Gagal Ginjal Akut Pada Wanita 40 Tahun
-
Upload
richard-simak -
Category
Documents
-
view
36 -
download
8
description
Transcript of Gagal Ginjal Akut Pada Wanita 40 Tahun
Gagal Ginjal Akut pada Wanita 40 Tahun
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Richard Simak
102011051
Pendahuluan
Berbagai penyakit yang bersifat akut memerlukan penanganan segera yang tepat, begitu pula
dengan penyakit pada ginjal yang salah satunya adalah gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut
sendiri memiliki definisi sebagai penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu berupa
kenaikan kadar kreatinin serum > 0.3 mg/dl, presentasi kenaikan kreatinin serum > 50% (1.5
kali kenaikan dari nilai dasar), atau pengurangan produksi urin (oliguria yang tercatat < 0.5
ml/kg/jam dalam waktu lebih dari 6 jam) 1. Dari skenario 3 diketahui bahwa seorang wanita
40 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan utama kedua kaki bengkak sejak 5 hari yang
lalu dan sejak 3 hari yang lalu pasien mengeluh BAK kemerahan, frekuensi BAK dan jumlah
urin berkurang. Dari skenario tersebut telah disusun hipotesis bahwa wanita tersebut
menderita gagal ginjal akut.
Isi
Gagal Ginjal Akut
Anamnesis
Anamnesis hendaknya ditujukan untuk mengetahui lamanya keluhan, adanya penyakit
penyerta atau yang mendahului, ada tidaknya truma yang baru terjadi, obat yang digunakan,
atau paparan terhadap bahan toksik. Anamnesis yang teliti juga dapat membantu dalam
menentukan penyebab gagal ginjal, seperti menanyakan apakah ada muntah, diare dan
demam menandakan adanya dehidrasi.2
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah inspeksi, palpasi, dan perkusi abdomen dan
bagian yang dikeluhkan, terutama palpasi masing-masing ginjal dan periksa dengan
melakukan perkusi pada sudut kostovertebral, selain itu dilakukan pula pemeriksaan asites
dan pemeriksaan tekan pada udem. 2
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium harus mencakup elektrolit serum, BUN, kreatinin serum, kalsium,
fosfor, dan asam urat. Kemudian Pemeriksaan penunjang lain yang penting adalah
pemeriksan USG ginjal untuk menentukan ukuran ginjal dan untuk mengenali batu dan
hidronefrosis, bila perlu lakukan biopsy ginjal sebelum terapi akut dilakukan pada pasien
dengan GGA yang etiologinya tidak diketahui. Angiografi (pemeriksaan rontgen pada arteri
dan vena) dilakukan jika diduga penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh darah.
Pemeriksaan lainnya yang bisa membantu adalah CT scan dan MRI. Jika pemeriksaan
tersebut tidak dapat menunjukkan penyebab dari gagal ginjal akut, maka dilakukan biopsi
(pengambilan jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis) misalnya pada nekrosis tubular akut.
Perlu diingat pada angiografi,dengan menggunakan medium kontras dapat menimbulkan
komplikasi klinis yang ditandai dengan peningkatan absolute konsentrasi kreatinin serum
setidaknya 0,5 mg/dl (44,2 μmol/l) atau dengan peningkatan relative setidaknya 25 % dari
nilai dasar1. Pada wanita tersebut di dapat kadar kreatinin 6mg/dl, kadar ureum 150 mg/dl,
dan ditemukan silinder eritrosit 2-3 per lapang pandang.
Gejala klinis
Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara
lain, mata sembab, edema tungkai, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam,
oliguria, kencing merah atau darah (hematuria).
Epidemiologi
Gagal ginjal akut lebih sering terjadi tetapi insidennya tergantung dari defenisi yang
digunakan dan dalam penelitian populasi. Dalam suatu penelitian di Amerika, terdapat 172
kasus gagal ginjal akut berat (konsentrasi serum kreatinin lebih dari 500 mikromol/L) dalam
per juta orang dewasa setiap tahun, dengan 22 kasus per juta yang mendapat dialysis akut.
Gagal ginjal akut lebih sering terjadi pada umur tua. Gagal ginjal akut prerenal dan nekrosis
tubular akut iskemik terjadi bersamaan sekitar 75% pada kasus gagal ginjal akut.
Etiologi
Penyebab gagal ginjal akut secara garis besar dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pre-renal (gagal
ginjal sirkulatorik), renal (gagal ginjal intrinsik), dan post-renal (uropati obstruksi akut). 1,3
Penyebab gagal ginjal pre-renal adalah hipoperfusi ginjal, ini disebabkan oleh1,3:
Hipovolemia, penyebab hipovolemi misalnya pada perdarahan, luka bakar,
diare, asupan kurang, pemakaian diuretic yang berlebihan.
