Gabungan Sop

194
RSU SARI MUTIARA LUBUK PAKAM MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA No. Dokumen No. Revisi A Halaman 1/1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Tanggal Terbit 16/05/11 Ditetapkan oleh: Direktur Dr. Syamsuddin PENGERTIAN Tempat tidur yang sudah siap di pakai TUJUAN Menyiapkan tempat tidur terbuka dapat segera di pakai pada pasien baru. KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan 2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan PROSEDUR A. Persiapan Alat : Alat yang perlu di sediakan untuk menyiapkan tempat tidur terbuka adalah: 1. Tempat tidur,kasur dan bantal 2.Alat-alat tenun/laken, stik laken,sarung bantal dan selimut 3.Perlak B. Pelaksanaan : 1. Mencuci tangan. 2. Meletakkan alat-alat tenun. 3.Meletakkan laken, memasukkan bagian kepala dan bagian kaki dan di buat sudut, masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur. 4.Meletakkan perlak dan stik laken, kemudian masukkan sama-sama ke bawah kasur. 5.Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan meletakkan bagian kepala. 6. Mencuci tangan. UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU

description

sop

Transcript of Gabungan Sop

Page 1: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Tempat tidur yang sudah siap di pakai

TUJUAN Menyiapkan tempat tidur terbuka dapat segera di pakai pada pasien baru.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :Alat yang perlu di sediakan untuk menyiapkan tempat tidur terbuka adalah:1. Tempat tidur,kasur dan bantal2. Alat-alat tenun/laken, stik laken,sarung bantal dan

selimut3. Perlak

B. Pelaksanaan :1. Mencuci tangan.2. Meletakkan alat-alat tenun.3. Meletakkan laken, memasukkan bagian kepala dan

bagian kaki dan di buat sudut, masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur.

4. Meletakkan perlak dan stik laken, kemudian masukkan sama-sama ke bawah kasur.

5. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan meletakkan bagian kepala.

6. Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU

RSU SARI

Page 2: Gabungan Sop

MUTIARALUBUK PAKAM

ORIENTASI PASIEN BARU

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mengenalkan lingkungan dan situasi lingkungan keperawatan kepada pasien baru.

TUJUAN 1. Agar pasien tidak asing dengan lingkungan yang baru.2. Agar pasien merasa betah dan senang berada di

lingkungan yang baru.3. Memudahkan pekerjaan perawat dalam melaksanakan

asuhan keperawatan.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Denah ruang perawatan.2. Fasilitas yang tersedia diruangan.3. Peraturan / tata tertib tertulis Rumah Sakit.4. Hak dan Kewajiban pasien5. Jadwal dokter spesialis tentang konsultasi6. Perawat yang bertugas

B. Pelaksanaan :1. Perawat yang bertugas memperkenalkan diri2. Perawat memberitahu tentang letak kamar mandi/

W.C ruang perawat dan lain-lain.3. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang

tersedia dan cara penggunaannya.4. Perawat memberi tahu tentang peraturan RS, hak

dan kewajiban pasien serta kunjungan dokter.

UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMIDENTIFIKASI PASIEN BARU

Page 3: Gabungan Sop

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Identifikasi pasien baru adalah pencatatan identitas pasien baru yaitu nama, umur, jenis kelamin dan diagnosa.

TUJUAN Memudahkan pekerjaan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Papan nama2. Spidol3. Gelang pasien

B. Pelaksanaan :1. Mencatat nama, umur, jenis kelamin, tanggal

masuk, diagnosa pasien dan dokter yang merawat pada papan nama pasien.

2. Mencatat nama, nomor Rekam Medik pada gelang pasien dan memakaikannya.

UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENIMBANG BERAT BADAN

DAN MENGUKUR TINGGI BADAN PASIEN

Page 4: Gabungan Sop

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu alat untuk mengukur berat badan dan tinggi badan.

TUJUAN 1. Mengetahui berat badan dan tinggi badan pasien2. Mengetahui keadaan umum pasien 3. Membantu menentukan salah satu penyokong

diagnosa4. Menentukan diet pasien

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis

2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :Timbangan berat badan dengan pengukur tinggi badan

B. Pelaksanaan :1. Menimbang berat badan

a. Mengatur timbangan agar seimbang, skala menunjukkan angka.

b. Mempersilakan pasien naik ketimbangan, tanpa alas kaki

c. Melihat skala timbangan dengan menera secara tepat

d. Mempersilakan pasien turun dari timbangan.2. Mengukur tinggi badan

a. Mempersilakan pasien naik ketimbangan berdiri tegak merapat pada alat pengukur, pandangan lurus kedepan

b. Merapat alat pengukur pada kepala, kemudian membaca skalanya

c. Mempersilakan pasien turun dari timbangan

C. Pemeliharaan :1. Setelah selesai, alat timbangan dirapikan2. Bila ada kerusakan segera laporkan ke teknisi

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI

Page 5: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPENGUKURAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mengukur tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri sebagai akibat dipompa dan dialirkannya darah ke pembuluh darah.

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Mengetahui fungsi jantung secara dini3. Mengetahui dan mengikuti perkembangan jalannya

penyakit4. Membantu menentukan salah satu penyokong

diagnosa

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat : Baki berisi :

1. Tensi meter (Sphyomo manometer) lengkap2. Stetoskop

Buku catatan dan alat tulis

B. Pelaksanaan :1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan

pengukuran tekanan darah pada pasien2. Mencuci tangan3. Mengatur posisi pasien seenak mungkin4. Menarik keatas lengan baju pasien5. Memasang manset tensi pada lengan atas kira-

kira 3 cm diatas fossa cubitti, dengan pipa karet diletakkan disebelah luar lengan, dibalutkan tetapi tidak terlalu kencang

6. Memakai stetoskop7. Meraba denyut arteria brachialis dengan ujung jari

tengah dan jari telunjuk.8. Pasien tidak diperkenankan menggenggamkan/

mengepalkan tangannya9. Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri

brachialis10. Mengunci sekrup balon karet11. Memompakan udara kedalam kantong dengan

cara memijit balon manset berulang-ulang sampai terlihat air raksa didalam pipa tensi meter naik, dipompa terus sampai denyut arteria tidak

Page 6: Gabungan Sop

terdengar lagi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPENGUKURAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 12. Membuka sekrup balon dan menurunkan tekanan dengan perlahan-lahan

13. Mendengar dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa skala pertama terdengar sebagai tekanan systole

14. Menurunkan dan membuka sekrup tadi perlahan-lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan hilang sebagai tekanan dyastole

15. Membuka manset tensi meter digulung dengan rapi dan dimasukkan kedalam kotak tensi meter lalu ditutup

16. Merapikan pasien17. Menyimpan tensi meter dan stetoskop pada

tempatnya18. Mencatat hasil tekanan darah19. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

Page 7: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPENGHITUNGAN DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Menghitung mengembang dan mengempisnya permbuluh darah arteri secara teratur, akibat desakan darah kedalam pembuluh darah arteri sebagai hasil kontraksi ventrikel kiri.

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Mengetahui fungsi jantung secara dini3. Mengetahui dan mengikuti perkambangan jalannya

penyakit4. Membantu menentukan salah satu penyokong

diagnosa

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A.Tempat pengambilan denyut nadi : 1. Arteri Radialis (dipergelangan tangan)2. Arteri Temporalis (di pelipis)3. Arteri Vemoralis ( kelangka paha, muka depan

telinga)4. Arteri Dorsalis ( di kaki )5. Arteri Jugularis ( di leher)6. Arteri Bronchialis ( di kaki, tangan dan paha)

B.Persiapan Alat : 1. Alat menghitung nadi / arloji2. Buku catatan dan alat tulis

C.Pelaksanaan :1. Mamberi tahukan dan menjelaskan tujuan

penghitungan denyut nadi2. Membawa alat-alat kedekat pasien 3. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU

Page 8: Gabungan Sop

5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPENGHITUNGAN PERNAPASAN

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan pernapasan adalah mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur akibat peristiwa masuknya udara berisi zat asam (O2) ke dalam paru-paru dan keluarnya udara berisi CO2,air dan sisa-sisa oksidasi dari paru-paru

TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Mengetahui perkembangan penyakit3. Membantu menentukan salah satu penyokong

diagnosa

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 Tentang Peningkatan Mutu Pelayanan2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 Tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat : 1. Alat menghitung nadi atau arloji2. Buku catatan dan alat tulis

B. Pelaksanaan : 1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan

penghitungan pernapasan pada pasien2. Menghitung pernapasan dan melihat turun naik

dada sambil memegang pergelangan pasien 3. Cara menghitung sama dengan menghitung denyut

nadi4. Mencatat hasilnya5. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

Page 9: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGUKUR SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mengukur derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa pembuangan dan penyinaran, hantaran dan convection.

TUJUAN a. Mengetahui suhu badan pasienb. Mengetahui adanya kelainan pada tubuhc. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam

membantu menentukan diagnosad. Mengetahui perkembangan penyakit

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki yang berisi :

a. Thermometer dalam tempatnyab. Tissu dalam tempatnya c. vaselin / jelly dalam tempatnyad. Nierbekken

2. Catatan perawat

B. Pelaksanaan :1. Mengukur suhu pada Axilla (ketiak)

a. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pengukuran suhu pada pasien

b. Membawa alat-alat kedekat padac. Mencuci tangand. Mengeringkan ketiak pasiene. Memeriksa thermometer apakah air raksa telah

turun sampai ke reservoirnya.f. Mengepitkan ujung thermometer ditengah-

tengah ketiakg. Menekan lengan pasien yang ada thermometer

Page 10: Gabungan Sop

pada dada dengan tangannya memegang sebelahnya, sedangkan tangan yang lain memegang siku

h. Mengangkat thermometer setelah 10 s/d 15 menit lalu dilap dengan tissue

i. Membaca hasilnya dan di catat

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGUKUR SUHU TUBUH

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR j. Membersihkan thermometer kemudian dikembalikan ketempat semula

k. Mencuci tangan

2. Mengukur suhu pada rectal (anus)a. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan

pengukuran suhu melalui anus pada pasienb. Membawa alat-alat kedekat pasienc. Mencuci tangand. Membebaskan pakaian pasiene. Miringkan pasienf. Menekukkan kaki pasien sebelah atas kearah

perutg. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometerh. Memasukkan thermometer kedalam anus kira-

kira 3 cm, mengangkat thermometer setelah 5 mnt dilap dengan tissu

i. Membaca hasilnya dan di catatj. Merapikan pasienk. Membersihkan thermometer, kemudian

dikembalikan ketempat semulal. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

Page 11: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan pemberian cairan melalui infus adalah memasukkan cairan obat atau makanan langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama dengan manggunakan infus set secara bertetes.

TUJUAN 1. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit

2. Mempercepat reaksi dari cairan obat, penyembuhan3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak

dapat/tidak boleh makan melalui mulut

KEBIJAKAN 3. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

4. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Tempat pemasangan infus :1. Pada lengan : Vena medians2. Pada tungkai : Vena Saphenous3. Pada leher : Vena Jugulasi untuk anak –

anak4. Pada kepala : Vena Frontale/vena temporalis

untuk anak-anak/ bayi.

B. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

1. Cairan yang dibutuhkan2. Abocat yang sesuai nomor yang dibutuhkan3. Infus set4. Kapas alkohol dalam tempatnya 5. Betadine zalf6. Gaas steril dalam tempatnya 7. Plester dan gunting verband8. Spalk dan verban pembalut9. Alat pembendung10.Zeil dan alasnya

Page 12: Gabungan Sop

11.Standar infus12.Nierbekken13.Catatan perawat dan spidol

C. Pelaksanaan : 1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat

obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Membuka pembungkus botol cairan dan

menghapus hamakan tutup botol dengan kapas alkohol

6. Menusukkan jarum infus set kedalam tutup botol7. Menggantungkan botol cairan ke standar infus dan

mengisi tabung pengatur tetes cairan8. Membebaskan udara dari selang infus dengan

mengalirkan cairan ka dalam nierbekken sampai cairan keluar dari jarum infus

9. Selang infus di jepit dengan kneper dan menutup jarum infus

10.Memasang pengalas di bawah daerah yang akan di pasang

11.Anggota badan yang akan dinfus dibedung dengan torniquit sehingga vena terlihat jelas

12.Menghapus hamakan kulit pada daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol

13.Memasukkan abocat ke vena dengan lobang jarum mengarah ke atas.Bila darah mengalir torniquit dilepaskan, set infus disambungkan ke abocat dan cairan di alirkan ke vena

14.Mengoleskan betadine zalf pada tusukan abocat dan di tiup dengan gaas steril lalu di fiksasi dengan baik kalau perlu pasang spalk

15.Menhitung tetesan infus sesuai intruksi dokter dan menulis pada botol cairan, tetesan dan jam pemberian dengan spidol

16.Merapikan pasien17.Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di rapikan18.Mencuci tangan19.Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk

melihat reaksi obat20.Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat

Page 13: Gabungan Sop

dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT 6. IRJ7. IGD8. IRI9. ICU10. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMTINDAKAN VENA SECTIE

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Tindakan vena sectie adalah menyayat vena denagan maksud memasukkan vena chateter atau alat lain kedalamnya.

TUJUAN Memudahkan masuknya vena chateter kedalam vena supaya infus atau transfusi dapat dilaksanakan.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 14: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Dilakukan kepada :1. Pasien yang sudah mengalami colaps vena ,

sehingga tidak teraba sehingga sulit dimasukkan vena chateter.

2. Pasien anak-anak atau bayi karena venanya terlalu kecil.

3. Pasien dengan kelainan jantung yang akan menjalani tindakan pengobatan / diagnostik tertentu.

B. Persiapan Alat :1. Baki yang di beri alas kain (doek) steril yang berisi

seperangkat alat Vena Sectie steril yang terdiri dari:1. Bisturi 2. Gunting vena, Bengkok3. Penjepit Arteri (Arteri Klem )4. Nald Poeder dan naald hecting5. Pinset Chirurgi, Pinset Anatomis, Pinset anatomi

kecil6. Penjepit doek (doek klem) sekurang-kurangnya

4 buah7. Penjepit arteri biasa sekurang-kurangnya 2 buah8. Doek bolong yang terbelah salah satu sisinya 9. Jarum vena sectie (tumpul)

a. Spuit 3 CC secukupnya dalam bak steril b. Novocain / Procain dalam tempatnyac. Kain kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnyad. Cat gut 2/10 dan benang sutera Zyde 2/0e. Abocath no. 18f. Sarung Tangan steril dalam tempatnya g. Yodium 3% dan alkohol 70% dalam tempatnya h. Sofratulle, Kemicetine Zalf, dll i. Infus set steril dan Cairan infus yang di butuhkan

Korentang steril dalam tempatnya j. Plesterk. Gunting pembaulut, pembalut/verband l. Spalk siap pakai (bila perlu)

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMTINDAKAN VENA SECTIE

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 12.Standard infus lengkap dengan gantungan botol13.Obat-obat lain sesuai dengan kebutuhan

C. Pelaksanaan :1. Memberi tahu kepada pasien/keluarga tentang hal-

hal yang akan dilakukan dan posisi pasien diatur dengan kebutuhan.

2. Peralatan dipersiapan (lihat cara memasang infus).3. Petugas mencuci tangan mengenakan sarung

tangan.

Page 15: Gabungan Sop

4. Permukaan kulit di daerah yang akan di sayat didesinfeksi, mula-mula dengan yodium, selanjutnya dengan alcohol.

5. Doek bolong di pasang di daerah yang akan di sayat.

6. Berikan obat anasthesi pada daerah yang akan di sayat.

7. Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus di pasang.

8. Luka sayat di jahit kembali, kemudian di tutup dengan kain kasa steril dan di plester, ( selanjutnya dipasang spalk bila perlu, pada pasien anak / bayi ).

9. Pasien di rapikan kembali.10.Peralatan di bersihkan, di rapihkan dan

dikembalikan ke tempat semula.

D. Perhatian :1. Perhatikan keadaan umum pasien.2. Perhatikan tehnik septik dan antiseptik.3. Hindari tindakan yang menyebabkan pasien

merasa lelah.4. Jumlah tetesan permenit harus sesuai dengan

yang telah di tentukan oleh Dokter.5. Vena sectie dilakukan sendiri oleh Dolter, perawat

menyiapkan alat dan pasien.

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN CENTRAL VENOUS PRESSURE

( CVP )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/3

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasukan chateter CVP melalui pembuluh darah tepi

Page 16: Gabungan Sop

seperti vena subclavia, femoralis sehingga ujungnya berada diatrium kanan atau dimuara vena cava superior / vena cava inferior.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan vena sentral dan menilai jumlah cairan dalam tubuh.

2. Untuk memberikan cairan parenteral yang bersifat hypertonic apabila diberikan melalui vena tepi akan menyebabkan flebitis.

Misalnya :a. Dextrose 20 %b. Triofusin E 1000c. Intralip 10d. Aminofusin L 600e. Aminovel 1000

3. Untuk mempermuda pengambilan darah vena yang berulang-ulang tanpa menyakiti pasien dengan tusukan jarum.

4. Untuk memberikan obat-obatan parienteral / intra vena terutama dalam keadaan darurat.

5. Untuk memberikan cairan dengan cepat dengan jumlah yang banyak apabila melalui vena tepi tidak dapat / collaps.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standard Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Set CVP terdiri dari :

a. Manometer CVP b. Chateter CVP c. Three Wayd. Spuit 20 CC e. 2 set infus set f. Cairan Na Cl 0,9 %

2. Alat-alat tambahan:a. Doek lobang sterileb. Kasa sterile c. Alkohol 70 %d. Betadine solution e. 1 pasang Sarung tangan sterile

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN CENTRAL VENOUS PRESSURE

( CVP )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/3

PROSEDUR f. Lidones 2 % 1 amp

Page 17: Gabungan Sop

g. Plester h. Gunting verban i. Standar infus j. Stik laken-untuk alas

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pada pasien / keluarga maksud dan

tujuan pemasangan CVP.2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang tidak

memakai bantal. 3. Kepala lebih rendah ± 100-200 untuk mencegah

terjadinya emboli udara.4. Alat-alat yang sudah tersedia dan siap pakai

diletakkan disebelah kanan pasien.5. Cairan infus dan alat-alat manometer CVP sudah

terpasang distandar infus.6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sterile7. Daerah yang akan dipasang CVP didesinfektan

dengan betadine solution secara sirkulir atau dari dalam kearah luar kemudia dengan alcohol 70 % dengan cara yang sama.

8. Daerah-daerah yang sudah di desinfektan ditutup dengan doek lobang, baru lakukan anastesi local dengan Lidones 2 %

9. Spuit 20 CC di isi dengan Na Cl 0,9 % sterile dan sambungkan dengan jarum yang akan digunakan.

10.Lihat terlebih dahulu seberapa jauh chateter CVP yang akan dimasuk kan.

11.Jarum ditusukkan kebagian bawah dari clavicula dekat tulang dengan sudut kira-kira 45

12.Kedalam jarum kira-kira 3 – 4 cm lalu dihisap apakah sudah tepat ke vena cava superior dengan adanya darah keluar.

13.Spuit dilepas lalu dimasukkan chateter CVP melalui lobang jarum sampai sebatas mana telah ditentukan sebelumnya. Setelah dirasa cukup masuk jarum ditarik dan dilindungi dengan plastik jarum tersebut.

14.Sebelum disambung dengan infus CVP terlebih dahulu ditest apakah darah keluar dengan lancar dan baik, setelah lancar baru disambungkan dengan set infus yang telah tersedia dengan cairannya.

15.Selanjutnya bagian luka di bersihkan dan diplester dan difiksasi dengan jarak 2 cm dari luka tusukan, lalu diberi crem betadine dan ditutup dengan kasa sterile dan direkatkan dengan plester dan tulis tanggal pemasangannya diatas plester

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

PEMASANGAN CENTRAL VENOUS PRESSURE( CVP )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

3/3

Page 18: Gabungan Sop

PROSEDUR 15.Rapikan pasien dan alat-alat16.Cuci tangan

C. Catatan :Daerah atau lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan chateter CVP:1. Daerah Vena Cubiti

2. Daerah Vena Femoral3. Daerah Vena Intra Claviculer4. Daerah Vena Supra Claviculer5. Daerah Vena Jugularis

UNIT TERKAIT ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Page 19: Gabungan Sop

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan transfusi darah adalah memasukkan darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien) kedalam pembuluh darah vena dengan menggunakan transfusi set secara bertetes

TUJUAN 1. Kekurangan darah pasien teratasi2. Kadar Hb meningkat

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Tempat pemasangan transfusi darah : 1. Pada lengan : Vena Medians2. Pada tungkai : Vena Saphenous3. Pada leher : Vena Jugulasi untuk anak –

anakPada kepala : Vena Frontale/vena temporalis

untuk anak-anak/ bayi

B. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

1. Cairan NaCl 0,9 %2. Transfusi set3. Betdine zalf4. Plester dan gunting perban5. Alat pembendung/torniquit6. Abocat nomor 187. Kapas alkohol & gaas steril dalam tempatnya8. Spalk, peban pembalut, zeil & alasnya

a. Standart infusb. Nierbekkenc. Catatan perawat dan spidol

i. Pelaksanaan :1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan

pemberian transfusi darah pada pasien2. Membawa alat-alat ke dekat pasien3. Mencuci tangan4. Sama dengan pemberian infus, dimulai dengan

pemberian cairan NaCl 0,9 %5. Memindahkan Saluran transfusi set dari botol NaCl

0,9 % ke bag darah

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPASIEN YANG DISUAP

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:Direktur

Page 20: Gabungan Sop

PROSEDUR 16/05/11Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Menyusun dan mempersiapkan serta memberikan makanan kepada pasien.

