GAMBARAN UMUM WILAYAH - barenlitbangkepri.com · Pemantauan Implementasi Dokumen RKL-RPL, UKL dan...

58

Transcript of GAMBARAN UMUM WILAYAH - barenlitbangkepri.com · Pemantauan Implementasi Dokumen RKL-RPL, UKL dan...

Secara Administratif Terdiri dari: 1. Kabupaten Bintan 5. Kab. Kepulauan Anambas 2. Kabupaten Karimun 6. Kota Batam 3. Kabupaten Lingga 7. Kota Tanjungpinang 4. Kabupaten Natuna

Letak : 4o 15 ‘ LU s.d 0o 45 ‘ LS Dan 103o 11 ‘ BT s.d 109o 70 ‘ BT

Luas Wilayah : ± 251.810,71 Km2 Darat : 10.595,41 KM2 atau 4,21 % Laut : 241.215,30 KM2 atau 95,79 %

Batas Wilayah : Utara : Vietnam & Kamboja Selatan : Sum Sel & Jambi Barat : Singapura, Malaysia & Riau Timur : Malaysia Timur & Kal Bar

Provinsi Kepulauan Riau dibentuk berdasarkan UU No 25 Tahun 2002 Pemerintahan efektif berjalan mulai tanggal 1 Juli 2004

Jumlah pulau : 2.408 pulau Berpenghuni : 366 buah (15 %) Belum berpenghuni : 2.042 buah (85%) Pulau terdepan : 52 buah Pulau terluar : 19 buah (Karimun 2, Batam 4, Bintan 1, Natuna 12) ( catatan : Baru 1.795 pulau dari 2.408 pulau yang diakui dan 613 masih dalam proses penetapan di PBB )

GAMBARAN UMUM WILAYAH

JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2012

No. Kabupaten/Kota

Luas Daratan

(km2)

Jumlah Penduduk

(jiwa)

1. Tanjungpinang 239,50 210.836

2. Batam 770,27 1.060.309

3. Bintan 1.946,13 70.097

4. Karimun 2.873,20 260.478

5. Natuna 2.058,45 76.606

6. Lingga 2.117,72 97.729

7. Kep. Anambas 590,14 43.993

Jumlah 10.595,41 1.895.590

5

P. MATAK

JEMAJA

P. SUBI

P.LAUT

P. SELUAN

P. SEDANAU

P. SERASAN P. MIDAI

01 05 00 LS

105 56 00 BT

01 02 00 LS

104 22 30 BT

00 01 00 LU

103 47 50 BT

P. TAMBELAN

LAUT NATUNA

03 13 00 LU

105 20 00 BT

04 50 00 LU

107 15 00 BT

04 50 00 LU

109 15 00 BT

02 15 00 LU

109 35 00 BT

01 40 00 LS

108 13 00 BT

01 13 00 LU

104 30 00 BT 01 13 00 LU

104 15 00 BT 01 13 00 LU

103 40 00 BT

00 55 00 LU

103 05 00 BT

05 00 00 LU

107 40 00 BT

P.KEPALA

P.SUBI KECIL

P.SENOA

P.SEMIUN P.SEKATUNG

P.TOKONG BURUNG

P.DAMAR

P.MANGKAI

P.TOKONG NANAS P.TOKONG BERLAYAR

P.BATU BERHANTI

P.NIPAH

P.IYU KECIL

01 20 00 LS

110 30 00 BT

P. TOKONG MALANG BIRU

P. SEBETUL

P. SENTUT

P. NONGSA

P. PELAMPUNG

P. KARIMUN KECIL

P. SERUTU

PULAU-PULAU KECIL TERLUAR

RPJMD PROVINSI

KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2010-2015

V I S I TERWUJUDNYA KEPULAUAN RIAU SEBAGAI

BUNDA TANAH MELAYU YANG SEJAHTERA,

BERAKHLAK MULIA DAN RAMAH

LINGKUNGAN

M I S I 1. Mengembangkan Budaya Melayu sebagai payung bagi budaya lainnya

dalam kehidupan masyarakat

2. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya kelautan, perikanan, dan pulau-

pulau kecil terdepan secara efisien, lestari dan untuk kesejahteraan

masyarakat

3. Mengembangkan wisata berbasis kelautan, budaya lokal dan keunggulan

wilayah

4. Mengembangkan potensi ekonomi lokal dengan keberpihakan kepada

rakyat kecil (wong cilik)

