GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA...

104
GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL NEGARA (Studi Di Kabupaten Lampung Selatan) (Skripsi) Oleh ANDRI AGUNG SAPUTRA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA...

Page 1: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN

APARATUR SIPIL NEGARA

(Studi Di Kabupaten Lampung Selatan)

(Skripsi)

Oleh

ANDRI AGUNG SAPUTRA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

ABSTRAK

GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN

APARATUR SIPIL NEGARA (Studi Di Kabupaten Lampung Selatan)

Oleh

ANDRI AGUNG SAPUTRA

Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 50 orang

mendapatkan teguran lisan, 86 teguran tertulis dan 4 orang pemberhentian secara

tidak hormat. Hal tersebut menunjukkan perilaku indisipliner. Penelitian ini

bertujuan untuk (1) mengetahui isi kebijakan teologik islam, (2) mengetahui

proses perumusan dan sosialisasinya, (3) mengetahui pelaksanaan kebijakannya,

(4) mengetahui pengamalan programnya, (5) mengetahui implikasi hikmah

kebijakan teologik islam. Tipe penelitian menggunakan deskriptif kualitatif

melalui pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini

menemukan bahwa (1) Kebijakan teologik islam Bupati Lampung Selatan

meliputi himbauan iktikaf, pelaksanaan shalat dan penunaian wajib zakat pegawai.

(2) Proses perumusan dan sosialisasinya baik, dihimbau langsung oleh bupati

dibarengi diterbitkannnya surat perintah dan surat undangan iktikaf, ditempelnya

stiker-stiker ajakan shalat berjamaah serta diterbitkannya surat edaran wajib zakat

bagi pegawai. Pendistribusian surat undangan himbauan iktikaf hanya sampai

pada tingkat kecamatan tidak sampai desa. (3) Pelaksanaan program baik karena

himbauan iktikaf, pelaksanaan shalat berjamaah dan penunaian wajib zakat

pegawai dilaksanakan. Pengawasan tidak ada. Insentif tidak ada. Sanksi

kepegawaian tidak ada. (4) Pengamalan kebijakan baik karena himbauan iktikaf,

pelaksanaan shalat, dan wajib zakat pegawai disambut baik oleh masyarakat dan

dilaksanakan. Pihak-pihak yang terlibat mengajak kepada orang lain. (5)

Pengamalam program oleh aparatur sipil negara di Kabupaten Lampung Selatan

masuk ke dalam kajian teoritik kesadaran teologik dengan indikasi penerimaan

oleh para pegawai pemerintahan terhadap himbauan iktikaf, pelaksanaan shalat

dan penunaian wajib zakat pegawai. Dengan diamalkannya himbauan iktkaf,

pelaksanaan shalat dan penunaian wajib zakat pegawai oleh aparatur sipil negara

maka diharapkan akhlak aparatur sipil negara dimasa yang akan datang berakhlak

teologik.

Kata Kunci: Iktikaf, Shalat, Wajib Zakat Pegawai.

Page 3: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

ABSTRACT

THEOLOGICAL SYMPTOMS OF ISLAM IN DEVELOPMENT

STATE CIVIL APARATURE (Study in South Lampung Regency)

By

ANDRI AGUNG SAPUTRA

50 State Civil Apparatus in South Lampung Regency received verbal reprimand,

86 written reprimands and 4 disrespectful dismissals. This shows disciplinary

behavior. This study aims to (1) know the contents of Islamic theological policies,

(2) know the process of formulation and socialization, (3) know the

implementation of its policies, (4) know the implementation of the program, (5)

know the implications of Islamic theological wisdom. The research type uses

descriptive qualitative data collection through interviews, observation and

documentation. This study found that (1) the theology of the Islamic Regent of

South Lampung covers the appeal, the implementation of prayer and the

obligatory fulfillment of employee zakat. (2) The process of formulation and

socialization is good, appealed directly by the regent accompanied by the issuance

of a warrant and invitation letter, attached to the stickers for the invitation to pray

in congregation and the issuance of mandatory zakat circular for employees. The

distribution of invitation letters appealed only to the sub-district level not to the

village. (3) The implementation of the program is either due to the appeal, the

implementation of congregational prayers and the obligatory fulfillment of

employee zakat is carried out. No supervision. There is no incentive. There is no

sanction. (4) The implementation of policies both because of the appeal, the

implementation of prayer, and the obligatory zakat of employees are welcomed by

the community and carried out. The parties involved invite others. (5) The

experience of the program by the state civil apparatus in South Lampung Regency

is included in the theoretical study of theological awareness with indications of

acceptance by government officials of the appeal, implementation of prayer and

compulsory settlement of employee zakat. By practicing the appeal, the

implementation of prayer and the obligatory fulfillment of employee zakat by the

state civil apparatus, it is expected that the morals of the state civil apparatus in

the future are theological in character.

Keywords: Iktikaf, Prayer, Cumpulsory Employee Zakat.

Page 4: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN

APARATUR SIPIL NEGARA (Studi Di Kabupaten Lampung Selatan)

Oleh

ANDRI AGUNG SAPUTRA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat mencapai gelar

SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Pada

Jurusan Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak
Page 6: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak
Page 7: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak
Page 8: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Andri Agung Saputra, dilahirkan pada 20

Maret 1996 di Desa Rajabasa Lama Kecamatan Labuhan

Ratu Kabupaten Lampung Timur. Penulis merupakan anak

ketiga dari tiga bersaudara, putra dari Bapak Suwito dan Ibu

Sri Suyanti.

Jenjang pendidikan penulis dimulai dari tahun 2000-2002 di TK Pertiwi I

Rajabasa Lama. Tahun 2002-2008 di SDN 3 Rajabasa Lama. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Labuhan Ratu pada tahun

2008-2011. Melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di

SMAN 1 Labuhan Ratu pada tahun 2011-2014. Penulis melanjutkan pendidikan

tinggi di Universitas Lampung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu

Pemerintahan pada tahun 2014-2018.

Page 9: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

MOTTO

“Orang boleh pandai setinggi langit. Tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang

di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

(Pramoedya Ananta Toer)

“Saya menganggap orang yang bisa mengatasi keinginannya lebih berani dari

pada orang yang bisa menaklukan musuhnya. Karena kemenangan yang paling

sulit diraih adalah kemenangan atas diri sendiri.”

(Aristoteles)

“Siapapun bisa jadi apapun”

(Andri Agung Saputra)

Page 10: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirabbilalamiin telah Engkau Ridhoi Ya Allah langkah hambaMu,

sehingga skripsi ini pada akhirnya dapat terselesaikan pada waktunya.

Teriring shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW

semoga kelak skripsi ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.

dan

Ku Persembahkan Karya Sederhana Ini Kepada:

“Bapak Ku Suwito dan Mamak Ku Sri Suyanti ” terima kasih atas segala doa dan

kasih yang tiada habisnya serta setiap perjuangan yang telah kalian curahkan

untuk seluruh anak-anaknya. Semoga karya ini dapat membuat bangga dan

memberikan kebahagiaan atas segala jerih dan payah yang telah Bapak dan

Mamak lakukan.

“Kedua Kakak Ku, Eka Susanti dan Idris Gunawan” serta “Kedua Kakak Ipar Ku,

Sugeng Sumarto dan Siti Nurkhasanah”. Terima kasih atas segala doa, kasih

sayang, nasihat dan semangat yang telah kalian berikan.

Terimakasih untuk teman-teman sejawat dan saudara-saudara seperjuangan di

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, semoga amal

kebaikan yang telah dilakukan mendapat balasan dari Allah SWT.

Almamater Tercinta Universitas Lampung

Page 11: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur atas keridhoan Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tidak lupa penulis sanjung agungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai suri

tauladan yang baik dan pemimpin bagi kaumnya.

Skripsi yang berjudul “Gejala Teologik Islam Dalam Pembinaan Aparatur Sipil

Negara (Studi Di Kabupaten Lampung Selatan)” sebagai salah satu syarat untuk

mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak

yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini antara lain, yaitu:

1. Bapak Drs. Piping Setia Priangga, M.Si., selaku pembimbing pertama

penulis. Terima kasih atas ilmu, saran, semangat dan motivasi dari awal

penulis kuliah hingga penulis menyelesaikan skripsi ini, terima kasih juga

atas kebaikan dan rasa pengertian yang tinggi terhadap penulis yang bapak

berikan. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk

bapak.

Page 12: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

2. Bapak Darmawan Purba, S.I.P., M.I.P., selaku pembimbing kedua penulis.

Terima kasih atas kesabaran untuk meluangkan waktu dalam menghadapi

penulis, atas segala bimbingan ilmu, saran yang sangat bermanfaat serta

motivasi dan semangat untuk menghasilkan skripsi yang baik dan benar

sehingga atas kebaikan bapak, penulis mampu menyelesaikan skripsi dan

studi pada waktunya. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah

untuk bapak.

3. Bapak Drs. R. Sigit Krisbintoro, M.I.P., selaku dosen pembahas penulis.

Terima kasih atas segala kritik dan saran yang membangun demi terciptanya

progress yang signifikan terhadap skripsi penulis hingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu yang sangat

bermanfaat bagi penulis. Semoga segala kebaikan dari Allah SWT selalu

tercurah untuk bapak.

4. Bapak Drs. Hertanto, M.Si., Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik

penulis. Terima kasih telah sudi menjadi orang tua penulis di jalan menuntut

ilmu.

5. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Unila, terima kasih

atas ilmu-ilmu yang diberikan sehingga mampu menjadi jendela wawasan

bagi penulis di masa kini dan di masa yang akan datang. Semoga segala

kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak dan ibu.

6. Seluruh informan penelitian yang telah mendukung penulis dalam menyusun

skripsi. Bapak Ahmad Rodhi, Joko, Sabihis, Solichen, Solihin, Suhermanto

dan Zulkifli. Terima kasih telah menjadi informan penulis. Semoga segala

kebaikan dari Allah SWT selalu tercurah untuk bapak-bapak sekalian.

Page 13: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

7. Instansi/Badan/Bagian/Lembaga/Desa terkait yang telah memperlancar

penulis dalam menjalankan proses penelitian: Badan Kesbangpol Provinsi

Lampung, Badan Kesbangpol Kabupaten Lampung Selatan, Sekretariat

Daerah Kabupaten Lampung Selatan, Dinas Sosial Kabupaten Lampung

Selatan, Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan, BAPPEDA

Kabupaten Lampung Selatan, BKD Kabupaten Lampung Selatan, BAZDA

Kabupaten Lampung Selatan, Bagian BMS SETDAKAB Lampung Selatan,

Desa Hara dan Pengurus Masjid Bani Hasan.

8. Teruntuk Bapak Yosaphat beserta rekan Bagian Umum SETDAKAB

Lampung Selatan yang telah berkenan dan susah payah mengantarkan serta

mengurus perizinan penelitian yang tetap sabar dan support dalam

pendampingan atas diizinkannya proses penelitian, peneliti mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga. Semoga kabaikan yang bapak berikan

dibalas dengan jannah-Nya.

9. Sahabat-sahabatku Al Araaf Yusuf, Eliyas Yahya, Elyta, Meriyantika Eka

Fithri, M Gerry Zada Alem, Shohib Abdul Aziz, Theo Reynol Sandy, dan

Ulfa Umayasari. Sahabat Penulis dari awal masuk kuliah sampai sekarang.

Semoga persahabatan kita terus berjalan sampai kapan pun. Yakinkan kita

tidak melupakan satu sama lain setelah tamat kuliah nanti.

10. Organisasi intra maupun ekstra kampus yang penulis ikuti dan membuat

penulis berkembang dalam berorganisasi: HMJ Ilmu Pemerintahan, LSSP

Cendekia, IKAM Lampung Timur, PK KAMMI Universitas Lampung dan

LABPOLOTDA Jurusan Ilmu Pemerintahan, yang para anggotanya tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Page 14: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

11. Kawan-kawan Kuliah Kerja Nyata Kelompok 1 Desa Kota Gajah Kecamatan

Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah, Aulia Ulfa Raydian, Desi Deria

Safitri, M Pandu Wijaya, Netiana Sari, Ria Puspita Sari, dan Sandi Irawan.

Ingatlah “Anak Gajah” bahwa kita pernah senasib sepenanggungan dan

seatap.

12. Orang-orang yang penulis cintai dan yang mencintai penulis, orang-orang

yang penulis sayangi dan yang menyayangi penulis.

Bandar Lampung, 15 Desember 2018

Andri Agung Saputra

Page 15: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN

APARATUR SIPIL NEGARA

(Studi Di Kabupaten Lampung Selatan)

(Skripsi)

Oleh

ANDRI AGUNG SAPUTRA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 16: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 14

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Teologi Pemerintahan ............................................ 16

1. Berbagai Pegangan ...................................................................... 16

2. Pegangan Teologik ...................................................................... 18

3. Pengalaman Teologik (al) ........................................................... 19

4. Kesadaran Teologik..................................................................... 20

5. Pernyataan-Pernyataan Teologik................................................. 20

6. Kepercayaan Teologik................................................................. 21

7. Situasi Teologik........................................................................... 21

8. Macam-Macam Gejala Teologik Pemerintahan .......................... 22

B. Tinjauan tentang Shalat dan Iktikaf ................................................... 26

1. Pengertian Shalat ......................................................................... 26

2. Dalil Wajib Shalat ....................................................................... 27

3. Hikmah Disyariatkannya Shalat .................................................. 29

4. Pengertian Iktikaf ........................................................................ 31

5. Tuntunan Iktikaf .......................................................................... 32

6. Hukum Iktikaf ............................................................................. 33

7. Hikmah Iktikaf ............................................................................ 33

C. Tinjauan tentang Revolusi Mental ..................................................... 35

1. Pengertian Revolusi Mental ......................................................... 36

Page 17: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

ii

2. Konsep Lima PilarRevolusi Mental ............................................. 37

3. Kelompok Gerakan Revolusi Mental ........................................... 39

D. Kerangka Pikir ................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ................................................................................... 49

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 50

C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 52

D. Teknik Penentuan Informan ............................................................... 52

E. Informan ............................................................................................. 53

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 54

G. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 56

H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 57

I. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 59

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lampung Selatan ................................................................................ 61

B. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016-2021 ................................ 64

C. Rekapitulasi Kepegawaian di Kabupaten Lampung Selatan ............. 66

D. Sarana dan Prasarana Keagamaan Kabupaten Lampung

Selatan ................................................................................................ 69

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Isi Kebijakan Teologik Islam ............................................................. 76

B. Proses Perumusan dan Sosialisasi Kebijakan .................................... 76

C. Pelaksanaan Kebijakan....................................................................... 83

D. Pengamalan Kebijakan ....................................................................... 93

E. Analisis Implikasi Hikmah Kebijakan Teologik Islam ...................... 107

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................... 113

B. Saran .................................................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pihak yang Terlibat pada Program Iktikaf Bupati Lampung

Selatan Tahun 2018 ............................................................................ 7

2. Jenis Hukuman bagi Pegaai Negeri Sipil yang Indisipliner

Di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015-2016 ........................... 13

3. Jumlah Pegawai yang Melakukan Tindakan Indispliner

Di Dinas Pekerjaan Umum Lampung Selatan .................................... 13

4. Daftar Informan ................................................................................. 54

5. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Agama ........................ 66

6. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Ruang ......... 67

7. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Rentang Usia .............. 67

8. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Umum ...... 68

9. Jumlah Sarana dan Prasarana Ibadah Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2014 ............................................................................ 69

