Gangguan pencernaan lemak

download Gangguan pencernaan lemak

of 24

description

Gangguan pencernaan lemak

Transcript of Gangguan pencernaan lemak

Gangguan Pencernaan LemakMahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510No. Telp (021) 5694-2061 Fax: (021) 563-1731___________________________________________________________________________

PendahuluanSistem pencernaan merupakan sistem yang mengatur pemecahan molekul-molekul organik besar seperti karbohidrat, protein, dan lemak yang berasal dari makanan menjadi molekul-molekul kecil. Proses pemecahan ini melibatkan enzim-enzim pencernaan pada organ pencernaan. Adapun tujuan dari pemecahan ini adalah molekul-molekul tersebut dapat diabsorpsi oleh usus dan masuk ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel. Struktur Makroskopik Sistem PencernaanCavum Oris

Gambar 1. Makroskopik Cavum Oris (Sumber: Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.50.)Cavum oris atau rongga mulut yang dapat dilihat pada gambar 1 merupakan pintu masuk dari sistem pencernaan. Selain itu juga berfungsi sebagai rongga yang dilalui oleh udara pernapasan dan penting untuk pembentukan suara. Cavum oris dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: Vestibulum orisVestibulum oris merupakan daerah antara bibir dan pipi di sebelah luar dan gigi-geligi dengan procesus alveolaris di sebelah dalam. Pada daerah ini, terdapat kelenjar-kelenjar kecil yang dinamakan glandula buccales et labials. Cavum oris propiumDi dalam cavum oris terdapat beberapa bagian-bagian penting, yakni : GigiManusia memiliki dua susunan gigi yaitu gigi primer dan gigi sekunder.

a. Gigi primerGigi primer dalam setengah lengkung gigi, terdiri atas dua gigi seri, satu taring, dua geraham, total keseluruhan 20 gigi.

b. Gigi sekunderMulai keluar pada usia lima sampai enam tahun. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari dua gigi seri, satu taring, dua premolar, dan tiga geraham, keseluruhan 32 buah gigi.Persarafan pada gigi dibagi mejadi dua, yaitu pada rahang atas dipersarafi oleh nn. Alveolares superiores anteriores medii, posteriores (cabang n. Maxilaris V2), nn. Nasopalatini, serta n. Palatini mayor. Sedangkan pada rahang bawah dipersarafi oleh nn. Alveolaris inferior (cabang n. Mandibulares V3). Gigi berperan dalam proses mastikasi atau pengunyahan. Makanan yang masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.1 PalatumPalatum terbagi menjadi dua, yaitu palatum durum (tulang) dan palatum molle (otot). Daerah palatum ini diperdarahi oleh a. Palatina descendens, aa. Palatina major (durum) dan aa. Palatina minor (molle). Ketiganya merupakan cabang dari a. maxillaris. Persarafan yang berperan pada daerah ini yakni plexus pharyngeus (N IX + N X). LidahLidah merupakan suatu organ yang sangat lentur dan terutama berfungsi saat berbicara. Lidah mengisi hampir seluruh cavum oris dan melekat pada dasar mulut. Pada dorsum linguae, lidah terbagi menjadi 2 bagian, yakni 2/3 depan (corpus) di mana banyak mengandung papillae linguales yang bermacam-macam (filiformis, fungiformis, foliatae dan vallatae) dan 1/3 bagian belakang (radix) yang banyak mengandung kelenjar getah bening (tonsila lingualis).Pharynx

Gambar 2. Makroskopik Pharynx (sumber: Basmajian JV. Metode anatomi berorientasi pada klinik. Dalam: Sistem pernapasan. Jakarta: Staf bagian anatomi fakultas kedokteran Universitas Indonesia; 2001.h. 52.)Pharynx seperti yang tertera pada gambar 2 adalah suatu pipa musculo-fascial yang kontraktil. Sesuai dengan ruang-ruang yang terletak di depannya, pharynx dibagi dalam 3 bagian, yaitu (1) nasopharynx yang berfungsi untuk pernapasan; (2) Oropharynx yang berfungsi untuk pencernaan (3) Laryngopharynx.Otot-otot melingkar pharynx terdiri atas m. Constrictor pharyngis superior, m. Constrictor pharyngis medius, dan m. Constrictor pharyngis inferior (m. Laryngopharyngeus).Ooesophagus

Gambar 3. Makroskopik Oesophagus (sumber: Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.53.)Gambaran oesophagus dapat dilihat pada gambar 3. Oesophagus merupakan sebuah tabung yang dapat kolaps. Ooesophagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat pada crus dextrum diaphragma, masuk ke lambung di sebelah kanan garis tengah. Di anterior oesophagus berhubungan dengan facies posterior lobus hepatis sinister dan di posterior dengan crus sinistrum diafragma. Oesophagus berfungsi dalam menyalurkan makanan dari pharynx ke dalam gaster melalui gerakan peristaltik.2Gaster

Gambar 4. Makroskopik Gaster (sumber: Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam:Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.53.)Gambaran gaster dapat dilihat pada gambar 4. Gaster yang diliputi oleh peritoneum terletak di bagian atas abdomen. Gaster dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni (1) cardia yang terletak di sebelah kiri bidang tengah, setinggi vertebra thoracalis X, di belakang rawan iga 7; (2) fundus mengisi kubah diafragma sebelah kiri dan puncak fundus terletak di sela iga 5 di bawah apex cordis; (3) pylorus merupakan muara distal lambung ke dalam duodenum, proyeksi pylorus terletak setinggi vertebra L1. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua lubang, yakni ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura, yakni curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding, yakni paries anterior dan paries posterior.3Persarafan gaster termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexus coeliacus yang membawa rasa nyeri dan serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra membawa serabut secretomotoris untuk glandulae gastricae dan serabut motoris untuk tunica muscularis gaster. Intestinum

