Gangren Pada Diabetis Melitus

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang dan Tujuan  1. Latar Belakang Penderita diabetes mellitus di Indonesia yang telah dilaporkan 1 2,5 juta orang pada tahun 2000 akan meningkat kira-kira menjadi 19,4 juta pada tahun 2010. Penyakit diabetes mellitus  jarang tertangani dengan benar karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut. Penyakit ini dapat menimbulkan k omplikasi yang serius jika tidak tertangani dengan  benar seperti penyempitan pembuluh darah kapiler, koma diabetik, pembersihan luka yang tidak tepat dapat memperparah luka pada penderita diabetes mellitus. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksa gula darah ke rumah sakit atau ke puskesmas terutama bagi masyarakat ekonomi ke bawah yang merasa malas dan kekurangan biaya. Diabetes militus  bukanlah penyakit yang mudah ditangani, penyakit yang bisa menyerang semua kalangan manusia ini memiliki efek yang mendukung timbulnya penyakit lain yang menyertai. Penyakit atau keadaan merugikan lain yang bisa terjadi akibat diabetes militus ini antara lauin adalah Gangrene. Gangrene marupakan salah satu bentuk nekrosis atau matinya sel atau jaringan di suatu tempat yang sehingga berdampak luka bahkan pembusukan luka yang dapat menyebar dengan cepat. Pembusukan luka inilah yang dapat memperparah keadaan klien. Selain fisiknya yang terganggu, psikologinya juga dapat terganggu, seperti kecemasan, gangguan harga diri rendah, aktualisasi diri, dan sebagainya bahkan apabila tingkat penyebaran dan luka yang semakin  berbahaya, penderita harus merelakan anggota tubuh yang terluka tersebut untuk diamputasi  bahkan dapat teramputasi dengan sendirinya. Selain itu Diabetes militus juga dapat mempengaruhi proses persepsi dan sensori si penderita. Penyembuhan untuk Diabetes militus  bukanlah hal yang mudah, selain uang penderita juga harus mampu mengontrol nafsu makan  juga aktivitasnya. Untuk itulah penulis menulis makalah ini sebagai bentuk kepedulian penulis terhadap penyakit Diabetes militus beserta penyakit yang menyertai terutama Gangrene. 1.2 Tujuan

Transcript of Gangren Pada Diabetis Melitus

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 1/21

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 2/21

Tujuan Umum:

Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangrene DM.

Tujuan Khusus:

1. 

Mahasiswa dapat memahami definisi, penyebab, tanda-tanda, gejala, patofisiologi, piñata

laksanaan pada kasus gangrene DM.

2.  Mahasiswa memahami proses keperawatan pada klien dengan gangrene DM

BAB II 

KONSEP DASAR  

2.1 Definisi 

Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang ssering sebagai akibat

kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena

 penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota

tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai.

 Nekrosis adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia, metabolik, trauma.

Kematian sel atau jaringan pada mikroorganisme hidup disebut nekrosis, tidak terikat pada

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 3/21

 penyebabnya. Merupakan proses patologis setelah terjadi cedera sel dan sering mengenai suatu

 jaringan yang padat.

2.2 Penyebab 

Disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga

suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan

(digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau

gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999). pada gangren diabetik

adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).

2.2.1 Diabetes Mellitus

Definisi

Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar

glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah

tertentu dalam darah.

Penyebab

1.Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan :kurangnya produksi insulin

(diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap

insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes

mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1

membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya

membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya

sembuh dengan sendirinya setelah persalinan. 

2.Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah

terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya

komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti

merokok, mengoptimalkan kadar  kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol

tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.

