GAMBARAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR …eprints.ums.ac.id/42570/30/Naskah publikasi.pdf · Gambaran...

12
GAMBARAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS COLOMADU 2 KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun Oleh : TOMY PERKASA J 210.100.071 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

Transcript of GAMBARAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR …eprints.ums.ac.id/42570/30/Naskah publikasi.pdf · Gambaran...

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

GAMBARAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI

HORMONAL DI PUSKESMAS COLOMADU 2 KABUPATEN

KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Derajat Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :

TOMY PERKASA J 210.100.071

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

i

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

ii

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

iii

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

GAMBARAN EFEK SAMPING KONTRASEPSI HORMONAL DI PUSKESMAS COLOMADU 2 KARANGANYAR

Tomy Perkasa* Winarsih N Ambarwati**, Agustaria Budinugroho***

ABSTRAK

Latar Belakang: Akseptor keluarga berencana yang menggunakan kontrasepsi hormonal dalam kurun waktu tertentu sering mengeluhkan masalah kesehatan, salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh akseptor kontrasepsi suntik adalah hipertensi atau tekanan dara tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang gambaran efek samping

kontrasepsi hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang telah menikah dan menggunakan kontrasepsi hormonal dan tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 119 orang terdiri dari 38 orang menggunakan kontrasepsi suntik, 42 orang menggunakan kontrasepsi implat, 32 orang menggunakan kontrasepsi pil dan 7 orang menggunakan kontrasepsi IUD Hormonal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yaitu menganalisa setiap variabel penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna kontrasepsi suntik yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping pada gangguan haid (amenorea). Pengguna kontrasepsi implant yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping Amenore. Pengguna kontrasepsi pil yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping pertambahan berat badan. Pengguna kontrasepsi IUD Hormonal yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping rasa nyeri/sakit. Kesimpulan: Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efek samping kontrasepsi hormonal adalah gangguan haid (amenorea), pertambahan berat badan dan rasa nyeri/sakit.

Kata kunci : kontrasepsi, hormonal, efek samping

NASKAH PUBLIKASI

1

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

ABSTRACT

OVERVIEW OF SIDE EFFECTS OF HORMONAL CONTRACEPTION IN HEALTH COLOMADU 2 KARANGANYAR

Background: Family planning acceptors using hormonal contraception within a certain time often complain of health problems, one of the health problems that are often experienced by the acceptor CICs is hypertension, or high-pressure virgin. Purpose: The purpose of this study is to analyze the picture of the side effects of hormonal contraceptives in health centers Colomadu 2 Karanganyar. Method: This research uses descriptive quantitative method. Population and sample in this study are all women who have married and the use of hormonal contraceptives and recorded in Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar totaling 119 people composed of 38 people using contraceptive injections, 42 people use contraception implat, 32 people use pills and 7 people Hormonal IUD contraceptive use. The sampling technique used is total sampling. Analysis of the data used in this study were univariate analyzes each variable that research to produce a frequency distribution and percentage of each variable. Result: The results showed that the injectable contraceptive users recorded in Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar experience side effects on menstrual disorders (amenorrhea). Implant contraceptive users recorded in Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar experience side effects amenorrhea. Users pills recorded in Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar experience side effects of weight gain. Hormonal contraceptive IUD users recorded in Puskesmas Colomadu 2

Karanganyar experience side effects of pain. Conclusion: Experience side effects on menstrual disorders (amenorrhea), weight gain dan pain .

Keywords : contraseption, hormonal, side effects

2

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

A. PENDAHULUAN Kontrasepsi hormonal merupakan

jenis kontrasepsi yang paling disukai oleh para peserta keluarga berencana (KB). Berdasarkan data yang disampaikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada bulan Februari 2012, Peserta KB Baru secara nasional sampai dengan bulan Februari 2012 sebanyak 1.256.250 peserta. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut: 83.153 peserta IUD (Intra Uterine Device = Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) (6,62%), 21.140 peserta MOW (Medis Operatif Wanita) (1,68%), 3.347 peserta MOP (Medis Operatif Pria) (0,27%), 75.444 peserta Kondom (6,01%), 89.590 peserta Implant (7,13%), 637.379 peserta Suntikan (50,74%), dan 346.197 peserta Pil (27,56%). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kontrasepsi hormonal terutama jenis kontrasepsi suntikan dan kontrasepsi pil merupakan jenis kontrasepsi yang memiliki peserta terbanyak dengan menempati peringkat pertama dan kedua (BKKBN, 2012).

