GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

20
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh: ANISA SHOLIHATI DWI KUMALA J210160060 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

Page 1: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

i

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA

HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh:

ANISA SHOLIHATI DWI KUMALA

J210160060

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

i

HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA

HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

ANISA SHOLIHATI DWI KUMALA

J210160060

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Dosen Pembimbing,

(Supratman, S.K.M., M.Kes., Ph.D.)

Page 3: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

ii

HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA

HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA

Oleh:

ANISA SHOLIHATI DWI KUMALA

J210160060

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada Selasa, 25 Februari 2020

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Supratman, S.K.M., M.Kes., Ph.D (………...…..)

(Ketua Dewan Penguji)

2. Okti Sri Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B (…………….)

(Anggota 1 Dewan Penguji)

3. Ns. Beti Kristinawati, M.Kep., Sp.Kep.M.B (…………….)

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Mutalazimah, S.KM., M.Kes.

NIK: 786

Page 4: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

.

Surakarta, 25 Februari 2020

Penulis,

Anisa Sholihati Dwi Kumala

J210160060

Page 5: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

1

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA HIPERTENSI

DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA

Abstrak

Latar belakang : kecemasan adalah suatu ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak

aman, tidak matang, dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas

(lingkungan), kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari(Annisa & Ifdil, 2016).

Kecemasan seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah kesehatan yang dialaminya

(Stuart, 2013). Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak pula penyakit

yang muncul dan sering diderita khususnya pada lansia atau lanjut usia. Pada usia

lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh, oleh sebab itu para lansia

mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi (Andriana, 2013). Penderita

hipertensi menjadi cemas disebabkan penyakit hipertensi yang cenderung

memerlukan pengobatan yang relatif lama, terdapat risiko komplikasi dan dapat

memperpendek usia (Hawari, 2013). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran kecemasan pada lansia penderita hipertensi. Metode : Jumlah

sampel pada penelitian ini sebanyak 96 responden. Penelitian ini bersifat kuantitatif

dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel pada

penelitian ini yaitu random sampling. Teknik pengambilan data menggunakan

kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini

menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi. Hasil: hasil dari uji

analisis tingkat kecemasan yang di dapatkan meliputi kecemasan ringan sebanyak 10

responden ( 10,4%) kecemasan sedang sebanyak 75 responden (78,1%) dan

kecemasan berat sebanyak 11 responden (11,5%). Saran : Bagi masyarakat luas

khususnya penderita hipertensi agar lebih sadar akan pentingnya memelihara

kesehatan mental.

Kata kunci : Kecemasan, hipertensi

Abstract

Background: anxiety is a neurotic helplessness, insecurity, immature, and inability

to face the demands of reality (environment), difficulties and stresses of daily life

(Annisa & Ifdil, 2016). Someone's anxiety can be influenced by health problems they

experience (Stuart, 2013). As a person ages, the more diseases that arise and often

suffer, especially in the elderly or elderly. In old age various setbacks will occur in

the body's organs, therefore the elderly are easily affected by diseases such as

hypertension (Andriana, 2013). Patients with hypertension become anxious due to

hypertension which tends to require relatively long treatment, there is a risk of

complications and can shorten life (Hawari, 2013). Purpose: This study aims to

determine the description of anxiety in elderly patients with hypertension. Method:

The number of samples in this study were 96 respondents. This research is

quantitative by using descriptive research methods. The sampling technique in this

study is random sampling. The data collection technique uses the zsas questionnaire

Page 6: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

2

ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale).The analysis in this study uses univariate

analysis with frequency distribution. Results: the results of the analysis of the anxiety

level test were mild anxiety by 10 respondents (10.4%) moderate anxiety by 75

respondents (78.1%) and severe anxiety by 11 respondents (11.5%). Suggestion: For

the wider community, especially hypertension sufferers to be more aware of the

importance of maintaining mental health.

Keywords: Anxiety, hypertension

1. PENDAHULUAN

Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh)

tahun ke atas (UU Nomor 13 Tahun 1998). Populasi lansia tumbuh lebih cepat

dibandingkan penduduk usia lebih muda. Persentase lansia di Indonesia semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018, terdapat 9,27 persen atau sekitar

24,49 juta lansia dari seluruh penduduk. Angka ini meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya yang hanya terdapat 8,97 persen (sekitar 23,4 juta) lansia di Indonesia.

