Sedangkan hari ini, persoalan-persoalan yang dihadapi adalah demokrasi, dan globalisasi. Meski Demikian, Suyikno meyakini bahwa Pancasila tetap akan kokoh sebagai sebuah ideologi negara. Yakni sebuah pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana yang diharapkan para pendiri bangsa ini.

Suyikno S.Ag, MH.Ketua Pusat Studi Pancasila dan Agama (PUSPA) UIN Surabaya

9MPA 6/371 / 2017

Menurut Bung Karno, Belanda akan mengubah mo del penjajahan dengan kolonia­

lisme gaya baru. Penajajahan model lama, Belanda menduduki Indonesia dengan membuat pemerintahan di sini. Apaun penjajahan baru; Belanda, Ame rika, Inggris, Asutralia, datang ke Indonesia dengan membawa modal atau investasi.

Selanjutnya, negara­negara tersebut membuat perusahaan multinasional. Pekerja yang diangkat adalah orang Indonesia sendiri, tapi keuntunganya mengalir ke negara mereka. “Bung Karno menegaskan itu pada “Indonesia Menggugat tahun 1933”. ‘Tidak akan lama lagi, Amerika, Inggris, Belanda, Australia, Kanada, akan perang dengan Jepang untuk merebut sumber daya di Indonesa,’ begitu pledoi Bung Karno,” beber pengasuh Pondok Pesantren Global tarbiyatul Arifin Malang ini.

Nah, ketika datang Jepang, Bung

Proklamasi kemerdekaan harus dimaknai sebagai kebangkitan bangsa Indonesia dan semangat kebangkitan bangsa Asia. Ini adalah tafsiran Drs. KH. K.Ng. Agus Sunyoto, M,Pd pada data sejarah dan jejak pikiran Presiden

Pertama Indonesia Soekarno. Menurutnya, Bung Karno paham bahwa bangsa kulit putih tidak akan rela melepaskan bangsa-bangsa kulit berwarna, terutama bangsa Indonesia untuk merdeka seutuhnya.

Kebangitan Bangsa Indonesia, Kebangitan Bangsa AsiaProklamasi Kemerdekaan

Karno dianggap kolaburator karena melakukan kerja sama dengan mereka. Namun, dia melakukan itu karena mengenggap kerja sama dengan negara sesama Asia bisa sederajat. Sementara kerja sama dengan negara Barat sudah terbukti dianggap sebagai budak.

Hal ini pula yang dilakukan Bung Karno saat menjadi presiden dengan membuka kerja sama dengan Tiongkok yang dikenal dengan istilah poros Jakarta­Peking. Tapi kenyataannya hal itu dianggap “kejahatan sejarah”. Bagi­tu juga ketika zaman pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang melakukan hal yang sama juga dianggap kejahatan. “Padahal jika kita melihat dengan arif, di balik semangat nasio nalisme Indonesia, sebenarnya ada semangat untuk Asia bangkit,” kata penulis buku “Atlas Wali Songo” ini.

Tak hanya itu, Bung Karno juga melakukan kerja sama Asia dan Afrika

Drs. KH. K.Ng. Agus Sunyoto, M,PdPengasuh Pondok Pesantren Global

Tarbiyatul Arifin Malang

10 MPA 6/371 / 2017

kolonial. Kita harus menjadi koordinat negara lain. “Bung Karno mengajar­kan cara pandang sejarah emik. Sejarah dengan kacamata kita, bukan kacamata orag lain atau negara lain,” tandasnya.

Kini harapan besar itu ada di tangan para kaum muda. Menurutnya Indonesia butuh kaum muda yang mampu mengge­rakkan. Bagi Agus, pemuda meru­pakan ruh dari berbagai perubahan. Bahkan menurutnya, pada masa awal Islam, kaum mudalah yang menjadi motor penggerak perkembangan Islam. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib. Sementara sahabat nabi yang paling tua adalah Abu Bakar yang saat wahyu pertam akali turun berumur 38 tahun. “Sementara kelompok yang menentang dakwah Rasulullah seperti Abu Jahal dan Abu Lahab sudah berusia 60­an tahun,” beber penulis buku Atlas Walisongo ini.

Dalam kontek Indonesia, gerakan membe baskan diri dari penjajah juga dimotori oleh kelompok pemuda. Bah­kan menurut Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim (Lesbumi) PBNU ini, dalam sejarah kerajaan nusantara disebut kan bahwa Trunojoyo, pada umur 16 tahun sudah berani melaku­kan pemberontakan. Tepat di usia 20 tahun,dia menjadi pemimpin pembe­rontakan dan dieksekusi pada usia 25 tahun. “Dan jangan lupa, Hayam Wuruk menjadi raja Majapahit ketika itu masih berusia 16 tahun” beber Agus.

Namun saat ini dia melihat, justru peran pemuda sengaja dipinggirkan oleh kalangan tua. Mereka diberi stigma yang negatif; kenakalan remaja. Padahal menurut lelaki kelahiran Surabaya 21 Agustus 1959 ini, jika Indo nesia ingin

berjalan seperti yang dicita­citakan, maka mau tidak mau harus melibatkan kaum muda. “Ingat pula, kejayaan Majapahit dia wali dengan diberikannya keper cayaan kepada senopati muda untuk mengambil posisi penting dan stra tegis, sehingga perannya nyata,” tandasnya.

Dulu, para pemimpin, para raja, menginjak usia 50­an, mempunyai tradisi lengser keprabon alias madep pendito. Tapi yang terjadi saat ini, kalangan tua – meniru gaya Eropa –tetap memaksakan diri mengatur kekuasaan. Meski demikian, penulis buku Fatwa & Resolusi Jihad ini memberi persyaratan bagi para pemuda untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Menurutnya, tidak sekedar muda yang dibutuhkan NKRI hari ini. “NKRI butuh pemimpin muda yang pintar, cerdas, amanah dan dapat dipercaya. Generasi tua, cukup menjadi penasehat saja,” ucapnya serius.

Selain itu, kaum muda juga harus melek sejarah. Sebab menurutnya, banyak pernik sejarah Indonesia yang perlu ditata ulang. “Jangan sampai kita tidak tahu sejarah sehingga mudah dibo­hongi dengan sejarah bangsa sendiri,” tukas penulis buku Atlas Walisongo ini mengingatkan. “Di sinilah pentingnya kaderisasi sejarah,” tandasnya.

Dulu, Nusantara mencapai keja­yaannya. Nah tugas kita saat ini adalah belajar dari fakta sejarah demi mencapai cita­cita bangsa melalui ajaran luhur yang terkandung di dalamnya. “Bagaimana mungkin mengenal jati diri bangsa jika sejarah bangsa sendiri saja tidak tahu,” sindir ayah empat anak yang kini tinggal di Malang ini. •suprianto

Indonesia butuh kaum muda yang mampu mengge rakkan. Bagi Agus, pemuda meru pakan ruh dari berbagai perubahan. Bahkan menurutnya, pada masa awal Islam, kaum mudalah yang menjadi motor penggerak perkembangan Islam. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib. Sementara sahabat nabi yang paling tua adalah Abu Bakar yang saat wahyu pertam akali turun berumur 38 tahun.

Drs. KH. K.Ng. Agus Sunyoto, M,PdPengasuh Pondok Pesantren Global Tarbiyatul Arifin Malang.

dengan mengadakan Konferensi Asia Afrika. Ketika terjadi perang dingin, Bung Karno menginisiasi Gerakan Non­Blok. “Itu kekuatan­kekuatan negara baru. Tapi kalah juga. Kebijakan Bung Karno dilanjutkan Gus Dur, tapi tidak bisa karena jumlah didikan Barat lebih banyak yang menentang. Sekarang Jokowi juga yang melalukan hubungan dengan Cina, isunya pekerja yang datang itu isinya tentara. Data dari mana? Itu tandanya jangan sampai Indonesia men­jalin hubungan dengan sesama Asia,” ucapnya panjang lebar.

Padahal menurutnya, Indonesia dan Tiongkok adalah negara konsumen besar. Hubungan antara Asia dengan Asia tentu akan mengganggu kepentingan negara besar seperti Amerika. Namun, susahnya banyak yang menjadi penguasa saat ini adalah lulusan yang dididik kolonial. Mentalitas mereka adalah menta litas

11MPA 6/371 / 2017

Yang lebih istimewa, even yang digeber pada 9 Juli lalu itu langsung di hadiri oleh orang nomer satu di jajaran Kementerian Agama, H. Lukman Hakim Saifuddin serta Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, H. Samsul Bahri dan Forkompinda

Kabupaten Pasuruan. Tak pula hadir para mantan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim sebelumnya. Diantaranya adalah HM. Roziqi, KH. Imam Haromain Asy’ari, H. Sutrisno, HM. Sudjak dan H. Mahfudz Shodar.

Kian semarak acara ini karean dimeriahkan dengan beragam penampilan dari siswa madrasah berbagai kota di Jatim. Kemudian dilanjutkan dengan senam bersama yang juga diikuti oleh Menteri Agama bersama istri. Turut pula Kakanwil Kemenag Prov. Jatim dan seluruh jajarannya.

Seusai senam, Menag pun menyempatkan diri berkeliling mengunjungi stand yang sengaja didirikan masing­masing wilker untuk memamerkan produk khas daerah masing­masing. Tak hanya itu, Menag pun turut menjadi wasit sekaligus peserta lomba; Tarik tambang bagi kaum adam dan adu cepat membawa nampan khusu kaum hawa. Dan yang membikin geli bagi seluruh yang hadir adalah hadiah lomba yakni sekeranjang jeruk dan sekarung krupuk.

Menteri Agama RI, Lukman Hakim mengaku sangat senang dengan acara ini karena bisa berkomunikasi langsung dengan semua jajaran Kanwil Kemenag yang ada di Jawa Timur.

Ada yang istimewa dalam gelaran Halal bi halal kanwil Kemenag Prov. Jatim. Jika biasanya acara seperti ini di dalam gedung, tahun ini justru dilaksanakan di ruang terbuka. Adalah Gebun Raya Purwodadi Pasuruan

yang dipilih dalam gelaran tahunan ini yang diikuti oleh 9150 peserta se-Jatimini.

Kemeriahan Halal bi HalalKanwil Kemenag Prov. Jatim bersama Menag

LENSA KHUSUS

12 MPA 6/371 / 2017

Selain ini kegatan ini juga mempererat tali silahturahmi. “Saya senang bisa hadir di tengah­tengah semua pegawai dari Kanwil Kemenang Jawa timur, baik itu dari ujung timur wilayah Jawa Timur sampai ujung barat. Sebaliknya baik dari ujung utara maupun ujung selatan Jawa Timur semuanya bisa hadir dalam acara halal bi halal ini,” ucapnya sumringah.

Meski turut larut dalam suasa kegembiraan dan keakraban, Menag pun menitipkan beberapa pesan kepada seluruh peserta Silaturahim dan Halal bi Halal ini. Dia mengingatkan bahwa situasi akhir­akhir ini begitu marak ujaran kebencian dan kekerasan atas nama agama. Menurutnya, jika situasi ini dibiarkan bisa saja mengancam keutuhan NKRI. “Bersama TNI dan

Polri, ASN Kemenag harus bersinergi dalam membela, melindungi dan menjaga NKRI,”

Aparatur berasal dari kata ‘aparatus’ yang mengandung makna sebagai alat, yang berfungsi tidak hanya melindungi, namun sekaligus untuk dapat menjaga dan membela Negara. Jadi sudah seharunya ASN berdiri di barisan terdepan saat negara mendapat ancaman dari berbagai hal. “Kita tidak ingin negara dibuat menjadi sekuler. Sebab Pancasila jelas menyebut bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Kita juga tidak ingin ada yang memaksakan kehendak untuk mengubah dasar negara yang tidak sesuai dengan keindonesiaan kita,” tegasnya.

Tiap ASN Kemenag juga harus

mengajarkan dan mengamalkan agama seseua esensi dan substansinya. Sebab agama menurutnya harus mampu merangkul, mengayomi dan melindungi sisi­sisi kemanusiaan. “Jangan biarkan agama dijadikan untuk merendahkan harkat dan martabat manusia, bahkan meniadakan di antara kita,” tandasnya mewanti­wanti.

Selain itu, Menteri Lukman pun menebis terkait pemberitaan yang beredar bahwa dirinya mencurigai aktivitas kerohanian islam di sekolah­sekolah. “Di hadapan para kepala dan guru madrasah, seluruh ASN Kanwil Jatim yang hadir, terkait pemberitaan di sosial media, bahwa saya dinilai mencurigai aktivitas Rohis, itu samasekali tidak benar. Tuduhan itu tidak benar,” kata menegaskan.

Menurutnya Rohis adalah anak­anak bangsa sehingga tidak semestinya diawasi dan dicurigai. Menag menduga media salah kutip hingga menyebut dirinya mengawasai Rohis. “Namun, sesungguhnya yang benar adalah saya mengajak semua guru­guru untuk dapat memberikan perhatian penuh kepada siswa­siswa kita,” ujarnya.

Dia punmelnjutkan bahwa perhatian yang perlu diberikan antara lain agar generasi bangsa terlindungi dari masuknya ajaran dan faham yang tidak berkesusaian dengan nilai­nilai Islam yang diwariskan pendahulu bangsa. “Mari kita memberikan perhatian lebih kepada siswa­siswa, agar kita dapat mengemban amanah sebagai ASN dengan sebaik­baiknya,” ajaknya. •pri

LENSA KHUSUS

13MPA 6/371 / 2017

Dengan ini, penyulih Agama Islam Fung­sional asal Kanke­

menag Jember ini mengungguli lima pesaingnya. Mereka adalah Imam Mukozali (Sidoarjo) yang hanya mampu menduduki posisi kedua dengan torehan nilai 3,332 dan Sirojuddin Cholili (Kabupaten Mojokert) yang haru puas di peringkat ketiga dengan dengan nilai 3172. Sementara competitor lain yang berhasil fi snis sebagai juara harapan 1,2 dan 3 adalah Indun Fanani (Ponorogo), Nur Khojin (Jombang) dan Imroatin (Kabupaten Malang).

Nilai sempurna yag diraih Muhammad Muslim atas keber­hasilannya mempertahakan dua judul makalah di hadapan para dewan juri yang terdiri dari Prof.Dr.H.Mahmud Manan,MA, Prof.Dr.H.Aswadi,MA dan Dr.H.Wakid Evendi,M.Ag. Di hadapan mereka, dia mempresentasikan karya tulis berjudul “Model Penyuluhan Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Berbasis Kultur

Pendidikan Pesantren” dan “Pembinaan Keagamaan dan Ekonomi Muallaf dalam Bingkai Paradigma Fiqih Progresif” yang digelar pada 11 Juli lalu di Aula Al­Ikhlas Kanwil Kemenag Prov. Jatim. Keberhasilannya menjadi juara 1 PAIF Teladan Jatim ini, menjadikan Ketua LTNNU Jember ini otomatis mewakili Jatim dalam Pemilihan PAIF Teladan tingkat Nasional tahun ini.

Sementara, HM. Amin Mahfudh saat menutup acara tersebut berharap

peraih juara 1 ini untuk terus mengasah kemampuan serta menimba ilmu pada para juara penyuluh teladan nasional sebelumnya. “Asah terus ke­mampuan, ngangsu kaweruh pada para pendahulu yang pernah meraih juara teladan nasional,” ucap Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini berpesan.

Selain itu, dia juga mengi­ngat kan pentingnya peran penyuluh agama Islam sebagai garda terdepan yang bersentuhan lansung dengan

masyarakat dalam menghadapi per­masalahan besar di negeri ini; yakni masuknya faham radikal yang mengancam ideologi negara Indonesia. “Peran penyuluh sangat diperlukan sebagai garda terdepan bersentuhan lansung dengan masyarakat. Bagaimana tumbuh kesadaran nasionalisme tinggi. Kita tidak ingin negara kita tercabik cabik gara gara segolongan orang yang ingin merubah ideologi bangsa,” terangnya. (*)

Setelah melalui proses panjang, akhirnya Kanwil Kemenag Prov. Jatim menetapkan juara Pemilihan Penyuluh Agama IslamFungsional tahun 2017. Layaknay sebuah sidang terbuka pasca sarjana, akhinya Muhammad Muslim ditahbiskan

sebagai Juara I PAIF Teladan tingkat Jatim. Sebab, dia berhasil mengumpulkan poin tertingi 3.372.

Penyuluh asal Jember ditetapkansebagai Juara I PAIF Teladan tingkat Jatim 2017

LENSA KHUSUS

14 MPA 6/371 / 2017

Pentas PAI ketiga provinsi Jawa Timur ini diikuti oleh 266 siswa TK dan 310 siswa SD kabupaten

kota se­ Jawa Timur. Adapun delapan cabang lomba yang dipertandingkan adalah musabaqoh tilawatil quran (MTQ), lomba pidato PAI (LPP), Musabaqoh hifdzil quran (MHQ), lomba cerdas cermat PAI (LCP), lomba kaligrafi islam (LKI), lomba seni nasyid (LSN), lomba debat PAI (LDP), dan lomba kreasi busana (LKB).

Sebagai pertanda dibukanya acara, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim menabuh gong. Dalam hal ini dia didampingi Sekretaris Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Didiek Dwiyanto dan Kepala Bidang

Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kanwil Kemenag Prov. Jatim.

Mewakili Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Didiek Dwiyanto menga­presiasi pelaksanaan Pentas PAI sebagai salah satu instrumen pembinaan dan pemantauan serta evaluasi per­kembangan keberhasilan penye lengga­raan pendidikan agama islam. Dia pun berharap melalui Pentas PAI ini dapat menghasilkan para juara yang tangguh dan berkualitas sehingga bisa membawa nama baik Jawa Timur dan mempertahankan juara umum pada Pentas PAI Nasional ke­3 yang akan digelar di Aceh Oktober mendatang. Kontingen Jawa Timur telah dua kali berturut turut menjadi juara umum pada

Pentas PAI nasional pertama (2013) yang digelar di Jakarta dan Pentas PAI kedua (2015) di Bekasi.

Sementara Kepala bidang PAI Leksono dalam laporannya menjelaskan bahwa Pentas PAI merupakan wadah pembinaan dan aktualisasi bagi peserta didik dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK untuk menerima, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai nilai ajaran islam dalam kehidupan sehari hari.

Pentas PAI sendiri merupakan wahana kompetisi siswa di bidang keterampilan dan seni Pendidikan Agama Islam. Even ini dihelat secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah, gugus, kecamatan, kabupaten/kota,

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur H. Syamsul Bahri membuka pekan ketrampilan dan seni (PENTAS) Pendidikan Agama Islam (PAI) ke-3 tingkat provinsi Jawa Timur pada 5 Juli lalu di hotel utami Sidoarjo.

Kakanwil Buka Pentas PAI ke-3Provinsi Jawa Timur Jenjang TK dan SD

LENSA KHUSUS

15MPA 6/371 / 2017

hingga tingkat provinsi bahkan di tingkat nasional.

Dikutib dari Panduan Penyelengga­raan Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Iislam (Pentas PAI) tahun 2017 disebutkan bahwa tujuan digelarnya acara ini adalah menum­buhkan dan meningkatkan keima­nan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. Selain itu juga demi meningkatkan pemahaman, pengha­yatan, dan pengamalan peserta didik terhadap nilai­nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari­hari.

Melalui Pentas PAI ini, juga diharapkan dapat menumbuhkembangkan pemben­tukan sikap, mental, sportifitas, kejuju­ran dan ukhuwah Islamiyah antar sesama siswa, sekaligus dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kompetensi dan prestasi peserta didik di bidang PAI. Selain itu juga bisa memberikan motivasi terhadap peserta didik agar lebih semangat mempelajari dan mencintai pendidikan agama islam.

Pentas PAI ini juga bisa menjadi tolok ukur keberhasilan pembinaan Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan. Di sisi lain juga bisa meningkatkan keberanian dan keman­dirian peserta didik dalam menum­buhkan bakat dan minatnya. Dengan kegiatan ini juga menjadi sarana menanamkan dan menumbuhkan ukhuwah islamiyah peserta didik sehingga rukun dan damai di antara mereka. Sehingg goal akhirnya adalah menumbuhkan sikap persatuan dan cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan rasa tanggung jawab dan demokratis. (*)

16 MPA 6/371 / 2017

Sungguh luar biasa padat agenda Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, H. Syamsul Bahri. Bagimana tidak,dia harus melakukan pembinaan di dua kota berbeda dalam sehari. Hal ini seperti yang dilakukannya pada 11 Juli lalu

dimana dia harus menghadiri acara di Kankemenag Kabupaten Kediri dan Kankemenag Nganjuk.

Kakanwil Lakukan Pembinaan ASNdi Dua Kota Berbeda dalam Sehari

Di Kabupaten Kediri, H. Syamsul Bahri harus mem­berikan pembinaaan bagi

900 orang Aparatus Sipil Negara atau ASN di lingkungan Kankemenag Kabupaten Kediri. Acara ini sendiri dihadiri langsung oleh Bupati Kediri, Haryati Sutrisno, Kakankemenag Kab. Kediri, H. Suryat, para mantan Kepala Kakankemenag Kab. Kediri, Kasubbag TU dan tamu undangan lain.

Dalam acara yang bertajuk Halal bi Halal ini, H Syamsul Bahri menegaskan pentingnya bagi setiap ASN untuk menjaga integritas dalam melayani masya rakat. Salah satu contohnay adalah keharusan bagi kepala madrasah untuk senantiasa peduli pada siswa kurang mampu agar mereka pun memperoleh pendi­dikan yang layak. “Madrasah Negeri mempunyai anggaran DIPA dari Negara, maka tidak ada alasan bagi kepala madrasah untuk mengeluarkan seorang siswa dari Madrasah hanya karena dia tidak mampu membayar kewajiban adminstrasi keuangan” ujar Kakanwil Kemenag Prov Jatim mewanti­wanti.

Senada dengan itu, Bupati Kediri yang turut hadir dalam acaara hala

bi halal ini pun mengajak keluarga besar Kankemenag. Kab. Kediri untuk selalu bersinergi dalam memajukan pendidikan di Kabupaten Kediri. Me­nu rutnya, Pemerintah Daerah selalu memberikan perhatian yang sama kepada lembaga pendidikan di Kab. Kediri, baik sekolah maupun madra­sah. “Sebab saya tidak ingin ada anak­anak usia sekolah di Kediri yang tidak bisa menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun,” tandasnya.

Sementara itu di Ngajuk, mantan Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Bali itu pun harus bertatap muka langsung dengan 950 orang ASN di lingkungan Kankemenag Nganjuk. Mereka terdiri dari Satker MIN, MTsN, MAN, Pengawas dan KUA.

Dalam kesempatan tersebut H. Barozi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk menyampaikan terimakasih kepada Kakanwil berkenan hadir untuk memberikan pembinaan ASN. Di hadapan Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, dia mengajak seluruh ASN untuk terus memajukan Lembaga dan madrasah dengan berkomitmen melak­sa nakan lima budaya kerja Kemenag.

Menurutnya, dengan momentum

Halal Bi Halal ini bisa mengantarkan setiap insan kembali fitrah. Yakni fitrah sebagai manusia yang jujur, fitrah sebagai manusia yang saling membantu, fitrah sebagai manusia yang bertanggung jawab untuk memberikan tauladan kepada yang lain.

Senada dengan itu, H. Syamsul Bahri menuturkan bahwa dengan momentum Halal bi Halal ini, semau pihak bisa saling maaf memaafkan, saling terbuka. “Saya berharap tidak ada dusta di antara kita,” tandasnya sambil menyitir syair salah satu lagu.

Selain itu, dia juga mengingatkan kepada seluruh ASN di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Nganjuk bahwa bekerja di bawah naungan Kemenag itu berat. Sebab me­nu rutnya, ada nama agama dalam insti­tusi ini, sehingga tiap ASN dituntut untuk menjadi unggul di bidang Agama.

Kakanwil KemenagProv. Jatim juga mengajak agar seluruh ASN senantiasa menjaga keharmonisan rumah tangga masing masing. Sebab dengan rumah tangga yang harmonis, penuh keba­hagiaan dan keberkahan akan berimbas dalam menjalankan tukas atau pekerjaan di kantor maupun di madrasah. (*)

LENSA KHUSUS

17MPA 6/371 / 2017

LENSA KHUSUS

Terasa istimewa, acara ini dihadiri langung oleh anggota Komisi XI DPR RI, H.M. Romahurmuzy, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, H. Saifullah Yusuf, Bupati Lumajang, H. As’at, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim, H. Syamsl Bahri, Kabid Penais dan Zawa, H. Husnul

Maram. Tak hanya itu, acara ini tutur dihadiri oleh seluru Kakankemenag se­Jatim dan seluruh SKPD di lingkungan Pemkab Lumajang.

Dalam kegiatan ini, H. Syamsul Bahri tidak dapat menyembunyikan kegembiranaan dan harapannya ke depan. Sebab kegitan jambore ini merupakan pertama kali dihelat. Dia sangat mengapresiasi atas kinerja jajarannya dalam menggelar “Gita Jambore Penyuluh” ini. “Jambore ini tidak hanya pertama kali ada di Indonesia tapi juga di dunia. Dengan keberhasilan ini. Selanjutnya kita akan gagas Jambore penyuluh di tingkat nasional,” ucapnya setengah berjanji.

Atas nama Kanwil Kemenag Prov. Jatim, secara khusus Syamsul Bahri merasa bangga dengan para penyuluh agama Islam di Jatim. Sebab dengan tanpa kenal lelah dan putus asa, mereka selama ini tampil di garda depan membimbing umat. “Para penyuluh agama ini terus bergerak untuk sebuah perjuangan lahirnya misi Rohamatan lil alamin.” Katnya yang mendapat aplaus serentak dari para peserta dan tamu undangan.

Mantan Kabg TU Kanwil Kemenag Prov. Bali ini pun berharap agar para penyuluh di dalam mengemban misi tugasnya senantiasa mengedepankan sikap toleran. Sebab menurutnya tugas penyuluh adalah mengajak bukan mengislamkan orang lain. “Iman itu persoalan hidayah. Jadi kita berdakwah sekedar menyampaikan, urusan hidayah kita pasrahkan kepada Allah saja,” tandasnya.

