Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

82
GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PARAKANNYASAG KECAMATAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA PERIODE APRIL-JUNI TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi D-III Kebidanan oleh : BRENDA AYLA TAMIYA NIM : 09DB277005

Transcript of Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Page 1: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PARAKANNYASAG KECAMATAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA PERIODE APRIL-JUNI

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAHDiajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi D-III Kebidanan

oleh :

BRENDA AYLA TAMIYANIM : 09DB277005

PROGRAM STUDI D III KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

CIAMIS2012

Page 2: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah

Disetujui oleh pembimbing

Untuk diujikan

Menyetujui,

Pembimbing I

Ns. Rosmiati, S.KepNIK. 0432777093004

Ciamis, ............................

Pembimbing II

Heni Heryani, SKM., SSTNIK. 0432778104030

Ciamis, ............................:

Mengetahui,

Ketua Program Studi D III Kebidanan

Heni Heryani, SKM., SSTNIK. 0432778104030

Page 3: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan diperbaiki sesuai dengan masukan Dewan Penguji

Pada Tanggal …………………………

Mengesahkan

Penguji I

Yudhi Permana, SKMNIK. 0432777399018

Penguji II

Ayu Endang P, SSTNIK. 04032778608 052

Penguji IIII

Ns. Rosmiati, S.KepNIK. 0432777093004

Mengetahui,

KetuaSTIKes Muhammadiyah Ciamis

Yudhi Permana, SKMNIK. 0432777399018

KetuaProgam Studi D III Kebidanan

Heni Heryani, SKM., SSTNIK. 0432778104030

Page 4: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul ” Gambaran

karakteristik ibu yang tidak memberikan asi eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-

Juni Tahun 2012” ini, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di

dalamnya yang merupakan plagiat dari orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Ciamis, Agustus 2012Yang membuat pernyataan,

BRENDA AYLA TAMIYANIM : 09DB277005

Page 5: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat

dan karunia-Nya yang dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini tepat waktu, dengan judul “Gambaran karakteristik ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012”.

Adapun maksud dari penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk

melakukan penelitian guna melengkapi sebagai syarat mencapai Gelar Ahli

Madya Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa

moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Yudhi Permana, SKM, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Ciamis.

2. Heni Heryani, SST.,SKM, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis dan pembimbing II

yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta pikiran untuk

memberikan bimbingan, saran serta dorong

3. Ns. Rosmiati, S.Kep, selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan

waktu dan tenaga serta pikiran untuk memberikan bimbingan, saran serta

dorongan moril dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

4. Kepala Puskesmas Parakannyasag beserta jajarannya yang telah membantu

penulis dalam pengambilan data.

Page 6: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

5. Seluruh Staf dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis

yang telah memberi dukungan selama penulis mengikuti pendidikan.

6. Seluruh Staf Perpustakaan STIKes Muhammadiyah Ciamis yang telah

memberi bantuan dalam penyediaan buku sumber.

7. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah memberi dukungan, motivasi serta

curahan kasih sayang dan do'a yang tiada henti-hentinya.

8. Rekan-rekan Mahasiswi Program Studi D-III Kebidanan atas kerjasamanya

dalam memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan andil dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Alloh SWT. Penulis

juga berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya

dan bagi yang berkepentingan pada umumnya.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis telah berusaha

semaksimal mungkin agar sesuai dengan yang diharapkan. Namun mengingat

keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman, maka dengan segala

kerendahan hati penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan.

Ciamis, Agustus 2012

Penulis

Page 7: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................ iHALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iiHALAMAN PENGESAHAN................................................................... iiiHALAMAN PERNYATAAN .................................................................. ivINTISARI .............................................................................................. vKATA PENGANTAR ............................................................................. viDAFTAR ISI........................................................................................... viiiDAFTAR TABEL.................................................................................... xDAFTAR GAMBAR................................................................................ xiDAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1A. Latar Belakang Masalah................................................... 5

B. Rumusan Masalah............................................................ 5

C. Tujuan Penelitian.............................................................. 5

1. Tujuan Umum .............................................................. 5

2. Tujuan Khusus ............................................................. 5

D. Manfaat Penelitian............................................................ 6

E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 8A. Konsep Dasar .................................................................. 8

1. Karakteristik................................................................ 8

2. ASI Eksklusif .............................................................. 14

B. Landasan Teori................................................................. 21

C. Kerangka Konsep............................................................. 21

Page 8: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 23A. Rancangan Penelitian....................................................... 23

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.................... 23

C. Populasi dan Sampel........................................................ 25

D. Pengumpulan Data........................................................... 27

E. Prosedur Penelitian .......................................................... 28

F. Pengolahan dan Analisis Data.......................................... 29

G. Etika Penelitian ................................................................ 30

H. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 32A. Hasil Penelitian ............................................................... 32

B. Pembahasan .................................................................... 36

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 41A. Kesimpulan ..................................................................... 41

B. Saran ............................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 9: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Data Ibu Menyusui di 5 Puskesmas

Kota Tasikmalaya Tahun 2011........................................... 4

Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................ 24

Tabel 3.2 Distribusi Sampel................................................................ 26

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak

Memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari Umur Ibu................ 32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak

Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Paritas Ibu............. 33

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak

Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendidikan Ibu...... 34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak

Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pekerjaan Ibu........ 34

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak

Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendapatan Ibu..... 35

Page 10: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep............................................................... 22

Page 11: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 3 Surat Pemberitahuan Penelitian

Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 5 Pernyataan Penelitian

Lampiran 6 Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 7 Kuesioner

Lampiran 8 Data Penelitian

Lampiran 9 Hasil Pengolahan Data Penelitian

Lampiran 10 Lembar Konsultasi Pembimbing I

Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing II

Page 12: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Brenda Ayla Tamiya

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat dan Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 09 September 1991

Alamat : Jl. Leuwidahu, Blok Cengkeh No. 67 RT. 04

RW. 02 Kel. Parakannyasag, Kec. Indihiang

Kota Tasikmalaya 46151

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Taman Kanak-kanak Miftahuttoyibah : Tahun 1995 - 1997

2. SDN Parakannyasag 2 : Tahun 1997 - 2003

3. SMP Negeri 5 Tasikmalaya : Tahun 2003 - 2006

4. SMA N 2 Tasikmalaya : Tahun 2006 - 2009

5. D-III Kebidanan STIKes Muhammadiyah Ciamis : Tahun 2009 s.d Sekarang

Page 13: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membangun sumber

daya manusia (SDM) yang berkualitas agar dapat melanjutkan perjuangan

pembangunan nasional untuk menuju masyarakat sejahtera, adil dan

makmur. Kualitas SDM di ukur dari kecerdasan, kematangan, emosi,

kemampuan berkomunikasi, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa (Depkes, 2004).

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi

peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa ASI

merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI

berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat

kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan

emosional antara ibu dan bayinya (Sunartyo, 2008).