Kenaikan ini diperkirakan akan terus terjadi untuk beberapa tahun ke depan,

walaupun jumlah serta komposisi penduduk sebenarnya sangat dinamis dan

tergantung pada tiga proses demografi yang tidak dapat diprediksi secara pasti

yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Perubahan ini juga tentu akan berdampak

pada pergeseran struktur umur penduduk dan akan mempengaruhi berbagai lini

kehidupan negara (BPS, 2018).

Peningkatan jumlah lansia di Indonesia tentunya perlu mendapat perhatian

yang serius dari pemerintah berkaitan dengan pelayanan sosial dan pelayanan

kesehatan terkait dengan proses menua. Lansia membutuhkan perhatian khusus

dalam kesehatan, kemandirian, perawatan, dan penghargaan. Alasan lansia

membutuhkan perhatian khusus dikaren??????akan masalah pada lansia

dimasukkan ke dalam “Empat Besar” penderitaan geriatrik yaitu mempunyai

masalah yang kompleks, tidak ada pengobatan sederhana, penurunan kemandirian,

dan membutuhkan bantuan orang lain dalam perawatan (Jafar et al., 2011).

Perawatan Iansia dibutuhkan persiapan yang baik. Kesehatan jasmani dan

mental, merupakan syarat yang sangat dominan untuk menentukan kesejahteraan

Page 7: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

3

di masa Iansia. Lansia tidak akan terlepas dari aspek sosio-psikologi. Sebagai

individu, lansia mengenal dirinya baik kemampuan, ketrampilan, kelebihan,

kekurangan, ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Lansia pun mengerti akan apa

yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukannya. Lansia menggunakan kemampuan

psikologisnya dalam hubungannya dengan individu lain. Memberi dan menerima

dukungan psikologis dan sosial merupakan hal yang selalu ada dalam hubungan

antar manusia. Hubungan antar individu berdasarkan kemampuan ini yang disebut

aspek sosialpsikologis (Prawitasari, 2016).

Lanjut usia sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia

yang merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari oleh setiap

individu. Perubahan-perubahan fisologis maupun psikososial, akan berpotensi

pada masalah kesehatan baik fisik maupun psikologis. Salah satu masalah

psikologis yang sering terjadi pada lanjut usia pada kondisi kehidupan sosial

adalah kecemasan (Annisa & Ifdil, 2016). Yusuf (2009) mengemukakan

kecemasan adalah suatu ketidakberdayaan neurotik, rasa tidak aman, tidak matang,

dan kekurangmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan),

kesulitan dan tekanan kehidupan sehari-hari. Senada dengan itu, Sarwono (2012)

menjelaskan kecemasan merupakan takut yang tidak jelas objeknya dan tidak jelas

pula alasannya.

Kecemasan sebagai kondisi patologis, yang melibatkan reaksi yang tidak

diinginkan atau tidak wajar dalam perilaku maupun neurovegetatif. (Stolerman &

Price, 2015). Kecemasan dapat dikatakan normal jika tingkat kecemasan tersebut

tidak berlebihan, tetapi jika sudah parah dapat menjadi masalah serius (Huberty,

2012). Kecemasan seseorang dapat dipengaruhi oleh masalah kesehatan yang

dialaminya (Stuart, 2013). Semakin bertambah umur seseorang semakin banyak

pula penyakit yang muncul dan sering diderita khususnya pada lansia atau lanjut

usia. Pada usia lanjut akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh, oleh

sebab itu para lansia mudah sekali terkena penyakit seperti hipertensi (Andriana,

2013). Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi

Page 8: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

4

dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya

mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya (Purnomo, 2009).

Penderita hipertensi menjadi cemas disebabkan penyakit hipertensi yang

cenderung memerlukan pengobatan yang relatif lama, terdapat risiko komplikasi

dan dapat memperpendek usia (Hawari, 2013). Kecemasan memicu aktivasi dari

hipotalamus yang mengendalikan dua sistem neuroendrokrin, yaitu sistem saraf

simpatis memicu peningkatan aktivasi berbagai organ dan otot polos salah satunya

meningkatkan kecepatan denyut jantung serta pelepasam epinefrin dan

noreepinefrin ke aliran darah oleh medula adrenal (Sherwood, 2010). Pada

penelitian Aggelopoulou et al. (2017) Faktor yang berkaitan dengan kualitas hidup

yang buruk dan tingkat kecemasan dan depresi adalah usia semakin tua, tingkat

pendidikan yang rendah, pengangguran, situasi ekonomi miskin dan masalah

kesehtan.

