Gangguan Kesadaran
description
Transcript of Gangguan Kesadaran
Gangguan Kesadaran
Gangguan Kesadaran
Dio Alip Ananta Putra08700041
Pembimbing :
Dr.dr. P.W.M Olly Indrayani Sp. PD
Definisi
Kesadaran didefinisikan sebagai keadaan terjaga dan waspada, dimana orang akan bereaksi sepenuhnya dan adekuat terhadap rangsang visual, auditoris ataupun rangsang sensibel
Definisi
Gangguan kesadaran : keadaan dimana tidak terdapat aksi dan reaksi, walaupun diransang secara kasar
Tidur : suatu keadaan tidak sadar untuk sementara waktu, dimana kondisi ini dapat dibangunkan dengan rangsang yang cukup keras. Pada manusia dan hewan yang sehat, bangun tidur yang terjadi diatur secara siklus oleh pusat ritme sirkadian yang terdapat di hipotalamus.
Pusat Pengaturan Kesadaran
Cortex Cerebri Bilateral ( Hemispherium Cerebri Bilateral )
Batang Otak : terutama ARAS (Ascending Reticular Activating System ) yang ada di Formatio Reticularis
Gangguan Tidur
Hipersomnia terlalu banyak tidur
Proses patologis di otak (ensefalitis, tumor serebri)
Proses patologis di sistemik (hiperglikemia, uremia)
Insomnia tidak bisa tidur
Primer tidur tapi tidak merasa tidur
Sekunder
Psikoneurosis
Penyakit organik
Penilaian Kesadaran
Kualitatif :
Kompos mentis
Apatis
Somnolen
Delirium
Stupor
Koma
Kuantitatif :
GCS (Glasgow Coma Scale)
Dengan skor 3 15
Yang dinilai 3 komponen :
Eye
Verbal
Motorik
Kuantitatif
Glasgow Coma ScaleEye Response (E)Eyes open spontaneously4Eye opening to verbal command3Eye opening to pain2No eye opening1Verbal Response (V)Orientated5Confused 4Inappropriate words3Incomprehensible sounds2No verbal response1Motor Response (M)Obeys command6Localising pain5Withdrawal from pain4Flexion to pain3Extension to pain2No motor response1Kualitatif
Kompos mentis : sadar penuh. Aksi dan reaksi adekuat yang tepat dan sesuai.
Apatis : tampak segan, acuh tak acuh terhadap lingkungan
Somnolen : mengantuk yang masih dapat pulih bila diberi rangsangan tapi saat rangsangan berhenti, pasien tertidur lagi
Delirium : kesadaran disertai kekacauan motorik dan siklus tidur bangun yang terganggu. Tampak gelisah dan disorientasi
Kualitatif
Stupor : mengantuk yang dalam, dapat dibangunkan dengan rangsangan kuat tapi tidak terbangun sempurna dan verbal kurang baik
Koma : kesadaran yang sangat dalam, tidak ada respon spontan dan tidak ada respon terhadap nyeri
Etiologi
Lesi Organik/Struktural
Trauma kepala
Stroke
Perdarahan intraserebral
Perdarahan subaracnoid
Infeksi SSP
Tumor Otak
Status epileptikus
Lesi non organik/non struktural
Gangguan metabolik
Intoksikasi
Gangguan cairan dan elektrolit
Gangguan vaskular
Diagnosa
Penurunan Kesadaran
Nilai ABC (Airway, Breathing, Circulation)
Immobilisasi vertebra servikal
Pemeriksaan gula darah berikan dextrose 40% 20cc jika kadar gula darah 6 jam, defisit neurologis (+), CT Scan abnormal
Stroke
Merupakan suatu sindrom klinik yang timbulnya mendadak, progresi cepat, adanya defisit neurologis dan penurunan kesadaran yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Klasifikasi Stroke
Stroke hemoragik
Perdarahan intra serebral
Perdarahan subaraknoid
Stroke iskemik
Trombosis serebri
Emboli serebri
Hipoperfusi sistemik
Infeksi dan Tumor Intrakranial
Infeksi SSP
Meningitis
Ensefalitis
Abses otak
Tromboflebitis sinus venosa
Tumor Intrakranial
Tumor supratentorial
Tumor infratentorial
Infeksi SSP
Pada infeksi SSP, peradangan yang mengenai lapisan subarachnoid dapat menimbulkan perlekatan dan hambatan terhadap aliran LCS. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intracranial dan berdampak pada gangguan kesadaran.
Tumor Supratentorial
Gangguan kesadaran yang timbul akibat tumor supratentorial terjadi karena perluasan tumor yang menyebabkan herniasi. Selain karena herniasi gangguan kesadaran juga dapat timbul karena peninggian tekanan intrakranial akibat obstruksi aliran LCS oleh tumor. Gangguan kesadaran yang timbul dini biasanya karena perdarahan intraserebral akibat erosi pembuluh darah intraserebral oleh tumor.
