GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme,...

697

Transcript of GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme,...

Page 1: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam
Page 2: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

i

GERAKAN-GERAKANAGRARIA TRANSNASIONAL

Page 3: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

ii

Page 4: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

iii

GERAKAN-GERAKANAGRARIA TRANSNASIONAL

Saturnino M. Borras JrMarc EdelmanCristobal Kay

(Editor)

Page 5: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

iv

Saturnino M. Borras Jr, Marc Edelman, Cristobal Kay,Gerakan-gerakan Agraria Transnasional— Borras Jr, S.,Edelman, M., Kay, C., STPN, 2010

682 halaman, xiv, 14 x 21ISBN 978-979-1097-79-6

1. Gerakan Agraria 2. Gerakan Sosial 3. Kajian Agrarial. Judul

Cetakan Pertama, Oktober 2010Penyunting: Dian Ardy

Penerjemah: Vica Tri SeptiantyDesain dan Kompugrafi: Meja Malam Design

Diterbitkan oleh:Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Jl. Tata Bumi No. 5 Po. Box 1216 Kode Pos 55293Yogyakarta

Telp 0274 587239

Didistribusikan oleh:Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Jl. Tata Bumi No. 5 Po. Box 1216 Kode Pos 55293Yogyakarta

Telp 0274 587239

Page 6: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

v

Pada tahun 2008 kami mengundurkan diri, jikadigabungkan telah bekerja total sekitar 56 tahun, daripimpinan editor Journal of Peasant Studies (JPS) dankemudian Journal of Agrarian Change (JAC). Journal ofPeasant Studies didirikan oleh T.J. Byres pada tahun 1973,kami menjadi editor bersama pada tahun 1985 sampai2000. Lalu kami memulai Journal of Agrarian Change padatahun 2001 untuk melanjutkan proyek intelektual Journalof Peasant Studies. Ketika pertama kali Journal of Agrar-ian Change didirikan dan berkembang pesat, kami memu-tuskan bahwa ini adalah momen yang tepat untukmenyerahkannya ke tim editor yang baru pada tahun 2008.Mereka adalah Deborah Johnston, Cristobal Kay, JensLerche dan Carlos Oya. Pada akhir periode editorial, kamitelah menyetujui untuk menerbitkan dua isu spesial me-ngenai Transnational Agrarian Movements ConfrontingGlobalization dengan Jun Borras, Marc Edelman, danCristobal Kay sebagai editor tamu. Isu ini sebenarnyamuncul dalam Journal of Agrarian Change Vol 8 nomer 2-

KATA PENGANTAR

Henry Bernstein And Terence J. Byres

Page 7: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

vi

3 namun juga dipublikasikan sebagai buku. Sangatmenyenangkan menerima proposal awal untuk isu spesialdari tiga editornya, untuk mendiskusikan lebih jauh danmendukung upaya mereka. Kami diberikan hak istimewaatas undangan mereka untuk menulis kata pengantar dalamversi buku ini.

Kami menggunakan kata pengantar singkat ini untukmenghargai imajinasi dan iluminasi yang mencerahkandalam karya para editor dan kontributor buku ini. Kita jugadapat meletakkan arti dari pencapaian mereka dalammengubah konteks historis dari isu agraria selama 35 tahunsejak awal mula Journal of Peasant Studies. Agendaawalnya adalah menunjukkan pengaruh intelektual yangtajam dan kondisi politik saat ini, serta menggambarkankhususnya sederetan kejadian yang dicirikan denganperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimanamasyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutamaperlawanan masyarakat Vietnam untuk pembebasannasional); prospek pada pembangunan ekonomi dan sosialyang saat ini dibangun sendiri, kebanyakan oleh petani,bekas koloni di Asia dan Afrika serta Amerika Latin; dancara-cara dimana prospek tersebut dapat dieksplorasimelalui praktek investigasi, pengalaman dan teori tran-sformasi sosialis di pedesaan (yang membayangi Cina).Gambaran-gambaran tersebut dipaparkan melalui suatupendekatan ekonomi politik yang berdasar pada mate-rialisme historis. Walaupun Journal of Peasant Studies daritahun 1973 hingga 2000 menyajikan begitu banyak artikelmengenai formasi sosial agraria sebelum kapitalisme;transisi ke kapitalisme di daerah pedalaman dan kemudiansetelah itu; perubahan agraria dalam kondisi kolonial dansituasi revolusioner Rusia dan Cina, Vietnam dan Kuba;proses perubahan agraria di negara merdeka dalam DuniaKetiga pada konteksnya menunjukkan variasi “pemba-ngunan nasional” mereka; dan terakhir kepunahan jenis

Page 8: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

vii

sosialisme yang berbeda-beda dari negara Rusia, Cina dandi tempat lain serta konsekuensinya.

Journal mendorong investigasi dan perdebatan dalamrelasi sosial dan dinamika dari produksi dan reproduksi,kemiskinan dan kekuasaan, dalam formasi agraria danproses perubahannya, baik secara klasik dan kontemporer.Sebagaimana tercantum dalam nama Journal, banyakcerita dari daerah yang menunjukkan keprihatinan yangdihuni oleh produsen desa yang didefinisikan dalam satucara yaitu “petani” (peasant) yang dianggap sebagai korbandan tokoh protagonis aktif dalam drama sejarah pemben-tukan modernitas. Hal ini juga memberi kesan bahwapemahaman ekonomi-politik kita, yang menjadi panduanpendekatan dalam Journal ini pada “studi tentang petani”,merupakan sebuah pendekatan yang ekspansif danberhubungan dan berkaitan dengan banyak isu sepertisosiologi, politik, budaya dan ideologi.

Tentu saja terkadang ada kelambatan antara ritmeantara pertanyaan intelektual dengan perubahan di duniayang luas, terkadang secepat yang mereka pertentangkan.Sebagaimana Journal of Peasant Studies membentukindentitas intelektual dan reputasi internasionalnya,sederetan kejadian yang kemudian menginspirasi pendi-rinya dan mengembangkannya mulai dilakukan untukmenganalisa perubahan yang teramat besar yang menjadisemacam jelas selama dua dekade berikutnya. Perubahanitu adalah krisis akumulasi krisis dan restrukturisasiekonomi kapitalis internasional dari tahun 1970an, yangdinamai “globalisasi”. Agenda politik dan kebijakan itudisusun oleh pemilik modal besar untuk diatur danmempromosikannya dari tahun 1980an yang dinamai “neo-liberalisme”. Pembagian kerja internasional dalam per-tanian dan agrobisnis untuk pasar produk agrikultur di-bentuk ulang oleh dinamika globalisasi dan neoliberalisme(atau ‘globalisasi neoliberal’), yang merupakan pokok

Page 9: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

viii

masalah dalam ketidakmerataan kapitalisme. Hal inimemiliki dampak yang luas baik secara langsung maupuntidak langsung, bagi “petani” di pedesaan “selatan” (tentusaja juga petani di “utara”). Salah satu dari wujudperubahan yang menyeluruh adalah berakhinya rezimpangan yang dibentuk di bawah hegemoni US setelahPerang Dunia Kedua, sebagaimana yang di analisis dalamkarya pioner dari Harriet Friedmann dan Philip McMi-chael—-keduanya adalah kontributor dalam buku ini-.

Perubahan yang sangat berbeda, walaupun tidakdiragukan saling berhubungan, adalah bahwa pada tahun1970an mulai ditandai dengan berakhirnya periode panjangdari “perang petani pada abad ke 20” selama 60 tahunsebelumnya, yang dieksplor dalam karya terkenal EricWolf. Ini mulai tampak bahwa pergolakan dari pem-berontakan petani “klasik” dan dinamika perlawanan—dinamika yang menyejarah dan mendunia yang mem-bentuk modernitas dari Revolusi Perancis hingga keme-nangan panjang perlawanan masyarakat Vietnam untukpembebasan Nasional—-telah usai. Hal ini tentu saja tidakberarti bahwa bentuk politik oposisi dan perlawanan agrariadan pedesaan dan epik singkat dari “perang petani” mulaikehilangan relevansinya. Malah, Journal of Peasant Stud-ies memberikan materi dari berbagai politik sosiologipedesaan, termasuk dua isu spesial (juga dipublikasikandalam buku) dalam “bentuk perlawanan sehari-hari”, yangdisorot dalam karya James Scott dan dalam gerakan petaniyang baru di India yang menonjol pada tahun 1980an. Ditahun 1990an Journal juga mulai mempublikasikan artikelmengenai kondisi dan dampak baru dari internasionalisasipertanian yang dihasilkan oleh “globalisasi”.

Artikel tersebut dipublikasikan di Journal of Agrar-ian Change dari tahun 2001, yang juga mempublikasikansejumlah artikel yang kuat mengenai politik agraria

Page 10: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

ix

kontemporer dan reforma agraria yang baru-baru inidibangkitkan kembali dalam wacana dan kebijakanpembangunan neoliberal, contohnya oleh Bank Dunia,gerakan sosial agraria di bagian berbeda di “Negara-negaraselatan”. Yang terakhir itu khususnya mengartikulasikanklaim mereka dalam hal kepentingan “petani”, “keluargapetani” atau “masyarakat agraria”, dan terkadang mera-yakan apa yang mereka anggap sebagai proses “pem-bentukan ulang masyarakat petani [repeasantization]”,sehingga meresonansikan tradisi lama agraria populis danmenegaskan ulang ciri khas mereka untuk beroposisi padaglobalisasi neoliberal.

Salah satu wujud yang paling menyolok saat iniadalah politik “baru” dari perlawanan agraria yaitukemunculan “gerakan agrarian transnasional (transnationalagrarian movement)’ yang menjadi pokok masalah dalambuku ini. Organisasi petani internasional yang komposisisosialnya dan sifat politik dan tujuannya yang sangatberbeda tidak seluruhnya merupakan cerita novel, seba-gaimana yang editor tunjukkan dalam pendahuluan babmereka. Bagaimanapun juga, gerakan agraria transnasionalsaat ini dibentuk dalam level regional dan transkontinentalyang akan dapat memberi klaim bentuk baru mobilisasidan aksi serta oposisi mereka pada globalisasi neoliberaldan malapetaka yang ditimbulkannya. Jika penelitiantentang globalisasi membantu pemahaman kita padastrategi-strategi akumulasi dari agrobisnis kontemporer dandampak mereka pada pertanian dan petani, maka politikekonomi harusmesti disambungkan dengan politiksosiologi yang ketat semacam itu. Ini adalah tantangan yangrumit, dimana buku ini membuat ciri tersendiri dansignifikan. Sebagaimana para editor mengobservasi dalamkesimpulan di Pendahuluan:

Page 11: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

x

Gerakan agraria tranasional adalah proyek politikdengan akar sejarah yang dalam di beragam masyarakatnasional, dengan aliansi-aliansi yang beragam danbergeser, repertoar berbagai aksi, dan bentuk representasiyang kompleks, kerangka isu dan perumusan tun-tutan.....dengan mengakui kontradiksi gerakan agrariantransnasional, ambiguitas dan ketegangan dalam tataraninternal (penulis dalam buku ini) juga melihatnya darisudut pandang seorang intelektual yang turut terlibatdalam gerakan, untuk memajukan proyek politiktransformatif dengan pemahaman yang lebih baikmengenai asal-muasal, kesuksesan dan kegagalan masalalu dan tantangan saat ini dan masa mendatang darigerakan agrarian transnasional.

Tujuan ini diformulasikan dengan kejelasan yangmengagumkan, kecermatan dan ketelitian dalam esaipendahuluan editor, yang juga memberikan kontribusiberharga dalam penjelasaan yang lebih luas mengenaigerakan sosial “baru”. Kombinasi antara keterlibatanpolitik dengan tanggung jawab dan ketenangan intelektualyang menurut mereka diperlukan untuk mencegahvoluntarisme dan perayaan kegagahan (triumphalism)‘gerakan’, ini diekspresikan dalam berbagai cara dalamdiskusi mereka mengenai “sunyinya literatur” mengenaigearakan agraria transnasional hingga sekarang. Kesunyiantersebut meliputi sepinya isu-isu seperti relasi kelas, danbasis lainnya dalam diferensiasi sosial dan ketidaksetaraanantara petani/masyarakat yang menguasai tanah—-yangmenjadi pusat perhatian dalam ekonomi politik agraria—-sebagai masalah kompleks dari representasi politik,legitimasi dan kepemimpinan, ideologi serta perbedaanpandangan politik dalam gerakan agraria transnasional dantentu saja komponen organisasi mereka serta geografi

Page 12: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

xi

politik yang sangat tidak merata dalam gerakan agrariatransnasional.

Pendahuluan buku itu memberikan batu loncatanyang sangat baik untuk beragam dan kontribusi yang kayayang mengikutinya. Hal tersebut membawa tema yangsudah dikenal seperti tuntutan terhadap tanah dandukungan publik (lainnya) untuk petani kecil danperlawanan pada penindasan dan perampasan negara, danisu baru yang dihasilkan oleh globalisasi neoliberal sepertidampak perdagangan bebas, kontrol perusahaan padatanaman genetik, dan reforma agraria yang dipandu olehpasar. Lebih jauh, beberapa kontribusi yang diberikan dibagian Pendahuluan mempertimbangkan kompleksitassosiologis dari kelas pedesaan, gender, relasi etnik, danbagaimana mereka bertemu dengan gerakan dan hubunganantara mereka dan antar pedesaan dan kota dan hubungandengan imigrasi buruh internasional. Berbagai babmenceritakan tema yang diperhatikan di wilayah utama di“Negara-ngara selatan”, dari Amerika Tengah dan Brazil,yang memberikan dua bentuk gerakan sosial agraria yangmelambangkan gerakan saat ini, Indonesia dan Filipina danjuga Burma dan Cina yang mana gerakan transnasionalagraria belum tercapai dan mendemontrasikan bentukkepentingan agraria mereka sendiri serta perlawananpedesaan. Dalam koleksi ini juga digambarkan bagaimanagerakan di Sub-sahara Afrika, yaitu Afrika Selatan yangmemiliki kesenjangan yang harus diperhatikan; sementaraIndia diberi perhatian sedikit (di bab yang membandingkankampanye RG di India, Afrika Selatan dan Brazil) wa-laupun editor memberi catatan bagaimana KRRS (Kar-nataka State Farmers Association) terkadang digembar-gemborkan sebagai gerakan agraria oposisi yang palingpenting di India yang didominasi oleh petani menengahdan kaya.

Page 13: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

xii

Tidak bisa dihindari ada beberapa kesenjangan dalambuku ini. Meskipun demikian dengan kesenjangan sepertiitu, buku ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan,impresif dan tentu saja dapat berkembang di masa depanuntuk memahami gerakan agraria transnasional dalamkondisi globalisasi neoliberal saat ini. Kami sangat percayabahwa kepentingan ini akan dihargai dan akan men-stimulasi perdebatan yang bermanfaat, untuk penelitianlebih jauh dalam tema dan isu yang dicakupnya dandibangunnya.

Page 14: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

xiii

Kata Pengantar ......................................................................v1. Gerakan Agraria Transnasional: Asal-Muasal, Politik,

Kampanye dan Pengaruhnya ............................................12 Petani Membuat Sejarah Sendiri, Tapi Tidak

Seperti yang Mereka Inginkan. . . .................................... 753 Organisasi Transnasional di Amerika Tengah:

Sejarah, Tantangan, dan Prospek .................................. 1234 La Via Campesina dan Kampanye

Global Reforma Agraria ............................................... 1795 ‘Mobilisasi yang Lamban’: Jaringan Petani

Transnasional dan Organisasi Akar rumput di Brazildan Afrika Selatan ........................................................ 241

6 Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya GenetikDi India, Afrika Selatan Dan Brazil. .............................. 289

7 Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin:Demokratisasi, Pertentangan dan Politik Mobilisasi ....... 345

8 Mengklaim Tanah Untuk ReformasiGerakan Agraria dan Lingkungan di Indonesia .............. 409

9 Aturan Siapa? Pertentangan untuk Menjamin “Produksi Lokal untuk Konsumen Jauh”200 ................... 467

10 Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halamandi Meksiko Perdesaan ................................................... 519

11 Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka:Politik Sehari-hari Petani di Cina dan Implikasinyapada Gerakan Agraria Transnasional ............................ 573

12 Dimana Tidak Ada Gerakan :Perlawanan Lokal dan PotensiSolidaritas .................................................................... 627

Indeks ............................................................................... 679

DAFTAR ISI

Page 15: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

xiv

Page 16: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

1

Kebangkitan Gerakan Agraria Transnasional

Bagaimanakah perubahan-perubahan ekonomipolitik global belakangan ini dalam mempengaruhiotonomi dan kapasitas ‘kaum miskin pedesaan’1?Bagaimana memahami kondisi kaum miskin pedesaan danmenganalisis kesempatan politik, ancaman, kerangkapandangan mereka, identitas dan solidaritas kaum miskinpedesaan, dan cara mereka membangun gerakan danjaringan dalam aksi-aksi bersama? Apa bentuk-bentukperlawanan secara lokal, nasional dan internasional yangsedang tumbuh dan bagaimana hal-hal tersebut mem-pengaruhi proses perubahan agraria? Bagaimana dansejauh mana literatur ilmiah mengenai gerakan sosial dan

1GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL:

ASAL-MUASAL, POLITIK, KAMPANYE DAN

PENGARUHNYA

Saturnino M. Borras JR, Marc Edelman, danCristobal Kay

1 kaum miskin pedesaan’ merupakan kategori yang sangat heterogen,termasuk pemilik tanah kecil, petani bagi hasil, petani penyewa,buruh pedesaan, buruh migran, nelayan subsisten dan nelayan kecil,penghuni di wilayah hutan, masyarakat adat, perempuan petani danpenggembala. Perbedaan antara masyarakat miskin pedesaan inihanya dari segi perbedaan kelas, jenis kelamin, ras, etnis dan kastaserta dimensi lain yang serupa.

Page 17: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

2

studi agraria mampu menangkap perubahan yang cepatdalam hal ideologi, politik dan organisasi gerakan agrariatransnasional itu? Semua pertanyaan-pertanyaan yang luasitu diajukan dalam buku ini.

Neoliberalisme secara signifikan telah mengubahdinamika hubungan pertukaran dan produksi agraria didalam dan di antara negara-negara yang berada di utara-selatan. Proses serempak yang terjadi oleh globalisasi “dariatas”, desentralisasi sepihak “dari bawah” dan privatisasidari “samping” melalui negara sebagai pusatnya, mema-inkan kunci utama dalam pertumbuhan dan perkembangansistem agraria, dan proses ini telah menggoncang ma-syarakat pedesaan hingga ke akar-akarnya (sebagai contohlihat, Edelman 1999; Gwyne and Kay 2004). Proses yangsecara luas terjadi di masyarakat pedesaan itu bersamaandengan terjadinya gelombang restruksturisasi agraria yangterkini, yang memberikan kekuasaan penuh pada kapitaldomestik dan korporasi transnasional untuk mendiktesyarat-syarat pertukaran nilai dan produksi pertanian (Byres2003; Friedman 2004; Bernstein 2006; McMichael 2006;Akram Lodhi and Kay 2008). Sementara, ada yang menjadipemenang dan pecundang dalam proses restrukturisasi glo-bal-lokal saat ini, orang-orang yang bekerja di sektor per-taniannya dan mata pencahariannya dengan cepat meng-hadapi kondisi yang semakin memburuk. Diversifikasimata pencaharian (desa dan desa-kota; on farm, off farmatau non-farm) dijalankan dengan terpaksa atau sebaliknyamenjadi semakin tersebar luas. (Bryceson et al. 2000; Ellis2000; Rigg 2006; World bank 200). Akses dan kontrolterhadap tanah saat ini didefinisikan-ulang dan hakkepemilikan atas tanah telah direstrukturisasi untuk lebihmenopang kapital swasta (De Soto 2000; World Bank 2003;lihat juga Rosset et al. 2006; Lahiff et al. 2007; Akram Lodhiet al. 2007).

Page 18: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

3

Proses kompleks dari kondisi global-lokal inilah yangmempengaruhi “gerakan agraria” dalam berbagai bentuk.Kebanyakan, biasanya (dan berlangsung hingga sekarang)berlangsung semata-mata di dalam komunitas lokal dengancakupan paling luas di tingkat nasional. Saat ini berbagaigerakan agraria telah “melokalisasi” perlawanan-per-lawanan mereka sebagai respon terhadap desentralisasiyang parsial, sementara ada juga yang berfokus padaaktivitas yang lebih “terprivatisasi” dalam suatu sikap yangserupa dengan “mengganti peran negara” dalam hal isu-isu pembangunan seperti memberikan layanan sosial padamasyarakat, sementara ada juga yang telah “merambahjaringan internasional” dengan melakukan perlawanan-perlawanan sebagai respon terhadap “restrukturisasi agrariadi level global”.

Dewasa ini, Gerakan Agraria Transnasional (digu-nakan disini sebagai definisi yang longgar untuk meng-artikan “pergerakan”, “organisasi”, “koalisi”, “jaringan”dan lingkaran solidaritas” dari “kaum miskin pedesaan”)dan beberapa kelompok gerakan petani nasional yangterhubung ke gerakan-gerakan transnasional itu telahmemiliki kekuasaan penuh dan pengaruh politik (dandalam beberapa hal, mungkin kemahsyuran)2. La ViaCampesina merupakan jaringan atau koalisi yang palingterkenal dalam Gerakan Agraria Transnasional ini (Borras2004; Desmairs 2007). Namun, terdapat juga beberapagerakan transnasional, jaringan, dan koalisi yang berbasissektor-sektor pedesaan atau kelompok advokasi untukmasyarakat pedesaan; beberapa gerakan tersebut terlibatdalam gerakan politik yang berhaluan kiri, sementara yang

2 Untuk lebih mendapatkan nuansa diskusi akademik tentangperbedaan dan persamaan kategori pada konteks lintas-negara ataugerakan ‘transnasional’, lihat Fox (2000, 9 –12, 45) dan Khagram etal. (2002, 9).

Page 19: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

4

lainnya dianggap sebagai kelompok radikal (Edelman2003)3.

Contoh lain dari Gerakan Agraria Transnasional yangjuga didasarkan pada gerakan dan isu agraria adalah In-ternational Planning Commitee (IPC) yang bergerak dalamisu Kedaulatan Pangan, yang terdiri dari lebih 500 gerakanrakyat pedesaan dan beberapa NGO yang radikal dankonservatif sebagai anggotanya. Begitu pula di sektorperikanan, juga menunjukkan geliat gerakannya padatingkat transnasional seperti World Forum of Fish Har-vesters and Fishworkers (WFF), World Forum of FisherPeoples (WFFP) dan International Collective in Supportof Fish Workers (ICSFW). Sementara itu gerakan yangmuncul dari sektor “pekerja pedesaan” walaupun kelihatanrelatif sedikit yang tampak namun International Union ofFood, Agricultural, Hotel, Restaurant, Catering, Tobaccoand Allied Workers Associations (IUF) masih tetap menjadiaktor global yang signifikan dan aktif. Memang beberapajaringan yang bergerak di isu agraria relatif masih baru,namun sebenarnya mereka telah hadir selama beberapadekade, seperti International Federation of Adult Catho-lic Farmers Movements (FIMARC), yang didirikan padatahun 1950. Ada lebih banyak lagi jaringan masyarakatsipil—transnasional— yang berorientasi pada isu agrariaseperti FoodFirst Information and Action Network(FIAN), Land Research and Action Network (LRAN),Erosion Technology and Concentration Group (ETCGroup), Genetic Resources Action International (GRAIN)dan Friend of The Earth (Edelman 2003).

Beberapa dari gerakan dan jaringan global ini mem-punyai ideologi dan orientasi politik yang pada dasarnya

3 Nama organisasi selengkapnya akan diberikan ketika organisasi itupertama kali disebutkan dalam buku ini. Setelah itu. kebanyakandari nama organisasi itu akan disingkat saja.

Page 20: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

5

berbeda, sebagai contohnya Via Campesina dan the Inter-national Federation of Agricultural Producers (IFAP) atauVia Campesina dan The Asian Peasant Coalition (APC).Sementara beberapa jaringan mempunyai hubunganpersahabatan yang erat, seperti Via Campesina dengan TheInternational Movement of Catholic Agricultural dan Ru-ral Youth (MIJARC). Sementara, ada juga yang berfokusdi regional, seperti Coodinadora Latinoamericana de Or-ganization del Campo (CLOC) dan Reseau des Organiza-tions Paysannes et de Producteurs de l’Afrique de l’Quest(ROPPA). Lebih jauh lagi, jika diperhatikan, banyak darigerakan agraria dibedakan menurut tingkatan sosial daribasis massa utama mereka, sebagai contoh di IFAP, keba-nyakan anggotanya berasal dari kalangan petani menengahdan atas, sementara di La Via Campesina anggota orga-nisasinya kebanyakan berasal dari petani miskin dan petanigurem.

Meski demikian, Gerakan Agraria Transnasionalyang besar cenderung sangat heterogen dalam masalahkelas, misalnya IFAP juga mempunyai anggota-anggotayang datang dari kalangan petani miskin dan petani gurem,sementara Via Campesina juga mempunyai anggota yangberasal dari kalangan petani menengah dan petani kaya.Jadi, banyak gerakan, jaringan dan koalisi pada tingkattransnasional ini yang jenis keanggotaannya “tumpang-tindih”, bahkan antara mereka yang juga saling bersaing,seperti antara Via Campesina dan IFAP.

Banyak dari kelompok gerakan agraria ini, utamanyaVia Campesina, yang barangkali dapat dianggap sebagaikelompok yang paling kuat secara politik dari semua bentukGerakan Agraria Transnasional atau jaringan gerakantransnasional kontemporer, secara signifikan telah ikutbagian dalam melemahkan konferensi-konferensi besaryang penting yang dilakukan oleh lembaga transnasional,

Page 21: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

6

seperti perlawanan mereka pada Konferensi World TradeOrganization (WTO), International Monetary Fund (IMF)dan World Bank, di Seattle, Washington DC, Cancun,Hongkong dan lainnya, aksi protes ini mereka tampilkandalam bentuk teatrikal yang dilakoni oleh petani-petanisendiri, aksi-aksi protes inilah yang kemudian berkontribusidalam meningkatkan perhatian publik dan media padagerakan mereka. Sebagai contoh, setelah kekerasan yangterjadi pada KTT G-8 tahun 2001 di Genoa, Newsweekmenempatkan Via Campesina sebagai salah satu daridelapan grup ‘kelompok globalis yang lebih ramah dansopan’ setelah gerakan protes anti G-8 (Newsweek 2001,17).Pada tahun 2008, London Guardian memasukkanKoordinator Via Campesina dan Ketua Serikat Petani In-donesia, Henry Saragih sebagai “pejuang lingkungan hidupyang terdepan”, dan “50 orang yang dianggap dapatmenyelamatkan bumi” (Guardian 2008).

Banyak gerakan nasional yang merupakan anggotaterkemuka dari gerakan Transnasional ini terlibat dalamaksi-aksi dramatis sebagai wujud perlawanan terhadapkorporasi-korporasi besar, seperti aksi membuldoserrestoran cepat-saji McDonald di Perancis, aksi membakarsebuah outlet Kentucky Fried Chicken di Bangalore, danmenurunkan seorang General Manager dari perkebunankedelai dan kebun pembibitan kayu putih di Brazil, sertabeberapa aksi lainnya. Begitupun dengan aksi protes bunuhdiri yang dramatik oleh Lee Kyang Hae, seorang petaniyang berasal dari Korea Selatan, yang terjadi saat negosiasiWTO di Cancun, ini juga merupakan bentuk dari caramereka menarik perhatian publik dan media.

Di sisi lain, gerakan agraria juga masuk dan me-nempati badan konsultatif di beberapa organisasi yangberada di bawah naungan PBB, seperti FAO, IFAD, danUNHCR. Mereka melakukan negosiasi dan tawar menawar

Page 22: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

7

dengan birokrasi internasional untuk berbagai macamagenda dari mulai agenda reformasi kebijakan hingga men-cari dukungan dana. Mereka bernegosiasi dan bersepakatmembuat kompromi dengan sejumlah pendonor non-pe-merintah dan lembaga korporasi terpilih mengenai berbagaihal yang terkait dengan pendanaan aktivitas mereka.Tempat-tempat resmi di perwakilan internasional telahmenyaksikan perubahan-perubahan besar dalam beberapatahun terakhir ini ketika Gerakan Agraria Transnasionalterlibat dan mempengaruhinya, mereka menjadi per-wakilan langsung dalam “ruang-ruang” tersebut—me-nantang langsung “penghuni-penghuni” kunonya yangtelah lama berada di kursi-kursi perwakilan PBB dan jugaberfungsi sebagai perantara berbagai kelompok NGO.Dalam beberapa kasus, banyak gerakan agraria radikal yangmampu memperoleh kursi di tempat-tempat resmi inikemudian merongrong hegemoni di tempat yangsebelumnya hanya dapat dinikmati oleh gerakan-gerakanyang lebih konservatif. Perlawanan-perlawanan yang di-tujukan tehadap NGO tradisional dan gerakan konservatifseperti IFAP dapat dilihat dalam kemampuan ViaCampesina yang akhirnya mendapatkan perwakilanlangsung dalam mekanisme resmi pertemuan global (Fo-rum Petani) dengan kelompok petani di IFAD, FAO dandi ICARRD.

Pertumbuhan Gerakan Agraria Transnasional dalamskala internasional, visibilitasnya, suara dan pengaruhpolitiknya telah mengilhami berbagai proses progresif danradikal pada jaringan gerakan non-agraria, dari kelompok“lingkungan” hingga kelompok hak asasi manusia, danseringkali menghasilkan sinergi baru yang kokoh. Disamping itu, kemunculan gerakan petani baru padaumumnya, dan Gerakan Agraria Transnasional khususnya,juga membangkitkan gelombang baru dalam ranah kajian

Page 23: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

8

akademik mulai dari interpretasi Marxis hingga post-modern terhadap fenomena tersebut (lihat, sebagai contoh,Harvey 1998; Edelman 1999; Brass 2000). Hal tersebut jugamemberikan justifikasi konkret yang sangat diperlukanuntuk beberapa program lembaga donor non pemerintah.Memang, Gerakan Agraria Transnasional telah mencapaitingkat jangkauan dan pengaruh yang tidak dapat diabai-kan, bahkan oleh arus utama lembaga-lembaga pem-bangunan dan lembaga-lembaga keuangan sekalipun, yangselama ini intensif sekali melakukan upaya untukmempengaruhi dan mengkooptasi, berkolaborasi ataumelemahkan setidaknya beberapa Gerakan Transnasionaltersebut.

Kebanyakan peneliti memusatkan perhatian merekapada gerakan global yang paling terlihat dan ‘berisik’ ,seperti Via Campesina. Tapi saat ini Gerakan AgrariaTransnasional dan jaringan yang lain menjadi plural danberagam, seperti yang diindikasikan sebelumnya. Beberapapengamat cenderung beranggapan, sebagaimana aktivisagraria sering berasumsi, bahwa Gerakan Agraria Tran-snasional kontemporer merupakan fenomena baru. TetapiGerakan Agraria Transnasional dan jaringan yang lain juga,sebenarnya tidak selalu sama sekali baru. Banyak kelompoksebanding telah ada sebelumnya. Banyak gerakan ataujaringan yang selama puluhan tahun, seperti halnyaCampesino A Campesino (Petani untuk Petani) di AmerikaTengah-Mexico, yang dimulai pada 1970-an (Holt-Giménez 2006). Selain itu, Gerakan Transnasional yangada saat ini seringkali membangun jaringan lintas-negarasecara langsung dengan baik sebelum serangan neoliberalpada awal tahun 1980-an (lihat misalnya, Edelman 2003196-7) . Banyak jaringan lintas-negara dan lintas-benua itutelah terjadi prosesnya sejak sebelum itu, misalnya, selamatahun 1970-an dan 1980-an sebagai bagian dari jaringan

Page 24: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

9

solidaritas politik waktu itu di Eropa dan Amerika Utarayang didukung oleh gerakan pembebasan nasional dangerakan anti-kediktatoran di berbagai negara berkembang,seperti Chili, Nikaragua, Afrika Selatan dan Filipina.Namun, untuk melihat akar perkembangan aliansitransnasional kontemporer mau tidak mau harus melihatke belakang. Memahami keragaman dan dinamikaGerakan Agraria Transnasional kontemporer, sebagianmemerlukan pemahaman tentang masa lalu gerakanagraria transnasional dan jaringannya. Topik ini yang akandibahas selanjutnya

Asal-Muasal Sejarah Gerakan Agraria Transnasional

Pembangunan aliansi transnasional di antara petanidan organisasi petani kecil mulai terlihat jelas setelah akhir1980-an, tetapi sebenarnya semua cerita itu berakar dariakhir abad kesembilan belas dan awal abad keduapuluh. Hal ini menunjukkan bahwa pengorganisasianlintas-negara tidak hanya merupakan hasil dari teknologikomunikasi baru, yang semakin memperluas jangkauankomunikasi lembaga pemerintahan supra-nasional ataumelemahnya sistem negara kontemporer di bawah payungglobalisasi. Gerakan Transnasional organisasi petani awalkadang-kadang terdiri dari campuran eklektis dari berbagaialiran gerakan agraria: populisme, komunisme, reformismeyang dipimpin elit dan tuan tanah, pasifisme danfeminisme.

Internasional Hijau dan Internasional Petani Merah

Dalam sepuluh tahun setelah Perang Dunia I, duagerakan internasional bersaing untuk mendapatkandukungan petani di Eropa Tengah dan Eropa Timur, duagerakan itu adalah Gerakan Agraria Internasional Hijau,yang bermarkas di Praha, dan Gerakan Petani Internasional

Page 25: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

10

Merah yang berbasis di Moskow atau Krestintern (Jack-son1966,51)4. Setelah Perang Dunia, para gerakan agrariaatau dan partai politik yang dikuasai petani berkuasa diBulgaria dan Yugoslavia yang kemudian memberi pengaruhbesar di Cekoslowakia, Polandia, Rumania, Hungaria,Austria dan Belanda. Partai politik agraria ini berbedadalam ideologi dan praktek, masing-masing biasanya terdiridari faksi yang bersaing ketat, tetapi kebanyakan darimereka bertujuan untuk menggeser protokol perdaganganagar lebih berpihak pada pelaksanaan reforma agraria danbagaimana menghancurkan kekuatan kelompok tuantanah-tuan tanah tradisionial. Dua tujuan yang terakhir itu,tentu saja dilakukan bersama dengan kelompok komunis,dimana kelompok agraria ini telah menjalin hubunganintim dan telah melalui banyak persoalan yang kompleksbersama, kadang-kadang kolaboratif dan lebih seringbertentangan. Hubungan semacam itu terjadi di berbagainegara.

Salah satu pemerintahan agraria yang paling kuatterjadi di Bulgaria pada 1919, tepatnya setelah periodekekerasan dan ketidakstabilan, ketika kelompok dariAlexander Stamboliski dari Agrarian Union memenangkanpemilu pertama pasca perang (Jackson 1966, 161; Bell 1977,142-3)5. Di bawah kepemimpinan Stamboliski, Bulgariamelakukan reformasi sosial, terutama setelah memodifi-kasi sistem pajak untuk mendukung kaum miskin dipedesaan dan melakukan redistribusi tanah beberapaperkebunan besar untuk kaum tani. Lebih dari empat tahun,kelompok ini memenangkan pemilihan (seperti yang jugadialami oleh kaum komunis, partai terbesar kedua).

4 “Krestintern” adalah konjungsi dari “krest’yianskii Internatsional”Rusia atau Peasant International.

5 Nama Partai yang dipimpin oleh Stamboliski ini adalah BulgarianAgrarian National Union (BANU)

Page 26: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

11

Stamboliski — terkenal memusuhi semua yang berbau“kota dan perkotaan”, yang berkali-kali dia sebut sebagai“parasit” - berharap untuk mengubah Bulgaria menjadi“model negara pertanian” dalam 20 tahun (Jackson 1966,42; Pundeff 1992, 82-3).

Novelis Ernest Hemingway, yang bertemu Stam-boliski pada tahun 1922, menulis dalam Toronto Starbahwa Stamboliski berwajah ‘tebal, merah-kecokelatan,memiliki kumis hitam yang persis seperti sersan mayor, diatidak mengerti satu kata pun dari bahasa apa pun kecualibahasa Bulgaria, dan pernah membuat pidato yangberdurasi lima belas jam lamanya, yang membuat lidahnyaterkilir, dan dia adalah yang terkuat dan terkemuka di Eropadalam masalah ini’ (Hemingway 1987, 149)6. Di negaranya,Stamboliski membentuk Agrarian Orange Guard, sebuahkelompok milisi bersenjata yang terdiri dari para petani-petani, yang dimobilisasi secara periodik untuk meng-hadapi ancaman terhadap pemerintah, terutama dariKomunis dan sayap kanan nasionalis Macedonia (Pundeff1992, 82). Dalam kebijakan luar negeri, ia berusahamendapatkan dukungan dari pihak partai politik agrariadi Polandia, Cekoslowakia dan tempat lain untuk mem-bentuk Liga Pertanian Internasional yang akan berfungsisebagai perlindungan untuk menghadapi dua kelompokreaksioner yaitu “Internasional Putih” yang merupakankelompok bangsawan dan tuan tanah serta “InternasionalMerah” yang merupakan kaum Bolshevik (Colby 1922,108-9; Gianaris 1996, 113).

Internasional Hijau pertama kali terbentuk padatahun 1920, ketika partai politik agraria dari Bulgaria,

6 Pidato sepanjang 15 jam dalam pertemuan Agrarian Party. Menuruthemingway (1897,150) “pidato tersebut mematahkan hati komunis.Hal ini tidak baik beroposisi dengan pria yang bisa berbicara selama15 jam.

Page 27: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

12

Yugoslavia, Austria, Hongaria, Rumania, Belanda danSwiss mulai melakukan pertukaran delegasi danmendirikan sebuah liga yang teroganisir di bawah arahanbangsawan Bavaria, Dr. Georg Heim (Durrant 1920)7 yangjuga seorang pemimpin petani. Tahun berikutnya, aliansiitu menyatakan dirinya dengan resmi sebagai Biro AgrariaInternasional dan mendirikan markas di Praha (Bell 1977,143)8. Upaya ini terjadi utamanya karena inisiatif Stam-boliski, yang membuat sedikit kemajuan selama tiga tahun,sebagai pemimpin Bulgaria yang saat itu menghadapiberagam masalah diplomatik dan lawan-lawan politik yangbanyak di tingkat domestik, termasuk Komunis, eliteperkotaan, nasionalis, para perwira tentara, pengungsiberkulit putih dari Rusia dan Ukraina dari perang saudaradi Uni Soviet, dan ekstremis Macedonia.

Pada tahun 1923, musuh-musuh Stamboliski me-numbangkannya dalam kudeta berdarah sayap kananyang dilakukan selama lebih dari dua dekade oleh militerdan kaum bangsawan9. Stamboliski dipotong tangankanannya dan setelah disiksa cukup lama, kemudian diadipenggal (Bell 1977, 237-8). Perlawanan sporadis yangdilakukan oleh petani, dengan cepat diatasi dan puluhanpendukung BANU dibunuh dalam minggu berikutnya.Beberapa bulan setelah kudeta, aliansi yang rapuh dariKelompok Agraria Bulgaria di luar negeri dan Komunismelakukan pemberontakan yang dipimpin oleh Komunis,tetapi ini juga dapat dipadamkan dengan cepat, dengan

7 Pandangan politik Heim di sebutkan secara berani di Brown (1923).8 Dalam periode ini, the Green International memiliki orientasi Pan-

Slav yang kuat. Keanggotaannya pada tahun 1921-25 dibatasi diCzech, Serbia, partai agraria Polish dan Bulgarian. (Bell 1977, 143)

9 Selama penggulingan Communist mendeklarasikan kenetralandalam apa yang mereka lihat sebagai pertengkaran sederhana antaraborjuis pedesaan dan kota. (Bell 1977,231).

Page 28: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

13

sekitar 5.000 korban jiwa (Pundeff 1992, 85-7; Carr 1964,209).

Bencana di Bulgaria ini, kemudian mendorongterbukanya jalan bagi Komunis Internasional (Komintern)untuk membentuk Internasional Petani Merah (Kres-tintern) yang juga sekaligus dimaksudkan untuk mem-pererat hubungan dengan pihak partai politik agraria.Beberapa faktor di dalam Uni Soviet dan gerakan Komunisinternasional memberikan kontribusi terhadap pergeseranini. Tahun 1921 dimulailah pemberlakuan KebijakanEkonomi Baru (New Economic Policy) di Uni Soviet,ditandai dengan munculnya toleransi yang lebih besarterhadap pasar pertanian dan kepemilikan lahan skalakecil—ini adalah periode yang unik—dalam sejarah So-viet yang berlangsung hingga 1929, kebijakan ini berakhirketika konsolidasi kekuasaan Stalin membawa langkahawal arah kebijakan Uni Soviet yang mengkolektifisasipertanian dan “menghapus kelas kulak”. Karena ke-cewa oleh kegagalan pemberontakan Komunis pada tahun1919 di Jerman dan Hungaria dan kekalahan invasi Sovietke Polandia pada tahun 1920, Moskow (USSR) mulaimelirik timur sebagai zona yang paling mungkin untukgerakan revolusioner baru yang sukses. Tetapi, masyarakatdi sana hanyalah kaum proletariat industri kecil dan peta-ni. Pada saat diadakannya kongres pendirian Krestinternpada tahun 1923, kelompok inilah yang mengeluarkanwacana ‘petani buruh di negara-negara kolonial’ (Carr1964,615), Itulah isu yang diangkat pada edisi pertamajurnal yang diantaranya diisi oleh artikel Nguyen Ai-quÑc(nama samaran untuk Ho Chi Minh) dan Sen Katayama-salah seorang agen Komintern dari Jepang yang beroperasidi seluruh Asia, Meksiko dan Amerika Tengah (Edel-man 1987,12).

Krestintern hanya berhasil menarik gerakan agrarianon-Komunis pada beberapa kesempatan. Tahun 1924,

Page 29: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

14

Krestintern merekrut Stjepan Radic—seorang pimpinandari Partai Petani—sebagai anggota, yang sebelumnyasangat banyak bergerakan dalam gerakan agraria daripadagerakan Komunis. Seperti Moskow, Radic sangat kerasmenentang gagasan pembentukan Federasi Yugoslaviayang dapat berfungsi sebagai ‘topeng imperialisme SerbiaRaya’ (Biondich2000,198). Namun, Radic yang berharapbisa memanfaatkan afiliasi Krestintern untuk menekanBeograd agar menciptakan otonomi Kroasia yang lebihbesar, pada akhirnya bersikap pasifis dan menemuikesulitan dalam berkolaborasi dengan kaum KomunisYugoslavia. Dia tidak pernah benar-benar berpartisipasidalam kegiatan Krestintern dan penarikan dirinya dariKrestintern sebenarnya hanya melemahkan legitimasiorganisasi yang sudah lemah (Carr 1964, 227-9, 953; Jack-son 1966, 139).

Nasionalis Cina Kuomintang (KMT) juga “bermain”dengan Krestintern selama pertengahan tahun 1920-ansebagai bagian dari aliansi dengan Partai KomunisCina (PKC). Beberapa pemimpin KMT mengunjungikoperasi Moskow dan Krestintern dan Komintern,termasuk Ho Chi Minh dan beberapa kelompok militanyang signifikan di Vietnam, yang belajar di InstitutPelatihan Gerakan Petani di Partai Komunis Cina, di manaMao Tse-tung adalah salah seorang instrukturnya (Quinn-Hakim 2003, 82-9). Pada tahun 1925 slogan ‘Gabungdengan Krestinern’ dilaporkan muncul di poster di desa-desa Cina (Carr1964,723). Tapi hubungan ini juga terputus,pada tahun 1927, ketika KMT membantai Sekutukomunisnya di Shanghai, hal yang benar-benar membuatpara pemimpin Uni Soviet terkejut. Pada malam kudeta,Komintern telah menginstruksikan kepada PKC un-tuk mengubur salah satu cabang organisasinya itu (Cohen1975, 261).

Page 30: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

15

Krestintern tidak pernah memperoleh pengaruh ataudapat menjangkau sebagian “anak organisasi” lainnya dariKomintern, seperti Persatuan Buruh Merah Internasional(Profintern) Atau Organisasi Internasional untuk BantuanKemanusiaan Revolusioner (juga dikenal sebagai Red Aidatau MOPR, dengan akronim Rusia). Pada awal1925, Jurnal Krestintern menerbitkan permintaan maafatas kesulitan yang mereka hadapi untuk mengadakanKongres. Di penghujung tahun itu juga, Nikolai Bukharin,dalam laporan lengkapnya kepada Kongres KominternKelima, mengusulkan agar Komintern melakukan upaya-upaya di seluruh dunia untuk membawa kaum tani kedalam organisasi revolusioner, dan di dalam laporan ituBukharin tidak menyebut Krestintern sama sekali sebagaisalah satu dari organisasi revolusioner itu. Setelah kongresKomintern, Krestintern mengadakan sidang pleno, dengandiikuti 78 delegasi dari 39 negara, kongres Ini mereko-mendasikan agar anggota-anggota Krestintern yang militan(yang datang pada waktu kongres itu) mulai melakukanpengorganisasian dalam organisasi-organisasi petani yangada dan mencoba untuk menyelaraskan mereka denganposisi Komunis (Carr 1964, 952-7). Tapi pendekatan inipersis merupakan pendekaatan dua tahun lalu yang justrumenyebabkan kegagalan, sebagai contoh kegagalan diShanghai dan memang beberapa berhasil melakukanpengorganisasian yang kecil dan singkat, tetapi sebenarnyaKrestintern hampir mati pada akhir 1920-an. Tokoh-tokohpro-petani di Partai Soviet, khususnya Bukharin, sema-kin menemukan bahwa mereka harus menyesuaikan diridengan visi Stalin mengenai dunia pertanian, teta-pi sebagian besar akhirnya dihilangkan dalam pembersihanpada pertengahan hingga akhir 1930-an (Cohen1975). Salah satu keberhasilan Krestintern yang bertahanlama adalah pendirian Insititut Agraria Internasional diMoskow, yang secara eksplisit memang sengaja

Page 31: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

16

dimaksudkan sebagai pengimbang untuk Institut PertanianInternasional yang berbasis di Roma (IIA) (Carr 1964,956)10.

Dilihat dari luar, sebenarnya Internasional PetaniMerah (Krestintern) bukanlah organisasi yang lemah. Padatahun 1926-1927 misalnya, untuk menghadapi ancamandari Krestintern, terdapat upaya dari lawan-lawan po-litiknya untuk membentuk badan koordinasi internasionaluntuk organisasi petani. Pertama berasal dari Dr ErnstLaur, Sekretaris Umum Serikat Petani Swiss, yang berusahamenyatukan Komisi Internasional Pertanian yang berbasisdi Paris (ICA) dan IIA di Roma, yang berhubungan eratdengan Liga Bangsa-Bangsa11. Rencana Dr Laur adalahuntuk menciptakan hubungan yang lebih erat antara petaninasional dan organisasi-organisasi petani dan dua lembagapengambil kebijakan itu, namun usaha ini kandas ketikaIIA dan ICA dalam tingkat internasional masing-masingbersaing dengan mendirikan kelompok koordinasiorganisasi petani internasional dan kondisi ini bertambahparah ketika partai politik agraria Eropa Timur menjagajarak dan mencurigai Laur karena penolakannya padapertanian besar yang dikerjakan oleh negara dan intervensinegara terhadap sektor pertanian (Jackson 1966, 140-50).

Pada tahun 1926, Biro Agraria Internasional di Prahamengubah orientasi Pan-Slavianya dan mulai menjangkau

10 IIA didirikan pada tahun 1905 oleh seorang kebangsaan Amerika,David Lubin, dengan dukungan Rockefeller Foundation diharapkanuntuk mempersatukan pemerintah dalam pendekatan umum untukstatistik agrikultur dan penelitian (Jackson 1966,140-1). IIAmerupakan leluhur dekat United Nations Food and AgricultureOrganization (FAO), yang juga berbasis di Roma semenjakdidirikannya pada tahun 1945.

11 ICA dibentuk pada tahun 1889 oleh French Agricultur Minister,Jules melin. ICA berusaha terus untuk memegang kongresinternasional periodik dalam masalah teknikal agrikultur dunia(Jackson 1966, 140-1).

Page 32: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

17

organisasi petani di Perancis, Rumania, Finlandia dan ditempat lain di Eropa. Di bawah kepemimpinan KarelMecir, yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Cekountuk Yunani, Internasional Hijau menjadi tempat sebagaipusat pertukaran pengalaman, penguatan moral dansolidaritas untuk para petani dan partai politik agraria, danmenyatakan diri sebagai oposisi internasional bagipemerintahan nasional yang mengancam kepentinganpetani. Kegiatan utama yang dilakukan adalah penerbitanbuletin triwulanan dan tahunan dalam multibahasa.Puncaknya, pada tahun 1929, Green International memiliki17 anggota yang terdiri dari partai-partai di berbagai negara,mengutip kata-kata Mecir, anggota Internasional Hijau saatitu mencakup ‘dari Samudera Atlantik hingga Laut Hitam,dari Samudra Arktik hingga Aegea’ (Jackson 1966, 149).

Krisis ekonomi dunia tahun 1929, kegagalan berbagaipolitik agraria nasional, dan bangkitnya fasisme, semua ituberkontribusi terhadap kematian Internasional Hijau. PihakKomunis, walaupun sesekali sangat intim dengan pihakpartai politik agraria ini, sering sekali melakukan pengu-tukan terhadap Internasional Hijau dan Dr. Laur dan upa-yanya untuk menyatukan ICA Paris dan IIA Roma. Ditengah semakin meningkatnya polarisasi Eropa Tengah danTimur, dan di tengah menyusutnya ruang politik yang ada,sejak itu pula kegiatan-kegiatan gerakan petani interna-sional tidak pernah muncul kembali sampai setelah PerangDunia II, hingga didirikannya International Federation ofAgricultural Producers (IFAP).

Organisasi Perempuan Pedesaan Dunia (Associated Coun-try Women Of The World)

Lebih ke barat lagi, terdapat semacam organisasipetani antarbangsa yang mulai terbentuk pada akhir 1920-an, yaitu Organisasi Perempuan Pedesaan Dunia (Associ-

Page 33: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

18

ated Country Women Of The World= ACWW), yangmasih ada hingga kini12. Saat ini, ACWW merupakan“organisasi internasional perempuan pedesaan terbesar”,yang mengklaim memiliki anggota sembilan juta dari 365kelompok masyarakat yang berpartisipasi dan berada dilebih dari 70 negara (ACWW 2002). Organisasi inidiperkirakan berasal dari pertemuan tokoh organisasiperempuan tingkat international yang bernama Interna-tional Council of Women (ICW)—didirikan di Washing-ton pada tahun 1888—-dan gerakan Women’s Institute(WI), yang dimulai di Kanada pada tahun 1890-an danmenyebar ke Amerika Serikat, Inggris dan di banyak koloniInggris lainnya (Davies n.d.).

ICW didirikan oleh para aktivis Amerika Serikat (dandelegasi dari delapan negara lainnya), yang juga berpar-tisipasi dalam gerakan-gerakan penghapusan perbudakan,hak pilih perempuan serta gerakan ugahari (Rupp 1997,15). Women Institute diprakarsai oleh para pemimpin ICWKanada yang berafiliasi memberi bantuan pada lembaga-lembaga pertanian pada sebuah program penyuluhanprovinsi yang juga ada di Amerika Serikat (Moss dan Lass,1988; McNabb dan Neabel 2001). Pada tahun 1913 aktivisWoman Institute Kanada yang bernama Madge Wattpindah ke Inggris di mana dia membantu mendirikanbeberapa ratus Women Institute lokal, dan ini membuatpresiden ICW, Ishbel Gordon Aberdeen sangat tertarikuntuk memulai membuat sebuah federasi internasio-nal. Watt dan Lady Aberdeen—-seorang aristokrat feminisyang suaminya menjabat sebagai Gubernur JenderalInggris di Kanada—-mengadakan rapat di London padatahun 1929 yang diikuti perempuan dari 23 negara yangkemudian mendirikan sebuah komite ICW untuk

12 Bagian ACWW dan IFAP berdasarkan Edelman (2003,185-8)

Page 34: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

19

perempuan pedesaan (Drage 1961, 125)13. Komite tersebutmenerbitkan sebuah buku tahunan yang diberi judul WhatThe Country Women Of The World Are Doing, sebuahjurnal bernama The Country Woman, dan sebuahsuratkabar dengan nama Link of Friendship; mereka jugamengedarkan selebaran dalam tiga bahasa untuk merekrutasosiasi nasional baru (Meier 1958, 5). Pada tahun 1933,di Stockholm, namanya berubah menjadi Associated Coun-try Women of the World atau disingkat ACWW.

Pada masa awal berdirinya ACWW, aktivis perem-puan dari Inggris, Belgia, Rumania, Jerman dan bangsawanSwedia memainkan peranan kunci (Meier 1958, 4-5; Drage1961,131-3; London Times 1938). Pada tahun 1936Konferensi peringatan tiga tahun pertama dilakukan di luarEropa yaitu di Washington DC, kongres ini dihadiri sekitar7.000 perempuan petani, sebagian besar dari mereka adalahpetani-petani dari Amerika (Meier 1958, 7). Asosiasi inimenyiapkan pembicara dari kalangan akademisi untukpenyelenggaraan dan meneliti isu-isu seperti layanankebidanan dan gizi. Dalam periode pra-perang ACWWbekerja dengan Liga Bangsa-Bangsa. Selama Perang,ACWW berpindah markas dari London ke Cornell Uni-versity di New York. Setelah Perang Dunia II, ACWWmencapai status konsultatif dengan beberapa badanPerserikatan Bangsa-Bangsa (Meier 1958). Baru-baru ini,ACWW telah mendukung pembangunan dan program-program yang dapat membangkitkan pendapatan danmenganjurkan hal itu dalam forum internasional un-tuk hak-hak perempuan. Meskipun partisipasi perempuan

13 Pada pertemuan Pendiri ACWW Lady Aberdeen dilaporkan“dengan cepat tertidur, dibungkus syal besar. Dia terbangun juga,tepat pada waktunya dan menutup pertemuan”, “dia adalah”,merujuk pada seketaris ACWW Dorothy Drage “orang yang sangat-sangat berbakat” (1961,134)

Page 35: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

20

dari negara yang kurang berkembang mulai tumbuh danpendekatan yang semakin canggih untuk isu-isu gender,tetapi ACWW tidak pernah berhasil mengatasi watak asal-usul elit Inggrisnya. Konvensi-konvensinya masih diadakandi Inggris, tanpa layanan terjemahan, sebuah praktek yangmembatasi partisipasi dari peserta-peserta yang berasal darinegara yang tidak berbahasa Inggris, dan utamanya hanyadiikuti oleh mereka yang berpendidikan dari kalanganperempuan kelas menengah dan kelas atas, sebagian besardari mereka bukanlah dari produsen di pedesaan (petani),tetapi para pekerja NGO (Storey 2002).

International Federation of Agricultural Producers

International Federation of Agricultural Producers(IFAP) didirikan pada sekitar pasca Perang Dunia II. Situasipada waktu itu dunia sedang diliputi optimisme tentangkerjasama global dan kekhawatiran akan terjadinya ke-langkaan pangan dan kambuhnya depresi pertanian sepertiyang terjadi pada tahun 1930-an14. Pada tahun 1946 SerikatPetani Nasional Inggris menghimpun pertemuan di Lon-don diikuti ‘wakil-wakil dari 30 negara, dengan tuju-an mendukung badan PBB yang baru dibentuk yaituOrganisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan mengatasiperbedaan di antara kelompok-kelompok kepentingan yangberbasis-komoditas—misalnya petani gandum dan petaniternak—di dalam sektor pertanian (London Times 1946a,1946b).

14 Arah dari situasi makanan yang kritis yang diberikan oleh artikelTimes yang serupa di jabarkan dalan pertemuan pendiri IFAP yangmencatat kedatangannya sebentar lagi di London dan berbagai kotalain “215,181 boks apel dari Australia” dan “pengiriman pertamatomat dari pulau Channel” yang mana yang akan dikirim ke utaraInggris atau Skotlandia (London Times 1947b).

Page 36: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

21

Kelompok-kelompok Eropa Utara yang mendominasiIFAP mempunyai sejarah panjang dalam kongres in-ternasional dimana mereka banyak melibatkan kelompokkoperasi dan organisasi-organisasi petani Kristen yangdibentuk pada awal abad kedua puluh (ICA dan IFAP1967; IFAP 1957, 5). Meskipun mereka bersikap ambivalenterhadap liberalisme pasar, tetapi mereka sering men-dukung partai politik sayap kanan-tengah. Mereka bekerjadengan kelompok IIA-yang berbasis di Roma (lihat pen-jelasan tentang IIA di atas), yang terlibat dalam penelitianagronomi, mengkampanyekan sistem pelaporan statistikyang seragam dan bekerja sama dengan Liga Bangsa-Bangsa pada masa-masa perang. FAO, didirikan pada tahun1945, yang secara eksplisit diharapkan dapat menjadi modelmeniru pada pengalaman sebelumnya dan IFAPdimaksudkan sebagai mitra dan sekutu FAO di sektorswasta.

Kondisi krisis pangan pasca perang menyebabkanIFAP menekankan pada peningkatan produksi. Beberapadelegasi, seperti Kanada, menyerukan adanya mekanismepemasaran internasional yang ‘akan mendistribusikankelimpahan secara efisien dan sedemikian rupa bahwa sur-plus tidak akan menciptakan bencana kepada produsen’(London Times 1946b). Pemimpin IFAP juga seringmenjadi delegasi pemerintah di konferensi FAO, kadang-kadang mereka menggunakan pengaruhnya terhadapkebijakan substansial di FAO (IFAP 1952). Baru-baruini IFAP dan ACWW bergabung dalam mempublikasikanHari Perempuan Petani se-dunia yang selalu dirayakansetiap tahun sejak diadakannya Konferensi PerempuanBeijing pada tanggal 15 Oktober 1995.

Page 37: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

22

Sepinya Literatur Mengenai Gerakan AgrariaTransnasional

Studi mengenai gerakan sosial dan perubahan agrariapada batas tertentu telah mengikuti arus dan dinamikaneoliberalisme dan gerakan sosial: beberapa berfokuspada aksi-aksi masyarakat sipil lokal, sementara yang lainmenekankan inisiatif “substitusi-negara” yang dilakukanoleh organisasi masyarakat sipil, sementara yang lainberkonsentrasi pada gerakan-gerakan sosial transna-sional. Studi tersebut merentangkan batas-batas tradisionaldalam pemahaman kita mengenai gerakan agrariakontemporer dan perubahan agraria. Namun, setidaknyaada tiga perbedaan besar tetapi saling terkait dalamkesenjangan literatur saat ini.

Pertama, ekspansi yang cepat dalam studi gerakansosial dan masyarakat sipil, khususnya di tingkat in-ternasional, telah memberikan cahaya baru pada organisasi-organisasi perantara, terutama NGOs, yang biasanyamenjadi ‘perantara’ antara petani miskin di pedesaandan berbagai lembaga pemerintahan, dan isu-isu sekitar hakasasi manusia, lingkungan dan negosiasi perdagangan.Namun, hanya sedikit dari studi ini yang memberikanpemahaman penuh pada dinamika internal dari gerakanagraria sendiri. Penelitian yang sistematis terhadapdinamika ini relatif sedikit, meskipun Gerakan AgrariaTransnasional dengan sukses masuk ke panggung politikglobal selama satu setengah dekade terakhir. Sekilasmengenai berkembangnya literatur dalam gerakan-gerakansosial transnasional menunjukkan bahwa fokus studinyabanyak berkisar pada jaringan yang bersangkutan denganisu Hak Asasi Manusia, perempuan dan hak-hak adat,buruh, lingkungan, migran dan isu mengenai lembagakeuangan internasional (lihat, misalnya, Keck dan Sikkink1998; Cohen dan Rai 2000; Florini 2000; O’Brien et

Page 38: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

23

al. 2000; Seoane dan Taddei 2001; Waterman 2001;Smith dan Johnston 2002; Pianta dan Silva 2003; Taylor2004; Mei 2005; Tarrow 2005). Hal yang mengejutkan,mengingat dinamika dan profil gerakan agraria trans-nasional, para cendekiawan relatif kurang memperha-tikannya dengan cermat, dengan sedikit pengecualian padakarya-karya Edelman (1998, 2003, 2005), Mazoyer danRoudart (2002), Borras (2004), Holt-Giménez (2006) danDesmarais (2007). Bagaimana gerakan di sekitar setiap isu(lingkungan, hak asasi manusia, perdagangan, migran,agraria, dan seterusnya) bersekutu atau bersaing satu samalain, dan bagaimana implikasinya, adalah pertanyaan lainyang pada umumnya yang kurang dieksplorasi. Bab iniberusaha untuk memunculkan upaya awal untuk mengisikesenjangan ini dalam literatur gerakan sosial trans-nasional.

Kedua, terdapat kekurangan analisis mengenaidinamika kesalingterkaitan, atau ketiadaannya, antaragerakan agraria kontemporer di level internasional,nasional dan tingkat lokal. Satu contoh dari hal ini adalahcara dimana representasi dan akuntabilitas pada level-levelyang berbeda tersebut cenderung diasumsikan secarameluas daripada diperiksa secara sistematis dan ditelitisecara empirik. Padahal keterkaitan lokal-nasional-globalyang ada saat ini membutuhkan perhatian yang lebih baikdan lebih mendalam. Salah satu isu serupa yangmembutuhkan penelitian mendalam juga adalahpertanyaan tentang ‘representasi parsial’: ini adalah halyang biasa terdengar, sebuah gerakan global yang mengakusebagai ‘wakil ‘dari ‘suara orang miskin di pedesaan’ dinegara tertentu. Bahkan ketika organisasi tertentu di negaratersebut masih jauh disebut sebagai representasi untukmewakilkan beragam kaum miskin pedesaan darinegaranya. Demikian pula, sudah lazim didengar klaim

Page 39: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

24

dari gerakan-gerakan tentang representasi ‘global’; padahalhanya dibutuhkan satu cara untuk bertanya apakahgerakan-gerakan ini memiliki perwakilan dari Cina ataubekas Uni Soviet, atau wilayah Asia Tengah atau Timurtengah untuk menemukan bahwa cakupan ‘global’ merekasangat terbatas. Buku ini berupaya untuk membahas isu inisecara lebih sistematis.

Jonathan Fox (2005) pernah mengangkat isu me-ngenai hal itu ketika dia membedakan antara ‘keanggotaantransnasional dan translokal’ yang dibuat dalam konteksstudi kaum migran lintas-negara yang ditulis oleh YasharDeborah’s (2005) mengenai konsep tentang ‘trans-komunitas’ dalam konteks masyarakat adat. Perbedaan inisecara analitis juga berguna untuk studi gerakan sosialtransnasional, bukan hanya sekedar karena membutuhkanperhatian terhadap perbedaan antara hubungan asosiasimigran translokal atau masyarakat pribumi transkomunitas,tetapi juga mengingatkan kita untuk tidak mengambil posisiseperti yang diklaim oleh para pemimpin gerakan agraria(misalnya, ‘jaringan transnasional ’), di satu sisi, dan apayang mungkin benar-benar ada dalam kenyataan (misalnya,‘translokal’), di sisi lain15.

Selain itu, ada juga soal pandangan ‘dinamis versusstatis’ mengenai representasi dan kesalingterkaitannya.Gerakan sosial yang sangat dinamis, mengalami masa

15 Analisis Fox dan Yashar adalah indikasi dari komentar masalahsemantik yang jarang. “transnasional” dan “transnasionalisme”yang digunakan dalam dua perbedaan, walaupun terkait dalamsosial ilmiah kontemporer. Salah satunya dipakai dalam bab ini danhampir di kontrubusi lain di koleksi ini, menekankan hubunganpolitik dalam batas nasional. Penggunaan yang kedua ditujukankebanyakan untuk migrasi dan fenomena yang berkaitan denganDiaspora. Sebagai contoh dalam pendekatan terakit, lihat Mahler(1999) dan Glick Schiller (2004). Untuk analisi yang menjembatanipenggunaan keduanya, lihat bab Fox dan Bada di koleksi ini.

Page 40: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

25

bergelombang dan surut sepanjang waktu (lihat, misalnya,Edelman 1999 untuk sebuah kasus Amerika Tengah).Gerakan-gerakan tersebut dapat datang dan pergi, naik danturun, atau ada saat-saat kuat tetapi kemudian melemah.Namun, klaim resmi gerakan transnasional tentang merekasendiri, organisasi dan konstituen mereka masing-masingtingkatan perwakilan mereka cenderung statis. Upaya yanggagal dalam mempertahankan gerakan agraria transna-sional dan gerakan sosial lain tetap kurang terteorisasikansecara signifikan dalam literatur, seperti yang dibahas olehEdelman (pada tulisan ini)16.

Ketiga, ada kecenderungan melemahnya hubungananalitis antara kebangkitan studi gerakan sosial danmasyarakat sipil di satu pihak dan studi tentang dinamikaperubahan agraria di sisi lain. Dengan demikian, kita padaumumnya berhadapan dengan dua rangkaian studi yangparalel, yang kadang-kadang tidak berhubungan. Padaumumnya, studi mengenai gerakan sosial menjelaskankonteks politik dimana gerakan agraria muncul, tetapikekurangan analisis mengenai struktur agraria di tempatmunculnya gerakan itu. Sebaliknya, dalam banyak studiterbaru mengenai aturan perdagangan produk pertanianglobal, gerakan agraria transnasional benar-benar absen,meskipun gerakannya sering memberikan pengaruh yangsignifikan pada negosiasi perdagangan global.

Ringkasnya, meskipun terdapat peningkatan per-hatian secara akademis terhadap gerakan-gerakan sosialtransnasional, dimensi agraria dari studi-studi itu tetapbelum dipelajari secara signifikan. Sementara itu, bidangyang lebih luas pada studi agraria selalu terlambat untukmengejar ketinggalan dengan perjalanan gerakan agrariatransnasional yang fenomenal. Buku ini merupakan

16 Meskipun demikian, lihat essay Anheir (1999)

Page 41: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

26

kontribusi awal mengisi kesenjangan ini dan menyarankanbeberapa agenda penelitian baru. Akan tetapi, tentu saja,hanya dapat menutupi dari sebagian kesenjangan yangdibahas di atas. Tetapi kami berharap bahwa hal itu akanmenginspirasi atau memprovokasi studi lanjutan dari isu-isu yang belum dieksplorasi.

Isu-isu Utama

Tulisan-tulisan dalam buku ini terdiri dari beragamtema, beragam pendekatan analitis dan beragam disiplinkeilmuan, sama halnya beragam juga dalam segi unitspesifiknya dan tingkat penelitian dan konteksnya, latarbelakamg dan kondisi gerakan agraria yang diteliti.Namun, tulisan-tulisan tersebut memiliki perhatian yangserupa mengenai struktur agraria dan kelembagaannyaserta mempertanyakan beberapa pertanyaan penting.Pertanyaan-pertanyaan itu termasuk: (i) Apakah karak-teristik dari struktur agraria di tempat gerakan-gerakanini muncul (atau tidak muncul)? (ii) Apa basis sosial darigerakan agraria yang sedang diteliti? Apakah kelassosialnya, kelompok dan sektor yang diwakili oleh gerakanitu (atau klaim untuk mewakili atau tidak mewakili samasekali)? (iii) Apakah isu-isu dan tuntutan yang diajukanoleh organisasi global, nasional dan lokal itu mengenaipembangunan dan kebijakan? Apakah sumber-sumber darituntutan dan kekuatan sosial dan politik yang mendukungmereka? (iv) Apakah isu-isu yang dapat menyatukan—danmemisahkan—gerakan agraria, dan mengapa? Dan (v)Pada tingkat apa peningkatan kampanye (dan wacana) dantindakan kolektif dari waktu ke waktu dilakukan olehgerakan ini, apakah ada perubahan (atau tidak) ke strukturagraria yang mereka upayakan untuk diubah sesuai denganyang mereka inginkan?

Pertanyaan-pertanyaan berikut ini memperolehkedudukan yang signifikan dalam studi yang lebih teliti

Page 42: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

27

tentang gerakan agraria transnasional yang bertujuan untukmempertemukan antara gerakan-gerakan sosial dan studiliteratur agraria: (i) representasi dan agenda, (ii) strategipolitik dan bentuk-bentuk tindakan, (iii) memilah danmemahami dampak (iv) gerakan agraria transnasionalsebagai arena aksi antar gerakan-gerakan (sub)nasionalyang berbeda-beda, (v) asal-usul keragaman kelas, (vi)perbedaan ideologis dan politik dan (vii) dinamikapembangunan aliansi.

Klaim Representasi dan Agenda

Tulisan-tulisan dalam buku ini mempertimbangkanberagam kepentingan kelas sosial dan kelompok yangdinamai gerakan agraria transnasional dan jaringanwarganegara global lainnya dalam membuat posisikebijakan dan membuat tuntutan-tuntutan. Dampakneoliberalisme dalam hubungan pertukaran pra-produksidi pedesaan memiliki akibat yang bervariasi pada kelassosial yang berbeda, daerah, dan sektor di antara negara-negara secara umum di Utara dan Selatan. Kaum miskinpedesaan yang biasanya mengalami dampak efeksamping. JIka melihat ke atas dari bawah, kita melihatbahwa beberapa organisasi telah terbentuk dan bergabungdengan gerakan sosial, walaupun sebagian besar tetap didaerah. Beberapa organisasi lokal ini membentuk jaringanantara satu sama lain, sehingga menghasilkan pem-bentukan asosiasi nasional dan gerakan-gerakan so-sial. Beberapa kelompok nasional ini mampu berhubungandengan gerakan dari negara lain, atau mampu menem-pa untuk mengintegrasikan gerakan mereka dalam jaringandi tingkat ‘vertikal’ (Edwards dan Gaventa 2001; Fox 2001),dan telah membuat jejaring gerakan transnasional. Melihatke bawah dari atas, jelaslah bahwa sementara beberapagerakan global telah membuat langkah yang mengesankan,

Page 43: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

28

ada banyak kelompok dan petani miskin telah ditinggalkanatau dieksklusi, karena berbagai alasan untuk tetap dalambatas-batas daerah dan nasional—tidak diikutsertakandalam gerakan global agraria. Dalam terang kenyataan ini,jelas bahwa persoalan representasi dalam gerakan agrariatransnasional perlu dibahas lebih hati-hati.

Representasi yang efektif dari basis kepentingan sosialdalam gerakan mereka tidak boleh diasumsikan otomatisdan bersifat permanen serta tanpa masalah. ’Representasiyang efektif ’ dinegosiasikan (kembali) secara dinamis didalam dan di antara bagian dalam gerakan itu dari tingkatpara pimpinan dan anggota gerakan dari waktu kewaktu. Penting untuk memeriksa secara kritis mengenaimasalah representasi dalam memelajari gerakan agrariatransnasional, setidaknya karena dua alasan yang salingterkait: (i) yaitu dari klaim gerakan dan jaringan untukmerepresentasikan sebuah kelompok atau sekelompokmasyarakat yang mereka dukung inisiatif-inisiatif pem-bingkaian-isunya dan pembuatan-tuntutannya; (ii) Gerak-an-gerakan yang berargumen untuk kepentingan, urgensi,kebutuhan atau keadilan untuk mereka dan membuattuntutan berdasarkan klaim mereka untuk merepre-sentasikan kelompok masyarakat tertentu. Memang, inilahalasan publik dari keberadaan mereka. Dalam kasusgerakan agraria transnasional, biasanya ‘masyarakat yangtertindas’, ‘masyarakat yang menduduki tanah’ atau ‘petanikecil’ yang menjadi subyek dari klaim representasi ini.

Meskipun masalah representasi ini penting, tetapitidak banyak upaya kritis untuk menelitinya. Hal ini seringterjadi, karena masalah representasi lebih banyak menjadiasumsi daripada sebagai sesuatu yang dapat diamati secaraempirik. Demikian pula, tingkat representasi ini biasanyadigabungkan dengan tingkat visibilitas dan ’kenyaringan’dari gerakan agraria transnasional, yaitu, semakin dia

Page 44: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

29

terlihat dan semakin keras, maka mereka akan diakuisebagai representator. Sebagai contoh, sebuah jaringan glo-bal yang jauh lebih kecil, NGO misalnya, mungkin dapathadir dalam banyak konferensi internasional dan forum-forum konsultasi resmi, sementara gerakan agrariaTransnasional yang berbasis masyarakat yang jauh lebihbesar, mungkin tidak dapat hadir dalam acara-acara glo-bal seperti konferensi dan acara kelembagaan internasionallainnya. Pengamat yang tidak kritis, terutama di ka-langan badan-badan pembangunan internasional, mungkinmenganggap yang pertama sebagai jaringan representasi(bahkan ketika hal ini tidak terjadi dalam kenyata-an). Memahami representasi dalam konteks gerakanagraria transnasional memerlukan analisis yang melampauiapa yang dapat diamati dengan mudah, yaitu ‘visibilitasdan kenyaringan’, dan masuk ke dalam isu yang biasa-nya tidak termasuk dalam wacana gerakan-gerakan. Hal inidapat dicapai dalam berbagai cara.

Pertama, dalam banyak kasus, tentang representasi,gerakan agraria transnasional sebenarnya berbicara tentang‘representasi parsial’. Representasi parsial dapat dilihatsekurang-kurangnya melalui dua perspektif: global dannasional. Dari pengamatan yang cepat di seluruh duniamengungkapkan bahwa sebagian besar dari keberhasilangerakan agraria transnasional hari ini, ternyata tidak punyakehadiran keanggotaan yang signifikan dalam jumlah yangbesar di beberapa wilayah di negara-negara dunia, terutamaRusia, Asia Tengah, Timur Tengah dan daerah Uta-ra Afrika (MENA), serta terutama Cina. Padahal, daerahini paling banyak ditinggali oleh mayoritas rakyat miskinpedesaan. Dalam buku ini, Kathy Le Mons Walker yangmeneliti pedesaan kontemporer Cina, dan Kevin Malseeduntuk kasus khusus orang Karen di Burma berupaya untukmenunjukkan bahwa tuntutan masyarakat miskin di daerah

Page 45: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

30

dapat berbeda, tetapi juga terkadang mirip dengan tuntutanmasyarakat miskin pedesaan di tempat lain. Meskipun ada‘aspirasi dan wacana global gerakan agraria transnasional,kasus yang diteliti oleh Le Mons Walker dan Malseedbenar-benar di luar ‘radar’ gerakan agraria transnasional,meskipun dengan derajat kepentingan, intensitas dan skalaperjuangan yang serupa.

Secara nasional, representasi parsial dapat dilihatdengan kenyataan bahwa, tidak peduli apapun yangdiklaim, tidak ada satu organisasi, gerakan atau kelompokgerakan yang dapat sepenuhnya mewakili kepentinganberbagai kelompok yang beragam di seluruh negeri. Kitadapat melihat hal ini dengan melihat dua latar belakangyang ekstrim: satu, di mana anggota nasional dari sebuahgerakan agraria transnasional sangat lemah dan yang laindi mana anggota nasionalnya sangat kuat. Afrika Selatandan Brasil adalah contoh dari anggota organisasi ViaCampesina yang akan dilihat. Sebagaimana Brenda Baletti,Tamara Johnson dan Wendy Wolford menjelaskan dalambab ini, The Landless People Movement (LPM) di AfrikaSelatan, adalah bentuk dari ‘mobilisasi yang terlam-bat’, dimulai dengan sangat lemah secara politik danorganisasi, dan setelah beberapa tahun, surut. Kelompokini adalah satu-satunya organisasi yang mewakili kaummiskin pedesaan Afrika Selatan di Via Campesina mes-kipun sangat terbatas, saat ini jumlah perwakilan merekatidak signifikan. Sementara itu, Movement Of The Land-less Rural Workers of Brazil (MST, Movimento dosTrabalhadores Rurais Sem Terra) dapat dikatakan menjadigerakan nasional yang paling koheren yang terbesar danpaling politis dalam Via Campesina. Ini jelas mewakilisejumlah besar orang-orang di Brasil yang miskin. Namun,bahkan dalam konteks Brasil, kapasitas perwakilan MST,paling banter masih sangat parsial. Pengakuan jujur baru-baru ini oleh pemimpin MST, João Pedro Stédile, tentang

Page 46: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

31

kurangnya kemampuan untuk mengatur petani takbertanah yang miskin di Brazil menjadi pelajaran (Stédile2007, 195). Selain itu, bahkan kritik simpatik terhadapMST memperingatkan keterbatasan perwakilan di antarapenduduk Afro-Brasil dan di kalangan perempuanpedesaan, yang beberapa di antaranya telah meninggalkanMST untuk membentuk organisasi sendiri (Stephen 1997,217-33; Rubin 2002, 45-6). Perdebatan semua gerakannasional lainnya di Via Campesina, nampaknya jatuh disuatu tempat di antara dua kutub ekstrim dalam halrepresentasi ini, yaitu derajat yang berbeda-beda dalam halrepresentasi parsial.

Sebagaimana akan dibahas pada studi dalam bab ini,representasi parsial mempunyai implikasi yang besar bagiwatak dan orientasi pembingkaian-isu, proses pembuatantuntutan dan hasilnya dalam gerakan agraria transna-sional. Tapi salah satu implikasi dari realitas representasiparsial adalah bahwa mungkin lebih baik dilihat bukan dariperspektif ‘either/or’ [salah satu dari dua hal], misalnyarepresentasi atau bukan. Namun, yang mesti dilihat ada-lah persoalan tingkatan representasi yang memang tidakbisa dipisahkan dari bahasan ini.

Kedua, memandang representasi sebagai suatutingkat masalah yang tidak statis. Perwakilan adalahsesuatu yang terus dinegosiasikan ulang di dalam organisasiatau gerakan. Ini berarti tingkat representasi gerakantertentu mungkin meningkat atau menurun dari waktu kewaktu, dan dalam beberapa kasus mungkin benar-benarhilang. Analisis historis Marc Edelman tentang aliansipetani Amerika Tengah, ASOCODE, dapat menggam-barkan karakter representasi yang dinamis dan salingbersaing (Edelman, buku ini; Edelman1998).17 ASOCODE

17 ASOCODE adalah singkatan dari Asociaciom Centroamericana de

Page 47: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

32

adalah salah satu versi yang agak awal dari bentuk gerakan-gerakan agraria transnasional yang progresif serta ber-basis petani kecil dan petani tak bertanah. ASOCODE naikdengan cepat dan fenomenal pada ketenaran di awal 1990-an menjadi sebuah inspirasi bagi banyak gerakan lain diluar Amerika Tengah. Gerakan itu cukup aktif danmemiliki representasi yang kuat. Karena berbagai alasaninternal dan eksternal, ASOCODE kemudian hancur.Pada pergantian abad, ASOCODE dianggap tidak lagimemiliki klaim dan tidak lagi dapat memiliki tingkatrepresentasi yang tinggi di wilayah itu. Ini mirip dengankisah yang diceritakan oleh Saturnino M. Borras Jr (bukuini; Borras 2004) dalam kasus Democratic Peasant Move-ment of The Philippines (DKMP, Demokratikong KilusangMagbubukid ng Pilipinas), organisasi lain dari Via Cam-pesina yang memiliki basis sosial yang signifikan padatahun 1990-an, namun memudar dengan cepat sebelumakhir dasawarsa itu. Solidarnosc sebuah pedesaan diPolandia, yang merupakan pendiri anggota Via Campesinadan duduk di Komite Koordinasi Internasional selamatahun-tahun terakhir ini, lagi-lagi mengalami kasusserupa. Solidarnosc kehilangan basis yang cukup besar danmenjadi tidak mampu untuk benar-benar menunjuk-kan tingkat representasi yang signifikan (di kalangan petanikecil di Polandia), mereka diminta untuk meninggalkan ViaCampesina beberapa tahun setelah Kongres kedua ViaCampisena. Gerakan agraria berjalan melalui dinamikaalam yang surut dan mengalir seiring waktu. Kapasitasmereka untuk mewakili kelompok-kelompok tertentubahwa mereka mengklaim untuk mewakili secara langsungdipengaruhi oleh siklus seperti itu dan dinamika-dinamika

Organizaciones Campesinas para la Cooperacion y el Desarrolo(Centra American Association of Peasant Organizations for Coop-eration and Development).

Page 48: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

33

yang kompleks, yang pada gilirannya telah berpengaruhpada sifat dan orientasi gerakan, dan pembingkaian isunyadan proses-proses pembuatan tuntutannya.

Ketiga, salah satu masalahnya adalah kegagalan un-tuk merepresentasikan secara signifikan kelompok ma-syarakat pedesaan, sebagian karena pembatasan terhadapdefinisi ‘petani kecil [peasant]’ atau ‘petani [farmer]’18. Carapandang konvensional gerakan agraria pada umumnyacenderung ‘berpusat-pada pertanian [agriculture-centered]’,dengan ‘masyarakat yang menduduki tanah [people of theland]’ sebagai karakter yang menentukan aktor. Tapi sektorpedesaan telah lama menjadi beragam dan jamak, sepertijuga mata pencaharian orang miskin di pedesaan ini (lihat,sebagai contoh, Bryceson et al. 2000; Ellis 2000; Rigg2006). Untuk membatasi upaya pengorganisasian sertapembingkaian-isu dan pembuatan-tuntutan dalam temagerakan yang semata berorientasi pada pertanian makasecara efektif hal itu akan mengecualikan porsi yangsignifikan dalam masalah kelompok miskin pedesaan.Kasus buruh migran lintas-negara sangat penting, karenamereka merupakan bagian yang besar dari pendudukpedesaan di dunia (di daerah asal mereka, tetapi banyakjuga di negara-negara tujuan migrasi). Jonathan Fox danXochitl Bada (buku ini) menelaah bagaimana pekerja-

18 Faktor struktural tentu saja juga signifikan dalam penjelasanmengapa ini terkadang sulit diatur dan mewakilkan desa sebagaiperbandingan dengan masyarakat kota. Penyebaran geografikal,keterpencilan, komunikasi dan infrastrukur yang buruk, danperbedaan besar dari masyarakat desa dan berbagai hubungan sosialdi pedesaan yang menurut sejarah sulit untuk mengelola pedesaan,paling tidak sebagai perbandingan dengan upaya untuk mengaturkelas pekerjaan industri kota. Industrilisasi dan munculnya sektorinformal yang terkadang mendampingi neoliberalisme selama duadekade terakhir memberikan kesulitan terbesar di banyak bagian didunia dalam mengatur penduduk kota miskin dan kelas pekerjaan.

Page 49: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

34

pekerja migran lintas negara dari Meksiko ke USA memilikidampak yang mendalam di daerah tempat pengirimanmigrasi. Migrasi keluar mempengaruhi pasar tenaga kerjalokal dalam berbagai cara dan mempengaruhi masyarakatyang mengirim migrasi yang semakin lebih jauh lagi diubaholeh besarnya remitansi dari para pekerja migran. Adapemisahan yang persisten dan menganggu, secara politisdan akademis, antara cepatnya migrasi tenaga kerjatransnasional dengan kegagalan beberapa gerakan agrariatransnasional utama untuk menempatkan isu mengenaiburuh migran lintas-negara sebagai analisis dan strategiutama mereka19. Organisasi buruh migran dan studimengenai migrasi lintas-negara jarang mengupayakan suatukajian akademik atau politik dalam dinamika perubahanagraria (sebagaimana yang diamati oleh Fox dan Badatentang isu persisten mengenai ‘diskoneksi migrasidan pembangunan’). Migrasi lintas-negara dari Mexico-ASyang telah mempunyai hubungan langsung dalamlingkungan sektor pedesaan Meksiko bukanlah satu-satunya migrasi yang secara signifikan mengalir keluar darisebuah pedesaan yang terancam. Ada juga yang lain seperti

19 Dalam banyak kasus, apapun yang mingkin kita katakan gerakanagraria tranasnasional “minor” dengan fokus dua negara telahmendukung secara efektif atas nama pekerja migran. Di antaracontoh penting yang bekerja, baik di Amerika Serikat dan Meksiko,Rural Coalition (Rural Coalition 1994) dan Farm Labor Organiz-ing Commitee (FLOC), yang mana berafiliasi dengan US AFL_CIO(American Federation of Labor Congress of Industrial Organiza-tions). FLOC yang dijalankan di Meksiko untuk membersihkankorupsi dalam sistem perekrutan untuk pekerja pertanian yangpindah ke Amerika Serikat yang menjadi target kekerasan dan padatahun 2007 kehilangan pemimpin utamanya, Santiago Rafael Cruzkarena di bunuh (Velasquez 2007). Beberapa dari ini dan kekurangangerakan agraria transnasional yang memiliki hubungan formal daninformal dengan kelebihan gerakan agrarian transnasional sepertiVia Campesina.

Page 50: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

35

migrasi yang terjadi di negara-negara yang berdekatan:Nikaragua-KostaRika, Zimbabwe-Afrika Selatan, Maroko-Spanyol, Polandia-Britania dan Filipina-Malaysia.

Keempat, dan terakhir, sebagaimana yang ditun-jukkan oleh diskusi di atas, masalah representasi meru-pakan suatu hal yang rumit dan sering bersitegang. Beragamrealitas dan beberapa saluran representasi dan akuntabilitasseringkali terlalu rumit bagi pemimpin gerakan dan aktivisuntuk memahami dan menanganinya. Sebagai contoh,konsep ‘kelas’ ini sering dikatakan dalam istilah yang terlaluabstrak dan samar-samar, dan terlalu memecah-belah.Tidak terstruktur, tidak-terorganisir dan bentuk-bentukyang samar dan tidak kelihatan bagi aktivis dan pemimpingerakan untuk mengakuinya atau memahaminya. Dengandemikian, dalam banyak hal, para pemimpin gerakanbertindak seperti di sebuah negara, karena mereka terlibatdalam suatu ‘proses penyederhanaan’ untuk membuatrealitas kompleks itu agar terbaca dan dikelola bagi ke-pentingan mereka, sebagaimana dalam lensa analitik yangkuat ditawarkan oleh James Scott dalam bukunya SeeingLike a State (1998). Dengan berbuat demikian, banyakrincian detail yang penting cenderung akan hilang atautidak terjawab dalam analisis dan wacana yang dihasilkandari pembahasan tentang gerakan agraria transnasional(lihat Malseed dalam buku ini).

Masalah representasi secara inheren sangat erathubungannya dengan isu gerakan agraria terutama yangada kaitannya dengan proses penetapan agenda danhasilnya. Jaringan global petani kelas menengah hinggapetani kaya yang berdiri untuk memperoleh manfaat darikomoditi tertentu dalam perdagangan bebas tidak akanmenentang inisiatif untuk menghalangi perdagangan bebasantar negara. Sebuah jaringan transnasional yang tidakmemiliki basis massa di Cina atau negara-negara bekas Uni

Page 51: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

36

Soviet cenderung akan mengangkat gagasan tentangalternatif sosialis untuk memecahkan permasalahan yangdihadapinya dengan tidak mempersoalkannya lebih jauhlagi. Adalah hal yang sulit, jika bukannya mustahil, untukmemahami representasi dan penyusunan agenda gerakansebagai isu yang terpisah. Hal ini menunjukkan pentingnyauntuk tidak secara otomatis dan tidak kritis menerima itusebagai klaim yang tidak bermasalah oleh gerakantransnasional terutama yang berkaitan dengan agenda,basis dukungan dan keberhasilan politiknya. Salah satu carauntuk mendapatkan pandangan yang lebih bernuansamengenai hal ini adalah dengan mengidentifikasi kemung-kinan ketidaksesuaian antara klaim tentang agenda dan hal-hal lain antara kelompok-kelompok anggota di tingkatnasional, di satu sisi, dan gerakan agraria transnasional, disisi lain. Respon dari gerakan petani (trans)nasional danbiasanya, petani kecil lokal dan petani di sekitar isu rekayasagenetik dalam hasil panen bisa menggambarkan diskoneksiitu. Sebagaimana Peter Newell (buku ini) tunjukkan dalamkasus Amerika Latin, dan Ian Scoones (buku ini) da-lam kasus India, Afrika Selatan dan Brasil, hasil pertanianrekayasa genetik telah menjadi fokus utama dalampertentangan, dan membuat organisasi petani kecil danbanyak aktivis lingkungan beradu dengan kelompokagrobisnis dan kelompok petani besar. Kontroversitentang Rekayasa Genetik pada kenyataannya melibatkanberbagai perdebatan yang saling terkait: keamanananpangan, kontaminasi lahan pertanian, ancaman terhadapkeanekaragaman genetik, kesehatan manusia dan spesieslain, anggaran yang harus dikeluarkan petani, kekayaanintelektual, hak petani untuk memproduksi dan menyim-pan benih, kerentanan ekonomi dan ekologi yang ditun-jukkan oleh genetik monokultur, dan konsentrasi kekua-saan di tangan segelintir perusahaan-perusahaan raksasa.

Page 52: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

37

Namun sebagaimana Newell dan Scoones sarankan, titikpancang dalam diskusi ini dan mengenai praktek petanikecil di lapangan bukanlah sesuatu selalu dapat jelas danterang sebagaimana di dalam klaim di kelompok yangsaling bertentangan atau sebagaimana yang diharapkanoleh gerakan petani (lihat juga Müller 2006; Herring 2007).

Strategi Politik dan Bentuk-bentuk Aksi

Gerakan Agraria Transnasional umumnya sepakatpada beberapa jenis strategi politik dan bentuk-bentuk aksiyang umum. Adalah hal yang luar biasa bagaimana sangatberagamnya kelompok-kelompok petani (sub)nasional sdan(sub)regional seperti National Farmers ‘Union (NFU)dari Kanada, MST di Brasil, European Peasants Coordi-nation (CPE), KRRS dari Karnataka, UNAC di India atauMozambik dapat menyepakati strategi politik dan bentuk-bentuk aksi secara bersama (lihat Edelman 2003; Desmarais2007)20. Tetapi yang paling penting—-secara politik danakademis—-untuk memahami strategis aliansi tersebut,adalah sama pentingnya dengan mengakui perbedaanpotensi dan aktual di dalam dan di antara gerakan agrariatransnasnional itu sendiri. Terutama, memahami ke-ragaman dan perbedaan akan membawa kita untukmenghargai pencapaian lebih baik dalam usaha pemba-ngunan persatuan Gerakan Agraria Transnasional, jugaakan membantu kita memahami isu-isu terkait lainnya,seperti representasi dan proses ‘inklusi-eksklusi’ dalamGerakan Agraria Transnasional. Singkatnya, ini akanmembantu kita memahami Gerakan Agraria Transnasional

20 KRRS adalah singkatan dari Karnataka Rajya Ryota Sangha(Karnataka State Farmers’ Association). The European PeasantCoordination biasanya disingkat CPE Coodination PaysanneEuropeenne dalam bahasa perancis. UNAC singkatan dari UniaoNacional di Camponeses (National Union of Peasants)

Page 53: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

38

lebih baik dalam segala kompleksitasnya. Kami secarasingkat membahas masalah ini dalam tiga dimensi.

Pertama, persamaan dan perbedaan di antaraGerakan Agraria Transnasional dan kelompok-kelompoklain yang tidak mempunyai bentuk-aksi-aksi yang efektifdan strategi yang jelas dan terang. Kebanyakan gerakanagraria transnasional mencari organisasi ‘partner’ dimasyarakat agraria lain. Ketika mereka tidak menemukanasosiasi masyarakat miskin pedesaan yang sesuai dengan“gambaran dan kesukaan” mereka, mereka cenderunguntuk menyimpulkan bahwa “tidak ada yang terjadi”atau ”tidak ada gerakan sosial” dalam masyarakat terse-but. Proses pencarian organisasi partner yang dilakukanoleh Gerakan Agraria Transnasional dalam prakteknyabiasanya mempertimbangkan sekutu ideologis yangpotensial serta strategi politik, metode dan bentuk tindakankolektif. Ini adalah alasan dan ciri khas organisasi GerakanAgraria Transnasional di daerah dan negara-negara sepertibekas Uni Soviet, Timur Tengah, Afrika Utara (MENA),Cina, dan Asia Tenggara, dan dalam beberapa tingkat yangsignifikan dapat dilihat di negara Sub-Sahara Afrika, yangsepertinya tidak memiliki ‘strategi politik yang jelas’ atau“lemah secara politik dan organisasi”. Di wilayah-wilayahitu biasanya terdapat argumen dan pendapat bahwa “tidakada gerakansosial” atau “tidak ada mobilisasi dan aksiprotes”.

Tetapi karya-karya penting di sekitar tema ‘bentukperlawanan petani sehari-hari’ (misalnya, Scott 1985, 1990;Scott dan Kerkvliet 1986; Kerkvliet 2005) dan studiselanjutnya terinspirasi atau dipicu oleh pendekatan ini(misalnya, O’Brien 1996; O’Brien dan Li 2006) meng-ingatkan kita bahwa asumsi semacam itu mengandungmasalah. Dalam beberapa kondisi, petani terlibat dalambentuk-bentuk perlawanan sehari-hari yang tidak ‘teror-

Page 54: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

39

ganisir’, ‘terstruktur’ dan ’terselubung’ untuk membela ataumenyuarakan kepentingan mereka. Le Mons Walkermenjelaskan dalam kasus Cina kontemporer, resistensipetani Cina kontemporer sehari-hari lebih memilih strategiterang-terangan, tapi tetap ‘tidak terstruktur’ dan ‘tidakterorganisir’ (dalam arti konvensional dalam istilahini). Malseed menggambarkan bagaimana, dalam kasusorang Karendi Burma, bentuk-bentuk perlawanan sehari-hari memiliki banyak kesamaan dengan gerakan agrariayang konvensional, terorganisir, dan terstruktur. Le MonsWalker dan Malseed masing-masing berpendapat (dalambuku ini) yang bertentangan dengan asumsi-asumsi yangdominan, mungkin ada potensi besar untuk membangunjaringan transnasional antara berbagai inisiatif petani ini,tetapi itu akan membutuhkan revisi banyak terhadappendirian dan asumsi konvensional Gerakan AgrariaTransnasional. Pada tingkat yang signifikan, masalahkonvensional Gerakan Agraria Transnasional untuk tidakmemasukkan kelompok-kelompok tertentu adalah karenastrategi politik mereka dan bentuk-bentuk tindakan merekatidak seperti dalam “gambaran dan kesukaan” seperti yangdibayangkan Gerakan Agraria Transnasional, hal iniberlaku dalam kasus asosiasi migran lintas negara, sepertidijelaskan oleh Fox dan Bada (buku ini) dalam kontekskelompok migran Meksiko. Namun, gap kritis ini haruscepat dan serius ditangani oleh Gerakan Agraria Trans-nasional, bagaimana pembingkaian-isunya, penyusunan-tuntutannya dan daya keseluruhan pada tingkat global akanmenjadi, lebih baik, dan melampaui potensinya. Parapeneliti kritis Gerakan Agraria Transnasional memerlukanlensa yang benar-benar global dalam melihat gerakan-gerakan atau jaringan yang pembingkaian isu dan tuntut-annya dibuat mengatasnamakan kaum miskin pedesaan didunia tetapi yang tidak memiliki perwakilan pada zona-zona geografis kunci tersebut.

Page 55: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

40

Kedua, persamaan dan perbedaan antara GerakanAgraria Transnasional. Terdapat perbedaan yang signifi-kan antara berbagai Gerakan Agraria Transnasional padastrategi politik dan bentuk-bentuk aksi mereka. Beberapamendukung suatu kombinasi antara konfrontasi dankolaborasi kritis dengan lembaga pemerintah, sementarayang lain mendukung strategi kolaborasi tidak kritis danaliansi formal. Secara lebih umum, strategi jenis pertamatelah membimbing kerja politik Via Campesina, sementarayang terakhir telah menjadi ciri IFAP. Via Campesinatelah menyatakan bahwa hal itu tidak, dan tidak akan,melegitimasi lembaga-lembaga internasional kunci yangmenjadi promotor globalisasi-neoliberal, seperti Interna-tional Monetary Fund (IMF), World Trade Organization(WTO) dan Bank Dunia. Mereka telah menolak untukberpartisipasi dalam proses kelembagaan dan selalu upayauntuk mendiskreditkan lembaga ini di setiap kesempatan(Via Campesina 2000)21. Namun, Via Campesina tetapmemutuskan untuk berkolaborasi dengan kelompok-kelompok tertentu yang simpatik dan reformis dalamOrganisasi Pangan dan Pertanian dari bagian tertentu diPerserikatan Bangsa-Bangsa seperti (FAO) dan DanaInternasional untuk Pengembangan Pertanian (IFAD). Halini berbeda dengan hubungan harmonis IFAP yang sudahberlangsung lama dengan semua lembaga ini. Koalisitransnasional yang meliputi anggota kelompok (inter)na-sional yang lebih radikal dan yang lebih konservatif cen-derung bergerak bolak-balik antara kedua kutub, sepertikasus di IPC untuk Kedaulatan Pangan.

21 Namun lihat Edelman (2003,207) dalam usaha berani ViaCampesina untuk menghubungkan dialog dengan World Bankmengenai reforma agraria.

Page 56: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

41

Gerakan Agraria Transnasional kadang diiden-tifikasikan sebagai gerakan yang radikal, mereka memakaiaksi langsung sebagai cara yang paling sesuai dan efektifuntuk menyuarakan masalah-masalah mereka ke agendaresmi dan mempengaruhi reformasi aktual yang merekainginkan. Tindakan ini berupa okupasi tanah, serangan fisikpada eksperimentasi infrastruktur Rekayasa Genetik (GM)dan tempat-tempat pengujian situs, membuldoser ataumembakar ikon simbolis perusahaan transnasional yangserakah, menduduki kantor-kantor pemerintah dan kantorperusahaan, dan pawai jalanan yang bertujuan menggang-gu konferensi multilateral yang penting (lihat diskusi olehScoones, Newell, Edelman, Borras, dan Baletti, Johnsondan Wolford dalam koleksi ini). Gerakan Agraria Trans-nasional lainnya, terutama yang berkaitan dengan petanimenengah dan kaya seperti IFAP, serta yang didominasioleh NGO-NGO besar seperti ILC, tidak terlibat dalambentuk tindakan dramatis dan konfrontatif seperti ini.Mereka lebih memilih untuk mengirim anggota eksekutifmereka untuk pertemuan resmi dengan lembaga-lembagainternasional penting.

Menelaah strategi dan bentuk-bentuk tindakan yanglebih efektif dari gerakan ini adalah bergantung pada tujuandan sasaran kampanye mereka. Jika tujuannya adalahuntuk mendeletimigasi lembaga-lembaga tertentu, kemu-dian mempermalukan mereka di depan publik melaluitindakan konfrontatif mungkin memang menjadi tindakanyang tepat. Dalam kampanye yang tujuannya untukmengamankan konsesi, seperti misalnya, memperluas‘ruang partisipasi yang disediakan’ (lihat Gaventa 2002)untuk partisipasi masyarakat sipil, maka interaksi kolabo-ratif yang lebih kritis kemungkinan besar akan lebihefektif. Secara keseluruhan dan dalam jangka panjang,bagaimanapun, hal itu mungkin tidak menguntungkan

Page 57: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

42

gerakan agraria transnasional karena tindakan itu tersem-bunyi, tidak memiliki tindakan repertoar yang spesifik dantidak mempunyai bentuk strategi, seperti ‘hanya tindakankonfrontatif ’ atau ‘hanya interaksi konformis melaluisaluran resmi’. Kapasitas Via Campesina untuk mengga-bungkan beberapa taktik dan strategi di atas, serta berbagaibentuk tindakan berbeda, hampir pasti memberikankontribusi yang efektif.

Ketiga, persamaan dan perbedaan dalam GerakanAgraria Transnasional. Dalam Gerakan Agraria Transna-sional yang besar, perbedaan strategi politik dan bentuk-bentuk aksi—-kadang-kadang bersaing dan salingbertentangan —-dapat terjadi secara simultan. Ambilmisalnya strategi MST di Brazil, yang umumnya melaku-kan tindakan langsung yang konfrotantif, serta “indepen-den” terhadap negara (Baletti, Johnson dan Wolford, sertaNewell, buku ini) dan ini kontras dengan kelompok yangada di Senegal yaitu CNCR (Conseil National de Concer-tation et de Kerjasama des Ruraux), yang bekerja jauh lebiherat dengan pemerintah dan memilih untuk melakukanbentuk tindakan yang kurang konfrontatif (McKeon et al.2004). Adalah memungkinkan untuk memberikan daftarpanjang kasus serupa yang menunjukkan kontradiksi antarastrategi politik Gerakan Agraria Transnasional yangseharusnya dan bentuk-bentuk tindakan dengan anggota(sub)nasional dan (sub)regional mereka. Keragamansemacam ini dan kontradiksi yang dihasilkannya adalahsesuatu yang paling jelas dan paling meluas, sebagaimanayang terjadi pada IPC yang bergerak di isu KedaulatanPangan22.

Apakah seharusnya aktivis dalam Gerakan AgrariaTransnasional dan dalam organisasi anggota nasional

22 Lihat Jordan dan van Tuijil (2000) untuk diskusi relevan pada isu ini.

Page 58: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

43

mencapai standar konsensus untuk membuat sebuahstrategi politik dan aksi yang efektif ? Dalam kasus-kasusdi mana hal ini terjadi, biasanya menggambarkan apa yangdidefinisikan oleh aktor dominan di dalam dan di antarayang Gerakan Agraria Transnasional adalah sebagaistandarnya, proses ini diilustrasikan tidak hanya persoalantentang ‘penyederhanaan atau upaya standarisasi gerakanagraria transnasional’, tetapi juga harus dilihat bahwaGerakan Agraria Transnasional juga memiliki situs-situs[pertarungan] kekuasaan. Keck dan Sikkink mengingatkankita bahwa ’jaringan advokasi transnasional juga harusdipahami sebagai ruang-ruang politik, itu semua terletakpada aktor yang menegosiasikan—secara formal maupuninformal— makna sosial, budaya, dan politik dari usahabersama yang mereka lakukan ‘(1998,3). Menurut Keckdan Sikkink, ’Kekuasaan itu dijalankan di dalam jaringan,dan kekuasaan sering berasal dari sumberdaya... Aktor yanglebih kuat dalam aktivitas jaringan sering menenggelamkanaktor-aktor yang lebih lemah ‘(lihat juga Della Porta etal. 2006, 20). Biasanya aktor-aktor yang kuatlah dalamGerakan Agraria Transnasional yang mendefinisikanstandar untuk gerakan mereka dan, sejauh yang merekadapat, termasuk untuk orang lain di luar gerakan mereka.

Memilah dan Memahami Dampak

Melakukan pemilahan terhadap dampak-dampak dariGerakan Agraria Transnasional sangat penting untukmenilai apakah, bagaimana dan sejauh mana tindakanmereka membawa mereka lebih dekat ke tujuan mere-ka. Hal ini terutama karena, sebagaimana Tarrow jelaskan,‘para pendukung jaringan aktivis transnasional seringmenyoroti contoh-contoh sukses dari intervensi sukses yangmengatasnamakan aktor yang terlalu lemah untukmengajukan klaim mereka sendiri. Dalam dunia yang

Page 59: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

44

terintemasionalisasi, kita cenderung melihat lebih banyakintervensi semacam itu, sehingga sangat penting untukmengkajinya tanpa ilusi. Intervensi transnasional lebihsering gagal daripada berhasil” (2005, 200). Keck danSikkink (1998, 201) mengusulkan bahwa upaya jaringantransnasional untuk mewujudkan tujuan mereka terjadimelalui lima proses yang saling terkait, yaitu, (i) Pembing-kaian debatan dan perumusan isu serta agenda, (ii) denganmendorong komitmen diskursif negara dan komitmenpelaku kebijakan lain, (iii) dengan mendorong perubahanprosedur pada tingkat internasional dan domestik, (iv)dengan mempengaruhi kebijakan dan (v) dengan mem-pengaruhi perubahan perilaku pada target yang disasar.

Sebagian besar tulisan dalam buku ini bersepakat danmenunjukkan bahwa dampak Gerakan Agraria Transna-sional yang terbesar dan paling jelas telah berada dipembingkaian debat serta perumusan isu dalam agenda.Argumen yang paling kuat mungkin disampaikan oleh PhilMcMichael, yang menjelaskan bagaimana GerakanAgraria Transnasional, terutama Via Campesina, mem-bingkai kembali perdebatan tidak hanya pada isu-isutertentu, tetapi meluaskan “arena perdebatan” di sekitargagasan tentang ”pembangunan” dan kekuatan petanidalam proses ini. McMichael, Scoones, Newell, danFriedmann dan McNair (semuanya dalam buku ini)menunjukkan bagaimana jaringan transnasional telahberkontribusi untuk merumuskan ulang debat di sekitar isu-isu yang berkaitan dengan ekonomi politik dalam persoalanpangan—dari permasalahan tentang sertifikasi makananorganik untuk memobilisasi gerakan anti-RekayasaGenetik. Pengertian tentang ‘kedaulatan pangan’ sebagaialternatif—yang selama ini dikuasai oleh perusahaanmakanan dan industri yang kompleks—telah dikembang-kan oleh Via Campesina dan sejak itu kemudian menyebar

Page 60: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

45

ke agenda Gerakan Agraria Transnasional lain, gerakanlingkungan, dan bahkan pemerintah dan antar institusipemerintah.23 Sementara itu, Fox dan Bada (buku ini) me-nunjukkan mengapa migrasi keluar dari pedesaan Meksikoke Amerika Serikat tidak selalu merupakan pilihan ‘keluar’atas ‘bicara’, sesuatu yang sering diasumsikan untuk me-lemahkan masyarakat sipil di wilayah asal migran terse-but. Mereka menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus,‘keluar’ dapat diikuti oleh ’bicara’, dimana isu migran telahterbingkai wacananya di sekitar pembangunan lokal danperan mereka di dalamnya. Borras (buku ini) menjelaskanbahwa Kampanye Global Reforma Agraria (Global Cam-paign for Agrarian Reform) yang dipimpin oleh ViaCampesina mempunyai dampak paling signifikan dalamhal pembingkaian kembali perdebatan mengenai reformaagraria dan kebijakan pertanahan dalam reaksinyamenanggapi dominasi model reforma agraria yang bero-rientasi pasar24. Peluso, Afiff dan Fauzi (buku ini) menje-laskan bahwa konvergensi lingkungan dan gerakan agrariadi Indonesia, dengan hubungan ke jaringan global dapatmenghasilkan dampak saling menguatkan dan itu me-mandu gerakan ini secara signifikan ke pembingkaiankembali isu lingkungan dan isu agraria25.

23 Via Campesina dan sekutu-sekutunya juga melihat ‘kedaulatanpangan’ sebagai alternatif dari terutama kuantitatif gagasan tentang‘ketahanan pangan’ yang dikemukakan oleh beberapa antarpemerintah dan lembaga non pemerintah. Pemerintah daerahTuscany (Italia) adalah salah satu dari beberapa sub-nasional diyuridiksi Eropa yang telah mempelopori kebijakan kedaulatanpangan di dalam batas-batas dan telah memberikan dukungan politikuntuk kampanye kedaulatan pangan di Eropa. Untuk pembahasanlatar belakang, lihat Patel (2006)dan Rosset et.al. (2006)

24 Untuk latar belakang diskusi saat ini mengenai reforma agraria,lihat Borras (2007).

25 Anna Tsing telah mempelajari kasus Indonesia serupa danmemberikan analisis yang kaya dan bernuansa dengan proses

Page 61: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

46

Hal yang cukup penting, Edelman (buku ini) menun-jukkan bahwa bagian dari memudarnya jaringan transna-sional regional di Amerika Tengah adalah kegagalangerakan untuk menyesuaikan agenda-agenda merekadengan perubahan struktur agraria yang sangat cepat diwilayah ini, dan terjadinya eksodus besar-besaran migrandari daerah-daerah pinggiran. Dia menunjukkan, misalnya,bahwa gerakan agraria di wilayah ini terus meneriakkanisu reforma agraria. Tapi, ia berpendapat, hal itu dilakukantanpa pandangan kritis dan pemahaman yang lebihsistematis tentang bagaimana negara itu dulu melakukanusaha reforma agraria tetapi mengalami kegagalan untukmeningkatkan mata pencaharian petani miskin, saat inipembingkaian isu dan perumusan tuntutan di sekitar isureforma agraria mungkin tidak akan sangat efektif dalammelawan elit dan upaya Bank Dunia untuk melaksanakanreforma agraria yang berorientasi pasar.

Dalam empat dimensi lain yang Keck dan Sikkinktunjukkan pentingnya untuk mengevaluasi dampakjaringan transnasional, Gerakan Agraria Transnasional,seperti yang dipaparkan dalam sebagian besar studi dalambuku ini, telah begitu jauh membuat sedikit kemajuan. Inisalah satu kemungkinan dari aspek yang paling berhargadari gerakan agraria transnasional yaitu pembingkaiankembali persyaratan yang relevan terhadap perdebatantentang kebijakan dan politik internasional, yang padagilirannya dapat membantu menciptakan konteks yangdiinginkan oleh gerakan (sub)nasional untuk mencapaitujuan yang benar-benar jelas.

tranforming secara mutual dalam hubungan global yang dia sebutsebagai “perselisihan”

Page 62: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

47

Gerakan Agraria Transnasional sebagai Arena Interaksiantara Gerakan (Sub)Nasional

Aktivis gerakan agraria cenderung untuk melihatGerakan Agraria Transnasional sebagai ‘aktor tunggal’,sebagai jaringan atau gerakan dengan agensi kolektif.Pernyataan seperti itu pada gilirannya cenderung menjaditidak kritis diterima oleh pengamat eksternal, termasukGerakan Agraria Transnasional yang lain, jaringan globalmasyarakat sipil, dan beberapa cendekiawan serta pakarkebijakan pembangunan. Para pelaku ini kemudianmenyamakan keberagaman Gerakan Agraria Transnasi-onal berdasarkan apa yang mereka anggap sebagai pola-pola umum perilaku yang ditunjukkan oleh GerakanAgraria Transnasional dari waktu ke waktu, (misalnya,beberapa anggota kelompok Gerakan Agraria Transna-sional lebih radikal daripada yang lain dan lebih reformisdaripada yang lain, dan sebagainya). Kenyataan bahwagerakan agraria transnasional tertentu misalnya memilikikarakteristik khusus berbeda dari yang lain, dan bahwa iniadalah kelompok dengan lembaga kolektif, penting dilihatoleh aktivis gerakan agraria dalam proses pembangunangerakan, yang bagi kalangan akademis ini kurang proble-matis. Namun, pengertian Gerakan Agraria Transnasionalsebagai sesuatu yang tunggal, dengan kesatuan pelaku,tidak bisa dijelaskan, secara empiris dan analitis, dari yanglain, seiring fitur Gerakan Agraria Transnasional, ini jugamerupakan arena interaksi antara gerakan (sub)nasional.Hal ini mengkonfirmasi apa yang Keck dan Sikkink sudahtunjukkan—yaitu, bahwa jaringan transnasional harusdilihat sebagai ‘jaringan-sebagai-aktor’ dan ‘jaringan-sebagai-struktur’ (1998,7)26 Kedua lingkup dalam Gerakan

26 Lihat diskusi terkait dalam Guidry et al. (2000,3) dan Batliwala danBrown (2006).

Page 63: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

48

Agraria Transnasional itulah yang membentuk (kembali)satu sama lain dalam proses dinamis yang mirip denganpengertian dalam ‘friksi’ yang ditulis Anna Tsing’s (2005),yaitu sesuatu yang mengakibatkan transformasi gerakanagraria transnasional terus menerus dan cara bagaimanainteraksi antar anggota terstruktur.

Sesuatu yang inheren pada ruang-ruang politik dimana berbagai aktor datang untuk berinteraksi denganlainnya merupakan masalah kekuasaan. Kelompok yangberbeda memasuki ruang ini dengan derajat kekuasaanpolitik yang tidak sama. Oleh karena itu, anggota gerakanmemiliki berbagai pengaruh berdasarkan kadarnya dalamproses pembentukan karakter sebuah gerakan agrariatransnasional, sebagai aktor tunggal, serta proses-prosesyang menstrukturkan interaksi antara anggota gerakan.Baletti, Johnson dan Wolford (buku ini), misalnya, meng-gambarkan kekuasaan politik yang asimetris antara MSTdi Brazil dan LPM di Afrika Selatan, keduanya adalahanggota Via Campesina tetapi dengan tingkat pengaruhyang berbeda di dalamnya. Para penulis ini bahkanmenganggap bahwa saran agar MST membantu LPMdalam membangun gerakan dan memobilisasi, yang sangatjelas jenis kolaborasi semacam ini sebagai keuntunganbagi Gerakan Agraria Transnasional, mungkin justrui akanmerugikan dan tidak membantu LPM. Hal ini meng-gambarkan tentang adanya perkembangan yang tidakmerata pada gerakan (sub)nasional dan ini adalah isupenting dalam pembelajaran Gerakan Agraria Transna-sional. Baletti, Johnson dan Wolford menggunakankategorisasi ‘mobilisasi awal’ untuk MST Brazil dan‘mobilisasi yang telat’ untuk LPM Afsel dan menun-jukkan bahwa dimensi waktu membentuk tingkat ke-kuatan kelompok dalam komponen gerakan agrariantransnasional.

Page 64: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

49

Kategorisasi dari ‘mobilisasi awal’ dan ‘mobilisasiyang telat’ memang berguna dalam kasus MST danLPM. Namun ada kasus-kasus di mana pendekatan analisisini mungkin tidak berguna. Ambil contoh, misalnya, kasusFSPI (Federasi Serikat Petani Indonesia) yang dijelaskanoleh Peluso, Afiff dan Fauzi (buku ini) dan membanding-kannya dengan, misalnya, UNORCA di Mexico.27 Yangterakhir ini dibentuk pada tahun 1980-an, dia adalah salahsatu anggota kunci dari pendiri Via Campesina pada tahun1993 dan tetap menjadi gerakan penting, terutama bagiKoordinasi Regional Amerika Utara dari Via Campesina.Sementara itu, FSPI, dibentuk di akhir 1996 dan memper-oleh momentum untuk memobilisasi selama runtuhnyarezim otoriter dan pasca-transisi pada tahun 1998. Iniadalah salah satu contoh ‘mobilisasi yang telat’ di ViaCampesina dan bahkan di Asia Tenggara. Akan tetapi,karena berbagai alasan, termasuk beberapa peluang ek-sternal (misalnya, Via Campesina ingin mentransfersekretariat operasional ke Asia), FSPI cepat meningkatkanpengaruh politik global. Pada tahun 2004, mereka menjadituan rumah bagi Sekretariat Via Campesina, dan pemim-pinnya, Henry Saragih, menjadi koordinator umumVia Campesina.

Di samping modus dari gerakan yang dikategorikanberdasarkan waktu dari bangunan organisasi dan mo-bilisasi, ada juga satu faktor penjelas dalam perbedaanposisi kekuasaan dalam gerakan agraria transnasional yangmungkin akan berguna juga untuk memeriksa waktu daritindakan mereka yaitu menghubungkan kualitas darihubungan antara gerakan dan organ gerakan agrariatransnasional. Untuk tujuan ini, kita dapat menggunakan

27 UNOCRA singkatan dari Union Nacional de OrganizacionesRegionales Campesinas Autonomas (National Union of Autono-mous Regional Peasant Organizations).

Page 65: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

50

kategori ‘penghubung awal’, ‘penghubung telat’, ‘peng-hubung yang kuat’, ‘penghubung yang lemah’, yangmungkin juga dapat menetapkan posisi pengaruh organisasidan kekuasaan dalam gerakan agraria transnasional.Misalnya KRRS Karnataka di India adalah sebuah‘penghubung awal’ yang memberikan kontribusi untukmembangun Via Campesina. dia juga memiliki ‘link kuat’karena sejarah yang khusus dan kemampuan untukmemulai tindakan dramatis melawan perusahaan transna-sional dan Perusahaan pengembang bibit RekayasaGenetik, sesuatu yang merupakan pusat wacana global ViaCampesina. Sementara banyak gerakan dari buruh takbertanah dan pekerja Dalit di India, dalami konteks ViaCampesina ini adalah ‘penghubung yang telat’. Banyak darimereka berusaha untuk menjalin hubungan dengan ViaCampesina hanya pada tahun 1996, tapi pada saat itu petanikelas menengah dan kaya yang berbasis KRRS sudahtertanam baik di dalam gerakan global—-aktif mencegahmasuknya gerakan lain dari India atau efektifnya menge-cilkan gerakan lainnya dari India dari mencari keanggotaandalam Via Campesina28.

Banyak dari ‘penghubung telat’ ini juga memiliki‘jaringan yang lemah’ pada aktor-aktor global karenaberbagai alasan, yang mencakup prioritas yang relatif

28 Meskipun basis sosial KRRS diantara sektor yang secara relatifmakmur dari petani, wacana organisasi dan aksi kadang radikaldan dramatik, khususnya selama periode 2004, ketika pemimpinlamanya professor M.D. Nanjundaswamy meninggal dunia. KRRSterkenal karena merampok kantor Cargill di Bangalore danmengkampanyekan melawan kehadiran rangkaian makanan cepatsaji Amerika Serikat di India (Gupta 1998). Selama tahun 2004Mumbai World Social Forum (WSF), Nanjundaswamy dan KRRSmenuduh acara tersebut disusun dan didominasi untuk LSM nonIndia dengan sedikit dukungan populer, memboikot WSF danmengorganisir “perlawanan” paralel forum dari luar acara utama.

Page 66: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

51

rendah untuk isu-isu buruh dalam Via Campesina, yangadvokasinya terutama untuk memproduksi surplus stratakaum tani yang terlibat dengan masalah perdagangan danbioteknologi. Tidak ada kampanye sistematik yang ber-pusat pada isu buruh di dalam Via Campesina (tentangupah, misalnya), kecuali, tentu saja, reforma agraria, yangawalnya KRRS menentang sebagai fokus untuk kampanyeglobal (lihat, sebagai contoh diskusi oleh Borras dan olehScoones dalam buku ini).

Banyak ‘penghubung yang telat’ tidak dapat me-nyisipkan diri secara efektif ke dalam gerakan agrariatransnasional, terutama dimana saingan gerakan nasionalmereka telah berada di dalam gerakan agraria transna-sional. Hal ini, untuk misalnya, kasus UNORKA diFilipina, yang aplikasi keanggotaan dalam Via Campesinaditentang oleh KMP (lihat Borras, buku ini)29. Jenisketegangan ini tersebar luas di sebagian besar GerakanAgraria Transnasional.

Asal-usul Kelas Yang Beragam

Tanpa memakai cara baca analisis kelas, merupakanhal mustahil untuk memisahkan (dan memahami) prosesdan akibat-akibat pembangunan. Para peneliti belakanganini mengatakan untuk membawa kembali analisa kelas kedalam studi pembangunan pedesaan tidak berarti bahwalensa analitik kelas cukup untuk menjelaskan semuadinamika penting dari perubahan agraria. Persoalan laintentang hubungan sosial dan identitas, khususnya gender,

29 UNORKA singkatan dari Pambansang Ugnayan ng mgaNagasasariling likal Na Organisasyon sa Kanayunan (NationalCoordination of Autonomous Local Rural people’s Organizations).KMP singkatan dari Kilusang Magbubukid ng Pilipinas (PeasantMovement of the Philippines).

Page 67: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

52

etnisitas dan agama, juga memainkan peranan penting30.Tapi para sarjana yang menjelaskan kekuasaan terhadapidentitas non-kelas dalam gerakan-gerakan sosial pedesaanbaru-baru ini, juga sering berpendapat bahwa sementaraetnisitas dan identitas non-kelas juga penting, kelasjuga harus dipertimbangkan dalam setiap analisispembangunan gerakan dan perubahan dinamika agraria31.Pendekatan yang bernuansa pada relevansi kelas inilah yangkami harap dapat dibawa ke dalam diskusi mengenaiGerakan Agraria Transnasional.

Dalam mengkaji Gerakan Agraria Transnasional saatini ada dua pokok penting yang harus diperhatikan dalamdimensi-dimensi kritis terkait dengan isu kelas: (i) sejauhmana terjadi dominasi kelas tertentu atas kelas-kelastertentu, dan (ii) sejauh mana tingkat pelibatan kelas ter-tentu atau kelas-kelas di dalam gerakan agraria transnasio-nal. Sejauh ini, tingkat kehadiran dan dominasi dari kelastertentu dalam persoalan gerakan transnasional mempe-ngaruhi pola umum perilaku politik dari gerakan ataujaringan tersebut. IFAP, misalnya, yang didominasioleh petani menengah dan kaya di Utara, sehingga kurangradikal dan umumnya posisi advokasinya konservatif.Namun, tingkat pelibatan (quality of insertion) menjadijaringan transnasional menurut kelas tertentu juga penting.Bahkan ketika kelas tertentu merupakan minoritas, dalamkondisi tertentu dapat menjadi aktor kunci dalam ge-

30 Lihat sebagai contoh penjelasan Bernstein (2007) dalam konteksreview dari wacana sarjana saat ini dalam kehidupan pedesaan, sertajuga argumen Herring dan Agarwala dalam “restoring agency toclass” dalam konteks diantaranya basis kelas perbedaan posisi dariberbagai kelompok “terorganisir” dan “tak terorganisir” berbasisdesa dan kelompok desa di India memberikan perhatian pada isutanaman RG.

31 Lihat sebagai contoh Brysk (2000) dan Yashar (2007) dalam kasusgerakan masyarakat adat di Amerika latin.

Page 68: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

53

rakan. Hal ini terjadi ketika posisi representatif yangdiadopsi oleh gerakan yang lebih luas yang mengakuikeabsahan politik mereka dan nilai-nilai untuk mengorga-nisir dan memperkuat gerakan agraria transnasional. Kasussemacam itu terjadi dalam organisasi petani menengah dankaya KRRS dan agitasi dan mobilisasinya tentang anti-koorporasi transnasional dan anti-benih hasil rekayasa ge-netik (lihat diskusi oleh Scoones dan oleh Borras, buku ini).

Lensa analisis kelas juga berguna untuk memeriksasifat dan orientasi berbagai gerakan. Sebagaimana Peluso,Afiff dan Fauzi memaparkan (dalam buku ini) tentangaktivis lingkungan dan gerakan agraria di Indonesia yangber jejaring, dan menerima pengaruh dari jaringantransnasional. Komposisi kelas dari gerakan ini merupakanfaktor utama dalam bagaimana jejaring ini membangunkekuatan di luar. Sebelumnya, gelombang gerakan agrariadi tahun 1950-an dan 1960-an memiliki basis yang kuat dikalangan petani miskin yang menuntut tanah, yangkemudian dihancurkan dengan kekerasan oleh militer. Apayang akan kemudian muncul adalah gerakan lingkunganyang buta-kelas. Sementara itu gerakan ini juga dibatasioleh rezim Soeharto, bahkan dari permulaan hinggapertengahan tahun 1980-an yang merupakan masa pentingdi bagi organisasi masyarakat sipil yang berorientasipedesaan di Indonesia yang terkait dengan jaringaninternasional. Meskipun gerakan ini tidak memandangpenting politik ekonomi dari hak kepemilikan atas tanah,yang banyak terjadi pada tahun-tahun awal tetapi kemudianselalu ditundukkan oleh orientasi keadilan lingkungan.Pada awal hingga pertengahan 1990-an, aktivis yang berori-entasi pada keadilan lingkungan membuat aliansi denganaktivis agraria dan kelompok masyarakat adat. Isu yangberorientasi kelas dalam redistribusi tanah itu kemu-dian diambil oleh gerakan agraria nasional yang bangkit

Page 69: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

54

kembali selama rezim transisi pada tahun 1998 daripemerintahan otoriter yang terpusat. Diskusi tentang kelasdi antara aktivis di Indonesia umumnya dilakukan secaraimplisit, tapi tuntutan bahwa tanah harus dibagikankepada petani miskin tak bertanah dan buruh pedesaan,mendapatkan kembali tanah dari perusahaan besar, dansebagainya—-jelas menunjukkan tentang analisa yangberorientasi kepada kelas. Sementara itu, gerakankonservasi telah terbagi dalam garis kelas mengenairedistribusi tanah dalam taman nasional dan kawasankonservasi lainnya. Namun, pergeseran aliansi yangambigu antara berbagai komponen gerakan ini membuatsulit untuk menentukan perbedaan-perbedaan yang jelasatau semata-mata berdasarkan kelas.

Sementara para pemimpin gerakan dan sekutumereka hampir tidak mempertimbangkan pembagian kelasdan perjuangan di antara isu-isu favorit mereka dan merekamemang jarang berbicara secara terbuka, sesungguhnyakenyataan yang ada dalam gerakan-gerakan agrariatransnasional dan dalam organisasi anggota nasionalmereka menunjuk pada pentingnya kelas sebagai isu kritis.Beberapa pemimpin jaringan transnasional ini mungkin,bagaimanapun, kadang mengakui karakter kelas gerakantransnasional. João Pedro Stédile, misalnya, baru-baru inimenegaskan bahwa “MST [Brasil] dan Via Campesina,terutama, bekerja dengan teori gelombang atau siklusperjuangan kelas’ (Stédile 2007, 194). Bahwa hal inimungkin menjadi kontroversial atau menjadi klaim yangsulit untuk anggota organisasi Via Campesina di negara lain(lihat di bawah), poin utama Stedile adalah bahwa petani,tidak hanya di Brazil dan dengan kelas pekerja yangteroganisir di sana dan di tempat lain, telah berada di garisdepan perjuangan anti-neoliberal dan anti-imperialis (lihatdiskusi yang relavan oleh Petras dan Veltmeyer 2003). Isu

Page 70: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

55

kelas juga tersirat dalam beberapa visi pemimpin ViaCampesina yang bertujuan untuk membangun aliansi. PaulNicholson, misalnya, seorang petani dari Basque Country(Spanyol) dan salah satu pemimpin Via Campesina yangpaling penting, berpendapat bahwa aliansi yang palingmendasar di pedesaan dunia saat ini adalah antara petanikecil dan pekerja pedesaan (Via Campesina 2000).

Perbedaan Ideologi dan Politik

Dari waktu ke waktu, beberapa aktivis gerakan agrariatransnasional mengakui bahwa perbedaan ideologis danpolitik adalah masalah penting dalam gerakan ataupembangunan jaringan. Tetapi sekali lagi, seperti kelas,masalah ini biasanya dihindari sedapat mungkin danbiasanya ditujukan hanya secara internal. Implikasistrategis dari perbedaan ideologis dan politik di dalam dandi antara Gerakan Agraria Transnasional—-di gerakan, -aliansi dan pembangunan-koalisi, representasi dan akun-tabilitas, pembingkaian isu dan penyusunan tuntutan—-tidak dapat diterima begitu saja. Hal tersebut memangbenar-benar merupakan masalah. Perbedaan itu mema-inkan peran dalam jatuh dan bangunnya, kuat atau lemah-nya gerakan transnasional, jaringan dan koalisinya.Dinamika ini dapat dilihat dari tiga perspektif:

(i) Berbasis-kelas. Kelas memberikan perbedaanideologis dan politik dengan jelas. Kelompok yang dido-minasi oleh kelas-kelas tertentu memiliki kepentingantertentu dan seperangkat isu-isu yang berbeda dari kelom-pok-kelompok lainnya dengan komposisi kelas sosial yangberbeda. Misalnya, KRRS di India tidak mendukung, danbahkan menentang reforma agraria. Ini adalah gerakanyang didominasi oleh petani menengah dan kaya yangmemiliki tanah dengan ukuran yang bervariasi. Beberapagerakan buruh pedesaan tak bertanah di India memi-

Page 71: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

56

liki perbedaan politik dan berkonflik dengan KRRSterutama karena mereka berbeda kelas. Konflik seperti itutelah diinternalisasi dalam Gerakan Agraria Transnasional.Mengulang diskusi kita sebelumnya mengenai strategipolitik yang berbeda yang kemudian diadopsi oleh MSTdi Brazil dan CNCR di Senegal (lihat McKeon et al.2004). Pada skala yang lebih besar misalnya kita dapatmenunjuk pada perbedaan ideologi dan politik yangmemisahkan IFAP dan Via Campesina, persoalan kelasmenjadi sesuatu yang penting, meskipun bukan satu-satunya alasan yang mendasari perbedaan seperti itu.

(ii) Perbedaan pada strategi dan kalkulasi politik. Adajuga kelompok-kelompok petani yang memiliki basis massadi kelas-kelas sosial yang sama di pedesaan, misalnya,petani miskin dan pekerja pedesaan, tetapi memiliki sikapmenentang satu sama lain karena perbedaan ideologi danpolitik. Diskusi oleh Borras (buku ini) tentang konflikantara tiga gerakan petani di Filipina -KMP, DKMP danUNORKA - menggambarkan fenomena ini. Dalamskala global, ada perbedaan penting misalnya dalamkalkulasi politik International Land Coalition (ILC) danIPC for Food Soverignty. NGO-NGO dan IFAP yangberada di dalam lingkup ILC memutuskan bahwa strategiterbaik untuk memajukan kebijakan pertanahan yang pro-rakyat miskin akan membutuhkan dana formal dan resmidengan lembaga keuangan internasional (misalnya, BankDunia) dan antar lembaga (misalnya, Program PanganDunia PBB). ILC juga bekerja untuk mereplikasi pende-katan serupa dalam organisasi tingkat nasional. Halini, tentu saja, strategi yang ditolak oleh IPC for Food Sov-ereignty, yang memilih untuk mempertahankan karaktermasyarakat sipil dan otonomi dari Lembaga KeuanganInternasional dan lembaga pembangunan. IPC for FoodSovereignty, malah mencoba untuk membangun basisgerakan sosial pedesaan dan aliansi NGO dalam rangka

Page 72: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

57

mendorong untuk lebih saling memperkuat interaksidengan lembaga internasional yang lebih simpatik.

(iii) Pertarungan institusional and perbedaanpersonal. Mungkin ini adalah perbedaan yang paling umumdi dalam dan antara kelembagaan Gerakan AgrariaTransnasional berasal dari pertarungan kelembagaandan perbedaan karakter personal. Persaingan yang besaruntuk pendanaan dari lembaga pembangunan negara-negara Utara selalu menjadi sumber utama ketegangan didalam dan di antara Gerakan Agraria Transnasional,meskipun jarang diakui. Selain itu, perbedaan-perbedaankarakter personal juga memainkan peran dalam menyulutapi dalam ketegangan politik. Pada banyak kesempatan,persaingan untuk pendanaan, perjuangan untuk mendapatpengakuan publik dan ketenaran, dan pertengkaran per-sonal telah berkontribusi untuk memperdalam kesalah-pahaman di dalam Gerakan Agraria Transnasional sendiri.

Dinamika Pembangunan Aliansi

Gerakan Agraria Transnasional selalu berupayauntuk mengerahkan sumber daya dan prakarsanya untukmembangun aliansi dalam rangka memperluas jangkauantindakan kolektif mereka di luar barisan mereka sendiri.Dan karena ini mereka melibatkan paling tidak duakelompok berbeda yang mencoba untuk menemukanbeberapa persamaan mendasar, disana selalu terdapatketegangan inheren dan sederet kesalahpahaman dalammembangun aliansi. Di masa lalu, pola paling umumadalah jenis aliansi yang melibatkan gerakan tani denganpartai politik dan organisasi buruh (lihat, sebagai contoh,Kay dan Silva 1992 tentang kasus Chili; Salamini 1971 padatahun 1930-an kasus Meksiko; Herring 1983 untukbeberapa kasus Asia Selatan; Heller 2000 tentang kasusIndia). Sebagian besar aliansi ini seiring dengan bangkitnyakekuatan sayap kiri, komunis atau partai-partai sosialis,

Page 73: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

58

biasanya selama tiga-perempat dari abad yang lalu. Namun,memudarnya banyak partai politik dari sayap kiri pada1970-an - 1980-an, kebangkitan neoliberal sejak awal 1980-an, dan melemahnya sebagian besar gerakan buruhsemakin membuat gerakan berbasis pedesaan untukmenjauhkan diri dari kedua jenis aliansi ini. Pergeseranstrategis ini bertepatan dengan munculnya politik identitasdi kalangan gerakan sosial pedesaan, beberapa di antaranya,meskipun tentu tidak semua, kelas politik ditolak samasekali (lihat, sebagai contoh, diskusi di Alvarez dan Escobar(1992) dalam konteks Amerika Latin). Sebagian besargerakan petani yang bergabung dengan Gerakan AgrariaTransnasional muncul selama periode ini setelah penurun-an atau hilangnya partai politik dan aliansi pekerja-petani. Ini tidak berarti bahwa gerakan-gerakan ini tidakberinteraksi dengan partai politik atau serikat pekerja.Mereka biasanya melakukan itu, tapi tidak tersubordinasisecara politik praktis, suatu jenis ‘sabuk transmisi’ yangmenandai era sebelumnya. Fakta ini misalnya dapat dilihatdalam konteks di mana MST Brasil muncul pada awaltahun 1980, secara resmi diluncurkan pada tahun 1985, dansekarang berurusan dengan pemerintahan Partai Buruh(PT,Partido dos Trabalhadores). Ini juga merupakankonteks historis dari banyak gerakan yang munculkemudian untuk memainkan peran penting dalam GerakanAgraria Transnasional kontemporer (Eropa Selatan dangerakan di Meksiko dalam Via Campesina, misalnya).

Sebagai pengganti dari partai politik dan aliansi kelasburuh-petani, Gerakan Agraria Transnasional kontemporerdihadapkan oleh tantangan luas, sekurang-kurangnyaterhadap tiga jenis koalisi: hubungan NGO-gerakan petani,aliansi sektoral, dan aliansi advokasi yang tematik.

(i) hubungan NGO-gerakan petani. Mungkin salahsatu isu yang paling kontroversial dalam perdebatan aliansikontemporer gerakan petani adalah perdebatan antara

Page 74: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

59

gerakan dan NGO. Yang paling umum, presentasi yangterkarikatur dalam masalah ini, beberapa aktivis petanitelah mengasumsikan bahwa NGO tidak dan tidak dapatmewakili kaum miskin pedesaan dan NGO berwatak tidakdemokratis, namun dia memiliki kursi istimewa di tempatresmi dan menempati kursi konsultatif di kalangan lembaga[non] pemerintah internasional, dan mereka memilikidana. Aktivis yang sama juga melihat gerakan petanisebagai perwakilan kaum miskin pedesaan miskin dansebagai organisasi demokratis, namun mereka mengeluhjarang diundang di tempat resmi konsultatif internasionaldan mereka tidak memiliki dana. Ini sebagai akiabatnya,memunculkan hubungan yang ‘benci tapi rindu’ antaragerakan petani dan NGO. Tetapi walaupun gerakan petanisering melihat NGO secara lebih kritis, tetapi pada ke-nyataanya gerakan petani memiliki beberapa kesepakatandan hubungan baik dengan NGO. NGO juga seringkaliterlibat sebagai fasilitator Gerakan Agraria Transnasionalyang paling signifikan untuk daerah geografis baru yangtidak memiliki kontak sebelumnya. NGO tetap sekutu yangpaling dapat diandalkan oleh Gerakan Agraria Transnasi-onal. Tidak semua NGO, tentu saja. Misalnya, ViaCampesina bekerja sama dengan beberapa yang terpilih,termasuk Food First Information dan Action Network(FIAN) dan Land Research dan Action Network (Iran).Mereka menerima dukungan ekonomi kunci dari lembaganon pemerintah seperti Dutch Oxfam-Novib dan Inter-Chuch Organization for Development Cooperation(ICCO). Oleh karena itu, bagi Via Campesina, bukan NGOyang bermasalah. Sebaliknya, itu adalah masalah dalamsyarat-syarat hubungan dan protokol hubungannya.Umumnya, NGO oleh beberapa aktivis gerakan agrariatransnasional dan beberapa sarjana biasanya dihadapkandengan realitas empiris. Edelman (buku ini), menulistentang organisasi transnasional di Amerika Tengah pada

Page 75: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

60

tahun 1990-an, dan memberi catatan ironi bahwa nada anti-NGO dalam wacana politik ASOCODE (yang padagilirannya sangat mempengaruhi posisi Via Campesinapada masalah ini) tidak mencegah ASOCODE itu sendiridari memiliki banyak ciri-ciri khas NGO yang ‘buruk’.

(ii) Aliansi Sektoral. Apa yang membuat IPC for FoodSovereignty menarik dan penting bagi aliansi global yangberorientasi pedesaan, tidak hanya fakta bahwa mung-kin saat ini dia merupakan jaringan gerakan terbesar, tetapiIPC juga membawa organisasi penting dari berbagai sektorpedesaan: petani kecil dan petani miskin, tengah dan petanikaya, nelayan, penggembala, petani perempuan, masyara-kat adat dan pekerja di pedesaan. Di antara gerakan agrariatransnasional saat ini, adalah Via Campesina yang memilikikebijakan jelas tentang memprioritaskan aliansi dengangerakan-gerakan sektor lainnya di pedesaan, termasukbiasanya gerakan buruh yang lemah di pedesaan. Sampaisaat ini, bagaimanapun, Via Campesina telah mampubekerja lebih dekat dengan petani perempuan, nelayan danmasyarakat adat dan sedikit dengan pekerja di pedesaanyang terorganisir, meskipun apa yang Nicholson (lihat diatas) katakan mengenai sulitnya aliansi petani dan pekerjadi pedesaan akan berjuang melawan neoliberalisme. Secarateori, aliansi seperti itu mungkin diinginkan dan mudahdicapai karena kelompok ini mempunyai begitu banyakmasalah-masalah umum dan perjuangan. Namun dalamkenyataannya, pembanguna aliansi pedesaan yang multi-sektoral dan lebih luas terbukti tidak mudah. Salah satualasan untuk hal ini adalah bahwa gerakan sektoral berbeda(petani kecil, petani adat, pekerja pedesaan, nelayan, dansebagainya) mempunyai konstituen yang saling tumpangtindih. Seringkali persaingan antar organisasi berkembangdalam perjuangan untuk merekrut dan merepresentasikankonstituen yang tumpang tindih ini. Banyak dari

Page 76: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

61

mereka juga bersaing untuk mendapatkan dana yang samadari NGO utara.

(iii) Aliansi Advokasi yang Tematik. Mungkin halyang paling umum dari aliansi yang ada saat ini adalahaliansi yang berada di sekitar tema-tema advokasi tertentu.Ini biasanya aliansi multi-kelas dan multi-sektoral, melintasibatas pedesaan-perkotaan dan pembagian global Utara-Selatan. Beberapa akan dianalisis dalam buku ini: kampa-nye anti-rekayasa benih genetik (lihat bab-bab oleh Scoonesdan oleh Newell), inisiatif untuk produksi makananorganik dan sertifikasi (lihat Friedmann dan McNair),Kampanye Global Pembaruan Agraria (lihat Borras), danadvokasi lingkungan-agraria (lihat Peluso, Afiff danFauzi). Dalam jenis ini aliansi yang sedang dilakukan olehGerakan Agraria Transnasional ini, pada akhirnya akanmemberikan visibilitas yang lebih besar dan substansikampanye yang lebih besar. Walaupun banyak dari aliansiini adalah taktis, jangka pendek dan berorientasi padakampanye yang spesifik, beberapa mempunyai strategipenting untuk Gerakan Agraria Transnasional. Jenis aliansiini mungkin tetap kerja koalisi yang paling penting di tahun-tahun yang akan datang, dan dalam konteks inilah aliansiantar gerakan agraria transnasional di sekitar isu perubahaniklim dan agrofuel bisa dipahami.

Kesimpulan

Gerakan agraria transnasional merupakan proyekpolitik dengan akar sejarah yang mendalam di berbagainegara, dengan bentuk-bentuk keragaman dan pergeseranaliansi, berbagai tindakan repertoar, dan bentuk-bentukrepresentasi yang kompleks, serta pembingkaian isu danperumusan tuntutan yang berbeda-beda. Para pemimpindan aktivis Gerakan Agraria Transnasional berharap untukmemajukan tujuan dari rencana-rencana mereka dengan

Page 77: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

62

cara menggambarkan koherensi organisasional, homo-genitas dan kesatuan. Sementara para peneliti yang ber-simpatik sering cenderung meremehkan ambiguitas dankontradiksi Gerakan Agraria Transnasional, sebagaimanatelah terjadi dalam studi gerakan sosial yang beroperasi diskup lokal atau nasional (Rubin 2004). Dalam beberapakasus, klaim kesatuan ini berasal dari ketergantungan daripara peneliti pada metodologi yang hanya berhubungandengan pemimpin gerakan, sedangkan dalam kasus lain,klaim tentang persatuan gerakan berasal dari para peneliti‘sendiri yang berniat baik sebagai upaya mereka untukmemajukan proyek-proyek politik yang mereka pelajari.

Para penulis di bab dalam buku ini mengambilpendekatan yang berbeda. Sementara metode dan subjekmereka bervariasi dalam bentang geografis, temporal danlingkup politik, mereka berbagi pemahaman tentang‘kompleksitas Gerakan Agraria Transnasional yangtumbuh dari sebuah penghargaan asal-usul historis yangrumit dan tindakan politik yang seimbang yang berusahauntuk membangun aliansi lintas-negara yang menghu-bungkan organisasi yang heterogen, kelas sosial, etnis,pandangan-pandangan politik dan wilayah. Penulis dalambuku ini melihat kompleksitas ini sebagai suatu elemenpenting dalam memahami Gerakan Agraria Transnasio-nal. Dengan mengakui kontradiksi Gerakan AgrariaTransnasional’ , ambiguitas dan ketegangan internal, me-reka juga mencari, dari sudut pandang intelektual yangterlibat, untuk memajukan proyek politik transformatifagar lebih baik di dalam memahami akar, keberhasilan dankegagalan di masa lalu, tantangan saat ini dan masa depan .

Kami telah mencatat di atas bahwa Gerakan AgrariaTransnasional telah ada sejak awal abad kedua puluh, tapikami juga berpendapat bahwa pergeseran besar terjadi padaGerakan Agraria Transnasional yang baru mulai muncul

Page 78: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

63

pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Namun, yangmengejutkan banyak orang, banyak petani dan petani kecildi berbagai daerah dunia telah menjadi kekuatan yang pal-ing tangguh dalam menghadapi dan mengkritisi arus deraspasar bebas yang dimulai pada tahun 1970-an denganruntuhnya kerangka Bretton Woods yang mengatur eko-nomi dunia dan dimulainya era globalisasi (Helleiner1994). Meningkatnya profil dan semakin kuatnya pengaruhVia Campesina dan jaringan regional, seperti CLOC diAmerika Latin dan ROPPA di Afrika Barat, yang memulaidan merefleksikan ekspansi masyarakat sipil transnasionalyang lebih luas pada periode yang sama. Terjadinya krisisyang parah telah mempengaruhi kaum miskin pedesaanini, dan itu semua telah memberikan karakteristik khususuntuk organisasi-organisasi dan pemimpin mereka untukmenggunakan berbagai tindakan repertoar yang semakinbesar variasinya di berbagai tempat, dari pertemuan menteriWTO hingga lokasi pengujian tanaman rekayasa genetik.Perlawanan terhadap peraturan perdagangan yang tidakadil, kontrol korporasi atas benih genetik dan reformaagraria yang berorientasi pasar, serta pendekatan-pende-katan inovatif untuk pembangunan dan untuk mengambil-alih kemakmuran yang diproduksi oleh petani danprodusen petani keecil merupakan persoalan-persoalanyang tercakup dalam bab-bab dalam buku ini. Masalahpembangunan aliansi—dengan aktivis lingkungan, gerakanperempuan dan masyarakat adat dan kelompok minoritas,serta dengan organisasi-organisasi non-pemerintah danlembaga supra-pemerintahan nasional—juga telah menjadisubjek bagi para peneliti ini dan untuk diperdebatkan dikalangan aktivis. Beberapa kontributor menyinggungsedikit pada kompleksitas tersebut dan kadang-kadangperanan yang saling berselisih antara para ilmuwanakademik dan para intelektual profesional itu dengan

Page 79: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

64

kampanye gerakan dan proyek representasi gerakan, tetapimeskipun demikian, banyak pertanyaan penting lainnyadi masa mendatang yang penting untuk diteliti lebihmendalam.

Referensi

ACWW, 2002. ‘Associated Country Women of the World’.http://www.acww.org.uk, Accessed 20 November2002.

Akram Lodhi, Haroon and Cristóbal Kay, eds., 2008. Peas-ants and Globalization: Political Economy, RuralTransformation and the Agrarian Question. London:Routledge.

Akram-Lodhi, Haroon, Saturnino M. Borras Jr andCristóbal Kay, eds., 2007. Land, Poverty and Liveli-hoods in an Era of Globalization. London: Routledge.

Alvarez, Sonia and Arturo Escobar, eds., 1992. The Mak-ing of Social Movements in Latin America: Identity,Strategy, and Democracy. Boulder, CO: WestviewPress.

Anheier, Helmut K., ed., 1999. When Things Go Wrong:Organizational Failures and Break- downs. ThousandOaks, CA: Sage.

Batliwala, S. and D.L. Brown, eds., 2006. TransnationalCivil Society: An Introduction. Bloomfield, CT:Kumarian Press.

Bell, John D., 1977. Peasants in Power: AlexanderStamboliski and the Bulgarian Agrarian NationalUnion, 1899–1923. Princeton: Princeton UniversityPress.

Bernstein, Henry, 2006. ‘Once Were/Still Are Peasants?

Page 80: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

65

Farming in a Globalising “South”’. New PoliticalEconomy, 11 (3): 399–406.

Bernstein, Henry, 2007. ‘Rural Livelihoods in a Globaliz-ing World: Bringing Class Back In’. Paper for confer-ence on ‘Policy Intervention and Rural Transforma-tion: Towards a Comparative Sociology of Develop-ment’, China Agricultural University, Beijing, 10–16September 2007.

Biondich, Mark, 2000. Stjepan Radiç, The Croat PeasantParty, and the Politics of Mass Mobilization, 1904–1928. Toronto: University of Toronto Press.

Borras, Saturnino Jr, 2004. ‘La Vía Campesina: An Evolv-ing Transnational Social Move- ment’. TNI BriefingSeries No. 2004/6. Amsterdam: Transnational Insti-tute.

Borras, Saturnino Jr, 2007. Pro-Poor Land Reform: A Cri-tique. Ottawa: University of Ottawa Press.

Brass, Tom, 2000. Peasants, Populism and Postmodernism:The Return of the Agrarian Myth. London: FrankCass.Brown, Cyril, 1923. ‘Says Germany also is Readyfor Parley’. The New York Times, 9 April.

Bryceson, Deborah, Cristóbal Kay and Jos Mooij, eds.,2000. Disappearing Peasantries? Rural Labour in Af-rica, Asia and Latin America. London: IntermediateTechnology Publications.

Brysk, Alison, 2003. From Tribal Village to Global Village:Indian Rights and International Relations in LatinAmerica. Stanford, CA: Stanford University Press.Byres, Terence J., 2003. ‘Paths of Capitalist AgrarianTransition in the Past and in the Contemporary World’.In Agrarian Studies: Essays on Agrarian Relations inLess-Developed Countries, eds. V.K. Ramachandranand Madhura Swaminathan, 54–83. New Delhi:Tulika; London: Zed.

Page 81: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

66

Carr, Edward Hallett, 1964. A History of Soviet Russia:Socialism in One Country 1924–1926, Vol. 3. NewYork: Macmillan.

Cohen, Robin and Shirin M. Rai, eds., 2000. Global So-cial Movements. London: Athlone Press. Cohen,Stephen F., 1975. Bukharin and the Bolshevik Revolu-tion: A Political Biography, 1888–1938. New York:Vintage.

Colby, Frank Moore, ed., 1922. The New International YearBook: A Compendium of the World’s Progress for theYear 1921. New York: Dodd, Mead and Company.Davies, Constance, n.d. ‘The Women’s Institute: AModern Voice for Women’. http:// www.womens-institute.co.uk/memb-history.shtml, Accessed 7 De-cember 2002.

Della Porta, D., M. Andretta, L. Mosca and H. Reiter, 2006.Globalization from Below: Transnational Activists andProtest Networks. Minneapolis, MN:University ofMinnesotaPress.

De Soto, Hernando, 2000. The Mystery of Capital: WhyCapitalism Triumphs in the West and Fails EverywhereElse. New York: Basic Books.

Desmarais, Annette, 2007. La Vía Campesina: Globaliza-tion and the Power of Peasants. Halifax: Fernwood;London: Pluto.

Drage, Dorothy, 1961. Pennies for Friendship: The Auto-biography of an Active Octogenarian, a Pioneer ofACWW. London: Gwenlyn Evans Caernarvon.

Durantt, Walter, 1920. ‘Accord in Balkans Takes WiderScope’. The New York Times, 27 August. Edelman,Marc, 1987. ‘The Other Superpower: The Soviet Unionand Latin America, 1927–1987’. NACLA Report onthe Americas, 21 (1): 10–40.

Edelman, Marc, 1998. ‘Transnational Peasant Politics in

Page 82: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

67

Central America’. Latin American Research Review,33 (3): 49–86.

Edelman, Marc, 1999. Peasants against Globalization:Rural Social Movements in Costa Rica. Stanford, CA:Stanford University Press.

Edelman, Marc, 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil Society2003, eds. Mary Kaldor, Helmut Anheier and MarliesGlasius, 185–220. London: Oxford University Press.

Edelman, Marc, 2005. ‘Bringing the Moral Economy BackIn...to the Study of Twenty-first Century TransnationalPeasant Movements’. American Anthropologist, 107(3): 331–45.

Edwards, Michael and John Gaventa, 2001. Global Citi-zen Action. Boulder, CO: Lynne Rienner.

Ellis, Frank, 2000. Rural Livelihoods and Diversity in De-veloping Countries. Oxford: Oxford University Press.

Florini, Ann M., ed., 2000. The Third Force: The Rise ofTransnational Civil Society. Washington, DC:Carnegie Endowment for International Peace.

Fox, Jonathan, 2000. ‘Assessing Binational Civil SocietyCoalitions: Lessons from the Mexico–US Experience’.Working Paper No. 26, Chicano/Latino Research Cen-ter, University of California at Santa Cruz. Fox,Jonathan, 2001. ‘Vertically Integrated Policy Monitor-ing: A Tool for Civil Society Policy Advocacy’. Non-profit and Voluntary Sector Quarterly, 30 (3): 616–27.

Fox, Jonathan, 2005. ‘Unpacking “Transnational Citizen-ship” ’. Annual Review of Political Science, 8: 171–201. Friedmann, Harriet, 2004. ‘Feeding the Empire:The Pathologies of Globalized Agriculture’. In TheEmpire Reloaded: Socialist Register 2005, eds. L.Panitch and C. Leys, 124–43. London: Merlin Press.

Gaventa, John, 2002. ‘Exploring Citizenship, Participation

Page 83: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

68

and Accountability’. IDS Bulletin, 33 (2): 1–11.Gianaris, Nicholas V., 1996. Geopolitical and Economic

Changes in the Balkan Coun- tries. Westport, CT:Greenwood Publishing.

Glick Schiller, Nina, 2004. ‘Transnationality’. In A Com-panion to the Anthropology of Politics, eds. DavidNugent and Joan Vincent, 448–67. Oxford: Blackwell.

Guardian, 2008. ‘50 People Who Could Save the Planet’.Guardian, 5 January, http://www.guardian.co.uk/environment/2008/jan/05/activists.ethicalliving. Ac-cessed 7 January 2008.

Guidry, J., M. Kennedy and M. Zald, 2000. ‘Globalizationsand Social Move- ments’. In Globalizations and So-cial Movements: Culture, Power, and the TransnationalPublic Sphere, eds. J. Guidry et al., 1–34. Ann Arbor,MI: University of Michigan Press.

Gupta, Akhil, 1998. Postcolonial Developments: Agricul-ture in the Making of Modern India. Durham, NC:Duke University Press.

Gwynne, Robert and Cristóbal Kay, 2004. Latin AmericaTransformed: Globalization and Modernity. London:Arnold; New York: Oxford University Press (secondedition). Harvey, Neil, 1998. The Chiapas Rebellion:The Struggle for Land and Democracy. Durham,NC:Duke University Press.

Helleiner, Eric, 1994. ‘From Bretton Woods to Global Fi-nance: A World Turned Upside Down’. In PoliticalEconomy and the Changing Global Order, eds. Rich-ard Stubbs and Geoffrey R.D. Underhill, 163–75. NewYork: St. Martin’s Press.

Heller, Patrick, 2000. ‘Degrees of Democracy: Some Com-parative Lessons from India’. World Politics, 52 (2):484–519. Hemingway, Ernest, 1987. ‘Stambouliski ofBulgaria’. In The Toronto Star: Complete Dispatches

Page 84: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

69

1920–1924, ed. William White, 155–6. New York:Scribner’s [originally in Toronto Star, 25 April 1922].

Herring, Ronald, 1983. Land to the Tiller: The PoliticalEconomy of Agrarian Reform in South Asia. NewHaven, CT: Yale University Press.

Herring, Ronald, 2007. ‘The Genomics Revolution andDevelopment Studies: Science, Poverty and Politics’.Journal of Development Studies, 43 (1): 1–30.

Herring, Ronald and Rina Agarwala, 2006. ‘RestoringAgency to Class: Puzzles from the Subcontinent’. Criti-cal Asian Studies, 38 (4): 323–56.

Holt-Giménez, Eric, 2006. Campesino a Campesino:Voices from Latin America’s Farmer to Farmer Move-ment for Sustainable Agriculture. Oakland, CA: FoodFirst Books. ICA & IFAP [International CooperativeAlliance & International Federation of Agri- culturalProducers], 1967. Cooperation in the European Mar-ket Economies. Bombay: Asia Publishing House. IFAP,1952. ‘FAO Position on International CommodityProblems’. IFAP News, 1 (1) January: 6. IFAP, 1957.The First Ten Years of the International Federation ofAgricultural Producers. Paris and Washington: IFAP.Jackson, George D., Jr, 1966. Comintern and Peasantin East Europe, 1919–1930. New York: ColumbiaUniversity Press.

Jordan, Lisa and Peter van Tuijl, 2000. ‘Political Responsi-bility in Transnational NGO Advocacy’. World De-velopment, 28 (12): 2051–65.

Kay, Cristóbal and Patricio Silva, eds., 1992. Developmentand Social Change in the Chilean Countryside: Fromthe Pre-Land Reform Period to the Democratic Con-solidation. Amsterdam: CEDLA.

Keck, Margaret E. and Kathryn S. Sikkink, 1998. ActivistsBeyond Borders: Advocacy Networks in InternationalPolitics. Ithaca, NY: Cornell University Press.

Page 85: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

70

Kerkvliet, Benedict, 2005. The Power of Everyday Poli-tics: How Vietnamese Peasants Trans- formed NationalPolicy. Ithaca, NY: Cornell University Press.

Khagram, S., J. Riker and K. Sikkink, 2002. ‘From Santiagoto Seattle: Transnational Advocacy Groups Restruc-turing World Politics’. In Restructuring World Politics:Transnational Social Movements, Networks, andNorms, eds. S. Khagram et al., 3–23. Minnesota: Uni-versity of Minnesota University Press.

Lahiff, Edward, Saturnino M. Borras Jr and Cristóbal Kay,2007. ‘Market-Led Agrarian Reform: Policies, Perfor-mance and Prospects’. Third World Quarterly, 28 (8):1417–36.

London Times, 1938. ‘Associated Country Women of theWorld’. London Times, 25 November.

London Times, 1946a. ‘Conference of World Farmers:Supporting the FAO’. London Times, 20 May:6.

London Times,1946b. ‘Marketing of Food’. London Times,30 May: 4. Mahler, Sarah J., 1999. ‘Theoretical andEmpirical Contributions Toward a Research Agendafor Transnationalism’. In Transnationalism from Be-low, eds.

Michael Peter Smithand, Luis Eduardo Guarnizo, 64–100.New Brunswick, NJ: Transaction Publishers.

Mayo, M., 2005. Global Citizens: Social Movements andthe Challenge of Globalization. London: 2 Books.

Mazoyer, Marcel and Laurence Roudart, eds., 2002. VíaCampesina: Une Alternative Paysanne a laMondialisation Néolibérale. Geneva: Centre Europe-Tier Monde. McKeon, Nora, Michael Watts andWendy Wolford, 2004. ‘Peasant Associations in Theoryand Practice’. Civil Society and Social MovementsProgramme Paper No. 8. Geneva: UNRISD.

McMichael, Philip, 2006. ‘Reframing Development: Glo-

Page 86: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

71

bal Peasant Movements and the New Agrarian Ques-tion’. Canadian Journal of Development Studies, 27(4): 471–86.

McNabb, Marion and Lois Neabel, 2001. ‘ManitobaWomen’s Institute EducationalProgram’. http://www.gov.mb.ca/agriculture/organizations/wi/mwi09s01.html, Accessed 7 December 2002. Meier,Mariann, 1958. ACWW 1929 –1959. London: Asso-ciated Country Women of the World.

Moss, Jeffrey W. and Cynthia B. Lass, 1988. ‘A History ofFarmers’ Institutes’. Agricultural History, 62 (2): 150–63. Müller, Birgit, 2006. ‘Introduction: GMOs – Glo-bal Objects of Contention’. Focaal-EuropeanJournal of Anthropology, 48: 3–16.

Newsweek, 2001. ‘The New Face of Protest: A Who’sWho’. Newsweek, 30 July, 17. O’Brien, Kevin, 1996,‘Rightful Resistance’. World Politics, 49: 31–55, Octo-ber.

O’Brien, Kevin and Lianjiang Li, 2006. Rightful Resistancein China. Cambridge: Cambridge University Press.

O’Brien, Robert, Anne Marie Goetz, Jan Aart Scholte andMarc Williams, 2000. Contesting Global Governance:Multilateral Economic Institutions and Global SocialMovements. Cambridge: Cambridge University Press.

Patel, Rajeev, 2006. ‘International Agrarian Restructuringand the Practical Ethics of Peasant Movement Soli-darity’. Journal of Asian and African Studies, 41 (1&2):71–93.

Petras, James and Henry Veltmeyer, 2003. ‘The Peasantryand the State in Latin America: A Troubled Past, anUncertain Future’. In Latin American Peasants, ed.Tom Brass, 41–82. London: Frank Cass.

Pianta, Mario and Federico Silva, 2003. Globalisers fromBelow: A Survey on Global Civil Society Organisa-tions. Rome: GLOBI.

Page 87: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

72

Pundeff, Marin, 1992. ‘Bulgaria’. In The Columbia His-tory of Eastern Europe in the Twentieth Century, ed.Joseph Held, 65–118. New York: Columbia Univer-sity Press.

Quinn-Judge, Sophie, 2003. Ho Chi Minh: The MissingYears. Berkeley: University of California Press.

Rigg, Jonathan, 2006. ‘Land, Farming, Livelihoods, andPoverty: Rethinking the Links in the Rural South’.World Development, 34 (1): 180–202.

Rosset, Peter et al., 2006. ‘Agrarian Reform and Food Sov-ereignty’. A paper prepared for and presented at theInternational Conference on Agrarian Reform andRural Development (ICARRD), March 2006, PortoAlegre, Brazil. http://www.icarrd.org, Accessed 19February 2008.

Rosset, Peter, Raj Patel and Michael Courville, eds., 2006.Promised Land: Competing Visions of Agrarian Re-form. Oakland, CA: Food First Books.

Rubin, Jeffrey W., 2002. ‘From Che to Marcos’. Dissent,49 (3): 39–47.

Rubin,Jeffrey W., 2004. ‘Meanings and Mobilizations: ACultural Politics Approach to Social Movements andStates’. Latin American Research Review, 39 (3): 106–42. Rupp, Leila J., 1997. Worlds of Women: The Mak-ing of an International Women’s Movement.Princeton, NJ: Princeton University Press.

Rural Coalition, 1994. Building the Movement for Com-munity Based Development: Rural Coalition 1994Annual Assembly. Arlington, VA: Rural Coalition.Salamini, Heather Fowler, 1971. Agrarian Radicalismin Veracruz, 1920–38. Lincoln, NE: University of Ne-braska Press.

Scott, James, 1985. Weapons of the Weak. New Haven,CT: Yale University Press.

Page 88: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Gerakan Agraria Transnasional

73

Scott, James, 1990. Domination and the Arts of Resistance:Hidden Transcripts. New Haven, CT: Yale UniversityPress.

Scott, James, 1998. Seeing Like a State: How CertainSchemes to Improve the Human Condition HaveFailed. New Haven, CT: Yale University Press.

Scott, James and Benedict Kerkvliet, 1986. ‘EverydayForms of Peasant Resistance in Southeast Asia’. Jour-nal of Peasant Studies, 13 (2), special issue.

Seoane, José and Emilio Taddei, eds., 2001. Resistenciasmundiales: De Seattle a Porto Alegre. Buenos Aires:CLACSO.

Smith, Jackie and Hank Johnston, eds., 2002. Globaliza-tion and Resistance: Transnationalism Dimensions ofSocial Movements. Lanham, MD: Rowman &Littlefield.

Stédile, João Pedro, 2007. ‘The Class Struggles in Brazil:the Perspective of the MST’. In Global Flashpoints:Reactions to Imperialism and Neoliberalism, SocialistRegister 2008, eds.Leo Panitch and Colin Leys, 193–216. London: Merlin Press.

Stephen, Lynn, 1997. Women and Social Movements inLatin America: Power from Below. Austin, TX: Uni-versity of Texas Press.

Storey, Shannon, 2002. Marc Edelman interview with Sh-annon Storey, National Farmers Union (Canada),Saskatoon, 24 November.

Tarrow, Sidney, 2005. The New Transnational Activism.Cambridge: Cambridge University Press.

Taylor, Rupert, ed., 2004. Creating a Better World: Inter-preting Global Civil Society. Bloom field, CT:Kumarian Press.

Tsing, Anna, 2005. Friction: An Ethnography of GlobalConnection. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Page 89: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

74

Velásquez, Baldemar, 2007. ‘Alleged Assassin of SantiagoRafael Cruz Detained in the US and Freed by Mexi-can Authorities’. News Farm Labor Organizing Com-mittee, AFL- CIO. Press release 27 November.

Vía Campesina, 2000. ‘Vía Campesina Position Paper: In-ternational Relations and Strategic Alliances’, dis-cussed during the III International Conference in Ban-galore.

Waterman, Peter, 2001. Globalization, Social Movementsand the New Internationalisms. London: Continuum.

World Bank, 2003. Land Policies for Growth and PovertyReduction. Washington, DC: World Bank; Oxford:Oxford University Press.

World Bank, 2007. World Development Report 2008: Ag-riculture for Development. Washington, DC: WB.

Yashar, Deborah, 2005. Contesting Citizenship in LatinAmerica: The Rise of Indigenous Movements and thePost-Liberal Challenge. Cambridge: Cambridge Uni-versity Press.

Yashar, Deborah, 2007. ‘Resistance and Identity Politics inan Age of Globalization’. TheAnnals of the AmericanAcademy of Political and Social Science, 610: 160–81.

Page 90: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

75

Pendahuluan

Narasi modernitas kapitalis telah menganggap parapetani sebagai anakronisme sejarah, atau sebagai dasarkemunduran pembangunan. Teori ekonomi neoklasik danortodoks Marxisme sama-sama mereproduksi ontologi ini,atas dasar skala ekonomi dan/atau marjinalitas untuk kelaspolitik revolusioner. Bab ini membahas kondisi dankonsekuensi dari pandangan tersebut, dengan alasan bahwakedua pandangan tersebut berbagi premis yang sama yaituEropa-sentris dan negara-sentris, yang pada gilirannya,telah membentuk sebuah episteme developmentalis yangsebagian besar bertanggung jawab atas krisis pedesaan yangterjadi. Mazoyer dan Roudart menangkap esensi krisis ituketika mereka mengamati bahwa:

sebagian besar orang yang kelaparan di dunia bukanlahkonsumen dari masyarakat kota dan pembeli makanandi perkotaan, tetapi para petani produsen dan penjualproduk pertanian. Selanjutnya, jumlah yang tinggi dariorang yang kelaparan tersebut bukan warisan dari masalalu tetapi merupakan sebuah hasil dari proses terus

2PETANI MEMBUAT SEJARAH SENDIRI,

TAPI TIDAK SEPERTI YANG MEREKA INGINKAN. . .

Philip McMichael

Page 91: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

76

berlanjut yang berujung pada kemiskinan bagi ratusanjuta petani yang tertindas. (2006,10; penekanan ditam-bahkan).

Bandingkan ini dengan metafora jenjang pemba-ngunan dari Jeffrey Sachs, dimana kemiskinan petanidianggap sebagai kondisi yang azali: “pergerakan darikemiskinan universal ke berbagai tingkat kemakmuranterjadi dengan cepat dalam rentang sejarah manusia. Duaratus tahun yang lalu, semua orang masih dalam keadaanmiskin, kecuali segelintir minoritas dari kalangan penguasadan pemilik tanah besar ‘(2005, 26).

Walt Rostow (1960) menguatkan pandangan develop-mentalis ini, bahwa petani mendiami sebuah dasar sebagaitahapan tradisional sejarah manusia. Pada perkembang-annya, teori ini meletakkan petani pada tahap sejarahsebelumnya, dan W. Arthur Lewis (1954) mengoperasio-nalkan episteme ini dengan menggambarkan petani sebagai‘pasokan tenaga kerja tidak terbatas untuk industri-alisasi ekonomi. Sebuah bentuk perlakuan sejarah duniayang menyimpang (Wolf 1969;Walton1984), karena darisini standar ilmu sosial menjadi menyimpang sedikit darianggapan Barrington Moore tentang nasib politik petanidi dalam karyanya, Social Origins of Dictatorship andDemocracy. Sementara itu implikasi bahwa demokrasi lib-eral Inggris yang didasarkan pada penghapusan kaum taniadalah lambang dari perspektif modernis, ada kesenjangandalam metode komparatif yang memisahkan Inggris dariluar negeri kerajaannya, yang dihuni sebagian besar olehpetani—-seperti petani di India dan petani-petani tersebutyang memproduksi 20 persen roti Inggris pada pergantianabad kedua puluh (Davis 2001, 299).

Ada tiga isu utama disini. Pertama, trayektori petanidikondisikan oleh dunia, bukan sejarah nasional. Kedua,sebagai alat legitimasi, narasi pembangunan yang ada

Page 92: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

77

memungkinkan bagi tercabutnya hak petani yang diin-tensifkan di bawah rezim neoliberal yang dapat mematikan,dan telah menjadi titik fokus dari mobilisasi petani dewasaini. Ketiga, para kaum konvensional (liberal dan Marxis)yang mencoba untuk mensistematiskan sejarah moderndalam pembangunan ternyata kandas di tahap teori—-hasil dari demokrasi, yang secara nasional dibayangkanmenjadi bagian dari representasi petani sebagai pening-galan sejarah. Sebuah perspektif yang menarik tentang halini adalah ungkapan seorang pemimpin petani Meksiko,yang mengamati: “campesino (petani) berasal dari pede-saan. Disana akan selalu ada campesino (petani). Merekatelah ada sebelum ada investor, industrialis, partai politik,dll, kaum petani selalu ada dan mereka akan selaluada. Mereka tidak akan bisa dihilangkan’ (Dikutip dalamDesmarais 2007, 19). Pertanyaannya adalah apa arti ‘cam-pesino’ hari ini? Dalam studinya tentang jaringan petanidi Meksiko dan AmerikaTengah, Campesino a Campesino,Food First Director, Eric Holt-Giménez mengamati:

“Bertentangan dengan kebijaksanaan konvensional,campesino saat ini bukan merupakan budaya statis ataupolitik pasif. Tidak pula mereka menghilang sebagaikelas sosial. Perkumpulan Campesino di Mesoamerikadan Karibia (dan di seluruh dunia) yang terus-menerusberadaptasi dengan kekuatan global, regional, dan lokalmerupakan sebuah kisah perlawanan yang tak kunjungpadam untuk dekade “pembangunan” yang berusahamenghilangkan petani dari desa dan, baru-baru ini,untuk kebijakan ekonomi neoliberal yang memprio-ritaskan profit margin perusahaan daripada ling-kungan, ketahanan pangan, dan mata pencaharianpedesaan.

