GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN...

101
GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (GISA) DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MENGURUS ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KELURAHAN GANDUL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: ACHMAD SETYADI 1112112000041 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN...

Page 1: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI

KEPENDUDUKAN (GISA) DALAM MENINGKATKAN

KESADARAN MASYARAKAT UNTUK MENGURUS

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KELURAHAN

GANDUL

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

ACHMAD SETYADI

1112112000041

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam
Page 3: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam
Page 4: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam
Page 5: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

iv

Abstrak

Program GISA di Kelurahan Gandul berjalan dengan efektif dan efisien

yang berdampak pada peningkatan kesadaran masyarakat akan mengurus

administrasi kependudukan ditopang dengan kerjasama pihak terkait yang bisa

bersinergi membangun tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya

administrasi kependudukan. Disamping memberikan fasilitas tambahan, GISA

juga sebagai amunisi baru di Kelurahan Gandul untuk tetap menjaga tertib

administrasi kependudukan. Dengan menjalankan 4 poin penting yang ada pada

GISA yaitu: kesadaran akan pentingnya memiliki dokumen kependudukan,

pentingnya suatu pemanfaatan dokumen kependudukan, pentingnya pemutakhiran

data kependudukan dan pentingnya menjaga pelayanan prima untuk rakyat.

Dengan diterapannya program GISA ini diharapkan agar seluruh warga

terutama Kelurahan Gandul tertib administrasi kependudukan. Pihak terkait

seperti RT/RW yang berada dalam lingkungan kelurahan Gandul turut berperan

aktif dalam segala kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelurahan Gandul. Sejauh ini

kegiatan kepengurusan dokumen di kelurahan Gandul mengalami peningkatan

dalam segi kualitas pelayanan dan minat masyarakat terhadap kepengurusan

dokumen administrasi kependudukan. Dampak yang dibawa oleh GISA

menunjukan kesuksesan awal dari sebuah permulaan untuk mencapai tujuan yaitu

Indonesia Sadar Administrasi kependudukan secara menyeluruh atau tingkat

nasional.

Kata kunci: GISA, meningkatkan, Administrasi Kependudukan

Page 6: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji serta Syukur hal yang pertamakali penulis ucapkan kepada Allah

SWT, rahmat dan berkah yang tiada henti diberikan oleh Allah kepada penulis

sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini. Penelitian ini

merupakan awal bagi penulis memasuki pintu ilmu pengetahuan yang tentunya

sangat luas, sehingga dalam penyusunannya menjadi tanggungjawab penulis

sepenuhnya atas argumentasi dan kesimpulan dalam penelitian ini. Dalam

penyusunannya sendiri tentunya hal ini melibatkan banyak pihak yang sangat

membantu dalam penyusunan argumentasi dan analisa sehingga sangat

memungkinkan untuk terselesaikannya penelitian Skripsi ini. Oleh karenanya

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof Dr. Amany Lubis sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayahtullah Jakarta

2. Prof Dr. Ali Munhanif sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik

3. Dr. Iding R. Hasan sebagai Ketua Program Studi Ilmu Politik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Suryani M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

vi

5. Dr. Agus Nugraha sebagai Dosen Pembimbing pada penelitian ini.

Kiranya tanpa kesediaan dan kesabaran beliau dalam menyempatkan

waktu ditengah kesibukan sudah pasti penelitian ini sulit untuk

terselesaikan, Semoga Allah SWT selalu membalas segala kebaikan

beliau.

6. Penguji dari Penelitian Skripsi ini yaitu Dr. Nawirudin dan Dr. A. Bakir

Ihsan yang telah bersedia meluangkan waktu beliau untuk menguji hasil

penelitian ini. Semoga beliau selalu dalam lindungan Allah SWT.

7. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa

disebutkan satu-persatu.

8. Kedua Orang Tua Penulis Marullah & Nurul Hikmah juga adik penulis

yang tanpa lelah terus memberi semangat, menyayangi, serta memberi

kasih sayang kepada penulis. Doa untuk kesehatan dan keselamatan

mereka.

9. Almarhum kakek H. Jayadih yang semasa hidupnya beliau selalu

memberikan motivasi kepada penulis.

10. Saudara sepupu M. Izzat Thayyibi

11. Kerabat Dekat penulis yaitu M. Amirul Sumang, Alridho Satria, Rizki

Ramadhan, Eko Aji Wahyudin, Naufal Abdul Fattah, Fikri Abdul Basith

Page 8: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

vii

dan M. Al-Jufri yang memberikan banyak sekali kontribusi kepada

penulis.

12. Kawan-kawan dari Ilmu Politik angkatan 2012 Alridho Satria, Fajar

Fachrian, almarhum Rizki Ahmad Zainuri, Putri Nurafifah, Putri Lalla

Tanjung, Tadzkira Nadiya, Denayu Swami, Hervi Nindya, Syahrizal

Ahmad, Rizki Ramadhan, Eko Aji Wahyudin, Robiatul Adawiyah.

13. Rekan HMI Komfisip yang tidak bisa disebutkan satu persatu

14. Kawan Kawan seperjuangan angkatan 2012 yang sedang berjuang

menyelesaikan tugas akhir masing-masing

15. Kawan-kawan GENIUS yaitu Fikri Abdul Basith, Muhammad Al-Jufri,

Naufal Abdul Fattah, dan Gilang Ramadhan.

Tanpa adanya mereka, mustahil penelitian ini dapat terselesaikan. Semoga Allah

SWT membalas kebaikan mereka. Akhir kata, penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada para pembaca yang tentunya masukan dan kritikannya pastilah

sangat penulis tunggu. Terimakasih.

Wassalamualaikum wr. Wb

Ciputat, 03 Mei 2019

Achmad Setyadi

Page 9: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME………………………………….. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI………………………………… ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ………………………………. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... v

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Pernyataan Masalah .......................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 10

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 11

E. Kerangka Teori .................................................................................. 14

F. Metode Penelitian .............................................................................. 17

G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 20

BAB II KERANGKA TEORETIS .................................................................. 22

A. Good Governance ............................................................................. 22

1. Prinsip – Prinsip Good Governance ............................................ 24

2. Pelaksanaan Good Governance di Indonesia .............................. 27

3. Pelayan Publik ............................................................................. 29

B. Kebijakan Publik ............................................................................... 32

1. Definisi Kebijakan Publik ........................................................... 34

2. Tahap – Tahap Kebijakan Publik ................................................ 37

3. Kerangka Kebijakan Publik ........................................................ 39

C. Administrasi Publik ........................................................................... 41

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK & KELURAHAN

GANDUL ............................................................................................ 45

A. Kondisi Topografi ............................................................................. 46

Page 10: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

ix

B. Kondisi Geohidrologi ........................................................................ 49

C. Administratif ..................................................................................... 52

D. Kependudukan ................................................................................... 54

E. Gambaran Umum Kelurahan Gandul………………………………. 56

BAB IV ANALISIS PROGRAM (GISA) DI KELURAHAN GANDUL … 58

A. Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) ....... 58

B. Undang-Undang yang Mengatur Administrasi Kependudukan ........ 64

C. Pelaksanaan GISA di Kelurahan Gandul .......................................... 75

D. Perwujudan GISA di Kelurahan Gandul: One Day Serviece ............ 80

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 82

A. Kesimpulan ....................................................................................... 82

B. Saran .................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

Page 11: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.A.1 Peta Ketinggian Kota Depok………………………………. 47

Gambar 3.A.2 Jumlah Penduduk Kota Depok Tahun 2006-2010…………. 55

Page 12: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Dinamika yang terjadi saat mengawali era reformasi, banyak perubahan yang

terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berimplikasi mendalam

terhadap penyelenggaraan suatu pembangunan di Indonesia. Pada aspek

pemerintahan, hal yang paling nampak ialah tuntunan pembangunan sistem

organisasi khususnya institusi pemerintah yang berbasis good governance dengan

prinsip-prinsip efisien, efektif, terbuka, adil, dan bertanggungjawab.

Prinsip good governance itu sendiri amat diperlukan dalam meningkatkan

suatu kinerja dari aparatur negara dalam peningkatan kualitas pelayanan publik.

Konsep dari good governance menjadi kata kunci dalam wacana untuk membenahi

sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. United Nations Development

Programme (UNDP), mendefinisikan (Governance) sebagai suatu pelaksanaan

kewenangan atau kekuasaan dibidang ekonomi, politik dan administratif untuk

mengelola berbagai urusan negara pada tingkatannya dan merupakan suatu

instrumen kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan

integritas dan kohesivitas sosial dalam masyarakat.1

Dalam suatu proses kegiatan politik dengan proses kegiatan terkait

administrasi merupakan proses untuk menggerakan, menghidupkan dan

mengembangkan suatu negara. Dalam mengembangkan bangsa dan negara, maka

1 Agus Dwiyanto, Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public, (Yogyakarta: UGM

Press, 2006), h. 78.

Page 13: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

2

kebijakan-kebijakan yang merupakan suatu reaksi, tanggapan-tanggapan keinginan

rakyat, kemauan bangsa dan kehendak negara itu haruslah diwujudkan dalam

bentuk langkah, sikap, dan perbuatan yang di terapkan dan dijalankan oleh

pemerintah.

Demi terjaminnya kepastian hukum terhadap rakyat, maka diperlukan suatu

peraturan untuk kepastian dan batasan dalam mengatur hal tersebut. Peraturan yang

dimaksud ialah peraturan terkait status kependudukan yang disebut dengan

Administrasi Kependudukan.

Setiap individu dalam masyarakat diharuskan sadar untuk memiliki bukti

tertulis dalam menentukan status identitasnya atas peristiwa-peristiwa terkait

administrasi kependudukan. Beberapa masyarakat sudah menyadari betapa

pentingnya bukti tertulis, akan tetapi tidak sedikit pula masyarakat yang yang belum

menyadari pentingnya bukti tertulis, dimana bukti tertulis tersebut akan berakibat

hukum terhadap masyarakat itu sendiri baik mengenai peristiwa kependudukan

maupun peristiwa lainnya yang bersangkutan dengan hukum.

Pemerintah telah mengupayakan langkah-langkah perbaikan dan

penyempurnaan dalam suatu penyelenggaraan administrasi kependudukan, baik

terkait dalam hal sistem, pengorganisasian, maupun sumber daya manusia, sesuai

amanah Undang-Undang RI Nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan Undang-

undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Dalam rangka meningkatkan dan mewujudkan tertib administrasi

kependudukan, pemerintah mengadakan upaya dengan mengadakan sosialisasi

Page 14: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

3

kebijakan kependudukan yaitu pencanangan Gerakan Indonesia Sadar Administrasi

Kependudukan (GISA) demi tercapainya tertib administrasi.

Tertib administrasi kependudukan yang dimaksud dalam ialah kesadaran

dari para anggota masyarakat untuk melaporkan diri atas keberadaannya maupun

perubahan-perubahan dalam status kependudukan atau kejadian peristiwa penting

kependudukan dan memiliki dokumen kependudukan serta menggunakan sesuai

peruntukannya.

Untuk selanjutnya aparat Kelurahan dan Kecamatan serta Tim Penggerak

dalam mewujudkan tertib administrasi kependudukan diharapkan dapat

menyebarluaskan pengetahuan yang sudah diperoleh melalui sosialisasi kebijakan

kependudukan kepada masyarakat luas.

Dalam hal ini ada keterkaitannya dengan kebijakan kependudukan.

Berbagai kebijakan dalam berbagai bidang merupakan alternatif untuk peningkatan

tingkat kesejahteraan penduduk. Kebijakan yang dimaksud meliputi bidang:

Penyediaan lapangan kerja, kesemptan pendidikan, meningkatakan kesehatan serta

usaha-usaha menambah kesejahteraan penduduk lainnya. Berbagai hal tersebut

mempengaruhi penduduk baik mengenai jumlah, komposisi dan distribusi atau

persebaran pertumbuhan serta cici-ciri penduduk lainnya.2

Kegiatan sosialisasi tentang Kebijakan Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil dilaksanakan guna mendukung program pemerintah pusat melalui

Kementrian Dalam Negeri (KEMENDAGRI) yang dituangkan dalam Instruksi

2 Kebijakan Kependudukan, diakses dari http://dukcapil.gunungkidulkab.go.id/kebijakan-

kependudukan/ diakses pada 20 februari 2019

Page 15: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

4

Mendagri Nomor 470/837/SJ Tentang Gerakan Indonesia Sadar Administrasi

Kependudukan (GISA). GISA dalam hal ini mewajibkan seluruh warga masyarakat

memiliki dokumen administrasi kependudukan secara lengkap. Dokumen tersebut

adalah KTP elektronik, Kartu Keluarga, akta kelahiran, akta kematian bagi keluarga

yang telah meninggal dunia, Akta Perkawinan, Akta Perceraian dan Kartu Identitas

Anak (KIA). Dokumen-dokumen tersebut wajib dimiliki untuk keperluan layanan

publik seperti pengurusan BPJS, SIM, perbankan, dan paspor.3

Kegiatan sosialisasi kebijakan kependudukan amat penting dilakukan agar

peraturan tentang administrasi kependudukan dapat diketahui dan dipahami secara

jelas, sehingga dapat memiliki pemahaman yang benar untuk menyebarluaskan

informasi pentingnya Administrasi Kependudukan. Administrasi Kependudukan

adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan

data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan

informasi penduduk serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik,

pemerintah, dan pembangunan.4

Terkait status kependudukan, pemerintah berupaya memperoleh data-data

terkait kependudukan di Indonesia yang akurat guna pemetaan yang tepat dan

menanggulangi masalah kependudukan tingkat lokal dan nasional. Pengelolaan

suatu pendaftaran penduduk merupakan tanggung jawab dari pemerintah

kabupaten/kota, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari tingkat kelurahan/desa

3 Sosialisasi administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di desa sanggalangit, diakses dari

https://disdukcapil.bulelengkab.go.id/berita/sosialisasi-administrasi-kependudukan-dan-pencatatan-sipil-di-

desa-sanggalangit-60 diakses pada 21 februari 2019 4 Sosialisasi Kebijakan Kependudukan Tahun 2016 diakses dari

https://dispendukcapil.semarangkota.go.id/berita-SOSIALISASI-KEBIJAKAN-KEPENDUDUKAN-

TAHUN-2016 diakses pada 20 februari 2019.

Page 16: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

5

selaku ujung tombak pendaftaran kependudukan, maka dari itu sebagai ujung

tombak pelaksanaan administrasi kependudukan, kelurahan harus menyampaikan

setiap program yang ada kepada masyarakat dan memberikan edukasi terhadap

program tersebut sehingga setiap warga dapat terdaftar secara administrasi dan

sesuai dengan Undang-undang No 24 Tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan.5

Kesadaran tersebut berokus terhadap 4 hal, yakni kesadaran akan

pentingnya memiliki dokumen kependudukan, pentingnya pemanfaatan suatu data

kependudukan, pentingnya pemutakhiran data kependudukan, dan pentingnya

pelayanan administrasi kependudukan.

GISA sendiri dilaunching oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo

bersama dengan Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh, Gubernur Kepri Nurdin

Basirun, dan Walikota Batam Muhammad Rudi, serta disaksikan juga oleh lebih

dari 1.600 pejabat yang membidangi Adminduk dari provinsi dan kabupaten/kota

seluruh Indonesia.

Launching GISA berlangsung pada pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional

Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Rakornas Dukcapil) Tahun 2018 di Hotel

Harmoni One & Convention Center Batam, Kepri, Kamis 08 februari 2018.6

Sesuai dengan Instruksi Mendagri Nomor 470/837/SJ dalam rangka

meningkatkan kesadaran masyarakat dibidang administrasi kependudukan menuju

masyarakat yang tertib, pemerintahan yang efektif dan efisien serta negara yang

5 Lihat pasal 1 ayat 10 undang-undang no 24 tahun 2013 tentang administrasi kependudukan. 6 Apa itu gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA), diakses dari

https://dukcapil.kalbarprov.go.id/post/apa-itu-gerakan-indonesia-sadar-adminduk-gisa, diakses pada 3 januari

2019

Page 17: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

6

memiliki daya saing, berdasarkan pada undang-undang Nomor 23 tahun 2006

Tentang administrasi kependudukan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 24 tahun 2013.