Puncak B. 29 Desa Arjosari Kecamatan Senduro Lumajang menjadi saksi temu penyuluh.Di tempat yang dikenal sebagi “Negeri diatas Awan” inilah untuk pertama kalinya dihelat

Jambore Penyululuh Agama Islam se-Jawa Timur pada 24-26 Juli lalu.

Jatim Sukses Gelar JamborePenyuluh Agama Islam Pertama di Dunia

18 MPA 6/371 / 2017

Dia pun berpesan agar para penyuluh senantiasa bekerja keras meski kadang menghadapai keterbatasan­keterbatasan. “Buktikan kita bisa walaupun dengan segala keterbatasan. Jangan pernah takut untuk kemajuan sebuah perjuangan. Sebab Allah telah menjamin kita yang berjuang di jalan­Nya, baik dengan harta dan jiwa. “ujarnya bersungguh­sungguh.

Senada dengan itu, Wakil Guber­nur Provinsi Jawa Timur, H. Saifullah Yusuf pun agar para penyulh senantiasa mengarahkan masyarakat dalam memahami dan melaksanakan aja ran agama dengan benar. Sebab diungkap­kannya, sekarang ini kehidupan ber­bangsa dan bernegara sedang diga­duhkan dengan persoalan paham radi kal. Bahkan paham ini sudah mulai merambah ke dunia perguruan tinggi.

Berkaca dari fenomena ini, Gus Ipul pun mengingatkan bahwa tugas penyuluh agama islam adalah melurus­kan pemahaman yang salah dan menggan tinya dengan paham dan aqi­dah yang benar sekaligus menyadari bahwa mereka hidup di Indonesia. “Kita tidak hidup di Timur Tengah atau negara­negara lain, tapi di Indonesia. Inilah yang perlu terus digaungkan sebagai penyuluh di tempat tugas masing­masing,” kata Gus Ipul – panggilan karib H. Saifullah Yusuf – serius.

Selain itu, Gus Ipul pun berharap para penyuluh juga ikut memberdayakan umat dan memberdayakan masyarakat, terutama di bidang ekonomi. Sebab menu rutnya, isu yang juga sedang menyeruak saat ini adalah tentang kesen jangan dan kemiskinan. Padahal jika melihat pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang di atas rata­rata nasional serta pengangguran selalu di bawah rata­rata nasional, tapi ironisnya kemiskinan juga selalu di atas rata­rata. “Saya menyambut baik penyuluh yang juga ikut perhatian terhadap pemberdayaan masyarakat, khu susnya bidang perekonomian,” katanya.

Sementara itu, dalam kegitan yang bertajuk “Penyuluh Lebih Dekat Melayani Umat” diisi dengan berbagai kegiatan. Diantaranya adalah penanaman 5 ribu pohon dan pelatihan ekonomi edukasi syariah. Selain itu, ada pula pengajian akbar di puncak tertinggi se asia itu dan penguatan produk unggulan lokal antar daerah berbasis ekonomi syariah. •Pri

LENSA KHUSUS

19MPA 6/371 / 2017

INFORMASI

Hal ini kemudian diatur lebih lanjut dalam sebuah sistem pengen dalian intern yang

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengen dalian Intern Pemerintah (SPIP), yang merupakan perwujudan amanat Undang­undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendahaan Negara, sebagai­mana tertuang khususnya pada pasal 58, yaitu menyelenggarakan sistem pengen­dalian intern di lingkungan pemerintah secara menyeluruh dalam rangka me­ning katkan kinerja, transparansi, dan

Guna terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, para menteri/pimpinan lembaga,gubernur, dan bupati/walikota diwajibkan untuk melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

Peran Kanwil dalam PeningkatanMaturitas SPIP Kemenag

akuntabilitas. PP tersebut diharapkan memiliki 3 (tiga) peran, yakni sebagai landasan pembinaan penyelenggaraan SPIP, landasan penyelenggaraan penga­wasan intern, dan standar penye­lenggaraan SPIP.

SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi terca­painya efektivitas dan efisiensi pen­capaian tujuan penyelenggaraan peme­rintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang­undangan. Lebih lanjut, berdasarkan

Pasal 59 PP 60/2008 dijelaskan bahwa pembinaan penyelenggaraan SPIP dila­kukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), meli puti: penyusunan pedoman teknis penye ­lengga raan SPIP, sosialisasi SPIP, pen­didikan dan pelatihan SPIP, pem­bimbingan dan konsultansi SPIP, dan peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Berkenaan dengan hal ini, lantas terbesit dalam benak kita, bagaimana pelaksanaan SPIP di instansi atau lingkungan kerja kita? Apakah sudah

Oleh : AhyaniAuditor pada Itwil 3 Itjen Kemenag Provinsi Jawa Timur

20 MPA 6/371 / 2017

cukup baik dan berhasil atau sesuai dengan target yang diharapkan? Bagai­mana cara mengukurnya? Untuk itu, guna mengetahui tingkat keber­hasilannya, perlu adanya suatu meka­nisme untuk mengukurnya, sehingga BPKP selanjutnya mengeluar kan pedoman penilaian tingkat maturitas atau kematangan penyelenggaraan SPIP suatu instansi melalui Peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 2016. Melalui pengukuran tingkat maturitas penyelengga raan SPIP inilah diharapkan diperoleh informasi dan keyakinan yang memadai tentang kemampuan penyelenggaraan SPIP sebuah instansi atau satuan kerja dalam mencapai peningkatan kinerja, transparansi, dan akun tabilitas pengelolaan keuangan negara di lingkungannya.

Keseriusan pemerintah memenuhi tahap­tahap proses governance dalam penyelenggaraan SPIP tergambar dalam Target Program Pembinaan Penyelenggaraan SPIP yang dilakukan BPKP, yang telah dicanangkan dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015­2019 dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo, dimana target pencapaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP Kemen­terian/Lembaga ditargetkan pada akhir tahun 2019 sudah berada pada level 3 atau ”Berkembang”. Ini berarti bahwa pemerintah mengamanatkan target tercapainya tingkat maturitas seluruh Kementerian/Lembaga di Indonesia pada tahun 2019 sudah berada pada level tersebut, termasuk Kementerian Agama di dalamnya.

Selanjutnya, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Itjen Kemenag) sebagai Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), memiliki tugas berat untuk mengawal tercapainya target tersebut, sebab fungsi pengendalian dan pengawasan di Kementerian Agama utamanya berada di tangan Itjen Kemenag. Namun tentu saja, Itjen Kemenag tidak hanya bisa menjalankan tugas ini sendirian, sebab peran serta seluruh jajaran pimpinan unit kerja/satuan kerja di lingkungan Kemenag, yang sampai saat ini terdata ada 4.557 satker di dalamnya, turut serta menjadi penentu keberhasilan, termasuk seluruh pegawai di Kementerian Agama. Fungsi pengendalian oleh masing­masing

pimpinan satker mutlak diperlukan, apalagi satker­satker strategis dan yang membawahi banyak satker di bawahnya seperti Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi (Kanwil), yang membawahi seluruh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota di wilayahnya, belum lagi satker madrasah, UPT, PTKN, dan satker lainnya yang berada di bawah koordinasinya.

Melalui tulisan ini, penulis berharap kita tidak lupa akan target yang telah dicanangkan pemerintah sebagaimana penulis sampaikan di atas, kita tidak hanya menjadi penonton namun turut serta berkontribusi dalam pencapaian target tersebut, sehingga komitmen dan pemahaman seluruh pegawai Kemenag dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan SPIP dapat terwujud dan berimplikasi pada peningkatan tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP Kementerian Agama sesuai yang ditargetkan, dimana saat ini tingkat maturitas SPIP Kemenag masih belum berada di level 3 sesuai yang diamanatkan dalam RPJMN sebagaimana diurai di atas, padahal target tersebut tinggal 2 tahun lagi dari sekarang.

Untuk itu, penulis mencoba mengingatkan kembali terkait gambaran umum penyelenggaraan SPIP dan bagaimana menilai maturitasnya, seka­li gus langkah­langkah atau strategi apa

yang perlu dilakukan guna membantu tercapainya target yang telah dicanangkan pemerintah di atas. Selanjutnya akan dijelaskan gambaran umum SPIP, apa saja unsur­unsurnya, bagaimana penera­pannya, hingga bagaimana mengukur tingkat maturitasnya, sesuai dengan berbagai regulasi yang telah diterbitkan pemerintah terkait SPIP, baik dalam PP 60 Tahun 2008 yang meru pakan regulasi induknya maupun berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh BPKP yang merupakan institusi pem binanya, serta regulasi terkait lainnya khususnya pada Kementerian Agama.

Gambaran Umum SPIPSistem Pengendalian Intern

(SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang­undangan (PP 60/2008, Bab I Ps. 1 butir 1). Sedangkan yang dimaksud Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah (PP

INFORMASI

21MPA 6/371 / 2017

60/2008, Bab I Ps. 1 butir 2). Pengawa­san Intern  adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, peman­tauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka mem­berikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Bab I Ps.1 angka 3).

Regulasi terkait Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah (SPIP) antara lain:1. Undang­Undang Nomor 1 Tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara.2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun

2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

3. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER­1326/K/LB/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

4. Peraturan Kepala BPKP Nomor PER–690/K/D4/2012 tanggal 25 Mei 2012 tentang Pedoman Pemantauan Perkem bangan Penyelenggaraan Sis­tem Pengendalian Intern Pemerintah.

5. Peraturan Kepala BPKP Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pedoman Peni laian dan Strategi Peningkatan Maturitas SPIP.

6. Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Peme­rintah di Lingkungan Kementerian Agama.

5 Unsur SPIPTerdapat 5 (lima) unsur SPIP,

dimana di dalamnya terbagi lagi menjadi beberapa sub unsur yang secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Unsur Lingkungan Pengendalian.Lingkungan Pengendalian adalah

kondisi dalam instansi pemerintah yang mempengaruhi efektifitas pengen­dalian intern. Pimpinan Instansi Peme rintah wajib menciptakan dan meme lihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. penegakan integritas dan nilai etika;b. komitmen terhadap kompetensi;c. kepemimpinan yang kondusif;d. pembentukan struktur organisasi

yang sesuai dengan kebutuhan;e. pendelegasian wewenang dan

tanggung jawab yang tepat;f. penyusunan dan penerapan kebi­

jakan yang sehat tentang pembi naan sumber daya manusia;

g. perwujudan peran aparat pengawa san intern pemerintah yang efektif; dan

h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

Unsur Penilaian Risiko.Penilaian Risiko adalah kegiatan

penilaian atas kemungkinan kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran instansi pemerintah. Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko, yang terdiri atas:a. Identifikasi Risiko; danb. Analisis Risiko.

Dalam rangka penilaian risiko, pimpi­nan Instansi Pemerintah menetapkan tujuan Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan melalui strategi operasional yang konsistenserta strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

Tujuan pada tingkatan kegiatan, sekurang­kurangnya dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:a. berdasarkan pada tujuan dan rencana

strategis Instansi Pemerintah;b. saling melengkapi, saling menunjang,

dan tidak bertentangan satu dengan lainnya;

c. relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi Pemerintah;

d. mengandung unsur kriteria pengukuran;

e. didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang cukup; dan

f. melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.

Unsur Kegiatan Pengendalian.Kegiatan Pengendalian adalah

tinda kan yang diperlukan untuk menga tasi resiko serta penetapan dan pelak sanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi resiko telah dilaksanakan

secara efektif.Pimpinan Instansi Peme rintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersang kutan.

Kegiatan Pengendalian terdiri atas:a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah

yang bersangkutan;b. pembinaan sumber daya manusia;c. pengendalian atas pengelolaan sistem

informasi;d. pengendalian fisik atas aset;e. penetapan dan reviu atas indikator

dan ukuran kinerja;f. pemisahan fungsi;g. otorisasi atas transaksi dan kejadian

yang penting;h. pencatatan yang akurat dan tepat

waktu atas transaksi dan kejadian;i. pembatasan akses atas sumber daya

dan pencatatannya;j. akuntabilitas terhadap sumber daya

dan pencatatannya; dank. dokumentasi yang baik atas Sistem

Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian penting.

Unsur Informasi Dan Komunikasi.Informasi adalah data yang telah

diolah yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat secara efektif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif tersebut, pimpinan Instansi Pemerintah sekurang­kurangnya harus menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi serta mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus atau me­managesistem informasi yang dimilikinya.

Bersambung...

INFORMASI

22 MPA 6/371 / 2017

Ketika Baginda Nabi SAW melihat kondisi pemuda itu, seketika timbul rasa iba dan

pemuda itu didekati seraya ditanyakan hal ihwal keadaannya: “Wahai anak muda, kenapa sepagi ini emgkau tampak bermuram durja? Tidakkah engkau mempunyai pekerjaan, seperti orang­orang pada saat ini sibuk bekerja mememuhi kebutuhan hidupnya?”

Maka dengan terbata­bata, pemuda itu menceritakan nasibnya yang penuh duka cita. Bahwa ia mempunyai hutang yang mestinya segera dikembalikan. Namun demikian, sampai saat ini ia masih bingung karena belum mempunyai uang untuk mengembalikan hutangnya. Pemuda itu menjadi takut sekaligus malu jika bertemu orang yang telah memberinya hutang. Betapa marahnya orang itu kepadanya. Kemudian berbagai perasaan menghantui pemuda itu, antara bingung, rasa takut, cemas, malu, susah tiada terkira, bercampur menjadi satu membuat hati pemuda itu semakin kalut dan tidak mampu berpikir lagi.

Rasulullah SAW kemudian memberi nasihat kepada pemuda itu untuk tabah menghadapi berbagai permasalahan

dalam kehidupan ini. Di samping itu beliau mengajarkan suatu doa, dengan mengamalkan doa tersebut semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan kepada manusia, agar terbebas dari duka cita dan kesedihan, terbebas dari sifat lemah dan malas, terbebas dari sifat kikir dan penakut, terbebas dari himpitan hutang dan penguasaan orang.

Tuntunan doa tersebut sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari :

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ragu-ragu dan kesedihan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat kikir dan sifat pengecut, dari beban hutang dan di bawah penguasaan orang lain”

Delapan Penyakit RohaniDalam kitab Syarah Hisnul Muslim

disebutkan bahwa sahabat Anas bin

Malik RA menyatakan kalau Rasulullah SAW selalu mengucapkan doa tersebut. Ketika selesai melaksanakan shalat, saat menjelang tidur, ketika bangun tidur, atau ketika apa saja. Karena itu sebagai seorang Muslim yang mengikuti tuntunan beliau, tentu saja kita mesti mengamalkannya.

Delapan hal dalam doa yang diajarkan Baginda Nabi tersebut, adalah delapan penyakit rohani yang harus dihindari setiap orang. Karena itu patut apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW ini kita amalkan dalam kehidupan sehari­hari. Delapan penyakit rohani itu adalah:

Hammi, hati diliputi perasaan ragu­ragu. Orang yang ragu­ragu sebe narnya tidak mempunyai keper ­cayaan kepada diri sendiri, mem­punyai perasaan kalau dirinya sendiri tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan persoalan. Orang se­perti itu hakekatnya adalah orang yang kalah sebelum berperang.

Setiap manusia mempunyai akal, keterampilan, dan kemampuan. Apapun yang dimiliki oleh manusia jika bisa dimanfaatkan dengan baik, tentu akan

Hari belum siang benar, matahari baru naik kira-kira dua penggalah. Sebagian besar orang-orang sudah bekerja mencari nafkah.Duduk seorang pemuda di sudut masjid Madinah, dengan wajah yang tampak gundah.

Rambutnya kusut masai tanpa ada usaha untuk dirapikannya. Tubuhnya lunglai seolah tanpa daya.

Doa Mustajab TuntunanNabi Muhammad SAW

23MPA 6/371 / 2017

memperoleh hasil yang baik pula. Karena itu setiap ada permasalahan, tentu di sana Allah SWT pasti memberikan jalan keluar menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan catatan kita mau beru­saha memperbaikinya.

Sebaliknya orang yang ragu­ragu, maka akal pikirannya terhalang untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang menghimpitnya. Ia lalu melangkah tanpa adanya kepastian, sehingga orang yang ragu­ragu akan sulit untuk mendapatkan keberhasilan.

Hazan, orang yang bersedih hati. Orang yang dihinggapi penyakit hazan selalu merasa kecewa karena merasa gagal dalam hidup ini. Sebenarnya kegagalan adalah sesuatu yang wajar, karena itu jangan sampai kita putus asa karena kegagalan. Bahkan kegagalan hendaknya dijadikan cambuk dalam menempuh usaha baru yang lebih baik. Kegagalan agar diartikan sebagai pelajaran dan pengalaman untuk melangkah kembali.

Penyakit rohani yang ketiga adalah al-ajzi, yakni sifat lemah. Kenapa orang bisa terkena penyakit ini? Penyebabnya antara lain, juga karena perasaan yang tidak percaya kepada kemampuan diri sendiri. Karena perasaan itu membuat seseorang merasa tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk maju.

Apabila diajak seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, ia selalu menolak, karena khawatir nanti akan mengecewakan. Lama kelamaan timbul rasa pesimis dan hatinya selalu minder. Bila berbicara, pembicaraannya selalu bernada sedih. Penyakit seperti tidak saja menyerang rohani seseorang, bahkan bisa menyerang pisik seseorang. Di dalam al­Qur’an Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 139 :

Artinya : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”

Penyakit rohani yang keempat adalah al-kasal, atau sifat malas. Rasa

Kikir jenis yang terakhir itu seperti orang yang tidak suka tersenyum, mukanya selalu cemberut sehingga tidak sedap dipandang. Orang yang kikir tidak mempunyai perasaan solider atau tenggang rasa akan nasib yang menimpa orang lain. Islam mengajarkan untuk berlaku dermawan dan tidak kikir. Bahkan seandainya yang kita berikan kepada orang lain itu sekedar senyuman. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:

Artinya: “Senyumanmu di hadapan saudaramu itu adalah sedekah”

Penyakit rohani yang ketujuh adalah dhala’id dain, atau tanggungan hutang. Hutang memang mudah kita lakukan, tinggal ada yang mau menghutangi dan membayar kembali apabila sudah ada uang yang digunakan untuk membayar. Hanya kadang­kadang orang menghutang meskipun tidak ada suatu keperluan. Hutang sedikit demi sedikit, lama­lama jadi sebukit. Hal itu yang berbahaya, karena akan membuat takut ketemu orang, terutama yang menghutangi. Putuslah tali silaturahim, ini yang amat dilarang dalam Islam. Karena itu hati­hati dengan hutang, dan kalau tidak dalam keadaan terpepet betul, sebaiknya dihindari.

Penyakit rohani yang kedelapan adalah ghalabatir rijal, yakni terjatuh dalam kekuasaan orang lain. Penyakit rohani ini bisa juga diartikan sebagai hidup dalam perbudakan. Kita sama tahu bahwa perbudakan di zaman modern ini sudah tidak ada. Namun demikian banyak kita jumpai orang diperbudak oleh harta benda, diperbudak oleh hawa nafsunya, dan sebagainya.

Karena ingin mendapatkan harta, berani melanggar tatanan agama dan kemasyarakatan. Demikian juga ghalabatir rijal dapat dimaknai seba­gai kelemahan seseorang karena adanya pengaruh dari orang­orang yang lebih tinggi tingkatannya. Baik dari kekayaannya, kepangkatannya, jabatannya, atau juga lebih tinggi status sosialnya. (*)

malas membuat orang serasa mati. Diajak mengerjakan sesuatu selalu menolak, berdalih dengan berbagai alasan. Jika mengerjakan sesuatu senang menunda­nunda. Orang yang terkena penyakit ini sebenarnya bukan orang yang berfisik lemah, bukan pula orag yang tidak mempunyai keterampilan untuk mengerjakan sesuatu. Bahkan kadang­kadang akal dan fisiknya baik­baik saja, tetapi ia malas untuk berbuat.

Islam mengajarkan agar kita segera mengerjakan kebajikan, dan melarang untuk menunda­nunda melakukan suatu perbuatan. Kata ahli hikmah, menunda­nunda pekerjaan sama dengan menabung penderitaan. Kita perhatikan firman Allah SWT dalan surat al­kahfi 23 :

Artinya: “Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan Ini besok pagi”

Penyakit rohani yang kelima adalah al-jubn, yakni penakut. Takut dalam ruangan sendirian, tidak berani mengemukakan pendapat, karena takut salah, bahkan takut untuk memperbaiki kesalahan meskipun ia tahu hal itu merupakan suatu kesalahan.

Pada hakekatnya setiap orang tentu memiliki rasa takut, bahkan sebenarnya rasa takut itu ada manfaatnya juga, yakni akan menumbuhkan sikap waspada dan berhati­hati. Karena itu sifat penakut itu harus dihindari, karena bisa menimbulkan penilaian subyektif terhadap diri sendiri, sehingga bisa mengakibatkan tidak berani mengoreksi diri sendiri. Sikap tersebut bisa berakibat fatal, yakni menganggap diri sendiri tidak mungkin melakukan kesalahan. Sesungguhnya melakukan introspeksi kepada diri sendiri, atau muhasabah, itu sesuatu yang amat penting.

Penyakit rohani yang keenam adalah al-bukhli, yakni kikir. Sifat kikir itu bermadam­macam, ada kikir harta, kikir ilmu, ada pula kikir budi pekerti.

24 MPA 6/371 / 2017

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita mendengar ungkapan kalimat tasyakuran atau lebih singkat dengan istilah syukuran.Inti dari istilah tersebut adalah seseorang yang “merasa” mendapat karunia dan nikmat dari Allah SWT, kemudian ia berterima kasih kepada-Nya.

Mensyukuri NikmatKunci Kebahagiaan

Mengapa ada kata “merasa”? Hal itu karena kadang­kadang manusia (tentu tidak semua),

ketika mendapatkan nikmat ia lupa bersyukur. Apa lagi manusia memang menyandang predikat sebagai makhluk Allah yang suka berbuat salah dan lupa, ... al-insan mahallul khatha’ wan nisyan. Karunia dari Tuhan yang begitu besar dianggap biasa­biasa saja dan seperti sudah semestinya ia terima. Nanti kalau Allah mengambil nikmat­Nya itu, jangankan semua, sebagian kecil saja, baru manusia merasa bahwa karunia Allah itu begitu besar dan luar biasa.

Ambil contoh misalnya mata kita, ketika sehat kita sering lupa kalau itu merupakan karunia dan nikmat dari­Nya. Kita merasa bahwa sehatnya mata adalah hak sebagai manusia hidup, sehingga kita menganggap biasa­biasa saja. Ketika kenikmatan itu diambil oleh­Nya, jangan semua, sebagian kecil saja, seperti ketika ada “debu kecil” masuk ke mata (kelilipen – Jawa), baru kita sadari

bahwa sehatnya mata adalah kenikmatan yang tiada tara.

Contoh yang lain adalah sehatnya mulut kita. Ketika sehat sering kita lupa kalau itu merupakan karunia­Nya. Kita merasa bahwa sehatnya mulut adalah hak sebagai manusia hidup, sehingga kita menganggap biasa­biasa saja. Ketika kenikmatan itu diambil oleh­Nya, jangankan semua, sebagian kecil saja, seperti ketika gigi kita sakit, maka makanan kelas restoran mewah sekalipun terasa hambar dan tidak mungkin kita mengunyahnya dengan penuh kenikmatan.

Kemudian kita bisa mengambil beribu­ribu contoh lain di sekitar diri kita sendiri, pasti tidak terhitung jumlahnya dan teramat banyak bilangannya. Marilah kita renungkan “sindiran” halus dari Allah SWT, sebagaimana fi rman­Nya dalam al­Qur’an surat Ibrahim [14] ayat 34:

Artinya : “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu meng-hinggakannya. Sesungguhnya manu sia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”

Amat halus sindiran dari Allah SWT, saking halusnya sampai­sampai kita sering lupa kalau semua itu nikmat dan karunia­Nya. Kita sering menganggap kenikmatan apapun itu hanyalah hak kita sebagai makhluk ciptaan­Nya. Lalu kita tidak perlu berterima kasih dan menganggap biasa­biasa saja

25MPA 6/371 / 2017

segala nikmat dan karunia­Nya. Kita perhatikan pada akhir ayat tersebut Allah SWT memberi predikat kepada manusia (meskipun tidak semuanya), sebagai makhluk yang amat dzalim lagi enggan berterima kasih. Kita berlindung kepada Allah SWT semoga digolongkan sebagai manusia yang tidak senang berbuat aniaya dan digolongkan sebagai manusia yang pandai berterima kasih.

Mensyukuri Nikmatadalah tuntunan agama

Memang benar, mensyukuri segala nikmat dan karunia Allah SWT itu merupakan tuntunan ajaran Islam. Hal itu dapat kita pahami dari fi rman Allah SWT di dalam al­Qur’an surat adh­Dhuha [93] ayat 11:

Artinya : “Dan adapun menyangkut nikmat Tuhanmu, maka sampaikan”

Menurut penjelasan Abuya M. Quraish Shihab dalam tafsir al Mishbah, kata haddits terambil dari kata hadits yang berarti percakapan atau pembicaraan. Dalam penjelasan Ulama, bahwa pembi­caraan itu harus menggambarkan kesyu­kuran akan nikmat yang diterima. Maka dalam pandangan para ulama tersebut, makna ayat kesebelas itu adalah – “Adapun nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau syukuri”. Dengan demikian, maka menyebut­nyebut nikmat Tuhan, disertai dengan perasaan puas, seraya menjauhkan diri dari riya’ dan som bong, merupakan salah satu bentuk perwu­judan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia­Nya.

Pendapat al­Qurthubi sebagaimana dikutip Abuya M. Quraish Shihab dalam tafsir al Mishbah, bahwa nikmat atau anugerah itu tidak terbatas pada hal­hal yang bersifat material saja, akan tetapi termasuk juga sesuatu yang bersifat immaterial, seperti nama baik, kebahagiaan, kesehatan, kedudukan dan status sosial, bahkan menyangkut pada sesuatu yang berkaitan dengan kenikmatan karena melakukan ibadah.