(Ini adalah) sebuah perjuangan untuk pergolakan budayakarena budaya campesino memiliki pertahanan baik

Page 93: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

78

terhadap sosialis dan kapitalis...Bahkan hari ini,campesino melintasi tanah genting Mesoamerikamelawan dampak dari globalisasi ekonomi yangmenghancurkan komunitas mereka, ladang, pabrik, dansektor jasa Amerika Serikat, yang mana selama inimereka suplai pasokan cadangan tenaga kerjanya yangdibayar murah seperti tenaga kerja buangan”. (2006, xii)

Artinya, pergerakan petani di dalam dan terhadapproyek neoliberal, 32 dalam skala dunia yang secara politisterlibat dalam suatu cara dan untuk suatu tujuan, menjadisuatu yang tak dapat terpikirkan oleh teori sosial klasik.

Pertanyaannya kemudian menjadi, apakah “perge-rakan petani ini seperti ‘bayangan semu nostalgia danmelankolis di antara budaya masyarakat modern’ (Bartra1992,17)? atau, apakah ini bentuk defensif, dan/atau do-rongan reaksioner, atau sesuatu yang sama sekali berbeda? Saya berpendapat kedua. Petani akan selalu ada dan ba-nyak dari mereka yang berjuang untuk bertahan denganberbagai matapencaharian yang berbeda, segmen perge-rakan yang menjadi subjek pada bab ini. Mobilisasi Petani,seperti yang dibahas disini, sampai melampaui siklus hidupsehari-hari mereka dalam mempertahankan tanah yangkemudian menghubungkan perjuangan untuk meyusunulang dari apa yang mungkin bertentangan dengan apayang sedang dilakukan untuk mempertahankan tanah danrakyat di atasnya dari rezim neoliberal. Banyak para pe-ngamat mencatat perbedaan kesadaran, dan ketegangan

32 “proyek neoliberal adalah spesifikasi budaya dari apa yang saya sebut“proyek globalisasi” (McMichael 1996) untuk menghindari asosiasiekonomisme dengan istilah tidak resmi “globalisasi”. Konsepnyapada dasarnya dapat dirubah dan merujuk pada perestrukturanpolitik dalam hubungannya dengan kapital pada skala dunia,dilegitimasi oleh normalisasi, sebuah kepercayaan terhadapprivatisasi dari ajaran neoliberalisme.

Page 94: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

79

yang terjadi antara sesama petani, antara pemimpin petanidan dengan aktivis petani (Wright dan Wolford 2003; 2004Caldeira, 2006 Wolford; Desmarais 2007). Hal yangpenting disini adalah, bahwa ‘mobilisasi petani’ lebih darisekedar politik konvensional petani, dia adalah penyu-sunan-ulang ontologis melalui kritik terhadap neolibera-lisme, dan merumuskan agrarian question dalam kaitannyadengan tuntutan pembangunan yang ada saat ini.

Sehingga, daripada memeriksa pertanyaan barumengenai petani melalui lensa konvensional teori sosialmodern, akan sangat berguna jika mengganti haluanepistemologis dan memeriksa gerakan petani33 ini melaluipraktek-praktek diskursifnya, karena hal tersebut secarakritis berhubungan dengan narasi kapitalis dan kebijakanyang memungkinkan mereka lakukan. Kritik dari proyekneoliberal oleh gerakan petani adalah respons yangmengundang serangan umum tentang kaum petani atasnama narasi pembangunan yang berpendapat tentangkemungkinan masa depan di atas tanah, dan itu melampauibatas-batas konvensional teori modernis.

Memahami Letak Gerakan Petani Transnasional

Dalam rangka menentukan gerakan petani trans-nasional secara historis, dibutuhkan pemahaman yang baik

33 Dengan “gerakan petani” saya merujuk pada gerakan global umumyang meskipun demikian sangat beragam, ditempatkan denganspesifik sosial dan proyek ekomogi, dan tetapi dengan sejarah danpolitik umum dengan perlawanan pada komodifikasi tanah, bibitdan pangan dan pada rezim perdagangan WTO yang manakebijakannua secara sistematis tidak menguntungkan dan merampaspetani kecil di seluruh dunia. Kendatipun pembagian dan organisasipemimpin seperti Via Campesina, ada persatuan dalan keberagamandalam proyek “ketahanan pangan”, yang mana sebaliknyamembentuk (dan mendukung) proses politik (sebagai contoh, lihatDesmarais 2007).

Page 95: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

80

tentang perbedaan temporal dan spasial. Perbedaan tem-poral terletak pada gerakan ini sehubungan dengan agrar-ian question, yang pertama kali dirumuskan pada akhirabad XIX. Perbedaan spasial menyangkut hubungan on-tologis dari gerakan petani pada masa perkembangankapitalisme dan masa depannya. Sebagaimana saya akanmenyarankan, perbedaan ini saling berhubungan, dansebenarnya gerakan petani itu sendirilah yang meng-garisbawahi arti pertanyaan baru dari agrarian question,politisasi relasi pertanian dan pangan di dalam maupun diluar kapitalisme neoliberal.

Perbedaan Temporal

Secara temporal, gerakan petani saat ini pada dasar-nya telah mengubah asumsi dan proyeksi permasalahanagraria klasik. Berdasarkan kaitannya dengan transisipolitik kapitalis di bidang pertanian, permasalahan agrariaawal adalah pertanyaan tentang bagaimana petani akanmengidentifikasi secara politik tentang berbagai proses‘diferensiasi’ atau ‘disintegrasi’ aktivitas pertanian, sebagaikapital yang disubordinasi oleh kepemilikan tanah (cf.Lenin 1972). Karl Kautsky, seorang ‘proletar eksklusif ’(Alavi 1987), tetap berpendapat bahwa sentralisasikepemilikan atas tanah sebagai kapital pertanian meru-pakan sesuatu yang bergantung, begitu juga sikap petanisecara politik juga bergantung pada kombinasi antara hargapangan yang mampu dibeli oleh petani, dan upah buruhyang sebenarnya (1988, 317).

Sebagaimana yang dianalisis oleh kalangan rezimpangan, bahwa harga pangan semakin diatur oleh hu-bungan perdagangan internasional (Friedmann 1978).Akses ke imperium dan harga makanan murah, ironisnyamenumpulkan potensi kontradiksi antara petani dan kaumproletar, upah tetap rendah, dan praktek pemerasan ter-

Page 96: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

81

hadap petani-petani di Eropa tetap terjadi. Pada pergantianabad ke 20, perpisahan dan gabungan kontra gerakanagraria dan gerakan buruh menyimpang dari proyeksirevolusioner Marxis, dan berkontribusi pada resolusi sosial-demokratis sebagaimana dijelaskan oleh Polanyi (1957).Resolusi itu menyatakan sebuah dimensi yang diabaikanoleh permasalahan agraria klasik, yaitu, relasi sejarah-duniayang berkontribusi terhadap transformasi sosial pada awalabad kedua puluh. Artinya, ini adalah bagian dari kom-promi sosial-demokratis, yang berbasis pada sistem upahyang menganut prinsip Fordist, termasuk merkantilismepertanian, sementara itu finansial-publik dilindungi olehFirst World Agriculture, yang diidealisasikan sebagaipertanian keluarga (Friedmann dan McMichael 1989).Negara Dunia Ketiga telah dihadapkann oleh pertanianseperti itu sejak merkantilisme, yang berpuncak padamunculnya G-20 pada tahun 2003 di Kementrian WTOdi Cancun.

Formulasi permasalahan agraria klasik, yang sekarangmenjadi bermasalah pada abad ke-21, yaitu berpusat padanegara-sentris serta mencerminkan gaya pembangunannasional pada akhir abad-19. Sebagaimana diungkapkanoleh Henry Bernstein, permasalahan klasik agraria jugamenyangkut pengembangan rumah pasar modal sebagai‘agrarian question of capital’, dan secara khusus kapitalindustri. Dalam konteks transisi ke kapitalisme, tenagakerja serta modal juga diasumsikan sebagai permasalahanagraria, karena kedua kelas definitif ini memunculkanminat yang sama dalam transformasi dari feodalisme kekapitalisme, dan hubungan sosial pra-kapitalis’(2003, 209).

Ironinya adalah bahwa proyek itu bersifat merujukpada pengelaman (self-referensial) Eropa, yang berfokuspada modernisasi negara-bangsa, hubungan sosial pra-kapitalis dan praktek imperium, yang semakin terdegradasi(Davis 2001). Di sini, petani menjadi obyek eksploitasi,

Page 97: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

82

daripada dieliminasi, seperti dalam skenario modernis. De-ngan kata lain, kaum tani pada zaman kolonial adalah alasuntuk -tenaga kerja upah metropolitan, peran ini tidakdiperlihatkan dalam teori-teori sosial dengan kaitannyaterhadap bentuk-bentuk akumulasi sosial modern, yangdidasarkan pada model pembangunan Eropa-sentrissebagai proses nasional.34

Hal yang diperdebatkan juga adalah ide developmen-talisme telah ikut melembagakan trayektori petani di sistemnegara. Tentu saja, sesuai dengan termin Perang Dingin,di bawah tekanan pemberontakan petani, pengorganisa-sisan model pertanian keluarga Amerika menjadi inspirasibagi organisasi seperti Latin American Alliances forProgress, revolusi hijau, dan itu juga dilakukan mela-lui kebijakan lembaga-lembaga asing seperti USAID diMesir (Mitchell 2002). Tapi fase developmentalisme inipada dasarnya adalah selingan nasionalisme ekonomiyang muncul akibat keresahan petani, merkantilismesesudah perang, dan dekolonisasi politik yang disahkanpada tahun 1960 oleh PBB dalam Declaration of Indepen-dence.35 Sementara terjadi pengorganisasian petani kembalidisertai dengan semangat—-apa yang Araghi sebutsebagai—-first struggle’, ‘first served’ yang konservatifdalam reforma agraria di Asia Timur dan Amerika Latin(1995, 346), proses penghancuran petani (de-peasantiza-tion) juga berlangsung di negara Dunia Ketiga, di bawahtekanan dari rezim bantuan pangan (Friedmann 1982), dan

34 Cf. Tomich (2004) yang mefokuskan kembali dan merumuskanpemahaman sejarah kapitalisme melalui “prisma perbudakan”,beragumen bahwa hubungan antara upah dan perbudakan masalahyang gawat dalam sejarah ini daripada menganggap upah buruhmenjadi hubungan yang pasti.

35 Untuk catatan kasus yang lengkap dari Reforma Agraria selamaperiode ini, lihat Rosset et al (2006)

Page 98: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

83

ketidaksetaraan yang terjadi akibat revolusi hijau (Gupta1998).

Ketika proyek neoliberal yang dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai ‘globalisasi’, telah diganti oleh periodenasionalisme ekonomi, proses penghancuran petani diDunia Selatan telah terjadi secara intensif di bawah ga-bungan antara tekanan terhadap dukungan publik padapetani, praktek Revolusi Hijau kedua (bioteknologi yangdiprivatisasi dan ekspor pertanian untuk memasok konsu-men global), Reforma Agraria yang dipimpin pasar,36 danaturan perdagangan WTO yang memfasilitasi penargetanpasar di selatan dengan menurunkan harga surplus ekspormakanan secara artifisial dari Utara, adalah bentuk peng-hancuran itu. ‘Rezim korporasi pangan’, yang mengan-dalkan subsidi negara dengan mengurangi harga pertaniansebanyak 57 persen di bawah harga sebenarnya (People’sfor Food Sovereignty 2003) membuat “harga pasar dunia”yang diciptakan melalui liberalisasi perdagangan yangmenimbulkan pengaruh yang sangat buruk pada petanikecil dimana-mana (Mc Michael2005)37. Sebagai contoh,Sharma (2004) melaporkan:

Indonesia digolongkan di antara sepuluh eksportir berasteratas sebelum WTO memberlakukan kebijakan-

36 Untuk analisis yang lengkap mengenai pasar tanah sebagai solusineoliberal untuk desa miskin, lihat Borras (2006).

37 Di tempat lain saya telah menggambarkan “harga pasar dunia”sebagai instrumen rezim perusahaan pangan dari perampasan(McMichael 2005). Tekanan suplai pangan dari agrifuel dan dariperubahan diet sosial di India dan China, khususnya yangberhubungan dengan harga pangan, pada tahun terakhir hargajagung dua kali lipat dan harga gandum naik 50 %, mengantarkandunia pada “tonggak-era-kelebihan-makanan (Vidal 2007). Apakahdan untuk taraf apa secara sosial konstruksi kekurangan panganakan mempengatuhi mekanisme “harga dunia” (dibentuk melauiperangkaian sokongan pertanian utara dan harga komoditi) akantetap terlihat.

Page 99: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

84

nya. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1998, Indonesiatelah muncul sebagai importir beras terbesar di dunia.Di India, sebelumnya sebagai produsen terbesarsayuran di dunia, terjadi impor sayur hampir dua kalilipat hanya dalam rentang satu tahun - dari Rs92.8 jutapada tahun 2001-02 menjadi Rs171 juta di 2002-03. Yanglebih parah lagi adalah Peru, yang impor makanannyameningkat secara dramatis setelah liberalisasi. Makananimpor sekarang diperhitungkan pada taraf 40 persen daritotal konsumsi pangan nasional. Impor Gandum duakali lipat pada tahun 1990, impor jagung, menyusulproduksi dalam negeri, dan impor susu naik tiga kalidalam pertengahan pertama dari dekade sebelumnya,betul-betul memusnahkan petani Peru.

Dalam keadaan ini, di mana kebijakan dumpingpangan menindas jutaan petani (Madeley 2000), krisisagraria di akhir abad kesembilan belas, yang dipicu olehbahan makanan murah dari negara-negara baru dan negarajajahan kolonial yang telah disamaratakan saja, khususnyaterjadi melalui sentralisasi pertanian kapitalis di negarautara, melalui resolusi merkantilisme setelah runtuhnyarezim perdagangan bebas di Britania. Sedangkan resolusidari permasalahan klasik agraria itu dimediasi olehproteksionisme GATT, yang semakin melembagakan pe-rusahaan peternakan yang mempengaruhi di hampirseluruh dunia bagian Utara, permasalahan agraria saat ini telah diglobalisasi melalui media usaha pasar dunia.Namun, bukannya memainkan peranan cadangan yangkonservatif dalam kelas politik dari kapitalis modernitas,gerakan petani malah mengubah permasalahan itu. Hal inibukan lagi mengenai transisi agraria melalui akumulasiyang mengistimewakan kapital, melainkan transformasiagraria terhadap akumulasi imperatif, yang diperjuangkanoleh koalisi petani transnasional dan gerakan keadilan

Page 100: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

85

sosial lainnya, yang berupaya untuk mende-fetish-isasiakumulasi.

Alih-alih mempertahankan sebuah dunia yang hilang,gerakan transnasional seperti Via Campesina berusahauntuk mendapatkan sebuah dunia baru—-dunia di luarbencana rezim pasar korporasi, di mana agrarianismedinilai kembali sebagai pusat sosial dan keberlanjutanekologis. Lebih dari sekedar manuver untuk melindungi dirisendiri, kaum petani memproklamirkan gerakankedaulatan pangan38 yang menyerukan masalah proyek“keamanan pangan” neoliberal, dan kiasan yang ditutupidengan slogan “memberi makan dunia” dengan surpluspangan yang dihasilkan di Utara (McMichael2003). Sebagaimana tercantum dalam website ViaCampesina (2003):

Kebijakan Neoliberal memprioritaskan perdaganganinternasional, dan bukan pangan untuk rakyat. Merekatidak memberikan kontribusi sama sekali untuk pem-berantasan kelaparan di dunia. Sebaliknya, mereka telahmeningkatkan ketergantungan masyarakat ‘pada imporpertanian, dan telah memperkuat industrialisasi per-tanian, sehingga membahayakan warisan genetik,

38 Pertama kali diartikulasikan di World Food Summit tahun 1996oleh gerakan petani transnasional, Via Campesina. Konsep dariketahanan pangan pada umumnya menyerukan “hak bagi setiapbangsa untuk mempertahankan dan membangun kapasitas merekauntuk memproduksi bahan pokok dengan menghargai kebudayaandan produksi keanekaragaman dan hak untuk menghasilkanmakanannya sendir dalam wilayahnya sendiri (dikutip dariDesmarais (2007,34). Dalam mengembangkan “hak rakyat,komonitas dan negara untuk menetapkan agrikultur mereka, buruh,perikanan, pangan dan kebijakan tanah yang mana secara ekologi,ekonomi dan budaya sesuai dengan keadaan mereka yang unik”(dikutip dari Ainger 2003,11). Konsep dari ketahanan panganmeneliti fungsi sosio-ekologi agrikultur hingga koordinat wilayah(sebagai taktik politik).

Page 101: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

86

budaya dan lingkungan bumi kita, serta kesehatan. Me-reka telah memaksa ratusan juta petani untuk mening-galkan praktek pertanian tradisional mereka, hinggaterjadi eksodus pedesaan atau imigrasi. Lembagainternasional seperti IMF (Internasional MonetaryFund), Bank Dunia, dan WTO (World Trade Organiza-tion) telah menerapkan kebijakan yang didikte olehkepentingan perusahaan-perusahaan besar transnasionaldan negara adidaya. WTO adalah lembaga yang benar-benar tidak memadai untuk menangani masalah pangandan isu-isu yang terkait dengan pertanian. Oleh karenaitu Via Campesina ingin WTO keluar dan jangan bicaramasalah pertanian.39

Impor pertanian dengan harga rendah di seluruh duniayang menghancurkan ekonomi pertanian lokal; misalnyasusu impor dari Eropa ke India, daging babi Amerikake Karibia, daging dan sereal dari Uni Eropa ke Afrika,dll. Produk-produk tersebut diekspor dengan harga yangrendah, berkat praktek dumping. Amerika Serikat danUni Eropa punya praktek dumping baru yang diratifikasioleh WTO, menggantikan subsidi ekspor denganpenurunan harga komoditas pertanian yang kuatdigabungkan dengan pembayaran langsung yang

39 Desmarais mencatat slogan dari “WTO Out of agriculture” (WTOkeluar dari agrikultur) adalah kompromi diantara cabang-cabangVia Campesina. Sementara KRRS di India mendukungpembongkaran WTO. Canada’s National Farmer’s Union (NFU)dan Mexico’s Union Nacional de Organizaciones RegionalesCampesinas Autonomas (UNORCA) menyokong pengubahanhubungan kekuasaan dari sistem regulasi perdagangan internasionaldan French Confederation Paysanne mengusulkan perjanjian hakasasi manusia untuk WTO. Namun, “via campesina menuntutpengurangan kekuasaan organisasi dengan mengambil agrikultir dariwilayah kekuasaannya, sebagaimana membangun struktur barudalam sistem UN yang ditransformasi, lebih demokratis dantransparan” (2007,111).

Page 102: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

87

dilakukan oleh Negara. Untuk mencapai kedaulatanpangan, dumping harus dihentikan.

Kritik mengenai dumping tidak hanya tentang praktekperdagangan yang tidak adil. kritik ini juga memberikanpenjelasan sirkulasi politik yang sebenarnya tentangpembangunan organisasi pasar yang didasarkan pada‘pembentukan’ pleonasme petani, melalui cara-carapolitik. Krisis di pedesaan telah menggantikan permasa-lahan agraria utama tentang implikasi politik padatransformasi kelas untuk aliansi politik nasional. Homemarkets tidak lagi jelas, dan regulasi politik pasar globalpada dasarnya telah diprivatisasi, dengan cara, negaramemainkan peran ‘pembersih’, dimana mereka benar-benar terlibat. Dalam versi klasik, bahan pangan teregis-trasi melalui dampak harga pada identitas kelas dan ataupola akumulasi. Tetapi saat ini, seperti yang diajukan olehgerakan kedaulatan pangan, bahan pangan mencakupseperangkat hubungan yang lebih luas, dan dia menjadisebuah jendela sosial, demografi dan bencana ekologiakibat neoliberalisme.

Seperti Via Campesina katakan: “Gerakan besar-besaran untuk ketahanan pangan di seluruh dunia ikutmendorong peningkatan gerakan rakyat” (2000). Perda-gangan pada surplus pangan memberikan kontribusiterhadap siklus pencabutan hak milik, yang pada gilirannyamembuat tanah dan buruh pertanian tersedia untukperusahaan dan dan untuk mendukung ekspor pertaniansebagai biaya tenaga kerja di Utara. Penyewaan tanah danregulasi lingkungan muncul untuk mendorong penye-baran agribisnis (termasuk agrofuel)40 perkebunan danpabrik pengolahan makanan di Selatan yaitu sebuah

40 Lihat sebagai contoh, isu spesial dalam Agrofuels di Seeding July2007, ada di http://www.grain.org.

Page 103: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

88

lembaga revolusi ritel yang baru-baru ini sedang dibangun(McMichael dan Friedmann 2007). Proses penghancuranpetani (de-peasantization) selanjutnya memberikan kon-tribusi kepada meningkatnya jumlah buruh kasar di pasartenaga kerja dunia pada umumnya. Sedangkan pada skalanasional mungkin ada pemisahan (decoupling) radikal dariindustrialisasi sebagai akibat urbanisasi (Davis 2006, 17),pada skala global akumulasi modal sangat tergantung padasejauh mana siklus pencabutan hak milik petani terjadi(McMichael 2005). Secara bertahap skala permasalahanagraria telah bergeser dari problematika pembangunanbangsa hingga politik-ekonomi global.

Melalui transisi kapitalis dalam skala global, yangmengandalkan agar perusahaan yang memimpin prosesproduksi komoditas pertanian menerapkan ‘prinsippenawaran yang paling murah’,41 dinamika rekursif hargadunia mengacaukan model jalur-ketergantungan nasionaldari masalah agraria klasik. Kelebihan produksi dan rezimagro-ekspor yang disamaratakan, secara artifisial menekan-kan harga komoditas pertanian dan melemahkan pertaniandi mana-mana. Sehingga:

Thailand yang dikenal sebagai salah satu eksportirpangan terkemuka di dunia, khususnya beras. Namun

41 Sebagaimana dicatat, subsidi pertanian dari utara global secarabesar-besaran mendukung agrobisnis dengan menggandakan hargadari tunjangan pertanian, memungkinkan harga pasar jatuh hinggake biaya rendah yang dibuat-buat (pada pedagang dan prosesor) yangmana sebaliknya menurunkan harga di seluruh pasar dunia. Gerakanketahanan pangan, apakah itu di eropa atau selatan globalmendukung ganjaran sosial untuk memproduksi barang publikseperti bahan baku/ makanan sehari-hari, jasa lingkungan dan lainsebagainya. Walaupun coordination paysanne Europeene (CPE)mengklaim: “tunjangan masyarakat pada agrikultur mungkin akanmenjadi legitimasi, contohnya untuk kelangsungan keluarga petaniaga ada di setiap wilayah, memberikan tunjangan ini tidak digu-nakaan untuk ekspor harga rendah” (dikutip dari Madeley 2006).

Page 104: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

89

studi di Thailand menunjukkan bahwa sementara negaramengalami peningkatan ekspor berasnya, petani tidakmendapatkan keuntungan. Harga pertanian tidakmeningkat selama dekade terakhir. Stagnasi dalampendapatan riil telah disertai dengan kenaikan tajamdalam beban hutang rumah tangga pedesaan. Singkat-nya, ekspor lebih tidak mengarah ke peningkatan kese-jahteraan petani. (Jacques-Chai Chomthongdi, dikutipdalam LSM 2004).

Dengan menormalkan fenomena dari ‘harga pasardunia’, yang menarik perhatian adalah sistem subsidiperusahaan sebagai dasar perdagangan yang dilakukanWTO, gerakan kedaulatan pangan pada dasarnya telahmengubah permasalahan agraria. Hal tersebut mengung-kapkan peran negara (lembaga-lembaga multilateral) dalam‘global forces’ yang menghasilkan tenaga kerja cadangandari petani yang terampas untuk proyek pengembanganperusahaan, yang kemudian menghasilkan “produksi mas-sal kantong-kantong pemukiman kumuh” (Davis 2006, 13).

Perbedaan Spasial

‘Perbedaan ruang’ dari gerakan petani transnasionalmerujuk pada ontologisnya sehubungan dengan proyekneoliberal. Seperti yang disarankan di atas, kedaulatanpangan melibatkan gerakan secara kritis dengan infra-struktur politik neoliberal kapitalisme, dan mendenatura-lisasi narasi pasar sebagai prakondisi untuk mengurai-kan sebuah narasi alternatif. Ini adalah tantangan untukmelihat terbentuknya modal di dalam relasi-relasi penun-dukannya, bukan dalam ucapan-ucapannya (cf. Beverley2004), yang membuatnya menjadi ontologi agraria yangberbeda. Dimensi spasial menyangkut menempatkan ulangmasalah agraria sebagai pusat—bukan sebagai tontonanpolitik dalam budaya politik industrialisasi, tetapi sebagai

Page 105: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

90

suatu solusi politik untuk menangani bencana indus-trialisasi neoliberal.

Perbedaan spasial dibingkai dengan sangat apikmelalui penjabaran kontemporer Harvey mengenaiperlawanan (‘anti-globalisasi’) sebagai “gerakan melawanakumulasi dengan penjarahan (accumulation by dispos-sesion)” dan gerakan di sekitar “perluasan reproduksi”(2005, 203). Yang pertama mengacu pada gerakan tani,mereka menentang penggusuran, penarikan subsidi publikcuntuk pertanian kecil, dan apropriasi lingkungan,pengetahuan dan budaya, yang menguatkan nilai-nilai danbudaya di luar hubungan akumulasi modal. Yang terakhirini termasuk gerakan dimana ‘eksploitasi upah buruh dankondisi menentukan “upah sosial” sebagai pusatnya (2005,203). Harvey mengklaim bahwa upaya untuk menemukanhubungan organik antara perbedaan gaya gerakanmerupakan ‘sebuah desakan teoretis dan beban praktis’(2005, 203).

Perdebatan ini juga menyangkut politik Via Cam-pesina yang menyatukan resistensi tersebut secara seimbangdalam menghubungkan kuatnya gerakan ketahananpangan dengan percepatan penghilangan hak kaumtani. Industrialisasi neoliberal pertanian dalam skala duniasecara bersamaan menghasilkan buruh kasar dan mengu-rangi biaya upah. Penggabungan sirkulasi politik denganpolitik produksi dan reproduksi memberikan kritik padasejarah dunia terhadap kondisi dan konsekuensi dari rezimperusahaan pangan (cf. McMichael 2005). Via Campesinamerupakan bentuk pembalikan reifikasi dan merupakaneufemisme dari ’perdagangan bebas’, pengungkapan ten-tang sejarah negara/perusahaan dan ketidakadilan, sertakonsekuensi fatal yang diakibatkan ketidakadilan itu.Selanjutnya untuk menunjukkan bahwa perluasanreproduksi pada modal tergantung pada bangkitnya

Page 106: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

91

perlawanan dengan isu upah tenaga kerja, juga menun-jukkan bahwa perusahaan pertanian, tidak hanyamenyangkut persoalan dia menghasilkan makanan murah,tapi juga tentang mengamankan kondisi baru untukakumulasi dengan menurunkan biaya tenaga kerja diseluruh dunia. Dalam pengertian ini, pertanian menjadisolusi utama.

Dalam membangun hubungan yang seimbang antaragerakan melawan pencabutan dan terhadap hubunganperluasan reproduksi, Via Campesina mendesak kita untukmenerima bahwa akumulasi tidak hanya tentang tujuanutama dan sentralisasi kekuatan modal, namun jugatentang praktek penjarahan alternatif dan pilihan alternatifterakhir untuk masa mendatang. Secara khusus, ontologimodernitas kapitalis, yang berakar pada ekonomisme,mengesampingkan tempat bagi petani, dan secara fisikmengusir mereka dari tanah, dan secara epistemologismenghapusnya dari sejarah. Sebaliknya, ontologi darigerakan kedaulatan pangan mengkritik reduksionisme danjanji-janji palsu neoliberalisme, menempatkan praktek danmasa depan di luar subyek pembangunan liberal, dankeunggulan ilmu pengetahuan. Ontologi ini muncul dida-sarkan pada proses penilaian kembali pertanian, pede-saan dan pangan sebagai bagian dari keberlanjutan sosialdan ekologi, dimulai dengan kembalinya kekuasaan kepadakaum tani.

Dalam teori ekonomi ada pendapat yang mengatakanmengenai tersingkirnya petani sebagai konsekuensidari hukum tentang meningkatnya produktivitas, yangdiperkuat oleh pendapatan yang rendah serta permintaanyang tinggi terhadap komoditi pangan, sehingga terjadilahpenurunan populasi pertanian. Yang dibahas di sini adalahasumsi mengenai kondisi dan konsekuensi dari mening-katnya produktivitas pertanian. Seperti Logika Ekonomi

Page 107: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

92

yang menekankan pertumbuhan secara kuantitatif, danstandardisasi pertanian dalam hal input-output. Disampingitu, efek eksternal terhadap ekologi seperti polusi kimia,erosi tanah dan genetik, emisi karbon, dan mengaba-ikan biaya energi dan struktur subsidi untuk agribisnis, tidakdilihat secara serius sebagai biaya ekonomi agro-industria-lisasi (Martinez-Alier2002, 146-7). Dengan demikian,pertanian skala kecil dianggap tidak efisien—-secara jelastelah ditegaskan oleh tren de-peasantisasi yang terjadi. Mes-kipun intisari penilaian ekonomi tersebut dibuat-buatnamun tetap memiliki konsekuensi, nyata, dan menim-bulkan efek yang keras terhadap kaum tani.

Sebagai kemungkinan lain, perspektif ekologismenawarkan berbagai nilai-nilai multifungsi dan kontribusiepistemis dari pertanian ke manusia dan alam. Ini adalahperubahan ontologis yang menerangkan bahwa gerakankedaulatan pangan dan pembelaannya berupaya untukmenghargai kembali pertanian kecil. Bahkan ketika neoli-beralisme berupaya untuk mengatasi batas-batas ekonomis-menya, sebagaimana Martinez-Alier mengingatkan kita:

Takaran moneter yang diberikan oleh ahli ekonom untukdampak negatif eksternalitas atau pelayanan lingkunganmerupakan konsekuensi dari keputusan politik, polakepemilikan properti dan distribusi pendapatan dankekuasaan. Sehingga ada unit pengukuran umum (com-mon unit of measurement), namun hal ini tidak berartibahwa kita tidak dapat membandingkan alternatif dalambasis rasional melalui evaluasi multi-kriteria. Atau,dalam hal lain, memaksakan logika penilaian moneter.Itu semua tidak lebih dari sebuah latihan dalam keku-asaan politik. Penghapusan logika penilaian moneter,atau lebih tepatnya mengikatnya ke tempat yang tepatsebagai satu-satunya pandangan, membuka ruang politikyang luas untuk gerakan lingkungan. (2002,150).

Page 108: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

93

Membangun ruang politik merupakan komponenkonsolidasi gerakan kedaulatan pangan dari sebuahontologi yang menolak narasi modernitas, dan indus-trialisme, dari organisasi kaum tani sebagai mimpi yangtak terpenuhi dan menegaskan sebuah alternatif sejarahberdasarkan narasi dan nilai yang tak terbandingkansebagai dunia yang nyata, bukan logika abstrak yangmembenarkan akumulasi dengan penjarahan. Hal iniadalah suatu ontologi yang memberikan suara politik danperjuangan pada tanah, di samping perjuangan untuk tanah(Flavio dan Sanchez 2000), sehingga mempolitisir hu-bungan ekologi-sosial. Paul Nicholson, perwakilan Eropadalam International Coordinating Committee dari ViaCampesina mengatakan: “sampai saat ini seluruh duniaberdebat mengenai kebijakan agraria, gerakan petani telahhilang: kami tidak memiliki suara. Alasan utama untukkeberadaan dari Via Campesina adalah untuk menjadisuara itu dan untuk berbicara untuk terciptanya masyarakatyang lebih adil”. Lebih lanjut lagi, International PlanningCommittee (IPC) untuk Kedaulatan Pangan (sebuah koalisiyang kuat dan heterogen yang terdiri dari berbagaiorganisasi, dimana di dalamnya Via Campesina jugatergabung) menyatakan:

Tidak ada Reforma Agraria yang dapat diterima danhanya didasarkan pada distribusi tanah. Kami percayabahwa reforma agraria sekarang harus melingkupi visikosmik dari wilayah kaum petani, petani tanpa tanah,masyarakat adat, pekerja di pedesaan, nelayan, peng-gembala nomaden, suku-suku, keturunan afrika,minoritas etnik, dan pengungsi, yang menyandarkanpekerjaan mereka pada produksi makanan dan yangmenjaga hubungan, saling menghormati dan menjagakeharmonisan dengan bumi (Mother Earth) danlautan. (2006, n.p.)

Page 109: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

94

Dalam arti lain, gerakan kedaulatan pangan mem-bentuk peningkatan signifikan dalam representasi politikekonomi (Patel 2006) yang menggabungkan politisasikebijakan neoliberal yang mengklaim hak-hak melebihipasar dengan identitas agraria yang berdasarkan nilaikompleks yang dirajut bersama dengan subjektivitasekologis dan pelayanan sebagai syarat untuk keberlanjutansosial dan lingkungan. Cara bertahan para petani tidakhanya sekedar untuk melestarikan budaya, namunpenguatan praktek budaya yang berkomitmen untuk me-ngatasi subordinasi pangan dan pertanian untuk menetap-kan harga juga menjadi penting. Dengan demikian, gerakankedaulatan pangan menegaskan tidak membandingkanpertanian dan diversifikasi pangan dengan pertukaran-nilaidari rezim monokultural yang sasarannya adalan panganyang kemudian mengakibatkan penggabungan produksidan konsumsi ke dalam proses akumulasi kapital secaraumum. Di saat yang sama, itu merupakan politik ‘kewarga-negaraan berbasis agrarian (agrarian citizenship)’ (Wittman2005), yang berbasis dan berkoalisi dengan gerakankeadilan sosial lainnya di pinggiran, atau di tengah proses perluasan reproduksi kapital. Jadi, Movimento dos Trabal-hadores Rurais Sem Terra (MST) merekonstruksi “pede-saan” sebagai dasar kewarganegaraan untuk menghadapikelas elit Brasil dan politik neoliberal, dengan mengem-bangkan bentuk koperasi tenaga kerja pedesaan, mempro-duksi bahan makanan pokok bagi pekerja miskin, danmembangun aliansi serta menawarkan mata pencaharianuntuk pengangguran di perkotaan (Wright dan Wolford2003). Dan IPC for Food Sovereignty mengusung ide“kedaulatan pangan” bukan hanya visi tetapi juga platformbersama perjuangan yang memungkinkan untuk terusmembangun kesatuan dalam keanekaragaman. Reformaagraria dan kedaulatan pangan berkomitmen untuk sebuah

Page 110: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

95

perjuangan yang lebih besar untuk mengubah dominasimodel neoliberal dan akan membawa kesimpulan inikembali ke perdebatan, dan akan menggunakan ide-ideuntuk menghadapi kebijakan badan internasional sepertiFAO, dan pemerintah (2006, np).

Perdebatan juga ada dalam diskusi tentang idemenciptakan ruang untuk suatu ontologi alternatif, gerakankedaulatan pangan tidak hanya menempati perspektif yangsangat penting untuk menantang neoliberal kapitalisme (cf.Starr 2001, 224), tetapi juga menegaskan ulang letak pentingpertanian dalam modernitas pasca-kapitalis (Duncan1996). Pemusatan ulang pertanian dalam visi politik inikemudian membentuk apa yang disebut sebagai ‘masalahagraria mengenai pangan‘(McMichael).

Masalah Agraria Mengenai Pangan (The Agrarian Ques-tion of Food)

Terjadi pergeseran epistemologis dalam hal peru-musan masalah agraria mengenai pangan, pergeseran ituterutama terjadi pada isu produksi ke reproduksi sosial.Dalam permasalahan agraria klasik, transisi politik per-tanian dianggap sebagai model suprastruktur, di mana iamemunculkan hubungan produksi kapitalis yang mengem-bangkan kemungkinan untuk kebangkitan politik kaumproletar. Kerangka acuan tersebut dibentuk oleh sebuahnarasi reproduksi yang diperluas dari kapital (industri),yang pada gilirannya menutup arti dari ‘reproduksi sosial’dan membatasinya pada reproduksi tenaga buruh yanghanya berkaitan dengan upah buruh. Meskipun margi-nalisasi tenaga kerja rumah tangga, yang oleh Polanyidipahami sebagai ontologi kapitalis sebagai hal ‘fiktif ’,karena pada satu waktu yang sama ia membatasi danmenstimulasi ‘ditemukannya masyarakat’ (discovery ofsociety)—yang dilembagakan dalam resolusi “gerakan

Page 111: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

96

ganda” melalui ikatan sosial yang terkait dengan isu warganegara yang muncul pertengahan abad kedua puluh.Meskipun visi Polanyi terbentuk dalam istilah negara-sentris pada waktu itu, namun visi itu menekankan masalahreproduksi sosial yang terabaikan dengan logika akumulasimodal. Selain itu, daya tarik konsep Robert Owen tentangkooperasi yang menekankan relasi material yang terikatsecara sosial (socially-embedded material relations),memberikan konsep tandingan terhadap subjektivitas lib-eral tentang ‘ekonomi untuk kepentingan pribadi’.

Gerakan kedaulatan pangan sebenarnya juga dapatmembuat klaim serupa, yaitu bahwa proyek neoliberal telahmembentuk sebuah ‘pasar yang mengatur dirinya sendiri(self-regulating market)’ dalam skala global denganmelingkungi (enclose) masalah reproduksi sosial denganlegitimasi retorika seperti ‘memberi makan dunia’. Dengankata lain, dalam era di mana pasar—-bukan negara—-yangmengorganisir prinsip itu semua, sehingga reproduksi sosialmuncul sebagai fungsi pasar. WTO memainkan peransebagai bidan dalam proyek ini, dia mengelola sistemperdagangan yang dibentuk untuk ’Ketahanan pangan’melalui akses pasar. Namun, gerakan kedaulatan panganberpendapat sebaliknya bahwa “keluarga petani dan petaniyang memproduksi keperluan rumah tangga bertanggungjawab untuk sekitar 90% dari produksi pangan dunia, bahkan banyak dari produksi mereka yang tidak melewatipasar” (People’s Food Sovereignty 2003).42 Dengandemikian, reproduksi sosial melalui pasar dunia tidakefektif dan bahkan itu semua mengizinkan kekerasan yangterus-menerus terhadap bentuk reproduksi sosial, serta

42 Menurut McCalla (1999) sekitar 90% dari konsumsi pangan duniayang diproduksi; sementara masyarakat kota bergantung pada pasarhampir di seluruh konsumsi pangan mereka, populasi desamenkonsumsi 60 persen dari makanan yang mereka produksi.

Page 112: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

97

pelebaran dari ‘pengecualian sosial’ di pedesaan dan daerahkumuh di perkotaan yang luas (Davis 2006; Cameron danPalan 2004). Tanggapan IPC pada hal-hal tersebut bersifatprogramatik dan subjektif.

Secara programatik, dari perspektif global, dalamkonteks kedaulatan pangan, tujuannya adalah untukmewujudkan reforma agraria yang berpihak kepada rakyat,memberikan layanan kesehatan, kemudahan dalam me-nyediakan makanan untuk masyarakat serta perwujudankeadilan sosial. Reforma agraria dapat mengakhiri eksodusbesar-besaran rakyat pedesaan ke kota, yang telah membuatkota-kota tumbuh tidak teratur dan dalam kondisi yangtidak manusiawi (IPC for Food Sovereignty 2006).

Dan konfederasinya di lingkup Eropa, CoordinacionPaysanne Européene (CPE),mengusulkan:

Uni Eropa akan mempunyai banyak keuntungan denganmempertahankan keberlanjutan keluarga pertanian,tidak hanya untuk menjamin pasokan pangan (keta-hanan pangan), tetapi juga sebagai peran sosial danfungsi lainnya dalam pertanian. Kecenderungan seka-rang harus mulai dipusatkan pada pertanian, peternakankecil dan menengah harus dipelihara, karena merekamemainkan peran penting dan tidak dapat digantikandari segi kualitas dan diversifikasi produksi pangan, pera-watan lingkungan, kayu dan pembabatan hutan, pendu-dukan wilayah, dll. Mempertahankan jumlah orang yangbekerja di pertanian bukanlah tanda keterbelakanganekonomi namun menjadi nilai tambah. (2003,n.p.).

Via Campesina menyuarakan konsep Polanyi ‘discov-ery of society’ dengan menunjukkan bencana pasar, yangsecara subyektif sebagai masa melewati bencana pasar,dengan mendorong proteksionisme negara-sentris dengansuatu program hak substantif:

Page 113: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

98

Pemerintah harus membentuk kebijakan untukpemulihan kondisi ekonomi petani kecil denganmenyediakan alokasi yang adil untuk produksi–produksiseperti air, hutan, sumber daya alam dan tambangsebagai sumber penghasilan untuk petani, sertamengakui hak-hak mereka sebagai produsen dalammasyarakat, dan juga mengakui hak-hak masyarakatdalam mengelola sumber daya alam. (2005, 25, 31)

Hak untuk menciptakan peradaban dan mengelolasumber daya alam merupakan penegasan untuk me-nekankan perbedaan ontologis yang dijalankan ViaCampesina, yang merupakan makna yang lebih luas dalamistilah Wittman yaitu ‘kewarganegaran berbasis agraria[agrarian citizenship]’. Hal tersebut melibatkan retere-torialisasi negara melalui revitalisasi ekologi makanan lokaldi bawah pengurusan petani kecil untuk kepentinganmasyarakat luas. Polanyi menyatakan bahwa dorongansosial untuk melindungi pasar menghasilkan discovery ofsociety, yang diwujudkan melalui hak warga negara.Sebaliknya Gerakan Kedaulatan Pangan mengakuiketerlibatan negara dalam proyek pasar neoliberal43 “Pene-muan kembali” peradaban adalah hal substantif, bukansecara formal dalam pembentukan hak-hak harus dilaku-kan sebagai sarana untuk mencapai akhir dari reproduksisosial, bukan mengakhiri diri mereka (McMichael 2005).Sebagaimana Raj Patel katakan, gerakan kedaulatanpangan memandang hak sebagai “cara untuk menggerakanhubungan sosial” yang pada gilirannya “merupakan suatuseruan untuk re-politisasi massa mengenai politik pangandengan menyerukan rakyat untuk mencari tahu hak pangan

43 Berbeda dengan International Federation of Agriculture Producers(IFAP) yang mana menerima prinsip neoliberalisme dan bekerja diWTO mengusahakan untuk memperbanyak kesempatan petani(Desmarais 2007,105).

Page 114: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

99

yang mereka inginkan dalam komunitas mereka, mengingatkebutuhan masyarakat yang berbeda seperti iklim, geografi,preferensi makanan, percampuran sosial dan sejarah”(2007, 88, 91).

Apa yang menjadi masalah di sini berangkat dariproblematika bahwa apakah masalah agraria dapatdiselesaikan untuk modal, atau tenaga kerja. Daripadamelihat petani sebagai seorang perampas dari politik kelasrevolusioner, Via Campesina memutuskan asumsi ruangwaktu dari teori sosial klasik serta mempolitisasi pengertiandari “perluasan reproduksi” kapital. Hal ini untuk melihatpencabutan hak petani dari modal/tenaga kerja yangmemotong kaum tani sehingga membuat tenaga merekajuga ikut terampas dan menjadi pengangguran. Dengandemikian, mobilisasi petani adalah artikulasi kompleksyang terjadi pada krisis kapitalisme neoliberal. Pandanganini menolak asumsi teleologis tentang kelas dan akumulasiyang berasal dari pemahaman produktivitas gerakan kapitalmelahirkan pandangan mengenai bahwa modal adalahbagian dari relasi dan sirkuit produksi. Dengan cara iniorganisasi politik yang diprivatisasi dan memunculkanrepresentasi dari pasar global sehingga muncul usulanuntuk merestorasi masyarakat dan lembaga-lembagainternasional yang bergerak dalam bidang hak asasi.Demikian reformulasi masalah tentang hak-hak, repro-duksi sosial dan keberlanjutan, petani membuat gerakanagraria memunculkan permasalahan agraria tentang pa-ngan, di mana makanan merupakan perwujudan dari aspeksosial, budaya dan ekologis, lebih dari sekedar nilaimateri. Seperti ungkapan gerakan petani dalam E-Forumfor Farmers yang juga termasuk dalam Via Campesina,menyatakan:

Seorang harus kembali membangun hubungan denganmother earth mereka—yang telah memelihara mereka—

Page 115: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

100

dengan cara mempraktikkan pertanian dengan seimbangmelalui unsur-unsur alam. Pertanian yang tidak merusakalam dan menjaganya. Di atas itu semua, apakah kitamakan harus memuaskan kebutuhan fisiologis kitadengan maksud tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit.Saat ini 843 juta orang di dunia dan di antaranya tigaperempat petani kecil menderita kelaparan (gizi burukatau kurang gizi). Yang pertama adalah tantangan untukmemenuhi kebutuhan fisiologis penduduk duniaterhadap makanan yang cukup kualitasnya sertakuantitasnya. berbagi sumber daya alam dan praktekpertanian yang berkelanjutan berdasarkan aturan pasaryang berkeadilan. Apa yang kita makan juga dibentukoleh kebudayaan, pertanian dan faktor kuliner. Aspekbudaya ini perlu dipertahankan dengan menghargai or-ang lain yang berbeda keyakinan dan makanan sehari-hari. Inilah yang memberikan kontribusi padakekayaan dari bumi kita. (Jean-Baptiste Pertriaux,dikutip dalam Pimbert et al. 2005, 15)

Dari sanalah untuk menegaskan kembali peran dasarpertanian dalam peradaban—di epistemologis, bukansekedar kronologis. Seorang petani yang lain menyatakan:

Siapapun yang berbicara tentang kehidupan harusberbicara mengenai air dan tanah, elemen yang samapentingnya seperti udara untuk hidup. Kehadiranpertanian muncul dengan menggabungkan elemen-elemen tersebut untuk membuat hidup lebih lama danberkualitas. Dari subsisten pertanian yang harus lebihmandiri dan hemat sumber daya karena pembatasanruang dan kuantitas dari fungsi murni makanan, kamiberalih ke ‘commodisation’.......Kemudian kamimenemukan globalisasi, sebuah kata yang bisa berartipenemuan dan pertukaran tetapi bagi kami itu adalahperbudakan, persaingan, pengambilalihan dan

Page 116: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

101

eksploitasi (tidak eksploitasi, tetapi selalu sepertiitu.......). Dan delusi keagungan yang terus-menerusmenginginkan lebih dan ingin mengambil alih dunia.Sebagai hasilnya tanah dan air berhenti menjadi elemenvital bagi kehidupan dan berubah menjadi aksesoridalam mengejar laba dan pangsa pasar. Gagasanmakanan sangat tidak penting lagi sebagai petani kecil,mereka menghilangkan pengertian tentang hak dankewajiban, kepekaan sosial, menghormati tenaga kerjauntuk manusia dan untuk air dan tanah. (ChantalJacovetti, dikutip dalam Pimbert et al. 2005, 10-11).

Membuat SejarahPermasalahan agraria mengenai pangan, memutar

balikkan fokus utama dalam masalah transisi agraria.Gerakan kedaulatan pangan malah memunculkan masalahbaru mengenai trajek dari narasi yang ada daripada nara-sinya sendiri. Dalam arti, seorang petani dituntut untukmembuat sejarah mereka sendiri. Dalam hal ini petanijustru harus ditonjolkan karena mereka tidak bisamelakukan ini sama seperti yang mereka inginkan akibatIntervensi politik yang dikondisikan oleh sejarah krisispolitik-ekonomi melalui tindakan yang keras. Hal tersebutditekankan karena pembebanan yang berat pada hubunganpasar kapitalisme neoliberal dengan konsekuensi sosial danekologi di seluruh dunia yang mengakibatkan bencana.Kapitalisme terbukti memperdalam kontradiksi internal,tetapi dalam proses ini kondisinya diperumit denganpencabutan hak politik yang melampaui analisis kelas.Hubungan komodifikasi alam dan intelektual( qua tenagakerja sosial) mengukuhkan nilai material dan budaya yangberbeda dari dominasi wacana ekonomi. nilai-nilai tersebutpada dasarnya berkisar mengenai ekologi, dan menyangkutbagaimana manusia membangun hubungan pemahamandan pengalaman mereka dengan reproduksi sosial.

Page 117: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

102

Selain merusak reproduksi sosial pada hubungannyadengan tanah, kapitalis neoliberal juga menghasilkan‘Planet kumuh’ yang mengungkapkan batas-batas sosialdan ekologi dari narasi pembangunan yang dianutnya.Persediaan tenaga kerja yang tidak terbatas dari pedesaanyang bermetamorfosis menjadi pasokan pengangguranyang tak terbatas yang kemudian menghuni habitat baruperkampungan kumuh. Marx (1967) berpendapat, modaladalah awal dari kepemilikan, sebagai metodologis yangtepat sebagai titik analisis. Tetapi ini tidak berarti bahwadari subordinasi kepemilikan lahan secara ekologis ataubahkan sosial tepat, bahkan dalam memajukan masyarakatsosialis yang ideal sekalipun. Seperti Duncan mengklaim:

Sarana yang tepat, untuk cukup memberikan alasansehingga berpotensi secara permanen adalah, sosialismeakan menjadi pola yang kompleks dari unsur federasipada masyarakat dunia yang tersebar, yang masing-masing akan menyadari bahwa mereka tinggal dalamlingkungan hidup di dalam siklus lokal masing-masingdan secara kolektif, sehingga mereka harus menyisipkankegiatan pertanian dan industri. Akan ada pembagiankerja yang kompleks namun melibatkan beberapaskala dari entitas sosial; lingkungan, kota, daerah, danseterusnya sampai tingkat global dan semua itu salingterkait satu sama lain. Konsepsi ini sesuai dengan prinsipsentralitas pertanian yang secara eksplisit harusberhubungan dengan jelas, meskipun sulit dipahami.Tuduhan bahwa ada kecenderungan mendapat sarandari seorang anti-modern, bahkan kaum tani yangmendekati masalah sosial. Titik kuncinya adalah peno-lakan dengan klaim bahwa semua kasus modernitastergantung dan digantungkan harus dengan meming-girkan pertanian. (1996,48-9).

Page 118: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

103

Pentingnya gerakan kedaulatan pangan adalah untukmenegaskan bahwa dalam narasi modernitas-kapitalis,proyek sebenarnya justru bersifat tak terpikirkan (cf.Trouillot 1995). Kategori sosial ilmiah termasuk epistemepasar membuat sebuah pendekatan peasantist terhadapmasalah-masalah sosial yang hampir tidak bisa dimengerti,pertanian pada akhirnya dipandang sebagai sebuah cabangindustri yang terpisah dari siklus regenerasi alami. Hinggaanalisis permasalahan petani melalui lensa “bahwa diapekerja” yang berdasarkan pada “permasalahan tenagakerja sektor agraria” (Bernstein 2004) dengan merombakkaum petani sebagai semiproletarian. Sementara kaumtani mungkin mengkader gerakan perjuangan secarakonvensional (kedaulatan,reforma agraria , dan perjuanganhak), istilah-istilah ini mengasumsikan makna baru dalamontologi alternatif ’Peasantist’ (cf. Mitchell 2002;McMichael 2006). Sehingga muncul perdebatan mengenaiwacana kedaulatan pangan yang memberikan metodealternatif yang mengembangkan modernitas yang berpusatpada pertanian dan pangan.

“Kedaulatan pangan” sendiri adalah istilah bermasa-lah yang sepertinya membangkitkan kembali semangatproteksionisme. Namun pemahaman refleksif dari konsepini terletak dalam kaitannya dengan politisasi “ketahananpangan”, sebagai desain neoliberal dalam memberi“makan” dunia melalui pasar. Judit Bodnar berpendapatbahwa para aktivis Bove dalam melawan McDonalds ada-lah perlawanan terhadap agro-industrialisme, dia tidaksekedar merupakan bentuk respon territorialist terhadapAmerika Serikat yang mengancam produsen keju di Peran-cis. Mereka mengusung prinsip-prinsip demokrasi ekonomidan perdagangan yang adil sebagai respon terhadap“hubungan antara tanah dan bangsa”. Inilah bentukIdentifikasi masyarakat sipil di dunia yang dikonfirmasi

Page 119: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

104

oleh pihak oposisi dari Via Campesina sebagai keterlibatannegara dalam proyek neoliberal (termasuk oposisi untukG-20 yang mengkampanyekan politik perdagangan bebasdi Cancun), dan tujuan politik re-territorializing negaradari dalam (Agrarian citizenship) dan juga dari luar melaluilembaga multilateral yang didedikasikan untuk perdagang-an yang adil serta keadilan dunia (Bove dan Dufour2001). Pada dasarnya,”kedaulatan pangan” berfungsiuntuk membentuk dominasi wacana sebagai sloganpergerakan dan sebagai taktik politik untuk memperolehtraksi dalam politik ekonomi internasional dalamperjalanannya ke arah moral ekonomi global yang teror-ganisir yang meliputi “keuntungan bersama” sebagaipengiring untuk “keunggulan komparatif ” dan lisensineoliberal atas manipulasi perusahaan terhadap sistemnegara dan perekonomian dunia selayaknya papan caturyang digunakan untuk mengakumulasi.

Dalam terminologi sejarah dunia, gerakan petaniberdiri di tepi gerakan sebelumnya yang konsern terhadapperjuangan hak dan kemandirian (self-determination).Tentu saja, apa yang dimaksud self-determination disiniadalah pertanyaan yang hanya dapat diajukan dan dijawaboleh sejarah. Argumen saya adalah bahwa hal tersebutbukanlah masalah hak-hak petani itu sendiri . Sebaliknya,juga merupakan hak-hak yang dalam wacana ini jugamenyangkut keberlanjutan masalah sosial dan ekologi yangdigerogoti oleh proyek neoliberal. Membalik pencabutankepemilikan (dispossesion) yang telah terjadi dan mela-kukan reclaiming hak untuk menggarap lahan, adalahtindakan umum dari reproduksi sosial dan reproduksiekologi, dan semua itu penting untuk menyokong 2,5-3 jutapedesaan yang miskin yang terabaikan oleh rezimperusahaan pangan.

Visi kedaulatan pangan adalah menentang monopolibahan pangan pada rezim perdagangan yang secara tidak

Page 120: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

105

adil dan tidak berkelanjutan menyerukan persoalan subsidike negara-negara bersaing sehingga terikat untukmenstabilkan harga nasional dan mata uang mereka de-ngan mengubah aturan liberalisasi ekonomi. Aturantersebut merusak prinsip-prinsip solidaritas antar manusia,dan menghancurkan populasi di pedesaan. Seorang kawanJose Bove yaitu Francois Dufour mengklaim: “pasar telahmenghapuskan batas-batas, dan berusaha untuk memak-sakan keseragaman di planet ini. Sekarang terserah kita,sebagai warga dunia untuk meningkatkan hak bagi semuaorang. Hak asasi manusia tidak berhenti pada batas-batas;kita yang harus mengglobalisasikan mereka”(Bove danDufour 2001, 190). Sementara tuntutan resmi yangmenjamin hak-hak kedaulatan pangan (termasuk perlin-dungan) berpendapat bahwa isi dari hak-hak (aksesterhadap tanah, kredit dan perdagangan yang adil, dankeputusan mengenai pangan untuk ditanam dan bagai-mana) akan ditentukan oleh masyarakat dan negara itusendiri. Sehingga penegasan substantif reformulasi hakkedaulatan melalui konteks spesifik terletak dalamsubjektivitas sejarah.

Bagaimana cara mewujudkan dan mempertahankansubjektivitas yang baru? Ini adalah kunci pertanya-annya. Semuanya merupakan proses jangka panjang dariberbagai unsur gerakan kedaulatan pangan yang salingberkaitan. Tidak hanya mengenai perjuangan terhadaplahan, tetapi juga dengan perjuangan diatas lahan, yangsudah ditetapkan oleh kesepakatan perjuangan kolektifmelawan neoliberalisme (Desmarais 2007; Wright danWolford 2003). Di tempat lain, politisasi atas subjectivitasini diberlakukan berbeda karena di tempat tertentupersoalan dari gerakan kedaulatan pangan menyinggunghubungan yang berbeda dengan sistem negara nya masing-masing. Bove mencatat pembagian dasar: “bagi masyarakatdi Selatan, kedaulatan pangan berarti hak untuk melindungi

Page 121: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

106

diri terhadap impor. Bagi kami (di Eropa), itu berartimelawan ekspor dan bantuan terhadap intensifikasipertanian”(Bove dan Dufour 2001, 96). Kekuatan darigerakan global ini adalah tepat bahwa gerakan tersebutberbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Duniaadalah tempat yang kompleks, dan akan menjadi kesalahanuntuk mencari jawaban tunggal untuk fenomena yangkompleks dan berbeda. Kita harus memberikan jawabanberbeda pada tingkatan yang berbeda. Bukan hanya tingkatinternasional, tapi juga lokal dan nasional. Di Eropaperjuangan atas subsidi pertanian berbentuk pengungkapanbagaimana retorika ‘multi-fungsi’ pertanian (pekerjaan dipedesaan, jasa lingkungan, penyediaan makanan, lanskap)yang melindungi bentuk proteksionisme Eropa (melaluigreen box WTO yang terkenal), yang secara langsungmenyokong agribisnis dan industri dengan konsekuensiyang merugikan bagi petani kecil di Eropa dan di seluruhdunia. Gerakan Kedaulatan pangan mendukung subsidipertanian alternatif, yang tidak terkait dengan liberalisasiperdagangan, khususnya di negara-negra Selatan, yangmemerlukan subsidi untuk kelangsungan hidup petani kecildan elaborasi dari “development box” nya WTO.

Realisasi utama dari multi-fungsi pertanian melaluiprinsip-prinsip kedaulatan pangan ini, melibatkanpendekatan yang “tidak seimbang” dan gabungan dalamgerakan pada umumnya. Idealnya, memang solidaritasyang berdasarkan saling mengakui dengan perjuangan yangberbeda:

Kesulitan bagi kita, sebagai petani adalah bahwa kitadidukung di tempat-tempat di mana kita hidup dan me-nanam makanan. Disisi lain dalam tataran globalternyata perkembangannya lebih cepat. Dan bagaimanacara kita mendekati untuk mengetahui ada orang-orangseperti kita di mana-mana di dunia ini yang pekerjaannya

Page 122: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

107

adalah petani yang berakar secara budaya di tempatmereka sendiri. Yang perlu kita lakukan sekarang adalah,membangun jembatan solidaritas satu sama lain dengansaling menghormati keunikan tempat yang kita milikimasing-masing dalam komunitas kita sendiri, di negarakita sendiri. Ini jembatan yang akan mempersatukan kitapada isu-isu atau di tempat-tempat di mana kita ha-rus bertemu di tingkat global. (Anggota Pendiri Via Cam-pesina, Nettie Wiebe, dikutip dalam Ainger2003,10-11)

Laura Carlsen (2007) melaporkan dari Via Campesinainternasional 2006 dalam sebuah forum di Mexico City:

Untuk sebagian besar petani di Meksiko, Asia selalutampak secara harfiah dan kiasan seperti dunia yangterpisah dari mereka. Tapi ketika Uthai Sa Artchop dariThailand menjelaskan bagaimana perusahaan-perusa-haan transnasional berusaha untuk mematenkan danmengkontrol variasi benih padi mereka. Petani Meksikomenyadari bahwa beras Thailand adalah sama denganjagung mereka juga. Ketika petani dari Indonesia,TejoPramono berbicara tentang bagaimana pengiriman uangdari putra dan putri yang bekerja di Hong Kong danTimurTengah dapat mensubsidi sebuah desa yangsekarat, petani Meksiko memikirkan sanak saudaramereka sendiri yang dipaksa untuk bermigrasi keAmerika Serikat.

Kedua belah pihak setuju dengan masing-masingdeskripsi tentang hilangnya pasar untuk impor, turunnyaharga produsen karena persaingan yang tidak sehat, danpemotongan dari pemerintah kepada produsen kecualipara eksportir besar. Kasus krisis tortilla yang terjadi padabulan Januari di Meksiko yang juga diiringi dengan ter-jadinya krisis minyak kelapa di bulan Mei di Indonesia,saat itu harga kedua bahan pokok tersebut melonjak aki-bat pengalihan untuk agrofuel dan kontrol pasar global.

Page 123: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

108

Subjektivitas transformasi gerakan kedaulatan panganberoperasi secara simultan di seluruh dan di dalam bagiantertentu.laporan Carlsen mengulangi subjektivitas co-produksi petani dalam krisis neoliberal, dan berbagaidampak negatifnya pada petani di seluruh dunia. Saat iabertanya,” siapa yang akan berpikir bahwa di era globali-sasi, kelemahan petani terbukti menjadi kekuatan mereka?”ini merupakan cara lain untuk mengamati konvergensiantarbangsa mengenai politik petani melalui berbagipengalaman pemerintahan neoliberal. Ini mewakili dimensipemersatu dalam ‘kesatuan keragaman’ politik dari gerakankedaulatan pangan.

Dalam organisasi gerakan, transformasi kesadaranbukanlah prestasi semalam atau yang seharusnya sudahditakdirkan dalam lintasan spatio-ekonomi dan sejarahbudaya nya yang bervariasi. Ini lebih dikarenakan olehpengalaman yang berbeda, proyek transformasi melibatkanambiguitas interpretatif, seperti yang ditunjukkan dalampenelitian Wolford tentang gerakan petani tak bertanah diBrasil. Misalnya di wilayah timur laut Brasil, di manaorganisasi MST kesulitan ditafsirkan sebagai pendiri dari“individualisme”. Wolford mencatat bahwa hubunganyang lemah antara pendatang terhadap gerakan ini akandisaring melalui pengalaman mereka atas hak tanah dalamsistem perkebunan, di mana lahan adalah cakupan darinilai-nilai budaya yang melebihi fungsinya sekedar sebagaialat produksi. Dalam hal ini, sebaliknya untuk kepengu-rusan investasi ideologis dalam nilai kolektif penempatanlahan, gerakan pendatang bertujuan untuk mengaksestanah melalui bentuk individual ‘“lokalisasi”, yang berasaldari tuntutan sejarah mereka karena menjadi “tawanan“patronase perkebunan. Subjektivitas petani selatan Brasilberbeda, di mana petani kecil yang memutuskan untukbergabung MST “diikat” ke dalam bentuk produksi yang

Page 124: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

109

luas secara spasial, luasan produksi lah yang mereka nilaisebagai bagian dari tuntutan masyarakat kebanyakan,keluarga dan petani-petani yang didorong terus menerusmelalui praktek sehari-hari dengan bekerja di lahan sebagaibentuk partisipasi mereka di MST. Jadi, kondisi subyektftidak dapat diduga, atau dipisahkan dari koordinat spasialdan temporal mereka.

Dalam membuat pengamatan ini, Wolford meng-ajukan metodologi penting yang interpretative. Dia me-musatkan ulang permasalahan konvensional strukturalmengenai asal-usul dan dampak gerakan sosial, untuksebuah pertanyaan etnografi mengapa orang bergabung(dan pergi) dari gerakan. Perbandingan etnografi di wilayahlain mengungkapkan kesalahan prediksi berbasis super-struktur atau interpretasi transformasi kesadaran. Hal inijuga secara kontekstual mengapa para pendatang tidakmerangkul visi kepemimpinan secara otomatis dan mene-kankan pentingnya perjuangan terus menerus terhadaplahan, ketika lahan itu telah diduduki. Perjuangan di ataslahan saja berarti hal yang berbeda di tempat yang berbeda,lending complexity (dan politik multi perspectival) untuksebuah gerakan yang mewakili melalui “single-pointperspectif” dari ‘kedaulatan pangan’ merupakan sebuahintervensi politik di wacana “ketahanan pangan”.

Apakah ini berarti bahwa untuk sementara gerakankedaulatan pangan didedikasikan untuk menggerakkanpetani dan rakyat tak bertanah yang menjadi hak petanimelawan depredations serta aturan neoliberal dan harusmerupakan model kebutuhan subjektif kesadaran merekayang dimunculkan untuk mengungkap dan menghilangkancara-cara di mana subjektivitas neoliberal mengartiku-lasikan nilai-nilai budaya demokratis dalam daerahtertentu. Gerakan jaringan pembelajaran adalah bentukusaha untuk menginternalisasi dan mengkonkretkan

Page 125: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

110

prinsip-prinsip demokrasi bahwa kedaulatan pangan“hidup” dengan atau melalui pelatihan-pelatihan dan pro-gram yang ditujukan pada isu gender, kelas dan hubunganetnis.

Micro-politik mengartikulasikannya dengan makro-politik dalam arti bahwa kekuatan gerakan-gerakanindividu mengacu pada kemampuan anggota untukmengakui dan menghubungkan kondisi khusus merekadengan proyek politik organisasi. Tujuan melakukanpembukaan akses terhadap tanah selain sebagai propertijuga sebagai syarat untuk melatih tenaga kerja penggarapanlahan atau melindungi kebudayaan petani yang sudahlemah. Namun demikian di dalam semua kasus,perjuangan pada lahan (contoh kerja sama dalam tubuhMST, jaringan pelatihan petani lintas-negara, jaringankebijakan lokal,44 serikat pertanian kecil seperti Movimentode pequenos agricultores yang mengadvokasi korbanargribisnis) bertahan melalui subjek refleksif dengankapasitas untuk membiaskan perjuangan mereka melaluimasalah-masalah pembangunan, sosial, kewarganegaraandan co-produksi dari pola hidup yang berkelanjutan.Sementara mikro-politik adalah substansi dari gerakan,makro-politik merupakan dunia sosial dan sejarah yang

44 Di Thailand sebagai contoh petani semi-kering di timur laut yangmengorganisir “jaringan kebijakan lokal” menggunakan konsep“pembelajaran aliansi” untuk memperbaiki hubungan ekologikallokal untuk mendukung isu kesehatan, sebelum mereka dapat ilmudalam praktek agrikultur. Semenjak krisis finansial pada tahun 1997,aliansi ini telah mendukung patnership antara jaringan danpemerintah, untuk meningkatkan konservasi air, partisipasiteknologi, managemen komunitas perhutanan dan kemajuankeanekaragaman hayati. Tujuannya adalah untuk mengubahmonokultur menjadi intergrasi, diversifikasi pertanian danpembangunan komunitas dan untuk mengubah lembaga negaramenjadi paradigma keberlangsungan pedesaan (Ruaysoongnermand de Vries 2005). Lihat juga Holt-Gimenez (2006).

Page 126: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

111

akan digunakan untuk menempatkan dan mengembang-kan subjektivitas baru. Dengan tanda yang sama, makro-politik disaring melalui pengalaman tertentu.

Jadi, dalam mewakili “environmentalism of thepoor”, Martinez-Alier mengklaim konflik lingkungansering diungkapkan melalui dialektika ‘makro/mikro yangberakar pada benturan pada standar nilai yang akanditerapkan, seperti pada kasus kehilangan keanekaragamanhayati atau warisan budaya, atau kerusakan pada matapencaharian manusia, atau pelanggaran hak asasi manusiadan atau hilangnya nilai-nilai suci, yang dibandingkandalam keseimbangan untuk meraih keuntungan eko-nomi dari proyek pertambangan atau dari industri-industriekstraksi tambang minyak.

Selanjutnya kritik ekologi Via Campesina yang “me-lokalisasi” tema universal:

Isu-isu global tentang lingkungan hidup sepertikonservasi keanekaragaman hayati, ancaman pestisidadan penghematan energi, ditransformasikan menjadiargumen lokal untuk perbaikan kondisi kehidupan danuntuk petani bertahan hidup, yang mana mereka sedangbelajar untuk melihat pekerjaan mereka tidak lagi sebagaipekerjaan yang ditakdirkan untuk punah. Ini bukanfenomena pasca-modernitas, di mana beberapa kehi-dupan (atau mencoba membuat penghidupan) denganmembeli saham Monsanto. yang lain dengan penuh se-mangat memakan daging babi dengan kedelai transgenik,yang lainnya makrobiotik, dan masih orang lainmelakukan pertanian organik. Ini lebih merupakan rutebaru modernitas, jauh dari apa yang dikatakan NormanBorlaug. Sebuah modernitas yang berdasarkan diskusiilmiah dengan menghormati pengetahuan adat danmeningkatkan ecologi ekonomi, kesadaran pada ketidak-pastian, kebodohan dan kompleksitas lainnya, danbagaimanapun kepercayaan pada kekuatan pikiran.

Page 127: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

112

Pada akhirnya ini adalah politik yang menolak visikapitalis modernitas dan subjek liberal yang tunggal,perbedaan sosial, budaya dan realitas ekologis sebagaibagian dari proses gerakan yang kompleks. Memba-ngun dunia lain dengan keberagaman sebagai pokok yangbertahan lama, bergantung pada artikulasi nilai-nilai yangmenkronketkan makro-politik global dalam settingan yanglebih mikro.

Kesimpulan

Interpretasi gerakan petani kontemporer yangmemproses mereka melalui lensa modernitas kapitalis danmelihatnya sebagai sebuah fenomena romantis mungkinsecara historis itu terlalu berlebihan. Bahkan saat merekabersama mengungkapkan krisis neoliberalisme. Dalamargumentasinya Via Campesina “tidak menolak moderni-tas, teknologi dan perdagangan yang disertai denganromantisasi kembali ke masa lalu yang kuno saat menda-lami tradisi pedesaan” [Tapi didasarkan pada etika] dannilai-nilai di mana budaya dan keadilan sosial diperhitung-kan untuk sesuatu dalam rangka mewujudkan mekanismeyang ditempatkan untuk menjamin masa depan tanpaadanya kelaparan. Desmarais menekankan kritikannya atasmodernitas kapitalis melalui keterlibatannya dalammembangun konsep alternatif yang berbeda dari moder-nitas dan sangat berakar pada budaya. Tapi alternatifmodernitas termasuk melakukan politisasi subjektivitas,bukan hanya mengungkapkan krisis neoliberalisme.

Ketika gerakan kedaulatan pangan mengklaim bahwa“kelaparan bukanlah masalah berarti namun itu masalahhak”. Hal ini menunjukkan bukan hanya sekedar krisis,namun jelas itulah keterbatasan dari proyek neoliberal.Artinya hal tersebut memfokuskan perhatian padareduksionisme paradigma pasar, di mana pencapaian

Page 128: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

113

‘ketahanan pangan’ direduksi menjadi masalah kuantitasdan “pasokan” pasar. Sebagaimana gerakan kedaulatanpangan menunjukkan bahwa pasar memenuhi pasokanperusahaan, bukan kebutuhan manusia. Perusahaanproduksi pangan tidak menangani atau menghasilkanpermintaan begitu banyak, mereka malah menghasilkanbanyak kasus kelaparan. Penanganan pasar atas namapembangunan secara sistematis melanggar hak-hakmanusia untuk hidup berdampingan dan mengamankanreproduksi sosial untuk mayoritas penduduk dunia, danpraktek keberlanjutan ekologis.

Seperti yang diungkapkan di atas, gerakan kedaulatanpangan bukan tanpa ketegangan dan kontradiksi. Apa yangmuncul sebagai kemenangan kecil dalam skema yang lebihbesar (misalnya pemukiman tanah, penguatan kotakpembangunan’ wacana di WTO, penggabungan “Kedau-latan pangan” menjadi perdebatan FAO, aliansi belajaragro-ekologi, saksi kekerasan, dll) itu semua merupakangabungan wajah-wajah gerakan dunia, dengan agenda yangdiperuntukkan sebagai bentuk denaturalizing tatananneoliberal. Lebih dari sekedar itu, dia juga sebuah masalahmengembalikan negara di pasar, sebagai prinsip yang hanyamengatur intervensi strategis gerakan kedaulatan pangan,tidak hanya merupakan persoalan “Pasar” sebagai sebuahproyek perusahaan, tetapi juga mempersoalkan “negara”karena negara terlibat dalam proyek ini. Sementara, ViaCampesina mengakui otoritas yurisdiksi dari negara, danjuga berupaya untuk mengubah otoritas itu denganmenantang sistem-sistem tersebut agar negara memung-kinkan untuk “memiliki hak dan kewajiban serta ber-daulat”, yang didefinisikan dalam kebijakan agraria,pertanian, perikanan dan pangan dengan sedemikian rupauntuk menjamin hak atas pangan dan ekonomi, sosial danbudaya serta hak-hak seluruh penduduk dunia.

Page 129: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

114

Pada saat yang sama, kewajiban untuk mengamankankedaulatan pangan memerlukan “hukum, tradisi, adat,sistem kepemilikan, dan lembaga, serta pengakuan wilayahperbatasan dan budaya masyarakat”. Begitu juga tentangreposisi kewarganegaraan, yang merupakan sarana untukminoritas, dan juga hak asasinya, dalam mendorongwacana alternatif modernitas, termasuk “re-territorializa-tion” dari, dan, antara negara. Gerakan kedaulatan pangansecara mendasar menantang hubungan kelembagaankapitalisme neoliberal yang berkontribusi terhadappencabutan massa. Secara paradoks, dia sedang mere-produksi kaum tani sebagai kekuatan sosial yang “unthink-able” sebagai syarat untuk memunculkan sebagai subjeksejarah dunia yang radikal.

Referensi

Ainger, K., 2003. ‘The New Peasants’ Revolt’.New Inter-nationalist, 353: 9–13.

Alavi, H., 1987. ‘Peasantry and Capitalism: A MarxistDiscourse’. In Peasants & Peasant Societies, ed. T.Shanin. Oxford: Basil Blackwell.

Araghi, F., 1995. ‘Global De-Peasantization, 1945–1990’.The Sociological Quarterly ,36 (2): 337–68.

Bartra, R., 1992.The Cage of Melancholy. New Brunswick,NJ: Rutgers University Press.

Bernstein, H., 2003. ‘Land Reform in Southern Africa inWorld-Historical Perspective’.Review of African Po-litical Economy, 30 (96): 203–26.

Bernstein, H., 2004. ‘ “Changing Before Our Very Eyes”:Agrarian Questions and the Politics of Land in Capi-talism Today’.Journal of Agrarian Change, 4 (1/2):190–225.

Page 130: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

115

Beverley, J., 2004. ‘Subaltern Resistance in Latin America:A Reply to Tom Brass’. TheJournal of Peasant Stud-ies, 31 (2): 261–75.

Bodnar, J., 2003. ‘Roquefort vs Big Mac: Globalization andIts Others’. European Journal of Sociology, 44: 133–44.

Borras, S. Jr, 2006. ‘The Underlying Assumptions, Theory,and Practice of Neoliberal Land Policies’. In Prom-ised Land: Competing Visions of Agrarian Reform,eds P. Rosset,R. Patel and M. Courville, 99–128. Oak-land, CA: Food First Books.

Bové, J. and F. Dufour, 2001.The World Is Not For Sale.London: Verso.

Caldeira, R., 2004. ‘A House and a Farm or Social Trans-formation? Different Modes of Action and One Domi-nant Utopia’. Paper presented at Poverty, Inequalityand Livelihoods workshop, University of Reading,June.

Cameron, A. and R. Palan, 2004.The Imagined Economiesof Globalization. London: Sage.

Carlsen, L., 2007. ‘Vía Campesina Sets an InternationalA g e n d a ’ . h t t p : / / w w w. m s t b r a z i l / o r g /?=laviacampesinasetsagenda, Accessed 15 July 2007.

CPE (Coordination Paysanne Européene), 2003. ‘For aLegitimate, Sustainable, and Supportive CommonAgricultural Policy’. 15 November. http://www.cpefarmers.org/w3/article.php3?id_article=50,Accessed 31 January 2008.

Davis, M., 2001.Late Victorian Holocausts: El Nino Fam-ines and the Making of the Third World. London:Verso.

Davis, M., 2006.Planet of Slums. London: Verso.Desmarais, A.A., 2002. ‘The Vía Campesina: Consolidat-

ing an International Peasant and Farm Movement’.TheJournal of Peasant Studies, 29 (2): 91–124.

Page 131: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

116

Desmarais, A.A., 2007.La Vía Campesina: Globalizationand the Power of Peasants. Point Black, NS and Lon-don: Fernwood Books & Pluto Press.

Duncan, C., 1996.The Centrality of Agriculture: BetweenHumankind and the Rest of Nature. Montreal: McGillQueen’s University Press.

Eber, C.E., 1999. ‘Seeking Our Own Food: IndigenousWomen’s Power and Autonomy in San PedroChenalhó, Chiapas (1980–1998)’. Latin American Per-spectives, 26 (3): 6–36.

Almeida, L. and F. Ruiz Sanchez, 2000. ‘The LandlessWorkers’ Movement and Social Struggles AgainstNeoliberalism’. Latin American Perspectives, 27 (5):11–32.

Friedmann, H., 1978. ‘World Market, State, and FamilyFarm: Social Bases of Household Production in an Eraof Wage Labor’. Comparative Studies in Society andHistory, 20 (4): 545–86.

Friedmann, H., 1982. ‘The Political Economy of Food: TheRise and Fall of the Postwar International Food Or-der’. American Journal of Sociology, 88: 248–86.Friedmann, H. and P. McMichael, 1989. ‘Agricultureand the State System: the Rise and Fall of NationalAgricultures, 1870 to the Present’. Sociologia Ruralis,29: 93–117.

Gupta, A., 1998. Postcolonial Developments: Agriculturein the Making of Modern India. Durham, NC: DukeUniversity Press.

Harvey, D., 2005. A Brief History of Neoliberalism. Ox-ford: Oxford University Press.

Holt-Giménez, E., 2006. Campesino a Campesino: Voicesfrom Latin America’s Farmer to Farmer Movementfor Sustainable Agriculture. San Francisco, CA: FoodFirst Books.

Page 132: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

117

IPC for Food Sovereignty, 2006. Sovranita Alimentare.Final Declaration: For a New Agrarian Reform Basedon Food Sovereignty. 9 March. http://movimien tos.o rg/c loc/ foror e fo r mag rar ia/show_text.ph, Accessed 31 January 2008.

Kautsky, K., 1988/1899. The Agrarian Question. Volume2. London: Zwan Publications.

Kay, C., 2006. ‘Rural Poverty and Development Strategiesin Latin America’. Journal of Agrarian Change, 6 (4):455–508.

Lenin, V.I., 1972. The Development of Capitalism in Rus-sia: Collected Works, Volume 3. Moscow: ProgressPublishers.

Lewis, W.A., 1954. ‘Economic Development with Unlim-ited Supplies of Labour’. Manchester School of Eco-nomic and Social Studies, 22: 139–91.

Madeley, J., 2000. Hungry for Trade. London: Zed Books.Madeley, J., 2006. ‘The Enduring Racket: Why the Rich

Won’t Budge on Farm Subsidies’. Panos Online, 28July. http://www.globalpolicy.org/socecon/trade/subsidies/2006/ 0728panos.htm, Accessed 31 January2008.

Martinez-Alier, J., 2002. The Environmentalism of thePoor: A Study of Ecological Conf licts and Valuation.Cheltenham: Edward Elgar.

Marx, K., 1967. Capital. Vol. 1. Moscow: Progress Pub-lishers.

Mazoyer, M. and L. Roudart, 2006. A History of WorldAgriculture: From the Neolithic Ageto the CurrentCrisis. New York: Monthly Review Press.

McCalla, A.F., 1999. ‘World Agricultural Directions: WhatDo They Mean For Food Security?’. Presentation toCornell Institute for International Food and Develop-ment, Cornell University, 30 March.

Page 133: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

118

McCarthy, J., 2005. ‘Rural Geography: MultifunctionalRural Geographies – Reactionary or Radical?’.Progress in Human Geography, 29 (6): 773–82.

McMichael, P., 1996. Development and Social Change. AGlobal Perspective. First edition. Thousand Oaks, CA:Pine Forge Press.

McMichael, P., 2003. ‘Food Security and Social Reproduc-tion’. In Power, Production and Social Reproduction,eds S. Gill and I. Bakker, 169–89. New York: PalgraveMacmillan.

McMichael, P., 2005. ‘Global Development and the Cor-porate Food Regime’. In New Directions in the Soci-ology of Global Development, eds F.H. Buttel and P.McMichael, 265–99. Oxford: Elsevier.

McMichael, P., 2006. ‘Peasant Prospects in a Neo-LiberalAge’. New Political Economy,11 (3): 407 18.

McMichael, P., 2007. ‘Sustainability and the AgrarianQuestion of Food’. Plenary Presentation, EuropeanRural Sociology Congress, Wageningen, August.

McMichael, P., forthcoming. ‘Food Sovereignty, SocialReproduction and the Agrarian Question’. In PeasantLivelihoods, Rural Transformation and the AgrarianQuestion, eds A.H. Akram-Lodhi and C. Kay. Lon-don: Routledge.

McMichael, P. and H. Friedmann, 2007. ‘Situating theRetailing Revolution’. In Supermarkets and Agri-FoodSupply Chains, eds G. Lawrence and D. Burch, 291–319. London: Edward Elgar.

Mitchell, T., 2002. Rule of Experts: Egypt, Techno-Poli-tics, Modernity. Berkeley, CA: University of Califor-nia Press.

Moore, B. Jr, 1966. Social Origins of Dictatorship andDemocracy. Lord and Peasant in the Making of theModern World. Boston, MA: Beacon Press.

Page 134: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

119

Moyo, S. and P. Yeros, eds, 2005. Reclaiming the Land:The Resurgence of Rural Movements in Africa, Asiaand Latin America. London: Zed Books.

NGOs, 2004. ‘WTO Rules Must Respect Food Sover-eignty’. http://www.southcentre.org/info/southbulletin/bulletin80/bulletin80-09. htm Accessed31 January 2008.

Otero, G., 1999. Farewell to the Peasantry? Political ClassFormation in Rural Mexico. Boulder, CO: WestviewPress.

Patel, R., 2006. ‘International Agrarian Restructuring andthe Practical Ethics of Peasant Movement Solidarity’.Journal of Asian and African Studies, 41 (1/2): 71–93.

Patel, R., 2007. ‘Transgressing Rights: La Vía Campesina’sCall for Food Sovereignty’.Feminist Economics, 13 (1):87–93.

People’s Food Sovereignty, 2003. ‘Peasants, Family Farm-ers, Fisherfolk and Their Supporters Propose People’sFood Sovereignty as Alternative to US/EU and G20Positions’. 15 December. http://www.ukfg.orguk/docs/Peoples%20Food%20Sovereignty%20declara-tion. doc, Accessed 31 January 2008.

Petras, J., 1997. ‘Latin America: the Resurgence of the Left’.New Left Review, 223:17–47.

Pimbert, M., K. Tran-Thanh, E. Deléage, M. Reinart, C.Trehet and E. Bennett, eds, 2005. Farmer’s Views onthe Future of Food and Small Scale Producers. Lon-don: The International Institute for Environment andDevelopment.

Polanyi, K., 1957. The Great Transformation: The Politi-cal and Economic Origins of Our Times. Boston, MA:Beacon.

Rosset, P., R. Patel and M. Courville, 2006. Promised Land:Competing Visions of Agrarian Reform. Oakland, CA:Food First Books.

Page 135: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

120

Rostow, W.W., 1960. The Stages of Economic Growth: ANon-Communist Manifesto. Cambridge: CambridgeUniversity Press.

Ruaysoongnern, S. and F.P. de Vries, 2005. ‘Learning Alli-ances Development for Scaling Up of Multi-PurposeFarm Ponds in a Semi-Arid Region of the MekongBasin’. Paper presented at Learning Alliances Confer-ence, Delft, 6–10 June 2007.

Ruggie, J.G., 1993. ‘Territoriality and Beyond:Problematizing Modernity in International Relations’.International Organization, 47 (1): 139–74.

Sachs, J., 2005. The End of Poverty. New York: Penguin.Sharma, D., 2004. ‘Entitled to Subsidies!’. India Together,

October. http://indiatogether. org/opinions/dsharma,Accessed 31 January 2008.

Starr, A., 2001. Naming the Enemy: Anti-Corporate Move-ments Confront Globalization. London: Zed Books.

Starr, A., 2005. Global Revolt: A Guide to the MovementsAgainst Globalization. London: Zed Books.

Swords, A., 2007. ‘Neo-Zapatista Network Politics: Trans-forming Democracy and Development’. Latin Ameri-can Perspectives, 34 (2): 78–93.

Tomich, D.W., 2004. Through the Prism of Slavery: La-bor, Capital and World Economy. New York: Rowmanand Littlefield.

Trouillot, M., 1995. Silencing the Past: Power and the Pro-duction of History. Boston, MA: Beacon.

Vía Campesina, 2000. ‘Declaration of the InternationalMeeting of the Landless in San Pedro Sula’. Hondu-ras, July.

Vía Campesina, 2003. ‘What is Food Sovereignty?’. Janu-ary 15. Available at www.viacampesina.org.

Vía Campesina, 2005. Impact of the WTO on Peasants inSouth East Asia and East Asia. JI. Mampang Prapatan,XIV (5).

Page 136: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Petani Membuat Sejarah Sendiri

121

Vidal, J., 2007. ‘The Looming Food Crisis’. The Guard-ian, 29 August.

Walton, J., 1984. Reluctant Rebels: Comparative Studiesof Revolution and Underdevelopment. New York:Columbia University Press.

Wittman, H., 2005. ‘The Social Ecology of Agrarian Re-form: The Landless Rural Workers’ Movement andAgrarian Citizenship in Mato Grosso, Brazil’. Unpub-lished PhD Dissertation, Development Sociology,Cornell University.

Wolf, E., 1969. Peasant Wars of the Twentieth Century.New York: Harper.

Wolford, W., 2003. ‘Families, Fields and Fighting for Land:The Spatial Dynamics of Contention in Rural Brazil’.Mobilization: An International Journal, 8 (2): 201–15.

Wolford, W., 2005. ‘ “Every Monkey has its Own Head”:Rural Sugarcane Workers and the Politics of Becom-ing a Peasant in Northeastern Brazil’. Paper preparedfor The Colloquium in Agrarian Studies, Yale Univer-sity.

Wolford, W., 2006. ‘The Difference Ethnography CanMake: Understanding Social Mobilization and Devel-opment in the Brazilian Northeast’. Qualitative Soci-ology, 29 (3): 335–52.

Wolford, W., 2007. ‘Land Reform in the Time of Neo-Lib-eralism: A Many Splendored Thing’. Antipode, 39 (3):550–70.

Wright, A. and W. Wolford, 2003. To Inherit the Earth:The Landless Movement and the Struggle for a NewBrazil. San Francisco, CA: Food First Books.

Page 137: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

122

Page 138: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

123

Pendahuluan

Dulu, Amerika Tengah tercatat memiliki gerakan-gerakan agraria yang paling berkuasa dan sukses dan jugamemiliki tentara gerilya yang terdiri dari kaum petani danbeberapa gerakan reforma agraria yang paling ekstensif dibagian barat.45 puncaknya pada tahun 1970an, sebagaicontohnya, setelah beberapa dekade terjadi konflik yangterus-menerus, hampir seperempat petani tak bertanah sertapopulasi petani miskin di Honduras mendapat keuntungandari reforma agraria yang dilakukan disana. Di El-salvadorsekitar 25 persen rumah tangga di pedesaan mendapatkanlahan dari reforma agraria pada tahun 1980, yang mana

3ORGANISASI TRANSNASIONAL DI AMERIKA TENGAH:

SEJARAH, TANTANGAN, DAN PROSPEK

Marc Edelman

45 “Amerika Tengah” dalam tujuan analisis disini secara umum akanditinjau untuk termasuk dalam lima negara yang membentuk Spaniscentral America (Guatemala, El savador, Honduras, Nicaragua danCosta Rica). Organisasi dari panama dan belize dan kemudianmeksiko juga berpatrtisipasi dalam pengorganisasian petanitransnasional di wilayah sebagaimana yang dicatat disini.

Page 139: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

124

rezim Pro-US yang dimplementasikan sebagai harapanuntuk dapat menghadang transformasi yang lebih radikalatau juga sebagai bagian pendistribusian program yangdisusul oleh perang sipil di tahun 1992 yang berlangsungselama 12 tahun.

Pada tahun 1980an di Nicaragua, pemerintahanSandinista menyelenggarakan Reforma Agraria yang lebihluas untuk memberikan akses pada tanah yang diperkirakan37 persen petani-petani miskin dan buruh di pedesaanmemenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan. Dalammasa jabatan pertama di bawah pemerintahan Sandinistahampir seluruh pemohon dengan jumlah yang cukupbanyak, adalah mantan pejuang perang sipil yang berakhirpada tahun 1989, yang pada akhirnya mereka menerimatanah. Sebagaimana di Guatemala, para mantan pejuangdan petani tak bertanah serta kaum tani miskin ini, merekamenerima tanah di bawah kesepakatan damai pada tahun1996.46 Amerika tengah juga menjadi salah satu zona kuncidimana organisasi kontemporer petani transnasionalmuncul. Via Campesina dikatakan sebagai organisasi petanitransnasional yang terbaik dari koalisi petani kecil sejakawal tahun 1990an yang mempunyai sejarah yang kuat diAmerika tengah.

Sejarah tersebut menjadi hal yang menarik di AmerikaTengah sebagai wilayah yang memiliki pengalaman-pengalaman dengan organisasi cross-broader yang ter-masuk diantaranya adalah kelompok-kelompok kecil daripara pelopor gerakan petani di berbagai wilayah disana.

46 Kerap kali pasca konflik program distribusi tanah mempunyaiorientasi pro-pasar yang kuat dan dampak demolisasi secara sosial(Gauster and isakson 2007; De Bremond 2007). Mereka bersamaanmemproses reforma yang berlawanan secara signifikan, khususnyadi nicaraguay (Fiallos 2002, 5:Jonakin 1997; Ruben and Masset2003); dan Honduras (ruben and funez 1993).

Page 140: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

125

Kelompok-kelompok tersebut kebanyakan muncul darikongres di Nicaragua dan kemudian memunculkan jugaorganisasi petani-petani lainnya di Managua yang menjadipusat organisasi-organisasi kecil periode 1996-2004 diTegucigalpa, sebuah wilayah di Honduras.47 Kaum tani initerdiri dari sebagian besar pejuang pada waktu terjadiperang sipil di Guatemala, El-savador dan Nicaragua.Perang ini banyak menelan korban manusia secara tragis,hal tersebut juga memberikan persepsi di spektrum left-rightbahwa petani miskin menjadi aktor penting dalam politikyang dapat digunakan dan dilatih oleh perubahan sosialyang radikal atau dinetralkan dan diatur oleh orang-orangyang ingin menghalanginya.

Pada awal abad 20, situasinya jauh dari kondisi yangmereka alami sekarang, dimana kaum tani adalah tokohprotagonis politik utama dan penggerak transformasi sosial.Di setiap negara yang memiliki persoalan pertanahan, parapetani berusaha memperjuangkannya di mulai pada tahun1970an sampai 1990. Yang mengalami tekanan pada

47 Lihat juga kontribusi oleh Borras dalam koleksi ini. Demikian pulaCLOC (Coordnination Latinoamericana de Organizaciones delCampo) sebuah jaringan yang keanggotaannya berlapis-lapis denganVia Campesina dan bekerja sama dengannya. CLOC mempunyaimarkas di Kota Guatemala selama tahun 2001-2005. KeputusanCLOC (pada Third Congress, Agustus 2001, dimana Borrasmenghadirinya) untuk merubah kantornya ke Guatemala karenasering ada percekcokan. Walaupun Congress diadakan di MexicoCity, bendera satu-satunya yang terpasang ada bendera Kuba.Beberapa organisasi Mexico kecil menginisiasikan sebuah kampanyeuntuk memindahkan markas CLOC ke Havana sebagai langkahsolidaritas dengan Kuba. Pendukung dari perpindahan tersebutdikarenakan Guatemala berargumen bahwa lokasi Centra Americaakan memasukkan ClOC dalam wilayah dengan sejarah yangpanjang dari perjuangan agraria dan juga akan membatasi isolasiyang akan terjadi karena bermarkas di Kuba. Setelah perdebatanyang sengit, mayoritas kecil delegasi memutuskan pilihan Guate-mala City.

Page 141: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

126

pelaksanaan reforma agraria yang kemudian memberikankondisi yang lebih baik.

Wilayah–wilayah pedesaan telah kehilangan populasidan pengaruh politiknya. Ratusan petani bermigrasi ke luardaerah. Muncul ambisi dari produsen kecil untuk berkoalisike luar negri yang kemudian menjadi pioneer munculnyaorganisasi transnasional pada tahun 1990an - ini jugamenjadi cara untuk memutus jalannya “reforma agraria”neoliberal yang membuat kekacauan besar-, atau yangsemula hanya ada untuk bertemu dalam “ruang” mayadan bahkan organisasi di atas “kertas” atau “dot cause”saja.48 Konsolidasi dari rezim neoliberal yang lebih menye-luruh di beberapa negara dibanding yang lain dilanjutkanuntuk membentuk resistansi signifikan dari masyarakat sipilyang teroganisir. Namun khususnya di pedesaan, terjadipertumbuhan jumlah produsen kecil dan petani tak berta-nah, dan mereka lebih memilih untuk “keluar” dibanding-kan bersuara. Mereka juga menjauhkan diri dari non-pasar,

48 Fenomena dari “gerakan sosial” yang hadir dalam internet namunterdapat masalah dasar tentang dimensi metodelogikal, politikal,etika dan representatif yang mana aktivis dan cendikiawan kadang-kadang membenarkan. Lebih dari dua dekade yang lalu Tilly(1984,311) demikian juga mengangkat masalah organisasi “fiktif ”;baru-baru ini Anheir dan Themudo (2002, 209-10) menganalisa “dot-cause” atau organisasi yang basisnya dari pendukung di internetdengan konntitusi yang amat kecil. Tarrow (2005, 165) meng-gambarkan formasi “koalisi atas kertas” ini dan lebih sinis lagiterdapat beberapa komentator sekarang merujuk pada praktekpembentukan organisasi “rakyat” yang palsu sebagai “astroturfing”.Ide dari “ruang” aktifis sebagai pembeda dari “gerakan sosial”datang dari perdebatan baru-baru ini di Brazil pada karakter dankemungkinan dari World Social Forums. Pada isu yang menjangkauperiode kebersamaan aktivis yang benar-benar memfasilitasi aksisosial radikal atau secara alternatif hanya “faktor ide” atau “meet-ing ground” (Whitaker 2006, 68; santos 2006, 75-6). Perdebatan inidibawa di beberapa hal diskusi di Via Campesina sebagai “arenaaksi” (Borras 2004 dan di koleksi ini).

Page 142: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

127

lalu mendekat pada politik untuk menyelesaikan kesulitan-kesulitan mereka dan memilih untuk tetap hidup daripertanian, dan wilayah pedesaan dan inilah organisasi yangkemudian membawa perjuangan untuk mempertahankankepentingan dan mata pencaharian petani.49

Bab ini mencoba untuk menghubungkan studi tentangdinamika organisasi, yaitu para pendahulunya, formasi,tekanan internal dan bentuk-bentuk representasi- dengananalisis sosial ekonomi dari konteks yang mereka jalankan.Yang bergerak melampaui studi tentang “kesempatanpolitik” sebagai penghubung -diawal dan akhir- merekaterhadap ruang politik yang ada, untuk membahas peru-bahan struktural jangka panjang dan jangka menengahyang berdampak pada perlawanan-perlawanan kolektifyang mereka lakukan.50 Pada bagian awal, bab ini mengu-raikan koalisi regional dari kelompok-kelompok campesinoyang dengan muncul dengan cepat, tapi juga mengalamipenurunan dengan cepat, yaitu Association of CentralAmerican Peasant Organizations for Cooperation andDevelopment (ASOCODE) yang pada tahun 1991-1998mempunyai high profile yang luar biasa dalam politiksengketa agraria. Hal tersebut dipertimbangkan denganberani dalam beberapa usaha untuk merekonstruksi “po-sisi” petani di Amerika Tengah. Hal tersebut juga membawakita untuk menganalisa beberapa perubahan utama yangsaling berkaitan di dalam situasi ekonomi dan sosial diAmerika Tengah yang berdampak pada sektor pedesaandan berdampak secara negatif pada organisasi petani baiknasional ataupun gerakan transnational. Hal ini juga mem-bawa kita untuk membahas kemerosotan kepentinganpertanian dalam ekonomi negara yang memperburuk

49 Dalam gagasan dari “keluar” dan “suara” lihat Hirschman (1970).50 Untuk kritikan dari gagasan konvensional dari “kesempatan

politikal”, lihat Bevington and Dixon (2005) dan Brockett (2005).

Page 143: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

128

situasi produsen kecil gandum dan kopi. Juga, pembahasanini mencakup tumbuhnya pengaruh budaya urban danintensifikasi mata pencaharian “pluriactive” dan rural-ur-ban serta migrasi ke luar daerah; dan rekonfigurasi gerakanpedesaan dari perjuangan-perjuangan secara global untukmemperkecil tuntutan mereka di tingkat sektoral. 51 padabagian akhir, bab ini memunculkan pertanyaan mengenaiimplikasi dari perubahan-perubahan tersebut dan implikasimodel pembangunan baru negara bagi perlawanan petaniuntuk reforma agraria dan tuntutan yang berkaitan denganitu.

Organisasi Petani Transnasional Di Amerika Tengah

Pada periode di akhir 1980an sampai pertengahan1990an terjadi pertumbuhan organisasi petani transna-sional di amerika tengah.52 Organisasi-organisasi iniberhubungan dengan munculnya fenomena migrasi tenagakerja internasional yang sudah berlangsung lama di negara-negara Amerika Tengah, selama satu dekade pengorgani-sasian intensif lokal dan level nasional dilakukan danpengorganisasian juga dilakukan terhadap pengungsi dariluar negara berkembang di wilayah negara kecil yangmenetap di perbatasan. Solidaritas internasional yangmenyokong perlawanan Sandinitas melawan kediktatoranpenguasa Somoza di Nicaragua juga memberikan inspirasiuntuk aktivis pedesaan dari berbagai negara, yang manapada bulan July 1979 mereka bertemu di acara regionalyang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah Nicaraguaatau oleh organisasi Pro-Sandinista. Ketika perang sipildiakhiri atau dihentikan pada tahun 1990an, mulailahterbuka ruang politik untuk membicarakan lebih intensif

51 Gaete et al (2005,22) mendiskusikan dinamika ini di Kostarica.52 Akar dari upaya-upaya ini secara detail dibahas di Edelman (1998).

Lihat juga Biekart (1999).

Page 144: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

129

nasib dari masyarakat pasca konflik. Pada waktu yang samaharga kopi jatuh dan liberalisasi perdagangan gandum antarwilayah mulai diberlakukan, kondisi itu ditambah denganbeban yang ditimbulkan dari program penyerataanstruktural (SAP) di seluruh dunia yang mengkontribusiuntuk mengintensifkan tekanan ekonomi pada pertaniandi lahan kecil. Di banyak daerah khususnya di Hondurasdan Kosta rica, organisasi petani ada di bagian depanperlawanan nasional dalam berlawan terhadap programpenyerataan struktural yang dilakukan disana.

Kebangkitan dan kemunduran ASOCODE

Di tahun 1991 aktivis petani yang menghadiri Euro-pean Community, yaitu sebuah program pendidikan me-ngenai pendanaan ketahanan pangan di Panama mendi-rikan Asocciation of Central American Peasant Organiza-tion for Cooperation and Development. Mulanya diawalioleh seorang anak muda yang kharismatik dari Kosta rikabernama Wilson Campos. ASOCODE dengan cepatmengumpulkan legitimasi oleh rekan-rekan elite dan pem-beri dana dari luar, sebagaimana aktivis campesino darinegara berbeda yang dengan cepat menerima bahwa ituadalah rekan sesama mereka dimanapun mereka berada,asal mereka dihadapkan dengan persoalan yang sama danmaka mereka harus berbagi keprihatinan serupa.53 Petani

53 Campos merupakan contoh figur yang disebut Tarrow dengan istilah“akar kaum kosmopolit”. “orang-orang yang berasal dari konteksspesifik nasional, namun yang berhubungan dengan aktivitas politikyang berlangsung yang mengaitkan mereka dengan konflik danhubungan jaringan transnasional”. Para pelajar dari gerakan agrariatransnasional secara besar gagal dalam memberikan teori secarasistematis pada tipe sosial ini untuk mengakui keberadaannya.Pemimpin dari petani dan organisasi pertanian yang memilikipendidikan universitas (sebagaimana kasus dengan Campos), yangberbicara dua bahasa atau lebih, atau yang sebaliknya upwardly

Page 145: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

130

dilihat secara luas sebagai aktor dalam politik regional,karena hal tersebut ASOCODE selama lebih dari limatahun mengurus agar mereka mempunyai perwakilanuntuk menghadiri banyaknya pertemuan presidensial dankementrian. Mereka mengirimkan delegasi-delegasi keeropa dan amerika utara secara berkala. Dipublikasikan diberbagai macam koran dan koran bulanan di spanyol daninggris. Mensponsori pertemuan dan program untuk aktivispetani.54 ASOCODE juga menjadi salah satu anggota dari“masyarakat sipil” yang bersuara di Consulative Councildi SICA, yang mana membentuk bagian dari protokolTegucigalpa pada tahun 1991 yang secara sistematis me-remajakan institusi tata regional antar nasional utamaamerika tengah sebagai tambahan untuk kesepakatandamai yang telah disetujui di Nicaragua yang disusun diEl savador dan Guatemala.

Pembentukan ASOCODE secara jelas dapat dilihatketika terjadi pergantian strategi pendonor Eropa di akhirtahun 1980 dan awal 1990, ketika pendonor multilateral,bilateral dan beberapa NGO disarankan untuk mendukungkegiatan di wilayah Amerika Tengah. Sebagai oposisi yang

mobile atau mengakumulasikan pokok kultural signifikan yangmenonjol dalam petani transnasional dan mengorganisir petani daripermulaannya. Tidak semua “akar kaum kosmopolit” pemimpinpetani si amerika tengah memberikan karakteristik seperti ini (tentusaja tidak harus), namun terutama di gerakan di awal tahunpentingnya beberapa figur utama dan “makelar” intelektual, antaraorganisasi dan lembaga donor sebagai contoh, tidak dapatberlebihan.

54 Dua koleksi dari essai yang berisi pujian (Tangerman and Valdes1994; Biekart and Jelsma 1994) diberikan sebagai tanggapan,khususnya diantara lembaga pendonor asing dan kunjunganintelektual, yang mana ASOCODE menjadi organisasi penting, kuatdan organisasi yang bertahan lama. Beberapa pemimpin ASOCODEmenklaim bahwa edisi koran English adalah untuk hadirin Belizean,walaupun yang lain mengakui semula itu untuk konsumsi asing.

Page 146: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

131

berfokus di nasional dan lokal. Tidak mengherankan untukmemberikan prioritas pada perubahan. Koalisi petani diwilayah baru ini menarik aliran dana dari pendonor yangkemudian mencapai puncak pertahun sebanyak 1,5 jutaUS$ di tahun 1996. Dana paling banyak berasal darilembaga di Belanda yaitu HIVOS, ibis-Denmark, dan ca-bang-cabang dari Oxfam serta NGO-NGO di Copenhagenyang berinisiasi dengan Amerika Tengah (Biekart 1999,204–6, 280). Pada tahun 1995 ASOCODE menyediakantunjangan perbulan sebanyak 4000 -5000 US$ untuk setiapkoalisi nasional yang berpartisipasi. Dana tersebut jugadipakai untuk menggaji dua perwakilan yang ditugaskanuntuk bekerja di dewan koordinasi ASOCODE (Edelman1998). ASOCODE juga menjadi markas besar denganruang kantor yang luas di lingkungan kelas menengahkebawah di Managua. ASOCODE memiliki peralatanstandar NGO dari negara berkembang seperti: komputer,mesin foto kopi, fax, sekretaris, pembantu, supir, teknisiyang membuat proposal proyek terus-menerus dan“rencana strategi” dan “cooperator” dari Belanda danCanada.55

Di awal pertengahan 1990, ASOCODE juga berini-siasi untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pemben-tukan beberapa jaringan baru seperti: CICAFOC; CICA;ICIC; CLOC; dan Via Campesina yang juga termasukdalam perwakilan-perwakilan dari organisasi petani di 60negara (Desamarais 2007; Edelman 2003).56 Pada waktu

55 Evaluasi retrospeksif internal tahun 1999 mengindikasikan secarajelas bahwa pada tahun 1994 Asosiasi menginstitusionalkanfungsinya sebagai agen perusahaan. (ASOCODE 1999).

56 Anggota organisasi ASOCODE juga mengkoordinasikan kegiatandengan Campesino a Campesino Movement, program perpanjanganmemimpin petani yang dimulai pada awal tahun 1970 di Guate-mala dan setelah itu menyebar ke Meksiko, dan sisanya Amerika

Page 147: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

132

terjadi kerusakan besar-besaran akibat Angin topan diMitch pada bulan oktober tahun 1998, ASOCODEbersama dengan CICAFOC dan jaringan regional produsenkecil kopi membentuk Central American Rural Coordinat-ing Group untuk mengikuti Central America SolidarityCoordinating Group yang lebih luas di Stockholm untukbertemu dengan European cooporation organization yangakan melakukan usaha rekonstruksi. Perkembanganjaringan dengan peningkatan jumlah yang tajam di per-temuan se-regional dan di luar regional, banyak jugadihadiri oleh individu yang sama. Beberapa dari aktivisdilaporkan mendapat gaji utuh secara tetap lebih dari satujaringan.57

Sukses dalam memperoleh dana dan sukses dalampembentukan jaringan baru yang didukung oleh kalanganaktivitas yang intens bisa dapat membuat kesalahan yangmemiliki dampak politik dan pengaruh secara mudah.Bagaimanapun juga proses-proses tersebut juga menekan-kan pada ketangguhan karakter untuk membuat keputusandi ASOCODE untuk mengurangi keadaan yang harusdipertanggungjawabkan hingga ke komponen nasional danmembentuk secara tetap “kebutuhan baru” yang padadasarnya untuk menanggapi tawaran pendonor dan ta-waran prioritasnya. Menurut laporan internal ASOCODEbahwa “sumber dari perusahaan sangat banyak hinggamelebihi kapasitas markas” untuk mengurusnya. “kele-bihan dana” yang dikontribusikan sebagai dana untukmelakukan perlawanan telah memperburuk organisasi yang

Tengah dan Kuba. Sebagai sejarah yang memilukan di dalamCampesino a Campesino, lihat Holt-Gimenez (2006).

57 “double dipping” ini seperti yang Riles (2001;47) laporkan diantarajaringan masyarakat sipil wanita di pacifik. Tentu saja, analisinyadalam poin lemah dari jaringan seperti itu, yang didiskusikan lebihjauh di bawah, mempunyai resonansi yang besar dalam konteksamerika tengah.

Page 148: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

133

telah ada dan utamanya adalah mendorong lembaga-lembaga pemberi dana untuk berhenti mensupport mereka.

Di tahun 1997 dan 1998 ASOCODE memasuki pe-riode yang dalam evaluasi internal kita karakterisasikansebagai “krisis dan perpecahan”. Berawal dari koran edisiSpanyol dan Inggris tidak dipublikasi lagi. Banyak divisi-divisi organisasi melibatkan diri dengan lebih banyaktenaga, tetapi ASOCADE malah mengurangi kerjasama-nya dalam pertemuan regional dan internasional. Banyakterjadi perselisihan yang dibuktikan dengan perpecahankelompok, permulaannya dari kehadiran asosiasi antara“verticalist” panama dan salvador (ortodox yang cenderungpada leninist). Di satu sisi ada perpecahan yang terjadijuga dari perwakilan dari lima negara. Kontroversi tam-bahan membagi dewan koordinasi di garis yang berbeda,sebagai contohnya; apakah asosiasi harus menjadi lobicampesino regional atau berusaha untuk menyelesaikanmasalah pertanahan dengan cepat pada negara-negaraanggota?

Keberagaman dari organisasi-organisasi konstitusidan basis sosial mereka seperti pekerja pertanian, ma-syarakat adat, petani independen, anggota koperasi dilihatsebagai suatu kekuatan dan menjadi sumber polarisasi dariperwakilan beberapa negara (khususnya, nicaragua dankosta rica) yang diperdebatkan dalam orientasi yangdipersempit terhadap produsen dari pertanian skala kecil.Perselisihan yang memburuk disamping sumber antaramarkas pusat dan koalisi nasional yang berbeda juga men-dorong beberapa organisasi penting mundur dan yanglainnya terusir dari koalisi nasional. Terkadang ini terjadikarena organisasi nasional melihat koalisi yang mewakilkanmereka dalam level regional juga terlibat dalam hadirnyaASOCODE untuk menekankan isu-isu ke negara merekasendiri.

Page 149: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

134

Pada tahun 1999, asosiasi meninggalkan seluruhupaya dalam melobi institusi internasional, regional dannasional. Ketika organisasi pendonor menjadi sadar dengankekacauan ini dan mereka menarik dukungan merekasehingga dukungan terhadap ASOCODE turun dengancepat. Beberapa lembaga mengindikasikan bahwa untukselanjutnya mereka akan melakukan praktek pendanaanregional sebelumnya dan menyalurkan dukungan yangdialokasikan kepada ASOCODE untuk organisasi nasionalbagian dari konstituennya. Seperti CONAMPRO, koalisiyang mewakili guatemala di ASOCODE dibubarkan,hancur akibat kurangnya pendanaan dari pendonor danmundur akibat kemunculan aliansi yang lebih dinamis dariorganisasi petani Guatemala (yang mana secara berani ikutberpartisipasi).58 Markas yang mewah ASOCODE diManagua telah menutup pintu dan menjadi sebuah contohdari salah satu kritikan yang menyebutnya jaringan“marcochepaly”. Sejak maret tahun 2000 sebuah laporaninternal berkomentar di bulan april 2001, “kita tidak lagimempunyai sokongan dana dari lembaga koperasi atauorganisasi. Aktifitas yang berbeda dikerjakan dengan suport

58 CONAMPRO (coordinadora nacional de pequenos y medianosproductores de guatemala) yang menjadi “mesas” atau koalisiterakhir nasional ASOCODE untuk dibentuk dan sebaliknya “me-sas” negara lainnya, beberapa diantaranya telah hadir bertahun-tahun. Hal ini sebenarnya membentuk keberlanjutan didirikannyaASOCODE itu sendiri. CONIC (coordinadora nacional indigena ycampesina) dan CNOC (coordinadora nacioanl de organizacionescampesinas) yang juga terbentuk di awal tahun 1999, dengan CONICyang awal mulanya menjadi bagian pembentuk CNOC. Keduanyameneruskan untuk melakukan kegiatan bersama, yang mana merekalukan sebelumnya dengan CONAMPRO. CONIC cenderung lebihmenekankan pada isu masyarakat adat dan hak asasi manusia danCNOC dalam reforma agraria dan pembangunan pedesaan. Dalamgerakan petani kontemporer Guatemalan, lihat Leanza dan SantaCruz (2006).

Page 150: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

135

yang diberikan oleh organisasi mereka. Biaya operasionalyang dibutuhkan sampai Desember 2000....diperoleh daripenjulan peralatan-peralatan dari markas.

Di bulan April 2001, 25 delegasi (15 diantaranyaadalah perempuan) dari 5 negara bertemu di Tegucigalpa(perwakilan dari Belize dan Guatemala diundang danmenkonfirmasi partsipasi mereka namun tidak pernahmuncul). Agenda mereka adalah untuk mengkonsolidasiapa yang di deskripsikan sebagai “transisi”. Dibandingkanmembuat markas yang mahal dan membentuk komitekoordinasi, ASOCODE memutuskan untuk membagi isu-isu ke dalam kelompok yang bekerja lebih spesifik untukmembangun komunikasi secara virtual atau bertemulangsung pada basis tertentu. COCOCH dan anggotakoalisi Honduras, menjadi tuan rumah bagi jaringan ViaCampesina yang setuju menyediakan kantor bagi ASO-CODE dan memulai mengerjakan makalah-makalah yangdibutuhkan untuk mendirikan organisasi di Hondurassecara legal. Meskipun kemunduran dari asosiasi , laporankomisi transisi menunjukkan pada aktifitas dalam jang-kauan luas di tahun sebelumnya: “perjumpaan” regionaldalam masalah agraria dan petani tak bertanah di Hondu-ras, Elsavador, dan Nicaraguay. Para petani wanita diNicaraguay bahkan sedang menyiapkan proposal untukmasyarakat sipil SICA di El savador, serta merekaberpartisipasi di dalam forum-forum di Montreal, Madrid,Bangalore dan Nairobi.

Pertemuan “transisi” di Tegucigalpa sebenarnya tidakmengabaikan hubungan yang terjadi di rakyat tani. Brosur–brosur ASOCODE kemudian diperbaharui, konfrensi perssudah dijadwalkan di akhir acara dan rencana-rencana telahdisusun untuk diumumkan sebagai struktur organisasi yangbaru di halaman web asosiasi ini. Masyarakat Panamamendesak sisa dari delegasi untuk menegaskan kembalikehadiran ASOCODE di Amerika Tengah yang mengambil

Page 151: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

136

keuntungan dengan menempelkan nama mereka di setiapkop surat di seluruh dokumen di “pesan” dari organisasi-organisasi nasional, sebagai contoh APEMEP-ASOCODE,ADC-ASOCODE,COCOCH-ASOCODE.59

Jaringan baru dalam sebuah ruang rekonfigurasi

Di tahun 2001 muncul dua jaringan masyarakat sipiltransnasional di wilayah Amerika Tengah. Yang satu me-nunjuk pada partisipasi petani dan yang satunya lagi hanyadiidentifikasi sebagai usaha petani. Dekade sebelumnyakelompok elite yang paling menonjol yang mendukungproyek pasar bebas regional adalah SICA dan usaha petaniuntuk “menglobalisasi ke bawah” terjadi dalam wilayahAmerika Tengah dan secara ekplisit melalui oposisi padapandangan kelompok dominan. Saat ini kegelisahan SICAtelah terganti dan ruang politik telah direkonfigur dansebagai hasilnya presiden Mexico Fox mengajukan Plan-Puebla Panama, integrasi wilayah baru yang besar danproyek infrastruktur yang dibiayai oleh Inter-AmericanDevelopment Bank yang berusaha untuk menghubungkansengketa lahan Mexico dengan Amerika Tengah kedalamperdagangan bebas, membangun zona lingkungan konser-vasi yang mungkin menjadi kontradiksi.

Jaringan pertama yang baru itu adalah, Mesoa-merican Initiative for Trade dan Intergration and Sustain-able Development (iniciativa CID), mereka mengambilsikap kritik dan berhati-hati dengan perjanjian dalamdiskusi mengenai Plan Puebla-Panama yang diusulkanTrade Treaty of Americas, The US-Central American FreeTrade Treaty dan yang kemudian disusul dengan usulan

59 Singkatan- singkatan ini merujuk pada APEMEP (asociacion depequenos y medianos productores de panama), ADC ( alianzademocratica campesina[el savador]), dan COCOCH (consejocoordinador de organizaciones campesinas de honduras).

Page 152: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

137

paling terbaru yaitu ide perjanjian perdagangan bebasantara Amerika Tengah dan Uni Eropa.60 Hal ini didukungoleh organ-organ cabang Oxfam, Catholic Relief Servicesdan US AFL-CIO. Iniciativa CID berpendapat bahwamengajukan kesepakatan akan memuculkan kesempatandan sangat penting untuk melakukan lobi selama negosiasiguna menakar kompensasi petani agar memberi harga pasarrendah yang diakibatkan oleh subsidi yang diberikanpemerintah untuk petani US. Pada awalnya, Iniciativa CIDmerangkap beberapa organisasi petani yang paling pentingdi wilayah ini seperti, CNOC-Guatemala, COCOCH-Hon-duras, UPANACIONAL-Kosta Rika dan UNAG-Nicaraguay, UNAPA, dan ATC.61 Akan tetapi di tahun2006 organisasi—organisasi tersebut mundur atau memina-lisir partisipasi mereka didalam jaringan, meninggalkankelompok kecil NGO yang berorientasi pada penelitianuntuk memperkuat kritikan pada pengusulan perjanjianperdagangan bebas dengan uni eropa.

Jaringan baru yang kedua adalah Mesoamerican Peas-ant Platform atau Meeting yang muncul untuk menolakPPP. Didukung oleh bagian dari CONIC Guatemala dan

60 The Free Trade Treaty of the Americas, secara kuat dipromosikanoleh pemerintah US dibawah george w. Bush, pembentukannyasebagai hasil oposisi popular dan sangsi dari beberapa pemerintahamerika selatan, terutama Brazil. The US-Central American FreeTrade Agreement menjadi Dominican Republic-US-Central Ameri-can Free Trade Agreement (DR-CAFTA).

61 UNAG merupakan organisasi pro-Sandinista yang mencakupprodusen besar dan menengah, dan juga beberapa petani skala kecildan koperasi. UNAG memegang peran utama dalam pendirianASOCODE dan via campesina walaupun dalam pengunduran dariVia Campesina (lihat Borras dalam koleksi ini). UNAPA menjadipengganti utama bekas pejuang dari National Resistance atausebaliknya. ATC adalah organisasi pro-Sandinista yang mendukungkepentingan produsen kecil dan buruh desa dan yang mana saat iniberpartisipasi di beberapa jaringan transnasional.

Page 153: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

138

CLOC. Jaringan luas di Amerika Latin yang baru-baru inipindah markas ke guatemala. Pada tahun 2002 terjadiinklusi baru di Meksiko yang merekonfigurasi ruang politikuntuk mendorong kader mereka sebagai presiden diASOCODE yang hampir punah untuk mengatakan bahwajaringan ECM yang baru telah mempertaruhkan tempatnyauntuk melawan PPP. Rencana aksi kelompok baru inimemperoleh pengakuan publik sebagai Regional Coordi-nator dari organisasi petani di Meksiko dan Amerika Te-ngah, sebuah status yang diklaim sebelumnya oleh ASO-CODE. Pada pertemuan ketiga jaringan di Tegucigalpatahun 2003 itu, akhirnya menyetujui untuk “menginstitu-sikan” sendiri asosiasi dengan nama MOICAM. Pertemuandi Tegucigalpa juga mengusulkan agar MOICAM menjalinhubungan dan berjejaring dengan ASOCODE di AmerikaTengah, sementara CLOC ber jejaring dalam levelkontinental dan Via campesina yang ada di level dunia(ECM 2003)

Dalam kasus ASOCODE paling tidak “sudah ada”semangat optimis untuk dilanjutkan. Dengan masihditeruskannya kampanye dan kegiatannya di Internet dan“kantor” yang berada menempel didalam kantorCOCOCH di Honduras. Penyimpangan dan keruntuhanbaru cukup terasa ditahun 2004 ketika “mesas” memutus-kan untuk mundur dan mengorganisir kembali di lingkupregional di kalangan organ Via Campesina yang ada diAmerika Tengah.

MOICAM yang baru, mendapat partisipasi dari or-gan Mexico dengan didukung pendanaan yang cukup besardari Oxam Great Britain yang sudah kebal terhadapmasalah di ASOCODE-sebuah pernyataan penutup padapertemuan Tegucigalpa pada tahun 2003 yang dikeluhkanoleh mereka-;

Rencana aksi yang disetujui dalam pertemuan ini mini-

Page 154: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

139

mal sudah terpenuhi dan Liaison Commision yang kitasetujui adalah membentuk hasil pertemuan di Manguaagar bisa berfungsi sedikit. Dengan kata lain, pertemuanini (acercamientos) antara petani Mesoamerican masihtidak berubah, dia masih tetap menjadi organisasi re-gional yang sebenarnya.

Tiga tahun kemudian, Juan Tiney, koordinator umumdari CONIC Guatemala dan seorang pemimpin CLOCjuga secara jelas menerangkan bahwa MOICAM masihfokus pada pertemuan aktivis regional secara periodik dansedikitnya telah tercapai.

Kita harus memperbaiki komunikasi. MOICAM tidakdapat meneruskan pertemuan dengan yang lain,menganalisa situasi yang kita telah kenal dan meren-canakan rangkaian aktivitas yang nantinya tidak dapatkita lakukan. Oleh karenanya kami harus mendina-miskan komisi koordinasi yang juga untuk mendi-namiskan MOICAM. Masyarakat adat yang jugaberpartisipasi dalam organ ini perlu menkonkretkanposisi mereka sendiri yang mana akan membolehkanmereka untuk mempunyai peran aktif yang lebih banyakdi MOICAM. Kami harus membulatkan tekad kamiuntuk mengaktifkan kembali partisipasi organisasi dariBelize dan Panama untuk selanjutnya menguatkanintergrasi organisasi dari negara lain (Tiney 2006, np).

Armando Brata, salah satu scholar-activist yang pal-ing menonjol dalam “campesinista” tak henti-hentinyamendukung MOICAM (Bartra 2005, n.d.).62 Dia menyoroti

62 Banyak dari pekerjaan promosional ini yang muncul dalam websiteObservatorio Social del agro Mesoamericano, yang disponsori olehInstituto de Estudios para el Desarrolo Rural “Maya” A.C(IEDRM), yang diarahkan oleh Bartraa. Dia juga merupakan pro-fessor di Universidad Autonoma Metropolitana Xochimilco dimexico city. Dalam perdebatan campesinista-descampenista dan

Page 155: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

140

sebagai contoh pada tanggal 20 november 2006 terjadidemonstrasi yang diadakan oleh MOICAM yang diikutioleh lebih kurang “10000 orang” masyarakat adat, yangbertepatan dengan penutupan pertemuan MOICAM di SanCristobal de la Casa, Chiapas. Meskipun demikian adasebuah buletin yang dikirim oleh seorang koresponden dariCECCAM—sebuah organisasi yang secara umum bersim-pati pada kepentingan petani—yang melakukan demon-strasi dengan 4000 orang pemrotes yang perhatian utamamereka tidak seperti isu yang dimainkan oleh MOICAM,namun lebih pada aksi solidaritas dengan gerakan protesdi Oaxaca yang jika dilihat pada slogan dan spanduk-spanduk besarnya bernada mengejek pada kandidatpresiden yang menang yaitu Andres Manuel Lopez obradordi kota meksiko yang dipercayai oleh massa ini sebagaikemenangan karena hasil pemilihan yang curang.

Sebuah Konteks Yang Rumit

Kesulitan–kesulitan kronis yang berdampak padagerakan petani transnasional di Amerika Tengah dapatdijelaskan sebagai bagian dari kelemahan internalorganisasi, yang akan dibahas di kesimpulan di akhir bab.Hal ini juga menyangkut kasus di eksternal organisasipetani yang mempengaruhi hingga ke banyak hal.Kesempatan politik telah menghilangkan kepentinganpertanian dalam perekonomian wilayah; kondisi petanikecil, terutama petani padi dan petani kopi menjadimemburuk; dan migrasi besar-besaran dari desa telahmerubah rumah tangga di desa, ekspetasi budaya danaspirasi politik yang dalam yang tidak memberi pertandabaik untuk hasil kerja organisasi petani.

kontribusi dan kontribusi Bartra. Lihat Edelman (1999,203-7) danKay (2001,377-86).

Page 156: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

141

Menurunnya posisi penting pertanian

Di seluruh negara-negara di Amerika Tengah, pen-tingnya sektor pertanian dalam perekonomian melemahdalam beberapa tahun ini dan disemua negara itu, pertaniantidak mewakili bahkan seperempat dari GDP. Proporsi daripopulasi yang bekerja dalam pertanian saat ini sangatsedikit. Bahkan dalam masyarakat agraria di guatemala danhonduras (lihat tabel 2).63 Meskipun dorongan besar sejakpertengahan 1980 untuk menstimulasi ekspor pertaniannon-tradisional. Proporsi dari pendapatan ekspor yangbersal dari pertanian telah turun secara drastis dan dramatisdi seluruh dunia di setiap wilayah (lihat tabel 3).64

Tabel 1.Pertanian dalam persentase GDP Amerika Tengah,

1995-2005 (dalam konstan dollar tahun 2000)

Sumber:Cepal (2006,87,94). “pertanian” termasuk berburu,kehutanan dan perikanan.

63 Sebagaimana Segivia 92004,19) tunjukkan, kesenjangan diantaraproporsi GDP dari agrikultur yang mana saat ini rendah (tabel 1)dan terkadang proporsi yang lebih tinggi dari populasi pekerjaagrikultur (tabel 2) sepertinya mencerminkan keterlibatan buruh desadalam non-agrikultural dan pekerjaan non-pertanian dan perbedaanproduktivitas buruh agrikultural dan aktivitas agrikultural.

64 “ekspor pertanian tradisional” biasanya merujuk pada kopi, pisang,gula dan daging. “ ekspor agrikulutural non-tradisional” termasuktanaman ornamental, sayuran beku, buah segar dan umbi-umbianuntuk pasar Hispanic US. Ekspor dari pengolahan udang dan ikansegar juga berkembang cepat, terutama di Honduras dan Nicara-gua dan mencakup di data CEPAL dalam “ekspor agrikultur”.

Page 157: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

142

Karena pertanian udang dan penangkapan ikan untuktujuan ekspor telah berkembang secara luas selama periodeini dan mencakup data sektor agrikultur, kemunduranagrikultur tanaman yang tentu saja lebih signifikan daripadayang diindikasikan oleh angka di tabel.

Tabel 2.Amerika Tengah: tenaga kerja agrikultur dalam

persentase total tenaga kerja, 1990-2005

Sumber: CEPAL (2006,42).

Tabel 3.Amerika Tengah: Ekspor agrikultural dalam

persentase total agrikultur, 1995-2005

Sumber: CEPAL (2006,162,166,171,174,218). “eksporagrikultural” mencakup berburu, kehutanan danpenangkapan ikan

Page 158: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

143

Di awal tahun 1990, Salvador Arias dan EduardoStein keduanya merupakan figur kunci dalam kemunculanorganisasi petani transnasional di wilayah- menjelaskandalam buku pentingnya yang berjudul Democracia SinPobreza, disana mereka mengatakan bahwa industripertanian dapat menjadi penggerak bagi pertumbuhan diAmerika Tengah dan bentuk baru dari kepemilikan dapatmendemokrasikan keuntungan yang mungkin meng-hasilkan.65 Arias yang pandangannya diikuti oleh beberapakontributor untuk masalah yang sama, beragumentasibahwa:

Satu dari sedikit pilihan yang tersisa untuk prospek positifbagi perekonomian regional adalah membangunindustrialisasi pertanian dan sistem agro-pangan regionalyang untuk sementara di lindungi sebagai bagiankebijakan keamanan pangan yang lebih luas. Permintaandomestik harus menjadi elemen yang mendinamiskansuplai disamping permintaan dari perekonomianinternasional. (Arias Peñate, 1992, 64).

Sebagai tambahan untuk kebutuhan perlindunganbagi industri kecil, Arias menganjurkan “konstruksi hu-

65 Arias dan Stein, keduanya adalah ahli ekonomi yang berafiliasidengan lembaga donor European Community dan Panama Cityyang berbasis Comite de Apoyo al Desarrolo Economico y SocialCentroamerica. CADESCA yang mendukung program pelatihankeamanan pangan di akhir tahun 1980 dan awal 1990, yang diajarsecara besar oleh Arias, yang menjadi tempat pertama dimana aktivispetani Centra American dari negara berbeda bertemu dan bertukarpengalaman (Edelman 1998, 57-61). Arias yang melanjutkan men-jadi anggota Political Commision of the Frente Farabundo Martioara la leberacion Nacional dan sejak tahun 2003 dipilih EFLNmenjadi wakil El Salvador’s Legislative Assembly. Stein memimpintim observasi pemilihan Organization of American States yangmengkontribusi pecahnya rezim otoriter dari presiden persia AlbertoFujimori. Dia pernah menjabat menjadi Foreign Minister (1996-2000) dan Vice president (2004-present) di Guatemala.

Page 159: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

144

bungan produktif” antara pertanian heterogen regional dansektor lainnya, yang akan mengubah situasi, sehingga“menghasilkan bentuk keimbangan keuntungan yang baru”(Arias Peñate, 1992, 80).

Saat ini lebih sulit untuk beragumen tentang masalahini. Daripada model pertanian berbasis pembangunandengan proteksi tingkat tinggi. Perekonomian agro-eksporttradisional regional telah melemah atau bahkan runtuh danpemerintah memilihnya sejak akhir tahun 1980 dan yangdisebut oleh para scholar sebagai “New Economic Model”(atau “Pembangunan berorientasi export”) yang didasarkanpada pembukaan ekonomi global kecuali Kosta Rika, yangsecara luas mengurangi peran negara dalam ekonomi dankesejahteraan sosial. Geliat industri baru, terutama tekstildan pabrik perakitan elektronik, ekspor pertanian nontradisional, finansial publik, pariwisata dan pengirimanuang dari luar telah menjadi sumber utama devisa, sebuahtarget kunci untuk tataran regional dan kapital luar regionaldan pentingnya sumber dari pekerjaan dan stabilitasmakroekonomi. (Díaz Porras and Pelupessy 2004, 25;Segovia 2004, 7–8; Robinson 2003, 156–213). Migrasibesar-besaran, baik dari area pedesaan atau urban juga telahmenghasilkan keuntungan pada kesempatan pekerjaanuntuk makelar “coyote” (pendatang gelap) yang melayapengiriman dana dan barang melintasi Amerika Tengahke dan dari Amerika Serikat. Contoh negara yang mene-rapkan fitur yang spesifik dalam model neoliberal danpencampuran aktivitas dari program yang berbeda darinegara ke negara, adalah El-savador dan Kosta Rica, keduanegara ini yang paling jauh jalannya untuk memilkiperekonomian non pertanian, implementasi dari Domini-can Republic-United States–Central America Free TradeAgreement (DR-CAFTA) yang juga didukung oleh seluruhpemerintah regionalnya. Ini seperti mempercepat danmemperdalam pengaplikasian model ekonomi baru ini.

Page 160: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

145

Padi dan biji kopi, yang dahulu adalah persendian sektorpertanian kecil

Kedua kegiatan pertanian yang menurut sejarah pal-ing terpenting pada pada cerita petani kecil di amerikatengah, adalah petani padi dan petani kopi, keduanya telahditerjang dengan keras selama dua dekade terakhir. Padakasus sebelumnya, masalah ini menunjukkan ironi yangkejam semenjak meningkatnya permintaan terhadap ko-moditi jagung untuk produksi ethanol di Amerika Serikatyang ujung-ujungnya justru mengakibatkan kenaikan hargadi tahun 2006-2007yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Kenaikan harga ini terjadi dampak masalah yangtelah dimulai sejak awal tahun 1990an, sektor pertaniankecil jagung hampir menghilang di Kostarica, El Savador,Honduras dan Guatemala dan dikembangkan dengansangat signifikan hanya di Nicaraguay. Sangat mirip de-ngan kasus terakhir sebagai hasil kembalinya substansiproduksi oleh sektor yang populasi paling miskin.66 Ketikadampaknya berimbas pada kenaikan harga jagung di tahun2006, petani di Amerika Tengah masih belum menentunasibnya. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karenasektor pertanian kecil di tempatkan dengan kurang baik(dalam hal aksesnya untuk mendapat modal, lahan,transportasi, pelayanan dan fasilitas simpanan) sebagai alatuntuk mengambil keuntungan perekonomian.

66 Anggapan ini didukung oleh data yang menunjukkan kemunduranterbesar sejak tahun 1980 di nicaragua yang secara besarmenggunakan pupuk, traktor per hektar di tanah yang subur danpersentasi irigasi di lahan pertanian 9Acevedo Vogl 2003, 54-5).Sementara pengolahan jagung dengan pemasukan rendah mungkinmenjadi strategi pertahanan hidup yang cukup memadai bagibeberapa masyarakat miskin pedesaan. Hal ini tidak sepertimenimbulkan kelangsungan proses akumulasi yang mungkinmeyakinkan mereka menaikkan level menjadi sejahtera.

Page 161: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

146

Selain itu di seluruh negara di Amerika Tengah,populasinya tumbuh melebihi produksi bahan pangan dansementara area penanaman jagung sangat sedikit.67 Me-ningkatnya harga jagung telah menjadi ancaman utamabagi rumah tangga yang ada dinegara-negara itu, terutamabagi rumah tangga petani, yang mana, para konsumerhanya menerima keuntungan dari jagung dan secarasignifikan membeli makanan. Pembuat kebijakan dananalisis pasar juga memperhatikan bahwa pertanian kecilakan menjual cadangan jagung mereka untuk mendapatkeuntungan dari naiknya harga namun tidak dapat membelilagi biji atau jagung untuk di konsumsi sendiri oleh mereka.

Di seluruh negara-negara di Amerika Tengah, pro-dusen padi menjadi kelompok yang paling banyak terkenaimbas dari Program Penyesuaian Struktural, peng-integ-rasian pasar regional dan liberalisasi pada tahun 1980andan 1990an. Periode dua dekade itulah yang mengakibat-kan kenaikan harga pada tahun 2006-2007, sehingga pro-duksi padi tidak menguntungkan. Bahkan petani kecil yangmengolah jagung untuk konsumsi rumah tangga,sepertinya mereka akan berpikir dua kali untuk melanjut-kan penanaman jagung, jika mereka harus mengeluarkanuang banyak untuk membayar pemasukan manukfatur,menyewa tenaga kerja atau mesin, sewa lahan ataumempertimbangkan harga yang baik untuk hasil kerjamereka. Produksi untuk rumah tangga dan menjual sur-plus yang sedikit di pasar telah berhenti menjadi strategiyang lebih bijaksana. Pengecualian bagi mereka yangmeminimalisir interaksi mereka dengan pasar ekonomi.

67 Ini berdasarkan data produksi pangan per kapita, produksi jagungdan lahan panen dari data base online FAOSTAT (2008). Lihat jugaproyecto Estado de la Region-PNUD (2003,138), yang melaporkandi area yang menanam padi di Amerika Tengah dan Panamameningkat 4 persen antara tahun 1978 dan 2001, ketika populasi dipedesaan meningkat 55 persen di periode yang sama.

Page 162: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

147

Meskipun petani di Amerika Tengah melekat padabudaya penanaman jagung selama seribu tahun, namununtuk banyak alasan, pilihan yang baik adalah hanyamembeli jagung yang mereka butuhkan, ketika hargajagung melejit setelah tahun 2006 yang juga mengakibatkanberkurangnya ekspor ke Amerika Tengah. Selama duadekade dari praktek dumping dan meliberalkan perda-gangan intra-regional pada padi memberikan dampak yangmemperburuk mata pencaharian pertanian kecil. KetikaDR-CAFTA sudah dimplementasikan secara utuh,beberapa pertanian kecil memang mendapat keuntungan,tetapi kemungkinan akan banyak yang menghadapikejatuhan dari kompetisi yang meningkat sebagaimanayang terjadi di meksiko.

Keadaan petani padi dari pertanian kecil yang sudahsulit, diperburuk selama dekade terakhir oleh elemenlainnya yaitu “new economic model” di Amerika Tengahatau yang lebih luas disebut sebagai globalisasi neoliberal.Hal ini juga mencakup memprivatisasi bank pembangunannegara, perluasan lembaga dan dewan pengurus komoditi;pendanaan untuk penelitian sektor publik agronomickhususnya dalam skala kecil; dan pertanian di lereng bukityang masih berlanjut. Pemusatan yang selalu berkembang,dan integrasi vertikal diantara perusahaan-perusahaanbesar yang selalu menyediakan pemasukan dan mengen-dalikan pembagian perdagangan pertanian; penguranganatau eliminasi dari tarif perlindungan; dan menghilangnyasubsidi (untuk kredit, insuransi pertanian, harga pendu-kung, pemasukan, dan bantuan teknisi) sekarang disedia-kan oleh institusi sektor publik yang justru memperlemahposisi petani kecil. Kondisi petani kecil ini semakinmemprihatinkan karena mereka banyak meminjam padalintah darat, sebagai perantara dan meningkatnya keadaanyang tak terduga dan paksaan yang tak terlihat. Proses

Page 163: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

148

ekslusi dan pembalikan ide Reforma Agraria pada tahun1960, 1970 dan 1980 -yang mana terjadi ketidaksukaanpada golongan atas sebagai penghambat permainan bebasdalam kekuatan pasar—telah menyebabkan penguranganlahan petani dan menghancurkan harapan mereka. Hargayang harus dibayar dari seluruh proses yang substansi dalammasyarakat yang tinggal di pedesaan ini adalah terjadinyamigrasi ke area pedesaan lain, atau munculnya rumah-rumah gubuk di perkotaan dan berbagai bentuk dari semuajenis patologi sosial yang ada (lihat dibawah)

Hingga terjadi pantulan yang dimulai pada tahun2006—harga kopi yang dalam sejarah sudah rendahsemenjak runtuh pada tahun 1989 di International CoffeeAgreement ketika disetujui adanya penentuan quota untuknegara pengekspor68—setelah hampir dua dekade sektorkopi penuh dengan depresi, situasi ini diperburuk denganmunculnya negara-negara produsen baru, terutama Viet-nam dan Indonesia yang diiringi dengan datangnyateknologi baru untuk pembakaran biji kopi, sehinggamemungkinkan untuk menggabungkan kualitas rendahseperti biji robusta menjadi campuran premium, dan initentu saja merugikan produsen kopi arabika berkualitastinggi di Amerika Tengah. Produsen kopi Amerika Tengahdi beberapa wilayah benar-benar meninggalkan lahanmereka yang tidak lagi menguntungkan untuk panen. Yanglainnya tetap berusaha untuk meraih sukses dengan jujurdan untuk memenuhi permintaan pasar perdagangan kopiyang adil.

Sedikitnya dari setengah ekpor kopi di Kostarica saatitu berpindah ke pasar kopi “kualitas tinggi” dan masuk

68 Harga melonjak antara bulan januari 2005 dan desember 2007menjadi 80.8 persen untuk jenis robusta, namun hanya meningkat19.8 persen untuk “jenis kopi arabika” yang diproduksi di AmerikaTengah (ICO 2008).

Page 164: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

149

kepasar dengan harga yang rendah. Sebagaimana yangterjadi dengan komoditi jagung, meskipun demikiansebenarnya masih terlalu dini untuk mengatakan apakahmemperbaiki perspektif dalam pasar kopi akan membantukeuntungan pertanian kecil di Amerika Tengah. Mem-butuhkan waktu yang lama untuk menjawab sinyal hargayang baik dalam pangsa kopi daripada kasus penanamankomoditi tahunan. Hampir dua dekade setelah terjadipelepasan institusi pada sektor tersebut (dan lahan per-tanian mereka oleh produsen kopi terdahulu) menjaditantangan bagi mereka untuk menjadi lebih baik

Tabel 4.Ekspor kopi Amerika Tengah dalam persentasi

total pendapatan kurs asing, 1980-2003.

Lagi pula, ketika lahan dan area penanaman kopitelah meningkat dalam masa 15 tahun terakhir, kopi tidaklagi menjadi prioritas politik utama bagi pemerintahAmerika Tengah. Karena itu kontribusi kopi pada pen-dapatan ekspor menurun dengan cepat di seluruh negaradi Amerika Tengah, terutama di Kostarica dan El Savadoryang dahulu adalah produsen terkenal di regional itu.69

Sumber: CEPAL data dikutip di Segovia (2004,14).

69 Tabel 4 berdasarkan data CEPAL di Segovia (2004) capaian jumlahdalam periode bertahun-tahun menggambarkan tren yang luas. “to-tal pendapatan dalam kurs asing” mencakup pengiriman uang dan

Page 165: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

150

Di luar perdebatan campesinista dan descampesinista

Di Amerika Tengah dan dimanapun juga, para cen-dikiawan dan penentu kebijakan “modernist”, mempre-diksikan bahwa sebagian atau secara utuh, alasan hilangnyakaum petani dari beberapa momen penting transnasionaladalah: dengan bergantinya mekanisasi pertanian; laludengan datangnya paket teknologi “Revolusi Hijau”,pembebanan akibat program penyesuaian struktural,liberalisasi ekonomi dan kekalahan reforma agraria yangdipimpin negara (kadang disebut “counter-reform”); danyang baru-baru ini adalah dengan disepakatinya perjanjianperdagangan bebas dan munculnya reforma agraria yangdipimpin pasar. Dalam banyak kasus perdebatan, nasibkaum petani menjadi pusat dalam masalah yang salingberkaitan dalam kelangsunngan perekonomian dari lahanmereka dan reproduksi sosial rumah tangga petani. Haltersebut bukan fokus yang pantas dalam diskusi sepertianalisis produksi kopi dan beras yang disebut di atas ataumigrasi dan pluri-activty yang ditunjukkan di bawah ini.Meskipun demikian dari sudut pemahaman dari kemung-kinan gerakan petani, dan tentunya yang antarbangsabeberapa penambahan, yang perlu diperhitungkan adalahlebih luasnya pertimbangan politik.

Di Amerika Tengah, pergolakan-pergolakan yangpenting terjadi di dua atau tiga dekade terakhir yang secaradrastis mengubah keseimbangan kekuatan kelas disana danitu berkontribusi terhadap rekomposisi kekuatan kaum elitedan non elite di setiap negara. Meskipun demikian kaumelite yang terikat dengan sejarah mereka, di beberapa kasus,

ekspor, sehingga proporsi yang dimunculkan dalam data seba-gaimana diindikasi dalam tabel lebih kecil daripada jika data eksporkopi dalam persentasi total ekspor itu sendiri. Data CEPAL yangmenggunakan formula terakhir memberikan persentasi yang sedikitlebih tinggi (CEPAL 2006).

Page 166: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

151

melanjutkan keterlibatannya dengan sektor agro-eksporyang bermacam-macam. Sebagian pergolakan itu meng-hasilkan rasa ketidaknyamanan di area pedesaan bagi in-vestor, terutama selama perang sipil di guatemala, el-savador dan nicaraguay; akibat penerapan dari reformaagraria di tahun 1980an, dua kasus terakhir ini mendorongkebanyakan pemilik tanah untuk mundur dari pedesaantapi tidak dari aktivitas pertanian. Banyaknya aliran danayang datang, telah menjadi faktor utama dalam memun-culkan aktivitas perbankan kaum elite yang kuat yangdidukung oleh kerabat mereka (para migran) untuk men-transfer dana dan ikut menanam investasi di regional danluar regional yang mengakusisi banyak bidang finansial,juga melebarkan institusi di bidang finansial.70

Pengintensifan orientasi ekspor di pertanian AmerikaTengah pada tahun 1980 dan setelahnya, telah membawapertumbuhan pesat terhadap perusahaan-perusahaan kapi-talis. Sektor elite yang paling berkuasa di beberapa negaradi Amerika Tengah yang pada dasarnya berorientasi dalamindustri dan finansial, tertarik dengan jenis baru—tidakterlalu menarik bagi investor—yaitu perusahaan berukuransedang yang berorientasi agro-ekspor, model ini memangsedikit memberi pemasukan, dan pemasaran pengeluarandari penanggung finansial. Resiko model seperti ini sangatbanyak, terbukti di seluruh wilayah, kemudian digantikandengan model akumulasi terpusat model agro-eksportradisional (kopi,pisang, gula, daging sapi) yang berda-sarkan pelayanan dan dalam sumber yang lebih beragamuntuk devisa negara, termasuk agro-ekspor non tradisional

70 Ketegangan ini ditimbulkan oleh orang Savador, yaitu BancoCussatlan yang beroperasi di El savador, Guatemala, Honduras,Costa Rica, Panama, dan Amerika Serikat yang mana telahmendapatkan bank di United Kingdom dan lainnya. Pada tahun2007, Banco Cuscatlan dijadikan milik New York yang memilikibasis kelompok di perkotaan.

Page 167: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

152

yang telah mengubah keseimbangan kekuasaan di eliteagraria dan juga memperlemah elite non agraria.

Kemungkinan untuk sektor cross-class aliansi antaraprodusen beras besar dan kecil sebagai contoh telah hilangjuga semenjak semuanya kecuali produsen beras yangterberkahi dapat pindah pada aktifitas yang lebih mengun-tungkan dan produsen kecil beras telah hancur olehpenurunan harga sepanjang dua dekade dan oleh peng-hematan sektor publik. Rekomposisi dari golongan elitejuga telah mengintensifkan marginalitas politik danpengecualian sosial yang berdampak pada sektor miskinkaum petani.71

Akibat pertanian mengalami kemunduran dalamsumbangannya terhadap perekonomian regional, pusatgravitasi ekonomi dan politik berpindah dari sektorpedesaan, yang membuat usaha untuk melaksanakanperjuangan disekitar perdagangan antara pertanian danindustri atau disekitar reforma agraria dan memperbaikikondisi produksi semakin sulit.72 Sebagaimana area pe-

71 Istilah “pengecualian sosial” digunakan secara luas di pertengahan1990, ketika analisis Uni Eropa dan Internasional labour Organiza-tions mulai menyadurnya untuk merujuk apada apa yang merekalihat sebagai jenis baru masalah sosial dan ekonomi yang dihasilkanoleh globalisasi (Gacitua dan Davus 2000,13). Organisasi yangpopuler menggunakan bahasa serupa, terutama dalam pembentukanjaringan trnasnasional berbasid Brazil yang menyebutnya “Cry ofthe Excluded” (grito dos excluidos. Grito de los exluidos) yang salingmelengkapi dan memiliki hubungan dekat dengan CLOC. Baru-baruini, bebbington (2007) dan yang lainnya berargumen bahwa konsepyang lebih analistis yang berguna adalah “kerjasama yangmerugikan”, semenjak hal ini dimunculkan bahwa masyarakatmiskin yang paling miskin sering kali secara keseluruhan bergabung,walaupun dalam cara yang sangat tidak menguntungkan dalamsistem ekonomi dan sosial yang dominan.

72 Dukungan dari reforma agraria negara yang diperbaharui adalahbagian penting dalam mimbar Via Campesina dan anggotaorganisasinya yang lebih jauh sulit dalam konteks yang mana

Page 168: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

153

desaan diseluruh regional telah kehilangan populasi,mereka tidak hanya kehilangan perwakilan poltik diinstitusi formal namun juga kehilangan pengaruh politikdalam kelompok penting lobi politik dan kehilanganperlawanan yang muncul diluar institusi tersebut, urbanisasicenderung mengurangi perhatian masyarakat urban dankonsumer dengan penanganan masalah pedesaan. Kecualiprodusen kecil yang telah meraih kesuksesan dalam me-lakukan integrasi pada model ekonomi baru, -seperti petanisayur-sayuran musim dingin di guatemala dan Kostarica-yang menjadi terlampau susah bagi mereka untuk bersuara.Dan ketidakhadiran “suara” tersebut menimbulkan banyakyang memilih “keluar”.

Tabel 5.Amerika Tengah: persentasi dari populasi urban

dalam total populasi, 1995-2010

Sumber: CEPAL (2006,33). Definisi dari koresponden “urban”yang digunakan di setiap negara. Data untuk tahun2010 sebagai proyeksi.

sejumlah besar keuntungan dari reforma pada tahun 1960an dansetelah menyerahkan dan meninggalkan tanah mereka, kadang jugamenjualnya pada agribisnis yang besar (Ruben and Funez 1993;Ruben and Masset 2003).

Urbanisasi, Migrasi Dan Pluriaktivitas

Di Amerika Tengah dan dimanapun juga, aktivitaspekerja non-agrikultur dan pengusaha hampir di semua

Page 169: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

154

tempat meningkatkan peran dalam kelangsungan hiduppedesaan miskin. Hal ini mencerminkan indikator beru-bahnya komposisi populasi yang aktif di area pedesaansecara ekonomi sebagaimana dalam level rumah tangga.73

Penggolongan strategi individu dan rumahtangga meng-kontribusi bagi pengembangan paksaan bekerja dari semidan desa tak terlatih yang kadang memelihara lahan danatau menghubungkan masyarakat kota yang pada dasarnyabergantung pada upah tenaga kerja yang rumit, self-em-ployment dan melibatkan diri dalam “mikro-enterprise”,pertanian skala kecil, pekerja tangan atau industri danaktifitas lain. Di beberapa area utama urban, banyaknyajumlah penduduk kota yang berpergian secara periodik ataumusiman ke zona area pedesaan terdekat untuk bekerja dipertanian dan agroindustri.

Di semua negara Amerika Tengah, proporsi populasiyang hidup di area urban terus berlanjut tumbuh. Bahkandi Guatemala dan Honduras yang negara nya berbasispedesaan, secara keseluruhan setengah populasinya saatini atau nanti akan tinggal di area urban. Perubahan demo-grafi dan geografi telah menimbulkan implikasi yang amatbesar, tidak hanya pada komposisi sektoral perekonomianAmerika Tengah (pelebaran sektor pelayanan “informal”urban dan lainnya), namun juga untuk menkonfigurasipasar tenaga kerja dan budaya serta imaji politik.

Dewasa ini, budaya kehidupan urban, pedesaan me-numpuk di banyak cara yang memungkinkan untukberbicara “urbanisasi” di tenaga kerja pedesaan dan“ruralization” di dalam kreasi pasar tenaga kerja perkotaan.

73 Di seluruh negara Amerika tengah lebih dari 80 persen wanita desayang aktif secara ekonomi pada tahun 1998 bergabung dalamaktivitas non-agrikultural; proporsi pria ditempatkan dari 21.5persen di honduras sampai 57.3 persen di Costa Rica (proyectoEstado de la region- PNUD 2003,135).

Page 170: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

155

Imaginari urban dan ekspektasi konsumsi urban saat initelah menumbuhkan pengaruh dengan cepat di zonapedesaan. Bahkan di area pedusunan terpencil mulai di-kembangkan akses ke pendidikan, mengembangkankepercayaan pada pekerjaan diluar pertanian dan kemun-duran kesuburan rata-rata di sejumlah keluaga tenaga kerjayang ada dan tingginya penekanan pada mereka yang masihbertani atau pada mereka yang bekerja dimanapun jugauntuk memenuhi kebutuhan rumahtangga. Hal inimenimbulkan ketegangan hubungan ikatan keluarga danmembatasi kemungkinan dalam partisipasi di berbagaimacam cara hidup kolektif.

Penyatuan budaya urban dan rural serta ekspetasinya,bagaimanapun juga tidak menandakan penyempitanperbedaan standar hidup. Perbedaan antar pedesaan danurban dalam pendapatan, konsumsi, dan kesempatan hiduptetap ada di banyak wilayah. Peringkat kemiskinan masihtinggi di pedesaan, walaupun di beberapa negara (ElSavador, Guatemala, Nicaraguay) perbedaan kemiskinanpedesaan dan urban sangat sedikit di beberapa tahunbelakang ini.

Dalam pengertian situasi Amerika Tengah, disanamengalami situasi yang berbeda secara drastis sebagai “newrurality” yang mana, para scholar di Eropa memuji situasiini. Jika area pedesaan menyediakan tenaga kerja, makanandan bahan-bahan mentah untuk membangun negara, makapara scholar tersebut menyarankan dibawah “new rural-ity” pedesaan akan mengalami peningkatan di sektorpelayanan dan manufaktur, yang tidak lama lagi akanmembutuhkan taraf yang sama dalam konsentrasi spasialseperti yang terjadi dalam model perekonomian Fordist danitulah yang akan memberi kombinasi atau sebagai gantidari pertanian yang menjadi sanggahan ekonomi domestik

Page 171: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

156

keluarga petani selama ini74 (Marsden 1995). Kecuali padabagian di Amerika Tengah yang mengalami peningkatandi sektor pariwisata (umumnya di Kostarica), penerapanyang membatasi paradigma ini seharusnya jelas. Subor-dinasi dari pertanian pada industri tetap menjadi halpenting di luar Eropa, terutama di amerika tengah.Kombinasi dari harapan terhadap pemusatan meng-akibatkan pada cara hidup menyimpang yang berkisar disoal kriminalitas (“maras” atau geng, bandar obat, dankriminal ‘ruralization” di perkotaan) sebagai aksi kolektifuntuk mengimprovisasi kondisi kerusakan kepribadian danorientasi politik.

Tabel 6.Amerika tengah: pengiriman uang dari luar,1995-2005 (jutaan dalam dollar US saat ini)

Patologi sosial yang sebelumnya tidak terlalu dikenaldi pedesaan seperti kekerasan geng, jual beli dan konsumsiobat terlarang, meningkat kehadirannya di area pedesaan.(Andrade-Eekhoff and Silva Ávalos 2004, 72–4), alasannyakompleks dan saling berhubungan dimulai dari deportasiAmerika Serikat pada anggota geng di California ke asalnegara mereka untuk kepentingan mengisolasi pangkalan-

74 Untuk pandangan yan lebih kritis, lihat Rubio (2002) dan kay(2005,11-15).

Sumber: CEPAL (2006,140). Data merujuk pada jumlah trans-fer bersih saat ini dis eluruh dunia.

Page 172: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

157

pangkalan udara dan pelabuhan jalur perairan di daerahpedesaan di Amerika Tengah yang digunakan sebagaisarana pengepakan agro-ekspor obat terlarang, selain itutingginya pengangguran dan demobilisasi yang menimpapejuang perang sipil di wilayah memudahkan tersedianyasenjata dalam periode setelah konflik, kondisi ini diper-parah oleh kurangnya program rehabilitasi yang memadaidan terjadinya proses eksklusi sosial yang terus menerus.75

Hal yang penting yang harus diperhatikan dalam analisisini adalah pada akhir tahun 1980an ketika ilmuwan sosialmulai meneliti geng di Amerika Tengah atau “maras”, yanganggotanya kebanyakan adalah anak-anak muda yang lahirdan tumbuh di kota (Levenson 1989, 7). Selama satudekade, “maras” telah menyebar ke kota-kota kecil dandesa-desa (terutama Guatemala, Elsavador dan Honduras)dan bisnis mereka meluas hingga ke bisnis jual beli manusia(dari utara hingga ke Meksiko dan Amerika Serikat) dantelah membangun dimensi transnasional yang kuat se-hingga militer Amerika Serikat dan kebijakan resmi asingmulai melihatnya sebagai “aktor non-negara” yang berba-haya, yang menjalankan “failed states” dan sebagai ancam-an utama pada keamanan nasional (Arana 2005; Man-waring 2005).

Rumah tangga di pedesaaan, semakin tergantung ti-dak hanya pada pekerjaan yang sifatnya off-farm namunjuga pekerjaan di luar regional dan juga pengiriman uang.Sebuah pola yang telah ada di daerah tersebut seperti ditimur Elsavador dan di setiap negara di wilayah yang jauh

75 Penggunaan ekspor agro pembungkusan tanaman untuk mefasilitasipenyelundupan obat adalah salah satu konsekuensi ironis yang tidakdisengaja untuk mendorong stimulasi ekspor non tradisionalagrikultural. Metode seperti itu menjadi sangat umum yang manalembaga US Drug Enforcement Administration melaporkannyadengan membri istilah pada mereka yaitu “the broccoli routes” (rutebrokoli) (Fisher and Benson 2006, 27).

Page 173: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

158

dari Kostarica.76 Akhir-akhir ini, misalnya para pekerjamigran Nicaragua mencapai lebih kurang 10% dari jumlahpopulasinya (Sandoval García 2002, 264–8). Pengirimanuang dari luar ini tidak hanya mengalami peningkatan yangekstrim, tetapi juga mengakibatkan peningkatan yangesensial bagi reproduksi sosial dan stabilitas makroekonomiAmerika Tengah. Di Elsavador, Guatemala, dan Nicara-guay, dana yang dikirim dari luar negeri saat ini setara de-ngan setengah jumlah pendapatan ekspor (dan di guatemalahampir mendekati tiga perempat). (lihat tabel 6 dan 7)

Migrasi memang membuat angka pengangguranrendah, dan memberikan katup pengaman untukmengurangi tekanan politik dan dampaknya, dia menjadisemacam takaran redistribusi dalam konteks programredistribusi yang dipimpin negara telah melemah ataumenghilang. Migrasi juga memberikan penuaan danfeminisasi dalam populasi petani yang mana tampaknyamengacaukan ekonomi pertanian kecil, terutama di daerahpertanian yang masih tradisional di lereng bukit dimanatenaga kerja manual masih dibutuhkan (Morales andCastro 2002, 117).

Tabel 7.Amerika Tengah: pengiriman uang dari luar,

1995-2005 (dalam persentasi pendapatn total ekspor)

1995 2000 2005Costarika 3.0 1,2 2,8Elsavador 67,5 49.9 62,6Guatemala 17,4 22,3 71,4Honduras 14 30,0 58,5Nicaraguay 22,7 43,2 54,6

76 Di departemen timur Salvadoran La Union, membuat perkiraan

Sumber: CEPAL (2006,135,140). Jumlah transfer bersih saatini dari seluruh dunia dalam persentasi eksporbarang dan jasa.

Page 174: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

159

Besarnya aliran pengiriman dana ini memberikandampak kepada kemunculan gaya hidup foya-foya, yangmenyurutkan minat tenaga kerja dan investasi sertamendorong gaya konsumerisme (Segovia 2004). Hal inipada gilirannya membawa konfigurasi ruang perekenomiantransnasional baru dalam zona-zona pengiriman uang yangtinggi ini, batas area dimana pekerjaan dengan upah teren-dah di pertanian dan sektor lain yang di pegang kebanyakanoleh yang bukan warga negara, sama seperti tumbuhnyajumlah migran Nicaraguay dan Honduras di utara Elsava-dor atau banyanya migran Nicaraguay di Kostarica. (Mo-rales and Castro 2002,12). Barangkali yang paling pentinguntuk tujuan bab ini adalah pembahasan tentang migrasiyang secara frekuensi menghancurkan kapasitas aksipolitik. Seperti yang terjadi di daerah barat pemerintahanSalvador di San Antonio Pajonal yang mana KatherineAndrade dan Claudia silva bertanya , “apa yang dimak-sudkan dengan kewarganegaraan efektif yang 80 persenpemilih teregistrasi tinggal justru di Los angeles (califor-nia)?. San Antonio pajonal mungkin menjadi kasus yangekstrim dari migrasi di Salvador, namun ini memperlemahpartisipasi sipil dan komitmen politik sebagai hasil dari arusmigrasi transnasional (dan keinginan untuk migrasi) yangmeskipun ini sangat penting di komunitas lain di seluruhwilayah.

Kesimpulan

Amerika tengah, dengan tradisi solidaritas cross-border karena munculnya tren migrasi yang pada tahun1990an, telah menjadi titik pusat organisasi petani trans-nasional yang paling dinamis. Meskipun demikian hampir

sekita 41 persen rumah tangga menerima pengiriman uang dari luar(Hecht and Saatachi 2007,667).

Page 175: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

160

dari satu dekade setelah munculnya jaringan regional petanipertama, prospek untuk konsolidasi organisasi petanitransnational yang kuat jauh dari yang diharapkan.77

Pemahaman dalam perubahan skenario membutuhkanperhatian pada masalah yang saling berkaitan dari kondisiinternal politik organisasi dan cara bekerja serta lingkunganluar mereka.

Peningkatan program di tahun 1990an, menghasilkanteori “global” atau masyarakat sipil transnasional, yangdiletakkan dalam gagasan “jaringan” sebagai kategorianalitikal dan bentuk kelembagaan, teknologi komunikasi,dan praktek-praktek pengetahuan. Secara tipikal, analisisjaringan ini menghasilkan antusiasme yang besar daripendukung nya yang sebagian besar adalah “masyarakatsipil global” bahkan mereka melakukan aksi menggem-parkan dengan strategi kontra pemberontakan.78 Sepertiyang ditunjukkan Jonathan Fox (2000, 9–12, 45), selaluada penggunaan konseptual yang terselip antara parascholar dan aktivis pada terminologi tentang “jaringan”,“koalisi” dan “gerakan” (Fox 2000, 10, italics in original).Hal ini jelas bahwa terjadinya hubungan masyarakat sipiltransnasional dapat menghasilkan jaringan, yang manaakan menghasilkan koalisi dan menghasilkan “gerakan”.Hal ini juga muncul dari kasus Amerika Tengah yangdidiskusikan diatas bahwa hal tersebut tidak terjadi secaraotomatis. Seperti di dalam literatur aksi kolektif yang lebih

77 Kesulitan-kesulitan ini tidak selalu dibenarkan oleh aktivis gerakanpetani dalam diskusi strategi internal atau oleh intelektual yangmenyertai mereka (namun lihat Gaete et al. 2005); tentu saja,sebagaimana yang diindikasikan diatas dalam poin berbeda, seringkali ada permasalahan penyangkalan atau eufimisme sehubungandengan organisasional internal atau hambatan-hambatan eksternal.

78 Kedua tiang dari diskusi ini dilambangkan oleh Riechmann danFernandez Buey dalam redes que dan libertad (1994), selain ituArquilla dan Ronfeldt dalam networks and netwars (2001).

Page 176: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

161

luas, studi tentang gerakan sosial yang gagal jelas berpe-ngaruh terhadap teori (Edelman 1999, 2001), hanya adasatu-satunya suara yaitu Annelise Riles dalam tulisan etno-grafinya tour-de-force yang bercerita tentang organisasiwanita di pasifik, pertanyaan pemberlakuan pandangan“jaringan” sebagai organisasi yang tahan lama dan me-naruh perhatian pada cara “jaringan”, secara frekuensi itumenunjuk pada aktifitas jaringan mereka sendiri sebagaitakaran yang dinilai sukses. Riles terlalu jauh dalammenyarankan bahwa “ jaringan” adalah bentuk daripengganti analisis dan kenyataan “kegagalannya” yangendemik, ini tentu berdampak pada bentuk jaringan (2001,174, 6).79 Meski mungkin tidak dapat diaplikasi di seluruhjaringan di setiap waktu dan semua tempat (seperti yangRiles klaim). Perspektif terakhir ini butuh pertimbanganketika melakukan analisa terhadap kejatuhan ASOCODEdi Amerika Tengah pada tahun 1990 atau kesulitan yangdihadapi oleh pendukungnya, seperti MOICAM.

Jika aktivis petani dan para pemikir yang mendam-pingi mereka tidak mau mengakui kesalahan yang terjadiantara “jaringan”, “koalisi”, dan “gerakan”, maka men-diskusikan secara lebih jauh tentang NGO dan organisasipopuler pasti akan menjadi tabu. Misalnya dalam persa-ingan memperebutkan pendanaan dari Eropa yang terjadidi Amerika Tengah pada tahun 1990 yang di klaim sebagai“organisasi populer” sebagai perwakilan kaum marginal,secara historis—pengecualian pada sektor—ini menjadisepenuhnya penting. Mengingat adanya sejarah antagonis

79 Comaroff dan Comaroff (1999,33) juga menarik perhatian untukbagaimana ‘membentuk modernis Euro’ dari masyarakat sipil yangmungkin substansinya dikosongkan.....dirubah menjadi pemujaanyang kosong...(atau) bahan tertawaan yang berbahaya’. Pada waktuyang sama, mereka mengakui sebagaimana riles jarang-jarangmelakukan bahwa “masyarakat sipil” walaupun demikian menjadipenggerak bagi visi utopian untuk membuka ruang demokrasi.

Page 177: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

162

di tingkatan regional antara “organisasi populer” dan LSM,hal ini menarik perhatian seberapa banyaknya dua bentukitu berkumpul, seperti dalam kasus ASOCODE. Menurutanalisa gerakan feminis di Amerika Latin, Sonia Alvarez(1998) menyebut proses ini sebagai proses “NGO-ization”dari organisasi populer. ASOCODE dihadapkan padaaktifis yang suka berperang yang anti NGO kecil di re-gional. Ditambah lagi dengan infrastruktur yang mahal,markas dan bentuk organisasi, pemimpin dan staf teknisimenjadi mempemudah proses pengrusakan pengulangan“LSM speak” (bahasa LSM) (sustainability, transparency,participation, accountability dll) yang menghancurkan lam-pooned pada aktifis hak asasi manusia argentina GinoLofredo parodi, “get rich in the 1990. You still don’t havean NGO?80

Mundurnya ASOCODE memberikan beberapapelajaran dari asosiasinya dan koalisi. Grup seperti ViaCampesina dan CLOC sebagai contoh, mereka sangatmengindari kepercayaan yang berlebihan pada pendanaanperusahaan. Ongkos pemeliharaan markas yang mahal dancara kepemimpinan yang dikarakterkan oleh ikatan per-sonality dan kurangnya rangkaian generasional, itulah yangmemberikan kehancuran pada ASOCODE (dan jugakepada beberapa organisasi utama nasional di regional).Pada waktu yang sama, ternyata itu tidak juga memberikanpelajaran untuk membangun gerakan yang dinamis, sebagaicontohnya MOICAM. Konsep dari ini dan organisasilainnya sebagai “jaringan” dan “tempat” menegaskanbatasan pada efisiensi politik mereka terutama dalam leveltransnasional.

Banyak potensi politik masyarakat sipil transnasionalberasal dari—seperti Keck dan Sikkink (1998, 12–13)

80 Untuk pendekatan yang kurang lucu pada persoalan yang sama,lihat Stirrat (1996).

Page 178: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

163

katakan tentang—model “pola boomerang” dan yang lainmenyebutnya sebagai “pergeseran tempat” (van Rooy 2004,20) atau “model lompat katak” (O’Brien et al. 2000, 61).Pada dasarnya, gerakan yang tidak dapat mencapai tujuanmereka dalam politik domestik, kemudian mencari sekutuinternasional untuk menekan pemerintah agar menyesu-aikan dengan norma-norma internasional. Secara empiris,berdasarkan model Keck dan Sikkink, dapat ditemukanpada gerakan hak asasi manusia dan kampanye lingkungannamun, seperti yang ditunjukkan oleh Paul Nelson (2004),isu di wilayah lain, terutama perdagangan dan kebijakanfinansial, kurang rentan terhadap strategi “boomerang” ini,dikarenakan oleh perdagangan dan kebijakan finansial lebihdipusatkan ke pemerintahan negara G8 yang kuat yangmengatakan bahwa proyek peminjaman World Bank, hakasasi manusia atau keringanan utang bagi masyarakatmiskin sebagian besar ada di negara-negara kecil. Orga-nisasi perdagangan dan lembaga keuangan internasionalseperti World Bank, IMF dan WTO, tidak terpengaruh olehtekanan masyarakat sipil dan persuasi macam ini, merekajustru terpengaruh oleh penekanan yang dilakukanpemerintah nasional. Dalam bagian ini karena NGOdipertimbangkan legitimasinya sebagai kritikus padakebijakan pembangunan dan kerjasama, maka kredi-bilitasnya sebagai kritikus makro ekonomi dan kebijakanfinansial dan reformasi kelembagaan belum diakui.Akhirnya, tanggapan masyarakat sipil untuk jenis isu ter-akhir sering disebut untuk memperkuat daripada “men-boomerang” kebijakan pemerintah nasional di regionalyang beragam seperti regulasi tentang tenaga kerja, regulasilingkungan hidup, perlindungan pasar dan perlindunganhak kekayaan intelektual.

Tentu saja Reforma Agraria yang dipimpin negara,kondisi produksinya lebih baik, seperti yang diinginkan

Page 179: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

164

produsen pertanian kecil, memenuhi prinsip kedaulatanpangan dan memenuhi tuntutan organisasi petani, sepertiperdagangan, dan keuangan, yang mereka juga kurangsetuju dengan efek “boomerang” akibat tekananinternasional kepada pemerintah nasional. Upaya ViaCampesina dan organisasi terkait , seperti FIAN, untukmeluaskan wacana bisa mulai memberikan dampak “boo-merang” yang lebih besar (hal ini jelas merupakan niatmereka). Tapi perluasan dalam wewenang “hak” yangtermasuk dalam hak-hak ekonomi dan sosial menghadapihambatan ketika konsep hegemoni dibatasi untukmempersempit pengertian tentang ekspresi individudan ”hak” pelaku ekonomi pasar.

Kesulitan dalam mengembangkan norma-normadalam hak adalah bagian dari masalah lebih luas yangmembuat suara petani terdengar di masyarakat di manaribuan orang meninggalkan pedesaan setiap hari dan dimana kekuasaan elit dan pembuat kebijakan tidaklagi melihat pertanian sebagai kekuatan penggerakpembangunan ekonomi. Perubahan yang diuraikan di atastelah menggeser keseimbangan kekuasaan dalam politikAmerika Tengah dari zona pedesaan menuju perkotaan,jauh dari gerakan petani dan kelompok sektoral yangtuntutannya bervariasi, serta jauh dari model agro-eksportradisional kaum elite yang lebih condong pada kelompokkewirausahaan yang terlibat dalam kegiatan ekspor non-tradisional dan keuangan serta layanan lainnya. Migrasibesar-besaran ke Amerika Serikat (atau, dalam kasusNikaragua ke Kostarica) telah mengurangi tekanan politikyang telah dibentengi oleh sektor finansial elit dandemobilisasi penduduk pedesaan yang dipolitisir melaluiefek pengiriman uang kepada keluarga dan keinginanumum untuk “keluar” daripada tinggal di pedesaan danberjuang di desa.

