Gabungan Sop
-
Upload
dedyimransolin -
Category
Documents
-
view
963 -
download
8
description
Transcript of Gabungan Sop
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Tempat tidur yang sudah siap di pakai
TUJUAN Menyiapkan tempat tidur terbuka dapat segera di pakai pada pasien baru.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :Alat yang perlu di sediakan untuk menyiapkan tempat tidur terbuka adalah:1. Tempat tidur,kasur dan bantal2. Alat-alat tenun/laken, stik laken,sarung bantal dan
selimut3. Perlak
B. Pelaksanaan :1. Mencuci tangan.2. Meletakkan alat-alat tenun.3. Meletakkan laken, memasukkan bagian kepala dan
bagian kaki dan di buat sudut, masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur.
4. Meletakkan perlak dan stik laken, kemudian masukkan sama-sama ke bawah kasur.
5. Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan meletakkan bagian kepala.
6. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU
RSU SARI
MUTIARALUBUK PAKAM
ORIENTASI PASIEN BARU
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mengenalkan lingkungan dan situasi lingkungan keperawatan kepada pasien baru.
TUJUAN 1. Agar pasien tidak asing dengan lingkungan yang baru.2. Agar pasien merasa betah dan senang berada di
lingkungan yang baru.3. Memudahkan pekerjaan perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Denah ruang perawatan.2. Fasilitas yang tersedia diruangan.3. Peraturan / tata tertib tertulis Rumah Sakit.4. Hak dan Kewajiban pasien5. Jadwal dokter spesialis tentang konsultasi6. Perawat yang bertugas
B. Pelaksanaan :1. Perawat yang bertugas memperkenalkan diri2. Perawat memberitahu tentang letak kamar mandi/
W.C ruang perawat dan lain-lain.3. Perawat memberitahu tentang fasilitas yang
tersedia dan cara penggunaannya.4. Perawat memberi tahu tentang peraturan RS, hak
dan kewajiban pasien serta kunjungan dokter.
UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMIDENTIFIKASI PASIEN BARU
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Identifikasi pasien baru adalah pencatatan identitas pasien baru yaitu nama, umur, jenis kelamin dan diagnosa.
TUJUAN Memudahkan pekerjaan perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Papan nama2. Spidol3. Gelang pasien
B. Pelaksanaan :1. Mencatat nama, umur, jenis kelamin, tanggal
masuk, diagnosa pasien dan dokter yang merawat pada papan nama pasien.
2. Mencatat nama, nomor Rekam Medik pada gelang pasien dan memakaikannya.
UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENIMBANG BERAT BADAN
DAN MENGUKUR TINGGI BADAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu alat untuk mengukur berat badan dan tinggi badan.
TUJUAN 1. Mengetahui berat badan dan tinggi badan pasien2. Mengetahui keadaan umum pasien 3. Membantu menentukan salah satu penyokong
diagnosa4. Menentukan diet pasien
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis
2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :Timbangan berat badan dengan pengukur tinggi badan
B. Pelaksanaan :1. Menimbang berat badan
a. Mengatur timbangan agar seimbang, skala menunjukkan angka.
b. Mempersilakan pasien naik ketimbangan, tanpa alas kaki
c. Melihat skala timbangan dengan menera secara tepat
d. Mempersilakan pasien turun dari timbangan.2. Mengukur tinggi badan
a. Mempersilakan pasien naik ketimbangan berdiri tegak merapat pada alat pengukur, pandangan lurus kedepan
b. Merapat alat pengukur pada kepala, kemudian membaca skalanya
c. Mempersilakan pasien turun dari timbangan
C. Pemeliharaan :1. Setelah selesai, alat timbangan dirapikan2. Bila ada kerusakan segera laporkan ke teknisi
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mengukur tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah arteri sebagai akibat dipompa dan dialirkannya darah ke pembuluh darah.
TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Mengetahui fungsi jantung secara dini3. Mengetahui dan mengikuti perkembangan jalannya
penyakit4. Membantu menentukan salah satu penyokong
diagnosa
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat : Baki berisi :
1. Tensi meter (Sphyomo manometer) lengkap2. Stetoskop
Buku catatan dan alat tulis
B. Pelaksanaan :1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan
pengukuran tekanan darah pada pasien2. Mencuci tangan3. Mengatur posisi pasien seenak mungkin4. Menarik keatas lengan baju pasien5. Memasang manset tensi pada lengan atas kira-
kira 3 cm diatas fossa cubitti, dengan pipa karet diletakkan disebelah luar lengan, dibalutkan tetapi tidak terlalu kencang
6. Memakai stetoskop7. Meraba denyut arteria brachialis dengan ujung jari
tengah dan jari telunjuk.8. Pasien tidak diperkenankan menggenggamkan/
mengepalkan tangannya9. Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri
brachialis10. Mengunci sekrup balon karet11. Memompakan udara kedalam kantong dengan
cara memijit balon manset berulang-ulang sampai terlihat air raksa didalam pipa tensi meter naik, dipompa terus sampai denyut arteria tidak
terdengar lagi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPENGUKURAN TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 12. Membuka sekrup balon dan menurunkan tekanan dengan perlahan-lahan
13. Mendengar dengan teliti dan memperhatikan sampai angka berapa skala pertama terdengar sebagai tekanan systole
14. Menurunkan dan membuka sekrup tadi perlahan-lahan sampai suara nadi terdengar lambat dan hilang sebagai tekanan dyastole
15. Membuka manset tensi meter digulung dengan rapi dan dimasukkan kedalam kotak tensi meter lalu ditutup
16. Merapikan pasien17. Menyimpan tensi meter dan stetoskop pada
tempatnya18. Mencatat hasil tekanan darah19. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPENGHITUNGAN DENYUT NADI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Menghitung mengembang dan mengempisnya permbuluh darah arteri secara teratur, akibat desakan darah kedalam pembuluh darah arteri sebagai hasil kontraksi ventrikel kiri.
TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Mengetahui fungsi jantung secara dini3. Mengetahui dan mengikuti perkambangan jalannya
penyakit4. Membantu menentukan salah satu penyokong
diagnosa
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A.Tempat pengambilan denyut nadi : 1. Arteri Radialis (dipergelangan tangan)2. Arteri Temporalis (di pelipis)3. Arteri Vemoralis ( kelangka paha, muka depan
telinga)4. Arteri Dorsalis ( di kaki )5. Arteri Jugularis ( di leher)6. Arteri Bronchialis ( di kaki, tangan dan paha)
B.Persiapan Alat : 1. Alat menghitung nadi / arloji2. Buku catatan dan alat tulis
C.Pelaksanaan :1. Mamberi tahukan dan menjelaskan tujuan
penghitungan denyut nadi2. Membawa alat-alat kedekat pasien 3. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU
5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPENGHITUNGAN PERNAPASAN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan pernapasan adalah mengembang dan mengempisnya paru-paru secara teratur akibat peristiwa masuknya udara berisi zat asam (O2) ke dalam paru-paru dan keluarnya udara berisi CO2,air dan sisa-sisa oksidasi dari paru-paru
TUJUAN 1. Mengetahui keadaan umum pasien2. Mengetahui perkembangan penyakit3. Membantu menentukan salah satu penyokong
diagnosa
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 Tentang Peningkatan Mutu Pelayanan2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 Tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat : 1. Alat menghitung nadi atau arloji2. Buku catatan dan alat tulis
B. Pelaksanaan : 1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan
penghitungan pernapasan pada pasien2. Menghitung pernapasan dan melihat turun naik
dada sambil memegang pergelangan pasien 3. Cara menghitung sama dengan menghitung denyut
nadi4. Mencatat hasilnya5. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGUKUR SUHU TUBUH
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mengukur derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernapasan, sisa pembuangan dan penyinaran, hantaran dan convection.
TUJUAN a. Mengetahui suhu badan pasienb. Mengetahui adanya kelainan pada tubuhc. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam
membantu menentukan diagnosad. Mengetahui perkembangan penyakit
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki yang berisi :
a. Thermometer dalam tempatnyab. Tissu dalam tempatnya c. vaselin / jelly dalam tempatnyad. Nierbekken
2. Catatan perawat
B. Pelaksanaan :1. Mengukur suhu pada Axilla (ketiak)
a. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pengukuran suhu pada pasien
b. Membawa alat-alat kedekat padac. Mencuci tangand. Mengeringkan ketiak pasiene. Memeriksa thermometer apakah air raksa telah
turun sampai ke reservoirnya.f. Mengepitkan ujung thermometer ditengah-
tengah ketiakg. Menekan lengan pasien yang ada thermometer
pada dada dengan tangannya memegang sebelahnya, sedangkan tangan yang lain memegang siku
h. Mengangkat thermometer setelah 10 s/d 15 menit lalu dilap dengan tissue
i. Membaca hasilnya dan di catat
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGUKUR SUHU TUBUH
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR j. Membersihkan thermometer kemudian dikembalikan ketempat semula
k. Mencuci tangan
2. Mengukur suhu pada rectal (anus)a. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan
pengukuran suhu melalui anus pada pasienb. Membawa alat-alat kedekat pasienc. Mencuci tangand. Membebaskan pakaian pasiene. Miringkan pasienf. Menekukkan kaki pasien sebelah atas kearah
perutg. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometerh. Memasukkan thermometer kedalam anus kira-
kira 3 cm, mengangkat thermometer setelah 5 mnt dilap dengan tissu
i. Membaca hasilnya dan di catatj. Merapikan pasienk. Membersihkan thermometer, kemudian
dikembalikan ketempat semulal. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan pemberian cairan melalui infus adalah memasukkan cairan obat atau makanan langsung kedalam pembuluh darah vena dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama dengan manggunakan infus set secara bertetes.
TUJUAN 1. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
2. Mempercepat reaksi dari cairan obat, penyembuhan3. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak
dapat/tidak boleh makan melalui mulut
KEBIJAKAN 3. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
4. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Tempat pemasangan infus :1. Pada lengan : Vena medians2. Pada tungkai : Vena Saphenous3. Pada leher : Vena Jugulasi untuk anak –
anak4. Pada kepala : Vena Frontale/vena temporalis
untuk anak-anak/ bayi.
B. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
1. Cairan yang dibutuhkan2. Abocat yang sesuai nomor yang dibutuhkan3. Infus set4. Kapas alkohol dalam tempatnya 5. Betadine zalf6. Gaas steril dalam tempatnya 7. Plester dan gunting verband8. Spalk dan verban pembalut9. Alat pembendung10.Zeil dan alasnya
11.Standar infus12.Nierbekken13.Catatan perawat dan spidol
C. Pelaksanaan : 1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat
obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM PEMBERIAN CAIRAN MELALUI INFUS
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Membuka pembungkus botol cairan dan
menghapus hamakan tutup botol dengan kapas alkohol
6. Menusukkan jarum infus set kedalam tutup botol7. Menggantungkan botol cairan ke standar infus dan
mengisi tabung pengatur tetes cairan8. Membebaskan udara dari selang infus dengan
mengalirkan cairan ka dalam nierbekken sampai cairan keluar dari jarum infus
9. Selang infus di jepit dengan kneper dan menutup jarum infus
10.Memasang pengalas di bawah daerah yang akan di pasang
11.Anggota badan yang akan dinfus dibedung dengan torniquit sehingga vena terlihat jelas
12.Menghapus hamakan kulit pada daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
13.Memasukkan abocat ke vena dengan lobang jarum mengarah ke atas.Bila darah mengalir torniquit dilepaskan, set infus disambungkan ke abocat dan cairan di alirkan ke vena
14.Mengoleskan betadine zalf pada tusukan abocat dan di tiup dengan gaas steril lalu di fiksasi dengan baik kalau perlu pasang spalk
15.Menhitung tetesan infus sesuai intruksi dokter dan menulis pada botol cairan, tetesan dan jam pemberian dengan spidol
16.Merapikan pasien17.Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di rapikan18.Mencuci tangan19.Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk
melihat reaksi obat20.Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat
dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT 6. IRJ7. IGD8. IRI9. ICU10. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMTINDAKAN VENA SECTIE
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Tindakan vena sectie adalah menyayat vena denagan maksud memasukkan vena chateter atau alat lain kedalamnya.
TUJUAN Memudahkan masuknya vena chateter kedalam vena supaya infus atau transfusi dapat dilaksanakan.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Dilakukan kepada :1. Pasien yang sudah mengalami colaps vena ,
sehingga tidak teraba sehingga sulit dimasukkan vena chateter.
2. Pasien anak-anak atau bayi karena venanya terlalu kecil.
3. Pasien dengan kelainan jantung yang akan menjalani tindakan pengobatan / diagnostik tertentu.
B. Persiapan Alat :1. Baki yang di beri alas kain (doek) steril yang berisi
seperangkat alat Vena Sectie steril yang terdiri dari:1. Bisturi 2. Gunting vena, Bengkok3. Penjepit Arteri (Arteri Klem )4. Nald Poeder dan naald hecting5. Pinset Chirurgi, Pinset Anatomis, Pinset anatomi
kecil6. Penjepit doek (doek klem) sekurang-kurangnya
4 buah7. Penjepit arteri biasa sekurang-kurangnya 2 buah8. Doek bolong yang terbelah salah satu sisinya 9. Jarum vena sectie (tumpul)
a. Spuit 3 CC secukupnya dalam bak steril b. Novocain / Procain dalam tempatnyac. Kain kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnyad. Cat gut 2/10 dan benang sutera Zyde 2/0e. Abocath no. 18f. Sarung Tangan steril dalam tempatnya g. Yodium 3% dan alkohol 70% dalam tempatnya h. Sofratulle, Kemicetine Zalf, dll i. Infus set steril dan Cairan infus yang di butuhkan
Korentang steril dalam tempatnya j. Plesterk. Gunting pembaulut, pembalut/verband l. Spalk siap pakai (bila perlu)
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMTINDAKAN VENA SECTIE
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 12.Standard infus lengkap dengan gantungan botol13.Obat-obat lain sesuai dengan kebutuhan
C. Pelaksanaan :1. Memberi tahu kepada pasien/keluarga tentang hal-
hal yang akan dilakukan dan posisi pasien diatur dengan kebutuhan.
2. Peralatan dipersiapan (lihat cara memasang infus).3. Petugas mencuci tangan mengenakan sarung
tangan.
4. Permukaan kulit di daerah yang akan di sayat didesinfeksi, mula-mula dengan yodium, selanjutnya dengan alcohol.
5. Doek bolong di pasang di daerah yang akan di sayat.
6. Berikan obat anasthesi pada daerah yang akan di sayat.
7. Lakukan vena sectie sampai selesai, kemudian infus di pasang.
8. Luka sayat di jahit kembali, kemudian di tutup dengan kain kasa steril dan di plester, ( selanjutnya dipasang spalk bila perlu, pada pasien anak / bayi ).
9. Pasien di rapikan kembali.10.Peralatan di bersihkan, di rapihkan dan
dikembalikan ke tempat semula.
D. Perhatian :1. Perhatikan keadaan umum pasien.2. Perhatikan tehnik septik dan antiseptik.3. Hindari tindakan yang menyebabkan pasien
merasa lelah.4. Jumlah tetesan permenit harus sesuai dengan
yang telah di tentukan oleh Dokter.5. Vena sectie dilakukan sendiri oleh Dolter, perawat
menyiapkan alat dan pasien.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN CENTRAL VENOUS PRESSURE
( CVP )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/3
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasukan chateter CVP melalui pembuluh darah tepi
seperti vena subclavia, femoralis sehingga ujungnya berada diatrium kanan atau dimuara vena cava superior / vena cava inferior.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan vena sentral dan menilai jumlah cairan dalam tubuh.
2. Untuk memberikan cairan parenteral yang bersifat hypertonic apabila diberikan melalui vena tepi akan menyebabkan flebitis.
Misalnya :a. Dextrose 20 %b. Triofusin E 1000c. Intralip 10d. Aminofusin L 600e. Aminovel 1000
3. Untuk mempermuda pengambilan darah vena yang berulang-ulang tanpa menyakiti pasien dengan tusukan jarum.
4. Untuk memberikan obat-obatan parienteral / intra vena terutama dalam keadaan darurat.
5. Untuk memberikan cairan dengan cepat dengan jumlah yang banyak apabila melalui vena tepi tidak dapat / collaps.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standard Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Set CVP terdiri dari :
a. Manometer CVP b. Chateter CVP c. Three Wayd. Spuit 20 CC e. 2 set infus set f. Cairan Na Cl 0,9 %
2. Alat-alat tambahan:a. Doek lobang sterileb. Kasa sterile c. Alkohol 70 %d. Betadine solution e. 1 pasang Sarung tangan sterile
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN CENTRAL VENOUS PRESSURE
( CVP )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/3
PROSEDUR f. Lidones 2 % 1 amp
g. Plester h. Gunting verban i. Standar infus j. Stik laken-untuk alas
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pada pasien / keluarga maksud dan
tujuan pemasangan CVP.2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang tidak
memakai bantal. 3. Kepala lebih rendah ± 100-200 untuk mencegah
terjadinya emboli udara.4. Alat-alat yang sudah tersedia dan siap pakai
diletakkan disebelah kanan pasien.5. Cairan infus dan alat-alat manometer CVP sudah
terpasang distandar infus.6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan sterile7. Daerah yang akan dipasang CVP didesinfektan
dengan betadine solution secara sirkulir atau dari dalam kearah luar kemudia dengan alcohol 70 % dengan cara yang sama.
8. Daerah-daerah yang sudah di desinfektan ditutup dengan doek lobang, baru lakukan anastesi local dengan Lidones 2 %
9. Spuit 20 CC di isi dengan Na Cl 0,9 % sterile dan sambungkan dengan jarum yang akan digunakan.
10.Lihat terlebih dahulu seberapa jauh chateter CVP yang akan dimasuk kan.
11.Jarum ditusukkan kebagian bawah dari clavicula dekat tulang dengan sudut kira-kira 45
12.Kedalam jarum kira-kira 3 – 4 cm lalu dihisap apakah sudah tepat ke vena cava superior dengan adanya darah keluar.
13.Spuit dilepas lalu dimasukkan chateter CVP melalui lobang jarum sampai sebatas mana telah ditentukan sebelumnya. Setelah dirasa cukup masuk jarum ditarik dan dilindungi dengan plastik jarum tersebut.
14.Sebelum disambung dengan infus CVP terlebih dahulu ditest apakah darah keluar dengan lancar dan baik, setelah lancar baru disambungkan dengan set infus yang telah tersedia dengan cairannya.
15.Selanjutnya bagian luka di bersihkan dan diplester dan difiksasi dengan jarak 2 cm dari luka tusukan, lalu diberi crem betadine dan ditutup dengan kasa sterile dan direkatkan dengan plester dan tulis tanggal pemasangannya diatas plester
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
PEMASANGAN CENTRAL VENOUS PRESSURE( CVP )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
3/3
PROSEDUR 15.Rapikan pasien dan alat-alat16.Cuci tangan
C. Catatan :Daerah atau lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan chateter CVP:1. Daerah Vena Cubiti
2. Daerah Vena Femoral3. Daerah Vena Intra Claviculer4. Daerah Vena Supra Claviculer5. Daerah Vena Jugularis
UNIT TERKAIT ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN TRANSFUSI DARAH
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan transfusi darah adalah memasukkan darah dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien) kedalam pembuluh darah vena dengan menggunakan transfusi set secara bertetes
TUJUAN 1. Kekurangan darah pasien teratasi2. Kadar Hb meningkat
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Tempat pemasangan transfusi darah : 1. Pada lengan : Vena Medians2. Pada tungkai : Vena Saphenous3. Pada leher : Vena Jugulasi untuk anak –
anakPada kepala : Vena Frontale/vena temporalis
untuk anak-anak/ bayi
B. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
1. Cairan NaCl 0,9 %2. Transfusi set3. Betdine zalf4. Plester dan gunting perban5. Alat pembendung/torniquit6. Abocat nomor 187. Kapas alkohol & gaas steril dalam tempatnya8. Spalk, peban pembalut, zeil & alasnya
a. Standart infusb. Nierbekkenc. Catatan perawat dan spidol
i. Pelaksanaan :1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan
pemberian transfusi darah pada pasien2. Membawa alat-alat ke dekat pasien3. Mencuci tangan4. Sama dengan pemberian infus, dimulai dengan
pemberian cairan NaCl 0,9 %5. Memindahkan Saluran transfusi set dari botol NaCl
0,9 % ke bag darah
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPASIEN YANG DISUAP
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:Direktur
PROSEDUR 16/05/11Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Menyusun dan mempersiapkan serta memberikan makanan kepada pasien.
TUJUAN 1. Memberi diet sesuai dengan kebutuhan2. Makanan yang dapat di nikmati oleh pasien.3. Pasien dapat menikmati makanan.4. Makanan terjamin kebersihannya.5. Sebelum dan sesudah makan,Lingkungan pasien
tetap bersih.
