Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

9
Gambaran Umum Kasus Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Responden biasanya mengetahui penyakit jantung yang diderita sebagai penyakit jantung saja. Cara membedakannya dengan menanyakan gejala yang dialami responden. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau kemampuan terebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau kedua-duanya. Gagal jantung terjadi apabila jantung tidak mampu memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh pada tekanan pengisian yang normal. Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi gagal jantung berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.13%, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0.3%. Prevalensi gagal jantung berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0.25%), disusul Jawa Timur (0.19%), dan Jawa Tengah (0.18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0.8%), diikuti Sulawesi Tengah (0.7%), sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar 0.5% (Riskesdas 2013). Manifestasi klinis dari gagal jantung adalah orthopnea dan nocturnal dyspnea, anoreksia, mual, sakit perut dan kepenuhan, edema pulmoner akut, dan nokturia. Kebanyakan dari manifestasi klinik HF sedang hingga berat diakibatkan oleh retensi cairan yang menyebabkan ekspansi volume dan gejala kongestif. Gagal jantung dikategorikan menjadi dua kelompok, pertama gagal jantung dengan EF (Ejection Fraction) menurun atau biasa disebut systolic failure dan gagal jantung dengan EF (Ejection Fraction) normal yang biasa disebut diastolic failure. Aktivasi neurohormonal berkepanjangan mengakibatkan perubahan transkripsi dan paska- transkipsi pada gen dan protein yang mengatur eksitasi-

description

nfhg

Transcript of Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

Page 1: Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

Gambaran Umum Kasus

Penyakit jantung pada orang dewasa yang sering ditemui adalah penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Responden biasanya mengetahui penyakit jantung yang diderita sebagai penyakit jantung saja. Cara membedakannya dengan menanyakan gejala yang dialami responden. Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah dalam jumlah yang memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh atau kemampuan terebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi atau kedua-duanya. Gagal jantung terjadi apabila jantung tidak mampu memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh pada tekanan pengisian yang normal.

Menurut data Riskesdas (2013), prevalensi gagal jantung berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.13%, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0.3%. Prevalensi gagal jantung berdasarkan terdiagnosis dokter tertinggi DI Yogyakarta (0.25%), disusul Jawa Timur (0.19%), dan Jawa Tengah (0.18%). Prevalensi gagal jantung berdasarkan diagnosis dan gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur (0.8%), diikuti Sulawesi Tengah (0.7%), sementara Sulawesi Selatan dan Papua sebesar 0.5% (Riskesdas 2013).

Manifestasi klinis dari gagal jantung adalah orthopnea dan nocturnal dyspnea, anoreksia, mual, sakit perut dan kepenuhan, edema pulmoner akut, dan nokturia. Kebanyakan dari manifestasi klinik HF sedang hingga berat diakibatkan oleh retensi cairan yang menyebabkan ekspansi volume dan gejala kongestif. 

Gagal jantung dikategorikan menjadi dua kelompok, pertama gagal jantung dengan EF (Ejection Fraction) menurun atau biasa disebut systolic failure dan gagal jantung dengan EF (Ejection Fraction) normal yang biasa disebut diastolic failure. Aktivasi neurohormonal berkepanjangan mengakibatkan perubahan transkripsi dan paska-transkipsi pada gen dan protein yang mengatur eksitasi-kontraksi dan interaksi cross-bridge. Secara bersamaan, perubahan ini mengganggu kemampuan myosit untuk berkontraksi dan kemudian berperan terhadap penurunan fungsi sistolik LV (Left Ventrikel) yang menurun yang diamati pada pasien HF kategori systolic failure.