10. Triangulasi Data Penelitian ............................................................... 72

11. Pengguliran Program Teologik Islam Sebelum danSejak

Bupati Zainudin Hasan Menjabat ..................................................... 76

Page 19: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak
Page 20: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir .................................................................................... 48

2. Model Analisis Interaktif .................................................................... 58

3. Stiker Sosialisasi Pelaksanaan Shalat Wajib Berjamaah ................... 79

4. Pamflet Sosialisasi Penunaian Wajib Zakat Pegawai ........................ 81

5. Kegiatan Iktikaf Pegawai di Masjid Agung Bani Hasan ................... 84

6. Kegiatan Iktikaf Siswa Sekolah Menengah Pertama ......................... 85

7. Suasana Pelaksanaan Shalat Zuhur Berjamaah di Masjid

Agung Kubah Intan .............................................................................. 86

8. Kegiatan Kultum Selepas Shalat Dzuhur Berjamaah ........................ 87

Page 21: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv

DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 14

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 14

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Teologi Pemerintahan ............................................ 16

1. Berbagai Pegangan ...................................................................... 16

2. Pegangan Teologik ...................................................................... 18

3. Pengalaman Teologik (al) ........................................................... 19

4. Kesadaran Teologik..................................................................... 20

5. Pernyataan-Pernyataan Teologik................................................. 20

6. Kepercayaan Teologik................................................................. 21

7. Situasi Teologik........................................................................... 21

8. Macam-Macam Gejala Teologik Pemerintahan .......................... 22

B. Tinjauan tentang Shalat dan Iktikaf ................................................... 26

1. Pengertian Shalat ......................................................................... 26

2. Dalil Wajib Shalat ....................................................................... 27

3. Hikmah Disyariatkannya Shalat .................................................. 29

4. Pengertian Iktikaf ........................................................................ 31

5. Tuntunan Iktikaf .......................................................................... 32

6. Hukum Iktikaf ............................................................................. 33

7. Hikmah Iktikaf ............................................................................ 33

C. Tinjauan tentang Revolusi Mental ..................................................... 35

1. Pengertian Revolusi Mental ......................................................... 36

Page 22: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

2. Konsep Lima PilarRevolusi Mental ............................................. 37

3. Kelompok Gerakan Revolusi Mental ........................................... 39

D. Kerangka Pikir ................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian ................................................................................... 49

B. Fokus Penelitian ................................................................................. 50

C. Lokasi Penelitian ................................................................................ 52

D. Teknik Penentuan Informan ............................................................... 52

E. Informan ............................................................................................. 53

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 54

G. Teknik Pengolahan Data .................................................................... 56

H. Teknik Analisis Data .......................................................................... 57

I. Teknik Keabsahan Data ..................................................................... 59

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Lampung Selatan ................................................................................ 61

B. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016-2021 ................................ 64

C. Rekapitulasi Kepegawaian di Kabupaten Lampung Selatan ............. 66

D. Sarana dan Prasarana Keagamaan Kabupaten Lampung

Selatan ................................................................................................ 69

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Isi Kebijakan Teologik Islam ............................................................. 76

B. Proses Perumusan dan Sosialisasi Kebijakan .................................... 76

C. Pelaksanaan Kebijakan....................................................................... 83

D. Pengamalan Kebijakan ....................................................................... 93

E. Analisis Implikasi Hikmah Kebijakan Teologik Islam ...................... 107

BAB VI PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................................... 113

B. Saran .................................................................................................. 114

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 23: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak
Page 24: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pihak yang Terlibat pada Program Iktikaf Bupati Lampung

Selatan Tahun 2018 ............................................................................ 7

2. Jenis Hukuman bagi Pegaai Negeri Sipil yang Indisipliner

Di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015-2016 ........................... 13

3. Jumlah Pegawai yang Melakukan Tindakan Indispliner

Di Dinas Pekerjaan Umum Lampung Selatan .................................... 13

4. Daftar Informan ................................................................................. 54

5. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Agama ........................ 66

6. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Ruang ......... 67

7. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Rentang Usia .............. 67

8. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Umum ...... 68

9. Jumlah Sarana dan Prasarana Ibadah Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2014 ............................................................................ 69

10. Triangulasi Data Penelitian ............................................................... 72

11. Pengguliran Program Teologik Islam Sebelum danSejak

Bupati Zainudin Hasan Menjabat ..................................................... 76

Page 25: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak
Page 26: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir .................................................................................... 48

2. Model Analisis Interaktif .................................................................... 58

3. Stiker Sosialisasi Pelaksanaan Shalat Wajib Berjamaah ................... 79

4. Pamflet Sosialisasi Penunaian Wajib Zakat Pegawai ........................ 81

5. Kegiatan Iktikaf Pegawai di Masjid Agung Bani Hasan ................... 84

6. Kegiatan Iktikaf Siswa Sekolah Menengah Pertama ......................... 85

7. Suasana Pelaksanaan Shalat Zuhur Berjamaah di Masjid

Agung Kubah Intan .............................................................................. 86

8. Kegiatan Kultum Selepas Shalat Dzuhur Berjamaah ........................ 87

Page 27: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR SINGKATAN

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAZDA : Badan Amil Zakat Daerah

BKD : Badan Kepegawaian Daerah

BMS : Bina Mental dan Spiritual

Dandim : Komandan Distrik Militer

HR : Hadis Riwayat

Kapolresta : Kepala Kepolisian Resor Kota

Kasat : Kepala Satuan

Kompol : Komisaris Polisi

Md : Muda

Musrenbang : Musyawarah Rencana Pembangunan

Pemda : Pemerintah Daerah

Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri

PNS : Pegawai Negeri Sipil

Polres : Kepolisian Resor

QR : Alquran Surat

RKP : Rencana Kerja Pemerintah

RKPD : Rencana Kerja Perangkat Daerah

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

SDN : Sekolah Dasar Negeri

SDM : Sumber Daya Manusia

Setdakab : Sekretariat Daerah Kabupaten

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SLTA : Sekolah Lanjut Tingkat Atas

SLTP : Sekolah Lanjut Tingkat Pertama

SP : Surat Peringatan

SWT : Subhanahu Wa Taala

THLS : Tenaga Harian Lepas Sukarela

Tk : Tingkat

UMKM : Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

UUD : Undang-Undang Dasar

Page 28: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Arus globalisasi membawa manfaat yakni mempermudah dalam segala bidang

kehidupan. Namun di sisi lain, arus globalisasi membawa dampak negatif. Di

antara akibat negatif dari era global ini, ialah nilai-nilai spiritualitas agama

menjadi momok dalam kehidupan, agama hanya untuk akhirat, sementara

urusan dunia tidak berkaitan dengan agama. Sebagian masyarakat menjauh

dari nilai-nilai agama, nilai-nilai sosial budaya dan nilai-nilai falsafah bangsa.

Ketika nilai- nilai universalitas seperti nilai ketuhanan disetujui sebagai butir

pertama Pancasila maka tidak bisa disangkal bahwa negara Indonesia dijiwai

oleh nilai-nilai spiritualitas agama masing-masing yang dianut. Sila pertama

Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” adanya pengakuan bahwa bangsa ini

berpijak pada agama sebagai landasan pijak pengelolaan pemerintahan.

Marsono dalam Pristi (2012: 1) mengatakan pengelolaan pemerintahan yang

baik dapat berjalan jika mesin penggeraknya yaitu birokrasi memiliki karakter

yang baik, karakter yang bersumber pada nilai-nilai etis. Pegawai (birokrasi)

yang sempurna adalah pegawai yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-

Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik,

berdisiplin tinggi, berwibawa, berdaya guna, berkualitas tinggi dan sadar akan

Page 29: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

2

tanggung jawab sebagai unsur pertama aparatur sipil negara. Pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa disiplin yang tinggi merupakan salah satu unsur

untuk menjadi pegawai negeri yang sempurna, dengan disiplin yang tinggi

diharapkan semua kegiatan akan berjalan dengan baik.

Dunn (2003: 190) mengatakan informasi kebijakan diubah menjadi pernyataan

atas dasar asumsi tentang kebenaran atau kesalahan, kebaikan atau kejelekan

dari kebijakan berikut konsekuensinya. Pembenaran di dalam argumen etis

menyediakan alasan untuk menerima suatu alasan untuk menerima suatu

pernyataan dengan mengaitkannya dengan suatu prinsip moral atau aturan etis,

sedangkan informasi berisi pernyataan kebijakan yang telah ditegaskan dalam

argumen sebelumnya. Pernyataannya adalah bahwa orang, situasi atau kondisi

yang terdapat dalam informasi haruslah diterima sebagai sesuatu yang

berharga atau bermanfaat, atau bahwa sesuatu kebijakan yang dideskripsikan

dalam informasi itu harus atau jangan sampai di adopsi.

Bertens (2007: 35-36) mengatakan setiap agama mengandung suatu ajaran

moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya. Jika kita

membandingkan berbagai agama, ajaran moralnya barangkali sedikit berbeda,

tetapi secara menyeluruh perbedaannya tidak terlalu besar, ada aturan etis

yang lebih umum yang melampaui kepentingan salah satu agama saja, seperti

jangan membunuh, jangan berdusta, jangan berzinah, jangan mencuri, tidak

bisa diragukan, peraturan etis ini diterima oleh semua agama dengan cara yang

praktis sama, maka pandangan moral yang dianut oleh agama-agama besar

pada dasarnya sama.

Page 30: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

3

Nasution (2016: ix) mengatakan pembahasan ajaran-ajaran dasar dari suatu

agama disebut sebagai teologi. Teologi yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah teologi islam. Teologi islam yang diajarkan di Indonesia pada

umumnya adalah teologi dalam bentuk ilmu tauhid. Teologi islam sendiri

terdapat paham dari aliran-aliran yang ada dalam teologi islam. Pembahasan

mengenai ajaran moral khususnya pada aliran-aliran yang terdapat di dalam

teologi islam pun terdapat perbedaan pendapat sesuai dengan aliran-aliran

yang dianut.

Aliran-aliran teologi islam dalam memahami ajaran-ajaran moral terbagi

menjadi lima aliran. Pertama, Khawarij mengemukakan bahwa setiap orang

yang melakukan perbuatan dosa besar maka orang tersebut dipandang telah

keluar dari islam (kafir). Kedua, Murjiah memandang setiap orang yang

melakukan dosa besar tetap mukmin bukan kafir karena asumsinya yang

penting serta yang diutamakan adalah imannya sedang perbuatan soal kedua.

Ketiga, Qadariah dan Jabariah mengatakan bahwa seseorang melakukan

perbuatan dosa bukan timbul dari dirinya sendiri tetapi paksaan atas dirinya

atau dengan kata lain timbul karena adanya qada dan qadar.

Keempat, Mutazilah mengemukakan bahwa seseorang yang melakukan dosa

besar bukan mukmin dan bukan kafir tetapi mengambil posisi di antara dua

posisi. Kelima, Ahli Sunnah dan Jamaah mengatakan bahwa seseorang yang

berbuat dosa besar tetap mukmin, karena imannya masih ada, tetapi karena

dosa besar yang dilakukannya ia menjadi fasiq.

Page 31: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

4

Ndraha (2003: 309) mengatakan bahwa pernyataan dan kenyataan tentang

Tuhan yang khas dan spesifik juga menyentuh pemerintahan. Futurology

tentang masa depan berpegang pada kesadaran dan kepercayaan teologik.

Kegiatan atau respon pemerintah terhadap nilai ajaran agama. Sentuhan antara

pernyataan dan kenyataan Tuhan dengan respon pemerintah dapat berbagai

macam bentuknya, tak tertinggal dengan kegiatan yang dijalankan oleh Bupati

Lampung Selatan Zainudin Hasan mewajibkan kepada seluruh elemen

aparatur sipil negara di berbagai dinas di Kabupaten Lampung Selatan untuk

melaksanakan shalat wajib di masjid dan himbauan iktikaf. Teologi atau

singkatnya kenyataan tentang tuhan tidak dapat terpisahkan lagi dengan suatu

negara.

Bupati Zainudin Hasan memberlakukan kepada seluruh aparatur sipil negara

di berbagai dinas di Lampung Selatan mewajibkan untuk melaksanakan shalat

berjamaah di masjid bagi muslim laki-laki dan himbauan iktikaf. Bupati

Zainudin Hasan selalu sampaikan di setiap momen, baik itu diacara kedinasan

atau disela-sela kegiatan lainnya, ia mengatakan agar orang yang beragama itu

harus menjalankan agama sesuai dengan agama yang dianutnya masing-

masing, misalnya, orang bergama Kristen menjalankan ibadahnya ke Gereja

dan orang Hindu Budha ke Pure.

Bupati Lampung Selatan juga menghimbau bagi orang Islam wajib

menjalankan ibadah shalat di Masjid. Bupati Zainudin Hasan mengatakan jika

mulai dari Bupati, Polres, Dandim, Kantor Kementerian Agama, para Camat,

Lurah hingga para Kepala Desa mau bahu-membahu merevolusi mental, sebab

Page 32: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

5

tidak mungkin ahli tahajut mau maksiat. Dzikrullah itu umumnya

penerapannya dengan shalat dan iktikaf. Sesuai dengan penuturan Bupati

Zainudin Hasan bahwa pelaksanaan shalat wajib berjamaah dan himbauan

iktikaf dapat dijadikan sebuah media revolusi mental.

Noor (2016: 9-10) mengatakan revolusi mental pertama kali dicetuskan oleh

Presiden Republik Indonesia pertama yaitu Soekarno dalam pidato kenegaraan

memperingati Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1957. Revolusi

mental adalah semacam gerakan hidup baru untuk menggembleng manusia

Indonesia menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja,

bersemangat Elang Rajawali, dan berjiwa Api.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menandatangani Instruksi Presiden

Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, dalam

rangka memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan

melaksanakan revolusi mental yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos

kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermartabat,

modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Maragustam (2015: 162-153) mengatakan jati diri manusia bermental baik

dalam perspektif islam adalah manusia yang menyadari esensi keberadaannya

sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Artinya yang

sungguh menjadi manusia, tidak cukup saleh individu (personal), tetapi harus

juga saleh sosial. Itulah revolusi mental good character yang dibangun Nabi

Muhammad SAW kepada umatnya berbasis Islam menuju kedamaian

(rahmah) bagi seluruh alam semesta.

Page 33: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

6

Arfiansyah (2015: 23) dalam jurnalnya yang berjudul “Implikasi

Pemberlakuan Perda Syariat Terhadap Ideologi Negara Indonesia”

mengatakan bahwa daerah yang meberlakukan peraturan bernuansa syariat

untuk menghidupkan kembali kebudayaan lokal masing-masing daerah.

Misalnya daerah lain yang memberlakukan peraturan bernuansa syariat selain

Lampung Selatan adalah Aceh dan Sumatera Barat. Aceh mengeluarkan

Peraturan Daerah Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh,

Peraturan Daerah ini dikeluarkan untuk merealisasikan kewenangan yang

diberikan Pemerintah Pusat melalui Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999

tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Daerah lain yang memberlakukan peraturan bernuansa syariat adalah Provinsi

Sumatera Barat. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat terinspirasi dari Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 1999. Landasan Undang-Undang yang berbeda,

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 1999, yang diamandemen melalui Undang-Undang Nomor. 32 Tahun

2004, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menerbitkan Peraturan Daerah

tentang Pencegahan Perbuatan Maksiat dan Prostitusi.