KEBIJAKAN 5. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
6. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Piring makan (cekung) berisi nasi/bubur.2. Sepasang sendok makan.3. Kom berisi sop.4. Kom berisi sayuran.5. Satu atau dua piring berisi lauk pauk.6. Satu piring kecil berisi buah dan garpu kecil.7. Tissue/serbet8. Air minum dalam gelas.9. Alat pengisap sedotan.
B. Pelaksanaan :1. Memberi tahu pasien.2. Mencuci tangan.3. Menyusun dan menyiapkan makanan di baki.4. Mencocokkan makanan sesuai dengan daftar diet.5. Membawa baki dan isinya ke tempat pasien.6. Membaringkan pasien,kepala lebih di tinggikan.7. Membentangkan serbet di bawah dagu,di atas
dada pasien.8. Perawat duduk di sebelah kanan pasien waktu
menyuap.9. Menanyakan kepada pasien apakah ia mau minum
lebih dahulu.10.Menyuapi pasien dengan hati-hati, memberi
minum setelah selesai.11.Membersihkan bibir pasien,bila telah selesai.12.Mengangkat alat-alat bekas makan.13.Merapikan pasien.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
PASIEN YANG DISUAP
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 14.Membawa alat-alat ke dapur untuk di bersihkan dan disiapkan ke tempat semula.
15.Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IGD 2. IRI 3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE
(NGT)
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:Direktur
PROSEDUR 16/05/11Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan alat pipa yang di buat dari karet / plastik kedalam lambung melalui hidung atau mulut
TUJUAN 1. Mencegah atau menghilangkan mual dan muntah setalah operasi atau mengurangi tekanan udara di dalam perut
2. Pengobatan pasien dengan perdarahan dalam daluran pencernaan bagian atas
3. Untuk memberika obat-obatan dan makanan langsung kesaluran pencernaan
4. Mengeluarkan cairan dan udara dari saluran pencernaan
5. Untuk mencuci lambung pada pasien yang keracunan6. Untuk mendapatkan bahandari isi lambung untuk
pemeriksaan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
1. N.G.T sesuai dengan ukuran yang diperlukan2. Urogard/urin bag3. Spuit 50 cc / 100 cc4. Bak instrument berisi : pinset anatomi 1
set/sarung tangn 1 pasang & gaas steril5. K. Jelly6. Stetoscop7. Plester & gunting perban8. Tissu/pengalas9. Nierbekken
2. Sampiran / sheren
B. Pelaksanaan : 1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan
pemasangn NGT pada pasien2. Membawa alat-alat ke dekat pasien3. Memasang sampiran4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaannya
Meletakkan alat pada dada pasien dan nierbekken5. Mencuci tangan7. Memasang sarung tangan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE
( NGT )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 8. Mengukur panjang selang NGT yang mau di masukkan dengan cara dari PX sampai kehidung, kemudian belok kearah telinga selanjutnya di beri tanda
9. Ujung selang diolesi dengan jrlly lalu masukkan selang melalui hidung dengan pelan-pelan sambil pasien di anjurkan menelan dan menarik napas sekali-kali sambil ke dalam lambung/sampai batas yang telah ditentukan
10.Memastikan apakah selang benar-benar telah masuk kedalam lambung dengan cara pakai stetoscop letakkan diatas daerah epigastric,masukkan udara sebanyak 10-20 cc sambil didengarkan setelah masuk fiksasi kebatang hidung denga plester
11.Ujung selang di hubungkan ke urogard12.Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien13.Membereskan alat-alat14.Mencuci tangan15.Catat : tanggal pemasangan dan periksa warna
cairan yang keluar
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERI DIET MELALUI N.G.T
(SONDE )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasukkan makanan cair ke dalam lambung dengan menggunakan sonde lambung melalui hidung atau mulut.
TUJUAN Memberi makan kepada pasien yang tidak dapat makan dengan cara biasa
KEBIJAKAN a. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 Tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
b. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 Tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi:
a. N.G.Tb. Urogardc. Nierbekkend. Kain gaas dalam tempatnyae. Handscoen 1 pasangf. Lubricating atau jellyg. Spuit 100 cch. Stetoskopi. Tissuej. Plester,Spidol,guntingk. Makanan / sonde voedingl. Air matangm. Bila ada obat yang harus di berikan di bereskan
dulun. Sampiran
B. Pelaksanaan : 1. Memberi tahukan dan menjelaskan tujuan
pemasangan NGT pada pasien. 2. Membawa alat-alat ke dekat pasien3. Memasang sampiran4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaanny5. Meletakkan alat pada dada pasien dan nierbekken6. Mencuci tangan7. Memasang sarung tangan8. Mengukur panjang selang NGT yang mau di
masukkan dengan cara dari PX sampai kehidung, kemudian belok kearah telinga selanjutnya di beri tanda
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERI DIET MELALUI N.G.T
(SONDE)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 2/2
PROSEDUR 9. Ujung selang diolesi dengan jelly lalu masukkan selang melalui hidung dengan pelan-pelan sambil pasien dianjurkan menelan dan menarik napas sekali-kali sambil ke dalam lambung / sampai batas yang telah ditentukan
10.Memastikan apakah selang benar-benar telah masuk kedalam lambung dengan cara pakai stetoscop letakkan diatas daerah epigastric, masukkan udara sebanyak 10-20 cc sambil didengarkan setelah masuk fiksasi kebatang hidung denga plester.
11.Memasukkan makanan sedikit demi sedikit memakai spuid 100 cc yang agak di miringkan, tinggi spuid kira kira 15-20 dm.
12.Dari permukaan wajah pasien13.Bila selesai memberi makan beri air matang 30 cc
untuk membilas selang sonde.14.Selang sonde di hubungkan ke urogard15.Bersihkan ujung N.G.T dari sisa sisa sonde dengan
tissue16.Membereskan alat-alat17.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERI DIET MELALUI N.G.T
(SONDE)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 2/2
PROSEDUR 18.Ujung selang diolesi dengan jelly lalu masukkan selang melalui hidung dengan pelan-pelan sambil pasien dianjurkan menelan dan menarik napas sekali-kali sambil ke dalam lambung / sampai batas yang telah ditentukan
19.Memastikan apakah selang benar-benar telah masuk kedalam lambung dengan cara pakai stetoscop letakkan diatas daerah epigastric, masukkan udara sebanyak 10-20 cc sambil didengarkan setelah masuk fiksasi kebatang hidung denga plester.
20.Memasukkan makanan sedikit demi sedikit memakai spuid 100 cc yang agak di miringkan, tinggi spuid kira kira 15-20 dm.
21.Dari permukaan wajah pasien22.Bila selesai memberi makan beri air matang 30 cc
untuk membilas selang sonde.23.Selang sonde di hubungkan ke urogard24.Bersihkan ujung N.G.T dari sisa sisa sonde dengan
tissue25.Membereskan alat-alat26.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 6. IRJ7. IGD8. IRI9. ICU10. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPELAYANAN PASIEN KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Membersihkan lambung dengan cara memasukkan cairan/ cairan isotonik ke dalan lambung dan mengeluarkan/ membilas kembali dengan menggunakan selang lambung (N.G.T )
TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari lambung
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. N.G.T. sesuai dengan ukuran2. Jelly3. Kassa4. Sarung tangan5. Klem6. Stetoskop7. Spuit 100 cc8. Nierbekken9. Air hangat / dingin 1-2 liter / susu kental10.Gelas ukur11.Waskom penampung12.Skort petugas13.Pinset anatomis14.Obat-obat:
- S.A 3 ampul - Norit 50 tablet (di giling halus )
B. Pelaksanaan :1. Pasien dan keluarga di berikan penjelasan tentang
tindakan yang akan di lakukan2. Memasang perlak dan alasnya di dada pasien3. Meletakkan ember yang di beri alas kain pel ke
dekat pasien4. Melakukan pemasangan N.G.T. sesuai protap5. Setelah yakin slang penduga masuk ke lambung
pasien, posisi pasien di atur miring tanpa bantal dan letak kepala lebih rendah
6. Masukkan air / cairan sebanyak 200 cc dengan menggunakan spuid 100 cc.Selanjutnya buka kleam di tungggu sampai air/cairan tersebut keluar dari lambung yang di tampung dalam ember
RSU SARI
MUTIARALUBUK PAKAM
PEMBERIAN OBAT MELALU ORAL ( MULUT )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Menyiapkan obat yang dapat diberikan melalui mulut misalnya tablet, kapsul dan sirup.
TUJUAN 1. Mencegah, mengobati penyakit serta mengurangi rasa sakit.
2. Membantu menegakkan diagnosa3. Pasien merasa senang
KEBIJAKAN 7. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
8. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR C. Persiapan Alat :1. Baki obat berisi
1. Piring makan (cekung) berisi nasi/bubur.2. Sepasang sendok makan.3. Kom berisi sop.4. Kom berisi sayuran.5. Satu atau dua piring berisi lauk pauk.6. Satu piring kecil berisi buah dan garpu kecil.7. Tissue/serbet8. Air minum dalam gelas.9. Alat pengisap sedotan.
i. Buku obat oral (daftar obat)
D. Pelaksanaan :1. Periksa 5 Tepat (Tepat nama pasien, Tepat obat,
Tepat cara, Tepat waktu dan waspada)2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan
pemberian obat pada pasien3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Letakkan obat tablet pada pemberian yang sama
dalam tempat obat sesuai tertulis di buku obat6. Bila pasien mengalami kesulitan dalam menelan
tablet dihaluskan dengan menggunakan gilingan obat
7. Bantu pasien untuk duduk atau posisi miring8. Letakkan serbet pada dada pasien dan bantu
pasien dalam memberikan obat, bila pasien tidak mampu
9. Beri minum setelah makan obat10. Tetap berada disamping pasien sampai obat
diminum11. Perhatikan pasien
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALU ORAL ( MULUT )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 11. Membereskan alat-alat dan mengembalikan ke tempat semula
12. Mencuci tangan13. Evalusai setelah 30 menit pemberian obat untuk
melihat reaksi obat14. Catat: tanggal dan jam pemberian, nama obat
dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALU MATA
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Membersihkan mata dengan menggunakan bola yang kapas dibasahi dengan air masak / matang.
TUJUAN 1. Untuk membersihkan (meningkatkan kebersihan mata) kotoran mata.
2. Mencegah terjadinya penyakit mata
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No.02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :1. Baki obat berisi
a.Obat tetes + pipetb.Bak instrumen berisi: pincet anatomis,gaas
steril beberapa potongc. Kom berisi gaas steril dalam larutan boorwater/
Nacl 0,9%d.Tissue beberapa potonge.Korentang dalam tempatnyaf. Plester + gunting verbang.Balutan
B. Pelaksanaan :1. Perawatan mencuci tangan2. Membaringkan pasien dengan posisi telentang3. Mengambil kapas yang dibasahi dengan air
matang sedikit diperas4. Membersihkan mata dari arah luar kedalam
dengan ketentuan satu kapas untuk satu mata5. Kalau perlu diulangi dengan yang baru lagi
sampai bersih.6. Membuang kapas kotor kedalam tempat sampah
yang tertutup 7. Mengolesi zalf mata pada kedua mata kanan dan
kiri, ujung tube jangan sampai disentuh dengan mata
8. Memperhatikan reaksi yang timbul dan mencatat dalam catatan perawatan
9. Perawat mencuci tanganUNIT TERKAIT 1. IGD
2. IRI 3. ICU4. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALU KULIT
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memberikan obat dengan cara dioleskan, dikompres ,diberi penyinaran dan di bakar.
TUJUAN Obat terserap ke dalam kulit.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Waskom berisi air hangat.2. Waslap.3. Handuk kecil.4. Obat yang di tentukan.5. Bak instrumen kecil berisi.6. Spatel bila obat berupa salep/cream dalam
tempatnya.7. Pinset anatomis.8. Kapas lidi.9. Korentang dalam tempatnya.
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien.2. Membawa alat alat ke dekat pasien..3. Mengatur posisi pasien.4. Membersihkan bagian badan dengan boor
water/Nacl 0,9% kemudian di keringkan.5. Mencuci tangan.6. Bila obat berupa salep/cream dalam pot obat,
mengambilnya dengan menggunakan spatel, kapas lidi steril,banyaknya tergantung luas daerah yang akan di oleskan kemudian di oleskan pada kulit sambil menekan
7. Bila perlu di balut atau di tutup dengan kain gaas steril
dengan plester.8. Merapikan pasien9. Membereskan alat alat .10.Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IRI
3. IGD4. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI ANUS / RECTUM
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memberikan obat-obat tertentu melalui anus / rectum.
TUJUAN 1. Sebagai pengobatan.2. Rasa sakit menjadi berkurang.3. Otot pernapasan menjadi kendor.4. Faces menjadi lunak dan bab menjadi terangsang.
KEBIJAKAN a. Kebijakan Direktur No: 01/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
b. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR Persiapan Alat :1. Baki berisi :
a. Obat Suppositorium dalam bungkusnyab. Sarung tangan kananc. Kertas tissu
2. SampiranPelaksanan :1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien2. Membawa alat-alat kedekat pasien3. Memasang sampiran4. Membuka pakaian bawah dan mengatur posisi
pasien dalam sikap Sim5. Mencuci tangan6. Membuka pembungkus suppositorium7. Memakai sarung tangan, mengambil obat
suppositorium dan memasukkan kedalam rectum kira-kira 7 – 8 cm sambil pasien dianjurkan bernapas melalui mulut.
8. Menarik jari telunjuk keluar, tangan kiri menjepit kedua belahan bokong agar suppositorium tidak keluar
9. Membersihkan daerah anus dengan tissue10.Menganjurkan pasien tetap berbaring selama
kira-kira 20 menit dan tidak mengedan.11.Merapikan pasien.12.Membereskan alat-alat.13.Mencuci tangan.14.Mencatat : - Keadaan umum / reaksi
pasien
- Hasil dari pemberian obat- Tanggal dan jam pemberian- Nama perawat yang melaksanakan
UNIT TERKAIT 1. IGD 2. IRI 3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN SUBCUTAN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikan subcutan adalah memasukkan obat di bawah kulit.
TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat,untuk penyembuhan.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
a. Spuit 1 ccb. Kapas alkohol dalam tempatnyac. Obat yang akan diberikand. Nierbekken
2. Catatan perawat
B. Pelaksanaan:1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat
obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Mengatur posisi pasien serta membebaskan
daerah yang akan disuntik dari pakaian 6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas
alkohol, membuang kapas alkohol bekas ke dalam nierbekken, tunggu sampai kulit kering
7. Mengangkat kulit sedikit dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri kemudian tangan kanan menusukkan jarum perlahan lahan dengan lobang jarum mengarah keatas
8. Jarum dan permukaan kulit membuat sudut 45
derajat9. Menarik penghisap spuit sedikit untuk memeriksa
apakah ada darah atau tidak, bila tidak ada darah
10.Semprotkan cairan obat perlahan lahan sampai habis
11.Meletakkan kapas alkohol yang baru di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil memegang pangkal jarum, lalu malakukan pengurutan pada bekas suntikan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN SUBCUTAN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
12. Rapikan pasien13. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di
rapikan14. Mencuci tangan15. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat
untuk melihat reaksi obat16. Catat : tanggal dan jam pemberian,nama
obat dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRACUTAN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasukkan obat ke dalam jaringan kulit.
TUJUAN 1. Mendapat reaksi setempat.2. Mendapat / menambahkan kekebalan, misalnya
suntikan BCG.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki obat berisi:
a. Spuit 1ccb. Kapas alkohol dalam tempatnyac. Obat yang akan diberikand. Nierbekken
2. Catatan perawatB. Tempat Suntikan :
1. Pada lengan bawah bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku (2/3 dari pergelangan tangan) untuk mantoux.
2. Pada lengan atas 3 jari di bawah sendi bahu, di tengah-tengah daerah muskulus deltoideus untuk BCG.
C. Pelaksanaan:1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat
obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat kedekat pasien 4. Mencuci tangan5. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari
pakaian6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas
alkohol 7. Menegangkan kulit pasien dengan tangan kiri
kemudian tangan kanan menusukan jarum perlahan lahan dengan lobang jarum mengarah keatas
8. Jarum dan permukaan kulit membuat sudut 15-20 derajat
9. Menyemprotkan cairan sampai terjadi gelembung berwarna putih pada kulit,lalu jarum ditarik dengan cepat,tidak dihapus hamakan dengan kapas alkohol dan tidak boleh dilakukan pengurutan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRACUTAN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
10.Merapikan pasien11.Membawa alat-alat ke meja suntik untuk
dirapaikan12.Mancuci tangan13.Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk
melihat reaksi obat14.Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat
dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUISUNTIKAN INTRAMUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikkan intramuscular menyuntikkan obat kedalam jaringan otot
TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat, untuk penyembuhan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Tempat suntikan :1. Otot bokong kanan/kiri, yang tepat adalah pada
1/3 bagian dari spina illiaca anterior superior ke tulang coxygeus
2. Otot paha bagian luar3. Otot pangkal lengan
B. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
1. Spuit 3 cc – 5 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya3. Obat yang akan diberikan4. Nierbekken
a. Catatan perawat
i. Pelaksanaan : 1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat
obat,Tepat dosis, Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Mengatur posisi pasien serta membebaskan
daerah yang akan disuntik dari pakaian6. Menghapus hamakan kulit pasien dengan kapas
alkohol, membuang kapas alkohol bekas ke dalam nierbekken, tunggu sampai kulit kering
7. Mengangkat kulit sedikit dangan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri pada daerah bokong atau mengangkat otot, kemudian tangan kanan menusukkan jarum perlahan lahan ke dalam otot tegak lurus dengan permukaan kulit sedalam ¾ pajang jarum, menarik penghisap spuit sedikit untuk memeriksa apakah ada
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUISUNTIKAN INTRAMUSCULAR
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
darah, bila tidak ada darah semprotkan cairan obat perlahan lahan sampai habis
8. Setelah obat masuk seluruhnya, meletakkan kapas alkohol yang baru di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat
9. Merapikan pasien10.Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di
rapikan11.Mencuci tangan12.Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk
melihat reaksi obat13.Catat : tanggal dan jam pemberian,nama obat
dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT IRJ IGD IRI ICU IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRAVENA
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Yang dimaksud dengan suntikan intravena adalah menyuntikkan obat kedalam jaringan vena
TUJUAN Mempercepat reaksi dari cairan obat, untuk penyembuhan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Tempat suntikan : 1. Pada lengan : vena mediana/ vena cedhalica2. Pada tungkai : vena Saphenous3. Pada leher : vena Jugulasi untuk anak – anak
4. Pada kepala : vena Frontale/vena temporalis untuk anak-anak/ bayi
B. Persiapan Alat : 1. Baki berisi :
1. Spuit 3 cc – 5 cc2. Kapas alkohol dalam tempatnya3. Obat yang akan diberikan4. Zeil dan alasnya5. Alat pembendung/torniquit6. Nierbekken7. Bak insrument
a. Catatan perawat
i. Pelaksanaan : 1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien,Tepat
obat,Tepat dosis,Tepat cara,Tepat waktu dan waspada)
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan pada pasien
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien4. Mencuci tangan5. Isi spuit dengan obat yang hendak di suntikan,
udara dalam spuit dikeluarkan.Masukkan spuit kedalam bak instrumen
6. Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian, dan mengatur posisi pasien
7. Pasang zeil dan alasnya, tangan pasien difiksasi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRAVENA
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
8. Menegakkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu menusukkan jarum perlahan-lahan ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah keatas sejajar dengan vena
9. Menarik penghisap sedikit spuit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang di tandai dengan masuknya darah kedalam spuit
10. Fiksasi dilepaskan, kemudian secara perlahan lahan memasukkan cairan obat ke dalam vena sampai habis
11. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat sambil memegang pangkal jarum bekas tusukkan
12. Merapikan pasien13. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di
rapikan14. Mencuci tangan
15. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk melihat reaksi obat
16. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMBERIAN OBAT MELALUI
SUNTIKAN INTRAVENA
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
17. Menegakkan kulit pasien dengan tangan kiri, lalu menusukkan jarum perlahan-lahan ke dalam vena dengan lobang jarum mengarah keatas sejajar dengan vena
18. Menarik penghisap sedikit spuit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang di tandai dengan masuknya darah kedalam spuit
19. Fiksasi dilepaskan, kemudian secara perlahan lahan memasukkan cairan obat ke dalam vena sampai habis
20. Meletakkan kapas alkohol di atas jarum, kemudian menarik spuit dan jarum dengan cepat
sambil memegang pangkal jarum bekas tusukkan
21. Merapikan pasien22. Membawa alat-alat ke meja suntik untuk di
rapikan23. Mencuci tangan24. Evaluasi setelah 30 menit pemberian obat untuk
melihat reaksi obat25. Catat : tanggal dan jam pemberian, nama obat
dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan
UNIT TERKAIT 6. IRJ7. IGD8. IRI9. ICU10. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM PEMBERIAN OKSIGEN (O2)
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasukkan O2 ( Zat Asam) kedalam paru-paru pasien dengan gangguan system pernafasan, melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
TUJUAN 1. Untuk memenuhi kekuarangan zat asam pada pasien yang dalam keadaan hipoksia/ anoksia
2. Metabolisme berjalan lancar
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis.