Gejala-gejala diabetes mellitus :

a.  Gejala akut

Pada permulaan :

  Banyak makan (poifagia)

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 4/21

  Banyak minum (polidipsia)

  Banyak kencing (poliuria)

Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin masih

mencukupi

 b.  Gejala kurang insulin :

  Polidipsia dan poliuria

   Nafsu makan berkurang

  Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :

  Banyak minum dan kencing

  BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu

  Mudah lelah

  Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma disebut komadiabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl

c.  Gejala kronik

Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DM

Gejala antara lain :

  Kesemutan

  Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum

  Rasa tebal di kulit

 

Kram  Capai

  Mudah ngantuk

  Mata kabur (sering ganti kaca mata)

  Gatal disekitar kemaluan terutama wanita

  Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg

3.  Patofisiologis

 

Kepekaan genetic  Peristiwa lingkungan (benda asing) mengawali proses pada individu yang peka

  Respon radang pancreas yang disebut “ insulitis”. Sel yang menyerbuk pulau-pulau

adalah limfosit T aktif

  Aktifasi auto imunitas. Perubahan pada permukaan sel-sel beta, sehingga oleh sistenm

imun dikenal seabagai “ non-self” (asing) 

  Timbul respon imun. Antibody sitotoksit menyerang sel beta (lebih dari 90%) DM

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 5/21

 

3.  Stadium

1.  Stadium luka

a.  Anatomi kulit

  Partial Thickness : hilangnya lapisan epidermis hingga lapisan dermis paling atas.

  Full Thickness : hilangnya lapisan sub kutan.

Stadium I : kulit berwarna merah, belum tampak adanya lapisan epidermis

Stadium II : hilangnya lapisan epidermis/lecet sampai batas dermis paling atas.Stadium III : rusaknya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan sub kutan

Stadium IV : rusaknya lapisan sub kutan hingga otot dan tulang

 b.  Warna dasar luka

  Red/merah : (pink/merah/merah tua) disebut jaringan sehat, granulasi/epiteisasi,

vaskulerisasi

  Yellow/kuning : (kuning muda/kuning kehijauan/kuning tua/kuning kecoklatan) disebut

 jaringan mati yang lunak, fibrinolitik, slough, avaskularisasi.

  Black/hitam : jaringan nekrosis, avaskularisasi

c.  Stadium Wagner untuk luka diabetic

1. 

Superficial ulcers

  Stadium O : tidak terdapat lesi. Kulit dalam keadaan baik, tapi dengan bentuk tulang kaki

yang menonjol/charcot arthropathies

  Stadium I : hilang lapisan kulit hingga dermis dan kadang-kadang tampak menonjol.

2.  Deep ulcers

  Stadium II : lesi terbuka dengan penetrasi ke tulanh atau tendon (dengan goa)

  Stadium III : penetrasi dalam, osteomyelitis, pyarthrosis, plantar abses atau infeksi hingga

tendon

3.  Gangren

  Stadium IV : gangrene sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki, kulit

sekitarnya selulitis, gangrene lembab/kering.

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 6/21

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 7/21

 jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti provine iodine sebaiknya hanya digunakan saat luka

terinfeksi atau tubuh pada keadaan penurunan imunitas, yang kemudian dilakukan pembilasan

kembali dengan saline. (Gitarja, 1999; hal. 15).

 

Debridement

Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis atau slough pada luka. Debridement

dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan nekrosis selalu

 berhubungan dengan adanya peningkatan jumlah bakteri. Setelah debridement, jumlah bakteri

akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan kemampuan tubuh secara efektif melawan

infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrosis

atau slough yang menempel pada luka (peristiwa autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya

atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem

autolysis dengan menggunakan occlusive dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien

dengan luka diabetik. Terutama untuk menghindari resiko infeksi. (Gitarja W, 1999; hal. 16).

Membuang jaringan nekrosis / slough (support autolysis ), kontrol terhadap infeksi /

terhindar dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat mengganti

 balutan dan menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis balutan:

absorbent dressing, hydroactive gel, hydrocoloid. (Gitarja, 1999; hal. 16).

