GAMETOGENESIS

24
GAMETOGENESIS D I S U S U N OLEH NAMA : SARI YULIANA SIHOMBING NIM : 4133141072 KELAS : BIOLOGI DIK A 2013 MATA KULIAH : PERKEMBANGAN HEWAN

description

STRUKTUR HEWAN

Transcript of GAMETOGENESIS

GAMETOGENESIS

DISUSUN

OLEH

NAMA: SARI YULIANA SIHOMBINGNIM : 4133141072KELAS: BIOLOGI DIK A 2013MATA KULIAH: PERKEMBANGAN HEWAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI MEDAN2015

GAMETOGENESISGiFTAR ISISOGENESIS

Gametogenesis Gamet berasal dari sel germinativum primordial (SGP, primordial germ cell) yang terbentuk di epiblas selama minggu ke dua dan yang bergerak menuju dinding yolk sac. Selama minggu keempat, sel-sel ini mulai bermigrasi dari yolk sac menuju gonad yang sedang terbentuk, tempat sel-sel ini sampai pada akhir minggu kelima. Pembelahan mitotik meningkatkan jumlah sel ini sewaktu bermigrasi dan juga ketika tiba di gonad. Sebagai persiapan untuk fertilisasi, sel germinativum mengalami gametogenesis yang mencakup meiosis, untuk mengurangi jumlah kromosom, dan sitodiferensiasi, untuk menentukan pematangannya. Gametogenesis terdiri dari 4 tahap, yaitu:1. Perbanyakan2. Pertumbuhan 3. Pematangan 4. Perubahan bentukTahap perbanyakan (poliferasi) berlangsung secara mitosis berulang-ulang. Gametagium (sel induk gamet) membelah menjadi 2, 2 menjadi 4, 4 menjadi 8, dan seterusnya. Gametangium ini akan tumbuh membesar menjadi gametosit I. Gametosit I mengalami tahap pematangan, berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I terbentuk gametosit II, dan akhir meiosis II terbentuk gametid. Gametid mengalami tahap perubahan bentuk (transformasi) menjadi gamet. Dalam proses gametogenesis terjadi dua pembelahan yaitu mitosis dan meiosis.a. Mitosis Mitosis adalah proses pembelahan satu sel untuk menghasilkan dua sel anak secara genetik yang identik dengan sel induk. Setiap sel anak menerima komplemen lengkap 46 kromosom. Sebelum suatu sel mengalami mitosis, setiap kromosom mereplikasikan DNA. Selama fase replikasi ini, kromosom menjadi sangat panjang, tersebar difusi ke seluruh nucleus dan tidak dapat dikenali dengan mikroskop cahaya. Proses mitosis ini dimulai pada saat kromosom mulai membentuk kumparan, berkontraksi, dan memadat. Setiap kromosom sekarang terdiri dari dua subunit parallel kromatid yang disatukan oleh suatu daerah sempit (sentromer) yang terdapat dikeduanya. Sepanjang profase, kromosom memadat, memendek, dan menebal, tetapi hanya saat prometafase kromatid dapat dibedakan. Selama metaphase, kromosom-kromosom berjajar dalam suatu bidang ekuator, dan struktur gandanya tampak jelas. Masing-masing kromosom diikat oleh mikrotubulus yang berjalan drai sentromer ke sentriol, membentuk gelendong mitotik. Tidak lama kemudian sentromer masng-masing kromosom membelah, menadai awal anaphase, diikuti oleh migrasi kromatid ke kutub gelendong yang berlawanan. Akhirnya, selamam telofase, kumparan kromosom mengurai dan memanjang, selubung nucleus kembali terbentuk, dan sitoplasma membelah. Masing-masing sel anak menerima separuh dari bahan kromosom ganda sehingga mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti sel induk.

