GAYA KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DI DUSUN ...
Transcript of GAYA KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DI DUSUN ...
GAYA KEPEMIMPINAN TOKOH MASYARAKAT DI DUSUN
NOLOGATEN RT.09 RW.03 CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk MemenuhiSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Dalam
Ilmu Kesejahteraan Sosial
Oleh :
Aga Djati Kurnia Tala
NIM.11250052
PEMBIMBING
Muhammad Izzul Haq, M.Sc.
NIP. 198108232009011007
JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN:
Skripsi ini ku persembahkan kepada orang-orang yang paling disayangi danberarti dalam hidup penulis:
Kepada orang tua ku yang mendidiku dan membesarkan dengan penuhcinta dan kasih saying ku hingga aku bisa seperti saat ini terimakasihsudah menjadi yang terbaik di dalam hidupku.
Adik-adiku yang memberikan motivasi untuk terus berjuang dalammenyelesaikan skripsi ini, terimakasih sudah menjadi adik-adik yangterbaik untuk ku
Kakek dan Nenek ku yang selalu memberikan ku motivasi dannasehatnya untuk selalu menjadi anak yang optimis dan terus berjuangmeraih cita-cita.
Orang yang terus memberikan nasehat terbaik nya meskipundibelakang layar trimakasih telah menjadi Guru terbaik ku.
vii
MOTO
YOU WILL NEVER KNOW THE TRUE ANSWER
BEFORE YOU TRY
SO, I CLOSE MY EYES TO OLD ENDS AND OPENMY HEART TO NEW BEGININGS
DREAM BELIVE AND MAKE IT HAPPEN
-Agnes Monica
GO CONFIDENLY IN THE DIRECTION OF YOURDREAMS, LIVE THE LIFE YOU HAVE IMAGINED
YOU COULD BE THE ONE, YOU COULD BE THEBEST
viii
Abstrak
Penelitian ini berjudul, “Gaya Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Di DusunNologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman.” Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan tokoh masyarakat dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di dusun Nologaten RT.09 RW.03Caturtunggal Depok Sleman. Jenis penelitian ini adalah Action research denganmetode deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan teknik wawancara, observasi,dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah, Bapak Soedalto merupakan tokoh masyarakat ataupemimpin informal yang berwibawa yang menerapkan kepemimpinantransformasional, yakni dengan memiliki karakter, kecerdasan, mampumemberikan motivasi untuk bangkit dan sukses bagi masyarakat miskin, sertaberani melakukan perubahan di masyarakat. Peran Bapak Soedalto salah satunyaadalah menciptakan gerakan perlawanan yang ditujukan kepada PT PutraMataram atas proyek pembangunan Ambarukmo Plaza, dan berhasil mendapatkanganti rugi terhadap rumah yang mengalami kerusakan di sekitar proyek tersebut.Selain itu, Bapak Soedalto merupakan Ketua Paguyuban Lansia di KelurahanCaturtunggal dan selalu aktif dalam program kegiatan lansia meliputi: periksakesehatan gratis, senam sehat, piknik, dsb. Bapak Soedalto juga berperan sebagaiketua organisasi Gereja di Pringwulung, dan berperan aktif dalam meningkatkankesejahteraan masyarakat miskin di Nologaten.
Kata Kunci; Soedalto, Pemimpin Informal
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta innayah-Nya terhadap seluruh
umatnya. Sholawat serta salam tak lupa senantiasa selalu tercurahkan atas
junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah
menjadi zaman seperti sekarang ini. Penulis sangat bersyukur atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini.
Skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan setelah melalui proses yang cukup
panjang. Penulisan skripsi yang berjudul “Gaya Kepemimpinan Tokoh
Masyarakat Di Dusun Nologaten RT.0 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman”
dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dengan
segala hormat penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga
kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA. Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Nurjannah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
3. Arif Maftuhin, M.Ag., MA. selaku Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial.
4. Arif Maftuhin, M.Ag., MA. Selaku Pembimbing Akademik yang selama ini
telah memberikan nasehat serta masukan selama menjalani kuliah.
x
5. Bapak Muhammad Izzul Haq, S.Sos, M.Sc. selaku pembimbing skripsi yang
telah sabar membimbing serta memberikan motivasi dan nasehat kepada
penulis dalam menyelesaikan proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Noor Kamila yang telah bersedia menjadi penguji skripsi ini.
7. Bapak Latiful Khuluk yang telah bersedia menjadi penguji skripsi ini.
8. Orang tua ku yang telah memberikan do’a dan semangat yang sungguh luar
biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Adik-adiku Annisa dan Saves yang senantiasa memberikan do’a serta
semangat kepada penulis.
10. Kakak-kakak ku Bety Asros, Veronica, Elisabeth, Rico, Bramantyo,
Edmundo, yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya agar terus
berjuang menyelesaikan skripsi ini.
11. Abdullah Orang yang saya cintai yang selalu memberikan semangat.
12. Guru spiritual saya yang selalu memberikan waktu dan nasehatnya kepada
penulis agar selalu optimis.
13. Bapak Eko Sulistyo Ketua Dusun Nologaten yang telah memberikan bantuan
informasi serta izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
14. Kepada Informan yang memberikan banyak informasi terkait dengan
penelitian skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
15. Sahabat sahabatku KPI yang selalu memberikan semangat kepada penulis
dalam mengerjakan skripsi : Mayang, Silvi, Sovi, Ana dan Farik
xi
16. Teman-teman seperjuangan dan sahabatku angkatan 2011 Luki, Ayu, Ria,
Yulita, Sheila, Ina, Ima, Azmi dan kawan-kawan IKS yang tidak dapat penulis
seebutkan satu per satu.
17. Teman-teman UGM, UNY, UPN dan ISI dalam sebuah organisasi yaitu
koalisi pemuda hijau Indonesia KOPHI) Hendri, Roni, Eja, Nugi, Neneng,
Kak Rida, Kak Andri, Kak Gilang dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu.
18. Sahabat-sahabatku SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta yang menemani
dalam proses wawancara dan penyusunan skripsi Nia, Ayu, Fitri, Novi dan
Nora.
Demikian pula untuk teman-teman serta pihak-pihak yang tidak bisa
penulis sebutkan, semoga segala bantuan baik materi maupun non materi dapat
bermanfaat dan mendapat balasan dari Allah SWT yang berlipat ganda.
Penulis sangat menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, maka dari itu saran dan kritik yang membangun senatiasa penulis
harapkan agar kedepannya dalam menulis karya ilmiah dapat melakukan yang
lebih baik. Akhir kata penulis sangat berharap semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi semua pembaca dan dapat menyumbangkan ilmu pengetahuan bagi setiap
pembaca.
