Gensindo Journalism Camp.docx

5
Gensindo Journalism Camp Selama mengikuti GENSINDO Journalism Camp, ada banyak materi yang saya dapatkan. Nah, untuk menceritakannya, saya akan membagi posting mengenai materi selama GENSINDO Journalism Camp menjadi dua part ya dan untuk part satu ini saya akan menceritakan materi yang saya dapatkan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015. 1. Materi pertama yang saya dapatkan adalah materi mengenai dasar jurnalistik yang disampaikan oleh ibu Hanna Farhana, salah satu redaktur pelaksana di Koran SINDO. Sebelum memberikan materi, beliau sempat bertanya pada para peserta mengenai keberadaan media cetak di Indonesia yang dipercaya akan punah oleh sebagian orang. Memang sebagian peserta ada yang mengangguk setuju sedangkan sebagian lainnya hanya diam hingga akhirnya Ibu Hanna mengemukakan jawabannya yang cukup membuat saya terkejut. Jawaban ibu Hanna tersebut adalah media cetak di Indonesia tetap ada karena belum meratanya akses internet di seluruh Indonesia (termasuk di dalamnya ada desa – desa bahkan hingga pelosok Indonesia). Setelah melemparkan pertanyaan tersebut, Ibu Hanna pun memberikan materinya dengan sangat interaktif. Secara garis besar, materi Ibu Hanna berisi mengenai definisi berita, sumber berita, penggolongan berita, nilai berita, anatomi berita (jujur pas baca ini jadi inget mata kuliah anatomi fisiologi manusia :D ), dateline pada berita, dan wawancara (di dalamnya membahas persiapan wawancara, etika wawancara, dan juga derajat tertinggi dari wawancara). Di setiap sub materinya, ibu Hanna mengajak kita untuk menganalisis dua contoh dari setiap sub materi dan di akhir materi, Ibu Hanna meminta para peserta untuk mempraktikkan materi yang sudah diberikan dengan cara mengembangkan salah satu berita dari dua berita singkat.

Transcript of Gensindo Journalism Camp.docx

Page 1: Gensindo Journalism Camp.docx

Gensindo Journalism Camp

Selama mengikuti GENSINDO Journalism Camp, ada banyak materi yang saya dapatkan. Nah, untuk menceritakannya, saya akan membagi posting mengenai materi selama GENSINDO Journalism Camp menjadi dua part ya dan untuk part satu ini saya akan menceritakan materi yang saya dapatkan pada hari Kamis, 13 Agustus 2015.

1. Materi pertama yang saya dapatkan adalah materi mengenai dasar jurnalistik yang disampaikan oleh ibu Hanna Farhana, salah satu redaktur pelaksana di Koran SINDO. Sebelum memberikan materi, beliau sempat bertanya pada para peserta mengenai keberadaan media cetak di Indonesia yang dipercaya akan punah oleh sebagian orang. Memang sebagian peserta ada yang mengangguk setuju sedangkan sebagian lainnya hanya diam hingga akhirnya Ibu Hanna mengemukakan jawabannya yang cukup membuat saya terkejut. Jawaban ibu Hanna tersebut adalah media cetak di Indonesia tetap ada karena belum meratanya akses internet di seluruh Indonesia (termasuk di dalamnya ada desa – desa bahkan hingga pelosok Indonesia). Setelah melemparkan pertanyaan tersebut, Ibu Hanna pun memberikan materinya dengan sangat interaktif. Secara garis besar, materi Ibu Hanna berisi mengenai definisi berita, sumber berita, penggolongan berita, nilai berita, anatomi berita (jujur pas baca ini jadi inget mata kuliah anatomi fisiologi manusia :D ), dateline pada berita, dan wawancara (di dalamnya membahas persiapan wawancara, etika wawancara, dan juga derajat tertinggi dari wawancara). Di setiap sub materinya, ibu Hanna mengajak kita untuk menganalisis dua contoh dari setiap sub materi dan di akhir materi, Ibu Hanna meminta para peserta untuk mempraktikkan materi yang sudah diberikan dengan cara mengembangkan salah satu berita dari dua berita singkat.

