gangren pulpa 1.doc

31
I. IDENTITAS PASIEN STATUS REKAM MEDIS PASIEN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU / RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

description

pulpa

Transcript of gangren pulpa 1.doc

Page 1: gangren pulpa 1.doc

I. IDENTITAS PASIEN

STATUS REKAM MEDIS PASIEN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS RIAU / RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Page 2: gangren pulpa 1.doc

Nama : Ny. N

Umur : 24 tahun

Pekerjaan : IRT

Alamat : Salero

Agama : Islam

No RM : 60.21.34

Page 3: gangren pulpa 1.doc

II. ANAMNESIS

1. Chief complaint: Gigi berlubang dan mudah berdarah pada gigi geraham kiri

bawah.

2. Present Illness

2 tahun yang lalu, pasien mengeluhkan gigi bawah kirinya berlubang,

kecoklatan dan terasa nyeri saat makan lama kelaman gigi menghitam dan

tidak terasa sakit lagi. Pasien mengaku kurang memperhatikan kebersihan

giginya, sehingga keadaan seperti gigi berlubang ini dibiarkan saja.

1 tahun yang lalu gigi geraham kanan atas pasien berlobang terasa nyei saat

makan dan kemudian kecoklatan dan lama-kelamaan menghitam.

5 hari yang lalu gigi bawah kiri pasien merasa terganggu saat makan karena

makanan sering masuk di gigi berlobang. Dan saat pasien menggosok gigi

atau gigi itu tertusuk sering mengeluarkan darah.

3. Post Dental History

Pasien tidak pernah melakukan penambalan pada gigi tersebut.

4. Past Medical History

Tidak ada yang berhubungan.

III. PEMERIKSAAN OBJEKTIF

1. INTRA ORAL

Inspeksi : - Rubor (-), fungsiolaisa (-).

- Radix 16 dan 38 mengalami karies, sebagian mahkotanya

terlepas.

Palpasi : nyeri 16 dan 38 (-), kalor (-)

Perkusi : nyeri 16 dan 38 (-)

Tes vitalitas : tes termal (-)

Status Lokalis

Nomenklatur Gigi (WHO)

Page 4: gangren pulpa 1.doc

1 5 6 2

 

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

 

4 8 7 3

Keterangan :

: Gangren pulpa

: Gangren Pulpa dan pulpa polip

38

16

Page 5: gangren pulpa 1.doc

Oklusi : normal bite

Torus palatinus : tidak ada

Torus Mandibularis : tidak ada

Palatum : dalam/sedang/rendah

Supenumery teeth : tidak ada/ada

Diasteros/spacing:tida k ada

ODONTOGRAM

11 Normal Normal 2112 Normal Normal 2213 Normal Normal 2314 Normal Normal 2415 Normal Normal 2516 Gangren pulpa Normal 2617 Normal Normal 2718 Normal Normal 28

Keterangan :

: Gangren Pulpa

: Gangren pulpa dan pulpa polip

41 Normal Normal 3142 Normal Normal 3243 Normal Normal 3344 Normal Normal 3445 Normal Normal 3546 Normal Normal 3647 Normal Normal 3748 Normal Ganggren pulpa dan pulpa polip 38

2. EKSTRA ORAL

Page 6: gangren pulpa 1.doc

TD : 110/80 mmHg

Nadi : 78 x/i

T : Afebris

Perbesaran KGB (-)

Page 7: gangren pulpa 1.doc

IV. DIAGNOSIS : Gangren pulpa dengan polip pulpa

V. RENCANA PERAWATAN :

Eliminasi inflamasi

VI. TINDAKAN :

30-10-13 Amoxicilin 3 x 1 tablet dan Paracetamol 3 x 1, selama

4-7 hari

Gambar 1. Gigi Molar 16 dan 38 pasien.

