Generator
Click here to load reader
-
Upload
luky-iskandar -
Category
Documents
-
view
205 -
download
4
Transcript of Generator
IV. GENERATOR ARUS SEARAH PARALEL
Generator DC parallel adalah jenis generator dc yang menyediakan sendiri tegangan
untuk rangkaian medannya, sehingga tidak dibutuhkan sumber daya untuk rangkaian
medan penguatnya. Pada generator dc parallel rangkaian medan dihubungkan secara
parallel dengan terminal generator.
RANGKAIAN EKIVALEN
Gambar 1 : Rangkaian ekivalen generator dc parallel
Kumparan medan yang terhubung paralel terdiri atas resistor (Rf) dan induktor (Lf).
IA = If + Ib (1)
VT = EA – IA.RA (2)
(3)
PEMBANGKITAN TEGANGAN PADA GENERATOR PARALEL
Tegangan yang dibangkitkan oleh generator jenis ini tergantung dari keberadan fluks
sisa (residual fluks) pada kutub-kutubnya. Ketika generator pertama kali di asut (start),
tegangan internal akan dibangkitkan sebesar : EA= Ksisa . Tegangan ini muncul pada
terminal generator (kira-kira 1 atau 2 vol). Tetapi ketika tegangan timbul di terminal
tersebut, hal ini menyebabkan arus mengalir pada kumparan medang generator, dimana
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 1
V+f = VT, maka dari persamaan (3) diatas jika VT, akan menyebabkan If. Arus medan ini
menghasilkan ggm pada kutub-kutubnya, yang akan meninggalkan fluksnya.
Peningkatan fluks ini juga meningkatkan ggl nya = EA (dari persamaan EA= Ksisa ),
yang juga meningkatkan esarnya tegangan terminal VT, ketika VT menyebabkan If,
juga meningkatkan fluksnya. Proses ini terjadi berulang-ulang hingga keadaan mantap
(steady state) terpenuhi, dan digambarkan seperti terlihat pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 : Proses pembentukan tegangan pada generator paralel
Bagaimana jika ketika generator paralel distart tegangan tidak terbangkitkan pada
terminalnya? Ada beberapa penyebab, di antaranya adalah :
1. Mungkin tidak ada fluks residu pada kutub medannya; res = 0, sehingga Ea = 0,
dan tegangan tidak akan terjadi. Untuk mengatasinya, lepaskan rangkaian
medan penguat dari jangkar, lalu hubungkan secara langsung dengan suatu
sumber tegangan dc, misalnya batere. Arus yang mengalir dari batere akan
meninggalkan fluks residu pada medan. Selanjutnya dilakukan proses start
seperti biasa. Cara ini disebut “flashing”.
2. Arah putaran rotor atau sambungan medan mungkin terbalik. Pada kedua kasus
ini fluks residu menimbulkan tegangan dalam Ea yang memiliki polaritas
negatip. Akibatnya arus medan yang mengalir pada rangkaian medan akan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 2
IfIf NL
V
Vt NL
Ea res
If
VtRf
menimbulkan fluks yang berlawanan arah dengan fluks residu sehingga malah
meniadakan fluks residu, dan tegangan tidak dapat dibangkitkan. Untuk
mengatasinya dapat dilakukan salah satu langkah berikut ini :
membalik putaran rotor
membali sambungan rangkaian medan
mem-“flashing” rangkaian medan dengan arah terbalik
3. Resistansi medan diset lebih besar dari resistansi kritisnya. Pada gambar berikut
ini dapat dilihat bahwa jika Rf lebih besar dari resistansi kritisnya (Rf2), maka
tegangan tidak dapat dibangkitkan.
Gambar 3 : Efek penyetelan resistansi medan terhadap pembangkitan tegangan
KARAKTERISTIK TERMINAL
Pada saat beban generator meningkat Ib, maka dari persamaan (1) IA. Peningkatan IA,
menyebabkan jatuh tegangan IA.RA dari persamaan (2) VT. Hal ini seperti yang terjadi
pada generator berpenguatan terpisah. Namun ketika VT, If, hal ini menyebabkan fluks
mesin juga menurun, sehingga EA. Penurunan EA menyebabkan VT lebih jauh lagi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 3
V Rf0
Rf1Rf2Rf3
If
Karakteristik ini diperlihatkan pada gambar 4. Kurva karakteristik terminal generator
paralel ini sama dengan generator penguat terpisah namun lebih curam. Dengan
demikian maka pengaturan tegangan generator paralel lebih buruk dari generator
penguat terpisah.
