Geoteknik Word

122
7 BAHAYA GEOLOGII 7.1 Pendahuluan Proses-proses geologi baik yang bersifat endogenik maupun eksogenik dapat menimbulkan bahaya bahkan bencana bagi kehidupan manusia. Bencana yang disebabkan oleh proses- proses geologi disebut dengan bencana geologi. Longsoran Tanah, Erupsi Gunungapi, dan Gempabumi adalah contoh-contoh dari bahaya geologi yang dapat berdampak pada aktivitas manusia di berbagai wilayah di muka bumi. Berdasarkan catatan, bencana yang diakibatkan oleh bahaya geologi yang terjadi di berbagai belahan dunia meningkat secara tajam, baik dalam tingkat dan frekuensi kejadiannya dan secara statistik jumlah korban jiwa dan harta benda juga meningkat. Berdasarkan catatan BAKORNAS, bencana yang melanda Indonesia dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Selama periode 2003 – 2005 telah terjadi 1.429 bencana, baik yang disebabkan oleh bencana geologi maupun bencana hidro-meteorologi. Dalam bab ini akan dibahas mengenai bahaya yang disebabkan oleh proses-proses geologi, seperti longsoran tanah, erupsi gunungapi, gempabumi, dan bencana yang disebabkan oleh ulah manusia. Dalam bab ini dibahas juga bencana alam yang sering melanda wilayah Indonesia dan pembahasan mengenai pengelolaan resiko bencana (disaster risk management). 7.2 Bahaya Longsoran Tanah Longsoran Tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa batuan / tanah akibat gaya berat (gravitasi). Longsoran tanah telah lama menjadi perhatian ahli geologi karena dampaknya banyak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda. Tidak jarang pemukiman yang dibangun di sekitar perbukitan kurang memperhatikan masalah kestabilan lereng, struktur batuan, dan proses proses geologi yang terjadi di kawasan tersebut sehingga secara tidak sadar potensi bahaya longsoran tanah setiap saat mengancam jiwanya. Faktor internal yang menjadi penyebab terjadinya longsoran tanah adalah daya ikat (kohesi) tanah/batuan yang lemah sehingga butiran-butiran tanah/batuan dapat terlepas dari ikatannya dan bergerak ke bawah dengan menyeret butiran lainnya yang ada disekitarnya membentuk massa yang lebih besar. Lemahnya daya ikat tanah/batuan dapat disebabkan oleh sifat kesarangan (porositas) dan kelolosan air (permeabilitas) tanah/batuan maupun rekahan yang intensif dari masa tanah/batuan tersebut. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempercepat dan menjadi pemicu longsoran tanah dapat terdiri dari berbagai faktor yang kompleks seperti kemiringan lereng, perubahan kelembaban tanah/batuan karena masuknya air hujan, tutupan lahan serta pola pengolahan lahan, pengikisan oleh air yang mengalir (air permukaan), ulah manusia seperti penggalian dan lain sebagainya.

description

teknik

Transcript of Geoteknik Word

Page 1: Geoteknik Word

7BAHAYA GEOLOGII

7.1 Pendahuluan Proses-proses geologi baik yang bersifat endogenik maupun eksogenik dapat menimbulkanbahaya bahkan bencana bagi kehidupan manusia. Bencana yang disebabkan oleh proses-proses geologi disebut dengan bencana geologi. Longsoran Tanah, Erupsi Gunungapi, danGempabumi adalah contoh-contoh dari bahaya geologi yang dapat berdampak pada aktivitasmanusia di berbagai wilayah di muka bumi.

Berdasarkan catatan, bencana yang diakibatkan oleh bahaya geologi yang terjadi di berbagaibelahan dunia meningkat secara tajam, baik dalam tingkat dan frekuensi kejadiannya dansecara statistik jumlah korban jiwa dan harta benda juga meningkat. Berdasarkan catatanBAKORNAS, bencana yang melanda Indonesia dari tahun ke tahun menunjukan peningkatanyang cukup signifikan. Selama periode 2003 – 2005 telah terjadi 1.429 bencana, baik yangdisebabkan oleh bencana geologi maupun bencana hidro-meteorologi.

Dalam bab ini akan dibahas mengenai bahaya yang disebabkan oleh proses-prosesgeologi, seperti longsoran tanah, erupsi gunungapi, gempabumi, dan bencana yangdisebabkan oleh ulah manusia. Dalam bab ini dibahas juga bencana alam yang seringmelanda wilayah Indonesia dan pembahasan mengenai pengelolaan resiko bencana(disaster risk management).

7.2 Bahaya Longsoran Tanah Longsoran Tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa batuan / tanah akibatgaya berat (gravitasi). Longsoran tanah telah lama menjadi perhatian ahli geologi karenadampaknya banyak menimbulkan korban jiwa maupun kerugian harta benda. Tidak jarangpemukiman yang dibangun di sekitar perbukitan kurang memperhatikan masalah kestabilanlereng, struktur batuan, dan proses proses geologi yang terjadi di kawasan tersebut sehinggasecara tidak sadar potensi bahaya longsoran tanah setiap saat mengancam jiwanya.

Faktor internal yang menjadi penyebab terjadinya longsoran tanah adalah daya ikat(kohesi) tanah/batuan yang lemah sehingga butiran-butiran tanah/batuan dapat terlepasdari ikatannya dan bergerak ke bawah dengan menyeret butiran lainnya yang adadisekitarnya membentuk massa yang lebih besar. Lemahnya daya ikat tanah/batuan dapatdisebabkan oleh sifat kesarangan (porositas) dan kelolosan air (permeabilitas)tanah/batuan maupun rekahan yang intensif dari masa tanah/batuan tersebut. Sedangkanfaktor eksternal yang dapat mempercepat dan menjadi pemicu longsoran tanah dapatterdiri dari berbagai faktor yang kompleks seperti kemiringan lereng, perubahankelembaban tanah/batuan karena masuknya air hujan, tutupan lahan serta polapengolahan lahan, pengikisan oleh air yang mengalir (air permukaan), ulah manusiaseperti penggalian dan lain sebagainya.

Page 2: Geoteknik Word
Page 3: Geoteknik Word
Page 4: Geoteknik Word

7.2.1 Tipe-tipe longsoran tanah

Berdasarkan tipenya, longsoran tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga)yaitu: (1). Longsoran tanah tipe aliran lambat (slow flowage ) terdiri dari:

1 Rayapan (Creep): perpindahan material batuan dan tanah ke arah kaki lereng dengan pergerakan yang sangat lambat. Rayapan tanah (Soil creep): perpindahan material tanah ke arah kaki lereng Rayapan talus (Talus creep): perpindahan ke arah kaki lereng dari material talus/scree. Rayapan batuan (Rock creep): perpindahan ke arah kaki lereng dari blok-blok batuan. Rayapan batuan glacier (Rock-glacier creep): perpindahan ke arah kaki lereng dari limbah batuan. Solifluction/Liquefaction: aliran yang sangat berlahan ke arah kaki lereng dari material debris batuan yang jenuh air.

(2). Longsoran tanah tipe aliran cepat (rapid flowage) terdiri dari :

1 Aliran lumpur (Mudflow) : perpindahan dari material lempung dan lanau yang jenuh air pada teras yang berlereng landai. Aliran masa tanah dan batuan (Earthflow): perpindahan secara cepat dari material debris batuan yang jenuh air. Aliran campuran masa tanah dan batuan (Debris avalanche): suatu aliran yang meluncur dari debris batuan pada celah yang sempit dan berlereng terjal.

(3) Longsoran tanah tipe luncuran (landslides) terdiridari :

1. Nendatan (Slump): luncuran kebawah dari satu atau beberapa bagian debris batuan, umumnya membentuk gerakan rotasional. Luncuran dari campuran masa tanah dan batuan (Debris slide): luncuran yang sangat cepat ke arah kaki lereng dari material tanah yang tidak terkonsolidasi (debris) dan hasil luncuran ini ditandai oleh suatu bidang rotasi pada bagian belakang bidang luncurnya. Gerakan jatuh bebas dari campuran masa tanah dan batuan (Debris fall): adalah luncuran material debris tanah secara vertikal akibat gravitasi. Luncuran masa batuan (Rock slide): luncuran dari masa batuan melalui bidang perlapisan, joint (kekar), atau permukaan patahan/sesar. Gerakan jatuh bebas masa batuan (Rock fall): adalah luncuran jatuh bebas dari blok batuan pada lereng-lereng yang sangat terjal. Amblesan (Subsidence): penurunan permukaan tanah yang disebabkan oleh pemadatan dan isostasi/gravitasi.

Page 5: Geoteknik Word

7.2.2. Faktor penyebab longsoran tanah Faktor-faktor yang mempengaruhi longsoran tanah dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitufaktor yang bersifat pasif dan faktor yang bersifat aktif.

(1) Faktor yang bersifat pasif pada longsoran tanah adalah: 1 Litologi: material yang tidak terkonsolidasi atau rentan dan mudah meluncur

karena basah akibat masuknya air ke dalam tanah. Susunan Batuan (stratigrafi): perlapisan batuan dan perselingan batuan antara batuan lunak dan batuan keras atau perselingan antara batuan yang permeable dan batuan impermeabel. Struktur geologi: jarak antara rekahan/joint pada batuan, patahan, zona hancuran, bidang foliasi, dan kemiringan lapisan batuan yang besar. Topografi: lereng yang terjal atau vertikal. Iklim: perubahan temperatur tahunan yang ekstrim dengan frekuensi hujan yangintensif. Material organik: lebat atau jarangnya vegetasi.

Page 6: Geoteknik Word
Page 7: Geoteknik Word

(2) Faktor yang bersifat aktif pada longsoran tanah adalah:

2 Gangguan yang terjadi secara alamiah ataupun buatan. Kemiringan lereng yang menjadi terjal karena aliran air. Pengisian air ke dalam tanah yang melebihi kapasitasnya, sehingga tanah menjadi jenuh air. Getaran-getaran tanah yang diakibatkan oleh seismisitas atau kendaran berat.

Pada gambar 7.1 diperlihatkan 5 tipe longsoran tanah yang didasarkan atas cara danmekanisme longsorannya, yaitu tipe runtuhan, tipe aliran, tipe luncuran, tipe nendatan,dan tipe rayapan. 7.2.3. Metoda penanggulangan dan pencegahan bahaya longsoran tanah Penanggulangan dan pencegahan bahaya longsoran tanah dapat dilakukan dengan berbagai caradan metoda, baik yang berkaitan dengan tipe longsoran dan faktor penyebabnya. Terdapatbeberapa tipe longsoran tanah yang dapat ditanggulangi melalui rekayasa keteknikan, sepertimembuat terasering di kawasan perbukitan yang berlereng terjal agar lereng menjadi stabil, ataustruktur pondasi bangunannya menggunakan tiang pancang hingga mencapai kedalaman tertentusehingga dapat menahan bangunan jika terjadi longsoran tanah. Untuk dapat mengetahui secaradetil tentang tipe dan faktor penyebab longsoran tanah di suatu wilayah, maka diperlukanpenyelidikan geologi secara detail dan komprehensif sehinga dapat diketahui secara pasti sebaran,lokasi, jenis gerakan tanahnya serta kestabilan wilayah di daerah tersebut. Peta kestabilan wilayahdan lokasi gerakan tanah merupakan out-put dari penyelidikan geologi yang berguna untukperencanaan tataguna lahan.

Pada gambar 7.2 diperlihatkan beberapa lokasi pemukiman yang terlanjur ada di kawasan rawanbencana geologi, terutama bahaya tanah longsor. Dalam gambar tampak lokasi pemukiman yangberada di sekitar suatu jalur patahan (kiri) dan kawasan pemukiman yang berada di kaki perbukitanyang rentan terhadap longsoran tanah (kanan). Pada gambar tampak pemukiman yang tersebarhingga mencapai kawasan yang berada di lereng-lereng berbukitan tanpa memperhitungkan faktorkestabilan lerengnya yang berpotensi longsor. Penelitian geologi untuk kerentanan longsoran tanahumumnya melibatkan pemetaan dan kajian terhadap karakteristik tanah dan batuan. Sifattanah/struktur tanah yang harus diteliti adalah: kekerasan, klastisitas, permeabilitas, plastisitas, dankomposisi mineralnya, terutama untuk tanah yang tersusun dari mineral lempung (mineralmontmorilonite) yang dapat memicu terjadinya gerakan tanah, sedangkan untuk batuan yang dikajiadalah jenis dan struktur batuannya, terutama untuk lapisan batuan yang lemah dan banyakrekahannya (kekarnya).

Faktor hidrologi juga harus menjadi perhatian dalam penyelidikan, terutama mengenaipenyebaran pola pengaliran, sebaran mata air dan mata air panas, serta lapisan-lapisanbatuan permeable yang berhubungan dengan air tanah. Keterlibatan faktor pemicugerakan tanah harus dikaji dan di evaluasi, seperti:

1 cuaca dan iklim guna mengetahui hubungan antara periode curah hujan dengan longsoran. data air bawah tanah sebelum dan sesudah terjadi longsoran. catatan kegempaan untuk menentukan hubungan antara longsoran dengan gempabumi. catatan mengenai pembukaan dan penggalian lahan dan aktivitas di atas lahan yang kemungkinan melebihi beban atau penambangan tanah pada lereng-lereng bukit.

Page 8: Geoteknik Word

Penelitian bawah permukaan diperlukan guna mengetahui hubungan 3 (tiga) dimensinyaserta mendapatkan contoh batuan yang diperlukan untuk diuji di laboratorium, sepertipengujian kuat tekan (shear-strength), sensitivitas batuan, serta sifat-sifat keteknikanlainnya. Begitu juga dengan sifat dan struktur tanah perlu dilakukan pengujian baik dilaboratorium maupun pengujian lapangan dengan cara pembuatan sumuran uji (testpit),pembuatan paritan uji (trenches) dan pemboran. Observasi air tanah perlu dilakukanuntuk mendapatkan data-data tinggi muka air, tekanan air, dan arah aliran. Penyelidikangeofisika dapat juga dilakukan untuk mendapatkan data data tentang ketebalan lapisantanah dan kedalaman batuan dasar.

