gastroschisis
Click here to load reader
-
Upload
lienardy-prawira -
Category
Documents
-
view
721 -
download
5
Transcript of gastroschisis
![Page 1: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/1.jpg)
DEFINISI
Gastroschisis adalah penonjolan dari isi abdomen biasanya melibatkan usus dan lambung
melalui lubang atau defek pada dinding abdomen disebelah kanan tali pusar. Gastroschisis sering
juga disebut sebagai Paraomphalocele, Laparoschisis, abdominoschisis.
Dalam suatu penelitian menunjukan bahwa adanya kelainan ini berhubungan dengan
kehamilan pada wanita muda, status sosial ekonomi rendah dan kehidupan sosial yang tidak
stabil. Penggunaan aspirin, ibuprofen, dan pseudoephedrine pada kehamilan trimester pertama
juga dihubungkan dengan peningkatan resiko gastroschisis. Rokok, alkohol, dan obat-obat
penenang memberikan kenaikan resiko malformasi.
Penelitian epidemologi di eropa menunjukan adanya peningkatan resiko
terjadinya gastroschisis sampai 11 kali pada ibu dibawah umur 20 tahun. Kelainan kromosom
dan anomali lain sangat jarang ditemukan pada gastroschisis, kecuali adanya atresia usus. Bayi
dengan gastroschisis biasanya kecil untuk masa kehamilannya. (Aschraft, 2000)
INSIDENSI
Kedua jenis kelamin terkena secara sama. Ibu yang umur belasan sekitar 25%. Sekitar
40% mereka prematur atau kecil untuk masa kehamilan.
PATOFISIOLOGI
Embrio manusia berbentuk disk yang terdiri dari dua lapisan. Ini membutuhkan lapisan sel
yang ketiga yang tumbuh diatas cincin umbilicus dan menjadi silinder dengan memanjang dan
melekuk ke dalam. Lipatan dari tubuh (cephalic, caudal, lateral) bertemu ditengah embrio
dimana amnion tertanam dalam yolk sak. Kecacatan perkembangan pada titik ini menyebabkan
berbagai macam kelainan dinding abdomen. Pada minggu keenam, pertumbuhan yang cepat dari
midgut menyebabkan hernia fisiologis dari usus melalui cincin umblilikus. Usus akan kembali
kedalam kavum abdomen pada minggu kesepuluh, dan rotasi dan fiksasi dari usus timbul. Proses
ini tidak terjadi pada bayi dengan gastroschisis atau omphalocele, menyebabkan peningkatan
resiko volvulus midgut (Moore, 1998).
Kemungkinan penjelasan secara embriologi dari kelainan dinding abdomen
pada gastroschisis termasuk berikut ini:
![Page 2: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/2.jpg)
Kecacatan perkembangan jaringan mesenkimal pada tubuh yang terletak pada pertemuan
dinding abdomen yang mungkin pecah dengan meningkatnya tekanan abdomen.
Involusi yang abnormal dari vena umbilikalis kanan atau kecelakaan pembuluh darah
melibatkan arteri omphalomesenteric menyebabkan kelemahan dinding abdomen lokal
yang kemudian pecah.
Pecahnya omphalocele kecil yang kantongnya diserap dan tumbuhya jembatan kulit
antara defek dinding abdomen dan tali pusar telah ditemukan dalam USG prenatal secara
berurutan (Glasser, 2003).
Gastroschisis mempunyai data empiris yang rendah 3,5% tentang kemungkinan timbulnya
kejadian berulang pada saudara kandung. Sampai sekarang tercatat tujuh kasus yang
dipublikasikan adanya kejadian berulang pada suatu keluarga. Pada keluarga ini muncul pada
saudara kandung, saudara satu orang tua, sepupu pertama, sepupu kedua, paman dan
keponakannya. Dalam keluarga ini semua yang terlibat berhubungan darah dari ibu. Ada juga
keluarga yang mengalami kelainan oleh saudara kandung dan satu kasus lagi yang dialami dua
saudara yang satu ayah. Dari pengalaman mereka ini merupakan kasus pertama yang muncul
pada saudara kandung seayah. Setelah semua kasus yang dilaporkan tersebut melalui jalur
maternal, satu melalui paternal yang menyebabkan ahli berspekulasi adanya jejak genetik yang
berperan dalam penyakit ini. Tetapi obsevasi yang dilakukan tidak menunjukan hal yang sama
(Maness, Phillips, & Cohen, 1994).
