Gangren Pada Diabetis Melitus
-
Upload
erick-figueroa -
Category
Documents
-
view
253 -
download
0
Transcript of Gangren Pada Diabetis Melitus
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 1/21
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 2/21
Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangrene DM.
Tujuan Khusus:
1.
Mahasiswa dapat memahami definisi, penyebab, tanda-tanda, gejala, patofisiologi, piñata
laksanaan pada kasus gangrene DM.
2. Mahasiswa memahami proses keperawatan pada klien dengan gangrene DM
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Definisi
Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang ssering sebagai akibat
kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena
penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota
tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai.
Nekrosis adalah kematian jaringan yang disebabkan oleh iskemia, metabolik, trauma.
Kematian sel atau jaringan pada mikroorganisme hidup disebut nekrosis, tidak terikat pada
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 3/21
penyebabnya. Merupakan proses patologis setelah terjadi cedera sel dan sering mengenai suatu
jaringan yang padat.
2.2 Penyebab
Disebabkan oleh adanya emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga
suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai akibat proses inflamasi yang memanjang; perlukaan
(digigit serangga, kecelakaan kerja atau terbakar); proses degeneratif (arteriosklerosis) atau
gangguan metabolik diabetes mellitus (Tabber, dikutip Gitarja, 1999). pada gangren diabetik
adalah streptococcus (Soeatmaji, 1999).
2.2.1 Diabetes Mellitus
Definisi
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah
tertentu dalam darah.
Penyebab
1.Pembentukan diabetes yang penting adalah dikarenakan :kurangnya produksi insulin
(diabetes mellitus tipe 1, yang pertama dikenal), atau kurang sensitifnya jaringan tubuh terhadap
insulin (diabetes mellitus tipe 2, bentuk yang lebih umum). Selain itu, terdapat jenis diabetes
mellitus yang juga disebabkan oleh resistansi insulin yang terjadi pada wanita hamil. Tipe 1
membutuhkan penyuntikan insulin, sedangkan tipe 2 diatasi dengan pengobatan oral dan hanya
membutuhkan insulin bila obatnya tidak efektif. Diabetes mellitus pada kehamilan umumnya
sembuh dengan sendirinya setelah persalinan.
2.Pemahaman dan partisipasi pasien sangat penting karena tingkat glukosa darah berubah
terus, karena kesuksesan menjaga gula darah dalam batasan normal dapat mencegah terjadinya
komplikasi diabetes. Faktor lainnya yang dapat mengurangi komplikasi adalah: berhenti
merokok, mengoptimalkan kadar kolesterol, menjaga berat tubuh yang stabil, mengontrol
tekanan darah tinggi, dan melakukan olah raga teratur.
Gejala-gejala diabetes mellitus :
a. Gejala akut
Pada permulaan :
Banyak makan (poifagia)
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 4/21
Banyak minum (polidipsia)
Banyak kencing (poliuria)
Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin masih
mencukupi
b. Gejala kurang insulin :
Polidipsia dan poliuria
Nafsu makan berkurang
Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :
Banyak minum dan kencing
BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu
Mudah lelah
Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma disebut komadiabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl
c. Gejala kronik
Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DM
Gejala antara lain :
Kesemutan
Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum
Rasa tebal di kulit
Kram Capai
Mudah ngantuk
Mata kabur (sering ganti kaca mata)
Gatal disekitar kemaluan terutama wanita
Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg
3. Patofisiologis
Kepekaan genetic Peristiwa lingkungan (benda asing) mengawali proses pada individu yang peka
Respon radang pancreas yang disebut “ insulitis”. Sel yang menyerbuk pulau-pulau
adalah limfosit T aktif
Aktifasi auto imunitas. Perubahan pada permukaan sel-sel beta, sehingga oleh sistenm
imun dikenal seabagai “ non-self” (asing)
Timbul respon imun. Antibody sitotoksit menyerang sel beta (lebih dari 90%) DM
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 5/21
3. Stadium
1. Stadium luka
a. Anatomi kulit
Partial Thickness : hilangnya lapisan epidermis hingga lapisan dermis paling atas.
Full Thickness : hilangnya lapisan sub kutan.
