Ganglion Lipoma

34
LAPORAN KASUS Ganglion Poplitea Dextra dan Lipoma Regio Brachii Sinistra Dokter Pembimbing : Dr. Budi Suanto Sp.B Disusun Oleh : Ani Kusumadewi Akbar (11.2013.234)

description

kasus presentasi

Transcript of Ganglion Lipoma

LAPORAN KASUS

Ganglion Poplitea Dextra dan

Lipoma Regio Brachii Sinistra

Dokter Pembimbing :

Dr. Budi Suanto Sp.B

Disusun Oleh :

Ani Kusumadewi Akbar

(11.2013.234)

BAGIAN ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN

RUMAH SAKIT IMANUEL, BANDAR LAMPUNG

KEPANITERAAN KLINIK

LAPORAN KASUS ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

SMF ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT IMANUEL, BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Ani Kusumadewi Akbar

NIM : 11 2013 234

Tanda Tangan

Dokter pembimbing : dr. Budi Suanto Sp.B dr. Budi Suanto Sp.B

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn.W Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 53 tahun Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SLTP Agama : Islam

Pekerjaan : Petani Alamat :Dusun Sukaharjo Sukamaju Abung

Semuli Lampung Utara

No RM : 180819 Tanggal masuk RS : 25 Agustus 2015

Tanggal dikasuskan : 26 Agustus 2015

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis: tanggal 26 Agustus 2015

Keluhan utama

Benjolan di lutut kanan bagian belakang dan di bahu kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik dengan keluhan timbul benjolan di lutut sebelah kanan

bagian belakang kurang lebih selama 1 tahun SMRS. Benjolan tidak nyeri akan tetapi pasien

merasa tidak nyaman dengan timbulnya benjolan tersebut. Kurang lebih sejak 5 bulan yang

lalu, pasien sering merasa pegal di kaki kanan setiap kali setelah aktivitas berat.

Pasien juga mengeluh timbul benjolan di bahu kiri kurang lebih sejak 2 tahun lalu.

Benjolan semakin lama semakin membesar. Benjolan tidak terdapat rasa nyeri dan tidak

mengganggu aktivitas.

Pasien belum pernah mennjani pengobatan sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat asma (-), Riwayat alergi (-), Riwayat TB (-), Riwayat HT (-), Riwayat DM (-),

Riwayat maag (+), Riwayat hepatitis (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat asma (-), Riwayat alergi (-), Riwayat TB (-), Riwayat HT (-), Riwayat DM (-),

Riwayat maag (-), Riwayat hepatitis (-)

Riwayat Sosial Ekonomi

Riwayat sosial ekonomi cukup.

III. PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :

Tekanan darah: 110/70 mmHg

Nadi : 81 x/menit, reguler, kuat angkat, isi dan tegangan cukup

Nafas : 24 x/menit

Suhu : 36.7ºC (Axilla)

Berat badan : tidak dilakukan pemeriksaan

Tinggi badan : tidak dilakukan pemeriksaan

Kepala : Normocephali, tidak terdapat benjolan ataupun lesi, distribusi rambut

merata warna hitam, rambut tidak mudah dicabut.

Mata : Pupil isokor, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik - /-, edema

palpebra -/-, refleks cahaya +/+

Hidung : Deviasi (-), darah (-), epistaksis (-)

Telinga : Abses (-), nyeri tekan tragus (-)

Mulut : Bibir sianosis (-), atrofi papil lidah (-), faring hiperemis, tonsil T1/T1.

Leher : Terdapat bekas operasi tertutup verban, tidak ada rembesan darah,dan

nyeri di sekitar tempat operasi., JVP tidak dapat dinilai.

Thorax

Inspeksi : Bentuk thorax normal, barrel chest (-), pergerakan dada simetris, tipe

pernapasan torakoabdominal, retraksi sela iga ICS (-)

Pulmo

Anterior Posterior

InspeksiSimetris kanan dan kiri, tidak ada

dada tertinggal.

Vertebra : Normal, Kulit tidak

ada lesi patologis

Palpasi

Sela iga tidak melebar, fremitus

taktil kanan dan kiri normal

simetris, nyeri tekan (-)

Sela iga tidak melebar, fremitus

taktil kanan dan kiri normal

simetris, nyeri tekan (-)

Perkusi

Pulmo dextra et sinistra : sonor

Batas paru hati Linea

midclavicularis dextra intercosta

V Peranjakan hati : 2 cm

Pulmo dextra et sinistra : Sonor

sepanjang linea scapularis.

