GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR...

94
GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al-Munawwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta) oleh: Marhumah NIM: 04.3.448 DISERTASI Diajuialn Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Doktor Dalam Ilmu Agama Islam YOGYAKARTA 2008 1·,·! I C<XX>O:LW. . . _ . / 31 - --,

Transcript of GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR...

Page 1: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN

(Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender

di Pesantren Al-Munawwir dan Pesantren Ali Maksum

Krapyak Yogyakarta)

oleh: Marhumah

NIM: 04.3.448

DISERTASI

Diajuialn Kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Doktor

Dalam Ilmu Agama Islam

YOGYAKARTA 2008

1·,·! I C<XX>O:LW. . . ~:L _ . 1~ / ag·~

31 - ~ 2-o~~:: --,

Page 2: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama NIM Jenjang

: Dra. Marhumah, M.Pd : 04.3.448 : Doktor

Menyatakan, disertasi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbemya.

Yogyakarta, 1 Agustus 2008 Saya yang menyatakan

ii

Page 3: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

Promotor

Pro motor

DEPARTEMEN ACiAMA

l!Nl\'ERSITAS ISl.Al\1 NEGERI Sl'NA~ KAl.l.IAGA

Pl~OGl~AM PASCASAl~.IANA

Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A.

Dr. Partini, SU.

C:\Da1;1\S3\1101a dim1s'.Thk.rtf

( ~~ )

( C$-- ) ~

Page 4: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

NOTADINAS

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Kepada Yth, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan <il.engan hormat, setelah melaku.kan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi berjudul:

GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren

Al-Munawwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)

yang ditulis oleh:

Nam a NIM Program

: Dra. Marhumah, M.Pd : 04.3.448/83 : Doktor

Sebagaimana ~ang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 26 Nopember 2007, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diaju.kan ke P~ogram Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta untuk diujikan dalam Ujian !Terbuka Promosi Doktor (83) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam i Ilmu Agama Islam.

Wassalamu 'a~aikum wr. wb.

Vl

September 2008

Pr f. Dr. H.M. Amin Abdullah NIP.: 150216071

Page 5: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

T

NOTADINAS

Assalamu 'alailct/m wr. wb.

K.epada Ytht Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan dengan hormat; setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi !berjudul:

GENDIER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentang l»eran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al

Muna'Wwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Y ogyakarta)

yang ditulis oleh:

Nam a NIM Program

: Dra. Marhumah; M.Pd : 04.3.448/83 : Doktor

Sebagaimana y$1g disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal Z6 Nopember 2007~ saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program P~ana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan da1am Ujian Terbuka Promo$i Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam.

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 2 ~··zvb"' ,2008

Promotor/ Anggota Penilai;

Prof. Dr. t~in Nasution, M.A

Page 6: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

NOTADINAS

Assalamu'alaikum wr.wb.

Kepada Yth, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi berjudul:

GEND)ER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al

Munawwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)

yang ditulis ole~:

Nam a NIM Program

: Dra. Marhumah, M.Pd : 04.3.448/83 : Dok.tor

Sebagaimana y~g disarankan dalam Ujian Pendahuluan {Tertutup) pada tanggal 26 Nopember 2001, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pasc$U".iana UIN Sunan Katijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Promosi Dok.tor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Dok.tor dalam Ilmu

Agama Islam.

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

Yogyakarta, J kjo ~008 Promotor/ Anggota Penilai,

Dr. Partini, S.U.

Page 7: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

NOTADINAS

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Kepada Yth, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah diserta$i berjudul:

GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al

Mun~wwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)

yang ditulis oleh:

Nam a NIM Program

: Dra. Marhumah, M.Pd : 04.3.448/83 : Doktor

Sebagaimana yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 26 Nopember 2007, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pasqasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Proilll.osi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam.

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

Y ogyakarta, °'j Agustus, 2008

Anggota Penilai,

Prof. Dr. H. Muhadjir Darwin

Page 8: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

NOTADINAS

Assalamu 'alai'kum wr. wb.

Kepa.da Yth, Direktur Program Pascasarjana U1N Sunan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertaSi berjudul:

GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentan. Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al

Mun•wwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)

yang ditulis oleh:

Nam a. NIM Program1

: Ora. Marhumah, M.Pd : 04.3.448/83 : Doktor

Sebagaimana &ang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 26 Nopember 2~7, saya berpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program PascQ8arjana UIN Sunan Katijaga Yogyakarta untuk diujikan datam Ujian Terbuka Promosi Doktor (S3) dalam rangka memperoleh gelar Doktor dalam Ilmu Agama Islam.

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Yogyakarta, rf"' ~ ~ ~008 Anggota Penilai,

~J Dr. Hamim Ilyas, MA

Page 9: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

NOTADINAS

Assalamu 'alatkum wr. wb.

Kepada Yth; Direktur Program Pascasarjana UIN 8unan Kalijaga Yogyakarta

Disampaikan 1de11gan hormat, setelah melakukan koreksi dan penilaian terhadap naskah disertasi berjudul:

GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tenta~g Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al

Mun~wwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Y ogyakarta)

yang ditulis dleh:

Nam a NIM Prograrti

: Dra. Marhumah, M.Pd : 04.3.448/83 : Dok.tor

Sebagaim~ yang disarankan dalam Ujian Pendahuluan (Tertutup) pada tanggal 26 Nopember 2007, saya bcrpendapat bahwa disertasi tersebut sudah dapat diajukan ke Program Pa$asarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam Ujian Terbuka Protnosi Dok.tor (83) dalam rangka memperoieh gelar Dok.tor dalam Ilmu Agama IslmJl.

Wassalamu'41/aikum wr.wb.

. ~/°' Y ogyakarta, I < / 2008

Anggota Penilai,

~

Dr. 8ekar Ayu Aryani, MA

Page 10: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

~I ~.L..m-. , ...

0i .,/') ~\ ~~lS\ '-:-'~l .) .T"") .,/' J.>. J_),\11 oh ~\:S"" Jl ..:;...>-.) ~I ~\

~y._r}I ~...UI ~t-.U >-L. jf Nyai i.::.i~I J Kiait~I ,:_;.-e JS' '-: i ~ ~..UI JJ...UI

~ Js- ~t ~\; ~ 0l5' lh J d~~ ~ (Pesantren i.::.i~_r;WI) ~ts::.... )'I

~ uPL,a::>:. ~I J i.::.iLo ..,WI C:}j.f i _);.....; ~I gender ~I ~ olJWI ~ ~_rd\

~ ,4~)'1 ,oh V"'L.i Js- .i.::.i~_r;WI ~ J:-:-b >-L. JJ r g·.; .a! ..::..i~I J t~I

c.\::.il ~ U.i ~.:..·~_?WI c) ~\ ~ olJWI ~ ~_rdl ~ Jl ~I lh

6-.p\.:.L.1 ..::..i~~ ~1 cJ ~ lj":J.s. .) .T"" J ~A ~..u1 ~1 ~ ;1Jw1 ~ ~ .f J

lj":J.s. .) .T""} ~ ~1 ;1JWl.i 6-.pl.;.:. ~ ~Y o.)~ ~ ~ ·~ JS' )J.)~ c) .f..S_;>-\11 "1..WI ~~\ Js- ~WI ~~I 1..S..1.>-l :.r-J. ~ ~ i.::.i~l.,a::>:-1 c)

(. \::.i)' ~ y ..::..i~_r;WI c) ..::..i~l.,a::>:. ')IJ C}j_rll '4$') ii~\ ~ ,..:....i }I ~

~J -~JJ~ - ~µ1 oh . ..::..i~_r;WI c) o~L. ~I olJWI c) ~ ~y

J:-:-b ~I o\JWl.i 6-.p\.;L.I ..::..iliJWI J i.::.il$' }-JI J i.::.il..t ~I '-'lS"' o~ o _;:1WI J ~I

. ..::..i~_r;Wl~>-~i

JJ.) JJ4 ~I lh 0~ ,o":J.s.i oJ§' .ill aJLJJ ~l;.,.l ~~ Jl ~ _rll j.>-i ,:_;.-e

lh J~ .~~_?WI c) ~\ ~ o\JW\ ~ ~_rd\ c) ..:..i~\ J t~I

JJ.) ~J ,i.;:.i~_r;WI c) ~\ ~ olJWI ~ ~_rd4 ~WI .r..~ Jl ~I

J 4 -.::..i~_r;WI c) ~\ ~ olJWI a_,ai Jy ~µ1 J.fa c) ..::..i~I J t~I

J_}, ~i ~I lh JJ4 W-- ,i.;:.i~_r;WI c) ~I J ~ J ~y._?1 ~I~

~I ~I olJWli 6-.p\.:.L.1 ..::,..~})~\ii) ft!WI ~ j j')I.;.:. ,:_;.-" ~IJ...UI .)\_,ii) 1.r•:u..dl

.~...u1 ~w.1 j:-:-1.) ~t; J ~ J ~ .r..# J L4 ~_rdl ~

,t;_?lj-y.. c) ''i~ ~II J.?W) ")pl" J.?W c) ~\ lh >-l_r-l f ~ c: ~ i.:;_,\J)~ ) 40:? f ~Lr. ..::,..WJ\.:.,. J ~l..y ..::,..IJ:>. 'j..,. Js- ~\ ~ J ,~...UI V"' )µll o.l.4 ~_,ii J o Jb )'I ~ J ~ J..UI J >-JI$" }I J i.::.i~I J t~I

j:-:-..UI il~l.i ..::..ili~\ ..:.J1.. f ·uP~i ol:)- r-"'°I) J ~}::.ll JS~ }I ~ c:?." { ~i

.~I} ~y )I ~W.1 y-~~~I

--~ ~,

Page 11: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

~. -·

~ t ~: t= s· ·~ ~ !~ .l = s ~· ~ ~ ~ t~ ~ .[. ~.: ~.. ~ ~· ~(;.( · ~. ~. .~·· f::: ·-. r b v. L s. ~ f E ~ b I.. t. [ ~· tr I.. r - <r- f I C.· £::- ~ ~1 }:. :_ \ :: ~ "i t' r-• Lr • ~ - t::. r ~ ~~

\t. ~ .f,:- • , • L 1..-r - .., ~! ,.... f ·L ~ 'v . - c.· - '·' .r - <>• ~. \ I.. 11 ,. L ~ ,c_. I... ('t· -• \

~t <t ··~· .v ·[" .~ 1" .c_. T. ~· E ~· t--. ~- ·~~·--:t· ··· - --t---+-'l\~ -~- t ~. ·k- c;; - .c_. ~ [ '~ ~ r. !..- ,. - r:, '. .r L - -• •· ~ . -·'- J.- -· J.-- • -• n - t I_,. - ,,- { 0 I ~ C.•

r-• } - <;.:f, 0 ... •· "i o• - ·f r. 'Ir.. 0 ,r I!- [ t \ ~ -• l- b ~ f 'l! . (_· ~· ~· . t:. " \... U\ ~· ' - . ~ ~ . ~

L.. : " 'l .r-· .r ·r r 1 .... - I_,. : (i• l :c f,. 1· I ~ 't_ - • L l . •_. \ ~ ,c_. . ~ V\• I.. l 'l 'ic,. ·~ .,.: 0 ~·· ~: :t.' £- c l 1 (. I { £ e I ~ ·r: ~ c;;-• f L }:_. -; L," c ·~ f ·r ~ s. I.. s. - . r ~ ~ Q 1 . ~. - t [ ~ - t- r f;: I..

. ~· 't.. Pt T. ~ 0 ~ T. ~i. ~· t e- n· ~ ~·· {: B 1· f ~ 1 ·~·· ~ I.. ~. C· .e-· ( .. - E ~ r. f t- E- J: ~ ·r.~ L -;i_ r ~ _ 1... .f,:- L. · ... .c_. :r }_ .r: 'ti l E - t_ ' -I!- .[... 0 I - ~ .~ ~ - I.. • <;.: c. . \.. f." ·- ~ 1... _:_ l- f· r-:- · C . 1... ( ·( ~ e: '(;.' ~ c.· ·( l- '( - (• [ ~· -. 1 - I.. '1:, 'it. L .§: C • ('t· o • C; - -~ "- i- . ~ f." - ~ ~ • ~ n• { 1 ,. f" I_,. V~ I ,. - - ~ • • [ l f - '._ f_ 't_ tr!~?_.~\-~~ t- f •C.· \::.~ f 1; · 1:-1, 1-- (.. f' ~ -~ ~ - _:_ ·~ " {o.1 ~ e-· - ~ -· v. • I... 'L - ~· ~ 0 ~ ~· f I • - ~ ,. I... .f' I...

·,V:: • t. IC.• \... • ·r 'f>[ ~ ~ ri J; ,. J; -• -• . I 4- [ • n· •C.· ~ ~ ~· i;; '[ ... C\ ~ I... - -, ·~ I!- - t ~ ~ - " \f

t (·· l ~ fl s . ~.. . = ~ ~ (• ~ ~ .c_.· ·l c; ~ ~ ~· : ~ ~ ( l. 't. {=: - ~ ~ L ,. [ 00 1... L ~ C· J.... (. £!... '( V\ l, C1 C.·

r-. - 1f. !:::- - ~ [ c:.. t •C.· .. '( ~·· ..,· ~ •l ~ - . ~ "~ -· - ........ 1... • 0 ,-.,, . • .c_.,... '- • 01 - i:i I ' ~ • I c. •C.• • '-- ---. ,.

~ f +. t f: -t ~· ~- ~ ·r. 1: ~ k t ; t 'i t ~ f.- ~ ~ ~ ~ 1 r .t 1... ~ F 't_ ~ - . 1- o ~· - ~ - 1... [ ·C.· - ~ r ~ f ~ -b ~ _:_ ~. ,c_. t ~ ~ ·r 0 ·~ ~· ~ [ q. - ~· ~ ~·~ t ~ 1 . ~~ ·~ •C.· ~·

• I li ~ \... \, I .~· f" .\I .\\ { 'l .l-\ \, • ~ I

·I. £ k fl· r 1 :: 'f ~. 't_ 'f \. f.° ·C •I. <y_- [ C t '0 • { ·f. . t. 1... ' ·~· ~:: ~ .c_. , t b '!::- ... c ~ ~ - ·r. ~ 1.· -~· ~ - ~· · ' .~ -~· I... c· r. ~ ~ lf 1

~ ~ - ,t' L f; f (-'I . •t:. ' ~ 1_, '( f. '( 1

l p 1, ~ f. ~ r - ~ • J.-• I... r '~ .r l ' " ~ - - ' '~ L ~ L ' • .~ l f { I...

I y. t- . ¥ L ~. 0 • • ~ I ~· . I }_ ~ E- ~ L s ~ ,. ~ ·- ~ ._ K ~: ~ t 1:: - ~ ~ b

Page 12: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

ABSTRACT

The writing of this dissertation is inspired by an academic anxiety that the roles played by Kyai l:"µld Nyai as the leaders in Pesantrens are imbalanced. In turn, this imbalance affectS the gender specialization process that involves distribution of knowledge and p~wer between Kyais and Nyais as the leaders in the Pesantrens. Due to the academic tinxiety, this research views the process of gender socialization in Pesantrens as a process of production and reproduction of gender discourse that considers the relaitionship of power among the roles. Particular gender domination in Pesantrens will be analyzed as the implementation of particular relation of power in which one of the ~gent groups is more dominant than the other. At the same time, the structure of power in Pesantrens is used as an explanation about discourse production of particular gender that is dominant in Pesantrens. In turn, this discourse functions as regulation and nqrmalization of any action, behavior and gender relation among the members of the pesantren community.

To establisl,l the above formulation, this research examines the roles of Kyai and Nyai in gender socialization in Pesantrens. The research aims to describe the agent of gender socializa~ion in Pesantrens, to understand the roles of Kyai and Nyai in forming gender discourse, and to analyze the process and practice of education and learning in Pesantrens. This research also analyzes the learning methods and materials where gender am.d ideology of norms are introduced, developed, practiced, and institutionalized in Pesantrens.

This research is conducted in Al Munawwir and Ali Maksum Pesantrens in Y ogyakarta that involves field observations, focus group discussions, and in-depth interviews with a number of Kyais, Nyais, badals (assistants), school teachers, managers and stiiffs of the Pesantrens. In addition, a number of historical documents and biographies· are collected. The data ·are then analyzed using interpretative approach to reveal symbolic and textual meanings.

This research finds that Kyais and Nyais play significant roles in forming strong gender discourse in Islam in the pesantren environment from which strong influence on the students' views of gender issues may emerge. Nevertheless, Kyais have great power and influence in both Pesantrens. They are in stronger position and have greater chances to interact with students as teachers. The other socialization agent of gender includes teachers and peers. Each agent plays different roles in socializing gender in their 'current position. Their roles are categorized into 3: maximalist, moderate and minimalist. Only few Kyais play significant roles and influence because of their position lits the authority holders and main teachers in the Pesantrens.

Both authority holders in the Pesantrens have established strong normative gender discourse within the Pesantrens environment. The aspects of normative discourse have .powerful force to drive the process of gender socialization in Pesantrens. Gen<ller teaching in this discourse is brought and supported by all senior Kyais and Nyais1 and most of young Kyais. The teaching is also included in teaching materials that refer to classical texts. These texts comprise themes, teachings, and working plans fuat neither reflect the principles of gender equality nor consider female and male aspiration needs equally. This study finds that the process of gender

Page 13: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

socialization in both Pesantrens is signified by the dominant strong model approach. This approach is characterized by several issues: the lecturing methods that are implemented a.S the main teaching method in the Pesantrens, repeated teaching materials by different teachers, the charisma and power of Kyais, Nyais, and teachers, and the enforc~ment aspects in the teaching materials in the Pesantrens. The dominance of traditional gender discourse represents the relationship of power within the body of the! Pesantrens that is dominated by the majority of Kyais, Nyais, and teachers, who make the gender discourse production possible. The condition will in turn support their power in the Pesantrens. This research recommends several crucial agenda to be ~en into consideration in the efforts to encourage the creation of more female-friendly and gender sensitive social and structural environment in the Pesantren milieu.

Page 14: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan f ()nem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilamban~an dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan h,turuf dan sebagian dilambangkan dengan tanda. Sebagian lainnya dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

D~ bawah ini adalah daftar huruf Arab itu dan transliterasinya berdasarl$tn Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidilaln dan Kebudayaan RI, tertanggal 22 Januari 1988.

ARAB LATIN ARAB LATIN l Tidak ~ 4

dilambangkan y b .b t ~ t .1:a ~ --~ s t '

~ J t G

L 4 u F

t kh J Q J d ~ K

J 4 J L

..) r f' M

.) z 0 N

LJ'I s _, w ,. sy H LJ'I 0

(.).Q $ 'i y

2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal

tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. a. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harkat,

transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama HurufLatin Nama /

fa th a a a --kasra 1 1 -,,,--

.> qamma u u

b. Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harkat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

XVI

Page 15: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

3.