Pra riset peneliti yang dilakukan pada tanggal 12 Februari 2018 yang menjadi

informan adalah Pak Solichen. Pak Solichen adalah Sekretaris Desa Fajar

Baru Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan. Pak Solichen

pernah mengikuti program yang di gulirkan oleh Bupati Lampung Selatan

yaitu himbauan iktikaf.

Page 34: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

7

Pak Solichen mengatakan bahwa guru PNS, seluruh kepala desa dan sekretaris

desa yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, Camat seluruh Kecamatan di

Lampung Selatan dan seluruh Kepala Dinas di Lampung Selatan telah

mengikuti program himbauan iktikaf. Para peserta iktikaf, khususnya tingkat

desa, diundang melalui koordinasi dari kecamatan, lalu ke desa-desa untuk

melaksanakan program himbauan iktikaf di Masjid Bani Hasan Lampung

Selatan selama tiga hari yaitu hari jumat, sabtu dan minggu.

Tabel 1. Pihak yang Terlibat pada Program Iktikaf Bupati Lampung

Selatan Tahun 2018

No Dinas Kecamatan Desa Satuan Pendidikan

1 Kepala Dinas Camat Kepala Desa Guru PNS

2 - - Sekretaris Desa -

Sumber: diolah peneliti 2018

Rencananya, program himbauan iktikaf turun ke desa-desa yang dilaksakan di

masjid yang ada di desa tersebut. Tepatnya, tim Bupati akan turun ke

kecamatan dan melaksanakan iktikaf selama tiga hari di masjid yang ada di

salah satu desa yang terdapat di kecamatan yang dituju. Semua kepala desa

dan sekretaris desa yang terdapat di kecamatan tersebut diundang untuk

menghadiri progam dari Bupati Lampung Selatan tentang himbauan iktikaf

dan pelaksanaan shalat wajib berjamaah di masjid. Menurut keterangan Pak

Solichen, di Lampung hanya Lampung Selatan yang menggagas program

tersebut dan tidak ada di kabupaten lain di Provinsi Lampung.

Page 35: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

8

Pak Solichen mengatakan bahwa ketika berada dalam majelis tersebut Bupati

memberikan ceramah, bahwa Bupati Zainudin Hasan mengatakan bahwa

sudah menjadi tanggung jawab kepemimpinannya yang menjadi seorang

pemimpin untuk mengajak dan menyampaikan “amal ma’ruf nahi munkar”,

dan itu merupakan tanggung jawab seorang pemimpin karena kepemimpinan

akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Seperti dalam hadist

berikut:

“Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: “setiap kalian adalah

pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.

Seorang kepala negara adalah pemimpin dan akan diminta

pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya…” (HR. Bukhari

Muslim).

Pak Solichen mengatakan bahwa program himbauan iktikaf juga untuk lebih

mendekatkan hubungan antara Bupati dengan aparatur yang ada di lingkungan

kedinasan Kabupaten Lampung Selatan agar tidak ada jarak atau lebih kurang

meminimalisir jarak antara Bupati dengan aparatur pemerintahan. Bupati

Lampung Selatan mengatakan bahwa nasehat atau arahan lebih didengar di

majelis dari pada di dalam forum rapat. Bupati Lampung Selatan menyiarkan

bahwa pentingnya memakmurkan masjid dan mengenalkan idealnya masjid

Page 36: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

9

adalah tempat ibadah serta siar agama, majelis ilmu guna untuk

menyampaikan kebaikan.

Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan punya cara tersendiri untuk menjalin

kebersamaan, keakraban dan kekompakan jajaran pemerintahan di Bumi

Khagom Mufakat. Cara yang dilakukan adalah dengan mengajak seluruh

pejabat esselon II untuk beriktikaf di Masjid Bani Hasan Desa Kedaton,

Kecamatan Kalianda selama tiga hari. Menurut Bupati Zainudin hal itu

semata-mata dilakukan untuk menyatukan visi dan misi demi kemajuan daerah

untuk kedepannya. Sehingga, berbagai program kegiatan pembangunan bisa

dilakukan seiring sejalan dan terencana (sumber:

https://www.radarlamsel.com/jalin-keakraban-antara-pejabat-zainudin-ajak-

kepala-skpd-ber-itikaf/ edisi 23 Desember 2016 diakses pada tanggal 13

Februari 2018 pukul 22.07 WIB).

Pak Solichen juga menerangkan bahwa Bupati Lampung Selatan

menyampaikan di dalam musrenbang di Kecamatan Jati Agung, bahwa

mengacu dengan salah satu slogan Lampung Selatan, yaitu aman, bahwa

ketika suatu daerah ingin menciptakan rasa aman maka kaum lelaki harus

shalat jamaah di masjid. Terdapat surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati

ke kepala desa se Lampung Selatan untuk mengumumkan setiap hari jumat di

pengeras suara yang ada di masjid setempat untuk memberitahukan bahwa

shalat jumat sudah tiba.

Page 37: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

10

Menurut Pak Sholichen ketika berada di lingkungan kedinasan, terdapat

sebuah informasi melalui pengeras suara yang memberitahukan shalat telah

tiba, contonya ketika shalat zuhur dan ashar maka terdapat pemberitahuan dari

pengeras suara bahwa shalat zuhur dan ashar akan segera tiba dan mengajak

shalat berjamaah di masjid. Dengan demikian kegiatan tersebut memang

sebuah kegiatan yang terprogram yang digagas oleh Bupati Lampung Selatan

yang telah diturunkan ke desa-desa.

Nur Islam dalam Tesisnya yang berjudul “Shalat Berjamaah Sebagai

Landasan Etika Dalam Berpolitik (Suatu Kajian Filsafat Politik)” (2010: i-ii)

mencari makna politik yang terkandung dalam shalat berjamaah. Penelitian

yang dilakukan oleh Nur Islam merupakan kajian filsafat politik dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif dan deskriptif. Metode

pengumpulan data menggunakan metode perpustakaan dan wawancara

mendalam. Analisis data menggunakan hermeneutika.

Hasil penelitiannya menunjukan bahwa shalat dan politik tidak dapat

dipisahkan. Berpolitik tanpa menjadikan shalat sebagai etika, politiknya akan

“liar” dan membawa dampak negatif dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara. Politik dalam penelitian ini adalah yang di sampaikan oleh

Budiardjo (2013: 15) yaitu usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang

dapat diterima baik oleh sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat

kearah kehidupan yang harmonis.

Page 38: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

11

Perbedaan penelitian oleh Nur Islam dengan penelitian ini adalah bahwa

dalam melihat kegiatan shalat berjamaah, Nur Islam melihat dari segi politik

sedangkan penelitian ini melihat pelaksanaan shalat sebagai sebuah program

yang digulirkan oleh Kepala Daerah. Ditambah dengan program himbauan

iktikaf yang menjadikan pelaksanaan shalat wajib berjamaah di masjid dan

himbauan iktikaf sebagai program yang saling berkaitan.

Terkait dengan permasalahan birokrasi, terdapat berbagai patologi birokrasi

seperti disiplin pegawai rendah, semangat kerja yang kurang, kualitas

pelayanan publik yang buruk, tingkat korupsi tinggi dan produktivitas yang

rendah. Seperti kasus indisipliner aparatur sipil negara yang terdapat di

Kabupaten Lampung Selatan, dua orang PNS diamankan oleh Kapolresta

Bandar Lampung Komisaris Besar Murbani Budi Pitono di hotel Gemini,

keduanya bertugas di Dinas Kesehatan Lampung Selatan berinisial RE dan PS

yang melakukan tindakan asusila (sumber:

http://suarahanura.co/1796/kapolresta-sepasang-oknum-pns-lamsel-

tertangkap-selingkuh-sudah-diperiksa-intensif edisi 30 Juni 2017 diakses pada

tanggal 06 November 2017 pukul 10.54 WIB).

Kasus lain, Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan Kompol Aden

Kristiantonomo menangkap dua PNS yang terbukti mengonsumsi Narkoba

jenis sabu, keduanya berinisial M menjabat sebagai pegawai Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan dan W menjabat

sebagai staf Dinas Kesehatan Lampung Selatan (sumber:

https://news.detik.com/berita/d-2136744/dua-pns-lampung-selatan-ditangkap-

Page 39: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

12

saat-pesta-sabu-di-rumah-kontrakan edisi 09 Januari 2013 diakses pada

tanggal 06 November 2017 pukul 10.56 WIB).

Data yang penulis himpun dari berbagai sumber media online, di Kantor

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan (BKPL) Lampung Selatan,

terdapat dua pegawai negeri sipil yang diberhentikan secara tidak hormat yang

keduanya dengan inisial RTS seorang guru di SDN 1 Way Urang Kecamatan

Kalianda dan AS seorang pegawai UPT Badan Pemberdayaan Perempuan dan

Keluarga Berencana (BPP dan KB) Kecamatan Rajabasa (sumber:

http://lnews.co/tak-disiplin-4-pns-lamsel-dipecat/ edisi 17 Februari 2016

diakses pada tanggal 06 November 2017 pukul 11.03 WIB).

Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan melakukan inspeksi mendadak di

Dinas Pekerjaan Umum Lampung Selatan saat Rapat Koordinasi (Rakor)

Pengamanan Barang Milik Daerah di Aula Krakatau, Bupati Zainudin Hasan

menemukan bahwa 50% lebih dari seluruh jumlah pegawai Dinas Pekerjaan

Umum Lampung Selatan tidak hadir termasuk Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Lampung Selatan.

Tercatat dari 108 jumlah total keseluruhan PNS yang bekerja di kantor Dinas

Pekerjaan Umum Lampung Selatan, hanya 44 pegawai yang hadir pada saat

Bupati Zainudin melakukan sidak. Sementara untuk jumlah THLS yang

berjumlah 27 Orang, hanya 6 orang saja yang hadir. Bupati Zainudin Hasan

akan memanggil untuk menghadap dirinya dan memberikan Surat Peringatan

(SP1) kepada seluruh pegawai yang tidak hadir (sumber:

http://www.kaliandanews.com/2016/12/bupati-zainudin-marah-pegawai-

Page 40: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

13

dinas-pu_23.html edisi 23 Desember 2016 diakses pada tanggal 06 November

2017 pukul 11.05 WIB).

Tabel 2. Jenis Hukuman bagi Pegawai Negeri Sipil yang Indisipliner di

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015-2016

No

Hukuman

Ringan

Hukuman Sedang Hukuman Berat

Teguran

Lisan

Tegura

n

Tertuli

s

Penund

aan

Kenaik

an Gaji

Penur

unan

Gaji

Penundaan

Kenaikan

Pangkat

Penuru

nan

Pangka

t

Pemberhe

ntian

Secara

Tidak

Hormat

1 50

orang

86

orang

- - - - 4 orang

Sumber: diolah peneliti dari berbagai media massa 2018

Tabel 3. Jumlah Pegawai yang Melakukan Tindakan Indisipliner di

Dinas Pekerjaan Umum Lampung Selatan

No Keterangan

Jabatan

Jumlah

Pegawai

Jumlah Pegawai yang

Melakukan Tindakan

Indisipliner

1 Pegawai Negeri Sipil

(PNS)

108 64

2 Tenaga Harian Lepas

Sukarela (THLS)

27 21

Sumber: diolah peneliti dari berbagai media massa 2018

Berbagai data yang telah didapatkan dari berbagai media massa dapat

dikatakan bahwa beberapa aparatur sipil negara di Kabupaten Lampung

Selatan berperilaku indisipliner. Indonesia sebagai umat beragama bukan

sebagai negara agama, seringkali dipertanyakan bahwa seakan-akan perilaku

agamawi tidak ada korelasinya dengan perbuatan korupsi, kinerja, disiplin,

dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti berpikir perlu dilakukan

Page 41: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

14

penelitian yang menunjukkan program pengguliran ajaran agama dalam

merevolusi mental aparatur sipil negara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa poin

sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara beragama bukan sebagai negara agama;

2. Aparatur sipil negara berperilaku indisipliner;

3. Bupati Zainudin Hasan berani menggulirkan program penunaian ajaran

agama.

Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana proses perumusan dan sosialisasi kebijakan teologik islam di

Kabupaten Lampung Selatan?

2. Bagaimana pelaksanaan kebijakan teologik islam di Kabupaten Lampung

Selatan?

3. Bagaimana pengamalan program oleh aparatur sipil negara di Kabupaten

Lampung Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui isi kebijakan teologik islam.

2. Mengetahui proses perumusan dan sosialisasi kebijakan teologik islam di

Kabupaten Lampung Selatan.

Page 42: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

15

3. Mengetahui pelaksanaan kebijakan teologik islam di Kabupaten Lampung

Selatan.

4. Mengetahui pengamalan program oleh Aparatur Sipil Negara di

Kabupaten Lampung Selatan.

5. Mengetahui implikasi hikmah kebijakan teologik islam.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penulisan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara

teoritis dan praktis.

1. Secara Teoritis

Hasil dari penelitian secara umum dapat menyatakan respon pemerintah di

negara bukan negara islam terhadap ajaran agama. Secara khusus, dapat

menyatakan pemberdayaan ajaran islam dalam solusi masalah moral

aparatur pemerintahan di negara bukan negara islam.

2. Secara Praktis

a. Akademisi/Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan penelitian

selanjutnya bagi peneliti lain yang akan meneliti mengenai gejala

pemerintahan dengan menggunakan teologi.

b. Pemerintah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

pemangku kebijakan yang mengambil kebijakan dalam merevolusi

mental pegawai pemerintahan dengan menggunakan ajaran agama

islam.

Page 43: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Teologi Pemerintahan

Ndraha (2003: 300) mengatakan istilah teologi terjadi dari dua akar kata, yaitu

theos (God) dan logos (rational utterance). Menurut Encyclopedia Americana,

teologi diartikan sebagai “discourse about God or gods”. Istilah itu mula-

mula dipakai oleh Plato (427-327) di dalam bukunya Republic (Book II; Bab

18). Dari tinjauan etimologi dan ensiklopedia itu dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa teologi adalah suatu studi atau ilmu yang mempelajari

pernyataan-pernyataan dan kenyataan-kenyataan Tuhan menurut metodologi

ilmu pengetahuan.

1. Berbagai Pegangan

Ndraha (2003: 300-304) mengatakan setiap orang memerlukan pegangan,

baik dalam berpikir (metodologi) maupun dalam bertindak dan bersikap

(sistem nilai, norma, pola, aturan, tradisi, kebiasaan, prinsip, harapan, dan

sebangsanya). Beberapa pegangan menurut sebagai berikut:

a. Pegangan Administratif

Uraian tugas, tata kerja, prosedur, adalah contoh-contoh pegangan

administratif, yang dapat dijadikan pegangan oleh pegawai dalam

menjalankan tugasnya. Pegangan itu dapat digunakannya, baik sebagai

Page 44: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

17

pedoman kerja, maupun sebagai alasan untuk menolak jika ia diberi

tugas yang menyimpang dari uraian tugasnya. Jika ia melakukan

tugasnya dan berhasil, ia mendapatkan pujian (reward). Sebaliknya,

jika ia tidak melakukan tugas dengan semestinya, ia dikenakan

tindakan-tindakan administratif pula (punishment).

b. Pegangan Juristik

Pegangan juristik bersifat formal, berasal dari lembaga-lembaga

kekuasaan resmi. Sumbernya adalah kesadaran dan ketaatan pada

ketentuan-ketentuan yang berlaku. Kepastian hukum dan sanksi

terhadap pelanggarannya ditetapkan oleh pengadilan dan dijatuhkan

oleh hakim. Sanksi hukum. Pegangan ini lemah jika tingkat

sosialisasinya yang rendah. Lagi pula, ketentuan perundang-undangan

dengan mudah dapat disalahgunakan oleh pejabat atau penguasa.

c. Pegangan Tradisional

Pegangan tradisional (termasuk adat dan lain sebagainya) bersifat

turun-temurun, seringkali berbau sakral. Sumbernya adalah kepatuhan,

dan jika sakral, kepercayaan anggota masyarakat terhadap tradisi

tersebut. Sanksinya bersifat sosial dan dijatuhkan oleh masyarakat.

oleh sifat sakral tersebut, sanksi juga dapat dianggap berasal dari dunia

gaib (supranatural).

d. Pegangan Etik

Berbagai sumber yang diperoleh informasi bahwa etika identik dengan

moral. Etika diartikan sebagai sistem prinsip-prinsip moral. Moral

sendiri dapat disalingtukarkan dengan kesusilaan.