2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :Tabung zat asam (O2) terdiri dari :1. Manometer untuk mengetahui isi O2 dalam
tabung.2. Botol pelembab (humiclifer) diisi dengan aqos
destilata.3. Flowmeter (pengukur aliran) untuk mengetahui
jumlah O2 yang diberukan permenit.4. Selang O2 dengan face mask/ nasal cateter/ nasal
canula
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien bila
pasien dalam keadaan sadar.2. Menempatkan alat-alat kedekat pasien.3. Mencuci tangan.4. Mengatur posisi pasien dan mengangkatnya .5. Isi tabung diperiksa dan dicoba.6. Mengatur volume O2 sesuai intruksi dokter dengan
membuka flow meter.7. Memasang selang O2.8. Mengawasi keadaan pasien/ menanyakan kepada
pasien apakah sesaknya berkurang.9. Alat dibereskan dan perawat cuci tangan.10.Catat tanggal/ jam pemakaian dengan kecepatan
aliran O2.11.Monitoring minimal 1/2 -1 jam (K/P).
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMTINDAKAN PENGHISAPAN LENDIR DAN SEKRESI
( SUCTION )
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu cara penyedotan lendir, kotoran pada saluran pernafasan dimana pasien sendiri tidak sanggup mengeluarkannya.
TUJUAN Untuk membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekresi lendir dan kotoran yang dapat menimbulkan penyumbatan.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis
2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/VIII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Sarung tangan steril.2. Suction chateter steril.3. Pinset anatomis.4. Suction aparat.5. Nacl 0,9 % dan aquadest.6. Air viva.
B. Pelaksanaan :1. Setelah alat-alat disiapkan dan didekatkan pada
pasien.2. Pasien diberitahu.3. Cuci tangan, pasang sarung tangan.4. Air pipa sambung O2.5. Lakukan oksigenisasi dengan air viva yang sudah
dialiri O2 3 – 4 liter selama 1 sampai 2 menit.6. Suction aparat dinyalakan sambung dengan
chateter steril.7. Lakukan penyedotan dengan menggunakan
pinset, memasukkan chateter suction ke dalam tube / saluran pernafasan, lakukan pengisapan dengan menarik kembali suction chateter dengan cara diputar ke atas, sambil lobang pada suction ditutup. Lakukan 5 – 10 detik chateter suction diangkat / dicabut.
8. Masukkan dalam larutan fisiologis untuk penyepuhan.
9. Kemudian lakukan lagi penyedotan.10. Demikian seterusnya 4 – 5 kali. Setelah selesai
tindakan ini dilakukan suction dimatikan. Chateter dicabut dan direndam dalam larutan aquadest, alat-alat dibereskan dan cuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IRJ 3. IRI 5. IBS2. IGD 4. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN AMBUBAG
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Sebuah alat untuk memasukkan zat asam atau oksigen kedalam paru-paru yang mengalami gangguan sistem pernapasan, melalui saluran pernapasan bagian atas.
TUJUAN 1. Untuk memenuhi kekurangan zat asam atau oksigen pada pasien yang dalam keadaan hipoksia atao anoksia
2. Metabolise berjalan lancer
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No : 03/1.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Peralatan Medis dan Penunjang Medis
2. Kebijakan Keperawatan No. 03/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Fasilitas Peralatan Pelayanan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat : Ambu bag. Selang O2
Face Mask (sesuai ukuran). Gudel Katup in take dalam Katub in take luar Tabung O2 + meteran
B. Penggunaan :1. Dekatkan alat-alat kepada pasien2. Sambungkan selang O2 ke ambu dan hubungkan
ketabung O2 3. Buka O2 sesuai kebutuhan pasien4. Buat posisi pasien tidur terlentang5. Buka jalan nafas dengan memakai gudel dan tarik
mandibula keatas dengan tiga jari tangan kiri6. Bantu nafas dengan memakai ambu dengan cara,
letakkan face mask menutupi mulut dan hidung dan ditekan dari atas dengan ibu jari dan jari telunjuk (supaya O2 tidak keluar dari cela-cela face mask) Tangan kanan memompa balon ambe sampai maksimal.
UNIT TERKAIT a. IRJb. IGDc. IRId. ICUe. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMBASIC LIFE SUPPORT
(BANTUAN HIDUP DASAR)
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/3
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Bantuan hidup dasar dengan cepat, tepat dan efektif
TUJUAN Mengembalikan fungsi jantung dan paru
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang : Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang : Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Ambu Bag2. O23. Guedel4. Papan
B. Pelaksanaan :1. CPR Dewasa 1 Penolong
a. Periksa keadaan sekitar Keluarga diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan Mengamankan keadaan dari bahaya Mengatur posisi pasien dalm waktu 10 detik
b. Kesadaran Menepuk / mengguncang bahu Menyebutkan kalimat/ kata untuk periksa
kesadaran dengan pendengaran pasien Meminta pertolongan
c. Airway Menopang dagu, memegang dahi,
tengadahkan kepala 3-5 detikd. Breathing
Memeriksa pasien bernafas atau tidak dengan cara lihat, dengar dan rasa 3-5 detik
Memberikan nafas buatan dari mulut ke mulut 2x 4-6 detik
Memberikan nafas buatan 10 - 12 x per detik e. Circulation
Memeriksa nadi leher / karotis 5-10 detik Menentukan posisi tengah Menekan dengan kedalaman 1,5 – 2 inchi (4-5
cm) Memberikan kompresi dada dan nafas buatan
4x putaran dengan perbandingan 30 : 2 dalam 1 menit
Memeriksa kembali nadi leher
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMBASIC LIFE SUPPORT
(BANTUAN HIDUP DASAR)
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/3
f. Melakukan urutan tahap demi tahap Melakukan CPR menit pertama dalam waktu
90 detik
2. CPR Dewasa 2 orang penolonga. Module 1 oleh 1 orang penolongb. Orang ke dua datang dan mengatakan ‘ Saya
dapat bantu ?’c. Orang pertama katakan ‘ ya ‘
Setelah putaran CPR 30 : 2, periksa nadi leher / Karotis. Katakan Nafas tidak ada , nadi tidak teraba, berikan 1x nafas kemudian Katakan lagi “ lanjutan CPR “ orang kedua memulai kompresi dada (dilakukan 3-5 detik)Kedua orang penolong melakukan : CPR dengan frekwensi = 5:1, selama satu
menit pergantian Penolong yang melakukan kompresi dada
memberikan tanda ganti Yaitu dalam hitungan : “ ganti, dua, tiga, empat, lima “.
Setelah penolong yang melakukan pernafan buatan memberikan 1 kali nafas, penolong yang kompresi merunduk dan memeriksa nadi leher / Karotis, kemudian mengatakan “ nafas tidak ada, nadi tidak teraba“ memberikan satu kali nafas buatan, kemudian “lanjutakan CPR“ (waktu ganti 3-5 detik)
Penolong yang melakukan ventilasi pertama melakukan kompresi dan melakukan CPR 5 : 1
3. Dewasa chocking tidak sadara. Mengatur posisi terlentang datarb. Check kesadaran :
Panggil, tepuk-tepuk dan guncang-guncang Buka jalan nafas : Pegang dahi dan Pegang
daguc. Tengadahkan kepalad. Periksa nafas :
Lihat Dengar Rasa
e. Beri nafas buatan, (bila tidak mengembang) f. Reposisi kepal dan ulangi tengadahkan.g. Beri nafas buatan kembali, (bila tidak
mengembang juga)h. Minta pertolongan.i. Berikan Heimlich maneuvre / abdominal thrush
5 x posisi badan dan tangan tepat 2 jari diatas pusat.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMBASIC LIFE SUPPORT
(BANTUAN HIDUP DASAR)
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
3/3
j. Bersihkan benda asing dengan metode buka mulut : Jari silang Mengangkat lidah dan rahang Mengorek menggunakan jari
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERI POT DAN URINAL KEPADA PASIEN
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Proses pengeluaran sisa pembakaran melalui paru-paru,ginjal,kulit dan pengeluaran ampas-ampas makanan melalui anus.
TUJUAN Agar tubuh tidak terganggu atau keracunan oleh zat-zat dan ampas makanan yang tidak di perlukan oleh tubuh.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Pot dan tutupnya.2. Kain penutup.3. Botol berisi air.4. Kapas cebok.5. Kertas kloset.6. Nierbekken / kantong plastik.7. Sampiran / Scherem.
B. Pelaksanaan :1. Memberi tahu pasien.2. Membawa alat ke dekat pasien.3. Memasang sampiran / scherem4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Membuka pakaian sebelah bawah.7. Meminta kepada pasien menekuk lututnya
kemudian mengangkat bokongnya.8. Memberi pot / urinal dengan hati-hati dan
memberi bel untuk memanggil perawat bila selesai BAB/BAK.
9. Mengangkat urinal bila telah selesai (pasa pria) bila memakai pot. Siram dengan air dari atas bagian kemaluan kemudian keringkan dengan kertas kloset,kapas cebok dan kertas kloset yang kotor, letakkan ke nierbekken / kantong plastik, pot di ambil.
10. Mengembalikan posisi pasien seperti semula.11. Mengenakan kembali pakaian dalam pasien dan
kain penutup pasien di ambil.12. Merapikan pasien,membuka sampiran / sheren.13. Membereskan alat-alat,membawa pot / urinal dan
isinya ke spoelhok untuk di bersihkan.14. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IGD 3. ICU2. IRI 4. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA RENDAH
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Memasukan cairan sampai ke dalam kolon desenden melalui anus dengan menggunakan irigator.
TUJUAN 1. Pengobatan pada pasien obstipasi (sembelit )2. Mendapatkan persendian bahan pemeriksaan
laboratorium
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapam Alat :1. Irigator lengkap (saluran karet, rectum canula,
nelaton kateter) 2. Com berisi cairan hangat/ Na Cl 0,9%3. Nierbeken4. Jelly5. Gaas dan tempatnya6. Kain penunutup7. Pot dan tutupnya 8. Air dalam botol, kapas cebok dalam tempatnya
dan tissue9. Standard irigator 10.Sampiran/ sherem
B. Pelaksanan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan
pemberian huknah rendah pada pasien.2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.3. Memasang sampiran.4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Menanggalkan pakaian bagian bawah.7. Mengatur posisi pasien : memiringkan kekiri
dengan lutut kanan di tekukkan.8. Meletakkan nierbeken ke dekat bokong.9. Menggantungkan irigator pada standar tinggi
irigator kira–kira sampai 40 - 50 cm dari bokong pasien.
10.Mengoleskan jelly pada kanule, kemudian mengeluarkan dari dalam saluran dan membuka klem/pengatur cairan, air di tampung dalam nierbekan.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA RENDAH
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
11. Menutup klem agar airnya tidak mengalir, kemudian memasukan kanule ke dalam lobang pelepas (anus), memasukan kanule kedalam anus kira-kira 75%.
12. Membuka klem bila cairan akan habis, mengeluarkan kanula perlahan-lahan, di lepaskan saluran, kemudian di letakkan ke dalam nierbeken.
13. Diminta pasien untuk menahan sebentar sambil menarik nafas panjang, memint psien untuk terlentang dan menekukkan lututnya kemudian mengangkat bokong lalu diberi pot.
14. Melepaskan sarung tangan dan membereskan pasien setelah B.A.B .
15. Membereskan alat-alat, di bawa ke spolhoek untuk di bersihkan kemudian alat di bersihkan ketempat kanula.
16. Mencuci tangan.17. Catat : tanggal pemberian huknah.18. Melepaskan sarung tangan dan membereskan
pasien setelah B.A.B.19. Membereskan alat-alat, di bawa ke spolhoek untuk
di bersihkan kemudian alat di bersihkan ketempat kanula.
20. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA TINGGI
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Memasukan cairan sampai ke dalam kolon Asenden melalui anus
TUJUAN 1. Persiapan operasi2. Persiapan pemeriksaan misalnya, BNO, Colon foto,
Cholesystogran, Rectoscoiy3. Pengobatan simtomatis pada pasien melena
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Irigator lengkap (saluran karet, rectum canula,
nelaton kateter) berisi cairan hangat/ Na Cl 0,9%2. Nierbeken3. Jelly4. Gaas dan tempatnya5. Kain penunutup6. Pot dan tutupnya 7. Air dalam botol8. kapas cebok dalam tempatnya9. tissue10.Standard irigator 11.Sampiran/ sherem
B. Pelaksanan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan
pemberian huknah rendah/ tinggi pada pasien.2. Membawa alat-alat ke dekat pasien.3. Memasang sampiran.4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Menanggalkan pakaian bagian bawah.7. Mengatur posisi pasien, di miringkan kekanan
dengan kedua lutut di tekuk dan tanpa bantal.8. Meletakkan nierbeken ke dekat bokong.9. Menggantungkan irigator pada standar tinggi
kira-kira 20 - 25 cm dari bokong pasien.10.Mengoleskan jelly pada kanule, kemudian
mengeluarkan dari dalam saluran dan membuka klem/pengatur cairan, air di tampung dalam nierbekan.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA TINGGI
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
11.Menutup klem agar airnya tidak mengalir, kemudian memasukan kanule ke dalam lobang pelepas (anus) memasukan nelaton kateter ke dalam anus kira-kira 10 cm.
12.Membuka klem bila cairan akan habis, mengeluarkan kanula perlahan-lahan, di lepaskan saluran, kemudian diletakkan ke dalam nierbeken.
13.Diminta pasien untuk menahan sebentar sambil menarik nafas panjang, meminta pasien untuk terlentang dan menekukkan lututnya kemudian mengangkat bokong lalu diberi pot.
14.Melepaskan sarung tangan dan membereskan pasien setelah B.A.B.
15.Membereskan alat-alat, di bawa ke spolhoek untuk di bersihkan kemudian alat di bersihkan ketempat kanula.
16.Mencuci tangan.17.Catat : tanggal pemberian huknah.
UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA GLYSERIN
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Memasukan glyserin ke dalam kolon sigmoid melalui anus dengan menggunakan glyserin spuit
TUJUAN 1. Merangsang untuk buang air besar (BAB)2. Membersihkan kolon pada pasien inpartu3. Mendapatkan persendian bahan pemeriksaan
laboratorium
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat : 1. Glycerin spuit2. Com berisi glycerin sebanyak 20-30 cc3. Nierbeken 4. Kain penutupnya5. Air dalam botol, 6. Kapas cebok dalam tempatnya 7. Sampiran / sherem
B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan
pemberian huknah glyserin pada pasien. 2. Membawa alat- alat ke dekat pasien. 3. Memasang sampiran. 4. Mencuci tangan.5. Memasang kain penutup.6. Menanggalkan pakaian bagian bawah.7. Miringkan pasien kekiri, lutut kanan ditekukkan.8. Meletakkan nierbekan ke dekat bokong.9. Mengisi glyserin spuit dengan glyserin sebanyak
20-30 cc.10.Mengeluarkan udara dari dalam spuit, kemudian
memasukan kanule ke dalam anus.11.Menyemprotkan isinya perlahan-lahan sampai
cairan dalam spuit habis, di minta pasien untuk menarik nafas panjang.
12.Mengeluarkan glyserin spuit perlahan-lahan, di masukan ke dalam nierbeken.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA GLYSERIN
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
1. Diminta pasien untuk menahan sebentar sambil menarik nafas panjang dan minta pasien untuk terlentang dan menekukkan lututnya kemudian mengangkat bokong lalu di beri pot.
2. Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien setelah B.A.B.
3. Membereskan alat-alat, di bawa ke spoelhok untuk di bersihkan kemudian alat di kembalikan ketempat semula.
4. Mencuci tangan.5. Catat : Tanggal pemberian huknah gliserin.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA KATETERISASI URINE
(WANITA DAN PRIA)
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Suatu tindakan memasukkan pipa yang dibuat dari karet/plastik melalui uretra sampai kekandung kemih dengan menggunakan tehnik aseptik
TUJUAN 1. Mengurangi/mengosongkan kandung kemih2. Pengambilan contoh bahan pada pemeriksaan urin
steril3. Mengukur urin out-put4. Membantu pasien untuk urinern5. Persiapan pasien untuk prosedur operasi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
a. Bak instrumen berisi : Pinset anatomi 1 set / sarung tangan 1
pasang Gaas steril
b. Kateter sesuai nomor yang diperlukan dan urine bag
c. Aquabides 20 CCd. Spuit 10 CCe. Bethadin sol dalam botolf. K. Jellyg. Kapas cebok dalam tempatnyah. Nierbeken 2 buah.
2. Sampiran / sherem
B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan
pemberian kateterisasi pada pasien.2. Membawa alat – alat kedekat pasien 3. Memasang sampiran 4. Menyiapkan pasien wanita dengan posisi pasien
terlentang dengan kedua kaki dibengkokkan ( dorsal recumbent ) pada pasien pria dengan posisiterlentang dengan kaki diluruskan ( supine ), lalu meninggalkan pakaian bagian bawah dan tutupan dengan kain penutup.
5. Meletakan alas pada bagian bokong pasien dan meletakan nierbekken diantara tungkai
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN HUKNA KATETERISASI URINE
(WANITA DAN PRIA)
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
6. Mencuci tangan 7. Memasang sarung tangan
KATETERISASI UNTUK WANITA :1. Membersikan vulva dengan kapas cebok.2. Olesi jelly pada ujung kateter kira – kira 5 – 7 cm,
buka labia mayora dengan tangan kiri dan tangan kanan masukkan ujung kateter perlahan-lahan kedalam uretra sampai urine keluar, pasien dianjurkan menarik napas panjang.
3. Menampung urine kedalam nierbekken bila untuk pemeriksaan ditampung dengan botol steril.
4. Bila kateter yang terus terpasang maka sambung dengan urine bag, kemudian masukkan cairan aquabidest kedalam spuit 10 cc lalu isi balon sebanyak 10 – 20 cc.
5. Plester kateter pada paha atau dibawah abdomen.6. Melepaskan sarung tangan dan merapikan pasien.7. Membereskan alat-alat.8. Mencuci tangan.9. Catat : tanggal pemasangan dan periksa warna
serta jumlah urin.
KATETERISASI UNTUK PRIA1. Memegang penis dengan tangan kiri dengan
memakai gaas steril.2. Menarik prepitium sedikit kepangkal kemudian
membersihkannya dengan kapas cebok dan olesi uretra dengan antiseptic.
3. Olesi jelly pada ujung kateter kira-kira 5-7 cm, memastikan kateter kedalam uretra kira-kira 10-17 cm sambil penis diarahkan keatas sampai urine mengalir. Jangan gunakan paksaan apabila dirasakan ada sedikit tahanan anjurkan pasien lebih rileks. Apabila tahanan dirasakan lebih kuat atau dijumpai adanya darah hentikan pemasangan dan beri tahu dokter, perlahan-lahan kedalam uretra sampai urine keluar.
4. Dan seterusnya sama melakukan pada wanita.
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN SIKAP SIM
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Sikap dalam posisi setengah telungkup
TUJUAN 1. Memudahkan rectal touche2. Memudahkan pemberian obat melalui anus3. Memberi huknah tinggi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien.2. Mencuci tangan. 3. Mengangkat bantal.4. Memiringkan pasien, hanya lebih miring/setengah
telungkup dan dada mengenai tempat tidur, lengan pada sisi yang tertindih (kanan/kiri) diletakkan sejajar dengan punggung.
5. Merapikan tempat tidur.6. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN SIKAP LITHOTOMY
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Sikap pasien dalam posisi terlentang dan kedua tungkai diangkat, lutut ditekuk kearah dada, tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat, bila ada ada metaginekologi tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia.
TUJUAN 1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul misalnya, touche
2. Memudahkan pemberian obat melalui anus3. Memberi huknah tinggi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Sikap lithotomi dilaksanakan pada :1. Pemeriksaan ginekologi / urologi2. Pengobatan uretra dan kandung kemih3. Pelaksanaan perasat kebidanan4. Operasi haemorrhoid
B. Pelaksanan :1. Memberi tahu pasien2. Mencuci tangan3. Mengangkat kedua tungkai, menekuk lutut
kearah dada, kedua tungkai bawah ditahan oleh dua oerang perawat, bila ada meja ginekologi, kedua tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki.
