Gawat napas-pada-neonatus

27
Disusun Oleh : REGINA Pembimbing : dr. Ni Made Yuliari, Sp.A Respiratory Distress Syndrome Pada Neonatus BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UNPAR PALANGKARAYA 2015

Transcript of Gawat napas-pada-neonatus

Page 1: Gawat napas-pada-neonatus

Disusun Oleh :REGINA

Pembimbing : dr. Ni Made Yuliari, Sp.A

Respiratory Distress Syndrome Pada Neonatus

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK RSUD dr. DORIS SYLVANUS/FK-UNPAR

PALANGKARAYA 2015

Page 2: Gawat napas-pada-neonatus

DefinisiRespiratory distress

syndrome (RDS) adalah gangguan pernapasan yang ditemukan terutama pada bayi prematur akibat kurangnya surfaktan sehingga mengakibatkan kolapsnya alveoli.

Page 3: Gawat napas-pada-neonatus

EPIDEMIOLOGI

Sindrom gawat nafas / penyakit membrane hialin terjadi lebih dari setengahnya pada bayi-bayi yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 28 minggu dan kurang dari sepertiganya dilahirkan antara usia kehamilan 32-36 minggu dan berat badan kurang dari 2500 gram.

Page 4: Gawat napas-pada-neonatus

......EPIDEMIOLOGI

Di Amerika serikat, terjadi sekitar 40.000 bayi tiap tahunnya( 1%-2% dari bayi baru lahir normal atau 14% pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500gram). Insiden tertinggi terjadi pada bayi prematur, lahir melalui seksio sesaria, asfiksia dan ibu dengan diabetes melitus. Insiden RDS meningkat 5% pada usia kehamilan 35-36 minggu menjadi 65% pada usia kehamilan 29-30 minggu.

Page 5: Gawat napas-pada-neonatus

Etiologi

Penyebab utama RDS adalah defisiensi surfaktan, baik berupa penurunan produksi ataupun sekresi. Defisiensi ini dapat disebabkan antara lain karena prematuritas, asfiksia perinatal, maternal diabetes dan seksio sesaria

Page 6: Gawat napas-pada-neonatus

FAKTOR RESIKO

Kelahiran kurang bulan Gameli Seksio sesarea Asfiksia perinatal Korioamnionitis Neonatus dari ibu

diabetes Hydrops fetalis

Stress intrauterine yang kroniso Hipertensi ibuo Pemakaian narkotiko Pertumbuhan janin

terhambat (PJT) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK)

o Ketuban Pecah Dini (KPD) dalam jangka panjang

Latief Abdul., dkk. Penyakit membran hialin. 2007

Page 7: Gawat napas-pada-neonatus

7

Patofisiologio Surfaktan terdapat dalam alveoli dan

bronkiolus, berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, mempertahankan patensi alveoli, dan mencegah kolaps alveoli.

o Defisiensi surfaktan menyebabkan tegangan lebih tinggi. Alveoli paru tidak mampu mempertahankan patensinya dan mulai kolaps.

o Saat alveoli kolaps, akan terjadi penurunan ventilasi dan hipoksia.Bayi berusaha mengimbanginya dengan melakukan pernafasan dangkal dan cepat,

o Peningkatan upaya untuk mengembangkan paru menyebabkan pelambatan respirasi dan asidosis respiratorik yang kemudian dapat mengakibatkan gagal nafas.

Page 8: Gawat napas-pada-neonatus

.....Patofisiologi

Page 9: Gawat napas-pada-neonatus

Penegakan diagnosis

Langkah awal untuk mencari penyebab :

1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik3. Menilai tingkat

maturitas dengan Ballard

Pemeriksaan penunjang :1. Pemeriksaan

radiologik dada2. Analisa gas darah3. Status metabolik :