Setiap tahunnya hampir 3,3 juta bayi lahir mati, dan lebih dari 4 juta

bayi meninggal dalam waktu 28 hari ketika lahir ke dunia. Kematian bayi

selama periode neonatal ini sebanyak seperti yang terjadi pada bayi usia 11

bulan dan juga anak-anak usia 1-4 tahun. Menurut rekomendasi World

Health Organization (WHO) bahwa Air Susu Ibu Eksklusif selama 6 bulan

pertama hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan

sebelumnya (bahwa ASI Eksklusif itu cukup 4 bulan) sudah tidak berlaku lagi.

Setelah ASI Eksklusif 6 bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI

dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian

Page 14: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui sampai umur 2 tahun (WHO, 2002).

Berdasarkan Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2007, bayi berumur dibawah lima tahun (32%) mendapatkan ASI

Eksklusif selama enam bulan, dan angka ini lebih rendah dibandingkan

laporan pada SDKI tahun 2002-2003 (40%) (BPS, 2008). Dengan adanya

penurunan persentase pemberian ASI Eksklusif pada SDKI tahun 2007

dibandingkan tahun 2002-2003, dapat berpengaruh terhadap kualitas sumber

daya manusia pada masa yang akan datang dan berdampak pada status

kesehatan masyarakat, dimana dapat memungkinkan terjadinya peningkatan

angka kesakitan dan kematian pada bayi.

Penambahan makanan selain ASI pada usia yang terlalu dini dapat

meningkatkan kesakitan (morbiditas). Bayi tersebut akan mudah terkena

infeksi saluran pencernaan maupun pernafasan. Angka kematian bayi di

Indonesia yang cukup tinggi diantaranya disebabkan oleh tingginya kejadian

infeksi saluran pencernaan dan pernafasan pada bayi. Jika dibandingkan

dengan negara ASEAN lainnya (Thailand, Phillipina, Malaysia), angka

kematian bayi (IMR) di Indonesia masih termasuk tinggi, yaitu 51 per 1000

kelahiran (Depkes, 2008).

Penyebab tingginya AKB disebabkan oleh karena banyak hal yang

mana salah satunya adalah dari faktor status gizi bayi. Pemberian ASI

eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan bayi. Semakin sedikit jumlah

bayi yang mendapat ASI eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak

balita akan semakin buruk, karena pemberian makanan pendamping ASI

yang tidak benar menyebabkan gangguan pencernaan yang selanjutnya

menyebabkan gangguan pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan AKB (Khairunniyah, 2004).

Page 15: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Mengingat pentingnya pemberian Air Susu Ibu bagi tumbuh kembang

yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya maka perlu di

perhatikan agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam

menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar,

teratur dan eksklusif. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan

dengan Kepmenkes RI No. 450/ Menkes/IV/2004 tentang pemberian Air Susu

Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. Keunggulan dan manfaat

menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek

imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan

aspek penundaan kehamilan (Depkes, 2007).

Sesuai dengan kutipan Surat Al Baqarah ayat 233 dikemukakan bahwa

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,

yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya”. Dari kutipan di atas

diketahui bahwa memberikan ASI kepada bayinya selama 2 tahun

merupakan perilaku seorang ibu yang dianjurkan oleh agama karena dapat

mempengaruhi kesehatan ibu dan bayinya.

Air Susu Ibu dan kondisi ibu dan anak pada upaya (ASI) Peningkatan

Pengunaan ASI hingga saat ini ASI rendah. Selain itu faktor-faktor

kekurangan gizi sejak dalam kandungan, dan pemberian makanan

pendamping Air Susu Ibu terlalu dini, menyebabkan pertumbuhan awal balita

terganggu (IBI, 2004).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Barat Tahun 2011,

diketahui jumlah bayi yang lahir pada tahun 2009 di Provinsi Jawa Barat

sebanyak 3.831.703 bayi, sebanyak 3.617.313 (94.4%) bayi yang diberikan

ASI Eksklusif dan sebanyak 214.390 (5,6%) bayi yang tidak diberikan ASI

Eksklusif (Dinkes Jabar, 2010).

Page 16: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Berdasarkan data yang diperoleh dari data laporan tahunan Dinas Kota

Tasikmalaya tahun 2011 diketahui bahwa jumlah menyusui sebanyak 14.995

orang, dimana sebanyak 11.175 orang (74,5%) ibu yang memberikan ASI

eksklusif, dan 3.820 orang (25,5%) yang tidak memberikan ASI eksklusif.

Adapun data dari 6 Puskesmas di Kota Tasikmalaya sebagai berikut :

Tabel 1.1Jumlah Data Ibu Menyusui di 5 Puskesmas

Kota Tasikmalaya Tahun 2011

Nama Puskemas

Jumlah Ibu Menyusui

Ibu Menyusui ASI eksklusif %

Ibu yang tidakmemberikan ASI

eksklusif %

ParakannyasagIndihiangBungursariCipedesCigeureung

336623245365787

162374123183386

48,260.050,250.149.0

174249122182401

51,840.049,849.951.0

(Sumber : Profil Dinkes Kota Tasikmalaya)

Berdasarkan Tabel 1.1 Puskesmas Parakannyasag memiliki jumlah ibu

yang tidak memberikan ASI eksklusif terbanyak, dari jumlah ibu menyusui

sebanyak 336 orang, sebanyak 162 orang (48,2%) yang memberikan ASI

eksklusif, dan 174 orang (51,8%) ibu tidak memberikan ASI eksklusif,

dibandingkan dengan puskesmas indihiang dari 623 orang ibu menyusui,

sebanyak 374 orang (60,0%) memberikan ASI eksklusif dan 249 (40,0%)

tidak memberikan ASI eksklusif.

Setelah melakukan studi pendahuluan dengan metode wawancara

terhadap 10 orang ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, di dapatkan data ibu

yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 7 orang dan 3 orang

memberikan ASI Eksklusif. Dari 7 orang ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif sebanyak 6 orang kurang mengetahui tentang ASI eksklusif dan 1

orang cukup mengetahui, 6 orang memiliki status pekerjaan bekerja sebagai

buruh dan 1 orang sebagai ibu rumah tangga, 6 orang memiliki umur < 20

Page 17: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

tahun dan 1 orang berumur 20-35 tahun, dan 6 orang memiliki paritas

primipara dan 1 orang memiliki paritas multipara, 6 orang berpendidikan

rendah, dan 1 orang berpendidikan menengah, 6 orang memiliki pendapatan

kurang, dan 1 orang memiliki pendapatan cukup, Dari 7 orang ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif terdapat 3 orang ibu yang memiliki bayi dengan

kondisi sering sakit-sakitan dan kekebalan tubuh yang menurun.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ”GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU

YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PARAKANNYASAG KECAMATAN INDIHIANG KOTA

TASIKMALAYA TAHUN 2012”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah penelitaian ini

adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Karakteristik ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012?“.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya gambaran Karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI

Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya.

