Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

23
I.Pengertian Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Bisnis 1.1 Perkembangan Akuntansi Pemerintahan Akuntansi pemerintahan merupkan salah satu cabang dari bidang akuntansi yang sudah cukup lama dikenal di negara- negara maju, khususnya di Amerika Serikat. Hal ini terbukti, karena sejak tahun 1921, Amerika Serikat telah memiliki Undang-undang (Budget and Accounting Act tahun 1921) yang kemudian pada tahun 1950 disempurnakan menjadi Budget and Accounting Procedure Act tahun 1950. Pada intinya dalam Undang-undang tersebut telah diatur mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan praktik akuntansi pemerintahan di Amerika Serikat, misalnya adanya ketentuan yang mengharuskan kepada Kepala GAO (Governmental Accounting Office/Comptroller General) untuk menetapkan: 1. Formulir, sistem dan prosedur mengenai penyediaan dana dan akuntansi dana pada badan-badan federal; 2. Prinsip-prinsip, standar dan persyaratan akuntansi lainnya yang harus dilaksanakan oleh badan-badan federal, termasuk integrasi akuntansi antara eksekutif dan Treasury Department. Selama ini praktik akuntansi pemerintahan yang dikenal di Indonesia lebih banyak bersumber pada ICW (Indische Comptabiliteits Wet), yang dalam hal ini tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan pelaksanaan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Sedangkan akuntansi pemerintahan dalam arti akuntansi dana, baru dikenal di Indonesia pada sekitar tahun 1980. Sejak itu perhatian terhadap perkembangan akuntansi pemerintahan mulai terlihat

description

Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

Transcript of Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

Page 1: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

I. Pengertian Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Bisnis

1.1 Perkembangan Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi pemerintahan merupkan salah satu cabang dari bidang akuntansi yang

sudah cukup lama dikenal di negara-negara maju, khususnya di Amerika Serikat.

Hal ini terbukti, karena sejak tahun 1921, Amerika Serikat telah memiliki Undang-

undang (Budget and Accounting Act tahun 1921) yang kemudian pada tahun 1950

disempurnakan menjadi Budget and Accounting Procedure Act tahun 1950. Pada

intinya dalam Undang-undang tersebut telah diatur mengenai berbagai hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan praktik akuntansi pemerintahan di Amerika Serikat,

misalnya adanya ketentuan yang mengharuskan kepada Kepala GAO

(Governmental Accounting Office/Comptroller General) untuk menetapkan:

1. Formulir, sistem dan prosedur mengenai penyediaan dana dan akuntansi

dana pada badan-badan federal;

2. Prinsip-prinsip, standar dan persyaratan akuntansi lainnya yang harus

dilaksanakan oleh badan-badan federal, termasuk integrasi akuntansi

antara eksekutif dan Treasury Department.

Selama ini praktik akuntansi pemerintahan yang dikenal di Indonesia lebih banyak

bersumber pada ICW (Indische Comptabiliteits Wet), yang dalam hal ini tidak

dapat dilepaskan keterkaitannya dengan pelaksanaan APBN (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara). Sedangkan akuntansi pemerintahan dalam arti

akuntansi dana, baru dikenal di Indonesia pada sekitar tahun 1980. Sejak itu

perhatian terhadap perkembangan akuntansi pemerintahan mulai terlihat

menonjol. Di berbagai lembaga pendidikan tinggi, baik pendidikan tinggi negeri

maupun pendidikan tinggi swasta mulai dikenalkan matakuliah akuntansi

pemerintahan (akuntansi dana) pada saat ini matakuliah akuntansi pemerintahan

telah menjadi mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa yang mengambil bidang

studi ekonomi jurusan akuntansi. Selain itu, matakuliah akuntansi pemerintah

pada saat ini juga telah diujikan sebagai mataujian negara bagi para mahasiswa

perguruan tinggi swasta dan mataujian Negara akuntansi (UNA) bagi mahasiswa

yang akan mengambil gelar profesi (akuntan). Sehingga mulai saat itu mulai

dikenal pula berbagai buku yang berkaitan dengan bidang akuntansi

pemerintahan. Berbagai kondisi tersebut di atas jelas sangat mendorong semakin

dikenalnya akuntansi pemerintahan di Indonesia.