Page 9: Geoteknik Word
Page 10: Geoteknik Word
Page 11: Geoteknik Word

Longsoran tipe runtuhan (falls)

Longsoran tipe aliran (flows)

Longsoran tipe luncuran (slides)

Longsoran tipe nendatan (slumps)

Longsoran tipe rayapan (creeps)

Gambar 7.1. Tipe-tipe longsoran tanah

Page 12: Geoteknik Word
Page 13: Geoteknik Word
Page 14: Geoteknik Word
Page 15: Geoteknik Word
Page 16: Geoteknik Word

Gambar 7.2 Pemukiman yang berada di kawasan rawan bencanalongsoran tanah (gambar kiri) dan pemukiman di daerah rawanamblesan (gambar kanan).

Pada tabel 7.1. diperlihatkan beberapa metoda penanggulangan dan pencegahan sertaperbaikan terhadap gejala gerakan tanah yang ditujukan terutama untuk mengurangi gayageser (shear-stress), peningkatan resistensi geser (shear-strength) atau kedua-duanya. Untukmengurangi gaya geser dapat dilakukan dengan cara penggalian material penyebab longsor,atau dengan cara mengurangi keterjalan lereng serta memindahkan permukaan tanah yangtidak stabil. Pengurangan derajat kelerengan akan berdampak pada berkurangnya beban masabatuan/ tanah yang dapat meluncur atau longsor. Pemindahan masa batuan/tanah yang ada dibagian muka luncuran sekaligus akan mengurangi beban dan gaya geser.

Pada tipe gerakan tanah jenis luncuran rotasional (slumping), resistensi geser batuan akansemakin meningkat jika masa batuan/tanah dipindahkan ke arah bagian belakang luncuran.Menstabilkan suatu longsoran yang komplek seringkali melibatkan pengendalian eksternal daninternal dari pengaliran air. Air yang jatuh dan mengalir di permukaan lahan yang berlerengharus di alirkan dan diusahakan jangan sampai diam ditempat. Pada beberapa lereng perludibuat agar supaya aliran air lancar serta dihindarkan jangan sampai air terjebak pada bagianundak lereng. Untuk mencegah aliran air yang masuk ke dalam rekahan (kekar) batuan, makabatuan harus ditutup dengan lempung, aspal atau dengan material yang impermeable.

Aliran air bawah tanah harus dikurangi guna menghindari meningkatnya resistensi geserbatuan. Untuk mengurangi aliran air bawah tanah dilakukan dengan cara memindahkannyamelalui terowongan air yang dibuat secara horizontal atau dengan bantuan pipa perforasi,sumur vertikal atau dibuat paritan (trench) yang diisi kembali dengan material yang kasardan permeable. Menstabilkan struktur untuk meningkatkan resistensi geser merupakan cara yang palingefektif sebelum longsoran terjadi dibandingkan apabila longsoran sudah terjadi. Jenis yangsangat umum dari masa batuan/tanah diletakkan sebagai beban dan ditempatkan padabagian luar dari masa longsoran untuk menahan reaksi gerakan ke atas, sedangkan bagiandasar berfungsi sebagai penopang kearah lateral untuk bagian tepi dari masa longsoran,bagian pinggir atau lereng yang sudah dikupas diisi untuk mencegah gerakan ke arah kakilereng. Dinding yang dibuat dari semen atau beton akan berguna untuk menahan lajumasa batuan/tanah yang tidak stabil.

Tabel

7.1Metoda

Pencegahandan

Perbaikan

GerakanTanah /Longsoran

(Root,A.W.,Preventionof

Landslides

,1958)

Dampak terhadap stabilitas MetodaPencegahan

Pemakaian Umum Frekuensikeberhasilan padalongsoran jenis

Lokasi dan Posisi Pencegahan Longsor

Pencegahan Perbaikan Runtuhan Luncuran Aliran Tidak Efektif I. Metoda

Menghindar : A.Relokasi B. Bridging

X X X X 2 3 2 3 2 3 Di bagian sisi luar dari bidang luncuran (plain) Di bagian sisi luar dari bidang luncuran(slide plain

Mengurangi Gaya Geser / Shear Stress II. Metoda Penggalian: A. Pemindahan B. Melandaikan lereng C.Memberonjong lereng D. Memindahkan mate- rial tidak stabil

X X X X X X X X N 1 1 2 1 1 1 2 N 1 1 2 Bagian depan dari masa yang bergerak Di atas jalan atau struktur Di atas jalan atau struktur Keseluruhan dari masa yang meluncur (

Mengurangi Gaya Geser dan mening katkan Resistensi Geser

III. Pengaliran air: A.Air Permukaan: 1.Membuat saluran air2. Pengendalianlereng 3.Memundurkan lereng4. Menutup Rekahan5. Menutup bidangkekar dan jalurretakan B. Air BawahPermukaan 1.Pengaliran horizontal2. Pengaliran lewat paritan 3.Terowongan 4.Pengaliran dengansumur vertikal 5.Mengalirkan melaluipipa

X X X X X X X XX X

X X X X X X X XX X

1 3 1 2 3 N N N NN

1 3 1 2 3 2 1 3 32

1 3 1 2 N 1 2 N N1

Bagian atas Dipermukaan masa yg bergerak Dipermukaan masa yg bergerak Keseluruhan dari masa yang bergerak Keseluruhan dari masa yang bergerak Di antara bagian air bawah per- mukaan yang bergerak

Meningkatkan Resistensi Geser 1 IV.Menstabilkanstruktur gesekan: A .Memperkuat bagiankaki lereng dengan:1. Pengisian dg batu2. Pengisian dg tanahB. Membanguntembok/ dindingpenahan C. TiangPancang: 1. Tetappada permukaanbidang luncur. Tidaktetap pada per-mukaan bidang luncurMenanam tiang pancang pada batuan .E. Pengendalianlereng

X X X X X X X X X X X X N N 3 N N 3 3 1 1 3 3 3 3 3 1 1 3 N N N N Masa ygbergerak&kaki lerengMasa ygbergerak&kaki lerengkaki lereng kakilereng kaki lerengDiatas jalan ataustruktur Diatas jalanatau struktur

Terutama untuk meningkatkan ResistensiGeser

V. Metoda lainnya: A. Pemadatan materiallongsoran 1. Penyemenan dgn be- beton / bahan kimia a. Kaki lereng b. Bagian yg bergerak 2.Freezing 3. Electroosmosis B. Peledakan C. Memindahkan seba- gian masa luncuran ke tempat yang berge rak

X X X X X 3 N N N N N 3 3 3 3 3 N 3 N 3 3 N N Masa yg bergerak&kaki lereng Seluruh bag dari masabatuan Keseluruhan Keseluruhan Separuh dari bagian masa yangbergerak Bagian kakilereng dan bagi -an yang bergerak

Page 17: Geoteknik Word
Page 18: Geoteknik Word
Page 19: Geoteknik Word
Page 20: Geoteknik Word

Catatan : 1 =Sering 2 =Kadang-kadang3 =JarangN = Tidak disarankan untuk diterapkan( Root, A.W., Prevention of Landslides, 1958)

Page 21: Geoteknik Word

Gambar 7.3 Pemukiman yang berada di kawasan rawan longsoran tanah (kiri-atas) danareal pemukiman di La Conchita, California, USA. yang terlanda longsoran tanah padatahun 1995 (kanan atas). Gambar kiri bawah adalah perubahan penggunaan lahan ditempat berlereng untuk perumahan dan dampak longsoran yang terjadi di kawasanperumahan (kanan bawah).

Untuk gerakan tanah yang berada di lereng bukit, pencegahan dapat dilakukan dengan caramemasang tiang pancang, namun demikian untuk menahan luncuran masa batuan/tanah yangaktif pemasangan tiang pancang tidak akan mampu menahan gerakan masa batuan/tanahtersebut dan hal ini disebabkan karena perpindahan debris tanah yang mampu melewati tiangpancang, atau membuat tiang pancang menjadi miring dan bahkan mematahkannya. Hal yanglebih ekstrim adalah tiang pancang meluncur bersamaan dengan luncuran tanah. Resistensigeser pada masa batuan atau tanah yang tidak stabil dapat meningkat karena pemadatan danpengerasan internal melalui injeksi semen, aspal atau bahan kimia tertentu.

Masalah longsoran yang terjadi di reservoir bendungan adalah masalah yang berkaitan dengan luncuran masa batuan/tanah yang bersifat lepas dan erosi yang cepat. Luncuran masa batuan/tanah dan erosi di dalam reservoir bendungan dapat mengakibatkan banjir yang cukup besar dan bahkan bendungan dapat mengalami retak atau hancur. Kecepatan rembasan yang terjadi melalui luncuran debris dapat memperbesar rembasan, yaitu melalui pelarutan atau perpindahan sedimen yang berukuran halus dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya breakout dibawah poros bendungan. Pengendalian rembasan yang melewati badan bendungan dari jenis luncuran debris dapat di lakukan dengan cara menyuntik material/bahan penstabil atau dengan cara bagian belakang

Page 22: Geoteknik Word
Page 23: Geoteknik Word

bendungan ditutupi dengan material lempung, disiram semen, atau dilapisi oleh bahan yang bersifat tidak lolos air. Apabila cara-cara tersebut diatas tidak bisa dilakukan maka disarankan untuk dilakukan pendangkalan bagian dasar reservoir agar supaya keamanan menjadi meningkat atau dengan cara menguras atau mengalirkan air yang terdapat dalam reservoir melalui saluran pembuangan atau dengan cara memotong saluran.

Page 24: Geoteknik Word

7.3. Bahaya Erupsi Gunungapi Bahaya Gunungapi adalah bahaya yang ditimbulkan oleh letusan/kegiatan gunungapi,berupa benda padat, cair dan gas serta campuran diantaranya yang mengancam ataucenderung merusak dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta benda dalamtatanan (lingkungan) kehidupan manusia. 7.3.1. Dampak letusan gunungapi terhadap lingkungan: Dampak letusan gunungapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatifdan positif. Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsungdapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas beracun yang keluardari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak langsung setelah erupsi berakhir,seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan berbagai macam penyakit akibatpencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas suatu gunungapi terhadap lingkunganadalah bahan galian mineral industri, energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, arealwisata alam, dan sebagai sumberdaya air.

1. Dampak Negatif:

1 Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas beracun). Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/airoleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemi gondok, kecebolan dsb.

1 Dampak Positif :

1 Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain lain. Mineral : belerang, gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal gold). Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis Mataair panas : pengobatan/terapi kesehatan. Daerah wisata: keindahan alam Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan Sumberdaya air: air minum, pertanian/peternakan, dll.

7.3.2. Bahaya gunungapi 1. Awan panas

1 Awan Panas : Kecepatan sekitar 60 – 145 km/jam, suhu tinggi sekitar 2000 – 800oC, jarak dapat mencapai 10 km atau lebih dari pusat erupsi, sehingga dapat menghancurkan bangunan, menumbangkan pohon-pohon besar (pohon-pohon dapat tercabut dengan akarnya atau dapat terpotong pangkalnya).

Page 25: Geoteknik Word

1 Awan panas “Block and Ash Flow” arahnya mengikuti lembah; sedangkan awan

panas “Surge” pelamparannya lebih luas dapat menutupi morfologi yang ada di lereng gunungapi sehingga daerah yang rusak/hancur lebih luas (gambar 7.4).

Page 26: Geoteknik Word
Page 27: Geoteknik Word
Page 28: Geoteknik Word

1 Guguran Longsoran Lava

Guguran atau longsoran lava pijar pada erupsi efusif, sumbernya berasal dari kubah lava atau aliranlava. Longsoran kubah lava dapat mencapai jutaan meter kubik sehingga dapat menimbulkanbahaya. Guguran kubah lava dapat membentuk awan panas. Contoh : G. Merapi – Jawa Tengah, G.Semeru – Jawa Timur. Jatuhan Piroklastik; Lemparan Bom yang di sebabkan oleh erupsi eksplosifdapat merusak/menghancurkan, menimbulkan korban manusia, menimbulkan kebakaran (hutan ataubangunan). Jarak lemparan batu tergantung dari tenaga dan sifat erupsinya, G. Agung (1963)mencapai 7 km (kebakaran rumah), G. Semeru (1962–1963) mencapai 4 km (kebakaran hutan), G.Krakatau 1883 mencapai 10 km. Hujan abu dapat menyebabkan runtuhnya bangunan, udara gelap,jalan licin, mengganggu penerbangan, rusaknya tanaman, mengganggu kesehatan (mata,pernapasan).

1. Lontaran Batuan

Pijar Pecahan batuan gunungapi, berupa bom atau bongkah batu gunungapi yang dilontarkansaat gunungapi meletus. Dapat menyebar kesegala arah. Dapat menyebabkan kebakaranhutan, bangunan dan kematian manusia, termasuk hewan. Cara terbaik untukmenyelamatkan diri dari bahaya ini adalah menjauhi daerah yang akan terlanda lontaranbatu (pijar).

Gambar 7.4 Awan panas yang terjadi di gunung Pinatubo tahun 1984(kiri) dan guguran lava yang memicu aliran awan panas (kanan)

1 Hujan Abu

Hujan material jatuhan yang terdiri dari material lepas berukuran butir lempung sampai pasir.Dapat menyebabkan kerusakan hutan dan lahan pertanian. Dapat meninggikan keasaman air.Dapat menyebabkan sakit mata dan saluran pernapasan. Pada saat hujan abu sebaiknya orangberlindung dibawah bangunan yang kuat serta memakai kacamata dan masker. Atap bangunanyang tertutup endapan abu harus segera dibersihkan (gambar 6.5).

1. Aliran Lava

Karena suhunya yang tinggi (7000C – 1200oC), volume lava yang besar, berat, sehinggaaliran lava mempunyai daya perusak yang besar, dapat menghancurkan dan membakarapa yang dilandanya (gambar 7.5).

Page 29: Geoteknik Word
Page 30: Geoteknik Word
Page 31: Geoteknik Word
Page 32: Geoteknik Word

Gambar 7.5: Bangunan yang tertutup oleh debu gunungapi (kiri) dan aliran lava pijar

(kanan) 1. Lahar: Kecepatan aliran lava sangat lamban antara 5–300 meter/hari, Kecepatannya tergantung dariviskositas dan kemiringan lereng. Manusia dapat menghindar untuk menyelamatkan diri. Lahardapat dibedakan menjadi 2 jenis, lahar letusan dan lahar hujan (Gambar 6.8). Lahar letusandisebut juga lahar primer, sedangkan lahar hujan disebut juga lahar sekunder. Aliran laharmempunyai berat jenis yang besar (2–2,5), dapat mengangkut berbagai macam ukuran,sehingga laliran lahar ini mempunyai daya perusak yang sangat besar dan sangat berbahayaterutama pada daerah aliran yang cukup miring atau landai. Bangunan beton seperti jembatandapat dihancurkan dalam sekejap mata.

