GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER...

224

Click here to load reader

Transcript of GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER...

Page 1: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

i

GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER DI

INSTALASI FARMASIRUMAH SAKIT UMUM

(RSU)KOTATANGERANG SELATAN TAHUN 2017

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM)

OLEH :

DARA HERWINA

1113101000006

PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1439 H

Page 2: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

ii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

Skripsi, Oktober 2017

Dara Herwina, NIM: 1113101000006

Gambaran Beban Kerja Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

Xix+162 Halaman, 16 Table, 2 Diagram, 3 Bagan, 7 Lampiran

ABSTRAK

RSU Kota Tangerang Selatan merupakan rumah sakit milik pemerintah

Kota Tangerang Selatan. Indikator beban kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit di

lihat dari Jumlah kunjungan pasien dan jumlah pelayanan resep. Di Tahun 2016

jumlah kunjungan mencapai 118.504, rata-rata jumlah pelayanan resep mencapai

4000-9000/bulan resep terlayani, dan rata-rata jumlah kunjungan pasien di

Apotikmencapai 400-500/hari. Beban kerja dapat dikatakan tinggi jika jumlah

kunjungan pasien dan pelayanan resep tidak sebanding dengan SDM yang ada.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran beban kerja tenaga

asisten apoteker di instalasi farmasi rumah sakit umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan. Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif kualitatif yang

pengelolaan datanya menggunakan studi penelitian kuantitatif deskriptif. Metode

yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui wawancara mendalam

dan observasi pada setiap kegiatan yang dilakukan pegawai dengan menggunakan

tekhnik Work Sampling merupakan tekhnik pengukuran beban kerja personel

pada suatu unit, bidang, atau jenis tenaga tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa beban kerja tenaga asisten

apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

sudah tinggi karena total waktu kegiatan produktif tenaga asisten apoteker

mencapai 86,48% atau sudah melebihi standar optimum yang ada yaitu sebesar

80%. Berdasarkan penelitian ini maka disarankan kepada instalasi farmasi untuk

mengurangi beban kerja pegawai dengan mempercepat proses perekrutan,

menambah sarana dan prasarana, sosialisasi Job Description (Jobdes) dan Standar

Oprational Prosedure (S.O.P) pada seluruh pegawai.

Kata kunci : Beban Kerja, Asisten Apoteker, Work Sampling, Kegiatan

Produktif, Jobdes, SOP, Rumah Sakit.

Daftar Bacaan: 50 (2001-2017

Page 3: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

iii

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES

PROGRAM STUDY OF PUBLIC HEALTH SCIENCE

HEALTHCARE MENAGEMENT

Undergraduate, Oktober 2017

Dara Herwina, NIM: 1113101000006

Xix+162Pages, 16 Tables, 2 Diagram, 3 Graphic, 7 Appendix

ABSTRACT

Workload Description Pharmacists Assistant of Pharmacy Installation in

General Hospital (RSU) of South Tangerang City In 2017.

General Hospital of South Tangerang City owned by South Tangerang City

government. The workload IndicatorPharmacy Installationin view of the number

of patient visits and the number of prescription services. In 2016 the number of

visits reached 118,504, the average number of prescription services reached 4000-

9000/month of served recipes, and the average number of patient visits in

Pharmacies reached 400-500 /day. The workload can be said to be high if the

number of patient visits and prescription services is not comparable with the

existing human resources.

This research aimed to describe about the workload of pharmacists assistant

in the Pharmacy Installation of General Hospital of South Tangerang City In

2017. This research is a qualitative descriptive, which is data processing using a

quantitative research study. The methods which used to collect data are in-depth

interview and observation of each activity that carried out by employees with

using work sampling technique. Work sampling is one of the workload

measurement techniques of personel on a unit, sector, or certain types of labour.

The results showed that the workload of assistant pharmacists in the

Pharmacy Installation of General Hospital of South Tangerang City has arised,

becausethe percentage of productive activities time pharmacists assistant is

86.48% or exceeding the optimum standard value is 80%. The advice which was

given to Pharmacy Installation of General Hospital of South Tangerang City for

accelerating the recruitment process, addingthe facilities and infrastructures,

socializing Job Description (Jobdes) and Standardizing Oprational Procedure

(S.O.P) to all employees.

Keyword: Workload, Assistant Pharmacists, Work Sampling, Productive

activity, Jobdes, S.O.P, Hospital.

Bibilography : 50 (2001-2017)

Page 4: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

iv

Page 5: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

v

Page 6: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

vi

Page 7: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Riwayat Pendidikan

2013-2017 : Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) Program

Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

2010-2013 : MAN/MAKN Koto Baru Padang Panjang

2007-2010 : MTsN Balingka

2000-2006 : SDN 26 Balingka

1998-2000 : TK. AT-Taqwa Balingka

Pengalaman Organisasi

2008-2009: Ketua Osis MTsN Balingka

2010-2011: Ketua Keputrian Rohis MAN/MAKN Koto Baru

Padang Panjang

2011-2012 : Wakil Ketua Divisi Pendidikan PIK Remaja

MAN/MAKN Koto Baru Padang Panjang

2012-2013: Wakil Ketua Divisi Pendidikan Asrama Putri

MAN/MAKN Koto Baru Padang Panjang

2013-2017 : Aggota Divisi Entrepreneur Health Care Management

Nama : Dara Herwina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir: Balingka, 25 Desember 1995

Alamat : Jl. Pahlawan No.11 RT.010/RW.004, Kelurahan

Suka Bumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta

Barat. 11620

Agama : Islam

E-mail : [email protected]

Page 8: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

viii

Association (HACAMSA) UIN Syarif

HidayatullahJakarta

Pengalaman Kepanitian

2010 : Divisi Acara Pesantren Kilat Masjid Raya Koto Hilalang

2011 : Divisi Perlap Kegiatan Ramadhan Asraputiwa (Asrama

Putri II)

2011 : Divisi Acara Perpisahan Asraputiwa ( Asrama Putri II )

2011 : Divisi Acara Sanggar Puisi Taufig Ismail

2012 : Sekretaris Kegiatan Alumni MTsN 1 Balingka

2012 : Bendahara Maulid Nabi MAN 1 Padang Panjang

2012 : Divisi Acara Lomba Pidato B.Arab Asraputiwa

2012 : Divisi Perlengkapan Perpisahan Asraputiwa

2015 : Divisi Konsumsi Fieldtrip Puskesmas Bekasi

2016 : Divisi Founding Bukber bareng Yatim dengan

HACAMSA

2016 : Divisi Acara Raker dan Gathering HACAMSA.

2016 : Divisi Konsumsi Seminar Profesi “ Gambaran Kesiapan

Rumah Sakit.

Pengalaman Kerja

Januari 2016 : PBL 1 (Pengalaman Belajar Lapangan) Puskesmas

Tigaraksa

Februari 2016 : PBL 2 (Pengalaman Belajar Lapangan) Puskesmas

Tigaraksa

Februari 2017: Magang di bagian Manajemen Logistik Farmasi RSUD

Pasar Minggu

Page 9: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang atas Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya sehingga akhirnya

penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat beriringkan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa memberikan rahmat

hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (S.KM). Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang

diperoleh selama perkuliahan dan berlangsungnya penulisan skripsi, sehingga

penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Gambara Beban Kerja Tenaga

Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 ”.

Hasil Penelitian ini nantinya diharapkan memberi manfaat baik pada

mahasiswa atau peneliti lain, Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dan

bagi unit Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan.

Dalam proses penyususnan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, berupa

doa, bimbingan, motivasi maupun dukungan sehingga penulis dapat terus

menimba ilmu, mencari pengalaman dan mengabdikan diri kepada masyarakat

melalui kegiatan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

Page 10: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

x

1. Kedua orang tua penulis yang tidak henti-hentinya memberikan doa dan

kasih sayang kepada penulis.

2. Prof. Dr. Arief Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

para Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ibu Fajar Ariyanti,

SKM, M.Kes, Ph.D dan Sekretaris Prodi Ibu Dewi Utami Iriani, S.KM,

M.Kes, Ph.D

4. Penanggungjawab Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan, Ibu

Riastuti Kusumawardani, MKM.

5. Bapak dr.Yuli Prapanca Satar, MARS sebagai pembimbing fakultas dan

para penguji Ibu Fase Badriah, S.KM, M.Kes, Ph.D, Bapak Baequni,

S.KM, M.Kes, Ph.D, dan Ibu Susanti Tungka, MARS yang telah

memberikan bimbingan dan waktunya sehingga skripsi ini bisa disusun

dengan baik.

6. Terimahkasih kepada Kepala Instalasi Farmasi dan seluruh Tenaga Asisten

Apoteker RSU Kota Tangerang Selatan yang telah membagi waktu dalam

melancarkan proses penelitian ini.

7. Teman- teman seperjuangan yang sangat aku sayangi Peminatan

MPK (Manajemen Pelayanan Kesehatan) angkatan 2013. Terimakasih

banyak atas kebersamaan yang takkan terlupakan, suka dukanya,

Page 11: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xi

saling menyemangati sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Semoga kita semua sukses dunia- akhirat.

8. Serta ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam penyusunan skrisi ini. Semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Hanya Allah yang dapat membalas segala

kebaikan dengan sebaik baik balasan.

Jakarta, Oktober 2017

Penulis

Page 12: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. ii

ABSTRACT ........................................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN ........................ Error! Bookmark not defined.

PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. vii

Kata Pengantar ....................................................................................................... ix

Daftar Tabel ....................................................................................................... xviii

Daftar Diagram..................................................................................................... xxi

Daftar Bagan ....................................................................................................... xxii

Daftar Lampiran ................................................................................................. xxiii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1..1. Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 11

1.3.Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 13

1.4. Tujuan ............................................................................................................ 14

1.4.1. Tujuan Umum ......................................................................................... 14

1.4.2.Tujuan Khusus ......................................................................................... 14

1.5. Manfaat .......................................................................................................... 15

Page 13: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xiii

1.5.1. Bagi Rumah Sakit ................................................................................... 15

1.5.2. Bagi Peneliti ........................................................................................... 15

1.5.3. Bagi Akademisi ...................................................................................... 16

1.6. Ruang Lingkup ............................................................................................... 16

BAB II ................................................................................................................... 17

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 17

2.1. Sumber Daya Manusia ................................................................................... 17

2.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan ............................ 18

2.3. Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................................... 20

2.3.1. Defenisi Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan ....................... 20

2.3.2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan ............ 21

2.3.3. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan .............. 23

2.3.4. Tantangan Manajemen di Bidang Kesehatan ......................................... 26

2.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia .............................................................. 27

2.4.1. Defenisi Perencanaan Sumber Daya Manusia ........................................ 27

2.4.2. Tujuan Perencanaan Sumber Daya Manusia ......................................... 28

2.4.3. Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia ....................................... 30

2.4.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit ............................ 30

2.5. Analisis Beban Kerja...................................................................................... 32

2.5.1. Work Sampling ....................................................................................... 35

2.5.2. Time and Motion Study .......................................................................... 40

Page 14: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xiv

2.5.3. Daily Log ................................................................................................ 41

2.6. Rumah Sakit ................................................................................................... 41

2.6.1. Defenisi Rumah Sakit ............................................................................. 41

2.6.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit .............................................................. 42

2.6.3. Jenis Ketenagaan Rumah Sakit .............................................................. 43

2.7. Farmasi ........................................................................................................... 44

2.7.1. Pelayanan Farmasi ................................................................................. 44

2.7.2. Tenaga Farmasi ...................................................................................... 45

2.7.3. Instalasi Farmasi Sebagi Unit Pelayanan dan Unit Produksi ................. 46

2.8. Karakteristik Individu/ Pegawai ..................................................................... 47

2.9. Uraian Tugas (Job Description) ..................................................................... 51

2.9. Waktu ............................................................................................................. 54

2.10.Standar Operational Prosedure (S.O.P) ......................................................... 56

2.10.1.Tujuan dan fungsi Standar Operasional Prosedur (S.O.P) .................... 57

2.10.2.Manfaat Standar Operasional Prosedur (S.O.P) .................................... 58

2.11.Kerangka teori .......................................................................................... 59

BABIII....................................................................................................................62

KERANGKA PIKIR DAN DEFENISI ISTILAH ................................................ 62

3.1.Kerangka Pikir ................................................................................................ 62

3.2.Defenisi Istilah ................................................................................................ 65

BAB IV ................................................................................................................. 69

Page 15: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xv

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 69

4.1. Jenis Penelitian ............................................................................................... 69

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................................... 70

4.3. Informan penelitian ........................................................................................ 70

4.4. Instrumen Penelitian....................................................................................... 70

4.5. Sumber Data ................................................................................................... 71

4.5.1. Data Primer ............................................................................................. 71

4.5.2. Data Sekunder ........................................................................................ 71

4.6. Pengumpulan Data ......................................................................................... 71

4.7. Pengolahan Data............................................................................................. 73

4.8. Analisis Data .................................................................................................. 75

4.8.1.Reduksi Data ........................................................................................... 75

4.8.2. Penyajian Data ........................................................................................ 76

4.8.3.Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ..................................................... 76

4.9.Triangulasi Data .............................................................................................. 77

BAB V ................................................................................................................... 79

HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 79

5.1.Gambaran Beban Kerja Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .............................................. 79

5.1.1.Gambaran Ketenagakerjaan Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan...............................................................................................................80

Page 16: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xvi

5.1.2.Gambaran Indikator Pencapaian Kinerja Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan. .................................................................................. 83

5.1.3.Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan ............................................................................................ 86

5.2. Informan Penelitian ........................................................................................ 88

5.3. Karakteristik Pegawai .................................................................................... 91

5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan................................................................. 94

5.5.Waktu Kerja .................................................................................................... 99

5.6.Aktivitas Pegawai.......................................................................................... 101

5.7.Beban kerja.................................................................................................... 117

5.8.Standard Operational Prosedure (S.O.P) ....................................................... 125

BAB VI ............................................................................................................... 130

PEMBAHASAN ................................................................................................. 130

6.1.Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 130

6.2.Pembahasan Penelitian .................................................................................. 131

6.2.1.Karakteristik Pegawai ............................................................................ 131

6.2.2.Waktu Kerja .......................................................................................... 134

6.2.3.Aktivitas Pegawai .................................................................................. 136

6.2.4.Beban Kerja ........................................................................................... 144

6.2.5.SOP (Standar Operasional Prosedure) .................................................. 148

Page 17: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xvii

BAB VII .............................................................................................................. 150

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 150

7.1.Kesimpulan ................................................................................................... 150

7.2.Saran .............................................................................................................. 153

7.2.1.Untuk Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan ................ 153

7.2.2.Untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan.............................................................................................................154

7.2.3.Untuk Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan. ................................................................................ 154

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 156

Lampiran ............................................................................................................. 163

Page 18: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xviii

DaftarTabel

Tabel 3.1. Defenisi Istilah ..................................................................................... 65

Tabel 4.1. Triangulasi Data ................................................................................... 78

Tabel 5.1. Data Ketenagakerjaan Di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017 ............................................................................................... 80

Tabel 5.2. Indikator Pencapaian Kinerja Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Periode 2011 S.D 2016........................................................... 83

Tabel 5.3. Karakteristik Pegawai Dalam Penelitian Gambaran Beban Kerja

Tenaga Asisten Apoteker Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 ............................................................................. 90

Tabel 5 .4. Rincian Uraian Tugas Asisten Apoteker Non Shift Di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan ........................................... 94

Tabel 5.5. Rincian Uraian Tugas Asisten Apoteker Shift Di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017....................... 97

Page 19: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xix

Tabel 5.6.Pembagian Waktu Kerja Pegawai Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017. ........................................... 99

Tabel 5.7. Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Asisten Apoteker Non Shift Selama

7 Hari Pengamatan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017 ........................................................................... 103

Tabel 5.8 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Produktif Asisten Apoteker Shift

Selama 7 Hari Pengamatan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017. .......................................................................... 104

Tabel 5.9. Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Non Produktif Asisten Apoteker

Shift Selama 7 Hari Pengamatan Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .................................................................. 105

Tabel 5.10. Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Pribadi Asisten Apoteker Shift Di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun

2017 ..................................................................................................................... 106

Tabel 5.11. Rangkuman Jumlah Waktu Setiap Kegiatan 12 Orang Tenaga Asisten

Apoteker Shift Dan Non Shift Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan ...................................................................................... 108

Page 20: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xx

Tabel 5.12. Total Waktu Kegiatan Produktif 12 Orang Asisten Apoteker Di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun

2017 Selama 7 Hari Dilakukan Pengamatan. ...................................................... 113

Tabel 5.13. Total Waktu Kegiatan Non Produktif 12 Orang Asisten Apoteker Di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan 2017

Selama 7 Hari Pengamatan. ................................................................................ 115

Tabel 5.14. Total Waktu Kegiatan Pribadi 12 Orang Asisten Apoteker Di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan 2017 Selama 7 Hari

Dilakukannya Pengamatan. ................................................................................. 116

Tabel 5.15. Total Waktu Pada Seluruh Kegiatan Dan Jenis Kegiatan Asisten

Apoteker Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan Selama 7 Hari Dilakukannya Pengamatan ............................................. 119

Tabel 5. 16. Standar Prosedur Operasional Pelayanan Resep Rawat Jalan Di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Dalam 7

Hari Pengamatan. ................................................................................................ 129

Page 21: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xxi

Daftar Diagram

Diagram 5.1.Gambaran Seluruh Kegiatan Pegawai Di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan ..................................................... 123

Diagram 7.1. Gambaran Kegiatan Asisten Apoteker Per Hari Selama 7 Hari

Pengamatan 31 Juli S.D 6 Agustus 2017 Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .................................................................. 146

Page 22: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xxii

Daftar Bagan

Bagan 2.1. Cara Perhitungan Beban Kerja............................................................ 34

Bagan 2.2 Kerangka Teori .................................................................................... 61

Bagan 3.1. Kerangka Pikir .................................................................................... 64

Page 23: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

xxiii

Daftar Lampiran

Lampiran 1inform Concern ................................................................................ 164

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ....................................... 165

Lampiran 3 Formulir Work Sampling ............................................................... 166

Lampiran 4 Jumlah Pengamatan Waktu Kerja .................................................. 169

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Mendalam ................................................... 179

Lampiran 6 Matriks Ringkasan Wawancara Mendalam ................................... 180

Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Observasi Work Sampling ................................ 180

Page 24: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1..1. Latar Belakang

Rumah sakit juga merupakan salah satu sarana kesehatan yang memberikan

pelayanan paripurna dengan didalamnya terdapat tenaga terlatih dan terdidik

dalam menghadapi berbagai masalah serta menjalankan upaya promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif. Menurut Peraturan Presiden RI No. 44 Tahun

2009Tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa rumah sakit bertanggung jawab

dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. Selain itu dengan

berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi rumah sakit di tuntut untuk

melakukan efesiensi dan efektifitas dalam pengelolaan sumber daya dalam

menjamin kelangsungan operasional rumah sakit.

Salah satu unsur sumber daya di rumah sakit yaitu ketenagaan. Ketenagaan di

rumah sakit di bedakan menjadi tenaga medis, paramedis perawatan, paramedis

non perawatan, dan tenaga non medis. Tersedianya setiap kategori ketenagaan

dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dapat menjamin terselenggaranya

pelayanan kesehatan di rumah sakit secara optimal(Nurutami, 2009).

Pelayanan kefarmasian akan berjalan dengan baik bila di dukung SDM yang

berkualitas dan potensial. MenurutKeputusan Mentri Kesehatan RI No.

1197/Menkes/SK/2004 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang

utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,

Page 25: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

2

termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat.

Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan

adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama drug oriented ke paradigma

baru patient oriented dengan filosofi pharmaceutical care (pelayanan

kefarmasian)(Febriawati, 2013).

Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit yang efektif dan efesien dalam

pengelolaan farmasi di rumah sakit adalah tersedianya sumber daya manusia

(SDM) yang cukup dengan kualitas tinggi dalam memberikan pelayanan kepada

pasien, mempunyai etos kerja yang tinggi, mendapatkan pelatihan, profesional

sesuai dengan fungsi dan tugas setiap personel. Ketersediaan sumber daya

manusia (SDM) rumah sakit di sesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit

berdasarkan tipe rumah sakit dan pelayanan diberikan kepada masyarakat. Untuk

itu ketersediaan sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit harus menjadi

perhatian pimpinan. Salah satu upaya yang paling penting yang harus dilakukan

pimpinan rumah sakit adalah merencanakan kebutuhan sumber daya manusia

(SDM) secara tepat sesuai dengan fungsi pelayanan setiap unit, bagian, dan

instalasi rumah sakit (Ilyas, 2011).

Instalasi farmasi merupakan bagian dari pelayanan penunjang medis yang

mendukung kelancaran pelayanan pada pasien. Agar mendukung hal tersebut,

perlu adanya sumber daya manusia dengan kualitas dan kuantitas yang mencukupi

agar pekerjaan yang dibebankan dapat dilaksanakan dengan baik.

Page 26: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

3

Beban kerja di dasarkan pemanfaatan waktu kerja yang tersedia untuk

melakukan serangkaian pekerjaan. Beban kerja dapat dilihat dari aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan staf pada waktu kerja baik kegiatan langsung, kegiatan

tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegiatan pribadi dan kegiatan tidak

produktif(Karina, 2012).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di IFRS RSUD Pasaman Barat dengan

percobaan metode work sampling, di dapatkan bahwa penggunaan waktu kerja

apoteker untuk kegiatan produktif sebesar 77,315 % dimana nilai ini mendekati

waktu kerja optimal karena memang tidak mungkin mengharapkan tenaga

menggunakan 100% waktu kerjanya untuk kegiatan produktif, karena adanya

faktor kesalahan dan kejenuhan, sehingga penggunaan waktu kerja yang optimal

hanya sebesar 80 %. Hasil penelitian yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit X di Bandung pada beban kerja subyektif dan obyektif berdasarkan aspek

fisik, mental, dan sosial dalam penggunaan waktu kerja berdasarkan metode work

sampling memiliki beban kerja tinggi dengan penggunaan waktu produktif 87,91

% (Wulandari, 2014). Penelitian yang dilakukan di Instalasi farmasi Rumah Sakit

Hasanah Graha Alfiah total waktu kegiatan produktif yang dilakukan adalah

sebesar 70,04 % sehingga belum melebihi standar optimum yang ada yaitu

sebesar 80 % (Karina, 2012). Kemudian penelitian yang dilakukan di Instalasi

Rumah Sakit Jiwa lampung menunjukan bahwa tenaga farmasi yang ada telah

menggunakan 90,3 % waktu kerjanya dengan kegitan produktif 42,6 % ( kegiatan

produktif langsung 24,1% kegiatan produksi tidak langsung seperti kegiatan

administrasi 9,7 %) (Krisna, 2012).

Page 27: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

4

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Misdi, 2001) berdasarkan kelompok

kegiatannya menunjukan bahwa beban kerja tiap tenaga asisten apoteker di RSUD

dr. Slamet Kabupaten Garut Tahun 2001 rata-rata waktu yang dihabiskan 480

menit (311 menit clynical time, 89 menit non clynical time, dan 59 menit

personale time, dan 21 fatigure time) dengan waktu pruduktif 79,8% yang

melebihi standar waktu produktif yang ditetapkan sebesar 70%.

Waktu kerja akan mempengaruhi beban kerja seorang staff. Waktu kerja

dilihat dari kesesuain dengan standar waktu kerja yang dikeluarkan oleh

Permenkes No. 83 Tahun 2013 yaitu waktu kerja normal perhari adalah 37,5 jam

dalam seminggu dalam 5 hari kerja. Menurut (Ilyas, 2011) bila seorang staf

bekerja diatas 80 % dari waktu produktifnya maka dapat dikatakan bahwa beban

kerjanya tinggi.

Beban kerja didasarkan pada pemanfaatan waktu kerja yang tersedia untuk

melakukan serangkaian pekerjaan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, tingginya

beban kerja dipengaruhi oleh jumlah staf yang tersedia di suatu unit di rumah

sakit belum memadai, selain itu fasilitas juga merupakan faktor yang

mempengaruhi beban kerja, hasil penelitian juga menunjukan semakin jelas SOP

(standard Operational Procedure) dan juknis (petunjuk teknis) seorang staff

maka akan membantu dalam meringankan beban kerja staff tersebut (Irwandy,

2007).

Ketidaknyamanan suasana kerja akan membuat pegawai merasa beban kerja

yang dilakukan terasa berlebih. Jika terjadi kelebihan beban kerja, maka pegawai

Page 28: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

5

akan merasa kelelahan dalam melakukan pelayanan sehingga akan dapat berakibat

pada menurunnya kualitas pelayanan(Moekijat, 2008).

Kualitas pelayanan tersebut akan berdampak pada keselamatan pasien akibat

kelalaian pegawai pada saat proses pelayanan berlangsung. Salah satu bentuk

faktor kesalahan medis yang sering terjadi di pelayanan kesehatan adalah

kesalahan dalam pengobatan (Medication Error dan Adverse Drug Event) mulai

dari proses hingga penggunaan obat pada dosis dan medikasi yang diberikan, serta

beberapa kesalahan juga terjadi pada bentuk obat yang salah pada saat peresepan

(Prescibing), membaca resep (Transcribing), kesalahan dalam

meracik(Dispensing), dan kesalahan saat penyerahan (Administration)(Badriah,

2015).

Berdasarkan penjelasan yang di dapatkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan pada pelaporan kasus kesalahan obat (Medication

Error)yang sering terjadi adalah pada fase peresepan (prescibing), membaca resep

(transcribing), penyiapan (dispensing) dan administrasi (administration), namun

pada setiap kejadian masih bisa di tangani dan tidak terdapat KTD (Kejadian

Tidak Diharapkan), hal tersebut terjadi karena perbandingan jumlah pelayanan

yang banyak denagn SDM yang ada, yang berpengaruh pada ketelitian SDM yang

bekerja.

Salah satu faktor utama dalam penyebab kesalahan medis menurut Agency For

Health Care and Reasearch and Quality adalah sumber daya manusia (SDM)

yang menjadi permasalahan meliputi kegagalan petugas dalam mematuhi standar

pelayanan medis, Kebijakan, dan prosedur. Staf atau pola kerja di suatu organisasi

Page 29: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

6

juga dapat menyebabkan kesalahan ketika petugas kesehatan terlalu sibuk karena

staf yang tidak memadai jauh lebih mungkin untuk melakukan kesalahan(Badriah,

2015).

Rasio antara beban kerja dan sumber daya manusia (SDM) yang cukup

penting untuk mengurangi stres dan beban kerja berlebihan, sehingga dapat

menurunkan kesalahan (error) dalam bekerja yang merupakan faktor yang

berkontribusi pada medication error(Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat

Kesehatan, 2008).

Keselamatan pasien identik dengan kualitas pelayanan, karena semakin baik

kualitas pelayanan maka semakin baik kualitas keselamatan pasien yang nantinya

akan berpengaruh pada kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh

rumah sakit.

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 telah

melakukan pengukuran IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) untuk mengetahui

kualitas dan kinerja dari pelayanan yang diberikan yang dilakukan pada Instalasi

rawat jalan, instalasi rawat inap, dan instalasi penunjang medis dan di tahun 2013

pada IKM yang dilakukan oleh (Badra, 2013)dengan total keseluruhan nilai IKM

adalah sebesar 72,42 dengan kualitas pelayanan B, serta unit kerja pelayanan B.

Rata-rata pada tiap unsur pelayanan adalah (2,90), yang memiliki di bawah nilai

rata-rata adalah kecepatan petugas (2,60), kejelasan petugas (2,75), prosedur

pelayanan (2,80), kenyamanan lingkungan (2,81), serta keadilan dalam

mendapatkan pelayanan (2,89).Adapun faktor-faktor yang menjadi keterlambatan

Page 30: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

7

proses pelayanan kepada pasien dalah sarana dan prasarana, SOP tertulis

mengenai keamanan pasien, dan minimnya tenaga kesehatan yang tersedia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Saidah, 2016) di Unit

Manajemen Komplain pada keluhan yang sering disampaikan adalah stock obat

kosong dan lamanya waktu tunggu di Instalasi Farmasi dengan jumlah keluhan

tidak tertangani sebanyak 19,39%, dari jumlah keluhan yang tertangani hanya

63,26% dari target ≥ 90%. Hal tersebut terjadi karena proses penanganan keluhan

berupa follow up tidak dilakukan, fasilitas yang kurang mendukung yang

mengakibatkan pasien lama menunggu kepastian apakah obat sudah tersedia di

rumah sakit.

Berdasarkan penelitian (Rahmayanti, 2017) terhadap sistem distribusi obat dan

BMHP di IFRSU Kota Tangsel pada komponen input yang kurang seperti SDM

dan sarana prasarana, dan proses pendistribusian yang kurang optimal,

keterlambatan pendistribusian obat dan BMHP disebabkan oleh sistem sentralisasi

di IFRSU Kota Tangsel yaitu kurangnya SDM di Apotek. Ketidakseimbangan

jumlah pegawai yang ada akan berpengaruh terhadap beban kerja pegawai yang

nantinya akan menghambat sistem distribusi obat.

Rumah Sakit Umum (RSU)KotaTangerang Selatan merupakan rumah sakit

tipe C milik pemerintah yang menjadi rujukan bagi puskesmas-puskesmas yang

ada di Kota Tangerang Selatan yang mempunyai visi untuk “Menjadi Rumah

Sakit Pilihan yang bermutu dan Amanah (Aman, Nyaman, Mandiri, Ramah) di

Kota Tangerang Selatan”.Dalam memberikan pelayanan kesehatan paripurna

sesuai dengan standar dan profesionalisme untuk meningkatkan derajat kesehatan

Page 31: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

8

masyarakat maka perlunya peningkatan optimalisasi sumber daya manusia yang

ada di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. Sumber daya manusia

yang ada di RSU KotaTangerang Selatan berjumlah 597 orang. Personalia yang

ada di Instalasi Farmasi berjumlah 21 orang, yang terdiri dari 8 orang apoteker

dan 13 orang asisten apoteker.

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan memiliki kapasitas

tempat tidur 121 di tahun 2016, 113 kapasitas tempat tidur di tahun 2013-2015, 84

kapasitas tempat tidur di tahun 2012 dan 8 kapasitas tempat tidur di tahun 2011.

Penampilam kinerja rumah sakit pada tahun 2016 yaitu BOR 67,08%, ALOS 4

hari, BTO 63 kali, TOI 2 hari, NDR 1,81%, GDR 4,12%.

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan memberikan tiga jenis

kunjungan pelayanan yaitu pelayanan Umum, E-KTP, dan JKN(Jaminan

Kesehatan Nasional). Setiap tahunnya jumlah kunjungan pasien mengalami

peningkatan seiring berjalan JKN, berdasarkan data yang ada jumlah kunjungan

pasien mengalami kenaikan di tahun 2016 yaitu sebesar 118.504 dengan jumlah

kunjungan JKN terbanyak sebesar 59.429(dengan total tempat tidur 121).

Peningkatan jumlah pasien cukup signifikan dari thun 2011 s.d 2016. Pada tahun

2011 jumlah kunjungan pasien hanya mencapai 10.964, di tahun 2012 mengalami

peningkatan cukup besar yaitu 41.335 (dengan total tempat tidur 84), pada tahun

2013 mengalami peningkatan lagi yaitu 70.079(dengan total tempat tidur 113),

kemudian mengalami sedikit penurunan di tahun 2014 sebesar 43.499, dan

mengalami peningkatanlagidi tahun 2015 sebesar 58.849.

Page 32: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

9

Dengan adanya peningkatan jumlah kunjungan pasien akan berpengaruh

terhadap adanya peningkatan jumlah pelayanan resep. Peningkatan terhadap

pelayanan resep dapat dilihat pada rekap data jumlah pelayanan resep di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan periode Januari-

September 2016 yang tercatat sebesar (Januari 8532, Februari 5186,

Maret8581,April 8411,Mei 8731, Juni 8541, Juli 8423, Agustus 4874, dan

September 8852) resep. Rata-rata jumlah pelayanan resep mencapai 4000-8000

setiap bulannya. Jumlah pelayanan resep mulai meningkat di bulan September

sebesar 8852. Berdasarkan hasil wawancara jumlah pelayanan resep di bulan

Oktober 2016 s.d Juli 2017 tidak di ketahui, hal tersebut terjadi karena pergantian

struktur organisasi, sehingga untuk data pelayanan resep tersebut tidak di hitung

dan di dokumentasikan. Sedangkan beban kerja pegawai dan perekrutan yang

dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan dapat dilihat dari banyaknya jumlah resep yang ada.

Peningkatan jumlah pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan mempunyai dampak terhadap beban kerja asisten

apoteker. Hal tersebut di dukung berdasarkan hasil wawancara kepada asisten

apoteker di apotek, menyatakan bahwa pelayanan resep mengalami peningkatan

tiap bulannya dengan jumlah pegawai yang ada tidak seimbang, dimana apotek

harus melayani 400-500 pasien setiap harinya di tambah dengan jumlah komplain

pasien terkait pelayanan resep yang belum tertangani di hari sebelumnya,

sehingga pelayanan menjadi kurang efektif dengan waktu tunggu yang cukup

lama.

Page 33: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

10

Peneliti juga melakukan wawancara terkait keluhan pegawai asisten apoteker

terhadap beban kerja dengan mewawancarai Kepala Instalasi Farmasi dan tujuh

orang asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan penjelasan Kepala Instalasi Farmasi untuk pengukuran beban kerja

tenaga asisten apoteker belum pernah dilakukan, jika di bandingkan dengan

jabatan dan uraian tugas yang ada beban kerja sudah dapat dikatakan tinggi, hal

tersebut juga di dukung dengan adanya jumlah peningkatan kunjungan setiap

tahun dan peningkatan jumlah pelayanan resep perbulan. Kemudian berdasarkan

penjelasan dari tiga orang asisten apoteker Non Shift menyatakan bahwa beban

kerja tinggi disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah pelayanan resep

yang tidak seimbang dengan jumlah kualifikasi pegawai yang sudah ada di

apotek. Selain tugas utama adalah pelayanan kepada pasien berupa pelayanan

kefarmasian terdapat tugas tambahan lain seperti mengurus administrasi apotek

untuk kepentingan akreditasi dan menangani klaim pasien BPJS (Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial). Dengan adanya tugas tambahan membuat

pegawai merasa beban kerja tinggi. Sedangkan menurut empat orang pegawai

asisten apoteker Shift menyatakan bahwa beban kerja tinggi disebabkan karena

sarana dan prasarana masih kurang seperti depo untuk setiap POLI, Rawat Inap,

Unit Gawat Darurat (UGD) belum ada, serta sistem informasi rumah sakit (SIRS)

untuk apotek belum berjalan dengan baik, terkadang seperti pencatatan untuk

stock barang masih dilakukan secara manual.

Berdasarkan uraian yang dijelaskan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Gambaran Beban Kerja Tenaga

Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum KotaTangerang

Page 34: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

11

Selatan Tahun 2017. Agar dikatahui apakah beban kerja pegawai asisten apoteker

benar-benar tinggi dan setiap pegawai telah dapat menjalankan tugas sesuai

dengan JOBDES yang diberikan.

