GEOLOGI STRUKTUR

17
GEOLOGI STRUKTUR Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan. Geologi struktur pada intinya mempelajari struktur batuan, yaitu struktur primer (misal: perlapisan, foliasi, laminasi, dan sebagainya) dan struktur sekunder (misal: kekar, sesar, lipatan). Dimana sebagian besar mempelajari tentang struktur sekunder. Cara mempelajari dan menganalisa struktur geologi dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu: 1. Tahap lapangan, meliputi langkah-langkah secara berurutan, yaitu observasi lapangan, pencatatan dan perekaman data secara detail. 2. Tahap laboratorium, meliputi analisa dan sintesa geologi. Cara penulisan simbol (notasi) struktur bidang dan struktur garis: 1. Struktur Bidang Penulisan struktur bidang dinyatakan dengan: a. Jurus dan Kemiringan (dip) Sistem azimuth: N X0 E/ Y0, dimana X adalah jurus/ strike (00-3600), dan Y adalah kemiringan/ dip (00-900). Contoh : N 0600E/ 450 Sistem kuadran : (N/ S) A0 (E/ W)/ B0C, dimana A adalah strike (00- 3600) ,B adalah dip (00-900), dan C adalah dip direction yang menunjukkan arah dip. Contoh : N 350W/ 300SW b. Besar Kemiringan Misalnya dalam sistem azimuth ditulis dengan notasi N 1450E/ 300, maka penulisan berdasarkan sistem “dip, dip direction” dapat ditulis dengan notasi 300, N 2350E 2. Struktur Garis Penulisan struktur garis dinyatakan dengan: a. Sistem Azimuth: Y0, N X0E, dimana Y adalah penunjaman/ plunge (00-900) dan X adalah arah/ bearing (00-3600). Contoh : 780, N 0450E b. Sistem Kuadran : tergantung pada posisi kuadran. Contoh : 450, N 900E dapat ditulis 450, S 900E atau 450, N 900E Gamb. Simbol Struktur Bidang dan Struktur Garis 1.1 Langkah Kerja

Transcript of GEOLOGI STRUKTUR

GEOLOGI STRUKTUR

Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuan.Geologi struktur pada intinya mempelajari struktur batuan, yaitu struktur primer (misal: perlapisan, foliasi, laminasi, dan sebagainya) dan struktur sekunder (misal: kekar, sesar, lipatan). Dimana sebagian besar mempelajari tentang struktur sekunder.Cara mempelajari dan menganalisa struktur geologi dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:1. Tahap lapangan, meliputi langkah-langkah secara berurutan, yaitu observasi lapangan, pencatatan dan perekaman data secara detail.2. Tahap laboratorium, meliputi analisa dan sintesa geologi.Cara penulisan simbol (notasi) struktur bidang dan struktur garis:1. Struktur BidangPenulisan struktur bidang dinyatakan dengan:a. Jurus dan Kemiringan (dip)Sistem azimuth: N X0 E/ Y0, dimana X adalah jurus/ strike (00-3600), dan Y adalah kemiringan/ dip (00-900).Contoh : N 0600E/ 450Sistem kuadran : (N/ S) A0 (E/ W)/ B0C, dimana A adalah strike (00-3600) ,B adalah dip (00-900), dan C adalah dip direction yang menunjukkan arah dip.Contoh : N 350W/ 300SWb. Besar KemiringanMisalnya dalam sistem azimuth ditulis dengan notasi N 1450E/ 300, maka penulisan berdasarkan sistem dip, dip direction dapat ditulis dengan notasi 300, N 2350E2. Struktur GarisPenulisan struktur garis dinyatakan dengan:a. Sistem Azimuth: Y0, N X0E, dimana Y adalah penunjaman/ plunge (00-900) dan X adalah arah/ bearing (00-3600).Contoh : 780, N 0450Eb. Sistem Kuadran : tergantung pada posisi kuadran.Contoh : 450, N 900E dapat ditulis 450, S 900E atau 450, N 900E

