GALAKTOSEMIA

15
MATAKULIAH KIMIA KLINIK FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN TEKNIK ANALISIS CAIRAN TUBUH “GALAKTOSEMIA” DISUSUN OLEH: KELOMPOK III ELYZA AIMAN N111 11 281 UMI MU’MINATI N111 11 278 NANI APRIANI N111 11 280 DEWI RATNA N. N111 11 290 MIKETIARA A.P. N111 11 285 NUR MENTARI N111 11 272 DEWI EKAWATI P. N111 11 270 NUR FADILLAH N111 11 271 TYARISTA AYU F. N111 11 277 DESI GAMAR SARI N111 11 276 MAKASSAR

description

kimia klinik dasar ff uh

Transcript of GALAKTOSEMIA

MATAKULIAH KIMIA KLINIKFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN

TEKNIK ANALISIS CAIRAN TUBUH GALAKTOSEMIA

DISUSUN OLEH:KELOMPOK IIIELYZA AIMANN111 11 281

UMI MUMINATIN111 11 278

NANI APRIANIN111 11 280

DEWI RATNA N.N111 11 290

MIKETIARA A.P.N111 11 285

NUR MENTARIN111 11 272

DEWI EKAWATI P.N111 11 270

NUR FADILLAHN111 11 271

TYARISTA AYU F.N111 11 277

DESI GAMAR SARIN111 11 276

MAKASSAR2014

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGGalaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang diwariskan secara autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000. Galaktosemia merupakan gangguan metabolisme yang diturunkan secara genetik dan mempengaruhi kemampuan individu untuk memetabolisme galaktosa, kurangnya enzim yang bertanggung jawab dalam degradasi galaktosa. Galaktosemia yang diwariskan secara resesif autosomal, memberi arti seorang anak harus mewarisi satu gen yang abnormal dari setiap orang tua sampai bermanifestasi menjadi penyakit. Anak dengan heterozigot adalah pembawa, karena mereka mewarisi satu gen normal dan hanya satu gen abnormal.Laktosa dalam makanan dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Pada individu dengan galaktosemia, enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme lebih lanjut dari galaktosa berkurang atau hilang sama sekali, sehingga jumlah galaktosa 1-fosfat meningkat tinggi dalam berbagai jaringan dan dapat terjadi, hepatomegali, sirosis , gagal ginjal, katarak, kerusakan otak, dan kegagalan ovarium. Tanpa pengobatan, kematian pada bayi dengan galaktosemia adalah sekitar 75%. Diagnosis dibuat saat skrining bayi secara rutin untuk deteksi dini galaktosemia di Amerika Serikat. Bayi yang terkena galaktosemia memiliki gejala lesu, diare, muntah, dan ikterik. Pada bayi dengan riwayat galaktosemia, dokter dapat melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran dengan mengambil sampel cairan ketuban (amniosentesis) atau dari (chorionic villus) plasenta. Sebuah tes galaktosemia dilakukan dengan mengambil sampel darah dari tumit bayi atau tes urine untuk memeriksa tiga enzim yang diperlukan untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa. Diagnosis dini galaktosemia pada bayi baru lahir sangat penting dalam melakukan tatalaksana dan manajemen lebih lanjut, terkait dengan diet pasien. Penetalaksanaan yang cepat dan tepat akan menentukan prognosis pasien selanjutnya.B. TUJUANUntuk mengenali diagnosa penyakit galaktosemia melalui hasil pemeriksaan laboratorium.

BAB IIPEMBAHASANA. GALAKTOSEMIAGalaktosemia adalah suatu penyakit autosomal resesif yang diturunkan berupa gangguan metabolisme galaktosa yang disebabkan oleh defisiensi enzim yang terlibat dalam metabolisme galaktosa untuk dikonversi ke glukosa. Enzyme itu adalah galaktokinase(GALK), galaktose-1-phosphate uridyltransferas(GALT), dan uridin-diposphate galactose-4 epimerase(GALE). Galaktosa adalah jenis gula sederhana yang merupakan hasil pemecahan dari laktosa. Galaktosemia adalah kelainan metabolik genetik yang mempengaruhi kemampuan individu untuk memetabolisme galaktosa. (jawaban No.1)

Pada pasien galactosemia, terjadi akumulasi substrat galaktosa untuk enzim yang mengkatalisis jalur poliol metabolisme karbohidrat. Reaksi pertama dari jalur ini adalah penurunan aldoses, jenis gula, termasuk galaktosa, gula menjadi alkohol. Data terbaru menunjukkan bahwa aldosa reduktase adalah enzim yang bertanggung jawab untuk tahap utama jalur ini. Oleh karena itu aldosa reduktase mengurangi galaktosa untuk membentuk gula alkohol nya, galactitol. Galactitol, tidak memiliki substrat yang cocok untuk enzim berikutnya dalam jalur poliol dehidrogenase. Jadi, galactitol terakumulasi dalam jaringan tubuh dan diekskresikan dalam urin pasien galactosemic. (Jawaban No.6)Galaktosa yang berasal dari metabolisme gula yang terkandung di dalam susu, laktosa (suatu disakarida dari glukosa dan galaktosa), akan mengalami fosforilasi oleh galaktokinase (GAL) menjadi galaktosa-1-fosfat. Epimerisasi dari galaktosa-1-fosfat menjadi glukosa-1- fosfat (G1P) membutuhkan transfer UDP dari uridin difosfoglukose (UDP-glukose) yang dikatalisa oleh galaktosa-1-fosfat uridil transferase. Hal ini menghasilkan UDP-galaktosa dan G1P. UDP-galaktosa di epimerisasi menjadi UDP-glukosa oleh UDP-galaktosa-4 epimerase. UDP akan ditukar dengan fosfat menghasilkan glukosa-1-fosfat yang kemudian akan diubah menjadi G6P oleh fosfoglukose mutase.Intinya galaktosa diubah menjadi glukosa oleh aksi tiga enzim. Ada 3 jenis galaktosemia, yaitu tipe 1, 2 dan 3.Type EnzimNama