Tanda dan huruf '-i· .....

. -

.J .....• ~

Contoh:

Maddah

Nama

fat.Pa danya

Fat\la au dan wau

Gabungan huruf al

~ -kataba Jyt. - haula

Nama

adan i

adanu

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harkat Nama Hurufdan Nama danhuruf tanda '-i Fat.Pa dan a a dan garis di atas

Alifatau ya

-Kasradan i i dan garis di atas ya

:Qamma -u dan garis di atas J u

dan wau Contoh:

J\! - qala Jffi - qila

4. Ta Marbuthah a. Ta marbu!ah yang hidup atau mendapat harkat fat.pa, kasrah dan damma,

transliterasinya adalah /t/. b. Ta marbu!ah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya

. adalah /hi. c. Kalau:pada kata yang terakhir dengan ta marbu!ah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbuthah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh: Jli,b \ti ~jj.) - rau<J.ah al-a!Ial

- rau<J.atul a!Ial

- al-Madinah-al-Munawwarah - al-Madinatul-Munawwarah

xvn

Page 16: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

5. Syaddah ~tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tasydid, dalam transliterasi ini tanda syaddah t~rsebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.

Contoh: \.li . .) Jy

6. Kata san<Jang

-rabbana - nazzala

Kaita sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu JI. Namun, dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamruiyah.

a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengat!l bunyinya, yaitu /1/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang Hmgsung mengikuti kata sandang itu.

b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengat!l aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya.

B$k diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan kata sempang.

Contoh: <>.JI o~I

7. Hamzah

- ar-rajulu - as-sayyidatu

Dmyatakan di depan bahwa hamzah ditrasliterasikan dengan apostrof. Namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bil~ hamzah itu di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan AI1ab berupa alif.

Contoh: J Js.I

8. PenulisaJjl. Kata

-mna - akala

Pada dasarnya setiap kata, baikfi 'ii, isim maupun harf, ditulis terpisah. Hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim di

xvm

Page 17: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

rangkaia..1; maka dalam trasliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga denglfm kata lain yang mengikutinya. Contoh: ,:J.»Jl_, JAlll_,9_,li - Fa aufu al-kaila wa al-mizana

- Fa auful-kaila wal ntlzana · u~ 11 1.......t.l 1 - Ibrahim al-Khalil ~F-Y.•

- Ibrahlmul-Khalll '

9. Huruf~pital M¢skipun dalam sistem tulisan Arab, huruf kapital tidak dikenal,

dalam traPsliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD.

Htµuf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat.

Bila nama itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kap~tal tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. ~I ~'i4 ol.J .lll_, - Via laqad ra'ahu bil ufuq al-mubini

- Wa laqad ra'ahu bilufuqil mubini

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan k$.ta lain sehingga ada huruf atau harkat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. Contoh:

~.;-o'JI .Ji - Lillahi al-amrujami'an

XIX

Page 18: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

KATA PENGANTAR

R4sa syukur selalu penulis panjatkan ke hadirat Allah yang t~lah

melimpahlqm kasih sayang-Nya, sehingga penulis mampu menyeles~ilcan

penulisM d~sertasi ini, suatu prestasi akademik tertinggi untuk ukuran 'Pergurnan

Tinggi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan disertasi ini penuh

chmgan liku-liku, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, baik

diawal perbiliahan, proses perkuliahan, proses penelitian di lapangan maupun

pada proses penulisan disertasi, suatu perjuangan yang luar biasa penulis h(ldapi,

karena pada proses ini, tidak jarang penulis telah merasa berdosa karena telah

mengabaikan anak yang penulis tunggu-tunggu selama sepuluh tahun untuk

memperoleh sang buah hati. Akan tetapi, semua ini penulis lakukan justru ingin

menunjukkan kepada mereka bahwa seorang perempuan untuk meraih jenjang

yang lebih tinggi dalam suatu karier harus berjuang dua kali lipat dibandingkan

dengan seorang laki-laki berjuang untuk hal yang sama.

Meskipun demikian, penulis sangat beruntung karena di akhir proses ini,

penulis mepdapatkan kesempatan untuk mengadakan uzlah (pengisoliran) ke

Kairo Mesir selama enam bulan, sebuah waktu yang tidak pendek untuk

meninggall~an keluarga dan meninggalkan rutinitas kegiatan di kampus. Pada

masa awal penulis berada di Kairo, terbersit dalam pikiran penulis bahwa rasanya

xx ".:: ...

Page 19: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

tidak munglcin untuk meneruskan keberadaan di sana, dan bersikeras untuk

kembali ke 1)anah air dan berkumpul kembali bersama keluarga. Akhimya dengan

kesabaran dari seorang pria pendamping hidup yang telah meyakinkan penulis

bahwa beli*u mampu untuk mendampingi anak-anak di tengah kekangenan

mereka padf ibunya, akhimya penulis membatalkan niat untuk patah semangat

dan kembalil berkonsentrasi pada pekerjaan menulis disertasi.

P~ulis juga beruntung karena telah dipertemukan dengan dua

pembimbing yang dengan lemah lembut serta penuh kesabaran membimbing

penulis, yakni Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, MA. (Promotor I) dan Dr. Partini,

SU. (Promotor II). Oleh karena itu, kepada Prof Dr. Khoiruddin Nasution, MA.

dan Dr Pamni, SU, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

amat tulus. · Karena dengan dukungan serta bimbingan dari kedua beliau ini,

penulis dal!>at maju selangkah demi selangkah. Prof. Khoiruddin selalu

mengingatk:lm penulis akan ketelitian serta konsistensi dalam penulisan disertasi

ini, bahkan 'beliau selalu memberikan semangat penulis untuk selalu teliti dan

menekuni penulisan disertasi ini. Begitu pula Dr. Partini, SU., penulis merasa

berhutang budi kepada beliau karena penulis diberikan motivasi yang luar biasa

untuk bisa lebih giat lagi dan bersemangat dalam menulis, bahkan beliau selalu

menanyakan tentang basil penulisan disertasi ini, untuk itu terima kasih sekali

ibu.

Pep.ulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.

Amin Abdullah, selaku rektor dan dosen kami yang telah banyak memberikan

insprirasi serta dukungan kepada kami. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula

XXI

Page 20: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

kepada Debm Fakultas Tarbiyah Drs. H. Rahrnad Suyud; M.Pd yang telah

rnernberikan dukungan yang luar biasa untuk selesainya disertasi ini, begitu pula

kepada Bapak Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag sebagai dekan baru yang rnernberikan

kesernpatan lkepada penulis untuk rnenyelesaikan disertasi ini secara baik. Begitu

pula kepadalstafFakultas Tarbiyah, saya rnengucapkan banyak terirna kasih.

Uqapan terirna kasih juga disarnpaikan kepada Bapak Direktur Pasca

Sarjana, Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain, yang telah rnernberikan kesernpatan

kepada penulis untuk rnengikuti program S3 ini serta rnernberikan pengarahan

yang sangat efektif bagairnana rnenyelesaikan kuliah dan rnelakukan penelitian

dalarn waktµ yang telah ditentukan oleh pihak pascasarjana. Ucapan terirna kasih

juga disain:paikan kepada asisten direktur serta para staf dan karyawan

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga yang sangat rnernbantu proses penyelesaian

adrninistrasi kuliah penulis di S3 ini.

Kepada pihak Pesantren Al-Munawwir, terima kasih yang tak terhingga

penulis sampaikan kepada KH. Zainal Abidin Munawwir beserta Ibu Nyai Ida

Zainal yang telah rnenerirna penulis rnengadakan penelitian di Pesantren, penulis

diterirna kapan saja penulis datang, bahkan ketika penulis datang sebelurn shalat

subuh karena akan ikut kegiatan shalat shubuh, terirna kasih sekali ibu Ida, begitu

pula karni mengikuti kegiatan KH. Zainal untuk rnengajar di Madrasah Salafiyah,

beliau selalu rnernberikan ternpat kepada penulis agar bisa duduk dan

rnendengarkan apa yang beliau sarnpaikan. Terirna kasih juga dihaturkan kepada

seluruh jaja.ran pirnpinan yang telah rnenerirna penulis dengan tulus, yang telah

rnernberikan kesernpatan kepada penulis untuk rnengadakan penelitian di

xx ii

Page 21: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

Pesantren At Munawwir dan begitu pula kepada pimpinan Pesantren Ali Maksum

KR. A. Tabik Ali, Nyai Ida Rufaidah, dan seluruh pemimpin Pesantren yang

dengan ikhl~ menerima penulis dan memberikan kesempatan kepada penulis I

untuk mengi~ti kegiatan-kegiatan pesantren.

Pepulis mendapatkan kesempatan untuk menulis disertasi ini di Kairo : I

Mesir selarna enam bulan mulai September 2006 sarnpai Maret 2007. Untuk itu

penulis me11gucapkan banyak terima kasih kepada Kuasa Usaha Ad Interim

(KUAI) Bapak Muzammil Basyuni yang dengan rarnah menerima kami baik

dalam kead~ formal sebagai kuasa usaha Duta Besar maupun ketika acara yang

tidak forrna~, beliau menyambut karni dengan penuh kehangatan, begitu pula

kepada ibu Dian Muzammil Basyuni.

Uc$,pan terima kasih kepada Bapak ATDIKBUD KBRI Mesir, Bapak

Slarnet Sholeh, sebagai pejabat pendidikan dan kebudayaan Indonesia di Mesir,

beliau banyak membantu terutarna dalarn rangka mempertemukan dan

mengantarkain kami ke dua universitas yang memiliki kerjasama dengan UIN,

yakni Universitas Zaqazik dan Universitas el-Menia. Begitu pula kepada Thu

Slamet Sholeh yang telah banyak menunjukkan penulis akan tempat-tempat dan

perpustakaan penting di Mesir.

Terima kasih puia disampaikan kepada Bapak Mukhlashon, Bapak

Salim sebagai lokal staf ATDIKBUD Mesir yang telah banyak berkorban untuk

merancang j~wal-jadwal karni selama di Mesir dan mengadakan kunjungan ke

berbagai ternpat/perpustakaan dan menguruskan karni untuk perpanjangan izin

tinggal.

XX.Ill

Page 22: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

Pehulis juga sangat berhutang budi kepada Prof.· DR. Zainab, dosen

Fakultas S~tra Universitas Zaqaziek, ahli gender dan HAM yang telah setia

berdiskusi engan penulis perihal konsep gender dalam Islam, dan di tengah-

tengah dis si yang hangat beliau sempat melontarkan kata-kata "anti

mutqgawwi ah" (i:lpakah kamu sud'lh menikah) sebuah pertanyaan yang memang

biastt dibedkan Of eh seseorang kepad'l aktivis p~rempuan yang sedang getol

memperjuangkan kesetaraan laki-laki dan perempuan, keP.ada beliau kami . ,.,

menemulqm asa baru dalam penulisan disertasi.

Terima kasih yang tak terhingga kepada Prof. Ibrahim Rifat ahli Tafsir

dan Hadis yang telah menyediakan perpustakaan pribadinya untuk kami datangi

dan kami mintai beberapa masukan terkait dengan kitab-kitab yang tersedia dan

menjadi sumber/ilham yang tidak sedikit bagi disertasi ini. Dedikasi serta

pengabdiatmya serta kesediaannya untuk membantu dan menyediakan seluruh

ruang rumahnya untuk arena perpustakaan menjadi renungan dan harapan

tersendiri bagi penulis untuk bisa mengikuti jejak pengabdian beliau. Untuk

semua bimbingan, arahan serta dukungan beliau, rasanya ucapan terima kasih

tidaklah cukup untuk membalasnya, hanya doa tulus semoga Allah akan

membalas semua hudi baiknya.

Dalam kesempatan ini, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan segala dukungan baik

langsung m4tupun tidak langsung selama penulis menjalani studi di SJ UIN Sunan

Kalijaga Y Qgyakarta.

xxiv

Page 23: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

Sedara khusus, penulis sampaikan terima kasih kepada teman-teman

PSW (Pusat 1Studi Wanita) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas diskusi-diskusi

yang hanga(t dan memberi dorongan yang sangat berarti untuk dapat

menyelesai~ tugas ini secara tepat waktu. i

Ter~ma kasih penulis sampaikan kepada The Ford Foundation Jakarta,

terima kasih ~epada Dr Rosalia Sciortino ketika beliau menjabat Program Officier

yang memb~rikan motivasi yang luar biasa kepada penulis untuk mengikuti

program doUtor sejak awal, begitu pula Dr. Meiwita Budhiharsana, Ph.D yang

telah memberikan dukungan moril dan materiil bagi penulis untuk segera

menyelesaikan disertasi ini.

Rasa bangga, hormat, dan syukur saya haturkan kepada kedua orang tua

Bapak KH. $yafi'i Al Ma'rufi (Alm) dan lbu Nyai Hj. Maimunah Sonhaji yang

telah mendidik serta membesarkan penulis. Beliau memberikan pelajaran yang

sangat berhatga bagi setiap kehidupan penulis. Nasihat serta pitutur beliau selalu

menjadikan i;trah bagi perjalanan hidup penulis.

Terlima kasih pula kepada buah hatiku Tasya Marisya Ayuningtyas dan

Anggun Mei~isya Asriningtyas yang selalu mengerti akan kesulitan ibunya dalam

menyelesai~ disertasi dan menggoda penulis dengan kata-kata yang khas "bu

ngetik sana toh bu, nanti dimarahi gurunya kalau menulisnya tidak selesai lo "

kata-kata itu pula yang memicu penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Begitu

pula kepada Ir. H. Teddy Syamsidi orang yang paling dekat baik secara fisik

maupun psikis, merupakan belahan jiwa yang selalu memberi semangat dan

xxv

Page 24: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

nasihat. walaupun terkadang juga sempat bosan menerima nasihatnya, karena

tanpa dorongan serta nasihatnya, rasanya sulit tulisan ini akan terwujud.

Af4himya, hanya kepada Allah segala puji dipanjatkan, dan semoga

tulisan ini at a manfaatnya. Amin.

I I

XXVI

Page 25: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

DAFTARISI

HALAMAN JUDUL .............................................................. . HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ... n PERN"YATAAN .REKTOR......................................................................... iii DEWAN PENGUJI..................................................................................... iv PENGESAHAN PROMOTOR................................................................... v NOTA DINAS ··•·················· ................................................ Vll

ABSTRAK ......... :........................................................................................ Xll

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................... ...................................... xvi KATA PENGANlrAR ................................................................................ xx DAFTAR ISI .............................................................................................. xxvu DAFTAR TABEL ...................................................................................... xxix

BABI: PENDA~ULUAN A. Latar! Belakang Masalah ... .. ......... ......... .. . ... .. .. . .... ... ... ...... .... 1 B. Permasalahan Penelitian .... ................ ..... ...... ..... .... ...... ...... .... 11 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 12 D. Kajian Pustaka .............................................................. 13 E. Keratjgka Teori .............. ....................................................... 16

1. Te(>ri Pera.n ........................................................................ 16 2. Te9ri Sosialisasi dan Agen Sosialisasi ............................... 18 3. Te(>ri Kekuasaan dan Diskursus Gender ................................. 25 4. Te(>ri Qaf'Yj dan ~annldalam Diskursus Gender.................... 28

F. Metode Penelitian ................................................................... 33 1< Lokasi Penelitian ................................................................. 33 2. Subyek Penelitian ................................................................ 35 3. M~del Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data............... 35 4. Ujl Keabsahan Data............................................................. 37 5. Teknik Analisa Data............................................................ 37

G. Sistel!natika Penulisan ................................................ 39

BAB II: SETING SOSIAL PESANTREN AL-MUNA WWIR DAN PESANTREN ALIMAKSUM A. Sejarah Singkat Pesantren 42

1. P~santren Al Munawwir .............................. ...................... 43 2. Pesantren Ali Maksum ...................................................... 49

B. Karakteristik Pesantren ......................................................... 54 C. Metqde Pengajaran di Pesantren .......................................... 58

1. Mbtode Ceramah .............................................................. 58 2. ~tode Tanya Jawab ....................................................... 63 3. Metode Diskusi ............................................................... 67 4. ~tode Resitasi .............................................................. 69

D. Struktur Sosial Sekolah di Pesantren .................................... 71 E. ldentitas Gender di Pesantren . ... ... ..... . ..... ................ ..... .... .... ..... 80

xxvii

Page 26: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

BAB III: AG~N SOSIALISASI GENDER DI PESANTREN A. Kiai ....................................................................................... .

1. Kiai senior ........................................................................ . 2J Kiai Muda ....................................................................... .

B. Ni)•ai ...................................................................................... . 11N . . i ya1 senior ............................................. : ......................... . 2] Nyai Muda ...................................................................... .

C. GUru .................................................................................... . D. T~man Sebaya ..................................................................... .