1 Lahar letusan : Lahar ini terjadi akibat letusan eksplosif pada gunungapi yang

mempunyai danau kawah.Luas daerah yang dilanda oleh lahar letusan tergantung kepada volum air didalam kawah dan kondisi morfolog di sekitar kawah.Makin besar volum air di dalam kawah dan makin luas dataran daerah sekitarnya, maka makin jauh dan makin luas pula penyebaran laharnya.

1 Lahar hujan : Lahar hujan : lahar yang terbentuk akibat hujan. Bisa terjadi segera

setelah gunungapi meletus atau setelah lama meletus. Faktor yang menentukan besar kecilnya lahar hujan adalah volume air hujan (curah hujan) yang turun diatas daerah endapan abu gunungapi dan volume endapan gunungapi yang mengandung abu sebagai sumber material pembentuk lahar. Di G. Merapi, curah hujan 70 mm/jamselama 3 jam mengakibatkan terjadinya lahar. Contoh lahar hujan yang terkenal adalah: G. Semeru, G. Merapi, G. Agung, juga G. Galunggung (gambar 7.6).

7.3.3. Penanggulangan bahaya erupsi gunungapi Erupsi gunungapi merupakan proses alam dan sampai saat ini belum dapat dicegah,sehingga untuk menekan terjadinya korban dan kerugian harta benda perlu diadakanupaya penanggulangan bencana. Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan dalamrangka penanggulangan bencana geologi yang disebabkan oleh erupsi gunungapi, yaitu :

1 Melakukan pengamatan dan pemantauan terhadap gunungapi aktif. Dengan melakukan pengamatan dan pemantauan yang terus menerus, maka diharapkan dapat dipelajari tingkah laku dan aktifitas semua gunungapi aktif yang ada sehingga usaha perkiraan erupsi dan bahaya gunungapi akan tepat dan cepat. Penyampaian informasi dalam rangka pengamanan penduduk dari kawasan rawan bencana dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga korban bisa dihindarkan. Melakukan pemetaan kawasan rawan bencana gunungapi:

Page 33: Geoteknik Word
Page 34: Geoteknik Word
Page 35: Geoteknik Word
Page 36: Geoteknik Word

Gambar 7.6 : Aliran lahar gunungapi yang melanda wilayah pemukiman

1 Untuk mengetahui dan menentukan kawasan rawan bencana gunungapi (I, II,III, lihat

gambar 7.7), tempat-tempat yang aman jika terjadi letusan, tempat pengungsian, alur pengungsian, puskesmas. Sehingga pada saat terjadi peningkatan aktifitas /letusan, kita sudah siap dengan peta operasional lapangan. Mengosongkan kawasan rawan bencana III Daerah atau kawasan yang termasuk kedalam kawasan rawan bencana III harus dikosongkan dan dilarang untuk hunian tetap, karena daerah ini sering terlanda oleh produk letusan gunungapi (lava, awan panas, jatuhan piroklastika) Melakukan usaha preventif Upaya untuk mengurangi bahaya akibat aliran lahar, yaitu dengan cara membuat tanggul penangkis, tanggul–tanggul untuk mengurangi kecepatan lahar, serta mengurangi volume air di kawah (Kelud, Galunggung).

Page 37: Geoteknik Word

Citra Satelit Gunung Semeru, Jawa Timur : Aliran Lahar (warna biru)

Page 38: Geoteknik Word
Page 39: Geoteknik Word
Page 40: Geoteknik Word
Page 41: Geoteknik Word

Gambar 7.7 : Contoh Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi hasil penafsiran citrasatelit

7.4 Bahaya Gempabumi

7.4.1. Pendahuluan Gempabumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dari terlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami deformasi. Gempabumi dapat didefinisikan sebagai rambatan gelombang pada masa batuan / tanah yang berasal dari hasil pelepasan energi kinetik yang berasal dari dalam bumi. Sumber energi yang dilepaskan dapat berasal dari hasil tumbukan lempeng, letusan gunungapi, atau longsoran masa batuan / tanah. Hampir seluruh kejadian gempa berkaitan dengan suatu patahan, yaitu satu tahapan deformasi batuan atau aktivitas tektonik dan dikenal sebagai gempa tektonik. Sebaran pusat-pusat gempa (epicenter) di dunia tersebar di sepanjang batas-batas lempeng (divergent, convergent, maupun transform), oleh karena itu terjadinya gempabumi sangat berkaitan dengan teori Tektonik Lempeng. Sebagaimana diuraikan diatas bahwa penyebaran pusat-pusat gempabumi sangat erat kaitannya dengan batas-batas lempeng. Pola penyebaran pusat gempa di dunia yang berimpit dengan batas-batas lempeng. Disamping gempa tektonik, kita mengenal juga gempa minor yang disebabkan oleh longsoran tanah, letusan gunungapi, dan aktivitas manusia. Gempa minor umumnya hanya dirasakan secara lokal dan getarannya sendiri tidak menyebabkan kerusakan yang signifikan atau kerugian harta benda maupun jiwa manusia. Adapun mekanisme terjadinya gempabumi dapat dijelaskan seperti yang diilustrasikan pada gambar 6.8. Dalam gambar bagian atas mengilustrasikan gambar permukaan bumi yang berada pada suatu jalur patahan aktif dengan beberapa bangunan rumah sebelum terjadi gempa. Pada kondisi ini batuan berada dalam keadaan tegang (strained). Gambar bagian tengah menjelaskan saat terjadi pergeseran disepanjang jalur patahan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dan energi yang terhimpun di dalam masa batuan akan dilepas dan merambat

Page 42: Geoteknik Word
Page 43: Geoteknik Word

kesegala arah sebagai gelombang longitudinal (gelombang P) dan gelombang transversal (gelombang S). Rambatan gelombang yang menjalar didalam batuan inilah yang menghancurkan bangunan bangunan yang ada disekitarnya. Gambar bagian bawah mengilustrasikan kondisi setelah terjadi gempa dimana batuan kembali berada pada keadaan seperti semula.

Page 44: Geoteknik Word

7.4.2. Intensitas dan magnitude gempabumi Intensitas dan magnitude gempa yang terjadi di permukaan bumi dapat diketahui melalui alatseismograf, yaitu suatu alat pencatat getaran seismik yang sangat peka yang ditempatkandiberbagai lokasi di bumi. Alat seismograf akan mencatat setiap getaran seismik yang sampaike alat tersebut. Pada gambar 7.10 diperlihatkan bagaimana alat seismograf mencatatgelombang seismik melaui suatu bandul yang digantung pada pegas dan dilengkapi denganjarum pena sebagai alat pencatat getaran seismik diatas kertas yang ada pada tabung silinderyang berputar.

Page 45: Geoteknik Word

Gambar 7.8 Urut-urutan proses terjadinya gempabumi

Pusat gempa dapat diketahui dengan cara menghitung selisih waktu tiba dari gelombangP dan gelombang S, sedangkan untuk mengetahui lokasi dari epicenter gempa melaluiperpotongan 3 lokasi alat seismograf yang mencatat getaran seismik tersebut (gambar7.11). Untuk menetukan magnitute gempa didasarkan atas besarnya amplitudogelombang seismik yang tercatat pada alat seismograf. Skala Richter adalah satuan yang dipakai untuk mengukur besarnya magnitute gempa. Satuanbesaran gempa berdasarkan satuan skala Richter adalah 1 hingga 10. Satuan intensitas danmagnitute gempabumi dapat juga diukur berdasarkan dampak kerusakan yang ditimbulkanoleh getaran gelombang seismik dan satuan ini dikenal dengan satuan Intensitas ModifikasiMercalli (MMI), nilai satuan ini berkisar dari 1 s/d 12 (lihat Tabel 7.1).

Page 46: Geoteknik Word
Page 47: Geoteknik Word

Tabel 7 -1 Skala Intensitas Modifikasi Mercalli (MMI)

Page 48: Geoteknik Word

Skala MMI DAMPAK KERUSAKAN

I Tidak dirasakan oleh kebanyakan orang,hanya beberapa orang dapat merasakandalam situasi tertentu.

II Dapat dirasakan oleh beberapa orangyang sedang diam/istirahat. Dapatmemindahkan dan menjatuhkan benda-benda.

III Dirasakan oleh sedikit orang, terutamayang berada di dalam rumah, sepertigetaran yang berasal dari kendaraanberat yang melintas di dekat rumah.

IV Dirasakan oleh banyak orang, beberapaorang terbangun disaat tidur, Piring danjendela bergetar. Dapat mendengarsuara-suara yang berasal dari pecahanbarang pecah belah..

V Dirasakan oleh setiap orang yang salingberdekatan. Banyak orang terbangundisaat tidur. Terjadi retakan pada dindingtembok. Barang-barang terbalik danpohon-pohon megalami kerusakan.

VI Dirasakan oleh satiap orang, terjadiruntuhan tembok dan terjadi kerusakanpada menara / tugu.

VII Setiap orang berlarian keluar rumah,Bangunan berstruktur buruk mengalamikerusakan. Dapat dirasakan oleh orang-orang yang berada di dalam kendaraan.

VIII Runtuhnya bangunan yang berstrukturburuk, Tiang dan menara, dinding runtuh. Tersemburnya pasir dan Lumpur daridalam tanah.

IX Kerusakan pada bangunan berstrukturtertentu, sebagian runtuh Gedung-gedung tergeser dari fondasinya,. Tanahmengalami retakan dan pipa –pipamengalami pecah.

7.4.3 Dampak bencana gempabumi Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa rambatan gelombang seismik yang berasal darienergi yang dilepaskan dari hasil pergerakan lempeng dapat menimbulkan bencana. Bencanayang disebabkan oleh gempabumi dapat berupa rekahan tanah (ground rupture), getarantanah (ground shaking), gerakan tanah (mass-movement), kebakaran (fire), perubahan aliranair (drainage changes), gelombang pasang/tsunami, dsb.nya. Gelombang gempa yangmerambat pada masa batuan, tanah, ataupun air dapat menyebabkan bangunan gedung danjaringan jalan, air minum, telepon, listrik, dan gas menjadi rusak. Tingkat kerusakan sangatditentukan oleh besarnya magnitute dan intensitas serta waktu dan lokasi epicenter gempa.

Gambar 7.9 Gelombang P (Primer) sebagai gelombang kompresi yangmampu merubah volume batuan dan gelombang S (Sekunder) sebagaigelombang “Shear” yang mampu merubah bentuk.

Page 49: Geoteknik Word
Page 50: Geoteknik Word
Page 51: Geoteknik Word
Page 52: Geoteknik Word

Gambar 7.10 Alat seismograf yang mencatat arah gerakan gempabumioleh jarum seismograf pada kertas yang berada dipermukaan silinder

Page 53: Geoteknik Word

Gambar 7.11 Penentuan lokasi epicenter gempa didasarkan atas selisih waktu tiba darigelombang P dan gelombang S yang tercatat pada alat seismograf (gambar kiri) danepicenter gempa yang ditentukan berdasarkan perpotongan dari 3 lokasi alat seismografyang mencatat kejadian gempabumi (gambar kanan).

.

1. Rekahan / patahan di permukaan bumi (Ground rupture) Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan patahnya permukaanbumi yang secara regional dikenal sebagai deformasi kerakbumi. Deformasi kerakbumidapat mengakibatkan permukaan daratan rekah dan terpatahkan hingga mencapai arealyang sangat luas. Salah satu bukti nyata terjadinya ground rupture adalah gempa yang

terjadi pada Februari, 1976 dimana areal seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahanSan Andreas, 65 km di sebelah utara kota Los Angeles mengalami pegangkatan (uplifted)oleh pergeseran sesar San Andreas.

Page 54: Geoteknik Word

Gambar 7.12 Gempa Alaska tahun 1964 yang menyebabkan

wilayah seluas 260.000 km2 mengalami ground rupturesetinggi 2 – 16 meter

Pada umumnya gempabumi seringkali berdampak pada rekah dan patahnya permukaan bumi yangsecara regional dikenal sebagai deformasi kerakbumi. Deformasi kerakbumi dapat mengakibatkanpermukaan daratan rekah dan terpatahkan hingga mencapai areal yang sangat luas. Salah satubukti nyata terjadinya ground rupture adalah gempa yang terjadi pada Februari, 1976 dimana areal

seluas 12.000 km2 yang terletak di jalur patahan San Andreas, 65 km di sebelah utara kota LosAngeles mengalami pegangkatan (uplifted) oleh pergeseran sesar San Andreas. Contoh lain darideformasi kerakbumi adalah gempabumi yang terjadi pada tahun 1964 di Alaska yang menghasilkan

suatu rekahan dan patahan serta deformasi batuan dimana daerah seluas 260.000 km2 terdiri daridataran pantai dan dasar laut secara lokal terangkat setinggi 2 meter dan secara regional mencapai16 meter (gambar 6.13). Rekahan dan patahan yang terjadi di permukaan bumi dapat berdampakpada bangunan-bangunan, jalan dan jembatan, pipa air minum, pipa listrik, saluran telepon, sertaprasarana lainnya yang ada di daerah tersebut.

2. Getaran / guncangan permukaan tanah (Ground shaking) Bencana gempa yang secara langsung terasa dan berdampak sangat serius adalah runtuhnyabangunan-bangunan yang disebabkan oleh getaran/guncangan gempa yang merambat pada mediabatuan/tanah. Pada umumnya bangunan-bangunan yang berada diatas lapisan batuan yang padat(firm) dampaknya tidak terlalu parah bila dibandingkan dengan bangunan-bangunan yang beradadiatas batuan sedimen jenuh. Gambar 7.14 menunjukkan bangunan yang roboh akibat goncangangempa di Kobe, Jepang tahun 1995 (gambar kiri) dan di Mexico city tahun 1985 (gambar kanan).Contoh kasus dari getaran gempa yang merusak kota San Francisco pada tahun 1906 adalah gempayang epicenter-nya berada di sepanjang jalur patahan (sesar) San Andreas dan bagian dari segmenlepas pantai yang terletak disisi luar Golden Gate merupakan segmen yang bertanggung jawabterhadap kerusakan kota San Francisco.