Dalam hal ini mendagri menginstruksikan kepada Gubernur dan Bupati/

walikota di seluruh Indonesia untuk:

1. mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas pokok,

fungsi dan kewenangan masing-masing untuk melaksanakan program

Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA)

2. menciptakan ekosistem yang mendukung suksesnya GISA

3. pedoman dalam pengambilan langkah-langkah sesuai dengan instruksi

pertama yaitu 4 program gisa yang meliputi:

a. program sadar kepemilikan dokumen kependudukan

b. program sadar pemutahiran data penduduk

c. program sadar pemanfaatan data kependudukan sebagai satu-satunya

data yang dipergunakan untuk semua kepentingan

d. program sadar melayani administrasi kependudukan menuju

masyarakat yang bahagia

4. dalam pelaksanaan keempat program sebagaimana yang dimaksud dalam

poin kedua:

a. gubernur

b. Bupati/Walikota

Page 18: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

7

5. dalam melaksanakan instruksi sebagaimana dimaksud dalam poin keempat,

gubernur, bupati/walikota melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada

menteri dalam negeri 3 bulan sekali dalam setahun

6. segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan instruksi mendagri ini

dibebankan kepada APBN dan APBD dan sumber lain yang sah dan tidak

mengikat serta pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

7. melaksanakan instruksi menteri ini dengan penuh tanggung jawab.7

Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) mulai

diterapkan dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan

berpuncak pada tingkat nasional.

Dalam teknis penerapannya GISA mengharuskan 1 kecamatan minimal

harus terbentuk 1 desa/kelurahan sadar adminduk, 1 kabupaten/kota minimal harus

terbentuk 1 kecamatan sadar adminduk, dan 1 provinsi minimal terbentuk 1

kanupaten/kota sadar adminduk.

Target dari GISA adalah masyarakat, aparatur petugas pelayanan dukcapil,

dan lembaga pengguna (pemerintah dan swasta). Sementara puncak akhir dalam

pelaksanaan GISA ini ialah agar terwujudnya negara Indonesia yang sadar

administrasi kependudukan sehingga terwujud tertib administrasi kependudukan

sebagaimana yang tertera pada amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013

7 Intruksi menteri dalam negeri Republik Indonesia Nomor 470/837/SJ

Page 19: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

8

Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan.8

Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah telah diamanatkan bahwa agar terwujudnya kesejahteraan masyarakat ada

3 poin penting yang harus diterapkan yaitu: peningkatan pelayanan publik,

pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat dalam mensukseskan

program pemerintah. Maka nampak bahwa pelayanan publik mempunyai peranan

yang sangat penting sebagai salah satu tugas umum pemerintah.

Kemendagri menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 tahun

2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu tingkat Kecamatan, yang

kemudian dilanjutkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 138–270

tentang Petunjuk Teknis Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan.

Pelayanan administrasi terpadu tingkat kecamatan merupakan penyelenggaraan

suatu pelayanan publik di kecamatan yang prosesnya mulai dari tahap permohonan

awal sampai ke tahap terbitnya suatu dokumen dilakukan dalam satu tempat. Satu

tempat disini yaitu cukup melalui satu pintu atau loket pelayanan.9

Kelurahan sebagai unit organisasi pemerintah daerah mempunyai

kedudukan yang amat strategis karena berada di garis depan (front line) dalam

pelaksanaan program GISA dan berhadapan langsung dengan masyarakat dengan

berbagai macam latar belakang, kebutuhan dan tuntutan. Dalam menjalankan

8 Apa itu gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA), diakses dari

https://dukcapil.kalbarprov.go.id/post/apa-itu-gerakan-indonesia-sadar-adminduk-gisa, diakses pada 3 januari

2019 9 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.4 tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan.

Page 20: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

9

Gerakan Indonesia Sadar Adminduk (GISA) disini kecamatan juga memiliki peran

penting dimana kecamatan memiliki target untuk mewujudkan minimal 1 kelurahan

sadar adminduk.

Fokus penelitian disini ialah dampak peningkatan kepengurusan

Administrasi Kependudukan di Kelurahan Gandul setelah dicanangkannya

program GISA, dengan berbagai kompleksitas dan keragaman kegiatan dalam

menjalani serta mensukseskan program GISA dan dilihat sejauh mana efektifitas

program tersebut setelah dilakukannya sosialisasi kebijakan kependudukan dalam

peingkatan kualitas pelayanan publik di Kelurahan Gandul, lalu bagaimana

tanggapan masyarakat Gandul terhadap program GISA. Dalam hal ini, diharapkan

agar sekiranya aparatur pemerintah dapat berperan dan berfungsi sebagaimana

mestinya guna mewujudkan tujuan tertib administrasi yang juga menjadi fokus

utama GISA untuk menunjang dan melancarkan pelaksanaan kegiatan yang

dilakukan oleh masyarakat. Masalahnya ialah bagaimana agar masyarakat sadar

dan tertib akan adminitrasi kependudukan dan mengoptimalkan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kelurahan dalam perannya untuk menjalankan program

GISA yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sesuai

dengan harapan masyarakat sehingga tercapainya tertib administrasi yang sesuai

dengan tujuan dari GISA.

B. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana implementasi GISA dari tingkat nasional hingga tingkat

pemerintahan pusat hingga ke pemerintah daerah?

Page 21: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

10

2. Bagaimana strategi GISA dalam menarik masyarakat agar sadar akan

pentingnya administrasi kependudukan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Agar penelitian ini tepat pada sasaran dari permasalahan di atas maka tujuan

dari penelitian ini:

1. Mengetahui upaya dari pemerintah pusat dan daerah dalam membangun

kesadaran masyarakat untuk melakukan kewajibannya sebagai warga

Indonesia yang sah untuk mengurus administrasi kependudukan melalui

program Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA).

2. Mengetahui efektifitas program GISA dalam peningkatan kesadaran

masyarakat dalam mengurus administrasi kependudukan dan

peningkatan kualitas birokrasi serta pelayanan publik yang berlangsung

di Kelurahan Gandul.

Adapun manfaat dari penelitian ini ialah:

1. Secara teoretis, penelitian ini dapat menjadi rujukan, sumbangan ilmu

pengetahuan serta menjadi kajian studi ilmu politik khususnya yang

terkait dengan Program Gerakan Sadar Administrasi Kependudukan

yang dimaksudkan untuk memberikan edukasi akan pentingnya

meningkatkan kualitas pelayanan publik oleh pemerintah dan pentingnya

mengurus administrasi kependudukan sebagai warga Indonesia yang sah

secara hukum.

Page 22: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

11

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai tambahan

wawasan ilmu pengetahuan dan referensi bagi penelitian-penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan pelayanan publik administrasi

kependudukan dan kebijakan kependudukan.

D. Tinjauan Pustaka

Merujuk pada penelitian yang serupa, terdapat beberapa penelitian yang

menjadi acuan peneliti disini.

1. Jurnal yang dibuat oleh Irma suryani dan Jamaluddin, jurnal ini meneliti

tentang pelayanan administrasi kependudukan pada kantor kecamatan

pattallassang kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pelayanan adminsitrasi kependudukan terutama pencatatan

atas pelaporan peristiwa kependudukan dalam hal ini adalah

administrasi keterangan pindah dan pencatatan sipil berupa pencatatan

kelahiran dalam hal ini adalah penerbitan surat keterangan kelahiran

sebagai dasar pembuatan akte kelahiran. Penelitian dari jurnal ini

mengacu pada pengoptimalan pelayan administrasi terpadu tingkat

kecamatan.10

2. Jurnal yang ditulis oleh Shinta Tomuka tentang Penerapan Prinsip-

Prinsip Good Governance dalam Pelayanan Publik di Kecamatan

Girian Kota Bitung (Studi Tentang Akte Pelayanan Jual Beli).

10 Irma Suryani dan Jamaluddin, “pelayanan administrasi kependudukan pada kantor kecamatan

pattallassang kabupaten Gowa”, Jurnal office vol 2 no.2, 2016. H. 134-135.

Page 23: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

12

Penelitian ini merupakan analisa tentang penerapan prinsip-prinsip

Good Governance dalam pelayanan publik di Kecamatan Girian Kota

Bitung, menyangkut pelayanan pembuatan Akta Jual Beli Tanah yang

dilakukan oleh camat sebagai PPAT, informan dalam penelitian ini

adalah: Camat, dan masyarakat yang melakukan pengurusan Akta Jual

Beli Tanah, yang tercatat oleh peneliti sebanyak 3 orang, dengan

klasifikasi 2 orang sebagai masyarakat biasa, dan 1 orang sebagai

wiraswasta, dimana pengurusan Akta Jual Beli tanah digunakan untuk

tempat usaha/toko bangunan.11

3. Jurnal yang ditulis oleh Rizki Anggraini tentang kesadaran masyarakat

dalam administrasi kependudukan (studi pengurusan Akta Kelahiran

dan Akta Kematian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

Tanjungpinang Tahun 2015). Penelitian ini berpacu pada undang-

undang no.24 tahun 2013 yang mengatur tentang administrasi

kependudukan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui

kesadaran masyarakat dalam administrasi kependudukan studi

kepengurusan akta kelahiran dan akta kematian di dinas kependudukan

dan catatan sipil kota tanjungpinang pada tahun 2015. penelitian ini

dilaksanakan di kantor dinas kependudukan dan catatan sipil kota

tanjung pinang dan masyarakat kota tanjungpinang.12

11 Shinta Tomuka “Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan Publik Di

Kecamatan Girian Kota Bitung,” ejurnal unsrat (2013). h. 2

12 Rizki Anggraini, “kesadaran masyarakat dalam administrasi kependudukan (studi pengurusan

Akta Kelahiran dan Akta Kematian di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun

2015)”. Jurnal program studi ilmu pemerintahan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim

Raja Ali Haji. H. 7

Page 24: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

13

4. Jurnal yang di tulis oleh syahruddin yang meneliti tentang

Implementasi Administrasi Kependudukan di Kabupaten Merauke

(Perspektif Pelayanan Kartu Tanda Penduduk, Akta Kematian dan Akta

Kelahiran). Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan administrasi

kependudukan dengan rangkaian kegiatan penataan dan penertiban

dalam penerbitan dokumen dan Data Kependudukan melalui

Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, pengelolaan informasi

Administrasi Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk

pelayanan publik dan pembangunan sektor lain yang dilakukan kepada

warga negara dan penduduk yang diselenggarakan oleh pemerintah

pusat dan pemerintah daerah merupakan bagian dari pelayanan

publik.13

5. Skripsi yang ditulis oleh Agus Ultianto. Skripsi ini meneliti tentang

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dalam

Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Satu Pintu di Kota Pekanbaru

(Studi Kasus Pada Pelaksanaan Pembuatan KTP di Kota Pekanbaru)”.

Merujuk pada Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 bahwa tujuan di

laksanakannya administrasi kependudukan adalah agar terciptanya

pelayanan yang prima dan proposional. Di berlakukanya PERDA No

05 tahun 2008 tentang pelaksanaan administrsi melalui satu pintu

membuat pelayanan kepada masyarakat tidak siap, hal ini terbukti

13 Syahruddin, “Implementasi Administrasi Kependudukan di Kabupaten Merauke

(Perspektif Pelayanan Kartu Tanda Penduduk, Akta Kematian dan Akta Kelahiran)”, Jurnal Ilmu

EKonomi & sosial, Vol. VII, No. 02, Oktober 2016. H. 117-134

Page 25: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

14

dengan bayaknya kebijakan-kebijakan yang berubah-ubah dalam

pelaksannan administrasi kependudukan dalam hal pelaksanan

pembuatan KTP di Kota Pekanbaru. dan biaya retribusi yang semakin

besar. Penelitian skripsi ini juga terkait dengan good governance.

Dimana konsep good governance disini akan menghasilkan birokrasi

yang handal dan profesional, efisien, produktif, serta memberikan

pelayanan prima kepada masyarakat. 14

E. Kerangka Teori

1. Good Governance

Good governance merupakan suatu kesepakatan menyangkut terhadap

pengaturan Negara yang diciptakan oleh pemerintah, masyarakat madani dan sektor

swasta secara Bersama, kesepakatan tersebut mencakup pembentukan mekanisme,

proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat

mengutarakan kepentingan mereka, memenuhi kewajiban dan menjembatani

perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat.15

Menurut Sedarmayati good governance adalah suatu bentuk manajemen

pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan. Dengan demikian ia

berpendapat bahwa pemerintah berada pada posisi sentral (agent of chance) dari

14 Agus Ultiranto, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dalam

Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Satu Pintu di Kota Pekanbaru (Studi Kasus Pada

Pelaksanaan Pembuatan KTP di Kota Pekanbaru)”, skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekan Baru-Riau.

15 Masyarakat Transparansi Indonesia Indonesia, 2002, "Supermasi Hukum", Modul,

Jakarta. H. 9

Page 26: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

15

masyarakat dalam suatu masyarakat berkembang. Good governance tidak hanya

pemerintah, tetapi juga meliputi masyarakat, masyarakat yang dimaksud ialah

masyarakat yang terorganisir, yaitu LSM, asosiasiasosiasi kerja, dan paguyuban.16

Sementara, Lembaga Administrasi Negara mengartikan good

governance yaitu sebagai penyelenggaraan pemerintah negara yang solid dan

bertanggung jawab, serta efesien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi

yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat.17

2. Kebijakan Publik

Secara terminologi kebijakan publik (public policy) tergantung dari sudut

mana kita mengartikannya. Easton memberikan definisi kebijakan publik sebagai

the authoritative allocation of values for the whole society atau sebagai

pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell

dan Kaplan juga mengartikan kebijakan publik sebagai a projected program of

goal, value, and practice atau sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam

praktek-praktek yang terarah.

Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno

mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-

kondisi awal dan akibat-akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus

16 Sedarmayanti, Good Governance (Kepemerintahan yang baik) dan Good Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) (Bandung: Mandar Maju, 2007): h. 76

17 Diakses dari www.lan.go.id, pada 10 januari 2019.

Page 27: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

16

dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta.

Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah.18

Thomas R Dye sebagaimana dikutip Islamy mendefinisikan kebijakan

publik sebagai “is whatever government choose to do or not to do” (apapaun yang

dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan). Definisi ini

menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai perwujudan “tindakan” dan

bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata. Di

samping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan

kebijakan publik karena mempunyai pengaruh (dampak yang sama dengan pilihan

pemerintah untuk melakukan sesuatu.19

3. Teori Administrasi Publik dan Governance

Administrasi publik dalam konteks pelayanan publik, memiliki peranan

yang sangat penting. Seiring dengan banyaknya tuntutan yang dilakukan oleh

berbagai pihak untuk menyusutkan peran negara terhadap kehidupan bangsa, Peran

dari administrasi itu sendiri terkait konteks yang imperatif memposisikan dirinya

sebagai governance.

Administrasi publik menjadi suatu sarana utama yang digunakan untuk

meningkatkan dan mewujudkan tujuan publik dalam mengalokasi, distorsi, serta

manipulasi. Governance dalam hal ini menjadi pendekatan yang sifatnya lebih

18 Budi Winarno,2007. Kebijakan Publik : Teori dan Proses Edisi Revisi, Media Presindo.

Yogyakarta. H. 17. 19 Islamy, Irfan. 2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara:

Jakarta. H. 19

Page 28: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

17

cenderung ke ekologi sosial. Nilai-nilai formal yang direproduksi secara hirarkis

dan rasional turut membangun watak reposisi. Governance dalam hal ini

menggambarkan kemampuan sejumlah oraganisasi dalam status milik

pemerintahan atau swasta. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan untuk melayani

kegiatan-kegiaan terkait pelayanan publik.