89 90 95

102 102 109 119 133

BAB IV: PELAKSANAAN SOSIALISASI GENDER DI PESANTREN

A. Peran dan Posisi Kiai/Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren . ... . ... .. .... .. . ...... ..... ... ... ... . .. ...... ...... ...... .... 148

B. Metode Sosialisasi Ajaran Gender di Pesantren ................... 158 1. Metode Penguatan Ajaran Gender Tradisional Secara

Tekstual ............................................................................. 159 2. Metode Sosialisasi Perubahan W acana Gender

'Secara Kontekstual.............................................................. 164 C. Media Kitab Klasik dalam Sosialisasi Gender .... ...... ...... ... . 171

BAB V: KETEGANGAN DALAM PROSES SOSIALISASI GENDER DIPESANTREN A. Dqminasi Normativitas Peran

Gender terhadap Kontekstualisasi Peran Gender .... ...... ...... .... 211 B. Dominasi Strong Model dalam Sosialisasi Gender

di Pesantren . ...... .. . ... ... . . . ... . ........ ...... ...... ....... ..... ............ ...... .. 219 C. Rtelasi Kekuasaan dalam Diskursus Gender di Pesantren........ 226

BAB VI: PENUTUP A. Kesimpulan .... ......................................................... 232 B. Saran/Rekomendasi................................................................... 239

DAFTAR PUSTAKA ... ......... ................................................... 243 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

hviii

Page 27: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Santri PP Al- Munawwir Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2005!-2006 ........................................................................... 46

Tabel2 Jumlah Sanµ-i PP Al-Munawwir Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2005i-2006 .......................................................................... 4 7

Tabel 3 Jumlah Santri PP Ali Maksum Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 200$-2006 ............................................................................ 51

Tabel 4 Jumlah Santri PP Ali Maksum Berdasarkan Jenjang Pendidikan Tahun 2005:-2006 ............................................................................. 52

Tabel 5 Perbanding$n Karakteristik Pesantren Al-Munawwir dan Ali Maksum ............ ................................................................... 57

Tabel 6 Perbandingl!ln Agen Sosialisasi Gender di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Pesantren Ali Maksum .................................................... 77

Tabel 7 Perbanding$n Agen Sosialisasi Gender di Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Pesantren Al-Munawwir................................................... 79

Tabel 8 Perbandingan Perilaku Pertemanan Santri dalam Kelas antara Laki-laki dan Perempuan ................................................................... 138

Tabel 9 Perbandingan Perilaku Pertemanan Santri Satu Kamar antara Laki-laki dan Perempuan .................................................. 143

Tabel 10 Posisi Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender................................. 150

Tabel 11 Posisi Maksimalis dalam Sosialisasi Gender di Pesantren. (Dalam Perbandingan)........................................................................ 151

XXIX

Page 28: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

Tabel 12 Perbandingan Posisi Moderat antara Kiai dan Nyai.......................... 152

Tabel 13 Posisi Minimalis dalam Sosialisasi Gender di Pesantren. (Dalam Perbandingan) ........................................................................ 153

Tebel 14 Faktor Penguatan Wacana Gender Tradisional Secara Tekstual......... 168

Tabel 15 Faktor Sosialisasi Perubahan Wacana Gender Tradisional Secara Kon~ekstual... ....... .. .... ... ... . ........ ....... ..... ...... .... ... . . ... .. . ... ........ .. 170

Tabel 16 Konstruksi 'Penyampaian Materi Sosialisasi Gender di Pesantren Al-Munawwir dan Ali Maksum (Dalam Perbandingan).................................................. ................................. 178

Tabel 17 Perbanding~n antara Proses dan Model Sosialisasi Gender di Pesantren Al-Munawwir dan Ali Maksum................................... 226

xxx

Page 29: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi
Page 30: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

BABI

GENDER DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN

(Studi tent~ng Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren

Al-Munawwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta)

A. Latar Belakang

Pesantren memiliki tradisi yang kuat dalam mensosialisasikan nilai-nilai

dan menurunkan pemikiran para pendahulunya dari generasi ke generasi. Para

pemimpin p~santren, yaitu kiai dan nyai, adalah tokoh utama dalam proses ini.

Transmisi ihnu yang dilakukan oleh para kiai dan nyai berlangsung secara

monolog, ntengingat posisi tradisional mereka sebagai pemegang otoritas

keagamaan. 1 Karenanya transmisi keilmuan yang berlangsung di pesantren, lebih

bersifat dogqiatis dan ideologis.

Sejak semula pesantren telah menjadi pusat pembelajaran dan dakwah.

Sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia, pesantren memainkan peran

sangat penting dalam sejarah pendidikan.2 Sebelum sistem pendidikan modern

diperkenalkan oleh Belanda, pesantren adalah satu-satunya sistem pendidikan

yang ada di ]ndonesia. Pesantren juga memainkan peran tidak tergantikan dalam

1 AbdWTahman Wahid, "Martin Van Bruinessen dan Pencariannnya" pengantar pada Martin Van Brµinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tari/cat (Bandung: Mizan, 1995) him. 11-12.

2 Zam~syari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta:LP3ES, 1982), hlm.18.

Page 31: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

2

penyebaran I$lam di Indonesia. Pesantren menyediakan media sosialisasi formal

di mana keyakinan, norma, dan nilai-nilai Islam ditransmisikan serta ditanamkan

melalui berb.gai aktivitas pengajaran. Dengan kata lain, pesantren berfungsi pula

sebagai pengembang ajaran Islam dan pemelihara ortodoksi.3

Akibat kuatnya ortodoksi, ideologisasi dan dogmatisme dalam tubuh

pesantren, ajaran agama menjadi sangat normatif, simbolik dan kurang responsif

terhadap perkembangan masyarakat di luamya. Perkembangan wacana

keagamaan kontemporer belum mendapat respon secara produktif, bahkan kerap

kali dicurigai oleh komunitas pesantren sebagai agen yang melemahkan ajaran

Islam. Salalil satu bentuk ideologisasi ajaran agama dalam pesantren adalah

berkembang,.ya fundamentalisme agama yang bersifat lunak, seperti menolak

karya-karya,yang berada di luar komunitasnya. Kecenderungan seperti ini kiranya

akan berl~gsung dalam waktu yang cukup lama hingga pesantren bersedia

membuka dbl terhadap wacana baru tentang pluralisme, hak asasi manusia,dan

lingkungan bidup.

Dengan membuka diri terhadap wacana tersebut, pesantren akan belajar

untuk membuka ruang lebih luas bagi dialog dalam merespon wacana-wacana

keagamaan, dan sosial kemanusiaan. Salah satu wacana yang penting untuk

direspon adalah isu gender. Dalam perkembangan pemikiran Islam dewasa ini

telah terjadi dialog yang tidak mudah antara perspektif gender dengan ajaran

3 Endang Tunnudi, Perselingkuhan [(jai dan Kekuasaan (Y ogyakarta: LKiS, 2004), hlm.37.

Page 32: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

3

Islam, terutaltla fikih klasik. Namun, perlu diyakini dalam proses dialog ini

bahwa antara, perspektif gender dengan ajaran Islam dapat terjadi dialog yang

produktif.

Pesan1fren sejak awal tahun 70-an telah menjadi subjek yang luas bagi

penelitian sosial, dan menarik perhatian para, akademisi dari sudut pandang

sejarah, sosiologi, politik, linguistik dan antropologi. Namun, relevansi isu gender

dengan berb~gai aspek kehidupan sosial di pesantren belum mendapat perhatian

yang memaQai dan baru muncul belakangan dalam cakupan yang terbatas.

Penelitian desertasi Zamakhsyari Dhofier pada tahun 1980-an dapat dikatakan

sebagai penelitian komprehensif pertama tentang pesantren. Sebagaimana

diisyaratkan oleh anak judulnya, " .. Studi tentang pandangan hidup Kiai",

perhatian Dhofier sepenuhnya adalah posisi dan peran kiai dalam kehidupan

sosio-religiu$ dan perkembangan pesantren.4

Dalarn naskah asli yang berbahasa lnggris, anak judul penelitiannya

menggambadcan tujuan Dhofier secara lebih spesifik, " ... A Study of the Role of

the Kiai in the Maintenance of the Traditional Ideology of Islam in Java."5

Kiai

nampak seb~ai pemain tunggal didukung sepenuhnya oleh jaringan kekerabatan,

intelektual dati simbolik para kiai yang terjalin lintas pesantren dan lintas generasi

para pimpinannya (yang lebih dikenal dengan istilah gus). Dalam hal ini, nyai

4 Zam:akhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, (Jakarta:LP3ES, 1982), hlm, 21. 5 Zaniakhsyari Dhofier, The Pesantren Tradition: A Study of the Role of the /(jai in the

Maintenance Of the Traditional Ideology of Islam in Java, disertasi PhD. pada the Australian National Univ4J'Sity (Cambera: The Australian National University, 1980).

Page 33: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

4

tidak mendafPat tempat bersama hilangnya perhatian pada isu gender dalam

keseluruhan ~tudi Dhofier. i I

Gend~r merupakan atribut yang melekat pada laki-laki dan perempuan

yang dibentjuk secara kultural. Gender mernbedakan struktur setiap aspek

kehidupan s<l>sial manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin. 6 Sebagai konsep '

dalam anali!~is sosial, gender rnengacu pada seperangkat sifat, peran, tanggung

jawab, fung~i, hak dan perilaku yang melekat pada laki-laki dan perernpuan

sebagai b~tukan budaya. 7 Masyarakat rnenciptakan sikap dan perilaku

berdasarkan , jenis kelamin, termasuk rnenentukan apa yang seharusnya

rnernbedakan perernpuan dan laki-laki. Keyakinan tersebut diwariskan secara

turun-ternurun melalui proses sosialjsasi, baik dalam keluarga, rnasyarakat,

lernbaga pendidikan dan agama. Dalam lernbaga-lernbaga yang terakhir itulah

penelitian ini memusatkan perhatiannya.

Gen<ller juga dapat dipahami sebagai konsekuensi yang tirnbul akibat

perbedaan anatomi biologis yang mendorong munculnya aspek-aspek

kebudayaan~ Menurut Showalter, istilah gender rnulai populer di awal tahun 1977,

ketika sekelornpok ferninis London tidak lagi rnemakai isu-isu lama seperti

patriarchal atau sexist tetapi rnenggantinya dengan wacana gender (gender

6 Pe$ela Sue Anderson, A Feminist Philosophy of Religion (Blacwell:Blacwell Publisher, First Publishell, 1998), hlm. 6.

7 Julia Cleves Mosse,Gender dan Pembangunan (terj), (Y ogyakarta: Ritka WCC & PustakaPelaj$1', 1996), hlm.1-7.

Page 34: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

5

discourse). 8 Sebelum itu istilah "gender'' sering digunakan secara rancu dengan

istilah "seks'r. Sosiolog lnggris, Ann Oakley, diakui sebagai orang pertama yang

membedakan istilah gender dan seks. 9

Sec8Iia garis besar, teori-teori gender dapat diklasifikasik.an menjadi dua

kelompok. Pertama adalah kelompok teori-teori nature yang mengatakan bahwa

perbedaan peran laki-laki dan perempuan ditentukan oleh faktor biologis.

Anatomi laki-laki, dengan sederet perbedaannya dengan perempuan, menjadi

faktor utama dalam penentuan peran sosial kedua jenis kelamin. Laki-laki

menjalankan: peran-peran utama dalam masyarakat karena secara umum dianggap

lebih potensial, lebih kuat, dan lebih produktif.

Organ reproduksi perempuan beserta fungsi yang diasosiasik.an padanya,

seperti hamil, melahirkan, dan menyusui, dianggap membatasi ruang dan gerak

perempuan. ,Batasan ini tidak berlaku bagi laki-laki. Perbedaan inilah yang

melahirk.an pemisahan fungsi dan tangung jawab antara laki-laki dan perempuan.

Termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori fungsionalis struktural, teori

sosio-biologis, dan psikoanalisa.

8 Patmu'ki telah menjadi fokus perdebatan dan mengalami berbagai perubahan arti dan imerpretasi. P~triarki selain sebagai kontrol reproduksi biologis dan seksualitas, terutama dalam perkawinan mtjnogami, juga sebagai kontrol terhadap kerja melalui pembagian kerja seksual dan sistim pewari~. Lihat Ratna Saptari & Brigitte Holzner, Perempuan, Kerja dan Perubahan Sosial, Sebuah1pengantar Studi perempuan (Jakarta, Kalyana Mitra, Grafitti, Jakarta, 199700), hlm. 92. Begitl,l pula Muhadjir Darwin yang mengemukakan bahwa idiologi Patriarki merupakan salah satu variasi dari idiologi begemoni yang membenarkan penguasaau suatu kelompok terhadap kelompok 1ain4ya. Dominasi seperti ini terjadi berdasarkan perbedaan jenis kelamin, agama, ras, atau kelas ekpnomi. Lihat Muhadjir Darwin dan Tukiran, Menggugat Budaya Patriarki (Yogyakarta: P)>K UGM-FF,2001), hlm.24. ~ Saptari & Brigitte Holzner, Perempuan Kerja dan Perubahan So.vial, Sebuah

Pengantar Stu4/ perempuan (Jakarta, Kalyana Mitra, Grafitti, 1997), hlm. 89.

Page 35: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

6

Kedua adalah kelompok teori-teori nurture yang melihat bahwa perbedaan

karakter dani peran sosial antara laki-laki dan perempuan lebih ditentukan oleh

faktor sosial•budaya. Perspektif ini menyimpulkan bahwa pembagian kerja antara

laki-laki dan perempuan dalam masyarakat tidak ditentukan oleh faktor biologis,

melainkan d~konstruksikan oleh budaya, yakni relasi kuasa (power relation) yang

secara turunttemurun dipertahankan oleh laki-laki. Pandangan ini didukung oleh

teori-teori kQnflik dan teori-teori feminis.

Isu gender dalam lingkungan pesantren adalah bagian dari persoalan

gender yang, lebih besar di Indonesia dalam dunia pendidikan dan agama. Salah

satu indikator utama persoalan gender di lingkungan pesantren adalah

kesenjangan:mencolok antara laki-laki dan perempuan. Miskinnya perhatian pada

isu perempuan dibarengi dengan dominannya figur kiai dan ustaz dalam wacana

tentang pesantren menunjukkan rendahnya sensitivitas gender secara lebih luas

dalam studi,.studi awal tentang pesantren. Kondisi ini mengandaikan setidaknya

tiga pandangan. Pertama, bahwa pesantren adalah lembaga sosial yang

diciptakan, dijalankan dan dikembangkan oleh laki-laki dengan kiai dan us~

sebagai kontributor utamanya. Oleh karenanya, kedua, posisi dan peran

perempuan dalam dunia pesantren dianggap tidak penting, subordinatif atau tidak

relevan. Ketiga, pesantren dipandang tidak menghasilkan implikasi-implikasi

sosial-politi~ yang khusus bagi kehidupan perempuan dan merugikan perempuan,

Page 36: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

7

maka hal itu dianggap tidak penting bagi kehidupan sosial-keagamaan pada

konteks yang lebih luas.

Subordinasi peran dan posisi perempuan dalam wacana pesantren salah

satunya muncul dalam telaah Martin van Bruineessen. Studi van Bruineessen

meliputi cakupan yang lebih luas mengenai perkembangan tarekat-tarekat Islam

tradisional di Indonesia. Namun, tema pesantren menjadi perhatian utamanya.

Penelitian van Bruineessen tentang hubungan antara perkembangan pesantren dan

tarekat-tarebt Islam di Indonesia didominasi oleh nama-nama ulama laki-laki. Ia

menyebutkab. bahwa dalam kitab-kitab yang diajarkan di pesantren, tidak terdapat

nama pen~g perempuan. la menemukan sebuah kitab karya seorang

perempuan berjudul "Perukunan Jamaluddin". Penulis perempuan tersebut

bemama Fathimah Abdul Wahab Al-Bugisi.10 Namun, di halaman depan kitab

tersebut tertulis nama pengarang laki-laki dimana ia adalah paman penulis

sesungguhnya. Van Bruineessen menduga bahwa identitas penulis sesunguhnya

dengan sengaja disembunyikan dengan anggapan bahwa menulis kitab adalah

pekerjaan laki-laki.

Dalam hal materi ajar, kitab-kitab paling populer yang diajarkan dalam

pesantren, $eperti kitab Uqiidullujiin, 11 mengisyaratkan keberpihakan nyata

10 Martin van Bruineessen , Kitab Kuning, Pesantren dan Tari/cat (Bandung: Mizan, 1995), hlm. 177-178.

11 Kitab ini adalah karya Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi atau yang terkenal dengan nama Syekh Nawawi al Bantani, lahir di Tanara Serang Banten pada tahun 1813M/l230H dan wafat di Makkah pada tahun 1897/1914. Syekh Nawawi dalam kitab tersebut membahas relasi hubungan su$i-istri, dengan memberikan tempat yang belum seimbang antara suami dan istri. Di

Page 37: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

8

kepada laki-laki dan ketidakseimbangan hak dan kewajiban antara suami dan istri.

K.itab-kitab klasik ini dikarang oleh para penulis laki-laki dan dilestarikan di

pesantren-pesantren yang pada gilirannya mengasumsikan maskulinisasi

epistemologi pengetahuan agama. 12

Nyai dan terutama sekali kiai adalah tokoh-tokoh sentral di pesantren. Di

samping sebagai pimpinan, mereka adalah guru, teladan dan sumber nasihat bagi

para santri. Mereka memiliki peran yang substansial dalam mensosialisasikan

konsep dan ajaran agama di pesantren. Hubungan antara kiai dan nyai dengan

santri diikat1 dengan emosi keagamaan sedemikian rupa sehingga setiap

pandangan den pendapat kiai dan nyai adalah pegangan bagi para santrinya.

Hubungan ernosional keagamaan inilah yang membuat peran dan fungsi kiai dan

nyai menjadi1 sangat kuat dalam mensosialisasikan nilai-nilai baru terhadap para

santri.

Demildan kuatnya kedudukan kiai hingga Dhofier mempertimbangkannya

sebagai elemen pesantren yang paling csensial. Kiai memegang kekuasaan dan

satu sisi tam~aknya ia akan memberikan tempat yang tinggi kepada perempuan dengan menekankan ~ajiban menggauli istri dengan baik. (makrut). Di sisi yang lain dia menempatkan istri sebagai "bbdak'' milik suami yang dapat diperlakukan sesuai dengan kemauan pemiliknya. Ini tampaknya terj"'1i karena di satu sisi dia mendapatkan inspirasi dari ajaran Islam yang ada dalam al- Qur'an dan di sisi lain ia terkondisikan oleh budaya Timur Tengah yang paternalistik. Kitab Uqiidullqjiin SJl.Ogat populer, khususnya di kalangan pesantren, karena kitab ini dijadikan sebagai kitab rujukan ~i pasangan suami istri.

12 Istilah maskulinisasi epistemologi pengetahuan digunakan oleh Sandra Harding. Lihat Sandra Harding Conclusion: Epistimological Question, Feminst and Methodology; Social science Issue, (Bloomif\gton and Indianapolis: Indiana University Press, 1987), hlm. 181.

Page 38: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

9

wewenang mutlak dalam sebuah kerajaan kecil yang disebut pesantren. 13 Struktur

hierarki pesantren beserta tradisi yang menopangnya mensyaratkan ketundukan

dan sikap ~ormat para santri secara mutlak dan berlaku pada aspek-aspek

kehidupan keagamaan, sosial, dan pribadi si santri. Lebih dari itu, ketundukan dan

rasa hormat ini berlaku seumur hidup si santri meski ia telah lulus dari pesantren

atau sang kiaii telah meninggal. 14

Sisi kl.in hierarki tersebut menggambarkan kuatnya pertalian antara kiai

dan para santrinya. Turmudi berpendapat bahwa kuatnya pertalian antara kiai dan

santri dibentuk oleh konsep-konsep supranatural yang secara mendalam mengakar

pada kepercayaan masyarakat Muslim Indonesia, dan Jawa khususnya. Dua

konsep supnmatural yang paling populer adalah barakah dan karamah yang

dipercaya hanya dimiliki oleh sang kiai.15 Kiai dipercaya memiliki kemampuan

melimpahkan kemurahan Tuhan kepada murid-muridnya, baik di dunia maupun di

akhirat. Pelimpahan barakah dari kiai dipercaya akan hilang apabila seorang

murid melupakan ikatan dengan kiainya. 16 Hal ini nampak bahwa status sosial kiai

sangat ditentukan oleh identitas kosmologisnya sebagai manusia adikodrati yang

13 ~akhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren (Jakarta:LP3ES, 1982), him. 55. 14 Zatnakhsyari Dhoti.er, Tramsi Pesantren, hlm. 82. 15 Endang Tunnudi, Struggling for the Umma: Changing Leadership Roles of Kiai in

Jombang, Eas( Java (Canberra: Australian National University Press, 2006) him. 73. Barakah seringkali dihqbungakan dengan karamah. lstilah terakhir ini merujuk pada atribut khusus yang disematkan kepada manusia suci yang dipandang mampu melimpahkan kemurahan Tuhan kepada orang lain Yan$ membutuhkan.