Auskultasi

Pulmo dextra et sinistra :

Suara nafas vesikuler, wheezing

(-/-), rhonki (-/-)

Pulmo dextra et sinistra :

Suara nafas vesikuler, wheezing

(-/-), rhonki (-/-)

Cor

Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS IV linea midclavicula sinistra

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra

Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi : BJ I-II regular murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Datar, tidak terdapat lesi kulit, benjolan (-)

Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (-)

Hati : Tidak teraba

Lien : Tidak teraba

Ginjal : Tidak teraba

Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-); undulasi (-); area traube timpani; nyeri ketok

CVA (-)

Auskultasi : BU (+), normoperistaltik

Genital : Tidak dilakukan pemeriksaan

Colok Dubur : Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas :

Dextra Sinistra

Superior

Otot : tonus Normotonus Normotonus

Sendi Normal Normal

Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas

Kekuatan 5 5

Edema - -

Massa - +

Inferior

Otot : tonus Normotonus Normotonus

Sendi Normal Normal

Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas

Kekuatan 5 5

Clubbing finger - -

Massa + -

Status lokalis

a. Fossa poplitea dextra

Inspeksi : Massa berbatas tegas, berbentuk bulat

Palpasi : Konsistensi kenyal, imobile, ukuran 4-5 cm, tidak terdapat nyeri tekan,

tidak terdapat tanda radang.

b. Regio brachii sinistra

Inspeksi : Tampak benjolan di atas kulit, terdapat 1 buah massa, Massa berbatas

tegas, berbentuk bulat.

Palpasi : Konsistensi lunak, mobile, ukuran 3-4 cm, tidak terdapat rasa nyeri

tekan.

2. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 25 Agustus 2015

Hematologi Lengkap

Hemoglobin 14.0 g/dl 11 – 15

Leukosit 8.200 /ul 3.600 - 11.000

Eosin 9 % 0 – 1

Segment 55 % 50 – 70

Limposit 28 % 25 – 40

Monosit 7 % 2 – 8

MCV 81 fL 80 -100

MCH 28 pg 26 – 34

MCHC 35 % 32 – 36

Hematokrit 40 % 37 – 54

Trombosit 310 ribu 150 – 440

Eritrosit 4.99 juta 3.5 - 5.5

MPV 13,8 10-50Gambaran Eritrosit NormalGambaran Trombosit Cukup

HemostatisWaktu pendarahan 2.30 menit Duke 1-3 Ivy 1-6Waktu pembekuan 10 menit 9-15

Kimia darahGDS 79 70-200

Pemeriksaan foto thorax 25 Agustus 2015

Kesan: Cor dan pulmo tampak dalam batas normal

Resume

1. Anamnesis

Pasien datang dengan keluhan timbul benjolan di lutut sebelah kanan bagian belakang

kurang lebih selama 1 tahun SMRS. Benjolan tersebut tidak terasa nyeri . Kurang

lebih sejak 5 bulan yang lalu, pasien sering merasa pegal di kaki kanan setiap kali

setelah aktivitas berat.

Pasien juga mengeluh timbul benjolan di bahu kiri kurang lebih sejak 2 tahun lalu.

Benjolan semakin lama semakin membesar, tidak terdapat rasa nyeri dan tidak

mengganggu aktivitas.

2. Pemeriksaan fisik

Status lokalis

c. Fossa poplitea dextra

Inspeksi : Massa berbatas tegas, berbentuk bulat

Palpasi : Konsistensi kenyal, imobile, ukuran 4-5 cm, tidak terdapat nyeri tekan,

tidak terdapat tanda radang.

d. Regio brachii sinistra

Inspeksi : Tampak benjolan di atas kulit, terdapat 1 buah massa, Massa berbatas

tegas, berbentuk bulat.

Palpasi : Konsistensi lunak, mobile, ukuran 3-4 cm, tidak terdapat rasa nyeri

tekan.

Diagnosa banding

1. Kista Epidermoid

2. Kista Dermoid

3. Kista Sebasea

Diagnosa kerja

Kista ganglion et regio poplitea dextra

Fibrolipoma et regio brachii sinistra

Penatalaksanaan

Ekstirpasi baker’s cyst oleh dokter spesialis bedah

Ekstirpasi fibrolipoma oleh dokter spesialis bedah.

