Gadai Syari'Ah

download Gadai Syari'Ah

of 22

Transcript of Gadai Syari'Ah

GADAI SYARIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan syariah non Bank

Oleh: Vittri susanti M. Ainul fuady : C02208052 : C02208060

Dosen Pembimbing : Sirojul arifin Sag,SS,M.Ei

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH MUAMALAH SURABAYA 2011 KATA PENGANTAR

1

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Syukur alhamdulillah senantiasa terhaturkan kehadirat Allah SWT.atas limpahan rahmat, taufik serta hidayat-Nya, sehingga makalah kami yang berjudul "gadai syariah" dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kejunjungan kita Baginda Rasulullah SAW, karena beliaulah merupakan pencerah bagi semua umat. Makalah ini sengaja penyusun rangkai sebagai bentuk apresiasi dalam mengemban tugas mata kuliah lembaga keuangan syariah non bank. Sebagai bentuk keseriusan dan rasa keingintahuan penyusun dalam penulisan makalah ini, penyusun menyertakan beberapa referensi yang mendukung kefalidan isi makalah. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, meskipun sudah diupayakan semaksimal mungkin. Oleh karena itu kritik dan saran yang besifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah yang akan penyusun tulis dikemudian hari.

Surabaya, 2010

13 Desember

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................ii BAB I : PENDAHULUAN.................................................................4 A. Latar Belakang..............................................4 B. Rumusan Masalah........................................5

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................6 A. Pengertian ..............................................6 B. Prinsip ....................................................6 C. Aplikasi....................................................7 D. Jenis produk............................................7 E. Mekanisme operasional..........................9 F. Pengembangannya.............................................. ...............12 G. Perbedaan H. Permasalahan gadai..................................................15 BAB III : PENUTUP............................................................................19 Kesimpulan..............................................................................19 gadai syariah dan gadai dalam konvensional.................13

3

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................20

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Gadai merupakan salah satu kattegori dari perjanjian utangpiutang, yang mana ii untuk suatu kepercayaan dari orang yang berpiutang,maka orang yang berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Barang jaminan tetap milik orang yang menggadaikan, tetapi dikuasai oleh penerima gadai. Namun dalam kenyataan, bahwa gadai yang ada pada saat ini , khususnya di Indonesia dalam prakteknya menunjukkan adanya beberapa hal yang dipandang berat dan dapat mengarahkan kepada suatu persoalan riba. Hal ini dapat dilihat dari praktik pelaksanaan gadai itu sendiri yang secara ketat menentukan bunga gadai, yaitu adanya tambahan sejumlah uang atau prosentase tertentu dari pokok utang pada waktu membayar utang. Hadirnya pegadaian sebagai sebuah lembaga keuangan formal di Indonesia, yang bertugas menyalurkan pembiayaan dengan bentuk pemberian uang pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan hukum gadai merupakan suatu hal yang disambut positif . Lembaga pegadaian di Indonesia dewasa ini ternyata dalam prakteknya belum dapat terlepas dari berbagai persoalan. Apabila ditinjau dari syariat islam, oleh syara, diantaranya yaitu masih terdapatnya unsure riba, qimar (spekulasi), ghoror (ketidak pastian)yang cenderung merugikan salah satu

pihak. Adanya unsur-unsur tersebut dalam aktivitas perjanjian gadai, akan banyak mendatangkan kemadhorotan dari pada kemaslahatan.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Pengertian dari gadai syariah? 2. Bagaimana Prinsip operasional, aplikasi, jenis produk gadai syariah? 3. Bagaimana mekanisme operasional dan pengembangan gadai syariah?

