Ganggua Kelenjar Gonad (Revisi 24 Nov 2011)

download Ganggua Kelenjar Gonad (Revisi 24 Nov 2011)

of 7

Transcript of Ganggua Kelenjar Gonad (Revisi 24 Nov 2011)

4. Gangguan kelenjar gonad

Kelenjar gonad (ovarium dan testis) berfungsi untuk memproduksi germ cells. Kelenjar gonad mensisntesis hormon seks (. estrogen, progesterone, testosterone) yang penting untuk perkembangan dan fungsi organ reproduksi pada pria maupun wanita (Steinberg et al, 2010:373-374) 4.1 Pubertas Rangkaian peristiwa yang mengarah ke pematangan seksual yang diikuti dengan adanya proses menstruasi (Norwitz E dan Schorge J, 2006:45). Menstruasi Merupakan perubahan ritmis bulanan dari organ-organ seksual wanita serta kecepatan sekresi hormon wanita, yang timbul karena fluktuasi kadar hormon estrogen dan progesteron (Ngo, 2008: 7).

Gambar 1. Grafik hormon estrogen, progesteron dan ovarium dalam siklus menstruasi(Vander; 1990: 620)

Keterangan gambar:1) FSH dan LH meningkat karena konsentrasi estrogen rendah dan adanya negatif feedback. 2)Multiple folikel membesar dan menghasilkan estrogen. 3)Konsentrasi estrogen plasma stabil dan selanjutnya meningkat. 4) Salah satu folikel menjadi dominan dan menghasilkan estrogen dalam jumlah yang besar. 5) Level estrogen meningkat tajam. 6) Sekresi FSH dan level FSH menurun. 7) Plasma estrogen mencapai level tinggi yang cukup untuk menimbulkan positif feedback pada sekresi gonadotropin. 8) LH yang meningkat merupakan pemicu. 9) Oocit sempurna pada divisi pertama meiotic dan maturasi sitoplasmic ketika folikel sekresi estrogen berkurang disertai sedikit progesteron.. 10) Ovulasi terjadi. 11) Korpus liteum terbentuk dan mulai menghasilkan estrogen dan progesteron dalam jumlah yang besar. 12) Estrogen dan progesteron meningkat. 13) Sekresi FSH dan LH terhambat dan konsentrasi dalam plasma menurun. 14) Korpus luteum mulai degenerasi dan sekresi hormon berkurang. 15) Konsentrasi plasma estrogen dan progesteron menurun. 15) Sekresi FSH dan LH mulai meningkat dan mulai siklus baru (Vander; 1990: 620).

Aspek oral Kelainan rongga mulut yang paling sering terjadi saat menstruasi adalah:1. Hyperemia, nyeri, bengkak dan hemorrage pada marginal gingiva dan interdental

papila (Ngo, 2008: 7). 2. Lesi oral aphthous Penurunan estrogen mengakibatkan aliran darah menurun sehingga terjadi gangguan keseimbangan sel-sel termasuk rongga mulut. Terjadi perlambatan proses keratinisasi sehingga menimbulkan reaksi yang berlebihan dan rentan terhadap iritasi lokal sehingga mudah terjadi SAR (Banuarea, 2009: 11). 3. Hiperemia pada jaringan periodontal atau dental pulpa Saat mentruasi terjadi periodontitis lokal. Pada periostitis dan pulpitis terkait dengan hiperemia periodik dan dilatasi kapiler. (Ngo, 2008: 7). 4. Hemorage yang lama setelah operasi gigi

Hemorrhage dan hematom pasca operasi terjadi lebih sering selama menstruasi. Biasanya dilakukan elective prosedur pada wanita dan hindari operasi saat menstruasi (Ngo, 2008: 7).

5. Kelenjar saliva membengkak Saat menstruasi dapat terjadi pembengkakan kelenjar ludah karena peningkatan progesteron. Pembengkakan pada kelenjar saliva karena kekurangan dari corpus luteum (Anonim, 2007). 4.2 Kehamilan Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologis pada tubuh, khususnya sistem endokrin. Kondisi ini berhubungan dengan perubahan yang terjadi pada rongga mulut ibu hamil (Guyton, 1994: 334). Manifestasi kehamilan di rongga mulut pada wanita hamil:1.