Al­Qurthubi juga mengemukakan sebuah riwayat yang berkaitan dengan hal tersebut, bahwa Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Th alib RA, pernah

berkata: “Apabila engkau memperoleh atau mengamalkan sebuah kebajikan, maka ceriterakanlah hal tersebut kepada saudaramu yang engkau percayai” Penyampaian seperti itu boleh, bahkan dianjurkan, sepanjang tidak diikuti oleh rasa bangga dan ingin mendapatkan pujian dari orang lain.

Penyampaian berita berkaitan dengan kenikmatan karena telah melaku­kan ibadah tersebut dapat dibenarkan, bahkan dianjurkan. Hal itu tiada lain disebabkan karena orang­orang yang melihat atau mendengar diharapkan akan tertarik, sehingga iapun tergerak untuk mengerjakan kebajikan serupa.

Dalam tafsir al Mishbah Abuya M. Quraish Shihab mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, bahwa suatu ketika seorang sahabat Malik bin Nadhrah al­Jusyami RA hadir dalam majelis Baginda Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan pakaian yang amat jelek. Kemudian Nabi SAW bertanya kepadanya: “Apakah engkau mempunyai harta?” dan sahabat Malik menjawab: “Punya wahai Nabi, bahkan ada berbagai macam harta” Mendengar jawaban itu, Nabi kemudian membimbingnya dengan sabdanya: “Apabila Allah menga­nugerahkan kepadamu harta­Nya, maka hendaklah terlihat bekas­bekasnya pada dirimu” Maksud sabda Nabi SAW tersebut adalah, di antara upaya untuk mewujudkan rasa syukur atas kelebihan harta adalah dengan mempergunakan harta tersebut dengan sebaik­baiknya.

Sesungguhnya dengan bersyukur, berarti seseorang akan mendapatkan manfaat besar bagi dirinya sendiri. Karena dengan bersyukur hati merasa tenang dan tenteram. Apalagi ditegaskan dalam al­Qur’an bahwa Allah SWT akan menambah nikmat dan karunia­Nya dengan yang lebih besar lagi, sebagaimana fi rman­Nya dalam surat Ibrahim [14] ayat 7:

Artinya : “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”

Karena itu pada setiap saat, pada setiap kesempatan, hendaklah kita selalu bersyukur kepada Allah SWT. Bersyukur yang tidak sekedar kita lakukan dengan lisan kita saja, yakni dengan mengucapkan alhamdulillah. Tetapi yang utama adalah mengungkapkan rasa syukur itu dengan melakukan amal kebajikan, melakukan ketaatan kepada Allah dan Rasul­Nya. Bersyukur dengan melaksanakan segala perintah­Nya dan menjauhi segala larangan­Nya, maka inilah yang dinamakan syukur bil fi ’li. (*)

26 MPA 6/371 / 2017

Beliau dan sahabatnya lantas ma­suk masjid dan mengikuti shalat berjamaah. Setelah usai menu­

naikan shalat, sayidina Ali bersama saha­batnya keluar masjid untuk melanjutkan perjalanan. Tak lupa dirinya mengambil uang satu dirham yang akan diberikan kepada penjaga kudanya tersebut.

Setelah berada di luar masjid sayidina Ali terhenyak. Sebab kudanya ditinggal sendirian dan penjaga kudanya sudah tak berada di sana. Lebih terkejut lagi saat mendekati kudanya. Ternyata, pelana kuda raib dan entah siapa yang mengam­bilnya. Maka sayidina Alipun memu­tuskan untuk pergi ke sebuah pasar dan membeli pelana kuda yang baru.

Pada saat mau membeli pelana kuda pada seorang pedagang, sayidina Ali dibuat lebih terkejut lagi. Sebab

pelana kuda yang hendak dibelinya memiliki ciri­ciri persis dengan pelana kudanya yang hilang. Sayidina Ali lantas menanyakan kepada si pedagang perihal pelana kuda tersebut. Lantas pedagang itupun menjelaskan, bahwa barusan saja ada seseorang yang menjual pelana kuda tersebut padanya dengan harga satu dirham. Mendengar ciri­ciri orang itu, pasti dia adalah si penjaga kudanya tadi.

Setelah memberitahukan kalau pela na kuda itu sebenarnya milik nya, sayidina Ali diperbolehkan mengam­bilnya kembali dengan syarat mau mengganti uang satu dirham yang telah dikeluarkannya. Dengan hati senang sayidina Ali mengulurkan uang satu dirham kepada pedagang dan mengambil kembali pelana kudanya.

Setelah mengucapkan tasbih kepada

Allah SWT, sayidina Ali berkata kepada sahabatnya. “Aku tadi sudah menyiapkan uang satu dirham untuk orang yang menjaga kuda tadi. Namun sayangnya, orang itu justru tidak sabar dan mencuri pelana kuda untuk dijualnya. Andai saja orang itu mau bersabar sejenak, tentu dia akan mendapatkan rezekinya secara halal,” tuturnya.

Sayidina Ali melanjutkan, “Ini adalah bukti bahwa Allah SWT sudah menen­tukan rezeki bagi hambanya dan tidak akan tertukar pada orang lain. Sesungguhnya Allah telah menakdirkan bagi penjaga kuda itu satu dirham. Hanya karena dia kurang sabar, sehingga dia men da patkan rezekinya dengan cara haram.”

Menurut Imam Ghazali, sabar adalah merupakan sifat khas manusia yang tak dimiliki makhluk lainnya. Maka, sifat sabar amat penting dan utama dalam mengarungi kehidupan ini. Sabda Rasulullah SAW: “Doa seseorang senantiasa dikabulkanNya, selama orang tersebut tak terburu­buru dan lantas berkata: aku sudah berdoa tapi Allah tidak mengabulkannya.” (HR. Imam Bukhari).

Di dalam surah an­Nahl ayat 96, Allah SWT berfirman: “Dan sungguh, Kami senantiasa memberi balasan kepada orang­orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” Sebuah Hadits dari Abdullah bin Umar radiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bagi siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat.” (HR. Turmudzi)

Pada Hadits yang lain Rasulullah SAW menyatakan, bahwa tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan pada seorang hamba yang lebih luas baginya dari pada sabar. (HR.Al­Hakim). Sabdanya pula, bahwa sannya kerapkali pertolongan itu datang bersama dengan kesabaran.” (HR. At­Tirmidzi). •CM

Meraih Rezeki Via Jalan SabarSayidina Ali karramallahu wajha pernah berkeliling daerah bersama seorang sahabatnya dalam satu kuda.

Ketika perjalanannya sampai di suatu kampung dan mendengar suara adzan, beliau berhenti dan turun dari kudanya.Melihat ada seseorang yang tak jauh dari masjid, lantas sayidina Ali menitipkan kudanya pada orang tersebut.

CAHAYA HATI

27MPA 6/371 / 2017

Lomba Bersih Lingkungan Model Adiwiyata

Itu baru tugas kelas. Belum lagi dengan tugas pribadi. Di Madrasah Adiwiyata ini setiap siswa diharuskan

menanam satu pohon dan wajib hidup. Artinya setiap anak menanam satu pohon di lingkungan madrasah, sekaligus menjaga supaya tetap hidup dan merawatnya agar tumbuh dengan indah. Gerakan menamam pohon atau bunga dengan konsep satu jiwa satu pohon inilah, yang membuat lingkungan Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Probolinggo tampak sangat asri. “Karena tanah kosong sudah ditanami semua. Lantas kami mengembangkan taman vertikal tersebut,” tukas Kepala MAN 2 Kota Probolinggo ini.

Pada setiap hari Jumat, siswa­siswi bekerja bhakti membersihkan ling­kungan madrasah. Di sela­sela tugas pembersihan itulah, setiap siswa meng­hampiri tanamannya masing­masing. Disam ping menyirami tanaman ter­sebut, mereka mencabuti daun­daun yang mengering atau yang dimakan ulat.

Yang menggembirakan, mereka mela kukan kegiatan tersebut dengan sukacita. Meski tak ada yang memerin tahkan, mereka merasa bahwa itu sudah menjadi tanggung jawabnya. Kesadaran semacam itu saban waktu senantiasa tum buh pada jiwa­jiwa mereka. Hanya khusus hari Jumat saja, masing­masing siswa

masing. Juga lomba karya yang juga berbasis adiwiyata. Seperti lomba Mading dari barang­barang bekas, pembuatan kolam kecil yang juga dari barang­barang tak terpakai, atau lomba­lomba lain yang mendorong anak cinta lingkungan bersih.

Kegiatan­kegiatan semacam itu, kata Alfan, setidaknya dapat mengurangi sampah­sampah di madrasah yang terbuang secara percuma. “Jadi, cinta lingkungan itu tak hanya merawat tanaman. Tapi juga menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah,” tandasnya. “Sampah tumbuhan kita jadikan kompos. Dan kompos ini bisa menjadi pupuk buat tanaman di madrasah. Di sini anak­anak sudah punya rumah kompos sendiri,” paparnya.

Mantan Kepala MAN Bangil ini berharap, agar kebiasaan semacam itu tak hanya di madrasah saja. Namun juga berimbas ketika anak­anak sudah pulang ke rumahnya masing­masing. Ketika ada sampah berserakan di sekitar rumah misalnya, mereka dengan cekatan membersihkan dan memilah­milahnya. Barangkali dari sebagian sampah tersebut bisa dipergunakan untuk sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan rumah. “Jadi saban hari sampah­sampah itu bisa terukur; sampah kering berapa, sampah basah berapa, dan sampah yang bisa dijual berapa,” ulasnya. •Suprianto

INSPIRASI

Ide bisa bermula dari sesuatu yang paling sederhana. Ambil misal botol kemasan air mineral. Setiap kali meminum sebotol air,biasanya botol tersebut dibuang begitu saja. Bagi MAN 2 Kota Probolinggo, botol-botol itu disulap menjadi sebuah vertical garden.

“Setiap kelas wajib memiliki vertical garden di depan kelasnya masing-masing,” tutur Drs. M. Alfan Makmur, MM. “Siswa di sini berjumlah 970. Kalau satu anak satu botol saja, berarti sudah ada 970 botol yang bisa digunakan untuk membuat vertical garden,” tambahnya.

harus menyimpan tenaga lebih untuk membersihkan lingkungan madrasah.

Target utama dari jenis kegiatan tersebut, tutur pria kelahiran Pasuruan 18 Nopember 1968 ini, agar setiap anak di sini selalu mencintai alam lingkungan tempat belajarnya. Menjaga dan merawat lingkungan yang asri benar­benar telah menjadi ruh yang menjiwai setiap siswa. Jadi tak sekedar memperoleh piala di even lomba, namun benar­benar terplikasi dalam hidup keseharian.

Oleh karenanya, setiap bulannya MAN 2 Kota Probolinggo mengadakan lomba bersih lingkungan model adiwiyata antar kelas masing­

Kirap Piala Adiwiyata Nasional yang diterima MAN 2 Probolinggo dari Kementerian

Lingkungan Hidup.

28 MPA 6/371 / 2017

Waspada Terhadap Cobaan DuniaOleh : H. Ahmad Hartoyo

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Marilah kita tidak bosan­bosan untuk bersyukur dan

bersyukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat dan kerunia­Nya kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang­Nya kepada kita. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal kebajikan dan meningkatkan ibadah kepada­Nya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini

saya tujukan kepada diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita tingkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah­perintah­Nya, dan meninggalkan larangan­larangan­Nya. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang berbahagia, fid diini wad dunya wal akhirah.

Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran 185 :

Artinya : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam sorga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Pada akhir ayat tersebut, secara tersirat Allah SWT

mengingatkan kita agar waspada dan berhati­hati terhadap segala macam cobaan hidup di dunia ini. Karena dalam ayat tersebut ditegaskan sebagai kesenangan yang memperdayakan, sehingga jika seseorang tidak berhati­hati bisa saja ia akan terjerumus ke jurang penyesalan.

Karena itu patut kita renungkan, bahwa ada ahli hikmah yang membagi dunia ini menjadi tiga macam, pertama dinamakan dunia Mahmudah, kedua dinamakan dunia Madzmumah dan yang ketiga dinamakan dunia Mubahah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Kiranya dalam kesempatan ini, perlu kita telaah satu

persatu apa yang dimaksudkan dengan ketiga istilah tersebut. Dunia mahmudah atau dunia yang terpuji, artinya adalah seseorang yang memperoleh karunia dari Allah SWT, baik berupa harta benda, kepandaian, kecerdasan, kekuasaan, maupun tingginya status sosial, kesemua itu mampu ia pergunakan untuk berbuat kebajikan.

Kekayaan yang berlimpah bukan menjadikannya pongah, kedudukan yang terhormat tidak menjadikannya sebagai orang yang gila hormat. Kepandaian yang tinggi bukan membuat ia lupa kepada jati dirinya sebagai manusia.

Keadaan dunia seperti ini akan memberikan kehidupan yang bermanfaat, tidak hanya bagi pelakunya saja, bahkan bagi orang­orang yang ada di sekitarnya. Keadaan seperti ibaratnya di dunia ia menanam, dan di akhirat akan memanennya.

29MPA 6/371 / 2017

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Keadaan dunia mahmudah digambarkan dalam al­

Qur’an pada pribadi agung, Nabi Sulaiman AS. Segala kedudukannya yang terhormat sebagai seorang raja, kepandaiannya yang luar biasa itu, sampai­sampai beliau bisa berkomunikasi tidak hanya dengan manusia, bahkan segala macam Jin dan marga satwa mampu beliau ajak bicara, apalagi harta kekayaannya tentu tak terbilang banyaknya. Kesemua itu mampu beliau pergunakan untuk melakukan kebajikan dan taat kepada Allah SWT.

Lihatlah betapa indahnya ketika beliau berkomentar tentang segala macam karunia Tuhan itu, sebagaimana diabadikan dalam al­Qur’an,yakni fi rman Allah surat an­Naml ayat 40:

Artinya : “Ia (Sulaiman) lalu berkata, ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Dunia madzmumah atau dunia yang tercela, maksudnya

adalah keadaan seseorang yang diberikan kelebihan oleh Allah SWT, berupa kekayaan berlimpah, badan yang sehat, kepandaian, dan status sosial yang tinggi, tetapi kesemua kelebihan itu tidak dipergunakan untuk melakukan kebajikan. Karena kelebihan itu ia menjadi sombong, durhaka kepada Allah SWT, tidak dipakai untuk bersyukur, bahkan kufur kepada Allah, naudzu billah.

Dunia seperti itu amat berbahaya dan tidak menimbulkan manfaat sedikitpun, baik bagi pelakunya sendiri, juga bagi orang­orang yang ada di sekitarnya. Kehidupan dunia seperti itu bahkan akan menyengsarakan.

Keadaan itu digambarkan dalam al­Qur’an pada diri Qarun. Harta bendanya yang berlimpah ruah, kepandaiannya mengelola kerajaan bisnisnya, membuat ia menjadi kufur. Ketika diberi nasehat oleh orang­orang yang ada di sekitarnya, dengan congkak ia berkata, sebagaimana diabadikan dalam fi rman Allah SWT surat al­Qashas ayat 78:

Artinya; “Karun berkata, “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”

Lalu bagaimana akhirnya? Mari kita simak fi rman Allah SWT dalam al­Qur’an surat al­Qashas ayat 81:

Artinya : “Maka Kami benamkan Karun beserta rumahnya ke dalam bumi, maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,Adapun dunia mubahah adalah, keadaan bagi seseorang

untuk menikmati segala karunia Allah SWT. Kita boleh membangun rumah yang luas, yang indah, dengan perabotan yang lengkap. Kita boleh memiliki kendaraan yang bagus, boleh mengenakan pakaian yang indah. Semua boleh bagi orang­orang yang beriman, asalkan dengan cara yang halal dan tidak melampaui batas.

Kita perhatikan fi rman Allah SWT dalam surat al­A’raf ayat 32:

Artinya : “Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?. Katakanlah, semua itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat”

Karena itu tidak benar, orang­orang yang beriman tidak boleh kaya, tidak boleh punya rumah indah, kendaraan bagus. Semua boleh, dengan catatan menurut jalan yang halal dan tidak melampaui batas. Allah SWT berfi rman dalam al­Qur’an surat al­A’raf ayat 31:

Artinya : “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih­lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang­orang yang berlebih­lebihan”.

dalam al­Qur’an,yakni fi rman Allah surat an­Naml ayat 40:

30 MPA 6/371 / 2017

Drs. Jamal, M.Pd.I

Postur tubuh mungil tapi tak minim skill. Tak hanya keterampilan non akademik yang cemerlang, jejak prestasiakademiknyapun sangat gemilang. Itulah sosok H. Jamal, M. Pd saat merenda masa kecil di tanah kelahirannya.

“Kalau mengenang masa itu, saya terkadang tertawa geli dan terheran-heran,” ucapnya.

Menjahit Masa Depandengan Benang Kesabaran

Terlahir di desa Kemlagi Gede, Kecamatan Turi, Lamongan, dia memang tumbuh tak seperti kelima saudaranya yang lain. Anak kelima dari enam bersaudara ini dianugerahi bakat yang luar biasa dalam sepak bola dan bulu tangkis, meski tidak berguru secara

khusus alias otodidak. Saking mempesonanya skill yang dimiliki, seringkali tenaganya dipakai beberapa desa di sekitarnya dalam even kejuaraan. “Istilahnya itu dibon.. he.he..” tukas pria kelahiran 16 Maret 1963 ini terkekeh.

Meski demikian, tak berarti masa kecilnya hanya diisi dengan bermain semata. Sebab ternyata untuk bisa mengakrabi hobi olahraganya, butuh perjuangan lebih. Banyangkan saja, pagi hari belajar di Sekolah Dasar, dan siangnya masih harus menimbah ilmu di Madrasah Ibtidaiyah hingga sore.

TA’ARUF

31MPA 6/371 / 2017

Kecintaan Jamal pada ilmu saat kecil memang di atas rata­rata bocah kebanyakan. Menjelang Maghrib dirinya sudah siap­siap menuju langgar untuk mengaji al­Qur’an. Kemudian ba’da isyak ngaji sorogan pada salah seorang Kiai di kampungnya hingga larut malam. “Saat itu tidak ada teman sebaya yang seusia. Saya paling muda dan paling kecil diantara teman­teman yang belajar kitab kuning,” kata pemilik nama asli Djamaluddin ini. “Meski demikian, saya enjoy saja,” imbuhnya.

Diapun begitu menikmati saat harus sendirian tanpa teman belajar seni membaca al­Qur’an atau qira’ah di sebuah pesantren tiap hari Juma’t. Jarak pondok tersebut dengan rumahnya sekitar 7 km. Dirinya harus menempuh dengan mengayuh sepeda ontel kesayangan. Saking sayangnya, pas jalanan becek di musim penghujan, diapun harus rela memanggulnya dengn riang hati.

Bagi kebanyakan orang, masa kecil memang saat yang membahagiakaan. Tapi terkadang ada sesuatu yang membuat hati Jamal gundagulana saat belia. Di saat teman­temannya dengan manja merengek­rengek bisa minta sesuatu kepada ibunya, dia harus gigit jari. Sebab sejak umur 5 tahun, sang ibu sudah meninggal dunia.

Kerinduan akan belaian kasih sayang sosok yang melahirkannya itu, diluapkannya dengan membaca al­Qur’an dengan suara lantang menjelang Maghrib saban hari. “Rasanya plong dan senang sekali. Apalagi membaca al­Quran menggunakan pengeras suara,” ucap putra pasangan (alm.) Noto dan (almh.) Samijah ini sembari tertawa.

Yang lebih membanggakan lagi, sebagai pelipur ketiadan ibu adalah saat berhasil memenangkan lomba atau juara kelas. Setiap turun dari panggung penyerahan hadiah, selalu banyak ibu­ibu hadir yang menciuminya sebagai luapan rasa bangga. “Mungkin mereka terharu karena saya tumbuh tanpa ibu yang merawat penuh,” katanya enteng.

Selain sekolah, mengaji, bermain sepakbola dan badminton, ada lagi yang digandrungi Jamal semasa kecil; yaitu soal pakain. Dia suka tampil parlente dan modis. Baju tidak suka yang kedodoran. Semuanya harus pas

di badan dan tidak harus mahal. Bahkan ketika berangkat sekolah, lantaran ingin tampil dendy, kakipun diminyaki agar tak terlihat kusam.

Dirinya kebilang anti dengan celana kolor. Sesuatu yang jamak dipakai anak­anak dalam keseharian ketika itu. Saking tidak sukanya, untuk mewujudkan keinginannya dirinya rela memodifikasi dan menjahit sendiri celana yang sudah ada di lemari. “Karena ongkos jahit mahal dan lagi waktunya terlalu lama,” kilahnya menyodorkan alasan.

Tapi beruntung sang bibi merupakan seorang penjahit kawakan. Jadi praktis dia bisa belajar langsung teknik men­jahit. Melihat kesungguhannya belajar menjahit, sang kakakpun bangga dan lantas membiayainya kursus modes. “Tapi itu tidak saya rampungkan. Lha wong saya sudah mahir menjahit sebe­lumnya,” tukasnya.

Skill menjahit inilah yang kemu­dian menjadi modalnya untuk melanjutkan jenjang pendidikan saat di Madrasah Aliyah. Sebab di bangku tingkat SMA inilah dirinya sudah mulai menerima jasa jahitan dari orang lain dengan tarif rata­rata seribu rupiah. Padahal SPP perbulan ketika itu masih enam ratus rupiah. Alhasil diapun banyak menabung dari hasil membuka jasa menjahit.

Sebetulnya untuk sekedar jajan menikmati hasil jerih payanya sendiri maupun nongkrong di warung dia mampu. Tapi itu tidak dilakukannya. Pasalnya, orangtuanya melarang dengan alasan itu bukan cerminan akhlak santri. “Alhamdulillah saya besar di lingkungan keluarga yang sangat religius dan begitu mengugemi norma dan etika pesantren,” ucapnya bersyukur.

Lantaran itu pula, saat mengutarakan ingin menjadi seorang Sarjana Hukum pasca menyelesaikan pendidikan di Madrasah Aliyah, ditolak mentah­mentah. Akhirnya dia melanjutkan pendidikannya pada Jurusan Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Selama kuliah dirinya dilarang bekerja atau sekedar melanjutkan hobi menjahitnya. Lantas dirinya memilih nyantri di PP Yanabi’ul Ulum Sidosermo Surabaya. Praktis selama kuliah skill menjahitnya terpaksa mandek. Sebab sang orangtua memang menuntutnya

untuk segera menyelesaikan kuliah tanpa terganggu aktivitas kerja. Alhasil, dirinya berhasil menyelesaikan sarjana penuh pada tahun 1989.

Setelah menyelesaikan kuliah, dia tak lantas pulang ke desa. Sebab setahun menjelang wisuda, dirinya sudah meni­kah dengan gadis pujaan hati asal Surabaya. Di Kota Pahalwan ini Jamal disibukkan dengan mengajar di sekolah­sekolah dan berdakwah sembari juga membuka usaha konveksi. “Setiap tahun ajaran baru adalah masa panen raya. Sebab saya banyak mendapatkan pesanan seragam baru dari sekolah­sekolah,” kata mantan Ketua Lembaga Kursus Al­Quran Al­Falah Surabaya ini bangga.

Adapun karirnya sebagai PNS dimulai sejak tahun 1992 di lingkungan Kankemeang Kota Surabaya. Baru pada tahun 2003 dirinya mendapatkan promosi jabatan sebagai Kepala Seksi Penamas. Dua tahun berselang, jabatan Kepala Seksi Penyelanggaraan Haji dan Umroh diembannya. Dan pada tahun 2009, dirinya dipercaya sebagai orang nomor dua di Kankemenag Surabaya sebagai Kepala Subbag Tata Usaha.

Jenjang karir pria yang pernah menjadi imam shalat rawatib masjid Al­Akbar Surabaya ini kian moncer. Sebab pada tahun 2014 silam dirinya dipromosikan sebagai Kepala Kanke­menag Kota Batu. Dan pada April tahun 2017, dirinya dimutasi sebagai Kepala Kankemenag Kota Mojokerto sebelum diamanhi sebagai Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur pada Agustus lalu.

Inilah garis takdir sang penjahit. Meski berasal dari desa dengan latarbelakang ekonomi pas­pasan, tapi dia mampu meraih kesuksesan di lingkungan birokrasi. “Semua itu bekat kesabaran dan kedisiplinan serta doa orangtua dan anak istri,” tukas suami al­Mumtahinah, SE ini.

Tak heran jika dirinya tidak bisa jauh­jauh dengan keluarga. Bahkan dimanapun dia bertugas selalu berusaha pulang setiap hari. Selain dirinya mengajari al­Qur’an secara langsung kedua anaknya bakda maghrib, juga berusaha bisa shalat berjamaah. “Rasanya nikmat sekali, apalagi bisa berdoa bersama­sama,” kata ayah dua anak ini. •pri

TA’ARUF

32 MPA 6/371 / 2017

melalui Bussines Times. Tujuan dari program ini adalah menumbuhkan jiwa kemandirian para santri.

Dalam tahap awal kegiatan ini santri diajak untuk mengenali alat penukaran dan fungsi­fungsinya. Sedangkan tahap selanjutnya mereka harus mampu menghasilkan uang dari penjualan produk. “Selama ini santri hanya menerima uang saku langsung dari orangtua tanpa mengetahui dari mana asalnya. Dengan kegiatan ini santri diberi pengetahuan dari mana dan bagaimana uang itu dihasilan serta peruntukannya,” katanya menjelaskan.

Kegiatan ini sendiri dilakukan tiap bulan secara bergiliran antar kelas di masing­masing jenjang pendidikan. Para santri biasanya diberikan tugas untuk mencari bahan yang biasa dijual. Adapun harga jual ditentukan dengan rata­rata senilai 2000 rupiah. Dengan nilai sebesar itu, biasanya para santri menjual kue dan alat tulis. “Ini untuk santri jenjang usia SD. Adapun untuk usia SMP tidaksekedar menjaul tapi juga harus bisa memproduksi dan mengemas

Untuk menjaga kebersihan dan keasrihan kawasan ini, pesan­tren ini mengandalkan para

santri. Kebersihan memang sudah menjadi tanggung jawab tiap santri yang diatur dalam jadwal piket. Mereka bertugas membersihkan kamar mandi, merapikan dan merawat tanaman. Hasilnya, kebersihan lingkungan tetap terjaga. Selain sedap di pandang tentu makin menambah betah penghuninya.

