Geomagnetik Dan Aplikasinya
-
Upload
dennis-fernando -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Geomagnetik Dan Aplikasinya
Geomagnetik dan Aplikasinya
Sejarah perkembangan Metode Magnetik telah dikenal sekitar 400 tahun
yang lalu. Orang yang pertama kali melakukan penelitian magnetisasi bumi secara
ilmiah adalah Sir William Gilbert(1540 – 1603). Gilbert adalah orang yang
pertama kali melihat bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara –
selatan sumbu rotasi bumi. Penemuan Gilbert kemudian diperdalam oleh Van
Wrede (1843) untuk melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi
magnet di permukaan bumi. Hasil penelitiannya kemudian dibukukan oleh Thalen
(1879) dengan judul : “The Examination Of Iron Ore Deposite By Magnetic
Measurement” yang kemudian menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi bumi
(Geomagnet) Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan
untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan.
Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan
bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur
kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah
permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang
mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di
darat, laut maupun udara. Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet
suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat kaitannya
dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral
magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya. Metoda
ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan
tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan
kegiatan gunungapi.
Berdasarkan sifat medan magnet bumi dan sifat kemagnetan bahan
pembentuk batuan, maka bentuk medan magnetik anomaly yang ditimbulkan oleh
benda penyebabnya tergantung pada: 1.Inklinasi medan magnet bumi disekitar
benda penyebab 2.Geometri benda penyebab 3.Kecenderungan arah dipol – dipol
magnet didalam benda penyebab 4.Orientasi arah dipole – dipole magnet benda
penyebbab terhadap arah medan bumi. 2.3 Intensitas MagnetisasiGaya magnet (F)
adalah gaya tarik menarik / tolak-menolak dari dua kutub magnet (m1,m2) yang
berjarak r.
Hukum Coloumb:
F = m1.m2/(µ.r2)
Dimana µ = konstanta permeabilitas magnet
Suatu medan magnetik yang ditempatkan pada suatu medan magnet akan
mengalami magnetisasi oleh imbas magnetik yang didefinisikan sebagai:
I = M / V
Dimana : M = momen magnetik deikutub (dipole)
I = jarak antara kutub +m dan –m
V = volum benda
Momen magnet (M) adalah besaran vektor yang memanjang dari kutub negatif ke
kutub positif. Intensitas magnetik (I) adalah momen magnet per satuan volume.
Intensitas magnet ini sebanding dengan kuat medan magnet dan arahnya searah
dengan medan magnet yang menginduksi. Susceptibility/kerentanan magnetik (k)
merupakan tingkat kemagnetan suatu benda untuk termagnetisasi.
I = k. H
Dimana: I = intensitas magnetik
H = kuat medan magnet
Nilai k pada batuan semakin besar jika dalam batuan tersebut semakin banyak
dijumpai mineral-mineral bersifat magnetik. Berdasarkan nilai k dibagi tiga
kelompok jenis material dan batuan peyusun litologi bumi, yaitu:
Paramagnetik : Mempunyai nilai k yang bernilai positif
Contoh : olivine, biotit.
Feromagnetik : Mempunyai nilai k yang sangat besar dan positif
Contoh: besi dan nikel.
Diamagnetik : Mempunyai nilai k yang negative
Contoh: grafit, gysum, quartz
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode
gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga
keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau dari
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor
magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi.
Sifat-Sifat Kemagnetan Batuan
Sifat magnetik material pembentuk batuan – batuan dapat dibagi menjadi :
1. Diamagnetik
Dalam batuan diamagnetik atom – atom pembentuk batuan mempunyai
kulit elektron berpasangan dan mempunyai spin yang berlawanan dalam tiap
pasangan. Jika mendapat medan magnet dari luar orbit, elektron tersebut akan
berpresesi yang menghasilkan medan magnet lemah yang melawan medan
magnet luar tadi mempunyai Susceptibilitas k negatif dan kecil dan
Susceptibilitas k tidak tergantung dari pada medan magnet luar. Contoh :
bismuth, grafit, gipsum, marmer, kuarsa, garam.
2. Paramagnetisme
Di dalam paramagnetik terdapat kulit elektron terluar yang belum jenuh
yakni ada elektron yang spinnya tidak berpasangan dan mengarah pada arah
spin yang sama. Jika terdapat medan magnetik luar, spin tersebut berpresesi
menghasilkan medan magnet yang mengarah searah dengan medan tersebut
sehingga memperkuatnya. Akan tetapi momen magnetik yang terbentuk
terorientasi acak oleh agitasi termal, oleh karena itu bahan tersebut dapat
dikatakan mempunyai sifat :
Susceptibilitas k positif dan sedikit lebih besar dari satu. Susceptibilitas k
bergantung pada temperatur. Contoh : piroksen, olivin, garnet, biotit,
amfibolit dll.
Dalam benda-benda magnetik, medan yang dihasilkan oleh momen-
momen magnetik atomik permanen, cenderung untuk membantu medan luar,
sedangkan untuk dielektrik-dielektrikmedan dari dipol-dipol selalu cenderung
untuk melawan medan luar, apakah dielektrik mempunyai dipol-dipol yang
terinduksi atau diorientasikan.
3. Ferromagnetic
Terdapat banyak kulit electron yang hanya diisi oleh suatu elektron
sehingga mudah terinduksi oleh medan luar.keadaan ini diperkuat lagi oleh
adanya kelompok-kelompok bahan berspin searah yang membentuk dipole-
dipol magnet (domain) mempunyai arah sama, apalagi jika didalam medan
magnet luar. Mempunyai sifat : susceptibilitas k positif dan jauh lebih besar
dari satu. Susceptibilitas k bergantung dari temperature. Contoh : besi, nikel,
kobalt.
4. Antiferromagnetik
Pada bahan antiferromagnetik domain-domain tadi menghasilkan dipole
magnetik yang saling berlawanan arah sehingga momen magnetic secara
keseluruhan sangat kecil.
Bahan antiferromagnetik yang mengalami cacat kristal akan mengalami
medan magnet kecil dan suseptibilitasnya seperti pada bahan paramagnetic
suseptibilitas k seperti paramagnetic, tetapi harganya naik sampai dengan titik
curie kemudian turun lagi menurut hokum curie-weiss. Contoh : hematit
( Fe2O3 ).
5. Ferrimagnetik
Pada bahan ferrimagnetik domain-domain tadi juga saling antiparalel
tetapi jumlah dipol pada masing-masing arah tidak sama sehingga masih
mempunyai resultan magnetisasi cukup besar. Suseptibilitasnya tinggi dan
tergantung temperatur.
Contoh : magnetit ( Fe3O4 ), ilmenit ( FeTiO3 ), pirhotit ( FeS ).
Berdasarkan proses terjadinya maka ada dua macam magnet : Magnet induksi
( bergantung pada suseptibilitasnya menyebabkan anomaly pada medan
magnet bumi ). Magnet permanen : bergantung pada sejarah pembentukan
batuan tadi.
Komponen Medan Magnet Bumi
Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan
intensitas kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal
yang dihitung dari utara menuju timur
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang
horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada bidang
horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumi
Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk
menyeragamkan nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang
disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui
setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran
rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu
tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil
pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas
lebih dari 106 km2..
2. Medan magnet luar (external field)
Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang
merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari
matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang
mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini
terhadap waktu jauh lebih cepat.
3. Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral
bermagnet seperti magnetite (Fe7 S8 ), titanomagnetite (Fe2 T i O4 ) dan lain-lain yang
berada di kerak bumi.