Stadium I : kulit berwarna merah, belum tampak adanya lapisan epidermis
Stadium II : hilangnya lapisan epidermis/lecet sampai batas dermis paling atas.Stadium III : rusaknya lapisan dermis bagian bawah hingga lapisan sub kutan
Stadium IV : rusaknya lapisan sub kutan hingga otot dan tulang
b. Warna dasar luka
Red/merah : (pink/merah/merah tua) disebut jaringan sehat, granulasi/epiteisasi,
vaskulerisasi
Yellow/kuning : (kuning muda/kuning kehijauan/kuning tua/kuning kecoklatan) disebut
jaringan mati yang lunak, fibrinolitik, slough, avaskularisasi.
Black/hitam : jaringan nekrosis, avaskularisasi
c. Stadium Wagner untuk luka diabetic
1.
Superficial ulcers
Stadium O : tidak terdapat lesi. Kulit dalam keadaan baik, tapi dengan bentuk tulang kaki
yang menonjol/charcot arthropathies
Stadium I : hilang lapisan kulit hingga dermis dan kadang-kadang tampak menonjol.
2. Deep ulcers
Stadium II : lesi terbuka dengan penetrasi ke tulanh atau tendon (dengan goa)
Stadium III : penetrasi dalam, osteomyelitis, pyarthrosis, plantar abses atau infeksi hingga
tendon
3. Gangren
Stadium IV : gangrene sebagian, menyebar hingga sebagian dari jari kaki, kulit
sekitarnya selulitis, gangrene lembab/kering.
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 6/21
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 7/21
jaringan granulasi. Cairan antiseptik seperti provine iodine sebaiknya hanya digunakan saat luka
terinfeksi atau tubuh pada keadaan penurunan imunitas, yang kemudian dilakukan pembilasan
kembali dengan saline. (Gitarja, 1999; hal. 15).
Debridement
Debridement adalah pembuangan jaringan nekrosis atau slough pada luka. Debridement
dilakukan untuk menghindari terjadinya infeksi atau selulitis, karena jaringan nekrosis selalu
berhubungan dengan adanya peningkatan jumlah bakteri. Setelah debridement, jumlah bakteri
akan menurun dengan sendirinya yang diikuti dengan kemampuan tubuh secara efektif melawan
infeksi. Secara alami dalam keadaan lembab tubuh akan membuang sendiri jaringan nekrosis
atau slough yang menempel pada luka (peristiwa autolysis). Autolysis adalah peristiwa pecahnya
atau rusaknya jaringan nekrotik oleh leukosit dan enzim lyzomatik. Debridement dengan sistem
autolysis dengan menggunakan occlusive dressing merupakan cara teraman dilakukan pada klien
dengan luka diabetik. Terutama untuk menghindari resiko infeksi. (Gitarja W, 1999; hal. 16).
Membuang jaringan nekrosis / slough (support autolysis ), kontrol terhadap infeksi /
terhindar dari kontaminasi, nyaman digunakan dan menurunkan rasa sakit saat mengganti
balutan dan menurunkan jumlah biaya dan waktu perawatan (cost effektive). Jenis balutan:
absorbent dressing, hydroactive gel, hydrocoloid. (Gitarja, 1999; hal. 16).
Selain pengobatan dan perawatan diatas, perlu juga pemeriksaan Hb dan albumin minimal satu
minggu sekali, karena adanya anemia dan hipoalbumin akan sangat berpengaruh dalam
penyembuhan luka. Diusahakan agar Hb lebih 12 g/dl dan albumin darah dipertahankan lebih 3,5
g/dl. Dan perlu juga dilakukan monitor glukosa darah secara ketat, Karena bila didapatkan
peningkatan glukosa darah yang sulit dikendalikan, ini merupakan salah satu tanda
memburuknya infeksi yang ada sehingga luka sukar sembuh.
Untuk mencegah timbulnya gangren diabetik dibutuhkan kerja sama antara dokter, perawat dan
penderita sehingga tindakan pencegahan, deteksi dini beserta terapi yang rasional bisa
dilaksanakan dengan harapan biaya yang besar, morbiditas penderita gangren dapat ditekan
serendah-rendahnya. Upaya untuk pencegahan dapat dilakukan dengan cara penyuluhan dimana
masing-masing profesi mempunyai peranan yang saling menunjang.
