Gang AM

12
Gangguan Afek Posted on Juli 22, 2009 by yumizone BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Gangguan afektif merupakan sekelompok penyakit yang bervariasi beratnya. Gejala utamanya adalah perubahan mood yang secara periodik berganti – ganti antara mania dan depresi, biasanya diikuti oleh gejala – gejala yang khas (Shaw). 1 Gangguan mood seperti gangguan afektif bipolar memiliki resiko tersendiri. Dikarenakan mereka mengambil jalan pintas untuk bunuh diri. Resiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien. Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1000 pasien. Gangguan depresi juga banyak ditemui pada wanita sebesar 10-25%. Pasien dengan mood yang meninggi (elevated)(mania)menunjukkan sikap meluap – luap, gagasan yang meloncat – loncat, penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan gagasan kebesaran. Pasien dengan mood yang terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian dan bunuh diri. 1 Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi. Penurunan reseptor serotoninn setelah pemaparan jangka panjang dengan antidepresdan yang menurunkan jumlah tempat ambilan kembali serotonin dan suatu peningkatan konsentrasi serotonin telah ditemukan postmortem pada otak korban bunuh diri. 1 Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat “re – uptake aminergic neurotransmitter” dan menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”. Sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin. Pemilihan obat antidepresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DEFINISI Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. Sedangkan Mood adalah keadaan emosi internal yang meresap dari seseorang. 1 1. ETIOLOGI Faktor Biologis : Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan mood adalah berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik. Dari amin biogenik, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi, dan beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi

description

AM

Transcript of Gang AM

Page 1: Gang AM

Gangguan AfekPosted on Juli 22, 2009 by yumizone

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek,

biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat). Gangguan afektif

merupakan sekelompok penyakit yang bervariasi beratnya. Gejala utamanya adalah perubahan mood yang

secara periodik berganti – ganti antara mania dan depresi, biasanya diikuti oleh gejala – gejala yang khas

(Shaw).1

Gangguan mood seperti gangguan afektif bipolar memiliki resiko tersendiri. Dikarenakan mereka mengambil

jalan pintas untuk bunuh diri. Resiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu

5,5 per 1000 pasien. Sementara yang diterapi hanya 1,3 per 1000 pasien. Gangguan depresi juga banyak

ditemui pada wanita sebesar 10-25%.

Pasien dengan mood yang meninggi (elevated)(mania)menunjukkan sikap meluap – luap, gagasan yang

meloncat – loncat, penurunan kebutuhan tidur, peninggian harga diri dan gagasan kebesaran. Pasien

dengan mood yang terdepresi merasakan hilangnya energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan

berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan, dan pikiran tentang kematian dan bunuh diri. 1

Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi. Penurunan reseptor serotoninn setelah pemaparan

jangka panjang dengan antidepresdan yang menurunkan jumlah tempat ambilan kembali serotonin dan

suatu peningkatan konsentrasi serotonin telah ditemukan postmortem pada otak korban bunuh diri.1

Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat “re – uptake aminergic neurotransmitter” dan

menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”. Sehingga terjadi peningkatan jumlah

“aminergic neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor

serotonin.

Pemilihan obat antidepresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek

samping terhadap kondisi pasien.4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Afek adalah ekspresi eksternal dari isi emosional saat itu. Sedangkan Mood adalah keadaan emosi internal

yang meresap dari seseorang.1

1. ETIOLOGI

Faktor Biologis :

Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan mood adalah berhubungan

dengan disregulasi heterogen pada amin biogenik. Dari amin biogenik, norepinefrin dan serotonin

merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Penurunan

serotonin dapat mencetuskan depresi, dan beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolit

serotonin dalam cairan serebrospinalis yang rendah dan konsentrasi tempat ambilan serotonin yang rendah

di trombosit, seperti yang diukur oleh imipramin yang berikatan dengan trombosit.  1,2

Faktor Genetika :

Data genetik menyatakan bahwa suatu faktor penting di dalam perkembanagan gangguan mood adalah

genetika. Terdapat komponen genetika yang lebih kuat untuk transmisi gangguan bipolar I daripada untuk

Page 2: Gang AM

transmisi gangguan depresif berat. Pada kembar monozigot 74%, kembar dizigot 19%. Keluarga keturunan

pertama 20%1,2

Faktor Psikososial :