Slide awal materi pertama Sumber: Presentasi Ibu Hanna Farhana

2. Beralih ke materi kedua, ada mas Danang yang udah gak asing lagi bagi anak – anak GEN SINDO. Sebelum memberikan materi, mas Danang memperkenalkan GEN SINDO pada para peserta yang mungkin belum mengetahuinya. Materi mas Danang ini sangat seru karena mengaitkan langsung dengan apa yang selama ini anak – anak GEN SINDO alami seperti apa itu bagaimana cara kami (GEN SINDO) melakukan brainstorming, menentukan TOR dan angle, menentukan cara bagaimana mendapatkan berita (liputan langsung atau wawancara dan serba serbi di dalamnya),

Page 2: Gensindo Journalism Camp.docx

dan eksekusi ide. Untuk mempermudah para peserta memahami materinya, mas Danang mencoba memancing ide mengenai berita (ala GEN SINDO) berdasarkan gambar food truck. Di akhir materi pun, mas Danang menanyakan kepada para peserta isu apa saja yang asik untuk dibahas (ala GEN SINDO lagi) dan ternyata ada banyak loh gagasan brilian dari teman – teman peserta. Setelah hampir semua peserta mengemukakan ide dan gagasannya, mas Danang mempersilahkan pada para peserta untuk ikut bergabung bersama GEN SINDO P.S. From this session, I take a quote “Be Curious and Creative” which means that almost everything around us can be a good news if you can take your creativity when you write it

Gambar food truck yang hampir mirip dengan yang ditampilkan oleh mas Danang

Sumber: https://d1subea8yfylk9.cloudfront.net/blog/wp-content/uploads/2014/07/IMG_3424.jpg

3. Materi ketiga yang diberikan pada para peserta GENSINDO Journalism Camp adalah materi mengenai perencanaan dan mapping ssue. Materi ini disampaikan langsung oleh Wakil Pimpinan Redaksi Bapak Djaka. Materi ini boleh dibilang mengajak kita untuk melihat lebih dalam bagaimana sebenarnya aktivitas industri media cetak. Tapi, walaupun begitu, bapak Djaka Susila membawakan materi ini dengan menyenangkan dan juga dengan contoh – contoh yang memperluas pengetahuan kami. Secara garis besar, materi Perencanaan dan Mapping Issue ini membicarakan definisi jurnalistik, apa itu perencanaan dalam jurnalistik, tahapan perencanaan, rapat proyeksi dan rapat budgeting, apa itu mapping issue, dan alasan mengapa dihentikannya suatu berita. Dari materi Bapak Djaka Susila, saya mengetahui bahwa karakter media cetak dan media online berbeda dan bahkan karakter antara media cetak pun juga berbeda loh. Dari

Page 3: Gensindo Journalism Camp.docx

pemaparan bapak Djaka Suila, saya juga mempelajari bahwa setiap orang yang berkecimpung di dalam dunia jurnalistik membutuhkan adanya intuisi dan bahwa piramida terbalik bisa dikatakan sudah tidak berlaku lagi dalam industri media cetak masa kini. Selain materi mengenai perencanaan dan mapping issue dan pengetahuan mengenai industri media cetak, pak Djaka Susial memberikan rujukan bagi peserta yang ingin menambah pengetahuannya mengenai dunia jurnalistik. Beberapa rujukan tersebut adalah (thanks to Maya who tell me what exactly the title and the writer is) The Elements of Journalism dan Blur yang keduanya ditulis oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel.

Dua buku referensi dari Bapak Djaka SusilaSumber: http://ecx.images-amazon.com/images/I/41WGZWF06FL._SX322_BO1,204,203,200_.jpg dan http://ecx.images-amazon.com/images/I/51z10apW9sL._SX327_BO1,204,203,200_.jpg

4. Setelah melaksanakan Shalat Maghrib dan makan malam, para peserta diberikan materi keempat mengenai Foto Berita oleh Mas Arie Yudhistira atau bisa dipanggil mas Tobo. Dari materi ini, saya mempelajari bahwa foto berita memuat dua unsur, foto dan caption. Mas Tobo juga menyakinkan kami, para peserta bahwa hal yang paling panting dari foto berita adalah momen bukan perangkat untuk mengambil foto. Hal ini dibuktikan dengan foto majalan Time “Lessons From The Storm” yang diambil dari iPhone atau beberapa foto berita utama dalam Koran SINDO yang diambil dari kamera smartphone. Secara garis besar, dari materi mas Tobo saya mempelajari bahwa foto berita perlu memperhatikan keempat unsur ini: focal point, eksekusi (pengambila foto), etika, dan kreativitas. Selain materi yang menarik yang diselingi oleh contoh foto, saya mendapat kosakata baru yaitu foto sekuel dan saya juga dapat menarik kesimpulan bahwa foto berita adalah sebuah berita yang dapat digambarkan oleh sebuah foto dan oleh karenanya dalam pengambilan foto berita tersebut, seorang fotografer perlu menghindari kemungkinan munculnya salah tafsir oleh pembaca dan seorang fotografer harus memperhatikan tidak hanya seberapa besar impact dari sebuah foto tetapi juga etika dari pengambilan foto tersebut.

Page 4: Gensindo Journalism Camp.docx

Salah satu contoh foto berita yang diambil dari kamera smartphone Sumber: http://blogs-images.forbes.com/jeffbercovici/files/2012/11/time-instagram-cover-jpeg.jpg