Page 180: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

165

Seperti migrasi yang berkaitan dengan tumbuhnya‘keragaman aktivitas’ di rumah tangga pedesaan danpeningkatan penetrasi kota ke desa, menyulitkan per-tanyaan mengenai identitas petani dalam cara orangmelihat perjuangan mereka dan partisipasi mereka dalamupaya kolektif untuk melakukan perubahan. Hal pertamauntuk diakui bahwa petani saat ini bukan petani seperti15 tahun yang lalu. Misalnya, seorang yang bertaniselama musim hujan dan bekerja di lokasi konstruksiperkotaan selama musim kemarau, menyewakan pickup-nya dan menyediakan jasa mekanik pada tetangga, menjualmainan yang diimpor dari Cina dan CD bajakan di kotapada akhir pekan, dan menerima telegram bulanan seharga50 dolar dari anak yang tinggal di New York, inilahkecenderungan yang memperlihatkan bahwa agendaorganisasi campesino yang dulu bersejarah dan yang duluorang tuanya atau kakek neneknya hidup dengan carapetani tetapi sekarang berubah. Untuk itu, harus ada usahaorganisasi petani untuk meyakinkan individu seperti inibahwa apakah mungkin mereka mendapatkan banyak darikondisi lahan dan produksi yang lebih baik dan mengatasikesulitan ekonominya? Tentu saja ada etika yang men-dalam, budaya dan alasan lain untuk melakukannya. Tapiapakah argumen ini dapat dibuat persuasif dalam kondisisaat ini? Apakah argumen ini cenderung lebih per-suasif ketika organisasi membuatnya menjadi sektor-sektor(brokoli atau produsen tanaman hias, misalnya) atau ketikaitu dilakukan dalam skala nasional atau bahkan transna-sional dan semua dilakukan dengan terbuka?

Runtuhnya dua pilar utama pertanian kaum tani,beras dan kopi menunjukkan bahwa organisasi petaniharus segera mengusulkan alternatif yang bahkan saatmereka juga harus memperjuangankan untuk tujuan jangkapanjang seperti kedaulatan pangan yang dapat menjamin

Page 181: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

166

kelangsungan hidup dari produsen jagung kecil. Apakahmungkin kemunculan organisasi-organisasi sektoral dipedesaan dan penurunan koalisi para petani yang dida-sarkan pada luas lahan melakukan sama persis dengandinamika ini? produsen jagung di Honduras mungkin tidakakan pernah menjual jagung di Lowa, tapi mungkin dalamlingkungan ekonomi makro yang berbeda (dengan jaminan kedaulatan pangan), setidaknya dapat menjualnya diTegucigalpa atau San Pedro Sula. Dalam jangka pendekjika mereka ingin bertahan hidup, mereka membutuhkanpilihan lain. Memang, peluang di pasar kopi sementara inirelatif menarik namun sepertinya itu tidak dapat menyele-saikan masalah dari semua petani kopi. Apakah organisasipetani memiliki sesuatu yang praktis untuk ditawarkankepada petani kecil yang tidak bisa lagi memproduksijagung atau kopi?

Di tempat lain saya berpendapat bahwa salah satukeberhasilan yang paling menonjol dari petani transna-sional dan pengorganisasian petani kecil adalah, ber-hasilnya ditempatkannya kembali isu reforma agraria padaagenda pembangunan internasional di pertengahan hinggaakhir 1990-an (Edelman 2003, 206–7). FIAN dan ViaCampesina memainkan peran penting dalam halini. Memang tidak mudah, tapi ini cukup untuk menje-laskan argumen dan meyakinkan negara yang baru inginmenjalan reforma agraria, seperti di Amerika Tengah,dimana begitu banyak manfaat dari gelombang reformaagraria sebelumnya, yang kemudian ditinggalkan lahan-lahannya oleh petani ketika begitu banyak korporasi besarmenyingkirkan petani ini. World Bank, tentu saja, memilikisumber daya yang besar untuk membantu mempromosikanpangsa perusahaan atau “komunitas yang dikelola” versireforma agraria. Kredibilitas dari pengajuan tawaran bank,bagaimanapun juga tidak hanya ditingkatkan dengan

Page 182: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

167

promosi peralatan besar dan koneksi ke pusat kekuasaan,namun juga oleh kegagalan nyata dari begitu banyakproyek-proyek negara yang mendukung reforma agraria.

Dalam menyebut gelombang baru reforma agrariayang dipimpin negara-, petani kecil dan organisasi petanimemiliki argumen tentang etika lingkungan, kekuasaan danargumen pembangunan. karena sejak redistribusi,konservasi tanah dan keanekaragaman hayati menjadi halpenting dalam mengurangi kemiskinan dan merangsangpermintaan. Tapi apakah organisasi dan para penelitimendukung analisis mereka yang kuat tentang apa yangsalah dengan reforma agraria sebelumnya? Paling penting,dalam menentang pendekatan orientasi pasar Bank Dunia,apakah mereka memiliki argumen persuasif tentangbagaimana masalah tersebut dapat dihindari atau dimi-nimalkan di era baru reforma agraria yang dipimpin negarayang mereka harapkan untuk terwujud?

Beberapa organisasi petani yang ada dalam sejarahAmerika Tengah, mereka kembali berkampanye untuklahan dan sumber daya yang terkait dengan keadilanlingkungan (seperti kampanye anti-pertambangan di Gua-temala), dan beberapa telah berpartisipasi dalam koa-lisi yang menentang DR-CAFTA, rencana Puebla-Panama,Pengusulan Uni Eropa dan Amerika Tengah mengenaikesepakatan perdagangan bebas dan beberapa penentanganlain terhadap praktek yang ingin meliberalisasi ekonomidi regional. Di beberapa negara, aksi penggarapan tanaholeh petani yang terorganisir menjadi sasaran penindasankekerasan. Berbeda dengan organisasi-organisasi petaniyang terlibat dalam perlawanan-perlawanan yang padaumumnya merupakan kelompok yang lebih kecil yangberkonsentrasi pada sektor lain, product-specific atautuntutan lokal yang biasanya disalurkan melalui saluranpolitik konvensional. Kedua jenis organisasi tersebut

Page 183: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

168

mencoba untuk kembali membuat kaum tani menjaditokoh protagonis dalam sejarah di kawasan itu, meskipundengan cara yang sangat berbeda. Meskipun prospeknyatidak mendukung strategi untuk menghadapi banyakkendala dan masalah yang diuraikan di atas yang harusada dalam agenda organisasi.

Referensi

Acevedo Vogl, Adolfo José, 2003. Impactos potenciales delTratado de Libre Comercio

Centroamérica-Estados Unidos en el sector agrícola y lapobreza rural de Nicaragua. Managua:EdicionesEducativas.

Alvarez, Sonia E., 1998. ‘Latin American Feminisms “GoGlobal”: Trends of the 1990sand Challenges for theNew Millennium’. In Cultures of Politics/Politics ofCultures:Re-Visioning Latin American Social Move-ments, eds Evelina Dagnino, Sonia E. Alvarez andArturo Escobar, 293–324. Boulder, CO: Westview.

Andrade-Eekhoff, Katharine and Claudia Marina SilvaÁvalos, 2004. ‘La globalización de la periferia: flujostransnacionales migratorios y el tejido socio-productivolocal en América Central’. Revista Centroamericanade Ciencias Sociales, 1 (1): 57–86.

Anheier, Helmut and Nuno Themudo, 2002.‘Organisational Forms of Global Civil Society: Impli-cations of Going Global’. In Global Civil Society 2002,eds M. Glasius, H. Anheier and M. Kaldor, 191–216.Oxford: Oxford University Press.

Arana, Ana, 2005. ‘How the Street Gangs Took CentralAmerica’. Foreign Affairs, 84 (3): 98–110.

Page 184: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

169

Arias Peñate, Salvador, 1992. ‘El contexto regional ymundial de la estrategia alternativa de desarrollo delIstmo Centroamericano’. In Democracia sin pobreza:alternativa de desarrollo para el istmo centroamericano,eds E. Stein and S. Arias Peñate, 21–82. San José:Departamento Ecuménico de Investigaciones.

Arquilla, John and David Ronfeldt, eds, 2001. Networksand Netwars: The Future of Terror, Crime, and Mili-tancy. Santa Monica, CA: RAND.

ASOCODE [Asociación de Organizaciones Campesinasde Centroamérica para la Cooperación y el Desarrollo],1999. Documento para la discusión sobre el ‘Procesodereorganización y reorientación de ASOCODE’,Managua, enero.

ASOCODE, 2001. Memoria: Encuentro regional dedirigentes campesinos centroamericanos, Tegucigalpa,04 y 05 de abril.

Barham, Bradford, Mary Clark, Elizabeth Katz and RachelSchurman, 1992. ‘Nontraditional Agricultural Exportsin Latin America’. Latin American Research Review,27 (2): 43 –82.

Barquero, Marvin, 2007. ‘Países productores de cafédescartan caída en precios’. La Nación (San José), 17November. http://www.nacion.com/ln_ee/2007/noviembre/17/ economia1318924.html. Accessed 1December 2007.

Bartra, Armando, 2005. ‘Reinventando una identidadcolectiva. Foros sociales y encuentros campesinos enMesoamérica’, http://osal.clacso.org/dev/imprimir.php3?id_article=95. Accessed 20 December2007.

Bartra, Armando, 2006. ‘III Encuentro del Moicam: Porel poder popular y la recuperación de las soberanías’.http://www.redmesoamericana.net/?q=node/380.Accessed 20 December 2007.

Page 185: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

170

Bartra, Armando, n.d. ‘La crisis mesoamericana’. http://www.redmesoamericana.net/?q=node/297. Accessed20 December 2007.

Bebbington, Anthony, 2007. ‘Social Movements and thePoliticization of Chronic Poverty’. Development andChange, 38 (5): 793–818.

Bevington, Douglas and Chris Dixon, 2005. ‘Movement-relevant Theory: Rethinking Social Movement Schol-arship and Activism’. Social Movement Studies, 4 (3):185–208.

Biekart, Kees, 1999. The Politics of Civil Society Building:European Private Aid Agencies and Democratic Tran-sitions in Central America. Amsterdam: InternationalBooks and the Transnational Institute.

Biekart, Kees and Martin Jelsma, eds, 1994. Peasants be-yond Protest in Central America: Challenges forASOCODE, Strategies towards Europe. Amsterdam:Transnational Institute.

Borras, Jr, Saturnino M., 2004. La Vía Campesina: AnEvolving Transnational Social Movement.Amsterdam:Transnational Institute, TNI Briefing Series No. 6.

Brockett, Charles D., 2005. Political Movements and Vio-lence in Central America. Cambridge: Cambridge Uni-versity Press.

Carazo Vargas, Eva, 2004. ‘Implicaciones del TLC desdela perspectiva de la agricultura familiar campesina’. In¿Debe Costa Rica aprobarlo? TLC con Estados Unidos:contribuciones para el debate, eds María Florez-Estrada and Gerardo Hernández, 249–70. San José:Instituto de Investigaciones Sociales, Universidad deCosta Rica.

CCS-Chiapas (Coordinación de Comunicación Social,Gobierno del Estado de Chiapas), 2002. ‘Comunicadode Prensa – Con la participación de la CNPA,

Page 186: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

171

UNORCA, CIOACy CLOC en Tapachula, 5 de mayo’.http://www.ccschiapas.gob.mx/pagina_anterior/boletines/2002/mayo/bol1115.htm. Accessed 1 June2002.

CEPAL (Comisión Económica para América Latina y elCaribe), 2006. Anuario estadístico de América Latinay el Caribe, 2006. Santiago: CEPAL.

Comaroff, John L. and Jean Comaroff, 1999. ‘Introduc-tion’. In Civil Society and the Political Imagination inAfrica: Critical Perspectives, eds John L. Comaroff andJean Comaroff, 1–33. Chicago, IL: University of Chi-cago Press.

De Bremond, Ariane, 2007. ‘The Politics of Peace andResettlement through El Salvador’s Land TransferProgramme: Caught between the State and the Mar-ket’. Third World Quarterly, 28 (8): 1537–56.

Desmarais, Annette Aurélie, 2007. La Vía Campesina:Globalization and the Power of Peasants.Halifax andLondon: Fernwood Publishing and Pluto Press.

Díaz Porras, Rafael and Wim Pelupessy, 2004.‘Agricultores, consumidores y lamediacióninstitucional en las cadenas agro-alimentarias globales en Centroamerérica’. RevistaCentroamericana de Ciencias Sociales, 1 (1): 25–56.

ECM (Encuentro Campesino Mesoamericano), 2003.‘Acuerdos del III Encuentro CampesinoMesoamericano, Tegucigalpa, 19–21 de julio’.Observatorio Social del Agro, http://redmesoamericana.net/?q=node/129. Accessed 21December 2007.

Edelman, Marc, 1998. ‘Transnational Peasant Politics inCentral America’. Latin American Research Review,33 (3): 49–86.

Edelman, Marc, 1999. Peasants against Globalization:

Page 187: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

172

Rural Social Movements in Costa Rica. Stanford, CA:Stanford University Press.

Edelman, Marc, 2001. ‘Social Movements: Changing Para-digms and Forms of Politics’. Annual Review of An-thropology, 30: 285–317.

Edelman, Marc, 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil Society2003, eds M. Kaldor, H. Anheier and M. Glasius, 185–220.London: Oxford University Press.

Enríquez, Elio, 2006. ‘Boletín CECCAM’. Posted on http://www.laneta.apc.org, 21 November, 15:09:37. Ac-cessed 2 January 2008.

FAOSTAT, 2008. On-line database, United Nations Foodand Agriculture Organization, Statistics Division.http://faostat.fao.org. Accessed 4 January 2008.

Fiallos, Alvaro, 2002. ‘Nicaragua: principales problemas ylimitaciones del sector agrícolay rural’. Santiago, Chile:Oficina Regional para América Latina y el Caribe,Organizaciónde las Naciones Unidas para laAgricultura y la Alimentación.

FIAN (Food First Information and Action Network), 2006.Voluntary Guidelines on the Right to Adequate Food:From Negotiation to Implementation. Heidelberg:FIAN.

Fischer, Edward F. and Peter Benson, 2006. Broccoli andDesire: Global Connections and Maya Struggles inPostwar Guatemala. Stanford, CT: Stanford Univer-sity Press.

Fox, Jonathan, 2000. ‘Assessing Binational Civil SocietyCoalitions: Lessons from theMexico-US Experience’.Working Paper No. 26, Chicano/Latino Research Cen-ter, University of California at Santa Cruz.

Gacitúa, Estanislao and Shelton Davis, 2000.‘Introducción: Pobreza y exclusion social en América

Page 188: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

173

Latin y el Caribe’. In Exclusión social y reducción dela pobreza en América Latina y el Caribe, edsEstanislao Gacitúa and Shelton H. Davis, 13–23. SanJosé: FLACSO and Banco Mundial.

Gaete, Marcelo, Dennis Monero and Romano Sancho,2005. Análisis de movimiento campesino en el contextocostarricense actual. Lecciones para VECO Costa Ricay la Red COPRALDE. San José: VECO-COPRALDE.

Galián, Carlos, 2004. ‘TLC CA-EU: El tiro de gracia a laagricultura centroamericana’. Tunapa, 23: 4–5.

Gauster, Susana and S. Ryan Isakson, 2007. ‘EliminatingMarket Distortions, Perpetuating Rural Inequality: AnEvaluation of Market-Assisted Land Reform inGuatemala’.Third World Quarterly, 28 (8): 1519–36.

Hecht, Susanna B. and Sassan S. Saatchi, 2007. ‘Global-ization and Forest Resurgence: Changes in ForestCover in El Salvador’. Bioscience, 57 (8): 663–72.

Hirschman, Albert O., 1970. Exit, Voice, and Loyalty: Re-sponses to Decline in Firms, Organizations,and States.Cambridge, MA: Harvard University Press.

Holt-Giménez, Eric, 2006. Campesino a Campesino:Voices from Latin America’s Farmer to Farmer Move-ment for Sustainable Agriculture. Oakland, CA: FoodFirst Books.

ICO (International Coffee Organization), 2008. ‘ICO In-dicator Prices. Monthly and Annual Averages 2005–2007’. http://www.ico.org/prices/p2.htm. Accessed 4January 2008.

Iniciativa CID (Iniciativa Mesoamericana de Comercio,Integración y Desarrollo), 2002. ‘Campaña regionalen torno al Tratado de Libre Comercio entre losEstados Unidos y Centro América’. Document pro-vided by the Federación Nacional de Cooperativas,Nicaragua.

Page 189: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

174

Isaula, Roger, 1996. Honduras: El ajuste en el sectoragrícola y la seguridad alimentaria. Tegucigalpa:Centro de Documentación de Honduras.

Jonakin, Jon, 1997. ‘Agrarian Policy’. In Nicaragua With-out Illusions: Regime Transition and Structural Ad-justment in the 1990s, ed. Thomas W. Walker, 97–113.Wilmington, DE: SR Books.

Kay, Cristóbal, 2001. ‘Los paradigmas del desarrollo ruralen América Latina’. In El mundo rural en la era de laglobalización: incertidumbres y potencialidades: XColoquio de Geografía Rural de España de laAsociación de Geógrafos Españoles, ed. FranciscoGarcía Pascual, 337–429. Lleida: Universidad deLleida, Servicio de Publicaciones.

Kay, Cristóbal, 2005. ‘Perspectives on Rural Poverty andDevelopment Strategies in Latin America’. WorkingPaper Series No. 419. The Hague: Institute of SocialStudies.

Keck, Margaret E. and Kathryn Sikkink, 1998. Activistsbeyond Borders: Advocacy Networks in InternationalPolitics. Ithaca, NY: Cornell University Press.

Leanza, Gustavo, 2004. ‘Análisis crítico de las estructurasy relaciones de poder vinculadasal sector agrario’.Guatemala: Programa de Naciones Unidas para elDesarrollo and Programa Dinamarca Pro DerechosHumanos para Centroamérica (manuscript).

Levenson, Deborah, 1989. ‘Las Maras: violencia juvenilde masas’. Polémica 7: 2–12. Lofredo, Gino, 1991.‘Hágase rico en los 90. ¿Usted todavía no tiene suONG?’ Chasqui, 39: 15–18.

Manwaring, Max G., 2005. Street Gangs: The New UrbanInsurgency. Carlisle, PA:Strategic Studies Institute, USArmy War College.

Marsden, Terry, 1995. ‘Beyond Agriculture? Regulating the

Page 190: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

175

New Rural Spaces’. Journal of Rural Studies, 11 (3):285–96.

Morales, Abelardo and Carlos Castro, 2002. Redestransfronterizas: sociedad, empleo y migración entreNicaragua y Costa Rica. San José: FLACSO.

Morales Gamboa, Abelardo and Martha Isabel Cranshaw,1997. Regionalismo emergente:redes de la sociedadcivil e integración centroamericana. San José:FLACSO & Ibis-Dinamarca.

Moreno, Raúl, 2003. The Free Trade Agreement betweenthe United States and Central America:Economic andSocial Impacts. Managua: American Friends ServiceCommittee.

Nelson, Paul, 2004. ‘New Agendas and New Patterns ofInternational NGO Political Action’. In Creating a Bet-ter World: Interpreting Global Civil Society, ed. RupertTaylor, 116–32. Bloomfield, CT: Kumarian Press.

O’Brien, Robert, Anne Marie Goetz, Jan Aarte Scholte andMarc Williams, 2000. Contesting Global Governance:Multilateral Economic Institutions and Global SocialMovements.Cambridge: Cambridge University Press.

Posas, Mario, 1985. ‘El movimiento campesino hondureño:un panorama general (siglo XX)’. In Historia políticade los campesinos centroamericanos, Vol. 2, ed. PabloGonzález Casanova,28–76. Mexico City: SigloXXI.Proyecto Estado de la Región-PNUD (Programade las Naciones Unidas para el Desarrollo), 2003.Segundo informe sobre desarrollo humano enCentroamérica y Panamá. San José: Proyecto Estadode la Nación.

Riechmann, Jorge and Francisco Fernández Buey, 1994.Redes que dan libertad: Introduccióna los nuevosmovimientos sociales. Barcelona: Ediciones Paidós.

Riles, Annelise, 2001. The Network Inside Out. Ann Ar-bor, MI: University of Michigan Press.

Page 191: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

176

Robinson, William I., 2003. Transnational Conflicts: Cen-tral America, Social Change, and Globalization. Lon-don: Verso.

Ruben, Raúl and Francisco Fúnez, 1993. La compra-ventade tierras de la Reforma Agraria.Tegucigalpa: Edito-rial Guaymuras.

Ruben, Ruerd and Edoardo Masset, 2003. ‘Land Markets,Risk and Distress Sales in Nicaragua: The Impact ofIncome Shocks on Rural Differentiation’. Journal ofAgrarian Change, 3 (4): 481–99.

Rubio, Blanca, 2002. ‘La exclusión de los campesinos y lasnuevas corrientes teóricas de interpretación’. NuevaSociedad, 182: 21–33.

Ruhl, J. Mark, 1984. ‘Agrarian Structure and Political Sta-bility in Honduras’. Journal of Interamerican Studiesand World Affairs, 26 (1): 33–68.

Sandoval García, Carlos, 2002. Otros amenazantes: losnicaragüenses y la formación de identidades nacionalesen Costa Rica. San José: Editorial de la Universidadde Costa Rica.

Santa Cruz, Wendy, 2006. Una aproximación a laconf lictividad agraria y acciones del movimientocampesino. Guatemala: FLACSO.

Santos, Boaventura de Souza, 2006. ‘The World SocialForum: Where Do We Stand and Where are We Go-ing?’ In Global Civil Society 2005/6, eds MarliesGlasius, Mary Kaldor and Helmut Anheier, 73–8. Lon-don: Sage.

Segovia, Alexander, 2004. ‘Centroamérica después del café:el fin del modelo agroexportador tradicional y elsurgimiento de un nuevo modelo’. RevistaCentroamericana de Ciencias Sociales, 1 (2): 5–38.

Stirrat, R.L., 1996. ‘The New Orthodoxy and Old Truths:Participation, Empowerment and Other Buzz Words’.

Page 192: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Transnasional di Amerika Tengah

177

In Assessing Participation: A Debate from South Asia,eds S.Bastian and N. Bastian, 67–92. New Delhi:Konark Publishers.

Tangermann, Klaus-Dieter and Ivana Ríos Valdés, eds,1994. Alternativas campesinas: modernización en elagro y movimiento campesino en Centroamérica.Managua: CRIES and Latino Editores.

Tarrow, Sidney, 2005. The New Transnational Activism.Cambridge: Cambridge University Press.

Tilly, Charles, 1984. ‘Social Movements and National Poli-tics’. In Statemaking and Social Movements: Essaysin History and Theory, eds Charles Bright and SusanHarding,297–317. Ann Arbor, MI: University ofMichigan Press.

Tiney, Juan, 2006. ‘Antecedentes y perspectivas delMovimiento Indígena y Campesino Mesoamericano’.http://www.redmesoamericana.net/?q=node/406.Accessed 20 December 2007.

USAID and MFEWS [US Agency for International De-velopment and Mesoamerica Famine Early WarningSystem], 2007. ‘High Maize Prices Restrict Food Ac-cess – Guatemala Food Security Situation – January2007’. http://www.fews.net/centers/innerSections.aspx?f=gt&pageID=monthliesDoc&m=1002304. Ac-cessed 1 January 2008.

van Rooy, Alison, 2004. The Global Legitimacy Game:Civil Society, Globalization and Protest. London:Palgrave.

Vía Campesina, 2002. Peasant Rights – Droits Paysans –Derechos Campesinos. Tegucigalpa: Vía Campesina.

Vía Campesina, 2005. Annual Report Peasant Rights Vio-lation – Informe Anual sobre las violaciones de losderechos campesinos. Jakarta: Vía Campesina.

Viales Hurtado, Ronny, 2002. ‘Ruralidad y pobreza enCentroamérica en la década de 1990, el contexto de la

Page 193: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

178

globalización y de las políticas agrarias “neoliberales”’. In Culturas populares y políticas públicas en Méxicoy Centroamérica (siglos XIX y XX), eds FranciscoEnríquez Solano and Iván Molina Jiménez, 157–86.Alajuela, Costa Rica: Museo Histórico Cultural JuanSantamaría.

Whitaker, Chico, 2006. ‘The World Social Forum: WhereDo We Stand and Where Are We Going?’. In GlobalCivil Society 2005/6, eds Marlies Glasius, MaryKaldor andHelmut Anheier, 66–72. London: Sage.

Page 194: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

179

Asal Usul Via Campesina

Saat ini kampanye global untuk reforma agraria –Global Campaign for Agrarian Refoorm-(GCAR) oleh ViaCampesina dan aliansinya telah mendapatkan peranpenting dalam pembuatan rencana kebijakan agraria glo-bal. Agenda Via Campesina dan tuntutan (Vía Campesina2000a, 2000b; Vía Campesina n.d.; Rosset 2006) untukmembentuk argument bantahan terhadap doktrinneoliberal (see, e.g., Broad 2002; Mayo 2005) menjadi“suara” alternatif dari bawah (see, e.g., Appadurai 2006)yang benar-benar mewakili populasi pedesaan di seluruhdunia. Kenapa dan bagaimana suara ini terbentuk, bagai-mana suara itu dikembangkan dan apa prospek dariperlawanan terhadap globalisasi neoliberal?

Terkadang diasumsikan bahwa munculnya kampa-nye keadilan global kontemporer seperti CGAR ini adalahakibat yang tidak dapat dihindari sebagai dampakneoliberal. Sekalipun begitu banyak kebijakan neoliberalyang tidak menimbulkan ketertarikan yang benar-benar

4LA VIA CAMPESINA DAN KAMPANYE GLOBAL

REFORMA AGRARIA

Saturnino M. Borras Jr

Page 195: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

180

serius bagi gerakan sosial seperti yang telah seringditunjukkan di banyak literatur, yang memberi kesan bahwaada faktor lain yang ikut terlibat. Khususnya, ketika kitaberpendapat bahwa sosial ekonomi dan perubahankebijakan membawa globalisasi neoliberal dan perubahandalam kesempatannya masuk kedalam struktur politikinternasional diantara faktor-faktor yang lain, yangmemainkan peranan penting dalam menetapkan waktu dankerangka program dari CGAR.81

Tarrow yang menyebut proses ini sebagai “internal-ization” mengatakan bahwa hal tersebut ditandai oleh tigafaktor yaitu: 1. Meningkatnya keeratan horisontal antarnegara, lembaga pemerintahan dan aktor-aktor non-state;2. Meningkatnya hubungan vertikal antar organisasi-organisasi di level daerah, nasional, dan internasional; 3.Terjadinya sebuah peningkatan struktur formal dan infor-mal ditataran aktivis transnasional yang memfasilitasijaringan yang terdiri dari aktor-aktor non-state, negara, daninternasional, ini adalah faktor penting dalam melihat kasusVia Campesina. Namun ini adalah proses yang berlainanyang membutuhkan waktu untuk menyusun, hanya dalambeberapa waktu lalu Via Campesina telah mengambillangkah penting dalam mengkampanyekan isu-isu tentangtanah yang ditandai dengan munculnya “pengaturan orga-nisasi yang mapan”, jaringan yang kokoh dan munculnyaidentitas kolektif.

81 Tarrow telah menjelaskan oportinitas politik sebagai “sinyalkonsisten (namun belum tentu formal, permanen, atau nasional)untuk aktor sosial atau politik yang mendukung atau menjatuhkanmereka untuk memakai kesempatan internal untuk membentukgerakan sosial”. Ia juga mengindentifikasikan empat oportunitaspolitik yang penting: akses kekuasaan, pergeseran garis, adanyapengaruh kaum elit dan perpecahan diantara elit. Ini juga merujukpada penjelasannya yang lain mengenai perlunya membawa masukdalam gagasan “ancaman” (Tarrow 2005,240).

Page 196: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

181

Selama dua dekade terakhir, negara-bangsa di negaraberkembang yang melakukan transformasi dipengaruhioleh tiga situasi yang menekan “: globalisasi, desentralisasi(parsial) dan privatisasi. Negara tetap memainkan peranyang sangat penting namun juga bertransformasi. Jang-kauan, langkah dan tujuan dari tranformasi ini, termasukrestrukstur komponen agrarianya telah diperjuangkan olehaktor yang berbeda. Sehingga terjadi perubahan hubunganinternasional-nasional-lokal yang membentuk perekono-mian baik itu ancaman maupun kesempatan bagi populasipedesaan dunia. Ancaman dan kesempatan yang terdahulutelah mendorong banyak gerakan sosial pedesaan mem-batasi lebih jauh tanggapan nya pada desentralisasi negaradan tanggapan terhadap “internationalize” (tanggapanpada globalisasi). Tekanan yang tampaknya berkontradiksi(dari globalisasi dan desentralisasi) mempunyai dampakpada negara-bangsa yang juga mempengaruhi perubahandi gerakan sosial pedesaan. Sebagai akibatnya, orang akanmelihat kemunculan yang lebih horizontal pada gerakansosial pedesaan yang polisentrik, yang pada waktu yangsama mengadakan perlawanan untuk membentuk strukturkoordinatif yang jelas bagi integrasi vertikal yang lebihbesar yaitu munculnya gerakan kontemporer “transnationalagrarian movement” (TAMS).82

Berlawanan dengan latar belakang ini, Via Campesinatelah disusun sebagai gerakan internasional untuk petanimiskin dan petani kecil dari selatan dan utara. Yangawalnya diinisiasi oleh gerakan petani dari Amerika

82 Dalam bab ini , kami menganggap dengan bebas Via Campesinasebagai “gerakan transnasional”, “jaringan transnasional” dan“koalisi transnasional”, diiringi dengan penjelasan penting dalamkategori ini oleh Khagram et al (2002,9). Via Campesinamenunjukkan fitur-fitur dari keseluruhan kategori berdasarkan padakampanye tertentu atau keadaan.

Page 197: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

182

Tengah, Selatan dan Utara dan kelompok petani Eropa.Via campesina secara formal berdiri pada tahun 1993.Keberadaan jaringan transnasional oleh aktivis yangmenempatkannya pada gerakan petani dan lembagapendonor dana non-pemerintah di utara yang menfasilitasihubungan sebelumnya antara gerakan petani nasional, yangkebanyakan telah muncul pada tahun 1980. Via campesinasaat ini mewakili lebih dari 150 bangsa dan daerahorganisasi gerakan sosial pedesaan dari 56 negara diAmerika Latin, Karibia, Amerika Utara, Eropa (barat) ,Asia dan Afrika.83 Sejak kemunculannya, agenda ViaCampesina adalah untuk memerangi tekanan neoliberaldan untuk membangun sebuah kekuatan alternatif yangberpusar pada konsep “ketahanan pangan” (lihat Rosset2006; IPC for Food Sovereignty 2006).84

Posisi Via Campesina dan bentuk aksi pada isu uta-manya pada dasarnya berbeda dari tendesi yang mendo-minasi oposisi dan pesaingnya yaitu IFAP. IFAP didirikanpada tahun 1946 oleh asosiasi petani besar sampaimenengah yang sebagian besar dari negara berkembang,IFAP menjadi organisaisi sektor pertanian yang telahdiklaim dan membuat perwakilan resmi di lembaga (inter)pemerintah. Kebijakan neoliberal pada umumnya tidakberpengaruh buruk banyak pada konstitusi paling tidaksecara finansial. Walaupun bukan jaringan yang homogensecara ekonomi, politik di IFAP cenderung didominasi olehkekuasaan dan anggota politik yang konservatif secaraekonomi dan finansial (Desmarais 2007). Sejak tahun

83 Hal ini berfokus dalam tujuh isu: 1. Reforma agraria, 2. Sumberkeanekaragaman hayati dan genetik, 3. Ketahanan pangan danperdagangan, 4. Wanita, 5. Hak asasi manusia, 6. Migrasi dan buruhdesa dan 7. Kelangsungan agrikultur petani.

84 Gagasan ketahanan pangan ini juga beresonansi dengan konsepBello yaitu “deglobalization” (Bello 2002).

Page 198: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

183

1990an IFAP juga merekrut atau mengizinkan organisasidari petani miskin dari negara berkembang masukkedalamnya, tidak diragukan hal ini terjadi sebagai reaksidari munculnya Via campesina. Via campesina mempunyaikeanggotaan yang heterogen tidak hanya berdasarkan kelas,gender dan golongan etnik yang bervariasi, namun jugakepercayaan ideologi anggotanya juga beragam. Namunmeskipun perbedaan itu muncul dalam terminologi worldview , agenda politik dan metode kerja, tetapi terdapatkesamaan yang menjadi pemersatu. Masalah utama darihal tersebut adalah kebanyakan basis massa Via campesinamewakili sektor di utara dan selatan, yang secara ekonomisdan politik global selama ini dimarginalisasikan. Inimerupakan profil yang membedakan Via campesinadengan IFAP.

Sebagai “aktor” kelas dunia, Via Campesina telahmendapat pengakuan sebagai suara utama untuk sektoryang diorganisir yaitu masyarakat pedesaan yang dimar-ginalisasikan, sehingga itu menenggelamkan hegemoniIFAP yang sebelumnya kuat. Pada waktu yang samaselayaknya suatu kesatuan yang mencari kesatuan, meng-organisir dan mewakili pluraritas dari identitas dan minat,Via Campesina membentuk dan memunculkan “arenaaksi”, dimana sebuah gerakan yang berbasis identitas danstrategi dapat dipertentangkan dan di negosiasi (kembali)dari waktu ke waktu. Kedua karakter ini membantu ViaCampesina menjadi intstitusi yang penting dari dan untukgerakan petani lokal atau nasional. Namun menjadikesatuan yang kompleks untuk pengamat luar dan aktorluar untuk memahami dan menghadapinya. Diskusi padakedua karakter dari gerakan transnasional mirip dengangagasan “jaringan-sebagai-aktor” dan “jaringan-sebagai-struktur” oleh Keck dan Sikkink. CGAR baiknya dilihatdari sudut perspektif gerakan nya yang berkarakter dua ini.

Page 199: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

184

Lanjutan dari bab ini terdiri dari bagian sebagaiberikut: bagian selanjutnya membahas CGAR, fokus padamengapa dan bagaimana CGAR muncul menjadi sebuahkampanye penting, lalu menganalisa dampak-dampaknya.Bagian keempat membahas isu-isu yang menjadi per-debatan dalam menentukan keputusan di Via Campesinadan kemungkinan masa depan trayek dari CGAR,kemudian baru diikuti oleh kesimpulan.

Global Campaign For Agrarian Reform (Cgar)

Enam tahun setelah berdiri, tepatnya pada tahun1999-2000, Via Campesina meluncurkan CGAR. Padawaktu yang sama ketika itu terjadi serangan neoliberalterhadap Reforma Agraria. Kebijakan menyangkut agrariadibahas kembali dalam agenda resmi di institusiinternasional dan di banyak negara-bangsa dengan berbagaiargumentasi dan alasan. (see, e.g., Akram Lodhi et al. 2007;Rosset et al. 2006; Bernstein 2002; Byres 2004a, 2004b;Griffin et al. 2002; Ghimire 2001; Borras et al. 2007a).Berangkat dari perdebatan mengenai reforma agraria klasik,mulai muncul perhatian terhadap kebijakan pertanahanyang didominasi oleh orientasi pro-pasar. Kampanye ViaCampesina adalah reaksi langsung pada model neoliberal,yaitu Reforma Agraria yang dipandu oleh pasar ataudikenal juga dengan Market-Led Agrarian Reform(MLAR).

Dalam ekonomi mainstream, masalah kebijakanpertanahan pada masa lalu, yang terkait dengan meng-alokasikan (ulang) sumber daya tanah adalah peran negara,pandangan ini menyebabkan terjadinya distorsi pasar tanahyang menghasilkan terjadinya “insecure” hak kepemilikandan investasi di ekonomi pedesaan. Mereka seringmengatakan (contohnya terjadinya pengurangan hakkepemilikan pribadi secara jelas) sebagai “bukti” dari

Page 200: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

185

dampak “yang tidak diinginkan” dari intervensi negaradalam pasar tanah. Dalam pandangan mereka, apa yangdibutuhkan jelas bukan hak kemepmilikan pribadi secaraformal pada sisa tanah publik di kebanyakan negara-negaraberkembang yang masih dalam transisi perekonomian (lihatDe soto 200085, lihat juga World Bank 2003; lalu lihat jugaNyamu-Musembi 2007 dan Cousins 2007 untuk penge-tahuan lebih kritis dalam konteks Afrika). Serupa denganperpektif neoliberal, “kegagalan” reforma agraria yangdipimpin negara pada tanah milik pribadi disebabkan olehmetode akusisi tanah yang menimbulkan resistensi tuan-tuan tanah

Secara jelas, dalam hal ini tuan-tuan tanah telahditumbangkan oleh kebijakan, menghindari mensubsidipertanian mereka atau yang paling baik mempertahankantanah. Mereka juga meluncurkan serangan lewat cara-caralegal secara pelan-pelan, yang tidak dicegah banyak olehreforma agraria. Tidak akan ada ruang pertentangan;-dalam catatan sejarah itu dapat dicegah-. Poinnya be-rangkat dari perlawanan tuan tanah pada reforma agraria-haruskah itu dilawan atau dihadapi? (lihat keterkaitanargumen tentang the nature of expropriation offered byChonchol (1970). Para ekonomis neoliberal melihat

85 Hernando de Soto adalah seorang ahli ekonomi dari persia yangberargumen bahwa modal potensial untuk masyarakat miskin adalahtanah, namun kebanyakan darinya adalah “modal mati”, tidakadanya titel tanah pribadi yag dapat digunakan sebagai jaminandalam transaksi finansial. Dan juga, investor dan bank merasa tidakaman untuk bertransaksi dengan masyarakat miskin. Solusi adalahuntuk menghasilkan titel tanah individu pribadi untuk sisa tanahmasyarakat pada negara berkembang. Dia telah memberi inspirasibagi ahli ekonomi di seluruh dunia yang baru-baru ini memimpin“commision for the legal empowerment of the poor (CLEP) dengandukungan seketariat dari UNDP yang mendukung implementasigagasan de Soto.

Page 201: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

186

perlawanan tuan tanah sebagai sesuatu yang harus dihin-dari, perdebatan pada inti kepercayaan bahwa modelreforma agraria neoliberal adalah untuk pembentukankepemilikan tanah pribadi. Model ini berdasarkan “se-rangan pasar bebas” sebagai mekanisme yang palingdiinginkan untuk mengalokasi (kembali) sumber dayatanah, membayangkan sebuah proses yang memerlukanprivatisasi dan desentralisasi. Seringkali di maksudkan padaMLAR yang membalikkan apa yang di klaim untukmenjadi fitur utama model konventional yang “dipimpinnegara”: dari implementasi expropriationary hingga vol-untary; dari sentralisasi-statis hingga privatisasi-desen-tralisasi dan seterusnya (Borras 2003; Borras et al. 2007a).

Timbulnya model kebijakan tanah neoliberal yangbanyak menelan korban pada tahun 1990 tentu saja tidaktercatat, meskipun ada upaya yang sia-sia oleh pendukungRA untuk mengkamuflasekannya sebagai “anti povertycommunity-based” atau “negosiasi” reforma agraria, ataumengemasnya sebagai “pemberdayaan hukum untukmasyarakat miskin”. Namun penting untuk di catat bahwatanggapan pada kebijakan ini pada tataran antar negarautama dan aktor sosial pada arena isu reforma agrariasudah tercampur, dan munculnya segelintir kelompokoposisi. Diantara yang menjadi oposisi model tersebut,adalah Via Campesina – sebagai pemimpin yang tidak perludiragukan- dan penyusunan CGAR secara luas dilakukanuntuk menjadi sarana utama perlawanan global mereka.

Dalam usaha kampanye ini, Via Campesina mem-perhalus isu agararia yang digunakan pada tahap awal,ketika membangun dan tahap konsolidasi merekamelakukan “pendekatan berdasarkan hak asasi manusia”pada tanah. Padahal kerangka global dari posisi ViaCampesina terhadap agraria telah muncul bertahun-tahunsebelumnya, tepatnya pada tahun 2006 ketika deklarasi

Page 202: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

187

Food Sovereignty bersama dengan IPC86 yang menjadi versipaling komprehensif dan sistematis dalam kelompok ini.Selama tahun-tahun pertama CGAR, permintaan utamaadalah untuk menjatuhkan MLAR. Alhasil, posisi jaringanmuncul untuk mencangkup permintaan untuk mengadopsikerangka “hak asasi manusia” dan visi alternatif. Hal inimenyarankan bahwa kampanye menginginkan untukmenetapkan dan mengartikulasi interpretasinya dari artidan tujuan reforma agraria, sebagai langkah terhadapmenkonstruksi visi alternatif.

Via campesina juga tidak menginginkan untuk“tenggelam” (terlalu dilokalisasi) atau “mengambang”(terlalu terglobalisasi) pada usahanya, namun lebih pada“vertikalisasi” dari aksi kolektif dengan menghubungkankelompok lokal, nasional, dan internasional. Dilihat lebihdekat, kemunculan CGAR ,mencakup proses yang tekait:1. Penggeseran Eksternalisasi dari isu bangsa-lokal; 2.Membentuk aliansi transnasional; 3. Membentuk target dankerangka bersama; 4. keterbukaan komunikasi dan tran-sportasi yang cepat dan murah lintas negara dan 5. Mening-katnya otonomi dan kapasitas untuk menggabungkanbentuk dari aksi kolektif.

Eksternalisasi yang Cepat dalam isu-isu Lokal-Nasional

MLAR dijalankan di negara-negara basis Via Cam-pesina, yang secara langsung berdampak pada organisasiyang kemudian berpengaruh dalam jaringan. Ini sebagianbesar alasan bahwa “eksternalisasi” (penyorotan secaravertikal pada klaim domestik atas institusi internasionalatau aktor dari luar – Tarrow 2005, 32) dari isu-isu tanah

86 International Planning Commitee. Berasal dari kelompokmasyarakat sipil yang dibentuk dalam Worls Food Summit di Romatahun 1996.

Page 203: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

188

lokal dan nasional yang beredar sangat cepat di ViaCampesina. Di tingkatan berbeda, MLAR dilaksanakan diBrazil, Colombia, di negara-negara Amerika Tengah,Filipina, Afrika Selatan dan Namibia. Negosiasi diusa-hakan di negara lain seperti Nepal. Di semua negara-negaraini, hanya Namimbia yang tidak ada dalam hitungan ViaCampesina, atau belum masuk hitungan. Amerika tengahdan selatan, khususnya Brazil merupakan benteng ViaCampesina, dengan adanya MST yang berbasis di Brazil87

sebagai salah satu kelompok paling berpengaruh di gerakanglobal. Ketika MLAR dikenalkan di Brazil pada tahun 1997melalui Projecto Cedula Da Terra (PCT), Brazil dengancepat telah masuk dalam pengaruh MST. Memang padalevel nasional, PCT meraih kemahsyuran, sebagiandikarenakan dukungan yang baik dari tuan tanah (Navarro1998; Borras 2003). Pada poin ini pendukung MLARberada dalam kejayaan, mendapat kesuksesan di negara-negara berbeda. Namun gerakan sosial pedesaan dan aliansimereka di Brazil meyakinkan bahwa PCT tidak akanmemberikan hasil untuk reforma redistributif dan hanyaakan merusak usaha-usaha oleh negara dan gerakan petanitak bertanah sebelumnya (Sauer 2003). Oposisi merekadiperkokoh dalam National Forum for Agrarian Reform,sebuah forum nasional untuk seluruh gerakan agraria diBrazil, termasuk MST, CONTAG88 dan FETRAF89. Fo-rum nasional ini menginginkan sebuah investigasi terhadapPCT melalui World Bank Inspection Panel, namunpermintaannya ditolak dua kali karena masalah teknis. Danmeskipun hasil MLAR meragukan, program ini tetap

87 Movimento dos Trabalhadores Rurais sem Terra (Movement of theLandless/ gerakan petani tak bertanah) – lihat Wright dan Wolfford(2003).

88 Confederacao Nacional dos Trabalhadores na Agricultura.89 Federacao dos Trabalhadores na Agricultura Familiar.

Page 204: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

189

diteruskan dan bahkan diperluas, yang menebar ancamanlebih nyata di mata MST dan anggota Via campesinalainnya di Brazil dan kemudian membantu mendorongpenggeseran externalisasi isu di Brazil ke kancah interna-sional.

Sementara, MLAR yang tidak ikut bekerja samadalam kesepakatan damai di beberapa negara di AmerikaTengah dipertengahan tahun 1990. Guatemala, Hondurasdan El savador, menjadi saksi dikenalkannya programMLAR, termasuk salah satunya yang mirip dengan modeldalam buku teks (Guatemala; Gauster and Isakson 2007)dan juga merupakan hybrida antara negara-pasar (El Sal-vador; De Bremond 2007). Amerika tengah merupakantempat kelahiran Via Campesina,90 paling tidak secara in-formal. Dimana pada konfrensi di Managua pada tahun1992, ide pertama yang konkrit untuk mendirikan gerakanglobal didiskusikan tidak hanya oleh pemimpin petaniAmerika Tengah namun juga dari luar wilayah. Koalisipetani Amerika Tengah, ASOCODE91 hampir mati padasaat MLAR mendapat perhatian di negara-negara ini.Namun wilayah tersebut masih tetap merupakan tuanrumah untuk beberapa kelompok yang berorientasi padaisu agraria yang secara relatif mereka masih aktif, teror-ganisisr dan terartikulasi di Via campesina.92 Bukanmerupakan kebetulan, dari tahun 1996 sampai 2004,seketariat global Via Campesina berada di organisasi Hon-duras, yaitu COCOCH93 dan dipimpin oleh direkturCOCOCH sendiri yaitu Rafael Alegria. Alegria bekerja

90 Tempat lahirnya yang resmi adalah Mons di Belgia.91 Association of Central American Peasant Organization for Coop-

eration and Development.92 Untuk latar belakang terdahulu (optimistik) dalam ASOCODE, lihat

Biekart dan Jelsma (1994).93 Honduran Coordinating Council of Peasant Organization.

Page 205: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

190

sebagai Koordinator umum di Via campesina selamaperiode ini. Sebagai tambahan, seketariat internasionalCGAR dijalankan oleh kader dari organisasi Nicaraguay,yaitu ATC94. Hasilnya isu agraria di Amerika Tengahdengan cepat tereksternalisasi pada tataran global danditangani serius oleh aliansi.

Sementara itu, Filipina telah menjadi “pintu gerbang”Via Campesina untuk masuk ke wilayah asia pada tahun1993, ketika hubungan dengan “orang luar” dalam wilayahini terbatas hanya dilakukan oleh KMP95 di filipina, danKRRS96 di India. Gerakan Filipina di fasilitasi denganhubungan di banyak bagian di wilayah, dan KMP adalahanggota yang berpengaruh ( paling tidak sampai sekitartahun 2004). Dan ketika MLAR diperkenalkan di Filipinapada tahun 1996, dan selama negosiasi di tahun 1999 untukproyek rintisan, sebenarnya MLAR Filipina telah masukke dalam radar Via campesina dan GCAR walaupun be-berapa aktifis anti MLAR dipelopori bukan dari anggotaVia Campesina.

Sementara itu, di Afrika Selatan, MLAR menjadikerangka untuk kompromi reforma agraria pasca-apart-heid, walaupun hal tersebut merupakan salah satu bentukhibrida negara-pasar (Lahiff 2007; Ntsebeza and Hall 2006;Walker 2003). Ketidakhadiran gerakan petani nasional(sampai tahun 2000) ditangani dengan cepat oleh usahareforma agraria di afrika selatan oleh aktivis danNGO, yangpaling terkenal waktu itu, namun sekarang telah mati yaituNational Land Committee atau NLC (Mngxitama 2005).Ketika Landless Peoples Movement (LPM) lahir di tahun2000 dengan bantuan NLC, LPM dengan cepat menjadianggota Via Campesina (Greenberg 2004) dan pada waktu

94 Asociacion de trabajadores del Campo95 Kilusang Magbubukid ng Pilipinas.96 Karnataka State Farmers’ Association.

Page 206: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

191

itu juga isu agraria di Afrika Selatan ditangani dengan cepatoleh GCAR.

Dalam beberapa hal, eksternalisasi terjadi karenakebutuhan: dimana perlawanan yang signifikan pada modelMLAR telah disusun oleh anggota Via Campesina yangusaha awalnya mempengaruhi pemerintah nasional dan ituternyata tidak memberikan hasil yang diinginkan gerakan.Memaksa gerakan petani untuk mengeksternalisasikampanye mereka dengan mengijinkan mereka untukkembali dalam pemerintah nasional dengan kekuatan yanglebih besar. Pola ini yang disahkan sebagai “efek boo-merang” yang dikemukakan oleh Keck and Sikkink (1998,12 13).97

Sementara itu, banyak pendukung nasional di sekitarMLAR yang di eksternalisasi dalam agenda dan kampanyeVia Campesina dan mereka memiliki fitur serupa: ke-banyakan dari mereka termasuk dalam anggota penting ViaCampesina. Dimana Via Campesina tidak mempunyaiperwaikilan atau dimana aliansi via campesina tidakmemiliki jaringan. Isu-isu MLAR walaupun bermasalahcenderung tidak dipilih oleh aktifis reforma agrariatransnasional. Sebagai contoh walaupun MLAR dilakukandi Namibia (van Donge et al. 2007) atau variasi lain MLARdi lakukan di Mesir (Bush 2007), kasusnya tidak akandibahas dalam GCAR karena tidak ada anggota ViaCampesina di negara-negara tersebut.

97 Ketika saluran antara negara dan aktor domestiknya dihalangi, polaboomerang dari pengaruh karateristik jaringan transnasional dapatterjadi: LSM domestik mengelilingi negara mereka dan secaralangsung mencari sekutu internasional untuk mencoba membawapenekanan pada negara mereka dari luar (Keck dan Sikkink 1998,12-13) namun penjelasan Marc Edelman bahwa efek boomerangberjalan lebih baik untuk beberapa permintaan dibanding yang lain(lihat edelman dalam buku ini).

Page 207: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

192

Tersedianya aliansi transnasional

Aliansi dengan kelompok-kelompok dengan sumberpolitik dan logistik yang relevan sangat dibutuhkan.Gerakan petani di selatan, yang berhubungan baik denganNGO, lembaga donor dan para akademisi yang simpatik,dibawah syarat dan kondisi tertentu, mereka memilikipotensi besar sebagai aliansi. Namun aliansi tersebut tidakdapat tumbuh begitu saja dengan munculnya isu di masadatang, tidak menjadi masalah bagaimana mendesaknyadalam perhatian gerakan. Bahkan jaringan formal (infor-mal) yang ada sebelumnya diantara individu dan kelompokbiasanya juga memainkan peran penting dalam menem-patkan dasar-dasar bagi pembangunan koalisi lintas-bangsadan intra-sektor/ intra- jaringan yang lebih luas. Dan ketikatercapai, hal ini tidak akan tetap statis.

Dalam kasus Via Campesina, dua aliansi disekitarCGAR penting. Keterlibatan pertama dari FIAN (Food-First Information and Action Network), sebuah jaringanaktifis hak asasi manusia yang terdiri dari individu dankelompok global yang berlokasi di selatan dan utara.Didirikan pada tahun 1980an, FIAN memfokuskan diridalam memperluas konvensi internasional UN dalambidang ekonomi, sosial, hak budaya dan khususnya “hakuntuk pangan”. Bagi FIAN “hak untuk tanah” adalahprasyarat yang dibutuhkan sebelum “hak untuk pangan”.Sebelum ditempa menjadi aliansi dengan Via campesinapada tahun 1999-2000, FIAN meluncurkan kampanyenyayang tidak berlangsung lama. Namun inisiiatif yang lebihawal ini tentu saja penting bagi partisipasi kelompoknasional dan untuk dukungan secara global pada FIAN.FIAN memerlukan kekuatan organisasi dan penyebaransecara global dari Via campesina. pada bagian ini, anggotaVia Campesina dihadapkan secara langsung oleh MLARyang kekurangan “master frame” yang dapat menghu-

Page 208: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

193

bungkan kampanye mereka dalam “cerita tentang hak”yang dengan cepat memperoleh cakupan wilayah di seluruhdunia pada periode ini (De Feyter 2005) dan merupakansanggahan argumen yang paling logik untuk melawanMLAR. Namun tidak semua pendukung hak asasi manusiamempunyai pemahaman dengan hukum hak asasi manusiadan metodologi nya. Setiap jaringan juga diakui sebagaipelengkap untuk usaha lainnya dan aliansi global yangditempa.

Aliansi telah diatur untuk tetap menguntungkan danmenguatkan satu sama lain sejak saat itu, meskipun terka-dang ada ketegangan. Sewaktu kampanye mendapatkanmomentum, aktifis didalamnya menyadari dengan cepatbahwa pendekatan “expose dan oppose” dan “agitasi-pro-paganda” akan cukup untuk melawan ancaman MLAR.Kesuksesan membutuhkan argumen yang kuat yangdidukung oleh bukti dan proposisi yang lebih kuat secaraalternatif.

Perhatian mendesak selanjutnya adalah proses pem-bingkaian dari kampanye yang bisa cepat menghasilkanyaitu kampanye tentang “ reforma agraria berbasis keta-hanan pangan” yang diadakan saat ini. Dalam kerangkaini, Via Campesina menemukan aliansi yang strategis yaituLRAN (Land Research and Action Network), sebuahjaringan global yang terdiri dari individu dan peneliti yangmemiliki perhatian penuh pada isu-isu agraria, politikmakanan, agroekologi, dan perdagangan. Semula, tuanrumah jaringan ini adalah organisasi penelitian non-pemerintah bernama Food First Policy Institute di Oak-land, California, tetapi setelah itu dia berdiri sendiri.

Perluasan dari kerangka kampanye yang dibuat olehCGAR lebih mudah diakses dan menarik lebih luasperhtian aktivis jaringan (trans) nasional yang berkerja diruang lingkup isu-isu pangan dan lingkungan. Padaakhirnya, hal tersebut tidak diperhatikan lagi di akhir tahun

Page 209: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

194

1990an, lembaga donor non-pemerintah kebanyakan mem-buka “program global” baru, di samping program negaramereka yang telah lebih mapan, sebagai respon padaberkembangnya kegiatan aktivis transnasional dalam men-cari partner donor baru. Program global baru menjadi sum-ber utama untuk TAMs seperti Via campesina dan jugaCGAR.

Pemaknaan Bersama, Target bersama

“Makna” dari tanah telah dikembangkan oleh CGARselama beberapa waktu bersamaan dengan promosi agresifWorld Bank dengan MLAR-nya di tahun 1990an yangmemberikan konstruksi makna umum dari “tanah”. AktivisVia Campesina setuju bahwa “tanah adalah hal yang pen-ting untuk mata pencaharian petani”, namun pengawasanefektif pada sumber agraria ini di monopoli oleh kelas-kelaspemilik tanah dan hal penting juga adalah kebutuhan untukmeredistribusi tanah pada petani yang tidak memiliki tanah;dan MLAR tidak akan bisa untuk melakukannya. Dalamkenyataanya, MLAR malah akan menghancurkan usahatersebut (see, e.g., Via Campesina 2000a). Hal ini meru-pakan awal berbagi pemahaman di Via Campesina. Sejakitu, dalam jaringan dan tanpa harus menyimpang darisumber filosofi yang asli, pemahaman dari makna dantujuan tanah (dan sebagai konsekuensi sifat dari kampanyeglobal itu sendiri) telah dilanjutkan untuk dikembangkansebagai hasil upaya terus-menerus untuk menghubungkanisu tanah dengan isu ketahanan pangan yang lebih luas,serta isu pembangunan dan lingkungan (terutama setelahbergabungnya LRAN). Saat ini keterlibatan Via Campesinadengan International Planning Committee untuk keda-ulatan pangan (yang mana termasuk peternak, nelayan dansektor lainya yang secara umum tidak kuat di via campe-sina) muncul untuk mengorientasikan kembali praktek-

Page 210: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

195

praktek aksi pengambilan tanah, bahkan lebih jauh.98

Akhirnya, faktor yang secara kritis penting untukmemfasilitasi terciptanya penyebab umum dan yang me-mungkinkan awal kemunculan CGAR ditengah-tengahkeberagaman, dan menjelaskan keberadaan sasaran target,(atau orang yang melakukan kesalahan), tentu saja WorldBank, ketika pendonor-pendukung-penemu MLARmemberikan target high-profile yang konkret yang meru-pakan “kejahatan” juga secara relatif mudah dijelaskanpada kekuatan subjektif yang berbeda terhadap masyarakatluas bahwa kampanye itu diharapkan untuk dapat memilikikekuatan.

Cepat dan murahnya komunikasi dan transportasi lintas-negara

Pemutusan monopoli informasi, komunikasi danmobilitas oleh pemerintah nasional dan lembaga keuanganinternasional adalah perubahan yang penting dan meng-untungkan dalam “struktur kesempatan politik” bagi aktivis(TAM) (Keck and Sikkink 1998; Tarrow 2005; Bob 2005).Hal ini juga disebabkan oleh kemunculan CGAR. KetikaVia Campesina dibentuk pada tahun 1993, e-mail mulaidiperkenalkan di dunia NGO, dan kembali lagi sangatsedikit gerakan petani yang bisa menggunakan teknologibaru ini.99 Malahan, faksimili yang mahal dan tidak praktis

98 Keterlibatan Via Campesina yang lebih luas (dalam representasi danpersuasi ideologi) dalam IPC Food Sovereignty yang tampaknyamerubah baik Via Campesina dan anggota IPC melalui interaksiyang tidak selalu mulus dengan sektor pedesaan lainnya, jenisasosiasi (IPC termasuk LSM) dan perbedaan ideologi politik (IPCtermasuk kelompok yang kurang radikal). Hal ini berdasarkanobservasi penulis sendiri dalam beberapa peristiwa penting yangdipartisipasi oleg IPC, sebagaimana juga berdasarkan wawancarakomprehensif semi-sturuktur dengan Antonio Onorti yangmerupakan pelaku fokus global dari IPC (Juni 2007, Berlin).

99 Dapat diingat kembali bahwa kode HTML hanya mulai didapat

Page 211: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

196

(khususnya dalam menangani dokumen elektronik dalamjumlah besar) menjadi cara komunikasi yang mendominasidi sesama anggota Via Campesina hingga kira-kira sampaidi akhir 1990an. Padahal waktu itu banyak muncul websiteyang menyediakan layanan e-mail gratis dan bebas aksesuntuk dokumen dan website yang membuka kesempatanbaru bagi kelompok petani (trans) nasional) untuk ber-komunikasi secara cepat untuk menemukan dan membagiinformasi penting. Di tahun-tahun mendatang, skype dansms juga menjadi hal penting, yang secara relatif lebihmudah dalam arti aktivis TAMS secara mudah berhu-bungan dan berkomunikasi dengan satu sama lain melewatirangkaian-kesatuan waktu-ruang yang diperluas.

Kemudian, ada transportasi udara dengan harga mu-rah, yang juga telah memperluas mobilitas aktivis CGAR,yang memungkinkan mereka bertemu satu sama lain (dandengan “musuh-musuh mereka) secara langsung dipertemuan global, untuk menyaksikan kondisi bangsa-lokalsatu sama lain dan bahkan secara literal berdiri bersamadalam solidaritas: dalam baris penjagaan atau demonstrasimassa, atau misi pencarian-fakta hak asasi manusia disana.Peningkatan kesempatan yang besar untuk bertemu danberkomunikasi secara langsung di semua tingkatan ini telah(dan akan terus) membuat dampak mendalam dalam dina-mika gerakan (di setiap tingkat), dan tentu saja membu-tuhkan perhatian yang lebih fokus dari yang bisa kita beridisini.

Salah satu dampak yang penting adalah terhapusnyamonopoli informasi yang selama ini hanya bisa diakses olehpemerintah, LSM yang besar dan lembaga pembangunan.

secara luas di pertengahan tahun 1990an. Sebelum adanya halamanteks berbasis interner dan tidak ada sistem web berbasis email (sayaberterima kasih pada Marc Edelman untuk mengingatkan sayatentang ini).

Page 212: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

197

Sebagai bukti dalam kasus Filipina, ketika World Bankmulai bernegosiasi dengan pemerintah Filipina untukmengenalkan MLAR, dengan menceritakan kesuksesanMLAR yang mengada-ada di Amerika Latin dan afrikaselatan. Keraguan aktivis Filipina, dengan menggunakane-mail, mereka dengan cepat menghubungi kolega diAmerika Serikat dan Amerika Latin untuk menanyakanpandangan alternatif. Beberapa hari kemudian, aktivis-aktivis ini memiliki senjata yaitu dokumen-dokumen yangmenunjukan gambaran yang benar-benar berbeda dari apayang di klaim sebagai keberhasilan MLAR oleh WorldBank. Proses yang serupa akan terjadi berulang kali dinegara lainnya juga, dengan didapatkannya data yangrelevan oleh aktivis dan analisis alternatif dari gerakandimanapun atau mengakses informasi melalui website,memungkinkan mereka untuk memperkuat posisi advokasimereka pada momen-momen penting.

Otonomi dan kapasitas untuk menggabungkan bentuk-bentuk aksi bersama.

Aksi bersama dilaksanakan pada ruang politik inter-nasional yang kadang membawa TAMs berhadapandengan institusi internasional, dengan beberapa darimereka telah memiliki pengalaman berinteraksi, dan yanglainnya tidak. Di kasus lain, ancaman ko-optasi mem-bayangi aktivis TAM. Hal tersebut berguna untuk mem-bedakan antara dua konsep: “independen” dan “otonomi”.Independen kadang dilihat sebagai salah satu pilihan dalamhubungan absolut, satu atau dua kelompok yang mem-biarkan diri mereka untuk dipilih institusi internasional danmereka yang diisolasi dari bentuk pengaruh dan campurtangan dari luar. Sebagai pembanding, otonomi adalah“kadar masalah yang tidak dapat dipisahkan” dan merujukpada jumlah pengaruh eksternal pada gerakan agrariadalam membuat keputusan internal. Dalam gambaran ini,

Page 213: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

198

sebuah organisasi mungkin memiliki hubungan denganentitas lain, namun tidak masalah untuk istilahmenggambarkan untuk hubungan tersebut (based on Fox1993, 28).

Bagi via campesina, perjuangan untuk otonomi ada-lah untuk menghadapi dua bidang: dengan institusiinternasional (inter) pemerintah dan NGO. Sebagaimanadi jelaskan di dokumen organisasi sebelumnya, “ kami tidakmempunyai pilihan apakah kami berinteraksi dengan yanglain yang berhubungan di arena kami, namun kamimempunyai pilihan dalam bagaimana kami bekerja untukmembuat perubahan yang kami inginkan”. Hal tersebutmenguraikan: “Via Campesina harus mempunyai otonomiuntuk menentukan ruang yang akan ditinggali sebagaipengamanan objektif, ruang yang cukup besar untuk secaraefektif mempengaruhi segala peristiwa”. Sementara itukapan dan bagaimana untuk menggunakan aksi langsungdan mobilisasi sebagai bentuk aksi bersama dan dalammasalah strategi politik yang lebih luas, adalah pertanyaansementara yang tampaknya ditujukan dan agak terbuka diVia Campesina karena mengeinternasionalkan aksibersama dalam isu agraria tidaklah mudah bagi jaringan.

Pencarian taktik yang sesuai dan bentuk aksi adalahhubungan interaksi yang tidak dapat dihindari denganinstitusi global (inter) pemerintah. Pilihan macam taktikdan aksi apa yang akan diambil tergantung kepada dalambagian tipe yang bagaimana institusi global berinteraksi.Sifat dari institusi pada umunnya tidak menjadi soal dalamperhitungan Via Campesina. Pada umumnya, mereka lebihcondong pada sistem UN yang melekat pada mekanismeperwakilan “satu negara-satu pilihan”, karena sistem itumembantu untuk menjelaskan kesulitannya namun tetapmenjalin hubungan kolaboratif dengan beberapa kelompokseperti Food and Agriculture Organization of the UN

Page 214: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

199

(FAO) dan International Fund for Agriculture Develop-ment (IFAD). Namun konsistensi dengan kerangka dasarmereka, Via Campesina kurang lebih secara otomatismengkonfrontasi dari sudut “expose dan oppose” terhadaplembaga keuangan international seperti World Bank. ViaCampesina melihat institusi seperti ini sebagai penyebabbukan solusi terhadap masalah kaum petani.

Via Campesina sedikit mahir dalam menggabungkanberagam bentuk aksi, seperti aksi konfrontasi terhadapTNC dan partner dalam negeri mereka, aksi-aksi inimenggunakan bentuk aksi agresif seperti okupasi tanah,membongkar lahanlahan pertanian Rekayasa Genetik(GM) dan bergerak di kota-kota besar. Pada waktu yangsama aksi tersebut telah berkolaborasi dengan aliansidaerah di beberapa lembaga dalam isu-isu tertentu,bernegosiasi, berkolaborasi dan bahkan berinisiatifbersama. Dari perspektif ini bahwa strategi yang dianutdalam CGAR bisa dipahami lebih baik. Strategi tersebuttelah mengambil posisi “expose dan oppose” terhadapMLAR dan World Bank, dengan menggunakan koordinasidan bentuk aksi agresif serempak di lokal-nasional-internasional, termasuk “agit-prop”, mempermalukanMLAR didepan publik dan melakukan okupasi-okupasi ditingkat lokal

Sementara itu aksi tersebut telah menimbulkan kerjakolaboratif dengan beberapa aliansi di IFAD dan FAOdalam mengembangkan dokumen, konferensi dan proyekbersama. Kedua tipe pendekatan yang luas, mempunyaisorotan media tersendiri sebagaimana yang dilihat sebagaisaling menguatkan satu sama lain. Negosiasi denganlembaga lain bisa menjadi lemah tanpa ancaman yang nyatayang Via campesina sebenarnya mengambil jalan bentukaksi agresif untuk melawan mereka, yang sebaliknya aksi-aksi yang semata-mata “terbuka dan melawan” tanpa

Page 215: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

200

bernegosiasi sebentar akan menyorot gerakan sebagai suatuhal yang tidak masuk akal. Aksi yang diseimbangkan secarahati-hati diperlukan dalam penggunaan bentuk aksi tersebutdan kerjasama yang baik dengan media (for related discus-sions, see Hertel 2006; Bob 2005), dalam dan diluar CGAR,strategi ini relatif dapat dilakukan oleh Via Campisenasecara efektif

Pendeknya CGAR muncul dengan besar karena limafaktor yang berhubungan asosiasi dengan perubahan dalamstrategi kesempatan politik internasional saat ini: peng-geseran eksteralisasi isu nasional, munculnya aliansi dengansumber politik dan logistik, penempaan makna bersamadalam kampanye dan munculnya target bersama dankonkret dalam kampanye, munculnya komunikasi dantransportasi lintas negara yang cepat dan murah danpencapaian di tingkat yang lebih besar dalam otonomi dankapasitas untuk mengkombinasi aksi bersama. Tanpaadanya faktor-faktor tersebut CGAR diragukan dapatdimunculkan, seperti penegasan dari Smith dan Johnston(2002,8), yang berargumen bahwa “peningkatan integrasiglobal memunculkan sumber potensial untuk menyatukangerakan politik, faktor pelengkap lainnya dibutuhkanpotensi ini untuk direalisasikan.

Dampak Awal

Beberapa tahun yang lalu, Baranyi dkk mempe-ringatkan para pengamat reforma agraria: ‘tidak seorangpun dapat merendahkan dampak dari Kampanye Globaluntuk Reforma Agraria yang dipelopori oleh ViaCampesina yang pada akhirnya ada dalam perdebatan dandiperhitungkan dalam kebijakan internasional (2004, 47).Bagaimana kita berdalih untuk mendapat pandangan yangmasuk akal terhadap dampak kampanye global ViaCampesina ini? Apa yang Keck and Sikkink berikan,

Page 216: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

201

relevan dalam hal ini: “jaringan mempengaruhi politik ditingkat yang berbeda karena aktor-aktor dalam jaringan inisecara bersama-sama membantu untuk menegaskan areaisu, meyakinkan pembuat kebijakan dan masyarakat bahwamasalah yang ditegaskan dapat dipecahkan, menentukansolusi dan memonitoring pelaksanaannya’ (1998, 201). Halini berarti bahwa “kita dapat berpikir, sebauh jaringan dapatefektif di tempat yang berbeda: 1. Dengan mengkerangkaiperdebatan dan mendapatkan masalah dalam agenda, 2.Mendorong komitmen yang tidak bersambungan satu samalain dari negara dan aktor kebijakan lainnya, 3. Denganmelakukan perubahan prosedur dalam level internasionaldan domestik, 4 Memberikan dampak pada kebijakan, 5.Mempengaruhi perubahan sikap dalam aktor yang dituju(1998, 201). Melihat lebih dekat pada lima dimensi kam-panye Via Campesina ini lebih baik dilakukan sambilmengingat pencegahan yang diberikan oleh Tarrow:“pendukung aktivis jaringan transnasional telah menim-bulkan banyak intervensi yang sukses secara instan atasnama aktor yang terlalu lemah untuk meningkatkan klaimmereka. Dalam dunia internasional, kita tampaknya lebihbanyak melihat intervensi seperti itu, jadi sangat pentinguntuk melihatnya tanpa ilusi. Intervensi transnasional lebihbanyak gagal daripada sukses” (2005, 200)

Framing debates and getting issues on the agenda

Dampak CGAR menjadi signifikan dalam halmenkerangkai (ulang) perdebatan dan mengangkat isudalam agenda. CGAR menggunakan kerangka yangdipermudah dalam kampanye: perpektif ekonomi yangtidak berdimensi versus fungsi tanah yang multidimen-sional, tanah sebagai komoditas versus tanah sebagaisumber penghidupan rakyat, penjualan tanah secarasukarela versus perampasan berdasarkan reforma agraria,

Page 217: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

202

klaim kesuksesan MLAR versus klaim sanggahankegagalan dan seterusnya. Via Campesina mengangkat isuini dalam konteks perdebatan global, pada waktu yang samaanggota jaringannya sebenarnya digerakkan dalam levelkomunitas ,membuat advokasi yang dilakukan cukupberpihak pada kalangan bawah, secara empiris dia sangatinformatif dan juga memiliki kekuatan. Saat ini isu-isu yangdiangkat oleh Via Campesina menjadi tema utama dalamdebat global pada kebijakan pertanahan. Salah satu contohdari dampaknya bisa dilihat dalam isi InternationalConfrence on Agrarian Reform and Rural Development(ICARRD), dan proses sebelumnya , selama dan setelahperistiwa maret 2006 (see http://www.icarrd.org ). Haltersebut merupakan gerakan yang berani untuk FAO, ataubagian di FAO, dan menjado diskusi mainstream tentangreforma agraria waktu itu ketika kebanyakan lembagainternasional tidak mau bahkan menggunakan frasa yangsama dalam pidato mereka: bahkan lebih berani lagi adalahkeputusan untuk membiarkan Via Campesina mempunyaiperan penting didalamnya. Bukti lainnya dapat dilihatdalam proses Farmers Forum di IFAD, dimana kerangkaprogresif “reforma agraria” secara relatif menjadi rujukandalam pidato resmi.

Encouraging discursive commitments from state and otherpolicy actors

Dampak dengan tingkat yang lebih rendah dapatdilihat disini. Disamping komitmen resmi dari beberapakelompok dalam FAO dan IFAD, kampanye tidak dapatmengumpulkan komitmen yang baik bahkan pada banyaktingkatan yang dijanjikan oleh lembaga lain. Namun halini sebagian dijelaskan oleh fakta bahwa CGAR tidakbenar-benar berhubungan dengan banyak institusi. Kam-panye Via Campesina tidak berhubungan secara kolaboratif

Page 218: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

203

atau konfrontatif dengan lembaga bilateral. Hal inimenimbulkan implikasi penting karena lembaga bilateralmemiliki dana lebih banyak dan signifikansinya dapatdilihat dari tiga dimensi yang berkaitan. Pertama, lembaga-lembaga ini mempunyai kebijakan agraria tersendiri dansecara langsung melaksanakannya dalam setting lokal dannasional. Ada pluralitas dari lembaga intenasional yangberhubungan dengan kebijakan pertanahan, tidak hanyaWorld Bank, FAO dan IFAD. Kedua, lembaga-lembagabilateral kadang menyediakan dana untuk lembaga multi-lateral dan juga lembaga-lembaga seperti World Bank, FAOdan IFAD. Ketiga, banyak dari lembaga bilateral juga mem-punyai skema pendanaan bersama dengan lembaga donornon pemerintah yang menyediakan uang untuk gerakanagraria (trans)nasional. Adanya kelalaian hubungan yangsignifikan dengan lembaga-lembaga ini dapat dijelaskansebagian oleh argumen karena rendahnya tingkat pen-capaian dari kampanye CGAR dalam hal berusahaberkomitmen dengan aktor-aktor ini. Akhirnya pada levellokal-nasional, dampaknya bahkan semakin termargi-nalnya CGAR dalam mendapatkan komitmen resmi dariaktor negara, contohnya pemerintahan Lula yang justrumemperlebar MLAR di Brazil, sementara pemerintahafrika selatan terjebak dengan MLAR.

Perubahan prosedur di tingkat international dan dalamnegeri

Dampak dengan tingkat yang lebih rendah itu dapatdideteksi disini. Beberapa perubahan bisa didapat jikagerakan Brazilian menuntut pada World Bank untuk me-lakukan Inspection Panel dalam MLAR yang telah pergiyang hanya tinggal arsipnya. Tingkatan yang lebih tinggidari transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalammengkerangkai proses lembaga kebijakan juga diperlukan,

Page 219: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

204

pada umumnya dari World Bank dan Uni Eropa (FIAN-Via Campesina 2004), tapi itu tidak cukup membantu.Meskipun demikian, kampanye CGAR dapat mendorongbeberapa perubahan prosedur yang berhubungan denganproses di IFAD dan FAO, khususnya dalam hal memperluas‘kesempatan’ ruang politik yang bisa diduduki oleh anggotaVia Campesina dan aliansinya. Sebagai contoh, mekanismeinterface IFAD dengan masyarakat sipil biasanyadidominasi oleh IFAP dan NGO-NGO melalui non-konflik, umumnya mekanismenya adalah “kemitraan”yang tidak di politisir.100 Dengan masuknya kampanye glo-bal yang dilakukan Via Campesina ke dalam ruang sepertiini, mengakibatkan habisnya monopoli kelompok kon-servatif secara politik dan mempolitisir proses interaksi.101

Di Brazil, kita dapat menyebutnya “perubahan prosedur”dengan kata lain versi MLAR yang terakhir (hanya tanah-tanah yang tidak menjadi subjek untuk dirampas dan yangmasuk dalam kualifikasi untuk MLAR).

Namun dampak negatif bagi Via Campesina di negaraini adalah: terjadinya perubahan prosedur, menjadi alasanpelebaran MLAR dan terlibatnya CONTAG lebih jauhdalam partisipasinya terhadap agenda MLAR (see, e.g.,Vianna 2003), CONTAG memutus hubungan kesatuansebelumnya yang mana dia berada diwilayah oposisi ter-hadap MLAR pada Forum Nasional untuk ReformaAgraria. Satu dampak dari ini adalah demolisasi forumutama pada hubungan negara saat itu, seorang penelitimenggambarkan kejadian ini sebagai istilah “momentumdari fragmentasi yang cepat” (Sauer 2007)

100 Untuk diskusi yang lebih umum dalam isu ini, lihat Harris (2002).101 Dalam konteks ini, ada dinamika menarik antara gerakan-gerakan

yang terlibat dalam Via Campesina, namun tidak dapat dibahasdisini. Untuk diskusi umum yang berguna dalam tema ini yangberkaitan dengan LSM, lihat Jordan dan van Tuijl (2000).

Page 220: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

205

Mempengaruhi Kebijakan

Dampak dari kampanye Via Campesina paling ren-dah sejauh ini adalah terhadap policy reform. Kampanyebelum dapat memaksa perpindahan kebijakan padalembaga yang mempromosikan MLAR dan kebijakanpertanahan neoliberal lainnya dan tentu saja pada hake-katnya dia belum dapat menyebabkan adopsi rencanaalternatif, baik pada level international atau nasional.World Bank berada dalam posisi defensif, namun belum(juga) menurunkan MLAR. Pada bagian ini harapan WorldBank terjepit untuk menghasilkan kesuksesan di Brazil danmelanjutkan argumentasinya bahwa masalah denganMLAR di beberapa negara hanya masalah operasional danadministrasi.

Sementara, ini tantangan bagi Via campesina untuktetap berhubungan dengan FAO dan IFAD karena tendensiyang mendasari lembaga-lembaga ini terdiri dari perta-rungan antara kekuatan anti reform dan pro redistribusi,yang dapat menimbulkan kekacauan, posisi kontradiksiterus menerus, termasuk isu pertanahan. Melalui kepen-tingannya ICARRD yang merupakan salah satu daribeberapa tempat di tatar global yang mempermasalahkandinamika kebijakan politik global pertanahan dan secararelatif lebih lemah jika di bandingkan dengan yangdikontrol oleh pemain/pendonor yang lebih besar: WorldBank, EU dan lembaga bilateral. Namun ICARRDmerupakan prestasi politik utama bagi Via Campesina.Apakah momentum dapat mendukung dan diterjemahkandalam reforma kebijakan tetap bisa dilihat.

Sayangnya kelemahan yang nyata dari aliansi di FAOpasca-ICARRD (dalam kaitan memotong pendanaan danreorganisasi internal) tidak menjadi tanda yang lebih baik.Di IFAD aliansi Via Campesina ditempatkan kebanyakandi Divisi Kebijakan, divisi ini relatif lemah secara politik,

Page 221: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

206

sebagian besar karena mereka tidak mengontrol dana dansecara langsung tidak bertemu dengan negara partner.Dalam bagian ini, divisi operasi yang lebih berkuasa diIFAD dimana dana utama secara langsung ditangani, diIFAD masih kurang posisi yang berkaitan dengan reformaagraria dan urusan tendensi pro-pasar secara luas.102

Mempengaruhi hingga terjadi perubahan prilaku para aktoryang disasar.

Walaupun kampanye telah menkontribusi padaterjadinya perubahan perilaku pada intstitusi yang menjaditarget, hal tersebut sebenarnya tidak perlu untuk medukungCGAR. Sebagai contoh, World Bank mengambil isusubstantif dan prosedur yang diangkat oleh Via campesinasecara relatif serius. Namun di negara dimana MLARsedang berlangsung, perubahan tidak menjadi positif. DiFilipina sebagai contoh MLAR, agenda telah disusun ulangdan diterima kembali di pemerintah nasional baru. Di Bra-zil, World Bank menempatkan dengan baik kerangka danpetunjuk implementasi, memenangkan pemerintahan Luladan merekrut CONTAG dalam proyeknya.

Ketika isu transparansi dan akuntabilitas muncul,World Bank sangat ahli dalam merekrut kelompokmasyarakat sipil yang lain untuk berpartisipasi dalam prosesMLAR, dengan cara konsultasi elektronik secara global dankonsultasi regional yang nanti bisa menjadi petunjuk untukmengklaim bukti bahwa dia telah mempromosikan

102 Sebagai contoh, Kay (2006,491) menemukan di Amerika latin danKaribia selama beberapa tahun IFAD secara umum mengikutikebijakan pasar orientasi tanah yang promosikan oleh World Bank.Oleh sebab itu, ketika Via Campesina mampu mendapat kemajuandalam level global dengan aliansinya kebijakan ekpert utama IFADdan seterusnya, hal tersebut mungkin memundurkan hingga ke set-ting lokal dan nasional jika kebijakan tanah yang dilakukan olehprogram negara IFAD berkontradiksi dengan visi Via Campesina.

Page 222: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

207

‘partisipasi” “masyarakat sipil”. Proses problematika yangdiprotes oleh CGAR adalah dalam hal “tidak-transparan”dan “manipulatif ” nya WB. Diprediksikan, perubahanperilaku positif yang terjadi telah dibatasi di beberapabagian saja seperti dalam FAO dan IFAD.

Akhirnya, disini terdapat area urgent, dimana CGARtampaknya tidak dapat memberikan dampak positifperubahan perilaku sejauh ini dalam hal memberhentikankekerasan di pedesaan dan pemerasan hak asasi manusiaterhadap petani yang menuntut tanah. Kampanye untukmemberhentikan kekerasan di pedesaan telah dilaksanakandi seluruh dunia sebagai bagian CGAR, namun sejauh inidampaknya terlalu sedikit dalam usaha memberhentikankekerasan itu. (untuk latar belakang diskusi ini, lihat, e.g.,Via Campesina 2006; Franco 2007; De Carvalho Filho danMendonc’a 2007).

Isu-isu yang Bertentangan dan Trayektori di Masa Depan

Keck and Sikkink mengingatkan kita bahwa “advo-kasi jaringan transnasional harus juga dipahami sebagairuang politik, yang membedakan situasi saat aktor ber-negosiasi secara formal atau informal, sosial, budaya, danpolitik sebagai usaha bersama. Mereka meneruskan :‘kekuatan jaringan adalah latihan dalam jaringan itu sendiridan kekuatan yang mengikuti dari sumbernya..........Aktoryang lebih kuat dalam jaringan sering menjatuhkan yanglemah, namun karena sifat bentuk jaringan organisasi,banyak aktor yang bertransformasi melalui partisipasimereka dalam jaringan (1998, 3; see also Della Porta et al.2006, 20). Perspektif seperti itu dilengkapi oleh penjelasanseterusnya oleh Tarrow bahwa “aktivis transnasional seringmembagi antara kerangka global dari kampanye gerakantransnasional dan kebutuhan lokal dari mereka yangmengklaim sebagai perwakilan (2005, 76). Dia beragumen

Page 223: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

208

bahwa kerangka global dapat dihargai dan memberikanklaim yang mungkin sebaliknya tetap membatasi dan picik.Hal tersebut adalah tanda bahwa aktivis terlalu banyakbekerja dan terisolasi bahwa ada orang yang melebihi batasyang membagi keluhan mereka dan mendukung perkaramereka. Dia memperhatikan bagaimanapun juga bahwadengan mengganti perhatian pada target yang jauh,membawa kesulitan melepaskan aktivis dari kebutuhandunia nyata dari orang yang ingin mereka wakilkan (ibid.;see also Bob 2005, 195).Tarrow menyimpulkan bahwa“aktivisme transnasional akan terus-menerus terjadi danberkontradiksi, dan akan berdampak nyata dalam politikdomestik’ (2005, 219).

Hal tersebut merupakan pengingat bahwa hubunganlokal/global-nasional, perwakilan dan akuntabilitas tidakterlalu dipermasalahkan, meskipun beberapa aktivis TAMmengklaim itu dipersoalkan. Tentu saja ini adalah politiksehari-hari dari pembangunan gerakan, jika segalanyaberbicara mengenai rancangan strategi untuk menyatukanpengalaman yang beragam. Namun walaupun mudahdipahami, tendensi untuk menegaskan “kesatuan dalamkeberagaman” (while downplaying diversity) kadang-ka-dang mengabaikan resiko bahwa terdapat ketegangan yangtersembunyi yang memerlukan perhatian.

Ada tiga dimensi pada umumnya yang dipertim-bangkan lebih jauh oleh aktivis Via Campesina: perbedaankelas, perbedaan ideologi dan berkembangnya jaringannamun masih dibatasi perwakilan dari kepentinganberagam dan identitas dari pedesaan miskin. Untuk lebihluasnya, pembagian belahan bumi antara selatan dan utarasecukupnya ditujukan oleh Via Campesina dalam pida-tonya mengenai potensi lebih dan perbedaan aktual melaluisolidaritas lintas-negara (lihat, e.g., Bove 2001, 96; Stedile2002, 99–100; Desmarais 2007). Dalam hal ini perbedaangender juga jadi perhatian, sekalipun oleh gerakan agraria

Page 224: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

209

baik dilakukan dengan pelan-pelan pada level nasional daninternasional. Pada umumnya dalam tataran internasional,Via Campesina tentu saja harus dilihat sebagai contoh yangbaik untuk pembentukan dengan seimbangnya perwakilanantara wanita dan pria pada badan pembuat keputusanyang paling kuat, yaitu International Coordinating Com-mittee (ICC).

Perbedaan kelas

Pada dasarnya Via Campesina memang organisasiyang heterogen. Perkiraan kasar profil kelas di ViaCampesina diungkapkan seperti berikut: (i). Petani takbertanah, petani penyewa, petani yang berbagi hasil danburuh pedesaan yang kebanyakan di Amerika Latin danAsia; (ii). Petani kecil dan paruh waktu di (Barat) Eropa,Amerika Utara, Jepang, dan Korea Selatan; (iii) Keluargapetani di dunia Selatan, termasuk yang ada di Afrika yangterbentuk melalui program Reforma Agraria, seperti diBrazil dan Mexico; (iv) petani menengah kaya, tapi in hanyadi India; dan 5. Semi- proletariat bertempat di komunitaskota dan pinggir kota di beberapa negara seperti Brazil danafrika selatan.103 Yang terbanyak jumlahnya, palingbersemangat secara politik sebagai kelompok yangberpengaruh di Via Campesina adalah dari blok AmerikaLatin, kelompok Eropa (Barat) dan beberapa gerakan diAsia. Pengaruh ini sebagian dicerminkan atau dihasilkanoleh distribusi kekuatan kepemimpinan global yangtampaknya memperkuat pengaruh Amerika – Eropa.Setengah dari keanggotaan ICC, 18 orang (pada tahun2007) berasal dari Amerika Latin dan Karibia.104

103 Untuk kelompok ini, merujuk pada contoh penjelasan yang dibuatoleh Stedile (2002).

104 Beberapa dekade terakhir yang menjadi saksi kebangkitan gerakansosial pedesaan di Amerika latin (sebagai contoh lihat Veltmeyer

Page 225: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

210

Keanggotaan organisasi di Afrika memang berkem-bang, namun relatif masih sedikit dan sangat heterogen,kebanyakan anggotanya adalah masyarakat pinggir kotayang tidak bertanah di Afrika Selatan sampai petani skalakecil di Mozambik. Organisasi di region yang palingmemperkuat orientasi organisasional dan politik terdekatdengan partner mereka di Amerika dan Asia adalahUNAC.105 Ada dua anggota yang giat di Afrika Barat,bernama CNCR106 di senegal dan CNOP107 di Mali (plusCPM108 di Madagaskar). Meskipun demikian kepergiatanmereka tidak seperti anggota Via Campesina yang lainnya,CNCR (dan CPM) yang bersama-sama mempertahankankeanggotaannya dengan rival Via Campesina, IFAP.

Gerakan dari Amerika Latin dan beberapa negara asiaadalah kelompok yang paling suka mengeluarkan pendapatdalam Via Campesina di CGAR. Di Amerika Latin,diantara suara-suara yang paling dikenali adalah dari MSTdi Brazil dan COCOCH di Honduras. Di Asia, ada gerakandari Filipina dan Indonesia (terutama ketika seketariat glo-bal Via Campesina berpindah ke Indonesia pada tahun2004) dan belakangan ini beberapa kelompok dari AsiaSelatan, walaupun kepentingan dalam hak mereka tidak(belum) kompak dan kuat seperti blok Amerika Latin yangsolid, kemungkinan karena berbagai alasan termasukkeberagaman signifikan linguistik dan perbedaan ideologi.Meskipun demikian Via Campisena bersama gerakan

1997), termasuk gerakan masyarakat adat (Yashar 2005) dalam skaladan tingkatan radikalisasi politik yang dilihat hanya di beberapatempat di asia dan afrika selama periode yang sama. Ini merupakancatatan untuk sifat dominan di kontingen Amerika Latin di badankepemimpinan global Via Campesina.

105 Uniao Nacional de Camponeses atau National Peasants Union.106 Conseil National de Concertation et de Cooperation des Ruraux.107 Coordination National de Organization Paysannes (CNOP).108 Coalition Paysanne de Madagaskar.

Page 226: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

211

buruh desa dan petani tak bertanah di Amerika Latin danAsia (dan mungkin ditambah LPM sebelum dikontrak)adalah kekuatan utama untuk mendorong Via Campesinamenjalankan reforma agraria sebagai strategi kampanyeglobal.

Gabungan kekuatan dari kelompok ini sangat berpe-ngaruh dan kuat, bahkan ketika kelompok berkuasa lainnyadi Via Campesina, dengan kata lain KRRS yang awalnyakeberatan reforma agraria menjadi pokok utama kam-panye. KRRS di India yang basis massanya adalah petanimenengah dan kaya, secara meyakinkan menolak masalahini. Hal ini relevan untuk menguraikannya pada kasusKRRS. Kelompok ini bergabung sejak tahun 1980an dalamkampanye anti-TNC dan terakhir anti – tanaman GM(tanaman hasil rekayasa genetik). Banyak dari kampanyeini yang terbentuk secara dramatis dan mendapat sorotanmedia (Scoones pada koleksi ini; Herring 2007).

Kampanye ini berhubungan baik dengan advokasikelompok di Utara yang juga melawan GM crops. KRRSmenjadi aktor yang penting dalam kampanye global anti-GM crops dan anti- TNC di Via campesina. Hal tersebutmenjadi sangat berpengaruh dalam gerakan global danpada gilirannya mendapat peran menjadi “penjaga ger-bang” di Asia Selatan. Namun, KRRS secara sadar me-ngelak dari isu-isu yang dapat mempertajam isu kelas. M.DNanjundaswamy, pemimpin KRRS (yang meninggal diawal tahun 2001) dahulu menjelaskan bahwa: “kita tidakdapat membagi diri kita menjadi tuan tanah dan petani takbertanah dan merangsang perpecahan, karena perpecahantidak akan memberikan kekuatan tapi akan menimbulkanbeban” (Assadi 1994, 215). Oleh karena itu tidakmengherankan bahwa KRRS beroposisi dengan petinggilegislatif dalam tanah pedesaan yang secara bersamamembatasi advokasi untuk kepemilikan properti industri

Page 227: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

212

kota. Lebih jauh lagi, dalam tulisannya lebih dari sepuluhtahun yang lalu, assadi menjelaskan bahwa keduanya(Maharashtra berbasis di Shetkari Sanghatana dan Karna-taka di berbasis KRRS) tidak hanya mengutuk kekejamanterhadap masyakat adat dan pemisahan dari Dalits namundalam beberapa kasus pelaku dari aksi tersebut menjadianggota mereka (1994,215)

Apa yang terjadi dalam kasus KRRS adalah adanyaperbedaan kelas yang serius antara gerakan dan dalamgerakan yang (tidak) atau berafiliasi dengan Via Campesina.Hal itu akan relevan jika menggunakan lensa analistis untukmemeriksa banyaknya organisasi seperti Bharatiya KisanUnion yang beraffiliasi (atau tidak) dengan Via Campesina,dan akan berguna untuk mengkonsultasikan denganberbagai studi di bab sebelumnya yang diedit oleh Brass(1994). Perbedaan kelas ini telah menyebabkan implikasimendalam untuk tuntutan kampanye yang dikerangkai dandiwakilkan, serta dibentuk dalam gerakan. Dalam kasusKRRS proporsi yang signifikan dari bagian yangterorganisir dari kelas sosial pedesaan yang dieksploitasitidak hanya di India namun juga di Asia Selatan, secaraumum diperkecualian dari proses Via Campesina, salahsatunya karena KRRS memblokir masuknya mereka dalamVia Campesina atau mereka menolak untuk berpartisipasidalam proses dimana “penjaga gerbang” adalah KRRS.109

Beberapa dari organisasi tersebut dapat masuk kedalam Via Campesina pada akhirnya. Ketika Nanjun-daswamy meninggal di awal tahun 2004, 16 organisasi dariAsia Selatan bergabung ikut masuk dalam Via Campesinabeberapa bulan setelahnya. Sampai sekarang, walaupunbegitu masih terdapat sejumlah organisasi masyarakat desa

109 Informasi mengenai ini berdasarkan sejumlah percakapan penulisdengan pemimpin utama gerakan dalam Via Campesina dan dariberbagai kelompok di India selama beberapa tahun.

Page 228: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

213

miskin yang tidak bertanah di India yang masih diluar ViaCampesina, sebagian karena meneruskan pengaruh KRRSdan sebagian lagi karena komplikasi politik dan ideologiyang muncul dan dibangun pada akhir tahun 1990an.110

Namun situasi yang telah diungkapkan tadi bukanlahsatu-satunya, situasi itu adalah hal yang umum dalamsejarah Via Campesina. Masalah yang serius yang terjadidalam Via Campesina adalah UNAG111 di Nicaragua.UNAG merupakan salah satu pendiri utama Via Campe-sina, salah satu pilar asli dari Via Campesina, —sepertiASOCODE di Amerika Tengah—dan dia merupakan tuanrumah bagi konferensi solidaritas global pada tahun 1992di Managua yang melahirkan ide yang paling konkretdalam pembangunan Via Campesina. UNAG dahuluadalah anggota dari IFAP, keikutsertaan itu mencerminkanpersamaan yang dekat pada sesama jaringan petanimenengah dan kaya dan untuk mendapatkan lebih banyakdukungan pemerintah, pada produksi dan isu perdagangandan fasilitas kredit via lembaga donor bilateral dan multi-lateral.

Sebaliknya, jika diperhatikan, organisasi pelopor diNicaragua adalah Asosiasi Buruh Tani, ATC112, dengan isupetani tak bertanah dan tuntutan seperti upah dan tanah.Ketika konflik meletus antara pendiri Via Campesina dansebuah NGO dari Jerman (PFS) over the nature, danorientasi Via Campesina (NGO ini didukung oleh yang lain,bahwa anggota Via Campesina seharusnya bergabung

110 Masalah ini menangkap isu yang diangkat oleh sekutu dekat ViaCampesina, yang mengatakan bahwa “di India kasta petani tertinggibergabung dalam Via Campesina dan sekarang kasta terendahdikeluarkan dari Via Campesina. Bagaimana memperbaiki hal ini?”(wawancara anonimus dengan sekutu dekat di Rosset denganMartinez 2005,37).

111 Union Nacional de Agricultores y Ganaderos.112 Asociacion de Trabajadores del Campo.

Page 229: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

214

dengan IFAP). UNAG malah berdampingan dengan DutchNGO, memilih untuk meninggalkan Via campesina dantetap di IFAP. Meskipun munculnya insiden ini menye-babkan konflik “turf-related” politik intra-gerakan, yangdilihat dari dekat sebagai masalah kelas-berdasarkan faultline.

Pendeknya, melihat lebih dekat Via Campesina, kitaakan melihat kelas yang berbeda diantara dan dalamgerakan nasional.113 Perbedaan kelas dari kelompok di ViaCampesina ini sebagian di klaim resmi oleh pemimpingerakan bahwa masalah dan penindas mereka sama, namunpada waktu yang sama hal itu menunjukkan bahwa pene-gasan ini hanya sebagian saja yang benar: petani kaya bisamenjadi penindas bagi buruh tani; reforma agraria tentuditolak oleh petani kaya, harga tinggi untuk produksimakanan adalah kebijakan yang baik untuk surplus panganbagi petani produsen, namun kabar buruk bagi rumahtangga pedesaan yang kekurangan pangan, fasilitas kreditdan isu perdagangan tidak mungkin menjadi isu yang gawatbagi penghidupan buruh desa yang tidak mempunyai tanahyang otomatis tidak memiliki surplus pertanian untukdijual, upah bukanlah isu menarik bagi petani menengahdan miskin namun dia menjadi isu utama bagi buruh desadan seterusnya. Tentu saja, mereka semua adalah “peopleof the land”, namun mereka bersaing dalam kepentingankelas. Mengakui perbedaan tersebut, lebih baik daripadamengabaikan kepentingan mereka, ini adalah langkahpenting dalam menemukan cara untuk memastikan

113 Beberapa gerakan, terutama yang besar juga membedakan kelas.Walaupun tidak ada referensi spesifik di CNCR, usaha oleh Oya(2007) dalam perbedaan kelas proses akumulasi pedesaan diantarapetani di Senedal secara tidak langsung memberi kesan bahwaCNCR memiliki basis berbeda yang sangat tinggi, dengan pengaruhkepemimpinan oleh yang lebih kaya (juga berdasarkan diskusi per-sonal dengan Oya).

Page 230: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

215

perwakilan yang benar-benar inklusif dan efektif dalampembuatan keputusan dan pembuatan tuntutan

Perbedaan ideologi dan politik

Sumber tekanan lain adalah ideologi politik, yangmana tampaknya jarang diperbincangkan oleh aktivisTAM. Via Campesina merupakan koalisi kelompok yangluas dengan beragam orientasi ideologi termasuk: 1. Ber-bagai jalur dari kelompok populis yang radikal, 2. Berbagaijenis dari Marxists, 3. Kelompok radikal dengan tradisianarkis, 4. Pakar lingkungan radikal, dan 5. Aktivis feminis.Banyak kelompok dan individu yang berada di suatu tempatdiantara kategori yang luas ini, meskipun yang lainnya me-miliki orientasi yang menumpuk, contohnya kaum feminisdan seterusnya. Yang lainnya masih belum memilikisumber ideologi yang jelas sama sekali atau tidak mem-punyai posisi ideologi yang terbentuk dengan baik.

Tingkatan perbedaan ideologi yang berbeda dari satukasus ke yang lain, dan keragaman orientasi ideologiditemukan tidak hanya antara gerakan, bandingkan sebagaicontoh kelompok BKF114 yang menganut marxists ortodoksdi Bangladesh dengan kelompok radikal SOC115 yang nonortodoks di Andalusia, Spanyol. Keragaman juga ditemu-kan dalam gerakan, terutama yang besar, seperti MST diBrazil dan CNCR di Senegal. Meskipun demikian,kepemimpinan global saat ini didominasi oleh koalisi yangsignifikan ini, dengan kaum radikal yang juga cenderungmendominasi. Penting untuk diingat bahwa sebagian besargerakan nasional dalam Via Campesina adalah bagian darigelombang gerakan sosial yang telah bebas dari dukunganpartai politik paternalistik dan pengawasan partai politik.

114 Bangladesh Krishok Federation.115 Sindicato Obrero del Campo.

Page 231: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

216

Ilustrasi lainnya dari Via Campesina yang juga ber-kaitan yaitu tentang adanya tiga gerakan yang berhubungandengan Via Campesina, namun di cara yang berbeda, me-nimbulkan masalah dari bagaimana hal ini mempengaruhiistilah eksternalisasi dari isu agraria yang diusung dalamkampanye global Via Campesina. Semua kelompok inimempunyai basis massa atau paling tidak klaim formal daribasis massa di petani miskin.

Pertama adalah KMP, Maoist yang terinspirasiorganisasi petani legal yang mana posisi ideologinya padareforma agraria mengikuti posisi orthodoks marxis,mengkampanyekan untuk nasionalisasi tanah, mendukungpertanian negara, walaupun membiarkan kepemilikanindividu transnasional. KMP menyebutnya sebagai“reforma agraria yang asli” artinya pengambil alihan tanahtanpa kompensasi bagi pemilik tanah besar dan distribusitanah gratis bagi petani. KMP menolak hukum reformaagraria negara (Comprehensive Agrarian Reform Programatau CARP) yang pro- pemilik tanah dan anti-petani,mereka menyebut ini sebagai “reforma agraria palsu”.KMP merupakan salah satu pendiri organisasi Via Cam-pesina dan perwakilan Asia di ICC selama tahun-tahunpembentukan. Kampanye KMP adalah untuk menghalangiCARP yang menggunakan metode agit-prop.

Kedua adalah DKMP116, kelompok yang memisahkandiri dari KMP pada tahun 1993 karena perbedaan ideologi.DKMP lebih banyak mengambil kaum radikal agrariadalam hal reforma agraria, yang mendukung pergerakankeluarga petani kecil. Meskipun demikian, karena per-bedaan personaliti diantara pemimpinnya, DKMP gagaluntuk mengerahkan dan mengkonsolidasi kekuatannya. Dipertengahan kedua tahun 1990an, DKMP mengalami

116 Democratic KMP.

Page 232: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

217

penyusutan untuk menggenggam pemimpin petani danmengantongi petani beras di Luzon Tengah. Denganbeberapa kasus reforma agraria dan dukungan kecil daribeberapa NGO, DKMP mampu untuk mempertahankankehadirannya yang relatif telah lemah. Karena DKMPmelemah terus menerus, DKMP melanjutkan untukmenavigasi parameter negara dan hukum reforma agraria,namun menggunakan sedikit gerakan massa dan lebihbanyak berhubungan dengan NGO dan kantor pemerintahuntuk memberikan keputusan yang diinginkan untukbeberapa klaim tanah.KMP dan DKMP masih tetapanggota Via Campesina, walaupun di tahun-tahun ini dansebagian karena alasan ideologi, KMP tidak lagi berjayadi Via Campesina (akan dibahas nanti). Sebagai hasilnya,kita akan menemukan situasi yang ironis dimana satuanggota organisasi dengan basis massa yang secara relatifsignifikan (KMP) telah dimarginalisasi dalam ViaCampesina, sementara anggota organisasi lainnya tanpabasis massa yang signifikan (DKMP) menjadi arus utamadalam gerakan global.

Kelompok ketiga adalah UNORKA117. Bongkahanbesar dari gerakan petani yang memisahkan diri darigerakan inspirasi Maoist di awal tahun 1990, tidakmenemukan situasi kondusif dibawah bendera DKMP.Tentu saja, mereka bahkan mengkelompokan kembalidibawah naungan organisasi yang baru, UNORKA.Diformalkan hanya pada tahun 2000, UNORKA dengancepat menjadi kelompok terbesar yang secara langsungberhubungan dengan reforma agraria di Filipina dan tetapterjadi hingga saat ini karena hampir 800 konflik agrariaterjadi di negara ini. Basis massanya kebanyakan dari petanitidak bertanah dan buruh desa, seperti MST di Brazil,

117 National Coordination of Autonomous Local Rural People’s Or-ganizations.

Page 233: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

218

UNORKA menggunakan hukum reforma agraria negarasebagai konteks institusional dalam kampanye mereka,bernavigasi dalam parameter hukum dengan meregangkanbatasannya, mereka juga menggunakan cara agresif dalamstrategi mobilisasi massa namun mereka agak sedikitpragmatis.

UNORKA termasuk kategoti organisasi yang“pemilih” dalam hal posisi ideologi pada tanah: walaupunmengambil pendirian kaum agraria, namun juga memilkibasis signifikan antara buruh desa, jadi advokasinya tidaksecara ekslusif berorientasi pada susunan keluarga petanikecil. UNORKA ingin bergabung dengan Via Campesinanamun KMP keberatan, karena peraturan organisasimemperbolehkan anggota yang ada untuk menolak pe-mohon dari negaranya sendiri. Sampai sekarang masuknyaUNORKA secara formal ke dalam jaringan masih diten-tang. Saat ini, walaupun KMP berkeberatan, Via campisenamulai mengundang UNORKA dalam beberapa pertemuansebagai pengamat. Di kampanye global, FIAN bekerjasecara dekat dengan UNORKA, sementra LRAN (melaluifokus pada selatan global) bekerja dengan UNORKA danDKMP.

Apa yang terjadi pada kasus Filipina menunjukkanbahwa bahkan ketika tidak ada perbedaan kelas yangsignifikan antar gerakan-pun, perbedaan ideologi dapatmembuat perpecahan yang penting antara mereka. Secaraironis, adanya sedikit kesamaan antar KMP (atau DKMP)dan MST mengenai strategi reforma tanah, dan lebihbanyak kesamaan antar MST dan UNORKA; dan tetapiKMP dan DKMP masuk, meskipun demikian UNORKAkeluar dari Via Campesina.

Filipina bukan hanya satu-satunya contoh kasus yangmenyorot pada perpecahan ideologi antara dan dalamgerakan. Kembali lagi ke Asia Selatan, kita dapat melihat

Page 234: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

219

saat ini bagaimana isu KRRS digunakan oleh kelompokpetani sayap kiri di India membenarkan bahwa terjadiperpecahan formasi di gerakan yang berkompetisi diwilayah, Asian peasant Coalition (APC). Seketariatnya saatini berada di KMP. Kekuatan dari jaringan APC adalah,semua anggotanya diklaim memiliki satu garis kelasdengannya, dalam hal mengorganisir petani miskin danburuh pedesaan; sebagai hasilnya, basis utamanya dapatditemukan diantara golongan petani yang paling miskin,dan juga jaringan ini mempunyai potensi untuk me-najamkan analisis kelas dan sesuai keinginan dari ViaCampesina, juga melebarkan perwakilan Via Campesinadi wilayah. Jaringan APC yang besar ini dapat memperkuatkampanye reforma agraria di Asia, jika tidak untukpendirian ideologi dan politik tampaknya sangat eksklusifdan picik. Dari sana, hubungan antara APC dan ViaCampesina menjadi menurun.118

Perbedaan lain, sifatnya tidak terlalu ideologis, namunlebih politikal. Ketegangan antara anggota Via Campesinadi Mexico menjadi contoh yang baik, yang manakemunculan UNOCRA119 terlihat seperti menjadi “penjagagerbang” di negara itu, mengasingkan dan membatasi ge-rakan penting lainnya (contoh ANEC120 dan CNPA121).Kesalahan ini sebagian terlihat dalam perbedaan di strategipolitik, contohnya yang berkenaan dengan program negara.Contoh yang berhubungan adalah perbedaan antara MSTdi Brazil dan CNCR di Senegal dalam hal yang berhubung-

118 Data dan informasi dalam hal ini berdasarkan rangkaian diskusiinformal penulis dengan pemimpin Via Campesina dan aktivisgerakan di Asia selama beberapa tahun.

119 Union Nacional de Organizaciones Regionales CampesinasAutonomas.

120 Asociacion Nacional de Empresas Comercializadoras de produtoresdel Campo.

121 Coordinadora Nacional Plan de Ayala.

Page 235: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

220

an dengan negara dan institusi pembangunan internasional:MST mengambil langkah lebih otonomi dan hubungankonfliktual dengan institusi – institusi tersebut, termasukmengambil posisi anti – World Bank, sementara itu CNCRtermasuk beberapa organsisasi sponsor pemerintah, merekamemilih untuk menggabungkan negosiasi dan konfrontasisingkat dendan institusi ini, mencakup hubungan kola-boratif dengan World Bank. Ini adalah perbedaan serupaketika kita melihat pada keseluruhan Via Campesina danCNCR pada isu ini. Fondasi dari perbedaan ini tentu sajaumumnya terkait dengan sejarah sosial dan politik di negarayang berbeda dimasing-masing wilayah kemunculananggota Via Campesina. Ketegangan yang muncul di AfrikaSelatan sebagian mencerminkan perbedaan itu juga,walaupun dalam jenis yang berbeda. Poinnya adalahperbedaan ideologi dan politik signifikan dan tidak dapatditangguhkan.

Representasi Politik

Dalam wawancara baru–baru ini di Socialist Regis-ter, Stedile dari MST berbicara tentang gerakan nasionaldan aliansi lintas nasional. Dalam wawancara itu ia ber-kata:” kami diproyeksikan sebagai bayangan yang lebihbesar dari yang sebenarnya dan kami menjadi terkenalkarenanya. Dalam kenyataannya MST sebagai pengor-ganisir kekuatan kaum buruh di Brazil masih sangat sedikit(2007, 195). Lebih jauhnya, dia berkata bahwa ‘gerakanAfrika mempunyai level yang rendah dari organisasi dansangat miskin dan banyak yang masih berlokasi dalamsuku-suku dan level lokal. Beberapa negara mempunyaigerakan nasional’. (2007, 214)

Keterusterangan mengenai MST yang masih mem-batasi perwakilan dari petani tak bertanah di Brazil jugatentang kekuatan komparatif dari gerakan di wilayah

Page 236: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

221

berbeda, terutama Afrika yang membantu meletakkan ViaCampesina dan GCAR lebih realistis. Walaupun bang-kitnya Via Campesina terjadi secara dramatik dan impresifsebagai gerakan agraria utama internasional, luasnyaperwakilannya masih tetap dibatasi ketika dilihat dariperpektif global. Bahkan dalam daerah kekuasaan nasionalyang dipimpin oleh anggota Via Campesina, yang meng-organisir basisnya tetap terbatas, sebagaimana komentarStedile mengenai MST Brazil. Ini tidak mungkin jadi lebihbaik di negara lain dimana Via Campesina berada,sekalipun klaim dari anggota organisasi yang terkadangbisa berlebihan. Sementara itu di Asia Selatan yangmerupakan daerah yang sangat luas, bahkan sampaisekarang-pun kubu utama Via Campesina adalah AsiaSelatan (plus Korea Selatan), yang mana walaupun sig-nifikan, tapi itu tidak membentuk terjadinya massateroganisir disana. Dalam bagian ini, Asia Selatan adalahtuan rumah bagi sejumlah gerakan agresif dari kelas buruhdesa yang berhubungan dengan perlawanan kelas, namunbanyak dari gerakan ini tidak terintergrasi secara formaldalam Via Campesina, meskipun organisasi utama ViaCampesina disana-(KRRS)- adalah gerakan petanimenengah dan kaya yang tidak setuju dengan pembicaraantentang kelas sosial, eksploitasi kelas dan perjuangan kelasserta mereka bahlan menentang Reforma Agraria.

Tidak ada gerakan agraria nasional yang signifikansaat ini baik di Asia Tengah atau Timur Tengah yang men-dekati orientasi politik di Via Campesina atau mempunyaihubungan formal. Sementara itu, negara yang amat besardengan kelas buruh desa yang besar juga seperti Cina danpendahulu nya –USSR (Uni Sovyet)- juga tidak lagi beradadalam orbit Via Campesina, oleh karena itu beberapa jenisperlawanan petani sepertinya menghilang dalam diskusiVia Campesina. Akhirnya di wilayah Afrika yang luas,

Page 237: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

222

hanya ada sedikit anggota (lima) di Via Campesina dangerakan tersebut mewakili kelas buruh desa di negaranyadan bahkan lebih terbatas dari MST di Brazil. Pendeknya,walau lebih signifikan daripada gerakan agraria trans-nasional lainnya, Via Campesina secara langsung mewakilihanya fraksi kecil dari kelas buruh desa global (paling tidakuntuk saat ini).

Membawa keragaman dalam isu agraria tidak hanyadalam negara-negara dimana anggota Via campesina ada,namun juga di banyak negara dimana mereka masih absen(termasuk negara-negara besar ex- sosialis “dalam masatransisi” ), yang tentu saja akan merumitkan “kerangka isuglobal” saat ini dan proses pembuatan tuntutan dan di-namika. Sementara, debat reforma agraria global itu sendiritidak selalu statis, namun juga berkembang, bahkan lebihjauh merumitkan posisi Via Campesina, misalnya sejaksalah satu dari kebijakan utama mereka berjuang dalamisu kebijakan pertanahan kontemporer yang melawan isuformalisasi hak tanah dan privatisasi sisa tanah masyarakat(see, e.g., De Soto 2000; Cousins 2007). Hal itu bukan isureforma agraria klasik, namun mungkin mempengaruhipada segmen populasi pedesaan.122 Banyak keadaan yangmempengaruhi kampanye seperti itu justru berada dalamwilayah dimana kehadiran Via Campesina sangat kecil danbukan benar-benar absen, seperti Afrika. Ancaman dariinisiasi fomalisasi/privatisasi dan hubungannya dengankerangka kampanye CGAR ditangkap dalam apa yangdikatakan oleh pemimpin Mozambik, Diamantino Nham-possa dari UNAC: ‘kita telah melaksanakan dengan sek-sama Reforma Agraria. Agar CGAR membantu kita, kitaharus fokus pada tantangan yang kita hadapi yaitu

122 Sebagai contoh, hingga 90 persen tanah agrikultural di Indonesiasecara resmi ditilik sebagai “tanah dan hutan milik negara” (lihatsebagai contoh Peluso 1992).

Page 238: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

223

memberikan “tandingan reforma agraria” terhadapneoliberalisme, jika (CGAR) tetap berfokus “melawanlatifundio” (perkebunan pribadi yang besar”, itu lebihsedikit berkaitan dengan kita’. Nhampossa menambahkan,World Bank mempromosikan gelombang baru privatisasitanah (di Mozambik) dan itu harus diakhiri. Kami berpikir(CGAR) harus memperluas kekuasaannya yang juga harusmenjadi bagian dari kampanye adalah “mempertahankantanah”.....dan “melawan privatisasi tanah”.123

Sementara CGAR telah memulai untuk mengambiljalan untuk “kerangka isu global” disekitar isu umum, yangpengaruh eksternalnya belum signifikan terhadap kam-panye lokal/nasional. Disini dijelaskan, mengapa CGARmembuat serangan signifikan dalam isu reforma agrariakonvensional, namun sampai saat ini tidak (belum) man-dapat hasil yang signifikan dalam kampanye anti-forma-lisasi dan anti-privatisasi tanah masyarakat. Namun jika“eksternalisasi” adalah kunci sebenarnya untuk mem-bangun jaringan transnasional yang koheren dan tahanlama (sebagaimana argumen Tarrow) maka Via Campesinaseharusnya mempeluas kehadirannya kedalam area initerlebih dahulu. Dalam beberapa hal, Via Campesina kinimenghadapi dilemma: haruskah memberikan waktu dansumber memperluas kehadirannya ditengah keterbatas-

123 Wawancara di Rosset dengan Martinez (2005, 21-22). Via Cam-pesina sebenarnya secara resmi meluncurkan CGAR di Afrika padabulan januari 2007 selama Worls Social Forum di Nairobi, padadasarnya meminta pengganti rugi tanah dan redistribusi tanah, yangditargetkan di pertanian komersial kulit putih di Afrika. Namun dinegara dimana isu tersebut secara relatif masih “hangat” (contohAfrika selatan, Zimbabwe, Namibia), Via Campesina hambir absen.Wawancara penulis dengan orang dalam di Via Campesina yangmengakui bahwa deklarasi Nairobi lebih merupakan statementpolitik “agit-prop” daripada meluncurkan kampanye yang asli.Untuk latar belakang diskusi yang lebih baik mengenai isu tanahkontemporer di Afrika, lihat Peters (2004) dan Berry (2002).

Page 239: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

224

annya saat ini dan masuk dalam area yang ditargetkan olehagenda “formalisasi” neoliberal atau haruskah terus me-lawan agenda ini tanpa basis lokal yang signifikan untukmendukungnya? Pada akhirnya apakah atau bagaimanaCGAR dapat mereposisi dan membuat dampak signifikansaat ini dalam isu kebijakan agraria yang lebih luas padamasa mendatang?, tampaknya akan tergantung padapembuatan dua proses politik, dengan kata lain meng-gabungkan kerangka isu global dari atas dan inisiasi untukmeluncurkan kampanye lokal/nasional dari bawah ter-hadap eksternalisasi, yaitu melakukan perlawanan semestaatau “sandwich strategy”. Ini merupakan tantangan yangmembutuhkan Via Campesina untuk berpikir kembali danmerombak beberapa peraturan organisasinya, diantaranyaseperti pembentukan aliansi, ide mengenai bentukperlawanan dan aksi bersama, dan perpektif pada tanah.Singkatnya, hal tersebut tidak akan bijaksana dan kreatifsecara politik untuk bersikeras pada tuntutan gerakan petaninasional untuk berhubungan dengan kelompok di banyakkondisi dimana gerakan seperti itu tidak akan munculdalam waktu dekat.

Beberapa tindakan pada gerakan tampaknya mem-bantu, seperti menempa aliansi dan pemahaman dengankelompok NGO lokal yang progresif. Menunggu untukgerakan nasional - gambaran seperti anggota nasional“ideal” Via Campesina yang muncul dalam kondisi ini -tampaknya mengambil waktu yang sangat panjang, jikatidak sama sekali belum muncul124. Nico Verhagen, staffsenior Via campesina mengatakan, dalam konteks Afrika,

124 Dalam konteks ini, literatur mengenai bentuk sehari-hari perlawananpetani dapat memberikan pandangan relevan, lihat sebagai contohScott (1985), Kerkvliet (2005) dan O’Brien dan li (2006). Lihat jugaChavez dan Franco (2007) untuk diskusi relevan mengenaimasyarakat sipil di afrika.

Page 240: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

225

jika dimplementasikan mungkin bisa membuka beberapalangkah awal: saat ini banyak organisasi di Afrika yangtidak mempunyai posisi politik yang jelas, namun haltersebut dapat berubah. Sebagai contoh, dalam kasusROPPA125, semakin mereka banyak berinteraksi dengan ViaCampesina, mereka semakin radikal. Strategi kami diAfrika seharusnya membuka ruang dialogis di Via Cam-pesina dan mengundang setiap orang kedalamnya.126

Kesimpulan

CGAR yang diluncurkan dan dipimpin oleh ViaCampesina dan dikoordinasikan dengan aliansinya telahmencapai hasil yang signifikan secara transnasional dalamhal meletakkan isu reforma agraria sebagai oposisi dariMLAR dalam agenda resmi lembaga pemerintah danmasyarakat sipil. CGAR telah membentuk ulang istilahkebijakan saat ini dan debat politik dan dapat menkon-struksikan visi alternatif kebijakan pertanahan kedepan.Meskipun demikian, CGAR tidak memperoleh hasil yangsignifikan dalam hal reforma kebijakan yang diinginkan,secara internasional dan dalam setting nasional, maupunmenghasilkan perubahan prosedur yang signifikan ataumenyebabkan perubahan perilaku yang diinginkan diantaraaktor kunci dalam institusi pembangunan. Bagian darialasan mengapa CGAR berada pada puncak dan bertahan,terutama karena proses kesusksesan dari eksternalisasi isudan kampanye lokal/nasional. Lebih spesifiknya, kam-panye anti MLAR, mendapat tendensi agar dilakukansecara cepat oleh Via Campisena karena pertimbangantelah dijalankannya MLAR di beberapa negara dimana

125 Reseau des organizations Paysannes et de Producteirs de l’afriquede l’Quest.

126 Wawancara di Rosset dengan Martinez (2005,30).

Page 241: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

226

terdapat anggota Via Campisena yang sudah mulaiterpengaruh oleh MLAR.

Namun CGAR juga mengungkapkan perpecahan ter-pendam dan kelemahan-kesalahan dalam Via Campesinayaitu basis kelas dan ideologi. Masuk dalam isu tersebutakan menghasilkan pandangan tentang adanya perbedaanideologi, politik dan konsolidasi organisasi dalam ViaCampesina lebih jauh. Paul Nicholson, seorang petani dariBasque (Spanyol) dan pemimpin utama Via Campesina ditahun 2004, menjelaskan mengenai prinsip-prinsip gerakandalam membentuk aliansi akan memberikan titik pangkalfundamental:127 aliansi diantara petani, petani pria atauwanita, dengan buruh desa adalah aliansi fundamentaldalam pembentukan aliansi. Menganggap secara serius apayang Nicholson katakan untuk menerima isu kelasdiantaranya dalam gerakan.

Lebih jauh lagi, CGAR juga mengekspos kelemahanpenting Via campesina yang saat ini menyebar ke seluruhdunia, dan juga mengekspos kapasitas aktual untukmewaliki minat beragam dari banyak kelompok dalamkondisi yang berbeda. Sebuah pemahaman dari isu-isu iniakan membantu menjelaskan mengapa tidak ada dampaksignifikan yang serupa yang dibuat oleh Via Campesinadalam oposisinya pada formalisasi hak tanah dan kebijakanprivatisasi tanah yang ditargetkan pada tanah masyarakatyang dilaksanakan secara besar-besaran dalam settingnasional –lokal dimana kehadiran Via Campesina sangatsedikit namun tidak benar-benar absen. Bagi Via Cam-pesina, untuk dapat mereposisi kepemimpinannya dalamisu agraria di seluruh dunia, dengan kata lain memperdalam

127 Dalam uraian press di Sao Paolo pada tanggal 11 juni 2004 dalamacara pertemuan global IV Via Campesina di Brazil. http://www.viacampesina.org; diakses pada tanggal 30 oktober 2007.

Page 242: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

227

dan memperlebar jangkauan kampanye. Pilihannya bukanantara “kerangka isu global dari atas atau lalu menyebar-kannya secara nasional atau lokal atau kampanye lokal/nasional dari bawah lalu meneksternalisasi kedalam levelinternasional. Sebetulnya, mungkin pilihan yang palingmenjanjikan adalah mengadopsi “sandwich strategy” yangsecara bersama-sama mendorong kedua proses dari atasdan dari bawah.

Penggunaan Singkatan

ANEC (Asociación Nacional de EmpresasComercializadoras de Productores del Campo)

ASOCODE (Association of Central American PeasantOrganizations for

Cooperation and Development)ATC (Asociación de Trabajadores del Campo)BKF (Bangladesh Krishok Federation)CNCR (Conseil National de Concertation et de

Coopération des Ruraux)CNOP (Coordination National de Organisations

Paysannes)CNPA (Coordinadora Nacional Plan de Ayala)COCOCH (Honduran Coordinating Council of Peasant

Organizations)CONTAG (Confederação Nacional dos Trabalhadores na

Agricultura)CPM (Coalition Paysanne de Madagaskar)DKMP (Demokratikong Kilusang Magbubukid ng

Pilipinas)EU (European Union)FAO (Food and Agriculture Organization of the United

Nations)

Page 243: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

228

FETRAF (Federação dos Trabalhadores na AgriculturaFamiliar)

FIAN (Foodfirst Information and Action Network)GCAR (global campaign for agrarian reform)ICARRD (International Conference on Agrarian Reform

and Rural Development)ICC (International Coordinating Committee – of Vía

Campesina)IFAD (International Fund for Agricultural Development)IFAP (International Federation of Agricultural Producers)IPC (International Planning Committee)KMP (Kilusang Magbubukid ng Pilipinas)KRRS (Karnataka State Farmers’ Association)LPM (Landless People’s Movement)LRAN (Land Research and Action Network)MLAR (market-led agrarian reform)MST (Movimento dos Trabalhadores Rurais sem Terra)NLC (National Land Committee)PCT (Projeto Cedula da Terra)ROPPA (Réseau des Organisations Paysannes et de

Producteurs de l’Afrique de l’Ouest)SOC (Sindicato Obrero del Campo)TAM (transnational agrarian movement)UNAC (União Nacional de Camponeses or National Peas-

ants’ Union)UNAG (Unión Nacional de Agricultores y Ganaderos)UNORCA (Unión Nacional de Organizaciones Regionales

Campesinas Autónomas)UNORKA (National Coordination of Autonomous Lo-

cal Rural People’s Organizations)

Page 244: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

229

Referensi

Akram-Lodhi, H., S. Borras and C. Kay, eds, 2007. Land,Poverty and Livelihoods in an Era of Globalization.London: Routledge.

Appadurai, A., 2006. ‘Foreword’. In Transnational CivilSociety: An Introduction, eds S. Batliwala and D.L.Brown, xi–xv. Bloomfield: Kumarian Press.

Assadi, M., 1994. ‘ “Khadi Curtain,” “Weak Capitalism,”and “Operation Ryot”: Some Ambiguities in Farmers’Discourse, Karnataka and Maharashtra, 1980–93’. InNew Farmers’ Movement in India, ed. T. Brass, 212–27. London: Frank Cass.

Baranyi, S., C.D. Deere and M. Morales, 2004. ScopingStudy on Land Policy Research in Latin America. Ot-tawa: The North-South Institute; International Devel-opment Research Centre.

Batliwala, S., 2002. ‘Grassroots Movements asTransnational Actors: Implications for Global Civil So-ciety’. Voluntas: International Journal of Voluntaryand Nonprofit Organizations,13 (4): 393–409.

Batliwala, S. and D.L. Brown, eds, 2006. TransnationalCivil Society: An Introduction.Bloomfield, CT:Kumarian Press.

Bello, W., 2002. Deglobalization: Ideas for a New WorldEconomy. London: Zed.

Bernstein, H., 2002. ‘Land Reform: Taking a Long(er)View’. Journal of Agrarian Change, 2 (4): 433–63.

Bernstein, H., 2006. ‘Once Were/Still Are Peasants? Farm-ing in a Globalising “South” ’. New Political Economy,11 (3): 399–406.

Berry, S., 2002. ‘Debating the Land Question in Africa’.Comparative Study in Society and History, 44 (4): 638–68.

Page 245: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

230

Biekart, K. and M. Jelsma, eds, 1994. Peasants BeyondProtest in Central America. Amsterdam:TransnationalInstitute.

Bob, C., 2005. The Marketing of Rebellion: Insurgents,Media and International Activism. Cambridge: Cam-bridge University Press.

Borras, S., 2003. ‘Questioning Market-Led Agrarian Re-form: Experiences from Brazil, Colombia and SouthAfrica’. Journal of Agrarian Change, 3 (3): 367–94.

Borras, S., 2004. ‘La Vía Campesina: An EvolvingTransnational Social Movement’, TNI Briefing SeriesNo. 2004/6. Amsterdam: Transnational Institute.

Borras, S., 2007. Pro-Poor Land Reform: A Critique. Ot-tawa: University of Ottawa Press.

Borras, S. and J. Franco, 2005. ‘Struggles for Land and Live-lihood: Redistributive Reform in Agribusiness Planta-tions in the Philippines’. Critical Asian Studies, 37 (3):331–61.

Borras, S., C. Kay and E. Lahiff, eds, 2007a. ‘Market-LedAgrarian Reform: Contestations and Trajectories’.Third World Quarterly, special issue, 28 (8).

Borras, S., D. Carranza and J. Franco, 2007b. ‘Anti-Pov-erty or Anti-Poor? The World Bank Experiment inMarket-Led Agrarian Reform in the Philippines’. ThirdWorld Quarterly, 28 (8): 1557–76.

Bové, J., 2001. ‘A Movement of Movements? A Farmers’International?’. New Left Review, (12): 89–101.

Brass, T., ed., 1994. The New Farmers’ Movements in In-dia. London: Frank Cass.

Broad, R., 2002. Global Backlash: Citizen Initiatives for aJust World Economy. Lanham, MD: Rowman andLittlefield.

Bush, R., 2007. ‘Politics, Power and Poverty: Twenty Yearsof Agricultural Reform and Market Liberalization in

Page 246: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

231

Egypt’. Third World Quarterly, 28 (8): 1599–616.Byres, T., 2004a. ‘Introduction: Contextualizing and In-

terrogating the GKI case for Redistributive Land Re-form’. Journal of Agrarian Change, 4 (1&2): 1–16.

Byres, T., 2004b. ‘Neo-Classical Neo-Populism 25 YearsOn: Déjà vu and Déjà Passé:Towards a Critique’. Jour-nal of Agrarian Change, 4 (1/2): 17–44.

Chavez, D. and J. Franco, 2007. Grassroots Democratiza-tion in Sub-Saharan Africa. Amsterdam: TransnationalInstitute; Utrecht: ICCO.

Chonchol, J., 1970. ‘Eight Fundamental Conditions ofAgrarian Reform in Latin America’. In Agrarian Prob-lems and Peasant Movements in Latin America, ed.R. Stavenhagen. ‘Garden City’, New York: Doubleday.

Cousins, B., 2007. ‘More Than Socially Embedded: TheDistinctive Character of “Communal Tenure” Regimesin South Africa and its Implications for Land Policy’.Journal of Agrarian Change, 7 (3): 281–315.

De Bremond, A., 2007. ‘The Politics of Peace and Resettle-ment through El Salvador’s Land Transfer Programme:Caught between the State and the Market’. Third WorldQuarterly, 28 (8): 1537–56.

De Carvalho Filho, J.L. and M.L. Mendonça, 2007. ‘Agrar-ian Policies and Rural Violence in Brazil’. Peace Re-view, 19 (1): 77–85.

Deere, C.D., 2003. ‘Women’s Land Rights and Rural So-cial Movements in the Brazilian Agrarian Reform’.Journal of Agrarian Change, 3 (1&2): 257–88.

De Feyter, K., 2005. Human Rights: Social Justice in theAge of the Market. London: Zed. Della Porta, D., M.Andretta, L. Mosca and H. Reiter, 2006. Globaliza-tion from Below: Transnational Activists and ProtestNetworks. Minneapolis, MN: University of MinnesotaPress.

Page 247: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

232

De la Rosa, R., 2005. ‘Agrarian Reform Movement in Com-mercial Plantations: The Experience of the BananaSector in Davao del Norte’. In On Just Grounds, eds J.Franco and S. Borras, 45–144. Amsterdam:Transnational Institute.

Desmarais, A., 2007. La Vía Campesina: Globalization andthe Power of Peasants. London: Pluto.

De Soto, H., 2000. The Mystery of Capital: Why Capital-ism Triumphs in the West and Fails Everywhere Else.New York: Basic Books.

Edelman, M., 1998. ‘Transnational Peasant Politics in Cen-tral America’. Latin American Research Review, 33(3): 49–86.

Edelman, M., 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil Society2003, eds M. Kaldor, H. Anheier and M. Glasius, 185–220. Oxford: Oxford University Press.

Edwards, M. and J. Gaventa, 2001. Global Citizen Action.Boulder, CO: Lynne Rienner.

FIAN-Vía Campesina, 2004. ‘Commentary on Land andRural Development Policies of the World Bank’. http://www.viacampesina.org, Accessed 25 November 2007.

Fox, J., 1993. The Politics of Food in Mexico: State Powerand Social Mobilization. Ithaca, NY: Cornell Univer-sity Press.

Fox, J., 2001. ‘Vertically Integrated Policy Monitoring: ATool for Civil Society Policy Advocacy’. Nonprofit andVoluntary Sector Quarterly, 30 (3): 616–27.

Franco, J., 1999. ‘Market-Assisted Land Reform in thePhilippines: Round Two – Where Have All the CriticsGone?’. Conjuncture, 11 (2): 1–6. Manila: IPD.

Franco, J., 2007. ‘Again, They are Killing Peasants in thePhilippines: Lawlessness, Murder and Impunity’. Criti-cal Asian Studies, 39 (3): 315–28.

Page 248: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

233

Franco, J., forthcoming. ‘Making Land Rights Accessible:Social Movement Innovation and Political-Legal Strat-egies in the Philippines’. Journal of Development Stud-ies.

Friedmann, H., 2004. ‘Feeding the Empire: The Patholo-gies of Globalized Agriculture’. Socialist Register 2005:The Empire Reloaded, eds L. Panitch and C. Leys,124–43. London: Merlin Press.

Gauster, S. and R. Isakson, 2007. ‘Eliminating MarketDistortions, Perpetuating Rural Inequality: An Evalu-ation of Market-Assisted Land Reform in Guatemala’.ThirdWorld Quarterly, 28 (8): 1519–36.

Ghimire, K., ed., 2001. Land Reform and Peasant Liveli-hoods. London: ITDG.

Greenberg, S., 2004. ‘The Landless People’s Movement andthe Failure of Post-Apartheid Land Reform’. Durban:KwaZulu-Natal, School of Development Studies.

Griffin, K., A.R. Khan and A. Ickowitz, 2002. ‘Povertyand Distribution of Land’. Journal of AgrarianChange, 2 (3): 279–330.

Guidry, J., M. Kennedy and M. Zald, 2000. ‘Globalizationsand Social Movements’. In Globalizations and SocialMovements: Culture, Power, and the TransnationalPublic Sphere, eds J. Guidry, M. Kennedy and M. Zald,1–34. Ann Arbor, MI: University of Michigan Press.

Gwynne, R. and C. Kay, 2004. Latin America Transformed:Globalization and Modernity. London: Arnold.

Harriss, J., 2002. Depoliticizing Development: The WorldBank and Social Capital. London: Anthem Press.

Herring, R., 2007. ‘The Genomics Revolution and Devel-opment Studies: Science, Poverty and Politics’. Jour-nal of Development Studies, 43 (1): 1–30.

Hertel, S., 2006. Unexpected Power: Conflict and ChangeAmong Transnational Activists. Ithaca, NY: CornellUniversity Press.

Page 249: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

234

IPC for Food Sovereignty, 2006. ‘Agrarian Reform in theContext of Food Sovereignty, the Right to Food andCultural Diversity: “Land, Territory and Dignity” ’.http://www.icarrd.org, Accessed 15 October 2007.

Jordan, L. and P. van Tuijl, 2000. ‘Political Responsibilityin Transnational NGO Advocacy’. World Develop-ment, 28 (12): 2051–65.

Kay, C., 2006. ‘Rural Poverty and Development Strategiesin Latin America’. Journal of Agrarian Change, 6 (4):455–508.

Keck, M. and K. Sikkink, 1998. Activists Beyond Borders:Advocacy Networks in International Politics. Ithaca,NY: Cornell University Press.

Keohane, R. and S. Nye Jr, 2000. ‘Governing in a Global-izing World’. In Visions of Governance for the 21stCentury, eds S. Nye Jr and J. Donahue, 1–41.Cambridge:Cambridge University Press.

Kerkvliet, B., 2005. The Power of Everyday Politics: HowVietnamese Peasants Transformed National Policy.Ithaca, NY: Cornell University Press.

Khagram, S., J. Riker and K. Sikkink, 2002. ‘From Santiagoto Seattle: Transnational Advocacy Groups Restruc-turing World Politics’. In Restructuring World Politics:Transnational Social Movements, Networks, andNorms, eds S. Khagram, J. Riker and K. Sikkink, 3–23. Minneapolis, MN: University of Minnesota Uni-versity Press.

KMP, 1986. ‘Program for Genuine Land Reform’. QuezonCity: KMP (Pamphlet). Lahiff, E., 2007. ‘ “WillingBuyer, Willing Seller”: South Africa’s Failed Experi-ment in Market-Led Agrarian Reform’. Third WorldQuarterly, 28 (8): 1577–97.

Landsberger, H. and C. Hewitt, 1970. ‘Ten Sources ofWeakness and Cleavage in Latin American Peasant

Page 250: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

235

Movements’. In Agrarian Problems and Peasant Move-ments in Latin America, ed. R. Stavenhagen, 559–83.New York: Anchor Books.

Lara, F. and H. Morales, 1990. ‘The Peasant Movementand the Challenge of Democratisation in the Philip-pines’. Journal of Development Studies, 26 (4): 143–62.

Mayo, M., 2005. Global Citizens: Social Movements andthe Challenge of Globalization. London: Zed.

McKeon, N., M. Watts and W. Wolford, 2004. ‘PeasantAssociations in Theory and Practice’. Civil Society andSocial Movements Programme Paper No. 8. Geneva:UNRISD.

McMichael, P., 2006. ‘Reframing Development: GlobalPeasant Movements and the New Agrarian Question’.Canadian Journal of Development Studies, 27 (4): 471–86.

Medeiros, L., 2007. ‘Social Movements and the Experienceof Market-Led Agrarian Reform in Brazil’. ThirdWorld Quarterly, 28 (8): 1501–18.

Meszaros, G., 2000. ‘Taking the Land into Their Hands:The Landless Workers’ Movement and the BrazilianState’. Journal of Law and Society, 27 (4): 517–41.

Mngxitama, A., 2005. ‘The National Land Committee,1994–2004: A Critical Insider’s Perspective’. Durban:University of KwaZulu-Natal Civil Society Centre Re-search Report No. 4, Vol. 2, pp. 35–82.

Monsalve, S., 2006. ‘Gender and Land’. In Promised Land:Competing Visions of Agrarian Reform, eds P. Rosset,R. Patel and M. Courville, 192–207. Oakland, CA:Food First Books.

Navarro, Z., 1998. ‘The “Cédula da Terra” Guiding Project– Comments on the Social and Political-InstitutionalConditions of its Recent Development’, http://www.dataetrra.org.br. Accessed 21 January 2001.

Page 251: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

236

Ntsebeza, L. and R. Hall, eds, 2006. The Land Question inSouth Africa: The Challenge of Transformation andRedistribution. Cape Town: HSRC Press.

Nyamu-Musembi, C., 2007. ‘De Soto and Land Relationsin Rural Africa: Breathing Life into Dead TheoriesAbout Property Rights’. Third World Quarterly, 28 (8):1457–78.

O’Brien, K. and L. Li, 2006. Rightful Resistance in China.Cambridge: Cambridge University Press.

Oya, C., 2007. ‘Stories of Rural Accumulation in Africa:Trajectories and Transitions among Rural Capitalistsin Senegal’. Journal of Agrarian Change, 7 (4): 453–94.

Palmer, R., 2007. Literature Review of Governance andSecure Access to Land. London: DFID.

Patel, R., 2006. ‘International Agrarian Restructuring andthe Practical Ethics of Peasant Movement Solidarity’.Journal of Asian and African Studies, 41 (12): 71–93.

Peluso, N., 1992. Rich Forests, Poor People: Resource Con-trol and Resistance in Java. Berkeley,CA: Universityof California Press.

Pereira, J., 2007. ‘The World Bank’s “Market-Assisted”Land Reform as a Political Issue: Evidence from Bra-zil (1997–2006)’. European Review of Latin Ameri-can and Caribbean Studies, (82): 21–49.

Peters, P., 2004. ‘Inequality and Social Conflict Over Landin Africa’. Journal of Agrarian Change, 4 (3): 269–314.

Petras, J., 1997. ‘Latin America: The Resurgence of theLeft’. New Left Review, (223): 17–47.

Putzel, J., 1992. A Captive Land: The Politics of AgrarianReform in the Philippines. New York: Monthly ReviewPress.

Putzel, J., 1995. ‘Managing the “Main Force”: The Com-

Page 252: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

237

munist Party and the Peasantry in the Philippines’.Journal of Peasant Studies, 22 (4): 645–71.

Razavi, S., 2003. ‘Introduction: Agrarian Change, Genderand Land Rights’. Journal of Agrarian Change, 3 (1/2): 2–32.

Rosset, P., 2006. ‘Agrarian Reform and Food Sovereignty’.A paper prepared for and presented at the Land, Pov-erty, Social Justice and Development Conference at theInstitute of Social Studies (ISS) in the Hague, the Neth-erlands, 9–14 January 2006.

Rosset, P. with M.E. Martinez, 2005. Participatory Evalu-ation of La Vía Campesina. Oslo: Norwegian Devel-opment Fund.

Rosset, P., R. Patel and M. Courville, eds, 2006. PromisedLand: Competing Visions of Agrarian Reform. Oak-land, CA: Food First Books.

Sassen, S., 2006. Territory, Authority, Rights: From Medi-eval t o Global Assemblages.Princeton,NJ: PrincetonUniversity Press.

Sauer, S., 2003. ‘A Ticket to Land: The World Bank’s Mar-ket-Based Land Reform in Brazil’. In The NegativeImpacts of World Bank Market-Based Land Reform,eds F. Barros,

S. Sauer and S. Schwartzman, 45–102. Brazil: ComissãoPastoral da Terra, Movimento dos TrabalhadoresRurais Sem Terra (MST).

Sauer, S., 2007. ‘Rural Social Movements and Democrati-zation in Brazil’. Paper presented at the Rural Democ-ratization Workshop, Transnational Institute,Amsterdam, 5–6 October 2007.

Scholte, J.A., 2002. ‘Civil Society and Democracy in Glo-bal Governance’. In The Global Governance Reader,ed. R. Wilkinson, 322–40. London: Routledge.

Scott, J., 1985. Weapons of the Weak. New Haven, CT:Yale University Press.

Page 253: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

238

Smith, J. and H. Johnston, 2002. Globalization and Resis-tance: Transnational Dimensions of Social Move-ments. Lanham, MD: Rowman and Littlefield Pub-lishers.

Spoor, M., ed., forthcoming. Contested Land in the ‘East’:Land and Rural Markets in Transition Economies.London: Routledge.

Stedile, J.P., 2002. ‘Landless Battalions: The Sem TerraMovement of Brazil’. New Left Review, 15: 77–105.

Stedile, J.P., 2007. ‘The Class Struggles in Brazil: The Per-spective of the MST’. In ‘Global Flashpoints: Reac-tions to Imperialism and Neoliberalism’, Socialist Reg-ister 2008, eds L. Panitch and C. Leys. London: Mer-lin Press.

Tadem, E., 1996. ‘Reflections on NGO-PO Relations’.Paper presented at the NGO Parallel Forum to the VíaCampesina International Assembly, April 1996,Tlaxcala, Mexico. Vía Campesina Tlaxcala unpub-lished documents.

Tarrow, S., 1994. Power in Movement: Social Movements,Collective Action and Politics. Cambridge: CambridgeUniversity Press.

Tarrow, S., 2005. The New Transnational Activism. Cam-bridge: Cambridge University Press.

Tilly, C., 2004. Social Movements, 1768–2004. Boulder,CO: Paradigm Publishers.

Van Donge, J.K., with G. Eiseb and A. Mosimane, 2007.‘Land Reform in Namibia: Issues of Equity and Pov-erty’. In Land, Poverty and Livelihoods in an Era ofGlobalization, eds H. Akram Lodhi, S. Borras and C.Kay, 284–309. London: Routledge.

Veltmeyer, H., 1997. ‘New Social Movements in LatinAmerica: The Dynamics of Class and Identity’. Jour-nal of Peasant Studies, 25 (1): 139–69.

Page 254: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

La Via Campesina dan Kampanye Global Reforma Agraria

239

Vía Campesina, 2000a. ‘Struggle for Agrarian Reform andSocial Changes in the Rural Areas’, Bangalore, India.Jakarta: Vía Campesina.

Vía Campesina, 2000b. Draft ‘Vía Campesina PositionPaper: International Relations and Strategic Alliances’,discussed during the III International Conference inBangalore. Jakarta: Vía Campesina.

Vía Campesina, 2004. ‘Debate on Our Political Positionsand Lines of Actions: Issues proposed by the ICC-VíaCampesina for regional and national discussion inpreparation for the IV Conference’, in IV InternationalVía Campesina Conference, pp. 45–58. Jakarta: VíaCampesina.

Vía Campesina, 2006. ‘Violations of Peasants’ HumanRights: A Report of Cases and Patterns of Violence’.Vía Campesina document. Jakarta: Vía Campesina.

Vía Campesina-FIAN, 2003. ‘International Seminar onAgrarian Reform and Gender: Declaration ofCochabamba’. Heidelberg: FIAN.

Vianna, A., 2003. ‘The Inspection Panel Claims in Brazil’.In Demanding Accountability: Civil Society Claimsand the World Bank Inspection Panel, eds D. Clark, J.Fox and K. Treakle, 145–66. Lanham, MD: Rowmanand Littlefield.

Walker, C., 2003. ‘Piety in the Sky? Gender Policy and LandReform in South Africa’. Journal of Agrarian Change,3 (1/2): 113–48.

World Bank, 2003. Land Policies for Growth and PovertyReduction. Washington, DC: World Bank.

Wright, A. and W. Wolford, 2003. To Inherit the Earth:The Landless Movement and the Struggle for a NewBrazil. Oakland, CA: Food First Books.

Yashar, D., 2005. Contesting Citizenship in Latin America:The Rise of Indigenous Movements and the Post-Lib-eral Challenge. Cambridge: Cambridge University Press.

Page 255: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

240

Page 256: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

241

Pendahuluan

Salah satu perkembangan globalisasi yang paling me-ngejutkan di akhir abad 20 adalah menjamurnya keber-adaan gerakan tani tak bertanah yang terkenal di seluruhdunia. Bahkan saat pertanian skala kecil semakin berkurangperannya di sektor ekonomi global dan perpindahanpenduduk dari wilayah pedesaan ke perkotaan semakinmeningkat, para buruh tak bertanah dan petani-petani kecilbergabung bersama untuk menuntut akses terhadap tanahdan kebijakan pembangunan ekonomi baru yang memprio-ritaskan keberlanjutan dan ketahanan pangan komunitaslokal. Dari Brazil ke Meksiko hingga Afrika Selatan danFilipina, gerakan sosial akarrumput dan ornop-ornop(organisasi nonpemerintah) yang memiliki perhatian padaisu yang cakupannya luas ini telah mengartikulasikan upayamereka melalui pertemuan-pertemuan dan organisasi-organisasi transnasional, seperti yang mudah diidentifikasi

5‘MOBILISASI YANG LAMBAN’:

JARINGAN PETANI TRANSNASIONAL DAN ORGANISASI

AKAR RUMPUT DI BRAZIL DAN AFRIKA SELATAN

Brenda Baletti, Tamara M. Johnsondan Wendy Wolford

Page 257: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

242

di masa kini adalah ‘Transnasional Peasant Network’(Jaringan Tani Transnasional, selanjutnya disebut JTT)yang mengorganisir perjuangan secara global untuk ma-syarakat desa dan ‘hak untuk memiliki hak’ mereka(Desmarais 2007; Edelman 1998).

Ini adalah saat bersejarah bagi aktivisme transnasionalyang lebih luas: jaringan gerakan berskala global dapatmembangkitkan gairah membara di arena akademik danpolitik karena berpotensi menghindari politik lokal maupunnasional dengan mengatasnamakan isu-isu universal sepertihak asasi manusia, akses terhadap tanah, konservasilingkungan, hak perempuan, dan lain sebagainya. Isu-isuuniversal seperti itu disebarkan sebagian untuk menapislogika universalisasi globalisasi ortodoks. Karena kami barumenyadari dan memahami jaringan-jaringan seperti ini, diawal pekerjaan kami banyak yang terfokus pada kemam-puan pemberdayaan gerakan berbasis-wilayah untuk‘meningkatkan skalanya’ (Smith 1993), terutama denganmengambil potensi gerakan sosial ‘transnasional’ begitusaja. Analisa keragaman hubungan dan konteks yangdilokalisasi berdasarkan tempat di mana jaringan trans-nasional ini berada baru dilakukan belakangan ini (lihatEdelman 2005a, 2005b; Featherstone 2003; Routledge etal. 2007). Arahan analisa seperti ini penting karena jaring-an-jaringan sosial transnasional berusaha menciptakansesuatu yang baru – seperti yang dikatakan DavidFeatherstone, mereka adalah ‘pembangkit’ politik bentukbaru – pada saat yang bersamaan mereka juga merupakankompilasi hubungan dan karakteristik secara historis(Featherstone 2003). Meskipun tampaknya sudah jelas,menurut kami arahan analisa seperti ini menimbulkanberbagai implikasi yang dapat diperhitungkan terhadapstudi JTT.

Dalam bab ini, kami menganalisa dinamika politikJTT kontemporer dengan cara membandingkan dua

Page 258: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

243

gerakan: Movimento Dos Trabalhadores Rurais Sem Terra(MST) Brazil dan Landless People’s Movement (LPM/Gerakan Rakyat Tak Bertanah) Afrika Selatan. MST yangdidirikan tahun 1984 memiliki pengikut dalam negeriterbesar dari gerakan sosial manapun dalam jaringantransnasional, karena itulah MST ditempatkan di ujungtombak perjuangan internasional yang lebih luas. Dalamjangka waktu yang singkat setelah pembentukannya ditahun 2001, LPM juga cukup banyak menarik perhatianinternasional karena potensinya dalam memobilisasikepedulian akarrumput terhadap pembaruan agraria diAfrika Selatan. Kami berpendapat bahwa dalam kontekslokal maupun transnasional dibutuhkan dalam mengana-lisa kedua gerakan tersebut – baik MST maupun LPM tidakakan dapat dipahami dengan baik dan jelas di luar kontekstransnasional (khususnya konteks JTT). Bagaimana keduagerakan ini terhubung dengan transnasionalisme jugahanya akan dapat dipahami dengan baik dalam kontekskondisi politik, sosial, dan ekonomi lokal di Brazil danAfrika Selatan secara terpisah – namun kami maju selang-kah lebih jauh untuk membangun sebuah teori ‘mobilisasiyang lamban’ (berdasarkan teori Alexander Gerschenkrondi tahun 1952 mengenai ‘pembangunan yang lamban’).Teori kami tentang mobilisasi yang lamban merupakansebuah upaya untuk menggabungkan geografi dan sejarahdalam studi gerakan transnasional kami. Tempat dan skalamemang penting, namun begitu juga dengan waktu: dalamsistem dunia yang terkoneksi, apa yang dilakukan satu nega-ra/wilayah/kelompok pada satu waktu akan mempenga-ruhi semua hal yang terjadi selanjutnya, seringkali bahkansecara langsung (lihat juga McMichael 1990).

Dalam sebuah jaringan transnasional, salah satu man-faat yang paling nyata adalah pertukaran ide, pengalaman,dan informasi (Keck dan Sikkink 1998), namun pertukaran

Page 259: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

244

ini tidak terjadi dalam satu kekosongan, melainkan terjadidalam konteks bersituasi historis dan bermuatan kekuasaandari satu sistem dunia yang tak samarata. Karena itu, dalamperbandingan yang kami lakukan terhadap MST dan LPM,kami berpendapat bahwa LPM adalah ‘pelaku mobilisasiyang lamban’, dan karena itu LPM telah mengalami keun-tungan maupun kerugian bergabung dengan JTT. Sejakterorganisir di tahun 1984, para aktivis MST dari Brazilmembantu melatih, mendidik, dan menginspirasi paraaktivis Afrika Selatan setelah LPM terbentuk pada tahun2001. Namun kunci keberhasilan MST ternyata tidak cocokdan tidak berhasil diterapkan dalam konteks Afrika Selatan.Di satu sisi, pengalaman dan saran MST membantu LPMuntuk membangun strategi dan memperoleh pengakuan;di sisi lain, LPM mengalami kesulitan untuk menerjemah-kan keberhasilan internasional MST yang begitu spekta-kuler ke dalam kampanye akarrumput yang organik. Padaakhirnya, transfer pengetahuan gerakan dari MST kepadaLPM mungkin bisa berhasil meskipun dalam jangka waktuyang panjang untuk LPM ini.

Menurut kami keberhasilan MST di Brazil terletakpada tiga elemen utama: pertama, MST dibangun melaluikepemimpinan pemuda-pemudi yang merupakan anakpara petani kecil – para pemimpin ‘organik’ yang lahir darigerakan mereka sendiri sehingga dapat mempertahankansatu hubungan ideologis yang kuat dalam perjuanganmereka untuk masa depan petani kolektif; kedua, gerakanini bersikukuh melakukan aksi okupasi lahan secaralangsung sebagai strategi utama dalam menekan pemerin-tah untuk mengalihkan pemilikan lahan – okupasi-okupasiini secara publik merupakan hal yang logis bagi gerakandan juga memberi kesempatan bagi anggota gerakan untukmembangun solidaritas; ketiga, sejak kelahirannya, gerakanini berusaha mempertahankan otonominya dari negaraBrazil, memastikan kepemimpinannya tidak terlibat dalam

Page 260: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

245

kerjasama dengan politik ‘serampangan’ sistem pemiluBrazil (Mainwaring 1995). Karena itulah kemudian MSTberhasil menerjemahkan kesuksesan nasional ke dalaminternasionalisme petani yang baru. Gerakan ini kemudianmenyebarkan pesannya dan memperluas basis dukung-annya di tahun 1990.

Ketika MST telah menjadi aktor transnasional yangberpengaruh, para aktivis gerakan berkelana ke berbagaitempat seperti Afrika Selatan untuk mendorong danmemberi masukan pada para aktivis pedesaan di sana.Sayangnya, strategi utama MST untuk mobilisasi – yaituokupasi tanah – menjadi bumerang dalam konteks AfrikaSelatan. Contoh yang terdekat yaitu ketegangan ras di Zim-babwe membuat okupasi tanah secara politik memiliki dayaledak di Afrika Selatan. Okupasi juga sulit diorganisir olehLPM karena gerakannya tidak mampu mengadopsi keduaelemen kesuksesan MST lainnya: kepemimpinan yangdibangun melalui pengalaman akarrumput serta otonomidari organisasi masyarakat sipil dan negara.

Kesulitan-kesulitan menerjemahkan strategi gerakanini tentunya bukan merupakan dampak dari mobilisasi yanglamban dan juga tidak bertanggung jawab terhadapkesuksesan atau kegagalan land reform di dua negaratersebut. Argumen kami secara spesifik berkaitan denganmobilisasi sosial. Di sini kami berpendapat bahwamengorganisir secara transnasional tidak dapat dipandangbaik secara menyeluruh. Namun, para peneliti dan aktivisgerakan perlu mencoba dan memahami di bawah kondisi-kondisi apa saja transnasionalisme kemudian memberikankeuntungan atau kerugian. Seperti para praktisi pem-bangunan terdahulu yang tidak selalu memeriksa spesifikasikonteks di mana pembangunan dilaksanakan (Ferguson1994), kami berpendapat bahwa menerapkan pengorga-nisasian transnasional begitu saja secara terburu-buru akanmenafikan kekhususan geografis dan historis.

Page 261: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

246

Selanjutnya dalam bab ini kami menggambarkankonteks politik dan ekonomi distribusi tanah di Brazil danmenggunakan wawancara yang dilakukan terhadap paraaktivis MST untuk mengkerangkakan ketiga faktor yangpaling mempengaruhi pada keberhasilan gerakan. Setelahmengkerangkakan transformasi dan pengaruh MST, kamikemudian menjelaskan asal muasal dan lokasi LPM dalamperdebatan pahit mengenai restitusi dan reformasi tanahsaat kebangkitannya pada tahun 1994 yang mengakhiriapartheid di Afrika Selatan. Kami menganalisa duawawancara dengan pimpinan gerakan yang kritis untukmembangun dan memposisikan analisa kami.

Dari Para Pemukim Liar Hingga Sem Terra: KebangkitanMST di Tahun 90-an

Brazil merupakan salah satu negara yang distribusikepemilikan tanahnya paling tidak merata di dunia.Ketidakmerataan ini merupakan warisan dari kolonisasidan masyarakat perkebunan Portugis yang memperkenal-kan dan menerapkan hierarki sosial rasialis dalam kepe-milikan tanah dan hubungan perburuhan (Schwartz 1985).Produksi tebu mendorong pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun awal kolonial, dan pola penguasaan lahan mereflek-sikan kecenderungan kerajaan Portugis terhadap pengu-asaan lahan berskala besar. Namun demikian, selainperkebunan-perkebunan, para petani berlahan sempitdiizinkan berkembang. Di awal 1800-an, para penguasalahan sempit melesatkan pertumbuhan penduduk danmengakibatkan depresi agrikultur di Brazil. Merekamenggarap dan menempati wilayah perbatasan bagianselatan negara. Meskipun para pemilik perkebunan men-coba menghalangi para imigran baru memperoleh tanahsendiri sehingga mereka harus menjadi buruh untukmemperoleh hasil panen (Viotti da Costa 2000), sebuahpekelas tani tumbuh dan berkembang di bagian selatan

Page 262: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

247

Brazil bersamaan dengan tumbuhnya pemukiman baru diwilayah perbatasan (di utara dan barat tengah). Di akhirtahun 50-an, populasi Brazil didominasi oleh masyarakatpedesaan (75 persen), meskipun 85 persen dari populasiitu hidup dan bekerja di lahan seluas hanya 10 persen dariyang ada.

Ketidakmerataan kepemilikan lahan ini menimbul-kan ketidakpuasan masyarakat pedesaan hingga kemudianmeletus pada tahun 60-an ketika mobilisasi rakyat untukakses atas tanah mulai menyebar di seluruh Brazil dan LatinAmerika. Pada masa itu, para petani dan buruh tani tum-buh semakin radikal. Mereka diorganisir oleh serikatdagang pedesaan, berbagai faksi kelompok Komunis Bra-zil, dan Gereja Katolik (Forman 1975; Maybury-Lewis1994; Pereira 1997; Santos and Costa 1998). Ketika itubanyak pemerintahan di Amerika Latin mulai mengim-plementasikan reforma agraria (de Janvry 1981; de Janvryet al. 2001; Grindle 1986), namun di Brazil, upaya reformasiyang gigih mengancam elit penguasa tanah yang berkuasa.Di tahun 1964, sebuah kup militer menjalankan peme-rintahan otoriter yang bisa mempertahankan kekuasaanselama 21 tahun (Hall 1990; Reis 1990). Sejak berkuasapemerintahan militer membangun strategi bercabang duauntuk mengatasi keresahan masyarakat pedesaan: di satusisi, masyarakat pedesaan yang miskin (atau penggerak tani)direlokasi ke daerah perbatasan kolonisasi baru, sepertiwilayah hutan hujan Amazon; sementara di sisi lain,pertanian skala besar ditargetkan untuk modernisasiinisiatif pemerintah (state-led modernization) dalam upayameningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantunganBrazil pada petani kecil.

Di akhir tahun 70-an, negara otoritarian mulaimelemah. Ketika militer mulai menarik diri dari kekuasaan,para petani tak bertanah dan buruh-buruh pedesaan mulaimembentuk pemukiman-pemukiman liar di seluruh negeri

Page 263: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

248

yang terkonsentrasi di wilayah selatan negara bagian RioGrande do Sul, Santa Catarina dan Paraná (Fernandes1999). Dengan terjadinya restorasi demokrasi di Brazil padatahun 1985, tuntutan untuk akses atas tanah mulai merebakdi mana-mana dengan kekuatan yang diperbarui. Tuntutanini menjadi bagian dari ‘budaya politik nasional’ sebagianbesar karena pembentukan gerakan sosial baru seperti MST(Gohn 1997; Novaes 1998). Para aktivis bersama MSTmemobilisasi para buruh pedesaan untuk mengokupasiperkebunan-perkebunan yang tidak produktif, denganmenggunakan Pasal 186 Undang-Undang Dasar Brazilsebagai alas hak terhadap properti ‘tidak produktif ’ yangtidak digunakan untuk kepentingan masyarakat umum(lihat Branford dan Rocha 2002; Fernandes 1999; Wrightdan Wolford 2003). Selama itu, MST dapat membangun‘daftar usulan’ yang cerdas (Tilly 1978) meliputi berbagaipemberian ruang secara simbolis seperti properti bertanah,bangunan pemerintah, dan jalan-jalan umum.

Di akhir tahun 90-an, kehendak politik untukmelaksanakan reforma agraria di Brazil semakin meningkatkarena seruan nasional dan internasional terhadap duapembunuhan massal yang kejam. Di tahun 1995, sepuluhpemukim liar tak bertanah dibunuh di Corumbiara,Rondônia dan hanya setahun kemudian, 19 pemukim liartak bertanah dibunuh di jalan raya saat mereka berbarismenuju ibukota negara bagian Pará. Kedua peristiwa ini –yang kedua sempat tertangkap rekaman video – menjadisalah satu sebab meningkatnya keterkenalan kemiskinandi pedesaan, kekerasan, dan MST (Ondetti 2001; Pereira2003). Di tahun 1997, presiden Cardoso membuat pemu-kiman untuk 80.000 keluarga, hampir dua kali lipat daripemukiman pada tahun pertama kepresidenannya (Car-doso 1997). Sejak 1994 hingga 1998 anggaran tahunanuntuk pelaksanaan reforma agraria berlipat lebih dari limakali (Seligmann 1998). Luis Inacio ‘Lula’ da Silva, yang

Page 264: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

249

memenangkan kepemimpinan eksekutif pada tahun 2002,berjanji melanjutkan upaya reforma agraria, meskipunpengalaman administrasinya telah dicampur aduk (Deeredan Medeiros 2007).

Selama pertengahan tahun 1990-an, saat MST meraihketerkenalan secara nasional, gerakannya juga meraihketerkenalan secara internasional. Pengaruh dan upayaMST sebagai organisasi melesat tinggi, sebagian karenaadanya seruan internasional terhadap pembunuhan massalyang terjadi. Setelah tahun 90-an, MST berubah dari ge-rakan para ‘gelandangan’ dan pemukim liar yang dianggapremeh dan termarjinalkan menjadi gerakan sosial yang ‘pal-ing kuat dan terorganisir dengan baik sepanjang sejarahBrazil’ (Petras 1997, 18). Saat ini gerakan tersebut memilikisekitar dua juta anggota (meskipun angka ini bisa diper-debatkan dan sebagian bahkan memperkirakan jauh lebihsedikit dari itu) yang menempati pemukiman-pemukimanland reform yang didanai pemerintah atau tinggal di‘tempat perkemahan’ sementara sambil menunggu resolusiakhir dari klaim mereka terhadap tanah. Lebih dari 70.000orang menghadiri Kongres Nasional MST Kelima padatahun 2007.

Dalam menginternasionalisasi perjuangan atastanahnya, MST memandang dirinya sebagai perwakilandari semua pihak yang telah dimarjinalisasi oleh proyekkapitalisme modern global. Melalui ekspansi yang luarbiasa dari basisnya, gerakan ini menjadi aktor pentingdalam sistem gerakan nasional dunia dan berkomitmenuntuk menjadi bagian dari gerakan anti-neoliberal dan anti-globalisasi. MST juga menjadi salah satu kelompok yangpaling aktif dan berpengaruh dalam mengorganisir VíaCampesina (Cara Petani), gerakan payung petaniinternasional.

Page 265: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

250

Metode Kebangkitan: Kepemimpinan, Okupasi DanOtonomi

Ada banyak alasan bagi keberhasilan MST baik diBrazil maupun secara internasional, namun ada tiga yangpaling utama. Pertama, MST membangun sirkuit ‘pro-fesionalisasi’ kepemimpinan yang sangat kuat, di manapemimpin-pemimpin baru melakukan perjalanan kelilingnegeri, belajar di pusat-pusat pembentukan MST sertamembangun ikatan-ikatan baru dengan aktivis-aktivis dananggota-anggota gerakan lokal; kedua, MST selalumenekankan okupasi tanah sebagai strategi utamanya,okupasi-okupasi ini bertindak sebagai sumber-sumberkepemimpinan baru, solidaritas gerakan dan keberadaansecara politis; dan ketiga, MST menjaga teguh otonominyabaik dari negara maupun dari berbagai lembaga yangmapan, seperti Gereja Katolik atau ornop-ornop, dengancara membangun yang berjarak dari politik kekuasaanresmi yang individualis dan tak dapat diandalkan.

Strategi Kesuksesan #1: Kepemimpinan

Banyak akademisi dan pengamat menghubungkankebangkitan MST yang demikian pesat dengan kepe-mimpinannya yang mengabdi (Petras 1997; Wright danWolford 2003). Banyak pimpinan MST yang direkrut dariinstitusi yang kekiri-kirian – seperti agama yang diorganisir,serikat dagang pedesaan atau Partai Pekerja – atau dariokupasi tanah itu sendiri. Banyak pimpinan-pimpinanawalnya adalah anak-anak dari petani kecil yang diper-kenalkan pada gerakan melalui Gereja-gereja Katolik danLutheran (Houtzager dan Kurtz 2000).

Begitu gerakan mulai mengorganisir okupasi, parapemuda dan pemudi yang berpartisipasi mempelajaritujuan dan ideologi gerakan. Mereka merupakan sebagiandari anggota yang paling berkomitmen, dan mereka juga –

Page 266: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

251

mungkin ironisnya – adalah orang-orang yang paling kecilkemungkinannya untuk memenangkan akses atas tanahsaat pemerintah mengalihkan properti (Rosa 2007).Pemerintah secara legal terikat untuk memprioritaskankeluarga daripada orang-orang dewasa atau pemuda yangbelum menikah. Karena itulah para pemuda dan pemudiyang tidak memiliki pasangan atau anak dikirimkan darisatu okupasi ke okupasi yang lain dan meradikalisasipandangan politik mereka dalam perjalanannya. Begitudirekrut, para pimpinan MST diharapkan bisa melakukanperjalanan ke manapun dan kapanpun demi gerakan danperjuangan. Mobilitas politis ini membantu gerakan untukmemperluas keanggotaannya dari selatan ke bagian lainnegara pada pertengahan tahun 90-an.

Sejalan dengan bertumbuhnya MST, perkembanganpimpinan-pimpinan muda seperti itu tetap menjadi prioritasgerakan. Hal ini terlihat dalam halaman-halaman yangdimuat koran MST sendiri, yang diterbitkan setiap bulansejak akhir tahun 80-an. Sebuah kolom bulanan dalamJornal Sem Terra (Koran Bagi Kaum Tak Bertanah) menyo-roti akarrumput yang mengorganisir para aktivis (mili-tantes) yang dilahirkan sendiri melalui wawancara denganorang-orang yang berbeda setiap bulannya dari seluruhnegeri. Semua aktivis tersebut memberi cerita yang serupamengenai kontak awal mereka dengan gerakan, yaitumelalui partisipasi dalam okupasi atau demonstrasi, jatuhcinta pada gerakan, memanjat tangga kepemimpinanmelalui pelatihan resmi oleh gerakan dan kemudian bekerjasebagai organiser. Melalui kerja para pimpinan inilah aksilangsung tetap menjadi strategi gerakan utama karenameskipun gerakan ini secara strategis semakin membesar,para pimpinan tadi masih terus bekerja secara lokal dalamperjuangan untuk memperoleh tanah, memobilisasi rakyatuntuk melakukan okupasi, mengorganisir pemukiman-pemukiman, serta merekrut dan melatih pimpinan-

Page 267: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

252

pimpinan baru yang kemudian pindah ke tempat-tempatbaru untuk menjalankan aktivitas-aktivitas yang sama.

Pada bulan Juni 2007, kami mewawancara Julia(bukan nama sesungguhnya), seorang pimpinan MST dinegara bagian Paraíba yang merupakan contoh yang sangatbaik sebagai pimpinan MST yang mengabdi. Kamimewawancara Julia di kantornya di João Pessoa, ibukotanegara bagiannya. Kota ini berlokasi di wilayah pantaitropis yang lembab, dikelilingi oleh tebu dan pemukimanyang membesar. Julia jelas terlihat sangat lelah. Dia bangunsejak pukul 4:00 pagi untuk menangani urusan-urusan re-gional bagi gerakan sosial transnasional, Vía Campesina.Baru-baru ini dia ditunjuk sebagai perwakilan MST untukVía Campesina di negara bagiannya. Karena baru sajadimulai, tentunya pekerjaannya banyak sekali. Julia jugamengkoordinasi satu kelompok donor yang sedangberkunjung dari Itali: sembilan pemuda dan pemudi Itali,yang mendermakan uangnya untuk MST, datang keParaíba untuk melihat langsung bagaimana uang merekadipergunakan. Julia duduk dengan enggan untuk wawan-cara ini, mengeluarkan rokok dan menyilangkan tangandengan erat di dadanya.

Julia tumbuh jauh dari João Pessoa di bagian selatannegara bagian Santa Catarina. Dia dibesarkan di sebuahdesa kecil tanpa listrik dan tumbuh besar sambil bekerja dipertanian keluarganya. Keluarganya tidak berada, katanya,namun dia selalu bekerja keras dan tidak pernah bolossehari pun dari sekolah. Ketika sudah cukup dewasa, diamulai mempelajari agama dengan maksud ingin menjadibiarawati, namun perkenalan dengan Teologi Liberasi digereja menginspirasinya untuk bergabung dengan aktivismedan dia menjadi seorang yang militan dalam ComissãoPastoral da Terra (CPT/Komisi Tanah Pastoral), sebuahgerakan gereja yang (selain kegiatan lainnya) bekerjasebagai fasilitator untuk kaum tak bertanah dalam

Page 268: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

253

perjuangan mereka memperoleh tanah. Namun demikian,dua tahun kemudian Julia meninggalkan CPT hanyakarena, menurutnya, ‘MST dilahirkan’. Julia mendengartentang MST melalui kerja-kerja religiusnya. Di tahun 1989gerakan mengirimnya – bersama 19 aktivis lainnya dariselatan (termasuk di dalamnya Jaime Amorim, seorangpimpinan yang cukup terkenal dari negara bagianPernambuco, yang dibesarkan di seberang jalan rumahJulia) – ke timurlaut untuk membantu mengembangkanpemukiman baru di wilayah tersebut. Pada saat itu, MSTmasih merupakan sebuah gerakan yang muda dan kecil.Ini menarik bagi Julia karena, mengutip kata-katanya,“MST ini adalah sebuah gerakan dari rakyat bukan untukrakyat” (meskipun Julia, seperti banyak pimpinan lain yangterkenal, tidak memperoleh tanahnya sendiri melaluigerakan ini). Selama tahun 90-an, Julia tinggal dan bekerjadi Bahia, Pernambuco, Maranhão, dan Paraíba, mendidikbasis akarrumput gerakan dan melatih para pimpinannya.Bahkan setelah 18 tahun hidup di timurlaut, jauh darikeluarganya, Julia masih bersedia pergi ke manapungerakan membutuhkannya. Melalui model memindahkanpara pimpinan dari satu tempat ke tempat lain untukmendidik dan melatih militan-militan lain ini gerakan bisameraih – seperti kata Julia, ‘hegemoni di seluruh Brazil’.

Merekrut dan melatih para pimpinan muda baruadalah sebuah strategi kunci gerakan dan tanggung jawabutama bagi banyak pimpinan. Pimpinan lain di bagiantimur laut yang diwawancara yaitu Brenda dan Wendymenerangkan mengenai pentingnya mengalihkan tanggungjawab kepemimpinan pada generasi yang lebih muda:“masalahnya adalah adaptasi, jika [tidak mendapat pim-pinan baru], kami akan menua dan pemukiman-pemukim-an pun demikian, karena mereka akan mulai melakukansesuatu yang didasarkan pada kepala-kepala orang tua, kautahu … Idenya adalah mempersiapkan [pemuda], agar

Page 269: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

254

mereka melangkah ke depan dan mengambil tanggungjawabnya”.