Beberapa klinisi sangat mempercayai bahwa peristiwa kehidupan memainkan peranan primer dalam

depresi. Data yang paling mendukung menyatakan bahwa peristiwa kahidupan yang paling berhubungan

dengan perkembangan depresi adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun. Stresor lingkungan

yang paling berhubungan dengan onset suatu episode depresi adalah kehilangan pasangan.  1,2

1. MACAM – MACAm GaNgGUAn AFEK

Keadaan Afek yang cenderung meninggi ( Hyperthymia ) :

–         Euphoria : perasaan gembira yang berlebihan

–         Elasi : seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak berlebihan, labil dan menjurus

mudah tersinggung

–         Eksaltasi : peninggian kehidupan afektif yang sangat menonjol disertai perbuatan dan pikiran yang

serba meninggiu dan berlebihan, tidak dapat tinggal diam untuk jangka pendek

–         Ekstasi : seringkali berkaitan dengan hal – hal religius dan identifikasi dengan kekuatan kosmik.5

Keadaan Afek yang cenderung merendah ( Hypothymia ) :

–         Depresi : menggambarkan segala bentuk keadaan sedih atau murung. Biasanya disertai hambatan di

bidang aktifitas baik pikiran, perbuatan maupun perasaan.

–         Dukacita ( Grief ) : merupakan episode kesedihan yang mendalam yang harus dibedakan dengan

depresi.5

Gangguan Afektif lain :

–         Dysthimia : perasaan tidak menyenangkan

–         Poikilothymia : perasaan yang berubah – ubah.5

Gangguan afektif dibedakan menurut :

–         Episode tunggal atau multiple

–         Tingkat keparahan gejala :

–         Mania dengan gejala psikotik, mania tanpa gejala psikotik (hipomania)

–         Depresi ringan, sedang, berat tanpa gejala psikotik, berat dengan psikotik

–         Dengan atau tanpa gejala somatik.3

1. Manifestasi klinik dan diagnosis

Gangguan mood yang utama :

1. I. Gangguan Depresif

Episode Depresi :

Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ) :

–         Afek depresif

–         Kehilangan minat dan kegembiraan

–         Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata

sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya :

–         Kosentrasi dan perhatian berkurang

–         Harga diri dan kepercayaan berkurang

–         Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

–         Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

–         Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri.

Page 3: Gang AM

–         Tidur terganggu

–         Nafsu makan berkurang

Episode Depresif Ringan

Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang – kurangnya 2

dari gejala lainnya. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.

Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang – kurangnya sekitar 2 minggu.

Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.

Episode Depresif Sedang

Sekurang – kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi ditambah sekurang – kurangnya 3 (

dan sebaiknya 4 )  dari gejala lainnya.

Lamanya seluruh episode berlangsung minimunm sekitar 2 minggu

Menghadapi kesulitan nyata untuk menruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah

tangga.

Episode Depresif Berat Tanpa gejala Psikotik :

Semua 3 gejala utama dari depresi harus ada

Ditambah sekurang – kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan diantaranya harus berintensitas berat.

Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor ) yang mencolok, maka pasien

mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci.

Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurangnya 2 minggu, bila gejala sangat berat dan

beronset sangat cepat maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang

dari 2 minggu.

Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah

tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.

Episode Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik :

Memenuhi kriteria eposode depresi berat

Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,

kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal

itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau

bau kotoran atau daging membusuk

Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor

Jika diperlukan, waham tau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan

afek ( mood congruent )

Gangguan Depresif Berulang

Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari : episode depresif ringan, episode depresif

sedang, episode depresif berat.

Episode masing – masing rata – rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi frekuensinya lebih jarang

dibandingkan dengan gangguan afektif bipolar.

Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peningkatan afek dan hiperaktivitas yang memenuhi

kriteria mania. Namun kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari

peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania segera sesudah suatu

episode depresif.

Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode namun sebagian kecil pasien mungkin

mendapat depresi yang akhirnya menetap terutama pada usia lanjut.

Page 4: Gang AM

Episode masing – masing dalam berbagai tingkat keparahan seringkali dicetuskan oleh peristiwa

kehidupan yang penuh stress dan trauma mental lain.

Gangguan depresif berulang episode kini ringan :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif ringan.

Gangguan depresif berulang episode kini sedang :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif sedang.

Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik.

Gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala psikotik :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus dipenuhi dan episode sekarang harus memenuhi

kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik.

Gangguan depresif berulang kini dalam remisi :

Kriteria untuk gangguan depresif berulang harus pernah dipenuhi masa lampau tetapi keadaan

sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresif dengan derajat keparahan

apapun atau gangguan lain apapun.

Pada semua episode, sekurangnya ada dua episode telah berlangsung masing – masing selama minimal 2

minggu dengan ada waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.

1. II. Gangguan Bipolar – I

Gangguan ini tersifat oleh episode berulang ( sekurang – kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan

tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penmabhan

energi dan aktivitas ( mania atau hipomania ), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai

pengurangan energi dan aktivitas ( depresi ) . Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan

sempurna antar episode.

Episode manik biasanya mulai dengan tiba – tiba dan beralngsung antara 2 minggu sampai 4 – 5 bulan,

episode depresi cenderung berlangsung lebih lama ( rata – rata sekitar 6 bulan ) meskipun jarang melebihi 1

thun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terajdi setelah peristiwa hidup yang

penuh stres atau trauma mental lain ( adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik

Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhu kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau sedang

Page 5: Gang AM

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan ataupun sedang

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa   Gejala Psikotik

Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Dengan Gejala Psikotik

 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala

psikotik

Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

Episode yang sekarang menunjukkan gejala – gejala manik, hipomani, dan depresif yang

tercampur atau bergantian dengan cepat ( gejala mania/hipomania dan depresi sama – sama

mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung

sekurang – kurangnya 2 minggu )

Pada semua episode harus ada sekurang – kurangnya satu episode afektif lain   (hipomanik, manik,

depresif atau campuran) di masa lampau.

Gangguan afektif bipolar episode kini dalam remisi :

Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi

pernah mengalami sekurangnya 1 episode afektif dimasa lampau dan ditambah sekurangnya 1

episode lainnya..

1. III. Gangguan Afektif Menetap

Siklotimia :

Ciri esensial adalah ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak episode depresi ringan dan

hipomania ringan diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi

kriteria gangguan afektif bipolar atau gangguan depresif  berulang.

Setiap episode afektif tidak memenuhi kriteria untuk manapun yang disebut dalam episode manik

atau episode depresif.

Distimia :

Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau jarang

sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan dan sedang.

Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurangnya beberapa tahun,

kadang untuk jangkla waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada usia lanjut gangguan ini seringkali

merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri dan berhubungan dengan masa

berkabung atau stres lain yang tampak jelas.

1. IV. Episode Manik

Kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan

aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode

manik tunggal ( yang pertama ), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal.

Hipomania

Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah disertai

peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang – kurangnya beberapa hari berturut – turut, pada

Page 6: Gang AM

suatu derajat intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi siklotimia, dan

tidak disertai halusinasi atau waham.

Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial memang sesuai dengan diagnosis

hipomania, akan tetapi bila kakacauan itu berat atau menyeluruh, maka diagnosis mania harus

ditegakkan

Mania Tanpa Gejala Psikotik

Episode harus berlangsung sekurang – kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai

mengacaukan seluruh atay hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.

Perubahan afek harus disertai dengan energiu yang bertambah sehingga terjadi aktivitas

berlabihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide – ide perihal

kebesaran/ “grandiose ideas” dan terlalu optimistik.

Mania Dengan   Gejala Psikotik

Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa gejala psikotik.

Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kejar

( delusion of grandeur ), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar ( delusion of persecution ).

Waham dan halusinasi “sesuai” dengan keadaan afek tersebut ( mood congruent ).3

1. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Episode Depresif :

Deskripsi umum : Retradasi psikomotor menyeluruh merupakan gejala yang paling umum,

walaupun agitasi psikomotor juga sering ditemukan khususnya pada pasien lansia. Secara klasik,

seorang pasien depresi memiliki postur yang membungkuk tidak terdapat pergerakan spontan,

pandangan mata yang putus asa dan memalingkan pandangan.

Mood, afek dan perasaan : Pasien tersebut sering kali dibawa oleh anggota keluarganya atau

teman kerjanya karena penarikan sosial dan penurunan aktifitas secara menyeluruh.