AGD, elektrolit, kadar glukosa darah

Page 10: Gawat napas-pada-neonatus

...diagnosisRiwayat keluarga

Maternal, prenatal, intrapartum

Anamnesis

• Prematuritas/tidak• Apakah ada infeksi • Trauma persalinan sungsang• Perdarahan susunan saraf pusat• bayi lebih bulan • demam/suhu tidak stabil• gangguan SSP : tangis

melengking, hipertoni, trauma, miastenia

• Diabetes pada ibu, perdarahan antepartum pada persalinan kurang bulan, partus lama, ketuban pecah dini, oligohidroamniom, penggunaan obat yang berlebihan

Page 11: Gawat napas-pada-neonatus

... diagnosis

Takhipnea (nafas cepat > 60 x/mt) atau bradipneu (nafas lambat < 30 x/mt)Retraksi dada intrakokstal/subkokstal yang beratnafas terdengar suara ngorok/ merintihTerlihat adanya pernafasan cuping hidungSianosis (warna kulit dan selaput lendir membiru)Edema (pembengkakan tungkai atau lengan).Kesulitan bernafas (gasping) yg memburuk dgn cepat. Perfusi buruk (syok)

Pemeriksaan fisik

Page 12: Gawat napas-pada-neonatus

...diagnosisPemeriksaan

Skor

0 1 2

Frekuensi napas < 60 x/menit 60—80 x/menit > 80 x/menit

Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat

Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang dengan O2

Sianosis menetap walaupun diberi O2

Air entry Udara masuk Penurunan ringan udara masuk

Tidak ada udara masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar dengan stetoskop

Dapat didengar tanpa menggunakan alat bantu

Evaluasi Skor Downes :Skor < 4 : Tidak ada gawat nafas Skor 4-7 : Gawat nafas Skor > 7 : Ancaman gagal nafas. Pemeriksaan gas darah harus dilakukan Sumber : Wood DW. Downnes’JJ, Locks HL

Page 13: Gawat napas-pada-neonatus

Skor Ballard

Page 14: Gawat napas-pada-neonatus

Skor Ballard

Page 15: Gawat napas-pada-neonatus
Page 16: Gawat napas-pada-neonatus

Penanganan umum• Rawat dalam Inkubator, • Pemberian cairan

intravena• Antibiotika sampai

terbukti tidak ada infeksi (kultur steril)

• Pemberian O2 untuk mengatasi sianosis sentral NasalCPAP Ventilator

Observasi ketat tiap jamo Laju napaso Retraksi/gruntingo Sianosis o Konsentrasi O2 (jika

memungkinkan)o Laju jantungo Temperatur kulit bayi

dan temp inkubator

Page 17: Gawat napas-pada-neonatus

Pemeriksaan Penunjang

• Rontgen foto torak• Analisis gas darah arteri• Lab Darah : anemia, polisitemia, sepsis• Pemeriksaan glukosa darah hipoglikemia• Kultur darah (sepsis, pneumonia)

Page 18: Gawat napas-pada-neonatus

Penatalaksaan

• Memberikan lingkungan yang optimal• Pemberian cairan dan nutrisi• Pemberian O2• CPAP (Continous Positive Airway Pressure) • Terapi surfaktan • Pemberian antibiotik

Page 19: Gawat napas-pada-neonatus

CPAP (Continous Positive Airway Pressure )

• CPAP (contnous positife airway pressure) , suatu mesin penafasan mekanik yang mendorong oksigen yang terus menerus ke jalan nafas untuk menjaga agar aliran udara dalam nafas terbuka.

Page 20: Gawat napas-pada-neonatus

CPAP (Continous Positive Airway Pressure)

Indikasi : Frekuensi nafas > 60x

permenit Merintih (Grunting) dalam

derajat sedang sampai berat

Retraksi nafas Saturasi oksigen < 93%

(preduktal) Kebutuhan oksigen > 60% Sering mengalami apneu

Page 21: Gawat napas-pada-neonatus

Terapi surfaktan • Terapi surfaktan

diberikan pada kedaan defisiensi surfaktan pada bayi prematur dengan RDS

• Preparat surfaktan yang tersedia antara lain adalah surfaktan sintetis (protein free) dan surfaktan natural