2. Tujuan Khusus

a) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak

memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari umur ibu.

b) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak

Page 18: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari paritas ibu.

c) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak

memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari pendidikan ibu.

d) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak

memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari pekerjaan ibu.

e) Diketahuinya gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak

memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari pendapatan ibu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan ASI eksklusif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Ibu Menyusui

Hasil penelitian ini bisa menjadi motivasi bagi masyarakat khususnya

ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya sehingga dapat

meningkatkan kesadaran ibu untuk memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya.

b. Bagi Puskesmas

Bisa memberikan informasi secara rutin mengenai pemberian ASI

Eksklusif kepada ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kota Tasikmalaya.

c. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bisa menambah wawasan penelitian mengenai ASI

eksklusif dan juga sebagai bekal untuk mengembangkan keterampilan

Page 19: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

kebidanan.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil studi pustaka tentang gambaran karakteristik ibu

menyusui yang tidak memberikan Air Susu Ibu Eksklusif, pernah diteliti oleh

Pipih Sugiatun Tahun 2009 dengan judul ”Gambaran Karakteristik Ibu yang

memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Usia 0-6 Bulan

Di Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya Tahun

2009”.

Metode penelitiannya menggunakan metode deskriptif. Populasi pada

seluruh jumlah ibu menyusui yang berkunjung ke posyandu-posyandu di

Kelurahan Cilembang yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan sebanyak 95

orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah total sampling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa distribusi frekuensi tertinggi

adalah faktor adat istiadat ibu menyusui yang memberikan makanan

pendamping ASI di Kelurahan Cilembang Kecamatan Cihideung Kota

Tasikmalaya yang yang terbanyak adalah kategori percaya sebanyak 72

Orang (96,0%), dan yang tidak percaya sebanyak 3 Orang (4,0%).

Perbedaan dengan penelitian ini adalah dari judul dan lokasi. Adapun

persamaannya adalah dalam metode penelitian yaitu menggunakan metode

deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang tidak

memberikan ASI Eksklusif di Desa Parakannyasag, sedangkan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Proporsional Random Sampling yaitu

dengan mengambil sebagian dari populasi yang dapat mewakili target

keseluruhan.

Page 20: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Karakteristik

Karakteristik secara bahasa berasal dari kata “ character “

memiliki beberapa arti diantaranya: struktur, fungsi, atau atribut yang

ditentukan oleh suatu/kelompok gen; kombinasi berbagai kualitas yang

membedakan antara seseorang kelompok orang atau sesuatu dengan

lainnya; suatu ciri-ciri yang dapat membantu mengidentifikasi,

memberikan informasi tentang bagian atau mendeskripsikan yang tampak

atau membedakan tanda (Purwadarminta, 2003).

Karakteristik merupakan suatu kondisi seseorang yang dapat

digambarkan pada perilaku sebagai suatu reaksi organisme terhadap diri

sendiri maupun terhadap lingkungannya. Hal ini berarti perilaku baru

terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi

yakni rangsangan, dengan demikian berarti bahwa rangsangan tertentu

akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku kesehatan

adalah hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang

dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk juga

tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan,

memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Adapun yang termasuk kedalam karakteristik ibu menyusui adalah :

a. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan di dalam

penyelidikan-penyelidikan epidemiologi (Notoatmodjo, 2003).

Page 21: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Umur mempengaruhi bagaimana ibu menyusui mengambil

keputusan dalarn pemberian ASI eksklusif, semakin bertambah umur

(tua) maka pengalarnan dan pengetahuan semakin bertambah.

(Notoatmodjo, 2003). Selain itu, umur ibu sangat menentukan

kesehatan maternal dan berkaitan dengan kondisi kehamilan,

persalinan dan nifas serta cara mengasuh dan menyusui bayinya. lbu

yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum

siap da!am hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan,

persalinan serta dalam membina bayi yang dilahirkan (Depkes, 2004).

Sedangkan ibu yang berumur 20-35 tahun, menurut Hurlock (2003)

disebut sebagai "masa dewasa" dan disebut juga masa reproduksi, di

mana pada masa ini diharapkan orang telah marnpu untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan tenang secara

emosional, terutama dalarn menghadapi kehamilan, persalinan, nifas

dan merawat bayinya nanti. Umur dibagi pada 3 fase yaitu : umur

kurang dari 20 tahun, umur antara 20-35 tahun, dan lebih dari 35 tahun

(Hartanto, 2004).

Umur sangat berhubungan dengan tingkat pendidikan dan

pengetahuan seseorang. Ibu yang berusia muda (< 20 tahun)

mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang rendah dibandingkan

dengan ibu yang berusia 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan

kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai manfaat pemberian

ASI secara eksklusif kepada bayinya. Lingkungan juga mempengaruhi

ibu muda dalam pemberian ASI Eksklusif dikarenakan rasa gengsi

atau malu apabila memberikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan

Page 22: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

sehingga dapat mempengaruhi bentuk payudara dan cenderung untuk

memberikan susu formula sebagai penggantinya (Ridwan, 2007).

b. Paritas

Menurut Manuaba (2002) paritas atau para adalah wanita yang

pernah melahirkan dan di bagi menjadi beberapa istilah :

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan sebanyak satu kali

2) Multipara yaitu wanita yang telah pernah melahirkan anak hidup

beberapa kali, di mana persalinan tersebut tidak lebih dari lima kali

3) Grandemultipara yaitu wanita yang telah melahirkan janin aterm

lebih dari lima kali.

Menurut Perinansia (2003), paritas dalam menyusui adalah

pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran

anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga serta

pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan

ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan/petugas

kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama

untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalam pemberian ASI

eksklusif, ibu yang pertama kali menyusui pengetahuan terhadap

pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan

dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak

sebelumnya.

Pengalaman ibu yang memiliki satu anak, cenderung

memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya pada usia

kurang dari 6 bulan karena ibu belum mendapatkan pengalaman

Page 23: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

dalam perawatan anak dan sangat tergantung pada nasehat dan

dukungan dari keluarga atau dari orang yang dipercaya (Wiryo, 2002).

c. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan suatu alat yang dapat mengukur

suatu gagasan dapat diterima dengan baik oleh suatu masyarakat atau

sebaliknya. Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan seseorang

sangat berpengaruh terhadap kemampuan merespon sesuatu yang

datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan merespon

yang lebih rasional dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang

mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut dibanding

dengan masyarakat yang berpendidikan rendah atau yang tidak

berpendidikan sama sekali (Notoatmodjo, 2003).

Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai pengalaman

yang terjadi karena interaksi manusia dan lingkungannya, baik

lingkungan fisik maupun lingkungan sosial manusia secara efisian dan

efektif. Dalam arti formal, pendidikan adalah suatu proses

penyampaian bahan atau materi pendidikan guna mencapai

perubahan tingkah laku. Sedangkan tugas pendidikan disini adalah

memberikan atau meningkatkan keterampilan masyarakat atau

individu tentang aspek-aspek bersangkutan, sehingga dicapai suatu

masyarakat yang berkembang. Salah satu jenis pendidikan yang

diperoleh di lingkungan sekolah seperti SD, SLTP, SLTA, Perguruan

Tinggi dan lain-lain. Pendidikan formal berfungsi untuk mensejajarkan

pengetahuan umum dan pengetahuan yang besifat khusus

(Notoatmodjo, 2002).

