Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

73
1 GEOSOSPOL, STRATAK DAN SISTEM KADERISASI PMII Oleh: Nur Sayyid Santoso Kristeva Aktivis PMII Daerah Istimewa Jogjakarta Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta Pernah Menjabat Sekjend DEMA UIN Sunan Kalijaga Sedang studi di Pascasarjana S2 Sosiologi Fisipol UGM Disampaikan pada Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus PMII Komisariat Joko Sangkrib STAINU Kebumen, tanggal 2-3 Mei 2009.

description

Beberapa Materi Pelatihan Kader Dasar (PKD) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Transcript of Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

Page 1: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

1

GEOSOSPOL, STRATAK DAN SISTEM KADERISASI PMII

Oleh: Nur Sayyid Santoso KristevaAktivis PMII Daerah Istimewa Jogjakarta Alumnus UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta

Pernah Menjabat Sekjend DEMA UIN Sunan Kalijaga Sedang studi di Pascasarjana S2 Sosiologi Fisipol UGM

Disampaikan pada Up-Grading dan Rapat Kerja Pengurus PMII Komisariat Joko Sangkrib STAINU Kebumen, tanggal 2-3 Mei 2009.

Page 2: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

2

Globalisasi & Sejarah Ekonomi Internasional

Globalisasi ekonomi dunia yang terintegrasi dan saling tergantung,Faktor-faktor pendorong globalisasi

Page 3: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

3

• Globalisasi ditandai dengan ketersinggungan antara negara, pasar atau sistem ekonomi global dan masyarakat sipil.

• Persoalan pendidikan Indonesia tidak hanya masalah penataan kurikulum, profesionalitas guru, out-put lembaga pendidikan, paradigma pendidikan, dan persoalan internal penyelenggaraan lembaga pendidikan lainnya.

• Ada faktor eksternal yang juga sangat berpengaruh pada pendidikan Indonesia yaitu persoalan rakyat miskin sehingga tidak mampu sekolah, disorientasi kebijakan pemerintah, pendidikan market oriented, relasi kekuasaan negara, dan pusaran arus globalisasi.

Prawacana

Page 4: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

4

Globalisasi dan Sejarah Ekonomi Internasional

Globalisasi kegiatan ekonomi dan persoalan pengelolaannya sering dianggap baru muncul setelah Perang Dunia II, khususnya pada tahun 1960-an.

Masa sesudah tahun 1960-an adalah masa munculnya perusahaan multinasional (MNC) dan berkembangnya perdagangan internasional.

Kemudian, setelah sistem nilai tukar setengah-tetap Bretton Woods ditinggalkan pada tahun 1971-1973, investasi dalam bentuk surat-surat berharga internasional dan pemberian kredit oleh bank mulai berkembang dengan cepat.

Seiring dengan meluasnya pasar modal ke seluruh dunia, yang menambah rumit hubungan ekonomi internasional dan membuka jalan bagi globalisasi ekonomi dunia yang terintegrasi dan saling tergantung.

Page 5: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

5

James Petras mengatakan bahwa globalisasi telah dimulai pada abad 15, yaitu sejak mulai berkembangnya kapitalisme yang ditandai dengan ekspansi, penaklukan dan penghisapan Negara-negara di Asia, Afrika, Amerika Latin dan bahkan Amerika Utara dan Australia oleh kekaisaran global pada waktu itu, Spanyol dan Portugis. Karena itulah globalisasi selalu diasosiasikan dengan imperialisme, yaitu hubungan global yang didasarkan pada akumulasi untuk Eropa, penghisapan dunia ketiga untuk akumulasi dunia pertama.

Menurut Pieterse, globalisasi dimulai sejak 1950-an. Menurut Marx dimulai 1500-an dengan tema kapitalisme modern. Wallerstein mencatat mulai 1500-an dengan tema sistem dunia baru. Robertson menilai globalisasi mulai 1870-1920-an dengan tema multidimensional, Giddens tahun 1800-an dengan tema modernitas, dan Tomilson tahun 1960-an dengan tema planetarisasi budaya. Sementara Scholte, menyatakan bahwa globalisasi berlangsung sejak tahun 1960-an

Page 6: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

6

Pada abad ke-14, para pedagang petualang memperdagangkan wol dan tekstil yang dihasilkan Inggris ke Belanda, Belgia, Luxemburg, dan Negara-negara lain. Selain itu, di Italia, perusahaan-perusahaan dagang dan bank-bank memainkan peran penting dalam kegiatan perdagangan ke seluruh dunia pada masa-masa awal Renaissance.

Pada akhir abad ke-14, di Italia, ada sekitar 150 bank yang sudah melakukan kegiatan di berbagai Negara (Duning, 1993, hlm. 97-98).

Dalam abad ke-17 dan ke-18 dukungan oleh Negara meluas dengan berdirinya perusahaan-perusahaan dagang besar kolonial, seperti Dutch East India Company, British East India Company, Muscovy Company, Royal Africa Company dan Hudson Bay Company.

Semua perusahaan ini mempelopori perdagangan berskala besar di wilayah yang kelak menjadi wilayah jajahan yang penting.

Page 7: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

7

Baru pada tahun 1960-an muncul, bersamaan dengan munculnya istilah MNC (multinational corporation). Meski tidak ada klasifikasi data yang konsisten, pada umumnya disepakati, MNC sudah ada dalam ekonomi dunia setelah pertengahan abad ke-19 dan berdiri kokoh tidak lama sebelum Perang Dunia I.

Kegiatan bisnis internasional tumbuh pesat pada tahun 1920-an ketika perusahaan multinasional yang benar-benar terdiversifikasi dan terintegrasi kokoh, tetapi kemudian menurun selama masa depresi tahun 1930-an, hancur lebur karena perang pada tahun 1940-an, dan bangkit kembali setelah tahun 1950.

Page 8: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

8

Perwujudan dari kerakusan sistem kapitalisme-kolonialisme dalam akumulasi modal melalui peperangan, akibatnya adalah Negara-negara terjajah bangkit rasa nasionalismenya melawan penjajah dan melahirkan Negara-negara merdeka, yang lazim disebut Negara Sedang Berkembang (NSB).

Kapitalisme sebagai suatu sistem dunia bermula pada akhir abad 15 dan awal abad 16 ketika orang-orang Eropa yang menguasai pengetahuan pelayaran jarak jauh, menghambur keluar dari sudut kecil dunia mereka dan mengarungi tujuh lautan, untuk melanklukan, merampas dan berniaga.

Pada awal abad ke-16 di Inggris terjadi revolusi industri yang memacu laju perkembangan kapitalisme awal.

Proses ini didorong lagi oleh munculnya revolusi Prancis pada tahun 1789, yaitu revolusi yang mengakhiri hegemoni kaum feodal di Eropa Barat dan mendorong matangnya kekuasan kaum borjuis.

Page 9: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

9

Di Eropa Barat terjadi over-produksi akibat maraknya industrialisasi, maka yang kemudian harus dilakukan oleh Negara-negara Eropa adalah ekspansi ke daerah-daerah terbelakang seperti Asia, Afrika, Pasifik dan Amerika.

