Genvet - Achondroplasia
-
Upload
nanda-govinda -
Category
Documents
-
view
221 -
download
2
description
Transcript of Genvet - Achondroplasia
![Page 1: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani; achondros yaitu tidak memiliki kartilago
dan plasia yaitu pertumbuhan. Istilah yang pertama kali digunakan oleh Parrot (1878) ini
secara harfiah berarti pembentukan kartilago menjadi tulang – tulang (terutama tulang
panjang) yang terganggu. Achondroplasia ini merupakan suatu penyakit genetika yang
diturunkan secara autosom dominan, namun sebagian besar kasus juga terjadi karena adanya
mutasi dalam gen secara spontan.
Achondroplasia disebut juga dwarfisme atau kekerdilan. Istilah lain yang biasa
digunakan untuk penyakit ini antara lain Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia
Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis Congenital. Individu yang
mengidap Achondroplasia ini memiliki lengan tangan dan kaki yang pendek. Tinggi badan
penderita biasanya tidak lebih dari 130cm. Namun intelegensi, mental dan kemampuan
reproduksi penderita penyakit ini tidak mengalami gangguan. Penyakit komplikasi yang
ditimbulkan dari penyakit ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih sehingga penderita
penyakit ini dapat memiliki jangka waktu hidup yang normal.
Sejauh ini belum ditemukan adanya suatu perlakuan perawatan yang dapat
menyembuhkan penyakit Achondroplasia. Semua pengidap penyakit ini akan memiliki
proporsi tubuh yang pendek pada bagian lengan dan kaki, menonjolnya bagian dahi dan
hidung yang terlihat cukup ekstrim, terbentuknya midface deficiency dan berbagai ciri
morfologi lain yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Pengobatan yang biasa dilakukan oleh
pengidap penyakit ini adalah pengobatan pada penyakit – penyakit komplikasi yang timbul
seperti gangguan saraf, hidrosefalus, kaki bengkok dan kurva abnormal di tulang belakang.
1
![Page 2: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/2.jpg)
I.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah achondroplasia itu?
2. Bagaimana penyakit ini dapat terjadi?
3. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini serta pencegahannya?
I.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan definisi dari penyakit achondroplasia.
2. Menjelaskan tentang patogenesis dari penyakit achondroplasia.
3. Menjelaskan tentang cara mendiagnosa penyakit achondroplasia serta melakukan
pencegahan.
BAB II
PEMBAHASAN
2
![Page 3: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/3.jpg)
2.1 DEFINISI
Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878). Achondroplasia
berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago dan plasia: pertumbuhan.
Secara harfiah Achondroplasia berarti tanpa pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun
sebenarnya individu dengan Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah
gangguan pada proses pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang
panjang.
Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi
endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan
pendek kromosom 4p16.3.Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang
yang dibentuk melalui proses osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang. Selain
itu, Achondroplasia memberikan karakteristik pada kraniofasial.Achondroplasia juga dikenal
dengan nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy
Syndrome atau Osteosclerosis Congenital.
Pada ayam dikenal gen dominan C yang bila homozigotik akan bersifat letal dan
menyebabkan kematian. Alelnya resesip c mengatur pertumbuhan tulang normal. Ayam
heterozigot Cc dapat hidup, tetapi memperlihatkan cacat, yaitu memiliki kaki pendek. Ayam
demikian disebut ayam redep (Creeper). Meskipun ayam ini Nampak biasa, tetapi ia
sesungguhnya menderita penyakit keturunan yang disebut achondroplasia. Ayam homozigot
CC tidak pernahdikenal, sebab sudah mati waktu embryo. Banyak kelainan terdapat padanya,
sepeti kepala rusak, rangka tidak mengalami penulangan, mata kecil dan rusak. Perkawinan
antara dua ayam redep meghasilkan keturunan dengan perbandingan 2 ayam redep:1 ayam
normal. Ayam redep Cc itu sebenarnya berasal dari ayam normal (homozigot cc), tetapi salah
satu gen resesip c mengalami mutasi gen (perubahan gen) dan berubah menjadi gen dominan
C.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling sering dijumpai. Insiden yang
paling umum menyebabkan Achondroplasia adalah sekitar 1/26.000 sampai 1/66.000
kelahiran hidup. Achondroplasia bersifat autosomal dominant inheritance, namun kira-kira
85-90% dari kasus ini memperlihatkan de novo gene mutation atau mutasi gen yang spontan.
3
![Page 4: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/4.jpg)
Ini artinya bahwa kedua Induk tanpa Achondroplasia, bisa memiliki anak dengan
Achondroplasia. Jika salah satu Induk mempunyai gen Achondroplasia, maka anaknya 50%
mempunyai peluang untuk mendapat kelainan Achondroplasia yang diturunkan heterozigot
Achondroplasia. Jika kedua Induk menderita Achondroplasia, maka peluang untuk
mendapatkan anak normal 25%, anak yang menderita Achondroplasia 50% dan 25% anak
dengan homozigot Achondroplasia (biasanya meninggal). Achondroplasia dapat terjadi pada
laki-laki maupun perempuan dengan frekwensi yang sama.