TUJUAN 1. Memberi diet sesuai dengan kebutuhan2. Makanan yang dapat di nikmati oleh pasien.3. Pasien dapat menikmati makanan.4. Makanan terjamin kebersihannya.5. Sebelum dan sesudah makan,Lingkungan pasien

tetap bersih.

KEBIJAKAN 5. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

6. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Piring makan (cekung) berisi nasi/bubur.2. Sepasang sendok makan.3. Kom berisi sop.4. Kom berisi sayuran.5. Satu atau dua piring berisi lauk pauk.6. Satu piring kecil berisi buah dan garpu kecil.7. Tissue/serbet8. Air minum dalam gelas.9. Alat pengisap sedotan.

B. Pelaksanaan :1. Memberi tahu pasien.2. Mencuci tangan.3. Menyusun dan menyiapkan makanan di baki.4. Mencocokkan makanan sesuai dengan daftar diet.5. Membawa baki dan isinya ke tempat pasien.6. Membaringkan pasien,kepala lebih di tinggikan.7. Membentangkan serbet di bawah dagu,di atas

dada pasien.8. Perawat duduk di sebelah kanan pasien waktu

menyuap.9. Menanyakan kepada pasien apakah ia mau minum

lebih dahulu.10.Menyuapi pasien dengan hati-hati, memberi

minum setelah selesai.11.Membersihkan bibir pasien,bila telah selesai.12.Mengangkat alat-alat bekas makan.13.Merapikan pasien.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

PASIEN YANG DISUAP

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

Page 21: Gabungan Sop

PROSEDUR 14.Membawa alat-alat ke dapur untuk di bersihkan dan disiapkan ke tempat semula.

15.Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IGD 2. IRI 3. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

(NGT)

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:Direktur

Page 22: Gabungan Sop

PROSEDUR 16/05/11Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan alat pipa yang di buat dari karet / plastik kedalam lambung melalui hidung atau mulut

TUJUAN 1. Mencegah atau menghilangkan mual dan muntah setalah operasi atau mengurangi tekanan udara di dalam perut

2. Pengobatan pasien dengan perdarahan dalam daluran pencernaan bagian atas

3. Untuk memberika obat-obatan dan makanan langsung kesaluran pencernaan

4. Mengeluarkan cairan dan udara dari saluran pencernaan

5. Untuk mencuci lambung pada pasien yang keracunan6. Untuk mendapatkan bahandari isi lambung untuk

pemeriksaan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

1. N.G.T sesuai dengan ukuran yang diperlukan2. Urogard/urin bag3. Spuit 50 cc / 100 cc4. Bak instrument berisi : pinset anatomi 1

set/sarung tangn 1 pasang & gaas steril5. K. Jelly6. Stetoscop7. Plester & gunting perban8. Tissu/pengalas9. Nierbekken

2. Sampiran / sheren

B. Pelaksanaan : 1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan

pemasangn NGT pada pasien2. Membawa alat-alat ke dekat pasien3. Memasang sampiran4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaannya

Meletakkan alat pada dada pasien dan nierbekken5. Mencuci tangan7. Memasang sarung tangan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

( NGT )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

Page 23: Gabungan Sop

PROSEDUR 8. Mengukur panjang selang NGT yang mau di masukkan dengan cara dari PX sampai kehidung, kemudian belok kearah telinga selanjutnya di beri tanda

9. Ujung selang diolesi dengan jrlly lalu masukkan selang melalui hidung dengan pelan-pelan sambil pasien di anjurkan menelan dan menarik napas sekali-kali sambil ke dalam lambung/sampai batas yang telah ditentukan

10.Memastikan apakah selang benar-benar telah masuk kedalam lambung dengan cara pakai stetoscop letakkan diatas daerah epigastric,masukkan udara sebanyak 10-20 cc sambil didengarkan setelah masuk fiksasi kebatang hidung denga plester

11.Ujung selang di hubungkan ke urogard12.Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien13.Membereskan alat-alat14.Mencuci tangan15.Catat : tanggal pemasangan dan periksa warna

cairan yang keluar

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERI DIET MELALUI N.G.T

(SONDE )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

Page 24: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasukkan makanan cair ke dalam lambung dengan menggunakan sonde lambung melalui hidung atau mulut.

TUJUAN Memberi makan kepada pasien yang tidak dapat makan dengan cara biasa

KEBIJAKAN a. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 Tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

b. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 Tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi:

a. N.G.Tb. Urogardc. Nierbekkend. Kain gaas dalam tempatnyae. Handscoen 1 pasangf. Lubricating atau jellyg. Spuit 100 cch. Stetoskopi. Tissuej. Plester,Spidol,guntingk. Makanan / sonde voedingl. Air matangm. Bila ada obat yang harus di berikan di bereskan

dulun. Sampiran

B. Pelaksanaan : 1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan

pemasangan NGT pada pasien. 2. Membawa alat-alat ke dekat pasien3. Memasang sampiran4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaanny5. Meletakkan alat pada dada pasien dan nierbekken6. Mencuci tangan7. Memasang sarung tangan8. Mengukur panjang selang NGT yang mau di

masukkan dengan cara dari PX sampai kehidung, kemudian belok kearah telinga selanjutnya di beri tanda

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERI DIET MELALUI N.G.T

(SONDE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 25: Gabungan Sop

A 2/2

PROSEDUR 9. Ujung selang diolesi dengan jelly lalu masukkan selang melalui hidung dengan pelan-pelan sambil pasien dianjurkan menelan dan menarik napas sekali-kali sambil ke dalam lambung / sampai batas yang telah ditentukan

10.Memastikan apakah selang benar-benar telah masuk kedalam lambung dengan cara pakai stetoscop letakkan diatas daerah epigastric, masukkan udara sebanyak 10-20 cc sambil didengarkan setelah masuk fiksasi kebatang hidung denga plester.

11.Memasukkan makanan sedikit demi sedikit memakai spuid 100 cc yang agak di miringkan, tinggi spuid kira kira 15-20 dm.

12.Dari permukaan wajah pasien13.Bila selesai memberi makan beri air matang 30 cc

untuk membilas selang sonde.14.Selang sonde di hubungkan ke urogard15.Bersihkan ujung N.G.T dari sisa sisa sonde dengan

tissue16.Membereskan alat-alat17.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERI DIET MELALUI N.G.T

(SONDE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 26: Gabungan Sop

A 2/2

PROSEDUR 18.Ujung selang diolesi dengan jelly lalu masukkan selang melalui hidung dengan pelan-pelan sambil pasien dianjurkan menelan dan menarik napas sekali-kali sambil ke dalam lambung / sampai batas yang telah ditentukan

19.Memastikan apakah selang benar-benar telah masuk kedalam lambung dengan cara pakai stetoscop letakkan diatas daerah epigastric, masukkan udara sebanyak 10-20 cc sambil didengarkan setelah masuk fiksasi kebatang hidung denga plester.

20.Memasukkan makanan sedikit demi sedikit memakai spuid 100 cc yang agak di miringkan, tinggi spuid kira kira 15-20 dm.

21.Dari permukaan wajah pasien22.Bila selesai memberi makan beri air matang 30 cc

untuk membilas selang sonde.23.Selang sonde di hubungkan ke urogard24.Bersihkan ujung N.G.T dari sisa sisa sonde dengan

tissue25.Membereskan alat-alat26.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 6. IRJ7. IGD8. IRI9. ICU10. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPELAYANAN PASIEN KUMBAH LAMBUNG

Page 27: Gabungan Sop

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Membersihkan lambung dengan cara memasukkan cairan/ cairan isotonik ke dalan lambung dan mengeluarkan/ membilas kembali dengan menggunakan selang lambung (N.G.T )

TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari lambung

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. N.G.T. sesuai dengan ukuran2. Jelly3. Kassa4. Sarung tangan5. Klem6. Stetoskop7. Spuit 100 cc8. Nierbekken9. Air hangat / dingin 1-2 liter / susu kental10.Gelas ukur11.Waskom penampung12.Skort petugas13.Pinset anatomis14.Obat-obat:

- S.A 3 ampul - Norit 50 tablet (di giling halus )

B. Pelaksanaan :1. Pasien dan keluarga di berikan penjelasan tentang

tindakan yang akan di lakukan2. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien3. Meletakkan ember yang di beri alas kain pel ke

dekat pasien4. Melakukan pemasangan N.G.T. sesuai protap5. Setelah yakin slang penduga masuk ke lambung

pasien, posisi pasien di atur miring tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah

6. Masukkan air / cairan sebanyak 200 cc dengan menggunakan spuid 100 cc.Selanjutnya buka kleam di tungggu sampai air/cairan tersebut keluar dari lambung yang di tampung dalam ember

RSU SARI

Page 28: Gabungan Sop

MUTIARALUBUK PAKAM

PEMBERIAN OBAT MELALU ORAL ( MULUT )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Menyiapkan obat yang dapat diberikan melalui mulut misalnya tablet, kapsul dan sirup.

TUJUAN 1. Mencegah, mengobati penyakit serta mengurangi rasa sakit.

2. Membantu menegakkan diagnosa3. Pasien merasa senang

KEBIJAKAN 7. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

8. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR C. Persiapan Alat :1. Baki obat berisi

1. Piring makan (cekung) berisi nasi/bubur.2. Sepasang sendok makan.3. Kom berisi sop.4. Kom berisi sayuran.5. Satu atau dua piring berisi lauk pauk.6. Satu piring kecil berisi buah dan garpu kecil.7. Tissue/serbet8. Air minum dalam gelas.9. Alat pengisap sedotan.

i. Buku obat oral (daftar obat)

D. Pelaksanaan :1. Periksa 5 Tepat (Tepat nama pasien, Tepat obat,

Tepat cara, Tepat waktu dan waspada)2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan

pemberian obat pada pasien3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Letakkan obat tablet pada pemberian yang sama

dalam tempat obat sesuai tertulis di buku obat6. Bila pasien mengalami kesulitan dalam menelan

tablet dihaluskan dengan menggunakan gilingan obat

7. Bantu pasien untuk duduk atau posisi miring8. Letakkan serbet pada dada pasien dan bantu

pasien dalam memberikan obat, bila pasien tidak mampu

9. Beri minum setelah makan obat10. Tetap berada disamping pasien sampai obat

diminum11. Perhatikan pasien

Page 29: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALU ORAL ( MULUT )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 11. Membereskan alat-alat dan mengembalikan ke tempat semula

12. Mencuci tangan13. Evalusai setelah 30 menit pemberian obat untuk

melihat reaksi obat14. Catat: tanggal dan jam pemberian, nama obat

dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU5. IBS

Page 30: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALU MATA

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Membersihkan mata dengan menggunakan bola yang kapas dibasahi dengan air masak / matang.

TUJUAN 1. Untuk membersihkan (meningkatkan kebersihan mata) kotoran mata.

2. Mencegah terjadinya penyakit mata

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :1. Baki obat berisi

a.Obat tetes + pipetb.Bak instrumen berisi: pincet anatomis,gaas

steril beberapa potongc. Kom berisi gaas steril dalam larutan boorwater/

Nacl 0,9%d.Tissue beberapa potonge.Korentang dalam tempatnyaf. Plester + gunting verbang.Balutan

B. Pelaksanaan :1. Perawatan mencuci tangan2. Membaringkan pasien dengan posisi telentang3. Mengambil kapas yang dibasahi dengan air

matang sedikit diperas4. Membersihkan mata dari arah luar kedalam

dengan ketentuan satu kapas untuk satu mata5. Kalau perlu diulangi dengan yang baru lagi

sampai bersih.6. Membuang kapas kotor kedalam tempat sampah

yang tertutup 7. Mengolesi zalf mata pada kedua mata kanan dan

kiri, ujung tube jangan sampai disentuh dengan mata

8. Memperhatikan reaksi yang timbul dan mencatat dalam catatan perawatan

9. Perawat mencuci tanganUNIT TERKAIT 1. IGD

2. IRI 3. ICU4. IBS

Page 31: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALU KULIT

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memberikan obat dengan cara dioleskan, dikompres ,diberi penyinaran dan di bakar.

TUJUAN Obat terserap ke dalam kulit.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Waskom berisi air hangat.2. Waslap.3. Handuk kecil.4. Obat yang di tentukan.5. Bak instrumen kecil berisi.6. Spatel bila obat berupa salep/cream dalam

tempatnya.7. Pinset anatomis.8. Kapas lidi.9. Korentang dalam tempatnya.

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien.2. Membawa alat alat ke dekat pasien..3. Mengatur posisi pasien.4. Membersihkan bagian badan dengan boor

water/Nacl 0,9% kemudian di keringkan.5. Mencuci tangan.6. Bila obat berupa salep/cream dalam pot obat,

mengambilnya dengan menggunakan spatel, kapas lidi steril,banyaknya tergantung luas daerah yang akan di oleskan kemudian di oleskan pada kulit sambil menekan

7. Bila perlu di balut atau di tutup dengan kain gaas steril

dengan plester.8. Merapikan pasien9. Membereskan alat alat .10.Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IRI

Page 32: Gabungan Sop

3. IGD4. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI ANUS / RECTUM

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memberikan obat-obat tertentu melalui anus / rectum.

TUJUAN 1. Sebagai pengobatan.2. Rasa sakit menjadi berkurang.3. Otot pernapasan menjadi kendor.4. Faces menjadi lunak dan bab menjadi terangsang.

KEBIJAKAN a. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

b. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR Persiapan Alat :1. Baki berisi :

a. Obat Suppositorium dalam bungkusnyab. Sarung tangan kananc. Kertas tissu

2. SampiranPelaksanan :1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien2. Membawa alat-alat kedekat pasien3. Memasang sampiran4. Membuka pakaian bawah dan mengatur posisi

pasien dalam sikap Sim5. Mencuci tangan6. Membuka pembungkus suppositorium7. Memakai sarung tangan, mengambil obat

suppositorium dan memasukkan kedalam rectum kira-kira 7 – 8 cm sambil pasien dianjurkan bernapas melalui mulut.

8. Menarik jari telunjuk keluar, tangan kiri menjepit kedua belahan bokong agar suppositorium tidak keluar

9. Membersihkan daerah anus dengan tissue10.Menganjurkan pasien tetap berbaring selama

kira-kira 20 menit dan tidak mengedan.11.Merapikan pasien.12.Membereskan alat-alat.13.Mencuci tangan.14.Mencatat : - Keadaan umum / reaksi

pasien

Page 33: Gabungan Sop

- Hasil dari pemberian obat- Tanggal dan jam pemberian- Nama perawat yang melaksanakan

UNIT TERKAIT 1. IGD 2. IRI 3. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN SUBCUTAN

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikan subcutan adalah memasukkan obat di bawah kulit.

TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat,untuk penyembuhan.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

a. Spuit 1 ccb. Kapas alkohol dalam tempatnyac. Obat yang akan diberikand. Nierbekken

2. Catatan perawat

B. Pelaksanaan:1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat

obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)

2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Mengatur posisi pasien serta membebaskan

daerah yang akan disuntik dari pakaian 6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas

alkohol, membuang kapas alkohol bekas ke dalam nierbekken, tunggu sampai kulit kering

7. Mengangkat kulit sedikit dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri kemudian tangan kanan menusukkan jarum perlahan lahan dengan lobang jarum mengarah keatas

8. Jarum dan permukaan kulit membuat sudut 45

Page 34: Gabungan Sop

derajat9. Menarik penghisap spuit sedikit untuk memeriksa

apakah ada darah atau tidak, bila tidak ada darah

10.Semprotkan cairan obat perlahan lahan sampai habis

11.Meletakkan kapas alkohol yang baru di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil memegang pangkal jarum, lalu malakukan pengurutan pada bekas suntikan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN SUBCUTAN

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

12. Rapikan pasien13. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di

rapikan14. Mencuci tangan15. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat

untuk melihat reaksi obat16. Catat : tanggal dan jam pemberian,nama

obat dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

Page 35: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN INTRACUTAN

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasukkan obat ke dalam jaringan kulit.

TUJUAN 1. Mendapat reaksi setempat.2. Mendapat / menambahkan kekebalan, misalnya

suntikan BCG.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki obat berisi:

a. Spuit 1ccb. Kapas alkohol dalam tempatnyac. Obat yang akan diberikand. Nierbekken

2. Catatan perawatB. Tempat Suntikan :

1. Pada lengan bawah bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku (2/3 dari pergelangan tangan) untuk mantoux.

2. Pada lengan atas 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah-tengah daerah muskulus deltoideus untuk BCG.

C. Pelaksanaan:1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat

obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)

Page 36: Gabungan Sop

2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien

3. Membawa alat-alat kedekat pasien 4. Mencuci tangan5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari

pakaian6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas

alkohol 7. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri

kemudian tangan kanan menusukan jarum perlahan lahan dengan lobang jarum mengarah keatas

8. Jarum dan permukaan kulit membuat sudut 15-20 derajat

9. Menyemprotkan cairan sampai terjadi gelembung berwarna putih pada kulit,lalu jarum ditarik dengan cepat,tidak dihapus hamakan dengan kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan pengurutan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN INTRACUTAN

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

10.Merapikan pasien11.Membawa alat-alat ke meja suntik untuk

dirapaikan12.Mancuci tangan13.Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk

melihat reaksi obat14.Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat

dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

Page 37: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUISUNTIKAN INTRAMUSCULAR

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikkan intramuscular menyuntikkan obat kedalam jaringan otot

TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat, untuk penyembuhan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Tempat suntikan :1. Otot bokong kanan/kiri, yang tepat adalah pada

1/3 bagian dari spina illiaca anterior superior ke tulang coxygeus

2. Otot paha bagian luar3. Otot pangkal lengan

B. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

1. Spuit 3 cc – 5 cc

Page 38: Gabungan Sop

2. Kapas alkohol dalam tempatnya3. Obat yang akan diberikan4. Nierbekken

a. Catatan perawat

i. Pelaksanaan : 1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat

obat,Tepat dosis, Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)

2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Mengatur posisi pasien serta membebaskan

daerah yang akan disuntik dari pakaian6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas

alkohol, membuang kapas alkohol bekas ke dalam nierbekken, tunggu sampai kulit kering

7. Mengangkat kulit sedikit dangan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri pada daerah bokong atau mengangkat otot, kemudian tangan kanan menusukkan jarum perlahan lahan ke dalam otot tegak lurus dengan permukaan kulit sedalam ¾ pajang jarum, menarik penghisap spuit sedikit untuk memeriksa apakah ada

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUISUNTIKAN INTRAMUSCULAR

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

darah, bila tidak ada darah semprotkan cairan obat perlahan lahan sampai habis

8. Setelah obat masuk seluruhnya, meletakkan kapas alkohol yang baru di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat

9. Merapikan pasien10.Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di

rapikan11.Mencuci tangan12.Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk

melihat reaksi obat13.Catat : tanggal dan jam pemberian,nama obat

dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT IRJ IGD IRI ICU IBS

Page 39: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikan intravena adalah menyuntikkan obat kedalam jaringan vena

TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat, untuk penyembuhan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Tempat suntikan : 1. Pada lengan : vena mediana/ vena cedhalica2. Pada tungkai : vena Saphenous3. Pada leher : vena Jugulasi untuk anak – anak

Page 40: Gabungan Sop

4. Pada kepala : vena Frontale/vena temporalis untuk anak-anak/ bayi

B. Persiapan Alat : 1. Baki berisi :

1. Spuit 3 cc – 5 cc2. Kapas alkohol dalam tempatnya3. Obat yang akan diberikan4. Zeil dan alasnya5. Alat pembendung/torniquit6. Nierbekken7. Bak insrument

a. Catatan perawat

i. Pelaksanaan : 1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat

obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)

2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Isi spuit dengan obat yang hendak di suntikan,

udara dalam spuit dikeluarkan.Masukkan spuit kedalam bak instrumen

6. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian, dan mengatur posisi pasien

7. Pasang zeil dan alasnya, tangan pasien difiksasi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

8. Menegakkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu menusukkan jarum perlahan-lahan ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah keatas sejajar dengan vena

9. Menarik penghisap sedikit spuit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang di tandai dengan masuknya darah kedalam spuit

10. Fiksasi dilepaskan, kemudian secara perlahan lahan memasukkan cairan obat ke dalam vena sampai habis

11. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil memegang pangkal jarum bekas tusukkan

12. Merapikan pasien13. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di

rapikan14. Mencuci tangan

Page 41: Gabungan Sop

15. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat reaksi obat

16. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI

SUNTIKAN INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

17. Menegakkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu menusukkan jarum perlahan-lahan ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah keatas sejajar dengan vena

18. Menarik penghisap sedikit spuit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang di tandai dengan masuknya darah kedalam spuit

19. Fiksasi dilepaskan, kemudian secara perlahan lahan memasukkan cairan obat ke dalam vena sampai habis

20. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat

Page 42: Gabungan Sop

sambil memegang pangkal jarum bekas tusukkan

21. Merapikan pasien22. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di

rapikan23. Mencuci tangan24. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk

melihat reaksi obat25. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat

dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan

UNIT TERKAIT 6. IRJ7. IGD8. IRI9. ICU10. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM PEMBERIAN OKSIGEN (O2)

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasukkan O2 ( Zat Asam) kedalam paru-paru pasien dengan gangguan system pernafasan, melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

TUJUAN 1. Untuk memenuhi kekuarangan zat asam pada pasien yang dalam keadaan hipoksia/ anoksia

Page 43: Gabungan Sop

2. Metabolisme berjalan lancar

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis.

