GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi...

65
GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN BOJONGMANIK KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN DAN ANALISIS KIMIA DOLOMIT PADA BATUGAMPING FORMASI PACIRAN DAERAH LERAN KULON KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PROPOSAL TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat Pelaksanaan Tugas Akhir Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Pakuan Disusun Oleh: YUSUF MAULANA YULIANSYAH NIM: 0551 14 009 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

Transcript of GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi...

Page 1: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA

KECAMATAN BOJONGMANIK KABUPATEN LEBAK

PROVINSI BANTEN

DAN

ANALISIS KIMIA DOLOMIT PADA BATUGAMPING

FORMASI PACIRAN DAERAH LERAN KULON

KABUPATEN TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat

Pelaksanaan Tugas Akhir

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

Universitas Pakuan

Disusun Oleh:

YUSUF MAULANA YULIANSYAH

NIM: 0551 14 009

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

Page 2: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

Koordinator Tugas Akhir,

Ir. Djauhari Noor, M. Sc

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAKUAN

2020

L E M B A R P E N G E S A H A N T U G A S A K H I R

GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA

KECAMATAN BOJONGMANIK KABUPATEN LEBAK

PROVINSI BANTEN

DAN

ANALISIS KIMIA DOLOMIT PADA BATUGAMPING

FORMASI PACIRARAN DAERAH LERAN KULON

KABUPATEN TUBAN PROVINSI BANTEN

Diajukan sebagai salah satu syarat melaksanakan Tugas Akhir,

pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

Universitas Pakuan, Bogor.

Penyusun,

Yusuf Maulana Yuliansyah

0551 14 009

Mengetahui,

Bogor, 24 Maret 2020

Pembimbing II,

Ir. Agus Karmadi, M.T

Pembimbing I,

Ir. Teti Syahrulyati, M,Si

Page 3: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

i

KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim Alhamdulilahirrabilalamin Arrahmanirrahim

Segala Puji dan syukur pengampuh panjatkan kehadirat Allah SWT yang

memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada pengampuh dan kita semua selaku

manusia yang diridhoi oleh Allah SWT, Amin, sehingga salah satu bentuk dan

aktivitas yang di lakukan untuk pengajuan Tugas Akhir (TA) dapat terlaksanakan

dengan baik, dari segi materil maupun non materil.

Pembuatan proposal Tugas Akhir salah satu bentuk acuan awal mengenai

gambaran rencana pengampuh dalam tugas akhir, baik dari segi materil maupun

non materil, serta aktivitas yang akan dilaksanakan untuk tahapan penyelesaian

Tugas Akhir, pengampuh sadari hal demikian sebagai syarat pencapaian gelar

sarjana geologi Strata Satu (S1) di Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik

Universitas Pakuan Bogor.

Daerah penelitian yang dijadikan objek pengampuh dalam tugas akhir

adalah ―Geologi Daerah Cimayang dan Sekitarnya Kecamatan Bojongmanik

Kabupaten Lebak Provinsi Banten dan Analisis Kimia Dolomit Pada

Batugamping Formasi Paciran Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur”.

Pada tahapan ini pengampuh mengucapkan rasa terimakasih dari bentuk

material maupun non material kepada :

1. Ibu Ir. Teti Syahrulyati, M.Si., sebagai Pembimbing Pertama yang

memberikan pengetahuan dan ilmu nya kepada pengampuh, dikemudian

hari tidak akan melupakan kebaikan beliau serta,

2. Bapak Ir. Agus Karmadi. M.T, sebagai Pembimbing Kedua yang

Page 4: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

ii

senantiasa membimbing pengampuh dari jarak jauh serta dari dekat

dengan penyelesaian proposal pengampuh, dikemudian hari pengampuh

akan mengingat kritikannya.

3. Bapak Ir. Djauhari Noor, M.Sc., selaku Koordinator Tugas Akhir yang

memberikan blok pemetaan pengampuh dan penerimaan tugas akhir

pengampuh tanpa beliau pengampuh tidak akan mendapatkan

kesempatan untuk melaksanakan tugas akhir.

4. Bapak Ir. Solihin, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Geologi

Universitas Pakuan, yang senantiasa menjadi panutan pengampuh

sehingga sadar bahwa pengampuh harus menyelesaikan perkuliahan,

dengan kebijakan beliau.

5. Bapak Ir. Singgih Irianto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Pakuan. Yang menjadi pemimpin difakultas Teknik tentu

dengan adanya beliau fakultas Teknik menjadi jurusan yang disegani

karena profesionalitas beliau sendiri yang kritis.

6. Bapak Ir. Denny Sukamto Kadarisman, M.T, selaku Kepala

Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan

pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh semangat untuk

bergabung dengan jurusan Teknik Geologi Universitas Pakuan, semoga

HMTG ―GEOI‖ semakin berkarakter seperti visi perguruan tinggi

mandiri, unggul dan berkarakter.

7. Para Dosen di lingkungan Program Studi Teknik Geologi, Fakultas

Teknik Universitas Pakuan yang telah memberikan pengetahuan yang

Page 5: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

iii

berguna dan bekal manfaat bagi bekal pengampuh dikemudian hari,

pengampuh akan ingat dengan para Dosen dijurusan yang pengampuh

sudah anggap orang tua sendiri karena memberikan emosi dan empati

kepada pengampuh.

8. Para Staf dan Karyawan di lingkungan Fakultas Teknik pada umumnya

dan Program Studi Teknik Geologi pada khususnya, atas pelayanan

administrasi yang diberikan kepada pengampuh ini, pa ibnu pa ajat pa

yanto pa nana pengampuh akan ingat karena turut sertanya membantu

pengampuh dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Orangtua tercinta yang memberikan kasih dan sayangnya sejauh ini

kepada pengampuh, tidak akan pernah menyesal dengan dilahirkannya

pengampuh kedunia ini, membimbing pengampuh dari usia dini sampai

sejauh ini semoga pengampuh dapat memberikan kebermanfaatan bagi

khalayak orang banyak pengampuh saying kalian.

10. Seluruh rekan-rekan yang mengenal pengampuh dan Himpunan

Mahasiswa Teknik Geologi ―GEOI‖ Universitas Pakuan atas segala

dukungan dan bantuannya, khususnya lazuardi yang menjadi teman

diskusi tugas akhir ini, edi fikri dan adit membantu menyelesaikan peta,

serta sehab, iwa, yang membantu pengampuh Ketika kesulitan

mendalami kegeologian.

11. Pacar yang selalu memberikan support sistemnya Ketika sulit dia

menyemangati pengampuh menyelesaikan tugas akhir ini.

Page 6: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

iv

Pengampuh menyadari betul bahwa dalam tugas akhir ini masih jauh dari

kata yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kritikan untuk

pengampuh menjadi point yang akan dipertimbangkan. Semoga penugasan tugas

akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pengampuh dan pihak lain yang ikut

dalam kontestasi keilmuannya.

Bogor, 24 Maret 2020

Pengampuh,

Yusuf Maulana Yuliansyah

0551 14 009

Page 7: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

v

DAFTAR ISI

Hal.

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 4

1.3. Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian .................................... 4

1.4. Waktu Penelitian ..................................................................................... 5

1.5. Metode Penelitian ................................................................................... 6

1.5.1. Studi Literatur .......................................................................... 6

1.5.2. Rumusan Masalah .................................................................... 7

1.5.3. Data Lapangan .......................................................................... 7

1.5.4. Analisis ..................................................................................... 9

1.6. Sistematika Pembahasan ......................................................................... 9

BAB II GEOLOGI REGIONAL .................................................................. 12

2.1. Fisiografi Regional ................................................................................. 12

2.1.1. Gunungapi Kuarter ................................................................... 13

2.1.2. Dataran Aluvial Utara Jawa Barat ............................................ 13

2.1.3. Antiklinorium Bogor (Zona Bogor) ......................................... 13

2.1.4. Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah ................ 14

2.1.5. Zona Depresi Tengah Jawa Barat (Zona Bandung) ................. 14

2.1.6. Pegunungan Selatan Jawa Barat ............................................... 14

2.2. Stratigrafi Regional ................................................................................. 18

2.2.1. Aluvium .................................................................................... 19

2.2.2. Endapan Pantai ......................................................................... 19

Page 8: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

vi

Hal.

2.2.3. Batuan Gunungapi Kuarter ....................................................... 19

2.2.4. Basal ......................................................................................... 19

2.2.5. Lava Halimun ........................................................................... 19

2.2.6. Batuan Gunungapi Endut ......................................................... 19

2.2.7. Formasi Bojong ........................................................................ 20

2.2.8. Formasi Cipacar ........................................................................ 20

2.2.9. Tufa Citorek .............................................................................. 20

2.2.10. Tufa Malingping ....................................................................... 20

2.2.11. Formasi Genteng ...................................................................... 21

2.2.12. Formasi Cimanceuri ................................................................. 21

2.2.13. Anggota Batupasir Formasi Bojongmanik ............................... 21

2.2.14. Tufa Cikasungka ....................................................................... 21

2.2.15. Andesit ...................................................................................... 22

2.2.16. Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik ......................... 22

2.2.17. Anggota Batulempung Formasi Bojongmanik ......................... 22

2.2.18. Dasit .......................................................................................... 22

2.2.19. Diorit Kuarsa ............................................................................ 22

2.2.20. Formasi Badui .......................................................................... 22

2.2.21. Anggota Batugamping Formasi Badui ..................................... 23

2.2.22. Anggota Batulempung Formasi Sareweh ................................. 23

2.2.23. Anggota Batugamping Formasi Sareweh ................................. 23

2.2.24. Anggota Batulempung Formasi Cimapag ................................ 23

2.2.25. Formasi Cimapag ...................................................................... 23

2.2.26. Anggota Batugamping Formasi Cimapag ................................ 23

2.2.27. Anggota Tufa Formasi Citarate ................................................ 24

2.2.28. Anggota Batugamping Formasi Citarate .................................. 24

2.2.29. Batuan Malihan ........................................................................ 24

2.2.30. Granodiorit Cihara .................................................................... 24

2.2.31. Anggota Batugamping Formasi Cijengkol ............................... 24

2.2.32. Anggota Napal Formasi Cijengkol ........................................... 25

Page 9: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

vii

Hal.