Page 2: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

1.2 Pengertian Akuntansi Pemerintahan dan Akuntansi Bisnis

Dilihat dari segi prosesnya, menurut Revrisond Baswir (2000), “akuntansi adalah

suatu keterampilan dalam mencatat, menggolong-golongkan, dan meringkas transaksi-

transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta

melaporkan hasil-hasilnya dalam suatu laporan yang disebut dengan laporan

keuangan.”

Sedangkan dari segi fungsinya, Baswir mengutip pendapat Belkaoui yang

menyatakan bahwa “akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan

informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau

perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil

keputusan-keputusan ekonomi diantara berbagai alternatif tindakan.”

Pada intinya akuntansi berfungsi untuk membantu manusia dengan menyediakan

informasi. Informasi ini akan dipakai untuk mengambil keputusan-keputusan ekonomi

dalam menggunakan benda-benda ekonomi yang langka dan mempunyai berbagai

alternatif penggunaan.

Informasi yang disediakan oleh akuntansi dapat dipergunakan dalam ukuran mikro

(kecil), seperti koperasi, yayasan, PT, CV, atau firma dan lembaga pemerintahan.

Sedangkan lembaga pengguna informasi yang digolongkan sebagai lembaga dalam

ukuran makro adalah perekonomian nasional.

A. Akuntansi Perusahaan

Sifat dan karakteristik akuntansi perusahaan adalah bahwa dengan proses

akuntansi menghasilkan informasi keuangan yang mencerminkan posisi keuangan serta

perkembangan usaha suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu.

Akuntansi komersial terbagi menjadi akuntansi keuangan (financial accounting) dan

akuntansi biaya (cost accounting), yang dalam perkembangannya akuntansi biaya

berevolusi menjadi akuntansi manajemen (management accounting).

Akuntansi keuangan terutama bertujuan menghasilkan informasi keuangan bagi

pemilik perusahaan (shareholders) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

(stakeholders). Dalam menyajikan informasi tersebut, akuntansi keuangan

menggunakan standar akuntansi komersial yang berlaku umum (generally accepted

accounting principles, GAAP).

Sedangkan akuntansi manajemen bertujuan menghasilkan informasi keuangan

yang berguna bagi pengelola perusahaan (executives). Jenis informasi keuangan yang

dihasilkan tergantung dari kebutuhan masing-masing pengelola perusahaan tersebut.

Page 3: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

B. Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial, atau akuntansi nasional, atau akuntansi makro adalah bidang

akuntansi yang berkaitan dengan perekonomian nasional secara makro. Lima hal

penting yang tercakup di dalamnya meliputi: akun/rekening pendapatan dan produksi

nasional, akun antar industri, akun arus dana, akun neraca pembayaran, dan akun

neraca nasional.

C. Akuntansi Pemerintahan

Pada hakekatnya akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi di bidang

keuangan Negara (public finance), khususnya pada tahapan pelaksanaan anggaran

(budget execution), termasuk segala pengaruh yang ditimbulkannya, baik yang bersifat

seketika maupun yang lebih permanen pada semua tingkatan dan unit pemerintahan.

(Kustadi Arinta)

Akuntansi pemerintahan, termasuk di dalamnya adalah akuntansi untuk organisasi

nirlaba lainnya (nonprofit organization), adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan

lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga lainnya yang tidak bertujuan untuk

mencari laba.

Sedangkan menurut International Federation of Accountants (IFAC), yang dimaksud

dengan “sektor publik” (public sector) mengacu pada pemerintah pusat (national

government), pemerintahan daerah (regional government) pemerintahan lokal (local

governments) dan unit pemerintahan lain yang terkait.