Yogyakarta, 21 September 2015Penulis
Aga Djati Kurnia TalaNIM: 11250052
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .......................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN BERJILBAB.......................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
HALAMAN MOTO .............................................................................. vii
ABSTRAKSI ......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................ .................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. PenegasanJudul............................................................ 1
B. LatarBelakang.............................................................. 3
C. RumusanMasalah......................................................... 6
D. TujuanPenelitian .......................................................... 7
E. ManfaatPenelitian ........................................................ 7
F. Tinjauan Pustaka.......................................................... 8
G. KerangkaTeoriti ........................................................... 13
H. MetodePenelitian ......................................................... 26
I. Sistematika Penulisan .................................................. 33
BAB II : GAMBARAN GEOGRAFIS DUSUN NOLOGATEN
DUSUN NONOLGATEN RT.09 RW.03 CATURTUNGGAL
DEPOK SLEMAN
A. Struktur Wilayah Padukuhan Cturtunggal ................... 35
B. Struktur Kepengurusan Padukuhan Nologaten............ 37
C. Monografi Dusun Nologaten ....................................... 39
xiii
BAB III : GAYA KEPEMIMPINAN BAPAK SOEDALTO SEBAGAI
TOKOH MASYARAKAT DI DUSUN NOLOGATEN
RT 09 RW 03 CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN
A. Profil Bapak Soedalto................................. ..................... 50
1. Kelahiran, Masa Kecil dan Pendidikan……. 52
2. Riwayat Organisasi dan Pekerjaan………… 53
3. Peran Soedalto Dalam Mendidik Anak……. 54
B. Faktor-Faktor Kepemimpinan Bapak Soedalto ........... 58
1. Kemampuan Dalam Memikat Hati Bawahan… 58
2. Tehnik-Tehnik Kepemimpinan
Yang Efektif………………………….. .... 60
3. Kepribadian Soedalto Sebagai Kepemimpinan
Informal…………………………………………. 61
4. Divisi dan Peran BapakSoedalto
Dalam Organisasi…………………………………62
5. Pengaruh Keteladanan Bapak soedalto ………….69
C. Faktor-Faktor Gaya Kepemimpinan Bapak Soedalto ………….72
1. Bapak Soedalto Sebagai ArsotekSosial…………….72
2. Visi dan Misi Bapak Soedalto Sebagai
Seorang Pemimpin………………………………….76
3. Strategi Bapak Soedalto dalam
Membangun Kepercayaan Masyarakat
Dusun Nologaten …………………………………...78
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 81
B. Saran ........................................................................... 82
LAMPIRAN ........................................................................................... 86
xiv
Daftar Tabel :
1. Tabel 1.1 ..................................................................................... 35
Daftar Diagram:
1. Diagram 1.2 ................................................................................ 40
2. Diagram 1.2 ................................................................................ 42
3. Diagram 1.3................................................................................. 42
Daftar Skema :
1. Skema 1.1 ................................................................................... 34
2. Skema 1.2 ................................................................................... 63
3. Skema 1.3 ................................................................................... 65
4. Skema 1.4.................................................................................... 65
5. Skema 1.5 ................................................................................... 68
Daftar Gambar:
1. Gambar 1.1 ................................................................................. 85
2. Gambar 1.2 ................................................................................. 85
3. Gambar 1.3.................................................................................. 86
4. Gambar 1.4.................................................................................. 86
5. Gambar 1.5.................................................................................. 87
6. Gambar 1.6.................................................................................. 87
7. Gambar 1.7.................................................................................. 88
8. Gambar 1.8.................................................................................. 88
9. Gambar 1.2.................................................................................. 89
10. Gambar 1.10................................................................................ 89
11. Gambar 1.11................................................................................ 90
12. Gambar 1.12................................................................................ 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Penegasan judul bertujuan memberikan pemahaman yang baik tentang
fokus penelitian sehingga meminimalisir kekeliruan dalam memahami skripsi
yaitu “Gaya Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Nologaten RT.09 RW.03
Caturtunggal Depok Sleman”. Kemudian peneliti memberi penegasan
terhadap beberapa istilah dalam judul skripsi ini agar tidak terjadi salah
persepsi, yaitu sebagai berikut :
1. Gaya
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), gaya adalah
sebuah dorongan atau tarikan yang menggerakkan baik sebuah benda
maupun bukan sebuah benda yang mengarah pada tujuan tertentu.1
2. Kepemimpinan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), Kepemimpinan
sering disebut sebagai pelopor, pembina, panutan, pembimbing,
penggerak, ketua, kepala, raja dan masih banyak lagi, sedangkan
memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang
berkaitan dengan kemampuanya mempengaruhi orang lain dengan
berbagai cara. 2 Istilah pemimpin, kepemimpinan dan memimpin pada
1W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1995),hlm.83.
2Ibid., hlm.85.
2
dasarnya dari kata dasar yang sama yaitu “pimpin”. Jadi kepemimpinan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu terhadap sebuah
kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arahan untuk mencapai
sebuah keberhasilan dan tujuan yang sama.3
3. Tokoh Masyarakat
Tokoh menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) adalah
seseorang keteladanan yang dijadikan sebagai contoh sehingga dapat
diteladani sifat dan sikap nya serta mempunyai peran dalam memimpin
baik organisasi maupun bukan organisasi, sedangkan masyarakat menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) adalah sejumlah manusia yang
memiliki bahasa sama dan terikat oleh suatu kebudayaan dan aturan yang
mereka anggap sama. 4 Jadi yang dimaksud dengan tokoh masyarakat
adalah orang yang dianggap sebagai teladan dan menjadi panutan bagi
sekumpulan orang yang memiliki bahasa sama dan tinggal di tempat yang
sama dan terikat oleh budaya dan aturan yang harus dipatuhi dalam
lingkungannya.
Setelah peneliti memberi penegasan judul maka dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi “Gaya
Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Warga (Studi Kasus Di Dusun Nologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal
3Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005), hlm.94
4W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: balai pustaka, 1995),hlm.122.
3
Depok Sleman” yaitu sebuah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang
tokoh masyarakat dan dianggap memiliki sikap yang baik dan patut untuk
dijadikan panutan sehingga mudah memberikan arahan kepada
bawahannya karena memiliki sebuah dorongan atau gaya yang melekat
pada tokoh masyarakat tersebut.
B. Latar Belakang
Pemimpin merupakan aspek penting di segala bidang kehidupan
manusia karena menyangkut harmoni kehidupan banyak orang atau kelompok.
Pemimpin adalah pribadi yang dituntut selalu hadir dan mampu
menyelesaikan masalah dengan bijak, didasari pertimbangan-pertimbangan
yang matang. Oleh karena itu, sejatinya seorang pemimpin harus mampu
menggerakkan pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama. Secara teoritis,
pemimpin memang selalu dikaitkan dengan hal-hal seperti gaya
kepemimpinan, metode kepemimpinan, sifat kepemimpinan, teknik
kepemimpinan dan sebagainya. Dalam hal ini, teori kepemimpinan pun sejak
dahulu terus dikembangkan untuk memahami metode-metode kepemimpinan
yang tepat dan yang layak diterapkan oleh seorang pemimpin sesuai dengan
corak organisasi maupun kelompok tertentu. Metode kepemimpinan yang
tepat, akan memudahkan seorang pemimpin beserta pengikutnya untuk
mencapai tujuan bersama.
Suatu negara akan lebih maju dan sejahtera apabila pemimpin
masyarakatnya dapat berkontribusi terhadap perubahan kearah yang lebih
4
baik, khususnya dalam bidang penanganan kemiskinan dan permasalahan
sosial. Dalam konteks ini jelas dibutukan seorang pemimpin yang tangguh.5
Pemimpin yang tangguh adalah pemimpin yang mampu memberikan
dorongan dan menjadi teladan bagi yang lain. 6 Kepemimpinan yang
berkualitas merupakan kunci utama keberasilan suatu organisasi, kelompok,
atau negara. Oleh sebab itu Indonesia membutuhkan pemimpin nasional yang
berkualitas agar mampu mengantarkan bangsa dan negara pada
tujuan nasional yang telah disepakati, seperti yang tercantum dalam naskah
Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.7
Dalam ranah publik, dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat
menggerakkan masyarakat untuk turut serta dan patuh terhadap setiap
kebijakan yang telah dibuat agar kebijakan tersebut bisa berjalan dengan
efektif dan efisien serta sesuai dengan apa yang diinginkan bersama. Namun
di Indonesia sendiri, tidak jarang pemimpin hanya memanfaatkan jabatannya
untuk meraih kepentingan pribadi serta melupakan kepentingan para
pengikutnya. Karena itu, tidak sedikit masyarakat yang semakin kehilangan
rasa percaya kepada figur seorang pemimpin dan mulai apatis terhadap
pemimpin tersebut.
5Riberu, Dasar Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm.2
6Ibid., hlm.v
7Undang Undang Dasar Pembukaan Tahun 1945
5
Di Indonesia, terdapat fenomena-fenomena kepemimpinan seperti
yang telah dijelaskan, akan tetapi selain itu masih ada sebuah fenomena
kepemimpinan lain yaitu terdapat seorang pemimpin yang sangat membekas,
memberikan banyak pelajaran dan motivasi, serta dianggap layak untuk
menjadi panutan bagi para pengikutnya dan juga umumnya masyarakat secara
luas. Uniknya, pemimpin tersebut bukanlah pemimpin yang memiliki jabatan
formal di dalam pemerintahan, sebagai contoh adalah Mbah Maridjan, yang
merupakan seorang pemimpin transformasional bagi masyarakat yang tinggal
di lereng Gunung Merapi, khususnya di Desa Kinahrejo, kawasan Kabupaten
Sleman, Yogyakarta.
Atas kesetiaan dan dedikasinya yang tinggi terhadap sultan, Mbah
Maridjan mulai menjadi icon dan semakin dikenal oleh masyarakat bahkan
pengikutnya pun juga semakin bertambah. Tidak hanya masyarakat yang
berasal dari Sleman, bahkan banyak juga yang berasal dari kabupaten lainnya.
