Geomorf_Morfologi Pantai

14
MORFOLOGI PANTAI Pengertian Berbicara mengenai pantai, kita dihadapkan pada beberapa istilah seperti pesisir (coast), pantai (shore), dan gisik (beach) yang terkadang pengertian dari istilah-sitlah tersebut sering disamakan, padahal satu sma lain mempunyai pengertian yang berbeda. Pesisir merupakan daerah yang sejalur dengan tempat pertemuan daratan dengan dengan laut mulai dari batas muka air laut pada waktu surut terendah menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang pada waktu badai. Hal ini sejalan dengan hasil rapat koordinasi BAKOSURTANAL (1990) dalam Sutikno (1999: 1) dijelaskan bahwa batas wilayah pesisir arah ke darat tersebut ditentukan oleh: a) Pengaruh sifat-sifat fisik air alut, yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh pengaruh pasang air laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh (water loving vegetation) dan seberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah. b) Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentarasi ekonomi bahari (desa nelayan) sampai arah ke daratan. Berdasarkan pada batasan wilayah pesisir, maka pesisir merupakan daerah yang mempunyai daerah yang terluas dari ketiga istilah di atas, sebab pesisir mencakup wilayah darat sejauh masih mendapat pengaruh laut dan sejauh mana wilayah laut masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air tawar dan sedimen). Untuk memperjelas terminologi kepantaian dan kepesisiran dapat diperhatikan dari Gambar 4 – 1. Sumber: Snead (1982) dalam Sunarto (1991/1992 : 5) Gambar 4 – 1. Terminologi pantai dan pesisir Dari gambar di atas, pengertian pantai (shore) adalah merupakan wilayah yang ada di antara pantai dan pesisir. Dengan demikian jelas bahwa mengenai garis pantai (shore line) dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: a) Fore shore adalah bagian pantai pulai dari muka air laut terendah sampai muka air laut pasang tertinggi (pasang naik). b) Back shore adalah merupakan bagian dari pantai mulai dari muka air laut tertinggi sampai pada batas wilayah pesisir (coast). c) Offshore adalah merupakan daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut.

description

Geomorfologi

Transcript of Geomorf_Morfologi Pantai

Page 1: Geomorf_Morfologi Pantai

MORFOLOGI PANTAI

Pengertian

Berbicara mengenai pantai, kita dihadapkan pada beberapa istilah seperti pesisir (coast), pantai(shore), dan gisik (beach) yang terkadang pengertian dari istilah-sitlah tersebut sering disamakan,padahal satu sma lain mempunyai pengertian yang berbeda. Pesisir merupakan daerah yang sejalurdengan tempat pertemuan daratan dengan dengan laut mulai dari batas muka air laut pada waktusurut terendah menuju ke arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombangpada waktu badai. Hal ini sejalan dengan hasil rapat koordinasi BAKOSURTANAL (1990) dalamSutikno (1999: 1) dijelaskan bahwa batas wilayah pesisir arah ke darat tersebut ditentukan oleh:a) Pengaruh sifat-sifat fisik air alut, yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh pengaruh pasang air

laut, seberapa jauh flora yang suka akan air akibat pasang tumbuh (water loving vegetation) danseberapa jauh pengaruh air laut ke dalam air tanah.

b) Pengaruh kegiatan bahari (sosial), seberapa jauh konsentarasi ekonomi bahari (desa nelayan)sampai arah ke daratan.

Berdasarkan pada batasanwilayah pesisir, maka pesisirmerupakan daerah yangmempunyai daerah yang terluasdari ketiga istilah di atas, sebabpesisir mencakup wilayah daratsejauh masih mendapatpengaruh laut dan sejauh manawilayah laut masih mendapatpengaruh dari darat (aliran airtawar dan sedimen). Untukmemperjelas terminologikepantaian dan kepesisiran dapatdiperhatikan dari Gambar 4 – 1.

Sumber: Snead (1982) dalam Sunarto (1991/1992 : 5)

Gambar 4 – 1. Terminologi pantai dan pesisir

Dari gambar di atas, pengertian pantai (shore) adalah merupakan wilayah yang ada di antara pantaidan pesisir. Dengan demikian jelas bahwa mengenai garis pantai (shore line) dapat dibedakanmenjadi dua bagian, yaitu:a) Fore shore adalah bagian pantai pulai dari muka air laut terendah sampai muka air laut pasang

tertinggi (pasang naik).b) Back shore adalah merupakan bagian dari pantai mulai dari muka air laut tertinggi sampai pada

batas wilayah pesisir (coast).c) Offshore adalah merupakan daerah yang meluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut.

Page 2: Geomorf_Morfologi Pantai

Kemudian mengenai karakteristikmintakat pantai, proses profil,sedimen, dan sortasi energi dapat disajikan dalam Gambar 4 – 2.

Sumber: Snead (1982) dalam Sutikno

(1999: 3)

Gambar 4 – 2. Karakteristik mintakatpantai, proses profil, sedimen, dan

sortasi energi

Berdasarkan Gambar 4 – 2 diatas,maka jelaslah bahwa masing-masingzone (mintakat) tertentu mempunyaicorak dan karakter sendiri dalam halproses yang berlaku, kekuatan, jenismeterialnya sampai kepada tipehempasan yang terjadi. Dengandemikian dari gambar tersebut dapat

dilihat tentang adanya pantai berpasir dengan pembagian zona dinamikanya. Masing-masing zonadicirikan oleh ukuran butir material, aktivitas yang dominan, pemilahan, dan energi yang ditimbulkan.

Faktor-faktor penting yang menentukan perkembangan pantai

Seperti halnya dengan bentuklahanbentuklahan lainnya pantaipun mengalami perubahan-perunbahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkemabnagan roman permukaan bumi didaerah pantai adalah sebagai berikut:a) Gelombang, arus, dan pasang yang berlaku sebagai faktor pengikis, pengangkut dan pengendapb) Sifat bagian daratan yang mendapat pengaruh proses-proses marin. Jadi apakah berupa dataran

rendah, curam, landai, dan bagimana sifat batuannya.c) Perubahan relatif dari ketinggian muka air laut.

