Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

13
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 168 Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary Kriging pada Endapan Bauksit di Kecamatan Anjongan dan Toho, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat Muhammad Rustam 1 , Arifudin Idrus 2 , Lucas Donny Setijadji 2 Program Studi S-2 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 1 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2 [email protected] Abstrak Kabupaten Mempawah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi endapan bauksit di Indonesia. Daerah ini diperkirakan mengikuti jalur penyebaran busur laterit di Kalimantan Barat. Endapan bauksit terbentuk sebagai hasil dari pelapukan batuan yang kaya alumina dengan komposisi utama berupa mineral aluminium hidroksida seperti gibsit, buhmit dan diaspor. Secara umum profil endapan bauksit terdiri atas zona tanah penutup, zona bauksit dan zona batuan dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi di daerah penelitian melalui pemetaan geologi permukaan dan mengestimasi sumberdaya endapan bauksit serta sebaran kadarnya dengan metode penaksiran ordinary kriging. Hasil analisis petrografi terhadap 18 sampel batuan menunjukkan bahwa daerah penelitian disusun oleh batuan beku plutonik yang meliputi granit, granodiorit dan monzodiorit kuarsa dengan komposisi mineral secara umum terdiri dari kuarsa, plagioklas, k-feldspar, biotit, hornblende dan mineral opak. Hasil integrasi terhadap interpretasi peta topografi yang dihasilkan dari citra LIDAR, pemetaan geologi dan analisis petrografi, maka satuan stratigrafi yang menempati daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu satuan granit Mensibau, satuan granodiorit Mensibau dan endapan aluvial. Berdasarkan data eksplorasi sumur uji, dilakukan pemodelan variogram untuk menghasilkan parameter elipsoid anisotropi yang akan digunakan dalam estimasi. Analisis data variogram dengan model spherical diperoleh nilai nugget 0; sill 1,00; range mayor 432,74 m; range semi-mayor 146,99 m; range minor 48,10 m; bearing 150°; plunge 0°; dip -10°; rasio mayor-semi mayor 2,94; dan rasio mayor-minor 9,00. Hasil perhitungan sumberdaya tonase alumina pada block model ukuran (6,25 x 6,25 x 2) m dengan batasan kadar 35% Al2O3 dan densitas 1,7 ton/m3 setelah dilakukan estimasi kriging adalah sebesar 817.859 ton, dengan arah penyebaran barat laut tenggara. Kata Kunci : eksplorasi, laterit, alumina, geostatistik, variogram 1. Pendahuluan Sumberdaya mineral pada dasarnya dapat ditingkatkan ke tahapan pencadangan berdasarkan beberapa pertimbangan teknis, salah satunya yaitu melalui kegiatan eksplorasi. Tingkat keyakinan geologi, kualitas data dan interpretasi geologi yang diperoleh dari tahapan eksplorasi merupakan bagian dari strategi untuk melokalisir daerah yang dianggap memiliki potensi secara ekonomis untuk dapat ditambang. Kegiatan eksplorasi merupakan bagian dari penyelidikan geologi untuk mendapatkan informasi geologi seperti tipe batuan, bentuk struktur, tipe mineralisasi, sebaran kadar dan sebagainya, sehingga dapat mengetahui kondisi geologi pada daerah penelitian dan hasilnya dapat digunakan untuk mengestimasi potensi sumberdaya dan sebarannya. Metode estimasi yang paling umum digunakan untuk perhitungan sumberdaya terbagi menjadi dua, yaitu (1) metode klasik, seperti metode penampang, triangulasi, poligon, blok matrik, kontur serta metode IDW (Inverse Distance Weighting); dan (2) metode geostatistik, yang umumnya menggunakan metode kriging (Annels, 1991). Metode kriging dianggap sebagai metode estimasi yang paling baik dalam hal ketepatan penaksirannya. Metode ini memanfaatkan aspek spasial untuk menaksir nilai pada suatu titik atau blok tertentu berdasarkan nilai-nilai pada titik atau blok yang telah teramati. Ordinary kriging sering dikenal dengan akronim B.L.U.E. untuk Best Linear Unbiased Estimator yaitu penaksir tak bias linear yang terbaik. Ordinary kriging bersifat linear karena penaksir- penaksirnya dipengaruhi oleh kombinasi linear dari data, tak bias karena bertujuan mendapatkan mean galat sama dengan nol, dan dikatakan terbaik karena bertujuan memperkecil variansi galat (Isaaks dan Srivastava, 1989).