Bachtiar Arif dkk (2002:3) mendefinisikan akuntansi pemerintahan sebagai suatu

aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan informasi keuangan pemerintah

berdasarkan proses pencatatan, pengklaifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi

keuangan pemerintah serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut.

Sedangkan menurut Abdul Halim (2002:143) menyebutkan bahwa Akuntansi

Pemerintahan adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka menyediakan informasi

kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan

keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai

alternatif arah tindakan.

Page 4: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

II. Perbedaan & Persamaan Akuntansi Pemerintahan &

Akuntansi Bisnis

Karakteristik organisasi pemerintahan berbeda dengan organisasi bisnis. Hal ini

berimplikasi pula terhadap praktik akuntansi yang berlaku di kedua organisasi tersebut.

Beberapa perbedaan mendasar tersebut berkaitan dengan aspek kepemilikan,

mekanisme pertanggungjawaban, standar akuntansi, pendekatan pencatatan, dan

regulasi. Berikut perbedaan dari Akuntansi Pemerintahan & Akuntansi Bisnis:

1. Kepemilikan. Dalam bisnis, kepemilikan perusahaan dapat diidentifikasi

dengan jelas. Modal dinyatakan dalam bentuk saham, sehingga yang disebut

pemilik adalah para pemegang saham. Asumsi akuntansi yang kemudian

dibuat adalah asumsi kemandirian entitas (economic entity), yakni kepemilikan

pemodal hanya sebatas saham yang diinvestasikannnya diperusahaan. Hal ini

berbeda dengan organisasi yang disebut pemerintah (daerah), dimana

“pemilik”nya adalah masyarakat. Jadi, tidak dikenal istilah modal atau saham.

2. Mekanisme Pertanggungjawaban. Oleh karena pemiliknya berbeda, maka

mekanisme pertanggungjawaban operasional dan keuangan juga berbeda

antara organisasi bisnis dan pemerintahan. Dalam bisnis,

pertanggungjawaban dilaksanakan melalui mekanisme Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS), sementara dalam organisasi pemerintahan

mekanisme pertanggungjawaban dilakukan melalui lembaga perwakilan

(representatives) yang disebut Dewan Perwakilan Rakyat/Daerah

(DPR/DPRD).

3. Standar Akuntansi. Standar akuntansi di bisnis berbeda dengan di

pemerintahan. Penyusun standar akuntansi untuk bisnis di Indonesia adalah

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yakni sebuah organisasi profesi yang dibentuk

oleh para akuntan, sedangkan penyusun standar akuntansi untuk

pemerintahan adalah Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP), yang

terdiri dari para pakar, baik dari pemerintahan maupun dari luar pemerintahan.

4. Pendekatan Pencatatan. Akuntansi pemerintahan merupakan bagian dari

mekanisme pertanggungjawaban anggaran. Dalam hal ini, anggaran

(APBN/APBD) merupakan dokumen terpenting dan menjadi dasar dalam

pelaksanaan aktivitas dan operasional pemerintah (daerah). Oleh karena itu,

pendekatan yang digunakan adalah akuntansi anggaran (budgetary

accounting).

Page 5: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

5. Aspek Regulasi. Organisasi pemerintahan sangat dipengaruhi oleh berbagai

kebijakan pemerintahan, seperti kebijakan ekonomi, politik, dan moneter. Oleh

karena itu, penganggaran dan akuntansi tidak tergantung pada kebutuhan

(mekanisme) pasar, seperti halnya bisnis. Semakin sentralistis pembuatan

kebijakan tersebut, maka pengelolaan keuangan (dan akuntansi)

pemerintahan juga akan semakin kaku pada aturan.

Laporan Keuangan

Sama seperti di bisnis, laporan keuangan pemerintahan juga berjumlah 4 (empat),

tetapi dengan nama yang berbeda, yakni (1) Laporan Realisasi Anggaran, (2) Neraca,

(3) Laporan Arus Kas, dan (4) Catatan atas Laporan Keuangan. Perbedaan utama LK

bisnis dan pemerintah (daerah) adalah:

1. Komponen LRA vs Laporan Rugi Laba (LRL). Komponen LRL ada dua

(Pendapatan dan Biaya), sementara komponen LRA ada tiga (Pendapatan,

Belanja, dan Pembiayaan). Selisih antara pendapatan dan biaya/belanja di LRL

disebut laba atau rugi, sementara di LRA disebut surplus/defisit. Kedua

kelompok istilah ini memiliki makna berbeda.