Penelitian Hermawan et al., (2019) menunjukkan bahwa responden yang

tidak memiliki kecemasan 33,3%, responden dengan tingkat kecemasan ringan

26,7%, responden dengan tingkat kecemasan sedang 26,7% dan responden dengan

tingkat kecemasan berat 13,3%. Tidak ada hubungan antara usia dan jenis kelamin

dengan kecemasan pada pasien hipertensi. Ada hubungan antara pendidikan,

pekerjaan, dan pengetahuan dengan pasien hipertensi kecemasan.

Penelitian Sukma (2018) tingkat kecemasan pada penderita dewasa sebagian

besar adalah ringan. Tingkat kecemasan pada penderita Hipertensi terbagi menjadi

dua hasil yaitu ringan dan sedang. Gambaran tingkat kecemasan yang didapatkan

meliputi kecemasan ringan 75,0% dan kecemasan sedang 25%.

Penelitian Nifatantya (2019) Tingkat kecemasan penderita hipertensi

berhubungan terbalik dengan umur. Semakin muda umur penderita hipertensi,

semakin tinggi tingkat kecemasannya. Rata-rata tingkat kecemasan penderita

hipertensi laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan, meskipun tidak berbeda

secara signifikan. Dan Secara umum, penderita hipertensi pada penelitian ini

mempunyai tingkat kecemasan yang rendah.

Page 9: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

5

Penelitian Laksita (2016) ada hubungan yang signifikan antara lama

hipertensi dengan tingkat kecemasan responden. Semakin lama responden

mengalami hipertensi maka semakin tinggi tingkat kecemasan yang dirasakan

responden dengan jumlah responden dengan lama hipertensi kurang dari 7 tahun

yang tidak cemas sebanyak 20 orang. Jumlah responden dengan lama hipertensi

kurang dari 7 tahun yang cemas sebanyak 2 orang. Jumlah responden dengan lama

hipertensi lebih dari 7 tahun yang tidak cemas sebanyak 2 orang. Jumlah

responden dengan lama hipertensi lebih dari 7 tahun yang cemas sebanyak 14

orang.

Studi pendahuluan di Puskesmas Kartasura dalam hasil wawancara dengan

10 lanjut usia yang ada, mereka mengungkap bahwa penyakit hipertensi yang di

deritanya membuat mereka mengalami kecemasan karena takut akan komplikasi.

Penelitian ini penting dilakukan karena mengingat lansia merupakan tahap akhir

dari suatu kehidupan manusia. Sehingga perlu di kaji lebih dalam mengenai

kesehatan mental lansia khususnya penderita hipertensi.

Kecamatan Kartasura merupakan salah satu Kecamatan dari 12 kecamatan di

Kabupaten Sukoharjo. Populasi lansia berusia lebih dari 60 tahun berdasarkan

Laporan Program Kesehatan Lansia Puskesmas Kartasura adalah 10.261 lansia

yang terdiri dari jenis kelamin laki laki sejumlah 4.830 lansia dan jenis kelamin

perempuan sejumlah 5.431 lansia 9 (Data Kesehatan Lansia Puskesmas Kartasura,

2018). Data yang di peroleh dari Puskesmas Kartasura pada bulan Agustus tahun

2019 didapatkan data 10 penyakit terbesar pada pra lansia dan lansia yang

merupakan peringkat pertama adalah hipertensi yaitu sejumlah 314 lansia

penderita hipertensi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengajukan rumusan

masalah yaitu gambaran kecemasan pada lansia penderita hipertensi di Puskesmas

Kartasura.

