GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH...

79
GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJID Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Sayrif Hidayatullah Jakarta Sebagai Syarat untuk Memeroleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Aan Solehah NIM: 1111033100052 PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FALSAFAT ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H./2018 M.

Transcript of GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH...

Page 1: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJID

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri (UIN) Sayrif Hidayatullah Jakarta

Sebagai Syarat untuk Memeroleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Aan Solehah

NIM: 1111033100052

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FALSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H./2018 M.

Page 2: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran
Page 3: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran
Page 4: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran
Page 5: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

iv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Vokal Panjang

Arab Indonesia Inggris

ā ā آ

ī ī ٳى

ū ū ٲو

Arab Indonesia Inggris Arab Indonesia Inggris

ṭ ṭ ط A a ا

ẓ ẓ ظ B b ب

‘ ‘ ع T t ت

gh gh غ Ts th ث

f f ف J j ج

q q ق ḥ ḥ ح

k k ك Kh kh خ

l l ل D d د

m m م Dz dh ذ

n n ن R r ر

w w و Z z ز

h h ه S s س

’ ’ ء Sy sh ش

y Y ي ḍ ḍ ص

h H ة ṣ ṣ ض

Page 6: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

v

ABSTRAK

Nurcholis Madjid adalah seorang Intelektual Muslim Indonesia. Sebagai

pemikir pembaharu Islam di Indonesia, banyak gagasan-gagasan Cak Nur yang

terkenal. Gagasannya yang paling terkenal tentang kemodernan, sekularisasi,dan

inklusivisme. Penelitian ini berupaya menggali aspek lain dari pemikiran

Nurcholish Madjid, yaitu pemikiran keagamaan yang berkenaan dengan manusia.

Adapun fokus penelitian ini mengenai genealogi humanisme Cak Nur. Bagaimana

genealogi humanism Cak Nur?

Penelitian ini merupakan studi kepustakaan dengan menggunakan metode

analisis-deskriptif. Data yang terkumpul dari berbagai referensi kemudian

dideskrpsikan dan dianalisis secara cermat. Telaah terhadap humanisme

Nurcholish Madjid didekati dengan metode analisis-deskriptif. Berpijak pada

prinsip teologis yaitu, pertama, prinsip Ketuhanan (keimanan), kedua, prinsip

persamaan harkat dan martabat manusia, dan ketiga, prinsip kebebasan atau

kemerdekaan manusia. Dari ketiga prinsip inilah, sebagai upaya menciptakan

manusia yang menegakkan keadilan, terbuka, bermusyawarah dan egaliter.

Hasil dari penelitian ini menemukkan bahwa asal usul pemikiran

humanism Nurcholish Madjid berdasarkan pedoman terhadap ayat-ayat Alquran.

Dimana dalam Alquran menjelaskan mengenai bermusyawarah, dan meneggakan

keadilan.

Dengan musyawarah antar sesama warga masyarakat merupakan hakikat

kaum beriman. Sedang menegakkan keadilan merupakan bagian dari sunatullah.

Dengan demikian Alquran mengajarkan paham keharusan manusia berserah diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kata Kunci : Genealogi, humanisme, bermusyawarah, menegakkan keadilan.

Page 7: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur kepada Allah Swt yang atas izin-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Agama (S. Ag) pada Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas

Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam untuk Nabi

Muhammad Saw yang telah menuntun manusia kejalan yang benar, dari zaman

kegelapan menuju zaman terang benderang.

Skripsi yang berjudul “Genealogi Humanisme Nurcholish Madjid” ini mampu

penulis selesaikan dengan bantuan banyak pihak. Karya ini dipersembahkan untuk

tetehku tercinta (Nurseha) yang senantiasa mendo’akan dan menyemangati dan

ibunda (almarhumah Roiyah) Insyallah sudah tenang di alam sana, ayahanda

tersayang yang selalu mendoakan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Masri Mansoer,

M.A., selaku dekan Fakultas Ushuluddin. Terima kasih kepada Dra. Tien Rahmatin

M.A., selaku ketua Prodi Aqidah dan Filsafat Islam. Terima kasih kepada Dr. Abdul

Hakim Wahid, M.A., selaku sekretaris Prodi Aqidah dan Filsafat Islam. Terima kasih

juga kepada segenap dosen serta seluruh staf dan karyawan yang berada di

lingkungan Fakultas Ushuluddin yang semuanya telah memberi dukungan dengan

berbagai fasilitas kepada penulis. Khusus untuk penulisan skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing, Drs.

Page 8: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

vii

Agus Darmaji, M.Fils. beliau telah memberi bimbingan, arahan, kritik, dan

mengoreksi tulisan ini dengan sangat cermat demi kesempurnaan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMK Mutiara Bangsa Drs.

Miftahussalam yang senantiasa mendo’akan, suami tercinta Muhammad Iko, S.E

yang banyak sekali membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, juga do’a cinta,

semangat dan bimbingannya, buah hatiku Ghina Anindya yang sabar dan anteng di

tinggal ke kampus, kakak-kakak dan teteh-teteh yang mendo’akan dan menyemangati

suhendi, Rosihudin, Nurseha, Khusnawati, Nurasiah, Hamdah dan adikku Hamidah.

Selanjutnya untuk segenap civitas UIN, teman-teman seperjuangan Aqidah dan

Filsafat Islam 2011 yang luar biasa.

Ciputat, 17 Juli 2018

Aan Solehah

Page 9: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………. i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN……………………………………… ii

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………… iii

PEDOMAN TRANSLITERASI………………………………... …..…… iv

ABSTRAK………………………………………………………. ………. v

KATA PENGANTAR…………………………………………. ………… vi

DAFTAR ISI…………………………………………………… ………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1

B. Batasan atau Rumusan Masalah………………………………….... 6

C. Kajian Pustaka……………………………………………….. ……. 7

D. Metode Penelitian…………………………………………………... 9

E. Sistematika Penulisan………………………………………………. 10

BAB II BIOGRAFI NURCHOLISH MADJID

A. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikannya………..………. .. 12

B. Karya-karya…………………………………………………….. 18

BAB III HUMANISME SECARA UMUM

A. PengertianHumanisme……………………………………………... 24

B. Aliran-aliranHumanisme…………………………………………… 29

C. HumanismeSebagaiIdeologi………………………………………. 36

BAB IV GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJID

A. Prinsip Humanisme Nurcholish Madjid…………………………..... 39

1. Prinsip Ketuhanan (Keimanan)………………………………..... 39

2. Persamaan Harkat dan Martabatmanusia…………………….... 44

3. Kebebasan Manusia………………………………….................. 51

B. Lingkungan Sosial dan Alquran yang berpengaruh terhadap pemikiran

humanism Nurcholis Madjid…………….………………................ 56

1. Keluarga………………………………………………………… 56

2. Al-Qur’an……………………………………………………….. 57

C. Kritik Atas Pemikiran Nurcholis Mdjid…………………………..... 65

Page 10: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

ix

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………… 69

B. Saran-saran…………………………………………………………. 70

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Humanisme sebagai sebuah aliran kefilsafatan yang menempatkan

“kebebasan” manusia, baik berfikir, bertindak dan bekerja,1. Secara sederhana,

humanisme dapat dipahami sebagai upaya meneguhkan sisi kemanusiaan.2

Humanisme juga dipahami sebagai untuk memfokuskan jalan keluar mengenai

masalah-masalah atau isu-isu yang berhubungan dengan manusia.

Dalam pemikiran kefilsafatan , manusia dipahami sebagai subyek dan

sekaligus obyek. Interaksi antara sesama manusia, interaksi manusia ketika

berhadapan dengan alam sekitar dan Sang Pencipta dianggap sebagai kekuatan

lebih dan utama yang melahirkan berbagai macam pemikiran tentang siapa itu

manusia. Orientasi alam pikiran manusia pada masa Yunani Kuno bertumpu pada

kosmis “kosmosentrise”. Dari pola pikir inilah muncul pemikiran bahwa segala

sesuatu yang ada berawal dari sebuah titik dari bagian alam, air, api udara bahkan

atom dinisbatkan sebagai sebuah cikal bakal dari adanya kehidupan.3

Pada abad pertengahan pemikiran mulai bergeser, dari kesadaran yang

fokus kepada dataran moralitas dan keyakinan agama (teosentrisme) pada dataran

ini kewenangan ada ditangan gereja dan pada masa ini alam dihayati sebagai

1 Lash Scott,, “Posmoderinisme sebagai Humanisme? Wilayah Urban dan Teori Sosial”,

dalam Bryan Turner, Teori-teori social Modernitas dan Posmodernitas” terj. Imam Baehaqi dan

Ahmad Baidhowi, (Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 54. 2 Hasan Hanafi, dkk. Islam dan Humanisme Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal. (Semarang: Pustaka Pelajar, 2007), h. v. 3 Muhammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: UI Press dan Tinta Mas), h. 5-6.

Page 12: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

2

karya tuhan dan selain tuhan mendapatkan maknanya dalam tuhan.4. Setelah

dihadapkan kepada berbagai persoalan, maka hegimoni Gereja sebagai pemegang

kendali tumbang dan lahirlah kesadaran baru mengenai kodrat manusia yang

bebas dan rasional, dimana pemikiran dan kesadaran tersebut bersifat

antroposentrisme, yaitu menjadikan manusia sebagai pusat pemikiran dan bukan

tuhan lagi.

Alam pikiran humanisme-antroposentris merupakan fondasi utama

kehidupan masyarakat dan kebudayaan modern, sejak Eropa Barat memasuki

babak baru Era Pencerahan (Renaissance) dan Aufklarung.5 pada abad ke-16 dan

kemudian diikuti Revolusi Industri pada abad ke-18. Alam pikiran pencerahan itu

bertumpu pada nilai-nilai utama kemanusiaan (humanisme) seperti

Individualisme, kebebasan, persaudaran, dan kesamaan yang berakibat pada

manusia (antroposentris). Sejak zaman ini humanisme-antroposentris menjadi

semacam agama baru dalam kebudayaan modern, yang menyebar dan diadopsi

oleh Negara-negara lain, kemudian melahirkan petaka dan keterasingan bagi

manusia itu sendiri, disebabkan oleh arogansi untuk membangun kebudayaan dan

peradaban umat manusia tanpa bingkai agama dan Tuhan. tuhan bahkan telah

lama “terkubur” jauh-jauh dari kehidupan manusia sejak Nietzsche

memproklamasikan “Tuhan telah mati”6, atau ketika Sartre menyebarkan

4 Mudji Sutrisno, Paradigma Humanisme, Driyakarya, XXI No 4, 1994/ 1995, h. 1-2.

5 Alinv Tofvler, Gelombng Ketiga, (Jakart: Pantja Simpti, 1990), h. 1-5.

Immanuel Kant (1784-1804) berkata bahwa: Aufklarung (zaman pencerahan) adalah “jalan keluar”

yng membebaskan mausia dari ketidakdewasaan, yakni situasi manusia yang masih

menggantungkan dirinya pada otoritas luar dirinya, yang dengan sendirinya merasa bersalah, entah

otoritas itu atas nama tradisi, Negara atau dogma agama. 6 Harold H. Titus, dkk, (eds), Livivng Issues in Philosophy, terj. H. M. Roshidi,

Persoalan-persoalan Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h..390.

Page 13: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

3

eksistensialisme ateis,7 atau juga ketika Ludwig Feurbach dengan dogma ilmu

pengetahuan dan filsafat tentang “Tuhan sebagai hasil konstruksi pemikiran

manusia”.

Demikianlah akar permasalahan dan sumber prahara kehidupan modern,

yang bermula dari pendewaan rasio manusia dan materi. Dalam paham

humanisme-antroposentris menolak kehadiran alam pikiran keagamaan dan hal-

hal yang bersifat supranatural, karena ia dianggap sebagai belenggu kebebasan

dan kemerdekaan manusia, kemudian hal itu menjadi benih-benih munculnya

Humanisme.

Kerja dari humanisme ini adalah mencoba memanusiakan manusia

(humanisasi) sebagai manusia, yang selama ini manusia yang hanya dipahami

sebagai seonggok ‘objek’ atau minimal benda tanpa mempunyai kekuatan dan

kemampuan apa-apa melalui realitas.8

Dalam konteks ini, nama Hugo Grotius patut diajukan sebagai salah satu

referensi. Ia adalah penganut humanisme sejati yang berusaha mencari dasar baru

bagi hukum alam dalam diri manusia sendiri. Manusia, kata Grotius memiliki

kemampuan untuk mengerti segala-galanya secara rasional melalui pemikirannya

menurut hukum-hukum matematika. Manusia dapat menyusun daftar hukum alam

dengan menggunakan prinsip-prinsip a priori yang dapat diterima secara umum.

7 Harold H. Titus, dkk, (eds), Livivng Issues in Philosophy, terj. H. M. Roshidi,

Persoalan-persoalan Filsafat, h. 395. 8 Muhammad Adib, Filsafat Ilmu (Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Logika Ilmu

Pengetahuan. (Jogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011), h. 53.

Page 14: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

4

Hukum alam tersebut oleh Grotius dipandang sebagai hukum yang berlaku secara

real sama seperti hukum positif.9

Gerakan humanisme percaya akan kemampuan manusia, yang mempunyai

hasrat intelektual dan penghargaan akan disiplin intelektualnya. Spirit humanisme

hadir dalam agama yang mengajarkan pada penganutnya untuk menghormati

orang lain. Oleh sebab itu kekerasan atas nama agama dikarenakan tidak

seimbangnya antara semangat keberagamaan dan kemampuan untuk memahami

ajaran agama. Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan

pemahaman yang mendalam akan dimensi esoteris dari agama. Dengan demikian

sebenarnya tidak terlalu sulit untuk memberikan legitimasi bagi hadirnya spirit

humanisme dalam agama.10

Hanya saja, banyak yang menilai bahwa humanisme

akan mengganggu stabilitas agama, dengan alasan bahwa manusia dapat menggali

ajaran-ajaran budi pekerti dari renungan rasional tanpa harus merujuk atau

mengikatkan dirinya kepada agama tertentu. Dari sini kemudian muncul

kekhawatiran manusia akan kembali kepada keasliannya yaitu hidup tanpa busana

sebagaimana asalnya manusia ketika dilahirkan ibunya. Pandangan seperti inilah

yang menghambat laju humanisme sebagai sebuah tata nilai yang inheren dalam

rahim agama.

Padahal, humanisme dalam Islam misalnya, hanya akan berjalan dalam

garis dialog antara Allah, manusia, dan sejarahnya. Dalam proses ini akan

melahirkan suatu bentuk pembebasan manusia dari keterkukungngan. Sejarah

pembebasan dan penyelamatan kemanusiaan atau humanitas adalah core atau inti

9 Hasan Hanafi, dkk, Islam dan Humanisme : h. Vi.

10 Hasan Hanafi, dkk, Islam dan Humanisme : h. Vii.

Page 15: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

5

dari kehadiran agama. Bersandingnya Islam dan humanisme akan sangat

dipengaruhi oleh bagaimana agama itu dipahami. Jika agama selalu diwarnai

dengan semangat kepatuhan, ketundukan dan pengabdian kepada Tuhan, maka

humanisme jelas akan “menantang” keperkasaan Tuhan. Tetapi jika Islam

dimaknai dalam konteks historisnya, maka akan muncullah benang merah bahwa

sesungguhnya Islam dan agama lainnya bertujuan untuk advokasi manusia.

Pemikiran filsafat humanisme ini meliputi beberapa hal yakni pandangan

tentang hakekat manusia, pandangan tentang kebebasan dan otonomi manusia dan

pandangan tentang diri dan konsep diri11

.

Sebagaimana diketahui, Kitab Suci mengajarkan prinsip bahwa semua

orang yang beriman adalah saudara. Kemudian diperintahkan agar antara sesama

orang beriman yang berselisih selalu diusahakan ishlâh (rekonsiliasi) dalam

rangka taqwa kepada Allah dan usaha mendapatkan rahmat-Nya. Pengajaran

tentang persaudaraan itu kemudian langsung dilanjutkan dengan petunjuk tentang

prinsip utama dan pertama bagaimana memelihara Ukhûwah Islâmîyah yang

sangat disayangkan agaknya bagian cukup besar kaum beriman sendiri tidak

banyak memperhatikan yaitu hendaknya tidak ada suatu kelompok di antara kaum

beriman, pria maupun wanita, yang merendahkan kelompok yang lain, kalau

mereka yang direndahkan itu lebih baik daripada mereka yang merendahkan.