Transcript of Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Page 1: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

168

Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode OrdinaryKriging pada Endapan Bauksit di Kecamatan Anjongan dan

Toho, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat

Muhammad Rustam 1, Arifudin Idrus 2, Lucas Donny Setijadji 2

Program Studi S-2 Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 1

Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 2

[email protected]

Abstrak

Kabupaten Mempawah merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi endapan bauksit diIndonesia. Daerah ini diperkirakan mengikuti jalur penyebaran busur laterit di Kalimantan Barat.Endapan bauksit terbentuk sebagai hasil dari pelapukan batuan yang kaya alumina dengankomposisi utama berupa mineral aluminium hidroksida seperti gibsit, buhmit dan diaspor. Secaraumum profil endapan bauksit terdiri atas zona tanah penutup, zona bauksit dan zona batuan dasar.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi di daerah penelitian melalui pemetaangeologi permukaan dan mengestimasi sumberdaya endapan bauksit serta sebaran kadarnya denganmetode penaksiran ordinary kriging. Hasil analisis petrografi terhadap 18 sampel batuanmenunjukkan bahwa daerah penelitian disusun oleh batuan beku plutonik yang meliputi granit,granodiorit dan monzodiorit kuarsa dengan komposisi mineral secara umum terdiri dari kuarsa,plagioklas, k-feldspar, biotit, hornblende dan mineral opak. Hasil integrasi terhadap interpretasipeta topografi yang dihasilkan dari citra LIDAR, pemetaan geologi dan analisis petrografi, makasatuan stratigrafi yang menempati daerah penelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan yaitu satuangranit Mensibau, satuan granodiorit Mensibau dan endapan aluvial. Berdasarkan data eksplorasisumur uji, dilakukan pemodelan variogram untuk menghasilkan parameter elipsoid anisotropi yangakan digunakan dalam estimasi. Analisis data variogram dengan model spherical diperoleh nilainugget 0; sill 1,00; range mayor 432,74 m; range semi-mayor 146,99 m; range minor 48,10 m;bearing 150°; plunge 0°; dip -10°; rasio mayor-semi mayor 2,94; dan rasio mayor-minor 9,00.Hasil perhitungan sumberdaya tonase alumina pada block model ukuran (6,25 x 6,25 x 2) mdengan batasan kadar 35% Al2O3 dan densitas 1,7 ton/m3 setelah dilakukan estimasi krigingadalah sebesar 817.859 ton, dengan arah penyebaran barat laut – tenggara.

Kata Kunci : eksplorasi, laterit, alumina, geostatistik, variogram

1. PendahuluanSumberdaya mineral pada dasarnya dapatditingkatkan ke tahapan pencadangan berdasarkanbeberapa pertimbangan teknis, salah satunya yaitumelalui kegiatan eksplorasi. Tingkat keyakinangeologi, kualitas data dan interpretasi geologi yangdiperoleh dari tahapan eksplorasi merupakanbagian dari strategi untuk melokalisir daerah yangdianggap memiliki potensi secara ekonomis untukdapat ditambang. Kegiatan eksplorasi merupakanbagian dari penyelidikan geologi untukmendapatkan informasi geologi seperti tipe batuan,bentuk struktur, tipe mineralisasi, sebaran kadardan sebagainya, sehingga dapat mengetahuikondisi geologi pada daerah penelitian danhasilnya dapat digunakan untuk mengestimasipotensi sumberdaya dan sebarannya.