Selain pengobatan dan perawatan diatas, perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin minimal satu

minggu sekali, karena adanya anemia dan hipoalbumin akan sangat berpengaruh dalam

 penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12 g/dl dan albumin darah dipertahankan lebih 3,5

g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara ketat, Karena bila didapatkan

 peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan, ini merupakan salah satu tanda

memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh.

Untuk mencegah timbulnya gangren diabetik dibutuhkan kerja sama antara dokter, perawat dan

 penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang rasional bisa

dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren dapat ditekan

serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dimana

masing-masing profesi mempunyai peranan yang saling menunjang.

Dalam memberikan penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki diabetik

(Sutjahyo A, 1998; hal. 8)

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 8/21

 

Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan bertelanjang

kaki bila berjalan

Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan perhatian khusus pada

daerah sela-sela jari kaki

Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat kalus, tonjolan kaki atau jamur pada kuku kaki

Suhu

Pemilihan Jenis Pengobatan

Terapi Antibiotika

Pemberian antibiotika biasanya diberikan peroral yang bersifat menghambat kuman gram positip

dan gram negatip. Apabila tidak dijumpai perbaikan pada luka tersebut, maka terapi antibiotika

dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan kepekaan kuman. (Sutjahyo A, 1998; hal. 8).

 Nutrisi

Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam penyembuhan luka.

Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1 dengan nilai gizi : yaitu 60% kalori

karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein. (Tjokroprawiro, A, 1998; hal. 26).

  Pemilihan jenis balutan

Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan yang dapat mempertahankan

suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab, mempercepat proses penyembuhan

hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar berlebihanair yang digunakan

untuk mecuci kaki antara 29,5 –  30 derajat celsius dan diukur dulu dengan termometer

Janganlah menggunakan alat pemanas atau botol diisi air panas

Langkah-langkah yang membantu meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah yang

harus dilakukan, yaitu :

Hindari kebiasaan merokok

Hindari bertumpang kaki duduk

Lindungi kaki dari kedinginan

Hindari merendam kaki dalam air dingin

Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau

daerah tertentu

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 9/21

Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae kemerahan atau tanda-

tanda radang, sehingga segera dilakukan tindakan awal

Jika kulit kaki kering gunakan pelembab atau cream.

BAB III

KASUS

Tn. B 58 tahun, datang ke rumah sakit dengan luka pada tungkai kaki. Klien mengatakan saat

awal terjadi luka di tungkaai kaki, klien tidak merasakan apa-apa, sadar jika kakinya terluka saat

keluar darah dari luka. Riwayat DM sudah 9 tahun lalu, dilakukan pemeriksaan TTV TD 150/90,

HR 78 X/mnt, sh 37 derajat. Dilakukan pemeriksaan lab : Hb 11,8, Ht 35, Leu 16.800, GDS 285

ml/dl. Luka di tungkai grade 2, jaringan nekrosis (+), bau busuk, luas luka 3 X 6 cm, dilakukan

kultur jaringan terdapat streptococcus (+). Klien mengalami gangguan pandngan buram (tidak

 jelas), kesadaran CM. klien terlihat cemas dengan kondisi kaki klien. Lakukan analisa dan

rencana keperawatan.

Asuhan Keperawatan:

DIAGNOSA 

1.  Penyebaran infeksi berhubungan dengan kontaminasi luka dengan bakteri ditandaidengan :

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 10/21

Ds : -

Do :

- lab : leukosit 16800- luka ditungkai grade 2

- ukuran luka 3 x 6 cm

- nekrosit (+)- suberkosit (+)- bau busuk (+)

2.  Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka dan kerusakan sirkulasi

Ds :

- ada luka di tungkai

- riwayat DM sudah 9 tahun lalu

Do :

- luka grade 2- lab : - leukosit 16800

- nekrosis (+)- streptococcus (+)

- luas luka 3 x 6 cm

- bau busuk

3.  Resiko perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan ketajaman sensori

 penglihatan ditandai dengan :

4.  Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan :

Ds : -

Do :