Al-Qur’an sebagai worldview seorang muslim merupakan dasar dari

humanisme Islam. Penafsiran terhadap ayat-ayat yang berbicara tentang

kebebasan, persaudaraan dan persamaan, dalam konteks keindonesiaan, sedikit

11

Jean Paul Sartre, Eksistensialisme dan Humanisme, terj. Yudhi Murtanto (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2002), h.103.

Page 16: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

6

banyak akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia yang plural,

baik dalam segi agama, ras maupun budaya yang berbeda-beda.

Di Indonesia, Nurcholish Madjid yang tergolong sebagai pemikir New-

modernisme, merupakan salah satu yang pemikiran dan gagasannya banyak

menjadi rujukan berbagai kalangan dan juga dikenal sebagai tokoh yang concern

dan committed terhadap berbagai persoalan kebangsaan, terutama penyangkut

persoalan pluralism bangsa, agama dan kemanusiaan.12

Pemikir yang membahas

humanisme. Meskipun Nurcholish Madjid tidak menyebutkan istilah tersebut

secara eksplisit pada sejumlah karyanya, tetapi pada beberapa pemikirannya,

humanisme menjadi pembahasan yang cukup kompleks. Menurut Madjid,

humanisme adalah pengangkatan harga diri manusia. Yang mana merupakan

sebuah tema sentral ajaran Nabi suci hal ini disampaikan dalam khutbah

perpisahan (Hijjat al-Wada’) kira-kira dua bulan sebelum beliau wafat. Dalam

sebuah hadis diriwayatkan oleh al-Bukhari, Nabi suci diriwayatkan berkata dalam

khutbahnya:

Wahai manusia hari apakah ini?” Semua menjawab: ”Ini adalah hari yang

suci.”Dia berkata, “tanah apakah ini?”semua menjawab: “ini adalah tanah

suci.” Dia berkata, “Bulan apakah ini?” Semua menjawab: “Ini adalah

bulan suci”. Dia berkata, “Oleh karena itu hidupmu, hartamu, dan

kehormatanmu adalah suci bagi kamu semua, seperti kalian pada hari ini,

pada hari yang suci, ditanah suci dan di bulan yang suci.”(Nabi saw

mengulangi perkataan ini beberapa kali. Dan kemudian Dia mengangkat

kepalanya, seraya berkata) : “Ya Tuhan apakah aku sudah menyampaikan

pesan? Ya Tuhan apakah aku sudah menyampaikan pesan? “ (Ibnu Abbas

Radiallahu anhuma berkata, “Demi Dia yang jiwaku ada ditanganNya,

khutbah itu benar-benar pernyataannya (Nabi) yang terakhir bagi

masyarakatnya”). (Nabi saw berkata lebih lanjut), “barang siapa yang

datang harus menyampaikan (pesan ini) kepada yang tidak datang, dan

12

Jaluddin Rahmad, dkk,. Nurcholish Madjid, Jejak Pemikiran dari Pembaharu sampai

Guru Bangsa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 102.

Page 17: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

7

jangan kembali menjadi orang tidak beiman setelahku, saling mencekiki

leher orang lain.13

Nurcholish Madjid menekankan Islam sebagai agama kemanusiaan dan hal

itu semakin nyata dan aktual saat ini karena ditantang oleh kehadiran kelompok

berpaham fundamentalis yang gemar melakukan pembunuhan tanpa

memperdulikan rasa kemanusiaan.

Atas dasar pandangan Islam sebagai agama kemanusiaan itulah maka

secara fitrah, manusia memiliki kebebasan untuk berfikir. Tidak hanya

mengajarkan tentang kebebasan berfikir secara intelektual tapi juga bagaimana

berfikir secara spiritual. Nurcholish Madjid menjelaskan:

Tuhan menganugerahkan kemampuan spiritual dan intelektual kepada

manusia yang membuatnya mampu memahami dan mendayagunakan

segala sesuatu disekelilingnya, disimbolisasikan dalam ajaran Tuhan

kepada Adam mengenai sifat benda-benda. Tuhan kemudian menempatkan

benda-benda tersebut di hadapan malaikat dan menantang mereka untuk

mengatakan apa-apa yang mereka ketahui mengenai sifat-sifat benda-

benda itu jika mereka benar14

Kebebasan adalah anugerah Tuhan yang paling penting untuk manusia

sebagai persiapan kedudukannya sebagai khalifah. Islam memandang bahwa

fungsi kekhalifahan manusia tidak mungkin terwujud dengan baik, atau dalam

bahasa yang lebih singkat, bumi ini akan rusak manakala hak-hak dasar

kemanusiaan tidak terjaga dengan baik. Jadi undang-undang tentang perlindungan

Bumi itu sangat berwatak Qur’ani dan manusiawi, karena jelas yang dituju adalah

keselamatan jiwa.

13

Hadis Riwayat al-Bukhari (Mausu’ah al-Hadis al-Syarif. CD Room Computer

Program. Cairo, Sakhr, version 1, 2, 1995 14

Nurcholish Madjid, Humanisme dan Islam:Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 19.

Page 18: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

8

Berdasarkan argumentasi logis Cak Nur, menghendaki manusia yang

telah dibekali kemampuan yang mendasar menjalankan kehidpan dengan penuh

kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, setelah kita menanamkan keyakinan

kepada Zat yang memberikan kehidupan kepada makhluk yang mengisi jagat raya

ini.15

Dan dengan menjadikan ridha Tuhan dan penyerahan diri kepada-Nya secara

total, maka dengan sendirinya sebagai hamba Tuhan yang beriman akan selalu

mengikuti perintahNya yang sarat dengan nilai kemanusiaan seperti, tidak

bersikap sombong, tidak secara berlebihan ataupun berkekurangan dalam

menggunakan hartanya yang kesemuanya itu menurut Cak Nur adalah jenis rasa

kemanusiaan dan tanggung jawab sosial yang tinggi.16

Dengan demikian bagi penulisa sangat penting untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang gagasan genealogi humanisme Nurcholish Madjid ini.

Sesungguhnya konsep humanisme Cak Nur itu sangat relean bila dikaitkan dalam

konteks zaman modern sekarang ini, mengingat penduduk Indonesia mayoritas

Muslim, dengan demikian penulis akan menggali lebih dalam dari mana

pemikiran humanisme Cak Nur.

B. Batasan dan Rumusan Masalah.

Dalam penelitian ini, penulis tidak akan mengkaji seluruh aspek pemikiran

Nurcholish Madjid, namun hanya dibatasi seputar konsep humanismenya. Adapun

rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut:

Bagaimanakah Genealogi humanisme Nurcholish Madjid?

15

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. Iiv. 16

Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan. (Jakarta: Paramadina, 1999), Cet, Ke-

5, h. 32-33.

Page 19: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

9

Adapun judul yang penulis ajukan dalam skripsi ini, berdasarkan latarb

elakang masalah yang telah diuraikan di muka adalah Genealogi Humanisme

Nurcholish Madjid. Humanisme disini adalah aspek dari sisi humanismenya itu

sendiri. Dan untuk pengertiannya yang menyatakan bahwa manusia mempunyai

hak atau kapasitas untuk mengambil inisiatif dalam kehidupannya di dunia ini

berlandaskan prinsip dasar ajaran agama yakni Surga (Tuhan) sebagai norma ideal

bagi kehidupan peradaban manusia, di mana pada saat yang bersamaan ia harus

memiliki komitmen untuk merealisasikan norma-norma ideal tersebut dalam

praktek kehidupan nyatanya di atas muka bumi ini. 17

Genealogi sendiri adalah

dari mana asal mula pemikiran humanisme Cak Nur.

C. Tinjauan Pustaka

Sepanjang pengetahuan dan kajian pustaka yang penulis lakukan, terdapat

beberapa karya tulis, baik berbentuk skripsi, tesis maupun karya buku utuh yang

telah mengkaji lebih dahulu terkait dengan pemikiran Nurcholish Madjid. Namun

demikian, berdasarkan analisis penulis, dari seluruh kajian ilmiah tersebut, belum

ada satu pun penelitian yang mengangkat konsep genealogi humanisme Nurcholis

Madjid. Untuk menunjukan asumsi tersebut, maka di sini penulis akan

menguraikan satu persatu, namun hanya sebagian saja yang penulis anggap sudah

cukup mewakili beberapa karya lainnya. Pertama, adalah buku dalam bunga

rampai yang ditulis Sukidi dengan judul Teologi Inklusif Cak Nur (Jakarta: PT.

Kompas Media Nusantara, 2001). Dalam buku tersebut, Sukidi menguraikan

tentang bagaimana pemikiran teologi Cak Nur berdasarkan perspektif filsafat

17

The Encyclopedia of Philosophy.(ed) Paul Endwards (London: Macmillan Publishing

& The Free Press, 1967), Vol. 3 & 4, p.71.

Page 20: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

10

perenial, yang kemudian Sukidi mengistilahkan dengan “Teologi Inklusif Cak

Nur”. Menurut analisis Sukidi, bangunan epistemologi teologi Cak Nur berangkat

dari asumsi bahwa al-Islâm adalah sebagai sikap pasrah ke hadirat Tuhan, di mana

sikap pasrah inilah menjadi karakteristik pokok semua agama yang benar. Di sini

terlihat jelas sekali bahwa Sukidi hanya melihat tauhid Nurcholish Madjid dari sisi

inklusifnya saja terhadap agama-agama lain. Kedua, tulisan Mahmud Afifi,

Teologi Islam Agama-agama: Analisa Kritis Pemikiran Nurcholish Madjid (tesis,

UIN Jakarta, 2003). Dalam pembahasan tesis itupun hanya ingin melihat sejauh

mana keabsahan pandangan teologi Nurcholish Madjid tentang agama-agama,

dilihat dari kacamata doktrin Islam (Alqur’an) serta relevansi dalam konteks saat

ini. Terakhir, adalah Sutisna dengan judul Pluralisme dalam Pemikiran

Nurcholish Madjid (Skripsi, UIN Jakarta, 2004). Tak jauh berbeda dari

pembahasan sebelumnya, penelitian inipun masih berkutat pada pandangan

teologi Pluralisme Nurcholish Madjid, yang tidak ada bedanya dengan beberapa

penelitian-penelitian sebelumnya,

Berdasarkan data-data tersebut, apa yang ingin dikaji penulis dalam

penelitian ini tentunya sangatlah berbeda. Perbedaan itu dikarenakan penelitian ini

lebih memfokuskan pada kajian konsep genealogi humanisme Nurcholish Madjid

yang menurut dugaan kuat sementara penulis apakah benar konsep humanisme

Cak Nur itu adalah pemikirannya sendiri atau hanya mengutip tokoh lain, oleh

karenanya, adalah sebuah keharusan ilmiah dan intelektual melakukan penelitian

lebih lanjut untuk mengkaji kebenaran hipotesis tersebut. Dalam konteks itu pula,

masih terbuka lebar bagi penulis untuk melakukan penelitian (skripsi) ini, di

Page 21: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

11

samping itu juga belum ada yang meneliti sebelumnya sebagaimana telah penulis

tunjukan di muka.

D. Metode Penelitian.

Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metodologi penelitian

kepustakaan (Library Research) dengan mengacu kepada karya primer Nurcholish

Madjid dan beberapa karya sekunder yang ada relevansinya dengan penelitian ini.

Sebagian karya Nurcholish Madjid yang menjadi rujukan utama dalam penelitian

ini adalah Islam Agama Kemanusiaan: membangun Tradisi dan Visi Baru Islam

Indonesia (Jakarta: paramadina, 1995) dan Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta:

Paramadina, 1995) sebagai karya magnum-opusnya dan beberapa karya lain yang

ditulis olehnya. Di samping itu pula, penulis juga menggunakan beberapa karya

pendukung lainnya, yang memiliki kaitan dan relevansi yang cukup signifikan

dalam penyempurnaan penelitian skripsi ini.

Adapun pendekatan metodologi penelitian ini bersifat deskriptif dan

analitis kritis. Pendekatan deskriptif ini mengandalkan sebuah uraian yang cermat

dan objektif berdasarkan beberapa sumber yang digunakan. Artinya, penelitian ini

ingin mengungkapkan pemikiran humanisme yang memiliki nilai-nilai

kemanusiaan apa adanya. Sedangkan pendekatan analitis kritis adalah

menganalisa serta menilai secara kritis keseluruhan data yang telah diperoleh

melalui pendekatan deskriptif tersebut, sehigga dapat terungkap akan kekuatan

dan begitu juga kelemahan dari konsep Genealogi Humanisme Nurcholis Madjid.

Page 22: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

12

Mengenai teknik penulisan di sini penulis mengacu kepada buku pedoman

Akademik. Program Strata 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011/2012.

Sedangkan mengenai transliterasi dalam penulisan skripsi ini mengacu pada

system transliterasi Jurnal Ilmu Ushuluddin yang diterbitkan HIPIUS (Himpunan

peminat Ilmu Ushuluddin).

E. Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam penelitian ini menggunakan system bab per bab, antara

satu dengan bab yang lain merupakan kesinambungan dan saling terkait. Bab

pertama berisikan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang

penelitian, perumusan masalah, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Bab kedua, penulis akan membahas tentang biografi Nurcholish Madjid,

yakni latar belakang kehidupan, pendidikan dan karya-karyanya.

Bab ketiga, penulis akan membahas humanisme yang di dalamnya

memuat pengertian humanisme, aliran humanisme dan humanisme sebagai

ideologi.

Melangkah ke bab yang inti yakni bab empat, genealogi humanisme

menurut Nurcholish Madjid yang memuat mengenai prinsip humanisme Madjid,

lingkungan sosial dan Alquran sebagai landasan pemikiran Humanisme Madjid.

Serta kritik atas pemikiran Madjid

Page 23: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

13

Bab kelima, berisi penutup. Dalam bab ini peneliti akan memberikan

kesimpulan tentang hasil dan beberapa saran.

Page 24: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

14

BAB II

BIOGRAFI NURCHOLISH MADJID

A. Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan

Nurcholish Madjid adalah seorang intelektual Muslim garda depan, dan

juga seorang guru bangsa yang mampu mengemas Islam dalam denyut

humanisme serta humanitas,1 sehingga benih-benih pemikirannya banyak

dijadikan solusi oleh sebagian masyarakat Indonesia atas masalah-masalah

kemanusiaan maupun keagamaan.

Nurchoilsh Madjid dilahirkan tepat pada tanggal 17 Maret 1939 M (26

Muharram 1358 H).2 Di sudut kampung kecil Desa Mojoanyar, Jombang, Jawa

Timur. Cak Nur yang biasa disapa, genap pada usia 66 tahun kembali ke

pangkuan Ilahi, senin 29 Agustus 2005, bertepatan dengan tanggal 24 Rajab 1426

H, pukul 14.05 WIB.3 Sebelumnya Cak Nur menjalani operasi lever di Cina dan

dilanjutkan ke Rumah Sakit Singapura, sampai ia kembali menjalani perawatan

intensif di Rumah Sakit Pondok Indah hingga akhirnya beliau menghembuskan

nafas terakhirnya.4

Sebagaimana anak-anak pada umumnya, Nurcholish oleh ayahanda

tercinta Abdul Madjid dan ibundanya Nyai Fathonah disekolahkan di Sekolah

Rakyat (SR) yang dilaksanakan pada pagi hari dan sore harinya Cak Nur belajar di

1 Muhammad Wahyuni Nafis dan Acmad Rifki, Kesaksian Intelektual: Mengiringi Guru

Bangsa, (Jakarta: Paramadina, 2005), cet. I., h. X. 2 http://id.wikipedia.org/wiki:/Nurcholish Madjid. Kamis, 16 Juni 2016.

3 Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki, Kesaksian Intelektual: Mengiringi Guru

Bangsa, h. 1. 4http://www.tokohIndonesia.com/ensiklopedia/n/Nurcholish-Madjid/indexs.shtml. Kamis,

16 Juni 2016.

Page 25: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

15

Madrasah al-Wathoniyyah yang didirikan oleh ayahnya sendiri, bertempat di

kediamannya di Desa Mojoanyar, Jombang, Jawa Timur.5 Sejak di madrasah

itulah Abdul Madjid (salah seorang murid kesayangan KH. Hasyim Asyari)

mengetahui kecerdasan otak anaknya dari beberapa prestasi pelajaran yang sering

mendapat nilai tertinggi di sekolahnya, tentunya ini sangat, membuat bahagia hati

sang ayah atas prestasi anaknya dalam menjalankan tugas sebagai seorang pelajar.