Metode estimasi yang paling umum digunakanuntuk perhitungan sumberdaya terbagi menjadidua, yaitu (1) metode klasik, seperti metode

penampang, triangulasi, poligon, blok matrik,kontur serta metode IDW (Inverse DistanceWeighting); dan (2) metode geostatistik, yangumumnya menggunakan metode kriging (Annels,1991). Metode kriging dianggap sebagai metodeestimasi yang paling baik dalam hal ketepatanpenaksirannya. Metode ini memanfaatkan aspekspasial untuk menaksir nilai pada suatu titik ataublok tertentu berdasarkan nilai-nilai pada titik ataublok yang telah teramati.

Ordinary kriging sering dikenal dengan akronimB.L.U.E. untuk Best Linear Unbiased Estimatoryaitu penaksir tak bias linear yang terbaik.Ordinary kriging bersifat linear karena penaksir-penaksirnya dipengaruhi oleh kombinasi lineardari data, tak bias karena bertujuan mendapatkanmean galat sama dengan nol, dan dikatakan terbaikkarena bertujuan memperkecil variansi galat(Isaaks dan Srivastava, 1989).

Page 2: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

169

Daerah penelitian berada di salah satu blok padaWIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan)bauksit, yang secara administratif terletak diKecamatan Anjongan dan Toho, KabupatenMempawah, Kalimantan Barat (Gambar 1).Daerah ini diperkirakan mengikuti jalurpenyebaran busur laterit yang memiliki potensiendapan bauksit di Kalimantan Barat (Surata dkk.,2010). Endapan bauksit terbentuk sebagai hasildari pelapukan batuan yang kaya alumina dengankomposisi utama berupa mineral aluminiumhidroksida seperti gibsit, buhmit dan diaspor(Valeton, 1972; Gow dan Lozej, 1993).

Berdasarkan geologi regional lembar Singkawang,Kalimantan, skala 1 : 250.000 (Suwarna dkk.,1993), tatanan stratigrafi yang menempati daerahpenelitian meliputi dari tua ke muda yaituGranodiorit Mensibau (Klm) dan Endapan Aluvialdan Rawa (Qa). Granodiorit Mensibau tersusundari terutama granodiorit dengan granit, dioritkuarsa, diorit, adamelit dan tonalit. GranodioritMensibau diindikasikan sebagai salah satu formasipembentuk endapan bauksit. Endapan Aluvial danRawa terdiri dari lumpur, pasir, kerikil dan sisatumbuhan.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasikondisi geologi dan kontrolnya terhadap prosespembentukan endapan bauksit di daerah penelitiandan mengestimasi potensi sumberdaya endapanbauksit serta sebarannya dengan menggunakanmetode geostatistik melalui penaksiran ordinarykriging.

Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian

2. Metode

Metode penelitian dilakukan melalui lima tahapan,yaitu tahap persiapan, tahap pekerjaan lapangan,tahap analisis laboratorium, tahap pengolahan data,serta tahap integrasi dan hasil analisis.2.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini disusunberdasarkan data primer dan data sekunder yangdilakukan pada tahap persiapan dan tahapperkejaan lapangan. Tahap persiapan merupakantahap pencarian, pengumpulan dan pembelajaranterhadap berbagai referensi yang berkaitan denganpenelitian, meliputi studi literatur mengenaiendapan bauksit dan pengestimasian sumberdayadengan metode geostastistik ordinary kriging.Tahap pekerjaan lapangan dilakukan untukmemetakan kondisi geologi daerah penelitianmeliputi pemetaan geologi permukaan untukmendapatkan data geologi berupa pengamatanmorfologi, litologi dan struktur geologi,pengambilan sampel batuan segar untuk keperluananalisis petrografi (18 sampel), serta pengambilandata sekunder hasil eksplorasi sumur uji berupadata kadar alumina (Al2O3), data ketebalanendapan bauksit, data ketebalan tanah penutup dankoordinat lokasi titik sumur uji.