5. Meningkatkan investasi dengan pembangunan infrastruktur yang berkualitas

6. Memberdayakan masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan yang

berkualitas

7. Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang baik, etos kerja, disiplin,

budi pekerti, dan supremasi hukum

8. Mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan serta

berkesetaraan gender

9. Mengembangkan pembangunan yang ramah lingkungan

SINKRONISASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH DALAM SATU KESATUAN SITEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

RPJPN

DIP

ER

HA

TIK

AN

PEDOMAN

5 TAHUN

PEDOMAN

PEDOMAN DIJABARKAN

DIJABARKAN

20 TAHUN

DIACU

RPJMN RKP

RPJPD PROV

RPJMD PROV

RKPD PROV

RENSTRA SKPD PROV

RENJA SKPD PROV

DIA

CU

DIA

CU

DA

N

DIS

ER

AS

IKA

N

DIP

ER

HA

TIK

AN

PEDOMAN DIJABARKAN

PEDOMAN

1 TAHUN

DIACU

RPJPD K/K

RPJMD K/K

RKPD K/K

DIA

CU

RENSTRA SKPD K/K

RENJA SKPD K/K

RENSTRA K/L

RENJA K/L

PEDOMAN

PEDOMAN

DIA

CU

DA

N

DIS

ER

AS

IKA

N

PEDOMAN DIACU

PEDOMAN

RAPBN

RAPBD PROV

RAPBD K/K

PEDOMAN

PEDOMAN

PEDOMAN

BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RKPD PROVINSI KEPULAUAN RIAU

No. Isu Strategis Provinsi Kepulauan Riau Prioritas Nasional

1 Belum ditetapkannya Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan

Riau serta rendahnya capaian pembangunan infrastruktur penunjang konektivitas

dan aksesibilitas antar pulau dan antar daerah untuk mengurangi disparitas antar

wilayah.

Prioritas Nasional 6:

Infrastruktur

2 Kurangnya penanganan Pulau-pulau Terluar dan daerah tertinggal di Provinsi

Kepulauan Riau

Priotitas Nasional 9: Daerah

Tertinggal, Terdepan,

Terluar dan Pasca Konflik

3 Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui kekuatan ekonomi kelautan dan

industri pengolahan serta pariwisata yang berwawasan lingkungan dalam rangka

mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia (MP3EI)

Prioritas Nasional 7: Iklim

Investasi dan Usaha

4 Masih tingginya angka kemiskinan, untuk itu perlu dilakukan upaya pemberian

bantuan Perlindungan Sosial dan Pemberdyaan Masyarakat, Perempuan dan

Perlindungan Anak.

Prioritas Nasional 4:

Penanggulangan

Kemiskinan

5 Peningkatan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan dalam Rangka Percepatan

Pencapaian Target MDGs

Prioritas Nasional 2:

Pendidikan

Prioritas Nasional 3:

Kesehatan

5 ISU STRATEGIS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2013 DAN PRIORITAS NASIONAL

SINKRONISASI ISU STRATEGIS PROVINSI – NASIONAL (2013)

PENINGKATAN DAYA SAING

Percepatan pembangunan infrastruktur:

domestic connectivity

Meningkatnya pembangunan industri di

berbagai koridor ekonomi

Penciptaan kesempatan kerja khususnya tenaga

kerja muda

Peningkatan iklim investasi dan usaha (Ease of

doing bussiness)

PENINGKATAN DAYA TAHAN EKONOMI

Ketahanan pangan : menuju pencapaian surplus

beras 10 juta ton

Peningkatan rasio elektrifikasi dan konversi

energi

PENINGKATAN DAN PERLUASAN KESRA

Peningkatan pembangunan sumber daya manusia

Percepatan pengurangan kemiskinan : sinergi

klaster 1-4

PEMANTAPAN STABILITAS SOSPOL

Persiapan pemilu 2014

Membaiknya kinerja birokrasi dan

pemberantasan korupsi

Percepatan pembangunan Minimum Essential

Force

Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah melalui

kekuatan ekonomi kelautan dan industri pengolahan

serta pariwisata yang berwawasan lingkungan

dalam rangka mendukung Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI)