Setelah tamat dari sekolah dasarnya pada usia 14 tahun lebih kurang, atau

sekitar tahun 1955 sang ayah menganjurkan untuk melanjutkan pendidikannya di

Dâr al-‘Ulûm Rejoso Jombang, Cak Nur pun yang memiliki cita-cita menjadi

seorang masinis kereta api itu mematuhi apa yang dianjurkan ayahnya. Tapi

selang dua tahun kemudian, Nurcholish merasa tidak kerasan di Pesantren yang

tidak begitu jauh dari tempat kediamannya itu. Konon tidak betahnya Nurholish

dikarenakan sering ia mendapat ejekan dari teman-temannya, sebagian guru-

gurunya dan juga sebagian orang di Desanya; “masa anak tokoh Masyumi

mondok di Pesantren (NU) sih..! yang santrinya dan juga guru-gurunya pakai

sarung?’. Demikian ungkapan yang sering terlontar padanya. Cak Nur pun merasa

tidak nyaman dengan kata-kata ejekan itu, akhirnya ia dipindahkan ke KMI

(Kulliyyatul Mu’allimin al-Islamiyyah) pesantren dâr as-Salam Gontor Ponorogo,6

sebuah institusi pendidikan yang menghargai pluralitas madzhab dan juga sistem

pendidikan satu-satunya dipulau Jawa yang telah menerapkan pendidikan sistem

modern yang seirama perkembangan zaman, karena pesantren Dâr as-Salam

5 Marwan Saridjo, Cak Nur. Diantara Sarung dan Dasi &Musdah tetap Berjilbab,

(Jakarta: Yayasan Ngali Aksara, 2005), cet. I. hal.2-3 6 Marwan Saridjo, Cak Nur: Di antara Sarung dan Dasi&Musdah Mulia tetap Berjilbab,

h. 4.

Page 26: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

16

mengajarkan dua bahasa bertaraf internasional, yakni bahasa Inggris dan bahasa

Arab. Dan tidak lagi kegiatan belajar mengajarnya menggunakan sistem

tradisional seperti sorogan.7

Kemudian Cak Nur melanjutkan pendidikannya ke salah satu perguruan

tinggi di Jakarta yang sekarang berubah nama menjadi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (dulu IAIN) setelah mengakhiri pendidikan pesantrennya, yang selesai

pada tahun 1961. Ia masuk pada Fakultas Adab, Jurusan Sastra Arab. Pada tahun

1968 ia menyandang gelar Sarjana Muda dengan predikat terbaik tentunya setelah

melalui kerja keras dan sungguh-sungguh serta keuletannya dalam belajar sebagai

seorang pelajar yang sadar akan statusnya itu8.

Semenjak menjadi mahasiswa, Nurcholish Madjid seorang mahasiswa

yang aktif dalam gerakan kemahasiswaan dan ia secara langsung maupun tidak

langsung mampu menunjukkan kemampuan akademisnya itu pada dirinya,

keluarganya, juga teman-teman seperjuangannya. Beberapa gerakan

kemahasiswaan yang ia geluti adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang

Ciputat, sampai akhirnya ia terpilih menjadi ketua umum PB HMI, ia juga aktif di

Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (PEMIAT), kiprahnya di persatuan ini

sampai ia selesai kuliahnya (1968). Keaktifannya dalam sebuah organisasi terus ia

geluti, karena baginya sebuah organisasi merupakan medium pencerdasan

generasi penerus perjuangan bangsa Indonesia, dan selain itu juga baginya peran

7 Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki, Kesaksian Intelektual, h. 223.

8 Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad rifki, Kesaksian Intelektual, h. 223.

Page 27: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

17

sebuah organisasi adalah sebagai wadah untuk pengembangan diri dan sarang

latihan menjadi seorang pemimpin. 9

Julukan Intelektual Muda telah melekat dalam diri Cak Nur, dikarenakan

gagasan-gagasannya yang brilian tentang keagamaan banyak yang dianggap

sebagai alternativ pencerahan intelektual dan yang selalu menjadi cubitan kecil

dalam pemahaman tokoh keagamaan. Cak Nur punya keinginan melanjutkan

studinya untuk menambah khazanah keilmuannya, Cak Nur pun menemukan jalan

licin ketika tahun 1973 dua orang intelektual sekaliber internasional berkunjung

ke Indonesia dalam rangka mencari peserta seminar dan loka karya,10

Dengan

tema “Islam dan Tantangan Peradaban ke Depan”, yang bertempat di University

of Chicago, yang dipromotori oleh Ford Fondation. Nama kedua intelektual itu

adalah Fazlur Rahman dan Leonard Binder. Sebelumnya kedua intelektual itu

telah memilih HM. Rasjidi (tokoh Masyumi) sebagai peserta loka karya dan

seminar itu, namun karena umurnya yang tidak lagi muda maka pilihan pun

beralih pada aktivis HMI itu, yakni Nurcholish Madjid. Pilihan kedua intelektual

itu tidak serta merta beralih begitu saja, tentunya Nurcholish menjadi alternatif

dari pilihan itu berkat pemikiran-pemikirannya yang selalu dalam konteks

kebangsaan dan kenegaraan, juga gagasan keagamaannya (keislaman) yang

membuat namanya dikenal orang khususnya kaum akademisi.

9 Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad rifki, Kesaksian Intelektual, h. 223.

10 Breg Berton, Gagasan Islam Liberal di Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 2000), cet. 1,

h. 84.

Page 28: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

18

Untuk menjadi peserta seminar dan loka karya di Negeri Paman Sam itu

Nurcholish harus terlebih dulu menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)11

sebagai

persyaratan menjadi peserta. Setelah persyaratan itu terpenuhi dan keadaan fisik

pun memadai akhirnya berangkatlah anak bangsa yang berprestasi itu ke luar

negeri untuk menambah khazanah keilmuan dan pengalamannya.

Program seminar dan loka karya usai, timbullah keinginan Madjid untuk

tinggal lebih lama di Chicago untuk menimba ilmu di sana, Madjid pun memohon

pada Leonard binder (salah satu intelektual panitia loka karya dan seminar) untuk

melanjutkan studinya di Pascasarjana University of Chicago. Leonard Binder

akhirnya mengabulkan permohonan Madjid untuk belajar ke Universitas itu.

Awalnya Nurcholish dalam kajian politiknya di bawah bimbingan Leonard,

namun Fazlur Rahman membujuknya terlebih dulu untuk mengambil kajian

keislaman di bawah bimbingannya. Dengan sebab itulah banyak pemikirannya

dipengaruhi dari pemikiran Fazlur Rahman sendiri, yaitu tentang konsep Neo-

Modernisme yang diintrodusir oleh intelektual muslim asal Pakistan itu.

Nurcholish Madjid mengakhiri studi doktoranya (Ph. D) di Universitas

Chicago, Illinois, Amerika Serikat pada tahun 1984 dengan disertasi tentang

Filsafat dan Kalam Ibnu Taymiyyah (‘Ibn Taymiyya on Kalam and Falsafah: A

Problem of Reason and Revelation in Islam) predikat Summa Cum Laude pun

diraihnya.

Layaknya seorang muslim pulang dari tanah suci, kembalinya Nurcholish

dari Chicago pada tahun 1984, lebih dari seratus orang menyambutnya di Bandar

11

Sutisna, “Pluralisme dalam Pemikiran Nurcholish Madjid", (Jakarta: Perpustakaan

Utama UIN, 2004. h. 26.

Page 29: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

19

Udara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Menyambut kedatangan

seorang intelektual yang telah melakukan pendalaman keilmuan di negeri yang

konon sekuler itu, para tokoh Indonesia pun tidak mau ketinggalan, diantaranya:

Fahmi Idris, Soegeng Sarjadi, AM Fatwa, dan para tokoh lainnya.12

Kembali Nurcholish ke tanah air, tanpa berlama-lama santai setelah

menjalani proses penggemblengan yang luar biasa dalam perjalanan

pendidikannya, ia pun langsung berbenah diri menatap dan berusaha memberikan

yang terbaik untuk bangsanya dengan kontribusi pemikirannya terhadap

permasalahan-permasalahan kemasyarakatan, kenegaraan dan keagamaan yang

tidak menentu. Langkah-langkah yang ia lakoni untuk bangsa ini, diantaranya;

menjadi staf ahli IPSK-LIPI (1984-2005), mendirikan Yayasan Wakaf

Paramadina (1985-2005), menjadi anggota Komnas HAM RI (1993-2005),

pengajar Pascasarjana IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (1985-2005),

anggota Dewan Pers Nasional (1990-1998), wakil ketua dewan penasehat ICMI

(1990-1995), Fellow, Eisenhower Fellowship, Piladelphia, Amerika Serikat

(1990), anggota MPR-RI (1987-1992 dan 1992-1997), serta pernah menjadi

Profesor Tamu, McGill University, Montreal, Kanada, tahun 1991-1992.

Nurcholish Madjid sebagai tokoh pembaharu dan cendikiawan muslim

Indonesia sudah tidak lagi berada di tengah-tengah kita (meninggal dunia) dan

kepergiannya merupakan suatu kehilangan besar bagi bangsa Indonesia khususnya

dan umumnya bagi anak bangsa dari berbagai Agama, berbagai suku, merasa

kehilangan Cak Nur dalam arti yang sebenarnya, demikian sehabatnya Amin Rais

12

http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedia/n/Nurcholish-Madjid/index.shtml. Kamis.

16 Juni 2016.

Page 30: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

20

mengungkapkan,13

Pemikiran-pemikiran Madjid terasa masih menggema di

kalangan akademisi maupun kalangan ilmuwan, karena banyak dari pemikirannya

masih tetap dan terus diperbincangkan, dikritisi dan diaktualisasikan dalam

kehidupan selanjutnya, entah itu dalam kancah perpolitikan maupun sosial

keagamaan.

B. Karya- karya

Nurcholish Madjid tidak bedanya dengan pemikir-pemikir lainnya, bahwa

setiap buah pemikirannya tertuang dalam goresan tinta. Buku adalah sarana untuk

mengenalkan dan menyampaikan ide dan gagasannya kepada manusia-manusia

yang gandrung dengan disiplin ilmu yang dimiliknya, dan bukulah yang pantas

untuk menggoreskan tinta pemikiran seorang tokoh. Oleh karena itulah,

Nurcholish berusaha mengabadikan pemikirannya di setiap lembaran-lembaran

dalam buku.

Adapun buku-buku yang sudah diterbitkan di Indonesia merupakan

kompilasi dari artikel, makalah bahan kuliah, bahan ceramah dan materi khutbah

yang pernah ditulisnya. Lain halnya dengan Khazanah Intelektual Islam, karena

buku itu merupakan suntingan karya-karya pemikir muslim klasik yang sudah

diterjemahkan Nurcholish ke dalam bahasa Indonesia. Dalam pembahasan ini,

karya-karya Nurcholish tidak bisa diungkapkan secara keseluruhan, namun hanya

sebagian saja karyanya yang dianggap sudah cukup mewakili. Adapun karya-

karyanya antara lain.

13

Muhammad Wahyuni Nafis dan Achmad Rifki, Kesaksian Intelektual, h. 79.

Page 31: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

21

Khazanah Intelektual Islam, buku terbitan PT. Bulan Bintang, Jakarta

1984 ini adalah langkah awal mengabdikan pemikirannya lewat tulisan disaat

Nurcholish melewati hari-harinya di Chicago University, Amerika Serikat.

Maksud buku suntingan ini adalah untuk memperkenalkan bidang pemikiran yang

merupakan salah satu segi kejayaan Islam bagi para generasi Islam dan para

pembaca lainnya. Selain itu dalam buku ini Nurcholish juga memperkenalkan

kepada para pembaca tentang corak pemikiran para tokoh klasik. Adapun tokoh-

tokoh yang disebutkan Cak Nur dalam buku ini adalah: al-Kindi (258 H/870 M),

al-Asy’ari (w. 300 H/913 M), al-Farabi (w. 337 H/950 M), Ibn Sina (370 H-428

H/980 M-1037 M), al-Ghazali (w. 505 H/111 M), Ibn Rusyd (w. 594 H/1198 M),

Ibn Taymiyyah (w. 728 H/1328 M), Ibn Khaldun (w. 808 H/1406 M), Jamaluddin

al-Afghani (1255 H-1315 H/1839 M-1897 M), dan Muhammad Abduh (1262 H-

1323 H/1845 M-1905 M). penulis tegaskan kembali tentang buku ini, seperti yang

diungkapkan Nurcholish sendiri bahwa buku ini hanya sekedar pengantar

pemikiran kepada kajian yang lebih luas dan mendalam tentang khazanah

kekayaan pemikiran Islam.

Islam Komodernan dan Keindonesiaan, buku ini pertama kali diterbitkan

oleh penerbit Mizan, Bandung 1987. Dalam isi buku ini membincangkan tentang

permasalahan-permasalahan dan juga isu-isu yang aktual saat itu, dan di sisi lain

juga kontribusi penulis buku ini dalam mewujudkan beberapa solusi keagamaan

dan keindonesiaan, sekitar 70-an permasalahan-permasalahan menjadi wacana

yang menggegerkan dan penuh dengan pandangan-pandangan yang controversial.

Page 32: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

22

Dengan sebab itulah, buku ini telah mengalami beberapa kali cetak ulang, yakni

sampai mengalami cetak ulang hingga 12 kali.

Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, (paramadina adalah

penerbit dari buku ini, Jakarta 1992). Nurcholish Madjid dalam buku ini

menyinggung lembaga pendidikan tradisional pesantren. Kritikan Nurcholish

tertuju pada kurikulum pesantren yang ada di Indonesia. Menurutnya, bahwa

materi keagamaan masih mendominasi di lingkungan pesantren yang disajikan

hanya dan selalu dalam bahasa Arab, seperti fiqh, ‘Aqa’id, Nahwu-Sharaf.

Padahal menurutnya, ada yang lebih penting pada tataran praktis di saat seorang

muslim beriteraksi dengan sesama, yakni semangat religiusitas dan juga tasawuf

yang merupakan inti dari kurikulum keagamaan. Sedangkan di sisi lain,

pengetahuan umum kenyataannya masih dilaksanakan secara setengah-setengah,

akibatnya kemampuan santri sangat terbatas dan kurang mendapat pengakuan dari

masyarakat dalam ilmu-ilmu eksak. Dalam buku ini tidak hanya tulisan

Nurcholish yang membicarakan lembaga tradisional pesantren tapi juga tulisannya

Malik Fadjar serta laporan tim kompas.

Islam, Doktrin dan Peradaban, sebuah telaah kritis tentang masalah

keimanan, kemanusiaan, dan kemodernan. Diterbitkan oleh penerbit Paramadina

1992. Dalam buku ini, Nurcholish Madjid memaparkan tentang bagaimana

manusia mempunyai tujuan hidup yang transendental berdasarkan iman yang

dinyatakan dalam bentuk amal, kebajikan sosial, menciptakan masyarakat egaliter

dan inklusif dalam mencari kebenaran dan keadilan. Sebenarnya, buku ini hanya

kumpulan sebagian makalah dari kelompok kajian agama yang diselenggarakan

Page 33: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

23

oleh Yayasan Wakaf Paramadina yang diadakan sekali dalam sebulan dengan

beranggota 200 orang.

Islam; Agama Peradaban, Membangun Makna dan Relevansi Doktrin

Islam dalam Sejarah. Paramadina 1995. dalam buku ini yang menjadi tema besar

adalah pada reinterprestasi dan rekonstruksi ajaran pokok Islam yang selama ini

telah mengalami pendangkalan dan salah kaprah umat dalam memandang

ajarannya, mengakibatkan umat mengidentikkan dengan hasil penafsiran Ulama

semata. Nurcholish Madjid dalam buku ini menghendaki agar umat Islam

Indonesia khususnya menjadi Islam bisa kembali menjadi ajaran yang lebih

aspiratif terhadap perubahan dan perkembangan zaman.