Gambar 5. Makroskopik Intestinum (sumber: Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.54.)Gambar 5 di atas memperlihatkan gambaran intestinum, adapun intestinum terbagi atas: Duodenum Duodenum merupakan bagian teratas intestinum tenuae yang berliku di sekitar caput pankreas. Duodenum terletak retroperitoneal kecuali bagian pertama adalah intraperitoneal, adapun pembagiannya sebagai berikut: Bagian pertama berukuran kurang lebih 5 cm Bagian kedua merupakan pars descendens yang terletak di sekeliling caput pankreas. Di sini terdapat tonjolan kecil pada lapisan mucosa, yakni papilla duodeni. Disini tempat masuknya ductus biliaris dan ductus pancreaticus santorini yang berukuran lebih kecil lewat di atasnya. Bagian ketiganya merupakan pars transversa, didepannya dilewati pangkal mesenterium dan a. Mescunterica superior. Bagian keempat merupakan pars ascendens berakhir pada duodenojejenal junction ujung bawah ditandai lipatan peritoneal dari crus dexter diaphragma ligamentum suspensorium Treitz. Intestinum tenueIntestinum tenue terdiri atas 2/5 bagian jejunum dan 3/5 bagian ileum. Intestinum tenue terletak di intraperitoneal dan berkelok-kelok. Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Kelokan ileum mengisi sampai ke pelvis minor dan bermuara pada coecum. Jejunum dan ileum memiliki perbedaan, yakni pada jejunum arcadenya setingkat dan vasa recta panjang, sedangkan pada ileum arcade bertingkat dan vasa recta pendek.

Intestinum CrassumIntestinum crassum berbentuk seperti huruf U kebalik dan terdiri atas: CoecumBagian intestinum crassum yang buntu, terletak pada fossa iliace dextra di atas ligamentum Inguinale dan berlanjut ke colon ascendens. Coecum diperdarahi oleh a. Ileo colica cabang a. Mesenterica superior serta a. Coeliacalis anterior dan posterior. Colon AscendensPanjang 13 cm dari caecum ke facies inferior lobus dextra hepatis, membelok ke kiri sebagai flexura coli dextra. Colon ini diperdarahi oleh a. colica dextra cabang a. mesenterica superior. Appendix VermiformisSuatu diverticulum coecum pada dinding posteromedial, di bawah orificium ileocoecalis, di fossa iliaca dextra. Appendix vermiformis diperdarahi oleh Aa. Appendiculares yang merupakan cabang dari a. Ileocolica. Colon TransversumColon ini terletak intraperitoneal, menyilang abdomen dari flexura dextra ke flexura sinistra. Colon ini diperdarahi oleh a. Colica media yang merupakan cabang a. Mesenterica superior dan a. Colica sinista yang merupakan cabang dari a. Mesenterica inferior. Colon DescendensPanjang 25 cm dari flexura coli sinistra sampai colon sigmoideum berjalan vertikal dan kemudian belok melintas ke medial di atas m. Psoas major pada pintu masuk pelvis dan diteruskan ke colon sigmoideum. Colon ini diperdarahi oleh a. coli sinistra yang merupakan cabang dari a. mesenterica inferior. Colon Sigmoideum (colon pelvicum)Panjang 5cm dari pintu masuk pelvis menjadi rectum. Membentuk pipa berkelok menggantung pada bagian dalam pelvis melintas vesica urinaria dan uterus. Colon ini digantung pada ligamentum mesocolon sigmoideum dan ditutupi intestinum tenue. Colon ini diperdarahi oleh aa. Sigmoidae yang merupakan cabang a. Mesenterica inferior. RectumPanjang (10-15cm) sebagai lanjutan colon sigmoideum mengikuti lengkung sacrum berakhir pada canalis analis. Di depan os.coccygis tiba-tiba berbelok ke belakang menjadi kanalis analis. Bagian ujung bawah mengalami dilatasi disebut ampularecti yang di sebelah lateralnya didukung oleh m. Levator ani.Bagian dari rectum ini diperdarahi oleh a. Rectalis superior (cabang a.Mesenterica inferior), a. Rectalis medialis dan a. Saceralis media cabang kecil dari bagian belakang aorta. Sedangkan pembuluh baliknya, yakni v. Rectalis superior dan v. Rectalis medialis yang bermuara ke v. Iliaca interna. Pankreas

Gambar 6. Makroskopik Pankreas (Sumber: Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.58.)Pada gambar 6 terlihat pankreas. Pankreas terdiri atas caput, corpus, cauda. Terletak retroperitoneal di sepanjang bidang transpilorik. Caput terikat pada lekuk duodenum dan cauda memanjang ke hilus lienalis pada ligamentum lienorenalis. Caput pankreas mendapat aliran dari aa. Pancreaticum duodeni superior dan inferior. Corpus menerima dari a.Lienalis yang berasal dari a.Pancreatica magna. Sedangkan persarafan yang terdapat pada pankreas yakni N. X dan n. Splanchnicus.4Hepar

