Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker yang paling banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun. Kanker leher rahim ini menduduki urutan nomor dua penyakit kanker didunia bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker leher rahim dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun (Depkes RI, 2008). Diperkirakan pada tahun 2010 kanker leher rahim menjadi penyebab utama mortalitas diseluruh dunia dan pada tahun 2030 diperkirakan terjadi kasus kanker baru sebanyak 20 hingga 26 juta jiwa dan 13 hingga 17 juta jiwa meninggal akibat kanker leher rahim. Peningkatan angka kejadian kanker diperkirakan sebesar 1% per tahun. Pada tahun 2008 disampaikan dalam world cancer report 1

Transcript of Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

Page 1: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker leher rahim merupakan jenis penyakit kanker yang paling

banyak diderita wanita diatas usia 18 tahun. Kanker leher rahim ini

menduduki urutan nomor dua penyakit kanker didunia bahkan sekitar

500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker leher rahim

dan rata-rata 270.000 meninggal tiap tahun (Depkes RI, 2008).

Diperkirakan pada tahun 2010 kanker leher rahim menjadi penyebab

utama mortalitas diseluruh dunia dan pada tahun 2030 diperkirakan terjadi

kasus kanker baru sebanyak 20 hingga 26 juta jiwa dan 13 hingga 17 juta

jiwa meninggal akibat kanker leher rahim. Peningkatan angka kejadian

kanker diperkirakan sebesar 1% per tahun. Pada tahun 2008 disampaikan

dalam world cancer report bahwa terjadi 12 juta jiwa pasien yang baru

didiagnosis kanker leher rahim.

World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar

sepertiga kanker dapat disembuhkan jika didiagnosis dan ditangani pada

stadium dini, untuk itu perlunya skrining kanker seperti melakukan papsmear

untuk mendeteksi kelainan sel-sel pada leher rahim (Nofa, 2003).

Kini pap smear telah dikenal sebagai suatu pemeriksaan yang aman,

murah dan telah dipakai bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel

1

Page 2: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

leher rahim. Semakin dini sel-sel abnormal terdeteksi semakin rendah resiko

seseorang menderita kanker leher rahim (Wim De Jong, 2004).

Sekitar 80% kasus kanker leher rahim terjadi pada wanita yang hidup

berkembang. Di Indonesia terdapat 90-100 kasus kanker leher rahim per

100.000 penduduk. Kanker leher rahim adalah kematian nomor satu yang

sering terjadi pada wanita Indonesia. Setiap wanita tanpa memandang usia

dan latar belakang beresiko terkena kanker leher rahim.

Tingginya kasus di negara berkembang ini disebabkan terbatasnya

akses screening dan pengobatan. Masih banyak wanita dinegara

berkembang, termasuk Indonesia kurang mendapat informasi dan pelayanan

terhadap penyakit kanker leher rahim. Ini disebabkan karena tingkat ekonomi

rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang papsmear

(Meutia, 2008).

Kanker leher rahim disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV).

Menurut Bambang (2008) mengatakan kaum lelaki berperan sangat bersar

dalam penularan HPV. Laki-laki yang suka berganti-ganti pasangan beresiko

besar menularkan virus Papiloma dari pasangannya yang menderita kanker

leher rahim ke pasangannya yang baru (Andreas, 2008).

Pada umumnya penderita Ca serviks adalah umur 30-60 tahun tapi

sangat rentan terjadi pada wanita usia 35-55 tahun. Saat ini usia remaja juga

beresiko terkena kanker leher rahim, ini disebabkan karena remaja mulai

berhubungan seksual pada usia dibawah 18 tahun serta sering berganti

2

Page 3: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

pasangan, ini akan beresiko tinggi teerkena infeksi virus HPV. Semua wanita

yang berusia 18 tahun atau lebih dan telah aktif secara seksual harus

melakukan papanicolaou (papsmear). Semakin dini sel-sel abnormal

dideteksi semakin rendah resiko wanita menderita kanker leher rahim

(Bobak, 2004).

Berdasarkan data rekam medik yang dilakukan oleh penulis, diperoleh

jumlah Wanita Usia Subur (WUS) pada bulan Januari sampai Desember

2008 di Kelurahan Aek Muara Pinang 108 orang, yang melakukan pap smear

sebanyak 47 orang, sedangkan yang tidak melakukan papsmear 61 orang.