Pintu-Pintu menuju Tuhan. Paramadina 1994. Isi buku ini merupakan

kumpulan tulisan Nurcholish Madjid yang tercecer, yang telah dimuat pada

Harian Pelita dan Majalah Tempo. Di sini Nurcholish menjelaskan bahwa umat

Islam jangan hanya melihat satu pintu untuk menuju Tuhan, karena Islam telah

menyediakan banyak pintu untuk menuju dan meraih perkenaan Tuhan.

Islam Agama Kemanusiaan, Membangun Tradisi dan Visi Baru Islam

Indonesia, Jakarta, Paramadina 1995. Kajian pokok dalam buku ini ada pada

pembahasan tentang wajah Islam yang kosmopolit dan universal, yang

menampilkan nilai humanisme, keadilan, inklusivitas, pluralitas juga egaliter,

tetapi pada saat yang bersamaan menampilkan Islam yang menampung nilai-nilai

dan kultur parsial. Sehingga Islam sebagai ajaran yang universal dan kosmopolit

tetap menjadi ajaran yang relevan di setiap perjalanan zaman.

Page 34: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

24

Tradisi Islam, Peran dan Fungsi dalam Pembangunan di Indonesia,

Jakarta, Paramadina 1997. dalam buku ini memuat pikiran-pikiran Nurcholish

Madjid tentang peran Intelektual Indonesia dalam membangun sumber daya

manusia yang siap memasuki era industrialisasi dan era tinggal landas.

Masyarakat Religius, buku terbitan Paramadina 1997 ini mengetengahkan

tentang Islam dan konsep kemasyarakatan, komitmen pribadi dan sosial, dan

konsep pendidikan agama Islam di lingkungan keluarga. Dalam hal itu,

Nurcholish menerangkannya dengan bahasa yang sederhana dan menarik, tapi

tidak berarti subtansi permasalahan diabaikan.

Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi, 1999. Dalam buku ini Nurcholish

mengetengahkan gagasan politiknya, demokrasi, kebangsaan dan kenegaraan. Ia

menyampaikan persoalan-persoalan tersebut dengan persoalan-persoalan

kontemporer yang tengah menghadang bangsa Indonesia, seperti cita-cita politik

bangsa dan persoalan keadilan.

Selain buku-buku di atas yang sudah dipaparkan, masih banyak pula karya

Nurcholish yang sudah beredar di pasaran dan tidak sempat dimuat dalam bab ini.

Buku-buku itu antara lain: Pesan –Pesan Takwa Nurcholish Madjid, Atas Nama

Pengalaman Beragama dan Berbangsa di Masa Transisi, Dialog Keterbukaan

Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer, Perjalanan

Religius Umrah dan Haji, Kaki Langit Peradaban Islam, Islam Kerakyatan dan

Keindonesiaan, Dialog Ramadhan dan Fiqh Lintas Agama.

Berdasarkan uraian tentang beberapa karya dan buah pikiran Nurcholish

Madjid di atas, dapatlah disimpulkan bahwa Cak Nur sosok pemikir yang handal

Page 35: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

25

dan julukan pun melekat padanya, yakni seorang teolog, filosof, sejarawan,

konseptor dan pembaharu yang selalu mengedapankan toleransi pada setiap

perbedaan dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang berpijak pada ajaran Islam.

Page 36: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

26

BAB III

HUMANISME SECARA UMUM

A. Pengertian Humanisme

Adanya banyak pengertian mengenai humanisme membuat penulis merasa

perlu menjabarkan beberapa pengertian yang berbeda. Dalam kamus bahasa

Inggris Humanisme (humanism) memiliki arti perikemanusiaan.1Sedangkan

dalam kamus Bahasa Indonesia humanisme berarti suatu doktrin yang menekan

kepentingan-kepentingan kemanusiaan dan ideal.2 Humanisme berasal dari latin,

humanis; manusia, dan isme berarti paham atau aliran. Humanus bersifat

manusiawi sesuai dengan kodrat manusia.Pengertian humanisme adalah

pandangan yang menekankan martabat manusia dan kemampuannya.3

Humanisme juga berasal dari kata humanitas yang kemudian diberi

akhiran isme menjadi humanisme yang menunjukan istilah aliran atau paham.4

Dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer, humanisme adalah paham yang

mempunyai tujuan menumbuhkan rasa perikemanusiaan dan bercita-cita untuk

menciptakan pergaulan hidup manusia yang lebih baik.5

1John M. Echol dan Hasan Shadiliy, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta, Gramedia, 2003)

cet. Xxv, h. 306. 2Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arkola,

1994), h. 234. 3 Mangunhardjana, A., Isme-isme Dalam Etika dari A sampai Z, (Yogyakarta: Kansius,

1997), h. 93. 4Zainal Abidin, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, cet.I (Bandung:

Rosda Karya, 2000), h.41. 5Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi

Pertama (Jakarta: Modern English Press, 1991), h. 541.

Page 37: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

27

Istilah humanisme atau bisa disebut juga humaniora ini diterapkan pada

system pendidikan sebagai upaya untuk menjadikan manusia lebih manusiawi

dengan memberikan pendidikan menurut ide manusia sebagai konsekuensi dari

pandangan hidup mereka.Humanisme yang merupakan cabang ilmu bertujuan

untuk mencapai kemanusiaan sesungguhnya, manusia yang lebih berbudaya.

Dalam pengertian , humanisme adalah ilmu bahasa dan sastra Latin dan Yunani.

Sekarang humanisme memasuki ilmu pengetahuan meliputi ilmu agama, filsafat,

bahasa, sastra, pendidikan, sejarah, dan seni.6

Dari sekian banyaknya pengertian, istilah humanisme baru di pakai pada

abad ke 19.Oleh aliran Eksistensialisme di Jerman. Sebelum Abad ke 19 atau

sekitar Abad ke 14 humanisme telah menjadi gerakan filsafat yang lahir di Italia

dan kemudian berkembang ke seluruh pelosok Eropa.7

Beberapa yang melatarbelakangi lahirnya humanisme dari adanya rasa

kemanusiaan dan penegasan bahwa manusia adalah makhluk yang diberi

kebebasan memilih serta memandang yang terbaik oleh Tuhan, untuk itu terlihat

kurang jelas bila pengertian tentang humanisme belum dikemukakan.

Adanya banyak pengertian mengenai humanisme membuat penulis merasa

perlu menjabarkan beberapa pengertian yang berbeda.Dalam kamus bahasa

inggris Humanisme (humanism) memiliki arti perikemanusiaan.8Sedangkan dalam

kamus Bahasa Indonesia humanisme berarti suatu doktrin yang menekan

6Liz Wiwiek, W, jilid.6 (Jakarta: PT. Cipta adi Pusaka, 1989), h. 496.

7 Harun Hardiwijono,Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta, Kansius, 1989 h. 42

8 John M. Echols dan Hasan Shadiliy, Kamus Inggris-Indonesia, h. 306

Page 38: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

28

kepentingan-kepentingan kemanusiaan dan ideal.9 Humanisme juga memberikan

anggapan bahwa individu yang rasional sebagai nilai yang paling tinggi, sebagai

sumber nilai terakhir, serta memberikan pengabdian kepada pemupukan untuk

perkembangan kreatif dan perkembangan moral individu secara rasional, tanpa

mengacu pada konsep-konsep mengenai hal-hal yang di luar kacamata inderawi.10

Sedangkan pengertian humanisme dalam Encyclopedia of Britanica,

mengartikan sebagai manusia yang mempunyai wewenang untuk menjalankan

kehidupannya.

Humanisme berarti adanya pemujaan terhadap kemanusiaan.Ini terlihat

pada budaya kesustraan dan penghidupan kembali sastra klasik yang

menekankan terhadap individu dan semangat kritis serta menitikberatkan

pada karakteristik dari Renaissance yang sekuler.Bisa juga paham

kemanusiaan, atau sebuah doktrin, tingkah laku, atau jalan hidup yang

memusatkan diri pada nilai-nilai dan manusia.Pengertian ini dapat dilacak

pada paham filsafat yang menampik supernaturalisme dan menekankan

pada kebebasan seseorang yang bernilai dalam kapasitas untuk

merealisasikan diri dengan akal sehat.11

K. Bertens dalam bukunya menuliskan pengertian tentang humanisme.

Bertens mengatakan bahwa humanisme sebagai gerakan para “humanis” pada

zaman Renaissance; teori pengenalan filsuf Inggris F. Schiller; pandangan etis

yang melihat perspektif manusia saja; dan pendapat yang menyoroti manusia

menurut aspek yang lebih tinggi.12

dengan demikian terlihat bahwa manusia

makhluk yang bisa menentukan masa depannya sendiri tanpa harus bergantung

9Pius A. Partanto dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya, Arkola,

1994), h. 234 10

Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta, Gramedia), 2002, cet. III, h. 29 11

Enscyclopedia of Britanica 2003 Ultimate Reference Suite CD-Rom, (Inggris, 2003),

dictionary 2, h. 1 12

K. Bertens, Panorama Filsafat Barat, (Jakarta : PT. Gramedia ), h. 30

Page 39: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

29

pada sesuatu di luar dirinya, inilah salah satu paham yang melahirkan humanisme

dengan melewati proses dialektika politik, budaya, agama, sosial dan lainnya.

Berbagai pengertian dan pemahaman tentang humanisme berada dalam

pemaknaan yang beragam sesuai dengan konteks dan perjalanan pemahaman

hidup manusia, mungkin terlihat dari beberapa pemahaman tentang humanisme di

atas lebih pada penekanan ide-ide kemanusiaan yang menjunjung tinggi nilai

persaudaraan kemanusiaan, kreatifitas untuk menciptakan prestasi kemanusiaan,

penghormatan terhadap nilai-nilai dan hak asasi manusia.

Humanisme sebagai suatu gerakan intelektual dan kesusastraan pada

prinsipnya merupakan aspek dasar dari gerakan Renaisanse (abad ke 14-16 M.)

tujuan gerakan humanisme adalah melepaskan diri dari belenggu kekuasaan

Gereja dan membebaskan akal budi dari kungkungannya yang mengikat. Maka

dalam batasan-batasan tertentu, segala bentuk kekuatan dari luar yang

membelenggu kebebasan manusia harus segera dipatahkan.13

Kebebasan merupakan tema terpenting dari humanisme, tetapi bukan

kebebasan yang absolut, atau kebebasan yang hanya sebagai antitesis dari

determinisme abad pertengahan yang dilakukan oleh orang-orang Gereja

pada waktu itu, tapi bukan berarti Humanisme pada waktu itu menentang

tentang adanya kekuasaan Tuhan. Namun, mereka percaya bahwa di balik

kekuasaan Tuhan, masih banyak peluang bagi manusia untuk menentukan

jalan hidupnya, mengembangkan potensi dan memilih masa depannya

sendiri, tanpa terbelenggu oleh kodrat atau ketakutan terhadap murka

Tuhan.”14

Dalam perkembangannya humanisme tidak hanya sebagai penggerak

pembebasan zaman Renainsans dan pemanusiaan doktrin-doktrin filsafat,

13

Zainal Abidin, Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat, h. 41. 14

Zainal Abidin, Filsafat Manusia: Memahami Manusia Melalui Filsafat, h. 41.

Page 40: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

30

melainkan telah menjangkau ilmu-ilmu pengetahuan, Gagasan Wilhelm Dilthey

(1833-1911) tentang Geissteswissenchaften. Istilah Geissteswissenchaften,Dilthey

mengartikan Geist sebagai pengalaman manusiawi yang diekspresikan atau

diobjektivasikan ke dalam bentuk karya, tindakan, lembaga dan ucapan manusia.

Termasuk ekspresi sosial, gerak isyarat, kata atau bahasa, karya seni, dan produk-

produk manusia lainnya seperti universitas, pasar, hukum atau tradisi. Tugas dari

Geissteswissenchaften, adalah mengungkap dan memahami makna-makna yang

terkandungdalam ekspresi-ekspresi tersebut melalui suatu metode yang disebut

versehen. Disiplin-disiplin keilmuan yang menurut Dilthey menggunakan metode

ini adalah apa yang biasanya kita sebut ilmu-ilmu sosial misalnya ekonomi

psikologi, antropologi budaya, sosiologi, ilmu hukum, ilmu politik.15

Konsep Dilthey tentang manusia berbau humanisme. Menurut dia gejala

manusia adalah unik dengan tidak terbatas, sehingga tidak dapat disejajarkan

begitu saja dengan gejala-gejala alam yang lain. Manusia adalah subjek, bukan

objek. Manusia adalah Roh (Geisth), yang tidak dapat diobjektifkan secara

sewenang-wenang tanpa menghapus kerohaniannya. Manusia adalah makhluk

yang bukan hanya masuk dalam kategori “alam”, tetapi “hidup”. Manusia hidup

dengan pengalaman-pengalamannya, ide-idenya, nilai-nilainya, imajinasi-

imajinasinya, harapan-harapannya. Menggunakan metodeilmu-ilmu alam pada

gejala manusia, hanya akan menghapuskan keunikan, subjektivitas dan

kerohaniaan manusia.16

B. Aliran Humanisme

15

Zainal Abidin, Filsafat Manusia Memahami Manusia lewat Filsafat, h. 44-45. 16

Zainal Abidin, Filsafat manusia : Memahami Manusia Melalui Filsafat, h. 48.

Page 41: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

31

Dalam sejarah, tradisi humanisme telah mengalami perubahan yang pada

mulanya bersama sama dengan agama, yakni selama zamanrenaissance.17

Pada

zaman renaissance atau zaman pencerahan ini masa dimana keyakinan yang

tradisional coba dipadukan dengan kesadaran baru tentang kemampuan manusia

untuk berpikir, ragu ragu dan berbeda pendapat.Gerakan pencerahan ini terjadi di

Jerman, Prancis, dan Inggris, serta berkembang cepat ke Amerika.18

Abad ke-20, pada abad ini paham humanisme telah lepas dari kaitannya

dengan kebudayaan Eropa, khususnya Yunani dan Romawi kuno.19

Terjadi

perubahan sikap kemanusiaan yang luar biasa besar dibandingkan abad-abad

sebelumnya, di satu sisi manusia telah mencapai puncak sebagai sebuah gerakan

yang mendudukan manusia pada keluhuran dan kemuliaan martabatnya. Di sisi

lain tradisi agama-agama besar sekalipun akar dari humanisme modern, justru

pada akhirnya tidak memperlihatkan pengormatan yang cukup mengesankan

terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Hal inilah membuat terpecahnya gerakan

maupun aliran humanisme.20

1. Humanisme Sekuler

Sekuler berasal dari bahasa latinsaeculum yang mengandung makna ganda

yaitu abad dan dunia. Dalam kenyataan sehari-hari kata sekuler diartikan sebagai

17

Hasan Hanafi, dkk, Islam dan Humanisme : Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 186. 18

Johanes P. Wisok, Humanisme Sekuler (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h.90. 19

Franzs Magnis Suseno, Humanisme Religius VS Humanisme Sekuler (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2007), h. 210. 20

Sylvester, AntiHumanisme (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 261.

Page 42: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

32

jauh dari hidup keagamaan, bukan wilayah ruhani dan suci, melainkan urusan

keduniawiaan dan kebendaan.21

Tidak heran ketika muncul istilah humanisme

sekuler maka orang mengenalnya dengan humanisme atheis.

Humanisme sekuler mengalami zaman keemasan pada abad pencerahan

dan Abad Pemikiran Matthev Arnold yang melukiskan peradaban pada masa ini

sebagai “The humanization a man in Society” (humanisasi manusia dalam

masyarakat). Abad ini ditandai oleh keoptimisan orang Barat bahwa manusia

mampu memecahkan berbagai persoalan kemanusiaan tanpa agama. Humanisme

sekuler meyakini bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan menggali

pengalaman hidupnya sendiri dan menarik banyak pelajaran, nilai dan makna

yang penting dari petualangannya itu.22

Humanisme sekuler meyakini bahwa Tuhan tidak ikut campur dengan

urusan manusia yang ada di dunia, keyakinan ini membuat mereka mengabaikan

kehadiran Tuhan.Tuhan bagi mereka hanyalah imajinasi yang tak sampai oleh

akal manusia.

Para humanis sejak masa Voltaire, seperti Thomas Paine, Karl Marx, Paul

Kurtz.Mereka secara fundamental menentang agama, mereka melihat agama

sebagai sumber dari hampir semua masalah di dunia.Bagi mereka, orang-orang

21

Franzs Magnis Suseno, menalar Tuhan (Yogyakarta: Galang Press, 2006), h. 55. 22

Johanes P. Wisok, Humanisme Sekuler (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), h. 100.