2.3 ETIOLOGI
Achondroplasia disebabkan oleh cacat genetika. Ini adalah sifat dominan, yang berarti
bahwa individu dengan cacat genetik akan menampilkan semua gejala gangguan tersebut.
Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi
endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan
pendek kromosom 4p16.3.4-7. Gen FGFR3 berfungsi memberi instruksi dalam hal
pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya
pembentukan tulang secara osifikasi endokondral. Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3
bertanggungjawab pada hampir semua kasus Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi
mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh
mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana
mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang.
Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel
mesenkim yang tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan berdifferensiasi
membentuk kondroblas. Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi membentuk kondrosit
yang secara bertahap menjadi mature membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu,
hipertrofik kondrosit akan mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi
kalsifikasi matriks ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth
plate) dan pertumbuhan normal tulang panjang tercapai melalui differensiasi dan maturasi
kondrosit yang sinkron. Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan
gangguan pada proses osifikasi endokondral, dimana kecepatan perubahan sel kartilago
menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth plates) menurun sehingga pertumbuhan dan
perkembangan tulang terganggu.
4
![Page 5: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/5.jpg)
Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang yang dibentuk
melalui proses osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang.2,7,8 Selain itu,
Achondroplasia memberikan karakteristik pada kraniofasial.24 Achondroplasia juga dikenal
dengan nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy
Syndrome atau Osteosclerosis Congenital. Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling
sering dijumpai. 2-6 Insiden yang paling umum menyebabkan Achondroplasia adalah sekitar
1/26.000 sampai 1/66.000 kelahiran hidup. Achondroplasia bersifat autosomal dominant
inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini memperlihatkan de novo gene mutation
atau mutasi gen yang spontan.
Penyebab achondroplasia adalah gen-gen yang tidak normal di salah satu dari
kromosom empat pasang. Ada beberapa kasus yang mencatat bahwa anak mewarisi
achondroplasia dari induk dengan kondisi serupa. Jadi, kalo salah satu dari induknya
memiliki kelainan achondroplasia maka kelak keturunannya memiliki 50% kesempatan tidak
terkena. Jika induk sama-sama mengidap achondroplasia, itu berarti punya kemungkinan
50% anaknya mengalami achondroplasia, 25% tidak kena dan 25% lagi membawa gen
abnormal yang sama. Di lebih dari 80% kasus, achondroplasia tidak diturunkan. Tapi bisa
terjadi dari hasil mutasi gen baru yang terjadi dalam sel telur atau sel sperma sebagai unsur
terjadinya embrio. Para ahli genetik telah meneliti bahwa ayah yang berusia pertengahan
yakni 40 tahunan keatas, ada kemungkinan memiliki anak achondroplasia dan kondisi
autosom dominan lain k arena mutasi gen baru.
2.4 PATOGENESIS
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3
(fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3. Gen FGFR3
berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam
pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi
endokondral.
Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus
Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen
FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan
protein tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan tulang.
5
![Page 6: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/6.jpg)
Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel
mesenkim yang tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan
berdifferensiasi membentuk kondroblas. Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi
membentuk kondrosit yang secara bertahap menjadi matur membentuk hipertrofik kondrosit.
Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio
tersebut terjadi kalsifikasi matriks ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat
pertumbuhan (growth plate) dan pertumbuhan normal tulang panjang tercapai melalui
differensiasi dan maturasi kondrosit yang sinkron.
Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses
osifikasi endokondral, dimana kecepatan perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat
pertumbuhan (growth plates) menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang
terganggu.
Pada lingkup kraniofasial yang terpengaruh adalah basis kranium dan bagian tengah
wajah (midface) karena bagian-bagian ini dibentuk secara osifikasi endokondral. Rongga
kranium dan maksila dibentuk secara osifikasi intramebranosa, sedangkan mandibula
dibentuk melalui osifikasi periosteal dan aposisi.
Basis kranium yang kurang berkembang pada penderita Achondroplasia berpengaruh pada
perkembangan maksila, karena pertumbuhan basis kranium akan mendorong maksila ke
anterior dan ke bawah. Saat perlekatan maksila ke ujung anterior basis kranium,
perpanjangan atau pertumbuhan basis kranium akan mendorong maksila ke anterior. Sampai
usia 6 tahun, pergerakan dari pertumbuhan basis kranium adalah bagian penting dalam
pertumbuhan maksila ke anterior.