Dari uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai

gambaran pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang pap semar di

Kelurahan Aek Muara Pinang Tahun 2009.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang

menjadi permasalahan pada penelitian adalah “Bagaimanakah gambaran

pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang papsmear di kelurahan Aek

Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga tahun 2009.

3

Page 4: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan Wanita Usia

Subur (WUS) tentang pap smear di kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan

Sibolga Selatan Kota Sibolga tahun 2009.

C.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)

tentang pap smear berdasarkan umur.

b. Untuk mengetahui pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)

tentang paps mear berdasarkan tingkat pendidikan.

c. Untuk mengetahui pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)

tentang paps mear berdasarkan pekerjaan.

d. Untuk mengetahui pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)

tentang paps mear berdasarkan sumber informasi.

D. Manfaat Penelitian

D.1. Bagi Peneliti.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

penerapan ilmu yang didapat selama masa pendidikan di Akademi

Kebidanan Nauli Husada Sibolga khususnya dalam bidang kesehatan

reproduksi wanita khususnya tentang papsmear.

4

Page 5: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

D.2. Bagian Instansi Pendidikan

Menambah bahan bacaan perpustakaan AKBID/AKPER Nuli Husada

Sibolga yang dapat dijadikan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta

dapat dijadikan panduan bagi mahasiswa/mahasiswi yang akan melanjutkan

penelitian.

D.3. Bagi Wanita.

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan wanita dibidang

kesehatan reproduksi khususnya tentang manfaat pemeriksaan pap smear.

5

Page 6: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

A.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan

sebagai dorongan fisik dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun

dengan dorongan sikap perilaku setiap orang sehingga dapat dikatakan

bahwa pengetahuan merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2003).

A.2. Tingkatan Pengetahuan Dalam Domain Kognitif

Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pengetahuan terdiri dari 6 (enam)

tinkatan, yakni :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Yang termasuk mengingat kembali tahap suatu yang

6

Page 7: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan. Jadi

tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh :

menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan suatu

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya)

d. Analisa (Analysis)

Analisa adalah Kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek

didalam struktur organisasi tersebut dam masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan-kemampuan analisis dapat dikaitkan dari

penggunaan-penggunaan kata kerja seperti kata kerja seperti

menggambarkan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Shintesis)

Sintesis Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru, dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

suatu formulasi baru dari formulasi yang ada.

7

Page 8: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan penelitian

terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

materi yang ingin diukur dari suatu objek penelitian atau responden ke

dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur.

A.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Usia

Usia merupakan lamanya hidup dalam hitungan waktu (tahun).

Wanita yang sudah menikah atau memulai aktivitas seksual pada

usia muda (kurang dari 18 tahun) mendekati resiko terkena kanker

leher rahim (Notoatmodjo, 2003).

b. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses belajar yang pernah ditempuh secara

formal didalam lembaga pendidikan. Tingkat pendidikan mempunyai

hubungan terhadap motivasi untuk melakukan papsmear, karena

semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin tinggi pula tingkat

pengetahuan dan kesadaran pada orang tersebut dalam menerima

informasi. Tingkat pendidikan tinggi akan berbeda cara penilaian

seseorang, sehingga timbul keinginan atau motivasi seseorang itu

berbeda terhadap kematian akibat penyakit pada organ

8

Page 9: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

reproduksinya karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran

wanita untuk melakukan pap smear (Notoatmodjo, 2003).

c. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara

dalam penyampaian informasi, merangsang pikiran dan kemampuan

(Kamus Besar Bahasa Indonesia). Media informasi untuk

komunikasi massa terdiri dari :

- Media cetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku.

- Media elektronik, yaitu radio, tv, internet.

B. Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Papsmear

B.1. Pengertian

Papsmear adalah pemeriksaan yang aman, murah dan telah dipakai

bertahun-tahun untuk mendeteksi kelainan sel-sel dimulut rahim (Andreas,

2008).

Papsmear adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil

dari leher rahim dan kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat

perubahan-perubahan yang terjadi dari sel leher rahim (Yohanner, 1999)

Kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat

dicegah dan dapat diobati pada stadium dini dengan angka kesembuhan

9

Page 10: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

100% dari semua kasus kanker. Umur penderita biasanya 35-55 tahun tetapi

dapat terjadi di usia dini yaitu 18 tahun (Bobak, 2004).