Page 8: gangren pulpa 1.doc

VII. TINJAUAN PUSTAKA

PENYAKIT PULPA

Penyakit pulpa adalah suatu keadaan saat kekuatan pulpa rendah untuk

menjadi kuat kembali yang disebabkan aktivitas plasminogen yang tinggi, yang

dengan cepat merusak fibrin setelah injuri.

1. Etiologi

Iritasi pada jaringan pulpa akan mengakibatkan inflamasi. Iritan terhadap

jaringan pulpa dapat terbagi menjadi tiga yaitu iritan mikroba, iritan mekanik, dan

iritan kimia.1

a. Iritan mikroba 2

Karies mengandung banyak bakteri seperti S. Mutans, Laktobasili,

Actynomyces. Mikroorganisme dalam kares menghasilkan toksin yang

berpenetrasi kedalam pulpa melalui tubulus dentin.

Lesi periapeks terjadi setelah pulpa terinflamasi dan nekrosis. Lesi

pertama-tama meluas kearah horizontal, lalu kearah vertikal, baru kemudian

berhenti.

Lambat atau cepat kerusakan jaringan akan meluas dan menyebar

keseluruh jaringan pulpa. Bakteri dan produknya dan iritan lain dari jaringan yang

telah nekrosis menjadi merembes dalam jaringan periapeks menjadi inflamasi

periapeks.

Masuknya bakteri kedalam pulpa melalui 3 cara :3

1) Invasi langsung melalui dentin seperti misalnya karies, fraktur mahkota

atau akar, terbukanya pulpa pada saat preparasi kavitas, atrisi, abrasi, erosi,

atau retak pada mahkota.

8

Page 9: gangren pulpa 1.doc

2) Invasi melalui pembuluh darah atau limfatik terbuka, yang ada

hubungannya dengan penyakit periodontal, suatu kanal aksesori pada

daerah furkasi, infeksi gusi, atau skalling gigi. Invasi melalui darah,

misalnya selama penyakit infeksi atau bakterimia transien.

3) Bakteri dapat menembus dentin pada waktu preparasi kavitas karena

kontaminasi lapisan smear karena penetrasi bakteri pada tubuli dentin

terbuka, disebabkan oleh proses karies dan masuknya bakteri karena

tindakan operatif yang tidak bersih. Bakteri dan toksin menembus tubuli

dentin dan waktu mencapai pulpa, menyebabkan reaksi inflamasi.

b. Iritan mekanis

Jaringan radikuler dapat teriritasi secara mekanik dan mengalami inflamasi

oleh pengaruh trauma, hiperoklusi, prosedur dan kecelakaan perawatan

endodonsia, ekstirpasi pulpa, instrumentasi yang terlalu berlebihan

(overinstrumentation), perforasi akar, dan pengisisan yang terlalu panjang.

Iritasi mekanik oleh instrument biasa terjadi selama preparasi saluran

akar.penentuan panjang gigi yang tidak tepat biasanya merupakan penyebab

instrumentasi berlebihan dan inflamasi.

Tidak adanya apical stop setelah preparasi dan Pembersihan saluran akar

dapat menyebabkan bahan obturasi keluar kedaerah periapeks dilanjutkan dengan

kerusakan fisik dan kimia.

c. Iritan kimia

Antibakteri yang dipakai selama pembersihan dan pembentukan saluran

akar, obat-obatan intrakanal, senyawa dalam bahan obturasi menjadi iritan kimia

yang potensial mengiritasi jaringan periradikuler.

2. Klasifikasi Penyakit Pulpa 4

a. Hiperemi Pulpa

Hiperemi pulpa adalah penumpukan darah secara berlebihan pada pulpa,

yang di sebabkan oleh kongesti vaskularisasi.