Page 3: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

170

2.2 Metode Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan pada tahapanalisis laboratorium dan tahap pengolahan data.Analisis laboratorium yang digunakan yaituanalisis petrografi untuk mengidentifikasi teksturdan jenis mineral penyusun batuan secaramikroskopis sehingga dapat digunakan sebagaipetunjuk untuk mengetahui karakteristikmineralogi dan jenis batuan asalnya. Analisispetrografi dilakukan di Laboratorium Geologi,Departemen Teknik Geologi, Universitas GadjahMada. Adapun tahap pengolahan data dilakukanterhadap data sekunder (data sumur uji) melaluianalisis statistik univarian, analisis variogram danpenaksiran ordinary kriging untuk mendapatkannilai prediksi dari sampel data serta mengestimasipotensi sumberdaya dan sebaran kadarnya denganmenggunakan software Surpac.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Geomorfologi

Pembagian satuan geomorfologi pada daerahpenelitian didasarkan pada tiga aspek diantaranyaaspek morfogenesa, aspek morfografi dan aspekmorfometri oleh van Zuidam, 1985. Berdasarkanketiga aspek tersebut, daerah penelitian dapatdikelompokkan menjadi dua satuan geomorfologi,yaitu satuan perbukitan intrusi dan satuan dataranaluvial.

Daerah penelitian secara keseluruhan terletak padaketinggian antara 18 – 128 mdpl dan umumnyamerupakan morfologi dengan lembah yang relatifmembentuk “V – U” dengan stadia dewasa. Hal inidibuktikan dengan adanya beberapa cabang sungaipada satuan perbukitan intrusi yangmemperlihatkan adanya batuan dasar.Berdasarkan sayatan geomorfologi yang dibuat,satuan perbukitan intrusi memiliki pola konturrenggang hingga rapat. Satuan ini memilikiketinggian 18 - 112 mdpl dengan kelerenganlandai hingga curam (13 - 43%). Litologi padasatuan ini disusun oleh batuan beku granit,granodiorit dan monzodiorit kuarsa yangmerupakan hasil dari proses intrusi. Morfologi inimemiliki stadia erosi lemah sampai sedang denganpola aliran sungai subdendritik yangmengindikasikan adanya kontrol struktur geologidalam proses pembentukan satuan ini. Lembahnyarelatif membentuk “V – U” yang merupakan stadiamuda hingga dewasa.

Satuan dataran aluvial memiliki ketinggian 18 - 28mdpl dengan kelerengan datar hingga sangat landai(2 - 4%). Litologi pada satuan ini disusun olehmaterial lepas berukuran lempung hingga kerikil

yang merupakan hasil dari proses pelapukan danfluviatil. Morfologi ini memiliki stadia erosisedang sampai kuat dengan pola aliran sungaidendritik. Lembahnya relatif membentuk “U” yangmerupakan stadia tua.

3.2 Stratigrafi

Pemetaan geologi pada daerah penelitiandilakukan dengan membuat jalur lintasanpengamatan dan pengambilan sampel batuan untukanalisis laboratorium (Lampiran 1). Hasil integrasiterhadap interpretasi peta topografi yangdihasilkan dari citra LIDAR, pemetaan geologipermukaan dan analisis petrografi (Lampiran 2),maka satuan stratigrafi yang menempati daerahpenelitian dapat dibagi menjadi tiga satuan batuandari tua hingga muda meliputi satuan granitMensibau dan satuan granodiorit Mensibau yangdapat disebandingkan secara regional denganformasi Granodiorit Mensibau berumur KapurAwal (60,1 ± 0,7 – 129 ± 1,0 jtl.), dan diatasnyasecara tidak selaras sebagian ditutupi endapanaluvial berumur Kuarter (Lampiran 3 danLampiran 4).

Satuan granit Mensibau tersebar secara merata didaerah penelitian. Secara umum, satuan initersingkap dalam kondisi lapuk hingga segardengan batuan penyusun berupa granit dan lapukangranit dalam bentuk laterit. Kenampakan dilapangan secara umum memperlihatkan strukturmasif hingga terkekarkan, berwarna merah mudahingga abu-abu dengan tekstur holokristalin,fanerik kasar; komposisi mineral disusun oleh k-feldspar, kuarsa, biotit dan sedikit plagioklas.