Page 43: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

33

relijius itu bersifat otoriter, fanatik dan tahayul.Mereka lebih peduli kepada

kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia sekarang ini.23

Karena para humanis memiliki penilaian yang besar terhadap akal,

rasionalitas dan metode ilmiah yang sangat tinggi selama beberapa abad.Maka

pada abad zaman pencerahan, para humanis menentang agama sebab bagi mereka

agama tampak berlawanan dengan akal.Beberapa pemimpin menerima tahayul

yang tidak logis berkenaan dengan masalah kematian dan keajaiban.Sedangkan

para humanis melihat sebuah kekuatan besar untuk mengembangkan kehidupan

manusia melalui menerapan akal, teknologi kedokteran dan bentuk pemerintahan

yang demokratis. Adanya beberapa jenis elektronik yang kita miliki saat ini

seperti computer, televise merupakan hasil dari penerapan akal.24

2. Humanisme Religius

Humanisme religius merupakan humanisme yang bercorak teosentris

(Tuhan sebagai pusat segalanya). Humanisme religius bisa dari pihak Islam dan

Kristen maupun dari agama lain. Humanisme ini berkembang untuk mengimbangi

humanisme sekuler yang berkembang di dunia, karena apabila humanisme sekuler

tidak diimbangi maka peran agama akan hilang secara perlahan.

Marcel A Boiserd berpendapat bahwa Islam lebih dari sekedar ideology,

karena Islam merupakan humanisme transendetal yang diciptakan masyarakat

khusus dan melahirkan suatu tindakan moral yang sukar untuk ditempatkan dalam

23

Hasan Hanafi, dkk, Islam dan Humanisme : Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 187. 24

Hasan Hanafi, dkk, Islam dan Humanisme : Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 195.

Page 44: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

34

rangka yang dibentuk oleh filsafat Barat.Humanisme tidak mengesampingkan

monoteisme mutlak yang sebenarnya dan memungkinkan untuk

memperkembangkan kebajikan.25

Humanisme dalam pandangan Islam harus dipahami sebagai suatu konsep

dasar kemanusiaan yang tidak berdiri dalam posisi bebas.hal ini mengandung

pengertian bahwa makna penjabaran memanusiakan manusia itu harus selalu

terkait secara teologis. Dalam konteks inilah Al-Qur’an memandang manusia

sebagai wakil Allah di Bumi, untuk memfungsikan ke-khalifah-annya Allah telah

melengkapi manusia dengan intelektual dan spiritual.Manusia memiliki kapasitas

kemampuan dan pengetahuan untuk memilih, karena itu kebebasan merupakkan

pemberian Allah yang paling penting dalam upaya mewujudkan fungsi

kekhalifahannya.26

Kisah dan kejadian adam a.s dalam Al-Qur’an adalah pernyataan

humanisme yang paling dalam dan maju. Adam mewakili seluruh manusia di

Bumi, ia adalah esensi umat manusia, manusia dalam pengertian filosofis dan

bukan dalam pengertian biologis.27

Humanisme dalam Islam ditempatkan pada posisi yang sangat tinggi,

sebab penghargaan terhadap manusia dan kemanusiaan (humanisme) ditentukan

langsung oleh Allah. Islam menjelaskkan manusia sebagai satu-satunya makhluk

25

Marcel A. Boisard, Humanisme Dalam Islam, terj. H. M. Rasjidi (Jakarta: Bulan

Bintang, 1982), h. 151. 26

Hasan Hanafi, dkk, Islam dan Humanisme : Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. IX. 27

Ali Syari’ati, Tentang Sosiologi Islam, terj. Saifullah Wahyuddin (Yogyakarta: Ananda ,

1982), h. 111.

Page 45: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

35

yang dijadikan-Nya “sebaik-baiknya” dan ditempatkan dalam posisi “paling

istimewa” diantara mahkluk yang lain. Oleh karena itu, manusia wajib

menempatkan martabat manusia dan kemanusiaan pada tempat yang “sebaik-

baiknya”.28

Humanisme dalam Islam berarti secara otomatis membincangkan tentang

humanisme religius, humanisme dalam Islam tidak bisa lepas dari konsep

habluminal-nâsi. Manusia hidup di bumi ini tidak lain mengemban amanat Tuhan

sebagai khalifah-Nya yang memiliki seperangkat tanggungjawab, dalam hal ini

tanggungjawab tersebut lebih ditekankan pada tanggungjawab sosial dan

tanggungjawab lingkungan hidup.

Tanggung jawab manusia inilah yang kemudian menempatkan humanisme

tertinggi dalam Islam (humanisme religius) dalam artian dimensi illahiyah masih

melekat erat pada potensi penciptaannya yang membedakan konsep humanisme-

humanisme lain yang kebetulan muncul dari Barat, seperti humanisme Yunani

yang dikembangkan atas dasar naturalisme yang berlebihan, terlalu mendewakan

manusia dengan segala sifat naluriyahnya.29

Menurut Nurcholish Madjid bahwa agama Ibrahim terdapat wawasan

kemanusiaan yang berdasarkan konsep dasar bahwa manusia dilahirkan dalam

keadaan fitri, karena fitrahnya tersebut manusia memiliki sifat kesucian, yang

kemudian dinyatakan dalam sikap-sikap yang suci dan baik kepada

28

Mochtar Effendy, Ensiklopedi Agama dan Filsafat, Buku II, (Palembang: Universitas

Sriwijaya, 2001), h. 353. 29

Seyyed Hossein Nasr, The Heart Of Islam; Pesan-pesan Universal Islam Untuk

Kemanusiaan, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003), h. 337.

Page 46: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

36

sesamanya.Dan hakikat dasar kemanusiaanya itu merupakan sunnatullah karena

adanya fitrah manusia dari Allah dan perjanjian primordial antara manusia dengan

Allah.30

Dengan sifat fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah

sehingga manusia mampu menjadi khalifah di muka Bumi, maka Allah juga

menitipkan kelebihan yang lainnya kepada manusia yaitu kelebihan berfikir

rasional dan kreatif.Sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang kristiani.

Claude Geffre sebagai seorang Kristiani mengatakan bahwa manusia

secara autentik tidak akan merasa cukup hanya dengan ketentuan-ketentuan

rasionalitas dan kecukupan materealistis, karenanya ia akan selalu mencari

perspektif baru yang memberi tempat bagi imajinasi, kreativitas, dan simbolisme

bagi kebahagiaannya. Baginya humanisme tidak hanya sekedar ilmu

kemanusiaan, ilmu social, sastra dan filsafat.Lebih dari itu humanisme

mengajarkan untuk bertuhan dan beragama dengan baik.31

Selama ini humanisme religius hanya dipahami dengan humanisme Islam,

padahal sebenarnya religius juga berarti theis, bertuhan, meyakini adanya

kekuatan supranatural.Dalam sub bab ini penulis hanya mengutip pemikiran

humanismeIslam dan Kristen, karena humanisme yang banyak digaungkan adalah

humanisme model Barat yang diwakili oleh agama Kristen, dan humanisme

model Timur yang diwakili oleh Islam.

30

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 51. 31

Corliss Lamont, The Philosophy of humanisme, ( New York: Humanist Press, 1997), h.

7-8

Page 47: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

37

Bagi humanisme religius keberadaan Tuhan sangat dominan, pemikiran

mereka berangkat dari paham agama mereka.Mereka percaya bahwa Tuhan

mempunyai konsep yang luar biasa tentang manusia, tetapi terkadang karena

manusia terlalu berpikir jauh dan dalam sehingga mereka lupa bahwa essensi

semuanya ada pada Tuhan. Humanismedan agama tidak dapat dipisahkan, karena

agama sendiri itulah humanisme, dan humanisme itu juga agama.Agama

mengajarkan banyak tentang kemanusiaan, dan humanisme dalam ajaranya

mengandung nilai-nilai agama.

C. Humanisme sebagai ideologi

Segala sesuatu yang erat hubungannya dengan apa yang kita sebut ideologi

merupakan produk dari pemikiran manusia di suatu tempat tertentu dan pada

waktu tertentupula, artinya implikasi dari pemahaman terhadap pemikiran tersebut

memiliki dimensi yang berbeda apabila mengalami proses penyebaran, terutama

proses reinterpretasi.

Pada masa Yunani klasik, humanisme ini mewujudkan dalam paideia,

yaitu sistem pendidikan Yunani klasik yang dimaksudkan untuk menerjemahkan

visi tentang manusia ideal. Pada abad pertengahan, pandangan terhadap

humanisme mengalami sedikit pembaharuan melalui pandangan st. Agustinus

yang memandang manusia tidak sekedar mahluk kodrati, tetapi juga makhluk

adikodrati, imanen dan transend. Paideia Yunani Klasik menurut Bartolomeus

merupakan akar daripada humanisme abad pertengahan, dimana paideia memang

dipahami sebagai sistem pendidik dengan visi yang jelas, yakni mengupayakan

Page 48: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

38

manusia ideal, manusia ideal dalam pandangan Yunani Klasik adalah manusia

yang mengalami keselarasan jiwa dan badan, suatu kondisi di mana manusia

mencapai eudaimonia (kebahagiaan).32

Islam itu menampakkan dirinya sebagai hukum yang mengatur segala

aspek kehidupan orang mukmin, maka dengan sendirinya juga merupakan suatu

kode yang formal dan memaksa. Hukum islam nampak dalam fenomena

individual dan kelompok, sosial dan politik. Kekuatannya yang memaksa

tersembunyi dalam esensi keagamaannya. Dengan konsepsinya tentang Tuhan dan

manusia, Islam nampak sekali bersifat egalitaris. Seorang muslim tak dapat

menghayati agamanya selain “dibawah pandangan Tuhan” sikap menentang

memisahkan yang spiritual dan duniawi, mendorong orang Muslim untuk

menghormati hukum moral, bukan secara mekanis atau lahiriah, akan tetapi

berdasarkan pilihan merdeka yang telah mendorongnya untuk memeluk agama

Islam. Dengan begitu Islam nampak sebagai suatu agama yang sempurna dan

sistem yang komplit. Islam lebih besar daripada sekedar ideologi, karena ia

merupakan humanisme transendental yang menciptakan masyarakat khusus dan

melahirkan suatu tindakkan moral yang sukar untuk ditempatkan dalam rangka-

rangka yang dibentuk oleh filsafat Barat. Humanisme Islam tidak

mengesampingkan monoteisme mutlak akan tetapi melewatinya lebih dan

memberikan kepada manusia keagungan yang sebenarnya dan memungkinkan

untuk memperkembangkan kebijakannya. Dalam waktu yang sama, Islam

menganjurkan kepada manusia untuk mengutamakan hal-hal yang bersifat

32

Penyempurnaan ideal pikiran dan tubuh manusia

Page 49: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

39

spiritual dan mengambil faedah secara wajar dari kekayaan dunia yang diberikan

oleh Tuhan sebagai bukti sifat pemurah-Nya33

Menurut Ali Syari’ati, seseorang berangkat dari memahami Islam sebagai

sebuah ideology, bukanlah spesialisasi ilmiah, melainkan perasaan yang dimiliki

seseorang berkenaan dengan mazhab pemikiran sebagai satu sistem keyakinan dan

bukan sebagai kebudayaan. Ini berarti memahami Islam sebagai sebuah ide dan

bukan sebagai sekumpulan ilmu.Ini berarti memahami Islam sebagai suatu

gerakan kemanusiaan, historis dan intelektual, bukan sebagai gudang informasi

teknis dan ilmiah.34

33

Marsel A. Boisard, Humanisme dalam Islam, h. 151-152. 34

Ali Syari’ati, Islam Mazhab Pemikiran dan Aksi. (Bandung: Mizan, 1995), h. 18.

Page 50: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

41

BAB IV

GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJID

A. Prinsip Humanisme Nurcholish Madjid

Islam sebagai agama datang untuk mengubah masyarakat menuju kualitas

hidup yang lebih baik, seperti dicerminkan dengan tingkat ketaatan yang tinggi

kepada Allah, pengetahuan tentang syari’at, dan terlepasnya umat dari beban

kemiskinan, kebodohan dan sebagainya, serta berbagai macam belengu yang

memasung kebebasan mereka.1 Berpijak pada prinsip teologis Nurcholish Madjid

meyakini sebagai pengaktualisasikannya kedalam semangat kemanusiaan, yakni

prinsip ketuhanan (keimanan), persamaan harkat dan martabat manusia, dan

prinsip kebebasan atau manusia yang egaliter, terbuka dan adil secara sosial.2

1. Prinsip Ketuhanan (keimanan).

Meyakini sekaligus menyadari bahwa hanya Tuhan Yang Satu dan Maha

Esa-lah yang patut disembah merupakan salah satu aspek yang paling mendasar

sekaligus otentik dari ajaran Islam.yakni tauhid. Secara teologis, konsep dasar ini

dengan tegas dan gamblang memiliki pijakan dasarnya yang cukup kuat di dalam

Al-quran.3Sedangkan secara filosofis meyakini bahwa manusia makhluk-Nya

yang jauh dari kesempurnaan dan bersifat nisbi.Dengan demikian, tidak ada satu

1Jalaluddin Rakhmata, Islam Alternatif, (Bandung: Mizan, 2004), Cet. Ke-12, h. 43-44.

2Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. xxi.

3Lihat (QS: 112: 1)

Page 51: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

42

pun wujud Tuhan-Tuhan yang patut disembah dan pantas untuk dimintai

pertolongan serta inayahnya kecuali Tuhan Yang Maha Esa.

Tuhan yang sebenarnya adalah Maha Esa, Maha Hadir dalam hidup ini

yang senantiasa mengawasi gerak langkah kita; Yang perkenan atau ridha-Nya

harus dijadikan orientasi hidup dalam bimbingan hati nurani yang sesuci-sucinya

mengikuti jalan yang lurus; yang merupakan asal dan tujuan hidup manusia dan

seluruh yang ada. (Nurcholish Madjid).4

Dalam kalimat syahadat “Asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh, menyatakan

Nurcholish madjid, persaksian yang pertama itu mengandung apa yang secara

masyur dikenal sebagai rumusan peniadaan dan peneguhan, negasi dan

konfirmasi. Dengan negasi itu kita membaskan diri dari setiap keyakinan yang

palsu; membelenggu serta merenggut martabat kemanusiaan kita sebagai makhluk

Allah yang paling mulia.Adapun konfirmasi itu kita tetap menyatakan kepada

wujud Maha Tinggi yang sebenarnya.5 Dengan demikian, bagi Madjid tidaklah

cukup dengan hanya megimani adanya Tuhan, tapi pada saat yang bersamaan

menjadi sesuatu yang bukan Tuhan itu sendiri sebagai tuhannya, yang pada

hakikatnya tidak memiliki sifat keilahiaan yang dalam term agama disebut dengan

musyrik, yaitu menyekutukan Tuhan dengan selain-Nya.

Dengan demikian berdasarkan penjelasan tersebut sebagai

konsekuensinya, menurut Madjid kita harus sepenuhnya bersandar kepada-

4 Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban Sebuah Telaah Kritis tentang

Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan kemoderanan, Cet, Ketiga, (Jakarta: paramadina, 1995), h.

Ii 5Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. Ii.

Page 52: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

43

Nya.Bergantung dan menaruh kepercayaan serta berpandangan positif kepada-

Nya. Ini semua, lebih lanjut Madjid berargumen, merupakan kebalikan diametral

dari sikap kaum musyrik berdasarkan al-Zumar ayat 38.

Dan jika engkau (Muhammad) bertanya kepada mereka (kaum musyrik)

siapa yang menciptakan langit dan bumi pasti mereka menjawab

Allah.Katakan (kepada mereka); apakah kamu memperhatikan sesuatu

yang kamu berseru kepadanya selain alah itu? Jika Allah menghendaki

marabahaya kepadaku, apakah mereka (berhala-berhala) itu dapat

menghilangkan marabahaya itu? Atau jika Dia (Allah) menghendaki

rahmat bagiku, apakah mereka menahan rahmat itu? Katakanlah lebih

lanjut, cukuplah bagiku Allah saja dan kepada-Nyalah mereka yang mau

bersandar.6

Jadi, menurut Nurcholish Madjid, percaya akan adanya Tuhan sebagai

Wujud Tertinggi yang dijadikan kekuatan supra-rasional dalam kehidupan

manusia, tidak cukup makna tauhid hanya dengan mengimani akan keberadaan-

Nya, tapi lebih daripada itu adalah mempercayai bahwa Allah itu dalam kualitas-

Nya sebagai satu-satunya yang bersifat keilahian dan sama sekali tidak

memandang adanya kualitas serupa kepada sesuatu apa pun yang lain. Oleh sebab

itu, apabila kita berhasil mewujudkan itu semua dalam diri kita, maka kita benar-

benar telah ber-tauhid, demikian Madjid berkata.