Page 10: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

6

2. METODE

Jenis penelitian yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif sederhana. Populasi

yang ada dalam penelitian ini adalah lansia penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Kartasura. Sampel pada penelitian ini berjumlah 96 responden dengan

menggunakan random sampling. Teknik pengambilan data menggunakan

kuisioner ZSAS teknik analisa menggunakan deskriptif frekuensi dengan program

software computer.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik responden

Berikut ini karakteristik responden lansia dengan hipertensi berdasarkan

karakteristik responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden

Variabel N %

Umur :

60-64

65-69

70-74

75-79

40

41

14

1

41,7

42,7

14,6

1,0

Jenis kelamin :

Perempuan

Laki-laki

28

68

29,2

70,8

Status pekerjaan:

Bekerja

Tidak bekerja

49

47

51,0

41,0

Status perkawinan:

Kawin

Duda

Janda

60

27

9

74,2

19,6

5,2

Lama menderita :

2-8

9-15

16-23

23-29

78

12

4

2

81,2

12,5

4,2

2,1

Jumlah 96 100

Page 11: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

7

Karakteristik lansia penderita hipertensi dalam penelitian ini meliputi usia,

jenis kelamin, status pekerjaan, status perkawinan dan lama menderita hipertensi.

Berdasarkan karakteristik responden menurut usia terlihat bahwa responden

paling dominan adalah berumur 65-69 sebanyak 45 responden (46,9%) , berumur

60-64 tahun sebanyak 33 responden (34,4%) , yang berumur 70-74 tahun

sebanyak 10 responden (10,4%) dan yang berumur 75-79 tahun sebanyak 8

responden (8,3%).

Hal ini dikarenakan posyandu Abadi di desa Gonilan yang merupakan

wilayah kerja Puskesmas Kartasura merupakan posyandu yang di khususkan

pada lansia yang aktif sebagai wadah pertemuan tiap bulan untuk peduli pada

kesehatan diri sendiri serta untuk menjalin silaturahmi antar lansia yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Menurut WHO seorang usia lanjut adalah

seseorang yang berusia 60 hingga 74 tahun atau lebih dari 60 tahun.

Seiring bertambahnya usia menjadi tua, kondisi fisik dan fungsi tubuh pun

akan menurun. Terjadi beberapa perubahan struktur dan fungsional pada sistem

kardiovaskuler. Pembuluh darah akan kehilangan elastisitas yang mengakibatkan

terjadinya pengapuran dan penyempitan pembuluh darah. Aliran darah keseluruh

tubuh akan berkurang karena menurunnya kemampuan aorta dan arteri.

Konsekuensinya, jantung akan semakin kuat memompa darah dan terjadi

peningkatan tekanan tahanan perifer yaitu tekanan darah sistolik dan diastolik

akan meningkat atau dikenal hipertensi (Brunner & Suddarth, 2006).

Berdasarkan karakteristik responden menurut jenis kelamin terlihat bahwa

responden paling dominan adalah perempuan yaitu sebanyak 68 orang (70,8%)

dan responden laki-laki sebanyak 28 orang (29,2%).

Menurut keterangan ketua posyandu lansia, meskipun banyak peserta

posyandu laki laki tetapi yang aktif datang ke posyandu lansia adalah peserta

wanita, karena cenderung lebih mudah untuk berpartisipasi dalam kegiatan

dibandingkan penduduk laki laki. Secara teori sebenarnya resiko laki-laki

hampir sama dan lebih dulu terkena hipertensi pada usia 55-74 tahun dan setelah

Page 12: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

8

usia 74 tahun perempuan lebih beresiko besar untuk terkena hipertensi. Ini di

karenakan penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit yang di sebabkan

karena gaya hidup seseorang yang tidak baik. Misalnya salah satu faktor resiko

yang menyebabkan hipertensi adalah merokok ( Black & Hawks, 2014).

Namun dalam penelitian ini sebagian besar responden dadalah perempuan.

Kondisi ini disebabkan karena jumlah perempuan dewasa lebih tinggi di

bandingkan laki-laki dewasa. Hal ini sejalan dengan (Purwanti, 2014) bahwa di

Indonesia populasi perempuan jauh lebih besar di bandingkan dengan populasi

laki-laki, jumlah perempuan menjadikannya hampir di setiap lini kehidupan di

domisili oleh perempuan.

Berdasarkan karakteristik responden menurut status pekerjaan terlihat bahwa

distribusi responden menurut pekerjaan paling dominan adalah bekerja sebanyak

49 orang ( 51%) dan yang tidak bekerja sebanyak 47 orang (41%).

Hasil wawancara terhadap responden mengungkapkan bahwa adanya

tuntutan ekonomi yang menyebabkan stress dan kecemasan. Hal ini sejalan

dengan penelitian (Perry & Potter, 2010) dalam keadaan stress dan cemas akan

terjadi stimulasi simpatis yang meningkatkan frekwensi denyut jantung, curah

jantung dan resistensi vaskular. Efek simpatis ini meningkatkan tekanan darah.