Permukaan air laut ketinggiannya senantiasa berubah-ubah. Hal ini mungkin berlaku lokal ataubisa berlaku pula untuk seluruh pantai di muka bumi. Bersifat lokal itu dapat terjadi sebagai akibatdari pengaruh pengangkatan atau penurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang sempit,sedangkan perubahan muka air laut yang berlaku bagi seluruh permukaan bumi dapatdisebabkan oleh adanya dua hal, yaitu:1. Pembekuan/pencairan es secara besar-besaran di daerah kutub.2. Karena daya tampung laut yang berubah, misalnya karena terjadi penurunan atau

pengangkatan dasar laut yang luas, sehingga permukaan air laut berubah secarakeseluruhan.

d) Faktor alami yang lain, seperti tumbuhnya binatang karang di daerah pantai, volkanisme, dan lain-lain.

e) Pengaruh Manusia, misalnya pembuatan pelabuhan, reklamasi pantai, pengeringan rawa pantai,pembuatan jeti di pantai, dan sebagainya yang kesemuanya dapat mempengaruhi perkembanganpantai.

Faktor yang akan banyak dibahas dalam hal ini adalah faktor gerakan air laut, yaitu yangmeliputi gelombang (wave), arus (current), dan pasang-surut (tide), karena faktor ini merupakan faktoryang paling berperan dalam perkembangan pantai.

Gelombang

Gelombang merupakan pergerakan air yang naik turun dan tidak mengalami pergerakan baik majumaupun mundur. Angin merupakan faktor yang penting dalam munculnya gelombang, yaitu terutamaoleh gesekan dan tekanan. Makin kencang angin bertiup gelombang yang ditimbulkan semakin besar,sehingga gerakan air laut berupa gelombang tersebut dapat mempengaruhi perkembangan pantai.Gelombang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian punggung gelombang dan lembah gelombang.Dalam membicarakan tentang gelombang ditemukan beberapa istilah, yaitu:a. Panjang gelombang adalah jarak horisontal antar puncak gelombang,b. Tinggi gelombang adalah merupakan jarak vertikal antara keduanya

Page 3: Geomorf_Morfologi Pantai

c. Periode gelombang merupakan waktu yang diperlukan untuk dua punggung gelombang yangberurutan untuk melalui sebuah titik tertentu.

d. Kecepatan gelomabang adalah kecepatan bergeraknnya gelombang dalam satuan waktu,misalnya 20 km/detik

Ukuran gelombang yang menyangkut panjang, tinggi, periode, dan kecepatannya dipengaruhi olehbeberapa faktor. Faktor-kator tersebut adalah sebagai berikut:a. Kecepatan angin berhembusb. Lamanya angin berhembusc. Luasnya daerah tanpa penghalang pada tempat angin bertiup (fetch).d. Dalamnya laut.

Uraian mengenai gelombang secara detail tidak dibicarakan pada mata pelajaran ini, hal ituakan dibicarakan dalam mata kuliah oseanografi.

Arus laut

Arus laut berbeda dengan gelombang, karena arus merupakan massa air laut yang secara terusmenerus bergerak maju, turun, dan bergerak ke atas. Arus ini terjadi sebagai akibat oleh adanyabeberapa faktor, yaitu:a. Angin

Arus yang disebabkan oleh tiupan angin, merupakan arus permukaan yang disebut drift. Arus iniumumnya menyimpang ke arah kanan untuk di belahan bumi Utara dan menyimpang ke kiri untukbelahan bumi Selatan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari adanya pengaruh rotasi bumi.

b. Perbedaan neveau air lautPerbedaan neveau air laut ini bisa terjadi apabila angin berhembus secara terus menerus,sehingga menyebabkan timbulnya arus. Arus tersebut terus bergerak, sehingga terjadipemindahan volume air laut ke suatu tempat dan pada tempat lain terjadi pengurangan volume.Dengan demikian suatu daerah volume bertambah berarti kelebihan air, oleh karena itu niveau airlaut lebih tinggi, tekanan lebih tinggi, di samping itu terjadi pula aur pengisi atau arus konpensasi.

c. Perbedaan temperatur, salinitas, dan kepadatan air laut.Perbedaan temperatur menyebabkan perbedaan kepadatan air, yang mengakibatkan pulaperbedaan salinitas. Seningga menyebabkan terjadinya aliran arus. Air yang lebih padat danbesar slinitasnya akan turun dan mengalir ke bawah yang disebut dengan arus bawah. Sebaliknyaair yang mengalir ke permukaan sebagai arus permukaan.

Kemampuan arus untuk mengerosi tidak seberapa besar dibandingkan dengan gelombang yangmenghantam ke daratan di bagian shore line, beach, cliff, dan lain sebagainya. Tetapi mampumengangkut bahan-bahan pada dasar laut dangkal. Oleh karena itu arus bekerja sebagai faktor yangpenting dalam proses sedimentasi di pantai.

Pasang naik dan pasang surut (tide)Gejala pasang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Massa matahari sebetulnya jauh lebihbesar dari pada bulan, tatapi juga matahari terletak jauh dari bumi. Oleh karena itu gaya tarik bulanmenyebabkan pasang terasa lebih besar dibandingkan dengan gravitasi matahari. Gejala pasang inimeliputi seluruh permukaan bumi. Karena rotasi bumi, maka setiap hari di suatu tempat akanmengalami dua kali pasang dan dua kali pasang surut, yang periodenya antara 12 jam 25 menit.

Arus yang ditimbulkan oleh adanya pasang-surut ini cukup besar, lebih-lebih bila daerah tersebutmerupakan daerah yang sempit (teluk) misalnya.Berikut ini contoh-contoh dari dari tempat dan kecepatan arus yang terjadi sebagai akibat dari adanyapasang-surut (Djamari dan Al Rasyid, 1980: 97), yaitu:a. Di Perancis (Cherbourg) kecepatan arus sekitar 6 – 9 mil/jam.b. Di selat-selat kepulauan Jepang dan Pilipina kecepatan arus 8 – 10 mil/jam.c. Di Norwegia (Skorstand Fjord) kecepatannya mencapai 16 mil/jam.d. Falkland dan pulau-pulau British Colombia mencapai 11 – 14 mil/jam.

Berdasarkan contoh-contoh yang dikemukan di atas ternyata arus yang disebabkan oleh pasang naikdan pasang surut adalah cukup besar, sehingga kekuatannya dapat atau mampu mengangkutmaterial untuk dibawa dan diendapkan di temapat lain. Oleh karena itu, mempunyai peran dalanperkembangan wilayah pantai. Apakah pantai tersebut mengalami akresi atau erosi.