- TTV :TD : 150/90 mm/Hg

HR : 78 x/menit

RR : 20 x/menit

Suhu : 37 0C- klien terlihat cemas dengan kondisi kakinya

1.  Kurang pengetahuan mengenai penyakit DM dan kebutuhan pengobatan berhubungandengan tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :

Ds : klien DM sejak 9 tahun lalu

Do :

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 11/21

- GDS : 28,5 ml/dl

- Luka grade 2

- Luka bau busuk

INTERVENSI 

No  Diagnosa  Tujuan  Intervensi  Rasional 

1. Penyebaran infeksi berhubungan

dengan kontaminasiluka dengan bakteriditandai dengan :

Ds : -

Do :- lab : leukosit

16800

- luka ditungkai

grade 2- ukuran luka 3 x 6

cm

- nekrosit (+)- suberkosit (+)

- bau busuk (+)

Setelah dilakukantindakan keperawatan

3 x 24 jam resiko penyebaran infeksiteratasi.

KH :- TTV : S= 36-37,5

0C

- TTV :

tumor (-)dolor (-)

kalor (-)

rubor (-)fungsio lesa (-)

- karakteristik luka

Pus (-)

 Nekrotik (-)Granulasi (+)

Bau busuk (-)

- Lab :Leukosit 5000-10000

Streptococcus (-)

GDS < 200 mg/dl

1.Kaji TTV

2.Kaji TTV dan lokasi

3.Monitor hasil lab(leikosit, GDS,

streptococcus)

4. Lakukan perawatan

luka

1. Untuk melihatrespon fisiologi

tubuh klien terhadap proses infeksi2. Untuk mencegah

infeksi lebih lanjut

3. Untukmenentukan

intervensi yang tepat

4. Pengawasan efekdan keefektifan obat

dan respon pasien

terhadap pengobatan5. Untuk mencegah

 perluasan infeksi

2. Gangguan

integritas kulit

 berhubungandengan adanya luka

dan kerusakan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

3 x 24 jam gangguanintegritas kulit teratasi

1.Dapatkan kultur dan

drainase luka saat

masuk2.Rendam tungkai kaki

dalam air steril pada

1. Mengidentifikasi

 patogen dan terapi

 pilihan2.Germisidal lokal

efektif untuk luka

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 12/21

  sirkulasi ditandai

dengan :Ds :

- ada luka di

tungkai

- riwayat DM sudah9 tahun lalu

Do :- luka grade 2

- lab : - leukosit

16800

- nekrosis (+)- streptococcus (+)

- luas luka 3 x 6 cm

- bau busuk

KH :

- lab :leukosit 5000-10000

nekrosis (-)

streptococcus (-)

- bau busuk

suhu kamar dengan

larutan betadine tigakali sehari selam 15

menit

3.Kaji area luka tiap

kali mengganti balutan

4. Balut luka dengan

kasa kering steril.Gunakan plester kertas

5.Berikan 15 menit

insulin Humulin N SC

 pada pagi hari setelahcontoh darah harian

diambil

 permukaan

3.memberikan

informasi tentangefektifitas terapi dan

mengidentifikasikebutuhan-

kebutuhan tambahan

4. menjaga

kebersihanluka/meminimalkan

kontaminasi silang.

5. mengobati

disfungsi metabolicyang mendasari,

menurunkanhiperglikemia dan

meningkatkan

 penyembuhan

3. Resiko perubahan persepsi sensori

 berhubungan

dengan perubahan

ketajaman sensori

 penglihatanditandai dengan :

Ds :

- Klien mengalamigangguan

 pandangan buram

- riwayat DM 9tahun lalu

Setelah dilakukantindakan keperawatan

3 x 24 jam perubahan

 persepsi sensori

teratasi

KH :

- TTV :

TD : 110/80-120/80mm/Hg

HR : normal

- Lab : GDS 200mg/dl

1.Evaluasi adanyagangguan penglihatan.

Catat adanya

 penurunan lapang

 pandang.