4. Merapikan pasien setelah pemeriksaan atau melaksanakan perasat
5. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMKEBERSIHAN VULVA
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Membantu pasien membersihkan vulvanya yang tidak dapat dikerjakan sendiri.
TUJUAN 1. Agar vulva tetap bersih dan rasa nyaman2. Melatih pasien dalam memelihara kebersihan vulva
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kapas savlon dalam tempatnya2. Sarung tangan 1 pasang3. Nierbekken4. Sampiran
B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan kepada pasien2. Membawa alat-alat kedekat pasien3. Memasang sampiran4. Mencuci tangan5. Membuka pakaian bagian bawa pasien6. Membuat posisi dorsal recumbent7. Tangan kiri membuka vulva, tangan kanan
membersihkan vulva dengan kapas savlon8. Membersikan vulva dari atas kebawah9. Kapas savlon yang kotor dimasukkan ke
nierbekken10.Setelah selesai pasien dirapikan dan posisinya
diatur kembali11.Membuka sarung tangan12.Peralatan dibereskan dan dikembalikan
ketempat semula13.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMERIKSAAN DALAM (TOUCHE)
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan yang menggunakan 2 jari yang dimasukkan kedalam liang senggama disertai bantuan tangan luar yang diletakkan diatas perut.
TUJUAN 1. Untuk menentukan bagian janin yang terletak terdepan
2. Untuk memeriksa keadaan rahim, liang senggama dan leher rahim
3. Untuk memeriksa keadaan panggul
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Com berisi kapas savlon 2. Satu sarung tangan steril3. Korentang dalam tempatnya 4. Nierbekken5. Jelly 6. Sampiran
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien2. Pasang sampiran3. Mengatur posisi pasien dalam sikap dorsal
recumbent4. Meletakkan nierbekken diujung tempat tidur,
bagian kaki5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
steril6. Melakukan tindakan vulva higiene dengan kapas
savlon steril kemudian jari telunjuk dan jari tengah kanan diolesi jelly
7. Lakukan tindakan pemeriksaan dalam8. Menganjurkan pasien supaya melemaskan diri
dan menarik napas kalau perlu dan bokong tidak diangkat.
9. Selesai pemeriksaan dalam, sarung tangan dibuka
10.Membereskan semua alat dan disimpan pada tempatnya
11.Mencatat hasil pemeriksaan12.Mencuci tangan
UNIT TEKAIT IRI Kebidanan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBERIKAN SIKAP LITHOTOMY
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Sikap pasien dalam posisi terlentang dan kedua tungkai diangkat, lutut ditekuk kearah dada, tungkai bawah ditopang oleh dua orang perawat, bila ada ada metaginekologi tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki yang tersedia.
TUJUAN 1. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul misalnya, touche
4. Memudahkan pemberian obat melalui anus5. Memberi huknah tinggi
KEBIJAKAN 3. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
4. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR C. Sikap lithotomi dilaksanakan pada :1. Pemeriksaan ginekologi / urologi2. Pengobatan uretra dan kandung kemih3. Pelaksanaan perasat kebidanan4. Operasi haemorrhoid
D. Pelaksanan :6. Memberi tahu pasien7. Mencuci tangan8. Mengangkat kedua tungkai, menekuk lutut
kearah dada, kedua tungkai bawah ditahan oleh dua oerang perawat, bila ada meja ginekologi, kedua tungkai bawah diletakkan pada penahan kaki.
9. Merapikan pasien setelah pemeriksaan atau melaksanakan perasat
10.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 4. IGD5. IRI6. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/4
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Serangkaian kejadian yang berakhir dengan kelahiran bayi yang cukup bulan dan hampir cukup bulan yang di susul dengan pengeluaran plasenta,ketuban,dan selaput janin dari kandungan ibu.
TUJUAN 1. Untuk menolong ibu dan anak dalam perslinan normal
2. Untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Bak instrumen berisi:
a. 1/2 klem kocherb. Gunting episiotomi 1c. Klem kocher 2d. Gunting tali pusat 1e. Tali pusat 2f. Slym zuegerg. Pinset chirurgis1h. Pinset anatomis 1i. Spuit 10 cc 1j. Naald Volder 1k. Gunting hacting 1l. Gaas sterilm. Tampon bulat steril 1n. Doek steril 4
2. Obat-obatan :a. Yodium 1 botolb. Bethadin sol 1 botolc. Lydones 2% 1flcd. Methergin 1 amp/syntosinon 1 ampe. Benang hacting
3. Alat-alat lainnya :a. Nierbekken besar 2b. Waskom 2c. Gelas pengukur darahd. Sampirane. Meteran
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/4
PROSEDUR B. Pelaksanaan :1. Penolong menggunakan short plastik.2. Penolong mencuci tangan secara steril.3. Memakai sarung tangan steril.4. Perineum dan sekitarnya di desinfeksidengan
betadin sol5. Pemecahan selaput ketuban dengan cara :
a. Pasien di buat posisi dorsal recumbentb. Memberitahu pasienc. Melakukan pemeriksaan dalamd. Melakukan pemecahan ketuban pada
pembukaan lengkap dan waktu his lalu memasukkan ½ klem kocher mengikuti jari yang sudah masuk pada waktu pemeriksaan dalam
e. Air ketuban di tampung dalam nierbekken dan mengukur banyaknya serta melihat warna air ketuban
f. Memeriksa DJJ setelah memecahkan ketuban6. Doek steril di bentangkan7. Tangan kanan dengan kain steril menyokong
perineum8. Tangan kiri dengan kasa steril memperkuat steril9. Membersihkan muka bayi10.Membantu kepala mengadakan resusitasi
spontan ke arah punggung bayi11.Mencheck up kepala dengan kedua tangan12.Menarik kepala bayi ke bawah untuk melahirkan
bahu atas13.Menarik kepala bayi ke atas untuk melahirkan
bahu bagian bawah sambil memperhatikan perineum
14.Mengkait kedua ketiak dan menarik keluar sambil memperhatikan perineum
15.Menilai apgar score 1 menit dan 5 menit16.Membersihkan jalan nafas dengan slym zueger:
a. Membersihkan muka dengan gaas sterilb. Jari telunjuk tangan kiri dimasukkan ke dalam
mulut bayi sampai ke pangkal lidahc. Tangan kanan memegang penghisap lendir
dan ujungnya di masukkan ke dalam mulut bayi kemudian di hisap kemudian di lakukan penghisapan melalui hidung
17.Menjepit tali pusat dengan klem kocher I kira-kira 5 cm dari perut bayi
18.Menjepit tali pusat dengan klem kocher II kira-kira 3 cm dari klem kocher I
19.Menggunting tali pusat di antara 2 klem kocher20.Mangikat tali pusat21.Mengolesi tali pusat dengan yodium
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL
No.Dokumen No.RevisiA
Halaman¾
22.Membungkus tali pusat dengan kasa steril23.Membungkus bayi dengan kain steril dan
meletakkan bayi kedada ibu dan Bantu bayi mengawali menyusui (kontak dini) selama 30 menit untuk setiap bayi yang afgar scor > 8 (9-10)
24.Memberikan kepada asisten untuk membersihkan bayi: memandikan, merawat tali pusat, menimbang BB, memberi pakaian dan memberi tanda pengenal yang sama dengan ibunya
25.Memeriksa kontraksi uterus26.Memeriksa TFU27.Memeriksa kandung kemih bila penuh di lakukan
kateterisasi28.Mengukur pendarahan29.Pengeluaran plasenta menurut kostner
a. Tangan kiri mengetengahkan uterusb. Melakukan massage c. Tangan kanan mengangkat tali pusat sambil
tangan kiri menekan atas symphisisd. Menekan fundus uteri perlahan lahan ke
bawah setelah plasenta terlepas dari dinding uterus
e. Memberi suntikan methergin atau sintocinon30.Memeriksa kontraksi uterus dan TFU31.Memriksa vulva dan perineum32.Melakukan penghectingan perineum
a. Pasien di buat posisi lithotomyb. Mencuci tangan dan memakai sarung tanganc. Memasang doek steril pada bawah bokong
dan atas perutd. Melakukan desinfektan dengan bethadinee. Tampon bulat di masukkan ke dalam vaginaf. Menyuntik lydones 2% sebanyak 5-10 cc
pada daerah perineumg. Menghecting lapisan otot dan kulith. Mengeluarkan tamponi. Memeriksa anus dengan memasukkan jari
kelingking untuk mengetahui apakah rectum ikut terjahit
j. Memberikan gaas yang di basahi dengan bethadine pada luka hecting dan softex
k. Merapikan pasien pada posisi semula33.Memeriksa plasenta:
a. Mengukur darah pada gelas pengukurb. Mengukur panjang tali pusatc. Menunjukkan insertio tali pusatd. Mengidentifikasi plasenta: selaput, kotiledon,
dan pembuluh darah yang menembus.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENOLONG PERSALINAN NORMAL
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman4/4
34.Mengidentifikasi kotiledon: kelengkapan, kelainan, ukuran
35.Mengidentifikasi kelainan bentuk plasenta36.Menimbang berat plsenta37.Membereskan alat alat38.Mencuci tangan39.Mencatat seluruh hasil pertolongan40.Persalinan pada status pasien41.Memperhatikan sterilitas
UNIT TERKAIT 1. IGD2. Ruang Bersalin
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGISAP LENDIR PADA BAYI BARU LAHIR
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Upayakan yang dilakukan dalam membersihkan jalan nafas bayi baru lahir.
TUJUAN Agar jalan nafas bayi tidak tergannggu.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.
PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan 2. Membaringkan bayi keatas meja bayi yang sudah
dialasi kain3. Posisi bayi terlentang 4. Mengisap lendir dimulai dari kedua belah lubang
hidung, kanan dan kiri sampai bersih5. Memasukkan alat pengisap lendir ke dalam rongga
mulut sampai ketenggorokan 6. Menarik dan mengisap lendir keluar kemudian
buang ke Mmngkok7. Membersihkan alat pengisap lendir dengan kain
steril8. Pengisapan lendir diulang sampai bersih Alat-alat
dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya masing-masing
9. Perawat cuci tangan 10. Dokumentasi tindakan, hasil, dan respon bayi dalam
catatan perawatan.
UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin 2. Ruang Bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYUSUKAN DINI / BONDING ATACHMENT
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memberikan ASI pada bayi segera setelah kelahiran.
TUJUAN 1. Ibu san bayi bisa segera saling bersentuhan2. Merangsang keluarnya ASI3. Mempercepat tali kasih sayang ibu dan bayi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR 1. Setelah bayi lahir dilakukan pengisapan lendir dan perawatan talipusat , bayi dibungkus agar tidak kedinginan.
2. Areola mamae dipijat untuk mengeluarkan setetes ASI dengan cara ibu jari memegang payudara diarah yang berlawanan pijat pelan-pelan aerola kearah putting susu sampai ASI keluar setetes.
3. Oleskan ASI disekitar putting susu.4. Kalau ASI tidak keluar bersihkan putting susu
dengan kasa basah5. Dekatkan mulut bayi kepayudara ibu.6. Letakan mulut bayi ke putting sampai sebagian
areola mamae masuk ke mulut bayi.7. Rangsang dagu bayi agar mau menghisap tunggu
sampai lebih kurang 15 menit sampai bayi menghisap lakukan juga untuk payudara sebelahnya.
Catatan :a. Larangan penggunaan tanpa indikasi dan promosi
susu formula makanan bayi.b. Larangan memakai dot dan kompengc. Pemberian ASI Eksklusif (selama 6 bulan )
UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin2. Ruang bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGUKUR PANJANG BADAN BAYI
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Upaya mengetahui ukuran panjang badan bayi
TUJUAN Untuk mengetahui tumbuh kembang tuubuh bayi dan kecukupan nutrisi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Penggaris kayu2. Kasur busa
B. Pelaksanaan :1. Pasien dan keluarga diberi tahu tentang tindakan
yang akan dilakukan2. Perawat mencuci tangan3. Bayi ditidurkan dikasur busa tanpa
menggunakan bantal4. Luruskan badan bayi5. Ukur panjang badan bayi dari puncak kepala
sampai dengan ujung tumit bayi dengan penggaris kayu
6. Bayi dirapikan7. Peralatan dibereskan 8. Perawat mencuci tangan9. Dokumentasikan tindakan, hasil dan respon bayi
UNIT TERKAIT 1. IGD2. Ruang bersalin3. Ruang Bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENIMBANG BERAT BADAN BAYI
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukurberat badan dengan Timbangan
TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan bayi2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan bayi3. Untuk menentukan diagnosis4. Untuk menentukan dosis pengobatan dan
kebutuhan nutrisi bayi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :a. Timbangan bayib. Buku catatanc. Kain pengalas timbangan
B. Kriteria pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan2. Timbangan diberi kain pengalas dan siap di
pakai3. Timbangan distel dengan angka petunjuk pada
angka nol4. Selimut dan pakaian bayi dibuka, dibaringkan
diatas timbangan5. Hasil berat badan dicatat dalam buku6. Bayi dirapikan dan dibaringkan kembali ditempat
tidur7. Alat-alat dibereskan8. Perawat cuci tangan 9. Dokumentasikan hasil
UNIT TERKAIT e. I.G.Df. Ruang Bersalin g. Ruang Bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
IDENTIFIKASI BAYI BARU LAHIR
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas bayi yang baru lahir di RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam dengan cara membuat cap kaki bayi kanan / kiri, dan cap jempol tangan kanan ibunya bayi serta pemberian gelang nama kepada Bayi.
TUJUAN Untuk melengkapi identitas bayi dan mencegah terjadinya kekeliruan.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat : 1. Bak stempel dan tinta2. Lembar idenfikasi Bayi dan Kartu lahir bayi3. Gelang bayi dan ibu
B. Pelaksanaan :1. Mencap telapak kaki bayi diruang bersalin
a. Mencuci tangan b. Oleskan tinta pada bak stempel hingga
meratac. Meletakkan kaki kiri / kanan bayi dan jempol
tangan kanan ibu pada bak stempeld. Mencapkan telaoak kaki kiri/kanan dan
jempol tangan ibu pada lembar idenfikasi Bayi dan Kartu lahir bayi
e. Telapak kaki bayi dan jempol tangan kanan ibu.
2. Menulis Gelang Bayi :a. Gelang biru untuk bayi laki-laki , Gelang
merah jambu untuk bayi perempuan dean di pasang pada pergelangan tangan bayi.
b. Mencatumkan nama lengkap ibu , jenis kelamin bayi ,berat badan lahir, panjang badan, tanggal dan jam lahir
c. Gelang nama ibu dibuat : Biru / Merah jambu sesuai dengan jenis kelamin bayi yang di lahirkan
3. Mengantarkan bayi keruangan bayi dan ibu keruangan nip
4. Mencatat identitas bayi pada buku lahir
UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin 2. Ruang nifas3. Ruang bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERAWATAN LUKA EPISIOTOMI
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Membersihkan luka hecting pada perineum dengan cara sterilisasi
TUJUAN 1. Untuk mencegah timbulnya infeksi2. Agar luka hecting tetap bersih dan terpelihara3. Sebagai pengobatan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
a. Pinset anatomis b. Pinset chirurgis c. Kasa sterild. Gunting lurus runcing e. Sarung tangan satu pasang
2. Alat-alat lain :a. Com kecil steril b. Betadin salap c. Nierbekken d. Kapas savlon dalam tempatnyae. NaCl 0,9 %f. Pembalut g. Sampiran
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien2. Membawa alat-alat kedekat pasien3. Memasang sampiran4. Membuka pakaian bagian bawah pasien5. Pasien dibuat posisi dorsal recumbent6. Mencuci tangan 7. Memakai sarung tangan8. Membersihkan luka dengan kapas savlon9. Kapas savlon yang kotor dimasukkan ke
nierbekken10.Membersihkan luka episiotomi dengan NaCl
0,9% kemudian dikeringkan dan diberi bethadine zalf ditutup dengan gaas steril dan pembalut
11.Setelah selesai, buka sarung tangan12.Merapikan pasien
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERAWATAN LUKA EPISIOTOMI
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
13.Mengembalikan peralatan ketempat semula14.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin2. Ruang nifas
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERAWATAN PAYUDARA
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Dengan adanya terjadinya perubahan pada payudara pertama mengenai membesarnya karena berkembangnya kelenjar-kelenjar payurada dengan bertambahnya sel-sel siklus dan sel-sel pembuat asi yang dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan oleh placenta dan juga penambahan darah, maka perlu dipersiapkan ibu untufk menyusui.
TUJUAN 1. Payu dara terawat terutama bagian putingnya kenyal dan lembab serta selalu bersih
2. Agar laktasi dapat lancar dan terhindar dari kesakitan dalam menyusui
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Handuk kecil 2 buah2. Kasa dalam tempatnya3. Baby oil4. Waslap 1 buah5. Nierbekken6. Waskom berisi air hangat dan air dingin
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu pasien2. Pasien duduk dikursih3. Pasang sampiran4. Mencuci tangan5. Putting susu dikompres dengan kassa yang telah
dibasahi dengan baby oil selama 15 menit6. Menganjurkan ibu membuka pakaian atas dan
kutang7. Meletakkan handuk melintang dibawa payudara8. Membersihkan putting susu9. Melicinkan tangan dengan baby oil10.Pengurutan pertama mulai dari tengah, atas
kesamping kanan kiri selanjutnya kearah bawah lalu keatas dan diangkat kemudian perlahan-lahan dilepaskan, dilakukan selama 5 menit
11.Pengurutan kedua, telapak tangan kiri menyokong buah dada kiri, tangan kanan dengan sisi kelingking mengurut buah dada kearah putting susu dilakukan selama 5 menit setiap buah dada
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERAWATAN PAYUDARA
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
12.Pengurutan ketiga, sama dengan pengurutan kedua tetapi dengan tangan kanan yang digenggam mengurut dengan buku-buku jari dilakukan 5 menit untuk setiap buah dada.
13.Merangsang buah dada dengan air hangat dan air dingin secara bergantian selama 5 menit untuk setiap buah dada
14.Buah dada dibersihkan dan dikeringkan dengan handuk
15.Mengenakkan kutang16.Merapikan semua alat-alat pada tempatnya17.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT IRI Kebidanan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBANTU PASIEN CURETTAGE
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Suatu tindakan pertolongan untuk mengeluarkan plasenta/ uri dari rongga rahim dengan menggunakan alat-alat curet, yang dilakukan oleh dokter Obgyn dan dengan seorang asisten bidan.
TUJUAN 1. Mengeluarkan/ membersihkan jaringan fetus2. Mengeluarkan sisa-sisa jaringan plasenta yang
tertinggal
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU.SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Meja instrument berisi :
a. Doek steril 2 lbrb. Sarung tangan 2 psgc. Kasa steril dalam tempatnyad. Speculum slim 2 bhe. Tampon tang 1 bhf. Uterus sonde 1 bhg. Kogel tang gigi dua 1 bhh. Abortus tang dari ukuran kecil
s/d besar yang tumpul dan yang tajam 1 set
i. Hegar/ busi dalam tempatnya 1 set
2. Alat-alat non steril :a. Com berisi betadin sol 1 bhb. Pot berisi formalin 10 % untuk P.Ac. Formulir P.A 1 lbrd. Pembalut 1 bh
3. Obat-obatan :a. Transamin 1 ampb. Kateter 50 mg 1 flcc. Lidocain 1 ampd. Syntosion 1 ampe. Methergin 1 ampf. S.A 1 ampg. Profenid supp 2 tubeh. RL 2 fls
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MEMBANTU PASIEN CURETTAGE
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
4. Alat-alat lain :a. Spuit 3 cc 2 setb. Spuit 5 cc 1 setc. Abocath no. 20 1 setd. Infus set 1 sete. Gaas Alkohol 90 % 1 btl
5. Lampu sorot6. Sampiran
B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan kepada Dokter2. Memberitahukan kepada pasien dan
menandatangani surat izin tindakan3. Menganjurkan pasien untuk BAK4. Membawa meja instrument kedekat pasien 5. Memasang sampiran6. Membuka pakaian bagian bawah pasien dan
pasien dibuat posisi lithotomy7. Memberikan obat anastesi melalui IV sesuai
interuksi dokter8. Dokter dan bidan mencuci tangan dan memakai
sarung tangan9. Memasang doek steril dibawah bokong dan
diatas perut pasien 10.Melakukan desinfektan pada daerah vagina
dengan bethadine solution11.Memegang lampu sorot12.Dokter melakukan curettage13.Setelah melakukan curettage, vulva dibersihkan
dengan kapas salvon dan diberikan pembalut14.Pasien dirapikan dan di istirahatkan 15.Alat-alat dibersihkan dan dibawa ketempatnya16.Mencuci tangan17.Bila ada jaringan yang akan di P.A kan, jaringan
tersebut dimasukkan pada pot berisi formalin dan siapkan formulir untuk pemeriksaan.