Perang Dunia Pertama pada tahun 1918-1939 dan kemudian Perang Dunia Kedua pada tahun 1940-1945 adalah sejarah nyata di mana kapitalisme Vs kapitalisme berperang untuk menanamkan pengaruhnya terhadap wilayah-wilayah jajahannya.

Jadi perang yang dilakukan antara Blok Sekutu dan Blok Fasis adalah perang antara dua kapitalis yang ingin melebarkan sayap eksploitasinya terhadap Negara-negara dunia ketiga.

Page 10: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

10

Gambar 1. Dimensi Institusional Modernitas, Giddens, 2005: 78

Kekuatan Militer(Kontrol atas Sarana

Kekerasandalam KonteksIndustrialisasi Perang)

Kapitalisme(Akumulasi Kapital dalamKonteks Kerja dan PasarProduk yang kompetitif

Pengawasan (Kontrol Informasi dan

Supervisi Sosial)

Industrialisme(Transformasi Alam:

Perkembangan “Lingkunganyang Diciptakan)

Page 11: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

11

Globalisasi Ekonomi telah memperluas jangkauan dalam tiga komodifikasi dalam tiga wilayah.

Pertama, konsumerisme yang terhubungkan dengan produk-produk global yang diperluas oleh kapitalisme industri.

Kedua, pertumbuhan lembaga-lembaga yang beroperasi dalam lingkup global (supra territorial) seperti global banking dan global securities sehingga memperluas jangkauan modal uang.

Ketiga, globalisasi telah mendorong perluasan komodifikasi dalam wilayah baru yang melibatkan informasi dan komunikasi sebagai akibatnya, item-item software komputer dan telepon panggil telah menjadi objek akumulasi.

Page 12: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

12

Faktor Pendorong Globalisasi

Kekuatan Kaum Kapitalis

Internasional

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

dan Tekhnologi

Dukungan Pemerintah

Negara-negara Sedang Berkembang

Gambar 2. Faktor Pendorong Globalisasi

Page 13: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

13

Kekuatan Kaum Kapitalis Internasional

Menurut logika neo-liberal, ekonomi Negara akan berkembang bila ada kebebasan pasar.

Liberalisasi ini juga berarti penghapusan beban-beban yang harus ditanggung oleh swasta.

Liberalisasi berarti kebebasan yang seluas-luasnya bagi kapitalis untuk mengeruk keuntungan.

Aspek-aspek terpenting yang tercakup dalam proses globalisasi ekonomi adalah: runtuhnya hambatan-hambatan ekonomi nasional, meluasnya aktivitas-aktivitas produksi, keuangan dan perdagangan secara internasional serta semakin berkembangnya kekuasaan perusahaan-perusahaan transnasional dan institusi-institusi Moneter Internasional.

Page 14: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

14

Keprihatinan-keprihatinan terhadap kemungkinan krisis moneter global diperkuat oleh krisis keuangan di Asia Timur, yang dimulai pada paruh kedua tahun 1997 dan menjalar hingga Rusia, Brasil dan Negara-negara lain, menyebabkan kekacauan moneter dan resesi ekonomi terburuk dalam periode pasca Perang Dunia II.

Liberalisasi perdagangan juga meningkat secara gradual, namun tidak seperti yang terjadi pada liberalisasi moneter. Peran perdagangan yang meningkat dibarengi dengan pengurangan tarif secara umum, baik di Negara-negara maju maupun di NSB (Negara sedang berkembang), sebagian sebagai akibat dari kebijakan-kebijakan otonom dan sebagian lagi sebagai akibat dari babak-babak putaran perdagangan multilateral di bawah GTT (General Agreement on Tariff and Trade).

Namun demikian, tarif-tarif yang tinggi tetap masih muncul di Negara-negara maju, dalam sektor-sektor seperti pertanian, tekstil dan produk-produk manufaktur tertentu, yang merupakan sektor dimana (NSB) memiliki keunggulan komparatif. Lebih jauh lagi, terdapat peningkatan penggunaan hambatan non tarif yang mempengaruhi akses dari NSB ke pasar Negara-negara maju.

Page 15: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

15

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Pada permulaan abad 21 ini, trend global semakin variatif. Barang, uang, manusia, tekhnologi, dan informasi dalam era globalisasi telah menyebar secara luas melewati batas Negara (nation state cross border), yang berimplikasi terhadap semakin saling terhubungnya setiap dinamika perubahan global saat ini, dan mengikat semakin kuat membentuk suatu komunitas tunggal yang terintegrasi dan dalam hal ekonomi telah menjadi semacam pasar tunggal. Hal ini telah menjadikan dunia sebuah global village.

Kehadiran tekhnologi komputer yang merupakan terobosan baru sebagai infrastruktur global, bahkan sampai saat ini komputer telah menyandang sebagai simbol kedua dari globalisasi. Tidak ada satu arenapun (ekonomi, politik, sosial dan budaya) di dunia ini yang kebal dari tekhnologi komputer.

Page 16: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

16

Hal ini akhirnya menuju pada sebuah Global Brain yang memungkinkan akselerasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di dunia. Dunia penelitian, bisnis, industri dimungkinkan untuk menggunakan suberdaya manusia maupun fasilitas lainnya tanpa terikat pada dimensi-dimensi ruang dan batas-batas Negara

Meskipun globalisasi berhasil mengembangkan berbagai tekhnologi dan komunikasi yang memudahkan atau dapat memecahkan persoalan-persoalan, tak urung pula secara faktual keberhasilan tersebut makin mempertajam kemiskinan, baik ditingkat nasional maupun hubungan antar Negara.

Page 17: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

17

Dukungan Pemerintah Negara-negara Sedang Berkembang

Pelaku utama dari globalisasi adalah Negara imperialis yang berkuasa artinya Negara yang mempunyai prinsip ekonomi world competitive dan mereka tidak mempunyai kerugian apa-apa karena semua biaya yang dikeluarkan berasal dari pembukaan pasar (open market).

Kelompok ini hendak memperjuangkan globalisasi yang bebas (unrestricted globalization), mereka cenderung untuk membuka perekonomian mereka dan sebagai gantinya mereka juga menuntut Negara lain agar membuka perekonomiannya.

Kelompok kedua yang pro globalisasi adalah Negara-negara pelayan (clients) dari kelompok pertama. Kelompok kedua (NSB) ini mengkhususkan dirinya pada ekspor barang-barang agromineral, kelautan, dan kehutanan yang semua itu mendukung produk dan memberi keuntungan bagi kelompok pertama.

Dari Negara-negara imperialis inilah muncul korporasi-korporasi global yang menjadi pelaku utama juga pada saat ini, dan agen utama eksploitasi berbagai sumberdaya di berbagai belahan dunia ketiga, yang pada akhirnya hasilnya dibawa kembali ke Negara-negara metropolis

Page 18: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

18

Negara imperialis juga memainkan peran penting dalam membuka pintu perekonomian dunia dengan menciptakan lembaga keuangan internasional seperti Bank Dunia, IMF dan GATT/ WTO.

Sementara itu di Dunia Ketiga, peran Negara tidak bisa dihilangkan. Ada relasi yang dialektis antara peran Negara di pasar domestik dan proses globalisasi.

Dengan kebijakan upah rendah, pengurangan subsidi, dan pemupukan modal swasta, Negara Dunia Ketiga mengonsentrasikan pendapatannya untuk ekspansi ke luar (globalisasi ataupun capital relocation).

