Geokimia Panas Bumi

89
GEOKIMIA PANAS BUMI GEOKIMIA PANAS BUMI Niniek Rina Herdianita KK Geologi Terapan Program Studi Sarjana dan Magister Teknik Geologi Program Studi Magister Teknik Panas Bumi Institut Teknologi Bandung

description

GEOKIMIA PENDAHULUAN

Transcript of Geokimia Panas Bumi

Page 1: Geokimia Panas Bumi

GEOKIMIA PANAS BUMIGEOKIMIA PANAS BUMI

Niniek Rina HerdianitaKK Geologi Terapan

Program Studi Sarjana dan Magister Teknik GeologiProgram Studi Magister Teknik Panas Bumi

Institut Teknologi Bandung

Page 2: Geokimia Panas Bumi

Geokimia Panas BumiGeokimia Panas Bumi

1. Pendahuluan2. Geokimia Air Panas Bumi3. Geokimia Gas Panas Bumi4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Page 3: Geokimia Panas Bumi

PendahuluanPendahuluan

Geokimia Panas Bumi/Geotermal mempelajari komposisi fluida panas bumi (air dan uap) dan proses-proses yang mempengaruhinya untuk mengetahui kondisi dan karakteristik fluida reservoir.

Page 4: Geokimia Panas Bumi
Page 5: Geokimia Panas Bumi

AsumsiAsumsi

Sistem geotermal adalah sistem hidrotermal terbuka dan air yang didominasi oleh air meteorik merupakan media pembawa panas.

Page 6: Geokimia Panas Bumi
Page 7: Geokimia Panas Bumi

Karakteristik Air (HKarakteristik Air (H22O)O)

Systematic name water

Alternative namesaqua, dihydrogen monoxide,hydrogen hydroxide

Molecular formula H2O

Molar mass 18.0153 g/mol

Density and phase1.000 g/cm3, liquid0.917 g/cm3, solid

Melting point 0°C (273.15 K) (32ºF)

Boiling point 100°C (373.15 K) (212ºF)

Specific heat capacity (liquid)

4184 J/(kg.K)

Page 8: Geokimia Panas Bumi

Densitas HDensitas H22O vs TemperaturO vs Temperatur

Page 9: Geokimia Panas Bumi

pH HpH H22OO

Page 10: Geokimia Panas Bumi

pH HpH H22O vs TemperaturO vs Temperatur

pH adalah fungsi dari Konstanta Disosiasi Air (KwH2O) H2O H+ + OH-

KwH2O = [H+][OH-]

-log KwH2O = -log [H+] + [– log [OH-]] pKwH2O = pH + pOH

Kw adalah fungsi dari temperatur: KwH2O (25oC) = 10-14 pKwH2O = 14

KwH2O (100oC) = 10-12 pKwH2O = 12

KwH2O (250oC) = 10-11 pKwH2O = 11

Page 11: Geokimia Panas Bumi
Page 12: Geokimia Panas Bumi

0 10 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300

H2O 14.94 14.54 13.99 13.27 12.71 12.26 11.91 11.64 11.44 11.30 11.22 11.20 11.22 11.30

H2CO3 6.57 6.47 6.36 6.29 6.32 6.42 6.57 6.77 6.99 7.23 7.49 7.75 8.02 8.29

H2S 7.45 7.23 6.98 6.72 6.61 6.61 6.68 6.81 6.98 7.17 7.38 7.60 7.82 8.05

NH4 10.08 9.74 9.24 8.54 7.94 7.41 6.94 6.51 6.13 5.78 5.45 5.15 4.87 4.61

H4SiO4 10.28 10.00 9.82 9.50 9.27 9.10 8.97 8.67 8.65 8.85 8.89 8.96 9.07 9.22

H3BO3 9.50 9.39 9.23 9.08 9.00 8.95 8.93 6.94 8.98 9.03 9.11 9.22 9.35 9.51

HF 2.96 3.05 3.18 3.40 3.64 3.85 4.09 4.34 4.59 4.89 5.30 5.72 6.20 6.80

HSO4- 1.70 1.81 1.99 2.30 2.64 2.99 3.35 3.73 4.11 4.51 4.90 5.31 5.72 6.13

HCl -0.26 -0.24 -0.20 -0.14 -0.06 0.03 0.14 0.25 0.37 0.50 0.66 0.84 1.06 1.37

HCO3- 10.63 10.49 10.33 10.17 10.13 10.16 10.25 10.39 10.57 10.78 11.02 11.29 11.58 11.89

Expressed as -log Ka = pKa

Temperature (oC)