2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :Tabung zat asam (O2) terdiri dari :1. Manometer untuk mengetahui isi O2 dalam

tabung.2. Botol pelembab (humiclifer) diisi dengan aqos

destilata.3. Flowmeter (pengukur aliran) untuk mengetahui

jumlah O2 yang diberukan permenit.4. Selang O2 dengan face mask/ nasal cateter/ nasal

canula

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien bila

pasien dalam keadaan sadar.2. Menempatkan alat-alat kedekat pasien.3. Mencuci tangan.4. Mengatur posisi pasien dan mengangkatnya .5. Isi tabung diperiksa dan dicoba.6. Mengatur volume O2 sesuai intruksi dokter dengan

membuka flow meter.7. Memasang selang O2.8. Mengawasi keadaan pasien/ menanyakan kepada

pasien apakah sesaknya berkurang.9. Alat dibereskan dan perawat cuci tangan.10.Catat tanggal/ jam pemakaian dengan kecepatan

aliran O2.11.Monitoring minimal 1/2 -1 jam (K/P).

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMTINDAKAN PENGHISAPAN LENDIR DAN SEKRESI

( SUCTION )

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

Page 44: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu cara penyedotan lendir, kotoran pada saluran pernafasan dimana pasien sendiri tidak sanggup mengeluarkannya.

TUJUAN Untuk membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekresi lendir dan kotoran yang dapat menimbulkan penyumbatan.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis

2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/VIII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Sarung tangan steril.2. Suction chateter steril.3. Pinset anatomis.4. Suction aparat.5. Nacl 0,9 % dan aquadest.6. Air viva.

B. Pelaksanaan :1. Setelah alat-alat disiapkan dan didekatkan pada

pasien.2. Pasien diberitahu.3. Cuci tangan, pasang sarung tangan.4. Air pipa sambung O2.5. Lakukan oksigenisasi dengan air viva yang sudah

dialiri O2 3 – 4 liter selama 1 sampai 2 menit.6. Suction aparat dinyalakan sambung dengan

chateter steril.7. Lakukan penyedotan dengan menggunakan

pinset, memasukkan chateter suction ke dalam tube / saluran pernafasan, lakukan pengisapan dengan menarik kembali suction chateter dengan cara diputar ke atas, sambil lobang pada suction ditutup. Lakukan 5 – 10 detik chateter suction diangkat / dicabut.

8. Masukkan dalam larutan fisiologis untuk penyepuhan.

9. Kemudian lakukan lagi penyedotan.10. Demikian seterusnya 4 – 5 kali. Setelah selesai

tindakan ini dilakukan suction dimatikan. Chateter dicabut dan direndam dalam larutan aquadest, alat-alat dibereskan dan cuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IRJ 3. IRI 5. IBS2. IGD 4. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN AMBUBAG

Page 45: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Sebuah alat untuk memasukkan zat asam atau oksigen kedalam paru-paru yang mengalami gangguan sistem pernapasan, melalui saluran pernapasan bagian atas.

TUJUAN 1. Untuk memenuhi kekurangan zat asam atau oksigen pada pasien yang dalam keadaan hipoksia atao anoksia

2. Metabolise berjalan lancer

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis

2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat : Ambu bag. Selang O2

Face Mask (sesuai ukuran). Gudel Katup in take dalam Katub in take luar Tabung O2 + meteran

B. Penggunaan :1. Dekatkan alat-alat kepada pasien2. Sambungkan selang O2 ke ambu dan hubungkan

ketabung O2 3. Buka O2 sesuai kebutuhan pasien4. Buat posisi pasien tidur terlentang5. Buka jalan nafas dengan memakai gudel dan tarik

mandibula keatas dengan tiga jari tangan kiri6. Bantu nafas dengan memakai ambu dengan cara,

letakkan face mask menutupi mulut dan hidung dan ditekan dari atas dengan ibu jari dan jari telunjuk (supaya O2 tidak keluar dari cela-cela face mask) Tangan kanan memompa balon ambe sampai maksimal.

UNIT TERKAIT a. IRJb. IGDc. IRId. ICUe. IBS

Page 46: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMBASIC LIFE SUPPORT

(BANTUAN HIDUP DASAR)

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/3

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Bantuan hidup dasar dengan cepat, tepat dan efektif

TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan paru

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang : Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang : Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 47: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Ambu Bag2. O23. Guedel4. Papan

B. Pelaksanaan :1. CPR Dewasa 1 Penolong

a. Periksa keadaan sekitar Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan

yang akan dilakukan Mengamankan keadaan dari bahaya Mengatur posisi pasien dalm waktu 10 detik

b. Kesadaran Menepuk / mengguncang bahu Menyebutkan kalimat/ kata untuk periksa

kesadaran dengan pendengaran pasien Meminta pertolongan

c. Airway Menopang dagu, memegang dahi,

tengadahkan kepala 3-5 detikd. Breathing

Memeriksa pasien bernafas atau tidak dengan cara lihat, dengar dan rasa 3-5 detik

Memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut 2x 4-6 detik

Memberikan nafas buatan 10 - 12 x per detik e. Circulation

Memeriksa nadi leher / karotis 5-10 detik Menentukan posisi tengah Menekan dengan kedalaman 1,5 – 2 inchi (4-5

cm) Memberikan kompresi dada dan nafas buatan

4x putaran dengan perbandingan 30 : 2 dalam 1 menit

Memeriksa kembali nadi leher

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMBASIC LIFE SUPPORT

(BANTUAN HIDUP DASAR)

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/3

Page 48: Gabungan Sop

f. Melakukan urutan tahap demi tahap Melakukan CPR menit pertama dalam waktu

90 detik

2. CPR Dewasa 2 orang penolonga. Module 1 oleh 1 orang penolongb. Orang ke dua datang dan mengatakan ‘ Saya

dapat bantu ?’c. Orang pertama katakan ‘ ya ‘

Setelah putaran CPR 30 : 2, periksa nadi leher / Karotis. Katakan Nafas tidak ada , nadi tidak teraba, berikan 1x nafas kemudian Katakan lagi “ lanjutan CPR “ orang kedua memulai kompresi dada (dilakukan 3-5 detik)Kedua orang penolong melakukan : CPR dengan frekwensi = 5:1, selama satu

menit pergantian Penolong yang melakukan kompresi dada

memberikan tanda ganti Yaitu dalam hitungan : “ ganti, dua, tiga, empat, lima “.

Setelah penolong yang melakukan pernafan buatan memberikan 1 kali nafas, penolong yang kompresi merunduk dan memeriksa nadi leher / Karotis, kemudian mengatakan “ nafas tidak ada, nadi tidak teraba“ memberikan satu kali nafas buatan, kemudian “lanjutakan CPR“ (waktu ganti 3-5 detik)

Penolong yang melakukan ventilasi pertama melakukan kompresi dan melakukan CPR 5 : 1

3. Dewasa chocking tidak sadara. Mengatur posisi terlentang datarb. Check kesadaran :

Panggil, tepuk-tepuk dan guncang-guncang Buka jalan nafas : Pegang dahi dan Pegang

daguc. Tengadahkan kepalad. Periksa nafas :

Lihat Dengar Rasa

e. Beri nafas buatan, (bila tidak mengembang) f. Reposisi kepal dan ulangi tengadahkan.g. Beri nafas buatan kembali, (bila tidak

mengembang juga)h. Minta pertolongan.i. Berikan Heimlich maneuvre / abdominal thrush

5 x posisi badan dan tangan tepat 2 jari diatas pusat.

Page 49: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMBASIC LIFE SUPPORT

(BANTUAN HIDUP DASAR)

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

3/3

j. Bersihkan benda asing dengan metode buka mulut : Jari silang Mengangkat lidah dan rahang Mengorek menggunakan jari

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS

Page 50: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERI POT DAN URINAL KEPADA PASIEN

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

Page 51: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Proses pengeluaran sisa pembakaran melalui paru-paru,ginjal,kulit dan pengeluaran ampas-ampas makanan melalui anus.

TUJUAN Agar tubuh tidak terganggu atau keracunan oleh zat-zat dan ampas makanan yang tidak di perlukan oleh tubuh.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Pot dan tutupnya.2. Kain penutup.3. Botol berisi air.4. Kapas cebok.5. Kertas kloset.6. Nierbekken / kantong plastik.7. Sampiran / Scherem.

B. Pelaksanaan :1. Memberi tahu pasien.2. Membawa alat ke dekat pasien.3. Memasang sampiran / scherem4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Membuka pakaian sebelah bawah.7. Meminta kepada pasien menekuk lututnya

kemudian mengangkat bokongnya.8. Memberi pot / urinal dengan hati-hati dan

memberi bel untuk memanggil perawat bila selesai BAB/BAK.

9. Mengangkat urinal bila telah selesai (pasa pria) bila memakai pot. Siram dengan air dari atas bagian kemaluan kemudian keringkan dengan kertas kloset,kapas cebok dan kertas kloset yang kotor, letakkan ke nierbekken / kantong plastik, pot di ambil.

10. Mengembalikan posisi pasien seperti semula.11. Mengenakan kembali pakaian dalam pasien dan

kain penutup pasien di ambil.12. Merapikan pasien,membuka sampiran / sheren.13. Membereskan alat-alat,membawa pot / urinal dan

isinya ke spoelhok untuk di bersihkan.14. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IGD 3. ICU2. IRI 4. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA RENDAH

Page 52: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Memasukan cairan sampai ke dalam kolon desenden melalui anus dengan menggunakan irigator.

TUJUAN 1. Pengobatan pada pasien obstipasi (sembelit )2. Mendapatkan persendian bahan pemeriksaan

laboratorium

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapam Alat :1. Irigator lengkap (saluran karet, rectum canula,

nelaton kateter) 2. Com berisi cairan hangat/ Na Cl 0,9%3. Nierbeken4. Jelly5. Gaas dan tempatnya6. Kain penunutup7. Pot dan tutupnya 8. Air dalam botol, kapas cebok dalam tempatnya

dan tissue9. Standard irigator 10.Sampiran/ sherem

B. Pelaksanan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan

pemberian huknah rendah pada pasien.2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.3. Memasang sampiran.4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Menanggalkan pakaian bagian bawah.7. Mengatur posisi pasien : memiringkan kekiri

dengan lutut kanan di tekukkan.8. Meletakkan nierbeken ke dekat bokong.9. Menggantungkan irigator pada standar tinggi

irigator kira–kira sampai 40 - 50 cm dari bokong pasien.

10.Mengoleskan jelly pada kanule, kemudian mengeluarkan dari dalam saluran dan membuka klem/pengatur cairan, air di tampung dalam nierbekan.

Page 53: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA RENDAH

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

11. Menutup klem agar airnya tidak mengalir, kemudian memasukan kanule ke dalam lobang pelepas (anus), memasukan kanule kedalam anus kira-kira 75%.

12. Membuka klem bila cairan akan habis, mengeluarkan kanula perlahan-lahan, di lepaskan saluran, kemudian di letakkan ke dalam nierbeken.

13. Diminta pasien untuk menahan sebentar sambil menarik nafas panjang, memint psien untuk terlentang dan menekukkan lututnya kemudian mengangkat bokong lalu diberi pot.

14. Melepaskan sarung tangan dan membereskan pasien setelah B.A.B .

15. Membereskan alat-alat, di bawa ke spolhoek untuk di bersihkan kemudian alat di bersihkan ketempat kanula.

16. Mencuci tangan.17. Catat : tanggal pemberian huknah.18. Melepaskan sarung tangan dan membereskan

pasien setelah B.A.B.19. Membereskan alat-alat, di bawa ke spolhoek untuk

di bersihkan kemudian alat di bersihkan ketempat kanula.

20. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU

Page 54: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA TINGGI

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Memasukan cairan sampai ke dalam kolon Asenden melalui anus

TUJUAN 1. Persiapan operasi2. Persiapan pemeriksaan misalnya, BNO, Colon foto,

Cholesystogran, Rectoscoiy3. Pengobatan simtomatis pada pasien melena

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 55: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Irigator lengkap (saluran karet, rectum canula,

nelaton kateter) berisi cairan hangat/ Na Cl 0,9%2. Nierbeken3. Jelly4. Gaas dan tempatnya5. Kain penunutup6. Pot dan tutupnya 7. Air dalam botol8. kapas cebok dalam tempatnya9. tissue10.Standard irigator 11.Sampiran/ sherem

B. Pelaksanan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan

pemberian huknah rendah/ tinggi pada pasien.2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.3. Memasang sampiran.4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Menanggalkan pakaian bagian bawah.7. Mengatur posisi pasien, di miringkan kekanan

dengan kedua lutut di tekuk dan tanpa bantal.8. Meletakkan nierbeken ke dekat bokong.9. Menggantungkan irigator pada standar tinggi

kira-kira 20 - 25 cm dari bokong pasien.10.Mengoleskan jelly pada kanule, kemudian

mengeluarkan dari dalam saluran dan membuka klem/pengatur cairan, air di tampung dalam nierbekan.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA TINGGI

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

Page 56: Gabungan Sop

11.Menutup klem agar airnya tidak mengalir, kemudian memasukan kanule ke dalam lobang pelepas (anus) memasukan nelaton kateter ke dalam anus kira-kira 10 cm.

12.Membuka klem bila cairan akan habis, mengeluarkan kanula perlahan-lahan, di lepaskan saluran, kemudian diletakkan ke dalam nierbeken.

13.Diminta pasien untuk menahan sebentar sambil menarik nafas panjang, meminta pasien untuk terlentang dan menekukkan lututnya kemudian mengangkat bokong lalu diberi pot.

14.Melepaskan sarung tangan dan membereskan pasien setelah B.A.B.

15.Membereskan alat-alat, di bawa ke spolhoek untuk di bersihkan kemudian alat di bersihkan ketempat kanula.

16.Mencuci tangan.17.Catat : tanggal pemberian huknah.

UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA GLYSERIN

Page 57: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Memasukan glyserin ke dalam kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan glyserin spuit

TUJUAN 1. Merangsang untuk buang air besar (BAB)2. Membersihkan kolon pada pasien inpartu3. Mendapatkan persendian bahan pemeriksaan

laboratorium

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat : 1. Glycerin spuit2. Com berisi glycerin sebanyak 20-30 cc3. Nierbeken 4. Kain penutupnya5. Air dalam botol, 6. Kapas cebok dalam tempatnya 7. Sampiran / sherem

B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan

pemberian huknah glyserin pada pasien. 2. Membawa alat- alat ke dekat pasien. 3. Memasang sampiran. 4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Menanggalkan pakaian bagian bawah.7. Miringkan pasien kekiri, lutut kanan ditekukkan.8. Meletakkan nierbekan ke dekat bokong.9. Mengisi glyserin spuit dengan glyserin sebanyak

20-30 cc.10.Mengeluarkan udara dari dalam spuit, kemudian

memasukan kanule ke dalam anus.11.Menyemprotkan isinya perlahan-lahan sampai

cairan dalam spuit habis, di minta pasien untuk menarik nafas panjang.

12.Mengeluarkan glyserin spuit perlahan-lahan, di masukan ke dalam nierbeken.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA GLYSERIN

Page 58: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

1. Diminta pasien untuk menahan sebentar sambil menarik nafas panjang dan minta pasien untuk terlentang dan menekukkan lututnya kemudian mengangkat bokong lalu di beri pot.

2. Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien setelah B.A.B.

3. Membereskan alat-alat, di bawa ke spoelhok untuk di bersihkan kemudian alat di kembalikan ketempat semula.

4. Mencuci tangan.5. Catat : Tanggal pemberian huknah gliserin.

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU

Page 59: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA KATETERISASI URINE

(WANITA DAN PRIA)

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan pipa yang dibuat dari karet/plastik melalui uretra sampai kekandung kemih dengan menggunakan tehnik aseptik

TUJUAN 1. Mengurangi/mengosongkan kandung kemih2. Pengambilan contoh bahan pada pemeriksaan urin

steril3. Mengukur urin out-put4. Membantu pasien untuk urinern5. Persiapan pasien untuk prosedur operasi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 60: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

a. Bak instrumen berisi : Pinset anatomi 1 set / sarung tangan 1

pasang Gaas steril

b. Kateter sesuai nomor yang diperlukan dan urine bag

c. Aquabides 20 CCd. Spuit 10 CCe. Bethadin sol dalam botolf. K. Jellyg. Kapas cebok dalam tempatnyah. Nierbeken 2 buah.

2. Sampiran / sherem

B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan

pemberian kateterisasi pada pasien.2. Membawa alat – alat kedekat pasien 3. Memasang sampiran 4. Menyiapkan pasien wanita dengan posisi pasien

terlentang dengan kedua kaki dibengkokkan ( dorsal recumbent ) pada pasien pria dengan posisiterlentang dengan kaki diluruskan ( supine ), lalu meninggalkan pakaian bagian bawah dan tutupan dengan kain penutup.

5. Meletakan alas pada bagian bokong pasien dan meletakan nierbekken diantara tungkai

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA KATETERISASI URINE

(WANITA DAN PRIA)

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

Page 61: Gabungan Sop

6. Mencuci tangan 7. Memasang sarung tangan

KATETERISASI UNTUK WANITA :1. Membersikan vulva dengan kapas cebok.2. Olesi jelly pada ujung kateter kira – kira 5 – 7 cm,

buka labia mayora dengan tangan kiri dan tangan kanan masukkan ujung kateter perlahan-lahan kedalam uretra sampai urine keluar, pasien dianjurkan menarik napas panjang.

3. Menampung urine kedalam nierbekken bila untuk pemeriksaan ditampung dengan botol steril.

4. Bila kateter yang terus terpasang maka sambung dengan urine bag, kemudian masukkan cairan aquabidest kedalam spuit 10 cc lalu isi balon sebanyak 10 – 20 cc.

5. Plester kateter pada paha atau dibawah abdomen.6. Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien.7. Membereskan alat-alat.8. Mencuci tangan.9. Catat : tanggal pemasangan dan periksa warna

serta jumlah urin.

KATETERISASI UNTUK PRIA1. Memegang penis dengan tangan kiri dengan

memakai gaas steril.2. Menarik prepitium sedikit kepangkal kemudian

membersihkannya dengan kapas cebok dan olesi uretra dengan antiseptic.

3. Olesi jelly pada ujung kateter kira-kira 5-7 cm, memastikan kateter kedalam uretra kira-kira 10-17 cm sambil penis diarahkan keatas sampai urine mengalir. Jangan gunakan paksaan apabila dirasakan ada sedikit tahanan anjurkan pasien lebih rileks. Apabila tahanan dirasakan lebih kuat atau dijumpai adanya darah hentikan pemasangan dan beri tahu dokter, perlahan-lahan kedalam uretra sampai urine keluar.

4. Dan seterusnya sama melakukan pada wanita.

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN SIKAP SIM

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

Page 62: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Sikap dalam posisi setengah telungkup

TUJUAN 1. Memudahkan rectal touche2. Memudahkan pemberian obat melalui anus3. Memberi huknah tinggi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien.2. Mencuci tangan. 3. Mengangkat bantal.4. Memiringkan pasien, hanya lebih miring/setengah

telungkup dan dada mengenai tempat tidur, lengan pada sisi yang tertindih (kanan/kiri) diletakkan sejajar dengan punggung.

5. Merapikan tempat tidur.6. Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN SIKAP LITHOTOMY

Page 63: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Sikap pasien dalam posisi terlentang dan kedua tungkai diangkat, lutut ditekuk kearah dada, tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat, bila ada ada metaginekologi tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia.