5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Menurut bahasanya (dalam bahasa arab) rahn adalah : tetap dan lestari ,seperti AL- Habsu , artinya penahanan . Adapun dalam pengertian syara , ia berarti : Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara sebagai jaminan hutang ,hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Demikian menurut ulama. Apabila seseorang ingin berhutang kepada orang lain , ia menjadikan barang miliknya baik barang berupa ternak berada di bawah kekuasaannya (pemberi pinjaman) sampai ia melunasi hutangnya. Demikian yang dimaksudkan gadai menurut sayara. Disyariatkan untuk sahnya gadai sebagai berikut: 1.Berakal 2.Baligh 3.Bahwa barang yang dijadikan jaminan itu ada pada saat akad sekalipun tidak satu jenis 4.Bahwa barang tersebut di pegang oleh orang yang menerima gadaian yang didefinisikan para

atau wakilnya.1 B. Prinsip Operasional Gadai Syariah Dalam operasionalnya pegadaian syariah mengandalkan dan menjalankan 4 (empat) prinsip kerja sebagai berikut: 1. Proses cepat Nasabah dapat memperoleh pinjaman yang hanya membutuhkan waktu singkat. Proses administrasi dan penaksiran dilaksanakan dalam waktu 15 menit. Selanjutnya nasabah dapat memperoleh dana cair tidak lebih dari 1 jam. 2. Mudah caranya Untuk mendapatkan pinjaman , nasabah cukup membawa barang yang akan digadaikan dengan melampirkan bukti kepemilikan bila diperlukan serta melampirkan bukti kepemilikan identitas ke kantor pegadaian syariah 3. Jaminan keamanan atas barang Pegadaian syariah juga memberikan jaminan keamanan atas barang yang diserahkan dengan standar keamanan yang telah teruji.2 C. Aplikasi gadai syariah Beberapa bank umum syariah yang ada di Indonesia pun telah terjun di pasar pegadaian dengan menjalankan prinsip syariah. Ada bank syariah yang bekerja sama dengan Perum Pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai Syariah di beberapa bank umum syariah lainnya menjalankan kegiatan pegadaian syariah sendiri . Pada perbankan syariah , aplikasi gadai digunakan : 1. Sebagai tambahan , yaitu digunakan sebagai akad tambahan pada pembiyaan yang beresiko dan memerlukan jaminan tambahan.1 Sayyid sabiq, fikih sunnah, bandung: PT al- maarif, 1998 2 Zainuddin ali , hukum gadai syariah,Jakarta: sinar grafika,2008

7

2.Sebagai produk yaitu sebagai alternative dari pegadaian konvensional di mana dalam gadai syariah nasabah tidak dibebani bunga tetap , melainkan hanya dikenakan biaya penitipan , pemeliharaan , penjagaan , serta penaksiran.3 D. Jenis produk dalam gadai syariah 1. Produk Gadai (Ar- rahn) Produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip- prinsip syariah, dimana anasabah hanya dibebani biaya adsminitrasi dan biaya jasa simpan dan pemeliaharaan barang jaminan (ijarah). suatu perjanjian untuk menahan sesuatu barang sebagai jaminan atau tanggungan utang. Kata rahn secara etimologi berarti tetap,berlangsungdan menahan. maka dari segi bahasa rahn bisa diartikan sebagai menahan sesuatu dengan tetap. Ar-Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Rahn merupakan suatu akad utang piutang dengan menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara sebagai jaminan, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil utang 2. ARRUM (Ar- rahn untuk usaha mikro kecil) Merupakan pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil, untuk pengembangan usaha dengan berprinsip syariah. Produk ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1. Persyaratan yang mudah, proses cepat (kurang lebih 3 hari), serta biaya- biaya kompetitf dan relatif murah. 2. Jangka waktu pembiayaan yang fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan,3 Sholahuddin , lembaga ekonomi dan keuangan islam,Surakarta:muhammadiyah