Governance dalam konteks administrasi publik disini sebagai suatu proses

perumusan yang diaplikasikan untuk mecapai tujuan publik itu sendiri. Hal tersebut

dilakukan dengan menjunjung semangat kesetaraan serta memiliki jaringan yang

kuat untuk mencapai tujuan publik yang bertanggung jawab atas pelayanan publik

kepada masyarakat.20

F. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, dimana ini merupakan

penelitian kontekstual yang menjadik individu sebagai instrumen, dan disesuaikan

dengan situasi dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya

bersifat kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor dalam bukunya Moleong, metode

kualitatif merupakan prosedur meneliti yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan juga perilaku yang dapat

diamati.21Adapun fokus dalam penelitian ini ialah mengenai Studi Gerakan

20 Teori administrasi public dan Governance, Diakses dari https://idtesis.com/teori-

administrasi-publik-governance/ pada 11 januari 2019

21 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Ikip Remaja Rosdakarya,

2009), h. 31

Page 29: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

18

Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) dalam Mewujudkan

Masyarakat Tertib Administrasi Kependudukan.

Penelitian yang digunakan dengan pendekatan kualitatif yaitu sebagai

prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa pernyataan tertulis. Dengan

menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung dari buku-buku atau Jurnal

poltik yang berhubungan dengan skripsi ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dari wawancara

calon yang terkait, pihak pendukung serta buku-buku dan sumber

lainnya yang berhubungan dengan skripsi ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan berupa buku yang diperlukan terkait

kebijakan, data-data yang terkait dengan penelitian ini, kutipan dari

gambar atau surat kabar, foto dan segala macam benda yang dapat

memberikan keterangan yang bersifat tertulis ataupun tidak. Dokumetasi

diperlukan untuk mempermudah peneliti menemukan jawaban dari

permasalahan.

b. Wawancara

Page 30: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

19

Wawancara adalah pertemuan antara periset dan responden, jawaban

responden akan menjadi data mentah. Wawancara juga merupakan metode

yang bagus untuk pengumpulan data tentang subjek kontemporer yang

belum dikaji secara ekstensif dan tidak banyak literatur yang

membahasnya. Responden yang dituju adalah Masyarakat khususnya

daerah Cinere depok dan juga aparatur Kecamatan Cinere.

c. Sumber dan Jenis Data

Sumber data diperoleh dari dokumen-dokumen yang peneliti masukan

serta hasil dari observasi dan wawancara yang akan dilakukan oleh

peneliti. Sebelum digunakan dalam proses analisis, data dikelompokan

terlebih dahulu sesuai dengan jenis dan karakteristik yang menyertainya.

Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan atas dua macam,

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh

orang yang melakukan penelitian. Data sekunder merupakan data yang

diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari

sumber-sumber yang telah ada.

3. Teknik Analisa Data

Analisis data penelitian untuk mengelola data yang sudah dikumpulkan,

penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang diupayakan untuk mengamati permasalahan secara sistematis

dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.

Page 31: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

20

G. Sistematika Penulisan

Penelitian pada skripsi ini terbagi dalam lima bab, sistematika penulisan

dalam skripsi ini sebagai berikut:

BAB I, pada bagian ini peneliti memaparkan pernyataan masalah yang

melatarbelakangi peneliti untuk mengangkat tema mengenai Gerakan Indonesia

Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) dalam mewujudkan efisiensi dan

efektifitas pelayanan publik serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya mengurus administrasi kependudukan di kelurahan Gandul. Pada bab

ini juga dipaparkan mengenai perumusan dan pembatasan masalah, tujuan

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II, berisikan landasan teori maupun konsep yang dapat digunakan untuk

menganalisis data-data hasil penelitian dan juga digunakan untuk menjawab

pertanyaan penelitian.

BAB III, pada bagian ini dijelaskan gambaran secara umum mengenai

Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan. Kemudian akan dipaparkan

sejarah singkat Kota Depok dan kelurahan Cinere.

BAB IV, bagian ini memaparkan hasil dan temuan penelitian terkait peran

Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA) dalam mewujudkan

masyarakat sadar adminduk di wilayah kelurahan gandul. Disajikan dalam bentuk

amalisis deskriptif dengan menggunakan konsep dan teori yang dipaparkan dalam

BAB II.

Page 32: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

21

BAB V, bagian ini peneliti akan menarik kesimpulan atas hasil dan temuan

penelitian dari BAB IV. Kemudian dipaparkan saran kritik akademik berupa

rekomendasi penelitian berikutnya dan saran praktis terhadap subjek penelitian.

Page 33: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

22

BAB II

KERANGKA TEORETIS

A. Good Governance

Good governance merupakan suatu kesepakatan menyangkut terhadap

pengaturan Negara yang diciptakan oleh pemerintah, masyarakat madani dan sektor

swasta secara Bersama, kesepakatan tersebut mencakup pembentukan mekanisme,

proses, dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok masyarakat

mengutarakan kepentingan mereka, memenuhi kewajiban dan menjembatani

perbedaan-perbedaan yang ada di antara masyarakat.22

Menurut Koiman, governance merupakan suatu rangkaian proses interaksi

sosial politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam bidang yang berkaitan

dengan kepentingan masyarakat dan adanya intervensi dari pemerintah atas

kepentingan-kepentingan tersebut. Governance merupakan mekanisme-

mekanisme, proses-proses dan institusi-institusi melalui warga negara

mengartikulasi kepentingan-kepentingan, memediasi berbagai perbedaan mereka

serta menggunakan hak dan kewajiban legal mereka. Governance merupakan

proses berjalannya mekanisme lembaga-lembaga pelayanan, mengelola sumber

daya publik dan menjamin realita hak azasi manusia. Dalam konteks ini good

governance memiliki hakikat yang sesuai yaitu bebas dari penyalahgunaan

22 Masyarakat Transparansi Indonesia Indonesia, 2002, "Supermasi Hukum", Modul,

Jakarta, h. 9

Page 34: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

23

wewenang terhadap hak rakyat dan korupsi serta dengan perlakuan hak yang

berlandaskan pada hukum.23

Menurut Sedarmayati good governance adalah suatu bentuk manajemen

pembangunan, yang juga disebut administrasi pembangunan. Dengan demikian ia

berpendapat bahwa pemerintah berada pada posisi sentral (agent of chance) dari

masyarakat dalam suatu masyarakat berkembang. Good governance tidak hanya

pemerintah, tetapi juga meliputi masyarakat, masyarakat yang dimaksud ialah

masyarakat yang terorganisir, yaitu LSM, asosiasiasosiasi kerja, dan paguyuban.24

Menurut OECD dan World Bank dalam sedarmayanti, good governance

merupakan penyelenggaraan manajemen pembangunan solid dan bertanggung

jawab yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah

alokasi dana investasi yang langka, dan pencegahan terjadinya korupsi secara

politik dan administrasi, menjalankan disiplin anggaran dengan benar serta

penciptaan kerangka kerja politik dan hukum bagi tumbuhnya aktivitas

kewiraswastaan.25

Sementara, Lembaga Administrasi Negara mengartikan good governance

yaitu sebagai penyelenggaraan pemerintah negara yang solid dan bertanggung

jawab, serta efesien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi yang

konstruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat.26

23 Jan Kooiman, Governing as Governance, Sage Publication, 2003, h. 237

24 Sedarmayanti, Good Governance (Kepemerintahan yang baik) dan Good Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 76 25 Sedarmayanti, h. 273

26 Diakses dari www.lan.go.id, pada 10 januari 2019

Page 35: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

24

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Good Governance

merupakan tata pemerintahan dalam penggunaan wewenang politik, dan

administrasi guna mengelola urusan-urusan negara pada semua tingkat agar eektif

dan efisien. Tata pemerintahan tersebut mencakup seluruh mekanisme, proses dan

lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok masyarakat

mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi

kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.

1. Prinsip-prinsip Good Governance

Kunci utama untuk memahami kepemerintahan yang baik (good

governance) adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang terdapat di dalamnya.

Selain itu, penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bertanggungjawab

baru akan tercapai apabila dalam penerapan otoritas politik, ekonomi, dan

administrasi ketiga komponen good governance tersebut memiliki jaringan dan

interaksi yang setara. Interaksi dan kemitraan seperti ini biasanya baru dapat

berkembang subur apabila prinsip-prinsip good governance telah diterapkan

dengan baik. Menurut United Nation Development Program (UNDP) prinsip-

prinsip yang dikembangkan dalam Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good

Governance) adalah sebagai berikut :27

a. Partisipasi

27 Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung: Mandar Maju,

2004), h. 5

Page 36: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

25

Setiap orang atau warga Negara memiliki hak suara yang sama

dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun

lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasi masing-

masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu tatanan

kebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk

berpartisipasi secara konstruktif.

b. Kepastian hukum (Rule Of Law)

Kerangka aturan hukum dan prundangan-undangan haruslah

berkeadilan dan dapat ditegakkan serta dipatuhi secara utuh

(impartialy), terutama tentang atuaran hukum dan hak azasi manusia.\

c. Transparansi

Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan aliran

informasi berbagai proses, kelembagaan dan informasi harus dapat di

akses secara bebas oleh mereka yang membutuhkannya dan harus dapat

disediakan secara memadai dan mudah dimengerti sehingga dapat

digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi.

d. Tanggung Jawab (Responsiveness)

Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk

melayani berbagai pihak yang berkepentingan. Keselarasan antara

program dan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh organisasi publik

dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diprogramkan dan

dijalankan oleh organisasi publik, maka kinerja organisasi tersebut akan

Page 37: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

26

semakin baik. Responsivitas yang sangat rendah ditunjukkan dengan

ketidakselarasan antara pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Hal

tersebut jelas menunjukkan kegagagalan organisasi dalam mewujudkan

misi dan tujuan organisasi publik.

e. Berorientasi konsensus

Pemerintahan yang Baik (Good Governance) akan bertindak

sebagai penengah (mediator) bagi berbagai kpentingan ang berbeda

untuk mencapai consensus atau kesepakatan yang terbaik bagi

kepentingan masing-masing pihak, jika mungkin juga dapat diberlakukan

terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapakan

pemerintah.

f. Berkeadilan

Pemerintah yang Baik akan memberikan kesempatan yang sama

baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk

meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya

g. Efektifitas dan efisiensi

Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk

menghasilkan sesuatu yang benar-benar seusai dengan kebutuhan

melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang

tersedia.

h. Akuntabilitas

Page 38: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

27

Para pengambil keputusan (Decision Maker) dalam organisasi

sektor pelayanan dan warga Negara madani memiliki

pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada public sebagaimana halnya

kepada para pemilik (stakeholder).

i. Visi yang strategis

Para pemimpin dan warga Negara memiliki perspektif yang luas

dan jangka panjang tentang penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik

(Good Governance) dan pembangunan manusia, bersamaan dengan

dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.

Jumlah komponen ataupun prinsip yang melandasi tata pemerintahan

yang baik sangat bervariasi dari satu institusi ke institusi lain, dari satu pakar ke

pakar lainnya. Namun paling tidak ada sejumlah prinsip yang dianggap sebagai

prinsip-prinsip utama yang melandasi good governance, yaitu transparansi,

partisipasi, dan akuntabilitas.28

2. Pelaksanaan Good governance di indonesia

Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal

yang sangat mendasar:

a. Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untk

menerapkan good governance. Istilah good governance mulai

mengemuka di Indonesia pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan

28 Sedarmayati, h. 289

Page 39: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

28

interaksi antara pemerintah Indonesia dengan negara-negara luar dan

lembaga-lembaga donor yang menyoroti kondisi objektif situasi

perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia.

b. Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu

penyebab terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya

juse of power yang terwujud dalam bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, dan

Nepotisme), dan sudah sedemikan rupa mewabah dalam segala aspek

kehidupan. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling mencolok

kualitas dan kuantitasnya adalah justru yang dilakukan oleh cabang-

cabang pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Pelaksanaan good governance yang baik adalah bertumpu pada tiga pilar

dan penerapannya akan berjalan dengan baik jika didukung oleh tiga pilar yang

saling berhubungan, yaitu negara/pemerintah dan perangkatnya sebagai regulator,

dunia usaha atau swasta sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna

produk dari dunia usaha, sehingga menjalankan good governance seyogyanya

dilakukan bersama-sama pada tiga pilar/elemen tersebut. Bila pelaksanaan hanya

dibebankan pada pemerintah saja maka keberhasilannya kurang optimal dan

bahkan memerlukan waktu yang panjang.29

29 Neneng siti maryam Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No. 1 / Juni 2016,

h. 7-8

Page 40: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

29

3. Pelayanan Publik

Salah satu tugas pokok terpenting pemerintah adalah memberikan

pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan publik merupakan pemberian jasa

oleh pemerintah, pihak swasta atas nama pemerintah, ataupun pihak swasta kepada

masyarakat, dengan atau tanpa pembayaran guna memenuhi kebutuhan atau

kepentingan masyarakat. Ada tiga alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik

strategis untuk memulai mengembangkan dan menerapkan good governance di

Indonesia, yaitu:

a. Pelayanan publik merupakan ranah antara negara dengan lembaga non

pemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik dapat meningkatkan

dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi.

b. Pelayanan publik adalah ranah di mana berbagai aspek clean dan good

governance dapat diartikulasikan.

c. Pelayanan publik yang melibatkan kepentingan semua unsur

governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan juga mekanisme pasar.

Widodo berpendapat bahwa pelayanan publik adala Pemberian suatu

layanan terhadap keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan

pada suatu organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan di lembaga atau instansi terkait.30

30 Joko Widodo, Good governance: telaah dari dimensi akuntabilitas dan kontrol birokrasi

pada era desentralisasi dan otonomi daerah (Surabaya: Insan Cendekia, 2001), h. 131

Page 41: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

30

Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

mendefinikan pelayanan publik sebagai berikut: “Pelayanan publik adalah kegiatan

atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas

barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik”.31

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

diambil kesipulan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah

pemenuhan kebutuhan masyarakat pada penyelenggaraan negara. Negara didirikan

oleh publik atau masyarakat dengan tujuan agar meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Negara haruslah memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam

hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang

sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat.

Menerapkan good governance dapat dilakukan secara bertahap sesuaiu

dengan kapasitas pemerintah, masyarakat sipil dan mekanisme pasar. Upaya untuk

menghubungkan tata pemerintahan yang baik dengan pelayanan publik bukanlah

merupakan hal baru. Namun keterkaitan antara konsep good governance dengan

konsep public service sudah cukup jelas. Argumentasi lain yang yang membuktikan

betapa pentingnya pelayanan publik ialah keterkaitannya dengan tingkat

kesejahteraan rakyat. Inilah yang tampaknya harus dilihat secara jernih karena di

31 UU no 25 Tahun 2009

Page 42: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

31

negara-negara berkembang kesadaran para birokrat untuk memberikan pelayanan

yang baik masih terbilang rendah.

Secara garis besar, permasalahan penerapan good governance meliputi:

1. Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan

masyarakat;

2. Tingginya kompleksitas permasalahan dalam mencari solusi

perbaikan;

3. Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya

praktek KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja

aparatur;

4. Makin meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam

kebijakan publik;

5. Meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata

kepemerintahan yang baik, antara lain transparansi, akuntabilitas dan

kualitas kinerja publik serta taat pada hukum;

6. Mengingatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung jawab,

kewenangan dan pengambilan keputusan dalam era desentralisasi;

7. Rendahnya kinerja sumberdaya manusia dan kelembagaan aparatur,

sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan daerah yang

belum memadai.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, kinerja birokrat dalam sebuah

lingkungan yang bermuatan nilai dan lingkungan yang didorong oleh sejumlah

Page 43: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

32

nilai, dimana nilai-nilai ini yang akan menjadi pijakan dalam segala aktivitas

birokrasi saat memberi pelayanan publik. Terdapat beberapa nilai yang harus

dipegang teguh yaitu: kesetaraan, keadilan, keterbukaan, kontinuitas dan

regulasitas, partisipasi, inovasi dan perbaikan, efisiensi, efektivias.