TUJUAN 1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul misalnya, touche

2. Memudahkan pemberian obat melalui anus3. Memberi huknah tinggi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Sikap lithotomi dilaksanakan pada :1. Pemeriksaan ginekologi / urologi2. Pengobatan uretra dan kandung kemih3. Pelaksanaan perasat kebidanan4. Operasi haemorrhoid

B. Pelaksanan :1. Memberi tahu pasien2. Mencuci tangan3. Mengangkat kedua tungkai, menekuk lutut

kearah dada, kedua tungkai bawah ditahan oleh dua oerang perawat, bila ada meja ginekologi, kedua tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki.

4. Merapikan pasien setelah pemeriksaan atau melaksanakan perasat

5. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU

Page 64: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMKEBERSIHAN VULVA

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Membantu pasien membersihkan vulvanya yang tidak dapat dikerjakan sendiri.

TUJUAN 1. Agar vulva tetap bersih dan rasa nyaman2. Melatih pasien dalam memelihara kebersihan vulva

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kapas savlon dalam tempatnya2. Sarung tangan 1 pasang3. Nierbekken4. Sampiran

B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan kepada pasien2. Membawa alat-alat kedekat pasien3. Memasang sampiran4. Mencuci tangan5. Membuka pakaian bagian bawa pasien6. Membuat posisi dorsal recumbent7. Tangan kiri membuka vulva, tangan kanan

membersihkan vulva dengan kapas savlon8. Membersikan vulva dari atas kebawah9. Kapas savlon yang kotor dimasukkan ke

nierbekken10.Setelah selesai pasien dirapikan dan posisinya

diatur kembali11.Membuka sarung tangan12.Peralatan dibereskan dan dikembalikan

ketempat semula13.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU

Page 65: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMERIKSAAN DALAM (TOUCHE)

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang menggunakan 2 jari yang dimasukkan kedalam liang senggama disertai bantuan tangan luar yang diletakkan diatas perut.

TUJUAN 1. Untuk menentukan bagian janin yang terletak terdepan

2. Untuk memeriksa keadaan rahim, liang senggama dan leher rahim

3. Untuk memeriksa keadaan panggul

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 66: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Com berisi kapas savlon 2. Satu sarung tangan steril3. Korentang dalam tempatnya 4. Nierbekken5. Jelly 6. Sampiran

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien2. Pasang sampiran3. Mengatur posisi pasien dalam sikap dorsal

recumbent4. Meletakkan nierbekken diujung tempat tidur,

bagian kaki5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan

steril6. Melakukan tindakan vulva higiene dengan kapas

savlon steril kemudian jari telunjuk dan jari tengah kanan diolesi jelly

7. Lakukan tindakan pemeriksaan dalam8. Menganjurkan pasien supaya melemaskan diri

dan menarik napas kalau perlu dan bokong tidak diangkat.

9. Selesai pemeriksaan dalam, sarung tangan dibuka

10.Membereskan semua alat dan disimpan pada tempatnya

11.Mencatat hasil pemeriksaan12.Mencuci tangan

UNIT TEKAIT IRI Kebidanan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBERIKAN SIKAP LITHOTOMY

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Sikap pasien dalam posisi terlentang dan kedua tungkai diangkat, lutut ditekuk kearah dada, tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat, bila ada ada metaginekologi tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia.

Page 67: Gabungan Sop

TUJUAN 1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul misalnya, touche

4. Memudahkan pemberian obat melalui anus5. Memberi huknah tinggi

KEBIJAKAN 3. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

4. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR C. Sikap lithotomi dilaksanakan pada :1. Pemeriksaan ginekologi / urologi2. Pengobatan uretra dan kandung kemih3. Pelaksanaan perasat kebidanan4. Operasi haemorrhoid

D. Pelaksanan :6. Memberi tahu pasien7. Mencuci tangan8. Mengangkat kedua tungkai, menekuk lutut

kearah dada, kedua tungkai bawah ditahan oleh dua oerang perawat, bila ada meja ginekologi, kedua tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki.

9. Merapikan pasien setelah pemeriksaan atau melaksanakan perasat

10.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 4. IGD5. IRI6. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/4

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Serangkaian kejadian yang berakhir dengan kelahiran bayi yang cukup bulan dan hampir cukup bulan yang di susul dengan pengeluaran plasenta,ketuban,dan selaput janin dari kandungan ibu.

Page 68: Gabungan Sop

TUJUAN 1. Untuk menolong ibu dan anak dalam perslinan normal

2. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Bak instrumen berisi:

a. 1/2 klem kocherb. Gunting episiotomi 1c. Klem kocher 2d. Gunting tali pusat 1e. Tali pusat 2f. Slym zuegerg. Pinset chirurgis1h. Pinset anatomis 1i. Spuit 10 cc 1j. Naald Volder 1k. Gunting hacting 1l. Gaas sterilm. Tampon bulat steril 1n. Doek steril 4

2. Obat-obatan :a. Yodium 1 botolb. Bethadin sol 1 botolc. Lydones 2% 1flcd. Methergin 1 amp/syntosinon 1 ampe. Benang hacting

3. Alat-alat lainnya :a. Nierbekken besar 2b. Waskom 2c. Gelas pengukur darahd. Sampirane. Meteran

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/4

Page 69: Gabungan Sop

PROSEDUR B. Pelaksanaan :1. Penolong menggunakan short plastik.2. Penolong mencuci tangan secara steril.3. Memakai sarung tangan steril.4. Perineum dan sekitarnya di desinfeksidengan

betadin sol5. Pemecahan selaput ketuban dengan cara :

a. Pasien di buat posisi dorsal recumbentb. Memberitahu pasienc. Melakukan pemeriksaan dalamd. Melakukan pemecahan ketuban pada

pembukaan lengkap dan waktu his lalu memasukkan ½ klem kocher mengikuti jari yang sudah masuk pada waktu pemeriksaan dalam

e. Air ketuban di tampung dalam nierbekken dan mengukur banyaknya serta melihat warna air ketuban

f. Memeriksa DJJ setelah memecahkan ketuban6. Doek steril di bentangkan7. Tangan kanan dengan kain steril menyokong

perineum8. Tangan kiri dengan kasa steril memperkuat steril9. Membersihkan muka bayi10.Membantu kepala mengadakan resusitasi

spontan ke arah punggung bayi11.Mencheck up kepala dengan kedua tangan12.Menarik kepala bayi ke bawah untuk melahirkan

bahu atas13.Menarik kepala bayi ke atas untuk melahirkan

bahu bagian bawah sambil memperhatikan perineum

14.Mengkait kedua ketiak dan menarik keluar sambil memperhatikan perineum

15.Menilai apgar score 1 menit dan 5 menit16.Membersihkan jalan nafas dengan slym zueger:

a. Membersihkan muka dengan gaas sterilb. Jari telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam

mulut bayi sampai ke pangkal lidahc. Tangan kanan memegang penghisap lendir

dan ujungnya di masukkan ke dalam mulut bayi kemudian di hisap kemudian di lakukan penghisapan melalui hidung

17.Menjepit tali pusat dengan klem kocher I kira-kira 5 cm dari perut bayi

18.Menjepit tali pusat dengan klem kocher II kira-kira 3 cm dari klem kocher I

19.Menggunting tali pusat di antara 2 klem kocher20.Mangikat tali pusat21.Mengolesi tali pusat dengan yodium

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL

Page 70: Gabungan Sop

No.Dokumen No.RevisiA

Halaman¾

22.Membungkus tali pusat dengan kasa steril23.Membungkus bayi dengan kain steril dan

meletakkan bayi kedada ibu dan Bantu bayi mengawali menyusui (kontak dini) selama 30 menit untuk setiap bayi yang afgar scor > 8 (9-10)

24.Memberikan kepada asisten untuk membersihkan bayi: memandikan, merawat tali pusat, menimbang BB, memberi pakaian dan memberi tanda pengenal yang sama dengan ibunya

25.Memeriksa kontraksi uterus26.Memeriksa TFU27.Memeriksa kandung kemih bila penuh di lakukan

kateterisasi28.Mengukur pendarahan29.Pengeluaran plasenta menurut kostner

a. Tangan kiri mengetengahkan uterusb. Melakukan massage c. Tangan kanan mengangkat tali pusat sambil

tangan kiri menekan atas symphisisd. Menekan fundus uteri perlahan lahan ke

bawah setelah plasenta terlepas dari dinding uterus

e. Memberi suntikan methergin atau sintocinon30.Memeriksa kontraksi uterus dan TFU31.Memriksa vulva dan perineum32.Melakukan penghectingan perineum

a. Pasien di buat posisi lithotomyb. Mencuci tangan dan memakai sarung tanganc. Memasang doek steril pada bawah bokong

dan atas perutd. Melakukan desinfektan dengan bethadinee. Tampon bulat di masukkan ke dalam vaginaf. Menyuntik lydones 2% sebanyak 5-10 cc

pada daerah perineumg. Menghecting lapisan otot dan kulith. Mengeluarkan tamponi. Memeriksa anus dengan memasukkan jari

kelingking untuk mengetahui apakah rectum ikut terjahit

j. Memberikan gaas yang di basahi dengan bethadine pada luka hecting dan softex

k. Merapikan pasien pada posisi semula33.Memeriksa plasenta:

a. Mengukur darah pada gelas pengukurb. Mengukur panjang tali pusatc. Menunjukkan insertio tali pusatd. Mengidentifikasi plasenta: selaput, kotiledon,

dan pembuluh darah yang menembus.

Page 71: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman4/4

34.Mengidentifikasi kotiledon: kelengkapan, kelainan, ukuran

35.Mengidentifikasi kelainan bentuk plasenta36.Menimbang berat plsenta37.Membereskan alat alat38.Mencuci tangan39.Mencatat seluruh hasil pertolongan40.Persalinan pada status pasien41.Memperhatikan sterilitas

UNIT TERKAIT 1. IGD2. Ruang Bersalin

Page 72: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGISAP LENDIR PADA BAYI BARU LAHIR

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Upayakan yang dilakukan dalam membersihkan jalan nafas bayi baru lahir.

TUJUAN Agar jalan nafas bayi tidak tergannggu.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.

PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan 2. Membaringkan bayi keatas meja bayi yang sudah

dialasi kain3. Posisi bayi terlentang 4. Mengisap lendir dimulai dari kedua belah lubang

hidung, kanan dan kiri sampai bersih5. Memasukkan alat pengisap lendir ke dalam rongga

mulut sampai ketenggorokan 6. Menarik dan mengisap lendir keluar kemudian

buang ke Mmngkok7. Membersihkan alat pengisap lendir dengan kain

steril8. Pengisapan lendir diulang sampai bersih Alat-alat

dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya masing-masing

9. Perawat cuci tangan 10. Dokumentasi tindakan, hasil, dan respon bayi dalam

catatan perawatan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin 2. Ruang Bayi

Page 73: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYUSUKAN DINI / BONDING ATACHMENT

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memberikan ASI pada bayi segera setelah kelahiran.

TUJUAN 1. Ibu san bayi bisa segera saling bersentuhan2. Merangsang keluarnya ASI3. Mempercepat tali kasih sayang ibu dan bayi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR 1. Setelah bayi lahir dilakukan pengisapan lendir dan perawatan talipusat , bayi dibungkus agar tidak kedinginan.

2. Areola mamae dipijat untuk mengeluarkan setetes ASI dengan cara ibu jari memegang payudara diarah yang berlawanan pijat pelan-pelan aerola kearah putting susu sampai ASI keluar setetes.

3. Oleskan ASI disekitar putting susu.4. Kalau ASI tidak keluar bersihkan putting susu

dengan kasa basah5. Dekatkan mulut bayi kepayudara ibu.6. Letakan mulut bayi ke putting sampai sebagian

areola mamae masuk ke mulut bayi.7. Rangsang dagu bayi agar mau menghisap tunggu

sampai lebih kurang 15 menit sampai bayi menghisap lakukan juga untuk payudara sebelahnya.

Catatan :a. Larangan penggunaan tanpa indikasi dan promosi

susu formula makanan bayi.b. Larangan memakai dot dan kompengc. Pemberian ASI Eksklusif (selama 6 bulan )

UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin2. Ruang bayi

Page 74: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGUKUR PANJANG BADAN BAYI

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Upaya mengetahui ukuran panjang badan bayi

TUJUAN Untuk mengetahui tumbuh kembang tuubuh bayi dan kecukupan nutrisi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Penggaris kayu2. Kasur busa

B. Pelaksanaan :1. Pasien dan keluarga diberi tahu tentang tindakan

yang akan dilakukan2. Perawat mencuci tangan3. Bayi ditidurkan dikasur busa tanpa

menggunakan bantal4. Luruskan badan bayi5. Ukur panjang badan bayi dari puncak kepala

sampai dengan ujung tumit bayi dengan penggaris kayu

6. Bayi dirapikan7. Peralatan dibereskan 8. Perawat mencuci tangan9. Dokumentasikan tindakan, hasil dan respon bayi

UNIT TERKAIT 1. IGD2. Ruang bersalin3. Ruang Bayi

Page 75: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENIMBANG BERAT BADAN BAYI

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukurberat badan dengan Timbangan

TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan bayi2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan bayi3. Untuk menentukan diagnosis4. Untuk menentukan dosis pengobatan dan

kebutuhan nutrisi bayi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :a. Timbangan bayib. Buku catatanc. Kain pengalas timbangan

B. Kriteria pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan2. Timbangan diberi kain pengalas dan siap di

pakai3. Timbangan distel dengan angka petunjuk pada

angka nol4. Selimut dan pakaian bayi dibuka, dibaringkan

diatas timbangan5. Hasil berat badan dicatat dalam buku6. Bayi dirapikan dan dibaringkan kembali ditempat

tidur7. Alat-alat dibereskan8. Perawat cuci tangan 9. Dokumentasikan hasil

Page 76: Gabungan Sop

UNIT TERKAIT e. I.G.Df. Ruang Bersalin g. Ruang Bayi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas bayi yang baru lahir di RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam dengan cara membuat cap kaki bayi kanan / kiri, dan cap jempol tangan kanan ibunya bayi serta pemberian gelang nama kepada Bayi.

TUJUAN Untuk melengkapi identitas bayi dan mencegah terjadinya kekeliruan.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 77: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat : 1. Bak stempel dan tinta2. Lembar idenfikasi Bayi dan Kartu lahir bayi3. Gelang bayi dan ibu

B. Pelaksanaan :1. Mencap telapak kaki bayi diruang bersalin

a. Mencuci tangan b. Oleskan tinta pada bak stempel hingga

meratac. Meletakkan kaki kiri / kanan bayi dan jempol

tangan kanan ibu pada bak stempeld. Mencapkan telaoak kaki kiri/kanan dan

jempol tangan ibu pada lembar idenfikasi Bayi dan Kartu lahir bayi

e. Telapak kaki bayi dan jempol tangan kanan ibu.

2. Menulis Gelang Bayi :a. Gelang biru untuk bayi laki-laki , Gelang

merah jambu untuk bayi perempuan dean di pasang pada pergelangan tangan bayi.

b. Mencatumkan nama lengkap ibu , jenis kelamin bayi ,berat badan lahir, panjang badan, tanggal dan jam lahir

c. Gelang nama ibu dibuat : Biru / Merah jambu sesuai dengan jenis kelamin bayi yang di lahirkan

3. Mengantarkan bayi keruangan bayi dan ibu keruangan nip

4. Mencatat identitas bayi pada buku lahir

UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin 2. Ruang nifas3. Ruang bayi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERAWATAN LUKA EPISIOTOMI

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Membersihkan luka hecting pada perineum dengan cara sterilisasi

TUJUAN 1. Untuk mencegah timbulnya infeksi2. Agar luka hecting tetap bersih dan terpelihara3. Sebagai pengobatan

Page 78: Gabungan Sop

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

a. Pinset anatomis b. Pinset chirurgis c. Kasa sterild. Gunting lurus runcing e. Sarung tangan satu pasang

2. Alat-alat lain :a. Com kecil steril b. Betadin salap c. Nierbekken d. Kapas savlon dalam tempatnyae. NaCl 0,9 %f. Pembalut g. Sampiran

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien2. Membawa alat-alat kedekat pasien3. Memasang sampiran4. Membuka pakaian bagian bawah pasien5. Pasien dibuat posisi dorsal recumbent6. Mencuci tangan 7. Memakai sarung tangan8. Membersihkan luka dengan kapas savlon9. Kapas savlon yang kotor dimasukkan ke

nierbekken10.Membersihkan luka episiotomi dengan NaCl

0,9% kemudian dikeringkan dan diberi bethadine zalf ditutup dengan gaas steril dan pembalut

11.Setelah selesai, buka sarung tangan12.Merapikan pasien

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERAWATAN LUKA EPISIOTOMI

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

13.Mengembalikan peralatan ketempat semula14.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin2. Ruang nifas

Page 79: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERAWATAN PAYUDARA

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

Page 80: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Dengan adanya terjadinya perubahan pada payudara pertama mengenai membesarnya karena berkembangnya kelenjar-kelenjar payurada dengan bertambahnya sel-sel siklus dan sel-sel pembuat asi yang dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan oleh placenta dan juga penambahan darah, maka perlu dipersiapkan ibu untufk menyusui.

TUJUAN 1. Payu dara terawat terutama bagian putingnya kenyal dan lembab serta selalu bersih

2. Agar laktasi dapat lancar dan terhindar dari kesakitan dalam menyusui

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Handuk kecil 2 buah2. Kasa dalam tempatnya3. Baby oil4. Waslap 1 buah5. Nierbekken6. Waskom berisi air hangat dan air dingin

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien2. Pasien duduk dikursih3. Pasang sampiran4. Mencuci tangan5. Putting susu dikompres dengan kassa yang telah

dibasahi dengan baby oil selama 15 menit6. Menganjurkan ibu membuka pakaian atas dan

kutang7. Meletakkan handuk melintang dibawa payudara8. Membersihkan putting susu9. Melicinkan tangan dengan baby oil10.Pengurutan pertama mulai dari tengah, atas

kesamping kanan kiri selanjutnya kearah bawah lalu keatas dan diangkat kemudian perlahan-lahan dilepaskan, dilakukan selama 5 menit

11.Pengurutan kedua, telapak tangan kiri menyokong buah dada kiri, tangan kanan dengan sisi kelingking mengurut buah dada kearah putting susu dilakukan selama 5 menit setiap buah dada

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERAWATAN PAYUDARA

Page 81: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

12.Pengurutan ketiga, sama dengan pengurutan kedua tetapi dengan tangan kanan yang digenggam mengurut dengan buku-buku jari dilakukan 5 menit untuk setiap buah dada.

13.Merangsang buah dada dengan air hangat dan air dingin secara bergantian selama 5 menit untuk setiap buah dada

14.Buah dada dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk

15.Mengenakkan kutang16.Merapikan semua alat-alat pada tempatnya17.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT IRI Kebidanan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBANTU PASIEN CURETTAGE

Page 82: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Suatu tindakan pertolongan untuk mengeluarkan plasenta/ uri dari rongga rahim dengan menggunakan alat-alat curet, yang dilakukan oleh dokter Obgyn dan dengan seorang asisten bidan.

TUJUAN 1. Mengeluarkan/ membersihkan jaringan fetus2. Mengeluarkan sisa-sisa jaringan plasenta yang

tertinggal

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU.SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Meja instrument berisi :

a. Doek steril 2 lbrb. Sarung tangan 2 psgc. Kasa steril dalam tempatnyad. Speculum slim 2 bhe. Tampon tang 1 bhf. Uterus sonde 1 bhg. Kogel tang gigi dua 1 bhh. Abortus tang dari ukuran kecil

s/d besar yang tumpul dan yang tajam 1 set

i. Hegar/ busi dalam tempatnya 1 set

2. Alat-alat non steril :a. Com berisi betadin sol 1 bhb. Pot berisi formalin 10 % untuk P.Ac. Formulir P.A 1 lbrd. Pembalut 1 bh

3. Obat-obatan :a. Transamin 1 ampb. Kateter 50 mg 1 flcc. Lidocain 1 ampd. Syntosion 1 ampe. Methergin 1 ampf. S.A 1 ampg. Profenid supp 2 tubeh. RL 2 fls

Page 83: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MEMBANTU PASIEN CURETTAGE

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

4. Alat-alat lain :a. Spuit 3 cc 2 setb. Spuit 5 cc 1 setc. Abocath no. 20 1 setd. Infus set 1 sete. Gaas Alkohol 90 % 1 btl

5. Lampu sorot6. Sampiran

B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan kepada Dokter2. Memberitahukan kepada pasien dan

menandatangani surat izin tindakan3. Menganjurkan pasien untuk BAK4. Membawa meja instrument kedekat pasien 5. Memasang sampiran6. Membuka pakaian bagian bawah pasien dan

pasien dibuat posisi lithotomy7. Memberikan obat anastesi melalui IV sesuai

interuksi dokter8. Dokter dan bidan mencuci tangan dan memakai

sarung tangan9. Memasang doek steril dibawah bokong dan

diatas perut pasien 10.Melakukan desinfektan pada daerah vagina

dengan bethadine solution11.Memegang lampu sorot12.Dokter melakukan curettage13.Setelah melakukan curettage, vulva dibersihkan

dengan kapas salvon dan diberikan pembalut14.Pasien dirapikan dan di istirahatkan 15.Alat-alat dibersihkan dan dibawa ketempatnya16.Mencuci tangan17.Bila ada jaringan yang akan di P.A kan, jaringan

tersebut dimasukkan pada pot berisi formalin dan siapkan formulir untuk pemeriksaan.