Page 4: Geomorf_Morfologi Pantai

Erosi marine dan bentuklahan yang dihasilkan

Erosi Marine

Telah dikemukankan bahwa gelombang merupakan faktor yang terpen-ting dalam pengikisan,terutama gelombang pada waktu badai dan tsunami. Namun demikian, bukan hanya gelombang sajayang yang berpengaruh terhadap pengikisan/erosi marine, melainkan juga faktor:a. Jenis dan daya tahan batuanb. Struktur batuanc. Stabilitas pantaid. Terbuka/tidaknya pantai terhadap pengaruh gelombange. Dalamnya laut di pantaif. Banyak sedikit dan besar kecilnya material pengikis yang diangkut oleh gelombang.

Erosi marine meliputi proses-proses korasi (abrasi), korosi dan atrisi. Korasi atau abrasi memegangperanan penting apabila air banyak mengandung puing-puing dan bongkah-bongkah yang berfungsisebagai alat pengikis pada saat dibawa gelombang dan menghantam tebing atau dasar pantai. Tanpamaterial yang diangkutpun gelombang mampu memecahkan/mengikis batuan di tebing pantai dengankekuatan gelombang itu sendiri. Oleh karena itu banyak sekali pantai-pantai yang dilindungai denganbeton-beton pemecah gelombang agar tidak sampai ke tebing/tepi pantai. Contoh ini dapatdikemukakan di Merak Banten, ada tempat yang diberi beton pemecah gelombang untuk tidak sampaimenghantam jalan yang memang dekat dengan garis pantai. Kekuatan gelombang itu diperbesarpula apabila batuan pembentuk pantai mempunyai celah-celah. Udara dalam celah itu jika mendapattekanan dari gelombang, maka udara berfungsi seolah-olah sebagai pasak atau baji yang ditekanpada celah batuan tersebut. Sedangkan bila air mundur, udara dalam celah itu memuai dengan tiba-tiba, sambil menimbulkan desakan ke samping. Dengan demikian, erosi marine oleh gelombang airlaut diperkuat. Ditambah lagi dengan kemampuan air laut dalam melarutkan batuan.

Dalam hal ini gelombang tentunya mempunyai pengaruh yang besar dalam proses pengikisan. Olehkarena itu, timbul suatu pertanyaan , yaitu sampai berapa dalam pengaruh yang ditimbulkan olehgelombang air laut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, disampaikan mengenai pendapat Johnsondalam Sudardja & Akub (1977: 97) menyatakan bahwa pengaruh gelombang tipe oskilator dapatmencapai kedalaman 200 meter. Proses pelapukan yang terjadi di daratan, juga terjadi di mintakatpantai, tetapi terdapatnya air laut dan siklus pembasahan dan pengeringan akibat pasang surut yangmenyebabkan adanya perbedaan. Perbedaan yang terjadi karena pembasahan dan pengeringanakibat siklus pasang surut menimbulkan variasi pelapukan di pantai secara bersamaan yang disebutdengan water layer weathering (Sutikno, 1999: 42). Daerah yang agresif terkena proses pelapukanlapisan air adalah pelapukan garam yang evaporasinya kuat dan yang terpengaruh oleh pasang surutharian.

Proses pelapukan yang terjadi di pantai adalah pelapukan garam (salt weathering). Pelapukan ini jugatermasuk pelapukan kimiawi serta pelapukan mekanik. Intensitas dari pelapukan di pantai tergantungpada batuan yang ada di pantai, iklim, dan letaknya. Proses pelapukan di mintakat pantai dapatmerubah bentuklahan bersamaan dengan geomorfologi linnya. Perlu diketahui bahwa prosesgeomorfik yang terjadi di suatu daerah umumnya sangat kompleks. Berdasarkan penjelasan yangtelah dikemukakan di atas, maka proses bentuklahan pantai selalu mengalami perubahan sebagaiakibat bekerjaanya proses geomorfik. Secara garis besar proses geomorfik yang berkerja padamintakat pantai, dapat dibedakan menjadi proses destruksional yang cenderung merusak dan proseskonstruksional yang cenderung membentuk bentuklahan baru. Kedua proses tersebut kesemuanyaberpengaruh terhadap kerekayasaan pantai.

Bentuklahan yang dihasilkan

Berbicara mengenai bentuklahan hasil proses geomorfik (erosi marine), akan terikat pada mintakatpantai. Indonesia yang memiliki garis pantai yang jumlahnya puluhan ribu kilometer (60.000 km), yangmengelilingi belasan ribu pulau atau sekitar 15.700 pulau (Suprapto, 1997: 75). Berdasarkankenyataan yang ada, maka jelaslah bahwa pantai di Indonesia harus sudah mendapat perhatian sertamenegemen pengelolaan yang baik, jika tidak ingin pantai yang ada dalam kondisi yangmemperihatinkan.

Page 5: Geomorf_Morfologi Pantai

CL

IFF

Daerah pantai berdasarkan morfologinya, daerah pantai di kelompokkan ke dalam 4 macam, yaitu:a. Pantai bertebing terjal (cliff)b. Pantai bergisikc. Pantai berawa payaud. Pantai berterumbu karang.

Pantai bertebing terjal (cliff)

Pantai bertebing terjal merupakan bentuklahan hasil bentukan erosi marin yang paling banyakterdapat. Bentukan dan roman cliff berbeda satu dengan yang lainnya, karena dipengaruhi olehstruktur batuan, dan jenis batuan serta sifat batuan. Cliff pada batuan beku akan lain dengan cliff padabatuan sedimen. Pelapisan batuan sedimen misalnya akan berbeda dengan pelapisan yang miringdan pelapisan mendatar. Sebatas daerah di atas ombak, umumnya tertutup oleh vegatasi,sedangkan bagian bawahnya umumnya berupa singkapan batuan. Aktivitas pasang surut dangelombang mengikis bagian tebing, sehingga membentuk bekas-bekas abrasi seperti:a. Tebing (cliff)b. Tebing bergantung (notch)c. Rataan gelombang pasang surut

Pada daerah bertebing terjal, pantai biasanya berbatu (rocky beach) berkelok-kelok dengan banyakterdapat gerak massa batuan (mass movement rockfall type). Proses ini mnyebabkan tebing bergerakmundur (slope retreat) khususnya pada pantai yang proses abrasinya aktif. Apabila batuan penyusundaerah ini berupa batuan gamping atau batuan lain yang banyak memiliki retakan (joints) air daridaerah pedalaman mengalir melalui sistem retakan tersebut dan muncul di daerah pesisir dan daerahpantai. Di Indonesia pantai bertebing terjal ini banyak terdapat di bagian Barat Pulau Sumatera,pantai Selatan Pulau Jawa, Sulawesi, dan pantai Selatan pulau-pulau Nusa Tenggara.