2. Persamaan Hartkat dan Martabat Manusia

Ajaran egalitarianisme atau persamaan manusia dalam agama Islam kuat

sekali, bahwa manusia semuanya sama. 7seluruh makhluk beriman kepada Allah,

Tuhan Yang Maha Esa(rabbânîyah), yaitu tata nilai yang dijiwai oleh kesadaran

6Nurcholish madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Cet. V. (Jakarta : Paramadina, 1999), h.

4-5. 7Budhy Munawar –Rachman, Elza Peldi Taher. @fileCaknur: Banyak Jalan Munuju

Tuhan, h. 135.

Page 53: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

44

bahwa hidup ini berasal dari dan menuju Tuhan ( Innâlî-lâh-i wa innâ ilayh-

râji’ûn), “sesungguhnya kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada-

Nya”, maka Tuhan adalah “sangkaanparan” asal dan tujuan hidup (hurip),

seluruh makhluk8.

Manusia sebagai puncak ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, kemudian

diangkat menjadi wakil di bumi. Karena itu manusia harus berbuat sesuatu yang

bisa dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya., baik di dunia ini maupun di

Pengadilan Illahi di akhirat kelak. Manusia meskipun mempunyai kedudukan

yang tinggi diantara makhluk lain, tidak menutup kemungkinan bahwa manusia

pun bisa menjadi manusia yang berpotensi menjadi makluk terendah.9 Didalam

kitab suci menerangkan:

sungguh Kami (Tuhan) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan menjadi yang serendah-

rendahnya, kecuali mereka yang beriman dan berbuat baik (Q.S. al-

Tin/95:4-6).

Seseorang demi kesejahteraan dan keselamatan dirinya di dunia dan di

akhirat, mereka harus bersikap berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbuat baik kepada sesama. Contohnya sikap berserah diri yang diajarkan oleh

agama Nabi Ibrahim a.s., mengajarkan manusia untuk berserah diri dengan

sepenuh hati, tulus dan damai (islâm) kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sikap

berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan itu menjadi inti dan hakikat agama dan

keagamaan yang benar10

.

8 Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 3.

9Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 4.

10Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 4.

Page 54: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

45

Sikap berserah diri kepada Tuhan itu secara inheren mengandung berbagai

konsekuensi. Yaitu konsekuensi dalam bentuk pengakuan yang tulus bahwa

Tuhanlah satu-satunya sumber otoritas yang serba mutlak. Pengakuan ini

merupakan kelanjutan logis hakikat konsep ketuhanan. Yaitu bahwa Tuhan adalah

Wujud Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud yang lain. Maka semua wujud

yang lain adalah nisbi belaka, sebagai bandingan atau lawan dari Wujud serta

Hakikat atau Dzat yang mutlak.

Sikap berserah diri kepada Tuhan merupakan jalan lurus menuju kepada-

Nya, karena sikap itu berada dalam lubuk hati yang paling dalam pada diri

manusia sendiri, dalam semangat berserah diri itulah adanya kerinduan kepada

Kebenaran yang paling dalam, yang dalam bentuk tertingginya ialah hasrat

bertemu Tuhan. Dan untuk berada dekat atau bertemu dengan Tuhan

diperlukannya usaha yang terus menerus dan penuh kesungguhan.Ini diwujudkan

dengan merentangkan garis lurus antara diri manusia dan Tuhan.11

Salah satu kelanjutan logis prinsip ketuhanan itu ialah paham persamaan

manusia. Yakni seluruh umat manusia, dari segi harkat dan martabat asasinya,

adalah sama. Tidak seorang pun dari sesama manusia berhak merendahkan atau

menguasai harkat dan martabat manusia lain, misalnya dengan memaksakan

kehendak dan pandangannya kepada orang lain. Bahkan seorang utusan Tuhan

tidak berhak melakukan pemaksaan itu. Seorang utusan Tuhan hanya untuk

menyampaikan kebenaran (balâgh, tablîgh) kepada umat manusia, bukan untuk

memaksakan kebenaran kepada mereka.

11

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 4.

Page 55: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

46

Karena manusia tidak mungkin mengetahui Kebenaran Mutlak,

pengetahuan manusia itu betapa pun tingginya, tetap terbatas. Karena itu setiap

orang dituntut untuk bersikap rendah hati guna bisa mengakui adanya

kemungkinan orang lain yang mempunyai pengetahuan lebih tinggi. Manusia

harus selalu memastikan diri bahwa senantiasa ada Dia Yang Mahatahu. Maka

manusia dituntut untuk bisa saling mendengarkan sesamanya, dan saling

mengingatkan apa yang benar dan baik.

Manusia adalah makhluk yang dimuliakan Tuhan di muka bumi, baik di

daratan maupun di lautan. Maka manusia dituntut agar saling menghargai

sesamanya dan melahirkan kewajiban saling bermusyawarah dalam segala

perkara. Musyawarah menjadi keharusan karena manusia mempunyai kekuatan

dan kelemahan yang tidak sama dari individu ke individu yang lain. Kekuatan dan

kelemahan dalam bidang yang berbeda beda membuat individu-individu manusia

berlebih dan berkurang dan itu tidak mengganggu kesamaan manusia dalam

harkat dan martabat. 12

Egalitarianisme, landasan demokrasi. Demokrasi dengan musyawaroh

yang benar sebagai landasannya itu tidak akan terwujud tanpa pandangan

persamaan manusia atau egalitarianisme yang kuat, dan akan kandas oleh adanya

stratifikasi sosial yang kaku dan apriori dalam system-sistem paternalistik dan

feodalistik.13

Manusia merupakan puncak ciptaan Tuhan dan makhluk-Nya yang

tertinggi. ini melukiskan betapa tinggiya harkat dan martabat kemanusiaan. Tetapi

12

Nurcholish madjid, Doktrin Islam dan Peradaban, h. 7 13

Budhy Munawar –Rachman, Elza Peldi Taher. @fileCaknur: Banyak Jalan Munuju

Tuhan, h. 135.

Page 56: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

47

dalam rangkaian firman itu pula disebutkan bahwa manusia bisa menurun

derajatnya menjadi serendah-rendahnya makhluk, kecuali mereka yang beriman

dan berbuat kebaikan.14

Perjuangan memperoleh dan mempertahankan harkat dan martabat

kemanusiaan merupakan ciri dominan deretan pengalaman hidup manusia sebagai

makhluk sosial. Al-Qur’an mengakui “ketinggian martabat manusia” yang berarti

Tuhan memuliakan manusia diatas makhluk-makhluk-Nya yang lain. 15

Tuhan adalah sebagai satu-satunya sumber otoritas kebenaran tertinggi.

Dengan ungkapan lain, tidak ada seorang anak manusia pun sebagai makhluk

ciptaan-Nya yang nisbi tersebut mengklaim secara mutlak serta memonopoli

kebenaran bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Tatkala seseorang mengklaim

hanya dirinya yang paling benar, pada saat bersamaan menganggap orang lain

salah sepenuhnya, maka pada hakikatnya orang tersebut telah terjebak dalam

kemusyrikan. Tipikal orang semacam inilah yang dalam istilah Cak Nur disebut

thagut atau tiran, yaitu sikap yang selalu ingin memaksakan kehendak kepada

orang lain tanpa memberi peluang kepada orang itu untuk melakukan

pertimbangan bebas.16

Dalam pandangan Cak Nur, belenggu atau tiran yang seringkali membuat

manusia congkak dan angkuh terhadap kebenaran yang datang dari luar dirinya

adalah ”hawanafsu”.17

Hawa nafsu ini pula yang menjadi sumber pandangan-

pandangan subjektif yang dengan sendirinya juga menghalangi seseorang dalam

14

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 3. 15

Marcel A. Boisard. Humanisme dalam Islam.(Jakarta: Bulan Bintang 1980), h. 116. 16

Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, h. 126. 17

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h.81

Page 57: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

48

melihat kebenaran. Secara tidak sadar orang tersebut pada hakikatnya telah

menjadikan hawa nafsu-nya sebagai tuhan yang selalu ia taati. Disebabkan

karakter dasar dari hawa nafsu itu sendiri yang bersifat tiran dan membelenggu

kebebasan seseorang menuju pada kebenaran yang sesungguhnya, maka pada

gilirannya ia akan terkurung di dalam sangkar kesesatan dan kenaifan. Bahkan,

orang itu pun akan lebih bersikap tertutup dan fanatik yang menyebabkan dirinya

bersikap reaktif terhadap segala sesuatu yang datang dari luar, tanpa

mempertanyakan maupun merefleksikan terlebih dahulu kemungkinan kebenaran

yang terkandung di dalamnya.18

.

Karena itu, Cak Nur menandaskan, setiap bentuk pengaturan hidup sosial

manusia yang melahirkan kekuasaan mutlak adalah bertentangan dengan jiwa

tauhid. Pengaturan hidup dengan menciptakan kekuasaan mutlak pada sesama

manusia adalah tidak adil dan beradab. Sikap pasrah secara mutlak kepada Tuhan

Yang Maha Esa mensyaratkan akan kehidupan tatanan sosial yang adil, terbuka

dan demokratis sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. 19

Konsekuensi lain yang dapat ditarik adalah timbulnya paham akan

persamaan manusia yang egaliter dan sejajar antara satu dengan yang lainnya.

Yakni dilihat dari sisi harkat dan martabatnya yang asasi sebagai pangkal

humanisme atau kemanusiaan di dalam pandangan Islam. Karena itu, tidak

seorang pun berhak merendahkan atau menguasai harkat serta martabat manusia

lain. Seperti memaksakan kehendak dan pandangannya terhadap orang lain. 20

18

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 86. 19

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 4 20

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan (Jakarta: Paramadina, 1995), h. 191-

193

Page 58: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

49

Dengan begitu, maka setiap orang memiliki hak dan kebebasannya

masing-masing, sehingga ia menjadi makhluk moral dalam artian manusia

memiliki tanggung jawab atas pilihan dan tindakkan yang dilakukannya

berdasarkan petunjuk agama dan akal-pikirannya . baik di dunia ini maupun di

akhirat kelak. Menurut Cak Nur, hal ini mengasumsikan bahwa setiap pribadi

manusia memiliki hak dasarnya untuk memilih dan menentukan prilaku moral dan

etisnya. Tanpa kebebasan tersebut, adalah tidak logis bagi manusia itu sendiri

untuk dimintai pertanggung jawabannya. Inilah salah satu kemuliaan tertinggi,

sekaligus yang membedakan derajatnya dan martabat manusia dengan makhluk

Tuhan lainnya.

Oleh sebab itu, demi harkat dan martabatnya, manusia harus

menghambakan dirinya kepada Tuhan Yang maha Esa. Dalam gambaran

grafisnya, demikian Cak Nur berujar, manusia harus melihat ke atas hanya kepada

Tuhan yang Maha Esa, dan kepada alam harus melihat ke bawah. Sedangkan

kepada sesamanya manusia harus melihat secara mendatar atau horizontal. Hanya

dengan itu, cak Nur kembali menandaskan, manusia menemukan dirinya yang fitri

dan alami sebagai makhluk dengan martabat dan harkat yang tinggi.21

Dengan unkapan lain. Manusia menemukan kepribadiaanya yang utuh dan

integral serta otentik, hanya jika ia memusatkan orientasi transendentalnya kepada

Tuhan Yang Maha Esa. Sebaliknya, apabila manusia menempatkan harkat serta

martabatnya kepada sesamanya, apalagi pada objek semacam gejala alam, maka ia

akan kehilangan kebebasannya. Pada gilirannya, berakibat pula pada hilangnya

21

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 97.

Page 59: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

50

kesempatan dan kemungkinan mengembangan diri ke tingkat yang setinggi-

tingginya.

Jadi, menurut Cak Nur, dengan menempelkan tauhid sebagai landasan

dasar orientasi kehidupan manusia yang dalam bahasa sehari-hari menjadikan

ridha Tuhan sebagai titik tolak segala perbuatannya; Tuhan sebagai asal sekaligus

tujuan hidupnya.22

Maka manusia telah menempatkan dirinya berdasarkan

fitrahnya yang otentik dan merdeka dari segala macam bentuk tiran yang

membelenggu pribadi manusia itu sendiri, sekaligus menghalangi menuju jalan

yang lurus, yaitu jalan yang diridhai-Nya dengan segenap cahaya kebenaran yang

terkandung di dalamnya.

3. Kebebasan Manusia

Kebebasan merupakan anugerah Tuhan yang paling penting untuk manusia

karena sebagai persiapanawal khalifah dan sebagai karunia Tuhan yang pertama

dan utama sejak masa primordial, menguatkan kehormatannya sebagai khalifah

Tuhan. Akan tetapi kebebasan itu dibatasi oleh kemampuan manusia membedakan

yang benar dan salah, bukan untuk melanggar larangan23

.Kebebasanmanusia

dibatasi oleh ketentuan moral.24

Yakni makhluk yang bertanggung jawab

sepenuhnya atas segala perbuatan yang dipilihnya dengan sadar, yang saleh

maupun yang jahat. Tuhan pun tetap memberi kebebasan kepada manusia untuk

menerima atau menolak petunjuk-Nya, tentu saja risiko yang harus ditanggung

22

Nurcholish madjid, Islam Doktrin Peradaban, h. 97-98. 23

Nurcholish Madjid, Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 20. 24

Ali Syari’ati, Humanisme:antara Islam dan Mazhab Barat, terj. Afif Muhamad, cet.2,

(Bandung: Pustaka Hidayah,1996), h. 233.

Page 60: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

51

manusia sendiri sesuai dengan pilihannya itu. Justru manusia mengada melalui

dan didalam kegiatan amalnya. Dalam amal itulah manusia mendapat eksistensi

dan esensi dirinya, dan di dalam amal yang ikhlas manusia menemukan tujuan

penciptaan dirinya, yaitu kebahagiaan karena “pertemuan” dengan Tuhan, dengan

mendapat ridhla-Nya.25

Terkait dengan kebebasan adalah janji primodial antara Tuhan dengan

manusia bahwa manusia harus mengikuti jalan lurus, yakni menyembah hanya

kepada Tuhan dengan penuh keikhlasan kepada-Nya, serta menolak jalan sesat.

Contohnya ketika Tuhan membuat perjanjian dengan Adam, tetapi Adam dan

Hawa tidak tahan dengan godaan setan sehingga mereka melanggar larangan

Tuhan, melanggar batas kebebasan dengan mendekati pohon terlarang, mencicipi

buahnya. Konsekuensinya Adam dan Hawa dikeluarkan dari taman dengan

terhina, dari sinilah terjadi perseteruan yang kuat antara setan dengan manusia.

Tetapi Tuhan Maha Pengasih dan akhirnya memberikan petunjuk (kalimat)

kepada Adam dan Hawa sebagai “jaring pengaman spiritual” mereka dalam

menggunakan kebebasannya secara merdeka dan mereka belajar memahaminya,

karena Tuhan kemudian kembali pada mereka.Petunjuk atau kalimatmerupakan

kontinuasi dan reafirmasi perjanjian primordial. Qur’an menyebutkan bahwa

perjanjian tersebut juga dibuat dengan setiap individu manusia, anak cucu Adam

(BaniAdam) sebelum mereka terlahir ke dunia,untuk mengingatkan mereka akan

25

Nurcholish Madjid, Doktrin Islam dan Peradaban, h. 6.

Page 61: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

52

semua tugas mereka kepada Tuhan, supaya mereka tidak lagi dan menolak

tanggungjawab di Hari Pembalasan. 26

Kebebasan itu bersifat individual bukan kolektif. Sehingga seseorang

berhak melakukan apapun baik itu benar atau salah sampai akhirnya seseorang itu

bisa mempertanggugjawabkan perbuatannya. Bahkan Rosulullah pun dilarang

oleh Allah swt dalam memaksakan keyakinan seseorang, dalam firmannya:

jika Allah menginginkan mereka semua yang ada dimuka bumi ini beriman!