Pemberian surfaktan:• Posisikan bayi di

tempat yang aman dan hangat

• Pemberian surfaktan dapat dilakukan melalui endotracheal tube

Nur A., dkk. Pemberian surfaktan pada bayi prematur dengan respiratory distress syndrome. 2006

Page 22: Gawat napas-pada-neonatus

...terapi surfaktan Nama Produk Dosis Awal Dosis Tambahan

Galfactant 3 ml/KgBB Dapat diulang sampai 3 kali pemberian dengan interval tiap 12 jam

Beractant 4 ml/KgBB Dapat diulang setelah 6 jam, sampai total 4 dosis dalam 48 jam

Colfosceril 5 ml/KgBB diberikan dalam 4 menit

Dapat diulang setelah 12 dan 24 jam

Porcine 2,5 ml/KgBB Dosis 1,25 ml/KgBB dapat diberikan tiap 12 jam

Page 23: Gawat napas-pada-neonatus

Komplikasi Komplikasi akut :

Ruptur alveolar Infeksi Perdarahan intrakranial Patent ductus arteriosus

(PDA) Perdarahan paru-paru Pneumotoraks sekunder

karena pemakaian ventilator

Komplikasi kronis : Bronchopulmonary

dysplasia (BPD) Retinopati pada

bayi prematur (RBP)

Page 24: Gawat napas-pada-neonatus

Pencegahan• Asuhan antenatal care yang baik untuk

memantau perkembangan janin• Kortikosteroid antenatal

Page 25: Gawat napas-pada-neonatus

Prognosis

Prognosis tergantung:o Tingkat prematuritas o Beratnya penyakit o Pada penderita yang ringan penyembuhan

dapat terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 dan pada hari ke-7 terjadi penyembuhan sempurna.

o Pada penderita yang berat, prognosis sulit ditentukan.

Page 26: Gawat napas-pada-neonatus

Daftar Pustaka1. Embriologi kedokteran Langman / T.W. Sadler ; alih bahasa, Brahm U. Pendit ; editor edisi bahasa

Indonesia, Andita Novrianti, ─ Ed. 10. ─ Jakarta : EGC, 2009. Hal. 229-236.2. Manuaba Ida Bagus, Manuaba Ida Ayu, Fajar Manuaba Ida Bagus. Pengantar kuliah obstetri.

Editor, Astuti Nuning, Purba Daniel, Handayani Sri, Damayanti Restu. Jakarta : EGC, 2007. Hal. 342-346.

3. Latief Abdul dr., Napitupulu Partogi M dr., Pudjiadi Antonius dr., Ghazali Vinci Muhammad dr, Putra Tulus Sukman dr, “Penyakit Membran hialin”, buku Ilmu Kesehatan Anak jilid 3 FKUI hal. 1083 – 1087

4. Tobing Ramona. Kelainan kardiovaskular pada sindrom gawat nafas neonatus. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 1. ─Jakarta : Juni 2004. Hal. 40-46.

5. Dudell GG, Stoll BJ. Respiratory Distress Syndrome (Hyaline Membrane Disease). Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke 18. Philadelphia: Saunders; 2007.

6. Nur A, Risa E, Sylviati M, Indarso, Harianto A. Pemberian surfaktan pada bayi prematur dengan respiratory distress syndrome. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo. 2006.

7. Febriyanti, Firdaus M, Rizky N, dkk. Respiratory distress syndrome. Sekolah tinggi ilmu kesehatan. Surabaya; 2014.

8. Kosim MS. Gangguan Napas pada Bayi Baru Lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi Rizalya, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2008. h. 126-45.

9. Firdaus A. Diagnosis dan penatalaksanaan kegagalan napas pada neonatus. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RS Hasan Sadikin Bandung. 2010.

10. Buku ajar pediatri Rudolph / Ann Alpers... [et al.] ; editor, Abraham M. Rudolph...[et al.] ; alih bahasa, A. Samik Wahab, Sugiarto; editor bahasa Indonesia, Natalia Susi...[et al] ─Ed. 20 ─ Jakarta : EGC, 2006.

Page 27: Gawat napas-pada-neonatus