Puasa preoperasi

Ambacim inj 1 gr IV

Laporan operasi ekstirpasi

Pasien terlentang di atas meja operasi dengan posisi miring

Lakukan asepsis di daerah operasi dan sekitarnya

Insisi transversal di atas benjolan menembus kulit , subkutis, fascia

Dilakukan ekstirpasi kista baker’s ( ganglion poplitea)

Luka operasi dijahit

Dilanjutkan ekstirpasi fibrolipom di bahu kiri

Luka operasi di jahit..

Operasi selesai

Instruksi pasca operasi

Monitor tekanan darah, nadi dan suhu

Puasa sampai dengan pukul 14.00

Farpain 3x1 mg

Diet : biasa

Terapi rawat jalan

Ambacim 2 x 500 mg no X

Salticin 2 x 1 tube no I

Mefinter 3 x 1 no XV

Prognosis

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam

Quo ad sanationam : bonam

Follow Up

Tanggal Follow up

26 Agustus 2015 S : pasien pagi ini tidak ada keluhan. Pasien sedang menjalami

puasa preoperasi. BAK selama 24 jam (+), BAB (-)

O : KU = tampak sakit sedang

Kesadaran = Compos mentis, GCS 15

TD = 110/70 mmHg;HR 81 x/menit;

RR=20 x/menit;suhu =36,7

Mata : ca (-), SI (-)

Leher: pembesaran kgb (-)

Thorax : cor : tidak ada kelainan

Pulmo : vesikuler(+)

Cor : BJ I dan II murni reguler (+)

Abdomen : BU(+), nyeri tekan (-), supel (+)

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)

Status lokalis :

- Fossa poplitea dextra terdapat massa berukuran kurang

lebih 4-5 cm berbatas tegas, berbentuk bulat, dapat

digerakkan, tidak terasa nyeri, tidak terdapat tanda radang,

massa menghilang dalam keadaan flexi.

- Regio brachii sinistra terdapat massa berukuran kurang

lebih 3-4 cm berbatas tegas, berbentuk bulat, dapat

digerakkan, tidak terasa nyeri , tidak terdapat tanda radang

A : Ganglion poplita dextra + fibrolipoma regio bahu kiri

P : Puasa preoperasi

Ambacim inj 1 gr IV

27 Agustus 2015 S : keluhan nyeri di tempat operasi, belum bisa buang air besar ,

buang air kecil (+), flatus (+), belum melakukan mobilisasi.

O : KU = baik

Kesadaran = Compos mentis

TD = 100/60 mmHg; HR = 80 x/menit; RR = 22 x/menit;

Suhu = 36.5 ºC;

Mata : ca (-), SI (-)

Leher: pembesaran kgb (-)

Thorax : cor : tidak ada kelainan

Pulmo : vesikuler(+)

Cor : BJ I dan II murni reguler (+)

Abdomen : BU(+), nyeri tekan (-), supel (+)

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-)

Status lokalis : terdapat tempat bekas operasi di regio poplitea dextra

dan regio brachii sinistra. Regio poplitea dextra tertutup verban

elastin dan regio brachii sinistra tertutup kassa dan verban. Tidak

terdapat rembesan darah,pus, nyeri (-)

A : Post op ekstirpasi ganglion poplitea + fibrolipoma hari I

P : Farpain 3 x 1 amp

Ambacim inj 2 x 1 gr iv

Tinjauan Pustaka

Ganglion poplitea

Definisi

Kista adalah kumpulan cairan atau massa setengah cair dalam satu kantong yang tipis.

Bila isi tak terlalu padat, pada perabaan dapat dirasakan tanda khas kista, yakni fluktuasi yang

terjadi akibat penerusan tekanan ke semua arah dengn sama.

Ganglion adalah kista yang melekat pada sarung tendon atau kapsul sendi, berisi

cairan bening kental hasil sekresi sel sinovial yang melapisi dinding dalamnya. Ganglion

terletak di subkutis, umumnya diatas sendi, pergelangan tangan dan pergelangan kaki, atau di

daerah prapoplitea. Pembengkakan yang disebabkan oleh cairan dari sendi lutut menonjol di

bagian belakang lutut disebut kista baker.

Anatomi

Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai anatomi sendi.

Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis sendi yang dapat

digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering pada wrist joint . Hal ini mungkin

diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh wrist joint  sehingga banyak gesekan

yang terjadi antar struktur di daerah tersebut sehingga memungkinkan terjadinya reaksi

inflamasi dan padaakhirnya mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint 

merupakan sendi yang kompleks karena terdiridari beberapa tulang sehingga kemungkinan

timbulnya iritasi atau trauma jaringan lebih besar.

Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-unsur seperti rongga sendi dan kapsul sendi.

Kapsul sendi terdiri dari selaput penutup fibrosa padat serta sinovium yang membentuk suatu

kantung yang melapisi seluruh sendi danmembungkus tendon-tendon yang melintasi

sendi. Sinovium tidak terlalu meluas melampaui permukaan sendi tetapiterlipat sehingga

memungkinkan gerakan sendi secara penuh.

Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini :

1. Pergelangan tangan – punggung tangan (dorsal wrist ganglion), pada telapak

tangan (volar wrist ganglion) atau kadang pada daerah ibu jari. Kista ini berasal

dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada

pergelangan tagan

2. Telapak tangan pada dasar jari-jari (flexor tendon sheath cyst). Kista ini berasal

dari saluran yang mejag tendon jari pada tempatnya, dan kadang terjadi

akibatiritasi pada tedon-tendonitis

3. Bagian belakang tepi sendi jari (mucous cyst) terletak di sebelah dasar kuku.

Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku dan dapat menjadi terinfeksi dan

menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya disebabkan oleh

arthritis.

Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul dapat berupa

keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion umumnya soliter, dan jarang

berdiameter di atas 2 cm. Munculnya ganglion dapat melibatkan hampir semua sendi pada

tangan dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar retinakular dan distal

interfalangeal merupakan kista ganglion yang paling sering ditemukan pada tangan dan

pergelangan tangan. 

Ganglion terbesar terletak di belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker.

Asam hialuronidase adalah senyawa yang bertanggung jawab atas viskositas cairan

sinovial dandisintesis oleh sel-sel pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial

diperkirakan berasal dari transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber

nutrisi bagi tulang rawan sendi.

Anatomi sendi lutut

Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak

pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri

dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis, lateralis dan condylus

tibiae yang terkait dalam sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris femoris.

1. Tulang pembentuk sendi lutut

Sendi lutut dibentuk dari tiga buah tulang yaitu tulang femur, tulang tibia, tulang fibula dan

tulang patella.

a. Tulang femur

Merupakan tulang panjang yang bersendi keatas dengan pelvis dan kebawah

dengan tulang tibia. Tulang femur terdiri dari epiphysis proksimal, diaphysis dan

epiphysis distalis. Pada tulang femur ini yang berfungsi dalam persendian lutut

adalah epiphysis distalis. Epiphysis distalis merupakan bulatan sepanjang yang

disebut condylousfemoralis lateralis dan medialis. Bila dilihat dari depan, terdapat

dataran sendi yang melebar ke lateral yang disebut facies patelaris yang nantinya

bersendi dengan tulang patella. Dan bila dilihat dari belakang, diantara condylus

lateralis dan medialis terdapat cekungan yang disebut fossa intercondyloideal.

b. Tulang patella

Merupakan tulang dengan bentuk segitiga dan gepeng dengan aspex menghadap

kearah distal. Pada permukaan depan atau anterior tulang patella kasar sedangkan

permukaan dalam atau dorsal memiliki permukaan sendi yang lebih besar dan

facies medial yang lebih kecil.

c. Tulang tibia

Merupakan salah satu tulang tungkai bawah selain tulang fibula, tibia merupakan

tulang kuat satu-satunya yang menghubungkan femur dan tumit kaki. Seperti

halnya tulang femur, tulang tibia dibagi tiga bagian, bagian ujung proksimal,

corpus dan ujung distal bagian dari tulang tibia yang membentuk sendi lutut

adalah bagian proksimal, dimana pada bagian ujung proksimal terdapat condillus

medialis dan tubercullum inter condiloseum lateral.

d. Tulang fibula

Tulang fibula ini berbentuk kecil panjang, terletak di sebelah lateral dari tibia juga

terdiri dari tiga bagian : epiphysis proximal, diaphysis dan epiphysis distalis.

Epiphysis proximalis membulat disebut capitulum fibula yang keproximal.