university,2006

hingga 36 bulan. 3. Jaminan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil / motor) sehingga fisik kendaraan tetap berada ditangan nasabah untuk kebutuhan operasional nasabah. 4. Nilai pembiayaan dapat mencapai hingga 70 % dari taksiran agunan. 5. Pelunasan dilakukan secara angsuran tiap bulan dengan jumlah tetap. 6. Pelunasan ijarah Dalam gadai syariah memakai akad ijarah karena akad ijarah merupakan suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Yang maksudnya menjual manfaat suatu benda dari benda itu sendiri bukan menjual barangnya.4 Jadi dengan demikian , dalam akad ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.5 Dalam perjanjian ijarah atau leasing yang dikenal dalam sistem keuangan yang tradisional,pada akhir perjanjian ijarah barang yang disewa itu kembali kepada pihak yang menyewakan barang.6 Ijarah atau leasing adalah pemberian kesempatan kepada penyewa untuk mengambil kemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama dan para cendikiawan fiqh islam membagi lagi ijarah dalam dua jenis yaitu4 Helmi karim, fiqih muamalah Jakarta: PT Raja grafindo persada,1993 5 Adiwarman , bank islam analisis fiqih dan keuangan Jakarta :PT Raja Grafindo Persada,2004 6 Sutan remy sjahdeini, Perbankan Islam Dan kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia Jakarta :PT PustakaUtama Grafiti, 1999

sekaligus

dapat

dilakukan

sewaktu- waktu dengan pemberian diskon

9

menyewa untuk suatu jangka waktu tertentu dan menyewauntuk suatu proyek atau usaha tertentu.7 Ijarah mempunyai prinsip yaitu undangundang Sipil islam kerajaan Jordan dan Uni EmiratArab (UAE) yang mendefinisikan ijarah yaitu memberi penyewa kesempatan untuk mengambil pemanfaatan dari barang sewaan untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan yang besarnya telah disepakati bersama.8 E. Mekanisme operasional pada gadai syariah Dengan memahami konsep lembaga gadai syariah maka sebenarnya lembaga gadai syariah untuk hubungan antar pribadi sudah operasional. Setiap orang bisa melakukan perjanjian hutang piutang dengan gadai secara syariah. Pada dasarnya konsep hutang piutang secara syariah dilakukan dimana pada bentuk ini tujuan utamanya adalah memenuhi kewajiban moral sebagai jaminan sosial. 1. Jenis barang yang digadaikan a. Perhiasan. b. Alat alat rumah tangga. c. Kendaraan 2. Biaya biaya a. Biaya administrasi pinjaman Untuk transaksi pinjaman ditetapkan sebesar Rp 50,- untuk setiap kelipatan pinjaman Rp 5.000,- biaya ini hanya dikenakan 1 kali diawal perjanjian b. Jasa simpanan Besarnya tarif ditentukan oleh: 1. Nilai taksiran barang Jangka waktu ditetapkan 90 hari7 karnaen pewataatmadja,Antonio syafiI Antonio,Apa dan Bagaimana Bank Islam Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,1992s 8 Muhamad ,system dan prosedur operasional Bank Syariah Yogyakarta:catalog dalam terbitan,2000

2. Perhitungan kelipatan 5

simpanan hari.

setiap Berlaku

pembulatan ke atas (1-4 hari dengan 5 hari) Ketentuan Barang a. Perhiasan sebesar Rp 90,- per 10 hari. Total biaya dilakukan pembulatan Rp 100 terdekat (0-50 dibulatkan Rp 100,-) b. Barang elektronok alat rumah tangga biayanya sebesar Rp 95,- per 10 hari c. Kendaraan bermotor biayanya sebesar Rp 100,- Per 10 hari 3. Sistem cicilan atau perpanjangan Nasabah dapat melakukan cicilan dengan jangka waktu 4 bulan. Jika belum dapat melunasi dalam waktu tersebut, maka nasabah dapat mengajukan permohonan serta menyelesaikan biayanya. Lamanya waktu perpanjangan adalah kurang lebih 4 bulan. Jika nasabah masih belum dapat mengembalikan pinjamanya, maka pegadaian tidak dapat diambil. 4. Proses pelelangan barang gadai Pelelangan baru dapat dilakukan jika nasabah (rahin) tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Teknis harus ada pemberitahuan 5 hari sebelum tanggal penjualan. Ketentuannya : a. untuk marhun berupa emas ditetapkan margin sebesar 2 % untuk pembeli b. pihak pegadaian melakukan pelelangan terbatas c. biaya penjualan sebesar 1 % dari hasil penjualan, biaya pinjaman 4 bulan, sisanya dikembalikan ke nasabah d. sisa kelebihan yang tidak diambil selama 1 tahun akan diserahkan sdianggap 0; > 51- 100