DIAGNOSIS
Diagnosis Pre-natal
Sekitar minggu ke 16 dari kehamilan, bisa dilakukan pemeriksaan protein yang
disebut alphafetoprotein (AFP). Bila mana hasilnya tidak normal atau tinggi maka dokter
spesialis kandungan biasanya akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi USG. USG
akan menunjukan adanya kelainan dibagian luar perut bayi. Biasanya dokter akan melihat
adanya usus diluar perut bayi, melayang di cairan amnion. AFP sendiri bermanfaat pada
trimester kedua kehamilan. Ini berguna untuk kelainan omphalocele
maupun gastroschisis yang secara statistik kadar AFP gastroschisis lebih besar daripada
omphalocele. Serum kehamilan yang lain seperti estriol dan Human Chorionic
Gonadotropin, tidak terbukti berguna secara klinik
![Page 3: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada masa kehamilan awal ibu tidak akan merasakan kelainan atau kejanggalan
dalam kehamilannya saat mereka mengandung bayi dengan gastroschisis. Pemeriksaan
tambahan biasanya tidak dilakukan karena keadaan ini tidak berhubungan dengan
kelainan janin lainnya. Kadang-kadang janin mengalami obstruksi usus sebagai
konsekuensi dari gastroschisis.
Bayi dengan gastroschisis diawasi secara hati-hati dengan USG untuk
memastikan apakah pertumbuhannya cukup saat didalam uterus dan memeriksa
kerusakan pada ususnya. Kerusakan usus dapat diakibatkan oleh pemaparan cairan
amnion atau karena kerusakan pembuluh darah pada usus yang terbuka. Interval dari
pemeriksaan USG serial ini tergantung dari keadaan kehamilan dan janin. (UCSF, 2002)
Diagnosis post natal
Defek biasanya hampir sama bentuk dan ukuran dan tempatnya, 5cm vertikal, dan
pada 95% kasus ditemukan defek disebelah kanan umbilicus. Adanya inflamasi yang luas
dari usus mebuat pembengkakan usus dan kekakuan sehingga mengganggu masuknya
usus dan penutupan dinding abdomen. Inflamasi juga mengubah bentuk dari usus yang
menjadikan kesulitan dalam menentukan apakah ada atresia dari usus.
Bila usus bisa masuk ke cavum abdomen, inflamasi akan menurun, usus melunak,
dan bentuk kembali ke normal. Koreksi untuk atresia usus sampai saat ini masih lebih
baik dengan penundaan, biasanya 3 minggu setelah operasi pertama. Kelainan fungsi dari
usus membutuhkan waktu lama sampai normal, dari 6 minggu sampai beberapa bulan.
Liver hampir tidak pernah berada diluar abdomen hanya lambung, usus halus, dan
usus besar yang biasanya diluar. Usus mungkin terjadi perforasi pada 5% penderita.
Biasanya ovarium dan tuba falopii pada perempuan dan undescesus testis pada laki-laki
berada diluar. Ruangan cavum abdomen biasanya kecil.
Bayi dengan gastroschisis biasanya mempunyai malrotasi dan kira-kira
23%mempunyai atresia usus atau stenosis (Stovroff dan Teague, 2003). Begitu dilahirkan
bayi dengan gastroschisis akan mengalami problem yang sangat serius karena usus yang
terpapar. Suhu yang menurun, kehilangan cairan, dan infeksi merupakan masalah utama
![Page 4: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/4.jpg)
yang mesti dihindar. Biasanya digunakan plastik steril untuk memasukan usus (BMS,
2004).
PENATALAKSANAAN
Bila usus atau organ intra abdomen terletak diluar abdomen, maka ini akan meningkatkan
resiko kerusakan bila melewati kelahiran normal. Banyak ahli menganjurkan diberlakukan seksio
sesaria untuk semua kasus gastroschisis dan omphalocele. Pada kenyataan adanya resiko
kehamilan normal hanyalah teori, dan persalinan pervaginam tidak meningkatkan resiko
komplikasinya. Atas dasar alasan tersebut beberapa ahli merekomendasikan persalinan normal.
Kecuali ada alasan dari bagian obstetrik untuk dilakukan seksio sesaria.