Satuan granodiorit Mensibau tersebar di bagianutara dan barat daya daerah penelitian. Padaumumnya satuan ini tersingkap dalam kondisilapuk hingga segar dengan batuan penyusunberupa granodiorit, monzodiorit kuarsa danlapukan granodiorit dalam bentuk laterit.Kenampakan di lapangan secara umummemperlihatkan struktur masif hingga terkekarkan,berwarna abu-abu dengan tekstur holokristalin,fanerik kasar; komposisi mineral disusun olehplagioklas, kuarsa, biotit dan sedikit k-feldspar.

Endapan aluvial pada umumnya tersebar secaramerata terutama pada bagian selatan daerahpenelitian dan tersusun oleh material lepasberukuran lempung hingga kerikil (<0,0039 – 3,8mm). Satuan ini terbentuk akibat proses geologiyang berlangsung hingga sekarang sepertipelapukan dan erosi, namun belum terlitifikasi.Berdasarkan kondisi geologinya, endapan aluvialini dapat diinterpretasikan berumur holosen hinggaresen.

Page 4: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

171

3.3 Struktur Geologi

Pengamatan dan identifikasi struktur geologi didaerah penelitian diawali dengan tahapaninterpretasi struktur geologi melalui peta modelelevasi digital hasil ekstraksi dari peta topografiskala 1 : 10.000 yang dihasilkan dari citra LIDAR.Peta model elevasi digital tersebut diekstraksidengan empat arah azimuth (0°,45°,90°,315°) yangselanjutnya dikombinasikan untukmenginterpretasi arah kelurusan struktur geologipada daerah penelitian. Hasil interpretasi diperoleh73 kelurusan struktur geologi yang menunjukkanarah kelurusan dominan berarah baratlaut –tenggara.

Daerah penelitian secara umum tidak ditemukanstruktur geologi yang dapat teramati dengan jelasdikarenakan proses lateritisasi yang cukup intensif.Indikasi struktur yang teramati di lapangan adalahkelurusan tebing dan bukit, pola aliran sungai dankekar-kekar pada batuan.

3.4 Pembuatan Basis Data Estimasi

Alur kerja analisis geostatistik dengan softwareSurpac (Lampiran 5) diawali dengan pembuatanbasis data. Daerah penelitian dengan luas 1800 m x1925 m memiliki 236 titik sumur uji yang sudah dieksplorasi secara rinci dan regular dengan intervaljarak 50 m, dari total keseluruhan sumur uji padadaerah penelitian sebanyak 249 titik (Gambar 2).Titik-titik sumur uji ini memiliki informasi berupadata kadar alumina (Al2O3), data ketebalan lapisanzona bauksit, data ketebalan tanah penutup dankoordinat lokasi sumur uji. Data tersebut kemudiandikelompokkan menjadi empat jenis basis data(collar, survey, assay dan geology) untukdigunakan dalam proses pembuatan model (solidmodel dan block model) dan pengestimasianpotensi sumberdaya dengan metode ordinarykriging. Variabel yang diperhitungkan dalampengestimasian adalah nilai kadar alumina padazona endapan bauksit dengan batasan kadar 35%Al2O3 dan densitas 1,7 ton/m3.

Langkah selanjutnya yaitu penentuan nilaikomposit kadar alumina pada zona endapanbauksit dengan interval sampling 2 m danpersentase minimum sampel untuk disertakan yaitu75%. Perhitungan nilai komposit didasarkan atasdata geokimia kadar Al2O3 dari deskripsi sumur ujihasil kegiatan eksplorasi yang sudah dilakukan.

Gambar 2. Lokasi Sebaran Sumur Uji

3.5 Analisis Statistik Univarian

Salah satu cara untuk mengukur penyebaran danvariabilitas data, dapat digunakan analisis statistikdasar. Analisis ini dilakukan terhadap nilaikomposit kadar (assay) untuk menggambarkandistribusi dan hubungan antar data dari suatupopulasi yang ditampilkan dalam bentuk histogram(Gambar 3). Hasil analisis statistik univarian padanilai komposit kadar alumina (Al2O3) denganjumlah 667 data menunjukkan bahwa sebaran dataterdistribusi normal tanpa adanya pencilan(outlier). Nilai skewness yang negatif jugamenunjukkan bahwa distribusi kadar Al2O3

sebagian besar berada di atas kadar rata-rata (Tabel1).