2.2.33. Formasi Cikotok ....................................................................... 25

2.2.34. Anggota Batupasir Formasi Cijengkol ..................................... 25

2.2.35. Formasi Cicarucup .................................................................... 26

2.2.36. Anggota Konglomerat Formasi Bayah ..................................... 26

2.2.37. Anggota Batulempung Formasi Bayah .................................... 26

2.2.38. Anggota Batugamping Formasi Bayah .................................... 26

2.3. Struktur Geologi Regional ...................................................................... 28

2.4. Sejarah Geologi Regional ....................................................................... 29

BAB III ANALIS KIMIA DOLOMIT PADA BATUGAMPING

FORMASI PACIRAN KABUPATEN TUBA PROVINSI JAWA

TIMUR .................................................................................................. 32

3.1. Pendahuluan ............................................................................................ 32

3.1.1. Latar Belakang .......................................................................... 32

3.1.2. Maksud dan Tujuan .................................................................. 33

3.1.3. Rumusan Masalah .................................................................... 33

3.1.4. Metode Penelitian ..................................................................... 33

3.2. Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 34

3.2.1. Geologi Regional ...................................................................... 34

3.2.2. Dasar Teori ............................................................................... 40

BAB IV RENCANA PENELITIAN DAN ANGGARAN BIAYA ............. 47

4.1. Perencanaan Waktu Penelitian ................................................................. 47

4.2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian ........................................................ 47

BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 50

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 52

Page 10: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1. Petunjuk Letak Peta dan Peta Indeks Daerah Penelitian ........ 3

Gambar 1.2. Bagan Alir Metode Penelitian ................................................ 4

Gambar 2.1. Zona Fisiografi Pulau Jawa Bagian Barat (van Bemmelen,

1949) ...................................................................................... 10

Gambar 2.2. Peta Morfometri di Daerah Penelitian.................................... 15

Gambar 2.3. Peta Pola Aliran Sungai di Daerah Penelitian ........................ 16

Gambar 2.4. Peta Geologi Daerah Penelitian Berdasarkan Peta Geologi

Regional ................................................................................. 25

Gambar 2.5. Pola Umum Struktur Pulau Jawa (Soejono Martodjojo dan

Pulunggono, 1994) ................................................................. 26

Gambar 2.6. Estimasi Susunan Geometris Molekul ................................... 43

Page 11: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

ix

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1. Klasifikasi Relief Berdasarkan Sudut Lereng dan Beda

Tinggi ....................................................................................... 13

Tabel 2.2. Kolom Stratigrafi Pada Peta Geologi Lembar Leuwidamar ..... 16

Tabel 3.1. Mineral yang Mengandung Unsur Ca, Mg ............................... 39

Tabel 4.1. Perencanaan Waktu Penelitian ................................................. 45

Tabel 4.2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian ........................................ 45

Page 12: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Lepas

Lampiran I : Peta Topografi

Lampiran II : Peta Geologi Regional

Lampiran III : Peta Pola Aliran Sungai

Lampiran IV : Peta Morfometri

Lampiran V : Peta Rencana Lintasan

Page 13: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi merupakan ilmu kebumian. Terminologinya (ilmu peristilahannya)

berasal dari bahasa yunani Geos dan Logos yang artinya bumi dan ilmu, Orang

yang mempelajarinya disebut juga sebagai ahli geologi, geologiawan, atau

geologist. Geologi, kelompok ilmu yang mempelajari Bumi secara menyeluruh,

pembentukan, komposisi, sejarah dan proses-proses alam yang telah dan sedang

berlangsung (menjadikan muka bumi seperti saat ini). Mengutip dari Chester k.

Wentworth dalam jurnalnya “A Scale of grade and class Terms for Clastic

Sediment” ilmu geologi menyajikan kesulitan dalam peristilahan (term),

pengetahuan terus bertumbuh, untuk melakukan penyelidikan apa pun,

peristilahan dalam geologi mengupayakan gagasan yang lebih tepat dan pasti,

dalam semua cabang ilmu pengetahuan. istilah-istilah tersebut tanpa pandang bulu

baik dalam pengertian lama ataupun baru, tetapi dalam geologi, kesulitan tentang

peristilahan dan konsep baru itu sangat sulit luar biasa, didalam buku Djauhari

Noor ―Prinsip-prinsip stratigrafi” seperti menemukan pengertian yang universal

Geologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari

segala sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Geologi

merupakan kelompok dari ilmu-ilmu yang membahas perihal sifat-sifat dan

bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, sejarah dan proses-proses yang

bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi, kedudukannya di alam

semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta

Page 14: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

2

hingga sekarang.

Lalu pada sejarahnya para ilmuan modern telah mengkonsepkan dan

mengembangkan geologi seperti James Hutton (bapak geologi modern).

menerbitkan bukunya yang berjudul: Theory of the Earth 1795 dimana ia

mencetuskan doktrin Uniformitarianism (―The present is the key to the past‖,

artinya gaya atau proses yang membentuk permukaan bumi seperti yang kita

amati sekarang ini, telah berlangsung sejak terbentuknya bumi). Kemudian Tahun

1912, Alfred Wegener mencetuskan teori pengapungan benua, yang ―menduga‖

bahwa pada mulanya benua Amerika Selatan dan Afrika bersatu, dan kemudian

berpisah menjadi seperti saat sekarang yang terpisah oleh samudra Atlantik. Sejak

tahun 1960 berkembanglah Teori Pengapungan Benua ( Continental Drift ) yang

sekarang di kenal dengan Teori Tektonik Lempeng. Teori ini dapat menjelaskan

dan menyderhanakan banyak hal mengenai gejala-gejala alam yang semula di

anggap misterius. Seperti gempa bumi yang datangnya secara tiba-tiba dan

gunung api yang tiba-tiba meletus.

Ilmu geologi merupakan ilmu yang sangat nyata (practical science), karena

ilmu geologi berdasarkan hasil observasi dan dapat dibuktikan (tested).

Pengetahuan tentang ilmu kimia, fisika, matematika dan biologi yang memadai

akan sangat menunjang dalam mempelajari geologi. Ilmu geologi terus

berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang menjadi dasar geologi.

Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya : Mineralogi, Petrologi,

stratigrafi, Paleontologi, Geologi Struktur, Geomorfologi, Geofisika, Geokimia,

dan lain sebagainya.

Page 15: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

3

Mengenai Informasi Literatur terdahulu dan Secara administrasi, daerah

penelitian terletak di Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi

Banten, sedangkan menurut pembagian fisiografi Jawa, daerah penelitian

termasuk ke dalam Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah, van

Bemmelen (1949).

Daerah Cimayang dan Sekitarnya memiliki tatanan geologi yang cukup

menarik untuk dilakukan pengkajian agar dapat diketahui sejarah geologinya.

Berdasarkan Sujatmiko dan Santosa (1970) dalam Peta Geologi Lembar

Leuwidamar di daerah penelitian tersusun oleh Anggota Batulempung Formasi

Bojongmanik, Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik, Anggota Batupasir

Formasi Bojongmanik, Formasi Genteng, Tuf Malingping, Batuan Gunungapi

Endut dan Basalt. Selain itu di daerah penelitian juga terdapat patahan dan lipatan

berupa sinklin dan antiklin di lokasi penelitian. Stratigrafi regional daerah

penelitian lembar leuwidamar, jawa (1109-3). pusat penelitian pengembangan

geologi dengan kepala direktur Rab Sukamto, ini ditunjukan antara lain : Pada

bagian utara penyebaranya ketimur laut dan barat laut formasi genteng (Tpg) serta

penyebaran dibawahnya didominasi anggota batupasir formasi bojongmanik

(Tmbs), lalu pada bagian timur penyebarannya didominasi oleh anggota

batugamping formasi bojongmanik (Tmbl), kemudian anggota batulempung

formasi bojongmanik (Tmbc) dan pada bagian selatan didominasi batuan

gunungapi endut (Qpv), serta ada basalt batuan beku (Qb) dan tuf malingping

dibarat daya lokasi penelitian (Tpmt).

Page 16: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

4

Sehingga berdasarkan hal tersebut, pengampuh tertarik untuk melakukan

penelitian di Daerah Cimayang dan Sekitarnya, Kecamatan Bojongmanik,

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Hasil yang diharapkan dapat memberikan

informasi-informasi geologi mencakup geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,

dan sejarah geologi untuk pengembangan dan peningkatan wilayah penelitian.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah salah satu syarat menyelesaikan studi

strata satu (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas

Pakuan. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

memberikan gambaran mengenai kondisi geologi yang meliputi : geomorfologi,

stratigrafi, struktur geologi dan sejarah geologi daerah penelitian berdasarkan

pengamatan unsur-unsur geologi di lapangan. Sehingga hasil penelitian ini

digambarkan dalam bentuk peta lintasan, peta geomorfologi, dan peta geologi

daerah penelitian.

1.3. Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara geografis daerah penelitian terletak pada 106°6'25" BT‒106°10’38"

BT dan 6°33’52" LS ‒ 6°37'41" LS. Dengan luas daerah penelitian kurang lebih

7x7 km atau sekitar 49 km2, berada pada Peta Rupabumi lembar Leuwidamar dan

Gunungkencana.

Secara administratif daerah penelitian termasuk pada 9 desa yaitu Desa

Badur, Desa Bojongmanik, Desa Cempaka, Desa Cimayang, Desa Cirinten, Desa

Harjawan, Desa kadudamas, Desa Kadurahayu, Desa Mekarmanik, Desa

Parakanlima, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

Page 17: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

5

Daerah penelitian termasuk pada Peta Geologi Lembar Leuwidamar tahun

1992 dengan skala peta 1 : 100.000, (Pusat Penelitian dan Pengembangan

Geologi, Direktorat Geologi dan Sumber Daya Mineral, Bandung) dan Peta

Rupabumi Indonesia lembar Leuwidamar No. 1109-334 dan Gunungkencana No.

1109-333 dengan skala 1 : 25.000, (Badan Informasi Geospasial , 1999).

Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda 2 dan

roda 4 dari Kota Bogor menuju Kabupaten Lebak penulis menggunakan

kendaraan roda 4, berhenti di Terminal lebak lalu dilanjutkan menggunakan

kendaraan roda 4 menuju Desa Cimayang dengan total waktu tempuh ± 6 jam

perjalanan.

Gambar1.1 Petunjuk Letak Peta dan Peta Indeks Daerah Penelitian (Tanpa Skala).

1.4. Waktu Penelitian

Penelitian ini memerlukan waktu kurang lebih 6 bulan dimulai sejak bulan

Maret hingga September 2020. Kegiatan tugas akhir dilaksanakan dimulai dari

kegiatan kegiatan lapangan ( April-Mei 2020), paska lapangan (Juni - September

2020).

DIAGRAM LOKASI PETUNJUK LETAK PETA

Peta Indeks

Page 18: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

6

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian digunakan agar penelitian yang dilakukan memiliki

tahapan-tahapan penelitian yang jelas dan teratur, sehingga tahapan yang

dilakukan selama penelitian dapat mencapai apa yang diharapkan dari tujuan

penelitian tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan

penelitian adalah pemetaan geologi permukaan, dimana pada bagan alir tersebut

terdiri dari tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan pada saat penelitian. Bagan

alir metode penelitian tersebut adalah sebagai berikut (Gambar 1.3)

1.5.1. Studi Literatur

Tahapan ini merupakan tahap paling awal sebelum melakukan penelitian di

lapangan, hal-hal yang perlu dilakukan pada tahapan ini diantaranya:

Rumusan Masalah Studi

Literatur

Analisis

Pemetaan Lapangan

Analisis Studio

Laporan Akhir

Analisis Lab

Gambar 1.2 Bagan Alir Metode Penelitian

Page 19: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

7

1. Mempelajari hasil-hasil penelitian yang telah ada dan berhubungan

dengan daerah penelitian.