Page 24: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Tingkat pendidikan ibu yang rendah mengakibatkan kurangnya

pengetahuan ibu dalarn menghadapi masalah, terutama dalam

pemberian ASI eksklusif. Pengetahuan ini diperoleh baik secara formal

maupun informal. Sedangkan ibu-ibu yang mempunyai tingkat

pendidikan yang lebih tinggi, umumnya terbuka menerima perubahan

atau hal-hal baruguna pemeliharaan kesehatannya (Depkes, 2005).

Adapun tingkat Pendidikan yang diteliti adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan Rendah (SD)

2) Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)

3) Pendidikan Tinggi (PT)

(Depdiknas, 2009)

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah suatu segala usaha yang dilakukan atau

dikerjakan atau mendapatkan hasil atau upah yang dapat dinilai

dengan uang. Dalam pekerjaan, selalu terdapat tuntutan perubahan

kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan yang

diperlukan untuk memegang pekerjaan yang mengarah ke sistem kerja

yang otomatis. Untuk memenuhi tuntutan, dibutuhkan informasi yang

lengkap dan cepat, maka dari itu orang yang bekerja akan memiliki

akses yang lebih baik tentang berbagai informasi (Hurlock, 2004).

Ibu yang bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk

menyusui bayinya akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak

bekerja (Ibu Rumah Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk

menyusui bayinya. Pada kelompok ibu yang tidak bekerja keinginan

Page 25: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

untuk memberikan ASI Eksklusif lebih tinggi dibandingkan pada ibu

yang bekerja (Ridwan, 2007).

Wanita yang tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga

disamping mereka akan rugi karena sibuk mengurus rumah tetapi

mereka akan untung karena mempunyai kesempatan untuk menyusui

bayinya secara eksklusif dan mereka juga akan mudah menerima

segala informasi termasuk informasi tentang kesehatan baik dari

media TV, Radio, dan lain-lain. Karena mereka lebih banyak memiliki

waktu luang dibandingkan dengan wanita pekerja (Yuningsih, 2006).

Jenis pekerjaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tidak Bekerja (Ibu Rumah Tangga/IRT)

Yaitu sorang ibu yang melakukan aktifitas mengerjakan pekerjaan

rumah tangga tanpa upah seperti menyapu, memasak, dan lain-

lain.

2. Bekerja

Yaitu seorang ibu yang melakukan aktifitas diluar rumah yang

mendapatkan upah, seperti PNS, Buruh, Petani Wiraswasta,

Guru, Dosen, Dagang, dll (BPS, 2005).

e. Pendapatan

Pendapatan keluarga adalah jumlah semua hasil perolehan

yang di dapat oleh anggota keluarga dalam bentuk uang sebagai hasil

pekerjaannya. Pendapatan keluarga meliputi penghasilan ditambah

dengan hasil-hasil lain. Pendapatan keluarga mempunyai peran yang

penting terutama dalam memberikan efek terhadap taraf hidup

mereka. Efek di sini lebih berorientasi pada kesejahteraan dan

kesehatan. Pendapatan akan menentukan daya beli ibu menyusui

Page 26: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

terhadap susu formula dan penurunan angka pemberian ASI eksklusif

(Sajogjo 2005).

Adapun tingkat ekonomi di Kota Tasikmalaya yang diteliti menurut

UMR (Upah Minimum Regional) adalah sebagai berikut :

1) Penghasilan rendah : ≤ Rp 950.000 /bulan

2) Sedang : Rp 950.000 /bulan - Rp1.400.000/

bulan

3) Tinggi : ≥ Rp.1.400.000,-/ bulan

(Dirjen Pajak, 2011).

2. ASI Eksklusif

a. Pengertian

ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara

eksklusif saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk,

madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Apabila ibu

memberikan makanan lain selain ASI eksklusif maka dapat dikatakan

ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif (Utami, 2005),

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah

persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makan lain

walaupun hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6

bulan bayi diberikan dan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai

umur 2 tahun (Hubertin, 2004).

Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan

bahwa anak yang menyusui sampai 6 bulan penuh, lebih sehat dari

bayi yang menyusi ASI hanya sampai 4 bulan dan frekuensi terkena

Page 27: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusui ASI saja selama 6

bulan akan merangsang hormon produktif secara terus menerus

sehingga memperbanyak produksi ASI eksklusif bertahan sampai bayi

berumur 2 tahun, ibu harus mendapatkan gizi yang baik dan bertindak

dari stres yang bekepanjangan.

Menurut (Hubertin, 2004) yang dimaksud dengan pemberian

ASI eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI tanpa diberi cairan lain,

seperti susu formula, air jeruk, madu, air teh, bahkan air putih

sekalipun. Selain tambahan cairan, bayi juga tidak boleh diberikan

makanan padat lain, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan

lain-lain.

b. Manfaat ASI Eksklusif

Menurut SDKI (2007), ASI bermanfaat bukan hanya bagi bayi

saja, tetapi juga untuk ibu, bangsa, dan negara yaitu :

1) Untuk Bayi

a) ASI mempunyai komposisi yang sesuai dan tepat untuk bayi.

b) ASI mengandung zat-zat anti untuk mencegah infeksi.

c) ASI juga mengandung protein yang spesifik untuk melindungi

bayi dari alergi.

d) Secara alamiah ASI memberikan kebutuhan yang sesuai

dengan usia kelahiran bayi.

e) ASI juga bebas kuman karena diberikan langsung dari

payudara ibu sehingga kebersihannya terjamin.

f) Suhu ASI juga sesuai dengan kebutuhan bayi, tidak terlalu

panas atau dingin.

Page 28: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

g) ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi.

h) ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi

dari kerusakan.

i) Menyusui akan melatih daya isap bayi membantu membentuk

otot pipi yang baik.

j) ASI memberikan keuntungan psikologis.

2) Untuk Ibu

a) Membantu mempercepat pengembalian rahim kebentuk

semula dan mengurangi perdarahan setelah kelahiran.

b) Pemberian ASI mudah karena tersedia dalam keadaan segar

dengan suhu yang sesuai sehingga bisa langsung diberikan

dan selalu siap jika diperlukan pada malam hari.

c) Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang minum

ASI tidak mudah terkena infeksi.

d) Memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada ibu yang

berhasil menyusui bayinya, karena dapat memperkuat ikatan

batin berhasil antara bertahap.

e) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan

secara bertahap.

f) Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai

kontrasepsi sampai 4 bulan setelah kelahiran.

g) Pemberian ASI yang cukup lama dapat memperkecil kejadian

keganasan kanker atau karsinoma payudara dan ovarium.

Page 29: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

3) Untuk Keluarga

a) Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli juga untuk penghematan

karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga

mengurangi biaya berobat.

b) Aspek psikologi, kebahagiaan kelurga bertambah kaena

kelahiran lebih jarang.

c) Aspek kemudahan, menyusui praktis karena dapat diberikan

dimana dan kapan saja.