Penurunan curah jantung pada gagal jantung kongestif, infark miokardium.
Vasodilatasi perifer terjadi pada syok septik, anafilaksis dan cedera, dan
pemberian obat antihipertensi.
Gangguan pada pembuluh darah ginjal, terjadi pada proses pembedahan,
penggunaan obat anastesi, obat penghambat prostaglandin, sindrom hepato-
renal, obstruksi pembuluh darah ginjal, disebabkan karena adanya stenosis arteri
ginjal,embolisme, trombosis, dan vaskulitis.
Pada wanita hamil disebabkan oleh perlengketan plasenta dan perdarahan
postpartum yang biasanya terjadi pada trimester 3.
Penyebab gagal ginjal post-renal dibagi menjadi dua yaitu terjadinya1,3 :
Sumbatan ureter yang terjadi pada fibrosis atau tumor retroperitoneal, striktura
bilateral pascaoperasi atau radiasi, batu ureter bilateral, nekrosis papiler lateral,
dan bola jamur bilateral.
Sumbatan uretra, hipertrofi prostate benigna, kanker prostat, striktura ureter,
kanker kandung kemih, kanker serviks, dan kandung kemih “neurogenik”.
Penyebab gagal ginjal renal (gagal ginjal intrinsik) disebabkan oleh1,3 :
Kelainan pembuluh darah ginjal, terjadi pada hipertensi maligna, emboli
kolesterol, vaskulitis, trombositopenia trombotik, sindrom uremia hemolitik.
Penyakit pada glomerolus, terjadi pada pascainfeksi akut, glomerulonefritis,
proliferatif difus dan progresif, lupus eritematosus sistemik, endokarditis
infektif, dan vaskulitis.
Nekrosis tubulus akut akibat iskemia, zat nefrotksik (aminoglikosida,
sefalosporin, siklosporin, amfoterisin B, aziklovir, pentamidin, obat kemoterapi,
zat warna kontras radiografik, logam berat, hidrokarbon, anaestetik),
Patofisiologi
Unit kerja fungsional ginjal disebut sebagai nefron. Setiap nefron terdiri dari kapsula
Bowman yang mengitari kapiler glomerolus, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle,
dan tubulus kontortus distal yang mengosongkan diri ke duktus pengumpul. Dalam keadaan
normal aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerolus relatif konstan yang diatur oleh suatu
mekanisme yang disebut otoregulasi.
Selain itu norepinefrin, angiotensin II, dan hormon lain juga dapat mempengaruhi
autoregulasi. Pada gagal ginjal pre-renal yang utama disebabkan oleh hipoperfusi ginjal. Pada
keadaan hipovolemi akan terjadi penurunan tekanan darah, yang akan mengaktivasi
baroreseptor kardiovaskular yang selanjutnya mengaktifasi sistim saraf simpatis, sistim
rennin-angiotensin serta merangsang pelepasan vasopressin, yang merupakan mekanisme
tubuh untuk mempertahankan tekanan darah dan curah jantung serta perfusi serebral. Pada
keadaan ini mekanisme otoregulasi ginjal akan mempertahankan aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerulus (LFG) dengan vasodilatasi arteriol afferent yang dipengaruhi oleh reflek
miogenik, prostaglandin dan nitric oxide (NO), serta vasokonstriksi arteriol afferent yang
terutama dipengaruhi oleh angiotensin-II dan ET-1. Pada hipoperfusi ginjal yang berat
(tekanan arteri rata-rata < 70 mmHg) serta berlangsung dalam jangka waktu lama, maka
mekanisme otoregulasi tersebut akan terganggu dimana arteriol afferent mengalami
vasokonstriksi, terjadi kontraksi mesangial dan penigkatan reabsorbsi natrium dan air.