Keberadaan pondok yang beralamat di Jl. Manukan Tama No. 201­203 Tandes Surabaya ini seolah menghapus kesan pesantren selama ini yang kumuh dengan arsitektur seadanya. “Potret umum pesantren biasanya identik dengan sarung, ku muh dan seadanya,” ucap H . M. Basori, LC, MA.

Menurut Ketua II Yayasan Pesantren Terpadu Daarul Muttaqien, untuk mengubah image tersebut tidaklah sesulit yang dibayangkan. Pesantren yang berdiri sejak tahun 2001 ini hanya mengawalinya dengan kegiatan­kegiatan yang kecil. Salah satunya mengajak

para santri peduli terhadap lingkungan. “Dengan adanya piket kebersihan, santri diajak untuk peduli terhadap lingkungan,” tandasnya.

Selain membekali santri dengan wawasan cinta lingkungan, pesantren ini juga mengajarkan skill entrepeneurship

Membentuk KemandirianMelalui Bussines Times

Berada di Pondok Pesantren Terpadu Daarul Muttaqien seakan berada di kawasan peristirahatan.Hijaunya tetumbuhan, kebersihan lingkungan, serta megahnya bagunan dengan dominasi warna putih ini seakan

menjadikan alpa bahwa kawasan ini merupakan lembaga pendidikan pesantren.

PP. TEPADU DA A RU L MUTTAQIEN SU RABAYA

KH. Achmad Shofwan LcPengasuh PP Terpadu Daarul Muttaqien

33MPA 6/371 / 2017

semenarik mungkin,” tukas Basori.Maka jangan heran ketika pelaksanan

bussines times ini, halaman pesantren ini disulap menjadi lapak­lapak dengan aneka ragam produk. Sebagian lapak ini pun didesain dan diatur sedemikian rupa dengan tujuan menarik pembeli sebanyak­banyaknya. Adapaun pembeli produk dagangan yang telah disiapkan para santri tersebut adalah santri dari kelas lain yang saat itu tidak bertugas menjual.

Bisa dibayangkan keseruaan “hari berbisnis” ini. Layaknya sebuah pasar dadakan, ada kegiatan promosi yang dilakukan para penjual demi menarik pembeli. Dan tentu ada pula kegatan saling tawar menawar harga antara penjual­pembeli sebelum harga disepakati. Tak hanya itu, tawa dan canda juga menghiasai wajah mereka. Sebab yang bertansaksi adalah sesama teman sebaya. Meski demikian, negoisasi harga tak berarti berjalan mudah. Sebab masing­masing pihak tentu mempertahankan harga yang menerut meeka rasional.

Bagi yang sudah menyepaki harga langsung bayar dengan uang tunai dan otomatis berhak membawa barang yang dibeli. Bagi yang belum menemukan barang dengan harga yang cocok, bisa dipastikan akan terus berburu pada lapak­lapak lain. Dan bagi para penjual tentu tidak selalu mendapati dagangannya habis terjual. Maka pasca kegiatan ini lalu mereka emlakukan evaluasi sembari didampingi guru pembimbing.

Dari sanalah mereak akan tahu kekurangan sehingga pada even berikutnya bisa memperbaiki diri. Nah di sinilah pentingnya masukan seorang ustadz. “Selain evaluasi secara menyeluruh, yang lebih utama adalah membesarkan hati mereka bahwa sesuatu

itu kadang tidak berjalan semestinya. Ini mengajarkan pada santri bahwa tiap usaha yang dilakukan tidak selalu diliputi keberhasilan. Kegagalan dan keberhasilan adalah realitas kehidupan nyata,” jelas Basori.

Adapun waktu transaksi sendiri dilakukan saat jam efektif pembelajaran di sekolah. Ini sengaja dilakukan sebab kegiatan ini bersifat aplikatif. “Kegiatan ini memang tidak berupa pelajaran di kelas. Tapi langsung praktek agar santri bisa praktek dan merasakan langsung,” ujar Basori.

Memang sedari awal cita­cita pendidiri inginmembentuk santri paripurna. Konsep Pesantren Terpadu Darul Muttaqien adalah perpaduan antara duniawi dan ukhrowi. Sehingga perhatian utama pesantren bukan hanya ilmu agama saja tetapi juga ilmu­ilmu lain, yang di kebanyakan pesantren disebut dengan ilmu umum. Dengan demikian para santri dibekali pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan masalah keman­dirian. “Ini guna menciptakan lapangan kerja ketika mereka berada di masyarakat kelak,” ucap KH. Achmad Shofwan Lc.

Bagi pengasuh PP Terpadu Daarul Muttaqien ini, ada tangan tersendiri mengembangkan pesantren di tengah­tengah kota metropolitan seperti Surabaya ini. Jika umumnya pesantren kental dengan sistem salafiyahnya, justru pondok ini memilih terobosan baru dengan menggabungkan dua wajah; menerapkan sistem pendidikan umum dan modern. “Ini agar warga perkotaan juga bisa menerima. Dan terbukti tiap tahun mereak berbondong­bondong ke sini,” ungkap Pimpinan KBIH Jabal Rahmah Surabaya ini.

Selain itu, pendidikan dalam pondok ini juga mendorong para santri mampu berbahasa Arab dengan baik dan benar sebagai modal mengkaji ilmu Islam. Sehingga bisa membaca dan memahami Al Quran, sunnah, kitab kuning. Tak hanya itu, pesantren yang juga memiliki program khusus tahfidz ini tetap mempertahankan pembentukan akhlak mulia pada santri. Sehingga mereka kelak diharapkan mampu berbuat adil, toleran (tasamuh), serasi (tawazun) dan terhindar dari sifat ekstrim (tathorruf) dalam mengabdikan diri kepada agama, masyarakat, nusa dan bangsa. •Suprianto

34 MPA 6/371 / 2017

Gerakan Literasi dan Jurnalisme EfektifIni pemandangan cukup langkah. Seorang Kepala Madrasah dikelilingi 38 siswa dan dibombardir dengan sejumlah pertanyaan.

Mereka melontarkan beragam pertanyaan secara blak-blakan, seolah tanpa beban. Utamanya, perihal berbagai kebijakan madrasah.“Pak, kenapa kami para siswa diharuskan untuk mencium tangan guru setiap kali bertemu,” tanya seorang siswa dengan suara mantap.

MTsN Krian Sidoarjo

Abdul Ghofur, M.Pd.IKepala MTsN Krian

Mendengar pertanyaan itu, Abdul Ghofur, M.Pd.I mengulum seutas senyuman. Dengan

penuh perhatian, Kepala MTsN Krian itu menjawab dengan lugas; bahwa salah satu tanda akhlak seorang murid adalah tawadhu’ di hadapan guru. “Disebutkan dalam sebuah Hadits, bahwa dengan bersalaman akan menghapus dosa. Selain itu, salaman juga bisa menghapus rasa benci dan dendam,” tuturnya.

Budaya cium tangan, lanjutnya, merupakan pembiasaan yang begitu mudah dilihat di madrasah yang memiliki 900 peserta didik ini. Bahkan peman dangan bisa terlihat jelas tiap pagi dan sore hari saat para siswa datang mau­pun beranjak pulang. “Mudah­muda­han pembisaan ini juga tidak sebatas di madrasah. Jadi ketika para siswa bertemu guru atau orangtua, cium tangan ini juga perlu dilakukan,” harapnya.

Melihat sang Kepala Madrasah menga khiri kalimatnya, seorang siswi langsung melontarkan pertanyaaan yang tak kalah tajamnya. “Apa tujuan Bapak mewajibkan para siswa untuk shalat berjamaah Dhuhah dan membaca al­Qur’an setiap pagi hari?” ucapnya dengan lantang dan tegas.

Pria kelahiran Lamongan 1 Pebruari 1959 itupun menjelaskan latar belakang program tersebut. Katanya, al­Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam.

Ada keutamaan bagi pembacanya. Apalagi jika membaca al­Quran tersebut dilakukan secara istiqamah setiap menjelang pembelajaran dimulai. “InsyaAllah para siswa akan dimudah­kan dalam menerima materi yang disampaikan guru,” paparnya.

Diapun menambahkan, bahwa dengan membaca al­Qur’an dan shalat berjamaah Dhuha pagi hari, tentu akan meberikan dampak posisitf bagi siswa. Salah satunya, adalah turunnya angka kenakalan dan ketidakdisiplinan siswa. “Saya percaya.. dengan al­Qur’an dan

shalat Dhuhah mampu melembutkan hati para siswa dan lambatlaun akan memperbaiki akhlaknya,” ulasnya.

Adegan tanya jawab sepanjang satu jam lebih itu, bukanlah sidang terbuka antara Kepala Madrasah dengan sejum­lah murid perwakilan kelas yang sedang berdemonstrasi. Namun itu merupakan praktik wawancara jurnalistik yang diikuti oleh para punggawa majalah Az­Zahra MTsN Krian. Laiknya seorang wartawan profesional, mereka menyiap­kan daftar pertanyaan demi menggali segala informasi perihal madrasah dari orang nomor satu di lembaga tersebut.

Seakan memperoleh energi baru, para siswa itu membombardir per­tanyaan sang Kepala Madrasah seraya tiada henti. Andai waktu satu jam tak menjadi batas pelatihan wawancara, masih banyak pertanyaan yang belum sempat mereka lontarkan. Dengan sifat kebapakan Abdul Ghofur pun menjawab semua pertanyaan yang terkadang terasa agak liar. Sesekali dirinya membe tulkan pertanyaan­pertanyaan yang dianggap­nya agak kurang relevan.

Dari pelatihan wawancara tersebut, siswa selain mampu mengurai berbagai kebjakan madrasah, mereka juga mendapatkan ilmu teknik wawancara yang efektif. Ini merupakan salah satu modal berarti dalam menekuni dunia jurnalistik. Sebab dengan wawancara

SERAMBI MADRASAH

35MPA 6/371 / 2017

efektif, akan mampu menggali berba­gai informasi penting dan data­data secara akurat.

Dengan melimpahnya data akan memudahkan untuk merangkai kata menjadi sebuah tulisan yang menawan. Ini tentu pembelajaran menarik bagi siswa di tengah maraknya budaya plagiasi dan berita bohong alias hoax yang banyak bertebaran. “Inilah pendidikan literasi melalui karya jurnalistik yang bermanfaat bagi siswa,” ujar Erna Khusna Ningsih. “Jadi, selain anak­anak mencari dan menggali informasi, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk menyebarkannya dengan bahasa yang menarik,” imbuhnya.

Koordinator Ekstrakurikuler Jurna­listik MTsN Krian ini menuturkan, untuk meningkatkan skill menulis siwa, madrasah yang beralamat di Jl. Raya Junwangi No. 1 Krian Kabupaten Sidoarjo ini juga mendatangkan berbagai ahli yang berkompeten. Salah satunya adalah Tim Redaksi dari Majalah Mimbar Pembangunan Agama (MPA) Kanwil Kemenag Prov. Jatim.

Selain itu, mereka jugu berguru kepada salah satu Koran Harian terbesar di Indonesia, Jawa Pos, di Gedung Graha Pena Surabaya. Ini merupakan salah satu program pembelajaran outdoor bagi anggota ekstrakurikuler jurnalistik yang terdiri dari kelas 7 dan kelas 8. “Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan selukbeluk dunia jurnalistik, menumbuhkan kecerdasan dan kreativitas pelajar melalui

tradisi jurnalistik, serta mampu mengelola majalah madrasah,” papar guru bahasa Indonesia ini bernada harap. “Output lain dari kegiaan ini, bahwa siswa mampu menerbitkan majalah Az­Zahra sesuai target,” tukasnya bangga.

Selain kegiatan pelatihan jurnalistik dan kunjungan ke media, ada aktvitas yang begitu digandrungi dan menyita waktu siswa; yakni menjelang diterbitkannya majalah Az­Zahra. Jauh sebelum produksi majalah yang terbit dua kali dalam setahun ini, siswa sudah berbagi tugas hanting liputan. Adalah perpustakaan madrasah yang mereka gunakan sebagai tempat koordinasi.

Para punggawa Az­Zahra menda­patkan job discripton masing­masing. Ada yang kebagian tugas meliput tokoh inspiratif madrasah. Ada pula yang kebagian meliput berita human interest penjual jajanan di depan gedung madrasah. Tak hanya itu, ada pula yang harus melakukan beberapa peliputan di berbagai tempat dan acara sesuai dengan rubrik dan tema yang telah ditentukan bersama­sama.

Biasanya, dengan berbekal sebuah voice recorder, kamera dan notes, mereka melakukan wawancara. Selanjutnya mereka merangkai hasil liputan dalam banyak tulisan di laptop ataupun komputer di perpustakaan MTsN Krian. “Ahamdulillah semua isi dan disain majalah dilakukan sendiri oleh para siswa. Hampir 90 persen merupakan murni karya siswa,” ujarnya. “Inilah

bukti bahwa siswa madrasah mampu menghasilkan berkarya,” tambahnya.

Peraasaan bangga juga tampak di wajah Abdul Ghofur. Dirinya agak merasa heran, bagaimana dengan waktu yang cukup singkat siswa­siswi peserta jurnalistik berani mengungkapkan bera­gam pertanyaan bernas dengan tegas dan mantap. “Kegiatan semacam ini harusnya kerap diselenggarakan oleh MTsN Krian. Sebab disamping mendor ong gerakan literasi, sekaligus dapat mem buka sisi intelektualitas anak,” ujarnya.

Namun demikian, baginya, mendidik siswa madrasah bukanlah semata dari sisi intelektualitasnya saja. Sebab tanggungjawab pendidikan itu dunia akhirat. “Jadi selain sisi intektualitas, sisi spiritualitas juga kami garap dengan mela kukan pembiasaan­pembiasaan baik. Makanya misi madrasah ini adalah Unggul dalam Akhlak dan Prestasi,” ucapnya menjelaskan.

Yang menjadi titik tekan bagi MTsN Krian, selain akhlak adalah kebersihan lingkungan. Terbukti wajah madrasah ini tampak asri penuh kehijauan. Pohon perdu banyak tumbuh di halaman madrasah. Selain itu, taman­taman mini yang berada di masing­masing kelas kian mempesonakan mata. “Gerakan cinta lingkungan tidak sekedar progam biasa. Sebab cinta lingkungan bagian dari cinta kebersihan. Dan cinta kebersihan itu merupakan salah satu pertanda keimanan seseorang,” pungkasnya. •Suprianto

Abdul Ghofur, kepala MTsN Krian sedang terlibat langsung pada materi Tekhnik Wawancara dalam workshop jurnalistik di auditorium MTsN Krian.

36 MPA 6/371 / 2017

Dengan tempat duduk yang saban harinya tetap, bisa berpengaruh pada suasana belajar sehingga terasa monoton. Gurupun cenderung terfokus pada murid­murid pintar yang ada di depan. Sebab merekalah yang senantiasa merespon apa yang disampaikan sang guru. Sedangkan yang berada di deretan belakang, mereka malah sibuk berkasak­kusuk memperbincangkan sesuatu yang sama sekali tak berhubungan dengan materi pelajaran.

Model tata ruang yang demikian selayaknya diubah. Bisa dengan menata meja­kursi secara berkelompok, atau dengan model U yang setiap siswa bisa saling berhadapan. Jikapun tetap dengan tatanan meja­kursi konvensional, maka para siswanya saja yang harus saban hari berpindah tempat duduknya. Dengan begitu murid yang berada di deretan paling belakang akan bergeser ke kursi paling depan. Sekilas memang tampak sederhana, tetapi cobalah untuk dipraktekkan. Maka ruang kelaspun jadi berubah lebih dinamis, sehingga suasana kelas yang monoton akan hilang dengan sendirinya.

Posisi guru juga sangat menentukan terhadap dinamisasi kelas. Sebisa mungkin seorang guru menghindari posisi konvensional; guru hanya duduk di belakang

Menggairahkan Pembelajarandi Ruang Kelas

Ada beberapa sebab yang membuat ruang kelas kurang menarik para siswa. Susunan meja­kursi

konvensional – yang berderet berjajar dari depan ke belakang, barangkali bisa menjadi sebab yang paling awal. Susunan meja­kursi yang seperti itu, kuranglah menguntungkan bagi sebuah proses belajar­mengajar. Murid pintar akan mengambil duduk di deretan paling depan. Sedangkan yang agak pintar duduk di belakangnya. Dan bagi siswa­siswi yang merasa tak pintar, mereka mengambil tempat duduk di deretan paling belakang.

Suasana kelas yang hidup, tentu tak sama dengan situasi kelas yang “mati”. Ruang kelas yang monoton kuranglah menarik minat siswa untuk belajar. Ketika para siswa kurang bergairah dan tak ada lagi semangat belajar, akan membuat mereka jadi lamban, bermalas-malasan,

belajar alakadarnya, atau bahkan sibuk ngobrol sendiri dengan teman disampingnya.

Oleh :M. Tajuddin Nurcholis

Guru Mapel Prakarya di MTs Amanatul Ummah,Pacet - Mojokerto.

EDUKASI

37MPA 6/371 / 2017

meja atau berdiri di depan kelas sejak jam pertama mengajar hingga selesai proses pengajaran. Dengan hanya berdiri di depan kelas saat menyampaikan mata pelajaran, akan membuat siswa­siwi cepat disambar rasa bosan.

Untuk itulah, tak ada salahnya guru mencoba mengeterapkan model pembelajaran yang menggunakan metode ‘mobile teaching’. Artinya, dalam proses pengajaran seorang guru bisa dengan berpindah­pindah tempat berdiri. Boleh juga menerangkan sambil berjalan­jalan mengililingi siswanya. Mobilitas guru yang demikian ini, justru akan membuat suasana kelas lebih dinamis. Disamping itu guru juga lebih mengetahui siswa­siswinya secara detil tentang apa yang diperbuat oleh mereka.

Dengan ‘mobile teaching’ secara otomatis akan membantu para siswa untuk menghilangkan

rasa jenuh saat belajar. Setidaknya, suasana pembelajaran monoton dalam kelas akan bisa terkurangi. Ini menjadi penting, karena proses belajar­mengajar yang monoton akan mengarah ke suasana pesimisme sehingga sama sekali tak menarik.

Begitu pula dengan sikap guru saat mengajar. Hindarilah model pembelajaran yang cuma satu arah. Dan jangan pula bersikap selalu “menggurui”. Hal itu akan membuat siswa lambatlaun kurang tertarik pada guru. Sebab setiap siswa juga ingin didengar ungkapan jiwanya. Eksistensinya pengin direspon dan diapresiasi. Maka jangan biasakan memotong ungkapan siswa yang hendak menyampaikan sesuatu. Itu akan membuat mereka merasa kurang dihargai, sehingga menjadi enggan untuk merespon balik apa yang disampaikan gurunya.

Ada baiknya pula seorang guru tak begitu terpaku pada rancangan

Begitu pula dengan sikap guru

saat mengajar. Hindarilah model

pembelajaran yang cuma satu

arah. Dan jangan pula bersikap

selalu “menggurui”. Hal itu akan

membuat siswa lambatlaun

kurang tertarik pada guru. Sebab

setiap siswa juga ingin didengar

ungkapan jiwanya. Eksistensinya

pengin direspon dan diapresiasi.

Maka jangan biasakan memotong

ungkapan siswa yang hendak

menyampaikan sesuatu. Itu akan

membuat mereka merasa kurang

dihargai, sehingga menjadi

enggan untuk merespon balik apa

yang disampaikan gurunya.

EDUKASI

38 MPA 6/371 / 2017

pembelajaran yang ada. Artinya, dibutuhkan improvisasi dalam sebuah proses pembelajaran. Mengajar itu tak semata menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Kalau cuma seperti ini, tentu bisa dibilang gampang. Disamping sudah jelas silabusnya, setiap tahun guru mengampu materi pelajaran yang itu­itu juga. Jikapun ada perubahan, itu masih jauh dari kata signifikan.

Yang justru menjadi problem selama ini, bagaimana agar materi pelajaran tersebut bisa diminati dan diterima para siswa dengan enjoy. Pasalnya, tak semua siswa mau dengan serius mendengarkan materi pelajaran yang diberikan guru. Bahkan tak jarang mereka lebih suka ngomong sendiri ketimbang mendengarkan penjelasan guru. Tentu hal demikian itu terasa menyesakkan dada seorang guru, yang notabene disamping sebagai pengajar sekaligus dirinya adalah seorang pendidik.

Oleh karenanya, setiap guru kiranya wajib menciptakan suasana belajar­mengajar yang tak saja menarik tapi juga sekaligus dinamis. Maka perlu kita sama­sama menggali model pembelajaran yang digemari para siswa, yang itu sekaligus sesuai dengan alam pikir mereka.

Untuk menemukan cara mengajar yang enak didengar,

efektif dan mudah sampai ke pemikiran siswa, memang bukanlah pekerjaan gampang. Namun bagaimanapun juga, seorang guru harus berusaha bagaimana agar materi pelajaran yang disampaikan bisa dimengerti anak­anak dengan mudah. Jadi intinya, adalah tercapainya pelajaran sehingga mereka benar­benar mengerti dan paham.

Maka ada baiknya kita mengenali siswa­siswi terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi pelajaran. Apalagi karakter siswa­siswi sangat berlainan antara satu dan yang lainnya. Anak yang rajin tentu sangat berlainan dengan anak yang malas dan suka bolos sekolah. Begitupun dengan anak yang nurut dan siswa yang suka membangkan. Namun demikian, buatlah agar mereka sama­sama menyukai materi pelajaran yang kita ampu.

Disamping sikap guru yang penuh kasihsayang terhadap mereka, juga sampaikanlah materi pelajaran dengan cara yang kreatif dan menawan. Misalnya dengan mengajak para siswa berdoa sebelum memulai pelajaran. Ini akan membuat siswa yang “ramai” saat menunggu gurunya, dengan seketika akan terdiam sejenak. Lalu kita membikin kalimat pembuka yang menarik perhatian mereka. Kemudian kita sampaikan materi pelajaran dengan “sersan” – serius tapi santai.

EDUKASI

39MPA 6/371 / 2017

Cara penyampaian “sersan” ini setidaknya membuat mereka tak menganggap belajar sebagai beban. Dengan begitu mereka akan enjoy­enjoy saja mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Perlu juga menyisipkan uraian tentang tujuan dari belajar itu sendiri dan tentang masa depan cita­cita mereka. Sedikit banyak ini akan menghilangkan rasa keterpaksaan saat belajar lantaran tak tahu kelak pembelajaran tersebut untuk apa.

Ada baiknya pula kita menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan singkatan­singkatan. Semisal ketika siswa sulit menghafal bulan­bulan Islam, maka ajaklah mereka bersama­sama menghafal kata­kata “musaraju – rasyarasya – dzuldzul” secara berulang­ulang. Saat menghafal kalimat unik seperti itu, mereka akan bersukacita melafazkannya penuh semangat. Setelah itu baru disampaikan bahwa kata­kata unik itu merupakan kependekan dari; muharram safar rabiul awal­rabiul akhir jumadil awal­jumadil akhir – rajab sya’ban ramadhan syawal – dzulqa’da dzulhijjah.

Yang tak kalah menariknya, adalah setrategi pembelajaran model bermain. Lebih­lebih untuk yang masih berusia anak­anak. Bagi siswa Ibtidaiyah dan Tsanawiyah biasanya mereka lebih suka bermain ketimbang belajar. Ketika seorang guru berhasil menciptakan suasana belajar seperti suasana bermain, maka anak­anak dengan antusias mengikuti pelajaran tersebut. Suasana pembelajaran yang menyenangkan tentu akan membuat mereka lebih bersemangat. Dan para guru kiranya tak kesulitan menyodorkan beraneka macam permainan untuk materi pelajarannya masing­masing.

Hal lain yang perlu dilakukan guru, adalah dengan bercerita. Ketika melihat para siswa sudah mengalami kejenuhan, sebaiknya seorang guru tak terus menjejalkan materi pelajaran tersebut. Sebab hal itu lebih dekat dengan kegagalan daripada keberhasilan. Siswa yang dilanda kejenuhan tak mungkin dapat menangkap materi pelajaran dengan seksama. Untuk itulah, perlu memberi waktu jedah kepada mereka untuk meminggirkan perasaan jenuh di ruang kelas.

Nah, pada saat­saat seperti inilah perlu diisi dengan bercerita. Temanya biasa apa saja, yang penting bisa membuat siswa tertarik. Setelah kejenuhan itu sirna, maka materi pelajaran bisa dilanjutkan. Atau bisa juga menghilangkan kejenuhan dengan melakukan aktivitas secara fisik. Misalnya dengan mengajak para siswa melakukan senam ringan di ruang kelas. Dengan menggerakkan syaraf­otot tubuh sejenak bisa meminggirkan rasa jenuh yang dialami siswa. Lebih menarik lagi jika mereka diajak ‘senam otak’, karena otak mereka yang terforsir untuk belajar mengalami kelelahan. Dengan melakukan ‘senam otak’ sebentar, maka otak akan mengelami fresh kembali.

Intinya, bagaimana agar siswa tak mengalami perasaan jenuh pada saat proses pembelajaran. Jadi kita bisa menciptakan kegiatan apa saja, asal itu dapat menghilangkan perasaan jenuh mereka. Untuk mencairkan suasana semacam itu, seorang guru bisa pula dengan mengadakan ‘ice breaking’. Umpamanya dengan mengajak siswa­siswinya menyanyikan lagu­lagu yang disenangi mereka. Yang paling gampang, nyalakan slide dan putarlah film­filmu lucu yang membuat suasana menjadi geeerr.