1.2. Rumusan Masalah

Instalasi Farmasi merupakan unit penunjang kegiatan operasioanal yang

memerlukan ketersediaan SDM berkualitas dan jumlah yang cukup dalam

menjalankan fungsi dan tugasnya. Sehingga dapat menjalankan tugas secara

efektif dan efesien dalam rangka memberi pelayanan kepada pasien.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diuraikan rumusan masalah dalam

penelitian ini :

1. Berdasarkan penjelasan yang di dapatkan di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Kota Tangerang Selatan pada pelaporan kasus kesalahan

obat sering terjadi, namun masih bisa di tangani dan tidak terdapat KTD

(Kejadian Tidak Diharapkan).

2. Adapun faktor-faktor yang menjadi keterlambatan proses pelayanan

kepada pasien dalah sarana dan prasarana, SOP tertulis mengenai

keamanan pasien, dan minimnya tenaga kesehatan yang tersedia.

Berdasarkan pengukuran IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat) yang

pernah dilakukan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

pada tahun 2012 pada setiap unit dan penelitian yang dilakukan oleh

(Badra, 2013) yang memiliki di bawah nilai rata-rata adalah kecepatan

petugas (2,60), kejelasan petugas (2,75), prosedur pelayanan (2,80),

Page 35: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

12

kenyamanan lingkungan (2,81), serta keadilan dalam mendapatkan

pelayanan (2,89).

3. Keluhan yang sering disampaikan adalah stock obat kosong dan lamanya

waktu tunggu di Instalasi Farmasi dengan jumlah keluhan tidak

tertangani sebanyak 19,39%, dari jumlah keluhan yang tertangani hanya

63,26% dari target ≥ 90% (Saidah, 2016).

4. Berdasarkan penelitian (Rahmayanti, 2017) pada distribusi obat dan

BMHP di IFRSU Kota Tangsel Ketidakseimbangan jumlah pegawai

yang ada akan berpengaruh terhadap beban kerja pegawai yang nantinya

akan menghambat sistem distribusi obat.

5. Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan memiliki kapasitas

tempat tidur 121 di tahun 2016, 113 kapasitas tempat tidur di tahun 2013-

2015, 84 kapasitas tempat tidur di tahun 2012. Perlunya perencanaan

SDM jika terjadi peningkatan Demand Masyarakat pada jumlah tempat

tidur, yang nanti akan berpengaruh kepada peningkatan beban kerja.

6. Peningkatan jumlah pelayanan mengalami peningkatan drastis di tahun

2016 sebesar sebesar 118.504 dengan jumlah kunjungan JKN terbanyak

sebesar 59.429, yang mempengaruhi jumlah pelayanan resep di tangani

saat itu dengan rata-rata 4000-8000 resep, dengan rata-rata jumlah

kunjungan pasien di Apotek 400-500/Hari. Peningkatan jumlah

pelayanan akan berpengaruh langsung dengan beban kerja yang dimiliki

oleh Instalasi Farmasi.

7. Instalasi Farmasi RSU Tangerang Selatan memberikan pelayanan farmasi

24 jam setiap harinya, sehingga terdapat pengaturan jaga (shift) dan non

Page 36: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

13

shift . dengan rata-rata pegawai asisten apoteker menghabiskan waktu pada

setiap kegiatannya 7-10 jam.

8. Pembagian Tugas dan Fungsi SDM yang ada di Instalasi Farmasi belum

maksimal, tiga orang pegawai mempunyai tugas tambahan, dan terdapat

beberapa pekerjaan yang dilakukan secara serabutan.

9. Sarana dan prasarana yang ada di anggap masih kurang, sehingga dapat

memperlambat proses pelayanan farmasi.

10. Belum adanya penelitian “Gambaran Beban Kerja Tenaga Asisten

Apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017”

dan perhitungan untuk beban kerja di Instalasi farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan .

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan di tinjau dari karakteristik pegawai?

2. Bagaimana gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU KotaTangerang Selatan di tinjau dari uraian tugas (Job

Description ) ?

3. Bagaimana beban kerja tenaga aisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU

Kota Tangerang Selatan di tinjau dari segi waktu kerja ?

4. Bagaimana beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU

KotaTangerang Selatan di tinjau dari aktivitas pegawai yang meliputi

kegiatan produktif, non produktif, dan kegiatan lain/pribadi ?

Page 37: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

14

5. Bagaimana beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU

KotaTangerang Selatan di tinjau dari Standar Operasional Prosedure

(SOP) ?

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui beban kerja tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) KotaTangerang Selatan Tahun 2017.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU KotaTangerang Selatan Tahun 2017 di tinjau dari segi

karakterisrik pegawai.

2. Mengetahui gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 di tinjau dari segi

uraian tugas (Job Description).

3. Mengetahui gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU KotaTangerang Selatan Tahun 2017 di tinjau dari segi

waktu kerja.

4. Mengetahui gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan di tinjau dari aktivitas pegawai

yang meliputi kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan kegiatan

pribadi.

Page 38: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

15

5. Mengetahui gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan di tinjau dari Standar

Operasional Prosedure (SOP).

1.5. Manfaat

1.5.1. Bagi Rumah Sakit

1. Dapat megetahui beban kerja dan produktivitas kerja tenaga Asisten

Apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan Tahun

2017.

2. Hasil penelitian diharapkan dapat di jadikan bahan pertimbangan bagi

RSU KotaTangerang Selatan untuk mengetahui tingkat efektifitas

jumlah SDM di suatu unit kerja dan digunakan sebagai pedoman

terhadap formasi kerja.

3. Memberikan informasi terkait perencanaan SDM dalam upaya

peningkatan mutu pelayanan melalui pengadaan SDM dengan jumlah

dan kualifikasi yang tepat.

1.5.2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas wawasan dan

pengetahun, mengimplementasikan,dan menerapkan pengetahuan yang

didapatkan selama bangku kuliah serta menambah pengalaman peneliti

dalam mengembangkan kemampuan ilmiah dan keterampilan dalam

melaksanakan penelitian.

Page 39: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

16

1.5.3. Bagi Akademisi

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi dan data dasar

bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan desain

penelitian lainnya.

1.6. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui “Gambaran Beban Kerja

Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU)KotaTangerang Selatan pada Tahun 2017”. Penelitian ini dilakukan

oleh mahasiswa semester VIII (delapan) peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2017. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptifdengan pengambilan

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara

mendalam (in-depth interview)dan pengamatan secara langsung

menggunakan metode Work Sampling, data sekunder diperoleh melalui

telaah dokumen. Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan utama,

informan kunci, dan informan tambahan. Informan utama adalah tenaga

asisten apoteker, informan kunci adalah Kepala Instalasi Farmasi, dan

informan pendukung adalah Bagian Satuan Pelaksana kepegawaian.

Page 40: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sumber Daya Manusia

Secara konseptual, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

makhluk yang unik dan mempunyai karakteristik yang multi kompleks dan

hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya adalah (Ilyas, 2011) :

a. SDM merupakan komponen kritis

Semakin tinggi tingkat pemanfaatan sumber daya manusia akan

mengakibatkan semakin tinggi pula hasil guna sumber daya lainnya. Jadi

dapat disimpulkan bahwa capital resourcessangat bergantung terhadap

adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang

mempunyai pengetahun, keterampilan dan perilaku yang pas dengan

kebutuhan organisasi sangatlah esensial.

b. SDM Tidak Instan

Kebutuhan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas tidak

dapat diperoleh dengan seketika. Dibutuhkan perencanaan dengan seksama

agar didapatkan orang yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan organisasi,

disamping itu sumber daya yang ada harus diberikan pendidikan dan

pelatihan yang continuesesuai dengan kebutuhan kerja dan minatnya.

c. SDM Tidak dapat distock

Page 41: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

18

SDM tidak dapat disimpan untuk kebutuhan di masa depan, sehingga

perlu direncanakan, kemudian dilakukan rekruitmen, seleksi dan

pendayagunaan sesuai dengan kebutuhan organisasi yang berkembang.

d. SDM adalah Subyek yang dapat Obsolete

SDM bisa menjadi usang, dimana pengetahuan dan keterampilan yang

dimilikinya tidak berkembang. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut

diperlukan pendidikan dan pelatihan lanjutan bagi SDM yang bersangkutan.

2.2. Sumber Daya Manusia Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

Sumber daya manusia adalah komponen kritis dimana singkat manfaat

sumber daya lainnya tergantung dari bagaiman kita memanfaatkan sumber daya

manusia, SDM merupakan kunci yang sangat penting untuk keberhasilan dan

kemajuan suatu organisasi, kebutuhan akan SDM yang handal dan berkualitas

tidak bisa di peroleh dengan seketika oleh sebab itu perlunya perencanaan dan

penentuan kualitas SDM dalam kemajuan zaman yang semakin berkembang yaitu

dengan memperhatikan kualitas dan kauntitasnya.

Kualitas sumber daya manusia berhubungan dengan mutu dari sumber daya

manusia tersebut, yaitu dilhat dari kemampuannya baik kemampuan fisik

(kesehatan dan gizi) maupun kemampuan non fisik (kecerdasan dan mental).

Sedangkan kuantitas sumber daya manusia berhubungan dengan jumlah sumber

daya manusia tersebut. Beberapa hal yang harus diupayakan untuk meningkatkan

kemampuan non fisik dari sumber daya manusia yang ada yaitu dengan

memberikan pendidikan dan pelatihan yang di butuhkan oleh sumber daya

manusia tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Page 42: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

19

Menurut ilyas suatu rumah sakit dapat dikatakan efektif dan efesien apabila

dalam rumah sakit tersebut tersedia sumber daya manusia yang cukup dengan

kualitas yang tinggi, profesional serta sesuai dengan tugas dan fungsi dari

personel/pegawai (Ilyas, 2011)

Menurut Kepmenkes RI Nomor 81/MENKES/SK/I/2004tentang Pedoman

Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi,

Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit menyatakan bahwa SDM Kesehatan (Sumber

Daya Manusia Kesehatan) adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang

kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan di rumah sakit berdasarkan jenis

pekerjaannya adalah tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga penunjang medis,

dan staf administrasi. Pekerjaan di Rumah Sakit juga ada beberapa jenis yaitu

pekerjaan yang berisiko tinggi (efek radiasi di Instalasi Rontagent), pekerjaan

yang terus-menerus harus dilaksanakan selama 24 jam yaitu IGD, Unit Perawatan

dan sebagainya. Jenis tenaga dan sifat pekerjaan ini merupakan variabel penting

untuk merencanakan kebutuhan tenaga di sebuah rumah sakit(Muninjaya, 2004).

Page 43: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

20

2.3. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen

keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur sumber daya manusia. Tugas

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah untuk mengelola unsur manusia secara

baik agar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya, yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian, sedangkan

fungsi operasionalnya yaitu pengadaan, pengembangan, kompensasi,

pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja (Umar, 2008)

2.3.1. Defenisi Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dalam

manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian. Karena sumber daya manusia dianggap

semakin penting perannya dalam mencapai tujuan, maka berbagai

pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang sumber daya dikumpulkan

secara sistematis dalam manajemen sumber daya manusia (Rivai, 2008).

Manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan

mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan-kegiatan sumber

daya manusia atau karyawan, dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Menurut French “Manajemen sumber daya manusia adalah sebagai

penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber

daya manusia oleh organisasi.”(Notoadmojo, 2003).

Manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya merupakan bagian

integral rumah sakit dari keseluruhan manajemen rumah sakit. Strategi

Page 44: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

21

manajemen sumber daya manusia sebenarnya merupakan bagian integral

dari strategi rumah sakit. Dengan pemahaman bahwa sumber daya manusia

adalah aset utama rumah sakit. Manajemen sumber daya manusia yang

strategis memandang semua manajer pada tingkat apapun baik secara

struktural maupun fungsional sebagai manajer sumber daya

manusia(Soeroso, 2008).

Keberhasilan sebuah rumah sakit sangat di tentukan oleh pengetahuan,

keterampilan, kreativitas, dan motivasi staf dan karyawannya. Oleh karena

itu peranan manajemen sumber daya manusia sangat menentukan

keberhasilan rumah sakit untuk mencapai tujuannya (Karina, 2012).

2.3.2. Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu departmen yang

memiliki tugas penting dan rumit. Manajemen sumber daya manusia harus

mampu menyediakan angkatan tenaga kerja yang efektif bagi perusahaan

sekaligus memberikan harapan serta perhatian yang besar kepada para

karyawannya.

Peran manager sumber daya manusia telah berubah seiring dengan

perjalanan waktu. Dari membantu manajemen puncak dalam usaha

memperoleh dan memelihara suatu angkatan kerja yang memiliki

produktivitas yang tinggi bagi organisasi. Dengan berkembangnya ilmu

pengetahuan manager dalam pelaksanaan tugasnya mulai memahami

perlunya memastikan dan menampung kebutuhan dalam hal ini

Page 45: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

22

kesejahteraan karyawannya untuk peran manajer harus mampu menguasai

fungsi-fungsi manajemen yang ada (Suhendra, 2006)

Ruang lingkup manajemen sumber daya manusia meliputi semua

aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi,

seperti dikatakan oleh Russel & Barnadian bahwa “... all decisions which

affect the workforce concern the organization’s human resource

management function.”(Sunyoto, 2015). Aktivitas-aktivitas yang berkaitan

dengan manajemen sumber daya manusia ini secara umum mencakup :

1. Rancangan organisasi

2. Staffing

3. System reward, tunjangan-tunjangan, dan pematuhan.

4. Manajemen performansi.

5. Pengembangan pekerja dan organisasi.

6. Komunikasi dan hubungan masyarakat.

Keterlibatan pekerja dalam kegiatan-kegiatan seperti itu dirasakan

sangat penting. Para manajer harus berusaha mengintegrasikan kepentingan

dari para pekerja dengan kepentingan organisasi secara keseluruhan

(Sunyono, Danang, 2012)

Page 46: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

23

2.3.3. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan

Para manager harus mampu mengusai semua fungsi-fungsi manajemen

yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal (Suhendra,

2006). Adapun fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia adalah :

1. Perencanaan (Planning)

Menentukan tujuan perusahaan, aturan-aturan dan prosedur, serta

menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagi

seorang manajer sumber daya manusia, perencanaan berarti penentuan

program manajemen sumber daya manusia yang akan membantu

tercapainya sasaran yang telah disusun untuk perusahaan. Dalam hal

ini akan melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari manajer.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya

fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah

ditetapkan serta mencapai tujuan perusahaan. Manajer harus menyusun

suatu organisasi dengan merancang suatu struktur hubungan antara

pekerjaan sumber daya manusia dan faktor-faktor fisik.

3. Pengarahan (Directing)

Suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan

efisien kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang

sehat dan dinamis.

4. Pengendalian (Controlling)

Page 47: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

24

Suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat

untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan.

Selain mengusai dan melaksanakan fungsi-fungsi dasar manajemen,

seorang manajer harus dapat menguasai dan mengelola bidang operasioanl,

oleh karena itu penting mengusai fungsi-fungsi operasional sebagai berikut :

1. Pengadaan tenaga kerja (Procurement)

Suatu fungsi dalam upaya untuk memperoleh jenis dan jumlah yang

tepat dari personalia yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.

Hal-hal yang terkait dalam fungsi ini adalah penentuan sumber daya

manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi karyawan dan

penempatannya. Penentuan sumber daya manusia yang diperlukan

harus sesuai dengan standar terhadap tugas-tugas yang tercantum

pada rancangan pekerjaan yang telah ditentukan sebenarnya.

2. Pengembangan (Development)

Setelah perekrutan sumber daya manusia, harus dilakukan

pengembangan terhadap sumber daya manusia tersebut sampai dengan

tingkat tertentu. Fungsi pengembangan merupakan peningkatan

keterampilan yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan untuk

meningkatkan prestasi kerja yang maksimal.

3. Kompensasi (Compensation)

Fungsi ini dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layanan

kepada personalia untuk sumbangan mereka kepada tujuan organisasi.

Page 48: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

25

Dalam membahas masalah ini harus dipertimbangkan kompensasi

ekonomis. Kompensasi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat

melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi

pekerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu-waktu.

4. Integrasi (Integration)

Integrasi merupakan usaha untuk menghasilkan suatu rekonsiliasi

(kecocokan) yang layak atas kepentingan-kepentingan perorangan,

masyarakat dan organisasi. Definisi ini berpijak atas dasar kepercayaan

bahwa adanya tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti. Hal ini

berakibat manajemen sumber daya manusia harus mempertimbangkan

perasaan dan sikap dalam menerapkan asas-asas dan kebijakan organisasi.

5. Pemeliharaan (Maintanace)

Setelah melaksanakan fungs-fungsi sebelumnya dengan baik, maka

manajemen sumber daya manusia akan memiliki angkatan kerja yang

mempunyai kemauan dan mampu untuk bekerja. Komunikasi dengan

karyawan merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam

terpeliharanya kemauan bekerja.

6. Pemisah (Separation)

Jika fungsi pertama adalam memperoleh karyawan, maka fungsi terakhir

adalah untuk memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan sumber daya

manusia tersebut kepada masyarakat. Organisasi bertanggung jawab untuk

melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan persyaratan-

Page 49: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

26

persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga masyarakat

yang dikembalikan itu berada dalam keadaan sebaik mungkin (Suhendra,

2006)

2.3.4. Tantangan Manajemen di Bidang Kesehatan

Terdapat beberapa tantangan tersendiri dalam manajemen sumber daya

manusia organisasai pelayanan kesehatan. Tantangan tersebut adalah adanya

perbedaan jenis-jenis pekerjaan di pelayanan kesehatan, beberapa pelayanan

khusus yang berkaitan dengan dokter, serta adanya kondisi yang unik dari

sebuah organisasi pelayanan kesehatan.

Rumah sakit adalah suatu organisasi padat karya. Jenis-jenis pekerjaan

yang dapat di rumah sakit sangat banyak dari mulai pekerja, pembersih

ruangan, perawat, hingga dokter. Setiap jenis pekerjaan akan membutuhkan

perhatian dan perlakuan khusus agar terjadi retensi. Retensi pegawai adalah

suatu area yang masih mendapat perhatian yang kurang dari semestinya,

sementara profesional bidang kesehatan adalah sumber daya manusia

dengan permintaan yang tinggi dengan jumlah terbatas hingga terjadi

kelangkaan.

Perbedaan antara karyawan dengan kinerja yang baik dengan yang tidak

baik terletak pada besarnya gaji mereka, tapi bagaimana mereka

diberlakukan. Hal ini memperlihatkan bahwa kompensasi berupa gaji dan

intensif bukanlah kompensasi yang utama, tetapi bisa ditukar dengan nilai

yang lain. Secara spesifik adanya kerja memuaskan terpengaruh adanya

waktu untuk melakukan pekerjaan berkualitas, beban kerja yang sesuai,

Page 50: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

27

kenyamanan saat bekerja, serta motivator utama untuk memaksimalkan

kinerja tinggi.

2.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia akan dapat dilakukan dengan baik dan

benar jika perencanaannya mengetahui apa dan bagaimana sumber daya manusia

itu. Sumber daya manusia atau man power disingkat SDM merupakan

kemampuan yang dimiliki setiap manusia. SDM terdiri dari daya pikir dan daya

fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya

pikir dan daya fisiknya. SDM menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang

dilakukan. Peralatan yang andal tanpa peran SDM tidak berarti apa-apa

(Hasibuan, 2012).

2.4.1. Defenisi Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia adalah kegiatan untuk mengantisipasi

permintaan atau kebutuhan dan suplai tenaga kerja organisasi di masa yang

akan datang, dengan memperhatikan:

1. Persediaan sumber daya manusia sekarang.

2. Peramalan permintaan dan suplai sumber daya manusia.

3. Rencana untuk memperbesar jumlah sumber daya manusia

(Sedarmayanti, 2007)

Menurut (Soeroso, 2008), perencanaan merupakan pengambilan

keputusan saat ini tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa depan. Jika

berbicara saat ini tentang perencanaan sumber daya manusia yang menjadi

Page 51: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

28

fokus perhatian adalah langkah-langkah tertentu yang dimabil oleh

manajemen, untuk menjamin bahwa bagi organisasai tersedia tenaga kerja

yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan

yang tepat pada waktu ya tepat.

Perencanaan SDM adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM

berdasarkan posisi, keterampilan, dan perilaku yang dibutuhkan untuk

memberikan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain meramalkan atau

mempersiapkan siapa mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan

dibutuhkannya dan berapa jumlahnya. Perencanaan SDM rumah sakit

seharusnya berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang

akan dihadapi di masa depan, dimaksudkan agar fungsi rumah sakit dapat

berjalan dengan baik (Ilyas, 2011)

Perencanaan memberikan kerangka untuk memadukan pengambilan

keputusan di seluruh organisasi. Perencanaan sumber daya manusia

merupakan salah satu tipe perencanaan strategi, sama halnya dengan

perencanaan keuangan, pemasaran, dan produksi. Dalam perannya secara

langsung terkait dengan strategi organisasi, perencanaan sumber daya

manusia selain memberikan analisis supplay and demand, termasuk tekhnik

peramalan.

2.4.2. Tujuan Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia dapat memenuhi banyak tujuan

organisasi, menurut Thomas Hastone, 1989 terdapat dua tujuan pokok suatu

perencanaan yaitu :

Page 52: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

29

a. Membantu menentukan tujuan organisasi, termasuk perencanaan

pencatatan kesempatan kerja yang sama pada karyawan dan tujuan

tindakan afirmatif.

b. Melihat pengaruh program dan kebijakan alternatif sumber daya

manusia dan menyarankan pelaksanaan alternatif yang paling

menunjang kepada keefektifan organisasi.

Tujuan perencanaan sumber daya manusia menurut (Hasibuan, 2002)antara

lain :

a. Menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi semua

jabatan dalam perusahaan.

b. Menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,

sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakan.

c. Menghindari tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas.

d. Mempermudah koordinasi, integrasi dan sinkronisasi (KIS) sehingga

produktifitas kerja meningkat.

e. Menghindari kekurangan atau kelebihan karyawan.

f. Menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,

pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan,

kedisiplinan, dan pemberhentian karyawan.

g. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal dan

horizontal)dan pensiun karyawan.

Page 53: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

30

h. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan.

2.4.3. Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia

Dalam (Hasibuan, 2002), menyatakan bahwa ada enam manfaat yang

bisa diambil dari perencanaan SDM, diantaranya adalah :

1. Organisasai dapat memanfaatkan SDM yang sudah ada secara lebih

baik.

2. Produktivitas tenaga yang sudah ada dapat lebih ditingkatkan.

3. Penentuan tenaga di masa depan, dalam arti jumlah dan kualifikasinya

untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai

aktivitas baru kelak.

4. Penanganan berbagai informasi ketenegakerjaan.

5. Pemahaman yang tepat tentang situasi kerja, berdasarkan gambaran

tentang permintaan tenaga kerja dan jumlah pencari pekerjaan dengan

berbagai keahlian.

6. Merupakan dasar bagi penyusunan program kerja SDM dalam

organisasi.

2.4.4. Perencanaan Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit

Perencanaan sumber daya manusia rumah sakit seharusnya berdasarkan

fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di masa

depan, yang dimaksudkan agar fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan

yanga akan dihadapi dimasa depan, yang dimaksudkan agar fungsi rumah

Page 54: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

31

sakit dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah dari perencanaan tenaga

di rumah sakit adalah:

1. Mempelajari aspek tujuan dan target rumah sakit.

2. Mempelajari faktor-faktor yang berkaitan dengan tingkat makro rumah

sakit seperti landasan hukum, target area, populasi dan data sekunder

(Data statistik kesehatan).

3. Mempelajari faktor-faktor pada tingkat mikro rumah sakit seperti visi

dan misi rumah sakit, beban kerja, dan kinerja personel.

Rumah sakit memerlukan melakukan perencanaan SDM, karena rumah

sakit harus mengkoordinasikan, kegiatannya, memastikan bahwa masa

depan telah diperhitungkan dan rumah sakit juga perlu mengontrol

ketidakpastian. Rumah sakit perlu melakukan perencanaan SDM jika terjadi

empat hal. Pertama, rumah sakit ingin mengubah pelayanan dan fasilitas

rumah sakit, rumah sakit ingin mengubah jumlah tempat tidur, terdapat

gejala penurunan motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja, dan jika terdapat

keluhan pasien terhadap kualitas pelayanan.

Rumah sakit seharusnya melakukan perencanaan sumber daya manusia

dikarenakan beberapa hal, diantaranya adalah (Ilyas, 2011):

1. Produk rumah sakit adalah jasa karena sifatnya berupa pelayanan

sehingga hasilnya dapat langsung dirasakan oleh pelanggan, sehingga

kualitas jasa pelayanan menjadi sangat penting. Dengan demikian

Page 55: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

32

kuantitas dan kualitas sumber daya manusia yang ada berperan sangat

penting dan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.

2. Rumah sakit bersifat pada karya, dimana dalam suatu rumah sakit

terdiri dari tenaga kerja dengan variasi status dan tingkat keahlian

yang sangat luas.

3. Market tenaga rumah sakit belum terbentuk.

2.5. Analisis Beban Kerja

Analisis beban kerja adalah suatu proses penentuan jumlah jam kerja orang

(man hours) yang dipergunakan atau yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

beban kerja tertentu dalam waktu tertentu. Jumlah jam kerja setiap karyawan akan

menunjukan jumlah karyawan yang dibutuhkan (Puspita, 2011).

Beban kerja adalah jumlah unit kerja yang ditugaskan pada suatu sumber

daya dalam periode waktu tertentu. Menurut Kepmenkes Nomor

81/MENKES/I/2004, beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus

diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun dalam satu sarana

pelayanan kesehatan. Sedangkan analisa beban kerja adalah upaya menghitung

beban kerja pada satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan

selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu (Karina,

2012).

Sedangkan menurut Keputusan Mentri Pemberdayaan Aparatur Negara

Nomor KEP/75/M/.PAN/7/2004, mengenai pedoman perhitungan kebutuhan

pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka penyususnan fomasi pegawai

negeri sipil, beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang

Page 56: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

33

harus dicapai dalam satu satuan waktu. Beban kerja merupakan aspek pokok yang

menjadi dasar untuk perhitungan kebutuhan pegawai dan perlu ditetapkan melalui

program-program unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan

untuk setiap jabatan. Sedangkan analisis kebutuhan pegawai adalah proses yang

dilakukan secara logis, teratur dan berkesinambungan untuk mengetahui jumlah

dan kualitas pegawai yang diperlukan.

Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan

kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi

dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu. Beban kerja dapat dilihat dari

kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegiatan

pribadi dan kegiatan yang tidak produktif (Ilyas, 2011).

Dalam suatu organisasi perlu menganalisis beban kerja stafnya. Analisis

tersebut dilakukan untuk penentuan kebutuhan pekerja (man power planning),

analisis ergonomi, analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), hingga ke

perencanaan penggajian. Analisis beban kerja juga dapat digunakan dalam

membuat perencanaan SDM di rumah sakit. Analisis beban kerja mengidentifikasi

seberapa banyak output organisasi yang di capai. Hal ini diterjemahkan kedalam

jumlah jam kerja staf pada setiap pekerjaan. Analisis jam kerja dilakukan dengan

pengukuran. Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara (1997) menyatakan bahwa

pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu tekhnik untuk mendapatkan

informasi tentang efesiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi atau

pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknis

analisis jabatan, teknis analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih

lanjut dikemukakann pula,bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu

Page 57: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

34

tekhnik manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses

penelitian dan pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan

tersebut dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai alat untuk meyempurnakan

aparatur baik di bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumber daya manusia.

Pada umumnya, pengukuran beban kerja dilakukan dengan melakukan observasi

apakah suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu

(Nurutami, 2009).

Menurut (Aditama, 2004) dalam perekrutan pegawai baru sebaiknya

dilakukan perhitungan beban kerja pegawai terlebih dahulu selain mendengarkan

juga keluhan kurangnya pegawai. Perhitungan beban kerja dapat dilakukan

berdasarkan need,berdasarkan demand, rasio dengan standar dan dilaksanakan

dengan cara work sampling, time and motion study, daily log, self

assesment(Rubbiana, 2015).

Bagan 2.1. Cara Perhitungan Beban Kerja

Berdasarkan Need

Rasio dengan

standar

Berdasarkan

Demand

Perhitungan

Beban Kerja

Work Sampling

Time and motion

study

Daily log

Self Assesment

Sumber : (Aditama, 2004)

Page 58: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

35

Kesesuain beban kerja dapat dianalisis dengan jenis tenaga, beban kerja juga

dapat dihubungkan dengan umur, pendidikan, jenis kelamin dan variabel lainnya,

tergantung pada tujuan dan kebutuhan penelitian. Perhitungan beban kerja

personel perlu dilakukan dengan tekhnik atau metode yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan mengetahui secara baik cara

perhitungan beban kerja diharapkan perencanaan jumlah dan jenis tenaga kerja

dapat dilakukan dengan lebih rasional sesuai yang dibutuhkan, untuk mengetahui

beban kerja perlu diketahui waktu yang dibutuhkan untuk produk atau jasa utama

yang dihasilkan unit atau personel (Ilyas, 2011).

Dalam perhitungan beban kerja ada tiga cara yang dapat digunakan,

diantaranya adalah (Ilyas, 2011) :

1. Work Sampling

2. Time and motion study

3. Daily Log

2.5.1. Work Sampling

Work sampling adalah tekhnik pembuatan serangkaian pengamatan pada

interval yang acak, berdasarkan prinsip statistik bahwa observasi yang

dilakukan secara acak memberikan informasi yang sama lengkapnya dengan

informasi yang diberikan dengan pengamatan secara kontinyu. Pada work

sampling, yang diamati adalah apa yang dilakukan oleh responden dimana

informasi yang dibutuhkan oleh peneliti disini adalah jumlah tenaga yang

ada serta waktu dengan kesan yang dilakukan oleh personel pada

kegiatannya, bukan siapanya. Jadi hal yang penting adalah apa yang

Page 59: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

36

dikerjakan oleh personel, dimana setiap kegiatan yang dilakukan oleh

personel akan dilakukan pengamatan dari kejauhan.

Pada tekhnik work sampling kita dapat mengamati hal-hal yang spesifik

tentang pekerjaan seperti aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada

waktu jam kerja, apakah aktivitas personel berkaitan dengan fungsi dan

tugasnya pada waktu jam kerja, proporsi waktu kerja yang digunakan untuk

kegiatan produktif atau tidak produktif serta pola beban kerja personel

dikaitkan dengan waktu dan jadwal jam kerja.

Work Sampling adalah pengukuran kegiatan kerja dari karyawan dengan

cara melakukan pengamatan dan pencatatan, dimana jumlah sampel

pengamatan kegiatan dilakukan secara acak. Pada metode ini yang menjadi

fokus pengamatan adalah apa yang dilakukan responden pada waktu tertentu

dan apa kegiatannya. (Barnes, 1980) dalam (Ilyas, 2011) menyebutkan tiga

kegunaan utama dari work sampling, yaitu :

1. Activity and Delay Sampling

Mengukur proporsi kegiatan aktifitas dan tidak melakukan aktifitas

seorang pegawai.

2. Performance Sampling

Mengukur waktu yang digunakan untuk bekerja dan waktu yang

tidak digunakan untuk bekerja seorang pegawai berdasarkan uraian

tugasnya dan dapat sekaligus untuk mengukur produktifitasnya.

3. Work Measurement

Page 60: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

37

Menetapkan standar waktu dari suatu kegiatan.

Hal-hal yang dapat diamati dengan work sampling di jelaskan (Ilyas, 2011):

a. Aktivitas apa yang sedang dilakukan pegawai pada waktu jam kerja.

b. Apakah aktivitas pegawai berkaitan dengan fungsi dan tugasnya pada

waktu jam kerja.

c. Proporsi waktu kerja yang digunakan untuk kegiatan produktif atau tidak

Produktif.

d. Pola beban kerja pegawai dikaitkan dengan waktu, jadwal jam kerja.

Tahapan – tahapan yang harus diperhatikan dalam melakukan survei

pekerjaan dengan work sampling diantaranya adalah :

a. Menentukan jenis personel yang akan diteliti, apabila didapati jumlah

personel banyak maka perlu dilakukan pemeilihan sample sebagai

subjek personel yang akan diamati.

b. Membuat formulir daftar kegaiatn yang adapat diklasifikasikan sebagai

kegiatan produktif, kegiatan non produktif dan kegiatan pribadi atau

dapat pula dikelompokkan menjadi kegiatan langsung maupun

kegaiatn tidak langsung.

c. Melatih pelaksana peneliti mengenai tata cara pengamatan kerja

dengan menggunakan work sampling. Petugas pelaksana sebaiknya

mempunyai latar belakang pendidikan yang sejenis dengan subjek

yang akan diamati untuk mempermudah dalam proses pengamatan.

Setiap pelaksana peneliti mengamati 5-8 personel yang sedang bekerja.

Page 61: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

38

d. Pengamatan dilakukan dengan interval 2-15 menit tergantung

karakteristik pekerjaan. Makin tinggi tingkat mobilitas pekerja yang

diamati maka semakin pendek waktu pengamatan. Semakin pendek

jarak waktu pengamatan, maka semakin banyak sampel pengamatan

yang diamati oleh pengamat sehingga akurasi pengamatan menjadi

lebih akurat.

e. Pengamatan dilakukan selama jam operasional kerja. Apabila jenis

tenaga yang diteliti berfungsi 24 jam maka pengamatan dilakukan

sepanjang hari.

Dalam tekhnik work sampling kelompok pekerja diobservasi di waktu

tertentu dan kegiatan perindividu dicatat. Setelah satu atau dua minggu,

rata-rata waktu untuk setiap aktifitas dihitung sehingga rata-rata waktu tiap

kegiatan dapat ditentukan. Melalui pengamatan ini kita mengetahui waktu

kerja sebenarnya yang digunakan untuk setiap kelompok kegiatan selama

beberapa hari.

Metode Ilyas menggunakan pendekatan demend. Artinya metode ini

menghitung beban kerja yang harus dikerjakan atas dasar permintaan untuk

menghasilkan unit produk atau jasa per waktu yang dibutuhkan. Dengan

demikian, beban kerja tergantung juga volume transaksi bisnis yang harus

dilakukan oleh setiap tenaga kerja atau unit organisasi.

Untuk menghitung beban kerja personel organisasi dibutuhkan informasi

yang akurat, hal-hal yang harus di perhatikan menurut (Ilyas, 2011):

Page 62: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

39

1. Kejelasan transaksi bisnis utama atau penunjang setiap personel dan unit

organisasi.

2. Kejelasan waktu yang dibutuhkan untuk setiap transaksi bisnis utama

atau penunjang.

3. Jenis dan jumlah transaksi bisnis per hari, per minggu, per bulan atau per

tahun.

4. Jumlah jam kerja efektif (produktif) perhari pada organisasi.

5. Jumlah hari kerja efektif dalam setahun organisasi.

Formula perhitungan beban kerja unit atau personel per hari menurut

(Ilyas, 2011) sebagai berikut : .