Page 13: Geokimia Panas Bumi

Solubilitas AirSolubilitas Air

Page 14: Geokimia Panas Bumi
Page 15: Geokimia Panas Bumi

Diagram Fasa HDiagram Fasa H22OO

Page 16: Geokimia Panas Bumi

Boiling point

VaporizationCondensation

(solid)

(liquid)

(gas)

Page 17: Geokimia Panas Bumi

Boiling = MendidihBoiling = Mendidih

Terjadi di bagian atas, yaitu pada kedalaman < 2 km Terjadi pemisahan 2 fasa fluida, yaitu air dan uap

Unsur non-volatil (Cl, SiO2) tinggal di air

Unsur volatil/gas (CO2, H2) berada pada fasa uap

Pemisahan 2 fasa fluida mengakibatkan terbentuknya: Entalpi liquid (Hliq)

Entalpi uap (Hvap)

Manifestasi panas bumi di permukaan memberikan gambaran tentang kondisi/proses bawah permukaan

Page 18: Geokimia Panas Bumi

Entalpi (H) = Panas TersimpanEntalpi (H) = Panas Tersimpan

Page 19: Geokimia Panas Bumi
Page 20: Geokimia Panas Bumi

Tekanan vs Boiling PointTekanan vs Boiling Point

Page 21: Geokimia Panas Bumi

Boiling Point Depth (BPD)Boiling Point Depth (BPD)

Tekanan vs titik didih (boiling point) air

Tekanan air (P) sebagai fungsi dari kedalaman (h): PHidrostatik = 0,1897 h0,8719

PHidrodinamik = 0,2087 h0,8719 = 1.1 PHidrostatik

Page 22: Geokimia Panas Bumi
Page 23: Geokimia Panas Bumi

290oC

1000 m

Page 24: Geokimia Panas Bumi
Page 25: Geokimia Panas Bumi
Page 26: Geokimia Panas Bumi
Page 27: Geokimia Panas Bumi
Page 28: Geokimia Panas Bumi
Page 29: Geokimia Panas Bumi

Geokimia Panas BumiGeokimia Panas Bumi

1. Pendahuluan2. Geokimia Air Panas Bumi3. Geokimia Gas anas Bumi4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Page 30: Geokimia Panas Bumi

Unsur-unsur Kimia FluidaUnsur-unsur Kimia Fluida

Terdiri dari unsur-unsur terlarut berupa: Anion: Cl-, HCO3

-, SO4-2, NH4

-, F-, I-, Br-

Kation: Na+, K+, Ca+2, Mg+2, Rb+, Cs+, Li+, Mn+2, Fe+2, Al+3, ion-ion As

Spesies netral: SiO2, B, CO2, H2S, NH3

SiO2 hadir sebagai silika total dan ekuivalen dengan konsentrasi H4SiO4

CO2 terlarut adalah ekuivalen terhadap konsentrasi H2CO3

Karbonat total adalah jumlah dari semua spesies karbonat (CO2 = H2CO3 + HCO3

- + CO3-2)

B adalah boron total (B = H3BO3 + H2BO3- + HBO3

-2 + B+) As adalah arsenik total yang hadir dalam berbagai muatan ion Amonia adalah sebagai amonia (NH3) atau amonium (NH4

-)

Page 31: Geokimia Panas Bumi

Unsur-unsur Kimia FluidaUnsur-unsur Kimia Fluida

Berasal dari interaksi antara batuan dan fluida (+ proses magmatik), terdiri dari:

Unsur-unsur pembentuk batuan Solubilitasnya dipengaruhi oleh kesetimbangan antara

mineral dan air mis. kation Na, K, Ca, Mg, Rb, Cs, Mn, Fe dan Al

Unsur-unsur terlarut Lebih banyak berada di larutan dibanding dalam

mineral Tidak mudah bereaksi = unsur konservatif mis. Cl, B, Li dan Br

Page 32: Geokimia Panas Bumi

Unsur-unsur Kimia FluidaUnsur-unsur Kimia Fluida

Dipengaruhi oleh: Asal air Penambahan unsur volatil magmatik

Cl sebagai HCl, C sebagai CO2, S sebagai SO2

Kenampakan isotop Helium (3He/4He) Kesetimbangan fluida-mineral

Mineral (jenis batuan) Suhu Dominasi batuan

Proses Boiling Mixing (dilution)

Page 33: Geokimia Panas Bumi

Asal FluidaAsal Fluida

Page 34: Geokimia Panas Bumi
Page 35: Geokimia Panas Bumi

Air Klorida (Cl)Air Klorida (Cl)

Menunjukkan air reservoir

Mengandung 0,1 hingga 1,0 wt.% Cl

Perbandingan Cl/SO4 umumnya tinggi

Mengandung kation utama : Na, K, Ca dan Mg

Berasosiasi dengan gas CO2 dan H2S

pH sekitar netral, dapat sedikit asam dan basa tergantung CO2 terlarut

Sangat jernih, warna biru pada mataair natural

Kaya SiO2 dan sering terdapat HCO3-

Terbentuk endapan permukaan sinter silika (SiO2)

Page 36: Geokimia Panas Bumi

Air Sulfat (SOAir Sulfat (SO44))

Terbentuk di bagian paling dangkal sistem geotermal

Akibat kondensasi uap air ke dalam air permukaan (steam heated water)

SO4 tinggi (mencapai 1000 ppm) akibat oksidasi H2S di zona oksidasi dan menghasilkan H2SO4 (H2S + O2 = H2SO4)

Mengandung beberapa ppm Cl

Bersifat asam

Ditunjukkan dengan kenampakan kolam lumpur dan pelarutan batuan sekitar

Tidak dapat digunakan sebagai geotermometer

Di lingkungan gunung api : air asam SO4-Cl terbentuk akibat kondensasi unsur volatil magmatik menjadi fasa cair

Page 37: Geokimia Panas Bumi

Air Cl dan SOAir Cl dan SO44

Page 38: Geokimia Panas Bumi

Air Cl dan SOAir Cl dan SO44

Ta: Taal Ku: Kusatsu Shirane Kb: Kaba Tin, Tam: Kelimutu Ij: Ijen Po: Poas Ma: Maly Semiachik Pu: Kawah Putih Dem: Dempo Sv: Soufrière St.Vincent Qu: Quilotoa Kel: Kelud Sa: Segara Anak Ny, Mo: Nyos, Monoun

The discharge of magmatic gases (SO2 , H2S, HCl and HF) into a crater lake frequently lead to highly acidic sulfate-chloride waters. The lakes are too acidic to convert and store CO2 gas as bicarbonate ions (HCO3

-).

Page 39: Geokimia Panas Bumi

Air Bikarbonat (HCOAir Bikarbonat (HCO33))

Terbentuk pada daerah pinggir dan dangkal sistem geotermal

Akibat adsorbsi gas CO2 dan kondensasi uap air ke dalam air tanah (steam heated water)

Anion utama HCO3 dan kation utama adalah Na

Rendah Cl dan SO4 bervariasi

Di bawah muka air tanah bersifat asam lemah, tetapi dapat bersifat basa oleh hilangnya CO2 terlarut di permukaan

Di permukaan dapat membentuk endapan sinter travertin (CaCO3)

Page 40: Geokimia Panas Bumi

Air MeteorikAir Meteorik

Air tanah mengandung Ca, Mg, Na, K, SO4, HCO3 dan Cl, dan dapat mengandung Fe, SiO2 dan Al

Air tanah dapat mengandung gas terlarut O2 dan N2

Air sungai mempunyai anion utama HCO3 dan kation utama adalah Ca

Air hujan mempunyai anion utama Cl dan kation utama Na

Kandungan kimia air tanah sangat dipengaruhi oleh batuan dasarnya.