Akankah kamu memaksa manusia dari keinginannya untuk beriman?27

Lanjut lagi dalam firman Tuhan bahwasanya Allah tak pernah

memaksakan kepercayaan seseorang.

Tidak ada paksaan dalam agama. Kebenaran berbeda dari kesalahan, siapa pun

yang menolak kejahatan dan beriman kepada Allah telah memperoleh

kepercayaan yang dipegangnya yang tak akan pernah hancur. Dan Tuhan Maha

Mendengar dan Maha Mengetahui segala sesuatu.28

Karena Tuhan tidak pernah memaksakan keyakinan seseorang maka Tuhan

membebaskan manusia dalam memilih keyakinan atau agamanya. Perlu diketahui bahwa

manusia itu mempunyai sifat murni dengan demikian secara fitrah manusia akan mencari

jalan kembali kepada Tuhannya, dalam beribadah kepada Tuhanlah manusia menemukan

kebahagiaan dan kehormatannya, seperti perasaan bahagia karena berhasil kembali

menemukan kebenaran yakni kembali kepada Tuhannya.29

26

Nurcholish Madjid, Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 21. 27

Qur’an surat Yunus/10:99 28

Qur’an Al-Baqaroh/2:48. 29

Nurcholish Madjid, Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 27.

Page 62: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

53

Prinsip kebebasan beragama itu adalah menjaga semua peribadatan keagamaan,

Yahudi atau Kristen juga Muslim dan semua yang dibangun untuk kegunaan

agama.Karena nilai tertinggi kehidupan manusia diingat dalam peribatannya.30

Pada hari pembalasan, manusia akan disidang oleh Allah untuk

mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang dilakukanny didunia. Semua orang

akan sibuk dengan urusannya masing-masing karena dosa seseorang tidak akan

ditanggung yang lainnya.

Karena itu kehidupan yang utuh, integral dan memenuhi fungsi

kekalifahan kemanusiaan universal di bumi, berpangkal dari kebebasan nurani.

Yaitu kebebasan dari setiap bentuk pemaksaan, sekalipun pemaksaan yang

dilakukan atas nama kebenaran yang jelas benar dan baik. 31

seorang manusia

harus dibiarkan dengan bebas bereksprimen dengan kebebasan untuk menerima

atau menolak sesuatu baik dan buruk, benar dan salah dengan kesediaan

menanggung resikonya sendiri, juga baik dan buruk, bahagia dan sengsara. Sebab

yang benar telah jelas berbeda dari yang salah, yang sejati telah jelas berlainan

dari yang palsu. Manusia dalam suasana kebebasan dan kejujuran hati nuraninya

akan mampu membedakan, menangkap dan mengikuti mana yang benar dari yang

salah, sejati dari yang palsu.32

Kebebasan sebagai prinsip dari dasar terciptanya pengawasan dan

pengimbangan masih harus dilanjutkan dan dilengkapi dengan jiwa, semangat dan

kemampuan menahan diri dan tabah hati untuk menerima kenyataan-kenyataan

30

Nurcholish Madjid, Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal, h. 28. 31

Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius.(Jakarta: Paramadina, 1997), h. 72. 32

Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius, h. 73.

Page 63: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

54

yang mungkin bertentangan dengan kepentingan diri sendiri, yaitu kenyataan-

kenyataan yang akan membawa kebaikan bersama. Yaitu dengan cara menepis

kepentingan diri sendiri dan mendahulukan kepentingan orang banyak. Karena

memang keterbukaan dan kebebasan yang sejati selalu memerlukan sikap-sikap

bertanggungjawab.33

Kemakmuran, ilmu pengetahuan, dan kebebasan akan lebih jauh

mengukuhkan dampak-dampak langsung organisasi yang terteknikalisasikan

dalam membuat tingkat kemampuan masyarakat yang tinggi dan yang terus-

menerus bertambah, seperti kemampuan untuk menghasilkan barang-barang,

untuk menemukan fakta-fakta, dan untuk mengorganisasi kehidupan manusia ke

arah Tujuan apa pun yang menampakkan diri. Termasuk Tujuan itu adalah

pengembangan agama dan pelaksanaannya dalam kehidupan.34

Kebebasan juga mempunyai sifat yang positif, sifat positif kebebasan yang

di ungkapkan Nurcholish Madjid yaitu “ Dalammasyarakat bebas, tidak akan

terjadi bahaya kelaparan”, begitu bunyi sebuah ungkapan optimis tentang efek

positif kebebasan. Ungkapan itu benar, paling tidak pada dua tingkatan

pengertian. Tingkatan pertama ialah, bahwa dengan kebebasan maka akan tumbuh

mekanisme pengawasan sosial terhadap setiap segi kehidupan dalam Negara.

Pengertian tingkat kedua, bahwa suasana bebas adalah pendukung utama bagi

33

Nurcholis Madjid, Masyarakat Religius, h. 78. 34

Budhy Munawar –Rachman, Elza Peldi Taher. @fileCaknur: Banyak Jalan Munuju

Tuhan. h. 93.

Page 64: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

55

terciptanya iklim kreativitas dan produktivitas warga masyarakat di segala bidang

kegiatan.35

B. Keluarga dan Lingkungan Sosial yang Berpengaruh terhadap

Pemikiran Humanisme Nurcholish Madjid.

1. Keluarga.

Keluarga merupakan suatu pendidikan pertama dan utama, yang

eksistensinya sangat menentukan akan masa depan suatu kehidupan

keluarga.36

Ayah Nurcholis merupakan kiai dan aktivis politik terpandang di

Mojoanyar dan memiliki lembaga pendidikan tingkat dasar, yaitu Madrasah al-

Wathaniyah (sekolah patriot). Setelah lulus dari sekolah dasar beliau melanjutkan

pendidikn pada tingkat menengah (SMP) dipesantren Darul Ulum, Rejoso,

Jombang pada tahun 1954. Dan ia hanya mampu bertahan kurang lebih dua tahun.

Karena ada salah seorang kiai tidak menghargai dan selalu menyindir-

dirinya.Akhirnya Nurcholish dipimdahkan ke Pesantren Gontor yang sangat

modern oleh ayahnya. Kemoderanan Gontor itu terletak pada berbagai kegiatan,

system, orientasi, metodologi pendidikan dan pengajarannya serta materi

pelajarannya. Dari sinilah akar epistemologi yang tertanam dalam kesadaran

Nurcholish sebagai alumnus Pesantren Gontor.37

35

Budhy Munawar –Rachman, Elza Peldi Taher. @fileCaknur: Banyak Jalan Munuju

Tuhan. h. 132. 36

Syafiah Sukaimi, “Peran Orang tua dalam pembentukan kepribadian anak:

perkembangan psikologi perkembangan islam, marwah. Vol. Iii ( 1 juni 2013), h. 1-2. 37

Mohammad Monib Islah Bahrawi, Islam dan Hak-Hak Asasi Manusia Dalam

Pandangan Nurcholish Madjid. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011), h. 26-28.

Page 65: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

56

2. Al-Quran

Secara teologis humanisme harus dipahami sebagai konsep dasar

kemanusiaan yang tidak berdiri sendiri.Ia mempunyai makna atau penjabaran

“memanusiakan manusia”. Di dalam Al-quran manusia dipandang sebagai

“wakil” atau “khalifah” Allah di bumi.Dengan diberikannya pengetahuan

intelektual dan spiritual untuk menjalankan fungsi kekhalifahannya.38

1. Melakukan Musyawarah.

Manusia didalam al-Qur’an diciptakan Allah untuk menjadi khalifah diatas

bumi, dan manusia tidak dibedakan menurut latarbelakang kesukuan maupun jenis

kelamin, semuanya setara dihadapan Allah dan manusia memiliki kemampuan

dan pengetahuan untuk memilih dalam kebebasan berpikir dan bertindak.Selain

itu manusia juga diminta untuk melakukan musyawarah dan berlaku adil serta

tidak boleh sombong.

Dalam ajaran Islam, Musyawarah adalah salah satu asas kemasyrakatan

yang sedemikian pentingnya menurut Cak Nur. Dikatakan demikian, dikarenakan

sampai ada satu surah dalam Alquran yang diberi nama Syûrâ(QS. No. 42), yang

erat sekali kaitanya dengan musyawarah. Biasanya, masih menurut Cak Nur,

dalam system Alquran, hal yang menonjol atau meninggalkan kesan yang

mendalam suatu surah, itulah yang digunakan asar untuk member nama surah

yang bersangkutan.39

Jadi, Bagi Cak Nur, prinsip Musyawarah adalah salah satu

38

Nurcholish Madjid, Islam dan Humanisme: Aktualisasi Humanisme Islam di Tengah

Krisis Humanisme Universal. Ix-x. 39

Nurcholis Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, h. 252

Page 66: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

57

isu sentral yang dibicarakan dalan Alquran. Karena ia merupakan isu sentral,

maka dengan sendirinya prinsip musyawarah merupakan elemen terpenting yang

asasi dan harus diwujudkan dalam konteks kehidupan bermasyarakat.

Asumsi yang mendasari bahwa prinsip musyawarah sebagai elemen yang

asasi dalam kemasyarakatan tersebut bukanlah tanpa dasar.Salah satu alasanya

adalah berangkat dari sebuah premis teologis yang menyatakan bahwa manusia

sejak dalam kehidupannya dalam alam ruhani, berjanji untuk mengakui

Tuhan.Yang Maha Esa sebagai pusat orientasi hidupnya.Karena manusia sendiri

dari awal telah mengakui Tuhan Yang Maha Esa, hasilnya adalah kelahiran

manusia dalam kesucian asal (fitrah).Oleh karena kesucian asalnya, maka manusia

adalah makhluk yang hanîf, yakni, selalu merindukan dan secara alami memihk

kepada yang benar dan baik. Oleh karena itu fithrî dan hanîf, maka dengan

sendirinya dia mempunyai potensi untuk benar dan baik sebagai potensi original

manusia tersebut yang dibawa sejak lahir40

Kata musyawarah itusendiri yang berasal dari bahasa Arab Musyâwarah,

yang secara etimologis mengandung arti “saling member isyarat,” yakni saling

member isyarat tentang apa yan benar dan baik; jadi bersifat timbale balik. Dasar

watak manusia yang fitrî dan hanîf tersebut, dengan selalu berpotensi untuk benar

dan baik itulah, menjadi dasar hak seseorang untuk didengar

pendapatnya.Kemudian hak itu terefleksikan dalam adanya kewajiban dan spirit

dasar dari musyawarah.

40

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, h. 192-193.

Page 67: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

58

Cak Nur menjelaskan, meskipun manusia itu fitrî dan hanîf, namun dia

juga bersifat lemah dan terbatas.Ini, kata Cak Nur tidak mungkin pasti dan

selamanya baik dan benar.Manusia hanya potensi baik dan benar.Maka agar

potensi baik dan benar itu menjadi aktual, seorang manusia tidak boleh hanya

mengandalkan kemampuan dirinya sendiri. Dia harus menyertai orang lain dalam

mencari kebenaran dan itulah yang disebut dengan musyawarah.41

Musyawarah antara sesama warga masyarakat merupakan hakikat kaum

beriman. Hal ini di uraikan Cak Nur sesuai dengan apa yang digambarkan dalam

Alquran.42

Maka apapun yang diberikan kepadamu, hanyalah guna kesenangan

hidup di dunia ini, Tapi yang ada pada Allah, lebih baik dan lebih lestari

bagi mereka yng bertawakal kepada Tuhan mereka, dan bagi mereka yang

menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, dan jika mereka marah

tetap member maaf, dan bagi mereka yang menyahut (menerima dengan

baik) seruan Tuhan mereka, lagi pula menegakkan shalat, dan urusan

sesame mereka adalah musyawarah sesame mereka dan mereka

mendermakan sebagian rizki yang Kami anugrahkan kepada mereka, dan

bagi mereka yang ditimpa kezhaliman, mereka membela diri (QS. 42:36).

Karena manusia adalah makhluk sosial, maka berdasarkan ayat tersebut,

Cak Nur juga ingin menandaskan bahwa bermusyawarah, sikap terbuka, lapang

dada, penuh pengertian dan kesedian untuk senantiasa memberi maaf secara wajar

dan pada tempatnya, merupakan elemen dasar yang harus dimiliki oleh setiap

individu dalam bermusyawarah. Tanpa sikap-sikap terpuji tersebut, maka yang

lahir adalah egoisme, otoriterianisme, tiranisme, dan lain-lain yang serba berpusat

kepada kepentingan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan orang lain.

41

Nurcholis Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan. h. 253. 42

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, h.198.

Page 68: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

59

2. Menegakkan Keadilan.

Dalam Alquran surat Al-maidah ayat 7. Manusia diminta untuk

menegakkan keadilan, yang berbunyi, “ Dan langit pun ditinggikan oleh-Nya, dan

ditetapkan-Nya (hukum) keseimbangan (al-mîzân). Maka hendaknya kamu (umat

manusia) janganlah melanggar (hukum) keseimbangan itu, serta tegakkanlah

timbangan dengan jujur, dan janganlah merugikan (hukum) keseimbangan.”43

Jadi, berdasarakan pernyataan Alquran tersebut, menurut Madjid, segala

tindakan yang melanggar prinsip keadilan tersebut adalah sama saja melawan

hukum kosmos.44

Ini berarti keberatan terhadap tindakan ketidakadilan itu, tidak

hanya datang dari orang yang dirugikan saja, tapi juga seluruh alam raya ini.

Penciptaan manusia dalam agama yaitu manusia dilahirkan dalam keadaan

suci yang disebut fitrah.Karena fitrah-nya itu manusia memiliki sifat dasar

kesucian, yang kemudian harus dinyatakan dalam sikap-sikap yang suci dan baik

kepada sesamanya.Seperti, keadilan, keterbukan, toleransi dan lain

sebagainya.Jadi, menegakkan keadilan merupakan dorongan dasar naluriah

manusia sebagai makhluk Tuhan yang bersifat fitrah.

Menurut Madjid, kesucian manusia itu sendiri merupakan kelanjutan dari

perjanjian primordial manusia dengan Tuhanya. Yaitu suatu ikatan perjanjian

antara manusia dan Tuhan sebelum ia dilahirkan ke muka bumi ini. Perjanjian

tersebut ialah persaksian bahwa Dialah satu-satu-Nya Pelindung dan Pemelihara

baginya. Maka, masih menurut Madjid manusia dan jin pun tidaklah diciptakan

43

QS. Al-Maidah, 07 44

Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan., h. 40-41.

Page 69: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

60

Allah kecuali hanya tunduk dan menyembah kepada-Nya, yakni menganut paham

Ketuhanan Yang Maha Esa atau tauhid.45

Tentunya salah satu konsekuensi kebertauhidan manusia tersebut adalah

menegakkan keadilan sosial.Karena menegakkan keadilan merupakan hakikat

dasar kemanusiaan itu sendiri. Mereka yang melakukan tindakan dzalim dan

berlaku sewenang-wenang terhadap orang lain, maka dengan sendirinya telah

mencederai hakikat kemanusiaanya itu sendiri.

Kemestian menegakkan keadilan merupakan bagian dari Sunatullah.Dalam

pandangan Madjid. Sebagai Sunatullah, kemestian menegakkan keadilan adalah

kemestian yang merupakan hukum objektif, tidak tergantung kepada kamauan

pribadi siapa pun juga dan tidak akan berubah. Karena hakikatnya yang objektif

dan tidak berubah itu, siapa pun yang menegakkan keadilan pasti akan melahirkan

malapetaka.46

Oleh sebab itu, banyak dictum Alquran yang menegakkan keadilan

harus dilakukan kepada siapa pun tanpa paandang bulu.Bahkan, upaya semacam

itu disebutkan dalam Alquran sebagai perbuatan yang paling mendekati taqwa

kepada Allah swt.

Maka jelaslah, bagi seseorang ataupun masyarakat yang membiarkan

segala bentuk pratek kedzaliman dan anti-keadilan sosial berlangsung, mereka

akan dihancurkan oleh Tuhan. demikian pula kewajiban memperhatikan kaum

tertindas maupun terlantar. Pengabaian terhadapnya, akan berakibat pada

kehancuran masyarakat itu sendiri.