Kurangnya penanganan Pulau-pulau Terluar dan

daerah tertinggal di Provinsi Kepulauan Riau

Belum ditetapkannya Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Provinsi Kepulauan Riau serta rendahnya

capaian pembangunan infrastruktur penunjang

konektivitas dan aksesibilitas antar pulau dan antar

daerah untuk mengurangi disparitas antar wilayah

Masih tingginya angka kemiskinan, untuk itu perlu

dilakukan upaya pemberian bantuan Perlindungan

Sosial dan Pemberdyaan Masyarakat, Perempuan

dan Perlindungan Anak

Peningkatan Pembangunan Pendidikan dan

Kesehatan dalam Rangka Percepatan Pencapaian

Target MDGs

ISU STRATEGIS PROVINSI KEPULAUAN RIAU ISU - ISU STRATEGIS NASIONAL

TEMA PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2013

Unsur Pokok Tema:

1. Kesejahteraan Masyarakat

2. Pengentasan Kemiskinan

3. Industri Kelautan dan Perikanan Terpadu

“Peningkatan dan Perluasan Kesejahteraan Masyarakat serta

Pengentasan Kemiskinan melalui Percepatan Pembangunan

Industri Kelautan dan Perikanan Terpadu

PRIORITAS PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2013

1. Peningkatan Kualitas dan Jangkauan Layanan Pendidikan

dan Kesehatan

2. Pengembangan Infrastruktur dan Percepatan Penyelesaian

RTRW

3. Pengentasan Kemiskinan dan Pengembangan Potensi

Pulau Terdepan

4. Percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi daerah

melalui kekuatan ekonomi kelautan, pertanian dan industri

pengolahan serta pariwisata yang berwawasan lingkungan.

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DALAM RKPD

PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

PROGRAM KEGIATAN

Program

Pengembangan Kinerja

Pengelolaan

Persampahan

Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaaan

persampahan

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

persampahan

Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

Hidup

Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Pembinaan dan Pengawasan Kinerja Komisi AMDAL Daerah

Kabupaten/ Kota

Pemantaun Penilaian Kota Bersih dan Hijau (Adipura) di

Provinsi Kepulaun Riau

Menuju Indonesia Hijau

Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa

Lingkungan Hidup Pos P3SLH

Pemantauan Kualitas Air Bersih di Provinsi Kepulauan Riau

Pemantauan dan Pengawasan Pencemaran Air Laut Lintas

Kabupaten/Kota

Pemantauan Kualitas Udara Ambien di Provinsi Kepulauan

Riau

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DALAM RKPD PROVINSI

KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 (LANJUTAN)

PROGRAM KEGIATAN

Program Pengendalian

Pencemaran dan

Perusakan Lingkungan

Hidup

Pengawasan Penaatan Peraturan Bidang LH Bagi Pelaku

Usaha/Industri

Penilaian AdiwiyataTingkat Prov. Kepulauan Riau

Penyusunan Perencaan Program Kegiatan Pengelolaan

Lngkungan Hidup

Monitoring dan Evaluasi Penerapan dan Pencapaian SPM

Bidang LH Daerah Kab/Kota

Penguatan Komisi AMDAL Daerah

Kajian Strategis Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Untuk Kelestarian Sumber Daya Air Guna Mendukung

MDGS

Monitoring dan Evaluasi dan Pengawasan Peredaran BPO

Studi Identifikasi dampak pencemaran limbah B3 dan

Domestik terhadap Biota Laut

Pemantauan Implementasi Dokumen RKL-RPL, UKL dan

UPL Kabupaten/Kota

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DALAM RKPD PROVINSI

KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 (LANJUTAN)

Program Perlindungan

dan Konservasi Sumber

Daya Alam

Peningkatan Konservasi Daerah tangkapan Air dan

Sumber-Sumber Air

Pembinaan dan Pemulihan Kerusakan Hutan Mangrove

Berbasis Masyarakat

Program Peningkatan

Kualitas dan Akses

Informasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup

Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

Tahun 2013

Rapat Koordinasi Pengelolaan Lingkungan Hidup di

Provinsi Kepulauan Riau

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Komunikasi, Informasi dan Edukasi Lingkungan Hidup