2. kaji kesadaran

1. munculnyagangguan

 penglihatan dapat

 berdampak negatif

terhadap

kemampuan pasienuntuk menerima

lingkungan dan

mempelajarikembali

keterampilan

motorik danmeningkatkan risiko

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 13/21

Do :

- TTV :TD : 150/90

mm/Hg

HR : 78 x/menit

- Lab : GDS : 28,5mm/dl

sensorik, seperti

membedakan panas/dingin,

tajam/tumpul, posisi

 bagian tubuh/otot, rasa

 persendian.

3. Berikan stimulus

terhadap rasa sentuhan,

seperti berikan pasien

suatu benda untuk

menyentuh, meraba.Biarkan pasien

menyentuhdinding/batas-batas

yang lainnya.

4. anjurkan pasienuntuk mengamati

kakinya bila perlu danmenyadari posisi bagian tubuh yang

terabaikan.

5. lakukan validasi

terdapat persepsi

 pasien. Orientasikankembali pasien secarateratur pada

lingkungan, staf, dan

tindakan yang akandilakukan.

terjadinya cedera.

2. penurunankesadaran terhadap

sensorik dan

kerusakan perasaan

kinetik berpengaruh buruk terhadap

keseimbangan/posisitubuh dan

kesesuaian dari

gerakan yang

menggangguambulasi,

meningkatkan risiko

terjadinya trauma.

3. membantu

melatih kembali jaras sensorik untuk

mengintegrasikan persepsi dan

interprestasi

stimulasi.Membantu pasien

untuk

mengorientasikan

 bagian dirinya dankekuatan

 penggunaan daridaerah yangterpengaruh.

4. penggunaan

stimulus penglihatan

dan sentuhanmembantu dalam

mengintegrasikan

kembali sisi yangsakit dan

memungkinkan

 pasien untukmengalami kelalaiansensasi dari pola

gerakan normal

5. membantu pasienuntuk

mengidentifikasi

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 14/21

keetidak

konsistenan dari persepsi dan

integrasi stimulus

dan mungkin

menurunkan distorsi persepsi pada

realitas

4. Cemas

 berhubungandengan ancaman

terhadap konsep

diri ditandai dengan

:Ds : -

Do :- TTV :TD : 150/90

mm/Hg

HR : 78 x/menitRR : 20 x/menit

Suhu : 37 0C

- klien terlihat

cemas dengankondisi kakinya

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan3 x 24 jam cemas

dapat teratasi

KH :- TTV :

TD : 120/80HR : normalRR : normal

Suhu : 36-37,5 0C

- klien tidak lagiterlihat cemas dengan

kondisi kliennya.

1. Tingkatkan ekspresi

 perasaan dan takut.

2. dorong keluarga dan

teman untukmenganggap pasienseperti sebelumnya.

3. beritahu pasien

 program medis yangtelah dibuat untuk

menurunkan/membatasi

serangan akan dating

dan meningkatkanstabilitas jantung.

1. perasaan tidak

diekspresikan dapatmenimbulkan

kekacauan internal

dan efek gambaran

diri.2. meyakinkan

 pasien bahwa perandalam keluarga dankerja tidak berubah.

3. mendorong

 pasien untukmengontrol tes

gejala, untuk

meningkatkan

kepercayaan pada program medis dan

mengintegrasikan

kemampuan dalam persepsi diri.

5. Kurang pengetahuan

mengenai penyakit

DM dan kebutuhan pengobatan

 berhubungan

dengan tidak

mengenal sumber

informasi ditandaidengan :

Ds : klien DM sejak

9 tahun laluDo :

- GDS : 28,5 ml/dl

- Luka grade 2- Luka bau busuk

Setelah dilakukantindakan keperawatn 3

x 24 jam kurangnya

 pengetahuan tentangDM teratasi.

KH :

- GDS : 200 mg/dl

- bau busuk (-)

1. ciptakan lingkungansaling percaya dengan

mendengarkan penuh

 perhatian, dan selaluada untuk pasien.