2. Mempelajari Peta Geologi Lembar Leuwidamar skala 1 : 100.000.

3. Analisis Peta Topografi skala 1 : 25.000.

1.5.2. Rumusan Masalah

Penelitian yang dilakukan di daerah Cimayang, Kecamatan Bojongmanik,

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

1. Proses pembentukan bentang alam (geomorfologi) di daerah penelitian

yang dikendalikan oleh struktur, proses-proses geomorfologi dan stadia

geomorfiknya.

2. Tatanan batuan yang terdapat di daerah penelitian, baik penyebaran

lapisan batuan secara vertikal dan lateral, umur satuan batuan, lingkungan

pengendapan dan hubungan stratigrafinya.

3. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa kekar,

struktur patahan, dan mekanisme pembentukan struktur.

4. Sejarah geologi daerah penelitian serta mekanisme pembentukan daerah

penelitian.

1.5.3. Data Lapangan

Tahapan ini merupakan tahap pengambilan data di lapangan untuk

menjawab permasalahan yang ada yaitu dengan melakukan pemetaan geologi

lapangan yang mencakup:

1. Pemetaan geologi permukaan yang terdiri dari pengamatan singkapan

pada jalur lintasan yang sudah direncanakan, pengukuran kedudukan

Page 20: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

8

batuan (strike/dip), pemerian singkapan secara megaskopis, sampling dan

plotting pada peta rupabumi sebagai peta dasar.

2. Pengambilan conto batuan untuk analisis petrografi dianggap mewakili

dari jenis litologi pada satuan batuan dan pengambilan conto batuan untuk

analisis mikropaleontologi diambil pada bagian bawah dan atas satuan

batuan.

3. Pengukuran unsur-unsur struktur meliputi pengukuran kedudukan dari tiap

lapisan batuan, kedudukan kekar, sesar, dan unsur- unsur struktur lainnya.

4. Pengambilan foto serta pembuatan sketsa singkapan, morfologi sebagai

bukti pendukung dalam penyusunan laporan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan perlu didukung peralatan yang

standar lapangan, peralatan yang digunakan dalam melakukan penelitian di

lapangan, yaitu:

1. Peta Rupa bumi Indonesia lembar Leuwidamar No. 1109-334 dan

Gunungkencana No. 1109-333 dengan skala 1 : 25.000, (Badan Informasi

Geospasial, 1999).

2. Peta Topografi daerah penelitian.

3. Peta Geologi Regional daerah penelitian.

4. Kompas geologi.

5. Avenza Maps Application (cellular phone software)

6. Palu geologi batuan sedimen.

7. Loupe dengan pembesaran 10x.

8. Larutan HCl 10%.

Page 21: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

9

9. Laptop.

10. Pita ukur dan meteran

11. Kantong sampel sebagai tempat conto batuan untuk analisis laboratorium.

12. Alat tulis.

13. Komparator besar butir.

14. Kamera digital.

1.5.4. Analisis

Tahapan ini merupakan kelanjutan dari penelitian lapangan yang telah

dilakukan sebelumnya. Tahapan ini pada metode penelitian merupakan tahapan

analisis. Dimana yang termasuk dalam tahapan ini adalah tahapan studio dan

tahapan laboratorium.

1.5.4.1 Tahapan Studio

Tahapan studio meliputi pekerjaan-pekerjaan :

1. Analisa struktur geologi, yaitu dengan menganalisis data-data struktur yang

diperoleh dari kegiatan pemetaan pada tahapan lapangan dengan

menggunakan perangkat lunak komputer StereoNet dan Dips. Sehingga

dapat ditentukan analisis kinematika dan analisis dinamika dari struktur

geologi yang berkembang pada daerah penelitian.

2. Analisa Geomorfologi, yaitu menganalisis sudut lereng pada setiap unsur

unsur morfologi sehingga dapat diketahui kemiringan lerengnya.

3. Analisa Stratigrafi, yaitu menganilisis sebaran batuan dan

mengelompokannya menjadi satuan batuan berdasarkan litostratigrafi.

4. Pembuatan peta-peta berupa peta lintasan, peta geologi, peta geomorfologi,

Page 22: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

10

penampang geologi dan geomorfologi untuk dapat menceritakan urut-

urutan kejadian pada daerah penelitian. Dikerjakan dengan bantuan

perangkat lunak ArcMap 10.4 dan Corel Draw X7.

1.5.4.2 Tahapan Laboratorium

Dalam tahapan ini meliputi :

1. Analisis petrografi, yaitu analisis sayatan tipis dibawah mikroskop

polarisasi untuk mengetahui kandungan dan komposisi mineral, tekstur

dan struktur batuan, hingga penamaan batuan tersebut.

2. Analisis mikropaleontologi, yaitu analisis mikro fosil untuk mengetahui

jenis fosil. Dimana hal ini berguna untuk mengetahui umur batuan serta

lingkungan pengendapan batuan. Analisis yang dilakukan disini terdiri

dari preparat fosil yang dihasilkan dari analisis mikrofosil dari 2 contoh

batuan.

1.5.5. Laporan Akhir

Tahapan penyusunan laporan akhir merupakan kegiatan yang dilakukan

guna menyusun keseluruhan informasi dari hasil kegiatan penelitian secara tertulis

yang mana merupakan kesimpulan dari hasil penelitian. Meliputi pembahasan

mengenai geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan sejarah geologi.

1.6 Sistematika Pembahasan

Dalam pembahasan ini penulis membagi laporan kedalam 7 bab, yaitu :

1. KATA PENGANTAR

2. DAFTAR ISI

3. BAB I : PENDAHULUAN

Page 23: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

11

4. BAB II : GEOLOGI REGIONAL

5. BAB III : STUDI KASUS

6. BAB IV : PERECANAAN WAKTU DAN ANGGARAN PENELITIAN

7. BAB V : PENUTUP

8. DAFTAR PUSTAKA

9. LAMPIRAN

Page 24: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

12

BAB II

GEOLOGI REGIONAL

2.1. Fisiografi Regional

Pembagian geomorfologi regional di Indonesia umumnya tidak terlepas dari

pembagian zona-zona fisiografi yang telah dibuat oleh van Bemmelen (1949).

Menurut van Bemmelen (1949), daerah Jawa Barat dibagi menjadi 6 zona

fisiografi yaitu :

1. Gunungapi Kuarter

2. Dataran Aluvial Utara Jawa Barat

3. Antiklinorium Bogor (Zona Bogor)

4. Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah

5. Zona Depresi Tengah Jawa Barat ( Zona Bandung)

6. Pegunungan Selatan Jawa Barat

Gambar 2.1 Zona Fisiografi Pulau Jawa Bagian Barat (van Bemmelen, 1949)

Page 25: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

13

2.1.1 Gunungapi Kuarter

Zona ini menutupi sebagian zona yang ada di bawahnya, dicirikan oleh

morfologi gunungapi yang berbentuk kerucut dan perbukitan, tersebar dari barat

ke timur yang tersusun dari material produk Gunungapi Kuarter.

2.1.2. Dataran Aluvial Utara Jawa Barat

Daerah ini mulai dari ujung barat Pulau Jawa, memanjang ke timur mengikuti

pantai utara Jawa Barat ke Kota Cirebon dengan lebar sekitar 40 km. Daerah ini

umumnya mempunyai morfologi yang datar. Sebagian besar terdiri dari endapan

aluvial sungai dan lahar dari gunung berapi serta sedimen tersier yang sedikit

terlipat.

2.1.3 Antiklinorium Bogor (Zona Bogor)

Zona ini terletak di sebelah selatan dari Dataran Aluvial Utara Jawa Barat,

membentang mulai dari Tangerang, Bogor, Purwakarta, Sumedang, Majalengka

dan Kuningan. Zona Bogor umumnya mempunyai morfologi perbukitan yang

memanjang barat-timur dengan lebar maksimum sekitar 40 km. Zona ini dapat

disebut sebagai Antiklinorium Bogor karena disusun oleh batuan sedimen Tersier

yang terlipat dengan banyak batuan intrusif seperti ditemukan di komplek

Pengunungan Sanggabuana, Purwakarta. Pada daerah timur Purwakarta,

perbukitan ini membelok ke selatan membentuk perlengkungan di sekitar Kota

Kadipaten.

Page 26: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

14

2.1.4 Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah

Zona ini merupakan daerah pegunungan yang memperlihatkan bentuk-bentuk

kubah yang dikontrol oleh struktur geologi dan litologi. Secara fisiografi, zona ini

sangat mendekati Sumatra dibandingkan dengan bagian Pulau Jawa sebelah

timurnya. Beberapa kesamaan gejala morfologi serta banyaknya tufa asam di

daerah Lampung dan Banten (Banten tuff) telah dijadikan dasar pertimbangan ini.

2.1.5 Zona Depresi Tengah Jawa Barat (Zona Bandung)

Zona Bandung terletak di bagian selatan Antiklinorium Bogor (Zona Bogor),

memiliki lebar antara 20 km hingga 40 km, membentang mulai dari Pelabuhan

ratu, menerus ke timur melalui Cianjur, Bandung hingga Kuningan.

Sebagian besar Zona Bandung bermorfologi perbukitan curam yang

dipisahkan oleh beberapa lembah yang cukup luas dan menamakan lembah

tersebut sebagai depresi diantara gunung yang prosesnya diakibatkan oleh

tektonik (intermontane depression). Batuan penyusun di dalam zona ini terdiri

atas batuan sedimen berumur Neogen yang ditindih secara tidak selaras oleh

batuan vulkanik berumur Kuarter. Akibat tektonik yang kuat, batuan tersebut

membentuk struktur lipatan besar yang disertai oleh pensesaran. Zona Bandung

merupakan puncak dari Geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah

proses pengangkatan berakhir.

2.1.6 Pegunungan Selatan Jawa Barat

Zona ini terletak di bagian selatan Zona Bandung. Pannekoek, 1946

menyatakan bahwa batas antara kedua zona fisiografi tersebut dapat diamati di

Page 27: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

15

Lembah Cimandiri, Sukabumi. Zona ini bermorfologi berupa perbukitan

bergelombang di Lembah Cimandiri yang merupakan bagian dari Zona Bandung

berbatasan secara langsung dengan dataran tinggi (plateau) Zona Pegunungan

Selatan. Morfologi dataran tinggi atau plateau ini oleh Pannekoek (1946)

dinamakan sebagai Plateau Jampang.

Berdasarkan pembagian zona fisiografis diatas dan letak geografisnya, maka

daerah penelitian termasuk ke dalam Kubah dan Pegunungan pada Zona

Depresi Tengah, yang memperlihatkan bentuk-bentuk kubah yang dikontrol oleh

struktur geologi dan litologi.

Berdasarkan hasil interpretasi peta topografi, pembagian satuan

geomorfologi pada daerah penelitian pada tahapan ini baru pada tahapan

morfometri dan kenampakan pada peta kontur. Dimana pembagian satuan

geomorfologi didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi. Dalam pembagian

secara morfometri ini, penulis menggunakan pembagian satuan berdasarkan

klasifikasi van Zuidam (1979), dimana pembagian satuan bentangalam didasarkan

atas pembagian kelas persen lereng.