Di sisi lain, agar proses pembelajaran tak terkesan monoton, seorang guru bisa mengembangkan kegiatan yang bersifat

kelompok. Di dalam belajar kelompok inilah, para siswa bisa mengembangkan talentanya masing­masing. Di sinilah seorang siswa yang saban harinya kelihatan pendiam, tiba­tiba saja mereka tampak kecerdasannya. Seorang siswa yang dikenal pemalu tiba­tiba pula rajin mengajukan pertanyaan. Belajar kelompok kerap menjadi ruang tersendiri bagi siswa untuk memunculkan sifat uniknya masing­masing.

Dengan pembelajaran sistem kelompok, banyak hal yang bisa dimanfaatkan oleh mereka. Dengan berdiskusi bersama, itu sama artinya mereka tengah belajar bagaimana memecahkan suatu masalah yang tengah dihadapi. Untuk memecahkan problema itulah, kreativitas dan inovasi mereka biasanya muncul secara tiba­tiba.

Guru, sebagai pendamping, hendaklah bertindak sebagai fasilitator semata. Namun demikian, dirinya harus pintar­pintar melibatkan setiap anak secara langsung dalam proses tersebut. Setiap anak harus dibikin aktif dalam belajar kelompok ini. Ibarat sebagai peracik minuman, maka seorang guru hendaknya menyajikannya semenarik mungkin.

Jika terjadi kevakuman misalnya, seorang guru haruslah menghidupkannya kembali dengan memotivasi mereka agar memunculkan ide­ide briliannya. Agar suasana diskusi bisa terus berkembang, guru senantiasa memberikan motivasi­motivasi tertentu sehingga adu argumen antar mereka kelihatan kian seru.

Dalam ajang diskusi tersebut, tak perlu anak dipaksakan berargumen dengan pengetahuan sains yang mendalam. Yang terpenting, adalah bagaimana setiap siswa dapat mengungkapkan apa yang menjadi pengetahuannya selama ini. Jadi, diskusi berbasis proses lebih diutamakan daripada diskusi yang berbasis hasil. Sebab mengenai hasilnya, seorang guru bisa memberikan wawasan tersendiri untuk melengkapi kesimpulan yang telah mereka putuskan.

Itulah sebabnya, dalam belajar secara berkelompok kehadiran guru adalah niscaya. Disamping untuk memberikan tugas kepada setiap siswa, dirinya juga memberikan topik yang beragam. Yang terpenting lagi, setiap kelompok haruslah diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil dari belajar kelompok tersebut. Ini menjadi penting, karena mereka merasa dihargai dari kerja serius dalam kelompoknya masing­masing.

Dengan setrategi mengajar yang tak monoton sebagaimana terurai di atas, tentulah akan membuat sebuah proses belajar­mengajar tak saja menarik tapi juga sangat bermanfaat bagi tujuan pembelajaran itu sendiri. Sebab dengan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan sangat menarik semacam ini, para siswa akan dengan mudah memahami materi pelajaran. Disamping mudahnya pemahaman yang diserap siswa, mereka juga sekaligus terlibat langsung dalam pendalaman materi pelajaran tersebut. Dengan mendalami materi pelajaran seperti itu, mereka benar­benar mengetahui tentang kegunaan dari pelajaran tersebut.

Dengan melakukan improvisasi dalam sebuah proses belajar­mengajar, diharapkan siswa­siswi kita kian hari makin memiliki skill diskusi dengan kritis dan daya analisa yang mengagumkan. Dengan potensi seperti itu, diharapkan pula akan membuat ruang kelas tak monoton lagi dan bahkan semakin menggairahkan pembelajaran di ruang kelas.

EDUKASI

40 MPA 6/371 / 2017

Guru: antara Profesionalitasdan Tugas Administratif

Akhir-akhir ini lembaga pendidikan dan tenaga pendidik kita banyak menuai kritikan.Mulai kritik yang bersifat konstruktif, hingga kritik yang bernada sinis dan nyinyir. Sebagai pendidik tentu kita mengerti

mana kritik yang perlu didengar, dan mana kritikan yang layaknya dibuang ke tong sampah.

Oleh : Supriaanto

Dosen Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Institut Agama Islam Al-Khoziny Sidoarjo.

Namun demikian, ada satu hal yang harus kita jawab bersama. Sebagai pendidik, sudahkah kita mengantarkan peserta didik kita sesuai amanat tujuan

pendidikan nasional; yakni menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab?

Lembaga pendidikan tempat kita bernaung, laiknya dapat membukakan mata kesadaran setiap peserta didik. Madrasah merupakan ruang bagi setiap peserta didik untuk membuka wawasan, memperdalam ilmu pengetahuan dan mengembangkan akhlak postifnya. Oleh karenanya, madrasah harus dapat menggali potensi kedirian mereka agar berkarakter mulia. Dengan demikian, setiap peserta didik akan sanggup bermimpi dan merancang sebuah gagasan besar dalam hidupnya.

Dengan kekuatan mental, intelektual dan spiritual yang diperoleh dari madrasah, mereka hendaknya berani mengusung ide­ide brilian, dapat menelorkan inovasi­inovasi dan terobosan, serta mampu berjalan tegak di depan dan berani tampil sebagai panutan. Impian agung masa depan semacam itu, sesungguhnya terletak di pundak tenaga pendidikan dan institusi pendidikan.

Seorang ‘Bapak Pendidikan Indonesia’ Ki Hadjar Dewantara menyebut sekolah dengan istilah yang sangat menarik; taman. Sebagaimana laiknya sebuah taman, lingkungan sekolah dan madrasah haruslah tampak asri, aman dan nyaman bagi mereka yang berada di area tersebut. Peserta didik yang belajar di ‘Taman Pendidikan’, hatinya selalu senang dan riang. Proses pembelajaran yang mereka nikmati di taman tersebut, laiknya berupa kegiatan­kegiatan belajar yang menggembirakan.

Maka dibutuhkan kesiapan, kesigapan dan keseriusan dari para tenaga pendidik yang handal. Namun

sayangnya, guru sebagai tenaga pendidik kian waktu semakin dibebani dengan beragam tugas administratif. Waktu yang dulu sepenuhnya diperuntukkan bagi keberlangsungan anak didiknya, kini justru banyak dihabiskan untuk kewajiban administratif. Sebagai akibatnya, tak sedikit waktu yang harus “dibuang” untuk mengejar target kewajiban dan tugas­tugas administratif.

Tak heran jika kini banyak peserta didik yang merasa tak memperoleh perhatian sepenuhnya dari guru­gurunya. Tak jarang guru datang di madrasah hanya untuk menjalankan kewajibannya sebagai “pengajar” semata. Sedangkan untuk menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pendidik, para guru sepertinya sudah kehabisan waktu. Itulah yang membuat banyak sekali peserta didik yang merasa kehilangan dari perhatian, rasa kedekatan dan keguyuban kasih sayang yang tulus dari seorang guru.

Ada sebuah puisi tentang guru – sempat jadi viral di sosial media – yang menggambarkan perasaan siswa yang “kehilangan” gurunya. Berikut cuplikannya: Hari ini latihan soal, Nak! / Soalnya lima buah / Pilihan ganda / Jangan ribut / Bapak di perpustakaan / Menghitung angka kredit / Sudah delapan tahun Bapak tidak naik pangkat / Itu ucapan Pak Umar / guru matematikaku / pada jam pertama. Hari ini kalian baca cerpen, Nak! / Kalian ke perpustakaan / Jangan ribut / Jangan berulah / Ibu di ruang komputer / Ada tugas daring / Yang bikin kepala pusing / Itu ucapan Bu Nining / Guru bahasa Indonesiaku / pada jam ketiga.

Hari ini buka buku kalian, Nak! / Kerjakan halaman empat puluh / Bapak di ruang guru / Besok harus UKG / Doakan agar Bapak lulus / Itu ucapan Pak Ramzi / Guru IPSku / pada jam keenam. Saat Istirahat, / Pak Hamid Guru Agamaku / Berpesan agar kami mengerjakan soal / latihan di bab 3 setelah selesai

EDUKASI

41MPA 6/371 / 2017

jamaah dzuhur nanti, / Lalu terburu-buru ke parkiran / katanya mau ngurus SIMPATIKA di Kemenag sebelum admin keluar kota.

Kritikan semacam ini, disamping kita harus menerimanya dengan penuh kerelaan, juga sesegera mungkin mencarikan solusinya. Bagaimanapun juga tugas­tugas administratif guru, sedikit­banyak telah membuat makin sempitnya waktu guru untuk mengajar dan mendidik para siswa­siswinya.

Itulah yang membuat kita semua merasa miris, karena tugas yang paling utama seorang guru adalah mendidik dan mengajar peserta didiknya. Sedangkan tugas­tugas administratif tak lebih merupakan kewajiban yang bersifat tambahan. Tak sedikit para guru yang merasa terbebani oleh tugas­tugas administratif tersebut, sehingga fokus sebagai tenaga pendidiknya agak terbengkalai – lebih­lebih bagi guru­guru yang berusia senja.

Banyak pihak yang merasa prihatin terhadap nasib para guru saat ini. Meskipun kondisi kekinian guru sangat berlainan dengan keberadaan guru di zaman lampau, namun selayaknya tugas­tugas administratif tersebut tak sampai mengabaikan tugas utamanya sebagai pendidik.

Beberapa pihak mengusulkan dan menawarkan solusi, agar bagaimana “uang tunjangan” tersebut bisa diterima guru tanpa melalui jalan yang berbelit­belit. Bagaimanapun juga, kebijakan yang ada sekarang ini masih dirasa membebani para

guru. Beban inilah yang kemudian membuat guru terpaksa “mengurangi” tugas­tugas dan kewajiban utamanya sebagai pendidik. Contoh kongkretnya, guru sering meninggalkan ruang kelas untuk mengajar karena harus menyelesaikan tugas­tugas administratif yang belum sempat diselesaikan.

Setidaknya, kewajiban dan tugas­tugas administratif tersebut membuat para guru kurang konsens terhadap jam mengajarnya. Peserta didik yang dulu sudah dianggap sebagai anaknya sendiri, kini hal itu sedikit demi sedikit sudah memudar. Kalau selama ini mereka mengeterapkan model mendidik dengan cinta, kini lambatlaun telah mengalami pemudaran. Jika demikian kenyataannya, bisakah keberadaan madrasah kita berfungsi menjadi sebuah taman pendidikan?

Memang tak ada yang salah dari perundang­undangan dan peraturan pendidikan yang ada. Hanya saja, kita berharap semoga ada jalan keluar yang lebih meringankan beban­beban administratif tersebut. Dengan demikian, para guru lebih terfokus lagi pada proses pembelajaran – yang akrab, berkualitas dan menggembirakan.

Ingat, guru adalah merupakan garda terdepan pendidikan – yang bersentuhan langsung dengan objek pendidikan. Sedapat mungkin tugas­tugas yang bersifat administratif diperingan, guna meningkatkan profesionalitas guru yang mencerahkan dan lebih berkualitas.

42 MPA 6/371 / 2017

Dengan menetap di sebuah tempat yang baru dan serangkaian kegiatan yang

terjadwal secara ketat, akan membuat si kecil merasa tak nyaman berada di pondok pesantren. Belum lagi dengan barang­barang miliknya yang sering hilang, lantaran memang belum terbiasa mengemas barang­barang­nya sendiri secara teliti dan rapi. Ketika kehilangan barang, tentu anak juga tidak tahu harus berbuat apa.

Yang pasti, bagi anak yang baru mondok di pesantren, dirinya kaget dan merasa terkekang. Semuanya jadi serba terjadwal. Jika di rumah anak memiliki jadwal tertentu saja, namun di pesantren semua aktivitasnya serba terjad wal. Bahkan untuk urusan makan saja, juga sudah memiliki jam yang pasti. Apalagi menu makanan di pesantren sangatlah sederhana, yang tak mengundang selera makan bagi si kecil.

Belum lagi dengan tugas dan kewajiban – yang lagi­lagi – terjadwal secara ketat. Apapun tugas dan kewaji­ban yang ada, dirinya harus menger­jakan dengan tangannya sendiri. Padahal ketika berada di rumah, biasanya anak hanya diberi tugas tertentu saja oleh orangtua. Apalagi bagi keluarga yang memiliki pembantu rumah tangga, anak praktis tak memiliki tugas harian dan kewajiban yang harus mereka kerjakan.

Nah, jika Anda memiliki anak yang ketepatan mondok di pesantren, jangan keburu menuruti kehendak si anak untuk boyong ke rumah jika si kecil merasa tak betah di pesantren. Banyak faktor yang menyebabkan kenapa dirinya tidak kerasan di pondok pesantren. Dari setiap latar belakang yang membuat mereka tak kerasan, carilah solusinya sehingga mereka menjadi betah mondok di pesantren.

Jika anak tidak kerasan karena makanan di pondok kurang enak misalnya, hal tersebut bisa diantisipasi dengan sering berkunjung sambil mem bawakan menu makanan kesu kaannya. Dengan begitu anak tak merasa makan dengan menu yang itu­itu saja di pesantren. Untuk itulah, ada baiknya memilihkan pesantren yang terdekat bagi anak yang pertama kali mondok. Ini agar tak mem buat orangtua merasa keberatan untuk sering­sering bertandang ke pesantren.

Dengan sering­sering datang ke pesantren, ini sekaligus menjadi obat bagi si kecil yang merasa tiba­tiba saja jauh dengan orangtuanya. Dengan seringnya orangtua bertandang ke pesantren, anak akan merasa bahwa dia sesungguhnya tak begitu jauh dengan orangtuanya. Dengan begitu si kecil tak akan merengek lagi untuk minta boyong ke rumah.

Namun demikian, yang perlu disadari, seringnya orangtua ber­

tandang ke pesantren dan membawa menu kesukaan anak bukanlah untuk memanjakannya. Ini hanyalah strategi agar anak mau tetap mondok di pesantren. Oleh karenanya, ketika melihat jiwa si kecil sudah siap, orangtua secara lambatlaun hendaknya kian mengurangi anjang­sananya ke pesantren. Kalau biasanya seminggu ke pesantren tiga kali, perlu dikurangi menjadi dua kali. Lalu seminggu sekali, dua minggu sekali, atau bahkan sebulan sekali.

Sebagai orangtua, kita hendaknya merelakan diri untuk “jauh” dengan anak. Sebab kian waktu anak kita haruslah menjadi anak yang mandiri. Dan memang itulah tujuannya anak dimasukkan ke pondok pesantren. Memang tak gampang bagi orangtua – terutama ibu – berada jauh dengan anak­anaknya. Namun demi masa depan mereka, orangtua haruslah rela untuk berlaku demikian. Bukankah kesuksesan anak di masa depan meru­pakan harapan yang saban waktu kita cita­citakan? •CM/berbagai sumber

Ketika si Kecil Mondok di PesantrenMemondokkan si kecil ke pesantren, bukanlah keputusan gampang. Sebab kita mengerti, bahwa di pondok pesantren

dirinya akan dirundung “masalah” dan harus menyelesaikan sendiri. Itulah yang membuat si kecil merasa tak betah hidup di pesantren. Hal semacam ini, biasanya dialami oleh anak-anak yang baru masuk di pesantren.

KELUARGA

43MPA 6/371 / 2017

Merefresh Kepenatan dengan MenulisZaf i ra Nur Shof ia

Buku ini merupakan hasil refleksi gadis cilik kelahiran Sidoarjo 15 Juni 2007. Melalui buku karyanya

itu Fira – panggilan karib Zafira Nur Shofia – ini berbagai pengalamannya selama ini. Dalam pengantar buku pertamanya itu, dia juga menyebutkan bahwa setiap orang pasti memiliki cita­cita. Namun dalam menggapainya tentu tak semudah membalikkan tangan. “Oleh karena itu kita harus berjuang dengan segenap tenaga dalam mengejar cita­cita tersebut,” ajaknya.

Untuk proses penulisan buku yang diterbitkan oleh Nizamia Learning Centre (NLC) Sidoarjo ini sendiri terbilang kilat. Apalagi untuk anak seusia Fira. Bayangkan saja, hanya butuh waktu dua bulan baginya untuk merampungkan buku setebal 84 halaman tersebut. “Saya menulisnya di akhir kenaikan kelas 3 MI Darun Najah Sedati Sidoarjo dulu,” ucap siswi kelas IV MI Mambaul Ulum Balongbendo ini.

Adapun ide menulis buku bagi putri kedua pasangan Dr. HM. Musfiqon, M.Pd dan Hj. Ita Niswaturrohma, S. Ag bermula saat dirinya jalan­jalan ke toko. Ternyata di sana dia menjumpai banyak buku karya sang ayah. Tak mengherankan karena ayahnya merupakan pemilik 18 judul buku. Tentu saja mudah dijumpai di rak­rak toko buku mana pun. Adapaun sang ibunda telah memiliki koleksi 2 judul buku. “Enak ya… foto Abi ada di mana­mana….,” bisiknya kepada ayahnya sabil menunjukkan salah satu judul buku.

Dari sanalah, akhirnya remaja yang penrha masuk 10 besarLOmba Pidato Bahasa Indoensai tingkat Nasional di Universitas Muhamadiyah Sidoarjo ini bertekad untuk mengikuti jejak kedua orangtuanya. “Dan Alhamdullah itu terwujud dengan cepat. Dan senangnya

lagi buku itu ternyata sangat diminati pembaca. Terbukti saat ada even book fair di Pasuruan, buku saya banyak diborong pembeli,” ucap pemilik hobi membca buku ini sumringah.

Tentu saja ini kian memotivasi dirinya untuk terus berkarya. Alhasil, saat ini dia pun hampir merampungan buku keduanya yang berjudul “Surat dari Pesantren”. Sebuah buku yang menceritakan perjalanan pribadinya dalam berproses menghafal al­Qur’an di pesantren Ultrujah Tarik. “Ini adalah catatan yang saya buat di selah­selah menghafalkan al­Qur’an,” katanya jujur.

Baginya, menulis bukan menjadi persoalan berarti meski disibukkan menghafalkan al­Qur’an. Justru dia bisa merefresh kepenatan dengan menulis. “Pokoknya setiap selesai setoran saya

langsung ke kamar dan menulis. Lalu catatan itu saya berikan ke ayah ketika datang menjenguk,” kata pemilik cita­cita sebagai penulis buku dan trainer ini polos.

Degan sebagai orang tua, Dr. HM. Musfiqon, M.Pd bersama istri pun begitu bangga dengan bakat yang dimiliki sang buah hati. Apalagi dengan dua karya buku yang dihasilkan. Dirinya pun hanya bisa mewadahi kreatifitas sang anak dan mengarahkannya supaya lebih sempurna. Adapun soal aliran tulisan dirinya cenderung membebaskan. “Untuk anak seusia Fira mungkin saat ini lebih cenderung gaya tulisan model cerpen. Dan seiring waktu serta pengetahuan yang kian meningat, bisa jadi kelak dia menjadi penulis sains,” ucap Widyaiswara BDK Surabaya ini meyakini. •Pri

Buah memang jatuh tidak jauh dari pohonnya. Terlahir dari orangtua penulis, Zafira Nur Shofia pun memilik bakat yang sama.Terbukti di usianya yang begitu belia dia sudah mampu menghasilkan sebuah buku berjudul “Menggapai Cita-citaku”.

Buku ini sendiri telah dibedah di Pesantren Ultrujah Tarik pada awal Oktober lalu.

SISWA PRETASI

44 MPA 6/371 / 2017

Adanya suatu negara dan pemerintahan yang berdaulat adalah suatu keniscayaan

bagi setiap himpunan masyarakat di suatu wilayah. Negara adalah suatu asosiasi politik. Ia lahir melalui proses alami, mengikuti perkembangan yang dinamis, dalam hidup manusia. Negara merupakan bentuk dan hasil tertinggi dari proses kehidupan manusia yang berinteraksi.

Bagi Aristoteles negara terbentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan yang meliputi hal­hal yang bersifat biologis, sosial, dan etika. Kebutuhan itu dapat dicukupi melalui interaksi sosial dalam perhimpunan manusia. Dimulai dari perhimpunan paling kecil seperti keluarga yang berkembang menjadi komunitas yang lebih luas. Terakhir perhimpunan itu berwujud negara.

Semua komunitas membutuhkan

negara. Sebab semua orang menginginkan kehidupan yang tertib, aman, dan damai. Keinginan ini dapat terwujud bila ada suatu negara yang mengaturnya. Menurut Yusuf al­Qardawy, negara menurut Islam bukanlah negara kaum agamawan. Artinya, bukan hanya kaum agamawan yang berhak mengatur dan mengurusinya. Semua orang yang berkompeten dibidangnya berhak ikut mengatur di bidang yang sesuai dengan keahliannya.masing­masing. Sebab bila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggu saat kehancurannya.

Negara merupakan kebutuhan islami dan insani. Sebab negara itu akan menyuguhkan kapada manusia contoh dalam kehidupan tentang kesatuan agama dan dan dunia, serta keserasian antara berkemajuan peradaban dan keluhuran moral baik material maupun spiritual. Hidup tertib dan sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat, ber­

bangsa, dan bernegara menjadi tujuan.Begitu pentingnya negara bagi suatu

bangsa, maka para pemimpin dari berbagai kelompok masyarakat bermu­sya warah dan bersepakat mem bentuk suatu pemerintahan suatu negara yang berdaulat. Yaitu negara yang merdeka bebas dari belenggu penjajahan. Karena kemerdekaan menjadi hak semua bangsa. Penjajahan bertentangan dengan hak tersebut. Siapapun dari bangsa apapun harus bebas dari penindasan dan penjajahan.

Imperialisme dan kolonialisme meru pakan paham sesat yang tidak boleh diberi kesempatan Sebab penja­jahan kapanpun dan dimanapun mengakibatkan hal­hal yang buruk. Dampak dan ekses penjajahan itu antara lain. Pertama, penjajahan berarti pemusnahan suatu bangsa. Penja jahan barat terhadap suatu negara menye­babkan musnahnya bangsa­bangsa

“Ketika itu, nyatalah bahwa Islam bukan hanya sekedar aqidah diniyah individu, tetapi juga mengharuskanuntuk mendirikan masyarakat tersendiri yang mempunyai sistem dan hukum sendiri

yang mempunyai undang-undang dan tatanan sendiri. “(Gibb)

Bela Negara

SELASAR

45MPA 6/371 / 2017

yang terjajah. Beberapa suku bangsa di Afrika lenyak oleh penjajahan Portugis. Suku Indian di Amerika Serikat habis oleh imperialisme Inggris. Spanyol dan Portugis melenyapkan penduduk asli di Amerika Tengah. Peradaban Inca, Mayo dan Aztec musnah oleh tentara Eropa. Aborigin punah oleh kolonial Inggris di Australia.

Kedua, penjajahan berdampak rasialisme. Diantara bentuk rasialisme adalah perbedaan kulit. Ini terjadi di Amerika, Eropa, dan Afrika Selatan. Karena perbedaan warna kulit, antara kulit putih dengan kulit hitam mereka dipisahkan. Ada lembaga pendidikan untuk anak­anak kulit putih dan ada lembaga untuk anak­anak kulit hitan fan kulit berwarna lainnya. Karena berbeda warna kulitnya antara mereka dipisahkan tempat ibadahnya. Bahkan transportasi juga dibedakan. Betbagai pertimbangan politik negara juga berdasarkan rasialisme. Inilah yang terjadi di Myanmar terhadap suku Rohingya. Juga di Bosnia Herzegovina, Kosovo, Palestina dan sebagainya.

Ketiga, penjajahan mengakibatkan kemiskinan. Seperti yang terjadi di Hindia, Mesir, Afrika, Asia Tenggara, dan Amerika Latin. Kemiskinan di negara­negara itu disebabkan oleh penjajahan sebelumnya. Bahkan mati kela paran di negara­negara terjajah adalah hal yang lumrah.

Keempat, kebodohan. Politik pembodohan suatu hal yang biasa terjadi dilakukan oleh penjajah. Tidak ada pemerintahan kolonial yang menghendaki penduduk pribumi itu pintar. Etis politik yang pernah dilakukan oleh Belanda di Indonesia adalah suatu taktis untuk kepentingan penjajah. Mereka menyelenggarakan sekolah rendah untuk kaum Bumi Putera sekedar ingin mencetak tenaga kerja yang terampil dan murah.

Disamping akibat buruk dari penjajahan seperti tersebut diatas masih banyak dampak dan eksea negatif dari penjajahan. Karena kehidupan yang buruk dari bangsa yang terjajah adalah tersebarnya berbagai penyakit. Perampasan hak termasuk bahan­bahan makanan pokok dan hasil pertanian lainnya juga dilakukan oleh penjajah. Penindasan, inkusisi dan penyiksaan yang juga sering dilakukan oleh penjajah

terhadap rakyat jajahannya. Begitu buruk akibat penjajahan, maka semua bentuk kolonialisme dan imperialisme harus ditolak.

Untuk menghindari adanya impe­ria lisme dan kolonialisme, maka masing­masing bangsa harus mem­pertahankan kedaulatan negaranya masing­masing. Disinilah pentingnya kewa jiban bela negara bagi setiap warga negara. Kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan, agar setiap warga negara memandang pentingnya eksistensi nega­ranya untuk dibela dan diperta hankan dari tantangan dan ancaman yang datang dari luar maupun dari dalam.

Negara yang kita harapkan adalah negara yang dapat mengantarkan warganya kepada kemkmuran dan kesejahteraan warganya. Negara yang demikian akan terwujud bila seluruh aparaturnya dapat menegakkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya. Para pembentuk negara ini telah bersepakat bahwa negara yang dimaksud adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Negara ini mengakui adanya keragaman penduduknya. Mereka berbeda­beda dalam hal agama, etnis, suku, bahasa dan adat istiadat, tetapi mereka tetap bersatu dalam keragaman. Muncullah slogan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda­beda tetapi tetap satu. Jaya Indonesia. Tegak Pancasila •RAW.

Bagi Aristoteles negara terbentuk untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kebutuhan yang meliputi hal-hal yang bersifat biologis, sosial, dan etika. Kebutuhan itu dapat dicukupi melalui interaksi sosial dalam perhimpunan manusia. Dimulai dari perhimpunan paling kecil seperti keluarga yang berkembang menjadi komunitas yang lebih luas. Terakhir perhimpunan itu berwujud negara.