4) Untuk Negara

a) Menghemat devisa Negara karena tidak perlu mengimpor

susu formula dan peralatan lain untuk persiapannya.

b) Menurunkan angka kematian dan kesakitan anak.

c) Terjadinya penghematan pada sektor kesehatan karena

jumlah bayi sakit lebih sedikit/mengurangi subsidi untuk rumah

sakit.

(Kristiyansari, 2009).

c. Keuntungan Pemberian ASI Eksklusif

Menurut Kristiyansari (2009) bahwa keuntungan pemberian

ASI eksklusif adalah sebagai berikut :

1) Memberikan ASI sesuai dengan tugas seorang ibu sehingga dapat

meningkatkan martabat wanita dan sekaligus meningkatkan

sumber daya manusia (SDM).

2) ASI telah disiapkan sejak mulai kehamilan sehingga sesuai

dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.

Page 30: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

3) ASI siap setiap saat untuk diberikan pada bayi dengan sterilisasi

yang terjamin.

4) ASI dapat disimpan setiap dalam 8 jam tanpa perubahan apapun

sedangkan susu formula hanya cukup 4 jam.

5) Karena bersifat spesifik maka pertumbuhan bayi akan baik dan

terhindar dari beberapa penyakit tertentu.

6) Bayi mengukur sendiri rasa laparnya sehingga metode pemberian

ASI dengan jalan call feeding.

d. Kerugian Pemberian ASI Ekslusif

Menurut Kristiyansari (2009) bahwa kerugian pemberian ASI

eksklusif adalah sebagai berikut :

1) Waktu pemberian ASI tidak tergantung dari bayi.

2) Kesimpulan ibu memberi ASI setiap saat.

3) Terjadi kesulitan bagi ibu bekerja diluar rumah.

e. Faktor-faktor penghambat pemberian ASI ekslusif

1) Adanya struktur masyarakat dan keluarga, pengaruh orang tua

seperti nenek, mertua, orang terpandang dilingkungan kelurga

secara berangsur menjadi berkurang karena mereka umumnya

tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam

merawat makanan bayi tidak diwariskan.

2) Kemudahan yang didapat sebagai unsur kemajuan teknologi,

pembuatan makanan bayi (serba instant) mendorong ibu untuk

mengganti ASI dengan makanan olahan tersebut.

Page 31: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

3) Iklan menyesatkan lewat televisi, media cetak dari berbagai

produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa

makanan itu lebih baik dari ASI.

4) Karena ibu sering keluar baik bekerja atau karena tugas untuk

sosial maka susu sapi adalah alternatif dalam pemberian

makanan bayi yang ditinggalkan di rumah.

5) Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol bagi tingkat

sosial lebih tinggi terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.

6) Ibu-ibu takut buah dadanya rusak bila menyusi dan merusak

kecantikannya.

7) Praktek yang keliru dengan memberikan susu botol cepat kepada

bayi baru lahir di rumah sakit dan klinik bersalin sering di jumpai.

(Kristiyansari, 2009)

f. Larangan untuk memberikan ASI

Menurut Kristiyansari (2009) bahwa larangan untuk pemberian

ASI bisa dilihat pada faktor ibu, bayi, dan keadaan patologis pada

payudara sebagai berikut :

1) Faktor dari Ibu

a) Ibu dengan penyakit jantung yang berat akan menambah berat

penyakit ibu.

b) Ibu dengan pre-eklamasi dan eklamasi karena banyak obat-

obatan yang telah diberikan sehingga dapat mempengaruhi

bayi

c) Penyakit infeksi pada payudara sehingga kemungkinan

menular pada bayinya.

Page 32: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

d) Karsinoma payudara kemungkinan dapat menimbulkan

metostosis.

e) Ibu dengan psikologis dengan pertimbangan kesadaran ibu

untuk sulit dipikirkan sehingga dapat membahayakan bayi.

f) Ibu dengan infeksi virus.

g) Ibu dengan TBC atau lepra.

2) Faktor dari bayi

a) Bayi dalam keadaan kejang yang dapat menimbulkan bahaya

aspirasi ASI.

b) Bayi yang menderita sakit berat dengan pertimbangan dokter

anak tidak dibenarkan untuk mendapatkan ASI.

c) Bayi dengan berat badan rendah karena reflek menelannya

sulit sehingga bahaya aspirasi mengancam.

d) Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan

seperti labias kizies.

e) Bayi tidak dapat menerima ASI penyakit metabolisme seperti

alergi ASI.

3) Keadaan Patologis Pada Payudara

a) Infeksi payudara

b) Terdapat abses yang memerlukan insisi

c) Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan

menyusui

d) ASI langsung bercampur dengan darah

Page 33: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

B. Landasan Teori

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah

persalinan diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makan lain walaupun

hanya air putih sampai bayi berumur 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi diberikan

dan makanan lain dan tetap diberi ASI sampai umur 2 tahun (Hubertin, 2004).

Menurut (Hubertin, 2004) yang dimaksud dengan pemberian ASI

eksklusif adalah bayi yang diberikan ASI tanpa diberi cairan lain, seperti susu

formula, air jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun. Selain tambahan

cairan, bayi juga tidak boleh diberikan makanan padat lain, seperti pisang,

pepaya, bubur susu, biskuit dan lain-lain.

Bayi yang baru lahir jika diberi ASI secara penuh, mempunyai daya

lindung lebih besar terhadap penyakit dari pada pemberian ASI yang disertai

susu formula, karena ASI mengandung immunoglobin yang memberikan

daya tahan tubuh pada bayi yang berasal dari ASI. Pemberian ASI Eksklusif

dipengaruhi oleh : karakteristik ibu menyusui, yaitu umur, paritas, pendidikan,

pekerjaan dan pendapatan (Ramaiah, 2006).

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati dan diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan diantaranya karakteristik terwujud dalam

umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pendapatan.

Page 34: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel Yang Diteliti

: Variabel Yang Tidak Diteliti

: Tidak menunjukan hubungan antar variabel

Tidak Memberikan

ASI Eksklusif

Memberikan ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif

Karakteristik - Umur- Paritas- Pendidikan- Pekerjaan- Pendapatan

Page 35: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode

penelitian dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi suatu

objek (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini hanya bersifat melihat gambaran

suatu keadaan tentang karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif

berdasarkan umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan di Wilayah

Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya

Tahun 2012.

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2002), bahwa variabel adalah suatu yang

digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau digunakan oleh

suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu. Penelitian ini

menggunakan satu variabel yaitu ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif

dengan sub variabel umur, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan

keluarga.

Definisi operasional adalah suatu batasan yang digunakan untuk

membatasi ruang lingkup variabel-variabel yang diamati (Notoatmodjo, 2005).

Page 36: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori Skala

Karakteristik Ibu yang yang tidak memberikan ASI Eksklusif meliputi:Sub variabel

a Umur Usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun

Kuesioner a. < 20 tahunb. 20 – 35

tahunc. > 35 tahun

Ordinal

a Paritas Jumlah kelahiran atau anak yang pernah dilahirkan

Kuesioner d. Primipara (1)e. Multipara (2-5)f. Grande

Multipara (>5)

Ordinal

b Pendidikan Suatu proses penyampaian bahan atau materi pendidikan guna mencapai perubahan tingkah laku.