Dalam memberikan penyuluhan pada penderita ada beberapa petunjuk perawatan kaki diabetik
(Sutjahyo A, 1998; hal. 8)
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 8/21
Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki yang bersih setiap saat berjalan dan jangan bertelanjang
kaki bila berjalan
Cucilah kaki setiap hari dan keringkan dengan baik serta memberikan perhatian khusus pada
daerah sela-sela jari kaki
Janganlah mengobati sendiri apabila terdapat kalus, tonjolan kaki atau jamur pada kuku kaki
Suhu
Pemilihan Jenis Pengobatan
Terapi Antibiotika
Pemberian antibiotika biasanya diberikan peroral yang bersifat menghambat kuman gram positip
dan gram negatip. Apabila tidak dijumpai perbaikan pada luka tersebut, maka terapi antibiotika
dapat diberikan perparenteral yang sesuai dengan kepekaan kuman. (Sutjahyo A, 1998; hal. 8).
Nutrisi
Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berperan dalam penyembuhan luka.
Penderita dengan ganren diabetik biasanya diberikan diet B1 dengan nilai gizi : yaitu 60% kalori
karbohidrat, 20% kalori lemak, 20% kalori protein. (Tjokroprawiro, A, 1998; hal. 26).
Pemilihan jenis balutan
Tujuan pemilihan jenis balutan adalah memilih jenis balutan yang dapat mempertahankan
suasana lingkungan luka dalam keadaan lembab, mempercepat proses penyembuhan
hingga 50%, absorbsi eksudat / cairan luka yanag keluar berlebihanair yang digunakan
untuk mecuci kaki antara 29,5 – 30 derajat celsius dan diukur dulu dengan termometer
Janganlah menggunakan alat pemanas atau botol diisi air panas
Langkah-langkah yang membantu meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah yang
harus dilakukan, yaitu :
Hindari kebiasaan merokok
Hindari bertumpang kaki duduk
Lindungi kaki dari kedinginan
Hindari merendam kaki dalam air dingin
Gunakan kaos kaki atau stoking yang tidak menyebabkan tekanan pada tungkai atau
daerah tertentu
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 9/21
Periksalah kaki setiap hari dan laporkan bila terdapat luka, bullae kemerahan atau tanda-
tanda radang, sehingga segera dilakukan tindakan awal
Jika kulit kaki kering gunakan pelembab atau cream.
BAB III
KASUS
Tn. B 58 tahun, datang ke rumah sakit dengan luka pada tungkai kaki. Klien mengatakan saat
awal terjadi luka di tungkaai kaki, klien tidak merasakan apa-apa, sadar jika kakinya terluka saat
keluar darah dari luka. Riwayat DM sudah 9 tahun lalu, dilakukan pemeriksaan TTV TD 150/90,
HR 78 X/mnt, sh 37 derajat. Dilakukan pemeriksaan lab : Hb 11,8, Ht 35, Leu 16.800, GDS 285
ml/dl. Luka di tungkai grade 2, jaringan nekrosis (+), bau busuk, luas luka 3 X 6 cm, dilakukan
kultur jaringan terdapat streptococcus (+). Klien mengalami gangguan pandngan buram (tidak
jelas), kesadaran CM. klien terlihat cemas dengan kondisi kaki klien. Lakukan analisa dan
rencana keperawatan.
Asuhan Keperawatan:
DIAGNOSA
1. Penyebaran infeksi berhubungan dengan kontaminasi luka dengan bakteri ditandaidengan :
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 10/21
Ds : -
Do :
- lab : leukosit 16800- luka ditungkai grade 2
- ukuran luka 3 x 6 cm
- nekrosit (+)- suberkosit (+)- bau busuk (+)
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka dan kerusakan sirkulasi
Ds :
- ada luka di tungkai
- riwayat DM sudah 9 tahun lalu
Do :
- luka grade 2- lab : - leukosit 16800
- nekrosis (+)- streptococcus (+)
- luas luka 3 x 6 cm
- bau busuk
3. Resiko perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan ketajaman sensori
penglihatan ditandai dengan :
4. Cemas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan :
Ds : -
Do :
- TTV :TD : 150/90 mm/Hg
HR : 78 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37 0C- klien terlihat cemas dengan kondisi kakinya
1. Kurang pengetahuan mengenai penyakit DM dan kebutuhan pengobatan berhubungandengan tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan :
Ds : klien DM sejak 9 tahun lalu
Do :
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 11/21
- GDS : 28,5 ml/dl
- Luka grade 2
- Luka bau busuk
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Penyebaran infeksi berhubungan
dengan kontaminasiluka dengan bakteriditandai dengan :
Ds : -
Do :- lab : leukosit
16800
- luka ditungkai
grade 2- ukuran luka 3 x 6
cm
- nekrosit (+)- suberkosit (+)
- bau busuk (+)
Setelah dilakukantindakan keperawatan
3 x 24 jam resiko penyebaran infeksiteratasi.