Stres atau cemas dapat meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg.

Berdasarkan karakteristik responden menurut status perkawinan terlihat

bahwa dari 96 responden paling dominan adalah dengan status perkawinan kawin

sebanyak 60 responden (74,2 %), dengan status perkawinan janda sebanyak 27

responden (19,6%) dan dengan status perkawinan duda sebanyak 9 (5,2%).

Keadaan tersebut dapat di pahami karena pasangan hidup memiliki fungsi

sebagai supporting dalam berbagai hal, misalnya emosi, problem solving,

keungan maupun pengasuhan. Setelah di lakukan uji frekuensi di dapatkan

responden mayoritas berstatus kawin. Hal itu sependapat dengan penelitian

(Anggraeni,2013) dukungan pasangan merupakan segala bentuk perilaku dan

Page 13: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

9

sikap positif yang di berikan kepada individu yang sakit atau mengalami masalah

kesehatan, sehingga bisa memberi kenyamanan fisik maupun psikologis.

Berdasarkan karakteristik responden menurut lama menderita terlihat bahwa

dari 96 responden berdasarkan dsitribusi lama menderita paling dominan yaitu 2-

8 tahun sebanyak 78 responden ( 81,2%), lama menderita 9-15 tahun sebanyak

12 responden (12,5 %) , lama menderita 16-23 tahun sebanyak 4 responden

(4,2%) dan lama menderita 23-29 tahun sebanyak 2 responden (2,1%).

Berdasarkan hasil penelitian, responden mengungkapkan bahwa responden

takut akan kematian jika terlalu lama menderita hipertensi Hal ini sejalan

dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh ( Cheung, et.al ,2005) bahwa lama

hipertensi memang mempunyai hubungan dengan tingkat kecemasan responden.

Responden yang menyadari adanya gejala hipertensi, memiliki perasaan khawatir

dan takut, sehingga menimbulkan kecemasan. Lama proses pengobatan penyakit

hipertensi yang tidak kunjung sembuh, juga semakin menambah tingkat

kecemasan.

Tabel 2. Distribusi frekuensi tingkat kecemasan

Tingkat Kecemasan Frekuensi Presentase

Tidak cemas

Kecemas ringan

Kecemasan sedang

38

49

9

39,6

51,0

9,4

Jumlah 96 100.0

Berdasarkan hasil uji frekuensi tingkat kecemasan pada lansia penderita

hipertensi menunjukan yang paling dominan adalah kecemasan ringan sebanyak

49 responden ( 51%), sebanyak 38 responden (39,6%) yang masuk dalam

kategori tidak cemas, dan sebanyak 9 responden (9,4%) dalam kategori

kecemasan sedang.

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar lansia memiliki tingkat

kecemasan ringan. Berdasarkan hasil analisis karakteristik usia terlihat bahwa

responden paling banyak mengalami kecemasan ringan sebanyak 49 dalam

Page 14: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

10

rentang usia 60-79 tahun. Menurut pengurus kegiatan posyandu Abadi di Desa

Gonilan, lansia penderita hipertensi di Desa Gonilan sudah terpapar cukup

informasi mengenai hipertensi dan penanganannya sehingga lansia penderita

hipertensi memiliki rasa waspada dan pandangan perseptual yang meningkat. Hal

ini sejalan dengan (Kati et al, 2018 ) pandangan perseptual adalah bagaimana

pandangan seseorang tentang lingkungan sekitarnya. Mereka menjadi lebih peka

dalam menganalisa lingkungan sekitarnya. Selain itu, dapat memotivasi diri

untuk belajar dan membuat mereka menjadi dewasa dan kreatif. Hal ini memiliki

dampak yang baik terhadap keberlangsungan terapi klien tersebut. Rasa waspada

dan pandangan perseptual yang meningkat membuat klien menjadi lebih taat

untuk rutin minum obat dan menjalani hidup sehat serta menjauhi hal-hal yang

dapat memperburuk kondisi tubuh.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik jenis kelamin terlihat bahwa

responden paling banyak mengalami kecemasan ringan dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 34 responden . Menurut keterangan pengurus kegiatan

posyandu, meskipun banyak peserta posyandu laki laki tetapi yang aktif datang

ke posyandu lansia adalah peserta wanita, karena cenderung lebih mudah untuk

berpartisipasi dalam kegiatan dibandingkan penduduk laki laki. Secara teori

sebenarnya resiko laki-laki hampir sama dan lebih dulu terkena hipertensi pada

usia 55-74 tahun dan setelah usia 74 tahun perempuan lebih beresiko besar untuk

terkena hipertensi. Ini di karenakan penyakit hipertensi merupakan salah satu

penyakit yang di sebabkan karena gaya hidup seseorang yang tidak baik.