1. Jaringan lunak sekitar sendi lutut

a. Meniscus

Meniscus merupakan jaringan lunak, meniscus pada sendi lutut adalah meniscus

lateralis. Adapun fungsi meniscus adalah: Penyebaran pembebana, Peredam

kejut (shock absorber), Mempermudah gerakan rotasi, Mengurangi gerakan dan

stabilisator setiap penekanan akan diserap oleh meniscus dan diteruskan ke sebuah

sendi.

b. Bursa

Bursa merupakan kantong yang berisi cairan yang memudahkan terjadinya

gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan dibatasi oleh membrane synovial. Ada

beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut antara lain :

bursa popliteus

bursa supra patellaris

bursa infra patellaris

bursa subcutan prapatelaris

bursa sub patellaris

c. Ligamen-ligamen Sendi Lutut

Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat yang

berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi. Ada beberapa ligamen

sendi lutut yaitu :

1) Ligamentum cruciatum anterior

Berjalan dari depan fossa intercondyloidea anterior ke permukaan medial

condilus lateralis femoris yang berfungsi menahan hiperekstensi dan menahan

bergesernya tibia ke depan.

2) Ligamentum cruciatum posterior

Berjalan dari facies lateralis condylus medialis femoris menuju ke fossa

intercondylodea tibia yang berfungsi menahan bergesernya tibia ke arah

belakang.

3) Ligamentum collateral lateral

Berjalan dari epicondylus lateralis ke capitulum fibula yang berfungsi

menahan gerakan varus atau samping luar.

4) Ligamentum collateral mediale

Berjalan dari epicondylus medial ke permukaan medial tibia (epicondylus

medialis tibia) yang berfungsi menahan gerakan valgus atau samping dalam

eksorotasi. Namun secara bersamaan fungsi – fungsi ligament collateralle

menahan bergesernya tibia ke depan pada lutut 90°.

5) Ligamentum patella

Yang merupakan lanjutan dari tendon M. Quadriceps Femoris yang berjalan

dari patella ke tuberositas tibia.

6) Ligamentum retinacullum patella lateral dan medial

Ligament ini berada disebelah lateral dari tendon M. Quadricep Femoris dan

berjalan menuju tibia, dimana ligamen-ligamen ini melekat dengan tuberositas

tibia.

7) Ligamentum popliteum articuatum

Terletak pada daerah condylus lateralis femoris erat hubungannya dengan M.

Popliteum.

8) Ligamentum popliteum oblicum

Berjalan dari condylus lateralis femoris kemudian turun menyilang menuju

fascia popliteum yang berfungsi mencegah hyperekstensi lutut.

3. Otot-otot sendi lutut

a) M. Rectus Femoris

b) M. Vastus Medialis

c) M. Vastus Intermedius

d) M. Vastus Lateralis

4) Vascularisasi dan persarafan sendi lutut

a. Regio femoralis anterior (A. femoralis)

Di regio femoralis anterior dibungkus oleh selubung yang merupakan lanjutan dari

jaringan ikat ektraperitonial dan dinamakan femoral sheat yang dibungkus oleh fascia

latae sedangkan dasarnya merupakan lekukan yang dibentuk oleh mm.iliopsoas

danpectineus.

b. Regio femoralis posterior

Di regio femoralis posterior terdapat a. perforantes yang dipercabangkan dari

a.profunda femoris.

c. Regio genu anterior

Di regio genu anterior tidak terdapat saraf dan pembuluh darah yang besar. Pada sisi

medial kira-kira selebar tangan, di sebelah dorsal patella terdapat v. saphena magna.

d. Regio posterior

Arteri genu superior lateralis berjalan ke lateral proksimal terhadap condylus lateralis

femoris tertutup oleh tendon M. biceps femoris menuju M. vastus lateralis.

Etiologi

Kista baker diakibatkan oleh penumpukan cairan sendi yang terjebak, yang menonjol

dari kapsul sendi di belakang lutut sebagai kantung yang menonjol. Penyebab dari

penumpukan cairan sendi termasuk radang sendi rheumatoid, osteoarthritis, dan terlalu

banyak menggunakan lutut. Kista baker menyebablkan ketidaknyamanan di bagian belakang

lutut. Kista mungkin membesar dan memanjang menurun ke dalam otot betis.