11

ke yayasan zakat.9 Teknik Transaksi Sesuai dengan landasan konsep di atas, pada dasarnya Pegadaian Syariah berjalan di atas dua akad transaksi Syariah yaitu : 1. Akad Rahn. Rahn yang dimaksud adalah menahan harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini Pegadaian menahan barang bergerak sebagai jaminan atas utang nasabah. 2. Akad Ijarah. Yaitu akad pemindahan hak guna atas barang dan atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya sendri. Melalui akad ini dimungkinkan akad. Rukun dari akad transaksi tersebut meliputi : a. Orang yang berakad : 1) Yang berhutang (rahin) dan 2) Yang berpiutang (murtahin). b. Sighat (ijab qabul) c. Harta yang dirahnkan (marhun) d. Pinjaman (marhun bih) Adapun ketentuan atau persyaratan yang menyertai akad tersebut meliputi : 1. Akad. Akad tidak mengandung syarat fasik/bathil seperti murtahin mensyaratkan barang jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas. 2. Marhun Bih ( Pinjaman). Pinjaman merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada murtahin dan bisa dilunasi dengan barang9 http://zanikhan.multiply.com/profile

bagi

Pegadaian

untuk

menarik

sewa

atas

penyimpanan barang bergerak milik nasabah yang telah melakukan

yang dirahnkan tersebut. Serta, pinjaman itu jelas dan tertentu. 3. Marhun (barang yang dirahnkan). Marhun bisa dijual dan nilainya seimbang dengan pinjaman, memiliki nilai, jelas ukurannya, milik sah penuh dari rahin, tidak terkait dengan hak orang lain, dan bisa diserahkan baik materi maupun manfaatnya. 4. Jumlah maksimum dana rahn dan nilai likuidasi barang yang dirahnkan serta jangka waktu rahn ditetapkan dalam prosedur. 5. Rahin dibebani jasa manajemen atas barang berupa : biaya asuransi,biaya Pendanaan Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan Pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai fundernya, ke depan Pegadaian juga akan melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk memback up modal kerja10. F. Pengembangan gadai syariah Pegadaian merupakan lembaga pembiayaan / perkreditan dengan system gadai. Pegadaian modern pada awalnya berkembang di Italia yang kemudian dipraktikkan di wilayah-wilayah Eropa lainnya, seperti Inggris dan Belanda. Sistem gadai tersebut memasuki Indonesia dibawa dan dikembangkan oleh VOC. Bisnis gadai melembaga pertama kali di Indonesia sejak Gubernur jenderal VOC Van lmhoff mendirikan Bank Van10 http://www.clocklink.com/clocks/0002white.swf

penyimpanan,biaya

keamanan,

dan

biaya

pengelolaan serta administrasi.