Penyusunan Laporan Penerapan dan Pencapaian Standar

Pelayanan Minimal Bidang LH Tahun 2013

Peningkatan Website BLH Prov Kepri

Pembuatan database AMDAL, dokumen RKL-RPL,UKL-

UPL Kabupaten/Kota

Pameran Lingkungan Hidup

Keanekaragaman & Status Flora pada ekosistem wilayah

pesisir laut

BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DALAM RKPD PROVINSI

KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 (LANJUTAN)

Program

pengembangan

ekowisata dan jasa

lingkungan

dikawasan-kawasan

konservasi laut dan

hutan

Pengembangan ekowisata dan

jasa lingkungan dikawasan

konservasi

Kajian Pemanfaatan Hutan Kota

Sebagai Pusat Botani Mini

Penyusunan Kawasan Konservasi

Perairan Laut (Marine Protected

Area)

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM

RKPD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013

Program

Penguatan

Kelembagaan

Pengarusutamaan

Gender dan Anak

Rapat Kerja Sinkroniasai Program

Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak se- Prov.Kepri

Pelatihan, Pengembangan dan

Pendampingan Penyusunan ARG di

Kab/Kota dan Prov.Kepri

Forum PPRG Provinsi Kepulauan

Riau

Program

Peningkatan

Kualitas Hidup Perempuan

Peningkatan dan Pengembangan

Program Pemberdayaan Perempuan

dan Anak Tingkat Prov. Kepri

Capacity Building Bagi Organisasi

Perempuan di Prov. Kepulauan Riau

Pemantapan Program Pemberdayaan

Perempuan & Anak

BIDANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DALAM RKPD

PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2013 (LANJUTAN)

Peningkatan Kualitas dan

Perlindungan Perempuan

dan Anak

Koordinasi dan Kerja sama Gugus Tugas

dalam Penangnan Trafiking

Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu

Perempuan dan Anak Korban Tindak

Kekerasan dan Perdagangan Manusia Berbasis

Rumah Sakit

Pengembangan Kota Layak Anak

Pengembangan Kelembagaan Forum Anak

Pemenuhan Hak Anak (Pembinaan Anak

Berkebutuhan Khusus)

Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu

Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A)

provinsi Kepulauan Riau

Pemenuhan Hak Anak( Peningkatan

Kesejahteraan Keluarga Anak Jalanan)

Pemenuhan Hak Anak (Pembinaan Anak yang

Berhadapan dengan Hukum )

Pemenuhan Hak Anak ( Ajang Temu Anak )

TEMA PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2014

Memantapkan Perekonomian Daerah dan

Memperluas Kesempatan Kerja guna

Pengentasan Kemiskinan untuk

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

PRIORITAS PEMBANGUNAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU 2014

1. Peningkatan Pembangunan Pendidikan dan Kesehatan dalam

rangka Percepatan Pencapaian Target MDGs

2. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur dan Pengelolaan Sumber

Daya Alam serta Pulau-pulau Terdepan

3. Percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi daerah melalui

pemberdayaan ekonomi kelautan, pertanian, industri kecil menengah

dan pariwisata yang berwawasan lingkungan

4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berakhlak mulia dan

berbudaya

5. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta

bebas KKN

SPM BIDANG

LINGKUNGAN HIDUP

Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal.

Pasal 1 PP 65/2005

PELAYANAN DASAR BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

Adalah : jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk melestarikan mutu lingkungan hidup agar kualitas hidup masyarakat terpenuhi

secara berkelanjutan.

Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan (PP 65/2005 Pasal 1).

