Gagal? Siapa Takut, Ada Allah! - s3.amazonaws.com · Kata Pengantar vii Hikmah dan Alasan di Balik...
Transcript of Gagal? Siapa Takut, Ada Allah! - s3.amazonaws.com · Kata Pengantar vii Hikmah dan Alasan di Balik...
Gagal? Siapa Takut, Ada Allah!
Kiat cerdas mengubah kegagalan menjadi kesuksesan
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak eko nomi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling ba nyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pen-cipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Peng-gunaan Secara Komer sial dipidana dengan pidana penjara pa-ling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pen-cipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Peng-gunaan Secara Komer sial di pidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa ling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, di-pidana de ngan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Miya Salsabila
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Gagal? Siapa Takut, Ada Allah!
Kiat cerdas mengubah kegagalan menjadi kesuksesan
Gagal? Siapa Takut, Ada Allah!
Ditulis oleh Miya Salsabila
©2018 Miya Salsabila
Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang
Diterbitkan Pertama kali oleh:
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Kelompok Gramedia–Jakarta
Anggota IKAPI, Jakarta
718101335
ISBN: 978-602-04-7927-9
Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta
Isi di luar tanggung jawab Percetakan
Kata Pengantar vii
Hikmah dan Alasan di Balik Kegagalan 1
Pelajaran di Balik Kegagalan 3
Ada Kebaikan dalam Setiap Kegagalan 9
Waktunya Gagal 13
Tuhan Tahu yang Terbaik 19
Banyak Mikir Kurang Usaha 25
Ketekunan yang Terbatas 29
Akibat Menunda 33
Tidak Punya Fokus 39
Gagal Merencanakan dan Tidak Memiliki Perencanaan 43
Daftar Isi
Pelajaran di Balik
Kegagalan
“Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang kamu raih,
namun kegagalan yang telah kamu hadapi dan keberanian
membuatmu tetap berjuang melawan rintangan
yang datang bertubi-tubi.”
(Orison Sweet Marden)
Mamah, Ayah.. aku gagal.”
Untuk kesekian kalinya kalimat itu harus kita
lontarkan kepada kedua orangtua. Kalimat sing-
kat namun maknanya padat, kalimat sederhana tapi artinya
bikin patah hati. Jangan ditanya bagaimana suasana hati
kita saat hantu bernama kegagalan itu datang menghampiri.
Bukan cuma rasa takut untuk berjuang lagi, semangat dan
rasa percaya diri kita seketika luluh lantak.
“
4 Gagal? Siapa Takut, Ada Allah!
Semangat yang awalnya sudah kita tata rapi, semangat
yang begitu menggelora tiba-tiba harus kandas oleh satu
kata bernama “GAGAL”. Ya begitulah, si gagal ibarat racun
yang mematikan. Mematikan semua harapan, cita-cita, dan
impian yang sudah terukir indah dalam bayangan.
Eits, tunggu dulu. Sebenarnya nih kalau kita mau ber lapang
dada, mengikhlaskan dan merenungi makna dari kegagalan
itu, kita akan menemukan sisi positifnya. Wah, sisi positif
dari sebelah mana? Jelas-jelas kegagalan sudah bikin mimpi
kita hancur. Iya betul, kegagalan itu sudah menghancurkan
mimpi kita, tapi perlu diingat Allah menimpakan segala se-
suatu terhadap diri kita itu pasti ada hikmahnya. Tidak ada
satu pun peristiwa yang terjadi di muka bumi ini yang luput
dari kebaikan Allah.
Bahkan, nyamuk yang menurut kita nggak ada guna-
nya karena suka bikin gatal kulit, itu pun ada hikmahnya.
Lihat, dengan adanya nyamuk, manusia jadi berpikir untuk
menciptakan obat nyamuk. Pabrik obat nyamuk ini mem-
butuhkan banyak karyawan, walhasil banyak masyarakat
kita yang terbantu kehidupan ekonominya karena bekerja di
pabrik nyamuk. Tuh kan, nyamuk aja ada gunanya, begitu
pun dengan kegagalan kita.
Jika kita mau berpikir lebih terbuka dan berpikir positif,
kita pasti akan menemukan sisi baik dari kegagalan yang
telah kita alami. Salah satunya gagal akan membuat kita
lebih serius dalam “BELAJAR”.
Gini ya, kadang sifat jelek yang harus dibasmi dari diri
manusia itu adalah “Pengin Instan”. Salah satu hal yang bisa
5Hikmah dan Alasan di Balik Kegagalan
bikin kita gagal adalah kita mengerjakan sesuatu ingin yang hasilnya cepat. Ujian biar nilainya bagus kita berani nyontek, bikin skripsi biar cepat selesai tinggal beli jadi dengan harga jutaan rupiah. Walhasil, kita yang harusnya jadi sarjana makmur malah tersungkur. Kita yang seharusnya menjadi masyarakat berpendidikan malah jadi bahan cemoohan. Ini semua diakibatkan karena kita tidak melakukan proses yang baik dan maksimal dalam belajar. Makanya, jangan me-nyalahkan keadaan apalagi takdir ketika sering mengalami kegagalan. So, salahin diri sendiri aja.