SELASAR

46 MPA 6/371 / 2017

Klinik.Ginjal meloloskan air yang tersaring

dari darah lewat penyaringnya: glomerulus. Ginjal merupakan sarana untuk “membuang” sisa pembakaran (metabolisme) dengan melarutkannya di dalam air itu. Pada orang normal sebagian besar air ini diserap kembali bersama dengan zat­zat lain yang masih diperlukan oleh tubuh (gula, mineral), namun pada penderita Diabetes Insipidus ini ginjal tidak mampu menyerap kembali air itu untuk “menahannya”, sehingga air dan zat yang terlaurt di dalamnya yang tersaring di ginjal itu menjadi terbuang bersama sebagai air kemih yang banyak. Gangguan

Pengasuh :dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.

Sudah banyak yang tahu bahwa salah satu gejala penyakit kencing manis adalah banyak kencing, dan jika diperiksa kencingnya memang manis. Namun untuk kepastian adanya penyakit ini perlu pemeriksaan lanjut, sebab ada juga penyakit yang memberi

gejala banyak kencing, namun kencingnya tidaklah manis; penyakit ini merupakan penyakit Diabetes Insipidus.

Diabetes InsipidusJuga Banyak Kencing

kemampuan penyerapan air ini dapat muncul karena “kunci” nya yang berupa hormon ADH (AntiDiuretic Hormon) kurang atau tidak tersedia, ataupun karena kelainan struktur sistem saluran di ginjal yang rusak sehingga tidak mampu memanfaatkan ADH yang ada. Hormon ADH ini diproduksi di dasar otak, yaitu di hypothalamus lalu disimpan di kelenjar pituitary dan dikendalikan lebih lanjut pengeluarannya.

Selain mungkin karena keturunan, produksi ADH itu dapat terganggu karena kerusakan antara lain oleh trauma kepala, tumor, infeksi, ataupun gangguan pasokan darah kepada hipotalamus. Selain karena kerusakan

ginjal, ginjal menjadi tidak mampu menggunnakan ADH untuk fungsinya, kurangnya kemampuan ini dapat karena “keracunan” obat, antara lain lithium (obat penenang), amphotericin B (anti­biotika), demeclocycline (antibiotika), ataupun terlalu tingginya kadar zat ka­pur (calcium) di dalam darah.

Banyaknya air yang terbuang sebagai air kemih itu mengakibatkan penderita diabetes ini selalu merasa kehausan; un­tuk memudahkan menghilangkan rasa haus ini tidak jarang menjadi “gila es”.

Diagnosa.Dalam seharinya orang sehat

kencingnya hanya sekitar 2 liter jika

47MPA 6/371 / 2017

dia makan dan minum biasa. Penderita diabetes insipidus kencingnya dalam jumlah yang banyak, yaitu lebih dari 3 liter dalam sehari walaupun dia tidak minum air sama sekali. Dengan cara pemeriksaan ini dapatlah dibedakan­nya penderita dari orang yang banyak kencing hanya karena banyak minum. Pada pemeriksaan air kemih (urinalysis) akan dijumpai kadar garamnya sangat rendah , terbaca dari “berat jenisnya” yang rendah. Untuk lebih membedakan macam penyakit ini lebih lanjut apakah akibat kerusakan ginjal ataukah akibat kerusakan otak, maka dapat diawali dengan tes pemberian hormon ADH; pada penderita diabetes insipidus yang merupakan akibat kerusakan ginjal pemberian ini “tidak” mempengaruhi jumlah kencingnya. Untuk mencari kelainan apa di otak (hipotalamus, pituitaria) diperlukan “foto” MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT Scan (Compterized Tomography Scan) ataupun CAT (Computerized Axial To-mography); pemeriksaan dapat “melihat” bagaimana keadaan dasar otak.

Pengobatan.Pada dasarnya penderita diabetes

insipidus harus banyak minum untuk menghindari akibat buruk lanjut jika sampai kekurangan air (dehidrasi). Kekurangan air dapat memunculkan berbagai macam gejalanya; misalnya

Puasa bukanlah masa istirahat; kegiatan produktif harus tetap berlangsung. Sumber energi kerja bukan hanya dari hasil pencernaan bahan yang baru dimakan, tetapi dari cadangan yang telah ada dalam tubuh, terutama lemak.

1. Makan sahurlah di akhir waktunya.

2. Makan sahur dengan cukup “4-Sehat 5-Sempurna”

3. Makanan sahur sebaiknya yang kasar (jangan berupa bubur) dan banyak sayur, dengan cukup kandungan lemak dan protein.

4. Cukupi kebutuhan air dengan minum cukup air sejak berbuka; kurang air akan melemahkan.

5. Segeralah berbuka dengan makanan yang mudah dicerna (yang manis; misalnya kurma, pisang).

6. Bekerjalah dalam tingkat ringan (aerobik) yang membakar lemak. Cadangan energi yang berupa lemak ini “tak terbatas”.

7. Hindari kelemahan dini dengan menghindari kerja berat (anaerobik) yang akan banyak membakar cadangan karbohidrat dalam tubuh (cadangan ini dapat habis sebelum lohor).

8. Mudahkan pembakaran lemak dengan bersikap ceria; sikap ini meningkatkan tersedianya hormon adrenalin yang memudahkan pemecahan lemak untuk dibakar.

KIAT KUATBERPUASA

mulut kering, kelemahan dan kelelahan, denyut jantung cepat, demam, pening, nyeri otot, tubuh terasa sakit semua. Jika berlebihan keadaan dehidrasi ini dapat menimbulkan kematian. Pada tahap awal, ketika proses peradangan oleh infeksi di ginjal ataupun di otak, selain pemberian antibiotika maka obat anti radang dapat diberikan untuk menghindari kian parahnya kerusakan yang ada, misalnya dengan pemberian indomethacin. Jika penyakitnya akibat dari gangguan ginjal, kadang­kadang keluhan dapat dikurangi dengan cara “melatih” ginjal dengan pemberian obat yang fungsi asalnya adalah peluruh kemih (diuretics), misalnya hydrochlo-rothiazide (HCT) ataupun amiloride. Jika penyakitnya itu bukan berpangkal pada kerusakan ginjal tetapi “hanya” karena kekurangan ADH, maka penderita dapat ditolong dengan terus menerus menggunakan ADH yang dapat diberikan sebagai tablet, suntikan, ataupun semprotan hidung (nasal spray).

Pencegahan.Sejalan dengan penyebabnya yang

mungkin menimbulkan diabetes insipidus, kerusakan ginjal dapat dihindari dengan menggunakan obat secara benar, yaitu tidak mengkonsumsi obat semaunya agar tidak berlebihan. Gangguan oleh karena penggunaan lithium ada kalanya dapat berkurang atau sembuh sama sekali jika obat dihentikan. Adapun kerusakan otak (hipotalamus ataupun pituitaria) yang mengakibatkan kekurangan ADH secara umum dapat dihindari dengan menghindarkan kepala dari benturan kuat.

Penutup. Kencing banyak boleh dikata

tidaklah “mengakibatkan kematian” segera, namun akibat buruknya perlu dihindari. Oleh karena itu mereka yang terlalu banyak kencing (apalagi jika dalam keluarganya juga ada yang punya keluhan sama), perlu segera memeriksakan diri untuk menelusuri apa penyakit yang menimbulkan masalah itu agar tindak lanjut yang benar dapat dilakukan, karena walaupun gejalanya hampir sama, penyebab yang berbeda memerlukan tindakan yang berbeda pula.

Semoga uraian di atas bermanfaat.

48 MPA 6/371 / 2017

AN NISA’

Saling memberkan hadiah merupa­kan ekspresi cinta untuk sesama. Berbagi untuk teman, sahabat

atau saudara sangat dianjurkan dalam Islam. Bila momentnya tepat, biasanya pemberian itu akan dikenang. Apalagi bila pemberian itu membawa manfaat yang besar bagi kita. Ikhlaskan diri tentang apa­apa yang telah kita berikan, Insha Allah sang pemilik dan pemberi rizki akan memberikan yang lebih baik dari itu semua.

Sudahkah kita memilihkan kado yang tepat? berikut ini ide yang patut kita pertimbangkan untuk yang baru melahirkan :

1. Baju nyaman untuk menyusuiBanyak ibu yang kurang mem­

persiapkan baju yang nyaman untuk menyusui. Berkancing depan, dengan bahan kain katun atau batik yang tidak panas dipakai di rumah. Bentuknya bisa berupa gamis katun yg sekarang lagi trend, baby doll berbahan kaos maupun daster cantik. Pasti ibu melahirkan akan sangat menghargai pemberian kita

2. Kembaran untuk kakak dan adik baruKehadiran adik baru biasanya akan

memunculkan rasa cemburu kakak. Apalagi banyak orang yang memberikan kado untuk adik bayi. Mungkin akan terkesan unik bila kita memberikan kado kembar untuk bayi sekaligus kakaknya. Misalnya Jaket warna sama untuk keduanya. Jilbab yang senada untuk bayi juga kakaknya (untuk anak yang semuanya perempuan). Jika anggaran memungkinkan, kenapa tidak?

3. Bacaan MenarikBukan bermaksud menggurui, tetapi

wawasan dan pengetahuan ibu perlu terus diasah. Kita bisa memilihkan buku tentang perawatan ibu seusai bersalin, mengoptimalkan kecerdasan bayi, stimulasi untuk bayi, menu makanan

tambahan selain ASI dan lain­lain. Pilih buku yang mudah dibaca dan lengkap. Kadang ada majalah wanita edisi khusus yang membahas tentang ibu melahirkan, perawatan bayi baru lahir, yang harganya tidak tergolong mahal. Yakinlah,  ibu akan senang menerima berbagai bacaan mencerdaskan tersebut.

4. Mainan untuk kakak atau adikBisa saja kita belikan mainan hanya

untuk bayi atau hanya untuk kakaknya. Karena masa bayi dan anak­anak adalah masa emas pertumbuhan otak. Untuk bayi biasanya mainan yang bisa merangsang panca indranya. Untuk kakak, misalnya saja mainan edukatif sesuai umur. Biasanya banyak yang menggunakan bahan kayu dengan cat yang berwarna menarik, puzzle, ataupun lego. Pemberian ini juga akan meredam rasa cemburu kakak pada si adik.

5. Peralatan Pendukung MenyusuiDukungan kita agar ibu memberikan

ASI nya dapat kita lakukan dengan

Melahirkan merupakan moment menakjubkn sekaligus membahagiakan bagi seorang ibu.Dukungan dari orang dekat diperlukan agar hari-hari ibu menjadi penuh warna

Kado Untuk Ibu Baru Melahirkan

memberikan kado peralatan untuk menyusui. Perlengkapan itu antara lain pompa ASI manual atau elektrik, bra untuk menyusui (Untuk teman dekat dan tentunya kita biasanya sudah tahu nomor bra yang dia gunakan), pelindung puting (nipple shield), krim untuk payudara agar tidak mudah terluka saat menyusui, celemek yang dapat digunakan saat menyusui di tempat umum, bantal menyusui, dan botol penyimpan ASI perah.

6. Paket KebersihanSemua orang pasti menggunakannya,

pemberian ini pasti terpakai. Sabun cuci, aneka produk perawatan bayi, pewangi dan pelembut pakaian akan menjadi solusi bila kita bingung mencarikan kado yang sesuai dengan keinginan dan kantong kita. Untuk mendapatkannya cukup mudah, karena setiap toko yang menjual kebutuhan sehari­hari pasti menyediakannya.

Semoga bermanfaat

Oleh : Zia Jasmine

49MPA 6/371 / 2017

KOTA PROBOLINGGO – Dalam rangka memberikan hak kepada CJH untuk mendapatkan pembinaan, Seksi PHU Kankemenag Kota

BANYUWANGI – Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Slamet, mengambil sumpah 27 PNS dan melantik dua Kepala KUA, yakni

Dua Kepala KUA yaitu KUA Kecamatan Kalibaru dan KUA Kecamatan Wongsorejosedang mengikuti sumpah jabatan yang dibacakan oleh Kakankemenag Kab. Banyuwangi.

Pembinaan Kakanwil Kemang Provinsi Jawa Bagi CJH Kota Probolinggo

Kakankemenag Banyuwangi Melantik 27 PNS dan 2 Kepala KUA

Probolinggo menyelenggarakan Bimbingan Manasik Haji bertempat di Hall Paseban Sena Kota Probolinggo, (13/7).

Kakankemenag Kota Probolinggo Mufi Imron Rosyadi dalam sambutannya menyebutkan bahwa jumlah CJH yang akan diberangkat sebanyak 205 orang tergabung dalam kelompok terbang 53 SUB. Dirinya berpesan kepada CJH agar sungguh-sungguh dalam mengikuti bimbingan, sehingga nantinya menjadi jamaah yang mandiri. CJH juga harus menjaga kesehatan dengan berolahraga agar selalu dalam kondisi prima. “Saya ucapkan selamat, semoga tetap sehat, diberikan kesabaran serta nantinya berangkat 205 orang dan kembali dengan jumlah yang sama dengan predikat haji mabrur,” ujarnya.

Sementara itu, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim H. Syamsul Bahri dalam bimbingan tersebut menyampaikan kunci menjadi haji mabrur. Menurutnya, kunci itu adalah menata niat, ikhlas dalam beribadah, perbanyak dzikir, jangan malas untuk berdo’a, jangan berbantah-bantahan, biarlah orang lain mengerjakan ibadahnya sendiri. “Dan satu lagi, jangan rofats,” tegasnya. •Rief

KUA Kecamatan Kalibaru dan KUA Kecamatan Wongsorejo, (19/6). Kegiatan yang digelar di aula tersebut dihadiri pejabat Kemenag, Pengawas, Kepala Madrasah, dan Kepala TU pada Madrasah se Kabupaten Banyuwangi

Kepada pejabat yang baru dilantik H. Slamet berpesan agar segera menyesuaikan diri ditempat tugas yang baru. Sedangkan kepada PNS yang baru diambil sumpahnya, dirinya mengingatkan tugas pokok ASN, yakni sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik, dan perekat pemersatu bangsa.

Di akhir sambutannya ia menegaskan, bahwa salah satu dari lima nilai budaya kerja adalah integritas. Integritas adalah satunya kata dengan perbuatan. “Kehilangan Integritas hakekatnya kehilangan segalanya”, terang pria kelahiran Banyuwangi ini.

Kepala KUA yang dilantik pada acara ini adalah Drs. Musleh dilantik menjadi Kepala KUA Kecamatan Kalibaru menggantikan Imam Islahi yang dimutasi ke KUA Kec. Glagah. Sedangkan Sunarto, M.Pd.I dilantik menjadi Kepala KUA Kec. Wongsorejo mengantikan posisi H. Mawardi yang telah purna tugas. •Yasin

KAB. PROBOLINGGO – Sebagai tindak lanjut pembukaan manasik haji yang dihadiri Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Syamsul Bahri, M.Pd. di Ballroom Pasebansena beberapa waktu lalu, Kemenag Kab. Probolinggo melalui Seksi PHU menggelar manasik kedua di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo. (15/7).

Selain 785 CJH, hadir pula Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI H. Malik Haramain, M.Si, Kasi Pengelola Dana Haji Kemenag Prov. Jatim  H. Sugianto, S.Sos. M.Pd., dan Kasubag TU H. Fausi didampingi Kasi PHU H. Mukhlason, SH. M.Hum. Seusai laporan dari Ketua Panitia dilanjutkan dengan pemberian materi manasik oleh H. Sugianto yang menggugah calon jamaah memahami makna dan hikmah haji.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR-RI Malik Haramain dalam paparannya menjelaskan bahwa pemerintah berkomitmen mendukung peningkatan kualitas pelayanan ibadah haji. “Dengan perencanaan dan pelaksanaan yang baik diharapkan membawa predikat haji mabrur”, ulasnya.

Dr. Asroel dari penyuluh kesehatan memberikan materi terkait dengan pentingnya hidup bersih dan sehat. Secara khusus dirinya mengingatkan CJH agar selalu menjaga kesehatan dengan menjaga pola makan. •Ansori

Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI Hadiri Manasik Haji Putaran Kedua

Calon Jama’ah Haji (CJH) Kota Probolinggo mendengarkan dengan seksama arahandari Kakanwil Kemenag Prov. Jatim saat Pembinaan dan Bimbingan Manasik Haji.

Bertempat di aula Al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo,Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI H. Malik Haramain, M.Si memberikan arahan pada CJH.

LINTAS PERISTIWA

50 MPA 6/371 / 2017

SIDOARJO – Menyambut musim haji, Kankemenag Kab. Sidoarjo selenggarakan bimbingan manasik haji massal I dan II di Ballroom

KOTA KEDIRI - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kankemenag Kota Kediri mendatangi Kabupaten  Mojokerto, (13/7). Kedatangan

Kakanwil Kemenag Jatim dan Bupati Hadiri Bimbingan Manasik Haji

DWP Kankemenag Kota Kediri, Lakukan Kunjungan Industri ke Mojokerto

Sunhotel Sidoarjo pada 20 – 21 Juni dan 5 – 6 Juli. Manasik I dihadiri Kakanwil Kemenag Prov. Jatim H. Syamsul Bahri dan Kabid Haji H. Faridul Ilmi. Sedangkan manasik II dihadiri Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah dan Kabag TU Kanwil Kemenag Prov. Jatim H. M. Amin Mahfudz. Manasik ini diikuti 2.888 CJH.

Materi manasik meliputi kebijakan pemerintah tentang haji dan umroh, teori dan praktik manasik haji, teknis pelayanan kesehatan, pelestarian ibadah haji mabrur, keselamatan penerbangan, dan pembentukan karu dan karom. Nara sumbernya adalah H. M. Amin Mahfudz, H. Achmad Rofii (Kakankemenag Kab Sidoarjo), H. Moh Arwani (Kasubbag TU), Rochati, M.Kes (Dinkes), H. Khoidar (Kasi Bimas Islam).

H. Syamsul Bahri mengatakan, CJH merupakan tamu Allah SWT, orang pilihan dan beruntung. Haji wajib dipersiapkan lahir batin. Bimbingan manasik haji baik yang diselenggarakan Kankemenag dan KUA Kecamatan harus diikuti.

Sementara itu, H. Achmad Rofi’i mengatakan, setelah manasik haji massal ini akan ada manasik haji di tiap KUA Kecamatan. •MS

rombongan dipimpin Ketua DWP Kakankemenag Kota Kediri Siti Khoiriyah Zuhri yang bertujuan melihat langsung hasil produk dalam negeri di perusahaan di PT Charoen Pokhpand Indonesia yang berada di kawasan Ngoro Industri Persada Mojokerto.

Rombongan tiba jam 09.00 WIB disambut oleh CS PT. Charoen Pokhpand Indonesia, Hesti di aula penerimaan tamu kunjungan. Selanjutnya diberikan penjelasan terkait produk perusahaan tersebut.

Hesti, menjelaskan bahwa perusahaannya didesain secara modern dan terintegrasi khusus untuk pabrik pengolahan daging ayam. “Pabrik ini kapasitasnya mencapai 1.000 ton per bulan,” katanya. Hesti menambahkan, bahwa prospek bisnis daging ayam olahan ke depan semakin cerah karena masyarakat sudah menerima produk-produk olahan tersebut sebagai produk yang layak konsumsi.

Sementara Ketua DWP Kankemenag Kota Kediri berharap agar dengan kunjungan tersebut anggota DWP Kankemenag Kota Kediri mengerti banyak tentang barang yang diproduksi oleh negera sendiri dan tidak sungkan untuk membelinya. •Basith

GRESIK – Menjelang libur Idul Fitri diadakan pelantikan pejabat srtuktural di aula Kemenag Gresik disaksikan 200 orang, (14/7). Wajah-wajah lama sebagai kepala KUA masih bertahan, muncul satu wajah baru yaitu Muhammad Yahya sebagai Kepala KUA Tambak Bawean.

Kakankemenag Kab. Gresik Abd. Wahib mengucapkan selamat kepada para pejabat yang baru dilantik. Menurutnya, pejabat adalah publik figur yang jadi sorotan masyarakat. Oleh karenanya, seorang pejabat harus bisa jadi suri tauladan di dalam masyarakat.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, di setiap ada acara besar lagu hymne dan Mars Madrasah supaya dikumandangkan. Untuk Kegiatan MGMP, KKG dan dan seterusnya supaya dievaluasi perkembangannya.

Di antara 9 orang yang dilantik, 8 orang rolling dan hanya 1 yang promosi yaitu Muhammad Yahya sebagai Kepala KUA Tambak Bawean. Adapun yang Rolling adalah H. Hamdun (Ka. KUA Gresik), Ahmad Syamsul Huda (Ka. KUA Kebomas), Khalili (Ka. KUA Wringin Anom), Nasihun Amin (Ka. KUA Duduk Sampeyan), Mohammad Ali Masyhar

(Ka. KUA Sangkapura), Ali Mansur (Ka. KUA Kedamean), Ainur Rofiq (Ka. KUA Driyorejo), dan Nur Hasyim (Ka. KUA Menganti). •Fudlla

Pelantikan Pejabat Struktural, Satu Wajah Baru di Kankemenag Kab. Gresik

Bupati Sidoarjo Saiful Illah sedang memberikan wejangan kepada 2.888 Calon Jama’ah Haji (CJH)Kabupaten Sidoarjo yang akan berangkat menunaikan ibadah haji.

Pejabat struktural berdiri berjajar mengikuti sumpah jabatan yang dituntunoleh Kakankemenag Kab. Gresik. Pada pelantikan ini ada 8 pejabat rolling dan 1 mutasi.

Rombongan Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Kota Kediri berfoto bersama seusai mengadakan kunjungan industri ke PT Charoen Pokhpand yang berada di Kawasan Ngoro Industri Persada Mojokerto.

LINTAS PERISTIWA

51MPA 6/371 / 2017

TUBAN – Sebanyak 931 CJH dengan antusias ikuti bimbingan manasik haji yang diselenggarakan di Gedung Graha Sandiya Komplek

NGANJUK – Kankemenag Kab. Nganjuk menggelar kegiatan Pembinaan Mental ASN sekaliligus berhalal bi halal bersama Kakanwil

Suasana pembinaan ASN sekaligus halal bi halal yang diadakan di halaman belakangKankemenag Kab. Nganjuk berlangsung khidmat diisi oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim.

Bimbingan Manasik Haji Masal Dua Diikuti oleh 931 CJH Kab. Tuban

Pembinaan ASN dan Halal bi Halal oleh Kakanwil Kemenag Prov. Jatim

Perumdin Semen Indonesia, (11/7). Bimbingan bertujuan meningkatkan pelayanan haji sehingga CJH mantap dalam melaksanakan haji.

Kakankemenag Kab. Tuban H. Sahid menyampaikan bahwa pembinaan ini dimaksudkan untuk memberikan persiapan pem-bekalan barang bawaan bagi CJH Tuban, sehingga mereka mem-persiapkan semuanya tidak over weight, sehingga tidak terjadi pembuangan barang bawaan.

Sedangkan Bupati Tuban Fachul Huda yang hadir pada kesempatan ini menyampaikan bahwa ibadah haji adalah rukun Islam ke-5. Meskipun demikian, masih banyak CJH yang menempatkannya di urutan ke-4 ataupun ke-3. Begitu juga sebaliknya, menjadikannya rukun Islam ke-7. Karena banyak CJH yang sudah melakukan sholat, puasa, namun enggan membayar zakat, bahkan ada yang sudah mampu namun enggan melaksanakan ibadah haji. “Ada yang menjadikan ibadah haji menjadi rukun Islam ke 7. Yaitu bangun rumah atau beli mobil dulu baru berangkat haji. Ini sebetulnya tidak boleh”,” ujarnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan pembinaan oleh Kasi PBU Haji Kankemenag Kab. Tuban Hj. Umi Kulsum. •Hms

Kemenag Prov. Jatim, (11/7). Seluruh ASN di lingkungan Kemenag Kab. Nganjuk menghadiri pembinaan yang dilangsungkan di halaman belakang Kankemenag Kab. Nganjuk

Kakankemenag Kab. Nganjuk H. Barozi berterimakasih kepada Kakanwil yang berkenan hadir pada acara pembinaan dan halal bi halal ini. Beliau berharap agar moment halal bi halal ini menjadikan kita kembali ke fitrah. Fitrah sebagai manusia yang jujur, saling membantu, bertanggung jawab untuk memberikan tauladan.

Senada dengan itu, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Syamsul Bahri berharap agar kita saling maaf memaafkan, saling terbuka. “Dan saya berharap tidak ada dusta di antara kita,” tekannya.

Dirinya juga mengingatkan kepada ASN Kankemenag Kab. Nganjuk bahwa bekerja di bawah naungan Kemenag itu berat karena ada nama agamanya. Sehingga dituntut untuk menjadi unggul di bidang agama.

Lebih lanjut beliau mengajak seluruh ASN untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Karena hal tersebut akan berimbas dalam pekerjaan di kantor maupun di madrasah. •Nur

LUMAJANG – Berlangsung di aula Kankemenag Kabupaten Lumajang, Kakankemenag Kab. Lumajang lantik empat pengawas madrasah, Senin(17/7). Acara ini dihadiri juga oleh Kasubag TU, Kasi dan Penyelenggara Syari’ah, serta para pejabat struktural dan fungsional serta karyawan Kankemenag Kab. Lumajang

Kakankemenag Lumajang H. Muhammad, S.Sos.M.Pd.I dalam sambutannya berharap agar pengawas yang dilantik segera menyesuaikan diri di tempat masing-masing. Dirinya mengajak agar semuanya bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Selain itu, pengawas juga harus bisa bekerja secara profesional dengan menciptakan berbagai inovasi dengan penuh rasa tanggung jawab. Pengawas juga harus selalu mengetahui regulasi yang baru. “Untuk itu, sebagai pengawas harus selalu koordinasi baik sesama pengawas, dengan Kasi Pendma dan juga Kasi PAIS,” tegasnya.