Hiperemi pulpa ada 2 tipe:

1) Arteri (aktif) jika terjadi peningkatan peredaran darah arteri

2) Vena (pasif) jika terjadi pengurangan peredaran darah vena

9

Page 10: gangren pulpa 1.doc

b. Pulpitis

Pulpitis adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi dengan

gambaran klinik yang akut. Pulpitis merupakan kelanjutan dari hiperemi pulpa

yaitu bakteri yang menginvasi jaringan pulpa.

Berdasarkan sifat eksudat yang keluar dari pulpa,pulpitis terbagi atas:

1) Pulpitis akut,secara struktural jaringan pulpa sudah tidak di kenal

lagi,tetapi selnya masih terlihat jelas.

2) Pulpitis akut fibrinosa: banyak di temukan fibrinogen pada pulpa.

3) Pulpitis akut hemoragia: bnyak eritrosit di pulpa

4) Pulpitis akut purulenta: terlihat intitrasi sel-sel masih yang berangsur

berubah menjadi peleburan jaringan pulpa.

Berdasarkan ada atau tidaknya gejala:

1) Pulpitis simptomatis. Pulpitis merupakan respon peradangan dari jaringan

pulpa terhadap iritasi, dengan proses eksudatif memegang peranan.

Yang termasuk dalam pulpitis simptomatis adalah:

a) Pulpitis akut

b) Pulpitis akut dengan periodontitis apikalis

c) Pulpitis subakut

2) Pulpitis asimptomatis

Merupakan proses peradangan yang terjadi sebagai mekanisme pertahanan

dari jaringan pulpa terhadap iritasi dengan proses proliterasi.

Yang termasuk pulpitis asimtomatis:

a) Pulpitis kronis ulseratif

b) Pulpitis kronis hiperplastik

c) Pupitis kronis yang bukan di sebabkan karies

Berdasarkan gambaran histopatologi dan diagnosis klinis:

1. Pulpitis reversible yaitu fitalitas jaringan pulpa masih dapat di pertahankan.

Yang termasuk pulpitis reversible:

a) Peradangan pulpa stadium transisi

b) Atrofi pulpa

c) Pulpit akut

10

Page 11: gangren pulpa 1.doc

2. Pulpitis Ireversibel yaitu keadaan ketika vitalitas jaringan pulpa tidak dapat di

pertahankan,tetapi gigi masih dapat di pertahankan dalam rongga mulut.

Yang termasuk pulpitis ireversibel:

a) Pulpitis kronis parsialis tanpa nekrosis

b) Pulpitis kronis parsialis dengan nekrosis

c) Pulpitis kronis koronalis dengan nekrosis

d) Pulpitis kronis radikularis dengan nekrosis

e) Pulpitis kronis eksaserbasi akut

c. Degenerasi Pulpa

Penyebabnya ialah iritasi ringan yang persisten. Keadaan ini biasanya

asimptomatis,gigi tidak mengalami perubahan warna dan pulpa tidak bereaksi

terhadap tes termal dan elekrik.

Macam-macam degenerasi pulpa:

a) Degenerasi hialin.

Terjadinya penebalan jaringan ikat pulpa karena penempelan karbohidrat.

b) Degenerasi amiloid

Terlihat gumpalan-gumpalan sel pada pulpa.

c) Degenerasi kapur

Terjadinya mineralisasi pada pulpa sehingga dapat terbentuk dentikel.

Mineralisasi dapat terjadi pada jaringan saraf, jaringan ikat, terutama pada

saluran akar.

d. Pulpitis Hiperplastik

Pulpitis hiperplastik merupakan suatu inflamasi pulpa produktif yang di

sebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda. Ganguan ini di

tandai oleh perkembangan jaringan granulasi,kadang-kadang tertutup oleh

epitelium dan di sebab kan Karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.

e. Nekrosis pulpa

Nekrosis pulpa adalah kematian yang merupakan proses lanjutan dari

radang pulpa akut/kronis/terhenti sirkulasi darah.