Gambar 7. Makroskopik Hepar dan Vesica Fellea (sumber: Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th edition. Philadephia: Saunders Elsevier; 2011.p.278.) Pada gambar 7 dapat dilihat gambar hepar. Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh. Secara anatomis terdiri atas lobus dextra yang besar dan lobus sinistra yang lebih kecil. Hepar dipisahkan di anterosuperior oleh ligamentum falcitorae hepatis dan postero inferior oleh fissura ligamentum venosum serta ligamentum teres hepatis.Klasifikasi anatomis lobus dextra terdiri atas lobus kaudatus dan lobus quadratus. Tetapi secara fungsional lobus kaudatus dan sebagian besar lobus quadratus merupakan bagian lobus sinister karena mendapat darah dari a.epigastrica sinistra dan aliran empedunya menuju ductus hepatictus sinister. Karenanya klasifikasi fungsional menyatakan bahwa batas antara lobus dexter dan sinister terlatak pada bidang vertical yang berjalan ke posterior dari kantong empedu menuju v.cava interior.Pendaharan hepar terbagi menjadi (1) pembuluh nadi oleh a. Hepatica communis cabang a.Coeliaca, a. Hepatica propria merupakan cabang a. Hepatica communis, a. hepatica dextra dan sinistra merupakan cabang a. Hepatika propia; (2) pembuluh balik akan menampung darah balik dari alat-alat tractus gastrointestinal melalui v. porta.3,4Vesica FelleaVesica fellea yang diliputi oleh peritoneum terletak pada perpotongan batas lateral m. Rectus abdominis dan arcus costae dextra. Saluran empedu berupa uctus cysticus, mukosa ductus cysticus mempunyai lipatan berbentuk spiral yang dinamakan valvula spiralis Heisteri. Struktur Mikroskopik Sistem PencernaanSistem pencernaan terdiri atas saluran panjang yang berawal di rongga mulut dan berakhir di anus. Organ yang berhubungan dengan saluran cerna ini yaitu organ-organ tambahan kelenjar liur, hati, dan pankreas. Organ-organ ini menghasilkan sekret yang dicurahkan ke dalam saluran cerna melalui duktus ekskretorius. Sekret-sekret ini membantu pencernaan materi yang dimakan dan penyerapannya. Sistem pencernaan ini meliputi: Cavum Oris

Gambar 8. Labium Oris (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)

Rongga mulut terdiri dari bibir atau labium oris yang terdiri atas (1) area cutanea yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk serta terdapat folikel rambut, kelenjar sebasaea, dan kelenjar keringat; (2) area intermedia yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk serta terdapat arteri labialis; (3) area cutanea yang dilapisi oleh epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk serta terdapat m. Orbicularis oris, gl. Labialis, dan a. Labialis. Di dalam rongga mulut, makanan ditampung, dikunyah, dan dilumasi dengan air liur agar mudah ditelan.5 Empat jenis papilla lidah, yaitu papilla filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Papila yang paling banyak adalah papilla filiformis yang berbentuk kerucut lancip. Papila ini menutupi seluruh permukaan dorsal lidah. Yang lebih sedikit, namun lebih besar adalah papilla fungiformis. Papila ini berbentuk seperti jamur dan lebih banyak di bagian anterior lidah. Papila sirkumvalata jauh lebih besar daripada papila fungiformis atau filiformis dan hanya berjumlah 8 sampai 12 buah terletak di posterior lidah. Papila ini dikelilingi alur dalam. Banyak duktus ekskretorius kelenjar serosa von Ebner di bawahnya, terletak di dalam jaringan ikat lidah, bermuara ke dalam dasar alur ini. Papila foliata berkembang baik pada hewan tertentu, namun tidak pada manusia.Pada epitel papilla fungiformis dan pada sisi lateral papila sirkumvalata, terdapat bangunan berbentuk tong yang disebut kulikulus gustarius atau pori kecap. Di dalam setiap kuncup kecap, terdapat reseptor sel kecap dan sel penyokongnya (sel sustentakular). Lidah adalah struktur berotot. Bagian dalamnya terdiri atas jaringan ikat di pusat diantara berkas-berkas serat otot rangka. Penyebaran dan orientasi serat-serat otot rangka lidah yang acak memungkinkan lidah bergerak bebas selama mengunyah dan menelan makanan, serta berbicara.Saluran cerna adalah struktur berongga panjang yang meluas dari oesophagus hingga rektum. Pada lapisan saluran cerna terdapat empat lapisan, yaitu mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Namun, empat lapis saluran cerna itu menunjukkan variasi histologik yang nyata. Variasi ini tergantung pada lokasi saluran cerna dan fungsi spesifik yang dilakukan selama proses pencernaan. Ciri khas setiap lapis pada saluran cerna serta fungsi nya dibahas pada setiap organ pada pencernaan yang berbeda. PharynxPharynx terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) nasopharynx yang merupakan perluasan rongga hidung ke posterior. Faring, rongga mulut, dan rongga laring tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet dikelilingi jaringan limfoid yang dikenal dengan nama tonsila tuba; (2) oropharynx yang terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. (3) laringopharynx yang terletak di belakang laring tersusun atas epitel bervariasi di mana sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Oesophagus

Gambar 9. Mikroskopik Oesophagus (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)

Pada gambar 9 dapat dilihat gambaran mikroskopik oesophagus. Oesophagus adalah suatu saluran panjang dan lunak yang panjangnya kira-kira 10 inci, yakni meluas dari pharynx sampai ke lambung. Saluran ini terletak di posterior trakea dan sebagian besar ditemukan di dalam mediastinum rongga toraks. Lumen oesophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan keratin. Gaster

Gambar 10. Mikroskopik Fundus Gaster (Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)