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan aman, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat dipakai segera setelah keguguran atau setelah masa nifas. Kontrasepsi hormonal kombinasi juga bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi), pada kurang lebih 4–5% perempuan yang tekanan darahnya normal sebelum memakai kontrasepsi tersebut dan meningkatkan tekanan darah pada kurang lebih 9–16% perempuan yang telah menderita hipertensi sebelumnya.

Hormon yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal dapat merangsang

pusat pengendali nafsu makan di hipothalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya (Hartanto, 2012). Dimana pada setiap sisi hipothalamus tampak adanya suatu area hipothalamus lateral yang besar, area ini terutama untuk mempengaruhi rasa lapar, haus, dan hasrat emosional (Guyton, 2012). Hormon estrogen juga menyebabkan peningkatan jumlah deposit lemak dalam jaringan subkutan, selain deposit lemak pada payudara dan jaringan subkutan, estrogen juga menyebabkan deposit lemak pada bokong dan paha yang merupakan karakteristik dari sosok wanita, (Guyton, 2012)

Kandungan hormon (estrogen dan progesteron) dapat mengubah metabolisme cairan dalam tubuh seringkali dapat menyebabkan retensi cairan (edema).Para wanita pengguna kontrasepsi hormonal dapat mengalami kenaikan berat badan sampai 10 Kg, kenaikan ini biasanya merupakan efek samping yang muncul temporer dan terjadi pada bulan pertama selama 4-6 minggu. Berdasarkan penelitian yang ditulis Journal Contraception efek samping seperti muntah, terjadi pembengkakan pada kaki, sakit kepala, malas, nafas pendek, sakit pada bagian perut (Guyton, 2012). Gangguan kesehatan pada pengguna

kontrasepsi hormonal antara lain adalah

gangguan haid, permasalahan berat badan,

terlambatnya kembali kesuburan,

penurunan libido, sakit kepala, hipertensi

dan stroke (Saifuddin, 2006). Akseptor

keluarga berencana yang menggunakan

kontrasepsi hormonal dalam kurun waktu

tertentu sering mengeluhkan masalah

kesehatan, salah satu masalah kesehatan

yang sering dialami oleh akseptor

kontrasepsi suntik adalah

3

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

hipertensi atau tekanan dara tinggi

(Mochtar, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan di

Puskesmas Colomadu, pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada bulan Maret 2015 diperoleh data peserta kontrasepsi suntik 259 orang, kontrasepsi implant 74 orang, kontrasepsi pil 68 orang, kontrasepsi IUD 15 orang, kontrasepsi WOW 9 orang, kontrasepsi kondom 14 orang, kontrasepsi MOP 3 orang. Dari data-data di atas menunjukkan bahwa kontrasepsi suntik menunjukkan peringkat pertama dibandingkan kontrasepsi yang lain (Puskesmas Colomadu, 2015).

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis tentang gambaran efek samping kontrasepsi hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana gambaran efek samping kontrasepsi hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar?”

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Pada penelitian ini metode deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran efek

samping kontrasepsi hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar.

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah kerja Puskesmas Colomadu Kabupaten Karanganyar pada bulan Juni 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang telah menikah dan menggunakan kontrasepsi hormonal dan tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 119 orang terdiri dari 38 orang menggunakan kontrasepsi suntik, 42 orang menggunakan kontrasepsi implat, 32 orang menggunakan kontrasepsi pil dan 7 orang menggunakan kontrasepsi IUD Hormonal. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah wanita yang telah menikah dan menggunakan kontrasepsi hormonal dan tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 119 orang. Penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan dengan mengambil seluruh anggota populasi (Sugiyono, 2010).

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat. Analisis univariat yaitu menganalisa setiap variabel penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Sugiyono (2010), untuk menghitung prosentase setelah didapat distribusi frekuensi dapat menggunakan rumus:

v P = ----------- n

Keterangan: P = Prosentase v = Jumlah responden dalam kategori n = Jumlah seluruh responden

4

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

D. HASIL PENELITIAN

Gambaran tentang efek samping kontrasepsi hormonal pada pengguna kontrasepsi hormonal yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Bar Cart Distribusi Efek Samping Kontraspsi Suntik

Hasil distribusi data tentang efek

samping pengguna kontrasepsi suntik yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar diketahui bahwa sebagian besar yaitu 52,6% atau 20 orang merasakan pusing dan hanya 7,9% atau 3 orang yang merasakan kekringan dalam vagina, sehingga sebagian besar pengguna kontrasepsi suntik yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping pada gangguan haid (amenorea). Pengguna kontrasepsi suntik yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar sebagian besar mengalami efek samping pada gangguan haid (amenorea).