Selama dalam uterus janin dengan gastroschisis akan terlindung baik dari trauma dan
komplikasi. Setelah lahir usus yang terpapar harus dilindungi dari trauma, infeksi, dan dehidrasi,
kemudian bayi baru dapat dibawa secara aman ke rumah sakit rujukan setelah prosedur tersebut
dijalankan. Bila diagnosis sudah dapat ditegakan dalam kandungan, sangatlah beralasan bila
kelahiran dilakukan di rumah sakit pusat rujukan.
Satu hal yang paling diperhatikan dalam gastroschisis adalah usus yang menjadi sangat
rusak karena terpapar, yang fungsinya juga sangat menurun dan bayi akan mengalami perawatan
di ruang intensif untuk waktu yang sangat lama. Seperti diketahui bayi
dengan gastroschisismempunyai usus yang sangat rusak, tebal, kaku, dan mengelupas. Salah satu
teori dari kerak ini adalah disebabkan karena lamanya usus terpapar oleh cairan amnion
menyebabkan kerusakan yang progresif. Namun, pada kenyataannya beberapa bayi sedikit atau
tidak mempunyai kerak yang mengelupas ini.
Pre operatif
Segera diberikan cairan melalui jalur vena. Daerah luas pada usus yang terpapar
menyebabkan kehilangan cairan dan panas yang cepat dengan konsekuensi adanya syok
hipovolemik dan hipotermi. Kebanyakan bayi telah mengalami banyak kerusakan iskemi
jaringan pada organ tubuhnya karena defisit perfusi. Pemberian cairan 20 ml/kg segera
diberikan setelah terpasang jalur intravena. Resusitasi hanya menggunakan D5/RL atau D5/RL
ditambah albumin. Pemberian cepat setara dengan tiga sampai empat kali kecepatan cairan
![Page 5: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/5.jpg)
rumatan harus dipastikan sampai produksi urin mencapai 1,5 sampai 2 ml/kg/jam atau 40
ml/kg/hr.
Usus yang terpapar harus dilindungi dengan kasa lembut mengandung NaCl dengan
sedikit larutan antiseptik. Kemudian usus harus dijaga agar usus tidak melipat diatas tepi defek
sehingga arteri mesenterika tidak terjepit. Bila defek kecil dan arteri mesenterika terjepit maka
dilebarkan sampai di tengah 1-2 cm untuk melebarkan defek dan membebaskan jepitan.
Lindungi usus dengan kasa gulung yang lembut beberapa kali diakhiri dengan ikatan angka
delapan akan menjaga usus adekuat. Bayi kemudian ditempatkan pada kantong plastik dengan
kepala diluar untuk mengurangi kehilangan cairan ke udara luar.
Segera diberikan antibiotik spectrum luas, pemasangan selang orogastrik untuk
dekompresi dan mencegah pnemonia aspirasi. Usaha luar biasa dibutuhkan untuk menjaga
temperatur tubuh normal saat resusitasi dan transport. Alat transport yang baik harus diusahakan.
Bila kanulasi intravena mengalami kesulitan maka segera dikirim tanpa menunggu. ( Filston &
Izant, 1985)
Operasi pada gastroschisis bertujuan untuk memperbaiki defek kongenital dimana
sebagian atau seluruh usus beserta organ intra abdomen berada di luar abdomen. Mengembalikan
organ-organ tersebut ke dalam cavum abdomen melalui defek, menutup defek bila mungkin atau
membuat kantong steril untuk melindungi usus pada saat mereka perlahan masuk ke cavum
abdomen.
Pada tahun 1969, Allen and Wrenn melakukan modifikasi pada tehnik Schuster’s untuk
penanganan gastroschisis. Lembaran Silastic dijahitkan pada defek dinding abdomen luas
seluruh ketebalannya dan menutupi seluruh usus yang keluar, reduksi dipermudah dengan
peregangan otot abdomen, mengosongkan lambung dan kandung kemih, mengosongkan kolon
secara manual.
Faktor utama untuk mereduksi isi abdomen yang keluar adalah menurunkan peradangan
usus, yang menyebabkan perubahan dari kaku, menggumpal, menjadi lunak, lentur yang nanti
akan menyelinap masuk ke rongga abdomen. Penutupan yang terlalu kencang dari dinding
abdomen harus dihindari, bila melewati batas diafragma akan menyebabkan peningkatan tekanan
inspirasi untuk mengkompensasi peningkatan tahanan jalan nafas.