Gejala

Gejala kista ganglion umumnya adalah:

1. Benjolan yang membesar di dekat pergelangan tangan atau sendi jari

2. Bulat, kenyal,dan halus

3. Berisi cairan

4. Ukuran tergantung pada tingkat aktivitas sendi, menjadi lebih besar ketika sering

menggerakkan sendi yang terkena dan tumbuh lebih kecil ketika sendi banyak

diistirahatka

5. Biasanya tidak sakit, meskipun dalam beberapa kasus kista dapat menyebabkan

tekanan pada saraf dekat sendi, yang dapat menyebabkan rasa sakit, kelemahan, atau

mati rasa.

Diagnosa dengan menanyakan pertanyaan khusus terhadap gejala dan merabapembengkakan

di belakang lutut atau betis.Diagnosa dengan menanyakan pertanyaan khusus terhadap gejala

dan meraba pembengkakan di belakang lutut atau betis. Ultrasound, magnetic resonance

imaging (MRI), atau arthrography, kadang-kadang bisa membantu dalam diagnosa dan

mendokumentasi sejauh

mana kista berkembang.

Diagnosis Banding

1. Kista epidermoid

Bila karena sesuatu trauma terdapat sel epidermis yang masuk ke subkutis dan

kemudian luka akibat trauma tersebut sembuh sendiri, sel epidermis tersebut akan

membentuk kista setelah mengalami mitosis berulang kali. Kista berbentuk bulat,

berdinding tebal, dan berisi seluruh elemen epidermis serta sisik/keratin yang lepas.

Kista epidermoid biasa ditemukan di telapak kaki atau tangan yang epidermisnya

tebal dan sering mengalami trauma dermis. Kista epidermal merupakan tumor jinak

yang tidak perlu dihilangkan kecuali mengganggu secara kosmetik atau terinfeksi.

Kista epidermal yang terinfeksi berwarna merah, bengkak, dan terasa nyeri. Bila hal

ini terjadi, harus diterapi dengan antibiotik dan dieksisi bila sudah tidak mengalami

inflamasi. Kunci dari penghilangan kista epidermal adalah menghilangkan seluruh

dinding kista.

2. Kista dermoid

Kista dermoid adalah kelainan bawaan yang timbul di daerah fusi embrional

ectoderm. Kista ini umumnya terdapat di daerah muka, terutama di daerah pinggir

luar atas tulang orbita dan pangkal hidung. Kista juga dapat timbul di abdomen,

ovarium, punggung, rafe median skrotum, dan perineum. Kista teraba kenyal karena

dindingnya merupakan bahan dermis yang liat dan isinya penuh berupa cairan seperti

minyak, kadang mengandung unsur rambut berupa lanugo. Kista bebas dari kulit di

atasnya. Kista dermoid ditemukan berupa massa berbentuk oval, membesar perlahan,

teraba lunak, dan tidak nyeri. Namun bisa juga ditemukan kista dermoid dengan

pergeseran bola mata dan proptosis non-aksial, biasanya ditemukan pada kista

dermoid tipe profunda. Diagnosis pasti kista dermoid dengan pemeriksaan

histopatologi. Tatalaksana definitif dari kista dermoid ialah ekstirpasi kista dengan

mengangkat seluruh kista beserta kapsulnya.

3. Kista sebasea

Kista sebasea atau kista aterom terbentuk akibat sumbatan kelenjar sebasea

sehingga produk kelenjar yang seperti bubur putih abu-abu (aterom) terkumpul dalam

satu kantiong tipis. Kista sebasea membesar secara perlahan, dapat timbul di semua

kulit kecuali telapak tangan dan kaki yang tidak mengandung kelenjar sebasea. Kista

berbentuk tumor yang kurang lebih bulat. Karena kelenjaar sebasea terletak di dermis,

kista melekat di dermis tetapi bebas dari dasarnya. Muara yang tersumbat menjadi

puncak kista (pungta) yang tampak sebagai titik berwarna kebiruan dermis.

Kista dapat terinfeksi sehingga cepat membesar karena proses inflamasi. Bila

proses ini berlanjut, isinya akan berubah menjadi nanah, membentuk abses.

Pembuangan kista harus tuntas sampai dengan menyertakan dindingnya terangkat,

bilaada yang tertinggal , kista akan muncul kembali karena dinding kista merupakan

sel kelenjar sebasea yang selalu bermitosis dan memproduksi aterom.