B. Kebijakan Publik

Pada dasarnya, kebijakan merupakan suatu rangkaian konsep dan asas yang

menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak dalam suatu pemerintahan maupun organisasi,

tujuan, prinsip dan pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai tujuan dan

sasaran yang diinginkan.

Menurut Carl J Federick dikutip Leo Agustino mendefinisikan kebijakan

sebagai serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan

(kesulitan-kesulitan) dan kesempatan-kesempatan terhadap pelaksanaan usulan

kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pendapat ini juga

menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang memiliki maksud dan

tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan, karena

bagaimanapun kebijakan harus menunjukan apa yang sesungguhnya dikerjakan

daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.32

32 Leo agustino, Dasar- dasar Kebijakan Publik. (Alfabeta: Bandung, 2008), h. 7

Page 44: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

33

Solichin Abdul Wahab berpendapat bahwa istilah kebijakan sendiri masih

terjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli. Maka untuk

memahami istilah kebijakan, memberikan beberapa pedoman sebagai berikut:33

1. Kebijakan harus dibedakan dari keputusan

2. Kebijakan sebenarnya tidak serta merta dapat dibedakan dari

administrasi

3. Kebijakan mencakup perilaku dan harapan-harapan

4. Kebijakan mencakup ketiadaan tindakan ataupun adanya tindakan

5. Kebijakan biasanya mempunyai hasil akhir yang akan dicapai

6. Setiap kebijakan memiliki tujuan atau sasaran tertentu baik eksplisit

maupun implisit

7. Kebijakan muncul dari suatu proses yang berlangsung sepanjang

waktu

8. Kebijakan meliputi hubungan-hubungan yang bersifat antar

organisasi dan yang bersifat intra organisasi

9. Kebijakan publik meski tidak ekslusif menyangkut peran kunci

lembaga-lembaga pemerintah

10. Kebijakan itu dirumuskan atau didefinisikan secara subyektif.

33 Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan Negara

Edisi Kedua. (Bumi Aksara: Jakarta, 2008), h. 40-50.

Page 45: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

34

1. Definisi Kebijakan Publik

Secara terminologi kebijakan publik (public policy) tergantung dari sudut

mana kita mengartikannya. Easton memberikan definisi kebijakan publik sebagai

the authoritative allocation of values for the whole society atau sebagai

pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell

dan Kaplan juga mengartikan kebijakan publik sebagai a projected program of

goal, value, and practice atau sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam

praktek-praktek yang terarah.

Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno

mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-

kondisi awal dan akibat-akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus

dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta.

Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah.34

Thomas R Dye sebagaimana dikutip Islamy mendefinisikan kebijakan

publik sebagai “is whatever government choose to do or not to do” (apapaun yang

dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan). Definisi ini

menekankan bahwa kebijakan publik adalah mengenai perwujudan “tindakan” dan

bukan merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat publik semata. Di

samping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga merupakan

34 Budi Winarno, Kebijakan Publik : Teori dan Proses Edisi Revisi, (Media Presindo: Yogyakarta,

2007), h. 17

Page 46: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

35

kebijakan publik karena mempunyai pengaruh (dampak yang sama dengan pilihan

pemerintah untuk melakukan sesuatu.35

Chandler dan Plano sebagaimana dikutip Tangkilisan yang menyatakan

bahwa kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-

sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.

Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi

yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok

yang kurang beruntung dalam mereka dapan berpartisipasi secara luas.36

David Easton sebagaimana dikutip Leo Agustino memberikan definisi

kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the whole

society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem

politik (pemerintah) yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya

dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu

diwujudkan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena

pemerintah termasuk ke dalam “authorities in a political system” yaitu para

penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari

dan mempunyai tanggungjawab dalam suatu maslaha tertentu dimana pada suatu

titik mereka diminta untuk mengambil keputusan di kemudian hari kelak diterima

serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.37

35 Irfan Islamy, Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. (Bumi Aksara: Jakarta, 2009),

h. 19 36 Tangkilisan, Implementasi Kebijakan Publik. (Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI, 2003), h. 1 37 Leo agustino, Dasar- dasar Kebijakan Publik. (Alfabeta: Bandung, 2008), h. 19

Page 47: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

36

Berikut ialah beberapa alasan penting mengapa kebijakan pulik amat

penting untuk dipelajari:

b. Alasan ilmiah

Kebijakan publik dipelajari dengan maksud untuk memperoleh

pengetahuan tentang asal-muasalnya, proses perkembangannya, dan

konsekuensinya bagi masyarakat. Dalam hal ini kebijakan dapat

dipandang sebagai variabel terikat (dependent variable) maupun

sebagai variabel independen (independent variable). Kebijakan

dipandang sebagai variabel terikat, maka perhatian akan tertuju pada

faktor-faktor politik dan lingkungan yang membantu menentukan

substansi kebijakan atau diduga mempengaruhi isi kebijakan piblik.

Kebijakan dipandang sebagai variabel independen jika focus perhatian

tertuju pada dampak kebijakan tertuju pada sistem politik dan

lingkungan yang berpengaruh terhadapo kebijakan public.

c. Alasan professional

Studi kebijakan publik dimaksudkan sebagai upaya untuk menetapkan

pengetahuan ilmiah dibidang kebijakan publik guna memecahkan

masalah-masalah sosial sehari-hari.

d. Alasan politik

Mempelajari kebijakan publik pada dasarnya dimaksudkan agar

pemerintah dapat menempuh kebijakan yang tepat guna mencapai

tujuan yang tepat pula.

Page 48: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

37

2. Tahap-tahap Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena

melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Oleh karena itu

beberapa ahli politik yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan publik

membagi proses-proses penyusunan kebijakan publik kedalam beberapa tahap.

Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan kita dalam mengkaji

kebijakan publik. Namun demikian, beberapa ahli mungkin membagi tahap-tahap

ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William

Dunn sebagaimana dikutip Budi Winarno 2007: 32-34 adalah sebagai berikut:38

a. Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda

publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat

masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk

ke agenda kebijakan para perumus kabijakan. Pada tahap ini mungkin

suatu masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah yang lain

ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula masalah karena

alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.

b. Tahap formulasi kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh

para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi didefinisikan untuk

38 Budi Winarno, Kebijakan Publik: Teori dan Proses. (Yogyakarta: Med Press Anggota IKAPI,

2007), h. 32-34.

Page 49: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

38

kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut

berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy

alternatives/policy options) yang ada. Dalam perumusan kebijakan

masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan

yang diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-

masing actor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan

masalah terbaik.

c. Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para

perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan

tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus

antara direktur lembaga atau putusan peradilan.

b. Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan-catatan elit jika

program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh

badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat

bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit

administrasikan yang memobilisasikan sumber daya finansial dan

manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling

bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para

Page 50: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

39

pelaksana (implementors), namun beberapa yang lain munkin akan

ditentang oleh para pelaksana.

c. Tahap evaluasi kebijakan

Dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau

dievaluasi, unuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat untuk meraih

dampak yang diinginkan, yaitu memecahkan masalah yang dihadapi

masyarakat. Oleh karena itu ditentukan ukuran-ukuran atau kriteria-

kriteria yamh menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang

telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan

atau belum.

3. Kerangka kebijakan publik

Menurut Suharno kerangka kebijakan publik akan ditentukan oleh beberapa

variabel dibawah ini, yaitu:39

a. Tujuan yang akan dicapai, hal ini mencakup kompleksitas tujuan yang

akan dicapai. Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks, maka

semakin sulit mencapai kinerja kebijakan. Sebaliknya, apabila tujuan

kebijakan semakin sederhana, maka untuk mencapainya juga semakin

mudah.

39 Suharno, Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Publik. (Yogyakarta: UNY Press, 2008), h. 31

Page 51: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

40

b. Prefensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan. Suatu kabijakan

yang mengandung berbagai variasi nilai akan jauh lebih sulit untuk

dicapai dibanding dengan suatu kebijakan yang hanya mengejar satu

nilai.

c. Sumber daya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu kebijakan akan

ditentukan oleh sumber daya finansial, material, dan infrastruktur

lainnya.

d. Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan. Kualitas

dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas aktor kebijakan

yang terlibat dalam proses penetapan kebijakan. Kualitas tersebut

ditentukan oleh tingkat pendidikan, kompetensi dalam bidangnya,

pengalaman kerja dan integritas moralnya.

e. Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik, dan

sebagainya. Kinerja dari suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh konteks

sosial, ekonomi, maupun politik tempat kebijakan tersebut

diimplementasikan.

f. Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi yang

digunakan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan akan

mempengaruhi kinerja suatu kebijakan. Stretegi yang digunakan dapat

bersifat top/down approach atau bottom approach, otoriter atau

demokratis.

Page 52: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

41

C. Administrasi publik

Di indonesia, pemahaman tentang administrasi terdapat dua bahasa yang

berbeda dengan makna yang berbeda. Yang pertama yaitu adminstratie dari bahasa

belanda yang dikenal sejak awal masuk penaruh dari sistem administasi publik

klasik yang dibawa pemerintah pada masa jajahan belanda. Istilah administratie

dalam bahasa belanda memiliki pengertian stelselmatige verkrijging, en verwerking

van gegevens, yang dalam bahasa indoneisa disebut “tata usaha” atau “administrasi

dalam arti sempit”.

Administrasi sebagai ketatausahaan yang dalam bahasa inggris

menggunakan istilah clerical work, paper work, atau office work atau yang dalam

arti sempitnya ialah kegiatan pencatatan, pengolahan, pengumpulan, pemberian

nomor/kode surat, pengetikan, pengadaan, penyimpanan, pengiriman, berbagai

informasi yang diterima atau dikeluarkan oleh suatu institusi.

Administrasi juga disebut sebagai proses kegiatan usaha kerja sama

sekelompok orang secara terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien.

Dalam pengertian administrasi terkandung hal-hal berikut yaitu:40

a. Kelompok orang, yakni dimana berkumpulnya dua orang maupun lebih

dalam perkumpulan organisasi sipil atau militer, negeri atau swasta,

organisasi besar atau kecil. Pengelempokan tesebut terjadi dengan asumsi

bahwa untuk mencapai tujuan tidak bisa dilakukan seorang diri.

40 Wirman syafri, studi tentang administrasi publik , (Erlangga: jakarta, 2012), h. 4-5

Page 53: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

42

b. Kegiatan, yaitu sejumlah aktivitas yang dierjakan baik secara individual,

namun masih terkait denga orang lain, demi mencapai tujuan bersama.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka administrasi ini merupakan suatu

kegiatan yang berangkaian dengan kegiatan lainnya sehingga merupakan

suatu proses yang sistematis.

c. Kerja sama, yaitu terjalinnya interaksi antarindividu dalam suatu kelompok

untuk menyelesaikan suatu pekerjaan karena pekerjaan itu tidak dapat dan

tidak boleh diselesaikan seorang diri.

d. Tujuan, yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok yang bekerjasama

dan biasanya berupa kebutuhan bersama yang tidak bisa diraih seorang diri.

e. Efisiensi, yakni perbandingan terbaik antara input dan output.

Sebagai suatu proses, administrasi menggambarkan berjalannya suatu

kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam prosesnya,

terdapat berbagai rencana baik itu jangka pendek, menengah, dan panjang, serta

kebijakan strategi, lalu upaya untuk mencapai tujuan. Administrasi sebagai proses

merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan mengarah pada suatu

pencapaian atau tujuan yang ingin dicapai.

Sedangkan pengertian dari publik ialah umum, banyak orang, masyarakat

dan negara. Publik merupakan kumpulan orang yang menaruh perhatian, minat dan

kepentingan yang sama dan tidak diikat oleh suatu nilai atau norma tertentu.

Menurut Kimball Yong, yang dimaksud dengan publik ialah:41

41 Wirman syafri, studi tentang administrasi publik , (Erlangga: jakarta, 2012), h. 14

Page 54: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

43

1) Orang.

2) Keseluruhan anggota suatu komunitas, bangsa, atau masyarakat.

3) Kumpulan individu dengan kepentingan yang sama.

Sementara menurut pandangan Scott M. Cutlip dan Allen H. Center publik

merupakan kelompok individu yang terikat oleh kepentingan Bersama dan berbagi

rasa atas dasar kebersamaan.42

Berdasarkan asumsi dari pendapat maka dapat ditarik suatu unsur-unsur

publik yaitu:

a) Adanya sejumlah manusia

b) Adanya kepentingan Bersama dan mengikat

c) Adanya persatuan karena suatu ikatan kepentingan tersebut

Terminologi administrasi publik berasal dari Amerika dan inggris.

Sebelumnya orang menggunakan istilah ilmu pemerintahan untuk menyebut subjek

ini, tapi pada dasarnya ilm pemerintahan tidak sama dengan administrasi publik.

Banyak terdapat definisi dalam ilmu administrasi publik, namun substansinya

tetaplah sama, yaitu berbicara mengenai kerjasama kelompok orang dalam

mencapai suatu tujuan tertentu.

Pfiffner & presthus mendefinisikan administrasi publik sebagai suatu upaya

koordinasi dari individu maupun kelompok untuk menjalankan kebijakan publik.43

Sementara Rosenbloom dan Goldavan mendefinisikan administrasi publik sebagai

42 Wirman syafri, studi tentang administrasi publik, (Erlangga: jakarta, 2012), h. 15 43 Wirman syafri, studi tentang administrasi publik, (Erlangga: jakarta, 2012), h. 20

Page 55: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

44

penggunaan kepemimpinan secara politis dan dalam berbagai proses serta teori

yang sah untuk menjalankan tugas-tugas legislative, eksekutif, dan yudisial dalam

suatu penyediaan peraturan bagi pelayanan seluruh masyarakat.

Woodrow Wilson berpendapat bahwa administrasi publik ialah urusan atau

praktik urusan pemerintah karena tujuan pemerintah pada hakikatnya ialah

melaksanakan pekerjaan publik secara efisien dan sesuai dengan keinginan rakyat.

Dengan menjalankan adminitrasi publik, pemerintah berusaha memenuhi

kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak swasta.44

Subtansi dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para tokoh menuju

kearah yang sama yaitu terkait kerja sama kelompok orang dalam lingkup

organisasi negara untuk mencapai tujuan negara melalui berbagai kebijakan dan

program yang telah dirumuskan.

Dengan memperhatikan berbagai rumusan definisi dari administrasi publik,

dapat didefinisikan bahwa administrasi publik merupakan suatu proses kerja sama

kelompok maupun orang dalam merumuskan, mengimplementasikan berbagai

kebijakan dan program untuk memenuhi kebutuhan dari masyarakat dan mencapai

suatu tujuan negara secara efisien dan adil.

44 Wirman syafri, studi tentang administrasi publik, (Erlangga: jakarta, 2012), h. 21

Page 56: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

45

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA DEPOK DAN KELURAHAN GANDUL

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00”–6o 28’ 00”

Lintang Selatan dan 106o 43’ 00”–106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis,

Kota Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam

lingkungan wilayah Jabotabek. Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara

merupakan daerah dataran rendah– perbukitan bergelombang lemah, dengan

elevasi antara +50 sampai dengan +140meter dari permukaan laut dan kemiringan

lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah termuda di Jawa Barat,

mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.45

Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu Propinsi. Secara

lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan

dan Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan

Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan

Bojonggede Kabupaten Bogor.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan

Gunungsindur Kabupaten Bogor.