2. bekerja dengan

 pasien dalam menatatujuan belajar yang

diharapakan.

3. demonstrasikan cara

 pemeriksaa gula darhdengan menggunakan

1. menanggapi danmemperhatikan

 perlu diciptakan

sebelum pasien bersedia mengambil

 bagian mengambil

 bagian dalam proses

 belajar.

2. partisipasi dalam perencanaan

meningkatkan

antusias dan kerjasama pasien dengan

 prinsip-prinsip yang

dipelajari.3. melakukan

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 15/21

“finger stick” dan beri

kesempatan pasienuntuk

mendemonstrasikan

kembali. Instruksikan

 pasien untuk pemeriksaan keton

urinenya jika glukosadarah lebih tinggi dari

250 mg/dl.

4. diskusikan tentang

rencana diet,

 penggunaan makanan

tinggi serat dan cara

untuk melakukanmakan di luar rumah.

5. tinjau ulang program pengobatan meliputi

awitan, puncak dan

lamanya dosis insulin

yang diresepkan, biladisesuaikan dengan

 pasien atau keluarga.

 pemeriksaan gula

darah oleh dirisendiri 4 kali atau

lebih dalam setiap

harinya

memungkinkanfleksibelitas dalam

 perawatan diri,meningkatkan

kontrol kadar gula

darah dengan lebih

ketat dan dapatmencegah

 perkembangan

komplikasi jangka

 panjang.

4. kesadaran tentang pentingnya control

diet akan membantu pasien dalam

merencanakan

makan/mentaati program. Serat

dapat

memperlambat

absorpsi glukosa.5. pemahaman

tentang semua aspekyang digunakan obatmeningkatkan

 penggunaan yang

tepat. Alhoritme

dosis dibuat, yangmasuk dalam

 perhitungan dosis

obat yang dibuat

Evaluasi 

 No Hari/tanggal No

Dx

SOAP Paraf

1. Rabu, 12 Maret

2010Jam 08.00

1 S : klien mengatakan lukanya

membaikO : - TTV : suhu : 36 0C

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 16/21

  Luka grade 1

   Nekrosis sedikit

  Streptococcus (-)

  Bau busuk (-)

A : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi 2, 3, 5

2. Rabu, 12 Maret

2010

Jam 10.00

2 S : klien mengatakan lukanya sudah

tidak berbau busuk

Klien mengatakan lukanya mulaimengecil

O : - luka grade 1

   Nekrosis sedikit

 

Streptococcus (-)  Luas luka 2 x 3 cm

  Bau busuk (-)

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5

3. Rabu, 12 Maret2010

Jam 10.15

3 S : klien mengatakan sudah dapatmelihat dengan jelas

O : - TTV : TD : 120/80 mmHg

 

HR 80 x/menit  GDS 200 mm/dl

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

4 Rabu, 12 Maret

2010

Jam 14.00

4 S : klien mengatakan tidak lagi

merasa lemas pada luka di tungki

kakinyaO : - TTV : TD : 120/80 mmHg

 

HR : 80 x/menit  RR : 20 x/menit

  Suhu : 36 0C

Klien tidak terlihat lagi cemas

A : masalah teratasi

P : hentikan intervensi

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 17/21

5 Rabu, 12 Maret

2010Jam 16.00

5 S : klien mengatakan paham tentang

 penyakit DM dan pengobatannyaO : - GDS : 200 mm/dl

  Luka grade 1

 

Bau busuk (-)

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi 3, 4, 5

BAB IV

PEMBAHASAN

1. 

Gejala umum gangrene

Sebelum terjadi luka keluhan yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa

lemah dan baal,pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya

disebabkan karena penderita tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung pada

telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 18/21

sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan

cepat (Subjahyo A,1998). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Biasanya gejala yang

menyertai adalah kemerahan yang makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan danadanya nanah yang makin banyak serta adanya bau yang semakin tajam.