Gambar 3. Histogram Nilai Komposit Kadar Alumina

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Univarian pada DataNilai Komposit Kadar Al2O3

No Variabel Nilai1 Jumlah sampel data 6672 Nilai minimum 11,113 Nilai maksimum 47,84

Page 5: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

172

4 Mean 31,165 Median 32,126 Variansi 35,307 Standar deviasi 5,948 Koefisien variansi 0,199 Skewness -0,71

10 Kurtosis 3,46

3.6 Analisis Variogram

Karakteristik struktur mineralisasi endapan mineralbisa berbeda untuk arah yang berbeda. Parametervariogram bisa berubah dengan cepat pada arahvertikal dibandingkan dengan arah horizontal(Waterman, 2017). Oleh karena itu, salah satuaspek penting dalam estimasi geostatistik adalahmengetahui kondisi anisotropi dari suatu data, ataumenentukan orientasi data yang memilikikontinuitas paling panjang melalui analisisvariogram.

Variogram adalah sebuah grafik atau formula yangmenggambarkan selisih rata-rata antara harga titikper conto yang terpisah oleh jarak pada arahtertentu atau titik-titik yang dipisahkan oleh lagtertentu (Clark, 1979). Analisis variogram terhadapdata komposit kadar Al2O3 dibuat dalam berbagaiarah dengan mengatur parameter azimuth dan dipguna mengetahui kontinuitas data secara tigadimensi sehingga diperoleh parameter penaksiranyang representatif dalam pengestimasian ordinarykriging.

Hasil analisis struktural atau pencocokan pola datapada variogram eksperimental dengan modelvariogram teoritis diperoleh model yang palingsesuai adalah model variogram spherical dengannilai nugget 0; sill 1,00; range mayor 432,74 m;range semi-mayor 146,99 m; range minor 48,10m; bearing 150°; plunge 0°; dip -10°; rasio mayor-semi mayor 2,94; dan rasio mayor-minor 9,00(Gambar 4).

Gambar 4. Hasil Analisis Struktural pada VariogramEksperimental dan Model Variogram Teoritis

3.7 Ordinary Kriging

Tahapan selanjutnya setelah mendapatkanparameter penaksiran dari hasil analisis strukturalvariogram adalah melakukan penaksiran kadaralumina pada endapan bauksit dengan metodeestimasi ordinary kriging. Pada prosesnya,ordinary kriging akan mengestimasi nilai padasetiap unit block model yang sudah dibuat denganmenggunakan data assay pada sumur uji. Adapunukuran tiap unit blok dibuat seperdelapan darijarak spasi sumur uji yaitu X = 6,25; Y = 6,25; danZ = 2.

Hasil dari pemrosesan estimasi ordinary krigingdiperoleh 24.701 unit blok, yang tiap unitnyamemiliki nilai kadar. Sementara jika ditinjaudengan batasan kadar alumina 35% Al2O3, makadiperoleh jumlah unit blok sebanyak 6.172 unit.Hasil penaksiran ordinary kriging jugamenunjukkan bahwa sebaran kadar aluminadengan batasan kadar 35% Al2O3 memiliki arahpenyebaran baratlaut – tenggara.

3.8 Validasi Model

Langkah penting dalam mengevaluasi geostatistikadalah dengan memvalidasi model yang sudahdibuat. Ada beberapa cara dalam melakukanvalidasi model, diantaranya : (1) denganmembandingkan data cross section dengan nilaimodel; (2) membuat kurva tonase-kadar dari hasilperhitungan block model; (3) melakukan analisisstatistik dasar pada nilai model; dan (4) melakukananalisis kecenderungan.

Pada penelitian ini akan dilakukan validasi modelmenggunakan analisis statistik univarian, sepertiyang dilakukan sebelumnya terhadap data nilaikomposit kadar alumina sebelum proses kriging.Adapun hasil validasi model dapat dilihat padaGambar 5 dan Tabel 2 berikut.