Setiap kali Gunung Merapi akan menunjukkan tanda-tanda akan meletus,
Mbah Maridjan menjadi orang yang paling kerepotan. Siang dan malam
rumah juru kunci merapi Gunung Merapi itu akan didatangi oleh ratusan tamu
hingga beliau tidak memiliki cukup waktu untuk istirahat seperti orang-orang
lain seusianya. Hal ini tentunya menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap Mbah Maridjan sangatlah tinggi.
Berdasarkan contoh kepemimpinan di atas, maka upaya untuk
mewujudkan menjadi negara yang maju tentu harus ditunjang dengan
kepemimpinan yang kuat dan berkualitas. Dalam buku yang berjudul Prinsip-
6
Prinsip Kepemimpinan oleh Marshall Saskin dan Molly G. Saskin, disebutkan
bahwa pemimpin membutuhkan tidak hanya kepandaian secara manajerial,
namun juga memiliki tingkat komunikasi secara baik untuk menyampaikan
ide atau gagasan kepada seluruh anggotanya, agar anggotanya dapat menerima
dan bersedia melakukan kemauan pemimpin dan membimbing untuk
mencapai tujuan tertentu.8 Kepemimpinan merupakan kebutuhan dan tuntutan
dari berbagai kehidupan masyarakat baik lokal, regional, nasional maupun di
berbagai belahan dunia internasional. 9 Kepemimpinan dalam kehidupan
manusia bergantung pada aspek tingkatan yang dilakukannya, baik pada level
kepemimpinan dalam rumah tangga, mayarakat, keorganisasian, lembaga,
pemerintahan dan kenegaraan.10
Dalam penelitian ini, Bapak Soedalto merupakan salah seorang tokoh
terkemuka di Dusun Nolologaten. Menariknya, meskipun background
keyakinan beliau tergolong minoritas, tetapi beliau rela membantu warganya
yang berkeyakinan berbeda. Selain itu, beliau juga membantu mengentaskan
beberapa warga yang bisa dikatakan kelas bawah menjadi sejahtera. Hal inilah
yang membuat peneliti tertarik untuk berkontribusi dalam penyusunan skripsi
ini dengan mengamati gaya kepemimpinan Bapak Soedalto, seorang tokoh
minoritas di kalangan warga yang mayoritas muslim di Nologaten.Dengan
adanya seorang tokoh yang memiliki pengaruh dalam mengupayakan serta
8 Marshal Saskin dan Molly G. Sashkin, Prinsip Prinsip Kepemimpinan, ( Erlangga:2003), hlm.8
9 Richard. L dkk, LEADERSHIP Memperkaya Pelajaran Dari Pengalaman, ( Jakarta :Salemba Humanika, 2012 ), hlm.35
10 Ibid., hlm.2.
7
mendorong dan memberikan motivasi kepada warga Nologaten Caturtunggal
Depok Sleman untuk menjadi lebih sejahtera itulah yang menjadi alasan kuat
mengangkatnya dalam sebuah penelitian yang berjudul “Gaya Kepemimpinan
Tokoh Masyarakat Dusun Nologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok
Sleman”.
C. Rumusan masalah
Fokus penelitian ini adalah melihat gaya kepemimpinan tokoh
masyarakat Nologaten dalam meningkatkan kesejahteraan di Dusun Nologaten
RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman. Oleh karena itu rumusan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimana Gaya
Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Dusun Nologaten RT.09 RW.03
Caturtunggal Depok Sleman?”
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
“Mengetahui Gaya Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Dusun Nologaten
RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman”.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat penelitian Secara Teoritis :
Hasil dari penelitian ini dapat dapat memperkaya wacana
keilmuan kepada para pembaca, khususnya kepada jurusan Ilmu
8
Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta khususnya pada matakuliah
Gerakan Sosial, Kebijakan Sosial, Kewirausahaan Sosial, dan Pengantar
Kesejahteraan Sosial, Intervensi Kelompok.
2. Manfaat penelitian Secara Praktis
a. Sebagai hasil karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi penelitian-penelitian dengan tema yang sama serta
memberi kontribusi atau bahan masukan bagi pengembangan ilmu-
ilmu sosial serta aplikasinya.
b. Hasil karya ilmiah ini semoga dapat memberikan contoh bagi para
pembacanya khususnya kepada para pemimpin agar sikap dan
perilaku yang mementingkan kepentingan orang yang lemah dan
membela hak orang miskin sebagai broker dengan kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan pembeda dan penegas bahwa penelitian
ini belum pernah dilakukan oleh orang lain, namun ada beberapa penelitian
yang mungkin hampir sama dengan judul penelitian ini.Dalam penyusunan
karya ilmiah tentunya dibutuhkan sumber data dan informasi baik dalam
bentuk skripsi maupun buku.Adapun hasil penelitian yang berupa skripsi
milik Munawir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Gaya Kepemimpinan
Demokratis Terhadap Kedisiplinan Santri (Studi Di Panti Asuhan Putra dan
9
Putri Nurul Haq Gedongkuning, Bantul, Yogyakarta)”, dalam skripsinya
menjelaskan bahwa peranan seorang pemimpin sangatlah penting karena
untuk membentuk sebuah kesatuan baik itu sebuah Bangsa dan negara,
organisasi ataupun sebuah kelompok kecil tentu saja membutuhkan seorang
pemimpin yang mampu memberikan tauldan dan membawa perubahan
kearah yang lebih baik. Persamaan dengan skripsi ini adalah sama–sama
melihat pentingnya sebuah peranan kepemimpinan karena jika tidak ada
seorang pemimpin maka tidak akan bisa sama sama mencapai satu tujan yaitu
keberhasilan. Perbedaan dengan skripsi ini adalah lokasi penelitian yang
berbeda, subjek penelitian yang berbeda serta jika dalam skripsi ini
membahas gaya kepemimpinan demokratis sedangkan peneliti menyusun
penelitian di Dusun Nologaten dengan melihat pada aspek gaya
kepemimpinan sosial.11
Referensi selanjutnya milik Abner dalam bentuk tesis yang berjudul
”Analisis Gaya Kepemimpinan Terhadap Kebijakan Percepatan
Pembangunan Daerah Tertinggal Di - Kabupaten Sorong Study Analisis,
Gaya Kepemimpinan, Dr. Stepanus Malak Drs. M.Si” Penelitian ini
mengangkat tema tentang gaya kepemimpinan dalam menentukan
keberhasilan pembangunan di daerah. Obyek dari penelitian ini adalah Dr,
Stepanus Malak, Drs, M.Si., sebagai Kepala Daerah Kabupaten Sorong.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang
11Munawir Zasali, “Pengaruh KepemimpinanDemokratis Terhadap Kedisiplinan Santri(Study Di Panti Asuhan Putra dan Nurul Haq Gedongkuning, Bantul, Yogyakarta)”, ( Yogyakarta: Jurusan Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah, UIN Sunan kalijaga, 2008) hlm.ii
10
digunakan oleh Dr, Stepanus Malak, Drs, M.Si., dalam menjalankan tugas
dan wewenangnya sebagai Bupati Kabupaten Sorong. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam
penelitian ini yang dijadikan unit analisis adalah Gaya/model Kepemimpinan
DR. Stepanus Malak, Drs. M.Si, Bupati Kabupaten Sorong. Teknik
pengambilan keputusan, cara memotivasi, cara penyelesaian masalah, dan
pendekatan lokal adalah variabel yang dianalisis dalam penelitian ini. Hasil
analisis menunjukkan, Dr. tepanus Malak, Drs, M.Si., termasuk pemimpin
yang demokratis. Hasil ini mengacu dari cara pengambilan keputusan yang
lebih menekankan pelibatan semua pihak, penyelesaian masalah dengan
pendekatan win-win solution, mengedepankan keteladanan dalam memotivasi
pengikutnya, dan mengedepankan pendekatan lokal. Selain teridentifikasi
menggunakan gaya kepemimpinan yang demokratis, Dr.Stepanus Malak, Drs.