13

Leening. Meskipun demikian diyakini bahwa praktik gadai telah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia. Pemerintah sendiri baru mendirikan lembaga gadai pertama kali di Sukabumi Jawa Barat , dengan nama Pegadaian dengan misi membantu masyarakat dari jeratan para lintah darat melalui pemberian uang pinjaman dengan hukum gadai Adapun pegadaian syariah merupakan sebuah lembaga yang relative baru di Indonesia. Konsep operasi pegadaian syariah mengacu pada system administrasi modern. Fungsi operasi pegadaian syariah dijalankan oleh kantor-kantor cabang pegadaian syariah / Unit Lyananan Gadai Syariah (ULGS). ULGS ini merupakan unit bisnis mandiri yang secara structural terpisah pengolahannya dari usaha gadai konvensional.Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan Gadai syariah. Menyusul kemudian pendirian ULGS di Surabaya, Makassar, Semarang, Surakarta, Yogyakarta di tahun yang sama hingga September 2003. Masih ditahun yang sama pula, 4 kantor cabang pegadaian di Aceh dikonversi menjadi Pegadaian Syariah.11 G. Perbedaan gadai syariah dan gadai konvensional Gadai syariah meliputi: 1. Produk Jasa Gadai Syariah a. Pemberian pinjaman, atau pembiayaan b. Penaksiran nilai harta benda c. Penitipan barang berupa sewa atau ijarah d. Gold Counter, yaitu jasa penyediaan fasilitas berupa penjualan emas 2. Pendanaan pegadaian syariah dari: a. Modal sendiri b. Penerbitan obligasi syariah11 Andri soemitra , bank dan lembaga keuangan syariah, Jakarta :kencana prenada media group, 2009

c. Mengadakan kerja sama atau syirkah dengan lembaga keuangan lainnya d. Pendanaan kegiatan operasional e. Penyaluran dana yang ada f. Investasi lain Gadai konvensional meliputi: 1. Produk konvensionala. Kredit Cepat dan Aman ( KCA )

b. Kredit Angsuran Fidusia (KREASI) c. Kredit Angsuran Sistem Gadai (KREASIDA ) d. Gadai Syariah ( RAHN )e. Kredit Tunda Juak Komoditas Pertanian

Kredit Gabah f. Jasa Taksiran g. Jasa Titipan h. Gadai Saham Untuk memenuhi kebutuhan dananya, perum pengadaian memiliki sumber-sumber yaitu: 1. Modal sendiri 2. Penyertaan modal pemerintah 3. Pinjaman jangka pendek dari perbankan 4. Pinjaman jangka panjang yang berasal dari KLBI 5. Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi Pada dasarnya jasa gadai syariah dan konvensional hampir sama, yang membedakannya hanyalah mengenai pengenaan biaya. Pada gadai konvensional, biaya adalah bunga yang bersifat akumulatif. Sedangkan perbankan syariah biaya gadai ditetapkan sekali dan dibayarkan dimuka. Jadi secara umum sudah ada dua jenis jasa pegadaian yaitu, jasa

15

gadai konvesioanl dengan pola bunga serta pembayaran bersama pokoknya dan jasa gadai syariah dengan perbedaan mendasar dalam hal pembayaran biaya. Permaslahan Syar pada Gadai Konvensional adalah adanya riba Peminjam harus memberi tambahan sejumlah uang atau prosentase tertentu dari pokok hutang atau pada waktu lain yang telah ditentukan penerima gadai atau disebut juga bunga gadai/sewa modal.12 H. Permasalahan dalam pegadaian Dalam pegadaian yang sering kita saksikan di negeri kita ini banyak yang melanggar aturan syariah. Sehingga hukumnya haram. Sebab prakteknya justru sekedar pembungaan uang atau hutang yang nyata-nyata diharamkan di dalam semua agama samawi. Misalnya seseorang menggadaikan mobilnya dan mendapatkan uang pinjaman sebesar 50 juta. Uang pinjaman ini adalah hutang yang harus dibayarkan pokok dan bunganya. Dan selama pokok pinjaman itu belum dikembalikan, bunganya tetap terus berkembang. Boleh jadi ke depannya jumlah hutangnya sudah membengkak menjadi 100 juta. Beda gadai ini dengan pinjaman uang biasa adalah pada masalah jaminan, di mana dengan digadaikannya mobil itu, pihak yang memberi pinjaman akan lebih mudah mengeluarkan uang pinjaman. Sebab harga mobil itu sudah pasti lebih mahal dari jumlah pinjaman yang diberikan. Dalam gadai secara syariah, tidak ada pembungaan uang pinjaman, melainkan biaya penitipan barang. Ketika seseorang menggadaikan mobilnya, maka dia berkewajiban untuk membayar biaya penitipan mobil itu. Dan biaya seperti itu wajar terjadi. Bukankah ketika kita memarkir mobil di sebuah mal, kita diwajibkan untuk membayar ongkos parkir untuk tiap jamnya? Maka ketika seseorang menggadaikan mobil, dia pun pada hakikatnya harus membayar biaya penitipan mobil itu. Biaya penitipan itulah yang jadi keuntungan bagi pihak yang memberi pinjaman12 http:zanikhan.multiply.com/profile