Keterangan :

B.K i-j :Jenis Beban Kerja

J.T :Jumlah Transaksi Per Hari

W.T :Waktu (menit atau jam) untuk setiap jenis transaksi

Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode work sampling adalah

sebagai berikut:

Kelebihan dari metode work sampling

a. Pengamatan tidak perlu mengamati pekerjaan terus-menerus, sehingga

secara teknis mudah dikerjakan dan bagi pegawai yang menjadi objek

merasa tidak diamati.

Beban Kerja / Hari = B.K i-j = JT X W.T

Page 63: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

40

b. Pengamat dapat mengamati beberapa orang pegawai sekaligus.

c. Tidak diperlukan pengamat profesional yang terlatih karena yang

diamati hanya jenis kegiatannya.

d. Pengamatan dapat dihentikan kapan saja tanpa berdampak buruk

terhadap hasil penelitian.

e. Lebih menyenangkan bagi pengamat dibandingkan dengan metode

time motion study.

f. Pengamat jarang merasa bosan dan kelelahan.

Kekurangan dari metode work sampling

a. Tidak memberikan informasi yang lengkap dan terperinci detail

kegiatan tenaga yang diamati.

b. Data yang didapat bisa terjadi bias karena pegawai tahu akan diamati.

2.5.2. Time and Motion Study

Pada time and motion study pengamat melakukan pengamatan dan

mengikuti dengan cermat tentang kegiatan yang dilakukan oleh pegawai

yang sedang diamati. Pada teknik ini yang dihasilkan tidak hanya berupa

beban kerja tapi juga kualitas kerja pegawai (Ilyas, 2011).

Pada metode ini dilakukan pengamatan secara terus-menerus sampai

pekerjaan selesai dan sampai selesainya jam kerja pada hari itu. Pengamatan

dilakukan terhadap setiap jenis tugas dilakukan dan lamanya waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikannya. Kegiatan ini dilakukan pengulangan

pada keesokan harinya. Time ad motion study sulit dilakukan, berat dan

mahal sehingga jarang dilakukan.

Page 64: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

41

2.5.3. Daily Log

Daily log merupakan bentuk sederhana dari work sampling, dimana

orang yang diteliti menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan

untuk penelitian tersebut. Penggunaan teknik ini sangat bergantung terhadap

kerjasama dan kejujuran dari pegawai yang sedang diteliti. Pelaksanaan

teknik ini menggunakan formulir isian sederhana mengenai kegiatan, waktu

dan lamanya kegiatan. Sebelum dilakukan penelitian, peneliti harus

memberikan penjelasan dan penekanan bahwa informasi mengenai pegawai

tidak akan tercantum pada laporan peneliti (Ilyas, 2011).

2.6. Rumah Sakit

2.6.1. Defenisi Rumah Sakit

Dalam UU No. 44 Tahun 2009 mengenai Rumah Sakit, menyatakan

bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan instalasi gawat darurat.

Pelayanan kesehatan paripurna yang dijelaskan dalam Undang-undang

menerangkan bahwa Rumah Sakit sebagai pemberi pelayanan kesehatan

harus menyediakan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Rumah sakit adalah institusi padat karya, yang hasil produksinya berupa

jasa pelayanan kesehatan terkategori unsought product dan juga bersifat

intangible. Sehingga tantangan bagi manajemenuntuk memahami dengan

menyeluruh seluruh aspek pekerjaan yang ada di rumah sakit. Tantangan

yang kini terjadi adalah adanya iklim kompetisi yang semakin kuat dalam

Page 65: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

42

dunia pelayanan kesehatan serta pasar bebas dalam dunia pelayanan

kesehatan (Ilyas, 2011). Tantangan globalisasi serta terbukanya pasar bebas

berakibat tingginya kompetisi di sektor kesehatan. Timbulnya persaingan

ketat antara rumah sakit pemerintah, swasta, dan asing , sehingga rumah

sakit di tuntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu tinggi,

mudah cepat, akurat, dan biaya yang terjangkau (Karina, 2012).

2.6.2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Tugas Rumah Sakit adalah melaksanakan pelayanan kesehatan secara

berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan

dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan

upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan. Pada

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009, tugas Rumah Sakit antara lain :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan

medis.

3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Page 66: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

43

5. Fungsi Rumah Sakit adalah menyelenggarakan pelayanan medik,

pelayanan penunjang medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan

keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian

dan pengembangan serta administrasi umum dan keuangan (Ismi, 2015).

Tugas dan fungsi Rumah Sakit selain memberikan pelayanan medis,

pelayanan penunjang medis dan pelayanan nonmedis, dituntut untuk

memberikan pelayanan prima kepada internal SDMK Rumah Sakit

dalam hal pemberian beban kerja yang sesuai dengan kemampuannya

dan melakukan pendidikan serta pengembangan SDMK.

2.6.3. Jenis Ketenagaan Rumah Sakit

Dalam Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

disebutkan bahwa rumah sakit harus memiliki tenaga tetap yang

meliputi tenaga medis dan penunjang medis, tenaga keperawatan, tenaga

kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit, dan tenaga kesehatan.

Peraturan Pemerintah RI No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

menjelaskan:

1. Tenaga medis, meliputi dokter dan dokter gigi.

2. Tenaga keperawatan, meliputi perawat dan bidan.

3. Tenaga kefarmasian, meliputi apoteker, analisis farmasi dan asisten

apoteker.

4. Tenaga kesehatan masyarakat, meliputi epidemiolog kesehatan,

entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan dan sanitarian.

Page 67: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

44

5. Tenaga gizi, meliputi nutrisionis dan dietisien.

Selain itu kebutuhan tenaga di Rumah Sakit juga diatur secara

umum melalui Peraturan Pemerintah UU No. 54 Tahun 2003 Tentang

formasi kepegawaian (Pegawai Negeri Sipil). Pertimbangan yang sering

dipakai untuk merencanakan kebutuhan tenaga di sebuah Rumah Sakit

adalah sebagai berikut:

1. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit tersebut.

2. Sifat dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit tersebut.

3. Perkiraan beban tugas masing-masing pekerjaan tersebut.

4. Perkiraan kapasitas pegawai yang mampu ditampung oleh Rumah Sakit

tersebut.

5. Jenis dan jumlah peralatan medis yang tersebut.

2.7. Farmasi

2.7.1. Pelayanan Farmasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun

2009 Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan

bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi

dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu

kehidupan pasien.

Pelayanan farmasi adalah suatu proses penyelenggaraan semua kegiatan

pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit, seperti

Page 68: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

45

pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,

pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan

obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,

bahan obat dan obat tradisional (Anindita, 2011)dan distribusi semua

produk farmasi, serta memberikan informasi dan jaminan kualitas yang

berhubungan dengan penggunaan obat, pengertian kegiatan pelayanan

farmasi adalah sistem pengadaan dan inventaris, pembutan obat termasuk

pembungkusan kembali sesuai kebutuhan dan fasilitas yang tersedia

berdasarkan cara pembuatan obat yang baik, membantu terselenggaranya

sistem distribusi yang efesien baik bagi penderita rawat inap maupun rawat

jalan, pemberian informasi obat yang lebih baik kepada staf rumah sakit dan

penderita, membantu terselenggaranya farmasi klinik termasuk pemantaun

obat dalam dosis, indikasi efektifitas, efek samping dan harga,

terselenggaranya pendidikan termasuk pendidikan berkelanjutan bagi staf

farmasi serta praktikum farmasi siswa farmasi dan pasca sarjana farmasi

(Karina, 2012).

2.7.2. Tenaga Farmasi

Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga

kefarmasian sebagaimana yang di jelaskan dalam Undang Undang No. 36

Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan terdiri atas apoteker dan tenaga

teknis kefarmasian.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun,

2009 Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan Pekerjaan

Kefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.

Page 69: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

46

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun, 2009

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah

mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun,

2009Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker

dalam menjalani Pekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi,

Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten

Apoteker.

2.7.3. Instalasi Farmasi Sebagi Unit Pelayanan dan Unit Produksi

Instalasi farmasi merupakan suatu organisasi pelayanan dirumah sakit

yang memberikan pelayanan produk bersifat nyata (tangible) dan pelayanan

farmasi klinik bersifat tidak nyata (intangible) bagi konsumen yaitu pasien,

dokter, perawat, profesional kesehatan lain dan masyarakat disekitar rumah

sakit. Pada proses pelaksanaan pelayanan, terutama dalam pelayanan

farmasi klinik terdapat titik temu antara pemasok dan konsumen, dalam hal

ini instalasi farmasi rumah sakit dan pasien. Farmasi klinik memiliki

komponen dasar utama yaitu komunikasi-konselling-konsultasi. Oleh karena

itu pelayanan farmasi klinik mensyaratkan adanya kegiatan komunikasi

antara apoteker dan penderita, perawat, dan profesional kesehatan,

konseling obat pada penderita, dan komunikasi mengenai obat oleh apoteker

untuk profesional kesehatan lain pada titik tentu (Karina, 2012)

Instalasi farmasi Rumah Sakit dapat didefenisikan sebagai suatu

departmen atau unit atau bagian dari rumah sakit dibawah pimpinan seorang

Page 70: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

47

apoteker atau dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi

persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kompetensi

secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan yang bertanggung

jawab, atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian, yang terdiri atas

pelayanan paripurna, mencakup perencanaan, pengadaan, produksi,

penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi, dispensi obat

berdasarkan resep bagi penderita rawat inap atau rawat jalan, pengendalian

mutu dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan

kesehatan di rumah sakit. Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis,

mencakup program rumah sakit secara keseluruhan (Anindita, 2011).

2.8. Karakteristik Individu/ Pegawai

Organisasi merupakan wadah bagi indivdiu untuk mencapai tujuan, baik tujuan

pribadi maupun tujuan organisasi. Individu dengan karakter tersendiri dan

organisasi yang juga memiliki karakter tertentu yang saling menyesuaikan. Latar

belakang individu dapat menjadikan ciri-ciri tertentu pada setiap individu

(Afrianto, 2011).

Berkaitan dengan karir seseorang, menurut (Moekijat, 2008) mengatakan

bahwa karir seseorang merupakan unsur penting yang bersifat pribadi. Masa

depan seorang indivdiu dalam organisasi tidak tergantung pada kinerja saja.

Manajer juga menggunakan ukuran subyektif yang bersifat pertimbangan. Apa

yang dipersepsikan oleh penilai sebagai karakter/perilaku karyawan yang baik dan

buruk akan mempengaruhi penilaian.

Page 71: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

48

Karakteristik individu adalah perilaku atau karakter yang ada pada diri seorang

karyawan baik yang bersifat positif maupun negatif (Thoha, 2008).

Karakteristik-karakteristik ini sangat beragam, setiap perusahaan tentunya

dapat memilih seorang karyawan yang mempunyai kriteria yang baik dan

karakteristik ini juga harus sesuai dengan apa yang diinginkan perusahaan. (Rivai,

2006)menyatakan bahwa “Karakteristik individu adalah ciri-ciri khusus, sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membedakannya

dengan orang lain”. Menurut (Hasibuan, 2012) “Karakteristik individu merupakan

sifat pembawaan seseorang yang dapat diubah dengan lingkungan atau

pendidikan”. (Robbins, 2008), Bahwa variabel ditingkat individu meliputi

karakteristik biografis, kemampuan, kepribadian, dan proses belajar.

Adapun Dimensi yang menjadi karakteristik individu sebagai berikut :

1. Biografis

Menurut Robbins (2008), karakteristik biografis, terdiri dari: Umur, Jenis

Kelamin, dan Masa Jabatan, sesuatu yang objektif dan mudah diperoleh dari

catatan pribadi.

a. Umur, menentukan kemampuan seseorang untuk bekerja, termasuk

bagaimana dia merespon stimulus yang dilancarkan individu/pihak lain.

Semakin tinggi usia seseorang semakin rendah kemampuan fisik tetapi

sebaliknya pengalaman dan kestabilan emosi dapat semakin tinggi.

Artinya semakin tinggi usia seseorang akan semakin tinggi kesediaan.

untuk menerima kenyataan semakin sikap positif terhadap pekerjaandan

semakin memiliki kepuasan kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan

Page 72: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

49

bahwa untuk memimpin suatu kelompok kerja, usia yang lebih tua akan

dapat lebih produktif karena memiliki kepuasan kerja.

b. Jenis kelamin, secara fisik laki-laki dan perempuan berbeda. Pada

kodratnya karyawan wanita lebih sering tidak masuk kerja dibanding laki-

laki. Karyawan wanita cendrung lebih rajin, disiplin, teliti dan sabar.

Wanita lebih bersedia mematuhi otoritas dan pekerjaan rutin,

sementarapria lebih agresif dan memiliki ekspektasi untuk sukses

walaupun perbedaan ini sangat kecil.

c. Status perkawinan, karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang

belum menikah akan berbeda dalam memaknai suatu pekerjaan. Begitu

juga dengan tingkat kepuasan kerja. Secara umum dapat dikatakan bahwa

mereka yang berstatus sudah menikah lebih sedikit kemungkinan

berpindah-pindah kerja dibandingkan mereka yang belum menikah.

d. Masa kerja, semakin lama seseorang karyawan bekerja, maka semakin

rendah keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaanya.Masa kerja

akan berkorelasi dengan pengalaman menyelesaikan pekerjaan danoleh

karenanya pengalaman menyelesaikan pekerjaan akan berhubungan

dengan meningkatnya kemampuan yang diperoleh.

2. Kemampuan

Perihal kemampuan biasanya sangat berkaitan sekali dengan perbedaan

karakteristik individu. Ivancevich et al (2006:85), ”Kemampuan adalah bakat

seseorang untuk melakukan tugas fisik atau mental”. Menurut ( Robbins, 2008)

menyatakan bahwa ”Kemampuan (ability) adalah kapasitas seorang individu

Page 73: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

50

untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan”.Ada dua jenis

kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, yaitu:

a. Kemampuan Intelektual (intellectual ability) kemampuan intelektual

adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan atau

menjalankan kegiatan mental.

b. Kemampuan fisik (physical abilities) kemampuan fisik adalah

kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menuntut daya

stamina, kecekatan, dan keterampilan. Jika kemampuan intelektual

berperan besar dalam pekerjaan yang rumit, kemampuan fisik hanya

mengandalkan kapabilitas fisik.

3. Kepribadian

(Hasibuan, 2012) menyatakan bahwa “Kepribadian adalah serangkaian

ciri yang relatif tetap dan sebagian besar dibentuk oleh faktor keturunan,

sosial, kebudayaan, dan lingkungan”.

(Robbins, 2008) menyatakan bahwa “Kepribadian adalah sebagai total

dari cara-cara di mana individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain,

yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dapat

diperlihatkan”.

4. Persepsi

Menurut (Ivancevich, et al, 2007) presepsi Proses dimana seorang

individu memberikan arti pada lingkungan. Hal tersebut melibatkan

pengorganisasian dan penerjemahan berbagai stimulus menjadi suatu

pengalaman psikologis”. Sedangkan, (Tampubolon, 2008), ”Persepsi dapat

didefinisikan sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang

Page 74: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

51

menjadi fokus permasalahan yang sedang dihadapi.” Robbins (2007:169),

“persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar

memberikan makna bagi lingkungan mereka”

2.9. Uraian Tugas (Job Description)

Uraian pekerjaan (job description) dan uraian jabatan (job position) diketahui

serta disusun berdasarkan informasi yang telah dihasilkan oleh analisis pekerjaan.

Uraian pekerjaan digunakan untuk tenaga kerja operasional, sedangkan jabatan

digunakan untuk tenaga kerja manajerial. Uraian pekerjaan atau jabatan harus

ditetapkan secara jelas untuk setiap jabatan, agar pejabat dapat menegetahui tugas

dan tanggung jawab yang harus dilakukannya. Uraian pekerjaan akan memberikan

ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang

memegang jabatan tersebut, uraian pekerjaan akan menjadi dasar untuk

menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang

memegang jabatan itu. Uraian pekerjaan yang kurang jelas akan mengakibatkan

seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sehingga

mengakibatkan pejabat tersebut menjadi overacting dan pekerjaan menjadi

terbangkalai (Hasibuan, 2012).

Menurut (Hasibuan, 2012) uraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang

menguraikan tugas dan tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan,

dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.

Uraian pekerjaan harus jelas dan presepsinya mudah dipahami, serta

menguraikan hal-hal berikut :

Page 75: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

52

1. Identifikasi pekerjaan atau jabatan, yakni memberikan nama jabatan,

seperti rektor, dekan, dosen, dan kabag administrasi.

2. Hubungan tugas dan tanggung hawab, yakni perincian tugas dan

tanggung jawab secara nyata diuraikan secara terpisah agar jelas

diketahui.

3. Standar wewenang dan pekerjaan, yakni kewenangan dan prestasi yang

harus dicapai oleh setiap pejabat harus jelas.

4. Syarat kerja harus diuraikan dengan jelas, seperti alat-alat, mesin-

mesin, dan bahan baku yang akan dipergunakan untuk melakukan

pekerjaan tersebut.

5. Ringkasan pekerjaan atau jabatan, hendaknya menguraikan bentuk

umum pekerjaan dengan hanya mencantumkan fungsi-fungsi dan

aktivitas utamanya.

6. Penjelasan tentang jabatan dibawah dan di atasnya, yaitu harus

dijelaskan jabatan dari mana si petugas dipromosikan dan ke jabatan

mana si petugas akan dipromosikan.

Menurut (Sedarmayanti, 2007) deskripsi pekerjaan adalah catatan sistematis

dan teratur tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan, didasarkan pada

kenyataan apa, bagaimana, mengapa, kapan, dan dimana pekerjaan dilaksanakan,

dan kualifikasi orang yang akan menduduki jabatan tersebut.

Pada dasarnya yang terakhir dalam uraian pekerjaan meliputi 2 hal yang saling

berhubungan, yaitu :

1. Informasi identifikasi pekerjaan:

Page 76: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

53

a. Nama jabatan

b. Departemen/divisi/bagian

c. Nomor/kode jabatan

d. Jumlah karyawan yang memegang jabatan

e. Pengawasan yang diberikan kepada jabatan dibawahnya.

f. Pengawasan yang diterima dari jabatan di atasnya.

g. Hubungan pekerjaan dengan pekerjaan terdekat.

h. Hubungan jabatan dengan jabatan lain.

i. Peralatan yang digunakan dalam jabatan.

j. Rangkaian dan urutan pekerjaan.

k. Bahan yang dibutuhkan/dipakai dalam jabatan.

l. Latihan yang dibutuhkan.

m. Besarnya upah.

n. Lamanya jam kerja.

o. Kondisi dan lingkungan kerja seperti: udara, penerangan, debu, panas,

penuh/tanpa resiko dan lain-lain.

2. Kualifikasi karyawan yang sesuai untuk menduduki jabatan:

a. Jenis kelamin.

b. Usia sebaiknya.

c. Kondisi fisik dan kesehatan.

d. Emosi.

e. Mental.

f. Pendidikan formal.

g. Tempremen.

Page 77: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

54

h. Karakter.

i. Minat

2.9. Waktu

Waktu merupakan faktor utama dalam pencapaian organisasi, semakin tinggi

tingkat ketepatan waktu dan semakin tinggi tingkat penggunaan waktu maka

semakin berhasil suatu organisasi dalam menjalankan fungsinya. Pengukuran

waktu kerja memberi cara kepada manajemen untuk mengukur waktu yang

diperlukan untuk menjalankan suatu operasi atau rangkaian operasi, sehingga

waktu tak efesien ditemukan dan dapat dipisahkan dari waktu efektif. Dengan cara

ini akan diketahui bahwa ada waktu tak efektif, sifatnya serta berapa banyak

sebeleumnya terdapat waktu tak efektif tersembunyi dalam keseluruhan waktu

pembuatan atau proses.

Ruang lingkup waktu kerja menurut (Ilyas, 2004) dalam (Nurutami,

2009)adalah :

a. Waktu produktif

Waktu produktif terbagi menjadi dua :

1. Waktu kerja dasar, yaitu waktu kerja minimal yang tidak dapat ditawar-

tawar lagi yang secara teori diperlukan untuk menghasilkan suatu

kegiatan.

2. Waktu kerja tambahan, adalah waktu kerja yang bertambah atau

melebihi waktu kerja dasar. Waktu kerja dapat bertambah karena cara

kerja yang tidak efesien, kelemahan metode, tidak adanya prosedur, dan

lain-lain.

Page 78: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

55

b. Waktu tidak produktif

Waktu kerja yang terbuang, yang menyebabkan terhentinya suatu proses

atau operasioanl kegaiatan sehingga akan mengurangi produktivitas. Waktu

tidak produktif dapat terjadi disebabkan oleh:

1. Pihak manajemen gagal dalam merencanakan, mengendalikan, atau

melakukan pengawasan secara efesien.

2. Faktor pekerja, seperti meninggalkan pekerjaan tanpa alasan yang

cukup, keterlambatan, bermalas-malasan bekerja, dan sebagainya.

Menurut (Ilyas, 2004) dalam (Nurutami, 2009), aktifitas SDM kesehatan

dalam penggunaan waktu kerjanya dapat diamati dan dibedakan atas empat

macam jenis kegiatan, yaitu :

a. Kegiatan langsung, adalah kegiatan yang dilakukan berkaitan langsung

dengan pasien/konsumen, disini dicantumkan semua kegiatan yang

mungkin dilakukan oleh tenaga tersebut.

b. Kegiatan tidak langsung adalah, kegiatan yang dilakukan tidak langsung

terhadap pasien/konsumen.

c. Kegiatan pribadi, kegiatan untuk kepentingan pribadinya seperti makan,

minum ataupun ke toilet dll.

d. Kegiatan non produktif, adalah seluruh kegiatan yang dilakukan oleh

tenaga tersebut yang tidak bermanfaat terhadap pasien/konsumen kepada

unit satuan kerjanya maupun kepada organisasinya, seperti membaca koran,

e. menonton televisi, mengobrol, dll.

Page 79: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

56

2.10. Standar Operational Prosedure (S.O.P)

Dalam pelaksanaannya, agar standar yang sudah ditetapkan bisa dicapai,

maka diperlukan protokol (pedoman/petunjuk pelaksanaan), prosedur tetap

(Protap) atau Standard Operating Procedure (SOP). Untuk mengukur tercapai

atau tidaknya standar, maka digunakan indikator (tolak ukur) yang

menunjukan pada ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

SOP atau Standard Operating Procedure di artikan sebagai proses non

klinis yang dilaksanakan secara rutin, misalnya selalu tersedianya masukan (input)

pelayanan seperti obat-obatan, alat-alat yang berhubungan dengan pelayanan

kesehatan, dan sebagainya (Bustami, 2011).

Menurut (Atmoko, 2008) pengertian Standar Operational Prosedure

merupakan “Suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan

sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi pemerintah

berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai tata

kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.”

Menurut (Thoha, 2010)penyusunan Standar Operational Prosedure

terbagi dalam tiga proses kegiatan utama, yaitu :

a. Requirement discovery

Yaitu berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk

mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna

sistem.

Page 80: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

57

b. Data modeling

Yaitu berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan

system data.

c. Process modelling

Yaitu berupa teknik untuk Mengorganisasikan dan medokumentasikan

struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan

prosedur yang akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.

2.10.1. Tujuan dan fungsi Standar Operasional Prosedur (S.O.P)

Tujuan dari SOP menurut (Puji, 2014)sebagai berikut :

a. Tujuan umum

Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,

konsisten/uniformdan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

melalui pemenuhan standar yang berlaku.

b. Tujuan khusus

1. Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi

tertentu dan keamanan petugas dan lingkungan, dalam melaksanakan

sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu.

2. Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama

pekerja, dan supervisor.

3. Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian

menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta

pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

Page 81: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

58

4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

5. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara

efisien dan efektif.

6. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari

petugas yang terkait.

7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan

proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan malpraktek dan

kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah

dan petugas.

8. Sebagai dokumen yang digunakan untukpelatihan.

9. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.

Sedangkan fungsi dari SOP itu sendiri menurut (Puji, 2014) adalah :

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam

bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

2.10.2. Manfaat Standar Operasional Prosedur (S.O.P)

Jika SOP dijalankan dengan benar maka perusahaan akan mendapat

banyak manfaat dari penerapan SOP tersebut, menurut Indah (Puji, 2014)

manfaat dari SOP adalah sebagai berikut:

Page 82: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

59

1. Memberikan penjelasan tentang prosedur kegiatan secara detail dan

terinci dengan jelas dan sebagai dokumentasi aktivitas proses

bisnis perusahaan.

2. Meminimalisasi variasi dan kesalahan dalam suatu prosedur

operasional kerja.

3. Mempermudah dan menghemat waktu dan tenaga dalam program

training karyawan.

4. Menyamaratakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak.

5. Membantu dalam melakukan evaluasi dan penilaian terhadap

setiap proses operasional dalam perusahaan.

6. Membantu mengendalikan dan mengantisipasi apabila terdapat

suatu perubahan kebijakan.

7. Mempertahankan kualitas perusahaan melalui konsistensi kerja karena

perusahaan telah memilki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur

secara sistematis.

2.11. Kerangka teori

Beban kerja didasarkan pada pemanfaatan waktu kerja yang tersedia untuk

melakukan serangkaian pekerjaan. Beban kerja dapat dilihat dari aktivitas atau

kegiatan yang dilakukan staf pada waktu kerja baik kegiatan langsung, kegiatan

tidak langsung, dan kegiatan lain seperti kegaiatn pribadi dan kegiatan tidak

produktif (Ilyas, 2011).

Beban kerja berkaitan dengan sumber daya manusia yang tersedia. Selain itu,

fasilitas juga merupakan faktor yang mempengaruhi beban kerja staf. Menurut

penelitian pada salah satu rumah sakit di Makassar menunjukan bahwa fasilitas

Page 83: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

60

yang cukup lengkap dapat membantu meringankan beban kerja staf tersebut

(Irwandy, 2007). Hasil penelitian tersebut juga menunjukan bahwa semakin jelas

uraian pekerjaan, Standard Operational Prosedure(SOP), dan Juknis( Petunjuk

Teknsi), seorang staf akan sangat membantu dalam meringankan beban kerja

seoarang staf. Berdasarkan hasil penelitian (Karina, 2012 ) beban kerja dapat

dilihat dari karakterisik pegawai dan waktu kerja, sedangkan menurut (Nurutami,

2009) bahwa untuk melihat beban kerja seorang dapat dilihat dari SDM, Fasilitas,

Metode yang terdiri ( SOP, Petunjuk teknis, dan waktu kerja ).

Waktu kerja mempengaruhi beban kerja seorang staf waktu kerja ini dilihat

dari kesesuaian dengan standar waktu kerja yang dikeluarkan oleh Depkes RI

yaitu waktu kerja normal perhari 8 jam ( 5 hari kerja ). Menurut (Ilyas, 2011),

waktu kerja produktif optimum seorang staf berkisar 80%. Bila seorang bekerja

diatas 80% dari waktu produktifnya maka dapat dikatakan bahwa beban kerjanya

tinggi. Berdasarkan uraian penelitian terdahulu di dapatkan kerangka teori sebagai

berikut

Page 84: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

61

Bagan 2.2Kerangka Teori

Beban Kerja

-Produktif

-Belum Produktif

Kegiatan Produktif

-Kegiatan Langsung

-Kegiatan Tidak Langsung

Kegiatan Non Produktif

Kegiatan Pribadi

Karakteristik Pegawai

-Umur

-Jenis Kelamin

-Latar Belakang

Pendidikan

-Pengalaman Kerja

-Masa Kerja

-Jenis Pelatihan yang

diberikan

-

Waktu Kerja

(Ilyas, 2011)

Page 85: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

62

BAB III

KERANGKA PIKIR DAN DEFENISI ISTILAH

3.1. Kerangka Pikir

Dari tinjauan kepustakaan dan kerangka teori serta masalah penelitian yg

telah dirumuskan sebelumnya, maka dikembangkan suatu kerangka pikir

penelitian. Sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi

setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang

akan dilakukan(Sugiyono, 2015)

Kesesuaian beben kerja dapat dianalisis melalui faktor jenis tenaga, yang

dapat dihubungkan dengan umur, pendidikan, jenis kelamin, dan variabelnya,

tergantung pada tujuan dan kebutuhan penelitian (Ilyas, 2011).

Pada penelitian ini akan digambarkan mengenai bagaimana gambaran

beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan yang ditanggungnya. Pengukuran beban kerja

menggunakan metode work sampling dengan melihat jenis kegiatan tenaga

farmasi baik kegiatan produktif, kegiatan Non Produktif, maupun kegiatan lain/

pribadi pegawai. Penelitian menggunakan metode work sampling karena metode

ini tidak sulit untuk diterapkan dalam pengamatan terhadap objek dan cocok

untuk kegiatan yang sifatnya berulang, selain itu metode ini lebih mudah daripada

metode lainnya, dengan kualitas hasil yang dapat dipercaya(Ilyas, 2011).

Pada tekhnik work sampling kita dapat menggamati hal-hal yang spesifik

tentang pekerjaan seperti aktivitas apa yang sedang dilakukan personel pada

Page 86: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

63

waktu jam kerja. Berikut adalah gambaran kerangka konsep yang digunakan

dalam penelitian:

Page 87: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

64

Bagan 3.1. Kerangka Pikir

Beban Kerja Asisten

Apoteker

- Produktif

- Belum Produktif

- Kegiatan Produktif

- Kegiatan Non Produktif.

- Kegiatan Pribadi Lain

Karakteristik Pegawai

Uraian Tugas

Waktu Kerja

SOP

Page 88: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

65

3.2. Defenisi Istilah

Tabel 3.1. Defenisi Istilah

No Domain Defenisi Istilah Instrumen Alat Ukur Hasil Ukur

1 Karakteristik

Pegawai

Gambaran karakteristik pegawai yang

terlibat langsung dalam pelaksanaan

seluruh kegiatan di Instalasi Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan, meliputi

jenis kelamin, umur, latar belakang,

pendidikan, pengalaman kerja, masa

kerja, dan jenis pelatihan yang diberikan.

Wawancara

mendalam

dan telaah

dokumen

Pedoman

wawancara

mendalam dan

data ketenagaan

Gambaran karakteristik pegawai

yang bekerja di Instalasi Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan.

2 Uraian Tugas Pengelompokan jenis dan tugas kegiatan

yang diberikan kepada tenaga asisten

apoteker yang ada di Instalasi Farmasi

RSUKota Tangerang Selatan.

Telaah

dokumen

Pedoman telaah

dokumen

Keterangan mengenai tugas pokok

dan tugas tambahan yang harus

dikerjakan oleh petugas di

Instalasi Farmasi RSU Kota

Page 89: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

66

No Domain Defenisi Istilah Instrumen Alat Ukur Hasil Ukur

Tangerang Selatan.

3 Waktu Kerja Jumlah pemenuhan waktu kerja asisten

apoteker dalam

Minggu/Bulan/Tahunyang terbagi

kedalam shift kerja daftar Piket, dan

waktu lembur yang digunakan di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan

Wawancara

mendalam

dan

Observasi

Pedoman

wawancara

mendalam dan

Pengamatan

langsung (form

work sampling)

Waktu kerja yang di hitung dalam

Minggu/Bulan/Tahundan waktu

lembur pegawai asisten apoteker

di Instalasi Farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017

4 Kegiatan

Produktif

Seluruh kegiatan yang berhubungan

dengan pekerjaan dan uraian tugas, baik

berupa kegiatan yang berhubungan secara

langsung dengan pasien maupun kegiatan

tidak langsung seperti kegiatan

administrasi dan kepentingan rumah sakit

lainnya.

Observasi

dan

wawancara

mendalam

Formulir Work

Sampling dan

pedoman

wawancara

mendalam.

Jumlah waktu yang digunakan

dalam setiap kegiatan selama

tujuh hari pengamatan pada

interval 10 menit untuk

melakukan kegiatan secara

langsung maupun tidak langsung

yang mempunyai produktivitas

Page 90: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

67

No Domain Defenisi Istilah Instrumen Alat Ukur Hasil Ukur

bagi rumah sakit.

5 Kegiatan Non

Produktif

Kegiatan yang tidak berkaitan dengan

kepentingan pasien maupun rumah sakit

yang menyebabkan terbuangnya waktu

kerja sehingga proses kegiatan

operasional menjadi terhenti dan

mengurangi produktivitas.

Observasi

dan

wawancara

mendalam

Formulir Work

Sampling dan

pedoman

wawancara

mendalam

Jumlah waktu yang digunakan

dalam setiap kegiatan selama

tujuh hari pengamatan pada

interval 10 menit untuk

melakukan kegiatan tidak

pruduktif.

6 Kegiatan

Pribadi/lain

Kegiatan yang berkaitan dengan

kepentingan pribadi

Observasi

dan

wawancara

Formulir work

sampling dan

pedoman

Jumlah waktu yang digunakan

dalam setiap kegiatan selama

tujuh hari pengamatan pada

interval 10 menit dalam

melakukan kegiatan pribadi.

7 Standard

Operational

Pedoman atau acuan berupa document

untuk melaksanakan tugas pekerjaan

Telaah

Dokumen

Pedoman telaah

dokumen

Memberikan penjelasan tentang

prosedur kegiatan secara detail

Page 91: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

68

No Domain Defenisi Istilah Instrumen Alat Ukur Hasil Ukur

prosedure

(S.O.P)

sesuai dengan fungsi dan alat penilaian

kinerja yang di gunakan oleh Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan.

dan terinci dengan jelas dan

sebagai dokumentasi aktivitas

proses pelayanan farmasi.

8 Beban Kerja

Pegawai

(Asisten

Apoteker)

Beban kerja pegawai adalah jumlah

kegiatan yang dilakukan pegawai selama

bertugas disuatu unit pelayanan farmasi

berdasarkan tugas utama dan tugas

tambahan dalam memenuhi kebutuhan

pasien, baik kegiatan produktif, Non

Produktif, maupun pribadi/lain.

Formulir

work

sampling,

wawancara

mendalam,

dan telaah

dokumen

Formulir Work

Sampling,

pedoman

wawancara

mendalam, data

ketenagaan

Persentase Beban Kerja Pegawai

(Asisten Apoteker) di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017.

Page 92: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

69

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif observasional dengan

analisa data kualitatif yang digunakan untuk menganalisis beban kerja tenaga

asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum KotaTangerang Selatan

Tahun 2017. Berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang

ada yaitu melalui observasi dengan menggunakan formulir work sampling,

wawancara mendalam dengan informan, dan telaah dokumen yang dimiliki

Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang elatan. Pengukuran beban kerja dilakukan

dengan mengamati kegiatan asisten apoteker antara lain: kegiatan produktif,

krgiatan non produktif, dan kegiatan pribadi. Dari hasil pengukuran beban kerja

akan di dapatkan hasil beban kerja tenaga asisten apoteker yang dilihat dari

jumlah waktu pada seluruh kegiatan setelah dipersentasekan.

Kegiatan tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang

Selatan bervariasi dan karena yang diamati peneliti adalah kegiatan dari tenaga

asisten apoteker dan bukan kinerjanya, oleh karena itu peneliti menggunakan

metode work sampling dalam melakukan pengamatan kegiatan tenaga farmasi

agar kegiatan yang dilakukan tersebut dapat terwakili dalam penelitian ini.