M.Si., juga termasuk dalam pemimpin yang transformasional. 12 Jadi
persamaan penelitian ini yaitu sama-sama melihat bagaimana gaya seorang
tokoh masyarakat dalam meqningkatkan perubahan yang baik serta
berpengaruh dalam perkembangan di daerahnya. Sedangkan perbedaanya
adalah terletak pada daerah yang diteliti serta peranan tokohnya dalam
meningkatkan perbaikan. Jika dalam penelitian di Dusun Nologaten pada
kesejahteraan warga miskin sedangkan penelitian tersebut lebih kepada
pembangunan daerah yang tertinggal.
12 Abner, Paa, ”Analisis Gaya Kepemimpinan Terhadap Kebijakan PercepatanPembangunan Daerah Tertinggal Di – Kabupaten Sorong Studi Analisis, Gaya Kepemimpinan,Dr. Stepanus Malak Drs. M.Si”, (Yoogyakarta : Jurusan Magister Administrasi Publik, 2013),hlm.i
11
Kemudian penelitian selanjutnya dalam bentuk buku karya Kartini
Kartono yang mendeskripsikan pengertian dasar seorang pemimpin, berbagai
macam jenis kepemimpinan, tipe Kepemimpinan serta fungsi kepemimpinan.
Dalam bukunya Dr. Kartini Kartono juga memaparkan bahwa seorang
pemimpin merupakan sebuah faktor penentu dalam sukses atau gagalnya
suatu organisasi dan usaha. Baik di dunia bisnis, politik, kenegaraan maupun
sosial sehingga seorang pemimpin harus cerdas dan bisa mengayomi
bawahannya.13
Referensi selanjutnya dari buku yang berjudul Prinsip – Prinsip
Kepemimpinan Karya Molly G dan Marshal Sashkin Marshal Saskin,
menuangkan tulisannya bahwa Kepemimpinan merupakan sebuah kebutuhan
pokok yang harus dipenuhi namun, untuk mendapatkan kepemimpinan yang
bisa membawa kearah yang lebih baik itu tidak lah mudah karena akan ada
beberapa karakter kepemimpinan yang berbeda-beda dengan adanya macam
macam jenis kepemimpinan tersebut akan bergantung pada pemimpin yang
pada saat itu menduduki pada kursi teratas, karena pada dasarnya karakter
orang itu berbeda–beda tentunya setiap pemimpin akan mempunyai gayanya
masing masing dalam memimpin bawahan atau anggotanya.14
Referensi selanjutnya dalam bentuk buku yang berjudul Dasar-Dasar
Kepemimpinan karya Riberu, menjelaskan bahwa seorang pemimpin
13Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, ( Jakarta: PT Grafindo Persada, 1983),hlm.v
14Marshal Saskin dan Molly G. Sashkin, Prinsip Prinsip Kepemimpinan, ( Erlangga:2003), hlm.7
12
merupakan orang yang memiliki skill untuk memimpin sebuah kelompok
kecil atau besar dengan gaya yang melekat pada dirinya sehingga mampu
mempengaruhi anggotanya untuk menjalankan sebuah tugas sehingga dapat
mencapai hasil yang baik. Sebuah negara akan lebih maju dan sejahtera
ketika pemimpin masyarakatnya bisa memberikan perubahan kearah yang
leih baik khususnya dalam bidang penanganan kemiskinan dan permasalahan
sosial lain oleh karena itu dibutukan seorang pemimpin yang tangguh. 15
Pemimpin yang tangguh tersebut diharapkan mampu memberikan dorongan
dan menjadi teladan yang baik bagi yang lain.
Referensi selanjutnya dari sebuah buku karya Sartono Kartodirdjo
yang berjudul Kepemimpinan Dalam Dimensi Sosial memaparkan bahwa,
status pemimpin dalam struktur sosial yaitu membawa fungsi atau peranan
untuk menugasi, mengatur dan mengawasi anggotanya atau pengikutnya agar
mencapai tujuan dengan sukses dengan cara menciptakan komunikasi yang
baik antara pimpinan dengan bawahan.16 Dari referensi ini mampu membantu
dalam menyusun karya ilmiah ini untuk mengetahui karakter kepemimpinan
terletak pada karakter kepemimpinan yang seperti apa sesuai dalam buku
tersebut.
15Riberu, Dasar Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm.2
16Sarjono Kartodirdjo, Kepemimpinan Dalam Dimensi Sosial, (Jakarta: LP3ES, 1986),hlm.vi
13
G. Kerangka Teori
1. Devinisi dan Batasan Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam setiap system memiliki makna yang
berbeda. Dalam system kerajaan, demokrasi, dan Islam kesemuanya jelas
berbeda dalam memaknai arti pimpinan dan segala hal yang melekat
padanya. 17 Kepemimpinan dengan pemimpin memiliki makna yang
berbeda pemimpin adalah suatu peran atau ketua dalam sistem dalam suatu
organisasi atau kelompok, Sedangkan kepemimpinan merupakan
kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar
bekerja guna mencapai tujuan dan sasaran.18Pemimpin adalah orang yang
memimpin, Sedangkan kepemimpinan adalah sebuah aktivitas seorang
dalam mengatur dan mengarahkan orang-orang yang berada dibawahnya
atau orang-orang yang berada di dalam wilayah kekuasaannya Definisi
kepemimpinan memiliki makna yang erat sekali dengan kekuasan19.
Menurut B.H. Raven, 1976 (dalam Kepemimpinan Dasar-Dasar
dan Pengembanganya, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan
atau seni yang mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
17 Bernadine R. Wijaya dan Susilo Supardo, Kepemimpinan Dasar-Dasar danPengembanganya ( Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2005 ), hlm.3
18 Riberu, Dasa- Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm.1.
19 Bernadine R. Wijaya dan Susilo Supardo, Kepemimpinan Dasar-Dasar danPengembanganya, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2005), hlm.13
14
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok, Seseorang yang
memimpin tentu memiliki kekuasaan terhadap apa yang dia pimpin, dia
dapat mempengaruhi bawahannya, dengan kekuasaan yang ia miliki
tentunya, untuk melakukan segala hal yang dia inginkan entah hal tersebut
disukai atau tidak oleh bawahannya. 20 Definisi kepemimpinan juga
berkaitan dengan hierarki atau tingkatan yang ada di dalam masyarakat.
Sang pemimpin dapat dipastikan adalah seseorang yang menduduki posisi
teratas dalam sebuah masyarakat. Dia adalah sosok yang dihormati,
disegani dan dihargai oleh orang-orang di sekelilingnya mengingat
pentingnya peran dan posisi yang dia miliki dalam masyarakat.21Jadi yang
dimaksud dengan kepemimpinan adalah sebuah hubungan
yangmempengaruhi bawahanya dengan kemampuan yang ia miliki untuk
mencapai tujuan yang sama.
2. Tipe Kepemimpinan
a. Pemimpin Formal
Pemimpin formal adalah pemimpin yang diangkat atau dijabatkan
oleh pemerintah di suatu bagian dari wilayah administratif suatu
negara. Oleh karena itu pemimpin formal adalah mereka yang
mendasarkan kepemimmpinannya pada legalitas yang diberikan
kepadanya, misalnya jabatan-jabatan formal yang dimiliki seperti
20 Ibid., 18
21 Riberu, Dasar Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm.4.
15
lurah, kepala Kodim, Bupati, dan sebagainya. 22 Dalam proses
munculnya pemimpin fotmal dapat memperoleh legitimasi melalui
kontribusinya, keahlian, usaha, dan kompetensinya dalam bidang
tertentu.23
Dalam konteks pemimpin formal, misalnya kepala Desa Nologaten
jelas memiliki wewenang menyelenggarakan urusan pemerintahan
desa, pembangunan, dan kemasyarakatan. Kepala desa menjalankan
tugasnya sesuai dengan mekanisme koordinasi dengan pemerintah
distrik dan kabupaten.24 Tugasnya adalah mengelola administrasi dan
mengurus masalah-masalah di kalangan masyarakat terkait berbagai
kebijakan administratif, birokrasi, dan harus tanggap dengan berbagai
keadaan yang mengancam warganya seperti bencana alam.