hutang. Perbedaan utama antara gadai syariah dengan gadai yang haram adalah dalam hal pengenaan bunga. Pegadaian syariah bebas dari bunga, yang ada adalah biaya penitipan barang.13 Dalam tugas pokoknya untuk mencegah praktek ijon, pegadaian gelap, praktek riba dan pinjaman tidak wajar lainnya. Sedangkan disisi lain Perum Pegadaian disamping harus memberikan pelayanan dan perlindungan yang lebih kepada konsumen dan juga dituntut untuk

mencari keuntungan serta sasaran pengguna dana lebih ditujukan untuk konsumen produktif dan konsumtif yang bersifat segera dalam melayani kebutuhan berbagai lapisan golongan masyarakat. Pelayanan dan perlindungan kepada konsumen merupakan komitmen dari pihak manajemen, mengingat konsumen adalah pihak penentu terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Pelayanan yang diberikan lebih mengarah kepada kepuasan konsumen . Sementara perlindungan konsumen maknanya jauh lebih luas disamping sebuah bentuk pelayanan tapi juga memberikan keamanan adanya asuransi kecelakaan. Namun dalam prakteknya peneliti menemukan fenomena lain yakni terkait dalam kasus ganti rugi barang jaminan baik yang diatur dalam ketentuan sebelumnya sebagaimana tertera dalam perjanjian yang tertulis pada Surat Bukti Kredit (SBK), maupun yang terbaru ( SE Direksi N0.30 Tahun 2005 ) dalam kasus ganti rugi belum dirasakan adil oleh pihak konsumen historis. Menyikapi berbagai13 http://assunnah.or.id/

dan keselamatan

barang jaminan termasuk diri pribadi konsumen sendiri seperti dengan

baik

secara material maupun non material seperti

barang jaminan yang memiliki nilai khusus baik nilai psikologis maupun permasalahan yang terdapat dalam hal

17

perlindungan konsumen maka

pemerintah

membuat ketentuan yang

mengatur tentang perlindungan hukum bagi konsumen sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No.8 Tahun 1999 Pasal 29 dan Pasal 30 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa: Pasal konsumen 29 dan Pemerintah pelaku bertanggungjawab serta atas pembinaan kewajiban penyelenggaraan usaha dilaksanakannya perlindungan konsumen yang menjamin diperolehnya hak konsumen dan pelaku usaha. Pasal 30 Pemerintah berkewajiban melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan perlindungan konsumen serta penerapan ketentuan perundang-perundangannya diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat.14 Penyelesaian Gadai Apabila pada waktu yang ditentukan pembayaran rahin tidak mampu membayar utangnya, hak murtahin adalah menjual marhun, pembelinya boleh murtahin sendiri atau yang lain, tetapi dengan harga umum yang berlaku pada waktu itu dari penjualan marhun tersebut. Hak murtahin hanyalah sebesar utangnya. Apabila harga penjualan lebih besar dari utangnya, maka sisanya dikembalika kepada rahin. Sebaliknya, apabila harganya kurang dari utangnya, maka rahin masih menanggung pembayaran atas utangnya kepada murtahin. Peranan Pegadaian Syariah Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat. Pegadaian Syariah merupakan salah satu lembaga keuangan nonbank yang menjalankan usaha dalam penyediaan jasa-jasa dalam bidang keuangan. Pegadaian tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, namun pegadaian diberikan wewenang untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat.14 http://www.artikel DIPA_henny_Andriani_2009