Pada gagal jantung kategori diastolic failure, relaksasi myokard merupakan proses yang bergantung pada ATP, sehingga yang terjadi kemudian adalah penurunan konsentrasi ATP, seperti yang terjadi pada iskemia. Proses ini mengakibatkan perlambatan relaksasi myocard. Kemungkinan lainnya, jika pengisian LV (Left Ventrikel) tertunda karena komplians LV menurunan (mis. akibat hypertrophy atau fibrosis), tekanan pengisian LV akan tetap meningkat pada akhir diastole. Peningkatan heart rate akan menyebabkan pemendekan waktu pengisian diastolic, dimana akan mengakibatkan peningkatan tekanan pengisian pada LV, terutama pada ventrikel noncomplians. Peningkatan tekanan pengisian pada akhir diastolic LV mengakibatkan peningkatan tekanan kapiler pulmoner, dimana berperan terhadap terjadinya dyspnea yang dialami oleh pasien dengan disfungsi diastolic. Lebih penting lagi, disfungsi diastolic dapat terjadi sendiri atau berkombinasi dengan disfungsi sistolik pada pasien HF (Mubarak 2006).

Page 2: Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

KASUS: GAGAL JANTUNG

Tn I 64 tahun, seorang pensiunan datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari SMRS. Os juga merasakan kaki bengkak (edema) sejak 3 minggu terakhir. Sesak Os semakin memberat apabila Os naik tangga atau jalan agak jauh (dyspnea de effort). Os juga tidak dapat tidur berbaring, sehingga kalau tidur harus disanggah oleh bantal (orthopnea). Sesak nafas dan batuk yang dialami Os menyebabkan Os sulit tidur dan sering bangun pada malam hari (nocturnal dyspnea). Os juga merasakan perut semakin membesar. Perut Os merasa begah dan tidak dapat makan banyak. Os memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol sejak 20 tahun yang lalu. Os memiliki nafsu makan yang berkurang, dan Os suka makan makanan asin. Os mendapatkan obat furosamide dan captopril.

Pemeriksaan fisikTampak kurus, BB 49 kg, TB 165 cm. Tekanan darah 160/90 mmHg. Nadi : 100 x/menit. Nafas 28 x/menit. Suhu 37oC.Leher : JVP meningkat (jugular venous return). Paru : ronkhi basah halus (+) di kedua basal paru, wheezing (-). Jantung : kardiomegali, denyut irregular. Abdomen : hepatomegali, asites (+) ringan. Ekstrimitas bawah : edema ++ dan terasa dingin

Laboratorium/penunjangRontgen : efusi pleura dextra sinistra dan kardiomegaliEKG : takikardia, hipertrofi ventrikel, infark miokard lamaNilai lab: K 3.2 mEq/L, albumin 3.0 g/dLDiagnosis : heart failure dengan cardiac cachexiaRencana Terapi : dilakukan diuretik dan balans cairan negatif.

Page 3: Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan definisi dari gagal jantung?Jawab:

Menurut Riskesdas (2013), gagal jantung/payah jantung (fungsi jantung lemah) adalah ketidakmampuan jantung memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh yang ditandai dengan sesak nafas pada saat beraktifitas dan/atau saat tidur terlentang tanpa bantal, dan/atau tungkai bawah membengkak. Kondisi tersebut didefinisikan sebagai penyakit gagal jantung jika pernah didiagnosis menderita penyakit gagal jantung (decompensatio cordis) oleh dokter atau belum pernah didiagnosis menderita penyakit gagal jantung tetapi mengalami gejala/riwayat: sesak napas pada saat aktifitas dan sesak napas saat tidur terlentang tanpa bantal dan kapasitas aktivitas fisik menurun/mudah lelah dan tungkai bawah bengkak.

2. Apa penyebab dan faktor resiko dari penyakit gagal jantung? Pada pasien ini, apa penyebab dan faktor resikonya?Jawab:

Gagal jantung atau sering disebut juga sebagai gagal jantung kongestif terjadi karena otot jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya atau dapat juga terjadi karena kegagalan pengisian darah pada jantung. Kondisi-kondisi pada jantung yang dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung diantaranya adalah adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner atau sering disebut sebagai penyakit jantung coroner (PJK), dapat juga disebabkan karena tekanan darah tinggi yang lama atau hipertensi yang menyebabkan otot-otot jantung terlalu kaku sehingga menggangu pengisian darah ke jantung sehingga pemompaan tidak efisien. Penyebab yang lain adalah adanya kondisi patologis pada jantung yang lain seperti kelainan pada katup jantung, penyakit jantung bawaan, kelainan irama pada jantung dan lain-lain (Widiawanto 2014).