Kanker leher rahim merupakan kanker yang paling menakutkan bagi

semua wanita.kanker ini dapat mengakibatkan kematian. Jenis kanker ini

paling sering ditemukan diantara penyakit kanker ginekologi (Dhanny, 2008).

Beberapa faktor predisposisi keganasan kanker serviks adalah :

a. Berhubungan seks diusia dini.

b. Gonta-ganti pasangan

c. Merokok

d. Mencuci vagina

e. Kekurangan vitamin

f. Penggunaan estrogen

Alasan utama mengapa kanker leher rahim memiliki mortalitas yang

besar adalah karena wanita datang memeriksakan dirinya sudah stadium

lanjut. Ini terjadi karena 90% dari kasus kanker leher rahim pada stadium dini

tidak memiliki gejala khas sehingga penderita tidak mengetahui adanya

kanker di tubuhnya.

Kanker leher rahim ditandai dengan timbulnya sel-sel pada mulut

rahim yang tidak lazim (abnormal). Sebelum sel-sel kanker terjadi beberapa

perubahan yang dialami oleh sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan

yang dialami oleh sel-sel tersebut selama bertahun-tahun. Pada stadium

awal, kanker ini cenderung tidak terdeteksi dan tidak ada keluhan yang

10

Page 11: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

dirasakan. Gejala klinis stadium lanjut ditandai dengan wanita yang sering

mengalami perdarahan pada vagina yang tidak normal, keputihan, seperti

nanah dan berbau, perdarahan setelah berhubungan sesksual, ini sudah

merupakan stadium lanjut (Purnamasari, 2008).

Papsmear dapat dilakukan pada wanita yang sudah mulai aktif

berhubungan seks. Test papsmear merupakan pemeriksaan serologi dengan

tingkat sensitivitas yang cukup baik dan tergolong murah. Terbukti tes ini

cukup efektif menurunkan angka kejadian dan kematian yang diakibatkan

kanker mulut rahim. Test ini dapat dilakukan setelah bersih haid dan tidak

melakukan hubungan seksual paling sedikit 24 jam sebelum dilakukan test

papsmear (Dhanny, 2008).

B.2. Manfaat Penggunaan Papsmear

Manfaat papsmear adalah untuk mendeteksi secara dini adanya

kondisi tidak normal dari sel-sel dinding rahim yang dapat berkembang

menjadi sel kanker sehingga dapat dilakukan terapi secepatnya dan

diharapkan dapat mengurangi angka kematian akibat kanker leher rahim

(evennett, 2003).

B.3. Alat Persiapan Papsmear

a. Spekulum cocor bebek

b. Spatula ayre

c. Cytabrush

d. Kaca objek

11

Page 12: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

e. Alkohol 95% (See, 2007).

B.4. Cara Pengambilan Sediaan Papsmear

1. Tuliskan data klinis pasien yang jelas pada lembar permintaan

konsultasi.

2. Pasang spekulum cocor bebek untuk menampilkan serviks.

3. Spatula dengan ujung yang di usap 360° pada permukaan serviks.

4. Geserkan spatula pada kaca benda yang telah diberikan label

dengan pensil pada sisi kirinya sepanjang setengah panjang gelas

dan geserkan sekali saja agar tidak terjadi kerusakan sel.

5. Spatula ayre yang telah dimotiviasi dengan ujung yang panjang agar

bisa mencapai sambungan skuamokolumner atau kapas lidi diusap

360° pada permukaan endoserviks, kemudian digeserkan pada

setengah bagian sisinya.

6. Masukkan segera dalam larutan fiksasi, biasanya alkohol 95%,

biarkan larutan fiksasi minimal selama 30 menit.

7. Keringkan di udara bila tempat pencernaan jauh dari tempat

praktek, masukkan sediaan dalam amplop/pembungkus agar tidak

pecah (Ramli, 2000).

B.5. Syarat Utama Pengambilan Cairan Pemeriksaan Papsmear

Syarat utama cairan yang akan diambil adalah tidak boleh bercampur

cairan-cairan lainnya yang dapat mengganggu pemeriksaannya, oleh karena

itu dapat dirinci sebagai berikut :

12

Page 13: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

1. Cairan yang akan diambil dibagian luar genetalia, biarkan sebagaimana

adanya jangan dicuci sekali pun berbau.