Strategi Kesuksesan #2: Okupasi Tanah

MST telah membangun serangkaian strategi untukmempromosikan agendanya, namun okupasi tanah terusmenjadi senjata politis utama bagi gerakan (Fernandes2007). Okupasi adalah peristiwa yang telah direncanakandengan matang dan pada umumnya mengikuti naskahstandar. Para aktivis mengadakan pertemuan dan mengor-ganisir di ‘basis’ selama berbulan-bulan sebelum memilihwilayah yang diokupasi. Biasanya properti yang dipilihadalah yang tidak dapat memenuhi fungsi sosialnya(menurut Undang-Undang), yaitu tidak produktif atauyang tidak jelas statusnya. Kemudian para aktivis memper-siapkan anggota sebelum tiba hari yang dipilih. Merekamemberi tahu semua partisipan agar siap saat diajak, tastelah siap di balik pintu, siap di tempat saat bis atau vanatau truk datang. Okupasi biasanya dilakukan di malamhari saat kecil kemungkinan terdeteksi. Begitu berada dilahan, para aktivis mengorganisir pendirian tenda-tendaplastik hitam kecil di mana setiap keluarga akan tinggalhingga negosiasi dengan pemerintah (atau dengan senjatapribadi tuan tanah) dimulai. Okupasi-okupasi seringkalidikoordinasikan di wilayah yang lebih luas – senegarabagian atau bahkan senegara – sebagai usaha memperkuattuntutan-tuntutan lokal atas tanah. Seperti yang dikatakansalah seorang pimpinan di wilayah timur laut:

Bukan kami yang memutuskan bagaimana segala sesuatu[dalam sebuah okupasi] berlangsung. Ada arahan-arahandi negara bagiannya juga, lho. Misalnya, ketika kamimengokupasi di sini [di Paraíba], kami tidak hanyamengokupasi satu properti di sini. Ini kapasitas yangkami miliki: kami mengokupasi di sini dan mengokupasi

Page 270: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

255

properti lain di wilayah lain di negara bagian ini secaraserempak. Mereka merencanakan aksinya bersamadengan wilayah-wilayah lain di negara bagian yang samasehingga tenaga kami bisa lebih kuat.

Okupasi memberi peluang bagi produksi dan repro-duksi gerakan: di sinilah banyak (meskipun tentunya tidaksemua; lihat Wolford 2006) anggota gerakan yangmenyadari bagaimana sesungguhnya gerakan itu (Fernan-des 2007). Mereka mungkin ikut okupasi karena didorongteman atau organiser gereja mereka, atau karena sudahmerasa putus asa untuk berusaha melakukan hal lain agarmereka mendapatkan lahan. Tapi sekali bergabung, orangseringkali terjerat dalam intensitas peristiwa politis tersebut.Para pimpinan gerakan mengadakan pertemuan secarareguler selama okupasi agar rakyat tetap sibuk dan siap padakemungkinan memenangkan akses terhadap tanah. Selamaokupasi juga pimpinan-pimpinan muda direkrut. Baikdalam wawancara maupun berdasarkan pengalaman kami,para pimpinan memberi cerita serupa mengenai keterli-batan awal mereka dalam gerakan melalui sebuah okupasiyang berujung pada kemenangan orang tua mereka atassebidang tanah dan mereka mulai bekerja mengorganisirbasis gerakan.

Strategi Kesuksesan #3: Otonomi

Ketika MST menyelenggarakan Kongres NasionalPertama pada tahun 1985, terjadi diskusi mengenai apakahgerakan ini perlu bekerja di dalam Gereja Katolik ataubergerak sendiri. Para pimpinan yang terkemuka kemudianteringat bahwa para organiser dari gereja sendiri berpen-dapat mengenai kemandirian gerakan: MST perlu mem-bangun perjuangannya sendiri, tidak terikat oleh aliansitradisional atau cara-cara ‘berpolitik’ kuno (Branford danRocha 2002, 12). Sejalan dengan semakin kuatnya gerakan

Page 271: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

256

dan semakin solidnya demokrasi dalam negeri, semakinbanyak tarikan dari pemerintah untuk bekerja lebih dekat:dua sosiologis pedesaan yang terkemuka beranggapanbahwa MST kehilangan kesempatan historisnya untukmenjalin kepentingan buruh-buruh pedesaan denganpemerintah negara bagian (de Souza Martins 2003; Navarro2002). MST tetap tak bergeming pada setiap saran afiliasipolitik apapun. Seperti yang dikatakan pimpinan yang pal-ing terkemuka gerakan ini, João Pedro Stedile, “analisiskami terhadap gerakan petani Amerika Latin Brazil telahmengajarkan bahwa kapanpun gerakan massa disubor-dinasi pada satu partai, maka ia akan dilemahkan olehdampak perpecahan dan pertempuran faksi dalam partaiitu sendiri … Gerakan harus bebas dari arahan politik luar”(2002, 80).

Proyek gerakan membangun hegemoni meliputialiansi dengan organisasi-organisasi lain seperti organisasireligius yang berbeda, serikat dagang kota dan pedesaan,serta politisi. Namun demikian, aliansi-aliansi ini secaraumum berfungsi sebagai hubungan bertujuan tertentu,bukan integrasi atau bahkan afiliasi. Dukungan dariorganisasi-organisasi lain yang cukup dikenal seperti Cen-tral Workers’ Union (CUT/Serikat Pekerja Pusat), Pasto-ral Land Commission (CPT/Komisi Tanah Pastoral), ataupara akademisi dan politisi dari Partai Pekerja, adalahdukungan yang biasa bagi gerakan, namun gerakan belumpernah mengkompromikan keotonomiannya.

Komitmen MST untuk otonomi terlihat dalam klaimyang dilakukan secara terus-menerus dan ketidaktergan-tungannya pada masyarakat sipil dan negara. MST meng-klaim otonomi dari negara, namun bukan berarti merekatidak bernegosiasi dengan negara atau hasil okupasi danpemukiman MST tidak bergantung pada negara untuksumberdayanya. Mereka menerima bantuan pangan yangdiberikan pada wilayah okupasi, tanah di dalam pemu-

Page 272: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

257

kiman, bantuan kredit untuk para pemukim, serta kekuatandan dukungan politik dari negara. Namun merekamengklaim bahwa semua itu merupakan hak bukanbantuan atau sumbangan. Meskipun selalu bernegosiasidengan negara namun tidak pada posisi yang bergantung,sehingga MST dapat mempertahankan klaim otonominya.

Julia juga membicarakan posisi gerakan terhadappemerintah federal. “Tiga musuh terbesar gerakan”,katanya, “adalah eksekutif, legislatif, dan judikatif ”; de-ngan kata lain adalah pemerintah. Dia juga mengkritikketidakefisienan National Institute for Colonozation andAgrarian Reform (INCRA/Lembaga Nasional untuk Kolo-nisasi dan Reforma Agraria), sebuah badan pemerintahyang bertanggung jawab melaksanakan reforma agraria.Julia berpendapat bahwa INCRA tidak kompeten dalammengambil alih lahan dan menyediakan asistensi pertanianuntuk para penghuni pemukiman, dia meyakini sebagianbesar penyebabnya adalah mayoritas pegawai INCRAmenentang proyek distribusi land reform.

Seorang aktivis lain di wilayah timurlaut menerang-kan ketidakpercayaannya pada pemerintah federal dalamkutipan berikut:

Secara hukum, INCRA bisa lebih sering datang [ke pe-mukiman], namun kami tidak mengizinkan. Maksudnyabegini: Aku dapat mengizinkan pegawai INCRA datangkemari dan mengatakan pada kami bahwa tetanggasebelah ini seharusnya tinggal di pemukiman [catatan:ini merujuk pada sengketa yang sedang berlangsung dipemukiman]. Namun kami lah yang menentukan,karena setelah pegawai pemerintah ini datang kemaridan mengatakan … bahwa tetangga ini punya hak,kemudian si pegawai kembali ke mobilnya dan pergi,sementara kami yang tinggal di sini masih belum lepasdari masalah … Karena itulah komunitas punya otonomi

Page 273: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

258

tertentu, sementara INCRA pergi dan melukis danmerenda [atau apapun yang dilakukannya] (Wawancara,Juli 2008).

Tanah Untuk Mereka yang Menggarapnya: KasusAfrika Selatan

Serupa dengan kasus Brazil, penguasaan atas lahanmerupakan tulang punggung kebijakan kolonial di AfrikaSelatan. Namun demikian, di Afrika Selatan kebijakan-kebijakan pembagian lahan yang rasial terbawa masuk kedalam negara bagian yang merdeka dan menjadikan petanikecil sulit berkembang. Hasilnya tuntutan kontemporer atastanah di Afrika Selatan kurang terorganisir untuk kembalipada pertanian sesuai dengan hakikatnya. Konsentrasinyalebih pada perjuangan yang lebih luas untuk kebijakankewarganegaraan, hak politik, reforma buruh, dan kese-jahteraan sosial. Perbedaan pengalaman antara Brazil danAfrika Selatan ini membuat para aktivis LPM kesulitanmenduplikasi strategi keberhasilan MST.

Meskipun bangsa Eropa telah tinggal di bagian selatanAfrika sejak tahun 1600-an, proses mengalienasi pendudukasli dari lahan mereka baru dimulai dengan gigih sejakditemukannya berlian di Kimberley pada tahun 1867 danemas di tempat yang sekarang disebut Johannesburg padatahun 1886. Penemuan mineral kaya di Afrika Selatan inimenarik perhatian kerajaan Inggris, sehingga tanah diwilayah ini menjadi lebih mahal. Tiga tahun setelahpembentukan Serikat Afrika Selatan, Undang-UndangTanah Penduduk Asli pada tahun 1913 dikeluarkan untukmengendalikan berbagai aktivitas Kulit Hitam di ataspermukaan tanah dan kepemilikan mereka atas tanah.Undang-Undang ini membatasi area okupasi bangsa Afrikaberdasarkan hukum: kecuali dengan izin khusus, para pen-duduk asli Afrika dipaksa untuk tinggal di penampungan-

Page 274: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

259

penampungan (Bantustans) yang terdiri atas hanya 7 persendari keseluruhan luas lahan. Undang-undang Tanah inidiikuti perundang-undangan baru pada tahun 1936 yangjuga menghapus bagi hasil dan sewa tanah digantikandengan sewa tenaga kerja (Sihlongonyane 2005; Thwala2006). Banyak akademisi yang menunjuk Undang-UndangTanah itu sebagai saat yang menentukan dalam prole-tarianisasi petani Afrika Selatan. Proletarianisasi sangatmempengaruhi pembangunan agrikultur kapitalis, karenapara petani yang dicabut hak miliknya seringkali menjadipekerja upahan di pertanian Kulit Putih atau menjadipekerja tambang (Ntsebeza 2007)128. Pencabutan hak milikjuga mengurangi kompetisi di antara para petani Kulit Putihdan menciptakan sebuah kelas buruh upahan yang bekerjadi pertanian-pertanian milik Kulit Putih dan di pertam-bangan-pertambangan. Meskipun Undang-Undang Tanahtidak berhasil mencabut hak milik semua bangsa Afrikaatau menghentikan mereka dalam memperjuangkan tanah,Undang-Undang ini mengakibatkan pembedaan yang lebihjauh di mana kaum tani bangsa Afrika kemudian dima-sukkan ke dalam satu kelas pemilikan tanah dan para petaniterusir yang pindah ke lahan-lahan tak bertuan, banyak diantaranya yang menjadi buruh-buruh migran (Hart 2002).Karena itulah kemudian ketidakmerataan akses atas tanahmenjadi komponen inti ekonomi politik Afrika Selatan(Thwala 2006).

Migrasi Kulit Hitam ke wilayah perkotaan juga diaturdan terutama dibatasi dengan ketat. The Buntu Consoli-dation Act (Undang-Undang Konsolidasi Bantu) di tahun

128 Pada tahun 1980-an, kepadatan penduduk rata-rata untuk adalah151 orang per kilo meter persegi, bandingkan dengan 19 orang perkilometer persegi di seluruh Afrika Selatan. Dimana kalangan kulitPutih Afrika Selatan telah surplus dalam perumahan, sementaradaerah kulit hitam mengalami defisit perumahan (Thwala 2006)

Page 275: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

260

1946, yang mengidentifikasi bangsa Afrika mana yangdiizinkan tinggal di wilayah perkotaan selama lebih dari72 jam, membuat buku tamu untuk mencatat dan memo-nitor pergerakan Afrika Selatan Kulit Hitam ke dalam kota-kota. Pemisahan ini dipertegas di tahun 1948 saat PartaiNasional meraih kekuasaan dan membuat Sistem Home-land. Sistem Homeland ini terdiri dari 10 teritori yangmemisahkan penduduk Kulit Hitam sesuai dengankesukuannya. Harapannya teritori ini dapat berlaku sebagaibangsa Afrika yang potensial. Native Laws AmendmentAct (Amandemen Undang-Undang Hukum PendudukAsli) yang baru pada tahun 1957 mengendalikan rekrutmendan pergerakan pekerja Kulit Hitam dengan ketat mulaidari penampungan-penampungan di pedesaan sampaipegawai-pegawai perkotaan di ‘Afrika Selatan Kulit Putih’.

Cousins (2006) berpendapat bahwa ‘penurunanpetani’ di Afrika Selatan memang disengaja dan merupakanbagian tak terpisahkan dari kebijakan segregasionis danApartheid yang berlangsung selama abad dua puluh.Disengaja maupun tidak, pertanian subsisten di kalanganrakyat pedesaan semakin jarang ditemukan sebagai sumberkehidupan dan rakyat di penampungan semakin dipaksauntuk bergantung pada kerja-kerja non-agrikultur. Antaratahun 60-an hingga 80-an, situasi semakin memburukketika 1,75 juta rakyat pedesaan direlokasi dan dikeluarkanterutama dari pertanian-pertanian Kulit Putih (65 persen)dan lahan bebas milik bangsa Afrika (35 persen). Kondisiini menghapus persewaan tenaga kerja dan para pemukimliar secara efektif (Hart 2002, 89). Meskipun 70 persenmasyarakat di pemukiman pedesaan memiliki akses atastanah, 50 persen lebih dari mereka hanya memiliki aksesatas tanah kurang dari satu hektar. Ini memperlemahpertanian subsistensi dan memperkuat strategi mencari

Page 276: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

261

mata pencaharian menjadi buruh pedesaan dan per-tambangan (Ntsebeza 2007).129

Penduduk pedesaan di Afrika Selatan saat ini masihterus dibedakan secara ekonomi dalam kelompok-kelompok yang dilokalisasi berdasarkan bidang-bidangstrategi mata pencaharian yang meliputi: pertanian,migrasi, buruh pertanian, jasa pengiriman uang, pegawaisektor formal, pensiunan, dan perusahaan-perusahaan kecil(Cousins 2006). Karena itu, beberapa peneliti berpendapatbahwa pertanyaan-pertanyan tentang agraria di AfrikaSelatan harus di “lepas hubungan” nya dengan pertaniandan dihubungkan dengan berbagai tuntutan yang lebih luascakupannya (Hart 1996, 269; Cousins 2006). Masyarakattidak bisa begitu saja dikategorikan dalam pekerja ataupetani – atau bahkan kombinasi antara keduanya – namun,seperti yang telah ditunjukkan secara umum oleh HenryBernstein kepada Global South, mereka dipaksa untukmenghidupi diri ‘lintas pembagian sosial buruh yangberbeda: perkotaan dan pedesaan, pertanian dan non-pertanian, pekerja yang diupah dan pekerja wiraswasta’(Bernstein 2004, 205).

Sekarang, 13 tahun setelah keruntuhan Apartheid,pertanyaan tentang tanah di Afrika Selatan masih menjadimasalah yang kritis. Realitas kepemilikan dan penguasaantanah pun masih dipengaruhi batas-batas antar ras. Pera-turan perundangan tentang land reform masih dilihatsebagai salah satu metode menyeimbangkan ketidakmera-taan Apartheid, termasuk soal masyarakat yang sebelum-nya termarjinalisasi dalam “Negara Pelangi” Afrika Sela-

129 Di tahun 80-an, kepadatan penduduk asli rata-rata 151 orangperkilometer persegi, bandingkan dengan 19 orang perkilometerpersegi di wilayah Afrika Selatan lain. Saat Afrika Selatan Putihsurplus lahan pemukiman, wilayah Hitam mengalami defisit lahanpemukiman (Thwala 2006).

Page 277: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

262

tan. Setelah pemilu demokratis pertama di tahun 1994,pemerintahan Mandela mengajukan program land reformyang terpusat pada tiga hal: restitusi (tanah dikembalikanpada pengklaim yang dapat membuktikan bahwakepemilikan tanah mereka dilepas setelah diberlakukannyaUndang-Undang Tanah Penduduk Asli tahun 1913), redis-tribusi (tanah yang dibeli pemerintah sesuai dengan nilaipasar dan diredistribusi pada pengklaim tak bertanah), dankeamanan menggarap (jaminan bahwa rakyat yang tinggaldi pertanian-pertanian Kulit Putih tidak akan diusir dengansewenang-wenang). Tujuannya adalah meredistribusikan30 persen lahan pertanian dalam lima tahun pertamadengan menerapkan sistem “penjual yang berniat, pembeliyang berniat”; namun ternyata, land reform di AfrikaSelatan berjalan dengan sangat lamban, hanya 3 persenyang berhasil didistribusikan pada tahun 2001 (Adams andHowell 2001).

Selama masa pemerintahan Apartheid, perjuanganatas tanah tergabung (dan ditempatkan di urutan kedua)dalam perjuangan yang lebih luas melawan Apartheid.Dengan demikian, “tuntutan atas tanah tidak diartikulasi-kan di dalam dan dari perjuangan itu sendiri, namun lebihdigunakan sebagai simbol kurangnya demokrasi politik danrasisme dari rezim apartheid” (Greenberg 2004b, 15; Gre-enstein 2003). Sementara mayoritas penduduk AfrikaSelatan tidak bertanah, sebagian besar di antaranyadiidentifikasikan secara politis di luar status tersebut karenaadanya resistensi yang dibangun di bawah Apartheid. Faktabahwa perjuangan atas tanah berada di barisan belakangdalam perjuangan kebebasan yang lebih luas telah membuatpengorganisasian perjuangan kaum tak bertanah di masapasca Apartheid menjadi sulit. Sampai tingkatan tertentu,membangun gerakan tak bertanah akan membutuhkanrekontekstualisasi tuntutan-tuntutan jangka panjang –

Page 278: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

263

untuk partisipasi politik, akses untuk sumber daya alam,dan sebagainya – di luar isu tanah (Greenberg 2004b).

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan tahun 2001,Lahiff dan Cousins mengungkapkan pendapat bahwapemerintah tidak memberi perhatian pada land reformpedesaan, sebagian di antaranya disebabkan oleh ketiadaansuara kaum akarrumput tak bertanah yang memberitekanan pada pemerintah untuk mengedepankan isu ini.Namun di tahun yang sama, Gerakan Rakyat Tak Bertanah(LPM) dibentuk untuk menentang kebijakan danpendekatan land reform yang dijalankan pemerintah AfrikaSelatan serta untuk memacu distribusi tanah agar menjadisorotan nasional dan internasional. Di tahun 2004, LPMmencatat keanggotaan (pendefinisiannya bebas) sekitar100.000 orang, 90 persen di antaranya berlokasi di daerahpedesaan (Alexander 2004). Jumlah keanggotaan ini sulituntuk diverifikasi dan mungkin tidak akurat, namun klaimkekuatan sejumlah itu merupakan strategi yang penting bagiLPM agar dikenal luas. Pada saat kami mulai berdiskusidengan para aktivis dan akademisi tentang LPM di bulanSeptember 2006, terdapat konsensus umum bahwa LPMsedang mengalami penurunan, bahkan beberapa menya-takan lebih jauh bahwa gerakan itu telah mati.

Selanjutnya, kami menganalisa kebangkitan dan ke-munduran LPM yang terbaca melalui pengalaman duatokoh yang tergabung dalam gerakan sejak kelahirannya:Mangaliso Khubeka, seorang pendiri dan organisernasional LPM, dan Ricardo Jacob, anggota staff SurplusPeople’s Project (SPP/Proyek Surplus Rakyat) di CapeTown, sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikanpada tahun 1980 untuk membantu rakyat bertarungmelawan relokasi yang diprakarsai pemerintah saat ituAfrika Selatan Kulit Hitam, dan anggota dewan penasihatuntuk pembentukan LPM. Wawancara Mangaliso

Page 279: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

264

menggambarkan pendekatan LPM terhadap tiga konseputama yang kami utarakan di atas sebagai kunci kesuksesanMST: otonomi politik, okupasi tanah, dan kepemimpinanorganik. Wawancara Ricardo menggambarkan bagaimanafaktor-faktor ini dibentuk dalam konteks Afrika Selatan.Kami mengetahui bahwa pendapat kedua tokoh ini bukanmerupakan pendapat secara umum para aktor lain yangtergabung dalam gerakan tersebut, namun kami meyakinibahwa wawancara-wawancara ini tidak hanya menyorotimentalitas para tokoh kunci dalam LPM kepengurusansekarang, namun kata-kata mereka juga merefleksikan jaluryang ditempuh gerakan ini dalam sejarahnya yang pendek.

Kebangkitan Gerakan Rakyat Tak Bertanah

Kami mewawancara Mangaliso pada bulan Novem-ber 2006 di kantor Surplus People’s Project di Cape BagianBarat. Dia sedang melakukan perjalanan dengan anggotaLPM lain yang berbasis di KwaZulu-Natal bersama bebe-rapa pengunjung dari MST Brazil. Tugas mereka adalahmembangun jaringan dengan LPM di Cape Bagian Baratsambil mencoba merekrut komunitas tak bertanah ke dalamgerakan. Mangaliso adalah anggota pendiri LPM: diabergabung dengan mobilisasi kaum tak bertanah ketikasedang bertahan melawan pengusiran dari rumahnya disebuah pertanian di luar wilayah Newscastle di propinsiKwazulu-Natal. Dia dan beberapa orang lainnya memben-tuk komite lokal kecil yang kemudian menjadi organisasisetingkat propinsi yang disebut Tenure Security Coordinat-ing Committtee (TSCC/Komite Koordinasi KeamananMenggarap) setelah rapat dengan Association for RuralAdvancement (AFRA/Asosiasi Peningkatan Pedesaan).Mangaliso dan anggota TSCC lainnya merasa keluhan-keluhan mereka tidak diacuhkan oleh pemerintah lokalmaupun propinsi. Mereka merasa ada kebutuhan mem-

Page 280: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

265

bentuk sebuah organisasi “yang bisa menjadi penyuarakeinginan rakyat”.

Pada bulan Agustus tahun 2001, Afrika Selatanmenjadi tuan rumah Konferensi PBB Melawan Rasismedan Diskriminasi, sebuah peristiwa yang membuat perha-tian internasional tertuju pada gerakan sosial Afrika Selatandan gerakan sosial secara global. Kelompok-kelompokpemerhati khusus berdiskusi di Durban selama berminggu-minggu yang berujung pada peristiwa tersebut. Konferensiini “memberi ruang dan kesempatan mobilisasi sumberdaya untuk aksi gabungan pertama secara nasional berbagaigerakan komunitas independen baru”. Saat itulah LPMdibentuk dari berbagai kelompok rakyat tak bertanah(Greenberg 2004b, 18). Dalam periode ini, LPM bersamasejumlah organisasi yang telah berdiri sebelumnya,bergabung di bawah bendera Durban Social Forum (Fo-rum Sosial Durban) untuk mempromosikan kampanye“Tak Bertanah = Rasisme” dan mengemukakan keadaanrakyat tak bertanah yang sengsara (Ntsebeza 2007).

Di tahun 2005, Mangaliso menjelaskan bahwa LPMterdiri dari “orang-orang paling sengsara dari yang miskin,orang-orang yang tidak memiliki tanah sendiri” (Wawan-cara). Sebagian besar di antara mereka, seperti Mangaliso,dulunya merupakan para pekerja pertanian Kulit Hitamyang diusir. Dalam artikel lain (n.d.) Mangaliso mengarti-kulasikan hasrat para anggota LPM: “mereka bertanyapada saya, apa yang saya inginkan. Saya ingin membajak… Kami tidak punya tanah. Kami tidak bisa melihat adanyapembangunan yang berkelanjutan di masa depan; rakyatkelaparan. Kami tidak punya tanah maupun pekerjaan”(Martorell 2007). KTT Dunia untuk PembangunanBerkelanjutan yang diselenggarakan di Johannesburg padatahun 2002 memberi kesempatan bagi ornop-ornop untukbersama-sama membawa rakyat tak bertanah dari seluruh

Page 281: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

266

negeri untuk membentuk Majelis Rakyat Tak Bertanah.Lima ribu delegasi dari LPM bergabung dengan 25.000anggota dari Social Movement Indaba/Gerakan SosialIndaba (sebuah organisasi payung bagi gerakan sosialAfrika Selatan yang dibentuk untuk memupuk solidaritasdi antara akarrumput yang bekerja dan berkampanye untukisu-isu serupa) untuk bergerak bersama menentang kebi-jakan yang cenderung neoliberal dari pemerintah AfrikaSelatan. Komentar-komentar Mangaliso merefleksikansentimen yang transparan, mulai dari kekecewaan yangumum terhadap pemerintah Afrika Selatan dan kelamban-an land reform: “tak ada hasilnya land reform di AfrikaSelatan”, hingga kejengkelan yang tampak jelas, “orangkulit hitam, mereka tidak punya hak di Afrika Selatan.Mereka tidak punya hak. Hanya di atas kertas merekamengatakan kami memiliki hak”.

Pada tanggal 11 Juni 2007, kami mewawancara Ri-cardo Jacobs, seorang anggota staff Surplus People’s Project(SPP/Proyek Rakyat Surplus). Saat ini, SPP mengadvokasimobilisasi pedesaan dan reforma agraria. Ricardo telahbersama SPP selama bertahun-tahun dan juga adalahseorang anggota National Land Committee (NLC/KomiteTanah Nasional), instrumen organisasi dalam pendirianLPM. Ricardo, yang mengaku aktivis dan menyatakanbahwa bahkan setelah pembubaran NLC kemudianmendampingi sebagai seorang dewan penasihat, mengor-ganisir pendidikan politik untuk para pemilih dari LPM.Ketika ditanya tentang situasi LPM saat ini, dia menjawabbahwa karena lambannya langkah land reform, situasipolitiknya masih memungkinkan bagi berkembangnyagerakan kaum tak bertanah dan bahwa sejak 1994 tuntutankaum miskin belum terpenuhi, khususnya di daerahpedesaan. Dia menghubungkan situasi ini dengan restruk-turisasi pertanian neoliberal dan pilihan pemerintah AfrikaSelatan untuk menjalankan Market-Led Agrarian Reform

Page 282: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

267

(MLAR/Reforma Agraria Inisiatif Pasar) daripadaalternatif inisiatif rakyat (lihat Borras 2003 untuk diskusilatar belakangnya).

LPM dalam Jaringan Internasional

Tidak berapa lama setelah pembentukan LPM padatahun 2001, gerakan ini mulai menjalin ikatan dengangerakan petani internasional seperti Vía Campesina dangerakan-gerakan kaum tak bertanah lain yang berhasil dinegara-negara lain seperti MST di Brazil. Tidak sepertiMST, LPM merupakan gerakan internasional sejak kela-hirannya karena dukungan dan nasihat yang diterimanyadari berbagai organisasi petani dan rakyat tak bertanahinternasional. Sebagai organiser nasional LPM, Mangalisomengunjungi Brazil lima kali sejak 2001 hingga 2006. Diajuga melakukan kunjungan ke Meksiko dan AmerikaSerikat, memproklamasikan bahwa “di mana-mana terda-pat masalah-masalah tanah. Sehingga kami bisa terhubungdengan dunia sebagai LPM” (Wawancara). Secara khusus,MST sangat berarti bagi gerakan tak bertanah AfrikaSelatan karena kemiripan struktur agraria kedua negaraitu, seperti ekonomi pertanian rangkap, konsentrasikepemilikan tanah berdasarkan warna kulit ras, dan keti-dakmerataan yang sangat signifikan. Kemiripan-kemiripantersebut menutupi perbedaan di antara kedua tempat itu.Misalnya saja, gerakan di Brazil didirikan oleh para petaniyang mengartikulasikan perjuangan atas tanah merekamelalui hak atas tanah dan buruh. Di Afrika Selatan, hakatas tanah diidentifikasi lebih baik melalui hak untuk hakyang sejajar. Kedua gerakan ini sebenarnya memiliki tujuanyang sama – redistribusi tanah – namun terdapat perbedaanyang mendalam pada dasar-dasar historis ketidakmerataandistribusi dan pembenaran filosofis terhadap distribusinya.

Menurut Mangaliso, anggota-anggota MST me-ngunjungi Afrika Selatan setiap tahun semenjak 2003

Page 283: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

268

hingga 2006. Mereka datang untuk bertemu dengananggota LPM, berbagi land reform dalam konteks Brazil,dan memberi wawasan mengenai bagaimana memperkuatmobilisasi kaum tak bertanah. Di tahun 2005, dua aktivisMST menghabiskan waktu 3 bulan penuh di Afrika Selatan“untuk mengajarkan para aktivis LPM bagaimanamobilisasi dilakukan di Brazil” (Rosa 2007, 4). MenurutRicardo, tujuan utama MST selama mengunjungi AfrikaSelatan adalah “untuk mendukung LPM dan berbagipengalaman … Sebagian tujuan perjalanan adalah untukmenilai dan melihat kondisi gerakan serta melakukan sesi-sesi tanya jawab sehingga [LPM] bisa maju”. Ketikatersedia dana, LPM mengirim anggota-anggotanya ke luarnegeri bertemu dengan MST untuk mempelajari “bagai-mana mereka melakukan kegiatannya di Brazil” (bagai-mana bekerja dengan tanah, misalnya). Dengan menjadianggota Vía Campesina, Mangaliso merasa bahwa LPMterhubung dengan sebuah gerakan global “rakyat yangberpihak pada pertanian” dan yang bisa “berbicara dengansatu suara” melawan ketidakadilan kapitalisme global.Banyak akademisi Afrika Selatan yang juga merasa optimis:“dalam organisasi-organisasi seperti inilah [GerakanRakyat Tak Bertanah/LPM] negara kita jadi hidup dan disinilah perjuangan yang sesungguhnya untuk memperta-hankan dan mendalami demokrasi kita” (Desai andPithouse 2003).

Ricardo juga memahami manfaat membentuk hu-bungan dengan gerakan-gerakan tani di seluruh dunia.Namun menurutnya, ketika LPM didirikan gerakan sosialpedesaan seperti MST begitu kuat sehingga muncul upayauntuk “membangun sebuah mitos Latin Amerika” dalamkonteks Afrika Selatan. Menurutnya, hal seperti ini adalahkelemahan yang mendasar dalam gerakan: sementarabangsa Brazil membangun gerakan mereka melalui sejarah

Page 284: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

269

dan pahlawan-pahlawan Brazil, filosofi dan praktek LPMsendiri tidak mengakar dalam sejarah mobilisasi petani.

Ricardo juga mengemukakan bahwa ornop-ornopAfrika Selatan sangat dipengaruhi oleh yang dia sebutsebagai “para selebriti gerakan anti-globalisasi”. Dalammembesarkan LPM, mereka mencoba menerapkan teori-teori bangsa Barat ke dalam konteks Afrika Selatan.

Selanjutnya kami berpendapat bahwa LPM mencobameniru kesuksesan MST dalam memobilisasi rakyat miskinpedesaan dengan melakukan okupasi tanah. Namunstrategi ini sulit direproduksi, baik karena konteks politik-ekonomi yang khusus di Afrika Selatan maupun karenaLPM tidak memiliki kedua hal yang sangat krusial bagikesuksesan MST: kepemimpinan organik yang berasal dariakarrumput dan otonomi politik atau keuangan.

Strategi yang Tidak Berhasil: Okupasi Tanah

Tak lama setelah pembentukannya, secara bertahapLPM mulai membangun taktik-taktik radikal dalamupayanya menentang pemerintah Afrika Selatan. MenurutAmanda Alexander, seorang akademisi tamu di Centre forCivil Society (Pusat Masyarakat Sipil) Universitas Kwa-Zulu-Natal, para anggota LPM mula-mula mendekatipemerintah secara birokratis, meminta bertemu denganpara pejabat pemerintah, mengirim surat, dan berbarismenuju kantor-kantor pemerintah. Namun, setelah selalumengalami frustasi karena tidak adanya respon nyata daripemerintah, para pimpinan gerakan mulai mengancamakan mengokupasi tanah “sebagai salah satu metoderedistribusi lahan melalui aktivitas mandiri kaum takbertanah adalah [mengidentifikasi] lahan yang tidakproduktif, lahan-lahan yang tidak atau kurang dimanfaat-kan, dan tanah milik para petani yang mengalami kekerasansebagai fokus awal redistribusi” (Greenberg 2004b, 2).

Page 285: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

270

Sebenarnya, dalam Landless People Chapter (PiagamRakyat Tak Bertanah) tahun 2001, LPM meminta redis-tribusi “semua lahan yang tidak produktif, tidak diman-faatkan, kosong, atau milik yang berutang”. Jika tuntutan-tuntutan mereka tidak dipenuhi, piagam gerakan itumenyatakan bahwa LPM akan “melaksanakan sebuahkampanye mengokupasi tanah kosong dan tanah negaradan kembali ke tanah kami”.

Namun di Afrika Selatan, okupasi tanah secara politikmemiliki daya ledak, karena dampak okupasi tanah secarasosial dan ekonomi mendatangkan malapetaka di wilayahZimbabwe. Sejak tahun 2000, kebijakan land reformpresiden Zimbabwe, Robert Mugabe, berdampak besarpada perdebatan yang meliputi soal pendekatan AfrikaSelatan terhadap land reform. Dalam proses pemilu ke-presidenan di bulan Februari 2000, para veteran perangperjuangan kemerdekaan Zimbabwe yang merasa jemudengan kelambanan land reform di sana, memutuskan un-tuk menangani masalah ini dengan menginvasi pertanian-pertanian yang dimiliki para petani Kulit Putih. Ketika parapetani Kulit Putih mengajukan banding ke pemerintah,permintaan mereka ditolak. Mugabe, yang beresikokehilangan kepresidenannya, mengampuni invasi tersebut,dan akhirnya mengagungkan para veteran tersebut denganmenyebut mereka sebagai pukulan bagi para penjajahkolonial sebelumnya.

Aksi-aksi ini berlanjut pada penggantian para petanikomersil Kulit Putih dengan para pekerja pertanian KulitHitam yang mengakibatkan krisis pangan dan kelaparandi wilayah itu. Dalam lima tahun, Zimbabwe, yang pernahmenjadi keranjang roti negara bagian, sekarang secaraumum dikenal sebagai kotak keranjang negara bagian.Masyarakat internasional menunjukkan perhatian padaAfrika Selatan, agar pimpinan ekonomi dan politik negara

Page 286: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

271

bagian itu berbicara menentang aksi Mugabe dalam landreform: namun, karena “kewajiban” politik Afrika Selatankepada Mugabe (berasal dari bantuan pemerintah Mugabeyang diberikan selama perjuangan melawan Apartheid ditahun 80-an), Mbeki tidak sungguh-sungguh mengkritikaksi Mugabe. Keengganan Afrika Selatan dalam mengkritikMugabe kemudian segera berdampak pada situasiekonominya.

Banyak anggota LPM yang secara vokal didukungoleh program pengambilalihan tanah Mugabe, berusahamenggunakan situasi Zimbabwe untuk memperkuatancaman mereka mengokupasi lahan (Greenberhg 2004b,30). Partai Komunis Afrika Selatan mendukung LPM, danmenulis dalam website bahwa:

LPM menginginkan sebuah KTT Tanah yang dapatmemperluas pemikiran kami sebagai satu masyarakatmengenai land reform. Di dalamnya meliputi berbagaipelajaran yang terjadi di negara-negara dan benua-benualain. LPM khususnya, ingin menempatkan agendakeberhasilan model okupasi lahan luar biasa yangdilakukan MST dan organisasi-organisasi lain di Brazilserta “klausul kewajiban sosial” dalam perundang-undangan yang memungkinkan okupasi lahan ini terjadidi banyak negara Amerika Latin. Pada intinya sebuahprinsip “gunakan atau kehilangan” kepemilikan danakses tanah adalah sebuah klausul kewajiban sosial yangdapat memberdayakan rakyat tak bertanah untukmengidentifikasi, mengokupasi, dan memanfaatkantanah yang saat ini tidak dimanfaatkan atau tidakproduktif. LPM juga mempertimbangkan tanah parapetani yang mengalami kekerasan dan tanah parapemilik absentee yang tidak produktif secara sosial, sertameminta lahan-lahan ini disiapkan untuk redistribusi dandimanfaatkan oleh kaum tak bertanah. (AIDC 2004)

Page 287: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

272

Mangaliso mengutip pernyataan ini ketika diamengutarakan bahwa “kami ingin rakyat yang tinggal ditanah-tanah pertanian mulai menggarap tanah itu sekarang.[Kami tidak peduli] para petaninya mengatakan “stopmenggarap di lahan kami”. Mereka yang tidak takutterhadap para petani itu harus mulai menggarap lahannya”(Wawancara). LPM mencoba mempengaruhi situasi Zim-babwe dengan mengancam akan mengokupasi lahan.Namun strategi tersebut menjadi bumerang bagi mereka.Sebagai respon terhadap penurunan ekonomi yangdihubungkan dengan dukungan kepada Zimbabwe,pemerintah Afrika Selatan yang mengkuatirkan kehilangankepercayaan investor luar negeri terhadap munculnyamodel pengambilan lahan Zimbabwe, menangani secarakeras setiap upaya okupasi dengan menerapkan kebijakantanpa toleransi dan memotong strategi potensial utamaLPM. Dalam sebuah pernyataan pers yang dikeluarkanpada bulan Maret 2004, ANC mendeklarasikan: “AfrikaSelatan tidak akan mentoleransi kejahatan yang hanyaditujukan untuk membawa rakyat ke arah yang salah danmenciptakan kekacauan dan kerusuhan. Mereka yangberencana untuk secara sengaja mencemooh hukum danmengokupasi lahan akan dikenakan kuasa hukumsepenuhnya … Jika LPM telah melegitimasi hal-hal yangberkaitan dengan proses restitusi tanah, dapat dan harusberurusan dengan departemen pemerintah yangbersangkutan” (dikutip dari Alexander 2004).

Tentu saja okupasi lahan di Afrika Selatan bukanmerupakan sesuatu yang baru. Dalam perjuangan anti-Apartheid yang gigih, okupasi lahan dilakukan di seluruhnegeri sebagai bagian dari sebuah taktik untuk membuatlahan tidak dapat dikuasai lawan. Seringnya okupasi-oku-pasi ini hanya bersifat simbolis dan sementara (Mngxitama2005, 17-18). Greenberg (2004a) menggambarkan okupasitanah di masa Apartheid sebagai ‘senjata kaum yang

Page 288: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

273

lemah’. Namun, dalam situasi masa kini, menurut Ricardo,strategi okupasi tanah yang efektif diterapkan di Brazilternyata secara politis tidak dapat hidup di Afrika Selatan.

Jadi sekarang kami ingin mengadopsi [strategi-strategi]MST dan kamu dengar orang-orang mengancam akanmelakukan okupasi tanah. Orang-orang selalu membuatpernyataan-pernyataan bodoh seperti itu di media …Namun itu tidak akan terjadi, kamu tahu, karena tidakada proses politik yang dapat mengiringi [okupasi tanah].Bahkan meskipun Undang-Undang Brazil membolehkan‘fungsi sosial tanah’ … itu merupakan hasil dari resistensipetani sehingga mereka membuat amandemenperundang-undangan [1946] (Wawancara).

Akhirnya, Ricardo mengungkapkan bahwa terdapatperbedaan pemahaman bagaimana seseorang dapat meng-klaim tanah (secara logis) di Afrika Selatan dan Brazil.

Strategi yang Tak Berhasil: Kepemimpinan Lokal

Seperti yang diterangkan dalam bagian MST di babini, kepemimpinan gerakan di Brazil digarap dengan hati-hati di tingkat akarrumput dalam pemukiman-pemukiman.Dalam satu pemeriksaan terhadap kepemimpinan terbarudi MST, Marcelo Rosa menilai bahwa bagi para aktivisMST “kehidupan adalah memperoleh pemahaman daripengalaman ketidakbertanahan sosial” (2007, 7). Sebalik-nya para pimpinan LPM, menurut Rosa, menjalanikehidupan mereka di luar atmosfir ketidakbertanahan. Paraaktivis LPM cenderung lebih tua dan telah memilikipengalaman-pengalaman sebelumnya dengan bekerja didalam partai-partai politik atau ornop. Seringkali merekatelah memiliki berbagai komitmen di luar LPM, termasukpekerjaan lain dan kewajiban-kewajiban terhadap keluarga(tidak seperti MST, LPM tidak dapat memberikanmemberikan upah pada para pimpinannya untuk menjaga

Page 289: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

274

keberlangsungan hidup keluarga mereka). AsesmenGreenberg terhadap LPM di tahun 2004 menemukanbahwa, di atas kertas, LPM terstruktur “di bagian atas”dengan adanya dewan nasional, dewan propinsi dan struk-tur ranting. Sebagian besar anggota dewan tidak memilikijaminan akses atas tanah. Namun, di tingkat akarrumput;LPM “sebagian besar tidak terstruktur” (Greenberg 2004b,21). Greenberg menduga bahwa upaya yang dilakukan paraaktivis dan para pengembang untuk menciptakan “strukturyang sangat jelas dan sempurna” bagi LPM sebagai gerakansosial itu kurang matang (2004b, 21).

Ricardo berpendapat bahwa tujuan-tujuan dan aksi-aksi LPM “seharusnya mengakar pada perjuangan harianrakyat”. Namun ini rumit karena basis gerakannya ‘ber-umur 40 tahun ke atas’ dan kepemimpinan gerakan ini me-nua. “Ini merupakan sebuah proses sulit yang membutuh-kan waktu dan tenaga. Karena itu gerakan seharusnyaterfokus pada merepolitisasi pemuda Afrika Selatan.”Ricardo sengaja membandingkan LPM dan MST: MST,katanya, ‘secara efektif menyelesaikan’ isu para pimpinanmuda yang enerjetik ini dengan melibatkan anak-anakmuda ke dalam gerakan pada usia yang masih muda danmemberi mereka tanggung jawab yang besar di dalampemukiman-pemukiman. Dia menilai bahwa kepemim-pinan LPM harus menjangkau jaringan nasional, lokal daninternasional dengan memasukkan orang-orang yang dapatmengorganisir dan mengartikulasi aspirasi anggota.Masalah kunci LPM, menurut Ricardo, adalah bahwakepemimpinan dilihat sebagai bagian dari intelejensi kelas-tengah karena para anggota staff ornop telah demikianmempengaruhi arah yang diambil oleh LPM. MenurutRicardo, bahkan pemerintah Afrika Selatan mengkritisigerakan kaum tak bertanah karena tidak memilikikepemimpinan yang terhubung kepada basis akarrumput:‘Negara pada intinya … mengatakan … “atas nama siapa

Page 290: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

275

kamu berbicara? Mana orang-orang yang kamu wakili?”’(Wawancara).

Strategi yang Tak Berhasil: Otonomi Politik

Mungkin perbedaan yang paling penting antara MSTdan LPM adalah kemampuan setiap gerakan untukmempertahankan otonominya baik dari negara maupunelemen-elemen masyarakat sipil yang terorganisir. Di Bra-zil, MST bersikukuh menggarap kemerdekaannya,menggunakan berbagai sumberdaya dari pemerintah Bra-zil dan Gereja Katolik namun tidak pernah menyerahkankemerdekaannya untuk dipertukarkan dengan dana.Sedangkan di Afrika Selatan, LPM sangat bergantung padaorganisasi-organisasi masyarakat sipil sejak awal. Ketikahubungan gerakan dengan organisasi-organisasi ini menjadipahit dan pendanaan menjadi lebih sulit, LPM hanyamemiliki sedikit sumberdaya sendiri untuk digunakan.

Di masa awal pasca-Apartheid, organisasi-organisasimasyarakat sipil seperti NLC merupakan organisasi kuncisecara politis. Hubungan antara negara dan masyarakat sipil– yang dimediasi melalui organisasi-organisasi semacamini – beralih dari “oposisi dan konflik” menjadi “rekanandan kerjasama” (Greenberg 2004a; Alexander 2004;Greenstein 2003). Pemerintah baru mendanai ornop-ornopuntuk mengimplementasikan proyek-proyek pembangunanyang sesuai dengan visi pemerintah menuju Afrika Selatanbaru. Hubungan semacam ini seringkali membuat ornop-ornop sulit untuk secara terbuka mengkritisi atau menen-tang pemerintah (Alexander 2004): banyak organisasidipaksa memprofesionalisasi anggota-anggota staff merekaagar secara aktif mewujudkan proyek-proyek dan aktivitas-aktivitas yang diprioritaskan oleh organisasi-organisasidonor dan pemerintah (Greenberg 2004a, 25).

Page 291: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

276

Proses-proses politisasi dan profesionalisasi inimengasingkan organisasi-organisasi masyarakat sipil darikonstituen yang menjadi tanggung jawab mereka danmengalihkan prioritas pelayanan mereka dari organisasi-organisasi akarrumput. Misalnya, para pekerja lapanganNLC sebagian besar adalah aktivis Kulit Hitam yang berasaldari komunitas lokal, sementara para koordinator programdan peneliti sebagian besar adalah Kulit Putih. Segmentasiras ini memperburuk ketegangan internal yang telah ada(Mngxitama 2005).

Secara paradoks, proses-proses depolitisasi, profesi-onalisasi dan alienasi ini memberikan ruang politik bagiperkembangan gerakan sosial baru (Barchiesi 2004, 4).Masa awal kepresidenan Mbeki ‘bertepatan denganpermulaan gerakan sosial politik dan aktivisme baru yangmengartikulasikan penolakan umum terhadap perubahanarah ANC yang konservatif dalam kebijakan makroe-konomi’ (Barchiesi 2004, 23; Greenstein 2003). Namunpeningkatan gerakan sosial baru ini, dibangun di ataswarisan organisasi masyarakat sipil yang kuat. Beberapaakademisi beranggapan bahwa gerakan-gerakan sosialmasih terlalu dekat berhubungan dengan institusimasyarakat sipil yang memegang benang dana. Padaakhirnya hal ini akan mendorong “perubahan bertahapdibanding pelaksanaan aksi secara radikal” (Alexander2004, 49-50; Mngxitama 2004).

Hubungan yang berubah antara negara, masyarakatsipil, dan gerakan sosial ini merupakan dasar untukmemeriksa kondisi-kondisi nasional, regional, daninternasional serta dukungan yang mengarah padakebangkitan LPM. Seperti yang telah disebutkansebelumnya, “LPM merupakan sebuah ciptaan ornop-ornop ini dari atas sampai ke bawah, terinspirasi oleh MST,dengan tujuan untuk mendorong respon dari keluarga-keluarga buruh pedesaan Kulit Hitam yang diusir dari

Page 292: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

277

wilayah-wilayah pedesaan” (Sihlongonyane 2005, dikutipdalam Rosa 2007, 4). LPM bergantung pada NLCkhususnya untuk dukungan secara finansial dan organi-sasional. Andile Mngxitama dari NLC berpendapat halyang tidak diungkapkan dalam hubungan-hubungan iniadalah gagasan bahwa “tanpa lembaga donor tidak adakemungkinan untuk terjadinya perjuangan” (2005, 41).Demikian juga para intelektual kelas tengah yang bekerjadengan gerakan melalui hubungan dari masyarakat sipilmembentuk “imej gerakan” melalui sumberdaya dankoneksi nasional dan internasional yang mereka miliki(Greenberg 2004b, 25).

Ricardo beranggapan bahwa NLC adalah penye-lenggara yang secara institusi mempunyai konflik bagiLPM. Kepemimpinan NLC tidak menyepakati bagaimanamelakukan pendekatan terbaik dengan pendirian politikdan ekonomi yang dijalankan pemerintah setelah 1994.Greenberg (2004b) menggambarkan konflik ini sebagaiperpecahan antara faksi antagonis dalam NLC, yaitumereka yang memandang redistribusi melalui okupasimassa sebagai metode terbaik untuk memperoleh aksesterhadap tanah, dengan faksi yang mendukung kesepakatankritis dengan pemerintah. Andile Mngxitama (2005), yangbekerja dengan Ricardo di NLC, menjelaskan perdebatandalam komite ini sebagai perjuangan antara kaum kesejah-teraan-reformis dengan kaum aksi massa, terutama me-ngenai isu okupasi tanah dan sikap terhadap pemerintahbaru. Ketegangan-ketegangan internal di dalam NLC inikemudian ditularkan pada LPM. Ricardo menghubungkanperpecahan NLC pada benturan ide dan ideologi sertasengketa mengenai perbedaan pendapat dan hubungandengan pemerintah.

Ketika faksi-faksi dalam LPM mengajukan strategi-strategi yang semakin radikal (seperti okupasi tanah) yangmenentang pemerintah daripada bergiat di dalam kerangka

Page 293: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

278

kerja legal (birokrasi yang tak bisa dipungkiri) dengan caranegosiasi, para anggota dan afiliasi NLC yang lebihmemilih pendekatan yang kurang radikal mulai memi-sahkan diri dari gerakan. Karena LPM bergantung hampirsepenuhnya pada NLC untuk dana dan manajemenkeuangan, ruang kantor, serta media dan asistensi hukum(Alexander 2004), maka ketika NLC dibubarkan, gerakanini kehilangan sumber dukungan organisasi dan keuanganutamanya. Dalam sebuah wawancara, Ricardo berpen-dapat bahwa NLC juga bertanggung jawab denganmembiarkan terjadinya ketergantungan secara finansial:“Namun saya pikir sebagai ornop, kami benar-benar harusmelihat diri kami sendiri, bagaimana kami menciptakanketergantungan dan orientasi tertentu pada rakyat dankomunitas, karena inilah kesulitan yang dialami [LPM]dalam mengorganisir dan memobilisasi … Sehingga kamiharus melihat ada peran ornop di dalamnya” (Wawancara).Ricardo beranggapan bahwa LPM harus bisa mende-finisikan dirinya sendiri lebih baik sebagai sebuah gerakandengan membangun sebuah “program aksi, sebuah filosofi,dan sebuah pandangan … yang akan menginspirasi parapetani pedesaan atau kaum tak bertanah untuk berdiri tegakdan mulai bergerak maju dalam perjuangan [terbuka]”dengan cara berbicara tentang realita sehari-hari kaum takbertanah Afrika Selatan.

Kesimpulan:Mobilisasi Yang Lamban Dalam Dunia Transnasional

Akhirnya, apa yang kami peroleh dari perbandinganantara MST dan LPM? Keduanya jelas-jelas merupakangerakan yang sangat berbeda, di luar kesamaan partisipasimereka dalam jaringan tani transnasional. Namun demi-kian, hanya dengan tinjauan ke belakang, perbedaan-

Page 294: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

279

perbedaan mereka terlihat dengan jelas. Ketika LPMdidirikan tahun 2001, gerakan ini memiliki banyakkemiripan dengan MST: LPM menarik sejarah panjangrepresi agraria, dan gerakannya juga mengartikulasikansebuah sentimen anti-negara yang populer yang membuatpara aktivisnya memperoleh dukungan dari sejumlah besarmasyarakat pedesaan dan perkotaan Afrika Selatan. Dalampembentukannya, LPM segera – dan secara alami –menjadi rekan MST. Para aktivis Brazil bersimpati padaLPM dengan adanya sejarah panjang ketakbertanahan danketakbermilikan di Brazil. Mereka mendukung kerja LPMdengan mengirimkan aktivis-aktivisnya ke Afrika Selatandan sebaliknya juga menerima para pimpinan LPM yangdikirimkan. Kelihatannya LPM memiliki kepercayaan diriuntuk menjadi bagian penting dari jaringan tani trans-nasional bersama dengan MST. Namun hanya lima tahunkemudian, LPM pada dasarnya dibubarkan, dan paraaktivis dan akademisi kuncinya tidak lagi dihargai sebagaiaktor potensial dalam perdebatan mengenai ketidakme-rataan lahan dan kemiskinan di Afrika Selatan. Bagaimanakita dapat memahami transisi seperti ini?

Kami tidak berusaha memberikan penjelasan yangkomprehensif mengenai kegagalan LPM dalam bab ini.Namun, kami mengeksplorasi hubungan antara LPM danMST dalam sebuah upaya untuk memahami lebih baikdinamika jaringan tani transnasional – dan bagaimanadinamika-dinamika ini membentuk arahan pada LPM.Sebuah perbandingan secara berdampingan antara keduagerakan ini (pada Matrix 1) menunjukkan kunci perbedaanyang membuat pengetahuan melalui koneksi jaringan sulitdiberikan di antara keduanya. Kesulitan ini menghadirkanmasalah yang potensial bagi politik progresif karena trans-fer pengetahuan dianggap sebagai salah satu manfaat utamadari jaringan semacam itu.

Page 295: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

280

Matrix 1:Sebuah Perbandingan Antara LPM dan MST

Kesimpulannya, terdapat tiga kunci argumentasidalam bab ini. Argumen kami yang paling awal dan

Page 296: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

281

mendasar adalah bahwa jaringan-jaringan transnasional –tak peduli seprogresif atau sealternatif apapun – tidak persissama. Seperti sistem dunia secara umum, jaringan-jaringantersebut dibuat rumit oleh ketidakmerataan dan perbedaankekuasaan. Pada saat yang sama, para aktor dalam jaringanatau gerakan transnasional itu berada pada alur historisyang cukup berbeda, tak peduli dunia menyeru “petani”,“kaum tak bertanah” atau “pekerja” untuk solidaritas.Argumen kedua kami adalah bahwa karena terdapatspesifikasi historis, studi jaringan transnasional perluditempatkan dalam skala yang berlapis, baik dengan cara“diglobalkan” maupun “dilokalkan”. Di kedua tingkatanini, kami berpendapat bahwa moral ekonomi produksi danreproduksi sosial itu penting, demikian juga dengan sifatsetiap tempat di mana jaringan transnasional meraih keatas dan menyentuh ke bawah. Ketiga, dan yang terakhir,menurut kami analisis transnasional kritis semacam inimembutuhkan metode yang cukup spesifik. Studi berbagaisejarah di masa kini pada setiap tingkatan membutuhkanetnografi kritis (Hart 2003, 2004) yang peka terhadap sifatintim hubungan sosial dan, seperti yang disebut oleh PhilipMcMichael (1990) sebagai “perbandingan yang diga-bungkan”, di mana kasus-kasus dibandingkan perbedaandan kesamaannya serta hubungan antar kasusnya. Metode-metode tersebut mengoperasionalisasi teori Gerschenkrontentang pembangunan yang lamban, atau dalam kasusgerakan tani sosial, mobilisasi yang lamban. Pemahamanterhadap mekanisme yang tepat di mana jaringan nasionalmenjadi “pelaku mobilisasi cepat” versus “pelakumobilisasi yang lamban” membutuhkan perhatianetnografis yang lebih banyak pada jaringan itu sendiridaripada yang telah kami lakukan dalam penelitian kami.Lagi-lagi, kami ingin menekankan bahwa mobilisasi yanglamban tidak begitu saja dinilai merugi sebelum dianalisa.

Page 297: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

282

Pengaruh jaringan transnasional terhadap gerakan tertentuselalu berada di dalam sejarah yang konkrit dan dalamkerja-kerja yang tak terpisahkan dari sistem dunia.

Referensi

Adams, M. and J. Howell, 2001. ‘Redistributive Land Re-form in Southern Africa’. Natural Resource Perspec-tives, 64.

AIDC (Alternative Information and Development Centre),2004. ‘Landless People’s Movement (Gauteng): Dis-cussion Document on Forging a United Front with theSACP’. http://www.aidc.org.za/?q=book/view/363,Accessed 8 January 2008.

Alexander, A.S., 2004. ‘ “Not the Democracy We StruggledFor”: The Landless People’s Movement and thePoliticization of Urban-Rural Division in South Af-rica’. Unpublished BA Honours Thesis. Boston, MA:Harvard University.

Barchiesi, F., 2004. ‘Classes, Multitudes and the Politics ofCommunity Movements in Post-Apartheid South Af-rica’. Centre for Civil Society, Research Report 20: 1–41.

Bernstein, H., 2004. ‘ “Changing Before our Very Eyes”:Agrarian Questions and the Politics of Land in Capi-talism Today’. Journal of Agrarian Change, 4 (1/2):190–225.

Borras, S. Jr, 2003. ‘Questioning Market-Led AgrarianReform: Experiences from Brazil, Colombia and SouthAfrica’. Journal of Agrarian Change, 3 (3): 367–94.

Branford, S. and J. Rocha, 2002. Cutting the Wire: TheStory of the Landless Movement in Brazil. London:Latin American Bureau.

Page 298: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

283

Cardoso, F.H., 1997. Reforma Agrária: Compromisso deTodos. Brazil: Presidencia da Republica and Secretariade Comunicação Social.

Cousins, B., 2006. ‘Agrarian Reform and the “Two Econo-mies”: Transforming South Africa’s Countryside’. InThe Land Question in South Africa, eds L. Ntsebezaand R. Hall, 220–45. Capetown: HSRC Press.

De Janvry, A., 1981. The Agrarian Question and Reform-ism in Latin America. Baltimore, MD: Johns HopkinsUniversity Press.

De Janvry, A., E. Sadoulet and W. Wolford, 2001. ‘TheChanging Role of the State in Latin American LandReforms’. In Access to Land, Rural Poverty, and Pub-lic Action, eds A. de Janvry, G. Gordillo, J. Platteauand E. Sadoulet, 279–303. Oxford: Oxford UniversityPress.

De Souza Martins, J., 2003. ‘Representing the Peasantry?Struggles for/about Land in Brazil’. In Latin Ameri-can Peasants, ed. T. Brass, 300–35. London: Frank CassPublications.

Deere, C.D. and L.S. de Madeiros, 2007. ‘Agrarian Reformand Poverty Reduction: Lessons from Brazil’. In Land,Poverty and Livelihoods in an Era of Globalization:Perspectives from Developing and Transition Coun-tries, eds A.H. Akram-Lodhi, S. Borras Jr and C. Kay,80–119. London: Routledge.

Desai, A. and R. Pithouse, 2003. ‘“But We Were Thou-sands”. Dispossession: Resistance, Repossession andRepression in Mandela Park’. Journal of Asian andAfrican Studies, 39 (4): 239–69.

Desmarais, A.A., 2007. La Vía Campesina: Globalizationand the Power of Peasants. London: Pluto Press.

Edelman, M., 1998. ‘Transnational Peasant Politics in Cen-tral America’. Latin American Research Review, 33(3): 49–86.

Page 299: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

284

Edelman, M., 2005a. ‘When Networks Don’t Work: TheRise and Fall and Rise of Civil Society Initiatives inCentral America’. In Social Movements: An Anthro-pological Reader, ed. J. Nash, 29–45. Oxford:Blackwell.

Edelman, M., 2005b. ‘Bringing the Moral Economy Backin . . . to the Study of Twenty-first CenturyTransnational Peasant Movements’. American Anthro-pologist, 107 (3): 331–45.

Featherstone, D., 2003. ‘Spatialities of Transnational Re-sistance to Globalization: The Maps of Grievance ofthe Inter-Continental Caravan’. Transactions of the In-stitute of British Geographers, 28: 404–21.

Ferguson, J., 1994. The Anti-Politics Machine: ‘Develop-ment’, Depoliticization, and Bureaucratic Power inLesotho. Minneapolis, MN: University of MinnesotaPress.

Fernandes, B.M., 1999. MST, Movimento DosTrabalhadores Rurais Sem Terra: Formação eTerritorialização. São Paulo: Editora Hucitec.

Fernandes, B.M., 2007. ‘The Occupation as a Form ofAccess to Land in Brazil: A Theoretical and Method-ological Contribution’. In Reclaiming the Land: theResurgence of Rural Movements in Africa, Asia andLatin America, eds S. Moyo and P. Yeros, 317–41. NewYork: Zed Books.

Forman, S., 1975. The Brazilian Peasantry. New York:Columbia University Press.

Gerschenkron, A., 1952. ‘Economic Backwardness in His-torical Perspective’. In The Progress of Underdevel-oped Areas, ed. B. Hoselitz, 3–29. Chicago, IL: Uni-versity of Chicago Press.

Gohn, M.d.G., 1997. Os Sem Terra, ONGs e Cidadania.São Paulo: Cortez.

Greenberg, S., 2004a. ‘The Landless People’s Movement

Page 300: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

285

and the Failure of Postapartheid Land Reform’. Cen-tre for Civil Society Research Report, 26: 1–40.

Greenberg, S., 2004b. ‘Post-Apartheid Development, Land-lessness and the Reproduction of Exclusion in SouthAfrica’. Centre for Civil Society Research Report, 17:1–42.

Greenstein, R., 2003. ‘Civil Society, Social Movements andPower in South Africa’. RAU Sociology Seminar Se-ries, Fourth term, 12 September: 1–40.

Grindle, M., 1986. State and Countryside: DevelopmentPolicy and Agrarian Politics in Latin America. Balti-more, MD: Johns Hopkins University Press.

Hall, A.L., 1990. ‘Land Tenure and Land Reform in Bra-zil’. In Agrarian Reform and Grassroots Development:Ten Case Studies, eds R. Prosterman, M. Temple andT. Hanstad, 205–35. Boulder, CO: Lynne Rienner Pub-lishers.

Hart, G., 1996. ‘The Agrarian Question and IndustrialDispersal in South Africa: Agro-industrial Linkagesthrough Asian Lenses’. In The Agrarian Question inSouth Africa, ed. H. Bernstein, 245–77. London: FrankCass.

Hart, G., 2002. Disabling Globalization: Places of Powerin Post-Apartheid South Africa. Berkeley, CA: Uni-versity of California Press.

Hart, G., 2003. ‘Denaturalizing Dispossession: CriticalEthnography in the Age of Resurgent Imperialism’.Paper prepared for Creative Destruction: Area Knowl-edge & the New Geographies of Empire conference,Center for Place, Culture & Politics CUNY GraduateCenter New York, 15–17 April 2004.

Hart, G., 2004. ‘Geography and Development: CriticalEthnographies’. Progress in Human Geography, 281(1): 91–100.

Houtzager, P.P. and M. Kurtz, 2000. ‘The Institutional

Page 301: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

286

Roots of Popular Mobilization: State Transformationand Rural Politics in Brazil and Chile’. ComparativeStudies in Society and History, 42 (2): 394–424.

Keck, M. and K. Sikkink, 1998. Activists Beyond Borders:Advocacy Networks in International Politics. Ithaca,NY: Cornell University Press.

Lahiff, E. and B. Cousins, 2001. ‘The Land Crisis in Zim-babwe Viewed from South of the Limpopo’. Journalof Agrarian Change, 1 (4): 652–66.

Mainwaring, S., 1995. ‘Brazil: Weak Parties, Feckless De-mocracy’. In Building Democratic Institutions: PartySystems in Latin America, eds S. Mainwaring and T.Scully, 354–98. Stanford, CT: Stanford UniversityPress.

Martorell, J., 2007. ‘World Summit for Sustainable Devel-opment in Johannesburg: ANC Government Tries toSilence its Critics with Apartheid-Style Repression’.h t t p : / / w w w . m a r x i s t . c o m / A f r i c a /wssd_repression.html, Accessed 15 November 2007.

Maybury-Lewis, B., 1994. The Politics of the Possible: TheBrazilian Rural Workers’ Trade Union Movement,1964–1985. Philadelphia, PA: Temple University Press.

McMichael, P., 1990. ‘Incorporating Comparison within aWorld-Historical Perspective: An Alternative Com-parative Method’. American Sociological Review, 55(3): 385–97.

Mngxitama, A., 2005. ‘The National Land Committee,1994–2004: A Critical Insider’s Perspective’. Centre forCivil Society, Research Report, 34 (2): 1–48.

Navarro, Z., 2002. ‘Mobilização sem emancipação – aslutas sociais dos sem-terra no Brasil’. In Produzir paraViver, ed. B. de Sousa Santos, 189–232. Rio de Janeiro:Editora Civilização Brasileira.

Novaes, R.C.R., 1998. ‘A Trajetória de uma bandeira deluta’. In Política e Reforma Agrária, eds R. Nonato

Page 302: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mobilisasi yang Lamban

287

and L.F. Carvalho Costa, 169–80. Rio de Janeiro: Ed.Mauad.

Ntsebeza, L., 2007. ‘Land-Reform Politics in South Africa’sCountryside’. Peace Review: A Journal of Social Jus-tice, 19 (1): 33–41.

Ondetti, G., 2001. ‘When Repression Backfires: The Riseof the Brazilian Landless Movement in the Mid-1990s’.Paper presented at Latin American Studies Associa-tion meetings, Washington DC, 6–8 September.

Pereira, A.W., 1997. The End of the Peasantry: The RuralLabor Movement in Northeast Brazil, 1961–1988.Pittsburgh, PA: University of Pittsburgh Press.

Pereira, A.W., 2003. ‘Brazil’s Agrarian Reform: DemocraticInnovation or Oligarchic Exclusion Redux?’. LatinAmerican Politics and Society, 45 (2): 41–65.

Petras, J., 1997. ‘Latin America: The Resurgence of theLeft’. New Left Review, 223: 17–47.

Reis, E.P., 1990. ‘Brazil: 100 Years of the Agrarian Ques-tion’. International Social Science Journal, 50 (157):419–32.

Rosa, M., 2007. ‘Landless Experiences: Youth and SocialMovements in Brazil and South Africa’. UnpublishedManuscript. Brazil: Federal University of Fluminese.

Routledge, P., A. Cumbers and C. Nativel, 2007.‘Grassrooting Network Imaginaries: Relationality,Power, and Mutual Solidarity in Global Justice Net-works’. Environment and Planning A, 39 (11): 2575–92.

Santos, R. and L.F.C. Costa, 1998. ‘Camponeses e Políticano Pré-64’. In Política e Reforma Agrária, eds L.F.C.Costa and R. Santos, 13–41. Rio de Janeiro: Mauad.

Schwartz, S., 1985. Sugar Plantations in the Formation ofBrazilian Society: Bahia, 1550–1835. New York: Cam-bridge University Press.

Page 303: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

288

Seligmann, R., 1998. PROCERA: Programa Especial deCredito Para Reforma Agrária. Brasilia, DF: InstitutoNacional de Colonização e Reforma Agrária.

Sihlongonyane, M.F., 2005. ‘Land Occupations in SouthAfrica’. In Reclaiming the Land: the Resurgence ofRural Movements in Africa, Asia, and Latin America,eds S. Moyo and P. Yeros, 142–64. London: Zed Books.

Smith, N., 1993. ‘Homeless/Global: Scaling Places’. InMapping the Futures. Local Cultures, Global Change,eds J. Bird, B. Curtis, T. Putnam, G. Robertson and L.Tickner, 87–119. London: Routledge.

Stedile, J.P., 2002. ‘Landless Battalions: The Sem TerraMovement of Brazil’. New Left Review, 15: 77–104.

Thwala, W.D., 2006. ‘Land and Agrarian Reform in SouthAfrica’. In Promised Land: Competing Visions ofAgrarian Reform, eds P. Rosset, R. Patel and M.Courville, 57–72. Oakland, CA: Food First Publica-tions.

Tilly, C., 1978. From Mobilization to Revolution. Read-ing, MA: Addison-Wesley.

Viotti Da Costa, E., 2000. The Brazilian Empire: Mythsand Histories. Chapel Hill, NC: University of NorthCarolina Press.

Wolford, W., 2006. ‘The Difference Ethnography CanMake: Understanding Social Mobilization and Devel-opment in the Brazilian Northeast’. Qualitative Soci-ology, 29 (3): 335–52.

Wright, A. and W. Wolford, 2003. To Inherit the Earth:The Landless Movement and the Struggle for a NewBrazil. Oakland, CA: Food First Publications.

Page 304: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

289

Pendahuluan

Bagian ini mengeksplorasi tentang karakter lokal dantransnasional dari dinamika pergerakan seputar tanamanrekayasa genetik (RG) di India, Afrika Selatan dan Brazilselama periode sepuluh tahun hingga 2005. Ceritanyabermula pada pertengahan tahun 1990 yaitu ketika pertamakalinya usaha untuk mendapat persetujuan mengenalkantanaman RG mulai dilakukan. Di India, bahan transgenikdipakai dalam produksi Bt Monsanto130 yang kemudianpertama kali diimpor pada tahun 1995 dan, padahal tahun1989 pertama kalinya pengaturan tentang biosafety sudahada. Meskipun demikian, tanaman kapas Bt tidak diizinkanuntuk dikomersialkan hingga maret 2002, walaupunbeberapa tahun setelah penanaman ilegal dari “pem-

6PERGERAKAN MELAWAN

TANAMAN REKASAYA GENETIK DI INDIA, AFRIKA

SELATAN DAN BRAZIL.

Ian Scoones

130 Kapas BT adalah produk transgenik berdasarkan sisipan dari genCry1 dari bakteri bacillus thuringensis yaitu bakteri yang sebagaidaya tahan bagi serangga di hewan peliharaan, secara khusus ulatbulu helicoverpa armigera.

Page 305: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

290

bajakan” kapas RG telah terjadi sebelumnya.131 Di AfrikaSelatan, percobaan pertama kapas RG dimulai olehMonsanto pada tahun 1992 di bawah rezim apartheid,dengan perilisan kapas transgenik untuk penggunaankomersial di tahun 1997. Pada tahun 1998 jagung kuningjuga dikomersialkan, lalu diikuti jagung putih Bt pada tahun2000. Aksi GMO di Afrika Selatan telah berlalu di tahun1997, namun tidak ada tindakan sampai akhir tahun 1999.Di Brazil, hukum Biosafety dibuat pada tahun 2005 olehwewenang pengaturan CTNBio, yang pada tahun 1997menerima percobaan pertama dari kacang kedelai RGMonsanto “roundup ready” herbicide-tolerant. Kedelai RGini yang secara formal diterima untuk dijual pada tahun2002, diikuti percekcokan yang panjang di pengadilan. Dibulan maret 2005, hukum Biosafety yang baru diratifikasidan memberikan kekuasaan pada CTNBio untuk meng-ijinkan penanaman.

Tanaman RG dikenalkan dalam setting agraria yangberbeda di tiga negara. Di Brazil, kedelai RG diselundupkanmelewati perbatasan Argentina, dan digunakan secaraekstensif oleh produsen komersial skala besar, tanpamembayar harga premium yang dikenalkan Monsanto padasaingannya. Di Afrika Selatan, komersial besar serupamenjadi pendukung kuat untuk penanaman jagung RG,yang umumnya menjadi jalan untuk mengurangi biaya dansubsidi untuk sektor pertanian komersial yang besar yangsecara progresif dikurangi. Tanaman RG dihubungkandengan petani yang memiliki ladang kecil, terutamakomoditi kapas Bt di area Makhatini Flats di KwaZuluNatal. Hanya di india tanaman RG menjadi tanamanpokok petani kecil di area pertanian kapas, dimana mereka

131 Dalam salah satu review di bab ini menunjuk istilah “pembajakan”kapas RG adalah istilah yang tidak benar dalam konteks di indiakarena tidak ada perlindungan hak paten disana.

Page 306: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

291

memakainya dalam skala yang amat besar bahkan sebelumregulasi yang resmi dikeluarkan. Ini adalah cara insentifuntuk mengurangi biaya tinggi pada pemakaian pestisidauntuk tanaman kapas, dan Monsanto sangat ingin ber-pindah fokus dari cara tradisional mereka pada agro kimiapada sektor pembibitan (Glover 2007). Walapun secarapokok penanaman tanaman RG dilakukan oleh petani yangberbeda-beda, produsen komersial skala besar kedelai danjagung di Brazil dan Afrika Selatan, dan petani kecil yangmenanam kapas di India dan di (pada tingkat yang lebihrendah) Afrika Selatan, mereka mampu mendapat pe-masukan.

Munculnya tanaman RG rupanya tidak terjadi dalamsituasi yang tenang. Dalam dekade terakhir bermunculanbanyak protes yang membabi buta yang meletus di tiganegara ini, yang dipelopori oleh berbagai kelompok,sorotan media yang intens dan berkembangnya perdebatanglobal. Perdebatan berfokus pada keputusan komersialisasitanaman RG, ketakutan mengenai prospek dari gen “ter-minator”132, di samping perhatian yang lebih luas pada hakpaten, pengaturan perusahaan dan tentu saja konsekuensidari hubungan perdagangan globalisasi. Dalam banyak hal,ada kesamaan hubungan yang membingkai oposisiterhadap proyek tanaman RG di tiga negara, namun adayang membedakan mereka, yaitu konteks dan pertim-bangan lokal yang ditunjukkan di bawah ini. Di tiga negaradalam periode ini memperlihatkan rentetan dari munculnyakegiatan anti tanaman RG. Setiap negara memiliki hu-bungan yang berbeda dan terkadang tidak jelas asosiasinyadengan gerakan dan organisasi petani. Terkadang ada

132 Gen “terminator” merujuk pada Genetic Use Restriction Technolo-gies (GURTs), dimana sisipan gen dicegah penggunaannya digenerasi berikutnya. Akibat kehebohan dari teknologi ini sehinggabelum juga dikeluarkan.

Page 307: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

292

deretan jelas dari politik dan kepentingan materi yangkadang kurang jelas. Kunci pertanyaan yang dieksplordibawah ini adalah untuk menanyakan kepada siapa ke-lompok baru anti tanaman RG ini berbicara dan kepen-tingan apa yang mereka wakilkan? Demikian, aliansi barudan jaringan yang masing-masing dibuat dengan levelnasional, regional, dan global, yang membuat berbagaitempat untuk mobilisasi dengan dimensi lokal dan global,yang pada gilirannya menghasilkan berbagai bentuk yangberirisan dengan mobilisasi transnasional dan lokal. Dam-pak lokal ini masuk ke dalam jaringan aktivis global yangdihubungkan oleh internet dan jaringan ekstensif antarakelompok yang diantaranya berasal dari kelompok agraria,lingkungan dan kampanye konsumen.

Aktivis anti RG beragumen bahwa adanya kekuatanmonopoli, pemakaian tanaman RG akan mengakibatkankenaikan harga dan menurunnya keragaman jenis pilihanbibit sehingga memaksa petani yang miskin mundur danmengikuti cara yang sama, sehingga, perusahaan agrikulturkapitalis lah yang mendominasi. Mereka beragumen,menyebarnya bahan genetik RG, akan menimbulkan resikoini akan ditambah dengan ancaman potensial padabiodiversity dan terhadap konsumen, yang berpotensi kenaresiko tinggi akibat makanan yang tidak aman. Pendukungpro RG sebaliknya beragumen bahwa bibit RG akanmengurangi biaya petani dalam skala cara normal,membiarkan petani kaya dan miskin sama-sama meraihuntung. Dengan menghilangkan beban petani daripembelian pestisida, baik secara kesehatan dan keuntunganekonomi akan didapat. Tidak diketahui adanya resikokesehatan dan lingkungan, klaim mereka dan jika diken-dalikan oleh sistem regulasi yang singkat, semuanya akanberes dan keuntungan dari “revolusi gen” akan menjadikenyataan. Cara beragumen seperti ini digunakan denganberbagai cara di berbagai tempat, dengan penekanan pada

Page 308: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

293

elemen yang berbeda, tergantung pada konteksnya. Di studikasus negara-negara ini, berbagai aliansi dihadapkan antaramereka yang konsen dengan perlindungan beragamtanaman asli di area pertanian kering, aktivis agraria konsenuntuk land reform radikal, kaum nasionalis berkepentingandalam melindungi ekonomi nasional-budaya dari pengaruhluar dan pemrotes anti-globalisasi yang terhubung untukmengembangkan jaringan aktivis internasional.

Beberapa komentator mengacuhkan pergerakan anti– RG sebagai semata-mata tanggapan tiruan oleh aktiviselit, menggunakan hubungan dengan organisasi petanisebagai cara untuk mencari dana. Namun apakah hasilsesungguhnya lebih dari ini? Apakah ini bukan bentuk barudari ekspresi legitimasi politik, yang penuh dengankontradiksi kontemporer, namun juga sebuah kontribusipenting untuk debat demokratis dalam konteksnya, karenapaksaan neoliberalisme yang hanya mempunyai ruangalternatif kecil? Bagian ini memperdebatkan tentang halitu dalam cara yang berbeda dan kelompok-kelompok antiRG adalah contoh dari bentuk jaringan baru dari aktivismesosial, hubungan masyarakat, isu dan politik dalam carabaru disekitar isu yang dijelaskan secara global, namunselalu di konstruksi ulang dalam konteks lokal dan melaluiproses politik lokal. Dengan mengurutkan hubungan darisetting tiga bangsa pada arena internasional dan denganmemeriksa hubungan antar tiga negara, studi ini menaksirtingkatan yang mana aktivis anti RG bertambah menjadijaringan transnasional yang dihasilkan oleh proses “globa-lisasi dari bawah” dan sebaliknya memunculkan pertanyaanmengenai proses representasi dan hubungan antarakelompok anti-RG dan perbedaan populasi pertanianpedesaan.

Bab ini diawali dengan pemeriksaan dari dinamikapergerakan, menjelajahi secara komparatif antara aktivistransnasional dan karakter lokal. Hal ini ditempatkan pada

Page 309: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

294

pendekatan fokus utama dalam pandangan dari dekattentang aksi bersama (Edelman 2001, 286), sebelummengambil lebih jauh pengertian struktural politik yangdalam, dan faktor sejarah yang mengkondisikan praktekseperti itu. Di rangkaian negosiasi di tempat yang berbeda,dalam studi ini menanyakan: isu apa yang muncul dantuntutan apa yang dibuat? Bagaimana bisa terbentuk danoleh siapa? Hubungan apa yang ada antara negosiasi ditatar global dan lokal? Dan yang paling penting adalah,apa yang dikatakan oleh praktek dari mobilisasi ini padakita mengenai karakter transnasional dari pergerakan antiRG dalam basis sosial politik nya.

Pada setiap negara, tujuannya adalah untuk berfokuspada peristiwa yang berlangsung lebih dari periode sepuluhtahun sampai 2005, dan untuk membentuk analisis inidalam pandangan sejarah yang lebih luas. Materi yangempiris diberikan berdasarkan wawancara semi tersusundengan pemain utama133, digabungkan dengan arsip analisisdokumen, termasuk dokumen resmi pemerintah, publikasidari aktivis di organisasi dan artikel koran.

Dinamika Pergerakan Dalam Konteks Tiga Negara

India

Di india, perdebatan mengenai tanaman RG menariksorotan media nasional untuk pertama kalinya pada tahun1998 yang menyebutnya sebagai kontroversi “termina-tor”.134 Masuknya kapas transgenik Mosanto menimbulkanketakutan bahwa produknya akan termasuk dalam pela-

133 Total lebih dari 70 wawancara detail yang dilakukan sebagai bagiandari penelitian ini di India (februari 2004), di afrika selatan (Maret2004) dan di Brazil (di April 2004). Wawancara di India membuatpeneleitian jangka panjang antara tahun 2000 dan 2005 dalam temaini.

134 Sebagai contoh liha Omvedt (1998); shiva (1998)

Page 310: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

295

belan aktivis anti-RG global, terutama RAFI135 danGRAIN. Gen terminator yang akan menghalangi pena-naman kembali dan membuat petani bergantung dari tahunke tahun pada perusahaan bibit. Ini adalah barang yangmenimbulkan emosi dan sangat efektif dalam menimbul-kan ketakutan, meskipun Monsanto dengan kuat menyang-kalnya. Ketakutan ini mengusik banyak perasaan. Bagibeberapa kelompok, kapas Bt menjadi simbol dariperlawanan yang lebih luas terhadap dominasi kapitalmutlinasional, bentuk tertentu dari modernisasi teknologidan globalisasi pada umumnya.

Di pertengahan tahun 1998, pertempuran antarakelompok dimulai. Monsanto meluncurkan rangkaianiklan di surat kabar, pada waktu yang sama kelompok NGOmeluncurkan kampanye “Monsanto Quit India” untukmenggugah kesadaran publik. Walaupun sudah diketahuiluas bahwa percobaan lahan telah didirikan, detail me-ngenai satu-satunya tempat percobaan, baru diketahuimasyarakat di bulan November 1998. KRRS (karnatakaRayja Ryota Sangha, yang sekarang menjadi gerakan petaniKarnataka) dengan segera mengumumkan kampanye “Cre-mate Monsanto”. Pemimpin KRRS terakhir, ProfessorM.D. Nanjundaswamy memperkenalkan rangkaian slogan:“Stop Genetic Engineering”, “No Patents on Life”, “Cre-mate Monsanto” dan “Bury the WTO”. Dia memberiperingatan bahwa seluruh tempat percobaan di Karnataka,bagian India Selatan akan di bakar , dan itu mendapatsorotan media.136 Kedutaan US meminta perlindunganpolisi untuk perusahaan US di Bangalore dan meminta

135 Sekarang dikenal sebagai ETC Group, lihat http://www.etcgroup.org.

136 Menurut dari laporan media masa, pembakaran pertama terjadipada bulan November 1998 oleh petani. Aktivis dari KRRS bersamadengan “front dari kelompok progresif ” (yang sedikit diketahui),“front aksi”, “front Pembebasan Karnataka” dan “Organisasi Petani

Page 311: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

296

pengadilan tinggi di Karnataka untuk mengatur perlin-dungan tempat percobaan dan properti perusahaan bibitMayhco. Di bulan desember, KRRS mengancam untukmengajukan kasus kriminal dibawah Union Seed Act dipengadilan daerah, negara dan pemerintah pusat untukmelawan Monsanto, dengan alasan bahwa percobaantersebut ilegal (Deccan Herald 1998).

Perang media berlanjut hingga ke tingkatan yang lebihtinggi sepanjang tahun 1999 dan 2000, dengan banyaknyakesempatan bagi media massa untuk mengeluarkan ulasan,dan didorong oleh sejumlah workshop dan forum-forumkonsultasi.137 Monsanto masih berada dalam sorotan diikutiusahanya untuk mengimpor plasmid untuk penelitiantanaman transgenik di pusat penelitian mereka di Banga-lore (Economic Times 1999; The Hindu 1999). Saat itu,beberapa lebih berpusat pada gerakan perlawanan oleh lobipro RG dengan intervensi dari ilmuwan non-pendudukindia (terutama C.S. Prakash, dari universitas Tuskegee diUSA, yang beberapa kali mengunjungi India dan menulisartikel dengan bahasan luas di media massa), pemimpinpetani lain (termasuk Sharad Josho dari Shektari Sangha-tana dan Chengal Reddy of the Andhra Pradesh FarmersAssociation)138 dan komentator industri, termasuk kontri-busi lagi dari Monsanto yang melaksanakan survey opinimasyarakat, yang tidak mengherankan menunjukkanbagaimana petani mendukung bioteknologi. Tinggal sedikitdari ilmuwan lokal india yang bersiap memasuki keributan,seperti penerima Nobel dan pahlawan Green Revolution

tak Bertanah”, menurut perilisan media massa dari KRRS, Banga-lore. Pembakaran juga diikuti oleh lima anggota tim dari kelompokyang berbasis di Geneva “global people action group”

137 Sebagai contoh, TERI “stakeholder dialogues”; The National Sci-ence Summit di Bangalaore; konsultasi nasional tanaman RGMSSRF di Chennai.

138 Lihat Financial Express (1999,2000,2001)

Page 312: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

297

Norman Borlaug yang tidak malu memberikan opinimereka di selembaran dalam koran Indian.

Segera setelah materi Bt diimpor, penolakan diberikandalam bentuk petisi ke pengadilan oleh RFSTE, dipimpinoleh Vandana Shiva yang menentang bentuk dan kontendari regulasi ini. Sejak itu, pengadilan terlihat meneruskantindakannya dengan melakukan persidangan, minatmasyarakat pada proses pengadilan cukup tinggi, merekamengikuti persidangan-persidangan dengan cermat. PetisiRFSTE mencakup pemeriksaan ekstensif di pengadilantinggi dan memperbanyaknya sejumlah bukti tentang itu.Tindakan di Delhi High Court oleh Campaign Gene ditahun 2001 mengklaim bahwa penjualan ilegal bibit RG diGujarat dilakukan dengan sepengetahuan pemerintah.Petisi lebih lanjut oleh Gene Campaign beragumen untukhak penyingkapan informasi pada hasil percobaan dibawahFreedom of Information Act.

Bentuk protes langsung lainnya juga dilanjutkan,dengan KRRS yang aktif dengan aksi pembakaran tanamanmenjadi sorotan media, dan perdebatan penundaan limatahun bibit RG (Economic Times 2001), mengikuti poladidirikannya kampanye “lepas” Eropa. Aksi protes terjadidi berbagai tempat, termasuk aksi reguler dan demonstrasidi markas penelitian bekas Monsanto di Indian Instituteof Science di Bangalore. Peristiwa seperti citizen juries diKarnataka di tahun 2000 dan Andhra Pradesh tahun 2001juga memberikan fokus aktivis untuk melaporkan tanamanRG dan menghubungkannya dengan masa depan agrikulturActionAid 2000; Pimbert and Wakeford 2002). Minatmedia semakin tinggi dengan persaingan pelayananberbasis internet yang memberikan pandangan alternatifpada keadaan di India.139

139 Sebagai contoh, lihat AgBioIndia (http://www.Agbioindia.org),yang didukung oleh altivis Devinder Sharma di Delhi; lebih banyak

Page 313: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

298

Perilisan resmi dari kapas Bt di tahun 2002 menim-bulkan banyak protes. Usaha pembakaran tanaman selama2002 memberikan dampak kekacauan, beberapa petanimau menerima kompensasi dari KRRS untuk pengrusakanpada tanaman mereka, namun yang lainnya dengan tegasmenolak pemberian tersebut dan mengadu pada polisi.Dalam beberapa tahun terakhir, pemrotes lebih banyakbisu. Ini disebabkan menurunnya kesehatan Nanjun-daswamy, sebelum meninggalnya beliau di Ferbruari 2004.Dengan pegangan dia pada fraksi KRRS yang dia ken-dalikan dengan tergopoh-gopoh, kurangnya koordinasi dankampanye yang tidak aktif menjadi bukti. Meskipundemikian yang lainnya tetap aktif. Gene Campaigncontohnya mengadakan konferensi high-profile di Delhi,yang mendebatkan pemeriksaan sistem regulasi.140 Se-mentara itu Greenpeace dengan kantornya yang sekarangberlokasi di Bangalore unjuk gigi dalam protes berbasiskonsumen pada outlet belanja dan menarik pemrotes padadiskusi mengenai regulasi.

Di tahun 2003 dan 2004 pemrotes berlanjut, namunbanyak aktivis menaruh perhatian mereka pada review tigatahun dari hasil kapas Bt di tahun 2005. Banyak yang dita-namkan dalam memberikan bukti alternatif berdasarkansurvey di area kapas, yang akan mendemonstrasikanbatasan teknologi. Banyak kampanye berfokus pada NGOjuga mulai melihat kampanye anti RG sebagai pembatasyang tidak dapat dipisahkan, dan ingin memberikan sisilain dari cerita itu, membangun narasi tentang alternatifyang memungkinkan. Contohnya Karnataka Coalition

daftar internasional (termasuk [email protected]) dengan suduttanaman yang lebih skeptis dan Monsanto India (http://www.monsantoindia.com) yang lebih banyak mengambil posisi pro-biotek.

140 Lihat perilisan press genecampaign.org

Page 314: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

299

against GM Crops membangun hubungan dengan berbagaikelompok, mencakup mereka yang bertempat di gerakanagrikultur alternatif di india dan diluar India.141

Afrika selatan

Pada tahun 1997 dilakukan kampanye Biowatch olehsekumpulan kelompok kecil peneliti yang dibentuk diAfrika Selatan yang dipimpin oleh bekas ilmuwan univer-sitas biological scientist, Rachel Wynberg. Biowatchmemulai kampanyenya dengan mengadakan rangkaianworkshop, debat dan surat kabar yang ditugaskan untukberfokus pada isu seperti label dan pemisahan.142 Padatahun 2000 organisasi ini membuat aliansi, SAFeAGEkemudian diluncurkan, hal ini terinspirasi dari “kampanyebebas” European. Dipimpin oleh aktivis Cape Town, GlennAshton, SafeAge menaikkan tempo aktivitasnya denganstrategi orientasi media dengan membangkitkan kesadaranpublik pada isu RG. Publikasi artikel di koran reguler, slotdi tv dan pembicara di radio membuat RG menjadi isupublik.143 Munculnya kelompok koalisi yang mengorganisirsejumlah acara high-profile, menarik tokoh-tokoh anti RGglobal seperti Vandana Shiva dari India dan TewoldeBerhan Egziabher dari Ethiopia. Untuk menandingi ini,organisasi pro RG yang didanai industri, AfricaBiodiluncurkan pada akhir tahun 1990, yang berusaha untukmempergunakan standar ilmiah high ground atau yangmelegitimasi pendiriannya dalam hal keahlian ilmiah.Dalam periode ini, konfrontasi sering terjadi antara sisiyang beroposisi pada debat RG, yang hampir selalu denganorang yang sama.

141 Termasuk Green Foundation, ICRA, AME dan yang lainnya.142 Lihat http://www.biowatch.org.za.143 Sebagai contoh, lihat Business Day (2002,2004); Mercury (2003);

Mail and guardian (2000).

Page 315: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

300

Meskipun demikian perdebatan ini hampir dido-minasi secara eksklusif oleh kulit putih, dan aktivis kelasmenengah yang berpendidikan yang berbasis di Cape Town,Johannesburg atau Durban. Pada pasca era apartheid -yangcondong pada aktivis kulit putih yang menjadi bagian dariperlawanan di berbagai cara- sebelum tahun 1994 mene-mukan diri mereka pada posisi yang tidak mudah. kecualisebagian besar orang-orang baru pemerintah, merekaberasal dari beragam NGO yang harus membentuk barukehadiran mereka dalam konteks afrika selatan “baru”.Mereka memulai usaha untuk meraih konstitusi lebih luasmelalui hubungan pada organisasi lain sebagai bagianpembangunan koalisi anti RG yang lebih kuat. Sehinggaseperti perserikatan (contoh The Food and Allied SouthAfrica), kelompok konsumen (the National ConsumerForum; the safe Food Coalition), organisasi berbasis hakasasi (the Environtmental Justice Networking Forum,EJNF) organisasi pembangunan dan lingkungan (Environ-ment Monitoring Group; The Wolrd Conservation Union),kelompok keagamaan (termasuk the South African Coun-cil of Churches; the Pietermaritzburg Agency for Chris-tian Awareness; the Ecumenical Service for socio-economictransformation), kelompok perlindungan alam (Botanicaland Wildlife Societies of South Africa) dan kelompokpenghijauan (Earthlife Africa; Earth Woman; Trees forAfrica) mereka termasuk sebagai kelompok yangmengambil peran dalam kampanye. SAFeAGE beragumenbahwa aliansi ini diikuti lebih dari 200.000 orang di AfrikaSelatan.

Membangun jaringan dengan pemain internasionalmenjadi strategi penting. Ini juga mencakup Jaringan DuniaKetiga yang berpusat di Malaysia, RFSTE di India, aktivisanti – RG yang berpusat di utara berasosiasi denganGRAIN, RAFI dan yang lainnya. The World Summit onSustainable Development yang diadakan di Johannesburg

Page 316: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

301

pada bulan september 2002 merupakan titik pertemuanpenting, dengan banyaknya diadakan workshop paralelyang membahas isu RG, dan banyaknya para peserta dariAfrika Selatan dari berbagai organisasi yang terlibat. Usahainternasional ini telah mendorong kepercayaan danlegitimasi dalam pekerjaan di negara mereka masing-masing, yang berfokus pada peningkatan intervensi strategidalam proses legal yang kemudian digabungkan denganbeberapa cara lain, sehingga meningkatkan aksi protes.Pada agustus 2002, Biowatch melayangkan tuntutanpengadilan pada National Departement of Agriculture,yang digandeng oleh Mosanto sebagai terdakwa dalamkasus yang hak konstitusional untuk mengakses informasipada persetujuan dan percobaan RG. Pemeriksaanpengadilan akhirnya dilaksanakan selama tahun 2004dengan keputusan perihal kasus yang dilayangkan Biowatchdi bulan February 2005. Kasus serupa yang berkepanjanganmencakup persetujuan jagung Syngenta Bt11 yang diajukanoleh Biowatch pada tahun 2002. Kasus naik banding hanyaterdengar di tahun 2004, dengan tidaka danya bandingselama ini, kondisi Syngenta diterima begitu saja. Padawaktu yang sama, kerja intensive dengan komite portfolioparlementer dari Agriculture and Land Affairs and Envi-ronment berlangsung, yang berfokus pada mengubahrancangan undang-undang GMO Act tahun 1997. Keten-tuan baru akhirnya diluluskan di tahun 2004, menyebabkanrespon penuh dari Biowatch.144

Sementara itu, SAFeAGE bersama dengan beberapakelompok aktivis lingkungan, seperti Earthlife Africa,EJNF, Earth Women,- Ekogaia melakukan protes dengangaya populer yang ditujukan pada rangkaian retail,menyorot isu yang sedang berkembang. pemboikotan

144 Lihat detail dari keseluruhan aksi di http://www.biowatch.org.za.

Page 317: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

302

konsumsi dipilih sebagai taktik protes di era apartheid- yangdifokuskan pada outlet-outlet produk RG seperti Pick nPay dan Woolworths. “Trolley runs” (dimana pemrotesmemenuhi troley di supermarket dengan barang danpermintaan yang merupakan produk RG) yang menjadifokus pada ulasan media lebih jauh.

Pada tahun 2005, diikuti dengan kesuksesan Biowatchdengan tuntutannya di pengadilan, lobi kelompok pro RGAfricaBio mengeluarkan pernyataan vituperative yangberjudul “Thoughtless activists continue to misinform andmislead the public”.145 Mereka mengklaim bahwa aktivisanti RG merendahkan hak asasi manusia dan mengomporieditor surat kabar yang beritanya tidak berdasar fakta.Pernyataan mereka mengklaim bahwa kampanye anti RGmerupakan bagian dari :

Kampanye yang terpimpin dengan baik yang dibiayai sejumlah $70 juta setahun dari dana yayasan, kelompokmakanan organik, pemerintah Uni Eropa dan bahkanlembaga UN dan program-programnya. Menggunakanpenundaan dan ancaman melawan import agriculturedari negara yang menanam tanaman Biotech, kompleksdan syarat yang mahal untuk melabel seluruh bahan-bahan RG dan mencarinya dari bibit sampai rak toko,bahkan kebohongan yang sama sekali palsu mengenaikeamanan bioteknologi.

Sepuluh tahun yang lalu, tanaman RG hampirmenjadi perhatian di Afrika Selatan. Pemerintah bersamadengan industri dan kelompok kecil bawah tanah parailmuwan, membentuk term tentang isu ini. Saat ini hal itusudah berubah. Gabungan dari kasus pengadilan high pro-file, demonstrasi yang berlangsung, tumbuhnya media danhubungan jangka panjang dengan legislator, birokrasi, dan

145 Lihat www.africabio.com/press/biowatch.pdf.

Page 318: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

303

ilmuwan yang melakukan pergulatan panjang, berdampakpada terbukanya isu ini dari perdebatan sampai penelitianyang lebih besar, bahkan berdampak pada keputusan danpembatasan kebijakan.

Brazil

Di Brazil banyak aktivis anti RG di tuntut dipengadilan. Pada tahun 1997 greenpeace-Brazil memilikifile perkara hukum tentang kegagalam melawan barangimport GMO. Pada tahun 1998, CTNBio, otoritaspemerintah Brazil menerima lima Roundup Ready darimacam-macam bibit kedelai untuk diatur dan dimonitorperilisan komersial nya. Organisasi konsumen, IDEC(Instituto Brasileiro de Defesa do Consumidor) 146 segeramenanggapi dengan menjadikannya perkara hukum kehakim federal untuk menolak peluncuran bibit kedelai ini.Keputusan melawan perilisan komersial dikeluarkan padabulan desember 1998. Hingga tahun 1999, pemrotes me-ningkat dengan banyaknya ulasan di media dan berusahauntuk dapat dukungan di level negara, agar pemerintahmembentuk rintangan perluasan lebih jauh dari tanamanRG. Di bulan maret 1999 gubernur negara Dutra of RioGrande do Sul mengeluarkan surat yang memberikansistem lisensi spesial bagi perusahaan RG di Brazil danpemerintah Rio Grande meminta Monsanto untukmemberikan analisis dampak lingkungan secara detailuntuk dugaan dari operasinya. Monsanto kemudian suksesmengawal keputusan untuk menolak intervensi peme-rintah-negara didalam aktivitas penelitiannya. Namunucapan terimakasih diucapkannya kepada agitasi efektifdi level negara, gubernur meresponnya dengan mende-klarasikan bahwa negara “bebas-RG”. Keputusan tersebut

146 Lihat www.idec.org.bt.

Page 319: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

304

diragukan oleh legislatif negara pada tahun berikutnya,namun meskipun demikian ini membuat sorotan mediasemakin kencang, menaikkan tempo, dan berfokus padaperhatian meningkatnya aksi di level negara.

Sementara itu pada level federal, terjadi peningkatanjumlah NGO - kelompok partai politik, mencakup IDEC,IBAMA (the Brazilian Environment ministry’s Institute forthe Environment and Renewable Natural Resources) danPT (Workers’ Party)- yang turut serta melakukan penga-matan intervensi legal dalam meninjau ulang keputusanyang dibuat oleh kementrian pertanian Brazil. Kementrianmemiliki otoritas untuk meregistrasi bermacam-macamjenis kedelai RG tanpa dugaan dampak lingkungan secaraformal yang menjadi bahan keberatan dan argumen (agarpunya kekuatan hukum) para pemprotes. Pada bulanagustus 1999 hakim federal mengubah keputusan semen-tara terhadap penanaman tanaman RG pada keputusanpengadilan resmi. Monsanto diminta untuk memenuhituntutan dan meneruskan untuk melakukan hard lobby.

IDEC dan Greenpeace sementara itu memulai mem-berikan peringatan dengan berusaha menumbuhkankesadaran konsumen akan bahaya RG dan melakukan aksiboikot. Himbauan itu terutama terfokus pada konsumenkota dan kelas menengah di pemukiman-pemukimanperkotaan, kelompok yang cukup banyak di Brazil.Pengaruh kuat IDEC sebagai organisasi konsumen danpengalaman internasional Greenpeace dengan pemogokankonsumennya, kemudian merebut perhatian media. Padabulan juni 2000 mereka mengumumkan bahwa 11 produkRG berada pada rak-rak supermarket di Brazil. Antaratahun 2000 - 2001, greenpeace memimpin protes di super-market-supermarket yang ada di negara tersebut (Reuters2000b).

Tantangan import produk RG adalah taktik lain yangdikerahkan pada saat itu. Greenpeace memberikan aduan

Page 320: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

305

pada pengadilan untuk menolak pelayaran dari SanFransisco yang membawa dua kapal kontainer besar yangberisi jagung RG untuk pertenakan ayam. Hal ini menyorotberkembangnya perdagangan produk RG dan terjadipeningkatan pendukung protes di Brazil. Pada bulan juli2000, gerakan petani yang dipimpin oleh Landless peoplemovement (MST), menyerang kapal di Recige yang berisijagung RG dari Argentina (Reuters 2000a).

Seluruh aksi ini berdampak pada meningkatnyafrustrasi pada kekuasaan pemerintah. Seluruh kabinetkementrian menandatangani nota tentang tanaman RG dibulan juli 2000 dan president Cardoso mendatangani dekrityang memberdayakan CTNBio untuk menguasai tanamanRG. Namun hal ini hanya akan memuncakkan determinasidari kelompok aktivis anti RG, dengan blokade danperintah melawan pengiriman yang intensif, dan dengankelompok jaringan yang bebas bermunculan padakampanye anti(bebas)-RG di Brazil (Campanha Nacionalpor um Brasil livre de Transgenicos), jumlah kelompok yangterlibat meluas. MST khususnya, melalui hubungannyadengan gerakan petani internasional, Via Campesina,menambah meningkatnya keterlibatan jaringan yangmampu menggerakan petani dengan jumlah besar. WorldSocial Forum di Porto Alegre pada bulan januari 2000adalah titik utama bagi pemrotes dan kemudian terusberlanjut pada kegiatan yang terus berlangsung di tahun2001 dan 2003 yang menarik banyak aktivis internasionaldi seluruh dunia. Pada tahun 2001 lebih dari 1000 orangyang tergabung di MST menyerbu pertanian Monsanto diRio Grande Sul, menghancurkan lima hektar lahan kacangkedelai RG. Mereka bekerja sama dengan aktivis petanidari Perancis, Jose Bove, yang lalu ditahan karena ikutberpartisipasi. Pergerakan anti RG saat itu menjadi hitdalam press internasional dan menarik perhatian Action-Aid Facilitates citizen jury di Fortaleza.

Page 321: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

306

Pada tahap ini keterlibatan partisipasi pada kampanyedari keragaman impresif organisasi dan konstitusi dankonsumen (melalui IDEC), environmentalist (greenpeacedan ESPLAR, Centro de Pesquisa e Assessoria), aktorpembangunan (ActionAid Brazil dan AS-PTA, Assessoriae Servic’os a Projetos em Agricultura Alternativa), ke-lompok pendidikan (FASE Federac’ao dos Orgaos paraAsistencia Social e Educacional and INESC, Instituto deEstudos Socio-Economicos) gerakan petani (MST), sertaorganisasi politik (PT-partai buruh). Masing – masingberfokus pada area pembelaan berbeda dan aksi yangberbeda, tetapi dengan orientasi protes yang langsung ber-fokus pada praktek demonstasi alternatif; melalui peng-adilan dan ke media. Meskipun jaringan yang muncul darislogan yang sederhana seperti “RG-Free-Brazil” tetapimereka mampu mewujudkan “discourse coalition”(wacana koalisi) dan mampu membuat kekacauan diberbagai ruang berbeda.

Selama tahun 2002 banyak harapan yang diberikanpada kesuksesan PT dalam pemilihan umum. Banyak NGOdan kelompok aktivis dan gerakan memberikan aspirasimereka pada PT, termasuk apa yang banyak dipahamisebagai komitmen untuk menolak RG di Brazil dalamkesuksesan PT. Namun ketika Lula terpilih pada oktober2002, sorak kegirangan merosot. Bahkan sebelum pe-merintah baru dimulai, kementrian agrikultur RobertoRodrigues seorang pendukung terkenal dalam agribisnisberbicara mengenai tanaman RG (The Guardian 2002).

Sepanjang perselisihan di pengadilan dan protesaktivis dari tahun 1998 dan seterusnya, terjadi peningkatankegiatan penanaman tanaman RG di Brazil bagian selatan,meskipun ada penolakan, pada dekrit dan keputusan.147

147 Lihat Nature (2000); Dow Jones (2001)

Page 322: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

307

Aspirasi untuk bebas RG di Brazil secara substantifmenurun. Pada tahun 2003 pemerintahan Lula, menerimakehadiran tanaman RG dalam kuantitas besar dan dihadapioleh dilema utama, apakah meneruskan penegakkan padapenolakan dan menghancurkan tanaman RG, yangmenyebabkan tuntutan utama untuk kompensasi politik diaatau membiarkan penjualan tanaman RG. Rangkaiandekrit kepresidenan yang mengizinkan penjualan kedelaiRG, walaupun masih belum disetujui penanamannya(Reuters 2003a), tetapi faktanya, bahwa Brazil tidak lagibebas RG.

Pada saat itu, medan tempur utama adalah melaku-kan revisi bagi hukum Biosafety. Monsanto meluncurkankampanye PR: dengan membuat film yang mengiklankanproklaim keuntungan dari tanaman RG, walaupun masihilegal secara nominal.148 Monsanto juga frustrasi sekali,karena kehilangan pendapatan royalti dari mengembang-kan kedelai RG secara ilegal dan melanjutkannya kepengadilan dan bernegosiasi dengan produsen utama (NewYork Times 2003). Poin utama melekat pada kekuasaanCTNBio dan tempat dari penilai lingkungan independen.Walaupun konsesi sebelumnya dimenangkan oleh lobi antiRG dan mengakibatkan penundaan lama, pemerintahbahkan menerima kekuasaan penuh CTNBio yang kemu-dian mengesahkan undang-undang nya pada bulan maret2005.

Sejak itu gelombang berganti melawan posisi anti RG.Pertempuran ditingkat legal berakhir saat itu, CTNBiobergerak cepat untuk menerima Bollgard Monsanto dengankapas Bt-nya. Pada bulan Maret 2005, Monsanto mendapatperjanjian royalti dengan produsen kedelai Brazil danmenyepakati usaha bersama untuk menghilangkan black

148 Lihat Reiters (2003b); Financial Times (2004).

Page 323: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

308

market dalam penjualan bibit, yang sebenarnya bertujuanuntuk memastikan dominasi pasar Monsanto, dankesepakatan itu berakibat terhadap tertundanya penge-luaran varietas lokal dari organisasi penelitian agrikulturnegara, Embrapa. Pada tahun 2005, memang surat kabarmemberitakan bahwa aliansi Brazil bebas-Rg bersumpahuntuk melawannya, namun dengan industri kedelai yangkini secara formal berkomitmen dengan RG, visi dari bebasRG di Brazil kini pada hakekatnya mati dan terkubur.149

Hubungan Global, Berakar Lokal

Jadi bagaimana kita dapat memahami kampanye antiRG pada periode ini, dalam kaitannya pada konteks me-reka secara lokal, nasional, dan transnasional? Apakah inimerupakan rangkaian kegagalan protes, didorong olehkelompok elite dan didanai oleh kepentingan yang ragu-ragu (oleh Eropa) sebagaimana klaim mereka (Paarlberg2000)? Atau apakah periode ini menunjukkan kemunculandari jenis protes dimana hubungan antara politik (dan juganilai dan etnik) dan pengetahuan (dan bukan hanyaprespektif tendensi ilmuwan) yang dapat dilihat sebagaiinformasi yang baru, membangun solidaritas transnasionaldan berbagi tujuan? dengan masa depan cerah tanamanRG bagi produsen dengan lahan kecil atau kemalangantertentu, -tergantung pada posisi anda- apakah ini setaradengan menjelajahi seberapa berbeda jalinan perdebatanRG yang menghubungkan dengan minat politik agrarianyang berbeda, atau malah sebaliknya mengugurkan bebe-rapa informasi pada karakter kelas dalam isu RG.

Perdebatan yang menunjukkan sisi berbeda ini telahmembuat permainan besar pada posisi dan kepentingan

149 Walaupun koran GM-Free Brazil pada tanggal 20 desember 2007(lihat http://www.aspta.org.br) merayakan bahwa tanaman RGmasih belum diterima secara ilegal hingga akhir tahun.

Page 324: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

309

dari petani sebagai korban (Shiva et al. 2000)atau terkadangsebagai pahlawan (Herring 2005, 2007). Namun siapakahpetani-petani ini yang tampaknya menjadi pusat padaperdebatan namun terlalu sering diam dalam diskusi diluarketerwakilan mereka di sisi lain? Sebagaimana pada diskusisebelumnya, kehadiran tanaman RG kedalam konteksagraria yang berbeda di seluruh kasus di pasar utama secararelatif mampu membuat petani berorientasi lebihkomersial: “petani kaya” atau “petani kapitalis” sepertiklasifikasi yang digunakan oleh beberapa orang. Dibeberapa kondisi, bibit RG dicoba oleh banyak petaniberbeda, di beberapa bagian di India masih ada sedikit bibitRG yang dipakai. Namun bibit RG jarang didapat olehpetani miskin sebagai nafkah hidupnya. Namun lobi proRG berasumsi pandangan positif dari keuntungan perta-nian kapitalis, bahkan pada akhirnya untuk produsen mis-kin, mereka memberi asumsi pada kenetralan teknologi dankebutuhan untuk berhubungan dengan pasar global.Berbeda dengan argumentasi anti – RG yang memberikanbanyak penekanannya pada perspektif yang meragukanbentuk agrikultur kapitalis yang akan menyebabkanmeningkatkan ketidaksamarataan ini, petani yang takbertanah dan miskin bahkan semakin terpuruk dalam krisisagraria yang telah ada. Sebagai contoh ekonomi agrariayang sangat tidak rata di Afrika dan Brazil, topangan darikomersial agrikultur skala besar, dihadapkan pada tuntutanyang berlangsung pada tanah dari petani miskin dan takbertanah, dilihat sebagai penghinaan bagi komitmen padademokrasi, kebebasan dan pembangunan.

Fitur utama di ketiga negara adalah hubungan glo-bal yang mengaitkan aktivis anti RG dan perdebatan yangada disekitarnya. Kampanye pada level nasional dire-fleksikan pada debat global mengenai anti globalisasi,ketahanan pangan, hak petani dan biodiversity, sebagai

Page 325: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

310

contoh. Dalam jaringan yang menyusun pemrotes global,isu RG menjadi pusat keseluruhan susunan isu berbeda parapemrotes terhadap monopolisasi kepemilikan teknologi danpengetahuan melalui paten dan perjanjian TRIPS; bagikeadilan perdagangan sebagai bagian dari pembaruan (atauabolisi) WTO; melawan pembinasaan yang dirasa munculdari perusahaan multinasional (dengan monsanto menjaditarget global); atau malah dia terjadi dalam hubungan untukmemperluas fokus kampanye pada makanan, kesehatandan pertanian. Perjuangan melawan tanaman RG menjadiperang dari agenda yang lebih luas, meliputi isu besartentang cerita kemiskinan, perdagangan dan hak asasimanusia yang terkadang kata-kata “miskin” didefinisikandalam kategori “petani” sebagai pusatnya. Kerangka daridebat global secara intens membuat frustrasi pro RG yangmelobi industri, regulasi pemerintah dan banyak ilmuwan.Mereka merasa aktivis mengada-adakan isu, menyelisip-kannya di protes yang luas dan juga politik, memasukkannilai dan sudut etnik kedalam apa yang mereka lihat sebagaisecara relatif sebagai isu teknik yang sederhana dan sempitmengenai tanaman RG. Apa yang penting adalah mem-perluas kerangka kampanye nasional untuk menyorot isuyang luas dari hak dan keadilan sosial dalam kontekskebijakan agraria neoliberal diluar teknologi itu sendiri (cf.Jepson 2002).

Setiap kampanye menjalankan program yang ber-beda, memaparkan strategi dan taktik yang berbeda, danmencakup jaringan dan aktor yang berbeda, seluruhnyaberkaitan pada wilayah global. Sejumlah peristiwainternasional di akhir dekade ini adalah hal penting dalammembawa aktivis bersama-sama dan menkonsolidasihubungan dan jaringan di berbeda tempat. Protes antiglobalisasi yang penting pada pertemuan WTO di Seattlepada tahun 1999 adalah moment utama kemunculan ini,yang setelah itu diikuti oleh pertemuan WSF (World So-

Page 326: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

311

cial Forum) di Porto Alegre pada tahun 2001. Sejak itupertemuan WSF terus menerus dilakukan pada tahun2002,2003 dan 2005, di Mumbai pada tahun 2004 danpertemuan World Summit on Sustainable Development diJohannesburg di tahun 2002, dan juga pertemuan globaldi Via Campesina serta berbagai pertemuan yang dilakukankelompok kampanye dan gerakan anti-globalisasi lainnya.

Protes terhadap globalisasi ini telah membuat sejum-lah konsekuensi. Hal ini membuka gerakan rakyat padajaringan yang lebih luas, menghubungkan mereka melaluiinternet, e-mail dan pertemuan pada forum dan lokakarya.Hal ini menyediakan konfirmasi dan dukungan bagi posisiyang terkadang di perjuangkan dalam cara yang tidak bebasdi negara masing-masing. Berkembangnya “bintang” antiRG internasional memberikan kesempatan kepada aksiprotes yang rata-rata bijaksana, mengumpulkan publisitasdan ulasan media. Namun acara tahunan WSF juga men-jadi kesempatan tahapan pemrotes, oleh Jose Bove (dariPerancis), Vandana Shiva (dari India), Peter Rosset (dariUSA), Percy Scheimer (dari Canada) dan banyak lainnya.

Kemungkinan tidak ada seorang pun yang dapatmenandai gerakan ini pada arena global dari yang terakhirdilakukan professor M.D Nanjundaswamy dari KRRS In-dia.150 Melalui hubungan dia dengan kampanye anti RGdan tautannya dengan petani global dan gerakan anti glo-balisasi, terutama Via Campesina, berpindah dari politikuslokal dan pemimpin petani level negara hingga figurinternasional. Dia berpindah-pindah dalam lingkaran ak-tivis internasional, dihormati sebagai pemimpin petani dari“selatan”, dan menjadi penyambung suara dari kaummiskin dan terpinggirkan.151 Dalam sebuah wawancara ia

150 Lihat kontribusinya di Brass (1995)151 Bahkan sebelum kampanye GM, KRRS mempunyai sejarah high

Page 327: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

312

memaparkan: “tidak ada perbedaan antara isu lokal,internasional, dan domestik saat ini. Melihatnya dalamkonteks internasional penting bagi aktivis lokal. Melihatapa yang ter jadi di Seattle dan Prague adalah halsignifikan.152

Dia juga hampir tak henti-hentinya menjadi sorotanmedia, termasuk media internasional dengan aksinyadalam pembakaran lahan percobaan monsanto, mem-balasnya dan tentu saja membesarkan hati, taktik protesdari Greenpeace, Genetic Snowball dan yang lainnya diEropa. Peristiwa-peristiwa tersebut juga hadir dihadapanpara pengamat dan aktivis internasional, yang kini banyaknama yang dikenal di lingkungan anti RG di tingkat glo-bal. Selama periode ini, perkembangan jaringan aktivismelalui internet juga mendorong KRRS dan Nanjun-daswamy kedalam arena internasional dan beritanya yangdikopi ribuan di seluruh dunia.

Praktek Mobilisasi: Keterlibatan Tempat

Keterlibatan global ini bagaimanapun banyakdipengaruhi oleh proses mobilisasi yang pada umumnyaterjadi dalam konteks nasional. Hal ini terjadi dalamberbagai bentuk: beberapa yang seperti kita lihat, dipu-satkan dalam formal, invited spaces dimana para aktivisberhubungan dalam konsultasi dengan lembaga negaradalam pembaruan regulasi; yang lainnya dilaksanakan olehjaringan aktivis. Di india, contohnya the set-piece “tribu-

profile, mengambil perhatian media dengan aksi langsung, antaralain kompetisi Miss World, Kentucky Friend Chicken dan Cargill.Pembakaran pada depot Cargill di Karnataka menghasilkankesepakatan baik dari penghukuman di media massa dan diantarakelompok aktivis yang lebih luas karena sikap merusak dalam aksiprotes.

152 Wawancara oleh M.D Nanjundaswamy di Bangalore, 27 februari2001.

Page 328: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

313

nals” yang diorganisir oleh RFSTE153 terjadi bersamaandengan peristiwa yang dipimpin Monsanto. Kedua belahsisi menggunakan taktik yang sama. Sebagai contoh kon-ferensi utama di delhi yang diorganisir oleh Gene Cam-paign tahun 2003 diganggu oleh gerombolan petani yangtergabung dalam kelompok pro RG. Baik di India dan Bra-zil, percobaan dengan citizen juries juga diorganisir olehkampanye anti RG dan kelompok pembangunan. Peristiwaini memberikan kesempatan ideal bagi media dengan hasilyang baik di media lokal dan internasional.

Walaupun banyak keterkaitan aktivis anti RG dibaliklayar informal melobi dan jaringan. Profil aktivis yangberpendidikan, urban, dan menengah yang menunjukkanmereka juga berhubungan yang dengan lantang mene-riakkan kasus pada kementrian senior, Pegawai Sipil danyang lainnya. Sebagai contoh, aktivis india secara efektifberkecimpung dalam pusat Departement of Biotecnology,kementrian lingkungan dan kehutanan dan kementeriankesehatan dan agrikultur, kementrian agrikultur daripemerintah Union dan beberapa departemen pemerintahnegara. Dengan akses ke orang yang tepat, aktivis jugamempengaruhi proses briefing dan exsposure yang hati-hati.

Element utama dalam melobi diluar birokrasi adalahuntuk memastikan bahwa politikus yang terpilih dapatdiharapkan mendukung mereka. Jika figur utama terpilihkembali pada posisi, mereka dapat mengajukan bahkandihadapan para pegawai-pegawai yang enggan. Taktik diBrazil seperti yang didiskusikan, sangat dihubungkandengan pemilihan politik dan kepentingan dukungan levelnegara bagi sudut anti RG. Keterlibatan yang erat padaaktor gerakan di kampanye PT (Partai Buruh) untuk

153 Lihat http://www.vhiva.net/arhives/campaigns and business line(2000).

Page 329: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

314

kepresidenan nasional menunjukkan bahwa aktivismemiliki pendirian yang kuat (jika tidak dapat disebutkomitmen yang tegas) yang mana pemerintah yangdipimpin Lula membentuk penolakan bagi tanaman RG.Bahwa hal ini tidak terjadi seperti yang didiskusikan diatas,malah menjadi kekecewaan yang utama, namun meskipundemikian kasusu Brazil menghasilkan pembagian dalampemerintahan Lula yang telah dibuka sebagai kunci bagicara-cara hingga kesepakatan terjadi. Dalam penyusunanHukum Biosecurity, aktivis MST Brazil melakukan aksidiam diluar parlement Brasil selama beberapa bulan,mereka terus menerus melakukan aksinya diluar sementaradiskusi sedang berlangsung didalam parlemen. Di AfrikaSelatan, fokusnya dipengaruhi komite portfolio parlementdalam Kementrian urusan lingkungan, kementrian per-tanian dan pertanahan. Di Afrika Selatan, mereka mem-berikan komitmen konstitusional untuk membuka bentukdemokrasi, ruang ini relatif mudah diakses; banyak warganegara dapat memberi argumen pada komite sebagai bukti.Namun pengaruh yang diperoleh merupakan masalah lainyang mana membutuhkan pelobian yang cerdik. Lagi,perbedaan politik dan personal diteliti dan dibuka, hu-bungan personal di kapitalisasi dan ulasan tentang bibitdijadikan sebagai kunci argumen. Sebagai contoh NGOyang ada di Cape Town, Evironmental Monitoring Group,mengajak keseluruhan portfolio komite dalam karyawisatapada proyek “agrikultur berkelanjutan” sebagai bagian dariusaha untuk mendemonstarikan bahwa ada agrikultur al-ternatif yang berjalan terus di negara tersebut.

Jika proses politik cenderung menjadi pengecualian,berubah-ubah dan terkadang mengecewakan, rute lain yangada di keseluruh tiga negara adalah sistem pengadilanindependen. Penyesuaian prosedur untuk regulasi yangmenurut undang-undang dan konstitusional/ hak-hakdidasarkan pada penolakan, ini menjadi bagian penting

Page 330: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

315

dalam aktivisme anti RG. Berkembangnya isu di pengadilanbisa menjadi cara yang bahaya untuk memberatkan kesa-daran politik dan media dari isu tersebut dan membangkit-kan para politikus. Kemauan untuk membuat ketertarikanmasyarakat pada proses pengadilan di india, sebagai contohyang dapat dilihat dari banyaknya kritikan pada fungsidemokrasi. Hal tersebut murah dan secara relatif mudahuntuk dilakukan, pengadilan dipaksa untuk mendengarnya(bahkan jika permohonan di tolak) -sebagai bagian dari hakdemokrasi-. Sehari di pengadilan atau bahkan satu jamadalah kesempatan untuk menumbuhkan kesadaran,menarik perhatian media, memanggil saksi dan membe-rikan argumen pada publik. Di india kasus seperti itu telahdilakukan, mereka menuntut transparansi informasi padadata percobaan bibit RG, penilaian penuh dari pakar ling-kungan, rangkaian percobaan regulasi dan kompensasi bagitanaman yang gagal.154 Di Brazil pengadilan digunakandengan sangat sukses, secara formal mereka menolak pena-naman tanaman RG sampai 2005. Hal ini melibatkankelompok konsumen, IDEC bersama dengan Greenpeaceuntuk mendebatkan bahwa tanaman RG tidak seharusnyaditanam kecuali kalau penilaian penuh pakar lingkungandilakukan dengan kesesuaian dengan adanya hukumlingkungan. Di Brazil, proses dari prosedur di tangguhkanwalaupun pada akhirnya tidak berhasil, membiarkan isutetap berada di publik dan pandangan politik publik.

154 Di Times of India, Gene Campaign juga mengajukan permohonanuntuk proses pengadilan bagi kepentingan publik dengan SupremeCourt tahun 2004, yang memperdebatkan bahwa regulasi dapatdirubah untuk memenuhi hak-hak konstitusional (lihat http://indiat ige ther.org/2004/jan/env-gmsyspi l .h tm;ht tp ;//www.genecampaign.org) sebagai tambahan petisi untuk SupremeCourt, meningkatnya jumlah kasus PIL telah diserahkan pada HighCourt level negara.

Page 331: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

316

Menghasilkan pengetahuan dan memberikan fakta-fakta, dilihat sebagai peran utama bagi aktivis organisasidan tidak hanya dalam kasus pengadilan. Hubungan antarapembelaan dan penelitian terkadang tidak mudah, seba-gaimana banyak aktivis membenarkannya. Anggota staffBiowatch di Afrika Selatan dengan terang-terangan meng-akui bahwa: “di awal tahun, data penelitian kita tidak cukupbaik. Kita tidak dapat membuat argumen”. Memang, Iniadalah masalah sumberdaya. Sebagaimana mereka melan-jutkan pengamatan: “monsanto bisa menghasilkan datadalam berbagai kesempatan. Mereka bisa mendapat penelitiunivesitas dari manapun di dunia untuk datang dan be-kerja”.155 Di India contohnya, jika mengikuti dirilisnyasecara formal kapas Bt di tahun 2002, kompetisi antara parapeneliti menjadi kuat. Secara harfiah, selusin “penelitian”telah dilakukan, dan masing-masing memberikan hasilberbeda (Scoones 2005a, 289–91).

Namun keseluruhan penemuan, pastinya berbeda da-lam konteks yang spesifik. beberapa bercerita tentang ke-efektifan berdasarkan hasilnya di akhir. Proyek yangberfokus pada pertanian kecil masih bertahan dan malahmeningkat menjadi tempat dan kesempatan untuk pem-buktian dan juga bagian dari keseluruhan cerita. Narasinyamemang kacau, namun juga memberikan alternatif positif.Di tiga negara, petani pemilik lahan adalah element utamadalam jaringan anti RG. Membawa masyarakat, politikus,pembuat undang-undang, dan ilmuwan ke lokasi proyek,kadang sangat kuat memberikan dampak.

Dari semua praktek mobilisasi apakah itu lobi infor-mal, melakukan konsultasi, kasus pengadilan atau proyekdemonstrasi tentu saja semua itu berpengaruh. Perbedaanbagian jaringan aktivis yang luas di setiap negara men-

155 Wawancara, Cape Town, March 2004.

Page 332: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

317

cerminkan strategi yang berbeda. Namun beberapa subjekmemberikan lebih banyak perdebatan daripada strategi dantaktik untuk aksi protes langsung. Mungkinkah itu merusakpada penerimaan ide tersebut secara luas? Apa yangmungkin mengucilkan usaha dalam lobi informal dan kasuspengadilan? Apakah aksi langsung ilegal, termasukpengrusakkan properti dan tanaman diterima? Apakahseharusnya pemrotes ditujukan pada media, mengem-bangkan profil untuk aksi lain atau berakhir pada merekasendiri? Ada banyak pendapat dalam isu-isu ini begitu jugaaktivis dan kelompok lainnya, tidak ada yang dapatmenjawab itu dengan mudah.

Seperti yang diketahui sebelumnya di tiga negara, aksilangsung dan protes dari jenis berbeda telah terjadi padamoment berbeda pada dekade terakhir. Di India, KRRSmemimpin cara pengrusakan tempat percobaan kapas Btdi awal 1998, gelombang cara protes yang serupa terjadi diEropa. Hal tersebut merupakan peristiwa media, bertahap,dramatis, layak diberitakan dan memberikan kesempatanmendapat hasil foto yang baik. Sebagaimana di Brazil,mereka menjadi bagian dari lingkaran aktivis global yangdatang berkunjung kesana. Aktivis internasional diundanguntuk menyaksikan peristiwa dan melaporkan kembali kejaringan mereka. Kehadiran mereka pun memberikandampak terhadap sorotan media, dan membantu untukmemastikan tindakan aparat keamanan (polisi) tidak terlaluberlebihan. Keinginan Nanjundaswamy untuk mempub-likasikan aksinya tentu saja terbayar. Protes KRRS antaratahun 1998 dan 2001 berlanjut menjadi sorotan media.Kadang mereka membuat sasaran terhadap MonsantoResearch Centre di Bangalore, kadang lahan tempatpercobaan Monsanto/Mayhco, kadang mereka beraksi diacara utama internasional (seperti asian Seed IndustryCongress) dan kadang di lembaga legislatif. Meskipun

Page 333: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

318

media massa selalu telat menginformasikannya dan peri-lisian media massa dilakukan dari kantor KRRS di Banga-lore yang kecil yang kemudian diterbitkan melalui emaildi seluruh dunia, aksi ini dilihat sebagai hal yang tidakkonvensional dan tidak pantas, namun tak seorang pundapat membantah bahwa mereka meningkatkan eskalasiperdebatan.

Di Brazil keterlibatan MST memperlihatkan pergan-tian dari kampanye yang konvensioanal menjadi aksi proteslangsung. Menghubungkan isu RG pada permasalahanyang lebih luas dari reforma agraria mengijinkan invansitanah untuk memperluas aksi pada invansi Monsanto dantempat penelitian lain dan termasuk mencabut tanamanpercobaan. Sebagaimana di india, hal ini menjadi tahapan,peristiwa yang simbolis yang mana dirancang agar menjadisorotan media dengan melibatkan kelompok Internationalyang anti RG. Mengikuti taktik yang sukses di Eropa,Greenpeace berinisiasi melakukan protes pada supermar-ket dan menyebarkan brosur, termasuk di kereta dorongyang ada di supermarket tersebut. Laporan media massauntuk setiap kejadian, membuat isu RG terus menerus adadi koran, melanjutkan tekanan yang panjang, dan meng-ambil pertimbangan yang legal.

Seperti yang didiskusikan diatas yang ditekankansecara berulang, media memiliki pengaruh utama padakesempatan mobilisasi. Karena cara berita dibuat dandikelola, yang menghasilkan penjahat dan pahlawan,mengikonisasi beberapa dan mengutuk yang lain. Meng-artikulasikan individu utama yang mampu memberikan ba-gian yang terdengar bagus atau keinginan menulis beritaop-ed untuk deadline yang padat adalah hal vital untukjurnalis. Berita harus ditulis dengan dua sisi, kelompok prodan anti yang saling melemparkan perlawanan, narasiDavid and Goliath dari NGO lokal dan aktivis petanibertempur melawan perusahaan multinasional global.

Page 334: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

319

Monsanto memang berada dalam posisi yang palingefektif secara nasional, dia dapat menambahkan sensibilitasmedia global untuk memudahkan berita dapat dibuat.Dalam beberapa persitiwa, Monsanto di India denganmudah mengirim ulasan melalui fax pada sejumlah besardaftar jurnalis. Hal tersebut memberikan salinan yang cepat.Jurnalis langsung mendapatkan “sisi lain” untuk pem-buatan berita. Seorang jurnalis yang mengulas isu RG untukbeberapa tahun di koran nasional berkomentar, “membuatberita mudah. Kamu mendapat fax dari Monsanto, lalukamu hubungi kelompok kampanye anti RG untuk sisi laindan kamu tinggal menulis artikel”.156 Secara kolektif ge-rakan anti RG juga memiliki mesin PR yang sangat efektif.Greenpeace contohnya memberikan berita yang bagus diChina yang ditunjukkan di Science dengan perilisan darisponsor Greenpeace yang berasal dari universitas Nanjingyang menunjukkan tentang fakta kapas Bt sebagaimanadikatakan oleh pendukung anti RG yang lain. Hal inidiperoleh dengan segera oleh aktivis di India melalui duniamaya dalam website dan sejak itu kabar dari China itudiberitakan dimana-mana oleh aktivis anti RG.157

Memahami Proses Mobilisasi: Dalam Konteks AktivisAnti RG

Dalam diskusi sejauh ini telah memberikan deskripsiyang komparatif dari proses dan praktek dari mobilisasidisekitar tanaman RG di ketiga negara. Pada bagian ini,konteks politik ekonomi yang lebih luas untuk mobilisasianti RG akan dibahas, memeriksa proses ini, adalahmemeriksanya dalam konteks politik dan ekonomi,

156 Wawancara, Chennai, February 2002.157 Untuk daftar jaringan dan internasional lihat http://

n g i n . t r i p o d . c o m ; h t t p : / / w w w. g e n e. c h / ge n e t ; h t t p : / /www.biotech_activist.iatp.org;http://www.gmwatch.org,.

Page 335: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

320

terutama transisi pada demokrasi dan adopsi pembaruanekonomi neoliberal dan implikasi nya terhadap konteksagraria; rangkaian perdebatan yang lebih luas diakibatkanoleh aktivis anti RG telah terhubung dan beraliansi danmembentuk jaringan, termasuk posisi sosial dan politikaktivis itu sendiri. Semua faktor tersebut bersamaan secarafundamental membentuk kesempatan, taktik dan strategiuntuk proses mobilisasi.

Transisi Ekonomi Politik

Saat ini India, Afrika Selatan dan Brazil membang-gakan diri mereka karena tetap kuat dalam mempertahan-kan demokrasi. - Transisi demokrasi di Afrika Selatan padatahun 1994 dan di Brazil di tahun 1986- yaitu ketikatumbangnya Rezim apartheid di Afrika Selatan dan diktatordi Brazil, adalah praktek dan pengalaman demokrasi yangasing dan berharga. India adalah contoh yang berbeda,setelah mendirikan demokrasi parlementer pada saat harikemerdekaan di tahun 1947, yang mengakhiri masadarurat. Meskipun demikian, disamping umur demokrasidi negara-negara ini panjang, ancaman pada demokrasiterasa sangat kuat. Di tiga negara hal ini adalah situasi yangtidak terhindarkan, sulit berkilah dari hal tersebut, dapatdilihat dari artikulasi mereka selama wawancara denganlembaga pemerintah, aktivis NGO dan media liberal yangmemiliki kemampuan untuk memprotes, berdebat danmengatur adalah bagian yang penting dari transisi kedemokrasi apakah itu di tahun 1947 (India), 1986 (Brazil)atau 1994 (Afrika Selatan).

Untuk tingkatan berbeda, di ketiga negara mem-punyai struktur federal (Heller 2001). India dan Braziladalah negara yang besar, dimana negara bagian memilikipopulasi dan ekonomi yang seimbang untuk negara denganukuran medium. Politik daerah selalu menjadi bagian

Page 336: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

321

penting untuk digambarkan, hubungan antara provinsi/negara dan pusat menjadi dinamika yang penting. Faktorkesatuan menjadi setting perlindungan konstitusioanal didalam rangkaian hak dan tanggungjawab yang luas dariwarga negara, darimanapun mereka berasal. Di AfrikaSelatan, konstitusi dibuat sebagai ikon suksesnya penye-lesaian negosiasi dan dirayakan sebagai sesuatu yang pal-ing komprehensif dan radikal di seluruh dunia (Habib danPadayachee 2000). Tantangan konstitusional pada aksilegistatif dan pemerintah adalah fitur utama pada tang-gapan masyarakat sipil di ketiga negara. Pengadilanindependen atau paling tidak, hakim terlihat simpatik padaargumen yang didasarkan pada alasan yang lebih luasdaripada yang disampaikan oleh pemerintah, inilah yangterlihat sebagai pusat dari negara demokratis.

Praktek demokrasi, meskipun demikian sangatdikondisikan oleh faktor perubahan ekonomi. Pemahamanoleh institusi -hukum, pemerintah atau regulasi- tidak dapatdipisahkan dari penilaian yang lebih luas tentang ekonomipolitik dibawah kondisi neoliberal. Sifat dari negara,struktur ekonomi dan terutama kondisi agraria telahberubah secara dramatis di ketiga negara. Dari tahun 1991,India mulai meliberalisasi sistem ekonomi, membongkarbanyak fungsi negara setelah-kemerdekaan- yang dipimpinoleh Nehru. Hal ini mengantar India pada bentuk politikyang berbeda, salah satunya adalah ke bentuk ekonomiyang berbasis pasar, apa yang terjadi pada level peme-rintahan itu penting sebagaimana yang terjadi di pusat,perintah dari pusa -apakah itu dalam bentuk regulasi ataustatuta- harus diimplemantasi untuk benar-benar dilaksana-kan, dan dalam agenda neoliberal, kapasitas negara secarabertahap mulai dibatasi. Sebagai contoh penanaman ilegalkedelai RG yang menyebar luas (di Brazil) dan kapas RGdi India menjadikan regulasi pemerintah pusat bahan

Page 337: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

322

ejekan, yang mengakibatkan perubahan yang sangatmemalukan, undang-undang sementara dan dekrit paruhwaktu yang dibuat sendiri oleh negara pusat.

Ketika tekanan persaingan berlangsung intens ditingkatan ekonomi global, fokus kebijakan utama bagiseluruh pemerintah, apakah itu dalam level nasional ataudaerah adalah mendapatkan kemungkinan investasi (ke-banyakan dari luar) sebanyak-banyaknya. mereka menga-baikan hal-hal lain, ini terlihat dari praktek transaksi, tawar-menawar dan pembuatan perjanjian dengan investor(termasuk perusahaan besar RG) yang tidak terlaludiperhatikan dalam subjek penelitian. Dalam liberalisasi,dan globalisasi ekonomi dari sistem federal di India, AfrikaSelatan dan Brazil, kepentingan pasar kadang menggan-tikan kepentingan rakyat kebanyakan. Dan tentu saja, saatwaktu pemilihan umum, parahnya krisis dari ekonomiagraria tidak dihiraukan. Transisi politik dan ekonomi yangsedang berlangsung mempengaruhi sifat dan kemungkinandemokrasi dan protes, dengan implikasi yang besar apakahterbuka atau tertutupnya ruang bagi taktik dan strategiaktivis.

Di ketiga negara, kondisi agraria yang dimaksudadalah masa transisi politik agraria dan kepentingan untukberaliansi. Di india ketentuan politik tentang petani tidaklama berlaku, dengan permainan dalam pemilihan yangdiatur dalam koalisi yang kompleks dari kepentingandiranah setting pedesaan dan kota, dengan retorika tentang“ekonomi baru” yang mendominasi segalanya, karenabercampurnya dengan gaya politik lama dalam areapedesaan dan kebutuhan untuk memecah aliansi dengankelompok pertanian elit, tanaman RG terkadang dilihatoleh elit bisnis dan politik sebagai pengalihan yangberbahaya, ketika fokus pada bioteknologi sebagai motorpertumbuhan industri menjadi narasi yang mendominasi.Meskipun demikian, krisis yang terus-menerus dalam

Page 338: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

323

perekonomian agrikultur dan kemiskinan yang berke-panjangan di banyak area pedesaan tetap menjadi perha-tian, walapun dugaannya kondisi itu disebabkan olehkeberadaan tanaman RG, tetapi tak seorang pun yangpercaya. Di Brazil dan Afrika Selatan, pengaruh terusmenerus dari kepentingan pertanian komersial dalamkebijakan yang sedang berjalan, dan politik agraria yangterpimpin sangat penting. Tanaman RG dilihat olehkelompok tersebut sebagai tanda bahaya bagi pertahananekonomi mereka, disana RG dihadapkan pada tekananredistributif reforma agraria, penghapusan subsidi danrestruktur agraria. Saat ini, manuver politik yang hati-hatidan kepentingan ekonomi dikuatkan dengan kepentinganpertanian komersial skala besar, namun lobi anti RGdengan koalisi kepentingan dan isu yang beragam terlihatsebagai ancaman yang menantang, bagi kekuasaanekonomi dari sektor komersial skala besar.

Diberikannya pembagian konstitusi politik, putaranpemilihan telah menjadi fokus penting bagi aktivitasmobilisasi di ketiga negara. Di seluruh kasus pemerintahansaat ini, hal tersebebut merupakan koalisi dengan partaikuat yang mendominasi. Di India, pemilihan pada tahun2004 memperlihatkan kembalinya partai Congress,bersamaan dengan kembalinya aliansi paham kiri. DiAfrika Selatan, African National Congress mengalamipeningkatan jumlah pemilih pada tahun 2004 dan berlanjutuntuk memimpin tiga pihak aliansi yang mengambil alih,diikuti dengan jatuhnya apartheid pada dekade yang lalu.Di Brazil, PT –sebagai pemimpin aliansi- mempertahankankekuasaannya dari tahun 2003. Sebagaimana kemunculanperekonomian dengan ambisi global di ketiga negara,meskipun rakyat mereka secara retorika miskin, tetapi itutidak mengubah terlalu jauh pandangannya tentang probisnis yang kuat dan pandangan tentang investasi. Haltersebut berdampak dalam beberapa kompromi yang tidak

Page 339: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

324

mudah antara retorika kaum nasionalis, sosialis, atau sedikitdi kalangan Sosial Demokrat, terutama yang berkaitandengan konsep ideal dan praktek di lapangan. Di ketiganegara, pemerintah yang sedang menjabat dikritik kerasakibat terlalu banyak berkompromi dengan kekuatan modaldalam kesibukan mereka untuk menunjukkan diri agarinvestasi internasional tetap berlangsung. Sehingga diAfrika Selatan, antara aliansi ANC, Unions (COSATU)dan South African Communist Party terkadang terlihat ti-dak jelas (Lodge 2003). Di Brazil, gerakan yang mendu-kung Lula dalam permintaannya menjadi presiden menjadikritikan tajam oleh pengurus PT. Tekanan dari MSTcontohnya, pada implementasi kebijakan reforma agrariayang dijanjikan menjadi meningkat dari tahun 2004 sampai2005, dengan invansi pertanian besar-besaran. Di india,terdapat lebih banyak pandangan sinis pada proses politik.Namun secara tidak terduga, ketika kembalinya PartaiKongres memenangkan pemilu pada penghujung 2004telah menimbulkan spektrum dari serangan pedesaanterhadap kaum arogan, masyarakat kota yang rakus dankaum elite yang menggerakkan politik selama ini. Di ketiganegara, juga politik neoliberalisme menjadi faktor utamadalam membentuk strategi mobilisasi dan respon negara-negara ini. Tanaman RG dalam hal ini dilihat sebagaimedan tempur untuk perdebatan dan setting agraria masamendatang, dengan perbedaan kepentingan yang miripantara satu dengan yang lain dan itu terjadi dalamperdebatan politik yang intens. Usaha yang dilakukankhususnya oleh pendukung pro RG untuk mempersempitsalah satu kegunaan teknologi dan biosafety malahmengaburkan politik dan kepentingan yang tidak diterimaoleh koalisi anti RG yang secara terus-menerus mene-kankan perdebatan yang lebih luas dan asosiasi yang jelasantara posisi pro RG dan khususnya kepentingan sertabayangan secara mutlak pertanian masa mendatang.

Page 340: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

325

Keterkaitan isu: Di Luar Perdebatan RG

Dalam diskusi tentang mobilisasi anti RG sehinggadia mendekati puncak agenda politik, bagaimanapun jugaharus diingat bahwa tidak hanya terjadi di ketiga negaratersebut. Mereka menaikkan pemahaman mereka padapoin yang berbeda, menarik perhatian media dan tanggapanbeberapa politikus namun lebih dari itu, ada isu simbolisyang terkait pada perdebatan lain. Bagi mereka yang beradadi tengah-tengah perdebatan RG hal ini mungkin membuatfrustrasi dan upaya secara berlanjut mendorong isu RG tibapada urutan teratas, menyoroti implikasinya yang lebih luasdan menghubungkannya pada isu yang sedang hangat danmenarik perhatian. Tentu seringkali mobilisasi petani di-gerakkan oleh organisasi petani, -KRRS di Karnataka atauMST di Brazil- mereka adalah petani yang sama denganyang menanam tanaman RG secara ilegal, atau merekayang mencoba jika mampu.

Sehingga di Brazil, MST mampu untuk menggerak-kan petani dalam isu RG dengan mengaitkannya padapermasalahan reforma agraria yang lebih luas. Gerakan ViaCampesina yang mana MST berhubungan dengannya,berbicara tentang isu hak pangan, kedaulatan pangan danbutuhnya petani untuk mandiri dalam cengkraman agro-bisnis global.158 Bagi masyarakat desa yang terpinggirkandi Brazil, hal ini selaras dengan yang mereka inginkan.Bahkan ketika mereka tahu sedikit mengenai tanaman RGdan melihat Monsanto sebagai musuh yang bersekutudengan negara brazil yang segan untuk ikut serta dalamreforma agraria yang berarti, semua itu menghasilkan ceritayang meyakinkan pada masyarakat luas.

Bahwa hubungan seperti ini mengalami kegagalan diAfrika Selatan, boleh jadi ini masih menjadi teka-teki.

158 Lihat http://www.viacampesina.org;http://www.mstbrazil.org.

Page 341: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

326

Pencabutan populasi di pedesaan sebanding denganketidaksamarataan kepemilikan tanah, disana tidakmenghasilkan gerakan serupa pada reforma agraria yangbersemangat, mata pencaharian pedesaan dan perubahanagraria. Lagi, jika kita harus bercermin pada inti dari isuyang dihasilkan dalam mobilisasi. Di Afrika Selatan,dimana gerakan politik yang menjadi partai yang me-nguasai muncul dari area urban dan gerakan serikat, isupedesaan tidak menjadi prioritas. Reforma Agraria, walau-pun penting sebagai bagian dari retorika pemerintah,ternyata tidak menjadi prioritas kebijakan utama di ANC.Tidak sama dengan kemunculan MST; walaupun modelGerakan Petani Tak Bertanah itu sendiri sebagian besargagal untuk menghasilkan mobilisasi dalam skala apapun.Elit politik melihat pertanian komersial skala besarwalaupun dengan pemindahan kepemilikan ilegal adalahsebagai sektor agrikultur masa depan, dengan tanaman RGyang banyak digambarkan. Alih-alih begitu, prioritas bagiaktivis saat ini telah terpusat pada isu kekerasan di kota,menanggapi virus HIV/AIDS dan kondisi buruh, sebagaitema – tema penting yang ada dalam mobilisasi masyarakatsipil dekade terakhir.

Dalam kampanye melawan tanaman RG di ketiga ne-gara, juga terkait dengan masalah perhutangan danmeningkatnya kepercayaan pada kredit dan pinjaman daripedagang bibit dan perusahaan bibit. Masalah ini jugaterkait dengan komersialisasi yang dinamis dalam ekonomipertanian, dengan terpinggirkannya petani kecil dalam unitskala besar dan perjanjian pertanian, ini menjadi sorotandalam konsekuensi politik pada pengaturan kembali struk-tur agraria. Perdebatan juga terkait dengan pengurangankeragaman lokal dan pilihan bagi petani dan utamanyapada aktivitas daur ulang bibit. Dan untuk debat globalisasiyang lebih luas, WTO dan penghapusan pembatasan

Page 342: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

327

kuantitas impor dan ketakutan akan jatuhnya harga untukkomoditas dengan meluapnya pasar lokal. Sehingga tidakada dari isu-isu tersebut yang tentu saja hanya mengenaitanaman RG; mereka mempergunakan isu sepertikeragaman hibrida dan tren yang luas dalam ekonomiagrikulutural, yang sepenuhnya bebas dari isu RG. Di Bra-zil dan India khususnya banyak petani yang telah lamamenanam tanaman RG, walaupun kurangnya persetujuanregulasi. Apa yang disorot oleh keterkaitan ini dan penia-daan, bagaimanapun juga ini adalah rangkaian permasa-lahan yang lebih luas mengenai pilihan, ketahanan danpilihan mata pencaharian di masa depan, dan keterkaitanyang lebih konkrit pada perhatian masyarakat yang lebihnyata daripada rahasia ilmiah dan perdebatan teknikalmengenai dampak dari tanaman dan makanan RG.

Sehingga di ketiga negara, perdebatan RG telahdikarakterisasikan oleh pembangunan strategis oleh aliansidan keterkaitan aktor dan organisasi yang baru, kadangdalam bentuk koalisi yang rapuh. Kebanyakan berfokuspada politik yang lebih luas dari pergantian isu agraria, yangmana telah kita lihat, dia memperoleh proses politik yangberubah-rubah. Bahkan ikut menempa para konsumenperkotaan. Di ketiga negara, organisasi konsumer menjaditerlibat dalam perdebatan RG, mengikuti bimbingan darirekan mereka di Eropa dalam membangun kesadaranmengenai isu keamanan pangan, melalui mobilisasi bagipelabelan pangan dan boikot konsumen untuk menahanproduk RG yang ada di supermarket. Namun di India,Afrika Selatan dan Brazil, kebanyakan konsumer tidakmemiliki ketertarikan atau kesadaran yang membeda-kannya dengan pembeli di Eropa. Ada kelompok kecilnamun berpengaruh dari kelas menengah konsumer yangmau membayar lebih untuk makanan non RG, kalanganini beragumen mengenai ramah lingkungan, dan sistem

Page 343: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

328

produksi lokal. Meskipun demikian bagi kebanyakanmasyarakat kota dan tentu saja pedesaan, yang sebagianbesar berasal dari kalangan konsumer dengan pendapatanrendah, perhatian mereka adalah dengan harga komoditas(murah atau mahal) bukan asalnya lokal atau tidak.

Lagi perhatian mengenai makanan RG terkait denganisu lain dalam pembahasan para aktivis. Di Afrika Selatan,konsumer kadang mengajukan pertanyaan mengenaikualitas nutrisi bagi penderita AIDS. Contoh lain, makananbayi, terjadi peningkatan pembelian ke pedagang eceran,bahkan konsumer yang miskin tertarik memastikankualitas tinggi dan tidak menanggapi resiko. Bahkan darikebanyakan aktivis yang bergiat di gerakan konsumermengakui menumbuhkan kesadaran mengenai isu ma-kanan merupakan perjuangan yang berat; walaupun mere-ka melakukan konsolidasi dari eceran hingga sejumlahrentetan supermarket, yang banyak dibeli oleh masyarakatkelas menengah, dan kalangan elit aktivis anti – RG yangikut melawan pelabelan di beberapa kasus penolakan.

Aliansi dan Jaringan: Meraih Legitimasi dan Kekuasaan

Membangun aliansi dan jaringan untuk mening-katkan prioritas isu RG kemungkinan paling berhasildibangun di Brazil. Di Brazil, organisasi dengan tingakatanberagam yang besar datang bersama ketika ter jadikekalahan kampanye bebas RG di Brazil. Beberapa dariorganisasi ini tidak secara biasa dilihat bersamaan; malahanmasing-masing mempunyai pandangan yang sangatberbeda dari strategi yang paling pantas dalam melawanRG. Namun sebagian besar dari mereka mampu meng-hindari perselisihan pada detail strategi dan taktik, yangmana dibiarkan pada masing-masing organisasi untukmemutuskan dan fokus untuk mempersatukan dibawahbentuk yang sederhana. Koalisi juga membentukpertentangan dalam banyak hal, namun berfokus hanya

Page 344: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

329

pada area perjanjian. Hal ini juga secara wajar rapuh danharus dikelola dengan hati-hati. Para koordinator sadarbetul dengan ini dan mampu mengurus ketegangan secaraefektif.

Pola yang serupa juga jelas di Afrika Selatan, walau-pun pada skala lebih kecil. Dalam pengelompokan besaryang didentifikasikan dengan kampanye anti RG, ada yangsangat tidak setuju dengan taktik aksi langsung, sementaraada yang merasa pembangkangan sipil dan taktik menga-caukan adalah cara satu-satunya untuk bertindak. Merekayang mampu untuk bekerja sama adalah jaringan-jaringanyang tidak percaya hanya pada satu strategi saja, kelompokkecil ini sebagian berpusat pada Biowatch dan SAFeAGEhingga organisasi tingkat lebih besar, banyak diantaranyayang tidak mempunyai aktivisme anti RG yang menjadifokus satu-satunya. Kebanyakan mempunyai fokuslingkungan yang lebih luas; yang lainnya memiliki pe-nekanan pada praktek yang terkait dengan pertanianorganik; yang mempunyai orientasi keadilan/hak; dan yanglain terkait pada gerakan buruh atau kelompok keagamaan.

Di India susunan organisasi serupa secara luas beradadibawah payung anti RG, namun tidak ada kampanye yangterorganisir. Berbagai usaha datang bersamaan dankemudian gagal karena pandangan yang berbeda, namunfaktor personaliti lah yang menjadi penyebab. Masing-masing dari kelompok utama anti RG selama sepuluh tahunterakhir mempunyai pemimpin dengan kultus individuyang kuat. Vandana Shiva yang memimpin RFSTE ke-mungkinan adalah yang paling dipuji. Devinder Sharmadari Forum for Biotechnology and Food Security sama-sama berkampanye dengan efektif dan komentator media,namun dengan gaya yang berbeda. Suman Sahai, ketuakomite Gene Campaign berbeda juga, dengan penekan-annya pada penelitian dan perjanjian kebijakan. Dan yangterakhir adalah pemimpin dari fraksi KRRS M.D.

Page 345: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

330

Nanjundaswamy yang merupakan pemimpin yang tidakkonvensional dan cerdas, seorang jurnalis yang pintar darimedia terkenal.

Namun, di tempat tertentu, perlawanan itu terjadidiluar sorotan nasional dan permainan media, ada individudan kelompok lain yang menjalankan di tingkat dan levelyang lebih sederhana, tanpa pembongkaran dan tanpa(kebanyakan) politik personaliti. Dalam survei aktivisorganisasi anti RG di kota India selatan, Bangalore, sayamengidentifikasikan lebih dari 20 organisasi denganpernyataan secara eksplisit pada sudut anti RG, termasuktentu saja KRRS. Ini adalah kelompok yang mereka bekerjasecara praktek di lapangan melalui aksi-aksi demonstrasi,kampanye pertanian yang berkelanjutan dan organik,keberlangsungan bibit dan biodiversity (Green Foundation,AME Foundation, Honey Bee Network; Organic Agricul-ture Network); ada juga mereka yang fokus pada isupembangunan lebih luas (termasuk NGO internasionalseperti ActionAid dan NGO lokal seperti MYARADA);disamping itu ada juga kelompok dengan fokus hak-haksecara eksplisit (DISC- menekankan hak pangan dan buruh;CREAT menekankan hak konsumen dan pendidikan) dankelompok dengan fokus lingkungan (Greenpeace India;Environment Support Group). Ada juga organisasi lain,termasuk partai politik (terutama CPI(M) dan jaringanakademis (contoh Association of Environmental Econo-mist).

Legitimasi dan kekuasaan dari jaringan-jaringan antiRG ini tentu saja adalah isu utama. Hal itu memunculkanmobilisasi yang sangat baik pada kelompok yang beragam,membentuk koalisi di narasi-narasi sederhana seperti slo-gan- Bebas RG-nya Brazil atau penyetopan di AfrikaSelatan atau slogan Monsanto Quit di India. Namunbagaimana mudahnya menyingkirkan koalisi seperti itu?

Page 346: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

331

Apakah hal tersebut mempunyai kesempatan atau mem-pengaruhi kekuatan yang lainnya?

Seperti yang didiskusikan sebelumnya, padahakikatnya semua aktivis terkemuka di ketiga negaraberlatar berpendidikan baik, mereka yang terkoneksidengan baik dalam pendanaan, kadang terkait berbagaibantuan donor internasional (HIVOS, ActionAid, FordFoundation adalah diantara yang sudah disebutkan).Mereka mempunyai pengalaman sebagai aktivis dan dalamarena politik, di Brazil aktivis termekmuka ini memilikipengalaman dalam perlawanan terhadap kediktatoran padatahun 1970 dan 1980 dan untuk pemilihan Lula di tahun2002-03; di India mereka memiliki pengalaman dalamgerakan lingkungan petani dan wanita dan upaya antiglobalisasi yang lebih luas baru-baru ini; dan di AfrikaSelatan mereka berpengalaman dalam perlawananterhadap apartheid termasuk organisasi union dan boikotkonsumen. Beberapa telah melakukan penyusupankedalam proses pemilihan resmi itu sendiri. Apa yangmereka pahami sangat detail adalah dalam bekerjanyaproses politik, dan fungsi dari birokrasi negara. Namunapakah karakter elite dari kepemimpinan gerakanmerupakan masalah? Apakah ini sebagaimana beberapamenyarankan, merusak legitimasi dari klaim mereka?Untuk menjawab pertanyaan sulit ini diperlukanpeninjauan lebih dalam dari asalnya dan posisi politikdalam konteks kelompok anti RG

Di Afrika Selatan, sejarah yang baru-baru inimengenai perlawanan anti Apartheid telah membentukbanyak kelompok anti RG. Persatuan buruh tentu sajamenjadi pusat pada oposisi rezim apartheid dan kunci darikelompok serikat COSATU yang secara formal menjadibagian dari ketiga aliansi yang berpengaruh di negara.COSATU secara abstrak memberi dampak sedikit padakampanye anti RG secara langsung, namun kelompok anti

Page 347: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

332

RG menegaskan komitmen kelompok union padapenyebab bahwa mereka yang membawa banyak pengaruh.Jaringan anti RG didominasi oleh kelompok pakarlingkungan konvensional. Beberapa darinya hampirkonservatif dan elite, tentu saja menurut sejarah, termasukkalangan botani dan wildlife; kelompok yang menunjukdiri mereka sebagai radikal, namun dalam “deep green”,dari pada arah “Eurocentric”, seperti EJNF yang bekerjadalam isu lingkungan di kota kecil dan memilikikeanggotaan beragam. Bersama-sama mereka memberikancerita alternatif dalam pembangunan Afrika Selatan,namun mereka bisa mempengaruhi peristiwa di AfrikaSelatan konteks nya sangat terbatas, memberikan partaiyang berkuasa untuk berkomitmen secara kuat pada trayekpembangunan neoliberal yang sangat beragam.

Di Brazil, mimbar utama dalam pembangunanjaringan anti RG masuk ke dalam daftar MST. Padamulanya diragukan, setelah itu dengan segera terlihat olehpemimpin gerakan bahwa itu merupakan keuntungan.Meningkatnya gerakan internasional dengan website dankelompok pendukung di USA dan Eropa, ini merupakalangkah mudah. Sehingga, dengan kehadiran aktivis yangmemenuhi Porto Alegre untu menghadiri festival WSFsetiap tahun, MST mampu untuk membangkitkan profilinternasional mereka (dan juga lokal) dan memimpinhubungan dengan hall-of fame aktivis internasional antiRG. Bagi kelompok NGO kecil, poin yang menjadi pokokanggota jaringan merupakan hal yang sulit. Mereka tidaklagi dapat dikritik karena tidak mewakilkan, tidakbertanggung jawab, NGO yang didanai dari luar , namunterkait dengan gerakan massa dengan hubungan resmi daninformal dengan PT (partai buruh), ini memungkinkanpengaruh politik lebih baik dari yang mungkin sebelumnya.Apakah argumen untuk legitimasi dan kekuasaan inimemperjuangkan pengawasan adalah pertanyaan terbuka,

Page 348: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

333

ini adalah simbol dari kepentingan aliansi dalam isu danorganisasi, gerakan anti RG dapat memberikan suaraalternatif, menantang kebijakan pemerintah dalam berbagaiaksi, termasuk usaha yang sedang berlangsung secara for-mal untuk mengenalkan tanaman RG.

Sesuatu yang serupa terjadi di India. Di india sejarahgerakan sosial menjadi signifikan, dalam perlawananterhadap penindasan pedesaan disekitar waktu “masadarurat” dan keterlibatan sehari-hari dalam isu hak-hakpada level lokal. Dan juga, simbol pentingnya gerakantersebut menjadi terpusat. Seperti yang sudah dibahas,KRRS di Karnataka yang menjadi garis terdepan dalamperlawanan anti RG di India. Namun KRRS pada dasarnyaadalah aliansi dari petani yang secara relatif kaya dariKarnataka yang tertarik untuk mendesak klaim mereka bagisubsidi pertanian (khususnya listrik murah dan air untukirigasi) dan pengendalian harga (baik pemasukan danpengeluaran), dan posisi anti RG yang tidak sulit bagianggota (tentu saja menjadi fokus perdebatan pemecahbelah). Mereka ikut serta dalam kampanye yang lebih luasmengenai koordinasi di India, anti-globalisasi, anti WTOdan anti paten dari tanaman RG, sebagian besar ide inidari dorongan Nanjundaswamy yang karismatik danpersuasif. Namun mengetahui pentingnya pilihan pe-desaan, pemerintah negara harus menangani mereka secaraserius. Bahwa sejumlah besar dari petani berbalik men-dukung demonstrasi dan aksi kemungkinan ini menjadibukti dari pentingnya organisasi sebagai pelobi yang efektifdalam isu lain, daripada komitmen untuk menyingkirkantanaman RG sendiri. Namun di Brazil, simbol asosiasidengan organisasi yang berbasis petani menjadi hal pentingbagi organisasi lain yang terkait dengan jaringan anti RG.Sebagaimana NGO kecil dengan keanggotaan yang ba-nyak, mereka harus membuat suatu kasus dalam pembica-raan mereka dalam hal petani dan pedesaan miskin.

Page 349: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

334

Terkadang mereka melakukan ini dengan cara sederhana,berbicara sebagai perantara dengan pengalaman orangtertentu dan sebagai hasil dari perjanjian lahan mereka yangsedang berlangsung melalui proyek. Kadang hubunganyang dibuat untuk memperluas lahan mobilisasi, singkatnyadisekitar hak pangan, yang mana dikelola untuk mengge-rakan masyarakat dari kehidupan yang beragam. Kadangsesuatu yang agak melampaui batas klaim membentuknyakarena hubungan pada kelompok tertentu, NGO berbicaraatas dasar kategori besar dari masyarakat (miskin, wanita,suku, dan lain-lain).

Demikian representasi politik tetap menjadi isu kom-plek dalam jaringan anti RG di ketiga negara. Beberapamasalah utama timbul dari penilaian ini: apakah fakta darikontradiksi dan ketidakkonsisten ganda ada, dan kesetiaandan aliansi terkadang bersifat sementara dan dangkal,menyembunyikan pertentangan, merusak legitimasi sudutanti RG? Dengan membongkar kompleksitas dalam politikgerakan anti RG, apakah ini secara otomatis menyarankanbahwa di berbagai cara posisi pro RG adalah dengankegagalan, benarkah itu? Bagian kesimpulan akan bera-gumen tentang apresiasi yang lebih menarik dari gerakanagraria dan perlawanan di tanaman RG, yang berisipentingnya mengemukakan argumen beragam dan posisiberbeda pada perdebatan terbuka dan demokratis yangtanpa pemasukan akan pasti akan ditutup dan ditangkapoleh ketertarikan khusus dan sempit.

Kesimpulan

Mobilisasi anti RG yang dibahas di bab ini -sepertiyang kita ketahui- lebih banyak kalahnya, dan mem-perlihatkan rapuhnya hubungan jejaring mereka daripadacara gerakan sosial “klasik” yang digambarkan pada padabab diatas. Jaringan ini terhubung pada aktor dan

Page 350: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

335

perdebatan global yang memiliki karakter transnasionalyang berbeda, sehingga selalu di tempatkan pada perla-wanan lokal dan proses politik. Mereka bangkit sebagaialiansi yang selektif dan strategis diantara kelompok yangberagam dan berbeda diantara berbagai isu. Beberapamemang menyingkirkan ini sebagai sesuatu yang tidakkoheren dan sangat kurang substantif, namun merekakadang menambahkan perspektif alternativ terhadap masadepan agraria pada garis standar pandangan Neoliberal,bahkan jika terkadang sangat buruk diartikulasikan danmenimbulkan kontradiksi. Posisi tersebut adalah hasil darikompleksitas koalisi yang ber-hybrid antara kepentingandan ide, sebagaimana didiskusikan diatas, itu tidak memberidefinisi (dari kelas) kepentingan. Dengan koneksi globalmereka dan elite, berpendidikan dan kepemimpinan dikota, mereka dapat dilihat terlepas dari realitas pedesaandan perlawanan agraria. Namun resonansi dan hubungantentu saja ada, sebagaimana yang kita lihat dari kekuatantuntutan mereka, potensi kekuatan politik yang merekamiliki, yang berada dalam hubungan isu lokal, nasionaldan global; pedesaan dan perkotaan; produsen dan kon-sumen; elite dan kaum miskin yang tekonstruksi dantermobilisasi.

Meskipun kritikan diberikan secara merata padakelompok anti RG dalam pembangunan dunia, aktivismeseperti itu tidak dapat dibaca dengan mudah sebagaimanayang terlihat dari persitiwa-peristiwa yang terjadi. Ketikaberbagi dan tukar-menukar menjadi fitur yang penting darimobilisasi anti RG, upaya-upaya yang difokuskan secaralokal dan negara telah menghadapi karakter yang sangatberbeda. Melalui pembentukan strategi aliansi danmenghubungkan perdebatan RG kedalam perhatian yanglebih luas,maka mungkin untuk memasukkan isu RG kedalam agenda politik lokal, nasional, dan global dalam carayang berbeda. Maka dari itu isu GM menjadi ikon;

Page 351: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

336

mewakilkan rangkaian luas perlawanan dan fokus padamobilisasi di pembagian dan lokal ganda.

Namun upaya-upaya yang didiskusikan diatas mem-bedakan pembatasan. Pertama yang diakui oleh kebanya-kan aktivis adalah isu representatif. Siapakah darikelompok aktivis jaringan yang secara bebas berbicara?Sementara yang lain berikut serta dalam demonstrasiperubahan bahwa mereka adalah “wakil rakyat”; yang lainlebih optimis. Mereka memperdebatkannya denganmemunculkan perdebatan, membentuk “ruang yang tidakberkesinambungan”, mereka membuka diskusi yang manasebaliknya akan ditutup. Mereka beragumen hal ini pentinguntuk demokrasi dan juga membenarkan term merekasendiri. Tantangannya adalah untuk mendukungpertimbangan di ruang yang tidak berkesinambungan,mendapati yang lain dalam diskusi. Ketika tendensipembahasan politik dan ekonomi dibawah kondisineoliberalisme yang juga didominasi oleh perhatian dariketerlibatan dalam pasar ekonomi global, pembukaan bagipertimbangan demokrasi yang luas yang kadang sempit,membuat peran utama dari LSM dan kelompok kampanyedalam membuat klaim nyata dari demokrasi yang gigih.

Kedua adalah dampak dari isu. Bagaimana kesukse-san strategi aktivis ini? Apakah aktivis membuat perbedaan,melebihi iritasi marginal sampai pada mereka yangberkuasa? Di ketiga negara ini menjadi perdebatan secarabesar oleh kelas menengah dan perkotaan. Ini bukan isupemilihan, juga bukan mobilisasi massa sebenarnya,kecuali melalui pilihan bersama dan keterkaitan isu. Alih-alih begitu, hal ini meningkatkan keterikatan denganperdebatan yang lebih luas mengenai hubungan baru darikapitalisme kontemporer dan masyarakat; isu mengenaiketahanan; ketidakrataan; hak; keadilan dan lainnya.Sebuah usaha yang mungkin untuk membentuk alternatif

Page 352: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

337

narasi utama, satu pengajuan pertentangan pada tendensipandangan dunia mengenai neoliberalisme. Isu yang lebihbesar tidak akan diselesaikan dalam perdebatan mengenaiRG tentu saja. Bagaimanapun juga sebagaimana studi inimemperlihatkan lambang dari perlawanan yang luas,dengan kepentingan politik yang berkuasa yang sedangdigunakan. Di ketiga negara ada aliansi yang progresifsecara relatif di pemerintah di pusat, semuanya menyatakanberkomitmen pada keadilan sosial, pembangunan danpenghapusan kemiskinan. Namun agenda ekonomineoliberal, butuhnya untuk menarik investasi asing danpengaruh politik global sangatlah kuat. Hal ini membu-atnya kedalam perdebatan berbasis kerangka yang berbedadari pembangunan yang tentu saja sangat sulit.

Posisi anti RG secara pasti menghasilkan ambiguitasdan tegangan di jaringan aktivis. Beberapa kelompokmerasa nyaris lebih nyaman berfokus pada isu lingkungan;fokus pada masalah keamanan pangan konsumen; se-mentara yang lain mengkerangkai perdebatan dalam hakdan keadilan. Bagaimanapun hubungan ini berkaitandengan masalah yang lebih luas tentang perubahan politikdan agraria terkadang tidak jelas. Mencakup barisan yangluas kadang berarti merencanakan strategi dengan telitidalam beberapa isu yang kuat, dengan kontradiksi dantegangan yang ditunda. Namun menghindari beberapa isuyang dalam juga berarti koalisi dan aliansi yang bertiras-tiras. Ketika petani tertarik untuk ikut serta dalam pasarglobal untuk memperbaiki mata pencaharian mereka,bagaimana ini menyelaraskan dengan posisi di ketahananpangan yang ditekan oleh beberaoa, sebagai contoh? Danketika petani menunjukan perhatian nyata mengenaiperubahan di ekonomi desa dan kondisi agraria, merekakadang enggan untuk mencoba tanaman RG yang baru,apakah itu “dipajak” atau disupplai oleh perusahaan

Page 353: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

338

multinasional. Kontradiksi ini tetap tidak terpecahkan dantidak ditujukan pada kelompok anti RG.

Dikatakan, secara kolektif aktivis anti RG telah meng-atur kadang hanya secara temporari dan pada batasan danselalu dengan ambiguitas yang dalam dan kontradiksi yangterjadi, untuk mengartikulasikan rangkaian posisi yangmenunjukkan bagaimana perdebatan mengenai tanamanRG memang benar-benar debat tentang banyaknyarangakaian isu; mengenai masa depan pertanian dan petaniskala kecil; tentang kontrol kerjasama; hak properti;peraturan perdagangan dan sebagainya. Sementara komen-tator pro RG berargumen bahwa aktivis seperti itumenyelundupkannya dalam perdebatan yang tidak seha-rusnya menjadi bagian diskusi. Aktivis anti RG beragumensecara keras bahwa perdebatan tersebut mengenai nilai danpolitik harus dilihat sebagai pusat, bagian dari negosiasibaru dalam kewarganegaraan, pengetahuan dan politik diera globalisasi.

Referensi

ActionAid, 2000. Indian Farmers Judge GM Crops.ActionAid Citizens’ Jury Initiative. London:ActionAid.

AgBioIndia, 2002. ‘Demand for Monsanto’s Ouster PicksUp: Karnataka Bans Monsanto’s Bt Cotton Seeds’. 11August. http://ngin.tripod.com/110802b.htm, Ac-cessed 4 February 2008.

Appadurai, A., 2000. ‘Grassroots Globalization and theResearch Imagination’. Public Culture, 12 (1): 1–19.

Assadi, M., 2002. ‘Globalisation and the State: Interrogat-ing the Farmers’ Movement in India’. Journal of So-cial and Economic Development, 4 (1): 42–54.

Page 354: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

339

Bond, P., 2000. Elite Transition: From Apartheid toNeoliberalism in South Africa. Durban: Natal Univer-sity Press.

Brass, T., ed., 1995. New Farmers’ Movements in India.London: Routledge.

Business Day, 2003. ‘Biowatch SA Says Modified Organ-isms Need Regulation’. 20 August. Rosebank,Johannesburg, South Africa.

Business Day, 2004. ‘Open Wide for GM Bite’. 6 Febru-ary. Rosebank, Johannesburg, South Africa.

Mobilizing Against GM Crops in India, South Africa andBrazil 173

Business Line, 2000. ‘MNC Seed Interest vs Farmers’Plight’. 26 September. Chennai, India.

Castells, M., 1997. The Information Age: Economy, Soci-ety and Culture; Volume 2: The Power of Identity.Malden, MA: Blackwell.