Page 6: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

173

Gambar 5. Histogram Hasil Validasi Model

Tabel 2. Hasil Validasi Model dengan Analisis StatistikUnivarian Setelah Proses Ordinary Kriging

No Variabel Nilai1 Jumlah sampel data 24.7012 Nilai minimum 11,443 Nilai maksimum 45,904 Mean 31,575 Median 32,856 Variansi 26,287 Standar deviasi 5,138 Koefisien variansi 0,169 Skewness -1,03

10 Kurtosis 3,78

Berdasarkan hasil validasi model tersebut, dapatdilihat bahwa nilai kadar rata-rata (mean) setelahproses estimasi dengan ordinary krigingmengalami kenaikan dari sebelumnya 31,16menjadi 31,57. Hasil ini juga sesuai dengan nilaiskewness yang semakin negatif, yang berartimenunjukkan bahwa distribusi kadar Al2O3

sebagian besar berada di atas kadar rata-rata.

Jika ditinjau dari nilai variansinya, terlihat bahwanilai variansi setelah proses kriging lebih kecildibandingkan dengan nilai variansi sebelum proseskriging. Ini membuktikan bahwa metode ordinarykriging mampu untuk memperkecil variansi.

3.9 Perhitungan Sumberdaya

Perhitungan sumberdaya menggunakan datataksiran hasil estimasi ordinary kriging terhadapnilai kadar alumina pada zona bauksit. Datataksiran kadar tersebut kemudian diklasifikasidengan batasan kadar 35% Al2O3, di mana terdapat6.172 data kadar pada keseluruhan blok yang akandiperhitungkan. Hasil perhitungan sumberdaya

tonase dengan batasan kadar 35% Al2O3 setelahproses kriging adalah sebesar 817.859 ton. Berikuttabulasi perhitungan sumberdaya pada daerahpenelitian (Tabel 3).

Tabel 3. Tabulasi Perhitungan Sumberdaya Bauksit

IntervalKadar

Volume Tonase KadarRata-rata

0 – 5 0 0 05 – 10 0 0 0

10 – 15 6.406 10.891 13,7215 – 20 67.266 114.352 18,0720 – 25 188.984 321.273 22,7225 – 30 266.797 453.555 28,0430 – 35 919.219 1.562.672 32,835 – 40 459.609 781.336 36,5640 – 45 21.172 35.992 41,1545 – 50 313 531 45,41

Grand Total 1.929.766 3.280.602 31,57Total > 35% 481.094 817.859

4. Kesimpulan

Kondisi geologi daerah penelitian berdasarkanmorfologinya dapat dikelompokkan menjadi duasatuan geomorfologi, yaitu satuan perbukitanintrusi yang memiliki kelerengan landai hinggacuram (13 – 43%) dan satuan dataran aluvial yangmemiliki kelerengan datar hingga sangat landai (2– 4%). Berdasarkan jenis litologinya, yangkemudian diintegrasikan dengan pengamatanlapangan dan interpretasi peta topografi yangdihasilkan dari citra LIDAR, maka stratigrafi yangmenempati daerah penelitian dapat dibagi menjaditiga satuan batuan, yaitu satuan granit Mensibauyang terdiri dari granit dan laterit, satuangranodiorit Mensibau yang terdiri dari granodiorit,monzodiorit kuarsa dan laterit dan endapan aluvialyang tersusun dari material lepas berukuranlempung hingga kerikil.

Hasil analisis statistik univarian pada datakomposit kadar alumina memperlihatkan sebarandata memiliki distribusi yang normal tanpa adanyapencilan (outlier), dengan nilai koefisien variansisebesar 0,19. Nilai koefisien variansi yang kurangdari 0,5 ini menunjukkan bahwa pemilihan metodeordinary kriging dalam mengestimasi potensisumberdaya bauksit sudah tepat. Analisisstruktural pada variogram eksperimental diperolehmodel yang paling sesuai adalah model sphericaldengan range mayor 432,74 m, range semi-mayor146,99 m dan range minor 48,10 m, sehinggamenghasilkan rasio anisotropi mayor-semi mayor2,94 dan rasio anisotropi mayor-minor 9,00. Hasilperhitungan estimasi kadar dengan metodeordinary kriging diperoleh jumlah blok kadarAl2O3 sebanyak 24.701 unit. Jika ditinjau denganbatasan kadar 35% Al2O3 dan densitas 1,7 ton/m3,

Page 7: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

174

maka diperoleh jumlah unit blok sebanyak 6.172unit dengan jumlah sumberdaya tonase aluminasebesar 817.859 ton.