Proses ini sudah terlihat jelas dalam program yang dikenal dengan istilah Struktural Adjustment Programs (SAPs) atau program pengetatan ekonomi.

Program ini dirancang oleh Bank Dunia dan IMF yang bekerja sama dengan elite Negara Dunia Ketiga, tujuannya adalah meningkatkan arus keluar modal dan kesediaan pasar nasional untuk melakukan swastanisasi bagi kepentingan MNC

Page 19: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

19

Structural Adjustment Programs (SAPs)

1. Penghapusan tarif-tarif yang membantu industri-industri kecil lokal agar tetap mampu bertahan hidup berhadapan dengan perusahaan-perusahaan besar global.

2. Penghapusan berbagai peraturan dalam negeri yang mungkin dapat menghambat atau terlalu banyak mengatur masuknya investasi luar negeri.

3. Penghapusan kontrol harga (bahkan berkenaan dengan kebutuhan pokok seperti pengadaan air sekalipun) dan secara tidak adil mewajibkan pemberlakuan terhadap kontrol atas upah.

4. Pengurangan secara drastis berbagai pelayanan sosial dan badan-badan yang menjalankannya, seperti pelayanan kesehatan, perawatan medis, pendidikan, bantuan pangan, bantuan usaha kecil, angkutan, sanitasi, air dll.

5. Penghancuran secara agresif atas program-program rakyat, yang menjadi sarana bagi bangsa-bangsa untuk bisa mencapai kemandirian dalam hal kebutuhan pokok.

6. Perubahan yang dilaksanakan secara cepat atas perekonomian dalam negeri untuk menekankan produksi ekspor, yang biasanya dikelola tanpa ketatalaksanaan langsung dari investor asing dan korporasi global.

Page 20: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

20

Sistem Negara-Bangsa

Pembagian Kerja

Internasional

Ekonomi Kapitalis

Dunia

Tatanan Militer Dunia

Gambar 3. Dimensi Globalisasi, Giddens, 2005: 93

Page 21: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

21

Globalisasi dan Krisis Masyarakat Kapitalisme

Krisis Masyarakat Kapitalisme, Pokok-pokok Pendirian Neo-liberalisme, Global Poll Finds Diverse Economic Perceptions

Page 22: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

22

Globalisasi dan KrisisMasyarakat Kapitalisme

Globalisasi yang diperjuangkan oleh aktor-aktor globalisasi yakni perusahaan-perusahaan transnasional (TNC, Trans-National Corporations) dan Bank Dunia/IMF melalui kesepakatan yang dibuat di World Trade Organization (WTO, Organisasi Perdagangan Dunia) sesungguhnya dilandaskan pada suatu ideologi yang dikenal dengan sebutan “neo-liberalisme”.

Arsitek tata dunia ini ditetapkan dalam apa yang dikenal “The Neo-Liberal Washington Consensus”, yang terdiri dari para pembela ekonomi swasta terutama wakil dari perusahaan-perusahaan besar yang mengontrol dan menguasai ekonomi internasional dan memiliki kekuasaan untuk mendominasi informasi kebijakan dalam membentuk opini publik.

Page 23: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

23

Global Economic Actors

State (Penjamin Keberlangsungan

Pasar Bebas)

Perusahaan Transnasional (TNC,

Trans-National Corporations)

Bank Dunia/IMF International Monetary Fund

World Trade Organization (WTO, Organisasi

Perdagangan Dunia)

NEO-LIBERALISME

Gambar 4. Global Economic Actors

Page 24: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

24

Pokok-pokok Pendirian Neo-Liberalisme

1. Bebaskan perusahaan swasta dari campur tangan pemerintah, misalnya jauhkan pemerintah dari campur tangan di bidang perburuhan, investasi, harga serta biarkan perusahaan itu mangatur diri sendiri untuk tumbuh dengan menyediakan kawasan pertumbuhan.

2. Hentikan subsidi Negara kepada rakyat karena bertentangan dengan prinsip pasar dan persaingan bebas. Negara harus melakukan swastanisasi semua perusahaan Negara, karena perusahaan Negara dibuat untuk melaksanakan subsidi Negara pada rakyat. Ini juga menghambat persaingan bebas.

3. Hapuskan ideologi “kesejahteraan bersama” dan pemilikan komunal seperti yang masih banyak dianut oleh masyarakat “tradisional” karena menghalangi pertumbuhan.

4. Serahkan manajemen sumberdaya alam kepada ahlinya, bukan kepada masyarakat “tradisional” (sebutan bagi masyarakat adaptif) yang tidak mampu mengelola sumberdaya alam secara efisien dan efektif.

Page 25: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

25

Global Poll Finds Diverse Economic Perceptions

Mexicans, Germans, Russians Become More Upbeat-Indonesians, Britons, French, Americans More Negative World Bank Viewed Most Positively Among Global Economic Actors Global Companies Least Positive

http--www_globescan_com-news_archives-images-BBC06_PR_map_web_version_png.mht

Page 26: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

26

• As the World Economic Forum meets in Davos this week to talk about the international economy, a new BBC World Service poll of 32 nations finds highly divergent economic perceptions in countries around the world. In 15 countries majorities or pluralities see conditions in their country getting better, while in 17 they see conditions getting worse.Perceptions of the world economy are also divided with 14 countries seeing it getting better and 15 seeing it getting worse (with 3 divided). Among the 19 countries that were polled a year ago as well as in the current poll, there are also divergent trends with some growing more optimistic and some less.

• The poll also asked citizens to rate various global economic players. The World Bank was viewed most positively, being seen as a positive influence by a majority of 55 percent.

• The poll of 37,572 people was conducted for the BBC World Service by the international polling firm GlobeScan together with the Program on International Policy Attitudes (PIPA) at the University of Maryland. The 32-nation fieldwork was coordinated by GlobeScan and completed between October 2005 and January 2006.

• Steven Kull, director of the Program on International Policy Attitudes comments, ÒWhile it is true that we live in a more globalized economy, it is also true that people around the world have highly different perceptions of the state of their own economies and even of the world economy."

Page 27: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

27

EuropeGermans' feelings about their economy appears to be turning a corner. While in late 2004 52 percent saw their economy worsening, this dropped to 37 percent in late 2005, while the perception that it is improving moved up to 50 percent from 41 percent. Perceptions of their personal situation followed a similar pattern.

The French seem to be going from bad to worse: perceptions that their economy is getting worse has gone from an already large 74 percent in 2004 to 83 percent. For themselves individually they do not seem to have such dire perceptions, but here too things have gotten worse. The percentage saying things are getting worse for them and their family increased from 45 percent to 52 percent.

In Great Britain the bloom is coming off the rose. While in 2004 57 percent were optimistic about their country’s economy, this has slipped to 52 percent, while pessimistic perceptions have drifted upward from 35 percent to 41 percent. Perceptions of personal conditions, while on a higher tier, have shifted similarly. Positive perceptions slipped from 64 percent to 60 percent, while negative perceptions rose from 22 percent to 28 percent.