Komposisi isotop stabil mengikuti Meteoric Water Line (MWL)

Page 41: Geokimia Panas Bumi

Air AsinAir Asin

Terbentuk dengan berbagai cara (mis. pelarutan sekuen endapan evaporit, terperangkap pada cekungan sedimentasi/air formasi, dll)

Merupakan larutan yang berkonsentrasi tinggi pH menunjukkan asam lemah Unsur utama adalah Cl (10.000 hingga lebih dari 100.000

ppm) Konsentrasi Na (kation utama), K dan Ca tinggi Densitas tinggi, sehingga tidak muncul di permukaan

Page 42: Geokimia Panas Bumi

Tipe air apakah sampel ini?Tipe air apakah sampel ini?

Page 43: Geokimia Panas Bumi

Na K Mg Ca Cl SO4 HCO3

1 Ngawha NG-9, NZ 230 7.7 893 79 0 3 1,260 18 185

2 Wairakei WK-66, NZ 240 8.5 995 142 0 17 1,675 30 <5

3 Champagne Pool, NZ 99 8.0 1,070 102 0 26 1,770 26 76

4 Miravalles 10, Costa Rica 250 7.8 1,750 216 0 59 2,910 40 27

5 Acque Albule, Italy 22 6.1 138 22 238 1,042 163 1,470 1,403

6 Well C32, Fuzhou, China 93 7.5 187 6 0 23 175 163 52

7 Spring 7, Manikaran, India 95 8.4 96 19 3 52 138 41 210

8 Golden Spring, NZ 45 7.0 224 20 7 11 51 8 670

9 Zunil spring 95 7.0 384 32 39 17 172 234 635

10 Zunil ZQ-3, Guatemala 295 8.1 933 231 0 15 1,810 31 51

No LOKASI t (°C) pHKimia Air (mg/kg)

Page 44: Geokimia Panas Bumi

Na K Mg Ca Cl SO4 HCO3

11 Radkersburg, Austria 72 8.9 2,215 182 47 3 264 398 4,130

12 Cerro Prieto, Mexico 280 7.3 5,600 1,260 0 333 10,500 14 40

13 Tongonan, Philippines 330 7.0 3,580 1,090 0 128 6,780 16 12

14 Morere spring, NZ 47 7.0 6,690 84 79 2,750 15,670 <3 28

15 Salton Sea well, USA 330 5.2 38,400 13,400 10 22,010 118,400 4 140

16 Reykjanes Spring, Iceland 99 6.2 14,325 1,670 123 2,260 26,100 206 <5

17 Oil well, Leda F., California 100 5.7 13,600 404 275 12,200 44,000 16 80

18 White Island, NZ 98 0.6 5,910 635 3,800 3,150 38,700 4,870 -

19 Kawah Ijen, Indonesia 60 0.6 1,030 1,020 680 770 21,800 62,400 -

20 Tamagawa, Japan 98 1.3 38 30 35 95 2,970 2,300 -

No LOKASI t (°C) pHKimia Air (mg/kg)

Page 45: Geokimia Panas Bumi

Kisaran pHKisaran pH Anion UtamaAnion Utama

Air tanah 6 - 7.5 jejak HCO3-

Air klorida (Cl) 4 - 9 Cl, jejak HCO3-

Air klorida-bikarbonat (Cl-HCO3)

7 - 8.5 Cl, HCO3-

Air bikarbonat (HCO3) 5 - 7 HCO3-

Air asam sulfat (SO4) 1 - 3 SO42-, jejak Cl

Air asam sulfat-klorida (SO4-Cl)

1 - 5 SO42-, Cl

Page 46: Geokimia Panas Bumi

Tipe air apakah yang hadirTipe air apakah yang hadir

pada manifestasi ini?pada manifestasi ini?