2. Komponen Neraca. Berbeda dengan Neraca dalam bisnis, rekening-rekening

(accounts) dalam Neraca pemerintahan memunculkan istilah baru, di antaranya

Dana Cadangan, Ekuitas Dana (Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi,

dan Ekuitas Dana Cadangan). Uniknya, jumlah yang tercantum dalam Ekuitas

Dana berkaitan langsung dengan nilai yang tercantum dalam Aset (Lancar,

Tetap, dan Cadangan).

3. Komponen Laporan Arus Kas (LAK). Dalam bisnis, komponen LAK ada tiga

(aktivitas operasi, investasi, pembiayaan) sedangkan dalam pemerintahan ada

empat (aktivitas operasi, investasi non keuangan, pembiayaan, dan non

anggaran).

4. Rugi/Laba vs Surplus/Defisit. Rugi/Laba menggambarkan keberhasilan

perusahaan dalam mencapai tujuannya, yakni memaksimalkan keuntungan

(profits), Sementara Surplus/Defisit menunjukkan “hasil” dari pelaksanaan

mandat atau kewenangan oleh pemerintah (daerah) berupa anggaran

(APBN/D), yang diserahkan oleh lembaga perwakilan (DPRD/D) dalam bentuk

kontrak antara DPR/D dan Pemerintah (Daerah) berupa UU atau Perda. Oleh

karena itu, jika dalam bisnis memperoleh Laba berarti bagus (sebaliknya: Rugi

Page 6: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

berarti jelek), maka dalam pemerintahan Surplus atau Defisit tidak berhubungan

langsung dengan penilaian bagus atau jelek.

Selain memiliki perbedaan, adapun persamaan akuntansi pemerintahan dan akuntansi

bisnis adalah sebagai berikut:

1. Istilah Debit dan Kredit menjukkan posisi, yakni posisi sebelah kiri dan sebelah

kanan. Kedua istilah ini pertanda bahwa pencatatan harus dilakukan di dua sisi

(disebut Double Entry System). Nilai uang di sisi kiri (Debit) dan sisi kanan

(Kredit) harus seimbang setiap dilakukan pencatatan (penjurnalan). Dalam hal

ini, tidak ada perbedaan antara akuntansi bisnis dan pemerintahan.

2. Untuk menentukan rekening-rekening (accounts) yang harus didebit atau

dikredit pada saat pencataan, maka terlebih dahulu dipahami apa yang disebut

dengan persamaan akuntansi (accounting equation). Persamaan dasarnya

diambil dari format Neraca, yakni: Aktiva = Pasiva. Jika dijabarkan lebih jauh,

maka menjadi: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Dana. Dalam bisnis tidak

digunakan istilah ekuitas dana, tetapi modal pemilik (owner’s equity).

III. Dasar Hukum Akuntansi Pemerintahan

Meskipun lembaga pemerintahan bukanlah organisasi yang memiliki tujuan

menghasilkan laba, tetapi dalam aktivitasnya tetaplah melakukan transaksi pengeluaran

dan penerimaan pendapatan. Oleh karena itu, lembaga pemerintahan juga memerlukan

sebuah standar dalam mengelola keuangan untuk menghasilkan informasi sebagai

dasar pengambilan keputusan. Atas dasar inilah akhirnya pemerintah menerbitkan

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP).

Penyelenggaraan sistem akuntansi pemerintah yang modern, memiliki dasar

hukum sebagai berikut:

a. UURI no. 17tahun 2003tentang Keuangan Negara;

b. UURI no. 01 tahun 2004tentang Perbendaharaan Negara;

c. UURI no. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung

Jawab Keuangan Negara

d. UURI no. 32 tahun 2004tentang Pemerintah Daerah

e. UURI no.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah

f. Peraturan Pemerintah no. 42/2002tentang Pelaksanaan Anggaran (APBN);

Page 7: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

g. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 171/PMK.06/2007

tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; dan

h. Serta peraturan perundangan lainnya yang terkait.