Bicara : Banyak pasien terdepresi menunjukkan suatu kecepatan dan volume bicara yang

menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan kata tunggal dan menunjukkan yang lambat

terhadap suatu pertanyaan.

Gangguan Persepsi : Pasien terdepresi dengan waham atau halusinasi dikatakan menderita

episode depresi berat dengan ciri psikotik. Waham sesuai mood pada pasien terdepresi adalah

waham bersalah, memalukan, tidak berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, dan penyakit somatik

terminal.

Pikiran : Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan dirinya sendiri.

Isi pikiran mereka sering kali melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri, dan

kematian. Kira – kira 10% memiliki gejala jelas gangguan berpikir, biasanya penghambatan pikiran

dan kemiskinan isi pikiran.

Sensorium dan Kognisi : Daya ingat, kira – kira 50 – 70% dari semua pasien terdepresi memiliki

suatu gangguan kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia depresif, dengan keluhan

gangguan konsentrasi dan mudah lupa.

Pengendalian Impuls : Kira – kira 10 – 15% pasien terdepresi melakukan bunuh diri dan kira – kira

dua pertiga memiliki gagasan bunuh diri. Resiko meninggi untuk melakukan bunuh diri saat mereka

mulai membaik dan mendapatkan kembali energi yang diperlukan untuk merencanakan dan

melakukan suatu bunuh diri (bunuh diri paradoksikal / paradoxical suicide).

Page 7: Gang AM

Reliabilitas : Semua informasi dari pasien terlalu menonjolkan hal yang buruk dan menekankan

yang baik.

Episode Manik :

Deskriksi Umum : Pasien manik adalah tereksitasi, banyak bicara, kadang – kadang mengelikan

dan sering hiperaktif. Suatu waktu mereka jelas psikotik dan terdisorganisasi, memerlukan

pengikatan fisik dan penyuntikan intra muskular obat sedatif.

Mood, afek dan perasaan : Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah. Mereka memiliki

toleransi frustasi yang rendah, yang dapat menyebabkan perasaan kemarahan dan permusuhan.

Secara emosional adalah labil, beralih dari tertawa menjadi lekas marah menjadi depresi dalam

beberapa menit atau jam.

Bicara : Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering kali rewel dan penganggu

bagi orang – orang disekitarnya. Saat keadaan teraktifitas meningkat pembicaraan penuh gurauan,

kelucuan, sajak, permainan kata – kata dan hal – hal yang tidak relefan. Saat tingkat aktifitas

meningkat lagi, asosiasi menjadi longgar, kemampuan konsentrasi menghilang, menyebabkan

gagasan yang meloncat – loncat (flight of idea), gado – gado kata dan neologisme. Pada

kegembiraan manik akut pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat

membedakan dari pembicaraan skizofrenik.

Gangguan Persepsi : Waham ditemukan pada 75% dari semua pasien manik. Waham sesuai

mood seringkali melibatkan kesehatan, kemampuan atau kekuatan yang luar biasa. Dapat juga

ditemukan waham dalam halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.

Pikiran : Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering kali perhatiannya

mudah dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang tidak terkendali cepat.

Sensorium dan Kognisi : Secara kasar orientasi dan daya ingat adalah intak walaupun beberapa

pasien manik mungkin sangat euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala

tersebut disebut “mania delirium” (delirious mania) oleh Emil Kraepelin.

Pengendalian Impuls : Kira – kira 75% pasien manik adalah senang menyerang atau mengancam.

Perimbangan dan Tilikan : Gangguan pertimbangan merupakan tanda dari pasien manik. Mereka

mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktifitas seksual dari finansial, kadang

melibatkan keluarganya dalam kejatuhan finasial.

Reliabilitas : Pasien manik terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya.5

1. pErJalanan penyakit

Hasil penelitian gannguan mood cenderung memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan pasien

cenderung mengalami kekambuhan. Stresor psikososial sebagai penyebab awal timbulnya gangguan mood.