Misalnya salah satu faktor resiko yang menyebabkan hipertensi adalah merokok (

Black & Hawks, 2014).

Namun dalam penelitian ini sebagian besar responden adalah perempuan.

Kondisi ini disebabkan karena jumlah perempuan dewasa lebih tinggi di

bandingkan laki-laki dewasa. Hal ini sejalan dengan penelitian (Purwanti, 2014)

bahwa di Indonesia populasi perempuan jauh lebih besar di bandingkan dengan

populasi laki-laki, jumlah perempuan menjadikannya hampir di setiap lini

Page 15: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

11

kehidupan di domisili oleh perempuan.. Diperkuat dengan penelitian (Nifatantya,

2019) dari segi karakteristik kepribadian, perempuan cenderung mudah cemas

dan lebih terpengaruh pada krisis atau masalah kecil , sedangkan laki-laki

memiliki karakter lebih tegar, jarang emosional dan sangat logis.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik status pekerjaan terlihat bahwa

responden mengalami kecemasan ringan dengan status tidak bekerja sedikit

lebih tinggi di bandingkan dengan yang berstatus bekerja yaitu sebanyak 26

responden, sedangkan yang berstatus bekerja sebanyak 23 responden. Perbedaan

kecemasan yang tidak signifikan di dukung oleh penjelasan berikut, seseorang

yang bekerja memiliki tugas, tanggung jawab serta kewajiban yang lebih banyak

dan lebih berat di bandingkan yang tidak bekerja (Nifatantya, 2019). Maka dapat

di asumsikan bahwa penderita hipertensi yang sudah bekerja memiliki tingkat

kecemasan karena memiliki tugas-tugas yang wajib di kerjakan dan menuntut

tanggung jawab dari orang tersebut. Penjelasan lain menyatakan bahwa bekerja

di lakukan untuk memenuhi kebutuhan materi dan finansial (Nifatantya, 2019).

Maka dari penjelasan tersebut muncul asusmsi yang berlawanan bahwa penderita

hipertensi yang belum bekerja kesulitan untuk memenuhi kebutuhan finansial

nya (misal untuk berobat), sehingga tingkat kecemasan cenderung lebih tinggi.

Berdasarkan kedua asumsi tersebut dapat di simpulkan bahwa kecemasan dapat

menyerang lansia yang berstatus bekerja maupun tidak bekerja.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik status perkawinan responden dengan

berstatus kawin yang masuk dalam kategori kecemasan ringan sebanyak 26

responden, berstatus janda/duda sebanyak 23 responden. Jika dilihat rata-rata

status kecemasan subjek yang berstatus kawin sedikit lebih tinggi di bandingkan

yang berstatus tidak kawin (duda/janda). Berdasarkan hal tersebut dapat di

simpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara lansia penderita

hipertensi yang berstatus kawin dan berstatus tidak kawin.

Penjelasan berikut ini sejalan dengan kesimpulan di atas, di antaranya

seseorang yang tidak mempunyai pasangan akan merasa sendiri dan kesepian

Page 16: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

12

sedangkan seseorang yang memiliki pasangan dapat mencari dan berbagi dengan

pasangan nya ketika menghadapi masalah (Nifatantya, 2019). Dari penjelasan

tersebut dapat di asumsikan bahwa lansia penderita hipertensi yang tidak

mempunyai pasangan memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi karena tidak ada

tempat berbagi dalam menghadapi masalah, dalam hal ini penyakit hipertensi.

Penjelasan lain menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai pasangan

memiliki tanggungjawab yang lebih terhadap pasangan dan keluarganya.

