GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

36
GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO TAHUN 2016 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh: ATRIANI APTIAS INTAN SARI 1114157 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017 i

Transcript of GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

Page 1: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan

Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:

ATRIANI APTIAS INTAN SARI

1114157

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

i

Page 2: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …
Page 3: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …
Page 4: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan

rakhmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul ‘Gambaran Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I

Kulon Progo”.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan

bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis menguapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya

kepada:

1. Kuswanto Hardjo,dr.,M.Kes. selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

2. Reni Marta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3)

di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3. Endah Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes selaku dosen pembimbing Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis.

4. Dechoni Rahmawati, SST,MPH selaku dosen penguji Karya Tulis Ilmiah

yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi, dan

memberikan masukan serta saran terhadap Karya Tulis Ilmiah.

5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Sentolo I Kulon Progo yang telah

memberikan izin dan juga membantu dalam terlaksanakannya penelitian

ini.

6. Kedua orang tua, adik dan keluarga yang selalu memberikan dukungan

do’a dan semangat pada penulis selama penyusunan laporan penelitian ini.

7. Teman-teman mahasiswa khususnya kebidanan angkatan 2014 Stikes

Jendera Achmad Yani Yogyakarta dan juga semua sahabat terbaik saya

yang telah banyak memberikan dorongan, bantuan, semangat dan juga

motivasi selama penyusunan laporan penelitian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita

semuanya, segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan

penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua. Dengan

keterbatasan waktu yang ada penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam

Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan

masukan yang bisa menjadi koreksi dan perbaikan sangat penulis harapkan.

Yogyakarta, 20 Februari 2017

Penulis

v

Page 5: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

DAFTAR ISI

Hal ............................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix

INTI SARI ................................................................................................. x

ABSTACT ................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan masalah.................................................................... 3

C. Tujuan penelitian ..................................................................... 3

D. Manfaat penelitian ................................................................... 4

E. Keaslian penelitian .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Balita ...................................................................................... 7

B. Status gizi balita ...................................................................... 7

C. Klasifikasi status gizi .......................................................... … 7

D. Pengukuran status gizi ............................................................. 8

E. Metode pengukuran status gizi ................................................ 13

F. Faktor yang mempengaruhi status gizi .................................... 15

G. Gizi Balita ............................................................................... 19

H. Gizi Seimbang Pada Balita ...................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan penelitian ................................................ 31

B. Lokasi dan waktu penelitian .................................................... 31

C. Populasi dan subyek penelitian ............................................... 31

D. Variable penelitian .................................................................. 32

E. Definisi operasional ................................................................. 33

F. Alat dan metode Pengumpulan Data ....................................... 33

G. Metode pengolahan dan Analisis Data .................................... 34

H. Etika penelitian ........................................................................ 35

I. Pelaksanaan penelitian ............................................................ 37

Page 6: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian ...................................................................... 39

B. Pembahasan ........................................................................... 41

C. Keterbatasan penelitian .......................................................... 46

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................. 49

B. Saran ....................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Vi

Page 7: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia .......................... 12

Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 33

Tabel 3.1 Dumy Tabel Gambaran Status Gizi Balita Status gizi Balita

Berdasarkan pendidikan, pendapatan jenis kelamin di Wilayah

kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo .................................... 36

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi balita

dengan indicator BB/U di Wilayah Kerja

Puskesmas Sentolo I Kulon ......................................................... 41

Tabel 5.1Gambaran status gizi balita berdasarkan pendidikan,

jenis kelamin, pendapatan............................................................ 41

vii

Page 8: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian ..................................................... 27

Gambar 2.2 Konsep Penelitian ................................................................... 28

viii

Page 9: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2. Penghantar Penelitian

Lampiran 3. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Pernyataan Kesediaan Responden (informed Consent)

Lampiran 5. Angket Penelitian

Lampiran 6. Hasil Output SPSS

Lampiran 7. Input Data Gambaran Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo

I Kulon Progo

Lampiran 8. Lembar Konsultasi Bimbingan Karya Tulis Ilmiah

ix

Page 10: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS SENTOLO I KULON PROGO TAHUN 2016

Atriani Aptias Intan Sari1, Endah Puji Astuti2

INTISARI

Latar belakang : Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai

negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Untuk masalah status

gizi balita dengan kategori gizi baik sebanyak 41 (50,6%), balita yang mengalami

gizi kurang sebanyak 38 (46,9%), balita yang mengalami gizi lebih 2 (2,5%), gizi

kurang terbanyak dengan jumlah semua balita di Desa Sukoreno 510 balita dan

Desa Kaliagung 398, Masalah gizi ini diikuti dengan semakin bertambahnya

jumlah penduduk, sehingga kebutuhan pangan sehari-hari tidak dapat terpenuhi.

Metode : jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif kuantitatif

dengan Teknik pengambilan sample secara probability sampling dengan

pendekatan sample randem sampling yaitu pengambilan secara acak dari desa

Kaliagung, Sukoreno, Sentolo, Banguncipto dengan jumlah 81 responden balita

yang berumur 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

Aalat ukur yang digunakan berupa angket, timbangan berat badan.