2.  Gejala Diabetes Mellitus

Gejala-gejala diabetes mellitus :

a.  Gejala akut

1.  Pada permulaan :

  Banyak makan (poifagia)

 

Banyak minum (polidipsia)  Banyak kencing (poliuria)

  Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin

masih mencukupi

2.  Gejala kurang insulin :

  Polidipsia dan poliuria

   Nafsu makan berkurang

  Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :

 

Banyak minum dan kencing  BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu

  Mudah lelah

  Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma disebut koma

diabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl

 b.  Gejala kronik

Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DM

Gejala antara lain :

 

Kesemutan  Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum

  Rasa tebal di kulit

  Kram

  Capai

  Mudah ngantuk

  Mata kabur (sering ganti kaca mata)

  Gatal disekitar kemaluan terutama wanita

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 19/21

  Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg

3.  Gejala pada kasus

Klien datang ke rumah sakit dengan luka pada tungkai kaki

1.  DS

  Klien mengatakan tidak merasakan apa-apa pada luka di tungkai kakinya

  Sadar jika kakinya terluka saat keluar darah pada luka

  Riwayat DM sudah 9 tahun

2.  DO

 

Pemeriksaan : TTV TD = 150/90, HR = 78x/menit, RR = 20x/menit, sh = 37

o.

  Pemeriksaan lab : Hb: 11,8, Ht: 35, Leu: 16.800, GDS 285 ml/dl

  Luka di tungkai grade 2

  Jaringan nekrosis (+), bau busuk, luas luka 3X6 cm, di lakukan kultur jaringan terdapat

streptococcus (+)

  Klien mengalami gangguan pandangan buram (tidak jelas)

  Kesadaran CM

  Klien terlihat cemas dengan kondisi kaki klien

Pembahasan :

1. 

Pada gejala umum gangrene disebutkan, adanya rasa nyeri pada waktu istirahat, namun pada kasus gejala tidak disebutkan , menurut kami ini disebabkan karena klien merasariwayat DMnya sudah tidak muncul sehingga dia tidak memikirkan adanya dampak pada

riwayat DM tersebut.

2.  Pada gejala umum DM, ditimbulkan gejala 3P yaitu :

Banyak makan (poifagia)

Banyak minum (polidipsia)Banyak kencing (poliuria)

 Namun pada kasus tidak ditemukan gejala demikian, menurut kami hal ini di sebabkan oleh

kecemasan klien terhadap lukannya sehingga klien tidak memikirkan makan , minum dan

kondisi tubuhnya .

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 20/21

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang ssering sebagai akibat

kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena

 penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota

tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai. Karena kuman klostridia yang

sangat sering ditemukan dalam usus, jaringan usus yang nekrosis akan mudah menjadi gangrene

(gangren basah). Pada jari kaki, sebagai akibat obstruksi arteri yang grandual atau obstruksi

 pembuluh darah kecil pada artherosklerosis atau diabetes militus (gangren kering). Pada gangren

8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus

http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 21/21

ini terbentuk batas pemisah antara daerah gangrene dengan jaringan sekitarnya yang masih

hidup. Gas gangren merupakan akibat dari infeksi clostridium perfringens.

Gejala umum penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan yang

timbul adalah berupa kesemutan atau keram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada

waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal

tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita tertusuk atau

terinjak paku kemudian timbul gelembung pada telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung

kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada

gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Subjahyo A,1998). Apabila luka tersebut

tidak sembuh-sembuh. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang makin meluas,

rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak serta adanya bau

yang semakin tajam.

DAFTAR PUSTAKA

1.  I.C.E Underwood. Patologi Umum & Sistematik. Jakarta: EGC, 1999

2.  PS Barbara c.Lang. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan, 1996

3.  Sylvia Anderson Price. Patofisiologi

4.   brunner & Suddarth.Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC, 2001

5.  misnadiraly. Diabetes Militus Ulcer, Gangrene, Infeksi. Jakarta: Pustaka Populer Obor ,

2006