3. Histopatologi 5

a. Pulpitis Reversibel

11

Page 12: gangren pulpa 1.doc

Secara mikroskopis, terlihat adanya dentin reparatif, gangguan lapisan

odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan

adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten.

b. Pulpitis ireversibel

Gangguan ini mempunyai tingkat inflamasi kronis dan akut dalam

pulpa. Bila karies tidak diambil, perubahan inflamasi di dalam pulpa akan

meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati pulpa. Venula pasca-

kapiler menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta

menyebabkan perubahan patologik seperti nekrosis.

c. Nekrosis pulpa

Dalam kavitas pulpa terlihat adanya jaringan pulpa nekrotik, debris

seluler, dan mikroorganisme. Jaringan periapikal menunjukkan sedikit

inflamasi yang dijumpai di ligamen periodontal.

4. Imunopatogenesis 6

Seperti halnya jaringan ikat lain pada tubuh, jaringan pulpa akan

mengadakan respon terhadap iritan dengan reaksi inflamasi nonspesifik dan reaksi

imunologi spesifik. Inflamasi pulpa akibat karies dimulai sebagai respon selular

kronik yang ditandai oleh adanya limfosit, sel-sel plasma, dan makrofag. Pada

umumnya, pulpa tidak akan mengalami inflamasi yang parah jika kariesnya tidak

berpenetrasi ke dalam pulpa.

Setelah pulpa terbuka karena karies, berbagai spesies bakteri yang

oportunis dari flora oral akan berkoloni pada pulpa yang terbuka tersebut.

Leukosit polimorfonuklear (PMN) yang merupakan tanda inflamasi akut, secara

kemotaktik akan tertarik ke daerah inflamasi. Akumulasi Leukosit PMN akan

menyebabkan terbentuknya abses. Jaringan pulpa bisa tetap terinflamasi dalam

waktu yang lama, atau bisa juga dengan cepat menjadi nekrosis.

5. Pemeriksaan Klinis 6

a. Pemerisaan Subjektif

1) Keadaan saat itu

12

Page 13: gangren pulpa 1.doc

Sejumlah informasi rutin yang berkaitan dengan data pribadi, riwayat

medis dan riwayat dental serta keluhan utama dapat diperoleh melalui personil

staf.

2) Aspek nyata dari nyeri

Nyeri yang intensitasnya tinggi biasanya bersifat intermiten, sedangkan

yang intensitasnya rendah sering bersifat terus menerus dan berlarut-larut.

Sejumlah aspek nyeri merupakan petunjuk kuat bagi adanya penyakit endodonsi

yang ireversibel dan perlunya dilakukan perawatan. Aspek-aspek ini adalah

intensitas, spontanitas, dan kontinuitas nyeri.

3) Intensitas nyeri

Makin intens nyerinya (misalnya makin mengganggu nyeri tersebut

terhadap gaya hidup pasien), makin besar kemungkinan adanya penyakit yang

ireversibel. Nyeri intens adalah nyeri yang baru terjadi tak dapat diredakan oleh

analgesik dan telah menyebabkan pasien mencari pertolongan. Nyeri intens

dapat timbul dari pulpitis ireversibel atau dari periodontitis atau akses aplikasi

akut.

b. Pemeriksaan objektif

1) Pemeriksaan Ekstra Oral

Penampilan umum, tonus otot, asimetris wajah, pembengkakan, perubahan

warna, kemerahan, dan kepekaan atau nodus jaringan limfe servikal /

wajah membesar, merupakan indikator, status fisik pasien. Pemeriksaan

ekstra oral yang hati-hati akan membantu mengidentifikasi sumber

keluhan pasien serta adanya dan luasnya reaksi inflamasi rongga mulut.