Hasil: Hasil penelitian menunjukan status gizi pada balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Sentolo I Kulon Progo dengan status gizi baik sebanyak 41 (50,6%),

gizi kurang 38 (46,9%), untuk karakteristik Pendidikan adalah Tamat SMA yaitu

Sebanyak 34 (42,0%) responden, untuk karakteristik jenis kelamin mayoritas

perempuan yaitu Sebanyak 41 (50,6%) responden, dan untuk karakteristik

pendapatan orang tua mayoritas <Rp. 1.375.600 sebanyak 62 (76,5%) responden.

Kesimpulan : Penelitian ini menunjukan bahwa status gizi balita mayoritas pada

kategoti gizi baik 41 responden (50,6%).

kata kunci : Status gizi, balita, pendapatan ,jenis kelamin, pendidikan

1.Mahasiswa Program Studi Kebidanan (D-3) Kebidanan Stikes Jendral Achamd

Yani Yogyakarta 2. Dosen Pembimbing Prodi Kebidanan (D -3) Kebidanan Stikes Jendral Achmad

Yani Yogyakarta

x

Page 11: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

DESCRIPTION OF NUTRITION STATUS IN WORK PUSKESMAS

SENTOLO I KULON PROGO IN 2016

Atriani Aptias Intan Sari1, Endah Puji Astuti2

ABSTRACT

Background: Nutrition is one of the health problems in many countries, both in

developed and developing countries. For nutritional status of under five children

with good nutrition category was 41 (50,6%), the children under five who got

malnutrition was 38 (46,9%), the over nutrition was 2 (2,5%). The most

malnutrition villages were sukoreno (510 children) and kaliagung (398 children).

This issue was followed by increasing population, so that the daily food need

cannot be fulfilled.

Research Method: The type of research used in this study is descriptive

quantitative. The sampling technique used probability sampling with randem

sampling approach. The respondents were 81 under five children in working place

of Puskesmas Sentolo I Kulon Progo. Measuring tool used questionnaire and

weight scales.

Result: The result showed that the nutritional status of under-five children in

Puskesmas Sentolo I Kulon Progo had good nutrition status of 41 (50,6%),

malnutritioas was 38 (46,9%), characteristic of High School Education was 34

respondents (42,0%), the of dominant sex was female of 41 respondents (50,6%),

and for parents income <Rp.1.375.600 was 62 respondents (76,5%).

Conclusion: This research showed that malnutritional status of children was in

good nutrition of 41 respondents (50,6%).

Keywords : Nutritional Status, Under Five Children, Income, Sex, Education

1 Student of Diploma (3) Midwifey Program of Health Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecture of Diploma (3) Midwifey Program of Health Achmad Yani Yogyakarta

xi

Page 12: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara, baik di

negara maju maupun di negara berkembang. Masalah gizi ini diikuti dengan

semakin bertambahnya jumlah penduduk, sehingga kebutuhan pangan sehari-hari

tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

kesehatan saja, akan tetapi berdampak pula pada pembangunan sumber daya

manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang (Sari, 2011).

Upaya meningkatkan perbaikan gizi masyarakat di Indonesia dapat

dilakukan melalui beberapa hal, pertama perubahan intervensi perilaku seperti

pemberian ASI ekslusif, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) secara

tepat, memantau berat badan teratur, dan perilaku hidup bersih dan sehat. Kedua

suplementasi gizi mikro, mencakup asupan vitamin A, dan tablet Fe. Ketiga,

tatalaksana gizi kurang atau buruk pada ibu dan anak, meliputi pemulihan gizi

anak kurang, dan pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil. Upaya-

upaya tersebut betujuan dalam meningkatkan perbaikan status gizi serta upaya

perbaikan sumber daya manusia dan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat

ditentukan oleh kualitas gizi pada anak (Sari, 2011).

Di Indonesia, saat ini tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita

di Indonesia mengalami gizi kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari

80% kematian anak ( Kemenkes, 2012). Pravelensi gizi kurang menjadi 17,9%

dan gizi buruk menjadi 4,9%. Artinya kemungkin besar sasaran pada tahun 2014

sebesar 15,0% untuk gizi kurang dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai

(Depkes RI, 2010).

Prevalensi balita gizi buruk, gizi kurang dan kekurangan energi protein

(KEP) pada tahun 2014 Kulon progo 11,33, Bantul 8,19, Gunung Kidul 7,24,

Sleman 6,75, Kota Yogyakarta7,93, Daerah istimewa Yogyakarta 7,9. Pada tahun

2015 Kulon Progo 10,96, Bantul 8,26, Gunung Kidul 6,68, Sleman 7,53, Kota

Yogyakarta 7,93, Daerah istimewa Yogyakarta 8,04. Prevalensi balita Kurang

Energi Protein (Gizi Buruk dan Kurang) di DIY tahun 2015 sebesar 8,04.

Page 13: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

2

Prevalensi KEP ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 tetapi sedikit lebih

tinggi dari tahun 2014. Angka pravelansi selama tiga tahun terakhir masih

berkisar pada angka yang menunjukan bahwa upaya yang dilakukan dalam rangka

penurunan prevalensi KEP Balita di DIY belum tercapai secara maksimal. Kondisi

paling tinggi prevalensi balita KEP adalah Kabupaten Kulon Progo dan Bantul

(Dinkes DIY, 2016).