Gambar 11. Mikroskopik Pylorus Gaster (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)Pada gambar 10 dan 11 menunjukan gambaran gaster. Gaster atau lambung adalah perluasan organ berongga yang terletak diantara oesophagus dan usus halus. Pada permukaan luminal gaster, terlihat banyak pembukaan kecil yang disebut foveola gastrika atau pit gaster. Submukosa jaringan ikat padat yang terletak di bawah mukosa gaster mengandung banyak pembuluh darah dan saraf gaster. Dinding muskular tebal gaster yaitu muskularis eksterna. Lapisan luas gaster ditutupi oleh serosa atau peritoneum viseral.5

Usus Halus

Gambar 12. Mikroskopik Pylorus-Duodenum (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)

Gambar 13. Mikroskopik Usus Kecil (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)Pada gambar 12 dan 13 dapat dilihat gambaran pylorus-duodenum dan usus halus. Usus halus (intestinum tenue) merupakan saluran panjang berkelok-kelok, panjangnya kira-kira 5 meter. Usus ini terbentang dari batas lambung sampai ke batas usus besar atau kolon. Untuk keperluan deskriptif, usus halus dibagi dalam tiga bagian, yakni duodenum, jejunum, dan ileum. Peralihan dan perbedaan mikroskopik segmen hanya sedikit.Mukosa usus halus menampakkan struktur khusus untuk memperluas permukaan absorpsinya. Struktur ini adalah plika sirkularis, vili intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis adalah lipatan atau peninggian mukosa permanen, berjalan berpilin dan terjulur ke dalam lumen usus. Vili intestinalis adalah tonjolan permanen mirip jari pada lamina propria mukosa yang terjulur ke dalam lumen. Vili ditutupi epitel selapis silindris dan lebih banyak terdapat di bagian proksimal usus halus. Epitel yang membatasi permukaan gaster hanya terdiri aras satu jenis sel penghasil mukus. Usus halus juga mengandung banyak kelenjar intestinal (kripti Lieberkuhn). Usus Besar

Gambar 14. Mikroskopik Usus Besar (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)Usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum. Usus besar terdiri atas segmen awal (sekum) dan kolon asendens, transversum, desendens, sigmoid, rectum, dan anus. Sisa makanan yang tidak dicerna dan tidak diabsorpsi di dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak peristaltic kuat otot muskularis eksterna usus halus. Residu yang memasuki usus besar itu berbentuk semicair saat mencapai bagian akhir usus besar residu ini telah menjadi semisolid sebagaimana feses umumnya. Meskipun terdapat di usus halus, sel-sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih banyak dibandingkan dengan di usus halus. Sel goblet ini juga bertambah dari bagian sekum ke kolon sigmoid. Usus besar tidak memiliki plika sirkularis maupun vili intestinalis, dan kelenjar intestinal terletak lebih dalam daripada di usus halus. Kelenjar intestinal usus besar juga tidak memiliki sel paneth, namun memiliki berbagai sel enteroendokrin (APUD).5