Page 47: Geokimia Panas Bumi

Artist’s Palette, Waiotapu, New Zealand

Page 48: Geokimia Panas Bumi
Page 49: Geokimia Panas Bumi

Yellowstone National Park, USAPohutu Geyser, Rotorua

Page 50: Geokimia Panas Bumi

Champagne Pool, NZ

Page 51: Geokimia Panas Bumi

Travertin Stone, Pamukale, Turkey

Page 52: Geokimia Panas Bumi
Page 53: Geokimia Panas Bumi
Page 54: Geokimia Panas Bumi
Page 55: Geokimia Panas Bumi

Papandayan, Jawa Barat

Page 56: Geokimia Panas Bumi

Waimangu, New Zealand

Cl waterCl water

SOSO44 water water

Page 57: Geokimia Panas Bumi

Geokimia Panas BumiGeokimia Panas Bumi

1. Pendahuluan2. Geokimia Air Panas Bumi3. Geokimia Gas Panas Bumi4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Page 58: Geokimia Panas Bumi

Gas-gas Panas BumiGas-gas Panas Bumi

Gas dalam sistem panas bumi hadir sebagai: Uap (H2O)

Non condensible gases (gas-gas yang tidak mudah terkondensasi) atau gas reaktif: CO2, H2S, NH3, H2, N2, CH4) kondisi bawah permukaan

Gas-gas inert atau konservatif: gas-gas mulia, hidrokarbon selain metana) sumber gas

Konsentrasi gas bersama rasio gas/uap dan uap/air dapat memberikan informasi mengenai kondisi bawah permukaan dan perilaku reservoir.

Page 59: Geokimia Panas Bumi

Keluaran GasKeluaran Gas

Fumarol

Kaipohan

Solfatara : Fumarol dengan SO2 dan/atau H2S

Daerah steam discharge yang mengandung steaming ground dan fumarol

Steaming ground

Hot pools

Page 60: Geokimia Panas Bumi

Steaming ground @ Cibuni, Rancabali-Bandung

Page 61: Geokimia Panas Bumi

Steam vent @ Cibuni, Rancabali-Bandung

Page 62: Geokimia Panas Bumi

Grand Prismatic Hot Spring @ Yellowstone National Park

Page 63: Geokimia Panas Bumi

Warm ground with (organic) gas discharge @ Cipanas, Palimanan - Cirebon

Page 64: Geokimia Panas Bumi

COCO22

Gas terbanyak pada sistem panasbumi (~ 95 wt.% atau vol.%)

Hadir 0.2 - 4% vol/vol dalam udara tanah Terbentuk dari :

Magmatik Larut dalam air meteorik Alterasi termal batuan/mineral karbonat Degradasi material organik pada batuan sedimen

Mengontrol kimia air, densitas, pH, BPD, alterasi batuan, dan pengendapan mineral sekunder dan skaling.

Page 65: Geokimia Panas Bumi

HH22SS

2 hingga 3 kali lebih mudah terlarut dibanding CO2

Merupakan gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi dengan batuan sekitar membentuk sulfida besi.

Terbentuk dari : Magmatik Alterasi termal batuan reservoir

Rasio CO2/H2S dapat menunjukkan pola aliran fluida dan proses boiling.

Page 66: Geokimia Panas Bumi

NHNH33

Gas panas bumi yang paling mudah larut.

Terbentuk dari alterasi material organik pada batuan sedimen.

Gas reaktif dan akan hilang oleh interaksi dengan batuan sekitar, terserap dalam mineral lempung, atau larut dalam kondensasi uap.

Page 67: Geokimia Panas Bumi

Volatil Logam dan Non LogamVolatil Logam dan Non Logam

Arsen (As) Kandungannya tinggi pada sistem entalpi sangat tinggi. Mudah hilang oleh proses kondensasi uap dan mixing dengan

air tanah. Boron (B)

Terkonsentrasi pada fasa liquid, tetapi dapat ditranspor sebagai uap.

Mudah larut dalam uap kondensat atau air steam heated. Merkuri (Hg)

Kandungan Hg pada steam discharge dipengaruhi oleh kandungan Hgvapour dan gas HgS.

Hgvapour akan berkurang dengan meningkatnya konsentrasi H2S.

Asosiasi: sulfida, oksida, material organik dan unsur logam Tritium (3H)

Kandungannya berkurang dengan peningkatan residence times.