Sedangkan orang yang tidak mempunyai pasangan cenderung bebas dari

tanggung jawab orang lain. Dari kedua pernyataan tersebut dapat di simpulkan

bahwa penderita hipertensi baik yang mempunyai pasangan maupun tidak

mempunyai pasangan mempunyai potensi kecemasan yang sebanding.

Berdasarkan hasil analisis karakteristik lama menderita terlihat bahwa

responden dalam kategori kecemasan ringan berdasarkan lama menderita paling

dominan adalah selama 2-8. Hal ini dapat di asumsikan bahwa lansia dengan

hipertensi berpotensi mengalami kecemasan di bandingkan yang sudah lama

menderita hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan

oleh ( Cheung, et.al ,2005) bahwa lama hipertensi memang mempunyai

hubungan dengan tingkat kecemasan responden. Responden yang menyadari

adanya gejala hipertensi, memiliki perasaan khawatir dan waspada, sehingga

menimbulkan kecemasan. Lama proses pengobatan penyakit hipertensi yang

tidak kunjung sembuh, juga semakin menambah tingkat kecemasan.

Lansia dengan kategori tidak cemas juga di temukan pada penelitian ini.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap lansia penderita hipertensi, responden

rutin melakukan pendekatan religius dengan cara berdzikir, berdo’a meminta

kesehatan dan berserah di kepada Tuhan Yang Maha Esa. Responden juga

mengungkapkan bahwa pasrah dengan apa yang akan terjadi di karenakan usia

yang semakin tua. Hal ini sejalan dengan penelitian (Ihdaniyati, 2016) klien

dengan melakukan pendekatan religious dapat merasakan ketenangan batin

Page 17: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

13

sehingga mampu mengendalikan kecemasannya dan melakukan mekanisme

koping yang adaptif.

Lansia dengan kecemasan sedang juga di temukan pada penelitian ini.

Menurut penelitian terhadap responden, sebagian kecil lansia penderita hipertensi

mengalami mudah gelisah. Responden juga takut akan kematian akibat tekanan

darah yang tidak stabil. Hal ini sejalan dengan penelitian (Kati et al, 2018) pasien

dengan kecemasan sedang hanya fokus pada urusan yang akan dilakukan dengan

segera termasuk mempersempit pandangan perseptual sehingga apa yang dilihat,

didengar, dan dirasakan menjadi lebih sempit. Pasien akan fokus pada sumber

kecemasan yang dihadapi mulai membuat perencanaan tetapi dia masih dapat

melakukan hal lain jika menginginkan untuk melakukan hal lain tersebut. Hal ini

berada di antara kecemasan ringan dan berat. Pasien sendiri, orang terdekat, dan

tenaga medis harus mulai waspada pada tingkatan ini.

Pernyataan di atas di perkuat dengan pernyataan penelitian (Arik & Yavuk,

2014) kondisi kesehatan yang mengganggu dalam kehidupan lansia secara

psikologis biasanya dianggap sebagai suatu ancaman yang dapat membahayakan

kehidupan lansia. Salah satu masalah kesehatan yang mengakibatkan kecemasan

adalah hipertensi (Padila, 2013). Hipertensi terkenal dengan sebutan “ the silent

killer/deseases” karena dapat membunuh seseorang tanpa disertai gejala-gejala

terlebih dahulu sebagai peringatan terhadap korban. Hipertensi juga sebagai

penyebab masalah baru seperti stroke, gagal jantung dan pastinya akan berakibat

pada kematian .

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam penelitian ini karakteristik di Puskesmas Kartasura

adalah lansia dan menurut jenis kelamin paling banyak adalah perempuan.

Karakteristik responden menurut status pekerjaan paling banyak masih bekerja.

Karakteristik responden menurut status perkawinan yaitu mayoritas responden

Page 18: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

14

masih memiliki pasangan hidup/berstatus menikah.Tingkat kecemasan pada lansia

penderita hipertensi sebagian besar adalah sedang dengan jumlah responden

sebanyak 96 di wilayah kerja Puskesmas Kartasura.

DAFTAR PUSTAKA

Andriana, K. M. (2013). Hubungan antara perilaku olahraga, stress, pola makan

dengan tingkat hipertensi pada lanjut usia di posyandu lansia kelurahan gebang

putih kecamatan sukolilo kota surabaya. Jurnal Promkes, 1(2 Desember), 111–

117. https://doi.org/10.1109/ISSSTA.2008.47

Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00

Aggelopoulou, Z., Fotos, V. N., Chatziefstratiou, A. A., Giakoumidakis, K.,

Elefsiniotis, I. Brokalaki, H. (2017).The level of anxiety, depression and quality

of life among patients with heart failure in Greece

Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Penduduk Lanjut Usia 2013. Jakarta

Black, M. Joyce&Hawks J. H. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Buku 2.