Page 55: Geoteknik Word
Page 56: Geoteknik Word

Gambar 7.14 Dampak dari getaran gempa (ground shaking) yang mengakibatkanruntuhnya bangunan. Tampak dalam gambar bangunan di Mexico city yangdiakibatkan oleh gempabumi tahun 1985.

1. Longsoran Tanah (Mass Movement)

Page 57: Geoteknik Word

Berbagai jenis luncuran dan longsoran tanah umumnya dapat terjadi bersamaan denganterjadinya gempa. Hampir semua longsoran tanah dapat terjadi pada radius 40 km dari pusatgempa (epicenter) dan untuk gempa yang sangat besar dapat mencapai radius 160 km dansalah satu contoh adalah gempabumi Alaska tahun 1964 yang memicu terjadinya longsoran-longsoran tanah yang terletak jauh dari epicenter gempa. Pada dasarnya getaran gempa lebihbersifat sebagai pemicu terjadinya longsoran atau gerakan tanah. Dalam hal ini gempabersifat meng-induksi terjadinya gerakan tanah, sedangkan longsoran dan gerakan tanah baruakan terjadi apabila daya ikat antar butiran lemah, kejenuhan batuan/sedimen, porositas danpermiabilitas batuan/tanah tinggi.

Page 58: Geoteknik Word

Gambar 7.15 Gempa California tahun 1995 yangmenyebabkan longsoran tanah / mass-movement.

1. Kebakaran Kerusakan yang utama dan sering terjadi pada saat terjadinya gempabumi adalah bahayakebakaran. Hampir sembilan puluh persen kerusakan yang terjadi di kota San Francisco padatahun 1906 adalah disebabkan oleh kebakaran yang berasal dari material bahan bangunanyang mudah terbakar, kerusakan peralatan yang berkaitan dengan listrik serta pecah danpatahnya saluran pipa gas, listrik, dan air. Pada umumnya gempa meng-induksi api yangberasal dari putusnya saluran listrik, gas, dan pembangkit listrik yang sedang beroperasi yangpada akhirnya menyebabkan kebakaran. 1 Perubahan Pengaliran (Drainage

Modifications) Terbentuknya danau yang cukup luas akibat amblesnya (subsidence) permukaan daratan sepertidataran banjir (floodplain), delta, rawa, yang diakibatkan oleh gempabumi merupakan suatupermasalahan yang cukup serius. Perubahan pengaliran akibat penurunan permukaan daratan yangdisebabkan oleh gempa memungkinkan terbentuknya danau–danau buatan dan reservoir baru sertarusaknya bendungan. Contoh kasus terjadinya perubahan pengaliran (drainage) adalah gempa yangterjadi pada tahun 1971 di San Fernando, California telah menyebabkan hancurnya bendungan VanNorman Dam, sedangkan gempa Alaska yang terjadi pada tahun 1864 meruntuhkan 2 Bendungantipe earth-fill yang berada di selatan kota Anchorage. Kedua bendungan tersebut dilalui oleh suaturekahan dan patahan yang memotong badan bendungan dan telah merubah pengaliran (drainase)yang ada di wilayah tersebut.

6. Perubahan Air Bawah Tanah (Ground Water Modifications) Regim air bawah tanah dapat mengalami perubahan oleh perpindahan yang disebabkan oleh sesaratau oleh goncangan. Contoh kasus dari perubahan air bawah tanah adalah gempa yang terjadidisepanjang suatu patahan yang mengakibatkan terjadinya offset batuan di kedua sisi permukaantanah dan aliran air bawah tanah di wilayah Santa Clara County, California, yaitu suatu wilayahyang terletak di bagian selatan teluk San Francisco. Dalam kasus ini kipas aluvial yang sangat luasyang terletak di Alameda Creek mengalami offset/perpindahan sejauh 2 km ke arah baratperbukitan. Gawir yang terbentuk oleh sesar setinggi 8 meter menutup saluran-saluran sungai yangmenuju ke teluk San Francisco sehingga membentuk kolam-kolam yang sangat luas. Patahan inijuga berimbas pada air yang berada dibawah tanah, offset yang terjadi pada batuan yang berada dibawah tanah telah menyebabkan lapisan batuan yang permeabel tertutup oleh lapisan batuanimpermeabel sehingga mengakibatkan daerah yang berada diantara gawir dan perbukitanmendapat air bawah tanah yang melimpah sebaliknya daerah yang lain sedikit menerima air bawahtanah.

1. Tsunami Tsunami adalah suatu pergeseran naik atau turun yang terjadi secara tiba-tiba pada dasarsamudra pada saat terjadi gempabumi bawah laut, kondisi ini akan menimbulkan gelombanglaut pasang yang sangat besar yang lazim disebut “tidal waves”. Istilah tsunami berasal daribahasa Jepang yang telah digunakan secara luas, baik untuk gelombang pasang (“tidalwaves”) maupun gelombang yang disebabkan oleh gempabumi atau yang lebih dikenaldengan istilah “seismic sea waves”. Mekanisme terjadinya tsunami (gambar 7. 16):

1) Diawali dengan terjadinya gempa yang disertai oleh pengangkatan sebagai

akibat kompresi. 2) Gelombang bergerak keluar ke segala arah dari daerah yang terangkat

Page 59: Geoteknik Word

3) Panjang gelombang berkurang tetapi tingginya meningkat saat mencapai

bagian yang dangkal, kemudian melaju ke arah darat dengan kecepatan +/-100km/jam setelah sebelumnya surut dulu untuk beberapa saat (gambar 7.17).

Page 60: Geoteknik Word
Page 61: Geoteknik Word

Gambar 7.16 Mekanisme terjadinya tsunami

Page 62: Geoteknik Word

Gambar 7.17 Pergerakan kecepatan gelombang tsunami ke arah pantai /

daratan

Gambar 7.18 Model gelombang tsunami yang terjadi oleh gempabumi tanggal 26Desember 2004 dengan pusat gempa di pesisir sebelah utara pulau Sumatra (source:www.usgs,gov).

Page 63: Geoteknik Word
Page 64: Geoteknik Word

Gambar 7.19 Kecepatan dan waktu tempuh gelombang tsunami yang terjadi olehgempabumi tanggal 26 Desember 2004 dengan pusat gempa di pesisir sebelah utarapulau Sumatra

Page 65: Geoteknik Word

Gambar 7.20 Menunjukan tinggi gelombang tsunami yang terjadi oleh gempabumitanggal 26 Desember 2004 dengan pusat gempa di utara pantai pulau Sumatra.

Gambar 7.21. Dampak bencana tsunami tanggal 26 Desember 2004 yangmelanda Nangroe Aceh Darusalam.

Page 66: Geoteknik Word
Page 67: Geoteknik Word

7.4.4. Penanggulangan bencana gempabumi.

Page 68: Geoteknik Word

Bencana gempabumi merupakan bahaya geologi yang sampai saat ini belum dapatdiprediksi, para ahli gempa (seismologist) telah mencoba beberapa metoda untukmemprediksi gempabumi, yaitu antara lain dengan cara:

1 Mengukur getaran-getaran mikro melalui alat seismograf dan dapat mengetahui gelombang awal (frontschock) dari suatu gempa. Megukur kedalaman air dan perubahan kedalam muka air tanah pada pada sumur-sumur bor Mengukur miringnya permukaan tanah. Melakukan pengukuran kemagnetan (magnetisme) bumi Pengukuran unsur-unsur radon di dalam sumur bor Mengukur sifat-sifat konduktivitas listrik

Dari ke-enam cara yang telah dilakukan oleh para ahli seismologist ternyata tingkatkeberhasilannya sangat rendah. Usaha pencegahan terhadap bencana gempabumi sangatsulit dan bahkan lebih sulit jika dibandingkan dengan memprediksi gempabumi.Pencegahan terhadap gempabumi tidak mungkin dilakukan dan mungkin tidak bisa. Mitigasi bencana geologi pada hakekatnya adalah mengurangi resiko bencana geologiterhadap harta benda maupun jiwa manusia. Mitigasi merupakan suatu upaya kerjasamaantara ahli-ahli teknik dan para pembuat kebijakan dan menghasilkan peraturan peraturanpembangunan untuk suatu wilayah yang rentan bahaya geologi. Usaha-usaha dalampenanggulangan bencana untuk meminimalkan kerugian, baik kerugian harta benda ataupunjiwa manusia yang disebabkan oleh gempabumi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antaralain adalah:

1 Melakukan pemetaan penyebaran lokasi-lokasi gempa yang disajikan dalam bentuk Peta Rawan Bencana Gempabumi / Seismik. Membuat peraturan peraturan yang berkaitan dengan desain struktur bangunan tahan gempa guna mencegah runtuhnya bangunan ketika terjadi gempa. Tidak membangun bangunan di wilayah-wilayah yang rawan bencana gempa. Menghindari lahan-lahan yang rawan gempa untuk areal pemukiman, dan aktivitas manusia. Melakukan penataan ruang baik yang berada di sekitar pantai ataupun di daratan guna mencegah dan menghindari terjadinya korban jiwa dan harta serta dampak yang mungkin timbul ketika bencana itu terjadi. Memasang Sistem Peringatan Dini (Early Warning System).

Page 69: Geoteknik Word

7.5. Bencana Buatan Bencana buatan adalah bencana yang ditimbulkan oleh perbuatan dan aktivitas manusia itusendiri. Kegiatan pembangunan yang dilakukan manusia selain dapat menimbulkan dampakpositif, dapat pula menimbulkan dampak negatif dan membahayakan kehidupan manusia.Keadaan yang membahayakan ini disebut sebagai bahaya buatan (man made hazards).Bencana buatan antara lain terwujud dan terpicu atau meningkatkan bahaya geologi sertakerusakan lingkungan termasuk pencemaran (gambar 7.21). Beberapa contoh bencana geologibuatan yang kemungkinan dapat ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan dan pemanfaatanlahan:

1 Tekanan yang besar terhadap sumberdaya air, terutama air tanah Pencemaran air permukaan dan air tanah dari tempat pembuangan sampah, limbahrumah tangga, limbah industri, dan limbah fasilitas perkotaan lainnya.. Perubahan bentangalam Perubahan neraca air Tekanan yang besar terhadap sumberdaya bahan bangunan Amblesan dan perusakan air Penyusupan (intrusi) air laut untuk daerah pantai Longsoran dan erosi tanah di daerah perbukitan dan longsoran karena kurang tepatnya pembangunan.

Page 70: Geoteknik Word
Page 71: Geoteknik Word
Page 72: Geoteknik Word
Page 73: Geoteknik Word

Gambar 7.22 Bencana buatan yang disebabkan perubahan bentang alam olehaktivitas manusia dalam pemanfaatan lahan pada tanah berlereng yangberakibat pada ketidak stabilan lereng dan pencemaran air tanah karenapembutan septik tank yang tidak memenuhi standar.

7.6 Kapan Suatu Bahaya Geologi Akan Berubah MenjadiBencana Geologi Untuk membangun sistem mitigasi bencana alam (geologi), pertama tama yang harusdilakukan adalah mengkaji dan menganalisa bagaimana suatu bahaya geologi dapat berubahmenjadi bencana dan seberapa besar tingkat probabilitas daerah yang rentan bahaya geologiterkena bencana geologi serta resiko apa saja yang mungkin terjadi apabila bencana geologimenimpa daerah tersebut. Bahaya geologi akan berubah menjadi bencana geologi hanya jikabahaya tersebut mengakibatkan korban jiwa atau kerugian harta benda.

Sebagai contoh jika suatu gempa yang sangat kuat terjadi di daerah yang tidak berpenghuni, makagempa tersebut boleh jadi hanya akan menjadi catatan statistik saja bagi para seismolog, akantetapi sebaliknya apabila gempa tersebut terjadi di kawasan yang penghuninya sangat padat,seperti gempa yang terjadi di Bantul, Yogyakarta pada tahun 2006, walaupun kekuatan gempanyatidak begitu besar namun menyebabkan kerusakan yang sangat luas serta menelan korban jiwayang tidak sedikit. Pertanyaannya selanjutnya adalah mengapa hal ini dapat terjadi ? Jawabannyaadalah karena hampir semua bangunan yang ada di wilayah tersebut tidak dirancang sebagaibangunan tahan gempa, sehingga ketika terjadi gempa, bangunan-bangunan tersebut runtuh yangmengakibatkan banyak penghuninya menemui ajalnya terkena oleh reruntuhan rumahnya. Olehkarena itu diperlukan suatu standarisasi bangunan tahan gempa, terutama untuk bangunan-bangunan yang berada di wilayah wilayah yang rentan terkena bahaya gempabumi, sehingga dapatmenyelamatkan penghuninya ketika terjadi gempabumi. Penerapan strategi pengelolaan resikobencana berbasis masyarakat saat ini sudah mulai diterapkan dan program ini didukung olehpemerintah, baik dukungan yang berupa bantuan keuangan dan pembangunan kembali rumahrumah yang rusak melalui standarisasi bangunan tahan gempa.

Page 74: Geoteknik Word
Page 75: Geoteknik Word

Bahaya geologi yang berada di muka bumi pada hakekatnya merupakan hasil dari proses-proses geologi, baik yang bersifat endogenik maupun eksogenik dimana proses proses tersebut tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Dalam beberapa kasus, tingkat kerusakan relatif terhadap jumlah korbandan kerugian harta benda dapat dipakai sebagai pembanding antara skala bencana dan resiko bencana yang terjadi di suatu wilayah. Manusia dapat juga menjadi faktor penyebab yang merubah bahaya geologi menjadi bencana geologi serta menjadi faktor penentu dari tingkat kerusakan suatu bencana, seperti misalnya pertumbuhan penduduk yang tinggi, kemiskinan, degradasi lingkungan, dan kurangnya informasi. Meskipun ke-empat faktor tersebut dianggap sebagai faktor yang saling berpengaruh satu dan lainnya serta ke-empat faktor tersebut sulit dipisahkan mana yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat kerusakan suatu bencana.