UNIT TERKAIT Ruang Bersalin
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN IUD
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsudin
PENGERTIAN Pemasangan suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bbermacam-macam terdiri dari plastik.
TUJUAN Untuk mengganggu dan mencegah terjadinya nidasi didalam cavum uteri.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
a. Doek sterilb. Spekulum cocor bebekc. Tampon tangd. Kogel tang gigi 2e. Sonde uterusf. Gunting lurusg. Lidi wotenh. IUD yang dibutuhkani. Gaas steril
2. Alat-alat lain :a. Nierbekkenb. Lampu sorotc. Korentang dan tempatnya
3. Obat-obatan :a. Bethadine solution dalam tempatnyab. Yodium dalam tempatnyac. Kapas cebok dalam tempatnya
B. Pelaksanaan :1. Memberitahukan kepada pasien2. Menganjurkan pasien untuk BAK dan membuka
pakaian dalam3. Menyuruh pasien naik tempat tidur dan
mengatur posisi dorsal recumbent4. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan5. Memasang doek steril diatas perut pasien6. Melakukan vulva hygiene dan pemeriksaan
dalam
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPEMASANGAN IUD
No.Dokumen No.Revisi
A
Halaman
2/2
7. Memasang speculum cocor bebek dan membersihkan liang senggama dengan menggunakan tampon tang dan gaas steril yang dibasahi dengan bethadine solution sambil mengamati apakah ada keputihan dan lain-lain
8. Menjepit serviks dengan kogel tang gigi 2, lalu masukkan sonde uterus untuk mengukur panjang uterus untuk menentukan ukuran IUD
9. Memasukkan IUD secara perlahan-lahan10.Melepaskan speculum cocor bebek11.Melakukan pemeriksaan dalam sambil
melipatkan benang IUD kefenix posterior12.Melakukan vulva hygiene13.Pasien dirapikan14.Alat-alat dibersihkan dan dibawa ketempatnya15.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang bersalin
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Upaya memenuhi hygiene bayi dengan membersihkan tubuhnya.
TUJUAN Agar kebutuhan personal hygiene bayi terpenuhi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kom mandi dan sabun mandi2. Handuk dan Waslap 1 buah3. Baju / popok dan bedung bersih 4. Minyak bayi (Baby oil / bedak / sisir)5. Kapas lembab6. Ember tempat kain kotor7. Nierbeken8. Kapas lidi
B. Pelaksanaan :1. Petugas mencuci tangan 2. Bayi diletakkan diatas meja mandi3. Mata dibersihkan dengan kapas lembab dengan
arah luar ke dalam 4. Baju bayi dibuka 5. Kepala bayi di letakkan diatas tangan kiri petugas
dan melap bayi dengan sabun dari kepala sampai ke kaki dan terakhir alat genetalia
6. Bayi di masukan di kom mandi untuk di bersihkan 7. Setelah bersih, bayi diangkat dan di keringkan
dengan handuk Catatan : - Hati – hati dan jaga agar bayi jangan sampai jatuh - Jaga agar air tidak masuk ke telinga bayi
UNIT TERKAIT Ruang bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MERAWAT TALI PUSAT
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Upaya yang dilkukan dalam merawat tali pusat bayi
TUJUAN Untuk mencegah infeksi dengan menjaga kebersihan tali pusat
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Alkohol 70 % 2. Bethadine solution 10 % dalam tempatnya3. Gaas dan kapas lidi steril dalam tempatnya4. Korentang dalam tempatnya5. Perlengkapan pakaian bayi (gurita, popok, baju,
dll)6. Aquadest steril
B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan 2. Pembalut yang kotor dibuka dan bila lengket di
basahi terlebih dahulu dengan aquadest3. Umbilikus (pusat ) dibersihkan dari atas ke bawah
dengan bethadine Sol memakai kapas lidi4. Umbilikus (pusat) di balut dengan alkafil (kassa
yang telah dibasahi dengan alkohol)5. Umbilikus di letakkan kemudian gurita di
pasangkan 6. Bayi dirapikan dan di kembalikan ke tempat
tidurnya 7. Alat dirapikan 8. Perawat mencuci tangan 9. Dokumentasikan dan hasil tindakan pada catatan
keperawatan
UNIT TERKAIT 1. Ruang Bersalin2. Ruang Bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGENAKAN POPOK, PAKAIAN DAN BEDUNG
BAYI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mengenakan popok, pakain dan bedung bayi setelah bayi selesai mandi, BAB / BAK atau pakaian kotor.
TUJUAN Untuk meningkatkan kerapian, kenyamanan dan kesegaran bayi.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Perlengkapan pakaian bayi (popok, gurita, baju,
dll)2. Kain pengalas bayi3. Kapas cebok4. Nierbekken5. Minyak (baby oil), waslap, air hangat dalam
tempatnya6. Ember tertutup untuk pakaian kotor
B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan2. Bayi dibaringkan diatas meja bayi3. Popok basah/ kotor dibuka4. Bokong bayi dibersihkan dengan kapas cebok,
kemudian dilap dengan waslap tangan, lalu dikeringkan dan diolesi dengan baby oil
5. Mengenakan popok : Popok diletakkan dibawah pinggang bayi, sisa bagian popok lipat keatas hingga menutupi bagian perut kemudian diikat.
6. Mengenakan baju dari lengan kanan / kiri kemudian diikat talinya di belakang
7. Mengenakan bedung kedua tangan bayi diluruskan di sisi badan bayi kemudia di bedung dengan rapih
8. Bayi dirapihkan, dibaringkan kembali dalam posisi
sesuai kebutuhan9. Bereskan alat-alat10.Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Ruang bersalin 2. Ruang bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYUSUI BAYI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memberi ASI kepada bayi dengan cara menyusui langsung kepada ibunya.
TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan tubuh akan zat makanan cairan dan elektrolit
2. Menjalin hubungan batin antara ibu dan anak3. Meningkatkan daya tahan tubuh4. Mencegah terjadinya infeksi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Com berisi kapas dan air hangat2. Nierbekken
B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan2. Mengatar bayi ke ibu dengan memperhatikan
nama bayi sesuai dengan nama ibunya3. Membersihkan putting susu dengan kapas
lembab4. Menyusui bayi dengan sabar, membantu ibu
untuk menyusukan bayinya
UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi2. IRI Kebidanan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYENDAWAKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu tindakan yang diberikan untuk menghindari terjadinya komplikasi akibat intake pada oral.
TUJUAN Agar bayi tidak tersedak
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR 1. Letakkan bayi tegak lurus pada bahu ibu tangan kiri ibu menopang kepala dan badan bayi dan tangan kanan memenepuk-nepuk punggung bayi
2. Atau letakkan bayi pada pangkuan ibu dan perlahan-lahan ditepuk secara pelan pada punggung bayi sampai bayi bersendawa
3. Kalau bayi sudah tertidur, baringkan miring kekanan atau tengkurap dan udara akan keluar dengan sendirinya.
UNIT TERKAIT Ruang bayi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMERAWAT BAYI DALAM INKUBATOR
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu cara untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sesuai kebutuhan.
TUJUAN Untuk memepertahankan suhu tubuh pada bayi sesuai kebutuhannya.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Tempat tidur khusus lengkap dengan :
8 – 10 lampu neon masing-masing 20 watt disusun secara paralel dan dipasang dalam kotak yang ada ventilasinya.
2. Pleksiglass 0,5 inci yang melapisi bagian bawah kotak lampu dan berfungsi memblokade sinar ultra violet
3. Filter biru yang berfungsi memperbesar energi cahaya yang sampai pada bayi
4. Alat-alat pengaman listrik5. Kaki tumpuan dan regulator untuk turun dan naik
lampu.
B. Pelaksanaan :1. Perawat mencuci tangan 2. Memeperhatikan suhu inkubator minimum 320C3. Memperhatikan cairan untuk mengatur
kelembaban inkubator4. Observasi tanda-tanda vital bayi selama
perawatan5. Segala tindakan untuk memenuhi kebutuhan bayi
misal: mengganti popok, memberi minum, melap bayi dilakukan dalam inkobator
6. Pintu inkubator jangan dibuka sesering mungkin untuk mempertahankan suhu inkubator dan mengurangi infeksi nosokomial
7. Bayi hanya mengenakan popokUnit Terkait 1. Ruang Bayi
2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERAWATAN BAYI DENGAN SINAR THERAPI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Pemberian therapi sinar ultraviolet pada bayi dengan menggunakan tempat tidur khusus.
TUJUAN Untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGUKUR SUHU TUBUH DI RECTUM
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat, pernafasan, sisa-sisa pembuangan dan penyinaran,hantaran dan convection.
TUJUAN 1. Mengetahui suhu badan pasien2. Mengetahui adanya kelainan pada tubuh3. Dipergunakan sebagai salah satu penyokong dalam
membantu menentukan diagnosa4. Mengetahui perkembangan penyakit
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Thermometer dalam tempatnya2. Vaselin dalam tempatnya3. Tissue dalam tempatnya4. Nierbeken5. Catatan suhu
B. Pelaksanaan1. Memberitahu pasien.2. Membawa alat alat ke dekat pasien.
3. Mencuci tangan.4. Membebaskan pakaian pasien.5. Memiringkan pasien.6. Menekukkan kaki pasien sebelah atas ke arah
perut.7. Mengoleskan vaselin pada ujung thermometer.8. Memasukkan thermometer ke dalam pelepasan
kira-kira 3 cm, mengangkat thermometer setelah 5 menit di lap dengan tissue.
9. Membaca hasilnya dan di catat.10.Merapikan pasien.11.Membersihkan thermometer kemudian
dikembalikan ke tempat semula.12.Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMRAWAT GABUNG ( ROOMING – IN )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu system pelayanan perawatan dimana ibu dan bayi yang baru lahir di rawat bersama-sama dalam satu ruangan dalam 24 jam.
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi silang2. Meningkatkan penggunaan ASI3. Meningkatkan kesehatan ibu, mengurangi
perdarahan post partum dan komplikasi payudara.4. Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu5. Agar ibu dapat merawat bayinya dirumah nanti.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Timbangan bayi2. Thermometer dalam tempatnya3. NaCl 0,9 % / air steril4. Kapas lidi5. Perlengkapan mandi
a. Waskomb. Waslapc. Sabund. Handuk
6. Alkohol 70 %/ Bethadine dalam tempatnya
7. Perlengkapan pakaian bayi
B. Persiapan :1. Bayi diperiksa, dibersihkan, suhu diukur diaksila
dan timbang setiap hari2. Bersihkan kelopak mata dengan air steril/ NaCl
0,9 % Diusapkan dari bagian dalam kearah luar, perhatikan tanda-tanda infeksi
3. Pantau lubang hidung, telinga dan dibersihkan dengan kapas yang digulung, mulut dibersihkan dan perhatikan infeksi kandida, bila ada diberi gentian violet 1 %
4. Lepaskan pakaian bayi5. Mandikan bayi 6 jam setelah lahir, wajah bayi
diusap dan badan disabun serta dibersihkan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMRAWAT GABUNG ( ROOMING – IN )
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin6. keringkan badan bayi dengan handuk yang
lembut dan pantau kulit terutama pada lipatan paha, leher, belakang telinga, ketiak, tungkai dan genetal
7. Pantau dan bersihkan pada lipatan tali pusat dan 2,5 cm sekitar tali pusat dengan alcohol 70 %/ bethadine. Kemudian dikeringkan dan bungkus dengan kassa kering dan kemudian diplester.Perawatan tali pusat dilakukan 2x sehari. Tali pusat puput pada hari ke 6-7. Perban bila tali pusat basah atau bila ada tanda infeksi
8. Pasangkan pakaian dan popok yang bersih, pemakaian gurita tidak dianjurkan karena bayi bernafas abdominal thorakal. Pakaian diganti setiap basah, pantat bayi dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan mencegah lecet.
9. Letakkan bayi dalam tempat tidur yang bersih10.Cuci tangan setelah menangani bayi dan catat
hasil observasi11.Bantu ibu untuk menyusui bayinya sewaktu bayi
membutuhkan. Usahakan jangan memberikan susu formula kecuali jika terpaksa
12.Kontak dengan para pengunjung perlu dihindari13.Pada waktu tertentu bayi dikumpulkan dalam
ruang bayi supaya ibu dapat istirahat dan tidur dengan tenang.
14.Bidan bertanggung jawab terhadap bimbingan mengenai cara pemberian ASI, cara merawat bayi, cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi
15.Catat dan laporkan pada dokter, jika perlu perawatan intensif.
UNIT TERKAIT IRI Kebidanan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERSIAPAN PASIEN PRE OPERATIF
DIRUANG RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGETIAN Tindakan yang dilakukan oleh perawat ruangan dalam melakukan persiapan pada pasien baik secara fisik maupun mental
TUJUAN 1. Sebagai salah satu protap standar dalam persiapan pasien diruang rawat inap dan ruang bedah
2. Untuk kesembuhan pasien yang optimal
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 01/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan
2. Kebijakan Keperawatan No. 02/K/RSU.SM/XII/2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan
PROSEDUR A. Administrasi1. Dokter dan perawat memberi penjelasan yang
sejelas-jelasnya tentang penyakit dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
2. Pasien / keluarga pasien mengisi lembaran persetujuan SIO (Surat Izin Operasi) atau penolakan tindakan.
B. Persiapan Personal1. Mandi 2. Mencukur rambut disekitar daerah yang akan
dioperasi
3. Pemberian pre medikasi 4. Pasien dianjurkan puasa 6-7 jam5. Klisma untuk khusus obgyn, seperti section,
hysterectomy dan kasus bedah seperti laparatomy, hernia, haemorroid serta kasus bedah lainnya sesuai kebutuhan.
6. Menyiapkan obat-obat yang diperlukan selama operasiPemasangan infuse sesuai kebutuhan (abocath no. 18 untuk dewasa) hindari pemasangan infuse dekat dengan lapangan operasi.
7. Pemasangan kateter sesuai dengan kebutuhan8. Pemasangan NGT sesuai indikasi9. Melaporkan kepada petugas ruang bedah untuk
penjadwalan operasi10.Memakai pakaian khusus (buka pakaian dari
rumah) berupa baju operasi pasien, tutup kepala, dll.NB : Pakaian diambil dari ruang operasi
11.Pasien dibawa keruang operasi setengah jam sebelum tindakan pembedahan.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPERSIAPAN PASIEN PRE OPERATIF
DIRUANG RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
C. Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan EKG
a. Pasien di EKG dan dibacakan oleh dokter yang berwenang
b. Hasil diberikan/ diberitahukan kedokter konsulen (ahli anastesi dan operator)
c. Pasien > 40 tahun wajib dilakukan EKG2. Persiapan radiologi : Thorax foto3. Persiapan laboraturium
a. Pasien dianjurkan untuk puasa sesuai kebutuhan
b. Petugas laboratorium memeriksa darah rutin, KGD, LFT pada pasien untuk operasi
c. Hasil pemeriksaan diberikan/ diberitahukan kepada operator
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMORIENTASI PASIEN PRE OPERATIF
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mengenalkan lingkungan dan situasi kamar bedah kepada pasien.
TUJUAN 1. Pasien tidak asing dengan lingkungan kamar bedah.2. Menghilangkan rasa takut dan cemas dalam
menghadapi operasi.3. Memudahkan melakukan tindakan operasi.
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No. 02/I.14/RSU.SM/VIII/2008 tentang Peningkatan Peningkatan Kwalitas dan Kwantitas SDM
2. Kebijakan Keperawatan No. 04/K/RSU SM/XII/2008 tentang Peningkatan Kwalitas SDM Keperawatan
PROSEDUR 1. Perawat menerima pasien pre operatif dan memberi dukungan mental dan spiritual
2. Perawat menjelaskan lingkungan dan fasilitas yanga da dikamar bedah
3. Perawat memperkenalkan dokter bedah, dokter anastesi dan perawat instrument.
4. Memberikan penjelasan tahap-tahap pembiusan secara singkat
UNIT TERKAIT IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMCUCI TANGAN STERIL
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mencuci tangan secara steril merupakan suatu keharusan bagi setiap perawat dalam menjalankan tugasnya di kamar bedah dan kamar bersalin.
TUJUAN 1. Membersihkan tangan dari kotoran 2. Mencegah penularan3. Menjaga ke sterilan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.
PROSEDURA. Persiapan Alat :
1. Air yang mengalir ( keran lengan panjang )
2. Sabun3. Sikat lunak 2 buah4. Bahan desinfektan5. Handuk / doek bersih yang kering dan steril 2
buah
B. Pelaksanaan :1. Melepaskan seluruh perhiasan yang ada ditangan2. Gulung kedua lengan baju hingga 7 – 10 cm
diatas siku3. Kran air dibuka sesuai kecepatan yang
dibutuhkan, tangan dibasahi sampai siku, kepudian teteskan antiseptic secukupnya ditelapak tangan lagu gosokkan pada kedua lengan. Bilas dengan air mengalir agar lemak dan debu hilang (posisi saat membilas jari-jari menghadap keatas dan lebih tinggi dari siku)
4. Ambil sikat tangan operasi steril yang telah disiapkan, bersihkan dahului dari sisa-sisa desinfektan dengan air mengalir
5. Teteskan cairan antiseptic 2-3cc pada telapak tangan kanan atau pada permukaan sikat
6. Lakukan penyikatan dengan teknik sbb :a. Lengan kanan, lakukan penyikatan mulai dari
kuku jari tangan, telapak tangan, lengan bagian luar, lengan bagian dalam hingga atas siku masing-masing 10 hitungan (jumlah keseluruhan hingga 100 hitungan) untuk satu tangan
b. Lengan kiri, lakukan sesuai dengan lengan kanan
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMCUCI TANGAN STERIL
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
7. Bilas kedua lengan dengan air mengalir beserta sikatnya posisi jari-jari tangan tetap lebih tinggi dari siku
8. Ulangi teknik penyikatan pada kedua tangan ketempat yang telah disiapkan
9. Teteskan kembali cairan antiseptic 2-3cc pada telapak tangan, gosok tanpa menggunakan sikat hingga dibawah siku tanpa dibilas lagi
10.Dengan kedua tangan tetap sejajar di depan dada masuklah kekamar operasi dengan posisi tubuh membelakangi pintu (gunakan punggung untuk membuka pintu dengan mendorong pintu saat masuk)
UNIT TERKAIT 1. IBS2. Ruang bersalin
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMASANG JAS OPERASI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Tindakan timbedah dalam menggunakan jas operasi secara steril sebelum melakukan tindakan pembedahan
TUJUAN 1. Menghindari kontak langsung dengan daerah operasi2. Mencegah kontaminasi dengan daerah pembedahan3. Mencegah timbulnya infeksi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan
Keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Jas operasi steril sesuai ukuran2. Lap tangan handuk steril3. Alkohol 70 % pada tempatnya
B. Pelaksanaan :1. Setelah mencuci tangan steril kedua tangan di
siram dengan alcohol 70 %2. Keringkan tangan dengan lap tangan steril3. Keringkan kedua tangan dengan cara
memisahkan kedua lap tangan serta tetap pegang pada lipatan bentuk segitiga kemudian lingkarkan pada satu lengan putarlah mulai dari pergelangan kesiku kemudian buang pada tempatnya
4. lakukan hal yang sama untuk lengan yang satu lagi.
5. Ambil jas operasi steril diatas meja linen, jas tetap pada lipatan/ terlipat
6. Pasang pagian atas jas (leher) dan lepas bagian bawah perhatikan area yang tidak steril
7. Carilah kedua lubang lengan dengan posisi lengan tetap lurus kedepan secara bersamaan
8. Minumlah bantuan kepada petugas keliling untuk mengikat tali jas bagian atas dan bawah serta memberikan ujung tali agar mudah mengikatnya
9.C. Perhatian :
1. Selama menggunakan jas operasi hindari kontak dengan objek yang tidak steril
2. Jika terkontaminasi dengan objek yang tidak steril ganti jas dan mulai dari cuci tangan steril
UNIT TERKAIT 1. IBS 2. Ruang bersalin\
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMAKAI SARUNG TANGAN
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Tindakan mengenakan sarung tangan (handscoen) steril sebelum melakukan tindakan pembedahan/ operasi
TUJUAN 1. Menghindari kontak langsung dengan daerah operasi2. Mencegah kontaminasi dengan daerah pembedahan3. Mencegah timbulnya infeksi
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII / 2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.