Page 28: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

28

AsiaIndonesians’ optimism about their economy has been all but washed away by the tsunami. While in 2004—just before the tsunami--52 percent saw their country’s economy as getting better (37% worse), this has plunged to 17 percent, with 81 percent saying that it is getting worse. But for Indonesians personally this drop has been much more modest.

Indians’ perception that their own lot is improving has come down from the heights of 2004—dropping from 77 percent to 59 percent. But Indians’ perceptions of their country’s economy has actually firmed up a bit, with the perception that it is getting worse dropping from 40 percent to 23 percent.

South Koreans’ pessimism about their economy has abated a bit, but is still quite extreme. While 88 percent saw their economy getting worse in 2004, now 76 percent see it that way. The percentage seeing their personal position slipping has also moderated a bit—going from 71 percent to 54 percent.

Page 29: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

29

Latin AmericaGlobally, the biggest positive movement was among the Mexicans. While in 2004, 66 percent saw their economy getting worse, this dropped 28 points to 38 percent. Mexican perceptions that their own economic conditions are worsening also dropped from 69 percent to 32 percent.

While Brazilians were divided about their perceptions of their economy in 2004, perceptions that it is getting worse has jumped 24 points to 67 percent. However, there has only been a 5-point increase in Brazilians’ perception that their individual conditions are getting worse, rising from 34 percent to 39 percent.

Page 30: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

30

United StatesAmericans' view of their economy has slipped, with the percentage saying that they see it getting worse increasing from 51 percent to 58 percent. Perceptions of their personal situation, though, continue to be majority positive, slipping only 2 points from 58 percent to 56 percent.

Page 31: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

31

Rating of Global PlayersThe poll also asked respondents to evaluate a number of economic global players and found surprisingly high levels of approval for the World Bank given the level of criticism it has received. On average 55 percent rated it as having a positive influence in the world, while just 18 percent rated it as having a negative influence. Among the 32 countries polled, in 30 a majority (17 countries) or a plurality (13) rated the World Bank as positive. In only one country—Argentina—did a plurality (47%) say it is having a negative influence.

Global companies received the lowest positive ratings (average of 41%) compared to all other global players, and the highest negative ratings (26%). In only 6 countries did a majority rate global companies as having a positive influence, though in another 16 a plurality did. Eight countries rated them negatively—7 by pluralities and one by a majority. Two countries were divided.

Page 32: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

32

Page 33: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

33

• The International Monetary Fund is not as well regarded as the World Bank, but still, on average a plurality of 47 percent see it as having a positive influence and just 21 percent see it has having a negative influence. In 29 countries a majority (13 countries) or a plurality (16) views it positively. The only two countries in which a majority views it negatively are Argentina (60%) and Brazil (57%), which have recently paid off their loans from the Fund so as to free themselves from its influence. A plurality of 49 percent is negative in Turkey as well.

• Of all the global players examined in the poll, NGOs (“Non-governmental organizations such as environmental and social advocacy groups”) got the highest grades with an average of 60 percent rating them as having a positive influence on the world, just 12 percent negative. NGOs were rated positively across all 32 countries polled, in 25 by a majority.

• The United Nations was close behind with 59 percent rating it positively—however, this is down from last year’s BBC World Service Poll in which 66 percent rated it positively. Just 16 percent rated it negatively this year. In 30 countries a majority (23 countries) or a plurality (7) sees it as having a positive influence.Commenting on these citizen assessments of various global actors, GlobeScan President Doug Miller says, “The very positive views of non-governmental organizations and the United Nations, and the negative views of global companies are consistent with other research we have conducted. The surprises are the positive assessment of the World Bank’s role and the fact that more citizens are negative about the news media than of the much-maligned International Monetary Fund.”

• Steven Kull, director of PIPA, comments: “The widespread belief that the World Bank and even the IMF are having a positive influence in the world does not necessarily contradict the criticism they have received. The global public clearly sees it as positive that there are international institutions that seek to address the problems of poverty and economic instability, and on balance see them as doing more good than harm. At the same time, many see them as falling short of these goals and disproportionately serving the needs of the wealthy states—enough to drive many out on the street to demand that these institutions better fulfill their purpose and potential.”

• A growing factor in world affairs is world public opinion. The influence of world public opinion was rated positively in every single country--a distinction only shared by NGOs--in 15 countries by a majority, and 17 by a plurality. On average, 51 percent saw public opinion as positive and only 17 percent as negative. An unusually large 32 percent did not provide an assessment.

• The news media received muted approval, receiving positive ratings from a 48 percent plurality and negative ratings from 24 percent. Twenty-six rated it positively (16 a majority, 10 a plurality). Six countries rated it negatively (4 a plurality, 2 a majority).

Page 34: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

34

Globalisasi & Pengaruhnya Terhadap Perubahan Ekonomi Indonesia

Analisis Pertumbuhan Ekonomi 2005-2008, World Oil Reseves, Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Indonesia, Perbandingan Indikator Ekonomi Indonesia

Page 35: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

35

Pertumbuhan Ekonomi 2005

Perekonomian Indonesia pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan sebesar 5,60 % dibanding tahun 2004. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2005 mencapai Rp. 1.749,5 triliun, sedangkan pada tahun 2004 sebesar Rp 1.656,8 triliun. Bila dilihat berdasar harga yang berlaku, PDB tahun 2005 naik sebesar Rp 468,0 triliun, dari Rp 2.261,7 triliun pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp 2.729,7 triliun pada tahun 2005. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)

Page 36: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

36

Selama tahun 2005, hampir semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 12,97%, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,59%, sektor bangunan 7,34%, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 7,12%, sektor lisrtrik, gas dan air bersih 6,49%, sektor jasa-jasa 5,16%, sektor industri pengolahan 4,63%, sektor pertanian 2,49%, serta sektor pertambangan dan penggalian 1,59%. Selanjutnya jika dilihat secara total, pertumbuhan PDB tanpa migas tumbuh lebih cepat yaitu sebesar 6,48% pada tahun 2005 dibandingkan tahun 2004. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)

Page 37: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

37

Dibandingkan dengan peranan pada tahun 2004, pada tahun 2005 terjadi perubahan peranan pada beberapa sektor ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Penurunan yang cukup besar terjadi pada sektor pertanian dari 14,66 persen pada tahun 2004 menjadi 13,41 persen di tahun 2005. Peranan sektor industri pengolahan menurun dari 28,28 persen menjadi 28,05 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih menurun dari 0,98 persen menjadi 0,92 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran menurun dari 15,83 persen menjadi 15,74 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menurun dari 8,60 persen menjadi 8,36 persen dan sektor jasa-jasa menurun dari 10,38 menjadi 10,10 persen. Sementara sektor pertambangan naik peranannya dari 8,67 persen di tahun 2004 menjadi 10,44 persen di tahun 2005, sektor bangunan naik dari 6,32 persen menjadi 6,35 persen dan sektor pengangkutan dan komunikasi naik dari 6,28 persen menjadi 6,63 persen pada tahun 2005. Selanjutnya jika dilihat secara total, peranan PDB tanpa migas naik sedikit dari 0,96 persen pada tahun 2004 menjadi 0,97 persen pada tahun 2005. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)

Page 38: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

38

Data PDB menurut sektor atas dasar harga berlaku juga menunjukkan peranan sektor dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun. Tiga sektor utama yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 57,20 % tahun 2005. Sektor industri pengolahan memberi kontribusi sebesar 28,05 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 15,74 %, dan sektor pertanian 13,41%. (Sumber: Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 2006)

Page 39: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

39

Analisis Ekonomi 2007

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga (Q-3) 2007 yang tumbuh 6,5%. Ini mengingat, situasi ekonomi di dalam negeri sedang dihantui oleh berbagai kondisi eksternal seperti krisis subprime mortagage di Amerika Serikat (AS) dan kenaikan harga minyak mentah dunia yang nyaris tembus US$100 per barel.