Kelas

Lereng Proses, Karakter dan Kondisi Lahan Warna

0 - 2º

(0-2 %)

Datar hingga hampir datar; tidak ada proses yang

berarti. Hijau

2 - 4º

(2–7 %)

Agak miring; Gerakan tanah kecepatan rendah, erosi

lembar dan erosi alur (sheet and rill erosion), rawan

erosi.

Hijau Muda

4 - 8º

(7-15 %)

Miring; sama dengan di atas, tetapi dengan besaran yang

lebih tinggi. Sangat rawan erosi tanah. Kuning

8 -16º

(15-30 %)

Agak curam; Banyak terjadi gerakan tanah dan erosi

terutama longsoran yang bersifat nendatan. Jingga

Tabel 2.1. Klasifikasi Relief Berdasarkan Sudut Lereng dan Beda Tinggi ( Van Zuidam, 1979)

Page 28: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

16

Berdasarkan hasil perhitungan kemiringan lereng yang mengacu pada

klasifikasi van Zuidam (1985), maka daerah penelitian terbagi menjadi 6 satuan:

A. Satuan Lereng Datar

Satuan ini menempati ± 5 % luas daerah penelitian, pada peta morfometri di

wakili oleh warna hijau. Satuan ini memiliki kisaran kelerengan 0 – 2

o.

B. Satuan Lereng Agak Miring

Satuan ini menempati ± 5 % luas daerah penelitian, pada peta morfometri di

wakili oleh warna hijau muda. Satuan ini memiliki kisaran kelerengan 2 –

4o.

C. Satuan Lereng Miring

Satuan ini menempati ± 10 % luas daerah penelitian, pada peta morfometri

di wakili oleh warna kuning. Satuan ini memiliki kisaran kelerengan 4 – 8

o.

D. Satuan Lereng Agak Curam

Satuan ini menempati ± 60 % luas daerah penelitian, pada peta morfometri

di wakili oleh warna jingga. Satuan ini memiliki kisaran kelerengan 8 – 16

o.

E. Satuan Lereng Curam

Satuan ini menempati ± 28 % luas daerah penelitian, pada peta morfometri

di wakili oleh warna merah muda. Satuan ini memiliki kisaran kelerengan

16 – 35

o.

16 - 35º

(30-70 %)

Curam; Proses denudasional intensif, erosi dan gerakan

tanah sering terjadi. Merah Muda

35 - 55º

(70-140 %)

Sangat curam; Batuan umumnya mulai tersingkap,

proses denudasional sangat intensif, sudah mulai

menghasilkan endapan rombakan (kolovial).

Merah

>55º

(>140%)

Curam sekali batuan tersingkap; Proses denudasional

sangat kuat, rawan jatuhan batu, tanaman jarang tumbuh

(terbatas).

Ungu

Page 29: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

17

F. Satuan Lereng Sangat Curam

Satuan ini menempati ± 2 % luas daerah penelitian, pada peta morfometri di

wakili oleh warna muda. Satuan ini memiliki kisaran kelerengan 35 – 55

o.

Gambar 2.2 Peta Morfometri di Daerah Penelitian

Berdasarkan hasil interpretasi peta topografi, didapatkan bahwa pola aliran

sungai yang berkembang pada daerah penelitian adalah pola aliran dendritik.

Pola Aliran Dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya

menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol

oleh litologi batuan yang homogen.

Page 30: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

18

Gambar 2.3 Peta Pola Aliran Sungai di Daerah Penelitian

2.2. Stratigrafi Regional

Menurut penelitian Sujatmiko dan santosa (1970) bahwa stratigrafi daerah

penelitian berdasarkan Peta Geologi Lembar Leuwidamar dengan skala 1 :

100.000 susunan nya dari tua hingga termuda adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Kolom Stratigrafi Pada Peta Geologi Lembar Leuwidamar ( Van Zuidam, 1979)

Page 31: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

19

2.2.1 Qa Aluvium

Formasi ini terdiri dari atas kerakal, pasir, lempung, lumpur (endapan

sungai) dan endapan teras.

2.2.2 Qc Endapan Pantai

Formasi ini terdiri atas kerikil pasir, lempung, rombakan batugamping

koral dan cangkang moluska atau kerang, gosong pasir dan batugamping terumbu.

2.2.3 Qv Batuan Gunungapi Kuarter

Formasi ini terdiri atas breksi gunungapi, tuf, lava, dan aglomerat.

Menindih tidak selaras Formasi/satuan batuan yang lebih tua.

2.2.4 Qb Basal

Formasi ini berumur Plistosen, terdiri atas breksi gunungapi bersusunan

andesit - basal, lava, tuf dan aglomerat. Breksi ini menjemari dengan Lava

Halimun (Qvl), dan menutupi secara tidak selaras formasi / satuan batuan yang

berumur lebih tua.

2.2.5 Qvl Lava Halimun

Formasi ini Plistosen, bercirikan lava bersusunan basal dan andesit

2.2.6 Qvp Batuan Gunungapi Endut

Formasi ini berumur Plistosen terdiri atas endapan gunungapi bersusunan

andesit dan basal (breksi gunungapi), lava dan tuf. Batuan gunungapi ini menindih

tidak selaras formasi/satuan batuan yang lebih tua.

Page 32: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

20

2.2.7 Qpb Formasi Bojong

Formasi ini terdiri atas batupasir gampingan, batulempung pasiran, napal

atau lensa batugamping, batupasir tufaan, tuf dan gambut, berumur Plistosen

Awal dan bercirikan sedimen laut dan sedikit sedimen darat, dengan sisipan

gambut. Formasi Bojong diduga menjemari dengan Batuan Gunungapi Endut

(Qpv).

2.2.8 Tpc Formasi Cipacar

Formasi ini terdiri atas batupasir tufaan, batulempung tufaan, tufa breksi,

konglomerat, tufa dan napal, berumur Pliosen Akhir bercirikan sedimen klastik

yang kaya akan fosil moluska dan bersisipan dengan sedimen laut, dan

diendapkan pada lingkungan laut dangkal - darat. Formasi Cipacar tertindih

selaras oleh Formasi Bojong (Qpb) atau tertindih tidak selaras oleh formasi/satuan

batuan lain yang lebih muda, serta menindih tidak selaras Tuf Malingping (Tpmt)

clan Formasi Genteng (Tpg).

2.2.9 Tpv Tufa Citorek

Formasi ini terdiri atas tufa batuapung, tufa sela, tufa kaca, breksi tufan

dan lava.

2.2.10 Tpmt Tufa Malingping

Formasi ini terdiri atas breksi tufan, tufa batuapung, tufa sela, tufa dasit,

lava, batupasir tufan dan lempung tufan.

Page 33: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

21

2.2.11 Tpg Formasi Genteng

Formasi ini terdiri atas tufa batuapung, batupasir tufan, breksi

konglomerat, napal dan kayu terkersikan, berumur Pliosen Awal dan bercirikan

sedimen epiklastik tufan dengan kayu terkersikkan, terendapkan pada lingkungan

darat. Formasi Genteng (Tpg) dapat dikorelasikan dengan Formasi

Cimanceuri (Tpm), menjemari dengan Tuf Malingping (Tpmt), dan tertindih tidak

selaras oleh Formasi Cipacar (Tpc).

2.2.12 Tpm Formasi Cimanceuri

Formasi ini terdiri atas konglomerat, batupasir gampingan, tufa dasit,

breksi dan batugamping, berumur Pliosen Awal dan bercirikan sedimen klastik

dengan serakan fosil moluska, diendapkan pada lingkungan laut dangkal - iitoral.

Hubungan formasi ini dengan formasi/satuan batuan di atasnya tidak jelas, diduga

tertindih selaras oleh Tuf Citorek (Tpv).

2.2.13 Tmbs Anggota Batupasir Formasi Bojongmanik

Formasi ini terdiri atas batupasir, batulempung bitumen, napal berfosil,

batupasir tufan, tuf batuapung dan sisipan lignit. Formasi Bojongmanik (Tmb)

menjemari dengan Tuf Cikasungka (Tmkt), tertindih tidak selaras oleh Formasi

Genteng (Tpg) atau Formasi Cipacar (Tpc), dan diterobos oleh Andesit (Tma) atau

Dasit (Tmda).

2.2.14 Tmkt Tufa Cikasungka

Formasi ini terdiri atas tufa, breksi tufan, batupasir tufaan, batulempung

tufaan dan kayu terkersikan atau sisa tumbuhan.

Page 34: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

22

2.2.15 Tma Andesit

Formasi in berumur Miosen Akhir, bersusunan andesit, berbentuk retas

atau lensa "Lacolith".

2.2.16 Tmbl Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik

Formasi ini terdiri atas batugamping dan batugamping pasiran.

2.2.17 Tmbc Anggota Batulempung Formasi Bojongmanik

Formasi ini erdiri atas batulempung, batulempung pasiran dan lignit.

2.2.18 Tmda Dasit

Formasi ini berumur Miosen Akhir, bersusunan dasit atau liparit,

berbentuk retas atau terobosan kecil seperti Stock.

2.2.19 Tmqd Diorit Kuarsa

Formasi ini berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir, bersusunan

dioritik kuarsa, berbentuk lacolith (Gunung Malang), dan di tempat lain berupa

retas atau stock.

2.2.20 Tmd Formasi Badui

Formasi ini terdiri atas konglomerat, batupasir dan tufa, berumur akhir

Miosen Tengah dan dicirikan oleh sedimen klastik kasar, diendapkan pada

lingkungan neritik - darat. Formasi Badui (Tmd) diperkirakan tertindih selaras

oleh Formasi Bojongmanik (Tmb), dan tertindih tidak selaras oleh formasi/satuan

batuan yang lebih muda lainnya.

Page 35: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

23

2.2.21 Tmdi Anggota Batugamping Formasi Badui

Formasi ini bercirikan batugamping berselingan dengan batulempung dan

napal.

2.2.22 Tms Anggota Batulempung Formasi Sareweh

Formasi ini bercirikan oleh batuan klastik halus yaitu batulempung,

batupasir, napal dan tufa. Berumur Miosen Tengah.

2.2.23 Tmsl Anggota Batugamping Formasi Sareweh

Formasi ini terendapkan pada lingkungan laut, dan dicirikan oleh

batugamping terumbu, dengan bermofologi karst.

2.2.24 Tmck Anggota Batulempung Formasi Cimapag

Formasi ini dicirikan oleh sisipan tipis sedimen klastik halus di bagian atas

Formasi Cimapag. Terdiri atas batulempung dan batupasir.

2.2.25 Tmc Formasi Cimapag

Formasi ini berumur akhir Miosen Awal, merupakan sedimen

gunungapi, terdiri dari Alas breksi atau konglomerat dengan komponen dari

rombakan batuan yang lebih tua, lava, urat kuarsa, dan batuan yang terubah,

terendapkan pada lingkungan laut - darat. Formasi Cimapag (Tmc) setempat

tertindih tidak selaras oleh Formasi Sareweh atau formasi batuan yang lebih

muda lainnya, serta menindih tidak selaras Formasi batuan yang lebih tua.

2.2.26 Tmcl Anggota Batugamping Formasi Cimapag

Formasi ini terdiri atas batugamping, napal dan batulempung. Terdapat di

Page 36: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

24

bagian bawah formasi Cimapag.