Page 45: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

18

e. Pegangan Moral

Moral terlihat sebagai pola perilaku kolektif, dan lebih akrab dengan

tradisi dan kebiasaan, ketimbang etika yang merupakan hati nurani

pribadi dan tidak mudah berubah. Moralitas lebih merupakan peristiwa

sosial sementara tindakan etik lebih merupakan peristiwa psikologikal.

Perbedaan yang tajam antara keduanya terletak pada sanksi. Sanksi

moral datang dari masyarakat, tetapi sanksi etik datang dari hati nurani

atau diri sendiri.

f. Hukum Alam

Hukum alam disini diartikan sebagai (1) hukum alam (natural laws)

yang ditemukan menurut metodologi penelitian ilmiah; hukum

gravitasi, misalnya, dan (2) “hukum alam” yang dipetik dari sejarah,

diperoleh dari pengalaman bahkan kepercayaan dasar (basic belief),

misalnya hukum karma. Sudah barang tentu pegangan ini bersumber

dari pengetahuan, pengalaman, dan kepercayaan. Sanksi pelanggaran

datang dari alam berupa bencana alam dan bencana sosial.

2. Pegangan Teologik

Ndraha (2003: 304-305) mengatakan sebelum seseorang dalam keadaan

buruk, ia dapat mengandalkan perasaan, pengalaman, atau

pengetahuaannya sebagai sumber informasi dan pertimbangan, sehingga ia

dapat terhindar dari bahaya, tetapi jika ia keliru dan jatuh, ia tidak

mungkin selamat bila hanya memegang lutut atau dadanya sendiri,

Page 46: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

19

melainkan harus meraih sesuatu pertolongan diluar dirinya dan yang lebih

kuat ketimbang dirinya.

Teologi menunjukkan bahwa pegangan sesungguhnya bagi manusia tidak

immanent, melainkan transcendent: manusia berpegang pada sesuatu yang

bukan dimilikinya melainkan yang memilikinya, sesuatu yang lain dari

dirinya dan yang lebih ketimbang dia. Sesuatu itu adalah Theos, Tuhan.

3. Pengalaman Teologik (al)

Ndraha (2003: 305) mengatakan setiap orang mengalami dan ingin hidup,

sesungguhnya ia orang yang tidak beruntung sekalipun, asalkan saja ia

seorang yang waras. Namun sikap terhadap hidup pada garis besarnya

sebagai berikut:

Pertama, sikap yang memandang hidup itu sebagai sesuatu yang wajar,

sebagaimana adanya. Orang yang bersikap demikian mengalami dan

menerima hidup dengan pasrah, tanpa mempersoalkannya lebih dalam. Ia

hanya melihat sejauh mata memandang, lebih-lebih mengingat kenyataan

bahwa pada suatu saat setiap orang mati, dan semuanya akan lenyap.

Kedua, sikap yang didasarkan pada anggapan dasar bahwa hidup itu

sesuatu yang aneh, heran, ajaib, luar biasa, penuh rahasia, tidak terjangkau

nalar. Sikap seperti itu bisa meningkat menjadi hidup itu suci adanya.

Sudah barang tentu, hidup yang dipandang secara demikian tidak lagi

terlihat sebagai sesuatu yang wajar sebagaimana adanya, melainkan

sebagai sesuatu yang menakjubkan.

Page 47: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

20

4. Kesadaran Teologik

Ndraha (2003: 305-306) mengatakan Pengalaman teologik bersangkut paut

dengan kesadaran teologik. Pengalaman teologik tentang hidup meluas

menjadi (ke dalam) kesadaran teologik yang universal. Saint Anselm telah

menyusun bukti-bukti apriori dengan jalan mengajukan argumen-argumen

yang berbeda dengan argumennya adalah keliru. Ia mulai dengan konsep

aksiomatik yang berbunyi: “ada sesuatu yang benar”. Dari aksioma itu

dideduksinya: “adalah benar bahwa Tuhan itu ada”. Tuhan adalah sesuatu

yang tiada suatu pun yang dapat dipahami sebagai melebihinya”, demikian

Saint Anselm dalam Proslogium, 1910.

5. Pernyataan-Pernyataan Teologik

Daftar Thomas Aquinas dan Notonagoro dalam Ndraha (2003: 308)

menunjukkan tiga kolom: kiri, tengah, kanan. Sebelah kiri disebut dengan

pernyataan-pennyataan teologik, konklusi di tengah disebut kenyataan-

kenyataan teologik (theological realities), yang disebut dengan seperti

kolom yang di kanan. Kenyataan teologik menunjukkan realitas Tuhan,

sedangkan pernyataan-pernyataan teologik melukiskan hal-hal yang dapat

dialami dan diketahui tentang kenyataan teologik. Dengan rumusan lain:

melalui penyataan-pernyataan teologik, Tuhan berkenan menyatakan diri-

Nya kepada manusia berdosa.

Page 48: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

21

6. Kepercayaan Teologik

Ndraha (2003: 308) mengatakan pengalaman dan kesadaran teologik yang

terbatas itu orang menarik kesimpulan akan adanya sesuatu yang tak

terbatas, yaitu Tuhan. Hal percaya dalam konteks itulah yang disebut

kepercayaan teologik. Pembukaan UUD RI 1945 mengandung

kepercayaan teologik. Hal itu tercantum di dalam alinea ketiga

pembukaan, berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan

dengan didorongkan oleh keinginan luhur…”.

Kutipan “Atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa dan dengan

didorongkan oleh keinginan luhur…” menunjukkan cara berpikir deduktif

mengenai realitas Tuhan sebagai yang mahakuasa, yang menjadi dasar

kepercayaan teologik, bahwa kemerdekaan yang diperoleh itu datang dari

rahmat Allah. Dalam konteks itu Allah diakui sebagai sesuatu yang

pribadi, berkehendak sendiri, dan mengendalikan dunia, dan oleh karena

itu juga mengendalikan pemerintahan.

7. Situasi Teologik

Ndraha (2003: 309) mengatakan situasi teologik adalah situasi yang paling

luas, di dalamnya segenap situasi-situasi lainnya berada. Situasi teologik

tidak terbatas pada waktu dan tempat dan serba meliputi; namun

didalamnya orang berdasar dengan pegangan, harapan, yaitu pegangan

teologik. Hal seseorang beroleh pegangan itu adalah anugerah Tuhan

semata-mata. Situasi teologik ini mengendalikan situasi-situasi lainnya,

juga situasi pemerintahan. Orang yang bersikap indifferent atau acuh tak

Page 49: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

22

acuh, apalagi yang apathetic terhadap hidup, tidak akan pernah memiliki

pengalaman teologik, dan selanjutnya tidak akan pernah mampu

menempatkan dirinya dalam situasi teologik.

8. Macam-Macam Gejala Teologik Pemerintahan

Ndraha (2003: 310-311) mengatakan bahwa pernyataan dan kenyataan

teologik, manusia dalam pemerintahan, atau lebih luas lagi, bangsa

Indonesia, memberikan respon positif melalui penempatan dirinya di

dalam situasi teologik. Sentuhan antara pernyataan dan kenyataan Tuhan

dengan respon pemerintahan tersebut menimbulkan gejala teologik di

dalam lingkungan pemerintahan. Adapun respon pemerintahan terhadap

pernyataan dan kenyataan teologik itu demikian:

a. Ajaran tentang teokrasi, negara—agama, agama—negara, dan lain

sebagainya;

b. Ajaran tentang jabatan agama seperti wali, rasul dan nabi, yang

digabungkan dengan jabatan raja menjadi rasul—raja (presiden, sultan)

atau nabi—raja, seperti ungkapan “philosopher—king”, nabi—filsuf—

raja, rasul—filsuf—raja, atau wali—filsuf—raja, guna menerangkan

gejala tersebut di Indonesia;

c. Pengakuan terhadap berkat dan rahmat Tuhan seperti tercantum di

dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945 “Atas berkat rahmat Allah

Yang Maha Kuasa…”;

Page 50: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

23

d. Keimanan kepada Tuhan, seperti alinea keempat Pembukaan UUD

1945 “…dengan berdasarkan kepada (sic!) Ketuhanan Yang Maha

Esa…”;

e. Penempatan Ketuhanan sebagai dasar pengelolaan negara, seperti

Pasal 29 UUD 1945: “(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa.”;

f. Doa atau harapan sebelum suatu kebijakan pemerintah ditetapkan,

misalnya, Undang-Undang selalu dibuka dengan kalimat: “Dengan

Rahmat Tuhan Yang Maha Esa.”;

g. Syarat pertama dan utama rekrutmen jabatan adalah ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa;

h. Komitmen pribadi. Pemangkuan jabatan kenegaraan atau kepegawaian

selalu diawali dengan sumpah jabatan: “saya bersumpah/berjanji…”

dengan memegang kitab suci:

i. Pemberlakuan syariat agama, disamping hukum positif (negara);

j. Justifikasi, motivasi, dan legitimasi pemikiran dan kegiatan

berdasarkan agama seperti laskar jihad;

k. Lembaga-lembaga keagamaan dan organisasi-organisasi keagamaan di

dalam masyarakat;

l. Penerapan nilai-nilai agama di dalam kehidupan masyarakat, misalnya

“bersih itu sebagian dari iman”, “bekerja adalah ibadah”, “pahala

diakhirat”, dan sebagainya;

m. Politisasi dan ideologisasi agama; penggunaan agama sebagai simbol

politik;

Page 51: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

24

n. Penguatan kesaksian, misalnya, lembaga peradilan mengenal sumpah

berdasarkan agama dan kepercayaan pihak yang bersangkutan:

kesaksian di bawah sumpah;

o. Permohonan berkat. acara resmi maupun tidak resmi selalu diakhiri

dengan doa;

p. Ucapan salam, jika seseorang memberi salam kepada orang lain, ia

mengucapkan: “assalamualaikum wr. wb”;

q. Melakukan sesuatu, menerima sesuatu, mengharapkan sesuatu mudah-

mudahan terjadi, atau kaget menyaksikan sesuatu, didahului atau

diiringi dengan ucapan berturut-turut: “bismillah”, “alhamdulillah”,

“insya allah” dan “astaghfirullah”;

r. Sumpah pribadi: “…biar disambar gledek”, makna Ketuhanan di situ

terletak pada pengakuan bahwa geledek itu adalah hukuman dari

Tuhan jua.

Ndraha (2003: 315) mengatakan teologi pemerintahan dapat diartikan sebagai

produk penggunaan teologi untuk mempelajari gejala-gejala pemerintahan.

Teologi Pemerintahan dapat juga disebut sebagai Teologi (tentang) Ilmu

Pemerintahan, yang produknya adalah ilmu pemerintahan yang bersifat

(menurut pendekatan) teologik. Ilmu Pemerintahan seperti itu diwarnai oleh

berbagai anggapan dasar teologi.

Labolo (2007: 30-31) mengatakan Perspektif teologi, kebutuhan

pemerintahan pada hakikatnya lahir dari kontrak Tuhan dengan makhluknya.

Akan tetapi, dalam kaitan itu, Tuhan sama sekali tidaklah dapat diposisikan

Page 52: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

25

sebagai zat yang membutuhkan manfaat dari kontrak yang dilakukan dengan

manusia sebab ketidakbergantungan (berdiri sendiri) sebagai salah satu sifat-

Nya menunjukkan bahwa hanya makhluk sajalah yang membutuhkan

manfaat dari kontrak tersebut.

Kaitannya dengan penelitian ini merujuk pada beberapa poin. Pertama,

adalah pemberlakuan syariat agama, di samping hukum positif. Setiap daerah

otonom dan kepala daerahnya berhak menerbitkan atau menggagas peraturan

daerah hingga instruksi yang dikeluarkan oleh pihak eksekutif dengan

berlandaskan syariat agama. Tak ubahnya dengan Kepala Daerah Kabupaten

Lampung Selatan yaitu Zainudin Hasan yang menggulirkan sebuah program

pelaksanaan shalat wajib berjamaah di masjid dan himbauan iktikaf. Semua

regulasi dan atau peraturan yang dibuat tentu tidak boleh menyimpang dari

sumber hukum di atasnya.

Kedua, penerapan nilai-nilai agama di dalam kehidupan bermasyarakat.

Antara agama dan dunia tentu tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, setiap

kehidupan yang dijalani oleh setiap masyarakat berpedoman oleh ajaran

agama. Penerapan nilai-nilai kehidupan di dalam masyarakat sangat baik jika

adanya kekuatan mengikat atau legal formal. Penerapan nilai-nilai agama

dalam kehidapun bermasyarakat yang terprogram secara legal dapat dilihat

dengan adanya program pelaksanaan shalat wajib berjamaah di masjid dan

himbauan iktikaf. Kegiatan ini berlangsung di ranah kedinasan atau di

lingkungan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Lampung Selatan

.

Page 53: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

26

B. Tinjauan tentang Shalat dan Iktikaf

Fathurrohman (2012: 1) mengatakan bila tidak ada ketakutan dan hati terasa

tenteram, hendaklah dilakukan shalat yang sempurna rukun dan syaratnya,

karena shalat adalah suatu kewajiban bagi orang mukmin dan mereka wajib

memelihara waktunya yang sudah ditetapkan. Paling kurang lima kali dalam

sehari semalam umat islam melakukan shalat agar dia selalu ingat kepada

Allah, sehingga meniadakan kemungkinan terjerumus ke dalam kejahatan dan

kesesatan

1. Pengertian Salat

Shalat menurut Mahfani (2009: 45) secara etimologi berasal dari

bahasa Arab shalla—yushalli—shalaatan, mengandung makna doa

atau pujian. Pengertian shalat dari segi bahasa tersebut dalam firman

Allah:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk

mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa

bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima tobat

dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwa Allah

Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang (QS. At-Taubah: 103-

104).

Page 54: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

27

Shalat menurut syariat islam adalah ibadah yang terdiri dari perkataan

dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam

dengan syarat dan rukun tertentu. Sedangkan menurut ahli tasawuf,

shalat merupakan upaya menghadapkan hati kepada Allah hingga

menumbuhkan rasa takut dan tunduk kepada-Nya, serta menumbuhkan

kesadaran akan keagungan dan kebesaran-Nya, serta kesempurnaan

kekuasaan-Nya.