Patofisiologi

Kista ganglion dapat berupa kista tunggal atau berlobus. Biasanya memiliki dinding

yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi kista merupakan musin yang jernih dan terdiri dari

asam hialuronik, albumin, globulin dan glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat kolagen.

Kissta dengan banyak lobus dapat saling berhubungan melalui jaringan duktus. Tidak

terdapat nekrosis dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang terjadi.

Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di dalam

sebuah kompartmen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau tanpa sebab yang jelas, terjadi

kebocoran dari kompartmen tersebut. Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran

tersebut kecil maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi- jika pasta gigi ditekan,

walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan mengalir keluar- dan

begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini bekerja hamper seperti katup satu arah, dan

akan mengisi ruang di luar area lubang.

Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan meremas dan

menyebabkan tekanan yang besar pada kompartmen yang berisi cairan tersebut- ini dapat

menyebabkan benjolan dengan tekanan yang besar sehingga sekeras tulang.

Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkan kental dan pekat dan

menyulitkan tubuh untuk me-reabsorbsi jika terjadi kebocoran. Tubuh akan mencoba

menyerap kembali cairan tersebut, tapi hanya sanggup menyerap air yang ada di dalamnya

sehingga membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar untuk

dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly. Kadang disebutkan bahwa ganglion

berasal dari protrusi dari membrane sinovial sendi atau selubung suatu tendo. Namun, kita

tidak dapat melihat adanya hubungan antar rongga kista dengan selubung tendon atau sendi

yang berhubungan. Namun, terdapat kemungkinan bahwa kista berasal dari bagian kecil

membran sinovia yang mengalami protrusi dan kemudian terjadi strangulasi sehingga

terpisah dari tempat asalnya; bagian ini kemudia berdegenerasi dan terisi oleh materi koloid

yang berakumulasi dan membentuk kista.

Komplikasi

Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran ganglion.

Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana terdapat ganglion. Tidak

seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah menjadi ganas.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan berupa rekurensi

walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan

gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.

Penatalaksanaan

Terdapat dua cara dalam penatalaksanaan ganglion yaitu aspirasi dan eksisi dalam

tindakan minor.

1. Nonsurgical Treatment

Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan

isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi local. Karena

diperkirakan bahwa inflamasi dapat berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di

dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kaadang diinjeksikan kedalam kista sebagai

usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi kembali oleh

cairan kista.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan substansi lain seperti

hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi meningkatkan angka

kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 85% dengan substansi tambahan.

Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf

(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau

timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan.

2. Bedah

Tujuan pembedahan adalah untuk membuang kista dan memperbaiki lubang di

lapisan sendi tempat kista menerobos. Sayangnya, sekitar setengah dari waktu kista

kembali, atau berulang, setelah dibuang. Ahli bedah berhati-hati ketika menyarankan

operasi untuk menghapus poplitea kista karena mereka cenderung akan berulang.

Penyembuhan sering permanen, tetapi mencegah lebih kista tergantung banyak pada

keberhasilan mengobati penyebab. Hal ini dilakukan baik di bawah anestesi umum,

atau menggunakan (spinal anestesi).

Fibrolipoma

Definisi

Fibrolipoma merupakan tumor jaringan lunak yang bersifat jinak berasal dari jaringan

lemak yang dalam perkembangannya juga mengandung sel tumor dari jaringan ikat.

Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang matang, yang merupakan jaringan

mesenchym paling banyak pada orang dewasa sedangkan fibroma adalah tumor jinak

jaringan ikat.

Etiologi dan faktor predisposisi

Varian lipoma dapat terjadi pada semua umur tetapi terjadi paling sering pada umur

antara 40-60 tahun dan lebih banyak pada penderita obesitas. Lipoma jarang terjadi pada

anak-anak dan sekitar 5% dari penderita lipoma mengidap multiple lipoma.

Etiologi varian lipoma tidak diketahui secara pasti akan tetapi varian ini sering ditemukan

pada penderita obesias meskipun disebabkan bahwa kegemukan tidak menyebabkan

terjadinya lipoma.

Gambaran klinik

Fibrolipoma berbentuk benjolan, konsistensinya lunak pada perabaan dan akan

semakin padat sesuai banyaknya jaringan ikat yang terlibat, dapat digerakkan atau mobile dan

tidak terasa nyeri. Pertumbuhan sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Fibrolipoma

kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai levih dari diameter 6 cm.