KH :- TTV : S= 36-37,5
0C
- TTV :
tumor (-)dolor (-)
kalor (-)
rubor (-)fungsio lesa (-)
- karakteristik luka
Pus (-)
Nekrotik (-)Granulasi (+)
Bau busuk (-)
- Lab :Leukosit 5000-10000
Streptococcus (-)
GDS < 200 mg/dl
1.Kaji TTV
2.Kaji TTV dan lokasi
3.Monitor hasil lab(leikosit, GDS,
streptococcus)
4. Lakukan perawatan
luka
1. Untuk melihatrespon fisiologi
tubuh klien terhadap proses infeksi2. Untuk mencegah
infeksi lebih lanjut
3. Untukmenentukan
intervensi yang tepat
4. Pengawasan efekdan keefektifan obat
dan respon pasien
terhadap pengobatan5. Untuk mencegah
perluasan infeksi
2. Gangguan
integritas kulit
berhubungandengan adanya luka
dan kerusakan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
3 x 24 jam gangguanintegritas kulit teratasi
1.Dapatkan kultur dan
drainase luka saat
masuk2.Rendam tungkai kaki
dalam air steril pada
1. Mengidentifikasi
patogen dan terapi
pilihan2.Germisidal lokal
efektif untuk luka
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 12/21
sirkulasi ditandai
dengan :Ds :
- ada luka di
tungkai
- riwayat DM sudah9 tahun lalu
Do :- luka grade 2
- lab : - leukosit
16800
- nekrosis (+)- streptococcus (+)
- luas luka 3 x 6 cm
- bau busuk
KH :
- lab :leukosit 5000-10000
nekrosis (-)
streptococcus (-)
- bau busuk
suhu kamar dengan
larutan betadine tigakali sehari selam 15
menit
3.Kaji area luka tiap
kali mengganti balutan
4. Balut luka dengan
kasa kering steril.Gunakan plester kertas
5.Berikan 15 menit
insulin Humulin N SC
pada pagi hari setelahcontoh darah harian
diambil
permukaan
3.memberikan
informasi tentangefektifitas terapi dan
mengidentifikasikebutuhan-
kebutuhan tambahan
4. menjaga
kebersihanluka/meminimalkan
kontaminasi silang.
5. mengobati
disfungsi metabolicyang mendasari,
menurunkanhiperglikemia dan
meningkatkan
penyembuhan
3. Resiko perubahan persepsi sensori
berhubungan
dengan perubahan
ketajaman sensori
penglihatanditandai dengan :
Ds :
- Klien mengalamigangguan
pandangan buram
- riwayat DM 9tahun lalu
Setelah dilakukantindakan keperawatan
3 x 24 jam perubahan
persepsi sensori
teratasi
KH :
- TTV :
TD : 110/80-120/80mm/Hg
HR : normal
- Lab : GDS 200mg/dl
1.Evaluasi adanyagangguan penglihatan.
Catat adanya
penurunan lapang
pandang.
2. kaji kesadaran
1. munculnyagangguan
penglihatan dapat
berdampak negatif
terhadap
kemampuan pasienuntuk menerima
lingkungan dan
mempelajarikembali
keterampilan
motorik danmeningkatkan risiko
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 13/21
Do :
- TTV :TD : 150/90
mm/Hg
HR : 78 x/menit
- Lab : GDS : 28,5mm/dl
sensorik, seperti
membedakan panas/dingin,
tajam/tumpul, posisi
bagian tubuh/otot, rasa
persendian.