Keadaan ini disebut prerenal atau gagal ginjal akut fungsional dimana belum terjadi
kerusakan struktural dari ginjal.4
Penanganan terhadap hipoperfusi ini akan memperbaiki homeostasis intrarenal menjadi
normal kembali. Otoregulasi ginjal bisa dipengaruhi oleh berbagai macam obat seperti ACEI,
NSAID terutama pada pasien – pasien berusia di atas 60 tahun dengan kadar serum kreatinin
2 mg/dL sehingga dapat terjadi GGA pre-renal. Proses ini lebih mudah terjadi pada kondisi
hiponatremi, hipotensi, penggunaan diuretic, sirosis hati dan gagal jantung. Perlu diingat
bahwa pada pasien usia lanjut dapat timbul keadaan – keadaan yang merupakan resiko GGA
pre-renal seperti penyempitan pembuluh darah ginjal (penyakit renovaskuler), penyakit ginjal
polikistik, dan nefrosklerosis intrarenal. Sebuah penelitian terhadap tikus yaitu gagal ginjal
ginjal akut prerenal akan terjadi 24 jam setelah ditutupnya arteri renalis.4
Gagal ginjal post-renal, GGA post-renal merupakan 10% dari keseluruhan GGA. GGA post-
renal disebabkan oleh obstruksi intra-renal dan ekstrarenal. Obstruksi intrarenal terjadi karena
deposisi kristal (urat, oksalat, sulfonamide) dan protein ( mioglobin, hemoglobin). Obstruksi
ekstrarenal dapat terjadi pada pelvis ureter oleh obstruksi intrinsic (tumor, batu, nekrosis
papilla) dan ekstrinsik ( keganasan pada pelvis dan retroperitoneal, fibrosis) serta pada
kandung kemih (batu, tumor, hipertrofi/ keganasan prostate) dan uretra (striktura). GGA post-
renal terjadi bila obstruksi akut terjadi pada uretra, buli – buli dan ureter bilateral, atau
obstruksi pada ureter unilateral dimana ginjal satunya tidak berfungsi.
Pada fase awal dari obstruksi total ureter yang akut terjadi peningkatan aliran darah ginjal dan
peningkatan tekanan pelvis ginjal dimana hal ini disebabkan oleh prostaglandin-E2. Pada fase
ke-2, setelah 1,5-2 jam, terjadi penurunan aliran darah ginjal dibawah normal akibat pengaruh
tromboxane-A2 dan A-II. Tekanan pelvis ginjal tetap meningkat tetapi setelah 5 jam mulai
menetap. Fase ke-3 atau fase kronik, ditandai oleh aliran ginjal yang makin menurun dan
penurunan tekanan pelvis ginjal ke normal dalam beberapa minggu. Aliran darah ginjal
setelah 24 jam adalah 50% dari normal dan setelah 2 minggu tinggal 20% dari normal. Pada
fase ini mulai terjadi pengeluaran mediator inflamasi dan faktor-faktor pertumbuhan yang
menyebabkan fibrosis interstisial ginjal.4
Tabel 1: Kriteria Rifle
Penatalaksanaan
Tujuan utama dari pengelolaan gagal ginjal akut adalah mencegah terjadinya kerusakan
ginjal, mempertahankan hemostasis, melakukan resusitasi, mencegah komplikasi metabolik
dan infeksi, serta mempertahankan pasien tetap hidup sampai faal ginjalnya sembuh secara
spontan. Penatalaksanaan gagal ginjal meliputi, perbaikan faktor prerenal dan post renal,
evaluasi pengobatan yang telah diberikan pada pasien, mengoptimalkan curah jantung dan
aliran darah ke ginjal, mengevaluasi jumlah urin, mengobati komplikasi akut pada gagal
ginjal, asupan nutrisi yang kuat, atasi infeksi, perawatan menyeluruh yang baik, memulai
terapi dialisis sebelum timbul komplikasi, dan pemberian obat sesuai dengan GFR.1
Status volume pasien harus ditentukan dan dioptimalkan dengan pemantauan berat badan
pasien serta asupan dan keluaran cairan setiap hari. Pada pasien dengan kelebihan volume,
keseimbangan cairan dapat dipertahankan dengan menggunakan diuretika Furosemid sampai
dengan 400 mg/hari. Dosis obat harus disesuaikan dengan tingkat fungsi ginjal, obat-obat
yang mengandung magnesium (laksatif dan anatasida) harus dihentikan. Antibiotik bisa
diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi. Untuk dukungan gizi yang optimal pada
GGA, penderita dianjurkan menjalani diet kaya karbohidrat serta rendah protein,natrium dan
kalium.1
Terapi khusus gagal ginjal akut
Dialisis diindikasikan pada GGA untuk mengobati gejala uremia, kelebihan volume,
asidemia, hiperkalemia, perikarditis uremia, dan hipoinatremia. Indikasi dilakukannya dialisa
adalah :
Oligouria : produksi urine < 200 ml dalam 12 jam
Anuria : produksi urine < 50 ml dalam 12 jam
Hiperkalemia : kadar potassium >6,5 mmol/L
Asidemia : pH < 7,0
Azotemia : kadar urea > 30 mmol/L
Ensefalopati uremikum
Neuropati/miopati uremikum
Perikarditis uremikum
Natrium abnormalitas plasma : Konsentrasi > 155 mmol/L atau < 120 mmol/L
Hipertermia
Keracunan obat
Gagal ginjal akut post-renal memerlukan tindakan cepat bersama dengan ahli urologi
misalnya tindakan nefrostomi, mengatasi infeksi saluran kemih dan menghilangkan sumbatan
yang dapat disebabkan oleh batu, striktur uretra atau pembesaran prostate.5
Komplikasi Pengobatan
Kelebihan volume intravaskuler
Hiponatremia
Hiperkalemia
Asidosis metabolic
Hiperfosfatemia
Hipokalsemia
Nutrisi
Batasi garam (1-2 g/hari) dan air (< 1L/hari)
Furosemid, ultrafiltrasi atau dialysis
Batasi asupan air (< 1 L/hari), hindari infuse larutan
hipotonik.