Rektum-Anus

Gambar 15. Mikroskopik Rektum-Anus (sumber: Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.)Gambar 15 menunjukkan gambaran rectum-anus. Pada lapisan mukosa, epitel selapis torak dengan sel goblet menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk yang semakin ke distal dapat dijumpai adanya lapisan tanduk. Pada lapisan muskular, lapis otot melingkar rektum menebal membentuk otot lingkar, yaitu otot sfingter ani internus. Selain itu pada lapisan ini didapati otot sfingter eksternus. Lapisan serosa atau adventisia terdiri dari jaringan ikat jarang.5Organ pencernaan tambahan mencakup hepar, kantung empedu, dan pankreas. Organ-organ ini terletak di luar saluran cerna, namun berhubungan dengan usus halus melalui saluran keluarnya. Duktus biliaris komunis atau duktus koleodukus dari hepar dan duktus pankreatikus utama dari pankreas menyatu pada lengkung duodenum dan membentuk satu saluran bersama bagi kedua organ. Duktus ini kemudian menembus dinding duodenum dan memasuki lumen usus halus. Kandung empedu bergabung dengan duktus biliaris komunis melalui duktus sistikus. Empedu memasuki usus halus dari kandung empedu dan enzim pencernaan dari pankreas melalui duktus komunis. Pembahasan mengenai organ pencernaan adalah sebagai berikut: PankreasPankreas adalah organ memanjang lunak, yang letaknya posterior terhadap lambung. Kaput pankreas terletak di lengkung duodenum dan kaudanya menjurus ke limpa. Pankreas mengandung sel-sel eksokrin dan endokrin. HeparHepar terletak pada lokasi strategis yang penting. Produk pencernaan yang diserap harus melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui vena porta hepatica sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum. Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus, terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel hati, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Vesica FelleaKantung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan bawah hepar. Empedu dari hati disimpan di dalam kantung empedu. Empedu keluar dari kandung empedu melalui duktus sistikus dan memasuki duodenum melali duktus koleodukus. Pencernaan Bahan MakananManusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi bahan makanan kaya energi, yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Tetapi dalam kasus yang didapatkan, maka fokus utamanya adalah lemak. Molekul-molekul besar ini tidak dapat melewati membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran cerna ke dalam darah atau limfe, untuk itu diperlukan enzim-enzim pencernaan untuk mengubah bahan-bahan tersebut menjadi sebagai berikut: Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigliserida, yaitu lemak netral yang terdiri dari satu molekul gliserol dan tiga asam lemak melekat padanya. Selama pencernaan, dua dari tiga molekul asam lemak tersebut terpisah meninggalkan satu monogliserida, satu molekul gliserol dengan satu molekul asam lemak melekat padanya. Karena itu, produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak bebas yaitu satuan lemak yang dapat diserap.6Metabolisme LemakGaram empedu membantu pencernaan lemak melalui efek emulsifikasi dan mempermudah penyerapan lemak dengan ikut serta dalam pembentukan misel (micelle). Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak dengan bagian larut air yang bermuatan negatif. Dengan terjadinya emulsifikasi lemak, luas permukaan lemak akan semakin besar sehingga semakin banyak lemak yang dapat dihidrolisis oleh lipase pankreas bersama dengan kolipase menjadi monogriselda dan asam lemak bebas untuk selanjut dibawa ke bagian interior misel yang larut air.7,8 Dalam suatu misel, garam empedu dan lesitin bergumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak menyatu di bagian tengah membentuk inti hidrofobik sementara bagian larut air membentuk selubung hidrofilik di sebelah luar. Karena itu misel merupakan wadah yang dapat digunakan untuk mengangkut bahan-bahan tak larut air melalui isi lumen yang cair. Misel akan mendekati permukaan epitel absorptif dan kemudian asam lemak meninggalkan misel dan secara pasif berdifusi menembus lapis ganda lemak membran luminal. Monogliserida dan asam lemak bebas diresintesis menjadi trigliserida di dalam sel epitel. Trigliserida-trigliserida ini menyatu dan dibungkus oleh suatu lapisan lipoprotein untuk membentuk kilomikron yang larut air kemudian dikeluarkan dengan eksositosis melalui membran basal sel. Kilomikron tidak dapat menembus membran basal kapiler darah sehingga masuk ke pembuluh limfe, lakteal sentra. Pembuluh-pembuluh limfe akhirnya menyatu untuk membentuk duktus thorasikus yang mengalirkan isinya ke sistem vena di dada. Dengan cara ini lemak akhirnya memperoleh akses ke darah, dibawa ke hati dan jaringan tubuh lainnya.7,8 Gangguan metabolisme lemak dapat menyebabkan pembentukan batu empedu. Penumpukan kolesterol yang tinggi akibat konsumsi lemak berlebihan pada akhirnya menyebabkan terjadinya pengendapan kolesterol membentuk kristal yang menghambat saluran empedu ataupun mengendap di kandung empedu. Adanya gangguan ini mengakibatkan timbulnya rasa nyeri yang merupakan rangsang adanya kelainan pada kandung empedu.Enzim PencernaanPencernaan dilaksanakan oleh proses hidrolisis enzimatik. Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim-enzim dalam sekresi pencernaan menguraikan ikatan-ikatan yang menyatakan subunit-subunit molekular di dalam molekul nutrien sehingga terjadi pembebasan molekul-molekul kecil. Enzim-enzim pencernaan bersifat spesifik untuk ikatan yang dapat dihidrolisis. Sewaktu bergerak melalui saluran cerna, makanan menjadi subyek berbagai enzim yang masing-masing menguraikan molekul makanan menjadi lebih lanjut. Enzim pencernaan berkaitan dengan mekanisme kerja sistem pencernaan untuk itu dalam pembahasan keduanya disatukan pada sub bab mekanisme kerja dan fungsi organ pencernaan.7Mekanisme Kerja dan Fungsi Organ Pencernaan