2.2.27 Tmt Anggota Tufa Formasi Citarate

Formasi ini terdiri atas breksi tufa gampingan, batupasir, konglomerat,

batugamping dan tufa. Satuan ini terletak di bagian atas formasi Citarate,

terendapkan pada lingkungan litoral - darat, dicirikan oleh batuan epikistik tufan.

2.2.28 Tmtl Anggota Batugamping Formasi Citarate

Formasi ini terdiri atas batugamping, napal dan batupasir. Terletak di

bagian bawah formasi Citarate, berumur awal Miosen Awal, bercirikan

Batugamping terumbu, mengandung pecahan kuarsa dan feldspar,

terendapkan pada lingkungan laut.

2.2.29 Tomm Batuan Malihan

Formasi ini diperkirakan berumur Oligo-Miosen, terdiri dari; Sekis, Gneiss

dan Arnfibolit. Tersingkap di bagian utara tubuh batuan terobosan Granodiorit

Cihara (Tomg).

2.2.30 Tomg Granodiorit Cihara

Formasi ini berumur Oligo-Miosen, bercirikan batuan granitoid,

menerobos formasi/satuan batuan berumur Eosen hingga Miosen Awal, terutama

Formasi Cikotok (Temv) dan Formasi Bayah (Teb). Bentuk tubuh terobosan

cukup luas atau berupa pipa.

2.2.31 Tojl Anggota Batugamping Formasi Cijengkol

Formasi ini terdiri atas batugamping, napal, batulempung dan batupasir

Page 37: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

25

gampingan. berumur akhir Oligosen Awal hingga Oligosen Akhir, bercirikan

batugamping berselingan napal atau batulempung dan terendapakan pada

lingkungan neritik, tersingkap di bagian utara lembar.

2.2.32 Tojm Anggota Napal Formasi Cijengkol

Formasi ini terdiri atas napal, batupasir, batulempung dan batubara,

berumur Oligosen Awal - Akhir, bercirikan sedimen klastik halus, terendapkan

pada lingkungan paralik - neritik, tersingkap di daerah selatan dan utara lembar.

2.2.33 Temv Formasi Cikotok

Formasi ini terdiri atas breksi gunung api, tufa, lava, batuan terubah dan

urat kuarsa, berumur Miosen Akhir hingga Miosen Awal, bercirikan batuan

gunungapi andesit - basal, dengan urat kuarsa atau urat bijih sulflda,

sebagian terubah, dan terendapkan pada lingkungan neritik - darat. Formasi

Cikotok menindih tidak selaras Formasi Bayah (Teb atau Tebm), menjemari

dengan Formasi Cicarucup (Tet), Formasi Cijengkol (Toj) dan Formasi Citarate

(Tmt), serta tertindih tidak selaras oleh Formasi Cimapag (Tmc). Formasi ini

diterobos aleh Granodiorit Cihara (Tomg) yang diduga adalah salah satu penyebab

terbentuknya batuan metamorf berderajat rendah.

2.2.34 Toj Anggota Batupasir Formasi Cijengkol

Formasi ini terdiri dari batupasir, konglomerat, breksi, tufa dan batubara,

berumur Oligosen Awal, terendapkan pada lingkungan paralik, bercirikan

sedimen epiklastik kasar dengan alas konglomerat, tersingkap di daerah selatan

Lembar. Formasi Cijengkol menindih tidak selaras Formasi Bayah dan tertindih

Page 38: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

26

selaras oleh Formasi Citarate dan menjemari dengan Formasi Cikotok (Temv).

2.2.35 Tet Formasi Cicarucup

Formasi ini terdiri atas konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung, tuf

dan batugamping, berumur Eosen Akhir, diendapkan pada lingkungan paralik

hingga Litoral, bercirikan sedimen klastik yang kaya feldspar, dengan sisipan

batugamping dan tuf bersusunan menengah. Formasi ini menjemari dengan

Formasi Cikotok (Temv), dan bersama Formasi Bayah tertindih tidak selaras

dengan Formasi Cijengkol.

2.2.36 Teb Anggota Konglomerat Formasi Bayah

Formasi ini terdiri dari konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung, tuf

dan batubara. Satuan ini berumur Eosen dan diendapkan pada lingkungan paralik,

bercirikan sedimen klastik kasar yang berasal dari rombakan batuan granit dan

metamorf Formasi Ciletuh (Pra-Tersier), bersisipan batubara, tersingkap di bagian

selatan.

2.2.37 Tebm Anggota Batulempung Formasi Bayah

Formasi ini terdiri atas batulempung gampingan, batulempung hitam,

serpih dan batupasir, berumur Eosen dan berlingkungan pengendapan neritik

dan tersingkap di bagian utara.

2.2.38 Tebl Anggota Batugamping Formasi Bayah

Formasi ini terdiri atas batugamping dan napal, menjemari dengan

Anggota Batulempung (Tebm). Formasi Bayah, menindih selaras Formasi Ciletuh

(di Lembar Jampang) dan tertindih selaras oleh Formasi Cicarucup (Tet).

Page 39: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

27

Berdasarkan hasil studi dari Peta Geologi lembar Leuwidamar dengan

skala 1 : 100.000 oleh Sujatmitko dan Santosa (1970) serta beberapa hasil peneliti

terdahulu, maka diperkirakan urut - urutan stratigrafi pada daerah penelitian

terbagi atas 7 satuan litostratigrafi. Satuan – satuan batuan tersebut yaitu sebagai

berikut (tua ke muda):

1. Basalt (Qb).

2. Batuan Gunungapi Endut (Qpv).

3. Tuf Malingping (Tpmt).

4. Formasi Genteng (Tpg).

5. Anggota Batupasir Formasi Bojongmanik (Tmbs).

6. Anggota Batugamping Formasi Bojongmanik (Tmbl).

7. Anggota Batulempung Formasi Bojongmanik (Tmbc).

Gambar 2.4 Peta Geologi Daerah Penelitian Berdasarkan Peta Geologi Regional

Page 40: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

28

2.3. Struktur Geologi Regional

Kontrol struktur Pulau Jawa sangat dipengaruhi aktivitas tektonik lempeng

yang aktif yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Akibat dari

aktivitas lempeng tektonik tersebut di Pulau Jawa berkembang tiga pola struktur

geologi yang dominan (Gambar 2.5), yaitu Pola Meratus yang berarah timurlaut

– baratdaya. Pola Sunda yang berarah utara – selatan. Dan Pola Jawa yang berarah

timur – barat (Pulunggono dan Martodjojo. 1994).

Pola Meratus memiliki arah timurlaut – baratdaya dan berumur Kapur Akhir

hingga Paleosen (80-52 juta tahun yang lalu). Rezim tektonik kompresi lempeng

Indo-Australia yang tersubdaksi ke bawah Lempeng Eurasia menyebabkan

terbentuknya pola Meratus ini. Salah satu sesar yang mencerminkan pola Meratus

di Pulau Jawa adalah Sesar Cimandiri yang terbentang mulai dari Teluk

Pelabuhan Ratu hingga ke Subang, yang berada di sisi barat dari daerah

Gambar 2.5 Pola Umum Struktur Pulau Jawa (Soejono Martodjojo dan Pulunggono, 1994)

Page 41: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

29

penelitian. Sesar tersebut tergolong sesar mendatar dengan arah timurlaut -

baratdaya. Di Jawa Tengah, singkapan batuan Pra-Tersier di Lok Ulo juga

menunjukkan arah ini.

Pola struktur yang berkembang setelah pola Meratus adalah pola Sunda.

Pola struktur ini berarah utara - selatan dan berumur Eosen Awal hingga Oligosen

Akhir (53-32 juta tahun yang lalu). Setelah rezim kompresi pada pola Meratus

terjadi penurunan kecepatan gerak dari lempeng Indo-Australia sehingga terjadi

rezim tektonik regangan pada masa ini yang membentuk struktur dengan pola

Sunda. Purnomo dan Purwoko (1994) menyebut periode ini sebagai Paleogene

extensional Rifting. Struktur sesar yang termasuk ke dalam Pola Sunda umumnya

berkembang di utara Jawa (Laut Jawa).

Pola Jawa merupakan pola struktur dengan arah timur - barat yang berumur

Oligosen Akhir hingga Miosen (32 juta tahun yang lalu). Pola struktur ini

terbentuk akibat rezim kompresi yaitu subduksi Lempeng Indo-Australia yang

berada di selatan Jawa hingga ke arah Sumatera. Di Jawa Tengah hampir semua

sesar di jalur Serayu Utara dan Selatan mempunyai arah yang sama, yaitu barat-

timur. Salah satu sesar yang mencerminkan pola Jawa adalah Sesar Baribis

Kabupaten Majalengka dengan arah barat-timur.

2.4 Sejarah Geologi Regional

Secara umum lembar Leuwidamar memiliki struktur geologi lipatan antiklin

dan sinklin dengan pola atau arah relatif barat timur disertai struktur sesar-sesar

transversal yang berarah utara – selatan yang memotong dan menggeser sumbu-

sumbu antiklin. Secara lokal di beberapa tempat terdapat penyimpangan arah

Page 42: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

30

sumbu antiklin dan sinklin yang disebabkan oleh adanya pembentukan Kubah

Bayah. Komplek gunung api yang termasuk dalam Kubah Bayah merupakan hasil

gerak pengangkatan dan penurunan yang menerus sejak Eosen sampai Plio-

Pleistosen. Gerak-gerak tersebut didahului oleh periode pembentukan cekungan,

transgresi, regresi, intrusi, dan pengkubahan yang disertai oleh periode pelipatan,

pematahan, serta pembentukan daratan dan gunung api. Evolusi kegiatan

tektonika dan struktur regional di lembar Leuwidamar diperkirakan mulai dari

Oligo-Miosen hingga Pliosen Tengah.

Pada kala Eosen, daerah bagian selatan diduga merupakan cekungan laut dan

sebagian daratan. Di dalam cekungan itu terbentuk Formasi Bayah yang bahannya

bersumber dari hasil denudasional batuan tua. Kemudian selaras di atas Formasi

Bayah terendapkan Formasi Cicarucup. Pada pasca Eosen Akhir terjadi kegiatan

gunungapi yang berlangsung hingga Miosen Awal dan menghasilkan Formasi

Cokotok. Selama Oligosen dan setelah terbentuk kembali cekungan laut hingga

litoral, terendapkan Formasi Cijengkol yang menindih takselaras Formasi Bayah

dan diduga menjemari dengan Formasi Cikotok.

Pada kala Oligo-Miosen terjadi pengkubahan di daerah Bayah yang terkenal

dengan Kubah Bayah akibat penerobosan batuan Granodiorit Cihara ke dalam

Formasi Cikotok. Selama ini pula terjadi kegiatan orogenesa terhadap Formasi

Bayah sampai Formasi Cijengkol yang menghasilkan lipatan yang berarah

timurlaut-baratdaya dan juga terjadi sesar normal dan sesar mendatar dengan arah

timur-barat dan timurlaut-baratdaya. Penerobosan Granodiorit Cihara ini terjadi di

bagian selatan, sedangkan di bagian tengah terjadi suatu cekungan yang cukup

Page 43: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

31

luas dengan alas batuan tua dan berlingkungan laut hingga darat. Cekungan

tersebut menerus hingga Miosen Awal. Pada Akhir Miosen Awal terjadi

pengangkatan dan terendapkan Formasi Cimapag yang menindih takselaras

Formasi Citarate.