Page 76: Geoteknik Word

Kerentanan terhadap bencana geologi di suatu wilayah akan semakin besar seiring denganmeningkatnya pertumbuhan penduduk dan menjadi salah satu faktor utama dari penyebab bencanageologi. Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi secara langsung akan berdampak padatingginya tingkat pembangunan infrastruktur. Apabila tidak ada upaya upaya untuk mencegahbahaya geologi yang mungkin terjadi, maka apabila bencana geologi benar-benar terjadi di kawasantersebut maka sudah barang tentu akan memakan korban serta kerugian harta benda yang tinggipula. Dibeberapa kawasan yang konsentrasi penduduknya tinggi, meskipun sudah menpunyai sistemperingatan dini untuk suatu bahaya geologi tertentu, namun untuk menyebarkan informasi danperingatan ke setiap orang di seluruh kawasan tersebut tidak dimungkinkan, sehingga sangatmemungkinkan setiap orang bertindak dan merespon suatu peringatan bahaya sesuai denganpersepsinya masing-masing. Dan hal ini akan menimbulkan kepanikan dan kekacauan di masyarakatyang pada akhirnya dapat menimbulkan korban jiwa yang lebih besar.

7.7 Pengelolaan Resiko Bencana (Disaster Risk Management)

Pengelolaan resiko bencana pada dasarnya adalah suatu upaya yang ditujukan untukmeminimalkan resiko yang mungkin terjadi serta melakukan upaya-upaya pencegahan(mitigasi) di wilayah yang rentan terkena bencana. Pengelolaan resiko bencanamerupakan istilah yang umum dipakai dalam penilaian resiko, pencegahan bencana,mitigasi bencana, dan persiapan menghadapi bencana. Beberapa istilah yang sering dipakai dalam pembahasan pengelolaan resiko bencanaantara lain adalah Bahaya (Hazard), Bencana (Disaster), Kerentanan (Vulnerability), ResikoBencana (Disaster Risk), Penilaian Resiko / Analisa Resiko (Risk Assessment/Risk Analysis),Pencegahan Bencana dan Mitigasi (Disaster Prevention and Mitigation), KewaspadaanTerhadap Bencana (Disaster Preparedness). Adapun pengertian dari istilah-istilah tersebutadalah sebagai berikut :

1 Bahaya (Hazard) adalah suatu ancaman yang berasal dari peristiwa alam yang bersifatekstrim yang dapat berakibat buruk atau keadaan yang tidak menyenangkan. Tingkat ancaman ditentukan oleh probabilitas dari lamanya waktu kejadian (periode waktu), tempat (lokasi), dan sifatnya saat peristiwa itu terjadi. Bahaya alam (Natural hazard) adalah probabilitas potensi kerusakan yang mungkin terjadi dari fenomena alam di suatu area / wilayah.

1 Bencana (Disaster) merupakan fungsi dari kondisi yang tidak normal yang terjadi pada masyarakat dan mempunyai kecenderungan kehilangan kehidupannya, harta benda dan lingkungan sumberdayanya, serta kondisi dimana masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk keluar dari dampak / akibat yang ditimbulkannya.

1 Kerentanan/kerawanan (Vulnerability) dapat diartikan sebagai ketidakmampuan

menangkal /menahan dampak dari kejadian/peristiwa alam yang berasal dari luar atau kecenderungan dari sekumpulan masyarakat terkena atau mengalami kerusakan, masalah dan sebab akibat sebagai hasil dari suatu bahaya.

1

Resiko Bencana (Disaster Risk) adalah tingkat kerusakan dan kerugian yang sudah diperhitungkan dari suatu kejadian atau peristiwa alam. Resiko Bencana ditentukan atas dasar perkalian antara faktor bahaya dan faktor kerentanannya. Yang termasuk bahaya disini adalah

Page 77: Geoteknik Word
Page 78: Geoteknik Word

probabilitas dan besaran yang dapat diantisipasi pada peristiwa alam; sedangkan kerentanan/kerawanan dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan geografis. Berikut ini adalah rumusan yang dipakai secara luas untuk menghitung resikobencana yang merupakan perkalian 2 faktor, yaitu :

Page 79: Geoteknik Word

Resiko (Risk) = Bahaya (Hazard) x Kerentanan (Vulnerability)

1 Pengelolaan resiko bencana (Disaster risk management) secara teknis terdiri dari

tindakan (program, proyek dan atau prosedur) serta pengadaan peralatan yang dipersiapkan untuk menghadapi dampak atau akibat dari suatu bencana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengurangi resiko bencana yang ditimbulkannya. Secara operasional, pengelolaan resiko bencana adalah kegiatan yangterdiri dari penilaian resiko, pencegahan bencana, mitigasi dan waspada bencana.

1 Penilaian Resiko atau Analisa Resiko adalah survei yang dilakukan terhadap bahaya

yang baru terjadi yang disebabkan oleh suatu peristiwa alam yang ekstrim seperti yang terjadi juga pada kerentanan lokal dari populasi yang didasari atas kehidupan untuk memastikan resiko tertentu di wilayah. Berdasarkan informasi ini resiko bencanadapat dikurangi. Kapasitas adalah kebijakan dan sistem kelembagaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya mengurangi potensi kerusakan akibat bencana serta mengurangi kerentanan terhadap bencana. Bencana alam yang disebabkan oleh gempabumi, angin topan, banjir, tanah longsor dan kekeringan seringkali mengingatkan pada kita tentang bencana akan benar-benar terjadi. Resiko bencana sebagai hasil dari frekuensi dan kondisi yang rentan dapat berubah menjadi suatu bencana. Resiko bencana adalah hasil dari tingkat kejadian, intensitas bahaya dan sistem kehidupan yang sangat rentan. Peran dari sistem sosial dalam arti kepedulian masyarakat dan sistem pengelolaan memungkinkan merubah sifat kerentanan terhadap bahaya dan mengurangi tingkat kerawanan melalui intervensi yang sistematik.

1 Pencegahan Bencana dan Mitigasi

Adalah aktivitas / kegiatan dalam rangka mencegah dan memitigasi dampak yang sangatburuk dari peristiwa alam yang sangat ekstrim yang dilakukan untuk periode jangkamenengah dan jangka panjang. Dari sudut pandang politik, hukum, administrasi, daninfrastruktur, pencegahan bencana merupakan salah satu ukuran untuk menyatakankondisi /situasi bahaya dan disisi lain melibatkan gaya hidup dan karakter daripenduduk/masyarakat yang tinggal di daerah yang rentan untuk dapat mengurangi resikobencana yang mungkin dapat menimpanya.

1 Kewaspadaan Terhadap Bencana

Page 80: Geoteknik Word

Kewaspadaan terhadap bencana adalah suatu ukuran yang mencakup kegiatan evakuasiyang dapat dilakukan secara cepat dan efektif dalam usaha penyelamatan nyawa manusia,mitigasi terhadap hilang dan rusaknya harta benda serta penyediaan bantuan darurat.Kewaspadaan terhadap bencana dalam arti yang lebih luas adalah suatu usaha dalammenyediakan sistem peringatan dini, kemampuan dalam meng-koordinasi dan meng-operasikan, perencanaan kondisi darurat, menyalurkan bantuan dalam keadaan daruratdan pelatihan.

7.7.1 Kegiatan Pengelolaan Resiko Bencana 1. Penilaian Resiko

Melakukan pendataan bencana yang pernah terjadi dimasa lalu termasuk pendataan terhadap kejadian/peristiwa bencana yang besar yang pernah terjadi Mengkaji secara terukur bencana yang disebabkan oleh hidro-meteorologi dan geologi, termasuk penyebab bencana

Page 81: Geoteknik Word
Page 82: Geoteknik Word

Mendata jumlah penduduk (populasi penduduk) yang berada di areal yang beresiko tinggi terkena bencana atau areal yang paling bahaya. Melakukan persiapan dan memperbaharui (updating) peta-peta bencana dan area yang sangat berbahaya.

2. Pencegahan dan Mitigasi Bencana

1 Menetapkan dan memperkuat pembangunan regional dan perencanaan tataguna lahan, perencanaan pengawasan bangunan yang sesuai dengan zonasi bahaya dan peraturan bangunan. Melaksanakan pelatihan bagi masyarakat dan perwaklian kelembagaan Membangun dan meningkatkan kemampuan pengelolaan resiko bencana di tingkat lokal dan nasional Pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan (seperti misalnya pengelolaan Daerah Aliran Sungai), meningkatkan infrastruktur (bendungan, saluran air, bangunan yang mampu menahan suatu bencana).

3. Kesiapan Menghadapi Bencana

a. Partisipasi dan kesadaran terhadap pentingnya rencana tanggap daruratb. Mempersiapkan infrastruktur (akomodasi saat kondisi darurat, c. Melakukan latihan secara teratur dalam menghadapi situasi darurat d. Membangun dan atau meningkatkan kemampuan dalam kesiapan menghadapi

bencana, baik di tingkat lokal maupun nasional dan pelayanan penyelamatan e. Koordinasi dan perencanaan operasional f. Sistem Peringatan Dini :

1) Menyiapkan dan meng-operasikan sistem komunikasi 2) Menempatkan peralatan teknis di tempat yang aman 3) Melakukan pelatihan tenaga penyelamat

4. Pengelolaan resiko bencana sebagai bagian dari rehabilitasi danrekontruksi

1 Melakukan penilaian resiko bencana Melakukan penilaian infrastruktur, seperti kontruksi banguan tahan gempa, kontruksibangunan tahan banjir, skema pembangunan, selter tempat pengungsian, dsb Membentuk kelembagaan, seperti peran serta masyarakat dan meningkatkan kerjasama diantara individu-individu Membentuk organisasi, untuk memperkuat kapabilitas lokal Mengembangkan dan memperkenalkan ukuran-ukuran pencegahan dimasa mendatang (seperti pengelolaan DAS, konservasi sumberdaya alam, skema pencegahan banjir)

5. Peran pengelolaan resiko bencana dalam sektor kerjasamapembangunan

1 Kebutuhan pencegahan harus di-integrasikan kedalam sektor pembangunan, hal ini akan membantu pada peningkatan pengelolaan resiko bencana, terutama pada sektor-sektor yang terkait, termasuk desentralisasi dan atau pembangunan masyarakat, pembangunan desa, pencegahan lingkungan dan konservasi sumberdayaalam, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

Page 83: Geoteknik Word

7.7.2 Pendekatan Multi Sektoral 1. Meningkatkan kewaspadaaan

Dukungan keuangan untuk meningkatkan kewaspadaan, dinilai berdasarkan hubungan antara biaya yang diinvestasikan dengan keuntungan yang akan diperolehdalam pengeloalaan resiko bencana.

Page 84: Geoteknik Word
Page 85: Geoteknik Word

Meningkatkan kewaspadaan diantara penduduk/masyarakat yang bermukim di arealyang beresiko tinggi terkena bencana dan dikawasan yang rentan serta mendapat prioritas utama dalam memperoleh pelatihan untuk mengelola resiko bencana. Meng-implementasikan sistem peringatan dini Partisipasi antara masyarakat, pemerintah kota dan lembaga-lembaga lainnya dalam pengelolaan resiko bencana.

2. Penguatan kemampuan pengelolaan resiko bencana di tingkat daerah(lokal)

1 Efektifitas pengelolaan resiko bencana adalah memantapkan dan atau penguatan sistem di tingkat daerah/lokal yang berupa kegiatan seperti yang ada dalam daftar diatas dari keseluruhan sistem nasional, memobilisasi semua yang mungkin dilakukan oleh para relavan dibidang sosial dan politik, baik ditingkat lokal dan perkotaan serta bertanggungjawab atas apa yang dilakukan.

7.8 Pengurangan Resiko Bencana (Disaster Risk Reduction) Indonesia merupakan salah satu negara yang sering dilanda bencana. Lebih dari 4 tahunterakhir Indonesia mengalami serangkaian bencana alam yang menewaskan manusia danmempengaruhi perekonomian negeri ini. Bencana ini termasuk tsunami Aceh pada Desember 2004, GempaNias di Maret 2005, Gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah di Mei 2005 dan gempa sertatsunami di Jawa Barat pada bulan Juli 2006. Indonesia juga berpotensi tinggi terhadap gunungmeletus dengan 128 gunung api aktif (31 di antaranya dalam pemantauan) dari 600 gunungberapi di seluruh khatulistiwa. Bencana-bencana ini memberikan dampak besar terhadapperekonomian negara, kerusakan yang ditimbulkan oleh tsunami diperkirakan sebesar 4 jutaDolar AS dan gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar 3 juta Dolar AS. Bencana alammengancam pembangunan manusia di Indonesia dan mengakibatkan rusaknya pencapaiankesejahteraan nasional. Upaya untuk melindungi dan mempersiapkan masyarakat yang tinggal di daerah-daerah yangsering dilanda bencana, serta upaya untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah dalammenaggapi keadaan darurat, dapat membantu mengurangi resiko secara signifikan bila terjadibencana serta mendorong masyarakat untuk menerapkan budaya aman. Untuk meningkatkanketahanan nasional dan daerah dalam mengurangi resiko bencana dan membantu peralihandari budaya tanggap dan meminta bantuan menjadi budaya mengurangi resiko bencana yangkomprehensif dan terintegrasi dalam fungsi utama pemerintah di seluruh tingkat serta di sektorswasta dan Organisasi-organisasi Masyarakat Madani:

1 menyediakan saran kebijakan dan peningkatan kapasitas untuk mengurangi dan

mengelola resiko bencana ke dalam kerangka kebijakan, hukum, regulasi dan perencanaan; meningkatkan kapasitas dalam mempersiapkan diri menghadapi situasi darurat dansistem tanggap di tingkat nasional, provinsi dan daerah; dan membantu penanganan resiko bencana berdasarkan kemasyarakatan.

Page 86: Geoteknik Word

Untuk membantu meningkatkan peraturan yang terkait dengan upaya untuk mengurangi resikobencana di Indonesia, perlu penyediaan petunjuk strategis dan saran kebijakan untukperumusan RUU dan regulasi penanggulangan bencana. RUU ini telah disahkan pada tahun2007. Meningkatkan kapasitas pemerintah pusat maupun daerah untuk menyiapkan danmengelola bencana dan pemulihan selanjutnya adalah penting pada negara yang mudahterkena bencana dan pemerintahan terpusat seperti Indonesia. Kapasitas pengurangan resikobencana dan penanganan memerlukan pengetahuan, sistem, informasi, perangkat dansumberdaya yang diperlukan dalam merespon bencana.