Page 68: Geokimia Panas Bumi

Komposisi Gas atau UapKomposisi Gas atau Uap

Temparatur dan tekanan reservoir Kandungan gas pada fluida reservoir Solubilitas gas pada fasa liquid Koefisien distribusi massa gas dalam fasa uap

dan liquid (Bgas=cvapour/cliquid)

Reaksi yang terjadi saat naik ke permukaan: Boiling Kondensasi Oksidasi Interaksi batuan/mineral)

Page 69: Geokimia Panas Bumi

Solubilitas GasSolubilitas Gas

(least soluble) N2<O2<H2<CH4<CO2<H2S<NH3 (most soluble)

Page 70: Geokimia Panas Bumi

Kimia Keluaran Gas GeotermalKimia Keluaran Gas GeotermalField/ feature Separation

pressure Enthalpy Steam

fraction Total gas in steam

CO2 H2S CH2 H2 N2 NH3

(bg) (kJ / kg) (y) (mmol/ mol steam) millimoles/ mole total gas

Wells: liquid dominated systems Wairakei, NZ

Average 1 1135 0.3 0.2 917 44 9 8 15 6 Tauhara, NZ

Well 1 8.8 1120 0.2 1.2 936 64 - - - - Ohaaki, NZ

Well 22 10 1169 0.19 10.04 956 18.4 11.8 1.01 8.89 4.65 Ngawha, NZ

Well 4 1.87 966 0.19 24.5 945 11.7 28.1 3.0 2.1 10.2 Cerro Prieto, Mexico

Well 19A 6.6 1182 0.289 5.88 822 79.1 39.8 28.6 5.1 23.1 Tongonan, Philippines

Well 103 7.6 1615 0.414 2.95 932 55 4.1 3.6 1.2 4.3 Reykjanes, Iceland

Well 9 19.0 1154 0.135 0.248 962 29 1 2 6 -

Wells: vapour dominated systems The Geyser, USA

Average - 2793 1.0 5.9 550 48 95 150 30 125 Larderello, Italy

Average - 2804 1.0 20.0 941 16 12 23 8 8

Fumarola Wairakei, NZ

Karapiti - (115°C) 1.0 1.7 946 23 7.4 10 11 2.6 Larderello, Italy

Average - (100°C) 1.0 30.0 923 20.6 14 26 10.7 -

Page 71: Geokimia Panas Bumi

Geokimia Panas BumiGeokimia Panas Bumi

1. Pendahuluan2. Geokimia Air Panas Bumi3. Geokimia Gas Panas Bumi4. Estimasi Karakteristik Fluida Reservoir

Page 72: Geokimia Panas Bumi

Estimasi karakteristik reservoirEstimasi karakteristik reservoir

Temperatur, yaitu dengan menggunakan geotermometer.

pH fluida, yaitu dengan menggunakan dasar kesetimbangan reaksi tertentu.

Komposisi fluida, yaitu dengan mempertimbangkan terbentuknya fraksi uap (y) dan fraksi air (x) saat boiling terjadi.

Temperatur, yaitu dengan menggunakan geotermometer.

Page 73: Geokimia Panas Bumi

GeotermometerGeotermometer

Berdasarkan variasi kandungan beberapa unsur dalam fluida panasbumi yang hadir sebagai fungsi dari temperatur

Unsur : terlarut, gas, isotop Data : mata air panas, data pemboran/sumur Kesalahan : 5 hingga 10oC Kelebihan entalpi dapat memberikan estimasi

suhu reservoir yang lebih tinggi Mengkombinasi beberapa perhitungan

geotermometer

Page 74: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer Unsur TerlarutGeotermometer Unsur Terlarut

Berdasarkan reaksi kesetimbangan kimia antara fluida dan mineral

Fluida panas bumi muncul ke permukaan dengan cepat (> 2 kg/sec)

Tidak ada mixing dengan fluida lain. Bila terjadi, mixing harus dapat dihitung

Tidak ada steam atau gas yang hilang Re-ekuilibrium fluida-mineral pada kondisi dingin

(di permukaan) berlangsung lambat, sehingga dapat diabaikan

Air Cl ber-pH netral

Page 75: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer Unsur TerlarutGeotermometer Unsur Terlarut

Geotermometer Silika (SiO2) Geotermometer Kuarsa Geotermometer Kalsedon Geotermometer Kristobalit Geotermometer Opal CT Geotermometer Silika Amorf