Tebing bergantung (nocth) juga merupakan cliff, hanya saja pada bagian tebing yang dekat denganpermukaan air laut melengkung ke arah darat, sehinggi pada tebing tersebut terdapat relung. Relungterjadi sebagai akibat dari benturan gelombang yang secara terus menerus ke dinding tebing.Manakala atap relung tersebut tidak kuat, maka tebing tersebut akan runtuhdan tebing menjadi ratakembali dan di depan pantai terdapat banyak material berupa blok-blok atau bongkah-bongkahdengan berbagai ukuran.

Rataan gelombang pasang surut pada pantai bertebing terjal ini merupakan suatu zona yangtekadang terendam air laut pada saat pasang naik dan terkadang kering pada saat air laut surut.Rataan gelombang pasang surut ini sering juga merupakan beach dengan meterial yang bisa berupamaterial halus sampai kasar yang tergangtung pada kekuatan gelombang yang bekerja pada tebingpantai. Di bawah rataan pasang surut ini ada yang berupa bidang yang lebih keras terkadang terdapatmaterial beach yang disebut dengan Plat form. Untuk memperjelas tentang pantai terbing terjaltersebut dapat dilihat pada Gambar 4 – 3 berikut ini.

Muka air laut tertinggi

Beach/pantaibergisik

Muka air laut terendah

Platform

Sumber: Bird (1970: 1) dengan modifikasi.

Gambar 4-3. Pantai cliff dan pembagian zona

Page 6: Geomorf_Morfologi Pantai

Di bawah ini merupakan beberapa contoh disajikan mengenai berbagai tipe clif yang bisa terjadiseperti dalam Gambar 4-4 (Selby, 1985) dalam Sunarto (1992).

Pantai bergisik

Pantai bergisik ini pada dasarnya merupakan daerah pasang surut yang terdapat endapan materialhasil abrasi. Material ini dapat berupa material halus dan juga bisa berupa material yang kasar.Seperti dalam Gambar 4-4 terlukis adanya gisik pada pantai cliff dengan material kasar sebagai hasildari abrasi tebing. Namun pantai bergisik tidak saja terdapat pada pantai cliff, tetapi juga bisa terdapatpada daerah pantai yang landai. Pada pantai yang landai material gisik ini kebanyakan berupa pasir,dan sebagaian kecil berupa meterial dengan butiran kerikil sampai yang lebih besar. Pada umumnyamaterial pasir suatu gisik pantai berasal dari daerah pedalaman yang di bawah air sungai ke laut,kemudian diendapkan oleh arus laut sepanjang patai. Gisik seperti ini dapat dijumpai di sekitar muarasungai.

Pantai berawa payauRawa payau juga mencirikan daerah pantai yang tumbuh atau akresi (accretion). Proses sedimentasimerupakan penyebab bertambahnya majunya pantai ke arah laut. Material penyusun umumnyaberbutir halus dan medan ini berkembang pada lokasi yang gelombangnya kecil atau terhalang sertadengan kondisi air laut yang relatif dangkal. Karena airnya payau, maka daerah ini kemungkinanuntuk pengemabangannya sangat terbatas. Rawa payau ini pada umumnya ditumbuhi olehtumbuhan rawa payau seperti bakau, nipah, dan tumbuh-tumbuhan rawa lainnya yang hidup di airpayau. Tumbuhan bakau ini dapat berfungsi sebagai pemecah gelombang dan sebagai penghalangpengikisan di pantai, sebaliknya sedimentasi bisa terjadi. Oleh karena itu pantai mengalami akresi.Peranan bakau di dalam merangsang pertumbuhan pantai terbukti jelas jika bakaunya hilang/mati,ditebang habis, maka yang terjadi adalah sebaliknya yaitu pantai mengalami erosi.

Pada pantai yang mengalami akresi, umumnya terdapat urutan (squence) tumbuhaan yang ada yaitubakau yang paling depan, dibelakangnya nipah, tumbuhan rawa air tawar/lahan basah. Batas teratasdari bakau adalah setinggi permukaan air pasang maksimum. Permukaan air pasang tertinggi terjadipada saat pasang purnama (pada saat bulan purnama) dan pasang perbani (pada saat bulangelap/bulan mati).

Pantai berterumbu karang.

Terumbu karang (coral reef) terbentuk oleh aktivitas binatang karang dan jasad renik lainnya. Prosesini terjadi pada areal-areal yang cukup luas. Bird (1970: 190-193) pada intinya menyatakan bahwabinatang karang dapat hidup dengan beberapa persyaratan kondisi yaitu:

a. Air jernihb. Suhu tidak lebih dari 18o Cc. Kadar garam antara 27 – 38 ppmd. Arus laut tidak deras

Terumbu karang yang banyak muncul kepermukaan banyak terdapat di kepulauanIndonesia. Pada pulau-pulau karang yangterangkat umumnya banyak terdapat endapanpuing-puing dan pasir koral di lepas pantainya.Ukuran butiran puing dan pasir lebih kasar kearah datanganya ombak/gelombang jikagelombang tanpa penghalang. Proses tektoniksering berpengaruh pula terhadap terumbukarang. Atol adalah hasil kombinasi prosesbinatang karang dengan proses tektonik yangberupa subsiden.