LATAR BELAKANG

PUSAT

DOKUMEN RENCANA PENCAPAIN dan

PEMBIAYAAN SPM

26

• PP 65/2005 • PP 38 /2007

Panduan Penyusunan Laporan Pencapaian SPM dan Pedoman MONEV SPM

OTONOMI DAERAH (UU 32/2004) UNDANG-UNDANG Nomor : 32/2009

• PERMENDAGRI 6/2007 Tentang Petunjuk Penerapan SPM

• PERMENDAGRI 79/2007 Tentang Penyusunan Rencana Pencapaian SPM

DAERAH

• PERMEN LH 19/2008 & • PERMEN LH 20/2008

POSISI SPM

Urusan Pemerintahan

Urusan Wajib

Pelayanan Dasar

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

adalah Ketentuan tentang Jenis dan mutu pelayanan dasar

DASAR

HUKUM Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Psl. 11 ayat (4), Psl. 13, Psl. 14

Peraturan Pemerintah

Nomor 65 Tahun 2005

Tentang Pedoman Penyusunan

dan Penerapan SPM

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 6 Tahun 2007

Tentang Juknis Penyusunan

dan Penetapan SPM

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

Tentang Pembagian UrusanPemerintah

Pasal 2 Ayat (4)

1. Limbah B3

2. Amdal

3. Kualitas Air

4. Kualitas Udara

5. Pesisir dan Laut

6. Kebakaran Hutan & Lahan

7. Kerusakan Tanah Biomassa

8. Kerusakan akibat bencana

9. SNI

10. Ekonomi Lingkungan

11. Manajemen Lingkungan

12. Diklat

13. Pelayanan Bidang LH

14. Otda Lingkungan

15. Hukum LIngkungan

16. Perjanjian Internasional

17. Iklim dan Atmosfir

18. Lab. Lingk

Sub Bidang : 1. Pengendalian Dampak Lingkungan

Sub-sub Bidang : 1. KEHATI

Sub Bidang : 2. Konservasi SDA

Permendagri 79/07 ttg

Pedoman Penyusunan

Rencana Pencapaian SPM

Draft Permen LH

1. Provinsi

2. Kab/Kota

Sub-sub Bidang :

Lampiran H:

Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang LH

Ruang Lingkup

Penyusunan SPM Bidang LH oleh KLH (Pasal 4

Ayat (1) PP 65/2005)

Penerapan oleh Pemerintahan Provinsi dan

Kabupaten/Kota (Pasal 3 Ayat (2) PP 65/2005);

SPM sebagai

acuan Pemerintahan Daerah dalam rangka

penyelenggaraan urusan wajib (Pasal 3 Ayat (3)

PP 65/2005).

Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

Pelayanan Informasi Status Mutu Air

Pelayanan Informasi Status Mutu Udara Ambien

Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Akibat Adanya Dugaan Pencemaran Dan Atau Kerusakan Lingkungan

Pelayanan Pencegahan Pencemaran Air

Pelayanan Pencegahan Pencemaran Udara Dari Sumber Tidak Bergerak

Pelayanan Penyediaan Informasi Status Kerusakan Lahan/Tanah Untuk Produksi Biomassa

Pelayanan tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau kerusakan lingk.

SPM BIDANG LH

STANDAR PELAYANAN MINIMAL dan

PENYELENGGARAAN PEMDA

Penerapan SPM melekat pada Penyelenggaran Pemerintahan Daerah Dalam Kerangka Desentralisasi

• Urusan pemerintahan yang bersifat wajib.

• Menyangkut penyediaan pelayanan dasar.

PENTINGNYA PENERAPAN SPM DI DAERAH

Merupakan Prioritas 1 dalam Instruksi Presiden No. 1/2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010

- Mengukur Kinerja Kepala Daerah Propinvi dan

Kabupaten/Kota

INTEGRASI RENCANA PENCAPAIAN DAN PELAKSANAAN SPM-LH

DALAM DOKUMEN PERENCANAAN

Standar Pelayanan Minimal bidang lingkungan hidup sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran diterapkan melalui Program Prioritas dalam

RPJMD 2010 s/d 2015 Provinsi Kepulauan Riau

“Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup”

“Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup”

Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Riau

Pemantauan Kualitas Air Bersih

Pemantauan Kualitas Udara Ambient

Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian sengketa lingkungan hidup Pos P3SLH

TARGET PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

A. PELAYANAN INFORMASI STATUS MUTU AIR

Target pencapaian : Tahun 2010 : 20% Tahun 2011 : 63% Tahun 2012 : 88 % Tahun 2013 : 100%

