Gambaran Kesiapan Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif

download Gambaran Kesiapan Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif

of 15

description

Gambaran Kesiapan Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif

Transcript of Gambaran Kesiapan Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif

BAB II

119

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa konsep diantaranya adalah konsep persiapan menyusui meliputi persiapan pengetahuan, persiapan ketrampilan, persiapan psikologis, konsep ibu hamil dan kerangka konsep.

2.1 Konsep Kesiapan Menyusui

Kesiapan adalah keadaan sedia untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

2.1.1 Persiapan pengetahuan

2.1.1.1 Pengertian ASI eksklusif

Yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain (seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, atau air putih), tanpa makanan padat (seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi atau tim). Pemberian ASI secara eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan dan akan lebih baik lagi kalau sampai 6 bulan (Utami, 2001 : 19).

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan selain bagus untuk perkembangan otak, juga bagus untuk mempersiapkan sistem pencernaan bayi karena pada saat lahir, enzim pencernaan bayi masih belum lengkap dan hanya bisa digunakan untuk mencerna ASI. Perlu diketahui bahwa ASI mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi yang terkandung dalam ASI (Utami, 2009).

Disamping menjaga kemurnian bayi, ASI eksklusif diberikan kepada bayi hingga usia 6 bulan karena dibawah usia tersebut bayi belum mampu mencerna makanan lain sebaik mencerna ASI. Dalam jangka panjang pemberian ASI mencegah anak kelak menderita berbagai penyakit seperti kegemukan dan diabetes melitus (Indiarti, 2008 : 36).

Penunjang ASI eksklusif :

1. Sepuluh langkah menuju keberhsilan menyusui

1) Ada kebijakan tertulis mengenai menyusui.

2) Setiap petugas mempunyai keterampilan yang terkait dengan manajemen laktasi.

3) Menjelaskan manfaat menyusui kepada ibu hamil.

4) Membantu ibu untuk memulai menyusukan bayinya dalam waktu 30 menit setelah melahirkan.

5) Memperagakan cara menyusui serta menerapkan ASI dini dan eksklusif.

6) Tidak memberi makanan atau asupan apapun selain ASI pada bayi baru lahir.

7) Melaksanakan rawat gabung.

8) Memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi (on demand).

9) Tidak memberi dot atau kempeng pada bayi.

10) Membentuk dan membantu pengembangan kelompok pendukung ASI.

(JNPK-KR, 2007 : 104).

2. Inisiasi menyusui dini

Adalah memberi asi dini (dalam 1 jam pertama setelah lahir) dan persentuhan ibu dan bayi (JNPK-KR, 2007 : 105).

inisiasi menyusui dini dengan cara meletakkan bayi baru lahir di atas perut atau dada ibunya. Dalam waktu hampir 1 jam, bayi akan mulai bergerak mencari puting ibu dan mulai menyusu sendiri. Inisiasi menyusui dini dapat membantu memunculkan refleks bayi untuk menyusui dan berperan penting untuk kesuksesan menjalankan ASI eksklusif (Utami, 2009).

1. Klasifikasi ASI

1) Kolostrum : komposisi ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari ke 3-5.

2) ASI transisi : ASI yang diproduksi hari ke 3-5 sampai hari ke 8-11.

3) ASI matur : ASI yang diproduksi pada hari ke 11 dan selanjutnya.

(Suradi, 2004 : 1).2. Komposisi ASI

1) Protein

ASI mengandung protein lebih rendah dari air susu sapi (ASS), tetapi protein ASI ini mempunyai nilai nutrisi yang tinggi (lebih mudah dicerna).

2) Karbohidrat

Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini oleh fermentasi akan diubah menjadi asam laktat.

3) Lemak

Lemak merupakan sumber kalori yang utama bagi bayi dan sumber vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K).

4) Mineral

ASI mengandung mineral yang lengkap.

5) Air

Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat didalamnya.

6) Vitamin

Vitamin dalam ASI dapat dikatakan lengkap.