Mitosis Meiosis

b. Meiosis Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk menghasilkan gamet pria dan gamet wanita, yaitu masing-masing sperma dan sel telur. Meiosis memerlukan dua pembelahan sel, yaitu meiosis I dan meiosis II, untuk mengurangi jumlah kromosom menjadi jumlah haploid 23. Seperti pada mitosis, sel germinativum pria dan wanita (spermatosit dan oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasikan DNA merekasehingga setiap 46 kromosom tersebut digandakan menjadi sister cromatid. Namun, berbeda dengan mitosis, kromosom-kromosom homolog kemudian bergabung membentuk pasangan-pasangan, suatu proses yang disebut sinapsis. Pembentukan pasangan bersifat eksak dan titik dmei titik kecuali kombinasi XY. Pasangan-pasangan homolog kemudian berpisah menjadi dua sel anak. Segera sesudahnya, terjadi meiosis II yang memisahkan kromosom ganda (sister cromatid) tersebut. Karena itu, setiap gamet mengandung 23 kromosom.Proses penting pada meiosis I adalah crossover, yaitu pertukaran segmen kromatid antara pasangan kromosom yang homolog. Segmen-segmen kromatin putus dan dipertukarkan sewaktu kromosom homolog memisah. Sewaktu terjadi pemisahan, titik-titik pertukara menyatu untuk sementara dan membentuk struktur seperti huruf X (kiasma). Umumnya terjadi sekitar 30 sampai 40 crossover (satu atau dua per kromosom) antara gen-gen yang terpisah jauh dari satu kromosom pada setiap pembelahan meiotik I.Akibat pembelahan meiotik, (a) variabilitas genetik ditingkatkan melalui tukar-silang yang menyebabkan redistribusi bahan genetik, dan melalui distribusi acak kromosom homolog ke sel anak; dan (b) setiap sel germinativum mengandung jumlah kromosom yang haploid sehingga saat pembuahan humlah diploid 46 terpulihkan.Selama meiosis, satu oosit primer menghasilkan empat sel anak, masing-masing dengan 22 kromosom plus 1 kromosom X. Namun hanya satu dari sel anak ini yang berkembang menjadi gamet dewasa, oosit; tiga sisanya badan polar, hanya mendapat sedikit sitoplasma dan mengalami degenerasi pada perkembangan selanjutnya. Demikian juga, satu spermatosit primer menghasilkan empat sel anak, dua dengan dengan 22 kromosom plus 1 kromosom X dan dua dengan 22 kromosom plus 1 kromosom Y. namun, berbeda dengan pembentukan oosit, keempat sel tersebut berkembang menjadi gamet matang.

SpermatogenesisSpermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan spermatozoa (sel benih pria). Spermatogenesis dimulai dengan pertumbuhan spermatogonium menjadi sel yang lebih besar disebut spermatosit primer. Sel-sel ini membelah secara mitosis menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar. Spermatid adalah sebuah sel bundar dengan sejumlah besar protoplasma dan merupakan gamet dewasa dengan sejumlah kromosom haploid. Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada mekanisme hormonal tubuh.Spermatozoa (sperma) yang normal memiliki kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebutakrosom.Akrosom mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar. Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar.Pada gonad laki-laki (testis), sel Sertoli digambarkan sebagai system pembantu pematangan sel sperma (spermatozoa). Sel Sertoli yang tidak bisa membelah diri lagi dan masih aktif dalam pertukaran zat, di dalam tubulus seminiferus membentuk epitel benih, yang mengakomodasi spermatogonium. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium. Selain itu juga terdapat sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Sel Leydig berfungsi menghasilkan testosterone.Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid. Spermatid berdeferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP (Androgen Binding Protein)testosteron tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hiposis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.Kemudian spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar Cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 400 juta sel spermatozoa. Pada laki-laki, spermatogenesis terjadi seumur hidup dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat.Pada akhir proses, terjadi pertumbuhan dan perkembangan atau diferensiasi yang rumit, tetapi bukan pembelahan sel, yaitu mengubah spermatid menjadi sperma yang fungsional. Nukleus mengecil dan menjadi kepala sperma, sedangkan sebagian besar sitoplasma dibuang. Sperma ini mengandung enzim yang memegang peranan dalam menembus membran sel telur.Spermatogenesis terjadi secara diklik di semua bagian tubulus seminiferus. Di setiap satu bagian tubulus, berbagai tahapan tersebut berlangsung secara berurutan. Pada bagian tubulus yang berdekatan, sel cenderung berada dalam satu tahapan lebih maju atau lebih dini. Pada manusia, perkembangan spermatogonium menjadi sperma matang membutuhkan waktu 16 hari. Spermatogenesis dipengaruhi oleh hormon gonadotropin,Follicle Stimulating Hormone(FSH), Luteinizing hormone(LH), dan hormon testosterone.Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sperma diproduksi olehtubulus seminiferus. Hal yang mengagumkan dari kerja tubulus seminiferus ini adalah mampu memproduksi sperma setiap hari sekitar 100 juta spermatozoa. Jumlah yang normal spermatozoa berkisar antara 35 200 juta, tetapi mungkin pada seseorang hanya memproduksi kurang dari 20 juta, maka orang tersebut dapat dikatakan kurang subur. Biasanya faktor usia sangat berpengaruh terhadap produksi sperma. Seorang laki-laki yang berusia lebih dari 55 tahun produksi spermanya berangsur-angsur menurun. Pada usia di atas 90 tahun, seseorang akan kehilangan tingkat kesuburan.Selain usia, faktor lain yang mengurangi kesuburan adalah frekuensi melakukan hubungan kelamin. Seseorang yang sering melakukan hubungan kelamin akan berkurang kesuburannya. Hal ini disebabkan karena sperma belum sempat dewasa sehingga tidak dapat membuahi sel telur. Berkebalikan dengan hal itu, apabila sperma tidak pernah dikeluarkan maka spermatozoa yang telah tua akan mati lalu diserap oleh tubuh.1. Struktur SpermaSel-sel sperma memiliki struktur yang khusus.

Gambar Struktur Sperma Manusia

Struktur spermatozoa tersebut terlihat mempunyai bentuk yang mirip seperti kecebong (anak katak yang baru menetas), terdapat bagian kepala dan ekor. Dapat dilihat bahwa sel-sel sperma memiliki struktur sebagai berikut :1) KepalaPada bagian ini terdapat inti sel. Bagian kepala dilengkapi dengan suatu bagian yang disebut dengan akrosom, yaitu bagian ujung kepala sperma yang berbentuk agak runcing dan menghasilkan enzim hialuronidaseyang berfungsi untuk menembus dinding sel telur. Di bagian kepala ini terdapat 22 kromosom tubuh dan 1 kromosom kelamin yaitu kromosom X atau Y, kromosom X untuk membentuk bayi berkelamin perempuan, sedangkan kromosom Y untuk membentuk bayi berkelamin laki-laki. Kromosom kelamin laki-laki inilah nantinya yang akan menentukan jenis kelamin pada seorang bayi.2) Bagian tengahBagian tengah mengandung mitokondria yang berfungsi untuk pembentukan energi. Energi tersebut berfungsi untuk pergerakan dan kehidupan sel sperma. Bahan bakar dalam pembentukan energi ini adalah fruktosa.3) EkorBagian ekor lebih panjang, bersifat motil atau banyak bergerak. Fungsinya adalah untuk alat pergerakan sperma sehingga dapat mencapai sel telur. Pergerakan sel ini maju didorong oleh bagian ekor dengan pergerakan menyerupai sirip belakang ikan. Pembentukan sperma dipengaruhi oleh hormonFSH (Folicel Stimulating Hormone)danLH (Lutenizing Hormone). Pembentukan FSH dan LH dikendalikanoleh hormongonadotropin yaitu hormon yang disekresikan oleh kelenjarhipothalamusdari otak. Proses spermatogenesis juga dibantu oleh hormontestosteron. Sperma yang sudah terbentuk di dalam testis seperti pada proses di atas, kemudian akan disalurkan ke bagian epididimis dan kemudian ke vas deferens, dan bercampur dengan sekret dari kelenjar prostat dan cowperi.Siklus spermatogenesis yang telah dijelaskan berlangsung selama 64 hari di dalam kanalikuli testis dan waktunya konstan, sedangkan waktu diferensiasi dan penyimpanannya di epididimis bervariasidan biasanya berlangsung selama 12 hari. Di epididimis juga , epitel ikut berperan pada penyimpanan dan pematangan sel sperma yang dengan sendirinya akan mati dalam 24-36 jam. Sperma yang berada di epididmis belum mampu membuahi gerakannya baru pertama kali terjadi melalui percampuran sekret dari kelenjar prostat dan vesikula seminalis di dalam ejakulat. Kemampuan membuahi yang sebenarnya baru dicapai di dalam uterus dan saluran telur, melalui proses kapasitasi, yakni terjadinya perubahan senyawa lipid dan glikoprotein membrane sitoplasma sperma sehingga memungkinkan terjadinya proses invasi ke dalam sel telur beserta penggelembungan inti setelah terjadinya invasi atau impregnasi.