![Page 6: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/6.jpg)
Pada umumnya, tekanan puncak inspirasi PIPs, lebih tinggi dari 25 mmHg harus
dihindari, High-frequency oscillatory merupakan alternatif untuk ventilasi konvensional bila
tekanan intra abdomen mulai naik. Sebagai tambahan , penutupan yang terlalu kencang
menghalangi venous return ke jantung, mengurangi cardiac output dan menurunkan aliran darah
ginjal dan laju filtrasi ginjal. Trombosis vena renalis dan gagal ginjal mungkin terjadi. Hilangnya
aliran darah mesenterika akan meningkatkan berkembangnya NEC.
Untuk menghindari masalah ini, dipakai tehnik untuk memonitor CVP central venous
pressure (CVP), tekanan intra abdomen, tekanan intra vesika, dan tekanan dalam gaster yang
tidak boleh lebih dari 20 cm H2O (Glasser, 2003).
Tehnik operasi
Bayi diletakan pada pada meja operasi dengan penghangat dalam stadium anastesi
terintubasi. Antiseptik medan operasi dengan povidone iodine. Kemudian daerah yang telah di
antisepsis ditutup dengan kasa steril diatas abdomen. Asisten melakukan irigasi melalui rektum
dengan kateter besar dengan larutan hangat dengan 1% asetillsitein. Keteter dibimbing melalui
usus sampai semua mekonium keluar.
Prosedur ini dilanjutkan dengan dekompresi lambung dan duodenum dengan pipa
orogastrik. Ini akan mengurangi ukuran usus yang akan dimasukan kedalam kavum abdomen.
Usus dan dinding abdomen sekali lagi di antisepsik dengan povidon iodine, kasa steril diganti
dengan yang baru. Pembuluh darah umbilikal dan urakus biasanya terletak dibawah kulit jauh
dari defek. Bila defek di abdomen keberukuran kecil maka diperlebar dengan irisan ke atas
kearah xipoid dan ke bawah kearah pubis. Kulit tidak boleh dipisahkan dari tepi defek untuk saat
ini, karena masih mungkin untuk menggunakan kantung silo.
Dinding abdomen diregangkan. Jari salah satu tangan diletakan pada dinding posterior
abdomen sedangakan jari tangan yang lain menekan dengan konstan menggunakan gerakan
memijat ke anterior dan lateral dinding. Prosedur ini dilakukan harus dengan kuat. Untuk
relaksasi selanjutnya mungkin dibutuhkan pemotongan fasia pada garis tengah di bawah kulit ke
atas ke xipoid ke bawah ke pubis. Kemudian dengan diseksi tajam yang hati-hati usus saling
dipisahkan dan eksudat gelatine di buang.
![Page 7: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/7.jpg)
Prosedur ini akan membebaskan usus dari pemendekan dan kekakuan. Tetapi tidak perlu
dilakukan tindakan atau usaha untuk mengelupas lapisan yang mengering. Karena ini adalah
lapisan seromuskular yang menebal, edema dan pelepasannya akan menyebabkan perdarahan.
Setelah itu seluruh usus diperiksa untuk mencari kelainan yang lain. Dicari daerah dengan
ganggren, perforasi, atau atresia yang nantinya akan direseksi dan dilakukan anastomose usus
ujung ke ujung. Sekali lagi abdomen diregangkan ke segala arah, tapi kali ini diberikan
pelumpuh otot oleh anestesi. Usus ditempatkan dalam abdomen, dimulai dengan meletakan
duodenum dan jejunum di sebelah kanan, kolon dan sekum diletakan disebelah kiri sehingga
posisi non rotasi tetap dipertahankan. Terkadang, testis kiri berada diluar rongga abdomen. Maka
testis dimasukan kedalam skrotum melalui cincin luar dan dijahitkan dengan skrotum. Bila
semua bagian usus telah masuk ke abdomen yang telah diregangkan maka usaha selanjutnya
untuk menutup fasia, dalam banyak kasus penutupan fasia secara langsung dapat dilakukan.
Menggunakan benang absorbable 3-0 monofilamen.