16 Zatjlakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, him. 82.

Page 39: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

10

mengemban1 perwujudan ilahi.17 Identitas ini dalam banyak hal berfungsi sebagai

penyedia legitimasi sosial bagi tindakan dan perilaku warga pesantren lainnya.

Dalam setiap kegiatan, semua warga pesantren sangat bergantung pada restu kiai.

Di hadapan • kiai, segala tindakan dan perilaku yang tidak diperkenankan dijaga

supaya ti~ terjadi.18

Isu ¥ender merupakan wacana yang baru bagi dunia pesantren, dalam

perkemban~ya mengundang sikap resisten dan kontroversi karena dipandang

sebagai unsur yang datang dari Barat dan tidak berakar pada tradisi pesantren. Isu

gender masµk dalam komunitas pesantren, diakui atau tidak, didorong oleh

sensitivitas gender yang muncul sebagai sikap kritik atas berbagai bias kultural

dalam tubuh pesantren. Rekonstruksi ini perlu dilakukan dengan

mempertimqangkan sarana-sarana kebudayaan untuk membangun pemaknaan

yang mendulrung kesetaraan antar laki-laki dan perempuan. Proses ini diharapkan

dapat mengeliminasi ketimpangan gender yang saat ini masih teraplikasi dalam

kehidupan sosial. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan agama, merupakan basis

proses rekonstruksi kebudayaan yang bersumber dari pemaknaan teologis atas

realitas sosial aktual. Latar belakang inilah yang mendasari pemilihan lokasi

penelitian di Pesantren Krapyak Y ogyakarta dengan mempertimbangkan

17 Chtunaidi SyariefRomas, Ke/cerasan Kerajaan Surgawi (Yogyakarta: Kreasi Wacana,

2003) him. 99.; 18

M8$tuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren (Jakarta: INIS, 1994) him. 66.

Page 40: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

11

Pesantren Al·Munawwir sebagai representasi pesantren salaf, dan Pesantren Ali

Maksum sebagai representasi pesantren modem

Penelitian ini memusatkan perhatian pada peran kiai dan nyai dalam

sosialisasi di~kursus gender di lingkungan sosial pesantren. Kata kunci dalam

penelitian ini adalah "peran" dalam kaitannya dengan serangkaian proses

mensosialiSa$ikan gender. Fenomena peran dalam sosialisasi gender meliputi

ucapan verbal, tindakan, dan ekspresi yang dapat bersifat simbolik dari perilaku

kiai dan nyai;dalam lingkungan sosial pesantren.

B. Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat dirumuskan

masalah pen¢litian ini sebagai berikut:

l. Siapa saja agen sosialisasi gender di pesantren? Bagaimana peran masing

masit!lg agcn dalam proses sosialisasi gender? Adakah agen yang paling

dominan dalam mensosialisasikan gender di pesantren?

2. Bagaimanakah peran kiai dan nyai dalam mensosialisasikan dan

mempengaruhi cara pandang wacana gender di pesantren? Sejauh

manakah peran antara kiai dan nyai berimbang?

3. Bagaimanakah proses sosialisasi gender di pesantren, berkenaan dengan

materi dan metode?

Page 41: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

12

C. Tujuan cJan Kegunaan Penelitian

Mengacu pada masalah penelitian tersebut di atas, maka penelitian ini

bertujuan sel>agai berikut:

1. Mengkaji agen-agen sosialisasi gender di pesantren dan menganalisis

peTillUlya masing-masing dalam proses sosialisasi gender di pesantren.

2. Memetakan peran kiai dan nyai dalam mensosialisasikan dan

mempengaruhi cara pandang gender di pesantren.

3. Menganalisis proses pendidikan dan pengajaran gender di pesantren.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Berauna sebagai masukan kepada Pesantren Al-Munawwir dan Pesantren

Ali ,Maksum dalam memperbaiki si~tem pendidikan pesantren yang

berk~setaraan

2. Berguna bagi ilmu pendidikan Islam untuk memperkaya pengembangan

konsep pendid~ Islam dan memasukan perspektif gender di dalam

materi pelajaran dan manajemen pendidikan Islam

3. Berguna untuk memberikan arahan penelitian lanjutan yang lebih mampu

melibat hubungan gender dan kekuasaan di pesantren

Page 42: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

13

D. Kajian J>ustaka

Pen~litian tentang pesantren telah banyak dilakukan yang menunjukkan

keragaman ! dari berbagai segi, sebagian besar penelitian berbicara tentang

"Tradisi Pesantren" (Zamakhsyari Dhofier, 1980), ''Nilai-nilai Pendidikan di

Pesantren" (Mastuhu, 1994), "Dinamika Intelektual Pesantren" (Abdurrahman

Mas'ud, 2004), "Kiai dan kekuasaan" (Endang Turmudi, 2007), yang kesemuanya

memandang pesantren dari sudut pandang sejarah, sosiologi, politik dan

antropologi; Namun, relevansi isu gender dengan berbagai aspek kehidupan sosial

di pesantnm belum mendapat perhatian yang memadai dan baru muncul

belakangan 1dalam cakupan yang terbatas.

Perijatian pada isu gender muncul pada studi-·studi pesantren pada periode

berikutnya .. Penting untuk disebutkan di sini adalah sebuah karya Mas'udi dan

van Bruineessen (1993) tentang posisi perempuan dalam kitab kuning. Keduanya

secara kriti$ menganalisa berbagai pandangan, baik yang terungkap maupun yang

tersirat, mtmgenai perempuan yang ada dalam berbagai kitab kuning yang

diajarkan <iii pesantren-pesantren. Keduanya melihat bahwa pandangan kitab

kuning terl\adap perempuan secara garis besar adalah negatif. Hal ini disebabkan

oleh bias kelaki-lakian yang secara mendalam mempengaruhi pola pikir di

dalamnya.

Gender sebagai tema utama dalam studi diJakukan oleh Kusumawati

yang memPahas Kesetaraan gender dalam perspektif Islam di Pesantren Nurul

Page 43: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

14

Ummah Kotagede Yogyakarta (2000). Studi ini menemukan perbedaan penafsiran

yang terjadi: antara para kiai pengasuh pesantren di satu sisi dengan para nyai dan

santri di sisi yang lain mengenai konsep Islam terhadap relasi laki-laki dan

perempuan. Kusumawati melihat bahwa perbedaan ini terjadi meski masing­

masing pihak berangkat dari dua sumber yang sama, yaitu al-Qur' an dan hadis.

Para kiai pe~gasuh pesantren mendasarkan penjelasan mereka pada teks al-Qur' an

dan hadis, $ementara para nyai lebih mengandalkan interpretasi mereka dengan

mempertim~angkan pengalaman pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang dipandang

sebagai tugas-tugas pokok perempuan. Salah satu hasil temuan Kusumawati yang

penting adalah bahwa konsep kesetaraan gender yang diberlakukan di Pesantren

Nurul Ummah justru mengukuhkan pembagian kerja tradisional antara laki-laki

dengan perempuan.

Sebuah studi yang secara khusus memusatkan perhatiannya pada :figur

nyai dalam: pesantren dilakukan oleh Faiqoh. Penelitiannya dilakukan dalam

bentuk studi kasus tentang pengalaman hidup seorang nyai dalam mengelola

sebuah pe$Jltren di Jawa dan mendukung suaminya sebagai pemimpin

pesantren. 191 Penulis menerapkan pembagian kerja tradisional domestik-publik

dalam mengamati peran tokoh yang ditelitinya, dengan penekanan kuat pada

peran ekon~mi dan sosial tokoh bersangkutan. Penelitian faiqoh menyimpulkan

bahwa nyaii memainkan peran yang sangat penting dalam turut menjaga

19 Faiqoh, Nyai Agen Perubahan di Pesantren (Jakarta: Kucica, 2003), him. 272-273.

Page 44: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

15

keberlangsm:~gan pesantren sebagai lembaga pendidikan serta menciptakan

inovasi-inov~i dalam praktik pengajaran di dalamnya.20 Pandangan ini

bertentangan: dengan anggapan umum tentang absennya kontribusi perempuan

dalam dinamjka pesantren.

Perb~daan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah

bahwa penetitian sebelumnya belum memberi perhatian pada dinamika sosio­

kultural dimana konsep-konsep, norma-norma, kepercayaan dan perilaku gender

para pelaku sosial pesantren terbentuk, sating berkontestasi dan berubah. Lebih

dari itu, studi-studi tersebut di atas juga belum menelaah peran kiai dan khususnya

nyai dalam cinamika tersebut. Perhatian khusus terhadap proses sosialisasi gender

adalah salah satu upaya untuk mendekati dinamika tersebut. Perbedaan penelitian

ini dengan · penelitian-penelitian sebelumnya adalah perhatiannya terhadap

dinamika produksi dan reproduski diskursus gender serta penekanannya pada

peran perempuan dalam diskursus gender di lingkungan pesantren.

Pendekatan ini melokalisir pesantren sebagai sebuah lembaga sosial yang

utuh dan lengkap dengan batas-batas geografis, norma-norma sosial, perilaku

khusus para anggotanya, serta ciri-ciri sosial khusus yang membedakannya dari

lembaga sosial yang lain. Karena pesantren merupakan sebuah komunitas sosial

tersendiri di mana kiai, ustaz, santri dan pengurus pesantren hidup bersama.

Dalam kehi<ilupan komunal tersebut, nilai-nilai Islam menjadi landasan beserta

20 Ibid, him. 34 7.

Page 45: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

16

norma-norm~ yang pada gilirannya membentuk kebiasaan-kebiasaan tersendiri

yang ekslu$if dan membedakan komunitas pesantren dari masyarakat yang

diluamya. ~elasi sosial yang berlangsung dalam pesantren sedemikian khusus

hingga men~iptakan pesantren seperti sebuah keluarga besar. Dalam keluarga

tersebut, kiai/nyai pemimpin pesantren adalah orang tua pengasuh dibantu oleh

beberapa guru termasuk santri, terlibat aktif dalam kehidupan sosial di pesantren.

Terkait dengan persoalan sosialisasi gender tersebut, penelitian ini

merupakan usaha untuk menjawab beberapa isu yang belum diteliti mengenai

peran kiai dan nyai dalam sosialisasi gender di pesantren. Titik berat akan

diberikan pada posisi dan peran nyai. Keberadaan para nyai memegang peranan

yang, sangat 1penting dalam mensosialisasikan ide-ide kesetaraan gender menurut

Islam apabila mereka memiliki kesempatan dan otoritas yang lebih signifikan.

Diharapkan, • apabila posisi nyai lebih berimbang dengan kiai, maka peluang

terciptanya relasi gender yang seimbang dan non-diskriminatif dalam lingkungan

pesantren a1qm semakin terbuka.

E. Kerangb Teori

1. Teori Pel1ln

Dalam penelitian ini, perspektif peran digunakan sebagai salah satu

bagian kerangka teori untuk memahami tindakan, perilaku dan aktivitas sosial

yang terlibat, baik disadari ataupun tidak, dalam proses pembentukan diskursus

Page 46: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

17

gender di lingkungan pesantren. Penelitian ini mengacu pada elaborasi konseptual

terhadap teo.-i, peran yang dilakukan oleh Biddle dan Thomas dalam karya mereka

Role Theory: Concept and Research. Dalam pengertian yang paling luas diterima

di kalangan1 teoretikusnya, peran dipahami sebagai seperangkat preskripsi

mengenai tindakan yang seharusnya dilakukan oleh individu pada posisi

tertentu. 21 Setiap individu dalam masyarakat diasumsikan memiliki posisi sosial.

Peran yang dijalankan individu ditentukan oleh posisi sosial ini. Posisi sosial

seseorang, pada gilirannya, ditentukan oleh sejumlah aspek sosial termasuk

norma-nonna sosial, tuntutan dan tata aturan, peran yang dijalankan orang lain

pada posisi , yang serupa, clan kapasitas serta kepribadian tertentu individu

bersangkuta.n. Peran kemudian dipahami sebagai hasil dari berbagai preskripsi

sosial, perilaku individu lain terhadap pelaku tindakan, dan variasi yang

ditampilkan i individu-individu lain dalam memainkan peran serupa yang

dimunculkan dalam kerangka kerja yang diciptakan oleh faktor-faktor tersebut di

atas.22

Namlilil demikian, ide tentang peran sendiri diterapkan secara berbeda-

beda dalam J!nemahami tindakan dan perilaku individu. Selain sebagai preskripsi,

perspektif p~ran juga digunakan sebagai deskripsi dan evaluasi terhadap tindakan

individu. Se~entara tindakan secara spesifik mengacu pada proses, yang nampak

21 B11lPe J. Biddle dan Edwin J. Thomes, Role Theory: Concept and Research (New York: Jolm Wiley & Sons, Inc, 1966), him. 29.

22 Ibid, him. 4.

Page 47: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

18

dan tidak narnpak, dan perilaku individu yang dapat timbul sebagai inisiatifbebas

individu berijadapan dengan perilaku yang diarahkan terhadapnya. Kerangka kerja

teori peran tldak menolak adanya perbedaan di antara individu-individu dalam

memainkan perannya dalam posisi sosial yang sama. Namun, yang ditekankan

adalah determinasi sosial yang mempengaruhi munculnya perbedaan semacam

•tu 23 1 •

Dalarn disertasi ini, perspektif peran digunakan terutama sebagai kerangka

deskriptif da$ evaluatif terhadap tindakan dan perilaku individu kiai dan nyai serta

aktor-aktor s9sialisasi gender lain dalam pesantren. Tindakan dan perilaku mereka

dilukiskan dalam konteks posisi sosiat yang mereka miliki di pesantren, baik

sebagai pemimpin, pembina, dan guru. Posisi ini ditentukan oleh aspek-aspek

sosial termasuk norma, tuntutan, dan tata aturan yang beredar di jaringan dunia

pesantren secara luas. Posisi mereka juga ditentukan oleh peran yang dijalankan

orang lain pada posisi serupa dart kapasitas yang mereka miliki sebagai individu

dalam posisi 1tersebut.

2. Teori Sosialisasi dan Agen Sosialisasi

Perhatian para ahli psikologi perkembangan sebagian besar dicurahkan

pada sosialisasi gender pada masa anak-anak dengan menitikberatkan pengaruh

hubungan antara anak dengan orang tua terhadap identitas beserta perilaku gender

23 Ibid.

Page 48: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

19

anak-anak. Sosialisasi diterangkan sebagai proses di mana anak-anak belajar

mengenal iqentitas dan peran gender dalam keluarga dan masyarakat. 24 Sosialisasi

bersifat kornpleks, interaktif dan melibatkan sekurangnya tiga komponen yaitu:

observasi, imitasi dan intemalisasi.25 Anak-anak pada awalnya mengamati

tindakan dan perilaku orang yang lebih dewasa di sekitar mereka, terutama orang

tua terde~. Selanjutnya, mereka mengimitasi tindakan yang teramati tersebut

dan belajar memberi penekanan berbeda terhadap perilaku gender yang dianggap

"pantas" clan ''tidak pantas". Oakley mengkaitkan imitasi dan intemalisasi dengan

identifikasi diri subjek bergender. Ia mengacu pada tendensi untuk mereproduksi

tindakan-tinKiakan, sikap dan tanggapan mental, baik yang terekspresi secara

terbuka-nyata maupun melalui model-model simbolik.26

MesJdpun demikian, kerangka sosialisasi gender juga digunakan untuk

memahami 1proses identifikasi stereotipe gender yang terjadi pada remaja dan

individu y$lg lebih dewasa.27 Sepanjang masa perkembangannya berlanjut,

individu berada di luar ikatan keluarga dan m.emasuki komunitas yang lebih luas

24 C~I Nagy Jacklin, "Female and Male: Issues of Gender", dalam American Psychologist, '1989, Vol. 44. No. 2, blm. 131 dan Robert C. Johnson, "The Black Family and Black Comm~ity Development", dalam Journal of Black Psychology, 1981, Vol. 8, him. 25.

zs A.: Walker, "Conceptual Perspectives on Gender and Family Caregiving''. dalam J. Dwyer, & R. ¢oward (eds.), Gender, Families, !Jnd Elder Care (Newbury Park, CA: SAGE, 1992) him. 35.

26 Ann Oakley, Sex, Gender, and Society (London: Maurice Temple Smith, 1972), him. 179.

27 Dua contoh studi yang menerapkan kerangka sosialisasi gender untulc masa perkembangaq. lebih lanjut adalah: Aziz Talbani dan Parven Hasanali, "Adolescent Females between T~tion and Modernity: Gender Role Socialization in South Asian Immigrant Culture", dalam JourndJ of Adolescence, 2000, Vol. 23, him. 615-627; dan Carrie Paechter, "Learning Masculinities :and Feminities: Power/Knowledge and Legitimate Peripheral Participation", dalam Women's Studies International Forum, 2003 Vol. 26, No. 6, him. 541-552.

Page 49: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

20

di rnana pr<j>ses sosialisasi berlanjut, terutarna dalarn lernbaga pendidikan dan

agarna. Sepkjang periode tersebut, peran-peran gender terintemalisasi sebagai

bagian dari kepribadian dan identitas individu. 28 Sosialisasi di sini secara khusus

berfungsi menyiapkan individu untuk rnernasuki kehidupan dalarn rnasyarakat

yang lebih dewasa.29 Pada tahap ini, sc>sialisasi gender rnenghasilkan sistern

referensi yang lebih tegas rnengenai perilaku-perilaku yang dianjurkan dan yang

dilarang. 30 Perilaku yang dianjurkan adalah perilaku yang didorong dan

diutarnakan oleh rnasyarak.at, sernentara perilaku yang dilarang adalah perilaku

yang diangg~p tabu oleh rnasyarakat.

Dengan kerangka sosialisasi, pesantren dapat dipandang sebagai lembaga

sosial di rnana proses sosialisasi gender pada tahap paska anak-anak berlangsung.

Dalarn proses ini, diedarkan seperangkat wacana dan ide-ide yang rnenyediakan

pengertian bagi santri rnengenai identitas rnereka sebagai laki-laki atau

perernpuan. Lebih dari itu, proses tersebut juga rnemproduksi pesan-pesan,

norma-norm~ tuntutan, tata aturan dan simbol-simbol yang mernbentuk sistern

referensi bagi perilaku santri berdasarkan gender rnereka.