Publikasi BPS menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Q-3 2007 sebesar 6,5% disumbang oleh pertumbuhan ekspor 7,8%, impor 8,1%, konsumsi pemerintah 6,5%, konsumsi rumah tangga (RT) 5,3%, dan investasi 8,8%. Ini maknanya, telah terjadi perubahan komposisi pada variabel pembentuk pertumbuhan ekonomi. Dimana, tingkat konsumsi RT mencapai 5% lebih, sedangkan investasi berada pada level di bawah 10%.

Realisasi lifting minyak mentah yang digunakan dalam APBN 2007 diperkirakan hanya 0,91 juta barel per hari (bph) lebih rendah dibandingkan target APBN 2007 sebesar 0,95 juta bph.

Dari sisi belanja negara, sejumlah langkah efisiensi belanja di tingkat pusat juga dilakukan pemerintah. Diperkirakan bahwa selama tahun 2007, belanja pusat akan dapat dihemat sebesar Rp19,6 triliun. Dengan kombinasi antara sisi penerimaan dan sisi belanja, posisi APBN 2007 akan tetap dalam posisi aman. Dalam arti target defisit sebesar 1,5% dari PDB dapat dipertahankan. [Sumber: Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.]

Page 40: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

40

World Oil Reserves

http--swaramuslim_net-images-uploads-xfiles-Oil-07_jpg.mht

Page 41: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

41

Page 42: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

42

Page 43: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

43

Page 44: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

44

Page 45: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

45

Page 46: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

46

Page 47: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

47

Analisis Ekonomi 2008

Dalam RAPBN 2008, dinyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 6,8%. Pertumbuhan 6,8% terutama terutama diharapkan didukung oleh meningkatnya pertumbuhan investasi dan ekspor.

Investasi diharapkan tumbuh 15,53%, konsumsi RT diatas 5%, konsumsi pemerintah 6,24%, ekspor 12,65% dan impor 17,81%.[Sumber: Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala,

The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.]

Page 48: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

48

Sumber:Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008,Ekonom Kepala, The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.

Page 49: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

49

Page 50: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

50

Page 51: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

51

Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia

Pasca krisis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2000 sebesar 4.92 %, ternyata kondisi ini belum mampu menciptakan lapangan kerja dan menyerap tambahan angkatan kerja yang muncul sekitar 2.5 juta setiap, akibatnya jumlah pengangguran meningkat, sebesar 9.76 juta orang tahun 2001–2004.

Lambatnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya jumlah pengangguran mengakibatkan jumlah penduduk miskin belum dapat diturunkan setelah pasca krisis, tercatat bahwa tahun 2002 penduduk miskin sebesar 38.4 juta jiwa dimana angka ini lebih besar jika dibandingkan sebelum krisis, yaitu sebesar 34.5 juta jiwa pada tahun 1996 (BPS, 2002).

Sumber: Rasidin K. Sitepu & Bonar M. Sinaga, (t.t), The Impact Of Human Capital Investment on Economic Growth and Poverty in Indonesia: Computable general Equlibrium Model Approach), Sekolah Pascasarjana IPB.

Page 52: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

52

Syarat Pertumbuhan Ekonomi

Teori Harrold-Domart tentang syarat yang harus dipenuhi negara dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil (steady growth) dalam jangka waktu yang panjang:

1. Keadaan barang dan modal yang sudah mencapai kapasitas penuh.

2. Keadaan saving yang sebanding atau proporsional dengan pendapatan nasional.

3. Keadaan rasio modal produksi (capital out-put ratio) yang stabil.Sumber: Saiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2000. p. 225-226

Page 53: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

53

Tabel 2.1Inflasi, Jumlah Uang Beredar, M2, Suku Bunga

KreditDan Produk Domestik Bruto

Tahun 1998-2007(%)

TahunInflasi

(Y)Jumlah Uang Beredar

(X1)M2(X2)

Suku bunga kredit(X3)

Produk domestik

bruto(X4)

1998199920002001200220032004200520062007

77,602,009,35

12,5510,035,066,40

17,116,606,56

56,3613,6017,9512,385,299,639,14

15,3617,3720,70

62,3511,9215,6012,994,728,128,14

16,4212,0318,85

22,7222,6216,8617,1118,0917,0514,5914,2015,7113,92

2,242,034,023,715,044,585,045,705,516,32

Sumber: Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia yang diolah kembali

Page 54: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

54

KRISIS 1997 GEJOLAK 2008

100 % Depresi Rupiah 5 %

20 % Inflasi 11,14 %

60 % NPL Perbankan 1 %

50 % Suku Bunga SBI 9,29 %

200 % Suku Bunga PUAB 12 %

Minus Rp. 2,26 Triliun

Giro Bank terhadap GWM

Surplus Rp. 3 Triliun

22,1 Milliar Dollar AS

Cadangan Devisa 57 Milliar Dollar AS

Perbandingan Indikator Ekonomi IndonesiaNPL: Nonperfoming loan/ Kredit bermasalahPUAB: Pasar uang antar bankGWM: Giro wajib minimum

LANGKAH-LANGKAH YANG SUDAH DIAMBIL UNTUK MEREDAM KRISIS:

1. Antisipasi krisis dengan mengajukan Perpu tentang Jaring Pengaman Sektor Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan UU BI.

2. Melonggarkan likuiditas perbankan dengan penyederhanaan giro wajib minimum, fasilitas repo, dan percepatan penyerapan anggaran pemerintah pusat. Likuiditas terkucur lebih dari Rp. 50 Triliun dari kebijakan ini.

3. Antisipasi kerugian bank, korporasi, dan institusi keuangan lainnya akibat penurunan nilai surat berharga dengan diperbolehkan tidak menggunakan harga pasar dalam penuruan neraca.

4. Meredam kejatuhan indeks saham dengan pelarangan “short selling” merelaksasi aturan “buyback”, pembelian saham oleh Pusat Investasi Pemerintah, dan Penegakkan hukum di Bursa.

5. Menjaga daya beli masyarakat dengan penurunan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)Sumber: The Economic Business Week, dan diolah dari berbagai sumber/ Kompas, 13 Oktober 2008

USULAN LANGKAH YANG HARUS DIAMBIL PEMERINTAH

1. Memperkuat impor barang jadi dan mencegah barang impor ilegal

2. Memacu pembangunan infrastruktur3. Insentif pajak untuk perusahaan yang

berorietasi ekspor seperti tekstil, industri hilir dan industri padat karya

4. Pengurangan harga BBM untuk menggerakan sektor riil.

Page 55: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

55

STRATEGI PENGEMBANGAN PMII “Allah menyediakan bagi mereka (orang-orang yang mendurhakai perintah Allah dan rasul-Nya) azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, yaitu orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.” Al-Talaq (65):10

Page 56: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

56

Rencana Strategi (renstra) Pembinaan dan Pengembangan Pergerakan Mahaiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan garis-garis besar pembinaan dan pengembangan dan perjuangan sebagai pernyataan kehendak warga PMII yang hakekatnya adalah pola dasar dan umum program jangka panjang dalam mewujudkan tujuan organisasi. Renstra ini menjadi penting supaya langkah PMII menjadi terarah, terpadu dan sustainable (berkelanjutan) setiap kebijakan, program dan garis perjuangan.