Dalam perkembangannya, gadai syariah berperan besar dalam kehidupan masyarakat terutama untuk golongan menengah ke bawah. Dengan prosedur yang sederhana, mudah dan cepat, dana yang dibutuhkan segera diperoleh untuk secepatnya dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya pengaliran uang dari pegadaian ke masyarakat, dapat digunakan sebagai modal kerja, sehingga gadai syariah dapat digunakan untuk menggerakkan sektor usaha kecil dan menengah untuk dapat tumbuh berkembang.15

15 http://nonkshe.wordpres.com./2010/1209/gadai_syariah

19

BAB III PENUTUP

Kesimpulan Menurut bahasanya (dalam bahasa arab) rahn adalah : tetap dan lestari ,seperti AL- Habsu , artinya penahanan . Adapun dalam pengertian syara , ia berarti : Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara sebagai jaminan hutang ,hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Demikian menurut yang didefinisikan para ulama .Dalam operasionalnya pegadaian syariah mengandalkan dan menjalankan 3 kerja yakni : Proses cepat, Mudah caranya, Jaminan keamanan atas barang. Pada perbankan syariah, aplikasi gadai digunakan : Sebagai tambahan, sebagai produk. Jenis produk dalam gadai syariah: 1. Produk Gadai (Ar- rahn) ialah Produk jasa gadai yang berlandaskan pada prinsip- prinsip syariah, dimana nanasabah hanya dibebani biaya adsminitrasi dan biaya jasa simpan dan pemeliaharaan barang jaminan (ijarah). 2. ARRUM (Ar- rahn untuk usaha mikro kecil) Merupakan pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil, untuk pengembangan usaha dengan berprinsip syariah. Mekanisme operasional pada gadai syariah ialah dengan memahami konsep lembaga gadai syariah maka sebenarnya lembaga gadai syariah untuk hubungan antar pribadi sudah operasional. Setiap orang bisa

melakukan perjanjian hutang piutang dengan gadai secara syariah. Pada dasarnya konsep hutang piutang secara syariah dilakukan dimana pada bentuk ini tujuan utamanya adalah memenuhi kewajiban moral sebagai jaminan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman karim ,Bank Islamanalisis Fiqih dan Feuangan , Jakarta: PT Raja Grafindo , 2004. Andri soemitra , Bank dan Lembaga Keuangan Syariah , Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009. Helmi karim , fiqih muamalah , Jakarta : PT Raja Grafindo ,1993. Karnaen perwataadmadja , Muhammad syafiI Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam, Yogyakarta : Dana Bhakti wakaf,1992. Muhamad , Sistem dan Prosedur Operasional Bank syariah, Yogyakarta : UII press Yogyakarta, 2000. Sayyid sabiq , fiqih sunnah , Bandung : PT al- maarif, 1998. Sholahuddin , Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam , Surakarta : Muhamadiyah University , 2006. Sutan remy sjahdeini , Perbankan Islam dan kedudukannya dalam tata hukum perbankan Indonesia , Jakarta : Pustaka Utama Grafiti,1999. Zainuddin ali , Hukum Gadai Syariah , Jakarta : Sinar Grafika , 2008.

21

http:// assunnah.or.id http:// nonkshe.wordpres.com./2010/1209/gadai_ syariah http:// www.cloclink.com/clocks/0002 white. Swf http:// www.artikel DIPA_henny_Andriani 2009 http:// zanikhan.multiply.com/profile http:// zanikhan. multiply.com/ profile