Gambar Tahap Spermatogenesis

Hormon Reproduksi Pada PriaProses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Hormon-hormon tersebut adalah sebagai berikut:1) TestosteronTestosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Hormon ini diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh FSH(Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipofisis. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ seks primer pada saat embrio, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder serta mendorong spermatogenesis.2) Luteinizing Hormone/LHHormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. Pada pria, awal pubertas antara usia 13 sampai 15 tahun terjadi peningkatan tinggi dan berat badan yang relatif cepat bersamaan dengan pertambahan lingkar bahu dan pertambahan panjang penis dan testis. Rambut pubis dan kumis serta jenggot mulai tumbuh. Pada masa ini, pria akan mengalami mimpi basah.

3) Follicle Stimulating Hormone/FSHHormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebutspermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.4) EstrogenEstrogen dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel Sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.5) Hormon PertumbuhanHormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.6) Hormon GonadotropinHormon gonadotropin dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk merangsang kelenjar hipofisa bagian depan (anterior) agar mengeluarkan hormon FSH dan LH.

OogenesisProses pembentukan ovum di dalam ovarium disebut oogenesis. Ketika gonad berdiferensiasi jadi ovarium germ cells primordial itu berproliferasi membentuk oogonia (tunggal: oogonium), yang jumlahnya ditaksir sekitar 600.000 butir. Pada proses spermatogenesis, proses oogenesis juga memiliki tahapan, yaitu :1. Proliferasi (perbanyakan)2. Meiosis 3. Transformasi atau pematanganSetelah tiba di gonad sel germinativum primordial berdeferensiasi menjadi oogonia. Sel-sel ini mengalami sejumlah pembelahan mitotik, dan pada akhir bulan ketiga sel-sel ini tersusun dalam kelompok-kelompok yang dikelilingi oleh satu lapisan sel epitel gepeng. Sebagian besar oogonia terus membelah dengan mitosis, tetapi sebagian diantaranya terhenti pembelahannya pada tahap profase meiosis I dan membentuk oosit primer, dan selama beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia meningkat pesat, dan pada akhir bulan kelima perkembangan prenatal, jumlah total sel germinativum di ovarium mencapai maksimal, diperkirakan 7 juta. Pada waktu ini, sel-sel mulai mati, dan banyak oogonia serta oosit primer menjadi atretik. Pada bulan ketujuh, sebagian besar oogonia telah mengalami degenerasi kecuali beberapa yang terletak dekat dengan permukaan. Semua oosit primer yang bertahap hidup telah masuk ke tahap profase meiosis I, dan sebagian besar diantaranya masing-masing dibungkus oleh satu lapisan sel epitel gepeng. Oosit primer, bersama dengan sel epital gepeng disekitarnya, dikenal sebagai folikel primordial. Menjelang kelahiran, semua oosit primer telah memulai profase meiosis I, tetapi sel-sel ini tidak melanjutka pembelahan ke tahap metaphase namun masuk ke stadium diploten, suatu tahap istirahat selama profase yang ditandai oleh adanya jala-jala kromatin. Oosit primer tetap tertahan di profase dan tidak menuntaskan pembelahan meiotik pertama mereka sebelum pubertas tercapai. Keadaan ini ditimbulkan oleh oocyte maturation inhibition (OMI), suatu peptida kecil yang dikeluarkan oleh sel folikular. Saat pubertas, terbentuk cadangan folikel yang terus tumbuh dan dipertahankan oleh pasokan folikel primordial. Setiap bulan 15 sampai 20 folikel yang terpilih dari cadangan tersebut memulai proses pematangan, melewati tiga stadium: (1) primer atau pre-antral, (2) sekunder atau antral, dan (3) pre-ovulasi (folikel graaf). Stadium antral adalah stadium yang paling lama, sedangkan stadium pre-ovulasi berlangsung selama sekita 37 jam sebelum ovulasi. Pada setiap siklus ovarium, sejumlah folikel mulai berkembang, tetapi biasanya hanya satu yang mencapai kematangan sempurna. Yang lain berdegenerasi dan menjadi atretik. Ketika folikel sekumder telah matang, lonjakan luteining hormone (LH) akan memicu fase pertumbuhan preevolusi. Meiosis I tertuntaskan sehingga terbentuk dua sel anak dengan ukuran berbeda, masing-masing dengan 23 kromosom berstuktur ganda. Satu sel, oosit sekunder, mendapat sebagian besar sitoplasma; yang lain, badan polar pertama, hampir tidak mendapat sitoplasma sama sekali. Badan polar pertama terletak antar zona pelusida dan membrane oosit sekunder di ruang perivitelina. Sel kemudian masuk ke meiosis II tetapi terhenti pada tahap metaphase sekitar 3 jam sebelum ovulasi. Meiosis II diselesaikan hanya jika oosit dibuahi; jika tidak, sel akan mengalami degenerasi sekitar 24 jam setellah ovulasi. Badan polar pertama juga mengalami pembelahan kedua.