Gamb. Simbol Struktur Bidang dan Struktur Garis1.1 Langkah KerjaTugas I.1 Pendahuluan1. Mengubah sistem azimuth menjadi sistem kuadran, atau sebaliknya.2. Kemudian menggambarkan arah yang dimaksud kedalam simbol.3. Menggunakan kaidah tangan kiri, dimana jari telunjuk menunjukkan arah strike dan ibu jari menunjukkan arah dip.Tugas 01.3 Pendahuluan1. Memplotkan arah strike sesuai dengan data ke lembar kerja.2. Kita teteapkan arah dip dengan kaidah tangan kiri, dip selalu tegak lurus strike dalam penggambarannya dengan perbandingan panjang strike dan dip yaitu 3 : 1.3. Kemudian kita warnai sesuai dengan batas yang sudah dibuat.

1.3 KesimpulanGeologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan bentuk (deformasi) pada batuan.Mempelajari geologi struktur di laboratorium sangat penting agar dapat menggambarkan struktur bidang dan struktur garis pada peta, selain itu juga sangat berguna untuk mengetahui gambaran tiga dimensi dari struktur di lapangan.

BAB IISTRUKTUR BIDANG

Beberapa unsur struktur geologi secara geometri dapat dianggap sebagai struktur bidang. Struktur geologi tersebut diantaranya adalah: bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, bidang belahan, bidang foliasi, dan sejenisnya. Beberapa istilah dalam struktur bidang, antara lain: Jurus/ StrikeAdalah arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal, dimana besar sudutnya diukur dari arah utara. Kemiringan/ DipAdalah sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus/ strike. Kemiringan Semu/ Apperent DipMerupakan sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal dari pengukuran dengan arah tidak tegak lurus jurus. Arah Kemiringan/ Dip DirectionAdalah arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dari arah utara.

2.1 Langkah KerjaTugas 02.1 Struktur Bidang1. Membuat garis lurus vertikal sebagai arah utara.2. Menggambar proyeksi horizontal garis dengan arah N 2700E.3. Kemudian menggambar proyeksi horizontal dip sebesar 300.4. Hubungkan kedua garis tersebut dengan garis sepanjang 1cm, 2cm, 3cm berurutan dan tegak lurus terhadap garis strike.5. Kembali menggam bar proyeksi horizontal garis dengan arah N 2850E6. Kemudian menggambar proyeksi horizontal dip sebesar 400.7. Hubungkan juga kedua garis itu dengan garis sepanjang 1cm, 2cm, 3cm berurutan dan tegak lurus garis strike.8. Membuat garis yang melewati perpotongan tegak lurus garis strike dengan garis 1cm, 2cm, 3cm tadi sebagai garis kontur struktur (KS).9. Ukur besarnya sudut yang dibentuk garis KS dari arah utara sebagai strike.10. Membuat garis yang tegak lurus KS sebagai folding line (FL).11. Membuat titik sejauh 1cm, 2cm, 3cm scara berurutan pada KS, kemudian hubungkan titik-titik tersebut, sehingga membentuk garis, ukur besar sudutnya yang merupakan dip.

Tugas 02.2 Struktur Bidang1. Buat sebuah titik, tentukan arah utaranya dan anggap titik tersebut berada pada ketinggian 300mdpl.2. Buat garis dengan arah N 1200E sepanjang 3cm, dan anggap titik akhirnya berada pada ketinggian 200mdpl.3. Buat garis dengan arah N 2000E sepanjang 4cm, dan anggap titik akhirnya berada pada ketinggian 100mdpl.4. Kemudian membuat garis KS dengan menghubungkan titik pada ketinggian 200mdpl dengan pertengahan antara titik 100mdpl dan titik 300mdpl.5. Sejajarkan garis KS tersebut pada titik 300mdpl dan titik 100mdpl, ukur besar sudutnya dari arah utara (N 600E).6. Buat garis FL yang tegak lurus dengan garis KS, kemudian buat titik sejauh 1cm dan 2cm pada KS secara berurutan kebawah, lalu hubungkan garis itu, sehingga didapatkan dip (210).7. Block 6x6 area tersebut, kemudian menggambar dalam tiga dimensi.