Ngomong-ngomong soal kegagalan yang datang tiada henti, seharusnya kita bisa menjadikan kegagalan sebagai energi untuk mengubah nasib. Kalau kita mau berpikir lebih cerdas dan nggak males mikir, kita bisa bikin kegagalan ini menjadi berjuta-juta kesuksesan.
Caranya gimana? Caranya kita renungi kegagalan itu, apa pula yang menjadi penyebab kegagalan kita, apakah dari usahaya, prosesnya, ataukah karena doa yang belum sempurna sehingga menghambat kesuksesan. Misalnya nih, kamu ngebet banget buat jadi juara lomba menulis cerpen nasioal, setiap ada lomba selalu ikut serta. Tapi, sudah ikut ketiga kalinya kamu tetap gagal. Nah, coba kamu lihat-lihat lagi sebenarnya cerpen kita sudah bagus apa belum? Ter-nyata pas sudah dilihat, tulisanmu banyak yang tidak sesuai dengan EYD, alurnya berantakan, dan tidak sesuai dengan ketentuan penulisan. Wajarlah kalau akhirnya cerpenmu nggak masuk kriteria. Apalagi pemenang.
Nah, dengan mengetahui letak kesalahan, kita bisa mulai memperbaikinya. Kita juga bisa belajar dari orang lain yang
6 Gagal? Siapa Takut, Ada Allah!
telah berpengalaman. Ketika kita nggak berhenti menulis,
ber latih, dan berkarya, bukan tidak mungkin tahun selan-
jutnya kita yang akan menjadi juara menulis cerpen nasional
itu. Bukan hal mustahil juga karya kita akan dibukukan dan
diterbitkan. Inilah pentingnya untuk terus belajar, belajar
dari kegagalan.
Hidup adalah perjalanan untuk terus belajar. Kegagalan
untuk dipelajari bukan untuk diratapi.
“Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan dia Maha Pengampun.”
(QS. Al-Mulk: 2)
***
Makna dan Motivasi
“Pemenang sejati adalah dia yang mau
belajar dari kesalahan dan dia yang tidak
pernah berhenti untuk terus belajar.
Kegagalan bukan akhir dari segalanya,
tetapi kegagalan adalah pelajaran agar
kita bisa meraih kesuksesan
yang maksimal di masa depan.”
Mimi adalah panggilan dari pemilik nama lengkap
Miya Salsabila. Dilahirkan di Kota Sukabumi,
pada tanggal 30 Oktober 1996. Anak pertama
dari keempat bersaudara.
Menulis bagi Mimi adalah dakwah, karena dengan menu-
lis Mimi bisa menyampaikan kebaikan, memberikan penge-
tahuan, berbagi pengalaman, serta mengajak orang lain
untuk melakukan kebaikan. Menulis telah menjadi bagian
kehidupan dari gadis yang memiliki hobi kuliner, travel ling,
nonton, menulis, dan membaca. Sejak SMP Mimi sudah
me nyukai dunia tulis-menulis, semasa sekolah tulisannya
sering dimuat di mading sekolah dan selalu me ngikuti lomba
kepenulisan. Hingga akhirnya hobi menulisnya dikembang-
kan dengan menulis buku agar tulisannya memiliki banyak
manfaat. Buku perdananya berjudul “Surga untuk Ayah
dan Ibuku” (Quanta, 2017) Antologi cerpen “Melepas Hati
Namun Ingin dicintai” (Bitread, 2017) dan beberapa karya
lainnya masih dalam proses penerbit.
Profil Penulis
224 Gagal? Siapa Takut, Ada Allah!
Saat ini Mimi sedang menempuh pendidikan S1 di UIN
Sunan Gunung Djati Bandung dengan jurusan Manajemen
Dakwah semester 6. Selain kuliah Mimi juga sedang belajar
dan mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Bustanul
Wildan wilayah Miftahul Ulum, Cileunyi-Bandung.
Selain kuliah dan mesantren Mimi juga aktif mengembang-
kan diri di berbagai organisasi di antaranya: IKAMANSA,
PATWABUMI, Rampai Pusdai, Relawan Kuliah Tak Gen-
tar, HBB Community dan FLP Bandung-Sumedang (Forum
Lingkar Pena), dan sekarang Mimi sedang menjabat sebagai
ketua di komunitas Darul Hawa, dan sekretaris FLP Jawa
Barat. Mimi juga menyukai dunia bisnis, saat ini dia sedang
mengembangkan bisnis hijabnya dengan nama brand Sabila
Hijab. Mimi juga sering mengisi kajian, seminar kemuslima-
han, dan talkshow di beberapa kota.
Mimi, memiliki harapan besar kelak dirinya akan men-
jadi penulis profesional yang banyak menghasilkan karya
demi membangun peradaban yang lebih baik untuk agama,
bangsa, dan negara.
Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik saran atau
mengundang acara bisa menghubungi penulis melalui:
E-mail: [email protected]
WA: 0813-3126-3502
IG: miyasalsabila1