2) Pemeriksaan Intra Oral

Pemeriksaan Jaringan lunak. Pemeriksaan ini meliputi tes visual dan

digital jaringan rongga mulut yang lengkap dan teliti. Bibir, mukosa oral,

pipi, lidah, palatum dan otot-otot serta semua keabnormalan yang

ditemukan, di periksa. Periksalah pula mukosa alveolar dan gingiva

sekatnya untuk melihat apakah daerah tersebut mengalami perubahan

warna, terinflamasi, mengalami ulserasi atau mempunyai saluran sinus.

3) Gigi geligi. Gigi geligi di periksa untuk mengetahui adanya perubahan

13

Page 14: gangren pulpa 1.doc

warna, fraktur, abrasi, erosi, karies, restorasi yang luas atau abnormalitas

lain. Mahkota yang berubah warna sering merupakan tanda adnya penyakit

pulpa atau merupakan akibat perawatan saluran akar yang telah di lakukan

sebelumnya.

4) Tes klinis. Tes klinis meliputi tes dengan menggunakan kaca mulut dan

sonde serta tes periodontium selain tes pulpa dan jaringan periapeks.

5) Tes Perkusi

Perkusi dapat menentukan ada tidaknya penyakit periradikuler. Cara

melakukan perkusi adalah dengan mengetukkan ujung kaca mulut yang di

pegang paralel atau tegak lurus terhadap mahkota pada permukaan insisal

atau oklusal mahkota.

6) Palpasi. Seperti halnya perkusi, palpasi menentukan seberapa jauh proses

inflamasi telah meluas ke arah periapeks. Respon positif pada palpasi

menandakan adanya inflamasi periradikuler. Palpasi dilakukan dengan

menentukan mukosa diatas apeks dengan cukup kuat. Penekanan

dilakukan dengan ujung jari dan, seperti juga pada tes perkusi,

pemeriksaan hendaknya memakai juga gigi pembanding.

7) Tes kevitalan pulpa

Stimulasi langsung atau direct pada dentin, dingin, panas, tes listrik akan

menentukan respons terhadap stimulasi dan kadang-kadang dapat

mengidentifikasikan gigi tersangka melalui timbulnya respon yang

abnormal.

6. Gambaran dan gejala klinis

a. Pulpitis Reversibel

Pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimptomatik) , tetapi jika

ada gejala biasanya timbul dari pola tertentu seperti :

1) Aplikasi cairan / udara dingin atau panas menyebabkan nyeri tajam

sementara.

2) Jika panas diaplikasikan pada gigi yang pulpanya normal , akan timbul

respon awal yang lambat dan intensitas nyeri akan semakin naik jika

suhunya dinaikkan. Sebaliknya jika dingin diaplikasikan pada gigi yang

14

Page 15: gangren pulpa 1.doc

pulpanya normal , akan timbul reaksi nyeri dan intensitas nyerinya

cenderung menurun jika stimulus dinginnya dipertahankan.

b. Pulpitis Ireversible

Pulpitis Ireversible sering merupakan akibat atau perkembangan lebih

lanjut dari pulpitis reversible . Kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan

dentin yang banyak selama prosedur operatif atau gangguan dalam aliran darah

dalama pulpa akibat trauma atau gerakan gigi pada perawatan orthodonti dapat

juga menjadi penyebabnya

Pulpitis ireversible biasanya tidak menimbulkan gejala , atau pasien hanya

mengeluh gejala yang ringan saja , akan tetapi pulpitis ireversible dapat juga

menyebabkan episode nyeri spontan yang intermiten atau terus menerus tanpa ada

stimulus eksternal. Nyerinya bisa tajam, tumpul, berbatas jelas, menyebar, bisa

hanya beberapa menit atau berjam-jam.

Mengetahui letak pulpanya lebih sukar dibandingkan dengan menentukan

letak nyeri periradikuler dan akan makin sukar jika nyeri makin parah. Aplikasi

Stimuli eksternal seperti dingin atau panas dapat mengakibatkankan nyeri yang

berkepanjangan.