Gambar 16. Organ-organ pencernaan Manusia (sumber: Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam: Sistem Pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.57.)Pada gambar 16 dapat dilihat organ-organ pencernaan. Organ-organ ini membentuk saluran pencernaan. Saluran pencernaan bertanggung jawab untuk memecah makanan menjadi berbagai bagian komponen sehingga dapat diabsorpsi oleh tubuh. Saluran pencernaan berfungsi untuk menyekresikan cairan ke dalam saluran pencernaan dan absorpsi makanan. Berbagai region yang berbeda pada saluran pencernaan berkaitan dengan motilitas, penyimpanan, pencernaan, absorpsi, dan eliminasi sisa pencernaan. Fungsi-fungsi saluran pencernaan ini dikontrol melalui mekanisme regulasi neuronal, hormonal, dan lokal.Saluran pencernaan berawal dari mulut, tempat makanan pada awalnya dikunyah atau dimastikasi dan dicampur dengan sekresi saliva. Mastikasi adalah proses pemecahan makanan secara mekanik yang sistematik di mulut. Jumlah mastikasi yang diperlukan untuk menelan makanan bergantung pada jenis makanan yang diingesti. Mastikasi melibatkan aktivitas terkoordinasi dari gigi, otot-otot, rahang, sendi, temporomandibula, lidah, serta struktur-struktur lain seperti bibir, palatum, dan kelenjar saliva.9Selama mastikasi, tiga pasang kelenjar yaitu kelenjar parotis, submandibula, dan sublingual menyekresi saliva. Fungsi utama saliva adalah melembapkan dan melubrikasi mulut pada saat istirahat, tetapi terutama setelah makan dan bicara, untuk melarutkan molekul-molekul makanan sehingga bisa bereaksi dengan reseptor gustatorik dan menghasilkan sensasi rasa, mempermudah menelan, dan memulai bagian awal dari pencernaan polisakarida (gula kompleks), serta melindungi rongga oral dengan melapisi gigi dengan protein kaya prolin atau pelikel yang dapat berfungsi sebagai sawar pelindung permukaan gigi. Saliva juga mengandung immunoglobulin yang berperan sebagai pelindung untuk mencegah infeksi bakteri.Menelan terjadi dalam beberapa fase. Fase pertama bersifat volunteer dan meliputi pembentukan bolus makanan dengan gerakan mengunyah dan gerakan lidah yang mendorong makanan ke pharynx. Fase selanjutnya bersifat tidak volunteer, tetapi merupakan respon refleks.Selama fase esophageal, sfingter oesophagus atas akan berelaksasi dan memungkinkan bolus makanan dapat lewat, setelah itu sfingter akan menutup kembali. Sesampai di oesophagus, bolus akan didorong ke lambung melalui proses yang disebut peristaltis, yaitu suatu gelombang relaksasi di depan bolus dan kontraksi di belakang bolus oleh lapisan otot sirkular dan longitudinal oesophagus yang terkoordinasi, sehingga mendorong makanan memasuki lambung dalam waktu sekitar 5 detik. Sebelum memasuki lambung, bolus harus melewati sfingter lainnya, yaitu sfingter oesophagus bawah, yang dibentuk dari cincin otot polos yang akan berelaksasi jika gelombang peristaltis mencapainya. Pusat telan di medula memproduksi urutan kejadian yang menyebabkan aktivitas eferen ke saraf somatic (mempersarafi otot rangka) dan saraf otonom (mempersarafi otot polos). Begitu melewati sfingter oesophagus bawah, bolus makanan akan langsung memasuk ke lambung. Fungsi utama lambung adalah sebagai tempat penyimpanan makanan sementara sampai pencernaan secara kimia dan mekanik menggunakan asam, enzim, dan gerakan untuk meregulasi pelepasan kimus ke usus halus, dan untuk menyekresi zat-zat yang disebut faktor intrinsik ytang esensial untuk absorpsi vitamin B12. Dalam keadaan kosong, volume lambung sekitat 50 ml, jika terdistensi penuh, volume lambung bisa mencapai 4 L. Di lambung, protein dalam makanan dipecah menjadi polipeptida oleh enzim pepsin. Enzim ini diproduksi dari bentuk inaktifnya, yaitu pepsinogen oleh sel chief mukosa lambung, dan diubah menjadi pepsin aktif oleh lingkungan yang asam dalam lambung. Asam lambung adalah asam klorida dan diproduksi oleh sekelompok sel terspesialisasi, yaitu sel parietal. Lambung bisa menyekresi sampai 2 L asam per hari.7,8Sekresi lambung pada dasarnya terbagi dalam tiga fase, yakni fase sefalik, fase lambung, dan fase intestinal. Fase sefalik dimunculkan oleh melihat, mencium, mengecap, dan mengunyah makanan. Pada tahap ini, tidak ada makanan di lambung, dan sekresi asam distimulasi oleh aktivasi vagus dan kerja pleksus enteric. Serabut parasimpatis pascaganglion dan pleksus mienterikus akan melepaskan asetilkolin (Ach) dan menstimulasi pelepasan getah lambung.Jika makanan mencapai lambung, makanan tersebut akan menstimulasi fase lambung di mana terjadi sekresi asam, pepsinogen, dan mukus. Stimulasi utama fase ini adalah distensi lambung dan komposisi kimiawi makanan. Mekanoreseptor di dinding lambung akan teregang dan mencetuskan reflex mienterikus lokal dan juga memperpanjang reflex vaso-vagal. Kedua hal ini menyebabkan pelepasan Ach yang kemudian menstimulasi pelepasan gastrin, histamine, dan kemudian asam, enzim, dan mukus. Stimulasi vagus juga melepaskan peptide spesifik yaitu peptide pelepas gastrin (gastrin-releasing peptide,GRP), yang bekerja langsung terutama pada sel G untuk melepaskan gastrin. Protein utuh tidak mempengaruhi sekresi lambung secara langsung, tetapi produk pemecahan protein, seperti peptida dan asam amino bebas, secara langsung menstimulasi sekresi gastrin. pH rendah di lambung akan menginhibisi sekresi gastrin sehingga jika lambung kosong atau setelah makanan memasuki lambung dan asam telah disekresi untuk beberapa waktu, akan terjadi inhibisi produk asam. Namun demikian, pada saat pertama kali makanan masuk lambung, pH meningkat dan hal ini menyebabkan pelepasan inhibisi dan