Da Silveira, J.M. and I. De Carvalho Borges, 2005. ‘AnOverview of the Current State of Agricultural Biotech-nology in Brazil’. Paper presented at Science, Tech-nology and Globalization Project, Agricultural Bio-technology for Development – Socioeconomic Issuesand Institutional Challenges, Bella Villagio, BellagioItaly, May–June 2005. Belfer Center, Kennedy Schoolof Government, Harvard.

Deccan Herald, 1998. ‘KRRS to File Criminal Case AgainstMonsanto’. 18 December. Bangalore, India.

Dow Jones, 2000. ‘Brazil Government Fights Back AgainstAnti-GMO Court Ruling’. 10 July. New York, USA.

Dow Jones, 2001. ‘GMO Soy Planting in Brazil Said to BeSpreading North’. 18 December. New York, USA.

Economic Times, 1999. ‘Monsanto Proposal to GeneticallyAlter Rice Draws Flak’. 6 August. New Delhi, India.

Economic Times, 2001. ‘KRRS Opposed Commercial Re-lease of Bt Cotton Seeds’. 20 June. New Delhi, India.

Page 355: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

340

Edelman, M., 2001. ‘Social Movements: Changing Para-digms and Forms of Politics’. Annual Review of An-thropology, 30: 285 – 317.

Ellison, N., 1997. ‘Towards a New Social Politics: Citizen-ship and Reflexivity in Late Modernity’. Sociology, 31(4): 697–717.

Financial Express, 1999. ‘Farmers Support Biotech Use forIncreasing Yield – Monsanto Study’. 31 August. NewDelhi, India.

Financial Express, 2000. ‘Farmer Leader Pleads for Im-mediate Release of GM Crops in India’. 24 April. NewDelhi, India.

Financial Times, 2001. ‘Brazil Police Add to Bové’s Radi-cal Status – Anti-Globalisation Activist’. 31 January.London, UK.

Financial Times, 2004. ‘Monsanto Takes GM Crusade toBrazil’. 6 February. New York, USA.

Friedberg, S. and L. Horowitz, 2004. ‘Converging Networksand Clashing Stories: South Africa’s Agricultural Bio-technology Debate’. Africa Today, 51 (2): 3–25.

Glover, D., 2007. ‘The Role of the Private Sector in Mod-ern Biotechnology and Rural Development: The Caseof the Monsanto Smallholder Programme’. DPhil the-sis, Institute of Development Studies, University ofSussex.

Habib, A. and V. Padayachee, 2000. ‘Economic Policy andPower Relations in South Africa’s Transition to De-mocracy’. World Development, 28 (2): 245– 63.

Hajer, M., 1995. The Politics of Environmental Discourse:Ecological Modernization and the Policy Process.Oxford: Oxford University Press.

Heller, P., 2001. ‘Moving the State: the Politics of Demo-cratic Decentralization in Kerala, South Africa andPorto Alegre’. Politics and Society, 29 (1): 131–63.

Page 356: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

341

Herring, R., 2005. ‘Miracle Seeds, Suicide Seeds, and thePoor: Mobilizing Around Genetically Modified Organ-isms in India’. In Social Movements and Poverty inIndia, eds R. Ray and M.F. Katzenstein, 203 – 32.Lanham, MD: Rowman and Littlefield PublishingGroup.

Herring, R., 2007. ‘Stealth Seeds: Bioproperty, Biosafety,Biopolitics’. Journal of Development Studies, 43 (1):130 – 57.

Huang, J., S. Rozelle, C. Pray and W. Qinfang, 2002. ‘PlantBiotechnology in China’. Science, 295: 674 –77.

Jepson, W., 2002. ‘Globalization and Brazilian Biosafety:the Politics of Scale over Biotechnology Governance’.Political Geography, 21 (7): 905 – 25.

Lahiff, E., 2003. ‘Land and Livelihoods: The Politics ofLand Reform in Southern Africa’. IDS Bulletin, 34 (3):54 – 63.

Leach, M. and I. Scoones, 2007. ‘Mobilising Citizens. So-cial Movements and the Politics of Knowledge’. IDSWorking Paper 276. Brighton: Institute of Develop-ment Studies.

Lodge, T., 2003. Politics in South Africa: From Mandelato Mbeki. Bloomington, IN: Indiana University Press.

Mail and Guardian, 2000. ‘SA Receives Bulk Shipmentsof Frankenfoods’. 25 February. Rosebank,Johannesburg, South Africa.

McAdam, D., S. Tarrow and C. Tilly, 2003. ‘Dynamics ofContention’. Social Movement Studies, 2 (1): 99 –102.

Mercury, 2003. ‘Government Hands Out Free GE Seedsin South Africa’. 27 August. Durban, KwaZulu, SouthAfrica.

Nature, 2000. ‘Smugglers Aim to Circumvent GM CourtBan in Brazil’. 25 November. London, UK.

New York Times, 2003. ‘Monsanto Pursues Seed Pirates’.13 June. New York, USA.

Page 357: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

342

Omvedt, G., 1998. ‘Terminating Choice’. The Hindu, De-cember 26. Chennai, India.

Paarlberg, R., 2000. ‘The Global Food Fight’. Foreign Af-fairs, 79 (3): 24–38.

Paarlberg, R., 2001. The Politics of Precaution: Geneti-cally Modified Crops in Developing Countries. Balti-more, MD: John Hopkins Press.

Patel, R. and A. Muller, 2004. ‘Shining India? EconomicLiberalisation and Rural Poverty in the 1990s’. FoodFirst Policy Brief 10. Oakland: Food First.

Pimbert, M. and T. Wakeford, 2002. ‘Prajateerpu: A Citi-zens’ Jury/Scenario Workshop on Food and FarmingFutures for Andhra Pradesh, India’. Brighton: Insti-tute of Development Studies and London: Interna-tional Institute for Environment and Development.http://www.diversefoodsystems.org/lfs_docs/Prajateerpu.pdf, Accessed 4 February 2008.

Ray, R. and M.F. Katzenstein, eds, 2005. Social Movementsand Poverty in India. Lanham, MD: Rowan andLittlefield Publishing Group.

Reuters, 2000a. ‘Brazil Turns Away GM Argentine Corn’.6 June. New York, USA.

Reuters, 2000b. ‘Greenpeace Protest for Argentine GMFood Labels’. 20 July. New York, USA.

Reuters, 2003a. ‘Brazil Lula Says Legalizing GM Soy WasBest Option’. 8 October. New York, USA.

Reuters, 2003b. ‘Monsanto Invests to Improve GMOs’Image in Brazil’. 8 December. New York, USA.

RFSTE (Research Foundation of Science, Technology andEcology), 1998. ‘Indians Fight Biotechnology Giants:Implement “Operate Cremate Monsanto” ’. MonsantoQuit India Campaign Press Release. RDFTE: NewDelhi.

Page 358: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Pergerakan Melawan Tanaman Rekasaya Genetik

343

Rudolph, L. and S. Rudolph, 2001. ‘Redoing the Constitu-tional Design: From an Interventionist to a Regula-tory State’. In The Success of India’s Democracy, ed.A. Kohli, 127–62. Cambridge: Cambridge UniversityPress.

Samykta Karnataka, 1998. ‘Police Protection to all Ameri-can Companies in Bangalore City’. 25 November. Ban-galore, India.

Scoones, I., 2005a. Science, Agriculture and the Politics ofPolicy. The Case of Biotechnology in India.Hyderabad: Orient Longman.

Scoones, I., 2005b. ‘Contentious Politics, ContentiousKnowledges: Mobilising Against GM Crops in India,Brazil and South Africa’. IDS Working Paper 256.Brighton: Institute of Development Studies.

Scoones, I., 2007. ‘The Contested Politics of Technology:Biotech in Bangalore’. Science and Public Policy, 34(4): 261–71.

Shah, E., 2005. ‘Local and Global Elites Join Hands: De-velopment and Diffusion of Bt Cotton Technology inGujarat’. Economic and Political Weekly (Special Ar-ticles), 40(43): 4629–39.

Shiva, V., 1998. ‘Terminating Freedom’. The Hindu, 26December. Chennai, India.

Shiva, V., A. Emani and A. Jafri, 1999. ‘Globalization andThreat to Seed Security: Case of Transgenic CottonTrials in India’. Economic and Political Weekly, 34(10): 601–13.

Shiva, V., A. Jafri, A. Emani and M. Pande, 2000. Seeds ofSuicide: The Ecological and Human Costs of Global-ization of Agriculture. Delhi: Research Foundation forScience, Technology and Ecology.

Stone, G., 2007. ‘Agricultural Deskilling and the Spreadof Genetically Modified Cotton in Warangal’. CurrentAnthropology, 48: 67–103.

Page 359: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

344

Suhai, S., 2003. ‘Monsanto’s Claims are Uninformed’.Times of India, 12 March. New Delhi, India.

The Guardian, 2001. ‘Jury Delivers “No” Verdict to GMCrops in Brazil’. 23 May. London, UK.

The Guardian, 2002. ‘Brazil’s Farms Minister SupportsGene-Modified Crops’. 7 December. London, UK.

The Hindu, 1999. ‘Monsanto Turns to Food Crops’. 6August. Chennai, India.

Thirtle, C., L. Beyers, Y. Ismael and J. Piesse, 2003. ‘CanGM Technologies Help the

Poor? The Impact of BT Cotton in Makhathini Flats,KawZulu-Natal’. World Development, 31: 717–32.

Times of India, 1998. ‘Monsanto Trials Illegal, Says Envi-ronmentalist’. 21 December. New Delhi, India.

Toni, A. and J. von Braun, 2001. ‘Poor Citizens Decide onthe Introduction of GMOs in Brazil’. Biotechnologyand Development Monitor, 47: 7–9.

Xue, D., 2002. A Summary of Research on the Environ-mental Impact of Bt cotton in China. Nanjing:Greenpeace/Nanjing Institute of Environmental Sci-ences.

Page 360: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

345

Pendahuluan

Sebuah jangkauan dari gerakan sosial telah diarahkanuntuk memperjuangkan aturan tentang bioteknologi dalamperkembangan pertanian di Amerika Selatan. Penerapantanaman GM (genetically modified/rekayasa genetik [RG])oleh para pelaku pertanian besar global seperti Brasil danArgentina, telah menimbulkan serangkaian pertanyaanutama tentang industrialisasi pertanian (Pengue 2005),masalah akses dan kontrol teknologi serta pilihan yang sulittentang distribusi tanah dan penggunaannya secara ber-kelanjutan. Hubungan antara bantuan dan perdaganganjuga menempatkan teknologi berada pada pusat pengem-bangan ekonomi politik di wilayah ini. Di sampingpertentangan sekitar bioteknologi di blok Mercosur dannegosiasi pada Free Trade Area of America’s accord (ke-sepakatan Perdagangan Bebas Amerika), perjanjianperdagangan bilateral telah digunakan untuk memper-kenalkan tanaman transgenik RG ke negara – negara yang

7PERDAGANGAN DAN BIOTEKNOLOGI DI

AMERIKA LATIN: DEMOKRATISASI, PERTENTANGAN

DAN POLITIK MOBILISASI

Peter Newell

Page 361: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

346

menjadikan pertanian sangat penting untuk sumber matapencaharian dari jutaan petani yang miskin (seperti petanikentang di Peru). Sementara itu Negara – Negara yangmengadopsi sikap yang agak kritis terhadap teknologiseperti Bolivia telah menemukan jati diri merasakan dirimereka tunduk kepada tekanan politik yang sangat besarterhadap para eksportir RG seperti Amerika Serikat atasnama lobi agribisnis mereka.

Berlawanan dengan perubahan latar belakang dalamstruktur regional dan global dari investasi dan produksiNegara agraris. Sebuah kesatuan yang menarik dari orga-nisasi masyarakat dan gerakan sosial telah mengembangkandaftar susunan perlawanan ke pengawasan pertanian yangdilakukan perusahaan(Jansen dan Vellema 2004; Gloverdan Newell 2004). Hal ini diambil dari pembentukanperjuangan diatas legitimasi, jangkauan dan hak kepe-milikan intelektual. Pertanyaan fundamental tentang hakkepemilikan lahan telah meningkat yang diakibatkan olehpergerakan seperti Movimento dos Trabalhadores RuraisSem Terra (MST) dan Vía Campesina, juga disebabkan olehkelangsungan penggunaan tanah yang mengharuskanmenggunakan pola penempatan teknologi yang masihdiragukan oleh cakupan luas kekuatan sosial yangberhubungan dengan efek sosial dan ekologis pertanianmono-crop (Peleaz dan Schmidt 2004). Dari sudut pem-bangunan dan mata pencaharian pedesaan, yang meng-hubungkan antara bioteknologi dan keamanan pangantelah menjadi perhatian utama di tengah isu ketahananpangan, hal ini akan dieksplorasi di tempat lain dalamtulisan yang lebih terperinci.

Meskipun terjadi hubungan yang sangat erat di tiapisu dan agenda yang ada, di sini akan di fokuskan padapertentangan kelompok-kelompok agraria dan lingkungansekitar aspek-aspek perdagangan yang terkait denganbioteknologi di Amerika Latin. Secara tidak langsung

Page 362: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

347

dalam hal ini akan berfokus pada transnasional biotek yangterkait dengan perjuangan mereka untuk mempromosikanbioteknologi di dalam negeri dan perjanjian perdaganganbilateral. Fokus dalam percekcokan ini adalah isu-isutentang hak kekayaan intelektual (HKI), liberalisasi danperlindungan pertanian, serta biosafety. Mengingat sifatnyayang tertutup dari proses yang berjalan, salah satutantangan utama bagi gerakan ialah bagaimana untukmendemokratisasi pembuatan kebijakan perdagangan(Newell dan Tussie 2006). Di beberapa hal, ini berartibekerja dalam celah yang sempit dalam partisipasi lembagayang ada di lingkup formal dalam proses pengambilankeputusan terutama antar-negara. Di lain sisi, ini meru-pakan kritik terhadap isu-isu pertanian yang dimasukkandalam perjanjian perdagangan utama di wilayah ini,memang telah dilakukan upaya untuk melawan perjanjianitu dan membuka perdebatan kebijakan perdagangan ter-hadap pertanyaan mendasar tentang barang dan jasa yangharus tunduk (dan yang tidak boleh dipersoalkan) kepadaperdagangan internasional dan yang, menguntungkan darikebijakan yang diperkirakan akan menanggung biayapenyesuaian yang tak terelakkan (Newell 2007).

Penelitian ini difokuskan pada dua daerah kuncipemain dalam sektor bioteknologi, yaitu Argentina danBrazil, yang memiliki pengalaman yang sangat berbedadalam keterlibatannya dengan bioteknologi, yangmencerminkan tingkat yang kontras akan mobilisasi ma-syarakat sipil seputar permasalahan ini, dan perbedaantradisi politik pedesaan dan strategi negara terhadapteknologi. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang siapayang memobilisasi dan bagaimana gerakan protes itu dimobilisasi, dan tentang pilihan strategis yang timbul ketikagerakan protes dengan beragam latar sejarah, basiskeanggotaan dan budaya ini melakukan aksinya . Isu-isuakuntabilitas, representasi dan menjalankan partisipasi

Page 363: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

348

melalui analisis strategi organisasi dan pembuatan hak yangdiadopsi oleh berbagai eklektis kelompok untuk menentangperan bioteknologi dalam tatanan produksi pertanian,lembaga yang mengelola hubungan dan wacana-wacanayang mempertahankannya . Secara khusus, analisis ini akanberpusat pada respon dari mereka yang memobilisasikeprihatinan masyarakat miskin di garis depan “Revolusigen” seperti yang dilakukan di daerah pedesaan AmerikaLatin.

Meskipun aktivis telah membuat kemenangan yangpenting, dengan membuka perdebatan tentang bioteknologiterhadap bermacam-macam suara, menentang tatananstruktur yang telah didirikan untuk mengelola teknologidan membangun arena alternatif untuk memperdebatkankemungkinan kerugian dan manfaatnya, ujungnya ternyataberakhir dengan dijalankannya strategi negara, yangmenerima bioteknologi sebagai kunci daya saing globalekonomi mereka, dengan modal elemen dimana warganegara dan warga negara asing sangat dibatasi kesediaanruang untuk menentang bioteknologi. Selain itu, sementaraorganisasi NGO lingkungan membuat beberapa keme-nangan dalam memajukan pembaruan peraturan danmenggunakan proses hukum untuk menunda adopsiteknologi itu, gerakan sosial pedesaan, meskipun basissosial mereka lebih luas dan koneksi internasional yangkuat, belum mampu untuk menggeser perdebatan tentangbioteknologi dari bio-safety dan tanggung jawab penang-anan untuk kepemilikan tanah, hak milik dan hubunganyang tidak merata dari kekuasaan yang mengukung mereka.

Pertanian Bioteknologi di Amerika Latin

Meskipun klaim oleh para pendukungnya bahwabioteknologi pertanian memiliki potensi untuk mening-katkan hasil di sepanjang musim kemarau dan tahanterhadap penyakit tanaman, tetapi pengurangan penggu-

Page 364: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

349

naan pestisida, kekurangan gizi dan kelaparan (Conway1999; Lipton 2001), telah menghasilkan suatu tingkatankontroversi yang belum pernah terjadi di Eropa dan bagianAsia dan, seperti yang akan kita lihat di bawah ini, juga diAmerika Latin. Kritik difokuskan pada keprihatinan ten-tang akibat bio-safety (potensi hilangnya keanekaragamanhayati dan kontaminasi varietas non-RG), dampak padakesehatan manusia dan tingkat kontrol kemampuanteknologi perusahaan untuk menyediakan mata pencaha-rian pada masyarakat miskin pedesaan (Warwick, 2000;FoEI 2007).

Di Amerika Latin, bioteknologi pertanian moderndiadopsi dari latar belakang reformasi struktural ekonomiyang terjadi disana dari awal tahun 1990-an. Untuk negara-negara di Amerika Latin, reformasi neo-liberal telah meng-hasilkan transformasi dalam tatanan produksi agraria,konsentrasi kepemilikan tanah dan penghapusan dukungankebijakan kepada petani miskin, semua ditujukan untukintensifikasi produksi untuk memenuhi pasar ekspor (Kay2002; Bellisario 2007; Thrupp 1996; Oya 2005; Murray2006). Penyerapan bioteknologi dengan paketnya yaitubibit, pupuk dan kontrak politik teknologi pertanian danbudidaya tanaman satu jenis menduduki tempat yangnyaman dengan organisasi yang berorientasi agribisnis, danpertanian besar. Agribisnis memiliki peran penting dalamstrategi akumulasi modal dari negara terbesar di wilayahini. Sektor agribisnis Brasil masih menyumbang lebih dari40 persen dari total GNP. Brasil adalah Negara eksportirketiga terbesar di dunia dalam hal produk pertanian dansetelah itu Amerika Serikat yang merupakan produsenkedelai terbesar (meskipun bukan produsen terbesar kedelaiRG), sisanya, 7,5 persen berasal dari negara – negarapengekspor lainnya. Selain itu, menurut DepartemenPertanian AS sendiri, Brasil memiliki sumber daya lahanyang cukup untuk memperluas areal dan produksi kedelai

Page 365: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

350

untuk menduduki posisi utama yang selama ini didudukiAS (Peleaz dan Schmidt 2004). Pada tahun 2006, Brasiladalah pembudidaya ketiga terbesar tanaman RG di dunia,sekarang disana sedang membudidayakan 11.500.000hektar tanaman RG. Angka ini menjelaskan mengapa ‘diBrasil, kebijakan politik pertanian selalu di utamakan’(Paarlberg, 2001, 68). Sementara itu Argentina, dengan 18juta hektar lahan budidaya RG, kini menjadi produsenterbesar dan eksportir tanaman RG kedua di dunia, kira –kira sebesar 23 persen dari produksi global (James 2006).

Bagaimanapun juga yang menarik tentang posisiBrasil, adalah bahwa hal itu berlanjut menjadi sumberutama untuk pembuatan tepung kedelai non-biotek. Inimenjelaskan mengapa Brasil telah menjadi sebuah situsyang signifikan dalam politik perebutan bioteknologi dancakupan sosial yang lebih luas, atau menempatkan dirisebagaimana Paarlberg katakan ‘yang penting perluasantanah ‘selama’ dan ‘dalam’ pertentangan global dengantanaman RG ‘(2001, 67). Perusahaan bioteknologi Brasilmengatakan: “kami sangat berharap bahwa dominoterakhir akan jatuh ‘.159 Untuk inilah alasan penentanganyang dilakukan oleh kelompok lingkungan hidup dankelompok-kelompok pedesaan terhadap pengembanganRG, yang menurut juru bicara perusahaan itu juga, “telahmembuat sebuah situasi yang tak mengenakkan di Brasil”.Mereka tahu kalau itu terjadi, semua akan hilang ‘. Kitaakan lihat bagaimana sebenarnya situasi saat ini digam-barkan secara akurat. Hal ini juga menjelaskan dengan baikmengapa perusahaan seperti Monsanto yang mewakiliskala besar melakukan penanaman tanaman RG secara il-legal sebagai bukti permintaan petani untuk produk mereka

159 Bob Callanan, juru bicara untuk asosiasi Kedelai Amerika, dikutipdalam Peleaz dan Schmidt (2004, 237).

Page 366: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

351

ditengah pengiriman pesan yang jelas tentang kesia-siaanklaim untuk menjaga Brasil bebas dari RG. Kembali padatahun 2001, perkiraan industri bibit adalah bahwa dari 2juta hektar kedelai yang ditanam di Rio Grande do Sul,antara 400.000 dan 750.000 hektar merupakan transgenik(dikutip oleh Paarlberg 2001, 81). Bukti dalam penelitianini ternyata petani di Paraguay menerima bibit illegal darisebuah perusahaan pembibitan, inilah bentuk penetrasipasar yang diusulkan oleh perwakilan implement utamayang kemudian meminta aparat keamanan perusahaanuntuk mengacaukan perlawanan terhadap teknologi danmengelilingi proses formal pengambilan keputusan.

Kita akan lihat bagaimana gelombang perlawananterhadap teknologi secara dramatis memperlambat lajupersetujuan komersial tanaman RG, tapi bagaimanapunsekali lagi ini telah dipercepat dengan dibuatnya perse-tujuan hukum dan resolusi tentang biosafety yang baru-baru ini di Brasil pada tahun 2005, sedikitnya untuk semen-tara waktu, pertanyaan dari badan pemerintah yang mem-punyai otoritas untuk menyetujui komersialisasi mereka.Dalam hal ini, aktivis mungkin telah memenangkan per-tempuran tapi kalah dalam perperangan, Sedangkan diArgentina mungkin aktivis tidak pernah sampai ke medanperang.

Penerapan teknologi tidak sama pelaksanaannya diseluruh daerah. Brasil terlihat ragu-ragu untuk mengadopsiteknologi sebagai pusat strategi pertanian yang alasannyadibahas di bawah ini. Argentina justru melihat potensiteknologi adalah bagian dari strategi meningkatkan per-tumbuhan negara dan konsolidasi untuk memperkuatposisinya di pasar global. Tujuh jenis tanaman RG ini telahdisetujui untuk dikomersialisasikan di Argentina, semuanyamerupakan tanggapan terhadap evaluasi yang diminta olehperusahaan-perusahaan multinasional. Kedelai RG yangpaling luas adalah tanaman RG yang ada di Argentina

Page 367: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

352

hampir terdiri dari 90% dari 12 juta hektar yang ditanampada tahun 2001/2002 dan hampir setengah dari semuaproduksi pertanian di Argentina pada tahun 2002/2003.Menggaris bawahi kegiatan ekspor yang didukung secaraalami melalui model ini, pada tahun 2003, 98 % kedelaiekspor Argentina berupa kacang, bungkil kedelai untukpakan ternak dan minyak kedelai, mewakili sekitar 20persen dari total ekspor Argentina pada tahun 2004 (Galli2005). Ini menjelaskan bahwa Argentina peka terhadapgangguan arus perdagangan, keikutsertaan perusahaandalam kasus perdagangan WTO terhadap de facto UniEropa dalam penundaan tanaman RG adalah buktinya.

Lebih penting lagi, ekspor RG yang diperoleh Argen-tina diperbarui setelah gagal dengan kucuran hutangnasional pada bylan desember 2001 sejumalh US $ 140milyar, yang kemudian mengakibatkan devaluasi besar.Seorang pedagang pertanian Argentina (chief executiveCresud) berkomentar: ‘IMF harus bahagia bersama kami.Tanpa agribisnis dan minyak, Argentina tidak akan me-menuhi surplus tuntutan mereka ‘(Elsztain, dikutip dalamVara 2005, 8). Pemerintah memutuskan bahwa pendapatanyang berasal dari ekspor akan membantu meningkatkanpendapatan asing yang pada gilirannya akan membantuorang miskin. Pendapatan yang diperoleh dari pajak yangdikenakan atas ekspor kedelai RG, saat ini 6 % dari seluruhpendapatan pemerintah, dan itu telah digunakan untukmensubsidi pasar internal (Ekonom 2006).160 Penghematanlainnya berefek pada pengurangan penggunaan pestisidadan semakin tingginya erosi karena pengolahan tanah yangkurang intensif. Meskipun ada beberapa bukti dampak

160 Pajak tersebut (pada tingkat yang berbeda) telah ada sejak tahun1991, tapi pemerintah mengklaim pendapatan berasal dari sumberini digunakan untuk memerangi kemiskinan yang diperoleh sesudahkrisis keuangan pada 2001/2002.

Page 368: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

353

tersebut, laporan menunjukan bahwa sampai saat inilaporan yang diambil dari berbagai isu yang lebih luaskurang positif, seperti bukti meningkatnya bahan kimiaimpor (seperti glifosat dari Cina), terjadinya peningkatanpenggundulan hutan terkait dengan pembukaan lahan un-tuk produksi RG (Greenpeace 2006a), serta terjadinyakonsentrasi kepemilikan tanah dan penurunan kinerjaantara buruh menengah ke bawah dengan rantai pasokanpertanian. Namun demikian, politik agribiotech seringdisebut sebagai “non-isu ‘di Argentina. Dengan kekuatanpenyelarasan kepentingan negara dan nasional dan modalasing tentang nilai bioteknologi, perlawanan sekitar aksesutama dan kepemilikan teknologi, lebih dipentingkandaripada desirabilitas sosial dan istilah lingkungan.Persentase pertanian ditujukan kepada biotek dan persen-tase ekspor berbasis pertanian membuatnya sangat jelasbahwa bahan kontribusi sektor biotek terhadap pereko-nomian Argentina sangat besar. Memang, persetujuandisusun disekitar sistem potensi ekspor teknologi161.

Mobilisasi

Pada latar belakang , telah dibahas tentang bentukmobilisasi yang sangat tidak merata di seluruh tingkatnasional dan dalam hubungannya dengan arena pembuatankebijakan transnasional. Pertanyaan tentang siapa yangmemobilisasi merupakan sumber perselisihan di antarapara peneliti. Secara umum, sementara kampanye kelom-pok-kelompok urban berbasis lingkungan berfokus pada isubiosafety dan mengadopsi strategi berbasis hukum untuk

161 The DNMA (Dirección Nacional de Mercados Agroalimentarios)membuat penilaian terhadap potensi ekspor tanaman yang sedangdipertimbangkan untuk komersialisasi. Ini dikenal sebagai ‘cerminkebijakan ‘: tidak mengkomersilkan tanaman yang belum disetujuidi kunci pasar ekspor Argentina.

Page 369: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

354

terlibat dengan rezim peraturan yang saat ini, gerakan sosialpedesaan justru memasukkan bioteknologi ke dalamkhasanah kampanye bukan sebagai suatu teknologi unikyang dapat menghasilkan risiko baru, politik baru danmemerlukan bentuk-bentuk kampanye baru. Sebaliknya,secara cepat diserap dalam prioritas kampanye yang ada,bingkai ideologi dan cara tindakan kolektif.

Sepanjang ini, Scoones, misalnya, menarik perbedaanantara ‘pusat kota’ -yang terdiri populasi kelas menengahyang signifikan serta kehadiran NGO. Mereka merupakanbagian dari masyarakat metropolitan, sirkuit elit di manajaringan aktivis terpusat disana- dan daerah desa pedalamandimana tempat wacana dimana jaringan aktivis yangberbeda mungkin ada (2005, 3).Peleaz dan Schmidt me-ngatakan sebaliknya, ‘itu akan menyeret kita pada kesim-pulan yang salah, bagaimana dengan tuntutan hukum yangdibawa oleh IDEC (Instituto Brasileiro de Defesa lakukanConsumidor) dan Greenpeace, tentang perlawanan terha-dap lembaga-lembaga RG di Brasil baru-baru ini danterutama oleh organisasi-organisasi urban yang meng-gerakkan konsumen dan lingkungan. Mereka berpendapat,‘resistensi ini adalah hasil langsung dari sebuah gerakanyang menantang model Revolusi Hijau dan modernisasipertanian pada akhir tahun 1970-an’ (2004, 239).

Penekanan inilah yang belakangan ini menimbulkanklaim hak-hak petani dan otonomi dalam kaitannya denganproduksi benih dan upaya yang konsekuen untuk menolakperpanjangan hak milik atas bahan genetik bagi peru-sahaan. Dalam prakteknya, kelompok yang berbeda, bisamenjadi bagian dari kampanye untuk audiens yang berbedatergantung pada unsur perhatian yang mereka terima.Sebagai contoh, masalah pelabelan dan larangan iklanhanya membangun kekhawatiran kelas menengah per-kotaan, sementara efek sosial-ekonomi, mata pencahariandan keprihatinan perdagangan, bergaung lebih kuat di

Page 370: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

355

kelompok-kelompok pedesaan yang terpinggirkan yanglebih langsung terkena. Hal ini jelas bahwa beberapa kasuswacana dan cara keterlibatan diperlukan untuk mem-pengaruhi negara, dibandingkan dengan aktor perusahaan,misalnya. Hal ini juga mencerminkan pilihan ideologistentang apakah tujuan kampanye yang dicapai melaluiketerlibatan pemerintah di ranah kelembagaan formal,karena bertentangan dengan sikap oposisi melalui aksimassa.

Protes yang berbeda dapat diamati dengan banyakcara di ENGO (Environmental NGO) yang terlibat dalamisu ekonomi dan dalam perdebatan teknis tentang tanamanbiosafety. Sampai batas tertentu, mereka menerima per-debatan dengan wacana yang dibatasi oleh peraturan.Seperti catatan Scoones, di sini yang bahaya adalah “jenisilmu yang disebarkan dan sifat argumen yang digunakandalam menanggapi esensi yang dibingkai oleh posisi pro-RG ‘(2005, 39). Penekanan yang paling banyak adalah padaperbaikan mekanisme kontrol dan pengawasan, keahliandeskripsi yang mereka bawa untuk keprihatinan danmenunjang keanggotaan mereka. Hal ini berbeda dengangerakan yang berusaha untuk menantang struktur produksidan kepemilikan yang menciptakan bioteknologi. Bahkandi dalam negara yang berbeda. Sementara ruang masuklingkungan NGO cenderung banyak mengarah ke pusatsekitar kementerian Lingkungan yang bertanggung jawabterhadap kebijakan biosafety, Departemen Pertanian danEkonomi sering menjadi sasaran gerakan pedesaan, merekayang bertanggung jawab untuk membuat dan melaksa-nakan kebijakan-kebijakan yang secara langsung berdam-pak pada mata pencaharian. Namun, ketika merumuskankebijakan perdagangan, agraria dan lingkungan kelompokini jarang memiliki hubungan yang kuat dengan departe-men perdagangan dan keuangan, jarak pengaruh kebijakanbertambah buruk dalam lembaga-lembaga regional seperti

Page 371: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

356

Mercosur, yang memiliki fungsi yang kuat pada hubunganantar pemerintah.

Meskipun dengan latar belakang dan strategi yangberbeda, situasi ini dapat meningkatkan hubungan antaraNGO dan gerakan sosial di perkotaan dan di pedesaanuntuk melayani kebutuhan masing-masing. Meskipunperlawanan terhadap Lembaga RG secara tradisionalberasal dari masyarakat kota yang berbasis lingkungan dankelompok konsumen, tetapi ada juga serikat petani yangbesar, seperti gerakan petani tak bertanah (MST) danKonfederasi Nasional Pekerja Pertanian (CONTAG) diBrazil, mereka juga menyatakan penentangan terhadapRGO. CONTAG, misalnya, agenda mereka pada tahun2002 adalah berkampanye melawan produksi dankomersialisasi RGO, dan untuk pelabelan RGO yang telahdikomersialisasikan. Hubungan kelompok lain telahmelayani gerakan pedesaan dan NGO. Catatan Peleaz danSchmidt: “munculnya. . . gerakan yang mengarah padapenguatan otonomi petani kecil ‘meningkatkan daya tawarorganisasi sosial di sektor pedesaan dan memberikanlegitimasi yang diperlukan bagi NGO untuk mewakilikepentingan politik sektor pedesaan dalam Kongres-kongres’ (2004, 242).

Via Campesina merasa berkepentingan dalam mem-bawa MST ke dalam perjuangan melawan pertanian RG,sehingga dapat memperluas basis perjuangan sosial dandengan demikian ini lebih dirasakan sebagai suatulegitimasi. kelompok yang mewakili produsen kecil,mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan tentang bagai-mana mereka melakukan ini secara efektif, mengatas-namakan kredibilitas moral dan politik kepada koalisiuntuk bertindak atas nama dan membela kepentinganprodusen kecil dalam menghadapi perusahaan-perusahaanbioteknologi multinasional. Demikian pula, kampanye

Page 372: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

357

NGO tentang “Brasil bebas RG ‘, dilihat sebagai suatujaringan MST yang menyediakan sarana untuk mening-katkan kekuatan kredibilitas mereka:

Untuk kelompok kecil NGO, yang terpenting adalahanggota jaringan inti, Mereka tidak bisa lagi dikritikhanya karena menjadi tidak representatif, tidakakuntabel, NGO yang didanai oleh orang asing (yangmereka turuti), tetapi dikaitkan dengan sebuah gerakanmassa dengan resmi dan hubungan informal kepada PT,sehingga pengaruh politik jauh melampaui apa yangsebelumnya bersifat positif. (Scoones 2005, 22).

Namun beberapa koalisi lebih didominasi oleh NGO,missal kampanye ‘Brazil Bebas dari RGO’, adalah koalisiNGO yang dibuat oleh Greenpeace, Lembaga PertahananKonsumen (IDEC), Proyek pelayanan Pertanian Alternatif(ASPTA), ActionAid Brasil, Bantuan Sosial dan Pendi-dikan Federasi (fase), Institut Studi Sosial-Ekonomi(INESC) dan Penasehat serta Pusat Penelitian (ESPLAR).Tujuan utama mereka adalah untuk meningkatkan kesa-daran masyarakat tentang lingkungan dan risiko kesehatanproduksi dan konsumsi RG. Bagaimanapun, kesamaanantara NGO dan gerakan terletak pada cara merekamengartikulasikan kritik umum terhadap perdaganganproduk RG. Proses mobilisasi di sekitar proses produksidan perdagangan produk-produk bioteknologi pertanianberujung pada klaim mobilisasi yang menarik diloihatkarena dia ikut menghidupkan kritik yang lebih luas darimodel produksi agribisnis dan perdagangan yang berlaku.Ada perbedaan antara kelompok-kelompok ini, yaitutentang tingkat di mana mereka akan mendukung semuaklaim. Tetapi itu hanya sedikit, jika ada, itu tidak ke semuaelemen dan tentu tidak semuanya sama. Berikut ini adalahtema umum saat ini dalam wacana dan pembuatan klaimoleh aktivis.

Page 373: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

358

1. Tema kunci nya adalah kekuatan yang tidak terlihatdalam agribisnis, dan itu paling jelas terlihat dalam kon-sentrasi kepemilikan tanah dan penguasaan pasar. Di Brasilsaja, misalnya, Monsanto adalah perusahaan bibit asingterbesar, mengendalikan 60 % dari pasar nasional jagungdan 18 % kedelai.162 Monsanto membeli lima perusahaanbibit nasional yang berbeda di Brazil, termasuk beberapaperusahaan benih terbaik di Brasil seperti Agroceres. Hanyadalam satu tahun, industri bibit hibrida domestik Brasil 82% dimiliki oleh Monsanto (Paarlberg 2001, 70). Modelagribisnis menyebabkan pengkonsentrasian kekayaanbukan mendistribusikannya, seperti pernyataan salahseorang pemimpin MST João Pedro Stedile, dia menga-takan sepuluh perusahaan multinasional yang beroperasidi Brazil menerima kredit sama dengan sejumlah kredityang di berikan kepada lebih dari empat juta keluarga petanikecil di Brasil (Stedile 2004). Liberalisasi perdagangandipandang telah mengaktifkan dan mempercepat konsen-trasi ini. Menguatkan gema apa yang dikatakan di atas ten-tang kesesuaian sistem yang ada pada produksi pertanianuntuk budidaya RG, aktivis di Brazil mengklaim bahwalatifundium adalah sekutu kuat dari perusahaan biotekmultinasional (Andrioli 2006). Secara khusus, didugaadanya hubungan antara latifundium, agribisnis danperusahaan transnasional seperti Cargill, Monsanto, ADMdan Bunge, yang dilihat sebagai ‘musuh utama MST“(Santos 2006).

2. Gambaran yang kuat kritik teori ketergantunganyang menyoroti bahaya ekonomi global yang lebih dari

162 Dikatakan bahwa dalam hal benih RG secara khusus, Monsantobertanggung jawab atas 88 persen dari pasar (Igor Felipe de Santos,multinasional MST ‘berusaha untuk mendominasi seluruh rantaimakanan’, lihat situs web Via Campesina, http://www.viacampesina.org/main_sp.

Page 374: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

359

sekedar keterikatan pada modal swasta untuk pembangun-an negara-negara pinggiran, ini membuat berkembanganyatema wacana otonomi dan kedaulatan pangan di kalanganaktivis. Untuk MST dan Via Campesina, ‘kedaulatan pa-ngan’ telah muncul sebagai tema utama dalam kampanyemelawan agribisnis pada umumnya dan perannya dalampengembangan bioteknologi khususnya, ‘memproduksi,makanan bertukar dengan mengkonsumsi makanan danitu terjadi dalam satu teritori’. Via Campesina mengklaim,misalnya, rakyat hanya akan berdaulat jika dapat mengen-dalikan produksi bibit sendiri “(Via Campesina dn b). Unsurini sangat berkaitan dengan perdagangan: dumping, benihmurah dan penghapusan pembatasan kuantitatif imporpertanian. Memang, Via Campesina mengeluarkan suratterbuka ke Presiden Brasil Lula yang berbunyi bahwa WTOtidak memiliki peran dalam mengatur akses terhadap hak-hak dasar seperti makanan dan kegiatan WTO bukan untuksebuah rangkaian tindakan yang bertujuan untuk mempro-mosikan kedaulatan pangan dan keanekaragaman genetik(Via Campesina nd a) .

3. Selain isu-isu umum kedaulatan dan otonomi, se-rangkaian keprihatinan terhadap akses dan kontrol tekno-logi tertentu dan fitur pengetahuan juga menonjol dalamwacana aktivis. Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalahsuatu instrumen utama kebijakan perdagangan dalamperjanjian perdagangan regional dan bilateral, dan ini telahmenimbulkan kecendrungan semangat baru dalam wacana.Di Brazil ada mobilisasi yang signifikan di sekitar RUUPaten yang diusulkan oleh Presiden Fernando Collor,dimana difokuskan pada isu bibit paten. Ini adalah hasilintervensi dari kelompok ‘agro-ekologi dan NGO ling-kungan, serta Konferensi Uskup Katolik’ (Peleaz danSchmidt 2004, 242). Kampanye yang berisi seruan ‘tidakada hak paten dalam hidup’ sedangkan perhimpunan

Page 375: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

360

Penggunaan Forum Bebas Pengetahuan (Forum pelaLiberdade do Uso do Conhecimento), organisasi yangmenaungi lebih dari seribu organisasi masyarakat sipiltermasuk serikat buruh, organisasi profesi, gereja,masyarakat ilmiah, LSM dan bahkan unsur-unsur modalnasional memanfaatkan lemahnya perlindungan ataskekayaan intelektual ini seperti perusahaan farmasi.perjanjian perdagangan bilateral dan juga telah menjadijalan untuk memperkuat perlindungan hak kekayaanintelektual dan karenanya menjadi titik fokus untukkampanye aktivis. Sebagai contoh, negosiasi Peru terhadapperjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikattermasuk ketentuan untuk menyinkronkan tingkatperlindungan HKI negara. Aktivis mengklaim bahwa iniakan memiliki pengaruh yang sangat buruk terhadap petanidalam penanaman bibit dan tanaman yang sekarang akandikenakan untuk pengontrolan yang jelas (Third WorldNetwork 2006).

4. Kampanye tentang’ terminate terminator ‘ di Bra-zil adalah bentuk oposisi terhadap penggunaan GURTs(Genetic Use Restriction Technologies / Teknologi Pem-batasan Penggunaan Genetika) pada bibit yang meng-haruskan petani untuk membeli bibit baru setiap musimdaripada menanam kembali atau tukar menukar bibitdengan petani lain. Isu ini berfokus pada kemungkinanpengaruh teknologi seperti di Brazil, di mana diperkirakanbahwa sebanyak 87 persen dari seluruh petani tidakmembeli benih (Radio Mundo Real, nd). Pada tanggal 22Maret 2006, diumumkanlah perlawanan terhadap teknologiterminator ini, setelah itu, 300 pekerja di pedesaan berunjukrasa di Curitiba menentang suspensi dari moratorium untukmencegah budidaya bibit terminator (Santos nd). Kepu-tusan dari pertemuan ke-8 Konferensi Para Pihak padaKonvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) yangdiselenggarakan di Curitiba, adalah agar moratorium

Page 376: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

361

ditegakkan pada penggunaan bibit terminator, dan momentini digunakan oleh Via Campesina untuk memberikankredibilitas dan dukungan terhadap kampanye anti RG(Via Campesina dn c).

Perdagangan dalam bantuan pangan juga menarikperhatian untuk melihat masalah tentang pengontrolanmakanan di tengah klaim tentang standar ganda yangdilakukan oleh perusahaan-perusahaan biotek besar yangdigunakan oleh negara-negara berkembang sebagai tempatpembuangan untuk teknologi yang ditolak di tempat lain.Clapp (2006) menunjukkan bagaimana bantuan pangan RGtelah digunakan untuk melemahkan perlawanan. Ekuadoradalah negara berkembang pertama yang diketahui me-nerima bantuan pangan yang mengandung RGO dalampengiriman kedelai dari AS dan disalurkan melalui Pro-gram Pangan Dunia (WFP). Ia akhirnya dihancurkanbersamaan dengan komplain dari Ekuador. Ketika bantuanmakanan jagung dikirim ke Bolivia pada tahun 2002,meskipun ada moratorium negara atas impor tanaman RG,isu standar ganda sekali lagi muncul kepermukaan. Trans-genik yang membantu orang Bolivia berisikan jagung merkstarlink yang telah dimodifikasi sehingga tidak diterima diAmerika Serikat untuk dikonsumsi manusia ( hanya sebagaipakan ternak). Beberapa NGO menyatakan bahwa mes-kipun fakta StarLink ditemukan dalam pasokan makananAS namun itu segera dihapus dari pasaran, AS tidakberusaha untuk menghapus jagung itu dari Bolivia, ini akanmemicu tuduhan standar ganda (Clapp 2006). Penggunaanbahan makanan di Argentina pada saat krisis pangan dinegara itu juga menghasilkan wacana sanggahan sekitarrespon perusahaan terhadap krisis RG yang digunakansebagai ‘forrajeros para los pobres “(makanan untuk or-ang miskin) atau lebih buruk lagi sebagai kesempatan untukmengakses lebih banyak lagi potensial konsumen untukproduk RG (Kossoy 2003).

Page 377: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

362

5. Dampak potensial lingkungan dari bioteknologitelah mengunci kritik elemen aktivis lain dari isubioteknologi. Perdagangan lintas perbatasan pada bibit RGini sangat sulit untuk dimonitor, diatur sementara ancamantentang biosafety dan potensi kontaminasi silang tanamannon RG sangat tinggi, seperti yang terjadi dengan jagungRG di Meksiko (Fitting 2006). Pusat mobilisasi Lainmengklaim terjadinya deforestasi untuk membuat jalan bagibudidaya tanaman monokultur RG. Di Argentina,misalnya, kelompok-kelompok seperti Grupo ReflexionRural dan Greenpeace telah memprotes karena terjadinyakehancuran lingkungan akibat budidaya kedelai ini,termasuk hilangnya kesuburan tanah dan terjadinyadeforestasi secara khusus (Benbrook 2005)163. Karenabesarnya tanah yang dibutuhkan budidaya tanaman kedelaimono, mereka merujuk ke Argentina sebagai ‘RepublicaUnida de la Soja’ (Boy 2006). Pembabatan hutan untukdijadikan perkebunan kedelai di Argentina telah meng-global dan berfungsi untuk bahan kampanye, Brasil, Negarayang berdekatan dengan nya, menemukan sendiri fokusdari kampanye transnasional setelah belajar dari kasusArgentina. Di Brazil, pembukaan hutan hujan Amazonuntuk budidaya kedelai telah menimbulkan protes ling-kungan dan upaya untuk berunding dan memperoleh janjidari perusahaan terkemuka untuk tidak membeli kedelaiyang dibudidayakan secara ilegal. Dalam halaman iklanThe Guardian secara gamblang, digambarkan oleh Green-peace sebagai “Sebuah titik balik dalam perjuangan untukmelindungi Amazon‘ oleh produsen makanan dan rantaimakanan cepat saji seperti McDonalds yang tidak meng-

163 Kritik posisi ini, termasuk beberapa para aktivis lingkungan,menunjukkan bahwa bioteknologi per se bukanlah pendorong utamamono-budidaya seperti klaim kampanye aktivis. Wawancara denganactivist ENGO, 9 November 2006.

Page 378: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

363

gunakan kedelai yang hidup secara ilegal di Brasil, yaitukomoditi dari perusahaan multinasional seperti Cargill,ADM dan Bunge disebut sebagai yang bertanggung jawabuntuk membiayai kerusakan hutan akibat penanamankedelai (Greenpeace 2006b).

Beberapa kelompok di Amerika Latin berkeberatanterhadap pengembangan tanaman RG. ETC (Action Groupabout Erosion, Technology and Concertation)164 Meksikotelah menyatakan keprihatinan mereka mengenai saritepung pohon RG yang dihasilkan. Pergeseran hutan hujanyang juga telah dimobilisasi seputar seruan untuk melarangpembebasan pohon-pohon RG dalam mendukung sikappencegahan yang diambil oleh negosiator CBD, meng-angkat isu di COP8 (SDA 2006). Kelompok-kelompokseperti Rede Alerta kontra o Deserto Verde memfokuskandiri pada akibat sosial dan ekologi tanaman mono ataupohon perkebunan, terutama penggusuran tanah dan efek-nya terhadap masyarakat adat Indian yang mendiamidaerah itu (RACDV nd).

Masing-masing wacana bergema dengan perdebatanglobal yang lebih luas dan perdebatan di sekitar hak-hakpetani, kedaulatan pangan, perlindungan keanekaragamanhayati dan kritik yang dikembangkan oleh gerakan anti-globalisasi. Pembingkaian inilah yang menghubungkan per-dagangan bioteknologi yang lebih luas dengan kampanyeanti-RG dan dengan agenda kelompok gerakan petani.Selama negosiasi FTAA terdapat pernyataan pemerintahsecara eksplisit untuk mendukung perdagangan organismetransgenik, ini membuat khawatir kalangan aktivis bahwaFTAA akan menyediakan jalur pintu belakang untukmenyebarkan penggunaan RG di daerah (Global Exchange

164 Sebelumnya Rafi (Rural Advancement Foundation International)yang berbasis di Kanada.

Page 379: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

364

2004). Hal ini bertentangan dengan pengungkapan ke-beratan dari negara-negara seperti Bolivia tentang tekno-logi, dan didorong oleh kepentingan AS, Kanada dan Ar-gentina, khususnya, untuk menemukan pasar baru bagiproduk yang ditolak di Eropa dan sebagian di Asia.Masalah ini telah diajukan oleh kelompok campesino dinegara-negara asal tanaman utama, contohnya jagung,yang berasal dari Meksiko, sebuah negara yang telahmengalami kontaminasi tanaman non-RG oleh varietastransgenik.165 transgenik ini telah dimasukkan ke dalamketentuan IPR yang diusulkan dalam FTAA, ini ber-hubungan dengan ketentuan paten Amerika Utara, yangbertujuan untuk lebih menaikkan hak masyarakat ‘komunaldan adat (Acción Ecológica 2004).

Pengorganisasian Transnasional

Ini adalah tema yang berkaitan dengan klaim, danhubungannya dengan masalah yang lebih luas tentangmodel integrasi pasar dalam wilayah yang berhubungandengan aktivitas di banyak tempat, inilah yang membentukkampanye bersama antara aktivis transnasional biotekdikemudian hari. Oleh karena itu, hal ini menjadi bagiandari penelitian, ulasan dan penilaian strategi yang diadopsioleh aktivis di Amerika Latin terhadap percekcokan bio-teknologi dan promosi melalui perjanjian perdagangan didaerah ini. Namun, memang sulit, untuk menilai dengantingkat keakuratan yang benar di tingkat mobilisasitransnasional karena berkaitan dengan hubungan antarabioteknologi dan perdagangan di Amerika Latin. Koalisitransnasional dengan basis keanggotaan yang luas sering-kali beroperasi secara bebas, modelnya desentralisasi,dengan kepala organisasi yang berfungsi sebagai unit

165 Pertemuan dengan Grupo de Estudios Ambientales, Mexico City,Agustus 2002.

Page 380: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

365

koordinasi dan koalisi publik yang sifatnya transnasionalterutama mereka yang memiliki anggota di berbagai negarayang menyumbang pada pendirian organisasi. Sebagaicontoh, Via Campesina memiliki staf yang sangat kecilyang terdiri dari seorang sekretaris eksekutif dan beberapastaf pendukung yang bertugas mengirimkan bahan-bahankampanye dan makalah pada daftar email yang ada di ya-hoo (Edelman 2003; Borras 2004). Demikian pula, HSA(Hemispheric Social Alliance), menyatukan berbagaigerakan oposisi terhadap FTAA walaupun dengan staf dananggaran yang sangat kecil. Tampilan luar dari koalisi besarsecara transnasional yang mengorganisir aktivitas terka-dang mengukapkan realitas kantor yang kecil tapi sangatterorganisir dengan hubungan global yang amat baik. Selainitu, ikatan yang mempertahankan jaringan seperti ini lebihbanyak daripada hubungan non pribadi yang formal ataukolaborasi inter-organisasional reguler (Edelman 2003).

Kita telah melihat di atas bagaimana koalisi para en-vironmentalist dan gerakan berbasis petani telah mengisiposisi yang cukup kuat pada masalah ini. Di bawah, sayamengajukan pertanyaan tentang sejauh mana kepeduliantersebut berasal dari basis keanggotaan mereka atau ituhanya merupakan strategi dalam memposisikan gerakanmereka dengan tepat dalam kaitannya dengan fokus saatini dalam rangka memobilisasi. Di sini saya secara singkatberbicara mengenai dinamika ‘kesalingterkaitan’ -sepertiyang disinggung dalam Pendahuluan- di tingkat lokal keglobal melalui regional dan kembali lagi. Sebagaimanadengan analisis di atas, bentuk-bentuk pengorganisasianmengangkat isu-isu representasi dan akuntabilitas dalamukuran yang sama.

Beberapa bukti yang menunjukkan kedua koalisi anti-bioteknologi generik di dalam sebuah kawasan serta aliansiyang bertujuan untuk menangani aspek-aspek tertentu itu,misalnya, Red por una América Latina Gratis de

Page 381: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

366

Transgénicos (RALLT) yang dibentuk pada bulan Januari1999 di sebuah lokakarya yang diadaiakn di Quito dengantema RGO dan biosafety. Dorongan awal berasal dari‘kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan strategiglobal terhadap pengenalan organisme transgenik danuntuk mencegah introduksi mereka ke daerah’ (RALLT2007; diterjemahkan). Jaringan antar Negara ini bertujuanuntuk : perlindungan masyarakat lokal dan proses nasionalyang berusaha menghindari pengenalan RGO; perlin-dungan otonomi pemerintah dalam memutuskan apakahakan menerima pertanian RG dan memastikan bahwamasyarakat sipil dan kelompok-kelompok yang terkenadampak termasuk dalam keputusan; dan, akhirnya, untukbekerja ke arah moratorium pelepasan dan perdaganganRGO sampai saat ini seperti bukti lengkap keselamatanmereka dan kesempatan publik untuk berdebat dengan caramemberitahukan resiko dan dampak yang terkait denganteknologi. Keanggotaannya yang luas, termasuk organisasicampesino, kelompok masyarakat adat dan lingkungan.Setiap kelompok atau individu yang setuju dengan deklarasiyang dikembangkan oleh kelompok ini tentang RGO dapatmenjadi anggota jaringan. Selain koalisi yang luas, po-sisinya terhadap teknologi pada umumnya sama dengankoalisi lainnya yaitu menggunakan target spesifik itu. TheRed Latinoamericana contra los de Arboles Monocultivosmenentang penggunaan pohon RG atas dasar kerusakanlingkungan yang disebabkan olehnya, seperti yangdisebutkan di atas, dan selanjutnya adalah Forum forBilogical and Cultural Diversity yang dibentuk pada tahun2001 di Chiapas, Meksiko untuk “melakukan pembelaanterhadap obat-obatan asli dan varietas tanaman terhadapancaman yang ditimbulkan oleh perdagangan bebas ‘.166

166 Untuk informasi lebih lanjut pada forum itu lihat http://www.laneta.apc.org/biodiversidad/.

Page 382: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

367

Banyak koalisi tersebut memiliki titik awal yang samadengan kelompok-kelompok seperti ETC (Action Groupon Erosion, Technology and Concentration), tetapi dengankoneksi internasional yang kuat. ETI ‘terfokus pada isu-isu HKI dan GURTs atau’ teknologi “terminator”. Merekasecara konsisten ikut pada pertemuan internasional bio-safety, menyelenggarakan berbagai lokakarya dan acarapendukung untuk isu yang mereka geluti, melobi peme-rintah, mereka juga melakukan penelitian dan membuatposition paper untuk dibagikan kepada khalayak luas.Sebuah organisasi yang memainkan peran serupa diAmerika Latin adalah Interamericana Merah Agriculturasde y Democracia (RIAD) yang menjadi sumber informasiterbuka dan analisis bagi NGO dan organisasi petani. 167

Beberapa badan-badan regional dan internasionalyang sudah ada yang bekerja pada isu-isu pedesaan danberusaha untuk melindungi kepentingan petani telahmengadopsi posisi mengenai isu bioteknologi. Misalnya,Coordinadora Latinamericana de Organizaciones delCampo (CLOC), terbentuk pada tahun 1994, yang terdiridari perwakilan 84 organisasi dari 21 negara yang bekerjapada agenda umum reforma agraria, kedaulatan pangandan hak-hak masyarakat adat. Mengingat ini berkaitan eratdengan Via Campesina, dan keragaman keanggotaannyayang sangat luas, hampir semua organisasi anggota ViaCampesina di Amerika Latin berpartisipasi dalam CLOCdan banyak organisasi CLOC yang berpartisipasi dalamVia Campesina (Edelman 2003). Dalam hal ini terlihatmereka mendukung hubungan satu sama lain dalamkoalisi, yang pada gilirannya, memainkan peran pentingdalam membangun koalisi lainnya pada isu-isu tertentu

167 APM-Mondial memainkan peran penting dalam menciptakanjaringan ini, dia memberikan ilustrasi lain di mana cara jaringanyang ada cenderung membiakkan jaringan baru.

Page 383: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

368

seperti Forum for Biological and Cultural Diversity yangdisebutkan di atas atau IPC(International Planning Com-mittee for Food Sovereignty). Ini merupakan aliansi glo-bal dengan puluhan gerakan agraria transnasionalditambah kelompok-kelompok masyarakat sipil lainnya,yang melibatkan sekitar 500 organisasi di seluruh dunia.

Ada banyak aktivis biotek yang merasa prihatin padadampak teknologi atau aspek-aspek tertentu yang di-timbulkan, yang tidak didukung oleh sebuah kegiatan yanglebih luas dalam menolak neo-liberalisme. Untuk aktivisanti globalisasi di sisi lain, dengan siapa Via Campesinamemiliki hubungan erat, biotek merupakan salah satugejala sistem ekonomi yang menguntungkan agribisnisdengan mengorbankan petani kecil. Telah ter jadikonvergensi beragam dan agenda kompetisi seputar kritikanumum mengenai neo liberalisme. Menurut catatanEdelman: ‘perdagangan, tindakan phytosanitary, hak ataskekayaan intelektual, hewan dan kesehatan manusia,lingkungan, hak asasi manusia, bioteknologi, kesetaraangender dan kedaulatan pangan, dalam kehidupan politiksehari-hari, menjadi terikat dengan satu sama lain “(2003,212) . Hal ini berlaku bagi kelompok seperti Via Campesinaserta koalisi yang dibentuk untuk menentang kesepakatanperdagangan tertentu seperti HAS, disana terlihat bagai-mana pembentuka kesepakatan alternatif ‘Alternativas paraLas Americas: Hacia la construcción de un acuerdo de lospueblos hemisférico’ mencerminkan keragaman dan isuyang saling mempengaruhi satu sama lain.

Hubungan yang sangat erat antara pembangunanbiotek di Amerika Latin dan evolusi perjanjian perdagang-an yang bertujuan untuk mengamankan akses pasar untukteknologi telah menempatkan bioteknologi pertaniansecara tegas pada layar radar lawan integrasi regional yangberorientasi pasar. Sebagai contoh, oposisi terhadap FTAAkembali dibingkai menjadi sebuah perjuangan yang lebih

Page 384: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

369

luas terhadap industrialisasi global dan intensifikasipertanian. Jaringan yang ada ditempa untuk ikut aktifdalam kampanye internasional melawan RGO, yang jugamemiliki resonansi sentralitas didaerah Argentina danBrazil untuk perdebatan RG global. Menurut Teubal danRodriguez, ‘gerakan petani telah berhasil mengartiku-lasikan gerakan global otentik dalam beberapa tahunterakhir “(2002, 197). Hal ini didasarkan pada oposisi untukmengontrol perusahaan transnasional pertanian (termasukhak paten dan biopiracy), perdagangan bebas hasilpertanian (terutama dumping), penggunaan hormon dantransgenik dan mendukung ketahanan pangan serta kese-jahteraan pangan. Koalisi semacam ini yang melakukanberbagai kegiatan protes telah menjadi strategi utama yangdiadopsi oleh gerakan petani, yang juga sering dibantu olehdukungan keuangan dari kelompok yang bersimpati diEropa dan Amerika Utara, mereka mendanai perjalanankelompok petani-petani ini untuk demonstrasi anti-FTAA( Newell dan Tussie 2006).

Hasil dari pembangunan koalisi ini, mungkin dapatdiperdebatkan, seperti pertanyaan Edelman, apakah itusemata-mata merupakan partisipasi petani dalam jaringanpetani yang memiliki rasa dinamis pada diri mereka sebagaiaktor politik, diberdayakan dengan pengetahuan baru, dandijejalkan dengan konsep-konsep solidaritas dan alat-alatperjuangan ‘(2003, 214). Pembangunan-koalisi juga terjadisecara horizontal antara gerakan. Di Brasil, walaupunkampanye untuk Brasil bebas RG telah membentuk pusatprotes, jaringan telah berevolusi antara gerakan berbasispetani seperti MST dan Via Campesina dan berbagaikelompok berbasis lingkungan dan gerakan konsumentermasuk Greenpeace dan ESPLAR, Centro de Pesquisa eAssessoria, pengembangan kelompok-kelompok sepertiActionAid dan AS-PTA (Assessoria e Servicios a Projetosem Agricultura Alternativa), Kelompok pendidikan seperti

Page 385: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

370

FASE (lihat di bawah) dan INESC (Instituto de EstudiosSosial-Economicos). Dalam hal ini penting juga melihatapa yang dilakukan oleh PT (Workers Party/Partai Buruh).Hubungan simbolis penting juga dibangun dengan Gerejamelalui Komunitas Basic Christian Base Community (Boffnd). Pastoral Commission od Land menghasilkan deklarasitentang RGO, misalnya, terdapat sebuah daftar serangkaiankeberatan sosial dan lingkungan dengan penggunaanteknologi (PCL 2004), kelompok gereja ini juga melibatkandiri dalam kampanye “save creole seeds” dengan men-ciptakan komunitas bank bibit dalam menghadapi keka-yaan intelektual oleh perusahaan multinasional (PCL nd).Di tengah keanekaragaman seperti itu mungkin setiapkelompok harus terus melanjutkan strategi protes yangdiajukan dan menggunakan sumber daya dimana kemung-kinannya akan kembali dengan cepat. Catatan Scoones:‘setiap organisasi harus mampu berfokus pada area yangberbeda dari ranah advokasi, beberapa melakukan aksilangsung dan berorientasi kepada pelayangan protes,beberapa terfokus pada alternatif lain seperti demonstrasipraktis; beberapa melalui pengadilan dan media’ (2005, 12).

Satu strategi aktivis yang diadopsi adalah meng-ganggu perdagangan produksi RG melalui sarana hukumdan aksi langsung. Pada tahun 1997 Greenpeace melayang-kan tuntutan ke pengadilan untuk mencegah dua kapalcontainer yang berlayar membawa jagung RG dari Argen-tina menuju Brasil dan industri perternakan. Langkah ituberhasil mendorong perdebatan publik, akhirnya kapalyang penuh dengan jagung Argentina itu tiba tetapi kembalidan berada di lepas pantai saat keputusan dibuat mengenaiapakah komoditas transgenik akan di izinkan masuk kenegara itu. MST juga melakukan intervensi secara fisikuntuk menghentikan impor RG ke Brasil ketika pada bulanJuli 2000 MST memimpin sebuah kelompok petani untukmenyerang kapal di Recife yang berisi jagung RG impor

Page 386: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

371

dari Argentina (Scoones 2005). Sebuah tindakan hukumjuga diajukan terhadap Menteri Kehakiman dalam upayauntuk memblokir pengiriman kedelai lebih lanjut dari ASatas dasar bahwa tidak ada izin label di Brasil untukmelindungi konsumen. Kontroversi ini membawanya padakewjiban untuk melakukan pengujian terhadap kontenimpor RG dan menurut Paarlberg (2001,84), impor RGyang signifikan dari US dan Argentina dihindari untukmeminimkan kontroversi. Meskipun, dalam jangka pendek,tindakan semacam itu berfungsi untuk menarik perhatianpada perdagangan yang buruk dan diatur dengan risikoyang terkait, isu tersebut masuk ke wilayah publik dan mautidakmau menarik perhaitan pemerintah untuk menang-gapinya, upaya pemerintah dengan berargumentasi tentangalasan perdagangan yang menguntungkan secara ekonomissia-sia karena pergeseran posisi pemerintah Lula terhadapbiotek. Pada tanggal 22 Maret 2005, misalnya, CTN Biomenyetujui impor 370.000 ton jagung RG dari Argentinayang akan digunakan sebagai pakan ayam.

Sering kali bekerja ditengah kecerdikan aktor mediatransnasional menyebabkan perlawanan nasional men-dapat perhatian internasional dan itu berpotensi menjadiujung tombak suatu perubahan. Tetapi permasalahankemudian bagi kelompok-kelompok seperti MST adalahbahwa aksi mereka diliput oleh media jika perjuangangerakan pedesaan itu dilakukan dengan strategi yang samadigunakan berulang kali (invasi tanah). Tetapi banyak faktamengatakan, politik radikal yang melatari aksi-aksi itusering terjadi di daerah pedesaan terpencil yang membuatmereka mungkin berada di luar jangkauan jurnalis nasionalyang berbasis di pusat perkotaan. Dan juga bagi media,sulit mencari hal baru dalam gerakan yang melakukaninvasi tanah, sehingga jarang ada rasa simpatik terhadaptujuan pergerakan seperti itu sehingga menyulitkan untukmempublikasikan tindakan-tindakan utama mereka dalam

Page 387: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

372

media mainstream (Andrioli 2006). Sebaliknya, keberadaan‘bintang anti-RG internasional ‘ (Scoones 2005, 15) padapertemuan World Social Forum (WSF) di Brasil, dalambanyak hal berfungsi sebagai ‘intelektual organik’ darigerakan anti-RG yang memberi visibilitas , pengaruh danbimbingan (dalam proporsi yang berbeda), dan telahmembantu untuk menarik perhatian media, sehinggaberguna untuk perjuangan nasional melawan biotek.Ketertarikan media misalnya dinyalakan oleh keterlibatanaktivis anti-RG yang terkenal dan juga seorang petani, JoséBove, yang ditahan karena berpartisipasi dalam invasi yangdipimpin MST terhadap pertanian Monsanto di RioGrande, menghancurkan lima hektar tanaman RG (Sco-ones 2005). Selain itu ada juga bintang yang lain yaituVandana Shiva, seorang penulis dan aktivis India, PercySchmeiser seorang petani dari Kanada yang terlibat dalampengadilan dengan Monsanto, juga menyatakan bahwaMonsanto memang menggunakan bibit secara illegal,tuntutannya bahwa tanamannya telah ‘terkontaminasi’ olehtempat percobaan tanaman RG Monsanto di lahan yangbersebelahan dengan nnya (Glover dan Newell 2004).Keterlibatan dalam WSF terbukti efektif untuk gerakandomestik yang terpusat pada perhatian masalah ini danmembangun koalisi dengan aktivis internasional. forumsemacam itu juga memberikan kesempatan untuk menarikperhatian agenda kelompok ‘seperti WSF pada tahun 2001menjadi tempat untuk melahirkan World Forum on FoodSovereignty’ didukung oleh CLOC dan Via Campesina.Memang Edelman menyarankan, ‘riwayat partisipasi yangtinggi dalam protes internasional dan pertemuan masya-rakat sipil terus menjadi ciri kegiatan Via Campesina’ (2003,206).

Penting untuk di ingat, bagaimanapun, bahwamobilisasi transnasional sering mendapatkan kekuatannyadan strategi orientasi dari pengaturan nasional tertentu.

Page 388: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

373

Brasil menjabat peran sebagai episentrum dalam perju-angan sosial yang lebih luas atas bioteknologi. situs khususdalam kontes global bioteknologi pertanian di masa depanyang menjadi transnasional karena nilai simbolis yangmereka hasilkan dan mereka menyatakan bahwa ini akandiproyeksikan untuk para aktivis di tempat lain. roman-tisme yang mengelilingi gerakan sosial di Amerika Latinpada umumnya tentu jelas dalam kaitannya dengan MST,khususnya di kalangan aktivis antibiotek yang berbasis diwilayah barat untuk menangkis pernyataan bahwa merekamenolak teknologi yang elitis dan berfungsi untuk menolakakses ke petani miskin yang berpotensi untuk meningkatkankesejahteraan lewat teknologi.

Sebagaimana telah kita lihat, kebijakan ekonomi glo-bal di Amerika Latin dan di wilayah lain, terutama WTO,berupaya untuk membentuk proses regional dan tran-snasional yang disalurkan melalui negara. Banyak upayayang dilakukan untuk melakukan penggeseran dan melan-jutkan posisi pemerintah nasional sebagai cara untukmembentuk kebijakan internasional. Oleh karena itu,mungkin ada bukti tentang apa yang disebutkan olehTarrow (2005) “aktivisme transnasional yang baru” yangmenanggapi dan scaling up pada struktur kesempatanpolitik yang ada dalam forum internasional dan regional,tetapi mayoritas aktivisme yang terkait dengan biotek terusberlangsung di tingkat nasional, bahkan jika hal ini terkaitdengan kelompok lain dan juga sering bertentangan denganaktor transnasional yang beroperasi di arena domestik(seperti TNCs). Bagi kebanyakan aktivis,target utamanyatetap negara dan audiens utamanya adalah nasional, bah-kan jika diungkit di tingkat internasional, ini dapatdigunakan untuk menghasilkan reformasi dalam negeri.Hal ini sangat dimengerti oleh mereka dari gerakan pe-desaan yang terlibat dengan masalah seperti MST, dimanabiotek dipandang sebagai manifestasi lain dari pembagian

Page 389: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

374

yang tidak adil dari tanah dan kekayaan dari produksipertanian, dimana negara memiliki tanggung jawab utamauntuk menanganinya. Ini merupakan Isu-isu yang beradadi luar yurisdiksi badan-badan regional dan internasionalbahkan jika keputusan yang mereka buat, terutama disekitar perdagangan, memiliki dampak nasional dan lokalyang mendalam.

Kampanye Nasional di kawasan ini mungkin dikelolamelalui badan-badan pelayanan sebagai titik koordinasi dandengan transnasional yang berbasis representasi. Merekamembantu untuk mengarahkan klaim mereka ke arahgelanggang global dan regional, seperti WTO atau arenamultilateral untuk menangani masalah-masalah yangberdampak pada kehidupan pedesaan, seperti musyawarahCBD tentang akses dan pembagian keuntungan atauperdebatan tentang pembatasan penggunaan teknologiGURT. Aktivis memanfaatkan kemampuan mereka untukberoperasi secara bersamaan di ruang politik yang berbedadan melampaui batas skala. Mereka melibatkan diri,misalnya dalam memobilisasi aliansi nasional dalam ‘ arenatransnasional’ seperti apa yang terjadi pada negosiasiProtokol Cartagena. Dengan akses ke arena transnasionalseperti yang ada dalam platform untuk memajukan tujuanpolitik nasional, misalnya, sekitar 1.500 petani yang dimo-bilisasi oleh Via Campesina berdemonstrasi di Curitibia,dimana MOP3 (Rapat partai) itu diadakan. Merekamemprotes lamanya waktu (4 tahun) diperbolehkannyaketentuan mengenai identifikasi transgenik dalam makananyang masuk kedalam wilayah mereka.

Meskipun dikatakan bahwa gerakan sosial globallebih banyak jumlah bagian-bagiannya daripada klaim yangmembentuk itu sendiri, mereka memberikan batas-batasyang tidak relevan, runtuh, dan melampaui penggabunganruang aktivisme, diperlukan tindakan hati-hati tentangsejauh mana aktivisme benar-benar terlihat dalam lintas

Page 390: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

375

batas. Kasus aktivisme sekitar perdagangan dan biotek-nologi di Amerika Latin tampaknya akan memberipengaruh (2005) pada ungkapan Tarrow bahwa aktivismeyang disebut transnasional sebenarnya sering mengek-spresikan tuntutan global yang diartikulasikan dalampengaturan nasional tertentu yang dimaksudkan untukmenggeser posisi keadaan bangsa tertentu. Apa yang kitaamati tampaknya adalah kemunculan ‘titik fokus’, momenatau ruang konvergensi politik di mana prioritas nasionallebih luas, kampanye penekanan dan preferensi strategisdapat dinyatakan. Ini dapat mengambil bentuk wacanakoalisi ‘(Hajer 1995) atau menjadi narasi yang menyatukangerakan eklektik di wilayah yang berbeda, Alur cerita atauperangkat lunak yang bekerja dalam situasi yang berbedadan oleh karena itu memungkinkan untuk terjadinya jual-beli politik di kelompok-kelompok yang mungkin tidakbekerja sama. Konsep ‘kedaulatan pangan’ tentu bekerjadengan cara ini, dengan kemampuan umum untukmelayani banyak hal (dan kadang-kadang bertentangan)dengan kebutuhan kampanye secara bersamaan. Sedang-kan MST, memberikan titik awal untuk menyatakantentang redistribusi tanah yang bagi kelompok-kelompokpedesaan lainnya merupakan slogan untuk pertahananekonomi lokal sementara, pada saat yang sama, memung-kinkan banyak aktivis lingkungan berdebat untuk ke-lanjutan produksi makanan secara ekologis (non RG).

Bukti apa yang dapat kita temukan dalam tingginyalevel koordinasi internasional dalam NGO sepertiGreenpeace? Kelompok seperti ini dapat memainkan peransebagai jembatan antara kampanye di lokasi global yangberbeda, meniru taktik yang diadopsi oleh kelompokmereka di salah satu bagian dari dunia di wilayah lokallainnya. Misalnya, sudah menjadi tradisi yang kuat dalamkelompok Greenpeace dan genetix snowball di Eropa untukmenggunakan tindakan langsung untuk mencabut tanaman

Page 391: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

376

RG di lahan percobaan. strategi tersebut juga diadopsi diBrasil, di mana telah terjadi invasi Monsanto dan didi-rikannya stasiun penelitian Monsanto, dan sama denganaksi di Eropa, mereka mencabut tanaman percobaan itu.Pada bulan Januari 2001, sebagai bagian dari protes antiglobalisasi yang lebih luas, lebih dari 1.000 anggota MSTmenyerbu pabrik Monsanto di Rio Grande do Sul danmengatakan mereka akan tinggal di sana tanpa batas waktusebagai tindakan protes terhadap tanaman RG yang dikem-bangkan oleh perusahaan itu. Tampaknya mungkin bahwakita akan melihat penekanan tinggi pada strategi tindakanlangsung dalam menghadapi pergerakan pemerintah untuklebih membuka pasar bagi pengembangan RG. Misalnya,Maret 2006, Via Campesina menduduki lahan percobaansitus perusahaan bioteknologi Syngenta dan melaporkanpenggunaan kedelai RG ‘ilegal’ dan jagung di daerahtersebut. Pada bulan November 2006, Roberto Requiãogubernur disana menandatangani Keputusan untuk meng-ambil alih pertanian Syngenta. Menurut Kenfield danBurbach (2007), “Keputusan itu merupakan kemenanganpolitik besar bagi gerakan pedesaan dan lingkungan, yangmenentang kekuatan agribisnis di Brasil ‘. Jika demikiantinggal sedikit lagi perjuangan. Pada bulan Juli 2007Syngenta dan sekutunya berhasil menjungkirbalikkan kepu-tusan dan Via Campesina diusir dari lokasi itu. Baru-baruini (Oktober 2007) pergulatan tersebut menyebabkankekerasan dan bahkan kematian terhadap beberapa aktivisVia Campesina di Paraná, yang sedang melakukan pendu-dukan bersama 150 anggota lainnya (Via Campesina 2007;Kenfield dan Burbach 2007). Tentu hal ini berada disekitaraktivisme transnasional biotek, meskipun dalam satuorganisasi dengan berbagai informasi yang signifikan dansumber daya yang bertujuan untuk menyelaraskan perju-angan nasional dengan prioritas kampanye internasional.

Page 392: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

377

Dalam hal gerakan transnasional yang berbasispetani, aktivisme sekitar bioteknologi di Amerika Latindapat ditemukan sebagai bagian dari tren, Edelman (2003)yang menjelaskan tentang ‘globalisasi dari bawah’, di manapetani mengembangkan agenda umum dan repertoarsebagai protes pada masalah-masalah yang berbeda sepertiperdagangan dan isu hak asasi manusia. Hasilnya, diaberpendapat ‘petani telah mencapai kepentingan di arenainternasional yang jarang mereka nikmati di negara merekasendiri” (2003, 185). Meskipun perbedaan kepentinganmateri yang ada di antara mereka, yang menyatukan petanimiskin dan buruh tak bertanah adalah kondisi nasib yangsama yaitu sama-sama di eksploitasi, yang dapat dijelaskandalam istilah kelas yang melampaui batas-batas negara.Oleh karena itu, meskipun mereka terlibat dalam gerakansosial pedesaan dengan identitas beragam seperti etnisitasdan gender dalam menegaskan hak-hak mereka danmenjelaskan pengecualian mereka, eksploitasi, bukankesadaran atau kesadaran umum dan inilah keunggulandari cara baca kelas (Burnham 2002, 117), seperti yangterjadi dalam mobilisasi terhadap biotek akan lebihdipahami jika dilihat dalam istilah kelas. De Ste. Croixmengklaim bahwa ‘kelas” (berdasarkan relasinya) adalahekspresi sosial kolektif fakta eksploitasi, dan cara eksploitasiterwujud di dalam suatu struktur sosial’ (1981, 43, dikutipdari Burham 2002, 117). Masalah dalam konteks ini tidakbisa direduksi hanya untuk mengendalikan alat-alatproduksi, karena petani yang lebih kecil memiliki sertifikattanah, tidak seperti buruh tak bertanah yang merekaperkerjakan. Sebaliknya, resistansi yang muncul adalahhasil dari eksploitasi yang dilakukan oleh kepentingankomersial yang lebih besar, disamping itu negara jugamenciptakan ikatan politik antara kelas petani di AmerikaLatin dan di luar.

Page 393: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

378

Sebagai contoh, tujuan perjanjian perdagangandengan efek yang luas pada ekonomi pedesaan berfungsiuntuk membangkitkan aksi sosial dan memberikanancaman umum bagi produsen - produsen kecil. Initentunya kasus yang masih berkaitan dengan perjanjianNAFTA dimana melahirkan serangkaian koalisi di antaramereka yang disingkirkan dari pasar yang terintegrasidengan FTAA (Teubal dan Rodríguez 2004). RMALC(Mexican Network Against Free Trade) merupakan salahsatu manifestasi dari hal ini, dan menjadi sumber pentingdari analisis kebijakan perdagangan untuk pergerakanpetani (Edelman 2003; Icaza 2004). Isu-isu kelompok yangspesifik seperti En Defensa del Maíz (EDM 2002),difokuskan pada seputaran permasalahan perdaganganbebas dan jagung RG, dan koalisi nasional campesinoseperti El Campo Aguanta No Mas168 menarik perhatianterhadap dampak negatif NAFTA pada mata pencaharianmasyarakat miskin pedesaan, juga terhadap munculnyaperjanjian – perjanjian baru. Perdagangan politik juga ikutmenghubungkan ekonomi makro yang ditata ulang dengan‘samar samar’ tentang kebijakan masalah-masalah pem-bangunan dalam dan luar negeri dengan cara yang baru.Ada juga pendirian pada aktivis – aktivis di seputaran isu-isu perdagangan dimana mereka tidak lagi menjadi titikacuan utama bahkan lobi berlanjut diteruskan terhadapnegara. Ekspresi solidaritas, didorong melalui kerjasamademonstrasi, deklarasi, perjalanan panjang dan seperti apayang dikatakan Edelman bahwa perdagangan ‘semakinmembagi orang menjadi lebih sedikit dalam ranah nasionaldibandingkan hubungannya dalam strata kebersamaan,masalah berbasis sosial (2003,198). Demikian juga dengan

168 Diterjemahkan sebagai: The Countryside Cannot Take Any More”.Sebagai contoh, lihat http://www.groupocholarlavi.org/php/doc/documentos/elcamponoaguanta.pdf.

Page 394: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

379

kelompok adat dan petani , identitas politik yang melewatibatas negara tentu suatu hal yang penting. FTAA berfungsiuntuk meluruskan permasalahan ini di seluruh dunia dandiwujudkan dalam pembentukan Hemispheric Social Al-liance.

Partisipasi

Meskipun banyak mobilisasi -yang seperti dijabarkandi atas- berusaha untuk memperjuangkan hubungan antarabioteknologi dan perdagangan melalui ‘orang luar’ denganstrategi protes dan perlawanan, beberapa kelompok telahberusaha untuk menggunakan jalur yang tersedia padapartisipasi kelembagaan atau ‘membentuk celah’ yangtersedia untuk mereka pada pemerintah dan lembaga -lembaga perdagangan regional yang berhubungan denganisu seputar bioteknologi.

Tidak ada celah di sini untuk meninjau ulang jajaranruang yang secara utuh tersedia untuk mengorganisir ma-syarakat sipil dalam ranah formal kebijakan perdagangandi Amerika Latin yang berhubungan dengan perjanjian-perjanjian seperti NAFTA, FTAA, Mercosur, dan dalamhal ini pula telah dilakukan peninjaun ulang dimana-mana(Newell dan Tussie 2006). Cukup untuk dicatat bah-wa partisipasi tokoh-tokoh masyarakat sipil telah ditujukanuntuk menciptakan dukungan politik masyarakat bagiperjanjian perdagangan yang kontroversi daripada mem-buka pengawasan masyarakat yang serius. Ini adalah ke-sempatan bagi aktivis untuk membuat pandangan merekaagar memahami lebih lanjut bahwa mereka dibatasi olehtingkat dukungan yang bersandarkan ke teknologi oleh parapenguasa seperti di Brazil dan Argentina. Dalam pikiraninstitusi Mercosur, seperti SGT6 169 kelompok Kerja

169 Sub-Grupo de Trabajo.

Page 395: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

380

lingkungan, meskipun sudah diantipasi lebih awal me-ngenai potensi risiko yang terkait dengan teknologi, Ar-gentina memainkan peran utama dalam memveto ke-tentuan biosafety dari draft yang diusulkan. KerangkaPerjanjian itu disetujui pada tahun 2001 dimana tidak adaurusan sama sekali pada isu biosafety (Hochstetler2003). Ketika kementerian Pertanian Argentina meng-adakan pertemuan di Mercosur tahun 2005 untukmendapatkan dukungan terhadap keadaan mereka dalammelakukan pembayaran royalti Monsanto pada tanamankedelai (bukan bibit), dukungan awal datang dari Brasil danParaguay. Bagaimanapun, Tekanan yang sangat kuatsetelah pertemuan itu, memaksa pemerintah menarikkembali posisi mereka dengan dasar bahwa mereka sedangmengadakan perjanjian dengan pihak swasta danMonsanto.170

Di luar ranah politik perdagangan biotek di AmerikaSelatan, beberapa pemerintah daerah juga ikut serta dalampenandatanganan Protokol Cartagena dalam hal Bio-safety, yang pada gilirannya membutuhkan negara untukmenciptakan mekanisme pada partisipasi dan konsultasipublik seputar rancangan kerangka biosafety nasionalmereka (Glover et al 2003). Oleh karena itu di tingkatnasional, hal ini telah menimbulkan pembentukan celahnasional yang mengundang partisipasi seputaran bio-teknologi. Meskipun demikian, demokratisasi kebijakandalam hal ini sangatlah sulit, di Brazil, penjelasan singkatCTNBIO dalam agenda pertemuan ditempatkan di situsWeb mereka sebelum pertemuan dan keputusan yangdiambil secara resmi, diinformasikan kepada pihak ber-wenang baik lokal dan regional dan lembaga federal lainnyaseperti Kementerian Lingkungan Hidup dan DepartemenKesehatan. Keputusan juga diposting di Internet setelah

170 wawancara pada Menteri Pertanian , Argentina November 2007

Page 396: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

381

pertemuan. Namun, pertemuan diselenggarakan dengantertutup dan publik tidak dapat mengakses secara lengkaplaporan dalam diskusi tersebut. Pemerintah membenarkanadanya pendekatan melalui rekomendasi ke arah keperluankomersial yang bersifat rahasia. Persyaratan untuk proyekpercobaan perkebunan dipublikasikan dalam jurnal resmipemerintah dan di Internet satu bulan lebih dulu agar wargayang tertarik dapat menyatakan posisi mereka bahwamereka bersedia untuk ikut ambil bagian dalam ketetapanini. Meskipun begitu, kendati akses terhadap informasimeningkat, Dewan menerima kontribusi yang sangat sedi-kit dari masyarakat sampai saat ini. CTNBIO telah mendu-kung kegiatan yang dipromosikan oleh Biosafety NationalAssociation Asosiasi Biosafety Nasional (ANBIO), sepertiyang dilakukannya pertama kali pada Kongres Biosafetydi Brazil, pada September 1999. Para aktivis mengeluh,seharusnya organisasi yang bertujuan untuk beroperasisebagai organisasi yang mengurus peraturan dalam halkesehatan publik dan isu lingkungan harus memperta-hankan independensinya dari perusahaan yang diwakilioleh ANBIO, keluhan ini karena acara itu mendapatkansokongan dari perusahaan bioteknologi termasuk peru-sahaan bioteknologi Monsanto, Novartis, Agrevo danDu Pont. Akibatnya, menurut Pelaez dan Schmidt (2004,249-50) CTNBio dihadapkan pada krisis kredibilitas yangserius dalam masyarakat Brasil yang dikhawatirkan men-stimulir bioteknologi menjadi menguntungkan perusahaanmultinasional.

Sifat konfliktual yang ada pada perdebatan kebijakan,yang dijabarkan oleh Scoones dalam buku ini, dipandangoleh beberapa sebagai hasil dari keluhan-keluhan olehkelompok-kelompok yang merasa mereka tidak diajakdalam forum konsultasi publik dan terus dibiarkan keluardari proses pembuatan kebijakan atas masalah-masalah ini.

Page 397: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

382

Berkenaan dengan hal ini dikutip dari laporan MP Brasil Ronaldo Vasconcellos, tentang kegiatan CTNBIO.

Kami percaya dan dapat berharap bahwa CTNBIOmembuat prosedur yang lebih terbuka kepadamasyarakat Brasil, meruntuhkan mitos yang selama iniada di banyak kasus, karena ketertutupan dan kegiatanyang dilakukan dengan prosedur yang tak transpa-ran . Kita tahu bahwa forum para ilmuwan tidak dapatmenjadi sebuah majelis yang ternama tetapi, juga, tidakharus ditandai oleh suasana dewa-dewa yang di klaimmasyarakat sipil. Gaya otoriter yang menandaiCTNBIO, khususnya jabatan kepresidenan yang sampaitahun 2001, tidak memberikan kontribusi yang efektifbagi pengembangan kebijakan biosafety demi kepen-tingan terbaik untuk seluruh masyarakat Brasil. (Dikutipdari Glover et al.2003,9)

Ronaldo Vasconcellos mengakhiri laporannya denganmerekomendasikan ‘definisi kriteria baru bagi pemilihananggota CTNBIO dan tindakan lainnya untuk mening-katkan transparansi keputusan tersebut, dan untuk mem-bawanya lebih dekat dengan masyarakat sipil’. Sehu-bungan dengan intensitas perlawanan masyarakat sipiluntuk pengembangan tanaman RG di Brasil, CTNBioberusaha untuk memperluas kisaran pemangku kepen-tingan itu untuk berkonsultasi dengan perusahaandalam pengambilan keputusan. Dari tahun 1999 dan sete-rusnya, CTNBIO berusaha untuk melakukan konsultasisecara ‘extensive’ dengan ilmuwan-ilmuwan non-biotek-nologi di Akademi Ilmu Nasional Brasil dalam menanggapikritik yang memberikan kontribusi yang cukup baikberkaitan dengan posisinya mendukung teknologi.Kendatipun demikian, dia CTNBIO tetap terus majudengan gayanya dan dia lebih memilih itu daripadamencegah “tubuhnya tergoyahkan” oleh kelompok-

Page 398: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

383

kelompok masyarakat sipil yang kritis, hingga kemudianmenggantikan IDEC di Komisi setelah adanya protes darikelompok kiri

Tingkat akses dan partisipasi kelompok-kelompokmasyarakat sipil juga ditegaskan menurut hubunganmereka dengan partai-partai yang berkuasa. Aktivis melihatadanya perbedaan di Brasil, misalnya, antara pemerintahanCardoso yang dalam pandangan mereka menjadikanmasalah agraria menjadi masalah kapasitas polisi -untukmenangani kelompok pemberontak- dan di sisi lainpemerintah Lula, yang diundang MST untuk berpartisipasidalam dewan kabinet, menangani masalah-masalah sepertikelaparan dan reformasi agraria. Ini terlepas dari kritikaktivis tentang sifat keterbatasan dari proses reformasi dandukungan pemerintah yang berorientasi dalam modelekspor agribisnis (Santos 2006).

Diskusi publik mengenai dampak potensial dari RGOyang dinilai dibutuhkan di Brasil bahkan beberapaperwakilan dari CTNBIO percaya bahwa keterlibatanpublik tidak diperlukan karena isu biosafety sangatbersifat ’Teknis’. Koalisi NGO ‘Untuk Brasil bebas RGO’berjuang untuk membuat penilaian dampak lingkungandengan wajib mengikutsertakan public. strategi itu telahmembuka ‘kotak hitam’ dari pengambilan keputusan untuksuara yang beranekaragam dan untuk pembenaranpercekcokan diluar masukan masyarakat, yakni bahwa sifatteknis itu didefinisikan secara sempit bahwa partisipasiyang dimaksud hanya dari kalangan ahli. Levidow (1998)yang mengacu pada “ demokrasi dari proses bioteknologi”telah disajikan untuk membatasi debat dalam scenario yangtelah ditetapkan tentang masa depan biotek daripada terikatlebih luas dengan keprihatinan etis dan sosial. ’Masalahteknis’ yang dapat memperbaiki bahaya neo-liberal hanyamelahirkan analisis keuntungan dari permintaan istimewabagi para ahli . Seperti yang dikatakan Newell: “dengan

Page 399: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

384

bioteknologi kita melihat adanya prinsip penting darimodernitas dan kapitalisme yang diemban untuk menutupperjanjian demokratis yang lebih luas dengan jumlahtertentu, di banyak rangkaian, untuk pertanyaan-pertanya-an penentu seperti tentang hak, akses dan hak atas pangandan kesejahteraan mata pencaharian ‘(2006, 76). Perangkatpolitik yang lazim digunakan oleh negara dan perusahaanelit pada akhir ini adalah mengaggap masyarakat sebagaiorang bodoh, kurang informasi dan hanya dapat terlibatdalam isu-isu ilmu pengetahuan dan teknologi pada tingkat‘emosional’ dasar (Wynne 2001). Efeknya adalah ‘parti-sipasi dalam pengambilan keputusan mengenai tanamanRG bagi kebanyakan masyarakat tidak ada, dia hanyamengambil bentuk dari melaksanakan hak-hak konsumenuntuk membeli, atau menolak untuk membeli produk yangtelah disetujui untuk masuk pasar, meskipun upaya paraaktivis dalam demokratisasi mengharuskan pengambilankeputusan dengan mencoba untuk melindungi hak-hakpublik terhadap informasi, dan mengekspos proses kese-pakatan kepada publik ‘(Newell 2006, 77).

Menanggapi keterbatasan jalur formal partisipasipublik, ActionAid Brasil, FASE ( Federacao dos Orgaosbutir e Educacional Asistencia Sosial), MST, CUT ( Con-federation of Labour Unions-Konfederasi Serikat Buruh),dan Penasehat dan Pusat Riset (ESPLAR) telah memper-timbangkan bahwa masyarakat harus ikut melakukanpenilaian sebagai saksi, masyarakat yang dimaksud disiniadalah kaum petani skala kecil, orang yang tidak memilikilahan dan konsumen miskin perkotaan. Yang pertamaberlangsung di Fortaleza, ibukota negara bagian TimurLaut Ceará, pada bulan April 2001. Yang kedua diseleng-garakan di Belem do Para, ibukota negara bagian Ama-zon, pada bulan September 2001. Saksi dipilih ‘secara acak’dari daftar yang disediakan oleh jajaran dari perwakilanasosiasi yang berbasiskan masyarakat setempat. Ratusan

Page 400: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

385

petani berskala kecil, orang yang tak memiliki lahan dankonsumen miskin perkotaan ikut menghadiri acaratersebut. Di antara pertanyaan yang harus didapatkanjawabannya dengan mendatangkan saksi ini adalah ‘apakahada cukup bukti bahwa RGO tidak mengancam ling-kungan? ‘dan’apakah proses pengujian dan penggunaankomersial RGO dilakukan dengan demokratis, transparandan cukup hati-hati? “Setelah mendengar bukti dari parasaksi, jawaban untuk kedua pertanyaan dari juri adalah‘tidak’, di kedua acara yang diselenggarakan. Sidang ber-langsung selama dua hari. 171 Perwakilan dari ActionAidBrasil menyimpulkan bahwa ‘orang-orang ini, selalu diekslusi dalam proses pembuatan kebijakan dalam isu-isuyang justru sangat berpengaruh sangat besar pada mereka,dari sini mereka memiliki kesempatan untuk mengaksessemua informasi dan mengambil keputusan dengan men-jadi anggota saksi’ (Campolina 2001, 29). Proses yang samajuga terjadi di Rio pada bulan Agustus 2002. Ini mengikutiprosedur yang sama dengan sebelumnya, melainkanditargetkan pada konsumen perkotaan. Pada tahun 2004ada penilaian masyarakat di Parana. Menurut Scoones, ‘inilebih dari kesatuan massa dari proses penjurian dengan3.000 aktivis MST yang menghadirinya ‘(2005, 36). Padaacara itu ternyata terjadi politik buy-in dari pejabat negara,dia memanfaatkan itu untuk pemilihan gubernur.

Di Argentina, terdapat tingkat skeptisisme yang tinggitentang perlunya batasan biosafety nasional denganketentuan partisipasi publik. Khususnya kelompok bisnis,ketakutan bahwa proses tersebut akan menghasilkankeraguan dan skeptisme tentang teknologi yang merekamengklaim sekarang sama sekali tidak terbukti. 172Dalam

171 Untuk percobaan kebijakan yang lebih konsultatif lihat Scoones danThompson (2003) dan Pimbert dan Wakeford (2002).

172 Wawancara dengan pimpinan ArgenBio, November 2006.

Page 401: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

386

proses pengambilan keputusan formal, akses kritik NGOpada teknologi sudah sulit, dalam banyak hal CONABIAadalah, pusat perembukan proses persetujuan untukpenerapan bioteknologi pertanian. Ini adalah suatu badanyang multi-sektoral, dimana diwakili oleh swasta danorganisasi masyarakat. Keanggotaan dan koordinasi yangtelah dimodifikasi dengan meningkatkan input dari sektorswasta. Saat ini, CONABIA terdiri dari tiga lembaga pene-litian publik , empat universitas, enam asosiasi sektor swas-ta, satu perkumpulan masyarakat konsumen, empat perwa-kilan SAGPyA (Secretary of Agriculture, FisheriesandFood)-(Panitera Pertanian, Perikanan dan Makanan) dandua anggota dari Departemen Kesehatan, meskipunkomposisi ini dapat berubah dari waktu ke waktu. Ke-tegasan utama tentang siapa yang duduk di komite dipilihdari Menteri Pertanian, walaupun anggota CONABIAmengklaim bahwa seseorang dengan ‘pengalaman pro-fesional’ dapat ikut serta untuk berpartisipasi. Ketikaditanya tentang ada tidak nya konsumen atau kelompoklingkungan, seorang pejabat mengaku telah mengundangGreenpeace dan organisasi-organisasi konsumen untukberpartisipasi ‘tetapi mereka tidak memiliki usulan satupundengan kapasitas professional dalam ranah ini.173 Meng-gunakan kriteria yang berdasarkan ilmu untuk menentukanpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan sebagai suatumekanisme untuk mengartikan ‘sah’ atau tidaknya pe-mangku kepentingan umumnya juga berlaku untuk sistemperaturan lainnya, tapi itu hanya berfungsi untuk kubu yangkurang kritis terutama mereka yang tidak memandangresiko yang berhubungan dengan teknologi (Newell2006). Seorang mantan wakil CONABIA dari Sekretarispengembangan Sumber Daya Alam dan Pembangunan,

173 wawancara dengan CONABIA, November 2006

Page 402: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

387

ketika dia mencoba mengajukan pertanyaan-pertanyaankritis tentang isu-isu biosafety, ternyata yang belum begitudipelajari, dan jumlah orang yang kritis ini sangat sedikitjumlahnya daripada orang yang berpihak mendukungteknologi.174

Apa yang kita amati kemudian adalah tidak adanyacelah resmi yang berfungsi sebagai arena untuk pertim-bangan yang efektif, apalagi pembantahan bioteknologioleh aktivis. Dengan ini, upaya untuk membangun tempatalternatif untuk mengartikulasikan suara-suara ‘Pembang-kang’ tidak bisa diadakan, meskipun ketidakmampuanmereka untuk otoritatif terhadap kemampuan mengambilkeputusan akan terus menjadi batasan yang serius bagiusaha perubahan yang abadi.

Representasi

Seperti catatan editor dalam buku ini: “jelas bahwaterjadinya pergerakan global telah membuat langkah yangmengesankan, terlebih bagi kelompok pedesaan, merekamenjadi tidak terwakili sama sekali, namanya saja yangberada dalam gerakan-gerakan agraria transnasional”(Borras et al 2008). Bahkan hal ini terjadi di negara-negaraseperti Brazil, yang “konon menjadi benteng dari setiapgerakan-gerakan”. Sebagian, ini merupakan hasil dari peranganda petani yang melakukan sekaligus bertindak sebagaiproduser, aktivis, warga lokal dan global. Edelman meng-artikan ini secara kongkrit: “individu-individu yang samayang memobilisasi untuk konferensi internasional mungkinjuga harus mengerahkan sebuah tim hukum untukmembela kepemilikan yang diperebutkan , tindak lanjutatas perintah kerjasama sementara dan panen di ladangkubis sebelum hujan tiba”(2003, 214). Beberapa mungkin

174 wawancara dengan ahli ilmu tanah, November 2006

Page 403: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

388

menjadi “pedesaan selebriti” seperti Bove dan Schmeiserdalam kasus RG. Ditekan oleh kendala waktu, prioritas dankurangnya pemahaman petani terhadap tekhnik pembu-atan kebijakan perdagangan, membuat kesempatan hanyasedikit untuk representasi langsung secara realistis. Ini pastimeninggalkan ruang lingkup yang luar biasa untukpengaturan agenda otonom bagi pimpinan koalisi berbasisluas.

Kebangkitan dan kejatuhan ASOCODE (AsosiasiOrganisasi Petani Amerika Tengah untuk pengembangandan Kerjasama) memberikan peringatan bagi koalisitransnasional yang lainnya agar mempersiapkan sejak dariskala regional dan internasional sambil tetap responsifkepada basis sosial mereka. Seperti yang Edelman cer-minkan: “dalam kasus ASOCODE, sebuah organisasi yangsangat terkenal, mempunyai pengaruh yang lebih besar,ketika dihadapkan pada donor, mereka tidak lagi fokus kepetani dan terjadilah percekcokan terus-menerus yangkemudian menghancurkan keduanya dan membawa aso-siasi tersebut ke titik di mana namanya saja yang eksistetapi itu hanya menikmati kejayaan sebelumnya yaitudinamika dan prestise belaka”(2003, 191).

Sehubungan dengan keduanya, mobilisasi “massa”atau menyebarkan pengaruh melalui saluran kelembagaanformal, membuat isu-isu itu berbicara untuk siapa dantentang apa. Isu-isu semacam itu juga dapat meningkatkanketegangan antara kelompok masyarakat sipil sebagaimanakerja sama yang mereka bangun dan kemudian dihadapkandengan pertanyaan tentang siapa yang akan diwakilinya.Dalam koalisi antara aktivis perdagangan di lingkunganNAFTA, serikat buruh menyuarakan keprihatinan merekamengenai dasar dari perwakilan NGO yang merekagambarkan dengan berupa sindiran sebagai individu non-pemerintah, sementara itu gerakan tenaga kerja jugadituduh sebagai gerakan dengan tatanan hierarkis yang

Page 404: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

389

tertutup dalam pengambilan keputusan (Newell dan Tussie2006). Ketika masalah pendanaan dan beragam pro-tes budaya di mana siswa kelas menengah menyingsingkanlengan dengan didukung kaum tani miskin sebagaigabungannya, potensi gesekan sangat besar. Misalnya,dalam mobilisasi sekitar NAFTA, pertanyaan yangdiajukan kelompok-kelompok kerja untuk menjaminkesepakatan perjanjian adalah pertanyaan seputar apa-kah dukungan mereka berguna bagi perjanjian perda-gangan, dan apakah itu membantu melahirkan apa sajayang berhubungan dengan pendanaan perusahaan yangditerima dari kepentingan ekonomi dengan kemungkinanbesar berasal dari ketentuan perdagangan.

Ada juga sebuah sisi menarik tentang kontradiksi yangmuncul dari pengadopsian sikap anti-RG dengan gerakan-gerakan seperti MST dimana banyak dari mereka yangjajaran anggotanya telah memakai benih RG, sekalipundalam kebanyakan kasus bersifat ilegal. Keanggotaanaliansi antar bangsa seperti Vía Campesina dan partisi-pasinya dalam forum seperti WSF, yang sering diseleng-garakan di Porto Alegre, menyediakan akses istimewauntuk kelompok yang ternama di Brazil seperti MST,mendorong kepemimpinan untuk mengadopsi sikap anti-RG, yang konsisten dengan keseluruhan strategi yangbertujuan untuk menantang kekuatan agribisnis di Bra-zil dan seterusnya. Tapi penolakan teknologi oleh pimpinangerakan dikarenakan adanya adopsi yang meluas darianggota-anggota pergerakan, mungkin menunjukkan tidakadanya perselisihan internal dibalik posisi pergerakandalam isu tertentu. Refleksi pribadi dari seorang pengamatyang telah lama mengamati gerakan sosial pedesaan diBrazil seperti kutipan panjang lebar dibawah ini:

Kami tidak punya per juangan sosial melawanbioteknologi di Brasil sama sekali. Paling kita hanya

Page 405: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

390

bersifat “reaksi sosial” terhadap RGO. Ada kelompokkecil NGO yang terus memperjuangkan dengan gayakonserfatif, dan ini bisa diterapkan di Brasil, tapi tanpabasis sosial. Protes mereka sangat lemah tanpamenimbulkan kehebohan apapun di media atau ditempat lain. Via Campesina dan MST tidak memilikiinformasi dari kelompok-kelompok sosial untukmendukung retorika politik dari pemimpin mereka ketikaberhadapan dengan transgenik ataupun denganbioteknologi pertanian. Kenyataannya adalah bahwaketika suatu keluarga yang tidak memiliki lahan ikutberpartisipasi dalam berbagai aksi yang disponsori olehgerakan-gerakan itu, mereka bahkan membawa spandukyang isinya menyerang perdagangan dan sebagainya,tetapi ketika anda berbicara kepada mereka akan ada aksitutup mulut tentang isu-isu ini. Perbedaan ini menun-jukkan bahwa sasaran yang dibangun kepemimpinanoleh sebuah kelompok kecil tidak menemukan reaksiterhadap kelompok yang lebih rendah dalam gerakanini. Sebagai contoh satu dari sekian banyak keganjilanyang ada dalam perkembangan politik, ialah sikap anti-transgenik dari MST dan fakta bahwa para pemukim-an petani berada dibawah pengaruh gerakan di ladang-ladang produktif yang menggunakan bibit transgenikdi ladangnya.175

Sama halnya dengan keraguan Scoones tentang ting-kat pemahaman politik kelompok miskin pedesaan untukwacana yang diartikulasikan tentang bioteknologi oleh or-ang-orang tokoh gerakan atau pelopor gerakan NGOpedesaan. Dia mencatat:

175 komunikasi personal, dengan pengamat dan aktivis pengembanganpedesaan di Brazil, 12 Desember 2006.

Page 406: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

391

Sebagian besar penduduk pedesaan……tidak benar-benar memiliki gagasan tentang apa itu tanaman RG danpada isu-isu lain yang digunakan untuk memobilisasi -kekhawatiran terhadap ketidaktahuan (tanamanpenghancur, makanan olahan dll), kepentingan akan hakpaten, hilangnya keanekaragaman lokal dan sebagainya.Memang, sangat sering para petani yang sama dimobi-lisasi oleh gerakan petani yang terorganisir – apakah ituKRRS di Karnataka atau MST di Brazil – mereka adalahpetani yang sama yang juga menanam tanaman RGsecara ilegal, atau mereka akan mencobanya jika merekabisa. (2005, 18)

Tingkatan yang lebih tinggi dari keterlibatan langsungini adalah dengan orang-orang yang mengklaim dirinyamewakili kepentingan mata pencaharian yang lebih ter-pusat. Pertanyaan tentang reforma agraria, akses terhadaptanah dan hak terhadap makanan memasuki tingkatkekhawatiran yang sangat memprihatinkan bagi merekayang mata pencahariannya terikat dengan pengembanganpedesaan. Hal ini mungkin dapat dibenarkan dengandikatakan bahwa tidak perlu untuk berkonsultasi denganbasis keanggotaan petani miskin dan petani yang tidakmemiliki lahan tentang keinginan mereka akan memilikilahan. Tapi ‘wacana koalisi’ yang terbentuk seperti sem-boyan”kedaulatan makanan” menyamarkan banyak fakta,bahkan produsen kecil sekalipun, yang benar-benartergantung pada sistem ekspor pertanian dan meski-pun mereka mungkin mendapatkan manfaat dari reformaagraria lebih dulu, berpisahnya ekonomi lokal dari rantaipasokan global juga mungkin bisa menjadi bencana bagikelangsungan hidup mereka. Dalam pengertian ini Scoonesmembenarkan untuk memberi kesan bahwa biotek,bukannya sebuah isu yang mencuat dari bawah, denganpangkat dan jajaran anggota yang menuntut sikap yang

Page 407: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

392

tegas dalam suatu kepemimpinan, secara strategis, inimewakili suatu kesempatan yang berguna bagi pergerakanseperti MST untuk meingkatkan pamor dan mengkonso-lidasikan posisi mereka dalam mendukung jaringaninternasional. Dia mencatat: “seiring dengan terus mening-katnya pergerakan di dunia - dengan website dan dukungankelompok di AS dan Eropa. . . [Dan] kedatangan akti-vis dengan pesawat murah ke Porto Allegre untuk perayaanWSF setiap tahun, MST mampu meninggikan pamormereka di tingkat internasional (dan lokal) dan menempahubungan dengan ruang ketenaran aktivis anti-RGinternasional yang datang’(2005, 22).

Seperti koleksi catatan editor dalam kata pengantarini, hanya ada satu yang terbaik yaitu bekerja dengan‘representai sebagian’ dimana klaim berbicara atasdasar basis massa sosial yang dilakukan tanpa mekanismeyang terkait dalam gerakan pembujukan, apalagi bertindaksendirian diatas kepentingan yang mungkin meluas.Sebagai catatan editor, ‘representasi efektif yang berbasisketertarikan sosial dalam gerakan, tidak dapat diasumsikanmenjadi sesuatu yang otomatis atau permanen dan bukanbermasalah” representasi efektif “ secara dinamis dapatdinegosiasikan didalam dan di antara kepemimpinan danbagian keanggotaan gerakan dari waktu ke waktu. “

Di sini kita menemukan broker politik yang dilakukanoleh para perantara ”speaking for not with”, yang meng-klaim legitimasi yang akan dijadikan sebagai basis sosialmereka. Bahayanya adalah bahwa mempertahankankoalisi, terutama ketika ada prospek pendanaan lanjutan,akan lenyap dengan sendirinya. Dalam konteks ini, dasarrasionil suatu organisasi, untuk melayani konstituen mar-ginal tertentu menjadi tidak penting demi mempertahankanpekerjaan mereka di kepaniteraan, pilihannya ada dua,menjaga momentum kampanye atau menjamin pendanaanuntuk acara internasional selanjutnya. Memutuskan ini

Page 408: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

393

tidak butuh banyak waktu untuk menentukan apakahpendukung setuju bahwa ini adalah prioritas untuk koalisiatau tidak. Seperti yang dikatakan Edelman, praktekjaringan ‘representasi - Mengajukan proposal, menyeleng-garakan pertemuan, penerbitan newsletter atau situs web,penyusunan “kegiatan program partai”- kadang berusahauntuk menunjukkan efektivitas jaringan dengan mengacupada deskripsi diri sendiri- dan kegiatan – kegiatan yanglebih baik dari dampak yang nyata pada konstituen yangditargetkan, yaitu kebijakan dan institusi (2003, 214). Seperti yang terjadi dengan MST di Brazil, gerakan yangdiundang untuk berpartisipasi dalam undangan adalahinstitusi formal, oleh karena itu partisipasi dan represen-tasinya jarang menjurus pada permasalahan yang disasar.Dilema representasi ini diperkuat oleh seperti dengan apayang sering disebut aktivis sebagai “pemerintah bersa-habat”176 atau gerakan-gerakan dalam kekuasaan. Sepertihalnya dengan MST, kegagalan laju reformasi melalui carainstitusional dan politik kompromi dan negosiasi sudahjelas dan tidak diragukan, dapat menyebabkan kegagalandan intensifikasi dari sebuah strategi tindakan langsung,untuk gerakan yang terkenal (Petras dan Veltmeyer 2005).

Kemudian kita juga dapat melihat gerakan-gerakan“massa” yang menurut dugaan orang berada dalam yangkonteks “ketidakteraturan mayoritas” yang lebih luas yangtidak dimobilisasi atau tidak transnational. Ada juga feno-mena minoritas yang terorganisir; kelompok vokal denganhubungan internasional yang baik tetapi memiliki basissocial sedikit atau pengaruh nasional yang lemah. The

176 Tema ini muncul sebagai tema utama dalap diskusi di workshopyang kami susun dengan aktivis perdagangan dalam “Cumbre porla intergracion de los pueblos”. KTT yang diadakan diCochambamba, Bolivia pada bulan Desember 2006 pada waktu yangsama dengan pertemuan Community of South Americas Nations.

Page 409: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

394

Argentine Grupo Reflexión Rural, Sebuah NGO pengem-bangan pedesaan kecil , telah berhasil mengembangkanhubungan dengan kelompok-kelompok di kawasan ini,seperti RALLT (Red por una América Latina Gratis deTransgénicos) dan melakukan hubungan internasionalmelalui kegiatan Forum Sosial Dunia (WSF). Penolakanmereka tentang biotek merupakan bagian kritik yang lebihluas terhadap dampak sosial dan lingkungan dari suatumodel yang berorientasi kepada ekspor pengembanganagribisnis, penekanan ini seiring dengan aktivis anti-globalisasi yang telah bersedia untuk menawarkan pro-gram-program pada pertemuan aktivis di Eropa dan ditempat yang lain.177 Mengadopsi taktik cerdas media- darikelompok seperti Greenpeace, termasuk protes di luar kon-ferensi perusahaan dan pameran bioteknologi pertanian,mereka menghadirkan wartawan untuk mendapatkan fotoyang baik, tetapi menurut beberapa, tidak ada pembahasanatau apa pun di belakang posisi pembelaan mereka ini.178

Kesimpulan

Mengevaluasi dampak dan makna yang lebih luas dariintervensi politik perdagangan dan pengembangan per-tanian yang berkaitan dengan bioteknologi di AmerikaLatin dengan kerumitan yang ada membuat ini sebagailatihan yang utuh. Sudah jelas banyak variabel yangmenjelaskan bahwa sedikit banyak dampak itu dirasakanoleh kelompok-kelompok dan gerakan-gerakan. Dalamistilah klasik, dampak dari aksi bersama sangat dipengaruhioleh “kesempatan struktur politik ”, mobilisasi sumber dayadan “pembingkaian isu” (McAdam et al. 2003). Tapi kitajuga telah melihat bagaimana -mobilisasi politik mikro

177 Contohnya, Adolfo Boy diundang sebagai pembicara pada kontra–KTT Uni Eropa-Pertemuan perdagangan Amerika Latin

178 Wawancara dengan jurnalis, 15 November 2006

Page 410: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

395

menimbulkan serangkaian faktor-faktor lain yang mem-pengaruhi dalam menentukan sejauh mana agenda aktivisbiotek membuat banyak kemajuan: pentingnya partaipolitik, peran media dan dampak strategi dan budaya protesdalam suatu tatanan politik yang beraneka ragam.

Tentu saja ada juga berbagai dampak indikator. Seba-gian besar tujuannya ialah, mengubah kebijakan peme-rintahan atau kebijakan perusahaan: tuntutan untukpenataan baru atau perbaikan kebijakan dari gerakan-gerakan yang menentang. Contohnya, merangkum ke-tentuan penilian akan dampak lingkungan, ketentuanbiosafety yang ketat, pembatasan penggunaan GURTsatau pernyataan dari perusahaan bahwa mereka tidak akanmengambil sumber kedelai dari ladang yang tandus untukmembuat celah bagi budidaya tanaman. Untuk gerakanlain, tujuannya adalah meningkatkan kesadaran publikmengenai teknologi dan tata cara dalam perjanjian per-dagangan pemerintah otonomi nasional yang kacaudengan menerima teknologi. Masih dengan kasus yang lain,termasuk MST dan Via Campesina, kampanye sekitarbioteknologi adalah kepentingan sekunder terhadappermasalahan yang sesungguhnya, yaitu pembaruanagraria dan ekonomi yang selama ini tergantung padakekuatan investor agribisnis. Mencapai perubahan dalamarena ini, kesepakatan aliansi antara pejabat Negara danmodal (trans)nasional yang menjalankan strategi aku-mulasi, membuat perdebatan bioteknologi tampaknya tidaksignifikan untuk dibandingkan.

Teknik pergeseran yang langsung dan dramatis dalamkebijakan mungkin merupakan tujuan yang masih jauh,tetapi tantangan jangka pendek adalah untuk melibatkanmasyarakat dalam perdebatan, dan tantangan media saatini adalah membuat pemerintah tertarik terhadap masalahini. Kenyataan bahwa pemerintah utama di wilayah initerus mendukung bioteknologi (Argentina, Brazil) atau di

Page 411: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

396

beberapa kasus bertindak oposisi atau sikap skeptisterhadap keterbalikan itu (Peru, Bolivia) bukanlah buktidari suatu kegagalan pergerakan. Kekuatan, pengaruhekonomi dan sumber daya politik yang merupakanpenyokong bioteknologi dan potensi perjanjian liberalisasiperdagangan jauh lebih besar daripada perlawananmereka. Namun, dengan memposisikan strategi yangcermat , jaringan yang luas dan membangun suatu aliansi,pada kesempatan yang mereka miliki, semua itu bisamengakali lawan-lawan mereka. Seperti catatan Peleaz danSchmidt dalam kaitannya dengan Brasil, misalnya, untukbeberapa waktu walaupun semua teknis istimewa yangditawarkan dan pengetahuan ilmiahnya, pengalamannyadalam mendekati regulator di negara-negara lain dandengan sumber finansial yang besar untuk membangunjaringan pemasaran yang besar dan berinvestasi dalam“tekanan ekonomi”, Monsanto tidak bisa mendapatkanotoritas untuk merilis kedelai RG di Negara tersebut(2004,254).

Aktivis Biotech sangat pandai dalam menjalinhubungan antara biotek dan isu-isu yang beresonansidengan khalayak publik yang beraneka ragam, dampakteknologi pada mata pencaharian petani miskin pedesaan,kesehatan dan masalah lingkungan hidup bagi konsumenperkotaan. Pada suatu waktu, mereka mendapatkantantangan dalam medan perdebatan, memperkenalkanbentuk alternatif dari keahlian dan menyoroti pentingnyanilai-nilai budaya (Fitting 2006). Mereka sudah suksesmenciptakan celah-celah informal untuk menambahpartisipasi masyarakat untuk ikut dalam perdebatankebijakan yang selama ini selalu ditempatkan di luar ranahmusyawarah bersama para ahli. Mereka juga telah suksesdalam menempa hubungan dengan aktivis anti-RGinternasional yang, pada gilirannya, mempunyai pengaruhdi beberapa bidang. Hal ini dapat membuat efek ‘bume-

Page 412: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

397

rang’ (Keck dan Sikkink 1998) misalnya di mana sebuahperusahaan bioteknologi di Eropa tunduk pada pemerik-saan yang dilakukan terhadap tindakannya di pedesaanBrasil.

Namun demikian, sekalipun kemenangan sementaradalam pertempuran dengan negara (khususnya asing),perang atas bioteknologi di Negara besar dalam suatuwilayah dpat dimenangkan. Perusahaan biotek telahmenerima produk mereka dengan melalui proses yanglambat dari suatu pergesekan, membangun suatu koalisisecara teliti dan menciptakan lobi-lobi yang terpadu dalamranah kelembagaan dan masyarakat secara seimbang. Yangmasih menjadi pertanyaan adalah, bagaimana masa depanliberalisasi perdagangan di daerah ini dan sejauh mana akanmaju, baik secara regional atau secara bilateral. Ini bisadilihat sebagai tantangan bagi aktivis untuk memastikanbahwa keberhasilan di tingkat regional dan banyaknyainisiatif, jika menghasilkan kesepakatan bilateral jauh lebihbaik dari pada tidak ada nya perjanjian yang diusulkan daridaerah (Gallagher, 2008).Kasus FTA antara AS dan Peru,seperti yang disebutkan di atas, adalah satu kasus dalampermasalahan ini.

Dalam hal ini Perdebatan bioteknologi dalam ranahnasional akan terus menjadi petunjuk dan dampak yangberbeda secara signifikan di seluruh wilayah. Di Argentina,ada suatu wadah kecil yang disediakan untuk memper-debatkan bioteknologi. Kesesuaian material, institusionaldan ada kekuatan diskursif yang menghasilkan pengaruh‘agro-hegemoni’. Hal yang serupa juga terjadi di Uruguaydan Paraguay. Meskipun lebih dini, kami telah melihatmeningkatnya sambutan akan teknologi di Brazil dan sikapberkeberatan yang berkelanjutan dalam menanggapipromosi transgenik. Ketika dihadapkan dengan oposisi,negara menyerah kepada agribisnis. Meskipun secarapribadi harapan yang sangat besar dari aktivis RG ada di

Page 413: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

398

Presiden Lula karena janji yang diungkapkan sebelumpemilihan dirinya dan keterkaitannya terhadap gerakanoposisi, dan dengan Menteri Pertanian, Roberto Rodrigues,dengan cepat mendukung sekutunya dalam bidangagribisnis. Maka dalam bulan Maret 2003, ketika diha-dapkan dengan keputusan tentang apakah mengeluarkankebijakan pelarangan RG dan pengrusakan tanamanpanenan yang terjadi tahun 2002-03 atau mengizinkanpenjualannya, akhirnya pemerintah mengizinkan pema-saran tanaman RG, dimana banyak aktivis yang kecewa. Keputusan Presiden lebih lanjut kembali mengizinkanpenjualan kedelai RG dari 2003 - 04, meskipun tetap tidakmendapat pengesahan untuk penanaman (Scoones2005). Hukum tentang Biosafety yang disetujui oleh Senatpada tahun 2005 telah membuka jalan terhadap konsolidasiakan posisi Brasil sebagai pemimpin global dalam bidangbioteknologi,mengikuti jalur yang telah dijalankan olehnegara tetangganya Argentina.

Ketergantungan negera ini terhadap agribisnismerupakan tantangan politik. Salah satu pengamat berkatakepada saya: “itu akan sulit untuk menciptakan oposisipolitik terhadap agribisnis atau problematis teknologipertanian modern saat ini ketika surplus keuangan eksporBrasil terbentuk terutama dari ekspor biji-bijian, sebagianbesar dihasilkan dari agribisnis179 Dalam korespondensiinforman lebih lanjut mencatat: “terutama jika kita berpikirdalam istilah transgenik untuk produksi pertanian,nampaknya pertempuran telah dimenangkan oleh kepen-tingan komersial. Alasannya bukanlah politik tapi praktis.Produksi biji-bijian transgenik, terutama kedelai, sekarangtersebar diseluruh Brazil dan saya tidak dapat melihatbagaimana mencegah penggunaannya lebih lanjut.

179 Komunikasi pribadi, dengan pengamat dan aktivis desapengembangan di Brazil , 12 Desember 2006

Page 414: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

399

Beberapa pegawai pemerintahan masih berbicara tentangpembatasan dan sebagainya, tapi ini hanya retorikauntuk publik karena tidak ada regulasi untuk membatasiitu180

Sebuah artikel yang muncul di halaman opini suratkabar Folha de Sao Paulo mendukung alasan ini, disanaditunjukkan skala penanaman tanaman ilegal sepertikedelai dan kapas dan ketidakmasukakalan yang sesung-guhnya dalam mengatur hal itu secara efektif, yangmenghasilkan “kelumpuhan institusional”.181 Mungkinperdebatan terhadap biotek telah dimenangkan. Sudahpasti kita harus menyadari bahwa kekuatan dipegang olehorang-orang yang mendukung teknologi, yang mendukungintegrasi perdagangan regional sehingga berbaur danmemastikan perlindungan seluruh Amerika Latin, yangmana mencakup beberapa lobi-lobi paling berpengaruhdalam ekonomi politik global kontemporer dari sektoragribisnis. Ada banyak tekanan yang dibawa untukdibebankan kepada pemerintah di seluruh wilayah yangmendapatkan bioteknologi pertanian, melalui ancamanperdagangan atau penerimaan paksa terhadap bantuanpangan RG seperti dalam kasus Bolivia dan Ekuador,penerapan perjanjian perdagangan bilateral merupakansinkronisasi dari sistem peraturan yang berkaitan denganbioteknologi seperti dalam kasus perjanjian antara Peru danAmerika Serikat atau tindakan secara resmi yang dilakukanoleh Monsanto terhadap mantan sekutunya Argentina,negara-negara di wilayah ini bergerak dalam konteks“otonomi yang terbatas” (Newell2006). Banyak peme-rintah, tampaknya, percaya bahwa mereka tidak mampuuntuk membicarakan masa depan teknologi. Tantangan

180 Komunikasi pribadi, dengan pengamat dan aktivis desapengembangan di Brazil , 12 Desember 2006

181 ‘Barreira transgênica’, Folha de São Paulo 24/12/06.

Page 415: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

400

bagi aktivis adalah menunjukkan dengan jelas bahwamereka tidak dapat dan tidak mampu untuk memper-debatkan teknologi, dan ketidakmampuannya untukmengubah sistem produksi pertanian yang bergantung padabanyak daerah dengan penduduk termiskin.

Referensi

Acción Ecológica, 2004. ‘Area de Libre Comercio de lasAméricas’. http://www.accionecologica.org/index.php?option=com_content&task=view&id=165&Itemid=242,Accessed 2 February 2007.

Andrioli, A.I., 2006. ‘Soja Orgânica versus SojaTransgênica’. Movimento Dos Trabalhadores Ruraissem Terra, October 30. http://www.mst.org.br/mst/pagina.php?cd=2334, Accessed 21 February 2007.

Bellisario, A., 2007. ‘The Chilean Agrarian Transforma-tion: Agrarian Reform and Capitalist “Partial”Counter-Agrarian Reform, 1964–1980: Part 1: Reform-ism, Socialism and Free-Market Neoliberalism’. Jour-nal of Agrarian Change, 7 (1): 1–34.

Benbrook, C.M., 2005. ‘Rust, Resistance, Run Down Soilsand Rising Cost: Problems Facing Soybean Producersin Argentina’. AgBioTech InfoNet, Technical paper no.8. http://www.earthscape.org/p1/ES16592/Greenpeace_rust.pdf, Accessed 12 October 2006.

Boff, L., n.d. ‘Transgênicos? Não’. http://www.cebusai.org.br/transgenicos.htm, Accessed 12May 2006.

Borras, S. Jr, 2004. ‘La Vía Campesina: An EvolvingTransnational Movement’. TNI Briefing No. 2004/6.Amsterdam: Transnational Institute.

Page 416: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

401

Borras, S. Jr, M. Edelman and C. Kay, 2008. ‘TransnationalAgrarian Movements: Origins and Politics, Campaignsand Impact’. Journal of Agrarian Change, 8 (2/3): 169–204.

Boy, A., 2006. ‘Grupo Reflexión Rural’. Presentation,Enzando Alternativas, Vienna, 10–13 May 2006.

Burnham, P., 2002. ‘Class Struggle, States and Circuits ofCapital’. In Historical Materialism and Globalisation,eds M. Rupert and H. Smith, 113–29. London:Routledge.

Campolina, A., 2001. ‘Brazilian Small-Scale Farmers andPoor Consumers Reject RGOs’. LEISA Magazine, 29December.

Clapp, J., 2006. ‘The Political Economy of Food Aid in anEra of Agricultural Biotechnology’. In The Interna-tional Politics of Genetically Modified Food: Diplo-macy, Trade and Law, ed. R. Falkner, 85–101.Basingstoke: Palgrave.

Conway, G., 1999. The Doubly Green Revolution: Foodfor All in the Twenty-First Century. New York: CornellUniversity Press.

Edelman, M., 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil Society,eds H. Anheier, M. Glasius and M. Kaldor, 185–221.Oxford: Oxford University Press.

EDM (En Defensa del Maíz), 2002. Conclusiones delseminario, Ciudad de México, 23 and 24 January.http://www.ceccam.org.mx/ConclusionesDe-fensa.htm, Accessed 4 December 2007.

Fitting, E., 2006. ‘The Political Uses of Culture: Maize Pro-duction and the RG Corn Debates in Mexico’. Focaal:European Journal of Anthropology, 48: 17–34.

FoEI (Friends of the Earth International), 2007. Who Ben-efits from RG Crops? An Analysis of the Global Per-

Page 417: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

402

formance of RG Crops (1996–2006). Amsterdam:Friends of the Earth International.

Gallagher, A., 2008. ‘Trading away the Ladder? Trade Poli-tics and Economic Development in The Americas’.New Political Economy, 13 (1): 37–59.

Galli, E., 2005. ‘De la Chaucha de Soja al Reactor Nuclearde Investigación’. La Nación, 4 January, 2.

Global Exchange, 2004. ‘Top Ten Reasons to Oppose theFree Trade of the Americas’. http://www.globalexchange.org/campaigns/ftaa/topten.html, Accessed 2 August 2004.

Glover, D. and P. Newell, 2004. ‘Business and Biotechnol-ogy: Regulation of RG Crops and the Politics of Influ-ence’. In Agribusiness and Society: Corporate Re-sponses to Environmentalism,Market Opportunitiesand Public Regulation, eds K. Jansen and S.Vellema,200–31. London: Zed Books.

Glover, D., J. Keeley and P. Newell, 2003. Public Partici-pation and the Cartagena Protocol on Biosafety. A Re-view for DfiD and UNEP-GEF. Brighton: Institute ofDevelopment Studies.

Greenpeace, 2006a. ‘Desmontes S.A: Quiénes Están Detrásde la Destrucción de los Ultimos Bosques Nativos dela Argentina’. Greenpeace Argentina Report. http://www.greenpeace.org/raw/content/argentina/bosques/desmontes-s-a.pdf, Accessed 15 October2006.

Greenpeace, 2006b. ‘A Turning Point in the Fight to Pro-tect the Amazon’. The Guardian, 28 September 17.

Hajer, M.A., 1995. The Politics of Environmental Dis-course: Ecological Modernization and the Policy Pro-cess. Oxford: Oxford University Press.

Hochstetler, K., 2003. ‘Fading Green? Environmental Poli-tics in the Mercosur Free Trade Agreement’. LatinAmerican Politics and Society, 45 (4): 1–33.

Page 418: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

403

Icaza, R., 2004. Civil Society and Regionalisation. Explor-ing the Contours of Mexican Transnational Activism.CSGR Working Paper No. 150/04, Warwick Univer-sity.

James, C., 2006. Global Status of Commercialized Biotech/RG Crops. ISAAA Briefs No. 35. Ithaca, NY: ISAAA.

Jansen, K. and S. Vellema, eds, 2004. Agribusiness andSociety: Corporate Responses to Environmentalism,Market Opportunities and Public Regulation. London:Zed Books.

Kay, C., 2002. ‘Chile’s Neo-Liberal Agrarian Transforma-tion and the Peasantry’. Journal of Agrarian Change,2 (4): 464–501.

Keck, M. and K. Sikkink, 1998. Activists Beyond Borders:Advocacy Networks in International Politics. Ithaca,NY: Cornell University Press.

Kenfield, I. and R. Burbach, 2007. ‘Landless Rural WorkerShot by Security Company Hired by MultinationalSyngenta’. Posted on the ‘Brazil Network’ list serve,21 October 2007.

Kossoy, A., 2003. ‘Iniciativas de Asociaciones deProductores Agropecuarios: La Incorporación de laSoja en la Emergencia Alimentaria’. In Respuestas dela Sociedad Civil ala Emergencia Social, eds I.González Bombal, 89–119. Buenos Aires: CEDES.

Levidow, L., 1998. ‘Democratizing Technology orTechnologizing Democracy? Regulating AgriculturalBiotechnology in Europe’. Technology in Society, 20(2): 211–26.

Lipton, M., 2001. ‘Reviving Global Poverty Reduction:What Role for Genetically Modified Plants?’. Journalof International Development, 13 (7): 823–46.

McAdam, D., S. Tarrow and C. Tilly, 2003. ‘Dynamics ofContention’. Social Movement Studies, 2 (1): 99–102.

Page 419: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

404

Murray, W., 2006. ‘Neo-Feudalism in Latin America?Globalisation, Agribusiness and Land Re-Concentra-tion in Chile’. The Journal of Peasant Studies, 33 (4):646–77.

Newell, P., 2006. ‘Corporate Power and Bounded Au-tonomy in the Global Politics of Biotechnology’. InThe International Politics of Genetically ModifiedFood, eds R. Falkner, 67–85. Basingstoke: Palgrave.

Newell, P., 2007. ‘Trade and Environmental Justice in LatinAmerica’. New Political Economy, 12 (2): 237–59.

Newell, P. and D. Tussie, 2006. ‘Civil Society Participa-tion in Trade Policy in Latin America: Lessons andReflections’. IDS Working Paper, 267. Brighton: In-stitute for Development Studies.

Oya, C., 2005. ‘Sticks and Carrots for Farmers in Develop-ing Countries: Agrarian Neo-Liberalism in Theory andPractice’. In Neo-liberalism: A Critical Reader, eds S.Saad-Filho and D. Johnston, 127–35. London: PlutoBooks.

Paarlberg, R., 2001. The Politics of Precaution: Geneti-cally-Modified Crops in Developing Countries. Wash-ington, DC: IFPRI and Baltimore, MD: John HopkinsPress.

PCL (Pastoral Commission on Land), 2004. ‘Declarationon RGOs’. http://www.cptnac.com.br/?system=news&action=read&id=1230&eid=88, Ac-cessed 21 August 2006.

PCL (Pastoral Commission on Land), n.d. ‘The Solutionis to Preserve’. http://www.cptnac.com.br/?system=news&eid=87, Accessed 21 August 2006.

Peleaz, V. and W. Schmidt, 2004. ‘Social Struggles and theRegulation of Transgenic Crops in Brazil’. InAgribusiness and Society: Corporate Responses to En-vironmentalism, Market Opportunities and Public

Page 420: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

405

Regulation, eds K. Jansen and S. Vellema, 232–61.London: Zed Books.

Pengue, W.A., 2005. Agricultura Industrial yTransnationalización en América Latina: ¿LaTransgénesis de un Continente? Mexico City: PNUMAand Buenos Aires: GEPAMA.

Petras, J. and H. Veltmeyer, 2005. Social Movements andState Power. London: Pluto Press.

Pimbert, M. and T. Wakeford, 2002. Prajateerpu: ACitizen’s Jury/Scenario Workshop on Food and Farm-ing Futures for Andhra Pradesh India. Brighton: Insti-tute for Development Studies and London: Interna-tional Institute for Environment and Development.

RACDV (Rede Alerta Contra o Deserto Verde), n.d.‘Comunidades e Monocultures de Arvores’. http://www.wrm.org/uy/inicio.html, Accessed 12 April2006.

Radio Mundo Real, n.d. ‘Terminator Seeds are Killer Seeds,of Other Crops and of Peasants’. http://www.viacampesina.org/main_sp, Accessed 12 Decem-ber 2006.

RALLT (Red por una América Latina Libre deTransgenicos), 2007. ‘Una Red de Resistencia a losOrganismos Transgénicos en América Latina’. http:// www.rallt.org.menus/mision.htm, Accessed 12 Sep-tember 2007.

Santos, I.F., n.d. ‘Action Day Against Terminator Mobi-lizes Vía Campesina and Environmentalists’. http://www.viacampesina.org/main_sp, Accessed 30 March2006.

Santos, M., 2006. ‘Inimigo é Parceria Entre Latifúndio,Agronegócio e Empresas Transnacionais’.MovimentoDos Trabalhadores Rurais sem Terra, 13 December.http://www.mst.org.br/mst/pagina.php?cd=2593,Accessed 9 February 2007.

Page 421: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

406

Scoones, I., 2005. ‘Contentious Politics, ContentiousKnowledges: Mobilising Against RG Crops in India,South Africa and Brazil’. IDS Working Paper, 256.Brighton: Institute for Development Studies.

Scoones, I. and J. Thompson, eds, 2003. ‘Participatory Pro-cesses for Policy Change: Learning from Experimentsin Deliberative Democracy’. PLA Notes 4.

Stedile, J.P., 2004. ‘Who Does the Agribusiness Model ofAgriculture Serve?’ Movimento Dos TrabalhadoresRurais sem Terra, 1 June. http://www.mst.org.br/mst/pagina.php?cd=500, Accessed 6 March 2007.

Tarrow, S., 2005. The New Transnational Activism. NewYork: Cambridge University Press. Teubal, M. and J.Rodríguez, 2002. Agro y Alimentos en laGlobalización: Una Perspectiva Crítica. Buenos Aires:La Colmena.

The Economist, 2006. ‘Argentina’s Government and itsFarmers’. 26 October. http://www.economist.com/displayStory.cfm?Story_ID=E1_RDRGRTJ, Accessed2 November 2006.

Third World Network, 2006. ‘US FTA Likely to Open Peruto RGOs?’. 2 October. Kuala Lumpur, Malaysia: TWNBiosafety Information Service.

Thrupp, L.A., 1996. ‘New Harvests, Old Problems: TheChallenges Facing Latin America’s Agro-ExportBoom’. In Green Guerrillas: Environmental Conflictsand Initiatives in Latin America and the Caribbean,ed. H. Collinson, 122–32. London: Latin AmericaBureau.

Vara, A.M., 2005. ‘Argentina, RG Nation; Chances andChoices in Uncertain Times’. NYU Project on Inter-national RGO Regulatory Conflicts. (http://w w w. l aw. n y u . e d u / c e n t e r s / e t c / p r o f r a n s /Argentina%20Country%20Case%20Sept%20%202005>vara.d’),Accessed 10 October 2005.

Page 422: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Perdagangan dan Bioteknologi di Amerika Latin

407

Vía Campesina, 2007. ‘Attack by Syngenta’s Armed Mili-tia Results in Deaths and Wounded in Brazil’. PressRelease, 21 October.

Vía Campesina, n.d. a. ‘Open Letter from Vía Campesinato President Lula’. http://www.viacampesina.org/main_sp, Accessed 12 January 2007.

Vía Campesina, n.d. b. ‘Vía Campesina Brazil and theQuestion of Seeds’. http://www.cptnac.om.br/?system=news&action=read&id=1226&eid=87, Ac-cessed 20 December 2006.

Vía Campesina, n.d. c. ‘Victory of Peasants in Defense ofSeeds and Against the Terminator’.http://www.mmcbras i l . comb.br/not ic ias/080306/060406_via_campe.htm, Accessed 12 April 2006.

Warwick, H., 2000. ‘Sygenta: Switching off Farmers’Rights?’ Report by Genewatch Action Aid, The BerneDeclaration and the Swedish Society for Nature Con-servation.

WRM (World Rainforest Movement), 2006. ‘Petition tothe CBD to Ban the Releast of RG Trees’. http://www.wrm.org.uy/temas/ARG/cartaCBD.html, Ac-cessed 2 April 2006.

Wynne, B., 2001. ‘Creating Public Alienation: Expert Cul-tures of Risk and Ethics on RGOs’. Science as Cul-ture, 10 (4): 445–81.

Page 423: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

408

Page 424: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

409

Pendahuluan

Di dalam bab ini dibahas lintasan dan strategi ‘baru’pergerakan agraria yang perlu dipahami dalam hubung-annya dengan gerakan lingkungan serta posisi danhubungan kekuasaan dari kedua tipe pergerakan tersebutdalam perkiraan pergeseran politik ekonomi. Kamimemfokuskan pada persamaan dan perbedaan antarpergerakan di Indonesia dan bagaimana perubahannyaterjadi di bawah perubahan dan transformasi politikekonomi sejak tahun 1970 ketika “gerakan lingkunganmodern” dimulai. Indonesia merupakan kasus yangmenarik untuk mencerminkan kecenderungan yang lebihluas, karena membantu menunjukkan bahwa pergeseranaliansi dan konflik tidak berasal dari kekuatan transnasionalsendiri. Sebaliknya, kami menyarankan bahwa mereka jugatergantung pada keadaan asal-usul politik ekonomi dansejarah masing-masing gerakan, pada jenis tanah yang

8MENGKLAIM TANAH

UNTUK REFORMASI GERAKAN AGRARIA

DAN LINGKUNGAN DI INDONESIA

Nancy Lee Peluso, Suraya Afiffdan Fauzi Noer Rachman

Page 425: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

410

diperebutkan, pada politik yang memiliki akses ke lahantersebut dan munculnya apa yang Hajer (1993, 1995) sebutsebagai ‘Wacana koalisi’, yang mendominasi ruang ter-pisah. Selain melihat wacana sebagai ruang terpisah dalambidang praktek dan institusi, kami juga memeriksahubungan dari praktek-praktek terpisah dari kelembagaanpemerintah dan non-pemerintah, transnasional, nasionaldan organisasi akar rumput yang terlibat dalam perjuangangerakan agraria dan gerakan lingkungan di Indonesia

Pergeseran koalisi ini meliputi pergeseran yang terjadidi gerakan agraria dan lingkungan, serta organisasi ma-syarakat adat dengan kepentingan yang mungkin berhu-bungan dengan salah satu ataupun keduannya, ini mem-bantu kami untuk lebih mengerti apa yang dimaksudkandalam tesis Christodolou (1990, 112) bahwa “reformaagraria adalah turunan dari konflik agraria”. Secara khusus,kami berpendapat bahwa bentuk koalisi didalam kontekskonflik agraria khususnya mempunyai efek yang lama,bahkan ketika kelompok-kelompok gerakan bergerak majudan mengikuti yang baru, disana banyak lintasan yangterpisah. Efek berbeda dari beragam konflik yang berbedasangat jelas di Indonesia, di mana sejumlah konflik agrariamenghasilkan bermacam koalisi yang berbeda danmembantu menghasilkan peluang politik baru di masa-masa berikutnya. Konflik Agraria di tahun 1960-an,misalnya, tidak mengarah langsung ke reforma agraria(Husken and White 1989; Farid 2005).

Suatu hal yang penting di sini adalah bagaimanaagraria didefinisikan. Ini penting terutama dalammemahami kebangkitan kembali gerakan agraria di Indo-nesia saat ini, Penguasa yang ditargetkan adalah “institusipengelolaan lingkungan”- Departemen Kehutanan.Pengambilalihan jutaan hektar tanah oleh negara denganmenciptakan hutan nasional menempatkan hak kehutananberada dijantung sebagian besar perjuangan agraria di In-

Page 426: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

411

donesia, meskipun ini mengambil bentuk berbeda diberbagai negara (lihat misalnya, Bachriadi dan Lucas 2001;Li 2007). Dalam bab ini, kami menyertakan konfliklingkungan atas akses ke dan kontrol atas hutan dankampanye anti-bendungan dalam penggunaan istilahkonflik agraria, karena hal itu terkait isu-isu hak dan peng-gunaan sumber agraria berupa tanah. Pertentangan inimengambil tempat lebih luas didalam hal pendefinisian“lingkungan agrarian” (Sivaramakrishnan dan Agrawal2003), sebuah istilah yang mengakui bahwa situs tersebuttidak selalu dipisahkan menjadi wacana terpisah dan do-main dari “Kehutanan” dan “pertanian”.

Gerakan agraria di Indonesia dan hubungan trans-nasional mereka sangat disebabkan karena politik tertentudan momen sejarah dimana mereka muncul dalam bentuk-bentuk yang berbeda. Tekanan besar repeasantization182

melalui pendudukan tanah dan pembentukan organisasipedesaan baru telah terjadi setelah lebih dari 30 tahunterjadinya depolitisasi dan kekerasan terstruktur sejakpembantaian besar-besaran ditahun 1965-1966 (Cribb 1990)dan, pengambilalihan tanah secara sistematik oleh badan-badan negara di Indonesia dan kroni-kroni mereka di sektor(Fauzi 1999; Farid 2005). Gerakan agraria yang baru,secara simultan muncul bersamaan dengan upaya-upayadan usaha desentralisasi serta kerja-kerja penguatanmasyarakat sipil (Robison dan Hadiz; Hadiz 2004a, 2004b).Kekhasan ini membuat gerakan agraria Indonesia menjadiunik dan penting untuk dipahami karena mereka dibatasidalam kemampuan mereka untuk terhubung dengan

182 “petani” di sini merujuk kepada para petani kecil dan pemilik tanahyang tidak memiliki lahan di luar area yang diduduki. Kata, ‘Petani’di Indonesia diterjemahkan baik “peasant” atau “farmer”. Aktivisagraria di1990-an secara eksplisit memilih untuk diterjemahkanmenjadi “petani” dalam bahasa Inggris untuk konotasinya yang lebihradikal.

Page 427: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

412

jaringan transnasional sampai akhir 1990-an. Di bawahkondisi represif rezim “Orde Baru’-nama dari rezimSoeharto yang dikenal selama 32 tahun (1966 -98)-, aktor-aktor gerakan lingkungan dan agraria Indonesia kerapharus berada dalam kondisi terpaksa untuk memperta-hankan bentuk solidaritas, meski mempunyai beberapaperbedaan ideologi.

Kasus Indonesia juga menunjukkan bahwa kekuasaannegara tetap penting, meskipun dalam bentuk dan carakelembagaan yang baru, dalam transisi dari pembangunanoleh negara (termasuk tapi tidak otoritarian) menujupembangunan ekonomi politik yang didominasi olehkebijakan neoliberal (lihat juga, Borras 2004). Memang,itu melibatkan aktor negara dan lembaga dalam berbagaikoalisi yang terbentuk antara gerakan lingkungan danagraria yang juga ditentukan oleh kemampuan merekauntuk mendapatkan tanah - zona spasial – akibat pengaruhlokal, aktor dan lembaga nasional dan internasional.

Bahwa kekuasaan negara tetap penting di bawahperubahan rezim global tampak jelas didalam pencapaiangerakan lingkungan, itu terjadi secara perlahan tapi pasti,di bawah Rezim Suharto. Persimpangan kekuasaan negaradan sejarah wacana koalisi juga tercermin dalam banyakkenginan kelompok keadilan lingkungan untuk bekerjadalam batas hukum kehutanan di KBPSDA-CBNRM[Community-Based Natural Resource Management]) danproyek-proyek sosial kehutanan. Di sini, “akses pada lahanhutan lebih kepada “hak pribadi atau komunal” bukanhutan dilihat sebagai pencapaian keadilan, meskipun initidak cukup untuk proses radikalisasi aktivis reforma agrariayang menuntut hak penuh atas tanah, termasuk peng-ambilalihan tanah saat ini di bawah yurisdiksi formalinstitusi-institusi kehutanan negara.183 Mengingat strategi

183 Mia Siscawati, komunikasi personal, 2006.

Page 428: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

413

para aktivis lingkungan sebelumnya, sejak Reformasibeberapa kelompok gerakan agraria telah mulai bekerjadengan pemerintah, mencoba membentuk koalisi dengankabupaten yang bersimpati dan anggota parlemen nasionaldan BPN. Ini merupakan hal yang tidak mungkin sebelum-nya, dimana organisasi petani didiskriminalisai dan ditekansetelah kebangkitan kampanye anti-kiri dan kekerasanagraria yang membawa Suharto berkuasa pada 1966.

Hal yang juga mempengaruhi sejarah agraria Indo-nesia dan gerakan lingkungan serta kondisi saling mengun-tungkan mereka adalah cara masing-masing membentukhubungan dengan gerakan Masyarakat Adat yang barulahir. Seperti gerakan lingkungan, faktor pendorong utamagerakan ini berasal dari kegiatan internasional dan meraihimajinasi aktivis Indonesia pada pertengahan tahun 1990-setelah PBB menyatakan Tahun 1993 sebagai “The Yearof The World’s Indegenious People”.184 Namun, gerakanini harus dipahami bukan hanya sebagai artefak dari politikpergerakan transnasional, tetapi juga sebagai alasan berse-jarah dari seperangkat lembaga yang berpartsipasi,berpraktik dan mendorong pembuat kebijakan agarmenemukan cara untuk mengekspresikan posisi politikmereka melalui artikulasi dengan wacana transnasional dannasional (Li 2000, 2001; Moniaga 2007). Hal ini telahsecara bergantian diklaim oleh pembela keadilan lingkung-an dan agraria.

Kebangkitan kembali gerakan agraria saat inimenunjukkan dampak dari ketegangan sejarah dankemunculan hal yang baru. Sebagai akibat merosotnyakekuasaan negara, dan dengan itu beberapa dari penca-paian seperti konservasi, desentralisasi, demokratisasi danmeningkatnya hegemoni kebijakan dan praktek neoliberal

184 Diperpanjang hingga satu dekade.

Page 429: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

414

telah menghasilkan perpecahan baru dalam gerakanlingkungan. Hal ini tercermin dalam aliansi baru antarakonservasi dan modal besar dan perubahan dalam aliansiantara keadilan organisasi lingkungan dan reforma agraria.Sementara ketika perubahan koalisi di lapangan, sebuahinisiatif baru reforma agrari yang dipimpin negara di-luncurkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN),Departemen Kehutanan (Dephut) dan Presiden Indone-sia, yang sekali lagi membuat kontestasi tentang reformaagraria mulai dibicarakan secara kritis.

Gerakan agraria kontemporer bertujuan untuk meng-ubah kebijakan negara dan pelaksanaannya (Webster 2004,2; Moyo dan Yeros 2005). Gerakan dan serikat petani yangdibentuk oleh praktek dan kebijakan negara dan berbagaibentuk formasi dari akumulasi formasi itu, maupun olehpergerakan-pergerakan lain di bidang politik, membantumereka untuk menciptakan gerakan(Buechler 2000, 78;McKeon et al;. 2004 McMichael 2005). Dimensi Transna-sional dari kampanye dan pembelaan, pertukaran pengeta-huan dan komunikasi, dan tipe baru serta tujuan tindakankolektif telah menghasilkan ruang baru politik dan budayasecara nasional dan transnasional (Routledge 2004;Edelman 2005; lihat juga Keck dan Sikkink 1998). Sangatpenting untuk dipahami, saat ini gerakan lingkungan,banyak dari mereka yang beroperasi di wilayah yang pernahdianggap sebagai ‘wilayah Agraria’. Sementara beberapapekerjaan telah dimulai dalam hubungan ini, sebuah urusanbesar menanti untuk dibongkar (Edelman 1999; Franco danBorras 2005, 2006; Kowalchuk 2005).

Pembentukan dan Jejak Gerakan Lingkungan dan Agrariadalam Politik Indonesia.

Di Indonesia, banyak aktivis lingkungan permulaanmendukung keadilan lingkungan dan bekerja di akarrumput (Tsing 1999; Lowe 2006), menciptakan suatu situasi

Page 430: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

415

dimana aliansi bisa dibuat dengan kelompok-kelompokyang berjuang dalam bentuk lain dari keadilan agraria.Pada bagian ini, kita membahas konteks ekonomi politikpada masa awal tentang agraria, keadilan lingkungan,masyarakat adat, konservasi dan gerakan agraria yangkembali muncul dan berubah di Indonesia, dari tahun 1945ketika Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannyasebagai koloni di Hindia Timur, menjadi Orde Baru (1966-1998). Praktik dan strategi dari pembangunan serta otorisasinegara mempengaruhi munculnya ruang untuk manuverdan pendekatan strategis oleh organisasi dan aktivis baiklingkungan maupun agraria. Pentingnya perkembangankehutanan nasional dan konservasi internasional, secararadikal mengubah politik agraria selama periode ini.Perubahan bidang politik juga mempengaruhi hubunganpergerakan dengan yang lainnya.

Organisasi Agraria bukanlah hal yang baru untuksejarah Indonesia. BTI (Barisan Tani Indonesia atau Indo-nesia Peasant Front) telah ada dibentuk pada tahun 1945.Organisasi ini merupakan yang pertama dari beberapaorganisasi petani yang beroperasi di seluruh nusantara, danmemiliki basis kuat di Jawa, Sumatera dan Bali. Pada tahun1950-an dan 1960-an, organisasi petani ini berhubunganerat dengan partai politik185. Partai Komunis Indonesia danBTI, adalah organisasi legal saat itu, dan dia menjadipendukung paling aktif dalam program reforma agrariaNegara yang bergerak setelah berlakunya UUPA tahun1960. Mereka memobilisasi masyarakat pedesaan untukmelakukan “tindakan sepihak” dengan menduduki tanah-

185 BTI (Barisan Tani Indonesia) berafiliasi dengan Indonesia PartaiKomunis (PKI), Pertani (Persatuan Tani Nasional Indonesia) denganPartai Nasionalis (PNI), dan PERTANU (Persatuan Tani NadhatulUlama) dengan salah satu Partai Islam (Nadhatul Ulama) (Pelzer1982).

Page 431: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

416

tanah milik swasta besar dan menuntut redistribusi (McVey1965; Lyon 1970;Mortimer 1972). Pada tahun 1965, ketikamiliter dipimpin oleh Jenderal Suharto, dia merebutkekuasaan dengan kekerasan, semua pihak kiri dan partaiyang berhaluan kiri, asosiasi dan organisasi didiskrimi-nalisasi dan dilarang. Ratusan ribu petani dan petani yangdiduga menjadi pendukung PKI dan afiliasinya, termasukBTI, dibunuh (Mortimer 1972; Cribb 1990).

Kekerasan tersebut merupakan saat-saat kritis dariakumulasi sederhana yang didukung semua tahap lebihlanjut dari perkembangan kapitalis dan bentuk-bentuknegara, perusahaan dan kumpulan akumulasi swasta diIndonesia (Farid 2005). Selain itu, pembantaian tersebutmenjadikan gerakan sosial pedesaan dan agenda reformaagraria tinggal sejarah; mereka benar-benar berhenti dariberoperasi dalam bentuk yang ada sebelumnya. Transfor-masi Agraria selama Orde Baru umumnya berupa penca-butan hak milik tanah dalam skala-besar oleh lembagapemerintah pusat dan kapitalis korporasi atau kroninya(Aditjondro 1993; Fauzi 1999).

Dulu, pada waktu pemerintahan presiden pertamaIndonesia, Sukarno, sebenarnya Undang-Undang PokokAgraria Tahun 1960 dibuat untuk menyingkirkan hukumpluralisme hak pengusaan atas tanah berdasarkan padakategori ras atau adat dan mendirikan hukum tunggal tanahyang mewakili sebuah bentuk “klasik” dari undang-undangagraria pada saat itu. Hal itu mempromosikan tanah-tanahmilik swasta berdasarkan kualitas dan lokasi tanah (dengantingkatan yang berbeda untuk lahan sawah irigasi dan lahankering atau dataran tinggi), tetapi setelah kekerasan agrariabesar-besaran dan Soeharto naik berkuasa, hukum prinsip-prinsip reforma agraria tersebut sebagian besar diabaikan,meskipun diatas kertas tetap disebut-sebut.

Berbagai program agraria pro-kapitalis mulai dilak-sanakan, termasuk program “revolusi hijau” pada produksi

Page 432: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

417

padi dan jagung, eksploitasi pertambangan dan eksploitasihutan, serta usaha perkebunan besar oleh perusahaanswasta dan Negara (Fauzi 1999; Husken dan White 1989).Semua program ini terikat dengan sumber modal globaldan didukung oleh militer-birokrasi-otoriterisasi negarayang dijalankan oleh rezim Suharto. Dibeberapa kasus, se-perti kehutanan dan sektor pertambangan, Indonesia mulaimasuk dalam pembangunan kapitalisme Negara (Mortimer1973; Robison 1986; Barr 1997). Negara yang kuat harusdiciptakan untuk menjamin stabilitas politik dan agar tetapmemegang kontrol penuh pengendalian.

Di daerah dataran tinggi di Jawa dan pada hal yanglebih luas, hutan yang banyak di “Pulau Luar” sepertiSumatra, Sulawesi dan Kalimantan, Institusi Kehutanandan Industri perkebunan dari Perusahaan dan Negaramemusatkan kekuatan eksploitasinya (Barr 1997). Kebi-jakan “Sektoral” atau undang-undang manajemen sumberdaya alam tentang kehutanan, pertambangan dan pembe-basan tanah untuk proyek-proyek pembangunan yangdiundangkan di bawah Orde Baru pada tahun 1967 secararadikal memusatkan manajemen sumber daya dan me-lampirkan pentingnya sistem dari lahan untuk hutancadangan dan industri pertanian, untuk dikelola olehbadan-badan pemerintah di bawah berbagai pengaturankeuangan. Selain itu, undang-undang sumber daya alamini tidak mengakui UU Pokok Agraria sebagai salah satuprinsip hukum yang mendahuluinya, Sebagai gantinyasemua itu dikembalikan ke sebuah klausul di dalamkonstitusi nasional dimana Negara memiliki kedaulatanatas “wilayah nasional dan seluruh tanah dan sumber dayadidalamnya” (Moniaga 1997; Zerner 1992). Undang-undang ini meliputi sekitar 70 persen dari tanah negarasebagai “hutan politik” nasional (zona hutan selamanyadan dipelihara oleh penjaga hutan negara yang profesional)

Page 433: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

418

dan memperkuat hukum kehutanan untuk Jawa danMadura, yang telah ada sejak masa kolonial. UUKehutanan no. 5/1967 secara khusus merupakan usahauntuk membangun agar agraria dan lingkungan hutansecara legal, kelembagaan menjadi ruang terpisah secarakonseptual (Peluso dan Vandergeest 2001). Di dalam danluar Jawa, lembaga manajemen sumber daya berbasisnegara ini memiliki tingkatan dan wilayah hukum teritorialsendiri yang tidak bergabung dengan teritori dan otoritasadministrasi sipil dan terpisah dari daerah perkotaan danpertanian di bawah Badan Pertanahan Nasional (BPN)(Peluso 1992; Afiff et al. 2005). Undang-undang inimengiringi dan memfasilitasi perubahan kritis yangmengubah politik perekonomian Indonesia, struktur danpersepsi pedesaan, serta konteks politik ekologi di managerakan agraria selanjutnya akan terus berlangsung(Robison 1986; Barber et al. 1995; Dauvergne 1994).

Di bawah Orde Baru, kelembagaan dan kendalihukum kontrol disertai oleh ‘de-politisasi “, terutamaterhadap penduduk pedesaan (Mortimer 1972;Mas’oed1983; Robison 1986). Organisasi petani independen dipaksabergabung dengan organisasi pengganti yaitu HKTI(Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), sebuah organisasiyang dikelola oleh militer atau pejabat pemerintah dansecara resmi berafiliasi dengan Golkar, partai negara yangberkuasa (Hikam 1995). Hukuman kekerasan danpenahanan dijatuhkan pada siapapun yang menolak untukbergabung dengan organisasi ini.

Sampai tahun 1980-an, Orde Baru berhasil mem-pertahankan kekuasaan yang sangat besar dan kontrol yangkuat dimana protes pedesaan hampir tidak didengar. Koalisiaktivis dari pedesaan dan perkotaan-NGO, mahasiswa danpara pemimpin lokal - mulai memberontak dari ceng-kraman negara di awal 1990-an (Lucas dan Warren 2000,

Page 434: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

419

2003; Aspinall 2004). Banyak pekerjaan awal mereka harusdilakukan bawah tanah dan melibatkan konfigurasi antaramahasiswa dan aktivis lainnya (Ganie-Rochman 2002).Para mahasiswa membahas potensi dan strategi untukgerakan agraria dan bekerja dengan penduduk desa datarantinggi di Jawa dan Sumatra serta masyarakat adat, yangtelah dipaksa menyerahkan tanah mereka untuk militer,lembaga negara lainnya atau perusahaan besar.

Cahaya dalam Kegelapan Zaman Orde Baru itu adalahKeadilan Lingkungan

Karakter akarrumput dari gerakan lingkungan di awal1980-an Indonesia hari ini bisa digambarkan sebagaigerakan keadilan lingkungan (Lowe 2003;Tsing 2005).Selama Orde Baru, di mana setiap oposisi politik terhadapnegara tidak bisa ditolerir, pembelaan dan hukum ling-kungan tampak - dan terbukti – menjadi arena yang amanbagi para aktivis yang bersangkutan bekerja baik untukmembantu masyarakat lokal dan memajukan agendalingkungan.

Mungkin karena kapitalisme negara di bawah Suhartotelah mengatur prioritas pembangunan terfokus padaproyek-ekstraktif skala besar dan mengubah distribusi sum-ber daya agraria, tidaklah mengherankan bahwa penggiatlingkungan akarrumput terlibat dalam perjuangan agraria.Kepedulian lingkungan oleh aktivis akar rumput ini disu-arakan secara serempak oleh lembaga lingkungan hiduptransnasional dan para advokat lingkungan dan penasihatkebijakan, mereka bekerja dengan dan melalui lembaganegara untuk membuat kebijakan negara dan praktekpembangunan yang lebih berorientasi lingkungan secaraberkelanjutan. Pendekatan multi-skala ini menjadi sangatpenting bagi keberhasilan gemilang wacana lingkungan diIndonesia dan kendala lingkungan yang dihadapi nanti.

Page 435: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

420

Dalam wacana transnasional, perlindungan ling-kungan adalah sebuah urusan besar dari keberagaman yangmembayanginya di bawah permukaan. Sebagai contoh,penjaga hutan profesional mengklaim pengalaman dibidang konservasi nya telah dilakukan sejak pembentukanperlindungan hutan era kolonial, sedangkan ahli ekologidan aktivis lingkungan lainnya mengkritik penjaga hutankarena terlalu berorientasi produksi. Pada akhir 1980-an,kritikus penggiat lingkungan hidup telah mendapatdukungan berarti di tingkat nasional dan internasional.NGO yang bergerak di bidang konservasi internasionaldengan agenda penyelamatan mulai mendirikan kantor-kantor di Indonesia. Pendukung lain dari keadilan ling-kungan adalah yang tertarik untuk melakukan pembelaanterhadap praktek penggusuran orang-orang dari tanahmereka yang terjadi ketika politik hutan dilindungi dandiperkuat dengan isu pengamanan cadangan alam yangdidukung internasional (Djuweng 1997).186

Kekuatan isu Lingkungan dan konservasi di domainhukum dan kebijakan di Indonesia tumbuh sebagai bagiandari sebuah reaksi terhadap pertumbuhan cepat dankemudian hancur oleh industri sumber daya alam yangberlindung dibelakang kebijakan modernisasi, dansejumlah besar keuntungan negara, perusahaan dan indi-vidu dihasilkan dengan mengorbankan lingkungan. Namunpendukung konservasi sering sepakat dengan penjaga hutanpemerintah dalam menyalahkan deforestasi pada perla-dangan berpindah dan masyarakat yang bergantung pada

186 Pada saat itu, paradigma dominan dalam ilmu ekologi cenderungtidak menyertakan manusia dalam mereka analisis suksesi hutankecuali sebagai ‘gangguan’ - bertanggung jawab untuk meng-hancurkan hutan daripada menciptakannya – sebuah pandanganyang terus berlanjut di antara ahli ekologi sampai saat ini. Untukiterasi terbaru argumen ini dalam bahasa Inggris, lihat Terborgh(1999).

Page 436: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

421

hutan, mereka bertentangan dengan agenda kelompokkeadilan lingkungan. Pada saat yang sama, meskipunbanyak dari kepentingan konservasi besar ini mungkin tidaksetuju dengan pembela keadilan sebagai solusi yang tepatuntuk masalah lingkungan hidup, namun mereka mem-bantu membuat pemerintah sadar tentang masalah ling-kungan, mereka juga membantu membentuk lembaga danmenyediakan dana untuk menangani masalah ini di jalurlegal formal pada saat yang sama dengan pembela keadilanlingkungan yang bekerja di lapangan. Sebagai contoh,seperti yang kita lihat di bawah ini, rezim Suharto mem-bentuk Kementerian Lingkungan Hidup di sampingDepartemen Kehutanan, dan dengan demikian berkon-tribusi pada penciptaan penggandaan konteks untuk agendalingkungan. Tetapi anggaran lembaga dan kekuasaanideologis terdahulu dalam negara hampir tidak cocok untukapa yang pengelola kehutanan sebut ‘Departemenkeemasan’ mereka (Peluso 1992). Dengan demikian, ber-bagai aliansi dan perbedaan menandai gerakan lingkunganini dari awal, bahkan ketika common ground dianggapkebijakan politis.

Kesamaan dari cerita awal orientasi akarrumput dannasional atau lembaga-lembaga lingkungan hidup inter-nasional digambarkan oleh kisah WALHI (Wahana Ling-kungan Hidup Indonesia ). Lembaga ini dibentuk pada1980 dan secara eksplisit asal-usul dan inspirasinya berawalpada pertemuan Stockholm untuk Sustainable Develop-ment pada tahun 1972, sebuah pertemuan yang juga banyakmenginspirasi organisasi lingkungan dan konservasi besarlainnya.

WALHI didirikan saat kekuasaan kehutanan di In-donesia berada di puncak, ketika hutan (kayu) dan ekstraksiminyak dan perdagangan dicatat sebagai bagian terbesarpenyumbang GDP Indonesia (Robison 1986). Kehutanandiangkat statusnya menjadi Departemen pada tahun 1983,

Page 437: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

422

dengan yurisdiksi atas ratusan juta hektar tanah nasional.Ratusan konsesi kayu dialokasikan di seluruh negeri – diKalimantan sendiri saja lebih dari 500 (Barr 1997). Denganbantuan teknis dan pinjaman dari FAO (Food and Agri-culture Organization) dan Bank Dunia, pengelola hutantelah menyatakan, mengalokasikan dan memetakan hutannasional, membagi mereka ke dalam hutan produksi danhutan lindung, serta cadangan alam dan cadangan hutankonservasi (untuk persiapan konversi ke industri pertanianatau pengembangan proyek pembangunan).

Mengingat kekuatan kelembagaan DepartemenKehutanan dan kekuatan otorisasi pemerintahan, WALHItidak bisa bertahan tanpa dukungan dari dalam pemerintah.Menanggapi tekanan internasional, tetapi dalam cara-carayang tidak dimaksudkan untuk mengganggu pendapatanluar biasa dari sektor kehutanan, Soeharto menciptakanKementerian Lingkungan Hidup (KLH), dipimpin oleh DrEmil Salim. Kementrian Lingkungan Hidup memilikianggaran sedikit dan kekuasaan nyata yang kecil di dalamnegara. Namun, kementrian yang dipimpin oleh Salimmenyediakan tempat yang aman bagi aktivis keadilanlingkungan – posisinya sendiri yang termarjinalkan dipemerintahan menciptakan dasar untuk membentuk aliansidengan para pendukung keadilan ini. Pada saat yang sama,KLH mengembangkan hubungan dengan pengacaralingkungan internasional dan penasihat hukum - yang jugaterpinggirkan oleh pengembangan skala besar kepentinganglobal yang dominan di pimpinan negara. Dalam beberapahal, kemudian, KLH menjadi lembaga pemersatu bagikelompok keadilan dan komponen hijau yang jauh darigerakan lingkungan. Ketika pemerintah Orde Baru mulaimenafsirkan kritik-kritik kebijakan dan praktek pengem-bangan mereka sebagai subversif, diskusi-diskusi diarahkandilakukan melalui media publik dimana hak-hak petaniatau akses terhadap tanah yang hilang untuk perusahaan-

Page 438: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

423

perusahaan ekstraktif bisa dibahas. Lebih lanjut, kontekspolitik membuatnya penting bagi mereka untuk memilikihubungan dengan badan pemerintah.

Jadi, strategi aktor transnasional dan kendala praktisNGO yang bekerja dalam waktu pemerintahan otoriterSoeharto, sebenarnya membantu menempa hubunganantara pendukung lingkungan internasional, pendukunglingkungan pemerintah dan non-pemerintah - baik merekayang berada pada jalur keadilan lingkungan dan merekayang lebih konsen pada kebijakan konservasi. Koneksi yangdekat antara aktivis gerakan lingkungan yang bekerja dibidang hukum tingkat nasional dan lokal dikuatkan melaluikoneksi advokasi keadilan dengan YLBHI (YayasanLembaga Bantuan Hukum Indonesia), yang juga bekerjadi berbagai skala, bekerjasama dengan NGO dan aktivismahasiswa serta kelompok bantuan hukum transnasional.Momen yang sangat jelas dari hubungan mereka terjadipada tahun 1989 ketika anggota dari YLBHI menjadikepala presidium WALHI. Di berbagai hal, YLBHIdidukung oleh NOVIB (LSM donor dari Belanda) danCIDA (Bantuan Kanada).

Sebuah momen yang menentukan terjadi cukup dinidalam kolaborasi ini, sesuatu yang kemudian menjelaskanperbedaan dalam gerakan lingkungan dan peluang untukaliansi antara keadilan lingkungan dan aktivis agraria.Momen ‘ikonik’ ini didasari saat maraknya mobilisasi ak-tivis menentang proyek Kedung Ombo, sebuah proyek ben-dungan bantuan World Bank di Jawa Tengah. Berlangsunglebih dari lima tahun, dan akhirnya gagal, -sepertiKampanye anti bendungan Narmada di India-(Baviskar1995), mobilisasi ini bertujuan untuk mencegah peneng-gelaman sepetak besar pedesaan di Jawa Tengah, gerakanitu penting untuk melihat bagaimana menggerakkan aktivisyang berbeda latar, sekaligus menunjukkan persamaan danpotensi aliansi di masa mendatang. Untuk kelompok

Page 439: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

424

lingkungan hidup di dalam dan di luar Indonesia, KedungOmbo merupakan bagian dari kampanye global ‘Anti-Bendungan-Besar’. Untuk aktivis agraria, kampanye iniadalah kesempatan untuk membantu para petani di Jawayang digusur dari tanah mereka tanpa kompensasi yangadil (Rumansara 1998). Dan sebagai pengembangannya,kaum tani yang digusur ini dipaksa ikut dalam proyektransmigrasi keluar dari Jawa, para petani ini secara tidaksengaja membangun hubungan dengan masayarakat adatdisana yang dipaksa juga untuk berpindah dari tanahnyakarena akan diperuntukkan bagi petani gusuran dari jawa.

Kampanye ini mendapat perhatian nasional lebihbesar ketika YLBHI dan NGO anggota INGII lainnya187

mengirimkan aide memoire, surat kepada kepala BankDunia, untuk memprotes proyek yang melanggar hak asasimanusia di desa ini. Internasionalisasi kasus ini, sepertiyang Keck dan Sikkink (1998) sebut sebagai ‘efek boomer-ang’, betul-betul menjadi bumerang dalam beberapa cara.Moment ini mengurangi toleransi Soeharto terhadapaktivisme NGO; ia mengatakan bahwa kampanye itumenghina dan anti-nasional. Hal ini memaksa MenteriLingkungan Hidup Emil Salim, yang selama ini menjadisekutu dan pelabuhan yang aman bagi NGO lingkungan,untuk menyatakan bahwa perwakilan NGO Indonesia diINGI sudah terlalu jauh, mencampuri ‘Politik’ dan tujuanlingkungan. Salim menyatakan bahwa aspek-aspek politik

187 INGI (Inter-NGO Conference on Inter-Governmental Group In-donesia (IGGI) Matters) dibentuk tahun 1985 oleh YLBHI danNOVIB (de Nederlands Organisatie voor Internationale Bijstand),keduanya baik aktor transnasional dan lokal memberikan masukankepada konferensi pemerintah-pemerintah donor yang memberikanbantuan untuk Indonesia. WALHI adalah anggota INGI.Kemudian, IGGI diubah menjadi CGI (Consultative Group on In-donesia) dan INGI menjadi INFID (International NGO Forum onIndonesia Development).

Page 440: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

425

dari kasus-kasus lingkungan hidup adalah masalah peme-rintah, bukan dalam lingkup NGO lingkungan.

Secara politik, gerakan pada waktu itu menghadapimasa kritis, dibawanya isu itu kedalam keterbukaan faktabahwa itu adalah ‘masalah lingkungan’ ternyata tidakseramah kalau itu dibawa ke isu yang sifatnya tidak politis,sebagaimana organisasi keadilan lingkungan telah tun-jukkan. Memang, Kedung Ombo adalah contoh dariartikulasi lingkungan dan wacana agraria di Jawa (Adi-tjondro 2003), ini adalah sebuah peristiwa yang menghu-bungkan beberapa kejadian. Namun , kegagalam kampanyeuntuk menghentikan bendungan sebagian karena kekerasandalam sejarah agraria Jawa menyisakan sebuah hambatanuntuk kegiatan gerakan berbasis hak agraria selama tahun1980-an dan awal 1990-an. Selanjutnya, sejarah inimemaksa tingkat dan cara di mana beberapa aktiviskeadilan lingkungan bersedia untuk melanjutkannya.