Kegagalan perkembangan atau pertumbuhan basis kranium secara normal pada
penderita Achondroplasia, memberikan karakteristik midface deficiency atau hypoplasia
midface. Hal ini yang mengakibatkan maksila menjadi retrognatik, sedangkan mandibula
normal atau sedikit prognatik, sehingga menghasilkan hubungan rahang Klas III.
2.5 PEWARISAN
Achondroplasia diwariskan dalam pola autosom dominan dimana bila salah satu
induk mempunyai gen Achondroplasia maka kemungkinan anaknya mendapatkan kelainan.
Achondroplasia adalah 50% heterozygote. Akan tetapi bila kedua Induknya mengidap
6
![Page 7: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/7.jpg)
penyakit ini (mempunyai gen Achondroplasia) maka kemungkinan anaknya mempunyai gen
Achondroplasia adalah 75% heterozygote Achondroplasia sebagaimana halnya 25% resiko
homozygot achondroplasia.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada betina dibandingkan oleh jantan. Individu
penderita achondroplasia mempunyai genotipe KK atau Kk. Sedangkan individu normal
bergenotipe homozigot resesif (kk). Pada penyakit Achondroplasia dalam pola autosom
dominan 80% diantaranya disebabkan secara mutasi spontan. Insiden catatan mutasi spontan
yang tinggi terhadap kematian muncul pada anak dengan Induk normal (insiden meningkat
dengan umur dari pihak ayah).
Ketika Kedua Induk Achondroplasia
kedua Induk mempunyai salinan gen FGFR3 rusak menyebabkan achondroplasia, ada empat
kemungkinan kombinasi dari informasi genetik yang diwariskan oleh induk. Ini berarti
bahwa, dalam setiap kehamilan, ada.
• 1 peluang dalam 4 atau 25% kemungkinan bahwa anak mereka hanya akan mewarisi
salinan bekerja FGFR3 gen dari kedua induk dan mencapai 'normal' pertumbuhan.
• 1 peluang dalam 2 (2 peluang di 4) atau 50% kemungkinan bahwa anak akan mewarisi gen
yang rusak FGFR3 copy dan copy pekerjaan dan achondroplasia seperti induk
• 1 peluang dalam 4 atau 25% kemungkinan bahwa anak mereka akan menerima salinan gen
rusak FGFR3 dari kedua induk. Dampak dari tidak memiliki FGFR3 bekerja protein untuk
pertumbuhan, berarti bahwa anak-anak ini biasanya tidak bertahan.
2.6 PROGNOSIS
Banyak individu dengan akondroplasia memiliki intelegensia yang normal, kehidupan
produktif dan bebas dan memiliki harapan hidup yang baik. Harapan hidup pada
achondroplasia adalah normal, kecuali untuk sedikit (jarang) penderita dengan hidrosefalus
atau dengan komplikasi berat kompresi medulla spinalis servikalis atau lumbalis yang tidak
ditangani. Rata-rata ketinggian dewasa pada achondroplasia sekitar 131,5 cm (51,8 inci) pada
pria dan 125 cm (49,2 inci) pada wanita. Heterozygot mempunyai rentan usia yang normal
dengan kelainan yang mudah dikenali karena kepala dan badan tampak terlalu besar untuk
7
![Page 8: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/8.jpg)
extremitas yang jelas-jelas lebih pendek. Perkembangan mental, seksual dan reproduktif
normal. Sedangkan Homozygot memiliki rongga dada yang sempit sehingga menyebabkan
kematian segera setelah lahir
2.6 DIAGNOSA DAN PENGOBATAN
Diagnosa achondroplasia dapat didasarkan pada ciri-ciri atau karakteristik fisik yang
khas. Karakteristik tersebut dapat dilihat oleh radiologi (X-ray), USG, dan teknik pencitraan
lain. Dengan pencitraan USG, diagnosis achondroplasia sudah dapat diduga kuat sebelum
kelahiran.
Diagnosis molekul achondroplasia sebelum kelahiran mungkin dilakukan jika ada
kecurigaan diagnosis atau peningkatan risiko (seperti induk memiliki riwayat
achondroplasia).. Tujuannya adalah untuk membedakan achondroplasia homozigot yang fatal
(dengan dua salinan dari gen yang cacat) dengan achondroplasia heterozigot (dengan satu
salinan gen achondroplasia) dari normal. Diagnosis sebelum kelahiran dilakukan dengan
memeriksa sel yang diperoleh dengan chorionic villus sampling (CVS) atau amniocentesis.