2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII / 2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :Handscoen 1 pasang
B. Pelaksanaan :1. Sesudah mencuci tangan steril dan memakai jas
operasi sesuai prosedur2. Pakai sarung tangan dengan cara :
a. Sarung tangan kanan diambil dengan tangan kiri yaitu dengan memegang pada lipatan sarung tangan, jari tangan kanan dimasukkan kedalam sarung tangan
b. Lakukan hal yang sama dengan tangan kiri
UNIT TERKAIT 1. IBS2. IGD3. Ruang bersalin
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBANTU PELAKSANAAN TINDAKAN OPERASI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Seorang perawat yang memiliki ketrampilan untuk menjadi asisten dokter bedah
TUJUAN Untuk memperlancar proses pembedahan
KEBIJAKAN 1. Kebijakan Direktur No: 01 / 1.14 / RSU. SM / VIII /
2008 tentang Peningkatan Mutu Pelayanan.2. Kebijakan Keperawatan No. 02 / K / RSU SM / XII /
2008 tentang Standar Prosedur Tindakan Keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Persiapan alat-alat medis dan instrumen yang
dibutuhkan sesuai kasus operasi disterilkan untuk siap dipakai
2. Petugas ruang bedah menghubungi ahli anstesi via telepon untuk konfirmasi penjadwalan pembedahan
3. Pasien yang telah dibawa keruang operasi dipindahkan ke meja operasi dan diperiksa kelengkapan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan selama operasi
4. Kelengkapan alat-alat diperiksa oleh petugas asisten instrumen dan petugas omloop, sedangkan obat-obatan diperiksa oleh petugas ahli anastesi, omloop dan asisten operator
5. Persiapan obat-obatan seperti : spuit, kain kassa dan cairan, seperti NaCl 0,9 %, RL, dll.
6. Persiapan alat-alat rumah tangga seperti : AC, listrik, air, O2, N2O, dll. Untuk kelancaran pelayanan operasi
B. Persiapan Pasien :1. Asisten operator melakukan desinfeksi pada
daerah yang akan dioperasi dengan bethadine dan alcohol 70 %
2. Lapangan operasi dipersempit dengan menutup daerah luar lapangan operasi dengan doek/ kain steril pada keempat sisi luar lapangan operasi tapi doek yang keluar harus mencapai pertengahan tepi meja dengan lantai
3. Kain/ doek steril harus difiksasi kekulit pasien dengan lapisan plastic tipis (folie) yang transparan atau dengan doek klemp.
4. Petugas anastesi diberitahu bahwa pasien telah siap untuk dibius dan selanjutnya siap untuk dibedah
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMBANTU PELAKSANAAN TINDAKAN OPERASI
No. Dokumen No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR C. Pelaksanaan Operasi :1. Operasi dan asisten menanyakan perawat
instrumen untuk melayani permintaan alat
2. Operator dan asisten operator tidak dianjurkan untuk mengambil sendiri alat-alat yang diperlukan
3. Operator wajib memberikan informasi kepada perawat instrumen tentang langkah-langkah operasi, sambil melaksanakan operasi sesuai dengan standard profesi
4. Ahli anastesi wajib memberitahu ahli bedah dan perawat instrumen tentang perubahan keadaan atau posisi pasien
5. Perawat pembantu atau omloop tetap standbye diruang operasi yaitu aseptic 1 selama berlangsungnya pembedahan
D. Setelah Pembedahan :1. Perawat instrumen bertanggungjawab menutup
luka operasi dengan tehnik asepsis2. Operator/ asisten operator mengisi dan
melengkapi buku laporan operasi yang tersedia dan diperiksa telah diisi atau belum oleh perawat instrumen
3. Asisten operator mencatat laporan operasi kedalam rekam medik pasien
4. Perawat pembantu/ omloop bertanggungjawab akan pemindahan pasien keluar ruang operasi
5. Ruang operasi dan alat-alat dibersihkan kembali secara aseptic untuk persiapan operasi berikunya.
UNIT TERKAIT IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN BAHAN/ DARAH UNTUK
PEMERIKSAAN
No. Dokumen
P-IV-066-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mendapatkan bahan untuk pemeriksaan.
TUJUAN Untuk mengetahui penyakit yang diderita.
KEBIJAKAN Dilakukan oleh petugas laboratorium untuk pemeriksaan dan mengetahui penyakit yang diderita.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kertas etiket nama, no. rekam medik, jenis
pemeriksaan dan tanggal.2. Tempat/ wadah untuk semua jenis pemeriksaan.3. Buku expedisi.
B. Pelaksanaan :1. Bahan yang akan diperiksa dimasukkan kedalam
wadah yang tersedia.2. Wadah yang diberi kertas etiket yang berisi :
a. Namab. No. Rekam medikc. Jenis pemeriksaand. Tanggal
3. Mengisi formulir dengan jelas sesuai etiket :a. Tanggalb. Nama pasienc. Nama dokterd. Jenis pemeriksaane. Ruangan
4. Bahan pemeriksaan dan formulir yang diisi diserahkan perawat kamar bedah ke bagian laboratorium atau ruangan.
5. Penyerahan bahan pemeriksaan dicatat dalam buku expedisi.
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS6. Laboratorium
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MENUTUP LUKA PEMBEDAHAN
No. Dokumen
P-IV-067-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasang penutup atau pembalut pada luka operasi dengan memperhatikan tehnik aseptic dan antiseptic.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi luka operasi dan mencegah infeksi silang (cross infeksi).
2. Mencegah masuknya kuman, kotoran dan cairan dari luar.
3. Sebagai penahan pada bagian yang luka.4. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami proses pembedahan dan berfungsi mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Kassa steril2. NaCl 0,9 %, Alkohol 70 %3. Bethadine solution4. Suffratulle/ aminiotic5. Plester/ hipafix6. Gunting plester7. Elastis verban (untuk luka yang membutuhkan
fiksasi khusus)
B. Pelaksanaan :1. Setelah insisi sudah selesai dihecting luka operasi
dibersihkan dengan NaCl 0,9 % secara perlahan-lahan digosok permukaan luka dengan kassa basah lalu luka dikeringkan dengan kassa steril.
2. Kemudian lakukan desinfektan dengan alcohol 70 % mulai dari dalam keluar.
3. Gunting suffratulle/ aminiotic sesuai ukuran luka operasi lalu tempelkan tepat diatas bibir luka.
4. Bubuhkan sedikit bethadine solution pada lembaran kassa steril, letakkan diatas suffratulle dan kemudian tutup kembali dengan kassa steril.
5. Ambil hipafix/ plester, gunting sesuai ukuran kassa yang dipasang pada luka operasi dan rekatkan pada sisi kassa penutup luka operasi mulailah dari satu sisi ke sisi yang lain.
6. Pasang elastis perban sesuai ukuran dan indikasi mulai dari posisi distal menuju proksimal.
UNIT TERKAIT IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENGAWASI TINGKAT KESADARAN
No. Dokumen
P-IV-068-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur atau mengobservasi keadaan umum pada pasien pra anastesi dan post operasi.
TUJUAN Untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan jalan penyakitnya.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien pra anastesi dan post operasi untuk mengetahui keadaan umumnya.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Aldered score/ GCS2. Monitoring EKG
B. Pelaksanaan :1. Perawat memasang perlengkapan monitoring
EKG pada pasien sesuai dengan SOP.2. Mengobservasi pasien dilihat dari monitoring EKG
tampak :a. Tensib. Heart ratec. RRd. Thermometere. Saturasi SPO2 dan PCO2f. Grafik EKG
3. Melakukan penilaian tingkat kesadaran sesuai dengan skala.
4. Melihat warna kulit.5. Mencatat hasil penilaian dan melaporkan kepada
operator dan anastesi.
UNIT TERKAIT IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN BILAS LAMBUNG
No.Dokumen
P-IV-069-04-11
No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Membersihkan lambung dengan cara memasukkan cairan/ cairan isotonik ke dalam lambung dan mengeluarkan/ membilas kembali dengan menggunakan selang lambung (N.G.T ).
TUJUAN Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari lambung.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mengalami keracunan/toksin dengan cara memasukkan cairan isotonik ke dalam lambung.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MELAKUKAN BILAS LAMBUNG
No.Dokumen
P-IV-069-04-11
No.Revisi
A
Halaman
2/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PROSEDUR 7. Membilas lambung di lakukan berulang kali sampai air/ cairan yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau.
8. Mengobservasikantensi,nadi ,pernafasan dan respon pasien.
9. Mencatat semua tindakan yang di lakukan.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MELAKUKAN SKIN TEST
No.Dokumen
P-IV-070-04-11
No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasukkan obat di bawah kulit.
TUJUAN Untuk melihat apakah pasien alergi terhadap obat yang akan diberikan.
KEBIJAKANDilakukan pada pasien yang mengalami hipersensitifitas pada obat.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Baki berisi :
a. Spuid 1 ccb. Kapas alkohol pada tempatnyac. Obat yang akan di berikand. Nierbekken
2. Catatan perawat
B. Pelaksanaan :1. Periksa 5 tepat (Tepat nama pasien, Tepat obat,
Tepat dosis, Tepat cara, Tepat waktu dan waspada ).
2. Memberitahukan dan menjelaskan tujuan pemberian obat suntikan (skin test ) kepada pasien.
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien.4. Mencuci tangan.5. Melakukan tindakan sesuai dengan protap
suntikan sub cutan.6. Mengatur posisi pasien serta mambebaskan
daerah yang akan di suntik dari pakaian.7. Mencuci tangan.8. Evaluasi setelah 15 menit pemberian obat untuk
melihat reaksi obat.9. Catat tanggal dan jam pemberian,nama obat
dan dosisnya serta nama perawat yang memberikan.
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MELAKUKAN PEMERIKSAAN 12 LEAD
No.Dokumen
P-IV-071-04-11
No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN EKG 12 Lead adalah grafik yang merekam perubahan-perubahan potensial listri jantung yang dihubungkan dengan waktu.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainana-kelainan dari irama jantung (arrthmya), miokardium.
2. Untuk mengetahui pengaruh / efek obat-obat jantung terutama digitalisasi dan quinidine.
3. Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektrolit.
4. Untuk mengetahui adanya perikarditis.
KEBIJAKANSetiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Alat monitoring EKG lengkap dengan :
a. Manset elektroda (limb lead) 4 buahb. Kabel EKG 4 buahc. Elektroda 6 buahd. Arde
2. Jelly EKG3. Kapas alkohol pada tempatnya4. Tissu
B. Pelaksanaan :1. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga
mengenai tindakan yang akan dilakukan.2. Posisi pasien dibuat tidur terlentang.3. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian
atas dan bila pasien memakai jam tangan, gelang dan logam lain, dilepas
4. Mencuci tangan.5. Membersihkan kotoran dan lemak dengan
menggunakan kapas alkohol pada daerah dada, kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi pemasangan limb lead / manset EKG
6. Oleskan jelly pada permukaan elektroda7. Memasang manset elektroda (limb lead) pada
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai untuk merekam extremitas lead. Kemudian menyambungkan.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MELAKUKAN PEMERIKSAAN EKG 12 LEAD
No.Dokumen
P-IV-071-04-11
No.Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien dengan cara :a. Warna merah pada tangan kananb. Warna kuning pada tangan kiric. Warna hitam pada kaki kanand. Warna hijau pada kaki kiri
8. Memasang elektroda dada untuk merekam pre-cardial lead sebagai berikut :a. V1 pada sela iga ke 4 pada garis sternal
kananb. V2 pada sela iga ke 4 pada garis sternal kiric. V3 antara V2 dan V4d. V4 pada costae ke 5 pada garis tengah
klavikula kiri (dibawah putting mammae)e. V5 sejajar V4 pada bagian depan garis
axilarisf. V6 sejajar pada V4 dan V5 pada pertengahan
garis axilaris9. Memasang arde10.Mengecek semua selector yang diperlukan
apakah sudah semua pada posisi yang benar sesuai dengan ketentuan standard yaitu :a. Kecepatan gerak kertas 25 mm/detikb. Ukuran kalibrasi : 1 mv, ukuran ini ada 3
tingkatan : 0,5 mv, 1 mv, 2 mv (biasanya dipakai 1 mv)
Modenya : Disesuaikan dengan pasien yang d EKG (anak-anak / dewasa )Hidupkan monitor EKG, tunggu sebentar dan bila sudah terbaca tulisan analysis OK baru kita tekan tombol start maka hasil akan keluar sesuai dengan yang kita record yaitu 12 Lead beserta dengan hasilnya, sesudah stop matikan alat dan sobek kertas dan hasil rekaman tersebut.
11.Mencatat identitas pasien pada hasil rekaman EKG yaitu : Nama, Umur, Tanggal, Jam, Jenis rekaman, Nomor RM, Nama dokter, Nama perawat yang melakukan pada lembaran yang telah disediakan untuk penempelan hasil EKG tersebut.
12.Buka / lepaskan kembali semua elektroda yang dipasang pada pasien dan bersihkan daerah dada dan kedua pergelangan tangan serta kedua tungkai dari sisa-sisa jelly dengan tissue.
13.Rapikan pakaian pasien dan berikan kembali barang-barang yang dilepas tadi.
14.Perawat mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IRJ 4. ICU2. IGD 5. IBS3. IRI
RSU SARI MUTIARA
MENYIAPKAN PASIEN DENGAN TINDAKAN AKUT
LUBUK PAKAM No.Dokumen
P-IV-072-04-11
No.Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Keadaan acut yang ditandai dengan hypotensi dan berkurangnya perfusi jaringan akibat dari pemberian obat-obatan atau bahan kontras.
TUJUAN Memberikan pengobatan adekuad secara tepat dan cepat.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang dalam keadaan akut seperti : sincope (pingsan).
PROSEDUR 1. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang2. Bebaskan jalan nafas 3. Berikan O24. Lakukan pengukuran vital sign5. Bila tekanan darah lebih kecil atau 90 mmHg, beri
infus NaCl 0,9% 6. Beri injeksi Adrenalin :
Anafilaktik Ringan : 1 : 1000 ( 1 mg / ml ) atau dosis 0,1 – 0,5 mg IV atau 0,1 – 0,2 mg SC ( untuk dewasa ) untuk anak 0,01 mg / kg BB
Anafilaktik Berat :Selain pemberian obat yang tersebut diatas dilanjutkan dengan infus 1 mg Adrenalin dalam 250 cc Detrose 5 % atau NaCl 0,9% atau Intra tracheal atau Intra cardiac dosis 0,1 mg – 1 mg.Hal tersebut diatas dapat diulangi setelah 5 – 10 menit apabila belum berhasil.
Pemberian :a. Cortico steroid sebagai terapi adjuvant,
Dosis dewasa Hidrocortison 200 mg IV atau Methylprednisolon 50 mg IV setiap 6 jam untuk 1 s/d 2 hari.
b. Anti Histamine sebagai terapi adjuvant,Dosis dewasa Diphenhydramine 50 mg IV atau Cimetidinen / Rantidine 50 mg IV.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS5. I. Radiologi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DENGAN TINDAKAN AKUT
No.Dokumen
P-IV-072-04-11
No.Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 1. Kapas kotor di buang pada tempatnya.2. Pincet yang sudah di pakai di atur pada
bengkok.3. Luka di olesi salep burnazine.4. Luka di tutup dengan kasa steril secukupnya
dengan menggunakan pincet steril dan usahakan serat kasa jangan melekat pasa luka.
5. Luka di balut atau di plester dengan rapi.
UNIT TERKAIT 1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMASANG BIDAI
No.Dokumen
P-IV-074-04-11
No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lainnya yang kuat tetapi ringan dipasang pada bagian tulang yang patah.
TUJUAN 1. Mencegah pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang yang patah.
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
3. Memberi istirahat pada bagian anggota badan yang patah.
4. Mengurangi rasa nyeri.5. Mempercepat penyembuhan.
Macam-macam Bidai :1. Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, aluminium, karton, plastik, atau bahan lain yang kuat dan ringan.Contoh : Bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
2. Bidai traksi Bidai bentuk jadi dan bervariasi dan hanya dipakai oleh tenaga terlatih khusus, umumnya dipakai pada tulang paha.Contoh : Bidai traksi tulang paha.
3. Bidai improvisasi Bidai yang dibuat dari bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penompang. Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.Contoh : Majalah, Koran, Karton, dll.
4. Gendongan/ Belat dan Bebat Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitella (kain segitiga) dan bermanfaat sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah cedera.Contoh : Gendongan lengan.
KEBIJAKAN Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannyabaik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MEMASANG BIDAI
No.Dokumen
P-IV-074-04-11
No.Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Bidai yang sidah dibalut sesuai ukuran2. Kassa3. Bethadine4. NaCl 0,9 %5. Bengkok6. Baki + alas bertutup7. Pincet
B. Pelaksanaan :1. Perawat memberitahukan kepada keluarga.2. Dekatkan alat-alat ke dekat pasien.3. Memcuci tangan.4. Pilih dan siapkan bidai yang sudah dibalut
dengan pembalut.5. Lakukan pembidaian melalui dua sendi.6. Hasil pembidaian : Harus cukup jumlahnya,
dimulai dari sebelah atas dan bagian bawah tempat yang patah, tidak kendor dan tidak keras.
7. Tanyakan keluhan utama pasien.8. Merapikan pasien dan alat-alat.9. Perawat mencuci tangan.
C. Prinsip dan Syarat Pembidaian1. Lakukan pembidaian pada tempat dimana
anggota badan mengalami cedera.2. Lakukan pembidaian pada persangkaan patah
tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang.
3. Bidai harus melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
4. Bahan yang digunakan sebaiknya bersifat elastis, tidak mudah patah dan juga tidak terlalu lentur.
5. Ikatan pada bidai mantap tidak terlalu kuat dan terlalu kendor.
6. Bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan.
7. Kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
8. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat pengikat perlu dilepas.
D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan bidai :1. Sensorik, yaitu dengan memberi rangsangan.2. Motorik, yaitu dengan menggerakkan.3. Refiling kapiler, yaitu dengan kembali kapiler
yang telah dihambat.
UNIT TERKAIT IGD
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMASANGAN WSD
No.Dokumen
P-IV-075-04-11
No.Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan OlehDirektur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Pemasangan drainage ke dalam rongga pleura pada pasien dengan gangguan sistem pernafasan , untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura.
TUJUAN Mempertahankan kelancaran / pengeluaran cairan dari rongga pleura melalui drainage, sehingga paru-paru dapat berfungsi secara normal.
KEBIJAKAN 1. Dilakukan pada pasien yanag mengalami gangguan pernapasan.
2. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Satu set angkat jahitan 2. Tuffer dan kassa steril dalam tromol3. Korentang steril4. Plester dan gunting5. Piala ginjal6. Alkohol 70%7. Bensin8. Vaselin zalf9. Kantong balutan kotor10.Kocher 2 buah11.Botol WSD steril berisi larutan sublimat 1.0/00
sampai pipa drain lebih kurang 2 ½ cm.12.Selang steril sebagai penyambung antara botol
WSD dengan drain.13.Bethadine solution 10%
B. Pelaksanaan :1. Memberitahu dan menjelaskan pada pasien
mengenai prosedur yang di lakukan.2. Memasang tabir di sekeliling tempat tidur.3. Membebaskan pakaian pasien bagian atas.4. Membantu pasien dalam posisi duduk atau ½
duduk sesuai kemampuan pasien. 5. Perawat mencuci tangan .6. Membuka set angkat jahitan dan meletakkan
pada tempat yang mudah terjangkau oleh perawat.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK PEMASANGAN WSD
No.Dokumen
P-IV-075-04-11
No.Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 7. Membuka balutan dengan hati hati dan balutan kotor di masukkan ke kantong balutan kotor,bekas plester di bersihkan dengan bensin bila perlu balutan dalam di angkat dengan menggunakan pincet steril.
8. Mendesinfeksi sekitar drain dengan alkohol 70% dan mengoleskan luka operasi dengan bethadine sol 10%.
9. Jaga darah supaya tidak tertarik/tercabut dan selang/ penyambung tak terlepas sehingga udara tak masuk ke dalam rongga thorax.
10.Observasi krepitasi kulit sekitar drain.11.Menutup sekitar drain dengan kasa steril yang
sudah di gunting tengahnya kemudian di plester.
12.Memasang selang penyambung yang sudaah di sediakan pada pipa botol WSD yang baru ,kemudian ujung selang di tutup kasa steril.
13.Drain yang di pasang di kleam dengan kocher.14.Melepaskan sambungan selang botol dari
drain,di hubungkan dengan selang penyambung botol WSD yang baru.
15.Melepaskan kocher dari drain.16.Mengobservasi :
Apakah ada undulasi, bila tidak ada di cari penyebabnyaa. Apakah paru paru tidak mengembangb. Apakah ada penyumbatan pada selang
karena ada darah atau kotoran lainc. Apakah solution tak bekerja dengan baikd. Sambungan selang longgar
17.Keluhan pasien dan tanda-tanda vital, gejala cyanotis, tanda-tanda perdarahan dan dada terasa tertekan.
18.Apakah ada krepitasipada kulit sekitar drain.19.Melatih pasien untuk bernafas dalam dan batuk.20.Menganjurkan pasien untuk sesering mungkin
untuk menarik nafas dalam.21.Sebelum drain di cabut, pasien di anjurkan
menarik nafas dalam, dan segera di cabut, luka bekas drain di tutup dengan kasa steril yang sudah di olesi vaselin steril, kemudian di plester.