Di Luar Jawa, khususnya di Sumatra, Sulawesi danKalimantan, dimana masih ada ruang untuk manuver, yaitudi provinsi-provinsi dengan hutan yang rata-rata dua pertigahingga tiga perempat dari keseluruhan wilayah berada dibawah juridiksi Departemen Kehutanan. Pada daerah inipendukung keadilan lingkungan cenderung bersekutu de-ngan kelompok-kelompok lokal yang akhirnya menyebutdiri mereka sebagai Masyarakat Adat (Li 2000). Asal-usuldan identitas dari kelompok-kelompok ini, dan organisasinasional yang dibentuk di akhir 1990-an, melihat dirinyasendiri baik sebagai organisasi gerakan agraria maupunorganisasi keadilan lingkungan.

Di Indonesia, Organisasi Masyarakat Adat ini per-tama kali terdiri dari masyarakat yang telah terusir daritanah mereka oleh proyek-proyek pembangunan skala besaryang terkait dengan kehutanan, perkebunan, transmigrasi,bendungan atau pariwisata berskala besar. Pengalamanpengambilalihan tanah mereka itu menempatkan mereka

Page 441: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

426

pada perlawanan terhadap pengembangan dan wacanalingkungan negara dan perluasan konservasi hijau dunia.Mereka berbeda dari aktivis agraria dan petani di Jawa danBali dan sebagian Sumatera yang ingin merebut kembalitanah yang hilang yang disebabkan pengambilalihan olehpemerintah dan perusahaan yang jarang berbicara tentanglingkungan hidup.188

Masyarakat Adat telah menjadi peserta penting dalamawal perjuangan keadilan lingkungan, sebagian dikarena-kan mereka biasanya mewakili sebagai pemilik adat yangramah lingkungan. Ini bermanfaat dalam beberapa hal,namun tidak dalam hal lainnya: definisi organisasi nasionalmereka adalah AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusan-tara) memutuskan bahwa untuk Masyarakat Adat secarajelas didasarkan pada definisi antropologi dari ‘suku’,dengan segala pembawaan positif dan negatif yang terkaitdengan label tersebut (Tsing 1999; Li 2001). Mereka, bagai-manapun juga, merupakan pertanda masa depan: NGOyang bekerja dengan mereka berusaha melegitimasi klaimteritorial mereka dengan mengaitkan praktik agrariamereka pada tujuan lingkungan yang keberlanjutan.

Selain itu, sejarah mereka cukup berbeda denganpetani yang terlibat dalam perjuangan agraria selama tahun1950-an dan 1960-an di Jawa, Bali dan sebagian di Suma-tera seperti yang disebutkan di atas. Pada saat itu, kelompok

188 Lihat, misalnya, Fidro dan Fauzi (1998) yang menganalisis 29 kasussengketa tanah di bawah Orde Baru dan membuat saran yang praktisdan strategis saran untuk memajukan gerakan agraria baru lahir(masih bawahytanah). Tidak ada dalam tulisan-tulisan ini yangmenyarankan sebuah sensitivitas untuk potensi strategis dalamwacana lingkungan wacana, kecuali makalah oleh Aditjondro, yangberpendapat bahwa ekonomi kemasyrakatan sebaiknya adalah‘diversifikasi tanaman/polikultur’ yang lebih ramah lingkungandaripada perkebunan monokultur yang dipaksakan. Saat itu hal inibelum menjadi ide pemersatu untuk kelompok pendukung agraria.

Page 442: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

427

yang mengidentifikasikan diri sebagai Masyarakat Adatsebagian besar tinggal di luar Jawa, di daerah yang hinggasampai tahun 1940-an sebagian besar masih di bawahpemerintahan tidak langsung kolonial. Etnis Jawa, Sundadan Bali tidaklah benar-benar dianggap ‘suku’ sebagaimanakarakteristik Masyarakat Adat yang disepakati oleh pejabatkolonial dan pengamat, ilmuwan sosial dan NGO Indone-sia.189 Memang ketentuan pluralisme hukum kolonial telahmengakui ‘teritori adat’ dari kelompok-kelompok tersebutsebagai tempat di mana mereka diberikan kekuasaan ataskepemilikan tanah, diantara fungsi-fungsi pemerintahanlainnya. Bagi orang-orang pribumi di daerah hutan di In-donesia, Undang-undang yang paling mengancam adalahUndang-undang Kehutanan (Ruwiastuti 2000). Undang-undang ini mendefinisikan ‘kepemilikan hutan-agro’ atau‘area dilindungi’ mereka sebagai tanah ‘kosong’ dan‘ditinggalkan’, dan juga mengkriminalisasi sistem budayapertanian perladangan berpindah mereka.

Kembali ke dasar masalah aktifitas agraria...

Setelah kampanye Kedung Ombo, aktivis agraria danaktivis keadilan lingkungan bekerja lebih erat denganYLBHI untuk membantu penduduk desa dalam sengketahak tanah di Jawa dan sebagian Sumatra (Aspinal 2004).Meskipun masih sangat nyata risiko untuk dituduh sebagaipendukung ‘komunis’ dan lebih buruk lagi ditangkap bagipara aktivis yang mengorganisir protes untuk menarikperhatian pada perjuangan tanah milik para petani. Tidakseperti WALHI, para aktivis pada awal 1990-an mem-bingkai dukungan mereka dalam hal hak-hak masyarakatadat (keadilan lingkungan) dan mengkritisi undang-undang

189 Ini kemudian berubah, ketika orang Bali, Baduy dan kelompok lainbergabung AMAN dan memperluas dasar nasional dan definisi kerjamasyarakat adat di Indonesia.

Page 443: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

428

kehutanan dan pertambangan, sedangkan YLBHI danmahasiswa serta aktivis agraria memfokuskan kritik merekapada tidak dilaksanakannya (atau kegagalan pelaksanaandari) Undang-undang No. 5 1960 (UUPA). Beberapaaktivis lingkungan diundang ke Bandung untuk mengambilbagian dalam diskusi yang kemudian menjadi dasar dariberdirinya KPA, Konsorsium Pembaruan Agraria (wawan-cara penulis 2007).

UUPA adalah ikon nasional, dia memformalkanmaksud kaum nasionalis untuk melepaskan politikpembedaan ala kolonial yang berdasarkan ras dan etnis -diwujudkan dalam hukum pluralisme kolonial- denganmembentuk hukum pertanahan nasional yang bersatu.Suatu komponen penting dari hukum itu adalah dia-dakannya reforma agraria nasional. Pemerintahan Suharto,bagaimanapun, melaksanakan hukum secara selektif,menginginkan sesuatu yang mendukung hak-hak negarauntuk mendapatkan tanah untuk proyek-proyek pemba-ngunan “atas dasar kepentingan nasional”. Sedangkanbagian-bagian yang membahas fungsi-fungsi sosial tanahuntuk mata pencaharian dan reforma agraria diabaikan.YLBHI dan aliansi mahasiswa, membingkai gerakan dankegiatan mobilisasi mereka pada sekitaran reforma agrariaini, mereka menganjurkan pemerintah untuk melaksanakanUUPA lebih komprehensif. Meskipun mereka –YLBHI-bekerja pada pendekatan multi-skala, sebagaimana yangdilakukan oleh aktivis lingkungan, para aktivis reformaagraria di Jawa dan Sumatra kekurangan keterikatan secaranasional dan pendanaan internasional yang luas yangtersedia bagi kelompok gerakan lingkungan. Mereka jugamasih sensitif secara politis karena harus bergerak lebihhalus.

Beberapa kunci, perbedaan sejarah dan perbedaangeografis membagi jenis reforma pada dua jenis gerakanagraria yaitu reforma agaria berbasis masyarakat adat dan

Page 444: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

429

reforma agraria berbasis petani - cara mereka terlibatmenganut gerakan dan wacana lingkungan, nasionalmaupun internasional. Aktivis mahasiswa yang bekerja diJawa, Bali dan sebagian Sumatera, di mana ketegangankelas pedesaan telah lama menjadi masalah, cenderunguntuk memisahkan agenda reforma agraria dari agendalingkungan, meskipun pada waktu (seperti di KedungOmbo) mereka terlihat cocok untuk bergabung denganaktivis lingkungan. Mereka harus bergerak diluar penga-matan publik, sampai akhir dari Rezim Soeharto - ketikaia dipaksa mundur pada tahun 1998 saat krisis ekonomi.Pada awal hingga pertengahan tahun 1990-an, Jenisorganisasi ‘Masyarakat Adat’ ditandai erat dengan merajutrangkaian gerakan agraria di luar Jawa dan Bali, yang manasebagian besar mereka memiliki hubungan ke masalahkeadilan lingkungan dan aktif lebih terbuka.

Beberapa aktivis dan pemimpin bergerak dengan mu-dahnya di antara kelompok kerja lingkungan hidup, ma-syarakat adat dan isu-isu reforma agraria. Pada dasarnya,hal ini difasilitasi oleh kelompok yang tidak puas dengankebijakan rezim Soeharto yang mengambil alih tanahsecara besar-besaran dan penggalian sumber daya bagipendapatan negara atau swasta. Mereka menemukan dasarbersama dalam mobilisasi melawan prinsip dari dualismehukum: Hukum Kehutanan dan bagian dari Undang-Undang Pokok Agraria yang memungkinkan pengambil-alihan tanah negara. Kedua hukum ini adalah produk daritahun 1960-an, tapi keluar dari bingkai ideologi yangberbeda yang telah menggerakkan dua rezim nasionalpertama. Selama itu, efek kumulatif mereka telah meng-hilangkan atau mengabaikan hak komunal dan adat lainnyakarena mendukung swasta barat dan hak milik negara(Djuweng dan Moniaga 1994; Heruputri 1997).

Page 445: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

430

Reformasi dan Neoliberalisme: Ledakan, Radikalisasi,Rutinisasi dan Fragmentasi Pergerakan

Pembebasan dari penindasan meledak tepat denganjatuhnya Suharto pada tahun 1998; perubahan utamadatang dengan Reformasi. Segera setelah itu Soehartolengser, puluhan petani, orang-orang tak bertanah danpetani pemilik tanah kecil menduduki hutan negara danlahan perkebunan. Mereka menebang karet, kakao, jati,pinus dan banyak spesies ditebang di hutan hujan. Padatanah-tanah perkebunan dan hutan negara, mereka me-nanam singkong, padi, pisang, durian dan kelapa sawitmilik sendiri. Pada awal September 2000, Direktur JenderalDepartemen Kehutanan dan perkebunan memperkirakansekitar 118.830 hektar lahan perkebunan nasional telah di-ambilalih, bersama dengan 48.051 hektar lahan perkebunanswasta (Kuswahyono 2003; di Fauzi 2003). Untuk pertamakalinya dalam 35 tahun, organisasi petani terbentuk,memperdebatkan politik pertanahan, menemukan sekutudi dalam dan di luar pemerintahan, dan meletakkan dasarbagi suatu lintasan baru dalam mobilisasi untuk berjalannyareforma agraria (Lucas dan Warren 2003).

Kelompok reforma Agraria tidak lagi harus bekerjasecara sembunyi-sembunyi, tapi lamanya masa penindasandengan kekerasan telah mempengaruhi bentuk ekspresipara oposisi. Tidak sampai beberapa tahun setelah “re-formasi” Indonesia, kebijakan neoliberal membuat kema-juan yang luar biasa dengan dicetuskannya desentralisasikekuasaan Negara, ada sejumlah besar petani dan petanikecil yang bersedia secara terbuka bergabung denganorganisasi agraria. Namun mobilisator dari akademisi danaktivis membingkai pergerakan ini secara berbeda, petaniyang dimobilisasi adalah mereka yang telah melihatdemonstrasi, protes dan tuntutan sebagaimana miripdengan orang-orang yang telah ditekan dengan keras pada

Page 446: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

431

tahun 1965. Lebih-lebih, saat ini, pemilik tanah terbesaryang harus mereka tentang adalah negara itu sendiri:Kekuatan Departemen Kehutanan yang kini mengendali-kan sekitar dua-pertiga dari tanah negara. Pada saat yangsama, di bawah payung desentralisasi, tingkat pemerintahkabupaten - anggota parlemen, bupati dan lembaga biro-krasi kabupaten sektoral - telah mendapatkan kewenangandan kekuasaan administrasi yang lebih. Beberapa darimereka bersedia untuk mendukung organisasi-agraria yangbaru berseru untuk reforma agraria.

Secara kritis, walaupun demikian, kebangkitan kem-bali gerakan-gerakan agraria ini sudah masuk kedalamkonteks politik yang telah dibentuk kembali oleh agendadan gerakan lingkungan yang mulai mempengaruhi alokasidan pengelolaan lahan Indonesia di tahun 1980-an. Inves-tasi besar-besaran di pengolahan hutan Indonesia setelahtahun 1970 diparalel beberapa tahun kemudian olehmeningkatnya aktivitas gerakan lingkungan internasional.Sementara gerakan ini tidak benar-benar mengambil bentukorganisasi di Indonesia sampai awal 1980-an, dampaknyasudah dirasakan ketika FAO mengadakan Kongres Kehu-tanan tahunan di Indonesia pada tahun 1978 dengan tema,“Forest for People”. Pertemuan ini meramalkan masa de-pan perjuangan, sebagaimana bentuk-bentuk baru kekuatanteritorial lingkungan sedang dibayangkan dan direalisasikanmelalui pekerjaan para pengelola kehutanan profesionaldan ilmuwan ekologi lainnya, serta oleh NGO keadilanlingkungan yang mulai berkembang. Pada saat gerakan pro-masyarakat miskin agraria muncul kembali ke publik diIndonesia pada akhir 1990-an, wacana lingkungan hiduptelah mengubah bidang politik lokal dan nasional, sertaarena hukum dan kebijakan internasional, aktivisme danotoritas moral. Perubahan ini penting untuk membentukstrategi, posisi dan artikulasi gerakan agraria dan ling-kungan setelah pergantian abad ke dua puluh satu. Pada

Page 447: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

432

saat yang sama, beberapa kesamaan mereka mulai terkikis.Pada tahun 2004, Via Campesina, bisa dikatakan

sebagai organisasi petani transnasional yang palingberpengaruh di dunia, dia mendirikan kantor globalnya keIndonesia, memindahkan Sekretariat OperasionalInternasionalnya dari Honduras. Selama dekade terakhir,Via Campesina, adalah kumpulan aktivis dan kritikus yangvokal terhadap kebijakan agraria dan pertanian neoliberal,organ ini telah menkonsolidasi jaringan organisasitransnasional petani dari Asia, Amerika dan Eropa,mengkoordinasi protes global dan berkampanye untuk visispesifik “reforma agraria dan kedaulatan pangan”(Desmarais 2002; Edelman 2003; Rosset 2006). Ketikamereka pindah ke Indonesia, mereka mengumumkanbahwa Henry Saragih, Direktur Federasi Serikat PetaniIndonesia (FSPI), salah satu serikat petani di Indonesiayang berlingkup nasional, akan menjadi sebagai Ko-ordinator Internasional yang baru.

Organisasi petani terbesar di Jawa, Serikat PetaniPasundan /Jawa Barat- (SPP) yang merupakan anggotaFSPI pada waktu itu dan memiliki sekitar 30.000 anggota,yang sebagian besar tak memiliki tanah atau sangatmiskin190 (Wargadipura 2005, 19) secara resmi didirikanpada tahun 2000 (namun diorganisasi secara sembunyipada pertengahan 1990-an), 52 organisasi tani lokal (OTL)SPP pada tahun 2005 berlokasi di area konflik agraria ditiga kabupaten di Jawa Barat dan menduduki lebih dari15.000 hektar perkebunan negara dan lahan hutan didataran tinggi Jawa Barat. Mereka adalah salah satu serikatpetani yang bergerak melawan pengelola lahan negara yangmengendalikan Perusahaan Kehutanan Negara dan

190 Meskipun analisis kelas secara sistematis dari keanggotaan SPPbelum dilakukan, pemimin organisasi dan koneksi afiliasi LSMmembuat pernyataan ini.

Page 448: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

433

Perusahaan Perkebunan Negara. Operasi SPP menggam-barkan bentuk baru organisasi pergerakan agraria, karenadia bekerja tidak hanya melalui pendudukan tanah lansungdan bentuk lain tindakan kolektif, tapi juga dengannegosiasi para pemimpinnya dengan politisi, pejabat dilembaga manajemen tanah pemerintah, dan anggotaparlemen distrik dan pemimpin nasional. SPP dan NGOterkait (terutama Konsorsium Pembaruan Agraria, KPAdan, baru-baru ini, KARSA-Lingkar Pembaruan AgrariaDan Pedesaan), juga telah bekerja sama dengan NGO yangbekerja untuk hak asasi manusia (YLBHI) dan konservasi(WALHI, LATIN-Lembaga Alam Tropika Indonesia).KPA dibentuk pada tahun 1995 selama periode bawahtanah dari kegiatan aktivis agraria. Meskipun secara teknisdia merupakan sebuah NGO, beberapa anggota KPA jugamerupakan pemimpin organisasi petani.

SPP dan keanggotaannya mempraktekkan ide yangdibawa kepada mereka oleh akademisi pro-reformasi,Gunawan Wiradi (1997), menggagasi tentang “pengaruhreforma agraria” (Powelson dan Bursa 1990). Kemampuanmereka untuk menempati, memegang dan mengubahpenggunaan dan penutup vegetatif dari wilayah yang didu-duki adalah penting, walaupun daerah tersebut tampaknyarelatif kecil untuk jutaan hektar lahan hutan dan perke-bunan di Jawa Barat. Pendudukan tersebut merupakan halyang paling berarti untuk mereka selama tiga perempatdekade. Di bawah pemerintahan Soeharto, pemilik tanahakan dipaksa keluar atau lebih buruk lagi. Memang,Perusahaan Kehutanan dan Perkebunan Negara telahmempekerjakan ratusan preman untuk mengusir petanidari wilayah yang diduduki, tapi akhirnya gagal untukmengusir mereka.

Baru-baru ini, kelompok reforma agraria telah ber-kampanye untuk mendapatkan partisipasi dalam pengam-bilan keputusan pemerintah. Dalam wilayah kerja mereka

Page 449: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

434

di Jawa Barat, SPP melobi pemerintah daerah dan DPRDuntuk membuat komite untuk menyelesaikan konflikagraria, terutama di wilayah yang penting yang saat inidialokasikan ke Perusahaan Kehutaan dan PerkebunanNegara, yang mencakup 44% dari seluruh KabupatenGarut (Fauzi 2003).191 SPP juga membentuk asosiasi kepaladesa dan parlemen di distrik-distrik dan memenangkansekitar 10% dari pemilihan kepala desa di wilayah kerjamereka pada tahun 2006.

Kita harus melangkah mundur sedikit dan memeriksatransformasi ekonomi-politik utama yang telah membuatkegiatan-kegiatan institusi baru ini menjadi mungkin:pendudukan tanah, kebangkitan kembali bentuk-bentukkriminalisasi organisasi dan “negosiasi’ antar kelompokgerakan dengan pejabat pemerintah. Pendek kata,“Reformasi”, versi Indonesia dan “people power” versi “Filipina”, merepsentasikan perubahan konteks politik.Reformasi adalah istilah Indonesia untuk transformasiekonomi politik Indonesia, menyebabkan perubahanradikal dalam konteks, program, strategi, posisi dan aliansiantara organisasi agraria dan lingkungan. Penerus Suhartopada tahun 1998 dengan segera mengeluarkan KeputusanPresiden untuk mendesentralisasikan banyak fungsipemerintah pada kabupaten, khususnya fungsi anggarandan pengelolaan sumber daya (Reso Sudarmo 2005).Sebuah anomali penting yang mempengaruhi perkiraandistribusi ulang tanah negara dan cara-cara kelompokakarrumput dan NGO yang harus bergerak kemudian.Lembaga pemerintah pusat sektoral, yang terpentingDepartemen Kehutanan,192 menahan yurisdiksi atas lahan

191 Cf.Wargadiputra (2005, 2), yang menyatakan bahwa 50 persen darikabupaten ini adalah hutan negara atau tanah perkebunan.

92 Dan lembaga-lembaga regional, termasuk Perusahaan KehutananNegara di Jawa.

Page 450: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

435

tersebut, meskipun mereka dituntut oleh ketentuandesentralisasi untuk bernegosiasi dengan pemerintahdaerah atas pengelolaan sumber daya di atas permukaantanah (McCarthy 2000, 2006).

Termasuk kedalam ruang politik ini adalah kesem-patan dan kendala dimana organisasi kaum petani danpendukung konsorsium NGO muncul dan memulaikegiatan mereka. Setelah jatuhnya Orde Baru, dengandiberlakukannya desentralisasi selama dua tahun, aktivisagraria, NGO dan kelompok mahasiswa membantumengorganisir petani yang terampas di luar kota besar diJawa (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Su-rabaya) dan sebagian dari Sumatera (Medan). Merekamendirikan “komite-komite aksi” dan merekayasa protespublik dan berdialog dengan pejabat pemerintah dananggota parlemen. AMAN – Asosiasi Masyarakat AdatNasional - resmi didirikan pada tahun 1999 di pertemuannasional di Jakarta. Sebelum Reformasi, sebagian besardelegasi berasal dari luar Jawa, namun pada pertemuan inihadir juga wakil dari Jawa dan Bali.

Peluang baru yang ditawarkan oleh desentralisasi danpembentukan lebih banyak kebebasan sipil diperburuk olehsuatu sumber yang mendasari perbedaan pedesaan dalammasyarakat sipil dan pemerintah reformasi. Bagaimanahubungan ini – dan dalam bentuk apa hubungannya?-seperti apa reforma agraria diterapkan untuk tanah hutannegara. Sebuah pembagian yang bisa dilihat sebagaikepentingan lingkungan dan agraria, tapi, sebagaimanayang kami tunjukkan di bawah ini, aliansi dan konflik tidakberada tepat di atas hal tersebut

Pengaruh Gerakan Lingkungan dan Agraria Transnasional

FSPI dan KPA secara teknis dikategorikan sebagaijenis organisasi gerakan agraria yang berbeda, meskipun

Page 451: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

436

dalam praktiknya mereka memiliki beberapa kesamaan,karena keduanya dipimpin oleh aktivis, bukan petani.Ketika pertama kali terbentuk pada pertengahan tahun1990-an sampai akhir 2007, FSPI adalah sebuah federasiorganisasi petani yang dipimpin oleh aktivis berbasis diSumatera yang terkait dengan sebauh NGO bernama Ya-yasan Sintesa (Yayasan Sintesa, YS). KPA adalah konsor-sium akarrumput NGO Indonesia yang berbasis di JawaBarat, organisasi dan aktivis petani, dan terdaftar di Indo-nesia sebagai sebuah NGO. Pemimpim pendirian keduanyamulai bekerja sebagai aktivis selama perjuangan di era-Soeharto, bekerja masing-masing secara sembunyi didaerahasli mereka di Sumatera Utara dan Jawa Barat. Perbedaanyang muncul sejak awal selalu berdasar pada perebutantempat terbaik dalam organisasi tingkat nasional, penda-naan dan sumber-sumber persaingan lainnya (Lucas danWarren 2003; Afiff 2004).

Mereka banyak mendukung kebijakan dan tindakanVia Campesina, dan sebagai anggota afiliasi utama ViaCampesina di Indonesia, FSPI, hingga pertemuan nasionalpada tahun 2007, SPP selalu bersekutu lebih dekat denganKPA. KPA, sebagaimana sebuah NGO, tidak bisa menjadianggota FSPI ataupun Via Campesina. Mungkin karenaalasan itu, KPA mendirikan koneksi dengan InternationalLand Coalition (ILC), yang juga merupakan semacamkonsorsium beragam jenis organisasi dan mewakili ideologilebih beragam diantara anggotanya daripada Via Campe-sina. Sebagai contoh, ILC memiliki pendekatan yang tidakterlalu konfrontatif dengan Bank Dunia dan kebijakanpertanahannya yang berorientasi pasar - walaupun BankDunia adalah anggota organisasi.

Namun, sebagaimana Borras (2004) tunjukkan, posisipolitik dari dan hubungan aktual antara organisasi danindividu di ILC dan VC adalah hal membingungkan danbervariasi, seperti beberapa kelompok adalah anggota dari

Page 452: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

437

keduanya. SPP, misalnya, adalah anggota dari ILC danmerupakan anggota VC melalui keanggotaannya di FSPIsampai akhir tahun 2007 ketika SPP mengundurkan diri(lihat di bawah). NGO seperti KPA jauh lebih bersimpatipada kepedulian dan ideologi daripada ILC dan begitu jugabanyak anggota kelompok lainnya, tetapi dilarang menjadikeanggotaan formal dalam VC karena status mereka adalahNGO. Ini semua bahkan lebih kompleks sebagaimanaketegangan kritis antara Via Campesina (VC) dan ILC diarena global (Edelman 2003; Borras 2004) yang telahtercermin dapat menciptakan ketegangan baru - nyata ataudiwakili seperti – antara beberapa sekutu mereka di Indo-nesia dan berbagai anggota kelompok daerah.

Belajar dari pelarangan keanggotaan NGO di per-temuan internasional Via Campesina di Meksiko padatahun 1996, yang mengejutkan para aktivis Indonesia. Parapemimpin KPA (NGO), SPP (organisasi tani) dan YS(NGO) semua melihat diri mereka sebagai sama-samaberkomitmen untuk reforma agraria radikal dan aktivisIndonesia ini telah banyak terlibat dengan organisasi-organisasi petani. Selanjutnya, pada tahun 1999 merekasetuju untuk membentuk secara eksklusif FSPI sebagaiorganisasi petani, tetapi dengan aktivis non-petani -HenrySaragih dari Yayasan Sintesa - sebagai sekjen pertama.Beberapa aktivis mengingatkan pemahaman bahwa, ketikaorganisasi dan keanggotaannya berakhir, seorang petanikecil akan benar-benar mengambil alih kepemimpinan.Ketika FSPI menjadi tempat kesekretaritan VC interna-sional, itu juga menjadi pintu gerbang internasional utamadalam kegiatan gerakan agraria Indonesia. Pada saat yangsama, agenda nasional organisasi ini sekarang lebih diten-tukan oleh prioritas kampanye internasional dibandingkanoleh orang-orang anggota organisasi dari Indonesia.Pimpinan KPA dan SPP, sebaliknya, sementara menyadariperkembangan internasional dan bercermin pada pe-

Page 453: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

438

ngalaman dan ide dari MST dan gerakan agraria inter-nasional lainnya, cenderung lebih fokus ke Indonesia,secara eksplisit melihat ke dalam dengan tuntutan dankebutuhan dari anggota mereka di Jawa Barat dan didaerah-daerah Indonesia lainnya. Sampai akhir 2007, SPPtetap menjadi anggota penting dari FSPI, mengirimkan tigaperempat dari 10.000 petani yang berbaris di bawah benderaFSPI ke demonstrasi untuk reforma agraria Juni 2007 diBandung (http://fspi.or.id/en/content/view/120/1).

Pada pertemuan terakhir mereka tahun di 2007, kepe-mimpinan FSPI mengubah syarat-syarat anggota di FSPI,membuatnya lebih individual daripada sebuah unit ke-anggotaan dari suatu organisasi petani. Ini mengecewakanbeberapa organisasi anggota, sehingga mengubah secarasignifikan karakter federasi organisasi. SPP dan beberapaorganisasi petani lainnya menolak untuk membubarkanorganisasi mereka sendiri untuk menjadi bagian atauanggota perseorangan dari FSPI, dan seteah itu merekamengundurkan diri dari FSPI. Henry Saragih kembalidiangkat menjadi direktur, menyebabkan ketidakpuasanlebih lanjut di beberapa kalangan karena dia belummengundurkan diri untuk membiarkan petani yang benar-benar petani untuk memimpin organisasi.193

Ketegangan antara kelompok-kelompok atau pemim-pin mereka juga telah diperburuk oleh kampanye dankoneksi dengan isu-isu dan kelompok-kelompok lingkung-an hidup. Secara khusus, perbedaan intensif atas berbagaihal menggerakakan langkah untuk mengintegrasikandiskusi-diskusi tentang reforma agraria seperti dibahasdalam Undang-Undang Pokok Agraria dan reklamasi lahanhutan dan tambang dibawah lingkup Departemen Ke-

193 Meskipun pernyataan dari seorang wartawan dalam sebuah artikelbaru FSPI di The Guardian, Henry Saragih tidak memulai sebagai‘seorang petani kecil’.

Page 454: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

439

hutanan dan Pertambangan. Bagaimana ketegangan initelah dimainkan di atas sebagai alasan dapat dilihat melaluidua kunci legislatif dan inisiatif kebijakan yang mengge-rakkan forum ini di periode awal reformasi dan baru-baruini (2005-07). Inisiatif ini adalah Ketetapan MPR no. IX/2001 (selanjutnya disebut TAP MPR IX/2001) dan inisiatifreforma agraria yang diumumkan bersama-sama olehPresiden, Menteri Kehutanan dan Badan PertanahanNasional (BPN) pada bulan September 2006. Selain itu,berbagai gagasan berbeda dari tujuan akhir untuk reformasitelah memisahkan kelompok-kelompok dan individu, yangditunjukkan oleh perdebatan atas hutan kemasyarakatanatau CBNRM. Perdebatan ini menunjukkan perubahanagraria (sekali lagi) dan konteks politik di dalamnya dimanaorganisasi beroperasi.

Perdebatan TAP MPR IX/2001

Pada akhir tahun 2000 dan 2001, telah jelas bahwatidak hanya reformasi yang akan mengubah negara Indo-nesia, tetapi bahwa juga inisiatif gerakan lingkungan,selama periode Soeharto, penataan ulang lembaga negara,termasuk hukum, dan normalisasi rezim baru dalammelakukan kontrol teritorial. Gerakan Lingkungan – disinijuga ikut gerakan agraria dan konservasi hutan, yang jugamempengaruhi pola-pola kontrol dan akses tanah sebagianbesar- merupakan arena yang berbeda antara negara danmasyarakat sipil ,namun operasi dari komponen yangterjalin (konservasi ‘besar’ dan keadilan lingkungan). Iniadalah sebuah konteks - konteks - di mana gerakan agrariaharus bernegosiasi dan berjuang.

KPA telah lama menjadi salah satu kelompok agrariayang bersedia bekerjasama dengan NGO keadilanlingkungan di itngkat nasional dan daerah, sebagian karenabeberapa kelompok keadilan lingkungan (misalnya, LATIN

Page 455: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

440

dan WALHI) kadang-kadang menyediakan dana untukKPA dan SPP untuk membiayai okupasi dan protes(wawancara penulis 2007). Pada tahun 2001 merekamendirikan sebuah Kelompok Kerja Pembaruan Agrariadan Manajemen Sumber Daya Alam. Bagi kalangan aktivisagraria dan kelompok keadilan lingkungan, hal inimerupakan untuk pertama kalinya mewakili isu duakelompok yang berbeda di forum publik untuk bersama-sama menyusun strategi dan mempengaruhi kebijakannasional dan undang-undang, walaupun dalam cara yangmasih terbatas oleh sifat keadaan dan kekuataan danperbedaan mereka sendiri (Rosser et al. 2005, 67).

Kolaborasi aktivis Agraria-lingkungan ini terjadi diproses mendorong TAP MPR IX/2001, juga penting untukmelihat partisipasi AMAN, organisasi masyarakat adatnasional, yang mengklaim dan diklaim sebagai organisasiagraria maupun organisasi keadilan lingkungan, inimemungkinkan nya untuk fokus pada isu-isu kepemilikandi konflik lingkungan, meskipun kata “kepemilikan” tidakdigunakan secara konsisten. Sebaliknya, malah dimak-sudkan pada keduanya adalah “penguasaan tanah” atau“kepemilikan sumber daya”, yang belakangan belum tentubermakna hak atas tanah secara resmi. Pada saat yangsama, simpati akademisi dan pembuat kebijakan berusahauntuk mengintegrasikan agro-ekologi dan sosial struktural,dimensi dari dua pendekatan untuk reformasi. Merekamemulai reforma agraria sebagai satu strategi untukmenghubungkan ketidakadilan struktural agraris dengankrisis ekologi, dan menunjukkan bagaimana pemecahanpertama bisa membantu memperbaiki yang kedua(misalnya Sangkoyo 2000; Kartodihardjo 2002). Dikatakanjuga bahwa agenda reforma agraria seharusnya tidak hanyamerestrukturisasi akses dan kontrol tanah atau mengubahtata guna lahan, sistem produksi dan konsumsi untukmenjamin hak-hak dasar dan kesejahteraan penduduk

Page 456: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

441

miskin, tetapi juga untuk memastikan integritas ekosistemdan meningkatkan produktivitas (Fauzi dan Zakaria 2001,2002).

Banyak ide-ide sudah digabungkan baik secara glo-bal dan lokal (Indonesia) serta dalam wacana masyarakat,dan bagian dari strategi komunitas berbasis pengelolaansumber daya alam (CBNRM) (Arupa et al). 2003. Di sini,mereka dikemas kembali oleh aktivis agraria sebagai bagiandari mereka sendiri dan agenda agraria-lingkungan secaraumum. Menariknya, apa yang dimulai sebagai ideologiberbasis komunitas dimaksudkan untuk merebut kendaliatas ketatnya kontrol sumber daya hutan oleh pemerintahpusat segera direpresentasikan pada tingkat internasionalsebagai strategi neoliberal untuk mengurangi besarnyacampur tangan pemerintah (McCarthy 2005; cf. Belsky2008) maupun strategi mobilisasi/pengorganisasian untukreforma agraria

Pertentangan lainnya dalam merepresentasikan isu-isu “reformasi” dicirikan pada perdebatan TAP MPR IX/2001. Antara beberapa kelompok reforma agraria(terutama KPA) dan kelompok keadilan lingkungan,didalam kepentingan untuk menghasilkan TAP MPR IX/2001 itu dianggap oleh kelompok-kelompok reformaagraria lainnya sebagai sebuah penyerahan kepada meka-nisme neoliberalisme. Kepemimpinan FSPI, misalnya,berpendapat resolusi parlemen dapat digunakan olehkekuatan pro-pasar untuk mengubah – atau membatalkan- prinsip reforma agraria yang ada di UUPA 60.194 Padasitus FSPI, untuk contohnya, dinyatakan bahwa TAP MPRIX/2001 telah digunakan sebagai dasar berbagai drafhukum (RUU) yang jelas menentang dan mengurangi

194 Lihat Lucas dan Warren (2003) untuk melaborasi lebih luasperdebatan ini.

Page 457: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

442

semangat UU No 5/1960 dan UUD 1945 Pasal 33.Undang-undang ini juga mengungkapkan kelemahandalam hukum pertanian di Indonesia yang telah meng-hasilkan struktur agraria yang tidak adil dan meningkatkanproses liberalisasi sumber daya alam. Situs ini jugamenyatakan bahwa perusahaan-perusahaan milik negaraterdahulu (BUMN di Indonesia) telah diambil alih ataudiperkuat oleh perusahaan transnasional, untuk lebihlengkap lihat di situs via campisena dengan alamat (http:// v i a c a m p e s i n a . o r g / m a i n _ e n / i m a ge s / s t o r i e s /lvcbooksonwto.pdf).

Pandangan ini bagaimanapun juga, mengubah mak-sud dari aliansi agraria dan pendukung keadilanlingkungan. Bagi mereka, penerbitan TAP MPR No IX/2001 adalah arti simbolis yang besar dan strategis.Pemimpin lokal SPP menggunakan keputusan tersebutsebagai cara untuk membenarkan pendudukan tanah dansebagai alat tawar-menawar dengan pusat dan BPN didaerah (Afiff et al). 2005. Disadari atau tidak dalam per-janjian permasalahan perundang-undangan sumber dayaalam di era Suharto, diperkuat dimasa reformasi denganrevisi UU Kehutanan direvisi (41/1999) dan keputusanpresiden berikutnya (KepPress 34/2003), KPA, SPP danpendukung resolusi lainnya telah menggunakan TAP MPRIX/2001 untuk membawa isu-isu reforma agraria kembalike meja perundingan dengan pemerintah. Keputusan inijelas menyatakan dukungan bagi UUPA. Meskipunanggota organisasi dari FSPI memiliki pandangan yangberbeda terhadap potongan-potongan baru ini dariperaturan tersebut, seperti Keppres 34/2003. SPP melihatKeputusan Presiden ini sebagai legitimasi parlemenkabupaten dan keterlibatan administrasi didalam reformaagraria, menempatkan resolusi konflik lebih dekat dengansumber (Lucas dan Warren 2003, 35-6; Afiff et al. 2005,5). FSPI, SPP dan KPA yang sama mendukung reforma

Page 458: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

443

agraria dan UUPA, para petani melihat TAP MPR IX/2001 lebih bermanfaat bagi konservasi besar (dark green)dan korporasi lingkungan daripada isu-isu keadilanlingkungan. Bagi KPA dan SPP, keadilan lingkungan seringmencari solusi yang sama dengan inisiatif reforma agraria.

Kelompok lingkungan hidup juga tidak terpikatdengan TAP MPR IX/2001, karena aliansi agraria dan apayang mereka lihat sebagai ancaman terhadap wilayah yangbaru-baru ini mereka peroleh. Prospek mendistribusikanseluruh bidang lahan hutan pada petani miskin ataumasyarakat adat dan petani di Jawa, atau lainnya dimana-pun, adalah kalimat yang di beberapa kelompok lingkungandengan aliran moderat atau konservatif tidak dapatditerima. Pada perdebatan saat ini, anggapan beberapalembaga pemerintahan Indonesia menganggap aktivisagraria sebagai tuan tanah. Langkah ini mengubah keten-tuan dalam reforma agraria dan dalam beberapa hal yangmembedakan perjuangan di Indonesia dari negara-negaralain.195 Ini juga membenturkan aktivis agraria paling radikalterhadap aktivis yang lebih moderat dan NGO lingkunganhijau. Beberapa yang terakhir ini tidak bersedia untukmempertimbangkan implikasi dari sejarah terbaru daripengambilalihan hutan negara (1967) dalam membentuk‘hutan nasional’, suatu proses yang juga melibatkan peng-ambil alihan pengelolaan adat atau kepemilikan tanah(Peluso dan Vandergeest 2001). TAP MPR IX/2001 dengandemikian berjalan melalui beberapa kolaborasi, samasebagaimana dia telah menlahirkan sisi baru.

Perdebatan tentang TAP MPR IX/2001 juga me-nerangi kenyataan bahwa tantangan besar nasional telahberalih dari kriminalisasi gerakan masyarakat sipil menjadiapakah dan bagaimana aktivis akan bekerja dengan atau

195 Tapi lihat Borras (2006), misalnya, yang berbicara reformasi agrariadi lahan hutan di Filipina.

Page 459: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

444

di dalam negara. Negara Indonesia sendiri membuat peru-bahan radikal dalam struktur, praktik dan kebijakan. Bagiaktivis agraria radikal dan moderat, bekerja didalam pe-merintahan merupakan konsep yang sama sekali baru,sedikitnya butuh untuk memikirkan tentang diterima atautidak – jika sama sekali - rencana ini untuk dilakukan.

Namun pemerintah masih harus menangani masalahdesentralisasi yang telah menciptakan sebuah kontradiksibesar: pejabat tingkat kabupaten banyak yang sekarangbertanggung jawab atas pembuatan keputusan sendirimengenai hal-hal yang mereka tidak tau cara menyele-saikannya karena pada waktu orde baru mereka hanya taudiperintahkan untuk mengurusnya sehingga tidak selalutahu bagaimana membuat keputusan tersebut. Dengandemikian beberapa kelompok aktivis, termasuk KPA, me-ngembangkan program pelatihan untuk anggota parlemendi tahun-tahun awal Reformasi. Melalui lokakarya dan sesi-sesi pelatihan, mereka membahas implikasi hukum baru,dan kemungkinan skenario yang berbeda untuk reformaagraria. Dalam banyak diskusi-diskusi ini, pengelolakehutanan tingkat kabupaten dilibatkan. Memang, dibu-tuhkan sebuah kesadaran yang konstan dimana integritasekologi dan kelestarian lingkungan akan diusulkan. Bahkanpara agarianis yang berorientasi pada hak asasi yang pal-ing radikal harus belajar membicarakan ini jika strategimereka ingin mengubah hukum dan kebijakan lembagapengelolaan pertanahan pemerintah.

Pengaruh dari Wacana Lingkungan.

Aktivis lingkungan selalu melihat bagian utama darigerakan mereka sebagai operasi yang legal di mata hukum- mencari wilayah di mana mereka dapat mendesakkankontrol atau mempengaruhi kontrol negara - di sampingbekerja pada akar rumput. Seperti ditunjukkan di atas, dari

Page 460: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

445

waktu ke waktu, mereka berhasil: bahkan di bawahkekuasaan otoriter di Indonesia, wacana lingkungan telahberhasil memperoleh alas hukum. Manfaat konservasi darihutan negara dan strategi akumulasi berbasis sumber dayaalam (Perusahaan dan negara) dilakukan dengan menen-tang kapasitas badan-badan sumber daya alam sepertiDepartemen Kehutanan untuk mengelola kelangsungansumberdaya agraria berupa tanah.196 Pengukuhan tamannasional baru, kawasan konservasi dan cagar alam adalahbukti fisik dari kekuasaan penggiat lingkungan: merekabahkan mengubah ketentuan kehutanan, memperluasjumlah hutan yang disediakan untuk kawasan lindung ataukonservasi lebih dari produksi skala besar atau pem-bangunan.

Peningkatan daya konservasi mengubah dan telahdiubah oleh konteks politik ekonomi. Di sisi pelestariankelompok hijau, dasar teritorial dari konservasi dianggapsebagai ancaman oleh desentralisasi dan reforma agraria -baik melalui pendudukan tanah langsung atau melaluikebijakan pemerintah (McCarthy 2006; Resosudarmo2005). Jika pengelolaan hutan dan kawasan konservasididesentralisasikan, siapa yang akan bertanggung jawabuntuk mendanai dan menegakkan cagar alam dan kawasanlindung pada tahun-tahun suksesnya konservasi padamobilisasi transnasional, nasional dan tingkat local? (Jepsondan Whittaker 2002) Dan Jika Menteri Kehutanan danPerusahaan Kehutanan Negara dianggap sebagai pengelolalahan yang haram di politik lahan hutan, hutan konservasiyang dibangun selama Orde Baru bisa jadi dipertanyakansebagaimana yang terjadi pada kasus Dongi-Dongi diSulawesi (Adiwibowo 2005; Li 2007). Perkembangan baru

196 Pada aliansi ‘alami’ antara kapitalisme dan konservasi, lihat Smith(1984).

Page 461: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

446

ini memaksa gerakan agraria yang moderat untuk fleksibleterhadap kelompok keadilan lingkungan untuk bergerakmelawan area ekslusif dari “kelestarian alam” (Lowe 2003;Afiff dan Lowe 2008; Stedile 2002). Mungkin untuk alasanini, beberapa kelompok lingkungan membuat beberapakesepakatan dengan modal besar, yang menunjukkan eraneoliberal terpaksa mengikuti aliansi konservasi yangdibuat kelompok konservasi internasional dengan militerdan pemerintahan otoriter di masa pembangunan (Peluso1993; Chapin 2004).

Kelompok keadilan lingkungan juga telah meme-nangkan beberapa “pertempuran” selama Orde Baru, salahsatunya berhasilnya dimasukkan konsep kehutanan sosial.Komunitas kehutanan dalam kelompok keadilan lingkung-an telah lama mengejar tujuan mereka untuk meningkatkanakses petani di hutan lahan milik pemerintah sebagai bagiandari perjuangan yang lebih luas pada masa reformasi. Padatahun-tahun awal milenium baru, mereka mempunyaibeberapa prestasi yang kecil namun sangat simbolik. Con-tohnya, Menteri Kehutanan secara resmi mengakui bebe-rapa komunitas kehutanan otonom di Sumatera danKalimantan (D’Andrea 2003; Li 2007). Di Jawa, Perusa-haan Kehutanan Negara memperluas akses penduduk desake hutan melalui bentuk kerjasama pengelolaan hutanbersama di area ‘Kehutanan Sosial’ Pulau Jawa, sebagiandalam rangka menanggapi ancaman yang ditimbulkan olehpendudukan hutan dan penebangan massal yang terjadipada tahun-tahun awal Reformasi.

Konsolidasi kontrol Pemerintah Indonesia begitubanyak atas wilayah nasional hutan negara yang mewa-jibkan kelompok gerakan agraria membuat perjanjiansecara eksplisit dengan program dan peduli terhadapkomunitas/sosial kehutanan. Sebagaimana aktivis reformaagraria di akhir 1990an memfokuskan perhatian merekapada daerah dataran tinggi, pekerjaan mereka akhirnya tak

Page 462: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

447

terhindarkan menjadi bertumpang-tindih dan kadang-kadang bertentangan dengan aktivis Pengelolaan hutanberbasis komunitas.

Di Jawa, di mana lahan sudah padat dan hutan politiktelah memainkan banyak peran dalam sejarah penggunaanlahan pulau itu dan khususnya selama Orde Baru, aktivispengelolaan hutan berbasis komunitas tidak selalu ber-sikeras pada perpajakan lahan dari hutan197. Langkahpertama adalah berusaha untuk meningkatkan akses petanike tanah dan sumber daya hutan.

Namun, permasalahan rakyat dan kehutanan sosial,dalam pandangan beberapa aktivis agraria, adalah hak ke-pemilikan sumber daya dan akses bukannya kontrol mutlakatau otonomi masyarakat, lebih dari itu, mereka beker-jasama dengan Perusahaan Kehutanan Negara atauMenteri Keuangan. Untuk gambaran hak yang lebih rumit,banyak aktivis agraria yang berharap untuk lebih banyakalternatif kepemilikan komunal untuk muncul secaraorganik atau diusahakan. kepemilikan pribadi mempunyairesiko dijual, sedikit pelajaran untuk banyak orang setelahsukses dan menganggap kegagalan dari kampanye di Sagara(Fauzi 2003; Lukmanudin 2001).198 Dengan cara ini dan

197 Di Jawa, bentuk yang diterapkankan dalam Perusahaan KehutananNegara disebut Kehutanan Sosial. Aktivis mengemukakankehutanan masyarakat sebagai bentuk alternatif, yang tidak akanmelibatkan intervensi atau kekuasaan pembuat keputusan olehnegara, suatu keadaan yang diakui masyarakat hutan sebagai di luarKawasan Hutan atau wilayah hutan negara.

198 Desa Sagara telah dimobilisasi oleh SPP dan KPA untuk mendudukitanah juga diklaim oleh Perusahaan Kehutanan Negara. Kasusituberakhir dengan kekalahan Perusahaan Kehutanan Negara, ketikaMenteri Agraria Nasional dan Kepala Badan Pertanahan Nasionalmententukan bahwa tanah negara yang bersangkutan dapatdigolongkan kepada reformasi tanah (Keputusan No. 35VI/1997).Namun, tiga tahun setelah permukiman, sebagian besar dari 580hektar tanah yang didistribusikan telah dijual, hal inimengecewakan aktivis agraria.

Page 463: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

448

lainnya, lebih baik bekerja sama dengan pemerintah dalamprogram kehutanan sosial dan “memenangkan” kepemi-likan swasta menjadi inti utama pertikaian.

Beberapa masyarakat sekitar hutan dan aktivis re-forma agraria berupaya berhubungan dan berkolaborasi,sehingga dapat untuk melihat pekerjaan mereka dari per-spektif baru. Untuk KPA, misalnya, masyarakat kehutananmerepsentasikan koneksi akses dukungan dan jaringan kesumber daya baru. Koneksi juga memberikan kesempatanuntuk aktivis reforma agraria untuk meradikalisasi masya-rakat kehutanan sebagai bentuk lain dari keadilan ling-kungan. Untuk tujuan ini, WALHI dan NGO lingkunganseperti ARUPA (Aliansi Relawan untuk PenyelamatanAlam) memimpin kampanye di Jawa untuk membubarkanPerusahaan Kehutanan Negara (PERHUTANI)- yang sebe-narnya adalah untuk mengumumkan kebangkrutanperusahaan pemerintah ini pada tahun 2002. Meskipunpada akhirnya Perusahaan Kehutanan Negara dipertahan-kan dengan dukungan dari Menteri Keuangan, namuntekanan oleh para aktivis, akademisi dan beberapa yayasan/penyandang dana memaksa Perusahaan Kehutanan Ne-gara untuk secara dramatis meningkatkan hak-hak aksesmasyarakat terhadap tanah negara berupa hutan ini sertameningkatkan jumlah wilayah dan pohon di bawah pro-gram kehutanan sosial - namun tidak untuk mendistri-busikan atau mereklasifikasi lahan hutan negara (Simon1993,1994; Awang 2004). Sementara hal ini dikritik olehaktivis reforma agraria, aktivis keadilan lingkungan mem-bela ini sebagai “akses” pendekatan, dan melihatnyasebagai celah potensial pada sulitnya pengelolaan untuklahan hutan. Keuntungan tambahan pada akses petani akansulit untuk ditolak setelah Perusahaan Kehutanan Negaraatau Menteri Keuangan telah mengakui mereka (wawan-cara penulis dilihat 2007). Dalam kenyataannya skenarioinilah yang terjadi.

Page 464: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

449

Hal ini tidak begitu mengejutkan, bahwa kemudian,setelah Reformasi, beberapa kelompok gerakan agrariatelah bersepakat untuk merangkul sikap ramah lingkungansebagai komponen eksplisit dari strategi politik mereka.Beberapa pemimpin gerakan agraria mengambil sebuahhalaman dari buku lingkungan, menyebarkan pendekatanmulti-skala ini untuk mendapat legitimasi, wilayah danotoritas moral dalam berbagai “arena pertandingan”,termasuk hukum negara dan kebijakan (Afiff et al 2005).Faktanya bahwa kegagalan untuk berkomitmen untukmemastikan keberlanjutan lingkungan bisa menjadi dasaruntuk penolakan akses terhadap tanah - terutama di daerahyang diklasifikasikan sebagai hutan atau daerah konservasi.

Memang, perjanjian antara gerakan keadilan ling-kungan dan alliansi akademis internasional sudah terfokuspada kesalahpahaman dan misrepsentasi dari keberlang-sungan praktek dan klaim agroforestry masyarakat adatoleh pengelola hutan dan yang lainnya.199 Sama sepertipendukung keadilan lingkungan yang telah menyadarikebutuhan untuk mener jemahkan praktek-praktektradisional Masyarakat Adat kedalam ide tentang mana-jemen sumber daya yang berkelanjutan, pendukung KPAjuga segera bergerak ke arah itu. Potensi okupasi tanahharus dilihat sebagai pengelolaan berkelanjutan darilingkungan dataran tinggi yang rapuh, membuat jalur agarpimpinan SPP dan KPA mengubah pandangannya tentangokupasi tanah menjadi praktek yang mendukung agro-kehutanan. Pemimpin SPP mencela ‘agro kehutanantradisional’ di dataran tinggi yang dikontrol PERHUTANIdan terkait dengan itu adalah sistem monokultur di pegu-nungan oleh Kementrian Kehutanan yang menyebabkan

199 Ini juga merupakan literatu besar, termasuk didalam bahasa Inggris,di Indonesia, sebagian besar dari karya seumur hidup Michael Dove(lihat misalnya, Dove 1983, 1985, 1996, dan banyak lainnya).

Page 465: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

450

bencana alam seperti erosi dan tanah longsor pada lahanhutan Pulau Jawa ( wawancara penulis 2007).

Di luar Jawa, melalui AMAN dan kelompoknya,masyarakat adat sendiri terus bekerja sama dengan gerakankeadilan lingkungan. Mereka menginginkan pengakuanhukum dari ‘wilayah leluhur’ yang berarti pengakuan secaraformal. Salah satu kemungkinan untuk ini adalahmemeperkenalkan kembali pluralisme hukum ke sistemhukum Indonesia, langkah ini didukung sebagian olehbeberapa aktivis nasional, lokal dan internasional danbahkan oleh penyandang dana. Tapi langkah ini dapatmemberikan jarak hubungannya dengan kalangan aktivisreformia agraria karena beberapa ‘sistem hak adat’termasuk beberapa anggota AMAN didominasi oleh ‘elitfeodal’ yang ditentang kalangan aktivis reforma agrariadan aktivis nasionalis dalam pergerakan anti kolonial, dangerakan anti-feodal dari tahun 1940-an dan 1950-an.Sebagian besar aktivis kontemporer tidak bersedia untukmemfasilitasi elit-elit yang sekarang ini mengklaim ‘hak-hak adat’ melalui inklusi di inisiatif reforma agraria ataualiansi strategis. Mereka ingin, mempertahankan hubung-an untuk kelompok anggota AMAN dengan lebih demo-kratis, komunal atau koneksi egaliter.

Debat mengenai Inisiatif Pemerintah mengenai ReformaAgraria saat ini.

Perbedaan antara prinsip-prinsip fundamental yangmendasari organisasi-agraria dan bagaimana merekabekerja (atau tidak) dengan pemerintah disorot lebih lanjutketika bulan September 2006, Presiden RI secara resmimengumumkan bahwa reforma agraria akan dilaksanakandi Indonesia setelah absen lebih dari 40 tahun, denganmeredistribusikan 8,15 juta hektar tanah negara di bawahyurisdiksi Departemen Kehutanan dan Badan PertanahanNasional (Republika Online 28 September 2006). Segera

Page 466: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

451

setelah itu, pemimpin FSPI berkampanye tentang bahaya“reforma agraria palsu” ini karena skema yang ditawarkanditerapkan tanpa transformasi politik-ekonomi yang kokoh(FSPI 2006).

KPA, disisi lain, dan beberapa organisasi petani lain,berpendapat bahwa meskipun struktur ekonomi politiktidak akan berubah secara radikal, rencana tersebut bisadigunakan untuk memfasilitasi legalisasi ratusan ribu klaimpada lahan yang diduduki oleh petani dan kelompok adat(KPA 2006). Kebingungan yang ditimbulkan oleh posisi diantara kedua pendukung reforma agraria ini (KPA danFSPI) ini terlihat pada diskusi permasalahan tanah negara,pemimpin SPP, yang menjadi anggota dari FSPI dan KPA,terlibat dalam diskusi formal dan informal dengan aktorpemerintah tentang pelaksanaan inisiatif baru tersebut.

Inisiatif reforma agraria dapat menjadi indikatorbahwa sekarang giliran gerakan agraria dan para pemimpinmereka untuk mengubah konteks politik-ekonomi. Selainitu, konteks pada tahun 2007 ini -baik neoliberal maupundesentralisasi periode pasca-Soeharto- secara signifikanberbeda dari saat baru lahirnya gerakan bawah tanah yangpertama kali dimulai pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Pemerintahan terpusat ala Orde Baru adalah campurandari beragam, desentralisasi kabupaten, masing-masingberhubungan dengan pergeseran dan politik yang tidakmenentu dalam lingkungan agraris yang berbeda-bedadengan perbedaan lembaga dan sejarah pengelolaan tanah.Dephut masih berpegang teguh pada klaim merekaterhadap lahan hutan. Taman nasional sebagaimana hutanproduksi terlihat baik untuk menginspirasi para penuntutreforma agraria, tetapi tidak di mata konservasioniskonservatif dan beberapa pendukung keadilan lingkungan.Meskipun ini merupakan bentuk-bentuk oposisi yang kuat,tapi pembaruan tetap dijalankan.

Page 467: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

452

Bagaimana semua ini akan diselesaikan tidak sepe-nuhnya jelas, sebagaimana area proyek percontohan untukinisiatif reformasi agraria nasional yang dipilih pada akhir2007. Posisi publik dan agitasi yang dilakukan oleh aktivisdan tindakan oleh pendukung reformasi dan para peng-kritiknya akan terus berlanjut. Seperti kolaborasi danreforma agraria lainnya, cerita nyatanya belum di publikasi.

Yang jelas adalah bahwa akan ada beberapa aliansiantara pendukung keadilan lingkungan nasional dan daerahdan aktivis reforma agraria, seperti terjadinya peningkatandalam kampanye transnasional. Perang terhadap TeknologiTransgenik dan dukungan dari pertanian organik interna-sional yang menjadi contoh aliansi paling jelas (Stedile2002, 103; Borras 2004; Biekart dan Wood 2001). Padakonferensi Perubahan Iklim 2007 di Bali dan pada websitemereka, FSPI telah mendukung pertanian berkelanjutan,upaya pertanian organik, kampanye anti-Transgenik daninisatif yang didukung secara global oleh Via Campesina.Di Bali, FSPI / Via Campesina mengatakan kepada masya-rakat internasional bahwa ‘peternakan keluarga kecilmembuat bumi lebih sejuk’. Sekali lagi, ini adalah halmenarik bahwa pemimpin FSPI cenderung menggunakanforum-forum yang berorientasi internasional untukmembuat klaim seperti itu, mencari legitimasi dari luar,sementara organisasi gerakan agraria nasional lainnyaseperti KPA menempatkan mayoritas inisiatif strategismereka pada perdebatan, lembaga dan aktor nasional dandaerah.

Kesimpulan

Reformasi, desentralisasi dan kebangkitan gerakanreforma agraria di Indonesia dimulai pada saat yang samadengan protes global terkenal terhadap WTO yang terjadidi Seattle, menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari

Page 468: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

453

gerakan transnasional pada umunya. Namun, Biekert danWood telah menunjukkan bahwa, Protes global telah adasebelum terjadinya ‘Perjuangan Seattle’. Yang baru adalahhubungan yang berkembang antara kampanye yang berlatarberagam(2002, 1).

Bab ini telah menunjukkan bahwa kampanye yangdibentuk di bawah rezim yang berbeda dan meng-artikulasikan dalam hubungan berbeda, dengan efek padasatu sama lain timbul dari sumber transnasional, nasionaldan daerah. Dalam berbagai cara yang masih perludieksplorasi lebih dalam, garis antara gerakan lingkungandan keadilan agraria sering kabur oleh sejarah secara khususdan umum, mereka menentang pengambilalihan olehnegara. Hal ini sebagian telah tersembunyi dari pandangankebanyakan, bahwa strategi gerakan lingkungan dan agrariamenunjukkan perbedaan itu lebih daripada sekedarartikulasi dan konvergensi. Menggunakan Indonesiasebagai contoh misalnya, kita ditunjukkan bagaimanaretorika, strategi, aliansi dan praktek lainnya dari gerakanlingkungan dan agraria bervariasi di bawah neoliberalismedan Reformasi, serta di bawah pemerintahan otoritersebelumnya, yang dipimpin rezim pembangunan. Hasil dankonfigurasi kekuatan telah berubah dari waktu ke waktu.

Bagi para pengamat Indonesia, seringnya terjadikonflik agraria dan lingkungan di percaturan politik Indo-nesia, mengakibatkan ter jadinya mobilisasi massapendukung agraria, okupasi tanah, oposisi publik terhadapkebijakan pemerintah dan tindakan penting lainnya sejaktahun 1998 dan itu merupakan sebuah revolusi. Dengandemikian, gerakan agraria saat ini dipaksa untuk datangdan berdamai dengan teritorial dan usaha pemerintahandari gerakan lingkungan terdahulu. Demikian pula, sesuatuyang tak terduga, sebagaimana agenda reforma agrariatelah mendapatkan alasan, paling tidak dalam arti simbolisatau moral, aktivis lingkungan sekarang dipaksa untuk

Page 469: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

454

memperhitungkan kampanye, tuntutan dan klaim merekasendiri. Aliansi awal dengan kelompok keadilan agraria diIndonesia membagi gerakan lingkungan Indonesia antarakelompok lingkungan yang relatif memaksa dengan yangberorientasi keadilan. Banyak kelompok gerakan agraria,yang bagaimanapun, telah menemukan alasan yang samadengan pendukung keadilan lingkungan.

Meskipun mereka mempunyai euforia bersama ketikaReformasi menggantikan kekuasaan otoriter, organisasiyang membangkitkan kembali gerakan agraria di Indone-sia tidaklah bersatu dalam perjuangan mereka saat ini. Diantara alasan-alasan lain untuk berpisah adalah perbedaankarakteristik serta perbedaan asosiasi politik dengankelompok transnasional dari masing-masing kelompokgerakan agraria dan organisasi lingkungan, kelompoknasional atau daerah telah dihasilkan baik di bawah masapembangunan maupun masa Reformasi.

Sebagaimana bidang politik yang telah berubah,aliansi dengan pemerintah dan lembaga transnasional jugaberubah, kadang bertemu kadang berpisah, keprihatinanaktivis yang sebelumnya terpinggirkan telah menjadinormalisasi dalam praktek dan ideologi negara danpembangunan – bagi aktivis gerakan lingkungan dangerakan agraria-. Aktivitas dan aksi aktivis lingkungan danagraria telah mengakibatkan perubahan perundangan,kelembagaan, dan kontrol territorial dan pengelolaanpertanahan nasional. Dibawah rezim politik-ekonomi yangberbeda, didalam momen sejarah yang berbeda, terbukakesempatan politik bagi kelompok gerakan lingkungan danagraria untuk dibentuk tidak hanya oleh agenda in-ternasional dan nasional tetapi juga oleh pengorganisasianakar rumput yang kuat, dan kelompok-kelompokpergerakan merasakan kebutuhan dan kapasitas untukberaliansi dengan yang lainnya, dengan pemain trans-nasional dan pemerintah dan pemilik modal. Hal-hal rumit

Page 470: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

455

yang lebih lanjut, logika apa yang mungkin disebut sebagaiakar rumput nasional termasuk migran yang berkelilinguntuk mencari pekerjaan di industri berbasis sumber dayaatau tanah yang mereka anggap sebagai “kosong” - tidakselalu bekerjasama dengan baik dengan dengan logika dariakarrumput lokal (Li 2007). Dengan demikian, kemitraandi dan di dalam gerakan dan secara transnational belumkonsisten.

Yang menarik adalah bahwa mereka semua telahbelajar untuk berbicara tentang kelangsungan lingkungan,yang mana telah menjadi semakin penting untuk dilakukan.Okupasi Tanah harus memunculkan pengelolaan yangberkelanjutan dalam rangka mewujudkan landasan moralyang tinggi dan menciptakan dasar bagi reforma agraria.Namun dalam keadaan seperti saat ini, reforma agrariayang harus peka lingkungan dilihat sebagai pra-konfigurasioleh gerakan lingkungan, baik konservatif maupun radikal.

Referensi

Aditjondro, George J., 1993. ‘The Media as Development“Textbook”: A Study on Information Distortion in theDebate about the Social Impact of an Indonesian Dam(Kedung Ombo Dam)’. PhD Dissertation, CornellUniversity.

Aditjondro, George J., 2003. ‘Kebohongan–KebohonganNegara Perihal Kondisi Obyektif Lingkungan Hidupdi Nusantara’. Yogyakarta: Pustaka Pajar.

Adiwibowo, Suryo, 2005. ‘Dongi-dongi – Culmination ofa Multi-dimensional Ecological Crisis: A Political Ecol-ogy Perspective’. PhD Dissertation, Universität Kassel,Germany.

Afiff, Suraya, 2004. ‘Land Reform or Customary Rights?:Contemporary Agrarian Struggles in South Tapanouli,

Page 471: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

456

Indonesia’. PhD Dissertation, University of Califor-nia, Berkeley.

Afiff, Suraya, Noer Fauzi, Gillian Hart, Lungisile Ntsebezaand Nancy Peluso, 2005. ‘Redefining Agrarian Power:Resurgent Agrarian Movements in West Java, Indone-sia’. Center for Southeast Asia Studies Working PaperCSEASWP2-05.

Afiff, Suraya and Celia Lowe, 2008. ‘Collaboration, Con-servation, and Community: A Conversation betweenSuraya Afiff and Celia Lowe’. In Biodiversity andHuman Livelihoods in Protected Areas: Case Studiesfrom the Malay Archipelago, eds. Navjot S. Sodhi,Greg Acciaioli, Maribeth Erb and Alan Khee-Jin Tan,153–64. Cambridge:Cambridge University Press.

Arupa, Koling, Yayasan and the Asian Forest Network,2003. Communities Transforming Forestland. Java,Indonesia, Bohol, Philippines: Asia Forest Network.

Aspinall, Edward, 2004. ‘Indonesia: Civil Society andDemocratic Breakthrough’. In Civil Society and Po-litical Change in Asia. Expanding and ContractingDemocratic Space, ed. Muthiah Alagappa, 61–96.Stanford, CA: Stanford University Press.

Awang, San Afri, 2004. Dekonstruksi Sosial Forestri:Reposisi Masyarakat dan Keadilan Lingkungan.Yogyakarta: Bigraf Pub. & Program Pustaka.

Bachriadi, Dianto dan Anton Lucas, 2001. MerampasTanah Rakyat: Kasus Tapos dan Cimacan, Jakarta,Kepustakaan Populer Gramedia.

Barber, Charles, Suraya Afiff and Agus Purnomo, 1995.‘Tiger by the Tail: Challenges toBiodiversity in Indo-nesia’. Washington, DC: World Resources Institute,WALHI, Pelangi.

Barr, Christopher, 1997. ‘Discipline and Accumulate: StatePractice and Elite Consolidation in the Indonesian

Page 472: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

457

Timber Industry’. Master’s Thesis, unpublished,Cornell University, Ithaca, NY.

Baviskar, Amita, 1995. In the Belly of the River: TribalConf licts Over Development in the Narmada Valley.Delhi: Oxford University Press.

Belsky, Jill M., 2008. ‘Creating Community Forests’. InForest Community Connections: Continuity andChange, eds. Ellen Donoghue and Victoria Sturtevant,219–242. Washington, DC: Resources for the Future.

Biekart, Kees and Angela Wood, 2001. ‘Ten Reflectionson the Emerging Global Protest Movement’. TheEcologist, 31: 8 (October).

Borras, Saturnino M., 2004. ‘La Vía Campesina: An Evolv-ing Transnational Social Movement’. Briefing SeriesNo. 6, Transnational Institute, Amsterdam. http://www.tni.org/reports/newpol/campesina.pdf.

Borras, Saturnino M., 2006. Redistributive Land Reformin Public (Forest) Lands? Rethinking Theory and Prac-tice with Evidence from the Philippines. Progress inDevelopment Studies, 6 (2): 123–45.

Buechler, Steven M., 2000. Social Movements in AdvancedCapitalism: The Political Economy and Cultural Con-struction of Social Activism. New York: Oxford Uni-versity Press.

Chapin, Mac, 2004. A Challenge to Conservationist. WorldWatch magazine, November/December 2004.

Christodoulou, Demetrios, 1990. The Unpromised Land:Agrarian Reform and Conf lict Worldwide. London:Zed Books.

Contreras-Hermosilla, Arnoldo and Chip Fay, 2005.Strengthening Forest Management in IndonesiaThrough Land Tenure Reform: Issues and Frameworkfor Action. Bogor and Washington, DC: Forest Trends,ICRAF, World Bank.

Page 473: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

458

Cribb, Robert, 1990. ‘Problems in the Historiography ofthe Killings in Indonesia’. In The Indonesian Killingsof 1965–1966: Studies from Java and Bali, ed. RobertCribb, 1–43. Clayton, Victoria, Monash UniversityCentre of Southeast Asian Studies.

D’Andrea, Claudia, 2003. ‘Coffee, Capitalism and Culturein Katu, Sulawesi, Indonesia’. PhD dissertation, Uni-versity of California, Berkeley.

Dauvergne, Peter, 1994. Shadows in the Forest. Cambridge,MA: MIT Press.

Desmarais, Annette Aurélie, 2002. ‘The Vía Campesina:Consolidating an International Peasant and FarmMovement’. Journal of Peasant Studies, 29: 91–124.

Djuweng, Stepanus, 1997. ‘Asal-usul Global dari KonflikLokal versus Korban Lokal dari Masalah-masalah Glo-bal’. dalam Tanah dan Pembangunan, ed. Noer Fauzi,253–81. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.

Djuweng, Stepanus and Sandra Moniaga, 1994. ‘Kebu-dayaan dan Manusia yang Majemuk di Indonesia.Masihkah Punya Tempat?’ In ILO Convention 169.Jakarta: ELSAM dan LBBT.

Dove, Michael, 1983. ‘Theories of Swidden Agricultureand the Political Economy of Ignorance’. AgroforestrySystems, 1 (2): 85–99.

Dove, Michael, 1985. ‘The Agroecological Mythology ofthe Javanese, and the Political- Economy of Indone-sia’. Indonesia, 39: 1–36.

Dove, Michael, 1996. ‘So Far from Power, So Near to theForest: A Structural Analysis of Gain and Blame inTropical Forest Development’. In Borneo in Transi-tion: People,Forests, Conservation, and Development,eds. Christine Padoch and Nancy Lee Peluso,41–58.Kuala Lumpur: Oxford University Press.

Edelman, Marc, 1999. Peasants Against Globalization:

Page 474: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

459

Rural Social Movements in Costa Rica. Stanford, CA:Stanford University Press.

Edelman, Marc, 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil SocietyYearbook 2003, eds. M. Kaldor, H. Anheier and M.Glasius, 185–220. Oxford: Oxford University Press.

Edelman, Marc, 2005. ‘Bringing the Moral Economy BackIn . . . to the Study of Twentyfirst CenturyTransnational Peasant Movements’. American Anthro-pologist, 107: 331–45.

Farid, Hilmar, 2005. ‘Indonesia’s Original Sin: Mass Kill-ings and Capitalist Expansion,1965–66’. Inter-AsiaCultural Studies, 6 (1): 3–16.

Fauzi, Noer, 1999. Petani dan Penguasa, DinamikaPerjalanan Politik Agraria Indonesia.Yogyakarta: In-sist Press.

Fauzi, Noer, 2003. ‘The New Sundanese Peasants’ Union:Peasant Movements, Changes in Land Control, andAgrarian Questions in Garut, West Java’. Paper pre-pared for workshop New and Resurgent AgrarianQuestions in Indonesia and South Africa. Center forSoutheast Asia Studies and Center for African Studies– Crossing Borders Program 2003–2004, 24 October2003. Institute for International Studies – Moses HallUniversity of California, Berkeley, CA. http://repositories.cdlib.org/cseas/CSEASWP1-03.

Fauzi, Noer and R. Yando Zakaria, 2001. MensiasatiOtonomi Daerah, Panduan Fasilitasi Pengakuan danPemulihan Hak-hak Rakyat. Yogyakarta: Insist Press.

Fauzi, Noer and R. Yando Zakaria, 2002. ‘DemocratizingDecentralization: Local Initiatives from Indonesia’.Paper submitted for the International Association forthe Study of Common Property 9th Biennial Confer-ence, Zimbabwe.

Page 475: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

460

Fidro, Boy and Noer Fauzi, 1995. Pembangunan BerbuahSengketa: 29 Tulisan Pengalaman Advokasi Tanah.Bandung: Lembaga Pendidikan dan PengembanganPedesaan.

Franco, Jennifer C. and Saturnino M. Borras, 2005. ‘Chang-ing Patterns of Peasant Mobilizations for Land andDemocracy in the Philippines’. In On Just Grounds,Struggling for Agrarian Justice and Citizenship Rightsin the Rural Philippines, eds. J.C. Franco and S.MBorras. Quezon City: Institute for Popular Democracy;Amsterdam: Transnational Institute.

Franco, Jennifer C. and Saturnino M. Borras, 2006.‘Pandangan dan Sikap FSPI Tentang ProgramPembaruan Agraria Nasional’. http://www.fspi.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=366&Itemid=1,Accessed 26 January 2007.

Ganie-Rochman, Meuthia, 2002. An Uphill Struggle: Ad-vocacy NGOs under Soeharto’s New Order. Jakarta:LabSosio FISIP-UI.

Hadiz, Vedi, 2004a. ‘Decentralisation and Democracy inIndonesia: A Critique of Neo-Institutionalist Perspec-tives’. Development and Change, 35 (4): 697–718.

Hadiz, Vedi, 2004b. ‘Indonesian Local Party Politics: ASite of Resistance to Neo-Liberal Reform’. CriticalAsian Studies, 36 (4): 615–36.

Hajer, Maarten, 1993. ‘Discourse Coalitions and theInstitutionalisation of Practice: The Case of Acid Rainin Great Britain’. In The Argumentative Turn in PolicyAnalysis andPlanning, eds. Frank Fischer and JohnForester, 43–67. London: Mobipocket.

Hajer, Maarten, 1995. The Politics of Environmental Dis-course. Oxford: Oxford University Press.

Heruputri, Arimbi, 1997. ‘Penghancuran Secara SistematisSistem-Sistem Adat oleh Kelompok Dominan’. KertasPosisi WALHI No. 06-1997.

Page 476: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

461

Hikam, Muhammad, 1995. ‘The State, Grass-roots Poli-tics and Civil Society: A Study ofSocial Movementsunder Indonesia’s New Order 1989–1994’. PhD dis-sertation, theUniversity of Hawaii at Manoa.

Husken, Frans and Benjamin White, 1989. ‘Java: SocialDifferentiation, Food Production and Agrarian Con-trol’. In Agrarian Transformations: Local Processesand the State in Southeast Asia, eds. Gillian Hart,Andrew Turton and Benjamin White, 235–65. Berke-ley, CA: University of California Press.

Jepson, Paul and Robert J. Whittaker, 2002. ‘Histories ofProtected Areas: Internationalisation of Conservation-ist Values and their Adoption in the Netherlands Indies(Indonesia)’. Environment and History, 8: 129–72.

Kartodihardjo, Hariadi, 2002. ‘Hutan KemasyarakatanDalam Belenggu Penguasaan Sumber-sumber Agra-ria’. In Menuju Keadilan Agraria: 70 Tahun GunawanWiradi, 339–57. Bandung: Akatiga.

Keck, Margaret E. and Kathryn Sikkink, 1998. ActivistsBeyond Borders: Advocacy Networksin InternationalPolitics. Ithaca, NY: Cornell University Press.

Kowalchuk, Lisa, 2005. ‘The Discourse of Demobilization:Shifts in Activist Priorities and the Framing of Politi-cal Opportunities in a Peasant Land Struggle’. TheSociological Quarterly, 46: 237–61.

KPA, 2006. ‘Komunike Internal KPA No. 02/Desember/2006. Mari Rapihkan Barisan untuk Mengawal Pro-gram Pembaruan Agraria Nasional!’ http://www.kpa.or. id/index.php?option=com_con-tent&task=view&id=111&Itemid=53&PHPSESSID-=a7a475d0ec77bd7c3eb633425f92b5de, Accessed 26January 2007.

Kuswahyono, Imam, 2003. ‘Mencari Format Hukumdalam Menuju Reforma Agraria dalam KerangkaOtonomi Daerah’. http://www.otoda.or.id/Artikel/

Page 477: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

462

Imam%20Koeswahyono.htm, Accessed 4 October2003.

Li, Tania, 2000. ‘Articulating Indigenous Identity in Indo-nesia: Resource Politics and the Tribal Slot’. Compara-tive Studies in Society and History, 42: 149–79.

Li, Tania, 2001. ‘Masyarakat Adat, Difference, and theLimits of Recognition in Indonesia’s Forest Zone’.Modern Asian Studies, 353: 645–76.

Li, Tania, 2007. The Will to Improve: Governmentality,Development, and the Practice of Politics. Durham,NC: Duke University Press.

Lowe, Celia, 2003. ‘Sustainability and the Question of“Enforcement” in Integrated Coastal Management:The Case of Nain Island, Bunaken National Park’.Pesisir & Laut, No. 1: 49–63.

Lowe, Celia, 2006. The Wild Profusion: Biodiversity in anIndonesian Archipelago. Princeton, NJ: PrincetonUniversity Press.

Lucas, Anton and Carol Warren, 2000. ‘Agrarian Reformin the Era of Reformasi’. In Indonesia in Transition:Social Aspects of Reformasi and Crisis, eds. ChrisManning and Peter van Diermen, 220–38. IndonesiaAssessment Series. Singapore: Institute of SoutheastAsian Studies.

Lucas, Anton and Carrol Warren, 2003. ‘The State, thePeople and Their Mediators: the Struggle over Agrar-ian Law Reform in Post New Order Indonesia’. Indo-nesia, October, 76: 87–126.

Lukmanudin, Ibang, 2001. ‘Mari Bung Rebut Kembali,Rakyat Segera Menuntut Hak Atas Tanah’. InMengubah Ketakutan Menjadi Kekuatan, KumpulanKasus-kasus Advokasi, Yogyakarta: Insist Press.

Lyon, Margo L., 1970. Bases of Conflict in Rural Java.Berkeley, CA: Center for South and Southeast AsiaStudies, University of California.

Page 478: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

463

Mas’oed, Mochtar, 1983. ‘The Indonesian Economy andPolitical Structure During the Early New Order 1966–1971’. PhD dissertation, Ohio State University.

McCarthy, James, 2005. ‘Devolution in the Woods: Com-munity Forestry as Hybrid Neoliberalism’. Environ-ment and Planning, 37: 995–1014.

McCarthy, John F., 2000. ‘The Changing Regime: ForestProperty and Reformasi in Indonesia’. Developmentand Change, 31 (1): 91–129.

McCarthy, John F., 2006. The Fourth Circle: A PoliticalEcology of Sumatra’s Rainforest Frontier. Stanford,CA: Stanford University Press.

McKeon, Nora, Wendy Wolford and Michael Watts, 2004.‘Peasant Associations in Theory and Practice’. CivilSociety and Social Movements Programme PaperNumber 8, United Nations Research Institute for So-cial Development.

McMichael, Philip, 2005. ‘Globalization’. The Handbookof Political Sociology: States, Civil Societies and Glo-balization, eds. Thomas Janoski, R. Alford, A. Hicksand M. Schwartz,587–606. Cambridge: CambridgeUniversity Press.

McVey, Ruth, 1965. The Indonesian Communist Party.Ithaca, NY: Cornell Universit Press.

Moniaga, Sandra, 1997. ‘Keaslian Suku dari Suku-suku Aslidi Indonesia: Dilihat dari Perspektif Siapa?’ In Tanahdan Pembangunan, ed. Noer Fauzi, 233–51. Jakarta:Penerbit Sinar Harapan.

Moniaga, Sandra, 2007. ‘From Bumiputera to MasyarakatAdat: A Long and Confusing Journey’. In The Revivalof Tradition in Indonesian Politics. The Deploymentof Adat From Colonalism to Indigenism, eds. JamieS. Davidson and David Henley, 275–94.London:Routledge.

Page 479: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

464

Mortimer, Rex, 1972. The Indonesian Communist Partyand Land Reform, 1959–1965. Clayton, Victoria: Cen-tre of Southeast Asian Studies, Monash University.

Mortimer, Rex, 1973. Showcase State: The Illusion ofIndonesia’s Accelerated Modernization. Sydney: An-gus and Robertson.

Moyo, Sam and Paris Yeros, 2005. ‘The Resurgence ofRural Movements under Neoliberalism’. In Reclaim-ing the Land: The Resurgence of Rural Movements inAfrica, Asia and Latin America, eds. S. Moyo and ParisYeros, 8–64. London: Zed Books.

Peluso, Nancy Lee, 1992. Rich Forests, Poor People: Re-source Control and Resistance in Java.Berkeley, CA:University of California Press.

Peluso, Nancy Lee, 1993. ‘Coercing Conservation: ThePolitics of State Resource Control’. Global Environ-mental Change, 3: 199–217.

Peluso, Nancy Lee and Peter Vandergeest, 2001. ‘Gene-alogies of the Political Forest and Customary Rightsin Indonesia, Malaysia, and Thailand’. The Journalof Asian Studies, 60 (3): 761–812.

Pelzer, Karl J. 1982. Planters Against Peasants: The Agrar-ian Struggle in East Sumatra, 1947–1958. The Hague:Martinus Nijhoff.

Powelson, J.P. and R. Stock, 1990. The Peasant Betrayed:Agriculture and Land Reform in the Third World.Washington, DC: Cato Institute.

Resosudarmo, Budi, 2005. The Politics and Economics ofIndonesia’s Resources. Singapore: The Institute ofSoutheast Asian Studies.

Robison, Richard, 1986. Indonesia: The Rise of Capital.Sydney: Allen & Unwin.

Robison, Richard and Vedi Hadiz, 2004. ReorganisingPower in Indonesia: The Politics of Oligarchy in anAge of Markets. London: Routledge Curzon.

Page 480: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Mengklaim Tanah Untuk Reformasi Gerakan Agraria

465

Rosser, Andrew, Kurnya Roesad and Donni Edwin, 2005.‘Indonesia: The Politics of Inclusion’. Journal of Con-temporary Asia, 351: 53–77.

Rosset, Peter, 2006. ‘Moving Forward: Agrarian Reformas a Part of Food Sovereignty’. In Promised Land.Competing Visions of Agrarian Reform, eds. P. Rosset,Raj Patel and Michael Courville, 301–21. Oakland,CA: Food First.

Routledge, Paul, 2004. Resisting and Shaping the Modern.London: Routledge.

Rumansara, Augustinus, 1998. ‘Indonesia: The Struggleof the People of Kedung Ombo’. In The Struggle forAccountability – The World Bank, NGOs andGrassroots, eds. Jonathan Fox and L. David Brown,123–50. Cambridge, MA: MIT Press.

Ruwiastuti, Maria, 2000. ‘Sesat Pikir’ Politik HukumAgraria. Membongkar Alas Penguasaan Negara atasHak-hak Adat. Yogyakarta: Insist Press, KPA danPustaka Pelajar.

Sangkoyo, Hendro, 2000. ‘Pembaruan Agraria dan Pe-menuhan Syarat-syarat Sosial dan Ekologis sebagaiAgenda Pokok Pengurusan Masyarakat dan Wilayah’.Consortium for Agrarian Reform (KPA) Position Pa-per.

Simon, Hasanu, 1993. Hutan Jati dan Kemakmuran.Problematika dan Strategi Pemecahannya. Yogyakarta:Aditya Media.

Simon, Hasanu, 1994. Merencanakan PembangunanHutan untuk Strategi Kehutanan Sosial. Yogyakarta:Aditya Media.

Sivaramakrishnan, Kalyanakrishnan and Arun Agrawal,2003. Agrarian Environments: Resources, Represen-tations, and Rule in India. Durham, NC: Duke Uni-versity Press.

Page 481: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

466

Smith, Neil, 1984. Uneven Development: Nature, Capital,and the Production of Space. Cambridge: Blackwell.

Stedile, Joao Pedro, 2002. ‘Landless Battalions: The SemTerra Movement of Brazil’. [Interview by Franciscode Oliveira]. New Left Review, 15 (May–June): 77–104. Terborgh, John, 1999. Requiem for Nature. Wash-ington, DC: Island Press.

Tsing, Anna, 1999. ‘Becoming a Tribal Elder and OtherGreen Development Fantasies’. In TransformingIndonesia’s Uplands, ed. Tania Li, 159–202.Amsterdam: Harcourt.

Tsing, Anna, 2005. Friction: An Ethnography of GlobalConnection. Princeton, NJ: Princeton University Press.

Wargadipura, Nissa, 2005. ‘Bekerja Bersama AnggotaSerikat Petani Pasundan Dalam MempengaruhiKebijakan Reforma Agraria’. Paper presented at Fo-rum Pengembangan Partisipasi Masyarakat – FPPMnational meetings, 27–29 January 2005, Lombok Barat,Indonesia.

Webster, Neil, 2004. Understanding the Evolving Diver-sity and Originalities in Rural Social Movements inthe Age of Globalization. Civil Society and SocialMovements – Paper No. 7. Geneva: United NationResearch Institute for Social Development.

Wiradi, Gunawan, 1997. ‘Pembaruan agraria: SebuahTanggapan’. In Reformasi Agraria, Perubahan Politik,Sengketa dan Agenda Pembaruan Agraria di Indone-sia, eds. D. Bachriadi, B. Setiawan and E. Faryadi.Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, and KPA.

Zerner, Charles, 1992. Indigenous Forest-Dwelling Com-munities in Indonesia’s Outer Islands: Livelihood,Rights and Environmental Management Institutionsin the Era of Industrial Forest Exploitation. A reportcommissioned by the World Bank, Forestry SectorReview.

Page 482: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

467

Pendahuluan

Tatanan baru perusahaan pangan transnasionaldipastikan memotong rantai pasokan petani dari pasarlokal. Petani yang terbiasa untuk menjual secara lokal, re-gional atau nasional tidak bisa terus begitu seperti se-belumnya. Beberapa petani, pengolah, distributor danpengecer masuk ke dalam kontrak produksi dalam rantaipasokan transnasional; sementara yang lain terpinggirkan;tidak dapat mengandalkan stabilitas walaupun supermar-ket membawa petani dari seluruh dunia ke dalam per-saingan untuk kontrak - bahkan untuk memasok pelanggandi dekatnya. Petani kecil di utara telah bergabung melaluiberbagai strategi pemasaran langsung: “pasar petani”,Community Shared Agricultur, skema box dan sejenisnya

200 Ini adalah frasa Slow Food yang digunakan oleh Fonte (2006).

9ATURAN SIAPA?

PERTENTANGAN UNTUK MENJAMIN “PRODUKSI

LOKAL UNTUK KONSUMEN JAUH”200

Harriet Friedmann dan McNair AMBER

Page 483: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

468

yang menjamur tapi masih diperhitungkan untuk pangsapasar yang sangat kecil. Di selatan, supermarket dengancepat menjamur, sehingga sulit untuk melacak perubahanyang terjadi, putusnya petani dari pembeli makanan. DiAmerika Latin, Reardon dan Berdegué (2002, 371)melaporkan bahwa dalam dekade 1990 sampai 2000,saham supermarket dari pembelian eceran di AmerikaLatin naik 10-20 % menjadi 50-60 %. Sementara banyakmuncul resistensi, memeriksa ini sebagai tanggapan kreatifdalam merespon kondisi baru ini sangat penting dilakukan.Sementara beberapa muncul dalam bentuk kerjasama gayalama (Reardon dan Berdegué 2002, 382), yaitu pendekatankewirausahaan yang inovatif oleh kelompok-kelompokterorganisir dalam sistem makanan yang ingin kembali kepertanian dan konsumsi makanan secara sosial dan ekologi.

Regional Project ini menggambarkan inovasi abadkesembilan belas Eropa tentang terroir201 dan sekarangmendapatkan bentuknya dalam kelembagaan seperti Geo-graphical Indication di World Trade Center. Sementarayang sebelumnya terkadang implicit yang membuat jelasbahwa proyek-proyek alternatif menghadapi tantanganyang sama seperti negara besar, dengan berbagai jenissumber daya. Untuk menghindari marginalisasi, pemasoklokal varietas tanaman dan pangan ternak serta makanantradisional harus meningkatkan kualitas, menarik kon-sumen dan pasar yang jauh (Fonte 2006). Ini tantanganuntuk negara dan mereka yang mencari alternatif-alternatifbaru, karena itu dia harus memberi tahu kualitas, danmemberi tahu asal-usul makanan. Praktek lama seperti

201 terroir mengacu kepada “kombinasi faktor alam (tanah, air, lereng,ketinggian di atas permukaan laut, vegetasi, iklim mikro) dan man-usia (tradisi dan praktek budidaya) yang memberikan karakter yangunik untuk setiap daerah pertanian kecil dan makanan yang tum-buh , mengangkat, membuat, dan dimasak disana (Petrini 2001, 8).

Page 484: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

469

merek dagang, , segel persetujuan dan sertifikasi menjadipenting bagi segala jenis rantai pasokan. Ini menjadi arenapertentangan, penggandaan, kebingungan, dan karenanyamembuka peluang bagi strategi kreatif.

Dalam bab ini kita akan mengkaji eksperimen lokaldalam melekatkan pasar pertanian dalam ekosistem lokaldalam konteks global. Dalam melakukannya, kitamengambil sudut tertentu pada proyek “ketahananpangan”. Kebanyakan penelitian tentang gerakan-gerakansosial transnasional yang telah dipahami berfokus padaperlawanan terhadap perpindahan dari petani yang tersisasejak tahun 1980-an (Bernstein 2006; Araghi 2000; cfPietrykowski 2004).202 Bab ini akan berfokus pada“tindakan konkrit dan proyek yang dapat dilaksanakan” (Petrini 2001, 110) untuk melindungi makanan danagrikultur di bawah ancaman kepunahan sebagaimanarantai pasokan Agrifood yang bergabung dan meming-girkan yang lain. Mereka telah masuk di bawah tenda besarvisioner ketahanan pangan, proyek-proyek ini berusaha

202 Resistensi berasal dari berbagai arah - petani terpinggirkan, petaniterperangkap dan tertindas dengan hubungan kontrak baru, danbahkan dari populasi pedesaan secara besar-besaran digantikan olehapa Araghi (2000) sebut batas global kaum tani. Dan belum dibatasike Selatan. Kemunculnya Via Campesina luar biasa hanya dalamwaktu satu dekade dan mungkin setengah dekade (Patel 2007;Edelman 2003; McMichael 2007; Desmarais 2007), misalnya,mengungkapkan solidaritas yang luar biasa di kalangan petani kecildi Utara, yang bersedia untuk mengidentifikasi sebagai ‘masyarakattanah’, dengan petani yang jauh lebih kecil, pekerja di pedesaandan masyarakat adat di Selatan. Hebatnya, solidaritas Utara-Selatansangat berbeda dengan konflik antara negara Utara dan Selatandalam organisasi internasional. Hal ini menarik bahwa konflikantara negara bagian Utara dan Selatan di WTO berkontribusiterhadap terjadinya kebuntuan dalam peraturan antar negara, yangmengundang swasta dengan peraturan Agrifood, seperti yang akankita lihat, tetapi juga membuka ruang untuk politik pasar kreatifdari bawah.

Page 485: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

470

untuk membuat atau membentuk hubungan pasar. Karenamereka tidak bisa tetap menjadi “local”, sebagai kunciuntuk kelangsungan hidup mereka - dan potensi transfor-matif - terletak pada koordinasi dan fasilitasi transnasional.Proyek-proyek yang kami jelaskan berbagi dengan ‘fairtrade’ dan kontradiksi yang melekat pada inisiatif terkait ‘.. . antara gerakan dan prioritas pasar ‘(Raynolds danMurray 2007, 223), tetapi koordinasi global pada isu eko-logis dan budaya yang melekat pada sistem Agrifood meng-geser penekanan dari mobilisasi politik untuk membangunlembaga alternatif.

Argumen dibagi ke dalam empat bagian. Pertama,kami menunjukkan tentang dua proyek untuk hubunganAgrifood global yang muncul, keduanya perlu semacamsertifikasi. Dari atas, Modal Agrifood yang dipimpin olehsupermarket, dicontohkan oleh konsorsium GLOBALGAP yang secara aktif menciptakan fleksiblitas, ini dapatdilacak dari rantai pasokannya yang berdasarkan standarnorma kualitas.203 Ini mungkin sebuah hal instan daripergeseran yang lebih luas terhadap ‘kapitalisme hijau“(Friedmann 2005).

Dari bawah, teori Slow Food mengkoordinasikanpenyusunan organisasi regional yang berkembang dengansemangat bereksperimen dengan proses produksi, pe-ngetahuan, inovasi dan pemasaran, semua atas namakualitas, yang bersama-sama mengantisipasi konstelasialternatif ‘rantai pasokan’ yang tertanam di wilayah budayadan alam yang beragam. Kedua, kami memberikan satucontoh dari Selatan (Michoacán, Meksiko) tentangbagaimana dua proyek yang berinteraksi dengan masalahagraria. Ketiga, kami melaporkan tentang proyek inovatifdi Utara (Ontario, Kanada), yang telah rusak melalui

203 Ini mungkin sebuah hal instan dari pergeseran yang lebih luasterhadap ‘kapitalisme hijau “(Friedmann 2005).

Page 486: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

471

beberapa batasan untuk meningkatkan pasar untuk lokal,kelangsungan petani melalui persyaratan kelembagaan“Agrifood” raksasa yang membeli produksi mereka.Keempat, kami menjelaskan tentang beberapa percobaandi seluruh dunia yang terhubung dalam jaringan global akanmengubah pertanian dan makanan di skala dunia. Kamimengadopsi strategi unkonventional, oleh karena itu,menempatkan teori pada akhir bab ini, berharap untukmemandu pembaca dengan metode induktif yang kamiterapkan dalam tulisan ini. Untuk mengantisipasi, kamimenunjukkan sebuah pendekatan baru dari konsep Polanyitentang “embeddedness”, menghubungkannya ke yangdisebut Wright (mendatang) yang memperbarui konsepsiMarxis mengenai transformasi sosial.

Sertifikasi Aturan, Tapi Milik Siapa?

Politik “kualitas” ini mengubah konflik dan negosiasidalam sistem Agrifood. Sebuah perkembangan literaturmengeksplorasi bagaimana “proses audit makanan berim-plikasi pada kebijakan pemerintahan neo-liberal yangberkaitan dengan pertanian dan makanan” (Campbell danLeHeron 2007, 133). Audit dan sertifikasi kualitas memilikigaris silsilah yang menarik, dalam hal ini dibatasi hanyadalam sistem pangan. Merek Kosher di New York padapergantian abad kedua puluh (Glaswirt 1974, dirangkumdalam Campbell dan LeHeron 2007, 136-38) menemukanhubungan paralel yang menarik dalam penciptaan ser-tifikasi halal di Amerika Utara.204 Sertifikasi organik sangat

204 Label mencerminkan aturan khusus bagi Muslim diasporik,misalnya, penerimaan dari mesin (selain tangan) penyembelihantelah dibuat oleh Masyarakat Islam Amerika Utara (lihat http://www.isna.net). aturan mereka mungkin ditantang oleh kelompoklain, tapi kami belum dapat menemukan referensi di situs Web lain,misalnya, Canadian Council of Muslim Theologians.

Page 487: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

472

ditentang seiring dengan meningkatnya industri organik(Campbell dan LeHeron 2007; Lyons 2007; Guthman2004). Munculnya rantai pasokan global membawa kasus-kasus kecil ke pusat, yang melibatkan budaya politik yangrumit dari audit makanan, yang membawa pemain pentingdan berkuasa seperti supermarket dan perusahaan produsendalam negosiasi dengan kepentingan masyarakat umumyang memiliki kemampuan untuk tidak mengakui danmengakui nilai-nilai budaya dalam makanan ‘(Campbelldan LeHeron 2007, 147).

Sebagaimana peraturan yang dikeluarkan pemerintahpada makanan yang berasal dari lembaga swasta, ‘lintashibridisasi standar publik-swasta’ berguguran semua, tapidalam skala kecil, ada juga yang tetap bisa berjalan (Barlingdan Lang 2005, 41). Tanpa mengurangi ketidakseimbangankekuasaan antara perusahaan di satu sisi, dan konsumen,masyarakat dan petani di sisi lain, intinya adalah bahwakonflik dan negosiasi terjadi pada kedua ujung rantaipasokan, menghubungkan produsen dan konsumen kedalam sistem swasta yang bisa diaudit yang peraturannyasulit untuk distabilkan.

Dua fenomena peraturan baru yang dimainkan antaralembaga-lembaga standarisasi dan beragam lembagasertifikasi adalah kebijakan tentang: ‘Third Party Certifi-cation’ (TPC) dan “tracebility”. TPC muncul dari duaperubahan, di samping liberalisasi perdagangan: (1)devolusi peraturan pemerintah tentang makanan, misalnya,pemerintah Inggris mengganti audit dokumen pengecer darihanya cek dokumen ke inspeksi di tempat (Marsden et al2000a). Kebijakan ini membuka jalan bagi lembaga non-pemerintah untuk membentuk lembaga ‘audit’, dan (2)Gerakan sosial yang mempelopori produk pertaniankhusus, seperti organik dan perdagangan yang adil, yangmemerlukan label organisasi agar konsumen mengetahuikualitas produk mereka. Dengan demikian, standar baru,

Page 488: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

473

seperti standar organik United States Departement of Ag-riculture, dilaksanakan melalui sertifikasi pihak ketiga yangdisahkan oleh pemerintah. Ini membuka jalan bagipemerintahan di dunia Selatan untuk melakukan ‘bench-mark’ pada standar public untuk pemerintah (CodexAlimentarius) dan untuk standar yang ditetapkan olehmodal swasta, terutama ketika diatur ke dalam konsorsium.

Traceability adalah tujuan dari TPC: untuk memung-kinkan negara dan (kadang) konsumen untuk mengetahuikualitas dan asal-usul makanan. Gagasan dan teknik inidirintis oleh produsen kecil untuk menunjukkan perbedaanproduk mereka dalam memastikan kualitas. Sebuahwarisan dari abad terakhir yaitu Denomination of origin(DOC), untuk anggur dan produk di daerah lain di Eropa.Ide ini bertransformasi melalui perdagangan baru danhukum hak kekayaan intelektual, dan sekarang diabadikandalam kesepakatan pertanian dalam sidang WTO sebagaiGeographical Indication (GI). Namun juga, seperti yangakan kita lihat, dasar untuk traceability global yangdidasarkan pada karakteristik produk tertentu pada ekologidan budaya. Baru-baru ini, gerakan organik menciptakanberbagai organisasi sertifikasi dan label untuk membedakandan menjamin produk mereka sesuai dengan berbagaikriteria badan sertifikasi.

Aturan Sertifikasi dan lembaga sertifikasi telah ber-kembang, melemahkan tujuan untuk menginformasikandan melindungi konsumen dan produsen. Pemerintahberperan banyak pada masalah ini : mereka memfasilitasisistem traceability205 dan “Standarisasi” peraturan peme-rintah untuk standar pribadi. Uni Eropa meningkatkan

205 Sebagai contoh, di Ontario, lihat http://www.ontraceagrifood.com.deconstructionist bisa menulis panjang lebar tentang hubungan baruantara pemerintah dan swasta, yang pergi jauh lebih dalam daripadakemitraan.

Page 489: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

474

penelitian yang berpotensi bisa meletakkan dasar bagiperaturan antar-pemerintah melalui GI di WTO, ber-dasarkan ‘model pertanian Eropa “.206 Namun, dramautama adalah terjadinya pertarungan antara modal swastadan gerakan sosial (Busch et al 2005).207

Standar yang distandarkan: keseragaman varietas darimana saja dan dimana-mana.

Supermarket berkembang dan mendominasi sektorAgrifood pada tahun 1990-an dan mereka mengepungpasar. Pada saat itu terjadi juga ledakan perdagangan buah-buahan segar, sayuran dan ikan di pasar dunia, yang dimu-lai sebagai akibat langsung dari debat politik tahun 1980-an. ‘Program Penyesuaian struktural’ yang diberlakukanoleh Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF)pada pemerintah yang berhutang salah satu point nyaadalah harus menaikkan ekspor disertakan dalam setiapcara yang memungkinkan. Banyak pemerintah di duniaselatan mengembangkan lahan dan mendorong tenaga

206 Uni Eropa Para sponsor proyek SINER GI untuk ‘memaksimalkankontribusi GI sebagai driver untuk pembangunan pedesaan dankepercayaan konsumen. Hal ini diarahkan kepada anggota baru dancalon, tetapi juga untuk mendukung legitimasi mereka dalam rangkaOrganisasi Perdagangan Dunia (WTO) negosiasi (lihat http://www.origin-food.org/2005/base.php?cat=20 ).

207 Menghadapi keputusan perdagangan yang tidak menguntungkandalam perselisihan tentang keamanan pangan dan kualitasperaturan, pada saat ketika moratorium terhadap tanamantransgenik diizinkan untuk berakhir, Uni Eropa mengumumkanmaksud untuk meminta traceability. Apakah ini adalah sebuah‘pengekangan terhadap perdagangan’ sebagai pemerintah lainnyaberpendapat, kebuntuan di WTO itu berarti permainan pindah kesupermarket. Seperti ketakutan akan keselamatan dari industrimakanan, termasuk ternak dan tanaman monocultural lapangan,datang untuk memengaruhi supermarket dari pelanggan, merekabergerak cepat untuk mengimplementasikan teknologi untukpelacakan dan audit di sepanjang rantai pasokan.

Page 490: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

475

kerja pada ekspor ‘tanaman non-tradisional’ (bandingkandengan produksi massa tanaman tropis “tradisional” , se-perti pisang, kopi dan tebu, yang didirikan pada abadsebelumnya). Sebagai hasilnya promosi ekspor hadir untukmembentuk ‘ketahanan pangan’ dalam tujuan hirarkinasional (Friedmann 2004). buah-buahan segar, sayurandan ikan menjadi bidang baru akumulasi global. Perjanjianperdagangan pada 1990-an memanfaatkan supermarketyang sudah membuka saluran antara konsumen danprodusen buah-buahan, sayuran dan ikan.

Supermarket menciptakan jaringan yang sangatterkendali dari kontraktor dan subkontraktor di seluruhdunia (Burch dan Lawrence 2007). Mereka bisa dike-ndalikan sehingga menciptakan ‘rantai pasokan trans-nasional’. Tanaman non-tradisional yang merupakansebagian besar dari rantai pasokan transnasional sekarangdibedakan dari tanaman yang diproduksi secara massal danyang tidak, seperti jagung dan kedelai, yang anehnya (dantidak secara teoritis) kemudian disebut 208 “komoditas” .Kedelai adalah bahan utama yang membentuk berbagaimacam makanan olahan (Pollan 2006), tetapi kedelai jugaakan dibedakan, dikendalikan dan dipantau berdasarkankriteria yang ditetapkan dan norma-norma, atas nama‘pelestarian identitas’.

Di sisi permintaan, pendapatan menjadi lebih tidakmerata di semua negara dimulai pada tahun 1980-an, yangmembuka jalan bagi pasar makanan “berkualitas”. Dif-ferensiasi makanan ke dalam sistem kaya dan miskin pal-

208 Ini sebagian berasal dari kebutuhan untuk memisahkan tanamanrekayasa genetika, terutama untuk pasar Eropa. Namun,penggunaan biji-bijian sebagai bahan baku untuk diproses kompleksbanyak barang jadi, termasuk plastik, cat dan sekarang bahan bakar,yang membutuhkan varietas semakin spesifik. Pada keganjilan daripenggunaan ini, lihat Bernstein dan Campling (2006a).

Page 491: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

476

ing jelas dicontohkan oleh pertumbuhan yang cepat daridua jenis baru dari supermarket, yaitu Whole Foods danWal-Mart (Friedmann 2005). Supermarket lain memper-kenalkan ‘merek mereka sendiri’ terhadap barang yangmereka beli dari produsen tak bermerek (Burch danLawrence 2007). Pengertian kualitas didefinisikan sebagaimakanan segar (dan baru disiapkan), termasuk pengenalanproduk eksotis dan musiman, yang dijual dengan hargalebih tinggi daripada “makanan tahan lama” dari peru-sahaan manufaktur, yang mendominasi produk ini adalahjagung dan bahan kedelai, 2 jenis ini ditata ulang untukmenciptakan berbagai bentuk seperti saripati, tekstur, rasadan protein, dan sekarang anehnya disebut ‘komoditas’yang berbeda dengan makanan ‘berkualitas’ atau ‘niche’.Selandia Baru adalah pelopor dalam pergeseran produk-produk “niche”. Yang pertama untuk menghilangkanperlindungan pertanian dari petaninya (sesuatu yang masihdipertahankan dalam negara-negara ekspor “kaya” sepertiAmerika Serikat dan Uni Eropa). Pemerintahan SelandiaBaru meluncurkan sebuah pergeseran ekspor dari ‘komo-ditas’ (susu dan daging) ke “produk-produk berkualitas”kesuksesan awal untuk mempromosikan buah yang hampirtidak dikenal di Barat, yaitu’ kiwi ‘, diikuti dengan anggurdan sejenisnya. ikan segar dan ekspor makanan lautmenjadi penting, seperti juga agrikultur dan perikananintensif untuk memasok permintaan internasional.Pendapatan menjadi lebih tidak merata di seluruh dunia,kelompok besar dari hak istimewa di daerah selatan mem-berikan kesempatan investasi baru bagi masuknya super-market, yang kemudian memperluas operasi ritel merekake titik di mana supermarket menjual produk segar di duniaselatan lebih besar secara daripada kuantitas yang merekaekspor ke Negara-negara di utara. Perbedaan antara eksporberkualitas tinggi dan produk pertanian kualitas rendahdalam negeri berkurang, supermarket semakin tertarik pada

Page 492: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

477

penggabungan standar domestik dan standar ekspor(Reardon et al 2005, 47-56).

Rantai pasokan transnasional ini mengubah hubung-an antara Perusahaan Agrifood dan konsumen. Dalamkonteks di mana antar-negara membatasi ruang lingkupbagi pemerintah untuk merespon tuntutan masyarakatterhadap kualitas makanan, supermarket berada di garisdepan untuk menjamin keselamatan dan kualitas. Sepertirantai Agrifood yang menjadi komoditas, yang dalambahasa analisis rantai komoditas disebut ‘buyers-driven’-pembeli adalah raja (Gereffi dan Korzeniewicz 1994; Buschdan Bain 2004), masalah kepercayaan (Callon et al 2002;.Wilkinson 2005) diatasi langsung di supermarket terhadapketakutan akan keamanan pangan pada 1990-an yangdiperburuk oleh kekhawatiran konsumen dan kekhawatiranwarga tentang bahaya makanan hasil tanaman rekayasagenetik. Pertanyaan yang sifatnya Ethical (diekspresikanmelalui fair trade) seperti lingkungan dan masalah-masalahkesehatan (misalnya, organik) muncul ke permukaan. Su-permarket mulai mengundang pelanggan mereka - baik dariUtara dan Selatan – agar percaya dengan otoritas merekauntuk menentukan jaminan keamanan dan kualitas (Dixon2007). Beberapa melakukan strategi ini melalui labelmereka sendiri, seperti di Kanada, raksasa Loblaw yangdisebut sebagai ‘President’s memulai barisan rantai super-market dengan slogan “segar dan berbudaya”. Untukmakanan segar dan minimal makanan olahan, yang kurangbisa dibedakan oleh merek-merek supermarket, kontrolkualitas harus dibentuk di seluruh jaringan kontraktor dansubkontraktor yang mencakup seluruh dunia. Relasikuasanya mengalami perubahan dari kantor perusahaanpertanian di seluruh dunia, supermarket berpindah kemengantisipasi dan memenuhi tuntutan konsumen (Barlingdan Lang 2005, 43).

Page 493: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

478

Standarisasi yang diterapkan di kelembagaan peme-rintah gagal menjaga rantai pasokan Agrifood transnasional(Busch dan Bain 2004; Barling dan Lang 2005). Standa-risasi, hari ini seperti di masa lalu, membawa keseragamanproduk dan memfasilitasi pengiriman dan menggunakanberbagai budaya, geografi dan praktek manusia (Tanakadan Busch 2003, 30, 32). Basis genetik alpukat saat ini,seperti pisang pada abad yang lalu, mulai menyempit.Perbedaan dari masa lalu adalah bahwa tidak ada negarabangsa dan budaya pangan mendominasi, seperti tujuanimpor Britania (dan lebih luas Eropa) pada abad kesembilanbelas. Dengan kebutuhan standar antar-pemerintah, danjalan buntu antara kekuasaan pemerintah- tentang apa yangmereka harus lakukan,209 supermarket lah yang diperlukanuntuk menemukan cara-cara sendiri untuk mengendalikankonsumen yang jaraknya jauh.

Hal ini menyebabkan meningkatnya upaya untukpengawasan aktivitas di lokasi yang jauh melalui standar-disasi produk dan proses (Konefal et al 2007, 295).Perubahan-perubahan jaringan sangat dikendalikan olehsubkontraktor yang menjangkau seluruh dunia dan perludipantau apakah mereka patuh terhadap protocol yangsemakin spesifik dan seragam. Dan dalam konteks saat inikualitas menjadi hal yang di pertentangkan - dari rekayasagenetik hingga pestisida - penekanan ke sistem pertaniandiperdalam, dengan memperhatikan berbagai kriteria yanglebih luas yang berhubungan dengan produksi dan hasilnya.Prosedur teknis untuk menciptakan praktik standar oleh

209 Kemungkinan untuk standar antar-pemerintah diperkenalkan padatahun 1995 dengan otorisasi dari Codex Alimentarius Commissionsebagai wasit pembatasan diizinkan pada perdagangan, oleh Agree-ment on Agriculture of the World Trade Organization. Ini terdiridari ‘Sanitary dan Phyto-Sanitary (SPS) tindakan, salah satu daribeberapa diizinkan “Technical Barriers to Trade”(TBT).

Page 494: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

479

produsen dalam beberapa lokasi yang jaraknya jauhmerupakan tantangan berat.

“Peraturan pasar dari rangkaian suplai Agrifood”(Konefal et al 2007,. 284) bukanlah pekerjaan mudah untukdilakukan.210 Hal ini membutuhkan koordinasi perusahaanAgrifood dengan pasar utama, yang berbeda secara kualitas(UE vs AS dalam daging, mengenai standar organik). Halini juga memerlukan hubungan baru untuk kebijakan antar-pemerintah (McMichael dan Friedmann 2007). Ini beradadi luar cakupan bab ini, tetapi kami mencatat merekasebagai konteks untuk lembaga swasta awal dan palingkomprehensif untuk merancang dan mengimplementa-sikan teknologi audit ke pertanian dan ekosistem di seluruhdunia, yang berbasis di Eropa.

Pada tahun 1997, Euro Retailer Producer WorkingGroup Good Agricultural (EUREPGAP) - konsorsiumpengecer swasta, layanan makanan, perusahaan manu-faktur dan industri Agrifood lainnya, didirikan untukmengembangkan standar untuk memfasilitasi produk dariberbagai macam daerah. Tujuannya adalah untuk men-ciptakan sebuah standar umum dari buah,ikan dan bunga,sebagai layanan pada semua anggotanya. Supermarket akanmenggunakan merek mereka sendiri, EUREPGAP hanyberfungsi sebagai organisasi intra-industri. Dengan kon-sentrasi penuh sektor ritel di Eropa (Harvey 2007), sejumlahkecil rangkaian ritel mengikuti semua standar tunggal danmendominasi pasar antar benua. Hal ini dengan cepatmelatih ‘auditor’ untuk memantau praktek pertanian diseluruh dunia, untuk memenuhi syarat pembelian dan

210 Peraturan Swasta oleh modal Agrifood tampaknya akan munculsebagai proyek dalam konteks disintegrasi rezim makanan dari 1947-1973, namun bentuknya hanya secara bertahap muncul dari keduareorganisasi kapitalis dan politik antar-negara (Friedmann 1993,2005).

Page 495: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

480

penjualan di pasar Eropa. Standar EUREPGAP bertemuatau melebihi standar Uni Eropa, mereka bisa menjamin‘mutu’ di pasar lainnya juga. Petani seluruh dunia diundanguntuk berinvestasi dalam praktek, baik agronomi dandokumenter, untuk memenuhi standar yang lebih tinggidengan harapan menerima harga yang lebih tinggi.

EUREPGAP baru-baru ini dilahirkan kembali seba-gai GLOBALGAP (GG), dan dengan itu memperdalampenekanan pada teknis keseragaman standar. Pada tahun2004, di situs EUREPGAP menyatakan:

Dalam menanggapi permintaan konsumen, pengecerdan pemasok global, mereka telah menciptakan dan me-nerapkan serangkaian sektor standar sertifikasi pertaniantertentu. Tujuannya adalah untuk menjamin integritas,transparansi dan harmonisasi standar pertanian global.Ini termasuk persyaratan untuk keamanan makananyang dihasilkan yang memperhatikan isu-isu dari pekerjakesehatan, keselamatan dan kesejahteraan, isu ling-kungan dan hewan. (Eurep, dikutip dalam Friedmann2005, 255).

Pada tahun 2007, GG adalah ‘badan sektor swastayang menetapkan standar sukarela untuk sertifikasi produkpertanian di seluruh dunia. . . terutama dirancang untukmeyakinkan konsumen.211 GG telah menciptakan sebuahsistem untuk melembagakan standar transnasional yangmengatur visi ‘Good Agricultural practices’. Tujuannyaadalah untuk menetapkan SATU standarisasi . . denganaplikasi produk yang berbeda mampu diterapkan untukseluruh pertanian global. GG mengesahkan produk dariinput pertanian tapi tidak ditingkat petaninya, tetapi hanyasebagai “label bisnis”. GG ‘terdiri dari serangkaiandokumen normatif. . . Peraturan umum,. . . Control Points

211 lihat website GLOBALGAP (http://www.globalgap.org).

Page 496: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

481

dan Pemenuhan Kriteria, yang digunakan oleh badanindependen dan sertifikasi terakreditasi [TPC] di lebih dari80 negara. Untuk mengatasi masalah beberapa skemasertifikasi, masing-masing membutuhkan audit, GG men-dorong “skema jaminan pertanian pada tingkat nasionalatau regional” untuk “benchmark” sehingga mereka dapatdiakui oleh GG.212 Dengan demikian, pemerintah Meksiko,yang mengacu pada peraturan nasional untuk labelMeksiko Calidad suprema dapat mengajukan ke GG,sehingga dapat akreditasi produk dan diakui oleh GG.Proses pelabelan GLOBALGAP dapat dibandingkanandengan sistem penyaringan, yang memenuhi syarat dankeselarasan standar yang berbeda di seluruh dunia. Pem-bandingan dilakukan dengan baik dari “review anggota”dan “penilaian saksi independen”.213

Beragam Standar? Sertifikasi makanan , Sertifikasi tingkatWilayah

Kemajuan GLOBALGAP menemukan kesamaandengan cita-cita global dan inovasi organisasi nasional,yaitu proyek luar biasa yang dipelopori oleh Slow Fooduntuk “meningkatkan kualitas” dari tanaman spesifiksecara regional, ternak dan makanan siap saji, dan untukmembantu dalam membuat agar manfaat makanan tersebutdiketahui pelanggan yang dekat maupun pelanggan yangjauh. Setiap skema sertifikasi menghadapi masalahkompleks dan perubahan politik untuk mendefinisikan‘kualitas’ dan asal-usul serta jaminan proses produksi(Campbell dan LeHeron 2007). Namun Slow Food

212 Lihat What is GLOBALGAP (http://www.globalgap.org/cms/front_content.php?idcat=2).

213 Lihat GLOBALGAP - Benchmarking (http://www.globalgap.org/cms/front_content.php?idart = 44 & idcat = 29 & lang = 1 & client= 1).

Page 497: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

482

menantang standardisasi itu sendiri secara eksplisit akanmenimbulkan pertentangan yang akan terjadi di skala glo-bal. Untuk melakukannya, dibutuhkan proyek ambisiusuntuk menggantikan ‘fetisisme ganda’ di mana ‘pengeta-huan’ juga ‘dijual’ di samping komoditi itu sendiri(Freidberg 2003, dikutip dalam Bernstein dan Campling2006b, 430). “Pengetahuan” ini disampaikan pada labelsupermarket yang telah berevolusi menjadi bentuk literalyang disebut ‘supermarket pastoral’, yang memberikankesan yang sangat berbeda dari apa yang penyidik temukandi lokasi produksi aktual (Pollan 2006). Slow Foodmemenuhi syarat tidak hanya dalam produk atau komoditisaja, namun konteks budaya dan ekologi.

Kawasan dunia didefinisikan sebagai bioregionsbudaya yang unik, layak diapresiasi, didukung, dan mem-butuhkan bantuan timbal balik dalam rangka mengem-balikan kehilangan keanekaragaman hayati dan budaya,yang dilihat sebagai ancaman terkait dengan kelangsunganhidup manusia. Hasil produksi dari banyak kawasan inimenjadi komoditas untuk bertahan hidup, tetapi upaya initidak hanya untuk meningkatkan karakteristik mereka,tetapi untuk menjamin keunikan tanaman yang kadanghanya bisa ditanam di kawasan tertentu saja. Presidium214

produk ini dijual pada jarak jauh yaitu untuk ekspor dalamterm internasional, namun berbeda dengan tanaman eksporklasik seperti kopi, asal-usulnya terletak pada agronomi danbudaya makanan lokal, dan yang terakhir merupakan objekregulation.215

214 Presidia adalah ‘kerja tangan’ The Ark of Taste dari Slow FoodFoundation for Biodiversity (lihat catatan kaki 19). Presidia adalahproyek-proyek kecil yang membantu kelompok produsen tradisioniluntuk ‘membangun kualitas dan keaslian standar untuk produkmereka. . . menstabilkan teknik produksi, untuk menetapkan standar.

215 Apakah ini dapat berhasil, ia menghindari beberapa masalah yangdianalisis oleh Bernstein dan Campling (2006b).

Page 498: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

483

Proyek ini didasarkan pada pengalaman berbeda disupermarket-supermarket Eropa yang melahirkan GG,terroir dan Controlled Denomination of origin (DOC). Halini berangkat dari model DOC dalam dua cara. Pertama,tidak membekukan teknik produksi. Slow Food tumbuhdari eksperimen awal Carlo Petrini dan rekan-rekannyauntuk ‘membangun. . . wilayah ‘di wilayah Langhe, Italia,di mana kota Bra, markas Slow Food terletak.216 initermasuk usaha membawa produsen anggur, restoran danwartawan bersama-sama untuk merencanakan pembaruankomersial berdasarkan kualitas makanan. Rencana tersebutdilaksanakan melalui katalog produk, sejarah lisan individudan situs produksi, seperti kebun anggur dan gudang,menekankan kekhasan masing-masing dalam kekhasandaerah, dan -paling inovatif- pendidikan petani, vintners,dan lain-lain berdasarkan kombinasi pengetahuan formal,misalnya, dari peternak hewan, dan pengetahuan praktispetani, pekerja tangan dan juru masak.

Kedua, kawasan ini, yang berkembang di Italia dankemudian merembet ke belahan dunia lain, jarang sesuaidengan yurisdiksi politik yang ada di Negara tersebut.“Setiap produk tunggal memiliki batas dan bentuk ruangsendiri, dan mereka secara bersamaan membentuk sebuahmosaik geografis dengan beberapa persimpangan ‘(Petrini2001, 40). DOC (dan di Perancis, Appellation d’OrigineControllée) telah yakini oleh negara-negara nasionalsebagai bagian dari warisan proteksionis abad kesembilan

216 Asal dari gerakan Slow Food di Italia pada akhir 1970-an.Sekelompok muda radikal yang bertujuan untuk meningkatkankesadaran produk lokal, menarik perhatian apresiasi makanan dananggur - budaya menghubungkan dan keahlian memasak untukmasalah tanah dan tenaga kerja, produksi dan konsumsi. Arcigola,pendahulu Slow Food didirikan di Bra, Italia pada 1986. gerakanInternational Slow Food diresmikan pada tahun 1989 denganpenandatanganan Manifesto Slow Food (Petrini 2001).

Page 499: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

484

belas. Kekayaan intelektual telah menjadi kompleks ketikadenominasi diklaim oleh mereka yang di luar negeri, mi-salnya, melalui varietas transplantasi tanaman. Untukalasan ini, dan bagi orang lain ini adalah usaha memben-dung perselisihan yang masih belum terselesaikan di WTO,Uni Eropa mempromosikan pelaksanaan GeographicalIndications (GI), yang juga tampaknya bagi pemerintahdan produsen di negara-negara lain, ini cukup menjanjikan.Meskipun demikian apa pun yang terjadi dengan GI, Pre-sidia dan penjamin mereka dalam Slow Food Foundationfor biodiversity, yang bekerja secara berbeda, setidaknyasejauh ini, belajar dari keberhasilan keju ReggianoParmigiano - yang pada 1980-an datang untuk dijualdengan harga tinggi di seluruh dunia justru karena bisamenjamin protokol produksi dari jenis sapi hingga padangrumput untuk mempercepat proses menciptakan cara-caramembentuk jaminan kualitas untuk produk tertentu danmembangun jaringan apresiasi pelanggan, baik lokal danmaupun konsumen yang jauh.

Dalam pandangan ini, varietas tanaman khas daerahdan perkembangbiakkan ternak, serta makanan tradisional,hanya bisa bertahan hidup dengan mencari pelanggan.Menghargai dan memberi pengetahuan pada pelangganpada gilirannya, tidak hanya memerlukan “sifat pen-didikan” –sesuatu yang dilakukan Slow Food sebelummemperhatikan tanaman, ternak dan keragaman makanandi skala dunia-. Ini juga membutuhkan definisi kualitas,distribusi kepada pelanggan dan jaminan untuk mem-pertahankan standar kualitas yang ditetapkan. Hal ini padagilirannya mengharuskan petani dan pekerja yang mem-buat makanan olahan dihargai lewat penghargaan sosialdan uang, dan didorong untuk berinovasi. Semua persya-ratan-persyaratan ini ditujukan dalam Manifesto Ark217

217 The Ark of Taste merupakan proyek dari Slow Food Foundation

Page 500: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

485

pada tahun 1997, dan dibentuk melalui Presidium,organisasi diciptakan dan dikoordinir oleh Slow FoodFoundation for Biodiversity (SFBD) yang didirikan padatahun 1999.

Sejak tahun 2003, Presidia diciptakan atas inisiatifkelompok-kelompok lokal (tidak hanya produsen) untukmenentukan kriteria untuk produk-produk berkualitas yangspesifik ‘dengan potensi komersial “(Petrini 2001, 92).Setiap Presidia membuatkan standar kualitas sebuahproduk tertentu, baik berbagai tanaman atau hewan, atauproduk artisanal yang terbuat dari bahan-bahan itu, ataukeduanya; membuat standar kualitas bagi sebuahkombinasi spesifik agar dapat mendatangkan orang-orangyang dapat memproduksi, dan menggunakan teknik-teknikyang spesifik. Berbeda dengan GLOBALGAP, Presidiaharus memberikan cara menaikkan kualitas pada sebuahproduk yang unik seperti mendorong inovasi produsen lokal(dalam parameter dinegosiasikan), mendorong mereka agarberbagi pengetahuan sesama mereka melalui pertemuan-pertemuan internasional Presidia (misalnya, oleh parapembuat keju kambing di daerah yang berbeda), danmembedah konsep di luar ‘terroir’ untuk memasukkantanaman dan makanan yang diperkenalkan kepadaekosistem baru (misalnya, keju yang belum dipasteurisasidi Amerika Serikat, yang termasuk ke Presidium tunggal).

Tentu saja, pasar tidak mudah dibatasi, sehinggaSFBD bekerja dengan ketegangan dalam “rangkaianpendek pasokan makanan”. Fitur standarisasi kualitas yangkedua adalah berapa banyak pengetahuan tentang produkyang tertanam di dalamnya bukan jarak geografis atau

for Biodiversity ke dalam katalog ‘Forgotten flavours’ - spesies,keturunan dan praktek artisanal untuk membantu menyelamatkanmereka dari kepunahan (lihat http:// www.slowfoodfoundation-.com/eng/arca/ lista.lasso).

Page 501: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

486

jumlah hubungan dalam rantai pasokan (Marsden et al2000b). Dengan menekankan pengetahuan, mencari carauntuk memasukkan produk daerah tertentu, dan menjaminbahwa standar kualitas telah diikuti, SFBD melakukanbeberapa telaah tentang standardisasi yang ditemukandalam pengiriman barang dari tanaman “organik” jarakjauh (Guthman 2004; Raynolds 2004) . Fonte berpendapatbahwa “yang sebenarnya penting dalam sistem Agrifoodlokal adalah penguatan jaringan makanan dalam konteksteritorial. . . Wilayah (kedekatan geografis) atau yang bisamempereratnya, seperti kedekatan sejarah, yaitu meman-tapkan nilai-nilai bersama, norma-norma, peraturan dandalam kegiatan ekonomi yang terkoordinasi (sosio-ekonomi dekat) (2006, 3) .

Untuk tujuan ini, SFBD membuka diri untuk me-nerima tawaran dari kelompok berbasis territorial, se-muanya bisa mengajukan, tidak terbatas kepada produsensaja, untuk menciptakan sebuah Presidia agar tanamanjenis tertentu, varietas ternak dan makanan tradisional tidakmengalami kepunahan. The Ark of Taste menjadi data-base untuk catalog makanan berisiko di seluruh dunia.Presidia membantu produsen dengan membawa merekabersama-sama, mendokumentasikan sejarah mereka,menetapkan teknik produksi, kadang-kadang membantuuntuk memperbaiki kualitas produksi, pengembangankapasitas dan bahkan prasarana seperti rumah pertanianatau Rumah Pemotongan Hewan. Presidia membentukjaringan yang dikoordinasikan oleh SFBD.

Dengan bekerja secara Transnasional, dan tidakmembiarkan snail logo dipakai di Presidia, SFBD berusahauntuk mengatasi ‘label fatigue’ yang dialami oleh konsumendunia dalam mengembangkan sertifikasi (Goodman 2003,10). Pada saat yang sama SFBD memberikan perhatianpada “cita rasa terdidik” untuk menambahkan kepuasankepada para pemakan/peminum ini hingga menarik

Page 502: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

487

mereka untuk peduli, misalnya, label “fair trade” dan “cor-porate imitators”; yaitu usaha Slow Food untuk melakukan‘pendidikan’ yang dalam terroir, dan ini memang benar-benar dibutuhkan, mereka berusaha untuk bergerak di luarpengetahuan ‘voyeuristik’ yang dicanangkan untuk menarik‘konsumen etis’ dan testimonial mereka (Goodman 2004,900).

Sebuah langkah besar dalam skema perubahan inimerupakan kesepakatan yang ditandatangani antara SlowFood dan Coop, sebagai supermarket terbesar di Italia,untuk memasarkan produk Presidium. Coop mencobauntuk tidak hanya menjalin hubungan dekat denganprodusen. Hal ini dimediasi oleh Presidia. Slow Food, samadengan GG,yang tidak mengizinkan logo untuk digunakanpada produk Presidia, namun dalam hal ini menjadi latarbelakang mendukung sertifikasi tanaman, peternakan,sistem pertanian, teknik pemrosesan dan karena itu,diharapkan, terjadi budaya makanan yang kompleks.

Perjanjian antara Slow Food dan Coop Italia mem-bantu merangsang permintaan produk tetapi Slow Foodmenjamin bahwa ini akan terjadi dengan cepat dan dalambatas-batas yang layak di skala kecil yaitu produksiartisanal, sehingga ini menjaga mereka dari tantangan-tantangan khusus yang sering berusaha untuk “mem-pertimbangkan” produksi “niche” dan pemasarannya(Goodman 2003). Coop Italia, untuk bagian ini, mendidikkonsumen, melatih staf dan membuat event uji coba untukmembantu menumbuhkan kesadaran perusahaan untukmenerapkan aturan di Presidia. Mereka juga menarikkonsumen hibrida yang membeli makanan khas, makanantradisional di samping pembelian rutin mereka. Perjanjianini menawarkan kesempatan kepada pengecer makananbesar agar stok produk local berurusan dengan produsenkecil dan, tren dominan terhadap ekspansi global super-market dan restrukturisasi mereka dalam rantai pasokan,

Page 503: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

488

pelokalan pasokan dan saluran distribusi. Hal ini me-nawarkan kemungkinan ‘perubahan logika dari perusahaanritel besar, jauh dari pasar massal, terhadap pasar “niche”universal, yang dibatasi secara teritorial’ (Fonte 2006, 16).

Bisa atau tidaknya Slow Food memperpanjangstrategi ini dalam pemasaran ke seluruh dunia, Slow Foodmenawarkan sebuah contoh bagaimana sebuah pasar“niche” muncul dan dikoordinasikan. SFBD sedangmencoba untuk melakukan hal ini dengan memperluas visistrategis dan jaringan ke Selatan, sebagai tempat untuksebagian besar keanekaragaman hayati di dunia. Hanyaempat tahun sejak Presidium diciptakan, 41 Presidia adadi 21 di negara-negara Selatan (Slow Food Foundation2007). Pada bulan November 2007 Slow Food menye-lenggarakan kongres internasional di luar Eropa untukpertama kalinya di Puebla, Meksiko (Slow Food 2007).Seperti yang telah terjadi di Italia, isu keanekaragamanhayati, makanan, dan hak asasi petani dari Utara danSelatan muncul bersama pada sebuah panel (V Slow FoodInternational Congress Agenda). Vandana Shiva dan CarloPetrini – yang sebelumnya telah bergabung teoretikus laindan aktivis dari seluruh dunia- mengeluarkan Manifestobersama tentang Masa Depan Pangan, dan setahun setelahitu mereka melakukan pertemuan international dengankomunitas masyarakat pangan yang bernama Terra Madre(‘ mother earth ‘), dan membawa produsen dari masyarakatadat dan lainnya bersama-sama untuk saling tukar dansaling bercerita tentang pengalaman mereka.218

Dua Strategi di Dataran Tinggi Michoacan, Meksiko

Di dataran tinggi Meksiko tengah, label Bioregionaldirancang untuk mendukung pembangunan kembali

218 Lihat http://www.slowfoodfoundation.com.

Page 504: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

489

pertanian adat yang terancam oleh konversi untuk eksporpertanian.219 Label Bioregional telah muncul dalam kontekspelaksanaan standar phytosanitary dan Good AgriculturalPractices ( GAP), yang cepat dan sangat mengubah sistempertanian terhadap keseragaman ekspor. Reorganisasipertanian untuk ekspor alpukat telah meminggirkan banyakvarietas dalam sejarah pertanian mereka, usaha ini meng-andaikan hanya ada satu standar, dan baik dari segi agro-nomi dan hubungan sosial produksi untuk semua tanamantermasuk jagung. Ekspor produksi alpukat, seabgaitanaman yang tidak membahayakan air dan sumber dayahutan, memperdalam ancaman impor jagung untukproduksi subsisten bagi masyarakat adat di kawasan itu.

Alpokat yang Meng-Global

Sektor alpukat Michoacán telah berkembang secaradinamis sejak 1970-an. Mereka menanam Varietas alpokatHass yang dikembangkan di California yang kemudiandibawa ke Mexico pusat, karena iklim diwilayah ini cocokuntuk penanaman jenis ini dan akhirnya komoditas inimenggantikan varietas asli yang ada disana (Stanford2002).220 Di tahun 1970, kebijakan pangan pemerintahMeksiko tidak bisa mengimbangi peristiwa yang bergerakcepat yang berhubungan dengan minyak dan krisis pangan.Booming minyak Meksiko meningkatkan pendapatan danpermintaan untuk makanan, tetapi upaya pemerintah untukmemerangi inflasi dengan menjaga harga pangan tetap

219 Bagian ini melaporkan hasil awal dari penelitian lapangan yangdilakukan dari bulan Februari sampai Juni 2007.

220 Untuk waktu yang lama tanaman jenis Criollo di budidayakan diMeksiko. Tetapi kemudian digantikan oleh Jenis Hass adalah jenisunggulan dalam segi produksi dan pemasaran, karena jenis Hasssangat transportability (bisa dikirim lewat alat transportasi ke tempatyang jauh) dan umur penyimpanan lebih lama, ini dimungkinkankarena kulit buah ini lebih tebal.

Page 505: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

490

rendah mendorong para petani yang berorientasi komersiluntuk menjauh dari tanaman pangan menuju tanamandengan nilai tinggi (Scherr 1985, 13-14). Mereka yangmemiliki sumber daya mencukupi bergeser untuk mem-produksi buah-buahan, sayuran dan ternak. Pada 1980-an,setelah kegagalan Meksiko dalam menangani “krisishutang” berakibat terhadap terjadinya penurunan drastisdaya beli dalam negeri, para petani mulai mencari peluangekspor. alpukat Meksiko mencapai Eropa, Jepang danKanada, tetapi diblokir dari pasar AS karena laranganphytosanitary di tempat itu sejak 1914.

Akses ke AS dan kemudian tuntutan pasar duniamenjadikan alpukat sebagai komoditi impor utama padatahun 1980, dilakukannya kampanye phytosanitarymengubah kualitas produksi dan kekacauan pasar nasionalke peningkatan kualitas dan produksi alpukat di dunia(Stanford 2002).221 Peraturan tentang phytosanitary iniberlaku untuk penyakit tanaman, pengendalian hama danpenggunaan pestisida yang diawasi oleh dewan kesehatantanaman kota, dengan persetujuan inpektur DepartemenPertanian US.222 Para insinyur yang bertanggung jawab ataskampanye phytosanitary menjelaskan bahwa itu dimak-sudkan untuk memperbaiki, karena tidak adanya peraturanyang lengkap untuk alpukat, dengan kata lain, terjadi‘Kekacauan Produksi’

Harga menjadi tak stabil karena produsen tidak me-modali kebun mereka yang kemudian dijual murah, jadisituasi ini diprovokasi ... oleh standarisasi - bahwa adaundang-undang. Dan juga. . . panen benar-benar gagal.Mereka panen dengan batang pohon dan buah yang

221 Fieldwork 2007.222 Wawancara, Dirección General de Agoalimentaria Inocuidad,

Acuícola y Pesquera(General Direction of Food Safety, Fisheriesand Aquaculture) 9 April 2007.

Page 506: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

491

jatuh di tanah dan dalam waktu delapan hari akanmenjadi busuk dan benar-benar hitam. Jadi, semua inimenyebabkan pembuatan standar. Standar memberi tahucara panen, cara transportasi dan akhirnya kualitas akanmeningkat, standarisasi mengajarkan bagaimanamenyimpannya dan juga mencegahnya dari hama. Jadistandar berbicara kepada seluruh proses: produksi,pengepakan dan pengiriman.223

GAP (cara-cara bertani yang baik) juga diperlukandi ladang. Pada tahun 1999 Sekretaris Ekonomi Mexico,Menteri Pertanian dan Bancomext (sebuah bank nasionalyang bertujuan untuk mempromosikan bisnis Meksiko diluar negeri) membuat Meksiko Calidad suprema (Mexicosupreme Quality) – sebuah label yang bertugas untukmeningktkan kualitas agar lebih tinggi, sehingga pen-jualnnya pun yang lebih bagus (seperti Wal-Mart) dank eluar negeri. Pada tahun 2006, label ini mengacu ke GLO-BAL / EUREPGAP, yaitu standar pemerintah untukpenjual eceran. Sekarang sertifikasi ini tidak hanya berlakudi pengepakan, tetapi juga di proses penanamannya. Ada11.000 Ha alpukat sedang dalam proses dan harus diser-tifikasi hingga akhir 2007. Sektor alpukat secara universaldipandang sebagai hal bagus oleh pemerintah Meksiko yangbertanggung jawab untuk mempromosikan nilai eksporagar tinggi - untuk organisasi produsen alpukat, pembe-rantasan hama dan penyakit, penerapan GAP dan GoodPractices, peningkatan harga dan volume exports.224 inilahkeberhasilan dari “green gold”, orang-orang berusaha mati-matian untuk mencari nafkah disini mengakibatkanmenjamurnya pembelian tanah – satu hektar di sini, duaatau tiga hektar di sana - bahkan terjadi pembelian terhadap

223 Wawancara, MA, Uruapan, 14 Maret 2007.224 Wawancara, RG Uruapan, 4 Mei 2007

Page 507: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

492

tanah komunal (ejidal), yang dengan segera setelah itudisahkan oleh amandemen Undang-Undang Dasar 1992.Hutan menjadi gundul untuk menanam pohon alpukat.Mereka ditanam di tempat lain, bahkan di tanah yang tidakdapat mendukung produksi alpukat untuk iklim atau alasanekologi.225

Ini merupakan sukses besar walaupun menciptakanbahaya sosial-ekonomi dan ekologi untuk orang lain.Ketergantungan pada satu varietas, tidak hanya di Mi-choacán tetapi melalui semua daerah penanaman alpukatdi dunia, meningkatkan kerentanan terhadap wabah danpenyakit pada tumbuhan yang bisa menyebar ke seluruhwilayah.226 Timbul kesadaran karena terjadi perubahaniklim regional yang mengikuti penanaman alpukat secaraluas ini. Penebangan hutan pinus untuk produksi alpukatmengakibatkan penurunan debit air tanah – dibandingkandengan dulu sewaktu masih hutan pinus-.227 Tanah dan airtercemar oleh bahan kimia pertanian yang diizinkan olehGAP, yang berargument tentang kesehatan konsumen – danorientasi eksport- tetapi menyebabkan kerentanan baru diekologi.

Ancaman konvergensi pada subsistensi masyarakat adat

Di dataran tinggi barat Michoacan ada sebuah daerahyang dikenal dengan nama Meseta Purepecha yang tidak

225 Suatu hari ketika mengunjungi sebuah ejido di Tierra Caliente yangmemproduksi blackberry, penumbuh menjelaskan bagaimanatetangga di seberang jalan (bukan bagian dari ejido itu) telahmencoba membudidayakan alpukat meskipun lingkungan tidak tepatdan kondisi tanah. tanah itu dangkal dan tidak bisa mendukungsistem akar yang mendalam. Jadi dia membeli tanah atas danditanam kebun buah alpukat pula. Akarnya sekarang telah mencapaibatas mereka dan pemiliknya berusaha untuk menjual kebun itusebelum menjadi terlalu jelas tak terelakkan.

226 Wawancara, Uruapan SMA, 10 April 2007227 Wawancara, Morelia SHD, 4 Juni 2007.

Page 508: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

493

menginginkan pertanian komersial. Penduduk Mesetamerupakan masyarakat adat Purepecha yang hidup dalamkomunitas agraria di seluruh wilayah, kebanyakan diketinggian lebih dari 2000 meter yang udaranya tidak cocokuntuk menanam alpukat.228 Dikarenakan adanya teritorialpegunungan api di Michoacan yang sangat membedakanekosistem di daerah terdekatnya, tidak hanya termasukkebun alpukat namun juga yang ada dibawah ketinggianmereka seperti mangga, lemon dan berry. Meskipundemikian komunitas purepecha dan komunitas didataranrendah saling terkait dengan kebun alpukat paling produktifdi dunia.

Sebaliknya pada area ekpor alpukat terdekat, komu-nitas purepecha menggunakan subsistensi dan pertanianproduk khusus skala kecil terutama jagung, labu dan kacangdengan tenaga kerja keluarga (dalam cara pertanian yangdirujuk sebagai milpa. Berbagai jenis jagung dalam wilayahtersebut adalah bagian dari kepingan keberagaman genetikdi Amerika yang sebagai pusat dari asal jagung. Variasi yangterjadi merupakan hasil dari adaptasi beratus-ratus tahunyang dilakukan oleh petani untuk merubah penerapangeografi dan budaya. Tempat ekologikal yang tidak terbatas,yang amsing-masing memiliki kondisi iklim yang unik telahmenyebabkan petani dalam setiap tempat untuk terusberadaptasi dengan varietas lokal. Komunitas telah memilihdan mempertahankan berbagai tipe jagung untuk peng-gunaan yang berbeda. Disebabkan oleh kelangkaan air diwilayah, sehingga tanaman tidak teririgasi, dan hanya de-ngan penggunaan air yang tertampung dalam tanah saatmusim hujan saja. Beberapa pemasukan dari luar digu-nakan dalam pertanian tradisional. Benih benar-benar

228 Di Meksiko, masyarakat adat memiliki status hukum yangmelibatkan kepemilikan lahan kolektif yang berbeda dari sistemejidal.

Page 509: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

494

dipilih oleh petani, disimpan, ditukar dan ditanam kembali.Milpas adalah usaha intensif namun juga bisa dikem-

bangkan dalam pertanian yang sukar untuk memberikankeamanan pangan untuk kelangsungan dalam secaralingkungan. Rata-rata hasil panen di meksiko rendah jikadibandingkan dengan produksi jagung monokultural yangdisubsidikan dengan tinggi di amerika serikat. Namunkonsep dalam penilaian efisiensi dalam hasil panen yanggagal untuk menangkap kenyataan yang sulit dalamproduksi jagung di pedesaan di meksiko. Penyesuasianstruktural dibentuk ulang pada tahun 1980an dan NorthAmerican Free Trade Agreement pada tahun 1995 menye-babkan kemunduran dukungan pemerintah pada produksijagung domestik. Impor jagung amerika serikat229 saat inilebih murah sekalipun kandungan gizinya rendah, yangmana bisa masuk ke dalam negara meskipun ada penolakanmasyarakat meksiko dalam penanaman domestik. Jagungrekayasa genetik telah didistribusikan sebagai makananlokal, dan pada tahun 2000 landrace asal ditemukan dalamjejak yang berisi rekayasa genetik, kemungkinan daripenanaman lokal atau jagung yang didistribusi. Keragamandi pusat asal menjadi beresiko.

Michoacan menghadapi deforestasi yang menye-babkan lebih dari setengah hutan asli hilang sejak tahun1962. Secara nasional, kebijakan pedesaan selalu dibuatuntuk perluasan agrikultur daripada pelestarian hutan.Padahal hutan sangat penting untuk memberikan kebe-ragaman hayati hingga ekologi wilayah dan hutan jugamelindungi sumber air dalam akuifer bawah tanah. Hutan

229 Tiga puluh persen dari Jagung dikonsumsi di Michoacán berasaldari Amerika Serikat (lihat http:// www.lajornadadeMichoa-cán.com.mx/2007/01/12/index.php?section-finanzas&arti-cle=009n2fin). Pada tahun 2006, 61 persen dari seluruh jagungditanam di AS dari berbagai rekayasa genetika (lihat http://www.csmonitor.com/2006/0831/p15s01-sten.html).

Page 510: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

495

juga berfungsi sebagai tempat melakukan aktifitas ekonomibagi komunitas purepecha, dimana sumber utama daripekerjaan adalah kerajinan kayu dalam keluarga ataukomunitas, mereka menggunakan kayu hutan untuk mem-buat peti kayu yang digunakan untuk menaruh alpukat.Dalam waktu perekonomian sedang sulit, banyak terjadipenebangan ilegal tanpa usaha penanaman kembali. Dika-renakan banyak hutan yang gundul dimana-mana dandibukanya lahan untuk penanaman alpokat, pemeliharaankeberlangsungan hutan menjadi lebih penting. Semenjakkebanyakan hutan Meksiko ditangani secara bersama olehejidal atau sistem pengangan tanah masyarakat adat, komu-nitas ini harus mampu melanjutkan penghidupan padatanah mereka sehingga mereka tidak harus mengeksploitasisumber alam mereka dengan cara merusak.

Coyote Rojo: melindungi Varietas asli melalui penjualan.

Berlawanan dengan latar belakang kemunculan Coy-ote Rojo. Mereka (“red Coyote” atau jiuatsi Xarhapitidalam bahasa purepecha) adalah label organik bioregional,yang mulai menjadi produsen bersertifikasi pada bulanagustus 2007. Coyote Rojo bertujuan untuk menjadi pelin-dung dan mempromosikan keragaman hayati, menjujungtinggi praktek budaya dalam penyimpanan benih, metodeproduksi tanaman dan makanan khusus, untuk melindungisumber alam (air dan hutan) dan kelangsungan untuk me-manennya (Coyote Rojo reglamanto). Kebalikan dariMexico Calidad Suprema- label merek pemerintah yaituGLOBALGAP yang bukan pertanian melainkan bioregionalam yang dituju.

Standar yang diuraikan oleh produsen yang berpar-tisipasi di dalam label. Pertama dinisiasi dan dipimpin olehseorang visionari yang bernama Fulvio Gioanetto, seorangimigran asal Italia yang telah hidup di kawasan itu selamasebelas tahun. Gioanetto mengepalai kantor sertifikasi

Page 511: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

496

organik internasional Bioagricert di Meksiko (basisnya diItalia) dan dia sendiri adalah seorang petani jagung. Diamenulis Il Manifesto yang diterbitkan di penerbitan italia,pertama kali diterbitkan atas ide dari pendiri Slow Food(Petrini 2001, 7), menandai hubungan intelektualnyadengan gerakan internasional.

Produsen disertifikasi dengan tiga bagian untukmemenuhi standar organik nasional meksiko dan dokumenproduksinya harus diproses dengan Coyote Rojo. Sejakbeberapa pemasukan digunakan dalam agrikulturtradisional di wilayah. Mensertifikasi produksi organikadalah cara untuk menunjukan keberlanjutan praktekagraria dalam terminology saat ini.

Coyote Rojo memperluas ruang lingkup terroirdengan menggeser ke bioregion. Komunitas pertanianbioregional mengambil keuntungan dengan memperbaha-rui sumber energi, mempromosikan dan mempertahankanagrikultur organik. Coyote rojo melindungi kemampuanmereka untuk melanjutkan kendati mengancam ekosistemmelalui pembangunan bisnis berdasarkan kemapuan lokal,pengetahuan dan kapasitas.

Label Coyote Rojo adalah cara untuk mengkonfron-tasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh komunitasmasyarakat adat dengan sistem pertanian yang dipusatkanpada jagung. Ratusan varietas jagung dikhususkan untuklokal, mewakilkan simbol budaya meksiko yang palingbesar dan memiliki nilai tinggi pada konsumen jika merekabisa mengidentifikasi. Jika masyarakat ada memperbaharuipengetahuan yang berharga tentang bagaimana mengolahmilpas. Dengan mempromosikan komersialisasi jagunglokal, diharapkan proyek dapat melindungi praktekpertanian yang unik di wilayah, untuk mempertahankandan mengisi kembali persediaan sumber air yang menipisdan melindungi hewan lokal dan banyak tanaman selainjagung. Mempertahankan praktek panen memberikan

Page 512: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

497

masyarakat desa mendapat pekerjaan sementara mem-pertahankan hutan. Bioregionalisme mendukung mem-pertahankan, memperbaiki dan meningkatkan kehidupanlokal yang membentuk planet.

Komersialisasi membutuhkan konsumen kepadasiapa label menawarkan garansi kualitas pada produktradisional, termasuk kualitas estetis dan organopletic (sen-sor). Kami membuat pasar dan garansi label yang palingcocok, menyadarkan dan menjamin konsumen, tidak hanyaproduksi yang bagus untuk kesehatan mereka, kualitashidup dan lingkungan namun pada waktu yang samamenjamin rasa yang otentik dan keindahan original.Mungkin gema masyarakat kota yang mendukungmakanan regional di eropa, menarik pada notalgia pasar230,kepada mereka yang meninggalkan rumah mereka ketempat lain. Membentuk hubungan emosional/budaya/sejarah antara konsumen, produsen dan asal tempat dariasal makanan. Produk-produk saat ini tersedia di pertaniandan pasar lokal (tianguis) di beberapa negara, dan adadiskusi tentang penjualan di tempat yang lebih besar. Wal-mart di meksiko memberika ketertarikan, namun coyoterojo belum menyanggupi karena label belum cukupsertifikasi dalam hal kuantitas untuk mensuplai.231 Ko-munikasi pribadi, Gioanetto, 24 Oktober 2007.

Pembangunan ini terjadi dalam konteks nasional yangterlihat perlawanan yang ekstrim dalam penggeseranmeksiko pada kebijakan agrikultural yang dipimpim olehekspor. Pemberontakan the chiapas yang terjadi pada tahun1994 menginisiasi tuntutan untuk merevisi bagian NorthAmerica Free Trade Agreement dalam agrikultur yangmelarang perdagangan bebas jagung dan kacang. Krisis

230 Wawancara, SBU San Juan Nuevo, 13 Juni 2007.231 Komunikasi pribadi, Gioanetto, 24 Oktober 2007.

Page 513: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

498

tortilla di awal tahun 2007 membuktikan kelanjutan oposisipetani dan masyarakat adat dalam kebijakan nasional.Label bioregional coyote rojo yang berhubungan secaraintelektual dengan Slow Food dan secara sistematis denganagrikultural meksiko dan politik lingkungan adalah proyekpraktek oleh satu komunitas untuk membantu perlin-dungan keanekaragaman hayati regional dan praktekbudaya, kemampuan masyarakat untuk mempertahankandiri mereka dan keluarga mereka pada tanah mereka danmembangun kembali ekologi regional denga memasarkanproduk secara lokal namun yang paling penting juga dipasar yang jauh.

FOOD PLUS LOKAL: Sebuah Label Daerah di Ontario,Kanada

Inovasi terbaru dalam peningkatan pasar lokal,kelangsungan pangan terjadi di daerah toronto. Karak-teristik agrikultur amerika utara yang basis keseluruhannyapada tanaman dan peternakan yang dikenalkan oleh imig-ran dari eropa 200 tahun yang lalu. Para imigran datangdengan selera baru dan tanaman dari bebagai bagian diseluruh dunia dalam waktu setengan abad hingga sekarangnamun mereka menetap di kota-kota. Tantangan dalamkonteks ini adalah untuk membentuk sebuah pengem-bangan sistem pangan regional dengan tipikal “placelessfoosscapes”, yang mana secara mendalam berakar padabudaya pangan. Di sisi lain, percampuran budaya secaraberlanjut mengganti selera dan membutuhkan bahan-bahan; di sisi lain petani yang berumur dan hilangnya lahanpertanian dasar untuk lahan urban membuatknya sulituntuk memperbaharui pertanian untuk mensuplai mereka.Maka dari itu, contoh ini berbicara tentang ekologi danpenanaman budaya, yang membutuhkan baik pemba-haruan sistem pertanian dan adaptasi hubungan, praktek

Page 514: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

499

dan pangan hingga perubahan pencampuran budaya.Local Food Plus yang dahulunya bernama Local

Flavour Plus232 terbentuk sebagai organisasi non-profitselama proses negosiasi dengan kontrak pertamanyadengan University of Toronto yang mempunyai 60.000mahasiswa. Ini adalah inovasi Third Party Certifier, yangmenemukan identitasnya, masyarakat, peraturan dalamrangkaian kerjanya dengan institusi publik besar untukmendesain dan melaksanakan kontrak pelayanan panganuntuk membentuk perusahaan pelayanan pangantransnasional yang menawarkan makanan ke dua dari tigakampusnya. Permintaan penawaran yang mana dibentukhampir setahun, membutuhkan kerjasama “untuk meng-gunakan dan menyokong produk pertanian lokal untukmakanan porsi kecil yang disertifikasi oleh LFP.233

Fitur utama dari konstelasi yang terbentuk lebih daribeberapa bulan memberikan tanggapan kreatif hinggaketegangan diantara gerakan dan tujuan pasar. Salahsatunya adalah pergeseran dalam prioritas hingga petanilokal sebagai basis untuk kelangsungan sistem makanan.Lokal telah lama menjadi bagian dari percampuran isu,namun masih belum menjadi prioritas. Petani organik telahmemperjuangkan pasar apapun untuk menghadapi impor“industri organik” dan kegigihan praktek supermarket yangmenggunakan suplai rantai jangka panjang, terutama daricalifornia. Keamanan pangan dan organisasi anti-ke-laparan, yang mana paling lama dan bagian yang paling

232 Perubahan nama ini disebabkan oleh penemuan masalah kekayaanintelektual di bagian lain di Kanada. Hal ini mengindikasikan betapacepatnya pertentangan dapat muncul pada setiap skala yang cepatberubah dalam konteks ekonomi dan hukum politik.

233 Sebagian besar dari apa berikut diambil dari artikel yang ditulis olehFriedmann (2007b), yang menggunakan metafora untuk menangkapcara tertentu yang telah disesuaikan LFP ‘perbaikan terus-menerus’model dari antagonis ke kolaboratif.

Page 515: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

500

pertama didirikan dalam gerakan pangan, termasukketahanan sebagai tujuan kedua. Salah satunya adalahFoodShare yang juga memberikan dukungan institusi yangpenting untuk LFP dalam tahapan pembentukannya,terutama president pendiri LFP Lori Stahlbrand.Stahlbrand sendiri datang utnuk memprioritaskan makananlokakl melalui kerja dan hubungan dari organisasilingkungan. Pembentukan awalnya dalam percakapandengan organisasi US Food Alliance yang ditegaskan untuk“eco-label” tanpa referensi penjualan jarak jauh, ataukonteks ekologi dan budaya. Sebagai hasilnya, Food Alli-ance dengan cepat menarik perusahaan ekpor mono-kultural besar seperti Cascadian farms yang sebenarnyamenggantikan tanaman lokal, seperti berry dari Ontariobahkan pada musimnya. Oleh karena itu Stahlbrandmenggeser konsep privotal dari ekologi menjadi lokal.

LFP membentuk rangkaian enam standar termasukkelangsungan agronomi dan juga standar tenaga kerja,manajamen alam liar, energi, kesejahteraan hewan dantentu saja proximity. Setiap dari standar ini membutuhkanpersyaratan dengan sistem utama yang mendukungkemajuan individual dan memperkenankan LFP untukmelanjutkan menaikkan standar. Hal ini termasukpengalaman yang dipelajari dari managemen hama yangterinterhrasi dan lainnya, yang membentuk kerjasama,hubungan pemecahan masalah antara produsen danpensertifikasi kekuasaan sertifikasi/desertifikasi daripengawas makanan organik. Kelanjutan kemajuan olehperusahaan yang memenangkan penawaran didukung olehdorongan perjanjian untuk meningkatkan proporsi dariproduk LFP yang disertifikasi, yang mewujudkannya dalamberkembangnya kelanjutan permintaan. Pada waktu yangsama, model kelanjutan kemajuan mengganti sistem hierakidengan hubungan kerjasama selama mensuplai rantai.

Page 516: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

501

Kontrak UofT kemudian memimpin dukunganinstitusioanl. Persetujuan lembaga kemudian menyusul,terutama dari Greenbelt Foundation, yang dibentuk sebagaibagaian dari program provinsi inovasi Ontario yang dimulaipada tahun 2005. LFP sesuai dengan amanat Greenbeltuntuk melindungi tanah pertanian dari konversi untukpenggunaan lain.234 Adanya persetujuan lembaga yang padagilirannya menuntun LFP untuk terbentuk menjadiorganisasi non-profit. Kontrak besar dengan UOFTbersamaan dengan kontrak personal kepala sekolahnyayang benar-benar tertanam dalam gerakan organik dansektor ekonomi dan perhatian mereka pada beban petaniyaitu pembentukan dan upah, menarik petani dan prosesoruntuk menjamin. Penyelidikan dari institusi pendidikan diOntario melewati kapasitas suplai LFP dan bahkan petanidan prosesor bersertifikasi, yang memberikan kondisipertumbuhan yang cepat. Pada musim gugur 2007datangnya terobosan dalam supermarket yang mana secarategas menghindari aktivis ini, ketika Fiesta Farms, sebuahsupermarket kecil yang dimiliki oleh imigran italia,mengumumkan ini akan menjadi fitur dari produl LFP.

Kurangnya kelanjutan budaya agrifood, mungkinyang melingkupi meta-culture LFP dapat dipahami sebagaipolitik. LFP tumbuh dengan basis dari praktek makanankomunitas mencakup gerakan sosial, organisasi nonpemerintah dan pemerintah daerah selama dua dekade.Khususnya, Toronto Policy Council (dan koordinator-nya,Public Health Departement daerah resmi) yangmenjadi jembatan penting untuk menghubungkan pendiriLori Stahlbrand dengan figur utama dari gerakan organik,

234 Sebab pendanaan awal , termasuk untuk LFP, lihat action/ontarios-greenbelt-focus-3-27-million-grants-awarded-greenbelt-founda http://www.ourgreenbelt.ca/greenbelt-grants/grants-.

Page 517: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

502

pendukung, oraniser, pemeriksa TPC dan grosir. Per-tamanya tiga hingga empat kepala sekolah dapat bekerjabersama dengan cepat untuk membentuk inovasi peraturandan praktek untuk sertifikasi lokal dan kelangsunganpangan, karena mereka telah sepakat dan pemahamanmereka telah dikembangkan melalui lingkungan dankeamanan pangan organisasi non pemerintah, terutamaWorld Wildlife Fund dan FoodShare Toronto. Hubunganmereka pada departemen sosial dan petani cukup kuatuntuk membiarkan mereka menyimpang dari prakteklampau di sektor mereka berasal termasuk organik danmemberi inspirasi pada masyarakat untuk bergabungbersama. Penulisan protokol, pendidikan dan pengrekrutansupplier dan membangun organisasi untuk mensertifikasidan mengaransi produk, adalah kesemua proses yang padawaktu yang sama petani dan prosesor direkrut untukdisertifikasi dengan LFP. Bahkan ketika masyarakat ber-temu pada pertama kalinya, mereka membentuk keper-cayaan pleh jaringan sosial dan publik, institusi swasta dannon-pemerintah yang dibentuk lebih dari 20 tahun.

Walaupun beberapa aktivis sosial memandu unfold-ing tergabung dalam Slow Food, pemahaman dan praktekmereka telah berkembang dengan sendirinya lebih dari duadekade. Perubahan paralel dari ide dan praktek membe-rikan konteks global yang lebih luas dan dalam, kemung-kinan zeitgeist, yang mana Slow Food sangat patutdicontoh.

Kebudayaan sifatnya lebih condong “politik” dari-pada “kultural” dalam konteks Italia atau Meksiko. Padawaktu yang sama, SFBD membentuk hubungan kreatifdengan Ontario. Yang memberikan hak Presidium untukRed Fife Wheat, yang kemungkinan diturunkan dari vari-etas Ukrania, yang pertama kali di kembangkan di wilayahOtonabee yang sekarang menjadi pusat Ontario pada tahun1840an dan diperkenalkan kembali pada wilayah aslinya

Page 518: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

503

di ontario pada tahun 2005.235 Slow Food adalah salah satudari banyak institusi dan jaringan yang memikirkan carauntuk menanamkan makanan dan agrikultur pada konteksekologi dan budaya di toronto dan Ontario.

REFLEKSI: Keterikatan dan Transformasi Ruang Sela

Berangkat dari contoh-contoh diatas, apa yangingin dikatakannya kepada kita tentang gerakan sosialagraria? Kami berpendapat bahwa mereka adalah contohdari yang disebut Builder sebagai pendekatan Lawan hinggapahlawan untuk perubahan sosial. Petrini, pendiri SlowFood membedakan ‘ cara Slow Food ‘ dengan “gerilyawan”dan tindakan langsung Jose Bove, seorang militan terke-muka dan teoritisi Via Campesina (Petrini 2001, 26).Melalui Presidia, Slow Food Foundation for Biodiversitybertujuan untuk menyediakan dukungan kelembagaan bagisistem penanaman Agrifood dalam konteks budaya danekologi, sehingga memberikan alternatif kepada penye-derhanaan marginalisasi kaku yang dipaksakan oleh modaltransnasional. Ini adalah pendekatan non-konfrontatifuntuk transformasi sosial, yang bisa menciptakan berbagainode dalam sebuah jaringan. Sama seperti tanaman yangtumbuh melalui retakan di aspal akhirnya dapat merobahjalan menjadi hutan, proyek-proyek kecil di celah negaraAgrifood mungkin potensial - dan akhirnya - menjadi carabaru untuk mengatur makanan dan pertanian, sekaligusmenghubungkan lokal dan global. Hal ini dapat dipahamimelalui gagasan Marx tentang perubahan yang munculdalam kondisi masyarakat kapitalis.

Erik Olin Wright (yang akan datang, Ch 3, 12) berpen-dapat bahwa kadang-kadang, proyek yang tersebar dan kecil

235 Lihat http://www.slowfoodfoundation.org/eng/presidi/dettaglio.lasso?cod=267

Page 519: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

504

seperti itu dapat mengubah arah dominasi kekuasaan daneksploitasi. Idenya mengenai transformasi sosial interstisialmenunjukkan bahwa inilah “penggeseran upaya kita untukmembangun teori “dinamika trajectory” (dalam teoriMarxis) hingga teori ‘kesempatan struktural’:

Sejarah masa depan - jika menjadi sejarah pemberdayaansosial emansipatoris - akan menjadi lintasan kemenangandan kekalahan, pemenang dan pecundang, bukansekadar kompromi dan kerjasama antara kepentingandan kelas yang berbeda. Episode dari lintasan ini akanditandai dengan inovasi kelembagaan yang harusmengatasi oposisi dari mereka yang kepentingannyaterancam oleh egalitarianisme demokratis, dan olehoposisi yang buruk, tidak patuh dan merusak. Jadi,mengharapkan metamorfosis tidak untuk mengharam-kan perjuangan, tetapi untuk melihat tujuan strategis dandampak perjuangan dengan cara tertentu: sebagaitambahan modifikasi struktur dasar dari sebuah sistemsocial dan mekanisme reproduksi sosial yang secarakumulatif mengubah sistem. (Wright yang akan datang,Ch 9, 1)

Militansi dan penataan institusi itu saling melengkapi.Institusi, pada abad kesembilan belas adalah dewan pekerjadan koperasi pertanian yang harus mempertahankan diriterhadap perusahaan kapitalis dan pemerintah, sementaragerakan perlawanan telah membangun lembaga-lembagasosial untuk mendukung anggota mereka dan menjaminkontinuitas dari generasi ke generasi. Waktu adalah se-galanya dalam memahami keseimbangan antara keduanya.Kami berpendapat bahwa perubahan yang terjadi baru-baru ini masih kecil, proyek-proyek sistem pangan lokalmenumbuhkan kembali semangat anti-globalisasi, dansemangat perjuangan perlawanan. Tidak ada yang berubahdengan perjuangan itu, sebagai gambaran, misalnya yang

Page 520: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

505

ditunjukkan dari transformasi kapitalis besar-besaran padasistem Agrifood global, Itu mungkin mencerminkanpenerimaan yang berkembang tentang bahwasanya dunialama peraturan nasional (Friedmann 1993) tidak dapatdipulihkan. Memang, pemahaman baru dan politikindigeneity, merupakan ancaman terhadap keaneka-ragaman tanaman genetik dan ternak serta pertahananspesifik agro-ekosistem, diantara faktor-faktor lainnya,tetapi itu tidak membuat suatu keuntungan yang di-inginkan.

Dalam konteks global, ada sedikit prospek untukkembali ke ‘tradisi’. Petani di mana-mana akan terbawaoleh arus transformasi ekologi dan sosial besar-besaran.Mereka yang terlibat dalam sistem pertanian campuranyang disesuaikan dengan tanah, iklim, sungai dan budayamakanan, akan menemukan suatu kondisi, dimana merekatidak lagi bisa seperti itu. Beberapa mungkin berubah untukmenjadi petani kontrak komoditas niche untuk rantaipasokan global saja- bahkan yang dijual di supermarketlokal- sementara kebanyakan dari mereka terpinggirkandan tidak mampu menghasilkan seperti sebelumnya karenatidak layak untuk lahan produksi dan tidka layak untukdipasarkan. Dalam lintasan konvergensi, mereka yangterlibat dalam komoditas khusus di tahun-tahun sesudahperang, terutama biji-bijian, minyak sayur, dan daging danproduk susu, menemukan produk-produk merekaterdevaluasi sebagai bahan untuk sumber pasar globalmakanan yang diproduksi menurut perubahan peraturanperdagangan.

Via Campesina adalah jaringan global yang membelapetani kecil dan keragaman agroekosistem di Utara danSelatan, dan memerangi ancaman bagi mereka, sepertitanaman rekayasa genetik, aturan kekayaan intelektual danperdagangan yang mendukung para pemodal besar untukmengakses tanah dan sumber daya lainnya. Presidium dan

Page 521: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

506

Slow Food Foundation for Biodeiversity -sebagaimanaPetrini berpendapat- mewakili keseimbangan yang berbedaantara bangunan institusi dan militansi sebagai salah satuyang menyebabkan pendirian Via Campesina. Presidiumadalah bentuk yang fleksibel yang dapat menampung parapetani kecil di Utara dan Selatan, zona tropis dan subtropis,tumbuhan asli masyarakat atau tanaman yang barudiperkenalkan kepada mereka. Slow Food Foundation forBiodiversity oleh karena itu, menyarankan beberapalintasan berbeda, yang berasal dari lokasi yang berbedadalam rezim makanan yang sedang sekarat, yang dida-sarkan pada peraturan nasional (Friedmann 1993), dancenderung ke arah sistem baru di mana setiap bagianotonom dan terhubung sekaligus, diberdayakan dan salingtergantung.

Pada saat yang sama, kerangka kerja kelembagaanyang diwarisi dari rezim makanan yang sekarat tidakmampu mengintegrasikan pangan dan pertanian denganisu-isu yang besar terkait dengan kesehatan, energi danintegritas ekosistem, termasuk kemampuan biosfer untukterus mendukung kehidupan manusia.

Lembaga publik untuk standarisasi dari organisasiswasta nyaris tak terlihat, seperti GLOBALGAP dan Orga-nisasi Inter-nasional yang lebih besar untuk Standardisasi,peraturan pemerintah lebih sering menjadi bagian darimasalah, misalnya, ketika terjadi pertentangan peraturanhigiene pedagang kecil dan pasar tradisional, yang telahtertanam pada kehidupan budaya dan ekologis petani danpengrajin makanan, seperti petani dari varietas jagung lokaldan pembuat tortilla di Meksiko. Pemerintah cendrungmenerapkan struktur anakronistik dalam penangananmasalah nya. Ketika dihadapkan dengan masalah baruyang terkait dengan makanan dan kesehatan lingkungan,mereka megnanggap ini adalah politik pertanian lama,sering anggapan seperti ini ada dalam dukungan kemen-

Page 522: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

507

trian pertanian, dan aliansi baru antara organisasi-orga-nisasi non-pemerintah dan kementerian lingkungan yanglemah pada tahun-tahun 1970-an. Sebagai patokanpemerintah, standar nasional Meksiko untuk label MeksikoCalidad suprema hingga GLOBALGAP, itu tidak hanyamengubah pertanian yang lama dan kementrian pangan,tetapi juga untuk menanggapi upaya akar rumput ketikamereka berhadapan dengan masalah lingkungan, budayadan masalah ketenagakerjaan yang timbul dari konversiekspor pertanian .

Misalnya, Provinsi Ontario tidak bertanggung jawabuntuk kesehatan dan pertanian, tetapi kotamadya Toronto,ketika terjadi pembagian desa-kota tua, telah melibatkansecara serius masuknya organisasi petani dan pertaniandalam kebijakan dan programnya. Provinsi Ontariosekaligus diarahkan ke lobi pertanian konvensional melaluiDepartemen Pertanian, dan - melalui kementerian pem-bangunan ekonomi, daerah perencanaan dan lingkungan– mereka berjuang untuk menanggapi gerakan sosial yangmelihat bahwa solusi konvergen makanan dan pertanianitu adalah hal yang dilematis.236

236 Usaha-usaha untuk mengintegrasikan mereka bahkan secarakonseptual harus mereka sendiri yang menginovasi secarainstitusional. Misalnya, International Assesment of AgriculturalScience and Technology for Development adalah yang paling akhirdi sebuah institusi yang berkembang dari ‘penilaian ilmiah’, yangdimulai dengan Panel Intergov-ernmental tentang Perubahan Iklim.Ini tidak memiliki status formal, seperti nyata dari lintasan iklimpolitik yang tidak menentu, namun telah diperdebatkan karena inidiperbolehkan untuk digunakan oleh individu mereka seperti AlGore, serta organisasi-organisasi masyarakat sipil dan gerakan sosial,untuk melakukan diskusi publik besar-besaran dan - meskipunketidakseimbangan kekuatan peserta – pergeseran cascading dalamkesadaran akan perlunya perubahan yang mendasar, begitumendasar sehingga tidak mungkin untuk melihat bagaimanamelakukannya (lihat http:// www.agassessment.org).

Page 523: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

508

Kami tentu saja tidak menganggap visi transformasiAgrifood global ini digantungkan di benang rapuh proyeklokal di dataran tinggi barat Michoacán, Meksiko atauOntario, Kanada, atau di jaringan Slow Food linnya. Se-baliknya, kami menyarankan bahwa berpikir tentangmereka, memungkinkan kita untuk mengamati perubahandalam celah sistem Agrifood, yang kemunculannya diba-yangi ketakutan dari bentuk akhir konstelasi baru hubunganpraktek-praktek Agrifood. Kreativitas organisasi danintelektual Slow Food terletak pada dukungan paradoksnyayang mengakui keberagaman, melekat dalam sistempangan yang saling berhubungan. Organisasi ini tidak ragulagi mengubah cara kerjanya dan berpikir, mungkin nantiakan muncul organisasi lainnya melalui jaringan-jaringandan percobaan baru.

Pergeseran cara berpikir dalam kesadaran ini sedangberlangsung, di mana semakin mungkin untuk melihatmakanan dan pertanian bukan sebagai sisilain dari‘pertumbuhan’, tetapi sebagai inti yang dapat direalisasikan,dan sebagai isu pokok yang berpengaruh pada kelanjutankehidupan. Kesehatan, iklim yang kacau, kekuranganenergi, kekurangan air, penurunan tanah dan polusi semuasemakin jelas terhubung ke makanan dan pertanian.

Namun lembaga-lembaga pemerintah dan organisasi-organisasi antar pemerintah tidak dapat melihat hubunganini. Sementara kebijakan lembaga baru, seperti ‘multi-fungsi’ di Eropa, telah mencapai beberapa keberhasilansederhana dalam menghubungkan beberapa masalahtersebut, dalam hal ini mereka berusaha untuk mengubahpetani dari polusi tanah dan air menjadi manajer ekosistemdengan membayar jasa lingkungan. Tidak penting bahwadorongan untuk kreativitas tersebut berasal dari strategiperdagangan, yaitu sifat perubahan interstisial. Yangpenting adalah bahwa hal itu membuka kemungkinancakrawala baru.