Angka kematian balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita

seperti gizi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Angka kematian balita dari tahun

2011 sampai dengan 2015 cenderung fluktuatif dimana sempat mengalami

kenaikan pada tahun 2013 kemudian turun lagi, dan pada tahun 2015 sebesar

11,85 per 1000 kelahiran hidup, sesuai dengan hasil pelaporan adalah 62 balita.

Dari hasil penimbangan di posyandu pada tahun 2015 diperoleh hasil

balita yang dilaporkan sebanyak 25.532 balita, dilakukan penimbangan sebanyak

21.245 balita (83,21%) dan jumlah anak balita bawah garis merah (BGM)

sebanyak 185 balita (0,87%). Sebaran Kasus Gizi Buruk Perwilayah Puskesmas

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2015 Samigaluh I jumlah 0, Samigaluh II jumlah

1, kalibawang jumlah 0, Samigaluh II jumlah 1, Girimulyo I jumlah 0, Girimulyo

II, Nanggulan berjumlah 0, Kokap I jumlah 0, Kokap II jumlah 0, Pengasih I

Jumlah 5,Pengasih II jumlah 3, Sentolo I jumlah 3, Sentolo II jumlah 4, Temon I

jumlah 3, Temon II jumlah 0, Wates jumlah 0, Panjatan I jumlah 2, Panjatan II

jumlah 2, Ledah I jumlah 0, Ledah II jumlah 0, Galur I jumlah 0 (Dinkes

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2016)

Pada dasarnya pendidikan merupakan masalah utama yang berhubungan

dengan status gizi (Supariasa, 2013). Dengan pendidikan yang baik, maka orang

tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tetang cara pengasuhan

anak yang baik, asupan gizi yang yang sesuai, sehingga orang tua dapat menjaga

kesehatan anaknya, pendidikan dan sebagainya ( Cahyaningsih, 2011).

Tingkat pendapatan keluarga dengan status ekonomi menengah kebawah,

memungkinkan konsumsi pangan dan gizi terutama pada balita rendah dan hal ini

mempengaruhi status gizi pada anak balita (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).

Page 14: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

3

Akibat dari masalah gizi tersebut dapat menyebabkan beberapa efek serius

pada balita seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya

perkembangan dan kecerdasan, bahkan dapat menimbulkan kematian pada balita.

Kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan gizi pada balita. Sehingga pengetahuan orang tua tentang gizi kunci

keberhasilan baik untuk buruknya status pada balita (Notoatmodjo, 2007).

Status gizi pada balita harus sangat dijaga dan diperhatikan secara serius

dari orang tua, kerena terjadi malnutrisi pada masa ini akan bisa menyebabkan

kerusakan yang irreversibel. Sangat mungkin ukuran tubuh pendek adalah salah

satu indikator atau petunjuk kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita.

Kekurangan gizi yang lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak (Agria

dkk, 2012).

Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo mencakup 4 Desa.

Berdasarkan studi pendahuluan pada Tanggal 29 Desember 2016, Desa Sentolo

504 balita, Desa Kaliagung 398 balita, Desa Sukoreno 510 balita, dan Desa

Banguncipto 222 balita. Dari keempat Desa tersebut kasus gizi kurang terbanyak

dengan jumlah semua balita di Desa Sukoreno 510 balita dan Desa Kaliagung 398

orang. Tingginya masalah gizi buruk di Wilayah kerja puskesmes.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana gambaran status gizi

balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo tahun 2016? ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status gizi

balita di Wilayah kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo Tahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran status gizi balita berdasarkan tingkat

pendidikan ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo

Page 15: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

4

b. Diketahuinya gambaran status gizi balita berdasarkan jenis kelamin di

wilayah kerja puskesmas Sentolo I Kulon Progo

c. Diketahuinya gambaran status gizi balita berdasarkan pendapatan

keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengetahui status gizi

balita di Wilayah kerja Puskesmas sentolo I Kulon Progo. Hasil

penelitian ini dapat digunakan dalam pengembangan ilmu kebidanan

terutama hal yang berkaitan dengan status gizi dan dapat dijadikan

referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang status gizi balita.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Bidan Puskesmas

Dengan dilaksanakan penelitian ini, sebagai bahan masukan untuk

lebih aktif dalam memantau perkembangan status gizi balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo Kulon Progo

b. Bagi ibu balita

Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat menambah

wawasan pengetahuan ibu dan lebih memperhatikan gizi pada

anaknya di Wilayah kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo.

c. Bagi Peneliti selanjutnya

Untuk menambah wawasan, referensi serta saran yang membangun

bagi peneliti selanjutnya.

e. Bagi institusi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

penelitian ini diharapkan dapat melengkapi bacaan untuk mahasiswa

sebagai bahan bacaan dan acuan untuk peneliti sejenis dengan

variabel penelitian yang lebih komplek sehingga dapat lebih

menambah pengetahuan mahasiswa.