22.Merapikan pakaian pasien dan lingkungannya, kemudian membantu pasien dalam posisi menyenangkan.
23.Membersihkan alat alat dan mengembalikan pada tempatnya.
24.Perawat mencuci tangan.25.Menulis prosedur yang telah di lakukan pada
catatan perawatan.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK
TINDAKAN DC-SHOCK
No. Dokumen
076/IV/04/11
No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu unit alat listrik yang dirancang sedemikian rupa dan berguna untuk memberi arus listrik searah pada otot jantung langsung maupun melalui dinding dada.
TUJUAN Menghilangkan spesifik arithmya / ventricular fibrilasi.
KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.
2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Jenis nya :1. Internal D.C Shock 15 – 50 WS . Joule, ini biasa
dilakukan diruang bedah ataupun diruang rawat jantung yang dapat lebih cepat melaksanakannya dengan membuka kembali sayatan pada dada untuk dapat memberikan langsung arus listrik pada otot jantung.
2. External D.C Shock 70 – 300 WS / Joule.
B. Persiapan Alat :1. Alat Defibrilator yang siap pakai2. EKG monitor3. Vedel metal4. Jelly dan tissu5. Peralatan therapi O2
6. Alat-alat dan obat-obat emergency7. 2 orang perawat untuk pendamping.
C. Pelaksanaan :1. Memberi tahu tindakan kepada keluarga bila
sedang mendampingi pasien2. Dorong emergency trolly lengkap dengan obat-
obat serta alat RKP ke dekat tempat pasien.3. Mencuci tangan4. Pasang EKG monitor 5. Melakukan cek ulang diagnosa dengan cepat dan
teliti melalui monitor dan rekam EKG untuk
mencegah kekeliruan yang dapat mengakibatkan fatal.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK
TINDAKAN DC-SHOCK
No. Dokumen
P-IV-076-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 6. Memberi bantuan pernafasan dengan ambubag oleh perawat dan F102 tinggi sampai saat melakukan perasat DC Shock.
7. Menentukan kapasitas watt sec /joule yang dibutuhkan pada mesin defibrillator oleh Perawat ke 2 ( biasanya dimulai dari 150; 200; 250 sampai 300 watt sec k/p ) sesuai instruksi dokter.
8. Dokter / perawat ke 2 meletakkan ke 2 paddle pada sekitar dada setelah diberi jelly.
9. Paddle I oleh tangan kiri didaerah north sternum10.Paddle II oleh tangan kanan mid axial panda
intercortalis untuk VI11.Sambil meletakkan vedel beri aba-aba agar
tempat tidur tidak disentuh.12.Amati ECG monitoring bila tidak ada perubahan
naikkan joulenya / kekuatannya catat sampai berapa kali dilakukan
UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMEMYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK INTUBASI
No. Dokumen
P-IV-077-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu cara membuka jalan nafas secara definitif menggunakan tube yang dimasukkan dari mulut ke trachea, menggunakan laryngoscope sebagai alat Bantu.
TUJUAN 1. Untuk mempertahankan jalan nafas pasien yang tidak sadar dengan cara menahan lidah agar tidak tertutup oleh pangkal lidah yang tiak jatuh di dinding posterior pharing
2. Membuka sumbatan jalan nafas karena sekresi yang kental
3. Mempertahankan oksigenisasi dengan pemberian oksigen dengan menggunakan vasemask pada pasien apnoe
KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.
2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. ETT dalam berbagai ukuran :
a. Bayi : 2,5 – 3.5 mmb. Anak-anak : 4.0 – 6.0 mmc. Dewasa pria : 8.0 – 8.5 mmd. Dewasa wanita : 7.0 – 8.0 mm
2. Stylet3. Laryngoscope4. Anastesi jely, anastesi spray5. Spuit 10 cc tanpa jarum6. Oropharyngeal tube7. Suction8. Plester
B. Persiapan pasien :1. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan baik pada
pasien/ keluarga2. Minta persetujuan tindakan medik secara tertulis3. Jika memakai gigi palsu agar dilepas
4. Persiapan pasien dalam posisi leher fleksi dan kepala ekstensi
5. Pasien mendapat terapi intra vena yang stabil
C. Pelaksanaan :1. Persiapan laringoscope , sesuai kebutuhan pasien
dengan lampu yang terpasang baik sehingga tidak lepas saat intubasi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK INTUBASI
No. Dokumen
P-IV-077-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 2. Persiapan ETT yang dibutuhkan dengan pengecekan balon pada tube
3. Siapkan wire sylet yang dipasang ke dalam ETT sehingga ujungnya tidak menonjol (2-3 cm) dari ujung tube
4. Persiapan ambu bag dan alat suction yang dapat bekerja dengan baik
5. Posisi kepala ekstensi dan leher fleksi6. Laringoscope pegang dengan tangan kiri, tangan
kanan membuka mulut. Blade dimasukkan dari sisi kanan mulut sambil mendorong lidah ke kri sehingga tidak menghalangi pandangan ke pharing, suction digunakan untuk membersihkan orofaring
7. Ujung blade di dorong lebih dalam menyelusuri punggung lidah sampai mencapai epiglotis, blade diangkat sehingga epiglotis terangkat dan glotis terbuka
8. Seorang asisten untuk memegang suction dan ETT dan menekan cartilago cricoid sehingga esofagus tertutup sehingga mengurangi resiko regurgitasi dan aspirasi dan glotis lebih mudah terlihat
9. Bila vocal cord terlihat jelas, ujung ETT dimasukkan sampai ujung proksimal dari cuff berada 2 cm distal dari vocal cord batasan selang balon sampai di ujung bibir.
10.Blade dan style dilepas dan balon dikembangkan dengan 5-10 cc udara
UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
]
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT UNTUK EXTUBASI
No. Dokumen
P-IV-078-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu tindakan mengangkat pipa dari trachea melalui mulut/ hidung
TUJUAN Mengembalikan fungsi fisiologis pernafasan
KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.
2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Set therapy oksigen2. Emergency trolly3. Set extubasi4. Obat-obat life saving5. Spuit 10 cc/ 20 cc6. Sedang chateter dan alat penghisap lender
B. Persiapan Pasien :1. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang
tujuan tindakan yang akan dilakukan2. Mengajarkan pasien cara batuk dan
mengeluarkan sputum yang efektif
C. Pelaksanaan :1. Menjelaskan pada pasien dan keluarga tindakan
yang akan dilakukan2. Mencuci tangan3. Menghisap sekresi sebelum dilakukan tindakan
extubasi4. Mengempiskan cuff ETT
5. Melepaskan fiksasi ETT6. Dokter/ perawat melakukan extubasi7. Anjurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam8. Memberikan therapy oksigen melalui sungkup
muka dengan konsentrasi tinggi9. Lakukan pemantauan respirasi dengan baik dan
benar10.Membersihkan bekas plester dengan bensin11.Mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR
No. Dokumen
P-IV-079-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/5
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan untuk membantu pernafasan secara mekanik.
TUJUAN 1. Memberikan kekuatan mekanis pada system paru untuk mempertahankan ventilasi yang physiologis.
2. Manipulasi Air Way Pressure dan Corak Ventilasi untuk memperbaiki efisien ventilasi dan oksigenisasi.
3. Mengurangi kerja Myocard dengan jalan mengurangi kerja keras.
KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.
2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Ventilator + O2 dan udara tekan2. Spirometer3. Air viva (ambubag)4. Suction5. Cuffinflator (Spuit 10 cc)
B. Indikasi Pemasangan ABN :1. Mekanik :
a. Respiratori rate (RR) 35x/ib. Tidal volume < 5 cc/kg BB
2. Oksigenisasi :
a. Pa O2 < 60 dengan FiO2 Room air 21%b. Pa O2 < 70 dengan FiO2 40%c. Pa O2 < 100 dengan FiO2 100%Ventilasi :PaCO2 mgHgCatatan : Khususnya babi pasien PPOM san
status asthmaticus ketentuan tersebut diatas tidak berlaku
3. Penggunaan Alat :a. Hubungkan ventilator dengan sumber listrikb. Hubungkan ventilator dengan sumber O2 dan
UTc. Isi humidifier dengan aquad. Perhatikan Breathing Sircuit, apakah ada
kebocoran dengan menggunakan test Lung
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR
No. Dokumen
P-IV-079-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/5
PROSEDUR e. Atur mesin sesuai dengan klasifikasi kerja yang dibutuhkan
f. Hubungkan ventilator dengan pasien melalui konector ETT / T.T setelah ventilator disiapkan sesuai dengan pola pernafasan yang dibutuhkan.
C. Tingkat-tingkat pernapasan melalui Ventilator :1. Control / Kendali :
Suatu keadaan, dimana semua aktivitas pernafasan pasien sepenuhnya diambil alih oleh ventilator.Mencakup antara lain :a. T.V. : jumlah udara yang dibutuhkanb. Respirator Rate per menit (12 – 20 x/mt)c. Fraksi / konsentrasi O2 (FiO2 sesuai dengan
kebutuhan)
Pernafasan kontrol hanya digunakan untuk pasien yang tidak bernafas (apnoe) dengan 2 cara :1. Pernafasan kontrol untuk :
a. Pasien itu sendiri tidak bernafas (apnoe)b. Pasien yang sedang menggunakan obat-
obat muscle relaxan anesthesiMis : Tetanus, Post Op
1. Pernafasan kontrol khusus pasien dengan resusitasi otak ( RO atau pasien sengaja tidak dibuat bernafas selama 1 – 3 x 24 jam)Cara mempersiapkan ABN untuk Pernapasan Kontrol :a. Modus ditentukan ke arah kontrolb. RR ditentukanc. Menentukan minute volume (MV) (RR x
TV): Volume pernafasan dalam satu menit
d. Tentukan tidal volume (TV) ( 8 – 12 cc/kg BB): Volume pernafasan dalam satu kali pernafasan normal
e. Tentukan Inspirasi Time : Normal 25%Mis : Rate 15 x/mt
1 x bernafas : 60 : 15 : 4 detikJadi waktu inspirasi = 25 x 4 dtk = 1 dtk
100f. Tentukan Pause Time : Normal 10%
Mis : Rate 15 x/mt1 x bernafas : 60 : 15 : 4 detikJadi waktu pause = 10 x 4 dtk = 0.4 dtk
100
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR
No. Dokumen
P-IV-079-04-11
No. Revisi
A
Halaman
3/5
PROSEDUR g. Tentukan Expirasi Time : 65%Memberikan O2 dengan konsentrasi tinggi (Fi O2 100%) selama 1 menit dan kemudian diturunkan atau disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Pernapasan Asisted :Suatu pola pernafasan dimana ventilator hanya bersifat membantu apabila pasien sudah berusaha bernafas.Assisted Controle : Suatu pola pernafasan dimana A.B.N disiapkan untuk dapat membantu dua cara bergantian yaitu dengan :a. Pernapasan controlb. Asisted
Pengaturan A.B.N untuk pola nafas assisted / controle ini tetap sama dengan pola kontrol, hanya pasien tidak lagi diberikan obat Relaxan.
SIM V : Sincronise Intermitten Mandatory Ventilasi yang berarti : Memberikan bantuan pernafasan secara intermitten atau selang-seling dari pernafasan assisted dengan pernafasan spontan (tahap awal penyapihan pasien dari penggunaan A.B.N)Di dalam pola pernafasan ini, bantuan secara pernafasan assisted mulai dikurangi bertahapPernafasan SIM V dimulai dengan mandat 10 x/mt atau setiap 6 detik yang selalu dipopmpakan A.B.N tepat pada waktu pasien bernafas, sehingga bantuan pernafasan dari A.B.N, akan selalu selaras dengan
irama pernafasan yang disebut sinkron.Mis : SIM V 10 x : 60 detik (satu menit)
Berarti setiap 6 detik mesin memberi bantuan SIM V 6 x : 60 detik, berarti setiap 10 detik mesin memberi bantuan nafas
Cara mempersiapkan A.B.N untuk pola Pernapasan SIM V.Ada beberapa tombol yang harus dirubah : Modus dipindahkan ke arah SIM V Siapkan R.R SIM V yang diharapkan, biasanya dimulai
dari 10 x/mtKet : Semakin panjang waktu interval SIM V adalah bertujuan untuk memberi peluang lebih lama bagi pasien untuk dapat bernafas spontan.Mis : - Dengan memberikan SIM V 10 x/mt, ternyata
setelah dihitung jumlah seluruh frekwensi pernafasan pasien sampai 15 x/mt berarti 5 x adalah pernafasan spontan tanpa bantuan A.B.N
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR
No. Dokumen
P-IV-079-04-11
No. Revisi
A
Halaman
4/5
PROSEDUR Demikian seterusnya bila keadaan umum bertambah baik dan tidak ada tanda-tanda sesak nafas, Cardio Vasculer stabil dan T.V sudah mencapai > 0.5 normal, SIM V dapat diturunkan menjadi 8 x/mt : 6 x/mt sampai seterusnya bila perlu hanya 1 x/2 menit.
Umumnya bila tidak ada tanda-tanda capek atau sesak nafas sesudah SIMV 4 x/mt selama 1 – 2 jam pasien dapat langsung di T.Piece atau dilepas dari bantuan A.B.N.
Sebaliknya bila ada tanda-tanda tidak mampu (tampak sesak dan capek) dapat dikembalikan ke pola pernafasan Asisted Control.
CPAP : Continous Positif Air Way Pressure yaitu :Pasien mampu bernafas, tetapi pada akhir expirasi diberi tekanan menggunakan PEEP + 2.5PEEP : Positif End Exipiratory Pressure yaitu memberikan tekanan positif pada akhir expirasi, sehingga bisa menahan udara expirasi sehingga tekanan yang ditentukan (5 – 15 Cm H2O).PRESSURE CYCLE :Setiap mesin yang memberi inspiratie ditentukan oleh tekanan maksimum seperti SIMV.Ventilator secara otomatis memberi mandat bernafas jika periode Sinkronisasi berakhir tanpa upaya inspiratory patient (Inspiratie akan terhenti apabila
tekanan dalam paru-paru sudah sesuai)Indikasi PEEP :Pada paien yang memakai ventilaor dengan FiO2 , tetapi PO2 (pada Blood gas)* Broncho Pneumonia* Atelektase di paru-paru (Paru-paru tidak mengembang)* Oedema Paru yaitu untuk menahan cairan yang ada
pada dinding paru-paru, supaya cairan tidak masuk ke paru-paru.
Angka Normal ASTRUP ( Blood Gas )PH = 7.35 – 7.45PCO2 = 35 – 45 mmHGBE = -2.5 - +2.5 HCO3 = 21 – 25 meg ILTCO2 = 24 – 30 SATURASI O2 = 90 – 100 PO2 = 80 – 90
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN VENTILATOR
No. Dokumen
P-IV-079-04-11
No. Revisi
A
Halaman
5/5
PROSEDUR Acidosis Metabolik :PH < 7.35HCO3 < 21BE < -2.5Koreksi Bichat
Alkalosis metabolic : PH > 7.35HCO3 > 21BE > +2.5
Acidosis Respiratorik : PCO2
Tindakan : Fisiotherapi Suction Bronchial Washing (Spoeting) Bronchoscopie
Alkalosis respiratorik : PCO2
Pasang dead speech (ruang rugi) 2-3 kg BB O2 sungkup (ventimask) Rebereathing bag
Rumus pemberian Bic-Nat/ Meylon :1/3 x BB x BE1/6 x BB x BE
UNIT TERKAIT 1. ICU2. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT NEBULEZER
No. Dokumen
P-IV-080-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Nebulezer merupakan alat untuk memberi obat melalui inhalasi.
TUJUAN 1. Untuk mengurangi sesak pada pasien asma2. Untuk melonggarkan jalan nafas
KEBIJAKAN 1. Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat secara efektif.
2. Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Alat nebulezer yang dilengkapi dengan:
a. Selang penyambung obat ke mesinb. Kabel listrik ke alatc. Corong inhalasi atau pace maker
2. Obat ventolin 1 ampul
B. Pelaksanaan:1. Memasukkan obat ventolin ke tabung nebulezer2. Mengatur posisi pasien dengan kapala lebih
tinggi3. Memasang face masker atau corong inhalasi
menutup hidung dan mulut dengan sempurna4. Sambungkan kabel mesin ke listrik5. Hidupkan mesin dengan memutar tombol warna
putih ke kanan6. Bila pasien kooperatif ajari nafas dalam7. Disaat pasien menarik nafas tekan tombol tabung
nebulezer8. Setelah habis obatnya,lepaskan face
masker/corong inhalasi
UNIT TERKAIT
1. IGD2. IRI3. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN TINDAKAN FISIO THERAPY DADA
No. Dokumen
P-IV-081-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Tindakan yang terdiri dari penepukan dada pada daerah dada penggetaran (vibrasi)
TUJUAN 1. Untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan mencegah infeksi pada saluran pernafasan pada pasien tirah baring
2. Merangsang terjadinya batuk dan mempertahankan
kelancaran sirkulasi darah3. Mencegah kolaps paru yang disebabkan retensi
sputum
KEBIJAKAN Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Handuk untuk alas2. Bantal3. Minyak untuk digosokkan pada bagian tubuh
yang tertekan4. Set penghisap sekresi lengkap siap pakai5. Stetoskop6. Nierbekken7. Tissu
B. Pelaksanaan :1. Pasien diberitahu penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan2. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan3. Melatih pernafasan (breathing exercise) dan
batuk efektif 4. Mengajarkan pasien tehnik relaksasi sesuai
kondisi pasien5. Menepuk (perkusi/clapping) pada dinding thorax
pasien untuk membantu agar sekresi yang melekat pada dinding alveoli terlepas.
6. Menggelarkan/ vibrasi pada bagian dada anterior agar sekresi yang tertimbun di alveoli terlepas pada saat expirasi
7. Memberikan posisi drainase (postural drainase) selama 15-20 menit, agar sekresi dijalan nafas mudah dihisap
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN TINDAKAN FISIO THERAPY DADA
No. Dokumen
P-IV-081-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 8. Melakukan latihan nafas dengan melakukan inspirasi normal melalui hidung dan expirasi melalui mulut, hal ini dilakukan 1-4 x sesuai kemampuan pasien
9. Melakukan diaphragmatic breathing yaitu dengan melakukan inspirasi perlahan-lahan sambil tangan menahan gerakan diafragma kemudian melakukan expirasi secara perlahan-lahan, hal ini dilakukan pasien 1-4x sesuai dengan kemampuan pasien
10.Pasien dirapikan kembali
NB: - Fisiotherapy dada dilakukan sebelum makan- Berikan obat penenang/ relaksasi pada pasien
yang kejang rangsang sebelum fisiotherapy dada- Hentikan fhisiotherapy dada bila pasien kelihatan
letih dan kesakitan
UNIT TERKAIT
ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMANTAUAN
CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)
No. Dokumen
P-IV-082-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/3
STANDAROPERASIONAL
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:Direktur
PROSEDUR 16/05/11Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Memasukkan kateter CVP melalui pembuluh darah tepi seperti Vena sub clavia, femoralis sehingga ujungnya berada di atrium kanan atau dimana vena cava superior/ vena cava inferior.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui tekanan vena central dan menilai jumlah cairan dalam tubuh
2. Untuk memberikan cairan parenteral yang bersifat hypertonic apabila diberikan melalui vena tepi akan menyebabkan flebitis. Misal :a. Dextrose 20%b. Triofusin E 1000c. Intralip 10d. Aminofusin L 600e. Aminovel 1000
3. Untuk mempermudah pengambilan darah vena yang berulang-ulang tanpa menyakiti pasien dengan tusukan jarum.
4. Untuk memberikan obat-obat parenteral/ intravena terutama dalam keadaan darurat
5. Untuk memberikan cairan dengan cepat dalam jumlah yang banyak apabila melalui vena tepi tidak dapat/ collaps
KEBIJAKAN Dilakukan pada :1. Pasien craniatomi, hidrosephalus2. Mengontrol kebutuhan cairan dalam tubuh.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Set CVP terdiri dari :
a. Manometer CVPb. Kateter CVPc. Three wayd. Spuit 20 cce. 2 set infusetf. Cairan NaCl 0,9%
2. Alat-alat tambahan :a. Doek bolong sterilb. Kassa sterilc. Alkohol 70 %d. Bethadine solutione. 1 pasang sarung tangan steril
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMANTAUAN
CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)
No. Dokumen
P-IV-082-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/3
PROSEDUR f. Lidones 2% 1 ampg. Bethadine creamh. Plesteri. Gunting verbanj. Standard infusek. Stik laken untuk alas
B. Pelaksanaan :1. Memberikan pada pasien/ keluarga maksud dan
tujuan pemasangan CVP2. Mengatur posisi pasien tidur terlentang tidak
memakai bantal3. Kepala lebih rendah kira-kira 100-200 untuk
mencegah terjadinya emboli udara4. Alat-alat yang sudah tersedia dan siap pakai
diletakkan di sebelah kanan pasien.5. Cairan infus dan alat-alat manometer CVP sudah
terpasang di standard infus.6. Cuci tangan dan pakai sarung tangan steril7. Daerah yang akan dipasang CVP di desinfektan
dengan bethadine solution secara sirkulir atau dari dalam kearah luar kemudian dengan alcohol 70 % dengan cara yang sama
8. Daerah-daerah yang sudah didesinfektan ditutup dengan doek bolong baru lakukan anastesi local dengan lidones 2 %
9. Spuit 20 cc di isi dengan NaCl 0,9% steril dan sambungkan dengan jarum yang akan digunakan
10.Lihat terlebih dahulu seberapa jauh kateter CVP yang akan dimasukkan
11.Jarum dimasukkan kebagian bawah dari clavicula dekat tulang denga sudut kira-kira 450 kedalam jarum kira-kira 3-4 cm lalu dihisap apakah sudah tepat ke vena cava superior dengan adanya darah keluar, spuit dilepas, lalu dimasukkan kateter CVP melalui lobang jarum sampai sebatas mana telah ditentukan sebelumnya. Setelah dirasa cukup masuk jarum ditarik dan dilindungi dengan plastik jarum tersebut
12.Sebelum disambung dengan infus CVP terlebih dahulu ditest apakah darah keluar dengan lancar dan baik, setelah lancar baru disambungkan dengan set infus yang telah tersedia dengan cairannya.