Mahfani (2009: 47) mengatakan shalat merupakan ibadah istimewa

yang disyariatkan untuk ummat islam. Istimewa karena perintah shalat

diterima langsung oleh Nabi Muhammad SAW dari Allah. Istimewa

karena shalat merupakan amalan yang disyariatkan hanya untuk

ummat Muhammad SAW. Istimewa karena shalat merupakan media

komunikasi yang canggih bagi seorang hamba kepada Allah. Dengan

shalat ia bisa menundukkan jiwa dan raganya dihadapan Allah Yang

Maha Perkasa. Dengan shalat ia merasakan betapa keagungan dan

kekuasan-Nya meliputi segala ciptaan-Nya.

2. Dalil Wajib Shalat

Mahfani (2009: 48) mengatakan bahwa para ulama telah sepakat

bahwa shalat adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap orang

islam yang telah baligh. Hukumannya adalah fardhu’ain. Selama ia

masih dapat menghirup udara, selama itu pula kewajiban shalat masih

melekat pada dirinya. Kewajiban shalat bagi setiap muslim yang sudah

Page 55: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

28

baligh telah ditegaskan dalam dalil-dalail qath’i dari Al Quran antara

lain:

“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,

sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu

mendapat kemenangan” (QS. Al-Hajj: 77).

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah

Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring.

Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah

shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah

kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang

beriman” (QS. An Nisa: 103).

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-kitab

(Al-Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Ankabut: 45).

Page 56: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

29

3. Hikmah Disyariatkannya Shalat

Mahfani (2009: 55-61) mengatakan shalat adalah ibadah yang

istimewa dan mempunyai kedudukan yang amat tinggi dalam syariat

islam. Shalat juga merupakan wujud iman dan takwa seseorang kepada

Allah. Sudah barang tentu, banyak sekali hikmah dibalik perintah

Hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah shalat antara lain:

a. Mencegah Perbuatan Mungkar

Shalat yang khusyuk akan dapat membentuk pribadi yang mampu

mencegah dirinya dari perbuatan yang mungkar, tidak patut, atau

asusila. Orang yang melaksanakan shalat namun tetap saja

bermaksiat kepada Allah, berarti dia belum khusyuk, belum

sungguh-sungguh, dan belum merasakan kehadiran Allah dalam

hatinya.

b. Mendidik Menjadi Pribadi Disiplin

Shalat dapat mendidik pribadi muslim menjadi disiplin. Karena

dengan shalat, setiap pribadi muslim dididik untuk menghargai

waktu dengan sebaik-baiknya, mengoptimalkan setiap kesempatan

yang ada untuk memacu kreativitas diri, mengembangkan

kompetensi diri, dan mempertahankan eksistensi diri sebagai

seorang khalifah di muka bumi.

Pasalnya, shalat adalah ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu

tertentu. Bila tiba waktu shalat, harus segera dilaksanakan tanpa

ditunda-tunda. Sehingga secara tidak langsung, shalat mengajari

Page 57: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

30

sikap manusia disiplin waktu dan tanggung jawab akan tugas

secara tepat waktu.

c. Melatih Menjadi Pribadi Tanggguh

Shalat dapat melatih diri untuk menjadi pribadi yang tangguh, tidak

cengeng dan tidak mudah berkeluh kesah ketika menghadapi

cobaan dan musibah kehidupan.

d. Meninggikan Derajat

Allah akan meninggikan derajat dan menghapuskan kesalahan

seseorang yang melaksanakan shalat.

e. Diampuni Dosanya

Dengan shalat, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang ada

diantara satu shalat dengan shalat berikutnya.

f. Membersihkan Kesalahan dan Dosa

Shalat dapat membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang

dilakukan baik disengaja atau tidak.

g. Shalat Melatih Hidup Secara Tertib dan Teratur

Gerakan Shalat dilakukan secara tertib mulai dari “takbir” hingga

“salam”. Bayangkan apa yang terjadi jika kita shalat menggunakan

gaya masing-masing. Bukan keteraturan yang ada, namun

kekacauan. Kita tidak boleh melaksanakan yang demikian, karena

gerakan shalat sudah ada urutannya.

h. Sahalat Mengajarkan Sifat Tawadhu dan Rendah Hati

Shalat memiliki gerakan yang dinamis, sujud adalah gerakan yang

paling mengesankan dari dinamika shalat. Orang menganggap

Page 58: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

31

bahwa kepala merupakan sumber kemuliaan. Tapi ketika sujud,

kepala dan kaki sama derajatnya. Bahkan setiap orang sama

derajatnya ketika shalat. Ini mengandung makna bahwa dalam

hidup kita harus tawadhu.

i. Shalat Meningkatkan Kesehatan Jasmani Secara Optimal

Dr. H. Ali Saboe, seorang professor medis menjelaskan, bila

ditinjau dari segi kesehatan, setiap gerakan, sikap, serta setiap

perubahan dalam gerak tubuh seseorang pada saat melaksakan

shalat merupakan suatu rangkaian dari butir-butir ritmis yang

mengandung nilai kesehatan tiada terhingga.

j. Mukjizat Gerakan Shalat

Drs. Madyo Wratsongko MBA, dalam buku “Mikjizat Gerakan

Shalat” mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan

urat syaraf, mengaktifkan sistem keringat, dan system pemanas

tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak,

mengeluarkan muatan listrik negatif dari dalam tubuh,

membiasakan pembuluh darah halus diotak mendapatkan tekanan

tinggi, dan membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri

jantung).

4. Pengertian Iktikaf

Ayub (2009: 98) menjelaskan bahwa pengertian iktikaf dari segi

bahasa adalah diam dan duduk berhenti pada suatu tempat, tanpa

memperhatikan tempat itu baik atau tidak. Sedangkan menurut syara’,

Page 59: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

32

iktikaf adalah duduk berdiam diri di masjid tempat orang berjamaah

dengan niat beribadah karena Allah

5. Tuntunan Iktikaf

Iktikaf ditetapkan dalam islam melalui Al-Quran, Hadits, dan ijma

ulama. Seperti dalam firman Allah:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur

dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan

kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui

bahwasannya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu

Allah Mengampuni kamu dan Memberi Maaf kepadamu. Maka

sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah

Ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang

bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian

sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)

janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beriktikaf

dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu

mendekatinya. Demikianlah Allah Menerangkan Ayat-ayat-Nya

kepada manusia, supaya mereka bertaqwa (QS. Al Baqarah: 187).

Page 60: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

33

6. Hukum Iktikaf

Ayub (2009: 99) mengatakan iktikaf menjadi wajib, jika seseorang

bernazar atau bersumpah untuk melakukannya. Sunnah melakukan

iktikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan ramadhan, seperti yang

diamalkan oleh Rasulullah SAW. Pada umumnya iktikaf merupakan

ibadah sunah. Ini adalah pendapat semua ulama.

7. Hikmah Iktikaf

Ayub (2009: 98) mengatakan iktikaf mendorong seseorang

mengarahkan hatinya agar senantiasa mengingat Allah. Amalan ini

juga mengasah dan membersihkan rohani ketika berhadapan dengan

Allah, dengan cara berpuasa, berzikir, serta mengheningkan pikiran

untuk mengingat nikmat Allah dan hari kiamat, guna memohon

ampunan dan rahmat-Nya.

Ayub (2009: 98) mengatakan iktikaf juga dapat menanamkan dan

memupuk perasaan cinta dan senantiasa mengingat masjid. Dengan

cara ini, orang islam akan masuk ke dalam golongan orang yang

dinaungi Allah SWT. di padang mahsyar kelak. Di samping itu, iktikaf

juga akan dapat mempererat hubungan antar umat islam, karena

mereka mempunyai kesempatan saling berkenalan satu sama lain,

saling menasihati, serta bertambah lagi cinta kepada Allah. Rasulullah

SAW bersabda:

Page 61: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

34

“Dari Aisyah, semoga Allah ridha kepadanya, “Sesungguhnya

Nabi saw. beri’tikaf sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan

sampai Allah mewafatkannya. Kemudian istri-istri beliau beri’tikaf

sepeninggalnya” (HR. Imam Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud,

Tirmidzi, Ahmad dan Malik).

Menurut Quraish Shihab (1992) Shalat pada hakikatnya merupakan kebutuhan

mutlak untuk mewujudkan manusia seutuhnya, kebutuhan akal pikiran dan

jiwa manusia, sebagaimana ia merupakan kebutuhan untuk mewujudkan

masyarakat yang diharapkan oleh manusia seutuhnya. Shalat dibutuhkan oleh

pikiran dan akal manusia, karena ia merupakan pengejawantahan dari

hubungan dengan Allah SWT

Suparman (2015: 53) mengatakan hubungan yang menggambarkan

pengetahuan tentang tata kerja alam raya ini, yang berjalan dalam kesatuan

sistem, shalat juga menggambarkan tata intelegensi semesta yang total yang

sepenuhnya diawasi dan dikendalikan oleh suatu kekuatan yang Maha Dahsyat

dan Maha Mengetahui, Tuhan Yang Maha Esa, dan bila demikian, maka

tidaklah keliru bila dikatakan bahwa semakin mendalam pengetahuan

seseorang tentang tata kerja alam raya ini, akan semakin tekun dan khusyuk

pula ia melaksanakan shalat.

Page 62: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

35

Kaitannya dengan penelitian ini adalah pelaksanaan shalat wajib dan

himbauan iktikaf sebagai media dalam mendisiplinkan pegawai negeri sipil di

lingkungan dinas Lampung Selatan. Hal ini sejalan dengan salah satu hikmah

dari mengerjakan shalat yaitu menciptakan kedisiplinan shalat dan hikamah

dari iktikaf yaitu hatinya senantiasa mengingat Allah sehingga setiap apa yang

dikerjakan selalu merasa dilihat Allah dan termotivasi selalu melakukan hal

yang baik dan menjauhi hal yang dilarang oleh Allah.

Shalat dan iktikaf membawa kita sebagai manusia dapat menghargai waktu

dan bertanggung jawab dalam menggunkan waktu yang kita punya. Hal ini

akan menimbulkan karakter yang memiliki budi pekerti yang luhur, pegawai

yang tetap berpegang teguh pada ajaran atau nilai-nilai yang terkandung dalam

ajaran agama (islam).

C. Tinjauan tentang Revolusi Mental

Revolusi mental pertama kali dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia

yang pertama sekaligus Bapak Proklamator yaitu Soekarno dalam pidato

kenegaraan memperingati Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1957.

Kemudian Presiden Republik Indoneia Joko Widodo menandatangani

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi

Mental. Dalam rangka memperbaiki dan membangun karakter bangsa

Indonesia dengan melaksanakan Revolusi Mental yang mengacu pada nilai-

nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya

bangsa yang bermartabat, modern, maju, makmur, dan sejahtera berdasarkan

Pancasila.

Page 63: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

36

1. Pengertian Revolusi Mental

Zakaria (2017: ix) mengatakan revolusi mental adalah perubahan secara

cepat, masif, dan menyeluruh terhadap paradigma, interaksi sosial dan

budaya, dari setiap insan dan komunitas, sehingga dapat meningkatkan

kesadaran, kepedulian dan langkah nyata menuju karakter yang berbudi

luhur, untuk percepatan program Pembangunan Nasional berfalsafah

Pancasila dan UUD 45. Reformasi yang dilakukan oleh bangsa Indonesia

sejak tahun 1998, baru sebatas menyentuh reformasi kelembagaan atau

institusi, namun masih belum berhasil mengubah paradigma, mind set,

atau budaya politik kita dalam rangka pembangunan bangsa, atau “nation

building”.

Agar perubahan benar-benar bermakna dan berkesinambungan, dan sesuai

dengan cita-cita Proklamasi Indonesia yang merdeka, adil dan makmur,

kita perlu melakukan revolusi mental. Nation building tidak mungkin maju

kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional, tanpa melakukan

perombakan manusianya atau sifat dari mereka yang menjalankan sistem

ini. Sehebat apapun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani

oleh manusia dengan salah kaprah, maka tidak akan membawa

kesejahteraan.

Sejarah Indonesia merdeka penuh dengan contoh dimana salah

pengelolaan atau mismanagement negara, telah membawa bencana besar

nasinoal. Maka Gerakan Nasional Revolusi Mental ini adalah suatu

Page 64: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

37

strategi untuk dapat “berlari” membawa bangsa Indonesia menuju

tercapainya Nawa Cita, Trisakti, dan Cita-cita Indonesia.

2. Konsep Lima Pilar Revolusi Mental

Zakaria (2017: vi-vii) mengatakan pemerintah harus mengaplikasikan

suatu konsep perubahan mental bagi SDM aparatur negara, yang

mengandung pendekatan sosial, pendekatan fungsional, dan pendekatan

struktural, secara komprehensif, gamblang, dan detail, serta dilakukan

dengan penuh totalitas, terus menerus tanpa henti. Oleh karena itu, adanya

konsep Lima Pilar Revolusi Mental bagi aparatur negara di canangkan,

yang mengandung substansi dan ketiga dimensi perubahan bagi SDM

aparatur negara, meliputi revolusi kultural, revolusi fungsional dan

revolusi struktural.

Menurut Zakaria (2017: xxx) revolusi mental harus dapat diukur, sejauh

mana penerapan keberhasilannya. Untuk itulah, Lima Pilar Revolusi

Mental hadir dengan kerangka dan substansi yang jelas, memiliki langkah

yang konkret dan relevan, dan dapat diukur keberhasilannya, sehingga

dapat menjadi solusi yang komprehensif dan aplikatif. Lima Pilar Revolusi

mental sebagai berikut.

a. Revolusi Pola Pikir, merupakan cara untuk mengubah pola pikir dari

para aparatur negara, yang akan melahirkan budaya kerja (culture set)

yang lebih produktif. Revolusi pola pikir terdiri dari tiga sub pilar

yaitu; Berintegritas Tinggi, Etos Kerja Keras, dan Gotong Royong.

Page 65: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

38

b. Revolusi Asas Kemandirian, sesuai komitmen tegas Presiden Joko

Widodo; “Bangsa Indonesia tidak ingin menjadi macan, melainkan

menaklukkan macan!”. Oleh karena itu, seluruh program pada setiap

Kementerian/Lembaga/Pemda, harus merepresentasikan penerapan

asas kemandirian bagi bangsa dan negara. Revolusi asas kemandirian

tersusun atas tiga sub pilar, yaitu; Revolusi Pola Penganggaran

APBN/APBD, Mewujudkan Aparatur Negara yang Mandiri, dan

Mewujudkan Bangsa dan Negara yang Mandiri.

c. Revolusi Strategi, untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan

bangsa lain, maka setiap Kementerian/Lembaga/Pemda wajib

merancang suatu strategi yang komprehensif, antisipatif,

berkesinambungan, dan out of box. Revolusi strategi memiliki tiga sub

pilar, yaitu; Tembak Target yang Tinggi, Menentukan Batas Waktu,

dan Banyak Jalan Menuju Roma.

d. Revolusi Sistem, yang diharapkan dapat merubah wajah birokrasi

Indonesia, dengan tata kelola pemerintahan yang berorientasi pada

hasil (result oriented government), yang lebih efektif, dan efisien.

Revolusi sistem mencakup tiga sub pilar, yaitu; Melaksanakan

Revormasi Birokrasi (RB), Membangun Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintahan, (SAKIP), dan Menerapkan Zona Integritas (ZI).

e. Revolusi Evaluasi, yang diterapkan melalui tiga sub pilar, yaitu;

Evaluasi Reformasi Birokrasi, Evaluasi Sistem Akuntabilitas Instansi

Pemerintah, dan Evaluasi Zona Integritas, yang akan mengoptimalkan

Page 66: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

39

terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good

government and clean government).