kemudian menyebabkan sekresi maksimum gastrin. Oleh karena itu, sekresi asam lambung bersifat regulasi mandiri.Fase lambung normalnya berlangsung selama sekitar 3 jam dan makanan di lambung diubah menjadi kimus, suatu zat dengan kekentalan seperti lumpur. Kimus akan melewati sfingter pylorus dan memasuki bagian pertama usus halus, yaitu duodenum. Adanya kimus di antrum pylorus akan mendistensi antrum pylorus dan menyebabkan kontraksi antral dan terbukanya sfingter. Laju pengosongan lambung bergantung pada volume dalam antrum dan turunnya pH kimus, keduanya meningkatkan pengosongan. Akan tetapi, distensi duodenum , adanya lemak, dan penurunan pH pada lumen duodenum akan menyebabkan inhibisi pengosongan lambung. Mekanisme ini mengatur dengan tepat jumlah pasokan dan laju pengaliran kimus agar bisa dicerna dengan baik. Usus halus adalah tempat utama pencernaan makanan dan absorpsi produk hasil pencernaannya. Usus halus berbentuk seperti selang, berdiameter 2,5 cm dengan panjang sekitar 4 m, tersusun dari duodenum, jejunum, dan ileum.7-9Begitu kimus pertama kali memasuki duodenum, sekresi lambung akan terus berlanjut mungkin karena aktivasi sel G mukosa usus. Hal ini hanya sementara karena duodenum semakin terdistensi dengan pengosongan lambung lebih lanjut. Serangkaian refleks diinisiasi sehingga akan menginhibisi pelepasan getah lambung lebih lanjut. Sekretin dilepaskan sebagai respon terhadap stimulasi asam, sekretin ini sampai ke lambung melalui aliran darah dan menginhibisi pelepasan gastrin. Adanya asam lemak, hasil pemecahan lemak di duodenum akan melepas dua hormon polipeptida, disebut peptida penginhibisi gaster dan kolesistokinin yang akan menginhibisi pelepasan gastrin maupun asam. Namun demikian, baik sekretin maupun CCK juga menstimulasi pelepasan pepsinogen dari sel chief sehingga membantu pencernaan protein. Bersama dengan mekanoreseptor di duodenum melalui jalur reflex vagal dan lokal, pelepasan sekretin dan CCK juga berimplikasi dalam pengosongan lambung. Kimus yang awalnya memasuki duodenum bersifat asam, hipertonik, dan baru sebagian tercerna. Pada tahap awal ini, nutrien-nutrien yang terbentuk masih belum bisa diabsorpsi. Terdapat gerakan osmotik air melintasi dinding permeabel bebas yang menyebabkan kandungan kimus menjadi isotonik. Keasaman ini dinetralkan oleh penambahan bikarbonat yang disekresi oleh pankreas maupun empedu dari hati, dan pencernaan kimus lebih lanjut akan dilakukan oleh enzim-enzim tambahan dari pankreas, hati, dan usus itu sendiri.Dinding usus halus berlipat-lipat menjadi banyak tonjolan-tonjolan kecil seperti jari yang disebut vili. Diantara vili-vili ini terdapat sejumlah kelenjar kecil, disebut kripta yang bisa menyekresi 3L cairan hipotonik setiap harinya. Usus halus terutama diadaptasikan untuk absorpsi nutrien. Usus halus memiliki area permukaan yang luas, dan kimus akan didorong untuk bergerak secara sirkular saat melewati saluran, untuk memfasilitasi pencampuran sehingga membantu pencernaan dan absorpsi. Pergantian sel epitel saluran pencernaan terjadi secara konstan, di mana epitel usus halus akan seluruhnya mengganti sendiri kira-kira setiap 6 hari. Usus halus mengabsorpsi air, elektrolit, karbohidrat, asam amino, mineral, lemak, dan vitamin. Mekanisme pergerakan dari lumen ke sirkulasi bervariasi. Nutrien bergerak diantara saluran pencernaan dan darah yang melewati dan mengitari sel-sel epitel. Karena isi usus bersifat isotonic dengan cairan tubuh dan sebagian besar memiliki konsentrasi yang sama dengan elektrolit utama, maka absorpsi terjadi secara aktif. Air tidak bisa berpindah secara langsung, tetapi mengikuti gradien osmotik yang muncul karena adanya transport ion. Kontributor utama gradien osmotic ini adalah pompa natrium. Na+-K+ basolateral. K+ keluar sel, sekali lagi melalui membran basolateral, menuruni gradien konsentrasinya. Perpindahan K+ keluar ini berhubungan dengan pergerakan Cl- keluar, melawan gradien konsentrasinya, setelah sebelumnya Cl- masuk menuruni gradien konsentrasinya seperti Na+ melalui membran lumen. Pergerakan ion-ion ini memunculkan gradien osmotik antara lumen dengan darah, menyebabkan absorpsi air mengikuti pergerakan Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel, melintasi membran lumen usus.8 Dua mineral yang sangat penting yang diabsorpsi dari makanan adalah kalsium dan besi. Konsentrasi kalsium intraselular rendah dan setiap kalsium bebas dari makanan bisa melintasi membran lumen menuruni gradien konsentrasi yang curam melalui kanal kalsium atau melalui mekanisme pembawa (karier). Di dalam sel, kalsium akan berikatan dengan protein yang membawanya ke membran basolateral, di mana kalsium akan ditranspor secara aktif melawan gradien konsentrasi oleh Ca2+-ATPase dengan hidrolisis ATP, atau dengan antriporter Na+-Ca+ yang berhubungan dengan pergerakan Na+ menuruni gradien konsentrasinya ke dalam sel dan keluarnya Ca2+ dari dalam sel.Pencernaan lemak hampir seluruhnya terjadi di usus halus. Enzim utamanya adalah enzim pankreas yang disebut lipase yang memecah lemak menjadi monogliserida dan asam lemak bebas. Akan tetapi sebelum lemaj dapat dipecah, lemak harus diemulsifikasi terlebih dahulu, sutu proses di mana droplet lipid yang lebih besar dipecah menjadi droplet yang jauh lebih kecil. Zat pengemulsi utamanya adalah asam lemak bebas dan monogliserida dengan asam empedu akan membentuk partikel-partikel kecil yang disebut misel. Bagian luar misel bersifat hidrofilik sedangkan inti bagian dalam misel berisi bagian hidrofobik. Susunan ini memungkinkan misel memasuki lapisan aqueous yang mengelilingi