Adapun nama pejabat dan posisi barunya adalah Drs. Adi Siswanto dan Dra. Farida Nurhana yang dilantik sebagai Pengawas Sekolah Madya Tingkat Menengah pada MTs). Sedangkan Yanik Ika Widiastuti,

S.Si. M.Si dan Dra. Dzarrotul Lutfiati dilantik sebagai Pengawas Sekolah Madya Tingkat Menengah pada MA. •Azizah

Kakankemenag Kab. Lumajang Lantik Empat Pengawas Madrasah

Para calon jama’ah haji Kabupaten Tuban tengah mengikuti manasik haji dengan sa’idi sekeliling miniatur ka’bah Komplek Perumahan Dinas Semen Indonesia Tuban.

Empat orang pengawas madrasah tengah membubuhkan tanda tangan disaksikanoleh Kakankemenag Kab. Lumajang seusai dilaksanakannya pelantikan di aula kantor setempat.

LINTAS PERISTIWA

52 MPA 6/371 / 2017

LINTAS PERISTIWA

DIREKTUR PEMBERDAYAAN ZAKATWAKAF TINJAU PEMBANGUNAN RUSUNAWA

WAKAF PRODUKTIF BOJONEGORO – Direktur Pemberdayaan

Zakat dan Wakaf Kemenag RI H. Tarmidli Thohir, Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Prov. Jatim Khusnul Marom beserta tim meninjau pembangunan rusunawa, (12/7). Pembangunan rusunawa oleh Kementerian PUPR merupakan pendayagunaan tanah wakaf untuk pembangunan rusun bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang berlokasi di Jl. A. Yani No.12 Desa Sukorejo Bojonegoro sesuai sertifikat wakaf nomor 2128 atas nama Nahdhotul Ulama di Jakarta untuk MWC NU Bojonegoro.

Menurut H. Supriyadi, Kasi Zawa pada Bidang Penais Zawa yang turut serta dalam peninjauan menjelaskan bahwa pembangunan rusunawa wakaf produktif tersebut untuk memenuhi kebutuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah dalam bentuk pembangunan rusun yang penguasaannya dilakukan secara sewa.

Program Kemenag RI   ini disebut wakaf produktif dan hasil sewa akan dikelola dan dikembangkan oleh nadlir organisasi. Sementara program Kementerian PUPR ini dikenal dengan program rusunawa yang disewakan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Proyek direncanakan selesai akhir 2017 dan diserahterimakan pertengahan Januari 2018. •Isn

DILANTIK 14 PEJABAT STRUKTURALDAN FUNGSIONAL

JEMBER – Kakankemenag Kab. Jember H. Mohammad Fahrur Rozi kembali melakukan mutasi dan promosi Kepala Madrasah dan Kepala TU Madrasah, (6/7). Bertempat di aula Kankemenag Kab. Jember, sebanyak 14 orang dilantik guna mengisi kebutuhan organisasi dan dalam rangka penyegaran dan alih tugas. Disamping juga adanya kekosongan jabatan dan promosi. Pelantikan dihadiri oleh semua pejabat Kankemeng Kab. Jember.

H. Mohammad Fachrur Rozi memberi selamat kepada pejabat yang baru dilantik juga kepada pejabat yang baru untuk segera berkoordinasi. Dirinya berpesan bahwa jabatan merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan.

Nama-mana yang dilantik antara lain adalah Syaiful Anwar (Ka. MTsN Bangsalsari), Iksanuddin (MTsN Kencong), Lilik Hobibah (Ka. TU MAN 3), Agus Eko Setiawan (Ka. TU MTsN 1 Jember), Nikmatul Masykuroh (Ka. TU MTsN 2 Jember), Sumaryono (Ka. TU MTsN Arjasa), Niati (Ka. TU MTsN Bangsalsari), Mashudi (Ka. TU MTsN Sukowono), Wildan (Ka. TU. MTsN 3 Jember), Sudibyo (Ka.TU MTsN Kencong), Asyari (Ka. TU MTsN Umbulsari), Samuri (Ka. TU MTsN Sumberbaru), Bambang (Ka. TU MAN 2 Jember), Indra (Ka. TU MAN 1 Jember). •Ratna

KEPALA SUBBAG. TU TUTUP KEGIATAN DDWK BERKELANJUTAN DI MIN DOKO KAB. KEDIRI

KAB. KEDIRI – Kepala Sub Bagian Tata Usaha  Kankemenag Kab. Kediri Moh. Hamzah, atas nama Kakankemenag Kab. Kediri, secara resmi menutup kegiatan Diklat Di Wilayah Kerja (DDWK) ber-kelanjutan di aula MIN Doko Kec. Ngasem Kab. Kediri, (14/7).

Diklat dengan tema Peningkatan Kinerja Guru dan Pengembangan Keprofesionalan ini diselenggarakan selama 4 hari dimulai sejak tanggal 11 Juli 2017 bekerjasama dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya. Kegiatan diikuti 80 guru MI di lingkungan Kankemenag Kab. Kediri  yang berstatus PNS.

Kepala Sub Bagian TU dalam sambutan penutupan mengingatkan agar para guru rajin dan telaten dalam mengikuti kegiatan. Karena menurut beliau, DDWK kali ini merupakan DDWK berkelanjutan. Oleh karenanya, jika ada peserta yang tidak mengikuti salah satu tahap diklat, maka pengetahuan dan pemahamannyapun tidak akan lengkap.

Sebelumnya, Kepala Bagian TU Balai Diklat Keagamaan (BDK) Surabaya Muslimin dalam sambutannya memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada guru MI Kab. Kediri  yang walaupun dengan swadana  mau bekerjasama dengan BDK untuk meningkatkan profesionalitasnya. •Umar

BIMBINGAN MANASIK HAJITINGKAT KABUPATEN

LUMAJANG – Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh (PHU) Kankemenag Kab. Lumajang selenggarakan Bimbingan Mana-sik Massal pertama bertempat di hall hotel Lumajang Prima Kec. Sukodono Kab. Lumajang, (5/7).

Kasi PHU H. Ach. Syaiho, S.Ag. MA. selaku panitia pelaksana menyampaikan bahwa jumlah peserta bimbingan manasik haji ini berjumlah 715 CJH. Manasik ini bertujuan memberikan bekal kepada CJH agar dapat mempersiapkan diri terhadap segala aspek yang terkait degan penyeleggraan haji. Mulai dari materi ibadah haji maupun tahapan prosedur penyelenggaraan haji dari pemerintah. dengan demikian diharapkan setelah megikuti bimbingan ini dapat melak-sanakan ibadah haji secara mandiri dan sempurna sesuai dengan rukun haji.

Sedangkan Kakankemenag Kab Lumajang H. Muhammad dalam sambutannya mengajak para CJH agar setelah mengikuti di tingkat Kabupaten supaya mengikuti manasik haji yang dilaksanakan di tingkat Kecamatan atau di KUA. Sehingga mendapatkan informasi yang akurat dan terkini serta mengerti dan faham tata cara pelaksanaan ibadah hajinya dengan mandiri dan sempurna.

Setelah acara pembukaan, dilanjutkan dengan mnyampaian materi oleh para nara sumber. •Azizah

SERAH TERIMA KEPUTUSAN MUTASIDARI CPNS FORMASI K-2 KE PNS

KOTA PROBOLINGGO – Bertempat di halaman depan Kankemenag Kota Probolinggo, upacara tujuh belasan yang diikuti seluruh pegawai ada nuansa yang berbeda, (17/7). Sebab dalam upacara ini ada tiga moment yang amat sangat jarang terjadi secara bersamaan yaitu serah terima Keputusan Mutasi dari CPNS Honerer K-2 ke PNS untuk 6 orang, serah terima peralihan kendaran dinas untuk 2 orang pengawas madrasah, dan pemberian tali asih kepada 3 orang yang purna tugas.

Kakankemenag Kota Probolinggo Mufi Imron Rosyadi yang bertindak seba gai pembina upacara menyampaikan peng har-gaan kepada ASN yang memasuki purna tugas. Menurutnya, Kankemenag Kota Probolinggo sangat kehilangan sebab sulit mencari figur penggantinya, yang pengabdiannya luar biasa ketika masih dinas.

Kepada pengawas madrasah penerima hak pakai kendaraan dinas, Mufi Imron Rosyadi menitip pesan agar dapat merawat dan menggunakan kendaraan untuk kepen-tigan tugas-tugas kepengawasan. Sedang kan untuk CPNS Honorer K-2 yang Mutasi Jabatan menjadi PNS, beliau menyampaikan selamat. “Mari kita bekerja dengan menerapkan 5 budaya kerja Kemenag dengan memperhatikan regulasi yang ada,” pintanya. •Rief

DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF PENINGKATAN KOMPETENSI PENYULUH AGAMA NON PNS

KOTA PASURUAN – Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis Keagamaan Surabaya mengadakan diklat teknis substantif pening-katan kompetensi penyuluh Agama Non PNS di wilayah Kankemenag Kota Pasu ruan selama tujuh hari, (17/7).

Kegiatan yang bertempat di aula Kanke-menag Kota Pasuruan ini dihadiri Kepala Pusat Pendidikand an Pelatihan Keagamaan Surabaya, Plt. Kepala Kemenag, Kasi Bimas Islam.

Muhammad Shodik selaku Plt Kakan-kemenag Kota Pasuruan menyatakan bah wa dalam PMA 75 Tahun 2015 tentang pelak-sanaan penyelenggaran Diklat Pegawai pada Kemenag menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan tugas membutuhkan pening-katan kompetensi tertentu. Penyuluh meru-pa kan tangan kanan dari pemerintah yang tugasnya mengantisipasi paham radikal.

Lebih lanjut, Muhammad Shodik ber-harap agar peserta diklat meningkatkan tugas sebagai penyuluh dan juga menambah pengetahuan, keterampilan dan kecakapan serta mambangun sikap dan mental. Sehingga mereka mampu menjadi tenaga penyuluh professional dan handal. “Mari diklat ini kita ikuti sampai tuntas agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih banyak, serta bermanfaat bagi ummat Islam,” ujarnya. •Mdk

53MPA 6/371 / 2017

JEMBER – Sebanyak 2330 orang Calon Jama’ah Haji (CJH) Kab. Jember mengikuti Bimbingan dan Manasik Haji selama 3 hari, (13/7).

NGAWI – Kankemenag Kab. Ngawi dengan dikomandani Kasi PHU H. Moh. Badrudin mengundang instansi lintas sektoral untuk

Kasubbag TU Kankemenag Ngawi H. Moh. Wahib tengah memberikan wejangansebelum dilaksanakannya Rakor Pembentukan PPIH 2017 Kankemenag Kab. Ngawi.

Bimbingan dan Manasik Haji Selama 3 Hari di Kab. Jember Tahun 2017

Kasi PHU Kemenag Ngawi Adakan Rakor dan Pembentukan PPIH 2017

Kegiatan yang dilaksanakan di gedung Serba Guna Kaliwates Jember dan JSG Ajung ini merupakan Bimbingan Manasik Haji yang wajib dilaksanakan oleh Kankemenag Kab. Jember. Acara ini dibuka oleh Kakankemenag Kab. Jember H. Mohammad Fachrur Rozi.

Dalam sambutanannya beliau menyampaikan pentingnya pembinaan dan bimbingan manasik haji ini. Karena manasik haji merupakan awal niat yang benar dan diikuti hati yang ihklas dalam melaksanakan ibadah haji. Beliau menekankan agar supaya CJH selalu menjaga kesehatan sehingga bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji sesuai petunjuk. Para CJH diharap dapat mengikuti kegiatan ini sampai selesai dan tuntas, agar nantinya benar benar memahami seluruh rangkaian ibadah haji dan umrohnya.

Acara ini diisi dengan pemberian materi oleh H. Sugianto dari Bidang Haji dan Umroh Kanwil Kemenag Prov. Jatim dan dari Dinas Kesehatan yang menjelaskan mengenai apa yang perlu disiapkan saat berangkat nanti. Salah satu hal penting adalah menjaga kesehatan selain hati yang sabar dan ihklas. •Ratna

mengadakan rapat koordinasi dan pembentukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kabupaten Ngawi tahun 2017M. Kegiatan tersebut dihadiri Kasubbag TU Kankemenag Ngawi H. Moh. Wahib guna membuka acara sekaligus memberikan pengarahan.

Pada kesempatan ini, H. Moh. Wahib menyampaikan bahwa panitia yang telah terpilih dimohon untuk bisa melaksanakan amanah yang telah dibagi dengan maksimal. Beliau juga berharap agar pelaksanaan pemberangkatan haji tahun ini harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu H. Moh. Badrudin pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pemerintah dalam menyelenggarakan ibadah haji sangat memperhatikan kesiapan dan kemampuan calon jemaah haji untuk berangkat ke tanah suci. Utamanya dari segi kemampuan kesehatan fisiknya. Hal tersebut disampaikan lantaran salah satu CJH Kabupaten Ngawi ada yang dinyatakan tidak bisa diterbitkan rekomendasi keberangkatan jemaah dari Dinas Kesehatan disebabkan ada kendala dari segi kesehatan. Oleh karenanya, CJH diharap menjaga kesehatannya. •Prie

JOMBANG – Kankemenag Kab. Jombang gelar pelantikan pejabat struktural bertempat di aula Darul Hikmah dihadiri 250 undangan. Di antaranya Kasi, kepala madrasah, kepala KUA, DPK, pengawas, penyuluh dan pegawai Kankemenag Kab. Jombang,

Posisi baru dan nama-nama pejabat yang dilantik Kakankememenag Kab. Jombang adalah Drs. M. Agus Salim (Ka. KUA Kec. Bareng), Achmad Cholili, S.Ag, MHI (Ka. KUA Kec. Ploso), Drs. Rokhis, M.Si (Ka. KUA Kec. Peterongan), M. Nasrulloh, S.Ag, MHI (Ka. KUA Kec. Megaluh), Abd. Madjid, S,Pd.I (Ka. KUA Kec. Sumobito), Abd. Ghofur, SHI (Ka. KUA Kec. Kesamben), Achmad Samsul Anam, S.Ag, MHI (Ka. KUA Kec. Bandar Kedungmulyo), Haris, S.Ag (Ka. KUA Kec. Ngusikan), dan M. Zakariah, S.Ag. (Ka. KUA Kec. Kudu)..

Dalam sambutannya, Kasubbag TU Kankemenag Kab. Jombang berharap agar pejabat terlantik senantiasa diberi kemudahan, kesuksesan dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan Kakankemenag Kab. Jombang H. Abd. Haris berpesan bahwa jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak pegawai. “Oleh karena itu, kita wajib profesional dalam menjalankan tugas dan amanat,” ujarnya. •Tts

Kakankemenag Kab. Jombang Melantik Sepuluh Pejabat Struktural

Salah seorang calon jama’ah haji tengah memperaktekkan pelemparan jumlahsaat bimbingan manasik haji di gedung Serba Guna Kaliwates Jember dan JSG Ajung.

Sepuluh pejabat struktural yang dilantik sebagai Kepala KUA di beberapa kecamatan tengah khidmat melafalkan sumpah jabatan di aula Darussalam Kankemenag Kab. Jombang disaksikan hadirin.

LINTAS PERISTIWA

54 MPA 6/371 / 2017

LINTAS PERISTIWA

PELANTIKAN DAN SERAH TERIMA JABATAN10 PEJABAT

KAB. MADIUN – Suasana khidmat menyertai hadirin  saat pelantikan  pejabat struktural eselon IV di lingkungan Kemenag Kab. Madiun yang dilaksanakan di aula Kemenag, (12/7). Acara ini dihadiri juga Kakankemenag Kota Madiun H. Amir Sholehudin didampingi Kepala MTsN Kota Madiun serta seluruh pejabat struktural dan fungsional Kemenag Kab. Madiun.

Kakankemenag Kab. Madiun H. M. Sakur saat pembinaannya menyampaikan pentingnya  bergerak cepat mewujudkan 5 nilai budaya kerja Kemenag. Dengan potensi yang dimiliki disertai kerja keras, perubahan itu secepatnya dapat tercapai. Dan di penghujung pengarahanya beliau mengajak untuk selalu meningkatkan etos kerja sebagai abdi negara dan abdi masyarakat.

Ada dua jabatan yang diisi kali ini yaitu Kepala KUA dan KTU. Pejabat yang dilantik sebagai Kepala KUA adalah Suhartono, S.Pd.I, M.Pd.I (Gemarang), Asnawi Chamim, S.Ag (Mejayan), Farhan Husaini S.Ag (Wungu), Drs. Maskuri (Geger), Choirun S.Ag (Saradan), Drs. Ubaidillah Santoso (Jiwan), Kusnudin S.Pd.I (Dolopo) dan Drs. Harijanto (Sawahan). Sedangkan 2 pejabat dilantik sebagai KTU yaitu Ali Fatkur Rochman, SH (MTsN Bibrik), dan Baikuni, S.Sos (MAN Dolopo). •Ws

ASN KANKEMENAG BONDOWOSO GELAR BERSAMA TASYAKURAN DAN PELEPASAN HAJI

BONDOWOSO – Sebanyak 17 JCH ASN Kankemenag Bondowoso menggelar tasyakuran dan pelepasan haji di aula Kankemenag Kab. Bondowoso (14/7). Acara ini merupakan inisiatif Kakankemenag Kab. Bondowoso H. Busthami dan mendapat respon positif dari ASN Sekretariat dan para pejabat Kankemenag Bondowoso.

Dalam sambutannya, H. Busthami menga takan kalau dirinya sengaja mengun-dang staf dan pejabat di lingkungan Kankemenag Bondowoso dengan bertujuan mengingatkan seluruh pegawai yang belum menunaikan ibadah haji agar segera mendaftarkan diri. “Ibadah haji itu adalah gerak batin. Gerak Iman, bukan gerak eman. Kalau dihitung terus, maka tidak akan pernah bisa melaksanakan ibadah haji,” jelas pria kelahiran Bondowoso ini.

Bagi mereka yang belum daftar, lanjut dia, jangan hanya memikirkan dunia saja. “Beli mobil bisa, tapi daftar haji tidak bisa. Padahal sholatnya sudah, puasa sudah, zakatnya sudah, tapi kalau belum melaksanakan haji bagi yang mampu berarti belum sempurna rukun Islamnya,” ujarnya.

Sekedar diketahui, ASN yang berangkat terdiri dari 2 Kasi sebagai petugas, 4 Kepala KUA, 2 pengawas, 2 kepala madrasah, dan 7 orang guru. •His

KEMENAG BANYUWANGIKUKUHKAN PENGURUS FKPAI

BANYUWANGI – Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Slamet mengukuhkan Pengu-rus Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) Kab. Banyuwangi, (17/7). Ketua FKPAI terpilih Achmad Hamim Hidayat bersama jajarannya akan memimpin organisasi hingga tahun 2020.

Sebanyak 200 Penyuluh Agama Islam P3K dan pejabat Kankemenag Kab. Banyuwangi turut hadir di acara ini. Kegiatan yang digelar di aula MWC NU Kecamatan Rogojampi tersebut, merupakan rangkaian silaturahim dan halal bihalal yang diprakarsai oleh Pokjaluh Kab. Banyuwangi,.

H. Slamet bersyukur dan bangga, karena Penyuluh Non PNS mampu menunjukkan kinerja yang baik. “Jangan sampai kita menjadi besar karena jabatan, tetapi jabatan itu harus menjadi besar dan penting serta dibutuhkan masyarakat karena kita,” terangnya meminjam istilah Moh. Hatta.

Sebelumnya, dalam kegiatan tersebut peserta juga diberi wawasan kebangsaan oleh Drs. Wiyono, MH, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi yang menekankan pentingnya hidup rukun bermasyarakat, sehingga apapun warna kulit, agama, suku, budaya akan dapat menjaga perdamaian. Di akhir acara, para penyuluh sharing berbagai program kegiatan kepenyuluhan. •Yasin

WORK SHOP PENYUSUNAN,EDM, RKM, RKAM MTS NURUL ISLAM KOTA PASURUAN – Bertempat di MTs Nurul

Islam dilaksanakan Workshop Penyu sunan EDM, RKM, RKAM, (12/7). Kegiatan ini dihadiri Kasi Pendma, Pengawas, Kepala Madrasah dan guru serta peserta workshop yang narasumbernya dari Kasi Pendma dan Pengawas.

Saat membuka acara, Kasi Pendma berterima kasih kepada peserta workshop khususnya Kepala Madrasah MTs Nurul Islam yang telah menyiapkan tempat demi menambah wawasan. Berdasarkan keputusan Dirjen Pendis No. 361 tahun 2016 tentangn juknis BOS pada Madrasah dinyatakan antara lain bahwa satuan pendidkan harus mempunyai rencana kerja jangka menegah yang disusun 4 tahunan  menyusun rencana kerja tahunan (RKT) dalam bentuk rencana kegiatan dan Anggaran Madarasah (RKAM) yang didasarkan hasil evaluasi madrasah. Tujuan penyusunan RKM adalah untuk mengetahui semua potensi madrasah yang ada untuk dapat diolah    dan dikembangkan    sebagi tolak ukur    keberhasilan mengelola madrasah    selama satu tahun pelajaran. Sedangkan manfaatnya adalah sebagai pedoman kerja untuk perbaikan dan pengem-bangan madrasah dan untuk melaku kan monitoring dan evaluasi.

Work shop ini juga dalam rangka persiapan tahun ajaran baru. •Mdk

BIMBINGAN MANASIK HAJI MASSAL ICJH KABUPATEN BANGKALAN

BANGKALAN – Pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji berupaya untuk meningkatkan semua sisi demi suksesnya penyelenggaraan ibadah haji, utamanya sisi pembinaan. Pembinaan dilaksanakan bertahap mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten. Dan bertempat di aula PKPRI Bangkalan, Kankemenag Kab. Bangkalan melalui seksi PHU mengadakan Bimbingan Manasik Haji Massal I CJH sekabupaten Bangkalan berjumlah 601 orang, (17/7). Pemateri didatangkan dari Kanwil Kemenag Prov. Jatim yaitu Ach. Faridul Ilmi selaku Kabid PHU Kanwil Kemenag Prop. Jawa Timur.

Mudjalli sebagai Kakankemenag Kab. Bang kalan yang turut hadir pada acara tersebut dalam sambutannya berharap agar CJH Bangkalan mulai sekarang memper-siapkan diri baik fisik maupun mental. Sehingga dalam menjalankan ibadah nantinya bisa berjalan lancar dan menjadi haji mabrur.

Di sela-sela sambutannya Kakankemenag Kab. Bangkalan memperkenalkan satu per-satu seluruh petugas haji yang menyertai kloter agar saling kenal dan nantinya saling koordinasi dan mencari solusi terbaik apabila menjumpai problematika dalam pelaksanaan haji sehingga penyelenggaraan haji bisa sukses. •Nings

PAKIS GELAR SELEKSIPEKAN KETERAMPILAN DAN SENI

KOTA BLITAR – Kankemenag Kota Blitar melalui Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam (PAKIS) menyelenggarakan kegiatan Seleksi Pekan Keterampilan dan Seni (Pentas Seni) Jenjang SMP/SMA/SMK se-Kota Blitar Tahun 2017, (13/7).

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari yaitu mulai dari tanggal 12 Juli hingga 13 Juli 2017 tersebut dilaksanakan di aula SMP Negeri VII Kota Blitar. Sejumlah perwakilan siswa dari beberapa lembaga pendidikan jenjang SMP/SMA dan SMK yang ada di Kota Blitar ikut ambil bagian dalam acara yang bertujuan untuk menggali potensi siswa-siswi di bidang seni ini.

Seperti diinformasikan oleh Sulton Fauzi selaku perwakilan juri dari Kemenag Kota Blitar, antusias peserta dalam acara ini cukup bagus. Karena cukup banyak siswa SMP/SMA dan SMK yang mendaftar. Demikian juga para peminatnya, “Umumnya peserta yang datang membawa pendukung dari sekolahnya masing-masing yang menambah greget seleksi Pentas Seni ini,” tambahnya.

Pada ajang Seleksi Pekan Keterampilan dan Seni ini ada 5 cabang yang dilombakan yaitu MHQ (Musabaqah Hifdzil Qur’an), MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an), Kaligrafi, CCQ (Cerdas Cermat Al-Qur’an), dan Nasyid. •Moza

55MPA 6/371 / 2017

LINTAS PERISTIWA

KEPALA KEMENAG PROBOLINGGOLANTIK 19 PEJABAT

KAB. PROBOLINGGO – Rabu pagi (21/6), Kakankemenag Kab. Probolinggo melantik 19 ASN di lingkungan Kemenag Kab. Probolinggo. Sebanyak 15 Kepala KUA dan 4 KTU dilantik di aula al-Ikhlas Kemenag Kab. Probolinggo dihadiri Kakankemenag Kab. Probolinggo beserta istri, Kasubag beserta istri, para Kasi-Penyelenggara serta pejabat struktural dan fungsional lainnya dari Kepala KUA dan Kepala Satker.

Dalam sambutannya, Kakankemenag Kab. Probolinggo H. Santoso menyampaikan bahwa sebagai ASN atau pejabat harus selalu siap dimutasi atau rotasi. “Mutasi dan promosi jabatan merupakan hal biasa dan sudah lumrah terjadi bagi ASN di instansi manapun agar mereka bisa berinovasi dan melakukan improvisasi,” tegas H. Santoso saat menyampaikan sambutannya.

H. Santoso berharap agar semua pejabat yang dilantik tertib administrasi, bijak dalam bertindak, mampu meningkatkan prestasi dalam tugasnya masing-masing. Bangun komunikasi dengan baik dengan berbagai stakeholder dan instansi terkait di kecmatan tempat tugas. “Menjadi pejabat jangan berangan-angan ingin dilayani, namun harus melayani. Karena hakekatnya, pejabat adalah seorang pelayan,” katanya menekankan. •Ansori

USAI LIBUR DAN CUTI BERSAMA, GELAR APEL PAGI PERDANA DAN HALAL BI HALAL

NGANJUK – Kankemenag Kab. Nganjuk usai libur dan cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1438 H menggelar apel pagi perdana, (3/7). Kegiatan yang dilaksanakan di halaman Kankemenag Kab. Nganjuk ini dilanjutkan dengan halal bi halal.