Page 16: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

5

E. Keaslian penelitian

1. Indah jayani, 2015, Hubungan kesadaran gizi keluarga dengan status

gizi pada balita di Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon Kabupaten

Ponorogo. Survey, Rancangan penelitian Cross sectional dengan

pengumpulan data primer, populasi dalam penelitian ini semua balita di

Desa Sidoarjo sebanyak 226, sample yang digunakan sebagian balita

dan mengunakan teknik sampling dalam penelitian ini adalah teknik

Probability sampling yaitu teknik simple random sampling dangan

jumlah sample 50 orang. Hasil uji non parametric yaitu menggunakan

sperman Rank, Didapatkan bahwa p value= 0,01 atau P value < α(0,05),

maka H1 diterima dan H0 ditolak berarti terdapat hubungan antara

kesadaran gizi keluarga dengan status gizi di Desa sidoarjo kecamatan

jambon tahun 2014. Dengan nilai r = 0,525 yang berarti memiliki

kekuatan hubungan “ sedang” dan arah hubungan positif, artinya

semakin tinggi kesadaran gizi keluarga, maka status gizi akan semakin

naik pada balita di Desa sidoarjo Kecamatan Jambon Kabupaten

Ponorogo. Persamaan: menilai status gizi, metode penelitian sama

perbedaan: pada, alat uji penelitian, populasi dan sample penelitian.

2. Butsainatul Baroo’ah, sugihartiningsih, 2014. Hubungan antara

pengetahuan asupan makanan dengan status gizi pada batita di ngipang

RT 08 RW 28 kadipiro banjarsari. Cross sectional, melakukan obsevasi

dan pengukuran variable tertentu, teknik pengumpulan data

mengunakan metode kuesioner dan KMS. Menggunakan teknik Chi

square, dengan populasi 12 orang ibu dan mengunakan teknik total

sampling yaitu semua anggota populasi di gunakan semua. Perhitungan

ujifisher exoct menghasilkan nilai probabilitas (p) sebesar 0,081.

Dengan dasar p>0,05 maka diputuskan h0 diterima atau bahwa tidak ada

hubungan yang sinigfikan antara pengetahuan asupan makanan dengan

status gizi batita di Ngipang RT 08 RW 28 Kadipiro Banjarsari.

Persamaan: meneliti tetang status gizi balita, perbedaan Pada metode

penelitian, alat uji data, populasi dan sample penelitian.

Page 17: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

6

3. Rulfia Desi Maria, Suci Rahmadeni, 2014. Hubungan pengetahuan ibu

tentang variasi makanan dengan status gizi balita di wilayah Kerj

Puskesmas Mandiangin Kota Bukit Tinggi. Desain Cross sectional

dengan variable independen dan variable dependen dikumpulkan secara

bersamaan, subjek penelitian ibu-ibu yang memiliki balita usia 0-60

bulan berjumlah 37 orang balita. Teknik pengambilan sampling yaitu

total sampling mengunakan populasi dijadikan sample sebanyak 37

orang. Nilai OR= 13,6 artinya ibu yang mempunyai pengetahuan tinggi

mempunyai kecenderungan (berpeluang) akan mempunyai balita dengan

status gizi yang baik sebanyak 13, 86 kali dibandingkan dengan ibu

yang berpengetahuan rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Mendiangin

Bukit Tinggi tahun 2014. tidak ada hubungan bermakna antara tingkat

pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita (P=0,013). Persamaan:

meneliti tetang status gizi balita, perbedaan pada metode penelitian, alat

uji data, populasi dan sample penelitian.

Page 18: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran umum lokasi penelitian

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari empat kabupaten

yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang beribukota Wates dan

terletak 30 km sebelah barat kota Yogyakarta dengan luas 586,28 km2. Secara

umum kondisi Kabupaten Kulon Progo wilayahnya adalah daerah datar,

meskipun dikelilingi pegunungan yang sebagian besar terletakpada wilayah

utara.

Secara garis besar wilayahnya di bagi tiga bagian yaitu :

Bagian Utara : Merupakan dataran tinggi/perbukitan Menoreh dengan

ketinggian antara 500 – 1000 m diatas permukaan laut.

Meliputi Kecamatan Girimulyo, Kokap, Samigaluh dan

Kalibawang

Bagian Tengah : Merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 100 – 500 m

diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan Nanggulan,

Sentolo, Pengasih dan sebagian Lendah

Bagian Selatan : Merupakan dataran rendah dengan ketinggian sampai

dengan 100 m diatas permukaan laut. Meliputi Kecamatan

Temon, wates, Panjatan, Galur dan sebagian Lendah.

Dengan topografi seperti tersebut diatas menempatkan beberapa wilayah

Kabupaten Kulon Progo sebagai daerah rawan bencana baik bencana banjir,

tanah longsor, kekeringan maupun gempa bumi. Akibat dari bencana itupun

akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kesehatan baik kualitas manusia

maupun lingkungannya.

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I yang

memiliki 4 Desa binaan yaitu Desa Sentolo, Desa Kaliagung, Desa Sukoreno,

Desa Baguncipto. Dari Kempat Desa tersebut dibagi lagi menjadi 43 Dusun

yaitu Desa Sentolo terdapat 12 Dusun, Desa Kaliagung terdapat 12 dusun,

Desa Sukoreno terdapat 13 dusun, Desa Banguncipto terdapat 6 dusun.