UNIT TERKAIT Ruang Bersalin

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN IUD

Page 84: Gabungan Sop

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsudin

PENGERTIAN Pemasangan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bbermacam-macam terdiri dari plastik.

TUJUAN Untuk mengganggu dan mencegah terjadinya nidasi didalam cavum uteri.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

a. Doek sterilb. Spekulum cocor bebekc. Tampon tangd. Kogel tang gigi 2e. Sonde uterusf. Gunting lurusg. Lidi wotenh. IUD yang dibutuhkani. Gaas steril

2. Alat-alat lain :a. Nierbekkenb. Lampu sorotc. Korentang dan tempatnya

3. Obat-obatan :a. Bethadine solution dalam tempatnyab. Yodium dalam tempatnyac. Kapas cebok dalam tempatnya

B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan kepada pasien2. Menganjurkan pasien untuk BAK dan membuka

pakaian dalam3. Menyuruh pasien naik tempat tidur dan

mengatur posisi dorsal recumbent4. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan5. Memasang doek steril diatas perut pasien6. Melakukan vulva hygiene dan pemeriksaan

dalam

Page 85: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPEMASANGAN IUD

No.Dokumen No.Revisi

A

Halaman

2/2

7. Memasang speculum cocor bebek dan membersihkan liang senggama dengan menggunakan tampon tang dan gaas steril yang dibasahi dengan bethadine solution sambil mengamati apakah ada keputihan dan lain-lain

8. Menjepit serviks dengan kogel tang gigi 2, lalu masukkan sonde uterus untuk mengukur panjang uterus untuk menentukan ukuran IUD

9. Memasukkan IUD secara perlahan-lahan10.Melepaskan speculum cocor bebek11.Melakukan pemeriksaan dalam sambil

melipatkan benang IUD kefenix posterior12.Melakukan vulva hygiene13.Pasien dirapikan14.Alat-alat dibersihkan dan dibawa ketempatnya15.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Ruang bersalin

Page 86: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMANDIKAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Upaya memenuhi hygiene bayi dengan membersihkan tubuhnya.

TUJUAN Agar kebutuhan personal hygiene bayi terpenuhi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kom mandi dan sabun mandi2. Handuk dan Waslap 1 buah3. Baju / popok dan bedung bersih 4. Minyak bayi (Baby oil / bedak / sisir)5. Kapas lembab6. Ember tempat kain kotor7. Nierbeken8. Kapas lidi

B. Pelaksanaan :1. Petugas mencuci tangan 2. Bayi diletakkan diatas meja mandi3. Mata dibersihkan dengan kapas lembab dengan

arah luar ke dalam 4. Baju bayi dibuka 5. Kepala bayi di letakkan diatas tangan kiri petugas

dan melap bayi dengan sabun dari kepala sampai ke kaki dan terakhir alat genetalia

6. Bayi di masukan di kom mandi untuk di bersihkan 7. Setelah bersih, bayi diangkat dan di keringkan

dengan handuk Catatan : - Hati – hati dan jaga agar bayi jangan sampai jatuh - Jaga agar air tidak masuk ke telinga bayi

UNIT TERKAIT Ruang bayi

Page 87: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MERAWAT TALI PUSAT

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Upaya yang dilkukan dalam merawat tali pusat bayi

TUJUAN Untuk mencegah infeksi dengan menjaga kebersihan tali pusat

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Alkohol 70 % 2. Bethadine solution 10 % dalam tempatnya3. Gaas dan kapas lidi steril dalam tempatnya4. Korentang dalam tempatnya5. Perlengkapan pakaian bayi (gurita, popok, baju,

dll)6. Aquadest steril

B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan 2. Pembalut yang kotor dibuka dan bila lengket di

basahi terlebih dahulu dengan aquadest3. Umbilikus (pusat ) dibersihkan dari atas ke bawah

dengan bethadine Sol memakai kapas lidi4. Umbilikus (pusat) di balut dengan alkafil (kassa

yang telah dibasahi dengan alkohol)5. Umbilikus di letakkan kemudian gurita di

pasangkan 6. Bayi dirapikan dan di kembalikan ke tempat

tidurnya 7. Alat dirapikan 8. Perawat mencuci tangan 9. Dokumentasikan dan hasil tindakan pada catatan

keperawatan

UNIT TERKAIT 1. Ruang Bersalin2. Ruang Bayi

Page 88: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGENAKAN POPOK, PAKAIAN DAN BEDUNG

BAYI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mengenakan popok, pakain dan bedung bayi setelah bayi selesai mandi, BAB / BAK atau pakaian kotor.

TUJUAN Untuk meningkatkan kerapian, kenyamanan dan kesegaran bayi.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Perlengkapan pakaian bayi (popok, gurita, baju,

dll)2. Kain pengalas bayi3. Kapas cebok4. Nierbekken5. Minyak (baby oil), waslap, air hangat dalam

tempatnya6. Ember tertutup untuk pakaian kotor

B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan2. Bayi dibaringkan diatas meja bayi3. Popok basah/ kotor dibuka4. Bokong bayi dibersihkan dengan kapas cebok,

kemudian dilap dengan waslap tangan, lalu dikeringkan dan diolesi dengan baby oil

5. Mengenakan popok : Popok diletakkan dibawah pinggang bayi, sisa bagian popok lipat keatas hingga menutupi bagian perut kemudian diikat.

6. Mengenakan baju dari lengan kanan / kiri kemudian diikat talinya di belakang

7. Mengenakan bedung kedua tangan bayi diluruskan di sisi badan bayi kemudia di bedung dengan rapih

8. Bayi dirapihkan, dibaringkan kembali dalam posisi

Page 89: Gabungan Sop

sesuai kebutuhan9. Bereskan alat-alat10.Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin 2. Ruang bayi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYUSUI BAYI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memberi ASI kepada bayi dengan cara menyusui langsung kepada ibunya.

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan cairan dan elektrolit

2. Menjalin hubungan batin antara ibu dan anak3. Meningkatkan daya tahan tubuh4. Mencegah terjadinya infeksi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Com berisi kapas dan air hangat2. Nierbekken

B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan2. Mengatar bayi ke ibu dengan memperhatikan

nama bayi sesuai dengan nama ibunya3. Membersihkan putting susu dengan kapas

lembab4. Menyusui bayi dengan sabar, membantu ibu

untuk menyusukan bayinya

UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi2. IRI Kebidanan

Page 90: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYENDAWAKAN BAYI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu tindakan yang diberikan untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat intake pada oral.

TUJUAN Agar bayi tidak tersedak

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR 1. Letakkan bayi tegak lurus pada bahu ibu tangan kiri ibu menopang kepala dan badan bayi dan tangan kanan memenepuk-nepuk punggung bayi

2. Atau letakkan bayi pada pangkuan ibu dan perlahan-lahan ditepuk secara pelan pada punggung bayi sampai bayi bersendawa

3. Kalau bayi sudah tertidur, baringkan miring kekanan atau tengkurap dan udara akan keluar dengan sendirinya.

UNIT TERKAIT Ruang bayi

Page 91: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMERAWAT BAYI DALAM INKUBATOR

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu cara untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sesuai kebutuhan.

TUJUAN Untuk memepertahankan suhu tubuh pada bayi sesuai kebutuhannya.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Tempat tidur khusus lengkap dengan :

8 – 10 lampu neon masing-masing 20 watt disusun secara paralel dan dipasang dalam kotak yang ada ventilasinya.

2. Pleksiglass 0,5 inci yang melapisi bagian bawah kotak lampu dan berfungsi memblokade sinar ultra violet

3. Filter biru yang berfungsi memperbesar energi cahaya yang sampai pada bayi

4. Alat-alat pengaman listrik5. Kaki tumpuan dan regulator untuk turun dan naik

lampu.

B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan 2. Memeperhatikan suhu inkubator minimum 320C3. Memperhatikan cairan untuk mengatur

kelembaban inkubator4. Observasi tanda-tanda vital bayi selama

perawatan5. Segala tindakan untuk memenuhi kebutuhan bayi

Page 92: Gabungan Sop

misal: mengganti popok, memberi minum, melap bayi dilakukan dalam inkobator

6. Pintu inkubator jangan dibuka sesering mungkin untuk mempertahankan suhu inkubator dan mengurangi infeksi nosokomial

7. Bayi hanya mengenakan popokUnit Terkait 1. Ruang Bayi

2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERAWATAN BAYI DENGAN SINAR THERAPI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Pemberian therapi sinar ultraviolet pada bayi dengan menggunakan tempat tidur khusus.

TUJUAN Untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

Page 93: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGUKUR SUHU TUBUH DI RECTUM

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernafasan, sisa-sisa pembuangan dan penyinaran,hantaran dan convection.

TUJUAN 1. Mengetahui suhu badan pasien2. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh3. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam

membantu menentukan diagnosa4. Mengetahui perkembangan penyakit

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Thermometer dalam tempatnya2. Vaselin dalam tempatnya3. Tissue dalam tempatnya4. Nierbeken5. Catatan suhu

B. Pelaksanaan1. Memberitahu pasien.2. Membawa alat alat ke dekat pasien.

Page 94: Gabungan Sop

3. Mencuci tangan.4. Membebaskan pakaian pasien.5. Memiringkan pasien.6. Menekukkan kaki pasien sebelah atas ke arah

perut.7. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer.8. Memasukkan thermometer ke dalam pelepasan

kira-kira 3 cm, mengangkat thermometer setelah 5 menit di lap dengan tissue.

9. Membaca hasilnya dan di catat.10.Merapikan pasien.11.Membersihkan thermometer kemudian

dikembalikan ke tempat semula.12.Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMRAWAT GABUNG ( ROOMING – IN )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu system pelayanan perawatan dimana ibu dan bayi yang baru lahir di rawat bersama-sama dalam satu ruangan dalam 24 jam.

TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi silang2. Meningkatkan penggunaan ASI3. Meningkatkan kesehatan ibu, mengurangi

perdarahan post partum dan komplikasi payudara.4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu5. Agar ibu dapat merawat bayinya dirumah nanti.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Timbangan bayi2. Thermometer dalam tempatnya3. NaCl 0,9 % / air steril4. Kapas lidi5. Perlengkapan mandi

a. Waskomb. Waslapc. Sabund. Handuk

6. Alkohol 70 %/ Bethadine dalam tempatnya

Page 95: Gabungan Sop

7. Perlengkapan pakaian bayi

B. Persiapan :1. Bayi diperiksa, dibersihkan, suhu diukur diaksila

dan timbang setiap hari2. Bersihkan kelopak mata dengan air steril/ NaCl

0,9 % Diusapkan dari bagian dalam kearah luar, perhatikan tanda-tanda infeksi

3. Pantau lubang hidung, telinga dan dibersihkan dengan kapas yang digulung, mulut dibersihkan dan perhatikan infeksi kandida, bila ada diberi gentian violet 1 %

4. Lepaskan pakaian bayi5. Mandikan bayi 6 jam setelah lahir, wajah bayi

diusap dan badan disabun serta dibersihkan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMRAWAT GABUNG ( ROOMING – IN )

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin6. keringkan badan bayi dengan handuk yang

lembut dan pantau kulit terutama pada lipatan paha, leher, belakang telinga, ketiak, tungkai dan genetal

7. Pantau dan bersihkan pada lipatan tali pusat dan 2,5 cm sekitar tali pusat dengan alcohol 70 %/ bethadine. Kemudian dikeringkan dan bungkus dengan kassa kering dan kemudian diplester.Perawatan tali pusat dilakukan 2x sehari. Tali pusat puput pada hari ke 6-7. Perban bila tali pusat basah atau bila ada tanda infeksi

8. Pasangkan pakaian dan popok yang bersih, pemakaian gurita tidak dianjurkan karena bayi bernafas abdominal thorakal. Pakaian diganti setiap basah, pantat bayi dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan mencegah lecet.

9. Letakkan bayi dalam tempat tidur yang bersih10.Cuci tangan setelah menangani bayi dan catat

hasil observasi11.Bantu ibu untuk menyusui bayinya sewaktu bayi

membutuhkan. Usahakan jangan memberikan susu formula kecuali jika terpaksa

12.Kontak dengan para pengunjung perlu dihindari13.Pada waktu tertentu bayi dikumpulkan dalam

ruang bayi supaya ibu dapat istirahat dan tidur dengan tenang.

Page 96: Gabungan Sop

14.Bidan bertanggung jawab terhadap bimbingan mengenai cara pemberian ASI, cara merawat bayi, cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi

15.Catat dan laporkan pada dokter, jika perlu perawatan intensif.

UNIT TERKAIT IRI Kebidanan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERSIAPAN PASIEN PRE OPERATIF

DIRUANG RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGETIAN Tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan dalam melakukan persiapan pada pasien baik secara fisik maupun mental

TUJUAN 1. Sebagai salah satu protap standar dalam persiapan pasien diruang rawat inap dan ruang bedah

2. Untuk kesembuhan pasien yang optimal

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan

2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan

PROSEDUR A. Administrasi1. Dokter dan perawat memberi penjelasan yang

sejelas-jelasnya tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

2. Pasien / keluarga pasien mengisi lembaran persetujuan SIO (Surat Izin Operasi) atau penolakan tindakan.

B. Persiapan Personal1. Mandi 2. Mencukur rambut disekitar daerah yang akan

dioperasi

Page 97: Gabungan Sop

3. Pemberian pre medikasi 4. Pasien dianjurkan puasa 6-7 jam5. Klisma untuk khusus obgyn, seperti section,

hysterectomy dan kasus bedah seperti laparatomy, hernia, haemorroid serta kasus bedah lainnya sesuai kebutuhan.

6. Menyiapkan obat-obat yang diperlukan selama operasiPemasangan infuse sesuai kebutuhan (abocath no. 18 untuk dewasa) hindari pemasangan infuse dekat dengan lapangan operasi.

7. Pemasangan kateter sesuai dengan kebutuhan8. Pemasangan NGT sesuai indikasi9. Melaporkan kepada petugas ruang bedah untuk

penjadwalan operasi10.Memakai pakaian khusus (buka pakaian dari

rumah) berupa baju operasi pasien, tutup kepala, dll.NB : Pakaian diambil dari ruang operasi

11.Pasien dibawa keruang operasi setengah jam sebelum tindakan pembedahan.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPERSIAPAN PASIEN PRE OPERATIF

DIRUANG RAWAT INAP

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

C. Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan EKG

a. Pasien di EKG dan dibacakan oleh dokter yang berwenang

b. Hasil diberikan/ diberitahukan kedokter konsulen (ahli anastesi dan operator)

c. Pasien > 40 tahun wajib dilakukan EKG2. Persiapan radiologi : Thorax foto3. Persiapan laboraturium

a. Pasien dianjurkan untuk puasa sesuai kebutuhan

b. Petugas laboratorium memeriksa darah rutin, KGD, LFT pada pasien untuk operasi

c. Hasil pemeriksaan diberikan/ diberitahukan kepada operator

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU

Page 98: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMORIENTASI PASIEN PRE OPERATIF

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mengenalkan lingkungan dan situasi kamar bedah kepada pasien.

TUJUAN 1. Pasien tidak asing dengan lingkungan kamar bedah.2. Menghilangkan rasa takut dan cemas dalam

menghadapi operasi.3. Memudahkan melakukan tindakan operasi.

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 02/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Peningkatan Kwalitas dan Kwantitas SDM

2. Kebijakan Keperawatan No. 04/K/RSU SM/XII/2008 tentang Peningkatan Kwalitas SDM Keperawatan

PROSEDUR 1. Perawat menerima pasien pre operatif dan memberi dukungan mental dan spiritual

2. Perawat menjelaskan lingkungan dan fasilitas yanga da dikamar bedah

3. Perawat memperkenalkan dokter bedah, dokter anastesi dan perawat instrument.

Page 99: Gabungan Sop

4. Memberikan penjelasan tahap-tahap pembiusan secara singkat

UNIT TERKAIT IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMCUCI TANGAN STERIL

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mencuci tangan secara steril merupakan suatu keharusan bagi setiap perawat dalam menjalankan tugasnya di kamar bedah dan kamar bersalin.

TUJUAN 1. Membersihkan tangan dari kotoran 2. Mencegah penularan3. Menjaga ke sterilan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.

PROSEDURA. Persiapan Alat :

1. Air yang mengalir ( keran lengan panjang )

Page 100: Gabungan Sop

2. Sabun3. Sikat lunak 2 buah4. Bahan desinfektan5. Handuk / doek bersih yang kering dan steril 2

buah

B. Pelaksanaan :1. Melepaskan seluruh perhiasan yang ada ditangan2. Gulung kedua lengan baju hingga 7 – 10 cm

diatas siku3. Kran air dibuka sesuai kecepatan yang

dibutuhkan, tangan dibasahi sampai siku, kepudian teteskan antiseptic secukupnya ditelapak tangan lagu gosokkan pada kedua lengan. Bilas dengan air mengalir agar lemak dan debu hilang (posisi saat membilas jari-jari menghadap keatas dan lebih tinggi dari siku)

4. Ambil sikat tangan operasi steril yang telah disiapkan, bersihkan dahului dari sisa-sisa desinfektan dengan air mengalir

5. Teteskan cairan antiseptic 2-3cc pada telapak tangan kanan atau pada permukaan sikat

6. Lakukan penyikatan dengan teknik sbb :a. Lengan kanan, lakukan penyikatan mulai dari

kuku jari tangan, telapak tangan, lengan bagian luar, lengan bagian dalam hingga atas siku masing-masing 10 hitungan (jumlah keseluruhan hingga 100 hitungan) untuk satu tangan

b. Lengan kiri, lakukan sesuai dengan lengan kanan

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMCUCI TANGAN STERIL

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

7. Bilas kedua lengan dengan air mengalir beserta sikatnya posisi jari-jari tangan tetap lebih tinggi dari siku

8. Ulangi teknik penyikatan pada kedua tangan ketempat yang telah disiapkan

9. Teteskan kembali cairan antiseptic 2-3cc pada telapak tangan, gosok tanpa menggunakan sikat hingga dibawah siku tanpa dibilas lagi

10.Dengan kedua tangan tetap sejajar di depan dada masuklah kekamar operasi dengan posisi tubuh membelakangi pintu (gunakan punggung untuk membuka pintu dengan mendorong pintu saat masuk)

UNIT TERKAIT 1. IBS2. Ruang bersalin

Page 101: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMASANG JAS OPERASI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Tindakan timbedah dalam menggunakan jas operasi secara steril sebelum melakukan tindakan pembedahan

TUJUAN 1. Menghindari kontak langsung dengan daerah operasi2. Mencegah kontaminasi dengan daerah pembedahan3. Mencegah timbulnya infeksi

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan

Page 102: Gabungan Sop

Keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Jas operasi steril sesuai ukuran2. Lap tangan handuk steril3. Alkohol 70 % pada tempatnya

B. Pelaksanaan :1. Setelah mencuci tangan steril kedua tangan di

siram dengan alcohol 70 %2. Keringkan tangan dengan lap tangan steril3. Keringkan kedua tangan dengan cara

memisahkan kedua lap tangan serta tetap pegang pada lipatan bentuk segitiga kemudian lingkarkan pada satu lengan putarlah mulai dari pergelangan kesiku kemudian buang pada tempatnya

4. lakukan hal yang sama untuk lengan yang satu lagi.

5. Ambil jas operasi steril diatas meja linen, jas tetap pada lipatan/ terlipat

6. Pasang pagian atas jas (leher) dan lepas bagian bawah perhatikan area yang tidak steril

7. Carilah kedua lubang lengan dengan posisi lengan tetap lurus kedepan secara bersamaan

8. Minumlah bantuan kepada petugas keliling untuk mengikat tali jas bagian atas dan bawah serta memberikan ujung tali agar mudah mengikatnya

9.C. Perhatian :

1. Selama menggunakan jas operasi hindari kontak dengan objek yang tidak steril

2. Jika terkontaminasi dengan objek yang tidak steril ganti jas dan mulai dari cuci tangan steril

UNIT TERKAIT 1. IBS 2. Ruang bersalin\

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMAKAI SARUNG TANGAN

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Tindakan mengenakan sarung tangan (handscoen) steril sebelum melakukan tindakan pembedahan/ operasi

TUJUAN 1. Menghindari kontak langsung dengan daerah operasi2. Mencegah kontaminasi dengan daerah pembedahan3. Mencegah timbulnya infeksi

Page 103: Gabungan Sop

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.