H. Barozi selaku Kakankemenag Kab. Nganjuk bertindak selaku pembina apel. Dalam sambutannya beliau mengapresiasi ASN yang bisa hadir seratus persen. Tentunya dengan libur panjang yang sudah dilalui pekerjaan sudah menanti untuk segera diselesaikan. Begitu juga dengan agenda yang sudah terjadwal, mulai dari manasik haji juga persiapan halal bi halal bersama jajaran Kanwil Kemenag Prov, Jatim di Pasuruan.

Pada kesempatan ini, H. Barozi atas nama pribadi maupun dinas meminta maaf atas banyaknya khilaf kepada semua ASN di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk. Begitu juga dirinya sudah memaafkan semua ASN dilingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk apabila ada kesalahan. “Romadhan ini harus membuat kita semakin lebih baik, hindari dari penyakit hati agar hidup kita semakin sehat dan bermakna,” uUjar Barozi

Usai apel pagi dilanjutkan halal bi halal dengan berjabat tangan dan beramah tamah di aula dasar. •Nur

KKM KEC. LENTENG GELAR WORKSHOP IMPLEMENTASI K-13

SUMENEP – Sesuai SK Mendikbud pengim plementasian Kurikulum 2013 di madrasah tetap dilaksanakan, maka KKM Kec. Lenteng Sumenep menggelar workshop Implementasi K-13 bertempat di aula KUA Kec. Lenteng, (13/7). Workshop dihadiri seluruh guru yang ada di Kec. Lenteng khususnya guru kelas I dan Kelas VI.

Acara dibuka oleh Kakankemenag Kab. Sumenep H. Moh. Bakri yang menyampaikan lima nilai yang menjadi fokus dalam Pengua tan Pendidikan Karakter yaitu nasio nalis, integritas, mandiri, gotong-royong, dan religius.

Menurutnya, bangsa yang hebat dan maju di dunia ini mempunyai karakter yang kuat seperti pekerja keras, disiplin, jujur, berintegritas, dan memiliki rasa cinta tanah air. “Dengan adanya workshop ini para guru madrasah khususnya di Kec. Lenteng diharap mampu mencetak peserta didik yang bermartabat,” haturnya.

Hepni selaku pemateri workshop yang dijadwalkan selama dua hari ini mengulas penguatan K-13 sesuai Permendikbud No. 24 tahun 2013 yakni revisi KI dan KD serta pengimplementasiannya. Tiga hal penting yang menjadi agenda implementasi K-13 yaitu penguatan pendidikan berkarakter, penguatan literasi, dan pembelajaran abad 21. •Zarkasi

SOSIALISASI BOP BAGI MADRASAH DINIYAH DAN PENDIDIKAN AL-QURAN

KAB. MALANG –  Dalam upaya mening-katkan pengelolaan keuangan lembaga  pada Madin dan Pendidikan Alquran di lingkungan Kankemenag Kab. Malang, Seksi PD Pontren mengadakan kegiatan sosialisasi  Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) bagi Madrasah Diniyah (Madin) dan Pendidikan Alquran (TPA), Selasa (11/7). Kegiatan yang diselenggarakan di aula Kankemenag Kab. Malang ini diikuti 70 peserta.

Kasi PD Pontren Kankemenag Kab. Malang  Irfan Hakim saat membuka acara mengatakan bahwa  kegiatan ini ber-tujuan memberi pemahaman tentang BOP dan meningkatkan efektivitas  serta  efisiensi program. Selain itu juga untuk membantu lembaga mengatasi pengelolaan dana BOP ini. “Dalam penggunaan dana  BOP, hendaknya sesuai dengan aturan dan regulasi yang berlaku,” pesannya.

Kasi Pendidikan Diniyah Takmiliyah Kanwil Kemenag Prov. Jatim Ahmad Sururi selaku narasumber  menjelaskan secara detail tentang BOP, pengunaan dan pelaporannya. Dirinya menekankan agar pengajuan dana BOP  harus sesuai dengan data dan fakta. Penggunaannya pun harus bisa diper-tanggungjawabkan. “Dengan sosialisasi ini, diharapkan program BOP  dapat berjalan lancar dan sukses,” ujarnya.  •Didin

RIBUAN CJH IKUTI PEMBINAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI JATIM EXPO SURABAYAKOTA SURABAYA – Kemenag Kota

Surabaya menggelar Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kota Surabaya tahun 2017 bertempat di Gedung Jatim Expo Surabaya, (12/7).

Kakanwil Kemenag Prov. Jatim H. Syamsul Bahri secara resmi membuka dan memberikan sambutan di hadapan 2.000 Calon Jamaah Haji (CJH) Kota Surabaya. Dirinya berpesan agar CJH mempersiapkan diri dengan niat haji karena Allah. “Sebelum berangkat ke tanah suci Al-Mukarramah terlebih dahulu harus mempersiapkan diri secara matang dengan mengikuti kegiatan manasik. Sehingga akan menghasilkan haji yang mabrur dan maqbul,” tuturnya.

Orang nomor satu di Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah akan menfasilitasi CJH, mulai dari daerah hingga di Asrama Haji Surabaya. Seluruh Kemenag se-Jatim secara maksimal melakukan pelayanan bekerjasama dengan seluruh instansi terkait. Sehingga para calon jamaah haji mendapatkan kemudahan menjalankan ibadah haji. “Saya berharap agar calon jamaah haji memperhatikan pelakasanaan manasik haji. Sebab manaski haji ini penting sebagai bekal untuk mengetahui mana yang termasuk rukun haji dan lainnya,” tukasnya. •Zie

PENGAMBILAN SUMPAH DAN PELANTIKAN PEJABAT DI LINGKUNGAN KANKEMENAG

KAB SIDOARJOSIDOARJO – Menjelang libur Idul Fitri,

Kakankemenag Kab. Sidoarjo H. Achmad Rofi’i, SH. M.Pd.I. mengambil sumpah jabatan dan melantik pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Sidoarjo, (22/6). Acara ini disaksikan Kasubbag TU H. Moh. Arwani. M.Ag. M.HI, Kasi Bimas Islam H. Khoidar, M.HI dan kepala madrasah negeri, Kepala KUA, pengawas dan PPAI bertempat di aula Kankemenag Sidoarjo.

Para pejabat yang dilantik adalah H. Rohmat Nasrudin,LC, M.Ag (Kasi PHU). DR. H. Abdurrahman, M.Pd (Kasi Pendma), Ahmad Fathoni, S.Ag (Gara Syariah). Dan 11 orang dilantik sebagai Kepala KUA yaitu H. Nur Fatichin, S.Ag (Krembung), Hamdan Lutfi, M.HI (Jabon), Hariyadi, S.Ag (Balongbendo), H.M. Arifin, MA (Gedangan), Abd. Muntolib, S.Ag (Sedati), H. Moh. Nasichin, S.Ag (Prambon), H. Ahmad Najib, M.HI (Krian), H. Ainur Roziq, M. HI (Taman). Drs. H. Arief Edward (Waru), Drs. H. Saifulloh (Candi), H. Khusaeri, M.HI (Buduran).

Di antara 14 pejabat tersebut ada pejabat lama yang dirotasi, ada juga yang promosi. “Pelantikan dilaksanakan di hari-hari sepuluh terakhir di bulan Ramadhan supaya menjadi berkah dan bermanfaat”, tandas H. Achamd Rofi’i. •MS

56 MPA 6/371 / 2017

LINTAS PERISTIWA

SEBANYAK 551 CJH SAMPANGIKUTI MANASIK HAJI MASSAL

SAMPANG – Sebanyak 551 CJH Kab. Sampang mengikuti bimbingan manasik haji massal yang digelar Kankemenag Kab. Sampang, (17/6). Kegiatan ini bertempat di Aula Hotel Trunojoyo Sampang dihadiri Kakankemenag Kab. Sampang, Kasubag TU beserta jajaran Kasi Kemenag Sampang.

Kakankemenag Kab. Sampang H. Juhedi saat membuka acara berharap agar peserta bimbingan mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh demi menjaga kelancaran dan kekhusukan dalam menjalankan ibadah selama 40 hari di Mekkah dan Madinah nantinya. Selain itu, pihaknya meminta agar   para CJH senantiasa menjaga nama baik daerah dan bangsa Indonesia.

Sementara itu, hadir sebagai nara sumber Achmad Faridul Ilmi Kabid PHU Kanwil Kemenag Prov. Jatim saat menyampaikan materinya menekankan pentingnya kedisiplinan CJH mematuhi prosedur yang ada serta menjaga kesehatan masing-masing. “Kami memohon agar para calon jamaah haji mematuhi prosedur yang ada. Jaga kesehatan, karena ibadah haji ini membutuhkan kondisi fisik yang prima” tukas pria Kelahiran Sampang ini.  

Nara sumber lain yang mengisi bimbingan manasik haji massal ini berasal dari unsur ulama’dan juga dari petugas kesehatan. •FR

KEMENAG SAMPANG GELAR SERTIJABKEPALA KUA JRENGIK

SAMPANG – Sebagai tindak lanjut dari pelantikan Kepala KUA Kec. Jrengik beberapa waktu lalu, diadakan serah terima jabatan yang bertempat di aula KUA Kecamatan Jrengik, (12/7). Sertijab dihadiri oleh Kasi Bimas Islam, Penghulu, Penyuluh serta segenap Staf KUA Jrengik.

Dalam pengarahannya, Kasi Bimas Islam Kemenag Sampang, H. Holil berharap agar Kepala KUA yang telah dilantik segera melaksanakan tugas di tempat baru dan langsung beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. “Untuk Kepala KUA yang baru, segera laksanakan tugas pada tempat yang baru, dan segera berkoordinasi dengan instansi vertikal di tingkat Kecamatan,” harapnya.

Selain itu, tambah Holil, Kepala KUA harus menjadi teladan terdepan dalam menerapkan lima budaya kerja yang selama ini menjadi pegangan Kemenag dalam meningkatkan kualitas kinerja.

Ditemui di tempat yang sama, Kepala KUA Jrengik definitif Mohammad Tahsin menyatakan kesiapannya menjalankan tugas di tempat yang baru sesuai dengan arahan dan aturan yang ada. “Mudah-mudahan bisa berjalan dengan baik, sesuai dengan harapan dan aturan yang ada. Tentunya harus disertai dengan kekompakan semua pegawai yang ada” tuturnya. •FR

KEPALA KEMENAG KAB. TUBANPIMPIN PENGAMBILAN SUMPAH

KAB. TUBAN – Seorang Pegawai Negeri Sipil, saat mulai diangkat bertugas dalam jabatanya perlu mengucapkan sumpah atau janji. Sumpah atau janji ini harus diucapkan dan dilakukan sesuai dengan prosedur atau tata cara yang ada. Dan bertempat di halaman Kankemenag Kab. Tuban, Kakankemenag Kab. Tuban mengambil sumpah dan melantik 15 pejabat, (7/7). Acara ini dihadiri oleh Kasi, Pengawas PAI, Kepala KUA, Kepala Madrasah se-Kab.Tuban serta ASN di lingkunganKanKemenagKab.Tuban.

Kakankemenag Kab.Tuban H. Sahid dalam sambutannya mengingatkan kepada ASN yang telah disumpah agar lebih disiplin, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, rajin membaca dan memperhatikan aturan-aturan yang menyangkut hak dan kewajiban sebagai PNS, menjaga kejujuran karena kejujuran itu sangat mahal harganya, serta mengembangkan potensi diri di antaranya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

Adapun Pegawai Negeri Sipil yang diambil sumpahnya berjumlah 15 orang. Bertindak sebagai saksi yaitu Kepala Sub Bag. TU Kankemenag Kab. Tuban Achmad Badrus Sholeh, dan Koordinator Kepegawaian Imam Syafi’i, sedangkan sebagai rohaniwan adalah penyelenggarasyari’ah Mashari. •Hms

HALAL BI HALAL MERAJUT KEBERSAMAAN DALAM PERBEDAAN

SUMENEP – Untuk meningkatkan hubungan silaturrahim dan rasa keber sa-maan dalam melaksanakan tugas sebagai ASN dan merajut kebersamaan dalam perbedaan menuju keutuhan NKRI, Kanke-menag Kab. Sumenep menggelar halal bi halal di aula atas Al Ikhlas, (12/7). Acara tersebut dihadiri oleh pejabat dan ASN Kemenag baik stuktural maupun fungsional Kankemenag Kab. Sumenep.

Kakankemenag Kab. Sumenep H. Moh. Bakri berterima kasih terutama kepada Kakanwil Kemenag Prov. Jatim yang telah meluangkan waktunya memberikan pembi-naan. Beliau berharap dengan pembinaan ini ASN Kemenag akan mempunyai semangat kerja yang bersandarkan pada lima budaya kerja Kemenag.

Dalam tausiyahnya, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Syamsul Bahri menyampaikan bahwa kita harus memulai kehidupan dari rumah yaitu dengan memberikan pembinaan akhlak yang baik pada anak-anak. Kerena mereka merupakan generasi penerus cita-cita bangsa yang wajib dibina.

Di akhir sambutanya, beliau mengharap agar ASN Kemenag bisa menjadi figur-figur yang mendapatkan naungan Allah. Dan ibu DWP diharapkan mendoakan suaminya agar sukses dalam tugas- tugasnya, bersyukur atas nikmat yang telah dilimpahkan. •Zarkasi

KEPALA KANKEMENAG HADIRIMANASIK HAJI KUA ASEMBAGUS

SITUBONDO – Manasik Kantor Urusan Agama (KUA) Asembagus yang diadakan di masjid Muhlisin Desa Asembagus dihadiri Kakankemenag Kab. Situbondo beserta empat petugas kloter 32, (10/7).

Awal pelaksanaan bimbingan manasik haji KUA Kec. Asembagus ini sudah ber-langsung sejak hari Kamis tanggal 5 Juli 2017 dan berakhir pada hari Kamis tanggal 13 Juli 2017. Akan tetapi sehubungan dengan padatnya acara, Kakankemenag Kab. Situbondo baru bisa menghadiri kegiatan ini pada tanggal 10 Juli 2017.

Dalam sambutan arahannya Kakan-ke menag Kab. Situbondo H. Atok Illah menyampaikan bahwa bimbingan ibadah menjadi salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan ibadah haji. Melalui pro-ses bimbingan ibadah yang baik, jamaah diharapkan dapat melaksanakan ibadah hajinya dengan baik pula. Beliau juga menghimbau kepada jama’ah untuk menjaga kerjasama dan kekompakan sesama jama’ah ketika berada di tanah haram, serta juga tetap menjaga kewaspadaannya. Kehadiran bapak satu anak ini di dampingi oleh Chaironi Hidayat selaku Ketua Kloter 32 atau TPHI (Tim Pemandu Haji Indonesia), dan 3 orang TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) yaitu Dr. Novita serta dua orang para medis. •Queen

KANKEMENAG KAB. NGANJUK ADAKAN BIMBINGAN MANASIK HAJI TINGKAT

KABUPATENNGANJUK – Untuk mempersiapkan kebe-

rang katan 731 CJH Kabupaten Nganjuk tahun 2017, Seksi Haji dan Umroh Kankemenag Kab. Nganjuk melaksanakan Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kabupaten pertama, (3/7). Kegiatan berlangsung di Gedung Wanita Nganjuk.

Dalam laporannya, Kasi Haji dan Umroh Kankemenag Kab. Nganjuk H. Afif Fauzi mengatakan jumlah CJH Kab. Nganjuk se-banyak 739 orang. Bimbingan manasik haji di tingkat kabupaten diadakan 2 kali sedangkan di tingkat Kecamatan sebanyak 6 kali. Bimbingan bertujuan agar CJH mampu memahami syarat rukun dan pelaksanaan haji sehingga dapat berhaji dengan baik dan mandiri.

Kakankemenag Kab. Nganjuk H. Barozi berpesan agar CJH menjaga kesehatan dan berdoa supaya dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan sempurna. Beliaupun berharap apabila ada undangan bimbingan manasik haji, agar dihadiri meskipun sudah mengikuti di KBIH. “Semoga jamaah haji Kabupaten Nganjuk mulai berangkat hingga kembali ke tanah air bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan predikat haji mabrur,” harapnya.

Pemateri kegiatan ini adalah H. Sugianto PHU Kanwil Kemenag Prov, Jatim dan Kundariana dari Dinas Kesehatan. •Nur

57MPA 6/371 / 2017

DUNIA ISLAM

PM Otoritas Palestina Rami Hamdallah, meminta komunitas Internasional untuk segera bertindak. Permintaan Hamdallah secara khusus juga ditujukan kepada dunia Arab dan negara­negara Islam untuk meng­hentikan tindakan agresif Pemerintah Zionis Israel di Kompleks Masjid al­Aqsha. ”Hentikan tindakan­tinda­kan Israel yang melanggar hukum, kesepakatan, dan perjanjian inter­nasional”, ujarnya seperti dilansir The Jerusalem Post (190717). Hamdalah juga menagatakan, ”Apabila metal detector tidak disingkirkan, situasi di Jerusalem ataupun akan semakin memanas”. Kepala Yayasan Wakf Sheikh Azam Khatib Tamimi (Otoritas Pengelola Masjid al-Aqsha), menegaskan, ”Semakin lama Israel menunda untuk menghilangkan pendeteksi metal itu, situasi bakal semakin buruk”. Wakil PM Turki Numan Kurtulmus, mengecam keras tindakan Israel menutup Masjid al­Aqsha. ”Penutupan Masjid al­Aqsha untuk para jamaah oleh Israel tidak bisa diterima. Itu adalah kejahatan melawan

kemanusiaan, kejahatan melawan kebebasan untuk beribadah”, ujarnya. Juga Menteri Agama Turki Mehmet Gormez, mengecam keras serangan aparat Kepolisian Israel terhadap Imam Masjid al­Aqsha Shabri. ” Saat kawasan ita sedang menghadapi rasa sakit yang luar biasa, insiden yang terjadi Masjid al­Aqsha dan sekitarnya telah menghadirkan kekhawatiran bagi kita. Saya percaya bahwa mereka tidak akan membiarkan al­Aqsha memiliki takdir yang sama dengan Masjid al­Khalil”, tulis Gormez di akun twiter pribadinya (190717). Peristiwa Masjid al-Khalil, Hebron,Palestina dimaksud, adalah peris tiwa pembantaian yangterjadi 1994, dimana 30 orang Muslim tewas dibantai oleh teroris Yahudi kelahiran Amerika Serikat.

Menlu RI Retno LP Marsudi, langsung menghubungi Menlu Yordania melalui telepon. Mereka membahas situasi dikawasan tersebut. Retno juga menitipkan pesan kepada Raja Yordania yang mempunyai kewenangan dalam merawat Masjid al­Aqsha. Melalui Jubir Kemenlu RI Armantha Nasir, Indonesia

mengecam kejadian itu. Indonesia juga mengecam sikap Israel yang membatasi akses umat Islam Palestina ke kompleks al­Aqsha.”Indonesia mendesak Israel untuk tidak mengubah status quo Kompleks al­Aqsha, agar Masjid al­Aqsha dan The Dome of The Rock dapat diakses semua umat Muslim”. Pemerintah Indonesia juga mminta Israel segera memulihkan stabilitas dan keamanan di sana. Imbauan juga di tujukan kepada semua pihak agar tidak semakin memburuk.”Kami juga meminta negara­negara OKI dan kawasan agar memberi pressure kepada Israel”, ujarnya.

Ketua Komisi I DPR-RI Abdul Kharis Almasyhari, mengecam keras segala upaya yang dilakukan Israel terhadap Masjid al­Aqsha. Ia menjelaskan bahwa UNESCO telah mengeluarkan pernyataan resmi tahun lalu (2016) yang menegaskan Masid al­Aqsha adalah situs suci milik umat Islam. Oleh karena itu, upaya penutupan masjid atau segala tindakan kekerasan Israel disana tidak bisa dibenarkan sama sekali.

SAVE MASJID AL-AQSHA

58 MPA 6/371 / 2017

DUNIA ISLAM

”Termasuk yang baru­baru ini menutup akses ke masjid, menggeledah jamaah shalat, dan memasang metal detector, serta bentrokan berdarah dengan jamaah masjid yang akan berziarah dan shalat”, ujarnya (190717).

Raja Salman dari Arab Saudi, meminta bantuan Amerika Serikat (AS) terkait ketegangan di Masjid al­Aqsha, Yerusalem. AS menjadi penengah sang raja dalam penyelesaian krisis tersebut karena Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.(Sebagaimana ditulis Jerusalem Post dengan mengutip Elaps yang berbasis di London/180717). Menurut laporan Elaps, keputusan Israel untuk membuka kembali Masjid al-Aqsha itu terjadi setelah diintervensi langsung Raja Salman. Melalui GedungPutih sang raja mendesak Israel agar segera mengakhiri penutupan kompleks Haram al-Sharif. Tetapi Netanyahu, juga telah menyampaikan pesan melalui AS, bahwa Israel tidak akan mengubah status quo di lokasi tersebut.

Liga Arab melalui ketuanya Ahmed Abul Gheit, menyatakan, ”Jerusalem adalah garis merah. Tidak serangpun warga Arab atau umat Muslim akan membiarkan tindak kekerasan terjadi disana”. Organisasi Kerjasama Islam (OKI), juga sudah mendesak agar Muslim Palestina diberi akses masuk ke masjid tersebut. Pengelola Masjid al-Aqsha, menolak langkah­langkah keamanan baru yang diberlakukan oleh Israel. ”Penutupan kompleks Masjid al­Aqsha dan pencegahan seruan untuk shalat merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB dan kesepakatan internasional”, kata Omar Kiswani, Direktur Masjid al-Aqsha, sebagaimana dikutip Aljazirah.

Pada Senin (210717), ratusan Muslim menolak masuk kompleks Masjid al­Aqsha untuk mem protes pemasangan pendeteksi logam di pintu masuk kompleks. Mereka memilih untuk melaksanakan shalat dan melakukan demonstrasi di luar. ”Masjid al-Aqsha, kami (siap) mengorbankan jiwa dan darah kami”, teriak para demonstran selepas shalat di luar kompleks, (dikutip Arab News). Paus Fransiskus menghimbau, semua pihak yang terlibat dalam konflik bisa menahan diri. Dari Vatikan, dia berharap konflik tersebut bisa diselesaikan lewat dialog damai.

Aksi demonstrasi protes penduduk Palestina itu bakal terus berlanjut hinga seluruh alat pendeteksi logam yang dipasang di lima gerbang serta kamera pengawas menuju kompleks Haram Al-Sharif dibongkar. Palang Merah Palestina mengungkapkan, setidaknya 450 orang terluka saat aksi di Jerusalem dan tepi Barat. 215 orang diantaranya disebabkan menghirup gas air mata. Palestinian Prisoner Club juga mengungkapkan bahwa 21 orang telah ditangkap tentara Israel.

Akhirnya Badan Keamanan Israel (ISA) alias Shin Bet merekomendasikan (kepada pemerintah Zionis Israel) agar pendeteksi logam yang menyakiti perasaan umat Islam itu segera dihapuskan/dibongkar. Ditengah teka-nan keras internasional, Israel memang akhirnya mencopoti detektor logam yang mereka pasang dipintu-pintu masuk kompleks Haram Al-Sharief, tempat Masjid al-Aqsha berada. Tetapi jangan terkecoh liciknya Yahudi, karena masih ada kamera pengawas yang terpasang. Apalagi enam bulan dari sekarang , Israel akan memasang kamera CCTV yang lebih canggih dan sensor pengenal. Angga rannya sudah disiapkan sebesar USD 28 juta (setara dengan Rp.373,04

Miliar). Pilar­pilar besi untuk tempat CCTV sudah dipasang dibeberapa sudut. Sambil menunggu penyelesainnya, Israel akan menambah jumlah aparat keama­nannya disekitar Haram Al­Sharief.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Israellah yang bakal menjadi pihak yang paling merugi jika tak menunjukkan rasa hormat akan tempat suci ketiga umat Islam tersebut. Menurut Khaled El Gindy, pakar Timur Tengah dari Brookings Institution menegaskan (lewat Al Jazeera), ”Kalau pemasangan detektor (dan kamera) tersebut tak dilawan, itu sama saja dengan mem biarkan Israel menginjak­injak kedau latan atas tempat suci tersebut dan Jerusalem sacara umum”.

Berdasarkan kesepakatan antara Israel dan Jordania seusai Perang Arab II / 1967, pengelolaan Haram Al-Shareif akan ditangani (Badan) Wakf. Warga non-Muslim diperkenankan masuk kompleks itu, tetapi tidak boleh beribadah disana. Tapi nyatanya, Israel berkali-kali melanggar kesepakatan itu. Apalagi sekarang ini. Mari kita dukung & berdoa untuk kejayaan dan kemenangan Masjid al-Aqsha dan Palestina !

•ref.rep.&jp.16-27juli17) •AHAR

59MPA 6/371 / 2017

Di hadapan Menag dan Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Kepala BDK Surabaya unjuk kebolehan menari Zavin pada perhelatan Silaturahim

dan Halal bi Halal Kanwil Kemenag Prov. Jatim.

Menag ambil bagian menjadi peserta lomba Tarik Tambang dalam acara SIlaturahim dan halal bi Halal Kanwil Kemenag Prov. Jatim (9 Juli 2017).

Menag bersama Kakanwil menyerahkan hadia sekarung krupuk bagi peserta lomba dalam Silaturahim dan Halal bi Halal di

Kebun Kebun Raya Purodadi-LIPI Pasuruan (9 Juli 2017).

Keseruan lomba membawa nampan dalam cara Silaturahim dan Halal bi Halal Keluarga Besar Kanwil Kemenag Prov. Jatim (9 Juli 2017).

Menag bersama istri turut mencicipi masakah khas Semanggi suroboyo di stand Kanwil Kemenag Prov. Jatim (9 Juli 2017).

Menag mengarahkan para peserta lomba dalam Silaturahim dan halal bi Halal Kanwil Kemenag Prov. Jatim

di Kebunraya Purwodadi-LIPI Pasuruan (9 Juli 2017).

60 MPA 6/371 / 2017

KAKANWIL KEMENAG PROVINSI JAWA TIMUR

H. SYAMSUL BAHRI

SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUANKANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA(17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2017)

“INDONESIA KERJA BERSAMA”

Mengucapkan