Kapasitas yang efektif dalam menurunkan resiko bencana memerlukan pengurangan resiko bencana yang terintegrasi ke dalam perencnaan dan anggaran nasional di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten. Perumusan dan penyebaran Rencana Aksi Nasional untuk Pengurangan Resiko Bencana (DRR) dan rencana aksi DRR di tingkat regional. Perencanaan menjadi penting untuk meningkatkan

Page 87: Geoteknik Word
Page 88: Geoteknik Word

kapasitas Pemerintah dalam mengurangi dampak bencana, mengelola bahaya bencana dan menurunkan resiko bencana ke dalam pengembangan perencanaan dan anggaran. Untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah perlu adanya perencanaan Sistem Informasi Resiko Bencana yang membantu mengadakan informasi yang relevan sehubungan dengan pengurangan, pencegahan, dan penanggulangan bencana.

Page 89: Geoteknik Word

7.9 Rencana Tindak Mengurangi Resiko Bencana (Action Plan For Disaster Risk Reduction)

Usaha usaha untuk mengurangi resiko bencana di Indonesia telah diatur dan disusundalam suatu kerangka kerja yang implementasinya menfokuskan pada beberapa kegiatanyang menjadi kunci dalam menanggulangi resiko bencana. Beberapa prioritasdiantaranya harus diimplementasikan dalam rencana kegiatan operasionalnya. 7.9.1. Prioritas Inisiatif untuk mengurangi resiko bencana di Indonesia terutama diprioritaskan padakeberlanjutan dan partisipasi seluruh stakeholder. Perlu adanya komitmen yang kuat dalammemilih prioritas serta tindakan tindakan yang akan diambil menjadi ciri dalam usaha ini.Prioritas prioritas tersebut diperlukan sebagai dasar yang terintegrasi dalam implementasiprogram pengurangan resiko bencana yang berkelanjutan yang sejalan dengan usaha usahayang sudah dilaksanakan pada tingkat internasional.

Ada 5 prioritas kunci yang yang harus diperhatikan dalam mengurangi resiko bencana,yaitu :

1) Memastikan bahwa pengurangan resiko bencana merupakan prioritas nasional dan daerah, oleh karenanya diperlukan suatu kelembagaan yang kuat yang menjadi dasar dalam implementasinya.

2) Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan identifikasi, penilaian dan pengawasan resiko bencana dan peningkatan terhadap peringatan dini.

3) Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun suatu budaya yang aman dan fleksibel untuk semua tingkatan.

4) Mengurangi faktor faktor penyebab resiko bencana. 5) Meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana disetiap tingkat dan mampu

bertindak secara efektif. 7.9.2 Rencana Tindak (Action

Plan) Cermin dari perubahan paradigma pencegahan dimasa depan adalah sebagai bagiandalam memenuhi persyaratan dasar hak asasi manusia, pengurangan resiko bencanadiperlukan ciri-ciri sebagai berikut:

1 Mengakui bahwa hak azasi merupakan suatu kehormatan hidup dan kehidupan setiap manusia, oleh karenanya pemerintah bertanggungjawab dalam memberi perlindungan terhadap bencana, terutama menghindari dengan tanpa membuat resiko pada proses perbaikan. Mengurangi faktor-faktor resiko bencana dari praktek pembangunan yang tidak berkelanjutan adalah suatu hal yang lebih buruk dari dampak perubahan iklim. Agar supaya kepercayaan dapat diraih, maka resiko dan atau bencana yang berdampak pada masyarakat serta kepekaan pada gender, partisipasi, kesetaraan dan perspektif hukum harus ditingkatkan.

Page 90: Geoteknik Word

Berikut adalah aktivitas / kegiatan yang menjadi kunci dan harus ditingkatkan sebagaibagian dari implementasi Rencana Tindak Nasional dalam mengurangi resiko bencana:

1 Memastikan bahwa pengurangan resiko bencana harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah pusat maupun daerah yang diimplementasikan dalam suatu kelembagaan yang kuat untuk melakukan kegiatan sebagai berikut:

1) Kelembagaan Nasional dan Kerangka Hukum 1. Mendukung pembentukan dan penguatan mekanisme pengurangan resiko

bencana tingkat nasional secara terpadu. Mengurangi resiko secara terpadu melalui kebijakan pembangunan dan perencanaan, termasuk strategi mengurangi kemiskinan. Bila perlu mengadopsi atau memodifikasi undang-undang guna mendukung pengurangan resiko bencana, termasuk didalamnya mekanisme serta peraturan peraturan yang memperkuat dan memberi insentif kepada pihak pihak yang mensosialisasikan kegiatan mitigasi dan pengurangan resiko. Menyadarkan betapa pentingnya penanganan resiko bencana serta tanggungjawab masyarakat yang terdesentralisasi untuk mengurangi resiko bencana, terutama dalam hal kewenangan daerah atau propinsi.

2). Sumberdaya

1 Akses kepada sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dalam mengurangi resiko bencana dan kemampuan dalam pengembangan dan perencanaan serta membuat program program dalam menyatukan kondisi saat ini dan kebutuhan dimasa yang akan datang. Mempersiapkan dan menyediakan sumberdaya untuk pengembangan dan implementasi dari kebijakan pengelolaan resiko bencana, program-program, hukum dan peraturan yang berhubungan dengan pengurangan resiko bencana. Pemerintah berkewajiban memperlihatkan kemauan politik yang kuat yang dibutuhkan untuk mensosialisasikan dan memadukan pengurangan resiko bencana kedalam program program pembangunan.

3). Partisipasi Masyarakat

Secara sistimatik melibatkan peran masyarakat dalam pengurangan resiko bencana,termasuk dalam proses pengambilan keputusan untuk hal hal yang berkaitan denganpemetaan, perencanaan, implementasi, pengawasan, dan evaluasi melaluipembuatan jejaring, termasuk jejaring tenaga sukarela, manajemen sumberdayastrategis, dan dengan membuat aturan-aturan hukum serta menetapkantanggungjawab dan otoritas/kewenangan perwakilan.

2. Mengidentifikasi, akses, dan pengawasan resiko bencana danmeningkatkan peringatan dini, melalui kegiatan-kegiatan :

1). Penilaian Resiko pada skala Nasional dan Daerah

1 Membangun, memperbaharui, dan menyebarkan peta peta resiko bencana serta informasi informasi yang berhubungan dengan bencana kepada para pengambil keputusan dan masyarakat umum. Membangun sistem penciri/penunjuk resiko bencana dan kerentanan pada tingkat nasional dan propinsi yang memungkinkan pembuat keputusan dapat meng-akses dampak dari bencana. Mencatat, meng-analisa, menyimpulkan, dan menyebarkan informasi secara statistik terhadap kejadian kejadian bencana, dampaknya dan kerugiannya.

Page 91: Geoteknik Word

2). Peringatan Dini

Membangun sistem peringatan dini di tengah tengah masyarakat, terutama sistem yang dapat memberi peringatan tepat waktu dan dapat dimengerti makna masalah resikonya. Secara periodik mengulang kembali dan merawat sistem informasi sebagai bagian dari sistem peringatan dini.

Page 92: Geoteknik Word
Page 93: Geoteknik Word

Memantapkan kapasitas kelembagaan untuk memastikan bahwa sistem peringatan dini benar-benar terintegrasi dalam kebijakan pemerintah dan proses pengambilan keputusan. Memperkuat koordinasi dan kerjasama diantara semua sektor yang terkait dan aktor dalam rantai peringatan dini dalam rangka memperoleh efektifitas penuh dari sistem peringatan dini. Membangun dan memperkuat efektiifitas sistem peringatan dini di pulau pulau yang lebih kecil.

3). Kapasitas

1 Mendukung pengembangan dan keberlanjutan infrastruktur, ilmu pengetahuan dan teknologi, kapasitas kelembagaan serta teknis lainnya yang diperlukan untuk penelitian, pengamatan, analisa, pemetaan, prediksi alam dan bahaya yang terkait, kerentanan serta dampak bencana. Mendukung dalam pengembangan dan peningkatan basisdata yang relevan dan memperkenalkan pertukaran data secara terbuka dan penyebaran data untuk keperluan penilaian, pengawasan dan keperluan peringatan dini. Mendukung dalam peningkatan metoda metoda melalui ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan dalam penilaian resiko, pengawasan, dan peringatan dini melalui penelitian, kerjasama, pelatihan dan membangun kemampuan teknis. Memantapkan dan memperkuat kemampuan dalam menrekam, menganalisa, meringkas, menyebarkan, serta pertukaran data dan informasi.

4). Resiko Darurat Regional

1 Mengkompilasi dan membuat standarisasi data dan informasi pada resiko bencan regional, dampak dan kerugiannya. Kerjasama secara regional dan internasional untuk penilaian dan pengawasanregional dan bahaya lintas batas. Penelitian, analisa, dan pelaporan perubahan jangka panjang dan isu isu bersama yang mungkin meningkat kerentanannya dan resiko atau kapasitas otoritas dan masyarakat dalam menghadapi bencana.

3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan sebagai sarana untukmembangun suatu budaya aman dan nyaman pada setiap tingkatan, melaluikegiatan sebagai berikut:

1) Menyediakan informasi yang mudah dimengerti mengenai resiko bencana dan

pilihan pencegahan, khususnya kepada penduduk perkotaan yang berada di wilayah yang beresiko tinggi.

2) Peningkatan jejaring diantara sesama akhi kebencanaan, para manajer, dan perencana lintas sektoral dan antar wilayah, dan membangun atau meningkatkanprosedur pemanfatan tenaga akhli yang tersedia pada pembangunan perencanaan pengurangan resiko di daerah.

3) Mempromosikan dan meningkatkan dialog dan kerjasama diantara masyarakat ilmiah dan praktisi yang bekerja dibidang pengurangan resiko bencana.

4) Memperkuat dan mengimplementasikan penggunaan informasi terbaru, serta informasi dan teknologi untuk penanganan pengurangan resiko bencana.

5) Dalam jangka menengah, mengembangkan direktori, inventarisasi, dan sistem pertukaran informasi pada tingkat daerah, propinsi, nasional dan tingkat internasional. 6) Kelembagaan yang berorientasi kepada pembangunan perkotaan harus menyediakan informasi pada masyarakat mengenai pilihan pengurangan bencana terutama kepada para kontraktor bangunan, pembeli lahan atau penjualtanah. 7) Memperbaharui dan menyebarkan secara luas dengan menggunakan standar internasional yang berkaitan dengan pengurangan resiko bencana.

Page 94: Geoteknik Word
Page 95: Geoteknik Word
Page 96: Geoteknik Word

4.

Page 97: Geoteknik Word
Page 98: Geoteknik Word

Pendidikan dan pelatihan

Page 99: Geoteknik Word

1) Memperkenalkan pengetahuan tentang pengurangan resiko bencana dalam

kurikulum sekolah 2) Memperkenalkan implementasi dari penilaian resiko di tingkat daerah dan

program kewaspadaan terhadap bencana di sekolah sekolah dan lembaga pendidikan tinggi. 3) Memperkenalkan implementasi program dan kegiatan di sekolah untuk pembelajaran bagaimana meminimalkan suatu dampak bencana.

4) Mengembangkan pelatihan dan program pembelajaran dengan sasaran untuk mengurangi resiko bencana pada sektor tertentu (Perencana Pembangunan, Pegawai/staff Pemerintah Daerah, Manajer Pabrik, dsb)

5) Memperkenalkan inisiatif pelatihan berbasis masyarakat guna meningkatkan kapasitas daerah dalam mitigasi dan keluar dari bencana.

6) Memastikan kesetaraan akses untuk mendapat kesempatan mengikuti pelatihan dan pendidikan, baik untuk perempuan maupun dari kalangan yang rentan.

5. Penelitian

1) Pengembangan metoda metoda untuk memprediksi penilaian multi resiko dan analisa untung rugi berdasarkan sosial-ekonomi dari tindakan dalam pengurangan resiko. 2) Meningkatkan kemampuan, secara ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk mengembangakan dan menerapkan metodologi dan model untuk menilai kerentanan terhadap dan dampak geologi, cuaca, air, dan iklim yang berhubungandengan bahaya.

6. Kepedulian masyarakat

Memperkenalkan melalui media guna membangun budaya peduli terhadapbencana dan mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat langsung dalampencegahan terhadap bencana.

7. Mengurangi faktor faktor penyebab resiko, melaluikegiatan :

1). Pengelolaan Sumberdaya alam dan Lingkungan, meliputi: 1 Pengelolaan ekosistem dan pemanfaatan yang berkelanjutan, termasuk

melalui perencanaan tata guna lahan yang lebih baik dan aktivitas kegiatan untuk mengurangi resiko dan kerentanan. Mengimplementasikan pendekatan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan terpadu yang selaras dengan pengurangan resiko bencana Memperkenalkan pengurangan resiko secara terpadu yang berkaitan dengan variabilitas iklim yang ada dan perubahan iklim dimasa mendatang.

Page 100: Geoteknik Word

2). Pembangunan Ekonomi dan Sosial

Memperkenalkan pentingnya keamanan pangan Memadukan perencanaan pengurangan resiko bencana kedalam bidang kesehatan sebagai panduan keamanan rumah sakit dari dampak bencana. Pencegahan dan peningkatan fasilitas darurat milik masyarakat / publik (sekolahan, rumahsakit, pembangkit listrik, dll) sehingga aman terhadap dampak bencana. Meningkatkan implementasi mekanisme keselamatan masyarakat Mengintegrasikan pengurangan resiko bencana kedalam perbaikan pasca bencana dan proses rehabilitasi. Meminimilisasi resiko bencana dan kerentanan yang disebabkan oleh gerakan masa. Mempromosikan diserfikasi pilihan pendapatan untuk penduduk yang beradadi areal yang beresiko tinggi guna mengurangi kerentanan terhadap bahaya. Mempromosikan pengembangan resiko keuangan dengan cara mengasuransikan melalui asuransi bencana.