2.3 KesimpulanDidalam geologi struktur terdapat dua struktur yang dipelajari, salah satunya adalah struktur bidang. Struktur bidang ini diantaranya adalah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, bidang belahan, bidang foliasi, dan sebagainya.

BAB IIISTRUKTUR GARIS

Salah satu unsur struktur secara geometris adalah geometris garis (struktur garis, gores garis, perpotongan 2 bidang, dan lainnya). Struktur garis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:1. Struktur Garis RiilAdalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan, contohnya gores garis pada bidang sesar.2. Struktur Garis SemuAdalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi, contohnya liniasi fragmen breksi sesar.Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi 2 juga, yaitu:1. Struktur Garis Primer, meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen.2. Struktur Garis Sekunder, meliputi gores garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis poros lipatan dan kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.Beberapa istilah dalam struktur garis: Arah Penunjaman (trend)Adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis tersebut, dimana hanya menunjukkan 1 arah tertentu. Arah Kelurusan (bearing)Adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman garis tersebut, tetapi menunjukkan sudut pelurusnya. Rake (pitch)Adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal yang diukur pada bidang dimana garis itu terdapat.

3.1 Langkah KerjaTugas 03.1 Struktur Garis1. Membuat garis vertikal sebagai penunjuk arah utara.2. Menggambar strike sebesar N 0050E, dan ditulis sebagai KS 500.3. Dari KS 500 dibuat garis yang tegak lurus sebagai folding line (FL).4. Membuat garis dari perpotongan FL dengan KS 500, dengan besar sudut 450 sebagai dip.5. Dilanjutkan kembali membuat garis KS yang memotong FL dan garis dip.6. Membuat garis bearing N 1350E.7. Membuat garis sepanjang 1cm melalui perpotongan bearing dengan KS 400, kemudian buat garis dari titik pusat ke garis 1cm tadi yang kemudian dijadikan plunge.8. Membuat KS bantu dengan cara menggunakan jangka, perpotongan FL dengan KS 500 sebagai titik pusat dan perpotongan dip dengan KS 400 sebagai jari-jari, kemudian potongkan ke FL.9. Membuat KS bantu melalui perpotongan garis yang dibuat dengan jangka dan FL sejajar KS sebelumnya.10. Membuat garis yang tegak lurus dari perpotongan bearing dengan KS 400.11. Membuat garis dari titik pusat melalui perpotongan antara KS bantu dengan garis tadi sebagai rake.

Tugas 03.2 Struktur Garis1. Buat titik (titik pertama) dan arah utaranya, kemudian buat bearing N 2280E (KS 800), buat FL tegak lurus dengan bearing kemudian ukur sudut 300.2. Buat garis 1cm, 2cm, secara berurutan tegak lurus dengan FL dan perpanjang garis itu sepanjang bearing.3. Membuat KS bantu menggunakan jangka dengan titik pusat perpotongan FL dengan KS 800 dan jari-jari perpotongan dip dengan KS 700.4. Dari titik pertama ukur N 1300E kemudian tarik garis sepanjang 7 cm, dan jadikan sebagai titik kedua (KS 800).5. Buat bearing N 3350E kemudian buat FL tegak lurus bearing, ukur sudut 500 dari FL sebagai dip.6. Membuat garis sepanjang 1cm,2 cm secara berurutan tegak lurus FL, perpanjang garis itu sejajar dengan bearing.7. Membuat KS bantu menggunakan jangka dengan titik pusat perpotongan FL dengan KS 800 dan jari-jarinya adalah perpotongan dip dengan KS 700.8. Perpotongan KS 800 gamping dengan KS 800 dike sebagai titik utama.9. Menghubungkan titik perpotongan kedelapan KS dengan garis sebagai bearing (N 3570E).10. Tarik garis sepanjang 1 cm dari titik perpotongan KS 700, kemudian tarik garis dari titik utama menuju garis 1 cm tadi sebagai plunge (240).11. Tarik garis tegak lurus dengan KS 700 dititik perpotongan KS 700 menuju KS bantu dike, kemudian tarik garis dari titik utama menuju garis tegak lurus tadi sebagai rake dike (330).12. Tarik garis tegak lurus dengan KS 700 dititik perpotongan KS 700 menuju KS bantu gamping, kemudian tarik garis dari titik utama menuju garis tegak lurus tadi sebagai rake gamping (550).13. Block 8x8 area perpotongan tadi dan gambar 3 dimensinya di block orthogonal.