45 Diakses dari buku putih depok, h. 10

Page 57: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

46

A. Kondisi Topografi

Kondisi morfologi wilayah bagian Utara umumnya berupa dataran rendah,

sedangkan di wilayah bagian Selatan umumnya merupakan daerah perbukitan

dengan ketinggian 40- 140 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng

antara 2-15 %. Sebagian besar ketinggian Kota Depok berkisar antara 40-70 mdpl

yang berada di bagian tengah Kota Depok dengan sebaran seluruhnya di Kecamatan

Beji, sebagian kecil di bagian Selatan Kecamatan Cinere, hampir seluruhnya di

Kecamatan Cimanggis, sebagian di Kecamatan Bojongsari bagian Utara, dan

sebaian besar di Kecamatan Pancoran Mas.46

46 Buku putih Kota Depok h.12

Page 58: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

47

Gambar 3.A.1 Peta Ketinggian Kota Depok

Daerah resapan air merupakan daerah yang dapat menampung limpasan air

dan dapat menampung air untuk memenuhi kebutuhan air baku di musim kemarau

dan sekaligus dapat mengendalikan banjir di musim hujan antara lain berupa waduk

dan Setu. Kawasan resapan air memiliki kriteria:

1. Kawasan dengan curah hujan rata-rata lebih dari 1000 mm/tahun

2. Lapisan tanahnya berupa pasir halus berukuran minimal 1/16 mm

Page 59: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

48

3. Mempunyai kemampuan meluruskan air dengan kecepatan lebih dari 1

mm/hari

4. Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m terhadap permukaan tanah.

5. Kelerengan kurang dari 15%

6. Kedudukan muka air tanah dangkal lebih tinggi dari kedudukan muka air

tanah dalam.

Kota Depok memiliki 25 Setu/danau yang tersebar di beberapa kecamatan

di Kota Depok yang dapat di jadikan kawasan resapan air dimana daerah sekitar

Setu/danau merupakan daerah perlindungan setempat (kawasan lindung) yang

digunakan sebagai kawasan resapan air. Dalam Kepres No. 32 Tahun 1990 tentang

kawasan lindung disebutkan bahwa kawasan perlindungan setempat yang

fungsinya kawasan sekitar danau atau waduk, kriterianya meliputi daratan dengan

jarak 50 (lima puluh) meter sampai dengan 100 (seratus) meter dari titik pasang air

danau atau waduk tertinggi; atau daratan sepanjang tepian danau atau waduk yang

lebarnya proporsional terhadap bentuk dan kondisi fisik danau atau waduk.

Selain itu, Kota Depok memiliki Hutan Raya Pancoran Mas yang juga dapat

dijadikan kawasan resapan air. Tahura ini memiliki luas mencapai 7,2 Ha. Akan

tetapi lokasi hutan ini sangat dekat dengan permukiman padat sehingga rawan teradi

keruskan. Kondisi seperti ini sangat tidak bagus untuk Ruang Terbuka Hijau yang

fungsi utamanya sebagai ekologis.

Selain memiliki Tahura, Kota Depok juga terdapat beberapa taman kota

yang bisa menjadi daerah resapan air seperti misalnya taman kota yang terdapat

Page 60: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

49

Kawasan Pendidikan Universitas Indonesia yang dibangun di atas lahan seluas 390

Ha, dimana 70% atau + 273 Ha lahannya berfungsi sebagai dearah resapan air. Ada

juga di Harjamukti Kecamatan Cimanggis, Taman Wiladatika biasa digunakan

untuk kegiatan pramuka dan memiliki luas mencapai 19,764 Ha.

B. Kondisi Geohidrologi

Kondisi hidrogeologi Kota Depok berdasarkan peta Peta hidrogeologi skala

100.000 lembar Jakarta Batuan Dasar terdiri dari 3 jenis, yaitu: daerah beririgasi,

luah sungai kurang dari 5 l/detik dan luah sungai antara 5-25 l/detik. Di Kota Depok

terdapat luah sumur antara 5-25 l/dtk yang artinya akuifer dengan aliran melalui

ruang antar butir, setempat melalui rekahan umumnya terdapat pada batuan

sedimen kuartet; terdiri dari beberapa akuifer batu pasir, ketebalan berkisar antara

3-18 meter, keterusan 120-260 m2/hari dengan kedalaman 150-250 m di bawah

tarah, kapasitas jenis 0,5 – 1,5 l/dtk, muka air tanah statis 3-21m dibawah muka air

tanah. Luah sumur antara 5-25 l/det di Kota Depok hanya berada di Kecamatan

Cinere.47

Selain itu, terdapat pula luah sumur kurang dari 5 l/det, yang berada di

sebagian besar Kecamatan Kota Depok diantaranya berada di Kecamatan

Bojongsari, sebagian besar di Kecamatan Cinere dan Limo, dan membentang dari

Selatan ke Utara Kota Depok di Kecamatan Cilodong, Sukmajaya dan Cimanggis.

Luah sumur kurang dari 5 l/ det ini terdiri dari beberapa akuifer batuan sedimen

kuarter berupa batu pasir dan breksi, batuan gamping koral dan battu gamping

47 Diakses dari “https://www.depok.go.id/profil-kota” , pada 21 maret 2019

Page 61: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

50

pasiran; ketebalan berkisar antara 3-20m, keterusan 7- 1000 m2/hari dengan

kedalaman sumur 60-250 m, di bawah muka tanah kapasitas jenis 0, 1-0, 4 l/dtk/m,

muka air tanah statis 2-45 m di bawah tanah.

Tinjauan air tanah di wilayah Kota Depok tidak terlepas dari daerah

Jabotabek. Kondisi air tanah di daerah Jabotabek dipengaruhi kondisi geologi dan

sifat batuan penyusunnya. Unit hidrogeologi yang erat kaitannya dengan sistem air

tanah yang terdapat di wilayah ini adalah:

1. Batuan sedimen tersier dan vulkanikan

2. Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh sedimen tersier

3. Endapan kipas vulkanik yang didasari oleh endapan laut dan endapan

dataran banjir

4. Endapan paparan pantai

Sistem air tanah di Jabotabek dibagi menjadi 3 (Tiga) kelompok akifer

(Sumber: WJEMP Depok City 3-1). Hal ini didasarkan atas adanya lapisan

lempung laut yang merupakan lapisan pemisah antar kelompok akifer. Kelompok

akifer tersebut adalah:

1. Kelompok Akifer Tidak Tertekan (< 40m)

Kelompok ini merupakan air tanah bebas, dibentuk oleh endapan kipas

vulkanik di bagian Selatan. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya berasal

dari presipitasi air hujan dan air sungai. Kelompok akifer ini merupakan

sumber air utama yang dimanfaatkan oleh masyarakat.

2. Kelompok Akifer Tertekan (40-140 m)

Page 62: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

51

Kelompok ini terdiri dari endapan vulkanik menyatu dengan kelompok

endapan paparan di bagian Utara. Pada sistem ini, pengisian air tanahnya

berasal dari imbuhan (recharge) dari daerah Selatan. Pemanfaatan air

tanah banyak dilakukan dengan cara pembuatan sumur bor.

Terdapat 2 (dua) jenis air tanah di Kota Depok menurut WJEMP Depok City 3-1,

yaitu:48

1. Air Tanah Dangkal

Di Kota Depok banyak ditemukan sumur gali untuk kebutuhan

masyarakat. Pada umumnya kondisi sumur gali baik, tetapi air tawar di

sebagian tempat kondisinya keruh dan berbau dengan kedalaman rata-rata

10 m.

2. Air Tanah Dalam

Di Kota Depok banyak ditemukan sumber air tanah dalam. Saat ini tanah

merupakan sumber penyediaan air yang utama di Kota Depok. Kota

Depok sendiri dilewati oleh formasi genteng dan endapan vulkanik yang

mempunyai potensi 3-4 l/detik/km2, serta alluvium dengan potensi air

sebesar 5-7 l/detik/km2.

Dari peta proyeksi transverse mercator yang diterbitkan oleh Direktorat

Geologi dan Tata Lingkungan Tahun 1986 (dikutip dari WJEMP Depok City)

diindikasikan bahwa wilayah Depok berada pada lokasi antara Badak Kulon dan

48 Bappeda Kota Depok: Badan Perencanaan Pembangunan Kota Depok. 2003. Western

Java Environmental Management Project (WJEMP) Depok City 3- 1: Assignment Completion

Report (ACR), Study For Normalization and Management of Lakes Depok: Bappeda Kota Depok

Page 63: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

52

Pasar Minggu yang merupakan ujung dari kipas alluvium yang merupakan batas

dari Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta dan Bogor dimana akuifer terdapat pada

kedalaman < dari 5 m sepanjang 20 km dari Selatan ke Utara dimana Daerah

Pengamatan yang dilakukan UI-BPPT.

Dari hasil sample yang didapat menunjukan hasil yang beragam dan rata-

rata adalah laju infiltrasi sebesar 19,7 l/det dan di lain tempat didapat 22,4 l/det.

Hal dapat memberikan keyakinan bahwa bila dapat dilakukan pemotongan

akuifer/penyingkapan dan membuat sarana pengisian kembali air tanah (recharge)

maka sudah dapat diprediksi aliran air bawah tanah akan sangat optimum dengan

biaya yang relative murah.

C. Administratif

Secara administrasi merupakan kota yang otonom dengan luas wilayah

200,29 km2, yang terbagi atas 11 kecamatan dan yang kemudian terbagi lagi

menjadi 63 kelurahan. Jumlah kelurahan dalam satu kecamatan berkisar dari 4

sampai 7 kelurahan.

Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas)

kecamatan merupakan implementasi dari Perda Kota Depok Nomor 08 Tahun

2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok. Adapun selangkapnya

nama kecamatan dan kelurahan hasil pemekaran berdasarkan Peraturan Daerah

Nomor 08 Tahun 2007 sebagai berikut :

Page 64: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

53

1. Kecamatan Beji meliputi wilayah kerja: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji

Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan

Kukusan, dan Kelurahan Tanah Baru.

2. Kecamatan Pancoran Mas meliputi wilayah kerja: Kelurahan Pancoran Mas,

Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya,

Kelurahan Rangkap Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.

3. Kecamatan Cipayung meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cipayung,

Kelurahan Cipayung Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok

Terong, dan Kelurahan Pondok Jaya.

4. Kecamatan Sukmajaya meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukmajaya,

Kelurahan Mekarjaya, Kelurahan Baktijaya, Kelurahan Abadijaya,

Kelurahan Tirtajaya, dan Kelurahan Cisalak.

5. Kecamatan Cilodong meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sukamaju,

Kelurahan Cilodong, Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya, dan

Kelurahan Jatimulya.

6. Kecamatan Limo meliputi wilayah kerja: Kelurahan Limo, Kelurahan

Meruyung, Kelurahan Grogol, dan Kelurahan Krukut.

7. Kecamatan Cinere meliputi wilayah kerja: Kerurahan Cinere, Kelurahan

Gandul, Kelurahan Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.

Page 65: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

54

8. Kecamatan Cimanggis meliputi wilayah kerja: Kelurahan Cisalak Pasar,

Kelurahan Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan,

Kelurahan Harjamukti, dan Kelurahan Curug.

9. Kecamatan Tapos meliputi wilayah kerja: Kelurahan Tapos, Kelurahan

Leuwinanggung, Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru,

Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.

10. Kecamatan Sawangan meliputi wilayah kerja: Kelurahan Sawangan,

Kelurahan Kedaung, Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru,

Kelurahan Bedahan, Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.

11. Kecamatan Bojongsari, meliputi wilayah kerja: Kelurahan Bojongsari Baru,

Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan

Duren Seribu dan Kelurahan Duren Mekar.

D. Kependudukan

Dengan luas wilayah 200,29 km², berdasarkan sensus penduduk tahun 2010,

Kota Depok dihuni oleh 1.736.565 jiwa, dengan sex ratio penduduk laki-laki

terhadap perempuan sebesar 102. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar

316.085 jiwa dari tahun 2006 yang baru mencapai 1.420.480 jiwa menurut

perhitungan BPS, laju pertumbuhan pendudukan (LPP) kota depok dalam 10 tahun

terakhir menempati urutan ke dua setelah kabupaten Bekasi dengan rata-rata

sebesar 4,27% dengan laju perumbuhan tertinggi di Limo sebesar 8,48% dan

terendah di Kecamatan Sukmajaya sebesar 3,27%.

Page 66: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

55

Gambar 3.A.2. Jumlah Penduduk Kota Depok Tahun 2006 – 2010

Pertumbuhan penduduk yang demikian tinggi ini dipengaruhi oleh tingginya arus

migrasi yang masuk ke Kota Depok, mengingat Kota Depok dinilai sebagai daerah

yang sangat strategis dilihat dari seluruh fungsi kota, terutama jasa, perdagangan

dan permukiman. Namun perubahan menyolok ini juga dapat disebabkan oleh

perbedaan sumber data. Data 2005-2009 menggunakan data Depok Dalam Angka

yang merupakan hasil proyeksi penduduk berdasarkan Sensus Penduduk Tahun

2000. Sedangkan data 2010 menggunakan Data Sensus Penduduk 2010 yang

mencatat jumlah penduduk faktual yang ada di lokasi tanpa melihat status

administrasi kependudukannya.

1,800

1,600

1,400

Page 67: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

56

E. Gambaran Umum Kelurahan Gandul

Kelurahan Gandul adalah salah satu dari 4 Kelurahan yang berada di

wilayah Kecamatan Cinere yang terdiri dari 19 Rukun Warga dan 64 Rukun

Tetangga dengan jumlah Penduduk pada tahun 2019 sebanyak 24772 jiwa.

Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Laki-laki

Jumlah Penduduk Perempuan

Jumlah Penduduk

12.447

12.325

24772

` Sumber:Data Masyarakat Kelurahan Gandul Tahun 2019

Berdasarkan tabel diatas jumlah penduduk Keluarahan Gandul terdiri dari

penduduk laki-laki sebanyak 12.447 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak

12.325 jiwa dengan jumlah keseluruhan penduduk Kelurahan Gandul sebanyak

24.772 jiwa.

Jumlah penduduk Kelurahan Gandul berdasarkan Ekonomi Masyarakat:

1. Jumlah angkatan kerja (penduduk usia 18-56 tahun): 6348 Orang

2. Jumlah penduduk usia 18-56 masih sekolah dan tidak kerja: 2515 Orang

3. Jumlah penduduk usia 18-56 menjadi ibu rumah tangga: 3746 Orang

4. Jumlah penduduk usia 18-56 yang bekerja penuh: 3032 Orang

5. Jumlah penduduk usia 18-56 bekerja tida tentu: 135 Orang

Berdasarkan data umum yang tertera pada papan monografi Kelurahan Gandul

bahwa Kelurahan Gandul memiliki luas wilayah 289 Km dengan batas wilayah:

1. Sebelah Utara: Pangkalan Jati Baru

Page 68: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

57

2. Sebelah Selatan: Krukut

3. Sebelah Barat: Cinere

4. Sebelah Timur: Ciganjur/DKI Jakarta

Berikut pemaparan mengenai jarak tempuh antara Kelurahan Gandul dari Pusat

Pemerintahan:

1. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan: 1 Km

2. Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota: 13 Km

3. Jarak dari Ibukota Kabupaten: 58 Km

4. Jarak dari Ibukota Provinsi: 186 Km

Page 69: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

58

BAB IV

ANALISIS PROGRAM (GISA) DI KELURAHAN GANDUL

A. Gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA)

Dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesadaran masyarakat

akan pentingnya mengurus administrasi Kependudukan di Kelurahan Gandul. Pada

BAB ini akan dijelaskan mengenai GISA yang dijalankan di Kelurahan Gandul,

dimana Kelurahan Gandul merupakan kelurahan yang ditnjuk dan diberikan amanat

sebagai salah satu kelurahan yang menjalankan GISA oleh kecamatan cinere dan

disdukcapil kota depok. Dari 4 kelurahan yang terdapat di Kecamatan Cinere,

Kelurahan gandul meruupakan kelurahan yang ditunjuk untuk menjalankan GISA

dan mewakili Kecamatan Cinere untuk menjalankan program GISA.