Mempromosikan pembentukan kerjasama swasta dan masyarakat untuk mendorong sektor swasta peduli terhadap kegiatan pengurangan resiko bencana.

Page 101: Geoteknik Word
Page 102: Geoteknik Word

Mengembangkan dan mempromosikan alternatif dan inovasi intrumen keuangan dalam mendorong pengurangan resiko bencana.

3). Perencanaan tata guna lahan dan peraturan teknis lainnya.

1 Mengintegrasikan penilaian resiko bencana kedalam perencanaan kota dan pengelolaan pemukiman manusia yang rentan bencana. Menjadikan resiko bencana kedalam prosedur perencanaan untuk proyek proyek kunci infrastruktur, termasuk pada kriteria desain, persetujuan dan implementasi dari proyek. Mengembangkan panduan dan alat pengawasan untuk mengurangi resiko bencana dalam kontek kebijakan tataguna lahan dan perencanaan. Mengintegrasikan penilaian resiko bencana kedalam perencanaan pembangunan kota. Menyarankan perlu adanya revisi kode bangunan baru atau yang ada, perlu adanya standarisasi, rehabilitasi, dan rekontruksi.

4). Meningkatkan kesiapan/kewaspadaan terhadap bencana disemua tingkatan,melalui kegiatan:

1 Penguatan kebijakan, kapasitas dan kelembagaan dan teknis dalam pengelolaan bencana, baik secara lokal, regional, dan nasional, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan teknologi, pelatihan, dan sumberdaya manusia dan sumberdaya material. Memberi dukungan diadakannya dialog, pertukaran informasi dan melakukan koordinasi diantara lembaga-lembaga yang berhubungan dengan peringatan dini, pengurangan resiko bencana, tanggap darurat, pembangunan dan hal-hallainnya yang relevan. Memperkuat dan apbila diperlukan membangun koordinasi dengan penndekatan regional dan membuat atau meningkatkan kebijakan regional, mekanisme operasional, perencanaan dan sistem komunikasi pada kejadian bencana yang melewati batas wilayah/propinsi. Mempersiapkan atau menilai ulang secara periodik tentang persiapan menghadapi bencana dan rencana darurat dan kebijakan pada semua tingkat. Mempromosikan pembangunan dana darurat untuk mendukung kesiapan, perbaikan dan reaksi terhadap bencana. Mengembangkan mekanisme khusus untuk menggugah partisipasi aktif dan pemilik/stakeholder.

7.10 Bencana Alam Di Indonesia Indonesia adalah negara yang rentan terhadap bencana alam, apakah itu bencana yangberasal dari peristiwa alamiah maupun bencana yang disebabkan oleh ulah manusia.Beberapa penyebab bencana erat kaitannya dengan kondisi geografi, geologi, iklim ataufaktor-faktor lainnya. 7.10.1 Faktor Faktor Penyebab Bencana Alam. Bencana alam dapat disebabkan oleh peristiwa alamiah ataupun akibat dari aktifitasmanusia. Berikut ini adalah interaksi antara faktor-faktor yang berperan pada terjadinyabencana:

1 Faktor alamiah, meliputi kondisi geografi, geologi, hidro-meteorologi, biologi, dan degradasi lingkungan. Komunitas yang padat, infrastruktur dan elemen-elemen dalam wilayah / kota yang berada di kawasan yang rawan bencana. Rendahnya kapasitas dari elemen-elemen masyarakat

Page 103: Geoteknik Word
Page 104: Geoteknik Word
Page 105: Geoteknik Word

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada pada pertemuan 4 lempeng tektonik, yaitu lempeng Asia, lempeng Australia, lempeng Samudra India, dan lempeng Samudra Pasifik. Di Indonesia bagian selatan dan timur terbentang rangkaian busur gunungapi, yang tersebar mulai dari Sumatra-Jawa-NusaTenggara-Sulawesi. Sebagian besar kepulauan Indonesia ditempati oleh jalur gunungapi dan dataran rendah sedangkan sisanya ditempati oleh daratan rawa. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai wilayah yang rawan dan berpotensi terkena bencana, seperti rawan terkena letusan gunungapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan longsor. Berdasarkan data bahwa Indonesia memiliki tingkat seismisitas yang sangat tinggi diantara negara-negara di dunia, dengan frekuensi rata-rata lebih dari 10 kali lipat dibandingkan dengan Amerika Serikat (Arnold, 1986).

Page 106: Geoteknik Word

Pergerakan lempeng bumi memicu terjadinya gempabumi yang apabila terjadi dibawah lautseringkali menghasilkan gelombang pasang. Kecenderungan yang tinggi terhadap pergerakanlempeng tektonik, Indonesia sudah sering terkena bencana tsunami. Hampir semua tsunami diIndonesia disebabkan oleh gempabumi tektonik yang terjadi disepanjang zona tumbukan (subduksi)dan di daerah daerah yang seismisitasnya aktif. Sejak tahun 1600 hingga tahun 2000 telah terjadi105 kali tsunami di Indonesia, 90% tsunami tersebut disebabkan oleh gempabumi tektonik, 9 %disebabkan oleh letusan gunungapi, dan 1 % oleh longsoran. Kawasan pantai /pesisir di Indonesiaumumnya rawan terhadap tsunami. Daerah daerah seperti pantai barat Sumatra, pantai selatanJawa, pantai utara dan selatan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku, pantai utara Papua dan sebagianbesar pesisir Sulawesi, serta laut Maluku merupakan daerah yang sangat rawan terkena tsunami.Antara tahun 1600 hingga tahun 2000, sudah terjadi 32 kali tsunami, dimana 28 kali disebabkan olehgempabumi dan 4 kali disebabkan oleh letusan gunungapi bawah laut.

Keberadaan Indonesia yang terletak di daerah yang beriklim tropis dan hanya mengenal 2 musim,yaitu musim kemarau dan penghujan serta perubahan cuaca, temperatur, arah angin yang cukupekstrim menyebabkan Indonesia sangat rentan terkena bencana geologi. Perpaduan antarakeadaan bentangalam dan jenis bebatuan yang ada dimana secara fisik dan kimiawi berbedamenjadikan kondisi tanah di Indonesia cukup subur disamping berpotensi dan rawan terkenabencana hidro-meteorologi, seperti banjir, longsor, kebakaran hutan dan kekeringan. Seiring denganmeningkatnya aktifitas manusia, kerusakan lingkungan juga semakin bertambah luas dan padaakhirnya dapat menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologi dengan frekuensi danintensitas yang semakin tinggi di beberapa wilayah di Indonesia. Sebagai contoh bencana banjir dantanah longsor yang terjadi di Jember, Banjarnegara, Manado, Trenggalek dan beberapa tempatlainnya pada tahun 2006.

Meskipun ada usaha usaha dalam meminimalkan terjadinya degradasi lingkungan, prosespembangunan di indonesia juga telah mengakibatkan rusaknya ekologi dan lingkungan hidup.Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia sejauh ini hanya terfokus pada eksploitasisumberdaya alam (terutama dalam skala besar) untuk kelangsungan hidup manusia Indonesia.Sumberdaya hutan Indonesia menurun dari tahun ke tahun, sedangkan penambangansumberdaya mineral telah menyebabkan rusaknya ekosistem dan struktur tanah sertameningkatkan resiko terkena bencana. 7.10.2 Jenis Bencana Alam Yang Sering Terjadi Di Indonesia Berdasarkan catatan BAKORNAS, bencana yang melanda Indonesia dari tahun ke tahunmenunjukan peningkatan yang cukup signifikan. Selama periode 2003 – 2005 telah terjadi1.429 bencana, baik yang disebabkan oleh bencana geologi maupun bencana yangberasal dari bencana hidro-meteorologi. Berdasarkan jenis bencananya, bencana banjir menempati urutan pertama, yaitu sebesar 34,1 % diikuti oleh bencana tanah longsor sebesar 16 %, sedangkan bencana geologi (gempabumi, tsunami dan letusan gunungapi) menempati 6,4 %. Meskipun bencana geologi hanya menempati urutan ketiga dari seluruh bencana yang terjadi pada periode tersebut, namun tingkat kerusakan dan besarnya kerugian yang disebabkan oleh bencana geologi tersebut sangat tinggi. Berdasarkan catatan, tingkat kerusakan dan kerugian yang terjadi oleh kombinasi antara bencana gempabumi dan tsunami di Nangroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara pada 26 Desember 2004 serta gempabumi

Page 107: Geoteknik Word
Page 108: Geoteknik Word

di Nias, Sumatra Utara pada tanggal 28 Maret 2005 merupakan bencana yang paling dahsyat sepanjang sejarah Indonesia.

Page 109: Geoteknik Word

1. Gempabumi dan Tsunami Gempabumi relatif sering terjadi di Indonesia dan umumnya disebabkan oleh pergerakan lempenglempeng tektonik dan letusan gunungapi. Pergerakan lempeng tektonik yang terjadi disepanjangpantai barat pulau Sumatra merupakan tempat pertemuan lempeng Asia dan lempeng SamudraIndia sedangkan di pantai selatan pulau Jawa dan kepulauan Nusa Tenggara merupakan tempatpertemuan lempeng Australia dan lempeng Asia. Sulawesi dan Maluku sebagai tempat pertemuanlempeng Asia dan lempeng Samudra Pasifik. Pusat pertemuan antar lempeng tersebut menjadikanIndonesia sebagai daerah yang sering dilanda gempabumi dengan ribuan episenter yang tersebardisepanjang pertemuan lempeng. Gempabumi bawah laut merupakan pemicu terjadinya tsunami,terutama gempabumi yang terjadi di bawah laut yang diikuti oleh deformasi lantai samudra, sepertiyang terjadi di pantai barat Sumatra dan pantai utara Papua. Letusan Gunungapi juga dapatmenimbulkan tsunami seperti yang terjadi pada Gunung Krakatau di Selat Sunda pada tahun 1883.

Bencana gempabumi dan tsunami umumnya berdampak pada hilanganya harta benda dan korbanjiwa dan untuk merehabilitasi dan rekontruksinya dibutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu yangdiperlukan untuk membangun kembali infrastruktur dan bangunan yang rusak akibat bencana tidakdapat secara langsung dilakukan namun memerlukan waktu hingga bertahun tahun. Dalam sejarahmodern kehidupan manusia, bencana tsunami sangat merusak dan berdampak sangat luas sertamemakan korban jiwa dan harta benda adalah tsunami yang terjadi pada tanggal 26 desember 2004di samudra India sebagai akibat dari gempabumi berskala 8.9 Richter yang berpusat di dekat pulauSimeulue, provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Tsunami ini telah merusak kota Banda Aceh, PantaiBarat Aceh dan Nias. Bencana juga menghantam negara-negara disepanjang Samudra Indiatermasuk Thailand, Malaysia, Andaman dan Nicobar, Sri Langka hingga ke pantai timur Afrika.Berdasarkan catatan lebih dari 165.862 jiwa manusia menjadi korban dalam peristiwa ini dan 37.066orang dinyatakan hilang. Total kerugian ekonomi diperkirakan mencapai 41 triliun rupiah diluar darikerugian yang diakibatkan oleh terganggunya kegiatan ekonomi dan produksi.

Hanya 3 bulan setelah gempabumi Aceh terjadi lagi gempabumi yang sangat kuat yangmenghantam pulau Nias pada tanggal 28 Maret 2005. Pusat gempabumi ini berada didasar lautdisekitar kepulauan Nias dengan magnitud 8,2 skala Richter. Meskipun tidak memicu terjadinyatsunami, gempa Nias menyebabkan kerusakan yang cukup luas, terutama di kepulauan Nias danNias Selatan yang berada di propinsi Sumatra Utara serta wilayah Simeulue di Aceh. Jumlah korbanjiwa yang tercatat sebanyak 915 jiwa dengan tingkat kerusakan yang cukup berat di seluruhkepulauan Nias. Pada tanggal 27 Mei 2006 terjadi lagi gempabumi dengan magnitude 5,9 skalaRichter yang berpusat di selatan Yogyakarta, tepatnya kabupaten Bantul, Daerah IstimewaYogyakarta. Gempabumi ini telah menelan korban sebanyak 5.749 jiwa, 38.568 luka-luka danratusan ribu orang kehilangan tempat tinggalnya. Total kerugian ekonomi diperkirakan mencapai29,2 triliun rupiah.

2. Letusan Gunungapi Di Indonesia terdapat 129 gunungapi aktif dan 500 gunungapi tidak aktif. Dari 129 gunungapiaktif atau 13 persen dari jumlah gunungapi aktif di dunia ada di Indonesia dan 70 perseneruptif dan 15 dalam kondisi kritis. Persebaran gunungapi di Indonesia membentuk satu jaluryang berupa garis mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sebelum membelok kearah utara, kearah laut Banda dan Sulawesi bagian utara. Panjang jalur gunungapi kurang lebih7000 kilometer yang terdiri dari gunungapi dengan karakteristik campuran. Saat ini lebih dari10 persen penduduk Indonesia mendiami wilayah wilayah yang rentan terhadap letusangunungapi. Selama lebih dari 100 tahun, sudah 175.000 jiwa telah menjadi korban dari letusangunungapi. Indonesia yang berada pada zona beriklim tropis dengan musim kemarau dan penghujan telah berpengalaman menghadapi ancaman bencana longsoran dari material piroklastik yang berasal dari hasil erupsi gunungapi, seperti aliran lahar atau perpindahan material gunungapi (piroklastik) yang

Page 110: Geoteknik Word
Page 111: Geoteknik Word

berbahaya. Gunung Merapi adalah salah satu gunungapi sangat aktif di dunia. Gunungapi ini menunjukkan erupsi menghasilkan awan panas piroklastik dan longsoran kubah lava. Luncuran kubah lava yang terjadi secara berulang-ulang sepanjang periode erupsi dan dapat memakan waktu hingga berbulan bulan. Sebagai gambaran, dari 13 Mei hingga 21 Juni 2006, gunung Merapi ditetapkan dalam kondisi Siaga namun demikian tidak menunjukkan tanda tanda penurunan aktivitasnya. Semburan material piroklastik mencapai ratusan kali dengan radius hingga mencapai 6 kilometer yang membahayakan pemukiman penduduk, terutama di wilayah kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Klaten, dan Magelang di wilayah Jawa Tengah. Lebih dari 17.212 jiwa telah diungsikan sementara dan 2 orang meninggal dikarenakan terperangkap di lubang perlindungan yang berada di Kaliadem, Cangkringan, Sleman. (Data Bakornas pada 15 Juni2006).