Gambar 4-4. Berbagai tipe pantai cliffdan pembentuknya

Page 7: Geomorf_Morfologi Pantai

Hasil Pengenadpan MarineBentukan hasil pengendpan marine di pantai dapat dibagi beberapa bagian yaitu Beach dan Bar.

a. Beach adalah timbunan puing batuan di atas sepanjang daerah yang terpotong gelombang yangsifatnya hanya sementara. Mungkin sekali beach itu merupakan kesatuan yang sangat panjang,tidak terputus-putus hingga mencapai ratusan km, tetapi ada pula yang hanya beberapa ratusmeter dan merupakan kesatuan yang pendek-pendek. Apalagi beach yang terjadi pada daerah-daerah teluk. Hal ini disebabkan oleh adanya kekuatan gelombang yang terpusat padasemenanjung, hingga semenanjung merupakan pusat pengikisan. Oleh karena itulahsemenanjung pada umumnya diakhiri oleh suatu cliff. Sebaliknya dengan tenaga gelombang itudi teluk-teluk hasil pengikisan disebarkan sebgai beach. Beach sifatnya yang sementara, karenasewaktu-waktu akat tersapu gelombang pada waktu air pasang, namun pada pantai yangbergeser ke arah laut sifat beach lebih mantap. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 4– 5 pada halaman berikut.

Keterangan:

Merupakan arah kekuatan gelombang Cliff

Beach Gelombang

Gambar. 4 – 5. Perubahan kekuatan gelombang pada teluk dan semenanjung

Bahan pembentuk beach dapat berasal dari laut ataupun dari darat. Mungkin sebagian berasaldari darat dan sebagaian dari laut. Pembentuk beach yang terpenting adalah gelomabng yangbergerak maju searah dengan tujuan gelombang tanpa diimbangi dengan gerakan mundur(solitary wave) dan oscilatory waves merupakan gelombang yang bergerak membentuklingkaran, bergerak maju pada puncak, naik di bagian depan mundur pada bagian lembah danturun di bagian belakang gelombang, yang membantu dalam menyediakan bahan.

b. Bar adalah gosong pasir dan kerikil yang terletak pada dasar laut yang terjadi oleh pengerjaanarus dan gelombang. Kadang kadang gosong muncul di atas permukaan laut dan kadang-kadangterendam seluruhnya oleh air laut. Bar ada beberapa macam yaitu meliputi: spit, nehrung, mid baybar, bay mouth bar, looped bar, tombolo, dan cuspate spit serta ofshore bar yang terpisah samasekali dari daratan. Ilustrasi dari masing-masing dapat dilihat pada Gambar 4- 6 berikut.

Page 8: Geomorf_Morfologi Pantai

Looped bar

NehrungMid bay bar

Bay mouth bar

Looped bar TomboloCuspate spit

Offshore bar

Gambar. 4 – 6. Bentukan hasil pengendapan marine

Mengenai pembantukan spit dan bar ada beberapa macam pendapat, tetapi pada umumnya spitmerupakan hasil pengendapan longshore current melalui semenanjung sambil mempertahankanarahnya yang lurus. Jadi arus tidak membelok mengikuti belokan pantai ke dalam teluk. Arus pasangtidak berpengaruh terhadap pembentukan spit dan bar ini, karena spit dan bar ini arahnya berlawanandengan arus pasang. Sementara itu, di daerah yang tidak ada arus pasang sering tumbuh spit danbar. Ada yang berpendapat bahwa pembentukan spit dan bar itu ada kaitannya dengan arussepanjang pantai (longshore current) dimana arus ini hanya menyediakan bahan-bahan saja untuk ,untuk pembentukan spit dan bar dilakukan oleh gelombang badai yang datang miring terhadap arahpantai Lewis (1932) dalam Sudardja (1977: 104).

Di lain ada yang berpendapat bahwa kalau dasar laut melandai dari pantai ke tengah, makagelombang memecah agak jauh dari tepi. Serangan air laut yang terkuat memusat di sepanjangtempat memecahnya gelombang. Arus sepanjang pantai drift bergerak mengikuti breakers itu.Tempat-tempat pertemuan di atara keduanya terbentuklah offshore bar yang tidak terputus danterletak agak jauh dari tepi pantai Gilbert (1932) dalam Sudardja (1977: 105).

Jadi spit dan bar serta offshore bar ini dapat dikatakan bahwa bahan-bahan endapan berasal dariendapan dasar laut sebagai akibat dari serangan gelombang dan arus sepanjang pantai, sehinggamaterial terus bertambah dan terbentuklah spit dan bar seperti pada gambar yang telah disajikanpada bagian terdahulu. Jelasnya bahwa dalam pembentukan spit dan bar tidak hanya ditentukan oleharus sepanjang pantai, tetapi secara bersama-sama dikerjakan oleh arus dan gelombang serta bentukpantai tidak dapat diabaikan, karena dpat membelokan arah arus laut.

Klasifikasi pantai serta perkembangannya.

Klasifikasi Pantai

Mengklasifikasikan pantai pada dasarnya menggolongkan atau menge-lompok-ngelompokan pantaiyang sedemikian banyak jenisnya ke dalam beberapa kelompok dan setiap golongan/kelompok

Page 9: Geomorf_Morfologi Pantai

mempunyai ciri yang khas, sehingga dapat di bedakan antara satu dengan yang lainnya. Mengenaiklasifikasi pantai dapat diklasifikasi kan menjadi beberapa jenis.

Johnson dalam Lobeck (1939: 345) melakukan klasifikasi pantai yang didasarkan pada perubahanrelatif tinggi permukaan air laut, menjadi 4 jenis pantai, yaitu:a. Pantai submergen (Shoreline of submergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-

ciri penurunan daratan/dasar laut, yang termasuk ke dalam klasifikasi ini adalah:Pantai Ria, pantai ini terjadi kalau pantai tersebut bergunung dan berlembah dengan arah yangmelintang kurang lebih tegak lurus terhadap pantai. Pada tiap teluk bermuara sebua sungai.Pantai Fyord, pantai ini terjadi karena adanya lembah-lembah hasil pengikisan oleg gletsermengalami penurunan. Fyord ini banyak terdapat pada daerah-daerah yang dulunya mengalamipengerjaan glasial sampai pantai.

b. Pantai emergen (Shoreline of emergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciripengangkatan relatif dasar laut. Pada pantai jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