Renstra pembinaan dan pengembangan PMII merupakan implementasi dari berbagai idea dalam ketentuan ideal konstitusional dan produk-produk historias serta analisis antisipatif dan prediksi PMII ke Depan, Sebagai arah dalam rangkaian program-program yang menyeluruh, terarah dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus.

Rangkaian strategi dan program yang terus menerus tersebut dimaksud untuk mewujudkan tujuan PMII seperti termaktub dalam Anggaran Dasar Bab IV pasa 4 yaitu : “terbentuknya pribadi muslim Indonesia berilmu yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya dari komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia”

Page 57: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

57

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PMII Pembinaan dan pengembangan adalah upaya pendidikan baik

formal maupun informal yang dilaksanakan secara sadar, terencana. Terarah, terpadu, teratur dan bertanggungjawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan membimbing dan mengembangkan suatu kepribadian yang utuh.

Pembinaan dan pengembangan diserahkan untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian serta membentuk sikap mental spritual berakhalkul-karimah sesuai dengan bakat dan minat serta kemampuan sebagai bekal selanjutnya, atas prakarsa sendiri menambah, meningkatkan dan mengembangkan dirinya, sesamanya maupun lingkungan yang optimal . dari bekal yang dicapai melalui pembinaan dan pengembangan tersebut merupakan  jaminan gerak sistem perjuangan PMII dalam mencapai cita-citanya.

Page 58: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

58

MODAL DASAR Modal dasar PMII adalah:1. PMII merupakan organisasi kemasyarakatan pemuda yang eksistensinya dijaman oleh UUD 1945 dan karena itu

menjadi aset bangsa dalam melakukan proses pembinaan, dan pengembangan generasi muda khususnya mahasiswa. 2. NDP sebagai nilai prinsip ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah merupakan sumber motivasi dan inspirasi

pergerakan, sekaligus sebagai pendorong, penggerak dan landasan berpijak dalam kehidupan pribadi insan PMII. 3. PMII sebagai organisasi mahasiswa islam mempunyai keterikatan dan tanggung jawab dengan seluruh masyarakat

bangsa indonesia yang menganut sistem berfikir keagamaan, dan kemasyarakatan yang sama yaitu ASWAJA dan sistem kebangsaan.

4. Peran kesejarahan PMII telah menunjukkan kepelaporan dan patriotismenya dalam menegakkan dan membela agama. Selain itu, PMII sebagai elemen civil sopciaty telah terbukti perannya dalam melakukan pendampingan masyarakat, dalam usaha melakukan proses demokratisasi dikalangan masyarakat dan sebagainya. Peran PMII dalam setiap perubahan, terutama dalam menegakkan reformasi secara total, dalam segala lapis kehidupan kemasyarakatan.

5. Jumlah dan persebaran anggota PMII yang berada di seluruh wilayah Indonesia sebagai sumber daya yang potensial. Dengan kemapanan struktur organisasi dari tingkat pusat samapi daerah, maka sosilisasi nilai dan gagasan serta kebijakan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

6. Ketaqwaan kepada Allah SWT merupakan acuan dasar dan sekaligus menjadi Inspirasi bagi peningkatan Kualitas Diri menuju kesempurnaan Hidup manusia sebagai hamba Allah SWT.

7. Jumlah dan penyebaran profesi alumni PMII merupakan bagian potensi bagi pengembangan organisasi dan masyarakat.

8. Tipologi kader yang beragam warga PMII merupakan modal utama dalam menyusun renstra gerakan PMII. Setidaknya, ada 5 tipologi dan kecenderungan. Pertama, intelektual baik akademik (scholar) maupun organik (analisis/praktis). Kedua, gerakan mahasiswa  (Student Movement), baik yang nenggunkan baju organisasi maupun organ gerakan lainnya. Ketga, advokasi sosial baik yang intens dengan pendampingan  sosial kemasyarakat maupun advokasi wacana. Keempat, politisi baik keterlibatan dalam panggungpun  kontelasi politik maupun persinggungan dengan dunia poltik. Kelima, kecenderungan profesional dan enterpreneur. Hanya saja persebaran tipologi kader ini tidak merata, sehingga cenderung ada disparitas pranata satu cabang dengan lainnya.

Page 59: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

59

FAKTOR DOMINAN Dalam menggerakkan dan memanfaatkan modal dasar untuk mencapai tujuan PMII dengan landasan serta azas-

azas di atas, perlu diperhatikan faktor-faktor dominan tersebut:1. Ideologi merupakan aspek dominan dari organisasi PMII yang berisi padangan hidup, cita-cita

sserta  sistem yang memberikan arah terhadap tingkah laku dari setiap anggota PMII. PMII beraqidah Ahlussunah Waljamaah dan atas dasar aqidah itulah PMII dengan penuh kesadaran berideologi pancasila dalam kehidupan berbagsa dan bernegara di Indonesia. Aqidah dan Ideologi tersebut merupakan faktor pendorong dan penggerak dalam proses pembinaan, pembinaan, pengembangan dan perjuangan organisasi sekaligus sebagai dasar berbijak dalam menghadapi proses perubahan dan gonjangan-gonjangan ditengah-tengah masyarakat. Padangan terhadap wacana Islam yang inklusif dan paradigma Kritis Transformatif dalam membangun masyarakat, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam diri PMII. Pola pandang keagamaan ini, merupakan faktor dominan yang dimiliki PMIIdalam rangka pengembangan mendatang.

2. Komunitas Islam Ahlussunnah Waljamaah sebagai sekelompok masyarakat terbesar Indoensia merupakan wahana dan tempat pengabdian yang jelas bagi PMII.

3. Jumlah anggota PMII yang setiap tahunnya bertambah dengan kuantitas yang cukup besar yang merupakan faktor strategis yang menentukan usaha pembinaan generasi muda dalam proses kelahiran kader bansa, sekaligus menjadi pelanjut kepemimpinan organisasi.

4. Jumlah alumni yang setiap tahunnya bertambah, sejak berdirinya PMII tahun 1960 tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dan bergerak dalam berbagai profesi dan disiplin ilmu yang mengabdikan pada agama, masyarakat dan negara.

5. Sumber dana dan fasilitas yang tersebar di berbagai komunitas dan kelompok terutama umat Islam merupakan aset yang perlu dikoordinir, dikembangkan sebagai sumber dana perjuangan. Oleh karena itu PMII harus mampu menjalin hubungan organisasi yang saling bermanfaat dan memberikan nilai lebih antara keduanya yang pada akhirnya PMII mempunyai sumber dana secara mandiri.