Kuesioner a. Pendidikan rendah (SD)

b. Pendidikan Menengah (SMP dan SMA)

c. Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi)

Ordinal

c Pekerjaan Suatu usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk mendapatkan hasil atau upah yang dapat dinilai dengan uang

Kuesioner a. Bekerja (PNS, Buruh, Petani Wiraswasta, Guru, Dosen, Dagang)

b. Tidak Bekerja (IRT)

Nominal

d Pendapatan Tingkat pendapatan keluarga responden per bulan berdasarkan UMR

Kuesioner a. Rendah:pendapatan responden ≤ Rp. 950.000,-

b. Sedang : pendapatan responden sebesar Rp.950.000 s/d 1.400.000

c. Tinggi : pendapatan responden ≥ Rp. 1.400.000

Ordinal

Page 37: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo,

2005). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak memberikan

ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan

Indihiang Kota Tasikmalaya sebanyak 174 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan

sampel dengan cara proporsional random sampling yaitu sebagian dari

populasi yang dapat mewakili target keseluruhan. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Cara

pengambilan sampel dengan menggunakan rumus dari (Notoatmodjo,

2005) yaitu sebagai berikut :

n= N

1+N ( d2)

n=1741+174 (0,12 )

n=1741+174 (0 ,01)

n=1741+1 ,74

n=1742 ,74

n=63,53 dibulatkan menjadi 64

Keterangan :

Page 38: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan

Maka jumlah sampel yang didapat sebanyak 64 responden.

Dari perhitungan di atas diperoleh n = 64 orang, dengan demikian

jumlah sampel yang diperoleh minimal sebanyak 64 ibu yang tidak

memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

Cara yang tepat dan dianggap mewakili populasi yaitu dengan

mengalokasikan jumlah sampel berdasarkan unit Kelurahan secara

proporsional, menurut Arikunto (2006) dengan rumus :

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas maka dapat diperoleh distribusi jumlah

sampel yang dibutuhkan menurut Kelurahan di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

Tabel 3.2Distribusi Sampel

No. Nama Kelurahan

Populasi (N) n= N

N Total x n total Sampel

1. Parakannyasag 9898174

×64 36

2. Panyingkiran 7676174

×64 28

Jumlah 174 64

n =

NNtotal

׿ ¿ n total

Page 39: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Setelah diketahui proporsi dari setiap kelurahan maka penulis

mengambil sampel dengan cara diundi.

D. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer

yaitu data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yang dilakukan

dengan cara membagikan angket kepada responden, responden diminta

menjawab sendiri angket tersebut tetapi sebelumnya responden diminta

kesediaanya untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan

menandatangani informed consent (pernyataan kesediaan menjadi

responden).

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan angket/kuesioner. Angket

adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai

suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum

(orang banyak). Angket ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar

pertanyaan yang berupa formulir, diajukan secara tertulis kepada

sejumlah objek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban dan

sebagainya. Teknik ini lebih cocok untuk memperoleh data yang cukup

luas dari kelompok/masyarakat yang berpopulasi besar, dan bertebaran

tempatnya. Kuesioner berisi tentang umur, paritas, pendidikan, pekerjaan

dan pendapatan keluarga.

Page 40: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

E. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Penelitian ini diawali dengan melakukan survey pendahuluan untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Data dasar diambil

dari Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag dan dari Dinas Kesehatan

Kota Tasikmalaya dalam berbagai tinjauan pustaka dapat dijadikan

sebagai referensi yang digunakan dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini antara lain: mendapatkan

izin untuk melakukan penelitian, menentukan dan membuat kerjasama

dengan nakes ditempat penelitian yang akan membantu pelaksanaan

penelitian, menjelaskan maksud penelitian kepada responden, melakukan

pengumpulan data, setelah data terkumpul kemudian melakukan

pengolahan dan analisa data menggunakan teknik komputerisasi

3. Tahap Penyelesaian Penelitian

Setelah data dientry dan dianalisis, dilakukan penyajian hasil

pengolahan data dan diinterpretasikan bentuk laporan, selanjutnya

dilakukan pembahasan dari temuan-temuan penelitian, menarik

kesimpulan serta membuat saran atau rekomendasi mengacu hasil

penelitian yang telah dilakukan.

Page 41: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Pemeriksaan Data (Editing data)

Dimaksudkan untuk meneliti setiap pertanyaan yang telah terisi

yaitu tentang kelengkapan pengisian serta kesalahan pengisian. Jika

jawaban ada yang kosong, petugas pengumpulan data bertanggung

jawab untuk melengkapi dengan melakukan kunjungan ulang

kerumah responden.

b. Pemberian kode (Coding)

Dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengolahan data

kegiatan yang dilakukan adalah memberikan kode dengan angka

yang telah ditetapkan.

c. Pemasukan Data (Entry data)

Setelah editing dan koding data selesai dan jawaban dilembar

jawaban sudah rapih dan memadai untuk mendapatkan data yang

baik selanjutnya dilakukan entry data dengan menggunakan

komputer.

d. Pembersihan Data (Cleaning data)

Merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di

entry apakah ada kesalahan atau tidak. Cara yang bisa dilakukan

adalah dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel-variabel yang

diteliti dan melihat kelogisannya, bila ternyata terdapat kesalahan

dalam memasukan data, maka harus dilakukan pembetulan dengan

menggunakan komputer.

Page 42: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

2. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat,

yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan komputer untuk

mendapatkan distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel. Analisis dilakukan

untuk mengetahui distribusi frekuensi umur, paritas, pendidikan,

pekerjaan dan pendapatan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif,

dengan perhitungan analisis menurut Notoatmodjo (2003) yaitu sebagai

berikut :

P= fnx100 %

Keterangan :

P : Persentase

f : Frekuensi

n : Jumlah Sampel

G. Etika Penelitian

1. Ethical Clearence

Penelitian dilaksanakan setelah mendapat surat kelayakan etik dari

STIKes Muhammadiyah Ciamis.

2. Confidentiality

Kerahasian informasi (confidentiality) atas jawaban responden

dijamin oleh peneliti data yang dilaporkan hanya data sesuai kebutuhan

penelitian

Page 43: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

3. Beneficience

Peneliti berusaha memanfaatkan secara maksimal dan

meniminalkan kerugian hasil penelitian.

H. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag

Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya pada bulan april-Juni 2012.