Daftar Pustaka

Annels, A.E., 1991, Mineral Deposit Evaluation :A Practical Approach, Chapman & Hall,London.

Clark, I., 1979, Practical Geostatistics, ElsevierApplied Science Publishers Ltd., England,pp. 11-41.

Gemcom Surpac, 2013, Geostatistics, Version 6.5,Gemcom Software International Inc.,Vancouver.

Gow, N.N., dan Lozej, G.P., 1993, Bauxite,Geoscience Canada, Volume 20, Number 1,Journal of The Geological Association ofCanada, pp. 9-16.

Isaaks, E. H., dan Srivastava, R. M., 1989, AppliedGeostatistics, Oxford University Press,New York, pp. 278-322.

Le Bas, M.J., dan Streckeisen, A.L., 1991, TheIUGS Systematics of Igneous Rocks,Journal of the Geological Society, London,Vol. 148, pp. 825-833.

Surata, M., Suksiano, O., Pratomo, M., danSupriyadi, 2010, Discovery and Its GeneticRelationship Bauxite Deposit in Mempawahand Landak Regency West KalimantanProvince, Proceeding of Kalimantan Coaland Mineral Resources Seminar, pp. 107-116.

Suwarna, N., Sutrisno, de Keyser, F., Langford,R.P., dan Trail, D.S., 1993, GeologiLembar Singkawang, Kalimantan,Departemen Pertambangan dan Energi,Direktorat Jenderal Geologi danSumberdaya Mineral, Pusat Penelitian danPengembangan Geologi, Bandung.

Valeton, I., 1972, Bauxites, Development in SoilSciences, Vol. 1., Elsevier PublishingCompany, Amsterdam.

Van Zuidam R.A., 1985, Aerial Photo-Interpretation in Terrain Analysis andGeomorphologic Mapping, SmithPublisher, The Hauge, Netherlands, pp. 26.

Waterman, S., 2017, Geostatistik, Edisi Kedua,Prodi Teknik Pertambangan, UPN VeteranYogyakarta.

Page 8: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

175

Lampiran 1. Peta Lintasan Pengamatan dan Lokasi Pengambilan Sampel

Page 9: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

176

NoKode

SampelNo

LintasanKehadiran Mineral Nama

BatuanQz Pl Kfs Hbl Bt Opq1 BX 02 3 Granit2 BX 04 (A) 6 Granit3 BX 04 (B) 6 Monzodiorit kuarsa4 BX 09 11 Granit5 BX 10 12 Granodiorit6 BX 12 14 Granodiorit7 BX 13 15 Granit8 BX 15 17 Granit9 BX 16 19 Granit

10 BX 17 20 Granodiorit11 BX 18 22 Granit12 BX 20 24 Granodiorit13 BX 21 25 Granodiorit14 BX 23 27 Granodiorit15 BX 24 28 Granit16 BX 26 30 Granodiorit17 BX 29 33 Granit18 BX 30 34 Granit

Keterangan : (≥ 40%) (20-29%) (5-9%)(30-39%) (10-19%) Tidak hadir

Lampiran 2. Komposisi Mineral Penyusun Batuan Hasil Analisis Petrografi (Klasifikasi Sistem IUGS)

Lampiran 3. Peta Geologi Daerah Penelitian

Page 10: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

177

Lampiran 4. Kolom Stratigrafi Daerah Penelitian

Page 11: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

178

Lampiran 5. Alur Kerja Analisis Geostatistik(Gemcom Surpac, 2013, modifikasi)

Page 12: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...
Page 13: Geologi dan Estimasi Sumberdaya dengan Metode Ordinary ...