3.3 Kesimpulan1. Metode grafis dapat diaplikasiakan dalam pemecahan permasalahan struktur garis dengan menggunakan metode grafis satu antara lain :a. Menentukan pluge dan rake sebuah garis pada bidang tertentub. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan pada bidang tertentu.2. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua yaitu struktur garis riil dan struktur garis semu.3. Berdasarkan alat pembentukannya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur primer dan struktur sekunder.

BAB IVTEBAL DAN KEDALAMAN

Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara bidang (2 bidang) sejajar yang merupakan lapisan batuan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi) ke arah bawah terhadap suatu titik garis bidang.1. KETEBALANKetebalan lapisan dapat ditentukan dengan beberapa cara, baik secara langsung maupun tak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnya lapisan horizontal yang tersingkap pada tebing vertikal, lapisan vertikal yang tersingkap pada topografi datar. Apabila keadaan medan, struktur yang rumit, atau keterbatasan alat yang dipakai tidak memungkinkan dilakukannya pengukuran secara langsung, maka diadakan pengukuran secara tidak langsung, tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring tersingkap pada permukaan horizontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu w. Dengan mengetahui kemiringan lapisan (), maka ketebalannya adalah T= w sin . Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Untuk mencari kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan menggunakan Aligment Nomograph dengan menganggap kemiringan lereng sbagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus jurus sebagai kemiringan sebenarnya.

Gamb. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike2. KEDALAMANMenghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara, antara lain: Menghitung secara matematis. Dengan Aligment Diagram. Secara grafis.Rumus umum kedalaman: D= m (sin cos tan )4.1 Langkah KerjaTugas 04.1 Tebal dan Kedalaman1. Buat garis bantu untuk menentukan arah utara.2. Buat sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 500E.3. Buat sudut dari arah utara yang telah ditentukan soal N1650E, kemudian tarik garis sepanjang 3 cm.4. Membuat garis FL tegak lurus dengan bearing, ukur sudut sebesar 400 dari FL sebagai dip.5. Tarik garis dititik 3 cm N 1650E sejajarN 500E sampai berpotongan dengan garis FL untuk penentuan ketebalan dan kedalaman.6. Tarik garis sejajar arah utara diperpotongan garis yang telah dibuat tadi dengan FL dan diperpotongan garis N 500E dangan FL.7. Ketebalan dan kedalaman didapatkan secara grafis yaitu 180 m dan 230 m, sedangkan secara perhitungan matematis didapatkan ketebalan 174,77 m dan kedalaman 228,14 mTugas 04.2 Tebal dan Kedalaman1. Buat garis bantu untuk menentukan arah utara.2. Buat sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 350E .3. Buat kembali sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 750E.4. Tarik garis dengan panjang 2,5 cm, 3 cm, dan 2 cm dengan sudut 330 dari arah N 750E sebagai sudut dari slope.5. kemudian tarik garis tegak lurus N 750E kearah slope dititik-titik 2,5 cm, 3cm, dan 2 cm.6. Buat garis tegak lurus N 350E sebagai garis FL.7. Kemudian tarik garis dengan sudut 450 dari FL sebagai garis true slope dan sudut 650 dari FL sebagai garis kemiringan dipnya.8. Tarik garis sejajar N 350E ditik-titik 2,3 cm, 3cm, dan 2 cm diarah perpotongan dengan N 750E sampai berpotongan dengan true slope.9. Kemudian tarik garis sejajar arah dip diperpotongan garis tadi sengan true slope untuk menentukan ketebalan dan kedalaman dari napal, batupasir, dan batugamping.10. Didapatkan ketebalan dari napal, batupasir, dan batugamping secara grafis yaitu 65 m, 75 m, dan 60 m. Sedangkan kedalaman top batu pasir dibor dari top batugamping sebesar 150 m.11. Kemudian dibuat gambar tiga dimensinya.