Page 44: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 – 16 Juni 2012 di Wilayah

Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya dengan responden sebanyak 64 orang mengenai

karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Pengambilan data

dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden, yaitu ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

2. Analisis Data

Dari hasil pengumpulan data mengenai gambaran karakteristik ibu

yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya adalah sebagai

berikut :

a. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, dilihat dari umur ibu

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, dilihat dari Umur Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012

No Kategori f %1. < 20 Tahun 25 39,12. 20-35 Tahun 18 28,13. > 35 Tahun 21 32,8

Jumlah 64 100

Page 45: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa umur ibu menyusui

yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya tahun 2012,

frekuensi tertinggi ibu yang berumur < 20 tahun sebanyak 25 orang

(39,1%), dan frekeunsi terendah ibu yang berumur 20-35 tahun

sebanyak 18 orang (28,1%).

b. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, dilihat dari paritas ibu

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Paritas Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012

No Kategori f %1. Primipara 24 37,52. Multipara 22 34,43. Grandemultipara 18 28,1

Jumlah 64 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa paritas ibu menyusui

yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,

frekuensi tertinggi ibu dengan paritas primipara sebanyak 24 orang

(37,5%), dan frekuensi terendah ibu dengan paritas grandemultipara

sebanyak 18 orang (28,1%).

Page 46: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

c. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, dilihat dari pendidikan ibu

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendidikan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012

No Kategori f %1. Penddiikan Rendah (SD) 20 31,32. Pendidikan Menengah (SMP

dan SMA34 53,1

3. Pendidikan Tinggi (PT) 10 15,6Jumlah 64 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa pendidikan ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,

frekuensi tertinggi ibu yang berpendidikan menengah sebanyak 34

orang (51,3%), dan frekuensi terendah ibu yang berpendidikan tinggi

sebanyak 10 orang (15,6%).

d. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, dilihat dari pekerjaan ibu

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pekerjaan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012

No Kategori f %1. Bekerja 34 53,12. Tidak Bekerja 30 46,9

Jumlah 64 100

Page 47: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pekerjaan ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,

frekuensi tertinggi ibu yang bekerja sebanyak 34 orang (53,1%), dan

frekuensi terendah ibu yang tidak bekerja sebanyak 30 orang

(46,9%).

e. Gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, dilihat dari pendapatan ibu

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi ibu Menyusui yang tidak Memberikan ASI Eksklusif, Dilihat dari Pendapatan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Periode April-Juni Tahun 2012

No Kategori f %1. Rendah (≤ Rp. 950.000,-) 22 34,42. Sedang (Rp. 950.000,- s.d

Rp. 1.400.000,-)32 50,0

3. Tinggi (≥ Rp. 1.400.000,-) 10 15,6Jumlah 64 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pendapatan ibu yang

tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas

Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun 2012,

frekuensi tertinggi ibu yang berpendapatan sedang sebanyak 32

orang (50,0%), dan frekuensi terendah ibu yang berpendapatan tinggi

sebanyak 10 orang (15,6%).

Page 48: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

B. Pembahasan

1. Umur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi

tertinggi umur ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya adalah ibu yang berumur < 20 tahun yaitu sebanyak 25

orang (39,1%). Hal tersebut dikarenakan ibu yang berumur < 20 tahun

yang berumur kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap

da!am hal jasmani dan sosial dalam menghadapi kehamilan, persalinan

serta dalam membina bayi yang dilahirkan, mereka merasa malu dan

gengsi apabila memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan (2007) yang menyatakan

bahwa umur sangat berhubungan dengan tingkat pendidikan dan

pengetahuan seseorang. Ibu yang berusia muda (< 20 tahun) mempunyai

pendidikan dan pengetahuan yang rendah dibandingkan dengan ibu yang

berusia 20-35 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya informasi

dan pengetahuan mengenai manfaat pemberian ASI secara eksklusif

kepada bayinya.

2. Paritas

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi

tertinggi umur ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya adalah ibu dengan paritas primipara yaitu sebanyak 24

orang (37,5%). Hal tersebut disebabkan karena ibu yang memiliki satu

orang anak cenderung memberikan makanan pendamping ASI pada

Page 49: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

bayinya pada usia kurang dari 6 bulan karena belum mempuyai

pengalaman mengenai pemberian ASI Eksklusif.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Wiryo (2002)

bahwa pengalaman ibu yang memiliki satu anak, cenderung memberikan

makanan pendamping ASI pada bayinya pada usia kurang dari 6 bulan

karena ibu belum mendapatkan pengalaman dalam perawatan anak dan

sangat tergantung pada nasehat dan dukungan dari keluarga atau dari

orang yang dipercaya.

Menurut Perinansia (2003), paritas dalam menyusui adalah

pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak

sebelumnya, kebiasaan menyusui dalam keluarga serta pengetahuan

tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk

menyusui atau tidak. Dukungan dokter, bidan/petugas kesehatan lainnya

atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang

pertama kali hamil.

Pengalaman ibu yang memiliki satu anak, cenderung memberikan

makanan pendamping ASI pada bayinya pada usia kurang dari 6 bulan

karena ibu belum mendapatkan pengalaman dalam perawatan anak dan

sangat tergantung pada nasehat dan dukungan dari keluarga atau dari

orang yang dipercaya (Wiryo, 2002).

3. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi

tertinggi pendidikan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya adalah ibu yang berpendidikan menengah yaitu sebanyak 34

Page 50: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

orang (53,1%). Banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI secara

eksklusif diakibatkan sebagian besar pendidikan terakhir ibu adalah SMP

dan SMA, dimana pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi

misalnya pentingnya pemberian ASI secara eksklusif sehingga dapat

meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu beserta bayinya. Makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, makin tinggi pula pemahaman dan daya

tangkap terhadap materi atau informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang

baru diketahuinya. Menurut Notoatmodjo (2003) pendidikan merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Sarwono (2002) yang menyatakan bahwa pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan

yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

4. Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi

tertinggi pekerjaan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Parakannyasag adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak

34 orang (53,1%). Banyaknya ibu yang bekerja yang tidak meberikan ASI

Eksklusif dikarenakan ibu bekerja mempunyai waktu luang yang kurang

Page 51: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

untuk dapat mengurus anak, suami dan rumah tangganya. Bekerja dapat

mengurangi keinginan wanita untuk membina keluarga besar. Ibu yang

bekerja cenderung memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya

akibat kesibukan bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah

Tangga) mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yuningsih

(2006) yang menyatakan bahwa wanita yang tidak bekerja atau sebagai

ibu rumah tangga disamping mereka akan rugi karena sibuk mengurus

rumah tetapi mereka akan untung karena mempunyai kesempatan untuk

menyusui bayinya secara eksklusif dan mereka juga akan mudah

menerima segala informasi termasuk informasi tentang kesehatan baik

dari media TV, Radio, dan lain-lain. Karena mereka lebih banyak memiliki

waktu luang dibandingkan dengan wanita pekerja.

Menurut Ridwan (2007) bahwa pada kelompok ibu yang tidak

bekerja keinginan untuk memberikan ASI Eksklusif lebih tinggi

dibandingkan pada ibu yang bekerja. Ibu yang bekerja cenderung

memiliki waktu yang sedikit untuk menyusui bayinya akibat kesibukan

bekerja. Sedangkan ibu yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga)

mempunyai waktu yang cukup untuk menyusui bayinya

5. Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa frekuensi

tertinggi pendapatan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota

Tasikmalaya adalah ibu yang berpendapatan menengah yaitu sebanyak

32 orang (50,0%). Banyaknya ibu yang berpendapatan menengah yang

Page 52: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

tidak memberikan ASI Eksklusif dikarenakan ibu yang memiliki

pendapatan menengah lebih memilih membeli susu formula daripada

memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya.

Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sajogjo

(2005) yang menyatakan bahwa pendapatan keluarga adalah jumlah

semua hasil perolehan yang di dapat oleh anggota keluarga dalam bentuk

uang sebagai hasil pekerjaannya. Pendapatan keluarga meliputi

penghasilan ditambah dengan hasil-hasil lain. Pendapatan keluarga

mempunyai peranan dalam memberikan efek terhadap taraf hidup

mereka. Efek di sini lebih berorientasi pada kesejahteraan dan kesehatan.

Pendapatan akan menentukan daya beli ibu menyusui terhadap susu

formula dan penurunan angka pemberian ASI eksklusif.

Page 53: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang mengenai gambaran

karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun

2012, maka dapat ditarik kesimpulan dari 64 responden, sebagai berikut :

1. Distribusi frekuensi umur ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu yang berumur < 20 tahun yaitu sebanyak

25 orang (39,1%)

2. Distribusi frekuensi paritas ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu dengan paritas primipara yaitu sebanyak

24 orang (37,5%)

3. Distribusi frekuensi pendidikan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu yang berpendidikan menengah yaitu

sebanyak 34 orang (51,3%)

4. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, frekuensi tertinggi adalah ibu yang bekerja yaitu sebanyak 34

orang (53,1%).

5. Distribusi frekuensi pendapatan ibu menyusui yang tidak memberikan ASI

Eksklusif, frekuensi tertinggi ibu yang berpendapatan sedang yaitu

sebanyak 32 orang (50,0%)

Page 54: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

B. Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Agar dijadikan sebagai bahan masukan untuk memperdalam

pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif

dan dapat dijadikan dasar pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

2. Bagi Pengguna

a. Dinas Kesehatan

Diharapkan dapat menjadi masukan bagi instansi terkait untuk

lebih mensosialisasikan program kesehatan yang sudah ada dan

lebih meningkatkan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai balita

tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif pada balita khususnya

materi tentang ASI eksklusif.

b. Puskesmas Parakannyasag

Lebih meningkatkan kegiatan penyuluhan mengenai pemberian

ASI eksklusif yang dilakukan secara kelompok oleh kader-kader

secara intensif dan berkesinambungan tentang pentingnya pemberian

ASI eksklusif kepada seluruh masyarakat sehingga akan mudah

dipahami oleh masyarakat.

c. Institusi Pendidikan

Lebih memperbanyak literatur di perpustakaan mengenai Asi

eksklusif sehingga mempermudah dalam pencarian data dan materi

tentang ASI eksklusif

d. Bagi Ibu Menyusui

Agar selalu menghadiri tempat-tempat penyuluhan, sering

melihat dan mendengarkan berita khususnya mengenai pemberian

Page 55: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

ASI eksklusif, sehingga dapat mengurangi angka kesakitan pada anak

karena dengan pemberian ASI eksklusif frekuensi terkena diare jauh

lebih kecil.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini bisa dijadikan data dasar bagi peneliti

selanjutnya untuk melakukan penelitian tentang pemberian ASI

eksklusif dengan metode dan teknik yang berbeda sehingga hasil

penelitian akan lebih bermanfaat.

Page 56: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta.,Jakarta.

BPS, (2005). Jenis-jenis Pekerjaan. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

Depkes RI, (2004), Tingkat Pendidikan Seseorang. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

________, (2007), Pentignya Pemberian ASI. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

________, (2008), Angka Kematian Bayi. http://www.wordpress.com. diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

Dinkes Provinsi Jawa Barat, (2010). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung. http://www.dinkesjabar.net/blog/2009/06/16/. diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

Hubertin, (2004). Pengertian Pemberian ASI Eksklusif, http://Indonesia.com, diakses Tanggal 18 Maret 2012.

Hurlock, (2004). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan Kehidupan. Edisi V. Airlangga Jakarta.

Khairunniyah, (2004). Penyebab tingginya angka kematian bayi. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 26 Maret 2012

Kristiyansari, (2009), ASI Menyusui dan Sadari. Cetakan Pertama, Nuha Medika, Yogyakarta.

Natoatmodjo, (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

_________, (2003). Metodologi Penelitan Kesehatan, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta.

, (2005). Metodologi Penelitan Kesehata, Rineka Cipta. Jakarta.

Perinansia, (2003), Paritas dalam menyusui. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 Maret 2012

Purwadarminto, (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Purwanti, (2004), Konsep Penerapan ASI Eksklusif, EGC, Jakarta.

Page 57: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

Ramaiah, (2006). Pemberian ASI secara Penuh. http://www.info ibu.go.id. 15 Maret 2012.

Ridwan, (2007), Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Seseorang. http://www.info ibu.go.id. 15 Maret 2012.

Ridwan dan Akdon, (2007), Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, Alpabeta, Bandung.

Sajogjo (2005), Pendapatan Keluarga, http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 18 Maret 2012.

SDKI, (2007), Manfaat ASI Eksklusif. Available from http://www.infoibu.go.id , Diakses tanggal 19 Maret 2012.

Sunartyo (2010), Pengertian Pemberian ASI, Available from http://id.shvoong.com/medicine-and-health. diakses tanggal 18 Maret 2012.

WHO, (2002). Air Susu Ibu, http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 13 Maret 2012.

Wiryo, (2002), Kurangnya pengalaman ibu dalam memberikan makanan

pendamping ASI, http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 19 Maret 2012.

Yuningsih, (2006). Wanita Pekerja. http://www.wordpress.com, diakses pada tanggal 15 Maret 2012.

Page 58: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

PERNYATAAN PENELITI

Dengan hormat,

Sehubungan dengan akan dilakukan penelitian mengenai

“Gambaran Karakteristik ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Tahun

2012”, dengan ini kami akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti pada

lembar kuesioner berikut ini dan mohon kiranya kepada ibu untuk memberikan

tanda checklist pada salah satu kotak sesuai dengan data diri.

Jawaban yang paling benar adalah yang sesuai dengan pendapat

sendiri dan tidak harus sama dengan orang lain, oleh karenanya dimohon

kepada ibu untuk menjawab secara apa adanya, sesuai dengan yang diketahui,

dipahami dan dialami. Identitas dan jawaban secara leluasa dan apa adanya.

Demikian pernyataan penelitian ini, atas partisipasi dan ketulusan

ibu diucapkan terima kasih.

Hormat kami

BRENDA AYLA TAMIYANIM : 09DB277005

Page 59: Gambaran Karakteristik Ibu Yang Tidak Memberikan Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Parakan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden pada

penelitian yang dilakukan oleh Brenda Ayla Tamiya, Mahasiswi STIKes

Muhammadiyah Ciamis Program Studi D-III Kebidanan.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan

seperlunya.

Ciamis, 2012

Responden