Tumor kehamilan (epulis gravidarum) Glositis dan angular cheilitis Gingivitis kehamilan

2. 3.

1. Tumor Kehamilan (epulis gravidarum) Dikenal dengan epulis gravidarum atau granuloma pyogenic yang

merupakan reaksi jaringan granulomatik yang berkembang pada gusi selama kehamilan (Jafarzadeh, 2006: 167). Terjadi 5% dari kehamilan (Jafarzadeh, 2006: 169). Kelainan ini dikaitkan konsumsi pil kontrasepsi (Jafarzadeh, 2006: 169). Gejala klinis: lesi merah cerah dan banyak vaskularisasi , kadang memiliki flek putih, bertangkai, dapat mencapai diameter 2,5 cm, dan tidak sakit. (Jafarzadeh, 2006: 168). Gambar . Tumor kehamilan atau epulis gravidarum atau pyogenicgranuloma. (Chopra et al, 2010)

Pemeriksaan histopatologi menunjukan terdapat jaringan granulasi yang imatur, proliferasi pembuluh darah muda, dan fibroblast, tetapi tanpa prolifersi sel-sel ganas endothelial cells (Barak et al, 2006: 214). Diferential diagnosis dari Epulis gravidarum adalah peripheral giant cell granuloma, epulis, peripheral ossifying fibroma, metastatic cancer, hemangioma, conventional granulation tissue, hyperplastic gingival inflammation, angiosarcoma, kaposis sarcoma and non-hodgkins lymphoma (Chopra et al, 2010:24). Perawatannya dengan bedah konservatif dengan eliminasi faktor penyebab, kekambuhan terjadi pada sekitar 15% (Jafarzadeh, 2006: 172). 2. Glositis dan angular cheilitis Gambaran klinisnya lidah tampak merah dan licin, hilangnya struktur papilla, dan timbul rasa nyeri. Komissura mulut menjadi retak, berfisur, eritema, dan pembentukan krusta, dan timbul rasa nyeri. Perawatannya terdiri dari diet suplemen yang cocok untuk mengatasi defisiensi vitamin (Guyton, 1994: 325).3. Pregnancy Gingivitis

Keradangan gingival yang terjadi pada kehamilan sehingga

gingival menjadi

edematous dan mengalami inflamasi, serta kecenderunagn perdarahan yang tinggi . (Loue, Sajatovic, 2004). Tterjadi pada hari ke 91 kehamilan. Peluang ibu hamil untuk terkena 50-70%. Memiliki faktor predisposisi prematuritas dan berat bayi lahir rendah (BBLR). Pemeriksaan pada Intraoral terjadi pembengkakan pada gingival dengan warna merah pada batas servikal gingival, bleeding on probing

Gambar 1: Pregnancy gingivitis

Pemeriksaan HPA, nampak epitel gingival terlihat hiperplastik Jaringan ikat di bawahnya sangat tervaskularisasi dan infiltrasi keradangan kronis (Lluch, 2009). Differential diagnosis yaitu puberty gingivitis, gingivitis biasa, periodontitis Perawatannya yaitu terapi periodontal, DHE, motivasi disertai dengan pemberian antibiotic terutama jika gejala klinis muncul,. pembedahan jika perlu.