Kira – kira 50 persen dari pasien di dalam episode pertama gangguan depresif berat mangalami gejala

depresif yang bermakna sebelum episode pertama yang dididentifikasi. episode depresif yang tidak diobati

berlangsung 6 sampai 13 bulan. Kira – kira 5 – 10 persen pasien dengan diagnosis awal gangguan depresif

berat menderita suatu episode manik 6 sampai 10 tahun setelah episode depresif awal. Gangguan bipolar I

paling sering dimulai dengan depresi ( 75% pada wanita, 57% pada laki – laki ) dan merupakan gangguan

yang rekuren. Sebagian besar pasien mengalami episode depresif maupun manik, walaupaun 10 – 20

persen hanya mengalami episode manik. Episode manik biasanya memiliki onset yang cepat (beberapa jam

atau hari), tetapi dapat berkembang lebih dari satu minggu. Episode manik yang tidak diobati berlangsung

kira – kira tiga bulan; dengan demikian, klinisi tidak boleh menghentikan obat sebelum waktu tersebut. 1,2

1. terapi

Page 8: Gang AM

Pengobatan bertujuan untuk :

–         Menjamin keamanan pasien

–         Pemeriksaaan diagnostik yang lengkap pada pasien

–         Suatu rencana pengobatan harus dimulai yang menjawab bukan hanya gejala tetapi juga kesehatan

pasien selanjutnya.1

Perawatan di Rumah Sakit

Indikasi untuk perawatan di Rumah Sakit adalah

–         Perlu prosedur diagnostik

–         Resiko bunuh diri atau membunuh

–         Penurunan jelas kemampuan pasien untuk mendapatkan makanan atau tempat berlindung

–         Riwayat gejala yang berkembang dengan cepat

–         Hancurnya sistem pendukung pasien.1

Terapi psikososial

Tiga jenis psikoterapi jangak pendek yaitu : terapi kognitif, terapi interpersonal, dan terapi perilaku. 1

Tujuan terapi kognitif adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurennya dengan

membantu pasien mengidentifikasi dan uji kognitif negatif; mengembangkan cara berpikir alternatif, fleksibel,

dan positif; dan melatih kembali respon kognitif dan perilaku yang baru.

Terapi interpersonal efektif di dalam pengobatan gangguan depresif berat. Program tersebut terdiri dari 12-

16 sesi mingguan. Terapi ditandai dengan pendekatan terapetik aktif .

Terapi perilaku didasarkan pada hipotesisi bahwa pola perilaku maladaptif menyebabkan seseorang

mendapatkan sedikit umpan balik positif dari masyarakat dan kemungkinan penolakan yang palsu. Dengan

demikian pasien belajar untuk berfungsi di dunia dengan cara tertentu di mana mereka mendapatkan

dorongan positif.

Farmakoterapi

Penggunaan farmakoterapi spesifik kira – kira menggandakan kemungkinan bahwa seorang pasien yang

terdepresi akan pulih dalam satu bulan.1 Obat – obat anti depresi digolongkan dalam5 :

1. Obat anti depresi Trisiklik = Amitriptylin, Imipramine, Clomipramine, Tianeptin.

2. Obat anti depresi Tetrasiklik = Maprotilin, Mianserin, Amoxapine

3. Oabat anti depresi MAOI – Reversible = Moclobemide

4. Obat anti depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) = Sertraline, Paroxetine,

Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, Citalopram.

5. Obat Anti depresi “Atypical” = Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine

Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat “re – uptake aminergic neurotransmitter” dan

menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”. Sehingga terjadi peningkatan jumlah

“aminergic neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor

serotonin.

Pemilihan obat antidepresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan penyesuaian efek

samping terhadap kondisi pasien.

Urutan (step care) pemilihan obat anti depresi :

Step 1 = Golongan SSRI

Step 2 = Golongan Trisiklik

Step 3 = Golongan Tetrasiklik, Atypical, MAOI reversible.

Pertimbangkan juga bahwa pergantian SSRI ke MAOI atau sebaliknya membutuhkan waktu 2-4 minggu

istirahat untuk “wash out period” guna mencegah timbulnyah “Serotonin Malignant Syndrom”. Yaitu suatu

gejala yang timbul akibat dari interaksi obat SSRI+MAOI dengan gejala : gastrointestinal distress (mual,

muntah, diare), agitasi (mudah marah, ganas), gelisah, gerakan kedutan otot, dll. 4

Page 9: Gang AM

Pengaturan dosis perlu dipertimbangkan:

Onset efek primer               : sekitar 2-4 minggu.