mikrovili, dan monogliserida, asam lemak bebas, kolestrol, dan vitamin larut lemak dapat berdifusi secara pasif ke dalam sel duodenum, meninggalkan garam empedu di lumen usus sampai zat-zat tersebut direabsorpsi. Begitu sampai di dalam sel epitel, asam lemak, dan monogliserida akan dirakit ulang menjadi lemak melalui sejumlah jalur metabolisme yang berbeda, Kemudian, lemak memasuki sistem limfatik melalui lakteal dan akhirnya mencapai aliran darah melalui duktus torasikus.Vitamin larut lemak yakni vitamin A, D, E, dan K pada dasarnya akan mengikuti jalur absorpsi terutama melalui difusi transport termediasi. Pengecualian pada vitamin B12 yang harus terikat dulu dengan faktor intrinsik yang disekresi oleh sek parietal dinding lambung. Begitu terikat, vitamin B12 akan melekat ke tempat spesifik pada sel epitel di ileum di mana terjadi proses endositosis untuk absorpsi.Eksokrin pankreas menyekresi cairan pencernaan utama yang disebut getah pankreas. Getah pankreas ini diekskresi ke dalam duodenum melalui duktus pankreatikus yang bermuara ke saluran pencernaan pada lokasi yang sama dengan duktus biliaris komunis. Jika di duodenum terdapat makanan, maka sfingter oddi akan berelaksasi, sehingga memungkinkan baik sekresi empedu maupun pankreas memasuki saluran pencernaan.Getah pankreas dibentuk dari sejumlah enzim, disekresi oleh sel-sel asinar pankreas, yang memecah konstituen utama dalam makanan. Enzim-enzim ini adalah amilase pankreas yang memecah karbohidrat menjadi monosakrida, lipase pankreas yang memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak, ribonuklease dan deoksiribonuklease yang terlibat dalam pemecahan asam nukleat dan mononukleotida bebas, dan berbagai enzim proteolitik (tripsin, kemotripsin, elastase, dan karboksipeptidase) yang memecah protein menjadi peptida-peptida kecil dan asam amino. Hormon kolesistokinin yang dilepaskan sel epitel duodenum ke dalam aliran darah sebagai respons terhadap adanya asam amino dan asam lemak dalam kimus, bertanggung jawab terhadap sekresi enzim pankreas dari sel asinar pankreas. Sekresi utama lainnya, selain enzim adalah air dan ion bikarbonat. Volume getah pankreas yang disekresi akan dengan tepat menetralkan kandungan asam pada kimus yang dihantarkan oleh lambung ke usus. Hal ini terjadi karena asam di duodenum menyebabkan pelepasan sekretin dari dinding duodenum ke aliran darah. Sekretin akan menstimulasi produksi air dan ion bikarbonat dari sistem duktus dan terutama dari sel epitel yang melapsi duktus.10Hati adalah organ terbesar dalam tubuh, berat hati pada orang dewasa normak lebih dari 1 kg. Fungsi hati dapat dibagi menjadi dua kategori umum. Pertama, hati terlibat dalam proses zat-zat yang diabsorpsi, baik nutrien maupun toksin. Dengan kata lain, hati bertanggung jawab terhadap metabolisme berbagai zat yang dihasilkan dari pencernaan dan absorpsi makanan dari usus. Kedua, hati memiliki fungsi eksokrin penting yang terlibat dalam (1) produksi asam empedu dan cairan alkali yang digunakan untuk pencernaan dan absorpsi lemak dan untuk netralisasi asam lambung di usus; (2) pemecahan dan produksi produk buangan metabolisme setelah pencernaan; (3) detoksifikasi zat-zat beracun atau berbahaya; (4) ekskresi produk buangan dan detoksifikasi zat-zat di empedu.Pembentukan cairan empedu distimulasi oleh garam empedu, sekretin, glukagon, dan gastrin. Namun demikian, pelepasan cairan empedu yang disimpan di kandung empedu distimulasi oleh sekresi CCK ke dalam aliran darah saat kimus memasuki duodenum, dan sedikit distimulasi oleh sekresi CCK ke dalam aliran darah saat kimus memasuki duodenum, dan sedikit distimulasi oleh kerja saraf vagus. Beberapa menit setelah makan, terutama jika mengonsumsi lemak, otot empedu akan berkontraksi, kontraksi ini akan mendorong isinya ke dalam duodenum melalui sfingter Oddi yang sudah berelaksasi. CCK akan merelaksasi sfingter dan menstimulasi sekresi pankreas pada saat yang sama. Kandung empedu selesai mengosongkan dalam waktu 1 jam setelah mengonsumsi makanan berlemak dan mempertahankan kadar asam empedu di duodenum melebihi yang diperlukan untuk bekerja terhadap misel. Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa.7-10 Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bila kadar air pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.Kesimpulan Hipotesis diterima. Seorang laki-laki yang mengeluh perutnya penuh dan kembung memang terjadi karena adanya gangguan pada sistem pencernaan lemak di dalam tubuhnya. Daftar Pustaka1. Cambridge Communication Limited. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2005.h.50-62.2. Basmajian JV. Metode anatomi berorientasi pada klinik. Dalam: Sistem pernapasan. Jakarta: Staf bagian anatomi fakultas kedokteran Universitas Indonesia; 2001.h. 52.3. Snell RS. Anatomi klinik. Edisi 6. Dalam: Abdomen bagian II cavitas abdominalis. Jakata: EGC; 2006.h.218-50.4. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th edition. Philadephia: Saunders Elsevier; 2011.p.278.5. Fiore D. Atlas histologi. Edisi 9. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2003.h.147-229.6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Dalam: Sistem pencernaan. Jakarta: EGC; 2011.h.642-93.7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.999-1059.8. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.641-94.9. Ward J, Clarke R, Linden R. At a glance fisiologi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.74-81.10. Watson R. Anatomi dan Fisiologi. Edisi 10. Dalam: Nutrisi dan eliminasi. Jakarta: EGC; 2002.h.372-8.

24 | Gangguan Pencernaan Lemak