Formulir work sampling yang digunakan adalah formulir yang telah banyak

digunakan oleh peneliti sebelumnya, (Karina, 2012), (Nurutami, 2009),

(Rubbiana, 2015).

Page 93: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

70

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan yang berada di Jl. Pajajaran No.101, Pamulang Barat-

Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan

pada bulan Juli-Agustus 2017.

4.3. Informan penelitian

Jumlah informan yang di observasi oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu

berjumlah 14 orang yang terdiri dari 12 orang tenaga asisten apoteker sebagai

informan utama, Kepala Instalasi Farmasi sebagai informan kunci, Bagian Satuan

Pelaksana Kepegawaian (MSDM) sebagai informan pendukung. Pemilihan

informan ini telah berdasarkan prinsip pengambilan sampel jenis kualitatif yaitu

kesesuaian (appropiateness) dan kecukupan (adequacy). Kesesuaian yaitu

informan dipilih berdasarkan kesesuaian pengetahuan yang dimiliki terkait dengan

topik penelitian yaitu tentang beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. Kecukupan yaitu

data dan informasi yang di dapatkan dari informan dapat menggambarkan hal-hal

yang berkaitan dengan topik penelitian.

4.4. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan beberapa instrumen dalam melaksanakan penelitian

ini. Instrumen penelitian tersebut antara lain pedoman wawancara mendalam,

tabel work sampling dan pedoman telaah dokumen. Instrumen penelitian yang

digunakan untuk mengumpulkan data tentang beban kerja tenaga asisten apoteker

menggunakan formulir pengamatan work sampilngwawancara mendalam dengan

Page 94: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

71

informan yaitu : alat perekam , pedoman wawancara berupa pertanyaan terbuka,

dan alat tulis.

4.5. Sumber Data

4.5.1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan kegiatan

terhadap 12 orang asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

KotaTangerang Selatan yang dilakukan selama 7 hari (31 Juli-6 Agustus)

dilakukannya pengamatan, selain itu data primer lainnya peneliti dapatkan

melalui wawancara mendalam.

4.5.2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini dengan melakukan telaah dokumen yang

dimiliki oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)KotaTangerang

Selatan, seperti : Profil Rumah Sakit, Uraian Tugas (Job Description), SOP,

evaluasi pola ketenagaan dan kualifikasi pegawai, jumlah kunjungan pasien

dari periode 2011-2016, rekap penanganan pelayanan resep periode 2016-

2017, serta laporan kinerja Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan.

4.6. Pengumpulan Data

Sumber data yang di kumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Data Primer

Pegumpulan data primer dalam penelitian berupa beban kerja tenaga

asisten apoteker yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara

langsung terhadap semua kegiatan yang dilakukan oleh asisten apoteker di

Page 95: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

72

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) KotaTangerang Selatan untuk

melihat beban kerja dan wawancara mendalam pada bagian Satuan

Pelaksana Kepegawaian, Kepala Instalasi Farmasi, dan Asisten Apoteker.

Untuk Pengamatan beban kerja dilakukan selama 7 hari pada asisten

apoteker. Untuk pengamatan beban kerja dengan metode work sampling

menggunakan interval waktu 10 menit. Pengamatan dicatat di formulir

pengamatan.

Pada tekhnik work sampling, kelompok pekerja di observasi pada rentang

waktu 10 menit pada saat itu setiap kegiatan individu dicatat. Setelah satu

atau dua minggu, rata-rata waktu untuk setiap aktivitas dihitung sehingga

rata-rata waktu tiap kegiatan dapat ditentukan. Perhitungan jumlah

pengamatan dilakukan dengan rumus (Ilyas, 2011).

Jumlah Pengamatan = sampel x (60 menit : interval) x waktu kerja x jumlah hari kerja

Contohnya : Pengamatan kegiatan pada 2 orang staf dengan 2 shift kerja,

pengamatan dilakukan setiap 10 menit selama 15 jam dalam 7 hari kerja

maka jumlah pengamatan dapat di peroleh.

Dalam penelitian ini, tenaga pengamat yang melakukan observasi terhadap

kegiatan tenaga farmasi di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan

adalah peneliti sendiri dan satu orang pengamat lain yaitu Penanggung Jawab

Asisten Apoteker, yang sebelumnya sudah diberikan informasi dan

penjelasan terlebih dahulu oleh peneliti mengenai mengenai cara pengamatan

Page 96: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

73

dan pencatatan kegiatan petugas dengan menggunakan tekhnik work

sampling.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui data yang berasal dari bagian umum

manajemen rumah sakit dan bagian instalasi famasi rumah sakit. Bagian

umum diperoleh data yaitu profil RSU Kota Tangerang Selatan, evaluasi

pola ketenagaan dan kualifikasi pegawai, jumlah kunjungan pasien dari

periode 2011-2016 serta laporan kinerja Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan, serta data yang diperoleh dari bagian Instalasi Farmasi

yaitu, data uraian tugas ( TUPOKSI ) SDM, SOP Instalasi Farmasi, rekap

penanganan pelayanan resep periode 2016-2017.

4.7. Pengolahan Data

Proses pengolahan hasil observasi beban kerja pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Penyuntingan Data

Penyuntingan data dilakukan setiap selesai pengamatan untuk memeriksa

jika terjadi kesalahan dan ketidaklengkapan data yaitu dengan cara

memeriksa formulir work sampling untuk melihat apakah pengamat

menuliskan kegiatan tenaga farmasi sesuai dengan kelompok kegiatan yang

seharusnya.

2. Penjumlahan Lamanya Kegiatan

Setelah dilakukan penyuntingan data untuk mendapatkan kegiatan-

kegiatan yang telah dilakukan oleh tenaga farmasi, selanjutnya peneliti

Page 97: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

74

menjumlahkan setiap kegiatan tenaga farmasi baik langsung, tidak

langsung,maupun pribadi ke dalam satuan menit. Kemudian, jumlah lama

kegiatan dalam satu hari ditambahkan dengan jumlah lama kegiatan pada

hari lainnya untuk mengetahui rata-rata lama kegiatan yang dimiliki oleh

setiap tenaga farmasi.

3. Pemasukan Data

Penjumlahan lamanya kegiatan seorang asisten apoteker yang sudah

dilakukan peneliti dimasukkan ke dalam komputer untuk dilakukan proses

pengolahan data selanjutnya seperti perhitungan persentase pada proporsi

kegiatan produktif, non produktif, dan pribadi/lainnya. Dengan begitu dapat

diketahui apakah beban kerja apoteker dan asisten apoteker tinggi atau

rendah.

4. Pembersihan Data

Pembersihan data pengamatan dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam

menginput data. Setelah melakukan pengolahan data pada variabel beban kerja.

5. Membuat Transkrip Wawancara

Selain observasi, untuk mengumpulkan data tentang kegiatan asisten apoteker

peneliti juga melakukan wawancara mendalam. Oleh karena itu, wawancara

mendalam yang sudah direkam kemudian ditranskip ke dalam bentuk tulisan.

6. Membuat Matriks Wawancara

Setelah mentranskrip semua hasil wawancara, kemudian peneliti membuat

matriks ringkasan wawancara mendalam untuk memudahkan peneliti dalam

membandingkan dan menganalisa hasil wawancara dari setiap informan.

Page 98: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

75

4.8. Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan data

yang telah diolah. Selain itu, analisis data juga berguna untuk memperoleh

kesimpulan secara umum dari penelitian. Langkah dalam analisis data adalah

reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi data.

10.8.1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, mengambil data yang penting,

membersihkan data yang tidak cocok atau bias dan mencari tema dan pola

yang sama. Reduksi data dibantu dengan komputer, dengan

mengelompokkan data sesuai aspek atau kriteria tertentu. Tahapan yang

dilakukan adalah sebagai berikut:.

a. Mengumpulkan semua data yang diperoleh setiap selesai

pengamatan aktivitas setiap pengamatan.

b. Memeriksa adanya kesalahan, kekurang lengkapan dan

ketidakkonsistenan pengamatan.

c. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam komputer dan

mengelompokkan berdasarkan jenis kegiatan produktif, non

produktif, dan kegiatan pribadi asisten apoteker.

d. Menjumlahkan masing-masing jenis kegiatan asisten apoteker.

e. Setiap jenis kegiatan jumlahnya dikalikan 10, karena pengamatan,

untuk mengubah pola kegiatan tersebut ke dalam menit. Sehingga

diperoleh waktu setiap aktivitas asisten apoteker selama satu hari.

Page 99: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

76

f. Jumlah kegiatan asisten apoteker selama penelitian dijumlahkan,

sehingga didapatkan jumlah waktu setiap jenis kegiatan asisten

apoteker selama satu hari.

g. Merangkum hasil wawancara, memeriksa, mengedit dan meringkas

dalam bentuk narasi.

4.8.2 Penyajian Data

Penyajian data dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti

untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data

kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih

utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir

menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis

untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi,

termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data

direduksi. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi.

4.8.3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi, yaitu data yang dikelompokkan sebelumnya akan dilakukan

analisis terhadap data tersebut atau diinterpretasikan hasilnya bagaimana

gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU

Kota Tangerang Selatan .

Page 100: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

77

4.9. Triangulasi Data

Untuk mendapatkan data yang valid maka perlu dilakukan pengujian

keabsahan data, dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data dengan

cara triangulasi sumber dan triangulasi teknik/metode.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari beberapa sumber kemudian

dideskripsikan dan dikategorisasikan mana pandangan yang sama dan mana yang

berbeda, sehingga menghasilkan suatu hasil kesimpulan.

2. Triangulasi Teknik/Metode

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang

sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara,

lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi teknik

dilakukan untuk mempertajam analisis dan memvalidasi data penelitian.

Dengan dilakukannya triangulasi data pada penelitian ini diharapkan peneliti

dapat melakukan analisis secara tepat, akurat dan terpercaya. Sehingga didapatkan

analisis data yang tepat, akurat dan terpercaya. Adapun tabel triangulasi data pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.1. :

Page 101: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

78

Tabel 4.1. Triangulasi Data

Variabel

Triangulasi Sumber Triangulasi Metode

Kepala

Instalasi

farmasi

Satuan Pelaksana

kepegawaian

Asisten

Apoteker

Observasi Wawancara

Mendalam

Telaah

Dokumen

Karakteristik Pegawai

- √ √ - - √

Uraian Tugas (JOBDES)Asisten Apoteker

√ - √

- - √

Waktu Kerja Asisten Apoteker

√ √ √ √ √ -

Kegiatan Produktif

- - √ √ √ -

Kegiatan Non Produktif

- - √ √ √ -

Kegiatan Pribadi/ lain - - √ √ √

-

S.O.PPelayanan Farmasi Asisten Apoteker √ - √

- - √

Beban Kerja Tenaga Asisten Apoteker √ √ √ √ √ √

Page 102: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

79

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Beban Kerja Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode gabungan antara

deskriptif kuantitatif dengan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui

beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. Pengumpulan data untuk

mengetahui beban kerja dilakukan dengan mengamati kegiatan seluruh

tenaga asisten apoteker selama 7 hari pengamatan berturut-turut dimulai

pada tanggal 31 Juli 2017 s.d 6 Agustus 2017, pengamatan dilakukan pada

tenaga asisten apoteker yang bertugas di apotek Lt. 1, kegiatan pengamatan

dilakukan pada 12 orang tenaga asisten apoteker pada semua shift dalam

waktu 24 jam dengan metode work sampling. Setiap kegiatan yang

dilakukan oleh petugas asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan di catat pada form work

samplingseluruh kegiatannya yang dilakukan setiap 10 menit sekali secara

bergantian. Sebelum melakukan pengamatan peneliti terlebih dahulu

memberikan arahan kepada pengamat lain yaitu Koordinator Asisten

Apoteker mengenai prosedur pengamatan kerja (observasi) dengan

menggunakan teknik work sampling dan pencatatan yang dilakukan

pengamat kedalam formulir work sampling.

Page 103: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

80

Pelaksanaan wawancara mendalam kepada 12 informan (asisten

apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan yang dilakukan pada tanggal 25-28 Juli 2017. Kemudian dilanjutkan

dengan pengamatan kerja (observasi) selama 7 hari. Kegiatan wawancara

mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai beban kerja

yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan. Sedangkan data sekunder penelitian didapatkan dari berbagai buku,

literatur-literatur, dokumen-dokumen terkait yang di dapatkan di Instalasi

Farmasi dan bagian manajemen rumah sakit seperti : Profil RSU Tangsel,

Jobdes (uraian tugas) asisten apoteker, SOP(standard operational

prosedure) di Instalasi Farmasi, data jumlah kunjungan pasien 2011s.d

2016, data jumlah pelayanan resep tahun 2016, pedoman pengoorganisasian

Instalasi Farmasi RSU Tangsel, dan kebijakan pelayanan Farmasi RSU

Tangsel.

5.1.1. Gambaran Ketenagakerjaan Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan.

Tabel 5. 1.Data Ketenagakerjaan di Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017

Profesi PNS NON-PNS

Dokter Umum 23 13

Dokter Spesialis 20 17

Perawat 31 115

Bidan 19 31

Page 104: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

81

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Profesi PNS NON-PNS

Apoteker 4 4

Asisten Apoteker 2 11

Analisis

Laboratorium

5 18

Radiografer 1 9

Dokter Gigi 3 0

Gizi 3 1

Perawat Gigi 1 1

Rekam Medis 1 8

Elektromedis 1 1

Non Medis 34 215

Dokter Sub Spesialis 0 1

Fisikiawan 0 1

Refraksionis 0 1

Fisioterapis 0 2

Sub Total 148 449

Total 597

Page 105: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

82

Berdasarkan data ketenagaan yang ada di Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan memiliki 597 pegawai PNS dan Non PNS, untuk

ketenagaan yang ada jumlah pegawai Non PNS lebih banyak yaitu sebesar

449 peagawai. Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan memiliki 21 pegawai PNS dan Non PNS, yang terdiri

dari 4 orang tenaga apoteker PNS dan 4 orang tenaga apoteker Non PNS, 2

orang tenaga asisten apoteker PNS dan 11 orang tenaga asisten apoteker

Non PNS. Jumlah tenaga yang ada di Instalasi Farmasi Tahun 2017 akan

ada penambahan pegawai. Hal tersebut di dukung berdasarkan hasil

wawancara terhadap bagian kepegawaian sebagai berikut:

“Kalau untuk jumlah ketenagaan secara keseluruhan saat ini sudah cukup,

namun untuk ketenagaan yang ada di Instalasi Farmasi masih kurang,

karena ada penambahan pegawai lagi di tahun 2017 ini, jika dilihat dari

jumlah kunjungan pasien dan pelayanan resep dari tahun ke tahun semakin

meningkat, dan jika dinilai secara subyektif sudah dapat dikatakan tinggi

dengan data yang ada, dan ada komplain juga terkait beban kerja dari

Instalasi Farmasi (B.K).”

“Sekarang Instalasi Farmasi dalam proses perencanaan SDM dan

perbaikan SIMRS dalam mewujudkan pelayanan yang efektif dan efesien.

Untuk mewujudkannya Instalasi Farmasi akan mengadakan proses

rekrutmen untuk tenaga asisten apoteker di tahun ini (I.1.T KAA).”

Page 106: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

83

5.1.2. Gambaran Indikator Pencapaian Kinerja Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan.

Tabel 5 .2. Indikator Pencapaian Kinerja Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan Periode 2011 s.d 2016

Indikator

Pencapaian

Standar

Depkes

Tahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

Tahun

2016

Angka

Pemakaian TT.

(BOR)

60-85% 63,58% 98,20% 102,30% 54,63% 58,6% 67,08%

Rata-rata lama

dirawat (ALOS)

6-9 hari 4 hari 4 hari 5 hari 5 hari 4 hari 4 hari

Frekuensi

Pemakaian TT.

(BTO)

40-50

kali/tahun

5 kali 61 kali 67 kali 39 kali 47 kali 63 kali

Interval TT.

Kosong (TOI)

1-3 hari 3 hari 1 hari 1 hari 7 hari 3 hari 2 hari

Angka kematian

Bersih (NDR)

Max

25/1000

0,00% 0,00% 0,02% 2,92% 2,12% 1,81%

Angka kematian

Kasar (GDR)

Max

45/1000

0,72% 0,02 % 0,04% 6,22% 4,85% 4,12%

Jumlah

Kunjungan

Pasien Rawat

Inap

- 730

Pasien

4109

Pasien

7427

Pasien

3652

Pasien

- 7111

Pasien

Sumber : Profil Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Berdasarkan Tabel 5.2. diatas dapat dilihat Indikator/penampilan kinerja

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, yang memiliki 8 kapasitas

tempat tidur di tahun 2012, 13 Kapasitas tempat tidur di Tahun 2013, 121

kapasitastempat tidur di Tahun 2016 dengan angka BOR (Bed Occupancy Ratio)

mengalami peningkatan di Tahun 2012 sebesar 98,20%, di tahun 2013 sebesar

102,30%, dan di tahun 2016 sebesar 67,08% dari standar Depkes RI sebesar 60-

85%. Semakin tinggi nilai BOR berarti semakin tinggi pula penggunaan TT

(Tempat Tidur) yang ada untuk perawatan pasien. Namun perlu diperhatikan

Page 107: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

84

bahwa semakin banyak pasien yang dilayani berarti semakin sibuk dan semakin

berat pula beban kerja petugas di unit tersebut.

Pada Tahun 2012 BTO (Bed Turn Over) / frekuensi pemakaian tempat tidur

mencapai 61 kali/tahun, di Tahun 2013 frekuensi pemakaian tempat tidur

mencapai 67 kali/tahun, di Tahun 2016 frekuensi pemakaian tempat tidur 63 hari,

Pemakaian (BTO) di Tahun 2011 berada di bawah standar Depkes yaitu sebesar

5/kali tahun kali hal tersebut terjadi karena dari jumlah 8 kapasitas tempat tidur

terdiri 730 pasien rawat inap yang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya

sangat jauh berbeda, penjelasan juga di dukung dengan rumah sakit dalam proses

pembangunan dan penataan, sehingga terdapat penambahan jumlah tempat tidur

mulai tahun 2012. Berdasarkan standar Depkes indikator BTO hanya sebesar 40-

50 kali/tahun, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa frekuensi pemakain tempat

tidur periode 2012, 2013, dan 2016 sudah diatas rata-rata dan di tahun 2011

berada jauh dari rata-rata yang telah diteteapkan yang dikeluarkan oleh

Departmen Kesehatan RI.Menurut (Mardiana, 2014)BTO (Bed Turn Over)

merupakan indikator di jadikan sebagai alat untuk mengukur tingkat efesiensi

pengelolaan rumah sakit yang berhubungan dengan kepuasan kerja dan

kesejahteraan karyawannya untuk menghindari turn over pegawai yang dapat

mengganggu pelayanan kepada pasien.

Indikator nilai ALOS disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga

dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis

tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara

umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari, RSU Kota Tangsel mempunyai nilai

Page 108: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

85

rata-rata ALOS 4 hari sehingga tidak mencapai standar yang di tetapkan Depkes

RI.

Indikator yang digunakan untuk menilai kualitas pelayanan medis di rumah

sakit adalah GDR (Gross Death Rate) dan NDR (Net Death Rate). Standar ideal

yang ditetapkan Depkes RI yaitu untuk GDR : <45 per mil dan untuk NDR : <25

per mil. GDR dan NDR di RSU Kota Tangsel di tahun 2014 s.d 2016 telah

melebihi standar yang ditetapkan Depkes RI. Banyak faktor-faktor yang

berpengaruh dalam kematian tersebut, tingkat keparahan suatu penyakit,

kecekatan dan kesigapan pelayanan perawatan, serta ketepatan terapi atau

pengobatan, menjadi hal yang sangat diperhatikan dan berpengaruh dalam

pengelolaan rumah sakit(Leonardo dan Budi, 2014).

Indikator NDR lebih mencerminkan mutu pelayanan medis karna hanya pasien

yang mati >48 jam, yang berarti pasien sudah mendapatkan pelayanan medis di

rumah sakit. Instalasi Farmasi merupakan suatu unit penunjang medis yang

beresiko terjadinya kesalahan (medication error) dalam memberikan pelayanan

kepada pasien pada fase peresepan (prescribing), penyiapan dan penyerahan

(dispensing), dan penyerahan (administering).

Faktor penyebab Medication Error fase prescribing, meliputi beban kerja yaitu

rasio antara beban kerja dan SDM tidak seimbang, edukasi yaitu penulisan resep

tidak memenuhi syarat kelengkapan resep, gangguan bekerja yaitu terganggu

dengan dering telepon, kondisi lingkungan yaitu pencahayaan yang kurang

mendukung saat bekerja, dan komunikasi yaitu permintaan obat secara lisan.

Page 109: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

86

Berbagai faktor yang teridentifikasi dapat berpengaruh terhadap pengobatan

pasien (Donsu, dkk, 2016).

Berdasarkan hasil wawancara terkait indikator kinerja yang menjadi acuan

untuk mutu pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan, berupa data terkait medication error belum di

dokumentasikan dan di telaah ulang. Berikut kutipan wawancara dengan Kepala

Instalasi Farmasi dan Bagian Penunjang Medis:

“Untuk data terkait Medication Error di Instalasi Farmasi belum pernah

dilakukan pencatatan, namun setiap kejadian ada pelaporan, dari pelaporan yang

ada tidak sampai KTD (Kejadian Tidak Diharapkan). Oleh sebab itu untuk

sekarang menjadi PR bagi Instalasi Farmasi terkait pencatatannya (K.S).”

“Indikator atau penampilan kerja di RSU Kota Tangerang Selatan saat ini

hanya mempunyai data terkait BOR, ALOS, BTO,TOI, NDR, dan GDR untuk

manajemen resiko (Patient Safety) belum berjalan dengan baik. Data pendukung

untuk medication error dari Instalasi Farmasi belum ada pencatatan dan

pelaporan saat ini, sehubungan masih dalam proses pergantian struktur

organisasi (B.G).

5.1.3. Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan

Pelayanan di selenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi

yang efesien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang tersedia dan standar

pelayanan keprofesian universal. Untuk menggambarkan garis tanggung jawab

struktural maupun fungsional dan koordinasi didalam dan diluar pelayanan

farmasi tercermin dalam bagan organisasi Rumah Sakit dan bagan organisasi

Instalasi farmasi. Berikut adalah adalah struktur organisasi berdasarkan (Pedoman

Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan Tahun 2017.)

Page 110: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

87

Bagan 5.1.

Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumha Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Sumber : Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Page 111: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

88

Berdasarkan Bagan 5.1. diatas dapat disimpulkan bahwa Instalasi Farmasi di

dalam melaksanakan pelyanan farmasi di pimpin oleh seorang Kepala Instalasi

Farmasi dan di bantu oleh tenaga apoteker, Ahli Madya farmasi, Tenaga

Menengah Farmasi (Asisten Apoteker) dan staff Administrasi. Instalasi Farmasi

terdiri dari dari tiga koordinator yaitu koordinator perbekalan farmasi, koordinator

pelayanan farmasi klinis, koordinator pelatihan dan penjaminan mutu. Dimana

koordinator pelayanan farmasi klinis di bantu oleh penanggung jawab yang ada di

rawat jalan dan rawat inap, untuk penanggung jawab yang ada di rawat inap masih

belum di cantumkan, tanggung jawab diserahkan kepada penanggung jawab

farmasi klinis.

5.2. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini dilihat dari aspek: jenis kelamin, umur, latar

belakang pendidikan, masa kerja, jabatan yang dipegang, pembagian waktu kerja

pada seluruh tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017. Gambaran mengenai informan pada

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.3 di bawah ini:

Page 112: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

90

Tabel 5.3. Karakteristik Pegawai dalam Penelitian Gambaran Beban Kerja

Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Informan

Jenis

Kelamin

Umur

(Tahun)

Latar

Belakang

Pendidikan

Masa

Kerja

Jabatan

Pembagian

Waktu

Kerja

Informan 1

Perempuan 36 SMF 6 thn Koordinator

Asisten

Apoteker

Non Shift

Informan 2 Perempuan 35 SMF 2 thn Pelaksana

Administrasi

Apotek

Non Shift

Informan 3 Perempuan 32 D3 Farmasi 4 thn Asisten

Apoteker

Non Shift

Informan 4 Laki-laki 30 S1 Farmasi 4 thn Asisten

Apoteker

Shift

Informan 5 Perempuan 35 SMF 4 thn Asisten

Apoteker

Shift

Informan 6 Perempuan 21 SMF 2 thn 6

bulan

Asisten

Apoteker

Shift

Informan 7 Laki-laki 26 SMF 3 thn Asisten

Apoteker

Shift

Informan 8 Laki-laki 19 SMF 4 tahun Asisten

Apoteker

Shift

Informan 9 Perempuan 22 SMF 4 tahun Asisten

Apoteker

Shift

Informan 10 Laki-laki 21 SMF 4 tahun Asisten

Apoteker

Shift

Informan 11 Laki-laki 23 SMF 4 tahun Asisten

Apoteker

Shift

Informan 12 Perempuan 40 SMF 4 tahun Asisten

Apoteker

Shift

Berdasarkan Tabel 5.3. diatas menggambarkan bahwa sebagian besar tenaga

farmasi (66,67 %) adalah perempuan. Tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan berdasarkan jenis kelamin

tidak berbanding jauh antara laki-laki dan perempuan diantaranya 7 orang berjenis

Page 113: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

91

kelamin perempuan dan 5 orang berjenis kelmin laki-laki, tenaga asisten apoteker

memiliki umur yang hampir homogen yaitu berkisar antara umur 30-40 tahun,

serta memiliki latar belakang pendidikan yang sama yaitu Sekolah Menengah

Farmasi dan dengan masa kerja yang 2-6 tahun.

5.3.Karakteristik Pegawai

Tenaga Farmasi yang diteliti dalam pengamatan ini adalah 12 orang asisten

apoteker yang terlibat langsung dengan kegiatan di Instalasi Farmasi.

Karakteristik pegawai atau spesifikasi pegawai dapat dilihat dari latar belakang

pendidikan, pengalaman kerja sebelum bergabung di Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan, masa kerja pegawai, serta jenis pelatihan yang pernah

diikuti oleh seluruh tenaga asisten apoteker baik di internal rumah sakit maupun

external rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada seluruh

tenaga asisten apoteker, diketahui bahwa seluruh asisten apoteker di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, memiliki latar

belakang pendidikan yang telah sesuai dengan kompetensi dan pengalaman kerja

sebagai tenaga asisten apoteker berdasarkan standar ketenagaan dan pedoman

pengorganisasian yang ada, namun berdasarkan Permenkes No. 80 Tahun 2016

Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan, untuk kualifikasi

pendidikan asisten apoteker harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga

Kefarmasian, oleh sebab itu untuk ketenagaan selanjutnya akan merekrut calon

tenaga asisten apoteker dari Latar belakang Pendidikan D3 Farmasi, hal tersebut

bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM yang ada serta pelayanan

kefarmasian rumah sakit .

Page 114: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

92

Hal tersebut dibuktikan dengan hasil kutipan wawancara yang dilakukan

kepada Bagian Kepegawaian, Kepala Instalasi Farmasi, dan 2 orang tenaga

asisten apoteker sebagai berikut:

“Untuk tingkat pendidikan tenaga asisten apoteker sebelumnya sudah sesuai

yaitu berasal dari SMF/SMK Farmasi, tapi setelah keluarnya surat edarandari

Kemenkes RI, dalam rangka meningkatkan pelayanan farmasi dan kualitas SDM

maka asisten apoteker dalam spesifikasi pendidikannya harus minimal D3

(Farmasi), dari surat edaran tersebut untuk ketenagaan yang sudah ada saat ini

banyak yang menempuh tingkat pendidikan lagi (K.S).’

“Berdasarkan latar belakang pendidikan asisten apoteker sebelumnya itu

SMF/SMKF, namun karena ada kebijakan baru untuk asisten tenaga kesehatan

harus memiliki latar belakang pendidikan D3 (Farmasi) yang berlaku untuk

seluruh tenaga teknis/operasional semua unit, berdasarkan kebijakan baru maka

untuk selanjutnya tenaga asisten apoteker yang ada di Instalasi Farmasi berasal

dari latar belakang pendidikan D3 (Farmasi)”(B.G).

“Sebelumnya untuk Asisten Apoteker banyak yang dari SMF, setelah adanya

surat edaran dari atas harus minimal D3 (Farmasi) jadih saya sekarang kuliah

lagi (I.5.A).”

“Pada Umumnya rata-rata untuk asisten apoteker di sini mempunyai latar

belakang pendidikan SMF/SMK Farmasi, karena ada kebijakan baru jadih

sekarang kebanyakan pada kuliah lagi, tidak harus kefarmasian, kuliah di

jurusan lain juga ada(I.7.S).”

Berdasarkan Standar Ketenagaan yang ada di Instalasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan untuk karakteristik tenaga asisten apoteker dengan

latar belakang pendidikanSekolah Menengah Farmasi (SMF) harus dari Dinas

Kesehatan untuk Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi (SMKF) harus

mempunyai bukti surat ujian kompetensi, terdaftar di Departemen Kesehtan ,

terdaftar di Asosiasi Profesi, mempunyai Surat ijin kerja (SIK), dan SK

penempatan. Selain di lihat dari latar belakang pendidikan juga dilihat dari

pengalaman kerja yang dibutuhkan untuk dapat bekerja sebagai asisten apoteker

di IFRSU Kota Tangsel. Hal tersebut juga diperkuat oleh hasil wawancara

mendalam oleh peneliti yang dilakukan pada salah satu informan, sebagai berikut:

Page 115: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

93

“Jika dilihat dari Masa kerja atau pengalaman kerja untuk tenaga asisten

apoteker saat ini memang memiliki pengalaman kerja di Rumah Sakit tetapi itu

tidak menjadi patokan namun memang di utamakan yang berpengalaman,

karena sebelum kerja ada sosialisasi dulu, saat hari pertama kerja harus di

training dulu yang nanti di bantu oleh koordinator asisten apoteker, untuk

asisten apoteker tidak diwajibkan pengalaman kerja, namun untuk apoteker

diwajibkan harus ada pengalaman kerja minimal 2 tahun di rumah sakit

lain(I.N.3).”

Jika dilihat dari pengalaman kerja untuk tenaga asisten apoteker sebagian besar

sudah mempunyai pengalaman kerja yang sudah cukup baik di bidang farmasi,

sehingga untuk pengalaman kerja tidak menjadi masalah bagi Instalasi Farmasi

RSU Tangsel, dan dukung juga dengan adanya masa training kerja yang nantinya

di pandu oleh Koordinator Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya jika dilihat dari

pengembangan dan pelatihan untuk SDM di Instalasi Farmasi yang diadakan oleh

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan khususnya untuk asisten

apoteker jarang dilakukan, hal tersebut dirasa mempunyai pengaruh yang besar

dalam kinerja pelayanan kefarmasian. Informasi juga diperkuat dengan hasil

wawancara yang dilakukan kepada beberapa informan sebagai berikut :

“Kalau untuk asisten apoteker pelatihannya jarang sekali dilakukan, jika ada

pelatihan yang ikut cuman beberapa orang, tapi kalau untuk apotekernya

sering, ada juga pelatihan dari Dinkes yang biasanya untukPNS tapi jarang

juga, ada paling PNS BHD di bagian Manajemen diatas, tapi kalau untuk

sosialisasi SOP, Jobdes, itu lumayan sering, beberapa minggu yang lalu baru

diadakan sosialisai terkait SOP(I.N.3).”

“Disini untuk pelatihan asisten apoteker belum ada, padahal itu penting jika

ada sistem pelayanan yang baru tenaga yang ada tidak kesusahan dalam

informasi, oleh sebab itu tenaga yang ada dituntut untuk explore dan up date

selalu. Untuk mengatasi hal tersebut SDM yang ada mencari jadwal seminar

external. Namun untuk apoteker sering dilakukan pelatihan (I.4.R).”

“Kalau disini untuk pelatihan asisten apoteker saya rasa tidak pernah,

soalnya kemaren masuk kerja langsung percobaan, setelah itu tidak

mendapatkan pelatihan lagikarena fokus pelayanan, ada paling sosialisasi SOP

dari Kepala Instalasi Farmasi (I.5.A).“

Page 116: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

94

5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan.

Uraian tugas tenaga asisten apoteker di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang

Selatan dapat dilihat berdasarkan pembagian waktu kerja yang terdiri dari asisten

apoteker shift, non shift, dan jabatannya. Berikut adalah penjabaran uraian tugas

tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017.

1. Uraian tugas tenaga asisten apoteker non shift di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan.

Tabel 5 .4. Rincian Uraian Tugas Asisten Apoteker Non Shift di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Nama :Tutut Indah. P

Jabatan : Koordinator Asisten Apoteker

Pelayanan Kefarmasian

Membuat permintaan barang dari apotik ke gudang

Mengecek/menerima obat/alkes datang dari gudang

Memasukkan SBBK ke kartu stok

Merekap & mengecek pengeluaran obat di apotek

Memasukkan rekapan ke kartu stok

Entry Resep

Pengambilan/penyiapan resep obat

Etiketing Resep

Peracikan Obat

Mencatat & menghitung fisik pengeluaran obat

Piskotropika& Narkotika

Merapikan obat ke tempat/raknya

Mengecek suhu tiap kulkas

Menerima returan obat/alkes dari ruangan

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok

Membuat permintaan ke gudang ATK

Stock Opname/bulan (cek fisik & kartu stock)

Penanggung Jawab

Stock Apotek

Memisahkan obat/alkes ED

Membuat dan menandatangani Surat Permintaan

Barang (SPK)

Page 117: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

95

Nama :Tutut Indah. P

Jabatan : Koordinator Asisten Apoteker

Mengecek/menerima obat/BMHP/ATK dari gudang

Menandatangani SBBK ke kartu stock

Merekap & mengecek pengeluaran obat di apotek

Mengkoordinasikan pelaksanaan Stock Opname setiap

bulan

Koordinasi Tugas

Asisten Apoteker

Koordinasi tugas dan pembagian tugas ke semua

asisten apoteker

Mengatur jadwal asisten apoteker

Nama: Desi Mustika

Jabatan: Pelaksana Administrasi Apotek

Membuat Pembukuan /

Laporan Obat dan

BMHP di Rawat Jalan,

Rawat Inap dan Ruang

Operasi (OK)

Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat &bahan

medis habis pakai(BMHP) di apotek setiap hari.