Kiai, nyai, badal, guru dan teman sebaya dipaharni sebagai agen-agen

sosialisasi g¢nder. Agen sosialisasi adalah orang-orang atau kelompok sosial yang

28 Arul Oakley, Sex, Gender, and Society (London: Maurice Temple Smith, 1972) him. 186.

29 Robert C. Johnson, op cit him. 26. 30 Mo.-itgomery, "Gender differences in Patterns of Child-Parent Caregiving

Relationships'\ dalam J. Dwyer, dau R. Coward (Eds.), Gender, Families, and Elder Care, (Newbury Park, CA: SAGE, 1992) him. 65-83.

Page 50: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

21

menyediakan atau mengedark:an informasi-informasi kunci mengenai nilai-nilai,

perilaku dan. pesan-pesan gender.31 Pada masa anak-anak, informasi ini

dibutuhk:an $ebagai media imitasi dan identi:fikasi gender mereka. 32 Pada tahap

menuju keqewasaan, infonnasi-informasi merupakan referensi mengenai

bagaimana itidividu belajar menjadi bagian yang absah dari sebuah komunitas dan

berpartisipasi di dalamnya sebagai individu yang mengemban simbol-simbol

feminin atau maskuJin. 33 Dalam konteks pesantren, sosialisasi gender

dimungkinkan oleh peran yang dimainkan oleh kiai, nyai, badal, guru dan teman

sebaya dal3Jlll posisi mereka masing-masing.

Para : agen sosialisasi gender tidak berdiri otonom satu sama lainnya.

Pesan-pesan i gender yang mereka sampaikan juga seringkali tidak konsisten dan

berkontradi~i. 34 Pada saat yang sama, mereka juga mempresentasik:an perbedaan

level kekua$aan. Proses sosialisasi gender, karenanya, dapat dipahami sebagai

sebuah kon¢stasi di mana wacana, ide-ide dan pesan-pesan gender yang berbeda

sating bergesek:an. Salah satu implikasi dari kondisi demikian adalah

dihasilkannya ketidakseimbangan kekuasaan di mana salah satu kelompok lebih

31 Li.titda L. Lindsey, Gender Roles: A Sociological Perspective (New Jersey: Pearson education, Inc,, Upper Saddle River, 2005), him. 61.

32 Susan A. Basow, Gender Streotypes and Roles (California: Pacific Grove, 1992), him. 120.

33 carrie Paechter, "Learning Masculinities and Feminities: Power/Knowledge and Legitimate Peripheral Participation", dalam Women's Studies International Forum, 2003 Vol. 26, No. 6, him. 54;1.

34 Linda L. Lindsey, Gender Role, him. 61.

Page 51: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

22

diuntungkan daripada kelompok yang lain.35 Dalam konteks pesantren, fenomena

sosialisasi gender dapat dipahami sebagai arena kontestasi antara para agen

sosialisasi y$11g membawa pesan-pesan dan wacana gender yang berbeda atau

bahkan ber~wanan. Kontestasi ini dapat menciptakan ketidakseimbangan

kekuasaan an'tar anggota masyarakat pesantren.

Berd~kan posisi subjeknya -dalam hal ini santri- sosial.isasi gender

dalam pesantlren dikategorikan dalam dua model, yaitu strong model dan reflexive

model. Pembedaan ini mengikuti kategori yang diciptakan oleh Brittan dan

Myrnard (1964). Pada strong model, para santri dipandang sebagai subjek yang

dapat dibentuk, diproduksi dan ditentukan oleh kekuatan sosial di luarnya dan

kekuatan agen-agen sosialisasi. Dalam konteks ini, santri dipandang sebagai

penerima pa$if dan mengkonfirmasi berbagai kepercayaan sosial yang beredar di

dunia pesan11ren. Sementara reflexive model berlangsung dua proses. Pertama,

subjek dipandang terlibat secara aktif dalam sosialisasi, bukan sekedar penerima

pasif, dan memiliki kapasitas untuk memilih, menginterpretasi, memodifikasi dan

menentukan apakah akan memilih atau menolak pesan-pesan sosial-kultural.

Kedua, sosi~isasi gender berlangsung sebagai sebuah proses negosiasi, bersifat

situasional, tlan mernpunyai makna yang lebih kontekstual.

SesUlllgguhnya bagaimana proses sosialisasi gender berlaugsung telah lama

menjadi tema besar, khususnya dalam bidang psikologi perkembangan. Sosialisasi

35 Ibid.

Page 52: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

23

gender yang1 dialami laki-laki dan perempuan terjadi sejak masa bayi lahir. Proses

ini terjadi melalui pemberian atribut-atribut terhadap bayi yang secara sosial

mengidentif1kasi jenis kelaminnya. 36 Terdapat empat teori besar yang

menjelaskan sosialisasi gender pada masyarakat, atau keluarga, yakni

psychoanaly,tic, social learning, cognitive-developmental dan gender schema. 37

Teori psychoanalytic atau psychoanalytic theory of gender mengemukakan

pengalaman: pada fase kanak-kanak yang krusial. Pengalaman ini mempengaruhi

kepribadian 1dan psikologi anak, sehingga tanpa disadari individu akan melakukan

apa yang pemah mereka alami ketika masih kanak-kanak. Kecenderungan ini

disebut seb~gai uncounscious (perilaku yang tidak disadarinya), dan hal ini

bersifat peonanen. 38 Salah satu pandangan pokok teori ini adalah bahwa anak

perempuan lebih bersifat komunal atau lebih mampu beradaptasi dan lebih mudah

bersosialisasi dengan masyarakat. Sementara anak laki-Iaki lebih bersifat agentic,

individual, dan acuh tak acuh terhadap lingkungan. Anak-anak juga

mengidentifikasi persamaan seks. Bila anak Iaki-laki mengidentifikasi pada ayah,

maka anak perempuan mengidentifikasikan dirinya kepada ibu.

Teoti social learning memberi tekanan pada kemampuan belajar anak­

anak terhadap lingkungan di sekitarnya, khususnya keluarga. 39 Dalam teori ini,

36 Yoyce McCarl Nielsen, Sex and Gender in Society, Perspectives on Stratification (Universw of Colorado, Wafeland Press Inc. 1990), him. 169.

3 Susan A. Basow, Gender Streotypes and Roles (California: Pacific Grove, 1992), him. 118-126 dan Linda L. Lindsey, Gender Roles, him. 56-59.

38 S4San A Basow, Gender Streotypes and Roles, him. 110-111. 39 SUSa.n A Basow, Susan A. Basow, Ibid, him. 112

Page 53: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

24

lingkungan !merupakan aspek yang sangat penting dalam mengembangkan

identitas dan perilaku gender pada anak-anak. Mereka belajar memainkan peran

yang dibawanya melalui perlakuan, penghargaan, dan hukuman yang diterima

secara berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Dalam pandangan teori ini,

ditekankan bahwa perkembangan gender anak-anak dan remaja muncul sebagai

hasil pengamatan dan imitasi terhadap perilaku gender orang lain, seperti orang

tua, orang dewasa lain, teman sebaya, lingkungan sekitar dan media massa. Anak­

anak memiliki kemampuan untulc secara bebas memilih model-model yang

memperlihatkan perilaku maskulin dan feminin. Orang tua sering menggunakan

hadiah (rewards) dan hukuman (punishment) untuk mengajarkan anak perempuan

menjadi femJ!iin dan anak laki-laki menjadi maskulin. 40

Sedangkan pandangan utama teori cognitive-development adalah bahwa

remaja membentulc dunia gender mereka sendiri secara aktif. Bentuk gender anak­

anak muncul setelah mereka mengembangkan suatu konsep tentang gender pada

saat mereka, memahami diri mereka secara konsisten sebagai laki-laki atau

perempuan. Berdasar teori Kohlberg, anak laki-laki, misalnya, akan menjadi laki­

laki tanpa peduli apakah ia mengenakan pakaian-pakaian yang menunjukkan

identitas gender perempuan atau sebaliknya.

Pend~katan keempat, gender schema, dianggap lebih maju dan

menjanjikanldari pada ketiga pendekatan sebelumnya. Teori ini mendasarkan pada

40 Ibid.

Page 54: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

25

kemampuan · anak-anak dalam menyusun skema dalam pemikiran yang berguna

untuk memahami dunia di luar mereka, menginterpretasi, serta mengolah

informasi-informasi baru yang mereka terima.41 Teori ini mengasumsikan bahwa

identitas gender anak-anak diciptakan terlebih dahulu yang kemudian diikuti oleh

perkemban~ skema secara lebih kompleks dan lebih khusus pada komunitas di

mana anak berkembang. Pada masyarakat yang perbedaan gender sangat rigid,

anak-anak tnengembangkan skema gender secara lebih kompleks dan rigid

mengikuti informasi yang mereka terima dari kultur bersangkutan. 42

3. Teori Kekuasaan dan Diskursus Gender

Penelitian ini juga akan menganalisa sosialisasi gender dalam kaitannya

dengan perwujudan kekuasaan dalam lingkungan pesantren. Pendekatan ini

merujuk pada pandangau-pandangan Michel Foucault mengenai kaitan kekuasaan

dan pengetahuan. Proses sosialisasi gender dalam lembaga agama melibatkan

kekuasaan tnelalui sejumlah aspek, sebagai berikut; mencakup pendisiplinan

tindakan dan perilaku menurut sistem nilai tertentu;43 menuntut pengakuan dan

penerimaan atas otoritas, nilai-nilai, ritus, simbol dan supremasi kebenaran

41 Linda L. Lindsey, Gender Roles. him. 59. 42 Ibid. 43 Rosenthal, D. A. dan Feldman, S. S., "The Acculturation of Chinese Immigrants:

Effects on Faniily Functioning of Length of Residence in Two Cultural Contexts", dalam Journal o/Genetic P~chology, 1990, Vol. 4, him. 495-514.

Page 55: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

26

budaya tertcimtu;44

melibatkan kontrol budaya,45 serta pelembagaan norma melalui

simbolisasi 1figur-figur dan model-model kepercayaan tertentu.46 Lebih dari itu,

sosialisasi gender dapat dipandang sebagai salah satu strategi dan mekanisme

yang dijalartkan masyarakat dan komunitas untuk mempertahankan kekuasaan.47

Sosialisasi gender mengedarkan pesan-pesan, wacana, nilai-nilai, norma-

norma, kep¢rcayaan dan model-model yang merepresentasikan kontruksi gender

tertentu. Unsur-unsur tersebut termasuk dalam apa yang disebut Foucault dengan

diskursus (discourse). Menurut Foucault, dalam diskursus inilah pengetahuan

berpadu dengan kekuasaan.48 Hal itu dapat dikatakan bahwa setiap ide, ajaran,

pesan dan pengertian tentang laki-laki dan perempuan dalam masyarakat selalu

mengandung perwujudan kekuasaan. Semua pengetahuan adalah konsekuensi dari

hadimya rezim kekuasaan tertentu. Pada saat yang sama, kekuasaan beroperasi

dengan teru$-menerus menciptakan pengetahuan. Seperti dikatakan Foucault:

"Kekuasaan beroperasi terus-menerus menciptakan pengetahuan dan begitu jugjl sebaliknya, pengetahuan mengasumsikan ::oebentuk implikasi dari ke~asaan. ..Pengetahuan dan kckuasaan terintegrasi satu sama lainnya dan tiW!k ada momen dalam suatu periode waktu di mana pengetahuan akan lepas daii ketergantungannya akan kekuasaan•.49

44 AZiz Talbani dan Parven Hasanali, "Adolescent Females between Tradition and

Modernity: G~nder role socializ.ation in South Asian immigrant culture", dalam Journal of Adolescence, 2000, Vol. 23, him. 616.

45 Jbi4. 46

Hitst, J.S. and Thomas L. "Introduction: Playing for Real: Hindu Role Models, Religion and Qender", dalam Hirst, J.S. and Thomas L.(ed), Playing/or Real: Hindu Role Models, Religion and Oender, (Oxford: Oxford University Press, 2004), him. 2-3.

47 ruiiz Talbani dan Parven Hasanali, "Adolescent Females between Tradition and

Modemi7s: Gender role socialization in South Asian immigrant culture'', him. 616 8

Michel Foucault, The History of Sexuality: An Introduction, terj. R. Hurley. (HarmondswoJlfh: Penguin, 1978), him. 100.

49 Michel Foucault, Power/Knowledge: Selected Interviews and Other Writings, 1972-

1977, C. Gord• (ed.) {Bringhton: Harvester, 1980) him. 52.

Page 56: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

27

Ke~asaan memungkinkan bentuk-bentuk pengetahuan untuk membentuk

realitas sos.al yang mereka gambarkan dan analisis. Kekuasaan clan pengetahuan

berimplikasi secara langsung satu sama lainnya. Hubungan kekuasaan antar

pelaku sosial selalu membentuk sebuah arena pengetahuan.50 Demikian pula tidak

ada penget~uan, " .. yang tidak secara bersamaan mengandaikan dan membentuk

relasi kekuasaan."51

Bagi Foucault, semua diskursus memiliki fungsi ideologis. Produksi

pengetah~ selalu berjalin dengan rejim kekuasaan historis tertentu yang bersifat

spesifik, kc¢enanya setiap masyarakat menjalankan sistem kebenarannya sendiri

yang memi•iki fungsi regulasi dan normalisasi. 52 Analisis terhadap diskursus­

kekuasaan bukan ditujukan pada validitas atau nilai kebenaran, melainkan pada

bagaimana . sebuah diskursus beroperasi dalam kaitannya dengan struktur

kekuasaan dalam sebuah institusi sosial.53 Seperti dinyatakan Foucault,

" .. ~alahnya bukan menyusun garis pembeda antara diskursus yang termasuk dal~ kategori ilmiah atau benar dan diskursus yang termasuk dalam kategori lain, tetapi melihat bagaimana efek historis dari kebenaran yang diproduksi dalam sebwUi diskursus yang pada dirinya sendiri tidak benar atau tidak salah. " 54

so Michel Foucault, Discipline and Punish: the Birth of the Prison (Harmondsworth: Peregrine, 1977) hlm. 27.

SI Ibid. 52 ~is McNay, Foucault and Feminism: Power, Gender and the Self (Boston:

Northeeastem!University Press, 1992) him. 25. S3 Ibid.

S4 Michel Foucault, Power/Knowledge (Bringhton: Harvester, 1980) hlm. 118.

Page 57: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

28

Data.pi perspektif feminis, makna "efek historis" dari kebenaran dipahami

sebagai ko~ekuensi negatif dari produksi diskursus gender yang mapan bagi

kehidupan ~rempuan.

Merujuk pada kerangka teori Foucault tersebut, penelitian ini akan

memandang1 proses sosialisasi gender di pesantren sebagai proses produksi dan

reproduksi diskursus gender yang mengandaikan perwujudan relasi kekuasaan

tertentu di antara peran-perannya. Dominasi diskursus gender tertentu dalam

pesantren akan dianalisis sebagai perwujudan dari relasi kekuasaan tertentu di

mana salah $a.tu kelompok agen lebih dominan terhadap kekompok agen lainnya.

Pada saat yang sama, struktur kekuasaan dalam pesantren digunakan sebagai

penjelasan tentang produksi diskursus gender tertentu yang dominan dalam

pesantren. Diskursus ini pada gilirannya memiliki fungsi regulasi dan normalisasi

atas segala • tindakan, perilaku dan relasi gender di antara anggota komunitas

pesantren.

4. Teori Q4f'f dan 4arml dalam Diskursus Gender

Bagian penting lain dalam kerangka teori yang diterapkan dalam

penelitian m.i adalah perspektif gender dalam Islam. Perspektif ini berguna untuk

memetakan :muatan ide dan pesan-pesan gender yang terkandung dalam diskursus

gender yang tengah berkontestasi di pesantren. Sejumlah pemikir Islam telah

menempuh •upaya-upaya untuk mengintegrasikan tuntutan kesetaraan gender ke

Page 58: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

29

dalam ajal'$1 Islam. Upaya-upaya ini menghasilkan beberapa teori yang memberi

tekanan pa,da pemenuhan HAM dan kesetaraan gender. Di antara teori-teori

tersebut ak$n diterapkan di sini sebagai kerangka analisis.

Dal$m memahami perspektif Islam dalam isu perempuan dan gender,

terdapat dotongan kuat untuk memusatkan perhatian pada: pesan-pesan universal

kemanusiaan dalam Islam;55 semangat moral Islam yang menopang kesetaraan;56

prinsip hukum yang substansial dalam al-Qur'an dan hadis;57 pandangan­

pandangan etika al-Qur'an;58 dan watak dasar humanistik dan progresif Islam.59

Dalam tema-tema penting kandungan al-Qur' an, misalnya tentang asal usul

kejadian manusia, etika religius, dan hukum keluarga Islam, terdapat semangat

dasar yang mendorong kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. 60 Ajaran-ajaran

Islam juga mengandung prinsip-prinsip keadilan yang secara tegas menopang

standart uni~ersal hak-hak asasi manusia.61

Salah satu kerangka teori yang berada dalam haluan ini adalah konsep

pembedaan 1 qaf'f dan -?annJ. Qaf'f, menurut Abdullahi an-Nairn, adalah aturan

ss ~am hat ini misalnya Abdullahi Ahmed An-Na'im, Dekonstruksi Syariah (Yogyakarta: LK.iS,1994), him. 338.

56 Mi$alnya Nazaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur'an, Cet. I

(Jakarta: Par&.qtadina, 1999). s

7 Mi~alnya Masdar F. Mas'udi, Islam and Hak-Hak Reproduksi Perempuan (Bandung: Mi7.an, 1997), :blm.25

ss Misalnya Khaled Abou-El Fadl, "Faith-Based Assumptions and Determination Demeaning tq Women", dalam R. Hidayat, S. Schlossberg, dan A;H. Rambadeta (eds.) Islam, Women and the New World Order, (Yogyakarta: Pusat Studi Wanita UIN Sunan Kalijaga, 2006) him. 2-16.

s9

Mi$alnya Asghar Ali Engineer, The Rights of Women in Islam (New York: St.Matrin's Press, 1996), ll.lm. 12.

60 N~ddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qur'an. him. 67. 61

Abdullahi Ahmed An-Na'im, Dekonstruksi Syariah. him. 338.

Page 59: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

30

yang terdapat dalam al-Qur'an dan hadis yang menuangkan prinsip-prisip

universal dan hakiki, seperti prinsip kesetaraan, toleransi, non-diskriminatif dan

menjunjung! tinggi hak-hak asasi manusia.62 Dalam kaitannya dengan hukum

Islam, qaf'I juga bisa dipahami sebagai hukum-hukum yang substansial.63

Pertimbanpn-pertimbangan hukum substansial adalah prinsip-prinsip hukum

dalam al-Qur' an yang mengajarkan kesetaraan, keadilan dan keseimbangan dalam

relasi gender.