Faktor penyebab gagal jantung pada Os adalah hipertensi. Darah dipompa dari jantung dengan tekanna yang lebih tinggi dari normal untuk dapat melawan tekanan di pembuluhj darah arteri perifer. Hal ini menyebabkan pembuluh darah arteri mengalami peningkatan tekanan karena adanya proses aterosklrrosis dan jantung berkerja lebih keras untuk memopa darah. Selain itu, penyebab lain gagal jantung Os adalah kardiomiopati. Kardiomiopati mengakibatkan kerusakan otot jantung secara langsung yang menyebabkan otot jantung mengalami perubahan struktural sehingga fungsinya terganggu. Faktor resiko terjadinya gagal jantung adalah dislipidemia.

3. Jelaskan proses perjalanan penyakit (clinical progress) dari gaagl jantung?Jawab:

Gagal jantung bermula setelah kejadian penanda menghasilkan penurunan awal pada kapasitas pompa jantung. Akibat terjadinya penurunan kapasitas ini, berbagai mekanisme kompensasi terjadi,

Page 4: Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

termasuk sistem saraf adrenergic, sistem renin-angiotensin-aldosteron, dan sistem sitokin. Dalam jangka pendek, sistem ini dapat mengembalikan fungsi kardiovaskuler ke derajat homeostatik yang normal dan menyebabkan tidak adanya gejala pada pasien (asimptomatis). Namun, seiring dengan waktu aktivasi sistem kompensasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan organ dalam ventrikel, disertai dengan remodelling pada ventrikel kiri yang memburuk, dan pada akhirnya dekompensasi kardiak.

4. Jelaskan apa penyebab cardiac cahexia dan cara pencegahannya!Jawab:

Ditandai berat badan dan cachexia (dengan gagal jantung kronis parah). Pada kasus HF kronis yang berat, dapat ditandai dengan penurunan berat badan dan cachexia yang bermakna. Walaupun mekanisme dari cachexia pada HF tidak diketahui, sepertinya melibatkan banyak faktor dan termasuk peningkatan resting metabolic rate; anorexia, nausea, dan muntah akibat hepatomegali kongestif dan perasaan penuh pada perut; peningkatan konsentrasi sitokin yang bersirkulasi seperti TNF, dan gangguan absorbsi intestinal akibat kongesti pada vena di usus. Jika ditemukan, cachexia menandakan prognosis keseluruhan yang buruk (Mubarak 2006).

Pada penyakit jantung bawaan yang sudah sampai tahap gagal jantung kongestif, akan terjadi ‘cardiac cachexia’, yaitu suatu keadaan dimana pasien mengalami kehilangan berat badan lebih dari 7,5% dari berat normal sebelum yang di amati selama lebih dari 6 bulan. Diagnosa pada pasien ini hanya dapat di nilai dengan mengukur berat badannya dalam keadaan tidak terjadi edema.d Pertumbuhan ‘cardiac cachexia’ ini terjadi karena gangguan neuroendokrin dan metabolic yang multifaktorial dan ketidakseimbangan kompleks pada sistem tubuh yang berbeda (Steinborn et al. 2003).

5. Apa yang dimaksud dengan fluid overload syndrome?Jawab:

Peningkatan tekanan kapiler paru dan edema paru dapat terjadi pada penderita dengan kelebihan cairan intravaskular dengan ukuran jantung normal. Ekspansi volume intravaskular tidak perlu terlalu besar untuk terjadinya kongesti vena, karena vasokontriksi sistemik dapat menyebabkan pergeseran volume darah ke dalam sirkulasi sentral. Sindrom kongesti vena (fluid overload) ini sering terjadi pada penderita dengan trauma yang luas, yang mendapat cairan dalam jumlah besar untuk menopang sirkulasi. Pada fase penyembuhan, terjadilah edema paru. Keadaan ini sering dikacaukan dengan gagal jantung kiri atau ARDS (acute respiratory distress syndrome).