Page 19: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

40

2. Gambaran status gizi responden

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status gizi balita dengan

indicator BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I Kulon Progo

Status gizi balita Frekuensi Persentase (%)

Baik 41 50,6%

Kurang 38 46,9%

Lebih 2 2,5 %

Total 81 100,0%

( Sumber : Data Primer, 2017)

Tabel di atas menunjukan bahwa Wilayah Kerja Puskesmas

Sentolo I Kulon Progo mayoritas adalah gizi baik sebanyak 41 balita

(50,6%).

3. Gambaran status gizi balita berdasarkan pendidikan, jenis kelamin, pendapatan

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan status gizi balita

dengan indicator BB/U di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I

Kulon Progo Tahun 2017.

Gizi

Balita

Baik Kurang Lebih Total

f (%) f (%) f (%) (%)

Pendidikan

SD 1 1,2 1 1,2 0 0,0 2 2,5

SMP 15 18,5 15 18,5 0 0,0 30 37,0

SMA 13 16,0 20 24,7 1 1,2 34 42,0

D1-D3 8 9,9 0 0,0 0 0,0 8 9,9

S1-Keatas 4 4,9 2 2,5 1 1,2 7 8,6

Total 41 50,6 38 46,9 2 2,5 81 100,0

Jenis

Kelamin

Laki –laki 19 23,5 19 23,5 2 2,5 40 49,4

Perempuan 22 27,2 19 23,5 0 0,0 41 50,6

Total 41 50,6 38 46,9 2 2,5 81 100,0

Pendapatan

keluarga

>Rp.1.375.600 14 17,3 4 4,9 1 1,2 19 23,5

<Rp.1.375.600 27 33,3 34 42,0 1 1,2 62 76,5

Total 41 50,6 38 46,9 2 2,5 81 100,0

(Sumber : Data Primer, 2017)

Tabel di atas menunjukan bahwa di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I

Kulon Progo mayoritas pendidikan berpendidikan SMA yaitu Sebanyak 34

Page 20: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

41

orang (42,0%) responden, untuk karakteristik jenis kelamin mayoritas

perempuan yaitu Sebanyak 41 balita (50,6%) responden, dan untuk

pendapatan keluarga mayoritas <Rp. 1.375.600 sebanyak 62 orang (76,5%)

responden.

B. Pembahasan

1. Gambaran status gizi balita

Hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I

Kulon Progo menunjukan bahwa terdapat balita di wilayah Kerja Puskesmas

Sentolo I mengalami gizi kurang sebanyak 38 balita (46,9%) dan gizi lebih 2

balita (2,5%), dan mayoritas mengalami gizi baik sebanyak 41 balita (50,6%).

Hal ini merupakan masalah yang serius mengingat dampak yang diakibatkan

oleh gizi kurang dan gizi lebih tersebut. Semakin banyak anak balita yng

menderita gizi kurang, maka daerah tersebut akan menghadapi sebaagian

masalah sumber daya.

Banyaknya jumlah anak yang menderita gizi kurang dan gizi lebih harus

mendapat perhatian yang serius agar keadaan tidak menjadi hal yang buruk.

Sebab jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan menurunkan derajat

kesehatan anak dan menghambat pertumbuhan fisik dan mental anak.

Hal ini sesuai dengan Teori (Supariasa, 2012). Status gizi adalah ekspresi

dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan

dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi dipengaruhi 2 faktor

yaitu faktor internal terdiri dari usia, kondisi fisik, infeksi, sedangkan faktor

eksternal terdiri dari pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan budaya. Gizi

sangat erat kaitanya dengan kesehatan seseorang. Agar fungsi tersebut dapat

bekerja dengan baik, jumlah zat gizi yang dikonsumsi seseorang harus sesuai

dengan kebutuhan tubuh. Apabila tubuh mengkonsumsi zat gizi kurang

darikebutuhanya maka akan terjadi kasus gizi kurang, sebaliknya apabila

jumlah zat gizi yang akan dikonsumsi berlebihan akan mengakibatkan tubuh

kelebihan zat gizi.

Page 21: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

42

Efek dari status gizi balita yang kurang atau buruk akan terjadi gangguan

perkembangan otaknya kurang dan itu akan berpengaruh pada kehidupannya di

usia sekolah dan prasekolah. Anak yang kekurangan gizi mudah mengantuk

dan kurang bergairah yang dapat menganggu proses belajar di sekolah dan

menurun prestasibelajarnya daya pikir anak juga akan kurang, karena

pertumbuhan otaknya tidak (Supariasa, dkk, 2012).

Penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

Oktavianis pada tahun 2016 di Puskesmas Lubuk Kilangan, Metode penelitian

yang digunakan adalah teknik Analitik dengan rancangan Cross Sectional.

Hasilnya adalah berdasarkan pengukuran antropometri dengan indicator BB/U

didapatkan balita yang mengalami gizi status gizi kurang sebanyak 45 balita

(51,1%) dan yang memiliki status gizi baik sebanyak 43 balita (48,9%) di

Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang.