Merekap penerimaan dan pengeluaran obat &bahan

medis habis pakai (BMHP) di apoteksetiap bulan

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran obat

&bahan medis habis pakai ke dalam buku mutasi

obat

Menerima obat dan bahan medis habis pakai dari

gudang obat Rumah Sakit

Menyimpan dan menyusun obat dan bahan medis

habis pakai yang diterima dari gudang obat Rumah

Sakit

Membuat laporan semester mutasi obat dan bahan

medis habis pakai (BMHP)

Melakukan Perhitungan (stok opname) obat dan

bahan medis habis pakai setiap bulan

Memisahkan obat dan barang medis habis pakai

yang kadaluarsa

Menghitung jumlah obat dan bahan medis habis

pakai yang masuk masa kadaluarsa

Membuat laporan persediaan obat dan bahan medis

habis pakai di apotek pada akhir tahun

Membuat laporan mutasi obat dan bahan medis

habis pakai di apotek pertahun

Membantu Pelayanan

Kefarmasian di Rawat

Jalan

Pengambilan obat dan bahan medis habis pakai

untuk pasien rawat jalan

Membuat etiket obat untuk pasien rawat jalan

Pelayanan obat pasien ARV

Page 118: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

96

Nama: Desi Mustika

Jabatan: Pelaksana Administrasi Apotek

Pengontrolan stok obat

High Alert Rawat inap

Paru dan IPD

Melakukan pengawasan terhadap ketersediaan stok

obat High Alert di unit Rawat

inap paru dan IPD.

Sekretaris Komite

Tenaga Kesehatan

Profesional Lainnya

Membuat undangan, presensi, notulen rapat komite

tenaga kesehatan professional lainnya

Membuat laporan rapat kepada Direktur Rumah

Sakit

Membuat laporan persediaan obat dan bahan medis

habis pakai di apotek pada akhir tahun

Membuat undangan, presensi, notulen rapat komite

tenaga kesehatan professional lainnya

Nama:Nofriani

Jabatan: Asisten Apoteker D3 Farmasi

Pelayanan Kefarmasian

Apotek

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS)

pada sistem Rumah Sakit

Memasukkan SBBK ke kartu stok

Memasukkan rekapan ke kartu stok

Pengambilan/penyiapan obat

Etiketing Resep

Peracikan Obat

Merapikan obat ke tempat/raknya

Menerima returan obat/alkes dari ruangan

Membersihkan ruangan & alat racik

Penyerahan nomor antrian

Menulis pemesanan paket OK

Stok Opname/bulan (cek fisik & kartu stok)

Memisahkan obat/alkes ED

Penanggung Jawab Klaim

BPJS

Mengumpulkan dan merapikan resep BPJS

Entry obat Resep BPJS pada sistem BPJS

Pengontrolan stok obat High

Alert Rawat inap Anak Dan

Bedah

Melakukan pengawasan terhadap ketersediaan

stok obat High Alert di unit Rawat inap Anak

dan bedah

Page 119: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

97

Nama:Nofriani

Jabatan: Asisten Apoteker D3 Farmasi

Penanggung Jawab Akreditasi

Unit Farmasi

Menjadi agen perubahan (agent of change) di

unit nya masing –masing untuk melakukan

pelayanan sesuai standard akreditasi yang

telah ditetapkan

Membantu terselenggaranya proses akreditasi

rumah sakit umum kota tangerang selatan

2. Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker Shift di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan.

Tabel 5.5. Rincian Uraian Tugas Asisten Apoteker Shift Di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Uraian Tugas Seluruh Asisten Apoteker Shift di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel Tahun 2017

Pelayanan Kefarmasian

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, )

Revisi entrian resep

Membuat permintaan barang dari apotik ke

gudang

Memasukkan SBBK ke kartu stok

Merekap pengeluaran obat di apotek

Memasukkan rekapan ke kartu stock

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

Etiketing Resep

Peracikan Obat

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

Mencatat & menghitung fisik pengeluaran obat

Piskotropik & Narkotika

Merapikan obat ke tempat/raknya

Menerima returan obat/alkes dari ruangan

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok

Membersihkan ruangan & alat racik

Menulis pemesanan paket OK

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal

Page 120: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

98

Uraian Tugas Seluruh Asisten Apoteker Shift di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel Tahun 2017

Stok Opname/bulan (cek fisik & kartu stok)

Memisahkan obat/alkes ED

Merapikan return dari Rawat inap

Penerimaan resep dan menulis no telp pasien d

resep

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional)

Berdasarkan uraian tugas (Job Description) untuk tenaga asisten apoteker di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan memiliki

sedikit perbedaan pada asisten apoteker shift dan non shift, pada asisten apoteker

shift uraian tugas yang diberikan untuk seluruh tenaga asisten apoteker pada

umumnya sama, namun untuk tenaga asisten apoteker non shift memiliki uraian

tugas yang berbeda, dimana terdiri dari tiga orang asisten apoteker yang memiliki

tanggung jawab yang berbeda dan terdapat Job Desrcription (JOBDES)

tambahan, sehingga hal tersebut berpengaruh kepada beban kerja tenaga asisten

apoteker dan pelayanan kefarmasian. Berikut di dukung dengan wawancara

mendalam kepada beberapa asisten apoteker shift dan non shift.

“Untuk uraian tugas saya di bandingkan kan yang lain sedikit berbeda, selain

ikut dalam pelayanan saya juga bertanggung jawab terhadap asisten apoteker

lainnya, apalagi terkait mencari pengganti jika ada SDM yang tidak hadir untuk

Shift. Selain itu juga bertanggung jawab dalam stock barang yang ada di apotek

(I.1.T, KAA).”

“Kalau untuk Job Description sebenarnya saya fokus ke laporan mutasi

bulanan, namun karen tenaga yang ada masih kurang jadih saya harus ikut

pelayanan, apalagi di hari rabu dan kamis karena semua poli buka, jadi untuk

pelayanan harus di maximalkan(I.2.D).”

Page 121: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

99

“Dalam pembagian tugas asisten apoteker saya punya tanggung

jawabkhususnya untuk klaim BPJS tapi tetap ikut pelayanan kadang untuk BPJS

ga ke handel sendiri, apalagi kalau pelayanan lagi rame jadih emang butuh

tenaga tambahan (I.3.N).”

5.5.Waktu Kerja

Waktu kerja adalah jumlah jam kerja dalam satu hari yang disediakn oleh pihak

rumah sakit kepada seluruh sumber daya yang ada untuk dapat bekerja atau

melakukan tugas yang menjadi taggung jawabnya sebagai seorang pegawai.

Pegawai yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan merupakan pegawai shift dan non shift yang berlaku untuk

apoteker dan asisten apoteker, untuk pegawai non shift bekerja selama lima hari

dalam seminggu mulai dari hari senin-jum’at sedangkan untuk pegawai shift hari

bekerja dari hari senin sampai minggu kecuali untuk pegawai yang dapat jadwal

shift malam maka untuk hari berikutnyalepas. Berikut adalah pembagian jam

kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan.

Tabel 5.6.Pembagian Waktu Kerja Pegawai di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

Non Shift Shift

P1: Jam 07.00 s.d 15.30 P1 : Jam 07.00 s.d 14.00

P : Jam 07.30 s.d 16.00 P : Jam 10.00 s.d 17.00

P2 : Jam 08.30 s.d 17.00 S : Jam 14.00 s.d 21.00

- M : Jam 21.00 s.d 07.00

Page 122: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

100

Berdasarkan pembagian waktu jam kerja pegawai di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 menetapkan

untuk pembagian waktu jam kerja yang disebutkan diatas, untuk tambahan

pembagian waktu kerja terdapat shift middle untuk pegawai non shift berlaku dari

jam 08.30 dan shift berlaku dari jam 10.00. Pembagian waktu jam kerja tersebut

di bagi agar pembagian kerja dilakukan dengan rata, menimbang waktu pelayanan

(produktif) lebih banyak dilakukan di siang hari hingga sore hari, sehingga untuk

waktu shift malam di perpanjang. Pada umumnya rata-rata waktu yang dihabiskan

bekerja dalam sehari adalah 8 jam 30 menit terkadang bisa lebih, sesuai dengan

kondisi pelayanan saat itu.

Berdasarkan Undang- Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,

jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift tidak boleh melebihi 40

jam perminggu. Menurut ILO ( International Labour Organization ) jam kerja

terbagi dua yaitu (7 jam kerja/hari, 40 jam kerja /Minggu, 6 hari kerja/ Minggu)

atau ( 8 jam kerja/hari, 40 jam kerja / Minggu, 5 hari kerja/Minggu). Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan di di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan waktu kerja setiap minggunya untuk setiap pegawai

melebihi waktu tersebut. Hal demikian terjadi karena jumlah pelayanan yang

semakin meningkat dari tahun ke tahun, SDM kurang, dan terdapat Jobdes dan

tanggung jawab yang belum terselesaikan oleh pegawai. Untuk kelebihan waktu

kerja tidak dihitung sebagai lembur hanya loyalitas sebagai pegawai karena harus

menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Berikut adalah hasil kutipan

wawancara dengan Kepala Instalasi Farmasi dan beberapa asisten apoteker terkait

waktu kerja.

Page 123: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

101

“Kalau untuk pembagian waktu kerja untuk tenaga fungsional itu biasanya

bisa sekitar 37 jam sampai dengan 44 jam berarti tiap bulannya kita butuh 176

jam, nah kalau untuk jatah libur itu 2 kali seminggu shift maupun non shift,

cuman yang shift ada waktu lepas setelah jaga malam, tapi nanti ada jam kerja

middle itu kalau urgensi saja( KAINS).”

“Untuk jam kerja disini ada batasan dari pihak manajemen SDM biasanya

untuk shift 154 s.d 156 dan non shift 168 jam, namun kenyataan di lapangan

kadang bisa lebih tergantung banyaknya pekerjaan saat itu dan kondisi

pelayanan (I.2.D).”

“Waktu Kerja biasanya hampir sama shift maupun non shift jatahnya 168 jam

perminggu tapi kadang bisa lebih, kalau waktu kerja lembur tidak ada dan jika

ada waktu jam kerja berlebih dihitung sebagai loyalitas saja, kalau jatah izin 3-4

kali, dan kalau tidak hadir di potong atau ada pegawai yang bisa menggantikan

berarti fee nya dialihkan yang kerja saat itu(I.4.R).”

5.6.Aktivitas Pegawai

Aktivitas pegawai merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tenaga farmasi di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan terbagi

dalam kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan kegiatan pribadi. Dalam

hal ini dilakukan kegiatan pengamatan waktu kerja (observasi) untuk mengetahui

aktivitas-aktivitas kerja yang dilakukan oleh tenaga farmasi (asisten apoteker)

sepenjang hari berdasarkan batasan jumlah waktu yang telah diberikan beserta

waktu yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan tersebut.

Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga farmasi (asisten apoteker) dan waktu

yang dibutuhkan untuk melakukan masing-masing kegiatan akan diamati oleh

peneliti dan dibantu satu orang pengamat lain yaitu Koordinator Asisten Apoteker

dan asisten apoteker lainnya dengan menggunakan tekhnik work sampling.Proses

pelaksanaan pengamatan akan berlangsung selama 24 jam dalam 7 hari kerja yang

terbagi atas pegawai shift dan non shift, setiap aktivitas yang dilakukan oleh

asisten apoteker di Instalasi Farmasi akan dicatat berdasarkan jenis kegiatannya

(kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan kegiatan pribadi). Pencatatan

Page 124: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

102

akan dilakukan setiap 10 menit sekali secara bergantian terhadap seluruh informan

yang berjumlah 12 orang. Selama 7 hari pengamatan, jumlah waktu dari masing-

masing jenis kegiatan pegawai di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan tidaklah sama setiap harinya. Jumlah pengamatan waktu

kerja pegawai setiap harinya selama 7 hari pengamatan, dapat dilihat pada Tabel

5.7 sebagai berikut:

Page 125: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

103

Tabel 5.7.Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Asisten Apoteker Non Shift Selama 7 Hari Pengamatan di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Hari

Pengamatan

Kegiatan Produktif Kegiatan Non Produktif Kegiatan Pribadi

I.1.T I.2.D I.3.N I.1.T I.2.D I.3.N I.1.T I.2.D I.3.N

31-08-2017 470 450 430 20 30 20 20 30 60

1-08-2017 470 440 460 30 50 30 10 20 20

2-08-2017 480 480 470 20 20 30 10 10 10

3-08-2017 490 490 490 10 10 10 10 10 10

4-08-2017 480 460 470 20 30 30 10 20 10

5-08-2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6-08-2017 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 2390 2320 2320 100 140 120 60 90 110

Total

Waktu

7030 360 260

Page 126: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

104

Tabel 5.8Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Produktif Asisten Apoteker Shift Selama 7 Hari Pengamatan di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017.

Hari

Pengamatan

Kegiatan Produktif

I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S I.8.R I.9.A I.10.R I.11.H I.12.S

31-07-2017 0 370 0 340 360 0 0 470 480

1-08-2018 440 380 370 440 0 0 380 0 0

2-08-2017 0 500 480 0 370 380 0 380 400

03-08-2017 0 0 0 400 400 480 480 360 390

4-08-2017 0 390 380 390 480 0 0 480 0

5-08-2017 350 480 360 0 0 380 350 0 470

6-08-2017 360 0 470 470 350 360 360 0 0

Jumlah 1150 2120 2060 2040 1960 1600 1570 1690 1740

Total

Waktu

15930

Page 127: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

105

Tabel 5.9. Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Non Produktif Asisten Apoteker Shift Selama 7 Hari Pengamatan di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Hari

Pengamatan

Kegiatan Non Produktif

I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S I.8.R I.9.A I.10.R I.11.H I.12.S

31-07-2017 0 40 0 50 40 0 0 80 70

1-08-2018 100 30 30 100 0 0 20 0 0

2-08-2017 0 60 60 0 30 20 0 20 10

03-08-2017 0 0 0 10 10 60 60 30 20

4-08-2017 0 10 30 20 100 0 0 70 0

5-08-2017 40 50 20 0 0 20 40 0 60

6-08-2017 30 0 70 100 30 30 30 0 0

Jumlah 170 190 210 280 210 130 150 200 160

Total

Waktu

1700

Page 128: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

106

Tabel 5.10. Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Pribadi Asisten Apoteker Shift di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Hari

Pengamatan

Kegiatan Pribadi

I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S I.8.R I.9.A I.10.R I.11.H I.12.S

31-07-2017 0 10 0 30 20 0 0 50 50

1-08-2018 60 10 20 60 0 0 20 0 0

2-08-2017 0 40 60 0 20 20 0 20 10

03-08-2017 0 0 0 10 10 60 60 30 10

4-08-2017 0 20 10 10 20 0 0 50 0

5-08-2017 30 70 40 0 0 20 30 0 70

6-08-2017 30 0 60 30 40 30 30 0 0

Jumlah 120 150 190 140 110 130 140 150 140

Total

Waktu

1270

Page 129: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

107

Berdasarkan uraian tabel 5.7. s.d 5.10. Terkait jumlah waktu kegiatan

produktif, kegiatan non produktif, kegiatan pribadi tujuh hari pengamatan

(observasi) yang dilakukan pada tenaga asisten apoteker dapat disimpulkan bahwa

untuk seluruh kegiatan mempunyai jumlah waktu yang berbeda pada setiap

informan yang ada. Tenaga asisten apoteker non shift dan shift rata-rata

menghabiskan waktu untuk seluruh kegiatan selama satu minggu di batasi sekitar

37-44 jam setiap minggunya, untuk pegawai non shift rata-rata perhari

menghabiskan waktu 8 jam 30 menit setiap harinya sedangkan pegawai shift

menghabiskan waktu 7-10 jam setiap harinya pada seluruh kegiatan pelayanan

farmasi. Dari uraian diatas informan yang mempunyai waktu terbanyak dalam

menghabiskan waktu dalam kegiatan produktifnya adalah informan pertama

(I.1.T) yaitu 2390 menit dalam satu minggu, informan yang memiliki jumlah

kegiatan waktu non produktif terbanyak yaitu informan ke-tujuh (I.7.S) yaitu 280

menit, sedangkan informan yang menghabiskan waktu kegiatan pribadi terbanyak

yaitu informan ke-lima(I.5.S) dan informan ke-sebelas(I.11.H)yang

menghabiskan waktu 150 menit. Berdasarkan pengamatan untuk kegiatan non

produktif dan kegiatan pribadi yang mengabiskan waktu terbanyak terdapat pada

pegawai shift, dimana hal tersebut terjadi karena menghabiskan waktu kegiatan

saat jaga malam. Berikut adalah rangkuman jumlah waktu yang di habiskan pada

tujuh hari pengamatan di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan Tahun

2017:

Page 130: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

108

Tabel 5.11. Rangkuman Jumlah Waktu Setiap Kegiatan 12 Orang Tenaga

Asisten Apoteker Shift dan Non Shift di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

No

Tanggal

Pengamatan

Jumlah

Pegawai

(Asisten

Apoteker)

Jumlah Waktu Setiap Jenis

Kegiatan

Total

Waktu

Kegiatan

Produktif

Kegiatan

Non

Produktif

Kegiatan

Pribadi

1 Senin,

31-Juli-2017

8 Orang 3370 350 270 3990

2 Selasa,

1-Agustus-

2017

8 Orang 3380 390 220 3990

3 Rabu,

2-Agustus-

2017

9 Orang 3940 270 200 4410

4 Kamis,

3-Agustus-

2017

9 Orang 3980 220 210 4410

5 Jum’at,

4-Agustus-

2017

8 Orang 3530 310 150 3990

6 Sabtu,

5-Agustus-

2017

6 Orang 2390 230 260 2880

7 Minggu,

6-Agustus-

2017

6 Orang 2370 290 220 2880

Total Waktu 22960 2060 1530 26550

Page 131: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

109

Berdasarkan Tabel 5.11. diatas, diketahui bahwa jumlah waktu terbanyak

yang di gunakan tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan untuk melakukan kegiatan produktif

terjadi pada hari pengamatan ke- empat, sebanyak 3980 menit yaitu pada hari

Kamis, 3 Agustus 2017. Sedangkan jumlah waktu terbanyak yang digunakan

pegawai di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan untuk melakukan kegiatan non produktif mempunyai waktu terbanyak

pada hari pengamatan ke-dua Selasa, 1 Agustus 2017 yaitu 390 menit, dan untuk

kegiatan pribadi sebanyak 270 menit yaitu pada hari Senin,31 Juli 2017.

Selain tabel 5.11. diatas juga terdapat total waktu pada kegiatan atau

aktivitas seluruh tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan selama pengamatan dilakukan. Rincian

data total waktu kegiatan seluruh pegawai di Instalasi Farmasi RSU Tangsel

yang dapat dilihat pada lampiran. Tabel tersebut menggambarkan tentang jumlah

waktu yang digunakan oleh seluruh asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU

Tangerang Selatan dalam melakukan (kegiatan produktif, kegiatan non

produktif, kegiatan probadi) selama dilakukannya hari pengamatan selama tujuh

hari kerja yang di mulai pada tanggal 31 Juli 2017 s.d 6 Agustus 2017. Dari tabel

tersebut dapat diketahui bahwa total waktu yang digunakan untuk kegiatan

produktif adalah 22960 menit lebih besar dari total waktu yang digunakan untuk

kegiatan non produktif yaitu 2060 menit dan kegiatan pribadi 1530 menit.

Selain melakukan kegiatan pengamatan waktu kerja observasi di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, peneliti juga

melakukan kegiatan wawancara mendalam terhadap seluruh tenaga asisten

Page 132: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

110

apoteker untuk mengetahui kegiatan-kegiatan apa saja yang paling sering

dilakukan sepanjang hari selama waktu kerja yang meliputi kegiatan produktif,

kegiatan non produktif, dan kegiatan pribadi dan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan kegiatan tersebut. Berikut adalah kutipan dengan beberapa asisten

apoteker terkait kegiatan selama pengamatan:

Kegiatan Produktif : “Kegiatan produktif yang paling sering dilakukan

tenaga asisten apoteker itu sesuai dengan jobdesnya, untuk tenaga asisten

apoteker Shift jobdesnya sama semua, namun untuk Non Shift ada perbedaan

sedikit. Kalau untuk kegiatan yang paling sering dilakukan seperti pelayanan

resep mulai dari penerimaan resep itu sekitar 10 menit, entry resep 10 menit, e-

tickteting obat 5 menit, peracikan 15 menit, kalau obat yang sudah jadi tinggal

dikemas butuh waktu sekitar 10 menit. Mengecek dan merekap pengeluaran obat

di apotek 10-20 menit, merapikan obat ke tempat raknya 10-15 menit, menerima

return obat/alkes dari ruangan 10 menit, memasukkan SBBK ke kartu stock 10

menit”(I.1.T).

Kegiatan Non Produktif : “Untuk kegiatan non produktif jarang sekali

dilakukan karena disini kita fokus pada pelayanan, namun jika waktu sedikit

longgar misalnya pelayanan lagi sepi itu biasanya ada waktu luang untuk

ngobrol, bercanda, main HP tapi tetap bekerja dan masih produktif “ (I.2.D).

Kegiatan Pribadi: “Kegiatan pribadi mungkin untuk jam istirahat itu tidak

ada, karena kan gak mungkin meninggalkan pelayanan, terkadang kita juga

sering telat shalatnya, karena pelayanan mulai rame di siang hari, untuk waktu

shalat itu biasanya gantian dan shalatnya di dalam apotek. Hal itu dilakukan jika

pelayanan sudah mulai sepi. Dan kalau untuk makan itu sekitar 5 menit, semua

aktifitas dilakukan dalam apotek ”(I.3.N).

1. Kegiatan Produktif

Kegiatan produktif adalah setiap kegiatan baik secara langsung maupun tidak

langsung yang berkaitan pada semua aktivitas yang dilakukan oleh pegawai

(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan, yang menjadi tanggung jawabnya serta tertulis dalam

dokumen uraian tugas. Berikut adalah kegiatan produktif yang dilakukan oleh

Page 133: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

111

tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan selama

dilakukannya tujuh hari pengamatan:

a. Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,).

b. Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada sistem Rumah Sakit.

c. Membuat permintaan barang dari apotik ke gudang.

d. Memasukkan SBBK ke kartu stock.

e. Merekap pengeluaran obat di apotek.

f. Memasukkan rekapan ke kartu stock

g. Pengambilan/penyiapan obat (Ranap, Rajal,UGD,VK).

h. Etiketing Resep.

i. Peracikan Obat.

j. Penyerahan obat (pemberian informasi obat kepada pasien).

k. Merapikan obat ke tempat/raknya.

l. Menerima returan obat/alkes dari ruangan.

m. Memasukkan jumlah returan ke kartu stock.

n. Membersihkan ruangan & alat racik.

o. Menulis pemesanan paket OK.

p. Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal.

q. Memisahkan obat/alkes ED.

r. Merapikan return dari Rawat inap.

s. Penerimaan resep dan menulis no.telpon pasien di resep.

t. Memantau dan pencatatan suhu di lemari pendingin.

u. Peracikan untuk stock obat jumlah besar di hari libur (sabtu, minggu dan

libur nasional).

Page 134: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

112

v. Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran obat & bahan medis habis

pakai (BMHP) ke dalam buku mutasi obat dan membuat laporan

semester mutasi obat dan bahan medis habis pakai.

Total waktu yang digunakan oleh seluruh asisten apoteker dalam melakukan

kegiatan produktif selama tujuh hari pengamatan di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan adalah22960 menit. Berikut adalah

tabel yang menjelaskan tentang masing-masing kegiatan produktif dan total waktu

yang digunakan oleh seluruh pegawai:

Page 135: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

113

Tabel 5.12. Total Waktu Kegiatan Produktif 12 Orang Asisten Apoteker di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 Selama 7 Hari Dilakukan Pengamatan.

Jenis

Kegiatan

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

Jumlah

Persentase (%)

Perkegiatan

Kegiatan

Produktif

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 3110 13,54

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS)

pada sistem Rumah Sakit 250 1,09

Membuat permintaan barang dari apotik ke

gudang

120 0,52

Memasukkan SBBK ke kartu stok 670 2,92

Merekap pengeluaran obat di apotek 550 2,40

Memasukkan rekapan ke kartu stok 1520 6,62

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK) 4320 19

Etiketing Resep 2190 9,53

Peracikan Obat 2120 9,23

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien) 1340 5,83

Merapikan obat ke tempat/raknya 130 0,6

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 200 0,87

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 140 0,60

Membersihkan ruangan & alat racik 170 0,73

Menulis pemesanan paket OK 150 0,64

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 3140 13,68

Memisahkan obat/alkes ED 210 0,91

Merapikan return dari Rawat inap 220 0,96

Penerimaan resep dan menulis no telpon

pasien di resep 210 0,91

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin 120 0,52

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional). 1830 7,80

Mencatat rekapan penerimaan dan

pengeluaran obat & bahan medis habis pakai

ke dalam buku mutasi obat dan Membuat

laporan semester mutasi obat dan bahan

medis habis pakai.

250 1,09

Total Kegiatan Produktif (Menit) 22960 100%

Page 136: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

114

Pada tabel 5.12. diatas menggambarkan tentang jumlah waktu yang

digunakan oleh seluruh tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dalam melakukan kegiatan produktif

selama dilakukannya tujuh hari pengamatan yang di mulai pada tanggal 31 Juli

2017 s.d 6 Agustus 2017 jumlah waktu kegiatan yang paling banyak yaitu 4320

menit pada kegiatan Pengambilan/penyiapan obat (Ranap, Rajal,UGD,VK)

dengan persentase 19%.

2. Kegiatan Non Produktif

Kegiatan non produktif merupakan setiap aktivitas yang dilakukan oleh

pegawai (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan, yang bukan menjadi tugas dan tanggung jawabnya, serta tidak

terdapat dalam dokumen uraian tugas tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan. Kegiatan non produktif yang paling

sering dilakukan pada saat proses pengamatan antara lain: mengobrol, tidur,

menelpon, chattingan, games, internetan, apel pagi, mendengarkan musik, belum

datang, duduk/diam, serta kegiatan non produktif lainnya.

Dalam tujuh hari dilakukannya pengamatan, total waktu kegiatan non

produktif yang dilakukan oleh asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU

Tangerang Selatan adalah selama 2060 Menit. Berikut adalah tabel yang

menjelaskan tentang masing-masing total waktu kegiatan non produktif yang

digunakan oleh seluruh pegawai (asisten apoteker) dalam tujuh hari pengamatan.

Page 137: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

115

Tabel 5.13. Total Waktu Kegiatan Non Produktif 12 Orang Asisten Apoteker

di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

2017 Selama 7 Hari Pengamatan.

Jenis

Kegiatan

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

Jumlah

Persentase (%)

Per Kegiatan

Kegiatan

Non

Produktif

Mengobrol 180 8,73

Chattingan 150 7,28

Internetan 90 4.36

Mendengarkan Musik 20 0,97

Belum Datang 120 5.82

Menelpon 130 6,31

Games 20 0.97

Tidur 1180 57,3

Apel pagi 80 3,89

Duduk/Diam 40 1,94

Kegiatan Non Produktif lainnya 50 2.43

Total Waktu Kegiatan Non Produktif (Menit) 2060 100

Pada Tabel 5.13. tersebut menggambarkan tentang jumlah waktu yang

digunakan oleh seluruh pegawai (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan dalam melakukan kegiatan non produktif. Berdasarkan tabel

diatas untuk kegiatan non produktif yang sering dilakukan adalah tidur yang

menghabiskan waktu 1180 menit dengan persentase 57,3%.

3. Kegiatan Pribadi

Page 138: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

116

Kegiatan pribadi merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh

asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan masing-masing. Beberapa

kegiatan pribadi yang dilakukan oleh pegawai (asisten apoteker) adalah persiapan

diri, makan, sholat, ke toilet, dan kegiatan pribadi lainnya.

Tabel 5.14. Total Waktu Kegiatan Pribadi 12 Orang Asisten Apoteker di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan 2017

Selama 7 Hari Dilakukannya Pengamatan.

Jenis

Kegiatan

Nama Kegiatan Jumlah Waktu

(Menit)

Jumlah

Persentase (%)

Per Kegiatan

Kegiatan

Pribadi

Makan 350 22,88

Sholat 620 40,52

Persiapan Diri 140 9,15

Ke Toilet 190 12,42

Ke Giatan Pribadi di luar

Rungan

230 15,03

Total Waktu Kegiatan Pribadi

(Menit)

1530 100

Berdasarkan tabel diatas menggambarkan jumlah kegiatan pribadi pegawai

(asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan selama tujuh hari pengamatan, adapun kegiatan pribadi yang

sering dilakukan adalah sholat yang menghabiskan waktu 620 menit dengan

persentase 40,52%.

Page 139: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

117

5.7.Beban kerja

Hasil penelitian terkait beban kerja didapatkan dengan wawancara

mendalam terhadap seluruh tenaga asisten apoteker dan kegiatan pengamatan

kerja selama tujuh hari pengamatan (observasi) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap

beberapa asisten apoteker terkait beban kerja menyatakan bahwa beban kerja

untuk tenaga asisten apoteker sudah dapat dikategorikan tinggi, untuk mengatasi

hal tersebut butuh tanggapan cepat dari pihak manajemen SDM dalam proses

perekrutan tenaga baru, perbaikan dan penambahan sarana dan prasarana dalam

menunjang pelayanan kefarmasian. Berikut adalah kutipan hasil wawancara

kepada pegawai (asisten apoteker):

“Beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan sudah termasuk tinggi, karena kita disini kekurangan tenaga,

karena jumlah pelayanan tiap harinya semakin banyak, dan jika dilihat dari data

yang ada tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan (I.1.T,KAA).”

“Kalau untuk masalah komplain pasti ada, bisalnya obat tidak ada/stock

kosong, pengambilan obat yang lama terkait waktu tunggu, dan disini juga masih

manual pencatatan stock ke kartu SBBK jadih itu juga lumayan menghambat

pekerjaan karena butuh waktu yang lama, di tambah lagi kekurangan tenaga,

pencatatan dan pelaporan ke unit lain di catat masih manual, SIRS yang ada

belum berjalan dengan baik’(I.1.T,KAA)

“Kalau Opini saya terkait beban kerja untuk asisten apoteker disini sudah

tinggi,karena ada beberapa pekerjaan kita dapat jobdes tambahan, seperti saya

fokus ke administrasi apotek, tapi karena kekurangan SDM jadih tetap ikut

pelayanan(I.2.D)”

“Kalau untuk komplain terkait pelayanan lumayan sering, karena lama, stock

obat kosong,kalau untuk komplain terkait SDM tidak ada, paling kurang tenaga,

dan untuk kedepannya butuh SDM dan perbaikan sistem yang ada jadih

semuanya tidak di kerjakan secara manual (I.2.D)”

“Terkait Beban kerja mungkin sudah bisa di katakan tinggi, soalnya disini kita

kerjanya bisa serabutan, kalau ada yang izin berarti harus menggantikan

pekerjaannya, disini saya juga dapat jobdes tambahan untuk entry BPJS , karena

ikut pelayanan jadih kadang gak kepegang (I.3.N.)”

Page 140: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

118

“Komplain terkait pelayanan mesti ada, karena kekurangan pegawai jadih saat

pelayanan ramai tidak seimbang dengan jumlag pegawai yang ada,

menyebabkan pekerjaan menjadi lama yang berakibat pada waktu tunggu,

selain itu permasalahan pada stock kosong atau tidak ada stock juga sering

menjadi keluhan bagi pasien (I.3.N).”

“Menurut saya beban kerja disini sudah termasuk tinggi, karena banyak disini

yang di kerjakan secara manual seperti harus mencatat rekapan stock setiap

hari, kemudian pada shift malam harus mengerjakan amprahan dari lantai 1 s.d

5, kemudian di tambah lagi tiap lantai tidak ada depo. Jadih bisa di bilang

sarana dan prasarananya masih kurang, sehingga pekerjaan yang ada menjadi

banyak(I.4.R).”

“Kalau untuk komplain yang paling sering waktu tunggu lama, mungkin karena

SDM yang masih kurang dan pusat pelayanan masih terpusat di lantai satu

jadih kurang maximal saja (I.4.R).”

“Kalau untuk beban kerja tidak terlalu tinggi, namun SDM bisa di katakan

masih kurang, karena pekerjaan yanga akan di kerjakan banyak, fasilitas yang

ada juga masih belum memadai, seperti belum ada depo khusus untuk Poli,

UGD, dan Rawat Inap(I.9.A).”

“Komplain tidak terlalu sering, tapi biasanya kompalin terkait ketenagaan yang

masih kurang dari pegawai sendiri, sistem manajemen yang harus diperbaiki,

terutama untuk beban kerja dan penghasilan harus seimbang, dan sistem proses

perekrutan karyawan yang harus di percepat untukmengurangi beban kerja

yang ada (I.9.A).”

Berdasarkan hasil wawancara terkait beban kerja tenaga asisten apoteker jika

disimpulkan secara subyektif dari pernyataan informan beban kerja sudah dapat

dikategorikan tinggi, untuk membuktikan hal tersebut maka peneliti juga

melakukan kegiatan pengamatan (observasi) kerja selama tujuh hari kerja, setiap

aktivitas pegawai yang dilakukan oleh asisten apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan di catat oleh peneliti dalam

formulir work sampling untuk diolah dan dilihat perbandingan besar persentase

antara kegiatan produktif, non produkif, dan kegiatan pribadi. Berikut adalah total

waktu seluruh kegiatan asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan selama tujuh hari pengamatan dari tanggal 31 Juli

2017 s.d 6 Agustus 2017:

Page 141: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

119

Tabel 5.15. Total Waktu Pada Seluruh Kegiatan dan Jenis KegiatanAsisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Selama 7 Hari Dilakukannya Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama kegiatan Jumlah waktu Jumlah Persentase %

Per Kegiatan Keseluruhan

Kegiatan

Produktif

Entry Resep (Rajal,Ranap,UGD,OK,BPJS) 3110 13,54 11,71

Entry Resep (Rajal,Ranap,UGD,OK,BPJS) pada sistem

Rumah

Sakit.

250 1,09 0,94

Membuat permintaan barang dari apotek ke gudang 120 0,52 0,45

Memasukkan SBBK ke kartu Stock 670 2,92 2,52

Merekap pengeluaran obat di Apotek 550 2,40 2,07

Memasukkan rekapan ke kartu Stock 1520 6,62 5,73

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap, Rajal, UGD, VK) 4320 19 16,3

E-Tiketing resep 2190 9,53 8,25

Peracikan obat 2120 9,23 7,98

Penyerahan obat (pemberian informasi obat kepada pasien) 1340 5,83 5,04

Merapikan obat ke tempat/raknya 130 0,60 0,48

Menerima return obat/alkes di return 200 0,87 0,75

Memasukkan jumlah return ke kartu stock 140 0,60 0,53

Page 142: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

120

Tabel 5.15.Lanjutan

Jenis Kegiatan Nama kegiatan Jumlah waktu Jumlah Persentase %

Per Kegiatan Keseluruhan

Kegiatan Produktif Membersihkan ruangan & alat racik 170 0,74 0,64

Menulis pesanan paket OK 150 0,64 0,56

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 3140 13,68 11,82

Memisahkan obat/alkes ED 210 0,91 0,80

Merapikan return dari rawat inap 220 0,96 0,82

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien diresep 210 0,91 0,80

Memantau dan pencatatan suhu dilemari pendingin 120 0,52 0,45

Peracikan untuk jumlah stock obat jumlah besar di hari libur

(Sabtu, Minggu, dan libur nasional)

1830 7,80 6,90

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran obat & bahan

medis habis pakai ke dalam buku mutasi obat dan membuat

laporan semester mutasi obat dan bahan medis habis pakai

(BMHP)

250 1,09 0,94

Total Kegiatan Produktif (Menit) 22960 100% 86,48%

Page 143: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

121

Tabel 5.15. Lanjutan

Jenis Kegiatan Nama kegiatan Jumlah waktu Jumlah Persentase %

Per Kegiatan Keseluruhan

Kegiatan Non

Produktif

Mengobrol 180 8,73 0,68

Chattingan 150 7,28 0,56

Internetan 90 4,36 0,34

Mendengarkan Musik 20 0,97 0,08

Belum Datang 120 5,82 0,45

Menelpon 130 6,31 0,49

Games 20 0,97 0,08

Tidur 1180 57,3 4,44

Apel Pagi 80 3,89 0,30

Duduk/Diam 40 1,94 0,15

Kegiatan Non Produktif Lainnya 50 2,43 0,19

Total kegiatan Non Produktif (Menit) 2060 100 7,76%

Kegiatan Pribadi Makan 350 22,28 1,31

Sholat 620 40,52 2,33

Page 144: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

122

Tabel 5.15. Lanjutan

Jenis Kegiatan Nama kegiatan Jumlah waktu Jumlah Persentase %

Per Kegiatan Keseluruhan

Kegiatan Pribadi Persiapan diri 140 9,15 0,53

Ke Tiolet 190 12,42 0,72

Kegiatan Pribadi Luar Ruangan 230 15,03 0,87

Total Kegiatan Pribadi (Menit) 1530 100 5,76

Total Waktu Pengamatan Seluruh Kegiatan (Menit) 26550

Page 145: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

123

Berdasarkan tabel 5.15. diatas, dapat diketahui seluruh kegiatan untuk

seluruh waktu pengamatan kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan

kegiatan pribadi digambarkan melalui digram. Berikut adalah diagram yang

menggambarkan seluruh kegiatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .

Diagram 5.1. Gambaran Seluruh Kegiatan Pegawai di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Berdasarkan tabel 5.15. dan diagram 5.1.diatas, dapat disimpulkan bahwa

persentase waktu yang digunakan untuk kegiatan pruduktif oleh 12 orang tenaga

asisten apoteker yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan adalah 86,48%, untuk kegiatan non produktif 7,76% dan

kegiatan pribadi 5,76%. Berdasarkan hasil persentase diatas dapat diketahui

bahwa hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh tenaga asisten apoteker untuk

melakukan kegiatan produktif.

86,48%

7,76%

5,76%

Kegiatan Produktif

Kegiatan Non Produktif

Kegiatan Pribadi

Page 146: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

124

Menurut (Ilyas, 2011), Untuk mengukur beban kerja dapat dilihat dari

jumlah waktu yang digunakan untuk kegiatan produktif dibagi dengan jumlah

waktu kerja keseluruhan dalam satu shift. Beban kerja dapat dikatakan tinggi

apabila proporsi mencapai 80% atau lebih dari keseluruhan waktu kerja. Pada

pelaksanaannya pengukuran beban kerja cendrung dengan keluhan dari personel

akan kesibukan atau jumlah pekerjaan yang terlalu banyak, beban kerja yang

terlalu tinggi, serta tuntutan akan waktu kerja yang lembur.

Pengukuran beban kerja yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan dilakukan dengan kegiatan pengamatan

(observasi) dan wawancara mendalam kepada 12 informan (asisten apoteker)

selama tujuh hari kerja dengan menggunakanmetode work sampling, dari hasil

pengamatan tersebut beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan sudah dapat dikatakan tinggi

dengan proporsi dari keseluruhan kegiatan lebih dari 80% yaitu 86,48%. Hal

tersebut juga didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada seluruh

tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan, banyak pegawai yang mengeluh terkait beban kerja yang

tinggi karena kekurangan tenaga asisten apoteker, saranan dan prasarana yang

masih kurang, jumlah pelayanan yang semakin meningkat tidak seimbang dengan

SDM yang ada.

Menurut (Ilyas, 2011), pada kenyataannya tidak mungkin bagi kita untuk

mengharapkan personel bekerja secara maximum (100%). Oleh karena itu,

dibutuhkan standar optimum nasional yang dapat digunakan sebagai parameter

dalam menentukan tingkat beban kerja personel. Standar titik optimum yang

Page 147: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

125

digunakan untuk mengharapkan setiap personel dapat bekerja secara optimal

adalah dengan besar waktu kegiatan pada proporsi 80%. Besarnya jumlah

kegiatan produktif pada seluruh kegiatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan mencapai lebih dari standar optimum yaitu

86,48% jauh lebih besar dibandingkan dari penggunaan waktu non produktif

7,76% dan kegiatan pribadi 5,76% terhadap total seluruh kegiatan yang dilakukan

oleh tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan.

Beban kerja tinggi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan, pada umumnya disebabkan oleh kurangnya personel untuk

tenaga asisten apoteker, sarana dan prasarana yang belum memadai yang dapat

berpengaruh pada proses pelayanan sehingga berpengaruh terhadap kerja pegawai.

Sistem manajemen yang harus di perbaiki pada kinerja di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum Kota (RSU) Tangerang Selatan yang memberikan dampak

pada kinerja pelayanan kefarmasian. Sarana dan prasarana seperti alat-alat yang di

butuhkan oleh Instalasi Farmasi yang masih kurang, prasarana yang masih belum

luas seperti belum adanya depo khusus Poli, UGD, dan Rawat Inap memberikan

pengaruh yang cukup besar kepada beban kerja pegawai.

5.8.StandardOperational Prosedure (S.O.P)

Standard Operational Prosedure(SOP) merupakan salah satu pedoman bagi

pelayanan kefarmasian di Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan dalam melakukan kegiatannya. SOP di buat oleh Kepala

Instalasi Farmasi dan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan yang mengacu kepada kebijakan umum pelayanan Rumah

Page 148: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

126

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan nomor 188.4/046-Yanmed/2016. Hal

ini di dukung oleh hasil wawancara kepada salah satu informan (asisten apoteker)

berikut ini :

“ Kalau yang buat Standard Operational Prosedure di Instalasi farmasi itu

ada edaran dari Kepala Instalasi Farmasinya, yang nanti di sosialisasi atau di

sebarkan, tapi itu jarang, kadang ada yang ga tau juga(I.4.R).”

Sosialisai Standar Operational Prosedure (SOP) ini dilakukan secara lisan

melalui KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) atau rapat di bagian

manajemen di aula rumah sakit kepada pegawai di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum Kota Tangerang Selatan. Berikut adalah hasil wawancara terkait

sosialisasi SOP kepada beberapa Informan (asisten apoteker).

“Untuk sosialisasi SOP itu jarang, tapi kalau untuk sosialisasinya biasanya

ada pertemuan di bagian manajemen yang disampaikan lewat lisan(I.4.R).”

“Sosialisasi SOP pernah diadakan di aula manajemen , ruang rapat , terakhir

baru-baru ini (I.3.N).”

Standar Operational Prosedure yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan terdiri dari:

1. Prosedur perencanaan, pengadaan, penerimaan, peyimpanan, distribusi

ke (Unit Pelayanan Ruangan dan Depo Farmasi) obat dan barang medis

habis pakai (BMHP).

2. Prosedur pengolahan dan pemusnahan obat dan barang medis habis

pakai (BMHP) rusak dan kadaluarsa.

3. Prosedur return obat dan barang medis habis pakai (BMHP) kadaluarsa

atau rusak.

4. Prosedur penanganan obat kosong.

5. Prosedure pelayanan resep rawat jalan.

Page 149: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

127

6. Prosedure pelayanan pasien ruang operasi (OK).

7. Prosedure pelayanan resep rawat inap.

8. Prosedure pelayanan resep narkotika dan psikotropika.

9. Prosedure pengelolaan resep.

10. Prosedure kebersihan pegawai.

11. Prosedure pengulangan resep (Resep Iter).

12. Prosedure pengemasan resep.

13. Prosedure pengerjaan obat racikan.

14. Prosedure pengembalian obat dan BMHP dari ruang perawatan.

15. Prosedure penyimpanan Narkotika dan Psikotropika.

16. Prosedure penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor.

17. Prosedure Pelayanan Obat dan BMHP kosong.

18. Prosedure perbaikan kwitansi.

19. Prosedure penanganan

Berdasarkan Standar Operational Prosedure yang telah dijabarkan diatas

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan memiliki

SOP yang lengkap dalam pelayanan dan semua kegiatan yang dilakukan.

Kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan sangat bervariasi dan

dipengaruhi standar pelayanan, standard operational prosedure (SPO), sarana dan

prasarana medik yang tersedia, serta kompetensi SDM.

Dalam menghitung standar beban kerja tenaga farmasi diperlukan waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan farmasi yang umumnya

tercantum dalam Standard Operational Prosedure (SPO) sehingga dapat

dibandingkan antara hasil pengamatan dengan standar beban kerja dan peraturan

Page 150: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

128

standar beban kerja. Namun dalam SOP di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan belum mencantumkan waktu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan setiap kegiatan. Berikut adalah salah satu SOP yang sering

dilakukan saat proses pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan dalam tujuh hari pengamatan (observasi):

Page 151: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

129

Tabel 5. 16. Standar Prosedur Operasional Pelayanan resep Rawat Jalan di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dalam

7 hari pengamatan.

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN

No Dokumen

No Revisi Halaman

1 Dari 2

STANDAR

PROSEDUR

OPERASIONAL

Tanggal Terbit

Ditetapkan Oleh

Direktur Rumah Sakit Umum Kota

Tangerang Selatan

Drg. Hj. Maya Mardiana, MARS

NIP.19700819200212005

PENGERTIAN Suatu proses kegiatan pelayanan Obat dan BMHP pada

instalasi farmasi untuk pasien rawat jalan

TUJUAN Untuk menjamin ketersediaan obat dan alat medis habis pakai

yang dibutuhkan untuk pasien rawat jalan

KEBIJAKAN Pelayanan resep rawat jalan mengacu pada Kebijakan Umum

Pelayanan Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan

nomor 188.4/046-Yanmed/2016.

PROSEDUR 1. Melakukan penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan dan

keabsahan resep, melakukan pemeriksaan kesesuaian

farmasetik

2. Mengkonsultasikan kepada dokter penulis resep jika ada

ketidakjelasan

3. Melakukan proses administrasi seperti pemasukan data

resep ke Sistem Informasi Rumah Sakit dan Sistem BPJS

(untuk pasien BPJS)

4. Menyiapkan perbekalan kesehatan sesuai dengan

permintaan resep

Page 152: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

130

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1.Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran beban kerja tenaga

asisten apoteker melalui proses pengumpulan data yang dilakukan dengan

wawancara mendalam serta melalui kegiatan pengamatan (observasi) dan

pencatatan setiap proses kegiatan yang dilakukan oleh seluruh pegawai (asisten

apoteker) yang ada di apotek farmasi dengan menggunakan tekhnik work

sampling. Kemudian wawancara mendalam yang dilakukan terhadap seluruh

tenaga asisten apoteker yang berjumlah 12 orang di mulai pada tanggal 25-28 Juli

2017. Sedangkan kegiatan pengamatan kerja (observasi) dilakukan oleh peneliti

beserta di bantu oleh pengamat lainnya yaitu Koordinator Asisten Apoteker dan

asisten apoteker lainnya yang berlangsung selama tujuh hari yaitu pada 31 Juli s.d

6 Agustus 2017. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Pelaksanaan kegiatan wawancara mendalam dilakukan di ruang Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan di ruang

apotek lt. 1. Pada saaat melakukan proses wawancara peneliti harus

mengulang pertanyaan di karenakan saat proses pelayanan berlangsung

sehingga informan sedikit tidak fokus, jawaban yang diberikan informan

cendrung sama hal tersebut terjadi karena informan menjawab secara

serentak semua pertanyaan. Sehingga dikhawatirkan jawaban-jawaban yang

ada kurang begitu akurat.

Page 153: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

131

2. Adanya keterbatasan waktu karena pelaksanaan kegiatan pengamatan hanya

dilakukan selama 7 hari di Instalasi Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan ,

sementara jenis waktu dan kegiatan yang dilakukan untuk minggu

kedepannya tidak sama dan tidak selalu rutin, serta waktu pelaksanaan yang

berbeda-beda seperti, permintaan barang kegudang saat stock habis serta

kegiatan selain pelayanan kepada pasien seperti pembuatan laporan mutasi

bulanan.

3. Peneliti tidak dapat menjamin pengamat lain tidak melakukan kerja sama

dengan tenaga asisten apoteker saat melakukan pengamatan, karena peneliti

tidak selalu berada di tempat bersama pengamat. Karena pengamatan yang

dilakukan peneliti dari 07.30 s.d 21.00, untuk kegitan shift malam dilakukan

oleh pengamat lain.

6.2.Pembahasan Penelitian

6.2.1. Karakteristik Pegawai

Berdasarkan informasi yang di dapatkan dari hasil wawancara mendalam

kepada seluruh pegawai yang ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan, Kepala Instalasi Farmasi, dan Bagian Kepegawaian, di

ketahui bahwa latar belakang pendidikan seluruh pegawai (asisten apoteker) yang

ada di Instalasi Farmasi belum sesuai mengingat adanya surat edaran dari

Kemenkes RI, yaitu terkait latar belakang pendidikan Sekolah Menengah Farmasi,

Permenkes No. 80 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten

Tenaga kesehatan untuk kualifikasi pendidikan asisten apoteker harus memiliki

kualifikasi minimum Diploma Tiga (D3).

Page 154: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

132

Selain dilihat dari latar belakang pendidikan, peneliti juga mendapatkan

informasi mengenai pengamalamn kerja yang dibutuhakan untuk mendapatkan

bekerja sebagai asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan minimal 2 tahun di bagian rumah sakit yang tidak

menjadi persyaratan utama kecuali untuk apoteker, kemudian persyaratan lain

yang mendukung seperti terdaftar di Departmen Kesehatan, terdaftar di Asosiasi

Profesi, mempunyai izin kerja, dan mempunyai SK Penempatan. Pengalaman

kerja untuk tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan telah sesuai. Pada umumnya tenaga asisten

apoteker mempunyai pengalaman kerja di rumah sakit lain sebagai asisten

apoteker sekitar 4 tahun , dan untuk masa bekerja pegawai yang ada saat ini sudah

terhitung cukup lama, sehingga seluruh pegawai (asisten apoteker), sudah cukup

terampil dan berpengalaman dalam memberikan pelayanan. Untuk pelatihan yang

di dapatkan dari internal ataupun external rumah sakit jarang di dapatkan. Adapun

pelatihan external di luar rumah sakit itu di dapatkan berdasarkan inisiatif sendiri.

Jadi dapat dikatakan untuk pelatihan saat ini masih belum memenuhi standar

pelatihan minimal, karena pelatihan di dapatkan ketika baru masuk kerja yaitu

masa training kerja sebatas pelayanan kepada pasien, untuk pelatihan di bidang

kefarmasian belum pernah di lakukan. Selain itu tenaga asisten apoteker juga

harus mendapatkan pelatihan seperti service excellent dan manajemen komplain,

pelatihan di bidang kefarmasian ( mekanisme pengerjaan obat, dasar pengerjan

yang baik, standar obat baru, logistik pengadaan obat, indikasi dan kontent obat,

serta pencegahan terjadinya medication error), namun hal demikian di anggap

tidak terlalu penting karena tidak ada dalam uraian tugas tenaga asisten apoteker

Page 155: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

133

dan untuk pegawai yang sudah ada saat ini sudah dianggap kompoten dalam

bidangnya dengan pengalaman kerja yang sudah lama.

Dalam suatu organisasi, setiap pegawai memiliki latar belakang pendidikan

usia, dan jenis kelamin yang berbeda. Tujuan organisasi dapat tercapai secara

efektif dan efesien bila kualitas dan kuantitas karyawan yang ada sesuai dengan

kebutuhan organisasi (Hasibuan, 2002). Salah satu indikator yang dapat

menggambarkan kemampuan seorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan

dan menduduki suatu jabatan tertentu adalah latar belakang pendidikan (Hasibuan,

2002). Hal ini juga di perkuat dengan penelitian(Marfinosa, 2003)yang

menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan dan pelatihan yang pernah diikui

oleh pegawai dapat memperkuat penempatan seorang pegawai pada posisi atau

jabatan yang sesuai dengan arahan disiplin kejuruan yang dimilikinya.

Menurut(Handoko, 2008)pengadaan pelatihan pada pegawai dimaksudkan untuk

memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja

tertentu, secara rinci dan juga rutin.

Latar belakang pendidikan untuk tenaga asisten apoteker untuk saat ini belum

sesuai menimbang adanya surat edaran terkait Permenkes No. 80 Tahun 2016

Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga kesehatan untuk kualifikasi

pendidikan Asisten Apoteker harus memiliki kualifikasi minimum Diploma Tiga

(D3), maka oleh sebab itu untuk ketenagaan asisten apoteker di Tahun 2017 harus

minimal Diploma Tiga (D3), untuk ketenagaan yang sudah ada di sarankan untuk

kuliah lagi. Lamanya masa bekerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan berkisar antara 2-4 tahun sedangkan pengalaman

di rumah sakit lain berkisar 4-8 tahun. Berdasarkan hasil penelitian (Nurutami,

Page 156: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

134

2009) pegawai yang memiliki masa kerja yang cukup lama pada suatu organisasi

akan memiliki pengalaman dan keterampilan kerja yang cukup baik akan jenis

pekerjaan yang biasa mereka lakukan di organisasi tersebut. Hal ini di buktikan

dengan hasil wawancara mendalam kepada Koordinator Asisten Apoteker dan

Kepala Instalasi Farmasi bahwa pegawai yang ada sudah dapat melaksanakan

seluruh kegiatan dan pekerjaan dengan baik.

6.2.2. Waktu Kerja

Berdasarkan Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara No:

KEP/75/M.PAN/2004, waktu kerja adalah waktu yang secara efektif digunakan

untuk bekerja. Pegawai (asisten apoteker) yang ada di RSU Kota Tangerang

Selatan terbagi menjadi dua yaitu pegawai Shift dan Non Shift, setiap pegawai

memiliki waktu kerja yang berbeda setiap harinya, untuk pegawai non shift di

bagi menjadi 2 shift yaitu Pagi (07.00-15.30 dan 07.30-16.00) dan Middle (08.30-

17.00) dengan jumlah waktu kerja 8 jam 30 menit setiap harinya , sedangkan

pegawai Non Shift di bagi menjadi 4 shift yaitu pagi (07.00-14.00), Middle

(10.00-17.00), sore (14.00-21.00), malam (21.00-07.00) dengan jumlah waktu 7-

10 jam setiap harinya.

Menurut (Julia, 2017) dalam program officer ILO Jakarta untuk waktu kerja

perhari yaitu 7 jam atau 40 jam kerja/minggu atau 8 jam kerja/hari atau 40 jam

kerja/minggu untuk lima hari kerja dalam 1 minggu. Pergantian shift normal

adalah 8 jam/shift dan untuk total shift yang dilaksanakan adalah 24 jam termasuk

hari minggu dan hari libur. Pekerja yang terlibat dalam sistem shift rotasi akan

berubah-rubah waktu kerjanya, pagi,sore dan malam hari, sesuai dengan sistem

rotasi kerja yang telah ditentukan. Di indonesia sistem shift yang banyak

Page 157: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

135

digunakan adalah pengaturan jam kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5 yaitu

lima hari shift pagi (08.00-16.00), lima hari shift sore (16.00-24.00) dan lima hari

shift malam (24.00-08.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir shift dan

pada akhir shift malam diperlukan istirahat sekurang-kurangnya 24 jam .

Berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

pasal 85 ayat (2) pembagian masing-masing waktu kerja tiap shift, tidak diatur

secara spesifik mengenai berapa jam seharusnya 1 shift tersebut dilakukan.

Pengaturan jam kerja shift di atur oleh Instansi/perusahaan terkait, melalui

perjanjian kerja bersama, dan disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit. Dimana

pengaturan jam kerja harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku :

a. Jika jam kerja lingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya

(selanjutnya disebut “perusahaan”) ditentukan tiga shift, maka pembagian

setiap shift adalah maximum 8 (delapan) jam per-hari, termasuk istirahat

antar jam kerja (Pasal 79 ayat 2).

b. Jumlah jam kerja secara akumulatif masing-masing shift boleh lebih dari 40

jam per minggu (Pasal 77 ayat 2).

c. Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja 8 delapan jam

per/hari atau melebihi jumlah jam kerja akumulatif 40 (empat puluh) jam

kerja per minggu, harus sepengetahuan dan dengan surat perintah (tertulis)

dari pemimpin (manajemen) perusahaan yang diperhitungkan sebagai waktu

kerja lembur (Pasal 78 ayat 2).

Berdasarkan kegiatan hasil wawancara kepada asisten apoteker di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan jumlah jam kerja

Page 158: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

136

setiap minggunya yaitu bisa mencapai 44 jam/minggu atau 176 jam/bulan dengan

ketentuan untuk pegawai non shift menghabiskan waktu sekitar 176 jam dengan

waktu libur 2 hari, untuk pegawai shift menghabiskan waktu 160 jam/bulan

dengan batasan waktu libur 4 kali sebulan.

Dalam pembagian waktu kerja yang ada di Instalasi farmasi tidak ada lembur,

berdasarkan informasi yang di dapatkan dari beberapa (pegawai) asisten apoteker

di Instalasi Farmasi RSU Tangerang Selatan tidak ada pembagian waktu lembur,

jika terdapat waktu kerja yang berlebih dari biasanya di hitung sebagai loyalitas

dari pegawai. Hal tersebut dirasa tidak sesuai dengan UU RI No.13 tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan bahwa Rumah sakit harus memberikan upah tambahan

kepada setiap pegawainya yang bekerja lembur berdasarkan ketentuan yang

berlaku.

Berdasarkan Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.102/MEN/VI/2004 Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak

3 jam/hari dan 14 jam 1 minggu diluar istirahat mingguan atau hari libur resmi.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pegawai (asisten apoteker) jumlah waktu

jam kerja yang berlebih terkadang bisa mencapai 3-5 jam/ hari itu jika pelayanan

meningkat di hari itu atau semua Poli buka, namun kelebihan jam kerja tidak

terlalu sering.

6.2.3. Aktivitas Pegawai

Dalam penelitian ini pengukuran beban kerja dilakukan dengan menggunakan

teknik work sampling, pengukuran kegiatan kerja dari pegawai (asisten apoteker)

dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan, dimana jumlah informan

Page 159: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

137

pengamatan kegiatan dilakukan secara acak. Pada metode ini yang menjadi fokus

pengamatan adalah apa yang dilakukan informan pada waktu tertentu dan apa

kegiatannya pada saat proses kegiatan berlangsung (Ilyas, 2011).

Hal tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui gambaran

beban kerja tenaga asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan. Berikut akan dijelaskan terkait kegiatan

produktif, kegiatan non produktif, dan kegiatan pribadi :

1. Kegiatan produktif

Menurut (Ilyas, 2011) Ruang lingkup waktu kerja produktif di bagi

terbagi menjadi dua yaitu waktu kerja dasar, yaitu waktu kerja minimal

yang tidak dapat ditawar-tawar lagi yang secara teori diperlukan untuk

menghasilkan suatu kegiatan.Waktu kerja tambahan, adalah waktu kerja

yang bertambah atau melebihi waktu kerja dasar. Waktu kerja dapat

bertambah karena cara kerja yang tidak efesien, kelemahan metode, tidak

adanya prosedur, dan lain-lain.

Kegiatan Produktif seperti yang telah di jelaskan dalam defenisi

operasional Bab 3, bahwa kegiatan produktif adalah setiap aktivitas atau

pekerjaan yang dilakukan pegawai (asisten apoteker) yang merupakan tugas

dan tanggung jawabnya dan terdapat dokumen uraian tugas pegawai.

Berdasarkan Tabel 5.12. Total Waktu Seluruh Kegiatan Produktif 12 Orang

Tenaga Asisten Apoteker Shift dan Non Shift di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan dengan teknik work sampling

jumlah waktu seluruh kegiatan produktifnya adalah 22960 menit dengan

Page 160: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

138

persentase 86,48%. Adapun jumlah kegiatan yang paling sering dilakukan

adalah pengambilan atau penyiapan obat (Rawat Jalan, Rawat Inpa, UGD,

dan VK/OK) selama 4320 menit dengan persentase 18,65%, entry resep

(Rawat Jalan, Rawat Inpa, UGD, dan VK) selama 3160 menit dengan

persentase 13,64%, penyerahan nomor antrian pada pasien rawat jalan

selama 3140 menit dengan persentase 13,55%. Berdasarkan Tabel 5.13.

Total Waktu Seluruh Kegiatan Non Produktif 12 Orang Tenaga Asisten

Apoteker Shift dan Non Shift Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan dengan teknik work sampling jumlah waktu

seluruh kegiatan non produktifnya adalah tidur yang menghabiskan waktu

1180 menit degan persentase 57,3%. Berdasarkan Tabel 5.14. Total Waktu

Seluruh Kegiatan Pribadi 12 Orang Tenaga Asisten Apoteker Shift dan Non

Shift Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan dengan teknik work sampling jumlah waktu seluruh kegiatan pribadi

adalah sholat yang menghabiskan waktu 620 menit dengan persentase

40,52%.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama tujuh hari berturut-

turut tenaga asisten apoteker yang ada di Instalasi Farmasi sudah

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan uraian tugas

(Jobdes) yang di buat oleh Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

(Karina, 2012) menjelaskan bahwa kenaikan total penggunaan waktu

kegiatan produktif menyebabkan adanya penurunan total waktu kegiatan

non produktif. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian di atas kegiatan

Page 161: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

139

waktu produktif, kegiatan non produktif, kegiatan pribadi saling

mempengaruhi pada jumlah waktu kegiatan yang di gunakan, semakin

banyaknya jumlah waktu kegiatan produktif saat kegiatan berlangsung maka

akan berpengaruh kepada total waktu kegiatan non produktif.

Berdasarkan teori (Ilyas, 2011), standar optimum yang digunakan untuk

suatu kegiatan personel yang bekerja secara optimal adalah 80% pada waktu

kegiatan produktifnya, jika seseorang sudah melibihi standar optimum maka

dapat dikatakan mempunyai beban kerja yang tinggi. Berdasarkan Tabel

5.12 waktu kegiatan produktif selama tujuh hari pengamatan yang di mulai

pada tanggal 31 Juli s.d 6 Agustus 2017 pada asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU Tangerang Selatan mencapai 22960 dengan persentase

86,48%, hal tersebut sudah melebihi standar optimum, maka dapat di

katakan beban kerja pegawai (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan sudah tinggi.

2. Kegiatan Non Produktif

Kegiatan non produktif merupakan Kegiatan yang tidak berkaitan

dengan kepentingan pasien maupun Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan yang menyebabkan terbuangnya waktu kerja sehingga

proses kegiatan operasional menjadi terhenti dan mengurangi produktivitas.

Berdasarkan hasil penelitian total waktu yang di habiskan oleh asisten

apoteker pada kegiatan non produktif yang dilakukan selama 7 hari

pengamatan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang selatan adalah 2060 menit dengan persentase 7,76%, pada hasil

Page 162: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

140

tersebut di jelaskan bahwa kegiatan non produktif yang paling sering adalah

tidur selama 1180 menit dengan persentase 57,3% dalam tujuh hari

pengamatan pada 12 orang asisten apoteker. Pada umumnya kegiatan non

produktif dilakukan saat terdapat shift malam jika tidak ada kegiatan lagi,

pegawai yang jaga saat itu menghabiskan waktu sekitar 1-2 jam untuk tidur.

Berdasarkan penjelasan Tabel 5.13. untuk kegiatan non produktif

terdapat 11 kegiatan / aktivitas yang dilakukan selama proses kegiatan

berlangsung, untuk urutan kegiatan yang paling sering dilakukan adalah

tidur 1180 menit (57,3%), mengobrol 180 menit (8,73%), dan belum datang

120 menit (5,82%). Untuk kegiatan non produktif yang terendah yaitu

mendengarkan musik 20 menit (0,97 %) dan bermain games 20 menit

(0,97%).

Kegiatan non produktif yang dilakukan dalam tujuh hari pengamatan

oleh tengaga asisten apoteker yang di mulai pada tanggal 31 Juli s.d 6

Agustus 2017 yang jatuh pada tanggal Selasa, 1 Agustus 2017 pada hari

pengamatan ke dua sebesar 390 menit merupakan kegiatan non produktif

yang paling sering dilakukan selama tujuh hari pengamatan, hal tersebut

terjadi karena pelayanan pada hari senin dan selasa itu sedikit jumlah dokter

dan poli yang buka tidak terlalu banyak sehingga banyak waktu senggang

saat proses pelayanan berlangsung yang mendorong pegawai untuk

melakukan kegiatan non produktif di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan. Sedangkan kegiatan waktu non produktif

yang paling sedikit di lakukan pada hari Rabu pada pengamatan ke 3, hal

tersebut terjadi karena pelayanan setiap rabu dan kamis buka semua Poli.

Page 163: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

141

Berdasarkan Tabel 5.13. Jumlah waktu yang di gunakan oleh seluruh

pegawai (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan dalam melakukan kegiatan non produktif selama

tujuh hari pengamatan mulai dari 31 Juli s.d 6 Agustus 2017 adalah 2060

menit (7,76%). Hal tersebut bila di bandingkan dengan penelitian (Karina,

2012) pada kegiatan non produktif pegawai di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Graha Alfiah menghabiskan waktu 1890 menit (18,75%). Kegiatan

non produktif yang dilakukan oleh asisten apoteker di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan lebih sedikit jika di

bandingkan dengan kegiatan produktif tidak seberapa yaitu 22960 menit

(86,48%).

Menurut (ILO, 1983) dalam (Karina, 2012), kegiatan non produktif pada

pegawai diakibatkan karena kelemahan manajemen atau pimpinan dalam

mengelola penyelesaian pekerjaan ataupun karena perilaku karyawan itu

sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi usaha peningkatan produktivitas

kerja adalah lingkungan organisasi yaitu organisasi dan perencanaan, sistem

dan manajemen pengawasan produksi, kondisi kerja, disiplin kerja, iklim

kerja, dan kebijakan personalia (Sinungan, 2009). Adapun beberapa hal

yang menyebabkan tingginya kegiatan non produktif pada asisten apoteker

di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan ,

antara lain :

a. Pada umumnya penggunaan waktu produktif di gunakan untuk kegiatan

tidur 1180 menit (57,3%) hal tersebut terjadi karena di waktu shift

malam pelayanan di rawat jalan terhenti sehingga memungkin banyak

Page 164: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

142

peluang untuk melakukan kegiatan non produktif seperti tidur, namun

berdasarkan pengamatan yang dilakukan kegiatan non produktif biasa

dilakukan pada saat jam terakhir yaitu di shubuh hari mulai dari jam

04.00 s.d 05.00.

b. Persentase penggunaan waktu non produktif terbesar kedua adalah

mengobrol 180 menit (8,73%), kegiatan non produktif ini dilakukan

juga bisa pada saat waktu kegiatan produktif berlangsung, dan paling

sering saat pelayanan sudah mulai sepi, dan sebelum waktu shalat

masuk.

3. Kegitan Pribadi

Kegiatan pribadi merupakan kegiatan yang di lakukan oleh tenaga asisten

apoteker di Instalasi Farmasi Rumah sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan berkaitan dengan kepentingan pribadi dan kepentingan diri masing-

masing. Adapun kegiatan pribadi yang dilakukan oleh pegawai (asisten

apoteker) saat proses berlangsung terdiri dari lima kegiatan yaitu makan,

sholat, persiapan diri, ke toilet, dan kegiatan di luar ruangan apotek.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama tujuh hari

pengamatan mulai dari 31 Juli s.d 6 Agustus total waktu kegiatan pribadi

yang di gunakan oleh pegawai (asisten apoteker) adalah sebesar 1530 menit

(5,76%). Dari pengamatan tersebut kegiatan pribadi paling banyak

dilakukan pada hari pengamatan pertama yaitu senin sebanyak 270 menit

dan kegiatan pribadi paling sedikit yaitu hari pengamatan ke-tiga Rabu yaitu

sebanyak 200 menit. Untuk kegiatan pribadi yang paling banyak

menghabiskan waktu adalah sholat 620 menit (40,52%) menit untuk

Page 165: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

143

kegiatan pribadi yang paling sedikit adalah persiapan diri sebelum bekerja

140 menit (9,15%). Adapun beberapa hal yang menyebabkan adanya

kegiatan pribadi pada asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, antara lain :

a. Pada umumnya kegiatan pribadi yang paling banyak dilakukan sholat

sebanyak 620 menit (40,52%) rata –rata waktu sholat yang di habiskan

oleh pegawai asisten apoteker adalah 10-15 menit, kemudian di hari

Jum’at waktu shalat dan aktivitas lain yang dilakukan di luar, rata-rata

menghabiskan waktu 1-2 jam untuk pegawai (asisten apoteker) laki-

laki.

b. Kegiatan pribadi ke dua yang paling banyak dilakukan adalah makan

yang menghabiskan waktu 350 menit (22,88%), kegiatan pribadi ini

sering dilakukan saat aktivitas berlangsung, karena tidak ada waktu

jam istirahat jadih pegawai cendrung menghabiskan waktu makannya

di dalam ruangan kerja.

Menurut ( ILO, 1989)Kelonggaran pribadi berkisar antara 2%-5% perhari

atau 20-24 menit. Dapat juga dilihat menurut jenis kelamin, yaitu 5% untuk

pria dan 7% untuk wanita, atau rata-rata 6%. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan pada pegawai (asisten apoteker) Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 menghabiskan kegiatan

untuk kegitan pribadi adalah 620 menit (40,52%) yang merupakan kegiatan

untuk beribadah sholat 5 waktu, sholat jum’at, dan sholat Dhuha, jika di

bandingkan dengan ILO maka penggunaan waktu untuk kegiatan pribadi

sudah tinggi.

Page 166: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

144

Kegiatan pribadi yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan tahun 2017 memiliki persentase kegiatan

terkecil jika di bandingkan dengan kegiatan produktif, dan non produktif,

hal tersebut terjadi karena sedikitnya peluang para pegawai (asisten

apoteker) untuk melakukan kegiatan pribadi karena pelayanan kepada

pasien yang tidak bisa di tinggalkan. Hal ini menunjukan kesamaan pada

hasil penelitian yang dilakukan oleh (Karina, 2012) pada kegiatan pribadi

pegawai di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Graha Alfiah Depok memiliki

persentase yang lebih rendah jika di bandingkan dengan kegiatan lain.

6.2.4. Beban Kerja

Beban kerja pegawai (asisten apoteker) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan merupakan jumlah kegiatan yang

dilakukan pegawai selama bertugas disuatu unit pelayanan Farmasi berdasarkan

tugas utama dan tugas tambahan dalam memenuhi kebutuhan pasien, baik

kegiatan produktif, non produktif, maupun pribadi lain. Menurut(Nurutami, 2009)

beban kerja merupakan banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh

tenaga kesehatan professional dalam waktu setahun di sebuah sarana pelayanan

kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur

Negara No. KEP/75/M.PAN/7/2004 beban kerja merupakan sejumlah target

pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu.

Menurut (Ilyas, 2011), pada kenyataannya tidak mungkin bagi kita untuk

mengharapkan personel bekerja secara maximum 100%, oleh karena itu di

butuhkan standar optimum nasional yang dapat di jadikan sebagai parameter

dalam menentukan tingkat beban kerja personel. Standar optimum yang di

Page 167: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

145

gunakan untuk mengharapkan setiap personel dapat bekerja secara optimal

berkisar 80%. Bila seseorang staf bekerja di atas 80% dari waktu produktifnya

maka dapat dikatakan bahwa beban kerjanya tinggi. Pengukuran beban kerja

biasanya cendrung berdasarkan keluhan personel akan kesibukan, beban kerja

yang tinggi, serta tuntutan waktu kerja yang lembur. Namun pengukuran beban

kerja dengan metode work sampling dengan interval waktu 10 menit, sehingga

diketahui seluruh kegiatan yang dilakukan. Hasil penelitian yang dilakukan

dengan metode work sampling pada asisten apoteker di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 waktu yang di gunakan

untuk kegiatan produktif adalah 22960 menit (86,48%).

Berikut akan di tampilkan diagram rincian waktu perhari kegiatan produktif,

kegiatan non produktif, dan kegiatan pribadi selama tujuh hari pengamatan mulai

31 Juli s.d 6 Agustus 2017:

Page 168: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

146

Diagram 7.1. Gambaran Kegiatan Asisten Apoteker Per hari Selama 7 Hari

Pengamatan 31 Juli s.d 6 Agustus 2017 di instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

84,46%

8,77%6,77%

Senin

KegiatanProduktif

KegiatanNonProduktif

KegiatanProibadi 84,71

%

9,78%5,51%

Selasa

KegiatanProduktif

KegiatanNonProduktif

KegiatanPribadi

89,34%

6,13% 4,53%

Rabu KegiatanProduktif

KegiatanNonProduktif

KegiatanPribadi

90,24%

5,00%4,76%

Kamis KegiatanProduktif

KegiatanNonProduktifKegiatanPribadi

88,47%

7,77%3,76%

Jum'at

Kegiatan Produktif

kegiatan Non Produktif

Kegiatan Pribadi

Page 169: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

147

Berdasarkan Diagram 7.1 menunjukan persentase seluruh kegiatan (kegiatan

produktif, kegiatan non produktif, kegiatan pribadi) yang di gunakan asisten

apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Tahun 2017 pada hari Senin s.d Minggu. Pada hari Senin menunjukan kegiatan

untuk waktu produktif mencapai 84,46%, hari Selasa mencapai 84,71%, hari Rabu

89,34%, hari kamis mencapai 90,24%, hari Jum’at mencapai 88,47%, hari Sabtu

mencapai 83%, hari Minggu mencapai 82,30%. Jika di bandingkan dengan

standar optimum 80% seluruh kegiatan produktif dari hari Senin 31 Juli 2017 s.d

Minggu 6 Agustus 2017 telah melebihi standar optimum tersebut, jadi setiap hari

dapat dikatakan beban kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan sudah tinggi.

Bila personel sudah bekerja diatas 80% setiap harinya dari waktu produktifnya,

maka kita wajib mempertimbangkan dan memperhatikan bahwa unit kerja

tersebut sedang menghadapi beban kerja yang tinggi (Ilyas, 2011). Berdasarkan

hasil wawancara terkait beban kerja kepada 12 orang asisten apoteker yang

bertugas di Apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

83,00%

8,00%9,00%

Sabtu

KegiatanProduktif

KegiatanNonProduktif

KegiatanPribadi

82,30%

10,06%7,64%

Minggu

kegiatanProduktif

KegiatanNonProduktif

KegiatanPribadi

Page 170: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

148

Selatan menyatakan bahwa beban kerja di Instalasi Farmasi sudah tinggi dan

untuk kedepannya butuh tenaga lagi, perbaikan sarana dan prasarana, dan sistem

manajemen SDM.

Menurut (Suhendra, 2006) jika karyawan bekerja di bawah standar, dapat

berarti estimasi yang di tetapkan lebih tinggi di banding kapasitas karyawan itu

sendiri sehingga beban kerja yang diemban terasa lebih. Oleh karena itu

banyaknya keluhan yang ada akan beban kerja yang berlebih dapat juga di

sebabkan karena ada beberapa pegawai yang bekerja di bawah standar yang ada

sehingga setiap pekerjaan yang mereka terasa berat.

Menurut(Moekijat, 2008) bahwa ketidaknyamanan suasana kerja akan membuat

pegawai merasa beban kerja yang dilakukan berlebih, jika terjadi kelebihan beban

kerja maka para pegawai akan merasa kelelahan dalam melakukan pelayanan

sehingga akan dapat berakibat pada menurunnya kualitas pelayanan.

6.2.5. SOP (Standar Operasional Prosedure)

Berdasarkan Defenisi Operasional yang ada di Bab 3, Standard Operational

Prosedure (SOP) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan

tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instansi

pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural

sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang

bersangkutan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 untuk StandardOperational

Page 171: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

149

Proseduresudah lengkap dimana setiap kegiatan/aktivitas terdapat SOP masing

masing, namun tidak terdapat penjelasan waktu pada setiap kegiatan.

Berdasarkan hasil wawancara pada beberapa asisten apoteker di Instalasi

Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan untuk kegiatan

sosialisasi Standar Operational Prosedure (SPO) jarang dilakukan dan tidak

semua asisten apoteker hafal SOP yang ada, dan untuk SOP pada semua kegiatan

tidak di tampilakan di ruang kerja yang berpengaruh terhadap pelaksanaan

aktivitas /kegiatan untuk memahami isi dan prosedur pekerjaan yang lebih baik,

sehingga mempermudah pekerjaan karyawan.

Hal tersebut juga sama pada penelitian yang dilakukan oleh (Nurutami, 2009)

bahwa prosedur kerja yang dilakukan di Logistik farmasi Rumah Sakit Islam

Cempaka Putih hanya dilakuakn dengan melalui KIE atau rapat rutin yang

berpengaruh pada kualitas kerja pegawai.

Page 172: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

150

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di peroleh

peneliti selama tujuh hari pengamatan yang di mulai tanggal 31 Juli s.d 6 Agustus

di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan terkait

gambaran beban kerja tenaga asisten apoteker dapat di ambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan karakteristik pegawai yang ada di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 belum memenuhi

kriteria berdasarkan berdasarkan Permenkes No. 80 Tahun 2016 Tentang

Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga kesehatan untuk kualifikasi

pendidikan Asisten Apoteker harus memiliki kualifikasi minimum Diploma

Tiga (D3) Kefarmasian, namun untuk spesifikasi tenaga asisten apoteker

yang ada telah sesuai selain dilihat dari latar belakang, juga melihat dari

pengalaman kerja, adanya surat ujian kompetensi, terdaftar di Departemen

Kesehtan (Depkes), terdaftar di Asosiasi Profesi, mempunyai Surat ijin kerja

(SIK), dan Surat Keputusan (SK) penempatan. Untuk tenaga dengan latar

belakang pendidikan SMF/SMKF Kefarmasian maka dianjurkan untuk

menempuh pendidikan lagi.

2. Berdasarkan uraian tugas asisten apoteker di Rumah Sakit Umum (RSU)

Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 dapat dilihat berdasarkan pembagian

Page 173: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

151

waktu kerja yang terdiri dari Asisten Apoteker Shift, Non Shift, dan

jabatannya. Perbedaan uraian tugas dan terdapat Job Desrcription

(JOBDES) tambahan, sehingga berpengaruh kepada beban kerja terhadap

beberapa tenaga asisten apoteker.

3. Berdasarkan waktu kerja pegawai yang ada di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan terdiri dari pegawai shift dan

pegawai non shift, berdasarkan tujuh hari pengamatan yang dilakukan

pegawai non shift menghabiskan waktu 8 jam 30 menit tiap harinya dan

untuk pegawai shift menghabiskan waktu 7-10 jam tiap harinya. Sehingga

tidak sesuai dengan pembagian waktu yang ada di ILO untuk waktu kerja

perhari yaitu 7 jam atau 40 jam kerja/minggu atau 8 jam kerja/hari atau 40

jam kerja/minggu untuk lima hari kerja dalam 1 minggu.

4. Aktivitas pegawai terdiri kegiatan produktif, kegiatan non produktif, dan

kegiatan pribadi. Pada masing-masing kegiatan mempunyai jumlah waktu

yang berbeda pada setiap kegiatan dan 12 informan yang ada. Untuk

kegiatan produktif tujuh hari pengamatan secara keseluruhan menghabiskan

waktu sebanyak 22690 menit (86,47%), Kegiatan non produktif

menghabiskan waktu sebanyak 2060 menit (7,76%), Kegiatan pribadi

menghabsikan waktu sebanyak 1530 menit (5,76%). ). Standar optimum

yang digunakan untuk suatu kegiatan personel yang bekerja secara optimal

adalah 80 % untuk dapat dikayakan tinggi, dan tidak mungkin

mengharapkan pegawai menghabiskan waktu kerjanya 100% (Ilyas, 2011)

5. Standar Operational Prosedure (SOP) di buat oleh Kepala Instalasi

Farmasi dan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Page 174: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

152

Tangerang Selatan yang mengacu kepada kebijakan umum pelayanan

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan nomor 188.4/046-

Yanmed/2016. Standar Prosedur Operasional sudah lengkap dimana setiap

kegiatan/aktivitas terdapat SOP masing masing, namun tidak terdapat

penjelasan waktu pada setiap kegiatan. Dalam menghitung standar beban

kerja tenaga farmasi diperlukan waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan kegiatan pelayanan farmasi yang umumnya tercantum dalam

Standar Prosedur Operasional (SPO) sehingga dapat dibandingkan antara

hasil pengamatan dengan standar beban kerja dan peraturan standar beban

kerja.

6. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan (observasi) selama tujuh

hari, persentase penggunaan waktu kerja produktif sebanyak 22690 menit

(86,48%), waktu non produktif 2060 menit (7,76%), waktu untuk kegiatan

pribadi 1530 menit (5,76%). Pada Diagram 7.1 di Jelaskan waktu kegiatan

dari hari Senin s.d Minggu. Pada hari Senin menunjukan kegiatan untuk

waktu produktif mencapai 84,46%, hari Selasa mencapai 84,71%, hari Rabu

89,34%, hari kamis mencapai 90,24%, hari Jum’at mencapai 88,47%, hari

Sabtu mencapai 83%, hari Minggu mencapai 82,30%. Pada kegiatan non

produktif dan kegiatan pribadi pada hari Senin s.d Minggu adalah sebagai

berikut ; Pada hari Senin menunjukan kegiatan untuk waktu produktif dan

waktu pribadi mencapai (8,77% dan 6,77%), hari Selasa mencapai (9,78%

dan 5,51% ), hari Rabu (6,13% dan 4,53%) , hari kamis mencapai %(5%

dan 4,76%), hari Jum’at mencapai (7,77% dan 3,76%), hari Sabtu mencapai

(8 % dan 9%), hari Minggu mencapai (10,06% dan 7,64%). Sehingga beban

Page 175: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

153

kerja setiap hari sudah dapat dikatakan tinggi dengan standar optimum 80%

(Ilyas, 2011)

7. Beban kerja di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan telah melebihi standar optimum 80%, maka dapat

disimpulkan beban kerja asisten apoteker tinggi karena menghabiskan

waktu produktif 86,48%. Menurut ( ILO, 1989) Kelonggaran pribadi

berkisar antara 2%-5% perhari atau 20-24 menit. Dapat juga dilihat menurut

jenis kelamin, yaitu 5% untuk pria dan 7% untuk wanita, atau rata-rata 6%.

7.2.Saran

7.2.1. Untuk Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

1. Rumah sakit sebaiknya melakukan pemisahan pelayanan obat di

Instalasi farmasi rawat jalan dengan rawat inap agar setiap pegawai

dapat lebih fokus terhadap pekerjaannya.

2. Rumah sakit sebaiknya meningkatkan sarana dan prasarana dengan

membuat Depo setiap lantai pada pelayanan khusus Poli, UGD,

Rawat Inap agar mengurangi mobilitas pegawai.

3. Mengadakan pelatihan terkait pelayanan kepada pasien, service

excellent, dan kegiatan kefarmasian yang lebih aplikatif dalam

melakukan pelayanan sehari-hari untuk mencegah terjadinya

medication error.

4. Mempercepat Proses Perekrutan pegawai untuk asisten apoteker,

serta memperbaiki manajemen kepegawaian yang ada di Instalasi

Farmasi.

Page 176: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

154

7.2.2. Untuk Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang

Selatan

1. Mensosialisasikan Standard Operational Prosedure (SOP) dan Uraian

Tugas (Job Description) dengan KIE secara langsung dan tidak langsung

seperti menempelkan di dinding ruang kerja pegawai sebagai pengingat,

agar semua pegawai melakukan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

dengan kebijakan yang telah di buat rumah sakit, dalam meningkatkan

kualitas kerja pegawai tersebut.

2. Melakukan analisis kebutuhan pegawai untuk penambahan tenaga farmasi

sesuai dengan jumlah dan spesifikasi yang telah di tetapkan oleh rumah

sakit.

3. Melengkapi dan meng-update pedoman dan data kepegawaian yang di

butuhkan Instalasi Farmasi seperti perubahan SOP, Instruksi Kerja, data

pelayanan resep, data medication error sebagai pedoman dalam

peningkatan mutu di Instalasi Farmasi.

7.2.3. Untuk Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

(RSU) Kota Tangerang Selatan.

1. Setiap tenaga asisten apoteker sebaiknya bekerja sesuai dengan uraian

tugas, SOP (Standard Operational Prosedure), instruksi kerja yang ada

dalam mengharapkan pekerjaan yang optimal.

2. Mempercepat proses pelayanan dengan menghindari kegiatan non

produktif saat proses pelayanan berlangsung seperti mengobrol, dan

bermain HP.

Page 177: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

155

3. Untuk kegiatan pribadi sperti tidur dapat dihindari dengan melakukan

aktifitas lainnya dengan menghitung pelayanan resep, merapikan apotek,

dan mengerjakan amprahan untuk hari besok.

4. Meningkatkan produktifitas kerja pribadi dalam memberikan pelayanan

yang baik kepada pasien.

Page 178: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

156

Daftar Pustaka

Afrianto. (2011). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Pengembangan

Karir Karyawan pada Hotel Jatra Pekanbaru ”. Jurnal Ekonomi

manajemen. Universitas Islam Riau,Pekanbaru.

Anindita, Widya. (2011). Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Hermina Depok Tahun 2011. [Tesis]. Depok: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Atmoko, Tjipto. (2008). Standar Operasional Prosedur (SOP) dan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. diakses pada 20 April 2017 dari

http://e-dokumen.kemenag.go.id/files/BX32jRZz1284857253.pdf

Badra, Al-Aufa. (2013). Gambaran Kualitas dan Kinerja Berdasarkan Indeks

Kepuasan Masyarakat Pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2013.[ Skripsi]. FKIK: UIN Jakarta

Badriah, Fase. (2015). Pengungkapan Kesalahan Medis Disclossing Medical

Error for Safety Patient Culture. Jakarta: UIN Press

Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.

Jakarta: Erlangga.

Depkes RI. (2008). Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien

(Patient Safety). Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik

Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. diakses pada 3 Agustus 2017

http://w.w.wa. apif.binfar.depkes. go. id./bmsimages 1361517912.pdf.

Page 179: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

157

Dondu, dkk. (2016). Faktor Penyebab Medication Error Pada Pelayanan

Kefarmasian Rawat Inap Bangsal Anak RSUP Prof. DR. R.D. Kandou

Manado. J. Ilmu Farm. UNSRAT Vol. 5 No. 3.

Handoko. T. Hani. (2008). Manajemen Personalia Sumber Daya Manusia

(Ed.Kesepuluh). Jakarta: PT.Indeks

Hasibuan, H.Malayu. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia (Ed. Revisi. ).

Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Febriawatii, Henni. (2013). Manajemen Logistik Farmasi Rumah Sakit.

Yogyakarta: Gosyen Publishing,

Ilyas. (2011). Perencanaan SDM Rumah Sakit, Teori, Metoda dan Formula.

Depok: Fakultas Kesehatan Masyaraat Universitas Indonesia

Irwandy, 2007. Faktor-faktor (waktu kerja perawat, kelengkapan fasilitas,

tugas tambahan) yang berhubungan dengan beban kerja perawat di unit

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Dadi Makasar.[Skripsi]. Makassar :

Unversitas Negeri Makassar

Ivancevich, John .M, dkk. (2007). Perilaku & Manajemen Organisasi. Jakarta:

Erlangga.

Julia. (2017). Jam Kerja, Cuti, dan Upah Program Officcer ILO Jakarta.

Jakarta:ILO

Page 180: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

158

Karina. (2012). Gambaran Beban Kerja Pegawai di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Hasanah Graha Afiah.[Skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 1197/Menkes/SK/2004

tentang Standar Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit.

Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 81/MENKES/SK/I,

2004. Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.

Krisna. (2012). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga di Instalasi farmasi

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung. [Tesis]. Depok: Fakultas

Kesehatan Masyarakat program Kajian Administrasi Rumah Sakit

Universitas Indonesia.

Leonardo dan Budi. (2014). Analisis Deskriptif Indikator Gross Death Rate

(GDR) dan Net Death Rate (NDR) DI RSUD Tugerejo Semarang Tahun

2010 - 2014.[Skripsi]. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro Fakultas

Kesehatan Dan Rekam Medis Informatika Kesehatan. di akses pada 20

Agustus pada alamat web http//. eprints.dinus/ac/id/eprint/17358

Mardiana, dkk. (2014). Hubungan Kepuasan Kerja d engan Turnover Intentions

pada Perawat Rumah Sakit Dhuafa. IPB Dep. Komun. Dan Pengemb.

Masy. Fak. Ekol. Mns. Vol. 9 No. 2.

Page 181: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

159

Marfinosa. (2003). Gambaran Beban Kerja Karyawan di sub unit pembelian

RS Haji Jakarta Tahun 2003 [Skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia

Misdi. (2001). Analisis Kerja Tenaga Asisten Apoteker dI Apotek Rumah Sakit

Umum Daerah Dr Slamet Kapupaten Garut Tahun 2001.Semarang:

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dipenegoro. di akses pada 23

Agustus pada alamat web http//www.fkm.undip.ac.id

Moekijat. (2008). Pengembangan Sumber Daya Manusia (Ed. Revisi). Jakrta:

PT.Rineka Cipta.

Muninjaya, A.A. Gde. (2004). Manajemen Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Penerbit

Buku kedokteran EGC

Notoadmojo dan Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip - Prinsip

Dasar. Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.

Nurutami. (2009). Gambaran Beban Kerja Staf Logistik Perbekalan Kesehatan

RS Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2009. [Skripsi]. Depok: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 51 Tahun, 2009. Undang -

Undang No 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Page 182: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

160

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2014. Undang-Undang Republik

Indonesia No 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan.

Peraturan Presiden RI No. 44, 2009. Menurut Peraturan Presiden Nomor 44 tahun

2009 tentang Rumah Sakit.

Profil Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

Puji, I., 2014. Buku Pintar Membuat S.O.P . Yogyakarta: Flash Books.

Puspita. (2011). Analisis Kebutuhan Tenaga dengan Metode Workload Indicators

of Staffing Need (WISN) di Unit Pelatihan dan Pengembangan Rumah Sakit

Tebet Jakarta Tahun 2011. [Skripsi]. Depok: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia

Rahmayanti, Vira. (2017). Gambaran Sistem Distribusi Obat dan bahan Medis

Habis Pakai (BMHP) di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017. [Skripsi]. FKIK: Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rivai, V. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan Teori

untuk Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Robbins, S., (2008). Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku

Organisasi (Edisi ke Sepuluh). Jakarta: Salemba Empat

Rubbiana. (2015). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Pelaksana dengan Metode Workload Indicatos Staff Need (WISN) di

Page 183: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

161

Instalasi Rawat Inap Tulip RSUD Kota Bekasi Tahun 2015. [Skripsi].

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Saidah, N. (2016). Gambaran Penanganan Keluhan Pasien di Rumah Sakit

Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2016 (Studi Kasus Pada Unit

Instalasi Farmasi). [Skripsi]. FKIK: Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sedarmayanti. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi

dan manajemen Pegawai Negri Sipil. Bandung: Refika Aditama.

Sinungan, M. (2009). Produktivitas Apa dan Bagaimana ? Jakarta: Bumi Aksara.

Soeroso, S., (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia di rumah Sakit. Jakarta:

Penerbit Buku kedokteran EGC.

Sugiyono. (2015). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhendra, H. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: UIN Jakarta

Pers.

Sunyono dan Danang. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia CAPS (Center

For Academic Publishing Service ). Bandung: PT.Remaja Rosdakarya

Thoha, M. (2010). Kepemimpinan Dalam Manajemen . Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Umar. (2008). Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma

Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Page 184: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

162

UU No. 54 Tahun 2003, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 54 Tahun

2003 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 97 Tahun 2000

Tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil.

Wulandari, S. (2014). Beban Kerja Subyektif dan Obyektif Tenaga Farmasi

Rawat Jalan di Rumah Sakit. Jurnal Surabaya: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga

Page 185: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

163

Lampiran

Page 186: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

164

Inform Concern

Kepada Yth:

Calon Responden

Tenaga Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Farmasi

Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Saya Dara Herwina , mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

bermaksud mengadakan penelitian tentang “Gambaran Beban Kerja Tenaga

Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017”. Data yang diperoleh akan direkomendasikan

sebagai landasan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan

kefarmasian. Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara pengamatan

(observasi) terhadap seluruh kegiatan Tenaga farmasi yaitu kegiatan langsung,

kegiatan tidak langsung, dan kegiatan pribadi dengan menggunakan metode work

sampling. Pengamat (observer) mengamati pegawai melakukan tugasnya dari

jauh sehingga pegawai dapat melakukan tugas seperti biasanya tanpa merasa

terganggu. Peneliti menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan

sesuatu yang berdampak negatif terhadap pegawai maupun institusi. Peneliti

sangat menghargai hak-hak responden dengan cara menjamin kerahasiaan

identitas dan informasi yang saudara berikan akan dijaga dan hanya digunakan

untuk kepentingan penelitian ini. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan

partisipasi anda dalam penelitian ini dan sebagai tanda setuju mohon kesediannya

menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Jakarta, Juli 2017

Dara Herwina

Lampiran 1

Page 187: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

165

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini setelah membaca dan memahami

penjelasan tentang surat pengantar responden, saya menyatakan bersedia menjadi

responden yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian dengan judul:

“Gambaran Beban Kerja Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan Tahun 2017”

Saya memahami bahwa keikutsertaan saya sebagai responden dalam

penelitian ini bermanfaat bagi peningkatan kualitas pelayanan kefarmasian di

RSU Kota Tangerang Selatan. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak

berdampak negatif kepada saya dan rumah sakit.

Jakarta, Juli 2017

Responden

Lampiran 2

Page 188: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

166

Lampiran 3

FORMULIR WORK SAMPLING TENAGA FARMASI DI INSTALASI

FARMASI RSU KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

Pengamat : Hari Pengamatan Ke- :

Unit : InstalasI farmasi

Jenis Tenaga : Asisten Apoteker

Hari / Tanggal / Waktu :

Shift: Pagi (07.00 s.d 17.00)

Waktu

Kode

Informan

Kegiatan Produktif Kegiatan Non Produktif Kegiatan Pribadi Keterangan

Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot

07.00

07.10

07.20

07.30

07.40

07.50

08.00

08.10

08.10

08.20

08.30

08.40

08.50

09.00

09.10

Dst...

17.00

Page 189: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

167

Lampiran 3

FORMULIR WORK SAMPLING TENAGA FARMASI DI INSTALASI

FARMASI RSU KOTATANGERANG SELATAN TAHUN 2017

Pengamat : Hari Pengamatan Ke- :

Unit : InstalasI farmasi

Jenis Tenaga : Asisten Apoteker

Hari / Tanggal / Waktu :

Shift: Sore (14.00-21.00)

Waktu

Kode

Informan

Kegiatan Produktif Kegiatan Non Produktif Kegiatan Pribadi Keterangan

Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot

14.00

14.10

14.20

14.30

14.40

14.50

15.00

15.10

15.20

15.30

15.40

15.50

16.00

16.10

16.30

16.40

Dst...

21.00

Page 190: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

168

Lampiran 3

FORMULIR WORK SAMPLING TENAGA FARMASI DI INSTALASI

FARMASI RSU KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2017

Pengamat : Hari Pengamatan Ke :

Unit : InstalasI farmasi

Jenis Tenaga : Asisten Apoteker

Hari / Tanggal / Waktu :

Shift: Malam (21.00-07.00)

Waktu

Kode

Informan

Kegiatan Produktif Kegiatan Non Produktif Kegiatan Pribadi Keterangan

Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot Kegiatan Bobot

21.00

21.10

21.20

21.30

21.40

21.50

21.00

21.10

21.20

21.30

21.40

21.50

22.00

22.10

22.30

Dst...

07.00

Page 191: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

169

Jumlah Pengamatan Waktu Kerja 12 Orang Asisten Apoteker Berdasarkan

Jenis Kegiatan Dan Hari Pengamatan i Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Umum Kota Tangerang Selatan Tahun 2017

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari Ke 1

Senin

31-07-2017

Kegiatan Produktif Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 470

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

160

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

100

Memasukkan SBBK ke kartu stok 90

Merekap pengeluaran obat di apotek 30

Memasukkan rekapan ke kartu stok 70

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

730

Etiketing Resep 410

Peracikan Obat 70

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

120

Merapikan obat ke tempat/raknya 110

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 130

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 70

Membersihkan ruangan & alat racik 80

Menulis pemesanan paket OK 40

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 240

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 250

Merapikan return dari Rawat inap 30

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

50

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

40

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

-

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

80

Lampiran 4

Page 192: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

170

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Total Kegiatan Produktif Hari Pengamatan Ke 1 3370

Kegiatan Non Produktif Mengobrol 20

Chattingan 10

Internetan 10

Mendengarkan Musik 10

Belum datang 20

Menelpon 20

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari Ke 1

Senin

31-07-2017

Kegiatan Produktif Games 10

Tidur 220

Apel Pagi 10

Duduk /Diam 10

Kegiatan Non Produktif lainnya 10

Total Kegiatan Non Produktif Hari Pengamatan Ke 1 350

Hari Ke 1

Senin

31-07-2017

Kegiatan Pribadi Makan 80

Sholat 160

Persiapan diri -

Ke Tiolet 30

Kegiatan Pribadi di luar ruangan -

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan Ke 1 270

Hari

Pengamatan

Ke 2

Selasa

1-08-2017

Kegiatan Produktif

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 400

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

180

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

110

Memasukkan SBBK ke kartu stok 120

Merekap pengeluaran obat di apotek 90

Memasukkan rekapan ke kartu stok 60

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

740

Etiketing Resep 390

Peracikan Obat 70

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

150

Merapikan obat ke tempat/raknya 90

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 120

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 70

Membersihkan ruangan & alat racik 80

Page 193: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

171

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Menulis pemesanan paket OK 80

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 250

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 30

Merapikan return dari Rawat inap 70

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

60

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

40

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

-

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

180

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Total Kegiatan Produktif Hari Pengamatan Ke 2 3380

Hari

Pengamatan

Ke 2

Selasa

01-08-2017

Kegiatan Non

Produktif

Mengobrol 20

Chattingan 20

Internetan 10

Mendengarkan Musik 10

Belum datang 20

Menelpon 10

Games 10

Tidur 260

Apel Pagi 10

Duduk /Diam 10

Kegiatan Non Produktif lainnya 10

Total Waktu Kegiatan Non Priduktif Hari Pengamatan Ke 2 390

Hari

Pengamatan

Ke 2

Selasa

01-08-2017

Kegiatan Pribadi Makan 80

Sholat 110

Persiapan diri -

Ke Tiolet 20

Kegiatan Pribadi di luar ruangan 10

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan Ke 2 220

Hari

Pengamatan

Ke 3

Rabu

02-08-2017

Kegiatan Produktif

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 650

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

180

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

60

Memasukkan SBBK ke kartu stok 140

Merekap pengeluaran obat di apotek 90

Page 194: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

172

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Memasukkan rekapan ke kartu stok 60

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

840

Etiketing Resep 490

Peracikan Obat 90

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

250

Merapikan obat ke tempat/raknya 90

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 120

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 70

Membersihkan ruangan & alat racik 80

Menulis pemesanan paket OK 90

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 270

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 50

Merapikan return dari Rawat inap 80

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari

Pengamatan

Ke 3

Rabu

02-08-2017

Kegiatan Produktif

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

100

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

20

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

-

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

120

Total Waktu Kegiatan Produktif Hari Pengamatan Ke 3 3940

Hari

Pengamatan

Ke 3

Rabu

02-08-2017

Kegiatan Non

Produktif

Mengobrol 30

Chattingan 10

Internetan -

Mendengarkan Musik 10

Belum datang -

Menelpon 20

Games

Tidur 190

Apel Pagi 10

Duduk /Diam -

Kegiatan Non Produktif lainnya -

Total Waktu Kegiatan Non Produktif Hari Pengamatan Ke 3 270

Page 195: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

173

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari

Pengamatan

Ke 3

Rabu

02-08-2017

Kegiatan Pribadi Makan 70

Sholat 110

Persiapan diri -

Ke Tiolet 20

Kegiatan Pribadi di luar ruangan -

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan Ke 3 200

Hari

Pengamatan

Ke 4

Kamis

03-08-2017

Kegiatan Produktif

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 630

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

190

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

80

Memasukkan SBBK ke kartu stok 120

Merekap pengeluaran obat di apotek 90

Memasukkan rekapan ke kartu stok 110

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

880

Etiketing Resep 470

Peracikan Obat 60

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

230

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari

Pengamatan

Ke 4

Kamis

03-08-2017

Kegiatan Produktif

Merapikan obat ke tempat/raknya 80

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 110

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 80

Membersihkan ruangan & alat racik 90

Menulis pemesanan paket OK 50

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 290

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 70

Merapikan return dari Rawat inap 130

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

30

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

20

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

-

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

170

Total Waktu Kegiatan Produktif Hari Pengamatan Ke 4 3980

Page 196: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

174

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari

Pengamatan

Ke 4

Kamis

03-08-2017

Kegiatan Non

Produktif

Mengobrol 20

Chattingan -

Internetan -

Mendengarkan Musik -

Belum datang -

Menelpon -

Games -

Tidur 200

Apel Pagi -

Duduk /Diam -

Kegiatan Non Produktif lainnya -

Total Waktu Kegiatan Non Produktif Hari Pengamatan Ke 4 220

Hari

Pengamatan

Ke 4

Kamis

03-08-2017

Kegiatan Pribadi Makan 70

Sholat 110

Persiapan diri -

Ke Tiolet 30

Kegiatan Pribadi di luar ruangan -

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan Ke 4 210

Hari

Pengamatan

Ke 5

Jum’at

04-08-2017

Hari

Pengamatan

Kegiatan Produktif

Jenis Kegiatan

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 470

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

150

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

80

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari

Pengamatan

Ke 5

Jum’at

04-08-2017

Kegiatan Produktif

Memasukkan SBBK ke kartu stok 80

Merekap pengeluaran obat di apotek 360

Memasukkan rekapan ke kartu stok 320

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

640

Etiketing Resep 250

Peracikan Obat 80

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

50

Merapikan obat ke tempat/raknya 70

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 80

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 50

Membersihkan ruangan & alat racik 40

Menulis pemesanan paket OK 30

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal 240

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 60

Merapikan return dari Rawat inap 70

Page 197: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

175

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

90

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

20

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

130

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

170

Total Waktu Kegiatan Produktif Hari Pengamatan Ke 5 3530

Hari

Pengamatan

Ke 5

Jum’at

04-08-2017

Kegiatan Non

Produktif

Mengobrol 50

Chattingan 10

Internetan 20

Mendengarkan Musik -

Belum datang -

Menelpon -

Games -

Tidur 200

Apel Pagi

-

Duduk /Diam 30

Kegiatan Non Produktif lainnya -

Total Waktu Kegiatan Non Produktif Hari Pengamatan Ke 5

310

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Hari

Pengamatan

Ke 5

Jum’at

04-08-2017

Kegiatan Pribadi

Makan 70

Sholat 80

Persiapan diri -

Ke Tiolet -

Kegiatan Pribadi di luar ruangan -

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan Ke 5 150

Hari

Pengamatan

Ke 6

Sabtu

05-08-2017

Kegiatan Produktif Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 320

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

50

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

40

Memasukkan SBBK ke kartu stok 60

Merekap pengeluaran obat di apotek 40

Memasukkan rekapan ke kartu stok 60

Page 198: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

176

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

390

Etiketing Resep -

Peracikan Obat -

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

220

Merapikan obat ke tempat/raknya 90

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 70

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 50

Membersihkan ruangan & alat racik 60

Menulis pemesanan paket OK 80

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 70

Merapikan return dari Rawat inap 90

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

40

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

20

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

640

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

-

Total Waktu Kegiatan Produktif Hari Pengamatan Ke 6 2390

Hari

Pengamatan

Ke 6

Hari

Pengamatan

Kegiatan Non

Produktif

Jenis Kegiatan

Mengobrol 10

Chattingan 20

Internetan -

Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Sabtu

05-08-2017

Mendengarkan Musik -

Belum datang -

Menelpon -

Games -

Tidur 200

Apel Pagi -

Duduk /Diam -

Kegiatan Non Produktif lainnya -

Total Waktu Kegiatan Non Produktif Hari Pengamatan Ke 6 230

Hari

Pengamatan

Kegiatan Pribadi Makan 120

Sholat 80

Page 199: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

177

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Ke 6

Sabtu

05-08-2017

Persiapan diri 30

Ke Tiolet 30

Kegiatan Pribadi di luar ruangan -

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan Ke 6 260

Hari

Pengamatan

Ke 7

Minggu

06-08-2017

Kegiatan Produktif

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK, ) 310

Entry Resep (Rajal, Ranap, UGD, OK,BPJS) pada

sistem Rumah Sakit

80

Membuat permintaan barang dari apotek ke

gudang

80

Memasukkan SBBK ke kartu stok 70

Merekap pengeluaran obat di apotek 30

Memasukkan rekapan ke kartu stok 60

Pengambilan/penyiapan obat (Ranap,

Rajal,UGD,VK)

470

Etiketing Resep -

Peracikan Obat -

Penyerahan obat (pemberian informasi obat

kepada pasien)

80

Merapikan obat ke tempat/raknya 40

Menerima returan obat/alkes dari ruangan 50

Memasukkan jumlah returan ke kartu stok 40

Membersihkan ruangan & alat racik 60

Menulis pemesanan paket OK 180

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Penyerahan nomor antrian pada pasien rajal -

Memisahkan obat/alkes ED 70

Merapikan return dari Rawat inap -

Penerimaan resep dan menulis no telpon pasien di

resep

40

Memantau dan pencatatan suhu di lemari

pendingin

40

Peracikan untuk stok obat jumlah besar di hari

libur (sabtu, minggu dan libur nasional).

670

Mencatat rekapan penerimaan dan pengeluaran

obat & bahan medis habis pakai ke dalam buku

mutasi obat dan Membuat laporan semester mutasi

obat dan bahan medis habis pakai.

-

Total Waktu kegiatan Produktif Hari Pengamatan ke 7 2370

Hari

Pengamatan

Ke 7

Kegiatan Non

Produktif

Mengobrol 40

Chattingan 20

Internetan 10

Page 200: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

178

Hari

Pengamatan

Jenis Kegiatan Nama Kegiatan Jumlah

Waktu

(Menit)

Minggu

06-08-2017

Mendengarkan Musik 20

Belum datang -

Menelpon 20

Games 10

Tidur 160

Apel Pagi -

Duduk /Diam 10

Kegiatan Non Produktif lainnya -

Total Waktu Kegiatan Non Produktif Hari Pengamatan Ke 7 290

Hari

Pengamatan

Ke 7

Minggu

06-08-2017

Kegiatan Pribadi Makan 60

Sholat 80

Persiapan diri 50

Ke Tiolet 30

Kegiatan Pribadi di luar ruangan -

Total Waktu Kegiatan Pribadi Hari Pengamatan ke 7 220

Total Seluruh Waktu Kegiatan Produktif 22960

Total Seluruh Waktu Kegiatan Non Produktif 2060

Total Seluruh Waktu Kegiatan Pribadi 1530

Total seluruh Kegiatan 26550

Page 201: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

179

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

Daftar Pertanyaan untukAsisten Apoteker di Instalasi farmasi RSU Kota

Tangerang selatan Tahun 2017.

A. Identitas Asisten Apoteker

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

Lama Bekerja :

Latar Belakang Pendidikan :

B. Pertanyaan

Kepegawaian

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui karateristik/spesifikasi (latar belakang

pendididkan, masa kerja, jenis pelatihan) pegawai yang dibutuhkan oleh

Instalasi Farmasi ? Jika Iya, Jelaskan beberapa isi dari spesifikasi pegawai

yang dibutuhkan/ diharapkan tersebut ?

2. Menurut pendapat Bapak/Ibu, Apakah jumlah pegawai yang bekerja di

Instalasi Farmasi sudah cukup untuk mengerjakan semua tugas dan

tanggung jawab yang berhubungan dengan setiap program ataupun

kegiatan pelayanan kefarmasian ?

3. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana dengan Penerapan pelaksanaan Job

Description (uraian tugas), SOP (standar operasional prosedure), (IK)

Instruksi Kerja yang ada sudah dilaksanakan dengan baik oleh setiap

Page 202: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

180

Tenaga Farmasi yang di Instalasi Farmasi ? Apa sudah sesuai dengan

Jobdes/SOP/dan IK yang ada ?

4. Kapan Pelaksanaan sosialisasi Jobdes (uraian kerja), SOP(standar

operasional prosedure), (IK) Instruksi Kerja/ petunjuk pelaksana dilakukan

di Instalasi Farmasi?

5. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat pelatihan mengenai pelaksanaan

kegiatan-kegiatanyang berhubungan dengan program kefarmasian?

6. Bagaimana dengan pembagian waktu kerja tenaga asistean apoteker di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan ?

Kegiatan

1. Tolong jelaskan kegiatan apa saja yang dilakukan Bapak/Ibu dalam

melakukan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan kegiatan produktif, non

produktif, dan kegiatan pribadi ?

2. Berapa waktu yang di butuhkan dalam melakukan masing-masing aktivitas

berkaitan dengan kegiatan produktif tersebut ?

3. Berapa waktu yang di butuhkan dalam melakukan masing-masing aktivitas

berkaitan dengan kegiatan Non produktif tersebut ?

4. Berapa waktu yang di butuhkan dalam melakukan masing-masing aktivitas

berkaitan dengan kegiatan pribadi tersebut?

Beban Kerja

1. Bagaimana Pendapat Ibu/Bapak terkait beban kerja yang ada di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan ?

Page 203: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

181

2. Apakah selama memberikan pelayanan kepada pasien terdapat keluhan?

Jika ia bagaiman pendapat ibu terhadap keluhan tersebut?

3. Menurut Bapak/Ibu keluhan tersebut apakah berkaitan dengan formasi

SDM yang ada atau kualitas pelyanan yang diberikan?

4. Apa harapan Bapak/Ibu terhadap sisten pelayanan khususnya di Instalasi

Farmasi yang dapat menjamin mutu pelayanan dan kepuasan

pasien?Tolong jelaskan?

Page 204: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

182

Lampiran 5

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

MATERI WAWANCARA;

1. BAGIAN SATUAN PELAKSANA KEPEGAWAIAN

2. KA.INSTALASI FARMASI

1. Bagaimanakah keberadaan Instalasi farmasi RSU KotaTangerang

Selatan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien ?

2. Bagaimana pendapat anda tentang beban kerja yang ada di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 ?

3. Bagaimana Ketenagaan yang ada di Instalasi farmasi RSU Kota

Tangerang Selatan , apakah ada kendala ?

4. Bagaiaman pendapat anda Tentang Kinerja Tenaga Farmasi yang di

RSU KotaTangerang Selatan ?

5. Bagaimana tingkat pendidikan asisten apoteker di Instalasi Farmasi

RSU Kota Tangerang Selatan ?

6. Bagaimana dengan kedisiplinan tenaga asisten apoteker di Instalasi

Farmasi RSU Kota Tangerang Selatan ?

7. Bagaimana keterampilan tenaga asisten apoteker di RSU Kota

Tangerang Selatan ?

8. Bagaimana dengan kepatuhan terhadap Jobdes (Uraian Tugas),

SOP(standar Operasional Prosedure) , IK (Instruksi Kerja) yang telah di

sosialisasikan kepada pegawai?

Page 205: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

183

9. Bagaimana dengan motivasikerja Tenaga Farmasi di RSU Kota

Tangerang Selatan ?

10. Apa saja keluhan dari pasien yang sering ditemui dalam pelayanan

kefarmasian RSU Kota Tangerang selatan ?

11. Bagaiman kendala-kendala tersebut muncul dan, bagaiman solusinya ?

Page 206: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

184

Matriks Ringkasan Wawancara Mendalam Tenaga Asisten Apoteker, Kepala Instalasi Farmasi, dan Bagian Kepegawaian di

Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .

No Domain Kode Informan

Kepegawaian (SDM

dan Waktu Kerja)

I.1.T ( K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

1.a Karakteristik/Spes

ifikasi Asisten

Apoteker di

Instalasi Farmasi

Rumah Sakit

Umum (RSU)

Kota Tangerang

Selatan Tahun

2017.

Latar Belakang

Pendidikan

umumnya SMF,

1 orang D3

Farmasi dan 1

orang S1

Farmasi, rata-

rata umur 30

Tahun,

Pengalaman

Kerja rata2 4

tahun.

Latar belakang

pendidikan pada

umumnya

SMF/SMKF,

pengalaman kerja

tidak terlalu

menjadi patokan,

tetapi mempunyai

SIK, SK

Penempatan, serta

STRTK.

Latar

belakang

pendidikan di

tahun ini

kebanyakan

SMF, dengan

rata-rata

umur 30-45

tahun,

mempunyai

pengalaman

kerja,

mempunyai

SIK, SK, dan

STRTK.

Latar

belakang

pendidikan

SMF, rata-

rata umur 30-

45 tahun,

pengalaman 4

tahun sebagai

Asisten

apoteker.

Latar

belakang

pendidikan

SMF, rata-

rata umur 30-

45 tahun,

pengalaman 4

tahun sebagai

Asisten

apoteker.

Latar belakang

pendidikan

SMF, rata-rata

umur 30-45

tahun,

pengalaman 4

tahun sebagai

Asisten

apoteker.

Latar belakang

pendidikan

SMF, rata-rata

umur 30-45

tahun,

pengalaman 4

tahun sebagai

Asisten

apoteker.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Latar belakang

pendidikan

SMF/SMKF,

umur rata-rata

Latar belakang

pendidikan SMF,

rata-rata umur 30-

50 tahun,

Latar

belakang

pendidikan di

tahun ini

Latar

belakang

pendidikan di

tahun ini

Latar

belakang

pendidikan

SMF, rata-

Tingkat

pendidikan

untuk AA

minimal SMF,

Latar belakang

pendidikan

untuk tenaga

asisten apoteker

Lampiran 6

Page 207: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

185

No Domain Kode Informan

30-45 tahun,

pengalaman

kerja,

mempunyai

STRTK, SIK,

SK Penempatan,

namun mulai

2017 ini latar

belakang

pendidikan

harus D3.

pengalaman 4

tahun sebagai

Asisten apoteker.

kebanyakan

SMF, dengan

rata-rata

umur 30-45

tahun,

mempunyai

pengalaman

kerja,

mempunyai

SIK, SK, dan

STRTK.

kebanyakan

SMF, dengan

rata-rata

umur 30-45

tahun,

mempunyai

pengalaman

kerja,

mempunyai

SIK, SK, dan

STRTK.

rata umur 30-

45 tahun,

pengalaman 4

tahun sebagai

Asisten

apoteker

tetapi setelah

ada peraturan

dan surat edaran

dari Kemenkes

yaitu minimal

untuk Asisten

Tenaga

Kesehatan latar

belakang

pendidikan D3.

kebanyakan

berasal dari

SMF/SMKF

yang

mempunyai

SIK, SK

Penempatan,

dan terdaftar di

asosiasi profesi.

1.b Ketersediaan

jumlah tenaga

asisten apoteker di

Instalasi Farmasi

Rumah Sakit

Umum (RSU)

Kota Tangerang

Selatan

I.1.T(K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Masih kurang

butuh tenaga

asisten apoteker

lagi, karena

jumlah

pelayanan yang

semakin

meningkat

Masih kurang

butuh penambahan

pegawai asisten

apoteker, karena

kerja sering

serabutan

Belum cukup

karena ada

pekerjaan

double job.

Masih kurang Masih kurang Masih kurang Masih kurang

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Belum cukup Masih kurang Masih kurang Masih kurang Belum cukup Untuk

ketenagaan

asisten apoteker

masih kurang,

oleh sebab itu

sekarang masih

proses percrutan

Jumlah

ketenagaan di

Instalasi

Farmasi RSU

Kota Tangerang

selatan sekarang

belum ada

Page 208: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

186

No Domain Kode Informan

keluhan untuk

jumlah tenaga

yg ada, untuk

lebih jelas pihak

IFRS lebih

paham.

1.c Pelaksanaan

Jobdes, SOP, dan

IK sudah

terlaksana dengan

baik.

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Pada umumnya

sudah terlaksana

dengan baik,

meskipun ada

kekeliruan yang

terjadi tapi itu

tidak sering.

Bisa di katan sudah

95% terlaksana,

kendala jika ada

yang tidak hadir

jobdes jdh

bertambah.

Sudah

terlaksana

dengan

sangat baik.

Tapi pernah

terjadi

Human error

tapi tidak

sering.

Pelaksanaan

sudah

berjalan

dengan

semestinya.

Sudah

berjalan baik.

Pelaksanaan

berjalan dengan

baik.

Hampir berjalan

sesuai dengan

ketentuan yang

ada, namun

masih sering

Human Error.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Sudah berjalan

dengan baik.

Hampir berjalan

dengan baik, tapi

butuh peningkatan

kinerja yang sesuai.

Berjalan

dengan baik.

Berjalan

dengan baik.

Berjalan

dengan baik.

Pelaksanaan

sudah berjalan

dengan baik,

karena tidak ada

keluhan dari

pegawai terkait

SOP, Jobdes,

dan IK.

Berjalan dengan

baik.

1.d

Sosialisasi Jobdes

/ uraian tugas ,

SPO (Standar

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Kalau untuk

sosialisasi

Sosialisasi

dilakukan saat hari

Sosialisasi

jarang

Sosialisasi

jarang

Sosialisasi

dilakukan

Sosialisasi

jarang

Sosialisasi

pernah

Page 209: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

187

No Domain Kode Informan

Prosedure

Operasional), IK

(Instruksi Kerja

pada masing-

masing tenaga

asisten apoteker di

Instalasi Farmasi

Rumah Sakit

Umum (RSU)

Kota Tangerang

Selatan

jarang sekali

dilakukan ,

paling

penyampaian

waktu hari

pertama kerja.

pertama kerja. dilakukan.

Biasanya

dilakukan

saat hari

pertama

kerja, tapi

akhir-akhir

ini pernah

sekali rapat

mengenai

SOP.

dilakukan

hanya pada

hari pertama

kerja.

pada saat

beberapa hari

tarinning

masuk kerja.

dilakukan. dilakukan tapi

hanya saat hari

pertama mulai

masuk kerja.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Sosialisasi

jarang dilakukan

, hanya pada

saat hari

pertama kerja.

Pernah dilakukan

sosialisasi saat hari

pertama kerja.

Sosialisasi

jarang

dilakukan,

tapi pernah

dilakukan

saat hari

pertama

kerja.

Sosialisasi

jarang

dilakukan,

tapi pernah

dilakukan

saat hari

pertama

kerja.

Sosialisasi

jarang

dilakukan,

tapi pernah

dilakukan

saat hari

pertama

kerja.

- -

1.e Pentingnya

pelaksanaan

pelatihan bagi

tenaga asisten

apoteker.

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Penting bagi

asisten apoteker

dilaksanakan

pelatihan agar

tidak terjadi

Human Error,

meningkatkan

Penting

diadakannya

pelatihan unutk

kefarmasian yang

dilaksanakan di

luar jam kerja.

Pelatihan itu

penting, tapi

disini

biasanya

unutk

apoteker saja.

Pelatihan

penting

dilakukan ,

apalagi sudah

banyak

keluhan dari

pasien.

Pelatihan

penting

dilakukan,

kalau bisa

setiap ada

tenaga asisten

apoteker

Pelatihan tidak

terlalu penting,

biasanya sudah

ada sosialisasi,

karena itu bisa

menghambat

waktu kerja.

Pelatihan

penting

dilakukan untuk

asisten apoteker

bukan apoteker

saja.

Page 210: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

188

No Domain Kode Informan

kualitas

pelayanan

kepada pasien.

baru.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Penting

pelatihan

dilakukan

pelatihan

jikaterjadi

perubahan pada

pelayanan

kefarmasian.

Penting dilakukan. Penting

dilakukan.

Penting

dilakukan.

Sangat

penting

dilakukan.

- -

1.f Pemenuhan waktu

kerja asisten

apoteker Shift

154-156 jam dan

Non Shift 168 jam

.

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Dalam

pemenuhan

kerja tenaga

asisten apoteker

sudah terpenuhi

shift maupun

Non shift yang

diberi batasan

dari SDM 168

jam dalam 1

bulan.

Untuk pemenuhan

waktu kerja sudah

mencapai 168 jam.

Pemenuhan

waktu kerja

sudah

mencapai 168

jam tiap

bulannya,

jika lebih

maka

dihitung

loyalitas saja.

Sudah

terpenuhi.

Ya, sudah

terpenuhi.

Sudah terpenuhi,

terkadang ada

lebih, tapi di

hitung loyalitas.

Sudah terpenuhi

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Sudah terpenuhi. Sudah terpenuhi. Sudah

terpenuhi.

Sudah

terpenuhi

Sudah

terpenuhi.

Batasan dari

SDM untuk

Pemenuhan

waktu kerja 168

Page 211: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

189

No Domain Kode Informan

berdasarkan

standar jam

yang berlaku,

kan pakai

finger print

jadih sudah

tersistem

unutk waktu

kerja.

pemenuhan

waktu kerja

mencapai 168

jam tiap

bulannya dan 42

jam tiap

minggunya,

namun rata-rata

untuk

pemenuhan

waktu kerja

sekitar 37-44

jam shift dan

non shift tiap

minggunya.

Jika ada jam

kerja berlebih

tidak di hitung

lembur, namun

kalau jam kerja

kurang nanti

dipotong gajinya

sudah bisa di

baca lewat

finger print.

Pada umumnya

sudah tepat

waktu.

jam tiap bulan.

Page 212: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

190

No Domain Kode Informan

2 Kegiatan

2.a

Kegiatan

produktif dan

jumlah waktu

yang di habiskan

dalam

menyelesaikan

kegiatan tersebut.

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Tugas utama saya

yaitu pelaksanaan

pelayanan

kefarmasian,

Penanggung Jawab

Stok Obat Apotek,

Koordinasi tugas

Asisten Apoteker

dan jadwal untuk

pelaksanaan

pelayanan

kefarmasian ada

sekitar 17 uraian

tugas butuh waktu

berjam-jam . untuk

kegiatan yang

sering dilakukan

seperti entry resep

5-10 menit,

memasukkan

SBBK ke karto

stock 10-20 menit,

pengambilan obat

5-10 menit /resep,

peracikan obat 5-10

menit, dll.

Tugas saya

seharusnya :

Membuat

Pembukuan

Obat & Bahan

Medis Habis

Pakai di Apotek,

Membantu

Pelayanan

Kefarmasian

Apotek,

Pengawasan dan

pengontrolan

stok High Alert

di unit Rawat

inap Paru dan

IPD,Sekretaris

Komite Tenaga

Kesehatan

Profesional

Lainnya, namun

kegiatan yang

sering juga ikut

dalam pelayanan

farmasi karena

kekurangan

Kegiatan

produktif

yang paling

sering

dilakukan

adalah

pelayanan

kefarmasian

dan

penanggung

jawan klaim

BPJS. Untuk

pelyanan

kefarmasian

seperti

pengambilan

obat 5-10

menit,

peracikat 5-

10 menit,

menulis

pemesanan

paket OK 10-

20 menit.

Untuk klaim

BPJS

Kegiatan

produktif

yang paling

sering

dilakukan

adalah

pelayanan

kefarmasian .

jumlah waktu

yang di

butuhka

nseperti

pengambilan

obat 5-10

menit,

pengemasan

obat 5-10

menit, e-

ticketing

resep 5-10

menit,

pemberian

informasi ke

pasien ttg

resep 5-10

menit, yang

Kegiatan

produktif

yang sering

dilakukan

adalah

pelayanan ke

pasien.

Seperti

pengambilan

obat 5-10

menit,

pengemasan

obat 5-10

menit, e-

ticketing

resep5-10

menit ,

pemberian

informasi 5-

10menit ,

entri resep 5-

10 menit.

Kegiatan

produktif yang

paling sering

dilakukan

adalah

pelayanan

kefarmasian

biasanya

mengahabiskan

waktu sekitar 5-

10 menit untuk

satu pelayanan

resep.

Kegiatan

produktif yang

sering dilakukan

sesuai dengan

jobdes yang ada

waktu yang di

habiskan bisa

seharian, unutk

detailnya sekitar

5-10 menit lah,

tergantung

situasi saat itu.

Page 213: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

191

No Domain Kode Informan

Semuanya bisa

mencapai 5-20

menitan lah.

tenaga. Untuk

waktu yang di

habiskan sudah

ada standarnya 5

menit, tapi

untuk setiap

kegiatan bisa

mencapai 5-10

menit lah.

Kalau untuk

mutasi laporan

apotek bisa

berhari-hari.

lumayan

lama bisa

berjam-jam

dan bisa

dlanjutkan di

hari

besoknya.

lama itu

peracikan

obat dalam

jumlah yang

besar bisa

berjam-jam

namun

dilaksanan di

hari libur

sabtu dan

minggu.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Kegiatan produktif

yang sering

dilakukan adalah

pelayanan

kefarmasian mulai

dari penerimaan

resep sampai

penyerahan

menghabiskan

waktu 10-30 menit.

Untuk setiap

kegiatan

produktif

harusnya setiap

kegiatan 10

menit, dan untuk

seluruh

pelyanan mulai

dari penerimaan

sapai

penyerahan 30

menit, tapi

terkadang bisa

Kegiatan

produktif

yang

dilakukan

setiap harinya

yaitu

pelayanan

kefarmasian,

penerimaan

obat sampai

penyerahan

menghabiska

n waktu 30

Kegiatan

produktif

yang paling

sering

dilakukan

adalah

pelayanan

kefarmasian .

jumlah waktu

yang di

butuhka

nseperti

pengambilan

Kegiatan

produktif

yang paling

sering

dilakukan

adalah

pelayanan

kefarmasian .

jumlah waktu

yang di

butuhka

nseperti

pengambilan

- -

Page 214: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

192

No Domain Kode Informan

lebih dari itu. menit,

dimana detail

setiap

waktunya 5-

10 menit,

kecuali

peracikan

dalam jumlah

besar di hari

libur

menghabiska

n waktu ½

hari .

obat 5-10

menit,

pengemasan

obat 5-10

menit, e-

ticketing

resep 5-10

menit,

pemberian

informasi ke

pasien ttg

resep 5-10

menit, yang

lama itu

peracikan

obat dalam

jumlah yang

besar bisa

berjam-jam

namun

dilaksanan di

hari libur

sabtu dan

minggu.

Kegiatan

produktif

yang sering

dilakukan

obat 5-10

menit,

pengemasan

obat 5-10

menit, e-

ticketing

resep 5-10

menit,

pemberian

informasi ke

pasien ttg

resep 5-10

menit, yang

lama itu

peracikan

obat dalam

jumlah yang

besar bisa

berjam-jam

namun

dilaksanan di

hari libur

sabtu dan

minggu.

Kegiatan

produktif

yang sering

dilakukan

Page 215: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

193

No Domain Kode Informan

adalah

pelayanan ke

pasien.

Seperti

pengambilan

obat 5-10

menit,

pengemasan

obat 5-10

menit, e-

ticketing

resep5-10

menit ,

pemberian

informasi 5-

10menit ,

entri resep 5-

10 menit.

adalah

pelayanan ke

pasien.

Seperti

pengambilan

obat 5-10

menit,

pengemasan

obat 5-10

menit, e-

ticketing

resep5-10

menit ,

pemberian

informasi 5-

10menit ,

entri resep 5-

10 menit.

2.b

Kegiatan Non

produktif yang

sering dilakukan

dan jumlah waktu

yang di habiskan

dalam

menyelesaikan

kegiatan tersebut.

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Kegiatan non

produktif sangat

jarang dilakukan ,

karena banyak

yang harus

dikerjakan , paling

mengobrol itu pun

saat bersamaan

waktu kegiatan

Kegiatan non

produktif yang

sering dilakukan

, apel pagi tapi

sudah kewajiban

mengobrol,

balas chat,

internetan untuk

waktu tidak bisa

Kegiatan non

produktif

yang paling

sering saya

lakukan balas

chat,

mengobrol,

menelpon,

stand by aja

Kegiatan non

produktif

yang paling

sering

dilakukan itu

ketika jaga

shift malam

biasanya di

gunakan

Kegiatan non

produktif

biasanya

sering kalau

jaga malam,

hampir mau

pulang, kalau

untuk

kegiatan

Kegiatan non

produktif

biasanya sering

kalau jaga

malam, hampir

mau pulang,

kalau untuk

kegiatan

biasanya tidur,

Kegiatan non

produktif jarang

dilakukan unutk

shift siang,

paling shift

malam

mendekat subuh

itu sering sudah

tidak ada

Page 216: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

194

No Domain Kode Informan

berlangsung unutk

selingan saja.

Semua kegiatan di

habiskan untuk

kegiatan produktif ,

dan banyak

tanggung jawab

yang harus

diselesaikan tiap

harinya.

ditentukan.

Biasanya jika

pekerjaan

selesai, hampir-

hampir pulang,

saat pelayanan

sepi.

santai-santai

sebentar

kalau

pelayanan

sepi. Untuk

waktu tidak

sampai

berjam-jam,

paling lama

10-20 menit

untuk fokus

di HP.

waktu untuk

tidur, stand

by meneriam

permintaan

resep dari

Ranap. Untuk

k waktu

biasanya

pagi-pagi

sudah mulai

longgar dan

kesempatan

bisa tidur

beberapa

jam.

biasanya

tidur,

mengobrol.

Unutk tidur

menghabiska

n waktu

mulai dari

jam 04.00 s.d

06.00.

mengobrol.

Unutk tidur

menghabiskan

waktu mulai dari

jam 04.00 s.d

06.00.

kegiatan lagi,

kalau untuk shift

siang pernag

paling

mengobrol ,

balas chat,

games, dan

internetan. Dan

itu tidak sampai

lama hanya

kalau pelayanan

sepi dan hampir

mendekati jam

pulang.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Semua kegiatan

yang dilakukan

hampir produktif,

adapun kegiatan

selingan seperti

mengobrol itu bisa

dilakukan selingan

jadih tidak terlalu

mengurangi dan

mengganggu jam

pelayanan yang

ada.

Kegiatan non

produktif

dilakukan sering

kali pada saat

shift malam,

pergantian shift,

dan saat jam

pulang, sehingga

tidak

mengurangi jam

unutk

pelayanan.

Kegiatan non

produktif

seperti

mengobrol

sering

dilakukan

saat

pergantian

shift dan

hampir –

hampir

pulang, tidur

Kegiatan non

produktif

biasanya di

pagi hari

belum ada

pelayanan,

pergantian

shift, shift

malam.

Kegitan non

produktif

paling sering

di pagi hari

saat belum

ada

pelayanan

seperti

mengobrol

dan duduk, di

atas jm 16.00

pelayanan

- -

Page 217: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

195

No Domain Kode Informan

bisa 2-5 jam

pada shift

malam.

sudah sepi,

dan shift

malam

biasanya

tidur yang

sering

dilakukan

pada jam

03.00 ke atas.

2.c

Kegiatan pribadi

yang paling sering

dilakukan dan

jumlah waktu

yang di habiskan

pada masing-

masing kegiatan

tersebut.

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Kegiatan pribadi

disini

menghabiskan

waktu untuk sholat

sekitar 10 menit,

makan 10 menit, ke

toilet 5-10 menit,

persiapan diri 5

menit. Untuk sholat

dan makan tidak di

luar ruangan masih

Waktu istirahat

di luar tidak ada

kalau unutk

makan, sholat

itu masih dalam

apotek kalau

unutk waktu

tergantung

pribadi masing-

masing tapi

tidak lewat dari

Tidak ada

penentuan

waktu untuk

jumlah

kegiatan

pribadi

seperti

istirahat

karena tidak

mungkin

meninggalka

Waktu istihat

di gunakan

untuk makan

10-20 menit,

sholat wajib

10-20 menit,

kalau untuk

sholat jum’at

bisa 1 jam

lebih.

Waktu

istirahat di

gunakan

unutk sholat

10 menit,

makan 15

menit, toilet 5

menit.

Waktu istirahat

di gunakan

untuk sholat 10

menit, makan 15

menit, toilet 5

menit.

Kegiatan pribadi

biasanya di

habiskan untuk

istirahat makan

10 menit, sholat

15-20 menit,

toilet 5-10

menit, sholat

jum’at 1-2 jam.

Page 218: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

196

No Domain Kode Informan

dalam apotek. 20 menit

biasanya.

Karena tidak

mungkin

meninggalkan

pelyanan.

n pelayanan,

jadih

kegiatan

dilakukan

secara

bergantian

biasanya

tidak lebih

dari 30 menit.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Kegiatan pribadi

biasanya di

habiskan untuk

istirahat makan 10

menit, sholat 15-20

menit, toilet 5-10

menit, sholat

jum’at 1-2 jam.

Waktu istirahat

di gunakan

unutk sholat 10

menit, makan 15

menit, toilet 5

menit

Waktu istihat

di gunakan

untuk makan

10-20 menit,

sholat wajib

10-20 menit,

kalau untuk

sholat jum’at

bisa 1 jam

lebih.

Waktu istihat

di gunakan

untuk makan

10-20 menit,

sholat wajib

10-20 menit,

kalau untuk

sholat jum’at

bisa 1 jam

lebih.

Waktu

istirahat di

gunakan

unutk sholat

10 menit,

makan 15

menit, toilet 5

menit.

- -

3 Beban Kerja

3.a Beban kerja

tenaga asisten

apoteker di

Instalasi Farmasi

Rumah Sakit

Umum (RSU)

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Beban kerja

sudah termasuk

tinggi, karena

kekurangan

tenaga. Pelayanan

Beban kerja

sudah tinggi,

karena

kekurangan

tenaga, saya yang

Beban kerja

sudah tinggi

selain ikut

pelayanan

farmasi saya

Beban kerja

sudah bisa

dikatakan

tinggi, butuh

pegawai lagi.

Beban kerja

sudah tinggi.

Karena

jumlah

pekerjaan

Beban kerja

tinggi, apalagi

kalau shift

malam harus

menyediakan

Beban kerja bisa

di katakan

tinggi, butuh

tenaga,

penambahan

Page 219: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

197

No Domain Kode Informan

Kota Tangerang

Selatan.

yang terpusat di

Apotek dan

Gudang lt.1, serta

sarana dan

prasarana masih

kurang.

fokus di

administrasi

apotek harus ikut

pelayanan karena

kekurangan

tenaga.

juga punya

tanggung

jawab klaim

BPJS jadih

terkadang

tidak ke

pegang,

butuh tenaga

asisten

apoteker.

yang akan

dikerjakan

banyak.

obat untuk

Ranap, UGD,

dll.

sarana dan

prasarana.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Beban kerja

tinggi dan jumlah

pekerjaan juga

banyak.

Beban kerja

tinggi, butuh

penambahan

tenaga serta

perbaikan sarana

dan prasarana

kefarmasian

seperti Depo

untuk Poli, UGD,

dan Ranap.

Beban kerja

tinggi, butuh

penambahan

tenaga untuk

asisten

apoteker.

Beban kerja

tinggi, butuh

tenaga dan

sarana dan

prasarana.

Beban kerja

tinggi.

Untuk Beban

kerja sendiri

belum ada

perhitungan,

pendapat saya

sudah tinggi,

ada keluhan dari

pegawai karena

di sini masih

kekurangan

tenaga, sekarang

lagi proses

perecrutan dan

perencanaan

jumlah SDM

yang di

butuhkan untuk

Beban kerja

tidak di ketahui

secara jelas,

karena disini

yang

menentukan

hanya Instalasi

terkait beban

kerja,

perencanaan

SDM yang

nantinya

diajukan ke

bagian

Kepegawaian,

untuk sekarang

masih dalam

Page 220: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

198

No Domain Kode Informan

tahun berikutnya

berdasarkan

pelayanan resep.

proses.

3.b Komplain

terhadap

pelayanan

kefarmasian

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Komplain

biasanya dari

pasien jika ada

obat yang kurang,

waktu tunggu

yang lama.

Komplain yang

paling sering itu

kalau obat kosong

dan tidak tersedia

di apotek, waktu

tunggu yang

sangat lama.

Komplain

sering dari

pasien waktu

tunggu.

Komplain

waktu

tunggu.

Komplain

obat kosong

dan waktu

tunggu.

Kompalin secara

langsung jarang,

tapi ada keluhan

sedikit dari

pasien terkait

waktu tunggu.

Kompalin ada

biasanya dari

pasien, dokter,

terkait obat

kosong dan

tidak tersedia,

waktu tunggu,

atau salah jenis

obat.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Komplain ada,

namun tidak

terlalu sering.

Ada komplain

dari pasien dan

juga dari dokter

terkait obat yang

tidak tersedia.

Kompalin

pasti ada dari

pasien.

Biasanya

waktu tunggu

dan obat

kosong.

Kompalin

ada tapi

jarang.

Komplain

ada secara

langsung dan

by phone.

Komplain yang

ada di IFRS

mesti ada ,

biasanya

kekosongan

obat, obat yang

tak tersedia,

waktu tunggu

karena tenaga

kita masih

kurang jadih jika

pelayanan

banyak sehingga

-

Page 221: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

199

No Domain Kode Informan

membuat waktu

tunggu menjadi

lama.

3.c

Harapan dalam

peningkatan

kualitas pelayanan

kefarmasian di

Instalasi Farmasi

RSU Kota

Tangerang Selatan

I.1.T (K.AA) I.2.D I.3.N I.4.R I.5.A I.6.S I.7.S

Penambahan

jumlah pegawai

khususnya asisten

apoteker,

penerapan SIRS

agar semua

tersistem dan

tidak manual lagi,

kedisiplinan kerja

pegawai,

penambahan

sarana

danprasarana.

Penambahan

jumlah SDM,

peningkatan

sarana dan

prasarana,

peningkatan

kedisiplinan

kerja.

Penambahan

jumlah

pegawai

asisten

apoteker,

peningkatan

pembagian

waktu kerja

yang sesuai,

kedisiplinan

dan etos

kerja.

Penambahan

jumlah

pegawai,

sarana dan

prasarana

seperti

penambahan

Depo pada

setiap Poli,

peningkatan

sistem

penggajian.

Penambahan

jumlah

tenaga asisten

apoteker,

membuat

Depo-depo

pada setiap

Poli dan

Ranap.

Penambahan

jumlah tenaga

asisten apoteker,

membuat Depo-

depo pada setiap

Poli dan Ranap

Peningkatan

kualitas

pelayanan,

mengurangi

jumlah obat

yang kosong,

penambahan

pegawai, dan

penerapan

SIRS/SIMRS,

kerja sama yang

baik antar

karyawan.

I.8.R I.9.N I.10.R I.11.H I.12.I K.S B.G

Penambahan

jumlah SDM,

peningkatan

sarana dan

prasarana agar

semakin maju dan

Penambahan

jumlah SDM,

mempercepat

proses perecrutan,

memperbaiki

sistem

Penambahan

jumlah SDM,

peningkatan

kualitas

pelayanan,

sarana dan

Jumlah

pegawai di

sesuaikan,

sistem

informasi di

tingkatkan,

Penambahan

jumlah

pegawai

berdasarkan

kebutuhan,

kedisiplinan

Meningkatkan

perencanaan

SDM yang

sesuai,

memberikan

pelatihan pada

Memberikan

sosoalisasi dan

platihan untuk

pegawai, dapat

mengatasi

keluhan pegawai

Page 222: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

200

No Domain Kode Informan

berkembang. manajemen antara

beban kerja dan

gaji seimbang,

sarana seperti

tempat meracik,

komputer kursi

diperbanyak,

prasarana

diperluas, di duat

depo khusus

POLI, UGD, dan

Ranap.

prasarana di

maximalkan

sesuai

kebutuhan.

sarana

diperbanyak,

prasarana

diperluas.

di tingkatkan,

sarana dan

prasarana di

kembangkan.

pegawai,

meningkatkan

kualitas

pelayanan,

meningkatkan

kemajuan SIRS

agar semua

dilakukan

tersistem dan

tidak manual

lagi.

terkait beban

kerja dan

perencanaan

penambahan

SDM agar

segera

dilakukan.

Page 223: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

201

Foto Pelaksanaan Observasi Work Sampling di Instalasi Farmasi Rumah

Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan Tahun 2017 .

Entry Resep Dan Pemberian Nomor Antrian E-Ticketing Dan Pemberian Informasi Obat

Lampiran 7

Page 224: GAMBARAN BEBAN KERJATENAGA ASISTEN APOTEKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36625/1/Dara... · 5.4.Uraian Tugas Tenaga Asisten Apoteker di Instalasi Farmasi

202

Peracikan

Pengambilan dan Pengemasan Obat