Sasaran obyek :

Jumlah total sasaran hingga tahun 2013 adalah 7 sungai meliputi :

Tahun 2010 2011 2012 2013

Sungai/Waduk

Sei Pulai

Sei Bati/Dang Merdu

Sei Pulai

Sei Bati/Dang Merdu

Sei Ladi

Sei Jago

Air Muncung

Sei Pulai

Sei Bati/Dang Merdu

Sei Ladi

Sei Jago

Air Muncung

Sei di Natuna

Air Daik

Sei Pulai

Sei Bati/Dang Merdu

Sei Ladi

Sei Jago

Air Muncung

Sei di Natuna

Air Daik

Sei di Anambas

B. PELAYANAN INFORMASI STATUS MUTU UDARA

Berdasarkan PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air dengan Parameter yang Dipilih sebanyak 17 parameter (fisika dan kimia) yaitu warna, bau, kecerahan, temperature, pH, DO, DHL, Salinitas, TSS, BOD, COD, Total fosfat, NO3, Fe, Cl, Nitrit dan Sulfat.

TARGET PENCAPAIAN : Tahun 2010 : 14 % (1 kab/kota) Tahun 2011 : 29 % (2 kab/kota) Tahun 2012 : 71 % (5 Kab/kota) Tahun 2013 : 100% (7 Kab/kota)

Tahun 2010 2011 2012 2013

Kab/kota Tanjungpinang

Tanjungpinang

Batam

Tanjungpinang

Batam

Karimun

Bintan

Natuna

Tanjungpinang

Batam

Karimun

Bintan

Natuna

Anambas

Lingga

Parameter yang dianalisis lebih ditekankan untuk parameter NO2 (Nitrogen Dioksida) dan SO2 (Sulfur Dioksida).

PARAMETER:

KRITERIA PARAMETER:

PELAYANAN TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT AKIBAT ADANYA DUGAAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

C.

Penetapan target didasarkan jumlah kasus yang sebelumnya masuk dan Prediksi Kasus yang akan masuk Tahun 2010 : 100 % (kasus yang masuk ) Tahun 2011 : 100 % (kasus yang masuk ) Tahun 2012 : 100 % (kasus yang masuk ) Tahun 2013 : 100% (kasus yang masuk )

Target Pencapaian :

Sasaran obyek :

Perkiraan jumlah kasus yang masuk tiap tahunnya dan diselesaikan secara tuntas tiap tahunnya dengan perkiraan sampai tahun 2013.

KETERKAITAN BIDANG

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

(PENGARUSUTAMAAN

GENDER)

DENGAN PERENCANAAN

PEMBANGUNAN

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Inpres Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional.

Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Perubahan

Permendagri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah.

Peraturan Gubernur Kepri Nomor 19 Tahun 2010

tentang Pedoman Pelaksanaan PUG dalam Pembangunan Provinsi Kepri.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

1. Keputusan Gubernur Kepri No. 239 Tahun 2006, direvisi dengan Keputusan Gubernur Kepri No. 59a Tahun 2010 ttg pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender di Provinsi Kepri;

2. Pembentukan Tim Teknis Anggaran Daerah Responsif Gender

Provinsi Kepri yang ditetapkan dengan putusan Kepala Bappeda

selaku ketua Pokja PUG provinsi No. 02/BAPPEDA/X/2010;

3. Keputusan Semua Kepala SKPD tentang Pembentukan Pokja dan

Focal Point Gender di masing – masing SKPD;

4. Telah dibentuknya Focal Point SKPD dengan SK Gubernur Kepri No. 322 TAHUN 2009 Tentang Pembentukan Focal Point PUG Prov. Kepri; 5. Nota Kesepakatan Bersama antara Wakil Gubernur dan DPRD Provinsi Kepri dengan Bupati/Walikota dan DPRD Kab/Kota se Provinsi Kepri.

SASARAN : 1. Meningkatnya tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan. 2. Meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IDG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) 3. Menurunnya rasio KDRT 4. Berkurangnya tindak kekerasan pd perempuan 5. Meningkatnya jumlah kasus pengaduan kekerasan perempuan yang diselesaikan 6. Berkurangnya ketimpangan tingkat pendidikan menurut jenis kelamin.