2. Status gizi berdasarkan pendidikan

Dalam penelitian ini didapatkan status gizi balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Sentolo I Kulon Progo kategori gizi kurang 20 balita 20,7 % yang

respondennya berpendidikan SMA, Tingkat pendidikan responden

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan SMA.

Tingkat pendidikan tersebut merupakan tingkat pendidikan menengah atas,

dimana seseorang telah memiliki ketrampilan untuk melakukan analisis

dalam pemecahan masalah, ini menurut Teori dari Nuh (2013) bahwa

mengolongkan tingkat pendidikan menjadi dua kategori, yaitu pendidikan

tinggi ( tamat SMA dan lulusan PT) dan pendidikan rendah (tamat SD dan

tamat SMP). Tingkat pendidikan ibu sangat memengaruhi status gizi, tingkat

pendidikan yang lebih tinggi seseorang akan semakin mudah menyerap

informasi dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-

hari, khususnya dalam hal kesehatan dan perbaikan gizi. Selain itu juga

Semakin baik tingkat pendidikan seseorang, maka semakin baik kemampuan

dalam menyerap informasi dan meningkatkan pengetahuan.

Page 22: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

43

Sesuai dengan Teori (Haryani, 2011) Pendidikan adalah salah satu poin

penting dalam kehidupan terutama pendidikan kesehatan Gizi sangat

diperlukan untuk membentuk perilaku positif dalam hal memenuhi kebutuhan

gizi sebagai salah satu unsur penting yang mendukung status kesehatan

seseorang, pendidikan gizi dilakukan untuk menghasilkan perilaku yang

dibutuhkan untuk memelihara, mempertahankan, ataupun meningkatkan

keadaan gizi baik terutama gizi balita. Tingkat pendidikan berhubungan

dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan

akan meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli

makanan.

Menurut Teori (Mubarak, 2012) Selain Pendidikan bimbingan yang

diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami suatu hal.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima

informasi, sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang

rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan informasi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indah

Jayani tahun 2014, dengan judul hubungan kesadaran gizi keluarga dengan

status gizi pada balita di Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon Kabupaten

Ponorogo. Kejadian Gizi kurang yaitu sebanyak 19 responden dengan

persentase 38% terjadi pada ibu yang berpendidikan hampir seluruhnya

Menengah yaitu sebanyak 44 responden dengan persentase 88%.

3. Status gizi berdasarkan jenis kelamin

Dalam penelitian ini didapatkan status gizi balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Sentolo I Kulon Progo berdasarkan jenis kelamin untuk balita

dengan jenis kelamin laki-laki yang berstatus gizi baik ada 19 balita (23,5%),

yang berstatus gizi kurang ada 19 balita (23,5%) dan yang berstatus gizi lebih

ada 2 balita (2,5%) sedangkan balita yang berjenis kelamin perempuan yang

berstatus gizi baik ada 22 balita (27,2%) dan yang berstatus gizi kurang ada

19 balita (23,5%). Jenis kelamin merupakan faktor gizi internal yang

Page 23: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

44

menemukan kebutuhan gizi, sehingga pada waktunya ada hubungan antara

jenis kelamin dengan keadaan gizi. Jumlah balita gizi kurang di Wilayah

Kerja pusksmas Sentolo I banyak terjadi pada perempuan. Bahwa anak laki-

laki biasanya mendapatkan prioritas yang lebih tinggi dalam hal makanan

dibandingkan anakperempuan. Status gizi balita perempuan seharusnya lebih

tinggi dari pada laki-laki, sebab pada balita perempuan pada usia dewasa kan

mengalami proses kehamilan. Sehingga ketika pertambahan berat badannya

sesuai dengan bertambahnya usiannya, maka resiko untuk mengalami berat

badan lahir rendah (BBLR) menjadi lebih kecil.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yuni Nuraini, dkk

(2012) Mayoritas Balita yang mengalami status gizi buruk dengan jenis

kelamin perempuan sebanyak 16 Balita (53,3%). Hal ini disebabkan karena

kebutuhan status gizi yang dikonsumsi kurang, sedangkan jenis kelamin laki

– laki berjumlah 14 balita (46,7%). Dengan adanya status gizi buruk pada

masa balita ditemukan Berat Badan yang buruk sebagian besar balita dengan

jenis kelamin perempuan maka sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak

karena pada usia ini terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan

menentukan perkembangan anak selanjutnya apalagi bagi anak perempuan

dalam rangka menghadapi masa reproduksi nanti bisa mengganggu

kelangsungan hidupnya.

4. Status gizi berdasarkan pendapatan keluarga

Dalam penelitian ini didapatkan status gizi balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Sentolo I Kulon Progo menunjukan mayoritas karakteristik pada

pendapatan kekeluarga mayoritas < Rp.1.375.600 sebanyak 34 orang (42,0%)

untuk status gizi kurang. Hal ini menunjukan bahwa pendapatan keluarga dapat

mempengaruhi status gizi pada balita, jika suatu keluarga memiliki pendapatan

yang besar serta cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi anggota keluarga maka

dijamin kebutuhan gizi balita akan terpenuhi.