2. Cairan senggama jangan dicuci menjelang pengambilan bahannya jangan

melakukan hubungan seks sedikitnya 24 jam. Terlihat di sini bahwa

pengambilan papsmear tidak menimbulkan rasa sakit tetapi metode ini

mempunyai keuntungan yang sangat besar (Manuaba, 1999).

B.6. Indikasi Pemeriksaan Pap Smear

1. Leukorea (keputihan)

Yaitu cairan putih yang keluar dari liang senggama secara berlebihan.

Leukorea bukan penyakit, tetapi gejala penyakit sehingga sebab yang

pasti belum ditetapkan. Oleh karena itu untuk menentukan penyakit

dilakukan berbagai pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.leukorea

sebagai gejala penyakit dari vagina dapat ditentukan melalui berbagai

pertanyaan yang mencakup :

- Sejak kapan terjadinya ?

- Apakah disertai rasa gatal ?

- Apakah berbau ?

- Apakah bercampur darah ?

- Apakah sedang hamil ?

- Adakah rasa nyeri di daerah kemaluan ?

Untuk memeriksanya perlu dilakukan pemeriksaan yang mencakup :

pemeriksaan umum dan khusus, pemeriksaan laboratorium dan

13

Page 14: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

pemeriksaan terhadap leukorea. Pemeriksaan terhadap leukorea

(keputihan) mencakup pewarnaan gram (infeksi jamur), pembiakan

(menentukan bakteri penyebab) dan pap semar untuk menentukan

adanya sel ganas (Manuaba, 2000).

2. Kelarnya darah sewaktu senggama (kontak berdarah)

Kontak berdarah merupakan keadaan yang abnormal dan melakukan

pemeriksaan lebih lanjut untuk membuktikan dan menegakkan apa

penyebabnya, sehingga dapat dilakukan pengobatan yang tepat.

Penyebab kontak berdarah seperti : adanya benda asing dalam liang

senggama atau rahim, infeksi leher rahim, permukaan mulkut rahim,

tumor jinak sekitar mulut rahim (Poliendometrium, poli mulut rahim, tumor

mulut rahim terlahir atau pembuluh darah yang pecah), tumor ganas yaitu

keganasan pada liang senggama, mulut rahim, dan saluran telur

(Prawirohadjo, 2002).

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi : enfeksil pemeriksaan dengan alat-

alat “cocor bebek” atau speculum dan pemeriksaan dalam, sednagkan

pengobatan lanjut yaitu pengambilan pap smear yaitu mengambil cairan

untuk menentukan sel ganas (Mansjoer, 2000).

B.7. Hasil Pemeriksaan Papsmear

Hasil papsmear merupakan hasil yang sesuai diadakan oleh usaha

dari pemeriksaan laboratorium sitologi. Hasil papsmear dari pemeriksaan

laboratoium Sitologi dengan mendeteksi perubahan kecil pada sel-sel di leher

14

Page 15: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

rahim yang mengarah pada keganasan dimana dalam stadium dini

pengobatan mudah dilakukan dan perlu untuk sembuh pun lebih besar.

Dalam diagnostik tumor ganas dari tumor ganas dari laboratorium diperoleh

hasil papsmear, menurut klasifikasi Papanicolou :

- Kala I : Negatif ditemukan (tidak ditemukan sel-sel ganas)

- Kala II : Ada sel-sel apitik, akan tetapi tidak mencurigakan

- Kala III : Ada sel-sel apitik, dicurigai keganasan.

- Kala IV : Jelas tumor ganas (Sarwono, 2002).

Interpretasi dan dokumentasi dari jawaban Sitologi :

- Negatif : Tidak ditemukan sel ganas, ulangi pemeriksaan Sitologi

dengan satu tahun lagi.

- positif : Terdapat sel-sel ganas.

Periode pengamatan mikroskopik harus dilakukan biopsi untuk

memastikan diagnosis penanganan harus dilakukan di rumah sakit rujukan

dengan seorang ahli Onkologi.

- Inkonkulsif : Sediaan tidak memuaskan. Bisa disebabkan fiksasi tidak

baik/tidak ditemukan sel endoserviks, gambaran sel

radang yang padat menutupi sel, ulangi pemeriksaan

Sitologi setelah dilakukan pengobatan radang dan

sebagainya.