Di bawah kepala desa, ada pula kepala pedukuhan, ‘Pak Dukuh’
yang merupakan pemimpin formal di kawasan administratif
pedukuhan atau dusun, sebagai salah satu ‘Perabot Desa.’25 Tugas
kepala dukuh kurang lebih sama dengan kepala desa, hanya saja
cakupan wilayahnya lebih sempit, yakni menyelenggarakan
pemerintahan pedukuhan dalam rangka membantu kepala desa,
22 Arief Budiman, Kebebasan, Negara, Pembangunan: Kumpulan Tulisan 1965-2005.(Jakarta: Pustaka Alvabeta), hlm 28.
23 Iskandar Putong, Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis. (Jakarta: Alfabeta, 2005),hlm, 46.
24 Supriyadi, Deddy. 2004. Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama), hlm. 26.
25Adat-Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta, (Jakarta: Proyek Penelitian dan PencatatanKebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan danKebudayaan), hlm. 225.
16
mengelola administrasi pedukuhan, dan berbagai masalah yang ada di
masyarakat pedukuhan.
b. Pemimpin Informal
Pemimpin informal adalah orang yang tidak mendapatkan
pengangkatan resmi sebagai pemimpin; namun karena memiliki
sejumlah kualitas unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang
mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok
atau masyarakat. 26 Oleh karena itu, pemimpin informal menduduki
posisi sebagai pemipin dalam suatu kelompok sosial/masyarakat
diperoleh bukan melalui suatu pengangkatan yang resmi. Pemimpin
informal menjadi pemimpin karena masyarakat yang
menginginkannya. Meskipun demikian, seorang pemimpin formal
dapat pula menjadi pemimpin informal dalam suatu masyarakat.
Namun biasanya pemimpin tersebut apabila habis masa jabatannya
sebagai pemimpin formal, akan tetap dianggap sebagai pemimpin bagi
masyarakatnya.27
Hal tersebut disebabkan oleh kualitas-kualitas unggul yang dimiliki
oleh seseorang baik dalam hal kekayaan, pengetahuan, pengalaman
maupun kekuatan yang dimiliki. Adapun pemimpin informal dalam
suatu masyarakat antara lain seperti: tokoh masyarakat, tokoh wanita,
26 Kartini, Kartono.2003. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm, 9.
27 Budiman, Arief. 2006. Kebebasan, Negara, Pembangunan: Kumpulan Tulisan 1965-2005. Jakarta: Pustaka Alvabet. Hlm, 27.
17
tokoh pemuda, tokoh ulama, dan lain sebagainya. Untuk lebih jelas
dapatlah dilihat beberapa kelebihan pemimpin informal sebagai
berikut:28
1) Memiliki kemampuan untuk memikat hati bawahan.
2) Memiliki teknik-teknik kepemimpinan yang efektif.
3) Memiliki kepribadian yang mendukung seperti integritas,
kecerdasan dan kemampuan.
c. Tipe Kepemimpinan Otokratik
Seorang pemimpin yang otokratik adalah seorang
pemimpin sangat egois. Egoismenya yang sangat besar akan
mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya
sehingga sesuai dengan apa yang yang secara subjektif
diinterpretasikan disiplin para bawahan dalam organisasi. Seorang
pemimpin yang otokratik melihat perananannya sebagai sumber
segala sesuatu dalam kehidupan organisasi seperti kekuasaan yang
tidak perlu dibagi dengan orang lain.
d. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Tipe Pemimpin Paternalistik terdapat di lingkungan
masyarakat yang masih bersifat tradisional, salah satu ciri dari
masyarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi ditunjukan
oleh anggota masyarakat kepada seseorang yang dituakan.
Seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam
28 Soekarso, dkk. 2015. Kepemimpinan: Kajian Teoritis dan Praktis. Jakarta: PenerbitMitra Wacana Media (Edisi Pertama). Hlm, 46.
18
organisasi diwarnai harapan para pengikutnya harapan itu
berwujud keinginan agar pemimpin mampu berlaku sebagai bapak
yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan tempat
bertanya untuk memperoleh petunjuk. Pemimpin Paternalistik
berusaha memperlakukan semua orang yang ada di organisasi
seadil dan serata mungkin.
e. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Seorang pemimpin kharismatik mempunyai daya tarik
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya sangat besar. Tegasnya pemimpin ini adalah seseorang
yang dikagumi oleh banyak pengikut, jumlah pemimpin
kharismatik tidak besar dan mungkin jumlahnya sedikit.
3. Gaya Kepemimpinan
Untuk membuat sebuh Dusun menjadi maju diperlukan seorang
Tokoh Masyarakat yang kritis dan berani mengambil keputusan strategis
untuk mencapai keberhasilan. Seorang pemimpin mempunyai strategi
untuk mengarahkan dan memotivasi bawahan agar secara sadar terlibat
dalam kerjasama untuk mencapai tujuan. Perilaku kepemimpinan
berbicara gaya kepemimpinan terbagi dalam beberapa macam gaya
kepemimpinan antara lain sebagai berikut :
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang memuaskan segala keputusan
dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
19
Pada gaya kepemimpinan ini pemimpin memberitahu sasaran
apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran
tersebut baik saran utama maupun sasaran minornya.
Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua
aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota
mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota cukup
melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Kepemimpinan
otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi
rendah tapi komitmennya tinggi.
b. Gaya kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin
yang memberikan wewenang secara luas kepada para
bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak
informasi tentang tugas serta tanggung jawab para
bawahannya. Pada kepemimpinan demokrasi, anggota
memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini
seorang pemimpin harus menunjukkan sasaran yang ingin
dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut,
anggota yang menentukan. Selain itu anggota juga diberi
keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki
20
kompetensi tinggi dengan komitmen yang bervariasi.
c. Kepemimpinan Sosial
Kepemimpinan Sosial adalah pemimpin yang memiliki
kemahiran sebagai penggerak masyarakat ke arah tercapainya
cita-cita masyarakat tersebut. Unsur penggerak ini tidak hanya
menciptakan keutuhan dan keadaan sekarang tetapi juga
menjamin pemekaran dan perbaikan. Pemimpin atau
kepemimpinan sosial dapat dilakukan setiap orang dalam
masyarakat yang memiliki wibawa, pengetahuan dan
keterampian yang memberikan pengarahan kepada masyarakat
untuk melakukan tindakan dalam rangka merubah kehidupanya
menjadi lebih baik.29
d. Kepemimpinan Oposisi
Seorang pemimpin yang mampu membangkitkan semangat
sehingga ia mampu menciptakan sebuah gerakan perlawanan,
akan tetapi jika keadaan berangsur membaik ia tidak berdaya
dan tidak berfungsi kembali. Situasi yang normal
membutuhkan pemimpin jenis lain.30
e. Kepemimpinan Milisteristis
Seorang pemimpin yang yang menggunakan sistem perintah
atau komando terhadap bawahanya sangat keras sangat otoriter dan
29Ibid., 83
30 Riberu, Dasar Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992), hlm.7
21
kurang bijaksana, menghendaki kepatuhan mutlak, sangat
menyukai formalitas, kaku dan tidak menginginkan adanya saran,
kritikan dari bawahanya.31
f. Kepemimpinan Transaksional
Pemimpin transaksiaonal membimbing atau
memotivasi pengikutnya ke arah yang ditentukan dengan
cara menjelaskan peran dan tugasnya serta memberikan
pertimbangan yang bersifat individual sehingga mencapai
tujuan dan keberhasilan.
g. Kepemimpinan Transformasional
Seorang pemimpin transformasional adalah
pemimpin yang mengidentifikasi, mengartikulasi dan
memantu orang lain dengan nilai–nilai bersama. Pemimpin
dengan kharakter ini menanamkan nilai-nilai kebaikan
dengan menganut system dan memberikan motivasi, semua
orang tidak bisa menjadi pemimpin namun setidaknya kita
bisa menjadi pemimpin yang baik untuk diri sendiri. 32
Menurut Bryman kepemimpinan transformasional adalah
bagian dari paradigma kepemimpinan baru yang lebih
memberi perhatian pada elemen kepemimpinan yang
31Kartini Kartono, Pemipin dan Kepemimpinan, ( Jakarta: PT Grafindo Persada, 1983),hlm.83
32 Northouse, Peter G. Kepemimpinan: Teori dan praktki Edisi Keenam. Jakarta : PT.Indeks Hal 175
22
karismatik dan peka. Hal itu peduli dengan emosi, nilai,
etika, standar, dan tujuan jangka panjang. Dalam konsep
ini, pemimpin harus bisa menilai motif, memuaskan
kebutuhan, dan memperlakukan pengikut seperti manusia
yang utuh. Kepemimpinan transformasional mencakup
bentuk pengaruh luar biasa, yang menggerakkan pengikut
untuk mencapai lebih dari yang biasanya diharapkan. Ini
adalah proses yang sering kali menyertai kepemimpinan
karismatik dan visioner. 33
Dalam praktiknya, kepemiminan transformasional
itu merupakan proses ketika seseorang terlibat dengan
orang lain, dan menciptakan hubungan yang meningkatkan
motivasi dan moralitas dalam diri pemimpin dan
pengikutnya. Pemimpin transformasional akan berusaha
untuk ikut serta dalam membantu pengikut untuk mencapai
potensi terbaik pengikut. Orang yang menampilkan
kepemimpinan transformasional sering kali memiliki
kumpulan nilai serta prinsip internal yang kuat. Selain itu,
mereka juga efektif dalam memberikan motivasi kepada
pengikutnya untuk bertindak dalam cara yang mendukung
kepentingan yang lebih besar, daripada kepentingan mereka
33 Ibid.,
23
sendiri34.