4.3 Masa climaterik Merupakan periode waktu yang mengarah menuju menopause ketika seorang wanita melewati stadium reproduktif dalam hidupnya dan berjalan menuju masa pasacamenopause. Terjadi selama 2 - 8 tahun sebelum dan sesudah menopause (Silverman S et al, 2006:192-195). Aspek Oral Pada Rongga mulut ditemukan burning sensation yang sering dirasakan penderita pada daerah lidah, halitosis, lesi pada mukosa mulut yang diakibatkan karena penurunan saliva. Pada sistemik ditemukan nyeri kepala, nyeri pada tubuh, gangguan nafsu makan, sakit kepala, vaginal pruritus, vaginal dryness, vaginal discharge, dan dysuria (Dennerstein L,2008). Treatment 1. Menghilangkan symptom 2. Terapi hormone (Palacious S, 2010:419-428)

4.4 Masa menopause Merupakan suatu kondisi penghentian spontan dari siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut pada umur 45-55 tahun (Tarkkila L, 2011:28). Namun dapat terjadi pada usia lebih muda, seperti wanita perokok, tidak memiliki anak dan status ekonomi yang rendah (Refaat A, 2006). Aspek Oral Nyeri dan rasa tidak nyaman pada oral cavity sering terjadi pada wanita menopause. Rasa tidak nyaman meliputi sensasi mulut kering, sensasi nyeri di

mulut, perubahan persepsi rasa serta adanya burning mouth syndrome (BMS) (Tarkkila L, 2011:13,36). Mulut kering dan nyeri mulut sering ditemukan pada pada pasien yang xerostomia, hal ini berhubungan dengan menurunnya flow saliva pada wanita menopause. Panurunan ini terjadi akibat adanya atrophy kelenjar saliva sehingga terjadi penurunan sekresi. Kondisi ini menyebabkan oral ulcer sehingga mengakibat nyeri mulut. burning mouth syndrome (BMS) merupakan kondisi kronik dengan adanya rasa terbakar di rongga mulut. Perubahan persepsi rasa dan mulut kering juga dapat menyertai kondisi ini (Tarkkila L, 2011:13,36).

Treatment Mengilangkan gejala yang timbul serta hormone therapy (Paganini A, 2007:32) Daftar Pustaka Ngo OT, Nawawi S, Herawati D. 2008. Pengaruh Siklus mentruasi terhadap angka Leukosit cairan sulkus gingiva. Maj Ked Gi:15(1);7-12. Fidary, Hafadah, Lassang. 2008. periodontitis: karakteristik dan perawatannya. majkedgi, 15(2):187-190. Anonim,. 2007 . Lebih berisiko, kesehatan gigi pada wanita dibanding pria, accessed on 18 november avalaible in http://www.cni.co.id/winz/index.php? option=com_content&task=view&id=69&Itemid=61 Lewis, M. A. O. dan Lamey, P. J. 2007. Tinjaun Klinis Penyakit Mulut. Widya Medika : Jakarta. P: 48-49. Banuarea THP. 2009. Prevalensi Terjadinya Stomatitis Aftosa Rekuren pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang berpengalaman SAR. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. P:6-11 Barak et al. 2006. Pregnancy tumor occurring twice in the same individual: Report of a case and hormone receptors study. Quintence International. 37 (3): 213-5.. Chopra, Deepak; Kaushik, Mayur; Kochar, Deepak and Malik, Sidharath. 2010. Epulis Gravidarum mimicking neoplasm. Dental Tribune: India. p.24. Jafarzadeh H, Sanatkhani M, Mohtasham N (December 2006). "Oral pyogenic granuloma: a review". J Oral Sci 48 (4): 16775 Silverman S, Gorsky M, Chinn H. Clinical characteristic and management outcome in the burning mouth syndrome: An open study of 130 patients. Oral Surgery, Oral Medicine, Oral pathology 2006; 72 : 192 195

Dennerstein L, Pschyendocrine of climacteric. The Global Library of Womens Medicine. www.glowm.com. Januari 2008; DOI 10.3843/GLOWM.10421 Palacious S, Hendersom V W, Siseles N. Age of menopause and impact of climacteric symptoms by geographical region. Rightslink Journal 2010; 13:419-428. Vander AJ, Sherman JH< Luciano DS. 1990. Human Physiology: The mechanisms of body function. New York: McGraw-Hill Publishing Company. P:620. Giyton CA. Buku ajar fisiologi kedokteran. 7ed . Jakarta:EGC. 1994:325-34