3. Berikan stimulus
terhadap rasa sentuhan,
seperti berikan pasien
suatu benda untuk
menyentuh, meraba.Biarkan pasien
menyentuhdinding/batas-batas
yang lainnya.
4. anjurkan pasienuntuk mengamati
kakinya bila perlu danmenyadari posisi bagian tubuh yang
terabaikan.
5. lakukan validasi
terdapat persepsi
pasien. Orientasikankembali pasien secarateratur pada
lingkungan, staf, dan
tindakan yang akandilakukan.
terjadinya cedera.
2. penurunankesadaran terhadap
sensorik dan
kerusakan perasaan
kinetik berpengaruh buruk terhadap
keseimbangan/posisitubuh dan
kesesuaian dari
gerakan yang
menggangguambulasi,
meningkatkan risiko
terjadinya trauma.
3. membantu
melatih kembali jaras sensorik untuk
mengintegrasikan persepsi dan
interprestasi
stimulasi.Membantu pasien
untuk
mengorientasikan
bagian dirinya dankekuatan
penggunaan daridaerah yangterpengaruh.
4. penggunaan
stimulus penglihatan
dan sentuhanmembantu dalam
mengintegrasikan
kembali sisi yangsakit dan
memungkinkan
pasien untukmengalami kelalaiansensasi dari pola
gerakan normal
5. membantu pasienuntuk
mengidentifikasi
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 14/21
keetidak
konsistenan dari persepsi dan
integrasi stimulus
dan mungkin
menurunkan distorsi persepsi pada
realitas
4. Cemas
berhubungandengan ancaman
terhadap konsep
diri ditandai dengan
:Ds : -
Do :- TTV :TD : 150/90
mm/Hg
HR : 78 x/menitRR : 20 x/menit
Suhu : 37 0C
- klien terlihat
cemas dengankondisi kakinya
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan3 x 24 jam cemas
dapat teratasi
KH :- TTV :
TD : 120/80HR : normalRR : normal
Suhu : 36-37,5 0C
- klien tidak lagiterlihat cemas dengan
kondisi kliennya.
1. Tingkatkan ekspresi
perasaan dan takut.
2. dorong keluarga dan
teman untukmenganggap pasienseperti sebelumnya.
3. beritahu pasien
program medis yangtelah dibuat untuk
menurunkan/membatasi
serangan akan dating
dan meningkatkanstabilitas jantung.
1. perasaan tidak
diekspresikan dapatmenimbulkan
kekacauan internal
dan efek gambaran
diri.2. meyakinkan
pasien bahwa perandalam keluarga dankerja tidak berubah.
3. mendorong
pasien untukmengontrol tes
gejala, untuk
meningkatkan
kepercayaan pada program medis dan
mengintegrasikan
kemampuan dalam persepsi diri.
5. Kurang pengetahuan
mengenai penyakit
DM dan kebutuhan pengobatan
berhubungan
dengan tidak
mengenal sumber
informasi ditandaidengan :
Ds : klien DM sejak
9 tahun laluDo :
- GDS : 28,5 ml/dl
- Luka grade 2- Luka bau busuk
Setelah dilakukantindakan keperawatn 3
x 24 jam kurangnya
pengetahuan tentangDM teratasi.
KH :
- GDS : 200 mg/dl
- bau busuk (-)
1. ciptakan lingkungansaling percaya dengan
mendengarkan penuh
perhatian, dan selaluada untuk pasien.
2. bekerja dengan
pasien dalam menatatujuan belajar yang
diharapakan.
3. demonstrasikan cara
pemeriksaa gula darhdengan menggunakan
1. menanggapi danmemperhatikan
perlu diciptakan
sebelum pasien bersedia mengambil
bagian mengambil
bagian dalam proses
belajar.
2. partisipasi dalam perencanaan
meningkatkan
antusias dan kerjasama pasien dengan
prinsip-prinsip yang
dipelajari.3. melakukan
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 15/21
“finger stick” dan beri
kesempatan pasienuntuk
mendemonstrasikan
kembali. Instruksikan
pasien untuk pemeriksaan keton
urinenya jika glukosadarah lebih tinggi dari
250 mg/dl.
4. diskusikan tentang
rencana diet,
penggunaan makanan
tinggi serat dan cara
untuk melakukanmakan di luar rumah.