Menurut Peter G. Northouse, setidaknya terdapat
empat faktor yang terdapat didalam kepemimpinan
transformasional yaitu pengaruh ideal karisma, motivasi
yang menginspirasi, rangsangan intelektual, dan
pertimbangan yang diadaptasi. Untuk lebih jelas mengenai
keempat faktor dalam kepemimpinan transformasional, di
bawah ini akan menjelaskan masing-masing faktor
tersebut:35
a) Pengaruh Ideal adalah komponen emosional dari
kepemimpinan. Hal ini mendeskripsikan pemimpin
yang bertindak sebagai teladan yang kuat bagi
pengikutnya. Selain itu, pengikutnya juga
menghubungkan diri dengan pemimpin dan sangat ingin
menirukan pemimpinnya. Pemimpin ini biasanya
memiliki standar yang sangat tinggi akan moral dan
perilaku yang etis, serta bisa diandalkan untuk
melakukan hal yang benar. Pemimpin sangat dihargai
oleh para pengikut yang sangat percaya kepada
pemimpin karena bisa memberikan visi serta
pemahaman terhadap misi kepada pengikutnya. Pada
34Ibid., hlm.181.
35Ibid., 191.
24
intinya, faktor karisma mendeskirpsikan orang yang
khusus dan yang ingin membuat orang lain mengikuti
visi yang mereka utarakan.
b) Motivasi yang menginspirasi adalah faktor yang
menggambarkan pemimpin yang mengkomunikasikan
harapan tinggi kepada pengikut, menginspirasi pengikut
lewat motivasi untuk menjadi setia pada pemimpin,
serta menjadi bagian dalam visi bersama dalam
organisasi. Pada praktiknya, pemimpin menggunakan
simbol dan daya tarik emosional untuk memfokuskan
upaya anggota kelompok guna mencapai lebih daripada
yang akan dilakukan untuk kepentingan pribadi, maka
dari itu, semangat tim ditingkatkan oleh jenis
kepemimpinan ini.
c) Rangsangan Intelektual adalah faktor yang mencakup
kepemimpinan yang merangsang pengikut untuk
bersikap kreatif dan inovatif serta merangsang
keyakinan dan nilai pengikut sendiri, seperti juga nilai
dan keyakinan pemimpin dan organisasi. Jenis
kepemimpinan ini mendukung pengikut ketika mencoba
pendekatan baru dan mengembangkan cara inovatif
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
organisasi. Hal itu mendorong pengikut untuk
25
memikirkan hal-hal secara mandiri dan terlibat dalam
pengambilan keputusan yang hati-hati.
Menurut Bennis dan Nanus dalam penelitiannya
menjelaskan setidaknya ada empat strategi utama yang
digunakan pemimpin transformasional dalam mengubah
organisasi, yaitu:36
a) Pemimpin transformasional harus memiliki visi yang
jelas akan kondisi masa depan organisasi. Visi itu
adalah citra dari masa depan yang menarik, realistis,
dan dapat dipercaya. Visi yang dibuat biasanya
sederhana, dapat dipahami, menguntungkan, dan
menciptakan energi. Karakter visi yang menarik
menyentuh pengalaman pengikut dan menarik mereka
agar mendukung organisasi. Ketika organisasi memiliki
visi yang jelas, maka akan lebih mudah bagi pengikut
untuk mempelajari cara menyesuaikan diri dengan
seluruh arah organisasi dan bahkan masyarakat secara
umum. Hal ini memberdayakan pengikut karena
pengikut merasa menjadi aktor penting dalam
organisasi. Agar strategi tersebut bisa berjalan dengan
baik, maka visi yang dibuat harus berasal dari
kebutuhan seluruh organisasi dan dapat diklaim oleh
36Northouse, Peter G. Kepemimpinan: Teori dan praktki Edisi Keenam. Jakarta : PT.Indeks Hal 186
26
setiap individu yang ada didalamnya. Walaupun
pemimpin memegang peran besar dalam mengutarakan
visinya, kemunculan visi ini berasal dari pemimpin dan
pengikut.
b) Pemimpin transformasional adalah arsitek sosial untuk
organisasi. Hal tersebut disebabkan karena pemimpin
menciptakan bentuk untuk tujuan bersama yang
dipertahankan orang di dalam organisasi. Pemimpin ini
mengkomunikasikan arah yang mengubah nilai dan
norma. Dalam banyak kasus, pemimpin ini mampu
menggerakkan orang untuk menerima identitas
kelompok baru atau filosofi baru bagi organisasi
mereka.
c) Pemimpin transformasional harus menciptakan trust
kepada seluruh anggotanya dengan cara membuat posisi
pengikut diketahui dengan jelas dan kemudian membela
posisi itu. Kepercayaan ada hubungannya dengan
sesuatu yang dapat diduga atau dapat diandalkan,
bahkan dalam situasi yang tidak pasti. Pemimpin
membangun kepercayaan dengan mengutarakan arah
dan kemudian secara konsisten menerapkan arah,
walaupun visi melibatkan ketidakpastian yang tinggi.
27
d) Pemimpin transformasional menggunakan
pengorganisasian diri yang kreatif lewat egoisme yang
positif. Pemimpin mengetahui kekuatan dan kelemahan
dirinya sendiri, serta menekankan kekuatannya, bukan
berkutat pada kelemahan mereka. Pemimpin yang
positif mampu menenggelamkan diri dalam tugas dan
tujuan besar organisai serta mampu mengombinasikan
pemahaman diri dengan pekerjannya.
H. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil yang benar, maka dibutuhkan sebuah
metode dalam penelitian ini. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut :37
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari segi tempat penelitian, penelitian ini termasuk pada
kategori penelitian lapangan (Field Research) yang mempelajari secara
intensif mengenai latar belakang, keadaan sekarang dan interaksi sosial,
baik individu, kelompok, lembaga dan masyarakat. Penelitian ini
dilakukan di Dusun Nologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok
Sleman.
37Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1985 ), hlm.7
28
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Yang
dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan,
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode. 38 Penelitian deskriptif (description research) adalah jenis
penelitian yang menggambarkan mengenai berbagai kondisi, situasi atau
fenomena individual, situasi kelompok tertentu secara akurat sesuai
realitas sosial yang ada pada masyarakat yang menjadi objek penelitian,
serta mearik realitas itu sebagai sebuah ciri, karakter, sifat, model,
gambaran, tanda atau gambaran kondisi maupun situasi.39 Jadi penelitian
kualitatif adalah penelitian yang disajikan dengan deskripsi secara narasi
dengan data-data yang sudah diperoleh selama melakukan penelitian
dilapangan.40
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah baik individu, benda atau organisme
yang dijadikan sebagai sumber informasi dalam pengumpulan data
38Ibid., hlm.7
39Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : Kencana Prenada Media Grub, 2008 ),hlm.26.