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Dimaksudkan

untuk

• Meningkatkan peranserta dan mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan gender dlm Pemb.

• Mewujudkan perlindungan anak

Mendukung Prioritas Program Pembangunan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

1. Penyusunan dan harmonisasi peraturan perundang-undangan terkait

Pengarusutamaan Gender;

2. koordinasi dan penerapan strategi PUG, termasuk pengintegrasian

perspektif gender ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran di

seluruh SKPD;

3. Melakukan pendampingan teknis dalam penyusunan program, anggaran

dan kegiatan yang responsif gender dan peduli anak pada program

Dinas/Instansi dan Kabupaten/Kota;

4. Memperkuat jaringan pengarusutamaan gender dengan meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam pembangunan;

5. Melakukan evaluasi dan pemantauan pelaksanaan program, anggaran dan

kegiatan yang responsif gender di Dinas/Instansi dan Kabupaten/ Kota;

6. peningkatan penyediaan data dan informasi secara terpilah disemua

aspek kehidupan.

ARAH KEBIJAKAN PUG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERENCANAAN YANG

RESPONSIF GENDER

Perencanaan yang responsif gender

Perencanaan yang dibuat oleh seluruh

lembaga pemerintah, organisasi profesi,

masyarakat dan lainnya yang disusun dengan

mempertimbangkan 4 (empat) aspek seperti

PERAN, AKSES, MANFAAT dan KONTROL

yang dilakukan secara setara antara

perempuan dan laki-laki.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Bahwa Perencanaan

tersebut dilakukan dengan

mempertimbangkan

aspirasi, kebutuhan dan

permasalahan pihak

perempuan dan dan laki-

laki baik dalam proses

penyusunannya maupun

dalam pelaksanaan

kegiatan.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Angggaran yang responsif gender (ARG)

adalah

Penggunaan atau pemanfaatan anggaran

yang berasal dari berbagai sumber

pendanaan untuk mencapai kesetaraan

dan keadilan gender.

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

- ARG bukanlah anggaran yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan;

- ARG sebagai pola anggaran yang akan menjembatani kesenjangan status, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan;

- ARG bukanlah dasar yang “valid” untuk meminta tambahan alokasi anggaran;

-Bukan berarti bahwa alokasi ARG hanya berada dalam program khusus pemberdayaan perempuan;

-ARG bukan berarti ada alokasi dana 50% laki-laki, 50% perempuan untuk setiap kegiatan;

-Tidak harus semua program dan kegiatan perlu mendapat koreksi agar menjadi responsif gender.

Anggaran responsif gender hanya untuk kegiatan PUG.

Anggaran responsif gender hanya terdapat pada program pemberdayaan perempuan

Kegiatan selama ini hanya berkutat seputar sosialisasi tentang pengarusutamaan gender

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN RIAU

EFEKTIVITAS

EKONOMI EQUITY/

KESETARAAN

EFISIENSI

ARG ANGGARAN

BERBASIS

KINERJA

Anggaran Khusus target Gender Adalah alokasi anggaran yang diperuntukkan guna memenuhi

kebutuhan dasar khusus perempuan atau khusus laki-laki

berdasarkan hasil analisis gender.

Anggaran Kesetaraan Gender Adalah alokasi anggaran untuk mengatasi masalah kesenjangan

gender. Hal ini dapat diketahui berdasarkan analisis gender berupa adanya kesenjangan dalam relasi antara laki-laki dan perempuan baik berupa partisipasi, manfaat dan kontrol terhadap sumber daya.

Anggaran Pelembagaan dan Kesetaraan Gender Adalah alokasi anggaran untuk penguatan pelembagaan

pengarusutamaan gender, baik dalam hal pendapatan maupun peningkatan kapasitas SDM

Prasyarat Anggaran Responsif Gender

(ARG)

1. Kemauan Politik (terdapat dalam prioritas pemerintah daerah);

2. Transparansi dan Partisipasi (Keterlibatan semua pihak dan transparansi proses penganggaran);

3. Ketersediaan data yang terpilah menurut jenis kelamin;

4. Sumberdaya manusia yang memadai (perencanaan anggaran yang mampu melakukan analisis gender);

5. Akuntabilitas (Pemantauan dan Evaluasi)

KONSEP ARG Permasalahan pemberdayaan perempuan antara lain: diskriminasi terhadap

perempuan atau laki-laki, kesenjangan partisipasi politik, rendahnya kualitas hidup perempuan dan anak

Salah satu upaya menurunkan ketimpangan tersebut di atas pada sisi perencanaan anggaran dilakukan melalui anggaran yang responsif gender (ARG).