Jadi, pada pulpa dengan nyeri parah responsnya berbeda pada pulpa pada

gigi dengan pulpitis ireversibel bisa menimbulkan respons dengan segera, kadang-

kadang dengan aplikasi dingin responsnya tidak hilang dan berkepanjangan.

Adakalanya akan menimbulkan vasokonstriksi, turunnya tekanan pulpa dan

hilangnya nyeri setelah beberapa saat.

Walaupun telah dinyatakan bahwa gigi dengan pulpitis ireversiel memiliki

ambang rangsang lebih rendah terhadap stimuli elektrik, rumford menemukan

ambang persepsi nyeri yang serupa, baik dalam pulpa yang terinflamasi maupun

tidak.

c. Pulpa Nekrosis

Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan

gejala rasa sakit. Diskolorasi adalah tanda utama bahwa pulpa mati.

7. Terminologi Diagnosa 6

Gejala Radiografi Tes Pulpa Tes Periapek

15

Page 16: gangren pulpa 1.doc

Pulpitis

Reversibel

Mungkin

Menimbulkan

gejala ringan

terhadap

Stimulus termis

atau

mungkin juga

tidak.

Tidak ada

perubahan

periapek.

Memberi

respon.

Tidak sensitif

Pulpitis

Irreversibel

Sama dengan

reversibel; selain

itu

Mungkin terdapat

nyeri spontan atau

nyeri parah

terhadap

stimulus.

Tidak ada

perubahan

radiolusensi di

periapek.

Memberi

Respon

(mungkin

dengan

nyeri

ekstrem

terhadap

stimulus

termis).

Mungkin

Memberi

respon nyeri

atau mungkin

juga tidak

terhadap

perkusi atau

palpasi.

Nekrosis

Pulpa

Tidak ada

reaksi

terhadap

stimulus

Tidak

memberi

respon

Tergantung

pada status

periapek

8. Prognosis 3

a. Pulpitis reversibel

Prognosis untuk pulpa adalah baik bila iritan diambil cukup dini; kalau

tidak kondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.

b. Pulpitis Ireversibel

Prognosis gigi adalah baik bila pulpa diambil dan pada gigi dilakukan

terapi endodontik dan restorasi yang tepat.

c. Pulpitis hiperplastik kronis

Prognosis bagi pulpa tidak baik. Prognosis bagi gigi baik setelah

perawatan endodontik dan restorasi yang memadai.

16

Page 17: gangren pulpa 1.doc

d. Nekrosis Pulpa

Prognosis bagi gigi baik bila diadakan terapi endodontik yang tepat.

9. Rencana perawatan 5

a. Pulpitis Reversibel Akut (Hiperemia)

Menemukan gigi yang terkena dapat dengan mudah dilakukan; pasien

dapat menunjukkan gigi yang sakit. Diagnosis dapat ditegakkan oleh pemeriksaan

visual, taktil,termal, dan pemeriksaan radiografik.

Bila suatu restorasi yang baru dibuat mempunyai titik kontak prematur,

memperbaiki kontur titik yang tinggi biasanya akan meringankan rasa sakit dan

memungkinkan pulpa sembuh kembali.

Bila nyeri yang bertahan timbul setelah preparasi kavitas, atau karena

pembersihan kavitas secara kimiawi atau karena kebocoran preparasi, maka

restorasi harus diangkat dan diganti dengan semen sedative seperti seng oksida

eugenol. Cara yang sama dapat dilakukan bila daerah pembusukan (decay)

berulang di bawah restorasi lama tidak menyebabkan pulpa terbuka.