Gambar 4 : Karakteristik terminal generator paralel
ANALISA GRAFIS GENERATOR PARALEL
Analisa grafis generator paralel didasarkan pada persamaan tegangannya, yaitu :
Vt = Ea – IaRa
atau
Ea – Vt = IaRa
Perbedaan antara tegangan dalam Ea dan tegangan terminal Vt adalah tegangan drop
pada belitan jangkar IaRa. Posisi yang mungkin bagi nilai-nilai Ea adalah kurva
magnetisasi, dan bagi nilai Vt adalah kurva . Dengan demikian untuk mendapatkan nilai
Vt untuk beban tertentu, mula-mula tentukan nilai IaRa, lalu tempatkan nilai tegangan
IaRa tersebut pada kurva pembankitan tegangan sehingga persis menghubungkan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 4
IaRa
Ib
Ea
VT
ReaksiJangkar
kurva magnetisasi dengan garis tahanan Rf. Hal ini diperlihatkan pada gambar di bawah
ini :
Gambar 5 : Analisa grafis generator paralel tanpa memperhitungkan reaksi jangkar
Apabila generator tidak dilengkapi dengan belitan pengkompensasi, maka akan terjadi
reaksi jangkar pada generator yang berefek pada menurunnya tegangan generator.
Karena itu efek demagnetisasi ini harus diperhitungkan pada analisa grafis generator
shunt. Persamaan GGM mesin dengan adanya reaksi jangkar adalah :
F TOT= F - FRJ
FRJ = NfIf-RJ, maka If-RJ = FRJ/Nf
adalah arus ekivalen reaksi jangkar. Pada analisa grafis generator arus searah shunt,
penurunan tegangan karena efek demagnetisasi ini diperhitungkan sebagai
pengurangan arus medan total sebesar If-RJ. Dapat dilihat pada grafik bahwa akibat
reaksi jangkar yang tidak dieliminasi maka tegangan total generator lebh rendah dari bila
reaksi jangkar dieliminasi.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 5
Vt-dgn Reaksi Jangkar
Vt-tanpa Reaksi Jangkar IaRa
VtNL
Ea
V
IfNL If
If-RJ
IaRa
VtNL
Vt
Ea
V
IfNL If
Vt = IfRf
Gambar 6 : Analisa grafis generator paralel dengan memperhitungkan reaksi jangkar
Untuk lebih memahami bagaimana melakukan analisa grafis pada generator arus
searah paralel, diberikan contoh perhitungan berikut ini.
Contoh soal :
Sebuah generator arus searah paralel dengan rating 172 kW, 430 V, 400 A, 1800 RPM,
diputar oleh sebuah penggerak mula dengan kecepatan 1800 RPM. Parameter mesin
adalah :
Ra = 0,005 Ω, Rf = 20 Ω, Rvar = 0 s/d 300 Ω diset 55 Ω, Nf = 1000 lilitan. Jawablah :
a. Berapakah tegangan terminal tanpa beban generator ?
b. Jika generator dilengkapi dengan Belitan Pengkompensasi, berapakah tegangan
terminal generator beban penuh (400 A) ? Berapakah Voltage Regulationnya?
c. Jika generator tidak dilengkapi dengan belitan pengkompensasi dan GGM reaksi
jangkar besarnya 500 A.turn, berapakah tegangan terminal beban penuh?
Berapa Voltage Regulationnya?
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 6
Jawab :
a. Jika Rvar diset 55 Ω maka resistansi total rangkaian medan menjadi 20 + 55 = 75
Ω. Selanjutnya dengan Rf toatl 75 Ω ini kita mendapatkan persamaan tegangan
pada rangkaian medan, yaitu Vt = 75 If. Persamaan ini lalu kita gambarkan pada
kurva magnetisasi dari generator. Perpotongan antara kurva Vt dan kurva Ea
adalah tegangan terminal tanpa beban dari generator pada kecepatan 1800
RPM. Dapat dilihat pada gambar 7b bahwa besarnya tegangan tanpa beban
adalah 445 V.
Gambar 7 : Analisa grafis generator arus searah shunt
b. Jika arus beban IL = 400 A, maka arus jangkar Ia ≈ 400 A juga dan IaRa = 400 x
0,05 = 20 V. Dapat dilihat pada gambar 7b bahwa selisih antara Ea dan Vt tepat
20 V pada If = 5,55 dan Vt = 416 V. Maka :
c. Jika terjadi reaksi jangkar dan GGM reaksi jangkar FRJ = 500 A.turn, maka :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 7
If-RJ = FRJ/Nf = 500/1000 = 0,5. IaRa sebesar 20 V dan If-RJ sebesar 0,5 A ini tepat
berada di antara kurva Ea dan kurva Vt pada Vt = 385 V (gambar 7c. Maka
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Budi Yanto Husodo, MSc
MESIN ARUS SEARAH & TRANSFORMATOR 8