Sedangkan ~annJ adalah berbagai aturan yang terkandung dalam al­

Qur'in dan hadis yang bersifat spesifik, parsial, dan temporal.64 Masdar F.

Mas'udi m~mahami ~annJ sebagai aturan-aturan hukum yang parsial, Hal itu

dimaksudka!D sebagai hukum yang mengatur relasi laki-laki dan perempuan dalam

konteks masyarakat secara spesifik dan operasional. Terdapat kesepakatan yang

luas di kalangan peneliti hukum Islam bahwa penekanan yang berlebihan pada

~annJ yang1selama ini terjadi pada tradisi hukum positiflslam telah menghasilkan

diskriminasi perempuan dan menciptakan ketimpangan gender dalam masyarakat

Islam.

Dalam penelitian ini, konsep pembedaan qaf 'T dan ~ dapat digunakan

untuk menganalisa kecenderungan pesan-pesan gender yang terkandung dalam

diskursus g@ndet di pesantren yang disosialisasikan oleh agen-agen yang berbeda.

62 ibid 63 ~dar F. Mas'udi, Islam and HaJc..Hak Reproduksi Perempuant, hlm.29 64 Abdullah Ahmed An-Na'im, Dekonstruksi Syariah, him 338

Page 60: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

31

Diskursus gender di pesantren yang berbeda akan memberikan penekanan yang

berbeda tedt.adap aspek-aspek moral universal dan aspek-aspek hukum spesifik

dan temporal dalam ajaran-ajaran gender yang diedarkan.

Teori lain yang bertolak dari penekanan pada aspek-aspek ajaran

kemanusia$ universal dalam Islam dikemukakan oleh Asghar Ali Engineer.

Menurutny$, untuk memahami ajaran relasi laki-laki dan perempuan dalam Islam

perlu dibed- antara aspek-aspek ajaran yang bersifat normatif dengan aspek-

aspek ajaran yang bersifat kontekstual-historis. Aspek-aspek pertama bersifat

pasti dan universal, sedangkan aspek-aspek kedua bersifat historis dan secara

spesifik dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sosial yang ada

pada masanya. Menurut Engineer, setiap ajaran agama harus dipahami menurut

konteks kultural dan semangat transendental normatifuya, apakah sebuah ayat al­

Qur'an misalnya terkait dengan konteks historis atau normatif.65 Al-Qur'an tidak

hanya meniandung muatan-muatan hukum saja, akan tetapi juga prinsip-prinsip

yang mendasar dari sebuah ajaran agama, antara lain watak dasar agama yang

cenderung humanistik dan progresif serta menjunjung hak asasi manusia.

Unruk keperluan penelitian ini, teori Engineer dapat digunakan untuk

menganalis$. muatan pesan-pesan gender yang beredar dalam proses sosialisasi

gender yan$ berlangsung di pesantren. Teori ini diterapkan untuk melihat aspek­

aspek kontekstualitas dan normativitas ajaran Islam yang mendapat tekanan dalam

65 Asghar Ali Engineer, The Right of Women in Islam (St. Martin's Press, New York.

1992), him. IS.

Page 61: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

32

dikursus gender di pesantren clan melihat pesan-pesan gender yang diartikulasikan

oleh para agetl sosialisasi.

Dengan kerangka teori sebagaimana dirangkum di atas, maka struktur

analisis dalatn penelitian desertasi ini dapat digambarkan dengan kerangka

konseptual yang bisa digarnbarkan dengan bagan berikut:

PESANTREN sebagai Lembaga Sosial

Agen Sosialialisasi

NYAI KIAi

PERAN

Badal Guru

:·······················,, Relasi i Santri i·········· kekuasaan -pengetahuan . . . . ......................... !---·---, i Wacana ! i i ! Pesan l ! Ajaran j

l Nilai l Diskursus Gender i Norma i ·············· I I '--~~~~~~~--j Aturan i i ; ! Model l L----···...,....J

Bagan di atas menggarnbarkan proses sosialisasi gender yang berlangsung

dalarn pesantren. Pesantren dipandang sebagai sebuah lembaga sosial

Page 62: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

33

dengan ciri-ciri yang khusus. Dalam proses sosialisasi tersebut, masing-masing

agen sosialisasi memainkan perannya berdasar konteks posisi sosial mereka

ma.sing-masing. Penekanan diberikan pada peran kiai dan nyai. Proses sosialisasi

tersebut m~libatkan distribusi pengetahuan dan kekuasaan antara para anggota

lingkungan pesantren dalam waktu yang bersamaan. Sosialisasi memproduksi dan

mereproduksi diskursus gender dalam pesantren. Diskursus tersebut mencakup

berbagai elemen temasuk nilai-nilai, nonna-nonna, ajaran, model atau contoh

perilaku, att,lran serta pesan-pesan gender lainnya. Diskursus seringkali bersifat

inkonsisten,, akhimya tidak ada diskursus tunggal melainkan terdapat beberapa

diskurus berbeda yang saling berkontestasi.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PP Al-Munawwir dan PP Ali Maksum.

Keduanya terletak di Dusun Krapyak, Y ogyakarta, dan dipilih berdasarkan aspek

kedekatannya tersebut. Di awal berdirinya, kedua pesantren berada dalam

lembaga Al-Munawwir. Perkembangan yang sangat pesat mengharuskan

pesantren ini dibagi menjadi dua dengan bidang garapan dan konsentrasi masing­

masing. Pe$antren Al-Munawwir lebih kepada lembaga pendidikan sala.fi

(tradisional), sementara Pesantren Ali Makshum lebih kepada pendidikan khalafi

(modem).

Page 63: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

34

PP Al-Munawwir mempunyai tiga betas kompleks dengan masing­

masing dipini.pin oleh seorang kiai dan nyai. Disebut kompleks karena berada

dalam satu · kawasan dan bersebelahan dengan rumah kiai yang memimpin

kompleks b~rsangkutan. Jarak antara satu kompleks dengan yang lain berkisar

beberapa ra,tus meter. Tujuan pendidikan di Pesantren Al-Munawwir lebih

ditekankan kepada kemampuan membaca dan pendalaman ilmu al-Qur' an. PP Al­

Munawwir mempunyai tiga lembaga pendidikan: I) Madrasah Huff adz, yang

mengkhususkan santrinya menekuni al-Qur'an, 2) Madrasah Salafiyah, yang

menitikberatkan pada materi-materi keislaman yang salafi, tanpa materi

pendidikan umum, 3) Al Ma'had Al-Aly, yang merupakan lembaga pendidikan

paling tinggi.

Pesantren Ali Maksum mempunyai tujuh kompleks. Berdasarkan

manajemen lembaga pendidikannya, pesantren ini tergolong modem dan

menerapkan: sistem persekolahan yang klasikal. Dengan sistem evaluasi yang

sudah map~, lembaga pendidikan di bawahnya mengikuti kurikulum nasional di

bawah Departemen Agama dengan status Disamakan. Lembaga tersebut adalah:

1) Madrasal!t Tsanawiyah (setingkat SMP) untuk santri putra dan putri; 2)

Madrasah Aliyah (setingkat SMA), 3) Lembaga Kajian Ilmiah Mahasiswa.

Dusun .Krapyak termasuk dalam Kecamatan Panggungharjo dan dikenal

dengan posisinya yang strategis, hanya 3,5 km dari kota kecamatan dan 3,5 km

dengan kota:kabupaten, serta 3 km dengan kota provinsi. Dusun Krapyak dikenal

Page 64: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

35

sebagai dae.rrah santri yang kaya akan sumber daya manusia, terutama di bidang

keagamaan. iDaerah pesantren ini juga bisa ditempuh dengan jalur bus kota yang

bisa mengh1'bungkan berbagai pusat pendidikan dan perbelanjaan di Y ogyakarta.

2. Subjek P~nelitian

Suli>jek penelitian ini adalah para kiai dan nyai yang memegang

pesantren clan terlibat dalam pengelolaan pesantren, badal kiai dan nyai yang

menjadi asi~n dengan memberikan pengajaran di pesantren/madrasah serta

berdomisili <Iii pesantren. Adapun jumlah keseluruhan subyek penelitian adalah 46

orang. Deng~ perincian, 18 orang perempuan dan 28 orang laki-laki. Kelompok

ini dipilih berdasarkan tingkat sosialisasinya masing-masing sesuai dengan data

yang dibutuhkan.

3. Model Peaelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan dukungan data

kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam,

observasi laµgsung, Focus Group Discussion (FGD), dan dokumentasi. Data

kuantitatif juga diperoleh dari sejumlah penelitian sebelumnya dengan tema

terkait yang1 menyediakan data-data empiris berkenaan dengan gender dalam

dunia pesantren. Data kuantitatif akan diolah untuk menghasilkan keterpilahan

Page 65: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

36

dan rasio s111bjek penelitian, daiam hal ini pimpinan pesantren, guru, dan santri,

berdasar petbedaan jenis kelamin.

Menurut Reinharz, penelitian yang berkosentrasi pada isu gender

memerlukan metode wawancara mendalam.66 Di sini Reinharz menunjuk pada

strategi untuk mendorong keterlibatan aktiv responden dalam pembicaraan

mengenai t~ma penelitian. Diharapkan dengan model ini subjek penelitian mampu

mengungkap pandangan dan perspektif mereka sebanyak-banyaknya daJam

bahasa mereka sendiri. Wawancara mendalam terutama dilakukan terbadap kiai

dan nyai serta badal untuk mengungkap persepsi dan respon mereka tentang

wacana g$1der di pesantren dan peran yang mereka mainkan dalam

mensosialis~ikan gender terhadap santri. Wawancara juga dilakukan terhadap

guru madra$ah.

Sem~tara obeservasi diterapkan untuk memaksimalkan kemampuan

peneliti darl segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan

dan sebagainya. Observasi juga memberikan kesadaran dari peneliti maupun yang

diteliti tentang kondisi yang sedang diamati.67 FGD diterapkan untuk

mendapatkan informasi dari subjek penelitian secara lebih dialogis melalui umpan

balik antar :Subjek penelitian. FGD merupakan sarana untuk rekonfirmasi data

yang telah diperoleh. FGD dilakukan ketika penulis diundang sebagai pembicara

66 ShWamit Reinharz, Metode-metode Feminis dalam Penelitian Sosial, (terj. Lisabona

Rahman), (Jaiqlrta: WRI, 2005), him. 21. 67

Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Roesdakarya, 1998), him. 126.

Page 66: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

37

dalam sebuah seminar tentang "Perempuan dan Tantangan Pesantren." Kegiatan

ini dilak:uka.Q. dengan cara menarik pendapat para peserta melalui pertanyaan dan

meminta mereka untuk berdiskusi tentang isu-isu tertentu terkait tema utama

seminar.

4. Uji Keal>sahan Data

Uji keabsahan data hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dilak:ukan

dengan teknik trianggulasi terhadap sumber data maupun teknik pengumpulan

data. Terdapat empat teknik trianggulasi sebagai metode pemeriksa yang

memanfaatlqm pengguna sumber, metode, penyidik dan teori.68 Dalam penelitian

ini dipilih jenis trianggulasi dengan sumber dan teori. lni dilakukan dengan

beberapa pr~sedur, yaitu: 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data

basil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan subjek penelitian di

forum publi~ dengan apa yang dikatakan secara pribadi; 3) mengkonfirmasi basil

wawancara dari antara satu subjek dengan subjek lainnya; dan 4) membandingkan

basil wawaneara dengan laporan dokumen-dokumen yang berkaitan.

5. Teknik Analisa Data

Analisis gender diterapkan sebagai pendekatan analisis terbadap data hasil

penelitian ini. Analisis ini diterapkan terhadap sejumlah aspek berikut: a) profil

68 lbili, hlm.178.

Page 67: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

38

kegiatan dan peran para subjek penelitian, khususnya kiai, nyai dan badal dalam

proses pen(i!idikan dan pengajaran di pesantren; b) akses terhadap penentuan

kebijakan di pesantren; c) kontrol terhadap sumber-sumber yang tersedia dalam

pesantren; dan d) faktor-faktor sosial yang mempengaruhi kegiatan, akses dan

kontrol terhadap lembaga pesantren.

Data-data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam melukiskan

apa yang ada pada alam berpikir informan. Pengalaman atau pendapat pribadi

tidak secara. langsung tercermln dalam bahasa (cerita). Sebelum diungkapkan,

aspek-aspe~ tersebut mengalami penyaringan refleksi dan ingatan yang selektit69

sehingga subjektivitas dalam menginterpretasi baik oleh subjek penelitian maupun

oleh peneliti harus dianggap sebagai bagian dari proses interpretasi itu sendiri.

Metode observasi berfungsi mempertajam interpretasi terhadap masalah-masalah

yang ditelili karena konstruksi realitas oleh subjektivitas berpotensi untuk

dipahami secara berbeda oleh laki-laki dan perempuan.

Data basil analisis kemudian disajikan dengan cara yang sederhana dan

terstruktur dengan maksud supaya mudah dipahami. Pada bagian akhir desertasi

ini, sejumlah pokok kesimpulan ditarik berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

atas data. Jrokok-pokok kesimpulan ini merupakan temuan-temuan utama yang

diperoleh dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai upaya untuk menjawab

69 R.;µna Saptari dan Brigitte Holzner, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, Sebuah Pengantar Studi perempuan, (Jakarta: Kalyana Mitra, Grafitti, 1997), him. 465.

Page 68: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

39

pertanyaan penelitian yang diajukan. Penarikan kesimpulan dilakukan setelah

memverifikasi data selama penelitian berlangsung. Reduksi data, penyajian data

dan penari~ kesimpulan merupakan langkah-langkah yang saling terkait dan

dikerjakan Secara berkesinambungan.

F. Sistematika Penulisan

Tulisan ini membahas tentang gender dalam lingkungan sosial pesantren

(Studi tentang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi Gender di Pesantren Al­

Munawwir dan Pesantren Ali Maksum Krapyak Y ogyakarta). Agar pembahasan

dapat dilakukan secara sistematis dan terarah, ditempuh langkah-langkah sebagai

berikut:

Langkah pertama. Setelah mengemukakan pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang, permasalahan penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, k~gka teori dan metodologi yang digunakan, langkah berikutnya

yang dikemukakan adalah teori peran, sosialisasi dan agen sosialisasi. Pada

langkah ini dikemukakan pula hubungan antara kekuasaan dan diskursus gender

yang sating mempengaruhi serta perspektif gender dalam Islam.

Langkah kedua yang diambil adalah mengemukakan tentang setting

sosial pesaJlltren, yang meliputi sejarah, karekteristik, metode pengajaran,

struktur sos!al clan identitas gender di pesantren. Setting sosial pesantren penting

Page 69: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

40

untuk mem~erikan gambaran bagaimana dinamika, struktur dan kultur pesantren

berjalan dan 1dinamisasi kehidupan pesantren tergambarkan.

Langkah ketiga menganalisis agen sosialisasi gender di pesantren yang

berperan pepting dalam sosialisasi gender di pesantren. Ada empat komponen

agen dalam sosialisasi, yang meliputi kiai senior dan kiai muda, nyai senior dan

nyai muda, ,guru serta teman sebaya. Penjelasan ini sangat penting untuk melihat

peran masing-masing agen serta siapa yang paling dominan dalam

mensosialisasikan gender di pesantren, serta implikasinya pada materi sosialisasi

gender di pe$antren.

Langkah keempat, secara lehih detail mengkritisi pelaksanaan

sosialisasi gender di pesantren dengan cara melihat peran dan posisi kiai dan nyai

dalam sosialisasi gender, begitu pula dengan metode yang dipakai serta media

kitab klasik yang dipakai dalam sosialisasi gender.

Langkah kelima menganalisis ketegangan dalam proses sosialisasi

dengan cara melihat bagaimana dominasi normativitas peran gender terhadap

kontekstualiaasi peran gender, serta penggunaan kekuasaan dalam

mensosialisasikan gender. Secara lebih detail dibahas tiga isu penting yang sangat

berguna untttk memahami proses dan konteks sosialisasi gender di Pesantren Al­

Munawwir dan Pesantren Ali Maksum. Ketiga isu tersebut adalah berlangsungnya

proses sosiailisasi gender, model sosialisasi gender yang dominan, dan hubungan

kekuasaan dalam sosialisasi gender di kedua pesantren. Ketiga isu tersebut akan

Page 70: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

41

didiskusikan menurut tiga kerangka teori yang berbeda, masing-masing adalah:

normativitas dan kontekstualitas isu gender, strong model versus reflexive model

dalam sosialisasi gender, dan teori diskursus dan kekuasaan Michel Foucault.

I,.angkah keenam merumuskan berbagai kesimpulan sebagai basil

pembaha5$11 dari pembahasan sebelumnya dalam bentuk pemyataan-pernyataan

yang sekaligus menjawab permasalahan-pertanyaan yang diangkat dalam tulisan

ini.

Page 71: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi
Page 72: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

A. Kesimpulan

BAB VI

PENUTUP

Bendasarkan analisa di muka tentang sosialisasi gender di Pesantren

Al-Munawrwir dan Pesantren Ali Maksum, dapat disimpulkan sehagai herikut:

1. Berkai"$1 dengan peran kiai dan nyai dalam mensosialisasikan dan

mempengaruhi cara pandang tentang gender di pesantren, maka ditarik

lima kesimpulan pokok sehagai herikut:

Pertama, kiai dan nyai secara garis besar memainkan peran yang

sangiit hesar dalam diskursus gender di lingkungan pesantren dan

merrtpengaruhi pandangan para santri herkenaan dengan isu gender

dalam Islam. Posisi keduanya sehagai pelaku paling penting dalam

kehidupan pesantren merupakan sum.her pengaruh terkuat dalam cara

pandang dan apa yang dipikirkan santri tentang laki-laki dan perempuan.

Mereka hukan hanya salah satu sum.her informasi utama ajaran-ajaran

agama yang mengandung pesan-pesan dan muatan gender, tetapi juga

contoh hidup hagaimana ajaran-ajaran itu dipraktekkan.

Kedua, para kiai di kedua pesantren, meskipun demikian,

memegang peranan yang lehih luas dan menentukan dalam sosialisasi

gender di pesantren dihandingkan para nyai. Mereka memiliki pengaruh

lehib. hesar, posisi yang lehih kuat, dan kesempatan yang lehih hanyak

Page 73: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

233

dalam berinteraksi dengan santri, dibandingkan dengan para nyai.

