GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/526/1/KTI HERIANTON...Judul...
Transcript of GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/526/1/KTI HERIANTON...Judul...
GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ISPA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG ARAFAH
RUMAH SAKIT UMUM ALIYAH 2
KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan program
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan
OLEH :
HERIANTON
P00320015068
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Herianton
Nim : P00120015068
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan
Judul KTI : gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan ISPA
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang arafah RSU
Aliyah 2 Kota Kendari.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 27 juli 2018
Yang membuat pernyataan,
Herianton
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis diberi kekuatan,
kesehatan, dan kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmah ini sebagai
salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Keperawatan politeknik
kesehatan kendari dengan judul “ gambaran asuhan keperawatan pada anak
dengan ISPA dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang arafah RSU Aliyah
2 kota kendari.
Penulis menyadari bahwa apa yang penulis sajikan masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penulis telah berupaya semaksimal
mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk
mewujudkan penulisan ini. Seiring pula rasa terima kasih yang setinggi –
tingginya kepada khusunya Ibu Hj. Nurjannah, B.Sc,S.Pd.,M.Kes Selaku
pembimbing I dan bapak Abd. Syukur Bau,S.Kep, Ns,MM selaku pembimbing
II yang telah rela dan ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing dan
mengarahkan penulis selama penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Askrening, S.KM.,M.Kes selaku direktur politeknik kesehatan kendari
2. Kepala Badan Riset Provinsi Sulawesi tenggara yang telah menerbitkan
surat izin penelitian.
3. Direktur Rumah Sakit Umum Aliyah 2 kota Kendari
vi
4. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns.,M.Kes. selaku ketua jurusan
keperawatan politeknik kesehatan kendari.
5. Dewan penguji yang terhormat bapak Indriono Hadi,S.Kep.,Ns.,M.Kes
selaku penguji I, ibu Asminarsih Zainal Prio, M.Kep.,Sp.Kom. selaku
penguji II, dan Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB selaku penguji
III terima kasih atas masukannya dalam penyempurnaan penyusunan
Karya Tulis Ilmiah.
6. Para dosen politeknik kesehatan kemenkes kendari. Yang telah banyak
membimbing dan membagi ilmu selama penulisan mengikuti proses
belajar dibangku kuliah dan seluruh staf tata usaha yang telah banyak
membantu sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.
7. Kedua orang tua ayahanda Muslih dan ibunda Alwati yang telah
membesarkan, mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan terima
kasih atas doa, dukungan, motivasi, pengorbanan yang begitu besar kepada
penulis ini.
8. Winarti, Amd.Keb selaku saudara peneliti yang telah memberikan
semangat ketika penulis putus asa dalam mengerjakan karya tulis ilmiah.
9. Kepada teman terdekat penulis, Hendy setiawan, Muh resky ashara, dan
Muh yusuf yang telah memberikan masukan dan dukungan kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiyah ini
dengan baik.
10. Seluruh rekan – rekan perawat muda terima kasih sudah mau berbagi
semangat dan atas segala dukungan serta kebersamaan kita.
vii
Harapan penulis semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada
kita semua, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan
mempersembahkan karya tulis ilmiah ini semoga bermanfaat.
Kendari 6 Agustus 2018
penulis
viii
ABSTRAK
HERIANTON (NIM P00320015068). Gambaran asuhan keperawatan pada anak
dengan ISPA dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang arafah Rumah Sakit
Umum Aliyah 2 kota kendari. Dibawah bimbingan ibu Hj. Nurjannah,
B.Sc.,S.Pd.,M.Kes. dan bapak Abd Syukur Bau, S.Kep, Ns,MM. Latar belakang:
Infeksi Saluran Pernapasan Akut di ruang arafah RSU Aliyah 2 kota Kendari pada
tahun 2015 tercatat sebanyak 206 orang, tahun 2016 sebanyak 311 orang dan di
tahun 2017 sebanyak 421 orang. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah
infeksi yang menyerang salah satu dari bagian saluran nafas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya,
seperti sinus,rongga telingah tengah, dan pleura. Tujuan: Menggambarkan
Asuhan keperawatan pada anak dengan ISPA dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
di ruang arafah Rumah Sakit Umum aliyah 2 kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara. Metode: jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskritif,
populasi yang digunakan kepada anak yang menderita penyakit ISPA. Hasil:
masalah yang sering timbul pada anak dengan penyakit Infeksi salura pernapasan
akut (ISPA) yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, dan hipertemia. Ketidakseimbangan nutrisi adalah
asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kata kunci :
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
ix
MOTTO
Kesuksesan itu dapat kita raih dengan segala upaya dengan segala
upayah dan usaha yang sungguh – sungguh dan disertai doa, karena
nasib tidak akan pernah berubah dengan sendirinya tanpa adanya usaha
yang gigih.
Berangkatlah dengan penuh keyakinan, berjalanlah dengan penuh
keikhlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan, jadilah karang yang
kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain.
Sebuah tantangan hanyalah akan menjadi beban jika itu hanya
dibayangkan, dan sebuah cita – cita hanyalah akan menjadi mimpi jika itu
hanya angan - angan
x
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. Nama : Herianton
2. Nim : P00320015068
3. Tempat tanggal lagir : Lande, 12 juli 1994
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Agama : Islam
6. Suku bangsa : Buton/Indonesia
7. Alamat : Dusun lande II Desa Gerak Makmur Kec.
Sampolawa
B. Riwayat pendidikan
1. SD Negri 1 Gerak Makmur Kecamatan Sampolawa tamat tahun 2009
2. SMP Negri 2 Lapandewa tamat tahun 2012
3. SMA Negri 2 Lapandewa tamat tahun 2015
4. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan masuk tahun 2015
sampai sekarang
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...... ........................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KEASLIAN PENELITIAN ...................................................................... iv
ABSTRAK ..................... ........................................................................ v
MOTTO.......................... ........................................................................ vi
KATA PENGANTAR .... ........................................................................ vii
DAFTAR ISI .................. ........................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar belakang ..... ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
A. Konsep Asuhan Keperawatan kebutuhan nutrisi .......................... 7
1. Pengkajian Keperawatan ........................................................ 7
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................... 8
3. Perencanaan Keperawatan ...................................................... 8
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ....................................... 11
5. Perencanaan keperawatan ....................................................... 10
6. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 12
B. Konsep Dasar Penyakit Ispa ........................................................ 13
1. Definisi.......... ........................................................................ 13
2. Tanda dan Gejala .................................................................... 13
3. Etiologi.......... ........................................................................ 13
4. Penyebaran Penyakit Ispa ....................................................... 14
5. Tingkat Penyakit Ispa ............................................................. 14
6. Faktor Resiko ........................................................................ 15
7. Pencegahan.... ........................................................................ 16
C. Konsep Asuhan Keperawatan pada Ispa ....................................... 17
1. Pengkajian ..... ........................................................................ 17
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................... 18
xii
BAB III METODE STUDI KASUS ......................................................... 36
A. Rancangan studi kasus .................................................................. 23
B. Subjek studi kasus ........................................................................ 23
C. Fokus studi kasus ........................................................................ 24
D. Definisi operasional fokus studi kasus .......................................... 24
E. Tempat dan waktu studi kasus ...................................................... 25
F. Pengumpulan data ........................................................................ 25
G. Penyajian data ..... ........................................................................ 25
H. Etika studi kasus .. ........................................................................ 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN STUDI KASUS ........................ 28
A. HASIL ................ ........................................................................ 28
1. Pengkajian ..... ........................................................................ 28
2. Analisa data ... ........................................................................ 34
3. Diagnosa keperawatan ............................................................ 35
4. Rencana keperawatan ............................................................ 36
5. Implementasi keperawatan ...................................................... 37
6. Evaluasi ......... ........................................................................ 40
B. PEMBAHASAN . ........................................................................ 42
1. Pengkajian .... ........................................................................ 42
2. Diagnosa keperawatan ............................................................ 43
3. Rencana keperawatan ............................................................. 43
4. Implementasi . ........................................................................ 44
5. Evaluasi ......... ........................................................................ 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 46
A. KESIMPULAN ... ........................................................................ 46
B. SARAN ............... ........................................................................ 47
Daftar pustaka
Lampiran
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : lembar pernyataan persetujuan(informed consent)
Lampiran 2 : jadwal kegiatan
Lampiran 3 : format pengkajian
Lampiran 4 : tabel analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi
Lampiran 5. Surat izin penelitian
Lampiran 6. Surat pengantar izin penelitian
Lampiran 7. Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 8. Surat izin pengambilan data awal penelitian
Lampiran 9. Surat keterangan penelitian
Lampiran 10. Surat bebas administrasi
Lampiran 11. Surat bebas pustaka
Lampiran 12. Lembar konsul
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi
yang menyerang salah satu bagian dari saluran nafas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya,
seperti sinus,rongga telingah tengah, dan pleura. Pengertian akut adalah
infeksi yang berlangsung hinnga 14 hari. Klasifikasi infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu infeksi
saluran pernapasan bagian atas yang terdiri dari rhinitis, faringitis, tonsilitis,
rinosinositis, dan otitits media. Sedangkan infeksi saluran pernapasan
bagian bawah terdiri atas epiglotis, (laringotrakeobronkitis), bronkitis,
bromkiolitis, dan pnemonia (rahajoe dkk, 2012).
Berdasarkan WHO (2011) ISPA adalah penyebab utama mordibitas
penyakit menular di dunia hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA
setiap tahun, 98%-nya disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut.
Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak dan orang lanjut usia,
terutama di negara-negaa dengan pendapatan perkapita rendah dan
menengah. dimana ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama
konsultasi atau rawat inap difsilitas pelayanan kesehatan terutama pada
bagian perawatan anak. WHO memperkirakan insiden infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian
2
balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 12,136 pertahun pada
golongan usia balita.
Proporsi kematian yang di sebabkan oleh ISPA pada anak nusia < 5
tahun Eropa adalah sekitar 1,357 orang, namun di Afrika dan Asia masing-
masing memiliki proporsi kematian yang di sebabkan oleh ISPA berkisar
kurang lebih 20%. Kematian karena ISPA sebagian besar disebabkan oleh
pneumonia (Smith et al., 2000) dalam widodo tahun 2013.
Syahrani, 2012 di Indonesia penyakit ISPA merupakan salah satu
masalah kesehatan yang utama karena masih tinggi angka kejadiannya
terutama pada balita. Pravalensi ISPA di indonesia sebanyak 25,5%
(rentang: 17,436 – 36,112) dengan 16 provinsi diantaranya mempuanyai
prevalensi diatas angka nasional pneumonia sebanyak 2,793 pnderita
(Riskesdes, 2012).
Faktor faktor yang bisa menjadi penyebab penyakit ISPA yaitu
faktor lingkungan, faktor individu anak dan faktor perilaku. Faktor
lingkunga terdiri dari pencemaran udara dalam rumah, ventilasi, kepadatan
hunian dan status sosial ekonomi. Faktor individu anak terdiri dari umur,
jenis kelamin, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan imunisasi. Faktor
perilaku yang dilakukan oleh ibu dan anggota keluarga lain misalnya
perilaku merokok (prabu 2009).
Peran orang tua dalam pencegahan ISPA pada balita termasuk dalam
peran orang tua dalam perawatan anak. Peran orang tua dalam pecegahan
ISPA sangat diperlukan karena yang biasa terkena dampak ISPA adalah usia
3
balita dan anak - anak yang kekebalan tubuhnya masih rentan terkena
infeksi. Sehingga diperlukan peran orang tua dalam menangani hal ini.
Orang tua harus mengerti tentang dampak negatif dari penyakit ISPA ringan
menjadi pneumonia yang kronologisnya dapat mengakibatkan kematian,
jika tidak segera ditangani. Pencegahan kejadian ISPA ini tidak terlepas
dari peran orang tua yang harus mengetahui cara - cara pencgahan ISPA.
ISPA dapat di cegah dengan mengetahui penyakit ISPA, mengatur pola
makan balita dan menghindari faktor pencetus (Andarmoyo 2012).
Nutrisi merupakan unsur yang paling penting dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia hal dikarenakan nutrisi sebagai zat gizi yang
berfungsi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Selain itu nurtrisi berhubungan
dengan perkembangann otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja
(waryana, 2012).
Masalah yang muncul pada anak dengan ISPA salah satunya yaitu
keadaan status gizi/nutrisi (Raharjoe dkk, 2012). Status gizi adalah keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat – zat gizi yang
dibedakan atas gizi buruk, gizi kurang, baik, dan lebih (alamatcier, 2010).
Zat gizi yang diperoleh dari asupan makanan memiliki efek kuat untuk
reaksi kekebalan tubuh dan resistensi terhadap infeksi. Kondisi kurang
energi protein ( KEP) dapat menyebabkan ketahanan tubuh menurun dan
virulensi patogen lebih kuat sehingga menyebabkan keseimbangan yang
terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama
4
dalam mempertahankan keseimbangan tersebut adalah status gizi
(Rodriguez, 2011).
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari,
Sulawesi Tenggara jumlah balita yang menderita penyakit ISPA ditahun
2015, sebanyak 206 orang, tahun 2016 sebanyak 311 orang, dan tahun 2017
sebanyak 421 orang.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan dalam
studi kasus ini dapat dirumuskan: Bagaimana gambaran yang dapat
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak dengan ISPA.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
menyusun studi kasus dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pada
Anak Dengan ISPA Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Di Ruang Arafah
Di Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kota Kendari”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari kasus di atas “bagaimana gambaran yang
dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak dengan ISPA
dalam pemenuhan kebutuhan nurisi di ruang arafah di rumah sakit umum
aliyah 2 kota kendari?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Menggambarkan Asuhan keperawatan pada anak dengan ISPA dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang arafah di rumah sakit umum
aliyah 2 kota kendari.
5
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada
pada anak dengan ISPA di ruang arafah di rumah sakit umum
aliyah 2 kota kendari
b. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada anak dengan ispa di
ruang arafah di rumah sakit umum aliyah 2 kota kendari
c. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada anak dengan ISPA
di rumah sakit umum aliyah 2 kota kendari
d. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi keperawatan pada
anak dengan ISPA di ruang arafah di rumah sakit umum aliyah 2
kota kendari
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat tentang asuhan keperawatan pada Anak dengan ISPA dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Bagi ilmu pengetahuan dan tekhnologi
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan salah
satu bagian dari pembelajaran asuhan keperawatan pada Anak dengan
ISPA dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi.
3. Bagi penulis
Memporoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan khususnya dibidang keperawatan anak tentang pelaksanaan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Anak ISPA.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keperawatan Penyakit Ispa.
1. Definisi
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran
pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jaksa
renik atau bakteri , virus, maupun reteksia tanpa atau disertai dengan
radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme
(bakteri, virus, reteksia) kedalam saluran pernafasan yang menimbulkan
gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari.
2. Tanda dan Gejala.
a) Pilek biasa
b) Keluar sekret cair dan jernih dari hidung.
c) Kadang bersin – bersin
d) Sakit tenggorokan
e) Batuk
f) Sakit kepala
g) Sekret menjadi kental
h) Demam
i) Nausea
j) Muntah
7
k) Anoreksia
3. Etologi
Etiologi ispa lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Bakteri
penyebabnya antara lain dari ganus streptokokus, stafilokokus,
pnemokokus, hemofilus, bordetella, dan korinebacterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus, pikornavirus,
mikroplasma, herpesvirus.
Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA
diantaranya bakteri stafilokokus, dan sreptokokus serta virus influenza
yang diudara bebas akan masuk dan menempel [ada saluran pernafasan
bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Beberapa faktor yang diperkirakan berkontribusi teerhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi
kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.
4. Penyebaran penyakit Ispa
Pada ISPA dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu;
a) Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk – batuk.
b) Melalui areosol yang lebih keras terjadi pada waktu batuk – batuk
dan bersin.
c) Melalui kontak langsung atau tifak langsung dari benda – benda
yang telah dicenari oleh jasad renik.
8
5. Tingkat penyakit Ispa
a) Ringan
Batuk tanpa pernafasan cepat atau kurang dari 40 kali/menit,
hidung tersumbat atau berair, tenggorokan merah, telingah berair.
b) Sedang
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari
telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu, faringitis purulen
dengan pembesaran kelenjar limfe leher yang nyeri tekan (adentis
servikal)
c) Berat
Batuk dngan nafas cepat dan stridor, membran kebauan difaring,
kejang, apnea, dehidarasi berat atau tidur terus, tidak ada sianosis.
d) Sangat Berat
Batuk dengan nafas cepat, stridor dan siaanosis serta tidak dapat
minum.
6. Faktor Risiko
Faktor – faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA;
a) Usia
Anakn yang usianya lebih mudah, kemungkinan untuk menderita
atau terkena penyakit Ispa lebih besar bila dibandingkan dengan
anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih
rendah.
b) Status Imunisasi
9
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya
lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya
tidak lengkap.
c) Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-
kota besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit
ISPA pada anak.
7. Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit
ISPA pada anak antara lain;
a) Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya
dengan cara menberikan makanan kepada anak yang mengandung
cukup gizi.
b) Meberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan
tubuh terhadap penyakit baik.
c) Menjga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.
d) Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA, salah satu cara
adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung
dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita
penyakit ISPA
10
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien ISPA.
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan:
a) Keluhan utama (demam, batuk, pilek, sakit, dan tenggorokan).
b) Riwayat penyakit sekarang (kondisi klien saat diperiksa)
c) Riwayat penyakit dahulu (apakah klien pernah mengalami
penyakit seperti yang dialaminya sekarang).
d) Riwayat penyakit keluarga (adakah anggota keluarga yang
pernah mengalami sakit seperti penyakit klien).
e) Riwayat sosial (lingkungan tempat tinggal klien).
b. Pemeriksaan fisik : difokuskan pada pengkajian ssistem
pernafasan.
1) Inspeksi
a) Membran mukosa hidung – faring tampak kemerahan.
b) Tonsil tampak kemerahan dan edema.
c) Tampak batuk tidak produktif.
d) Tidak ada jaringan parut pada leher.
e) Tidak tampak, penggunaan otot – otot pernpasan
tambahan, pernafasan cuping hidung.
2) Palpasi
a) Adanya demam.
b) Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah
leher/nyeri tekan pada nodus limfe servikalis.
c) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid.
11
3) Perkusi
- Suara paru normal (resonance)
4) Auskultasi
- Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua
sisi paru
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia
b. Hipertermia b.d peningkatan suhu tubuh kisaran normal
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia.
3. Perencanaan tindakan keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1) Tujuan (noc)
a) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam hal
yang diharapkan
(1) Nutrion status
(2) Nutrional status: food dan fluid intake
(3) Nutrional status : nutrient intake
(4) Weight control
b) Kriteria hasil :
(1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
(2) Berat badan ideal sesuai tinggi badan
12
(3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutisi
(4) Tidak ada tanda malnutrisi
(5) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari
menelan
(6) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berat
2) Intervensi keperawatan ( nic )
a) Nutrion management
(1) Kaji adanya alergi makanan
(2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang di butuhkan pasien
(3) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
(4) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
c
(5) Yakinkan diet yang diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencengah konstipasi
(6) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
(7) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
b) Nutrion monitoring
(1) Berat badan dalam batas normal
(2) Monitor adanya penurunan berat badan
(3) Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan.
(4) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
(5) Monitor turgr kulit
13
(6) Monitor mual dan muntah
(7) Monitor kalori dan intake nutrisi
b. Hipertermia b.d proses infeksi
1) Tujuan ( nic)
a) Setelah dilakukan tindakan keperawatan sealam....x24 jam
hal yang diharapkan
(1) Thermoreguler
(2) Kriteria hasil :
(a) Suhu tubuh dalam rentang normal
(b) Nadi dan RR dalam rentang normal
(c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
pusing
2) Intervensi keperawatan (nic)
a) Fever treatment
(1) Monitor suhu tubuh sesering mungkin
(2) Monitor warna dan suhu kulit
(3) Monitor ttv
(4) Monitor intake dan output
(5) Kompres pasien pada lipatan paha dan aksila
b) Temperatur regulation
(1) Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam
(2) Monitor tekanan darah, nadi, dan RR
(3) Monitor tanda – tanda hipertermi dan hipotermi
(4) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
14
(5) Selimuti pasien untuk mencengah hilangnya kehangatan
tubuh
c. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d penumpukan sekret
1) Tujuan (noc)
a) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x24 jam
hal yang diharapkan
(1) Respiratory status : ventilation
(2) Respiratory status : airway patency
b) Kriteria hasil :
(1) Mendemostrasikan batuk efektif dan suara napas yang
bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu ( mampu
bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
(2) Menunjukkan jalan napas yang paten ( klien tidak
merasa tercekik, irama napas, frekuensi pernapasan,
dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal).
(3) Mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang
dapat menghambat jalan nafas.
2) Intervensi keperawatan (nic)
a) Airway suction
(1) auskultasi suara napas sebelum dan sesudah suctioning
(2) minta klien napas dalam sebelum suction dilakukan
(3) berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk
memanifestasikan suksion nasotrakeal
(4) posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
15
(5) lakukan fisioterapi dada jika perlu
(6) ajarkan kepada pasien untuk batuk efektif.
C. Konsep dasar keperawatan kebutuhan nutrisi
1. Kebutuahan nutrsi
Nutrisi merupakan unsur yang paling penting dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia hal dikarenakan nutrisi sebagai zat gizi yang
berfungsi menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan
serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Selain itu nurtrisi
berhubungan dengan perkembangann otak, kemampuan belajar dan
produktivitas kerja (waryana, 2012).
2. Sistem tubuh yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris.
Saluran pencernaan di mulai dari mulut sampai usus halus bagian distal,
sedangkan organ asesoris terdiri atas hati, kantong empedu, dan
pangkreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan
makanan secara kimiawi.
3. Masalah kebutuhan nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi,
jantung koroner, kanker dan anoreksia nervosa.
4. Kekurangan nutrisi
16
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan tidak berpuasa (normal) atau
resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
a. Tanda klinis :
1) Berat badan 10 – 20 % di bawah normal
2) Tinggi badan di bawah ideal
3) Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standar
4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5) Adanya penurunan albumin serum
6) Adanya penurunan transferin
b. Penyebab kekurangan nutrisi :
1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
2) Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
3) Penurunan absorsi nutrisi akibat penyakit cohn atau intoleransi
laktosa
4) Napsu makan menurun
5. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang di alami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
a. Tanda klinis:
17
1) Berat badan lebih dari 10% berat ideal
2) Obesitas ( lebih dari 20% berat badann ideal)
3) Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
4) Adanya jumlah asupan nutrisi yang berlebihan
5) Aktivitas menurun dan monoton.
b. Penyebab kelebihan nutrisi:
1) Perubahan pola makan
2) Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
6. Pengkajian keperawatan
Penngkajian keperawatan terhadap kebutuhan nutrisi meliputi
pengkajian khusus masalah nutrisi dan masalah pengkajian fisik secara
umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
a. Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan
yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan
untuk masa selanjutnya.
b. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara
lain kemampuan mengunyah , menelan, dan makan sendiri tanpa
batuan orang lain.
c. Pengetahuan tentang nutrisi
18
Aspek lain yang sangat penting dalam pengjkajian nutrisi adalah
penentuan tingkat pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
d. Nafsu amkan, jumlah asupan
e. Tingkat aktivitas
7. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan
nutrisi adalah :
a. Kekurangan nutrisi, berhubungan dengan :
1) Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara
berkelanjutan akibat penyakit infeksi, luka bakar, ataupun kanker
2) Disfagia akibat kelumpuhan serebral
3) Penurunan absorsi nutrisi akibat intoleransi laktosa
4) Penurunan napsu makan
5) Sekresi berlebihan, melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun
pengeluaran lainnya
6) Ketidakcukupan absorsi akibat efek samping obat atau lainnya
7) Kesulitan mengunyah.
b. Kelebihan nutrisi, berhubungan dengan :
1) Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
2) Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
3) Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
4) Penurunan kebutuhan metabolisme
5) Kelebihan asupan
6) Perubahan gaya hidup
19
8. Perencanaan keperawatan
a. Tujuan:
a) Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
b) Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
c) Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
b. Rencana tindakan:
a) Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjdinya
kekurangan kebutuhan nutrisi atau kelebihannya dan status
nutrisinya .
b) Kurangi faktor yang memengaruhi perubahan nutrisi
c) Ajarkan untuk merencanakan makanan
d) Kaji tanda vital dan bising usus
e) Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin.
f) Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau
tindakan lainnya.
1) Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat
dilakukan secara:
a) Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan
penurunan nafsu makan.
b) Memmberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit
tetapi sering dengan memperhatikan jumlah kalori dan tanpa
kontra indikasi.
c) Menata ruangan senyaman mungkin.
d) Menurunkan stres psikologi.
20
e) Menjaga kebersihan mulut.
f) Menyajikan makanan mudah dicerna.
g) Hindari makanan yang mengandung gas.
2) Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat
dilakukan dengan cara :
a) Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur – kumur
menggunakan minuman bikarbonat rendah kalori atau ½ atau
¼ larutan hidrogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut
.
b) Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan
mengubah variasi dan kepadatan seperti jus atau sop kental.
c) Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein.
3) Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat
dilakukan dengan cara:
a) Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau
ditepi tempat tidur.
b) Pertahankan posisi selama 10-15 menit.
c) Fleksikan kepala kedepan garis tengah tubuh 45 derajat untuk
mempertahankan kepatenan esofagus.
d) Mulai dari jumlah yang kecil.
e) Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang
pedas atau asam, makanan berserat, (sayuran mentah) dan
rendam makanan kering agar lunak.
21
4) Tindakan pada gangguan kebersihan nutrisi secara umum dapat
dilakukan dengan cara:
a) Hindari makanan yang mengandung lemak.
b) Berikan motifasi ubtuk menurunkan berat badan.
c) Lakukan program olah raga.
9. Pelaksanaan (Tindakan) Perawatan
a. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan
memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera
makan pada pasien.
b. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
Pemberian nutrisi maelaui pipa penduga/lambung merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu
menelan dengan cara manberi makan melalui pipa lambung atau
pipa penduga. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
c. Pemberian nutrisi melalui parental.
Pemberian nutrisi melalui parental merupakan pemberian nutrisi
berupa cairan infus yang dimasukan kedalam tubuh melalui dara
vena, baik secara sentral ( untuk nutrisi parenteral total) ataupun
22
fena parifer ( untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi
melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan
melalui oral atau pipa nasogatrik dengan tujuan untuk menunjang
nutrisi enteral yang hanya memenuhi sebagian nutrisi harian.
10. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum
dapat dinilai dari adanya kemampuan dalam:
a. Meningkatakan nafsu makan ditunjukan dengan adanya kemapuan
dalam makan serta adanya perubshsn nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditujukan dengan tidak adanya
tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditujukan
dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
23
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. RANCANGAN STUDI KASUS
Desain peneletian ini adalah deskretif dengan bentukstudi kasus
metode peneletian deskretif adalah penelitian yang dilakukan secara
intensif, terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisasi (individu)
tujuan dari penelitian deskretif adalah mengganbarkan masalah penelitian
yang terjadi pada studi kasus asuhan keperawatan pada pasien ISPA di
rumah sakit imum aliyah 2 kendari 2018.
B. SUBJEK STUDI KASUS
1. Definisi kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari suatu populasi
atau target yang akan dijadikan subjek meliputi:
a. Pada pasien anak
b. Pasien anak yang menderita ispa
c. Pasien yang mau dijadikan responden
2. Definisi kriteria eksklusif adalah anggita populasi yang tidak bisa
dijadikan sebagai subjek penelitian (notoatmojo 2010) meliputi :
a. Pasien yang usianya diatas 20 tahun
b. Pasien yang tidak menderita penyakit ispa
c. Pasien yang tidak mau di jadikan responden
24
C. FOKUS STUDI KASUS
1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak dengan ISPA
2. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada
anak dengan ISPA dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di ruang arafah
di rumah sakit umum aliyah 2 kota kendari.
3. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada anak dengan ISPA di
ruang arafah di rumah sakit umum aliyah 2 kota kendari.
4. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada anak dengan ISPA di
ruang arafah di rumah sakit umum aliyah 2 kota kendari.
5. Untuk mengetahui implementasi dan evaluasi keperawatan pada anak
dengan ISPA diruang arafah di rumah sakit umum aliyah 2 kota
kendari..
D. DEFINISI OPERASIONAL FOKUS STUDI KASUS
Definisi operasional fokus studi kasus
1. Infeksi saluran nafas akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu dari bagian saluran nafas, mulai dari
hidung(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Pengertian
akut adalah infeksi yang berlaku hingga 14 hari.
2. Kebutuhan nutrisi adalah kebutuhan paling utama bagi manusia, yang
dimana nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan mennghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh.
25
3. Batasan karekteristik pada ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh yaitu:
a. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang.
d. Kurang minat pada makanan
e. Penurunan berat badan .
4. Asuhan keperawatan adalah suatu proses yang kompleks
(biopsikososial dan spritual) yang dilakukan kepada pasien secara
langsung meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi keperawatan.
5. Intervensi yang dilakukan pada pasien anak dengan penyakit ispa
adalaha memberi makan dalam porsi kecil tapi serimg, kemudian
dievaluasi setelah pemberian makan dalam porsi kecil tapi sering.
E. TEMPAT DAN WAKTU STUDI KASUS
1. Tempat: penelitian dilaksanakan di rumah sakit umum Aliyah 2 kota
Kendari.
2. Waktu: waktu penelitian 13 – 15 Juli 2018.
F. PENGUMPULAN DATA
1. Wawancara (interview) metode wawancara ini akan mendapatkan
informasi yang valid dan langsung dari sumbernya, melalui percakapan
yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interview) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview).
26
Tehnik wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, yaitu, wawancara dilakukan dengan mengjukan pertanyaan yang
sistematis dan diajukan pertanyaan yang telah disusun.
2. Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diyeliti secara
langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang diteliti.
Dalam observasi ini dilakukan observasi penelitian secara langsung,
dalam kegiatan observasi secara langsung pada anak dengan ISPA di rumah
sakit umum aliyah 2 kota kendari.
G. PENYAJIAN DATA
Penyajian data yang sesuai dalam penelitian studi kasus deskretif,
fdata yang didapatkan dari responden dengan wawancara kemudian
dusajikan dalam bentuk narasi dan mengambil kesimpulan dari suatu data,
data yang dicantum dalam bentuk narasi atau tekstuler. Penyajian data
bentuk narasi yaitu pnyajian dalam bentuk kalimat.
Dalam penelitian ini setelah data terkumpul dari data wawancara
dan data dari observasi tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
ISPA kemudian disajikan dalam bentuk narasi.
H. ETIKA PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini peneliti harus mendapatkan
persetujuan dari direktur rumah sakit dan kepala ruangan tempat penelitian.
Setelah mendapatkan persetujuan dari direktur rumah sakit dan kepala
ruangan tempat penelitian, selanjutnya pertanyaan disampaiknan kepada
pasien dengan menekankan etika yaitu:
27
1. Informed consent ( lembar persetujuan)
Informed conset (lembar persetujuan) merupakan bentuk persetujuan
antara peneliti dengan memberikan lembar persetujuan. Tujuan infomed
conset adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang ada dalam infomed
conset tersebut antara lain; partisipasi pasien, tujuan dilakukannya
tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, Prosedur pelaksanaan,
potensial yang akan terjadi , manfaat kerahasiaan, informasi yang
mudah dihubungi, dan lain-lain(hidayat 2008). Merupaka lembar
persetujuan studi kasus yang diberikan kepada responden mengetahui
maksud dan tujuan studi kasus. Kedua responden remaja putri setuju
untuk terlihat dalm studi kasus dan telah menandatangani lembar
persetujuan.
2. Anonimyty (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan pasien, maka dalam lembar pengumpulan
data tidak di cantumkan nama tapi kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari partisipasi dijaga
oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk
kelompok yang berhubunhan dengan penelitian ini.
28
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Peneltian
Nama : An. D
Umur : 8 tahun
Dx medis : ISPA
Ruang : arafah
No. RM : 035433
Tanggal masuk : 13 juli 2018 pukul : 17.20 WIB
Tanggal pengkajian : 15 juli 2018 pukul : 08:00 wita
1. Pengkajian
a) Identitas anak:
1) Nama : An. D
2) Umur : 8 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SD
6) Diagnosa medis : ISPA
b) Identitas orang tua:
1) Nama : Tn. B
2) Umur : 30 Tahun
3) Jenis kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
29
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaaan : Wiraswasta
c) Anamnesa (data subyektif )
1) Keluhan utama
DS:
Orang tua klien mengatakan anaknya batuk, pilek disertai
demam sejak 2 hari yang lalu, orang tua klien mengatakan
anaknya malas makan selama dirumah sakit, porsi makan tidak
dihabiskan.
DO:
Klien tampak kurus, klien tampak pucat, klien tampak lemas, BB
24 ( menurun ), IMT: 18,7 (24 kg/128 cm x 100=18,7),TTV: P:
24 kali per menit, N: 106 kali per menit, S: 38,3oC, dan porsi
makan tampak tidak dihabiskan.
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit yang lalu.
Orang tua klien mengatakan sebelumnya anaknya pernah
sakit panas 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Orang tua klien mengatakan anaknya batuk, pilek serta terasa
panas,dan susah makan sejak 2 hari yang lalu yaitu tanggal
12 juli 2018.
c. Riwayat penyakit keluarga / meneurun
30
Orang tua klien mengatakan dalam keluarga baik bapak
maupun ibu tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
menurun seperti asma, jantung, ginjal, hepatitis, hipertensi,
DM, dan penyakit menular seperti TBC dan pneumonia.
3) Riwayat sosial
a. Pengasuh
Orang tua klien mengatakan anaknya diasuh oleh mereka
sendiri dan keduanya saling membantu dan keduannya saling
membantu dalam hal mengurus anak.
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Orang tua klien mengatakan hubungan anaknya dengan
anggota keluarga sangat baik.
c. Hubungan dengan teman sebaya
Orang tua klien mengatakan hubungan anaknya dengan
teman sebayanya sangat baik.
d. Lingkungan rumah
Orang tua klien mengatakan linkungan rumah aman, rapi dan
bersih, letak rumah berdekatan dengan rumah yang lain.
4) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
1. Makanan yang disukai
Orang tua klien mengatakan anaknya menyukai makanan
seperti ikan, telur dan sayur-sayuran.
2. Makanan yang tidak disukai
31
Orang tua klien mengatakan bahwa tidak ada makanan
yang tidak disukai oleh anaknya.
3. Pola makan
(a) Sebelum sakit:
orang tua klien mengatakan sebelum sakit nafsu
makan anaknya sangat baik, frekuensi makan tiga kali
sehari dan makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, ikan,
telur dan sayur-sayuran.
(b) Selama sakit:
Orang tua klien mengatakan selama sakit nafsu
makan anaknya berkurang, frekuensi makan dua kali
sehari dan hanya memakan bubur selama dirumah
sakit.
4. Istrahat / tidur
(a) Sebelum sakit
Orang tua klien mengatakan anaknya tidur siang
kurang lebih 3 jam dan tidur malam kurang lebih 10
jam.
(b) selama sakit
orang tua klien mengatakan anaknya tidur siang
kurang lebih 5 jam dan tidur malam kurang lebih 8
jam dan kadang sering terbangun.
5. Personal haygine
(a) Sebelum sakit
32
Orang tua klien mengatakan anaknya mandi 2 kali
sehari, rajin menggosok gigi, dan ganti baju sewaktu-
waktu ketika baju kotor.
(b) Selama sakit
Orang tua klien mengatakan anaknya tidak pernah
mandi karena masih demam dan hanya dibasuh
dengan air hangat.
6. Aktivitas
(a) Sebelum sakit
Orang tua klien mengatakan anaknya sangat aktif
bermain dengan teman-teman sebayanya.
(b) Selama sakit
Orang tua klien mengatakan anaknya tidak aktif,
lemah, dan sering mengeluhkan batuknya.
7. Eliminasi
(a) Sebelum sakit
Orang tua klien mengatakan anaknya BAB 2-3 x/hari
dengan konsistensi padat dan berwarna kecoklatan,
dan BAK 5-6 x/hari, dan berwarna kuning jernih.
(b) Selama sakit
Orang tua klien mengatakan anaknya 1-2 x/hari,
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan dan BAK
5-6 x/hari, warna kuning pekat dan bau khas.
d) Pemeriksaan fisik (data objektif).
33
1) Status generalis
a. Keadaan umum : sedang
b. Kesadaran : composmentis
c. Mukosa bibir :tampak kering
d. TTV : P: 24 x/menit, S: 38,3oC, N: 106
x/menit, BB: 24 kg
e. Porsi makan tampak tidak dihabiskan
2) Pemeriksaan sistematis
a. Kepala: bentuk simetris, rambut berwarna hitam dan tidak
rontok dan tidak ada lesi pada kulit kepala.
b. Mata: kanan kiri simetris, conjungtiva berwarna merah muda,
sklera berwarna putih dan bersih.
c. Muka: bersih, tidak ada oedema, dan agak pucat.
d. Telinga: kanan kiri simetris, tidak ada cairan yang keluar,
tidak ada peradangan dan tidak ada nyeri tekan.
e. Hidung: bentuk simetris, terdapat cairan / lendir berwarna
jernih, hidung bagian luar tampak kemerahan.
f. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar tiroyd, tidak ada
peningkatan vena jugularis, dan tidak ada pembengkakan
pada leher.
g. Dada: tidak ada tarikan dinding dada waktu bernapas, bentuk
dada simetris, pernapasan terdengar mengorok.
h. Perut: tidak ada penonjolan umbilikus, tidak ada nyeri tekan,
dan tidak ada bekas luka operasi.
34
2. Analisa data
Nama : An. D Ruang : arafah
Umur : 8 tahun Rekam medis : 035433
Dx medis : ISPA
NO. Data Etiologi Masalah
1. DS:
-Orang Tua klien
mengatakan anaknya
batuk, pilek disertai
demam sejak 2 hari yang
lalu.
-Orang tua klien
mengatakan anaknya
malas makan selama
dirumah sakit dan porsi
makan tidak dihabiskan.
DO:
-klien tampak kurus
-klien tampak pucat
-klien tampak lemas
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7.
TTV:
P: 24 kali permenit
Infeksi saluran nafas
merangasang Rufluks
peristaltik
menekan lambung
nafsu makan menurun
ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
anoreksia
35
N: 106 kali permenit
S : 38,3 oC
3. Diagnosa keperawatan
Pada tanggal 15 juli 2018 jam 17:20 wita diperoleh data subjektif
An. D, orang tua klien mengatakan anaknya batuk, pilek disertai demam sejak dua
hari yang lalu, orang tua klie mengatakan anaknya malas makan selama dirumah
dan porsi makannya tidak dihabiskan. Respon objektif klien tampak kurus,klien
tampak pucat, klien tampak lemas, porsi makan tampak tidak dihabiskan BB: 24
kg, TTV: P: 24 kali permeint, N : 106 kali permenit, S : 38,3 oC IMT: 24 kg/128
cm x 100=18,7.
Berdasarkan data diatas menurut analisa peneliti mengangkat
diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia ditandai dengan DS ( Data Subjektif): orang tua
klien mengatakan anaknya batuk, pilek disertai demam sejak 3 hari yang lalu,
orang tua klien mengatakan anaknya malas makan selama dirumah sakit dan porsi
makannya tidak dihabiskan, DO ( Data Objektif): klien tampak kurus,klien
tampak pucat, klien tampak lemas, porsi makan tanpak tidak dihabiskan BB: 24
kg, TTV: P: 24 kali permeint, N : 106 kali permenit, S : 38,3 oC IMT: 24 kg/128
cm x 100=18,7.
36
4. Rencana asuhan keperawatan
Nama : An. D Ruang : Arafah
Umur : 8 tahun Rekam medis : 035433
Dx medis : ISPA
Dx keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi Rasional
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d anoreksia
ditandai dengan:
DS:
-Orang Tua klien
mengatakan
anaknya batuk,
pilek disertai
demam sejak 2 hari
yang lalu.
-Orang tua klien
mengatakan
anaknya malas
makan selama
dirumah sakit dan
porsi makan tidak
dihabiskan.
Tujun:
Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Kriteria hasil:
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 kali 24 jam
maka kriteria hasil yang
diharapakan yaitu: adanya
peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan,
berat badan ideal sesuai
tinggi badan, mampu
mengidentifikasi
kebutuhan ntrisi, tidak ada
tanda malnutrisi, dan
menunjukan peningkatan
fungsi pengecapan dari
menelan.
1. kaji adanya alergi
makan.
2. anjurkan orang tua
klie untuk
memberikan porsi
makan kecil tapi
sering.
3. yakinkan diet yang
dimakan
mengandung
tinggi serat untuk
mencegah
konstipasi.
4. kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan oleh
1. untuk mengetahui
adanya riwayat
alergi makanan.
2. untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
klien.
3. untuk mencegah
konstipasi pada
anak.
4. untuk meningkatan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan oleh
pasien.
5. untuk memberikan
hiburan kepada
anak agar mau
makan
37
DO:
-klien tampak kurus
-klien tampak pucat
-klien tampak lemas
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7
-BB dan TB tampak
tidak ideal.
-TTV: P : 24 kali
per menit, N: 106
kali per menit, S:
38,3 oC.
pasien.
5. berikan permainan
atau desain
ruangan.
38
5. Implementasi keperawatan
Nama : An. D Ruangan : arafah
Umur : 8 tahun Rekam medik :035433
Dx medis : ISPA
Dx keperawatan Hari/bulan/tahun Waktu Implementasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d anoreksia
ditandai dengan:
DS:
-Orang Tua klien
mengatakan
anaknya batuk,
pilek disertai
demam sejak 2 hari
yang lalu.
-Orang tua klien
mengatakan
anaknya malas
makan selama
dirumah sakit dan
porsi makan tidak
dihabiskan.
(Hari pertama)
minggu, 15 juli
2018.
08:00 wita
08:00 wita 08:15 wita
1. Mengkaji adanya alergi
makanan.
-Hasil: orang tua klien
mengatakan anaknya
tidak memiliki riwayat
alergi.
2. memberikan makan
dalam porsi kecil tapi
sering.
-Hasil: orang tua klien
mengatakan anaknya
makan menghabiskan 3
sendok pada pagi pukul
08:00 wita
3. meyakinkan orang tua
klien bahwa diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat..
-Hasil: orang tua klien
39
DO:
-klien tampak kurus
-klien tampak pucat
-klien tampak lemas
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7
-porsi makan
tampak tidak
dihabiskan.
-TTV: P : 24 kali
per menit, N: 106
kali per menit, S:
38,3 oC.
09:00 wita
09:00 wita
tampak paham dengan
apa yang diinformasikan
oleh perawat.
4. berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
-Hasil: nutrisi yang
dibutuhkan oleh pasien
dapat ditentukan dan
terpenuhi.
5. memberikan permainan
atau desain ruangan.
-Hasil: anak tampak
senang dengan desain yg
diberikan.
40
(Hari kedua)
Senin, 16 juli
2018
08:00 wita
08:00 wita 08:15wita
1. Mengkaji adanya alergi
makanan.
-Hasil: orang tua klien
mengatakan anaknya
tidak memiliki riwayat
alergi.
2. memberikan makan
dalam porsi kecil tapi
sering.
-Hasil: orang tua klien
mengatakan anaknya
makan menghabiskan 3
sendok pada pagi pukul
08:00 wita.
3. meyakinkan orang tua
klien bahwa diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat..
-Hasil: orang tua klien
tampak paham dengan
apa yang
diinformasikan oleh
perawat.
41
08:15wita
09:00 wita
4. berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
-Hasil: nutrisi yang
dibutuhkan oleh pasien
dapat ditentukan dan
terpenuhi.
5. memberikan permainan
atau desain ruangan.
-Hasil: anak tampak
senang dengan desain
yg diberikan.
42
(Hari ketiga)
selasa, 17 juli
2018
08:00 wita
08:00 wita 08:15 wita
08:15 wita
1. Mengkaji adanya alergi
makanan.
-Hasil: orang tua klien
mengatakan anaknya
tidak memiliki riwayat
alergi.
2. memberikan makan
dalam porsi kecil tapi
sering.
-Hasil: orang tua klien
mengatakan anaknya
makan menghabiskan 3
sendok pada pagi pukul
08:00 wita
3. meyakinkan orang tua
klien bahwa diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat..
-Hasil: orang tua klien
tampak paham dengan
apa yang
diinformasikan oleh
perawat.
4. berkolaborasi dengan
43
09:00 wita
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
-Hasil: nutrisi yang
dibutuhkan oleh pasien
dapat ditentukan dan
terpenuhi.
5. memberikan permainan
atau desain ruangan.
-Hasil: anak tampak
senang dengan desain
yg diberikan.
44
6. Evaluasi keperawatan (catatan perkembangan)
Nama :An.D Ruangan : arafah
Umur :8 tahun Rekam medik : 035433
Dx medis : ISPA
Dx keperawatan Hari/bulan/tahun Evaluasi Paraf
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
anoreksia ditandai
dengan:
DS:
-Orang Tua klien
mengatakan anaknya
batuk, pilek disertai
demam sejak 2 hari
yang lalu.
-Orang tua klien
mengatakan anaknya
malas makan selama
dirumah sakit dan porsi
makan tidak
dihabiskan.
DO:
-klien tampak kurus
(Hari pertama)
Jumat, 13 juli
2018
(Jam)
13:00 wita
S: orang tua klien mengatakan
anaknya masih malas
makan dan porsi makan
tidak dihabiskan
O: -klien tampak kurus
-klien tampak pucat
-klien tampak lemas
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7
-porsi makan tampak tidak
diihabiskan.
-TTV: P : 24 kali per menit,
N: 106 kali per menit, S:
38,3 oC.
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dihari
kedua.
45
-klien tampak pucat
-klien tampak lemas
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7
-porsi makan tampak
tidak dihabiskan.
-TTV: P : 24 kali per
menit, N: 106 kali per
menit, S: 38,3 oC.
(Hari kedua)
Sabtu, 14 juli
2018.
(Jam)
13:00 wita
S: orang tua klien mengatakan
nafsu makan anaknya
sudah mulai membaik dan
porsi makan hampir
dihabiskan.
O: -klien tampak kurus
-klien sudah tidak tampak
pucat akan tetapi masih
sedikit tampak lemas.
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7
- porsi makan tampak hampir
dihabiskan.
46
(Hari ketiga)
Minggu 17 juli
2018.
(Jam)
13:00 wita
-TTV: P : 24 kali per menit,
N: 100 kali per menit, S:
38,0 oC.
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan dihari
ketiga
S: orang tua klien mengatakan
nafsu makan anaknya telah
membaik dan porsi makan
telah dihabiskan
O: -klien tampak kurus
-klien sudah tidak tampak
pucat dan tidak tampak
lemas lagi.
-BB: 24 kg
-IMT:
24 kg
128cm x100=18,7
- porsi makan tampak sudah
dihabiskan.
-TTV: P : 22 kali per menit,
N: 100 kali per menit, S:
37,3 oC.
A: masalah telah teratasi
47
B. Pembahasan
Penulis akan membahas tentang pemberian porsi makan kecil tapi
sering pada asuhan keperawatan An.D dengan Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di RSU Aliyah 2 kota
kendari. Membahas tentang faktor kesenjangan-kesenjangan yang terjadi
antara teori dengan kenyataan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
1. Penkajian
Menurut duarthe dan bothelho ( 2010) menyebutkan bahwa
salah satu faktor penyebab yang dapat menimbulkan terjadinya ISPA
pada anak adalah status gizi, dimana status gizi yang kurang merupakan
hal yang memudahkan proses terganggunya sistem hormonal dan
pertahanan tubuh pada anak. Kekurangan protein/gizi yang terjadi dapat
menurunkan sistem imun yang pada akhirnya akan menyebabkan tubuh
lebih mudah terpapar penyakit infeksi. Salah satu Masalah yang sering
timbul pada anak dengan infeksi saluran pernapasan akut yaitu
penurunan nafsu makan hal ini di sebabkan oleh proses terganggunya
sistem hormonal dan pertahanan tubuh pada anak.
Menurut analisis peneliti teori sesuai dengan kasus pada An. D
keluhan utama yang dirasakan oleh klien yaitu batuk, pilek disertai
P: Intervensi dihentikan.
48
demam dan malas makan selama dirumah sakit, dihari pertama disaat
peneliti melakukan pengkajian klien terlihat tidak menghabiskan porsi
makan dari rumah sakit dan tingkah laku ekspretif.
2. Diagnosa keperawatan
Hasil pengkajian dan analisa yang dilakukan pada An.D peneliti
mengangkat diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, dengan batasan
karakteristik yang ditemukan peneliti pada An.D yaitu kurang minat pada
makanan, penurunan berat badan, membran mukosa pucat, tonus otot
menurun dan sariawan pada rongga mulut.
Diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh ditegakkan menurut virginia handerson kebutuhan yang sangat
penting dalam membamtu proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia. Seseorang yang kekurangan nutrisi akan mengalami keadaan
penurunan berat badan akibat ketidak cukupann nutrisi untuk kebutuhan
metabolisme.
3. Intervensi keperawatan
Berdasarkan kasus An. D tindakan yang akan dilakukan sesuai
dengan intervensi yang disusun pada diagnosa keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia.
Intervensi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengatasi
ketidakseimbangan nutrisi dengan pendekatan non farmakologi untuk
mengendalikan ketidakseimbangan nutrisi yaitu dengan pemberian porsi
49
makan dengan porsi kecil tapi sering guna untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi klien.
Menurut rahardjo (2008) mengatakan mengkonsumsi makanan
dalam porsi kecil tapi sering lebih sehat dan dapat melancarkan
metabolisme tubuh dibanding dengan makn 3 porsi besar setiap harinya.
Terapi ini dapat mempercepat penyembuhan, Hal ini telah dibuktikan
oleh para ahli seperti yang dilakukan ahmad al khadi bahwa
mengkonsumsi porsi makan kecil tapi sering memliki pengaruh
signifikan dalam mengendalikan ketidakseimbangan nutrisi.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dengan diagnosa keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia. Salah satunya yaitu dengan terapi pemberian makan
dalam porsi kecil tapi sering. Pemberian terapi ini diberikan dihari
pertama sampai dihari ketiga. Pemberian terapi ini dilakukan 20 menit
sebelum minum obat ( acetaminophen dan vitamin C).
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan pada An. D dengan masalah keperawatan
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia evaluasi yang didapat dari pelaksanaan terapi
pemberian makan dalam porsi kecil tapi seringselama 3 hari.
Tanggal 15 juli 2018 pemberian terapi dalam pemberian makan
dalam porsi kecil tapi sering diberikan tiga kali sehari, dan hasilnya An.
50
D masih kurang nafsu makan dan porsi makan belum dihabiskan,
masalah belum teratasi.
Tanggal 16 juli 2018 pelaksanaan terapi dalam pemberian
makan dalam porsi kecil tapi sering disertai dengan menganjurkan
kepada orang tua klien untuk menyajikan makanan dalam keadaan hangat
dan pemberian obat(vitamin C), hasilnya nafsu makan An. D sudah mulai
membaik dan porsi makan hampir dihabiskan masalah belum teratasi.
Tanggal 17 juli 2018 pelaksanaan terapi dalam pemberian
makan dalam porsi kecil tapi sering disertai kolaborasi dengan ahli gizi
dan pemberian obat (aceminophen dan vitamin C) pada hari ketiga,
hasilnya An. D sudah mulai nafsu makan dan porsi makan telah
dihabiskan masalah teratasi.
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang
menyerang salah satu dari bagian dari saluran nafas, mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya,
seperti sinus,rongga telingah tengah, dan pleura. Setelah melakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari pada An. D dengan diagnosa medis ISPA di
ruang arafah RSU Aliayah 2 kota kendari penulis mengambil kesimpulan:
1. Pengkajian terhadap masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh telah dilakukan secara komperhensif dan diperoleh hasil
yaitu terdapat keluhan utama batuk, pilek disertai demam dan malas
makan, keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, tanda-tanda
vital: pernapasan: 24 x/menit, nadi: 106 x/menit, suhu: 37,8oC, berat
badan: 26 kg.
2. Diagnosa yang dimunculkan pada An. D adalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh nerhubungan dengan anoreksia
ditandai dengan orang tua klien mengatakan anaknya batuk, pilek disertai
demam sejak 3 hari yang lalu dan malas makan selama dirumah sakit,
keadaan umum sedang, kesadaran compomentis, tanda-tanda vital:
pernapasan: 24 x/menit, nadi: 106 x/menit, suhu: 37,8oC, berat badan 26
kg.
52
3. Rencana keperawatan yang disusun untuk mengatasi masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan
memberikan yaitu terapi pemberian makan dalam porsi kecil tapi
sering.
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada An. D selama 3 hari.
Implementasi sesuai dengan intervensi, sebagian besar rencana
tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada implementasi
keperawatan.
5. Hasil evaluasi keperawatan dengan masalah ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An. D sudah dapat teratasi
pada hari ketiga dan intervensi dihentikan.
B. Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
diagnosa keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia, penulis memberikan usulan dan
masukan yang positif khususnya dibidang kesehatan antara lain:
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit)
Hal ini diharapkan rumah sakit dapat dapat memberikan pelayanan
kesehatan dan memperthankan hubungan kerja sama antar tim kesehatan
maupun klien. Sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuahn
keperawatan yang optimal pada umumnya dan pasien ISPA khususnya,
diharapkan rumah sakit dapat menyediakan fasilitas serta sarana dan
prasarana yang mendukung kesembuhan pasien.
53
2. Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam
meberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih
maksimal,khususnya pada pasien dengan ISPA. Perawat diharapkan
dapat memberikan pelayanan profesonaldan koperhensif.
3. Bagi institusi pendidikan
Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas
dan profesional sehingga dapat tercipta perawat tang profesional,
terampil, inovatif dan bermutu yang mampu memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode etik keperawatan.
54
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S., 2010.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Andarmoyo. 2012. Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi), Konsep, Proses,
dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Prabu Putra. 2009. Faktor Resiko Ispa Pada Balita. Diunduh dari http//Prabu
Putra. Wordpress.com/2009/01/15/ Faktor _Resiko _Ispa Pada
Balita(26 Maret 2018).
Rahajoe. Dkk. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Cetakan Ketiga Dokter
Indonesia.
Rikesdas. 2012. Laporan Nasional Rikesdas 2012. Diunduh dari
Http//www.Kyhealth Org/Sites/default/Files/Laporan Nasional 20
Rikesdas 20. 2012 (26 Maret 2018).
Rodriguez., dkk, 2011. Malnutrition and Gastrointestinal and Respiratory
Infections in Children : A Public Health Problem.
Http://www.mdpi.com/Journal/Ijerph.
Syahrani 2012, ddk. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang
Penatalaksanaan ISPA Terhadap Pengetahuan Dan Keterlampiran Ibu
Merawat Balita ISPA Dirumah. Diunduh dari
55
Http://Ejournal,Stikestelogorejo.ac.id./index.php/ Ilmu
Keperawatan/Article/view/44/83(26 Maret 2018).
WHO. 2011. Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan
Akut(ISPA) Yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Rendemi Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Diunduh Dari
Http://www.WHO.Int/Csr/Resources/Publications/WHO_CDS_EPR_2
011.
56
Lampiran 1
LEMBAR PERTANYAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta
memahami penelitian yang dilakukan dengan judul “ GAMBARAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN POST PARTUM SECTIO CAESAREA
DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN, dengan ini
menyatakan bersedia untuk berperan serta menjadi subjek penelitian dan
bersedia melakukan terapi sesuai dengan data yang diperlukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Yang membuat surat pernyataan
57
Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
A. Alat dan bahan
Alat penelitian yang digunakan yaitu alat tulis, alat perekam, kamera,
cd musik, headset, sedangkan bahan penelitian yang digunakan yaitu lembar
wawancara dan observasi.
B. Tahap Kerja
1. Tahap persiapan
Tahap ini dilakukan untuk penyusunan proposal dan mengurus surat
izin atau pengantar dari Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan
yang di tujukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kendari
mendapatkan izin penelitian di tempat teersebut.
2. Tahap penelitian
a. Melakukan peninjauan langsung pada objek penelitian
b. Memberikan informed consent untuk di tanda tangani oleh subjek
yang akan di teliti
c. Melakukan Asuhan Keperawatan pada pasien ISPA pada anak
dengan Diagnosa Ketidakseimbangan Nutrsis di ruangan Mutiara
Rumah Sakit Umum Aliyah 2 Kendari.
3. Tahap pengumpulan Data
58
Melakukan analisa berdasarkan data yang telah dikumpulkan,
kemudian menyajikan data tersebut untuk memberikan gambaran mengenai
asuhan keperawatan pada pasien ISPA dengan Pemenuhan Kebutuhan Nutris
4. Tahap Akhir
Tahap akhir dari penelitian ini yaitu penulisan laporan yang disajikan
dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah .
59
lampiran 3
format pengkajian data pada anak
A. Biodata
1. Identitas
a. Nama :
b. Tempat tanggal lahir:
c. Jenis kelamin :
d. Agama :
e. Alamat :
f. Tanggal masuk :
g. Tanggal pengkajian :
h. Diagnosa keperawatan :
i. Rencana therapi :
2. Identitas orang tua :
a. Ayah :
1) Nama :
2) Usia :
3) Pendidikan :
4) Agama :
5) Alamat :
b. Ibu :
1) Nama :
2) Usia :
3) Pendidikan :
60
4) Agama :
5) Alamat :
3. Identitas saudara kandung
a. Nama :
b. Usia :
c. Hubungan :
d. Status kesehatan
B. Keluhan utama masuk rumah sakit :
C. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
a. Waktu timbulnya penyakit :
b. Bagaimana awal munculnhya :
c. Keadaan penyakit, apakah sudah membaik :
d. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan :
e. Kondisi saat dikaji :
2. Riwayat kesehatan lalu
a. Penyakit pada masa anak – anak dan penyakit infeksi yang pernah
dialami :
b. Imunisas :i
c. Kecelakaan yang pernah dialami :
d. Prosedur operasi :
e. Alergi makanan, obat –obatan :
f. Pengobatan dini :
g. Perkembangan anak :
61
3. Riwayat kesehatan keluarga
a. Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umum menyeerang :
b. Anggota keluarga yang terkena alergi,asma, TBC, dan hipertensi :
D. Riwayat imunisasi
1. Jenis imunisasi :
a. BCG :
b. DPT (I, II,III) :
c. POLIO (I, II, III) :
d. CAMPAK :
e. HEPATITIS :
2. Waktu pemberian :
3. Reaksi setelah pemberian :
E. Riwayat tumbuh kembang
1. Pertumbuhan fisik :
a. Berat badan ( sejak lahir sampai saat ini/pertahapan usia :
b. Tinggi badan :
c. Waktu tumbuh gigi :
2. Perkembangan tiap tahap :
a. Berguling :
b. Duduk :
c. Merangkak :
d. Berdiri :
e. Berjalan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali :
62
g. Bicara pertama kali :
h. Berpakaian tanpa bantuan :
F. Riwayat nutrisi
1. Pemberian Asi :
a. Pertama kali disusui :
b. Waktu dan cara pemberian :
c. Lama pemberian :
d. ASI diberikan sampai usia :
2. Pemberian susu formula
a. Alasan pemberian :
b. Jumlah pemberian
c. Cara memberikan :
3. Pemberian makanan tambahan
a. Pertama kali diberikan usia :
b. Jenis :
4. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
a. Usia :
b. jenis nutrisi :
c. Lama pemberian :
G. Riwayat psikososial
1. Identitas klien tentang kehidupan sosial, apakah tinggal diapeterment,
rumah sendiri atau kontrak :
2. Identifikasi kehidupan perkawinan orang tua anak :
3. Hubungan antar anggota keluarga :
63
4. Siapa yang mengasuh :
5. Penerapan disiplin :
6. Latihan toileting :
7. Pola bermain :
H. Riwayat spiritual
1. Kaji ketaatan anak beribadah dan menjalankan kepercayaan :
2. Support sistem dalam keluarga :
3. Ritual yang biasa dijalankan oleh kilen dan keluarga :
I. Reaksi hospitalisasi
1. Pemahaman keluarga tentang penyakit dan rawat inap :
a. Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit :
b. Apakah dokter meceritakan tentang kondisi anak :
c. Bagaimana perasaan orang tua saat ini :
d. Apakah orang akan selalu berkunjung :
e. Siapa yang akan tinggal dengan anak :
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
a. Mengapa keluarga / orang tua membawa kerumah sakit :
b. Menurutmu apa penyebab kamu sakit :
c. Apakah dokter mencerikan keadaanmu :
d. Bagaimana rasanya dirawat dirumah sakit :
J. Aktivitas sehari – hari
1. Nutrisi :
a. Selera makan :
b. Menu makanan dalam 24 jam :
64
c. Frekuensi makan dalam 24 jam :
d. Makanan yag disukai :
e. Pembatasan pola makan :
f. Cara makan :
g. Ritual sebelum makan :
2. Cairan
a. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam :
b. Frekuensi minum :
c. Kebutuhan cairan :
3. Eliminasi BAB/BAK
a. Tempat pembuangan :
b. Frekuensi :
c. Konsistensi:
d. Kesulitan :
e. Obat – obat untuk memperlancar :
4. Istirahat dan tidur
a. Apakah cepat tidur :
b. Jam tidur :
c. Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan :
d. Apakah ada kebiasaan sebelum tidur :
5. Olah raga
a. Program olah raga tertentu :
b. Berapa lama melakukan olah raga :
c. Perasaan anak setelah olah raga :
65
6. Personal hygiene
a. Mandi( frekuensi, cara,alat, kesulitan mandi :
b. Cuci rambut :
c. Gunting kuku dan gosok gigi :
7. Aktivitas mobilitas fisik
a. Kegiatan sehari – hari :
b. Pengaturan jadwal harian :
c. Penggunaan alat bantu aktivitas :
d. Kesulitan pergerakan tubuh :
8. Rekreasi
a. Bagaimana perasaan anak saat sekolah :
b. Berapa banyak waktu luang anak di luar sekolah :
c. Apakah anak puas setelah rekreasi :
K. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Tanda – tanda dan distres :
b. Penampilan:
c. Ekspresi wajah, bicara, mood :
d. Berpakain dan kebersihan umum :
2. Tanda – tanda vital
a. Tekanan darah :
b. Suhu :
c. Nadi :
d. Pernapasan :
66
3. Antropometri
a. Tinggi badan :
b. Berat badan :
c. Lingkar lengan atas :
d. Lingkar kepala :
e. Lingkar dada :
f. Lingkar perut :
g. Skin fold :
4. Sistem pernapasan
a. Sistem pernapasan :
1) Hidung :
2) Leher :
3) Dada :
a) Bentuk dada :
b) Perbandingan antara anterior dan posterior :
c) Gerakan dada :
d) Kaeadaan proxsesus xipoideus :
e) Apakah ada suara napas tambahan :
4) Apakah ada clubbing finger :
5. Sistem cardiovaskuler
a. Congjungtiva :
b. Arteri karotis :
c. Tekanan vena jugularis :
d. Ukuran jantung :
67
e. Ictus cordis :
f. Suara jantung :
g. Capilary :
6. Sistem pencernaan
a. Sklera :
b. Bibir :
c. Mulut :
d. Gaster :
e. Abdomen :
f. Anus :
7. Sistem indra
a. Mata
1) Kelopak mata :
2) Visus :
3) Lapang pandang :
b. Hidung
1) Penciuman :
2) Sekret yang menghalangi penciuman :
c. Telinga
1) Keadaan daun telinga, operasi :
2) Kenal auditoris :
3) Membran tympani :
4) Fungsi pendengaran :
8. Sistem syaraf
68
a. Fungsi cerebral
1) Status mental :
2) Kesadaran :
3) Bicara :
b. Fungsi cranial :
c. Fungsi motorik :
d. Fungsi sensorik :
e. Fungsi cerebellum :
f. Refleks :
g. Iritasi meningen :
9. Sistem muskuloskeletal
a. Kepala ( bentuk kepala) :
b. Vetebrae :
c. Pelvis :
d. Lutut :
e. Kaki :
f. Bahu :
10. Sistem integumen
a. Rambut :
b. Kulit :
c. Kuku :
11. Sistem endokrin
a. Kelenjar tyroid :
b. Percepatan pertumbuhan :
69
c. Gejala creatinisme atau gigantisme :
d. Ekskresi urine berlebihan :
e. Suhu tubuh :
f. Riwayat bekas air seni dikelilingi semut :
12. Sistem perkemihan
a. Oedema anasarka :
b. Moon face :
c. Keadaan kandung kemih :
d. Nocturia, dysuria, kencing batu :
13. Sistem reproduksi
a. Wanita :
1) Payudara ( puting, areola, mamae,besar, perbandingan kiri dan
kanan :
2) Labia mayora dan minora :
3) Keadaan hymen :
4) Haid pertama ( bila anak sudah haid) :
5) Siklus haid :
b. Laki – laki
1) Kaedaan gland penis ( urethra) :
2) Testis :
3) Pertumbuhan rambut ( kumis, jangut, ketiak) :
4) Pertumbuhan jakun :
5) Perubahan suara :
6) Wet dream :
70
14. Sistem imun
a. Alergi ( cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia) :
b. Imunisasi :
c. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca:
d. Riwayat transfusi dan reaksinya. :
L. Pemriksaan tingkat perkembangan
a. Perkembangan kognitif :
b. Perkembangan psikosexual :
c. Perkembangan psikososial :
M. Terapi saat ini
Mengetahui yang mengkaji
Ci lahan praktek
71
Lampiran 4
Tabel analisa data, intervensi, implementasi dan evaluasi
A. Tabel analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
B. Diagnosa keperawatan
C. Tabel rencana keperawatan
Dx keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional
72
D. Tabel implementasi
Dx keperawatan Hari/bulan/tahun Waktu/jam Implementasi
E. Tabel evaluasi
Dx keperawatan Hari/bulan/tahun Evaluasi Paraf
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82