Pantai emergen yang berupa pegunungan, ciri utama dari pantai ini adalah adanya beach ataucliff yang terangkat hingga letaknya jauh lebih tinggi dari pada yang dapat dijangkau olehgelombang. Juga bekas pantai lama yang telah terangkat yang ditandai oleh adanya goa-goa,relung, cliff yang saat ini tidak lagi tercapai oleh geolombang lautPantai emergen yang berupa dataran rendah, pantai ini terjadi pada continental shelf dangkalanyang terangkat sampai ke atas permukaan laut. Pantai ini biasanya tersusun atas batuansedimen marine. Pantai jenis ini di daerah pedalaman (pesisir/coast) merupakan dataran yangrelatif luas dan daratan yang patah (fall line) terkadang dijumpai banyak air terjun (seperti diPantai Tenggara USA, dataran pesisir melandai serta material batuannya berupa sedimenmarine. Contoh lainnya adalah pantai Teluk Mexico dan pantai selatan Rio de La Plata diArgentina.

c. Pantai netral (Neutral Shoreline), pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas (tidak adatanda-tanda bekas pengangkatan dan penurunan daratan/dasar laut). Pantai jenis ini meluas kearah laut. Jenis yang termasuk ke dalam jenis ini adalah:

Pantai delta (delta shorelines), pantai yang dicirikan oleh adanya pengendapan pada muarasungai.Pantai vulkanis (volcano shorelines), terjadi karena material gunungapi yang ke luar dari perutbumi mengalir sampai ke laut.Pantai dataran aluvial (delta shorelines), jenis ini sangat erat kaitannya dengan pantai delta.Pantai karang (coral reef shorelines), merupakan pantai yang diperkuat oleh adanyapembentukan gosong-gosong karang. Material sebagian besar berupa pengendapan karang.Pantai sesar (fault shorelines), di mana air laut mencapai muka sesar. Pantai golongan ini padaumumnya tidak meliputi daerah yang tidak terbatas (tidak luas).

d. Pantai majemuik (Compound Shoreline). Pantai ini terjadi sebagai akibat dari terjadinya prosesyang berulang kali mengalami perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Bentukan yangdihasilkan juga bermacam-macam pula, ada yang ditandai oleh adanya pengangkatan, ditandaitelah terjadinya proses penurunan. Oleh karena itu, pantai demikian disebut dengan pantaimajemuk. Contoh pantai jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Pulau Jawa.

Adapun mengenai ilustrasi dari masing-masing jenis pantai berdasarkan klasifikasi Johnson dapatdilihat pada Gambar 4 – 7 pada halaman 95. Shepared (1963) dalam Sutikno (1999: 13) dan Sunarto(1991: 32) melakukan klasifikasi terhadap pantai yang didasari oleh genetik dengan penekananbentuk yang dihasilkan oleh proses marine. Adapun klasifikasi tersebut adalah pantai primer (muda)dan pantai skunder (dewasa). Patai primer terbentuk oleh tenaga-tenaga dari dari darat (erosi,deposisi darat, gunungapi, sesar dan lipatan). Pantai skunder terjadi dari hasil proses laut yangmeliputi erosi laut dan pembentukan oleh organik. Kelemahan dari klasifikasi ini sulit untukmenentukan yang primer dan skunder. Klasifikasi tersebut dapat dilihat dalam tabel klasifikasi padahalaman 96. Pathic (1972) dalam Sutikno (1999: 18) melakukan klasifikasi atas dasar prosesgeomorfologi, dan struktur. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut:1. Pantai Akresi

a. Pantai bergumuk : beting gisik, bura, spitb. Pantai delta, tanpa tenaga gelombang dan arus yang kuat

2. Pantai Erosifa. Teras marinb. Teras cliff

Page 10: Geomorf_Morfologi Pantai

c. Teras cliff dengan longsoran3. Pantai atas dasar struktur

a. Pantai bold, berkembang pada batuan yang resistenb. Pantairendah, merupakan pantai yang berkembang pada dataran aluvial pantai.

Pantai rendah , merupakan pantai yang berkembang pada dataran aluvial pantai

Gambar. 4 – 7. Tipe pantai ( Lobeck, 1939: 344)

Klasifikasi pantai dari Shepard (1963)

I. PRIMARY (YOUTHFUL) COASTSA. Land erosion coasts

2. Ria coasts (drowned rivervalleys)

: a. Dndritic typeb. Trellis type

3. Drowned glacial erosion coasts:

a. Fyord coastsb. Glacial troughs

4. Drowned karst topographyB. Subaerial deposition coasts

1. River deposition coasts: a. Deltaic coasts :

a) Birdfootc) Lobated) Cuspate

b. Aluvial plain coasts2. Glacial deposition coasts

a. Partially submerged morainesb. Partially submerged drumlinsc. Partially submerged drift

features3. Wind deposition coasts:

a. Dunesb. Fossil dunec. Sand flats

4. Landsilde coasts

C. Volcanik coasts1. Lava flow coasts2. Tephra coasts3. Volcanic colleapse or explosion coasts

D. Shaped by diastropic movements1. Foult coasts

a. Fault scrap coastb. Fault trough typec. Overthrust type

2. Fold coasts3. Sedimentary extrusions

a. Salt domesb. Mud lumps

II. SCONDARY COASTSA. Wave erosion coasts

1. Wave straightened coasts : a. Cut in momogenious materials, b. Hogback strike coastsc. Fault line coasts

2. Made irregular by wave erosion: a. Deep coast , b. Heterogeneous formation coast

B. Marine deposition coasts

Page 11: Geomorf_Morfologi Pantai

1. Barrier coasts : a. Barrier beaches b. Barrier islands c. Barrier spitsd. Bay barrier e. Overwsh fans

2. Cuspate foreland3. Beach plains4. Mud flats/salt marshes

C. Coasts buildt by organism1. Coral reef coasts2. Serpulid reef coasts3. Oyster reef coasts4. Mangrove coasts5. Marsh grass coasts

Perkembangan Pantaia. Perkembangan pantai submergence

Pantai submergen dalam perkembangannya mengalami beberapa tahap perkembangan. Adapunperkembangannya sebagai berikut.1. Permulaan (initial)

Bentuk pantai awal ditandai oleh adanya relief yang sangat kasar, tidak teratur, kecuali jikadaerah pantai tersebut berupa dataran aluvial, delta atau dataran bekas pengerjaan glasialyang masing-masing mengalami peurunan relatif. Adanya lembah yang tenggelam merupakanciri utama dari pantai submergence. Anak-anak sungai tidak lagi bersatu dengan induknya(terutama pada anak-anak sungai yang bergabung dengan induknya telah dekat denganpantai) sebagai akibat turunnya daratan dan pegunungan antar lembah sungai menjadisemenanjung, jika penurunan daratan berlangsung jauh ke arah daratan. Ada kalanyabeberapa puncaknya menjadi pulau-pulau kecil yang terletak di depan semenanjung.Sementara sungai-sungai yang tenggelam berubah menjadi teluk-teluk yang dalam.