Dalruin sejarah berdirinya kedua pesantren, laki-laki memiliki posisi

lebih. utama; kyai dan guru laki-laki berjumlah lebih banyak dan

memcgang mata ajaran jauh lebih banyak; tanggung jawab mengajar di

lembaga pensantren lebih banyak, peran yang lebih luas dalam

meneµtukan pengelolaan pesantren; dan posisi yang lebih menentukan

dalanjt pengambilan keputusan di lembaga pesantren.

Ketiga, peran yang dimainkan oleh para kiai dan nyai dapat i

dikat~gorikan tiga kategori, yakni maksimalis, moderat dan minimalis.

Peran pertama adalah peran dengan pengaruh terbesar yang hanya

dimiIUci oleh pimpinan pesantren, pengajar langsung madrasah dan

pengambil keputusan dalam tubuh pesantren. Peran ini hanya dijalankan

oleh kiai dan badal. Peran kedua, moderat, juga dijalankan oleh para

jajaran pemimpin pesantren dan pengajar. Para kiai muda dan nyai

senior ada disini. Para nyai muda pada umunya berperan pada kategori

minimalis. Para pelaku dalam kategori ini adalah para anggota keluarga

pesanitren tetapi tidak mengajar di pesantren dan tidak mengikuti

peng~bilan keputusan di pesantren. Peran minimalis dijalankan hanya

sebagai figur dan menjadi contoh dalam perilaku bagi para santri,

khusQ.snya santri putri.

Keempat, walaupun tidak begitu tegas, terdapat beberapa aspek

yang 'membedakan sosialisasi gender yang dilakukan oleh nyai senior

dan nyai mud.a. Para nyai senior lebih bersifat tradisionalis dan patuh

Page 74: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

234

meng:ikuti segala ketetapan pesantren, sementara para nyai muda kadang

juga bersikap kritis atas relasi dan perbedaan akses dan kontrol antara

laki-laki dan perempuan di lingkungan pesantren. Apabila para nyai

senior: cenderung menekankan pentingnya keterpeliharaan lembaga

pesantren, para nyai muda mencoba membangun kesadaran para santri

akan pentingnya kesetaraan gender. Nyai senior bertahan mengajarkan

teks-t1ks yang sudah lama digunakan pesantren dalam sosialisasi !

gendet, sedangkan nyai muda juga memikirkan perlunya perubahan

perilaku terlebih dahulu daripada perubahan pola keilmuan di pesantren.

Kelima, kecenderungan perbedaan serupa juga berlaku antara

para kiai senior dan kiai muda. Pada satu sisi, para kiai senior bersikap

tradisionalis dan tekstualis dengan sepenuhnya memegang kuat ajaran

dari teks-teks yang mereka ajarkan. Pada sisi yang lain, para kiai muda

telah tnemulai pembaharuan pemahaman dan lebih bersifat kontekstual

daripada tekstual. Apabila kiai senior berusaha menutup diri dari

pemikiran baru demi menjaga otoritas teks-teks klasik, kiai muda mulai

memberikan telaah ulang dan penjelasan baru terkait dengan

perkembangan keadaan. Meski demikian, mereka juga cenderung curiga

terhadap perkembangan wacana gender kontemporer. Bagi kiai senior,

keterpeliharaan keilmuan yang dimiliki pesantren lebih utama,

sedangkan kiai muda menekankan pentingnya mempelajari ilmu-ilmu

baru. Akhirnya, para kiai semor cenderung menutup perkembangan

wacaJ:11a gender yang lebih setara, sementara kiai muda

Page 75: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

235

mensosialisasikan isu gender yang lebih setara dengan menumbuhkan

daya kritis santri.

2. Selain, kiai dan nyai, agen-agen sosialisasi gender di Pesantren Al­

Munaiwwir dan Ali Maksum juga termasuk guru dan teman sebaya santri.

Tentang masing-masing agen ini, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

Pertama, pada manajemen pengajaran sekolah dan struktur

lembaga madrasah, terdapat ketimpangan peran antara guru laki-laki dan

guru perempuan di mana guru laki-laki lebih dominan. Selain jumlah

mereka yang jauh lebih banyak, para guru laki-laki mengajar subjek

yang lebih diutamakan dan menyangkut bagian-bagian pokok

peng~aran di madrasah. Sedangkan, jumlah guru perempuan jauh lebih

sedikit dan mereka mengajar subjek yang dianggap lebih ringan. Kondisi

ini menutup peluang guru perempuan untuk ambil bagian dalam

membahas materi inti yang sarat dengan muatan sosialisasi penguatan

gender. Guru laki-laki mendapat akses untuk mengajar di Tsanawiyah

putra : dan putri, sedangkan guru perempuan hanya dimungkinkan

mengajar di Tsanawiyah dan Aliyah putri saja, kecuali untuk mata

pelajaran umum tertentu. Penelitian ini juga menemukan adanya

pengutamaan kepada santri laki-laki dalam segala aspek pengajaran di

sekolah.

Page 76: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

236

Kedua, teman sekelas dan teman sekamar memberikan pengaruh

yang berarti terhadap perilaku dan pandangan santri tentang perbedaan

laki-laki dan perempuan serta identitas mereka sebagai laki-laki atau

perempuan. Hubungan pertemanan menyediakan potensi yang besar bagi

terjadinya penguatan normativitas peran gender. Melalui hubungan

pertemanan streotipe gender dipertahankan dan dilestarikan sehingga

norma-norma yang berlaku dalam pesantren yang membedakan laki-laki

dan p~rempuan tetap terlembaga.

3. Berkenaan dengan cara, materi, dan metode sosialisasi gender yang

berjala.n di kedua pesantren sebagai subjek dari penelitian ini, dapat

diambil kesimpulan berikut.

Pertama, perilaku kiai, nyai dan badal menunjukan dua tendensi

dalam sosialisasi gender, yaitu bermaksud melanggengkan stereotipe

gender tradisional, dan bermaksud mengadakan perubahan peran gender

secara lebih setara. Tendensi ke arah pelanggengan stereotipe gender

tradisional nampak lebih kuat daripada tendensi ke arah perubahan.

Kedua, sosialisasi gender di Pesantren Al-Munawwir dan Ali

Maksum berlangsung melalui dua cara, yakni pelanggengan peran

gender secara normatif dan pendekatan dialog antara ajaran normatif

dengllUl konteks historis kekinian. Cara pertama dilakukan dengan

maksud mempertahankan wacana gender tradisional yang sudah

bert$un-tahun beredar dalam lingkungan pesantren. Cara ini berjalan

Page 77: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

237

melalui tiga mekanisme: 1) pengajian yang disampaikan secara terns

menerus; 2) penekanan materi gender tradisional dalam pengajaran di

Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah dan

Madrasah Salafiyah; dan 3) melalui pengajian mingguan di pesantren

yang , diik:uti para penduduk sekitar pesantren. Cara kedua sosialisasi

gender dilakukan dengan mendialogkan pesan dan muatan teks-teks ..

klasik dengan perkembangan kondisi kontemporer dalam rangka

mencari pemahaman barn yang lebih memadai. Pemaknaan ini pada

umumnya memiliki tiga saluran, yaitu: 1) sosialisasi gender dalam

peng4jian-pengajian kita;, 2) khutbah Jum'at; dan 3) khutbah nikah.

Ketiga, wacana gender yang beredar dan diajarkan di pesantren

terkandung dalam materi-materi pendidikan pokok, yang diajarkan

berdaiSarkan kitab-kitab kuning. Topik dan kerangka pembahasan dalam

kitab..;kitab rujukan tersebut tidak menunjukkan prinsip kesetaraan

gender dan belum mempertimbangkan kebutuhan laki-laki dan

perempuan secara seimbang. Dalam beberapa bagian, bahkan

perempuan ditampilkan sebagai objek seksual bagi laki-laki.

4. Berkepaan dengan proses sosialisasi gender yang berlangsung di

lingkungan Pesantren Al-Munawwir dan Ali Maksum, dapat

disimpulkan sebagai berikut.

Pertama, proses normativitas peran gender tradisional dalam

pesantren merupakan arus utama dalam sosialisasi gender di kedua

Page 78: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

238

pesantren. Ajaran-ajaran tentang gender di dalamnya didukung oleh

semw kiai dan nyai senior dan sebagian besar kiai muda. Kitab-kitab

klasik bahan ajar dan peraturan pengajaran di pesantren mendukung

dominasi wacana ini. Di samping itu, terdapat orientasi kepada diskursus

gender baru yang lebih bersifat kontekstual, meski masih sangat

terbaµs dan belum secara signifikan mempengaruhi diskursus gender di

kedua pesantren.

Kedua, pendekatan strong model mendominasi proses sosialisasi

gender di lingkungan kedua pesantren. Model ini dicirikan oleh:

pene:rapan ceramah sebagai arus utama metode pengajaran, pola

penyampaian materi yang berulang-ulang, wibawa dan otoritas keilmuan

kiai, nyai dan guru dan terdapat unsur paksaan dalam muatan pesannya.

Model ini didukung oleh sejumlah peraturan di pesantren dan madrasah.

Model ini sejalan dengan tendensi normativitas peran gender dan sejalan

sepe111uhnya dengan otoritas dan pendekatan Kiai dan Nyai.

Ketiga, terdapat relasi kekuasaan yang dilibatkan dalam diskursus

gender yang dominan di Pesantren Al-Munawwir dan Pesantren Ali

Maksum. Dominasi diskursus gender tradisional dalam Islam dalam

tubuh pesantren adalah wujud relasi kekuasaan kelompok berkuasa,

yakni mayoritas para pengajar dan pemegang otoritas di pesantren, yang

memungkinkan mereka untuk memproduksi diskursus gender yang pada

gilirannya mendukung kekuasaan mereka di pesantren. Aspek-aspek

kekuasaan dalam sosialisasi gender di kedua pesantren meliputi:

Page 79: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

239

pendisiplinan tindakan dan perilaku para santri dan anggota lingkungan

pesan1lren lainnya, pengakuan dan penerimaan atas otoritas, nilai-nilai,

ritus, ,simbol dan kebenaran tertentu yang berlaku di pesantren, dan

pelempagaan norma-norma gender.

B. Saran/Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan dan diskusi di atas, penelitian 1m

mengajukan beberapa pokok rekomendasi/saran sebagai berikut.

Pertama: Perlunya upaya untuk membuka sikap tertutup para

pemegang otoritas di pesantren terhadap perkembangan wacana gender

dalatn Islam kontemporer yang lebih ramah perempuan. Upaya ini

dapat dilakukan dengan melibatkan pihak pesantren, baik: kiai, nyai,

guru, maupun badal, dalam mengatasi masalah-masalah kontemporer

perempuan yang memerlukan pemahaman baru tentang relasi gender

dalatn Islam. Dengan demikian, kalangan pesantren akan belajar untuk

lebih empati dan memahami isu-isu gender kontemporer secara lebih

historis dan menggunakan ilmu mereka untuk memahami situ.asi

tersebut. Kajian-kajian altematif seputar gender dalam Islam atau

gender dan pesantren perlu digalakkan di lingkungan pesantren dengan

melibatkan tokoh-tokoh muda pesantren, khususnya perempuan, yang

bersifat lebih dinamis dan terbuka.

Kedua: Upaya sosialisasi isu gender kontemporer seyogyanya

dilakukan tanpa menempatkan pihak pesantren sebagai objek kritik.

Page 80: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

240

Diperlukan model pemahaman gender dalam Islam yang mampu

me111gakomcdasi prinsip-prinsip konsep gender tradisional dalam Islam

supf!.ya pihak pesantren, khususnya para kiai, tidak merasa asing dan

merasa berkonfrontasi dengan ajaran yang benar-benar baru dan

seolWl-olah tidak Islami. Model pemahaman demikian diharapkan

tid~ menimbulkan kekawatiran pihak penguasa pesantren akan

otoritas mereka akibat masuknya ide-ide baru dalam wacana gender.

Perlunya juga pemaknaan ulang atas tradisi Ah/us Sunnah wa al­

Jamiah dengan mengintegrasi prinsip keadilan gender dengan prinsip­

prinsip ajaran tradisi yang dapat mengakomodasi tuntutan kesetaraan

gender. Langkah-langkah ini dapat ditempuh oleh perguruan tinggi

berbasis Islam atau lembaga-lembaga studi Islam.

Ketiga: Secara khusus, diperlukan sosialisasi prinsip-prinsip

dasar konsep kesetaraan dalam Islam, prinsip keadilan gender, dan

beberapa landasan hukum tentang sosialisasi gender ke dalam

lingkungan intelektual pesantren. Sosialisasi INPRESS No. 9 Tahun

2000 serta Renstra (Rencana Strategis) Kementerian Pemberdayaan

Perempuan ke dalam lingkungan pesantren, kiranya akan sangat

penting dan membantu untuk mendorong sikap pesantren supaya lebih

terbuka terhadap isu-isu kontemporer yang secara langsung

metnpengaruhi kehidupan perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk

metnberikan penekanan akan pentingnya kesetaraan gender dalam

pel)yelenggaraan kehidupan pendidikan dan keagamaan di pesantren.

Page 81: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

241

Upaya ini dapat dilakukan oleh pemerintah, perguruan tinggi Islam

atau .lembaga studi berbasis Islam.

Keempat: Apabila sensitivitas gender di kalangan pemegang

otori.tas dan subjek pengajar di pesantren mulai terbentuk, langkah

selrun.jutnya adalah memperkenalkan dunia pesantren dengan model­

mo~el pendidikan dan pengajaran berbasis gender, misalnya gender

inc/l!,sive teaching (pembelajaran berbasis gender). Langkah ini dapat

diikUti dengan memperkenalkan konsep manajemen berbasis gender,

mis(iilnya model gender sensitive management, dalam struktur

pesantren dan madrasah dengan harapan manajemen dan struktur

pesantren lebih ramah dan akomodatif terhadap kepentingan dan

aspirrasi perempuan. Langkah-langkah ini kurang menumbuhkan

komitmen di kalangan pengelola pesantren dan madrasah untuk

menerapkan. prinsip kesetaraan gender dalam kegiatan pendidikan dan

kehidupan beragama.

. Kelima: Perlunya mendorong agar model pembelajaran yang

berc;orak lebih dialogis dan diskursif dalam sistem pendidikan

pesantren untuk lebih berkembang dan membudaya. Model ini akan

menciptakan kultur yang lebih terbuka dan dialogis di kalangan santri,

kiai, nyai dan para guru sendiri. Sistem pendidikan di pesantren

diharapkan mampu menghasilkan santri yang lebih artikulatif dan

eks[presif dalam mengemukakan pikiran dan pandangannya. Langkah

ini · dapat ditempuh oleh pemerintah atau perguruan tinggi berbasis

Page 82: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

242

Islam dengan melibatkan pesantren ke dalam berbagai program

pendidikan altematif.

Page 83: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

243

Daftar Pustaka

Abdullah, Amin, Studi Agama: Normativitas atau Historisitas?, Y:ogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

"Rekonstruksi Metodologi Studi Agama dalam Masyarakat Multikultural dan Multirelijius", Pidato Pengukuhan Guru Besar Filsafat, IAIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta, 3 Mei 2000.

Abou El Fadl, Khaled M, Atas Nama Tuhan, Dari Fikih Otoriter ke Fikih Otoritatif, terj. Cecep Lukman Yasin, Jakarta: Serambi, 2003.

Abu Zayd, 1'!Iasr Hamid, Dekonstruksi Gender: Kritik Wacana Perempuan d~lam Islam, terj. Nur Ikhwan dkk, Yogyakarta: PSW UIN­Samha, 2003.

___ , Tekstualitas al-Qur'an: Kritik terhadap Ulumul Qur'an, terj. Khoiron Nahdhiyyin, Yogyakarta: LKiS, 1993.

An-Nairn, Abdullahi Ahmed, Dekonstruksi Syari 'ah, terj. Akhmad Suaedy, Yogyakarta: LKiS, 1994.

Andersen, Margaret L. Thingking About Women, Sociological Perspective on Sex and Gender, University of Delaware, 2003.

Al-Jabiri, Muhammad Abed, Muhammad Abed aFormasi Nalar Arab: Kritik Tradisi menuju Pembebasan dan Pluralismo Wacana Intereligius, Yogyakarta, Terj. Imam Khoiri, Yogyakarta: IRCiSOD, 2003.

Al-Mawie Abdurrauf, Jsyrotin-Nisa wa Tarbiyatiil Auliidwal hudii, Kairo: Maktabah Ibnu Sina, 1992.

Al Malibar1~ Zainuddin Ibn Abd Aziz, Jrsyiidul 'Ibiid Ra Sa5ilil Rasyiid, Surabaya: Maktabah wa Matha' ah, tt.

Al-Qarni, Aidh, Menjadi Wanita Paling Bahagia, Jakarta: Al-Qisti, 2004

Anwar, Zaip.ah & Rashidah Abdullah, Islam, Reproductive Health and Women's Rights, Kuala Lumpur: SIS, 1999.

Page 84: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

244

Anderson, Pamela Sue, A Feminst Philosoplry of Religion, NY: Blackwell .Publishers, 1998.

Al-Bana, Jamal, al- Mar'ah al Muslimah bain Ta.hiir al-Qur'an wa Taqyld al-Fuqah<i, Kairo: Darul Fikr al Islami, t.t

Al -Jalil, Malik, Husnul Uswah Bima Tabata Min-Allah wa Rasiilihi ff al- Uswah, Kairo: Maktabah darul Fikri al- Arab1, tt.

As- Sya'row1, Muhammad Mutawali, Fatawa an-Nis<i, Kairo: Maktabah at Turats Al Islam, 2001.

Ali Engineer, Asghar, The rights of Women in Islam, New York: St . Martin's Press, 1992.

Ali Syekh, Muhammad Bin Ibrahim, Zlnatul Mar'ah wa Tajmll, Kairo: Maktabah at Tura~ al Islam, 2003.

Al-Qosimi, Jamaluddin, Maui<fotul Mukminln, Kairo: Huqiiq 'J;"ob'ah MahfucJoh, tt.

Al-Ghazali, 1 Imam, lfJ.ya' ulumuddin, I-IV, Kairo: Maktabah Misr, 1998.

Al-Khosyiat, Muhammad Usman, Wa Laisa ad- Zakarukal- Un~a, Kairo: Maktabah Qur'an Al Qohiroh, 1984.

Arivia, Gadis, Filsafat Belperspektif Feminis, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2003.

Ariani Arimbi, Diah, Reading the writings of Contemporary Indonesian Muslim Women Writers: Representation, Identity and Religion of M'USlim Women in Indonesia Fictions, Desertasi Doktoral pada Faculty of Arts and Social Sciences, University of New South Wales: University of New South Wales, 2006

Asrama Pu1!ri Y ayasan Ali Maksum, Pedoman Pelaksanaan Pengajian, Yogyakarta, t.p, 2005.