3. Kelompok Gerakan Revolusi Mental

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional

Revolusi Mental memuat atau mengelompokkan program atau gerakan

revolusi mental agar menjadi tolok ukur dalam merevolusi mental di

bidangnya masing-masing. Ada 5 poin yang terkandung didalamnya antara

lain:

a. Program Gerakan Indonesia Melayani

1. Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur Sipil

Negara;

2. Peningkatan penegakan disiplin Aparatur Pemerintah dan Penegak

Hukum;

3. Penyempurnaan standar pelayanan dan sistem pelayanan yang

inovatif (e-government);

4. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja (performance-based

management system) Aparatur Sipil Negara;

5. Peningkatan perilaku pelayanan publik yang cepat, transparan,

akuntabel, dan responsif;

6. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan (deregulasi);

7. Penyederhanaan pelayanan birokrasi (debirokratisasi);

8. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang

pelayanan publik;

Page 67: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

40

9. Peningkatan penegakan hukum dan aturan di bidang pelayanan

publik; dan

10. Penerapan sistem penghargaan dan sanksi beserta keteladanan

pimpinan.

b. Program Gerakan Indonesia Bersih

1. Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat lingkungan keluarga,

satuan pendidikan, satuan kerja, dan komunitas;

2. Peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana yang

menunjang perilaku hidup bersih dan sehat;

3. Pengembangan sistem pengelolaan sampah yang holistik dan

terintegrasi termasuk kali bersih, sarana dan prasarana pelayanan

publik;

4. Penyempurnaan peraturan perundangundangan (deregulasi);

5. Pemberian kemudahan bagi perusahaan/ swasta/ lembaga yang

melakukan pengelolaan sampah;

6. Mengutamakan peran serta masyarakat di dalam menunjang

perilaku bersih dan sehat; dan

7. Peningkatan penegakan hukum di bidang kebersihan dan kesehatan

lingkungan.

c. Program Gerakan Indonesia Tertib

1. Peningkatan perilaku tertib penggunaan ruang publik;

2. Peningkatan perilaku tertib pengelolaan pengaduan;

3. Peningkatan perilaku tertib administrasi kependudukan;

4. Peningkatan perilaku tertib berlalu lintas;

Page 68: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

41

5. Peningkatan perilaku antre;

6. Peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana penunjang

perilaku tertib;

7. Peningkatan penegakan hukum perilaku tertib; dan

8. Menumbuhkan lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan

kerja, dan komunitas yang ramah dan bebas kekerasan.

d. Program Gerakan Indonesia Mandiri

1. Peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya kemandirian

bangsa dalam berbagai sektor kehidupan;

2. Peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya pertumbuhan

kewirausahaan dan ekonomi kreatif;

3. Peningkatan peran koperasi dan UMKM terhadap ekonomi

nasional;

4. Peningkatan apresiasi seni, kreativitas karya budaya dan warisan

budaya;

5. Peningkatan perilaku yang mendukung tercapainya pemerataan

ekonomi dan pengembangan potensi daerah tertinggal;

6. Peningkatan perilaku yang mendukung penggunaan produk dan

sebesar-besarnya komponen dalam negeri;

7. Peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga kerja;

8. Peningkatan penelitian dan pengembangan di bidang ekonomi,

pangan, dan energi;

9. Peningkatan sinergi penyediaan sarana dan prasarana yang

menunjang kemandirian di bidang ekonomi, pangan, dan energi;

Page 69: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

42

10. Peningkatan penggunaan hasil penelitian dan pengembangan

teknologi dalam negeri;

11. Pemberian kemudahan bagi perseorangan atau perusahaan dalam

negeri untuk mendaftarkan dan pemeliharaan Hak Kekayaan

Intelektual;

12. Peningkatan internalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat;

13. Peningkatan pengakuan dan pemberian dukungan terhadap hasil

karya atau prestasi anak bangsa;

14. Penyempurnaan peraturan perundangundangan (deregulasi); dan

15. Peningkatan penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran Hak

Kekayaan Intelektual dan perilaku usaha yang tidak sehat.

e. Program Gerakan Indonesia Bersatu

1. Peningkatan perilaku yang mendukung kehidupan demokrasi

Pancasila;

2. Peningkatan perilaku toleran dan kerukunan inter dan antar umat

beragama;

3. Peningkatan perilaku yang mendukung kesadaran nasionalisme,

patriotisme, dan kesetiakawanan sosial;

4. Peningkatan kebijakan yang mendukung persatuan dan kesatuan

bangsa;

5. Peningkatan perilaku yang memberikan pengakuan dan

perlindungan terhadap kaum minoritas, marjinal, dan berkebutuhan

khusus;

Page 70: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

43

6. Peningkatan dukungan terhadap inisiatif dan peran masyarakat

dalam pembangunan;

7. Peningkatan perilaku kerja sama inter dan antar lembaga,

komponen masyarakat dan lintas sektor;

8. Peningkatan penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran yang

mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa;

9. Penyelenggaraan pendidikan agama yang mengajarkan keragaman,

toleransi, dan budi pekerti; dan

10. Peningkatan peran lembaga agama, keluarga, dan media publik

dalam persemaian nilai-nilai budi pekerti, toleransi, dan hidup

rukun.

Zakaria (2017: 5-7) mengatakan ada sebuah filosofi ibadah yaitu “beli sapi

pasti dapat talinya”. Saat kita membeli sapi, sudah pasti akan mendapatkan tali

pengikat sapi. Hal yang sama berlaku pada seluruh sendi kehidupan kita. Saat

kita melakukan seluruh aktivitas, baik pribadi dan tugas negara,

mengedepankan nilai-nilai ibadah, kejujuran, kebaikan, keihklasan, dan

ditujukan demi kemaslahatan umat, maka Tuhan Yang Maha Esa akan

mencukupkan segala keperluan kita.

Nilai-nilai ibadah tersebut diibaratkan seperti “sapi” yang merupakan nilai

ibadah yang merupakan substansi utama dan tujuan utama hidup kita.

Sedangkan harta benda yang kita miliki di dunia ini, yang “kecil” dan bisa

sewaktu-waktu kita tinggalkan, diibaratkan seperti “tali” yang selalu melekat

Page 71: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

44

pada leher “sapi”. Maka mari kita fokus untuk membeli “sapinya” karena

otomatis akan mendapatkan “talinya”.

Merujuk pada salah satu lima pilar revolusi mental yaitu revolusi pola pikir

yang berintegritas tinggi. Dimana kita memegang teguh nilai-nilai agama dan

melaksanakan sesuai tuntunan agama. Baik kita sebagai manusia hingga

aparatur negara yang mengemban tugas untuk menjalankan tata kelola

pemerintahan yang tentu berlandaskan agama yaitu islam. Founding father

kita pun menyadari sepenuhnya filosofi ibadah tersebut, sehingga Sila Pertama

dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yang menempatkan nilai-

nilai ibadah kepada Tuhan, sebagai dasar atas segala tujuan dari pola pikir,

perkataan, dan perbuatan bangsa kita dari seluruh komponen.

Kaitannya dengan penelitian ini adalah merujuk pada kelompok gerakan

revolusi mental pada Gerakan Indonesia Melayani pada poin Peningkatan

kapasitas sumber daya manusia aparatur sipil negara; peningkatan penegakan

disiplin aparatur pemerintah dan penegak hukum. Hal ini sejalan dengan

program Bupati Zainudin Hasan yaitu pelaksanaan shalat wajib berjamaah di

masjid, himbauan Iktikaf dan penunaian zakat pegawai yang mengandung

nilai atau hikmah yaitu tertib dan disiplinnya serta harus tepat pada waktunya

dalam melaksanakan ibadah shalat wajib berjamaah, karena jika tidak

demikian, maka seseorang akan tertinggal dalam melaksanakan shalat wajib

berjamaah dimasjid.

Page 72: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

45

D. Kerangka Pikir

Nilai- nilai universalitas seperti nilai ketuhanan disetujui sebagai butir pertama

Pancasila maka tidak bisa disangkal bahwa negara Indonesia dijiwai oleh

nilai-nilai spiritualitas agama masing-masing yang dianut. Sila pertama

Pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” adanya pengakuan bahwa bangsa ini

berpijak pada agama sebagai landasan pijak pengelolaan pemerintahan.

Sofyan (2012: 48) mengatakan pengelolaan pemerintahan yang dibangun tentu

dapat bercermin pada kepemimpinan Rasulullah SAW, jika dilihat dari segi

praktis dan diukur dengan variabel-variabel politik modern—dapat dikatakan

sebagai sistem politik par excellent, dalam waktu yang sama, sistem tersebut

juga dapat disebut sebagai sistem religius, jika dilihat dari tujuan-tujuannya,

motif-motifnya, dan fundamental maknawi tempat sistem itu berpijak.

Perpaduan sistem ini disebut sebagai “Negara Akhlak”, yang seluruh politik

negara dan pekerjaan pemerintahan diliputi oleh semangat akhlak dan jiwa

agama.

Hal ini berbanding lurus dengan fenomena yang ada di Kabupaten Lampung

Selatan dimana Bupati Zainudin Hasan mewajibkan pegawai di lingkungan

Kedinasan di Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan hingga Desa untuk

melaksanakan shalat wajib berjamaah dan himbauan iktikaf. Bupati Lampung

Selatan menunjukkan sikap dan tindakan baik sebagai contoh bagi bawahan-

bawahannya untuk melakukan tindakan yang tidak bertentangan dengan moral

dan nilai agama. Tindakan tersebut dinamakan sebagai energize.

Page 73: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

46

Wibowo (2016: 119) menyebutkan energize adalah apa yang dilakukan

pemimpin ketika mereka menetapkan contoh yang benar, mengomunikasikan

dengan jelas, dan menantang dengan cara yang tepat. Dengan demikian,

energize mengandung makna memberi energi atau tenaga tambahan kepada

bawahan. Respon pemerintah terhadap nilai ajaran agama yang dalam

penelitian ini Bupati Lampung Selatan mewajibkan pelaksanaan shalat wajib

dan himbauan iktikaf dilaksanakan dimasjid tidak lain adalah untuk

membentuk budi pekerti pejabat pemerintahan.

Syafii (2011: 3) mengatakan budi pekerti, moral atau akhlak adalah berusaha

mencari kebaikan sesuai dengan nilai-nilai luhur agama, adat istiadat, atau

bahkan lahir dari kata hati yang suci dan nurani yang jujur. Hal ini akan

menimbulkan etika yang menjadikan kita seseorang moralis (budiman) karena

dapat membedakan antara mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan

yang buruk. Program yang digulirkan oleh Bupati Zainudin Hasan dalam

penelitian ini di lihat sebagai sebuah kebijakan. Bupati Zainudin Hasan

dipandang sebagai elit. Dalam sebuah kebijakan yang digagas oleh elit, maka

dapat dilihat menggunakan model kebijakan elit.

Nugroho (2017: 563) mengatakan teori model elit ini mengembangkan diri

kepada kenyataan bahwa sedemokratis apapun, selalu ada bias di dalam

formulasi kebijakan, karena pada akhirnya kebijakan-kebijakan yang

dilahirkan merupakan preferensi politik dari para elit—tidak lebih. Pandangan

positif bahwa pemimpin (atau elit) pasti memiliki visi tentang

kepemimpinannya, dan kebijakan publik adalah bagian dari karyanya untuk

Page 74: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

47

mewujudnyatakan visi tersebut menjadi kenyataan. Soekarno memilih politik

sebagai panglima sementara Soeharto memilih ekonomi sebagai panglima.

Peneliti dapat mengatakan bahwa Bupati Zainudin Hasan memilih nilai-nilai

atau ajaran agama sebagai panglima.

Ndraha (2011: 681) mengatakan begitu nilai-nilai etika, filsafat, agama, dan

sebagainya dijadikan hukum positif maka nilai-nilai tersebut terputus dari

sumbernya dan dengan mudah dapat dijadikan alat politik praktik dan alat bagi

rezim yang berkuasa untuk menekan pihak lain. Dalam penelitian ini, pihak

yang ditekan adalah pihak aparatur sipil negara yang melakukan tindakan

indisipliner seperti yang telah di jelaskan pada latar belakang masalah yang

terdapat di latar belakang yang telah diuraikan lebih kurang pada BAB I yang

dapat merugikan dirinya hingga dapat merugikan pihak lain.

Zainal, dkk (2014: 184) mengatakan keterampilan menangani orang menjadi

bagian yang penting bagi keefektifan manajerial, keterampilan menangani

orang salah satunya adalah bagaimana mendelegasikan otoritas. Bupati

Lampung Selatan mendelagasikan otoritasnya untuk mendidik para pegawai

yang melakukan tindakan indisipliner pekerjaan sebagai pejabat pemerintahan

dengan melaksanakan shalat wajib berjamaah di masjid dan himbauan iktikaf.

Bagaimanapun juga pemimpin dituntut untuk bisa menangani orang atau

bawahannya.

Upaya tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016

tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental, dengan salah satu butir yang

termaktub di dalamnya adalah Program Gerakan Indonesia Melayani, yang

Page 75: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

48

difokuskan kepada peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia Aparatur

Sipil Negara dan peningkatan penegakan disiplin Aparatur Pemerintahan dan

Penegak Hukum.

Peneliti melihat dan/atau mendalami tentang gejala teologik islam dimana

terdapat respon pemerintah terhadap ajaran agama sebagai suatu bentuk

revolusi mental dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah respon Bupati

Lampung Selatan Zainudin Hasan dengan himbauan iktikaf, pelaksanaan

shalat wajib berjamaah dan zakat pegawai bagi para pegawai yang ada di

lingkup desa, kecamatan hingga dinas di Lampung Selatan. Berikut adalah

gambar dari kerangka berpikir:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Kepala Daerah Kabupaten Lampung

Selatan menggulirkan program

teologik islam meliputi:

1. Himbauan iktikaf;

2. Pelaksanaan shalat;

3. Penunaian zakat pegawai.

Gejala Teologik Pemerintahan

meliputi:

1. Pemberlakuan syariat agama,

di samping hukum positif

(negara);

2. Penerapan nilai-nilai agama

di dalam kehidupan

masyarakat.

Peningkatan kapasitas sumber daya

manusia aparatur sipil negara dengan

pengamalan program teologik islam.

Page 76: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

III. METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian

deskriptif kualitatif. Bahwa deskriptif kualitatif menganut paham

fenomenologis dan post-positivism. Pandangan Edmund Husserl, Martin

Heiddeger, dan Marleau Ponty, pelopor aliran fenomenologi, sebuah aliran

filsafat yang mengkaji penampakan atau fenomena yang mana antara

fenomena dan kesadaran tidak terisolasi satu sama lain melainkan selalu

berhubungan secara dialektis.

Bungin (2011: 68) mengatakan pandangan post-positivism yang mengkritik

positivism sebagai suatu filsafat ilmu yang harus dapat dikritik karena hanya

melihat fenomena sebagai kenyataan nyata sesuai hukum alam. Positivism

juga terlalu percaya pada metode observasi, bahkan positivism terlalu

memisahkan antara peneliti dan objek yang diteliti.

Penelitian ini menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan, meringkaskan suatu kondisi, berbagai situasi, atau berbagai

fenomena realitas sosial yang ada di dalam masyarakat yang menjadi objek

penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri,

karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun

Page 77: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

50

fenomena tertentu. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini juga mendeskriptifkan dan

menggambarkan mengenai Gejala Teologik Islam Dalam Pembinaan Aparatur

Sipil Negara (Studi Di Kabupaten Lampung Selatan).