Pendapatan seseorang indentik dengan mutu sumber daya manusia,

sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi umumnya memiliki pendapatan

Page 24: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

45

yang relative tinggi pula. Pendapatan keluarga juga tergantung pada jenis

pekerjaan suami dan anggota keluarga lainnya. Pendapatan keluarga akan

relative lebih besar jika suami dan istri bekerja d luar rumah.

Menurut teori (Syafiq, 2007) hal ini sesuai dengan Salah satu faktor

yang berhubungan dengan status gizi seseorang adalah tingkat pendapatan

keluarga. Karena keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar

akan kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk

memenuhi kebutuhan zat gizi dalam. Keterbatasan penghasilan keluarga turut

menentukan mutu makanan yang disajikan, tidak dapat disangkal bahwa

penghasilan keluarga menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga

sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Proverawati, 2010).

Selain itu juga Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak

adalah faktor sosial ekonomi keluarga. status sosial ekonomi berhubungan

dengan kemampuan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Anak yang dalam

keluarga berstatus sosial ekonomi tinggi cenderung lebih tercukupi kebutuhan

gizinya dibandingkan status sosial ekonomi rendah. Anak yang dengan status

ekonomi baik memberikan harapan pemenuhan asupan makannya lebih baik

dibandingkan anak dari kelompok sosial ekonomi rendah. Asupan makan

berhubungan selanjutnya berhubungan dengan status gizi balita (Ismawati, C.

2009).

Hasil menelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Oktavianis, 2016), dengan judul faktor-faktor yang berhubungan dengan

status gizi balita di Puskesmas Lubuk Kilanggan. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendapatan

dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan Kota

Padang Tahun 2016, dimana nilai p value = 0,000 (p < 0,05). Dari hasil

penelitian diperoleh pula nilai OR = 8,123 yang artinya responden dengan

pendapatan <Rp.1.615.000 berpeluang 8,123 memiliki balita dengan status gizi

yang kurang dibandingkan dengan responden dengan pendapatan

>Rp.1.615.000.

Page 25: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

46

C. Keterbatasan penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan diluar kemampuan peneliti yang

mungkin mengakibatkan belum maksimalnya hasil yang diharapkan Adapun

keterbatasan dan kendala dalam penelitian ini meliputi :.

1. Metode pengumpulan Data yang harus mencari tempat Posyandu di setiap

Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo I.

2. pada saat penimbangan berat badan anak tidak mau diam bahkan ada yang

menangis sehinnga mempengaruhi hasil timbangan.

3. Pada saat mengisi lembar ceklis harus membantu ibu mengendong jika

bayi ataupun balita menangis sehingga ibu mengisi tidak terlalu fokus dan

memperlambat dalam proses pengisian .

Page 26: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1

Kulon Progo dapat disimpulkan bahwa :

1. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 Kulon Progo tergolong status gizi balita

dengan kategori gizi baik sebanyak 41responden (50,6%), balita yang

mengalami gizi kurang sebanyak 38 responden (46,9%), balita yang

mengalami gizi lebih 2 responden (2,5%), dan balita yang mengalami gizi

buruk 0 responden (0%).

2. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 berdasarkan tingkat Pendidikan ibu

balita mayoritas lulusan tamat SMA sebanyak 34 responden (42,0%).

3. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 berdasarkan jenis kelamin balita

mayoritas perempuan yaitu Sebanyak 41 responden (50,6%).

4. Wilayah Kerja Puskesmas Sentolo 1 berdasarkan pendapatan orang tua

mayoritas <Rp. 1.375.600 sebanyak 62 responden (76,5%) .

B. Saran

Saran yang diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Bidan Puskesmas

Hasil penelitian ini supaya lebih memperhatikan dan memantau keadaan

status gizi balita, serta lebih baik terjun ke wiayah ntuk memantau keadaan

gizi di setiap desa.

2. Bagi ibu balita

Diharapkan tetap selalu memperhatikan pola makan yang seimbang serta

rutin membawa anaknya untuk melakukan posyandu, dan menambah

penegtahuan tentang status gizi balita agar nantinya terpantau apabila

terdapat balita yang mengalami gizi yang tidak seimbang.

Page 27: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

50

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam melakukan

penelitiandimasa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh hasil yang

bermakna dan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

metodologi penelitian terkait tentang status gizi balita.

4. Bagi institusi Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

Diharapkan dapat menambah literature atau bacaan di perpustakaan di

Diploma kebidanan dan juga sebagai bahwa kajian meningkatkan

pengetahuan mahasiswa tentang hal-hal yang mempengaruhi tenaga

kesehatan yang terkait terhadap status gizi balita.

Page 28: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

DAFTAR PUSTAKA

Agria, I, Sari,R.N, Irchman. 2012. Gizi Reproduki. Yogyakarta : Fitramaya

Adriani, Bambang wirjatmadi. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Alfianika, Ninit. 2016. Buku Ajaran Metode Penelitian Pengajaran Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Deepublish

Almatsier .2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan . Jakarta : EGC

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta

: Rineka Cipta

Butsainatul Baroo’ah, Sugihartiningsih, Vol 1 No.2 Page 100 Tahun 2014.