2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :Handscoen 1 pasang

B. Pelaksanaan :1. Sesudah mencuci tangan steril dan memakai jas

operasi sesuai prosedur2. Pakai sarung tangan dengan cara :

a. Sarung tangan kanan diambil dengan tangan kiri yaitu dengan memegang pada lipatan sarung tangan, jari tangan kanan dimasukkan kedalam sarung tangan

b. Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri

UNIT TERKAIT 1. IBS2. IGD3. Ruang bersalin

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBANTU PELAKSANAAN TINDAKAN OPERASI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Seorang perawat yang memiliki ketrampilan untuk menjadi asisten dokter bedah

TUJUAN Untuk memperlancar proses pembedahan

KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII /

Page 104: Gabungan Sop

2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII /

2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Persiapan alat-alat medis dan instrumen yang

dibutuhkan sesuai kasus operasi disterilkan untuk siap dipakai

2. Petugas ruang bedah menghubungi ahli anstesi via telepon untuk konfirmasi penjadwalan pembedahan

3. Pasien yang telah dibawa keruang operasi dipindahkan ke meja operasi dan diperiksa kelengkapan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan selama operasi

4. Kelengkapan alat-alat diperiksa oleh petugas asisten instrumen dan petugas omloop, sedangkan obat-obatan diperiksa oleh petugas ahli anastesi, omloop dan asisten operator

5. Persiapan obat-obatan seperti : spuit, kain kassa dan cairan, seperti NaCl 0,9 %, RL, dll.

6. Persiapan alat-alat rumah tangga seperti : AC, listrik, air, O2, N2O, dll. Untuk kelancaran pelayanan operasi

B. Persiapan Pasien :1. Asisten operator melakukan desinfeksi pada

daerah yang akan dioperasi dengan bethadine dan alcohol 70 %

2. Lapangan operasi dipersempit dengan menutup daerah luar lapangan operasi dengan doek/ kain steril pada keempat sisi luar lapangan operasi tapi doek yang keluar harus mencapai pertengahan tepi meja dengan lantai

3. Kain/ doek steril harus difiksasi kekulit pasien dengan lapisan plastic tipis (folie) yang transparan atau dengan doek klemp.

4. Petugas anastesi diberitahu bahwa pasien telah siap untuk dibius dan selanjutnya siap untuk dibedah

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMBANTU PELAKSANAAN TINDAKAN OPERASI

No. Dokumen No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR C. Pelaksanaan Operasi :1. Operasi dan asisten menanyakan perawat

instrumen untuk melayani permintaan alat

Page 105: Gabungan Sop

2. Operator dan asisten operator tidak dianjurkan untuk mengambil sendiri alat-alat yang diperlukan

3. Operator wajib memberikan informasi kepada perawat instrumen tentang langkah-langkah operasi, sambil melaksanakan operasi sesuai dengan standard profesi

4. Ahli anastesi wajib memberitahu ahli bedah dan perawat instrumen tentang perubahan keadaan atau posisi pasien

5. Perawat pembantu atau omloop tetap standbye diruang operasi yaitu aseptic 1 selama berlangsungnya pembedahan

D. Setelah Pembedahan :1. Perawat instrumen bertanggungjawab menutup

luka operasi dengan tehnik asepsis2. Operator/ asisten operator mengisi dan

melengkapi buku laporan operasi yang tersedia dan diperiksa telah diisi atau belum oleh perawat instrumen

3. Asisten operator mencatat laporan operasi kedalam rekam medik pasien

4. Perawat pembantu/ omloop bertanggungjawab akan pemindahan pasien keluar ruang operasi

5. Ruang operasi dan alat-alat dibersihkan kembali secara aseptic untuk persiapan operasi berikunya.

UNIT TERKAIT IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN BAHAN/ DARAH UNTUK

PEMERIKSAAN

No. Dokumen

P-IV-066-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

Page 106: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mendapatkan bahan untuk pemeriksaan.

TUJUAN Untuk mengetahui penyakit yang diderita.

KEBIJAKAN Dilakukan oleh petugas laboratorium untuk pemeriksaan dan mengetahui penyakit yang diderita.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kertas etiket nama, no. rekam medik, jenis

pemeriksaan dan tanggal.2. Tempat/ wadah untuk semua jenis pemeriksaan.3. Buku expedisi.

B. Pelaksanaan :1. Bahan yang akan diperiksa dimasukkan kedalam

wadah yang tersedia.2. Wadah yang diberi kertas etiket yang berisi :

a. Namab. No. Rekam medikc. Jenis pemeriksaand. Tanggal

3. Mengisi formulir dengan jelas sesuai etiket :a. Tanggalb. Nama pasienc. Nama dokterd. Jenis pemeriksaane. Ruangan

4. Bahan pemeriksaan dan formulir yang diisi diserahkan perawat kamar bedah ke bagian laboratorium atau ruangan.

5. Penyerahan bahan pemeriksaan dicatat dalam buku expedisi.

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS6. Laboratorium

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MENUTUP LUKA PEMBEDAHAN

No. Dokumen

P-IV-067-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

Page 107: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasang penutup atau pembalut pada luka operasi dengan memperhatikan tehnik aseptic dan antiseptic.

TUJUAN 1. Mencegah infeksi luka operasi dan mencegah infeksi silang (cross infeksi).

2. Mencegah masuknya kuman, kotoran dan cairan dari luar.

3. Sebagai penahan pada bagian yang luka.4. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami proses pembedahan dan berfungsi mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kassa steril2. NaCl 0,9 %, Alkohol 70 %3. Bethadine solution4. Suffratulle/ aminiotic5. Plester/ hipafix6. Gunting plester7. Elastis verban (untuk luka yang membutuhkan

fiksasi khusus)

B. Pelaksanaan :1. Setelah insisi sudah selesai dihecting luka operasi

dibersihkan dengan NaCl 0,9 % secara perlahan-lahan digosok permukaan luka dengan kassa basah lalu luka dikeringkan dengan kassa steril.

2. Kemudian lakukan desinfektan dengan alcohol 70 % mulai dari dalam keluar.

3. Gunting suffratulle/ aminiotic sesuai ukuran luka operasi lalu tempelkan tepat diatas bibir luka.

4. Bubuhkan sedikit bethadine solution pada lembaran kassa steril, letakkan diatas suffratulle dan kemudian tutup kembali dengan kassa steril.

5. Ambil hipafix/ plester, gunting sesuai ukuran kassa yang dipasang pada luka operasi dan rekatkan pada sisi kassa penutup luka operasi mulailah dari satu sisi ke sisi yang lain.

6. Pasang elastis perban sesuai ukuran dan indikasi mulai dari posisi distal menuju proksimal.

UNIT TERKAIT IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENGAWASI TINGKAT KESADARAN

No. Dokumen

P-IV-068-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

Page 108: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur atau mengobservasi keadaan umum pada pasien pra anastesi dan post operasi.

TUJUAN Untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan jalan penyakitnya.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien pra anastesi dan post operasi untuk mengetahui keadaan umumnya.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Aldered score/ GCS2. Monitoring EKG

B. Pelaksanaan :1. Perawat memasang perlengkapan monitoring

EKG pada pasien sesuai dengan SOP.2. Mengobservasi pasien dilihat dari monitoring EKG

tampak :a. Tensib. Heart ratec. RRd. Thermometere. Saturasi SPO2 dan PCO2f. Grafik EKG

3. Melakukan penilaian tingkat kesadaran sesuai dengan skala.

4. Melihat warna kulit.5. Mencatat hasil penilaian dan melaporkan kepada

operator dan anastesi.

UNIT TERKAIT IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN BILAS LAMBUNG

Page 109: Gabungan Sop

No.Dokumen

P-IV-069-04-11

No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Membersihkan lambung dengan cara memasukkan cairan/ cairan isotonik ke dalam lambung dan mengeluarkan/ membilas kembali dengan menggunakan selang lambung (N.G.T ).

TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari lambung.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami keracunan/toksin dengan cara memasukkan cairan isotonik ke dalam lambung.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MELAKUKAN BILAS LAMBUNG

No.Dokumen

P-IV-069-04-11

No.Revisi

A

Halaman

2/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PROSEDUR 7. Membilas lambung di lakukan berulang kali sampai air/ cairan yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau.

8. Mengobservasikantensi,nadi ,pernafasan dan respon pasien.

9. Mencatat semua tindakan yang di lakukan.

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI

Page 110: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MELAKUKAN SKIN TEST

No.Dokumen

P-IV-070-04-11

No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasukkan obat di bawah kulit.

TUJUAN Untuk melihat apakah pasien alergi terhadap obat yang akan diberikan.

KEBIJAKANDilakukan pada pasien yang mengalami hipersensitifitas pada obat.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :

a. Spuid 1 ccb. Kapas alkohol pada tempatnyac. Obat yang akan di berikand. Nierbekken

2. Catatan perawat

B. Pelaksanaan :1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien, Tepat obat,

Tepat dosis, Tepat cara, Tepat waktu dan waspada ).

2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan (skin test ) kepada pasien.

3. Membawa alat-alat ke dekat pasien.4. Mencuci tangan.5. Melakukan tindakan sesuai dengan protap

suntikan sub cutan.6. Mengatur posisi pasien serta mambebaskan

daerah yang akan di suntik dari pakaian.7. Mencuci tangan.8. Evaluasi setelah 15 menit pemberian obat untuk

melihat reaksi obat.9. Catat tanggal dan jam pemberian,nama obat

dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan.

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

Page 111: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MELAKUKAN PEMERIKSAAN 12 LEAD

No.Dokumen

P-IV-071-04-11

No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN EKG 12 Lead adalah grafik yang merekam perubahan-perubahan potensial listri jantung yang dihubungkan dengan waktu.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainana-kelainan dari irama jantung (arrthmya), miokardium.

2. Untuk mengetahui pengaruh / efek obat-obat jantung terutama digitalisasi dan quinidine.

3. Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektrolit.

4. Untuk mengetahui adanya perikarditis.

KEBIJAKANSetiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.

Page 112: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Alat monitoring EKG lengkap dengan :

a. Manset elektroda (limb lead) 4 buahb. Kabel EKG 4 buahc. Elektroda 6 buahd. Arde

2. Jelly EKG3. Kapas alkohol pada tempatnya4. Tissu

B. Pelaksanaan :1. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga

mengenai tindakan yang akan dilakukan.2. Posisi pasien dibuat tidur terlentang.3. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian

atas dan bila pasien memakai jam tangan, gelang dan logam lain, dilepas

4. Mencuci tangan.5. Membersihkan kotoran dan lemak dengan

menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi pemasangan limb lead / manset EKG

6. Oleskan jelly pada permukaan elektroda7. Memasang manset elektroda (limb lead) pada

kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai untuk merekam extremitas lead. Kemudian menyambungkan.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKG 12 LEAD

No.Dokumen

P-IV-071-04-11

No.Revisi

A

Halaman

2/2

Page 113: Gabungan Sop

PROSEDUR kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien dengan cara :a. Warna merah pada tangan kananb. Warna kuning pada tangan kiric. Warna hitam pada kaki kanand. Warna hijau pada kaki kiri

8. Memasang elektroda dada untuk merekam pre-cardial lead sebagai berikut :a. V1 pada sela iga ke 4 pada garis sternal

kananb. V2 pada sela iga ke 4 pada garis sternal kiric. V3 antara V2 dan V4d. V4 pada costae ke 5 pada garis tengah

klavikula kiri (dibawah putting mammae)e. V5 sejajar V4 pada bagian depan garis

axilarisf. V6 sejajar pada V4 dan V5 pada pertengahan

garis axilaris9. Memasang arde10.Mengecek semua selector yang diperlukan

apakah sudah semua pada posisi yang benar sesuai dengan ketentuan standard yaitu :a. Kecepatan gerak kertas 25 mm/detikb. Ukuran kalibrasi : 1 mv, ukuran ini ada 3

tingkatan : 0,5 mv, 1 mv, 2 mv (biasanya dipakai 1 mv)

Modenya : Disesuaikan dengan pasien yang d EKG (anak-anak / dewasa )Hidupkan monitor EKG, tunggu sebentar dan bila sudah terbaca tulisan analysis OK baru kita tekan tombol start maka hasil akan keluar sesuai dengan yang kita record yaitu 12 Lead beserta dengan hasilnya, sesudah stop matikan alat dan sobek kertas dan hasil rekaman tersebut.

11.Mencatat identitas pasien pada hasil rekaman EKG yaitu : Nama, Umur, Tanggal, Jam, Jenis rekaman, Nomor RM, Nama dokter, Nama perawat yang melakukan pada lembaran yang telah disediakan untuk penempelan hasil EKG tersebut.

12.Buka / lepaskan kembali semua elektroda yang dipasang pada pasien dan bersihkan daerah dada dan kedua pergelangan tangan serta kedua tungkai dari sisa-sisa jelly dengan tissue.

13.Rapikan pakaian pasien dan berikan kembali barang-barang yang dilepas tadi.

14.Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IRJ 4. ICU2. IGD 5. IBS3. IRI

RSU SARI MUTIARA

MENYIAPKAN PASIEN DENGAN TINDAKAN AKUT

Page 114: Gabungan Sop

LUBUK PAKAM No.Dokumen

P-IV-072-04-11

No.Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Keadaan acut yang ditandai dengan hypotensi dan berkurangnya perfusi jaringan akibat dari pemberian obat-obatan atau bahan kontras.

TUJUAN Memberikan pengobatan adekuad secara tepat dan cepat.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang dalam keadaan akut seperti : sincope (pingsan).

PROSEDUR 1. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang2. Bebaskan jalan nafas 3. Berikan O24. Lakukan pengukuran vital sign5. Bila tekanan darah lebih kecil atau 90 mmHg, beri

infus NaCl 0,9% 6. Beri injeksi Adrenalin :

Anafilaktik Ringan : 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) atau dosis 0,1 – 0,5 mg IV atau 0,1 – 0,2 mg SC ( untuk dewasa ) untuk anak 0,01 mg / kg BB

Anafilaktik Berat :Selain pemberian obat yang tersebut diatas dilanjutkan dengan infus 1 mg Adrenalin dalam 250 cc Detrose 5 % atau NaCl 0,9% atau Intra tracheal atau Intra cardiac dosis 0,1 mg – 1 mg.Hal tersebut diatas dapat diulangi setelah 5 – 10 menit apabila belum berhasil.

Pemberian :a. Cortico steroid sebagai terapi adjuvant,

Dosis dewasa Hidrocortison 200 mg IV atau Methylprednisolon 50 mg IV setiap 6 jam untuk 1 s/d 2 hari.

b. Anti Histamine sebagai terapi adjuvant,Dosis dewasa Diphenhydramine 50 mg IV atau Cimetidinen / Rantidine 50 mg IV.

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS5. I. Radiologi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DENGAN TINDAKAN AKUT

Page 115: Gabungan Sop

No.Dokumen

P-IV-072-04-11

No.Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 1. Kapas kotor di buang pada tempatnya.2. Pincet yang sudah di pakai di atur pada

bengkok.3. Luka di olesi salep burnazine.4. Luka di tutup dengan kasa steril secukupnya

dengan menggunakan pincet steril dan usahakan serat kasa jangan melekat pasa luka.

5. Luka di balut atau di plester dengan rapi.

UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMASANG BIDAI

Page 116: Gabungan Sop

No.Dokumen

P-IV-074-04-11

No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lainnya yang kuat tetapi ringan dipasang pada bagian tulang yang patah.

TUJUAN 1. Mencegah pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang yang patah.

2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.

3. Memberi istirahat pada bagian anggota badan yang patah.

4. Mengurangi rasa nyeri.5. Mempercepat penyembuhan.

Macam-macam Bidai :1. Bidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, aluminium, karton, plastik, atau bahan lain yang kuat dan ringan.Contoh : Bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

2. Bidai traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi dan hanya dipakai oleh tenaga terlatih khusus, umumnya dipakai pada tulang paha.Contoh : Bidai traksi tulang paha.

3. Bidai improvisasi Bidai yang dibuat dari bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penompang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.Contoh : Majalah, Koran, Karton, dll.

4. Gendongan/ Belat dan Bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitella (kain segitiga) dan bermanfaat sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.Contoh : Gendongan lengan.

KEBIJAKAN Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannyabaik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.

Page 117: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MEMASANG BIDAI

No.Dokumen

P-IV-074-04-11

No.Revisi

A

Halaman

2/2

Page 118: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Bidai yang sidah dibalut sesuai ukuran2. Kassa3. Bethadine4. NaCl 0,9 %5. Bengkok6. Baki + alas bertutup7. Pincet

B. Pelaksanaan :1. Perawat memberitahukan kepada keluarga.2. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien.3. Memcuci tangan.4. Pilih dan siapkan bidai yang sudah dibalut

dengan pembalut.5. Lakukan pembidaian melalui dua sendi.6. Hasil pembidaian : Harus cukup jumlahnya,

dimulai dari sebelah atas dan bagian bawah tempat yang patah, tidak kendor dan tidak keras.

7. Tanyakan keluhan utama pasien.8. Merapikan pasien dan alat-alat.9. Perawat mencuci tangan.

C. Prinsip dan Syarat Pembidaian1. Lakukan pembidaian pada tempat dimana

anggota badan mengalami cedera.2. Lakukan pembidaian pada persangkaan patah

tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang.

3. Bidai harus melewati minimal dua sendi yang berbatasan.

4. Bahan yang digunakan sebaiknya bersifat elastis, tidak mudah patah dan juga tidak terlalu lentur.

5. Ikatan pada bidai mantap tidak terlalu kuat dan terlalu kendor.

6. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan.

7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.

8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.

D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan bidai :1. Sensorik, yaitu dengan memberi rangsangan.2. Motorik, yaitu dengan menggerakkan.3. Refiling kapiler, yaitu dengan kembali kapiler

yang telah dihambat.

UNIT TERKAIT IGD

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMASANGAN WSD

Page 119: Gabungan Sop

No.Dokumen

P-IV-075-04-11

No.Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan OlehDirektur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Pemasangan drainage ke dalam rongga pleura pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan , untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura.

TUJUAN Mempertahankan kelancaran / pengeluaran cairan dari rongga pleura melalui drainage, sehingga paru-paru dapat berfungsi secara normal.

KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada pasien yanag mengalami gangguan pernapasan.

2. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Satu set angkat jahitan 2. Tuffer dan kassa steril dalam tromol3. Korentang steril4. Plester dan gunting5. Piala ginjal6. Alkohol 70%7. Bensin8. Vaselin zalf9. Kantong balutan kotor10.Kocher 2 buah11.Botol WSD steril berisi larutan sublimat 1.0/00

sampai pipa drain lebih kurang 2 ½ cm.12.Selang steril sebagai penyambung antara botol

WSD dengan drain.13.Bethadine solution 10%

B. Pelaksanaan :1. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien

mengenai prosedur yang di lakukan.2. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.3. Membebaskan pakaian pasien bagian atas.4. Membantu pasien dalam posisi duduk atau ½

duduk sesuai kemampuan pasien. 5. Perawat mencuci tangan .6. Membuka set angkat jahitan dan meletakkan

pada tempat yang mudah terjangkau oleh perawat.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMASANGAN WSD

Page 120: Gabungan Sop

No.Dokumen

P-IV-075-04-11

No.Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 7. Membuka balutan dengan hati hati dan balutan kotor di masukkan ke kantong balutan kotor,bekas plester di bersihkan dengan bensin bila perlu balutan dalam di angkat dengan menggunakan pincet steril.

8. Mendesinfeksi sekitar drain dengan alkohol 70% dan mengoleskan luka operasi dengan bethadine sol 10%.

9. Jaga darah supaya tidak tertarik/tercabut dan selang/ penyambung tak terlepas sehingga udara tak masuk ke dalam rongga thorax.

10.Observasi krepitasi kulit sekitar drain.11.Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang

sudah di gunting tengahnya kemudian di plester.

12.Memasang selang penyambung yang sudaah di sediakan pada pipa botol WSD yang baru ,kemudian ujung selang di tutup kasa steril.

13.Drain yang di pasang di kleam dengan kocher.14.Melepaskan sambungan selang botol dari

drain,di hubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru.

15.Melepaskan kocher dari drain.16.Mengobservasi :

Apakah ada undulasi, bila tidak ada di cari penyebabnyaa. Apakah paru paru tidak mengembangb. Apakah ada penyumbatan pada selang

karena ada darah atau kotoran lainc. Apakah solution tak bekerja dengan baikd. Sambungan selang longgar

17.Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala cyanotis, tanda-tanda perdarahan dan dada terasa tertekan.