Terpilihnya Kelurahan Gandul sebagai Kelurahan perwakilan dari

Kecamatan Cinere dikarenakan ada faktor yang menjadikan Kelurahan Gandul

sebagai Kelurahan percontohan diantaranya yaitu responsifitas dalam menjalankan

program. Kelurahan Gandul dinilai sebagai Kelurahan yang memiliki kualitas

pelayanan yang baik dan terbuka terhadap masyarakat. Kelurahan Gandul juga

bereran aktif dalam mensosialisasikan program kepada masyarakat melalui RT dan

Rw serta mengadakan diskusi bulanan kepada RT dan Rw yang ada di Kelurahan

Gandul untuk menampung aspirasi serta solusi yang berasal dari masyarakat terkait

keberlangsungan kinerja dari aparat Kelurahan Gandul.

Meskipun dari segi fasilitas Kelurahan Gandul masih terbilang minim dari

Kelurahan yang ada di Kecamatan Cinere. Akan tetapi dari pemanfaatan fasilitas

Page 70: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

59

tersebut Kelurahan Gandul dipergunakan dengan sangat baik dan kualitas

pelayanan yang ada di Kelurahan Gandul lebih baik disbanding 3 kelurahan yang

ada di Kecamatan Cinere.

Menurut David Easton sebagaimana dikutip Leo Agustino memberikan

definisi kebijakan publik sebagai “the autorative allocation of values for the whole

society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem

politik (pemerintah) yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya

dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu

diwujudkan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai. Hal ini disebabkan karena

pemerintah termasuk ke dalam “authorities in a political system” yaitu para

penguasa dalam sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari

dan mempunyai tanggungjawab dalam suatu maslaha tertentu dimana pada suatu

titik mereka diminta untuk mengambil keputusan di kemudian hari kelak diterima

serta mengikat sebagian besar anggota masyarakat selama waktu tertentu.49

Dalam hal ini, Pemerintah memliliki otoritas dalam pembuatan suatu

kebijakan dimana dalam konteks penelitian ini GISA merupakan suatu kebijakan

yang berasal dari Kemendagri. Alokasi kebijakan GISA menciptakan suatu tatanan

nilai dimana hal tersebut menjadi acuan bagi peningkatan kesadaran masyarakat

dalam mengurus administrasi kependudukan.

Dengan munuculnya program GISA, adanya suatu perbaikan dalam sistem

pelayanan di Kelurahan Gandul dimana peningkatan kinerja dari pegawai

49 Leo agustino, Dasar- dasar Kebijakan Publik. (Alfabeta: Bandung, 2008), h. 19

Page 71: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

60

Kelurahan Gandul ditingkatkan dan pelaksanaan sosialisasi terhadap masyarakat

melalui RT dan RW masing-masing yang ada di Kelurahan Gandul dalam

pengalokasian program GISA.

Penyelenggaraan GISA membawa perubahan pada kinerja instansi terkait

dan berdampak bagi masyarakat. Adanya GISA tidak hanya bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengurus administrasi kependudukan

dan kualitas pelayanan di Kelurahan Gandul, namun juga mendekatkan pelayanan

kepada masyarakat. Perubahan yang terjadi melalui GISA seperti adanya sistem

pelayanan yang lebih responsif, penetapan standar pelayanan, dan pengadaan

fasilitas pelayanan. Kelurahan yang berposisi sebagai ujung tombak pelayanan

GISA, harus melakukan pendekatan kepada masyarakat secara birokrasi sruktural

yaitu dengan melibatkan RT dan RW yang ada dikelurahan Gandul untuk

menghimbau kepada warga setempat dalam pelaksanaan program GISA. Oleh

karena itu, partisipasi masyarakat disini juga amat penting, supaya nantinya

program GISA yang dijalankan sesuai kebutuhan masyarakat. Di sisi lain,

masyarakat harus lebih aktif dalam mengawasi pelaksanaan program GISA serta

kualitas pelayanan di Kelurahan Gandul.

Setelah berlangsungnya rapat terbatas penataan penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan (Adminduk) dengan Presiden Joko Widodo pada

April 2018, Kemendagri mengambil tindakan dengan menerbitkan Permendagri

Nomor 19 Tahun 2018 Tentang Peningkatan Kualitas Pelayanan

Adminduk. Permendagri diikuti dengan surat edaran yang ditandatangani Dirjen

Page 72: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

61

Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh atas nama Mendagri nomor 471.13/8039/Dukcapil

tentang Percepatan Penerbitan KTP Elektronik.

Lalu muncul Inovasi Layanan Adminduk di Daerah, upaya percepatan dan

perbaikan layanan Adminduk sudah lebih awal dipraktekkan di sejumlah

kabupaten/kota dengan menghadirkan beragam inovasi pelayanan. Adapun salah

satu layanan tersebut ialah layanan Salam 5 Menit, 15 Menit, 30 Menit, atau Salam

1 Jam. Inovasi yang sudah diterapkan sejak 2016 ini mencerminkan kecepatan

penerbitan KTP elektronik dan dokumen lainnya hanya dalam waktu 5 menit

sampai 1 jam sejak berkas dinyatakan lengkap oleh petugas yang bersangkutan.

Pada tahun 2017, hadir inovasi baru yaitu layanan Semedi (Sehari Mesti

Jadi). Layanan ini memberi kepastian penerbitan dokumen kependudukan

maksimal satu hari sejak berkas dinyatakan lengkap oleh pihak terkait dan selama

tidak bermasalah dengan server pusat.

Adapun inovasi lain yang sudah banyak diterapkan daerah adalah layanan

mobile keliling atau sering dikenal dengan layanan jemput bola (Jebol). Layanan

Jebol diterapkan dengan banyak cara oleh Dinas Dukcapil. Adapun sarana yang

digunakan oleh mereka ialah mobil, motor dan kendaraan lain yang memiliki desain

khusus. Dinas Dukcapil mendatangi berbagai tempat seperti kantor pemerintahan,

lapangan terbuka, sekolah, kampus, pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan,

fasilitas umum, hingga desa/kelurahan atau kecamatan untuk melaksanakan

program tersebut. Tidak sedikit pula pelayanan dilakukan langsung secara door to

door dari rumah ke rumah, terutama untuk menyisir penduduk yang memiliki

Page 73: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

62

keterbatasan seperti warga yang sakit, tuna netra, warga jompo, dan keterbatasan

lainnya.

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan semua inovasi tersebut maka diadakan

perancangan GISA tingkat Nasional. Mendagri Tjahjo Kumolo menerbitkan

Instruksi Mendagri Nomor 470/837/SJ Tentang Gerakan Indonesia Sadar

Administrasi Kependudukan (GISA) pada tanggal tanggal 07 Februari 2018. Lalu

GISA dicanangkan secara nasional oleh Mendagri pada Rapat Koordinasi Nasional

Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Rakornas Dukcapil) Tahun 2018 di Kota

Batam, Kepulauan Riau pada tanggal 08 Februari 2018.

GISA merupakan sebuah gerakan untuk membangun ekosistem bagi semua

pihak, masyarakat, pemerintah, dan lembaga pengguna, akan pentingnya sadar

Adminduk. Untuk mewujudkan target tersebut, dibutuhkan kerjasama yang solid

dari pemerintah tingkat atas hingga ke bawah agar pengimplementasiannya berjalan

lancer.

Lembaga Administrasi Negara mengartikan good governance yaitu sebagai

penyelenggaraan pemerintah negara yang solid dan bertanggung jawab, serta

efesien dan efektif, dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara

domain-domain negara, sektor swasta, dan masyarakat.50

Dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang solid untuk menciptakan sinergi

antara Lembaga terkait yaitu kecamatan Cinere dan kelurahan Gandul untuk

mensukseskan program GISA ini, dimana masyarakat ikut terkait dalam

50 Diakses dari www.lan.go.id, pada 10 januari 2019

Page 74: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

63

berpartisipasi melengkapi dan mengurus dokumen kependudukan. Hal ini ditujukan

untuk tertib administrasi baik itu Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga

(KK), Akta Kelahiran, dan Kartu Identitas Anak (KIA) agar bisa diselesaikan

dengan baik dan tertib.

Sementara itu, Kepala Disdukcapil Kota Depok, Misbahul Munir

mengatakan, demi menyukseskan program tersebut, pihaknya akan melaksanakan

pelayanan dokumen kependudukan selama satu hari (one day service) di 11

kelurahan yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) Walikota. Dimana,

belasan kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Mekarjaya,

Kelurahan Gandul, Kelurahan Grogol, Kelurahan Sawangan, Kelurahan Cilangkap,

Kelurahan Jatimulya, Kelurahan Cipayung, Kelurahan Mekarsari, Kelurahan

Pondok Cina, dan Kelurahan Mampang.

Pencanangan GISA di Depok dilakukan Usai Upacara Peringatan Hari Jadi

Ke-19 Kota Depok, Wali Kota Depok Mohammad Idris mencanangkan GISA, di

Halaman Balaikota Depok pada Jum’at (27/04/2018). GISA atau Gerakan

Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan merupakan sebuah gerakan dalam

rangka menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara sebagaimana tertuang dalam

Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 470/837/SJ tanggal 7 Februari 2018.51

Dalam SK tersebut dijelaskan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat

dibidang administrasi kependudukan menuju masyarakat yang tertib, pemerintahan

51 Diakses dari ”https://www.depoknews.id/wali-kota-depok-canangkan-gerakan-sadar-

administrasi-kependudukan-gisa/ “ pada 21 maret 2019

Page 75: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

64

yang efektif dan efisien, serta negara yang memiliki daya saing berdasarkan pada

Undang-undang no 23 tahun 2006 tentang administrasi kependudukan sebagaimana

telah diubah dengan Undang-Undang no 24 tahun 2013. Dalam hal ini awal mula

terbentuknya gisa merujuk pada Undang-undang tersebut.

B. Undang-Undang mengatur Administrasi Kependudukan

Administrasi kependudukan merupakan hal yang krusial dalam upaya

menertibkan hukum di masyarakat khususnya dalam tertib administrasi. Dalam

banyak kasus, tertib administrasi sangat dibutuhkan agar memudahkan proses

penyelenggaraan berbagai kegiatan yang akan dilakukan oleh masyarakat terkait

kependudukan.

Seperti yang dikatakan oleh Woodrow Wilson berpendapat bahwa

administrasi publik ialah urusan atau praktik urusan pemerintah karena tujuan

pemerintah pada hakikatnya ialah melaksanakan pekerjaan publik secara efisien

dan sesuai dengan keinginan rakyat. Dengan menjalankan adminitrasi publik,

pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi

oleh pihak swasta.52

Nara sumber saya terkait penelitian ini yaitu Sekertaris Camat Cinere bapak

h.otong juga menjelaskan tentang pelaksanaan administrasi yaitu:

“pelaksanaan administrasi kependudukan pertama haruslah tertib di tingkat

penyelenggara dan harus direncanakan sematang mungkin serta

dikoordinasikan dengan Lembaga terkait. Disini kecamatan berfungsi

sebagai koordinasi, dalam konteks program GISA ini, pihak kecamtan turut

mengkoordinasikan serta mensosialisasikan ke tingkat kelurahan. Karena

52 Wirman syafri, studi tentang administrasi publik , (Erlangga: Jakarta, 2012), h. 21

Page 76: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

65

target dari GISA ini kan dimulai dari 1 kecamatan minimal mempunyai 1

kelurahan yang sadar administrasi kependudukan, disitulah kenapa

kelurahan menjadi ujung tombak pelaksanaan GISA ini. Di kecamatan

Cinere adapun kelurahan yang ditunjuk sebagai kelurahan yang akan

menjalankan GISA ialah kelurahan Gandul”.53

Sebelum mengulik mengenai proses GISA di kelurahan Gandul, akan

dibahas mengenai landasan terbentuknya GISA. Indonesia dalam masalah

administrasi kependudukan telah mempunyai hukum mengaturnya, yaitu Undang-

Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, peraturan ini

menjadi payung hukum dalam memberikan perlindungan, pengakuan, penentuan

status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa

Penting yang dialami oleh Penduduk Indonesia dan Warga Negara Indonesia yang

berada di luar wilayah NKRI.

Peristiwa Kependudukan yang dimaksud yaitu kejadian yang dialami

Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat terhadap penerbitan atau

perubahan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk atau surat keterangan

kependudukan lainnya meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status

tinggal terbatas menjadi tinggal tetap.

Peristiwa penting meliputi kejadian yang dialami oleh penduduk yaitu

meliputi kelahiran, kematian, lahir, mati, perkawinan, perceraian, pengakuan anak,

pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status

kewarganegaraan.

53 Wawancara dengan sekertaris Camat bpk. h. otong pada tanggal 28 April 2019

Page 77: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

66

Dalam rangka peningkatan pelayanan Administrasi Kependudukan yang

sejalan dengan tuntutan pelayanan Administrasi Kependudukan yang profesional,

memenuhi standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak diskriminatif

dalam pencapaian standar pelayanan minimal menuju pelayanan prima menyeluruh

untuk mengatasi permasalahan kependudukan, perlu dilakukan penyesuaian

terhadap beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Administrasi Kependudukan, maka dari itu diterbitkanlah Undang-Undang No. 24

tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan.

Dalam hal ini, untuk memahami bagaimana proses peralihan dari Undang-

Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan ke Undang-

Undang No. 24 tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 tahun

2006 Tentang Administrasi Kependudukan, baik segi substansi materil dan segi

kuantitasnya.

Dikarenakan bersifat revisi, maka yang berubah dari Undang-Undang No.

23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan ke Undang-Undang No. 24

tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 tahun 2006 Tentang

Administrasi Kependudukan adalah sebagian kecil yang dianggap sudah tidak

relevan dan perlu disesuaikan. Perubahan itu diantaranya adalah:54

1. BAB I tentang Ketentuan Umum, perubahan terjadi pada:

54 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Page 78: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

67

a. Pasal 1 angka 14 yang berkaitan dengan perubahan dari aturan

sebelumnya yang bernama KTP menjadi KTP Elektronik yang

dilengkapi cip.

b. Pasal 1 angka 20 yang berkaitan dengan pegawai yang diberi tugas

dalam pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa

penting serta pengelolaan penyajian data Kependudukan,

sebelumnya dalam UU/No.23/2006 dipegang oleh PNS.

c. Pasal 1 angka 24 yang berkaitan fungsi UPT Instansi pelaksana yang

adalah satuan kerja di tingkat kecamatan yang bertanggung jawab

kepada Instansi Pelaksana. Sedang pada aturan sebelumnya bernama

Unit Pelaksana Teknis Dinas Instansi Pelaksana, selanjutnya

disingkat UPTD Instansi Pelaksana, adalah satuan kerja di tingkat

kecamatan yang melaksanakan pelayanan Pencatatan Sipil dengan

kewenangan menerbitkan akta.

2. BAB III tentang Kewenangan Penyelenggara dan Instansi Pelaksana,

perubahan terjadi pada:

a. Pasal 5 yang berkaitan dengan kewenangan Pemerintahan dalam

Administrasi Kependudukan yang bertambah, dari sebelumnya 6

menjadi 9.

b. Pasal 6 yang berkaitan dengan tanggungjawab serta kewenangan

Pemerintah Provinsi dalam Administrasi Kependudukan.

Page 79: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

68

c. Perubahan dalam ayat (1) huruf g Pasal 7, yang berkaitan dengan

kewajiban dan tanggungjawab Pemerintah Kabupaten/ Kota dalam

hal data kependudukan.

d. Perubahan dalam pasal 8 yang berkaitan dengan kewajiban instansi

pelaksana urusan Administrasi Kependudukan dalam ayat (1) huruf

c tentang kewenangan dalam hal mencetak, menerbitkan dan

mendistribusikan Administrasi Kependudukan dan dalam ayat (5)

tentang keharusan pembentukannya dengan Peraturan Menteri.

e. Pasal 12 ayat (2) tentang ketentuan pengangkatan petugas registrasi

yang diutamakan dari PNS.