7) Kalori

Kalori Asi relatif rendah, hanya 77 kalori/100 ml ASI (Suraatmaja, 1997 : 23-26).3. Manfaat ASI

1) Manfaat ASI bagi ibu

a. Lebih mudah pemberiannya (ekonomis dan praktis).

b. Mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.

c. Sebagai metode kontrasepsi alamiah jika menyusui selama 6 bulan pertama.

d. Memulihkan rahim pasca persalinan lebih cepat.

e. Menurunkan berat badan setelah persalinan.

f. Mencegah ibu dari kemungkinan kanker payudara.

g. Menyusui merupakan cara gampang menenangkan dan menidurkan bayi rewel.

h. Mengurangi ketegangan pada payudara.

(Indiarti, 2008 : 34).2) Manfaat ASI bagi bayi

a. Mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi, berguna untuk kecerdasan, pertumbuhan dan perkembangan anak.

b. Kolostrum ASI pertama mengandung vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting bagi bayi.

c. Kolostrum ASI juga mengandung antibodi ibu yang melindungi usus bayi dari penyakit seperti gastroenteritis.

d. Kolostrum dan ASI adalah makanan alami untuk bayi manusia. ASI mengubah komposisinya selama setiap penyusuan dan selama berminggu-minggu untuk menyesuaikan dengan kebutuhan bayi yang selalu berubah.

e. Aman dan bersih.

f. Suhu ASI cocok untuk bayi.

g. Mudah dicerna dan tidak pernah basi.

h. ASI mengandung zat antibodi sehingga menghindarkan bayi dari alergi, diare dan penyakit infeksi yang lainnya.

i. ASI tidak membutuhkan sterilisasi alat atau persiapan. Bayi mudah diberi makan, terutama selama bepergian dan malam hari.

j. Bayi yang mendapat ASI jarang kegemukan.

k. Nilai gizi tinggi dan bebas biaya.

l. ASI lebih mudah dicerna bayi ketimbang susu formula dan kurang cenderung menimbulkan reaksi alergi, dengan menyesuaikan diet anda sendiri setiap masalah yang timbul mudah diringankan.

m. Membuat bayi menjadi tenang dan dekat dengan ibu.

2.1.1.1 (Indiarti, 2008 : 35).2.1.1.2 Nutrisi

Menurut Widyakarya Nasional pangan dan gizi 1993 wanita hamil dan menyusui memerlukan energi dan protein yang lebih banyak dibanding dengan wanita yang tidak hamil. Tabel 2.1 Contoh menu gizi seimbang ibu hamil dan menyusui.

Jenis makananWanita dewasa tidak hamil Ibu hamilIbu menyusui bayi 0-6 bulan

Trimester ITrimester IITrimester III

Nasi3 piring3 piring4 piring3 piring5 piring

Ikan1,5 potong2 potong2 potong3 potong3 potong

Lauk3 potong 3potong 4potong 5potong 5 potong

Sayuran1,5 mangkuk2 mangkuk3 mangkuk3 mangkuk3 mangkuk

Buah2 potong2 potong2 potong2 potong2 potong

Gula5 sdm5 sdm5 sdm5 sdm5 sdm

Susu-1 gelas1 gelas1 gelas1 gelas

Air4 gelas6 gelas6 gelas6 gelas8 gelas

(Sidi. 2004 : 2-3)Prinsip dan syarat makanan ibu hamil dan ibu menyusui :

1. Makanan ibu hamil

1) Prinsip : sama dengan makanan wanita dewasa, hanya jumlah dan mutu lebih baik.

2) Syarat : susunan menu harus seimbang, tidak berbumbu pedas atau berlemak, menghindari alkohol.

2. Makanan ibu menyusui

1) Prinsip : sama dengan ibu hamil, jumlah lebih banyak, mutu lebih baik.

2) Syarat : susunan menu harus seimbang, dianjurkan minum 8-12 gelas/hari, menghindari makanan yang banyak bumbu, terlalu panas/dingin, tidak menggunakan alkohol, guna kelancaran pencernaan ibu, dianjurkan banyak makan sayuran berwarna hijau.

2.1.1.2 (Padmawati, 1997 : 143).Perubahan sosial budaya

1. Ibu yang bekerja

Seringkali alasan pekerjaan membuat ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja :

1) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja

2) ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja

3) Pengosongan payudara di tempat kerja, setiap 3-4 jam

4) ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan kepada bayi saat ibu bekerja, dengan cangkir.

5) Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari.

6) Ketrampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja.

7) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya.

(Suradi, 2004 : 5).

2. Penyimpanan ASI

ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat dengan syarat, bila disimpan :

1) Di udara terbuka/bebas : 6-8 jam

2) Di lemari es (40C) : 24 jam.

3) Di lemari pendingin/beku (- 180C) : 6 bulan.

ASI yang telah didinginkan bila akan dipakai tidak boleh direbus, karena kualitasnya akan menurun yaitu unsur kekebalannya. ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar, agar tidak terlalu dingin atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah berisi air panas (Padmawati, 1997 : 89-90).

3. Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI juga dilakukan pada ibu bekerja yang akan meninggalkan ASI bagi bayinya di rumah, ASI yang merembes karena payudara penuh.

Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara yitu pengeluaran ASI dengan tangan dan pengeluaran ASI dengan pompa.

4. Pemberian ASI Perasan

Perlu diperhatikan dalam pemberian ASI yang telah dikeluarkan adalah jangan diberikan dengan botol/dot, karena hal ini akan menyebabkan bayi bingung puting. Berikan pada bayi dengan menggunakan cangkir atau sendok, sehingga saatnya ibu menyusui langsung, bayi tidak menolak menyusu (Padmawati, 1997 : 92).

Persiapan ketrampilan

Pemeriksaan payudara

Tujuan pemeriksaan payudara adalah untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan, sehingga diharapkan dapat dikoreksi sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada kunjungan pertama, dimulai dari inspeksi dan palpasi (Suradi, 2004 : 2).

2.1.1.3 Tidak perlu dilakukan secara rutin, hanya bila anda atau ibu menghendaki/merasa perlu. Bila dilakukan pasca lahir, lakukan pemeriksaan sebelum saat penyusuan atau tunggu setelah bayi selesai menyusu (Suradi, 2004 : 2).

Pemeriksaan puting susu

2.1.1.4 Pemeriksaan ini untuk mengetahui bentuk puting susu dan kelenturan puting susu (Suradi, 2004 : 4).Teknik menyusui

1. Posisi menyusui

Ada berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong bisa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola. Kedua bayi disusukan bersamaan di payudara kiri dan kanan (Suradi, 2004 : 6).2. Cara menyusui

Yang penting dalam cara menyusui ini adalah ibu merasa senang dan enak. Bayi dapat disusukan sambil duduk atau sambil tidur. Bayi dapat disusukan pada kedua buah payudara secara bergantian, tiap payudara sekitar 10-15 menit.

3. Lama menyusui

2.1.2 Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disususkan selama 4-5 menit, untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan puting susu diisap oleh bayi. Setelah hari ke 4-5, boleh disusukan selama 10 menit. Setelah produksi Asi cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit (jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi ASI cukup.

Persiapan psikologis

2.1.2.1 Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan sangat berarti, karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah ada pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adat/kebiasaan/kepercayaan menyusui di daerah masing-masing, pengalaman menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui dalam keluarga/kerabat, pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan diinginkan atau tidak. Dukungan dari dokter/petugas kesehatan, teman atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama pada ibu yang baru pertama kali hamil (Padmawati, 1997 : 78).

Adat/kebiasaan/kepercayaan menyusui di daerah

1. Berbagai perilaku seputar menyusui :

Pemberian ASI tak lepas dari tatanan budaya. Di dalam buku kehamilan, kelahiran, perawatan ibu dan bayi, dalam konteks budaya pada umumnya warga desa sudah mulai mempergunakan nasi kepada bayinya pada usia 1 hari. Setelah makan kelapa muda yang masih berbentuk lendir. Si bayi akan diberi nasi uleg yang terdiri dari nasi dan pisang siam yang dilumatkan menjadi satu, sambil menanti keluarnya air susu ibu (Sidi, 2004 : 5).2. Mitos menyusui

2.1.2.2 Menyusui dikhawatirkan akan membuat tubuh sukar kembali kebentuk asli, ASI tidak cukup dan menyusui itu repot (Suradi, 2004 : 3-6).