Istilah gender dalam konsep ini bukanlah pemisahan antara laki-laki dan perempuan yang berbasis pada perbedaan jenis kelamin. Gender diartikan sebagai pembedaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial budaya dan masyarakat.

Penerapan ARG dalam sistem Penganggaran

Letak ARG berada pada level Output Kegiatan; Sistem Aplikasi RKA-SKPD dilengkapi dengan

fasilitas pencantuman kode/atribut sesuai dengan tema-tema pembangunan: MDG’s, ARG dll;

Informasi ARG tergambar pada TOR dan GBS; Penggunaan gender analisis dalam penyusunan

GBS sebagai pelengkap TOR.

Struktur Penganggaran pada ARG

Output 1

Komponen

Input-2

Detail

Komponen

Input-1 Detail

Detail

Output 2

PROGRAM

KEGIATAN

Outcome

Catatan:

Program & Kegiatan Hasil Restrukturisasi

Rencana Penyusunan RKA ARG

Sasaran SKPD

Seluruh SKPD harus menerapkan ARG;

Kegiatan yang menjadi fokus ARG :

Kegiatan dalam rangka Penugasan Prioritas Pembangunan Daerah;

Kegiatan dalam rangka pelayanan;

Kegiatan Pelembagaan Gender (capacity building, advokasi gender,kajian, sosialisasi, desiminasi, atau pengumpulan data terpilah.

Hal yang harus diperhatikan

Gender Budget Statement (GBS)

Penyusunan TOR

Mekanisme ARG dalam RKA-SKPD

Penelaahan RKA – SKPD ARG

Langkah-langkah :

• Isu kesenjangan gender dan gambaran perbaikannya tercermin dari uraian

analisis situasi yang ada dalam GBS dan gambaran umum dalam Kerangka

Acuan Kegiatan (TOR);

• Meneliti adanya kesesuaian antara uraian GBS dengan TOR

• Baru diputuskan apakah output kegiatan telah responsif gender atau belum;

• Apabila telah responsif gender, petugas penelaah Bagian Keuangan (BKKD)

memberikan kode/atribut dalam sistem aplikasi RKA-SKPD bahwa

output kegiatan dimaksud telah responsif gender.

Daftar cek list atas pernyataan/pertanyaan dalam penelaahan :

• Apa jenis ARG yang akan dilaksanakan ?

• Apakah telah tersedia dokumen GBS?

• Adanya isu gender yang dituangkan dalam TOR!

• Apakah isu gender dalam TOR mempunyai kesesuaian dengan GBS?

PERENCANAAN PENGANGGARAN

RPJP DAERAH

RPJM DAERAH R K P D RAPBD APBD

Data Pilah, Issue Gender Lintas

Pembangunan, Analisis,

Strategi (Kebijakan Program) &

Penganggaran

RENSTRA SKPD

RENJA SKPD RKA-SKPD PENJ

APBD

KUA

PPAS

Integrasikan pedoman

penyusunan RKA-SKPD

dengan Analisis Gender

Bagan Alir Perencanaan & Penganggaran

(Berbasis Gender)

FILOSOFI RKA – SKPD DENGAN ANALISIS GENDER

RKA – ARG SKPD

• Indikator masukan (input) utk keg / sub

keg yg proporsional dan rasional

sesuai dgn standar analisa belanja ;

• Indikator kinerja keluaran (output) dan

hasil (outcome) yg terukur dan rasional ;

• Pengawasan oleh masyarakat thdp

pelaks pembangunan ;

• Penerima manfaat pembangunan

secara adil dan merata bagi

perempuan dan laki – laki.

ANGGARAN

BERBASIS

KINERJA mencerminkan

Ind

ika

tor K

ine

rja