Pembentukan TelurPembentukan telur merupakan suatu fungsi dari sistem reproduksi hewan betina yang terdiri dari ovarium dan oviduct serta melewati 2 proses yaitu pertumbuhan dan pematangan sel germinal dan diposisi material tak hidup seperti yolk, albumen dan cangkang telur. Hal ini biasa dijumpai pada unggas, misalnya ayam. Proses pembentukan telur dimulai ketika ovarium selesai mengovulasikan telur dan jatuh kemudian ditangkap oleh infundibulum dan masuk ke lubang ostium. Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke kutub-kutub telur. Pada bagian leher infundibulum (neck of infundibulum) yang merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi, kalau telur yang kita inginkan fertil. Selanjutnya masuk ke magnum, magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam.Setelah itu masuk ke ithmus, panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur. Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon telur di dalam ithmus selama 1,25 jam. Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8 cm. Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur. Selanjutnya masuk ke uterus, di uterus terjadi proses pembentukan kerabang telur yang terbentuk dari garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam. Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan air melalui dinding. Pada uterus terjadi penambahan albumen antara 20% sampai 25%. Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan kerabang. Warna dominan dari kerabang telur adalah putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung pada genetik setiap individu. Pigmen kerabang (oopirin) dibawa oleh darah (50 70%) dan disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran. Pembentukan kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk membentuk lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah perputaran telur masuk ke vagina. Kemudian telur masuk ke vagina, vagina memiliki panjang sekitar 12 cm. Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian telur dari vagina keluar melalui kloaka.

Tipe TelurTipe telur menurut susunan deutoplasma, ada 4 macam yaitu :1. Homolecital2. Mediolecithal3. Megalecithal4. CentrolecithalHomolecithal disebut juga oligolecithal atau isolecithal. Deutoplasma sedikit, tersebar rata di seluruh sitoplasma (ooplasma). Terdapat pada Amphioxus dan Metatheria dan Eutheria.Mediolecithal berdeutoplasma sedang berupa lapisan di daerah kutub vegetal telur. Terdapat pada Amphibia.Megalecithal disebut juga telolechital. Deutoplasma banyak sekali, membentuk lapisan yang mengisi hampir semua telur, sedangkan inti dan sedikit sitoplasma menempati hanya daerah puncak kutub animal. Terdapat pada Pisces, Reptilia, Aves, Monotremata.Centrolecithal memiliki deutoplasma relative banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi terletak di bagian tengah. Sitoplasma berada sebelah luar dan pada umumnya terdapat pada Insecta.