40 M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif,(Yogyak.arta : Ar-ruzz Media, 2012), hlm.25
29
penelitian. 41 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber informasinya
adalah :
a. Kepengurusan BKM Angkringan di Kelurahan Desa Caturtunggal
Depok Sleman.
b. Warga Dusun Nologaten
c. Kepengurusan dalam kegiatan Lansia.
d. Lima tokoh masyarakat yang ikut terlibat dalam kegiatan Bapak
Soedalto.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.42
a. Teknik Wawancara, dilakukan secara mendalam (indepht interview)
kepada responden dan di informan kunci, teknik ini digunakan dalam
menjaring percayaan pertanyaan pokok secara mendalam.
b. Teknik Action Ressearch, adalah salah satu bentuk penelitian yang
mendiskripsikan, menginterprestasi dan menjelaskan sebuah
situasi. Dalam penelitian action research peneliti berkolaborasi
dengan informan untuk menemukan jawaban yang dibutuhkan oleh
peneliti pada saat dilapangan.
c. Teknik Dokumentasi, adalah informasi yang disimpan atau
didokumentasikan sebagai bahan dokumenter yang berupa surat-surat
41Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : Prenada Media Group, 2008), hlm.26.
42 Suharsimi Arikunto, Management Penelitian, (Yogyakarta:Rineka Cipta, 1993),hlm.134.
30
pribadi, buku-buku atau catatan harian, kliping, dokumen pemerintah
maupun swasta, data yang tersimpan d website. 43 Teknik
Dokumentasidilakukan di Kelurahan Desa Caturtunggal dengan
melihat data-data dan dokumen, yang berguna sebagai bahan acuan
untuk landasan teoritis maupun daftar bacaan serta dilakukan saat
mengambil data dari life story (riwayat hidup) informan.
5. Keabsahan Data
Menurut Lexy J. Moleong dalam Burhan Bugin, triangulasi data
memberikan kesempatan untuk dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut
ini :
a. Penilaian hasilpenelitian dilakukan oleh seorang informan
b. Mengoreksi data data yang sudah masuk
c. Menyediakan tambahan informasi secara sukarela
d. Memasukan informan dalam penelitianya serta menciptakan
kesempatan untuk mengkhtisarkan sebagai langkah awal analisis data
e. Menilai kecukupan secara menyeluruh data yang dikumpulkan.44
Dalam penelitian ini digunakan bentuk triangulasi data yaitu
dilakukan dengan membandingkan dan mengkroscek baik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang
43 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), hlm.123.
44 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : Prenada Media Group, 2008), hlm.257
31
berbeda. 45 Tekhnik triangulasi dengan sumber data dilakukan dengan
beberapa tahapan antara lain:46
a. Membandingkan hasil pengamatan dengan hasil yang didapatkan
melalui wawancara.
b. Membandingkan perkataan seseorang ditempat umum dan
membandingkan ketika memberikan penuturan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang telah dikatakan orang pada saat wawancara
dengan hasil pengamatan dan observasi
d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang saling
berkaitan.
6. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di Dusun Nologaten RT.09 RW.03
Caturtunggal Depok Sleman gaya kepemimpinan tokoh masyarakat di
Dusun Nologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman. Adapun
alasan dipilihya lokasi penelitian ini berdasarkan ketertarikan penulis
bahwa ada seorang tokoh masyarakat yang menarik dengan gaya yang dia
miliki membuat peneliti tertarik untuk berkontribusi pada sebuah
penelitian di dusun dalam bentuk skripsi.
7. Penentuan Informan
Adapun tahapan untuk melaksanakan prosedur pemilihan
informan adalah sebagai berikut:
45 Ibid., hlm.256.
46 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, ( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya,1985 ), hlm.186
32
a. Melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat Dukuh Nologaten
RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman, Kepala Dusun Nologaten
yang mengetahui sistemkerja Bapak Soedalto dalam berperan aktif
dalam kegiatan social baik dalam organisasi maupun luar organisasi.
b. Mengunjungi beberapa rekan kerja Bapak soedalto agar mengetahui
informasi lebih banyak lagi terkait peran Bapak Soedalto dalam
kegiatan organisasi.
c. Melakukan wawancara dengan beberapa warga Dusun Nologaten
yang memiliki banyak informasi tentang Bapak Soedalto sebagai
tokoh masyarakat.
d. Melakukan wawancara dengan keluarga Bapak Soedalto untuk
mengetahui profil dan melengkapi data-data yang masih kurang.
8. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan sebuah upaya menerjemahkan secara
sistematis dari hasil pengumpulan data untuk mengingkatkan pemahaman
terhadap objek yang diteliti.47 Dalam proses menganalisis data-data dalam
penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, artinya setelah
data-data terkumpul kemudian data tersebut dikelompokan menurut
kategori masing-masing dan selanjutnya dijabarkan melalui sebuah
47 Suharsimi Arikunto, Management Penelitian, (Yogyakarta:Rineka Cipta, 1993),hlm.186.
33
tulisan atau kalimat dengan adanya kerangka teori akan, membantu
mendapatkan sebuah kesimpulan dan jawaban yang telah dirumuskan.48
Pada metode penelitian kualitatif, seperti yang telah dijelaskan
memiliki beberapa teknik pengumpulan data seperti observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Setelah mendapatkan informasi melalui
observasi, selanjutnya dilakukan wawancara kepada beberapa informan
dan nantinya dari beberapa hasil tersebut ditarik benang merah untuk
memperkuat keabsahan dari data yang dimiliki. Dalam analisis data
dilakukan secara interaktif dan berkelanjutan dari awal penelitian hingga
proses pembenahan atau penyempurnaan laporan. Untuk menganalisis
data yang sudah diperoleh selama proses penelitian dengan menggunakan
teknik sebagai berikut:49
a. Reduksi Data
Untuk menganalisis data merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan ke dalam hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Jadi dalam penelitian ini data-data yang didapat dari berbagai
informan akan direduksi untuk menemukan titik permasalahan dalam
penelitian.
b. Penyajian Data
48Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, ( Jakarta : Prenada Media Group, 2008), hlm.257
49 Cholid Narbuko dan Achmadi, Metodelogi, hlm.223
34
Penyajian data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah ada
dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas,
penyajian dalam penelitian ini akan disajikan dalam bentuk narasi.50
c. Pengambilan Kesimpulan
Pengambilan kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.51Jadi
dari analisis data yang sudah dipaparkan sebelumnya yaitu reduksi
data dan penyajian data langkah terakhir adalah pengambilan
kesimpulan diambil dari data-data yang sudah direduksi dan sesudah
disajikan.
Demikianlah, maka proses analisis data dalam penelitian ini
akan dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Reduksi data adalah proses awal yang tujuannya menyeleksi,
menggolong-golongkan, mengambil poin-poin bahan yang layak
untuk dijadikan data. Proses ini dilakukan terhadap semua data yang
penulis dapatkan, baikdata hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Berikut ini skema analisis yang diterapkan dalam
penelitian ini:
50 Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, ( Jakarta: Salembada, 2010),Hlm.17
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi, (Mixed Methode),(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.253.
35
Skema 1.1
Alur Penelitian52
I. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan kemudahan bagi para pembaca dalam memahami
isi skripsi, peneliti menyusun pembahasan dalam 4 Bab antara lain :
BAB I, Merupakan pendahuluan yang berisi garis besar penelitian
skripsi.Didalam Bab I mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metodelogi
penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB Ke II, Membahas Sejarah Dusun Nologaten RT.09 RW.03
Caturtunggal Depok Sleman, dilihat dari letak geografis, kondisi ekonomi,
kondisi lingkungan, dan jumlah penduduk.
BAB ke III, Membahas hasil penelitian yang dilakukan di Desa
Nologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok Sleman yang melihat gaya
52Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D.(Bandung: Alfabet, 2010), hlm.21
PengumpulanData
Reduksi Data
PenyajianData
PenarikanKesimpulan
36
kepemimpinan Tokoh Masyarakat dalam meningkatkan kesejahteeraan dan
Memberikan motivasi Masyarakat miskin di Dusun Nologaten RT.09 RW.03
Caturtunggal Depok Sleman.
BAB IV, Berisi Penutup, kesimpulan dan saran.
80
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melalui serangkaian aktivitas penelitian tentang Intervensi
Gaya Kepemimpinan Tokoh Masyarakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Warga (Study Kasus Di Dusun Nologaten RT.09 RW.03 Caturtunggal Depok
Sleman) dan berdasarkan rumusan masalah yang diambil, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan mengenai dapat di ambil sebuah kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sebuah Dusun tanpa pemimpin ibarat kapal perang yang besar tanpa
nahkodanya yang terjadi nanti adalah perselisihan. Pemimpin mempunyai
hubungan dalam mempengaruhi jalannya organisasi dengan visi misi yang
sedang dijalankan maka akan menjadikan kinerja pemimpin tersebut lebih
terstruktur.