Batasi asupan diit K (<40 mmol/hari), hindari
diuretic hemat kalium
Natrium bikarbonat ( upayakan bikarbonat serum >
15 mmol/L, pH >7.2 )
Batasi asupan diit fosfat (<800 mg/hari)
Obat pengikat fosfat (kalsium asetat, kalsium
karbonat)
Kalsium karbonat; kalsium glukonat ( 10-20 ml
larutan 10% )
Batasi asupan protein (0,8-1 g/kgBB/hari) jika tidak
dalam kondisi katabolic
Karbohidrat 100 g/hari
Nutrisi enteral atau parenteral, jika perjalanan klinik
lama atau katabolik
Differential Diagnosis
Gagal ginjal kronis1,6
Merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.
Tabel 2. Pengobatan suportif pada gagal ginjal akut1
Kriteria gagal ginjal kronis adalah sebagai berikut:
1. Kerusakan ginjal (renal demage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR), dengan manifestasi :- Kelainan patologis- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam kompisisi darah atau
urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging test)2. Laju filtrasi glomerulus (GFR) kurang dari 60ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan,
dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi :
Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid Memperlambat pemburukan fungsi ginjal Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal
Syndrome nefritik akut 1,4
Gejala mendadak : gross/mikroskopik hematuria, proteinuria, GFR menurun, oliguria, retensi garam dan air, edema, hipertensi
Sedangkan tanda khas berupa hematuria dan proteinuria ringan-sedang Didahului adanya faringitis streptokokus atau impetigo 7-21 hari sebelumnya.
Pencegahan
Inti dari pencegahan gagal ginjal akut adalah dengan menjaga homeostasis, mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit, mengevaluasi status nutrisi, dan mengevaluasi obat-obat
yang digunakan. Gagal ginjal akut dapat dicegah pada beberapa keadaan misalnya
penggunaan zat kontras yang dapat menyebabkan nefropati kontras. Pencegahan nefropati
akibat zat kontras adalah menjaga hidrasi yang baik.1
Prognosis
Mortalitas akibat GGA bergantung keadaan klinik dan derajat gagal ginjal. Perlu diperhatikan
faktor usia, makin tua makin jelek prognosanya, adanya infeksi yang menyertai, perdarahan
gastrointestinal, penyebab yang berat akan memperburuk prognosa. Penyebab kematian
tersering adalah infeksi (30-50%), perdarahan terutama saluran cerna (10-20%), jantung (10-
20%), gagal nafas (15%), dan gagal multiorgan dengan kombinasi hipotensi, septikemia, dan
sebagainya. Pasien dengan GGA yang menjalani dialysis angka kematiannya sebesar 50-
60%, karena itu pencegahan, diagnosis dini, dan terapi dini perlu ditekankan.
Kesimpulan
Gagal ginjal akut yang memiliki definisi penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam atau pengurangan produksi urin memiliki nilai mortalitas yang tinggi yaitu 50%, walaupun telah diberikan terapi angka kematian tetap tinggi. Dari gejala-gejala dan hasil pemeriksaan, maka diambil kesimpulan bahwa wanita tersebut menderita gagal ginjal akut.
Daftar Pustaka
1. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, K Simadibrata Marcellus, Setiati Siti.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed. Jakarta : Interna Publishing;2010.h.1041-8
2. Bickley S. Lynn. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates 5 th edition.
. Jakarta : EGC;2008
3. Davey P.At a glance medicine.Jakarta : Penerbit Erlangga;2006.h.129
4. Price A. Sylvia, Wilson M. Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses penyakit
6th ed. Jakarta : EGC;2006.h.992-9
5. Departemen farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran Universitas Indonesia.
Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007
6. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y.Klien gangguan ginjal : seri asuhan keperawatan.
Jakarta : EGC.2005.h.124-5