5. tinjau ulang program pengobatan meliputi
awitan, puncak dan
lamanya dosis insulin
yang diresepkan, biladisesuaikan dengan
pasien atau keluarga.
pemeriksaan gula
darah oleh dirisendiri 4 kali atau
lebih dalam setiap
harinya
memungkinkanfleksibelitas dalam
perawatan diri,meningkatkan
kontrol kadar gula
darah dengan lebih
ketat dan dapatmencegah
perkembangan
komplikasi jangka
panjang.
4. kesadaran tentang pentingnya control
diet akan membantu pasien dalam
merencanakan
makan/mentaati program. Serat
dapat
memperlambat
absorpsi glukosa.5. pemahaman
tentang semua aspekyang digunakan obatmeningkatkan
penggunaan yang
tepat. Alhoritme
dosis dibuat, yangmasuk dalam
perhitungan dosis
obat yang dibuat
Evaluasi
No Hari/tanggal No
Dx
SOAP Paraf
1. Rabu, 12 Maret
2010Jam 08.00
1 S : klien mengatakan lukanya
membaikO : - TTV : suhu : 36 0C
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 16/21
Luka grade 1
Nekrosis sedikit
Streptococcus (-)
Bau busuk (-)
A : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi 2, 3, 5
2. Rabu, 12 Maret
2010
Jam 10.00
2 S : klien mengatakan lukanya sudah
tidak berbau busuk
Klien mengatakan lukanya mulaimengecil
O : - luka grade 1
Nekrosis sedikit
Streptococcus (-) Luas luka 2 x 3 cm
Bau busuk (-)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5
3. Rabu, 12 Maret2010
Jam 10.15
3 S : klien mengatakan sudah dapatmelihat dengan jelas
O : - TTV : TD : 120/80 mmHg
HR 80 x/menit GDS 200 mm/dl
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
4 Rabu, 12 Maret
2010
Jam 14.00
4 S : klien mengatakan tidak lagi
merasa lemas pada luka di tungki
kakinyaO : - TTV : TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/menit RR : 20 x/menit
Suhu : 36 0C
Klien tidak terlihat lagi cemas
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 17/21
5 Rabu, 12 Maret
2010Jam 16.00
5 S : klien mengatakan paham tentang
penyakit DM dan pengobatannyaO : - GDS : 200 mm/dl
Luka grade 1
Bau busuk (-)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 3, 4, 5
BAB IV
PEMBAHASAN
1.
Gejala umum gangrene
Sebelum terjadi luka keluhan yang timbul adalah berupa kesemutan atau kram, rasa
lemah dan baal,pada tungkai dan nyeri pada waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya
disebabkan karena penderita tertusuk atau terinjak paku kemudian timbul gelembung pada
telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 18/21
sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada gelembung tersebut dan akan menjalar dengan
cepat (Subjahyo A,1998). Apabila luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Biasanya gejala yang
menyertai adalah kemerahan yang makin meluas, rasa nyeri makin meningkat, panas badan danadanya nanah yang makin banyak serta adanya bau yang semakin tajam.
2. Gejala Diabetes Mellitus
Gejala-gejala diabetes mellitus :
a. Gejala akut
1. Pada permulaan :
Banyak makan (poifagia)
Banyak minum (polidipsia) Banyak kencing (poliuria)
Penderita menunjukan berat badan terus naik dan tambah gemuk karena jumlah insulin
masih mencukupi
2. Gejala kurang insulin :
Polidipsia dan poliuria
Nafsu makan berkurang
Kadang timbul rasa mual jika glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai :
Banyak minum dan kencing BB turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu
Mudah lelah
Bila tidak diobati penderita akan merasa mual bahkan akan jatuh koma disebut koma
diabetic akibat glukosa terlalu tinggi > 600 mg/dl
b. Gejala kronik
Gejala ini biasa muncul sesudah beberapa bulan atau tahun mengidap DM
Gejala antara lain :
Kesemutan Kulit terasa panas atau seperti di tusuk jarum
Rasa tebal di kulit
Kram
Capai
Mudah ngantuk
Mata kabur (sering ganti kaca mata)
Gatal disekitar kemaluan terutama wanita
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 19/21
Para ibu hamil sering mengalami keguguran dengan berat badan lahir 4 kg
3. Gejala pada kasus
Klien datang ke rumah sakit dengan luka pada tungkai kaki
1. DS
Klien mengatakan tidak merasakan apa-apa pada luka di tungkai kakinya
Sadar jika kakinya terluka saat keluar darah pada luka
Riwayat DM sudah 9 tahun
2. DO
Pemeriksaan : TTV TD = 150/90, HR = 78x/menit, RR = 20x/menit, sh = 37
o.