Type 1galactose-1-phosphate uridyl transferase (GALT)Galaktosemia klasik

Type 2galactokinase (GALK)Defisiensi galaktokinase

Type 3UDP galactose epimerase (GALE)Defisiensi galaktosa epimerase

Galaktosemia tipe II menyebabkan masalah klinis yang lebih sedikit daripada galaktosemia tipe klasik. Bayi yang menderita galaktosemia tipe II akan menderita katarak dan juga komplikasi jangka panjang. Tanda dan gejala galaktosemia tipe II bervariasi mulai dari yang ringan hingga berat dan dapat juga terjadi katarak, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, ketidakmampuan itelektual, penyakit hati dan masalah pada ginjal. (jawaban No.7)Satu-satunya pengobatan untuk galaktosemia adalah menghilangkan laktosa dan galaktosa melalui diet. Bayi dengan galaktosemia tidak dapat minum ASI, karena adanya laktosa dalam ASI manusia sehingga mereka mendapat susu formula berbasis kedelai. Menurut penulis, penderita dengan diet bebas laktosa tidak memerlukan sumber lain untuk galaktosa jaringan karena galaktosa sudah tidak dapat dimetabolisme manjadi glukosa. Sehingga sebagai alternatif sumber glukosa yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh konsumsi fruktosa, misalnya dari susu kedelai. (jawaban No.2)Ibu dengan galatosemia homozigot dapat menghasilkan laktosa dalam ASI-nya, jika ia tidak mengalami galaktosemia tipe I, dimana pada galaktosemia tipe I terjadi defisiensi enzim galactose-1-phosphate uridyl transferase (GALT) yang berfungsi mengubah UDP Glukosa menjadi UDP galaktosa dan sebaliknya yang keduanya digunakan untuk mensintesis laktosa dalam Air Susu Ibu. Laktosa dihasilkan dari reaksi UDP Galaktosa dan Glukosa menjadi laktosa dan UDP. Jadi penderita untuk galaktosemia yang tidak dapat mengonsumsi galaktosa maupun tidak dapat mengubah glukosa menjadi galaktosa, ia tidak akan dapat menghasilkan laktosa dalam ASI-nya.(jawaban No.3)B. PENAFSIARAN HASIL LABORATORIUMTanda dan gejala klinis awal dari galaktosemia adalah gejala gagal hati serta kerusakan ginjal, bayi cenderung mengalami muntah, hipoglikemia, Ikterus, perdarahan, asidosis, gejala gagal tumbuh, kenaikan berat badan terganggu akibat kesulitan makan, dan hyperbilirubinemia.Pada kasus ini, pasien telah menjalani tes fungsi hati, dimana produk yang biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati yaitu,1. ALT (alanin aminotransferase), dahulu dikenal sebagai SGPT (serum glutamik piruvik transaminase)2. AST (aspartat aminotransferase), dahulu dikenal sebagai SGOT (serum glutamik oksaloasetik transaminase)3. Fosfatase alkali 4. GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT)5. Bilirubin6. Albumin ALT adalah lebih spesifik untuk kerusakan hati. ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. AST adalah enzim mitokondria yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang spesifik untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati, peningkatan ALT dan AST akan serupa.Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat.Hasil tes fungsi hati yang diperoleh menunjukkan nilai AST : 299 unit KO, ALT : 202 unit (normal sesuadah hari ke tujuh) yang mana pada penderita AST itu melampaui batas normal dan hal ini menjadi salah satu tanda terjadinya gejala gagal hati (tanda galaktosemia). Bilirubin : 549 u mol/L (pada hari ke tujuh) dan 504 u mol/L (pada hari ke enam). Bilirubin meningkat pada hari ketujuh menunjukkan telah terjadinya kerusakan hati dengan penumpukan bilirubin dan timbulnya ikterus. (Jawaban No.5)

BAB IIIPENUTUP

Galaktosemia dapat disebabkan oleh defisiensi galctose-1-P-uridyl transferase (GALT)/classical galactosemia; defisiensi galactokinase (GALK); dan defisiensi UDP galactose-4-epimerase (GALE). Satu-satunya pengobatan untuk galaktosemia adalah menghilangkan laktosa dan galaktosa melalui diet. Bayi dengan galaktosemia tidak dapat minum ASI, karena adanya laktosa dalam ASI. Perlu dibuat skrining bayi secara rutin untuk deteksi dini galaktosemia. Bayi dengan galaktosemia memiliki gejala lesu, diare, hyperbilirubinemia, muntah, dan ikterik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Louis J Elsas. Galactosemia, Classic Galactosemia, GALT Deficiency, Galactose-1-Phosphate Uridyltransferase Deficiency. Includes: Variant Galactosemias. Available at http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK1518/. Diakses 20 Februari 20142. Medical biochemistry page. Galactose Metabolism. Available at: http://themedicalbiochemistrypage.org/non-glucose-sugar-metabolism.php. Diakses 20 Februari 2014.3. Saleem Uzma et al. Prevalence, Epidemiology and Clinical Study of Galactosemia. Available at : http://cpanel.japharmacy.com/master/panel/A/6%20Galactosemia_bashir%20sb_review.pdf . Diakses 20 Februari 2014

6