Page 60: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

60

MENEGASKAN TUJUAN

Tujuan pembinaan pengembangan dan perjuangan PMII diarahkan pada terbentuknya pribadi dan kondisi organisasi yang dapat mencapai tujuan dan cita-cita PMII. Pribadi dan kondisi organisasi yang dimaksud adalah tercapainya suatu sikap dan perilaku:

Page 61: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

61

TUJUAN-PERILAKU PMII yang bertaqwa kepada Allah SWT, berpegang teguh pada ajaran agamaIslam Aswaja serta

Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya ideologi dan pandangan hidup bangsa dan negara. Terwujudnya penghayatan dan pengalaman nilai-nilai ajaran agama islam Aswaja dan moral bangsa

untuk memperkokoh alas pijak dalam rangka menempuh kehidupan bermasyarakat, berbengsa dan bernegara yang berkembang cepat sebagai akibat lajunya perkembangan IPTEK serta arus globalisasi dan informasi.

Tumbuh dan berkembangnya kreatifitas, dinamika dan pola berfikir yang mencerminkan budaya pergerakan, selektif, akomodatif, integratif dan konstruktif dalam menghadapi dan menyelesaikan setiappermasalaahn baik secara individu, organiasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tumbuh dan berkembangnya sikap orientasi ke masa depan, orientasi fungsi dan produktifitas serta mengutamakan prestasi.

Terciptanya suatu organisasi sebagai kehidupan organisasi sebagai suatu sistem yang sehat dan dinamis karena didukung oleh nilai, aparat, sarana dan fasilitas serta teknik pengolahan yang memadai sesuai dengan tuntutan PMII maupun tyuntutan lingkyunagn yang senantiasa berkembang.

Terciptanya suatu kehidupan organisasi yang dinamis, kritis dan cerdas dalam merebut tanggung jawab dan peran sosial sebagai bentuk partisipasi dan pengalaman nyata pergerakan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga PMII dapat benar-benar menjadilembaga altenatif baik pada dimensi pemikiran maupun kualitas kepemimpinan dan sumber daya manusia.

Tumbuhnya suatu situasi dan kondisi yang mencerminkan kekokohan PMII yang betpijak pada nilai-nilai dan tradisi yang dimilikinya serta mampu mencari alternatif yang paling mungkin dalam usaha untuk tidak terseret pada polarisasi dan opini yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang dapat merugikan perjuangan mewujudkan cita-cita PMII.

Tersedianya kader-kader yang memadai baik secara kualitatif maupun kuantitatif sebagai konsekuensi logis dari arah PMII s3ebagai organisasi pembinaan,pengembangan dan perjuangan yang dikhidmatkan kepada agama, masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 62: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

62

STRATEGI

Strategi yang dimaksud disini adalah adanya suatu kondisi serta langkah-langkah yang mendasar, konsistensi dan aplikatif yang harus dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan dan cita-cita PMII.

Dari memahami strategi itulah maka untuk mencapai tujuan pembinaan pengembangan dan perjuangan yang telah ditetapkan diperlukan strategi sebagai berikut:

Page 63: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

63

STRATEGI AKSI Iklim yang mampu menciptakan suasana yang sehat, dinamis dan kompetitif yang selalu dibimbing

dengan bingkai taqwa, inteleqtualitas dan profesionalitas sehingga mampu meningkatkan kualitas pemikiran dan prestasi, terbangunnya suasana kekeluargaan dalam menjalankan tugas suci keorganisasian, kemasyarakatan dan kebangsaan.

Kepemimpinan harus difahami sebagai amanat Allah yang menempatkan setiap insan PMII sebagai Da’I untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Sehingga kepemimpinannya selalu tercermin sikap bertanggung jawab melayani, barani, jujur, adil dan ikhlas serta di dalam menjalankan kepemimpinannya selalu penuh dengan kedalaman rasa cinta, arif bijaksana, terbuka dan demokratis.

Untuk mewujudkan suasana taqwa, intelektualitas dan profesionalitas serta kepemimpinan sebagai amanat Allah SWT diperlukan suatu gerakan dan mekanisme organisasi yang bertumpu pada kekuatan dzikir dan fikir dalam setiap tata perilaku baik secara individu maupun organisatoris.

Struktur dan aparat organisasi yang tertata dengan baik sehingga dapat mewujudkan sistem dan mekanisme organisasi yang efektif dan efisien, mampu mewadai dinamika intern organisasi serta mampu merespon dinamika perubahan eksternal.

Produk dan peraturan-peraturan organisasi yang konsisten dan tegas menjadi panduan konsitutif, sehingga tercipta aturan mekanisme organisasi yang teratur dan mempunyai kepastian hukum dari tingkat pengurus besar samapai pengurus rayon.

Pola komunikasi yang dikembangkan adalah komunikasi individual dan kelembagaan, yaitu terciptanya komunikasi timbal balik dan berdaulat serta mampu membedahkan  antara hubungan individual dan hubungan kelembagaan ; baik kedalam maupun keluar.

Pola kaderisasi yang dikembangkan selaras dengan tuntutan perkembangan zaman kini dan mendatang, sehingga fungsi kekhalifahan yang terjewantahkan dalam prilaku keseharian, baik selaku kader bangsa maupun agama.

Page 64: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

64

SISTEM KADERISASI

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA “Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran.” Al-ra’d (13): 19

Page 65: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

65

CITRA DIRI ULUL ALBAB

Individu-individu yang membentuk komunitas PMII dipersatukan oleh konstruks ideal seorang manusia. Secara idelogis, PMII merumuskannya sebagai ulul albab-citra diri seorang kader PMII. Ulul albab secara umum didefinisikan sebagai seseorang yang selalu haus akan ilmu pengetahuan (olah pikir) dan ia pun tak pula mengayun dzikir. Dengan sangat jelas citra ulul albab disarikan dalam motto PMII dzikir, pikir dan amal sholeh. Dalam Al Qur’an secara lengkap kader ulul albab digambarkan sebagai berikut:

Page 66: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

66

Al-Baqarah (2): 179“Dan dalam hokum qishas itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai Ulul Albab, supaya kamu bertaqwa.

Al-Baqarah (2): 197“Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai Ulul Albab.”

Al-Baqarah (2); 296“Allah menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang mendalam tentang Al-Quran dan Hadits) kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, maka ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya Ulul Albab-lah yang dapat mengambil pelajaran.”

Ali-Imran (3):190“Dialah yang menurunkan al-kitab kepada kamu. Diantra (isi)nya ada ayat-ayat muhkamah itulah pokok-pokok isi Al-Qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat, Adapun orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari Tugas Akhir’wilnya, padahal tidak ada orang yang tahu Tugas Akhir’wilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya mengatakan: “kamu beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semua itu dari sisi Tuhan kami.” Dan kami tidak dapat mengambil pelajaran (darinya) melainkan Ulul Albab.”

Ali Imran (3): 190“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulul Albab.”

Page 67: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

67

Al-Maidah (5) 100“Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka betaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, agar kamu mendapat keuntungan.”

Al-ra’d (13): 19“Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran.”

Ibrahim (14); 52“(Al-Quran) ini adalah penjelasan sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan denganya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar Ulul Albab mengambil pelajaran.”

Shaad (38): 29“Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran Ulul Albab.”