2. Muda (youth)Tanjung-tanjung dan pulau-pulau mengalami serangkaian proses erosi marin. Oleh karena ituterbentuklah cliff-cliff dan beberapa bentukan hasil erosi yang lain menjadi ciri yang utamapada pantai submergen pada perkembannya tahap muda. Penampang pantai belumseimbang, karena proses perkembangan pantai masih berlangsung.

3. Permulaan tingkat dewasa (submaturity)

Pada tahap perkembangan ini garis pantaitampat diluruskan, karena semenanjungdiperpendek oleh proses pengikisan, teluk-teluk terisi endapan. Pada permulaanpembentukan bar seoleh-olah di teluk terdapatgaris pantai yang kembar yang terletak didepan bars, sedangkan lain adalah garispantai lama yang sekarang terletak dibelakangnya. Dalam hal ini kalau bay mouthbar telah bersambung dengan sisi teluk yanglain, maka garis pantai yang ada dibelakangnya tidak lagi menjadi garis pantai.Kemudian menjadi laguna, inipun lamakelamaan akan menjadi rawa belakang, dansebagainya.

4. Dewasa (maturity)

Pada tingkat ini terdapat dua ciri yang utama,yaitu profil mengalami seimbang dan garispantai telah mundur sedemikian rupa,sehingga semenanjung dan teluk tidak tampaklagi. Pengikisan/erosi marin telah sampai padapangkal semenanjung/teluk serta garis pantaimenjadi lurus.

Page 12: Geomorf_Morfologi Pantai

5. Tua (old age)Bekerjanya proses pelapukan dan pengikisan subareal yang lebih jauh, cliff telah menjadilandai. Untuk mencapai tingkat ini sangat sulit diperlukan waktu yang cukup lama, bahkantingkat ini mungkin jarang tercapai, sebab muka air laut jarang terjadi bahwa muka lautketinggiannya tetap dalam jangka waktu yang sangat lama.

b. Perkembangan pantai emergence

Perkembangan pantai emergence tergantung pada kaadaan daerah awalnya, terutama yangberkenaan dengan lereng di depan pantai itu landai atau curam. Oleh karena itu, dalam penjelasantingkatan perkembangan dari masing-masing disajikan tersendiri.1) Pantai emergen pada pantai yang landai

Pada tingkat inisial (muda) dimulai dengan pembentukan submarin bar sebagai awalperkembangan pantai ini. Submarin bar terletak di depan breaker (ke arah panatai). Breaker inibekerja mengangkat material dasar laut untu diendapkan sebagai submarin bar. Pada tingkatanmuda offshore bar sudah terbentuk dengan laguna (lagoon) di belakangnya. Offshore barselanjutnya menjadi ciri dari perkembangan pantai emergence yang landai. Offshore bar tidakmenyambung sehingga terdapat pintu air dan dari sinilah air dari dalam dan ke luar laguna,terutama air akibat pasang naik dan surut. Makin ke arah tingkatan perkembangan dewasa, terjadisedimentasi yang kuat menimbun laguna dan marsh semakin lebar serta berkembang menjadidelta pasang surut. Bar bergerak mendorong marsh akibat bekerjanya gelombang. Karena pantaimengalami pengangkatan demikian juga terjadi prubahan marsh dan bar menghilang terkikis airlaut dan air dari daratan. Perubahan kemiringan daratan karena pengangkatan daratan memicupercepatan erosi. Contoh perkembangan pantai emergence atau terangkat seperti dalamGambar 4 – 9a pada halaman 100 dan Gambar 4 – 9b pada halaman 101.

2) Pantai emergen pada pantai yang curamPerkembangan pantai emergence yang curam, berbeda dengan pada daerah yang landai. Padadaerah yang curam tidak ada offshore bar.Pada tingkat muda terjadi pengikisan cliff dan dasar laut yang timbul akibat pengangkatan. Akhirtingkat muda dicirikan dengan adanya dengan cliff yang jelas. Sungai-sungai besar dapat

mengimbangi pengangkatan, sehinggaoleh pengikisannya ia tetap dapatbermuara setinggi permukaan laut.Tetapi sungai-sungai kecil tidak dapatmengimbangi pengangkatan, olehkarena itu terbentuklah lembahmelayang (hanging valley) dan sungaiberbuara dengan air terjun. Pada kakicliff di bawah lembah melayang terdapatkipas aluvial. Pada tingkat dewasapantai mengalami pemunduran sampaititik sebelum pengangkatan. Teras yangterjadi akibat pengangkatan dirusak lagioleh gelombang dan kemudianmenghantam cliff semula. Keadaan padatingkat ini dapat dipersamakan denganpantai emergence landai ketika offshorebar telah berpindah ke arah pantaisemula. Mulai dari tingkat ini selanjutnyaperkem-bangan pantai emergencemanjadi sama.

Gambar 4 – 9a. PerkembanganPantai Emergence pada daerahlandai (Lobeck , 1939: 46)

Page 13: Geomorf_Morfologi Pantai

A

Gambar 4 – 9b. PerkembanganPantai Emergenece

Gambar tersebut menunjukkan tingkatB perkembangan pantai emergen yang

berupa dataran. Perhatikanperkembanag obshore bar mulai daritingak pembentukan sam-pai kepada

C penghancuran kembali oleh erosimarin. Dari gambar A merupa-kantingkat yang paling muda dan Fmenunjuk-kan pada tingkat tua

D (Sudardja & Akub (1977: 113)

RingkasanE

Wilayah pesisir merupakan daerahyang mencakup wilayah daratsejauh masih mendapat pengaruh