Selama Miosen Tengah terjadi proses orogenesa yang menyebabkan

perlipatan dengan arah timur-barat terhadap formasi berumur tua dan sesar normal

dan sesar mendatar dengan arah timurlaut-baratdaya. Terutama pada Formasi

Cikotok terjadi beberapa urat kuarsa dengan mineralisasi sulfida, diantaranya

emas, perak, tembaga dan pirit.

Selama Miosen Akhir terjadi perlipatan busur pada Formasi Citarate dan

Formasi Cimapag, diikuti oleh sesar normal dan sesar mendatar dengan arah

timur-barat atau timurlaut-baratdaya. Selama periode Pliosen Awal sampai

Pliosen Tengah terjadi pengangkatan sehingga Kubah Bayah menjadi daratan.

Selama periode Pliosen Tengah sampai Pliosen Akhir terjadi orogenesa yang

menyebabkan terjadinya perlipatan dengan arah timur-barat dan timurlaut-

baratdaya, sesar normal, sesar mendatar dan sesar diagonal dengan arah utara-

selatan, timurlaut-baratdaya dan baratlaut-tenggara. Sedangkan di bagian selatan

terjadi pengkubahan lanjutan terhadap Kubah Bayah, yang diikuti sesar bongkah

dan diagonal dengan arah timur-barat atau utara-selatan.

Page 44: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

32

BAB III

ANALISIS KIMIA DOLOMIT PADA BATUGAMPING

FORMASI PACIRAN KABUPATEN TUBAN

PROVINSI JAWA TIMUR

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Latar Belakang

Kabupaten Tuban merupakan daerah yang akan kaya sumber daya mineral

dan batuan terutama pada batuan batugamping di formasi paciran kabupaten

Tuban.

Batugamping merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling

banyak jumlahnya. Batugamping itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik

dan batugamping klastik. Batugamping klastik merupakan hasil rombakan jenis

batugamping non-klastik melalui proses erosi oleh air, transportasi, sortasi dan

terakhir sedimentasi. Sedangkan batugamping non-klastik merupakan koloni dari

binatang laut antara lain Coelenterata, Molusca, Protozoa dan Foraminifera.

Batugamping merupakan bahan baku utama dalam pembuatan semen portland.

Pemboran batugamping kadang menemukan kadar yang rendah dengan kata lain

tidak dapat dijadikan bahan baku utama pembuatan semen portland sehingga

mempengaruhi analisis kimia batugamping tersebut.

Batugamping mengandung kalsit dan dolomit yang disusun oleh unsur-

unsur Ca, C, O dan Mg. Pada tabel periodik Ca dan Mg terdapat satu golongan,

yaitu alkali tanah. Pada proses geokimia sebagian besar unsur Ca bersenyawa

dengan unsur C dan O, maka terbentuk mineral kalsit; bila senyawa tersebut

Page 45: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

33

terdapat unsur Mg maka terbentuk mineral dolomit.

3.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menentukan analisis kimia dolomite

terhadap batugamping dengan menggunakan metode petrografi dan geokimia.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui genesa pembentukan Mg dan

Ca pada dolomite di batugamping.

3.1.3 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini akan diambil di beberapa stasiun pengamatan dan

permasalah yang diambil dalam penelitian ini sebagai berikut :

Untuk menentukan kadar mineral kalsit dan dolomit dalam batugamping

Genesa yang terjadi pada mineral yang terkandung dalam dolomite.

3.1.4 Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian maka diperlukan beberapa tahapan, yaitu:

3.1.4.1 Tahap Studi Literatur dan Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan studi literatur regional yang bertujuan untuk

mengenali kondisi geologi daerah penelitian secara regional terdahulu sehingga

penulis dapat memperoleh informasi tatanan geologinya secara optimal yang

optimal nantinya sangat membantu dalam analisis lebih lanjut. Hasil dari studi

refrensi ini adalah sebuah ringkasan geologi regional daerah penelitian. Studi

literatur ini dilakukan pada beberapa refrensi yang mendukung penelitian secara

keilmuan sehingga dalam pembahasannya akan ditunjang dengan latar belakang

serta teori yang kuat.

Page 46: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

34

3.2 TINJAUAN PUSAKA

3.2.1 Geologi Regional

Untuk memudahkan dalam penelitian menggunakan stratigrafi regional

pada Peta Geologi Lembar Jatirogo (Situmorang, Smith dan Van Vessen, 1992),

dan Peta Geologi Lembar Tuban (Hartono dan Suharsono, 1997) Skala 1:100.000

yang diterbitkan oleh Puslitbang Geologi.

A. Endapan Kuarter (Holosen)

Aluvium merupakan satuan batuan yang berumur paling muda yaitu Kuarter

(Holosen) tersusun oleh pasir, lempung, lanau dan kerikil hasil dari kegiatan

sungai (fluviatil) dan gelombang. Endapan fluvial terbentuk akibat aktivitas

Bengawan Solo dan anak sungainya yang mengendapkan material yang terbawa

pada saat banjir atau melimpah. Saat ini proses pengendapannya masih

berlangsung. Endapan yang dijumpai pada dataran pantai dominan berukuran

pasir berasal dari material yang terbawa aliran sungai dan masuk ke dalam laut.

Material tersebut telah mengalami sortasi oleh gelombang laut dan

mempunyai ukuran yang seragam. Material yang berukuran lebih halus (lanau dan

lempung) tersuspensi dalam air laut yang kemudian diendapkan di dasar laut.

B. Formasi Lidah

Formasi lidah tersusun oleh batulempung, lempunghitam di bagian atas dan

batupasir dibagian bawah. Dijumpai pada bagian tengah yaitu di daerah Bate

Ngrayung dan Jojogan. Batulempung yang ditemukan berwarna kelabu kebiruan

bersifat kurang kompak dan tidak berlapis. Lempung hitam bersifat pasiran

Page 47: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

35

banyak mengandung sisa tumbuhan. Sedangkan batupasir berwarna coklat

kehitaman, berbutir halus hingga kasar, bersifat kurang kompak dijumpai adanya

struktur perairan bersilang mengandung mineral kuarsa dan foraminifera kecil dan

moluska. Berdasarkan kandungan fosil foraminifera yang ada ditafsirkan bahwa

formasi ini diendapkan pada lingkungan laut dangkal dan diperkirakan berumur

Plio-Plistosen.

C. Formasi Paciran

Formasi Paciran terdiri dari batugamping dolomitan yang umumnya berupa

terumbu, tersebar paling luas bila dibandingkan dengan formasi yang lain.

Organisme pembentuknya adalah ganggang, koral, litotamnium dan foraminifera.

Berwarna putih, kelabu, coklat hingga merah daging, tanah hasil pelapukannya

berwarna merah, sangat kompak dan sebagian terhablurkan terutama pada bagian

atas, secara setempat bersifat dolomitan dan gloukunitan, tidak dijumpai adanya

perlapisan. Pada permukaan batuan umumnya berongga dan tajam akibat adanya

proses pelarutan oleh air. Banyak dijumpai sungai bawah tanah dan gua

batugamping yang secara setempat ditemukan endapan fosfat.

Umur dari formasi ini sulit untuk ditentukan karena tidak ditemukan adanya

fosil penunjuk yang dapat dipergunakan untuk menentukan umurnya. Berdasarkan

kedudukan stratigrafi yang menjemari dengan Formasi Mundu maka Formasi

Paciran diduga berumur Pliosen yang diendapkan pada kondisi lingkungan laut

terbuka, tenang dan hangat sehingga memungkinkan tumbuhnya organisme.

D. Formasi Mundu

Formasi Mundu terdiri dari napal, batulempung lanauan dan batugamping

Page 48: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

36

napalan. Tersebar pada arah barat-timur sesuai dengan arah berkembangnya

struktur antiklinorium dengan lokasi penyebaran di Kedungringin pada sayap

antiklin Lodan dan Mrayun - Kalangtengah, Sidomukti, dan sekitar Jojogan.

Napal yang ditemukan berwarna putih, kelabu, kehijauan bersifat kurang

kompak hingga kompak dengan struktur perlapisan yang hampir mendatar yang

pada permukaannya dijumpai adanya rekahan. Pada bagian bawah umumnya

bersifat lempungan dan pasiran kaya akan foraminifera kecil dan moluska secara

setempat dijumpai adanya jejak galian cacing. Batulempung lanauan berwarna

kelabu kehitaman, merupakan lensa dan konkresi di dalam napal. Sedangkan

batugamping napalan yang dijumpai bersifat lempungan mengandung mineral

kuarsa, glaukonit dan foraminifera. Batuan ini merupakan sisipan dalam napal dan

sebarannya tidak merata. Lingkungan pengendapannya merupakan lingkungan

pengendapan laut dalam sampai neritik dan berumur Pliosen.

E. Formasi Ledok

Formasi Ledok tersusun oleh batupasir glaukonitan berselingan dengan

batugamping pasiran yang dijumpai berwarna kelabu kehijauan, bersifat

gampingan mulai dari kurang kompak hingga kompak. Mineral pembentuk

utama batupasir ini adalah kepingan kuarsa dan glaukonit berukuran halus

hingga kasar dengan bentuk menyudut tanggung hingga membundar tanggung,

terpilah sedang, tersemen oleh batuan karbonat serta berlapis baik dengan tebal

lapisan antara 20 - 40 cm, pada beberapa tempat menunjukkan adanya

struktur silang-siur. Secara berangsur ke arah atas ukuran butirnya semakin

kasar dan jumlah glaukonitnya juga semakin banyak. Batugamping pasiran

Page 49: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

37

yang dijumpai berwarna kelabu muda, kompak dan berlapis baik dengan

ketebalan antara 15 - 20 cm, mengandung mineral kuarsa dan glaukonit serta

foraminifera kecil dalam jumlah yang banyak.

Formasi Ledok diendapkan pada lingkungan laut dangkal (litoral) pada kala

Miosen Akhir, dijumpai disekitar daerah Jatirogo yang menyebar ke arah barat-

timur. Nama sebelumnya adalah Anggota Ledok Formasi Globigerina (Trooster,

1937).

F. Formasi Wonocolo

Formasi Wonocolo tersusun oleh napal pasiran yang berselingan dengan

batugamping pasiran. Tersebar memanjang pada arah barat- timur di daerah

Banjarsari, Terongan dan G. Nalatita - Kebonduren sampai Ketringan Wetan.

Napal pasiran yang dijumpai berwarna kelabu kehijauan sampai coklat

kekuningan, mengandung foraminifera kecil yang melimpah, mineral kuarsa,

glaukonit dan mika secara setempat ditemukan bekas galian cacing. Batugamping

pasiran yang secara teratur berselingan dengan napal pasiran, secara umum

berwarna kelabu sampai coklat mengandung mineral kuarsa, glaukonit dan

foraminifera kecil, dijumpai perlapisan dengan ketebalan antara 15 - 20 cm.