13.Selanjutnya bagian luka dibersihkan, diplester dan difiksasi dengan jarak 2cm dari tusukan, diberi cream bethadine dan ditutup dengan kassa steril dan di rekatkan dengan plester
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMANTAUAN
CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)
No. Dokumen
P-IV-082-04-11
No. Revisi
A
Halaman
3/3
PROSEDUR 14.Rapikan pasien dan alat-alat15.Cuci tangan
Catatan :Daerah atau lokasi yang dapat digunakan untuk pemasangan CVP :1. Daerah vena cubiti2. Daerah vena femoral3. Daerah vena intra claviculer4. Daerah vena supra clavikuler5. Daerah vena jugularis
UNIT TERKAIT
ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN MONITORING EKG
No. Dokumen
P-IV-083-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
11/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Monitoring EKG adalah grafik yang merekam perubahan-perubahan potensial listri jantung yang dihubungkan dengan waktu.
TUJUAN 1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan dari irama jantung (arrhytmia), miokardium
2. Untuk mengetahui pengaruh/ efek obat-obat jantung terutama digitalisasi dan quinidine
3. Untuk mengetahui adanya gangguan-gangguan elektolit
4. Untuk mengetahuio adanya perikarditis
KEBIJAKAN Memberikan rasa aman dan tenang kepada pasien sebelum dilakukan tindakan keperawatan.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. EKG monitor2. Elektrode 3 buah3. Jelly EKG4. Kapas basah direndam dengan larutan
deksinfektan
B. Pelaksanaan :1. Elektrode direkatkan kearah dada sesuai dengan
posisi pemasangan dari lead yaitu :a. Kabel pasien yang berwarna merah dijepitkan
pada elektrode yang posisinya diletakkan pada intercostal ke 4 sebelah kanan
b. Kabel pasien yang berwarna kuning dijepitkan pada elektrode yang posisinya diletakkan pada intercostal ke 4 sebelah kiri
c. Kabel pasien yang berwarna hijau dijepitkan pada elektrode yang posisinya diletakkan pada intercostal ke 5 sebelah kiri
2. Setelah kabel pasien terpasang semua, alat EKG dihidupkan dan gambaran EKG akan terlihat dilayar EKG.
3. Set alarm sistem dengan batasan paling bawah 60 x/i dan batasan maksimal 100 x/i.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMMELAKUKAN PEMASANGAN MONITORING EKG
No. Dokumen
P-IV-083-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR C. Pemeliharaan :1. Setelah selesai matikan alat monitor dengan
menekan tombol “OFF”, lepaskan kabel-kabel listrik dan arde dari coknya
2. Cabut kabel pasien dari electrode dan bersihkan dengan kapas yang direndam dengan larutan deksinfektan kemudian lap dengan waslap sampai kering
3. Gulung kabel pasien dan kabel power dengan memanjang dan longgar kemudian diletakkan didalam laci meja monitor tersebut
4. Tutup alat dengan kain penutupnya dan letakkan/ simpan alat ditempat yang aman dan mudah terjangkau pada saat akan digunakan.a. Bila ada kerusakan segera laporkan ke teknisib. Service alat sekali dalam 6 bulan
D. Masalah Gambar EKG dilayar Monitor :1. Gambar tidak jelas, ini disebabkan oleh intensitas
cahaya terlalu tinggi/ rendah2. Gambar tidak stabil/ naik turun bias disebabkan :
a. Pasien gelisah/ bergerak-gerakb. Viksasi electrode tidak baik/ tidak kuat
3. Gambaran bergetar/ tebal bias disebabkan :a. Sistem arde/ ground tidak berfungsi dengan
baikb. Orde electrode lain yang terpasang
berdekatanc. Kemungkinan jelly kering
UNIT TERKAIT
1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
MENCUCI TANGAN BIASA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
P-IV-084-04-11A 1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Mencuci tangan selain merupakan suatu keharusan bagi setiap perawat dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan pasien juga untuk menjaga kesehatan perawat sendiri.
TUJUAN 1. Melatih suatu kebiasaan baik.2. Membersihkan tangan dari kotoran .3. Mencegah penularan.
KEBIJAKAN 1. Sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien/alat kesehatan.
2. Sebelum dan sesudah berdinas di Rumah Sakit.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Air yang mengalir ( keran, ceret, tangki
kecil ),bila mempergunakan tangki kecil atau ceret, sediakan ember kosong atau pasu cuci tangan (baskom)
2. Sabun3. Handuk bersih yang kering
B. Pelaksanaan :1. Melepaskan arloji / Jam tangan.2. Membuka keran.3. Membahasahi tangan dengan air sampai kesiku.4. Menggosok tangan dengan sabun merata sampai
ke siku.5. Menggosok putaran keran dengan sabun.6. Membilas putaran keran.7. Menutup keran.8. Mengeringkan tangan dengan handuk yang
bersih dan kering.
UNIT TERKAIT 1. IGD2. IRI3. ICU4. IBS
RSU SARI MUTIARA
KESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
LUBUK PAKAMP-IV-085-04-11
A 1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu perhatian yang khusus dari perawat / bidan di RS di dalam memberikan perawatan pada pasien yang lemah, bingung, gelisah atau tidak kuat yang mana membuat pasien terjatuh, luka dan mengalami cedera sampai dengan kematian.
TUJUAN 1. Memberikan rasa aman dan nyaman untuk pasien.2. Menurunnya kejadian tidak diharapkan di RS.3. Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.
.
KEBIJAKAN Keselamatan pasien (patient safety) harus diutamakan untuk mencegah tidak terjadinya pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
PROSEDUR Penanganan Keselamatan Pasien di Keperawatan terdiri dari :A. Pada Pasien Baru:
1. Perawat yang bertugas memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga pasien serta memantau pasien bila pasien kritis dilakukan setiap saat sesuai dengan kondisi kegawatan pasien, bila kondisi sudah membaik dilakukan pemantauan setiap 1 jam untuk memastikan apakan ada kebutuhan pasien.
2. Orientasi pasien dilingkungan RS, ruangan pasien, peraturan-peraturan, hak dan kewajiban pasien serta bagaimana mengoperasikan tempat tidur, bell, T.V, AC dan kulkas. Amati pasien untuk memastikan bahwa instruksi-instruksi yang diberikan sudah dimengerti oleh pasien / keluarga dan pastikan bahwa lemari disebelah tempat tidur dapat dengan mudah dijangkau oleh pasien.
3. Menilai gaya berjalan pasien apakah ada resiko untuk jatuh pada waktu masuk rumah sakit. Sediakan sebuah alat bantu atau brancard serta memberikan instruksi yang tepat untuk menggunakan alat bantu / instruksikan pasien untuk meminta bantuan apabila hendak pindah tempat.
4. Evaluasi aturan obat-obat yang digunakan oleh pasien untuk mengetahui efeksamping dari obat.
5. Menjaga tempat tidur pasien dalam keadaan rendah dan kunci roda tempat tidur untuk mencegah agar tempat tidur tidak bergeser apa bila pasien hendak bergeser atau naik turun dari tempat tidur.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
KESELAMATAN PASIEN ( PATIENT SAFETY )
No. Dokumen
P-IV-085-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 6. Anjurkan pasien untuk menggunakan sendal yang tidak licin, untuk mencegah agar pasien tidak tergelincir saat berjalan, bila pasien turun dari tempat tidur.
7. Meyakinkan bahwa kursi terkunci baik apabila digunakan sebelum pasien dipindahkan kekursi roda tersebut untuk dibawa keluar atau kedalam maupun sewaktu hendak berdiri atau keluar dari kursi roda.
B. Pasien Post- Operative1. Perawat tetap berada ditempat selama masa
awal post-operative.2. Perawat mengadakan observasi tentang keadaan
pasien.3. Pemasangan pagar pengaman tempat tidur
untuk:a. Menjaga pasien agar tidak jatuh dari tempat
tidurb. Khusus pasien yang kesadarannya belum
pulih betulc. Untuk digunakan pasien yang hendak
memiringkan badannya kekanan / kekiri dengan cara memegang pagar pengaman tersebut.
4. Pasang tali pinggang pengaman dan menggunakan tali pengikat tangan / kaki untuk pasien sangat gelisah agar infus tidak terlepas dan pada brankard harus dilengkapi dengan pagar pengaman dan tali pinggang pengaman untuk menjaga.
UNIT TERKAIT
1. IRJ2. IGD3. IRI4. ICU5. IBS
RSU SARI PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI PEMAKAIAN
CELEMEK, MASKER DAN TUTUP KEPALA
MUTIARALUBUK PAKAM No. Dokumen
P-IV-086-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu alat yang digunakan pada pasien di kamar pengasingan.
TUJUAN Untuk melindungi dan menghindari diri dari kontaminasi dan penularan penyakit.
KEBIJAKAN Setiap alat yang digunakan harus dicek kelengkapannya baik atau rusak dan perlu dirawat dengan baik.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Penutup kepala2. Masker3. Celemek4. Sabun dalam tempatnya5. Handuk6. Ember plastik sedang yang berisi larutan lysol 3-
5%7. Alat pengaduk8. Gantungan celemek
B. Pelaksanaan:1. Mencuci tangan.2. Memakai tutup kepala, masker dan celemek.3. Memberikan pertolongan pada pasien, misalnya :
memandikan.4. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
mengalir.5. Membuka masker, penutup kepala dan di
masukkan kedalam ember berisi larutan lisol 3-5 % tekan dengan alat pengaduk bila tidak terendam seluruhnya.
6. Membuka tali celemek bagian pinggang, setelah menolong pasien.
7. Mencuci tanga sampai batas lengan celemek dengan sabun dan membilasnya dibawah air mengalir.
8. Memasukkan jari-jari kedua tangan kedalam celemek bagian leher depan mengarah kekuduk dan membuka tali celemek bagian kuduk.
9. Memasukkan tangan kiri kedalam lengan celemek kanan kemudian ditarik keujung kanan, sampai menutupi tangan kanan seluruhnya.
10.Tangan yang terbungkus lengan celemek menarik lengan celemek kiri sampai menutupi seluruh tangan kiri.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI PEMAKAIAN
CELEMEK, MASKER DAN TUTUP KEPALA
No. Dokumen
P-IV-086-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 11.Menanggalkan celemek dan digantung pada tempatnya.
12.Celemek harus berada dalam posisi terbalik (tergantung diluar ruangan).
13.Mencuci tangan dengan sabun dan dibilas dengan air mengalir.
14.Membawa ember berisi masker dan tutup kepala ketempat cuci untuk dicuci.
15.Mencuci tangan.
C. Perhatian :1. Celemek diganti 3 x sehari, sesuai dengan
pertukaran dinas.2. Pemakaian masker hanya dilakukan pada waktu
menolong pasien yang penularan penyakitnya melalui pernafasan.
3. Masker dan penutup kepala setelah dipakai tidak boleh dimasukkan kedalam kantong baju atau dibawa keluar ruangan.
UNIT TERKAIT 1. IRI2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI MENGANGKAT
ALAT TENUN DAN MENGHAPUS HAMA PERALATAN
No. Dokumen
P-IV-088-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/2
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu cara tertentu untuk mengangkat alat tenun dan peralatan dikar pengasingan.
TUJUAN Terhindar dari penularan.
KEBIJAKAN Pelayanan perawatan di isolasi mengangkat alat tenun dan menghapus hama peralatan agar terhindar dari penularan penyakit.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Penutup kepala2. Masker3. Celemek4. Sabun dalam tempat5. Handuk6. Ember plastik kecil yang berisi larutan Lysol 3-5
%7. Ember plastik sedang8. Kertas koran9. Kertas catatan, pensil dan peniti10.Kursi yang mempunyai sandaran11.Kantong pakaian kotor
B. Pelaksanaan :1. Mencuci tangan.2. Memakai tutup kepala, masker dan celemek.3. Membentangkan Koran pada kursi sampai
menutupi sandaran.4. Meletakkan kantong pakaian kotor dikursi diatas
koran, sebagian mulut kantong menyangkut pada sandaran kursi, sebagian lagi dilipat mengarah keluar.
5. Melepaskan alat tenun satu persatu, digulung dan dimasukkan langsung kedalam kantong pakaian kotor.
6. Menggulung perlak dan memasukkannya kedalam ember plastik kosong untuk selanjutnya direndam dalam larutan lisol 3-5 %, didiamkan selama 2 jam kemudian dicuci.
7. Membuka masker dan tutup kepala dimasukkan kedalam ember plastik berisi larutan Lysol 3-5 % sampai semuanya terendam dalam larutan tersebut.
8. Membuka ikatan tali celemek bagian pinggang.
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI MENGANGKAT
ALAT TENUN DAN MENGHAPUS HAMA PERALATAN
No. Dokumen
P-IV-088-04-11
No. Revisi
A
Halaman
2/2
PROSEDUR 9. Mencuci tangan sampai batas lengan celemek dengan sabun, dibilas dibawah air mengalir.
10.Menanggalkan celemek, menggulung lalu memasukkan kedalam kantong pakaian, kemudian mengikat kantong tersebut.
11.Mencatat alat tenun, kemudian dipenitikan catatan itu pada kantong pakaian kotor.
12.Mengangkat kantong, dibawa ketempat pengumpulan alat tenun kotor, selanjutnya dibawa ketempat pencucinya.
13.Membawa ember dengan perlak ketempat cuci, direndam dalam larutan Lysol 3-5 % didiamkan selama 2 jam, kemudian dicuci.
14.Mengangkat kertas Koran lalu dibakar.15.Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT
1. IRI2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASIMENGHAPUS HAMA DAN MEMBERSIHKAN
TEMPAT TIDUR SERTA PERALATAN
No. Dokumen
P-IV-089-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu cara penghapus hama dikamar pengasingan.
TUJUAN Untuk membasmi kuman.
KEBIJAKAN Mempertahankan kesterilan dan kebersihan ruang isolasi, agar bebas dari kuman penyakit.
PROSEDUR 1. Persiapan Alat :Sinar Ultra Violet
2. Pelaksanaan :a. Dilakukan penyinaran, jendela/ pintu ditutup.b. Setelah lampu UV mati, ruangan, tempat tidur
dan peralatan dibersihkan.
UNIT TERKAIT 1. IRI 2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
PELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASIMEMBERSIHKAN ALAT MAKAN
No. Dokumen
P-IV-090-04-11
No. Revisi
A
Halaman
1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suata cara untuk membersihkan alat makan dikamar pengasingan.
TUJUAN Menghapus hamakan alat makan dari kontaminasi penyakit menular.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang berpotensi menular seperti : TB.Paru, Hepatitis, dll.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Tempat sampah tertutup berisi larutan Lysol 3-
5%.2. Waskom yang cukup besar untuk merendam alat
makan.3. 2 helai lap kering.4. Tempat pengeringan piring atau rak piring.5. Ceret berisi air panas.
B. Pelaksanaan :1. Membawa alat-alat makan ketempat khusus
untuk dibersihkan.2. Membersihkan piring dan alat lain dari sisa
makanan.3. Memasukkan sisa makanan ketempat sampah
yang berisi larutan 3-5 %.4. Masukkan alat-alat makan kedalam waskom
berisi larutkan lisol 3-5 %, usahakan agar semua alat terendam selama 3 jam, kemudian dicuci, cara mencuci sama dengan cara mencuci alat makan pasien biasa.
5. Membilas dengan air panas untuk menghilangkan ban Lysol.
6. Mengeringkan dengan cara sama seperti pada alat makan pasien biasa, tetapi disimpan secara terpisah.
7. Mencuci tangan.
C. Perhatian :1. Alat-alat makan perlu diberi tanda untuk menjaga
supaya jangan terjadi kekeliruan pemakaian.2. Perlu disediakan cadangan alat, terutama gelas,
untuk menjaga keterlambatan pemberian minum apabila belum waktunya membersihkan alat-alat sedang direndam.
UNIT TERKAIT 1. IRI 2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPELAYANAN PERAWATAN DI ISOLASI
MENGHAPUS HAMA FECES, DAHAK, DAN URIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
P-IV-091-04-11A 1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu cara untuk menghapus hama yang bersumber dari feces, dahak dan urin dimakar pengasingan.
TUJUAN Untuk mencegah penularan penyakit.
KEBIJAKAN Dilakukan pada :1. Pasien berpenyakit menular.2. Pasien yang disangka penyakit menular.
PROSEDUR A. Persiapan Alat :1. Tong yang bertutup, khusus untuk menampung
feces, dan urin, berisi larutan Lysol 3-5 %.2. Tempat yang cukup besar untuk merendam
pispot, urinal, dan sputum pot berisi larutan Lysol 3-5%.
3. Tempat merendam sikat yang berisi larutan Lysol 3-5 %.
B. Pelaksanaan :1. Membuang feces, urin dan dahak kedalam closet.2. Membersihkan pispot, urinal dan sputum pot
dengan sikat yang direndam didalam larutan Lysol 3-5 %.
3. Membilas dengan air.4. Memasukkan kedalam ember berisi larutan Lysol
3-5 % sampai semuanya terendam, didiamkan selama 3 jam, kemudian dicuci.
5. Mencuci tangan.
UNIT TERKAIT 1. IRI 2. ICU
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPENANGGULANGAN KEBAKARAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
P-IV-092-04-11 A 1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu proses dalam menangani kebakaran dalam setiap unit kerja.
TUJUAN Mengatasi agar tidak meluasnya kebakaran.
KEBIJAKAN Penanggulangan dan penyelamatan yang dilakukan pada pasien dan seluruh pegawai Rumah Sakit agar terhindar dari kebakaran.
PROSEDUR 1. Perawat memberitahukan kepada satpam melalui telepon / bell.
2. Perawat mengambil alat pemadam kebakaran dari tempatnya.
3. Buka tutup label, angkat selang ( Growsp ) jika gas telah keluar arahkan selang kepenyebab kebakaran sampai gas tersebut habis. Perhatian :a. Gas tidak dapat dihentikan atau di stopb. Perhatikan arah datangnya angin, jangan
melawan arus angin.4. Bila tidak dapat ditangani, hubungi petugas
pemadam kebakar.5. Pasien di pindahkan keruangan lain.
UNIT TERKAIT 1. IRJ 2. IGD 3. IRI 4. ICU 5. IBS
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAM
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
P-IV-093-04-11 A 1/1
STANDAROPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit
16/05/11
Ditetapkan oleh:Direktur
Dr. Syamsuddin
PENGERTIAN Suatu proses dalam menangani pasien yang terkena wabah penyakit yang terjadi secara tiba-tiba.
TUJUAN 1. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan2. Meningkatkan mutu pelayanan medis
KEBIJAKAN Penanganan yang dilakukan terhadap kejadian yang secara tiba-tiba.
PROSEDUR 1. Ruangan khusus di persiapkan.2. Jumlah tenaga di perkirakan.3. Di tangani sesuai jenis penyakit utau wabah yang
datang ke RS.4. Mengkoordinasikan dengan unit terkait.5. Membuat laporan kepada Direktur contohnya:
jumlah pasien dan cara penanggulangannya.6. Direktuk melapor ke dinas kesehatan.
UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi
RSU SARI MUTIARA
LUBUK PAKAMPENANGGULANGAN ANAPHYILAKTIK SHOCK