Singapore: Elsevier

Cheung, THY Au, SY Chan, et al. (2005). The relationship between hypertension and

anxiety or depression in Hong Kong Chinese. Exp Clin Cardiol, Vol. (1):21-24.

Depkes RI. (2008).Jumlah Penduduk Lansia Meningkat. http://www.depkes.go.id.

Data Kesehatan Lansia Puskesmas Kartasura, (2018).

Hawari, Dadang. (2013). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Gaya Baru.

Huberty TJ. (2012). Anxiety and depresioon in children and adolescents. New York:

Springer

Hamilton M. (1959). The Assessment of Anxiety States by Rating. Brit. J. Med.

Psychol. 32(2):50-55

Jafar, Nuurhidayat, Wiarsih,W, & Permatasari,H. 2011. “Pengalaman Lanjut Usia

Mendapatkan Dukungan Keluarga.” Jurnal Keperawatan Indonesia 14(3):

157–64.

Kaldie. Hubungan kecemasan dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Poris Plawad Kota Tangerang 2014. Universitas Esa Unggul.

2014. [cited 2017 Nov 22]. Available from: http://digilib.

esaunggul.ac.id/public/UEUUndergraduate-2398Cover%20Skripsi.pd

Kemenkes (2016). Informasi Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Data Dan

Page 19: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

15

Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kemenkes RI, (2017). Analisis Lansia di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan

Informasi.

Kati, R. K., Opod, H., & Pali, C. (2018). Gambaran Emosi dan Tingkat Kecemasan

pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Bahu. Jurnal E-Biomedik,

6(1).https://doi.org/10.35790/ebm.6.1.2018.18679

Laksita, I.D. & Pratiwi, A. (2016). Hubungan Lama Menderita Hipertensi Dengan

Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Desa Praon Nusukan Surakarta. Skripsi

thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Maryam, S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

Medika

Nifatantya, B. Y. (2009). Tingkat Kecemasan Penderita Hipertensi. Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

Prawitasari, Jobans E. 2016. “Aspek Sosio-Psikologis Lansia Di Indonesia.” Buletin

Psikologi 2(1): 27–34.

Purnomo, H., (2009), Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Yang Paling

Mematikan, Buana Pustaka, Yogyakarta

Ratnasari S, Suleeman J. 2017. Perbedaan regulasi emosi perempuan dan laki - laki

di perguruan tinggi. Jurnal psikologi sosial, 15, 35-46

Sarwono, S.W. (2012). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers

Sriwati. 2008. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan perawat

dalam melakukan tindakan sitostika di Rumah Sakit Roemi Semarang. Tesis,

Semarang: Universitas DIponegoro

Stolerman, I. P., & Price, L. H. (Eds.). (2015). Anxiety. In Encyclopedia of

Psychopharmacology (p. 168). https://doi.org/10.1007/978-3-642-36172-

2_200760

Stuart, L. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (10th Ed.). St. Louis:

Mosby Elsevier.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cell to Systems. 7th Ed. Canada:

Yolanda Cassio

Suparto, (2010). Faktor Risiko yang Paling Berperan terhadap Hipertensi pada

Masyarakat di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2010.

Tesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sukma, C. R. (2018). Gambaran Kecemasan Pada Penderita Hipertensi Di

Puskesmas Kartasura. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi Kelima. Jakarta: EGC.

Page 20: GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA PENDERITA …eprints.ums.ac.id/84632/9/NASKAH PUBLIKASI.pdf · kuisioner ZSAS (Zung Self-Rating Anxiety Scale). Analisis dalam penelitian ini menggunakan

16

Taylor J. (1953). A personality scale of manifest anxiety. J. Abn. & Soc. Psychol.

48(9):285-290.

Yogiantoro, M. (2014). Pendekatan Klinis Hipertensi: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam, Edisi Keenam Jilid II, Interna Publishing, Jakarta

Yusuf, S. (2009). Mental Hygine: Terapi Psikopiritual untuk Hidup Sehat

Berkualitas. Bandung: Maes.