Pemeriksaan lab : Hb: 11,8, Ht: 35, Leu: 16.800, GDS 285 ml/dl
Luka di tungkai grade 2
Jaringan nekrosis (+), bau busuk, luas luka 3X6 cm, di lakukan kultur jaringan terdapat
streptococcus (+)
Klien mengalami gangguan pandangan buram (tidak jelas)
Kesadaran CM
Klien terlihat cemas dengan kondisi kaki klien
Pembahasan :
1.
Pada gejala umum gangrene disebutkan, adanya rasa nyeri pada waktu istirahat, namun pada kasus gejala tidak disebutkan , menurut kami ini disebabkan karena klien merasariwayat DMnya sudah tidak muncul sehingga dia tidak memikirkan adanya dampak pada
riwayat DM tersebut.
2. Pada gejala umum DM, ditimbulkan gejala 3P yaitu :
Banyak makan (poifagia)
Banyak minum (polidipsia)Banyak kencing (poliuria)
Namun pada kasus tidak ditemukan gejala demikian, menurut kami hal ini di sebabkan oleh
kecemasan klien terhadap lukannya sehingga klien tidak memikirkan makan , minum dan
kondisi tubuhnya .
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 20/21
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Gangren adalah nekrosis yang di sertai pembusukan jaringan, yang ssering sebagai akibat
kerja kuman tertentu, misalnya Klostridia. Jaringan yang terkena tampak berwarna hitam karena
penimbunan senyawa sulfida, besi dari Hb yang rusak. Jadi nekrosis isemik bagian distal anggota
tubuh dapat menjadi gangren bila mengalami infeksi yang sesuai. Karena kuman klostridia yang
sangat sering ditemukan dalam usus, jaringan usus yang nekrosis akan mudah menjadi gangrene
(gangren basah). Pada jari kaki, sebagai akibat obstruksi arteri yang grandual atau obstruksi
pembuluh darah kecil pada artherosklerosis atau diabetes militus (gangren kering). Pada gangren
8/10/2019 Gangren Pada Diabetis Melitus
http://slidepdf.com/reader/full/gangren-pada-diabetis-melitus 21/21
ini terbentuk batas pemisah antara daerah gangrene dengan jaringan sekitarnya yang masih
hidup. Gas gangren merupakan akibat dari infeksi clostridium perfringens.
Gejala umum penderita dengan gangren diabetik, sebelum terjadi luka keluhan yang
timbul adalah berupa kesemutan atau keram, rasa lemah dan baal pada tungkai dan nyeri pada
waktu istirahat. Akibat dari keluhan ini, apabila penderita mengalami trauma atau luka kecil hal
tersebut tidak dirasakan. Luka tersebut biasanya disebabkan karena penderita tertusuk atau
terinjak paku kemudian timbul gelembung pada telapak kaki. Kadang menjalar sampai punggung
kaki dimana tidak menimbulkan rasa nyeri sehingga bahayanya mudah terjadi infeksi pada
gelembung tersebut dan akan menjalar dengan cepat (Subjahyo A,1998). Apabila luka tersebut
tidak sembuh-sembuh. Biasanya gejala yang menyertai adalah kemerahan yang makin meluas,
rasa nyeri makin meningkat, panas badan dan adanya nanah yang makin banyak serta adanya bau
yang semakin tajam.
DAFTAR PUSTAKA
1. I.C.E Underwood. Patologi Umum & Sistematik. Jakarta: EGC, 1999
2. PS Barbara c.Lang. Perawatan Medikal Bedah. Bandung: yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan, 1996
3. Sylvia Anderson Price. Patofisiologi
4. brunner & Suddarth.Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 2001
5. misnadiraly. Diabetes Militus Ulcer, Gangrene, Infeksi. Jakarta: Pustaka Populer Obor ,
2006