Geotermometer K-Na Geotermometer K-Mg Geotermometer K-Na-Mg Geotermometer K-Na-Ca Geotermometer Na-Li

Geotermometer Silika (SiO2) Geotermometer Kuarsa

Geotermometer K-Na Geotermometer K-Mg Geotermometer K-Na-Mg

Page 76: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer SilikaGeotermometer Silika

Fournier (1981, 1985)

Reaksi dasar : SiO2 (s) + 2 H2O ↔ H2SiO4

Berdasarkan solubilitas berbagai jenis silika yang berbeda di air sebagai fungsi dari temperatur

Page 77: Geokimia Panas Bumi
Page 78: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer KuarsaGeotermometer Kuarsa

Treservoir = 0 – 250°C

Geotermometer kuarsa Adiabatik (max steam loss) : baik untuk data sumur

dan mataair dengan kondisi boiling dan kecepatan aliran tinggi (> 2 kg/sec), disertai endapan sinter silika

Konduktif (no steam loss) : baik untuk data mataair dengan kondisi sub-boiling

Page 79: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer KuarsaGeotermometer Kuarsa

1. Kuarsa – no steam loss 1309toC = -------------------- – 273 5.19 – log SiO2

t = 0 – 250oC

2. Kuarsa – max steam loss 1522toC = -------------------- – 273 5.75 – log SiO2

t = 0 – 250oC

Page 80: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer K-NaGeotermometer K-Na

Fournier (1979), Giggenbach (1988) K+ + Na-feldspar ↔ K-feldspar + Na+

(albit) (adularia) Rasio Na/K berkurang dengan meningkatnya

temperatur fluida

tres > 180oC hingga 350oC

tres < 100oC, rasio Na/K tidak lagi mengontrol kesetimbangan feldspar

Tidak dipengaruhi oleh pelarutan (dilution) dan hilangnya uap air

Page 81: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer K-MgGeotermometer K-Mg

Giggenbach (1988) 0.8K-mika + 0.2klorit + 0.4silika + 2K+

2.8K-feldspar + 1.6H2O + Mg2+

Dapat digunakan bila Na dan Ca terlarut dalam fluida dan dalam batuan tidak setimbang

tres = 50 - 300oC

Page 82: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer K-Na-MgGeotermometer K-Na-Mg

Giggenbach (1988) K-Mg lebih cepat bereaksi, sehingga dapat

digunakan untuk menafsirkan suhu reservoar yang lebih rendah

K-Mg lebih sensitif terhadap mixing air asam Baik digunakan untuk sampel yang tidak baik

Page 83: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer K-Na, K-Mg, K-Na-MgGeotermometer K-Na, K-Mg, K-Na-Mg

1. Na-K (Fournier) 1271toC = ------------------------- – 273 log (Na/K) + 1.483

t > 150oC

2. Na-K (Giggenbach) 1390toC = ------------------------- – 273 log (Na/K) + 1.75

t > 150oC

3. K-Mg 4410toC = ------------------------- – 273 14.0 – log (K2/Mg)

t > 150oC

Page 84: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer K-Na-MgGeotermometer K-Na-Mg

Page 85: Geokimia Panas Bumi

Geotermometer lainGeotermometer lain

Geotermometer Gas Geotermometer Isotop

Page 86: Geokimia Panas Bumi

““The choice and interpretation of geothermometer dataThe choice and interpretation of geothermometer dataare the art of the geochemist.”are the art of the geochemist.”

Page 87: Geokimia Panas Bumi

Latihan 1Latihan 1

Tabel di bawah menunjukkan hasil analisa kimia air panas mata air panas A pada tahun 1964 dan 1978. Kajilah, adakah perubahan yang ditunjukkan mata air panas ini (tipe air, temperatur, dsb) yang dapat mengindikasikan perubahan yang terjadi di bawah permukaan?

Lokasi toC pH Na K Ca Mg Cl SO4 HCO3 SiO2

mg/kg

Mataair A (1964) 95 8,0 820 59 23,7 0,32 1342 62 18 200

Mataair A (1978) 97 2,5 30 2 15,7 3,59 < 7 865 - 350

Page 88: Geokimia Panas Bumi
Page 89: Geokimia Panas Bumi