3. BAB V tentang Pencatatan Sipil, perubahan terjadi pada:

a. Pasal 27 ayat (1) tentang kewajiban penduduk melaporkan kelahiran

penduduk kepada instansi pelaksana setempat (domisili penduduk)

paling lambat 60 hari. Adapun pada aturan sebelumnya harus pada

tempat kelahiran si bayi.

b. Pasal 32 ayat (1) tentang pelaporan kelahiran setelah 60 hari setelah

tanggal kelahiran, pencatatan dan penerbitan akta kelahiran setelah

mendapat keputusan kepala Instansi Pelaksana setempat. Adapun

dalam aturan sebelumnya hanya sampai pada batas usia 1 tahun dan

setelah mendapat persetujuan dari Kepala Pelaksana Instansi

Setempat.

Page 80: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

69

c. Pasal 32 ayat (2) dihapus, adapun dalam aturan sebelumnya

berkaitan dengan pencatatan kelahiran setelah satu tahun

berdasarkan penetapan Pengadilan Negeri.

d. Pasal 32 ayat (3) yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara

pencatatan kelahiran berdasar pada ayat (1) diatur dalam Peraturan

Presiden, adapun sebelumnya juga mencakup ayat (2) sebelum

dihapus.

e. Pasal 44 ayat (1) yang berkaitan dengan kewajiban pelaporan

kematian oleh Kepala Rukun Tetangga atau nama lainnya kepada

Kepala Instansi Pelaksana setempat paling lambat 30 hari sejak

tanggal kematian, adapun dalam aturan sebelumnya wajib

dilaporkan oleh keluarga atau yang mewakilinya.

f. Pasal 49 ayat (2) tentang pencatatan pengakuan anak yang sah

menurut hukum agama, tetapi tidak menurut hukum Negara. Sedang

di aturan sebelmnya tidak dibenarkan memberikan pengakuan pada

anak yang lahir diluar hubungan perkawinan yang sah.

g. Perubahan pasal 50 ayat (2) tentang pengesahan anak yang hanya

berlaku bagi orang tuanya telah melaksanakan pernikahan menurut

hukum agama dan hukum Negara, sedangkan dalam aturan

sebelumnya pelaporan dan pengesahan anak di luar pernikahan tidak

dapat dilakukan jika tidak dibenarkan menurut agama si orang tua.

h. Perubahan Pasal 50 ayat (3) tentang pencatatan pengesahan setelah

ada laporan, maka pejabat pencatatan sipil mencatat pada register

Page 81: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

70

akta pengesahan anak serta menerbitkan kutipan akta pengesahan

anak. Sedang dalam aturan sebelumnya pejabat pencatatan sipil

hanya membuat catatan pinggir akta kelahiran.

i. Selain dalam Pasal, perubahan terjadi pada penjelasan Pasal 50 ayat

(1) tentang maksud dari frase “pengesahan anak”. Jika menurut yang

pasca revisi, pengesahan anak adalah pengesahan status seorang

anak yang lahir dari perkawinan yang telah sah menurut hukum

agama, pada saat pencatatan perkawinan dari kedua orang tua anak

tersebut telah sah menurut hukum negara. Sedang dalam aturan

sebelumnya pengesahan anak adalah pengesahan status seorang

anak yang lahir di luar ikatan perkawinan sah pada saat pencatatan

perkawinan kedua orang tua anak tersebut.

4. Bab VI Tentang Data dan Dokumen Kependudukan, perubahan terjadi

pada:

a. Pasal 58 ayat (2) tentang penambahan 4 huruf tentang Data

Perorangan, adapun 4 huruf itu yakni huruf bb, cc, dd dan ee.

Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

1) bb. sidik jari

2) cc. iris mata

3) dd. Tanda tangan

4) ee. Elemen dan data lainnya yang merupakan aib dari seseorang

b. Perubahan lain dalam Pasal 58 adalah penambahan satu (1) ayat,

yakni dalam ayat (4), adapun substansi dalam ayat (4) berkaitan

Page 82: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

71

dengan data Perorangan ayat (2), serta data Agregat ayat (3) antara

lain untuk pemanfaatan pelayanan public, perencanaan

pembangunan, alokasi anggaran, pembangunan demokrasi dan

penegakan hukum serta pencegahan criminal.

c. Pasal 63 ayat (1), (3), (4), (5), dan (6) diubah, ayat (1) berkaitan

dengan penduduk WNI dan Orang Asing yang memiliki izin tinggal

telah berusia 17 tahun wajib memiliki E-KTP dan pada aturan

sebelumnya cukup memilki KTP, selain itu orang asing yang

memiliki izin tinggal tetap wajib melaporkan perpanjangan masa

berlaku E-KTP paling lambat 30 hari sebelum berakhir izin tetap

tinggal. Di ayat (4) dan (5) penduduk yang telah memiliki E-KTP

wajib membawanya kemana-mana serta pendudk hanya boleh

memiliki satu (1) E-KTP. Perubahan dari aturan sebelumnya terletak

pada pemakain KTP dan E-KTP.

d. Selain perubahan substansi dalam Pasal 63, perubahan yang laina

adalah penghapusan dalam ayat (2) yang berkaitan dengan

penghapusan kewajiban memiliki KTP bagi orang asing yang sudah

memiliki izin tinggal tetap karena mengikuti status orang tuanya.

e. Pasal 64 yang berkaitan dengan pencantuman apa saja dalam E-

KTP, seperti NIK, lambing garuda, cip, agama.

f. Pasal 68 berkaitan dengan penambahan perihal tentang kutipan Akta

Pencatatan Sipil, yaitu penambahan pada huruf F, tentang

Pengesahan Anak.

Page 83: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

72

g. Pasal 76 berkaitan dengan dokumen yang berhubungan dengan hal-

hal rahasia Negara, diatur dalam Peraturan Menteri, sebelumnya

dalam Peraturan Presiden.

h. Pasal 77 berkaitan dengan pelarangan memerintahkan,

memfasilitasi dan memanipulasi data kependudukan, adapun pada

aturan sebelumnya hanya melarang untuk mengubah, mengurangi

dan menambah tanpa hak serta dalam isi elemen data kependudukan.

i. Pasal 79 berkaitan dengan perlindunngan data dan dokumen

kependudukan, dalam aturan baru ini Menteri sebagai

penanggungjawab bisa memberikan akses data kependudukan

kepada petugas Provinsi dan instansi pelaksana. Dan mereka

dilarang menyebarluaskan data Kependudukan yang tidak sesuai

kewenangannya, untuk tata cara pemberian akses data

Kependudukan diatur dalam Peraturan Menteri. Adapun di aturan

sebelumnya diatur dalam Peraturan Pemerintah.

j. Penambahan pasal 79A, diantara Pasal 79 dan 80, berkaitan dengan

bahwa pengurusan serta penerbitan Dokumen Kependudukan tidak

dipungut biyaya.

k. Diantara Bab VIII dan Bab IX disispkan Bab VIIIA yang berkaitan

dengan pengangkatan serta pemberhentian pejabat struktural.

5. BAB Perlindungan Data Pribadi Penduduk, perubahan pada:

a. Pasal 84 ayat (1) berkaitan dengan data pribadi penduduk yang pada

hakikatnya harus dilindungi, seperti keterangan tentang cacat fisik/

Page 84: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

73

mental, sidik jari, tanda tangan dan elemen lain yang merupakan aib

dari seseorang. Sedang pada aturan sebelumnya terdiri atas nomor

KK, NIK, tanggal lahir, NIK Ibu dan Bapak.

b. Pasal 84 ayat (2) berkaitan dengan elemen data yang berisi yaitu

privasi seseorang, diatur dalam Peraturan Pemerintah

c. Pasal 86 ayat (1) dan (2) berubah yang berkaitan dengan

tanggungjawab Menteri dalam hal memberikan hak akses data

pribadi kepada petugas Provinsi dan petugas Instansi pelaksana.

Dalam hal pengaturannya diatur dalam Peraturan Menteri.

d. Diantara Pasal 86 ayat (1) dan (2) disisipkan ayat (1a) yang berisi

tentang pelarangan petugas Provinsi dan Instansi pelaksana yang

mendapat data pribadi untuk menyebarluaskan privasi yang tidak

sesuai dengan kewenangannya.

e. Pasal 87 dalam aturan sebelumnya dihapus, yang berkaitan dengan

diperbolehkannya pengguna data pribadi penduduk memperoleh

data pribadi dari petugas dan instansi pelaksana yang memiliki hak

akses.

f. Disisipkan Bab IXA tentang Pendanaan diantara Bab IX dan X

6. Bab XII tentang Ketentuan Pidana, perubahannya ada pada:

a. Pasal 94 yang diubah tentang perubahan pada setiap orang yang

memanipulasi, memrintahkan dan memfasilitasi suatu data

Kependudukan akan dipidana paling lama 6 tahun dan denda paling

banyak sebesar Rp.75.000.000,00. Sedangkan dalam aturan

Page 85: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

74

sebelumnya, pidana paling lama 2 tahun dan denda sebesar

Rp.25.000.000,00.

b. Disispkannya pasal 95A diantara Pasal 95 dan Pasal 96, yang

berkaitan dengan pidana dan denda bagi setiap orang yang tanpa hak

menyebarluaskan data Kependudukan dan Data Pribadi dengan

pidana paling lama 2 tahun dan denda Rp.25.000.000,00

c. Disisipkannya pasal 95B diantara Pasal 95 dan Pasal 96, yang

berkaitan dengan pidana bagi setiap pejabat dan petugas pada

instansi terkait yaitu desa/kelurahan, kecamatan, UPT Instansi

Pelaksana dan Instans Pelaksana yang memerintahkan dan

memfasilitasi atau melakukan pungutan biaya kepada Penduduk

dalam pengurusan dan penerbitan Dokumen Kependudukan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79A dipidana penjara paling

lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).

d. Perubahan pada Pasal 96, yang berkaitan dengan pidana bagi badan

hukum dan setiap orang yang tanpa hak menyebarluaskan blangko

data kependudukan dengan pidana paling lama 10 tahun dan denda

paling banyak Rp.1.0000.0000.000,00.

e. Diantara Pasal 96 dan Pasal 97 disipkan Pasal 96A, yang berkaitan

dengan pidana bagi setiap orang dan badan hukum yang mencetak,

menerbitkan dan mendistribusikan dokumen kependudukan paling

lam 10 tahun dan denda Rp.1.000.000.000,00.

Page 86: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

75

Dari uraian Undang-Undang tersebut dapat dijelaskan bahwa pemeritah

sedang menggalakan program Sadar Administrasi Kepedudukan. Seperti yang

diutarakan oleh narasumber saya yaitu pak Budi sebagai operator Disdukcapil Kota

Depok yang bertugas di Kelurahan Gandul:

“dengan merujuk kepada SK kemendagri yang didalamnya terdapat

pendahuluan mengenai Undang-Undang 23 tahun 2006 yang dialihkan ke

Undang-undang no.24 tahun 2014 bahwa pemerintah telah berniat untuk

memperbaiki sistem terkait administrasi kependudukan, salah satunya

dengan mencanangkan program GISA ini, dengan tujuan agar seluruh

masyarakat sadar akan mengurus administrasi kependudukan. Hal ini amat

penting karena itu bisa jadi cerminan kerjasama yang baik antara

pemerintah dan warga. Pemerintah menyediakan pelayanan yang baik dan

program yang mendukung kemajuan terhadap masyarakat dan masyarakat

turut berpartisipasi dan mendukung apa yang dilakukan oleh pemerintah.” 55

C. Pelaksanaan GISA di Kelurahan Gandul

Kelurahan Gandul terpilih sebagai salah satu kelurahan dari 4 kelurahan

yang terdapat di kecamatan Cinere untuk menjalankan program GISA. Berdasarkan

hasil wawancara dengan Bapak Rohman Thohir yang enjabat sebagai Sekertaris

Lurah beliau menuturkan:

“Terpilihnya Kelurahan Gandul sebagai Kelurahan yang menjalankan

program GISA ini karena ada beberapa keunggulan, diantaranya dalam segi

pelayanan, keterbukaan terhadap masyarakat dan juga komunikasi yang

baik antar Lembaga. Dengan masuknya program GISA ini, kami merasa

teradapa peningkatan kesadaran masyarakat akan kepengurusan dokumen

keendudukan mereka. Kami juga salut terhadap sikap masyarakat yang

sigap dan ma menerima setiap program yang kita adakan. Sejak awal GISA

di sosialisasikan di Kecamatan Cinere oleh Disdukcapil Kota Depok lalu

ditunjuklah Kelurahan Gandul sebagai perwakilan dari Kecamatan Cinere

55 Wawancara dengan pak Budi selaku operator Disdukcapil Kota Depok yang bertugas di

Kelurahan Gandul pada 30 April

Page 87: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

76

untuk menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan GISA ini, Alhamdulillah

semua berjalan dengan lancar.”56

Mengingat betapa krusial nya pengurusan dokumen untuk kemudahan

masyarakat terutama daerah Gandul dalam menjalankan beberapa prosedur yang

dimana pada era sekarang diharuskan untuk menunjukan identitas kelengkapan

dokumen seperti mengurus rekening bank, jaminan kesehatan, kelengkapan untuk

masuk sekolah anak, dan lainnya. Untuk itu melalui program GISA ini instansi

terkait berupaya untuk menyadarkan masyarakat terutama kelurahan Gandul untuk

segera melengkapi dokumen administrasi kependudukan.

Pak rohman menuturkan :

“Sewaktu kegiatan sosialisasi berlangsung, semua elemen diikutsertakan

seperti Camat, Lurah, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Ketua

RW, dan Ketua RT. Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan bagaimana

mekanisme ini bekerja dan impementasi GISA dari tingkat kecamatan

sebagai pengkoordinasi hingga tingkat kelurahan sebagai pelaksana dan

penggerak dan juga mengikutsertakan RT dan RW kelurahan Gandul. Jadi

untuk menjalankan program ini, kita mensosialisasikan kepada RT dan RW

masing-masing, lalu mereka menyampaikan apa yang kami amanatkan

kepada masyarakat setempat yang berada di wilayah Kelurahan Gandul.”57

Dalam teknis penerapan GISA dijelaskan bahwa, 1 kecamatan minimal

harus terbentuk 1 desa/kelurahan sadar Adminduk, 1 kabupaten/kota minimal

terbentuk 1 kecamatan sadar Adminduk, dan 1 provinsi minimal terbentuk 1

kabupaten/kota sadar Adminduk. Hal ini menegaskan bahwa kelurahan merupaka

unjung tombak dari pelaksanaan GISA, sementara kecamatan disini hanya

berfungsi sebagai koordinasi program yang akan dijalankan.

56 Wawancara dengan pak Rohman Thohir selau Sekertaris Lurah Gandul Pada Tanggal

29 April 2019 57 Wawancara dengan pak Rohman Thohir selaku Sekertaris Lurah Gandul Pada Tanggal

29 April 2019

Page 88: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

77

Berikut adalah 4 hal penting yang difokuskan oleh GISA di kecamatan

Gandul:

1. Kesadaran akan pentingnya dokumen kependudukan

Hal ini menjadi penting karena kelengkapan dokumen pada setiap warga

nantinya akan menguntungkan mereka dan mempermudah dalam

mengurus hal-hal terkait yang memang mengharuskan memiliki

dokumen penduduk.

Pak budi selaku operator disudukcapil Kota Depok yang ditugaskan di

Kelurahan Gandul berpendapat:

“kami sudah menjalankan suatu program yaitu pelayanan sabtu

minggu dimana pelayanan tersebut berfokus pada pengurusan

pencetakan e-KTP dan Kartu Keluarga (KK), jadi pihak dari

kelurahan Gandul secara bergantian melaksanakan pelayanan pada

hari sabtu dan minggu. Pelayanan yang kami lakukan hanya untuk

KTP dan KK saja, untuk dokumennya dilaksanakan di hari kerja.