Gambar Tipe telur

Tipe telur menurut kromosom kelaminnya, yaitu: Pada Vertebrata yang bersistem kromosom kelamin XY, oogonium mengandung kromosom XX. Karena itu selesai meiosis setiap telur mengandung satu kromosom X. masam telur yang terjadi menurut kromosom kelamin hanya satu : ovum-X. Pada Aves yang bersistem ZW, oogonium mengandung susunan kromosom kelamin ZW. Dengan demikian selesai meiosis ada dua macam ovum terbentuk (kemungkinan), yaitu ovum-Z dan ovum-Y.

Proses OvulasiOogonium bersifat diploid dengan 46 kromosom atau 23 pasang kromosom. Oogonium akan memperbanyak diri dengan cara mitosis membentuk oosit primer. Kemudian oosit primer mengalami meiosis I, yang akan menghasilkan oosit sekunder dan badan polar I (polosit primer). Selanjutnya, oosit sekunder meneruskan tahap meiosis II dan menghasilkan satu sel besar yang disebut ootid dan satu sel kecil yang disebut badan polar kedua (polosit sekunder). Badan polar pertama juga membelah menjadi dua badan polar kedua. Akhirnya, ada tiga badan polar dan satu ootid yang akan tumbuh menjadi ovum dari oogenesis setiap satu oogonium.Dengan datangnya pubertas (masa remaja), alat reproduktif wanita mulai mengalami ritme seks 28 hari yang disebut haid atau menstruasi. Haid adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina. Darah haid ini berasal dari rongga rahim dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir rahim yang mnegalami proses kemunduran dan kerusakan. Selaput lendir ini dipersiapkan untuk menerima sel telur yang telah dibuahi. Karenanya dalam darah haid selain darah biasa terdapat pula sisa-sisa penghancuran dari jaringan selaput lendir rahim. Lama pendarahan haid rata-rata berlangsung antara 2-6 hari. Jangka waktu dari hari pertama haid sampai hari pertama haid berikutnya disebut siklus haid. Daur hidup haid dianggap normal apabila berlangsung antara 21 sampai 40-45 hari lamanya dan dikatakan teratur bilamana perbedaan dalam siklus haid tidak lebih dari satu mingu lamanya. Ovulasi terbagi atas 3 fase yaitu: a. Fase pra-ovulasi Tahap pra-ovulasi ialah jangka waktu antara hari pertama haid sampai saat ovulasi. Oosit dalam oogonium berada di dalam suatu folikel telur. Folikel juga mengalami perubahan seiring dengan perubahan oosit primer menjadi oosit sekunder hingga terjadi ovulasi. Sebelumnya, Hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer. Folikel primer dan oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de Graaf dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus dan endometrium. Karena itulah fase pra-ovulasi juga disebut sebagai fase poliferasi.

Gambar Ovarium

b. Fase ovulasi Ovulasi merupakan proses pelepasan sel telur yang telah matang dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk di buahi. Pada saat mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negatif atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis. Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH. Dan LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de Graaf. Pada saat inilah disebut ovulasi dan umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14.

c. Fase pasca-ovulasi Tahap pasca-ovulasi ialah jangka waktu antara ovulasi sampai hari pertama haid berikutnya. Pada fase pasca-ovulasi, folikel de Graaf yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de Graaf memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron. Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lendir pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen) tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen dan progesteron yang rendah, sehingga konsentrasi estrogen dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan tersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B.I. (1996) An Introduction Embrylogy. Philadelphia: W.B Saunders CompanySihombing, P., Sipahutar, H., Siahaan, P.M., Manalu, A. (2004) Struktur dan Perkembangan Hewan II. Medan: FMIPA UNIMEDSuryo. (2010) Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Yatim, Wildan. (1994) Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsitohttp://zygote.swarthmoreedu/into.html. diaskes 23 Februari 2015