45

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan. h. 179. 46

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan. h. 184.

Page 70: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

61

Madjid lebih jauh lagi menandaskan, mereka yang melakukan kedzaliman

dan menindas kepada mereka yang lemah. Niscaya mereka akan menjadi musuh

Nabi SAW. Kelak dihari kiamat. Nabi dalam pidatonya sebelum wafat, beliau

bersabda:

Wahai sekalian manusia! Ingatlah Allah! Ingatlah Allah, dalam agamamu

dan amanatmu sekalian. Ingatlah Allah! Ingatlah Allah, berkenaan

dengan orang-orang yang kamu kuasai dengan tangan kananmu! Berilah

mereka makan seperti yang kamu makan, dan berilah mereka pakaian

seperti yang kamu pakai! Dan janganlah bebani mereka dengan beban

yang mereka tidak sanggup menanggungnya. Sebab sesungguhnya mereka

adalah daging, darah dan makhluk seperti halnya kamu sekalian sendiri.

Awas, barang siapa bertindak dzalim kepada mereka, maka akulah

musuhnya di hari kiamat, dan Allah adalah Hakimnya.47

Singkatnya, menegakkan keadilan dalam konteks kehidupan sosial

khususnya, dan berbagai tindakan lainnya, baik lahir maupun batin pada

umumnya dalah sebuah keharusan dan keniscayaan yang tidak dapat di tawar-

tawar lagi.

Pokok pangkal kebenaran universal tersebut yang dengan sendirinya juga

kebenaran tunggal adalah paham Ketuhanan Yang Maha Esa atau

Tauhid.Konsekuensi terpenting dari kemurnian tauhid ini, demikian Madjid

berujar, ialah pemutusan sikap pasrah sepenuhnya hanya kepada Allah; Tuhan

yang Maha Esa, tanpa kemungkinan member peluang kepada sesuatu apapun

selain diri-Nya.Inilah al-Islâm, yang menjadi intisari semua agama yang benar,

demikian dengan tegas Madjid berucap.48

Dalam pada itu, bagi Madjid dengan

47

Nurcholish Madjid, Islam Agama Kemanusiaan, h. 185. 48

Nurcholish madjid, Islam Doktrin Peradaban, h. 181.

Page 71: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

62

mengutip pandangan Ibn Taymiyyah49

hal itu juga menunjukkan bahwa al-Islam

dalam maknanya yang generik juga adalah inti dan saripati semua agama para

nabi dan rasul.al-Islâm adalah spirit dasar dari kebertauhidan seorang Muslim

yang dalam konteks formal keagamaan diwujudkan dengan tidak menyembah

kepada siapapun selain diri-Nya, Dzat Yang Maha Esa. Jadi, bagi mereka

sekalipun secara formal adalah seorang muslim, tapi jika dalam kehidupan praksis

kesehariannya bertentangan dengan semangat tauhid atau al-Islâm itu sendiri,

maka ia bukanlah Muslim sejati dengan sendirinya tertolak.

Berdasarkan argumentasi-argumentasi diatas tersebut, maka menurut

Madjid, Alquran mengajarkan paham kemajemukan keagamaan dalam artian

bahwa semua agama diberi kebebasan untuk hidup, dengan resiko yang akan

ditanggung oleh pengikut agama itu masing=masing, baik secara pribadi maupun

kelompok. Bagi Madjid, semua agama pada prinsipnya mempunyai dasar yang

sama, yaitu keharusan manusia berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,

sehingga semuanya akan bermuara kepada satu ‘titik pertemuan, yang dalam

istilah Madjid disebut “kalimahsawa” 50

pandangan Madjid ini didasarkan dari

Firman Tuhan: “ katakanlah,” Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu

kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu kita

tidak menyembah kecuali Allah dan kita tidak mempersekutukan Dia dengan

49

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 182. 50

Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, h. 184.

Page 72: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

63

sesuatu apapun dan sebagian kita tidak menjadikan sebagian Tuhan selain Allah.

51

Ayat yang selanjutanya, mengutip firman Allah, yang berbunyi, “tidak

boleh ada paksaan dalam agama. Sungguh telah nyata(berbeda) kebenaran dari

kesesatan. Barang siapa menolak tirani dan percaya kepada Allah, maka sungguh

dia telah berpegang dengan tali yang kukuhyang tidak akan lepas. Allah Maha

Mendengar dan Maha Mengetahui.”52

Madjid menegaskan bahwa pemaksaan

agama terhadap orang lain kepada agama tertentu merupakan tindakan yang

sangat dilarang dan bertentangan dengan ajaran dasar Islam itu sendiri. Bagi

Madjid, berdasarkan ayat tersebut, manusia harus diberikan kebebasan untuk

memilih suatu agama. Hal ini dikarenkan manusia sudah dianggap dewasa,

sehingga dapat menentukan jalannya sendiri yang benar dan tidak perlu dipaka-

paksa.53

Dengan kata lain, manusia saat ini adalah mereka yang telah tercerahkan

serta mempunyai kemampuan dan tanggung jawab sendiri berdasarkan

rasionalitas dan pengetahuannya.

C. Kritik atas Pemikiran Nurcholish Madjid.

Secara epitemologis, Nampak sekali konsistensi bangunan pemikiran

Nurcholish Majid tersebut.Konsistensinya itu dapat telihat dari hampir semua

gagasan-gagasan pokok yang dikeluarkannya tersebut tidak lepas dari bingkai

ketauhidan.Madjid demikian sapaannya selalu menjadikan tauhid sebagai premis

dasar umum bangunan pemikirannya.Kebebasan dan kemerdekaan manusia,

51

QS. Imran : 64. 52

QS. Al-Baqarah : 256. 53

Nurcholish Madjid, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, h. 218.

Page 73: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

64

keadilan, egaliterianisme, inkluvivme, pliralisme, toleransi dan keterbukaan

adalah sederet ide-ide pokok humanism Madjid, yang merupakan hasil deduksi

dari defvinisi tauhid yang dirumuskannya sendiri.

Gagasan-gagasan Madjid yang sarat dengan nilai-nilai humanis tersebut,

tentunya cukup khas.Karena ide-ide yang disuguhkan oleh Madjid itu masih

jarang sekali jika dikatakan tidak ada terpikirkan ataupun terumuskan secara

sistematis oleh inteletual-intelektual Muslim-Indonesia selama ini.Selain itu

gagasan-gagasan yang dihadirkan oleh Madjid selalu berangkat dan tidak lepas

dari nilai-nilai ketauhidan yang diyakininya sebagai landasan sekaligus orientasi

kehidupan di dunia ini.Artinya, Madjid mampu mengusung gagasan-gagasan yang

bersifat humanistik tersebut, tanpa harus terjerambab ke dalam paham humanism

sekuler yang mengebiri nilai-nilai keagamaan dan menganggapnya sebagai

sumber belenggu kebebasan dan kemerdekaan manusia sebagaimana yang terjadi

di dunia Barat.

Namun demikian, konsep pemikiran Madjid tidak lepas dari kritik dan

adanya kelemahan.Tidak ada penjelasan metodologis yang utuh dan komprehensif

dan secara akademis pandangan Madjid sepenuhnya belum bisa

dipertanggungjawabkan. Seperti dalam karya-karyanya, termasuk magnumopus-

nya, Islam Doktrin dan Peradabansecara sistematis, terpdu maupun integral

tentang apa dan bagaimana metodologi yang digunakan olehnya dalam

membangun ide-ide dasarnya. Dalam menguraikan gagasannya, Madjid terkesan

hanya mengutip sana-sini pendapat orang lain, seperti Ibn Taimiyyah, Robert N.

bellah, Yusuf Ali ataupun Muhammad Assad, yang kemudian disistematiskan dan

Page 74: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

65

diambil benang merahnya untuk menopong gagasan yang diusungnya.

Singkatnya, tidak ada basis metodologis yang utuh, padu dan jelas, yang tentunya

secara akademis hal itu lebih bisa dipertanggung jawabkan.

Pada tataran prakasis, tidak semua ide-ide Madjid itu (seperti inklusivisme

dan pluralism agama) dengan mudah bisa diterima khalayak public Indonesia

begitu saja, mengingat masih banyaknya tingkat ekonomi maupun pendidikan

masyarakat kita yang relative rendah dan terbelakang.Hal itu disebabkan ide-ide

Madjid sendiri yang cenderung “elitis’ dan “abstrak,” sehingga tidak mudah

dicerna dan dikonsumsi kecuali oleh mereka yang notabene kalangan

berpendidikan menengah ke atas.Artinya, jika Madjid menginginkan ide-idenya

tersebut sebagai perjuangan kulturaisasi nilai-nilai keislaman dalam konteks

keindonesian, mampu tampil sebagai tawaran-tawaran cultural yang produktif,

konstruktif serta mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk umat

manusia, sepertinya sulit sekali terwujud. Kenyaaan ini bisa dilihat dengan betapa

banyaknya konflik sosial yang diselimuti tindak kekerasan, baik atas nama agama

ataupun komunal, hamper sebagian besar dilakukan oleh mereka yang secara

ekonomi maupun pendidikan relative rendah dan terbelakang.

Sungguhpun begitu, apa yang telah digagas dan diperjuangkan oleh

mendiang Nurcholish Madjid tersebut, sudah sepatutnya diapresiasi dan dihargai.

Tak dapat dipungkiri, Madjid, dengan seabrek gagasan pembaharuannya itu

sedikit banyak telah memberikan kontribusi cukup signifikan bagi kekayaan

khazanah wacana keislaman Indonesia kita hingga detik ini.

Page 75: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah diuraikan, maka jawaban dari rumusan

masalah dalam penelitian skripsi ini, dapat disimpulkan bahwa humanisme yang

dikonsepkan oleh Nurcholish Madjid sama dengan apa yang dikhendaki oleh

Islam yakni manusia memiliki kebebasan dalam bekerja, bertindak, berfikir,

bermasyarakat dan beragama. Dengan kebebasan manusia mampu meningkatkan

harkat dan martabatnya serta memperoleh keadilan sosial.

Manusia dalam kehidupan bermasyarakat bebas melakukan apapun apakah

itu perbuatan baik atau buruk, hanya saja dalam konsep humanism ini yang

dimaksudkan kebebasan adalah bebas dalam melakukan perbuatan baik sesuai

yang disyariatkan agama tanpa melanggar ketentuan yang telah dibuat oleh

Tuhan. Di hari pembalasan nanti manusia akan dihisab atas segala perbuatan-

perbuatan manusia selama hidup di dunia.

BagiMadjd, genealogi humanism merupakan paham berdasarkan takwa

kepada Allah swt yang sudah dijelaskan dalam Alquran. Karena secara fitrah

manusia merindukan kembali kepada Tuhannya, dengan cara beribadahlah

manusia menemukan kebahagiaan karena bertemu dengan Tuhan.

Page 76: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

70

B. Saran-Saran

Berdasarkan atas pemaparan mengenai bangunan pemikiran konsep

humnime mendiang Nurcholish Madjid yang sarat dengan nilia-nilai

kemanusiaan, maka penulis memberikan saran-saran berikut ini:

1. Perlu pengembangan pemikiran Madjid kepada cakupan yang lebih

luas dan juga lebih mudah untuk dipahami oleh khalayak publik Indonesia,

yang tidak hanya dinikmati kalangan pendidikan kelas menengah keatas.

2. Perlu dikembangankan kajian yang lebih intensif mengenai

bangunan pemikiran konsep humanisme Madjid. Dengan itu tindakkan-

tindakkan yang secara langsung maupun tak langsung merendahkan harkat

dan martabat kemanusiaan tidak lagi terjadi dibumi pertiwi ini. Berharap

masyarakat tidak lagi terjadi perendahan nilai-nilai kemanusiaan.

Wallahua’lam.

Page 77: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

71

DAFTAR PUSTAKA

ReferensiBuku;

Abidin, Zainal Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat,

cet.I Bandung: Rosda Karya, 2000.

Adib, Muhammad Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan

Logika Ilmu Pengetahuan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011.

A Mangun hardjana, ,Isme-isme Dalam Etika dari A sampai Z,

Yogyakarta: Kansius, 1997.

Askari,Jon Avery Hasan Menuju Humanisme Spiritual: Kontribusi

Perspektif Muslim Humanis. Surabaya: RisalahGusti

Baidhowi, Jogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.

Bagus, Loren Kamus Filsafat, Jakarta, Gramedia 2002, cet. III

Bertens, K. Panorama Filsafat Barat Jakarta, Gramedia Pustaka, 1987.

Berton Breg, Gagasan Islam Liberal di Indonesia, Jakarta: Paramadina,

2000, cet. 1

Boisard Marsel A., Humanisme dalam Islam, Jakarta: PT. Internasa, 1980.

Dalam diskusi Kajian Titik Temu Nurcholish Madjid Society pada kamis

16/10 di Omah Btari Sri.

Davies Toni, Humanism London: Routledge: 1997.

Enscyclopedia of Britanica 2003 Ultimate Reference Suite CD-

Rom,Inggris, 2003 dictionary 2,

Echols John M. dan Shadiliy Hasan Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta,

Gramedia, 2003 cet. Xxv.

Hardiwijono Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Yogyakarta, Kansius,

1989.

Hanafi, Hasan dkk, Islam dan Humanisme : Aktualisasi Humanisme Islam

di Tengah Krisis Humanisme Universal, Semarang: Pustaka

Pelajar, 2007.

Page 78: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

72

Iqbal, Muhammad The Reconstruction of Religious Thougt in Islam

Lahore: Asyraf Publication, 1971.

IslahBahrawi Mohammad Monib, Islam danHak-Hak Asasi Manusia

Dalam Pandangan Nurcholish Madjid. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, 2011.

Madjid, Nurcholish Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: paramadina,

2005.

______ ,Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina, 1997.

______, Islam Agama Kemanusiaan,Jakarta: Paramadina, 1995.

______, Pintu-Pintu Menuju Tuhan, Cet. V.Jakarta : Paramadina, 1999

Muzairi, Filsafat Umum, Yogyakarta: Sukses Offset, 2009

Nafis Muhammad Wahyuni dan Acmad Rifki, Kesaksian Intelektual:

Mengiringi Guru Bangsa, (Jakarta: Paramadina, 2005), cet. I., h.

X.

Partanto Pius A dan M. Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer,

Surabaya, Arkola, 1994

Scott Lash Posmoderinisme sebagai Humanisme? Wilayah Urban dan

TeoriSosial, dalam Bryan Turner, Teori-teori social

Modernitasdan Posmodernitas” terj. Imam Baehaqi dan Ahmad.

Sartre,Jean Paul Eksistensialisme dan Humanisme, terj.YudhiMurtanto

Yogyakarta: PustakaPelajar, 2002.

Salim PeterdanYennLoena C. Gabel, The Encyclopedia of Americana.

U.S.A.: Grolier Incoporated, 1998, jilid. 14

Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi Pertama.

Jakarta: Modern English Press, 1991

Saridjo, Marwan CakNur. Diantara Sarung dan Dasi & Musdah tetap

Berjilbab, (Jakarta: Yayasan Ngali Aksara, 2005, cet. I.

Syafiah Sukaimi, “Peran Orang tua dalam pembentukan kepribadian

anak: perkembangan psikologi perkembangan islam, marwah.

Vol. Iii .1 juni 2013

Page 79: GENEALOGI HUMANISME NURCHOLISH MADJIDrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40648/1/AAN... · Seharusnya semangat keberagamaan itu harus disertai dengan ... ajaran-ajaran

73

Sutisna, “Pluralisme dalam Pemikiran Nurcholish Madjid”, Jakarta:

Perpustakaan Utama UIN, 2004.

Syari’ati Ali, Humanisme:antara Islam dan Mazhab Barat, terj. Afif

Muhamad, cet.2, (Bandung: Pustaka Hidayah,1996.

The Encyclopedia of Philosophy.(ed) Paul Endwards London: Macmillan

Publishing & The Free Press, 1967, Vol. 3 & 4, p.71.

Wiwiek, Liz W, jilid. 6. Jakarta: PT. Ciptaa diPusaka, 1989.

Q.S. al-Hujurat: 10-13.

Referensi Website;

http://id.wikipedia.org/wiki:/NurcholishMadjid

http://www.tokohIndonesia.com/ensiklopedia/n/Nurcholish-

Madjid/indexs.shtml.

.