IV. Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem atau

kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan mempunyai tujuan

tertentu.

Tujuan Akuntansi Pemerintah menurut Abdul Halim (2004:28) adalah :

1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)

2. Manajerial

3. Pengawasan

Tujuan-tujuan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban (accountability and stewardship)

Tujuan pertanggungjawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang

lengkap cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak

yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah.

Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau

badan yang mengelola keuangan negara harus memberikan

pertanggungjawaban dan perhitungan

2. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan

informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijaksanaan

dan pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja pemerintah.

3. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus

memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh apaat pengawasan

fungsional secara efektif dan efisien.

Ketiga tujuan tersebut mampu dipenuhi oleh akuntansi dalam prakteknya melalui

sistem akuntansi pemerintah, yang setelah dikeluarkannya undang-undang di era

reformasi sistem yang digunakan pemerintah dulu yaitu tata buku hanya sebagian kecil

dari akuntansi dan tidak mampu memenuhi semangat yang dibawa pada era otonomi

daerah.

Page 8: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

V. Karakteristik Akuntansi Pemerintahan

1. Sistem akuntansi pemerintah harus dirancang sesuai dengan konstitusi dan

peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara.

2. Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang

akuntabel dan auditabel

3. Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan

yang diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan evaluasi

pelaksanaan secara fisik dan keuangan.

Menurut Revrisond Baswir (2000), karakteristik akuntansi pemerintahan adalah

sebagai berikut:

1. Tidak terdapat pencatatan laba-rugi karena tujuan utama lembaga pemerintah

bukanlah mencari laba.

2. Tidak perlu dilakukan pencatatan pemilikan pribadi karena lembaga

pemerintah adalah milik seluruh rakyat, dan kepemilikan itu tidak dituliskan

dalam sebuah surat bukti kepemilikan.

3. Bentuk akuntansi pemerintahan berbeda antara suatu negara dengan negara

yang lain tergantung dari bentuk negara yang bersangkutan.

4. Penyelenggaraan akuntansi pemerintahan tidak dapat dipisahkan dari

mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran tiap negara karena

fungsi akuntansi pemerintahan adalah untuk menyediakan informasi tentang

realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara.

Sedangkan menurut Muhammad Gade (2002), karakteristik akuntansi

pemerintahan adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan istilah dana (fund) sehingga akuntansi pemerintahan sering

juga disebut sebagai akuntansi dana. Pengertian “dana” di sini adalah satuan

akuntansi dan fiskal (fiscal and accounting entity) dengan seperangkat buku

besar yang mencatat kas, sumber-sumber keuangan selain kas, kewajiban-

kewajiban, sisa atau saldo modal beserta perubahan-perubahannya yang

dipisahkan untuk melaksanakan kegiatan khusus atau mencapai kegiatan

tertentu.

2. Tidak ada model atau disain tunggal untuk akuntansi pemerintahan karena

sangat dipengaruhi oleh peraturan dan hukum yang berlaku dalam negara

tersebut.

Page 9: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

VI. Ruang Lingkup Akuntansi Pemerintahan

Governmental Finance Officers Association mengemukakan bahwa untuk dapat

memahami model akuntansi pemerintahan dengan tepat diperlukan pemahaman

mengenai tiga hal, yaitu struktur pemerintahan, sifat dari sumber daya, dan proses

politik (Muhammad Gade, 2002).

Sedangkan Revrisond Baswir (2000) juga mengemukakan tiga hal, meskipun

redaksi yang agak berbeda, yaitu sifat lembaga pemerintahan, sistem pemerintahan

suatu negara, dan mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran negara.