Perawatan terbaik adalah pencegahan; suatu bahan protektif pulpa

diletakkan di bawah semua restorasi, hindarai kebocoran mikro, kurangi trauma

oklusal bila ada, buat kontur yang baik pada semua restorasi, dan hindari trauma

/injuri pada pulpa. Setelah perawatan paliatif, rasa sakit akan hilang selama

beberapa hari. Bila tetap bertahan atau lebih buruk, lebih baik pulpa diekstirpasi.

b. Pulpitis Ireversibel Akut

Perawatan darurat yang paling baik adalah pulpektomi. Bila pasien

memberikan gambaran rasa sakit yang berlangsung bermenit-menit atau berjam-

jam, atau sakit spontan dan mengganggu tidur, pasien lebih membutuhkan

pulpektomi pada gigi yang bersangkutan.

Macam-macam perawatan Endodonsia 4

1. Pulpektomi

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari

seluruh akar dan korona gigi. Indikasi:

a) Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa, baik pada gigi

vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.

17

Page 18: gangren pulpa 1.doc

b) Saluran akar dapat dimasuki instrument.

c) Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari

sepertiga apikal.

Adapun pengelompokan pulpektomi :

a. Pulpektomi Vital

Pulpektomi vital sering dilakukan pada gigi anterior dengan karies yang

telah meluas ke arah pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.

b. Pulpotomi Devital

Pulpotomi devital sering dilakukan pada gigi posterior yang telah

mengalami pulpitis atau dapat juga pada gigi anterior pada pasien yang tidak

tahan terhadap anestesi. Perawatan ini sekarang sudah jarang dilakukan pada gigi

tetap, biasanya langsung dilakukan perawatan pulpektomi vital walaupun ada gigi

posterior. Pulpektomi devital masih sering digunakan hanya pada gigi sulung.

c. Pulpektomi Nonvital

Perawatan saluran akar ini sering dilakukan pada gigi anterior dengan

diagnosis gangren pulpa atau nekrosis.

Indikasi:

1) Mahkota gigi masih dapat direstorasi

2) Gigi tidak goyang dan periodontal normal

3) Foto rontgen menunjukkan resorpsi akar tidak lebih dari sepertiga apikal,

tidak ada granuloma pada gigi sulung

4) Kondisi pasien baik serta ingin giginya dipertahankan dan bersedia untuk

memelihara kesehatan gigi dan mulutnya

5) Keadaan ekonomi pasien memungkinkan

Kontraindikasi:

1) Gigi tidak dapat direstorasi lagi

2) Resorpsi akar lebih dari sepertiga apikal

3) Kondisi pasien buruk, mengidap penyakit kronis

4) Terdapat belokan ujung dengan granuloma atau kista yang sukar

dibersihkan

10.Evaluasi Perawatan 6

18

Page 19: gangren pulpa 1.doc

Penentuan berhasil atau tidaknya perawatan diambil dari :

a. Pemeriksaan klinis

Yang paling dinilai adalah tanda dan gejala klinis, yang apabila jelas sekali

indikasi kegagalan. Berhasil apabila tidak ada nyeri dan gejala, namun penyakit

tanpa gejala yang signifikan merupakan keadaan yang umum terjadi. Kriteria

klinis keberhasilan perawatan yang disusun oleh Bennet dkk adalah :

1) Tidak adanya nyeri atau pembengkakan

2) Hilangnya saluran sinus

3) Tidak ada fungsi yang hilang

4) Tidak ada bukti kerusakan jaringan lunak termasuk tidak adanya sulkus

yang dalam pada pemeriksaan dengan sonde periodontium.

b. Temuan radiografis

Tiga kriteria dalam hasil radiografis, yaitu:

1) Berhasil, jika tidak ada lesi apeks yang resorptif secara radiologis yang

berarti bahwa suatu lesi yang terdapat saat perawatan telah membaik atau

tidak ada timbul lesi yang tidak ada saat perawatan. Keberhasilan benar-

benar terjadi jika radiolusensi tidak berkembang atau hilang setelah

interval 1-4 tahun.

2) Gagal, jika kelainanya menetap atau berkembangnya suatu tanda penyakit

yang jelas secara radiografis. Secara khusus terdapat lesi radiolusen yang

telah membesar, telah menjadi persisten atau telah berkembang mulai di

saat perawatan.