Secara kelurahan Gandul ini kan terpilih untuk diamanatan

menjalankan program GISA jadi kami dari segi fasilitas juga

mungkin lebih memadai dan relasi terhadap pusat lebih responsive

tapi hal itu bukan untuk menimbulkan diskriminasi dengan 3

kelurahan lainnya yang ada di kecamatan cinere, kami disini juga

saling tukar pendapat dan mengadakan pertemuan dari berbagai

kelurahan. Salah satu kelebihan yang di dapat di kelurahan Gandul

yaitu warga dari kelurahan lain yang masih berada dalam

kecamatan cinere itu bisa mencetak KTP disini, intinya masih 1

kecamatan dengan Kelurahan Gandul. Jadi pada hari sabtu dan

minggu itu bukan warga dari kelurahan Gandul saja, akan tetapi

ada juga dari Kelurahan Pangkalan Jati Baru dan Cinere.”58

Dalam hal ini, melihat dari kondisi Kelurahan Gandul yang memang

memiliki mayoritas pekerja aktif sehingga untuk mengurus dokumen

administrasi kependudukan tidak dapat memiliki keterwakilan seperti

58 Wawancara dengan pak budi selaku operator Disdukcapil Kota Depok yang berugas di

Kelurahan Gandul. Pada Tanggal 30 April 2019

Page 89: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

78

pencetakan e-KTP, maka pelayanan sabtu minggu ini amenjadi

semacam solusi sehingga para pekerja aktif dapat mengurus dokumen

kependudukan pada hari libur.

2. Pentingnya pemenfaatan data kependudukan

Seperti yang diketahui bahwa data kependudukan yang diperoleh oleh

masyarakat sangat bermanfaat dalam berbagai kepengurusan hal

penting seperti penurusan akta kelahiran dan kematian. Di kelurahan

Gandul untuk kepengurusan akta kematian juga ditekankan agar segera

di urus apabila ada pihak keluarga yang terkena musibah meninggal

dunia. Hal ini dikarenakan keberadaan dari akta kematian penting untuk

mengurus surat seperti ahli waris, serta untuk meningkatkan akurasi data

kependudukan, dan juga apabila pihak terkait musibah ingin mengurus

asuransi terhadap pihak yang sudah mati. Sejauh ini di kelurahan Gandul

cukup baik dalam kesigapan pengurusan dokumen dalam hal apapun

terutama KTP dan KK. Dalam hal ini data kependudukan juga amat

penting dalam konteks pemilu untuk mendata warga terutama

Kelurahan Gandul untuk menerima hak pilihnya masing-masing.

3. Pemutakhiran Data Kependudukan

Pemutakhiran data penduduk disini juga bisa menjadi suatu solusi

terkait suatu masalah urbanisasi penduduk dan juga pertambahan

penduduk yang secara tiba-tiba. Momen seperti ini biasanya terjadi

setelah hari raya idul fitri dari tahun ke tahun. Dampak tersebut bukan

hanya dirasakan di Jakarta saja, akan tetapi di Depok terutama Gandul

Page 90: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

79

yang memang berdekatan dengan Jakarta Selatan. Jadi pemutahiran

disini ialah untuk mengantisipasi apabila ada penduduk yang masih

belum terdata. Keterlambatan dalam suatu pemutakhiran penduduk

berdampak pada sekor pencatatan administrasi. Dalam hal ini terkait

masalah urbanisasi harus diatasi dengan baik dan disinilah pentingnya

pemutakhiran data penduduk dan hal ini juga harus berlaku pada Warga

Negara Asing.59

4. Pelayanan administrasi kependudukan yang membahagiakan rakyat

Ini merupakan poin penting dimana sebagai instansi yang ditugaskan

melayani warga, terutama warga kelurahan Gandul, kualitas pelayanan

sangat diutamakan. Sekertaris Lurah menuturkan:

“Kualitas pelayanan di Kelurahan Gandul terus kita tingkatkan

demi kenyamanan warga dalam mengurus dokumen administrasi

kependudukan. Kita juga manyediakan kotak saran karena kita

juga belum akif di website jadi kta tetep terbuka terhadap

pengaduan warga terkhusus Gandul. Kita juga sudah menerapkan

anti pungli kepada seluruh jajaran staff Kelurahan Gandul, jadi

disini warga akan dibuat senyaman mungkin sehingga mereka

memiliki kesan baik terhadap Kelurahan Gandul ini. Kita juga

melaksanakan pelayanan berdasarkan prosedur yang berlaku dan

tidak berbelit. Kendala kami ialah apabila terjadi gangguan server

di pusat, jadi agak rumit terkadang untuk input data atau meminta

data. Tapi selebihnya Alhamdulillah berjalan baik dan lancar dan

semenjak ada program dari GISA ini kualitas pelayanan pulik dan

minat warga untuk mengurus administrasi kependudukan juga

meningkat berkat kerjasama pihak instansi terkait dan juga

RT/RW setempat.”60

59Diakses dari https://id.beritasatu.com/home/perlunya-pemutakhiran-data-

penduduk/177336 pada 1 april 2019 60 Wawancara dengan rohman thohir selaku Sekertaris Lurah Gandul 29 April 2019

Page 91: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

80

D. Perwujudan GISA di Kelurahan Gandul: One Day Serviece

Seperti yang dikatan oleh fried landdors and frickle (dalam, steers 1985)

bahwa tolak ukur keberhasilan atau efektifitas dalam suatu instansi dan organisasi

ialah jika hal tersebut menguntungkan, berhasil merumuskan sesuatu pada para

pekerjanya dan memenuhi kebutuhan sesuai masyarakat. Instansi yang bisa

dikatakan hebat apabila kumpulan dari orang-orang terkait berhasil meningkatkan

kapasitas untuk menciptakan sesuatu yang memang ingin digapai Bersama.61

Dalam mengupayakan program GISA, Dukcapil Kota Depok menggalakan

program one day service di Kelurahan yang termasuk dalam GISA diantaranya

yaitu kelurahan Gandul. Program one day service ini ialah merupakan suatu

program pelayanan dokumen yang dilaksanakan 1 hari terlaksana. Diantara layanan

one day service ini ialah pembuatan KK, perekaman e-KTP, pencetakan e-KTP,

pembuatan akta kelahiran dan juga pengurusan KIA. Pada pelayanan one day

service, diupayakan fasilitas yang memadai dan pelayanan prima.

Pak Budi selaku operator Disdukcapil Kota Depok yang bertugas di

kelurahan Gandul mengatakan kepada saya saat wawancara:

“Pada pelayanan one day service ini kita memang diberikan fasilitas

tambahan yaitu alan untuk cetak e-KTP ini karena dengan fasilitas

tambahan ini kinerja bisa lebih cepat dan pelayanan bisa lebih efisien. Kita

kan kerja sehari jadi dalam program ini, kita juga gabisa kerja asal-asalan,

tetap ada prosedurnya, kualitas pelayanan kita juga ga kendor dan disini

banyak rata-rata yang menguus KIA. Untuk e-KTP dan KK pada

pelayanan one day service kemarin tidak sebanyak KIA. Antusias warga

cukup bagus terhadap program ini dan tertib selama pelaksanaan dan juga

61 Richard M Steers, Efektifitas Organisasi. (Jakarta: Erlangga, 1985), h.15

Page 92: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

81

Alhamdulillah server pusat tidak bermasalah saat kami akan menginput

atau melihat data.”62

Dalam pelaksanaan One day service ini pelayanan yang diutamakan ialah

pembuatan Akta Kelahiran. Dalam mengurus Akta Kealhiran, warga diharapkan

membawa persyaratan yang diharuskan. Melihat dari data yang ada di Kelurahan

Gandul bahwa untuk kepengurusan Akta Kelahiran masih sangat minim dari jumlah

kependudukan yang ada.

Program ini sukses dilaksanakan berdasarkan data dari jumlah total 2733

anak dari usia 0-5 tahun yang belum mempunyai akta kelahiran pada tahun 2018

mencapai 1700 anak dan yang baru memiliki Akta Kelahiran hanya 1033.

Sementara setelah dilaksanakannya program One day Service di Kelurahan

Gandul jumlah anak dari usia 0-5 tahun yang totalnya 2733 yang sudah memiliki

akta kelahiran tercatat hingga 2607 anak.

Berdasarkan data kependudukan kelurahan gandul terhitung pada tahun

2018 terdapat 3700 kepemilikan KK dan 10.677 pemilikan KTP dari total 24.741.

Sedangkan Data kepengurusan Administrasi Kependudukan meningkat sampai

dengan Januari 2019 yaitu dengan total 4.982 kepemilikan KK dan 16.487

kepemilikan KTP dari total 24741.

62 Wawancara dengan pak budi selaku operator disdukcapil Kelurahan Gandul Pada

Tanggal 30 April 2019

Page 93: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya Program GISA di Kelurahan Gandul, kesadaran masyarakat

akan mengurus administrasi kependudukan dibilang cukup meningkat ditopang

dengan kerjasama pihak terkait yang bisa bersinergi membangun tingkat kesadaran

masyarakat akan pentingnya administrasi kependudukan. Disamping memberikan

fasilitas tambahan, GISA juga sebagai amunisi baru di Kelurahan Gandul untuk

tetap menjaga tertib administrasi kependudukan.

Dengan menjalankan 4 poin penting yang ada pada GISA yaitu: kesadaran

akan pentingnya memiliki dokumen kependudukan, pentingnya suatu pemanfaatan

dokumen kependudukan, pentingnya pemutakhiran data kependudukan dan

pentingnya menjaga pelayanan prima untuk rakyat. Dengan diterapannya program

GISA ini diharapkan agar seluruh warga terutama Kelurahan Gandul tertib

administrasi kependudukan. Pihak terkait seperti RT/RW yang berada dalam

lingkungan kelurahan Gandul turut berperan aktif dalam segala kegiatan yang

dilaksanakan oleh Kelurahan Gandul.

Sejauh ini kegiatan kepengurusan dokumen di kelurahan Gandul mengalami

peningkatan dalam segi kualitas pelayanan dan minat masyarakat terhadap

kepengurusan dokumen administrasi kependudukan. Dampak yang dibawa oleh

GISA menunjukan kesuksesan awal dari sebuah permulaan untuk mencapai tujuan

yaitu Indonesia Sadar Administrasi kependudukan secara menyeluruh atau tingkat

Page 94: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

83

nasional. Ditetapkannya kelurahan Gandul sebagai kelurahan GISA juga

diharapkan dapat mewakili kecamatan Cinere dalam hal daya saing pada tingkat

kualitas pelayanan yang tertib dan juga sebagai percontohan diantara para

kelurahan yang ada di Kecamatan Cinere. Disamping itu, Kelurahan Gandul juga

memiliki kelebihan dalam segi fasilitas pelayanan dan dapat menerima pelayanan

dari kelurahan lain selama masih berada dalam lingkup Kecamatan Cinere.

B. Saran

Program GISA yang di canangkan oleh kemendagri melalui dukcapil dan

diturunkan kepada tingkat kelurahan yang berfungsi sebagai ujung tombak sejauh

ini sudah berjalan baik. Dalam hal ini mungkin ada beberapa aspek yang harus

menjadi perhatian lebih. Aspek tersebut ialah pengurusan KTP pada tingkat manula

yang memang kurang mendapat perhatian lebih. Begitupun dengan tingkat

pelayanan di Kelurahan Gandul yang menurut peneliti cukup baik dan tertib. Yang

perlu ditambahkan mungkin dalam aspek SDM di kelurahan Gandul, mengingat

pelayanan yang berjalan bahkan pada hari sabtu dan minggu.

Juga untuk data umum tentang kelurahan Gandul alangkah baiknya bisa di

sharing dalam bentuk tulisan dan data di media sosial mengingat website resmi

kelurahan Gandul sangatlah pasif dan tidak ada informasi apapun mengenai

kelurahan Gandul di internet. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah warga

maupun orang lain untuk melihat transparansi kegiatan kelurahan gandul secara

online dan menyediakan kolom saran dan kritik secara online.

Page 95: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

84

Daftar Pustaka

Abdul Wahab, Solicin, 2008. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementasi

Kebijakan Negara Edisi Kedua. (Bumi Aksara: Jakarta)

“Apa itu gerakan Indonesia Sadar Administrasi Kependudukan (GISA)”, diakses

dari https://dukcapil.kalbarprov.go.id/post/apa-itu-gerakan-indonesia-

sadar-adminduk-gisa artikel dirilis pada 12 Februari 2018

Anggraini, Rizki. “kesadaran masyarakat dalam administrasi kependudukan (studi

pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Tanjungpinang Tahun 2015)”. Jurnal program studi ilmu

pemerintahan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim

Raja Ali Haji

Atik, dan ratminto. 2005, “Manajemen Pelayanan, disertai dengan pengembangan

model konseptual, penerapan citizen’s charter dan standar pelayanan

minimal”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)

Bappeda Kota Depok, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Depok. 2003.

Western Java Environmental Management Project (WJEMP) Depok City 3-

1: Assignment Completion Report (ACR), Study For Normalization and

Management of Lakes Depok: Bappeda Kota Depok

Diakses dari situs resmi Lembaga Administrasi Negara www.lan.go.id

Dwiyanto, Agus. 2006. Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public.

(UGM Press: Yogyakarta)

Hardiansyah. 2011. “Kualitas Pelayanan Publik”, (Yogyakarta: Gava Media)

Page 96: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

85

Intruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 470/837/SJ

Irma Suryani dan Jamaluddin, “Pelayanan Administrasi Kependudukan Pada

Kantor Kecamatan Pattallassang Kabupaten Gowa”, Jurnal office vol 2

no.2, (2016)

Jurnal Idea Hukum Vol. 1 No. 2 Edisi Oktober 2015, Magister Hukum Fakultas Hukum

Universitas Jenderal Soedirman

Kooiman Jan. 2003. Governing as Governance, Sage Publication.

Masyarakat Transparansi Indonesia Indonesia. 2002, "Supermasi Hukum", Modul,

Jakarta

Moelong, Lexy J. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya)

Pasal 1 Ayat 10 Undang-Undang No. 24 tahun 2013 tentang Administrasi

Kependudukan

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 4 tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan

Suharno. 2008. Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Publik. Yogyakarta: UNY Press

Sedarmayanti. (2004), Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:

Mandar Maju

Sedarmayanti. 2007. Good Governance (Kepemerintahan yang baik) dan Good

Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan Yang Baik) (Bandung:

Mandar Maju)

Page 97: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

86

Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik, Jakarta: Erlangga.

Steers, Richard M. 1985. Efektifitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

Syahruddin, “Implementasi Administrasi Kependudukan di Kabupaten Merauke

(Perspektif Pelayanan Kartu Tanda Penduduk, Akta Kematian dan Akta

Kelahiran)”, Jurnal Ilmu EKonomi & sosial, Vol. VII, No. 02, Oktober

(2016)

Teori administrasi publik dan Governance, Diakses dari https://idtesis.com/teori-

administrasi-publik-governance/ artikel dirilis pada 22 Juli 2018

Tomuka, Shinta. “Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance Dalam Pelayanan

Publik Di Kecamatan Girian Kota Bitung,” ejurnal unsrat (2013)

Undang-Undang Republik Rndonesia Nomor 24 tahun 2013 tentang perubahan atas

Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi

Kependudukan.

Ultiranto, Agus. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dalam

Pelaksanaan Administrasi Kependudukan Satu Pintu di Kota Pekanbaru

(Studi Kasus Pada Pelaksanaan Pembuatan KTP di Kota Pekanbaru)”,

Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Pekan Baru-Riau.

Widodo, Joko. 2001. Good governance: telaah dari dimensi akuntabilitas dan

kontrol birokrasi pada era desentralisasi dan otonomi daerah (Surabaya:

Insan Cendekia)

Page 98: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Wawancara Dengan Bapak Rohman Thohari selaku Sekertaris Lurah Gandul Kota

Depok

Page 99: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

Wawancara dengan Sekertaris Camat Cinere bapak Otong, kecamatan Cinere

Kota Depok

Page 100: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

Wawancara Dengan Sekertaris Camat Cinere dan aaratur perangkat Kecamatan

Page 101: GERAKAN INDONESIA SADAR ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46376/2/ACHMAD...gerakan indonesia sadar administrasi kependudukan (gisa) dalam

Wawancara Dengan Bapak Budi selaku Operator Disdukcapil Kota Depok yang

ditugaskan di Kelurahan Gandul