4.3 Kesimpulan1. Perhitungan tebal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan dengan pengukuran secara langsung dan perhitungan berdasarkan perhitungan tidak langsung.2. Perhitungan kedalaman dapat menggunakan dua metode yaitu perhitungan berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan perhitungan berdasarkan tidak tegak lurus dengan jurus.3. Jika tebal dan kedalaman berlawanan dengan arah kemiringan maka akan terjadi penipisan dan sebaliknya akan menambah ketebalan.

BAB VPROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB

Definisi Proyeksi StereografisMerupakan proyeksi yang didasarkan pada perpotongan bidang dengan suatu permukaan bola.Yang di pakai sebagai gambaran posisi struktur di bawah permukaan adalah belahan bola bagian bawah. Adapun macammacam proyeksi strereografi adalah :1. Equal angle projection net atau wulfnet.2. Equal area net atau schmidt net.3. Orthographic net.Struktur garisStrereogram akan berupa suatu garis lurus dari pusat lingkaran, besarnya plunge di hitung 0 pada lingkaran primitif dan 90 di pusat lingkaran. Dan di ukur pada kedudukan bearing berimpitan dengan N S atau E W jaring.Struktur bidangStereogram akan berupa lingkaran besar sehingga besar sudut kemiringan selalu di ukur pada arah E W jaring yaitu : 0 pada lingkaran primitif dan 90 di pusat lingkaran.

Definisi Proyeksi KutubDasarnya sama dengan proyeksi strereografi di man unsur struktur bumi di gambar pada permukaan bola bagian bawah.Proyeksi kutub suatu bidang atau garis di gambar dengan suatu titik. Proyeksi kutub bidang merupakan hasil proyeksi titik tembus garis normal bidang bola terhadap permukaan bola. Sedang proyksi kutub garis merupakan suatu titik tembus suatu garis terhadap permukaan bola pada bidang horisontal.Catatan : Pengeplotan proyeksi kutub struktur bidang , 0 di mulai dari pusat lingkaran sedang 90 di mulai atau terletak pada lingkaran primitif. Pengeplotan proyeksi kutub struktur garis, 0 di mulai dari lingkaran primitif sedangkan 90 terletak pada pusat lingkaran.Perbedaan Utama antara Wulf net dan Schmidt net :1. Wulf net : lingkaran besar dan lingkaran kecil di dapat dari proyeksi permukaan bola kearah titik zenit.2. Schmidt net : lingkaran besar dan kecil dibuat berdasarkan luas yang mendekkati kesamaan dari jaring yang dihasilkan oleh perpotongannya, sehingga interval tiap lingkaran akan merata pada setiap kedudukan.