- Displamsia : Terdapat sel-sel diskarotik pada pemeriksaan

mikroskopik. Derajat ringan sedang, sampai karsinoma,

15

Page 16: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

diperlukan konfirmasi dengan kalposkopi atau biopsi.

Lakukan penanganan lebih lanjut dan harus diamati

minimal 6 bulan berikutnya.

- HPV : Pada infeksi virus ditemukan sediaan negatif atau

displasia kalposkopi dan ulang papsmear (Mansjoer,

1999).

BAB III

16

Page 17: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka

penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

BAGAN III AKerangka Konsep Penelitian

B. Defenisi operasional

B.1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui wanita usia subur

(WUS) tentang pap smear dengan kategori :

a. Baik : Apabila skor 76% -100% jawaban benar (16-20, soal

benar)

b. Cukup : Apabila skor 56% - 75% jawaban benar (12-15, soal

benar)

c. Kurang : Apabila skor <56% jawaban benar (<11, soal benar)

(Arikunto, 2002).

Skala ukur : Ordional

17

Karakteristik WUS- Umur- Tingkat Pendidikan- Sumber Informasi

Pengetahuan WUS Tentang Pap Smear

Page 18: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

Alat ukur

Kuesioner

B.2. Umur adalah usia wanita subur (WUS) saat dilakukan penelitian yang

dinyatakan dengan tahun dengan kategori:

a. 18 – 21

b. 22 – 26

c. 27 – 31

d. 32 – 35

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Interval

B.3. Tingkat pendidikan adalah pendidikan Format terakhir yang pernah

diselesaikan wanita usia subur (WUS) dengan kategori:

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Perguruan Tinggi

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

B.4. Sumber informasi adalah media yang digunakan wanita usia subur

(WUS) untuk memperoleh informasi tentang Pap Smear dengan

kategori:

18

Page 19: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

b. Media massa

c. Tenaga kesehatan

d. Keluarga / masyarakat

e. Media elektronik

Skala : Nominal

Alat ukur : Kuesioner

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah bersifat deskriptif yaitu untuk memperoleh

gambaran pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pap Smear di

kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga

Tahun 2009.

D. Lokasi dan waktu Penelitian

D.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan

Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2009 dengan alasan karena tersedianya

jumlah WUS yang memadai dan berdasrkan pengalaman banyak yang

melakukan papsmear kemudian lokasi penelitian dekat dengan tmepat

tinggal peneliti sehingga mempermudah dan menghemat waktu penelitian,

19

Page 20: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

dan trersedia alat fasilitas pemeriksaan papsmear dan tenaga kesehatan

yang ahli

D.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2009.

E. Populasi dan Sampel

E.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Wanita Usia Subur (WUS)

yang mengikuti papsmear periode 2008 berjumlah 47 orang dilakukan Aek

Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga.

E.2. Sampel

Dalam pengambilan sampel peneliti mengunakan total sampling yaitu

dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian yang berjumlah 47 orang

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

F.1. Jenis Data

1. Data primer

Data yang diperoleh dari hasil survey di Kelurahan Aek Muara

Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga Tahun 2009

dengan membagikan kuesioner kepada responden.

20

Page 21: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

2. Data sekunder

Data yang diperoleh peneliti dari dokumentasi dan arsip di

Kelurahan Aek Muara Pinang Kecamatan Sibolga Selatan Kota

Sibolga Tahun 2008.

F.2. Metode Pengumpulan Data

Dengan membagikan kuesioner kepada responden dan mengumpulkan

data dengan datang ke kelurahan juga mendatangi ke rumah responden

sehingga terkumpullah semua hasil kuesioner yang dibagikan.

G. Pengolahan Data dan Analisa Data

G.1. Pengolahan Data

1. Editing

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner

dengan tujuan agar data yang masuk dapat diolah secara benar

sehingga pengolahan data dikelompokkan dengan menggunakan

aspek pengaturan.

2. Coding

Memberikan kode pada setiap jawaban yang diberikan responden

selanjutnya menghitung skor jawaban dari pertanyaan yang

diberikan dan selanjutnya diberi kode.

21

Page 22: Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Wus Tentang Pap Smear Di Kelurahan Aek Muara Pinang

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan, data dimasukkan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi

G.2. Analisa Data

Analisa data dapat dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat

presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi frekuensi

kemudian dicari besarnya persentase jawaban masing-masing responden

dan selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori

kepustakaan yang ada.

22