B. Fokus Penelitian

Moleong (2015: 93-94) mengatakan bahwa masalah dalam penelitian

kualitatif bertumpu pada sesuatu fokus. Penetapan fokus dapat membatasi

studi. Dalam hal ini, fokus akan membatasi bidang inkuiri. Penetapan fokus

berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria masuk-keluar

(inclusion-exclusion criteria). Dengan penetapan fokus, yang jelas dan

mantap, seorang peneliti dapat membuat keputusan yang tepat tentang data

mana yang dikumpulkan dan mana yang tidak perlu ataupun mana yang akan

dibuang.

Pembatasan masalah merupakan tahap yang sangat menentukan dalam

penelitian kualitatif walaupun sifatnya masih tentatif. Dalam penelitian ini

terdapat fenomena respon pemerintah terhadap nilai-nilai agama yang dalam

penelitian ini agama yang dimaksud adalah agama Islam yaitu Bupati

Lampung Selatan melaksanakan dan mengajak aparat pemerintahan di Dinas-

Dinas Lampung Selatan untuk melaksanakan shalat wajib berjamaah di masjid

dan himbauan iktikaf.

Page 78: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

51

Gejala Teologik Islam dalam penelitian ini adalah action teologik Bupati

Zainudin Hasan dalam penerapan ajaran agama dalam membina pegawai

daerah. Maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah berbagai produk

turunan, diberdayakan berbagai instrumen dan gerakan dalam rangka

implementasi dari kebijakan atau program teologik oleh Bupati Zainudin

Hasan. Fokus penelitiannya dapat dirinci sebagai berikut:

1. Proses perumusan dan sosialisasi kebijakan

- Latar belakang dalam menggulirkan program pelaksanaan shalat,

himbauan iktikaf dan penunaian zakat pegawai;

- Sosialisasi program pelaksanaan shalat, himbauan iktikaf dan

penunaian zakat pegawai;

- Pendistribusian atau pengguliran penegakan program pelaksanaan

shalat, himbauan iktikaf dan penunaian zakat pegawai.

2. Pelaksanaan kebijakan

- Pelaksanaan program pelaksanaan shalat, himbauan iktikaf dan

penunaian zakat pegawai;

- Pengawasan program pelaksanaan shalat, himbauan iktikaf dan

penunaian zakat pegawai;

- Insentif/reward yang diberikan kepada pegawai yang taat melaksanaan

program;

- Hukuman sebagai sanksi bagi pegawai yang tidak mematuhi program.

3. Pengamalan kebijakan

- Peningkatan sumber daya manusia aparatur sipil negara

Page 79: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

52

C. Lokasi Penelitian

Menurut Moleong (2015: 128) cara terbaik yang perlu ditempuh dalam

penentuan lapangan penelitian ialah dengan jalan mempertimbangkan teori

subtantif dan dengan mempelajari serta mendalami fokus serta rumusan

masalah penelitian, untuk dapat melihat apakah terdapat kesesuaian dengan

kenyataan yang ada dilapangan maka peneliti pun harus menjajaki lapangan

tersebut.

Lokasi yang diambil di penelitian ini ditentukan dengan sengaja yaitu di

Kabupaten Lampung Selatan, karena dalam gejala teologik yang terlihat dan

terlaksana di lingkungan Kabupaten Lampung Selatan tepatnya di Masjid Bani

Hasan yang merupakan sentral pelaksanaan program himbauan iktikaf juga

tempat melaksanakan atau yang terdapat gejala teologik islam yaitu respon

pemerintah terhadap ajaran agama yang dimana Bupati Zainudin Hasan

mewajibkan Satuan Kerja Perangkat Daerah melaksanakan shalat wajib

berjamaah dan himbauan iktikaf tersebut.

D. Teknik Penentuan Informan

Silalahi (2012: 316-317) mengatakan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi, baik langsung maupun tidak langsung, dalam pelaksanaan

wawancara dan menentukan kualitas informasi yang diperoleh. Faktor-faktor

yang mempengaruhi langsung ialah pewawancara, yang diwawancara,

permasalahan yang hendak dicapai, dan proses pencatatan. Sedangkan, faktor-

Page 80: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

53

faktor yang berpengaruh tidak langsung ialah lingkungan tempat wawancara,

berlangsung

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah responden atau informan yang

diwawancarai menguasai informasi yang berhubungan dengan permasalahan

yang sedang diselidiki yaitu yang berkaitan dengan program pelaksanaan

shalat, himbauan iktikaf dan penunaian zakat pegawai, mampu

mengungkapkan pikiran-pikirannya dalam bahasa dan makna yang mudah

dimengerti. Kesediaan responden atau informan untuk diwawancarai dan

memberi atau mengungkapkan secara tuntas dan objektif informasi yang

berhubungan dengan masalah juga menentukan mutu wawancara.

E. Informan

Bungin (2011: 78) menjelaskan objek dan informan penelitian kualitatif

adalah menjelaskan objek penelitian yang fokus dan lokus penelitian, yaitu

apa yang menjadi sasaran. Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan

topik penelitian, tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah

penelitian. Sedangkan informan penelitian adalah subjek yang memahami

objek penelitian.

Informan adalah orang-orang yang memahami langsung dalam penelitian ini.

Yaitu informan-informan yang peneliti tentukan merupakan orang-orang yang

menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.,

karena mereka, informan, dalam kesehariannya berurusan dengan

permasalahan yang sedang peniliti teliti. Berdasarkan permasalahan tersebut,

Page 81: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

54

maka sumber data dari peneliti ini adalah yang mampu memberikan informasi,

menguasai permasalahan, memiliki data dan bersedia memberikan informasi

berhubungan dengan permasalahan yang diteliti adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Daftar Informan

No Nama Jabatan

1 Ahmad Rodhi Sekretaris Dinas Sosial Lampung Selatan

2 Suhermanto Pelaksana BAZDA Lampung Selatan

3 Solihin Imam Masjid Jami Bani Hasan

4 Sabihis Staf Bagian BMS Setdakab Lampung

Selatan

5 Zulkifli Kepala Desa Hara Kecamatan Kalianda

Lampung Selatan

Joko Pegawai Dinas Peternakan Lampung Selatan

Sumber: diolah Peneliti 2018

F. Teknik Pengumpulan Data

Arikunto (2016: 100) mengatakan dalam teknik pengumpulan data ada

macam-macam cara dalam tahap pengumpulan data, sesuai dengan tipe

penelitian serta tersedianya waktu, biaya, dan tenaga. Metode Pengumpulan

data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data

Zainal (2014: 92) dan Sugiyono (2015: 187&327) mengatakan pengumpulan

data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai

cara. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat

digunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

Page 82: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

55

kepada pengumpul data. Berikut adalah cara peneliti dalam mengumpulkan

data:

1. Wawancara Mendalam

Bungin (2011: 111) mengatakan wawancara mendalam secara umum

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

wawancara. Wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dan

membutuhkan waktu yang lama bersama informan dilokasi penelitian.

2. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Merupakan proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses pengamatan

dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala

alam dan bila informan yang diamati tidak terlalu besar. Adapun

pengamatan yang peneliti lakukan adalah keberadaan shalat jamaah dan

iktikaf.

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Catatan yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan

(life history), kriteria, biografi, peraturan kebijakan. Dokumen yang

berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Page 83: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

56

Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film, dan lain-lain. Adapun dokumen-dokumen yang akan

diambil dalam penelitian ini adalah arsip visi-misi Bupati Zainudin Hasan,

surat-surat, keputusan-keputusan Bupati, persetujuan-persetujuan Bupati

dengan DPRD, petunjuk pelaksana dan petunjuk teknis, dan presensi

kegiatan Iktikaf.

G. Teknik Pengolahan Data

Sugiyono dalam Hasanah (2015: 43-44) mengatakan pengolahan data

merupakan bagian yang penting dalam metode ilmiah karena dengan

pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan

perlu dipecah-pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi,

dilakukan manipulasi sedemikian rupa sehingga data tersebut memiliki makna

untuk menjawab masalah dari pertanyaan penelitian. Teknik pengolahan data

merupakan teknik operasional setelah data terkumpul.

Silalahi (2012: 320&342) mengatakan ada tahap-tahap pengolahan data, pada

penelitian ini pengolahan datanya adalah:

1. Penyuntingan (Editing)

Data harus diperiksa lagi kualitasnya. Proses memeriksa kembali kualitas

data dalam instrumen dinamakan penyuntingan (editing). Diperiksa

kembali kelengkapan, konsistensi, ketepatan, keseragaman, dan relevansi.

Jika data yang didapat menunjukkan ada cacat yang disebabkan oleh tidak

dipenuhinya satu atau beberapa dari syarat data (lengkap, relevan,

Page 84: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

57

konsisten, akurat, seragam) harus dilakukan pengumpulan data ulang

sesuai dengan kebutuhan dan harapan.

2. Interpretasi

Interpretasi atau menafsir berarti menjelaskan dan menemukan makna

hasil analisis. Mustahil bagi seorang peneliti untuk menerangkan atau

membuat tafsiran atas data mentah. Interpretasi atau penafsiran menggarap

hasil-hasil analisis itu, membuat inferensi yang relevan dengan relasi

penelitian yang dikaji, serta membuat kesimpulan tentang relasi tersebut.

Peneliti yang menafsir hasil penelitian berupaya menemukan arti dan

implikasi hasil-hasil itu.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian yang bersifat kualitatif berlandasakan pada

penggunaan keterangan secara lengkap dan mendalam dalam

menginterpretasikan data tentang variabel, bersifat non-kuantitatif dan

dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi mendalam dan tidak meluas

terhadap fenomena.

Hubberman dan Miles dalam Fuad dan Nugroho (2014: 63-64) dimana ada

tiga hal utama dalam analisis interaktif yakni reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,

untuk membangun wawasan umum yang disebut “analisis”. Kegiatan analisis

data dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:

Page 85: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

58

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan informasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tulisan di lapangan (field note), dimana reduksi data

berlangsung secara terus menerus selama penelitian yang berorientasi

kualitatif berlangsung.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan

yang terus berkembang menjadi sebuah siklus dan penyajian data bisa

dilakukan dalam sebuah matriks.

3. Penarikan kesimpulan (verification)

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari suatu

kegiatan dan konfigurasi yang utuh, dimana kesimpulan-kesimpulan

diverifikasi selama penelitian berlangsung. Berikut gambar proses

kegiatan analisis data seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

Data Collection Data Display

Data Reduction

Conclution:

Drawing/

Verifying

Page 86: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

59

I. Teknik Keabsahan Data

Moleong (2015: 330) mengatakan pengertian triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Teknik yang paling banyak digunakan ialah pemerikasaan melalui sumber

lainnya. Empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

Penjelasannya sebagai berikut.

1. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

yang berbeda dalam penelitian kualitatif;

2. Triangulasi dengan metode terdapat dua strategi yaitu pengecekan derajat

kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data

dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan sumber

yang sama;

3. Triangulasi penyidik, dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat

lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

Mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data;

4. Triangulasi dengan teori, fakta tidak dapat diperiksa derajat

kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Hal itu dapat dilakukan dan

hal itu dapat dinamakannya penjelasan banding. Sangat penting untuk

mencari tema atau penjelasan pembanding atau penyaing.

Page 87: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

60

Triangulasi data dilakukan untuk menguji kebenaran dan keabsahan data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber. Hal itu dapat

ditempuh dengan tahapan:

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

berbagai pihak, seperti Bupati selaku penggagas program pelaksanaan

shalat, himbauan iktikaf dan penunaian zakat pegawai, Camat hingga

Kepala Desa yang nyata telah ikut serta dalam program tersebut;

2. Mengonfirmasi kebenaran data dengan cara melakukan observasi di

lapangan guna memperoleh kecocokan dengan data lain. Keterangan lain

yang dimaksud adalah keterangan dari informan penelitian dilapangan

yang meliputi keterangan dari satu atau lebih aparatur sipil negara sebagai

peserta yang terlibat dalam program Iktikaf;

3. Membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Page 88: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lampung

Selatan

UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa Pemerintahan Daerah berwenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada

daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat

melalui pembangunan daerah, peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan

peran serta masyarakat. Melalui otonomi luas, dalam lingkungan strategis

globalisasi, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing dengan

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang

kini telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa Daerah sesuai dengan

kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu

Page 89: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

62

kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dirumuskan

secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur,

berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Rencana pembangunan daerah

tersebut meliputi RPJPD, RPJMD dan RKPD.

RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran

pokok pembangunan Daerah jangka panjang untuk 20 (dua puluh) tahun yang

disusun dengan berpedoman pada RPJPN dan rencana tata ruang wilayah.

RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah

yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah

dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat

Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk

jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD

dan RPJMN.

RKPD merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka

ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, serta rencana kerja dan

pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan

berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program strategis

nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu dari daerah

kabupaten/kota di Provinsi Lampung yang telah melaksanakan Pemilihan

Umum Kepala Daerah (Pemilukada) pada Tahun 2015 yang lalu. Dengan

telah dilantiknya Bapak Dr. H. Zainudin Hasan, M.Hum dan Bapak Nanang

Ermanto sebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih pada

Page 90: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

63

tanggal 17 Februari 2016, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan

menyusun RPJMD sebagai penjabaran visi, misi dan program Kepala Daerah

untuk periode Tahun 2016-2021.

RPJMD sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan dengan

Peraturan Daerah paling lambat 6 (enam) bulan setelah Kepala Daerah

terpilih dilantik. RPJMD yang telah ditetapkan tersebut selanjutnya akan

dijabarkan ke dalam RKPD dan menjadi pedoman bagi seluruh Perangkat

Daerah (PD) dalam menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra

PD). sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah.

Sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah dapat dicapai dalam

empat tahap pembangunan daerah, yaitu tahap-1: 2005-2010, tahap-2: 2011-

2015, tahap-3: 2016-2021, tahap-4: 2021-2025. Berlandaskan pelaksanaan,

pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJPD Tahap Kedua, RPJPD Tahap

Ketiga (2016-2021) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara

menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada hal-hal sebagai

berikut:

1. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Lampung Selatan yang berakhlak

mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab;

2. Terwujudnya masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat

yang lebih makmur dan sejahtera;

Page 91: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

64

3. Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang demokratis, berlandaskan

hukum dan berkeadilan;

4. Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang aman dan damai;

5. Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan;

6. Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan yang asri dan lestari;

7. Terwujudnya Kabupaten Lampung Selatan sebagai wilayah pantai dan

pegunungan yang maju;

8. Terwujudnya peran aktif Kabupaten Lampung Selatan dalam pergaulan

antar regional, nasional.

B. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2016-2021

Visi RPJMD Kabupaten Lampung Selatan merupakan cerminan dari kondisi

masa depan Kabupaten Lampung Selatan yang ingin dicapai (desired future)

dalam masa 5 (lima) tahun, seperti yang telah disampaikan sebelumnya

bahwa RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala

daerah maka Visi RPJMD Kabupaten Lampung Selatan mencerminkan

kondisi Kabupaten Lampung Selatan yang ingin dicapai dalam masa jabatan

Kepala Daerah selama 5 (lima) tahun.