5.1 Langkah KerjaTugas 05.1 Proyeksi Stereografis dan Proyeksi KutubSoal no. 11. Letakkan kertas kalkir I pada schmidt net untuk pengeplotan proyeksi bidang.2. Masukkan data yang sudah ada.3. Strike diukur dari arah utara pada schmidt net, sedangkan dip diukur dari lingkaran luar (00) menuju titik pusat lingkaran (900).4. Letakkan kertas kalkir II pada polar equal area net untuk pengeplotan proyeksi kutub.5. Masukkan data yang sudah ada.6. Arah utara strike diukur dari arah barat pada polar equal area net, sedangkan dip diukur dari titik pusat lingkaran (00) menuju lingkaran luar (900).Soal no. 21. Letakkan kertas kalkir III pada schmidt net untuk pengeplotan proyeksi stereografis.2. Masukkan data-data struktur garis yang sudah ada.3. Bearing diukur dari arah utara pada schmidt net, sedangkan plunge diukur dari lingkaran luar (00) menuju titik pusat lingkaran (900).4. Letakkan kertas kalkir IV pada polar equal area net untuk pengeplotan proyeksi kutub.5. Masukkan data yang sudah ada.6. Bearing diukur dari arah utara pada polar equal area net, sedangkan plunge diukur dari lingkaran luar (00) menuju titik pusat lingkaran (900).Soal no. 31. Letakkan kertas kalkir yang kosong pada wulf net untuk pengeplotan proyeksi stereografis.2. Masukkan data-data struktur garis yang ada.3. Kemudian hubungkan dua titik yang terbentuk dengan garis lengkung setelah itu ukur kedudukan bidang-bidangnya.

Tugas 05.2 Proyeksi Stereografis dan Proyeksi Kutub1. Letakkan kertas kalkir pada schmidt net.2. Gambar kedudukan struktur bidang lapisan batupasir N 2600E/ 500.3. Gambar kedudukan struktur garis 400, N 1500E dan 500, N 950E.4. Kemudian hubungkan dua titik yang terbentuk dengan garis lengkung sebagai kubah garam (saltdome) dan ukur kedudukannya (N 0150E/ 500).5. Hubungkan titik perpotongan struktur bidang lapisan batupasir dan saltdome dengan titik pusat lingkaran sebagai plunge (330).6. Ukur kedudukan bearing dari arah utara sampai ke plunge didapatkan N 470E7. Ukur kedudukan rake lapisan batupasir dan rake saltdome dari perpotongan kedua struktur bidang dengan plunge, didapatkan 460 dan 450.Tugas 05.3 Proyeksi Stereografis dan Proyeksi Kutub1. Letakkan kertas kalkir pada schmidt net.2. Gambar kedudukan struktur garis urat kalsit 460, N 2650E, kemudian hubungkan dengan garis lengkung dengan arah jurus ke selatan, sehingga didapatkan kedudukan struktur bidang urat kalsit N 1800E/ 460.3. Gambar kedudukan struktur garis batupasir 520, N 3480E, kemudian hubungkan dengan garis lengkung dengan arah jurus ke timur, sehingga didapatkan kedudukan struktur bidang lapisan batupasir N 2700E/ 530.4. Hubungkan titik perpotongan struktur bidang lapisan batupasir dan urat kalsit dengan titik pusat lingkaran sebagai plunge (400).5. Ukur kedudukan bearing dari arah utara sampai ke plunge didapatkan N 3080E.6. Ukur kedudukan rake lapisan batupasir dan rake urat kalsit dari perpotongan kedua struktur bidang dengan plunge, didapatkan 530 dan 620.

5.3 KesimpulanProyeksi StereografiA. Wulf net1. Struktur bidang Strike : 0 dimulai dari arah utara pada Wulf net. Dip : 0 dimulai dari lingkaran primitif dan 90 berada di pusat wulf net.2. Struktur garis Bearing : 0 di mulai dari arah utera pada Wulf net. Plunge : 0 di mulai dari lingkaran primitif dan 90 berada pada pusat wulf net.B. Schmidt net1. Struktur bidang Strike : 0 dimulai dari arah utara pada Schmidt net. Dip : 0 dimulai dari lingkaran primitif dan 90 berada di pusat Schmidt net.2. Struktur garis Bearing : 0 dimulai dari arah utara pada Schmidt net. Plunge : 0 di mulai dari lingkaran primitif dan 90 berada pada pusat Schmidt net.Proyeksi Kutub1. Struktur bidang Strike : 0 dimulai dari arah West pada polar equal area. Dip : 0 dimulai dari pusat dan 90 berada di lingkaran primitif.2. Struktur garis Bearing : 0 dimulai dari utara. Plunge : 0 dari lingkaran tepi dan 90 berada di pusat.