Page 524: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

509

Perspektif yang disarankan oleh Cojote Rojo danLocal Food Plus, serta Slow Food, selaras dengan gerakanketahanan makanan yang luas dan beragam. Apa yangmembedakan gerakan pembangunan adalah bahwa iamenghindari konfrontasi langsung dengan modal(setidaknya untuk saat ini) dengan bekerja dengan danmelalui pasar dan mengejar “keuntungan dari pendidikan”yang sebenarnya merubah sistem agrifood? Proyek-proyekini berada di ujung absorpsi, pemilihan dan lainnya.Meskipun yang lain muncul dan pulih, mereka tetapmembutuhkan kewaspadaan konstant dan koreksi-diri,eksperimen dan saling belajar. Transformasi intersititalsosial adalah suatu gagasan yang mengundang kita untukberangkat dari melihat adanya pembagian kutub antaragerakan oposisi otonom di satu sisi, dan kooptasi olehperusahaan kuat dan negara di sisi lain. Ini adalah daerahkeruh di mana orang bisa tenggelam setiap saat, namunmungkin juga salah satu dari keduanya dapat memper-baharui dan mengarahkan perjalanan seperti rawa-rawayang dipetakan.

Kami berpendapat, ada pemahaman yang kurangtentang politik bahwa dia menjadi bagian dari itu semua.Polanyi mengamati dan membandingkan tiga jenis responketika terjadinya kehancuran masyarakat dan alam oleh‘sistem pasar yang mengatur diri sendiri’, dan sistem Negaraterpusat. Dalam karya klasiknya The Great Transforma-tion (1944), Polanyi membandingkan tiga percobaanredistribusi selama Depresi Besar pada tahun 1930-an -fasisme, komunisme Soviet dan demokrasi sosial ala US.237

237 Roosevelt’s New Deal. Kami menggunakan istilah ‘demokrasi sosial’secara luas, Britania hancur secara ekonomis, sedangkan sebagianbesar benua ini hancur akibat perang, dan hanya model intervensipemerintah AS yang bertahan selama Perang Dunia II menurutPolanyi .

Page 525: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

510

Bahkan dalam pekerjaan itu, bagaimanapun, secara teoritisPolanyi mengidentifikasi bentuk sejarah yang menjadibagian dari peristiwa itu daripada redistribusi selain negara-pusat, termasuk timbal balik dan ‘householding’. SetelahPerang Dunia II, Polanyi dan kolaborasinya berfokus padabentuk-bentuk alternatif pertukaran tertanam dalamhubungan non-instrumental (Polanyi et al 1957). Denganmenggunakan metode penulisan etnografi untuk melihatsejarah pra-kapitalis, penulis menemukan berbagaipengertian pasar yang dibatasi oleh ruang geografis danperdagangan jarak jauh, yang tidak mempengaruhi hargalokal atau produksi, dan yang ada dalam hubungan pasarsecara substansial dalam ‘masyarakat’ yang terorganisisr.Kami berpendapat, bahwa era ‘globalisasi’ - dan berbagaicara di mana pemerintah telah menyerahkan wewenangdan kontrak administrasi serta pelayanan kolektif - sebagianmenggeser toeri protective yang ditawarkan Polanyi yangmengatakan bahwa tanah adalah tempat menanamkan danbekerja bagi tenaga kerja yang ada di sebuah negara.Contoh yang coba kami tunjukkan bahwa dalam waktuyang panjang, terjadi penyebaran luas kesadaran, yangmulai memandang perlunya visi ekologis dan budaya.Pandangan inilah yang dulu tidak pernah ada pada waktuPolanyi melakukan penelitian. Sekarang mereka bekerjasecara kreatif dengan pemerintah di semua skala, sepertimodal Agrifood swasta. “Para praktisi pembangunan” dan“Pemenang” saat ini berada dalam titik pergeseranparadigma.

Cojote Rojo dan Local Food Plus merupakan contohyang cukup bagus dari Meksiko dan Kanada - atau lebihtepatnya, dari Michoacán Barat dan Ontario Selatan.Masing-masing memiliki keunikan dalam hal budaya dansystem pertaniannya. Keduanya secara luas terhubung kepergeseran kesadaran dan praktek global tentang makanandan pertanian. Kita melihat, banyak Lembaga-lembaga

Page 526: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

511

yang memperlihatkan pergeseran ini bermunculan di mana-mana, jika kita melihat banyak nya cara pertanian yangsama muncul dibanyak tempat. Slow Food di berbagai-situati adalah pelaksanaan dari berkembangnya cara kerjamandiri petani untuk mendukung pendekatan regionalkreatif yang bertujuan untuk membangun keragaman danitu telah menjadi satu dengan system pertanian mereka.Inovasi Presidium yang fleksibel, mendukung para petanidan pengrajin menjadi satu dengan lahan garapannya, Pre-sidia membantu mereka untuk menciptakan danmempertahankan praktek yang menjamin bahwa merekatelah melakukannya untuk pembeli jarak jauh. Merekamemang masih baru dalam tekhnik yang diperkenalkandalam kelembagaan –presidia yang juga baru, tetapi denganikutnya petani dalam skema ini, mereka mendapatkanpenambahan pengalaman tentang tipe-tipe umum daripraktek ekonomi global yang didasarkan pada budaya danekologis yang ada pada system pangan.

Referensi

Araghi, F., 2000. ‘The Great Global Enclosure of ourTimes: Peasants and the Agrarian Question at the Endof the Twentieth Century’. In Hungry for Profit? TheAgribusiness Threat to Farmers, Food and the Envi-ronment, eds H. Magdoff, J. Foster and F. Buttel, 145–60. New York: Monthly Review Press.

Barling, D. and T. Lang, 2005. ‘Trading on Health: Cross-Continental Production and Consumption Tensionsand the Governance of International Food Standards’.In Cross-Continental Food Chains, eds N. Fold and B.Pritchard, 39–51. London: Routledge.

Page 527: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

512

Barry, T., 1995. Zapata’s Revenge: Free Trade and the FarmCrisis in Mexico. Boston, MA: South End Press.

Bernstein, H., 2006. ‘Is There an Agrarian Question in the21st Century?’. Canadian Journal of DevelopmentStudies, 27 (4): 449–60.

Bernstein, H. and L. Campling, 2006a. ‘Commodity Stud-ies and Commodity Fetishism I: Trading Down. OnTrading Down: Africa, Value Chains, and the GlobalEconomy, by P. Gibbon and S. Ponte’. Journal ofAgrarian Change, 6 (3): 239–64.

Bernstein, H. and L. Campling, 2006b. ‘Commodity Stud-ies and Commodity Fetishism II: “Profits with Prin-ciples”?’. Journal of Agrarian Change, 6 (2): 414–47.

Burch, D. and G. Lawrence, 2007. ‘Supermarket OwnBrands, New Foods and the Reconfiguration of Agri-food Supply Chains’. In Supermarkets and Agri-foodSupply Chains. Transformations in the Production andConsumption of Foods, eds D. Burch and G. Lawrence,100–30. Cheltenham: Edward Elgar.

Busch, L. and C. Bain, 2004. ‘New! Improved? The Trans-formation of the Global Agrifood System’. Rural So-ciology, 69 (3): 321–46.

Busch, L. et al., 2005. ‘The Relationship of Third PartyCertification (TPC) to Sanitary/ Phytosanitary (SPS)Measures and the International Agri-food Trade: Fi-nal Report. Prepared for USAID’ http://www.m-su.edu/~ifas/downloads/The%20Relationship%20of%20TPC%20to%20SPS%20Measures—Final%20Report%20+%20Annexes.pdf, Accessed 30January 2008.

Callon, M., C. Meadal and V. Rabeharisoa, 2002. ‘TheEconomy of Qualities’. Economy and Society, 31 (2):194–217.

Campbell, H. and R. LeHeron, 2007. ‘Supermarkets, Pro-ducers and Audit Technologies: The Constitutive Mi-

Page 528: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

513

cro-politics of Food, Legitimacy and Governance’. InSupermarkets and Agri-food Supply Chains. Transfor-mations in the Production and Consumption of Foods,eds D. Burch and G. Lawrence, 131–53. Cheltenham:Edward Elgar.

Coyote Rojo, n.d. Reglamento para la Certificación Terri-torial Bioregionalista JIUATSI. Nurio, Michoacan,Mexico: Coyote Rojo.

De la Tejera, B., 2007. ‘¿Que Hay Detrás del Precio de laTortilla?’. La Jornada de Michoacán. 26 January. http://www.lajornadamichoacan.com.mx/2007/01/20/index.php?section= opinion&article=002a1pol, Ac-cessed 30 January 2008.

Desmarais, A.A., 2007. La Vía Campesina: Globalizationand the Power of Peasants. Point Black, NS and Lon-don: Fernwood Books & Pluto Press.

Dixon, J., 2007. ‘Supermarkets as New Food Authorities’.In Supermarkets and Agri-Food Supply Chains: Trans-formations in the Production and Consumption ofFoods, eds D. Burch and G. Lawrence, 29–50.Cheltenham: Edward Elgar.

Edelman, M., 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil Society2003, eds M. Kaldor, H. Anheier and M. Glasius, 185–220. Oxford: Oxford University Press.

Fonte, M., 2006. ‘Slow Food’s Presidia: What Do SmallProducers Do with Big Retailers?’. Research in RuralSociology and Development, 12: 1–39.

Friedmann, H., 1993. ‘The Political Economy of Food: AGlobal Crisis’. New Left Review, 197: 29–57.

Friedmann, H., 2004. ‘Feeding the Empire: Pathologies ofGlobalized Agriculture’. In Socialist Register: TheEmpire Reloaded, eds L. Panitch and C. Leys, 124–43. London: Merlin.

Friedmann, H., 2005. ‘From Colonialism to Green Capi-

Page 529: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

514

talism: Social Movements and Emergence of FoodRegimes’. In New Directions in the Sociology of Glo-bal Development, eds F.H. Buttel and P. McMichael,227–64. Oxford: Elsevier.

Friedmann, H., 2007a. ‘Seeds of the City’. In Food, eds J.Knechtel, 240–50. Cambridge, MA: Alphabet City andMIT Press.

Friedmann, H., 2007b. ‘Scaling Up: Bringing Public Insti-tutions and Food Service Corporations into the Projectfor a Local, Sustainable Food System in Ontario’. Ag-riculture and Human Values, 24 (3): 389–98.

Gereffi, G. and M. Korzeniewicz, eds, 1994. CommodityChains in Global Capitalism. Westport, Connecticut:Praegar.

Goodman, D., 2003. ‘The Quality “Turn” and AlternativeFood Practices: Reflections and Agenda’. Journal ofRural Studies, 19 (1): 1–7.

Goodman, M.K., 2004. ‘Reading Fair Trade: Political Eco-logical Imaginary and the Moral Economy of FairTrade Foods’. Political Geography, 23: 891–915.

Guthman, J., 2004. Agrarian Dreams: The Paradox ofOrganic Farming in California. Berkeley,CA: Univer-sity of California Press.

Hamm, G., 2007. ‘Mexicans Protest as Tortilla Crisis HurtsCalderon’. The Boston Globe. 13 January. http://www.boston.com/news/world/latinamerica/articles/2007/02/01/mexicans_protest_as_tortilla_crisis-_hurts_calderon, Accessed 28 December 2007.

Harvey, M., 2007. ‘The Rise of Supermarkets and Asym-metries of Economic Power’. In Supermarkets andAgri-Food Supply Chains: Transformations in the Pro-duction and Consumption of Foods, eds D. Burch andG. Lawrence, 51–73. Cheltenham: Edward Elgar.

Jaffee, D., 1997. ‘Confronting Globalization in the Com-

Page 530: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

515

munity Forests of Michoacán, Mexico: Free Trade,Neoliberal Reforms and Resource Degradation’. Pre-sented at the LASA Conference, Guadalajara, April1997.

Klooster, D., 2003. ‘Campesinos and Mexican Forest PolicyDuring the Twentieth Century’. Latin American Re-search Review, 38 (2): 94–126.

Konefal, J. and M. Mascarenhas, 2005. ‘The Shifting Po-litical Economy of the Global Agrifood System: Con-sumption and the Treadmill of Production’. BerkeleyJournal of Sociology, 49: 76–96.

Konefal, J., C. Bain, M. Mascarenhas and L. Busch, 2007.‘Supermarkets and Supply Chains in North America’.In Supermarkets and Agri-Food Supply Chains:Transformations in the Production and Consumptionof Foods, eds D. Burch and G. Lawrence, 268–90.Cheltenham: Edward Elgar.

Lyons, K., 2007. ‘Supermarkets as Organic Retailers: Im-pacts for the Australian Organic Sector’. In Supermar-kets and Agri-Food Supply Chains: Transformationsin the Production andConsumption of Foods, eds D.Burch and G. Lawrence, 154–72. Cheltenham:EdwardElgar.

Marsden, T., A. Flynn and M. Harrison, 2000a. Consum-ing Interest: The Social Provision of Foods. London:UCL Press.

Marsden, T., J. Banks and G. Bristow, 2000b. ‘Food Sup-ply Chain Approaches. Exploring Their Role in RuralDevelopment’. Sociologia Ruralis, 40: 424–38.

McMichael, P., 2007. ‘Sustainability and the AgrarianQuestion of Food’. Keynote Address European Con-gress of Rural Sociology, Wageningen, 20–24 August2007.

McMichael, P. and H. Friedmann, 2007. ‘Situating the

Page 531: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

516

“Retailing Revolution”’. In Supermarketsand Agri-Food Supply Chains: Transformations in the Produc-tion and Consumption of Foods, eds D. Burch and G.Lawrence, 154–72. Cheltenham: Edward Elgar.

Mijangos-Cortés, J.O. et al., 2007. ‘Differentiation amongMaize (Zea mays L.) Landraces from the TarascaMountain Chain, Michoacán, Mexico and theChalqueño Complex’. Genetic Resources and CropEvalutaion, 54: 309–25.

Morgan, K., T. Marsden and J. Murdoch, 2006. Worlds ofFood: Place, Power, and Provenance in the FoodChain. Oxford: Oxford University Press.

Nadal, A., 2006. ‘Mexico’s Corn-producing Sector: A Com-mentary’. Agriculture and Human Values, 23: 33–6.

Patel, R., 2007. ‘Transgressing Rights: La Vía Campesina’sCall for Food Sovereignty’. Feminist Economics, 13(1): 87–116.

Petrini, C., 2001. Slow Food: The Case for Taste. New York:Columbia University Press.

Pietrykowski, B., 2004. ‘You Are What You Eat: The So-cial Economy of the Slow Food Movement’. Reviewof Social Economy, 42 (3): 307–21.

Polanyi, K., 1944. The Great Transformation: The Politi-cal and Economic Origins of Our Times. Boston, MA:Beacon Hill.

Polanyi, K., C.M. Arensbert and H.W. Pearson, eds, 1957.Trade and Markets in the Early Empires. Chicago, IL:Henry Regnery.

Pollan, M., 2006. The Omnivore’s Dilemma: A NaturalHistory of Four Meals. New York: Penguin Press.

Quist, D. and I.H. Chapela, 2001. ‘Transgenic DNAIntrogressed into Traditional Maize Landraces inOaxaca, Mexico’. Nature, 29 (414): 541–3.

Raynolds, L.T., 2004. ‘The Globalization of Organic Agro-

Page 532: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Aturan Siapa?

517

Food Networks’. World Development, 32: 725–43.Raynolds, L. and D. Murray, 2007. ‘Fair Trade: Contem-

porary Challenges and Future Prospects’. In Fair Trade.The Challenges of Transforming Globalization, eds L.Raynolds, D. Murray and J. Wilkinson, 223–34.Abingdon: Routledge.

Reardon, T. and J.A. Berdegué, 2002. ‘The Rapid Rise ofSupermarkets in Latin America: Challenges and Op-portunities for Development’. In Development PolicyReview, 20 (4): 371–88.

Reardon, T. et al., 2005. ‘Supermarket Expansion in LatinAmerica and Asia: Implications for Food MarketingSystems’. In New Directions in Global Food Markets/AIB-794, eds A. Regmi and M. Gehler, 47–61. Eco-nomic Research Service/USDA. http://www.ers.usda.gov/publications/aib794/aib794.pdf,Accessed 30 January 2008.

Ribeiro, S., 2004. ‘The Day the Sun Dies: Contaminationand Resistance in Mexico’. Seedling. http://www.grain.org/seedling/?id=292, Accessed 30 Janu-ary 2008.

Scherr, S.J., 1985. Agriculture and the Oil Syndrome: Les-sons from Tabasco, Mexico. New York: Praeger.

Slow Food, 2007. Programme for Fifth International SlowFood Congress. Puebla, Mexico, 8–11 November.

Slow Food Foundation, 2007. International Presidia. http:// w w w. s l o w f o o d f o u n d a t i o n . o r g / p d f /Elenco%20EN%2017-05-07.pdf, Accessed 30 January2008.

Stahlbrand, L., 2003. Ecolabelling as a Marketing Tool toSupport Sustainable Agriculture. Toronto: World Wild-life Fund.

Stanford, L., 2002. ‘Constructing “Quality”: The PoliticalEconomy of Standards in Mexico’s Avocado Indus-try’. Agriculture and Human Values, 19 (4): 293–310.

Page 533: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

518

Tanaka, K. and L. Busch, 2003. ‘Standardization as aMeans for Globalizing a Commodity: The Case ofRapeseed in China’. Rural Sociology, 68 (1): 25–45.

Wilkinson, J., 2005. ‘Global Agrifood Chains, Retail andCatering: The Cast of the Fish Sector’. FAO Corpo-rate Document Repository. Rome: Food and Agricul-ture Organization. http://www.fao.org.docrep.007/y5767e/y5767e0j.htm, Accessed 21 December 2006.

Works, M. and K.S. Hadley, 2004. ‘The Cultural Contextof Forest Degradation in Adjacent Purépecha Com-munities, Michoacán, Mexico’. Geographical Journal,170 (1): 22–38.

Wright, E.O., forthcoming. Envisioning Real Utopias (un-published). http://www.ssc.wisc.edu/~wright, Ac-cessed 27 October 2007.

Page 534: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

519

Menelaah Masa Depan Perdesaan: Keluar (Exit) AtauBersuara (Voice)?

Para ahli ekonomi politik mengoposisikan “keluar”dan “bersuara”, sebagai sebuah steno konseptual bagirespon yang mungkin bagi aktor terhadap banyak tan-tangan.238 Dalam konteks ini, migrasi kerap dimengertisebagai pilihan jalan keluar dan dengan demikian menjadialternatif suara. Secara logika dapat dikatakan bahwa paramigran memiliki hak suara dengan modal kaki mereka,dalam pemahaman umum. Seandainya dikotomi tentang“Exit dan Voice” ini bisa bermakna demikian, maka dapatdipastikan bahwa ratusan ribu orang Meksiko yang setiaptahun meninggalkan desa-desa mereka sebetulnya secaratidak langsung sedang memperlemah kapasitas masyarakatsipil perdesaan dalam aksi kolektif dan representasi politik.Bab ini mencoba untuk menjelaskan dimana meski

10ORGANISASI MIGRAN DAN DAMPAK KAMPUNG

HALAMAN DI MEKSIKO PERDESAAN

Jonathan Fox dan Xochitl Bada

238 Lihat karya klasik Hirschman (1970, 1981). Ia menerapkan gagasanini untuk individu, perusahaan dan masyarakat, baik dalam arenaekonomi dan politik.

Page 535: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

520

keputusan untuk melakukan migrasi tetap bisa dijadikanalternatif bagi suara dalam jangka pendek, namun suarabisa juga diperoleh berbarengan dengan proses perpindahanini.

Pengertian tersebut didapat setelah melalui sebuahanalisa mengenai proses-proses yang melintasi batas dalammana para migran menjadi satu komunitas transnasional,yang pada gilirannya menciptakan fondasi sosial bagi‘masyarakat sipil migran’ yang sedang muncul . Kaummigran Meksiko menunjukkan kapasitas yang semakinbesar untuk membentuk organisasi perwakilan merekasendiri. Selama lebih dari satu dekade , ratusan asosiasikota asal kaum migran Meksiko yang berbasis di AS telahberhasil mengumpulkan dana dan berkampanye untukpengembangan masyarakat dan akuntabilitas publin di desaasal mereka. Praktik-praktik keanggotaan komunitas jarak-jauh yang tersebar luas menciptakan pengertian tentangkewarganegaraan ganda.239 Kerangka bi-nasional untukmemahami masyarakat sipil migran Meksiko yang mulaimuncul memungkinkan para analis untuk memperhitung-kan efek umpan balik organisasi migran terhadap relasikuasa dalam komunitas asal.

Bentuk-bentuk keanggotaan aktif lintasbatas danmultilevel mewakili sebuah dimensi dari proses yang lebihluas tentang pembentukan masyarakat sipil transnasional.Sejauh ini, studi tentang masyarakat sipil transnasionaldidominasi oleh diskusi-diskusi tentang kampanye advokasitransnasional, seringkali melibatkan kelompok kepentinganpublik yang dipolitisasi dan/atau gerakan sosial yangmilitan. Kampanye-kampanye semacam itu seringkalidideskripsikan sebagai gerakan sosial transnasional, meskidalam praktiknya biasanya melibatkan jaringan atau koa-

239 Lihat pembahasan konseptual terkait di Fox (2005a).

Page 536: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

521

litasi yang kepadatan aktualnya berada tidak jauh daridefinisi gerakan sosial.240 Namun bagi organisasi sosial danpolitik yang paling berbasis-luas yang terlibat denganjaringan atau mobilisasi lintas-batas, hanya sedikit daripartisipannya yang benar-benar lintas batas (dalam banyakpengertian). Dalam banyak sektor dan wilayah persoalan,keterlibatan dan hubungan transnasional seringkali terbatasbagi sejumlah kecil pemimpin atau staf profesional, yangberperan sebagai perantara antara global dan lokal. Namunbeberapa gerakan transnasional yang secara khususbergerak di isu-isu agraria sedikit berbeda, melibatkankontak langsung yang mendalam dan luas antar-anggotalintas-batas, sebagaimana dalam kasus gerakan agroekologiCampesino to Campesino (e.g Holt-Gimenez 2006). Dalamkonteks ini, ketika mempertimbangkan serangkaian bentuk-bentuk ekspresi gerakan transnasional agraria yangmungkin ada, migran yang datang dari perdesaan yang ber-hasil melintasi batas untuk berhubungan dengan kampunghalaman dan desa mereka juga “dianggap” sebagai bagiandari masyarakat sipil transnasional- bahkan jika persyaratanketerlibatan mereka dibatasi menjadi agenda pembangunansipil dan komunitas yang dipolitisasi secara tidak terbuka.Sementara organisasi sipil migran yang berbasis wilayahhanya sekali-kali berkonfrontasi secara terbuka dalam sikapmereka terhadap negara, dan hanya sedikit dari organisasimigran berbasis-massa yang mengejar tujuan transformatif,

240 Sebagai contoh, kampanye melawan North America Free TradeAgreement, melibatkan kelompok-kelompok buruh, agraria, hakasasi manusia, lingkungan dan kemasyarakatan, diperdebatkanmerupakan ‘kasus paradigma’ untuk menilai sejauh mana globalisasidari bawah menyusul globalisasi dari atas . Di hampir semua sektor,dimensi transnasional dari jaringan dan kampanye terbukti untuksementara (Brooks dan Fox 2002). Untuk perspektif terkaitberdasarkan studi tentang kampanye lainnya, lihat lebih Laxer danHalperin (2003).

Page 537: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

522

migran tersebut diorganisir untuk mempromosikanpengembangan masyarakat dan demokratisasi dalam ko-munitas asal mereka mungkin mempunyai kepadatantransnasional dan kohesi lebih daripada kampanye lintas-batas yang kurang mengakar dalam masyarakat merekamasing-masing.241

Untuk menilai beberapa cara yang mana aksi kolektifmigran dapat mendorong demokratisasi perdesaan, babini berfokus dalam pola-pola dan dampak partisipasimigran yang terorganisir dalam program ‘pengembanganmasyarakat “Three-for-One” pemerintah yang sesuaidengan pendanaan .242 Sebagai konteks, studi ini dimulaidengan tinjauan singkat tentang tren migrasi-ke luarperdesaan, diikuti dengan diskusi tentanghubungan antarakonsep keluar, suara dan loyalitas.

Mempercepat Migrasi

Migrasi ke kota-kota besar Meksiko dan ke AmerikaSerikat telah lama menjadi jalur untuk melarikan diri darisempitnya pertanian petani kecil , sering sebagai bagiandari strategi kelangsungan hidup keluarga yang beragam.Sementara migrasi ke AS secara historis terkonsentrasi diwilayah pusat-barat Meksiko, pada 1980-an dan 1990-anmigrasi-ke luar menyebar ke pedesaaan di seluruh negeri,serta ke kota-kota besar dan melampaui campuran kelassosial yang lebih luas. Namun sementara jumlah kaum ur-ban dalam migrasi orang Meksiko ke AS semakin ber-tambah, kaum migran sebagian besar adalah orang

241 Salah satu pengecualian dalam konteks Meksiko-AS, dalam artiorganisasi massa bi-nasional yang mencapai tujuan transformatif,adalah Bi-National Front of Indegenous Organization (FIOB). LihatFox dan Rivera-Salgado (2004).

242 Pada dinamika demokratisasi perdesaan lebih umum di AmerikaLatin, lihat Fox (1990).

Page 538: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

523

perdesaan, seringkali berasal dari desa-desa terpencil dalamminisipalitas asal mereka. Bagi perdesaan Meksiko,pertimbangkan implikasi dari fakta bahwa berjuta buruhpertanian Meksiko yang berhasil memperoleh ijin tinggalpermanen AS berdasarkan reforma Imigrasi tahun 1986sama jumlahnya dengan seperenam dari jumlah penduduklaki-laki dewasa Meksiko waktu itu (Martin 2005, 6). Sei-ring dengan terus bertambahnya jumlah desa, dari perba-tasan wilayah utara sampai ke wilayah Suku Mayan di timurlaut, laki-laki dan perempuan muda semakin berharapuntuk bisa bermigrasi, ketimbang merajut masa depanmereka di perdesaan Meksiko.

Sementara proses migrasi lintas-batas ini merepre-sentasikan fase saat ini proses struktural yang yang telahberlangsung selama seabad, langkahnya dipercepat olehpilihan kebijakan sadar. Dalam forum Harvard tahun 1991,yang kemudian menjadi wakil menteri Pertanian Meksiko,Luiz Tellez, meramalkan perubahan besar dalam pertanianmasyarakat Meksiko. Ia memperkirakan bahwa dalam satudekade mendatang, jumlah populasi pertanian yang aktifsecara ekonomi akan mengalami penurunan dari 26 persenmenjadi 16 persen—berkat tiga reforma kebijakanperdesaan pemerintaan Salinas— North American FreeTrade Agreement, penghapusan subsidi terhadap pen-dukung produksi bagi pertanian keluarga dan sertareformasi Konstitusional yang mendorong sertifikat indi-vidual tanah-tanah reforma agraria.243

243 Untuk analisis dari titik balik politis itu, yang mendahuluipemberontakan Zapatista, lihat Fox (1994). Perhatikan bahwareformasi konstitusional tidak menimbulkan privatisasi danpenjualan tanah individu yang luas. Sebagian besar masyarakat landreform mengikuti hukum sejauh mereka setuju untukmengkonfirmasi batas-batas tanah kolektif dan tanah keluarga, dankecenderungan terhadap komodifikasi dan penyewaan tanah yang

Page 539: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

524

Berdasarkan sensus penduduk Meksiko tahun 2000,25% dari populasi masih mendiami tempat-tempat pemu-kiman dengan jumlah penduduk kurang dari 2.500 jiwa.Hal ini mementahkan ramalan Tellez, khususnya ketikakita lihat bahwa ambang resmi untuk mendefinisikan artiwilayah perdesaan ternyata sangat rendah. Namun,jikadilihat pada jumlah populasi yang ‘aktif secara ekonomi’dalam pertanian, maka ramalan Tellez bisa dikatakansangat tepat mengenai sasarannya. Berdasarkan hasil dariNational Employment Survey yang paling baru, dlapangankerja pertanian mengalami penurunan dari 24% di tahun1991 menjadi kurang dari 15% di tahun 2005 (INEGI n.d.).Sebuah hasil penelitian lain yang serupa menemukanhilangnya 1,3 juta pekerjaan dalam bidang pertanianantaratahun 1993 dan 2002 (Polaski 2003, 20). Semua data inimenunjukkan adanya perbedaan tajam antarapopulasi yangtinggal di perdesaandengan populasi yang hidup dariperdesaan. Pertumbuhan jumlah populasi perdesaanyangtidak hidup dari pertanian memiliki implikasi besar bagimasa depan kehidupan publik di perdesaan.

Pada tahun 2000, hanya 6 tahun setelah implementasiNAFTA, data sensus nasional menunjukkan adanyapeningkatan angka migrasi internasional, dengan 96,2%dari kotamadya-kotamadya negeri itu melaporkan adanya‘ekspulsi’ tenaga kerja internasional. Angka migrasi yangmeningkat dikombinasikan dengan rendahnya angkakelahiran mengakibatkan depopulasi yang menyebar luasdalam yang disebut dengan wilayah ‘pengirim’: antaratahun 2000 sampai 2005, 33% kotamadya Mexico mela-porkan angka pertumbuhan penduduk negatif. Sebagai

sudah berjalan lama tersebut diakselerasi, tapi sangat sedikit ejidosyang mengalami tahap akhir privatisasi lengkap - keputusan yangdiserahkan hukum ke tangan masyarakat (misalnya, Cornelius danMyhre 1998).

Page 540: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

525

contoh, di negara bagian Michoacan, antara tahun 1990dan 2000, 93,8% kotamadya-kotamadya negara mela-porkan penurunan populasi, Dengan beberapa kotamadyalain kehilangan lebih dari 9%populasinya selama dekadeitu. Populasi negara berkurang 0.1 % setiap tahunnya antaratahun2000 sampai 2005, dibandingkan dengan rata-ratapertumbuhan penduduksebesar 1,2% yang dilaporkanantara tahun 1995 sampai 2000, dengan demikian menjadinegara bagian pertama di negara itu yang melaporkanpengurangan jumlah penduduk sejak berakhirnya RevolusiMexico (INEGI 2006; CONAPO dikutip dalam Ramos2007; SEDESO 2004).

Sebagai akibat dari laju migrasi-keluar yang terak-selerasi, pengiriman uang ke meroket selama dekadeterakhir, dari total sedikit di bawah 3,7 miliar dolar AS padatahun 1995 menjadi lebih dari 23 miliar dolar AS di tahun2006, meningkat lima kali lipat hanya dalam satu dekadedan saat ini mewakili 2.7% GDP Mexico dan 66 persendari eksport minyak. Kebanyakan sumber pendapatan inikemudian dihabiskan untuk konsumsi dasar (86%) danprosentase sedang diinvestasikan dalam operasi komersialatau perbaikan komunitas(0,6%) (Banco de Mexico 2007).Investasi dengan remiten kolektif mencapai rata-rata 14 jutadolar AS setiap tahun, merepresentasikan kurang dari 1persen remiten migran.

Remiten Meksiko terkonsentrasi secara tidak meratadi beberapanegara bagian. Tahun 2006, 65,5% dari totalremiten keluarga yang dilaporkan mengalir kesembilannegara bagian, termasuk Mexico City dan negara bagiantradisional ‘pengirim’ di Meksiko tengah (Michoacan,Guanajuato dan Jalisco). Sisanyatersebar di 23 negarabagian. Tidak ada konsensus tentang jumlah pasti remitendi Mexico. Beberapa ahli remiten percaya bahwa angkaresminya di bawah perkiraan karena angka itu tidaktermasuktransfer cash, pensiun yang diterima oleh migran

Page 541: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

526

yang kembali, hadiah, dan berbagai macam bentuk trans-fer dari para migran kepada sanak keluarga mereka. Ahli-ahli lain mempertanyakan kalkulasi Bank Centraldanpercaya bahwa remiten telah dilebih-lebihkan dandimanipulasi sebagai alat politik, agar para pemimpinpolitik dapat menggambarkan migran sebagai pahlawandalam diskursus publik nasional (Lozano Ascencio 2003;Lozano Ascencio dan Olivera Lozano 2005; Leyva Reus2005).

Keluar dan Bersuara: Dikotomi atau Interaktif244

Secara keseluruhan, pada tahun 2000, 14% dari buruhyang terlahir sebagai orangMexico tinggal di AmerikaSerikat (Martin 2005,10). Hasil kumulatif dari eksodusorang dewas usia-kerja pasti mempengaruhimempengaruhiprospek bagi masa depan perubahan sosial dan politik diwilayah-wilayah perdesaan, tetapi pola dari pengaruh inimasih belum jelas. Bukan merupakan sebuah kebetulanbahwa para analis di Mexico sering merujuk isu ini sebagai‘persoalan migrasi’, meskipun—bagi kaum migransendiri—akses terhadap pasar buruh AS merepresentasikansebuah ‘solusi’.

Penting untuk diingat kembali bahwa selama dekadepos-NAFTA, Mexico tidak mengalami gerakan proteskaummiskin perdesaan yang berkelanjutan dan dalam cakupannasional.245 Pengecuailan dari generalisasi ini yang palingterkenal, gerakan Zapatista yang terkenal, yang berhasilmemperoleh simpati dari seluruh negeri, tetapi tetapmenjadi aktor sosial yang terikat-secara regional. Pawai

244 Bagian ini diambil dari bagian dari bab 10 di Fox (2007).245 Gerakan Barzón yang terkenal untuk penghapusan utang mencapai

lingkup nasional, tapi terutama mewakili produsen komersial ukurankecil-ke-menengah. Hanya sebagian kecil dari petani Meksiko yangcukup beruntung untuk menerima kredit bank di tempat pertama.

Page 542: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

527

‘Countyside Won’t Take Any More’ yang meluas namunsingkat pada tahun 2003 di Mexico City adalah satu-satunya protes petani dalam satu dekade itu yang memilikisignifikansi nasional yang berfokus untuk membuatpertanian keluarga secara ekonomi berkelanjutan. Mes-kipun mobilisasi jauh lebih luas daripada yang diperkirakanoleh para pengamat yang simpatik, pawai ini berakhirhampir tanpa pengaruh terhadap perdaganan agrikulturalnasional dan kebijakan investasi, yang terus sangat biasdengan menguntungkan para produsen yang lebih kaya.246

Bulan Januari 2008, implementasi final dari ukuranagrikultural NAFTA juga memprovokasi pawai protespetani nasional, meskipun seperti kasus klasik ‘sedikitterlambat’.

Kalangan elite politik Mexico dan Amerika Serikatmempresentasikan NAFTA kepada publik AS sebagaisebuah strategi membuka lapangan kerja yang akanmengurangi migrasi, tetapi angka tahunan migrasi-ke luar

246 Tentang bias kelas pada pengeluaran pemerintah Meksiko untukpertanian, lihat yang secara nominal adalah analisis publik WorldBank (2004) namun sedikit diketahui. Sebagian besar analis setujubahwa konsesi kebijakan pertanian yang sangat sederhana yangnampak dimenangkan oleh protes petani pada tahun 2001 dengancepat diserap oleh pembayaran bergaya-korporatis kuno kepadaorganisasi. Setelah para pengunjuk rasa kembali ke rumah,kombinasi dari pengalih perhatian teknokratis dengan intervensiterus-menerus dari kelompok-kelompok petani korporatistradisional membuat kewalahan perwakilan nasional yangberpartisipasi dalam organisasi independen. PAN yang baruberkuasa menemukan kenyamanan politik dalam memberikan danasecara langsung kepada organisasi petani bergaya-PRI (contoh, Foxdan Haight akan datang). Untuk latar belakang tentang gerakan‘El Campo no aguanta mas’, lihat, antara lain, Schwentesius et al.(2004), isu-isu tematis El Cotidiano (No 124, Maret-April, 2004)dan perdebatan yang meluas pada tahun 2003 antara analisperdesaan terkemuka Luis Hernández Navarro dengan ArmandoBartra di halaman di harian berhaluan kiri La Jornada.

Page 543: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

528

yang diperkirakan mengalami pertumbuhan yang pesatselama tahun 1990an (Passel dan Suro 2005). Dalamkonteks ini, penting untuk mengaji ulang pemilihan umumnasional Mexico tahun 1994. Kebijakan publik yangsekarang sangat diasosiasikan dengan peningkatan angkamigrasi-ke luar, terutama penarikan harga-harga saranaproduksi, subsidi input dan perlindungan perdagangan bagibiji-bijian dasar, terutama dimulai dari era pemerintahanSalinas (1988-1994). Dalam pengertian ini, pemilu tahun,1994, seandainya saja sepenuhnya demokratis bagi pemilihdi perdesaan, mungkin dapat digunakan sebagai referen-dum tentang pake kebijakan publik ini.

Berkat gerakan warga negara untuk pengawasanpemilu independen tahun 1994,dipimpin oleh CivicAliance, laporan mereka menunjukkan bahwa setidaknyasetengah dari polling yang dilakukan di perdesaankerahasiaan suaranya tidak terjamin (Fox 2007). CivicAliance juga menemukan tekanan jual-beli suara di 35%tempat pemungutan suara. Seperti yang dicatat olehHirschman, kerahasiaan surat suara merupakan meka-nisme kunci untuk ‘menciptakan voice retaliation-proof ’(1981,241). Untuk mengatakannya dalam istilah Hirsch-man, melihat kurangnya suara politik bagi sebagian besarkaum miskin perdesaan, banyak yang memilih keluar.Namun ini bukanlah satu-satunya faktor pendorong mig-rasi, angka migrasi-keluar memang naik secara substansialselama sisa dekade, mungkin menunjukkan beberapa relasiantara kurangnya suara dengan pilihan untuk keluar—setidaknya pada titik balik politik itu..247

247 Baru-baru ini, analisis stattistik berskala besar Goodman dan Hiskeytentang tingkat kehadiran pemilih dan data survey menemukanbahwa, pada level kotamadya, tingkat migrasi-keluar yang lebihtinggi diasosiasikan dengan tingkat kehadiran pemilih yang lebihrendah dalam pemilihan umum nasional. Pada saat yang sama,tingginya tingkat migrasi diasosiasikan dengan tingkat keterlibatan

Page 544: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

529

Ekspresi paling jelas dari suara politik perdesaanselama periode ini datang dari masyarakat adat Meksiko,yang organisasi sosial lokal dan regionalnya banyak dansecara politik beragam yang berkembang dari tahun 1970-an hingga 1990an (Fox 1996, 2007). Dalam kebangkitanperingatan 500 tahun dari penaklukan Eropa dan didukungoleh gerakan Zapatista, mereka mulai bersatu secaranasional untuk pertama kalinya selama tahun 1990an.Namunselama dekade yang sama, proses migrasi lintas-batas mulai meluas untuk pertama kalinya sampai hampirdi seluruh wilayah masyarakat adat Meksiko (Fox danRivera-Salgado 2004). Melihat kembali selama dekadeterakhir masyarakat adat Meksiko telah melakukan aksibaik “voice” dan “exit” lebih dari sebelumnya.

Sementara wacana konvensional di Meksiko merujukmigran sebagai ‘orang yang meninggalkan’ komunitasmereka, sebuah lembaga riset yang sedang berkembangtentang aksi koleksif masyarakat migran berdasarkan padakomunitas asal yang sama menunjukkan bahwa banyakmigran membawa rasa kemasyarakatan, dan mencipta-kannya kembali dengan paisanos mereka di AS. Rasaidentitas kolektif masyarakat sipil yang dimiliki bersamaini diperluas ketika asosiasi kampung halaman membentukfederasi negara bagian asal di Chicago atau Los Angeles,membangun rasa kebersamaan memiliki regional yangmungkin tidak dimiliki migran sebelum mereka pergi.

Pada saat yang sama seiring dengan orang mengakuikemunculan dan konsolidasi komunitas transnasional, yangakan dibahas di bawah ini, seseorang juga harus mengakuibahwa banyak yang bermigrasi memang meninggalkankomunitas mereka. Sebagian tidak kembali. Meskipunperhatian luas terhadap volume remiten migran yang

sipin yang dilaporkan yang lebih tinggi di tingkat lokal, yang dapatdikaitkan dengan kemitraan bi-national dengan imigran terorganisir.

Page 545: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

530

semakin besar, minoritas-minoritas substansial tidakmengirim sumber daya untuk menghidupi keluarga mereka.Di tambah, ketika seorang organiser bermigrasi, organisasimereka jelas menderita kerugian—terutama jika kepemim-pinan sudah ada dalam pelatihan mereka, seperti dalamkasus sertifikat koperasi kopi produksi organik (misalnya,Mutersbaugh 2008).

Pola-pola ini menunjukkan bahwa sementara keluarkadang-kadang melemahkan suara, dan di lain waktu dapatsaling memperkuat satu sama lain, mungkin keluar jugadapat mencerminkan kelemahan sebelumnya suara.Banyak pengamat menunjuk ke wilayah migrasi-keluarjangka panjang dan melihat masyarakat sipil sangat sedikit,namun hubungan sebab dan akibat tidak begitu jelas.Banyak migran meninggalkan daerah di mana masyarakatsipil perdesaan sudah tipis. Selain itu, bahkan di daerah-daerah yang telah mengalami aksi kolektif otonom, be-berapa kampanye telah menghasilkan perubahan yangberkelanjutan, dan bahkan lebih sedikit yang dapat mena-warkan pilihan masa depan yang layak bagi kaum muda.Tapi kalau kita memperpanjang kerangka temporal dangeografis untuk memperhitungkan interaksi antara keluardan suara dan memperhitungkan arena bi-nasional ke ,muncul cara-cara baru mempertimbangkan hubungan an-tara keluar dan suara yang serta peran loyalitas sebagaifaktor mediasi .

Review ini mengenai tren migrasi-keluar perdesaandan dilema konseptual yang ditimbulkan oleh hubunganantara keluar dan suara yang menjadi panggung diskusitentang masyarakat sipil migran Meksiko dan dampakremiten pengembangan komunitas kolektif terhadappemerintahan desa. Tapi terlebih dahulu, diskusi singkattentang hubungan antara migrasi keluar dengan tingkatkemiskinan.

Page 546: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

531

Migrasi-keluar dan Tingkat Kemiskinan Perdesaan

Data tentang kotamadya perdesaan yang tersediamenunjukkan bahwa tidak ada korelasi langsung antaratingkat kemiskinan dengan tingkat migrasi-keluar. Dari2.443 kotamadya di Meksiko, 82 persennya dianggapperdesaan. Seperempat dari kotamadya Meksiko jugadianggap sebagai wilayah masyarakat adat (kategori yangditetapkan dengan penggunaan bahasa). Data sensuspemerintah menunjukkan bahwa 62,6 persen dari kota-madya perdesaan dan masyarakat adat berada dalamkemiskinan ekstrim, dengan tingkat marginalitas ‘tinggi’atau ‘sangat tinggi’ - indikator yang merujuk terutama padaakses terhadap layanan dasar (air, sanitasi, pendidikan,perumahan, dll). Kotamadya perdesaan ini, berpenghasilanrendah merupakan 20 persen dari populasi nasional(CONAPO 2000).

Tabel 1. Perdesaan dan kotamadya pribumi: migrasidan tingkat kemiskinan

Sumber: Carral Davila (2006,. 99-100), berdasarkan 2.000data dari National Population Council.

Page 547: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

532

Badan demografi pemerintah menganggap 20 persendari kotamadya perdesaan Meksiko memiliki tingkat mig-rasi-keluar yang tinggi atau sangat tinggi. Jika seseorangmengulas kotamadya perdesaan Meksiko dalam halberagam tingkatan dari apa yang dirujuk oleh wacana pe-merintah sebagai “intensitas migrasi” dan “marjinalitas”,maka ia bisa mendapatkan pengertian bahwa relasi antarakemiskinan dengan migrasi-keluar tidak se-langsungsebagaimana diasumsikan, seperti ditunjukkan oleh datapada Tabel 1.

Data ini menunjukkan tiga pola yang berbeda antarakotamadya perdesaan, yang ditandai dengan tipografi padaTabel 1.

(i) Hanya lebih dari 10 persen dari kotamadya perdesaanmengalami baik kemiskinan yang tinggi maupuntingkat migrasi yang tinggi. Dampak dari programanti-kemiskinan pemerintah maupun remiten sangatterbatas.248

(ii) Sekitar 20 persen dari kotamadya perdesaan memilikitingkat kemiskinan yang tinggi dengan dari ‘intensitasmigrasi’ di tingkat menengah, dan cenderung untukmeningkatkan angka migrasi-keluar di masa depan,karena ketiadaan investasi dalam pertanian keluargayang secara substansial meningkat .

(iii) 13 persen yang lain dari kotamadya perdesaanmemiliki tingkat migrasi keluar yang tinggi dengantingkat kemiskinan “sedang”. Di sini dampakpotensial program anti-kemiskinan pemerintah danremiten tampak lebih signifikan.

248 Program unggulan kesejahteraan pemerintah federal, yaitu programtransfer uang tunai Oportunidades bersyarat, muncul untukmencapai bagian populasi perdesaan termiskin yang lebih besardaripada menerima remiten migran (contoh, Munoz 2004).

Page 548: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

533

Pendekatan untuk memahami interaksi antarakemiskinan dan tingkat migrasi ini diperrumit oleh faktabahwa kotamadya perdesaan bukanlah jurisdiksi pe-merintah yang ‘paling lokal ‘. Mereka merujuk kepadadistrik-distrik lokal daripada ke desa-desa tertentu, dankarena itu biasanya mencakup sebuah ‘pusat kota’ dansejumlah desa-desa terpencil dan dusun (juga dikenal seba-gai ‘lokalitas’), yang cenderung memiliki tingkat kemis-kinan dan migrasi-kelua yang lebih tinggi daripada pusatkota. Oleh karena itu data resmi kotamadya mereratakankemiskinan dan tren migrasi dalam berbagai jenis masya-rakat ini. Kebanyakan data migrasi-keluar yang resmi tidakcukup terpilah-pilah sampai ke tingkat ‘lokalitas’ untukmemungkinkan analisis yang lebih tepat tentang hubung-annya dengan tingkat kemiskinan.

Dari sudut pandang pemahaman tentang dinamikademokratisasi perdesaan, sangat penting untuk mengenalibahwa di sebagian besar perdesaan Meksiko, desa-desaterpencil secara politik disubordinasi ke pusat-pusat kota,baik secara formal maupun informal. Banyak kotamadyaperdesaan berada di tengah-tengah “transisi rezim” jangkapanjang, sebagian besar tak terlihat bagi orang luar, di manakomunitas terpencil berkampanye untuk hak atas sumberdaya dan pemerintahan sendiri vis-à-vis pusat kota (Fox2007). Inilah konteks dalam mana asosiasi kampunghalaman kaum migran yang terorganisir , bersama-samadengan komunitas asal mereka di desa-desa terpencil,tekanan kota dan otoritas negara untuk mendapatkankedudukan, suara dan representasi.

Masyarakat Sipil Migran dan Asosiasi Daerah Asal 249

Sebanyak ratusan ribu migran Meksiko bekerja samadengan paisanos mereka untuk mempromosikan “Philan-

249 Teks berikut mengacu pada Fox (2005b). Perhatikan bahwa

Page 549: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

534

thropy from below”, mendanai ratusan initiatif pengem-bangan masyarakat di kota asal mereka. Puluhan ribu men-daftar untuk menggunakan hak-yang-baru-dimenangkanuntuk memberikan suara pemilihan presiden Meksiko padatahun 2006. Banyak lagi yang terlibat dengan komunitasAS mereka - sebagai pekerja yang terorganisir, orang tua,anggota kongregasi religius dan pemilih yang dinatu-rilisasikan. Selain itu, beberapa migran Meksiko berusahauntuk menjadi anggota penuh baik dalam masyarakat ASmaupun Meksiko pada saat yang sama, menciptakanpraktik-praktik ‘ ‘sipil dengan dua kebangsaan’.

Apa saja implikasi dari menyatukan tiga kata: ‘ma-syarakat sipil migran?’ Secara sederhana, masyarakat sipilmigran mengacu pada keanggotaan organisasi-organisasidan lembaga-lembaga publik yang dipimpin-migran. Secarakhusus, ini mencakup empat arena yang sangat nyata dariaksi kolektif. Setiap arena tersusun atas pelaku, sedangkansetiap rangkaian aktor juga menyusun sebuah arena. Arena-arena ini mencakup ruang publik otonom (sepertipertemuan budaya dan politik skala besar), LSM yangdipimpin migran, media massa yang dipimpin migran, sertakeanggotaan organisasi yang dipimpin migrani.250

Keanggotaan organisasi tersusun terutama atasmigran yang berkisar dari asosiasi daerah asal (HTAs)hingga organisasi-organisasi pekerja dan jemaat agama.Karena fokusdi sini adalah dampak lintas-batas terhadapkomunitas daerah asal, diskusi ini akan terbatas padaHTAs. Hometown Asosiasi adalah organisasi keanggotaanmigran yang dibentuk oleh orang-orang dari komunitas

‘masyarakat sipil migran’ muncul dari namun berbeda dengankomunitas transnasional, karena mereka mungkin atau tidak terikatdengan lingkup publik.

250 Untuk pembahasan rinci tentang arena masyarakat sipil migran,lihat Bada et al. (2006) dan Fox (2007).

Page 550: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

535

dengan daerah asal yang sama. Meskipun kebanyakandimulai sebagai kelompok yang sangat informal, mulaipergantian abad telah menjadi organisasi formal. HTAsberfungsi sebagai jaringan dukungan sosial, serta pemancarbudaya dan nilai-nilai kepada generasi yang lahir di AS.Sering kali sebagai respon terhadap dorongan pemerintahMeksiko, banyak dari klub translokal kemudian bergabungdengan klub lain dari negara asal mereka untuk membentukfederasi. Bentuk-bentuk representasi yang membesarmeningkatkan pengaruh migran dengan pemerintah negaraasal mereka. Mereka menjadi terlibat dalam proyek-proyekpembangunan sosial atas nama komunitas asal mereka,serta dalam pembelaan atas hak-hak migran di wilayahpemukiman mereka.

Konsulat Meksiko telah mendaftar lebih dari 600 klubsemacam itu (Rivera-Salgado et. al. 2005). DepartemenPembangunan Sosial federal juga sedang mengembangkanbasis data tentang HTAs Meksiko di Amerika Serikat danKanada dan sejauh ini mereka telah menemukan 815kelompok. Namun, angka ini belum terpilah secarageografis (SEDESOL 2006). HTAs Meksiko sangatterkonsentrasi di California dan Illinois, dengan 86,5persennya terkonsentrasi di wilayah metropolitan Los An-geles dan Chicago. Mereka juga memperluas kelompokmereka di New York City (Cordero-Guzmán dan Quiróz-Becerra 2005; Smith 2006). Sementara mereka terkon-sentrasi di kota-kota besar AS, sebagia besar memiliki akarperdesaan di Mexico.251 Masing-masing memiliki keang-gotaan inti mungkin rata-rata dua lusin keluarga, beberapadengan ratusan atau lebih. Banyak anggota HTAs yang

251 Salah satu dari sedikit federasi HTA-HTA yang berlokasi terutamadi daerah perdesaan AS adalah Alianza LUDA (Latinos Unidos deAmérica), yang meliputi 16 klub terutama berbasis-buruh tani yangdi masyarakat perdesaan kecil California’s Salinas Valley.

Page 551: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

536

relatif mapan di AS, dan banyak dari para pemimpinmereka memiliki stabilitas ekonomi dan merupakanpemukim legal atau warga negara AS (yang memungkin-kan mereka untuk sering melakukan perjalanan bolak-balik).

Sulit untuk mengukur dengan tepat berapa banyakmigran berpartisipasi, terutama mengingat variasi yang luasdalam ukuran dan kegiatan setiap HTA dan federasi. Selainitu, pendaftar resmi konsuler memasukkan beberapakelompok yang hanya ada di atas kertas, sementara be-berapa asosiasi yang aktif memilih untuk tidak mendaftar.Sebuah survei skala yang luar biasa besar terhadap migranMeksiko yang relatif baru menemukan bahwa 14 persenresponden termasuk dalam semacam asosiasi daerah asal(Suro 2005). Namun, sebuah survei nasional yang jauhlebih kecil menemukan bahwa hanya 6 persen dari orangMeksiko kelahiran luar negeri yang diwawancarai dilapor-kan menjadi anggota dalam organisasi sipil etnis imigranatau organisasi sosial (Waldinger 2007).252

HTA-HTA Meksiko masa kini memiliki sejarahpanjang, dengan kelompok Zacatecan pertama di Califor-nia bisa dilacak kembali ke tahun 1962 (Montezuma 2005).Tapi jumlah dan keanggotaan mereka meledak dalam 15tahun terakhir, sebagai akibat dari beberapa faktor yangmenyatukan. Di dalam AS, regularisasi besar-besaranpekerja yang tidak terdokumentasikan yang mengikutireforma imigrasi pada tahun 1986 memfasilitasi baik pe-ningkatan ekonomi maupun kebebasan bergerak melintas-batas bagi jutaan migran. Di sisi Meksiko, pemerintahmengerahkan kekuatan menyatukan aparatur konsuleryang luas, mengumpulkan orang-orang dari komunitas

252 Apakah angka-angka ini dianggap tinggi atau rendah tergantungpada kerangka rujukan komparatif seseorang.

Page 552: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

537

dengan daerah asal yang sama dan menawarkan pengem-bangan masyarakat yang sesuai dengan pendanaan untukmendorong remiten sosial kolektif, melalui program Three-for-one yang sesuai dengan pendanaan. Meskipun kebi-jakan ini dimulai sebagai respon terhadap tekanan dariimigran Zacatecan yang terorganisasi, ini juga sebagaiperangsang kuat untuk migran lain untuk berkumpul dalamorganisasi formal untuk pertama kalinya. Memang, banyakhubungan sosial dan sipil transnasional berkembang di luarklub dan federasi (Fitzgerald 2000). Selain itu, negaraMeksiko mengubah nada hubungannya dengan diasporadengan secara resmi mengizinkan kewarganegaraan gandauntuk pertama kalinya.253 Sementara kebanyakan klubmuncul secara mandiri, dari bawah, banyak federasi tingkatnegara bagian dibentuk melalui keterlibatan dengan negaraMeksiko (Goldring 2002; González Gutiérrez 1997).254

253 Perhatikan bahwa diskusi penuh tentang potensi dampak politiknegara asal migran dalam arena pemilu adalah di luar ruang lingkupstudi ini. Secara singkat, dimulai pada akhir 1980-an, pemimpinsipil migran mulai berkampanye untuk hak suara, akhirnya meraihkemenangan parsial yang memperbolehkan migran yang membawakartu suara mereka untuk mengendalikan proses birokrasi yangkompleks untuk memberikan suara melalui surat pada tahun 2006.Kurang dari 1 persen dari kira-kira pemilih migran yang memenuhisyarat yang benar-benar berpartisipasi, dan nampaknya tidak untukmembuat perbedaan apapun bahkan dalam hasil nasional yangsangat dekat. Sementara banyak migran Meksiko yang pastidipolitisasi, energi itu belum sepenuhnya diungkapkan melaluiproses pemilu partisan lintas- batas. Oleh karena itu aman untukmengatakan bahwa sejauh ini, dampak sipil dan politik lintas-perbatasan terbesar migran Meksiko berada di tingkat masyarakat.Tentang kampanye hak untuk memilih migran, dilema dan hasil,lihat arsip jurnal sipil bi-nasional MX Sin Fronteras (http://www.mxsinfronteras.com).

254 Untuk lebih lanjut tentang HTA-HTA Meksiko, lihat juga, antaralain, Bada (2004a, 2004b, 2004c, 2008), Escala Rabadán dan Zabin(2002), Fitzgerald (2000, 2004), Lanly dan Valenzuela (2004),Montezuma (2003a, 2003b), Orozco et al. (2004), Rivera-Salgado

Page 553: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

538

Remiten Kolektif dan Dampaknya Bagi Masyarakat diDaerah Asal

Seiring waktu, pembahasan akademis dan kebijakantentang dampak migrasi pada komunitas pengiri telahbergeser dari fokus sebelumnya mengenai hilangnya modalmanusia, menjadi sebuah perdebatan tentang apakahremiten keluarga memberikan kontribusi kepada lebih darisubsistensi keluarga, dan apakah temiten dapat menjadipengumpil untuk penciptaan lapangan kerja (Goldring2004). Dalam hal dikotomi yang sering diajukan antarapenggunaan remiten untuk konsumsi vs investasi, penga-laman yang terdokumentasikan dengan usaha berkelan-jutan untuk menciptakan pekerjaan-di luar skala yangsangat kecil sangat terbatas, setidaknya sejauh ini.255 Adabanyak alasan kuat mengapa hasil dari investasi penciptaanlapangan pekerjaan dari remiten terbatas, termasukdistribusi tanah yang tidak merata, penawaran danpermintaan yang tidak sesuai, kurangnya kapasitas teknis,lingkungan kebijakan yang kurang ramah, daya tarik yanglebih besar dari barang publik vs swasta (dalam kasusremiten kolektif) dan kesempatan investasi yang sangatterbatas di banyak masyarakat pengirim. Selain itu, upahyang biasanya yang ditawarkan oleh migran mikro-inves-tor migran jarang lebih baik dari upah yang berlaku diperdesaan, yang membatasi insentif untuk tinggal di rumahalih-alih pergi untuk mencari upah yang lebih tinggi diAmerika Serikat.

dan Escala Rabadán (2004), M Smith (2003), R Smith (2003, 2006),Smith dan Bakker (2008) dan Williams (2004).

255 Lihat Garcia Zamora (2005a, 2005b, 2006). Untuk kritik heterodoksdalam diskusi konvensional tentang remiten dan pembangunan, lihatDeclaración de Cuernavaca dari Migration and Development Net-work, di http://www.migracionydesarrollo.org. Untuk terjemahanbahasa Inggris, lihat Enlaces News, No 10, Agustus 2005 di http://www.enlacesamerica.org.

Page 554: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

539

Di negara bagian Michoacán, beberapa proyekpenciptaan lapangan kerja dengan menggunakan remitenkolektif dan individu telah dilaksanakan, dengan hasil yangberagam. Banyak yang berjuang untuk bertahan hidupterlepas dari kontribusi keuangan berulang kali daripemerintah untuk mencegah kebangkrutan, sementarayang lain telah gagal setelah beberapa tahun operasi (Bada2008). Negara bagian ini adalah pelopor dalam melaksa-nakan proyek-proyek pertanian dengan remiten kolektif,menggunakan model koperasi yang membutuhkan par-tisipasi dari setidaknya 10 investor migran. Namun,koperasi produksi petani di Mexico telah memiliki rekamjejak yang tidak rata, dan negara bagian Michoacán tidakterkecuali, dengan hasil yang terbatas setelah bertahun-tahun upaya pemerintah negara sejak restrukturisasiekonomi akhir 1980-an (Gledhill 1995, 212).

Sejauh ini, dampak utama migran pada strukturproduktif masyarakat perdesaan adalah melalui penarikantenaga kerja mereka, bukan melalui investasi produktifyang menciptakan lapangan kerja berkelanjutan. Namunmereka memang sering mempengaruhi kehidupan politikdan sipil. Apakah mereka mendorong demokratisasi lokal?Apakah mereka mempengaruhi kesempatan perempuanuntuk partisipasi dan representasi? 256 Banyak partisipan danpengamat berharap bahwa HTA-HTA memiliki dampakdemokratisasi, meskipun bukti itu belum jelas. Migran yangkembali jelas memainkan peran kunci dalam kehidupanpublik daerah asal sebagai individu. Menurut sebuah surveiyang dilakukan oleh agensi pendukung migrasi pemerintahnegara bagian Michoacán, 37 persen dari 113 walikota yang

256 Untuk analisis bi-nasional tentang pengorganisasian migranMeksiko dan gender, lihat Goldring (2004), Stephen (2007) danMaldonado dan Artía Rodríguez (2004).

Page 555: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

540

berkuasa di negara bagian itu selama 2002-2004 adalahmantan migran (Bada 2004c).

Tapi kenyataan bahwa beberapa migran kembaliuntuk mengisi peran kepemimpinan lokal tidak menjawabpertanyaan tentang dampak sipil dan politik HTA-HTA.Secara lebih umum, sampai di tingkatan apakah asosiasidaerah asal mereproduksi budaya politik yang mendomi-nasi Meksiko pada abad kedua puluh? Kaum optimis seringmenyarankan bahwa masyarakat sipil yang terorganisirmenghasilkan nilai-nilai dan praktek demokrasi, dan inikadang-kadang terjadi. Tetapi masyarakat sipil juga mem-bawa beban sejarah, dan terpotong-potong oleh hirarki danketidaksetaraan gender, kelas dan kelompok etnis, sertawarisan ideologi politik yang kurang demokratis. Namundemikian, banyak federasi, begitu pula beberapa HTA,berkumpul bersama-sama untuk menanggapi inisiatifpemerintah Meksiko. Jika seseorang menafsirkan relasi inimelalui lensa relasinegara-masyarakat di Meksiko, makastrategi pemerintah ini merepresentasikan baik responterhadap tuntutan nyata dari bawah, maupun sebagai sa-luran institusional untuk mengatur hubungan denganmasyarakat sipil imigran. Pada prinsipnya, berbeda denganupaya pemerintah serupa di Meksiko, migran di AS kurangrentan terhadap manipulasi klientelistik, tapi beberapalaporan baru-baru ini menunjukkan bahwa kebiasaan lamasulit mati.257

Sementara dalam beberapa kasus bertahannya budayapolitik masyarakat asal melintasi perbatasan menopangclientelism yang kokoh, dalam kasus lain rasa keanggotaan

257 Sebagai contoh, studi Fitzgerald (2004) tentang politik komunitaslintas batas/daerah asal dalam serikat buruh lokal California yangdipimpin migran menunjukkan bahwa “politik lama’’ dapatbertahan melintasi perbatasan dan triangulasi ke kampung halamanuntuk melibatkan masyarakat asal.

Page 556: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

541

komunitas lokal yang kuat mendasari kohesi sosial jarakjauh. Memang, banyak komunitas adat yang memilikikriteria yang kuat, eksplisit untuk menentukan kewar-ganegaraan setempat, berdasarkan pada tingginya harapanakan ayanan masyarakat gratis dan perpajakan informal(Fox 2006a). Siring komunitas-komunitas ini menjadi lebihterlibat dalam imigrasi, beberapa telah menciptakanpendekatan fleksibel untuk memungkinkan keanggotaanjarak jauh, memungkinkan migran untuk diminta kembaliuntuk mengabdi untuk menghabiskan waktu kurang daribiasanya, atau membayar orang lain untuk menutupi iuranmereka (Kearney dan Besserer 2004). Dalam satu kasusOaxacan, migran yang kembali untuk melakukan kepe-mimpinan komunitas membentuk koalisi de facto denganperempuan yang tereksklusi secara lokal untuk mengusirbos-bos lokal yang sudah mengakar (Maldonado dan ArtíaRodríguez 2004).

Namun demikian, tingginya tingkat migrasi secaralangsung merusak tradisi-tradisi masyarakat adat yangsangat bergantung pada sebagian besar populasi laki-lakidewasa yang menyediakan layanan pada satu waktu.Karena masyarakat tidak bisa mencegah migrasi, makabeberapa telah menemukan cara untuk menghalagi keluardengan membuat jalan kembali lebih sulit. Sebagai contoh,para tetua desa dapat memutuskan untuk tidak fleksibeldalam hal keanggotaan jarak jauh, bersikeras bahwa jikapenduduk desa tidak kembali untuk memberikan layananmereka, mereka beresiko kehilangan status kewargane-garaan setempat. Hal ini mengandung beban yang jelas dansimbolis , hak atas tanah bisa hilang, dan migran yang tidakkembali saat dipanggil bisa kehilangan hak mereka untukdimakamkan di pemakaman desa. Ini merupakan apa yangdikenal sebagai ‘kematian sipil’ (Mutersbaugh 2002).

Pertanyaan yang luas tentang dampak politik-sipilkomunitas asal migran perlu dibongkar setidaknya dalam

Page 557: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

542

dua cara. Pertama, sampai di mana HTA-HTA sendirimenciptakan nilai-nilai dan praktek demokrasi ? Sejauh ini,penelitian yang membandingkan praktek-praktek internalberbagai federasi negara yang berbeda menemukan ber-bagai praktek, dari yang lebih sampai yang kurang demok-ratis (Rivera-Salgado dan Esacala Rabadán 2004). Perta-nyaan kedua akan berfokus pada dampak mereka terhadapkomunitas asal. Pertanyaan-pertanyaan ini berbeda karena,pada prinsipnya, klub daerah asal bisa sangat mewakilikonstituen mereka yang berbasis US, tetapi belum tentupenduduk non-migran.

Mengapa seseroang mengharapkan klub imigranuntuk mendorong demokratisasi dalam komunitas asal?Mereka yang mengirimkan remiten kolektif untuk investasikomunitas memberatkan diri sendiri demi kepentinganorang lain. Secara historis, mereka yang membayar pajakterbiasa untuk menuntut beberapa bentuk representasi,yang mengingatkan metafor keluar, suara dan loyalitas.Dalam pandangan ini, remiten kolektif adalah berkat mi-grant yang keluar, mereka ada karena kesetiaan mereka,dan mereka kemudian cenderung mendorong penggunaansuara.

Praktik kewarganegaraan tersebut menunjukkanhipotesis bahwa HTA-HTA cenderung menganggappemerintah lokal dapat betanggungjawab.258 Namun,bahkan jika kebanyakan klub s secara internal demokratis,dan bahkan jika mereka menganggap pemerintahdaerahbertanggung jawab (terhadap ‘donor-donor’ HTA),tidak niscaya menciptakan demokratisasi dalam komunitasasal. Akuntabilitas merujuk pada sebuah relasi kuasa,checks and balances, dalam kasus ini antara konstituensitertentu dengan pemerintah lokal -tetapi tidak niscaya vis-

258 Lihat terutama Burgess (2005, 2006) dan Williams (2004).

Page 558: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

543

à-vis mayoritas komunitas (baik yang didefinisikan dalamistilah lokal atau dalam translokal). Apakah non-migranberperan dalam menentukan cara menginvestasikan re-miten kolektif ? Bagaimana pilihan ditimbang antaraproyek-proyek infrastruktur yang digunakan migran padakunjungan tahunan ke rumah vs proyek-proyek yangmungkin memiliki dampak yang lebih besar terhadapkehidupan sehari-hari non-migran (misalnya, rodeo ringsvs sistem pengairan)? Seharusnya tidak mengherankanbahwa relasi antara migran dan para walikota tidak selalumudah, apalagi sekarang pemilihan lokal yang lebihdemokratis di banyak daerah di Meksiko.

Program Pengembangan Masyarakat Migran Three-forOne

Program pembangunan masyarakat Three-for-Onedengan dana yang sesuai adalah contoh langka sebuah pro-gram pengembangan yang muncul untuk meresponlangsung terhadap tekanan masyarakat sipil -dalam kasusinidari masyarakat sipil migran, dimulai dengan sebuah pro-gram di tingkat negara bagian Zacatecas. Program inimemungkinkan migran yang terorganisir untuk mengusul-kan gagasan proyek pengembangan masyarakat, terutamauntuk kota-kota kecil dan desa, yang dibiayai denganremiten kolektif. Pemerintah federal, negara bagian dankotamadya kemudian memeriksa proposal. Jika disetujui,masing-masing level pemerintahanmengkontribusi danayang sesuai. Pada prinsipnya, komite-komite lokal menga-wasi pelaksanaan proyek. Oleh karena itu program inimembuka jendela pada keseimbangan kekuasaan dannegosiasi antara aktor-aktor pemerintahan dan masyarakatsipil yang berbeda.

Ternyata sulit untuk menilai pengaruh migran dalampemilihan proyek Three-for-One. Pada awalnya, aturanpelaksanaan program Three-for-One menyatakan bahwa

Page 559: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

544

setiap kelompok warga negara yang terorganisir berhakuntuk mengajukan proyek, tetapi situasi itu berubah padatahun 2004, ketika lobi federasi HTA membatasi aksesterhadap kelompok-kelompok migran yang terorganisir.Akibatnya, sistem baru telah menciptakan beberapaketegangan dalam masyarakat perdesaan yang tidakmemiliki hubungan dengan kelompok-kelompok imigranyang terorganisir di Amerika Serikat, karena sistem baruini mengeksklusi inisiatif warga negara yang terorganisirsecara lokal dari akses terhadap sumber pendanaan proyekpotensial. Seperti disebutkan di atas, banyak komunitasperdesaan berpenghasilan rendah tidak memiliki tingkatmigrasi keluar yang tinggi- meskipun mereka mungkinmemiliki akses ke yang lain, program-program anti-kemiskinan berskala lebih besar, seperti dana kota reguler,atau Micro-Regions programme federal.

Penelitian tentang hubungan antara HTAs dengananggota komunitas yang tinggal di-rumah dalam prosespengambilan keputusan masih baru muncul. Namun,dalam survey tahun 2004 evaluasi resmi terhadap anggotaHTA dari enam negara bagian, 62 persen anggota klub yangdiwawancarai menyatakan bahwa seleksi proyekdiputuskan oleh konsensus bulat dan 38 persen melaporkanbahwa keputusan seleksi proyek dibuat oleh suaramayoritas, menunjukkan tingkat demokratisasi dalamstruktur HTA (Servicios para el Desarrollo ProfesionalesEconómico 2005).

Menggoyang keseimbangan antara partisipasi daripara pejabat pemerintah lokal, penerima manfaat proyekdengan kelompok imigran dalam memilih proyek Three-for-One telah terbukti sedikit menantang. Contohnya, staffkotamadya mengeluh bahwa pemerintah lokal diwajibkanuntuk memilih proyek yang bukan prioritas dan merekamenunjukkan sikap frustrasi karena harus melaporkan padamigran mengenai kemajuan proyek dan pengeluarannya.

Page 560: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

545

Di sisi lain, keluhan utama para penerima keuntunganadalah bahwa mereka hanya bisa mengajukan proyekdengan persetujuan dari kelompok imigran yang ter-organisir (Profesionales Servicios para el DesarrolloEconómico 2005). Secara umum, penelitian dan laporan-laporan media tentang peran HTA-HTA cenderungmeremehkan partisipasi aktif dari anggota masyarakat yangtinggal di rumah dalam banyak proyek pengembanganmasyarakat. Memang, penelitian lapangan Bada (2008) diZacatecas dan Michoacán mengungkapkan bahwa lebihdari setengah proyek-proyek yang dikunjungi di keduanegara bagian melibatkan dana yang disumbangkan baikoleh masyarakat yang tinggal di rumah maupun migranyang terorganisir.

Baru-baru ini, sebuah studi terhadap 13 komunitasdi tiga kotamadya Zacatecas yang menerima dana Three-for-One menemukan bahwa HTA-HTA mereka di AS telahmenawarkan dukungan mereka untuk proyek-proyek yangdipimpin oleh anggota masyarakat yang tinggal di rumahdemi mendapatkan persetujuan untuk pendanaan proyekThree-for-One. Strategi ini dirancang untuk memenuhipersyaratan bahwa proyek-proyek harus secara eksklusifdiajukan oleh migran terorganisir (García de Alba Tinajeroet al. 2006, 224). Pola kerjasama antara migran dengananggota masyarakat yang tinggal di rumah ini juga munculdalam survei nasional, yang menemukan bahwa 59 persenpenduduk desa menyumbangkan sejumlah uang untukproyek Three-for-One (Secretaria de la Función Publica2006). Beberapa HTA merespon bahwa mereka membiayaiproyek-proyek ini secara tidak langsung, karena beberapakontribusi keluarga lokal dimungkinkan oleh remiten.

Dalam penelitian Bada tentang puluhan proyek yangdibiayai melalui Three-for-One di negara bagian Michoa-cán, baik walikota maupun anggota masyarakat mela-porkan bahwa mereka memberikan kontribusi secara

Page 561: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

546

ekstensif untuk proyek-proyek infrastruktur, baik melaluiusaha penggalangan dana lokal atau dengan tenaga kerjamasyarakat yang tidak dibayar (dikenal sebagai faenas, atautequio, dalam masyarakat adat). Mengakui partisipasi baikdari ‘mengirim’ dan ‘menerima’ akhir dari komunitastransnasional merupakan langkah penting untuk mem-pertahankan partisipasi tanpa menimbulkan konflik intra-masyarakat, khususnya dalam masyarakat yang telahmenyaksikan tatanan sosial mereka melemah akibatkepergian besar-besaran dari begitu banyak orang dewasayang bekerja.

Menurut pejabat Departemen Pembangunan Sosial,persyaratan program bahwa federasi migran yang teror-ganisir-lah yang memilih proyekmenyulitkan upaya untukmemaksimalkan pengaruh pendanaan anti-kemiskinan.Sebagaimana diindikasikan oleh data pada Tabel 1 , banyakdari kotamadya berpenghasilan terendah tidak mengha-silkan sejumlah besar migran internasional; yang lainmenghasilkan terutama migran domestik, yang mengirim-kan remiten lebi sedikit dan bukan subyek dari program.259

Perwakilan federal untuk program yang sesuai dana diMorelia menguatkan keprihatinan tentang kesulitan untukmenyalurkan sumber daya ke kotamadya yang palingmiskin ini:

Salah satu masalah yang kita hadapi dalam menyalurkansumber dayakepada 35 kota termiskin ini adalah bahwa,

259 Beberapa walikota dari kotamadya berpenghasilan rendah jugamelaporkan bahwa bahkan ketika mereka menemukan kelompok-kelompok ekspatriat di AS, mereka ‘tidak mau berpartisipasi karenamereka takut untuk memberikan informasi pribadi mereka. Merekapercaya bahwa jika mereka mengirimkan surat berkomitmen untukmenyumbangkan dana, pemerintah Meksiko akan melaporkanmereka ke kantor Imigrasi di Amerika Serikat dan mereka akandideportasi’ (wawancara Bada, Morelia, Michoacán, Juli, 2004).Semua terjemahan wawancara dilakukan oleh penulis.

Page 562: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

547

misalnya, komunitas-komunitas ini tidakmemiliki airminum tapi migran mengatakan bahwa mereka inginmemperbaiki alun-alun desa atau mereka inginmemperbaiki gereja. Mereka memiliki masalah limbahtapi migran ingin membangun sebuah rodeo rings. Kamimencoba untuk mendorong mereka untuk mendanaiproyek-proyek yang berfokus pada kebutuhan segera dandasar tetapi kita tidak dapat memaksa mereka. . . . Kamimembiarkan komite validasi [tingkat negara] memilihproyek dengan manfaat tertinggi untuk didukung denganpendanaan masyarakat.260

Namun otoritas lokal juga berbagi tanggung jawabatas banyak keputusan investasi ‘pembangunan masya-rakat’ yang memiliki sedikit hubungan dengan penurangankemiskinan. Para walikota tampaknya lebih tertarik untukmendanai proyek infrastruktur publik yang lebih mudahterlihat . Sebaliknya, proyek pembuangan kotoran dan airminum di daerah terpencil tidak midah dilihat. Lagi pula,persyaratan bahwa komite imigran dan pemerintah lokalharus setuju dengan proposal proyek juga dapat mendorongsebuah pendekatan ‘angka penyebut yang sama yang pal-ing rendah’.

Namun demikian, terlepas dari kendala-kendala ini,sebuah fraksi substansial dari proyek Three-for-One yangmemenuhi kebutuhan infrastruktur dasar. Tabel 2 menun-jukkan distribusi sektoral proyek, menurut sebuah evaluasieksternal resmi. Data tersebut memperlihatkan dengan jelaspreferensi kuat terhadap barang-barang publik seperti jalan,air minum, pelayanan kesejahteraan, trotoar dan listrik,namun hanya fraksi kecil yang diinvestasikan dalam proyekproduktif.

260 Wawancara Bada dengan pejabat Departemen Pembangunan Sosialdi Morelia, Mei 2005.

Page 563: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

548

Relasi kuasa antara migran yang terorganisasi denganotoritas kota juga dipengaruhi oleh komite proyek paralel,yiatu kelompok warga yang diorganisir di sekitar proyek-proyek infrastruktur yang disetujui yang didanai melaluiprogram Three-for-One. Komite-komite ini sering dipilihdalam majelis masyarakat atau dipilih oleh pemimpin HTAuntuk mewakili mereka dalam berhubungan denganpemerintahan tiga tingkat. Fungsi utama mereka adalahuntuk mengawasi proses konstruksi. Pada tahun 2006,sebuah survei pemerintah nasional menemukan bahwa 87persen dari 91 proyek Three-for-One memiliki komiteparalel yang disusun secara resmi (Secretaria de la FunciónPublica 2006). Namun demikian, sebagian besar komiteini lemah, sebagian karena pelatihan yang buruk dantingkat baca rendah. Saat ini, di negara bagian Michoacán,tidak lebih dari 10 persen dari komite-komite ini bekerjadengan baik dan sangat sedikit yang memiliki daya tawaryang efektif dengan pemerintah kota dan pemimpinHTA.261 Mereka juga dihalangi oleh tidak adanyapembagian kerja yang jelas dengan HTA-HTA yangberbasis US. Selain itu, HTA-HTA masih memilikimekanisme akuntabilitas yang terbatas vis-à-vis konstituenmereka sendiri. Namun demikian, keberadaan strukturpengawasan baru berbasis translokal merupakan langkahpertama menuju mewakili suara masyarakat di pemerintahkota yang sebelumnya kurang terwakilkan- terutamamengingat konteks yang lebih luas dari subordinasi desa-desa kepada pemerintah kota yang berbasis di pusat kota.

Memang, ketika seseorang menguji apakah proyekpengembangan komunitas Three-for-One berlokasi di pusatkotamadya vs komunitas terpencil, pola ini dengan jelas

261 Komunikasi pribadi dengan seorang anggota staf Migrant AffairsState Office, 8 Januari 2006.

Page 564: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

549

menyokong desa yang lebih kecil. Hal ini konsisten denganpandangan yang luas bahwa tingkat migrasi-keluar dalamkomunitas terpencil lebih tinggi daripada di pusat kota.Sebagaimana yang diindikasi dalam Tabel 3, penekananpada komunitas terpencil berlaku untuk semua negarabagian utama yang terlibat dalam program Three-for-One—dengan pengecualian utama negara bagian Jalisco,

Tabel 2. Kategori investasi pembangunan komunitasThree-for-One, 2002-2005

Sumber: Servicios para el Desarrollo ProfesionalesEconómico (2005, hal 38-40)..

Page 565: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

550

di mana laporan lapangan menunjukkan bahwa parawalikota seringkali lebih berpengaruh daripada organisasiimigran dalam membuat keputusan proyek.262

Tabel 3. Persentase proyekpengembangan masyarakat migran di luar pusat kota

Pola yang condong pada komunitas terpencil berpen-dapatan-lebih rendah di program sebagai sebuah keselu-ruhan konsisten dengan wawancara lapangan Bada dinegara bagian Mochoacan, dimana kapasitas HTA untukmemobilisasi dan melobi meningkatkan suara dan posisikomunitas terpencil vis-a-vis otoritas kotamadya. Perangkatpaling penting bahwa HTA-HTA harus meningkatkanalokasi dana untuk komunitas yang kurang terawat adalah

262 Perhatikan juga bahwa sumber daya program tetap sangatterkonsentrasi secara geografis, dengan 72 persen dari dana tahun2006 difokuskan pada empat negara yang dianggap ‘negara bagianpengirim’ yang bersejarah di kawasan pusat-barat. Zacatecasmemimpin dengan 27,39 persen, diikuti oleh Jalisco (26,96 persen),Michoacán (10,24 persen) dan Guanajuato (8,03 persen) (SagarnagaVillegas et al. 2006, hal 32). Bukan kebetulan, keempat negara bagianbersama-sama menyusun 52 persen dari lebih dari 600 HTA-HTAyang terdaftar secara resmi, pada 2003, tahun terakhir di mana datayang tersedia (Bada et al. 2006, p. 7).

Sumber: Burgess (2006 hal.113)

Page 566: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

551

kapasitas mereka untuk bernegosiasi secara langsung de-ngan pemerintah negara, dan pada tingkatan yang lebihrendah dengan Social Development Ministry federal, dandengan demikian menekan otoritas kotamadya yang tidakresponsif.263 HTAs sudah sangat efektif dalam meng-informasikan pemerintah pusat mengenai kebutuhankomunitas mereka dan janji-janji yang belum terpenuhiyang sudah lama dibuat oleh banyak kotamadya tentangpersoalan menyangkut kurangnya sekolah dasar, air, listrik,jalan dll. Sebagai tanggapan, pemerintah negara telahberusaha membangun kesadaran di antara para presidenkotamadya tentang kondisi mendesak yang dihadapi ba-nyak komunitas di luar pusat kota. Namun, keberhasilanHTA-HTA kadang-kadang berakhir di sini karena kurang-nya kapasitas dalam pengawasan proyek dan pemahamanyang buruk mengenai peran mereka sebagai aktorakuntabilitas publik. Hal ini terbukti dalam hasil sebuahsurvei yang diterapkan pada penerima keuntungan Three-for-One dan yang dilakukan oleh Departemen ManajemenPublik, yang mengungkap bahwa hanya 43 persenmemahami hak mereka untuk memiliki akses terhadapinformasi yang berkaitan dengan proyek-proyek yangdibiayai dengan dana federal dan hanya 4 persen yangpernah mengajukan keluhan resmi kepada otoritas yangtepat (Secretaria de la Función Publica 2006).

Salah satu sumber utama pengaruh HTA atas namakomunitas asal mereka adalah suara mereka yang secarainstitusional diakui dalam komite Three-for-One untukevaluasi dan persetujuan proyek. Namun, efektivitasmereka sebagai pialang kekuasaan baru dibatasi olehmasalah ‘representasi yang berlebihan’ setelah absen

263 Dinamika ini dapat dipahami sebagai contoh dari proses yang jauhlebih luas, ‘efek bumerang’ dalam kampanye transnasional masya-rakat sipil (Keck dan Sikkink 1998).

Page 567: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

552

panjang sebagai anggota masyarakat dan kebungkamanyang dipaksakanterkait dengan keabsenan mereka. Ketikakesempatan untuk memulihkan suara mereka tersedia,beberapa anggota yang absen ingin memiliki perwakilanlangsung di setiap kesempatan pembuatan keputusan.Sebagai contoh, pada tahun 2005, HTA-HTA Michoacanodiizinkan untuk memiliki kursi di komite Three-For-Oneuntuk evaluasi dan persetujuan proyek dan mereka memilihwakil dari Chicago. Segera, keluhan dari perwakilan dariLas Vegas, Los Angeles, Texas, Alaska dan banyak tempatlainnya dengan perwakilan HTA dari Michoacán juga inginmemiliki kursi di komite ini. Akibatnya, pada tahun 2007,komite di Michoacán memiliki 12 orang yang mewakilisemua asosiasi dan federasi HTA di Amerika Serikat, tetapimereka hanya memiliki satu suara.264 Mencapai konsensusadalah sebuah tantangan ketika tidak semua perwakilanmampu melakukan perjalanan ke pertemuan komite diMorelia (yang biasanya tidak dibayar oleh pemerintah) danmereka tinggal beberapa ribu mil terpisah dari satu samalain di Amerika Serikat. Sejauh ini, mereka telah mampumemberikan suara bulat dalam pertemuan pertama komiteitu, tetapi sukses jangka panjang model ini belum terlihat.Terlepas dari kehadiran dan partisipasi merekayangmeningkat dalam komite evaluasi program Three-for-One,mereka tidak selalu berhasil meyakinkan otoritas kota-madya untuk melaksanakan semua proyek Three-for-Oneyang dibutuhkan di komunitas terpencil dan tingkatpenolakan tetap tinggi. Antara tahun 2002, dan 2004,sebanyak 192 proyek Three-for-one ditolak di negara bagianitu. Di antaranya, 140 (73 persen) terletak di luar pusatkota (Bada 2008). Namun, dalam jangka panjang, dampak

264 Wawancara Bada dengan pejabat Departemen Sosial Pembangunandi Morelia ddalam The First Latin American Migrant CommunitySummit, Morelia, Michoacán, 10-13 Mei 2007.

Page 568: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

553

paling signifikan dari peningkatan leverage program Three-for-One bagi desa-desa terpencil dapat berkembang diarenasipil lokal lainnya—jika mereka berhasil untukmenggunkaan suara yang yang lebih besar di seluruh prosespembuatan keputusan di kotamadya. Dengan kata lain,dampak kelebihan sipil bisa berubah menjadi yang palingsignifikan.

Ketiadaan Hubungan yang Kokoh Antara MigrasiDengan Pembangunan265

Dalam terang tumpang tindih yang jelas antara tan-tangan migrasi dengan pembangunan perdesaan, seseorangmungkin berharap dialog tingkat tinggi dan konvergensi diantara para analis dan aktor sosial yang terlibat. Namundemikian, pertumbuhan remiten buruh migran, dikom-binasikan dengan penyebaran asosiasi daerah asal yangterorganisir, telah membangkitkan optimisme yang meluastentang prospek investasi pengembangan masyarakat lintas-batas. Namun analisis tentang migrasi orang Meksiko danpembangunan terus berhubungan secara sporadis, karenaberbagai alasan yang tidak dipahami dengan baik. Setiapagenda cenderung memperlakukan yang lain sebagaikategori sisa, sementara pendekatan yang sepenuhnyaterintergrasi belum dikembangkan. Salah satu faktor mung-kin bahwa menetapkan sifat dari hubungan antara migrasidengan pembangunan ternyata lebih mudah dikatakandaripada dilakukan. Sebagai contoh, apakah perdaganganproduksi dan pemasaran biji kopi yang berkelanjutan/adilmemberikan alternatif bagi migrasi, apakah hal ini menjadisumber pendanaan untuk pemasaran, atau apakah remitenmengakhiri pensubsidian produksi biji kopi karena per-mintaan dengan harga di perdagangan yang adil tidak

265 Bagian ini diambil dari Fox (2006b, 2007).

Page 569: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

554

mencukupi? Penelitian yang ada menemukan sedikit buktibahwa fair trade/ kopi organik melambatkan arusmigrasi.266

Sejauh ini, volume besar remiten ekonomi telahmenarik sebagian besar perhatian publik dan kebijakan.Pembingkaian isu-isu migrasi dan pembangunan denganlensa remiten menarik perhatian pada pertanyaan tentangbagaimana lembaga finansial dapat memperoleh dana.Sementara ‘banking the unbanked’ ini tentu sangat pentingbagi mereka baik untuk pengiriman dan penerimaanremiten, hubungan dengan pembangunan yang lebih luasmasih tidak pasti. Bagi migran dan keluarga mereka,dampak paling nyata dari diskusi publik yang meluas adalahpenurunan signifikan biaya transaksi baru-baru ini,didorong terutama oleh meningkatnya persaingan sektorswasta. Fokus remiten juga menarik perhatian padainvestasi remiten kolektif, terutama untuk infrastruktursosial dan bukan pembangunan ekonomi (seperti ditun-jukkan pada Tabel 2).

Potensi remiten untuk menciptakan alternatif pem-bangunan ekonomi yang telah dibicarakan selama lebihdari satu dekade, tetapi di Meksiko baru ada sedikit buktinyata tentang pekerjaan berkelanjutan di luar beberapakasus tingkat mikro. Tantangan untuk menemukan danmengelola proyek yang secara ekonomi layak diperparaholeh struktur dari proses pengambilan keputusan. Ketikamigran mengumpulkan uang yang didapat dengan susahpayah bagi proyek daerah asalnya, mereka menempatkanpremi pada investasi-investasi yang memberikan manfaatkepada masyarakat sebagai suatu keseluruhan. Kebanyakaninvestasi yang menciptakan pekerjaan , sebaliknya, secara

266 Untuk salah satu dari sedikit studi untuk secara langsung merujukhubungan antara migrasi dengan perdagangan yang adil/ inisiatifkopi organik, lihat Lewis dan Runsten (2005)

Page 570: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

555

langsung hanya mempengaruhi sebagian kecil darimasyarakat. Selain itu, keuntungannya dapat dianggapberesiko ditangkap oleh elit lokal atau kerabat baik —dalamkonteks di mana ‘akuntabilitas jarak jauh’ sulit. Dilemaini menunjukkan pentingnya mengidentifikasi investasiproduktif mereka yang juga dapat memiliki efek ‘barangpublik’, seperti infrastruktur pengolahan kopi- di komu-nitas-komunitas di mana sebagian besar orang bergantungpada kopi dan sudah memiliki pengalaman bertahun-tahunbekerja sama dalam koperasi pemasaran yang kepemim-pinannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.Namun kategori proyek investasi yang potensial ini belumdikaitkan dengan aksi kolektif migran.

Upaya untuk membawa organisasi migran ke dalamdebat kebijakan pembangunan yang lebih luas masih barudimulai, sebagaimana agenda kebijakan Meksiko merekayang terus didominasi oleh kerangka ‘kebijakan migrasi’yang masih terikat secara tradisional, terbatas pada pro-gram Three-for-One,Institute for Mexicans Abroad danpendekatan Meksiko terhadap imigrasi AS dan kebijakanperbatasan. Selain itu, LSM berbasis lokal-tidak selalu sadarakan keberadaan HTA-HTA dan karena itu tidak adakomunikasi atau agenda bersama untuk mengembangkantujuan pembangunan perdesaan yang berkelanjutan.Bahkan pada agenda kebijakantingkat lokal dan translokal,beberapa organisasi keanggotaan lintas-batas mendukungagenda pembangunan akarrumput baik dalam komunitasasal maupun di komunitas permukiman. Mexico’s Asso-ciation of Social Sector Credit Unions telah bekerja denganorganisasi-organisasi migran untuk meluncurkan sebuahjaringan bank-mikro perdesaan, yang bisa memberikanmodal kerja bagi pembangunan ekonomi lokal. Bi-NationalFront of Indegenious Organizations (FIOB) adalahpengecualian lain, karena ia membangun jaringan kreditmikro akarrumput partisipatif daerah asal, untuk membuat

Page 571: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

556

basis institusional lokal yang akuntabel yang pada akhirnyadapat menerima dan menginvestasikan remiten (Do-minguez Santos 2004).

Dalam upaya untuk merancang cara baru dalammembingkai hubungan antara migrasi dengan pemba-ngunan, ahli strategi pembangunan perdesaan MeksikoArmando Bartra (2003) menjembatani antara agendamigrasi, pembangunan dan hak dengan seruannya untukmenghargai ‘hak untuk tidak [harus] bermigrasi’. Lagi pula,Pasal 123 Konstitusi Meksiko masih berbicara tentang hakwarga negara untuk ‘berkerja yang bermartabat dan secarasosial berguna’. ‘Hak untuk tidak bermigrasi’ bisa menjadikonsep yang berguna yang menjembatani untuk mem-promosikan refleksi dan diskusi antara aktor yang beragamdan kadang-kadang yang berlainan yang melihat prosesini dengan cara yang berbeda. Prinsip ini mengakui bahwameskipun migrasi adalah pilihan, itu adalah pilihan yangdibuat dalam konteks yang dipaksakan oleh kebijakanpublik yang mendukung beberapa strategi pembangunanatas yang lain. Namun dampak konsep ‘hak untuk tidakberimigrasi’ yang tampaknya terbatas menunjukkan bahwamenerjemahkan kerangka evokatif ke dalam strategi-stra-tegi praktis untuk organisasi akar-rumput ternyata adalahsebuah tantangan yang serius.

Apa yang mungkin menjelaskan ketiadaan hubunganyang kokoh antara migrasi dengan pembangunan? Migrasisemakin diakui seiring tersebarnyar ke seluruh Mexico,remiten secara luas dianggap sebagai sumber daya pemba-ngunan, dan para praktisi dan analis yang meneliti migrasisemakin mengakui perlunya memperhitungkan dinamikadi komunitas asal. Mungkin akarnya menjadi lebih dalamdan perlu untuk melihat kerangka dasar yang digunakanuntuk menentukan strategi untuk perubahan. Sebagianbesar praktisi dan analis pembangunan perdesaan Meksikosecara implisit memperlakukan migrasi sebagai proses

Page 572: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

557

eksternal terjadi ‘di luar’ proses pembangunan akarrumput,sebuah kategori sisa de facto—di mana bagi keluargacampesino, migrasi berada di dalam kotak, komponenutama dari strategi bertahan hidup yang beragam Bagikebanyakan praktisi dan analis yang bekerja pada migrasi,sebaliknya, dimensi pembangunan tentang hubunganantara komunitas yang menerima dan yang mengirim dipa-hami dalam kerangka ‘kedermawanan dari bawah’ (‘phi-lanthrophy from below’), sebuah pendekatan yangcenderung memprioritaskan proyek yang high profile,‘sesuatu untuk semua orang’ dan bukan advokasi kebijakanuntuk penciptaan lapangan kerja dan pembangunanberkelanjutan.

Salah satu indikator dari tantangan untuk memper-tautkan migrasi dengan agenda pembangunan melibatkanbentangan yang tidak merata dari organisasi berbasismasyarakat yang relevan. Migran Meksiko, misalnya, telahmenghasilkan susunan organisasi keanggotaan yang luasdan beragam, tapi sangat bervariasi dalam hal kepadatandan distribusi. Untuk memberikan kontribusi secaralangsung terhadap strategi pembangunan akarrumput dilapangan, diperlukan tahap pemetaan berikutnya . Padatingkat negara atau wilayah, akan sangat berguna untukmemetakan komunitas-komunitas yang para migrannyatelah menciptakan asosiasi daerah asal dan meletakkannyadi atas peta komunitas-komunitas asal yang juga mencip-takan organisasi pembangunan sosial, sipil dan ekonomiyang dapat berfungsi sebagai mitra dengan imigran yangterorganisir. Beberapa komunitas “yang mengirim” dinegara bagian Oaxaca memiliki prospek pembangunanekonomi yang sangat terbatas, tetapi komunitas lainmemiliki perusahaan berbasis masyarakat yang signifikan,dan berkembang, seperti kopi organik dan koperasi kayu.Membayangkan alternatif dengan imigran yang terorga-nisir yang datang dari daerah asalnya dengan catatan

Page 573: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

558

pembangunan ekonomi berbasis-komunitas dapat berjalanterus untuk menjawab persoalan yang mempersulit investasiproduktif remiten. Isu tersebut mencakup kebutuhan akanprospek investasi yang nyata, akan pengalaman perintisusaha dan dukungan teknis yang dapat dipercaya, akanakuntabilitas publik kepada komunitas asal dan akandampak sosial tumpahan yang positif partai lokal yangtertarik. Namun konvergensi sosial-geografis antaraorganisasi migran berbasis-teritori dengan inisiatif pem-bangunan ekonomi komunitas yang dipimpin akarrumputmasih baru dimulai.

Kesimpulan

Munculnya masyarakat sipil migran Meksiko menun-jukkan bahwa keluar dapat diikuti oleh suara. Bagi paramigran Meksiko, aksi kolektif otonom dimulai saat merekamelihat ke rumah. Bagi mereka yang aktif sebelum merekapergi, kehidupan sipil di daerah asal bisa saja rusak, seti-daknya dalam jangka pendek - meskipun beberapa orngkemudian memberikan layanan masyarakat, secara lang-sung atau tidak langsung. Bercermin pada orang-orangMeksiko yang aktif dalam masyarakat sipil migran yangmemiliki rekam jejak aksi kolektif sebelum meninggalkanmenunjukkan bahwa banyak dari mereka yang menemukanjalur baru untuk mengungkapkan komitmen mereka,mengikuti prinsip Hirschman(1984) tentang ‘transformasidan mutasi energi sosial’. Ide ini mengacu pada cara-caradi mana aktivis sering merujuk kepada pengalamanpembentukan mereka dengan tindakan kolektif, bahkansetelah perubahan besar dalam konteks politik dan medansosial mereka, dan menarik warisan ini untuk mengilhamiinisiatif baru mereka di arena yang berbeda.

Analisis sebelumnya tentang dinamika pengambilankeputusan proyek dalam program investasi pengembangan

Page 574: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

559

komunitas Three-for-One menunjukkan bahwa organisasimigran memiliki kapasitas untuk meningkatkan repre-sentasi komunitas daerah asal mereka yang tersubordinasidalam politik kotamadya, negara bagian dan federal. Na-mun, program ini mewakili sebagian kecil dari keseluruhanpengeluaran investasi sosial Meksiko. Lebih penting lagi,program ini belum berhasil mendongkrak investasiproduktif yang substansial, berkelanjutan. Tanpa alternatifpekerjaan yang secara ekonomi yang nyata, berbasis luas,yang secara sosial dapat dipercaya, migrasi-keluar akanterus semakin dalam di komunitas yang belum dianggaptelah mencapai ‘intensitas migrasi yang tinggi’. Hasilnya,asosiasi daerah asal migran memberikan sepersepuluh darimilik mereka untuk diinvestasikan di daerah asal dalamkebutuhan publik yang mungkin menghadapi dilemadengan membangun lapangan basket dan stadium base-ball dengan pemain yang hanya sedikit, kecuali untuk 3sampai 4 minggu setiap tahun ketika para ekspatriat datanguntuk berkunjung.267 Investasi program Three-for-Onedalam pelaksanaannya dapat memfasilitasi kepulanganmigran saat Natal, namun mereka juga mengarahkan gene-rasi mendatang ke utara.

Kesimpulannya, pengalaman orang Meksiko denganketerlibatan imigran terorganisir dalam initiatif pengem-bangan masyarakat daerah asal menunjukan bahwa suaraterkadang dapat diikuti dengan keluar. Namun suara yangterbatas untuk menunjukkan gejala daripada penyebabeksklusi sepertinya tidak mengarah pada kelanjutan pe-ngembangan masyarakat yang berkelanjutan.

267 Scenario terakhir digambarkan dalam dokumenter tahun 2003 TheSixth Section (lihat http://www.sixthsection.com).

Page 575: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

560

Referensi

Bada, Xóchitl, ‘Reconstrucción de identidades regionalesa través de proyectos de remesas colectivos: la parti-cipación ciudadana extraterritorial de comunidadesmigrantesmichoacanas en el área metropolitana deChicago’. In Organizaciones de Mexicanos en EstadosUnidos: la política transnacional de la nueva sociedadcivil migrante, eds Guillaume Lanly and M. BasiliaValenzuela, 175–224. Mexico: Universidad deGuadalajara.

Bada, Xóchitl, 2004b. ‘Clubes de michoacanos oriundos:Desarrollo y membresía social comunitarios’.Migración y Desarrollo, April, No. 2.

Bada, Xóchitl, 2004c. ‘Las remesas colectivas de lasorganizaciones de migrantes mexicanos: Participacióncívica transnacional y estrategias comunitarias dedesarrollo’. Naskah dipresentasikan pada the 4°Congreso sobre la Inmigración en España, Ciudadaníay Participación, Girona, 10–13 November.

Bada, Xóchitl, 2008. ‘Transnational and Trans-localSociopolitical Remittances of Mexican Hometown As-sociations in Michoacán and Illinois’. PhD Disserta-tion in Sociology, University of Notre Dame, akanterbit.

Bada, Xóchitl, Jonathan Fox and Andrew Selee, eds, 2006.Invisible No More: Mexican Migrant Civic Participa-tion in the United States, Washington, DC: WoodrowWilsonCenter, Mexico Institute/University of Califor-nia, Santa Cruz, Latin American and Latino Studies,August. http://www.wilsoncenter.org/migrantpartici-pation, Diakses 1 February 2008.

Banco de México, 2007. ‘Las remesas familiares en México.Inversión de los recursos de migrantes: resultados delas alternativas vigentes’. Mexico City: Banco deMexico.

Page 576: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

561

Bartra, Armando, 2003. Cosechas de ira: Economía políticade la contrareforma agraria. México: Ed. Ithaca/Instituto Maya.

Brooks, David and Jonathan Fox, eds, 2002. Cross-BorderDialogues: US–Mexico Social Movement Networking,La Jolla, CA: University of California, San Diego,Center for US–Mexican Studies.

Burgess, Katrina, 2005. ‘Migrant Philanthropy and LocalGovernance in Mexico’. In New Patterns for Mexico:Remittances, Philanthropic Giving and Equitable De-velopment, ed. Barbara Merz, 99–124. Cambridge,MA: Harvard University Press.

Burgess, Katrina, 2006. ‘El impacto del Three-for-One enla gobernanza local’. In El Programa 3x1 paraMigrantes, ¿Primera politica transnacional en Mexico?,eds Rafael Fernández de Castro, Rodolfo GarcíaZamora and Ana Vila Freyer, 99–138. Mexico: ITAM/UAZ/Miguel Angel Porrúa.

Carral Dávila, Alberto, 2006. ‘Migración Rural’. InEscenarios y actores en el medio rural, ed. HéctorRobles Berlanga, 89–118. Mexico City: Centro deEstudios para el Desarrollo Rural Sustentable y laSoberanía Alimentaria, Dec.

CONAPO, 2000. Indices de marginación. Mexico City:Consejo Nacional de Población. http://www.conapo.gob.mx, diakses 2 February 2008.

Cordero-Guzmán, Héctor R. and Victoria Quiróz Becerra,2005. ‘Mexican Hometown Associations (HTA) inNew York’. New York City: Baruch College, Workingpaper. http://www.wilsoncenter.org/news/docs/Mexican-HTA-NYC-CQ-10-05.pdf, Diakses 1 Febru-ary 2008.

Cornelius, Wayne and David Myhre, eds, 1998. The Trans-formation of Rural Mexico. La Jolla, CA: University

Page 577: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

562

of California, San Diego, Center for US–MexicanStudies.

Domínguez Santos, Rufino, 2004. ‘The FIOB Experience:Internal Crisis and Future Challenges’. In IndigenousMexican Migrants in the United States, eds JonathanFox and Gaspar Rivera-Salgado, 69–80. La Jolla, CA:University of California, San Diego, Center for Com-parative Immigration Studies and Center for US–Mexi-can Studies.

Escala Rabadán, Luis and Carol Zabin, 2002. ‘MexicanHometown Associations and Mexican Immigrant Po-litical Empowerment in Los Angeles’. Frontera Norte,No. 27.

Fitzgerald, David, 2000. Negotiating Extra-Territorial Citi-zenship: Mexican Migration and theTransnationalPolitics of Community. La Jolla, CA: University ofCalifornia, San Diego, Center for Comparative Immi-gration Studies, Monograph 2.

Fitzgerald, David, 2004. ‘Beyond Transnationalism: Mexi-can Hometown Politics and an American Labour Uni-on’. Ethnic and Racial Studies, March, 27 (2): 228–47.

Fox, Jonathan, ed., 1990. The Challenge of RuralDemocratisation: Perspectives From Latin Americaand the Philippines. London: Frank Cass.

Fox, Jonathan, 1994. ‘The Politics of Mexico’s New Peas-ant Economy’. Dalam The Politics of Economic Re-structuring: State-Society Relations and RegimeChange in Mexico, eds Maria Lorena Cook, Kevin J.Middlebrook and Juan Molinar, 243–76. La Jolla, CA:UCSD, Center for US–Mexican Studies.

Fox, Jonathan, 1996. ‘How Does Civil Society Thicken?The Political Construction of Social Capital in RuralMéxico’. World Development, June, 24 (6): 1089–103.

Fox, Jonathan, 2005a. ‘Unpacking “Transnational Citizen-

Page 578: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

563

ship” ’. Annual Review of Political Science, 8: 171–201.

Fox, Jonathan, 2005b. ‘Mapping Mexican Migrant CivilSociety’. Dipresentasikan pada ‘Mexican Migrant So-cial and Civic Participation’. Woodrow Wilson Cen-ter for Scholars, November. http://www.wilsonce-nter.org/migrantparticipation, Diakses 1 February2008.

Fox, Jonathan, 2006a. ‘Rethinking Mexican Migration asa Multi-Ethnic Process’. Latino Studies, 4 (1): 39–61.

Fox, Jonathan, 2006b. ‘Mexican Migration and Develop-ment: Encounters and Disconnects’. Grassroots De-velopment, 27 (1): 2–5.

Fox, Jonathan, 2007. Accountability Politics: Power andVoice in Rural Mexico. Oxford: Oxford UniversityPress.

Fox, Jonathan and Elizabeth Haight, forthcoming. ‘Elcondicionamiento político del acceso a programassociales en México’. Dalam Candados y derechos: Elblindaje de la política social en México desde unaperspectiva comparada, eds Alejandro Grinspun andDavid Gómez Alvarez, United Nations DevelopmentProgramme in preparation.

Fox, Jonathan and Gaspar Rivera-Salgado, eds, 2004. In-digenous Mexican Migrants in the United States. LaJolla, CA: University of California, San Diego, Cen-ter for Comparative Immigration Studies and Centerfor US–Mexican Studies.

García de Alba Tinajero, María, Leticia M. JáureguiCasanueva and Claudia Núñez Sañudo, 2006. ‘Lide-razgos y nuevos espacios de negociación en el Prog-rama 3x1 para Migrantes. El caso de Zacatecas’. In ElPrograma 3x1 para Migrantes. ¿Primera Políti-caTrasnanacional en México?, eds Rafael Fernándezde Castro, Rodolfo García Zamora and Ana Vila

Page 579: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

564

Freyer, 223–48. Mexico, DF: ITAM-UniversidadAutónoma de Zacatecas-Miguel Ángel Porrúa.

García Zamora, Rodolfo, 2005a. ‘Migración internacionaly remesas colectivas en Zacatecas’. Foreign Affairs enEspañol, July–Sept. http://www.foreignaffairs-esp.orghttp://www.foreignaffairs-esp.org , Diakses 1February 2008.

García Zamora, Rodolfo, 2005b. ‘Collective Remittancesand the 3 X 1 Program’. Washington, DC: WoodrowWilson Center and Latin American and Latino Stud-ies Department, UC Santa Cruz, November. http://www.wilsoncenter.org/migrantparticipationhttp://www.wilsoncenter.org/migrantparticipation , Diakses1 February 2008.

García Zamora, Rodolfo, 2006. ‘El Programa 3 X 1 y losretos de los proyectos productivos en Zacatecas’ In ElPrograma 3x1 para Migrantes. ¿Primera PolíticaTransacional en México?, eds R. Fernández de Castro,R. García Zamora and A. Vila Freyer, 157–70. Mexico,DF: ITAM-Universidad Autónoma de Zacatecas-Miguel Ángel Porrúa.

Gledhill, John, 1995. Neoliberalism, Transnationalizationand Rural Poverty. A Case Study of Michoacán,Mexico. Boulder, CO: Westview Press.

Goldring, Luin, 2002. ‘The Mexican State and Trans-migrant Organizations: Negotiating the Boundaries ofMembership and Participation’. Latin American Re-search Review, 37 (3): 55–99.

Goldring, Luin, 2004. ‘Family and Collective Remittancesto Mexico: A Multidimensional Typology’. Develop-ment and Change, 35 (4): 799–840.

González Amador, Roberto, 2005. ‘En lo que va del sexenioemigraron a Estados Unidos 400 mil personas al año’.La Jornada, 15 April.

Page 580: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

565

González Gutiérrez, Carlos, 1997. ‘Decentralized Diplo-macy: the Role of Consular Offices in Mexico’s Rela-tions with its Diaspora’. Dalam Bridging the Border:TransformingUS–Mexican Relations, eds Rodolfo O.De la Garza and Jesús Velasco. Lanham, MD: Row-man and Littlefield.

Goodman, Gary and Jonathan Hiskey, 2008. ‘Exit With-out Leaving: Political Disengagementin High Migra-tion Municipalities in Mexico’. Comparative Politics,January, 40 (2): 169–88.

Hernández Navarro, Luis, 2006. ‘Optimismo y cambio enAmérica Latina’. La Jornada, 31 January: 27.Hirschman, Albert, 1970. Exit, Voice and Loyalty: Re-sponses to Decline in Firms, Organizations and States.Cambridge, MA: Harvard.

Hirschman, Albert, 1981. Essays in Trespassing: Econom-ics to Politics and Beyond. Cambridge: CambridgeUniversity Press

Hirschman, Albert, 1984. Getting Ahead Collectively:Grassroots Experiences in Latin America. Elmsford,NY: Pergamon Press.

Holt-Gimenéz, Eric, 2006. Campesino a Campesino:Voices from Latin America’s Farmer to Farmer Move-ment for Sustainable Agriculture. Oakland, CA: FoodFirst Books.INEGI, n.d. (Instituto Nacional deEstadística y Geografía) ‘Población ocupada segúnsector económica (nacional)’. Encuesta Nacional deOcupación y Empleo. http:// www.inegi.gob.mx,Diakses 2 February 2008.

INEGI, 2006. ‘Resultados Definitivos del II Conteo dePoblación y Vivienda 2005 para el Estado deMichoacán de Ocampo’. Mexico City: InstitutoNacional de Estadística Geograf ía e Informática.

Kearney, Michael and Federico Besserer, 2004. ‘OaxacanMunicipal Governance in Transnational Context’. In

Page 581: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

566

Indigenous Mexican Migrants in the United States, edsJonathan Fox and Gaspar Rivera-Salgado, 449–68. LaJolla: University of California, San Diego, Center forComparative Immigration Studies and Center for US–Mexican Studies.

Keck, Margaret and Kathryn Sikkink, 1998. Activists Be-yond Borders. Ithaca, NY: Cornell.

Lanly, Guillaume and M. Basilia Valenzuela, eds, 2004.Clubes de migrantes oriundos mexicanos en losEstados Unidos: la política transnacional de la nuevasociedad civil migrante. Guadalajara, Mexico:Universidad de Guadalajara.

Laxer, Gordon and Sandra Halperin, eds, 2003. GlobalCivil Society and its Limits. London: Palgrave.

Levitt, Peggy, 2001. Transnational Villagers. Berkeley, CA:University of California.

Lewis, Jessa and David Runsten, 2005. ‘Does Fair TradeCoffee Have a Future in Mexico? The Impact of Mi-gration in a Oaxacan Community’. Dipresentasikanpada ‘Trading Morsels’ Conference, Princeton Univer-sity, February 2005.

Leyva Reus, Jeanette, 2005. ‘Motivan polémica modelospara clasificar remesas familiares. Reportan Sedesol yColef diferencia de 41.9 porciento con el Banxico.Imposible que los hogares hayan captado 16 mil mdd’.23 June. In El Financiero online. México, DF. http://www.elfinanciero.com.mx, Diakses 3 February 2008.

Lozano Ascencio, Fernando, 2003. ‘Discurso Oficial, Re-mesas, y Desarrollo en México’. Migración yDesarrollo, 1: 23–31.

Lozano Ascencio, Fernando and Fidel Olivera Lozano,2005. ‘Impacto económico de las remesas en México:un balance necesario’. Naskah dipresentasikan padathe Seminario Internacional: Problemas y Desafíos dela Migración y el Desarrollo en América. Cuernavaca,

Page 582: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

567

Morelos: Red Internacional Migración y Desarrollo.http://www.migracionydesarrollo.orghttp://www.migracionydesarrollo.org , Diakses 3 February2008.

Maldonado, Centolia and Patricia Artía Rodríguez, 2004.‘ “Now We are Awake”. Women’s Participation in theOaxacan Indigenous Binacional Front’. Dalam Indig-enous Mexican Migrants in the United States, edsJonathan Fox and Gaspar Rivera-Salgado, 495–510.La Jolla, CA: University of California, San Diego,Center for Comparative Immigration Studies and Cen-ter for US–Mexican Studies.

Martin, Philip, 2005. ‘NAFTA and Mexico–US Migration’.Dipresentasikan pada Consejo Nacional de Población,Mexico City, 16 December 2005.

Moctezuma Longoria, Miguel, 2003a. ‘The Migrant ClubEl Remolino: A Binational Community Experience’.Dalam Confronting Globalization: Economic Integra-tion and Popular Resistance in Mexico, eds TimothyWise, Hilda Salazar and Laura Carlsen. West Hart-ford, CT: Kumarian Press.

Moctezuma Longoria, Miguel, 2003b. ‘Territorialidad delos clubes zacatecanos en Estados Unidos’. Migracióny Desarrollo, October, No. 1.

Moctezuma Longoria, Miguel, 2005. ‘Transnacionalismo,agentes y sujetos migrantes.Estructura y niveles de lasasociaciones de mexicanos en Estados Unidos’.Presentedat ‘Problemas y Desafíos de la Migración yDesarrollo en América’, Red Internacional deMigración y Desarrollo. Centro Regional de Investiga-ciones Multidisciplinarias de la UNAM y CERLAC,Cuernavaca, 7–9 April.

Muñoz, Alma, 2004. ‘Niega Sedeso que remesas demigrantes ayuden a paliar la pobreza del país’. LaJornada, 5 December.

Page 583: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

568

Mutersbaugh, Tad, 2002. ‘Migration, Common Propertyand Communal Labor: Cultural Politics and Agencyin a Mexican Village’. Political Geography, 21 June.

Mutersbaugh, Tad, 2008. ‘Serve and Certify: Paradoxes ofService Work in Organic Coffee Certification’. DalamConfronting the Coffee Crisis: Fair Trade, SustainableLivelihoods and Ecosystems in Mexico and CentralAmerica, eds Christopher Bacon, V. Ernesto Méndez,Stephen R. Gleissman, David Goodman and JonathanA. Fox, 261–88. Cambridge, MA: MIT Press.

Orozco, Manuel with Michelle LaPointe, 2004. ‘MexicanHometown Associations and Development Opportu-nities’. Journal of International Affairs, 57 (2): 31–49.

Passell, Jeffrey, 2005. ‘Unauthorized Migrants: Numbersand Characteristics’. Washington, DC: Pew HispanicCenter, 14 June 2005. http://www.pewhispanic.org/reportshttp://www.pewhispanic.org/reports , Ac-cessed 1 February 2008.

Passell, Jeffrey and Roberto Suro, 2005. ‘Rise, Peak andDecline: Trends in US Immigration, 1990–2004’.Washington, DC: Pew Hispanic Center, 21 March2005. http:// www.pewhispanic.org/reports, Diakses2 February 2008.

Polaski, Sandra, 2003. ‘Jobs, Wages and Household In-come’. In NAFTA’s Promise and Reality: Lessons fromMexico for the Hemisphere, eds DemetriousPapademetriou, John Audley, Sandra Polaski and ScottVaughn, Carnegie International Endowment for Peace,November 2003. http://www.cargenieendowment.org,Diakses 2 February 2008.

Ramos, Jorge, 2007. ‘Migró más gente de la que murió enel país en 2006’. El Universal, 4 May, Mexico City.http://www.eluniversal.com.mx, Accessed 1 February2008.

Page 584: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

569

Rivera-Salgado, Gaspar and Luis Escala Rabadán, 2004.‘Collective Identity and Organizational Strategiesamong Indigenous and Mestizo Mexican Migrants’.Dalam Indigenous Mexican Migrants in the UnitedStates, eds Jonathan Fox and Gaspar Rivera-Salgado,145–78. La Jolla, CA: University of California, SanDiego, Center for Comparative Immigration Studiesand Center for US–Mexican Studies.

Rivera-Salgado, Gaspar, Xóchitl Bada and Luis EscalaRabadán, 2005. ‘Mexican Migrant Civic and PoliticalParticipation in the US: the Case of Hometown Asso-ciations in Los Angeles and Chicago’. Dipresentasikanpada ‘Mexican Migrant Civic and Political Participa-tion’, Washington, DC: Woodrow Wilson Center andLatin American and Latino Studies Department, UCSanta Cruz. http://www.wilsoncenter.org/mig-rantparticipationhttp://www.wilsoncenter.org/migrantparticipation , Diakses 2 February 2008.

Sagarnaga Villegas, Leticia Myriam, et al., 2006.‘Evaluación Externa del Programa 3 x 1 para Migrantes2006’. Mexico: Universidad Autónoma Chapingo/Sedesol, December. http://www.coneval.gob.mx/evaluaciones, Accessed 1 February 2008.

Schwentesius, Rita, Miguel Angel Gómez, José Luis CalvaTelléz and Luis Hernández Navarro, eds, 2004. ¿Elcampo no aguanta más?, 2nd edn. Chapingo: Uni-versidad Autónoma de Chapingo, CIESTAAM.Secretaría de la Función Pública, 2006. ‘Encuesta deOpinión al Programa 3x1 para Migrantes. Beneficia-rios’. Mexico City: Secretaría de la Función Pública.

SEDESO, Michoacán, 2004. ‘Crecimiento poblacionalestatal 1990–2000’. Dalam basis data Excel databasetentang tren migrasi antara tahun 1980 sampai 2000.Morelia: Secretaría de Desarrollo Social.

Page 585: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

570

SEDESOL, 2006. ‘Programa 3x1 para Migrantes’. MexicoCity: Secretaría de Desarrollo Social, DisseminationBrochure.

Servicios Profesionales para el Desarrollo Económico,2005. ‘Evaluación Externa del Programa IniciativaCiudadana 3x1, 2004’. Mexico City: Secretaría deDesarrollo Social (SEDESOL). http://www.cone-val.gob.mx/evaluaciones, Accessed 1 February 2008.

Smith, Michael Peter, 2003. ‘Transnationalism, the Stateand the Extraterritorial Citizen’. Politics and Society,December, 31 (4): 467–502.

Smith, Michael Peter and Matt Bakker, 2008. Citizenshipacross Borders: The Political Transnationalism of ElMigrante. Ithaca, NY: Cornell University Press

Smith, Robert, 2003. ‘Migrant Membership as an InstitutedProcess: Transnationalization, the State and the Ex-tra-Territorial Conduct of Mexican Politics’. Interna-tional Migration Review, Summer, 37 (2): 297–343.

Smith, Robert, 2006. Mexican New York. TransnationalLives of New Immigrants. Berkeley, CA: Universityof California Press.

Stephen, Lynn, 2007. Transborder Lives: IndigenousOaxacan Migrants in the US and Mexico. Durham,NC: Duke University Press.

Suro, Roberto, 2005. ‘What Do Surveys Tell Us aboutMexican Migrant Social and Civic Participation’.Dipresentasikan pada ‘Mexican Migrant Civic and Po-litical Participation’.

Washington, DC: Woodrow Wilson Center and LatinAmerican and Latino Studies Department, UC SantaCruz, November. http://www.wilsoncenter.org/migrationparticipation, Accessed 1 February 2008.

Waldinger, Roger, 2007. ‘Between Here and There: HowAttached Are Latino Immigrants To Their NativeCountry?’ Washington, DC: Pew Hispanic Center.

Page 586: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Organisasi Migran dan Dampak Kampung Halaman

571

Http:// www.pewhispanic.org, Diakses 1 Februay2008.

Williams, Heather, 2004. ‘Both Sides Now: Migrants andEmerging Democratic Politics in Mexico’.Dipresentasikan pada the Latin American Studies As-sociation, Las Vegas.

World Bank, 2004. Mexico: Public Expenditure Review(Two Volumes), Report No.27894-MX, 10 August.http://www.worldbank.org, Diakses 1 February 2008.

Page 587: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

572

Page 588: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

573

Pendahuluan

Pada pertengahan 1980-an, melalui publikasi kar-yanya yang inovatif dan sangat berpengaruh Weapons ofthe Weak: Everyday Forms of Peasant Resistance (1985),James Scott merubah lensa analitiknya dari revolusi petanimenjadi perlawanan petani. Dengan mengabaikan fokuspada aksi bersama, pemberontakan dan pengerahanrevolusioner yang banyak mewarnai penelitian sebelumnyamengenai politik petani, Scott memilih untuk menyorotihal-hal yang tersembunyi, informal dan tindakan-tindakanindividual yang sering terjadi yang dengannya, dengandiperkuat oleh budaya populer perlawanan, para petaniberusaha mempertahankan atau memperbaiki kedudukanmereka dalam perjuangankelas agraria. Dalam menegas-kan hal itu ketika ‘melipatgandakan seribu kali lipat’ tin-dakan-tindakan perlawanan individu sehari-hari—keragu-an, pembakaran, sabotase, desersi, pencurian, kepura-

11DARI YANG TERSEMBUNYI SAMPAI YANG TERBUKA:PPPPPOLITIKOLITIKOLITIKOLITIKOLITIK S S S S SEHARIEHARIEHARIEHARIEHARI-----HARIHARIHARIHARIHARI P P P P PETETETETETANIANIANIANIANI DIDIDIDIDI C C C C CINAINAINAINAINA DDDDDANANANANAN I I I I IMPLIKMPLIKMPLIKMPLIKMPLIKAAAAASINYSINYSINYSINYSINYAAAAA PPPPPADADADADADAAAAA

GGGGGERAKERAKERAKERAKERAKANANANANAN A A A A AGRARIAGRARIAGRARIAGRARIAGRARIA T T T T TRANSNARANSNARANSNARANSNARANSNASIONALSIONALSIONALSIONALSIONAL

Kathy Le Mons Walker

Page 589: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

574

puraan, dan sebagainya—yang mungkin memilikikonsekuensi politik atau sosial-ekonomi yang signifikan,membuka lahan baru dalam mengkonseptualisasikanprotes dan menganalisis kontur dan konsekuensi per-tarungan agraria. Di sisi lain, ketika gerakan-gerakan sosialradikal semakin berkurang dan pesimisme ideologis me-nyebar di kalangan akademisi dan pengorganisir, teori Scotttentang perlawanan sehari-hari menjadi lebih luas,memberikan lebih banyak dampak negatif. Hal itumemberikan kontribusi pemberian peran kembali parapetani tidak sebagai mereka yang mampu mengubahkondisi sejarah baru, tetapi secara relatif sebagai agen yanglemah yang perjuangan-perjuangannya lebih banyakberadaptasi secara defensif terhadap perubahan.

Kebangkitan global pergerakan perdesaan selama duadekade terakhir, serta fenomena gerakan agraria trans-nasional terorganisir, memproblematisasi formulasi Scott.Secara khusus, mereka meminta kami untuk mempertim-bangkan pertanyaan mengapa perlawanan sehari-hari harustersembunyi dan dihargai, dan mempertimbangkan secarahistoris keadaan dimana perlawanan tersembunyi parapetani muncul atau mulai melakukan aksi-aksi bersamasecara terbuka. Kontribusi ini saya lakukan bukan ber-maksud untuk memperdebatkan atau mengkritik modelsosiologis Scott. Sebaliknya tujuan saya adalah memberiperhatian pada pertanyaan di atas dengan memfokuskanpada pengalaman di Cina, di mana sejak pertengahan tahun1980-an protes bersama para penduduk pedesaan danpemberontakan-pemberontakan telah menjadi hal yangbiasa. Melibatkan puluhan juta orang, aktivisme politik,saya membuktikan, bahwa semua itu telah menjadi bentuksehari-hari politik petani Cina .

Dalam menganalisis perkembangan perlawananterbuka yang terus-menerus petani Cina, sebagai titik

Page 590: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

575

awalnya bab ini mengambil kejadian yang tak disengajadari dua kecenderungan perkembangan yang berbeda:perubahan ‘sosialisme pasar’ di Cina pada tahun 1978 sertaperubahan ke arah neoliberalisme pada dunia kapitalislanjut. Bab ini terutama memperhatikan fitur serta akibatnegatif bagi daerah pedesaan yang dihasilkan dari beri-risannya kedua kecenderungan tersebut, dengan alasanbahwa pada periode pasca-sosialis kemuncula Cina sebagaimesin pertumbuhan ekonomi dunia yang telah dicapaisampai tingkat yang sangat baik melalui tenaga kerja dandengan mengorbankan masyarakat pedesaan. Selanjutnyamemeriksa protes bersama selama dua dekade terakhir,terutama menyoroti hal yang saling bertentangan antarakekuasaan lokal dengan kekuasaan negara yang korup padaawal perkembangan gerakan pedesaan; dan memusatkanperhatian lebih besar, pada perampasan tanah, yang selamadekade terakhir merupakan masalah utama pembe-rontakan. Bagian akhir bab ini membahas tentang implikasidari penemuan baru-baru ini tentang pemberontakan petaniCina - yang 210 miliar rumah tangganya mewakili satudari setiap 3 keluarga petani di dunia—untuk gerakanagrariatransnasional.

Kontur: Perjalanan Cina Pasca-sosialis

Sejak pemimpin China meninggalkan jalur Maoismenuju sosialisme dan mengadopsi program marketisasipada tahun 1978, kemunculan Cina sebagai salah satumesin pertumbuhan ekonomi utama didunia mulaidikenalluas. Baru-baru ini para sarjana dan pers mulai memusat-kan perhatian pada aspek yang lebih gelap dari pengaruhglobal, termasuk meningkatnya kesenjangan sosial, PHKdan pemindahan 60 juta pekerja perkotaan dan industri,dan, khususnya fakta bahwa daerah pedesaan - dimanamayoritas orang Cina asli berada—tampaknya telah

Page 591: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

576

ditinggalkan. Pada bagian ini agar dapat memberikankontekstualisasi sejarah bagi perkembangan aksi bersamayang meluas di daerah pedesaan, saya mempertimbangkanbeberapa aspek arah china pasca-sosialis yang salingberkaitan yang berpengaruh negatif pada masyarakatpedesaan.

Pertama, pada proses pergantian pemimpin pasca-sosialis Cina, dipimpin oleh Deng Xiaoping, yangdiharapkan dapat mempertahankan penguasaan subtansialatas proses marketisasi, yang pada awalnya dipahamisebagai salah satu yang akan menyatukan perusahaan miliknegara (SOEs) - ‘stable centrepieces’ dari perekonomianyang dijalankan oleh negara - dengan marketisasi danprivatisasi yang bertahap. Tetapi setiap tahap dalam prosesitu menghasilkan kontradiksi baru yang diselesaikan hanyamelalui perluasan kekuasaan pasar, yang pada gilirannyamendorong hak-hak istimewa perusahaan swasta daripadaperusahaan negara, pembangunan kota daripada pem-bangunan desa, serta terus meningkatnya, perusahaan danpasar asing daripada pasar dalam negeri. (Hart-Landsbergdan Burkett 2004, 9, 31).

Kedua, peralihan China pasca-sosialis bersamaandengan gerakan yang paralel yang ada dalam duniakapitalis lanjut – perubahan menuju neoliberalisme. Lahirdari krisis overakumulasi dalam rezim kapitalis lanjut(Brenner 2002; Harvey 2003), reorganisasi prosesakumulasi di bawah strategi neoliberal, dalam analisisterakhir, bergantung pada pergantian hak kepemilikanberskala dunia dan peningkatan dramatis persainganinternasional para pekerja melalui ekspansi global buruhmurah. Persisnya karena pembangunan pasca-sosialis diCina menghasilkan kemungkinan yang sangat banyakuntuk melepaskan ‘aset – aset yang sampai saat ini tidaktersedia ke dalam arus utama akumulasi kapitalis’, para

Page 592: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

577

pemain neoliberal menggunakan semua kapasitasorganisasi mereka untuk memudahkan dan menciptakankondisi yang menguntungkan untuk masuk kembalinyaCina ke dalam sistem kapitalis global (Harvey 2003, 149,2005, 121). Pemulihan kekuasaan kelas dan pengabaiansejumlah besar penduduk dunia, khususnya orang miskindi pedesaan, dari proses akumulasi yang mendasari proyekneoliberal yang juga telah membentuk kontur dan hasil daripembangunan Cina yang semakin ‘foreign driven, export-led’(Amin 2003; Harvey 2003, 137-82; 2005, 120-1).

Ketiga, apabila proyek neoliberal dunia mendaku dirisebagai bentuk modern ‘Akumulasi primitif ’ atau sebagaienklosur yang secara global menargetkan relasi kepemilikanyang biasa/mapan maupun ‘social commons’ yang dibuatoleh negara (De Angelis 2001), yang di Cina menemukanpendukung dan sekutu: persekutuan para pejabat danpengusaha yang ingin melaksanakan akumulasi primitifversi meraka sendiri dan kemudian diuntungkan secaralangsung dari proses-proses akumulasi yang saling terkait.Pemerintah dan kader awalnya dianggap pemimpin utama.Dalam sebuah perlombaan berbahaya untuk menjadi kaya,mereka mengambil jalan terlarang untuk ‘merampas’ dan‘merampok’ milik masyarakat dan aset-aset negara (Hu2005). Pada tahun 1980-an, hal ini terjadi sebagian besarmelalui pedagangan gelap di pasar sektor bahan mentahnegara dan komoditas. Di akhir tahun 1980-an dan 1990-an, kecenderungan ini semakin dalam seiring denganBUMN yang dirubah menjadi perusahaan-perusahaanshareholding swasta dan asetnya dilucuti, , seiring denganpenggelapan dana negara untuk mendirikan usaha swastapribadi, dan seiring dengan para pejabat pemerintah yangmenjual hak guna tanah milik negara (di daerah perkotaan)atau yang dimiliki bersama (di daerah pedesaan) (He 2000,38, 45, 50, 59, 2001a, 27; 2001b, 68). Pola akumulasiprimitif ini, meskipun dengan tingkat yang lebih rendah,

Page 593: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

578

sudah dikembangkan di kota– kota besar, kota- kota kecildan desa-desa di seluruh negeri dalam ‘koalisi jahat’ (heitongmeng), sebagaimana diistilahkan oleh media Cina ,antara partai dengan pejabat pemerintah dan pengusahakeji(Cody 2005, 1A; Kahn dan Yardley 2007; Li C. 2006,6).Dalam proses ini, terutama setelah tahun 1992 ketikapengusaha dan para kapitalis pertama kali diperbolehkanmenjadi anggota partai, Partai Komunis berubah menjadi‘persatuan penguasa’ yang mewakili kalangan orang kayadan orang yang memiliki hak istimewa dalam lapisan sosial.Dari tahun 2007, sepertiga orang terkaya di Cina adalahanggota partai (Chan 2007, 1).

Diapit dan terhubung dengan sejumlah besar investasiasing langsung, yang dari tahun 1997 sampai tahun 2005mencapai total lebih dari $ 465 miliar dollar Amerika, jalanpasca-sosialis telah menghasilkan tidak hanya dua digitangka pertumbuhan selama lebih dari satu dekade, tetapijuga tingkat kekayaan yang belum pernah terjadi. Padaakhir tahun 2004, terdapat 236.000 jutawan (dalam dolarAS) di Cina - lebih dari India digabungkan dengan Rusia(Barboza 2005, 1). Pada tahun 2007 jumlah tersebutmeningkat menjadi 345.000. Pada waktu yang sama,jumlah milyader meningkat dari 15 pada tahun 2006menjadi 106 pada tahun 2007 (Cheng dan Lawrence 2007).Anak-anak para pemimpin senior Cina juga bergabungdengan barisan orang super kaya. Dari 3.220 orang Cinadengan kekayaan pribadi sebesar 100 juta yuan atau lebih,2.932 anak-anak kader tingkat tinggi (Holz 2007, 38).

Berlawanan dengan cerita pertumbuhan ekonomi danakumulasi kekayaan oleh elite birokrasi-kapitalis bercokolkesenjangan , penurunan kualitas manusia dan biaya sosiallainnyayang meningkat pesat . Dalam kurun waktu kurangdari tiga dekade, Cina berubah dari masyarakat yang pal-ing egalitarian di dunia menjadi salah satu masyarakat yangmemiliki kesenjangan antara kaya dan miskin yang tertinggi

Page 594: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

579

di seluruh dunia (Fewsmith 2007,9). Perpecahan dankesenjangan daerah juga semakin dalam ketika daerahpesisir menjadi tempat utama investasi asing langsung danindustrialisasi perkotaan maupun pedesaan, sementaradalam proses ini daerah pertanian pedalaman sebagianbesar tetap terabaikan. Antara tahun 1978 dan tahun 2003,misalnya, 86 persen dari total investasi asing langsungmengalir ke daerah pesisir timur dan selatan, sedangkanhanya 9 persen yang mengalir ke daerah pusat dan 5 persenke barat (Li C. 2006,21). Hal lain yang sama mencoloknyaadalah semakin tingginya disparitas pendapatan desa-kota-pendapatan perkotaan di tahun 2005 rata-rata 3,2 kalipendapatan di daerah pedesaan(Kahn 2005, 3).

Memang hanya dalam beberapa tahun pertamaperalihan Cina menuju marketisasi China sajalah yangmembuat pedesaan secara keseluruhan mendapat keun-tungan yang nyata. Dari tahun 1978 hingga 1984, penda-patan pedesaan meningkat rata-rata 15 persen per tahun.Akan tetapi, setelah tahun 1984, produsen pedesaan meng-alami beberapa kesulitan. Peningkatan produksi awal yangdiperoleh dari pertanian keluarga setelah pembubarankomuni rakyat tidak dapat dipertahankan, pemerintahmenurunkan harga kuota, biaya input naik, dan beban pajakpara petani meningkat tajam. Akibatnya, pendapatanpedesaan mulai bergerak lamban, mengkerut dan dibeberapa daerah bahkan bergerak mundur (Hart-Landsbergdan Burkett 2004, 34, 40). Pengenaan pajak yang terlalutinggi, penggelapan dan privatisasi de facto oleh kader lokalperusahaan kota kecil dan desa (TVEs), yang tercipta dariasetkomuni dan membantu mensubsidi pertanian,memperburuk kecenderungan ini (Greenfield dan Leong1997, 107-8). Akibatnya, dari pertengahan 1980-an adapersepsi umum yang berkembang di daerah pedesaanbahwa dalam kesibukan Cina untuk menjadi kayadaerahpedesaan sedang ditinggalkan. Dalam sindiran tajam

Page 595: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

580

yangkhas, penduduk pedesaan bergurau bahwa sementaragaji ‘naik turun di kota-kota besar’, di pedesaan hanya ada‘ harga naik, pajak, dan biaya-biaya’ (Goodspeed 1993, 2F;Poole 1993, 10).

Seiring situasi pedesaan yang memburuk padadekade dari tahun 1985 hingga tahun 1995, muncul sebuah‘populasi mengambang’ lebih dari 100 juta petani yangsangat miskin. Hal itu terungkap dalam relief dampak dankonsekuensi aktual yang tegas dari jalur pembangunanpedesaan yang berpusat pada perkotaan . Pada tahun 2003,angka ini membengkak hingga 150 juta dan termasuk seba-gian besar dari puluhan juta petani yang telah kehilangantanah mereka karena penyitaan ilegal atau dengankompensasi yang kurang (Greenfield dan Leong 1997,100;‘An Overview of Unemployment 2003’ 2004; Yardley2004). sebagian besar anggota populasi ini berhasil masukke kota, ke zona-zona pembangunan dan ke daerah-daerahsuburban di wilayah pesisir untuk mencari kerja. Meskipunjutaan pekerja industri di-PHK di pertengahan tahun 1990-an, pekerja migran desa yang miskin dan yang tak berpunyamenjadi tenaga kerja yang lebih disukai oleh industri ek-spor yang sedang berkembang dan industri konstruksi. Dimata para majikan, mereka lebih penurut sekaligus lebihmudah dieksploitasi, karena di kotamereka tidak memilikistatus resmi dan diperlakukan dengan hina sebagai warganegara kelas dua, sementara di pabrik mereka bekerja tanpakontrak atau perlindungan hukum demi upah yang sangatrendah (Li 1993;Solinger 1999; Yu 1994). Uang pemba-yarannya, mereka kirim ke desa untuk membantu anggotakeluarga yang tersebar di sana, tetapi seiring kondisipedesaan terus memburuk tidak hanya seorang laki-laki(atau wanita) lajang namun seluruh keluargasemakinbanyak yang semakin banyak berhasil masuk ke kantong-kantong perkotaan . Para pengusaha juga semakin seringmenggunakan taktik menahan upah para buruh migran

Page 596: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

581

sebagai alat untuk mengendalikan mereka (mengingatkanpada praktek ‘perbudakan’ (baosheng) sebelum revolusiCina), membuat hidup lebih sulit baik bagi keluarga yangtelah bermigrasi maupun anggota keluarga di daerahpedesaan yang bergantung pada kiriman uang. Berdasarkanperkiraan resmi, di awal tahun 2005 upah yang belumdibayarkan mencapai hingga 12 milyar dollar Amerikaterhutang pada pekerja migran pedesaan (Chan 2005b, 1).Jadi hal tersebut mengakar dalam proses-proses yangmemiskinkan dan memaksa penduduk pedesaan untukmeninggalkan daerah pedesaan, kemunculan Cina yangdisebut dunia sebagai bengkel dunia sangat berhubungandengan penciptaan platform buruh murah bagi kapitalismeglobal (Chan 2006, 3).

Akhirnya, dalam beberapa tahun terakhir masuknyaCina ke WTO telah memperparah masalah pedesaan.Setelah bergabung dengan organisasi ini pada tahun 2001pemerintah memotong tarif rata-rata pertanian dari 54persen menjadi 15,3 persen, dibandingkan dengan tarifrata- rata dunia sekitar 62 persen. Menurut MenteriPerdagangan Bo Xilai: ‘Belum pernah ada satupun anggotadalam sejarah WTO yang telah membuat pemotongansebesar itu [dalam hal tarif] dalam waktu yang sangatsingkat ‘(Chan 2006, 2). Untuk meningkatkan akses bagipara pabrikan terhadap negara maju dan, mempertahankanlaju pertumbuhan , para pemimpin Cina tampaknya sekalilagi bersedia mengorbankan pedesaan. Pada tahun 2004,Cina mengalami defisit perdagangan pertanian sebesar US$ 5,5 miliar akibat lonjakan impor. Impor kapas sendirimeningkat 175 kali lipat, dari 11.300 ton pada tahun 2001menjadi 1,98 juta ton pada tahun 2004. Bagi para petanikapas China dan petani lain(terutama mereka yangmenanam kacang kedelai dan tebu) hasil ini sungguhmenyengsarakan. Sebagai contoh, Oxfam Hong Kong padatahun 2006 melaporkan bahwa impor kapas murah AS ke

Page 597: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

582

China pada tahun 2005 mengakibatkan kerugian sebesarUS $ 208 juta pada pendapatan para petani dan hilangnya720.000 lapangan pekerjaan (Chan 2006, 2-3). Di bawahpengaruh WTO, petani China dengan demikian mengalamipeningkatan impor, penurunan harga lokal, kesulitan dalammenjual hasil panen mereka di pasar domestik, sertakerusakan dan kehancuran yang semakin meningkat yangkeduanya berpengaruh pada para petani kecil dalam skalaglobal dan membentuk isu-isu penting dalam perkem-bangan gerakan agraria transnasional.

Aksi Bersama Masyarakat Pedesaan, Kekuasaan Lokaldan Negara Pusat yang Korup

Uraian panjang di atas memberikan konteks untukmenganalisis perkembangbiakan perlawanan terbukapedesaan selama hampir 20 tahun terakhir. MenurutMenteri Keamanan Umum, jumlah ‘peristiwa massa’,termasuk protes, demonstrasi, penutupan jalan dan‘kerusuhan’ yang mengakibatkan kerugian besar terhadaporang dan/ atau harta benda, berada pada angka 8.700pada tahun 1993. Angka itu meningkat menjadi 13.000 di1996; 58.000 pada tahun 2003; 74.000 pada tahun 2004(melibatkan 3,7 juta orang); dan 87.000 pada tahun 2005,dengan kemungkinan sebanyak 5 juta peserta (Li L. 2006,250). Empat puluh sampai lima puluh persen darikerusuhan itu terjadi di daerah pedesaan, sebagian besarsisanya adalah protes buruh perkotaan (Tanner 2005, 196-97; ‘Highlights’ 2004).

Kesenjangan sosial yang semakin besar menjadi temapokok yang mendasari protes yang terus-menerus. Padapertengahan 1980-an ketika perlawanan mulai muncul kepermukaan secara teratur, sebagian besar berupa, aksi’balasdendam’ (baohu) atau kekerasanindividual diam-diam,yang menargetkan para pemungut pajak, para kader desadan kotapraja yang korup, dan orang kaya baru di desa

Page 598: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

583

(lebih sering kader) dengan merusak properti mereka,meracuni ternak dan unggas mereka, dan menebangipohon-pohon mereka (Bernstein 1994, 63; Bernstein danLu 2003, 120; Li dan O’Brien 1996, 29). Hal ini sesuaidengan konseptualisasi Scott dalam gaya yang hampirseperti buku sekolahan tentang perlawanan sehari-hari. Diparuh kedua tahun 1980-an aksi bersama terbuka juga mun-cul. Melewati tahun 1990-an, persoalan penyalahgunaanpajak dan berbagai aspek kekuasaan lokal korup lainnyamendominasi agenda protes. Kemudian, penyitaan tanaholeh pejabat-pejabat dan kader lokal menjadi fokus utamaprotes. Seperti yang telah saya tulis secara rinci di tempatlain tentang perjuangan pada periode sebelumnya (Walker2006), saya hanya akan memberikan gambaran singkatmengenai perjuangan itu di sini, dan kemudian akan ber-alih, secara lebih rinci, pada masalah-masalah perampasantanah dan pemberontakan terhadap mereka.

Dari tahun 1980 sampai sekarang, sebagian besarpertikaian pedesaan telah dilokalisasi dan dikecilkanskalanya, seringkali hanya melibatkan beberapa ataubahkan hanya satu desa. Struktur formal organisasi jugatidak ada. Pola pembangunan ini dapat dijelaskan olehfakta bahwa karena masalah yang dihadapi para petani-baik yang berasal dari proses akumulasi global atau do-mestik atau kebijakan negara yang sering diasosiasik – yangberperan dalam konteks kekuasaan lokal, sebagian besarperlawanan mengambil bentuk lokal. Pada saat yang sama,baik pertikaian lokal ‘Selular’, yang juga mencirikan aksibersama pekerja perkotaan (Lee 2007), maupun kurangnyapengembangan organisasial formal mencerminkanpengendalian pada perbedaan pendapat yang diterapkanoleh negara pusat China.

Pada contoh pertama, pemerintah Cina melarangpembentukan organisasi otonom di wilayah-isu yang secarapolitik sensitif, seperti hak asasi manusia atau buruh. China,

Page 599: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

584

misalnya, hanya memiliki satu serikat buruh resmi , AllChina Federation of Trade Unions, yang dikendalikan olehpartai komunis, dan para pekerja dilarang membentukserikat independen. Mereka yang berusaha untukmelakukannya didakwa dengan tuduhan subversi ataupengkhianatan (Lee 2007, 57 8). Demikian pula, petaniyang telah mengorganisir organisasi politik independendituduh menyerang negara (Belanda 1999, 10). Undang –undang China mengakui bahwa semua warga negara bebasberserikat, dan dengan demikian secara teknis petani harusmampu membentuk organisasi untuk melindungi hak-hakdan kepentingan mereka. Pada praktiknya hal ini jarangterjadi karena untuk melakukannya, seperti yang ditetapkanoleh peraturan Dewan Negara, mereka terlebih dahuluharus mendaftarkan organisasi di biro urusan sipil lokaldan untuk dapat mendaftar mereka harus dijamin de-partemen pemerintah untuk bertindak sebagai ‘unitprofesional pengawasan’ mereka (yewu zhuguan danwei)(Li L.2006, 252). Kemungkinan untuk menemukan spon-sor pemerintah seperti itu pada kenyataanya tidak adaapabila organisasi ini dimaksudkan untuk melindungi hak-hak dan kepentingan petani melawan pelanggaran negara.Dalam keadaan ini meskipun pertikaian menjadi terbuka,hubungan organisasional umumnya tidak. Mereka hanyaberkembang dengan sembunyi-sembunyi atau secara infor-mal , yang menyumbang pada karakter yang terlokalisirdari protes-protes tersebut. Di sisi lain, laporan-laporanpolisi, serta data lainnya menunjukkan bahwa seiring me-ningkatnya jumlah dan frekuensi protes-protes itu ukur-annya juga meningkat, disertai dengan peningkatan dalamhal tingkat organisasi dan tingkat kekerasannya kualitasorganisasi dan kekerasan (poin yang akan kita bahas nanti)(Tanner 2004, 140).

Negara pusat juga memainkan peranan sangat pen-ting, namun bertentangan, dalam memperdalam kekuasaan

Page 600: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

585

daerah yang korup dan perlawanan terhadapnya. Im-plementasi desentralisasi fiskal setelah dekolektivisasi, yangmemungkinkan terciptanya kota-kota baru untuk mengaturkeuangan mereka sendiri dengan cara mempertahankansebagian pajak yang dikumpulkan untuk pemerintah pusat,secara efektif ‘membuka jalan untuk berkembangbiaknyadenda, pembayaran, dan pemerasan dengan berbagaialasan’ -oleh pemerintah lokal yang korup (Chen dan Wu2006, 171). Pada tahun 1994 ketika pemerintah pusatmengalihkan tanggung jawab negara untuk layanan ke-sehatan, pendidikan dan layanan publik lainnya kepadadaerah dan kotapraja, para pejabat lokal semakin memeraspara petani dengan tujuan untuk menjalankan birokrasiyang berdana kecil dan semakin gemuk dan untukkepentingan pribadi (Chen dan Wu 2006, 151-2). ‘Beban’pajak para petani mulai di luar kendali, terutama di pro-vinsi-propinsi pusat penghasil padi dan daerah pegununganbarat di mana sumber-sumber pendapatan alternatif mulaiterbatas.

Di sisi lain, pemerintah pusat menyeimbangkan ke-bijakan fiskal dan pajaknya dengan serangkaian undang-undang dan peraturan yang memberikan para petani hakuntuk menolak pajak dan biaya yang tidak sah danmengajukan tuntutan hukum kolektif terhadappemerintahdaerah, dan menetapkan batas 5 per sen pajak dan biayadaerah (Bernstein 1994, 71 ;‘Decision on Alleviating’ 1997;Li L. 2006, 253; 2005 Tang, 28). Inisiatif –inisiatif tersebutmemungkinkan pemerintah pusat untuk mendaku dirisebagai penjamin kepentingan para petani dan ‘me-nyalahkan’ langsung ke bawah kepada tingkat lokal.Tampaknya mereka juga bermaksud untuk menyalurkanaktivisme petani ke dalam arena petisi hukum danpengadilan-pengadilan yang sah, dan dengan demikianmenjauhkan protes dan aksi bersama. Tentu saja, ber-samaan dengan perkembangan LSM di Cina pada 1990-

Page 601: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

586

an, sejumlah advokat, pengacara dan kelompok-kelompok‘perlindungan hak’(weiquan) muncul menjadi sebagaipelopor (Chen 2005, 2, 4, 7; Li C. 2006, 4).

Meskipun demikian niat negara , untuk melegitimasiperlawanan terhadap pajak dan biaya ilegal, inisiatifnyatersebut juga memicu semakin luas dan dalamnya protes-protes pedesaan. Dengan menggunakan retorika dankebijakan pemerintah pusat sebagai senjata taktis, dalamgelombang aksi bersama yang semakin besar para petanimenggunakan undang-undang batas 5 per sen dan undang-undang lain untuk menentang penyalahgunaan pajak danpenggunaan kekerasan dalam pemungutan pajak, maupunaspek kekuasan lokal yang korup lainnya (Li dan O’Brien1996;O’Brien dan Li 2006). Banyak aksi bersama ini terjadimelalui proses petisi yang sah, para petani mengajukanbanding ke Beijing dan tingkat pemerintahan lainnyasebagai penengah dalam melawan pemerintah daerah.Tetapi pertikaian yang dimediasi seperti pengajuan petisihanyalah salah satu senjata dalam gudang senjata dandalam perkembangan sehari-hari aksi bersama yangberkelanjutan. Dari awal hal tersebut bersamaan denganprotes-protes, demonstrasi dan pergolakan yang lebihtransgresif yang sering berubah menjadi kerusuhan, yangmengakibatkan cedera sampai kematian para pejabat, sertaperusakan atau pendudukan bangunan dan propertipemerintah. Beberapa pergolakan yang timbul tersebutmencapai tingkat yang signifikan, melibatkan hingga20.000 peserta, dan diatasi hanya dengan pasukanparamiliter (Bernstein 1994, 70-5; Divjak 2000, 1;Goodspeed 1993, F2).

Sejak awal, juga, bentuk perlawanan yang lebihbertentangan muncul, terutama di daerah penghasil pangandan daerah barat , di mana perlawanan atas pajak yangpaling sering disebutkan dan konflik serta pertikaian

Page 602: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

587

menjadi hal yang biasa. Sebuah laporan pemerintahantingkat atas menunjukkan bahwa pada tahun 1993 total8.200 pejabat kotapraja dan kabupaten luka-luka atauterbunuh. Laporan itu juga mencatat, dengan kekhawa-tiran, bahwa ‘di beberapa desa para petani secara spontanmendirikan berbagai jenis organisasi, termasuk organisasiagama atau organisasi bersenjata, untuk menggantikanpemerintah dan partai. Mereka telah menetapkan sistemperpajakan mereka sendiri ‘(seperti dikutip Perry 2003,264).Di desa-desa ‘pelarian’ lainnya, dengan keputusan bulatpenduduk berhenti membayar pajak dan semua orang didesa, termasuk wanita, mengangkat senjata untuk men-cegah pemungut pajak atau pejabat yang berusaha masukdesa mereka. Contohnya, di Wugao di propinsi Anhui, dimana jenis perlawanan seperti ini berlaku, sdi akhir tahun1990-an 22 dari 29 desa di kotapraja dengan tegas menolakuntuk terus membayar pajak atau mengumpulkan padi(Chen dan Wu 2006, 163-4).

Bentuk-bentuk kolektivitas baru juga bermunculanpada tahun 1990-an, terutama selama paruh akhir dekadeini. Beberapa beroperasi di tingkat desa dan antar-desa dibawah nama ‘Komite Otonomi Petani’ dan ‘KomitePersatuan Petani’. Beberapa organisasi, seperti ‘KomiteRevolusi Petani’ dan ‘Komite Komando PemberontakanPetani’, mengasumsikan tujuan yang lebih lebih politikradikal. Organisasi pemberontakan tersembunyi yang lebihbesar juga dibentuk, bersama dengan aksi yang tampakterkoordinasi yang menyebar di sejumlah daerah dan/atau yang muncul di beberapa propinsi secara serempak(Belanda 1999, 10; Thornton 1999, 25, 2004, 93, 98). Aksi-aksi besar selama musim panas tahun 1997 menggam-barkan hal ini. Di dalam pergolakan-pergolakan itu 70.000,200.000, 120.000 dan 200.000 peserta di ibukota provinsiAnhui, Henan, Hubei dan Jiangxi masing-masing

Page 603: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

588

menyerang gedung pemerintah, menyandera sekretarispartai, membakar kendaraan-kendaraan pemerintah, me-rusak jalan, menyita semen dan pupuk milik pemerintah,dan setidaknya ada dua kejadian yang menyita amunisi dansenjata (Becker 1997; Li 1997; Yue 1997).

Ada pula bukti kuat bahwa selama tahun 1990-an baikpartai maupun pemerintah pusat mengalami kemundurandalam hal kredibilitas dan legitimasi di mata para petani.Hal ini mencerminkan semakin besarnya ketidakpuasanatas ketidakmampuan dan/atau keengganan pemerintahuntuk mengontrol dan mengendalikan kader dan pejabatyang korup. Terkait juga dengan popularitas Mao Zedongyang tumbuh kembali dari kenangan para petani maupunburuh era sosialis akan masa ketika tersedia jaminan sosial,masyarakat bebas dari korupsi dan polarisasi kekayaan yangluas, dan mereka menjalankan kekuasaan sosial terbesardan kontrol demokratis atas kader yang bertanggung jawabkepada rakyat. Kebangkitan etika Maois dan nilai-nilai yangsejajar dengan ‘immoralitas’ dan ‘eksploitasi’ pasca-sosialiskemudian menjadi sarana mengumumkan bahwa masakini, dengan menjaga cita-cita sosialis tetap hidup, danselanjutnya mengesahkan pertikaian pedesaan (Hurst dan2002 O’Brien; Jacka 1998; 2007 Lee, 140-7; Weil 2006).Ditinjau menurut keterangan di atas, dalam rentang waktusatu dekade yang pendek dalam pemikiran maupun aksipolitik petani China tidak hanya menghilangkan pembagianantara terbuka dan tertutup sebagai bentuk perlawanansehari-hari, tetapi terjadi dengan cara yang menantang danberkontradiksi dengan asumsi standar ilmiah tentangkemampuan negara untuk menentukan dan mengendalikanfokus dan kontur protes petani.

Pada akhir tahun 1990-an semakin bertambahnyafrekuensi dan militansi aksi protes dan pergolakan men-dorong pemerintah pusat untuk mengakui semakinkurangnya kredibilitas dan menyatakan secara terbuka

Page 604: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

589

bahwa kerusuhan sosial di pedesaan merupakan ancamanterhadap kekuasaan. Sebagai reaksi dari hal tersebut,pemerintah pusat telah mengambil langkah populis yangdi rancang untuk ‘meringankan beban petani’ , terutamadalam beberapa tahun terakhir, dengan demikian, meng-hilangkan perbedaan pendapat. Langkah ini termasukpengurangan pajak yang memuncak pada penghapusanpajak pertanian pada tahun 2006, menambah subsidi disektor pedesaan (sebagian besar untuk pemerintah daerahyang kekurangan dana), subsidi langsung kepada parapetani untuk produksi gandum dan undang-undang tenagakerja bagi buruh migran (Li C. 2006, 2 ‘Rural Tax’ ; 2003‘Threat of Rural’; 2002; ‘ Wen Jiabao; ‘’ 2003).

Pada tingkatan tertentu, kebijakan ini merupakanhasil penting dari perlawanan atas pajak dan pertikaianpedesaan pada tahun 1980-an dan 1990-an yang berkelan-jutan. Meskipun protes individu sering menemui keber-hasilan parsial, jika ada, efek kumulatifnya adalah memaksanegara untuk memberikan kelonggaran pajak. Di sisi lain,hal tersebut sangat tepat dilakukan ketika konflik agrariasemakin intensif pada isu perampasan tanah. Lagi pula,protes individu ini mengimbangi kelonggaran dengansebuah program baru represi dan kontrol yang semakinketat, dan dengan demikian sampai pada tingkat yangmenghapuskan toleransi telah diperlihatkan pada tahun1980-an dan tahun 1990-an bagi protes pedesaan yang tetapdalam skala kecil, hanya menargetkan para pemimpindaerah, dan tidak mengasumsikan bentuk politik yangtegas. Tindakan tegas termasuk dalam penggunaan polisibersenjata, pasukan paramiliter, gas air mata dan senjatalainnya, penangkapan yang lebih sering, penggunaan teknikbaru yang lebih canggih, seperti ‘ pasukan penculik’ untukmenangkap para pemimpin protes, pembentukan pasukankhusus, unit-unit polisi anti huru hara bersenjata ditem-patkan di 36 kota, dan pembentukan 30.000 stasiun polisi

Page 605: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

590

baru di daerah pedesaan sebagai pengawasan danpengendalian(Armitage 2004; Buckley 2006, 1;’China Re-ports ‘2006; ‘ Five Thousand PRC Farmers’1999;Manthorpe 2004, A7;’ Public Security Organs’1999).

Meskipun demikian, selama tahun 2005 (tahunterakhir dikeluarkannya statistik pemerintah) tidak hanyajumlah protes terus meningkat, namun dari 87.000 insidenpada tahun tersebut; yang melibatkan konfrontasi sengitatau serangan terhadap properti pemerintah masih me-ningkat dengan cepat (Kahn 2006a, 10). Statistik tersebutmencerminkan intensifikasi konflik agraria seiring denganperjuangan tanah menjadi pusat perhatian dan penggunaankekuatan koersi pribadi, yang secara kriminal berhubunganoleh pemerintah daerah berkembang bersama dengan prog-ram represi dan kontrol pemerintah pusat.

Penyitaan Tanah dan Rutinisasi Persetujuan SanksiKekerasan Pidana yang Disetujui Secara Resmi diPedesaan

‘Gerakan enklosur tanah‘(quandi yundong) daritahun 1990-an telah dilaksanakan dari tahun 1987 setelahpemerintah mengeluarkan peraturan baru pengelolaantanah. Setelah itu National People’s Congress merubahundang-undang yang memungkinkan untuk pemindahankepemilikan tanah, sehingga mendorong adanya pasarperdagangan tanah (Miao 2003). Pada awalnya ‘kegilaanatas enklosur tanah’ memicu sebuah ledakan real estateyang berpusat di perkotaan, tetapi mencakup juga tanahsuburban dan pedesaan. Hal ini menggerakkan akumulasibaik domestik maupun asing. Pada awal tahun 1990, 90persen dari semua investasi asing langsung mengalir kedalam pasar perdagangan tanah yang baru dibuka (He2000, 59).

Page 606: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

591

Cakupan dan Skala dari ‘Enclosure Movement’

Kemungkinan yang semakin banyak bagi investasiasing mendasari kegilaan,terutama pada tahun 1992 dan1993, untuk membuat traktat atas tanah yang tersediauntuk disewakan di ‘zona perkembangan ekonomi’ (jijngjikaifa qu). Untuk menciptakan zona inipara pejabat korupsering bekerja sama dengan mitra real estate asing, menya-lahgunakan wewenang mereka dan melakukan penggu-suran terhadap penduduk perkotaan maupun perampasantanah pertanian di pedesaan. Provinsi Guangdong memu-lainya , dengan pemagaran tanah yang segera meluas keseluruh provinsi seiring dengan perusahaan-perusahaanreal-estate Hong Kong yang menyalurkan investasi kedalam zona pembangunan. Propinsi-propinsi dan kota-kotapesisir lainnya segera mengikuti, seperti Propinsi Zhejiang,di mana lebih dari 600 zona pembangunan dan kawasanindustri didirikan (Miao 2003).

Dari paruh kedua tahun 1990-an, laju urbanisasisemakin cepat serta desakan untuk pembangunan real es-tate, penurunan pendapatan pemerintah daerah yangtimbul dari perubahan kebijakan pajak, dan keserakahanpribadi kader bergabung untuk mempercepat laju peram-pasan tanah. Jumlah hilangnya lahan subur memper-lihatkan kecenderungan ini. Berdasarkan Biro StatistikNegara, 27,5 juta persegi mu tanah hilang antara tahun1986 dan tahun 1995 (Gilboy dan Heginbotham 2004, 256);dan, seperti yang dilaporkan oleh Departemen Pertanian,total tanah menurun hampir 120 juta mu dalam delapantahun dari tahun 1996 sampai 2004, atau rata-rata 14,25juta mu setiap tahun (He 2007, 51; 2004 Cody, 1A).

Dalam jangka waktu 20 tahun, kemudian, Cinamengalami ‘enclosure movement’ yang belum pernahterjadi sebelumnya di seluruh dunia, sehingga mengha-silkan penjarahan (disposesi)—dalam banyak kasus

Page 607: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

592

pemiskinan - puluhan juta rumah pertanian. Perhitungandari jumlah petani yang dijarah mengalami pertentangan.Data statistik resmi pemerintah menunjukkan bahwa padatahun 2005 lebih dari 40 juta rumah tangga telah kehilangantanah mereka, dan jumlah ini terus meningkat sekitar 2juta per tahun. Tetapi banyak perkiraan lain menunjukkanangka yang jauh lebih tinggi. Dengan menggunakanperhitungan Departemen Pertanian 2 mu lahan pertanianper rumah tangga dan 120 juta mu untuk jumlah tanahyang dapat ditanami yang dirampas dari tahun 1996 sampaitahun 2004, seorang ahli ekonomi He Qinglian, mem-perhitungkan bahwa selama periode tersebut, 60 juta rumahtangga pertanian kehilangan tanah mereka (2007, 52).Berdasarkan prosedur yang sama dan menggunakan angkadari 147.5 juta mu untuk luas lahan yang hilang dari tahun1987 sampai tahun 2004, jumlah total rumah tangga yangdijarah (dispossed) mencapai 73,75 juta. Angka iniberesonansi erat dengan perkiraan para ahli lain yangmeletakkan jumlah total rumah tangga yang dijarah padaangka 70 juta pada tahun 2004 (Yardley 2004). Perkiraandari 70 juta rumah tangga menjadi lebih mengejutkan ketikadipertimbangkan dari segi jumlah orang yang terlibat.Terhitung sebesar 4,5 orang per rumah pertanian, angkastandar yang digunakan untuk rata-rata ukuran rumahtangga pertanian rata-rata di China, kemudian pada tahun2004 sebanyak 315 juta orang mungkin telah diungsikankarena adanya perampasan tanah pertanian.

Dasar Hukum dan kontur Penyitaan lahan

Kemudahan relatif yang dilaksanakan oleh penyitaanadalah konsekuensi langsung dari ambiguitas dalam hakkepemilikan di pedesaandan hak negara untuk mengambilalih tanah . Land Administration Law (2004) menempatkanhak kepemilikan dalam “kolektif desa” petani, tapi hal

Page 608: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

593

tersebut tidak menentukan struktur atau organisasi kolektiftersebut. Sebenarnya, dalam sebagian besar lokalitas sejakterjadi pembubaran komuni, tidak ada kolektif desa yangberfungsi. Sebaliknya, komite desa atau ‘administratif desa’mengelola dan mengurus tanah yang disewakan kepadapara petani di bawah Household Responbility System.(Ho2001, 401-2; Pils 2005, 240-1). Komite desa dan ad-ministratif desa, bagaimanapun juga tidak memiliki hakuntuk memindahkan tanah pertanian untuk digunakansebagai kompensasi. Hak itu dimiliki negara , yang sesuaidengan hukum, bisa mengambil alih tanah yang berada dibawah kepemilikan bersama, jika ‘ untuk kepentinganumum’ (Cai 2003,664-5; ‘Economist’ 2004; Guo 2001). Jadiwalaupun secara teknis para petani memiliki tanah itu dantelah dijamin kontrak 30 tahun untuk menggunakan tanahitu, dengan dalih ‘kepentingan masyarakat’ para pejabatdengan mudah menyitanya. Sebagaimana salah seorangpegawai mengatakan, ‘hak kepemilikan tanah diam-diamtelah di curi dari desa biasa dan diberikan kepada orang ditingkat yang lebih tinggi ‘(Ho 2001, 404).

Para pemain utama di ‘tingkat yang lebih tinggi’ ituadalah pemerintahan kotapraja di pedesaan serta peme-rintah kota kecil dan kota besar. Berdasarkan hukum tanah‘area urban kota besar’ merupakan milik negara, sedangkan‘area pinggiran kota’ merupakan milik kolektif pedesaan.Tetapi karena urbanisasi yang terjadi terus menerus, dibanyak lokalitas sebagian besar lahan suburban dimasuk-kan ke dalam batas-batas kota, mencakup, dalam beberapakasus, pengambil-alihan semua tanah yang dimiliki ber-sama (Ho 2001, 405). Di sisi lain, karena administrasipemerintahan kotapraja tidak memiliki akses langsungterhadap tanah kolektif di desa, mereka harus melibatkankomite desa dalam transaksi penjualan tanah - tapi hanyasebagai ‘perluasan’ kekuasaan politik mereka(Ho 2001, 405,lihat juga Guo 2001, 425).

Page 609: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

594

Di daerah pedesaan serta kota-kota besar, ‘agen-agennegara’ ini menggunakan ketamakan dan cara kekerasanuntuk mengumpulkan kekayaan bagi diri mereka sendiridan untuk mendapatkan sumber pendapatan baru bagipemerintah daerah yang kekurangan dana dan administrasilokal yang semakin gendut. Akibatnya, transfer ilegal,penyewaan atau pengambilalihan tanah yang disewakankepada petani tanpa memberikan pengetahuan tentangtransaksi itu kepada mereka sebelumnya, pemaksaanperampasan dan dan pendudukan tanah pertanian parapenduduk desa, penyimpanan dan pemotongan seluruhatau sebagian dana yang ditujukan sebagai ganti rugi bagipetani dan/atau pemindahan tempat tinggal, kurangnyalahan kerja bagi penduduk yang kehilangan tanah merekadan penggunaan ancaman atau kekerasan dalam men-dapatkan persetujuan dari penduduk desa yang menolakpermintaan mereka menjadi hal yang biasa di antara parapejabat dan kader yang merebut tanah petani ‘(Tang et al1993;. Wen dan Zhu 1996; Yao 2003, 1).

Kekerasan pidana yang disahkan secara resmi

Selanjutnya, pemerintah daerah, atau persekutuanbisnis mereka dengan persetujuan pemerintah , semakinsering menggunakan kekuatan yang diorganisir secarapribadi terorganisasi –kadang anggotaorganisasi kriminal—untuk melaksanakan pengambilalihan secara paksa mau-pun okupasi tanah pertanian, serta melakukan kekerasanpada penduduk desa untuk memaksa mereka untuk patuh.Kejahatan terorganisir (heishehui zuzhi , atau secaraharfiah, perkumpulan gelap) muncul di Cina pada akhirtahun 1980-an, dan organisasi-organisasai kriminal bergayamafia (heishehui xingzhi de fanzhuituanhuo ), termasukorganisasi Triad internasional yang terkemuka yang adasejarahnya dapat dilacak sampai kekaisaran China, semakinmeningkat dalam jumlah dan kekuatannya pada tahun

Page 610: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

595

1990-an (He2006, 93; Wen 2004). Pada tahun 1992,Menteri Keamanan Umum negara menyebarkan suratedaran,’ terdapat lebih dari 1.830 organisasi, geng danasosiasi bawah tanah yang bersifat rahasia . . . Sebuahkelompok rahasia kecil bisa memiliki lusinan anggota,sementara organisasai rahasia yang lebih besar mungkinmemiliki 5.000 hingga 30.000 anggota dengan cabangorganisasi yang ada di seluruh negeri ‘(dikutip dalam Perry2003, 265).

Pertama-tama pemerintah daerah mulai menggu-nakan kekerasan bawah tanah atau penjahat ketika me-ngumpulkan pajak dan biaya serta merampok simpanangandum milik petani jika mereka menolak untuk membayarpajak (Chen dan Wu 2006, 159). Tetapi seiring denganperampasan tanah pertanian dan perlawanan petani terha-dap mereka yang semakin intensif, dan seiring denganpengaruh gangster, bandit dan dunia kriminal menjadi lebihjelas di berbagai tempat, termasuk perekonomian dankehidupan publik, rutinisasi kekerasan kriminal yang dise-tujui secara resmi menjadi semakin meluas. SebagaimanaHe Qinglian menyatakan:

Sebuah persekutuan antara gangster dan pemerintahdaerah mengarah pada kejahatan yang disetujui secararesmi, terutama pada tingkat pemerintahan akar rumput.Di banyak tempat, organisasi kriminal yang dilindungipejabat setempat telah mengambil alih fungsi-fungsipemerintahan dan sektor-sektor penting ekonomi.Organisasi tersebut begitu kuat sehingga masyarakatmenunjuk mereka sebagai ‘pemerintah kedua’. Khu-susnya sejak akhir tahun 1990-an, pemerintah daerah diseluruh China telah menggunakan organisasi kriminalsebagai pasukan untuk mengusir penduduk perkotaandari rumah mereka serta merampas tanah para petani.(2006, 93)

Page 611: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

596

Hasilnya di banyak tempat, seperti penulis lainkatakan, adalah “persekutuan elit” yang ‘bermunculan’yang mencakup para pejabat pemerintah kota, perusahaan,pemimpin desa, pejabat pemerintah di daerah atau tingkatyang lebih tinggi, dan preman sewaan- [yang] disebut olehpetani sebagai “kekuatan hitam”. Persekutuan ini mengen-dalikan area desa dengan kekerasan’(Li F. 2006, 2).

Perebutan Tanah

Kemudian dalam jejaring represi negara yang semakinkuat dan tingkat baru kekerasan brutalitas dan degradasimanusia yang diciptakan oleh korupsi dan kejahatan yangdisetujui secara resmi inilah, sejak akhir tahun 1990-anperjuangan tanah muncul mengemuka sebagai bentukutama protes pedesaan. Karena perampasan tanah meng-hancurkan mata pencaharian dan kelangsungan hiduppetani, memiliki dampak yang lebih besar daripada penya-lahgunaan biaya dan pajak, dengan demikian hal itumerupakan akar dari meningkatnya perlawanan dankekerasan. Tapi seperti ditunjukkan oleh besarnya jumlahkeluarga yang kehilangan tanah mereka, perebutan tanahini biasanya berakhir dalam kegagalan.