Visi kepala daerah Kabupaten Lampung Selatan terpilih untuk masa jabatan

tahun 2016-2021 adalah (telah disesuaikan dengan kaidah dan prinsip

perencanaan pembangunan daerah) “Terwujudnya Kabupaten Lampung

Selatan Yang Sejahtera, Berdaya Saing, Mandiri dan Berakhlak Mulia”. Visi

Page 92: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

65

tersebut akan diwujudkan hingga akhir periode jabatan Kepala Daerah dengan

semangat “Ayo Bangun Desa”. Dalam RPJPD Kabupaten Lampung Selatan

2005-2025, sejahtera berarti terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani

masyarakat.

Kebutuhan jasmani ditunjukkan dengan terpenuhinya kebutuhan sosial dan

ekonomi masyarakat, kemampuan pendayagunaan segenap sumber daya

alam, ketersediaan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, yang dimanfaatkan

dan dikelola secara bijaksana. Kebutuhan rohani ditunjukkan oleh kondisi

masyarakat yang memahami, menyadari dan melaksanakan ajaran agama

masing-masing.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan

untuk mewujudkan visi, dalam suatu dokumen perencanaan, rumusan misi

menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta

arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh

untuk mencapai visi, dengan memperhatikan sasaran pokok pembangunan

jangka menengah daerah periode 2016-2021, rumusan misi pembangunan

daerah dapat formulasikan sebagai berikut:

1. Membangun infrastruktur untuk mempercepat kemajuan desa sesuai

dengan tata ruang wilayah;

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan

pendidikan dan kesehatan yang baik, terjangkau dan proaktif;

Page 93: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

66

3. Membangun perekonomian daerah dengan memperkuat ekonomi berbasis

kerakyatan dan perdesaan yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan;

4. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang damai, menjunjung tinggi

hukum, demokratis dan memberdayakan perempuan berlandaskan nilai

agama dan budaya;

5. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, efektif dan

professional.

C. Rekapitulasi Kepegawaian di Kabupaten Lampung Selatan

Tabel 5. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Agama

No Agama Laki-laki Perempuan Jumalah

1 Islam 3227 4382 7609

2 Protestan 67 147 214

3 Khatolik 69 77 146

4 Hindu 64 46 110

5 Budha 2 1 3

Jumlah 3429 4653 8082

Sumber: Buku Saku BKD Tahun 2018

Page 94: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

67

Tabel 6. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Golongan Ruang

No Golongan Ruang Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Juru Muda (I/a) 2 1 3

2 Juru Muda Tk.I (I/b) - - -

3 Juru (I/c) 15 2 17

4 Juru Tk.I (I/d) 7 - 7

5 Pengatur Muda (II/a) 170 172 342

6 Pengatur Md. Tk.I (II/b) 118 42 160

7 Pengatur (II/c) 305 433 738

8 Pengatur Tk.I (II/d) 97 106 203

9 Penata Muda (III/a) 390 601 991

10 Penata Muda Tk.I (III/b) 384 584 968

11 Penata (III/c) 355 476 831

12 Penata Tk.I (III/d) 538 611 1149

13 Pembina (IV/a) 679 979 1658

14 Pembina Tk.I (IV/b) 342 643 985

15 Pemb. Utama Mud (IV/c) 26 3 29

16 Pemb. Utama Mad (IV/d) 1 - 1

Jumlah 3429 4653 8082

Sumber: Buku Saku BKD Tahun 2018

Tabel 7. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Rentang Usia

No Rentang Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

1 56 – 60 577 589 1056

2 51 – 55 1087 1261 2400

3 46 – 50 633 936 1611

Page 95: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

68

4 41 – 45 385 519 912

5 36 – 40 381 556 948

6 31 – 35 304 556 889

7 26 – 30 59 229 313

8 21 – 25 3 7 14

Jumlah 3429 4653 8082

Sumber: Buku Saku BKD Tahun 2018

Tabel 8. Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan Umum

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 SD/SEDERAJAT 51 6 57

2 SLTP 72 10 82

3 SLTA 936 742 1678

4 DIPLOMA I 25 82 107

5 DIPLOMA II 294 630 924

6 DIPLOMA III 197 655 852

7 DIPLOMA IV 23 65 88

8 SARJANA 1633 2358 3991

9 PASCA SARJANA 190 104 294

10 DOKTOR 3 - 3

11 SPESIALIS 5 1 6

Jumlah 3429 4653 8082

Sumber: Buku Saku BKD Tahun 2018

Page 96: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

69

D. Sarana dan Prasarana Keagamaan di Kabupaten Lampung Selatan

Kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Lampung Selatan terus

mengalami peningkatan, antara lain ditandai dengan semakin bertambahnya

penyediaan sarana dan fasilitas keagamaan, sarana pendidikan keagamaan,

meningkatnya peringatan hari-hari besar keagamaan dan senantiasa

terpeliharanya kerukunan hidup antar umat beragama, intern umat beragama

dan antara umat beragama dengan pemerintah.

Pembangunan keagamaan juga memberikan andil yang cukup besar dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain: ditandai dengan

meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membayar Zakat Infak Sodaqoh

(ZIS), hibah/wakaf dan dana keagamaan lainnya. Walaupun masih belum

optimal, namun hal itu cukup mendukung upaya penanggulangan kemiskinan,

pembiayaan yatim piatu, bantuan bencana alam dan kegiatan kemasyarakatan

lainnya. Berikut ini jumlah sarana dan prasarana ibadah antar umat beragama

di Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014:

Tabel 9. Jumlah Sarana dan Prasarana Ibadah Kabupaten Lampung Selatan

Tahun 2014

Kecamatan Masjid Surau/

Langgar

Gereja

Kristen

Gereja

Katolik

Natar 204 230 13 6

Jati Agung 140 210 10 5

Tanjung Bintang 96 130 9 5

Tanjung Sari 36 84 6 4

Katibung 120 126 5 1

Page 97: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

70

Merbau

Mataram

97 122 5 2

Way Sulan 28 113 - -

Sido Mulyo 102 134 4 4

Candipuro 59 167 16 8

Way Panji 21 42 3 2

Kalianda 160 103 3 2

Rajabasa 33 29 - -

Palas 115 126 12 1

Sragi 58 100 3 -

Penengahan 58 58 1 1

Ketapang 66 109 3 3

Bakauheni 46 30 3 1

Jumlah 1.439 1.913 96 45

Sumber: BPS Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2015

Page 98: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

VI. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan bab hasil dan pembahasan, maka simpulan pada bab ini adalah

sebagai berikut.

1. Kebijakan teologik islam Bupati Lampung Selatan Zainudin Hasan periode

2016-2021 meliputi: himbauan iktikaf, pelaksanaan shalat wajib

berjamaah, dan penunaian wajib zakat pegawai.

2. Proses perumusan dan sosialisasi kebijakan baik, program dihimbau

langsung oleh Bupati, diterbitkannnya surat perintah dan surat undangan

himbauan iktikaf, ditempelnya stiker-stiker ajakan untuk shalat berjamaah

di masjid, diterbitkannya surat edaran wajib zakat bagi pegawai.

Pendistribusian terkait surat undangan himbauan iktikaf hanya sampai

pada tingkat kecamatan tidak sampai desa.

3. Pelaksanaan kebijakan baik karena himbauan iktikaf dilaksanakan rutin

setiap bulannya dan juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan

Kabupaten Lampung Selatan. Pengawasan program tidak ada.

Insentif/reward tidak ada. Sanksi tidak ada.

4. Pengamalan kebijakan baik karena program kebijakan teologik islam di

yang diantaranya himbauan iktikaf, pelaksanaan shalat wajib berjamaah,

Page 99: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

114

dan penunaian zakat pegawai disambut baik dan dilaksanakan oleh

pegawai pemerintahan Kabupaten lampung selatan khususnya dan

masyarakat umumnya. Pihak-pihak yang terlibatpun juga mengajak kepada

orang lain untuk melaksanakan iktikaf.

5. Bupati Zainudin Hasan dalam menggulirkan program-program teologik

islam berpegang pada pegangan teologik. Dengan diamalkannya program

oleh aparatur sipil negara di Kabupaten Lampung Selatan masuk ke dalam

kajian teoritik kesadaran teologik. Dengan indikasi penerimaan oleh para

pegawai pemerintahan terhadap himbauan iktikaf, pelaksanaan shalat dan

penunaian wajib zakat pegawai. Program ini dalam jangka panjnag

diharapkan terjadinya perbaikan akhlak aparatur sipil negara.

B. Saran

1. Akademisi/peneliti, bahwa program teologik efektif karena sesuai dengan

kemampuan daerah Kabupaten Lampung Selatan dengan jumlah aparatur

sipil negara mayoritas beragama islam, dilanjutkan pengukuran empirik

tentang perilaku teologik dalam pelaksanaan pemerintahan.

2. Masyarakat atau organisasi masyarakat islam yang menganggap perlunya

aktivitas keagamaan ditingkatkan di dalam pemerintahan dapat

mengajukan rancangan usulan.kepada aktor pemerintahan.

3. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, pengguliran kebijakan teologik

islam agar ditambahkan bersumber dari rukun islam seperti puasa dan haji.

Page 100: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

115

4. Kepala daerah lainnya, kebijakan teologik islam Kabupaten Lampung

Selatan dapat menjadi acuan bagi daerah-daerah lainnya yang memiliki

jumlah aparatur sipil negara dengan mayoritas beragama islam.

Page 101: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Al Mahfani, M Khalilurrahman. 2009. Buku Pintar Shalat: Pedoman Shalat

Lengkap Menuju Shalat Khusyuk. Jakarta: Wahyu Media.

Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayub, Hassan Muhammad. 2009. Puasa dan Iktikaf dalam Islam. Jakarta: Amzah.

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budiardjo, Miriam. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Media.

Bungin, M. Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi Kedua. Jakarta: Kencana.

Dunn, William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Edisi Kedua.

Yogyakarta: UGM Press.

Faturrohman, M Masudi. 2012. Risalah Shalat. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Fuad, Anis dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ikhwani, Fadlan Al. 2018. Dahsyatnya 7 Sunah. Surakarta: Ziyad Visi Media.

Labolo, Muhadam. 2007. Memahami Ilmu Pemerintahan: Suatu Kajian, Teori,

Konsep, dan Pengembangannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Nasution, Harun. 2016. Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Analisa

Perbandingan. Jakarta: UI Press.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) 1. Jakarta:

Rineka Cipta.

Page 102: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

Ndraha, Taliziduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) 2. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nugroho, Riant. 2017. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Rifai, Muhammad. 2013. Risalah Tuntunan Shalat lengkap. Semarang: PT Karya

Toha Putra.

Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama.

Sofyan, Ayi. 2012. Etika Politik Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:

Alfabeta.

Sutanto. Teguh. 2015. The Power of 33 Sunah Nabi Muhammad saw. Yogyakarta:

Pustaka Baru Press.

Syafiie, Inu Kencana. 2011. Etika Pemerintahan: Dari Keseimbangan Good

Governance Dengan Cleant Government Sampai Pada State Of The Art

Ilmu Pemerintahan Dalam Mengubah Pemerintah Biadab Menjadi

Pemerintah Beradab. Jakarta: Rineka Cipta.

Wibisono, Yusuf. 2016. Mengelola Zakat Indonesia (Diskusi Pengelolaan Zakat

Nasional dari Rezim Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 ke Rezim

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011) Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.

Wibowo. 2016. Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers.

Zainal, Veithzal Rivai, dkk. 2014. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, Edisi

Keempat. Jakarta: Rajawali Pers.

Zakaria, Hamry Gusman. 2017. 5 Pilar Revolusi Mental Untuk Apartur Negara:

Pedoman Revolusi Mental Yang Konkret dan Aplikatif, Disertai Contoh

dari Kepala Negara/Kementerian/Lembaga/Daerah Terbaik Indonesia

dan Dunia. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Kitab Suci

Departemen Agama Repubik Indonesia Alquran dan Terjemahnya.

Page 103: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

Jurnal:

Maragustam. 2015. Paradigma Revolusi Mental Dalam Pembentukan Karakter

Bangsa Berbasis Sinergitas Islam Dan Filsafat Pendidikan. Jurnal

Pendidikan Agama Islam, Vol. XII, No. 2.

Noor, Ady Ferdian. 2016. Gerakan Revolusi Mental Untuk Meningkatkan

Pendidikan Kepribadian Warga Negara. Pedagogik Jurnal Pendidikan,

Maret 2016, Vol. 11 Nomor ( 7 – 13 ).

Suparman, Deden. 2015. Pembelajaran Ibadah Shalat Dalam Perpektif Psikis Dan

Medis. Volume IX No. 2.

Suwondo, Diah Indriani dan Eddy Madiono Susanto. 2015. Hubungan

Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Dan Kinerja Karyawan. Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.17, No. 2.

Arfiansyah. 2015. Implikasi pemberlakuan Perda Syariat Terhadap Ideologi

Negara Indonesia. Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 15.

Dokumen

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi

Mental.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Selatan Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lampung

Selatan Tahun 2016-2021.

Skripsi

Madyaningsih, Sutarmi. 2012. Pengaruh Ketekunan Shalat Terhadap

Kedisiplinan Siswa Kelas III, IV, V Dan VI SD Negeri Kajoran 2

Kecamatan Kajoran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012.

Salatiga: STAIN Salatiga.

Hasanah, Nur. 2015. Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Penyelenggaraan

Pembangunan Desa. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Page 104: GEJALA TEOLOGIK ISLAM DALAM PEMBINAAN APARATUR SIPIL ...digilib.unila.ac.id/54975/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Lampung Selatan sebanyak

Siswanto, Fevi Zanfiana._____.Hubungan Antara Kedisiplinan Melaksanakan

Sholat Wajib Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa di

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan. _____.

Tesis

Islam, Nur. 2010. Shalat Berjamaah Sebagai Landasan Etika Dalam Berpolitik

(Suatu Kajian Filsafat Politik). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Sumber lain:

http://lnews.co/tak-disiplin-4-pns-lamsel-dipecat/ edisi 17 Februari 2016 diakses

pada tanggal 06 November 2017 pukul 11.03 WIB.

http://suarahanura.co/1796/kapolresta-sepasang-oknum-pns-lamsel-tertangkap-

selingkuh-sudah-diperiksa-intensif edisi 30 Juni 2017 diakses pada tanggal

06 November 2017 pukul 10.54 WIB.

http://translampung.com/zainudin-hasan-ini-tanggung-jawab-saya-sebagai-bupati/

edisi 21 Agustus 2017 diakses pada tanggal 03 November 2017 pukul

21.57 WIB.

http://www.kaliandanews.com/2016/12/bupati-zainudin-marah-pegawai-dinas-

pu_23.html edisi 23 Desember 2016 diakses pada tanggal 06 November

2017 pukul 11.05 WIB.

http://www.radarlamsel.com/kades-terpilih-wajib-itikaf-sebelum-dilantik/ edisi 23

Desember 2016 diakses pada tanggal 03 November 2017 pukul 22.10

WIB.

http://www.suarapedia.com/id-3332-post-pwi-dan-bupati-lampung-selatan-itikaf-

bareng-di-masjid-bani-hasan.html edisi 10 September 2017 diakses pada

tanggal 03 November 2017 pukul 22.00 WIB.

https://news.detik.com/berita/d-2136744/dua-pns-lampung-selatan-ditangkap-

saat-pesta-sabu-di-rumah-kontrakan edisi 09 Januari 2013 diakses pada

tanggal 06 November 2017 pukul 10.56 WIB.

https://www.radarlamsel.com/jalin-keakraban-antara-pejabat-zainudin-ajak-

kepala-skpd-ber-itikaf/ edisi 16 Juni 2017 diakses pada tanggal 13

Februari 2018 pukul 22.07 WIB.