Shaad (38): 29“Dan kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rakhmat dari Kami dan pelajaran bagi Ulul Albab.”

Page 68: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

68

Al-Zumar (39): 9 “(Apakah kamu hai orang-orang musrik yang lebih beruntung)ataukah orang-orang yang beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanya? Katakanlah: “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” sesungguhnya Ulul Albab-lah yang dapat menerima pelajaran.”

Al-Zumar: (39): 17-18“Dan orang-orang yang menjauhi taghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah Ulul Albab.”

Al-Zumar (39): 21“Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air langit dari bumi, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi Ulul Albab.”

Al-Mu’min (40): 53-54“Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa, dan kami wariskan taurat kepada Bani Israil untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi Bani Ulul Albab.”

Al-Talaq (65):10“Allah menyediakan bagi mereka (orang-orang yang mendurhakai perintah Allah dan rasul-Nya) azab yang keras, maka bertaqwalah kepada Allah hai Ulul Albab, yaitu orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.”

Page 69: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

69

a. Inventarisasi pemetaan dan pemilahan problem pengkaderan Latar belakang Kader Motivasi Hasil Santri NU Gaul, orang bebas Ikut-ikutan Teman Ekonomi Menengah Ke

bawah Abangan Masyarakat pedalaman

(desa) Masyarakat

Tradisionalis

Aktualisasi diri, Aktif di NU, Tertarik dengan figur, Ikut teman Tertarik dg PMII Belajar organisasi Belajar Islam Pinter Demo Banyak pengalaman Anti Muhammadiyah/

kelompok kanan Kekuasaan/ politik/ batu

loncatan Mendapatkan sesuatu

yang baru

Biasa saja kurang agresif Militan Setengah-Setengah Tidak aktif lagi di

PMII -

Page 70: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

70

Keterangan Anatomi Setrategis Kaderisasi Identitas kultural 1. Problem perbedaan latar belakang calon anggota

2. Citra PMII yang tidak agamis 3. Tawaran belajar paket agama 4. Pendekatan santun 5. Merebut mesjid kampus 6. Etos kerja 7. Agama aplikatif 8. Kebanggaan beragama

Agama 1. Tawaran apa yang ingin dipelajari oleh anggota berbasis kampus umum (Shalat, mengaji, menjadi Khotib dsb)

2. Kegiatan di daerah 3. Cara pandang

a. Kampus Agama : Agama sebagai ilmu b. Kampus Umum : Ritual, spritual

4. Kepentingan : Teosentris, Antroposentris 5. Perlu fase-fase dalam pembelajaran agama, teologi –

antriposentri 6. Perlu mentoring untuk membina mereka 7. Formulasi pengkaderan PMII yang beragam atau latar

belakang yang anggota beragam Aktualisasi diri 1. Ruang Aktualisasi: Wadah, jaringan. Pelatihan dan

gerakan 2. Identifikasi minat dan bakat

Akses politik PMII jadi batu loncatan atau itu adalah dampak = rawan sehingga ada masalah baru

Tidak ada modul bagi politisi PMII memberi ruang untuk Isu strategis: ruang aktualisasi politik bagi kader Contoh ruang : partai di kampus-ruang alternatif, BEM Diaspora Politik eksternal : PMII menyiapkan ruang untuk

berkompetisi Matri : Manajemen konflik/manajemen Forum Apa kepentingan PMII? Politik kampus dengan

pembelajaran ketrampilan berpolitik. Ansos Politik Pribadi Media pembelajaran

Politik eksternal Politik Mahasiswa (DPRD, Birokrasi) (BEM, Internal)

- Materi : merebut politik kampus - Wacana politik : materi

Page 71: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

71

ULUL ALBAB ADALAH KADER PELOPOR Ulul Albab itulah yang dalam bahasa pergerakan

disebut dengan kader pelopor (vanguardist). Kepeloporan dalam pengertian apa? Siapakah sebenarnya kader pelopor tersebut?

Asal usul istilah pelopor berasal dalam khasanah politik. Pertama kali diperkenalkan oleh Lenin di Rusia pada sekitar tahun 1980-an. Istilah itu digunakan untuk menyebut suatu partai pelopor (Vanguard party). Artinya, kepeloporan pada mulanya bermakna politik. Dalam pegnertian ini kepeloporan dimaknai sebagai kepeloporan politik atau propaganda.

Page 72: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

72

Referensi Primer1. Adelman dan C. Morris, Economics Growth and Social Equaity in Developing Countries, Standford,

Standford University Press, 1973.2. Anthony Giddens, Runway World, Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2003.3. Adam Smith, The Wealth of Nations, New York: The Modern Library, 1973.4. Daniel Bell,The Cultural Contradictions of Capitalism, New York: Basic Books, 1976. 5. Francis Fukuyama, The End of History and Last Man, London: Hamish Hamilton, 1992.6. Fredric Jameson, Postmodernism or The Cultural of The Late Capitalism, London, Verso, 1990.7. Heru Nugroho, Negara, Pasar dan Keadilan Sosial, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001.8. Ignas Kleden, Masyarakat dan Negara: Sebuah Persoalan, Magelang, Indonesiatera, 2004.9. Jamil Salmi, Kekerasan dan Kapitalisme, Pendekatan Baru dalam Melihat HAM, Pustaka Pelajar,

Jogjakarta, 2003.10. Jerry Mander, Debi Barker & David Korten, Globalisasi Membantu Kaum Miskin, dalam Globalisasi

Kemiskinan & Ketimpangan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas, Yogyakarta, 2003.11. Jurgen Hebermas, Ilmu dan Tekhnologi Sebagai Ideologi, Jakarta: LP3ES, Tahun 1990.12. Martin Khoor, Globalisasi Perangkap Negara-negara Selatan, Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas,

Yogyakarta, 2000.13. Saiful Arif, Menolak Pembangunanisme, Yogyakarta, Pustaka Pelajar & Pustaka Averroes, 2000.14. Yasraf Amir Piliang, Sebuah Dunia Yang Menakutkan Mesin-mesin Kekarasan dalam Jagat Raya

Chaos, Mizan, Bandung, 2001.15. Kompas, 13 Oktober 2008 16. The Economic Business Week, 200817. Berita Resmi Statistik No 09 / IX / 15 Februari 200618. Sunarsip, (2007), Dinamika Ekonomi Indonesia 2007 & Prospeknya di Tahun 2008, Ekonom Kepala,

The Indonesia Economic Intelligence & Dosen di STAN Depkeu RI.19. Rasidin K. Sitepu & Bonar M. Sinaga, (t.t), The Impact Of Human Capital Investment on Economic

Growth and Poverty in Indonesia: Computable general Equlibrium Model Approach), Sekolah Pascasarjana IPB.

Page 73: Geosospol + Statak + Sistem Kaderisasi

73

go on to the next slide

Have been presented by:

NUR SAYYID SANTOSO KRISTEVANIM. 08/275928/PSP/3433Mahasiswa Program Pascasarjana Sosiologi Fisipol UGME-mail: [email protected]/ [email protected] pribadi: www.nursayyidsantoso.blogspot.comWebsite lembaga: www.sosiologidialektis.wordpress.comCp. (0282) 540 437/ Hp. 085 647 634 312