18.Apakah ada krepitasipada kulit sekitar drain.19.Melatih pasien untuk bernafas dalam dan batuk.20.Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin

untuk menarik nafas dalam.21.Sebelum drain di cabut, pasien di anjurkan

menarik nafas dalam, dan segera di cabut, luka bekas drain di tutup dengan kasa steril yang sudah di olesi vaselin steril, kemudian di plester.

22.Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu pasien dalam posisi menyenangkan.

23.Membersihkan alat alat dan mengembalikan pada tempatnya.

24.Perawat mencuci tangan.25.Menulis prosedur yang telah di lakukan pada

catatan perawatan.

Page 121: Gabungan Sop

UNIT TERKAIT 1. IGD2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK

TINDAKAN DC-SHOCK

No. Dokumen

076/IV/04/11

No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu unit alat listrik yang dirancang sedemikian rupa dan berguna untuk memberi arus listrik searah pada otot jantung langsung maupun melalui dinding dada.

TUJUAN Menghilangkan spesifik arithmya / ventricular fibrilasi.

KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.

2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

PROSEDUR A. Jenis nya :1. Internal D.C Shock 15 – 50 WS . Joule, ini biasa

dilakukan diruang bedah ataupun diruang rawat jantung yang dapat lebih cepat melaksanakannya dengan membuka kembali sayatan pada dada untuk dapat memberikan langsung arus listrik pada otot jantung.

2. External D.C Shock 70 – 300 WS / Joule.

B. Persiapan Alat :1. Alat Defibrilator yang siap pakai2. EKG monitor3. Vedel metal4. Jelly dan tissu5. Peralatan therapi O2

6. Alat-alat dan obat-obat emergency7. 2 orang perawat untuk pendamping.

C. Pelaksanaan :1. Memberi tahu tindakan kepada keluarga bila

sedang mendampingi pasien2. Dorong emergency trolly lengkap dengan obat-

obat serta alat RKP ke dekat tempat pasien.3. Mencuci tangan4. Pasang EKG monitor 5. Melakukan cek ulang diagnosa dengan cepat dan

teliti melalui monitor dan rekam EKG untuk

Page 122: Gabungan Sop

mencegah kekeliruan yang dapat mengakibatkan fatal.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK

TINDAKAN DC-SHOCK

No. Dokumen

P-IV-076-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 6. Memberi bantuan pernafasan dengan ambubag oleh perawat dan F102 tinggi sampai saat melakukan perasat DC Shock.

7. Menentukan kapasitas watt sec /joule yang dibutuhkan pada mesin defibrillator oleh Perawat ke 2 ( biasanya dimulai dari 150; 200; 250 sampai 300 watt sec k/p ) sesuai instruksi dokter.

8. Dokter / perawat ke 2 meletakkan ke 2 paddle pada sekitar dada setelah diberi jelly.

9. Paddle I oleh tangan kiri didaerah north sternum10.Paddle II oleh tangan kanan mid axial panda

intercortalis untuk VI11.Sambil meletakkan vedel beri aba-aba agar

tempat tidur tidak disentuh.12.Amati ECG monitoring bila tidak ada perubahan

naikkan joulenya / kekuatannya catat sampai berapa kali dilakukan

UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS

Page 123: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMEMYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK INTUBASI

No. Dokumen

P-IV-077-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu cara membuka jalan nafas secara definitif menggunakan tube yang dimasukkan dari mulut ke trachea, menggunakan laryngoscope sebagai alat Bantu.

TUJUAN 1. Untuk mempertahankan jalan nafas pasien yang tidak sadar dengan cara menahan lidah agar tidak tertutup oleh pangkal lidah yang tiak jatuh di dinding posterior pharing

2. Membuka sumbatan jalan nafas karena sekresi yang kental

3. Mempertahankan oksigenisasi dengan pemberian oksigen dengan menggunakan vasemask pada pasien apnoe

KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.

2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. ETT dalam berbagai ukuran :

a. Bayi : 2,5 – 3.5 mmb. Anak-anak : 4.0 – 6.0 mmc. Dewasa pria : 8.0 – 8.5 mmd. Dewasa wanita : 7.0 – 8.0 mm

2. Stylet3. Laryngoscope4. Anastesi jely, anastesi spray5. Spuit 10 cc tanpa jarum6. Oropharyngeal tube7. Suction8. Plester

B. Persiapan pasien :1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan baik pada

pasien/ keluarga2. Minta persetujuan tindakan medik secara tertulis3. Jika memakai gigi palsu agar dilepas

Page 124: Gabungan Sop

4. Persiapan pasien dalam posisi leher fleksi dan kepala ekstensi

5. Pasien mendapat terapi intra vena yang stabil

C. Pelaksanaan :1. Persiapan laringoscope , sesuai kebutuhan pasien

dengan lampu yang terpasang baik sehingga tidak lepas saat intubasi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK INTUBASI

No. Dokumen

P-IV-077-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 2. Persiapan ETT yang dibutuhkan dengan pengecekan balon pada tube

3. Siapkan wire sylet yang dipasang ke dalam ETT sehingga ujungnya tidak menonjol (2-3 cm) dari ujung tube

4. Persiapan ambu bag dan alat suction yang dapat bekerja dengan baik

5. Posisi kepala ekstensi dan leher fleksi6. Laringoscope pegang dengan tangan kiri, tangan

kanan membuka mulut. Blade dimasukkan dari sisi kanan mulut sambil mendorong lidah ke kri sehingga tidak menghalangi pandangan ke pharing, suction digunakan untuk membersihkan orofaring

7. Ujung blade di dorong lebih dalam menyelusuri punggung lidah sampai mencapai epiglotis, blade diangkat sehingga epiglotis terangkat dan glotis terbuka

8. Seorang asisten untuk memegang suction dan ETT dan menekan cartilago cricoid sehingga esofagus tertutup sehingga mengurangi resiko regurgitasi dan aspirasi dan glotis lebih mudah terlihat

9. Bila vocal cord terlihat jelas, ujung ETT dimasukkan sampai ujung proksimal dari cuff berada 2 cm distal dari vocal cord batasan selang balon sampai di ujung bibir.

10.Blade dan style dilepas dan balon dikembangkan dengan 5-10 cc udara

UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS

Page 125: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

]

MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK EXTUBASI

No. Dokumen

P-IV-078-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu tindakan mengangkat pipa dari trachea melalui mulut/ hidung

TUJUAN Mengembalikan fungsi fisiologis pernafasan

KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.

2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Set therapy oksigen2. Emergency trolly3. Set extubasi4. Obat-obat life saving5. Spuit 10 cc/ 20 cc6. Sedang chateter dan alat penghisap lender

B. Persiapan Pasien :1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang

tujuan tindakan yang akan dilakukan2. Mengajarkan pasien cara batuk dan

mengeluarkan sputum yang efektif

C. Pelaksanaan :1. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tindakan

yang akan dilakukan2. Mencuci tangan3. Menghisap sekresi sebelum dilakukan tindakan

extubasi4. Mengempiskan cuff ETT

Page 126: Gabungan Sop

5. Melepaskan fiksasi ETT6. Dokter/ perawat melakukan extubasi7. Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam8. Memberikan therapy oksigen melalui sungkup

muka dengan konsentrasi tinggi9. Lakukan pemantauan respirasi dengan baik dan

benar10.Membersihkan bekas plester dengan bensin11.Mencuci tangan

UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen

P-IV-079-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/5

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu pernafasan secara mekanik.

TUJUAN 1. Memberikan kekuatan mekanis pada system paru untuk mempertahankan ventilasi yang physiologis.

2. Manipulasi Air Way Pressure dan Corak Ventilasi untuk memperbaiki efisien ventilasi dan oksigenisasi.

3. Mengurangi kerja Myocard dengan jalan mengurangi kerja keras.

KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.

2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Ventilator + O2 dan udara tekan2. Spirometer3. Air viva (ambubag)4. Suction5. Cuffinflator (Spuit 10 cc)

B. Indikasi Pemasangan ABN :1. Mekanik :

a. Respiratori rate (RR) 35x/ib. Tidal volume < 5 cc/kg BB

2. Oksigenisasi :

Page 127: Gabungan Sop

a. Pa O2 < 60 dengan FiO2 Room air 21%b. Pa O2 < 70 dengan FiO2 40%c. Pa O2 < 100 dengan FiO2 100%Ventilasi :PaCO2 mgHgCatatan : Khususnya babi pasien PPOM san

status asthmaticus ketentuan tersebut diatas tidak berlaku

3. Penggunaan Alat :a. Hubungkan ventilator dengan sumber listrikb. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan

UTc. Isi humidifier dengan aquad. Perhatikan Breathing Sircuit, apakah ada

kebocoran dengan menggunakan test Lung

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen

P-IV-079-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/5

PROSEDUR e. Atur mesin sesuai dengan klasifikasi kerja yang dibutuhkan

f. Hubungkan ventilator dengan pasien melalui konector ETT / T.T setelah ventilator disiapkan sesuai dengan pola pernafasan yang dibutuhkan.

C. Tingkat-tingkat pernapasan melalui Ventilator :1. Control / Kendali :

Suatu keadaan, dimana semua aktivitas pernafasan pasien sepenuhnya diambil alih oleh ventilator.Mencakup antara lain :a. T.V. : jumlah udara yang dibutuhkanb. Respirator Rate per menit (12 – 20 x/mt)c. Fraksi / konsentrasi O2 (FiO2 sesuai dengan

kebutuhan)

Pernafasan kontrol hanya digunakan untuk pasien yang tidak bernafas (apnoe) dengan 2 cara :1. Pernafasan kontrol untuk :

a. Pasien itu sendiri tidak bernafas (apnoe)b. Pasien yang sedang menggunakan obat-

obat muscle relaxan anesthesiMis : Tetanus, Post Op

1. Pernafasan kontrol khusus pasien dengan resusitasi otak ( RO atau pasien sengaja tidak dibuat bernafas selama 1 – 3 x 24 jam)Cara mempersiapkan ABN untuk Pernapasan Kontrol :a. Modus ditentukan ke arah kontrolb. RR ditentukanc. Menentukan minute volume (MV) (RR x

TV): Volume pernafasan dalam satu menit

Page 128: Gabungan Sop

d. Tentukan tidal volume (TV) ( 8 – 12 cc/kg BB): Volume pernafasan dalam satu kali pernafasan normal

e. Tentukan Inspirasi Time : Normal 25%Mis : Rate 15 x/mt

1 x bernafas : 60 : 15 : 4 detikJadi waktu inspirasi = 25 x 4 dtk = 1 dtk

100f. Tentukan Pause Time : Normal 10%

Mis : Rate 15 x/mt1 x bernafas : 60 : 15 : 4 detikJadi waktu pause = 10 x 4 dtk = 0.4 dtk

100

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen

P-IV-079-04-11

No. Revisi

A

Halaman

3/5

PROSEDUR g. Tentukan Expirasi Time : 65%Memberikan O2 dengan konsentrasi tinggi (Fi O2 100%) selama 1 menit dan kemudian diturunkan atau disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Pernapasan Asisted :Suatu pola pernafasan dimana ventilator hanya bersifat membantu apabila pasien sudah berusaha bernafas.Assisted Controle : Suatu pola pernafasan dimana A.B.N disiapkan untuk dapat membantu dua cara bergantian yaitu dengan :a. Pernapasan controlb. Asisted

Pengaturan A.B.N untuk pola nafas assisted / controle ini tetap sama dengan pola kontrol, hanya pasien tidak lagi diberikan obat Relaxan.

SIM V : Sincronise Intermitten Mandatory Ventilasi yang berarti : Memberikan bantuan pernafasan secara intermitten atau selang-seling dari pernafasan assisted dengan pernafasan spontan (tahap awal penyapihan pasien dari penggunaan A.B.N)Di dalam pola pernafasan ini, bantuan secara pernafasan assisted mulai dikurangi bertahapPernafasan SIM V dimulai dengan mandat 10 x/mt atau setiap 6 detik yang selalu dipopmpakan A.B.N tepat pada waktu pasien bernafas, sehingga bantuan pernafasan dari A.B.N, akan selalu selaras dengan

Page 129: Gabungan Sop

irama pernafasan yang disebut sinkron.Mis : SIM V 10 x : 60 detik (satu menit)

Berarti setiap 6 detik mesin memberi bantuan SIM V 6 x : 60 detik, berarti setiap 10 detik mesin memberi bantuan nafas

Cara mempersiapkan A.B.N untuk pola Pernapasan SIM V.Ada beberapa tombol yang harus dirubah : Modus dipindahkan ke arah SIM V Siapkan R.R SIM V yang diharapkan, biasanya dimulai

dari 10 x/mtKet : Semakin panjang waktu interval SIM V adalah bertujuan untuk memberi peluang lebih lama bagi pasien untuk dapat bernafas spontan.Mis : - Dengan memberikan SIM V 10 x/mt, ternyata

setelah dihitung jumlah seluruh frekwensi pernafasan pasien sampai 15 x/mt berarti 5 x adalah pernafasan spontan tanpa bantuan A.B.N

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen

P-IV-079-04-11

No. Revisi

A

Halaman

4/5

PROSEDUR Demikian seterusnya bila keadaan umum bertambah baik dan tidak ada tanda-tanda sesak nafas, Cardio Vasculer stabil dan T.V sudah mencapai > 0.5 normal, SIM V dapat diturunkan menjadi 8 x/mt : 6 x/mt sampai seterusnya bila perlu hanya 1 x/2 menit.

Umumnya bila tidak ada tanda-tanda capek atau sesak nafas sesudah SIMV 4 x/mt selama 1 – 2 jam pasien dapat langsung di T.Piece atau dilepas dari bantuan A.B.N.

Sebaliknya bila ada tanda-tanda tidak mampu (tampak sesak dan capek) dapat dikembalikan ke pola pernafasan Asisted Control.

CPAP : Continous Positif Air Way Pressure yaitu :Pasien mampu bernafas, tetapi pada akhir expirasi diberi tekanan menggunakan PEEP + 2.5PEEP : Positif End Exipiratory Pressure yaitu memberikan tekanan positif pada akhir expirasi, sehingga bisa menahan udara expirasi sehingga tekanan yang ditentukan (5 – 15 Cm H2O).PRESSURE CYCLE :Setiap mesin yang memberi inspiratie ditentukan oleh tekanan maksimum seperti SIMV.Ventilator secara otomatis memberi mandat bernafas jika periode Sinkronisasi berakhir tanpa upaya inspiratory patient (Inspiratie akan terhenti apabila

Page 130: Gabungan Sop

tekanan dalam paru-paru sudah sesuai)Indikasi PEEP :Pada paien yang memakai ventilaor dengan FiO2 , tetapi PO2 (pada Blood gas)* Broncho Pneumonia* Atelektase di paru-paru (Paru-paru tidak mengembang)* Oedema Paru yaitu untuk menahan cairan yang ada

pada dinding paru-paru, supaya cairan tidak masuk ke paru-paru.

Angka Normal ASTRUP ( Blood Gas )PH = 7.35 – 7.45PCO2 = 35 – 45 mmHGBE = -2.5 - +2.5 HCO3 = 21 – 25 meg ILTCO2 = 24 – 30 SATURASI O2 = 90 – 100 PO2 = 80 – 90

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen

P-IV-079-04-11

No. Revisi

A

Halaman

5/5

PROSEDUR Acidosis Metabolik :PH < 7.35HCO3 < 21BE < -2.5Koreksi Bichat

Alkalosis metabolic : PH > 7.35HCO3 > 21BE > +2.5

Acidosis Respiratorik : PCO2

Tindakan : Fisiotherapi Suction Bronchial Washing (Spoeting) Bronchoscopie

Alkalosis respiratorik : PCO2

Pasang dead speech (ruang rugi) 2-3 kg BB O2 sungkup (ventimask) Rebereathing bag

Page 131: Gabungan Sop

Rumus pemberian Bic-Nat/ Meylon :1/3 x BB x BE1/6 x BB x BE

UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT NEBULEZER

No. Dokumen

P-IV-080-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Nebulezer merupakan alat untuk memberi obat melalui inhalasi.

TUJUAN 1. Untuk mengurangi sesak pada pasien asma2. Untuk melonggarkan jalan nafas

KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.

2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

Page 132: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Alat nebulezer yang dilengkapi dengan:

a. Selang penyambung obat ke mesinb. Kabel listrik ke alatc. Corong inhalasi atau pace maker

2. Obat ventolin 1 ampul

B. Pelaksanaan:1. Memasukkan obat ventolin ke tabung nebulezer2. Mengatur posisi pasien dengan kapala lebih

tinggi3. Memasang face masker atau corong inhalasi

menutup hidung dan mulut dengan sempurna4. Sambungkan kabel mesin ke listrik5. Hidupkan mesin dengan memutar tombol warna

putih ke kanan6. Bila pasien kooperatif ajari nafas dalam7. Disaat pasien menarik nafas tekan tombol tabung

nebulezer8. Setelah habis obatnya,lepaskan face

masker/corong inhalasi

UNIT TERKAIT

1. IGD2. IRI3. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN TINDAKAN FISIO THERAPY DADA

No. Dokumen

P-IV-081-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Tindakan yang terdiri dari penepukan dada pada daerah dada penggetaran (vibrasi)

TUJUAN 1. Untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan mencegah infeksi pada saluran pernafasan pada pasien tirah baring

2. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan

Page 133: Gabungan Sop

kelancaran sirkulasi darah3. Mencegah kolaps paru yang disebabkan retensi

sputum

KEBIJAKAN Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Handuk untuk alas2. Bantal3. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh

yang tertekan4. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai5. Stetoskop6. Nierbekken7. Tissu

B. Pelaksanaan :1. Pasien diberitahu penjelasan tentang tindakan

yang akan dilakukan2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan3. Melatih pernafasan (breathing exercise) dan

batuk efektif 4. Mengajarkan pasien tehnik relaksasi sesuai

kondisi pasien5. Menepuk (perkusi/clapping) pada dinding thorax

pasien untuk membantu agar sekresi yang melekat pada dinding alveoli terlepas.

6. Menggelarkan/ vibrasi pada bagian dada anterior agar sekresi yang tertimbun di alveoli terlepas pada saat expirasi

7. Memberikan posisi drainase (postural drainase) selama 15-20 menit, agar sekresi dijalan nafas mudah dihisap

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN TINDAKAN FISIO THERAPY DADA

No. Dokumen

P-IV-081-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

Page 134: Gabungan Sop

PROSEDUR 8. Melakukan latihan nafas dengan melakukan inspirasi normal melalui hidung dan expirasi melalui mulut, hal ini dilakukan 1-4 x sesuai kemampuan pasien

9. Melakukan diaphragmatic breathing yaitu dengan melakukan inspirasi perlahan-lahan sambil tangan menahan gerakan diafragma kemudian melakukan expirasi secara perlahan-lahan, hal ini dilakukan pasien 1-4x sesuai dengan kemampuan pasien

10.Pasien dirapikan kembali

NB: - Fisiotherapy dada dilakukan sebelum makan- Berikan obat penenang/ relaksasi pada pasien

yang kejang rangsang sebelum fisiotherapy dada- Hentikan fhisiotherapy dada bila pasien kelihatan

letih dan kesakitan

UNIT TERKAIT

ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMANTAUAN

CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

No. Dokumen

P-IV-082-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/3

STANDAROPERASIONAL

Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:Direktur

Page 135: Gabungan Sop

PROSEDUR 16/05/11Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Memasukkan kateter CVP melalui pembuluh darah tepi seperti Vena sub clavia, femoralis sehingga ujungnya berada di atrium kanan atau dimana vena cava superior/ vena cava inferior.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan vena central dan menilai jumlah cairan dalam tubuh

2. Untuk memberikan cairan parenteral yang bersifat hypertonic apabila diberikan melalui vena tepi akan menyebabkan flebitis. Misal :a. Dextrose 20%b. Triofusin E 1000c. Intralip 10d. Aminofusin L 600e. Aminovel 1000

3. Untuk mempermudah pengambilan darah vena yang berulang-ulang tanpa menyakiti pasien dengan tusukan jarum.

4. Untuk memberikan obat-obat parenteral/ intravena terutama dalam keadaan darurat

5. Untuk memberikan cairan dengan cepat dalam jumlah yang banyak apabila melalui vena tepi tidak dapat/ collaps

KEBIJAKAN Dilakukan pada :1. Pasien craniatomi, hidrosephalus2. Mengontrol kebutuhan cairan dalam tubuh.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Set CVP terdiri dari :

a. Manometer CVPb. Kateter CVPc. Three wayd. Spuit 20 cce. 2 set infusetf. Cairan NaCl 0,9%

2. Alat-alat tambahan :a. Doek bolong sterilb. Kassa sterilc. Alkohol 70 %d. Bethadine solutione. 1 pasang sarung tangan steril

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMANTAUAN

CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

No. Dokumen

P-IV-082-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/3

Page 136: Gabungan Sop

PROSEDUR f. Lidones 2% 1 ampg. Bethadine creamh. Plesteri. Gunting verbanj. Standard infusek. Stik laken untuk alas

B. Pelaksanaan :1. Memberikan pada pasien/ keluarga maksud dan

tujuan pemasangan CVP2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang tidak

memakai bantal3. Kepala lebih rendah kira-kira 100-200 untuk

mencegah terjadinya emboli udara4. Alat-alat yang sudah tersedia dan siap pakai

diletakkan di sebelah kanan pasien.5. Cairan infus dan alat-alat manometer CVP sudah

terpasang di standard infus.6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan steril7. Daerah yang akan dipasang CVP di desinfektan

dengan bethadine solution secara sirkulir atau dari dalam kearah luar kemudian dengan alcohol 70 % dengan cara yang sama

8. Daerah-daerah yang sudah didesinfektan ditutup dengan doek bolong baru lakukan anastesi local dengan lidones 2 %

9. Spuit 20 cc di isi dengan NaCl 0,9% steril dan sambungkan dengan jarum yang akan digunakan

10.Lihat terlebih dahulu seberapa jauh kateter CVP yang akan dimasukkan

11.Jarum dimasukkan kebagian bawah dari clavicula dekat tulang denga sudut kira-kira 450 kedalam jarum kira-kira 3-4 cm lalu dihisap apakah sudah tepat ke vena cava superior dengan adanya darah keluar, spuit dilepas, lalu dimasukkan kateter CVP melalui lobang jarum sampai sebatas mana telah ditentukan sebelumnya. Setelah dirasa cukup masuk jarum ditarik dan dilindungi dengan plastik jarum tersebut

12.Sebelum disambung dengan infus CVP terlebih dahulu ditest apakah darah keluar dengan lancar dan baik, setelah lancar baru disambungkan dengan set infus yang telah tersedia dengan cairannya.