Berdasarkan fosil foraminifera yang dijumpai disimpukan bahwa Formasi

wonocolo diendapkan pada lingkungan laut dalam pada kala Miosen Akhir bagian

bawah. Nama lain dari Formasi Wonocolo adalah Anggota Wonocolo Formasi

Globigerina (Trooster, 1937), Anggota Wonocolo Formasi Kawengan (Brouwer,

1957), dan Lapisan Wonocolo (Van Bemmelen, 1949).

Page 50: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

38

G. Formasi Ngrayong

Tersebar di daerah bagian utara Kabupaten Tuban dan bagian Tengah. Pada

bagian utara memanjang arah barat timur mulai dari Ngandang - Ngaglik - Sima -

Sriwing sampai Cakrawa dan Mliwang - Bugang terletak pada sayap antiklin

Lodan. Pada bagian tengah dijumpai di tersebar di sekitar Mawun - Tawiwiyah

dan Sidonganti - Barikulon. Tersusun oleh batupasir kuarsa yang berselingan

dengan batugamping dan batulanau.

Batupasir kuarsa yang dijumpai berwarna putih sampai kuning

kecoklatan, berbutir halus sampai sedang yang semakin kasar ukuran butirnya

ke arah atas, berbentuk menyudut tanggung, kondisi batuannya kurang

kompak sampai lepas tersusun oleh mineral kuarsa, felspar, mika dan mineral

hitam. Struktur perlapisan yang ada kurang baik dan secara setempat dijumpai

lapisan batubara setebal 20 - 50 cm.

Batugamping berwarna coklat kekuningan, kompak berlapis baik dengan

ketebalan antara 10 - 50 cm, mengandung foraminifera besar. Di bagian bawah,

batugamping ini merupakan lensa dan semakin ke arah atas semakin tebal dan

semakin rapat. Batulempung, berwarna kelabu, coklat hingga ungu merupakan

selingan dibagian tengah dan atas, setempat menyerpih dan mengandung

mika dan foraminifera kecil. Secara setempat dijumpai endapan gypsum dan

sisa tumbuhan.

H. Formasi Tawun

Formasi Tawun tersusun oleh napal pasiran berselingan dengan

batugamping bioklastika. Napal pasiran yang dijumpai berwarna coklat

Page 51: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

39

kekuningan, berbutir halus sampai sedang dan berlapis dengan ketebalan dari 5

sampai 10 cm. Batugamping bioklastika berwarna coklat sampai kelabu berlapis

dengan ketebalan antara 20 - 40 cm dan banyak mengandung foraminifera besar.

Berdasarkan kandungan foraminifera besar yang ditemukan menunjukkan bahwa

formasi ini berumur Miosen Awal dengan kondisi lingkungan pengendapannya

laut agak dangkal.

Formasi ini tersebar di bagian utara yaitu di bagian tengah Kali (K.)

Boncong dan di hulu K. Lambang dengan sebaran berarah timur – barat

membentuk antiklin Lodan, sedangkan dibagian selatan menerus ke kabupaten

Bojonegoro. Penamaannya berasal dari Desa Tawun yang nama sebelumnya

"Orbitoiden Kalk (OK)" (Trooster, 1937; Marks, 1957) dan Anggota Tawun

Formasi Tuban (Brouwer, 1957).

I. Forrmasi Bulu

Tersusun oleh batugamping pasiran dengan sisipan napal pasiran. Tersebar

sangat terbatas pada beberapa daerah yaitu sayap antiklin Jamprono (G. Batang -

G. Tewu), antiklin Sentul (G. Bancang - G. Geritan).

BATUGamping pasiran berwarna putih - kalbu hingga coklat kekuningan,

berbutir halus hingga kasar, menunjukkan struktur pelat (platy) setebal

antara 5 - 20 cm, pada umumnya dijumpai adanya struktur perlapisan silang -

siur, kompak dan secara setempat pejal, mengandung mineral kuarsa,

foraminifera, moluska dan koral. Napal pasiran berwarna coklat

kekuningan mengandung foraminifera dan cangkang moluska.

Dari hasil pengamatan foraminifera besar yang dapat dikenali disimpulkan

Page 52: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

40

bahwa Formasi Bulu diendapkan di lingkungan laut dangkal pada kala Miosen

Tengah bagian atas.

3.2.2 Dasar Teori

Batugamping mengandung kalsit dan dolomit yang disusun oleh unsur-

unsur Ca, C, O dan Mg. Pada tabel periodik, Ca dan Mg terdapat dalam satu

golongan, yaitu golongan alkali tanah. Kedua unsur tersebut karaktemya relatif

sama, mempunyai konfigiirasi elektron pada blok s2 energi untuk melepaskan

elektron pada kulit terluar hampir sama, dan mudah membentuk ion sehingga

keberadaan cenderung bersama-sama membentuk asosiasi tinsur. Di alam kedua

unsur tersebut tidak stabil, sedangkan pada kondisi stabil dalam bentuk ion Ca

dan Mg. Pada proses geokimia sebagian unsur Ca hanya bersenyawa dengan

unsur C dan O, maka terbentuklah mineral kalsit; bila senyawa tersebut terdapat

unsur Mg maka terbentuklah mineral dolomit. Susunan senyawa dalam mineral

kalsit (CaCO ) dengan komposisi Ca = 40,04 %; C=12,0 %; O=47,96 %

atau CaO 56,03 %; COz = 43,96 %, sedangkan mineral dolomit [CaMg(CO3)z)

dengan komposisi Ca—21,73%, Mg=l3,l 8%, C=l3,03%, O=52,06%, CaO-

30,4%, MgO=21,7%, CO2 '47,9%.

Sumber Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg) di alam. Di kerak bumi. rata-

rata kandungan Calsium (3,6%) dan Magnesium (1.93 %). Sebagian mineral

pembentuk batuan sebagai sumber Ca dan Mg diantaranya seperti pada Tabel 1 di

bawah ini.

Page 53: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

41

Tabel 3.1 Mineral yang Mengandung Unsur Ca, Mg.

Karena proses kimia dan fisika batuan/mineral menjadi lapuk, mengakibatkan

unsur-unsur kimia pembentuk mineral terurai. Unsur-unsur tersebut akan

termobilisasi sesuai dengan sifatnya masing-masing. Seperti dalam tabel periodik,

unsur Ca dan Mg terdapat dalam satu golongan, sehingga mempunyai sifat kimia

dan fisikanya relatif sama, sehingga cenderung dijumpai pada kondisi yang relatit

sama.

Mineral yang mengandung Ca dan Mg pada umiimnya lebih mudah lapuk

dibandingkan mineral lainnya ' . Karena pelapukan, kadar Ca dan Mg dalam

mineral (batuan) cenderung menjadi koloid bersama-sama air.

Berkurang/bertambahnya Ca dan Mg dalam batuan disebabkan karena :

1. terbawa air akibat perkolasi.

2. diserap oleh organisme (fiora dan fauna).

3. diserap oleh partikel-partikel tanah liat.

4. di daerah beriklim kering karena tidak ada pencucian (flushing) oleh air.

Mineral Rumus Kimia

Amfibol Apatit Biotit Dolomite Magnesit Kalsit Plagioklas Hornblende Olivin Serpentin

Ca My (Si O )4 Ca ( PO4 )3 ( Cl, F ) K ( Mg,Fe )3 ( Al Si O to ) (OH)z

Ca Mg ( CO3 )2 MgCO CaCO3

(Na,Ca ) Al Si Ot

Ca3 Al 2 My F3 .Si Op ( OH )2 ( Fe, Mg ) Si 0 4 ltt M Si 2 0 9

Page 54: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

42

Pada curah hujan rendah, pencucian kecil, sehingga terdapat kandungan

kalsium dan magnesium terjadi pengurangan kecil dan diendapkan sebagai

mineral-mineral kalsium karbonat, kalsium sulfat, magnesium sulfat. Klasifikasi

batugamping berdasarkan pembentukannya dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu:

1. Batugamping organik, merupakan kumpulan dari sisa flora dan fauna yang

telah mati{fosil) dan terendapkan. Di masa hidupnya flora dan fauna,

memerlukan unsur-unsur Ca, Mg, O dan C yang terdapat dalam air. Proses

kimia yang terjadi pada flora dan fauna setelah matt menjadi fosil dan

terbcntuklah sistem kristal mineral tanpa merubah bentuk fisik fosil. Secara

mineralogi fosil tersebut tersusun oleh mineral kalsit (CaCO ) dan atau

dolomit CaMg( ›)z Pada umumnya fosil fauna mengandung kalsit

bermagnesium dengan kadar 4 %-16 % mol MgCO3 , sedangkan fosil flora

sekitar 7,7 %- 28,75 % mol MgCO '7’ Bila mineral kalsit atau dolomil

sebagian besar berukuran kecil (+ 0,2 mikron atau lebih) disebut lumpur

karbonat' 5’, karena berukuran kecil, mempunyai sifat optik dan fisik yang relaif

sama, maka kedua mineral tesebut sulit dibedakan. Karena proses geologi

kumpulan fosil tersebut menjadi batugamping.

2. Batugamping endapan kimia, terbentuk dari kristalisasi larutan yang jenuh

mengandung larutan Ca dan atau Mg. Umumnya bentuk kristalnya baik,

ukuran relatif besar. Dalam air senantiasa terdapat unsur CO2, sehingga terjadi

proses pengendapan kimia pembentukan mineral kalsit dan dolomit secara

kimia sebagai berikut:

Page 55: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

43

Ca ( HCO, ) CaCOs + ltio + 2

CaCO + COz H2O Ca ( HCOj )2

Ca+2 + 2( HCO3) Ca ( HCO3 ) CaCO3 * H2O + CO2

CaCO mengendap sebagai kristal mineral kalsit. Reaksi tersebut akan berjalan

terns selama persyaratan kondisi fisika kimia terpenuhi, dan akan terjadi

akumulasi sehingga terbentuk batu gamping yang lazim disebut batu

gamping kristalin. Bila unsur—unsur tersebut di atas ada penambahan garam

Mg maka akan terbentuk mineral dolomit dengan reaksi sebagai berikut:

Mg+2 + Ca ( HCO3)2 Ca Mg (CO, )z + 2H+

3. Batugamping sedimen mekanik adalah batu gamping yang terbentuk dari

rombakan batu gamping yang telah ada. Karena proses fisika dan kimia batuan

tersebut menjadi lapuk kemudian tertranspotasi oleh air dan diendapkan di

tempat lain dan mengalami proses geologi menjadi batu gamping klastik.

Unsur utama adalah CaCO (kalsit) dan CaMg(CO3)2 (dolomit), umumnya

batuan ini dicirikan dengan adanya frakmen dan matrik dan lebih mudah

dikenali.

Batugamping umumnya bersama putih kadang-kadang kelabu, kemerahan.

Batu gamping mudah dikenali dengan meneteskan HC1 10 % dengan reaksi

kimia:

CaCO3 + 2 HC1 —> CaCl, + CO2 + H2O

Gas carbon dioksida (CO2) mengeluarkan asap dan berbuih. Apabila batu

gamping banyak mengandung mineral dolomit, umumnya lapisan soil tipis., karena

dolomite lebih resisten dibandingkan kalsit.