Hasil penelitian ini relevan dengan BKKBN (2012) yang menyatakan bahwa gangguan haid yang sering ditemukan

berupa siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali (amenore), namun berbeda dengan penelitian Endang Susilowati (2012)

yang menunjukkan bahwa efek samping penggunaan suntik DMPA adalah gangguan haid, penambahan berat badan, kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervotaksis dan jerawat.

Gambar 2 Bar Cart Distribusi Efek Samping Kontraspsi

Implant

Hasil distribusi data tentang efek samping pengguna kontrasepsi implant yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar diketahui sebagian besar yaitu 57,1% atau 24 orang merasakan amenorhoe dan hanya 7,1% atau 3 orang yang merasakan ekspulsi, sehingga sebagian besar pengguna kontrasepsi implant yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping Amenore. Pengguna kontrasepsi implant yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar sebagian besar mengalami efek samping Amenore.

Hasil penelitian ini konsisten dengan

penelitian Suratun (2009) yang menyatakan

bahwa efek samping utama dari implant

adalah perubahan pola haid yang terjadi

pada kira-kira 60% akseptor. Namun

berbeda dengan Rika Maryati (2013) yang

menyatakan bahwa gangguan utama

kontrasepsi implant adalah keputihan

7.9%13.2% 13.2%

15.8% 15.8% 15.8%

26.3%

47.4%52.6%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

Kekeringan

pada vagina

Spottin Gangguan

emosi (jarang)

Menoragia Menurunkan

libido

Jerawat Nervositas Sakit kepala Amenorea

Efek Samping Kontrasepsi Suntik

7.1%9.5%

11.9%14.3% 14.3% 14.3%

16.7%19.0%

26.2%

45.2%

57.1%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

Ekspulsi Terjadi perdarahan yang

tidak teratur

Berat badan bertambah

Ketegangan payudara

Liang senggama terasa kering

Perdarahan bercak (spotting)

ringan

Menimbulkan agne

Tidak mendapat menstruasi

Infeksi pada daerah insersi

Pertambahan atau kehilangan

berat badan (perubahan nafsu

makan)

Amenorhoe

Efek Samping Kontrasepsi Inplant

5

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

Gambar 3 Bar Cart Distribusi Efek Samping Kontraspsi

PIL

Hasil distribusi data tentang efek samping pengguna kontrasepsi pil yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar diketahui bahwa paling besar adalah merasakan pertambahan berat badan yaitu sebesar 59,4% atau 19 orang, sedangkan yang paling sedikit merasakan alopesia yaitu 9,4% atau 3, sehingga sebagian besar pengguna kontrasepsi pil yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping pertambahan berat badan. Pengguna kontrasepsi pil yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar sebagian besar mengalami efek samping pertambahan berat badan.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Anggarini (2012) yang menyatakan bahwa efek samping dari pil KB ini adalah bisa terjadi mual, muntah, gangguan lambung-usus, perdarahan, perubahan payudara, perubahan berat badan dan lain-lain. Namun berbeda dengan penelitian Lailiyah (2014) yang menunjukkan bahwa hampir seluruh (87%) mengalami efek samping perdarahan di luar siklus haid.

Gambar 4 Bar Cart Distribusi Efek Samping Kontraspsi

IUD Hormonal Hasil distribusi data tentang efek

samping pengguna kontrasepsi IUD Hormonal yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar diketahui bahwa rasa sakit/nyeri merupakan efek samping yang sering dirasakan yaitu 85,7% atau 6 orang, sedangkan efek samping kehamilan ektopik, eksplusif hanya 14,3% atau 1 orang, sehingga sebagian besar pengguna kontrasepsi IUD Hormonal yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar mengalami efek samping rasa nyeri/sakit.

Pengguna kontrasepsi IUD Hormonal yang tercatat di Puskesmas Colomadu 2 Kabupaten Karanganyar sebagian besar mengalami efek samping ranya sakit/nyeri. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Hartanto (2004) yang menyatakan

beberapa efek samping dalam penggunaan

IUD adalah rasa nyeri yang

berkepanjangan, namun hal ini berbeda

dengan penelitian Zannah (2014) yang

menunjukkan bahwa sebagian besar

akseptor merasakan efek samping

perubahan tekanan darah.

9.4%12.5%

15.6% 15.6% 15.6%18.8% 18.8%

21.9%

46.9%

59.4%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

Alopesia Melasma Depresi Kandidiasis Amenorea pascapil Rasa mual Retensi cairan Keluhan-keluhan gastrointestinal

Perdarahan di luar siklus haid

Pertambahan berat badan

Efek Samping Kontrasepsi PIL

14.3%

28.6% 28.6% 28.6% 28.6%

42.9% 42.9%

57.1%

85.7%

0.0%

10.0%

20.0%

30.0%

40.0%

50.0%

60.0%

70.0%

80.0%

90.0%

Kehamilan ektopik, eksplusi

Rasa sakit dan perdarahan

Embedding dan displacement

Infkesi Kehamilan intra uterine

Muntah Pingsan dan perforasi uterus

Keringat dingin Rasa sakit/nyeri

Efek Samping Kontrasepsi IUD Hormonal

6

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

E. Saran Berdasarkan hasil penelitian serta

keterbatasan penelitian yang ada, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Institusi pendidikan diharapkan

hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi bidan praktek di Puskesmas, diharapkan bidan dalam memberikan informasi atau penyuluhan kepada calon akseptor KB tentang kontrasepsi hormonal secara lengkap, sehingga akseptor KB dapat mengetahui tentang keuntungan, kerugian dan efek samping dan kontrasepsi hormonal.

3. Bagi masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang KB melalui berbagai macam media informasi, khususnya tentang efek smping KB hormonal, agar pengetahuan responden pemakaian KB hormonal dapat berkembang, sehingga pengetahuan responden tentang efek samping pemakaian KB hormonal yang kurang dapat meningkat menjadi baik, dengan demikian kualitas kesehatan dapat meningkat pula, sehingga responden menjadi lebih tahu tindakan yang harus dilakukan bila menemui masalah kesehatan, khususnya tentang efek samping pemakaian KB hormonal dan tidak mengalami kecemasan yang berlebihan saat mengalami efek samping tersebut

4. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian yang lebih lanjut, variabel penelitian dan sampel penelitian lebih banyak tentang efek samping pemakaian kontrasepsi hormonal dan diharapkan dalam melakukan penelitian tidak pada satu tempat saja, sehingga responden yang

didapatkan akan lebih bervariasi dan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Yetty. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Rohima Press

BKKBN. 2012. Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Secara Nasional pada Bulan Juni 2012. [online]. http://www.bkkbn.go.id.

Endang Susilowati. 2012. KB Suntik 3 (Tiga) Bulan dengan Efek Samping Gangguan Haid dan Penangannya. Jurnal Keperawatan. Unissula.

Guyton, A.C. 2012. Fisologi manusia dan Mekanisme Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta. McGraw Hill Companies.

Hartanto, H., 2012, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Lailiyah, Siti Rochimatul. 2014. Hubungan Keteraturan Minum Pil KB dengan Perdarahan di Luar Siklus Menstruasi pada Akseptor Lama KB Pil Kombinasi (Studi di BPS Nauram, Amd, Keb Desa Jeddi Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan). Penelitian Ilmiah. AKBID Ngudia Husada Madura.

Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis obstetri : obstetri operatif, obstetri sosial, jilid 2.

Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Puskesmas Colomadu. 2015. Pencapaian Peserta KB Aktif Semua Metode Kontrasepsi pada Bulan Maret 2015. Puskesmas Colomadu.

Rika Maryati. 2013. Tingkat Pengetahuan

Akseptor KB Implant tentang Efek Samping

KB Implant

7

Gambaran Efek Samping Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Colomadu 2 Karanganyar

di Bidan Yayuk Suprapti Desa Taraman Sragen Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Yayasan Bina Pustaka.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D, Alfabeta. Bandung.

Suratun, dkk. 2009. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Trans Info Media.

Tomy Perkasa*: Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan FIK UMS Winarsih N Ambarwati**: Dosen FIK UMS Agustria Budinugroho**: Dosen FIK UMS

8