1. Struktur Pemerintahan

Pada pemerintahan demokrasi, struktur pemerintahan berdasarkan sistem

check and balances yang dilakukan dengan pemisahan fungsi eksekutif, legislatif, dan

yudikatif. Ketiga lembaga dalam sistem trias politika tersebut bisa jadi memandang

dengan berbeda mengenai bagaimana warga negara dilayani dan dilindungi dengan

sebaik-baiknya. Dalam klasifikasi Mumammad Gade, penjelasan yang mirip dengan hal

tersebut di atas dimasukkan dalam klasifikasi “Proses Politik Memagang Peranan

Penting”. Intinya bahwa dalam negara demokrasi, rakyat melalui wakil-wakilnya yang

berada dalam lembaga perwakilan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam

pemberian pelayanan kepada rakyat.

2. Sifat Lembaga Pemerintahan

Sebagaimana telah dijelaskan dalam penjelasan sebelumnya, sifat lembaga

pemerintahan yang tidak mencari laba adalah salah satu alasan penting dibedakannya

akuntansi pemerintahan dari akuntansi komersial.

Menurut Edward S. Lyn sebagaimana dikutip oleh Revrisond Baswir (2000), sifat

khusus lembaga pemerintahan yang berbeda dengan perusahaan adalah sebagai

berikut:

1) Keinginan mengejar laba tidak termasuk dalam usaha dan kegiatannya;

2) Lembaga pemerintah tidak dimiliki secara pribadi, tetapi dimiliki secara

bersama (kolektif) oleh seluruh warga negara, dan kepemilikan tersebut

tidak dibuktikan dengan bukti kepemilikan (misalnya saham);

3) Sumbangan masyarakat terhadap pemerintah, seperti pajak, tidak ada

hubungannya secara langsung dengan jasa yang akan diterima oleh

masyarakat dari pemerintah. Dalam klasifikasi oleh Muhammad Gade,

penjelasan seperti di atas dimasukkan dalam klasifikasi “sifat sumber daya”.

Intinya adalah sama, yaitu tidak terdapat hubungan langsung antara barang

Page 10: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

dan jasa yang diberikan dengan harga yang harus dibayar oleh pembeli.

Selain itu, berkaitan dengan sumber daya, pemerintah harus

menginvestasikan sebagian penerimaannya dalam aktiva yang tidak secara

langsung menghasilkan pendapatansedangkan dalam perusahaan

umumnya menghasilkan pendaptan.

3. Bentuk Negara

Bentuk akuntansi pemerintahan berbeda dari suatu negara dengan negara lain,

antara lain juga dipengaruhi oleh bentuk negara yang bersangkutan.

4. Mekanisme Pengurusan Keuangan dan Sistem Anggaran Negara

Akuntansi pemerintahan pada hakekatnya berfungsi mencatat dan melaporkan

realisasi pelaksanaan anggaran suatu negara. Karena anggaran negara adalah unsur

dari keuangan negara, maka akuntansi pemerintahan sebenarnya adalah penerapan

akuntansi dalam pengelolaan keuangan negara.

VII. Pemahaman Tentang Berbagai Istilah Dalam SAP

Pemerintahan

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)  adalah komite sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang

bertugas menyusun SAP.

Istilah-istilah dalam Akuntansi Pemerintahan :

1. Sistem Akuntansi Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur,

penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi

akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di

lingkungan organisasi pemerintah. Dalam akuntansi pemerintahan, yang

dimaksud pemerintah adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

2. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah

3. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuangan pemerintah.

4. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan adalah konsep dasar

penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan, dan

Page 11: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, penyusun

laporan keuangan, pemeriksa, dan pengguna laporan keuangan dalam

mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang belum diatur dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.

5. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah SAP yang

diberi judul, nomor, dan tanggal efektif.

6. Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) adalah

penjelasan, klarifikasi, dan uraian lebih lanjut atas PSAP.

7. Buletin Teknis SAP adalah informasi yang berisi penjelasan teknis akuntansi

sebagai pedoman bagi pengguna.

8. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,

utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta

mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan

pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam

APBN/APBD.

9. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,

belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan

ekuitas dana berbasis akrual.

10. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) adalah komite

sebagaimana

11. dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara yang bertugas menyusun SAP.

12. Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanaka pemerintah

meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur

dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

sistematis untuk satu periode.

13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah.

Page 12: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana

keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat.

15. Apropriasi merupakan anggaran yang disetujui DPR/DPRD yang merupakan

mandat yang diberikan kepada Presiden/gubernur/bupati/walikota untuk

melakukan pengeluaran pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan.

16. Arus Kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas pada

Bendahara Umum Negara/Daerah.

17. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh

pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat

ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik

oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan

uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber sumber daya yang

dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

18. Aset tak berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan

tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam

menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya

termasuk hak atas kekayaan intelektual.

19. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari

12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

20. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

21. Basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan

peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

22. Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara/Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun

anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali

oleh pemerintah.

Page 13: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

23. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan

yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu

tahun anggaran.

24. Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih

antara aset dan kewajiban pemerintah.

25. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/ pengguna

barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan

menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.

26. Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih

entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang undangan

wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan

keuangan.

27. Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat

ekonomik seperti bunga, dividen, dan royalti, atau manfaat social sehingga

dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan

kepada masyarakat

28. Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.

29. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh

Bendaharawan Umum Daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan

pengeluaran pemerintah daerah.

30. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh

Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung

seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat.

31. Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi,

aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas

pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

32. Kemitraan adalah perjanjian antara dua fihak atau lebih yang mempunyai

komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang dikendalikan bersama dengan

menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki.

Page 14: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

33. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang

penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi

pemerintah

34. Laporan keuangan konsolidasian adalah suatu laporan keuangan yang

merupakan gabungan keseluruhan laporan keuangan entitas pelaporan

sehingga tersaji sebagai satu entitas tunggal.

35. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di

antara dua laporan keuangan tahunan.

36. Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan entitas.

37. Mata uang pelaporan adalah mata uang rupiah yang digunakan dalam

menyajikan laporan keuangan.

38. Materialitas adalah suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau salah saji

suatu informasi akan mempengaruhi keputusan atau penilaian pengguna

yang dibuat atas dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada

hakikat atau besarnya pos atau kesalahan yang dipertimbangkan dari

keadaan khusus di mana kekurangan atau salah saji terjadi.

39. Nilai wajar adalah nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban antar fihak

yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.

40. Otorisasi Kredit Anggaran (allotment) adalah dokumen pelaksanaan

anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi

instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari Bendahara Umum

Negara/Daerah guna membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode

otorisasi tersebut.

41. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar

kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang

dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit atau memanfaatkan surplusanggaran.

42. Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum

Negara/Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun

Page 15: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu

dibayar kembali oleh pemerintah.

43. Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan

kapasitas dan manfaat dari suatu aset.

44. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan

yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan

barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat.

45. Piutang transfer adalah hak suatu entitas pelaporan untuk menerima

pembayaran dari entitas pelaporan lain sebagai akibat peraturan perundang-

undangan.

46. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang

negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar

seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.

47. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang

daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung

seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah

pada bank yang ditetapkan.

48. Selisih kurs adalah selisih yang timbul karena penjabaran mata uang asing

ke rupiah pada kurs yang berbeda.

49. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap

dijabarkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai yang

signifikan.

50. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih

lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN/APBD

selama satu periode pelaporan.

51. Surplus/defisit adalah selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja

selama satu periode pelaporan.

52. Tanggal pelaporan adalah tanggal hari terakhir dari suatu periode pelaporan.

Page 16: Gambaran Umum Akuntansi Pemerintahan (MAKSI)

53. Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan

dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana

bagi hasil.

54. Utang transfer adalah kewajiban suatu entitas pelaporan untuk melakukan

pembayaran kepada entitas lain sebagai akibat ketentuan perundang-

undangan.

---ooooOOOOOoooo---