Badan Petencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)-CIDA, Analisis Gender dalam Pembangunan Pendidikan, Jakarta: 2001.

Page 85: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

245

Barja, Ahm~, al- AJ;liq Lil Banln wal Banit ,I-II, Surabaya: Ahmad Nabhan, tt.

Barias, Asma, Cara Quran Membebaskan Perempuan, terj. Cecep Lukman Yasin, Jakarta: Serambi, 2005.

Basow, Susan A. Gender Stereotypes and Role, California: Cole Publishing Company, 1980.

Bisri, Cholil, "Gus Dur di antara Para Kyai" dalam Ahmad Suaedy (ed), Gila Gus Dur, Wacana Pembaca Abdurrahman Wahid, Ylogyakarta: LKiS, 2000.

BurhanuddiQ, Jajat dkk, Ulama Perempuan, Jakarta: Gramedia, 2002.

Bruce Joyce1 & Marsha Weil, Models of Teaching, Prentice-Hall, New J¢rsey: Englewood Cliffs, 1980.

Bruinessen, Martin van, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan, 1994.

, NU; Tradisi, Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, ---Yogyakarta: LKiS, 1994.

Bodgan, R. · & Biklen, S.K, , Qualitative Research for Education: an Introduction to the Theory and Methods, Boston: Allyn and Bacon, Inc 1982.

Darwin, Mu.hadjir, Negara dan Perempuan: Reorientasi Kebijakan Pub/ik, Yogyakarta: Media Wacana, 2005.

Ellin Weiler, Ar Rajulu wa al Mar'ah, Libanon: Dar al-Firosyah, 2001

Fadillah d:wk, Gerakan Sosial: Konsep, Strategi, Hambatan, dan Tantangan Gerakan Sosial di Indonesia, Malang: Averroes dan· I{ID, 2006.

Faiqoh, Nyai Agen Perubahan di Pesantren, Jakarta: Kucica, 2003

Fakih, Mansour, Ana/isis Gender dan Transformasi Sosial, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Fatkhi, Mu,hammad, Az-zawij wal-Muwifiq wa al-Mitsiill, Kairo: Maktabah al Khaniji, 1998.

Page 86: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

246

______ _, Kalfa Tastiidinii Zaujuka: Da 'wah Iii- lmt<i"' wa-1 lstimta' bi az- Zawiij, Kairo: Maktabah al Haniji, 2000.

Frieze H, Irene, ( ed), Women and Sex Roles, A. Social Psychological Perspective, W.W.Norton & Company, Inc, 1978.

Freud, Sigmund, Psikoanalisis Sigmund Freud. terj. Alimandan Yogyakarta: Ikin Teralitera, 2002.

Forum Kajian Kitab Kuning (FK3), Wajah Baru Relasi Suami-lstri, Telaah Kitab 'Uqud al Lujjayn, Yogyakarta: LKiS, 2001.

Foucault, Michel, The History of Sexuality: An Introduction. terj. R. Nurley. Harmondsworth: Penguin, 1978.

______ :, Power/Knowledge: Selected interviews and Other Writings, 1972-1977, C. Gordon (ed). Bringhton: Harvester, 1980

------- , Discipline and Punish: the Birth of the Prison, (terj) A. Sheridan, Harmondsworth: Peregrine, 1977.

Giddens, Anthony, Teori Strukturasi untuk Analisis Sosial, terj. Adi Laksono Sujono, Pasuruan: Pedati, 2003.

Gloria Bowles dan Renate Duelli Klein, Theories of Women's Sudies, London: Routledgge & Kegan Paul, t.t

Harvey et all, Contemporary Issues in Educational Psychology, Boston: Michigan State University, 1974.

Hall, Roberta M.. The Classroom Climate: A Chilly One for Women. "Project on the Status of Education of Women, Association of American Colleges. Washington, D.C: TP, 1982.

Hasballah, Aly, al-Furqiih baina az-zaujiiini' Wama Yata'a/aqu bihii min 'lddatin wa Nasabin, Kairo: Maktabah Darul Fikr Al Araby, t.t.

Hasyim, Syafiq, Hal-ha/ yang Tak Terpikirkan tentang lsu-isu keperempuanan da/am Islam, Bandung: Mizan, 2001.

Page 87: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

247

Hekman, S~san. Gender and Knowladge :Elements of Postmodern Feminism, London: Polity Press, 1990

Hidayat, Ralitmad, Rmu yang Seksis, Y ogyakarta: Jendela, 2004.

Horikoshi, l-firoko, Kyai dan Perubahan Sosial, Jakarta: P3M, 1987.

Jacklin, C~ol Nagy, "Female and Male: Issues of Gender", d~lamAmerican Psychologist, 1989, Vol. 44. No. 2,

Kementeriari Pemberdayaan Perempuan, Panduan Pelaksanaan !NP RES No 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, Jakarta: t.p, 2002.

Kemmis, S, ,dan Mc Taggart, R. The Action Reaserch Planner, Victoria: Diakin University Press, 1988.

Kenny, Susan, Developing Comm'tmities for The Future, Melbourne: Nelson, An International Thomson Publishing Company, 1994.

Lorber, J. dan S. Farrell, The Social Construction of Gender, London: Sage Publication, 1991.

McNay, Lojs, Foucault and Feminism: Power, Gender and the Self, Boston: Northeeastern University Press, 1992

Makhzanji, Akhmad Al 'Adi wa at-Tasiimu Ji !Jouil al Islam, Kairo: Maktabah Usroh, 2006.

Mahfud, Sabal Wajah Baru Fiqh Pesantren, Jakarta : Citra Pustaka, 2004

Marcoes, Lies & Johan Hendrik Meuleman, Wanita Islam Indonesia dalam Kajian Tekstual dan Kontekstual, Jakarta: INIS, 1993.

Masudi, Masdar Farid, Islam dan Hak-hak Reproduksi Perempuan, Bandung, Mizan, 2001.

Mas'ud, Abdurrahman, Intelektual Pesantren, Perhelatan Agama dan Tradisi, Y ogyakarta: LKiS, 2004.

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994

Page 88: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

248

Mandy Macdonald, Gender dan Perubahan Organisasi, terj. Omi Intan Naomi, Yogyakarta: INSIS, 1999.

Memissi, Fatimah, Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry, Oxford: Basil Blackwell, 1991.

Miles, Mattaw B dan Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif. terj. Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, 1991.

Muhyiddin bin Y ahya bin Syaraf an- Nawawi, Syarih al Arbaln an- Nawawi, Kairo: Dar ibn al- Jauzi, 2003.

Mosse, Julia' Cleves, Gender dan Pembangunan, terj. Hartian Silawati Yiogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Moelong, L,exy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990.

Muhtarom, Reproduksi U1ama di Era Globalisasi, Y ogyakarta: Pustaka Rielajar, 2005.

Muhammad, Husein, Fiqh Perempuan, Yogyakarta: LKiS, 2001.

Muhdlor, Zµhdi, KH. Ali Maksum, Perjuangan dan Pemikirannya, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1989.

Mulia, Musdah, Muslimah Reformis, Bandung: Mizan, 2004.

Musthofa Muhammad Yaumi, Abdul, al-Islam wa al dawlah al- Madaniyah, Mesir: Maktabah Usroh, 2006.

Nielsen, Y oyce McCarl, Sex and Gender in Society, Perspectives on Stratification, Colorado: University of Colorado Press, 1990.

Panitia Penerimaan Santri Baru, Buku Pedoman Madrasah Tsanawiyah &- Madrasah Aliyah Ali Maksum, Y ogyakarta, 2004.

____ , Profil Madrasah Diniyah Ali Maksum, Y ogyakarta, 2004.

Paechter, Carrie "Learning Masculinities and Feminities: Power/Knowledge and Legitimate Peripheral Participation", da.lam Women's Studies International Forum, 2003 Vol. 26.

Page 89: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

249

Peter L. B~rger dan Thomas Luckmann, Tafsir Sosial atas Kenyataan, Jakarta: LP3ES, 1990.

Pengurus Pusat PP Al-Munawwir Krapyak Y ogyakarta, Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Al-.Munawwir Krapyak Yogyakarta, Y ogyakarta, 2001.

Pengurus Madrasah Salafiyah III PP Al Munawwir, Pondok Pesantren Putri Al }.funawwir & Madrasah Salafiyah III , Y ogyakarta, 2003.

Philip Batay-Franco Gasbar, Kalfa Tugayyir al-Mar'ah al-Siyisah wa Iimaia Yuqowwamu al-Raju/, terj. Suzan Kholil, Kairo: Maktabah Usroh, 2006.

Qosim Ja'far, Muhammad Anas, al- Huqiiq as- Siyasiyah Iii- Mar 'ah, Kairo: Dar an- Nahcj.ah al Arabiyah, 2000.

Ratna Saptari dan Brigitte Holzner, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, Sebuah Pengantar Studi Perempuan, Jakarta: Kalyana Mitra-Grafitti 1997.

Rosenthal, D. A. dan Feldman, S.S., "The Acculturation of Chinese Immigrants: Effects on Family Functioning of Length of Residence in Two Cultural Contexts", dalam Journal of Genetic Psychology, 1990, Vol. 4.

Ryan Pott, an-Niswiyah wa al- Mawiithinah, terj. Ayman Bikr, Kairo: Maktabah Usroh, 2005.

Sa'id Romdlon, Muhammad, Al-Mar'ah Baina Thogyiin Ni~om al Qarbi lli'a Lathoif Tasyri' Robbiini, Libanon: Darl al- Fik, 1996.

Schimmel, Annemarie, Jiwaku adalah Wanita: Aspek Feminin dalam Spritualitas Islam, Bandung: Mizan, 1998.

Syarief Romas, Chumaidi, Kekerasan Kerajaan Surgawi, Y ogyakarta: I<reasi\Vacana,2003

Sachiko Murata, The Tao of Islam, State University of New York Press, 1992.

Page 90: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

250

Sandra Harding, Conclusion: Epistimological Question, Feminst and Methodology; Social science Issue, Indianapolis: Indiana University Press, 1987.

Schimmel, Annemarie, ·Jiwaku adalah Wanita: Aspek Feminin dalam Spritualitas Islam, Bandung: Mizan, 1998.

Shafrudden Al-Musawi, Menggugat Abu Hurairah: Menelusuri Jejak Langkah dan Hadis-hadisnya, Jakarta: Pustaka Zahra, 2002.

Shihab, M. · Quraish, Tafsir al- Misbih: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur 'an, Jakarta: Lentera Hati, 2000.

Spradley, James.P, Metode Etnograji, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1997.

Samiyah Hasan al-Samati, al- Mar'ah wa al-Mujtama' al-Mu'~hirah, Kairo: Maktabah Usroh, 2006.

Suhardono, Edy, Teori Peran, Konsep Derivasi dan Implikasinya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.

Shulamit ll.einharz, Feminist Methods in Social Research, Oxford University Press, Inc. 1992.

Streanbrink~ Karel A. Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, Jakarta: LP3ES, 1986.

Talbani Aziz, dan Parven Hasanali, "Adolescent Females between Tradition and Modernity: Gender Role Socialization in South Asian Immigrant Culture", dalam Journal of Adolescence, lOOO, Vol. 23.

Turmudi, Endang, Perselingkuhan Kiai dan Kekuasaan, Y ogyakarta: lKiS, 2004.

Tong, Roesemarie, Feminist Thought: A Comprehensive Introduction, London: Unwin Hyman. 1989.

Thomas A, Angelo dan K. Patricia Cross, Classroom Assessment Tekniques" in Classroom Assessment Tehniques, A Handbook for College Teachers, r1 Edition, Sage Publications, 1997.

Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif al-Qur'an, Jakarta, Paramadina, 2001.

Page 91: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

251

Wadud, Aminah, Qur'an and Women: Rereading the Sacred from a Women's Perspective. New York: Oxford University Press, 1999.

Weiler, Ellin, ar-Rajulu wa al- lt1ar'ah, Libanon: Dar al- Firosyah, 2001.

Weedon, C. Feminist Practice and Post Structuralist Theory, London: Basil Blackwell, 1976.

W.Santrock, Jhon, Adolescente, Perkembangan Remaja, terj. Shinto B.Adelai, Jakarta: Erlangga, t.t.

Yusuf Qarqawi, Markaz al Marah ff Hayiit al Isliimiyah, Kairo: Maktabah Qohiroh, 2005.

, al-Usrah Kama Yuilduhii al-Isliim, Kairo: Maktabah ____ _,___

Qohiroh, 2005.

____ ,______, an-Niqiib lil-Mar'ah baina Qauli bi- Bid'atihf wa Qauli bi Wujubi5i, Kairo: Maktabah Qohiroh, 2005.

Zamakhsya11i Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup f(yai, Jakarta: LP3ES, 1982.

Zakiyah Khjjaz1, al Marah wa as- Zawiijwa al Huqiiq as-Syabiib, Kairo: Maktabah Usroh, 2006.

Page 92: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

A. ldentitas Diri

Nama Tempat/tanggal lahir Pekerjaan NIP Pangkat/Golongan Alamat Kantor

Alamat Rumah

Ayah Ibu Ayahmertua lbu Mertua Suami Anak

e-mail

B. Riwayat pendidlkan:

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

: Marhumah : Bangkalan, 12 Maret 1962 : Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta : 150241785 : IV B Lektor Kepala dalam Ilmu Hadist : Fakultas Tarbiyah UIN SUKA, Jalan Laksda Adisucipto

Y ogyakarta. : Kepuh no 68 RT 04/RW 23 Wedomartani Ngemplak

Yogyakarta : KH. Syafi'i Al Ma'rufi (Alm) : Nyai. Hj. Maimunah Shonhaji : H. Didi Suhardiman (Alm) : Fathimah (Alm) : Ir. H. Teddy Syamsidi : Tasya Marisya Ayuningtyas (5th) Anggun Meirisya Asriningtyas (4th) : [email protected]

No. Tahun Jenjang Nama Fakultas Jurusan/ Tempat Lemhaga Program

Studi 1 1976 MI PonPes Pasuruan

Sidogiri 2 1979 MTs PonPes Cukir Jombang 3 1982 MA PonPes Cukir Jombang 2 1984 !Sarjana IAIN Tarbiyah PAI Yogyakarta

Mud.a 3 1988 Do kt oral IAIN Tarbiyah PAI Yogyakarta 4 1999 .s2 UNY Pas ca PLS Yogyakarta 5 2008 S3 UIN Pas ca Pendidik

an Islam

Page 93: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

C. Pendidikan TaQlbahan:

1. 1999 . McGill University, Canada . Fellowship/or Women's Studies (3 bulan) 2. 2001 . University Of Hawaii-East West Center Honolulu. Summer Seminar on

Population, ~'Researching Sensitive issues in Sexuality and Reproductive Health" (2 bulan)

3. 2006. Al M~ia University, Kairo (6 bulan)

D. Pengalaman Organisasi :

1. 1986-1987 : Ketua PMII Putri (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Y ogyakarta.

2. 1991-1993. : Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU DIY 3. 1995- : Dewan Pendiri YKF (Yayasan Kesejahteraan Fatayat)

Yogyakarta 4. 1993-1995. : Wakil Ketua BKOW (Badan Kordinasi Organisasi Wanita)

Propinsi DIY. 5. 2000-2006. : Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Anak MUI

(Majles Ulatna Indonesia) Propinsi DIY. 6. 2001-2006. · : Sekretaris Eksekutif PSW (Pusat Studi Wanita) UIN Sunan

Kalijaga Y ogyakarta. 7. 2007- Sekarang: Direktur Pusat Studi Wanita (PSW) UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

E. Seminar Intern~tional:

1. 1997. International Seminar "Islam and Family Planning" Ford Foundation-Al Azhar Univ~rsity, Cairo.

2. 1999. International Seminar "Women's and Reproductive Righf' Ford Foundation-:Mujadilah Foundation, Philipina.

3. 2006. Islam,: Women and The New World Order, Center For Women's Studies -DENIDA

F. Karya Tulis :

1. Buku: a. 2002 " Perempuan dalam Kitab As-Silakh fi Bayin An Nika.J; (karya

Muh~mad Kholil Al bangkalani Al Manduri), dalam buku " Gender dan Islam :Teks dan Konteks, PSW IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

b. Editor buku: 2003 " Membina Keluarga Mewaddah wa Rahmah dalam Bingkai Sunnah Nabi'", PSW IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta-FF Jakarta.

Page 94: GENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL …digilib.uin-suka.ac.id/15258/1/BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdfGENDER!DALAM LINGKUNGAN SOSIAL PESANTREN (Studi tentiang Peran Kiai dan Nyai dalam Sosialisasi

2. Artikel:

c. 2003 ~'Anjuran Menikah", dalam buku "Membina Keluarga Mewaddah wa Rahm,ah dalam Bingkai Sunnah Nabi'', PSW IAIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta-FF Jakarta.

d. 2003 ~' Konsep Najkah dalam Hadis '', dalam buku "Perempuan tertindas?, kajian-kajian hadis-hadis "Misoginis" . PSW IAIN Sunan Kalij$ga Y ogyakarta-FF Jakarta.

a. 2001. /bu Nyai sebagai Pemimpin Pesantren, Jumal Penelitian Agama" Pusat Penelitian IAIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta Penelitian Agama" Pusa~ Penelitian IAIN Sunan Kalijaga Y ogyakarta.

b. 2002; Nikah Mut'ah dalam literature kitab hadis, Jumal Musawaa, Vol. 1 No.2 September 2002.

c. 2003. Peningkatan kemampuan Dosen dalam pembelajaran berperspektif gend~r di IAIN Sunan Kalijaga. Jumal "Penelitian Agama" Pusat Penelitian IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Vol. XII 1Januari2003.

d. 2007. Pendekatan Hermeneutik dalam Hadis-hadis tentang Wali Nikah, Jumal Musawaa, Vol 5 no 2, April 2007.

3. Penelitian:

a. 2000, Nyai lstijabah dan Model kepemimpinannya, P3M IAIN Y ogyakarta.

b. 2000, Perempuan dan Perceraaian di Gunungkidul, P3M IAIN Y ogyakarta.

c. 2001 lmplementasi Hak-hak Reproduksi dalam Islam.Ford Foundation, Jakarta.

d. 2001, Peningkatan Peran Dosen dalam Pembelajaran Berperspektif Gender, Dana Unggulan DikNas RI.

e. 2003 Kesenjangan Gender pada Kualitas Akademik di IAIN (Studi tentang perb~dingan tiga IAIN di Jawa).

f. 2005. 1 Sikap Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga terhadap Persoalan Gender dan Hak-hak Reproduksi dalam Islam. PSW IAIN-CIDA MORA Project

Y ogyakarta, 1 Agustus 2008

Marhumah