2. Gaya kepemimpinan Bapak Soedalto Sebagai seoarng pemimpin
transformasional dapat dilihat dari sikap dia sebagai seorang pemimpin
yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara
tertentu. Dengan gaya kepemimpinan transformasional yang melekat pada
Bapak Soedalto bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, respek kepada
pemimpinya serta bawahan pada ahirnya akan termotivasi untuk
melakukan apa yang diperintahkan.
81
3. Selain gaya kepemimpinan transformasional, Bapak Soedalto juga
termasuk tipe pemimpin informal, tidak mendapatkan pengangkatan
formal sebagai pemimpin, namum karena dia memiliki kelebihan seperti
kualitas kepribadian, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang mampu
mempengaruhi perilaku warga dan bawahanya.
B. Saran - Saran
1. Seorang pemimpin sebaiknya dapat mengetahui perilaku dari masing-
masing bawahan untuk membantu dalam menangani konflikyang terjadi
dalam organisasi. Dengan cara seorang pemimpin harus mengetahui secara
mendalam mengenai perilaku setiap individu seperti sifat-sifat yang
dimiliki setiap individuan mau mendengarkan setiap keluhan bawahan.
2. Seorang pemimpin hendaknya menerapkan dan memiliki gaya yang
dimiliki oleh ketiga gaya kepemimpinan (Otoriter, Demokratis, Laissez
Faire) karena ketiga gaya tersebut memiliki sifat disiplin, melindungi,
berkharisma, bertanggung jawab dan partisipatif sehingga perusahaan
menjadi sejahtera dan menciptakan kinerja yang kondusif.
82
DAFTAR PUSTAKA
Aunur Rohim Fakih, Kepemimpinan Islam, ( Yogyakarta : UII Pres), 2009
Bambang Rudito, Masalah, Kebutuhan Dan Sumber Daya (Jakarta: Timur : P3KSPress), 2012
Cholid Narbuko dan Achmadi, Metodelogi Penelitian, (Bandung: Bumi Aksara),1998
Dwi Rahmawati, Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam PeningkatanKedisiplinan Guru Di MIN Pathuk Gunungkidul, Jurusan FakultasDakwah dan Komunikasi, Program Study Pendidikan Guru MadrasahIbtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Sarjana,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2013
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salembada), 2010
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan (edisi baru).(Jakarta: CVRajawali), 2003
Kartini Krtono, Pemimpin dan Kepemimpinan, ( Jakarta: PT Raja GrafindoPersada) , 2005
Komarudin, Menejemen Kantor, Teori dan Praktek, (Jakarta: SinarBaru, 1985)
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualtatif, (Bandung: PT. Renaja RosdaKarya), 1985
Miftachul Huda, Pekerjaan Sosial dan Kesejahteraan Sosial Sebuah Pengantar(Jakarta : Pustaka Pelajar), 2009.
Munawir Zasali, Pengaruh KepemimpinanDemokratis Terhadap KedisiplinanSantri (Study Di Panti Asuhan Putra dan Nurul Haq Gedongkuning,Bantul, Yogyakarta), Program Study Management Dakwah, FakultasDakwah, Program Sarjana, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,2008
Riberu, Dasar Dasar Kepemimpinan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya),1992Marshal Saskin dan Molly G. Sashkin, Prinsip PrinsipKepemimpinan, (Erlangga), 2003
Richard. L dkk, LEADERSHIP memperkaya pelajaran dari pengalaman, (Jakarta: Salemba Humanika) 2012
83
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Kepemipinan jenius ( IQ + EQ ), Etika,Perilaku Motivasional, dan Mitos, ( Bandung : Alfabeta) 2010
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan kombinasi, (MixedMethode), (Bandung:Alfabeta, 2013
Suharsimi Arikunto, Management Penelitian, (Yogyakarta:Rineka Cipta), 1993
Sulfa Fariana, Pengaruh terhadap Organizational Cityzenship Behavior (OCB)Karyawan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program Study ManagementDakwah, Progam Sarjana, Fakultas Dakwah dan Komunikasi , UniversitasIslam Negeri Sunan Kalijaga, 2013
Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi.(Yogyakarta: Gajah MadaUniversityPress),1993
Triantoro Safaria, Kepemimpinan, (Yogyakarta: GrahaIlmu), 2004
Undang Undang Dasar Pembukaan, 1945
UW.J.S Poer wadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta : BalaiPustaka, 1995.
Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2012
Wahyudi, Manajemen Konflik dalam Organisasi.(Bandung: Alfabeta), 2011
84
LAMPIRAN
Gambar 1.1
( Di ambil setelah wawancara dengan Bapak Soedalto)
Gambar 1.2
(Angkringan Ibu ”Z”)
85
Gambar 1.3
(Lokasi Parkir Bapak X dan Y)
Gambar 1.4
(Gambar Bapak “Y” saat dilokasi parkir)
86
Gambar 1.5
(Gambar Bapak X pada saat bekerja)
Gambar 1.6
(Surat kabar kompas pada saat protes pelaksanaan pembangunan PlazaAmbarukmo)
87
Gambar 1.7
(Undangan yang siap diedarkan pada saat memprotes pembangunan AmbarukmoPlazza)
Gambar 1.8
(Undangan rapat kepada warga Nologaten)
88
Gambar 1.9
(Potret surat kabar rumah warga Nologaten yang mengalami kerusakan)
Gambar 1.10
(Bapak Kepala Dusun Nologaten ikut andil )
89
Gambar 1.11
(Salah satu contoh makalah yang dibuat oleh Bapak Soedalto untuk sosialisasikepada warga Nologaten terkait limbah dari Ambarukmo Plaza)
Gambar 1.12
(Salah satu rumah warga Nologaten yang mengalami kerusakan akibat
dibangunya pondasi Ambarukmo Plaza)
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Aga djati kurnia tala
2. Tempat, Tanggal Lahir : Yogyakarta 19 Januari 1991
3. Domisili : Yogyakarta
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Status : Single
7. Tinggi / Berat Badan : 157/47
9. Telepon : 082242040050
10. E-mail : [email protected]
11. Hobi : Membaca, Menulis, Browsing,Kuliner.
12. Score Toefl : 450
RIWAYAT PENDIDIKAN1. SMK YPKK 3 SLEMAN 2007 – 20102. S1 Ilmu Kesejahteraan Sosial UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2011-2015,
sedang menunggu proses wisuda)
KEMAMPUAN1. Familiar dengan Microsoft Office2. Mempunyai Pengalaman Organisasi Sosial3. Memiliki Interpersonal skill yang baik4. Mempunyai jiwa Leadership5. Disiplin dan bertanggung jawab6. Mampu kerja dibawah tekanan / target
7. Mampu kerja team dan individu8. Berpenampilan menarik9. Berbahasa Inggris Aktif Pasif10. Mampu Beradaptasi Dengan lingkungan
PENGALAMAN KERJA1. SPG Matahari Store2. SPG Gramedia Book Store3. Kapten Whaitres Di Kedai Kita ( 4 Bulan )4. Whaitres Di Taman Sari Food Courd Ambarukmo Plaza ( 3bulan)5. Whaitres Di Sogul Juga ( 6 bulan )6. Team Perbantuan Di Centro Plaza Ambarukmo ( 2 Bulan )7. SPG Pameran lippo Plaza ( 3 Bulan )8. Kepala Toko Pameran Dompet ( 8 bulan)
SERTIFIKAT DAN PENGALAMAN ORGANISASI1. Editor Grafik Animasi di Suka TV2. Penyiar Radio di Rasida FM3. Advokad di Lembaga Konseling Kesejahteraan Keluarga4. Ketua Divisi Sponshorship Pada Konggres Nasional Koalisi Pemuda Hijau Indonesia5. Bendahara Konggres Nasional Pada Nasional Koalisi Pemuda Hijau Indonesia6. Ketua Divisi Pemerdayaan Sumerdaya Masyarakat (PSDM ) Koalisi Pemuda Hijau
Indonesia7. Back-Up Konselor di Lemaga Rehailitasi Narkoba8. Pengurus pelatihan Wirausaha Mapan Bersama Partai Amanat Nasional (PAN )