Gaya Gesek

3
C. Dasar Teori Gaya gesek Gaya gesek itu timbul karena ada kontak antara 2 permukaan yang kasar, yaitu permukaan benda yang cenderung akan bergerak atau sedang bergerak dan permukaan lantai yang ditindihnya Gaya gesek sifatnya selalu melawan gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda. Gaya gesek ini dapat terjadi pada: 1. gaya gesek antara zat padat dengan zat padat (kayu dengan kayu) 2. gaya gesek antara zat cair dengan zat padat (kelereng dengan oli) Ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak, maka gaya geseknya ini disebut gaya gesek statis. Ketika benda sudah dalam keadaan bergerak, maka gaya geseknya ini disebut gaya gesek kinetis. Mengenai gaya gesek statis: Selama benda belum bergerak, gaya gesek statis besarnya mengikuti besar gaya dorong atau gaya tarik yang cenderung menggerakkan benda. Besar gaya gesek statis memiliki batas maksimum yang besarnya tergantung pada kekasaran permukaan benda dan gaya kontak antara lantai dan benda (atau yang kita sebut sebagai gaya normal). Semakin kasar permukaan benda atau permukaan lantainya, semakin besar pula gaya gesek statis maksimumnya. Mengenai gaya gesek kinetis: Gaya gesek ini terjadi pada saat benda bergerak. Besar gaya gesek kinetis ini konstan dan selalu lebih kecil dari besar gaya gesek statis maksimum. Gaya gesek yang konstan ini besarnya juga tergantung pada kekasaran permukaan benda dan lantai dan besar gaya kontak antara lantai dan benda. Semakin kasar permukaan benda atau permukaan lantainya, semakin besar pula gaya gesek kinetis.

description

Gaya Gesek

Transcript of Gaya Gesek

Page 1: Gaya Gesek

C. Dasar TeoriGaya gesekGaya gesek itu timbul karena ada kontak antara 2 permukaan yang kasar, yaitu permukaan benda yang cenderung akan bergerak atau sedang bergerak dan permukaan lantai yang ditindihnyaGaya gesek sifatnya selalu melawan gaya yang cenderung menggerakkan benda. Karena itu arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah kecenderungan gerak benda.Gaya gesek ini dapat terjadi pada:1. gaya gesek antara zat padat dengan zat padat (kayu dengan kayu)2. gaya gesek antara zat cair dengan zat padat (kelereng dengan oli)Ketika benda cenderung akan bergerak tetapi belum bergerak, maka gaya geseknya ini disebut gaya gesek statis.Ketika benda sudah dalam keadaan bergerak, maka gaya geseknya ini disebut gaya gesek kinetis.

Mengenai gaya gesek statis: Selama benda belum bergerak, gaya gesek statis besarnya mengikuti besar gaya dorong atau gaya tarik yang cenderung menggerakkan benda. Besar gaya gesek statis memiliki batas maksimum yang besarnya tergantung pada kekasaran permukaan benda dan gaya kontak antara lantai dan benda (atau yang kita sebut sebagai gaya normal). Semakin kasar permukaan benda atau permukaan lantainya, semakin besar pula gaya gesek statis maksimumnya.

Mengenai gaya gesek kinetis:Gaya gesek ini terjadi pada saat benda bergerak. Besar gaya gesek kinetis ini konstan dan selalu lebih kecil dari besar gaya gesek statis maksimum. Gaya gesek yang konstan ini besarnya juga tergantung pada kekasaran permukaan benda dan lantai dan besar gaya kontak antara lantai dan benda. Semakin kasar permukaan benda atau permukaan lantainya, semakin besar pula gaya gesek kinetis.

Sekali lagi ditekankan bahwa besar gaya gesek kinetis ini selalu lebih kecil dari besar gaya gesek statis maksimum. Karena itu, ketika kita mendorong benda di atas permukaan yang kasar, pada saat benda belum bergerak kita harus memberikan gaya dorong yang cukup besar untuk membuatnya bergerak. Tetapi ketika benda sudah bergerak, gaya dorong kita bisa dikurangi tanpa membuatnya berhenti bergerak.

Page 2: Gaya Gesek

Koefisien gesek

Rumus untuk koefisien gesek statik sering dinyatakan dengan:μ = tan θRumus tersebut merupakan rumus yang digunakan sebagai cara untuk mengukur koefisien gesek. Apabila kita punya sebuah benda, misalnya buku, lalu kita ingin mengetahui berapa koefisien gesek statik antara buku dengan permukaan dari kayu, maka cara mengetahuinya adalah dengan meletakkan buku tersebut di atas permukaan kayu. Kemudian permukaan kayu itu kita miringkan (terhadap horizontal) sedikit demi sedikit. Pada saat awal (sudut kemiringan kecil), buku tidak akan bergerak, tetapi setelah terus dimiringkan, pada sudut kemiringan tertentu (θ) buku akan mulai mulai bergerak, nah tan θ inilah yang merupakan nilai μ.Terlihat bahwa nilai sudut θ adalah spesial, tidak bisa divariasikan sembarangan, hanya terdapat satu nilai θ untuk koefisien gesek statik antara bahan kayu dan kayu. Hal ini mengakibatkan bahwa rumus diatas tidak bisa dipahami sebagai hubungan ketergantungan antara μs terhadap θ. Rumus itu memberitahu kita bagaimana cara mengukur μ.

Pada bidang miring, koefisien gesek statik diberikan oleh ekspresi : μ = tan θ, dimana θ adalah sudut kemiringan. Secara matematis ini ekuivalen.Koefesien gesek statik hanya tergantung pada jenis bahan-bahan yang bergesekan. Atau dalam bahasa fisika, koefisien gesek statik merupakan karakteristik dua bahan yang bergesekan (misalnya, antara kayu dengan kayu, dll).Koefisien gesek statik adalah karakteristik internal dari kemulusan permukaan yg berkaitan, tidak bergantung sama sekali dari berapa sudut kemiringan yang kita berikan (faktor eksternal).Ada beberapa jawaban yang kurang tepat dari faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien gesek antara lain: 1. kecepatan relatifJawaban ini kurang tepat karena untuk kelajuan sampai beberapa m/s, besarnya koefisien gesek kinetis SAMA ATAU HAMPIR SAMA.

2. Gaya gesek maksimum tergantung pada luas permukaan bidang gesekJawaban ini salah karena selama kekasaran permukaan batu bata adalah sama dan merata (homogen), maka besar gaya geseknyasama. Kalau tidak percaya, kita bisa melakukan eksperimen, tapi dengan syarat pastikan dulu bahwa kekasaran permukaan batu bata tersebut sama dan merata di kedua permukaan yang akan dihadapkan ke lantai. (ini yang agak susah)

3. Gaya normal, karena fgesek = μ FnormalJawaban ini juga kurang tepat. Ketika dikatakan bahwa f = μ N, ini berarti bahwa gaya gesek itu proporsional terhadap gaya normal yang dialami oleh benda tersebut. Kebalikannya TIDAK berlaku. kita tidak bisa (dan tidak boleh) mengekspresikan gaya normal sebagai N = f / μ, meskipun secara matematis keduanya ekuivalen. Gaya normal tidak dipengaruhi oleh gesekan, melainkan MURNI BERASAL dari

Page 3: Gaya Gesek

persentuhan benda dengan bidang. disini adalah konstanta atau koefisien. Jadi gaya normal berasal atau timbul atau bergantung dari adanya persentuhan benda dengan bidang (koefisien gesek), BUKAN sebaliknya.(sumber : www.google.com)