Sedangkan, untuk pengobatan sindrom achondroplasia, saat ini telah tersedia banyak
pilihan pengobatan untuk penderita achondroplasia. Pilihan pengobatan tersebut adalah
1. Terapi peptida BMN-111
BMN-111 adalah analog dari tipe C natriuretic peptide (CNP), sebuah peptida
siklik kecil yang merupakan regulator positif dari pertumbuhan tulang. Hal ini
dihasilkan dan memiliki reseptor di lempeng pertumbuhan, dan bersama dengan
reseptor faktor pertumbuhan fibroblast 3 (FGFR3) mengatur pertumbuhan tulang
normal. Selain bertubuh pendek, ada komplikasi dalam achondroplasia yang
terkait dengan kompresi tulang (misalnya penyempitan foramen magnum, stenosis
tulang belakang, penyempitan saluran pernapasan atas) dari jaringan saraf atau
jaringan lain.
2. Operasi
Intervensi bedah kadang-kadang diperlukan untuk memperbaiki kelainan
rangka tertentu. Beberapa operasi yang dapat dilakukan adalah
Fusi tulang belakang — Operasi ini diindikasikan untuk pasien dengan
signifikan kyphosis tulang belakang.
8
![Page 9: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/9.jpg)
Laminektomi — Membedah operasi kanal spinal untuk mengurangi tekanan
pada sumsum tulang belakang dan stenosis tulang belakang. Stenosis tulang
belakang dan penyempitan kanal spinal merupakan komplikasi paling serius
dari achondroplasia.
Osteotomi — tulang kaki dipotong dan diikat dalam posisi anatomi yang
benar. Prosedur ini diindikasikan untuk pasien dengan deformitas yang parah
pada lutut atau bengkok kaki.
Konseling genetik dapat membantu untuk calon induk ketika satu atau keduanya
memiliki achondroplasia. Namun, karena achondroplasia paling sering berkembang spontan,
pencegahan ini tidak selalu mungkin.
9
![Page 10: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878). Achondroplasia
berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago dan plasia: pertumbuhan.
Secara harfiah Achondroplasia berarti tanpa pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun
sebenarnya individu dengan Achondroplasia memiliki kartilago.
Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi
endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan
pendek kromosom 4p16.3.Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang
yang dibentuk melalui proses osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang. Selain
itu, Achondroplasia memberikan karakteristik pada kraniofasial.
Achondroplasia juga dikenal dengan nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia
Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis Congenital. Achondroplasia adalah
sekitar 1/26.000 sampai 1/66.000 kelahiran hidup. Achondroplasia bersifat autosomal
dominant inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini memperlihatkan de novo gene
mutation atau mutasi gen yang spontan. Ini artinya bahwa kedua induk tanpa Achondroplasia,
bisa memiliki anak dengan Achondroplasia.
Tidak ada perawatan akan membalikkan hadir di achondroplasia cacat. Semua pasien
dengan penyakit tersebut akan pendek, dengan proporsional normal tungkai, batang, dan
kepala. Pengobatan achondroplasia terutama dari beberapa alamat komplikasi dari gangguan,
termasuk masalah karena kompresi saraf, hidrosefalus, kaki bengkok, dan kurva abnormal di
tulang belakang. Anak-anak dengan achondroplasia yang mengembangkan infeksi telinga
tengah (otitis akut media) akan memerlukan perawatan cepat dengan antibiotik dan
10
![Page 11: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/11.jpg)
pemantauan yang cermat untuk menghindari gangguan pendengaran. Serta tidak ada terapi
spesifik untuk akondroplasia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Agustina, Nova. Akondroplasia. Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ortodonsia.
[Cited 2010].[online] 2012 Mey 27. [Screen 5] Availlable from :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19703/3/Chapter%20II.pdf
2. National Human Genome Research Institute National institute of health.Learning of
Achondroplasia. [cited May 11, 2012]. [online ]2012 Mey 27. [Screen ]. Availlable from :
http://www.genome.gov/19517823
3. Horton, William A. Molecular Pathogenesis of Achondroplasi. Shriners Hospital for
Children. Oregon Health dthe Science University Portland. Oregon . Volume 26 Number 1
4. Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak. Jakarta ; EGC
5. Helmi ZN. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika; 2012.
6. Defendi, Germaine L. Genetic of Achondroplasia follow-up. [cited] 2012 April 16.
[online] 2012 Mey 27. [Screen 1]. Availlable from :
http://emedicine.medscape.com/article/941280-followup#a2650
7. Kaneshiro, Neil K. Achondroplasia. [cited] 2012 April 19. [online] 2012 Mey 27.
[Screen 1].
Availlable from :
http://
www.nlm.nih.govmedlineplusencyarticle001577.htm&usg=ALkJrhii7TaDevjzTXMgfSyivcp
F2W2Cww.htm
8. Defendi, Germaine L MD, MS, FAAP. Complication of achondroplasia. [cited
0ktober 18].[online] 2012 mey 27. [screen 1]. Availlable from :
11
![Page 12: Genvet - Achondroplasia](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082418/5695d07f1a28ab9b0292af24/html5/thumbnails/12.jpg)
http://emedicine.medscape.com/article/941280-overview#a010
12