Sewaktu menghadapi suatu benjolan , ada empat hal yang harus dipecahkan yaitu :

1. menemukan apakah benjolan tersebut, disebabkan oleh neoplasma. Bila ada curiga

keganasan, lakukan biopsi untuk pemeriksaan histopatologik.

2. apakah jenis dari tumor ganas atau jinak tersebut.

3. adalah menentukan prognosis berdasarkan tingkat keganasannya dan

4. luas penyebaran tumor.

Gambaran makroskopis

Secara makro, fibrolipoma sebagai varian lipoma adalah sebuah benjolan berisi

jaringan lunak berwarma kuning dan mengandung minyak. Varian ini kebanyakan

membentuk kapsul dan dapat muncul kapan saja, kadang-kadang bertumbuh dan ukurannya

membesar.

Gambaran mikroskopis

Secara mikro, tumor terdiri dari lobulus dan sel-sel lemak matang, tertanan dalam

serat kolagen padat.

Diagnosis

Fibrolipoma sebagai vairan lipoma biasanya disadari ketika melihat dan merasakan

adanya benjolan yang teraba lembut, berbentuk kubah di bawah kulit. Diagnosis varian

lipoma dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik akan tetapi bila terjadi keraguan , maka

sebaiknya dilakukan pemeiksaan histologis melalui biopsi jarum halus.

Diagnosis pasti fibrolipoma adalah adanya gambaran histologis berupa lobus-lobus tumor

berisi jaringan lemak yang tertanan dalam serat kolaget padat.

Penatalaksanaan

Pengobatan dapat dilakukan dengan tindakan bedah dan tanpa bedah. Tindakan non eksisi

dari varian lipoma yang saat ini umum dilaksanakan dengan injeksi steroid dan liposuction.

1. Teknik non eksisi

Perawatan non eksisi dari lipoma, yang saat ini umum dilaksanakan adalah

injeksi steroid dan liposuction. Injeksi steroid menyebabkan atrofi lemak yang bersifat

local, kemudian lipoma mulai mengecil (atau jarang kemudian hilang secara

permanent).

2. Teknik eksisi

Pada dasarnya fibrolipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun kecuali

berkembang menjadi nyeri dan mengganggu pergerakan. Biasanya seseorang

menjalani operasi untuk alasan kosmetik.

Tindakan eksisi bedah dilakukan jika lesi ini memberikan gejala atau lesi

tumbuh dan membesar. Lesi yang luas, sebaiknya dilakukan biopsi insisi terlebih

dahulu untuk konfirmasi histologis sebelum dilaukan eksisi komplit. Kadang-kadang

suatu lipoma di dalam badan dipindahkan untuk memperhatikan di bawah mikroskop

untuk meyakinkan pertumbuhannya itu sehingga dapat dideteksi adalah suatu lipoma

dan bukan sesuatu yang lebih serius. Teknik eksisi lipoma menghasilkan

penyembuhan lipoma yang baik dan permanen. Sebelum pembedahan, sangat

membantu sekali untuk mengambar lokasi pembedahan dan perencanaan eksisi

menggunakan penanda pada permukaan kulit.

Kulit kemudian didesinfeksi dengan betadine (povine iodine) atau solution

chlorhexidine (betasept), usahakan tidak menghapus gambaran yang kita buat. Area

ditutup dengan duk steril.

Komplikasi

Lipoma di bawah kulit (subkutan) jarang menimbulkan komplikasi, tetapi nodul besar

dapat mengganggu fungsi otot atau dapat menyebabkan nyeri saraf. Lipoma terjadi pada

sendi dapat membatasi gerakan. Jika mereka berkembang di usus, lipoma dapat menyebabkan

hambatan yang serius. Cedera lipoma mungkin memerlukan perawatan segera, termasuk

eksisi. Jarang ditemukan benjolan yang awalnya tampaknya menjadi lipoma sebenarnya

mungkin liposarcoma (kanker), yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Daftar pustaka

1. Baker cyst. Diunduh dari : http://medicastore.com/penyakit/3323/Kista_Baker.html,

Pada tanggal 29 Agustus 2015

2. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I.Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta. 2010. Hal 401-2 .

3. Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi : kista baker. Edisi

pertama. Bagian Ilmu Bedah FK. Makassar : Universitas Hasanudin

Indonesia; 2003.h.217