BAB VIMETODE STATISTIK DAN KEKAR

Metode statistik adalah metode yang di terapkan untuk mendapatkan kisaran harga ratarata atau harga maksimum dari sejumlah data acak atau satu jenis struktur, dari metode ini maka dapat diketahui kesenderungankecenderungan, bentuk pola maupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang di analisa.Parameter yang di gunakan ada 2 macam yaitu :1. Metode statistik dengan satu parametera. Metode stratistik dengan dua parameter.b. Metode statistik dengan satu parameterYang dimaksud adalah datadata yang akan dibuat diagramnya hanya terdiri dari satu unsur pengukuran, misalkan data dari kekar vertikal, arah liniasi struktur sedimen, arah liniasi frakmen breksi sesar, arah kelurusan gawir.Jenis diagram ini adalah : Diagram kipas Diagram roset HistogramKeterangan : Diagram KipasTujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari usur-unsur struktur yang datanya hanya satu unsur pengukuran saja.Tabulasi data : data pengukuran di masukkan dalam suatu tabel sehingga mempermudah proses pembuatan diagram.

Gamb. Diagram Kipas

Diagram RosetTujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari data dengan satu parameter, misalkan bearing.Tabulasi data : data yang ada di masukkan dalam tabel dengan tujuan untuk mempermudah akan tetapi tabelnya berbeda dengan tabel diagram kipas.

Gamb. Diagram Roset

HistogramTujuan diagram ini adalah untuk mengetahui kelurusan umum dari unsur struktur.Tabulasi data : sama dengan diagram kipas yaitu di masukkan dalam suatu tabel seperti diagram kipas.

1. Metode statistik dengan dua parameterMetode ini diterapkan untuk data struktur yang memiliki dua unsur pengukuran seperti pada struktur garis atau struktur bidang.Macam dari parameter jenis ini adalah :Diagram konturTujuan dari diagram ini adalah untuk analisa struktur geologi yang dimaksudkan untuk mendapatkan harga kerapatan maksimum dari data yang di analisa, sehingga dari sini dapat di ketahui orientasi atau kedudukan umum struktur yang di analisa.Cara pembuatan diagram kontur : Tahap 1 : tahap pengeplotan data Tahap 2 : tahap penghitungan kerapatan data Tahap 3 : tahap countering titik titk kerapatan6.1 Langkah KerjaTugas 06.1 Metode Statistik dan KekarMembuat Tabel1. Membuat tabel dengan kolom arah, turus, jumlah dan presentase.2. Tulis arah (N0E) dengan interval 5, sampai 3600.3. Masukkan data menggunakan turus, kemudian hitung jumlahnya.4. Presentase hasil hitungannya.Membuat Diagram Kipas1. Buat diagram kipas.2. Masukkan data dari tabel sesuai dengan jumlahnya dengan cara mengarsir daerah yang dimaksud.3. Arsiran terpanjang merupakan arah umum juga merupakan shear joint.4. Mencari 1 dari pertengahan derajat 290-295 dengan 255-260, sehingga didapatkan 27505. Pusat dari diagram kipas merupakan 2.6. 3 didapatkan dari 1 + 900 = 50.Membuat Histogram1. Buat sumbu x dan sumbu y.2. Sumbu x sebagai besarnya sudut dan sumbu y sebagai jumlah.3. Masukkan data dari tabel.4. Jumlah tertinggi menunjukkan arah umum (shear joint).5. 00 sebagai 2, sesuai dengan diagram kipas.6. 1 = 2750, 3 = 50, sesuai dengan diagram kipas.