Hubungan Antara Penegtahuan Asupan Makanan Dengan Status

Gizi Pada Batita di Ngipang RT 08 RW 28 Kadipiro Bajarsari.

B. Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita dan Balita. Jakarta : Demedia

Cahyaningsih, Dwi Sulistyo. 2011. PertumbuhanPerkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta: CV.

Trans Info Media.

Dinkes DIY. 2016. Profil Kesehatan Kota Yogyakarta : Dinas Kesehatan

Yogyakarta.

Dinkes Kabupaten Kulon Progo, 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Kulon Progo:

Dinas kesehatan Kulon Progo

Depkes RI. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi. Jakarta :

Departemen Kesehatan.

Hoeger,W.W.K.,& Hoeger,S,A. 2010. Principles and for physical fitness ( 7th ed).

USA: Wadworth.

Hidayat, A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta

: Salemba Medika

Husnul Khotimah ,Kadar Kuswandi, Vol.2 No. 1 Tahun 2014. Hubungan

karakteristik ibu dengan status gizi balita di Desa Sumur

Bandung Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Tahun 2013.

Indah jayani, Vol 3 No 3 Tahun 2015. Hubungan Kesadaran Gizi Keluarga dengan

Status Gizi Pada Balita di Desa Sidoarjo Kecamatan Jambon

Kabupaten Ponorogo.

Page 29: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

Ismawati, C. 2009. Posyandu Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Notoatmodjo,S. 2007 . Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka

Cipta.

____________. 2012. Metogologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.

Jakarta : Salemba Medika

Maryunani. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info

Media

Mubarak, W. I., 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Salemba Medika,

Jakarta.

Oktavianis, Vol 1No.3 Tahun 2016. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan

status gizi pada balita di Puskesmas Lubuk Kilangan.

Yuni Nuraini,Dewi Rosita,Ummu Haniek, Vol 3 No.2 Tahun 2012. Gambran status

gizi buruk berdasarkan umur dan jenis kelamin balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Mayong Kabupaten Jepara.

Proverwati. 2010. Buku Ajaran Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika

Proverawati, A, Wati. 2011. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Rulfia Desi Maria, Suci Rahmadeni, Vol 5 No 2 Juli tahun 2014. Hubungan

Pengetahuan Ibu Tentang Variasi Makanan Dengan Status Gizi

Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mandiangin Kota

Bukittinggi.

Siska Iailita Puspita Sari. 2011. Jurnal KTI Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia di Bidan Praktek

Swasta Triani Bandaharjo: Kota Semarang.

Supariasa, I Dewa, Bachyar Bakhri, dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Supariasa. 2013. Pendidikan & Konsultasi Gizi. Jakarta: EGC

Supariasa, I.D.N., Bakri, B., & Fajar, I. (2012). Penilaian Status gizi. Jakarta: EGC

Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Suardi, Moh. 2012 . Pengantar Pendidikan, Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Indeks.

Sharkey,B.J., & Gaskill, S.E. 2007. Fitness and Health . Champaign, illinous,USA:

Human Kinetics

Page 30: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

Syafiq, dkk. 2007. Anemia dalam Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat

FKMUI. Eds. Gizi dan KesehatanMasyarakat. PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Http://www.gajiumr.com/gaji-umr-jojga-yogyakarta/

Yuni Nuraini,Dewi Rosita,Ummu Haniek, Vol 3 No.2 Tahun 2012. Gambran status

gizi buruk berdasarkan umur dan jenis kelamin balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Mayong Kabupaten Jepara.

Page 31: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 32: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

Lampira 3

ANGKET

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENTOLO

I KULON PROGO

Petunjuk pengisian :

1. Isilah identitas anda secara lengkap dan benar.

2. Bacalah dengan teliti pertayaan sebelum anda menjawab.

3. Berilah jawaban yang benar dan selanjutnya menurut pendapat anda agar di data yang

benar, akurat, dan objektif

4. Berilah tanda ceklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban yang anda anggap benar.

1. Karakteristik Responden

1. Nama (inisial) : \

2. Nama Ayah / ibu :

3. Umur Ayah/ Ibu :

4. Pendidikan ibu : a. SD/sederajat

b. SMP/sederajat

c. SMU/sederajat

d D1-D3/sederajat

e. S1-Keatas

Page 33: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

5. Pekerjaan ibu : a. Tani d. Tidak bekerja

b. Wiraswasta e. Swasta

c. Pegawai Negeri

6. Alamat :

7. Pendapatan keluarga : a. >Rp. 1.375.000

b. <Rp. 1.375.000

8. Nama anak :

9. Tanggal lahir :

10. Umur anak :

11. Jenis kelamin anak : a. Laki-laki b. Perempuan

12. BB sekarang (berat badan) :

13. Jumlah anak :

14. Jumlah anggota saudara :

15. Penyakit yang saat ini diderita : Diare

Campak

Cacingan

Malaria

Tuberculosis

Infeksi saluran penafasan

Page 34: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …

16. Status gizi balita

Gizi baik Gizi Kurang Gizi buruk Gizi lebih

Page 35: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …
Page 36: GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA …