Gambar Proyeksi

8
DASAR-DASAR PERANCANGAN TUGAS 03 GAMBAR PROYEKSI NAMA : MUH. MA’RIFAT M. KELAS : I/B NIM : 60100114037 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2014

description

Proyeksi Gambar Arsitektur

Transcript of Gambar Proyeksi

Page 1: Gambar Proyeksi

DASAR-DASAR PERANCANGANTUGAS 03

GAMBAR PROYEKSI

NAMA : MUH. MA’RIFAT M.KELAS : I/BNIM : 60100114037

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTURFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR2014

Page 2: Gambar Proyeksi

GAMBAR PROYEKSI

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral).

Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar menghasilkan gambar proyeksi Orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Oblique (tidak langsung).

Ada dua macam Proyeksi yaitu; PROYEKSI MIRING (Gambar Pandangan Tunggal), dan PROYEKSI ORTHOGONAL / Tegak (Gambar Pandangan Majemuk).

A. PROYEKSI MIRING (Gambar Pandangan Tunggal)

Garis-garis proyeksi membentuk sudut miring (# 90°) terhadap bidang proyeksi. Proyeksi miring disebut jugs sebagai gambar pandangan tunggal karena dalam proyeksi ini ketiga dimensi benda akan terlihat sehingga untuk menggambarkan bendanya secara utuh cukup dengan satu gambar proyeksi.

Yang termasuk proyeksi miring adalah: proyeksi aksonometri; proyeksi tidak langsung (oblique); dan proyeksi perspektif.

Page 3: Gambar Proyeksi

1. Proyeksi Aksonometri

Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) dari benda akan terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda ashnya. Proyeksi ini disebut jugs proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar. Proyeksi ini dapat juga disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga. Untuk menggambarkan proyeksi aksonometri dapat dilakukan dengan berbagai posisi. Untuk ini dikenal tiga bentuk gambar, yaitu isometri, dimetri, dan. trimetri.

a. Proyeksi Isometri

Proyeksi Isometri, yaitu proyeksi di mans bidang diagonal dari bendanya (berupa kubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontal dinaikkan hingga membentuk sudut 35° 16’. Akan didapat suatu gambar proyeksi yang dimetris dan sebangun dengan bendanya.

Sebetulnya, panjang rusuk menjadi a tangen ±, atau 0,821 a, akan tetapi untuk memudahkan penggambaran maka panjang rusuknya dianggap sama dengan a. Terlihat bahwa panjang rusuk-rusuknya sama.

Proyeksi Isometri yang berarti satu ukuran merupakan suatu bentuk proyeksi Aksonometri yang didatarkan sehingga sudut siku-siku pada gambar akan digambarkan menjadi 120o atau 60o. Ukuran panjang, lebar dan tingginya tetap konstan dengan perbandingan 1:1:1

Page 4: Gambar Proyeksi

b. Proyeksi Dimetri

Proyeksi Dimetri adalah skala perpendekan dari dua rusuk dan dua sudut dari ketiga sudut yang dibentuk oleh ketiga rusuk yang berpotongan pada satu titik adalah sama.

Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1 Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2 derajat untuk sudut sebelah kiri.

c. Proyeksi Trimetri

Proyeksi Trimetri merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari proyeksi Isometri. Ukuran panjang, lebar dan tingginya ketiganya disesuaikan.

Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh karena itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau 6:5:4.

Page 5: Gambar Proyeksi

2. Proyeksi Tidak Langsung (Oblique)

Proyeksi tidak langsung adalah cara penggambaran pandangan tunggal di mana salah satu bidangnya (bidang muka) diletakkan sejajar bidang proyeksi dan diproyeksikan secara ortogonal. Pada bidang ini ukuran dan bentuk sesuai dengan benda aslinya, sedangkan yang lainnya dengan cara proyeksi sejajar (secara miring).

Rusuk-rusuk a dan b digambar sesuai ukuran yang sebenamya (secara frontal). Sementara rusuk c digambar dengan skala perbandingan 1, atau 1/3 nya. Dengan sudut a diambil 30°, 45°, atau 60°.

Jadi, dapat dikatakan proyeksi tidak langsung adalah proyeksi sejajar di mana bidang depannya dibuat frontal. Bila c diambil dengan skala perbandingan 1, disebut gambar cavalier, sedangkan bila skala perbandingan 1/2, dan sudutnya adalah 45º, disebut gambar cabinet (sering dipakai untuk menggambarkan suatu benda pada Gambar Teknik Mesin).

Proyeksi oblique diperoleh dengan cara membuat sinar proyeksi tidak tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Proyeksi oblique membutuhkan dua buah sudut yaitu α dan β seperti seperti ditunjuakn pada Gambar 8-4.  Titik hasil proyeksi orthographic terletak di s(x,y) sinar proyeksi membuat sudut α terhadap garis q-s yang terletak di bidang proyeksi. Garis q-s dengan panjang L membentuk sudut-sudut terhadap arah mendatar dari bidang proyeksi.

3. Gambar Perspektif

Proyeksi perspektif adalah cara penggambaran pandangan tunggal di mana dalam menggambarkan gambar proyeksinya, garis garis sejajar dalam salah satu atau dua dimensinya, bertemu pada satu titik yang disebut titik hilang. Oleh karena itu, gambar ini disebut jugs sebagai gambar proyeksi titik hilang. Pada proyeksi ini tidak ada satu garis pun yang ukurannya tepat seperti bendanya. Pada Gambar Teknik Sipil gambar perspektif ini hanya dipakai untuk memperjelas gambar. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan ke makalah minggu depan.

Page 6: Gambar Proyeksi

B. PROYEKSI ORTOGONAL / Tegak (Gambar Pandangan Majemuk)

Gambar proyeksi ini memberikan informasi yang lengkap dan tepat dari suatu objek tiga dimensi karena bentuk dan ukurannya tepat seperti bendanya. Di sini objeknya diletakkan dengan bidang-bidang koordinatnya sejajar dengan bidang proyeksi (disebut bidang frontal).

Cara gambar proyeksi seperti ini banyak dipakai di negara-negara Eropa sehingga miring disebut cara Eropa. Lain halnya dengan cara Amerika, gambar-gambar ini diletakkan sesuai dengan arah pandangannya, yaitu gambar tampak Menggambar kiri diletakkan di sebelah kiri, tampak atas diletakkan di atas, dan seterusnya (ingat bidang proyeksi terletak di antara titik mata dan benda).

Untuk mendapatkan gambar yang lengkap, bidang proyeksi dibuat tiga (sesuai tiga dimensi) atau lebih (bila diperlukan), bidang proyeksi ini membungkus benda tersebut. Objeknya diproyeksikan secara ortogonal pads bidang-bidang proyeksi tersebut. Masing-masing gambar proyeksi disebut sesuai dengan arah pandangnya, yaitu pandangan/tampak depan atau belakang, tampak kiri atau kanan, tampak atas atau bawah.