Dukungan psikologis

Untuk menyusui supaya lebih berhasil, seorang ibu perlu rasa percaya diri (confidens), yaitu :

1. Ibu yakin bahwa ia dapat menyusui dan ASI adalah yang terbaik untuk bayinya. Ibu juga harus yakin bahwa ASI akan mencukupi kebutuhan bayinya terutama pada awal-awal bulan setelah lahir dan produksi ASI tidak tergantung pada besar kecilnya payudara.

2. Diperlukan dukungan psikologis dari :

Keluarga dekat, terutama wanita seperti ibu, ibu mertua, kakak wanita, atau teman/wanita lain yang telah berpengalaman dan berhasil dalam menyusui.

Suami yang mengerti bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayinya, merupakan pendukung yang baik demi keberhasilan menyusui.

Kelompok pendukung ASI (KP-ASI).

Petugas kesehatan.

Konsep Ibu Hamil

Pengertian

2.1.3 Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trimester I sampai dengan trimester III (Depkes RI, 2004 : 45). Suatu proses kehamilan akan terjadi bila 4 aspek penting terpenuhi yaitu ovum atau sel telur, spermatozoa, konsepsi, nidasi (Manuaba, 1998 : 65).

Tanda pasti hamil

1. Ada gerakan janin dalam rahim, terlihat/terasa gerakan janin dan teraba bagian janin.

2. Denyut jantung janin

Dapat didengar stetoskop laenec, alat kardiografi, alat doppler.

3. Dengan ultrasonoggrafi (Manuaba, 1999 : 126).

2.1.4 Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin, tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak posisi terhadap janin (Mansjoer, 1998 : 254).

Kebutuhan ibu hamil

Kebutuhan ibu hamil meliputi :

1. Nutrisi

Peningkatan konsumsi makanan harga 3000 kalori perhari, mengkonsumsi makanan yang mengandung protein zat besi, minum cukup cairan (Saiffudin, 2002 : 95).

2. Kebersihan

Mandi diperlukan untuk kebersihan atau hygiene terutama perawatan kulit karena fungsi eskresi dalam keringat bertambah, mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998 : 61).

Menjaga kebersihan diri terutama lipatan (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan (Saiffudin, 2002 : 95).

3. Jadwal istirahat dan tidur

Jadwal istirahat dan tidur diperhatikan dengan baik karena istirahat tidur meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 1998 : 140).

4. Aktivitas

Aktivitas rutin dapat dilaksanakan, bekerjalah sesuai dengan kemampuan dan makin dikurangi dengan semakin tua kehamilan (Manuaba, 1998 : 136).

5. Hubungan seksual

Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual disarankan untuk dihentikan bila :

a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau panas.

b. Terdapat perdarahan saat berhubungan seksual.

c. Terdapat pengeluran cairan (air) yang mendadak.

d. Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami keguguran, persalinan sebelum waktunya, mengalami kematian dalam kandungan sekitar 2 minggu menjelang persalinan.

6. Perawatan payudara

Payudara yang dipersiapkan untuk dapat memberikan laktasi, perlu perhatian yang seksama. Dengan pakaian dalam (BH) yang longgar, maka perkembangan payudara tidak terhalang. Puting susu penting diperhatikan agar tetap bersih. Puting susu perlu ditarik-tarik dengan halus sehingga menonjol dan memudahkan untuk membersihkan ASI. Puting susu yang terlalu masuk dikeluarkan dengan cara menggunakan pompa susu (Saiffudin, 2002 : 951).

7. Gerakan badan

2.2 Ini bisa dilakukan senam hamil. Kegunaannya : sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan dilarang, dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang masih segar (Mochtar, 1998 : 61).

Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2007 : 43).

Keterangan :

: diteliti

: tidak diteliti

: berhubunganGambar 2.1 Kerangka konseptual gambaran kesiapan ibu hamil dalam memberikan ASI ekslusif di Desa Ngorogunung Kecamatan Bubulan Kabupaten Bojonegoro tahun 2009.

Kesiapan ibu hamil

Persiapan menjadi orang tua

Persiapan perawatan BBL.

Persiapan menyusui

Pengetahuan

Ketrampilan

Psikologis (sikap)

Persiapan persalinan

PAGE 19