Page 56: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

44

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kalsit dan dolomit

bersama- sama adalah :

1. Sifat Kimia Ca dan Mg ' i’)

• Dalam sistem periodik termasuk logam alkali tanah (golongan II)

• Kedua unsur mudah membentuk ion, energi ionisasi

Ca = 6,111 eV,

Mg = 7,644 eV

• Konfigurasi elektron pada blok S2, Elektron valensi / bilangan oksidasi 2

• Energi ikat Mg — 919 KI/mol dan Ca = 817 KI/mol

Dengan sifat kimia Ca dan Mg yang hampir mirip kecenderungannya untuk

bersama-sama membentuk mineral kasit dan dolomit.

2. Estimasi Geometri molekul CaCO3 2

Elektron valensi Ca 2

Elektron valensi CaCO3 0

Elektron valensi C 4

Elektron valensi 30 6

Jumlahelektron 12

Jumlah pasangan elektron 12/ 2 =6

Susunan elektron : ( sp3d

2 ) hexagonal sistem / trigonal piramid sub sistem

mempunyai bilangan koordinasi 6 terdiri dari 2 PEI dan 4 PEB, artinya jumlah 6

anion yang mengelilingi kation yang disebut hexagonal sistem dengan struktur kristal

disebut oktahedral. Bilangan koordinasi dari kation ditentukan oleh rasio radius

kation dan anion . Kekuatan mtiatan yang disumbangkan oleh Ca orlslah 2/6=1/3

Page 57: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

45

kepada anion (CO3).

3. Konfigurasi Elektron :

20Ca = 1s2 2s2

2p63 2 3p6 4s2 i8 Ca +2

= 1s2

2s 2

2p 6

3s2

3p 6

3 S 3 p 3 d

i8 Ca 2+

CO z

2s 2p 2s 2p

6 C — 1s° 2s2 2p

2

2s 2p

8 O ' 1s2 2s

2 2p

4 x x x

2s 2p 3s

to Mg°† =1s° 2s’ 2p6

CO32-

Gambar 3.1 Estimasi Susunan Geometris Molekul CaCO3

CaCO3 mempunyai orbital hibriditasi sp3d

2 dengan susunan electron 2PEI (

pasangan electrotl lkat) dan 4 PEB ( pasangan electron bebas) bentuk struktur

molekul trigonal bipiramid. CaC 3 terdiri atom Ca sebagai pusat dikelilingi COi 2

Page 58: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

46

dengan bilangan koordinasi 6 membentuk mineral CaCO . Ion Mg2° lebih mudah

mengisi pasangan electron bebas Ca untuk berikatan karena Mg mempunyai

energi ikat lebih besar dibandingkan Ca sehingga terbentuk mineral CaMg(CO3)2

dolomit.

Page 59: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

47

BAB IV

PERENCANAAN PENELITIAN DAN ANGGARAN BIAYA

4.1 Perencanaan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 6 bulan yang dimulai sejak bulan

Maret sampai dengan Agustus tahun 2020. Rincian jadwal penelitian yang

dilaksanakan dapat dilihat pada tabel (4.1)

4.2 Rencana Anggaran Biaya Penelitian

ADMINISTRASI KETERANGAN JUMLAH

SK Pembimbing

Rp 1.000.000,00-

Pengajuan Kolokium

Rp 1.100.000,00-

Sidang

Rp 1.150.000,00-

TOTAL Rp 3.250.000,00-

PEMBUATAN PROPOSAL

TUGAS AKHIR KETERANGAN JUMLAH

Print 58 lembar x 2.000 Rp 116.000,00-

Jilid

Rp 5.000,00-

TOTAL Rp 121.000,00-

No KEGIATAN MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Adminitrasi dan

Persiapan

2 Proposal

3

Pengumpulan data

Lapangan dan

Sampling

4 Pengolahan data

5 Pengolahan Studio dan

Laboratorium

6 Konsultasi/Bimbingan

7 Kolokium/Seminar

8 Sidang

19 Pembuatan Laporan

Tabel 4.1 Rencana Waktu Penelitian

Tabel 4.2 Anggaran Biaya Penelitian

Page 60: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

48

PENYEDIAAN ALAT KETERANGAN JUMLAH

Pensil 2 x 2.500 Rp 5.000,00-

Serutan 1 x 2.000 Rp 2.000,00-

Penghapus 2 x 2.000 Rp 4.000,00-

Pensil Warna 25.000 1set Rp 25.000,00-

Penggaris 25.000 1set Rp 25.000,00-

Spidol 9 x 6.000 Rp 54.000,00-

Buku Catatan 1 x 10.000 Rp 10.000,00-

Peta RBI 2lembar x 10.000 Rp 80.000,00-

Peta Geologi dan Topografi 4lembar X 10.000 Rp 150.000,00-

Plastik Sampel 3pcs x 20.000 Rp 60.000,00-

Pita 2rol x 20.000 Rp 40.000,00-

Solatif 2rol x 20.000 Rp 40.000,00-

Baterai 30 x 8.000 Rp 240.000,00-

Obat-obatan

Rp 150.000,00-

TOTAL Rp 955.000,00-

LAPANGAN KETERANGAN JUMLAH

Transportasi (PP Bogor-Lebak) 2org x 150x2 Rp 300.000,00-

Konsumsi (30 hari)

2org x 50.000/hari x

30hari Rp 3.000.000,00-

Camp 650.000/30hari Rp 650.000,00-

Transpotasi Lapangan 40.000 x 30hari Rp 1.200.000,00-

TOTAL Rp 5.150.000,00-

ANALISA LABORATORIUM KETERANGAN JUMLAH

Analisa Mikropaleontologi 6 sample x 50.000 Rp 300.000,00-

Analisa Sayatan Petrografi 8 sample x 50.000 Rp 400.000,00-

Geokimia 6 sample x 450.00 Rp. 2.700.000.00-

TOTAL Rp 3.400.000,00-

PENYUSUNAN LAPORAN KETERANGAN JUMLAH

Print Peta 12(A2) lembar x 10.000 Rp. 120.000,00-

Print

6rangkap x 90lembar x

2.000/lembar Rp 1.080.000,00-

TOTAL Rp 1.200.000,00-

Page 61: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

49

Sub Total Rp 14.0760.000,00-

Biaya Tak Terduga (10% Sub

Total)

Rp 1.100.000,00-

TOTAL ANGGARAN BIAYA Rp 15.186.000,00-

Page 62: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

50

BAB V

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya mulai dari

pembahasan mengenai geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi maupun sejarah

geologi daerah penelitian, maka dapat disimpulkan secara garis besar adalah

sebagai berikut :

1. Berdasarkan fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen (1949), daerah

penelitian termasuk kedalam Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi

Tengah.

2. Ruang lingkup daerah penelitian yakni Daerah Cimayang, Kecamatan

Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.

3. Berdasarkan interpretasi dari peta topografi, dan hasil penghitungan

kemiringan lereng yang mengacu pada klasifikasi van Zuidam 1985, maka

daerah penelitian terbagi menjadi: datar, sedikit miring, miring, agak

curam, curam, sangat curam. Pola aliran sungai secara umum, pola aliran

pola aliran sungai dendritik.

4. Stratigrafi daerah penelitian secara beruruttan dari tua ke muda terdiri atas:

Anggota Batulempung Formasi Bojongmanik, Anggota Batugamping

Formasi Bojongmanik, Anggota Batupasir Formasi Bojongmanik, Formasi

Genteng, Tuf Malingping, Batuan Gunungapi Endut dan Basalt.

5. Berdasarkan hasil dari studi dari interpretasi peta geologi regional, maka

ada beberapa unsur struktur yang berkembang pada daerah penelitian

berupa patahan dan lipatan.

Page 63: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

51

6. Sejarah geologi daerah penelitian dimulai sejak Oligosen Akhir sampai

Pliosen

Dengan demikian pengampuh mengharapkan dengan pelaksanaan tugas

akhir pada Daerah Cimayang dan Sekitarnya Kecamatan Bojongmanik,

Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dapat mengidentifikasikan fenomena geologi

yang terdapat pada daerah tersebut sesuai dengan harapan pengampuh, sehingga

menghasilkan tulisan yang bermanfaat bagi pengampuh.

Page 64: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

52

DAFTAR PUSTAKA

Badan Informasi Geospasial, 2010, Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar

Leuwidamar No. 1109-334 dan Gunungkencana No. 1109-333

dengan skala 1:25.000, Badan Informasi Geospasial (BIG), Edisi :

1–1999, Cibinong, Bogor.

Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus

Nijhoff, Vol. 1A, Netherlands.

Hartono dan Suharsono, 1997. Geologi Lembar Talun. Pusat penelitian dan

pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber

Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Hiskia Achmad Drs, Ms Tupamahu Ir, Struktur Atom, Struktur Molekul dan

Sistem Periodik. Bandung.

Noor, Djauhari., 2014. Geomorfologi, Edisi Pertama, Penerbit Deepublish (CV

Budi Utama), Jalan Kaliurang Km 9,3 Yogyakarta 55581.ISBN

602280242-6, h.326.

Soejono dan Pulunggono, 1994. Pola Umum Struktur Pulau Jawa.

Sujatimiko dan Santosa, 1970. Geologi lembar Leuwidamar, Pusat penelitian dan

pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber

Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Situmorang, Smith dan Van Vessen, (1992). Geologi Lembar Jatirog, Pusat

penelitian dan pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi

dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi,

Bandung.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Informasi Geospasial, 2010, Peta Rupabumi Digital Indonesia Lembar

Leuwidamar No. 1109-334 dan Gunungkencana No. 1109-333

dengan skala 1:25.000, Badan Informasi Geospasial (BIG), Edisi :

1–1999, Cibinong, Bogor.

Bemmelen, R.W. Van, 1949, The Geology of Indonesia, The Hague Martinus

Page 65: GEOLOGI DAERAH CIMAYANG DAN SEKITARNYA KECAMATAN … · 2020. 4. 7. · Laboratorium Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Dan pendiri HMTG ―GEOI‖ yang membuat pengampuh

53

Nijhoff, Vol. 1A, Netherlands.

Hartono dan Suharsono, 1997. Geologi Lembar Talun. Pusat penelitian dan

pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber

Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Hiskia Achmad Drs, Ms Tupamahu Ir, Struktur Atom, Struktur Molekul dan

Sistem Periodik. Bandung.

Noor, Djauhari., 2014. Geomorfologi, Edisi Pertama, Penerbit Deepublish (CV

Budi Utama), Jalan Kaliurang Km 9,3 Yogyakarta 55581.ISBN

602280242-6, h.326.

Soejono dan Pulunggono, 1994. Pola Umum Struktur Pulau Jawa.

Sujatimiko dan Santosa, 1970. Geologi lembar Leuwidamar, Pusat penelitian dan

pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber

Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung.

Situmorang, Smith dan Van Vessen, (1992). Geologi Lembar Jatirog, Pusat

penelitian dan pengembangan geologi, Direktorat Jenderal Geologi

dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi,

Bandung.