F laut dan sejauh mana wilayah lautmasih mendapat pengaruh daridarat (aliran air tawar dan sedimen).Ada beberapa faktor yangmempengaruhi perkemabangan

roman permukaan bumi di daerah pantai adalah a) gelombang, arus, dan pasang yang berlakusebagai faktor pengikis, pengangkut dan pengendap, b) sifat bagian daratan yang mendapatpengaruh proses-proses marin. Jadi apakah berupa dataran rendah, curam, landai, dan bagimanasifat batuannya, c) perubahan relatif dari ketinggian muka air laut. Permukaan air laut ketinggiannyasenantiasa berubah-ubah. Hal ini mungkin berlaku lokal atau bisa berlaku pula untuk seluruh pantai dimuka bumi. Bersifat lokal itu dapat terjadi sebagai akibat dari pengaruh pengangkatan ataupenurunan daratan yang hanya meliputi daerah yang sempit, sedangkan perubahan muka air lautyang berlaku bagi seluruh permukaan bumi dapat disebabkan oleh adanya pembekuan/pencairan essecara besar-besaran di daerah kutub, daya tampung laut yang berubah, misalnya karena terjadipenurunan atau pengangkatan dasar laut yang luas, sehingga permukaan air laut berubah secarakeseluruhan, d) faktor alami yang lain, seperti tumbuhnya binatang karang di daerah pantai,volkanisme, dan lain-lain, dan faktor manusia, misalnya pembuatan pelabuhan, reklamasi pantai,pengeringan rawa pantai, pembuatan jeti di pantai, dan sebagainya yang kesemuanya dapatmempeng-aruhi perkembangan pantai. Garis pantai (shore line) dapat dibedakan menjadi duabagian, yaitu fore shore adalah bagian pantai pulai dari muka air laut terendah sampai muka air lautpasang tertinggi (pasang naik), back shore adalah merupakan bagian dari pantai mulai dari muka airlaut tertinggi sampai pada batas wilayah pesisir (coast), offshore adalah merupakan daerah yangmeluas dari titik pasang surut terendah ke arah laut. Gelombang merupakan faktor yang terpentingdalam pengikisan, terutama gelombang pada waktu badai dan tsunami. Namun demikian, bukanhanya gelombang saja yang yang berpengaruh terhadap pengikisan/erosi marine, melainkan jugafaktor: 1) jenis dan daya tahan batuan, 2) struktur batuan, 3) stabilitas pantai, 4) terbuka/tidaknyapantai terhadap pengaruh gelombang, 5) dalamnya laut di pantai, 6) Banyak sedikit dan besarkecilnya material pengikis yang diangkut oleh gelombang.

Erosi marine meliputi proses-proses korasi (abrasi), korosi dan atrisi. Korasi atau abrasi memegangperanan penting apabila air banyak mengandung puing-puing dan bongkah-bongkah yang berfungsisebagai alat pengikis pada saat dibawa gelombang dan menghantam tebing atau dasar pantai. Tanpamaterial yang diangkutpun gelombang mampu memecahkan/mengikis batuan di tebing pantai dengankekuatan gelombang itu sendiri. Klasifikasi pantai yang didasarkan pada perubahan relatif tinggipermukaan air laut, menjadi 4 jenis pantai, yaitu a) pantai submergen (Shoreline of submergence),merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri penurunan daratan/dasar laut, b) pantai emergen(Shoreline of emergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri pengangkatan relatifdasar laut. C) pantai netral (Neutral Shoreline), pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas

Page 14: Geomorf_Morfologi Pantai

(tidak ada tanda-tanda bekas pengangkatan dan penurunan daratan/dasar laut), dan e) pantaimajemuik (Compound Shoreline). Pantai ini terjadi sebagai akibat dari terjadinya proses yangberulang kali mengalami perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Perkembangan pantaisubmergence, mengalami beberapa tahap perkembangan. Adapun perkembangannya adalah 1)permulaan (initial), betuk pantai awal ditandai oleh adanya relief yang sangat kasar, tidak teratur,kecuali jika daerah pantai tersebut berupa dataran aluvial, delta atau dataran bekas pengerjaanglasial yang masing-masing mengalami peurunan relatif, 2) muda (youth), Tanjung-tanjung danpulau-pulau mengalami serangkaian proses erosi marin. Oleh karena itu terbentuklah cliff-cliff danbeberapa bentukan hasil erosi yang lain menjadi ciri yang utama pada pantai submergen padaperkembannya tahap muda. Penampang pantai belum seimbang, karena proses perkembanganpantai masih berlangsung, 3) permulaan tingkat dewasa (submaturity), tahap perkembangan ini garispantai tampat diluruskan, karena semenanjung diperpendek oleh proses pengikisan, teluk-teluk terisiendapan, 4) dewasa (maturity), tingkat ini terdapat dua ciri yang utama, yaitu profil mengalamiseimbang dan garis pantai telah mundur sedemikian rupa, sehingga semenanjung dan teluk tidaktampak lagi. Pengikisan/erosi marin telah sampai pada pangkal semenanjung/teluk serta garis pantaimenjadi lurus, dan tua (old age), bekerjanya proses pelapukan dan pengikisan subareal yang lebihjauh, cliff telah menjadi landai. Perkembangan pantai emergence tergantung pada kaadaan daerahawalnya, terutama yang berkenaan dengan lereng di depan pantai itu landai atau curam.

Daftar Pustaka

Djamari dan Al Rasyid, 1980: 97)Lobeck, AK. (1939), Geomorphology, An Introduction to the study of Lanscape, New York and

London: Mc Graw-Hill Book Company. Inc.Sudarja Adiwikarta dan Akub Tisnasomantri, (1977), Geomorfologi Jilid II, Bandung: Jurusan Pend.

Geografi IKIP Bandung.Sunarto (1991/1992), Geomorfologi Pantai ”Makalah” , Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Ilmu

Teknik UGM.Sukmantalya, I Nyoman K, Drs. M.Sc. (1995), Pengenalan Secara Tinjau Geomorfologi dan

Terapannya Melalui PJ Untuk Inventarisasi Sumberdaya Lahan, Cibinong: Bakosurtanal.Suprapto Dibyosaputro, Drs. M.Sc., (1997), Geomorfologi Dasar, Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.Sutikno (1999), Karakteristik Bentuk Pantai, “Diktat”, Yogyakarta: PUSPICS UGM.Sutikno (1987), Geomorfologi Konsep dan Terapannya ”Makalah”, Yogyakarta: Fakultas Geografi

UGM.van Zuidam, R.A, dan F.I. van Zuidam Cancelado, 1979. Terrain Analysis And Classification Using

Aerial Photographs, International Institute for Aerial Survey and Earth Science (ITC) 350,Boulevard Al Enschede, The Netherlands.