Tugas 06.2 Metode Statistik dan KekarMembuat Diagram kontur1. Letakkan kertas kalkir pada polar equal area net.2. Gambarkan titik-titik yang dimaksud dari soal.3. Pindahkan kertas kalkir ke kalsbeek counting net.4. Bei angka pada titik pusat segienam sesuai dengan jumlah titik yang masuk dalam tiap segienam.5. Hubungkan dengan garis, titik-titik yang telah diberi angka tadi sesuai dengan jumlahnya.6. Beri warna bidang-bidang kontur yang terbentuk.7. Hubungkan titik pusat kontur dengan titik pusat lingkaran sebagai arah umum dan shear joint.Membuat Analisa1. Masukkan/ letakkan kertas kalkir pada schimdt net.2. Gambar garis shear joint sesuai dengan kedudukannya pada diagram kontur tadi.3. Tarik garis lurus dari pusat lingkaran melalui perpotongan shear joint.4. Perpotongan shear joint sebagai 2.5. Membuat bidang bantu diukur 900 dari perpotongan shear joint.6. Cari tengah-tengah/ titik tengah antara kedua shear joint, kemudian hubungkan dengan pusat lingkaran.7. Perpotongan antara garis pertengahan shear joint dengan bidang bantu sebagai 3.8. Membuat garis lengkung dengan cara mencari garis yang kira-kira cocok untuk menghubungkan titik 3 dengan titik 2.9. Garis lengkung tersebut sebagai release joint.10. Membuat 1, 900 dari 3 ke arah barat dan akan berpotongan dengan bidang bantu pada 1 titik.11. Titik tadi sebagai 1.12. Hubungkan 1 dan 2, dengan garis lengkung sebagai extension joint.

LEMBAR TUGAS6.3 Kesimpulan1. Arah semua tegasan dari suatu kekar dapat ditulis atau juga dapat digambarkan dengan metode statistika ataupun dengan stereonet.2. Dari data dilapangan dapat dianalisis untuk kemudian diketahui arah umum kekar dan juga arah tegasan.

BAB VIISESAR

Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihatkan pergeseran cukup besar dan sejajar dengan bidang rekahan yang terbentuk. Pergeseran yang terjadi sepanjang garis lurus atau perputaran.1. Anatomi Sesar Bidang sesar : suatu bidang yang sepanjang rekahan daam batuan yang tergeserkan. Jurus sesar : arah dari suatu garis horisontal yang merupakan perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horisontal. Kemiringan sesar : sudut antara bidang sesar dengan bidang horisontal dan di ukur tegak lurus jurus sesar. Atap sesar : blok yang terletak diatas bidang sesar apabila bidang sesarnya tidak vertikal. Foot wall : blok yang terletak dibawah bidang sesar. Hade : sudut antara garis vetikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku dari dip sesar. Heave : komponen horisontal dari slip di ukur pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus sesar. Throw : komponen vertikal dari slip di ukur pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus sesar. Strikeslip fault : sesar yang mempunyai pergerakan sejajar terhadap arah jurus bidang sesar kadang kadang disebut Wrench foult, tear foult. Dipslip fault : sesar yang mempunyai pergerakan naik dan turun sejajar terhadap arah kemiringan sesar.

Gambar. Oblique Slip Fault

Sifat pergerakan sesar :1. Pergerakan semuJarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh gejala sesar dan diukur pda bidang sesar.2. Pergerakan relatifDiukur dari blok satu dengan blok yang lain pada bidang sesar dan merupakan pergeseran titik yang sebelumnya berimpitan. Total pergeseran disebut : Net Slip.2. Klasifikasi sesar1. Berdasarkan sifat pergeseran semuDibagi menjadi :i. Strike sparation Left separation fault Right separation faultii. Dip separation Normal separation fault Reserve separation fault2) Berdasarkan sifat pergeseran relatifi. Strike slip Left slip fault Right slip faultii. Dip slip Normal slip fault Reserve slip faultiii. Oblique slip Normal left slip fault Normel right slip fault Reserve left slip fault Reserve right slip fault Vertikal oblique slip faultiv. Sesar rotasi Clock wise rotational fault Anticlock wise rotational fault