VIII PEMBAHASAN

Diagnosis Gangren pulpa dengan ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan klinis yang telah dilakukan. Dari anamnesis didapatkan pasien

datang dengan keluhan gigi berlubang pada bagian gigi bawah kiri dan gigi

geraham kanan atas , awalnya gigi berlubang kecoklatan dan terasa nyeri lama

kelaman gigi menghitam dan tidak terasa sakit lagi dan saat pasien menyikat gigi

mudah berdarah. Pasien tidak pernah melakukan penambalan pada gigi tersebut.

Pada pemeriksaan inspeksi terlihat radix 16 dan 38 mengalami karies, sebagian

mahkotanya terlepas. Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi tidak didapatkan

19

Page 20: gangren pulpa 1.doc

nyeri pada gigi 16 dan 38, kalor, dan dolor. Pada tes vitalitas dengan tes termal

didapatkan hasil (-).

Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan

sakit, dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat

berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangrene pulpa dapat disebut juga

gigi non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada

cavity test (tes dengan panas atau dingin), gigi tersebut baru akan memberikan

rasa sakit apabila penderita minum atau makan benda yang panas yang

menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut yang menekan ujung

saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (ekstra

oral dan intra oral). Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :

1. Karies profunda (+)

2. Pemeriksaan sonde (-)

Dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan beberapa kali kedalam

karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit

3. Pemeriksaan perkusi (-)

Dengan menggunakan ujung sonde mulut yang bulat, diketuk-ketuk

kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan sakit

Tindakan yang dilakukan pada gangren pulpa yaitu :

1. ekstraksi pada gigi yang sakit, karena pada kondisi ini gigi akan menjadi

non-vital (gigi mati) sehingga akan menjadi sumber infeksi (fokal infeksi)

2. konservasi gigi

a. Pembuangan jaringan karies.

b. Sterilisasi cavitas.

c. Pemberian obat untuk jaringan pulpa ( TKF, CHKM, chresophene /

rockle )

d. Pasien disuruh kembali antara 4 – 7 hari lagi.

Prosedur ini dilakukan minimal 2 kali dengan mengganti obat dalam

pulpa.

20

Page 21: gangren pulpa 1.doc

IX. SIMPULAN DAN SARAN

1. Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati

sebagai sistem pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan

sehingga jumlah sel pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan

menempati sebagian besar ruang pulpa.

2. Gangren pulpa bisa mengakibatkan infeksi lokal maupun sistemik.

3. Kasus ini berhubungan erat dengan rendahnya kesadaran masyarakat untuk

menjaga oral hygiene.

4. Maka dari itu masyarakat harus mengerti tentang pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut.

21

Page 22: gangren pulpa 1.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Goodell GG, Tordik PA, Moss HD. Pulpal and periradicular diagnosis.

Nav Dent School J; 2005: 27(9): 15-8.

2. Baum, Lloyd, Philips, Ralph W., Lund, Melvin R. 1197. Buku Ajar Ilmu

Konservasi Gigi, Edisi 3. Jakarta: EGC Gros sman LI. 1998. Endodontic

Practice. 8th ed. Philadelphia, London: Lea and Febiger 

3. Tarigan, Rasinta. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta :

Widya Medika Walton, Richard. E & Torabinejad, Mahmoud. 1997.

Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi. Jakarta : EGC.

4. Penyakit gigi dan mulut, bursa buku senat mahasiswa fakultas kedokteran

UNDIP, Semarang, 2007

5. Prosedur tetap pelayanan medis penyakit gigi dan mulut, RS.DR.Kariadi/

Fakultas kedokteran UNDIP, Semarang, 1993

6. Walton and Torabinajed. 1996. Prinsip dan Praktik Endodonsi. Edisi ke-2.

Jakarta: EGC.

22

Page 23: gangren pulpa 1.doc

23