Bila penutupan fasia terlalu kencang maka kulit dideseksi kebelakang dari defek 2 cm
dan fasia dibebaskan ke xipoid dan ke pubis. Setelah meregangkan kulit, kulit dijahit
subkutikuler dan ditutup dengan plester steril. Ini tidak meninggalkan hernia ventralis yang besar
tetapi hanya diastasis pada garis tengah yang akan ditutup dengan mudah pada tahun pertama.
Tetapi tetapi bila tetap tidak memungkinkan maka akan digunakan lapisan silastik setebal 0,007
inc dengan jahitan matras atau angka delapan ke kulit fasia dan peritoneum, permukaan yang
halus dihadapkan ke usus, kedua silo kemudian dijahit dengan jahitan kontinyu, setelah itu
diantisepsis dengan povidon iodine. Dan ditutup ulang dengan silo lapisan kedua (Raffensperger,
1990).
Pada keadaan usus yang udema dan kaku sangat berat mungkin tidak dapat dilakukan
perbaikan primer pada kelainan atresia atau stenosis. Kelainan ini dapat diperbaiki dalam waktu
6-8 minggu pada saat radang dan penebalan sudah mengalami resolusi. Bila ada kasus volvulus
atau nekrosis usus yang tidak viabel harus direseksi yang kemudian langsung di anastomosis.
Tetapi bila keadaan sangat jelek maka dilakukan enterostomi proksimal sesuai kebutuhan
(Geissler, 2000).
Post operasi
Pemberian perlindungan antibiotik
![Page 8: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/8.jpg)
Melakukan penutupan menyeluruh sesegera mungkin. Tiga sampai empat hari seharusnya
sudah dapat menyelesaikan penutupan bila menggunakan silo.
Memenuhi dan menjaga volume secara penuh. Mungkin memerlukan jumlah cairan yang
besar pada bayi yang mempunyai mengalami hipoperfusi yang berat pada integritas
kapilernya.
Pengawasan analisa gas darah dan tekanan vena sentral. Diperlukan bantuan pada
ventilasi dan kardiak output. Tekanan positif dan ekspiratori sangatlah penting untuk bayi
yang mengalami kerusakan kapiler.
Mengenali sepsis sesegera mungkin dengan pengawasan hitung trombosit dan
pengawasan kultur darah, dan melakukan terapi sebaik mungkin bila itu muncul.
Memulai nutrisi total parenteral sesegera setelah pemasangan monitor vena sentral. TPN
diteruskan sampai pemberian nutrisi peroral dapat diterima.
Terutama pada bayi yang mempunyai volvulus atau atresia yang direpair akan
mempunyai usus yang pendek, ketidak mampuan mengkonsumsi nutrisi per oral akan
berkepanjangan dan menjadi masalah. Maka diadakan peningkatan bertahap volume dan
konsentrasi dari formula predigesti dan dijalankan sampai dapat menerima volume dan
konsentrasi penuh. Baru kemudian formula standard yang komplek bisa ditambahkan pada
awalnya sebagian kecil dari seluruh volume makanan (Filston & Izant, 1985).
KOMPLIKASI
Distress pernapasan (kesalahan peletakan isi abdomen akan menyebabkan gangguan
pengembangan paru)
Nekrosis usus / nekrosis
Bentuk pusar dapat mengalami bentuk yang tidak normal walaupun dengan bekas
luka yang tipis
Komplikasi dari operasi abdomen adalah peritonitis dan paralisis usus sementara
Bila kerusakan usus halus terlalu banyak, bayi mungkin akan mengalami short bowel
syndrome dan mengalami gangguan pencernaan dan penyerapan.
PROGNOSIS
![Page 9: gastroschisis](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022100323/5571f8ee49795991698e6928/html5/thumbnails/9.jpg)
Prognosis tergantung dari derajat beratnya masalah yang muncul, termasuk prematuritas,
atresia usus, usus yang pendek, dan disfungsi usus karena peradangan.
Banyak bedah anak percaya bahwa prognosis meningkat karena pemeriksaan USG dan
diagnosis pada kehamilan yang menyebabkan kita bisa menentukan cara terbaik untuk
melahirkan bayi tersebut. Pada suatu penelitian menyebutkan bahwa prognosis omphalocele tiga
kali lebih buruk dibanding dengan gastroschisis karena seringnya kasus yang berhubungan
dengan kelainan kongenital yang lain (Stovroff dan Teague, 2003).