6. Mengapa pada pasien gagal jantung harus balans negatif dan retriksi cairan serta diet rendah garam?Jawab:

Page 5: Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

Pedoman praktis untuk pasien gagal jantung juga mendemonstrasikan untuk restriksi diet sodium. Pembatasan konsumsi sodium 2-3 gram per hari direkomendasikan, berdasarkan konsensus ahli, untuk pasien gagal jantung simtomatis dengan terapi medis optimal termasuk diuretik. Diet tinggi sodium dikaitkan dengan keluaran pada populasi sehat, termasuk insiden hipertensi dan terkait dengan keluaran stroke dan gagal jantung. The Dietary Reference Intake merekomendasikan sodium untuk dewasa sehat ( usia 14-50 tahun ) yaitu 1.5 gram/ hari dan intake terbanyak yang masih bisa ditoleransi sebesar 2.3 gram/ hari.

Pemantauan berat badan harian merupakan bagian yang penting dari manajemen diri- sendiri. Pasien harus mengukur berat badan harian, pada jam dan alat ukur yang sama, dan merespon apabila terdapat penambahan berat badan mendadak >2 kilogram dalam 3 hari. Tidak disarankan adanya restriksi cairan rutin pada pasien stabil dengan gagal jantung ringan hingga sedang. Restriksi cairan sebesar 1,5-2 liter/hari dapat dipertimbangkan pada pasien dengan gejala berat. Dari literatur disebutkan bahwa kepatuhan terhadap pemantauan berat badan ≥6 dari 7 hari akan menurunkan angka hospitalisasi dan kunjungan ke bagian emergensi terkait gagal jantung (sadiati 2010).

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hipertensi heart disease?Jawab:

Hipertensi heart disease adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 MmHg dan tekanan diastolik 90 MmHg sehingga meningkatnya tekanan darah menuju jantung. Meningkatnya tekanan darah menuju jantung merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi heart disease adalah risiko merbiditas dan mertalitas prematur, yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik menuju jantung. Hypertensi heart disease merujuk ke kondisi yang berkembang sebagai akibat dari hipertensi, dimana sepuluh persen dari individu-individu dengan hipertensi kronis yang telah mengalami pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy) dengan tujuh kali lipat dari sifat mudah kena sakit dan resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive, gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan serangan jantung (myocardial/ infarction) (Adnil 2003).

8. Jelaskan mengenai framingham heart study? Dan apa kesimpulan dari penelitian tersebut?Jawab:

Kriteria Framingham adalah suatu kriteria untuk mendiagnosis Congestive Heart Failure(CHF) yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan gagal jantung kongestif. Kriteria ini dibuat pada tahun 1993 oleh grup penelitiFramingham Heart Study dan masih digunakan hingga sekarang oleh seluruh tenaga kesehatan diseluruh dunia.

Page 6: Gagal Jantung - Gambaran Umum Kasus

Diagnosis CHF ditegakan dengan kriteria Framingham jika terdapat minimal 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor. 

DAFTAR PUSTAKA

Widiawanto N. 2014. Gejala dan Penyebab Gagal Jantung. [Makalah]. Surabaya (ID): Universitas Airlangga

[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Sadiati AI. 2010. Home Monitoring for Heart Failur Management. Surabaya (ID): Universitas Airlanga.Mubarak H. 2006. Harrison’s Principles of Internal Medicine Edision 17. JakartaAdnil B. 2003. Penyakit Jantung Hipertensif, Buku Ajar Kardiologi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Steinborn W, Anker S. Cardiac Cachexia: Pathophysiology and Clinical

Implications. Basic Appl Myol 13 (4). 2003. h: 191-201.