Onset efek sekunder           : sekitar 12-24 jam

Waktu paruh                      : 12-48 jam (pemberian 1-2x perhari)

Proses dalam pengaturan dosis :

1. Initiating dosage (test dose); untuk mencapai dosis anjuran selama 1 minggu.

2. Titrating dosage (optimal dose); mulai dosisi anjuran sampai mencapai dosis efektif (dosis optimal)

3. Stabilizing dosage (stabilization dose); dosis op[timal yang dipertahankan selaam 2-3 bulan.

4. Maintaining dosage (maintenance dose); selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan = ½

dosis optimal.

5. Tappering dosage (tappering dose); selama 1 bulan. Kebalikan dari proses “initiating dosage”.

Dengan demikian obat anti depresi dapat diberhentikan total. Jika kemudian sindrom depresi kambuh lagi,

proses dimulai lagi dari awal dan seterusnya.

1. prognosis

Prognosa baik apabila :

–         Episodenya ringan, tidak ada gejala psikotik

–         Perawatan di rumah sakit hanya singkat

–         Selama masa remaja, pasien mempunyai hubungan psikososial yang baik

–         Tidak ada gangguan psikiatri komorbiditas

–         Tidak ada gangguan kepribadian.5

Prognosa buruk apabila :

–         Adanya penyerta gangguan distimik

–         Penyalahgunaan NARKOBA

–         Gejala gangguan cemas

–         Riwayat lebih dari satu episode depresi

–         Laki – laki lebih sering menjadi kronis dan mengganggu dibandingkan perempuan.5

Gangguan depersif berat bukan merupakan gangguan yang ringan. Keadaan ini cenderung merupakan

gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami relaps. Pasien dengan gangguan bipolar I memiliki

prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif berat. Sepertiga dari semua

pasien gangguan bipolar I memiliki gejala kronis dan bukti – bukti penurunan sosial yang bermakna. 1

bab iii

kesimpulan

Gangguan afektif merupakan sekelompok penyakit yang bervariasi beratnya. Gejala utamanya adalah

perubahan mood yang secara periodik berganti – ganti antara mania dan depresi, biasanya diikuti oleh

gejala – gejala yang khas. Faktor penyebab gangguan depresi yang berperan penting adalah gangguan

biologis, faktor genetika, dan psikososial. Penurunan serotonin dapat mencetuskan depresi. Penurunan

reseptor serotonin setelah pemaparan jangka panjang dengan antidepresdan yang menurunkan jumlah

tempat ambilan kembali serotonin dan suatu peningkatan konsentrasi serotonin telah ditemukan

postmortem pada otak korban bunuh diri.

Mekanisme obat anti depresi adalah menghambat “re – uptake aminergic neurotransmitter” dan

menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”. Sehingga terjadi peningkatan jumlah

“aminergic neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor

serotonin. Pemilihan obat antidepresi tergantung pada toleransi pasien terhadap efek samping dan

penyesuaian efek samping terhadap kondisi pasien.

Page 10: Gang AM

Gangguan depersif cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami relaps.

Adanya ciri psikotik mencerminkan penyakit yang parah dan merupakan indikator prognostik yang buruk.

Pasien dengan gangguan bipolar I memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien dengan

gangguan depresif berat. Sepertiga dari semua pasien gangguan bipolar I memiliki gejala kronis dan bukti –

bukti penurunan sosial yang bermakna.

daftar pustaka

1. Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”.Gangguan Mood, bab 15. Jilid I .Ed. VII, Jakarta. Binarupa

Aksara, 1997.H; 777-857.

2. Morgan H.G, Morgan M.H. “Segi Praktis Psikiatri”. “Gangguan Afek”. Jakarta. Binarupa Aksara,

1991. H; 53-71.

3. Maslim Rusdi, Dr.”Diagnosis Gangguan Jiwa. Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III”. Pedoman

Diagnostik : F 30-39 : gangguan suasana perasaan/mood (gangguan afektif). Jakarta, Bagian Ilmu

Kedokteran jiwa FK – Unika Atmajaya. 2001. H; 58-69.

4. Maslim Rusdi, Dr. “Panduan praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik”. Obat Anti depresi. Ed III.

Jakarta, Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK – Unika Atmajaya. 2007. H; 23-30

5. http.//www.geocities.com.fkupn.Diunduh: 19 Mei 2008.

6. Maramis, WF. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya, Airlangga University Press. 1994.