Page 112: Geoteknik Word

3. Banjir Banjir merupakan kejadian yang selalu berulang setiap tahunnya di Indonesia, tercatat bahwakebanyakan terjadi pada musim penghujan. Berdasarkan sudut pandang morfologi, banjir terjadi dinegara negara yang mempunyai bentuk bentangalam yang sangat bervariasi dengan sungai nyayang banyak. Banjir di Indonesia umumnya terjadi di Indonesia bagian barat, karena tingkat curahhujan yang sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah Indonesia bagian timur. Pertumbuhanpenduduk di Indonesia dan kebutuhan ruang sebagai tempat untuk mengakomodasi kehidupanmanusia dan mendukung aktivitasnya secara tidak langsung telah berperan terjadinya banjir.Penebangan hutan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ruang telah meningkatkansedimentasi di sungai-sungai, tidak terkendalinya air permukaan dan tanah menjadi jenuh air. Hal iniyang memungkinkan air permukaan menjangkau kawasan yang lebih luas yang pada akhirnyamenjadi penyebab banjir bandang seperti yang terjadi pada tahun 2003 di wilayah Bahorok danLangkat, Sumatra Utara dan di wilayah Ayah, Jawa Tengah.

Dalam tahun 2006 bencana banjir yang melanda beberapa wilayah, termasuk bencana banjirbandang dan tanah longsor. Di Jember, Jawa Timur akibat banjir bandang dan tanah longsortelah menelan korban sebanyak 92 orang meninggal dan 8.861 hanyut, sedangkan diTrenggalek 18 orang meninggal. Banjir bandang yang disertai dengan tanah longsor terjadijuga di Manado, Sulawesi Utara yang memakan korban sebanyak 27 jiwa dan 30.000 hanyut.Bencana yang sama terjadi juga di Sulawesi Selatan pada bulan Juni 2006. Lebih dari 200 orangmeninggal dunia dan puluhan lainnya hilang (Data Provinsi dari BAKORNAS, 23 Juni 2006).

4. Tanah Longsor Di Indonesia peristiwa tanah longsor sering kali terjadi, terutama di tempat tempat yangberlereng terjal. Peristiwa tanah longsor umumnya dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi.Berdasarkan data, daerah daerah yang diduga rentan terhadap tanah longsor adalah kawasanpegunungan Bukit Barisan di Sumatra, kawasan pegunungan di Jawa, Sulawesi, dan NusaTenggara. Tanah longsor yang yang sangat fatal juga terjadi di lokasi pemboran dan penggalianyang terjadi di daerah pertambangan. Tanah longsor juga terjadi setiap tahun, terutama ditempat tempat yang lahannya tidak stabil seperti di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Hampir semua lahan di daerah tropis merupakan daerah yang rentan terhadap tanah longsor karenatingkat pelapukan yang tinggi yang menyebabkan komposisi tanah didominasi oleh lapisan materiallepas. Di Indonesia, kestabilan lahan sangat besar peranannya sebagai zonasi penyanggakerusakan. Penebangan hutan yang sangat ektensif di zona penyangga telah meningkatkan potensiterjadinya tanah longsor. Sebagai contoh di Jawa Barat tercatat pada tahun 1990, sebanyak 791.519Ha areal hutan telah mengalami penurunan menjadi 323.802 Ha pada tahun 2002. Hal inimemungkinkan bahwa potensi tanah longsor diperkirakan terjadi di daerah ini. Tanah longsor yangterjadi di Banjarnegara, Jawa Tengah pada awal 2006 telah merenggut 76 jiwa, dan 44 jiwadilaporkan hilang karena tertimbun longsoran tanah. Kerugian lainnya termasuk kerusakan yangcukup parah pada 104 rumah penduduk dan rusaknya tanaman padi.

Page 113: Geoteknik Word
Page 114: Geoteknik Word

5. Kekeringan

Page 115: Geoteknik Word

Apabila peristiwa banjir dan tanah longsor terjadi pada musim penghujan, maka kekeringanpada umumnya terjadi dimusim kemarau. Bencana kekeringan sudah menjadi permasalahanyang serius ketika berdampak pada produksi tanaman pangan di suatu daerah, seperti yangterjadi di Bojonegoro dengan 1000 ha sawah mengalami gagal panen ketika sistem irigasi tidakberfungsi karena musim kemarau. Kasus yang sama juga terjadi di pantai Jawa bagian Utara,ketika kekeringan melanda 12.985 ha. penghasil tanaman pangan di wilayah tersebut.

Saat ini bencana kekeringan juga berdampak pada pasokan energi listrik, hal ini disebabkanoleh turunnya produksi listrik yang berasal dari PLTA. Perununan pasokan energi listrik yangberasal dari PLTA akan mengganggu sistem jaringan interkoneksi kelistrikan di wilayah Jawa danBali. Kekeringan yang melanda Indonesia, terutama terjadi pada musim kemarau yangberkepanjangan, khususnya di Indonesia bagian timur seperti NTB, NTT dan beberapa daerah diSulawesi, Kalimantan dan Papua. Kekeringan juga dapat memicu penyebaran penyakit penyakittropis seperti malaria dan demam berdarah.

Page 116: Geoteknik Word
Page 117: Geoteknik Word
Page 118: Geoteknik Word
Page 119: Geoteknik Word

1. RINGKASAN Longsoran Tanah atau gerakan tanah adalah proses perpindahan masa batuan / tanahakibat gaya berat (gravitasi). Faktor yang bersifat pasif pada longsoran tanah adalah: Litologi: material yang tidakterkonsolidasi atau rentan dan mudah meluncur karena basah akibat masuknya air ke dalam tanah. Susunan Batuan(stratigrafi): perlapisan batuan dan perselingan batuan antara batuan lunak dan batuan keras atau perselingan antara batuanyang permeable dan batuan impermeabel. Struktur geologi: jarak antara rekahan/joint pada batuan, patahan, zona hancuran,bidang foliasi, dan kemiringan lapisan batuan yang besar. Topografi: lereng yang terjal atau vertikal. Iklim: perubahantemperatur tahunan yang ekstrim dengan frekuensi hujan yang intensif. Material organik: lebat atau jarangnya vegetasi.Faktor yang bersifat aktif pada longsoran tanah adalah: Gangguan yang terjadi secara alamiah ataupun buatan.Kemiringan lereng yang menjadi terjal karena aliran air. Pengisian air ke dalam tanah yang melebihi kapasitasnya, sehinggatanah menjadi jenuh air. Getaran-getaran tanah yang diakibatkan oleh seismisitas atau kendaran berat. Berdasarkantipenya, longsoran tanah dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu: Longsoran tanah tipe aliran lambat (sflowage ) terdiri dari: Rayapan (Creep); Rayapan tanah (Soil creep); Rayapan talus (Talus creep) ; Rayapan batuan (Rockcreep); Rayapan batuan glacier (Rock-glacier creep); Solifluction/Liquefaction. Longsoran tanah tipe aliran cepat (rapidflowage) terdiri dari : Aliran lumpur (Mudflow) : Aliran masa tanah dan batuan (Earthflow); Aliran campuran masa tanah danbatuan (Debris avalanche). Longsoran tanah tipe luncuran (landslides) terdiridari : Nendatan (Slump); Luncuran daricampuran masa tanah dan batuan (Debris slide) ; Gerakan jatuh bebas dari campuran masa tanah dan batuan (Debris fall) ;Luncuran masa batuan (Rock slide); Gerakan jatuh bebas masa batuan (Rock fall) ; Amblesan (Subsidence). Gunungapi adalah bahaya yang ditimbulkan oleh letusan/kegiatan gunungapi, berupa benda padat, cair dan gas sertacampuran diantaranya yang mengancam atau cenderung merusak dan menimbulkan korban jiwa serta kerugian harta bendadalam tatanan (lingkungan) kehidupan manusia. Dampak Negatif Letusan Gunungapi : Bahaya langsung, terjadi padasaat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas beracun). Bahaya tidak langsung, terjadisetelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan pertanian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaranudara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemi gondok, kecebolan dsb. Dampak Positif Letusan GunungapiBahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga,patung, dan lain lain. Mineral : belerang,gipsum,zeolit dan juga mas (epitermal gold). Energi panas bumi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis Mataair panas :pengobatan/terapi kesehatan. Daerah wisata: keindahan alam Lahan yang subur: pertanian dan perkebunan air: air minum, pertanian/peternakan, dll. Gempabumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dariterlepasnya energi yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami deformasi. Gempabumi dapat didefinisikansebagai rambatan gelombang pada masa batuan / tanah yang berasal dari hasil pelepasan energi kinetik yang berasal daridalam bumi. Dampak Gempabumi : Rekahan tanah (ground rupture), getaran tanah (ground shaking), gerakan tanah(mass-movement), kebakaran (fire), perubahan aliran air (drainage changes), gelombang pasang/tsunami. Gelombang gempayang merambat pada masa batuan, tanah, ataupun air dapat menyebabkan bangunan gedung dan jaringan jalan, air minum,telepon, listrik, dan gas menjadi rusak. Tingkat kerusakan sangat ditentukan oleh besarnya magnitute dan intensitas sertawaktu dan lokasi epicenter gempa. Bencana buatan adalah bencana yang ditimbulkan oleh perbuatan dan aktivitasmanusia itu sendiri. Pengelolaan resiko bencana adalah suatu upaya yang ditujukan untuk meminimalkan resiko yangmungkin terjadi serta melakukan upaya-upaya pencegahan (mitigasi) di wilayah yang rentan terkena bencana. Pengelolaanresiko bencana merupakan istilah yang umum dipakai dalam penilaian resiko, pencegahan bencana, mitigasi bencana, danpersiapan menghadapi bencana. Bahaya (Hazard) adalah suatu ancaman yang berasal dari peristiwa alam yang bersifatekstrim yang dapat berakibat buruk atau keadaan yang tidak menyenangkan. Tingkat ancaman ditentukan oleh probabilitasdari lamanya waktu kejadian (periode waktu), tempat (lokasi), dan sifatnya saat peristiwa itu terjadi. Bahaya alam (Naturalhazard) adalah probabilitas potensi kerusakan yang mungkin terjadi dari fenomena alam di suatu area / wilayah. (Disaster) merupakan fungsi dari kondisi yang tidak normal yang terjadi pada masyarakat dan mempunyai kecenderungankehilangan kehidupannya, harta benda dan lingkungan sumberdayanya, serta kondisi dimana masyarakat tidak mempunyaikemampuan untuk keluar dari dampak / akibat yang ditimbulkannya. Kerentanan/kerawanan (Vulnerability)diartikan sebagai ketidakmampuan menangkal /menahan dampak dari kejadian/peristiwa alam yang berasal dari luar ataukecenderungan dari sekumpulan masyarakat terkena atau mengalami kerusakan, masalah dan sebab akibat sebagai hasil darisuatu bahaya. Resiko Bencana (Disaster Risk) adalah tingkat kerusakan dan kerugian yang sudah diperhitungkan darisuatu kejadian atau peristiwa alam. Resiko Bencana ditentukan atas dasar perkalian antara faktor bahaya dan faktorkerentanannya. Yang termasuk bahaya disini adalah probabilitas dan besaran yang dapat diantisipasi pada peristiwa alam;sedangkan kerentanan/kerawanan dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan geografis. Berikut ini adalahrumusan yang dipakai secara luas untuk menghitung resiko bencana yang merupakan perkalian 2 faktor, yaitu : (Risk) = Bahaya (Hazard) x Kerentanan (Vulnerability) Pengelolaan resiko bencana (Disaster riskmanagement) secara teknis terdiri dari tindakan (program, proyek dan atau prosedur) serta pengadaan peralatan yangdipersiapkan untuk menghadapi dampak atau akibat dari suatu bencana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yaituuntuk mengurangi resiko bencana yang ditimbulkannya. Secara operasional, pengelolaan resiko bencana adalah kegiatanyang terdiri dari penilaian resiko, pencegahan bencana, mitigasi dan waspada bencana. Penilaian Resiko atau AnalisaResiko adalah survei yang dilakukan terhadap bahaya yang baru terjadi yang disebabkan oleh suatu peristiwa alam yangekstrim seperti yang terjadi juga pada kerentanan lokal dari populasi yang didasari atas kehidupan untuk memastikan resikotertentu di wilayah. Berdasarkan informasi ini resiko bencana dapat dikurangi. Kapasitas adalah kebijakan dan sistemkelembagaan yang dimiliki oleh pemerintah pusat maupun daerah dalam upaya mengurangi potensi kerusakan akibatbencana serta mengurangi kerentanan terhadap bencana. Faktor Faktor Penyebab Bencana Alam : Berikut ini adalahinteraksi antara faktor-faktor yang berperan pada terjadinya bencana: Faktor alamiah, meliputi kondisi geografi, geologi,hidro-meteorologi, biologi, dan degradasi lingkungan. Komunitas yang padat, infrastruktur dan elemen-elemen dalam wilayah/ kota yang berada di kawasan yang rawan bencana. Rendahnya kapasitas dari elemen-elemen masyarakat Bencana alam

yang sering melanda Indonesia : Gempabumi dan tsunami Letusan gunungapi Banjir Tanah longsor Kekeringan

1 PERTANYAAN ULANGAN Sebutkan berbagai tipe/jenis dari longsoran tanah ? Sebutkan faktor-faktoryang mempengaruhi longsoran tanah ? Sebutkan jenis-jenis bahaya letusan gunungapi ? Apa manfaat dari keberadaangunungapi ? Sebutkan dampak dari bahaya gempabumi ? Jelaskan mengapa aktivitas manusia juga dapat berdampak padabahaya ? Jelaskan apa yang dimaksud dengan Pengelolaan Resiko Bencana ? Jelaskan apa bedanya “hazard” dengan“disaster” ? Apa yang dimasud dengan Resiko Bencana ? Jelaskan mengapa di Indonesia sering dilanda bencanaGempabumi, Banjir, Letusan Gunungapi, Longsoran Tanah, dan Kekeringan ?

Page 120: Geoteknik Word
Page 121: Geoteknik Word
Page 122: Geoteknik Word