Perjuangan tiga tahun penduduk Sanchawang di Pro-pinsi Shaanxi – salah satu di antara ribuan contoh – sangatkhas. Pada akhir tahun 2002 setelah pemerintah daerahmerampassebagian tanah penduduk desa dan merekamengetahui bahwa para pegawai pemerintah telahmenyewakan tanah tersebut 50 kali dari yang dibayarkankepada mereka, hampir 800 dari mereka memblokirpembangunan zona pembangunan di tanah tersebut.Mereka mengorganisir 16 tim yang bergantian melakukanaksi duduk. Namun pada musim semi berikutnya, polisibeserta lebih dari 300 pekerja konstruksi bergerak untukmembubarkan pendudukan. Setelah itu penduduk desamenyusun petisi dan membawanya ke Beijing, namun

Page 612: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

597

kemudian penduduk desa mengetahui bahwa pemerintahdi Beijing hanya mengirim kembali keluhan mereka padapegawai pemerintah yang merampas tanah. Pada musimsemi tahun 2004 ketika pemerintah setempat merampassebidang tanah lainnya, penduduk desa memutuskan untukmelakukan protes dengan tidak mengerjakan tanah merekayang masih tersisa dan bertahan dengan makan daricadangan gandum desa. Penolakan untuk bercocok tanamini sangat provokatif, karena para pejabat ini bertanggungjawab atas produksi setempat. Penduduk desa juga mulaigelombang baru aksi duduk menghalangi pembangunandi sebidang tanah, dan sekali lagi polisi datang dan mulaimenangkapi orang. Sampai di situ para penduduk merasafrutrasi, putus asa dan marah sehingga ratusan dari merekamerampas markas partai komunis desa serta memasangpenutup selama lima bulan. Namun upaya mereka tidakmenghasilkan hasil positif danpada akhirnya pemerintahmengirim 2.000 pasukan paramiliter untuk menghalausecara paksa para pemrotes dan menangkap para pemim-pinnya . Serangan ini melumpuhkan protes-rprotes. Sepertiyang dikatakan salah seorang wanita: “. Tak ada yang akanberani protes sekarang Semua orang takut.”(Yardley 2005,4A, 2004, 2).

Ratusan warga desa Sanchawang menderita luka-lukatapi tidak ada yang tewas. Namun, dalam beberapa tahunterakhir, seiring meningkatnya kejahatan preman danpemerintah mempersenjatai pasukan paramiliter denganpeluru asli dan bukannya peluru karet, banyak pendudukdesa tewas dalam beberapa konfrontasi. Di desa Shengyoudi Propinsi Hebei pada tahun 2005, dengan persetujuandari pemerintah setempat, kontraktor pembangunanmengirim 300 preman berhelm bersenjatakan senapanberburu, pipa logam dan sekop untuk mengusir pendudukdesa yang menempati tanah yang telah disita oleh pe-merintah lokal. Dalam konfrontasi yang terjadi kemudian,

Page 613: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

598

para preman melepaskan tembakan dan dan menewaskanenam penduduk dan melukai lebih dari 100 orang (Saiget2007; ‘Turning Ploughshares into Staves ‘2005). DiShanwei, Propinsi selatan Guangdong, tentara paramiliter,yang dikirim pada akhir 2006 untuk menumbangkan danmembubarkan partisipan dalam perebutan dan pendu-dukan tanah sitaan lainnya, menewaskan 20 warga desadalam peristiwa yang kemudian dikenal sebagai ‘pem-bantaian Shanwei’ (Gu, 2006).

Karena perlawanan dan kekerasan yang semakinmeningkat, serta keprihatinan mengenai hilangnya tanahpertanian akibat perampasan tanah dapat mempengaruhijaminan pangan negara itu, pada tahun 2003, pemerintahpusat mulai menjadikan perampasan tanah sebagai intidari kebijakan negara. Negara membatasi jumlah zonapembangunan dan memberi tindakan keras terhadappenyitaan ilegal. Pada tahun 2004 pemerintah pusatmenghentikan seluruh konversi tanah pertanian yang tidakpenting selama enam bulan, dan kemudian mengeluarkanperaturan baru yang menuntut perubahan lainnya untukdisetujui oleh pemerintah di tingkat tinggi(He2007, 48-9;Rural Development Institute 2005; ‘Turning Ploughshares’2005). Tetapi seperti dalam kampanyenya melawan korupsiserta penyalahgunaan pajak, contoh-contoh di atas menun-jukkan, kebijakan –kebijakan tersebut hanya memberikansedikit pengaruh. Contohnya, menurut perhitungan yangdikeluarkan oleh Departemen Pertanian dan Sumber Daya,terdapat 168.000 kasus transaksi tanah ilegal pada tahun2004 (Cody 2004, 1A).

Pada tahun 2006, dalam pidato di mana dia me-nyatakan ‘kami benar-benar tidak bisa melakukan suatukesalahan historis atas masalah sengketa tanah’, Perdanamenteri Wen Jiabao berterus terang mengakui bahwapenyitaan tanah ilegal tanpa kompensasi yang cukup masihmerupakan sumber utama pemberontakan dan pergolakan

Page 614: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

599

di pedesaan (Kahn 2006b, 3A). Memang di tahun tersebut, menurut Departemen Pertanian dan sumber Daya,131.000 penyitaan tanah ilegal melibatkan 100.000 hektartanah masih berlangsung (‘Illegal Land grabs Up’2007).Pada awal tahun 2007, National People’s Congress me-ngesahkan undang-undang yang membatasi syarat-syaratpemindahan hak atas tanah pedesaan yang disewakan danmelarang pemindahan tanah dengan rumah ada di atasny(‘NPC’ 2007). Namun tampaknya peraturan ini hanyasedikit mampu mencegah ‘koalisi jahat’ para pejabatdengan para pengembang dalam pengambilalihan tanahilegal, atau dalam menggunakan kekerasan untuk men-jalankannya. Banyak laporan yang terus muncul kepermukaan, seperti kasus desa Yutian dekat Harbin diPropinsi Heilongjiang, pada Agustus 2007 penduduk yangmenerima uang kompensasi yang kurang bentrok denganpolisi dan preman bersenjata yang dikirim oleh pengem-bang untuk merampas tanah pertanian serta untuk meng-hancurkan rumah mereka (‘Farmers in Revolt’2007; lihatjuga ‘Farmers Protesting’2007).

Sementara itu, banyak petani dan buruh tak berpunyayang menyadari bahwa penolakan pemerintah untukmenetapkan hak atas tanah yang terjaminan di daerahpedesaan terus memberikan batasan bagi dan kemudahanpengambilalihan tanah pedesaan untuk industri, perluasanperkotaan atau pembangunan infrastruktur transportasi.Kontradiksi ini menjadi dasar sinisme dan kemarahan diantara mereka mengenai partai dan pemerintah pusatmaupun pemerintah daerah(Pils 2005, 288; Cody 2006,14A; Thornton 1999, 27-8). Kurangnya perbaikan dipengadilan dan ruang-ruang petisi hanya memperkuatmenurunnya legitimasi pemerintah di mata masyarakat.Komentar-komentar seperti “Masyarakat dapat melihatbagaimana korupnya pemerintah sementara rakyat hampirtidak memiliki cukup makan” dan “Para pejabat peme-

Page 615: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

600

rintah menghina rakyat biasa dan tidak takut untukmenggertak mereka” menunjukkan ejekan dan rasa jijik.Bahasa protes juga telah berubah. Dalam perlawanan pajak,seperti salah satu cendekiawan China katakan, “karenaadanya kebijakan-kebijakan yang jelas untuk mendukungpenyebab masalah, slogan akan berbunyi “melaksanakankebijakan pusat. . . mengurangi beban petani”. Karena isutanah merupakan persoalan yang menyangkut kelang-sungan hidup para petani, bahasa mereka menjadi tepatpada sasaran. Misalnya, [Mereka berkata:] “Bagaimana kitabisa hidup tanpa tanah!” ‘(Pils 2005, 288). Slogan seperti‘Kembalikan tanah dan properti kepada para petani’ dan‘’Wujudkan kekuatan politik petani sendiri’ sama langsung-nya (Thornton 2004, 98), tetapi mereka tidak menangkapkontradiksi mendasar tentang pengertian kapitalismeneoliberal yang terkandung dalam ‘bagaimana kamibertahan hidup?’ Para petani yang kehilangan tanah merekaakibat perampasan tanah atau siapa saja yang s telah dibuatkehilangan tanahnya mengatakan bahwa mereka sekarangtermasuk dalam ‘kelas’ baru ‘tiga tanpa’- tanpa tanah, tanpapekerjaan, tanpa jaminan sosial. Tersirat di dalamnyasebuah kritik terhadap negara dan masyarakat yang tidakhanya mengizinkan, tetapi juga mendorong prosespembentukan kelas itu sendiri.

Kejengkelan dan kemarahan banyak pendudukpedesaan mengenai semakin besarnya kesenjanganjalurpasca-sosialis telah menggema dalam beberapa tahunterakhir dengan ‘kemunculan’ berbagai ledakan sosialbesar-besaran. Tidak mengherankan, daerah pedesaan,daerah pinggiran kota dan perkotaan di mana pergolakanini sering terjadi seringkali memili populasi migranpedesaan yang besar. Sebagian besar dari ledakan ‘spontan’ini melibatkan kumpulan puluhan ribu orang dalamhitungan jam. Mereka menimbulkan banyak kekerasan,termasuk serangan ke markas polisi, kendaraan polisi,

Page 616: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

601

barang milik negara dan barang milik kaum kaya ataupejabat pemerintah yang dilindungi polisi, dan yanghanyaditahan oleh penyebaran sejumlah besar pasukanparamiliter negara. Sebagian besar dipicu oleh peristiwa dimana pejabat pemerintah, orang kaya baru,atau bahkanPNS rendahan yang bertindak kejam dan menghinamigran, petani dan kaum miskin perkotaan, atau parapeserta protes yang memandang kebijakan negara yangmewakili serangan lainnya terhadap orang-orang miskin.Pada tahun 2004, misalnya, di distrik Wanzhou Chongqingdi Propinsi Sichuan – di mana banyak penduduk pedesaantelah dipindahkan karena proyek Three Gorges Dam-mungkin sebanyak 80.000 orang ‘mengamuk’ setelahseorang pegawai pajak dengan brutal memukul pekerjamigran yang tidak sengaja menabrak istri pegawai pajaktersebut (Chan 2004a, 2; 2004a, 1). Hal yang sama terjadipula pada tahun 2005, 50.000 pekerja migran diGuangdong juga ‘mengamuk’ setelah seorang penjagakeamanan membunuh seorang pemuda migran yangdituduh mencuri sepeda (Chan 2005a, 4). Sejumlah besarorang yang bertindak serentak dengan kecepatan dalamketiga pergolakan ini menunjukkan bahwa di antara kaummiskin perkotaan dan pedesaan , berbagi perspektif kelasdan pengertian luas tentang ketidakadilan yang mendalamsampai pada titik yang membuat mereka mampu menge-sampingkan merasa takut dan perbedaan (cf. Thompson1971, 78).

Memang, lahir dari kontradiksi kelas dan margi-nalisasi mereka dalam masyarakat pasca-sosialis, ledakankejengkelan dan kemarahan di kalangan anggota masya-rakat miskin pedesaan, kaum yang ‘tidak punya apa-apa’,pekerja migran, pekerja yang kehilangan haknya dan kaummiskin kota menunjukkan bahwa ‘kesatuan sosial-budaya’berdasarkan konsepsi umum telah berkembang di antaramereka. Teoretisi gerakan sosial menyatakan bahwa “ra-

Page 617: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

602

kitan massa, kerusuhan, dan spontanitas’ menunjukkanbahwa gerakan sosial sedang dalam proses pembentukan(Tarrow 1994, 5). Apabila rumusan ini benar, dapatkah kitaberharap untuk melihat perkembangan lebih jauh dari‘gerakan’ itu dalam waktu dekat, baik melalui hubungandesa-kota atau di pedesaan saja? Saya pikir, kebanyakansarjana-sarjana China akan menjawab ‘tidak’ untukkeduanya, mengingat tidak adanya hubungan organi-sasional, kapasitas yang lebih besar untuk merepresi yangtelah dimiliki oleh negara pada tahun-tahun terakhir dankemungkinan bahwa kebijakan populis pemerintah pusatmungkin untuk meredakan pertikaian.

Di sisi lain, catatan sejarah China menunjukkanbahwa, seperti sekarang, di saat-saat penting dari masa laluketika aksi kolektif pedesaan yang berkelanjutan —ber-sumber pada perjuangan-perjuangan local—yang ber-kembang pada skala transregional atau bahkan dalamnasional, hal ini dilakukan dengan mempersatukanperbedaan pendapat dan, oleh karena itu, meskipun tidakterorganisir, diasumsikan sebagai karakter dari gerakan.Pada saat-saat penting itu bentuk-bentuk organisasi barumuncul yang dengannya para petani merubah dan mem-buat sejarah. Di delta Yangzi, timbul dari aksi kolektifberkelanjutan pada dekade sebelum revolusi 1911, mi-salnya, sejumlah organisasi baru memungkinkan parapetani melakukan pemogokan bayar sewa dan pajak diseluruh negeri atau area multi-daerah dan untuk mengem-bangkan agenda politik yang mana, seperti di ThousandPerson Society Uprising (Qianrenhui) di Changshu, Wuxidan kabupaten Jiangyin tahun 1911, mereka mendekla-rasikan kemerdekaan dari negara Republik baru danmendirikan daerah otonom(Walker 1999, 168-9).Demikian pula, di akhir Dinasti Ming (1368-1644) parapetani berubah dari sikap pasif relatif menjadi perlawananyang berkelanjutan, dan kemudian menjadiserangan mi-

Page 618: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

603

litan terorganisir bersenjata berjuang melawan dan secaraefektif mengakhiri bondservantry/perbudakan di delta(Walker 1999, 47-8). Mengingat hal ini merupakan warisansejarah, mungkin lebih baik agar tidak terlalu cepatmenyimpulkan bahwa protes di China selama 20 tahunterakhir hanya bersifat perlawanan lokal dan tidak akanmengambil bentul gerakan sosial atau politik yang lebihbesar.

Perebutan Tanah Petani di China dan Gerakan AgrariaTransnasional

Seperti dianalisis oleh Karl Marx (1976, 873-940),pemisahan produsen dari alat-alat produksi selama (yangdisebut) akumulasi modal primitif, yang mendasari danmemuncak dalam perkembangan kapitalis di Inggris,dilaksanakan melalui kekuatan ekstra-ekonomi negara danfriksi kelas sosial daripada melalui ‘paksaan diam-diam’pasar. Dengan demikian hal itu dapat dicapai sampaitingkat yang cukup melalui pemangsaan, perampokan,penipuan, kekerasan dan kekejaman. Peleburan kepen-tingan kapitalis lokal dan global serta munculnya elitkapitalis-birokrat di China selama 25 tahun terakhir telahmenciptakan proses akumulasi yang tidak hanya menye-rupai akumulasi primitif yang dijelaskan oleh Marx, tetapidalam serangan mereka dan yang juga merugikan masya-rakat pedesaan sama hal nya seperti merampok. Peram-pasan yang terjadi—dan di banyak kasus pemiskinan—daripuluhan juta petani Cina menghubungkan keadaanmenyedihkan dan politik mereka dengan keadaan danpolitik kaum miskin pedesaan miskin di bagian lain duniayang harus menanggung beban kebijakan neoliberal dunia,seperti yang dilaksanakan dalam bentuk-bentuk yangspesifik lokal dan nasional, dan yang telah menentangkebijakan-kebijakan dalam politik agraria yang munculkembali dalam aksi bersama yang terang-terangan, gerakan

Page 619: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

604

sosial dan visi alternatif masa depan. Banyak yang salingterkait dengan jaringan dan gerakan-gerakan agrariatransnasional yang semakin meluas.

Dikarenakan kurangnya keterkaitan organisasional,gelombang pasang perlawanan terbuka sehari-hari diChina jarang dianalisis sebagai bagian pembentuk basissosial sosial bagi gerakan melawan globalisasi kapitalis ataugerakan agraria transnasional. Tapi, jelas, bersama-samadengan perjuangan kaum miskin dan tak berpunya yang‘tak terorganisir’ serta di tempat lain, pertikaian agraria diChina baru-baru ini dapat dipahami sebagai komponen darigelombang global yang terbentuk sebagai reaksi dan oposisiterhadap kapitalisme neoliberal.

Ditinjau dalam terang ini, pertanyaan utamanyaadalah sejauh mana kondisi struktural dan perjuangan yangdihadapi kaum miskin pedesaan yang tidak terorganisir diChina dan bagian dunia lainnya terjawab dalam gerakanagraria transnasional. Dengan kata lain, apakah persoalantentang hubungan antara akumulasi kapitalis, di satu sisi,dengan penyitaan tanah pertanian, perampasan dan pemis-kinan sosial di sisi lainnya, secara strategis mengilhamiperjuangan mereka? Di bawah bendera neoliberalisme,serangan kaum imperialis kolektif terhadap masyarakatpedesaan dalam beragam bentuk, tapi dari Asia dan Afrikake Amerika Latin terjadi transfer besar-besaran hak kepe-milikan dan hak penggunaan tanah dari masyarakat miskinpedesaan kepada mereka yang memiliki kapital menjadisebuah sumbu utama. Meskipun proses itu telah dilakukandalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya diChina, para petani di China yang dirampas menempatiruang struktural yang sama seperti saudara-saudara merekadi India, di mana penyitaan tanah dan pengusiran berskalabesar juga terjadi—seperti di China, seringkali dalamkonteks kejahatan yang disetujui secara resmi (PartaiKomunis India n.d), sebagaimana rakyat di Afrika, yang

Page 620: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

605

telah menjadi korban dari pemindahan tanah publik olehpejabat pemerintah yang korup kepada individu yangterhubung secara politik dan perusahaan-perusahaan swas-ta maupun serangan Bank Dunia-IMF untuk menghan-curkan penataan tanah komunal dan pengaruh reorganisasikelas dan relasi kepemilikan yang meluas (Federici 2001),dan seperti saudara-saudara mereka di Amerika Latin,terutama yang berada di daerah pesisir, kehilangan tanahmereka di tangan para pengembang properti(Via Campe-sina 2006). Karena itu, perampasan tanah, penggusuran,penjarahan, pemiskinan dan hak petani atas tanahberjalin-kelindan sebagai isu-isu penting global.

Bagaimana gerakan agraria transnasional mengha-dapi masalah ini, dan apakah terdapat kesenjangan antaraprogram-program dan kampanye-kampanye denganperjuangan sehari-hari petani untuk mendapatkan tanahdi lapangan? Pertanyaan-pertanyaan ini segera memuncul-kan persoalan tentang akuntabilitas dan keterwakilangerakan terhadapa konstituen mereka yang terorganisir,yang menjadi perhatian pada volume ini. Mereka juga me-munculkan persoalan mengenai tanggung jawab gerakantransnasional terhadap kaum miskin tak-teronganisir yangmenjadi mayoritas petani dunia, merupakan perhatian lainmasalah ini. Via Campesina, salah satu organisasi yangpaling dinamis dari organisasi agraria transnasional (Danmungkin satu-satunya gerakan yang benar-benar gerakanagraria transnasional—sebagai dilawankan dengan ja-ringan—yang mendekati jangkauan global), memberikantitik fokus yang sangat baik untuk mempertimbangkanpertanyaan-pertanyaan ini. Sejak didirikan pada tahun1993, Via Campesina telah menjadi suara keras dalamperlawanan terhadap neoliberalisme dan dalam men-dukung masyarakat miskin dan tunakisma. Meskipun orga-nisasi Via Campesina sekarang memiliki banyak anggotadi 56 negara, organisasi ini telah berkembang secara tidak

Page 621: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

606

merata dengan basis jaringan sosial di Amerika dan Eropadan mengembangkan ikatan organisasional di Asia, tapisampai saat ini hampir tidak ada cabang di Afrika(organisasi mengakui tujuh organisasi Afrika sebagaianggota pada tahun 2004) dan tidak ada sama sekaliperwakilan dari China (Borras 2004, 25; Edelman 2003,213). Melihat situasi politik di China dan kenyataan bahwastrategi politik utama Via Campesina adalah aksi bersamadan mobilisasi (selain mengembangkan kerjasama danperundingan ‘dalam persoalan tertentu dengan agensidaninstansi tertentu’; Borras 2004, 21-2), mungkin meng-herankan bahwa organisasi ini tidak berusaha untukmembangun perwakilan organisasi di China. Akan tetapiChina tetap menjadi daerah ‘kosong’ dalam laporan-laporan dan analisis-analisisnya tentang kondisi global.Bahkan laporan tahunannya tentang ‘Pelanggaran HakAsasi petani’ hampir mengabaikan daerah ini, di mana satudari tiga petani berada. Dalam beberpa halaman yangtersisa, saya akan membahas posisi Via Campesinaterhadap masalah-masalah tanah dan kemudian kembalipada persoalan tentang kebungkamannya tentang Cina.

Setelah periode awal konsolidasi internal organisasi,pada tahun 1999 Via Campesina bersama dengan FoodfirstInformation and Action Network (FIAN), sebuah organi-sasi hak asasi manusia internasional yang mapan, melun-curkan inisiatif besar pertamanya tentang persoalantanah—’The Global Campaign for Agrarian Reform’ . Padaawalnya kampanye ini melibatkan mobilisasi, okupasitanah dan peristiwa umum yang menekankan ‘hak atastanah dan jaminan land tenure’ sebagai prasyarat mewu-judkan hak asasi manusia atas pangan yang diatur yangdalam Pasal 11 dari International Convenant on Economic,Social and Cultural Rights (ICESCR) (Desmarais 2002,108).

Page 622: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

607

Selama beberapa tahun berikutnya, meskipun ViaCampesina terus menghubungkan masalah tanah pertaniandan pangan dengan ICESCR, tujuan utama kampanyeagrarianya adalah menjadi lawan politik bagi ‘market-as-sisted agrarian reform’(Borras 2004), yang dikembangkandan diperkenalkan oleh World Bank pada tahun 1998.Melawan prinsip “tanah . . . adalah untuk dibeli merekayang memiliki modal “, yang dalam pandangannyamendukung kebijakan tanah World Bank dan menem-patkannya untuk melayani modal transnasional, Via Cam-pesina mengusulkan bahwa kepemilikan tanah pedesaanharus sesuai dengan kriteria ‘hanya mereka yang mengolahtanah memiliki hak atas tanah ‘, dan berdasarkan hal itumengartikulasikan prinsip alternatif ‘Ukuran maksimumkepemilikan sosial atas tanah ’(Borras 2004, 11). Padatahun 2002, bersama dengan organisasi lain dengan tegasmenolak kebijakan tanah World Bank, berpendapat bahwakebijakan itu dirancang untuk ‘menghindari redistribusilanded property’ dan ‘mengalihkan, merusak, membagi,dan menekan gerakan-gerakan petani tunakisma (sepertidikutip dalam Borras 2004, 13-14). Dengan memfokuskanpada World Bank, kampanye agraria Via Campesina-FIANkemudian mengungkap maksud dan tujuan kebijakan-kebijakan tanah neoliberal di tingkat instistusi interna-sional. Tapi hanya sedikit menyoroti perampasan tanah,penggusuran paksa dan penjarahan yang penting sebagaistrategi akumulasi neoliberal.

Sesungguhnya, hubungan antara akumulasi kapitalis,penjarahan dan pemiskinan pedesaan timbul lebih menon-jol dalam kampanye utama Via Campesina yang lain —yaitu ‘kedaulatan pangan’, di mana WTO menjadi sasaranutama. Dalam kampanye tersebut organisasi ini berpen-dapat bahwa sebagai hasil dari implementasinya oleh WTO,kebijakan neoliberal telah “memaksa ratusan juta petaniuntuk menghentikan praktik pertanian tradisional mereka,

Page 623: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

608

menuju eksodus pedesaan atau untuk beremigrasi”(sepertidikutip dalam McMichael 2007, 7). Dalam menghu-bungkan gerakan pangan dengan penjarahan, perpindahandan sirkulasi manusia, Via Campesina memperjelas sejauhmana rezim akumulasi arus modal bergantung padamaupun mendorong penciptaan angkatan kerja berupahglobal yang dapat digunakan (McMichael 2007, 9). Namun,apa yang terlupakan, adalah penekanan pada, dan dalambanyak hal transfer hak kepemilikanyang dipaksakan- dandengan demikian hak atas tanah petani—yang sekaligusmendukung pembentukan angkatan kerja global yangtermarjinalisasikan dan menjadi arena utama akumulasineoliberal.

Di tahun-tahun belakangan ini, Via Campesina mulaimencurahkan perhatian yang lebih besar pada isu-isu hakatas tanah , perampasan tanah dan penjarahan. Tapi sepertidalam kampanye kedaulatan pangan, hal ini terutamasering terjadi di tempat-tempat selain kampanye reformaagraria. Dalam laporan tahun 2006 tentang ‘PelanggaranHak Asasi Petani’ (Violations of Peasant” Human Rights),sebagai contoh, yang dalam kata-katanya sendiri ditulislayaknya ‘untuk menerangi situasi sehari-hari para petanidi seluruh dunia’, perampasan tanah pertanian danpenjarahanmuncul sebagai tema penting. Seperti yangdinyatakan dalam laporan:

konflik penggunaan tanah sedang bermunculan diberbagai bagian dunia . . . Impunitas bagi tindakan yangdiambil melawan buruh tunakisma atau petani kecil dipedesaan, di banyak negara, merupakan salah satupelanggaran hak asasi manusia terbesar. Gejalanyaadalah terjadinya penggusuran paksa dan perampasantanah , tanpa adanya reaksi dari pemerintah. (ViaCampesina 2006,1-2)

Page 624: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

609

Pada tahun 2007 dalam World Social Forum (WSF)di Nairobi, Rafael Alegria, koordinator internasional untukGlobal Campaign for Agrarian Reform Via Campesina,mengumumkan ‘peran Afrika’ dalam kampanye. Dalammenggambarkan inisiatif baru ini, ia menyatakan bahwasejumlah besar tanah yang disita di Afrika oleh World Bankdan bahwa kampanye di Afrika melibatkan utusan-utusanpara pemimpin Via Campesina untuk mendukung danmenyertai rakyat Afrika dalam memeperjuangkan tanahmereka dan untuk bertemu dengan perwakilan pemerintah(Duraes2007).

Uraian singkat yang yang diberikan di atas menyorotibahwa sebagaimana dalam konstruksi keseluruhan panji‘perjuangan melawan neoliberalisme’, Via Campesinamembentuk dan mengumpulkan keluhan dan isu-isutertentu yang berkaitan dengan persoalan tanah ke dalamsebuah kampanye besar tentang reforma agraria. Kam-panye itu memungkinkannya untuk menyasar kebijakanneoliberal di tingkat institusi internasional (dan bersamaandengan di tingkat nasional) dan untuk mengembangkankonseptualisasi alternatif tentang land reform yang berda-sarkan hak asasi manusia. Dengan demikian tampaknyaVia Campesina telah menancapkan tiang perlawananterhadap model kebijakan neoliberal atas sumber dayatanah di daerah di mana land reform menjadi persoalan(Borras 2004, 26). Di sisi lain, untuk kembali ke penye-lidikan awal kita, cara akumulasi kapitalis neoliberalbenar-benar berlangsung di lapangan di sebagian besar pedesaandi Selatan global, yaitu, baik melalui perampasan tanah,penggusuran paksa dan penjarahan terhadap puluhan jutakeluarga petani maupun melalui perlawanan rkaum miskinyang terorganisir dan tidak terorganisir, sebagian besar tetapmenjadi masalah yang bisu dalam kampanye agraria.

Akibatnya, tantangan bagi Via Campesina adalahuntuk memperluas dan memperdalam agenda tanahnya

Page 625: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

610

sehingga sekaligus memperkuat perlawanan terhadapneoliberalisme dan berbicara langsung dengan perjuanganorang-orang yang melawan penyitaan tanah dan penggu-suran paksa yang meluas. Di Nairobi selama pengumumantentang kampanye Afrika, Rafael Alegria juga meng-indikasikan bahwa setelah Afrika Asia akan menjadi pusatgeografis kampanye global. Melihat semakin banyakkemunculan penyitaan tanah, penggusuran paksa danpenjarahan di India dan Indonesia, di mana jaringan sosialyang berafiliasi dengan Via Campesina telah meluas,nampak bahwa jika Via Campesina benar-benar mengem-bangkan kampanye Asia isu-isu itu mungkin (akhirnya)muncul sebagai area utama perhatian.

Jika Via Campesina harus menjadikan perampasantanah pertanian, pengusiran paksa dan penjarahan sebagaifokus kampanye Asia, ia bisa mulai membalikkan kebung-kamannya tentang perebutan tanah di Cina. Karena pem-batasan negara Cina pada isu-isu yang secara politismerupakan wilayah isu yang sensitif, Via Campesina tentusaja tidak bisa mengembangkan kampanye militan di Cina.Tapi ia dapat memasukkan Cina dalam analisis-analisis,diskusi dan inisiatif-inisiatifnya dan yang terpenting, jugamemperluas solidaritas bagi para petani China sebagai-mana telah dilakukan di masa lalu. Aktivis pedesaan Chinamati-matian berusaha untuk menyebarkan berita tentangperjuangan mereka ke luar China dengan harapan men-dapatkan dukungan dan sekutu yang mau mendesak negaraCina. Sejak tahun 2006, ketika otoritas pusat memblokirratusan website internasional, menutup ribuan websiteChina, dan menerapkan batasan baru bagi wartawan Chinamaupun wartawan asing (Amnesty International 2007),komunikasi dan transmitansi informasi menjadi lebih sulitdaripada sebelumnya, tetapi jauh dari kata mustahil.

Karena Via Campesina mendasarkan reforma agrariadan kampanye kedaulatan pangannya pada masalah hak

Page 626: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

611

asasi manusia dan telah membentuk perserikatan yangkokoh dengan organisasi hak asasi manusia FIAN, ViaCampesina mungkin juga mampu membentuk aliansidengan kelompok-kelompok yang berbasis di luar China,tetapi yang berfokus pada hak-hak asasi manusia. DivisiAsia dari Human Right Watch yang sudah mapan , sebagaicontoh, telah menunjukkan minat yang besar terhadapperampasan tanah dan penggusuran paksa di China dantelah menerbitkan laporan sepanjang 40-halaman mengenaipenggusuran paksa dan (Istilahnya) ‘gerakan hak penyewatanah’ di perkotaan China. Human Rights in China, yangdidirikan oleh mahasiswa dan sarjana China pada tahun1989, mempublikasikan berita singkat harian dan bulananyang merangkum berita tentang hak asasi manusia yangdiliput pers lokal dan regional berbahasa China dan Inggris.Berita singkat bulanan, yang wilayah tema pokoknyatermasuk petisi dan protes, buruh, para pembela hak asasimanusia dan sensor media, adalah salah satu sumber dayaterbaik yang menyediakan ulasan sistematis tentangperebutan tanah para petani.

Sarjana gerakan sosial menunjukkan pentingnyastruktur peluang politik dalam pe gerakan sosial. Merekamenegaskan juga, bahwa struktur peluang tidak hanyaberlaku untuk pembentukan gerakan. ‘Gerakan mencip-takan kesempatan untuk diri sendiri atau orang lain’, tulisSidney Tarrow. ‘Mereka melakukannya‘, dalam kata-katanya, ’dengan menyebarkan aksi kolektif melaluijaringan sosial dan dengan membentuk koalisi aktor sosial;dengan menciptakan ruang politik bagi gerakan yang sama.. . dan dengan menciptakan insentif bagi elit untukmenanggapi ‘(1994, 82). Dilihat dalam terang ini, kam-panye Asia di mana Via Campesina memperluas agendatanahnya sehingga dapat mencakup masalah perampasantanah, penggusuran paksa dan penjarahan, membawaperjuangan pedesaan di Cina (dan di antara perjuangan

Page 627: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

612

yang ‘tak terorganisir’ di tempat lain) pada masalah-masalah ini menjadi tinjauan penuh, dan mengembangkansebuah koalisi persekutuan yang sependapat yangmemperkuat baik Via Campesina maupun ‘gerakan serupa’kalangan miskin tak terorganisir.

Di sisi lain, meskipun hak asasi manusia secara umumdianggap menjadi wilayah persoalan yang sensitif olehpemerintah Cina, isu utama seperti hak-hak pekerja migran,pertanian berkelanjutan, lingkungan, kemiskinan,hubungan gender pedesaan dan yang paling baru hak-hakpetani muncul menjadi masalah-masalah yang ‘ dapatditerima’, dan dengan demikian sedang ditangani olehproliferasi LSM domestik, asing dan internasional yangsekarang beroperasi di China. Mereka juga membentukfokus di seputar mana Via Campesina mungkin bisa mulaimengembangkan hubungan dengan organisasi-organisasiChina. Meskipun proyek-proyek transnasional LSM Cinatidak dapat melibatkan setiap jaringan atau kelompokinternasional ‘politik’ atau ‘militan’, hubungan merekadengan masyarakat sipil transnasional telah meluas. Padatahun 1986, misalnya, hanya 484 LSM Cina menjadianggota LSM internasional. Pada tahun 2002 jumlahtersebut meningkat menjadi 2.297 (Chen 2005, 7).

Jaringan agraria transnasional lainnya, seperti ReseauMondial Agricultures Paysannes, Alimentation etMondialisation (World Network of Agriculture, Peasant,Food and Globalization) (APM Mondial), telah mulaimembangun hubungan organisasi di Cina. Tumbuh dariorganisasi para agrikulturalis yang didirikan pada tahun1980-an, APM-Mondial pertama berkembang sebagaijaringan regional di Afrika (Reseau APM-Afrique) dankemudian terinternasionalisasi pada tahun 1990-an.Meskipun organisasi ini memilih program-program pen-didikan dan pengembangan aktivis daripada tindakanlangsung dan ‘siasat menekan’ yang digunakan oleh Via

Page 628: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

613

Campesina, analisisnya tentang WTO serupa dengananalisis Via Campesina dan kedua organisasi itu bekerjasama dalam proyek-proyek di masa lalu (Edelman 2003,213). Jaringan Chinanya (Reseau APM-Chine) didirikanpada akhir tahun 1990an dan pada awalnya beroperasihanya dalam hubungan dengan individu dan lembaga diCina yang ditunjuk oleh Pemerintah China (Edelman 2003,213). Meskipun jaringan China tetap bersifat tidak resmi,baru-baru ini bekerja sama dengan organisasi internasionallainnya untuk menyelenggarakan lokakarya tentang sistempangan yang berkesinambungan (Citizen Earth –APMNetwork 2006). Demikian pula, International Forum onGlobalization, forum skolar-aktivis yang menentang glo-balisasi pertanian industrial karena merusak tanah perta-nian kecil dan komunitaspedesaan dan hubungannyadengan ketidakamanan pangan, sedang merencanakanserangkaian seminar di China pada tahun 2008, berda-sarkan pengumuman, seminar-seminar tersebut akan‘disponsori oleh pemimpin kelompok lingkungan hidupdan pertanian China’ terkemuka. Contoh-contohdi atasmenunjukkan bahwa ada beberapa kesempatan yang mela-luinya Via Campesina mungkin bisa mulai membangunhubungan dengan kaum petani yang telah terlibat dalamperjuangan agraria yang intens selama lebih dari 20 tahun.Tantangan akan terlihat berada dalam semesta pemben-tukan fleksibilitas dan koalisi.

Dengan mengembangkan hubungan dengan pede-saan Cina tampaknya sangat penting mengingat kenyataanbahwa masalah perampasan tanah dan penjarahan yangdijelaskan di halaman sebelumnya kemungkinan besar akanberlanjut untuk beberapa waktu. Para ahli memperhi-tungkan bahwa sedikitnya 30 juta lebih rumah tanggapedesaan akan kehilangan tanah mereka melalui peram-pasan di tahun-tahun yang akan datang, dan merekamenduga bahwa antara tahun 2004 dan tahun 2020 ada

Page 629: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

614

300 juta penduduk pedesaan Cina yang akan pindah kekota-kota kecil dan kota-kota besar (Gilboy dan Hegin-botham 2004, 258; Yardley 2004). Jika para perencananeoliberal yang urban-sentris di dalam dan dekat denganpemerintah berhasil, angka tersebut bisa jadi lebih lebihtinggi lagi. Beberapa orang, seperti Pan Wei, seorangpenasihat pemerintah yang berpengaruh dan juga profesorUniversitas Beijing, berpikir bahwa negara seharusnya‘mendorong’ akselerasi yang lebih besar dan lebih cepatmigrasi petani ke pusat-pusat kota sehingga Cina dapatmengembangkan 100 kota tambahan berpenduduk 5 jutaorang atau lebih selama 30 tahun berikutnya, baik denganmembangun kota-kota yang sama sekali baru atau mem-perluas yang sudah ada (Gilboy dan Heginbotham 2004,257).

Akhirnya, para petani China dan kaum tak berpunyadi pedesaan telah membentuk identitas kolektif yangberesonansi dengan gerakan agraria transnasional sepertiVia Campesina dan memberikan dasar untuk mengon-septualisasikan alternatif-alternatif bagi kapitalismeneoliberal. Dalam pernyataan mereka tentang ‘peasant-ness’, mereka mengartikulasikan sebuah kritik berke-lanjutan tentang pembangunan yang urban-sentris danmenghubungkan konflik kelas paska-sosialisme utamadengan posisi otoritas otonom dan pantas untuk diri merekasendiri – yang keduanya berhubungan dengan tingkat yangmencolok untuk pembelaan Via Campesina terhadap ‘carapetani’ masyarakat pedesaan (Desmarais 2002, 96). Padasaat yang sama, petani China telah mengalami revolusisosial yang paling menyeluruh dan reforma agrariaredistributif yang sebenarnya yang sejauh ini dilakukan dimana saja. Meskipun jumlah mereka berkurang dengancepat, masih ada sejumlah besar yang mengalami tahappertama dari revolusi/reformasi itu, dan banyak lagi yangmuncul selama proses kolektivisasi. Sebagaimana dicatat,

Page 630: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

615

kini banyak orang melihat kembali ke periode sebelumnyasebagai masa yang lebih baik ketika wacana moral tentangkeadilan sosial dan bentuk-bentuk produksi yang benar-benar ada yang menjamin martabat dan kemanan matapencaharian. Bersama dengan migran tak berpunya,anggota (yang sebagian besar kehilangan haknya) kelaspekerja perkotaan dan kaum miskin kota, sebagai akibatdari pengalaman hidup mereka dengan apa yang disebutglobalisasi - serta perjuangan mereka di daerah pedesaan –serta dengan periode sebelumnya sebagai titik acuan yangdigunakan untuk menilai masa sekarang, banyak petanimenjaga idealisme egalitarian agar tetap hidup (cf. Chen2006). Ini merupakan sebuah ruang ideologi alternatif yangpenting yang tidak dapat ditangkap atau dikendalikansepenuhnya oleh modal , dan dengan demikian membentuksebuah daerah penting bagi pengembangan lebih lanjutgerakan agraria transnational.

Referensi

Amin, Samir, 2003. ‘World Poverty, Pauperization, andCapital Accumulation’. Monthly Review, 55 (5): 1–9.

Amnesty International, 2007. ‘2007 Human Rights Report,Annual Report for China’ http://www.amnestyu-sa.org/annualreport, Accessed 29 December 2007. ‘AnOverview of Unemployment 2003’, 2004.China La-bor Bulletin, 14 July. http://www.china-labor.org.hk,Accessed 24 July 2004.

Armitage, Catherine, 2004. ‘Winter of China’s Dis-contents’.The Australian(Sydney), 20December.

Barboza, David, 2005. ‘In China, a New Capitalist Beach-head’. International Business, 18January: 1.

Page 631: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

616

Becker, Jasper, 1997. ‘Rural Revolt Forces Action on Exces-sive Tax’.South China MorningPost, 20 November: 9.

Bernstein, Thomas P., 1994. ‘In Quest of Voice: China’sFarmers and Prospects for Political Liberalization’.Paper presented to the University Seminar on ModernChina, Columbia University, 10 February.

Bernstein, Thomas and Xiaobo Lu, 2003. Taxation With-out Representation in Contemporary Rural China.New York: Cambridge University Press.

Borras, Saturnino M. Jr, 2004. ‘La Vía Campesina: AnEvolving Transnational AgrarianMovement’.TNIBriefing Series 2004/6: 1–30. Amsterdam: Trans-national Institute.

Brenner, Robert, 2002.The Boom and the Bubble: The U.S.in the World Economy.London:Verso. Buckley, Chris,2006. ‘China to “Strike Hard” Against Rising Unrest’.Boston Globe, 26 January.

Cai, Yongshun, 2003. ‘Collective Ownership or Cadres’Ownership? The Non-Agricultural Use of Farmlandin China’.China Quarterly, 175: 663–80.

Chan, John, 2004a. ‘Martial Law Declared as Unrest Deep-ens in Rural China’.World Socialist Web Site(http://www.wsws.org), 15 November: 1–4. Accessed 16 Feb-ruary 2006.

Chan, John, 2004b. ‘China: Riot in Guangdong ProvincePoints to Broad Social Unrest’. World Socialist WebSite(http://www.wsws.org), 30 November: 1–2. Ac-cessed 16February 2006.

Chan, John, 2005a. ‘Beijing Tightens Political ControlOver Dissent’. World Socialist Web Site(http://www.wsws.org), 6 January: 1–5. Accessed 1March 2007.

Chan, John, 2005b. ‘New Year for China’s Rural MigrantWorkers’.World Socialist Web Site

Page 632: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

617

(http://www.wsws.org), 22 February: 1–4. Accessed1 March 2007.

Chan, John, 2006. ‘Beijing Abolishes Centuries-OldAgricultural Tax’. World Socialist Web Site(http://www.wsws.org), 17 January: 1–3. Accessed 1March 2007.

Chan, John, 2007. ‘An Explosion of Billionaires in China’.World Socialist Web Site(http://www.wsws.org), 4November: 1–2. Accessed 10 November 2007.

Chen, Feng, 2006. ‘Privatization and Its Discontents inChinese Factories’.The China Quarterly, March (185):42–60.

Chen, Guidi and Chuntao Wu, 2006. Will the Boat Sinkthe Water? The Life of China’s Peasants. New York:Public Affairs.

Chen, Jie, 2005. ‘Community in China: Expanding Link-ages with Transnational Civil Society’. Asia ResearchCenter, Murdoch University, Working Paper No. 128,December: 1–18.

Cheng, Allen T. and Dune Lawrence, 2007. ‘China Has106 Billionaires, Up From 15 Last Year’. 14 October.http://www.Bloomberg.com/apps/news, Accessed 14October 2007.‘China Reports Drop in Rural Riots, Pro-tests’, 2006. China Confidential, 7 November.

Citizens’ Earth – APM Network, 2006. ‘The Developmentof the Citizens’ Earth – APM Network in the Wake ofthe APM Program and the Current Situation’. http://www.terre-citoyenne-apm.org/img/html/bip-3063.html, Accessed 27 December 2007.

Cody, Edward, 2004. ‘China’s Land Grabs Raise Specterof Popular Unrest’.The WashingtonPost (Foreign Ser-vice), 5 October: 1A.

Cody, Edward, 2005. ‘For Chinese, Peasant Revolt is RareVictory; Farmers Beat Back Police in Battle Over

Page 633: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

618

Pollution’.The Washington Post (Foreign Service), 13June: 1A.

Cody, Edward, 2006. ‘China Leader Makes Appeal onCorruption; President Sounds Alarm Loudly on PartyAnniversary’. The Washington Post (Foreign Service),1 July: 14A.

Communist Party of India (Marxist-Leninist), n.d. ‘Agrar-ian Crisis and Agrarian Struggles’. http://www.cpiml.org/index.html, Accessed 5 June 2007.

De Angelis, Massimo, 2001. ‘Marx and Primitive Accu-mulation: The Continuous Character of Capitalist“Enclosures” ’.The Commoner, September (2). http://www.thecommoner.org, Accessed 3 March 2005.‘De-cision on Alleviating Peasants’ Burdens’, 1997.Xinhua(Beijing), FBIS Translated Text (AFS Doc. No.0W0404115697).

Desmarais, Annette-Aurelie, 2002. ‘The Vía Campesina:Consolidating an International Peasant and Farm Mo-vement’.The Journal of Peasant Studies, 29 (2): 91–124.

Divjak, Caarol, 2000. ‘Rural Protests in China Put DownBy Riot Police’. World Socialist Web Site(http://www.wsws.org), 7 September: 1–3. Accessed 16 Feb-ruary 2006.

Duraes, Suzanne, 2007. ‘La Vía Campesina Launches aGlobal Campaign for Agrarian Reform in Africa’. 24January. http://www.viacampesina.org/main_en/index.php?option=com_content&task=viewoid=-271&itemid=1, Accessed 27 December 2007.

‘Economists Examine Rural Land Problems, Offer DiverseSolutions’, 2004. FBIS Report, FBIS Document No.FBIS-CHI-2004-0722, 8 July.

Edelman, Marc, 2003. ‘Transnational Peasant and FarmerMovements and Networks’. In Global Civil Society ,

Page 634: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

619

eds Mary Kaldor, Helmut Anheier and MarliesGlasius, 185–220. London: Oxford UniversityPress.‘Farmers in Revolt Near Harbin Against LandSeizures’, 2007.

Asia News, 27 August: 1.‘Farmers Protesting the Theft ofTheir Lands Are Jailed for Extortion’, 2007. AsiaNews,13 April: 1.

Federici, Silvia, 2001. ‘The Debt Crisis, Africa, and the NewEnclosures’.The Commoner,September (2): 1–13.http://www.thecommoner.org, Accessed 3 March2005.

Fewsmith, Joseph, 2007. ‘Assessing Social Stability on theEve of the 17th Party Congress’. China LeadershipMonitor, 20: 1–24.‘Five Thousand PRC Farmers Pro-test Investment Firms’ Collapse’, 1999. Hong KongAFP, FBIS Transcribed Text (AFS Doc. No.0W2809121399), 28 September.

Gilboy, George J. and Eric Heginbotham, 2004. ‘The LatinAmericanization of China?’. Current History, Septem-ber (103): 256–61.

Goodspeed, Peter, 1993. ‘China’s Peasants Get Restless:Rural Protests Send Shock Waves Through Beijing’sUrbanized Elite’.The Toronto Star , 11 July: 2F.

Greenfield, Gerard and Apo Leong, 1997. ‘China’s Com-munist Capitalism: The Real World of Market Social-ism’. In The Socialist Register 1997, ed. Leo Panitch,96–122.New York: Monthly Review Press.

Gu, Qing-er, 2006. ‘Communist Authorities Sentence Sur-vivors of Shanwei Massacre’. The Epoch Times, 28May. http://en.epochtimes.com/news/6-5-28/42034.html,Accessed 4 October 2007.

Guo, Xiaolin, 2001. ‘Land Expropriation and RuralConflicts in China’. The China Quarterly, June (166):422–39.

Hart-Landsberg, Martin and Paul Burkett, 2004. ‘China

Page 635: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

620

and Socialism: Market Reforms and Class Struggle’.Monthly Review, 56 (3): 7–123.

Harvey, David, 2003.The New Imperialism. New York:Oxford University Press.

Harvey, David, 2005.A Brief History of Neoliberalism.New York: Oxford UniversityPress.

He, Qinglian, 2000. ‘China’s Descent into a Quagmire: PartI’. The Chinese Economy, 33 (3): 32–88.

He, Qinglian, 2001a. ‘China’s Descent into a Quagmire:Part II’. The Chinese Economy, 34 (2): 6–96.

He, Qinglian, 2001b. ‘China’s Descent into a Quagmire:Part III’. The Chinese Economy, 34 (4): 6–94.

He, Qinglian, 2006. ‘Officially Sanctioned Crime in China:A Catalogue of Lawlessness’. China Rights Forum,(3): 92–3.

He, Qinglian, 2007. ‘Officially Sanctioned Crime and Prop-erty Rights’. China Forum, (2): 44–57.‘Highlights: PRCCivil Disturbances, 1 Jan–15 Dec 04’, 2004. FBIS Re-port, 23 December.

Ho, Peter, 2001. ‘Who Owns China’s Land? PropertyRights and Deliberate Institutional Ambiguity’. TheChina Quarterly, June (166): 394–42.

Holland, Lorien, 1999. ‘China Cracks Down on SecretiveArmy of Peasants’. The Independent (London), 27August.

Holz, C A., 2007. ‘Have China Scholars All Been Bought?’.Far Eastern Economic Review, 170 (3): 36–40.

Hu, Ping, 2005. ‘Taishi Village: A Sign of the Times’. ChinaRights Forum, (4).

Hurst, William and Kevin J. O’Brien, 2002. ‘China’s Con-tentious Pensioners’. The China Quarterly, (170): 345–60.‘Illegal Land Grabs Up’, 2007. Asia News, 22March: 1.

Jacka, Tamara, 1998. ‘Working Sisters Answer Back: TheRepresentation and Self-Representation of Women in

Page 636: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

621

China’s Floating Population’. China Information, 13(1): 43–75.

Kahn, Joseph, 2005. ‘China to Cut Taxes on Farmers andRaise Their Subsidies’. The New York Times (NewYork), 3 February: 3A.

Kahn, Joseph, 2006a. ‘Pace and Scope of Protest in ChinaAccelerated in ‘05’. The New York Times (New York),20 January: 10A.

Kahn, Joseph, 2006b. ‘Chinese Premier Says Seizing Peas-ants’ Land Provokes Unrest’. The New York Times(New York), 21 January: 3A.

Kahn, Joseph and Jim Yardley, 2007. ‘As China Roars,Pollution Reaches Deadly Extremes’. The New YorkTimes (New York), 26 August: 1A, 10A.

Lee, Ching Kwan, 2007. Against the Law: Labor Protestsin China’s Rustbelt and Sunbelt. Berkeley, CA: Uni-versity of California Press.

Li, Cheng, 2006. ‘Think National, Blame Local: Central-Provincial Dynamics in the Hu Era’. China Leader-ship Monitor, Winter (17): 1–24.

Li, D, 1993. ‘Liudong renkou yu shehui wending’ (The flo-ating population and social stability). Shehui, 8: 42–3.

Li, Fan, 2006. ‘Unrest in China’s Countryside’. China Brief:The Jamestown Foundation, 6 (2): 6–8. http://www.jamestown.org/china_brief/article.php?-articleid=2373163, Accessed 9 October 2007.

Li, Lianjiang, 2006. ‘Driven to Protest: China’s Rural Un-rest’. Current History, September: 250–4.

Li, Lianjiang and Kevin J. O’Brien, 1996. ‘Villagers andPopular Resistance in Contemporary China’. ModernChina, 22 (1): 28–61.

Li, Zijing, 1997. ‘Si sheng wushi wan nongmin kangzheng’(500,000 peasants resist in four provinces). ZhengMing, August (238): 19–21.

Page 637: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

622

Manthorpe, Jonathan, 2004. ‘Unrest Sharply IncreasingThrough Much of China’. Vancouver Sun (Vancouver),22 August.

McMichael, Philip, 2007. ‘Revisiting the Peasant Question:A Lens on the Making of Another World’. http://devsoc.cats.cornell.edu/cats/devsoc/upload/mcmichal.pdf, Accessed 28 October 2007.

Marx, Karl, 1976. Capital, A Critique of Political Economy,Vol. 1. London: Pelican Books.

Miao, Ye, 2003. ‘China’s Land Market Creates Pressures’.Asia Times, 20 August. ‘NPC: In the End China Optsfor Private Property’, 2007. Asia News, 9 March: 1.

O’Brien Kevin J. and Lianjiang Li, 2006. Rightful Resis-tance in Rural China. New York: Cambridge Univer-sity Press.

Perry, Elizabeth J., 2003. ‘To Rebel Is Justified: CulturalRevolution Influences on Contemporary Chinese Pro-test’. In The Chinese Cultural Revolution Reconsid-ered: Beyond Purge and Holocaust, ed. Kam-yee Law,262–81. New York: Palgrave Macmillan.

Pils, Eva, 2005. ‘Land Disputes, Rights Assertion, and So-cial Unrest in China: A Case From Sichuan’. Colum-bia Journal of Asian Law, Spring–Fall (19): 235–92.

Poole, Teresa, 1993. ‘Chinese Leaders Told to Heed Dis-gruntled Farmers’. The Independent (London), 20 Oc-tober. ‘Public Security Organs Strike Hard in 98’, 1999.Xinhua (Beijing), FBIS Translated Text (AFS Doc. No.0W0901013099), 8 January.

Rural Development Institute, 2005. ‘China to Deepen LandManagement Reform’, Monitoring Report, 1 Novem-ber 2004–31 January 2005. http://www.rdiland.org/RESEARCH/Monitoring_Archives_01_05.html, Ac-cessed 2 April 2005.

‘Rural Tax Reform to Reduce Financial Burden on Farm-ers’, 2003. Xinhua (Beijing), FBIS Translated Text

Page 638: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

623

(AFS Doc. No. CPP20030528000024), 28 May.Saiget, Robert J., 2007. ‘AFP Interviews Residents of

Northern Chinese Village 2 Years After Deadly Pro-test’. Hong Kong Agence France-Presse (English), 10October.

Scott, James C., 1985. Weapons of the Weak: EverydayForms of Peasant Resistance. New Haven, CT: YaleUniversity Press.

Solinger, Dorothy J., 1999. Contesting Citizenship in Ur-ban China: Peasant Migrants, the State, and the Logicof the Market. Berkeley, CA: University of CaliforniaPress.

Tang, Hongqian, Guo Xiaoming and Shen Maoying, 1993.‘Dangqian nongyong tudifeinonghua wenti de diaochayu fenxi’ (An investigation and analysis of the currentnon-agricultural uses of farmland). Nongye jingjiwenti, 3: 45–51.

Tang, Yuen Yuen, 2005. ‘When Peasants Sue En Masse:Large Scale Collective ALL Suits in Rural China’.China: An International Journal, 3 (1): 24–49.

Tanner, Murray Scott, 2004. ‘China Rethinks Unrest’.Washington Quarterly, 27 (3): 137–56.

Tanner, Murray Scott, 2005. ‘Rethinking Law Enforcementand Society: Changing Police Analysis of Social Un-rest’. In Engaging the Law in China: State, Society,and Possibilities for Justice, eds Neil J. Diamant,Stanley B. Lubman and Kevin J. O’Brien, 193–212.Stanford, CA: Stanford University Press.

Tarrow, Sidney, 1994. Power in Movement: Social Move-ments, Collective Action and Politics. Cambridge:Cambridge University Press.

Thompson, E.P., 1971. ‘The Moral Economy of the En-glish Crowd in the Eighteenth Century’. Past andPresent, 50: 83–103.

Page 639: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

624

Thornton, Patricia, 1999. ‘Beneath the Banyan Tree: Popu-lar Views of Taxation and the State during the Repub-lican and Reform Eras’. Twentieth-Century China, 25(1): 1–42.

Thornton, Patricia, 2004. ‘Comrades and Collectives inArms: Tax Resistance, Evasion, and Avoidance Strat-egies in Post-Mao China’. In State and Society in 21stCentury China: Crisis, Contention and Legitimation,eds Peter Hays Gries and Stanley Rosen, 87–104. NewYork: Routledge Curzon.‘Threat of Rural UnrestForces China to Push Ahead with Tax Reform’, 2002.Hong Kong AFP, FBIS Transcribed Text (AFS Doc.No. CPP20020623000008), 23 June.‘TurningPloughshares into Staves: China’s Land Disputes’,2005. The Economist, 25 June.

Vía Campesina, 2006. ‘Violations of Peasants’ HumanRights: A Report on Cases and Patterns of Violence’.http://www.viacampesia.org, Accessed 28 December2007.

Walker, Kathy Le Mons, 1999. Chinese Modernity and thePeasant Path: Semi-Colonialism in the NorthernYangzi Delta. Stanford, CA: Stanford University Press.

Walker, Kathy Le Mons, 2006. ‘ “Gangster Capitalism”and Peasant Protest in China: the Last Twenty Years’.The Journal of Peasant Studies, 33 (1): 1–33.

Weil, Robert, 2006. ‘We Have Been Here Before: The Cul-tural Revolution in Historic Perspective in the GlobalStruggle for Socialism’. China Study Group, 31 De-cember: 1–13. http://www.chinastudygroup.org, Ac-cessed 4 May 2007.

Wen, Dale, 2004. ‘China Copes with Globalization: AMixed Review, Part IV’. International Forum onGlobalization, 31 December. http://www.chinastudygroup.org, Accessed 4 May 2007.

Page 640: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dari yang Tersembunyi sampai yang Terbuka

625

‘Wen Jiabao Leading Move to Reduce Rural Taxes’, 2003.Wen Wei Po (Hong Kong), FBIS Translated Text (AFSDoc. No. CPP20030804000045), 3 August.

Wen Tiejun and Zhu Shouyin, 1996. ‘Xian yixia difangzhengfu ziben yuanshi jilei yunongcun xiaochengzhenjianshe zhong de tudi wenti’ (The primitive accumula-tion of capital by sub-county local governments andland problems under rural urbanization). Jingji yanjiuziliao, 1: 20–5.

Yao, Runfeng, 2003. ‘Encroachment on the Rights andInterests of Peasants Regarding Land Has Become theMost Glaring Current Problem in the Infringement ofPeasants Interests’. Xinhua (Beijing). FBIS TranslatedText (AFS Doc. No. CPP20030820000137), 20 August.

Yardley, Jim, 2004. ‘In Rural China, Unrest Over LandSeizures’. New York Times (New York), 9 Dec: 2.

Yardley, Jim, 2005. ‘A Chinese Court Sentences FarmersWho Protested a Land Seizure’. The New York Times,21 January: 4A.

Yu, Depeng, 1994. ‘Chengxiang guanxi zhong de “chengche xiaoying” ’ (The ‘riding the train’ effect in rela-tions between city and countryside). Shehui, 3: 37–9.

Yue, Shan, 1997. ‘Gan-E wushi wan nongmin baodong’(Five hundred thousand peasants violently rebel inJiangxi and Hubei). Zheng ming, September (239): 21–23.

Page 641: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

626

Page 642: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

627

Pendahuluan

Pada konferensi internasional yang mengambil tema‘Land, Poverty, Social Justice and Development’ padatahun 2006,268 saya bertanya apa yang saya pikir merupa-kan pertanyaan sederhana. Para pembicara terdiri dariperwakilan para akademisi dan gerakan agraria trans-nasional, di depan rekan kerja mereka, penyandang danadan para pendukung, para pegawai badan pembangunan,dan lain-lain. ‘Saya bekerja di tengah masyarkat Karen diBirma yang secara aktif berjuang untuk tanah dan hakasasi manusia di tingkat desa, tetapi mereka tidak dapatmembentuk gerakan secara terbuka karena tekanan darirezim militer. Apakah gerakan anda memiliki kebijakansolidaritas atau keterlibatan dengan orang-orang dalam

12DIMANA TIDAK ADA GERAKAN :

PERLAWANAN LOKAL DAN POTENSI SOLIDARITAS

Kevin Malseed

268 Diselenggarakan 9-14 Januari 2006 di Institute Of Social Studies,The Hague, Belanda.

Page 643: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

628

situasi seperti itu?’ Karena pembicaraan ini diterjemahkanke dalam bahasa Spanyol, saya melihat kebingungan ter-lihat di pembicara, dan ketika datang waktunya untukmenjawab pertanyaan, jawaban untuk saya tidak muncul,yang ada malah pemberian dukungan terhadap penye-rangan WTO, World Bank dan lainnya. Sebenarnya, selamakonferensi tampaknya tidak ada yang mampu memberikansaya jawaban. Sementara kepemimpinan petani dalamgerakan-gerakan ini yang telah menjadi ahli dalam bekerjadi Institusi internasional, saya mulai bertanya-tanya apakahmereka telah terlalau memikirkan bagaimana melibatkanorang-orang akar-rumput di mana mereka tidak memilikianggota. Bab ini bertujuan untuk mengangkat pertanyaansaya tadi bersama dengan yang lainnya, dengan harapanmerangsang diskusi dan perhatian orang di seluruh duniayang perjuangannya dalam banyak hal menyerupaigerakan, tetapi yang tidak memiliki kebebasan politik untukmembentuk sebuah ‘Gerakan’.

Menulis mengenai gerakan-gerakan agraria umum-nya mengabaikan negara seperti Burma,269 dimana setiapgerakan terbuka harus bekerja sama dengan negara ataumangalami pemusnahan. Meskipun demikian, perlawanansehari-hari dan bersifat lokal terhadap negara dan parapelaku lainnya terbukti terjadi diseluruh pedesaan Burma.Bagaimana perlawanan ini dibandingkan dengan dengantujuan, taktik dan prestasi gerakan-gerakan agraria yanglebih terstruktur di tempat lain? Bisakah itu dianggap

269 Burma diganti namanya menjadi ‘Myanmar Naing-Ngan’ oleh juntamiliter yang berkuasa pada tahun 1989. Perubahan nama ini telahditolak karena dianggap tidak sah oleh kepemimpinan yang terpilihsecara demokratis pada tahun 1990 (tetapi tidak pernah diperbo-lehkan untuk membentuk sebuah pemerintahan), dan dan jugadianggap asimilasionis oleh sebagian besar kelompok oposisi ber-basis etnis; oleh karena itu penelitian ini tetap menggunakan kata‘Burma’.

Page 644: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

629

sebagai bentuk gerakan itu sendiri? Dan apa, jika ada, yangharus ditawarkan satu sama lain oleh orang-orang pedesaanBirma dan gerakan-gerakan transnasional? Bab ini mem-bahas masalah-masalah seperti yang terjadi pada pendudukperbukitan Karen, yang menerapkan ketidak-patuhan danperlawanan yang luas walapun hidup dalam situasi yangtidak memungkinkan mereka untuk mengorganisasikangerkan terbuka.

’kami Akan Tetap Disini’270: Sebuah Konteks

Hanya dua minggu sebelum panen padi Oktober2005, sepasukan tentara yang terdiri dari 300 AngkatanDarat Burma datang ke Sungai Shwegyin untuk memaksaorang-orang Karen pindah ke daerah yang diawasi olehnegara ke arah barat. Sekitar 1.000 warga desa melarikandiri dari desa mereka ketika pasukan muncul. Pada tanggal19 September, pasukan tersebut menembak mati seorangpenduduk desa yang mereka lihat di sawah, kemudianmulai menyerang Ler Wah dan desa lainnya di kawasanitu. 35 tentara perlawanan desa Karen berjuang sebentardan kemudian menarik diri dan diganti Angkatan Daratyang bergerak di desa-desa, menghancurkan dan mem-bakar rumah, menyayat dan melubangi kaleng air pen-duduk desa untuk mencegah mereka tinggal di sana. Bagipara penduduk desa ini bukanlah sesuatu yang baru:Angkatan Darat pertama kali membakar desa mereka padatahun 1975, menyebabkan mereka berpencar ke dalampermukiman-pemukiman yang lebih kecil dan tersembunyidi hutan di mana mereka bisa tetap bertani tapi menghilangsetiap kali pasukan tentara datang, yang biasanya terjadisekali atau dua kali dalam setahun. Penduduk desa lebih

270 wawancara dengan orang Karen, Nyaunglebin District, November2005.

Page 645: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

630

memilih seperti ini daripada harus melakukan kerja paksadan di bawah penindasan yang akan mereka hadapi dibawah kekuasaan negara.

Kali ini mereka menuju puncak bukit di timur, orangdewasa ke lereng bukit terdekat di mana mereka bisamemantau gerakan Angkatan Darat, keluarga pergi kebukit yang lebih tinggi. Sementara orang dewasa dengancepat membangun tempat penampungan, pelajar-pelajarremaja dikirim untuk mengambil beras dari gudangpenyimpanan tersembunyi. Guru sekolah menyandarkanpapan tulis pada pohon-pohon dan melanjutkan sekolahuntuk anak-anak kecil. Para tetua desa pergi untuk meng-hubungi pasukan perlawanan Karen untuk mendapatkaninformasi dan beberapa ranjau rakitan untuk digunakandalam mempertahankan tempat persembunyian dari ten-tara yang sedang berusaha mengejar. Tentara tidak pernahmuncul keatas bukit, mungkin takut disergap, dan menarikdiri pada tanggal 3 November tanpa menangkap satupunwarga desa. Orang-orang segera kembali untuk memulaipanen yang tertunda, sementara pasukan perlawanan Karenmembersihkan desa-desa dan ladang dari setiap ranjaudarat yang ditinggalkan oleh pasukan yang telah mundur.271

Sementara itu, penduduk desa yang tinggal di 20 desayang dikuasai pemerintah di sebelah barat —dimanapenduduk desa Ler Wah telah diperintahkan untuk pergi—dipaksa mebuat jalan akses militer tanpa dibayar. Sepanjangpelarian mereka yang terorganisir, penduduk desa Ler Wahtidak hanya mempertahankan panen dan juga akses ketanah mereka, tetapi juga menghindari kerja paksa untuknegara tanpa bayaran. Pemberontakan ini harus dibayarmahal: itu adalah yang kedua kalinya tanah mereka di-serang pada tahun 2005, dan pada awal tahun 2006 pasukan

271 wawancara dengan para penduduk desa di wilayah yang terkena,November 2005.

Page 646: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

631

negara datang dan membakar desa mereka lagi. Tatmadaw(tentara Burma) kemudian mendirikan sebuah poskopermanen di wilayah tersebut, menciptakan krisis makanandan menyebabkan banyak penduduk desa mengungsi kekamp-kamp pengungsi di Thailand; tetapi sebagian besartetap tinggal di sana, memantau gerakan Tatmadawsementara mereka bermukim di hutan-hutan untuk terusbertani dan mengerahkan tuntutan mereka atas tanahmereka (KHRG 2006b).

Etnisitas dan Penindasan: Konflik Atas Kedaulatan

Setidaknya 80 persen dari perkiraan populasi diBurma sekitar 50 juta merupakan pedesaan dan agraris.272

Jumlah orang Karen mungkin sekitar empat sampai tujuhjuta, terkonsentrasi di Negara Karen dan Pegu, NegaraBagian Irrawaddy dan Tenasserim.273 Unit utama organisasisosial adalah desa (Marshall 1997, 127), yang terdiri darilima sampai beberapa ratus keluarga dan dipimpin olehseorang kepala desa dan dewan tetua yang dipilih melaluiberbagai bentuk konsensus desa. Etnisitas dan agamamungkin dua komponen kuat dalam identifikasi-dirimasyarakat di Burma. Aspek lain identitas termasuk matapencaharian: di daerah Karen sebagian besar pendudukdesa merupakan petani padi ladang atau petani padi irigasi,tetapi beberapa adalah buruh tak bertanah, saudagar ataupedagang, atau campuran usaha pertanian padi denganberbagai macam variasi. Di daerah datar pertanian komer-sial skala keluarga dan campuran mata pencaharian men-

272 Tidak ada data sensus yang dapat dipercaya karena manipulasi dataoleh pemerintah militer sejak tahun 1962 (lihat Smith 1991, 30).

273 Sensus negara mengklaim ‘antara 2 dan 5 juta, sedangkan nasionalisKaren mengklaim antara 7 sampai 12 juta’ (Cheesman 2002, 203).Di daerah yang terkait dengan kelompok etnis utama Birma, lihatSmith (2002).

Page 647: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

632

jadi hal umum, sedangkan di desa-desa yang lebih kecil(umumnya di bawah 50 rumah tangga) di perbukitankeluarga-keluarga lebih berfokus pada subsisten dan bar-ter, masing-masing memiliki sawah, kebun kecil dan ternak,dan juga sedikit hasil panen.274

Identitas Karen umumnya telah terbentuk sebagaiperlawanan terhadap ‘Burmanness’, yang mengacu padaetnis dominan di Burma pusat. Para penulis menghu-bungkan hal ini dengan migrasi bersejarah banyak orangKaren ke daerah perbukitan terpencil untuk melarikan diridari pemerasan dan perbudakan oleh kerajaan Burma, haltersebut menyebabkan identifikasi diri sebagai orang bukityang hidup di luar jangkauan negara, yang sudah terbiasadengan ancaman dan tekanan dari luar (Keyes 1977; Hinton1979). Dengan tidak adanya struktur politik yang lebihtinggi daripada desa (Marshall 1997, 143), wilayah Karenselalu rawan dikuasai oleh masyarakat lembah yang secarahirarkis lebih terstruktur seperti kerajaan Burma. Pada1800-an, orangSgaw, Pwo, Bwe, Pa’O dan bermacam-macam kelompok ‘Karenni’, meskipun berbeda geografis,agama dan bahasa, memadukan identitas ‘Karen’ yanglebih solid untuk bertahan hidup (Hinton 1979, 92-3),sebuah proses yang didukung oleh para missionaris asing(Cheesman 2002, 203). Ynag penting bagi identitas iniadalah adanya ‘rasa adanya penindasan menunnggu dipintu’ (Keyes 1977, 51) dan karakterisasi-diri sebagai ‘yangtertindas, tak-berpendidikan dan berbudi luhur’ (Cheesman2002, 204). Mereka telah menetapkan diri sebagian besarberdasarkan pada ‘oposisi struktural terhadap kelompoklain serupa. . . orang Karen juga memiliki mitos tersendiridan cerita rakyat yang memiliki tema yang sama - posisistruktural mereka yang inferior vis-à-vis masyarakat dataran

274 Pengamatan terlibat, desa-desa Karen, 1991-2005.

Page 648: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

633

rendah, dikompensasikan oleh kepercayaan dalam superio-ritas moral mereka ‘ (Fernando 1982, 130).

Identitas ini bisa berdampingan dengan otoritas pusat,setelah didominasi oleh kerajaan Burma dan kemudianoleh kolonialis Inggris, selama bentuk kedaulatan tradi-sional Asia masih berlaku, dengan kata lain otoritas pusathanya mengontrol wilayah terbatas di dalam jangkauanpusat kekuasaan, sambil dengan senang hati mengum-pulkan upeti atau menetralkan ruang ‘bukan-negara’ yangsemakin jauh menyimpang (Scott 1998, 185-7). Akan tetapisejak kemerdekaan Burma pada tahun 1948, negara yangtersentralisasi semakin berusaha untuk memaksakankedaulatan teritorial atas seluruh geografi ‘Burma’, yangmengarah pada konflik langsung dengan orang Karen danpenduduk desa lainnya yang terbiasa untuk melaksanakanpengaturan lokal atas urusan mereka sendiri (Malseed 2006,10). Akibatnya adalah konflik masyarakat-negara meram-bah ke militer negara menghadapi spektrum perlawananmulai dari orang sipil yang tidak-kooperasi yang tersebaruntuk mendukung secara aktif dan ikut serta dalam pasu-kan perlawanan bersenjata Karen.

Perlawanan bersenjata segera dimulai setelah kemer-dekaan Burma pada tahun 1948, termasuk pemberontakanKomunis dan beberapa gerakan perlawanan bersenjata yangdibangun di sekitar etnisitas dan pencarian kemerdekaanatau otonomi. Pasukan militer merebut kekuasaan negarapada tahun 1962 dan memegang kekuasaan sejak itu,sambil menghadapi 20-30 kelompok perlawanan bersenjatadalam satu waktu di berbagai daerah terpencil Birma yangsecara etnis bermacam-macam. Pada tahun 1988 rezimmembubarkan dengan kekerasan demonstrasi kaum urbanpro-demokrasi, kemudian membatalkan pemilu yangdiselenggarakan dua tahun kemudian. Pemberontakankomunis meledak dan menjadi tentara etnis Wa pada tahun

Page 649: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

634

1989, dan sejak saat itu bersama dengan sebagian besarkelompok bersenjata lain didesak untuk melakukan‘gencatan senjata’ tidak resmi dengan rezim, yang sekarangmenyebut diri State Peace and Development Council(SPDC). Kurang dari sepuluh kelompok bersenjata masihmelawan SPDC, tidak ada yang melancarkan ancamanlangsung terhadap kekuasaan negara; lebih banyak yangberoperasi sebagai perlawanan gerilya kecil dalam konflikberintensitas rendah, berusaha untuk meminimalkankekuasaan negara dalam masing-masing daerah mereka.

Di wilayah berpenduduk Karen di Burma tenggara,kelompok bersenjata utama adalah Karen National Union/Karen Natioanl Liberation Army (KNU/KNLA), yangmasih dalam konflik bersenjata dengan SPDC. DemocraticKaren Buddhist Army (DKBA) dan beberapa kelompokpecahan Karen lainnya yang lebih kecil mematuhi gencatansenjata dengan SPDC dan kadang-kadang bekerja sebagaiwakil tentara melawan KNU/KNLA. SPDC mewajib-militerkan sebagian besar balatentaranya di Burma tengah,tetapi kelompok-kelompok Karen mengandalkan du-kungan dan merekrut masyarakat sipil setempat, kadang-kadang sukarela, kadang-kadang dipaksa (HRW 2007).Meskipun kalah dalam jumlah dan senjata,275 KNU /KNLA bertahan dengan dukungan sipil lokal, tetapi yanglebih penting dengan dukungan dari pihak sipil yang tidakbekerja sama dengan kekuatan negara. Sebagian besarkeluarga memiliki kerabat langsung atau dekat di kepang-katan KNU / KNLA, yang sudah dirampingkan dan men-jadi sukarelawan terutama sejak tahun 1995. Dukungansipil juga didasarkan pada program kesehatan dan pen-didikan KNU, perlawanannya terhadap gangguan negaradan aksinya yang terus-menerus untuk melindungi warga

275 Jumlah tentara Tatmadaw sekitar 350,000, KNLA sekitar 3,000–5,000 (HRW 2002,19,121).

Page 650: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

635

sipil yang terlantar, walaupun juga dikritik dalam masalahpajak dan kadangkala pengerahan paksa. DKBA memilikibasis dukungan yang lebih kecil, terutama karena ia telahmengalienasi banyak warga sipil melalui tuntutan beratnyauntuk kerja paksa, pemerasan dan pengerahan paksa;jarang melindungi warga sipil terhadap predasi negara.Kelompok-kelompok bersenjata lainnya di daerah Karenkecil dan terbatas, dan memusatkan kekuatan mereka padabisnis dan pemerasan.276

Tatmadaw terus berkembang dan membangun basisdi pedesaan seluruh negeri, termasuk di wilayah yang tidakada perlawanan bersenjata (Selth 2002, 35-6,165-6). Basis-basis ini menyebarkan kekuatan ke desa-desa sekitarnya,menerapkan pembatasan kegiatan dan gerakan warga sipildan memeras sumberdaya, hasil panen dan tenaga kerja.Dimana populasi susah dikendalikan, Tatmadaw meme-rintahkan warga sipil untuk pindah ke tempat-tempat yangdikontrol oleh Angkatan Darat sambil menghancurkandesa mereka, hasil panen dan suplai makanan mereka.Warga sipil di daerah ini juga dipaksa bekerja sebagai kulimiliter, pemandu dan sebagai pelayan di markas tentara(TBBC 2007, 2-4; HRW 2002, 20).

Operasi ini didukung oleh undang-undang yangditetapkan pada tahun 1974 yang menyerahkan kendali atassemua tanah pada negara (Hudson-Rodd et al 2003).

Saat ini, Negara menguasai semua tanah. Petani hanyamemiliki hak untuk mengolah, yang anggota rumahtangga dapat mewarisinya jika diizinkan oleh otoritas. .. Negara dapat mencabut hak guna tanah jika petani tidakmenanam tanaman yang ditentukan oleh otoritas ataumenggunakan tanah sebagaimana yang ditentukan.

276 Penelitian lapangan, 1991-2007; wawancara pendukung dapatditemukan dalam laporan KHRG sejak tahun 1995 (lihathttp://www.khrg.org).

Page 651: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

636

Penjualan tanah dan pengalihan hak kepemilikan adalahilegal tapi penyewaan dan penjualan tanah dan peng-alihan hak kepada orang yang bukan anggota keluargatetap ada di tingkat informal. (Hudson- Dan Nyunt Rodd2001, 6)

Di sebagian besar wilayah negara telah menetapkanbahwa penduduk desa harus menanam padi sebagai ta-naman pokok dan harus memaksimalkan hasilnya; merekayang gagal dicabut hak kepemilikan tanahnya dan/ataudipenjara (Hudson-Rodd et al 2003). Peningkatan produksidilakukan melalui pemaksaan rencana penanaman ganda-dan tiga kali lipat, yang sering gagal ketika pejabat pe-merintah yang korup mencuri pupuk yang diperlukan danuang untuk infrastruktur irigasi, penduduk desalah yangmembayar denda saat tiba waktu panen (Thawnghmung2004, 1, 156-7; KHRG 2007, 43-5). Meskipun rezimmengklaim telah menghapus sistem pengadaan padi padatahun 2003, yang memaksa penduduk desa untuk menye-rahkan sekitar 20 persen dari setiap hasil panen jauh dibawah harga pasar (Fujita dan Okamoto 2006, 9-10), pen-duduk desa Karen di sebagian besar wilayah mengatakanbahwa hal ini hanya berujung pada peningkatan tuntutanad hoc terhadap hasil panen mereka oleh pejabat militerlokal.277 Militer dan otoritas sipil secara rutin menyita tanahdan menuntut tenaga kerja tanpa kompensasi kapanpundibutuhkan untuk membangun jalan, markas Tatmadawatau persediaan pertanian Tatmadaw(KHRG 2007, 20, 57-8). Perdagangan beras dan komoditas lainnya, meskipuntidak lagi dikontrol dengan ketat oleh monopoli negara,masih dibatasi oleh kontrol atas barang bergerak di wilayah‘sensitif ’ seperti perbukitan Karen, dan oleh tingginya biayauntuk menyuap para pejabat dan pos-pos pemeriksaan

277 Wawancara, petugas kesehatan Karen, September 2005.

Page 652: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

637

untuk membawa hasil panen ke pasar.278

Kebijakan-kebijakan ini telah menempatkan negaradalam konflik langsung dengan sistem tradisional pengo-lahan tanah penduduk desa. Di desa-desa Karen, sebagiantanah di sekitar desa adalah tanah komunal sementaracropping land berada di bawah kepemilikan tradisionaldalam keluarga; alokasi dan sengketa tanah ditangani olehpara tetua desa dalam ‘traktat desa’, sebuah unit terdiri daribeberapa desa di suatu wilayah. Sebuah studi tahun 2005terhadap para penduduk bukit Karenmenemukan bahwahanya 23 persen yang memegang dokumen yang dikelu-arkan pemerintah yang mengakui beberapa bentuk kepe-milikan atas tanah mereka, sementara lebih dari 70 persenmemegang hak atas tanah melalui kepemilikan adat atauizin dari tetua desa (TBBC 2005).

Pertanian subsisten membentuk komponen pentingidentitas di pedesaan. Ikatan dengan tanah bersifat mate-rial, sebagai komponen penting demi kelangsungan hidup,dan bersifat spiritual. Animisme tradisional Karen berda-sarkan pada seputar kekuatan-kekuatan yang bersemayamdalam semua benda, yang harus dipenuhi(Marshall 1997,210-11), kepercayaan yang secara parsial telah diasimi-lasikan ke dalam Buddhisme dan Kristen lokal. Kebijakannegara atas tanah dan produksi hasil panen oleh karena itusering dilihat sebagai serangan terhadap inti kehidupan,kelangsungan hidup dan spiritualitas desa. Dikombinasikandengan tuntutan akan beragam kerja paksa (termasukbekerja di tanah desa yang disita), pemerasan teratur uangdan makanan, dan hukuman kekerasan bagi mereka yangtidak patuh, hal ini menyudutkan penduduk desa di manamereka tidak memiliki pilihan selain melawan.

278 Lihat website World Food Programme, http://www.wfp.org/country_brief/indexcountry.asp?negara=104.

Page 653: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

638

Respon Desa

Banyak respon muncul selama beberapa dekadedengan arah yang berbeda, sebagian besar melibatkanberbagai bentuk perlawanan dan penyingkiran. Sebagaicontoh, ketika penduduk desa diperintahkan untukmenanam padi musim kemarau mereka sering membelibibit seperti yang telah ditetapkan tetapi tidak ditanam,mengetahui bahwa hasil panennya akan gagal karena infra-struktur irigasi yang diperlukan tidak ada. Bahkan jumlahbenih yang mereka beli dikurangi karena mereka tidakmelaporkan luas tanah yang sebenarnya yang mereka ker-jakan. Ketika kuota diminta pada waktu panen yang dipro-yeksikan, mereka menegosiasikan pengurangan karenapenyakit, kurangnya air atau bencana lainnya, dan jikagagal mereka menyuap pejabat pemerintah. Taktik inisegera merusak proyek agrofuel nasional negara, yangmengharuskan setiap desa untuk menanam ribuan pohonjarak dan semak-semak jatropha dan panen buncis untukmenyediakan agrofuel bagi Tatmadaw (KHRG 2007, 45-6). Seorang pemimpin perempuan desa mengungkapkanpendapat umum: “Saya rasa kacang kastor ini tidak mem-berikan hal baik bagi kami. Tidak ada yang mau mena-namnya dan kami tidak tahu cara menanam nya. . . . Kamikira kami tidak akan menanamnya, kami hanya akanmembayar harga yang mereka tuntut dan menyimpan benihdi tempat yang aman ‘(KHRG 2007, 50).

Ketika para pemimpin desa menerima permintaantertulis untuk tenaga kerja paksadan material, sudah biasabagi mereka untuk tidak menanggapinya, lalu memintakerabat memberikan alasan ketidakhadiran atau sakit, laludengan beralasan bahwa penduduk desa terlalu sibukdengan pekerjaan pertanian; akhirnya, banyak tuntutanmenguap atau berakhir sangat tertunda dan berkurang.Dalam salah satu contoh pada tahun 2004, seorang pegawai

Page 654: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

639

junior menuntut kerja paksa sebuah desa dari hari ke haritanpa ada seorangpun yang pernah muncul, sampai desamenerima surat yang menjengkelkan di mana ia menulis,“Aku dikeluarkan [oleh petugas yang lebih tinggi] karenakalian’ dan mengancam untuk menyerang desa jika tidakada yang datang untuk bekerja. Akhirnya desa ‘patuh’hanya jika kekerasan fisik terjadi, dengan mengirimkansetengah dari jumlah buruh yang diminta setelah terlambatseminggu (KHRG 2005, 93).

Banyak taktik perlawanan yang tidak sepenuhnyaspontan, dan di sini peran kepala desa dan para tetua desapenting karena mereka bertindak sebagai penghubungdengan semua kelompok bersenjata dan banyak pendudukdesa mengikuti petunjuk mereka. Hal Ini memberikanstrategi perlawanan tingkat koordinasi dan kesatuan arah,dan juga menyebarkan strategi di antara desa melaluipertemuan ‘traktat desa’ di mana para kepala desa dapatbertukar pengalaman. Pemimpin desa secara rutin di-panggil oleh Tatmadaw maupun pasukan non-negarauntuk menerima perintah bagi desa-desa mereka, sehinggamereka harus menjadi negosiator yang cerdik . Laporan-laporan dan daftar-daftar yang diwajibkan untuk dipenuhibiasanya disunting dengan ketat agar sesuai dengan kepen-tingan desa mereka. Akibatnya mereka bertindak sebagaikoordinator taktis bagi ketidak-patuhan dan perlawananpenduduk desa, walaupun ketika mereka memutuskanbahwa tuntutan tertentu harus dipatuhi mereka kadang-kadang ditentang oleh penduduk mereka sendiri. Bagai-manapun juga, mereka umumnya bertanggung jawabterhadap kelompok-kelompok bersenjata untuk setiapketidakpatuhan dan biasanya yang pertama ditahan ataudisiksa untuk ketidakpatuhan.

Kekuatan bernegosiasi ditambah dengan ditetap-kannya tetua perempuan sebagai pemimpin desa. Denganmemanfaatkan penghormatan untuk figur-ibu dalam

Page 655: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

640

budaya Burma, para perempuan ini secara rutin memarahiatau menantang para perwira militer muda yang mem-berikan perintah, mengetahui bahwa rasa berkuasa danotoritas mereka menjadi membingungkan ketika diha-dapkan dengan figur-seorang ibu. Dalam perintah tertuliske desa-desa, sangat umum bagi petugas Tatmadaw untukmemanggil perempuanpemimpin desa sebagai ‘Ibu’ danmerujuk diri mereka sebagai ‘Anak laki-laki’.279 Dalamsuatu kasus seperti itu, seorang perempuan pemimpindesadi distrik Papun menerima sebuah perintah pada akhirtahun 2005 untuk mengirim beberapa penduduk desasebagai ‘pemandu’ patroli militer. Mengetahui bahwa iniberarti kerja paksa sebagai manusia penyapu ranjau, ia pergike markas untuk menemui petugas. Setelah dia bertemudengan petugas disana, ia berkata kepada petugas tersebut,“Kau tahu aku tidak bisa meminta penduduk desa sayauntuk melakukan hal ini. Saya tidak bisa meminta merekauntuk berjalan di depan pasukan Anda dan menginjakranjau.’ Petugas tersebut meminta maaf dan berkata tidakada yang bisa dia lakukan; “Ini tugas saya dan ini adalahperintah dari atas, Anda harus melakukannya atau desaAnda akan dihukum.’ Pemimpin perempuan itu berkata,’Kalau begitu masukan aku dalam daftar.. Aku akan pergi.Tapi dengan satu syarat. Aku takut ranjau, dan aku yakinkau takut juga. Jadi mari kita berjalan di depan bersama-sama, bergandengan tangan. Jika saya atau Andamenginjak ranjau, kita berdua akan mati bersama-sama.Aku akan puas dengan itu. Petugas itu akhirnya menjawab,“Saya akan memikirkannya, pulanglah Bu dan saya akanmemberitahu Anda keputusan saya nanti ‘ lalu tuntutanitu tidak pernah datang lagi.280 Pemimpin wanita itu tahu

279 Banyak contoh seperti ini muncul dalam KHRG (2002) dan KHRG(2003).

280 Wawancara, peneliti hak asasi manusia Karen, November 2005.

Page 656: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

641

bahwa petugas itu bebas untuk membunuhnya di tempat,atau menahannya tanpa tuduhan apapun,dan jika iamelakukannya maka penduduk desa tidak bisa berbuatbanyak selain memohon atau membayar untuk kebe-basannya, karena setiap bentuk protes akan dihukum keras.Namun dia cukup mengenalnya dan cukup yakin padaotoritas keibuannya untuk bertaruh bahwa petugas itu tidakakan melakukannya. Contoh serupa terjadi hampir setiapminggu di banyak daerah.

Mungkin yang paling signifikan adalah strategipenduduk desa untuk mempertahankan kekuasaan atastanah yang telah diperintahkan pada mereka untukditinggalkan. Ketika penduduk desa diperintahkan untukpergi dari tanah mereka dan pindah ke tempatyangdikontrol Angkatan Darat agar mereka berada dalampengawasan, mereka biasanya menanggapinya denganmelarikan diri dan berpindah-pindah - tetapi tidak di luarjangkauan tanah mereka. Sebaliknya, mereka berganti-ganti mata pencaharian yang memungkinkan merekamenghindari otoritas, memantau gerakan militer sehinggamereka dapat terus mengerjakan tanah mereka. Hal inibiasanya melibatkan tinggal di desa ketika tentara tidakada dan tinggal di hutan di lain waktu; menyembunyikanmakanan di tempat tersembunyi atau tinggal dengankerabat yang tinggal di desa-desa yang lebih stabil; beralihke tanaman akar-akaran yang lebih tahan lama atau ta-naman akar (seperti kapulaga) jika diperlukan; dan ber-dagang dengan desa-desa tetap untuk barang kering dalam‘pasar hutan’ tersembunyi yang berlangsung selama seharidan kemudian menghilang dengan cepat (Malseed 2006,18). Semua itu diatur dengan tidak resmi oleh pendudukdesa sendiri, dengan kepala desa sebagai fasilitator ketikadibutuhkan. Hubungan keluarga dengan kelompokbersenjata dimanfaatkan untuk intelijen atau perlindungan;tetapi jika komandan KNLA atau DKBA lokal membuat

Page 657: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

642

tuntutan yang berlebihan, ia biasanya menemukan taktikpenduduk desa yang sama ‘berbalik melawan dia.

Memantau gerakan militer, berbagi makanan ketikakondisi sulit, menggelar pasar rahasia, menanam danmemanen dalam kelompok dan jika diperlukan malam haridengan penjagaan bersenjata, adalah operasi yang mem-butuhkan banyak persiapan, koordinasi dan kerjasamaberkelanjutan yang menghilangkan prasangka orang luarterhadap para penduduk desa ini sebagai ‘pengecutketakutan’ yang kelaparan, tidak berdaya yang berkumpuldi hutan. Banyak penduduk desa di bukit telah menjalankanbentuk berpindah-pindah sejak pertengahan tahun 1970-an, dan ini telah menjadi faktor utama dalam mencegahkendali militer di bukit (Malseed 2006). Pada pertemuankhusus antara penulis dengan penduduk desa yang terlantarpada akhir tahun 2005, mereka mulai dengan menggam-barkan diri mereka sebagai masyarakat tak berdaya danrentan; namun ketika ditanya apa bentuk spesifik kekuasaanyang diterapkan militer pada mereka, mereka mulaimenceritakan bagaimana strategi perpindahan mereka yangtelah memungkinkan mereka untuk menghindari kerjapaksa, pemerasan dan penyiksaan, dan segera membahasbagaimana hal ini pasti menghancurkan rencana Tatmadawdan menantang petugas di daerah mereka. Perpindahanini dilakukan bukan sebagai pengabaian tanah dalam keta-kutan, tapi sebagai sebuah strategi untuk mempertahankankekuasaan atas tanah, sebuah perpindahan strategis, yangdikarakterisasikan dengan tepat oleh Adas (1986, 64)sebagai ‘protes penghindaran’.

Kepala desa sering memanfaatkan kontak denganpasukan perlawanan untuk memperkuat kemampuan pen-duduk desa mereka untuk menghindari penyiksaan, apakahdengan mendapatkan intelijen akan gerakan Tatmadaw,ranjau atau senjata untuk mempersenjatai patroli desa, ataumain sikut-sikutan satu sama lain (misalnya, menolak

Page 658: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

643

tuntutan dengan mengklaim bahwa kelompok bersenjatalain telah menempatkan tuntutan atas sumber daya itu, baikitu makanan, oxcarts atau waktu kerja masyarakat). SeiringTatmadaw menanam ranjau dan merusak lebih banyakpanen, lebih banyak warga pengungsi yang cenderungmenggunakan ranjau darat dan meminta persenjataan;281

hingga penindasan yang lebih keras dan situasi materialyang lebih mengecewakan memaksa perlawanan pendudukdesa menjadi langsung dan terbuka.

Terlepas dari peran penting mereka, saya belummendengar seorang kepala desa memformalisasikan atauberusaha menstrukturkan sebuah gerakan dengan merekasendiri sebagai pemimpin, bisa jadi karena alasan-alasanyang akan dibahas di bawah ini. Sebaliknya, banyak desatelah memutuskan untuk berbagi beban menjadi kepaladesa dengan menggilir posisi itu secara rutin. Sepertidijelaskan oleh seorang penduduk wanita di desa NegaraKaren bagian selatan,

Kepala desa. . . dipilih oleh masyarakat sendiri. Merekabiasanya wanita, karena pria tidak dapat bertahan daripukulan dan hukuman yang berulang-ulang oleh paratentara. Oleh karena itu, tak seorang pun maumenjadiseorang kepala desa di seluruh wilayah. Beberapa desamenjalankan sistem rotasi untuk posisi itu, dan meng-ganti kepala desa sesering mungkin setiap dua mingguatau setiap bulan. Akibatnya, bahkan anak perempuanyang berusia 17- atau 18 tahun kadang-kadang bertindaksebagai kepala desa, tapi mereka dapat mengatur desadan akan dipatuhi karena semua orang tahu bahwamereka diperintah dan dipandu oleh para tetua desa,biasanya para pemimpin biara, dan sehingga mereka

281 Wawancara, para pengungsi di Pegu Division timur, November2005.

Page 659: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

644

tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan mereka.(KHRG 2006a, 68)

Strategi-strategi perlawanan memperoleh kemiripanyang kuat sepanjang ruang dan waktu, dengan contoh-contoh seperti di atas yang terjadi berulang kali di daerahyang terpisah 1.000 kilometer atau lebih.282 Ini mungkintelah berkembang bebas seperti yang dibutuhkan, tetapikomunikasi antara kepala desa dan sepanang daerah me-lalui struktur pemerintahan dan militer yang dibentuk olehKNU/KNLA hampir dipastikan memainkan peran. Semuaini dicapai tanpa struktur formal, tetapi dengan tingkatpersetujuan umum yang biasanya berpusat pada seorangkepala desa. Seperti yang disebutkan Scott (1985, 35),keterlibatan sebagian besar masyarakat dalam tindakanyang dikombinasikan ‘ subkultur pendukung’ membuat haltersebut ‘masuk akal untuk membicarakan tentang gerakansosial. Anehnya, bagaimanapun, ini adalah gerakan sosialtanpa organisasi resmi, tidak ada pemimpin resmi, tidakada manifesto, tanpa iuran, tanpa reputasi, dan tanpa ban-ner’. Selain itu, siasat ini memasang tujuan-tujuan yangakan terdengar tidak asing bagi aktivis manapun dalamgerakan agraria transnasional: penguasaan atas tanah-tanahdesa, hak mata pencaharian tradisional, dan pemeliharaanidentitas dan masyarakat.

Sebuah pernyataan terbuka yang luar biasa dariperlawanan kelompok terjadi pada bulan September 2007di bagian Timur Laut Karen, di kawasan di mana pendudukdesa telah berulang kali mengungsi ke hutan terdekatkarena gangguan Tatmadaw sejak tahun 2005. Meskipunterusir, penduduk desa ini pada umumnya dapat meng-hasilkan panen padi ketika Tatmadaw menarik diri selama

282 Hal ini tercermin dalam sejarah lisan yang dikumpulkan oleh penulisdari, selatan Tenasserim Division hingga Northern Kayah State,1991-2007.

Page 660: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

645

musim hujan, tetapi pada tahun 2007 Tatmadaw mendiri-kan beberapa pos kecil namun permanen, yang menga-kibatkan pada krisis makanan. Pada pertemuan denganpara pengungsi dari empat desa pada bulan September,pejabat KNU mendesak mereka untuk pindah ke daerahyang lebih aman, tapi juru bicara desa menjawab ‘Jika kamipindah ke daerah lain yang KNLA tidak bisa mengaman-kannya untuk kami, dan SPDC akan membuat markas disekitar desa kami sehingga kami tidak akan bisa kembali’.Mereka mengatakan mereka lebih suka tinggal di tanahmereka dan melarikan diri bila diperlukan, dan merekamenyebut diri mereka ‘Gher Der’ (‘Pertahankan rumah[kami’]). Tidak ada pemimpin yang disebutkan.283 Menamaistrategi-strategi mereka tidak mengubah mereka, tetapimencerminkan pengetahuan yang jelas tentang kepen-tingan umum dan aksi bersama. Seiring penduduk desayang hidup dengan menghindari kontak dengan negara,inisiatif ini terjadi di luar kekuasaan negara. Apakah akanmenyebar, dan apakah akan ditargetkan untuk dihancurkanoleh Tatmadaw atau kooptasi oleh KNU, masih harusdilihat.

Masalah-masalah Pembentukan Gerakan terbuka

Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah perlawananpenduduk desa bisa lebih efektif jika lebih terstruktur dansistematis, atau bersatu menjadi sebuah gerakan yang jelasdan bernama. Dalam kebanyakan konteks lokal adabeberapa kemungkinan untuk koordinasi yang lebih besarantara keluarga dan desa, dan sejak tahun 2005 para penelitilapangan bersama dengan Karen Human Right Group telahmendorong pembahasaan di desa-desa di mana potensi-

283 Informasi dan kutipan diterjemahkan dari laporan lapangan penelitiKHRG yang hadir. Nama desa dihilangkan untuk melindungi desa-desa yang bersangkutan.

Page 661: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

646

potensi ini berada.284 Kemungkinan berbeda-beda antarabeberapa desa tergantung pada sistem panen, peran perwiramiliter daerah dan faktor lainnya, tetapi menciptakan suatu‘gerakan’ yang lebih formal dengan struktur atau hierarkiyang nyata umumnya tidak dilihat sebagai pilihan, karenaalasan berikut.

Pertama, strategi ketidakpatuhan para penduduk desayang telah berkembang sejak lama terutama karena tidakada pemimpin atau struktur yang bisa dibunuh, ditangkapdan disupa oleh negara. Bandingkan hal ini dengan bebe-rapa lusin kelompok bersenjata di Burma, yang sebagianbesar dipaksa, dikepung atau disuap untuk menyetujuiperjanjian ‘damai’ dengan rezim, banyak dari merekaberubah menjadi entitas perusahaan eksploitatif atau wakiltentara negara. SPDC tidak disiapkan untuk mengizinkansegala bentuk masyarakat sipil yang tidak dapat diken-dalikan atau dibatasi secara efektif (Steinberg 1999, 13).Di antara satu-satunya organisasi yang diizinkan beroperasitanpa campur tangan langsung dari negara adalahorganisasi keagamaan, dan penindasan dengan kekerasanoleh rezim terhadap penganut Buddha Sangha pada Sep-tember 2007 setelah para biarawan berani memproteskebijakan ekonomi memberikan contoh jelas tentangtanggapan rezim ketika lembaga keagamaan yang dihor-mati menuntut untuk reformasi. Negara yang sekarang,didedikasikan untuk mengendalikan semua tanah, tanamandan perdagangan produktif melalui mekanisme yangdiuraikan sebelumnya, jelas tidak mengizinkan segalabentuk gerakan kemerdekaan yang mewakili pendudukdesa atau mendukung reforma agraria; seperti sebagianbukti, tidak adaserikat buruh atau organisasi-organisasi

284 Pengamatan terlibat penulis, November 2005, 2006; April 2007.

Page 662: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

647

agraria resmi di Burma sekarang ini.285 Tatmadaw telahdiketahui secara spesifik menargetkan kesehatan danbantuan pemulihan di negara bagian Karen.286 Meskipunorganisasi bersenjata telah berhasil bertahan, merekamelakukannya dengan membuat kesepakatan denganrezim, ataupun dengan mempertahankan keberadaannyasecara militer melawan serangan militer besar-besaran yangniscaya terjadi .287

KNU / KNLA dan kepemimpinan DKBA itu sendiritumbuh di bawah relasi masyarakat-negara yang sangathirarkhis, dan sebagai akibatnya asalah kecurigaan terhadapsetiap gerakan sipil yang berkembang di daerah operasimereka yang tidak tunduk kepada kepemimpinan mereka.KNU kadang-kadang memberikan tekanan pada kelom-pok-kelompok sipil Karen untuk tunduk pada peng-awasan,288 sedangkan DKBA dilaporkan telah membuat

285 Pada tahun 2006 International Labour Organization’s Commiteeof Experts on the Application of Conventions and Recommenda-tion menulis, ‘informasi yang diberikan oleh Pemerintah [Burma]terus menunjukkan kurangnya kemajuan menuju pembentukansebuah kerangka legislatif yang yang di bawahnya organisasi pekerjayang bebas dan merdeka dapat didirikan’. ‘CEACR: IndividualObservation concerning Freedom of Association and Protection ofthe Right to Organise Convention, 1948 (No 87) Myanmar (ratifikasi:1955)‘, (lihat http://www.ilo.org/ilolex/cgi-lex/pdconv.pl?host-=status01&textbase=iloeng&document=8454&chapter=6&qu-ery=%28C087%29+%40ref+%2B+%28Myanmar%2CBurma-%29+%40ref&highlight=&querytype=bool&context=0.

286 Backpack Health Worker Team, sebuah organisasi bantuan medis,melaporkan bahwa timnya yang secara rutin dilacak dan ditargetkanoleh militer, dan bahwa pada tahun 1998 sampai tahun 2005 tujuhtenaga medisnya telah dieksekusi (BPHWT 2006, 22).

287 DKBA adalah contoh dari pendahulunya, KNU / KNLA yangsetelahnya.

288 Diamati oleh penulis dalam pertemuan masyarakat sipil orangKaren, dan dalam pernyataan KNU, misalnya: ‘Kami, KNU, denganjelas mendesak revolusi di seluruh Karen dan orang Karen untukberjuang, dalam kesatuan, dengan KNU, dan dengan tegas

Page 663: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

648

ancaman kekerasan terhadap kelompok-kelompok hakasasi manusia setempat yang mendokumentasikan tuntutanDKBA terhadap penduduk sipil. Organisasi-pemulihanyang berbasis di Karen seperti Karen Office of Relief andDevelopment (KORD) dan kelompok-kelompok aktivisseperti Karen Rivers Watch bekerja di Negara Bagian Karentetapi dijalankan oleh para pengungsi yang berbasis di Thai-land, sebagian untuk memudahkan akses terhadap sumberdaya dan dukungan, tetapi juga untuk kemerdekaan yanglebih besar dari kelompok-kelompok bersenjata. Ruangpolitik bagi penduduk desa jauh lebih terbatas di dalamBurma sendiri, bahkan dalam daerah yang dikendalikanoleh perlawanan.

Kedua, strategi-strategi penduduk desa sering meng-gunakan bentuk ketidakpatuhan yang ditutupi oleh ke-patuhan pura-pura. Perempuan Pemimpin desa menolakuntuk menyediakan manusia penyapu ranjau yang telahdisebutkan sebelumnya tidak menentang otoritas petugassecara terbuka atau bahkan menolak tuntutannya; diahanya menyarankan metode lain, tidak memberi petugasitu alasan untuk menghukumnya karena pembangkangantapi tahu bahwa petugas itu akan menolak keras. Perla-wanan menimbulkan reaksi yang tidak begitu keras yangsemakin kurang dilihat menentang struktur otoritas (Scott1985, 33). Namun jika tujuan atau struktur perlawananmenjadi lebih terlihat, sumber daya negara mungkin akanlangsung dikerahkan untuk merusak atau menghancur-kannya.

Akhirnya, akibat yang wajar untuk kendali negaraatas masyarakat sipil adalah bahwa warga sipil di seluruhBurma cenderung tidak mempercayai organisasi. Orga-nisasi yang dijalankan negara beroperasi terutama sebagai

menentang seluruh aktivitas yang merusak kesatuan revolusionerdan nasional’(KNU 2007).

Page 664: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

649

intstrumen represi dan predasi, sementara kelompok-ke-lompok perlawanan bersenjata sendiri sering mengek-sploitasi penduduk desa dan memaksakan wajib militer.Selain itu, penduduk desa tahu bahwa keanggotaan dalamkelompok atau inisiatif manapun sering mengakibatkanpembalasan hukuman dari beberapa kelompok yangberlawanan, sehingga mereka enggan untuk bergabungdengan apapun yang berstruktur. Contoh ‘Gher Der’ yangtelah disebutkan sebelumnya berkembang menjadipengecualian, tumbuh dari sebuah konteks di mana pen-duduk desa melihat tidak ada pilihan yang layak; tapi bah-kan ‘Gher Der’ terkenal akan kurangnya struktur formal.

Apa yang Membuat Sesuatu Disebut ‘Gerakan’?

Tanpa struktur dan koordinasi menyeluruh, apakahmungkin untuk membicarakan tentang sebuah ‘gerakan’?Apa yang membentuk dan mengendalikan sebuah ‘gerakan’telah lama diperbincangkan. Analisis tradisional memu-satkan pada perilaku kolektif, dan sering mengkarakterisa-sikan aktifitas gerakan sebagai ledakan irasional kemarahangerombolan (Cohen 1985, 672). Dengan mengangkat buktiempiris yang bertentangan dengan ini, teoretisi ‘mobilisasisumber daya’ pindah ke sisi ekstrim lain, menerapkansebuah ‘logika neoutilitarian yang dilekatkan pada pelakukolektif ’ (Ibid., 674), memperlakukan partisipan gerakanaktor rasional l yang bermanfaat dan menekankankepentingan, strategi dan pertentangan di antara organisasi-organisasi untuk ‘pengakuan kelompok sebagai aktorpolitikatau. . . meningkatkan keuntungan material’ (Ibid., 675).Pandangan ini dikontraskan dengan teoritisi yang ‘iden-titas-sentris’ atau gerakan sosial ‘baru’, yang menekankanpada pembentukan identitas kolektif dan mempelajarigerakan yang membentuk jaringan yang longgar yangberusaha ‘menciptakan ruang-ruang demokratis bagi tin-dakan yang lebih otonom’ (Escobar dan Alvarez 1992, 5).

Page 665: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

650

Mereka mengkarakterisasikan gerakan sosial ‘baru’ dengan‘sebuah organisasi yang terbuka, cair, partisipasi yanginklusif dan non-ideologis, dan perhatian lebih besar padatransformasi sosial daripada transformasi ekonomi ‘(DellaPorta dan Diani 1999, 12).

Baik mobilisasi sumber daya maupun paradigmaidentitas-sentris mengasumsikan sebuah ‘kontestasi diantara kelompok-kelompok yang terorganisir’ (Cohen1985, 673). Tarrow (1998, 4) mendefinisikan gerakan sosialsebagai ‘tantangan kolektif, berdasarkan pada tujuanbersama dan solidaritas sosial, dalam interaksi yang ber-kelanjutan dengan elit, lawan, dan otoritas’; namun‘tantangan kolektif ’-nya harus disusun terlebih dahulu(mungkin oleh seorang pelopor), yangsetelahnya tantanganlain dimobilisasi menuju penyebabnya melalui ‘jaringansosial’ dan ‘membangun solidaritas’ (ibid.). Teoretisi lainmenyatakan kebutuhan akan pemimpin secara lebih terusterang: “Sebuah gerakan sosial setidaknya terorganisirsecara minimal. Jika kita tidak dapat mengidentifikasi pe-mimpin atau juru bicara, anggota atau pengikut, danorganisasi atau koalisi, fenomena yang diselidiki adalahtren, mode, atau protes yang tak-terorganisir, bukan sebuahgerakan sosial’ (Stewart et al 2001, 2). Sejak awal, Pivendan Cloward menantang definisi semacam itu, berpendapatbahwa, ‘penekanan pada maksud sadar dalam penggunaanini mencerminkan sebuah kebingungan dalam literaturantara gerakan massa di satu sisi, dengan organisasi for-mal yang cenderung muncul di puncak gerakan di sisi lain—dua fenomena yang saling terkait tetapi berbeda’(1977, 5).Mereka menganggap ‘tantangan kolektif ’ menjadi ‘fiturkunci dan yang membedakan sebuah gerakan protes’.Tantangan di sini merujuk pada aksi ketidak-patuhan atauperlawanan rakyat ketika mereka tidak lagi menganggapperaturan dan tuntutan sah; ‘nampaknya aksi menantangyang terbagi-bagidapat dianggap peristiwa gerakan ketika

Page 666: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

651

mereka yang terlibat menganggap diri mereka bertindaksebagai anggota suatu kelompok, dan ketika merekamemiliki keyakinan protes yang sama’(ibid., 4).

Meskipun berfokus pada ‘kelompok-kelompok yangterorganisir, sebagian besar teoretisi ‘gerakan sosial baru’memperhitungkan kecairan dalam struktur dan tujuanorganisasi. Escobar dan Alvarez (1992, 7), misalnya,mengkritik ‘penyederhanaan empiris dan reduksionismepolitik yang mengarahkan para peneliti untuk mem-fokuskan perhatian mereka pada aspek protes yang terukur,seperti konfrontasi dengan sistem politik dan dampaknyapada kebijakan negara; akibatnya, mereka mengabaikanefek yang kurang terlihat pada tingkat budaya dan kehi-dupan sehari-hari’ yang merupakan tujuan yang sebenarnyadari banyak protes sosial. Akses terhadap atau penggantiannegara hanyalah sebuah cara, bukan tujuan. Beberapatulisan mengenai ‘identitas-sentris’ atau ‘gerakan sosialbaru’ lebih jauh, berpendapat bahwa kecenderunganmenuju keterbukaan dan kecairan pada struktur membuatgerakan-gerakan ini resisten terhadap definisi apapun.289

Sebuah posisi yang lebih moderat akan adalah jika gerakan-gerakan sosial itu sendiri berkembang, maka cara merekadidefinisikan juga harus berkembang juga.

Della Porta dan Diani (1999, 16) telah mensintesiskanbeberapa perspektif untuk mengajukan sebuah definisi yanginklusif tentang gerakan sosial yang tampaknya tepat bagigerakan berjejaring masa kini, dan yang membuka ruangbagi perbandingan dengan perlawanan tingkat-desa Karen:“Kami akan membahas gerakan sosial -dan, terutama,komponen politiknya- seperti (1) jaringan-jaringan infor-mal, berdasarkan (2) pada kesamaan kepercayaan dansolidaritas, yang memobilisir tentang (3) persoalan-per-

289 Escobar dan Alvarez (1992, 6-7) mengutip tulisan-tulisan AlainTouraine, Ruth Cardoso dan Elizabeth Jelin pada pengaruh ini.

Page 667: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

652

soalan yang berkonflik, melalui (4) penggunaan berbagaibentuk protes yang sering. ‘Mereka kemudian menge-laborasi definisi ini, menambahkan bahwa gerakan‘bukanlah organisasi’ tetapi ‘jejaring interaksi di antaraberagam aktor yang bisa mencakup organisasi formalataupun tidak, tergantung pada perubahan keadaan’(1999,16). Ini menekankan fluiditas gerakan sosial; ‘salah satukarakteristik nya, sesungguhnya, adalah rasa keterlibatandalam sebuah upaya kolektif-tanpa harus secara otomatismasuk dalam sebuah organisasi tertentu. Lebih tepatnya,gerakan sosial tidak memiliki anggota, tetapi partisipan . .. . keanggotaan gerakan tidak pernah dapat direduksimenjadi satu aksi pelekatan tunggal. Sebaliknya, gerakansosial terdiri dari serangkaian aksi yang berbeda, yangdilakukanbersama-sama, memperkuat rasa memiliki danidentitas’ (1999, 17; penekanan ditambahkan). Denganmenggeser fokus dari struktur organisasional ke keperca-yaan dan aksi bersama, definisi ini memungkinkan perban-dingan antara beragam bentuk perlawanan yang sepahamdan kolektif, namun masih menerima bahwa terdapat batasyang jelas antara gerakan dan bukan-pergerakan.

Struktur dan Spontanitas: Membandingkan PerlawananPenduduk Desa Karen dengan Gerakan yang DikenalSecara Internasional

Movimento dos Trabalhadores Sem Terra Rurais Bra-zil (MST), atau Gerakan Petani tunakisma, adalah sebuahgerakan sosial agraria yang terkenal secara internasional.Dibentuk pada tahun 1985, sekarang MST menyatakan 1.5juta anggota di seluruh Brasil, membuatnya menjadigerakan sosial terbesar di Amerika Latin. Beroperasi padaprinsip-prinsip seperti ‘tanah untuk petani’ dan satu pasaldalam undang-undang Brasil yang menyatakan bahwatanah yang tidak produktif harus diserahkan demi tujuansosial, mengusahakan penghidupan yang berkelanjutan

Page 668: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

653

bagi keluarga tunakisma melalui pendudukan damai yatassebidang tanah yang tidak digunakan, dimana gerakan inimembuat pertanian kolektif atau keluarga yang didukungdengan sekolah-sekolah, klinik dan fasilitas lainnya.Gerakan ini menyatakan telah memegang sertifikat tanahuntuk lebih dari 350.000 keluarga di 2.000 permukiman,dengan 180.000 lebih keluarga yang pada saat ini menghunitanah yang masih menunggu sertifikat.290

MST berada dalam definisi Della Porta dan Diani(1999) tentang gerakan sosial. MST telah menjadi lebih darisebuah ‘jaringan informal’, dengan kantor-kantor,, hierarkidan dewan pengurus provinsional dan nasional (MST2001), namun masih didukung oleh tanggung jawab dankerja para anggota tunakism. Keyakinan bersama dansolidaritas yang ada dalam filsafat hak atas tanah danpendirian pertanian layanan sosial yang dikelola secarakolektif. MST bergerak di seputar masalahhak atas tanahyang sangat konfliktual, kadang-kadang menyebabkan se-rangan kekerasan terhadap anggotanya oleh negara dankekuatan lainnya (MST 2001; Filho dan Mendonca 2007,83-4). Terakhir, MST terlibat dalam berbagai bentuk protes,seperti pendudukan tanah dan demonstrasi. MST jugamemenuhi definisi Piven dan Cloward, meskipun merekamembedakan ‘pembangkangan bersama’ buruh tunakismayang timbul melawan sistem tenure tanah yang tidak lagimereka lihat sah dari struktur gerakan yang formal yangmuncul pada ‘puncak’ pembangkangan ini.

Perlawanan yang meluas tetapi tidak terstrukturpenduduk desa Karen lebih sulit untuk ditempatkan dalamdefinisi Della Porta dan Diani, kecuali ditafsirkan secaraluas. Penduduk desa memang beroperasi sebagai bagian

290 Website MST (http://www.mstbrazil.org/?q=about), diakses 10Oktober 2007.

Page 669: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

654

dari jaringan interaksi informal, apakah melalui kekera-batan, komunikasi atau jaringan kerjasama antara keluargadan desa. Sebagian besar jaringan ini tidak dibuat untuktujuan perlawanan, meskipun mereka mengabdi padatujuan itu seiring perlawanan berkembang. Demikian pula,keyakinan bersama dan rasa memiliki memang ada, mes-kipun tidak dianggap sebagai keanggotaan sebuah gerakan.Sebaliknya, rasa memiliki ada melalui rasa identitasbersama, sebagai orang Karen, sebagaipenduduk desa dibukit atau lembah, sebagai sesama penghuni suatu desaatau wilayah tertentu, sebagai sesama petani padi ladang,dll., sementara keyakinan bersama termasuk ide kedaulatandan hak asasi manusia, tradisi-tradisi, kadang-kadangagama setempat, oposisi terhadap kediktatoran militer dansimpati untuk perlawanan bersenjata. Meskipun tidaktersusun sebagai sebuah filosofi gerakan, unsur-unsurtersebut menyusun apa yang Scott (1985, 35) sebut sebagai‘subkultur yang mendukung’ yang penting untuk kesuk-sesan aksi perlawanan sehari-hari, dan memenuhi syaratstrategi penduduk desa seperti apa yang Della Porta danDiani (1999, 17) sebut’ aksi-aksi yang berbeda, yang di-lakukan bersama, memperkuat rasa memiliki dan identitas’.Mengenai persyaratan ketiga, karenaaksi kolektif yangberfokus pada isu-isu pertikaian, penduduk desa Karensering bertindak secara kolektif untuk menghindari ataumeringankan tuntutan dan siksaan dan melestarikan apayang mereka lihat sebagai identitas orang Karen dan matapencaharian melawan upaya negara untuk mengasimilasimereka. Dalam arti luas, tindakan ini bertujuan untukmenghasilkan perubahan sosial: akhir bagi praktek asimi-lasionis negara, dan pelestarian kedaulatanlokal atas tanahdan mata pencaharian. Terakhir, persyaratan bahwa ge-rakan menggunakan protes sebagai sebuah metode tidakberlaku jika berarti protes publik yang terbuka. Tapi kalau

Page 670: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

655

protes ditafsirkan secara lebih luas mencakup bentuk-bentuk ‘perlawanan sehari-hari’ yang dipraktikkan secarameluas‘(Scott 1985), maka pelarian bisa dianggap bentukprotes (‘memilih dengan nama orang lain, atau ‘protespenghindaran’), seperti halnya dapat menolak en masseuntuk muncul dalam kerja paksa yang diperintahkan, ataumengirim wakil desa kepada otoritas lokal untuk menen-tang dan menegosiasikan tuntutan tertentu.

Dari perspektif Piven dan Cloward, apakah tindakan-tindakan ketidakpatuhan orang pedesaan Karen dapatdianggap sebagai ‘gerakan’ tergantung pada apakah merekadidorong oleh ketidak-sahan ekploitasi, dan oleh sekum-pulan keyakinan bersama. Jika ditanya, sebagian besar or-ang pedesaanKaren tidak mungkin menggambarkan dirimereka sebagai bagian sebuah gerakan sosial agraria.Namun, ketika ditanya bagaimana mereka menanggapisiksaan tertentu baru-baru ini, kesadaran atas tindakanperlawanan mereka sendiri segera muncul, biasanya disertaidengan ekspresi harga diri komunitas dan solidaritas .Meskipun dapat dikatakan bahwa banyak tindakan yangdilakukan lebih untuk pertahanan daripada perlawanan,batas antara keduanya samar (adas 1986). Penduduk desamungkin menolak kerja paksa terutama karena merekaharus bekerja di ladang, tetapi mereka juga merasa marahdan tidak melihat legitimasi dalam tuntutan itu dan seringmengatakan hal ini ketika diwawancara. Sama halnya,penduduk desa melarikan diri ke dalam hutan untukmenghindari tembak di tempat oleh pasukan Tatmadaw,tapi ini hanya terjadi karena mereka menolak untuk pindahke tempat yang dikendalikan negaraseperti yang diperin-tahkan. Bahkan ketika ketidakpatuhan tidak mengandungmaksud untuk menolak, otoritas militer tetap melihatnyasebagai perlawanan, seperti yang dibuktikan dalam an-caman-ancaman mereka ketika penduduk desa tidak

Page 671: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

656

patuh.291 Agar tindakan seperti itu dianggap sebagai bagiandari sebuah ‘gerakan’ perlawanan, penduduk desa tidakperlu menyadari setiap tindakan sebagai langkah menujutujuan yang lebih besar, tetapi ada atmosfer penerimaandan dukungan komunal, kesepahaman akan aksi dankonsistensi dengan gagasan tentang keadilan sosial yangdipegang bersama. Seperti disebutkan sebelumnya, strategidan tujuan perlawanandesa Karen-berpusat di sekitarmempertahankan kontrol atas tanah dan mata pencaharian,komunitas dan identitas- menunjukkan kesamaan yang luarbiasa antara orang-orang dalam suatu desa dengan wilayahyang beragam dan tidak saling berdekatan.292 Sifat kolektiftindakan-tindakan ini tidak muncul dari koordinasi ataukomunikasi, tetapi dari kesamaan alasan, metode dantujuan. Fenomena ‘Gher Der’ yang disebutkan sebelumnyahanyalah sebuah pengakuan terbuka akan sebab bersamayang biasanya dibiarkan implisit.

Selain itu, sangat kurangnya struktur, hirarki atautujuan-tujuan yang tersusun dapat membantu perlawanantetap lebih spontan dan mudah disesuaikan denganperubahan kebutuhan dan kondisi. Hirarki dan/ataudemokrasiperwakilan dalam gerakan membuat merekatunduk pada orang-orang pada posisi kepemimpinan danpada relasi kuasa, sedangkan efek gabungan dari aksipetaniyang tidak terkoordinasi karena kurangnya kepemimpinan

291 pemimpin Desa secara teratur bersaksi bahwa para petugasmengancam akan memperlakukan desa sebagai ‘musuh’ jika merekatidak mematuhi perintah.

292 Hal ini dapat dilihat dalam, inter alia, strategi penyembunyian danberbagi makanan, memantau gerakan militer, menghindari tuntutankerja paksa dan menyesatkan pasukan negara sambil memberikaninformasi kepada kelompok hak asasi manusia dan pasukanperlawanan, diamati oleh penulis antara tahun 1991 dan tahun 2005di seluruh Divisi Tenasserim, Negara Bagian Mon, Negara BagianKaren dan Divisi Pegu Timur.

Page 672: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

657

menyebabkan dirinya resisten terhadap tujuan yangmenyimpang atau korup. Setiap aksi terjadi dengan tujuankhusus, dan dampak keseluruhan terhadap strukturkekuasaan hanya terwujud saat seluruh aksi digabung.Meskipun dapat mencegah perlawanan menjadi terbukaatau terkoordinasi, tampaknyamerupakan cara yang efisienuntuk menjaga gerakan tetap ‘berjalan’ , karena seluruhpenampilannya berupa tubuh tanpa kepala. ‘Dimanaperlawanan sehari-hari terpisah dengan cara yang palingmencolok dari bentuk-bentuk perlawanan adalah dalampengingkarannya yang tersirat terhadap tujuan publik dansimbolis ‘(Scott 1985, 33); yang berfungsi dengan baik,karena tujuan publik dan simbolis selalu tunduk padainterpretasi (dalam kasus simbolis) dan pada politik dankepentingan-kepentingan yang bertentangan (dalam kasuspublik). Tujuan publik dan simbolis juga merupakansasaran yang mudah untuk serangan atau kooptasi.

Ketika respon penduduk desa terhadap penindasanmengikuti pola yang sama dan secara konsisten dilaksana-kan dalam skala besar, maka mungkin untuk memikirkansebuah gerakan tanpa nama atau kesadaran diri. Dalamkasus Karen terdapat populasi besar yang tersebar diwilayah yang luas , namun mengidentifikasi diri merekasebagai ‘orang’ dan menggunakan strategi-strategi yangsebanding untuk menghindari atau mengurangi eksploitasidan siksaan oleh yang secara umum dianggap ‘ penindas’,baik orang-orang ini, lembaga atau program. Aksi yangnampaknya terisolasi ini bergabung dengan efek yangmendalam untuk meruntuhkan kontrol Tatmadaw atasdesa-desa dan menyabotase program ‘pembangunan’negara. Ini merupakan aksi akar-rumput tanpa pelopor;yang eksis sebagai kumpulan dari individu dan aksi kolektif,jauh lebih sulit untuk mengendalikan arah dan dapatmencapai akhir yang sama bagi gerakan yang lebihterstruktur. Namun, sebelum kita menarik garis yang tegas

Page 673: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

658

antara gerakan terstruktur dan yang tidak terstruktur, akanlebih berguna untuk memikirkan aktivitas gerakan yangmemiliki sekumpulan ekspresi struktural yang mungkin,mulai dari struktur jaringan yang terorganisir dengan baikdengan wakil-wakil yang dapat dikenali, sampai gerakantanpa pemimpin dan samar-samar seperti perlawanan desabergaya-Karen. 293

Kesamaan menjadi lebih jelas jika kita bandingkantujuan, taktik dan prestasi perlawanan desa Karen dengantujuan, taktik dan prestasi gerakan agraria yang diakuiseperti MST. Pokok-pokoknya tentu saja sangat berbedakarena keduanya berada dalam konteks yang sangatberbeda untuk tujuan yang berbeda dan dengan partisipanyang berbeda, tetapi tujuannya di sini adalah untukmembandingkan jenis tujuan, taktik dan prestasi.

• Tujuan. MST mengorganisir isu-isu hak, khususnyahak atas tanah dan redistribusi tanah yang adil. Pere-butannya terutama antara kaum miskin tunakismadengan pemilik tanah besar. Aksi perlawanan orangKaren pedesaan juga terjadi dalam perebutan hak,dan banyak penduduk desa dengan tegas menyatakanhal ini. Secara khusus, mereka menginginkan kontrolatas tanah yang selalu mereka kerjakan tanpa campurtangan atau eksploitasi yang tidak perlu oleh negaraatau aktor kuat lainnya. Perebutan terutama antarapenduduk desa dengan pemilik tanah terbesar, yaitunegara Burma. Aksi individu mungkin didorong olehkombinasi kepentingan pribadi dengan hasrat untukmenghilangkan penindasan, tetapi hal yang sama jugaberlaku bagi MST; kebanyakan orang yang berpar-tisipasi dalam MST mungkin lebih tertarik untukmendapatkan akses terhadap tanah daripada mengu-bah sistem kepemilikan tanah di Brazil.

293 Saya berhutang kepada pereview anonim atas pengetahuan ini.

Page 674: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

659

• Taktik. MST menggunakan aksi terbuka, dengan seo-rang pelopor yang bernegosiasi dengan pemerintahatau mengidentifikasi tanah untuk dirampas, meren-canakan aksi dan mengorganisir orang ke dalamkomunitas-komunitas besar untuk merebut tanah danmenetapkan hak-hak atas tanah (MST 2001). OrangKaren pedesaan beroperasi dengan cara yang kurangterorganisir, aksi perlawanan mereka biasanya terjadidi dalam desa. Namun, ketika diperintah untukmeninggalkan tanah mereka oleh Tatmadaw, tang-gapan mereka sering dipandu oleh tetua desa, yangmemimpin perpindahan ke hutan atau ke tempatrelokasi yang dipaksakan yang diputuskan-negara;jika sebelumnya, perlindungan KNLA kadang-kadang dinegosiasikan terlebih dahulu dan aktivitasbertahan hidup dibagi di antara populasi seperti di-jelaskan sebelumnya.

• Prestasi. Melalui MST, beberapa ratus ribu orang telahmemperoleh akses terhadap tanah dan membentukkomunitas-komunitas baru dengan layanan-layananpendukung; namun, beberapa orang telah terbunuhakibatkekerasan negara atau pembalasan dendampemilik tanah. Meskipun tidak mencari sertifikattanah resmi, perlawanan orang Karen pedesaanmemungkinkan ratusan ribu dari mereka untuk tetapberada atau dekat dengan tanah mereka terlepas daripredasi negara dan kampanye relokasi paksa. Dalamproses ini, banyak orang telah terbunuh oleh keke-rasan pembalasan militer, penyakit dan kekurangangizi. Sifat tertutup perlawanan mereka berarti bahwakita tidak akan pernah tahu sepenuhnya dari tingkatkesuksesan atau kegagalannya.

Singkatnya, meskipun sangat berbeda dalam konteksdan pokok-pokoknya, sifat keseluruhan kedua perjuangan

Page 675: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

660

ini menjadikan keduanya dapat dibandingkan, danmenunjukkan bahwa jika salah satunya memenuhi syaratsebagai sebuah ‘gerakan’ maka yang lain seharusnya juga.

Apakah perlawanan desa Karen dianggap sebuah‘gerakan’ tidaklah penting, tetapi perlawanan ini memilikidampak yang sangat kuat pada bagaimana para aktor lainmenanggapinya. Saat ini banyak aktor eksternal meng-anggap orang Karen sebagai aktor yang tak berdaya danpasif, kelaparan dan membutuhkan bantuan dari luar;294

sebaliknya mengakui perlawanan mereka sebagai perla-wanan yang berhasil, sadar dan respon tuntutan yang kuasi-terkoordinasi yang mengakui agensi mereka, mendukungalih-alih menghancurkan praktik-praktik yang sudah ada,dan membiarkan mereka mengendalikan proses perubahanapapun.

Hubungan –Hubungan Dengan Yang Di Luar Gerakan:Potensi Untuk Solidaritas

Jejaring Domestik

Pada bulan Agustus dan September 2007 dunia luarteralihkan perhatiannya ke Burma ketika pawai ribuanbiksu turun ke jalanan untuk memprotes kebijakan negara.Seiring dengan dukungan sipil perkotaan untuk para biksuberkembang lebih jelas, beberapa komentator memper-tanyakan mengapa penduduk pedesaan dan kelompokperlawanan bersenjata berbasis-etnis tidak tampak terlibatsecara aktif.295Sebelum membahas potensi bagi hubungan-

294 penggambaran seperti itu masih mendominasi laporan-laporan luarnegeri. Horton (2005, 14), misalnya, menggambarkan parapengungsi desa Karen sebagai ‘orang-orang yang trauma, lemah,secara psikologis mati rasa’.

295 Lihat, sebagai contoh, ‘Lack of Unity kept ethnic group out of showdown’, The Irrawaddy, 11 / 10/2007 (http://www.irrawaddy.org/a r t i c l e. p h p ? a r t _ i d = 8 9 8 4 h t t p : / / w w w. i r rawa d dy. o r g /

Page 676: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

661

hubungan antara perlawanan di tingkat desa dengan aktortransnasional, penting untuk mendiskusikan tuduhanbahwa penduduk pedesaan tidak cukup memberikandukungan kepada ‘gerakan’ di Burma.

Perlu dicatat bahwa peemberontakan para biksu tidakberlangsung dalam isolasi. Peristiwa ini mengikuti eskalasimetode yang lebih halus protes perkotaan yang telah ber-kembang selama tiga tahun terakhir. Termasuk kampanye‘kemeja putih’, yang melibatkan orang-orang yang me-nunjukkan perlawanan mereka terhadap rezim denganmengenakan kemeja putih pada hari-hari tertentu; kam-panye doa, ketika orang-orang mengenakan warna kuninguntuk berdoa secara pribadi bagi tahanan politik di Pa-goda Shwedagon di Rangoon pada hari Selasa; dankampanye petisi, dengan petisi rahasia yang beredar diseluruh kota.296 Setiap kali rezim berusaha untuk membu-barkan kampanye-kampenye tersebut (misalnya, denganmengerahkan preman yang dibayar untuk menyemprotkanair pada orang-orang yang sedang berdoa di Shwedagonatau dengan menangkap mereka yang dicurigai memulaipetisi), sebuah bentuk protes baru yang muncul untukmelengkapi atau menggantikan yang lama. Pola ini terusberlanjut sejak kekerasan terhadap protes para biksu padaSeptember 2007, dengan semboyan yang mengandungnama-nama para pemimpin junta yang muncul di leheranjing-anjing liar, dan pemboikotan rapat umum SPDCyang wajib dihadiri.297 Sementara itu, orang-orang perko-

article.php?art_id=8984 ).296 Lihat “Junta warns of ation against student group”, The Irrawaddy,

31/11/2006 (http://www.irwandy.org/article.php?art_id=6307).297 Lihat “protesting dogs are now on the regime’s wanted list, The

Irrawaddy, 12/10/2007 (http://www.irrawaddy.org/article.php?art_id=8998, diakses 31/10/2007), dan “Unlikely resis-tance in Burma’s Mandalay”, BBC News, 25/10/2007 (http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pasific/7060424.stm)

Page 677: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

662

taan melanjutkan strategi harian mereka untuk meng-hindari dan meminimalkan pajak dan tuntutan. Samaseperti perlawanan pedesaan, perlawanan perkotaan yangselalu muncul dalam berbagai bentuk.

Di permukaan tampak beberapa hubungan yang jelasantara perlawanan perkotaan dan pedesaan sehari-hari,atau antara perlawanan pedesaan di wilayah yang berbeda.Desa-desa orang Karen menghadapi jam malam regulermiliter dan larangan perjalanan yang membatasi gerakandi luar desa mereka, dan bahkan untuk perjalanan jarakdekat memerlukan penyuapan di banyak ‘pos pemeriksaan’.Selain itu, kurangnya kepemimpinan yang terstruktur yangmelekat pada perlawanan tingkat desa menghalangikemungkinan hubungan formal. Kelompok bersenjatanegara dan non-negara yang curiga terhadap aktivitaspolitik warga sipil yang berada di luar wilayah kekuasaanmereka, membuat sulit untuk menciptakan hubunganwarga sipil-ke-warga sipil. Ketika pembangkang perkotaanmelarikan diri dari penangkapan datang ke desa-desa,penduduk desa kadang-kadang menghadapi hukumankeras dari aparat negara karena menampung mereka;kehadiran para penentang yang terbuka oleh karenanyamenempatkan perlawanan rahasia sehari-hari merekadalam bahaya. Akhirnya, orang Karen melindungi kedau-latan daerah dengan gigih dan curiga terhadap kecende-rungan kaum asimilasionis Burma, mengarah pada keti-dakpercayaan antara orang Karen dengan orang perkotaanBurma. Banyak ketidakpercayaan historis, baik antar-etnismaupun desa-kota, dapat membuat penduduk pedesaanlebih terbuka terhadap solidaritas dengan orang-orangdalam posisi yang sama di belahan dunia lain dibandingkandengan para pembangkang perkotaan di negara merekasendiri. Seperti ditunjukkan Fox (2005, 187), banyakhubungan transnasional yang sebenarnya ‘translokal’,antara kelompok-kelompok lokal atau polities yang tersebar

Page 678: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

663

di seluruh dunia. Kadang-kadang membangun hubungandengan orang-orang yang berada jauh di tanah yangterpencil bisa saja tidak dipenuhi dengan ranjau politikdaripada bekerja sama dengan mereka yang berada di kotaatau desa tetangga.

Terlepas dari hambatan untuk memiliki hubunganterbuka, hubungan dengan gerakan-gerakan domestiklainnya berjalan dengan cara yang lebih halus. Orang Karenmengetahui perjuangan-perjuangan yang terjadi di bagianlain negara itu melalui siaran radio gelombang pendek,298

laporan-laporan hak asasi manusia yang beredar dalambahasa Karen dan Burma, informasi dari kelompok per-lawanan bersenjata, dan melalui partisipasi dalam rapat danupaya pemulihan yang dikoordinasi oleh kelompok-kelompok perlawanan atau organisasi hak asasi manusialokal. Informasi yang kemudian didapat membuat orang-orang tetap memperoleh informasi mengenai bagaimanapenduduk desa di tempat lain menolak proyek agrofuel ne-gara, atau menghindari pasukan militer melalui perpin-dahan strategis. Informasi dari siaran radio menghasilkanrapat umum oleh penduduk desa di bagian Selatan NegaraBagian Karen pada September 2007 untuk menunjukkandukungan bagi protes para biksu di seluruh negeri.299 Parapedagang dan rute perdagangan juga berfungsi sebagaisaluran-saluran informasi dan dukungan material; misal-nya, ‘pasar hutan’ yang diam-diam diorganisiroleh parapenduduk desa dalam persembunyian dan mereka yangmenetap yang berfungsi sebagai strategi bertahan hidup,

298 Siaran BBC dan Voice of America di Burma sangat populer,sebagaimana siaran Democratic Voice of Burma dalam bahasaBurma, Karen dan bahasa lainnya.

299 Lihat ‘Protests spread in rural Karen State’, KHRG Buletin, 25September 2007. (Http:// www.khrg.org/khrg2007/khrg07b3.htmlwww.khrg.org/khrg2007/khrg07b3.html ).

Page 679: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

664

sebuah taktik perlawanan dan hubungan komunikasi. Jadijejaring perlawanan desa eksis sebagai bagian dari ‘gerakan’,tapi seperti perlawanan itu sendiri perlawanan itu tidakterstruktur dan sering bersifat sementara.

Hubungan Transnasional dan Koalisi Global

Apakah hubungan transnasional atau solidaritasakan berguna bagi perlawanan rahasia orang Karen ditingkat lokal adalah pertanyaan yang kompleks. Padasubjek ini, Keck dan Sikkink (1998, 12) mencatat ‘efekbumerang’, di mana perjuangan domestik yang tidak bisamendapatkan tindakan dari jaringan transnasional yangmelibatkan negara untuk memberikan tekanan kepadanegara dari luar. Mereka menulis bahwa ‘jaringan advokasitransnasional’ dapat ‘membuat sumber daya internasionaltersedia bagi aktor-aktor baru dalam perjuangan sosial danpolitik domestik. Jadi dengan mengaburkan batas-batasantara relasi negara dengan warga negaranya sendiri danjalan lain yang dimiliki warga negara dan negara menujusistem internasional, jaringan advokasi membantu untukmengubah praktik kedaulatan nasional ‘(1998, 1-2). Halini sangat relevan terutama dengan penduduk desa yangpada dasarnya adalah aktor non-negara dalam perjuanganbersama negara akan kedaulatan daerah. Fox dan Starn(1997, 4) mengklaim perlawanan petani bahwa ‘tidakmungkin menyiarkan perlawanan tertutup dalam jarakyang besar, dan tentu saja tidak di seluruh dunia’. Namunorang Karen telah mengirimkan strategi-strategi perla-wanan mereka ke seluruh bagian wilayah yang terpisah-pisah di Burma, kelompok hak asasi manusia setempattelah menyebarkan pengetahuan tentang strategi-strategiini kepada lembaga-lembaga, pemerintah dan aktor-aktorlain di seluruh dunia, dan bahkan bab ini adalah usahauntuk melanjutkan diskusi tentang masalah transnasionalini. Selama 15 tahun terakhir saya telah menyaksikan perso-

Page 680: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

665

alan-persoalan tentang perhatian langsung terhadap pendu-duk pedesaan, termasuk tenaga kerja paksa, perpindahandan relokasi paksa, berubah dari masalah yang diabaikandalam forum internasional menjadi pusat diskusi inter-nasional tentang hak asasi manusia di Burma,300 semuakarena aksi-aksi itu; sama halnya, laporan-laporan dariorganisasi lokal dan internasional yang sekarang seringmengakui strategi bertahan hidup pengungsi orang Kar-en,301 yang tidak menjadi masalah lima tahun lalu. Berla-wanan dengan pernyataan Fox dan Starn, ‘efek bumerang’nampak menjadi pilihan yang sangat layak, namun jika halitu terjadi akan memerlukan aktor eksternal untuk memulaiketerlibatandengan penduduk desa dan bukan sebaliknya.

Salah satu ‘gerakan agraria transnasional’ yang di-wakili dalam konferensi panel yang gagal menjawabpertanyaan saya mengenai gerakan solidaritas adalah ViaCampesina. Didirikan pada tahun 1993 oleh sekelompokpetani dan gerakan petani dan organisasi di Amerika danEropa (Borras 2004, 3), Via Campesina sekarang menya-takan diri sebagai

gerakan petani internasional, produsen kecil danmenengah, tunakisma, perempuan pedesaan, masya-rakat adat, pemuda pedesaan dan pekerja pertanian.Kami mempertahankan nilai-nilai dan kepentingan dasaranggota kami. Kami adalah gerakan otonom, pluralisdan multikultural, bebas dari afiliasi politik, ekonomi,atau afiliasi jenis lain. Anggota kami berasal dari 56negara dari Asia, Afrika, [E]ropa, dan Amerika.302

300 Sebagai contoh, tekanan oleh International Labour Organizationsejak tahun 1997 akhirnya memaksa SPDC untuk secara formalmelarang kerja paksa (meskipun tak dilaksanakan) (lihat see http://www.ilo.org/public/english/region/asro/yangon/).

301 Lihat TBBC (2007, 4), South (2006, 87), BI / PWF (2006, 23-4).302 Lihat website Via Campesina (http://www.viacampesina.org/

Page 681: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

666

Sebagai salah satu ‘gerakan agraria transnasional’,yang paling dikenal, Via Campesina akan digunakan di sinisebagai contoh dari aktor transnasional.

Via Campesina merupakan langkah penting menujupetani yang mewakili diri sendiri di tingkat internasional,dan bukannya diwakili. Delegasinya biasanya para pe-mimpin petani setempat dalam gerakan mereka sendiri.Namun, alih-alih sebuah ‘gerakan’, Via Campesina lebihtepatnya adalah sebuah koalisi gerakan, karena anggotanyaterdiri dari gerakan bukan individu. Keanggotaan di ViaCampesina terbatas pada gerakan dengan nama danstruktur yang jelas dan penerimaan anggota baru ditentu-kan diantara anggota yang ada, sebuah proses yang kadang-kadang dipengaruhi oleh politik antara gerakan saingan(Borras 2004, 17). Pertanyaan berulang-ulang yang sayaajukan kepada wakil Via Campesina tentang detil prosespenerimaan dan kebijakan mereka pada perjuangan petanidi luar konteks keanggotaan tidak mendapat jawaban apapun.303 Posisi Via Campesina dalam solidaritas tanpa-anggota masih belum jelas. Meskipun fungsi utamanyaadalah untuk ‘Mempertahankan nilai-nilai dan kepentingandasar anggota kami’ (lihat di atas), pernyataan advokasikoalisi internasional sering menyiratkan klaim yang lebihluas untuk mewakili ‘petani’ diseluruh dunia, seringmenyebutkan keanggotaan petani dari 56 negara. Bahkantanpa klaim ini, advokasi ditujukan untuk mengubahkebijakan lembaga-lembaga global dan praktek perdagang-an dapat berpotensi mempengaruhi petani dan masyarakat

main_en/index.php?option = com_content & task = blogcategory& id = 27 & Itemid = 44).

303 Pertanyaan ini dan pertanyaan terkait yang dikirim melalui emailkepada dua wakil Via Campesina yang terpisah pada tanggal 1Oktober dan dikirim lagi pada tanggal 17 Oktober 2007. Tidak adatanggapan.

Page 682: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

667

miskin pedesaan di setiap wilayah di dunia. Hal inimenciptakan tegangan antara komitmen koalisi terhadapanggotanya, yang berbasis pada kurang dari sepertiganegara-negara di dunia dan dengan tidak adanya perwa-kilan di wilaya-wilayah besar seperti Rusia, CIS, AsiaTengah, China dan Asia Tenggara daratan, dan advo-kasinya atas nama banyak negara besar lainnya. Sepertiyang disebutkan oleh Borras (2004, 24),

Mayoritas besar rakyat pedesaan yang terpinggirkan,tentu saja, tetap berada di luar organisasi formal.Sementara penting bagi perkara petani miskin dan petanikecil bahwa Via Campesina mendukung posisi yangmenyokong kelas sosial termarjinalkan dan kelompoksosial secara lebih lebih umum, penting untuk secarakritis menyadari kesenjangan antara kelompok parapetani kecil (peasant) dengan petani besar (farmer) dalamjangkauan gerakan transnasional Via Campesina, danrakyat pedesaan yang jumlahnya lebih besar yang tidakterjangkau.

The International Conference on Agrarian Reformand Rural Development (ICARRD) pada bulan Maret2006, dihadiri oleh perwakilan dari Via Campesina, koalisi-koalisi transnasional lainnya, kelompok-kelompok aktivisdan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pejabat pemerintahan,mengadopsi deklarasi akhir yang menyerukan ‘solidaritasinternasional dan dukungan bagi organisasi-organisasipetani kecil, tunakisma dan buruh pedesaan’ (ICARRD,2006; penekanan ditambah). Pernyataan ini kembalimengindikasikan bias yang condong pada kaum tani yang‘terorganisir’ secara formal, dengan mengeksklusi merekayang tidak memiliki ruang politik untuk diatur. Sebagianbesar jaringan dan koalisi transnasional selain Via Cam-pesina sama-sama distrukturkan di seputar konsep tentangkeanggotaan, di mana gerakan terstruktur harus menga-

Page 683: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

668

jukan permohonan untuk ikut serta.304 Eksklusi daristruktur ini berarti suara mereka yang berada dalamperjuangan yang kurang terorganisasi sebagian besar tidakdidengar dalam proses seperti pembuatan Deklarasi PBBtentang Masyarakat Adat, yang disahkan pada bulan Sep-tember 2007 setelah lebih dari 20 tahun penyusunan.305

Via Campesina mencatat bahwa ‘terdapat polasistematis pelanggaran hak asasi para petani penggarap diseluruh dunia yang membutuhkan ‘tanggapan kebijakanyang sistematis untuk menemukan solusi yang me-madai’(Via Campesina 2006, 1). Untuk memutuskan danmenganjurkan ‘tanggapan-tanggapan kebijakan’ atas namapetani di seluruh dunia yang menempatkan tanggung jawabpada koalisi untuk mengetahui kepentingan petani di manakeanggotaan lemah atau tidak ada. Jika tidak, bisa dituduhmerumuskan dan mengartikulasikan kepentingan petanitanpa konsultasi, yang akan menimbulkan pertentangandengan filosofi dasar tentang petani yang mewakilikepentingan mereka sendiri.

Memperluas keanggotaan Via Campesina adalahsebuah proses yang sedang berjalan dan bertahap yangdiperumit oleh penindasan pemerintah, ketegangan lokaldan ideologi yang berbeda di antara gerakan saingan atauyang sejajar, di antara faktor-faktor lainnya (Borras 2004,17), dan perlawanan desa Karen dan gerakan serupamungkin tidak pernah mengambil bentuk di mana mereka

304 The International NGO/CSO Planning Commitee on Food Sover-eignty, misalnya, secara global mendukung hak atas tanah danisu-isu terkait namun membatasi keanggotaannya untuk organisasi-organisasi non-pemerintah dan organisasi masyarakat sipil (lihathttp://www.foodsovereignty.org/new/whoweare.php).

305 The UN Permanent Forum on Indigenious Issue yang merancangDeclaration yang terdiri dari 16 ‘ahli’ yang secara teraturberkonsultasi dengan organisasi-organisasi terakreditasi (lihat http://www.un.org/esa/socdev/unpfii/en/structure.html).

Page 684: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

669

dapat dipertimbangkan untuk keanggotaan. Ini bukanlahsebuah alasan bagi ‘gerakan’ perlawanan desa orang Karenuntuk bergabung dalam Via Campesina, bahkan jika ituyang diinginkan akan menjadi tidak berguna karenapersoalan perwakilan yang sulit yang akan muncul. Alih-alih, sebuah pertanyaan yang lebih berguna adalah apakahada bentuk solidaritas dan konsultasi yang bisa membantu,bentuk-bentuk seperti apakah yang bisa diambil dan bahayaseperti apa yang mungkin ada.

Potensi dan Risiko Solidaritas

Bentuk keterlibatan yang didasarkan pada solidaritasdan jaringan daripada keanggotaan yang resmi dapat me-nyediakan jalan tengah, yang akan selanjutnya akanmengesahkan representasi Via Campesina akanpetani glo-bal dan perjuangan lokal dari gerakan yang belum dikenal,ssambil secara potensial menciptakan ‘efek bumerang’,yang dapat menguntungkan orangKaren dan pendudukdesa lainnya. Memang, melibatkan perjuangan yang kurangterorganisir mungkin memberikan sedikit dukungan untukmemperkuat pengaruh internasional dari koalisi trans-nasional sekaligus membebani mereka dengan memperluasjangkauan kepentingan yang ingin mereka capai, tetapi jikamereka menuntut legitimasi di kalangan petani di luarkeanggotaan terbatas mereka maka hal tersebut merupakanlangkah penting.

Bentuk seperti apakah yang dapat diambil olehketerlibatan solidaritas seperti itu paling baik ditentukanoleh para partisipannya, namun beberapa kemungkinanumum dapat diidentifikai. Pertama, perwakilan koalisi-koalisi seperti Via Campesina dapat mengunjungi orangKaren untuk mendiskusikan apa yang terjadi secara glo-bal, bersama dengan gerakan dan lembaga- lainnya, danuntuk mengetahui perjuangan lokal dan kepentingannya.Informasi lokal ini bisa berguna bagi posisi koalisi dan

Page 685: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

670

advokasi baik secara regional maupun global, sedangkanmobilitas internasional dan akses institusional koalisi dapatmemberikan pengakuan yang lebih besar dan dukungandari luar bagi perlawanan desa orang Karen - ‘efekbumerang’. Kedua, koalisi transnasional bisa memfasilitasihubungan ‘translokal’ yang antara orang Karen denganorang lain di manapun yang pada saat ini atau sebelumnyaterlibat dalam perjuangan yang sama, berguna untukpertukaran pengalaman dan yang lebih penting sebagaipenggerak semangat juang - komponen yang sering kurangdihargai dalam analisis luar tetapi sangat penting dalamperjuangan yang sulit dan berlarut-larut. Ketiga, koalisitransnasional dapat bertindak sebagai pengawas untukmembantu melindungi orang pedesaan dari sergapan olehagenda pembangunan asing yang dilaksanakan oleh badan-badan internasional dalam kerjasama dengan negara.Penduduk desa di Burma memiliki sedikit atau tidak adakontak dengan agensi semacam itu dan sedikit kesempatanuntuk mengakses pandangan kritis tentang pembangunaninternasional, membuat mereka rentan terhadap program-program dari atas ke bawah dan merusak lahan ataueksploitasi sumber daya haruskah tanah air mereka tterbuka untuk intervensi dari luar yang lebih besar daninvestasi. Untuk mengatasi kemungkinan ini l, koalisi-koalisi transnasional bisa mendidik masyarakat tentangpasukan internasional yang belum mereka hadapi, danmemantau rencana yang lahir dalam modal asing yangdapat mempengaruhi orang Karen. Via Campesinadiposisikan denga -baik untuk menjadi bagian dari inisiatifsemacam itu karena aktivitas-aktivitas dapat mengambilbentuk pembagian informasi dari petani-ke-petani.

Poin dan metode kontak sudah ada. Kepala desabiasanya dapat mengatur pertemuan dengan pendudukdesanya . Untuk menghubungi kepala desa, bantuan lokaldan kelompok hak asasi manusia dapat memfasilitasi

Page 686: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

671

akses. Meskipun terstruktur untuk maksud-maksud lain,beberapa kelompok lokal yang sudah disebutkan diangkatoleh penduduk desa dan pengungsi dan dapat bertindaksebagai penghubung.

Banyak faktor yang masih perlu dipertimbangkanuntuk mencegah keterlibatan yang menyebabkan lebihbanyak kerugian daripada keuntungan. Untuk menghindaripembalasan militer inisiatif seperti itu mungkin harusmerendah dan rahasia; kelompok hak asasi manusia danbantuan lokal sudah mahir dalam hal ini, dan seringmemfasilitasi kunjungan-kunjungan yang sama olehwartawan dan advokat. faktor lainnya adalah risiko yangmengancam strategi perlawanan penduduk desa denganmenarik perhatian kepada mereka. Sejauh ini, strategi desasebagian besar sukses dengan tetap rahasia dan nampaktidak mengancam bagi negara. Karen Human RightsGroup telah menghadapi masalah ini sejak tahun 2005dalam melaporkan strategi-strategi perlawanan, dan telahberusaha untuk fokus pada mereka yang telah diketahuiotoritas militer lokal dan menghilangkan strategi yang lebihsensitif ataudetil yang dapat digunakan untuk menyasardesa-desa.306

Bentuk-bentuk khusus keterlibatan dan solidaritasharus dirancang oleh para para partisipan, jika adakonsensus pada kegunaannya. Dengan mobilitas merekayang lebih besar dan akses terhadap komunikasi, koalisitransnasional paling tepat untuk memulai kontak ini, jikaperlu dengan logistik yang difasilitasi oleh organisasi lokalyang bekerja di antara para penduduk desa. Dapat dika-takan bahwa ini melampaui mandat koalisi, yang ada untukmelayani anggota organisasi mereka. Namun hal ini tidak

306 Diamati melalui partisipasi penulis dalam, pertemuan manajemendan proses editing KHRG, Oktober 2005 sampai April 2007.

Page 687: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

672

mencegah mereka untuk membangun jaringan ‘ke atas’ diluar keanggotaan mereka, dengan institusi seperti Orga-nisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa,organisasi non-pemerintah internasional, bahkan Or-ganisasi Perdagangan Dunia, dan menekan lembaga-lembaga ini untuk mengubah kebijakan global mereka,tidak hanya kebijakan lokal mereka di negara-negara dimana koalisi memiliki banyak anggota. Dengan demikian,mereka mendapatkan tanggung jawab untuk menanggapikebutuhan dan tujuan yang diungkapkan para petani secaraglobal, yang juga akan terpengaruh oleh perubahankebijakan. Oleh karena itu membangun jaringan tambahan‘ke bawah’ harus menjadi prioritas.

Kesimpulan

Bab ini menimbulkan banyak pertanyaan daripadayang bisa dijawabnya, dengan harapan merangsang diskusidaripada mencapai kesimpulan. Seperti apakah perlawanandan ketidak-kepatuhan orang Karen dapat dianggapsebagai sebuah ‘gerakan’, saya percaya bisa. Ada cukupbukti tentang aksi yang sepaham dan terarah yang tersebarluas yang berusaha mencapai tujuan yang dapat diiden-tifikasi tentang masalah-masalah pertikaian, terutamamempertahankan tanah dan mata pencaharian; bahwa aksiini didasarkan pada keyakinan yang dipegang bersama danidentitas yang diterima; dan bahwa aksi ini sama-samadibuat melalui bentuk-bentuk protes termasuk penghin-daran (‘protes penghindaran’) dan ketidak-patuhan siste-matis yang merusak sebuah sistem yang dilihat tidak sahdan menindas; untuk memenuhi persyaratan dari suatugerakan yang didefinisikan secara luas. Kurangnya strukturatau pemimpin yang bisa diidentifikasi membuatnya layakdan tahan lama dalam konteks penindasan Birma, di manasuatu gerakan yang lebih terstruktur akan rentan terhadap

Page 688: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

673

serangan kekerasan atau kooptasi. Hal ini juga mem-bauatnya tetap spontan, dan mencegahnya untuk diarahkanmelalui misrepresentasi atau kepentingan pribadi.

Menganggap perlawanan ini sebagai bentuk seruanuntuk peninjauan ulang terhadap agensi rakyat dalamsituasi yang represif di mana ruang bagi aksi terbukadibatasi, dan membuka kemungkinan untuk keterlibatanmelampaui kemurahan hati tradisional atau simpati.Terdapat banyak kemungkinan bagi koalisi agrariatransnasional untuk meningkatkan legitimasi dan cakupanmereka dengan melibatkan penduduk desa di mana merekasaat ini tidak memiliki keanggotaan, dan untuk warga desasendiri untuk memperoleh manfaat dari akses aktortransnasional dan pengaruh pada kebijakan global dankemampuan mereka untuk menghasilkan tekanan dariluar, yang disebut Keck dan Sikkink sebagai ‘efek bu-merang’. Sementara itu menerima perjuangan-perjuanganseperti itu sebagai ‘anggota’ resmi dari koalisi-koalisitransnasional dalam banyak kasus tidak berguna bahkanbisa berbahaya, terdapat banyak bentuk solidaritas,keterlibatan dan advokasi yang bisa menjadi jalan tengahyang membangun, sementara kekurangan ‘keanggotaan’resmi.

Saran-saran yang disajikan di atas untuk memulaisolidaritas ini bersifat belum sempurna, karena detilnyadapat ditentukan oleh aktor itu sendiri. Hal ini jugaseharusnya menjadi keputusan mereka apakah keterlibatanseperti itu diinginkan.

Page 689: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

674

Referensi

Adas, M., 1986. ‘From Footdragging to Flight: The Eva-sive History of Peasant Avoidance Protest in South andSouth-East Asia’. In Everyday Forms of Peasant Re-sistance in South-East Asia, eds J.C. Scott and B.J. TriaKerkvliet, 64–86. London: Frank Cass.

BI/PWF (Burma Issues/Peace Way Foundation), 2006.Shoot on Sight: The Ongoing SPDC Offensive AgainstVillagers in Northern Karen State. Bangkok: PeaceWay Foundation.

Borras, S. Jr, 2004. ‘Vía Campesina: An EvolvingTransnational Social Movement’. TNI Briefing NotesNo. 2004/6. Amsterdam: Transnational Institute.

BPHWT (Backpack Health Worker Teams), 2006. ChronicEmergency: Health and Human Rights in EasternBurma. Chiang Mai: Wanida Press.

Cheesman, N., 2002. ‘Seeing “Karen” in the Union ofMyanmar’. Asian Ethnicity, 3 (2): 199–220.

Cohen, J., 1985. ‘Strategy or Identity: New TheoreticalParadigms and Contemporary Social Movements’. So-cial Research, 52 (4): 663–716.

Della Porta, D. and M. Diani, 1999. Social Movements:An Introduction. Oxford: Blackwell.

Escobar, A. and S.E. Alvarez, 1992. ‘Introduction: Theoryand Protest in Latin America Today’. In The Makingof Social Movements in Latin America: Identity, Strat-egy, and Democracy, eds A. Escobar and S.E. Alvarez,1–15. Boulder, CO: Westview Press.

Fernando, T., 1982. ‘Ethnic Adaptation and Identity: TheKaren on the Thai Frontier with Burma (book review)’.The Journal of Developing Areas, 17 (1): 130–1.

Filho, J. and M.L. Mendonça, 2007. ‘Agrarian Policies andRural Violence in Brazil’. Peace Review, 19 (1): 77–85.

Page 690: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

675

Fox, J., 2005. ‘Unpacking “Transnational Citizenship” ’.Annual Review of Political Science, 8: 171–201.

Fox, R.G. and O. Starn, 1997. ‘Introduction’. In BetweenResistance and Revolution: Cultural Politics and So-cial Protest, eds R.G. Fox and O. Starn, 1–16. NewBrunswick, NJ: Rutgers University Press.

Fujita, K. and I. Okamoto, 2006. ‘Agricultural Policies andDevelopment of Myanmar’s Agricultural Sector: AnOverview’. Discussion Paper 63. Tokyo: Institute ofDeveloping Economies. http://www.ide.go.jp/En-glish/Publish/Dp/pdf/063_okamoto.pdf, Diakses 25October 2007.

Hinton, P., 1979. ‘The Karen, Millenialism, and the Poli-tics of Accommodation to Lowland States’. In EthnicAdaptation and Identity: The Karen on the Thai Fron-tier withBurma, ed. C.F. Keyes, 81–94. Philadelphia,PA: Institute for the Study of Human Issues.

Horton, G., 2005. ‘Burma’s Generals Must Be Brought toAccount’. Burma Campaign News, 10: 14–15.

Hudson-Rodd, N. and M. Nyunt, 2001. ‘Control of Landand Life in Burma’. Tenure Brief, 3: 1–8. Madison, WI:Land Tenure Center, University of Wisconsin-Madi-son.

Hudson-Rodd, N., M. Nyunt, S.T. Tun and S. Htay, 2003.‘The Impact of the Confiscation of Land, Labor, Capi-tal Assets and Forced Relocation in Burma by the Mili-tary Regime’. NCUB/FTUB discussion paper. http://www.ibiblio.org/obl/docs/land_confiscation-contents.htm, Diakses 16 December 2005.

HRW (Human Rights Watch), 2002. ‘My Gun was as Tallas Me’: Child Soldiers in Burma. New York: HumanRights Watch.

HRW (Human Rights Watch), 2007. Sold to Be Soldiers:The Recruitment and Use of Child Soldiers in Burma.New York: Human Rights Watch.

Page 691: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

676

ICARRD, 2006. ‘International Conference on AgrarianReform and Rural Development: Final Declaration’.Porto Alegre: ICARRD. http://www.icarrd.org/en/news_down/C2006_Decl_en.doc, Diakses 24 October2007.

Keck, M.E. and K. Sikkink, 1998. Activists Beyond Bor-ders: Advocacy Networks in International Politics.Ithaca, NY: Cornell University Press.

Keyes, C.F., 1977. The Golden Peninsula: Culture andAdaptation in Mainland Southeast Asia. New York:Macmillan.

KHRG (Karen Human Rights Group), 2002. ForcedLabour Orders Since the Ban. Chiang Mai: KHRG.

KHRG (Karen Human Rights Group), 2003. SPDC &DKBA Orders to Villages: Set 2003-A. Chiang Mai:KHRG.

KHRG (Karen Human Rights Group), 2005. ‘ForcedLabour Orders to Villages 2004–2005: Papun,Toungoo, Thaton, Pa’an and Dooplaya Districts’ (un-published). Submitted to the International Confedera-tion of Free Trade Unions by the Karen Human RightsGroup for consideration by the ILO Committee ofExperts. KHRG internal document.

KHRG (Karen Human Rights Group), 2006a. Dignity inthe Shadow of Oppression: The Abuse and Agency ofKaren Women Under Militarisation. Chiang Mai:KHRG.

KHRG (Karen Human Rights Group), 2006b. SPDC At-tacks on Villages in Nyaunglebin and Papun Districtsand the Civilian Response. Chiang Mai: KHRG.

KHRG (Karen Human Rights Group), 2007. Developmentby Decree: The Politics of Poverty and Control inKaren State. Chiang Mai: KHRG.

KNU (Karen National Union), 2007. ‘The KNU StatementRegarding Brigadier General Htain Maung’. KNU

Page 692: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Dimana Tidak Ada Gerakan

677

Public Statement, 30 January 2007. Salinan E-mailyang diterima oleh penulis dari perwakilan KNU pada30 January 2007.

Malseed, K., 2006. ‘ “We Have Hands the Same as Them”:Struggles for Local Sovereignty and Livelihoods byInternally Displaced Karen Villagers in Burma’.Naskah dipresentasikan pada Land Poverty, SocialJustice and Development Conference, The Hague,January 2006.

Marshall, H.I., 1997 [1922]. The Karen People of Burma:A Study in Anthropology and Ethnology. Bangkok:White Lotus.

MST (Movimento dos Trabalhadores Rurais Sem Terra),2001. Strong Roots (Raiz Forte). Video disk. San Fran-cisco, CA: Global Exchange.

Piven, F.F. and R.A. Cloward, 1977. Poor People’s Move-ments: Why They Succeed, How They Fail. New York:Pantheon.

Scott, J.C., 1985. Weapons of the Weak: Everyday Formsof Peasant Resistance. New Haven, CT: Yale Univer-sity Press.

Scott, J.C., 1998. Seeing Like a State: How Certain Schemesto Improve the Human Condition Have Failed. NewHaven, CT: Yale University Press.

Selth, A., 2002. Burma’s Armed Forces: Power WithoutGlory. Norwalk: Eastbridge.

Smith, M., 1991. Burma: Insurgency and the Politics ofEthnicity. London: Zed Books.

Smith, M., 2002. Burma/Myanmar: The Time for Change.London: Minority Rights Group International.

South, A., 2006. Forced Migration in Myanmar: Patterns,Impacts and Responses. (tidak dipublikasikan). Reportcommissioned for the Office of the Resident Coordi-nator of the United Nations System in Myanmar.

Page 693: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

678

Steinberg, D., 1999. ‘A Void in Myanmar: Civil Society inBurma’. In Strengthening Civil Society in Burma: Pos-sibilities and Dilemmas for International NGOs, edsBurma Center Netherlands and Transnational Institute,1–14. Chiang Mai: Silkworm Books.

Stewart, C.J., C.A. Smith and R.E. Denton, Jr., 2001. Per-suasion and Social Movements. Fourth Edition. Pros-pect Heights, IL: Waveland Press.

Tarrow, S., 1998. Power in Movement: Social Movementsand Contentious Politics, 2nd edn. Cambridge: Cam-bridge University Press.

TBBC (Thailand Burma Border Consortium), 2005. Inter-nal Displacement and Protection in Eastern Burma.Bangkok: TBBC.

TBBC (Thailand Burma Border Consortium), 2007. Inter-nal Displacement in EasternBurma: 2007 Survey.Bangkok: TBBC.

Thawnghmung, A.M., 2004. Behind the Teak Curtain:Authoritarianism, Agricultural Policies and PoliticalLegitimacy in Rural Burma/Myanmar. London:Kegan Paul.

Vía Campesina, 2006. ‘Annual Report: Violations of Peas-ants’ Human Rights: A Report on Cases and Patternsof Violances [sic] 2006’. Jakarta Selatan: VíaCampesina.

Page 694: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

679

AAkram Lodhi, H 2, 64,

184, 238Alavi, Hamzah 80, 114AMAN 426, 427, 435,

440, 450, 451, 679Associated Country

Women Of The World17

Associated CountryWomen of the World19, 64, 70, 71

BBachriadi, D 411, 456, 466Bada, Xochitl 24, 33, 34,

39, 45, 519, 534, 537,539, 540, 545, 546, 547,550, 551, 552, 560, 569

Bank Dunia 46, 442, 480,679

Bharatiya Kisan Union212

Biosafety National Asso-ciation 381

Bolshevik 11, 66Bukharin, Nikolai 15, 66

Byres, T 2, 65, 184, 231

CCampesino A Campesino

8Campesino a Campesino

69, 77, 116, 131, 132,173, 565

CARP 216Comprehensive Agrarian

Reform Program 216

DDe Janvry, A 247, 283,

314, 333De Soto, Hernando 2, 66,

185, 222, 232, 236depeasantisasi 92deforestasi 362, 420, 494Democratic Peasant

Movement of ThePhilippines 32

EEdelman, Marc 1, 2, 4, 8,

13, 18, 23, 25, 31, 37,

INDEKS

Page 695: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

680

40, 41, 46, 59, 66, 67,73, 123, 128, 131, 139,140, 143, 167, 173, 183,191, 196, 243, 251, 294,304, 350, 374, 377, 380,381, 382, 385, 390, 391,392, 401, 402, 407, 416,417, 428, 445, 450, 469,474, 529, 619, 629, 634

efek bumerang 551, 664,675, 679

Environment MonitoringGroup 300

etnisitas 52, 377, 631, 633

FFAO 6, 7, 16, 20, 21, 40,

69, 70, 95, 113, 146,172, 199, 202, 203, 204,205, 207, 227, 422, 431,518

Fauzi, Noer 45, 49, 53, 61,409, 411, 416, 417, 426,430, 434, 441, 447, 456,458, 459, 460, 463

FIAN 4, 59, 164, 166, 172,192, 204, 218, 228, 232,239, 606, 641, 645

Friends of the Earth 4,401, 402

FSPI 49, 432, 435, 436,437, 438, 441, 442, 451,452, 460

FTAA 363, 364, 365, 368,369, 378, 379, 402

GGCAR 179, 190, 191, 221,

228Gerakan Agraria

Transnasional 1, 2, 3, 4,5, 7, 8, 9, 22, 23, 25, 27,28, 29, 30, 31, 32, 34,35, 36, 37, 38, 39, 40,41, 42, 43, 44, 45, 46,47, 48, 49, 50, 51, 52,53, 54, 55, 56, 57, 58,59, 60, 61, 62, 129, 222,368, 387, 573, 574, 603,604, 605, 614, 629, 646,667

GLOBALGAP 480, 481,485, 495, 506, 507

Greenpeace 298, 303, 304,306, 312, 315, 318, 319,330, 342, 344, 353, 354,357, 362, 363, 369, 370,375, 386, 394, 400, 402

Hhak asasi manusia 86, 105,

111, 134, 162, 163, 192,193, 196, 207, 302, 310,424, 433, 583, 606, 608,610, 611, 612, 627, 640,648, 656, 663, 664, 665,670, 671

Hak Kekayaan Intelektual163, 347, 359, 360, 473

Hemispheric Social Alli-ance 365, 379

Page 696: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

Indeks

681

Herring 37, 52, 57, 69,211, 233, 309, 341

HIVOS 131, 331Husken, F 410, 417, 461

IIFAD 6, 7, 40, 199, 202,

203, 204, 205, 206, 207,228

IFAP 5, 7, 17, 18, 20, 21,40, 41, 52, 56, 69, 98,182, 183, 204, 210, 213,214, 228

Internasional Hijau 9, 11,17

Internasional Merah 9, 11International Conference

on Agrarian Reformand Ru 72, 228, 667,676

International PlanningCommittee 93, 194,228, 368

Kkewarganegaraan berbasis

agraria 94KMP 32, 51, 56, 190, 216,

217, 218, 219, 227, 228,234

KNU/KNLA 634, 644KRRS 37, 50, 51, 53, 55,

56, 86, 190, 211, 212,213, 219, 221, 228, 295,296, 297, 298, 311, 312,317, 318, 325, 329, 330,333, 339, 391

LLand Research and Action

Network 4, 193, 228

MMonsanto 111, 290, 291,

295, 296, 297, 298, 303,304, 305, 307, 308, 310,312, 313, 316, 317, 318,319, 325, 330, 339, 340,341, 342, 344, 350, 358,372, 376, 380, 381, 396,399

MST 30, 31, 37, 42, 48,49, 54, 56, 58, 73, 94,108, 109, 110, 188, 189,210, 215, 217, 218, 219,220, 221, 222, 228, 237,238, 243, 244, 245, 246,248, 249, 250, 251, 252,253, 254, 255, 256, 257,258, 264, 267, 268, 269,271, 273, 274, 275, 276,278, 279, 280, 284, 305,306, 314, 318, 324, 325,326, 332, 346, 356, 357,358, 359, 369, 370, 371,372, 373, 375, 376, 383,384, 385, 389, 390, 391,392, 393, 395, 438, 652,653, 658, 659, 677

NNAFTA 378, 379, 388,

389, 524, 526, 527, 567Narmada 423, 457

Page 697: GERAKAN-GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL · PDF fileperlawanan tanpa henti terhadap imperialisme, dimana masyarakat pedesaan menjadi aktor utamanya (terutama perlawanan masyarakat Vietnam

GERAKAN AGRARIA TRANSNASIONAL

682

PPartai Komunis Cina 14Peluso, Nancy 45, 49, 53,

61, 222, 236, 409, 418,421, 443, 446, 456, 458,464

People’s Food Sovereignty56, 60, 83, 94, 96, 97,117, 118, 119, 120, 182,187, 195, 234, 368, 668

Petras, James 54, 71, 119,236, 249, 250, 287, 393,405

Polanyi, Karl 81, 95, 96,97, 98, 119, 471, 509,510, 516

RRosset, P 2, 45, 72, 82,

115, 119, 179, 182, 184,213, 223, 225, 235, 237,288, 311, 432, 465

SSandinista 124, 128, 137Scoones, Ian 36, 37, 41,

44, 51, 53, 61, 211, 289,316, 341, 343, 354, 355,357, 370, 371, 372, 381,385, 390, 391, 398, 406

Scott, James 35, 38, 72,73, 224, 237, 568, 573,574, 583, 623, 633, 644,648, 654, 655, 657, 674,677

Stédile, João Pedro 30, 31,54, 73

UUNORKA 51, 56, 217,

218, 228

VVía Campesina 65, 66, 70,

74, 115, 116, 120, 170,171, 177, 179, 228, 230,232, 237, 238, 239, 249,252, 267, 268, 283, 346,389, 400, 405, 407, 457,458, 513, 616, 618, 624,674, 678

WWALHI 421, 422, 423,

424, 427, 433, 440, 448,456, 460

Wolf, Eric 76, 121Wolford, Wendy 30, 41,

42, 48, 70, 79, 94, 105,108, 109, 121, 235, 239,241, 248, 250, 255, 283,288, 463

YYLBHI 423, 424, 427,

428, 433

ZZapatista 120, 523, 526,

529