Tumor Infratentorial
Tumor intrakranial di infratentorial biasanya menimbulkan manifestasi gangguan kesadaran pada tahap yang lebih dini akibat penekanan langsung yang menyebabkan distorsi pada batang otak. Gangguan kesadaran ini dapat didahului dengan gangguan fungsi saraf cranial setempat.
Gangguan Metabolik
Hipoglikemia
Ketoasidosis Diabetik
Hiperglikemi Hiperosmolar non ketotik
Hipoglikemia
Dalam keadaan normal untuk kebutuhan energi otak hanya glukosa yang tersedia sebagai zat pembakar. Ini disebabkan zat lain tidak semudah glukosa melewati sawar darah otak
Tiap 100 gram otak normal membutuhkan 5,5 mg/menit
Kekurangan glukosa ini jika melampaui batas akan mengganggu fungsi kemudian merusak susunan saraf pusat
HIPOGLIKEMI
Kadar glukosa darah yang abnormal rendah
300 mg/dl), hiperketonemia/ketonuria dan asidosis metabolik (pH darah < 7,3 dan bikarbonat darah < 15 mEq/L)
Klasifikasi
Ringan: pH darah 350 mOsm/ kg
pH > 7,3
Bikarbonat serum > 15 mEq/L
Anioan gap normal
Penatalaksanaan
Pengobatan :
1.Pengobatan utama adalah rehidrasi dengan mengunkan cairan
NACL bisa diberikan cairan isotonik atau hipotonik normal diguyur 1000 ml/jam sampai keadaan cairan intravaskular dan perfusi jaringan mulai membaik, baru diperhitungkan kekurangan dan diberikan dalam 12-48 jam. Pemberian cairan isotonil harus mendapatkan pertimbangan untuk pasien dengan kegagalan jantung, penyakit ginjal atau hipernatremia.
2. Insulin
Pada saat ini para ahli menganggap bahwa pasien hipersemolar hiperglikemik non ketotik sensitif terhadap insulin dan diketahui pula bahwa pengobatan dengan insulin dosis rendah pada ketoasidosis diabetik sangat bermanfaat. Karena itu pelaksanaan pengobatan dapat menggunakan skema mirip proprotokol ketoasidosis diabetik.
3. Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik.. Dengan ditiadakan asidosis, hiperglikemia pada mulanya mungkin tidak ada kecuali bila terdapat gagal ginjal. Kekurangan kalium total dan terapi kalium pengganti lebih sedikit dibandingkan KAD. Bila terdapat tanda fungsi ginjal membaik, perhitungan kekurangan kalium harus segera diberikan.
4.Hindari infeksi sekunder
Hati-hati dengan suntikan, permasalahan infus set, kateter.
Intoksikasi
Intoksikasi sedatif
Depresi pernafasan, hipotensi, gangguan termoregulasi, penurunan kesadaran
Intoksikasi anti depresan
Hiperpireksia, hipertensi, takikardi, dilatasi pupil, penurunan kesadaran hingga koma, konvulsi, cardiac arrest
Intoksikasi opiate
Miosis pupil, depresi pernafasan, penurunan kesadaran hingga koma
Gangguan Vaskular
Untuk mencukupi kebutuhan O2 dan glukosa, maka aliran darah otak memainkan peranan penting.
Pada keadaan istirahat : peredaran darah otak kira-kira 55 cc/100 gram jaringan otak/menit (15 -20% dari seluruh volume pengeluaran jantung)
Jika aliran darah cerebral berubah, pengambilan O2 oleh otak akan berubah untuk mempertahankan CMRO2 agar konstan. Jika melampaui batas, maka CMRO2 akan turun dengan cepat dan timbul gangguan kesadaran.
Gangguan Cairan dan Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
hiperkalemia
Hiponatremia
Respon fisiologis dari hiponatremia adalah tertekannya pengeluaran ADH dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat oleh karena saluran air (AQP2) di bagian apikal duktus koligentes berkurang (osmolaritas urin rendah)
Klasifikasi Hiponatremia
Hiponatremi dengan ADH meningkat
Hiponatremi dengan ADH tertekan fisiologis
Hiponatremi dengan osmolaritas plasma normal atau tinggi
Menurut waktu terjadinya
Kronik
berlangsung lambat >48 jam. Tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran atau kejang.
Akut
Berlangsung cepat 158 mEq/L
Etiologi Hipernatremia
Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium atau asupan air yang berkurang
Penambahan natrium yang melebihi jumlah cairan tubuh
Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel
Manifestasi klinik
Gejala yang ditimbulkan akibat mengecilnya volume otak oleh karena air keluar dari dalam sel. Pengecilan volume ini menimbulkan robekan pada vena menyebabkan perdarahan lokal di otak dan perdarahan subaraknoid. Gejala dimulai dari letargi, lemas, twitching, kejang dan akhirnya koma.
Hipokalemi
Hipokalemia bila kadar kalium dalam plasma 5 mEq/L. Hiperkalemi dapat meningkatkan kepekaan membran sel sehingga dengan sedikit perubahan depolarisasi, potensial aksi lebih mudah terjadi.
Penyebab :
Keluarnya kalium dari intrasel ke ekstrasel
Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal
TERIMA KASIH