13.Selanjutnya bagian luka dibersihkan, diplester dan difiksasi dengan jarak 2cm dari tusukan, diberi cream bethadine dan ditutup dengan kassa steril dan di rekatkan dengan plester

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMANTAUAN

CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

No. Dokumen

P-IV-082-04-11

No. Revisi

A

Halaman

3/3

Page 137: Gabungan Sop

PROSEDUR 14.Rapikan pasien dan alat-alat15.Cuci tangan

Catatan :Daerah atau lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan CVP :1. Daerah vena cubiti2. Daerah vena femoral3. Daerah vena intra claviculer4. Daerah vena supra clavikuler5. Daerah vena jugularis

UNIT TERKAIT

ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN MONITORING EKG

No. Dokumen

P-IV-083-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/2

Page 138: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

11/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Monitoring EKG adalah grafik yang merekam perubahan-perubahan potensial listri jantung yang dihubungkan dengan waktu.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan dari irama jantung (arrhytmia), miokardium

2. Untuk mengetahui pengaruh/ efek obat-obat jantung terutama digitalisasi dan quinidine

3. Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektolit

4. Untuk mengetahuio adanya perikarditis

KEBIJAKAN Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. EKG monitor2. Elektrode 3 buah3. Jelly EKG4. Kapas basah direndam dengan larutan

deksinfektan

B. Pelaksanaan :1. Elektrode direkatkan kearah dada sesuai dengan

posisi pemasangan dari lead yaitu :a. Kabel pasien yang berwarna merah dijepitkan

pada elektrode yang posisinya diletakkan pada intercostal ke 4 sebelah kanan

b. Kabel pasien yang berwarna kuning dijepitkan pada elektrode yang posisinya diletakkan pada intercostal ke 4 sebelah kiri

c. Kabel pasien yang berwarna hijau dijepitkan pada elektrode yang posisinya diletakkan pada intercostal ke 5 sebelah kiri

2. Setelah kabel pasien terpasang semua, alat EKG dihidupkan dan gambaran EKG akan terlihat dilayar EKG.

3. Set alarm sistem dengan batasan paling bawah 60 x/i dan batasan maksimal 100 x/i.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN MONITORING EKG

No. Dokumen

P-IV-083-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

Page 139: Gabungan Sop

PROSEDUR C. Pemeliharaan :1. Setelah selesai matikan alat monitor dengan

menekan tombol “OFF”, lepaskan kabel-kabel listrik dan arde dari coknya

2. Cabut kabel pasien dari electrode dan bersihkan dengan kapas yang direndam dengan larutan deksinfektan kemudian lap dengan waslap sampai kering

3. Gulung kabel pasien dan kabel power dengan memanjang dan longgar kemudian diletakkan didalam laci meja monitor tersebut

4. Tutup alat dengan kain penutupnya dan letakkan/ simpan alat ditempat yang aman dan mudah terjangkau pada saat akan digunakan.a. Bila ada kerusakan segera laporkan ke teknisib. Service alat sekali dalam 6 bulan

D. Masalah Gambar EKG dilayar Monitor :1. Gambar tidak jelas, ini disebabkan oleh intensitas

cahaya terlalu tinggi/ rendah2. Gambar tidak stabil/ naik turun bias disebabkan :

a. Pasien gelisah/ bergerak-gerakb. Viksasi electrode tidak baik/ tidak kuat

3. Gambaran bergetar/ tebal bias disebabkan :a. Sistem arde/ ground tidak berfungsi dengan

baikb. Orde electrode lain yang terpasang

berdekatanc. Kemungkinan jelly kering

UNIT TERKAIT

1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

MENCUCI TANGAN BIASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 140: Gabungan Sop

P-IV-084-04-11A 1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Mencuci tangan selain merupakan suatu keharusan bagi setiap perawat dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan pasien juga untuk menjaga kesehatan perawat sendiri.

TUJUAN 1. Melatih suatu kebiasaan baik.2. Membersihkan tangan dari kotoran .3. Mencegah penularan.

KEBIJAKAN 1. Sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien/alat kesehatan.

2. Sebelum dan sesudah berdinas di Rumah Sakit.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Air yang mengalir ( keran, ceret, tangki

kecil ),bila mempergunakan tangki kecil atau ceret, sediakan ember kosong atau pasu cuci tangan (baskom)

2. Sabun3. Handuk bersih yang kering

B. Pelaksanaan :1. Melepaskan arloji / Jam tangan.2. Membuka keran.3. Membahasahi tangan dengan air sampai kesiku.4. Menggosok tangan dengan sabun merata sampai

ke siku.5. Menggosok putaran keran dengan sabun.6. Membilas putaran keran.7. Menutup keran.8. Mengeringkan tangan dengan handuk yang

bersih dan kering.

UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS

RSU SARI MUTIARA

KESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY )

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 141: Gabungan Sop

LUBUK PAKAMP-IV-085-04-11

A 1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu perhatian yang khusus dari perawat / bidan di RS di dalam memberikan perawatan pada pasien yang lemah, bingung, gelisah atau tidak kuat yang mana membuat pasien terjatuh, luka dan mengalami cedera sampai dengan kematian.

TUJUAN 1. Memberikan rasa aman dan nyaman untuk pasien.2. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di RS.3. Terlaksananya program-program pencegahan

sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

.

KEBIJAKAN Keselamatan pasien (patient safety) harus diutamakan untuk mencegah tidak terjadinya pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.

Page 142: Gabungan Sop

PROSEDUR Penanganan Keselamatan Pasien di Keperawatan terdiri dari :A. Pada Pasien Baru:

1. Perawat yang bertugas memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga pasien serta memantau pasien bila pasien kritis dilakukan setiap saat sesuai dengan kondisi kegawatan pasien, bila kondisi sudah membaik dilakukan pemantauan setiap 1 jam untuk memastikan apakan ada kebutuhan pasien.

2. Orientasi pasien dilingkungan RS, ruangan pasien, peraturan-peraturan, hak dan kewajiban pasien serta bagaimana mengoperasikan tempat tidur, bell, T.V, AC dan kulkas. Amati pasien untuk memastikan bahwa instruksi-instruksi yang diberikan sudah dimengerti oleh pasien / keluarga dan pastikan bahwa lemari disebelah tempat tidur dapat dengan mudah dijangkau oleh pasien.

3. Menilai gaya berjalan pasien apakah ada resiko untuk jatuh pada waktu masuk rumah sakit. Sediakan sebuah alat bantu atau brancard serta memberikan instruksi yang tepat untuk menggunakan alat bantu / instruksikan pasien untuk meminta bantuan apabila hendak pindah tempat.

4. Evaluasi aturan obat-obat yang digunakan oleh pasien untuk mengetahui efeksamping dari obat.

5. Menjaga tempat tidur pasien dalam keadaan rendah dan kunci roda tempat tidur untuk mencegah agar tempat tidur tidak bergeser apa bila pasien hendak bergeser atau naik turun dari tempat tidur.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

KESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY )

No. Dokumen

P-IV-085-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

Page 143: Gabungan Sop

PROSEDUR 6. Anjurkan pasien untuk menggunakan sendal yang tidak licin, untuk mencegah agar pasien tidak tergelincir saat berjalan, bila pasien turun dari tempat tidur.

7. Meyakinkan bahwa kursi terkunci baik apabila digunakan sebelum pasien dipindahkan kekursi roda tersebut untuk dibawa keluar atau kedalam maupun sewaktu hendak berdiri atau keluar dari kursi roda.

B. Pasien Post- Operative1. Perawat tetap berada ditempat selama masa

awal post-operative.2. Perawat mengadakan observasi tentang keadaan

pasien.3. Pemasangan pagar pengaman tempat tidur

untuk:a. Menjaga pasien agar tidak jatuh dari tempat

tidurb. Khusus pasien yang kesadarannya belum

pulih betulc. Untuk digunakan pasien yang hendak

memiringkan badannya kekanan / kekiri dengan cara memegang pagar pengaman tersebut.

4. Pasang tali pinggang pengaman dan menggunakan tali pengikat tangan / kaki untuk pasien sangat gelisah agar infus tidak terlepas dan pada brankard harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan tali pinggang pengaman untuk menjaga.

UNIT TERKAIT

1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS

RSU SARI PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI PEMAKAIAN

CELEMEK, MASKER DAN TUTUP KEPALA

Page 144: Gabungan Sop

MUTIARALUBUK PAKAM No. Dokumen

P-IV-086-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan pada pasien di kamar pengasingan.

TUJUAN Untuk melindungi dan menghindari diri dari kontaminasi dan penularan penyakit.

KEBIJAKAN Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Penutup kepala2. Masker3. Celemek4. Sabun dalam tempatnya5. Handuk6. Ember plastik sedang yang berisi larutan lysol 3-

5%7. Alat pengaduk8. Gantungan celemek

B. Pelaksanaan:1. Mencuci tangan.2. Memakai tutup kepala, masker dan celemek.3. Memberikan pertolongan pada pasien, misalnya :

memandikan.4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air

mengalir.5. Membuka masker, penutup kepala dan di

masukkan kedalam ember berisi larutan lisol 3-5 % tekan dengan alat pengaduk bila tidak terendam seluruhnya.

6. Membuka tali celemek bagian pinggang, setelah menolong pasien.

7. Mencuci tanga sampai batas lengan celemek dengan sabun dan membilasnya dibawah air mengalir.

8. Memasukkan jari-jari kedua tangan kedalam celemek bagian leher depan mengarah kekuduk dan membuka tali celemek bagian kuduk.

9. Memasukkan tangan kiri kedalam lengan celemek kanan kemudian ditarik keujung kanan, sampai menutupi tangan kanan seluruhnya.

10.Tangan yang terbungkus lengan celemek menarik lengan celemek kiri sampai menutupi seluruh tangan kiri.

Page 145: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI PEMAKAIAN

CELEMEK, MASKER DAN TUTUP KEPALA

No. Dokumen

P-IV-086-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

PROSEDUR 11.Menanggalkan celemek dan digantung pada tempatnya.

12.Celemek harus berada dalam posisi terbalik (tergantung diluar ruangan).

13.Mencuci tangan dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir.

14.Membawa ember berisi masker dan tutup kepala ketempat cuci untuk dicuci.

15.Mencuci tangan.

C. Perhatian :1. Celemek diganti 3 x sehari, sesuai dengan

pertukaran dinas.2. Pemakaian masker hanya dilakukan pada waktu

menolong pasien yang penularan penyakitnya melalui pernafasan.

3. Masker dan penutup kepala setelah dipakai tidak boleh dimasukkan kedalam kantong baju atau dibawa keluar ruangan.

UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU

Page 146: Gabungan Sop

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI MENGANGKAT

ALAT TENUN DAN MENGHAPUS HAMA PERALATAN

No. Dokumen

P-IV-088-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/2

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu cara tertentu untuk mengangkat alat tenun dan peralatan dikar pengasingan.

TUJUAN Terhindar dari penularan.

KEBIJAKAN Pelayanan perawatan di isolasi mengangkat alat tenun dan menghapus hama peralatan agar terhindar dari penularan penyakit.

Page 147: Gabungan Sop

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Penutup kepala2. Masker3. Celemek4. Sabun dalam tempat5. Handuk6. Ember plastik kecil yang berisi larutan Lysol 3-5

%7. Ember plastik sedang8. Kertas koran9. Kertas catatan, pensil dan peniti10.Kursi yang mempunyai sandaran11.Kantong pakaian kotor

B. Pelaksanaan :1. Mencuci tangan.2. Memakai tutup kepala, masker dan celemek.3. Membentangkan Koran pada kursi sampai

menutupi sandaran.4. Meletakkan kantong pakaian kotor dikursi diatas

koran, sebagian mulut kantong menyangkut pada sandaran kursi, sebagian lagi dilipat mengarah keluar.

5. Melepaskan alat tenun satu persatu, digulung dan dimasukkan langsung kedalam kantong pakaian kotor.

6. Menggulung perlak dan memasukkannya kedalam ember plastik kosong untuk selanjutnya direndam dalam larutan lisol 3-5 %, didiamkan selama 2 jam kemudian dicuci.

7. Membuka masker dan tutup kepala dimasukkan kedalam ember plastik berisi larutan Lysol 3-5 % sampai semuanya terendam dalam larutan tersebut.

8. Membuka ikatan tali celemek bagian pinggang.

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI MENGANGKAT

ALAT TENUN DAN MENGHAPUS HAMA PERALATAN

No. Dokumen

P-IV-088-04-11

No. Revisi

A

Halaman

2/2

Page 148: Gabungan Sop

PROSEDUR 9. Mencuci tangan sampai batas lengan celemek dengan sabun, dibilas dibawah air mengalir.

10.Menanggalkan celemek, menggulung lalu memasukkan kedalam kantong pakaian, kemudian mengikat kantong tersebut.

11.Mencatat alat tenun, kemudian dipenitikan catatan itu pada kantong pakaian kotor.

12.Mengangkat kantong, dibawa ketempat pengumpulan alat tenun kotor, selanjutnya dibawa ketempat pencucinya.

13.Membawa ember dengan perlak ketempat cuci, direndam dalam larutan Lysol 3-5 % didiamkan selama 2 jam, kemudian dicuci.

14.Mengangkat kertas Koran lalu dibakar.15.Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT

1. IRI2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASIMENGHAPUS HAMA DAN MEMBERSIHKAN

TEMPAT TIDUR SERTA PERALATAN

No. Dokumen

P-IV-089-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

Page 149: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu cara penghapus hama dikamar pengasingan.

TUJUAN Untuk membasmi kuman.

KEBIJAKAN Mempertahankan kesterilan dan kebersihan ruang isolasi, agar bebas dari kuman penyakit.

PROSEDUR 1. Persiapan Alat :Sinar Ultra Violet

2. Pelaksanaan :a. Dilakukan penyinaran, jendela/ pintu ditutup.b. Setelah lampu UV mati, ruangan, tempat tidur

dan peralatan dibersihkan.

UNIT TERKAIT 1. IRI 2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASIMEMBERSIHKAN ALAT MAKAN

No. Dokumen

P-IV-090-04-11

No. Revisi

A

Halaman

1/1

Page 150: Gabungan Sop

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suata cara untuk membersihkan alat makan dikamar pengasingan.

TUJUAN Menghapus hamakan alat makan dari kontaminasi penyakit menular.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang berpotensi menular seperti : TB.Paru, Hepatitis, dll.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Tempat sampah tertutup berisi larutan Lysol 3-

5%.2. Waskom yang cukup besar untuk merendam alat

makan.3. 2 helai lap kering.4. Tempat pengeringan piring atau rak piring.5. Ceret berisi air panas.

B. Pelaksanaan :1. Membawa alat-alat makan ketempat khusus

untuk dibersihkan.2. Membersihkan piring dan alat lain dari sisa

makanan.3. Memasukkan sisa makanan ketempat sampah

yang berisi larutan 3-5 %.4. Masukkan alat-alat makan kedalam waskom

berisi larutkan lisol 3-5 %, usahakan agar semua alat terendam selama 3 jam, kemudian dicuci, cara mencuci sama dengan cara mencuci alat makan pasien biasa.

5. Membilas dengan air panas untuk menghilangkan ban Lysol.

6. Mengeringkan dengan cara sama seperti pada alat makan pasien biasa, tetapi disimpan secara terpisah.

7. Mencuci tangan.

C. Perhatian :1. Alat-alat makan perlu diberi tanda untuk menjaga

supaya jangan terjadi kekeliruan pemakaian.2. Perlu disediakan cadangan alat, terutama gelas,

untuk menjaga keterlambatan pemberian minum apabila belum waktunya membersihkan alat-alat sedang direndam.

UNIT TERKAIT 1. IRI 2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI

MENGHAPUS HAMA FECES, DAHAK, DAN URIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 151: Gabungan Sop

P-IV-091-04-11A 1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu cara untuk menghapus hama yang bersumber dari feces, dahak dan urin dimakar pengasingan.

TUJUAN Untuk mencegah penularan penyakit.

KEBIJAKAN Dilakukan pada :1. Pasien berpenyakit menular.2. Pasien yang disangka penyakit menular.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Tong yang bertutup, khusus untuk menampung

feces, dan urin, berisi larutan Lysol 3-5 %.2. Tempat yang cukup besar untuk merendam

pispot, urinal, dan sputum pot berisi larutan Lysol 3-5%.

3. Tempat merendam sikat yang berisi larutan Lysol 3-5 %.

B. Pelaksanaan :1. Membuang feces, urin dan dahak kedalam closet.2. Membersihkan pispot, urinal dan sputum pot

dengan sikat yang direndam didalam larutan Lysol 3-5 %.

3. Membilas dengan air.4. Memasukkan kedalam ember berisi larutan Lysol

3-5 % sampai semuanya terendam, didiamkan selama 3 jam, kemudian dicuci.

5. Mencuci tangan.

UNIT TERKAIT 1. IRI 2. ICU

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPENANGGULANGAN KEBAKARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 152: Gabungan Sop

P-IV-092-04-11 A 1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu proses dalam menangani kebakaran dalam setiap unit kerja.

TUJUAN Mengatasi agar tidak meluasnya kebakaran.

KEBIJAKAN Penanggulangan dan penyelamatan yang dilakukan pada pasien dan seluruh pegawai Rumah Sakit agar terhindar dari kebakaran.

PROSEDUR 1. Perawat memberitahukan kepada satpam melalui telepon / bell.

2. Perawat mengambil alat pemadam kebakaran dari tempatnya.

3. Buka tutup label, angkat selang ( Growsp ) jika gas telah keluar arahkan selang kepenyebab kebakaran sampai gas tersebut habis. Perhatian :a. Gas tidak dapat dihentikan atau di stopb. Perhatikan arah datangnya angin, jangan

melawan arus angin.4. Bila tidak dapat ditangani, hubungi petugas

pemadam kebakar.5. Pasien di pindahkan keruangan lain.

UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU 5. IBS

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAM

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

No. Dokumen No. Revisi Halaman

Page 153: Gabungan Sop

P-IV-093-04-11 A 1/1

STANDAROPERASIONAL

PROSEDUR

Tanggal Terbit

16/05/11

Ditetapkan oleh:Direktur

Dr. Syamsuddin

PENGERTIAN Suatu proses dalam menangani pasien yang terkena wabah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba.

TUJUAN 1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan2. Meningkatkan mutu pelayanan medis

KEBIJAKAN Penanganan yang dilakukan terhadap kejadian yang secara tiba-tiba.

PROSEDUR 1. Ruangan khusus di persiapkan.2. Jumlah tenaga di perkirakan.3. Di tangani sesuai jenis penyakit utau wabah yang

datang ke RS.4. Mengkoordinasikan dengan unit terkait.5. Membuat laporan kepada Direktur contohnya:

jumlah pasien dan cara penanggulangannya.6. Direktuk melapor ke dinas kesehatan.

UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi

RSU SARI MUTIARA

LUBUK PAKAMPENANGGULANGAN ANAPHYILAKTIK SHOCK

Page 154: Gabungan Sop